BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORITIS. Pada bab ini penulis akan melakukan kajian terhadap buku-buku dan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORITIS. Pada bab ini penulis akan melakukan kajian terhadap buku-buku dan"

Transkripsi

1 12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORITIS Pada bab ini penulis akan melakukan kajian terhadap buku-buku dan sumber-sumber yang relevan dan berkaitan dengan permasalahan yang akan dijadikan landasan dalam penelitian ini. Kajian ini akan mencakup berbagai persoalan yang berkaitan dengan skripsi yang berjudul Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara di Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung: Perkembangan dan Dampaknya Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Para Anggotanya ( ). Tinjauan pustaka ini dikembangkan melalui penelaahan secara mendalam terhadap buku-buku yang berhubungan dengan tema penelitian. Kajian mengenai perkembangan Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara di Kecamatan Lembang merupakan kajian yang belum banyak dibahas. Hal ini dikarenakan belum banyak studi dan buku-buku yang membahas secara khusus mengenai penulisan sejarah Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara di Kecamatan Lembang dan dampaknya terhadap kehidupan sosial ekonomi para anggotanya pada tahun Pada bab II ini, penulis membagi dua sub bahasan yaitu tinjauan pustaka dan landasan teoritis. Pada tinjauan pustaka penulis membahas mengenai sejarah perkembangan koperasi persusuan, peranan koperasi terhadap ekonomi masyarakat, dan sebagai landasan teori penulis membahas mengenai pengertian dan hakekat koperasi dan perubahan sosial. 12

2 Tijauan Pustaka Beberapa literatur yang digunakan oleh penulis sebagai landasan berpikir dalam membahas permasalahan skripsi ini. Literatur-literatur yang dianggap relevan dengan permasalahan skripsi diantaranya, sebagai berikut: Sejarah Perkembangan Koperasi Persusuan Buku pertama yang digunakan oleh penulis yaitu buku Petunjuk PUSP ditulis oleh Team Pengendali Bimas Peternakan (PUSP) (1979). Salah satu bab dari buku tersebut membahas mengenai latar belakang persusuan di Indonesia. Sejarah persusuan di Indonesia dimulai pada akhir abad ke-19, tepatnya antara tahun yakni pada waktu kontrolir P.H. Van Andel mendatangkan 105 ekor pejantan sapi Fries Hollands dari negeri Belanda ke Kabupaten Pasuruan Jawa Timur. Dilanjutkan oleh Drh. Schat (1904) di daerah Grati, sehingga daerah tersebut berkembang sebagai daerah sapi perah rakyat yang potensial di Jawa Timur. Usaha-usaha di Jawa Timur itu kemudian diikuti oleh L.J. SCHIP.PERS (kontrolir Ambarawa) dan Drh. Penning di Salatiga Jawa Tengah, dengan mendatangkan 7 ekor sapi Fries Hollands yang digunakan untuk persilangan dengan sapi-sapi setempat dan usaha ini merupakan awal mula berkembangnya peternakan sapi perah di daerah Salatiga, Boyolali, dan sekitarnya. Setelah Perang Dunia I daerah persusuan lain berkembang adalah daerah Nongkojajar dan sekitar Malang. Daerah Jawa Barat sebelum Perang Dunia ke II telah terdapat perusahaan sapi perah milik orang Belanda yakni De Friesche Terp, Almanak, dan lain-lain. Namun, perusahaan-perusahaan tersebut mengalami kehancuran dan sebagian

3 14 sapi-sapinya kemudian dipelihara oleh petani di sekitarnya terutama untuk mendapatkan pupuk bagi tanaman sayuran dan palawija. Setelah Perang Dunia II atas prakarsa jawatan kehewanan pada waktu itu disebarkan sejumlah sapi-sapi Fries Hollands murni dengan menggunakan sapisapi perah milik Belanda yang masih ada di beberapa daerah. Usaha pemerintah tahun dengan mengimpor sejumlah ekor sapi-sapi perah Fries Hollands dari Denmark dan Belanda yang disebarkan terutama di Jawa, yakni pada jalur susu Bandung Lembang Pangalengan/Garut, jalur susu Jakarta Bogor Sukabumi/Cianjur, jalur susu Semarang Salatiga Boyolali dan jalur susu Malang Pujon/Nongkojajar Grati. Dengan memiliki potensi daerah untuk mengembangkan usaha peternakan sapi perah, hal ini menjadi pendorong lahirnya koperasi peternak sapi perah untuk membantu pemasaran susu para peternak sehingga terhindar dari para tengkulak yang merugikan para peternak. Isi buku tersebut lebih banyak membahas mengenai Proyek Pengembangan Usaha Sapi Perah (PUSP) yaitu petunjuk teknis pelaksanaan pengembangan usaha sapi perah. Akan tetapi, informasi tersebut dapat dijadikan sebagai salah satu sumber rujukan untuk membahas mengenai kondisi umum lahirnya koperasi persusuan di Indonesia yang dapat digunakan untuk membahas latar belakang munculnya koperasi persusuan, khususnya Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU). Buku kedua yaitu Pengembangan Peternakan Indonesia: Model, Sistem dan Peranannya yang ditulis oleh Peni S. Hardjosworo dan Joel M. Levine (1987). Salah satu bab dari buku tersebut membahas mengenai latar belakang

4 15 lahirnya koperasi persusuan di Indonesia. Akibat Perang Dunia II dan pendudukan Jepang ( ) perusahaan-perusahaan susu telah mengalami kehancuran sehingga menyebabkan banyak sapi perusahaan susu jatuh ke tangan rakyat, sehingga timbulah usaha peternakan sapi perah rakyat. Para peternak umumnya para petani di daerah tinggi memelihara sapi perah dengan tujuan utama untuk mendapatkan pupuk kandang, misalnya di daerah-daerah Jawa Barat (Pangalengan dan Lembang), Jawa Tengah (Boyolali), dan Jawa Timur (Pujon dan Nongkojajar). Pada periode tahun Jawatan Kehewanan dan Jawatan Koperasi membina petani dalam pembentukan koperasi susu. Pemeliharaan sapi perah mula-mula digunakan untuk penghasil pupuk kandang, tetapi kemudian dengan adanya koperasi susu menjadi sumber penghasil susu. Koperasi sapi perah rakyat yang pertama kali dibentuk ialah koperasi peternakan di Pangalengan, Bandung pada tahun 1948, koperasi sapi perah SAE Pujon, Malang tahun 1962 dan koperasi Setia Kawan di Nongkojajar, Pasuruan pada tahun Ketiga koperasi tersebut merupakan pelopor koperasi-koperasi susu di Indonesia dan menjadi teladan bagi perkembangan koperasi susu. Perkembangan koperasi-koperasi pada masa pembangunan lima tahun menjadi 173 buah koperasi. Koperasi-koperasi tersebut pada tahun 1979 bergabung dalam suatu organisasi yang disebut Gabungan Koperasi Susu Indonesia (GKSI). Peningkatan jumlah koperasi tersebut ditunjang oleh adanya kebijaksanaan pemerintah yang mengimpor sapi perah dalam jumlah puluhan ribu dalam rangka mengurangi jumlah susu yang di impor.

5 16 Secara keseluruhan buku tersebut lebih banyak membahas mengenai perkembangan sapi perah di Indonesia yaitu pada masa pemerintahan Hindia Belanda dari abad ke-19 sampai tahun 1940, dan pada masa pemerintahan Indonesia mulai tahun 1950 sampai tahun 1987, serta isi buku ini membahas koperasi peternakan sapi perah rakyat yang berdiri sebelum Pelita I. Walaupun lebih banyak membahas koperasi yang berdiri sebelum Pelita I, tetapi informasi tersebut relevan untuk membahas mengenai latar belakang lahirnya koperasi peternakan sapi perah rakyat di Indonesia khususnya Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara di Kecamatan Lembang yang menjadi objek kajian dalam penelitian ini. Buku ketiga yaitu Manajemen Agribisnis Persusuan yang ditulis oleh Mubardjo RS. (2006). Salah satu bab dari buku tersebut membahas mengenai perkembangan usaha sapi perah di Indonesia. Membahas sejarah persusuan atau perkembangan usaha sapi perah di Indonesia tidak dapat dilepaskan dengan dinamika koperasi persusuan, karena peternak sapi perah di Indonesia menjadi satu dengan kelembagaan perekonomian rakyat pedesaan untuk meningkatkan kesejahteraan mereka sesuai dengan cita-cita Proklamasi Kemerdekaan dan Undang-Undang Dasar Sejak zaman penjajahan Belanda, yakni sekitar abad 19 sudah dimulai diperkenalkan usaha pemeliharaan ternak sapi perah. Untuk memenuhi kebutuhan protein hewani yang berasal dari susu, pemerintah Belanda mendatangkan bibit sapi perah untuk dipelihara di daerah perkebunan teh Pangalengan dan daerah Lembang. Pada saat itu usaha pemeliharaan sapi perah di Indonesia cukup

6 17 menjanjikan, sehingga beberapa pengusaha swasta ikut mengembangkan di beberapa kota potensial dan cukup memuaskan. Namun, ketika terjadi pendudukan Jepang dan Perang Dunia II banyak perusahaan peternakan sapi perah yang mengalami kemunduran, akibatnya mereka menutup usahanya. Meskipun usahanya ditutup tetapi banyak sapi perah yang dipelihara atau pindah tangan dan dimiliki oleh rakyat. Pada perkembangan selanjutnya usaha peternakan sapi perah yang disebut peternakan rakyat merupakan cikal bakal pengembangan koperasi persusuan di Indonesia. Pada perkembangan dari usaha koperasi peternak sapi perah disamping diperoleh pupuk kandang, peternak juga mendapat penghasilan sampingan berupa susu, dan pada akhirnya susu menjadi usaha pokok dan pupuk kandang menjadi usaha sampingan. Di beberapa daerah jalur persusuan mulai berdiri koperasi, diantaranya di Pangalengan yaitu KPBS (1948), Lembang yaitu KPSBU (1971), Pujon Nongkojajar, Pasuruan, Grati (Jawa Timur), dan Ungaran (Jawa Tengah). Secara keseluruhan buku tersebut lebih banyak membahas mengenai manajemen pemeliharaan sapi perah, pengolahan dan pemasaran susu, serta manajemen stratejik agribisnis persusuan. Isi buku tersebut hanya sedikit membahas mengenai kondisi koperasi peternakan sapi perah rakyat di Indonesia khususnya Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara di Kecamatan Lembang yang menjadi objek kajian dalam penelitian ini. Buku yang membahas khusus mengenai Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU) adalah 35 Years of KPSBU: North Bandung Dairy Coop, Since 1971 (2006). Dari buku tersebut dapat diketahui bahwa KPSBU berdiri pada

7 18 bulan Agustus 1971 di Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung yang dapat bertahan sampai saat ini. Sekitar seabad lalu bangsa asing mulai memperkenalkan peternakan sapi perah di Lembang. Sebagai pekerja di peternakan tersebut digunakan penduduk lokal Lembang. Pada perkembanganya banyak pula pribumi yang memiliki sapi perah sendiri, hingga akhirnya berkembang di seluruh Lembang, daerah yang kini terkenal sebagai salah satu sentra peternakan sapi perah di Indonesia. Seiring dengan bertambahnya jumlah peternak, mulailah dirasakan pentingnya kebutuhan untuk memasarkan produk susu yang dihasilkan. Walaupun pada saat itu telah ada usaha swasta yang menampung susu, namun peternak berada pada posisi yang lemah karena harga susu yang diterapkan oleh usaha swasta seringkali tidak memuaskan. Sehingga pada tanggal 8 Agustus 1971 didirikanlah koperasi susu yang diberi nama Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU). Buku tersebut secara keseluruhan membahas mengenai profil KPSBU. Buku tersebut membahas latar belakang berdirinya KPSBU, peran dan fungsi KPSBU, dan Visi dan Misi KPSBU. Walaupun, pembahasan mengenai latar belakang berdirinya KPSBU cukup singkat tetapi buku ini relevan untuk membahas mengenai latar belakang berdirinya KPSBU karena buku ini ditulis oleh KPSBU.

8 Peranan Koperasi Terhadap Ekonomi Masyarakat Beberapa buku yang relevan untuk membahas peranan koperasi terhadap ekonomi masyarakat diantaranya: Buku pertama berjudul Organisasi Koperasi Pokok-pokok Pikiran Mengenai Organisasi Koperasi dan Kebijaksanaan Perkembangannya di Negaranegara Berkembang yang ditulis oleh Alferd Hanel (1988), menjelaskan mengenai koperasi sebagai lembaga sosial ekonomi, konsep tersebut memandang koperasi sebagai alat untuk mengubah dan memperbaiki keadaan masyarakat untuk merubah sistem ekonomi kapitalis dengan sistem ekonomi yang lebih adil, untuk menghilangkan pertentangan antara kepentingan buruh dan majikan, serta untuk menghilangkan pertentangan antara kepentingan konsumen dan produsen (Charles Gide, Schulze Delitz, Robert Owen, dan lain-lain). Koperasi selain sebagai perkumpulan orang koperasi juga sebagai badan usaha membawa konsekuensi selain tujuan utamanya meningkatkan kesejahteraan anggota dan kegiatannya berdasar kekeluargaan. Tugas utama koperasi adalah menunjang perusahaan dan/atau rumah tangga para anggotanya dalam rangka meningkatkan kekuatan ekonomi. Koperasi dalam mewujudkan tugas utamanya harus dapat memberikan keuntungan bagi para anggota sehingga diantaranya dengan memberikan pelayanan yang baik terdapat anggota sehingga kebutuhan mereka dapat terpenuhi. Hanel (1988: 77) mengungkapkan bahwa: agar perusahaan koperasi dapat menyediakan barang dan jasa yang dibutuhkan oleh (per)usaha(an) dan/atau rumah tangga para anggotanya secara efisien, maka perusahaan tersebut harus melaksanakan fungsi-fungsi yang mencerminkan berbagai keuntungan dan kerjasama dan dengan demikian meningkatnya potensi pelayanan yang cukup bagi kemanfaatan anggotanya.

9 20 Tujuan utama koperasi yaitu adanya kemanfaatan yang dapat dirasakan oleh anggota-anggotanya dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhannya sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan hidup anggota. Oleh karena itu, kegiatan koperasi bukan saja perkumpulan orang saja tetapi juga merupakan satu satuan bisnis komersial seperti juga badan usaha lain yang bertujuan memperoleh keuntungan (profit). Akan tetapi kesejahteraan anggota koperasi dapat dilihat selain dari materil juga dapat dilihat dari kemanfaatan non materil. Sesuai dengan tujuan utamanya untuk mensejahterakan anggotanya dapat diwujudkan dengan berusaha meningkatkan pendapatan para anggotanya. Misalnya, dengan cara memberikan pelayanan yang lebih baik bagi anggotanya contoh koperasi memberikan harga jual lebih rendah pada anggota dibandingkan harga pesaing, atau harga beli produk anggota yang lebih tinggi daripada harga yang ditawarkan pesaing. Apabila hal tersebut dilaksanakan secara konsisten dan berkesinambungan maka koperasi dapat menjadi lembaga ekonomi yang dapat dimanfaatkan oleh para anggotanya maupun masyarakat sekitarnya dalam mengembangkan usaha mereka yang akhirnya koperasi dapat mewujudkan masyarakat adil makmur sejahtera seperti yang dicita-citakan seluruh bangsa Indonesia. Namun, pembahasan didalamnya kurang memberikan penjelasan terutama berkaitan dengan bahan kajian skripsi ini mengenai dampak keberadaan KPSBU terhadap kehidupan sosial ekonomi anggotanya pada tahun Akan tetapi dari buku ini penulis memperoleh informasi mengenai peranan koperasi secara umum.

10 21 Buku kedua yaitu Beberapa Fasal Ekonomi Jalan ke Ekonomi dan Pembangunan, Jilid pertama yang ditulis oleh Muhammad Hatta (1959). Buku tersebut berisi tentang pikiran-pikiran Mohammad Hatta tentang ekonomi Indonesia. Salah satu bab dari buku tersebut membahas mengenai pikiran-pikiran Hatta tentang koperasi sebagai alat yang tepat bagi kaum ekonomi lemah untuk meningkatkan taraf hidupnya. Koperasi berkembang berdasarkan prinsip kerjasama dan azas tolong-menolong. Selain itu koperasi harus dijiwai oleh semangat self-help (menolong diri sendiri) agar mampu berdiri di atas kaki sendiri. Sejarah masyarakat koperasi di Eropa membuktikan bahwa orang-orang kecil yang lemah ekonominya akan mampu bertahan hidup dan meningkatkan taraf hidupnya melalui cara kerjasama dan tolong menolong dasar self-help tersebut. Melalui koperasi maka orang akan belajar mengenai dirinya sendiri dan percaya pada dirinya sendiri, maksudnya mereka akan melaksanakan prinsip menolong dirinya sendiri atas dasar solidaritas dan tolong menolong dengan rekan-rekannya yang senasib. Koperasi bagi masyarakat kecil bukan semata-mata wadah ekonomi tapi sudah merupakan lembaga pendidikan pula. Pemikiran tersebut sesuai dengan keadaan yang terjadi di KPSBU di Kecamatan Lembang. Berdasarkan banyaknya anggota koperasi berasal dari golongan ekonomi menengah ke bawah. Mereka menjadi anggota KPSBU bertujuan untuk mendapatkan kemudahan dalam bantuan permodalan untuk melakukan usaha produktif dan menyalurkan produk untuk dipasarkan dengan mendapat harga yang layak agar dapat meningkatkan taraf hidupnya.

11 22 Buku yang membahas khusus mengenai KPSBU adalah KPSBU (2006). Buku ini secara umum membahas mengenai profil KPSBU. Buku tersebut membahas peran dan fungsi KPSBU, dan Visi dan Misi KPSBU. Dari buku tersebut dapat diketahui bahwa KPSBU berdiri pada bulan Agustus 1971 di Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung yang bertahan sampai saat ini. Peran dan fungsi KPSBU yaitu memberikan pelayanan seperti pemasaran susu, koperasi mengumpulkan susu segar dari peternak untuk dikirimkan ke industri pengolahan susu, memberikan pinjaman ke anggota, menyediakan barang kebutuhan rumah tangga dan kandang, memberikan layan antar ke rumah peternak melalui waserda, adanya program kesehatan anggota baik untuk hewan ternak maupun anggota melalui kerjasama dengan penyediaan pelayanan kesehatan swasta. Buku tersebut memberikan informasi mengenai peran KPSBU bagi anggota dan masyarakat. Walaupun demikian buku tersebut kurang memberikan informasi mengenai dampak keberadaan koperasi terhadap anggotanya pada tahun yang sesuai dengan kajian skripsi ini. Hasil karya ilmiah yang berjudul Daya Hidup Koperasi dan Implikasinya Terhadap Kesejahteraan Anggota (Studi Kasus Pada Koperasi Peternakan Bandung Selatan Pangalengan) yang ditulis oleh Syamsuri SA. (1986). Pada karya tulis tersebut membahas bahwa peran koperasi dapat dirasakan dari kesejahteraan anggota. Kesejahteraan anggota dapat diperoleh dari besarnya manfaat yang dirasakan. Sebagaimana kita ketahui sendi dasar Koperasi Indonesia salah satunya adalah mengembangkan kesejahteraan anggota dimana konsep kesejahteraan anggota menurut keyakinan masyarakat, koperasi adalah

12 23 keseimbangan dan keserasian antara kemajuan-kemajuan ekonomi dan terpeliharanya nilai-nilai sosial budaya yang menjunjung tinggi nilai kemanusiaan. Dengan demikian koperasi ingin mengembangkan usaha-usaha ekonomi dan sekaligus iklim pergaulan sosial yang membahagiakan anggota dan masyarakat yang pada umumnya memerlukan gerak kegiatan yang bersifat sosial kultural yaitu pendidikan. Pendidikan bagi anggota dan masyarakat berguna sebagai jalan untuk mencapai kemakmuran yang adil dan merata bagi seluruh rakyat. Diharapkan dengan adanya pendidikan yang diselenggarakan oleh koperasi anggota dapat mengambil pelajaran dalam upaya mengembangkan usaha-usaha ekonominya dalam rangka peningkatan pendapatan. Jika manfaat sudah dirasakan maka dengan sendirinya pendapatan yang diperoleh mereka semakin meningkatkan kegiatan-kegiatannya di koperasi dan berusaha untuk memenuhi kebutuhannya yang pada akhirnya akan mempengaruhi SHU yang dibagikan kepada anggota karena SHU ini dibagikan kepada anggota sebanding dengan jasa yang dilakukan oleh masing-masing anggota koperasi, yang dimaksud dengan jasa disini adalah transaksi usaha dan partisipasi modal. Walaupun penelitian karya ilmiah ini dilakukan di Koperasi Peternak Bandung Selatan, tetapi informasi tersebut relevan dengan penelitian penulis untuk membahas mengenai dampak keberadaan koperasi terhadap kehidupan sosial ekonomi para anggotanya.

13 Landasan Teoritis Teori yang digunakan penulis sebagai landasan teoritis dalam membahas permasalahan penelitian skripsi yang berjudul Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara di Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung: Perkembangan dan Dampaknya Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Para Anggotanya ( ), diantaranya: Pengertian dan Hakekat Koperasi Menyadari pentingnya peranan koperasi dalam sistem perekonomian nasional dan mengingat bahwa koperasi merupakan suatu badan usaha yang memiliki perbedaan dengan badan usaha lain, maka terlebih dahulu diperlukan pemahaman mengenai koperasi. Koperasi merupakan suatu lembaga atau badan usaha yang merupakan alat bagi masyarakat dan merupakan sokoguru perekonomian Indonesia. Secara harfiah koperasi berasal dari bahasa Inggris yaitu kata cooperation, yang terdiri dari dua suku kata yaitu co yang berarti bersama dan operation yang berarti bekerja. Jadi cooperation mengandung arti bekerjasama. Dalam arti kata tersebut koperasi dapat didefinisikan sebagai suatu organisasi atau perkumpulan yang beranggotakan orang-orang atau badan usaha yang secara sukarela bekerjasama untuk mencapai tujuan berdasarkan atas asas kekeluargaan. Buku pertama yaitu berjudul Ekonomi Koperasi untuk Perguruan Tinggi yang ditulis oleh Hendar dan Kusnadi (2002). Dalam buku tersebut dibahas mengenai pengertian koperasi menurut beberapa ahli koperasi diantara lain:

14 25 a. Menurut Calvert (1959) dalam bukunya yang berjudul The Law and Principles of Cooperation, koperasi didefinisikan sebagai berikut: Koperasi didefinisikan sebagai organisasi orang-orang yang hasratnya dilakukan secara sukarela sebagai manusia atas dasar kemampuan untuk mencapai tujuan ekonomi masing-masing. Ideologi yang terkandung dalam definisi ini adalah: 1. Menolong diri sendiri (self help) atau swadaya. 2. Kerjasama orang-orang (personal cooperation) dalam mana anggota yang terhimpun dianggap sebagai manusia, bukan semata-mata sebagai pemegang saham. 3. Persamaan hak bagi anggota (equality of members). 4. Perhimpunan atau perkumpulan sukarela (voluntary sciation) 5. Mengutamakan kepentingan anggota (member promotion). b. Menurut Moh. Hatta dalam bukunya Koperasi Membangun dan Membangun Koperasi, mendefinisikan koperasi sebagai berikut: Koperasi sebagai usaha bersama untuk memperbaiki penghidupan ekonomi berdasarkan tolong menolong. Semangat tolong menolong tersebut didorong oleh keinginan memberi jasa kepada kawan berdasarkan seorang buat semua dan semua buat seorang. c. Menurut Internasional Labour Organization (ILO), melalui rekomendasi No.127, mendefinisikan koperasi sebagai berikut: Koperasi adalah suatu perkumpulan orang, yang bergabung secara sukarela untuk mewujudkan tujuan bersama melalui pembentukan suatu organisasi yang diawasi secara demokratis, dengan memberikan kontribusi yang sama sebanyak jumlah yang diperlukan, turut serta menanggung resiko yang layak, untuk memperoleh kemanfaatan dari kegiatan usaha, dimana para anggota berperan serta secara aktif (Hanel, 1989). d. Menurut Arifinal Chaniago mendefinisikan koperasi sebagai berikut: Koperasi sebagai suatu perkumpulan yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum, yang memberikan kebebasan kepada anggota untuk masuk dan keluar, dengan bekerjasama secara kekeluargaan menjalankan usaha mempertinggi kesejahteraan jasmaniah para anggotanya.

15 26 e. Menurut Munkner dalam Arifin Sitio dan H. Tamba (2001: 18), mendefinisikan koperasi sebagai berikut: Koperasi sebagai organisasi tolong menolong yang menjalankan urusniaga secara kumpulan, yang berasaskan konsep tolong menolong. Aktivitas dalam urusniaga semata-mata bertujuan ekonomi, bukan sosial seperti gotong royong. Buku kedua berjudul Perkoperasian Indonesia ditulis oleh Arifinal Chaniago (1987). Pada buku tersebut perkembangan koperasi di Indonesia tidak dapat terlepas dari pengaruh keperluan masyarakat, berdasarkan lapangan usahanya koperasi dapat digolongkan menjadi: 1) Koperasi Desa Koperasi desa merupakan koperasi yang anggota-anggotanya terdiri dari penduduk desa yang mempunyai kepentingan-kepentingan yang satu sama lain sangkut paut secara langsung. 2) Koperasi Konsumsi Koperasi konsumsi ialah koperasi yang anggota-anggotanya terdiri dari tiap-tiap orang yang mempunyai kepentingan langsung dalam lapangan konsumsi. 3) Koperasi Pertanian Koperasi pertanian adalah koperasi yang anggota-anggotanya terdiri petani pemilik tanah, pemaro atau buruh tani dan orang-orang yang berkepentingan serta mata pencahariannya berhubungan dengan usaha pertanian yang bersangkutan.

16 27 4) Koperasi Peternakan Koperasi peternakan adalah koperasi yang anggotanya terdiri dari pengusaha dan buruh peternakan yang kepentingan serta mata pencahariannya langsung berhubungan dengan peternakan. Koperasi peternakan dapat didirikan sesuai dengan jenis ternak misalnya koperasi peternak ayam, koperasi peternak itik, koperasi peternak sapi, dan lain-lain. 5) Koperasi Perikanan Koperasi perikanan adalah koperasi yang anggota-anggotanya terdiri dari pengusaha, pemilik alat perikanan, buruh/nelayan yang kepentingan serta mata pencahariannya langsung berhubungan dengan usaha perikanan. 6) Koperasi Kerajinan Koperasi kerajinan adalah koperasi yang anggotanya terdiri dari pengusaha, pemilik alat-alat produksi dan burruh yang kepentingan serta mata pencahariannya langsung berhubungan dengan kerajinan/industri yang bersangkutan. 7) Koperasi Simpan Pinjam Koperasi simpan pinjam adalah koperasi yang anggotanya setiap orang yang mempunyai kepentingan langsung dalam lapangan pengkreditan.

17 Perubahan Sosial Setiap manusia selama hidup pasti mengalami perubahan-perubahan. Perubahan merupakan sesuatu yang amat melekat dalam diri manusia, baik itu dari sisi individu, kelompok masyarakat maupun sistem yang ada dalam keseharian manusia. Hakikat manusia yang selalu dinamis, membawa manusia kepada sesuatu yang baru dalam kehidupannya, sehingga akan terjadi penyesuaian antara unsur yang lama dan unsur yang baru, serta akan berimplikasi kepada adanya suatu perubahan ataupun pergantian dalam unsur-unsur tersebut (Saripudin, 2005: 131). Perubahan dalam masyarakat merupakan suatu peristiwa tersendiri dari kehidupan, perubahan-perubahan yang terjadi dalam berbagai kehidupan itu berbeda-beda dan tidak dapat disamakan, walaupun mempunyai beberapa ciri yang identik. Perubahan ini terkait dengan lokasi, manusia, serta sisi fungsional dan unsur-unsur baru, serta kondisi lingkungan yang ada, sehingga akan timbul fenomena-fenomena yang menarik dari sebuah perubahan sosial yang terjadi. Menurut Kingsley (Soekanto, 1998: ) mengartikan perubahan sosial merupakan perubahan-perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat. Mac Iver mengartikan perubahan sosial merupakan perubahanperubahan dalam hubungan sosial atau sebagai perubahan terhadap keseimbangan hubungan sosial. Pada dasarnya setiap masyarakat dalam hidupnya akan mengalami perubahan. Masyarakat cenderung untuk tidak menjadi masyarakat yang statis, tetapi akan mengalami perubahan baik dalam aktivitas maupun bentuknya. Perubahan itu akan diketahui apabila dilakukan perbandingan, yaitu

18 29 mengkaji keadaan suatu masyarakat pada waktu tertentu dengan keadaan masyarakat pada masa lampau. Perubahan pada prinsipnya merupakan suatu proses yang terus menerus dan pada kenyataannya masyarakat akan mengalami perubahan, tetapi perubahan antara masyarakat yang satu dengan yang lainnya tidak selalu sama, ada masyarakat yang mengalami perubahan yang lebih cepat jika dibandingkan dengan masyarakat lainnya (Soekanto, 1998: 333). Berdasarkan hal tersebut penulis juga melihat adanya perubahan pada anggota Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara dalam tahun Hal yang sama diungkapkan oleh Parson dalam Suwarsono dan Alvin (2001: 1) bahwa masyarakat dianalogikan sebagai organ tubuh, masyarakat dapat juga dipelajari seperti mempelajari tubuh manusia. Masyarakat akan selalu mengalami perubahan karena masyarakat bukan sesuatu yang statis tapi dinamis. Perubahan tersebut sangat teratur dan selalu menuju pada keseimbangan baru dan menuju pergerakan dari tingkat perkembangan yang sederhana ke tingkat yang lebih maju. Perubahan masyarakat akan menyangkut banyak hal, diantaranya norma-norma prilaku, organisasi, susunan, dan stratifikasi kemasyarakatan. Perubahan tidak hanya bercirikan pada stratifikasi tetapi juga struktur masyarakat. Perubahan yang terjadi tidak hanya terdapat dalam suatu bidang saja, tetapi terjadi dalam berbagai bidang kehidupan dan diantara satu aspek dengan aspek lainnya yang saling mempengaruhi. Stratifikasi merupakan gejala umum yang dapat ditemukan dalam setiap masyarakat, betapa pun sederhana dan kompleksnya suatu masyarakat. Hal ini sesuai dengan apa yang diungkapkan oleh Sorokin (Soekanto,

19 : 252) bahwa setiap yang berlapis-lapis itu merupakan ciri tetap dan umum dalam suatu masyarakat yang hidup teratur. Pada konteks ini, perubahan yang ditelaah menyangkut perubahan sosial di pedesaan yakni dengan adanya Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara di Kecamatan Lembang dengan melihat beberapa faktor yaitu, faktor pertama adalah eksistensi manusia di dalam keluarga dan masyarakat, ditentukan oleh bagaimana mereka dapat mengembangkan diri dan memiliki kemampuan untuk memenuhi kebutuhannya melalui Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara. Faktor kedua adalah penyesuaian terhadap situasi sosial budaya yang terkait dengan fasilitas kehidupan, norma, dan nilai kehidupan. Mata pencaharian masyarakat di Kecamatan Lembang didominasi sebagai petani dan peternak, karena keadaan alam yang mendukung. Untuk mendukung mata pencahariannya khususnya para peternak sapi perah, mereka bergabung dalam Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara. Koperasi tersebut dijadikan wadah bagi para peternak untuk menyalurkan hasil produksinya yaitu susu. Perubahan sosial terjadi disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor dari dalam dan faktor dari luar masyarakat. Faktor yang berasal dari dalam adalah bertambah dan berkurangnya penduduk, penemuan-penemuan baru dalam bidang teknik, pertentangan (conflict) masyarakat, dan terjadinya pemberontakan atau revolusi, serta faktor yang berasal dari luar adalah sebab-sebab yang berasal dari lingkungan alam fisik yang ada di sekitar manusia misalnya gempa bumi, banjir, dan lain-lain, dan pengaruh kebudayaan masyarakat lain (Soekanto, 1998: ).

20 31 Secara garis besar bahwa masyarakat akan mengalami perubahan. Perubahan yang terjadi pada masyarakat dipengaruhi dari dalam dan luar masyarakat dikarenakan bahwa hal ini tidak terlepas dari adanya pengaruh yang ditimbulkan melalui interaksi antara individu dalam masyarakat, hal ini dialami oleh para anggota KPSBU. Adanya Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara, kehidupan sosial ekonomi para anggotanya mengalami perubahan.

URAIAN MATERI. A. Pengertian Koperasi

URAIAN MATERI. A. Pengertian Koperasi URAIAN MATERI A. Pengertian Koperasi Kata Koperasi berasal dari bahasa Inggris, yaitu co dan operation. Co berarti bersama, operation berarti usaha. Kalau kedua kata itu dirangkai, maka koperasi dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Koperasi mempunyai peranan yang sangat penting sebagai pelaku

BAB I PENDAHULUAN. Koperasi mempunyai peranan yang sangat penting sebagai pelaku 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Koperasi mempunyai peranan yang sangat penting sebagai pelaku ekonomi, pasal 33 ayat 1 UUD 1945 menetapkan bahwa Perekonomian disusun sebagai usaha bersama

Lebih terperinci

Bandung, 04 Maret Pertemuan ke - 2

Bandung, 04 Maret Pertemuan ke - 2 Pengertian,Asas dan prinsip-prinsip koperasi Bandung, 04 Maret 2010 Pertemuan ke - 2 Tujuan perkuliahan hari ini Setelah perkuliahan pada pertemuan ke 2 ini, mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan kembali

Lebih terperinci

DEPARTEMEN PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 1. SEJARAH PETERNAKAN SAPI PERAH DAN PERSUSUAN

DEPARTEMEN PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 1. SEJARAH PETERNAKAN SAPI PERAH DAN PERSUSUAN DEPARTEMEN PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2006 I. SEJARAH BANGSA-BANGSA TERNAK PERAH 1. SEJARAH PETERNAKAN SAPI PERAH DAN PERSUSUAN Domestikasi sapi dan penggunaan susunya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan koperasi di Indonesia mengalami peningkatan yang cukup signifikan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan koperasi di Indonesia mengalami peningkatan yang cukup signifikan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan koperasi di Indonesia mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Koperasi dapat membantu perekonomian masyarakat Indonesia karena koperasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Kata koperasi berasal dari bahasa Latin cooperere yang dalam bahasa Inggris

BAB II LANDASAN TEORI. Kata koperasi berasal dari bahasa Latin cooperere yang dalam bahasa Inggris BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Koperasi Bagi Indonesia koperasi merupakan suatu badan usaha yang menerapkan sifat gotong royong dan cara bekerjanya bersifat kekeluargaan. Kata koperasi berasal dari

Lebih terperinci

EKONOMI KOPERASI. By. Diah Aryati, SE., MMSI Tugas setiap minggu ada di slide paling akhir

EKONOMI KOPERASI. By. Diah Aryati, SE., MMSI   Tugas setiap minggu ada di slide paling akhir EKONOMI KOPERASI By. Diah Aryati, SE., MMSI Email : diah_aryati@staff.gunadarma.ac.id Tugas setiap minggu ada di slide paling akhir Koperasi merupakan singkatan dari kata Co dan Operation. Koperasi adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Koperasi berasal dari kata ko yang berarti bersama dan operasi memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Koperasi berasal dari kata ko yang berarti bersama dan operasi memiliki BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Koperasi berasal dari kata ko yang berarti bersama dan operasi memiliki pengertian bekerja, sehingga secara harfiah koperasi bermakna sama-sama bekerja. Perkumpulan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. reaksi terhadap sistem perekonomian kapitalisme di Negara-negara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. reaksi terhadap sistem perekonomian kapitalisme di Negara-negara BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Koperasi dan Karakteristiknya Sejarah koperasi lahir pada permulaan abad ke-19 sebagai suatu reaksi terhadap sistem perekonomian kapitalisme di Negara-negara Eropa. Sistem ekonomi

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Koperasi berasal dari perkataan co dan operation, yang mengandung arti

BAB II URAIAN TEORITIS. Koperasi berasal dari perkataan co dan operation, yang mengandung arti BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Koperasi Koperasi berasal dari perkataan co dan operation, yang mengandung arti kerja sama untuk mencapai tujuan. Oleh sebab itu defenisi koperasi adalah suatu perkumpulan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1959 TENTANG PERKEMBANGAN GERAKAN KOPERASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1959 TENTANG PERKEMBANGAN GERAKAN KOPERASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1959 TENTANG PERKEMBANGAN GERAKAN KOPERASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: 1. bahwa perlu menyesuaikan funksi koperasi sebagaimana dalam pokok-pokoknya

Lebih terperinci

Pentingnya Koperasi bagi

Pentingnya Koperasi bagi Bab 8 Pentingnya Koperasi bagi Kesejahteraan Masyarakat Tahuka kamu apa koperasi itu? Apa tujuan didirikannya koperasi? Apa alasan dibuatnya koperasi? Koperasi merupakan organisasi dari anggota, oleh anggota

Lebih terperinci

ILMU PRODUKSI TERNAK PERAH PENDAHULUAN

ILMU PRODUKSI TERNAK PERAH PENDAHULUAN ILMU PRODUKSI TERNAK PERAH PENDAHULUAN Domestikasi sapi dan penggunaan susu sapi untuk konsumsi manusia di Asia dan Afrika sudah dimulai pd 8.000 6.000 SM. Sebelum sapi dijinakkan, daging dan susunya diperoleh

Lebih terperinci

BAB II PENGERTIAN DAN PRINSIP-PRINSIP KOPERASI. Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma

BAB II PENGERTIAN DAN PRINSIP-PRINSIP KOPERASI. Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma BAB II PENGERTIAN DAN PRINSIP-PRINSIP KOPERASI KOPERASI, GOTONG ROYONG DAN TOLONG MENOLONG Koperasi mengandung makna kerja sama, ada juga mengartikan menolong satu sama lain. Arti kerjasama bisa berbeda-beda

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-undang No. 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian pasal 2

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-undang No. 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian pasal 2 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi Menurut Undang-undang No. 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian pasal 2 dikatakan bahwa koperasi berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang

Lebih terperinci

KONSEP DASAR PERKOPERASIAN. 1. Pendahaluan

KONSEP DASAR PERKOPERASIAN. 1. Pendahaluan KONSEP DASAR PERKOPERASIAN 1. Pendahaluan Selama ini diketahui bahwa perkembangan Koperasi dan peranannya dalam perekonomian nasional belum memenuhi harapan, khususnya dalam memenuhi harapan sebagai sokoguru

Lebih terperinci

Mohammad Hatta: Koperasi adalah usaha bersama untuk memperbaiki nasib penghidupan ekonomi berdasarkan tolong-menolong

Mohammad Hatta: Koperasi adalah usaha bersama untuk memperbaiki nasib penghidupan ekonomi berdasarkan tolong-menolong Istilah Koperasi Kata koperasi berasal dari Bahasa Inggris: co-operation yang artinya usaha bersama. Usaha Bersama Vs Usaha Sendiri Dalam Usaha Bersama, butuh kerjasama atau Bekerjasama Ide Dasar - Kesempatan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Koperasi merupakan salah satu pilar pembangunan ekonomi Indonesia yang berperan dalam pengembangan sektor pertanian. Koperasi sebagai sokoguru perekonomian nasional mempunyai

Lebih terperinci

KOPERASI.

KOPERASI. KOPERASI TUJUAN Mampu mendefinisikan koperasi Mampu menyebutkan peran koperasi PENGERTIAN Koperasi berasal dari bahasa Latin: Cum (dengan) + operasi (bekerja)bekerja dengan orangorang lain. Istilah Ekonomi:

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. KP. Telkom Padang. Pengaruh jumlah modal sendiri (X1) terhadap SHU adalah

BAB II URAIAN TEORITIS. KP. Telkom Padang. Pengaruh jumlah modal sendiri (X1) terhadap SHU adalah BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Lestari (2005:47) meneliti tentang: Pengaruh modal terhadap sisa hasil usaha KP. Telkom Padang. Pengaruh jumlah modal sendiri (X1) terhadap SHU adalah positif,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Koperasi berasal dari kata co dan operation, yang mengandung arti kerjasama untuk mencapai tujuan (Widiyanti dan

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Koperasi berasal dari kata co dan operation, yang mengandung arti kerjasama untuk mencapai tujuan (Widiyanti dan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Koperasi berasal dari kata co dan operation, yang mengandung arti kerjasama untuk mencapai tujuan (Widiyanti dan Sunindhia, 2008). Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN Tinjauan Pustaka Pengertian Koperasi Menurut Sri Edi Swasono dalam Sudarsono dan Edilius (2005) secara harfiah kata Koperasi

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN TEORITIS. dengan harga murah (tidak bermaksud mencari untung) 1.

BAB III TINJAUAN TEORITIS. dengan harga murah (tidak bermaksud mencari untung) 1. BAB III TINJAUAN TEORITIS A. Pengertian dan Dasar Hukum Koperasi Simpan Pinjam 1. Pengertian Koperasi, Simpanan dan Pinjaman Dalam kamus besar bahasa indonesia Koperasi adalah perserikatan yang bertujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejak zaman dahulu manusia telah menggunakan susu sebagai bahan pangan. Manusia mengambil susu dari hewan yang memiliki kelenjar susu seperti sapi, kuda dan domba. Masyarakat

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. kehidupan rakyat, dan pembangunan dijalankan untuk meningkatkan produksi dan

TINJAUAN PUSTAKA. kehidupan rakyat, dan pembangunan dijalankan untuk meningkatkan produksi dan TINJAUAN PUSTAKA Koperasi Unit Desa (KUD) Pembangunan masyarakat di perdesaan turut mempercepat tingkat kehidupan rakyat, dan pembangunan dijalankan untuk meningkatkan produksi dan pendapatan berdasarkan

Lebih terperinci

PUSAT TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI PENDIDIKAN

PUSAT TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI PENDIDIKAN 1 KOPERASI SISWA Disampaikan dalam Siaran Langsung Interaktif TV Edukasi 15 MEI 2010 oleh : Dr. Siti Nurjanah, SE, M.Si DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL PUSAT TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

KONSEP DASAR KOPERASI

KONSEP DASAR KOPERASI KONSEP DASAR KOPERASI KONSEP DASAR PERKOPERASIAN UU No. 12 Tahun 1967 Koperasi dikatakan sebagai Organisasi ekonomi yang berwatak sosial. Konotasi berwatak sosial seringkali disalahtafsirkan sebagai organisasi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Data Perkembangan Koperasi tahun Jumlah

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Data Perkembangan Koperasi tahun Jumlah I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Koperasi dapat memberikan sumbangan bagi pembangunan ekonomi sosial negara sedang berkembang dengan membantu membangun struktur ekonomi dan sosial yang kuat (Partomo,

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1959 TENTANG PERKEMBANGAN GERAKAN KOPERASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1959 TENTANG PERKEMBANGAN GERAKAN KOPERASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 60 TAHUN 1959 TENTANG PERKEMBANGAN GERAKAN KOPERASI PRESIDEN, Menimbang : 1. bahwa perlu menyesuaikan funksi koperasi sebagaimana dalam pokok-pokoknya diatur dalam Undang-undang

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM ORGANISASI

BAB IV GAMBARAN UMUM ORGANISASI 53 BAB IV GAMBARAN UMUM ORGANISASI 4.1 Sejarah Perkembangan KPSBU Jabar Bangsa Belanda mulai memperkenalkan sapi perah kepada masyarakat Lembang sekitar tahun 1800-an. Seiring dengan berjalannya waktu,

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Sejarah dan Definisi Koperasi 2.1.1 Sejarah Koperasi Menurut Amidipradja Talman (1985:22) disebutkan bahwa yang dimaksud dengan koperasi adalah : Badan usaha yang berbeda dengan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Koperasi, baik sebagai gerakan ekonomi rakyat

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Keadaan Geografi Wilayah Tempat Pelayanan Koperasi (TPK) Cibedug, yang terdiri dari Kampung Nyalindung, Babakan dan Cibedug, merupakan bagian dari wilayah Desa Cikole.

Lebih terperinci

dan produktivitasnya sehingga mampu memenuhi kebutuhan IPS. Usaha

dan produktivitasnya sehingga mampu memenuhi kebutuhan IPS. Usaha III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Teoritis 3.1.1 Manajemen Usaha Ternak Saragih (1998) menyatakan susu merupakan produk asal ternak yang memiliki kandungan gizi yang tinggi. Kandungan yang ada didalamnya

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa Koperasi, baik sebagai gerakan ekonomi rakyat

Lebih terperinci

II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI. Koperasi berasal dari kata ( co = bersama, operation = usaha) yang secara

II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI. Koperasi berasal dari kata ( co = bersama, operation = usaha) yang secara 6 II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI A. Tinjauan Pustaka Teori dan Tujuan Koperasi di Indonesia Koperasi berasal dari kata ( co = bersama, operation = usaha) yang secara bahasa berarti bekerja bersama dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Koperasi merupakan organisasi ekonomi yang berasaskan kekeluargaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Koperasi merupakan organisasi ekonomi yang berasaskan kekeluargaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Koperasi merupakan organisasi ekonomi yang berasaskan kekeluargaan dengan mengutamakan rasa persaudaraan, solidaritas dan persaudaraan diantara para anggota.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengertian Koperasi Dilihat asal katanya, istilah koperasi berasal dari bahasa inggris co-operation yang berarti usaha bersama. Dengan arti lain adalah segala

Lebih terperinci

SKRIPSI. Memperoleh. Oleh : Nanda Permana C

SKRIPSI. Memperoleh. Oleh : Nanda Permana C SKRIPSI TINJAUAN YURIDIS TERHADAP KEGIATAN KOPERASI PEGAWAI NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERASAAN SATU BANYUDONO BOYOLALI Disusun dan Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyesuaikan dengan perubahan zaman, mengalami perubahan sesuai dgn

BAB I PENDAHULUAN. menyesuaikan dengan perubahan zaman, mengalami perubahan sesuai dgn BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pondok pesantren merupakan salah satu lembaga pendidikan non formal yang tersebar di Indonesia. Seiring dengan perkembangan zaman, pesantren dapat menyesuaikan

Lebih terperinci

Koperasi 1

Koperasi  1 1 Koperasi Outline Materi Materi 1: Fungsi dan Peran Koperasi Secara Umum Materi 2: Landasan Koperasi di Indonesia Materi 3: Fungsi Koperasi di Indonesia Materi 4: Prinsip Koperasi Menurut Rochdale Materi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang memiliki jumlah penduduk terbanyak keempat di dunia setelah Republik Rakyat Cina (RRC), India, dan Amerika Serikat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan pertanian berbasis peternakan merupakan bagian pembangunan nasional yang sangat penting, karena salah satu tujuan pembangunan peternakan adalah meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bentuk negara yang berpulau-pulau menjadikan negeri ini memiliki sumber

BAB I PENDAHULUAN. bentuk negara yang berpulau-pulau menjadikan negeri ini memiliki sumber BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam dengan bentuk negara yang berpulau-pulau menjadikan negeri ini memiliki sumber daya alam yang melimpah baik

Lebih terperinci

Berdasarkan pengertian tersebut, yang dapat menjadi anggota koperasi yaitu:

Berdasarkan pengertian tersebut, yang dapat menjadi anggota koperasi yaitu: Koperasi Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dilihat dari segi bahasa, secara umum koperasi berasal dari kata-kata latin yaitu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dilihat dari segi bahasa, secara umum koperasi berasal dari kata-kata latin yaitu BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Koperasi Dilihat dari segi bahasa, secara umum koperasi berasal dari kata-kata latin yaitu Cum yang berarti dengan, dan Aperari yang berarti bekerja. Dari dua kata

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN BAB II KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN A. Kajian Teori 1. Relevansi Dalam kamus Bahasa Indonesia mengartikan kata relevansi sebagai kesesuaian, kecocokan, hubungan, kaitan usul dengan kenyataan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di Indonesia, terdapat beberapa bentuk badan usaha. Badan usaha sendiri dapat didefinisikan kesatuan yuridis (hukum), teknis, dan ekonomis yang bertujuan mencari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat cepat. Dengan adanya teknologi-teknologi yang canggih dapat

BAB I PENDAHULUAN. sangat cepat. Dengan adanya teknologi-teknologi yang canggih dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di era globalisasi saat ini pembangunan di Indonesia berjalan dengan sangat cepat. Dengan adanya teknologi-teknologi yang canggih dapat mempermudah dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Koperasi merupakan suatu badan usaha bersama yang bergerak dibidang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Koperasi merupakan suatu badan usaha bersama yang bergerak dibidang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Koperasi merupakan suatu badan usaha bersama yang bergerak dibidang ekonomi yang beranggotakan orang-orang bergabung secara sukarela dan atas persamaan hak

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Keberhasilan usaha ternak sapi bergantung pada tiga unsur yaitu bibit, pakan, dan

PENDAHULUAN. Keberhasilan usaha ternak sapi bergantung pada tiga unsur yaitu bibit, pakan, dan PENDAHULUAN Latar Belakang Peternakan di Indonesia sejak zaman kemerdekaan sampai saat ini sudah semakin berkembang dan telah mencapai kemajuan yang cukup pesat. Sebenarnya, perkembangan kearah komersial

Lebih terperinci

III. LANDASAN TEORI Sejarah Koperasi Internasional

III. LANDASAN TEORI Sejarah Koperasi Internasional III. LANDASAN TEORI Dalam landasan teori ini akan dijelaskan secara rinci tentang sejarah perkembangan Koperasi, teori-teori tentang Koperasi menurut Undang-Undang Nomor 25 tahun 1992 yaitu mengenai pengertian,

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Koperasi primer adalah koperasi yang anggotanya menghasilkan satu atau lebih komoditi. Salah satu contoh koperasi primer yang memproduksi komoditi pertanian adalah koperasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang tangguh, dan mandiri yang berakar dalam masyarakat serta mampu memajukan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. yang tangguh, dan mandiri yang berakar dalam masyarakat serta mampu memajukan ekonomi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Koperasi merupakan salah satu wadah kegiatan ekonomi rakyat diarahkan agar makin memiliki kemampuan menjadi badan usaha yang efisien dan menjadi gerakan ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia masih merupakan negara pertanian, artinya pertanian memegang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia masih merupakan negara pertanian, artinya pertanian memegang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia masih merupakan negara pertanian, artinya pertanian memegang peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional. Dalam kaitannya dengan pembangunan pertanian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. KPSBU (Koperasi Peternakan Sapi Bandung Utara) Jawa Barat, yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. KPSBU (Koperasi Peternakan Sapi Bandung Utara) Jawa Barat, yang 71 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Profil Perusahaan a. Sejarah KPSBU Jawa Barat KPSBU (Koperasi Peternakan Sapi Bandung Utara) Jawa Barat, yang berdiri sejak 8 Agustus

Lebih terperinci

Dalam UU No. 17 Tahun 2012 Pasal 1 Ayat 1disebutkan

Dalam UU No. 17 Tahun 2012 Pasal 1 Ayat 1disebutkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Koperasi berasal dari perkataan co dan operation, yang mengandung arti bekerja sama untuk mencapai tujuan. Koperasi adalah suatu perkumpulan yang beranggotakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi Istilah koperasi menurut etimologi berasal dari bahasa Inggris, co yang berarti bersama dan operation yang berarti usaha, koperasi berarti

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIK. Secara harfiah koperasi yang berasal dari bahasa Inggris Cooperation terdiri dari

BAB II LANDASAN TEORITIK. Secara harfiah koperasi yang berasal dari bahasa Inggris Cooperation terdiri dari BAB II LANDASAN TEORITIK 2.1. Pengertian Koperasi Bagi bangsa Indonesia, koperasi sudah tidak asing lagi, karena kita sudah merasakan jasa koperasi dalam rangka keluar dari kesulitan hutang lintah darat.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian, pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian, pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan I. PENDAHULUAN 1.1.Latar belakang Pembangunan pertanian, pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan produksi menuju swasembada, memperluas kesempatan kerja dan meningkatkan serta meratakan taraf hidup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Koperasi pertama kali muncul di Eropa pada awal abad ke-19. Ketika itu,

BAB I PENDAHULUAN. Koperasi pertama kali muncul di Eropa pada awal abad ke-19. Ketika itu, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Koperasi pertama kali muncul di Eropa pada awal abad ke-19. Ketika itu, terutama di negara-negara Eropa yang menerapkan sistem perekonomian kapitalis, kaum buruh sedang

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Hubungan antara kinerja koperasi, partisipasi dan manfaat bagi anggota sangat berkaitan dengan kaidah-kaidah koperasi. Hal-hal yang berkaitan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian, beranggotakan masyarakat yang umumnya berekonomi lemah yang

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian, beranggotakan masyarakat yang umumnya berekonomi lemah yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Koperasi adalah suatu badan usaha bersama yang bergerak dalam bidang perekonomian, beranggotakan masyarakat yang umumnya berekonomi lemah yang bergabung secara sukarela

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN USAHA TERNAK SAPI PERAH RAKYAT DI WILAYAH KABUPATEN BOGOR OLEH AGITA KIRANA PUTRI H

STUDI KELAYAKAN USAHA TERNAK SAPI PERAH RAKYAT DI WILAYAH KABUPATEN BOGOR OLEH AGITA KIRANA PUTRI H STUDI KELAYAKAN USAHA TERNAK SAPI PERAH RAKYAT DI WILAYAH KABUPATEN BOGOR OLEH AGITA KIRANA PUTRI H14104071 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 RINGKASAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pasar bebas bukan saja merupakan peluang namun juga ancaman. yang harus dihadapi oleh industri yang berkeinginan untuk terus maju dan

I. PENDAHULUAN. Pasar bebas bukan saja merupakan peluang namun juga ancaman. yang harus dihadapi oleh industri yang berkeinginan untuk terus maju dan I. PENDAHULUAN Latar Belakang Pasar bebas bukan saja merupakan peluang namun juga ancaman yang harus dihadapi oleh industri yang berkeinginan untuk terus maju dan berkembang. Pasar senantiasa merupakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN BAB II LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN A. Landasan Teori 1. Transportasi Kereta Api Transportasi merupakan dasar untuk pembangunan ekonomi dan perkembangan masyarakat, serta pertumbuhan ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Potensi usaha peternakan di Indonesia sangat besar. Dengan kondisi geografis

BAB I PENDAHULUAN. Potensi usaha peternakan di Indonesia sangat besar. Dengan kondisi geografis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Potensi usaha peternakan di Indonesia sangat besar. Dengan kondisi geografis yang sangat mendukung, usaha peternakan di Indonesia dapat berkembang pesat. Usaha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah negara agraris, dengan jumlah penduduk sebagian besar bermata pencaharian di bidang pertanian, sedangkan kegiatan pertanian itu sendiri meliputi pertanian

Lebih terperinci

NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN

NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN Menimbang: DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, a. bahwa Koperasi, baik sebagai gerakan ekonomi rakyat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. mengenai definisi sistem terlebih dahulu. Penjelasan mengenai sistem ini telah

BAB II LANDASAN TEORI. mengenai definisi sistem terlebih dahulu. Penjelasan mengenai sistem ini telah BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem dan Prosedur 2.1.1 Pengertian Sistem Pembahasan mengenai definisi sistem ini sangat perlu untuk dilakukan, sehingga sebelum membahas tentang judul di atas, maka

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Koperasi berasal dari bahasa Inggris co-operation, yang berarti usaha bersama. Secara umum, koperasi dipahami sebagai perkumpulan orang yang secara sukarela mempersatukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dan dari sekian banyak para pengusaha budidaya sapi di indonesia, hanya sedikit. penulis ingin mengangkat tema tentang sapi perah.

BAB I PENDAHULUAN. Dan dari sekian banyak para pengusaha budidaya sapi di indonesia, hanya sedikit. penulis ingin mengangkat tema tentang sapi perah. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Agribisnis sapi perah di Indonesia merupakan industri peternakan rakyat, karena yang mengusahakannya adalah peternak skala kecil sampai skala besar. Dan dari sekian

Lebih terperinci

BAB II PENGATURAN KOPERASI BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 1992

BAB II PENGATURAN KOPERASI BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 1992 BAB II PENGATURAN KOPERASI BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 1992 A. Fungsi, Peran dan Prinsip Koperasi Bab II, Bagian Kedua, Pasal 3 UU Perkoperasian, tertuang tujuan koperasi Indonesia sebagai

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN Tinjauan Pustaka Dewasa ini banyak badan usaha yang berdiri di tengah-tengah pertumbuhan ekonomi, misalnya perusahaan negara, perusahaan swasta lainnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kedudukan koperasi di Indonesia dalam Perekonomian Nasional berperan

BAB I PENDAHULUAN. Kedudukan koperasi di Indonesia dalam Perekonomian Nasional berperan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kedudukan koperasi di Indonesia dalam Perekonomian Nasional berperan penting dalam menumbuhkan dan mengembangkan potensi ekonomi rakyat serta dalam mewujudkan

Lebih terperinci

1 I PENDAHULUAN. sapi perah sehingga kebutuhan susu tidak terpenuhi, dan untuk memenuhi

1 I PENDAHULUAN. sapi perah sehingga kebutuhan susu tidak terpenuhi, dan untuk memenuhi 1 1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesadaran masyarakat Indonesia akan konsumsi susu terus meningkat seiring dengan meningkatnya populasi dan kesejahteraan penduduk. Peningkatan permintaan susu tersebut

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. Basic.NET 2003 dan Microsoft SQL Server Menurut Anoraga (1995:8), koperasi berasal dari kata co dan operation,

BAB III LANDASAN TEORI. Basic.NET 2003 dan Microsoft SQL Server Menurut Anoraga (1995:8), koperasi berasal dari kata co dan operation, BAB III LANDASAN TEORI Landasan teori merupakan panduan untuk menemukan solusi pemecahan masalah yang sedang dihadapi. Pada bab ini akan dikemukakan landasan teori yang terkait dengan permasalahan yaitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peran pertanian bukan hanya menghasilkan produk-produk domestik. Sebagian

BAB I PENDAHULUAN. peran pertanian bukan hanya menghasilkan produk-produk domestik. Sebagian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Negara Indonesia adalah negara agraris. Sebagai negara agraris, salah satu peran pertanian bukan hanya menghasilkan produk-produk domestik. Sebagian besar penduduk

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Koperasi, baik sebagai gerakan ekonomi rakyat

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Koperasi, baik sebagai gerakan ekonomi rakyat maupun sebagai badan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Usaha Peternakan Sapi Perah

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Usaha Peternakan Sapi Perah II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Usaha Peternakan Sapi Perah Menurut Yusdja (2005), usaha sapi perah sudah berkembang sejak tahun 1960 ditandai dengan pembangunan usaha-usaha swasta dalam peternakan sapi perah

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kondisi Peternakan Sapi Perah di Indonesia

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kondisi Peternakan Sapi Perah di Indonesia II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kondisi Peternakan Sapi Perah di Indonesia Subsektor peternakan merupakan salah satu sumber pertumbuhan baru khususnya bagi sektor pertanian dan perekonomian nasional pada umumnya.

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN I KEPUTUSAN PRESIDEN NOMOR 3 TAHUN 1988 TANGGAL 28 JANUARI 1988 TENTANG KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI ANGGARAN DASAR 24 SEPTEMBER 1987 MUKADIMAH Pengusaha Indonesia menyadari sedalam-dalamnya bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sumber daya alam yang terdapat pada suatu wilayah pada dasarnya merupakan modal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sumber daya alam yang terdapat pada suatu wilayah pada dasarnya merupakan modal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumber daya alam yang terdapat pada suatu wilayah pada dasarnya merupakan modal dasar pembangunan yang perlu digali dan dimanfaatkan secara tepat dengan memperhatikan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Koperasi Unit Desa (KUD)

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Koperasi Unit Desa (KUD) II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Koperasi Unit Desa (KUD) KUD dibentuk atas dasar kesamaan persepsi dan kebutuhan petani mengenai kemudahan untuk memperoleh sarana dan prasarana produksi pertanian dengan melandaskan

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS KEMITRAAN USAHA PADA KOPERASI SUSU SAE UNIT PUJON DALAM MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN PETERNAK SAPI PERAH

EFEKTIFITAS KEMITRAAN USAHA PADA KOPERASI SUSU SAE UNIT PUJON DALAM MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN PETERNAK SAPI PERAH EFEKTIFITAS KEMITRAAN USAHA PADA KOPERASI SUSU SAE UNIT PUJON DALAM MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN PETERNAK SAPI PERAH ( Kasus Pada Desa Pandesari Kecamatan Pujon Kabupaten Malang ) Disusun oleh: Yunita Nur

Lebih terperinci

BAB. II TINJAUAN PUSTAKA

BAB. II TINJAUAN PUSTAKA 27 BAB. II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Koperasi dan Ekonomi Rakyat Koperasi sebagai alat pendemokrasian ekonomi nasional, dalam hal ini berarti bahwa koperasi harus memegang peran aktif untuk mewujudkan tercapainya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Koperasi Pada hakekatnya koperasi merupakan suatu lembaga ekonomi yang sangat diperlukan dan penting untuk dipertahankan, koperasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. demokrasi ekonomi terdapat unsur-unsur usaha koperasi. perkoperasian menegaskan bahwa: Pasal 33 ayat (1) menyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. demokrasi ekonomi terdapat unsur-unsur usaha koperasi. perkoperasian menegaskan bahwa: Pasal 33 ayat (1) menyatakan bahwa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Koperasi merupakan salah satu bentuk organisasi ekonomi yang sedang mendapatkan perhatian pemerintah. Koperasi merupakan organisasi yang berbadan hukum.

Lebih terperinci

KOPERASI INDONESIA. Lambang Koperasi Indonesia. 2. Gigi Roda : menggambarkan, Usaha Karya yang terus menerus dari golongan Koperasi.

KOPERASI INDONESIA. Lambang Koperasi Indonesia. 2. Gigi Roda : menggambarkan, Usaha Karya yang terus menerus dari golongan Koperasi. KOPERASI INDONESIA Lambang Koperasi Indonesia Arti lambang Koperasi Indonesia: 1. Rantai : menggambarkan persahabatan yang kokoh 2. Gigi Roda : menggambarkan, Usaha Karya yang terus menerus dari golongan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia seutuhnya. Pembangunan nasional diwujudkan dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia seutuhnya. Pembangunan nasional diwujudkan dalam pembangunan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hakikat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya. Pembangunan nasional diwujudkan dalam pembangunan di berbagai bidang dengan titik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. para pesaing. Perusahaan yang profit atau nonprofit membutuhkan sebuah perencanaan

BAB I PENDAHULUAN. para pesaing. Perusahaan yang profit atau nonprofit membutuhkan sebuah perencanaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap organisasi saat ini mau atau tidak dihadapkan pada globalisasi secara besar-besaran yang menuntut perusahaan bekerja ekstra agar tidak kalah bersaing dengan

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. [Januari, 2010] Jumlah Penduduk Indonesia 2009.

BAB I. PENDAHULUAN.  [Januari, 2010] Jumlah Penduduk Indonesia 2009. BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan peternakan merupakan bagian integral dari pembangunan pertanian di Indonesia. Subsektor peternakan sebagai bagian dari pertanian dalam arti luas merupakan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. begitu ekonomi riil Indonesia belum benar-benar pulih, kemudian terjadi lagi

PENDAHULUAN. begitu ekonomi riil Indonesia belum benar-benar pulih, kemudian terjadi lagi PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia adalah negara yang mengalami keterpurukan ekonomi sejak tahun 1997, setelah itu Indonesia mulai bangkit dari keterpurukan itu, namun begitu ekonomi riil Indonesia belum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sub sektor peternakan mempunyai peranan penting dalam perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. Sub sektor peternakan mempunyai peranan penting dalam perekonomian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan subsektor peternakan merupakan bagian dari pembangunan sektor pertanian yang memiliki nilai strategis, antara lain dalam memenuhi kebutuhan pangan yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1 Sistem Akuntansi Informasi merupakan suatu kebutuhan bagi suatu perusahaan, terutama informasi keuangan, sangat dibutuhkan oleh bermacam pihak yang berkepentingan. Informasi

Lebih terperinci

BAB III. Pelaksanaan Kerja Praktek. Koperasi sebagai salah satu pilar penyangga perekonomian nasional memiliki ketentuanketentuan

BAB III. Pelaksanaan Kerja Praktek. Koperasi sebagai salah satu pilar penyangga perekonomian nasional memiliki ketentuanketentuan BAB III Pelaksanaan Kerja Praktek 3.1 Tinjauan Umum Koperasi Koperasi sebagai salah satu pilar penyangga perekonomian nasional memiliki ketentuanketentuan pokok tersendiri dalam menjalankan fungsi social

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap kehidupan manusia senantiasa mengalami perubahan-perubahan. Hal

BAB I PENDAHULUAN. Setiap kehidupan manusia senantiasa mengalami perubahan-perubahan. Hal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap kehidupan manusia senantiasa mengalami perubahan-perubahan. Hal ini terjadi karena manusia mempunyai kepentingan-kepentingan yang berbeda, dan perubahan ini

Lebih terperinci

Perubahan Sosial dan Kebudayaan OLEH: LIA AULIA FACHRIAL, M.SI

Perubahan Sosial dan Kebudayaan OLEH: LIA AULIA FACHRIAL, M.SI Perubahan Sosial dan Kebudayaan OLEH: LIA AULIA FACHRIAL, M.SI Pengantar o Manusia adalah mahluk dinamis yang setiap saat selalu mengalami perubahan o Perubahan nilai-nilai sosial, pola-pola perilaku,

Lebih terperinci

PENGERTIAN KOPERASI, KONSEP, NILAI, PRINSIP, PENDEKATAN, dan PERAN KOPERASI PENGERTIAN KOPERASI.

PENGERTIAN KOPERASI, KONSEP, NILAI, PRINSIP, PENDEKATAN, dan PERAN KOPERASI PENGERTIAN KOPERASI. PENGERTIAN KOPERASI, KONSEP, NILAI, PRINSIP, PENDEKATAN, dan PERAN KOPERASI Hampir dua abad telah berlalu sejak sekelompok buruh di Rochalde, Inggris, mendirikan koperasi untuk pertama kalinya. Sejak saat

Lebih terperinci