LAPORAN LOKAKARYA PerencanaanBersama Program Ketenagakerjaan di Kab. Trenggalek

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN LOKAKARYA PerencanaanBersama Program Ketenagakerjaan di Kab. Trenggalek"

Transkripsi

1 LAPORAN LOKAKARYA PerencanaanBersama Program Ketenagakerjaan di Kab. Trenggalek Trenggalek, Mei 2013 Disusun Oleh : Tim PDPM-LPPM ITS

2 1. Latar Belakang Permasalahan ketenagakerjaan, seperti pengangguran dan pengaruhnya seperti kemiskinan, merupakan permasalahan sosial yang kita hadapi bersama. Program penciptaan lapangan kerja produktif, yaitu lapangan kerja yang dapat mengoptimalkan potensi sumber daya yang dimiliki dan dapat berkelanjutan, sangatlah dibutuhkan untuk merespon hal ini. Pemerintah telah melakukan upaya-upaya untuk membuat program dan memfasilitasi pelaksanaan program ketenagakerjaan. Namun, program ketenagakerjaan ini sangatlah kompleks. Pengetahuan dan kemampuan pemerintah untuk merancang, melaksanakan, memonitor serta mengevaluasi program terbatas. Untuk itu, peran serta para pemangku kepentingan, seperti swasta dan masyarakat sangatlah penting dalam kegiatan ketenagakerjaan. Langkah kritis utama adalah memahami dan melakukan diagnosa terhadap kondisi ketenagakerjaan yang ada, serta menyusun program dan prioritas untuk menyelesaikannya. Lokakarya Perencanaan Bersama Program Ketenagakerjaan (PBPK)adalah sebuah kegiatan untuk membantu proses perencanaan pembangunan yang lebih baik dengan mengedepankan berbagi pengetahuan (knowledge sharing) antara pemangku kepentingan yang terkait dengan isu ketenagakerjaan di tingkat daerah serta mendorong para pemangku kepentingan untuk ikut mengambil bagian dari perencanaan dan pelaksanaan program ketenagakerjaan. Metodologi dalam Lokakarya PBPKini diperkenalkan oleh ILO (Badan Perburuhan Internasional) dan terus dikembangkan melalui kerjasama Pusat Potensi Daerah dan Pemberdayaan masyarakat (PDPM) ITS Indonesia dan Stockholm School of Economics (SSE) Swedia, dan pelaksanaannya dikoordinasikan oleh Bappenas, dengan bantuan pendanaan dari pemerintah Swedia melalui Swedish International Development Agency (SIDA). 2. Tujuandan Manfaat Tujuan dari Lokakarya PBPK ini adalah agar pemangku kepentingan permasalahan ketenagakerjaan (Pemerintah, swasta dan masyarakat): a. Memiliki pemahaman lebih baik tentang permasalahan, tantangan dan peluang dalam menciptakan pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja yang inklusif dan berkelanjutan. b. Bersama-sama melakukan analisa ketenagakerjaan sehingga kualitas perencanaan program ketenagakerjaan dapat lebih baik. 1

3 c. Berdialog untuk menciptakan forum diskusi di antara pemangku kepentingan sebagai wadah identifikasi permasalahan dan tantangan dalam menciptakan lapangan kerja produktif serta sarana pemberi masukan bagi Pemerintah Daerah dalam menyusun kebijakan terkait. d. Memberikan landasan yang kuat bagi Pemerintah Daerah yang bersangkutan dalam penyusunan kebijakan strategi pengembangan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja di Daerah. e. Bersama-sama berkomitmen untuk memperkuat dialog sosial antara pemerintah dan para pemangku kepentingan di Daerah. Sedangkan manfaat / luaran dari Lokakarya PBPKini adalah: a. Adanya pemahaman yang lebih baik tentang arah dan rencana pembangunan di daerah, termasuk permasalahan dan tantangannya. b. Adanya pemahaman yang lebih baik tentang konsep perencanaan bersama program ketenagakerjaan sebagai upaya penciptaan lapangan kerja yang inklusif dan berkelanjutan. c. Adanya pemahaman gambaran terkini tentang kondisi (permasalahan, tantangan dan peluang) pengembangan sumber daya produktif (SDM &SDA) serta kemampuannya untuk mendapatkan kerja dengan kesempatan yang setara di daerah. d. Adanya pemahaman gambaran terkini tentang kondisi ekonomi, yang mencakup identifikasi permasalahan, tantangan dan peluang pertumbuhan ekonomi yang kondusif di daerah serta kesempatan yang adil yang berkelanjutan. e. Adanya pemahaman gambaran terkini tentang kondisi (permasalahan, tantangan dan peluang) kesetaraan dan keberlanjutan pembangunan sosial ekonomi di daerah. f. Teridentifikasinya potensi sektor unggulan di daerah yang dapat menciptakan lapangan kerja produktif yang inklusif dan berkelanjutan. g. Adanya rekomendasi kebijakan yang diperlukan untuk menindaklanjuti peluang dan menjawab permasalahan dan tantangan penciptaan lapangan kerja di daerah melalui sektor unggulan ini. h. Adanya rekomendasi studi lanjut untuk mendukung hal-hal tersebut diatas. Dalam kerangka untuk mendukung pencapaian visi Kabupaten Trenggalek yaitu: Perubahan Menuju Terwujudnya Masyarakat Trenggalek yang Sejahtera dan Berakhlak. 2

4 3. Definisi Seperti tertulis dimuka, tujuan lokakarya ini adalah menyusun masukan alternatif arahan kebijakan dan program penciptaan lapangan kerja produktif yang inklusif dan berkelanjutan. Berikut definisi dari terminologi diatas: Lapangan kerja produktif: lapangan kerja yang mampu memberikan kesempatan kerja dengan penghasilan yang layak bagi seseorang untuk mencukupi kebutuhan diri dan keluarganya, serta keluar dari garis kemiskinan. Untuk itu, lapangan kerja produktif erat kaitannya dengan pengurangan pengangguran dan pekerja miskin. Inklusif: seluruh warga masyarakat, baik pria maupun wanita, baik di kota maupun di desa memiliki kesempatan yang samadalam memperoleh lapangan kerja produktif. Hal ini terkait erat dengan kesetaraan. Berkelanjutan: lapangan kerja produktif yang memperhatikan kelestarian lingkungan sehingga dapat tersedia tidak hanya untuk generasi sekarang tapi juga generasi mendatang. 4. Metodologi Untuk mencapai tujuan diatas, kegiatan Lokakarya PBPKini terdiri dari dua tahapan: - Pra Lokakarya, sebagai tahapan persiapan, untuk mengetahui APA karakteristik ketenagakerjaan dan tantangan yang dihadapi daerah. Kegiatan ini dilakukan oleh tim ITS bersama dengan SSE dengan cara melakukan eksplorasi data statistik. - Lokakarya, dengan tujuan mempresentasikan data ketenagerjaan dan tantangannya, melakukan konfirmasi temuan awal, serta mencari tahu MENGAPA permasalahan ketenagakerjaan dan kemiskinan dapat terjadi dan mencari masukan BAGAIMANA tantangan tersebut dapat diatasi. Kegiatan ini merupakan kegiatan bersama, yang difasilitasi oleh Bappeda setempat, dengan dukungan narasumber dan fasilitator dari ITS. Kerangka berpikir dari tahapan analisa diagnostik mengacu pada diagram ketenagakerjaan (lihat Gambar 4.1). Gambar 4.1 Diagram ketenagakerjaan menunjukkan bahwa lapangan kerja produktif yang inklusif dan berkelanjutan mengakar pada 4 faktor pembangunan yaitu: - Tersedianya sumber daya produktif (Sumber Daya Manusia dan Sumber Daya Alam) - Adanya dukungan faktor penggerak ekonomi - Yang dilaksanakan dengan mengedepankan aspek kesetaraan - Dijalankan dengan mempertimbangkan aspek keberlanjutan 3

5 Gambar 4.1. Diagram Ketenagakerjaan Kerangka diagnosa ketenagakerjaan menunjukkan bahwa penciptaan lapangan kerja berdasarkan pada dua sumber daya produktif, yaitu sumber daya manusia dan sumber daya alam. Keduanya perlu diberdayakan dalam kerangka ekonomi produktif, yang ekonomi yang mempertimbangkan kesetaraan dan keberlanjutan, dengan melibatkan 3 unsur pembangunan, yaitu pemerintah, swasta dan masyarakat. Jika hal ini dijalankan maka pembangunan berkelanjutan dengan kesetaraan diharapkan dapat mengatasi defisit kesempatan kerja produktif serta kemiskinan. Untuk itu, tahapan perencanaan menjadi tahapan awal yang kritis, dan Lokakarya PBPKini ditujukan sebagai sarana perencanaan bersama dan diskusi dengan mengacu kepada konsep diatas. 5. Agenda dan Peserta Lokakarya ini dilaksanakan pada tanggal Mei 2013, dengan hasil diskusi pada satu sesi dijadikan masukan bagi sesi berikutnya, yaitu: Hari 1:(a)Paparan visi dan misi pemerintah kab. Trenggalek; (b) Penjelasan metodologi; (c) Dinamika ketenagakerjaan kab. Trenggalek serta (d) Analisa diagnosa ekonomi dan keberlanjutan Hari 2: (e) Analisis diagnosa sumber daya manusia dan sumber daya produktif lainnya, dilanjutkan dengan diskusi (f) Ke(tidak)setaraan dan rangkuman rekomendasi bagi pemerintah daerah. 4

6 Jadwal lengkap lokakarya ini dapat dilihat pada lampiran A. Kerangka lokakarya dapat dilihat pada Gambar 5.1. Sesi 1. Metodologi Perencanaan Bersama Program Ketenagakerjaan Sesi 2. Strategi Pembangunan Sesi 3.Fakta pembangunan Ekonomi di daerah Sesi 4.Fakta ketenagakerjaan di daerah Sesi 5.Fakta kesetaraaan & keberlanjutan Tanya jawab : Pemahaman tentang Dinamika Ketenagakerjaan Sesi 6.Paparan & Diskusi A Sumber Daya Produktif (SDM & SDA) Sesi 7.Paparan & Diskusi B Mencapai Tujuan Pembangunan dg Kesetaraan Sesi 8.Paparan & Diskusi C Mencapai Tujuan Pembangunan yang berkelanjutan Sesi 9.Paparan & Diskusi D Pemilihan sektor unggulan u/ lap kerja yg inklusif & berkelanjutan Sesi 11: Diskusi F Masukan & studi lanjut Sesi 10: Diskusi E Rekomendasi Kebijakan. Telaah ulang hasil diskusi A-D & menyusun rekomendasi kebijakan & RKA Gambar 5.1.Kerangka Lokakarya Lokakarya ini diikuti oleh xxpeserta, terdiri dari xxpemerintah, xxswasta dan xxmasyarakat, serta xx% (xxorang) laki laki dan xx% (xxorang) perempuan. Daftar peserta lokakarya dapat dilihat pada lampiran B. Comment [11]: Diisi sesuai daftar absensi 6. Hasil Lokakarya Laporan ini disusun dengan sesuai proses lokakarya, dan terdiri darigambaran tentang kabupaten Trenggalek, dilanjutkan dengan analisa diagnostik 1 tentang sumber daya manusia dan sumber daya produktif lainnya, analisa diagnostik 2 tentang aspek ekonomi, analisa diagnostik 3 tentang aspek kesetaraan dan analisa diagnostik 4 tentang aspek keberlanjutan dan diakhir dengan masukan kebijakan dan program Struktur Demografi Jumlah dan sebaran penduduk 5

7 Pedesaan 70.31% Perkotaan 29.69% Sumber: Susenas Kab. Trenggalek, 2010 Gambar6.1 Distribusi Penduduk Desa/Kota di Kabupaten Trenggalek Struktur penduduk berdasarkan usia dan jenis kelamin Kabupaten Trenggalek memiliki luas wilayah 126,14 Ha. Kabupaten ini terdiri dari 14kecamatan dan 157 desa/kelurahan. Jumlah penduduk kabupaten Trenggalek di tahun 2011 adalah sebanyak jiwa dengan kepadatan penduduk sebesar 5377 orang/ha. Penduduk tersebar 29,69% di kota dan 70,31% di desa. Jumlah penduduk berdasarkan usia dan jenis kelamin dapat dilihat pada Gambar 6.2. Penduduk kabupaten Trenggalekterdiri dari 50,30% perempuan dan 49,70% laki-laki. Sebagian besar pendudukusia paska produktif yaitu diatas 65 tahunadalah wanita. Jumlah penduduk usia produktif yaituusia tahun juga lebih banyak yang berjenis kelaminperempuan Perempuan Laki-laki Ribuan Sumber: KabupatenTrenggalekDalamAngka, 2012 Gambar 6.2.Piramida Penduduk Kabupaten Trenggalek 6.2. Dinamika Ketenagakerjaan Penduduk Angkatan Kerja Berdasarkan tingkatan pendidikan, profil angkatan kerja kabupaten Trenggalek masih berpendidikan rendah, yaitu 60,62% berpendidikan SD dan 22,27% berpendidikan SLTP (total berpendidikan SLTP ke bawah adalah sebesar 82,89%). 6

8 1.12% 3.00% 5.55% 7.43% Universitas Diploma I/II/III/Akademi Laki-laki Perempuan 22.27% 60.62% SMTA Kejuruan SMTA Umum SD SMTP SMTP SMTA Umum SMTA Kejuruan SD Diploma I/II/III/Akademi Universitas Ribuan Sumber: BPS, Survey AngkatanKerjaNasionalAgustus 2011 diolahpusdatinaker a) Berdasarkan pendidikan b) Berdasarkan Pendidikan dan Jenis kelamin Gambar 6.3. Penduduk Angkatan Kerja berdasarkan tingkat Pendidikan dan Jenis Kelamin Komposisi pencapaian pendidikanpun tidak seimbang. Jumlah angkatan kerja laki-laki selalu lebih banyak dari perempuan hampir di seluruh tingkatan pendidikan Partisipasi Angkatan Kerja dan Defisit Tenaga Kerja Produktif Tabel 6.1. Prediksi Tingkat aktifitas Penduduk, Pekerja dan Pengangguran Distribusipendudukdalamusiakerjaberdasarkanjeniskelamin Laki-laki Perempuan Total 1 Populasi* Pendudukusiakerja 15+* Dalamangkatankerja** Bekerja Pengangguran Tidakaktif Rasioketergantungan, berdasarkanusia 50,60% 45,45% 47,93% 8 Activity rate (%) = [3]/[2]*100 84,43% 54,67% 69,37% 9 Employment rate (%) = [4]/[2]*100 82,17% 52,52% 67,17% 10 Unemployment rate (%) = [5]/[3]*100 2,67% 3,94% 3,18% Sumber: Sumber: BPS, Survey AngkatanKerjaNasionalAgustus 2011 diolahpusdatinaker Tingkat partisipasi kerja secara umum masih belum merata. Hal tersebut diukur dari tingkat kegiatan, yaitu perbandingan penduduk angkatan kerja dengan penduduk usia kerja. Tingkat kegiatan penduduk usia kerja di Kab. Trenggalek adalah 69,3%, artinya terdapat 30,1% penduduk yang tidak bekerja karena menganggur atau memang tidak aktif bekerja (ibu rumah tangga, sekolah 7

9 dsb). Jika dilihat lebih jauh, ternyata, tingkatan kegiatan laki-laki mencapai hampir 84,43% sedangkan perempuan hanya 54,67%. Sedangkan tingkat bekerja di kabupaten Trenggalek, yaitu perbandingan penduduk yang bekerja dibandingkan penduduk usia kerja adalah sebesar 67,17% (lihat Tabel 6.1). Jumlah angkatan kerja sebanyak jiwa, jiwa diantaranya adalah penduduk yang bekerja, sehingga pengangguran terbuka sebesar jiwa (tingkat pengangguransebesar3,18%).tingkat kemiskinan di Kabupaten Trenggaleklebih tinggi dibandingkan tingkat kemiskinan Provinsi Jawa Timur dan Nasional. Tingkat pengangguran tidak dapat dijadikan indikator tunggal dalam defisit lapangan kerja produktif di Kabupaten Trenggalek. Dengan tingkat kemiskinan 15,32% di tahun 2011, maka perkiraan jumlah pekerja miskin adalah sebanyak jiwa, yang menjadikan Trenggalek memiliki defisit lapangan kerja produktif (penciptaan lapangan kerja yang layak, baik bagi penganggur maupun pekerja miskin) sebanyak jiwa. Populasi Penduduk Usia Kerja (15+) Non PUK (<15) Angkatan Kerja Tidak Aktif Bekerja (96,82%) Pekerja Produktif ± Pekerja Miskin ± Pengangguran (3,18%) Pengangguran tidak miskin Pengangguran Miskin PERKIRAAN DEFISIT LAPANGAN KERJA PRODUKTIF Sumber: Indikator Ketenagakerjaan Kabupaten Trenggalek, 2011; BPS, Survey AngkatanKerjaNasionalAgustus 2011 diolahpusdatinaker Gambar 6.4. Prediksi Defisit Lapangan Kerja Produktif di Kabupaten Trenggalek Dari segi usia, pengangguran di kabupaten Trenggalek ini meliputi pekerja berada pada usia yang sangat produktif, yaitu 15 hingga 34 tahun, dimana 48,77% berpendidikan SMP dan 26,26% berpendidikan SMA baik itu SMA Umum maupun Kejuruan. 8

10 Bekerja Pengangguran 0 10,000 20,000 30,000 40,000 50,000 60,000 Sumber : BPS, Survey AngkatanKerjaNasionalAgustus 2011 diolahpusdatinaker Gambar 6.5.DistribusiAngkatanKerjaMenurutUsia di Kabupaten Trenggalek Penyerapan Tenaga Kerja di Berbagai Sektor Ekonomi Penyerapan tenaga kerja di kabupaten Trenggalek terfokus pada sektorpertanian(dengan jumlah pekerja di sektor ini sebesar 55,74% dari total pekerja), diikuti sektor industri pengolahan (jumlah pekerja sektor ini sebesar 14,83% dari total pekerja), kemudian sektor jasa-jasa dimana jumlah pekerja di sektor ini sebanyak 9,70% dari total pekerja dan sektor perdagangan, hotel dan restoran (jumlah pekerja sektor ini sebesar 8,70%) Tantangan Ketenagakerjaan di Kabupaten Trenggalek Secara singkat, Kabupaten Trenggalek memiliki defisit angkatan kerja produktif sekitar orang yang terdiri dari pengangguran dan pekerja miskin. Tantangan ketenaga-kerjaan di Kabupaten Trenggalek meliputi: - Sebanyak lebih dari 80% penduduk Kab. Trenggalek lulusan SMP ke bawah - Pengangguran di pedesaan banyak yang berpendidikan rendah - Jumlah pekerja miskin lebih banyak dibanding pengangguran - Tambahan... Comment [12]: Ditambahkan sesuai hasil lokakarya Sedangkan diskusi selama lokakarya menghasilkan temuan bahwa: - 9

11 Sumberdaya Manusia dan Alam di Kabupaten Trenggalek juga menjadi faktor yang penting dalam penciptaan lapangan kerja produktif. Hasil diskusi terkait kekuatan, kelemahan, tantangan dan peluang dari sumberdaya kab. Trenggalek disajikan dalam Tabel 6.2 Tabel 6.2.Aspek Sumber Daya untuk Penciptaan Lapangan Kerja Produktif ASPEK SUMBER DAYA KEKUATAN KELEMAHAN PELUANG TANTANGAN Sumber Daya Manusia (SDM) Sumber Daya Alam (SDA) 6.3. Ketidaksetaraan Terdapat tiga aspek ketidaksetaraan di Kabupaten Trenggalekyang perlu diperhatikan, yaitu: ketidaksetaraan penghasilan - sektor, ketidaksetaraan gender dan ketidaksetaraan usia Ketidaksetaraan Penghasilan Sektor penyedia lapangan kerja di Trenggalek tidak tumbuh secara berimbang. Sektor perdagangan dan pertanian merupakan sektor yang memiliki tingkat penghasilan rendah, sedangkan sektor keuangan, Asuransi dan Real Estate merupakan sektor dengan tingkat penghasilan tertinggi. Tingkat penghasilan tinggi di desa diberikan oleh sektor pertambangan dan penggalian. Tabel 6.3.Rata-Rata Upah/Gaji Per Sektor Berdasarkan Wilayah. Daerah (Rp) Lapangan Usaha Perkotaan Pedesaan Rata-rata (Rp) 1 Pertanian Pertambangan & Penggalian Industri Pengolahan Listrik. Gas Dan Air Bangunan PerdaganganHotel & Restaurant AngkutanPergudangan & Komunikasi

12 Daerah (Rp) Lapangan Usaha Rata-rata (Rp) Perkotaan Pedesaan 8 Keuangan Asuransi Real Estate Jasa Kemasyarakatan Lainnya Sumber: Pusdatinaker Terjadi ketidaksetaraan yang cukup jauh antara penghasilan perkotaan dengan pedesaan pada sektor pertambangan dan penggalian.rata-rata penghasilan di pedesaan cenderung lebih besar dibanding gaji di perkotaan Ketidaksetaraan Gender Lapangan kerja produktif akan bisa tercapai jika ada kesetaraan kesempatan kerja bagi perempuan dan laki-laki. Tingkat partisipasi antara perempuan dan laki-laki diukur dari tingkat kegiatan. yaitu ratio antara jumlah orang yang bekerja dibandingkan dengan penduduk usia kerja. Tingkat partisipasi perempuan di Kabupaten Trenggalekmasih lebih rendah dibandingkan dengan laki-laki. yaitu: 1) Tingkat kegiatan perempuansebesar 54,67% sedangkan laki-laki sebesar 84,43%. 2) Tingkat pekerjaan / Employment rate (perbandingan penduduk yang bekerja dan penduduk usia kerja) untuk laki-laki 82,17% dan perempuan 52,52%. (Lihat Tabel 6.1). Yang menjadi pertanyaan adalahmengapa perempuan memiliki tingkat kegiatan yang jauh lebih rendah dibandingkan laki-laki? Hasil diskusi terkait ketidaksetaraan gender di kabupaten Trenggalek dilakukan untuk mengetahui penyebab, peluang, tantangan sertasolusi yang dibutuhkan. Hasil diskusi disajikan pada Tabel 6.4. Tabel 6.4.Ketidaksetaraan Gender dalamketenagakerjaan FAKTA PENYEBAB PELUANG TANTANGAN Ketidaksetaraan Usia Hasil diskusi juga menunjukkan bahwa adanya ketidaksetaraan pekerja menurut usia. Tabel 6.4 menyajikan hasil diskusi terkait ketidaksetaraan usia. Tabel 6.4.KetidaksetaraanUsiadalamKetenagakerjaan 11

13 FAKTA PENYEBAB PELUANG TANTANGAN 6.4. Sektor Ekonomi dan Pemilihan Sektor Unggulan Tingkat pertumbuhan ekonomi Trenggalek mengalami kenaikan pada tahun Di tahun 2010, tingkat pertumbuhan ekonomi Trenggalek sebesar 6,11% sedangkan tingkat pertumbuhan ekonomi tahun 2011 naik menjadi sebesar 6,46%. Tingkat pengangguran mengalami kenaikan menjadi 3,18% pada tahun 2011 dan tingkat kemiskinan di kabupaten Trenggalek lebih rendah dibandingkan tingkat kemiskinan propinsi dan nasional. Sumber; KabupatenTrenggalekDalamAngka, 2012; BPS, Survey AngkatanKerjaNasionalAgustus 2011 diolahpusdatinaker Gambar 6.6.Perbandingan Distribusi PDRB dan Lapangan Pekerjaan Per Sektor Dari sudut ekonomi, 37,22% PDRB disumbang oleh sektor pertanian, dilanjutkan sektor perdagangan, hotel dan restoran (29,6%), jasa-jasa (16,14%) danindustri pengolahansebesar5,42%. Namun kontribusi masing-masing sektor ini dalam penciptaan lapangan kerja tidak merata. Sektor pertanian menyerap tenaga kerja hingga 55,74%; sektor industri pengolahan sebesar 14,83%; sektor perdagangan, hotel dan restoranhanya menyediakan lapangan kerja sebesar 8,70% dan sektor jasa juga hanya mampu menyediakan 9,70%. Hal ini berarti terdapat ketimpangan produktivitas antara sektor yang satu dengan yang lain. Untuk itu, pemilihan sektor yang dapat terus menyediakan pekerjaan yang layak perlu dipertimbangkan. Pemilihan sektor perlu mempertimbangkan beberapa hal, yaitu: 12

14 a. Menyerap tenagakerja b. Memberi nilai tambah besar c. Keterkaitan dengan sektor lain (multiplier effect) d. Memberikan peluang kerja yang setara antara desa dan kota serta laki-laki dan perempuan e. Dijamin keberlanjutannya terkait pasar, sosial dan lingkungan f. Mudahdiimplementasikan g. Biayaterjangkau Terdapat X sektor potensial sebagai sektor unggulan berdasarkan kriteria diatas serta keunggulan komparatif wilayah, yaitu:.... Comment [13]: Sesuai hasil lokarya Kerangka donat sistem pasar digunakan untuk memandu hal yang perlu diperbaiki untuk masing-masing sektor, yaitu dengan mengeksplorasi: 1) Permasalahan dalam menjaga rantai nilai di sektor ini; 2) Dukungan regulasi bagi penciptaan iklim usaha, 3) Ketersediaan fungsi pendukung yang dapat membuat sektor ini tumbuh. I N P U T 2. FUNGSI PENDUKUNG DAN LAYANAN USAHA 1. RANTAI NILAI SEKTOR UTAMA 3. PERATURAN DAN KEBIJAKAN PEMERINTAH Gambar 6.7.Kerangka Donat Sistem Pasar P A S A R Tabel 6.5.Pemilihan Sektor Unggulan POTENSI DAYA SEKTOR ALASAN PELUANG TANTANGAN SAING 13

15 7. Diskusi Upaya Pencapaian Target Lapangan Kerja Produktif di Berbagai Sektor Diskusi sektor telah mengidentifikasi penyebab permasalahan dan rekomendasi program maupun kebijakan. Sub bab ini ditujukan untuk dapat membantu merancang target pencapaian penciptaan lapangan kerja dan mengukur keberhasilannya. Kriteria pemilihan dan rekomendasi program: Menyerap tenaga kerja Memberi nilai tambah besar Keterkaitan dengan sektor lain (multiplier effect) Dijamin keberlanjutannya (pasar) Memberikan peluang kerja yang setara Mudah diimplementasikan Biaya terjangkau Berikut adalah usulan program dan indikator keberhasilan program untuk dua sektor usulan: Tabel 6.6.Usulan dan Rekomendasi Kebijakan Sektor Unggulan SEKTOR BIDANG RESIKO REKOMENDASI 14

16 LAMPIRAN Lampiran A. Agenda lokakarya WAKTU SESI Hari 1. Tujuan hari 1: Memahami arahan strategis. kondisi pembangunan ekonomi di daerah. serta mengidentikasi sector unggulan serta strategi nilai tambah untuk pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan 08:00 08:30 Pendaftaran 08:30-09:00 Pembukaan Ucapan Selamat Datang Ketua Panitia Lokakarya 09:00 09:15 Rehat Kopi 1 09:15 09:45 Pidato dan Pembukaan Resmi Sekretaris Daerah Kabupaten Trenggalek Sesi Foto Perkenalan Fasilitator Utama Tim ITS (Lantip Trisunarno. MT) Sesi 1. Pengenalan Metodologi Perencanaan Bersama Program Ketenagakerjaan Narasumber: Dr Janti Gunawan Sesi 2. Strategi Pembangunan Daerah Trenggalek 10:00 11:00 Narasumber : Ketua Bappeda Kab. Trenggalek Sesi 3. Meningkatkan Kesempatan Kerja Fokus Pada Tingkat dan Kualitas 11:00 12:00 Pembangunan Ekonomi pemahaman fakta pembangunan ekonomi di Trenggalek Nara Sumber: Dr. Janti Gunawan 12:00 13:00 Rehat Makan Siang 13:00 13:15 Energizer Sesi 4. Meningkatkan Kesempatan Kerja Fokus Pada Tingkat dan Kualitas Pembangunan Ekonomi (lanjutan) memahami sector unggulan Fasilitator kelompok 14:30 15:00 Rehat Kopi 15:00 16:30 Sesi 5. Meningkatkan Kesempatan Kerja Fokus Pada Tingkat dan Kualitas Pembangunan Ekonomi (lanjutan) rantai nilai dan nilai tambah Fasilitator Hari 2 Tujuan hari 2: Memahami kondisi sumber daya produktif dan tantangan pembangunan berbasis 15

17 sumber daya (manusia dan alam) serta bagaimana implikasinya Meninjau kembali kebijakan dan langkah yang ada. bagaimana pembangunan lebih adil dan berkelanjutan menyusun masukan kebijakan dan rencana aksi Pembukaan Hari 2 08:30 08:45 Rangkuman Hari 1. Pengenalan Kegiatan Hari 2 dan Ice Breaking Fasilitator utama Sesi 7. Analisis Kondisi Ketenagakerjaan di Kab Trenggalek Presentasi dan tanya jawab mengenai kondisi. dinamika dan karakteristik yang unik dari 08:45 09:45 ketenagekarjaan. ekonomi dan bursa tenaga kerja Daerah. Narasumber: Dr.Agnes Tuti 09:45 10:00 Rehat Kopi Sesi 8. Diskusi tantangan aspek sumber daya produktif di Trenggalek Tujuan: Memperoleh prioritas tantangan pembangunan sumber daya produktif di 10:00 12:00 Trenggalek Diskusi kelompok 12:00 13:00 Rehat Makan Siang 13:00 13:15 Energizer Sesi 9. Mencapai Tujuan Pembangunan dengan Kesetaraan 13:15 15:15 Nara sumber: Dr. Eddy Soedjono 15:15 15:45 Rehat Kopi Sesi 10: Rangkuman dan Kesimpulan serta Implikasi Kebijakan dan Studi Lanjutan Diskusi dan presentasi kelompok untuk mengajukan rekomendasi kebijakan dan studi 15:45 16:45 lanjutan jika diperlukan untuk menindaklanjuti diskusi di Hari 1.2 dan 3 dengan cara mengulas kembali permasalahan. tantangan dan peluang yang telah diidentifikasi. Fasilitator:Dr Janti Gunawan 16:45 16:55 Evaluasi 16:55 17:00 Penutupan Lokakarya 16

18 Lampiran B. Daftar peserta lokakarya Perusahaan ( Swasta) No. Nama JK Instansi No. HP Pemerintah No. Nama Instansi No. HP MASYARAKAT No. Nama Instansi No. HP

19 Lampiran C. Harapan. Kekhawatiran & Kontribusi lokakarya Sebelum lokakarya dimulai. peserta diminta untuk menuliskan harapannya. kekhawatiran dan kontribusi yang akan diberikan. Langkah ini dilakukan untuk memastikan adanya kesepamahaman harapan demi efektifnya lokakarya. dan mempertimbangkan ketidak efektifan lokakarya di masa lampau (jika ada) untuk menjadi lebih baik. serta mengajak peserta sebagai pelaku pembangunan untuk dapat berperan aktif sejak tahapan perencanaan pembangunan. Rangkuman harapan peserta dapat dilihat tabel berikut: Harapan Kekhawatiran Kontribusi 18

20 Lampiran D. Evaluasi lokakarya 19

21 Lampiran E. Dokumentasi Lokakarya Pembukaan Lokakarya Proses Penyampaian Materi dan Diskusi 20

22 Proses Penyampaian Materi dan Diskusi Untuk informasi lebih lanjut, silahkan menghubungi: Pusat Studi PDPM LPPM-ITS Kampus ITS Sukolilo-Surabaya Telp

LAPORAN LOKAKARYA PerencanaanBersama Program Ketenagakerjaan di Kab. Tuban

LAPORAN LOKAKARYA PerencanaanBersama Program Ketenagakerjaan di Kab. Tuban LAPORAN LOKAKARYA PerencanaanBersama Program Ketenagakerjaan di Kab. Tuban Tuban, 8-10 Oktober 2012 Disusun Oleh : Tim PDPM-LPPM ITS 1. Latar Belakang Permasalahan ketenagakerjaan, seperti pengangguran

Lebih terperinci

LAPORAN LOKAKARYA PerencanaanBersama Program Ketenagakerjaan di Kab. Bangka Tengah

LAPORAN LOKAKARYA PerencanaanBersama Program Ketenagakerjaan di Kab. Bangka Tengah LAPORAN LOKAKARYA PerencanaanBersama Program Ketenagakerjaan di Kab. Bangka Tengah Bangka Tengah, 15-16 Maret 2013 Disusun Oleh : Tim PDPM-LPPM ITS 1. Latar Belakang Permasalahan ketenagakerjaan, seperti

Lebih terperinci

LAPORAN LOKAKARYA Perencanaan Bersama Program Ketenagakerjaan di Kab. Blora

LAPORAN LOKAKARYA Perencanaan Bersama Program Ketenagakerjaan di Kab. Blora LAPORAN LOKAKARYA Perencanaan Bersama Program Ketenagakerjaan di Kab. Blora Blora, 19-20 Februari 2013 Disusun Oleh : Tim PDPM-LPPM ITS 1. Latar Belakang Permasalahan ketenagakerjaan, seperti pengangguran

Lebih terperinci

PANDUAN LOKAKARYA. Analisa Diagnostik Ekonomi dan Ketenagakerjaan untuk menciptakan Lapangan Kerja Produktif LOKAKARYA April 2011 SURABAYA

PANDUAN LOKAKARYA. Analisa Diagnostik Ekonomi dan Ketenagakerjaan untuk menciptakan Lapangan Kerja Produktif LOKAKARYA April 2011 SURABAYA LOKAKARYA Analisa Diagnostik Ekonomi dan Ketenagakerjaan untuk menciptakan Lapangan Kerja Produktif 0405 April 2011 SURABAYA PANDUAN LOKAKARYA Desain Proses: Endro Catur Fasilitator: Janti Gunawan Endro

Lebih terperinci

DATA TERPILAH DALAM PEMBANGUNAN PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN

DATA TERPILAH DALAM PEMBANGUNAN PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK DATA TERPILAH DALAM PEMBANGUNAN PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN DISAMPAIKAN OLEH: ASISTEN DEPUTI INFORMASI GENDER DALAM PERTEMUAN KOORDINASI DAN

Lebih terperinci

PANDUAN LOKAKARYA. Analisa Diagnostik Ketenagakerjaan LOKAKARYA APRIL 2011 AMBON, MALUKU. Desain Proses: Endro Catur

PANDUAN LOKAKARYA. Analisa Diagnostik Ketenagakerjaan LOKAKARYA APRIL 2011 AMBON, MALUKU. Desain Proses: Endro Catur LOKAKARYA Analisa Diagnostik Ketenagakerjaan 1113 APRIL 2011 AMBON, MALUKU PANDUAN LOKAKARYA Desain Proses: Endro Catur Fasilitator: Janti Gunawan Endro Catur Lucky Ferdinand Lumingkewas A. Pendahuluan

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT FEBRUARI 2016 No. 06/05/53/Th. XVI, 4 Mei 2016 KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT FEBRUARI 2016 FEBRUARI 2016: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA NTT SEBESAR 3,59% Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) NTT Februari 2016 mencapai 3,59

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT FEBRUARI 2014

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT FEBRUARI 2014 No. 06/05/53/Th. XV, 5 Mei 2014 KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT FEBRUARI 2014 FEBRUARI 2014: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA NTT SEBESAR 1,97% Angkatan kerja NTT pada Februari 2014 mencapai 2.383.116 orang, bertambah

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN UTARA FEBRUARI 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN UTARA FEBRUARI 2017 BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR No.44/05/64/Th.XX, 5 Mei 2017 KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN UTARA FEBRUARI 2017 Jumlah angkatan kerja di Kalimantan Utara pada Februari 2017 mencapai 324.586 orang, bertambah

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN MALUKU UTARA, FEBRUARI 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN MALUKU UTARA, FEBRUARI 2017 No. 27/05/82/Th. XI, 06 Mei 2014 30/05/82/Th XVI, 05 Mei KEADAAN KETENAGAKERJAAN MALUKU UTARA, FEBRUARI Jumlah angkatan kerja di Maluku Utara pada mencapai 557,1 ribu orang bertambah 32,6 ribu orang dibanding

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT FEBRUARI 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT FEBRUARI 2015 No. 06/05/53/Th. XV, 5 Mei 2015 KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT FEBRUARI 2015 FEBRUARI 2015: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA NTT SEBESAR 3,12% Angkatan kerja NTT pada Februari 2015 mencapai 2.405.644 orang, bertambah

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN MALUKU UTARA, AGUSTUS 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN MALUKU UTARA, AGUSTUS 2016 No. 27/05/82/Th. XI, 06 Mei 2014 No. 65/11/82/Th XV, 07 November KEADAAN KETENAGAKERJAAN MALUKU UTARA, AGUSTUS Jumlah angkatan kerja di Maluku Utara pada mencapai 524,5 ribu orang bertambah 10,9 ribu orang

Lebih terperinci

BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR No.43/05/64/Th.XX, 5 Mei 2017 KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN TIMUR FEBRUARI 2017 Jumlah angkatan kerja di Kalimantan Timur pada Februari 2017 mencapai 1.678.913 orang,

Lebih terperinci

BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR No.37/05/64/Th.XIX, 4 Mei 2016 KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN TIMUR FEBRUARI 2016 Jumlah angkatan kerja di Kalimantan Timur pada Februari 2016 mencapai 1.650.377 orang,

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA BARAT FEBRUARI 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA BARAT FEBRUARI 2015 BPS PROVINSI JAWA BARAT No. 31/05/32/Th. XVII, 5 Mei 2015 KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA BARAT FEBRUARI 2015 FEBRUARI 2015 : TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 8,40 PERSEN Berdasarkan hasil Sakernas bulan

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT AGUSTUS 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT AGUSTUS 2016 No. 06/11/53/Th. XIX, 7 November 2016 KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT AGUSTUS 2016 AGUSTUS 2016: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA NTT SEBESAR 3,25 % Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) NTT Agustus 2016 mencapai

Lebih terperinci

PAPARANPERENCANAAN DAN PROGRAM KETENAGAKERJAAN KABUPATEN KEBUMEN TAHUN

PAPARANPERENCANAAN DAN PROGRAM KETENAGAKERJAAN KABUPATEN KEBUMEN TAHUN PAPARANPERENCANAAN DAN PROGRAM KETENAGAKERJAAN KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2017-2022 DINAS TENAGA KERJA DAN KOPERASI, USAHA KECIL DAN MENENGAH KABUPATEN KEBUMEN DASAR HUKUM PERENCANAAN TENAGA KERJA Landasan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. daerah, masalah pertumbuhan ekonomi masih menjadi perhatian yang penting. Hal ini

I. PENDAHULUAN. daerah, masalah pertumbuhan ekonomi masih menjadi perhatian yang penting. Hal ini I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam menilai keberhasilan pembangunan dan upaya memperkuat daya saing ekonomi daerah, masalah pertumbuhan ekonomi masih menjadi perhatian yang penting. Hal ini dikarenakan

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN TIMUR FEBRUARI 2015 *)

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN TIMUR FEBRUARI 2015 *) BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR No.32/05/64/Th.XVIII, 5 Mei 2015 KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN TIMUR FEBRUARI 2015 *) Jumlah angkatan kerja di Kalimantan Timur pada 2015 mencapai 1,65 juta orang yang

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN MALUKU UTARA, FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN MALUKU UTARA, FEBRUARI 2016 No. 27/05/82/Th. XI, 06 Mei 2014 No. 27/05/82/Th XV, 04 Mei KEADAAN KETENAGAKERJAAN MALUKU UTARA, FEBRUARI : Jumlah angkatan kerja di Maluku Utara pada mencapai 530,7 ribu orang, bertambah 11,7 ribu orang

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN UTARA FEBRUARI 2015*)

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN UTARA FEBRUARI 2015*) BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR No.33/05/64/Th.XVIII, 5 Mei 2015 KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN UTARA FEBRUARI 2015*) Jumlah angkatan kerja di Kalimantan Utara pada 2015 mencapai 287 ribu orang yang

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI MALUKU UTARA, AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI MALUKU UTARA, AGUSTUS 2015 No. 27/05/82/Th. XI, 06 Mei No. 67/11/82/Th XIV, 05 November KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI MALUKU UTARA, AGUSTUS : Jumlah penduduk usia 15 tahun ke atas (penduduk usia kerja) mencapai 773,18 ribu orang. Naik

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator yang penting dalam

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator yang penting dalam I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator yang penting dalam melakukan analisis tentang pembangunan ekonomi yang terjadi pada suatu negara ataupun daerah. Pertumbuhan

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2016 BPS PROVINSI SULAWESI BARAT KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS No. 69/11/76/Th.X, 7 November AGUSTUS : TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SULAWESI BARAT SEBESAR 3,33 PERSEN Penduduk usia kerja di Sulawesi Barat

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA BARAT FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA BARAT FEBRUARI 2016 BPS PROVINSI JAWA BARAT No. 28/05/32/Th. XVIII,4 Mei 2016 KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA BARAT FEBRUARI 2016 FEBRUARI 2015: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 8,57 PERSEN Berdasarkan hasil Sakernas bulan

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA FEBRUARI 2012

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA FEBRUARI 2012 BPS PROVINSI DKI JAKARTA No. 23/05/31/Th XIV, 7 Mei 2012 KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA FEBRUARI 2012 TPT DKI JAKARTA BULAN FEBRUARI 2012 SEBESAR 10,72 PERSEN Jumlah angkatan kerja pada Februari

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT AGUSTUS 2015 No. 06/11/53/Th. XV, 5 November 2015 KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT AGUSTUS 2015 AGUSTUS 2015: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA NTT SEBESAR 3,83 % Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) NTT Agustus 2015 mencapai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sejak tahun 2001 Indonesia telah memberlakukan desentralisasi yang lebih

I. PENDAHULUAN. Sejak tahun 2001 Indonesia telah memberlakukan desentralisasi yang lebih I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejak tahun 2001 Indonesia telah memberlakukan desentralisasi yang lebih dikenal dengan istilah otonomi daerah sebagai salah satu wujud perubahan fundamental terhadap

Lebih terperinci

BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN SUMBA BARAT

BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN SUMBA BARAT BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN SUMBA BARAT 2.1. Gambaran Umum 2.1.1. Letak Geografis Kabupaten Sumba Barat merupakan salah satu Kabupaten di Pulau Sumba, salah satu

Lebih terperinci

ANALISIS HASIL PENELITIAN

ANALISIS HASIL PENELITIAN 69 VI. ANALISIS HASIL PENELITIAN Bab ini membahas hubungan antara realisasi target pertumbuhan ekonomi dan pengeluaran pemerintah terhadap ketimpangan gender di pasar tenaga kerja Indonesia. Pertama, dilakukan

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK Keadaan Ketenagakerjaan Kalimantan Timur Agustus 2017 No.92/11/64/Th.XX, 06 November 2017 BERITA RESMI STATISTIK Badan Pusat Statistik Provinsi Kalimantan Timur Keadaan Ketenagakerjaan Kalimantan Timur

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Distribusi Persentase PDRB Kota Bogor Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun

I. PENDAHULUAN. Distribusi Persentase PDRB Kota Bogor Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota Bogor merupakan sebuah kota yang berada di Provinsi Jawa Barat. Kedudukan Kota Bogor yang terletak di antara wilayah Kabupaten Bogor dan dekat dengan Ibukota Negara

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA FEBRUARI 2011

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA FEBRUARI 2011 BPS PROVINSI DKI JAKARTA KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA FEBRUARI 2011 TPT DKI JAKARTA BULAN FEBRUARI 2011 SEBESAR 10,83 PERSEN No. 19/05/31/Th XIII, 5 Mei 2011 Jumlah angkatan kerja pada Februari

Lebih terperinci

BPS PROVINSI DKI JAKARTA No. 26/05/31/Th. XVI, 5 Mei 2015 KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA FEBRUARI 2015 TPT DKI JAKARTA BULAN FEBRUARI 2015 SEBESAR 8,36 PERSEN Jumlah angkatan kerja di DKI Jakarta

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2015 BPS PROVINSI SULAWESI BARAT No. 71 /11/76/Th.IX, 5 November KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS AGUSTUS : TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SULAWESI BARAT SEBESAR 3,35 PERSEN Jumlah penduduk usia kerja di Sulawesi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebijakan pembangunan daerah di Indonesia pada dasarnya didasari oleh kebijaksanaan pembangunan nasional dengan mempertimbangkan karakteristik dan kebutuhan daerah. Kebijaksanaan

Lebih terperinci

PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PENYERAPAN TENAGA KERJA DI INDONESIA. Oleh: Iwan Setiawan*)

PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PENYERAPAN TENAGA KERJA DI INDONESIA. Oleh: Iwan Setiawan*) PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PENYERAPAN TENAGA KERJA DI INDONESIA Oleh: Iwan Setiawan*) ABSTRAKS Indonesia sedang dihadapkan pada masalah ketenagakerjaan yang cukup kompleks. Permasalahan tersebut, sebagian

Lebih terperinci

BPS PROVINSI JAWA BARAT

BPS PROVINSI JAWA BARAT BPS PROVINSI JAWA BARAT No. 29/05/32/Th.XIX, 5 Mei 2017 KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI JAWA BARAT FEBRUARI 2017 Angkatan kerja pada Februari 2017 sebanyak 22,64 juta orang, naik sekitar 0,46 juta orang

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA KEDIRI

PEMERINTAH KOTA KEDIRI PEMERINTAH KOTA KEDIRI PERATURAN DAERAH KOTA KEDIRI NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG TRANSPARANSI DAN PARTISIPASI DALAM PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA KEDIRI, Menimbang

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA FEBRUARI 2014

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA FEBRUARI 2014 BPS PROVINSI DKI JAKARTA KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA FEBRUARI 2014 TPT DKI JAKARTA BULAN FEBRUARI 2014 SEBESAR 9,84 PERSEN No. 26/05/31/Th. XVI, 5 Mei 2014 Jumlah angkatan kerja pada Februari

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI SULAWESI UTARA BULAN AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI SULAWESI UTARA BULAN AGUSTUS 2015 3,` No. 80/11/71/Th. IX, 5 November 2015 KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI SULAWESI UTARA BULAN AGUSTUS 2015 Jumlah angkatan kerja di Sulawesi Utara pada Agustus 2015 mencapai 1,10 juta orang, bertambah

Lebih terperinci

Analisa Diagnostik Ketenagakerjaan di Jawa Timur

Analisa Diagnostik Ketenagakerjaan di Jawa Timur Analisa Diagnostik Ketenagakerjaan di Jawa Timur Surabaya, 4-5 April 2011 LAPORAN LOKAKARYA Supported by: SWEDISH INTERNATIONAL DEVELOPMENT COOPERATION AGENCY LAPORAN LOKAKARYA Daftar Isi A. Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS A. Permasalahan Pembangunan Dari kondisi umum daerah sebagaimana diuraikan pada Bab II, dapat diidentifikasi permasalahan daerah sebagai berikut : 1. Masih tingginya angka

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN TIMUR *) FEBRUARI 2014

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN TIMUR *) FEBRUARI 2014 BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR No.22/05/64/Th.XVII, 5 Mei 2014 KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN TIMUR *) FEBRUARI 2014 Jumlah angkatan kerja di Kalimantan Timur pada 2014 mencapai 1.923.968 orang, bertambah

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA FEBRUARI 2013

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA FEBRUARI 2013 BPS PROVINSI DKI JAKARTA KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA FEBRUARI 2013 TPT DKI JAKARTA BULAN FEBRUARI 2013 SEBESAR 9,94 PERSEN No. 25/05/31/Th. XV, 6 Mei 2012 Jumlah angkatan kerja pada Februari

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2016 BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT No. 29/05/61/Th. XIX, 04 Mei 2016 KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2016 FEBRUARI 2016: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 4,58 PERSEN Jumlah angkatan kerja di Kalimantan

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN V.1. Visi Menuju Surabaya Lebih Baik merupakan kata yang memiliki makna strategis dan cerminan aspirasi masyarakat yang ingin perubahan sesuai dengan kebutuhan, keinginan,

Lebih terperinci

DATABASE KETENAGAKERJAAN KABUPATEN KENDAL TAHUN

DATABASE KETENAGAKERJAAN KABUPATEN KENDAL TAHUN DATABASE KETENAGAKERJAAN KABUPATEN KENDAL TAHUN 2013-2015 DINAS TENAGA KERJA DAN TANSMIGRASI KABUPATEN KENDAL Jl. Soekarno Hatta No. 62 Kendal Kode Pos 51301 Telp. (0294) 381275/381074 Fax. (0294) 381275

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI KABUPATEN NGADA

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI KABUPATEN NGADA BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN NGADA No. 01/03/Th. VIII, 28 Maret 2016 KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI KABUPATEN NGADA AGUSTUS 2015: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 1,32 PERSEN Angkatan kerja di Kabupaten

Lebih terperinci

Tabel 1.1 Target RPJMN, RPJMD Provinsi dan kondisi Kota Depok. Jawa Barat. Cakupan pelayanan air limbah domestic pada tahun 2013 sebesar 67-72%

Tabel 1.1 Target RPJMN, RPJMD Provinsi dan kondisi Kota Depok. Jawa Barat. Cakupan pelayanan air limbah domestic pada tahun 2013 sebesar 67-72% BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sanitasi merupakan salah satu sektor yang memiliki keterkaitan sangat erat dengan kemiskinan tingkat pendidikan, kepadatan penduduk, daerah kumuh dan akhirnya pada

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2014

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2014 BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT No. 29/05/61/Th. XVII, 05 Mei 2014 KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2014 FEBRUARI 2014: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 2,53 PERSEN Jumlah angkatan kerja di Kalimantan

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM PROVINSI DKI JAKARTA Keadaan Geografis dan Kependudukan

GAMBARAN UMUM PROVINSI DKI JAKARTA Keadaan Geografis dan Kependudukan 41 IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI DKI JAKARTA 4.1. Keadaan Geografis dan Kependudukan Provinsi Jakarta adalah ibu kota Negara Indonesia dan merupakan salah satu Provinsi di Pulau Jawa. Secara geografis, Provinsi

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI JAWA BARAT AGUSTUS 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI JAWA BARAT AGUSTUS 2016 BPS PROVINSI JAWA BARAT No. 64/11/32/Th.XVIII, 7 November 2016 KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI JAWA BARAT AGUSTUS 2016 TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 8,89 PERSEN Provinsi Jawa Barat mengalami kenaikan

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI LAMPUNG AGUSTUS 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI LAMPUNG AGUSTUS 2017 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI LAMPUNG KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI LAMPUNG AGUSTUS 2017 AGUSTUS 2017 TINGKAT PENGANGGUR- AN TERBUKA SEBESAR 4,33 PERSEN Penduduk yang bekerja pada Agustus 2017 berkurang

Lebih terperinci

- 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG

- 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG - 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI LAMPUNG FEBRUARI 2014

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI LAMPUNG FEBRUARI 2014 BPS PROVINSI LAMPUNG No. 06/05/18/Th.VII, 5 Mei 2014 KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI LAMPUNG FEBRUARI 2014 FEBRUARI 2014: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 5,05 PERSEN Jumlah angkatan kerja di Provinsi

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2016 AGUSTUS 2016: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA (TPT) SEBESAR 4,31 PERSEN

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2016 AGUSTUS 2016: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA (TPT) SEBESAR 4,31 PERSEN BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN No. 66/11/16/Th. XVIII, 7 November 2016 KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2016 AGUSTUS 2016: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA (TPT) SEBESAR 4,31 PERSEN Jumlah angkatan kerja di

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN BANTEN AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN BANTEN AGUSTUS 2015 No. 56/11/36/Th.IX, 5 November 2015 KEADAAN KETENAGAKERJAAN BANTEN AGUSTUS 2015 Jumlah angkatan kerja pada Agustus 2015 mencapai 5,34 juta orang, turun sebesar tiga ribu orang dibandingkan jumlah angkatan

Lebih terperinci

Bismillahirrohmannirrohiim Assalamu alaikum Wr.Wb. Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua,

Bismillahirrohmannirrohiim Assalamu alaikum Wr.Wb. Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua, Sambutan Pembukaan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Pada Sustainable Development Goals (SDGs) Conference Indonesia s Agenda for SDGs toward Decent Work for All Hotel Borobudur Jakarta, 17 Februari

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA BARAT FEBRUARI 2014

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA BARAT FEBRUARI 2014 BPS PROVINSI JAWA BARAT No. 25/05/32/Th. XVI, 5 Mei 2014 KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA BARAT FEBRUARI 2014 FEBRUARI 2014: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 8,66 PERSEN Tingkat partisipasi angkatan kerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan oleh program pembangunan nasional ( Propenas ) yakni di

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan oleh program pembangunan nasional ( Propenas ) yakni di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu proses prioritas pembangunan nasional sebagaimana dimanfaatkan oleh program pembangunan nasional ( Propenas ) 2005-2009 yakni di bidang sumber daya

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK No. 74/11/35/Th.XV, 6 November 2017 BERITA RESMI STATISTIK BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI JAWA TIMUR Keadaan Ketenagakerjaan Jawa Timur Agustus 2017 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Jawa Timur sebesar

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Otonomi daerah yang disahkan melalui Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang No. 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI D.I. YOGYAKARTA PADA FEBRUARI 2017 TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 2,84 PERSEN

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI D.I. YOGYAKARTA PADA FEBRUARI 2017 TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 2,84 PERSEN q BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No.29/05/34/Th.XIX, 5 Mei 2017 KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI D.I. YOGYAKARTA PADA FEBRUARI 2017 TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 2,84 PERSEN Pada Februari 2017, Penduduk

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS Sebagaimana amanat Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (PEPD) maka ada 3 (tiga) komponen yang memajukan

Lebih terperinci

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Bappenas. Bahan Konferensi Pers Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Bappenas. Bahan Konferensi Pers Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Bappenas Bahan Konferensi Pers Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Jakarta, 18 Februari 2011 PERTUMBUHAN EKONOMI 2 Rencana Pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daerah dalam mengurus rumah tangganya sendiri sesuai dengan potensi, aspirasi

BAB I PENDAHULUAN. daerah dalam mengurus rumah tangganya sendiri sesuai dengan potensi, aspirasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan daerah merupakan bagian dari suatu perwujudan pembangunan ekonomi nasional yang bertujuan menciptakan kemandirian suatu daerah dalam mengurus rumah

Lebih terperinci

Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS) Kajian Pendidikan

Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS) Kajian Pendidikan BUKU 4e SERI SIKLUS PNPM Mandiri Perkotaan Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS) Kajian Pendidikan Perkotaan DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya Seri Siklus PNPM-Mandiri Perkotaan Panduan

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA BARAT AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA BARAT AGUSTUS 2015 BPS PROVINSI JAWA BARAT No. 67/11/32/Th. XVII, 5 November 2015 KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA BARAT AGUSTUS 2015 Agustus 2015: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 8,72 PERSEN Jawa Barat mengalami penurunan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. (PDRB) di Kota Salatiga tahun Adapun teori-teori yang ditulis

BAB II LANDASAN TEORI. (PDRB) di Kota Salatiga tahun Adapun teori-teori yang ditulis BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka terdiri atas teori - teori yang menyangkut penelitian mengenai Pengaruh kesempatan kerja terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di Kota

Lebih terperinci

ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA PERDESAAN LAHAN KERING BERBASIS PERKEBUNAN

ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA PERDESAAN LAHAN KERING BERBASIS PERKEBUNAN ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA PERDESAAN LAHAN KERING BERBASIS PERKEBUNAN Adi Setiyanto PENDAHULUAN Tenaga kerja merupakan motor penggerak dalam pembangunan ekonomi. Tenaga kerja sebagai sumber daya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi adalah salah satu upaya meningkatkan taraf hidup

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi adalah salah satu upaya meningkatkan taraf hidup I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi adalah salah satu upaya meningkatkan taraf hidup masyarakat, memperluas lapangan kerja, pemerataan pembagian pendapatan masyarakat, meningkatkan hubungan

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2016 BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT No. 65/11/61/Th. XIX, 07 November 2016 KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2016 AGUSTUS 2016: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 4,23 PERSEN Jumlah angkatan kerja di Kalimantan

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DKI JAKARTA AGUSTUS 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DKI JAKARTA AGUSTUS 2017 Keadaan Ketenagakerjaan Agustus 2017 Provinsi DKI Jakarta No. 55/11/31/Th. XIX, 6 November 2017 PROVINSI DKI JAKARTA KEADAAN KETENAGAKERJAAN DKI JAKARTA AGUSTUS 2017 Tingkat P Terbuka (TPT) sebesar 7,14

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2016 BPS PROVINSI JAWA TIMUR KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2016 No. 33/05/35/Th.XIV, 4 Mei 2016 FEBRUARI 2016: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 4,14 PERSEN Penduduk usia 15 tahun ke atas di Jawa Timur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkapita sebuah negara meningkat untuk periode jangka panjang dengan syarat, jumlah

BAB I PENDAHULUAN. perkapita sebuah negara meningkat untuk periode jangka panjang dengan syarat, jumlah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pembangunan ekonomi adalah proses yang dapat menyebabkan pendapatan perkapita sebuah

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPRI

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPRI BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPRI No. 31/05/21/Th. VI, 5 Mei 2011 KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU SAMPAI DENGAN FEBRUARI 2011 TINGKAT PENGANGGURAN KEPRI SEBESAR 7,04 PERSEN Jumlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN SSK. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN SSK. I.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kondisi umum sanitasi di Indonesia sampai dengan saat ini masih jauh dari kondisi faktual yang diharapkan untuk mampu mengakomodir kebutuhan dasar bagi masyarakat

Lebih terperinci

PEMETAAN POTENSI TENAGA KERJA DI KOTA PEKANBARU TAHUN

PEMETAAN POTENSI TENAGA KERJA DI KOTA PEKANBARU TAHUN PEMETAAN POTENSI TENAGA KERJA DI KOTA PEKANBARU TAHUN 2011-2015 Sri Maryanti, Rita Wiyati dan Muhammad Thamrin Universitas Lancang Kuning, Pekanbaru, 28265, Indonesia Telp: 0761-52581 Email:ssrimaryanti@yahoo.com

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BENGKULU FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BENGKULU FEBRUARI 2016 KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BENGKULU FEBRUARI 2016 No. 29 /05/17/Th X, 4 Mei 2016 KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BENGKULU FEBRUARI 2016 FEBRUARI 2016: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 3,84

Lebih terperinci

VI. RANCANGAN PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN MELALUI PENGEMBANGAN PETERNAKAN

VI. RANCANGAN PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN MELALUI PENGEMBANGAN PETERNAKAN VI. RANCANGAN PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN MELALUI PENGEMBANGAN PETERNAKAN Paradigma pembangunan saat ini lebih mengedepankan proses partisipatif dan terdesentralisasi, oleh karena itu dalam menyusun

Lebih terperinci

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER SALINAN BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEBUMEN, Menimbang Mengingat :

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2017 FEBRUARI 2017: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA (TPT) SEBESAR 3,80 PERSEN

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2017 FEBRUARI 2017: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA (TPT) SEBESAR 3,80 PERSEN BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN No. 28/05/16/Th. XIX, 5 Mei 2017 KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2017 FEBRUARI 2017: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA (TPT) SEBESAR 3,80 PERSEN Jumlah angkatan kerja di Provinsi

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPULAUAN RIAU KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU FEBRUARI 2016

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPULAUAN RIAU KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU FEBRUARI 2016 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPULAUAN RIAU No. 40/05/21/Th. XI, 4 Mei 2016 KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU FEBRUARI 2016 FEBRUARI 2016: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 9,03 PERSEN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. mengimbangi pertambahan angkatan kerja yang masuk ke pasar kerja. memungkinkan berlangsungnya pertumbuhan ekonomi secara terus-menerus

I. PENDAHULUAN. mengimbangi pertambahan angkatan kerja yang masuk ke pasar kerja. memungkinkan berlangsungnya pertumbuhan ekonomi secara terus-menerus 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bidang ketenagakerjaan merupakan salah satu hal yang sangat esensial dalam usaha memajukan perekonomian bangsa. Usaha yang dimaksud dalam bidang ini adalah penyediaan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN. A. Kondisi Geografis dan Profil Singkat Daerah Istimewa Yogyakarta. Gambar 4.1

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN. A. Kondisi Geografis dan Profil Singkat Daerah Istimewa Yogyakarta. Gambar 4.1 58 BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN A. Kondisi Geografis dan Profil Singkat Daerah Istimewa Yogyakarta Gambar 4.1 Peta Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS), D.I.

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BENGKULU FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BENGKULU FEBRUARI 2016 No. 29 /05/17/Th X, 4 Mei 2016 KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BENGKULU FEBRUARI 2016 FEBRUARI 2016: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 3,84 PERSEN Jumlah angkatan kerja di Provinsi Bengkulu pada Februari

Lebih terperinci

4.2 Strategi dan Kebijakan Pembangunan Daerah

4.2 Strategi dan Kebijakan Pembangunan Daerah 4.2 Strategi dan Kebijakan Pembangunan Daerah Mencermati isu-isu strategis diatas maka strategi dan kebijakan pembangunan Tahun 2014 per masing-masing isu strategis adalah sebagaimana tersebut pada Tabel

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dalam proses pembangunan, khususnya di negara-negara berkembang. Hal ini

I. PENDAHULUAN. dalam proses pembangunan, khususnya di negara-negara berkembang. Hal ini I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ketenagakerjaan merupakan salah satu aspek yang sangat menonjol dalam proses pembangunan, khususnya di negara-negara berkembang. Hal ini disebabkan masalah ketenagakerjaan

Lebih terperinci

Penyusunan Strategi Sanitasi Kabupaten Kabupaten Minahasa Selatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2014

Penyusunan Strategi Sanitasi Kabupaten Kabupaten Minahasa Selatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2014 Penyusunan Strategi Sanitasi Kabupaten Kabupaten Minahasa Selatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2014 Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) Tahun 2014 STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Salah satu target MDGS adalah mengurangi separuh penduduk pada tahun 2015 yang tidak memiliki akses air minum yang sehat serta penanganan sanitasi dasar. Sehubungan

Lebih terperinci

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 62 TAHUN 2015 TENTANG BENTUK-BENTUK PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN MEKANISME PENGARUSUTAMAAN GENDER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

Gambar Perkembangan Kemiskinan di Indonesia,

Gambar Perkembangan Kemiskinan di Indonesia, Kemiskinan Termasuk bagian penting dari aspek analisis ketenagakerjaan adalah melihat kondisi taraf kehidupan penduduk, yang diyakini merupakan dampak langsung dari dinamika ketenagakerjaan. Kemiskinan

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA AGUSTUS 2015 BPS PROVINSI DKI JAKARTA No. 54/11/31/Th. XVII, 5 November 2015 KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA AGUSTUS 2015 TPT DKI JAKARTA BULAN AGUSTUS 2015 SEBESAR 7,23 PERSEN Jumlah angkatan kerja pada Agustus

Lebih terperinci

Setengah Penganggur Kabupaten/Kota Karangasem AGUSTUS 2015

Setengah Penganggur Kabupaten/Kota Karangasem AGUSTUS 2015 Setengah Penganggur Kabupaten/Kota Karangasem AGUSTUS 2015 SETENGAH PENGANGGUR MENURUT JENIS PEKERJAAN/JABATAN DAN DAERAH Jenis Pekerjaan/Jabatan Daerah (orang) Perkotaan Perdesaan Tenaga profesional,

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPRI

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPRI BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPRI No. xxx/05/21/th. V, 10 Mei 2010 KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU SAMPAI DENGAN FEBRUARI 2010 TINGKAT PENGANGGURAN KEPRI TERENDAH DALAM EMPAT TAHUN

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH No.35 /05/33/Th.X, 04 Mei 2016 KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH FEBRUARI 2016: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 4,20 PERSEN Angkatan kerja di Jawa Tengah Februari 2016 sebanyak 17,91 juta orang,

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2017 BPS PROVINSI JAWA TIMUR KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2017 No. 33/05/35/Th.XV, 5 Mei 2017 FEBRUARI 2017: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 4,10 PERSEN Penduduk usia 15 tahun ke atas di Jawa Timur

Lebih terperinci

A. Keadaan Geografis Dan Topografi

A. Keadaan Geografis Dan Topografi BAB II GAMBARAN UMUM PROVINSI GORONTALO Profil Kesehatan Provinsi Gorontalo Provinsi Gorontalo di bentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 38 tahun 2000, maka secara administratif sudah terpisah dari Provinsi

Lebih terperinci