BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengertian Koperasi Dilihat asal katanya, istilah koperasi berasal dari bahasa inggris co-operation yang berarti usaha bersama. Dengan arti lain adalah segala bentuk pekerjaan yang dilakukan secara bersama-sama sebenarnya dapat dikatakan sebagai koperasi. Tetapi yang dimaksud koperasi dalam hal ini adalah suatu bentuk peraturan dan tujuan tertentu pula, perusahaan yang didirikan oleh orang-orang tertentu, untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu (Subandi, 2011). Definisi koperasi menurut ILO (Internasional Labour Organization) Cooperative defined as an association of persons usually of limited means, who have voluntarily joined together to achieve a common economic and through the formation of a democratically controlled business organization, making equitable contribution to the capital required and accepting a fair share of the risk and benefits of the undertaking. Dalam definisi ILO tersebut, terdapat 6 elemen yang dikandung koperasi sebagai berikut. 1. Koperasi adalah perkumpulan orang-orang. 2. Penggabungan orang-orang tersebut berdasar kesukarelaan. 3. Terdapat tujuan ekonomi yang ingin dicapai. 11

2 4. Koperasi yang dibentuk adalah suatu organisasi bisnis (badan usaha) yang diawasi dan dikendalikan secara demokratis. 5. Terdapat kontribusi yang adil terhadap modal yang dibutuhkan. 6. Anggota koperasi menerima resiko dan manfaat secara seimbang. Menurut Arifinal Chaniago (1984) mendefinisikan koperasi sebagai suatu perkumpulan yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum, yang memberikan kebebasan kepada anggota untuk masuk dan keluar, dengan bekerja sama secara kekeluargaan menjalankan usaha untuk mempertinggi kesejahteraan jasmaniah para anggotanya. Definisi koperasi menurut Muhammad Hatta (1994) Bapak Koperasi Indonesia mengatakan bahwa koperasi adalah usaha bersama untuk memperbaiki nasib penghidupan ekonomi berdasarkan tolongmenolong, semangat tolong-menolong tersebut didorong oleh keinginan memberi jasa kepada kawan berdasarkan seorang buat semua dan semua buat seorang. Pada koperasi didahulukan keperluan bersama, bukan keuntungan. Pembentukan koperasi berdasarkan asas kekeluargaan dan gotong royong khususnya untuk membantu para anggotanya yang memerlukan bantuan baik berbentuk barang ataupun uang pinjaman. Dalam menjalankan kegiatannya memungut sejumlah uang dari setiap anggota koperasi. Uang yang dikumpulkan para anggota tersebut dijadikan modal untuk dikelola oleh pengurus koperasi, kemudian dipinjamkan kembali bagi anggota yang membutuhkan. 12

3 Bagi Negara kita sesuai dengan pasal 33 ayat 1 UUD 1945 yang berbunyi Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan dan penjelasannya berbunyi bahwa perusahaan yang sesuai dengan itu adalah Koperasi, sedangkan pemurnian kembali dengan keluarnya UU No. 25 tahun 1992 pasal 1 menyatakan bahwa pengertian koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan. Berdasarkan beberapa pengertian diatas bisa ditarik suatu kesimpulan, koperasi sebagai suatu gerakan ekonomi rakyat, beranggotakan orang-perorangan atau badan-badan hukum koperasi yang mempunyai landasan serta menggunakan asas kekeluargaan. 2. Tujuan, Fungsi, Peran dan Prinsip Koperasi a. Tujuan Koperasi Tujuan koperasi dapat dilihat dalam Bab II pasal 3 UU No. 25 tahun 1992 yang berbunyi Koperasi Indonesia bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur berlandaskan Pancasila, Undang-Undang Dasar

4 Dari pernyataan tersebut dapat disaksikan bahwa tujuan Koperasi Indonesia dalam garis besarnya meliputi tiga hal sebagai berikut: 1. Untuk memajukan kesejahteraan anggotanya. 2. Untuk memajukan kesejahteraan masyarakat. 3. Turut serta membangun tatanan perekonomian nasional. b. Fungsi dan Peran Koperasi Dalam UUNo. 25 Tahun 1992 Pasal 4 tentang perkoperasian telah diuraikan tentang fungsi dan peran koperasi sebagai berikut: 1. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi para anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya dalam rangka untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya. 2. Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan masyarakat dalam berbangsa dan bernegara. 3. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional dengan koperasi sebagai sokogurunya. 4. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang merupakan usaha bersama berdasarkan atas azas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi yang sesuai dengan jiwa dan kepribadian bangsa Indonesia. 14

5 c. Prinsip-Prinsip Koperasi Prinsip pengelolaan organisasi dan usaha koperasi merupakan penjabaran dari asas kekeluargaan yang dianut oleh koperasi (Subandi, 2011). Adapun prinsip-prinsip Rochdale yang pada awalnya dipelopori oleh 28 koperasi konsumsi di Rochdale, Inggris pada tahun 1944 yang mana prinsip ini menjadi acuan dan tujuan dasar bagi berbagai koperasi diseluruh dunia. Berikut unsur-unsur prinsip Rochdale menurut bentuk aslinya sebagai berikut: 1. Pengawasan secara demokratis. 2. Keanggotaan yang terbuka. 3. Bunga atas modal dibatasi. 4. Pembagian sisa hasil usaha (SHU) kepada anggota sebanding dengan jasa masing-masing anggota. 5. Penjualan sepenuhnya dengan tunai. 6. Barang-barang yang dijual harus asli dan tidak yang dipalsukan. 7. Menyelenggarakan pendidikan kepada anggota dengan prinsipprinsip koperasi. 8. Netral terhadap politik dan agama. Prinsip-prinsip koperasi lainnya yaitu oleh ICA (International Cooperative Alliance). Dalam dokumen ICA sebagai pernyataan ICA tahun 1995 yang kemudian menjadi keputusan kongres Mancesther telah mengalami sedikit pembaharuan yaitu self help, democracy, equality, equity and solidarity dengan menambahkan nilai etika 15

6 sebagai berikut honesty, openness, social responsibility and caring for other. Atas dasar nilai baru tersebut kemudian dirumuskan tujuh buah prinsip baru yang meliputi: 1. Keanggotaan atas dasar sukarela dan terbuka. 2. Pengawasan oleh anggota secara demokratis. 3. Partisipasi anggota. 4. Otonomi dan kemerdekaan. 5. Pendidikan latihan dan informasi. 6. Kerjasama antar koperasi. 7. Kepedulian terhadap masyarakat. Sebagaimana dinyatakan dalam pasal 5 ayat 1 UU No. 25 tahun 1992, koperasi Indonesia melaksanakan prinsip-prinsip koperasi sebagai berikut: 1. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka. 2. Pengelolaan dilakukan secara demokratis. 3. Pembagian Sisah Hasil Usaha (SHU) dilakukan secara adil dan sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota. 4. Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal. 5. Kemandirian. Untuk pengembangan dirinya koperasi juga melaksanakan dua prinsip koperasi sebagai berikut: 1. Pendidikan perkoperasian. 2. Kerjasama antar Koperasi. 16

7 3. Jenis Koperasi Maksud orang untuk mendirikan koperasi adalah untuk memperbaiki kehidupannya. Untuk maksud itulah orang mendirikan koperasi. Berbagai keperluan dan bermacam-macam cara untuk memperoleh keperluan hidup itu pulalah yang mendorong lahirnya koperasi yang beranekaragam. Menurut Muljono (2012), secara garis besar jenis koperasi dibagi menjadi 5 golongan, yaitu: a. Koperasi Konsumsi Koperasi konsumsi merupakan suatu unit usaha bersama yang kegiatan usahanya menyediakan berbagai barang konsumsi. Tujuan koperasi konsumsi antara lain membeli barang berkualitas tinggi, menanamkan kejujuran dan kesetiaan anggota, serta meningkatkan penghasilan anggota. b. Koperasi Simpan Pinjam Koperasi Simpan Pinjam (kospin) merupakan unit usaha bersama yang dibentuk oleh beberapa orang guna membantu orang dan masyarakat dibidang keuangan. Kegiatan usahanya berupa layanan penerimaan simpan maupun pinjaman dengan bunga ringan. c. Koperasi Produksi Koperasi Produksi beranggotakan para pelaku usaha kecil menengah (UKM). Koperasi ini tidak hanya menyediakan bahan baku produksi, tetapi juga membantu memasarkan produk yang dihasilkan 17

8 anggotanya. Hal ini mendorong terciptanya kestabilan harga produk sehingga meningkatkan keuntungan anggota dan koperasi. d. Koperasi Jasa Koperasi Jasa merupakan unit usaha bersama yang kegiatan usahanya memberikan layanan atau jasa kepada anggota atau masyarakat. e. Koperasi Serba Usaha Koperasi Serba Usaha merupakan unit usaha yang kegiatannya meliputi semua bidang, seperti konsumsi, produksi, simpan pinjam maupun jasa. 4. Aset Aset adalah manfaat ekonomik masa depan yang cukup pasti yang diperoleh atau dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa lalu, yang dimaksud manfaat ekonomi masa depan adalah potensi aset tersebut untuk menghasilkan arus kas dan setara kas kepada perusahaan, baik secara langsung maupun tidak langsung (Sodikin dan Riyono, 2012). Sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan ETAP (2009) Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan diharapkan akan diperoleh entitas. Aset dapat dikatakan sebagai kekayaan yang dimiliki perusahaan yang memiliki nilai ekonomis. Melihat aset yang dimiliki suatu perusahaan bisa diketahui apakah perusahaan tersebut bisa dibilang memiliki nilai yang tinggi. Aset dimasukkan dalam neraca dengan saldo 18

9 normal debit. Aset dikelompokan menjadi: 1) aset lancar, yaitu jenis aset yang dapat digunakan dalam jangka waktu dekat, biasanya satu tahun; 2) aset tetap, yaitu aset berwujud yang memiliki umur lebih dari satu tahun dan tidak mudah diubah menjadi kas. 5. Modal Sendiri Modal dari anggota koperasi sendiri terdiri dari simpanansimpanan anggota. Modal sendiri itu diperoleh dari simpanan pokok, simpanan wajib, dana cadangan, dan dana hibah. Modal sendiri bagi koperasi merupakan modal kerja untuk dapat menghasilkan laba dalam hal ini Sisa Hasil Usaha (Subandi, 2011). Yang dimaksud dengan modal sendiri dalam penjelasan pasal 41 ayat (2) UU No.25 tahun 1992 adalah modal yang menanggung resiko atau disebut modal ekuiti. Modal sendiri pada koperasi terdiri atas: 1. Simpanan Pokok Simpanan pokok adalah sejumlah uang yang sama banyaknya yang wajib dibayarkan oleh anggota kepada koperasi pada saat masuk menjadi anggota. Simpanan pokok tidak dapat diambil kembali selama yang bersangkutan menjadi anggota (Muljono, 2012). 2. Simpanan Wajib Simpanan wajib adalah jumlah simpanan tertentu yang tidak harus sama yang wajib dibayar oleh anggota kepada koperasi dalam waktu dan kesempatan tertentu. Simpanan wajib tidak dapat diambil kembali selama yang bersangkutan masih menjadi anggota (Muljono, 2012). 19

10 3. Dana Cadangan Dana cadangan adalah sejumlah uang yang diperoleh dari penyisihan sisa hasil usaha, yang dimaksudkan untuk memupuk modal sendiri dan untuk menutupi kerugian koperasi bila diperlukan (Muljono, 2012). 4. Hibah Yaitu sejumlah uang atau barang dengan nilai tertentu yang disumbangkan oleh pihak ketiga yang didapatkan secara cuma-cuma yang besarnya tidak ditentukan, tanpa ada suatu ikatan atau kewajiban untuk mengembalikannya (Subandi, 2011). 6. Modal Luar Modal luar merupakan modal yang berasal dari pihak luar koperasi sebagai pinjaman atau hutang yang bertujuan untuk meningkatkan modal kerja dalam jangka waktu tertentu. Menurut Muljono (2012), modal pinjaman dapat dibentuk oleh koperasi melalui anggotanya atau diluar anggotanya. Modal pinjaman dalam penjelasan pasal 41 ayat (3) UU No.25 tahun 1992 adalah untuk pengembangan usahanya koperasi dapat menggunakan modal pinjaman dengan memperhatikan kelayakan dan kelangsungan usahanya. Modal ini jika dilihat dari jangka waktunya mempunyai umur yang pendek dan panjang. Karena modal ini bersifat sementara, maka keberadaanya dalam koperasi hanya jika diundang atau jika diperlukan saja. Disini pemilik modal menanamkan modalnya ke koperasi dengan harapan memperoleh 20

11 penghasilan, yaitu bunga atas modal yang dipinjamkannya. Menurut Undang-undang Nomer 25 tahun 1992, modal pinjaman dapat berasal dari: 1. Anggota 2. Koperasi lain dan/atau anggotanya 3. Bank dan lembaga keuangan lainnya 4. Penerbitan obligasi dan surat hutang lainnya Apabila penggunaan modal luar tidak menghasilkan SHU dengan prosentase yang lebih tinggi dibanding bunga kredit yang harus dibayar, maka penggunaan modal luar tersebut tidak menguntungkan dan selanjutnya koperasi lebih baik tidak menggunakan modal dari luar. Modal luar akan menguntungkan apabila tercapai keadaan (Sukamdiyo,1996): Laba setelah modal luar masuk Laba sebelum menggunakan modal luar > Modal setelah modal luar masuk Modal yang digunakan 7. Volume Usaha Volume usaha adalah total nilai penjualan atau penerimaan dari barang dan jasa pada suatu periode atau tahun buku yang bersangkutan (Sitio, 2001). Dengan demikian volume usaha koperasi adalah akumulasi penerimaan barang dan jasa sejak awal tahun buku sampai dengan akhir tahun buku. Aktivitas ekonomi pada hakekatnya dapat dilihat dari besarnya volume usaha koperasi tersebut. Kegiatan atau usaha yang dilakukan oleh koperasi bisa memberikan manfaat yang sebesar-besarnya terutama bagi anggota koperasi dan masyarakat pada umumnya. 21

12 Volume usaha atau pendapatan dari sebuah koperasi terdapat beberapa karakteristik sebagai berikut: 1. Pendapatan yang timbul dari transaksi penjual produk atau penyerahan jasa kepada anggota dan bukan anggota. 2. Pendapatan tertentu yang realisasi penerimaannya masih tergantung pada persyaratan/ketentuan yang diterapkan. 8. Anggota Koperasi sebagai organisasi ekonomi yang berwatak sosial memerlukan peran serta anggota dalam mempertahankan dan mengembangkan usahanya. Menurut UU No. 25 tahun 1992, dinyatakan bahwa anggota koperasi Indonesia adalah merupakan pemilik sekaligus sebagai pengguna jasa koperasi dan setiap anggota mempunyai kewajiban dan hak sama terhadap koperasi sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar. Setiap anggota mempunyai kewajiban: a. Mematuhi Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, serta keputusan yang telah disepakati dalam Rapat Anggota. b. Berpartisipasi dalam kegiatan usaha yang diselenggarakan oleh Koperasi. c. Mengembangkan dan memelihara kebersamaan berdasar atas asas kekeluargaan. Setiap anggota mempunyai hak: 22

13 a. Menghadiri, menyatakan pendapat, dan memberikan suara dalam Rapat Anggota. b. Memilih dan/atau dipilih menjadi anggota pengurus atau pengawas. c. Meminta diadakan Rapat Anggota menurut ketentuan dalam Anggaran Dasar. d. Mengemukakan pendapat atau saran kepada pengurus diluar Rapat Anggota baik diminta maupun tidak diminta. e. Memanfaatkan koperasi dan mendapat pelayanan yang sama antar sesama anggota. Kedudukan anggota dalam koperasi sangat penting karena anggota sebagai pemilik (owners) dan juga merupakan pengguna/pelanggan (users) yang merupakan kunci utama dalam kemajuan koperasi, karena menurut Soesilo (2008) koperasi adalah kumpulan orang dan bukan kumpulan modal sebagaimana perusahaan non koperasi yang menitikberatkan pada partisipasi anggotanya, sehingga tanpa adanya partisipasi aktif dari para anggotanya tidak akan membuat sebuah koperasi berkembang. Dengan demikian partisipasi dalam koperasi diibaratkan darah dalam tubuh manusia, karena pada kenyataannya untuk mempertahankan diri, pengembangan dan pertumbuhan suatu koperasi tergantung pada kualitas dan partisipasi anggota-anggota koperasi. Sesuai dengan pendapat yang diungkapkan oleh Ropke (2003) yang menyatakan bahwa Tanpa partisipasi anggota, 23

14 kemungkinan atas rendah atau menurunnya efisiensi dan efektifitas anggota dalam rangka mencapai kinerja koperasi, akan lebih besar. Bentuk-bentuk partisipasi anggota menurut A Hannel (1992) yang dihubungkan dengan prinsip identitas ganda anggota yaitu: 1. Sebagai pemilik, anggota harus turut serta mengambil keputusan, evaluasi dan pengawasan terhadap jalannya perusahaan koperasi yang biasanya dilakukan pada waktu rapat anggota. 2. Sebagai pemilik, anggota harus turut serta melakukan kontribusi modal melalui berbagai bentuk simpanan (simpanan yang menentukan kepemilikan dan simpanan yang tidak menentukan kepemilikan), untuk memodali jalannya usaha perusahaan koperasi. 3. Sebagai pemilik, anggota harus turut serta menanggung resiko usaha koperasi. 4. Sebagai pengguna/pelanggan/pekerja/nasabah, anggota harus turut serta memanfaatkan pelayanan barang dan jasa yang disediakan oleh koperasi. Dalam kedudukan sebagai pelanggan yang memanfaatkan pelayanan koperasinya, mengandung makna berpartisipasi dalam membiayai koperasinya. 9. Sisa Hasil Usaha (SHU) a. Pengertian Sisa Hasil Usaha Setiap badan usaha dalam menjalankan aktivitas usaha atau bisnis nya pasti mengharapkan perolehan keuntungan finansial dari aktivitas tersebut. Dalam koperasi pendistribusian keuntungan/profit 24

15 merupakan dampak langsung sebagai perwujudan promosi kegiatan ekonomi dalam bentuk Sisa Hasil Usaha (SHU) untuk anggota koperasi dan pembentukan modal lembaga. Sisa Hasil Usaha merupakan hak yang diterima oleh anggota. Menurut Sitio (2001), ditinjau dari aspek ekonomi manajerial, Sisa Hasil Usaha koperasi adalah selisih dari seluruh pemasukan atau penerimaan total (total revenue) dengan biaya-biaya atau biaya total (total cost) dalam satu tahun buku. Pengertian Sisa Hasil Usaha Koperasi menurut ketentuan pasal 45 UU No. 25 tahun 1992 adalah pendapatan koperasi yang diperoleh dalam satu tahun buku dikurangi dengan biaya-biaya, penyusutan, dan kewajiban lainnya termasuk pajak dalam tahun buku yang bersangkutan. b. Pembagian Sisa Hasil Usaha Menurut Soesilo (2008), Acuan dasar untuk membagi SHU adalah sebanding dengan besarnya transaksi usaha masing-masing anggota pada koperasinya. Menurut UU No. 25 Tahun 1992, Sisa Hasil Usaha setelah dikurangi dana cadangan, dibagikan kepada anggota sebanding dengan jasa usaha yang dilakukan oleh masingmasing anggota dengan Koperasi, serta digunakan untuk keperluan pendidikan perkoperasian dan keperluan lain dan Koperasi, sesuai dengan keputusan rapat anggota. Dalam Peraturan Pemerintah No. 9 25

16 Tahun 1995, Sisa Hasil Usaha yang diperoleh Koperasi Simpan Pinjam setelah dikurangi dana cadangan, dipergunakan untuk : a. Dibagikan kepada anggota secara berimbang berdasarkan jumlah dana yang ditanamkan sebagai modal sendiri pada koperasi dan nilai transaksi. b. Membiayai pendidikan dan latihan serta peningkatan keterampilan. c. Insentip bagi pengelola dan karyawan. d. Keperluan lain untuk menunjang kegiatan koperasi. c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sisa Hasil Usaha Menurut Pachta dan Anjar (2009), faktor-faktor yang mempengaruhi SHU terdiri dari 2 faktor yaitu Faktor Dalam dan Faktor Luar. a. Faktor dalam yaitu: 1. Partisipasi Anggota. 2. Jumlah Modal Sendiri. 3. Kinerja Pengurus. 4. Jumlah Unit Usaha yang Dimiliki. 5. Kinerja Manajer. 6. Kinerja Karyawan. b. Faktor luar yaitu: 1. Modal Pinjaman dari Luar. 2. Para konsumen dari luar selain anggota koperasi. 3. Pemerintah. 26

17 10. Koperasi Simpan Pinjam Di Indonesia banyak sekali usaha yang kegiatannya bergerak di bidang simpan pinjam, sebagai contoh yaitu perbankan dan koperasi. Dari kedua contoh tersebut terdapat banyak perbedaan sesuai dengan peraturan dan kebijakan yang mengatur masing-masing usaha. Koperasi simpan pinjam merupakan koperasi yang kegiatan usahanya berupa layanan simpanan dan pinjaman. Koperasi ini adalah salah satu jenis koperasi yang bergerak dalam jasa keuangan yang menjalankan usahanya yaitu dengan cara menghimpun dana dalam bentuk tabungan, deposito dan menyalurkannya dengan prosedur yang mudah dan cepat. Hal yang membedakan antara koperasi simpan pinjam dan bank adalah bahwa koperasi merupaka lembaga keuangan yang dimiliki oleh orang-orang yang menggunakannya dan anggotanya, koperasi adalah lembaga non-profit sehingga dapat membebankan biaya yang lebih rendah dan tidak mengenakan bunga yang tinggi kepada anggotanya. Sedangkan bank adalah sebuah lembaga keuangan yang menyediakan berbagai produk dan layanan kepada nasabahnya, termasuk rekening pemeriksaan dan tabungan, pinjaman dan pertukaran mata uang. Ada beberapa pengertian koperasi simpan pinjam, menurut Anoraga dan Widiyanti (2007), Koperasi Kredit atau Koperasi Simpan Pinjam ialah Koperasi yang bergerak dalam lapangan usaha pembentukan modal melalui tabungan-tabungan para anggota secara teratur dan terus-menerus untuk kemudian dipinjamkan kepada para 27

18 anggota dengan cara mudah, murah, cepat, dan tepat untuk tujuan produktif dan kesejahteraan. Menurut Kasmir (2013), Koperasi Simpan Pinjam adalah koperasi yang melakukan usaha penyimpanan dan peminjaman sejumlah uang untuk keperluan anggotanya. Menurut Peraturan Pemerintah No.9 tahun 1995 tentang pelaksanaan kegiatan usaha simpan pinjam oleh koperasi mendefinisikan koperasi simpan pinjam adalah koperasi yang kegiatannya hanya simpan pinjam. Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan, koperasi simpan pinjam sebagai koperasi yang kegiatannya dilakukan untuk menghimpun dan menyalurkan dana dari dan untuk anggotanya. Koperasi simpan pinjam juga bertujuan untuk mendidik anggotanya bersifat hemat dan gemar menabung serta menghindarkan anggotanya dari jeratan para rentenir. Koperasi simpan pinjam tidak akan dapat membantu anggotanya jika koperasi nya itu sendiri tidak berkembang. Hal ini harus disadari oleh setiap anggota sehingga mereka tidak hanya mengutamakan kesejahteraannya sendiri dan mengabaikan kesejahteraan koperasi simpan pinjam. B. Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian telah melakukan penelitan yang berkaitan dengan aset, modal sendiri, modal luar, volume usaha dan anggota terhadap sisa hasil usaha pada koperasi. Penelitian tersebut memiliki hasil yang berbeda dan penelitian tersebut dapat digunakan sebagai bahan referensi dan perbandingan dalam penelitian ini. 28

19 No Peneliti 1 Suputra, Susila, (2016) 2 Winarko (2014) 3 Pariyasa, Zukhri, Indrayani (2014) Cipta 4 Ganitri, Suwendra dan Yulianthini (2014) 5 Rusiana Sari dan Susanti (2012) 6 Kusumantoro dan Albana (2013) Tabel 1 Penelitian Terdahulu Variabel Penelitian yang Mempengaruhi Hasil Penelitian Sisa Hasil Usaha - Modal Sendiri Modal sendiri, total aset dan - Total Aset volume usaha berpengaruh - Volume Usaha positif terhadap sisa hasil - Modal Sendiri - Jumlah Anggota - Aset - Modal - Volume - Anggota - Modal sendiri - Modal pinjaman - Volume usaha - Modal sendiri - Modal luar - Volume usaha - Modal sendiri - Current Ratio usaha (SHU) Modal sendiri, jumlah anggota dan aset berpengaruh secara parsial terhadap sisa hasil usaha (SHU) Modal dan volume berpengaruh positif terhadap sisa hasil usaha (SHU). Sedangkan anggota tidak berpengaruh terhadap sisa hasil usaha (SHU). Modal sendiri, modal pinjaman dan volume usaha berpengaruuh positif terhadap sisa hasil usaha (SHU). Modal sendiri, modal luar dan volume usaha secara bersama-sama dapat mempengaruhi SHU koperasi. Sedangkan secara parsial hanya volume usaha yang mempengaruhi SHU koperasi. Modal sendiri berpengaruh positif terhadap SHU, dan current ratio tidak berpengaruh secara signifikan terhadap SHU. C. Kerangka Pemikiran Berdasarkan urutan teoritis dan tinjauan penelitian diatas, maka variabel independen penelitian adalah ukuran aset, modal sendiri, modal luar dan volume usaha dan anggota, dan variabel dependen adalah sisa hasil usaha 29

20 (SHU). Berdasarkan asumsi tersebut, dapat diketahui sampai sejauh mana pengaruh ukuran aset, modal sendiri, modal luar dan volume usaha dan anggota terhadap kebijakan SHU pada koperasi simpan pinjam (KSP) di Kabupaten Banyumas. 1. Pengaruh Aset, Modal Sendiri, Modal Luar, Volume Usaha, dan Anggota terhadap Sisa Hasil Usaha Aset, modal sendiri, modal luar, volume usaha, dan anggota adalah hal yang sangat penting untuk menunjang semua kegiatan usaha koperasi untuk mendapatkan Sisa Hasil Usaha (SHU). Penurunan atau peningkatan aset yang dimiliki koperasi berhubungan dengan perubahan kinerja keuangan, koperasi yang memiliki aset yang cukup besar cenderung akan memberikan sisa hasil usaha yang cukup. Selain itu semakin banyak anggota koperasi yang menyimpan dananya dikoperasi, diharapkan akan meningkatkan modal sendiri melalui simpanan pokok dan simpanan wajib dan akan meningkatkan volume kegiatan koperasi sehingga akan meningkatkan sisa hasil usaha. Modal yang kuat dan pengelolaan yang baik akan member pengaruh besar pada volume usaha, volume usaha akan memberikan kontribusi bagi peningkatan sisa hasil usaha sehingga dapat meningkatkan pendapatan anggota. Penelitian yang dilakukan oleh Susila, Suputra, Cipta (2016) dan Rusiana dan Susanti (2011) menemukan bahwa aset, modal sendiri, modal luar, volume usaha, dan anggota secara bersama-sama mempengaruhi SHU. Dengan demikian, aset, modal sendiri, modal luar, 30

21 volume usaha, dan anggota mempengaruhi sisa hasil usaha yang akan diperoleh koperasi. 2. Pengaruh Aset terhadap Sisa Hasil Usaha Peningkatan aset yang dimiliki suatu perusahaan merupakan gambaran baik secara keseluruhan atau pada nilai akun-akun tertentu yang akan berpengaruh terhadap profitabilitas dan ikut berdampak pada sisa hasil usaha yang bertambah tinggi, tetapi hal tersebut tergantung kepada kemampuan koperasi dalam melakukan efisiensi biaya maupun kemampuan koperasi dalam mengoprasikan serta mengelola aset yang tersedia sehingga dapat terserap oleh anggota. Dengan demikian secara teoritis apabila koperasi mampu mengelola aset yang dimilikinya, maka koperasi tersebut akan mampu mencapai SHU yang maksimal. Karena semakin besar aset koperasi maka semakin besar pula suatu koperasi.winarko (2014) dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh modal sendiri, jumlah anggota dan aset terhadap sisa hasil usaha pada koperasi di Kota Kediri menyimpulkan bahwa aset berpengaruh terhadap SHU. 3. Pengaruh Modal Sendiri terhadap Sisa Hasil Usaha Bagi koperasi modal sendiri merupakan sumber modal yang utama, karena beberapa alasan diantaranya yaitu: 1) alasan kepemilikan, modal yang berasal dari anggota merupakan salah satu wujud kepemilikan anggota terhadap koperasi beserta usahanya. Sehingga anggota yang memodalinya akan merasa lebih bertanggung jawab atas 31

22 keberhasilan usaha tersebut; 2) alasan ekonomi, modal yang berasal dari anggota akan dapat dikembangkan secara lebih efisien dan murah karena tidak diperkenankan persyaratan bunga; 3) alasan resiko, modal sendiri dan anggota juga mengandung resiko yang lebih kecil dibanding dengan modal dari luar, khususnya pada saat usaha tidak bagian dengan lancar (Anoraga dan Widiyanti, 2007). Modal sendiri jika dikelola dengan baik oleh koperasi diharapkan akan memberikan manfaat yang dapat mendatangkan keuntungan berupa peningkatan SHU. Jika modal sendiri naik maka volume usaha naik dan SHU yang diperoleh akan naik juga. Penelitian Kusumantoro dan Albana (2013) mendapatkan hasil bahwa modal sendiri berpengaruh signifikan terhadap SHU. Sementara hasil penelitian oleh Rusiana dan Susanti (2011) yang menyimpulkan bahwa variabel modal sendiri tidak mempengaruhi secara signifikan terhadap SHU. Atas dasar beberapa penjelasan dan data sementara yang telah disampaikan pada bagian terdahulu maka peneliti memberikan jawaban sementara bahwa semakin besar modal sendiri yang dimiliki maka koperasi dapat memperoleh SHU yang besar pula. 4. Pengaruh Modal Luar terhadap Sisa Hasil Usaha Tersedianya modal yang cukup akan sangat menentukan kelancaran kegiatan usaha, demikian sebaliknya kurangnya modal yang bisa menghambat kelancaran kegiatan usaha. Sebuah koperasi apabila hanya mengandalkan modal yang berasal dari pihak internal masih 32

23 sangat kurang, karena dinilai sangat tidak memadai jumlahnya dibandingkan dengan kebutuhannya, sehingga koperasiakan mencari pendanaan dari pihak luar untuk membiayai aktivitas usahanya. Akan tetapi, modal yang berasal dari luar koperasi sifatnya sementara bekerja didalam koperasi dan bagi koperasi merupakan utang yang pada saatnya harus dibayar kembali agar tidak terjadi kerugian. Modal dari luar yang berbentuk pinjaman sangat dibutuhkan untuk menutupi kekurangan atau bahkan diharapkan dapat menambah keuntungan koperasi. Menurut Junaidi (2006) untuk menyehatkan koperasi, maka pengelolaan keuangan koperasi harus diubah dari menghimpun dari dana jangka pendek menjadi menghimpun dana jangka yang lebih panjang dan menyalurkannya dalam jangka yang lebih pendek. Dalam koperasi dana jangka panjang tersebut adalah modal luar, maka koperasi dikatakan sehat apabila jumlah modal luar nya lebih besar dari modal sendiri. Bagi koperasi yang menggunakan modal dari luar akan mengurangi sisa hasil usaha karena sebagian besar volume usaha digunakan untuk membayar utang kepada pihak luar, sehingga penggunaan modal luar diharapkan dapat bermanfaat untuk meningkatkan rentabilitas usaha bagi koperasi, atau prosentase rentabilitas lebih tinggi dari prosentase suku bunga yang harus dibayar. Semakin besar modal yang dihimpun koperasi maka semakin besar keuntungan yang diperoleh koperasi. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Ganitri, Suwendra dan Yulianthini (2014) mendapatkan hasil 33

24 bahwa modal pinjaman/luar berpengaruh positif dan signifikan terhadap sisa hasil usaha. 5. Pengaruh Volume Usaha terhadap Sisa Hasil Usaha Setiap koperasi pasti memiliki unit usaha. Hal ini juga menentukan seberapa besar volume usaha yang dijalankan dalam kegiatan usaha tersebut. Usaha atau kegiatan yang dilakukan oleh koperasi diharapkan bisa memberikan manfaat yang sebesar-besarnya terutama bagi anggota koperasi dan masyarakat pada umumnya. Usaha atau kegiatan yang dilakukan tersebut dapat dilihat dari besarnya volume usaha yang nantinya akan berpengaruh teradap perolehan laba atau sisa hasil usaha koperasi (Sitio, 2001). Dalam koperasi simpan pinjam (KSP) kegiatan usahanya tidak hanya terletak pada usaha simpan pinjam, namun juga terletak pada simpanan atau tabungan yang dikelola oleh koperasi. Penelitian yang dilakukan oleh Pariyasa, Zukhri, Indrayani (2014) dalam penelitiannya menghasilkan bahwa volume usaha mempengaruhi SHU koperasi. Dengan demikian, semakin tinggi volume usaha yang dikembangkan oleh koperasi maka semakin tinggi pula kesempatan koperasi untuk meningkatkan sisa hasil usaha (SHU) koperasi. 6. Pengaruh Anggota terhadap Sisa Hasil Usaha Hampir seluruh anggota selalu mengharapkan nominal SHU yang akan diterima selalu tinggi, besarnya SHU yang mampu dihimpun koperasi ditentukan oleh banyaknya anggota. Pertumbuhan jumlah 34

25 anggota yang terus meningkat diimbangi dengan tingginya partisipasi anggota akan semakin meningkatkan jumlah modal koperasi. Bertambahnya modal koperasi yang dimiliki maka semakin besar hasil usaha yang diperoleh. Karena apabila jumlah anggota tinggi maka besarnya SHU juga akan besar, karena semakin banyak anggota dan diikuti partisipasi anggota maka transaksi yang bisa dilakukan di koperasi pun akan semakin banyak. Ayuk dan Utama (2013), Winarko (2014) menunjukkan bahwa jumlah anggota berpengaruh positif dan signifikan terhadap SHU pada koperasi simpan pinjam. Sementara penelitian yang dilakukan oleh Pariyasa, Zukhri, Indrayani (2014) mendapatkan hasil bahwa variabel jumlah anggota tidak berpengaruh terhadap SHU. Sebagai acuan untuk membantu dalam memahami penelitian ini, diperlukan adanya kerangka pemikiran. Berdasarkan landasan teori dan hasil penelitian terdahulu yang telah di uraikan sebelumnya, maka untuk menjelaskan pemikiran dalam penelitian ini digunakan kerangka pemikiran seperti pada gambar dibawah ini: 35

26 Gambar 1 Kerangka Pemikiran H 1 Aset (X 1 ) Modal Sendiri (X 2 ) Modal Luar (X 3 ) Volume Usaha (X 4 ) Anggota (X 5 ) H 2 + H 3 + H 4 + H 5 + H 6 + Sisa Hasil Usaha (Y) D. Hipotesis Berdasarkan latar belakang penelitian, masalah penelitian dan kerangka pemikiran diatas maka dapat disusun hipotesis sebagai berikut : H 1 : Aset, modal sendiri, modal luar, volume usaha dan anggota secara simultan berpengaruh signifikan terhadap SHU pada KSP di Kabupaten Banyumas. H 2 : Aset berpengaruh positif signifikan terhadap SHU pada KSP di Kabupaten Banyumas. H 3 : Modal sendiri berpengaruh positif signifikan terhadap SHU pada KSP di Kabupaten Banyumas. 36

27 H 4 : Modal luar berpengaruh positif signifikan terhadap SHU pada KSP di Kabupaten Banyumas. H 5 : Volume Usaha berpengaruh positif signifikan terhadap SHU pada KSP di Kabupaten Banyumas. H 6 : Anggota berpengaruh positif signifikan terhadap SHU pada KSP di Kabupaten Banyumas. 37

PUSAT TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI PENDIDIKAN

PUSAT TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI PENDIDIKAN 1 KOPERASI SISWA Disampaikan dalam Siaran Langsung Interaktif TV Edukasi 15 MEI 2010 oleh : Dr. Siti Nurjanah, SE, M.Si DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL PUSAT TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Koperasi berasal dari perkataan co dan operation, yang mengandung arti

BAB II URAIAN TEORITIS. Koperasi berasal dari perkataan co dan operation, yang mengandung arti BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Koperasi Koperasi berasal dari perkataan co dan operation, yang mengandung arti kerja sama untuk mencapai tujuan. Oleh sebab itu defenisi koperasi adalah suatu perkumpulan

Lebih terperinci

BAB II PENGERTIAN DAN PRINSIP-PRINSIP KOPERASI. Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma

BAB II PENGERTIAN DAN PRINSIP-PRINSIP KOPERASI. Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma BAB II PENGERTIAN DAN PRINSIP-PRINSIP KOPERASI KOPERASI, GOTONG ROYONG DAN TOLONG MENOLONG Koperasi mengandung makna kerja sama, ada juga mengartikan menolong satu sama lain. Arti kerjasama bisa berbeda-beda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Negara (BUMN), Swasta dan Koperasi (Hendrojogi, 2007). diatur oleh UUD 1945 pasal 33 ayat 1 yang berbunyi Perekonomian disusun

BAB I PENDAHULUAN. Negara (BUMN), Swasta dan Koperasi (Hendrojogi, 2007). diatur oleh UUD 1945 pasal 33 ayat 1 yang berbunyi Perekonomian disusun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi didasarkan pada demokrasi ekonomi yang mengarahkan bahwa masyarakat harus memegang peran aktif dalam kegiatan pembangunan. Oleh karena itu

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. KP. Telkom Padang. Pengaruh jumlah modal sendiri (X1) terhadap SHU adalah

BAB II URAIAN TEORITIS. KP. Telkom Padang. Pengaruh jumlah modal sendiri (X1) terhadap SHU adalah BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Lestari (2005:47) meneliti tentang: Pengaruh modal terhadap sisa hasil usaha KP. Telkom Padang. Pengaruh jumlah modal sendiri (X1) terhadap SHU adalah positif,

Lebih terperinci

Bandung, 04 Maret Pertemuan ke - 2

Bandung, 04 Maret Pertemuan ke - 2 Pengertian,Asas dan prinsip-prinsip koperasi Bandung, 04 Maret 2010 Pertemuan ke - 2 Tujuan perkuliahan hari ini Setelah perkuliahan pada pertemuan ke 2 ini, mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan kembali

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Akuntansi Perkoperasian Sebagai organisasi ekonomi yang berwatak sosial, koperasi memiliki perbedaan dengan bentuk perusahaan lainnya. Namun apabila dilihat dari kebutuhannya

Lebih terperinci

URAIAN MATERI. A. Pengertian Koperasi

URAIAN MATERI. A. Pengertian Koperasi URAIAN MATERI A. Pengertian Koperasi Kata Koperasi berasal dari bahasa Inggris, yaitu co dan operation. Co berarti bersama, operation berarti usaha. Kalau kedua kata itu dirangkai, maka koperasi dapat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi Istilah koperasi menurut etimologi berasal dari bahasa Inggris, co yang berarti bersama dan operation yang berarti usaha, koperasi berarti

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Kata koperasi berasal dari bahasa Latin cooperere yang dalam bahasa Inggris

BAB II LANDASAN TEORI. Kata koperasi berasal dari bahasa Latin cooperere yang dalam bahasa Inggris BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Koperasi Bagi Indonesia koperasi merupakan suatu badan usaha yang menerapkan sifat gotong royong dan cara bekerjanya bersifat kekeluargaan. Kata koperasi berasal dari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. reaksi terhadap sistem perekonomian kapitalisme di Negara-negara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. reaksi terhadap sistem perekonomian kapitalisme di Negara-negara BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Koperasi dan Karakteristiknya Sejarah koperasi lahir pada permulaan abad ke-19 sebagai suatu reaksi terhadap sistem perekonomian kapitalisme di Negara-negara Eropa. Sistem ekonomi

Lebih terperinci

Koperasi 1

Koperasi  1 1 Koperasi Outline Materi Materi 1: Fungsi dan Peran Koperasi Secara Umum Materi 2: Landasan Koperasi di Indonesia Materi 3: Fungsi Koperasi di Indonesia Materi 4: Prinsip Koperasi Menurut Rochdale Materi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi Menurut Rudianto (2015:3), Koperasi adalah perkumpulan orang yang secara sukarela mempersatukan diri untuk berjuang meningkatkan kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membuat laporan keuangan yang harus selesai dalam waktu 6 (enam) bulan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membuat laporan keuangan yang harus selesai dalam waktu 6 (enam) bulan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rentabilitas 2.1.1 Pengertian Rentabilitas Koperasi tiap tahun diharuskan oleh undang-undang hukum dagang membuat laporan keuangan yang harus selesai dalam waktu 6 (enam) bulan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 LANDASAN TEORI 2.1.1 Pengertian Koperasi Menurut Subandi (2011) Koperasi berasal dari bahasa Inggris co-operation yang berarti usaha bersama. Dengan kata lain berarti segala

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Dalam Kajian Pustaka ini akan dijelaskan mengenai pengertian-pengertian yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Dalam Kajian Pustaka ini akan dijelaskan mengenai pengertian-pengertian yang BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian pustaka Dalam Kajian Pustaka ini akan dijelaskan mengenai pengertian-pengertian yang mendasari dalam prosedur laporan pelaksanaan simpan pinjam yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi bahwa, Undang Undang No.17 tahun 2012 tentang Perkoperasian menyatakan Koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan

Lebih terperinci

a. Koperasi dimiliki oleh anggota yang bergabung atas dasar sedikitnya ada satu kepentingan ekonomi yang sama.

a. Koperasi dimiliki oleh anggota yang bergabung atas dasar sedikitnya ada satu kepentingan ekonomi yang sama. AKUNTANSI PERKOPERASIAN PSAK NO. (REVISI ) 0 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. (REVISI ) AKUTANSI PERKOPERASIAN Paragraf-paragraf yang dicetak dengan huruf tebal dan miring adalah paragraf standar

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Koperasi Pada hakekatnya koperasi merupakan suatu lembaga ekonomi yang sangat diperlukan dan penting untuk dipertahankan, koperasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI. a. Sesuatu yang di capai Prestasi yang di perlihatkan. tetapi juga mengelola proses kerja selama periode tersebut.

BAB II TINJAUAN TEORI. a. Sesuatu yang di capai Prestasi yang di perlihatkan. tetapi juga mengelola proses kerja selama periode tersebut. BAB II TINJAUAN TEORI 1.1. Landasan Teori 1.1.1. Pengertian Kinerja Menurut kamus umum Bahasa Indonesia kinerja diartikan sebagai berikut : a. Sesuatu yang di capai Prestasi yang di perlihatkan b. Kemampuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Koperasi a. Pengertian Koperasi Koperasi berasal dari kata co dan operation dalam bahasa inggris, yang mengandung arti kerjasama untuk mencapai tujuan. Koperasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lembaga Keuangan Lembaga Keuangan Bank merupakan badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka ini akan menjelaskan mengenai pengertianpengertian yang mendasar mengenai prosedur pelaksanaan simpan pinjam, tinjauan pustaka ini penulis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjuan Umum Tentang Perkoperasian Koperasi di Indonesia suatu wadah perekonomian rakyat yang berdasarkan kekeluargaan dan kegotong royongan serta merupakan ciri khas tata kehidupan

Lebih terperinci

KOPERASI. Tujuan Pembelajaran

KOPERASI. Tujuan Pembelajaran K-13 Kelas X ekonomi KOPERASI Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mempunyai kemampuan sebagai berikut. 1. Memahami tentang konsep dasar koperasi. 2. Memahami perhitungan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Koperasi Koperasi berasal dari bahasa Inggris Coperation terdiri dari dua suku kata yaitu Co yang berarti bersama dan Operation yang berarti bekerja. Koperasi sendiri

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN PUSTAKA. Istilah Koperasi berasal dari bahasa Latin Cooperate yang. bersama-sama. Menurut Revrisond Baswir (2000:2) dalam bukunya

BAB II LANDASAN PUSTAKA. Istilah Koperasi berasal dari bahasa Latin Cooperate yang. bersama-sama. Menurut Revrisond Baswir (2000:2) dalam bukunya BAB II LANDASAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Koperasi Secara Umum a. Pengertian Koperasi Istilah Koperasi berasal dari bahasa Latin Cooperate yang dalam bahasa Inggris Cooperation. Co artinya bersama dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Prinsip dan Tujuan Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi Koperasi yang berawal dari kata co yang berarti bersama dan operation yang berarti bekerja, sehingga koperasi

Lebih terperinci

ANALISIS PERKEMBANGAN MODAL SENDIRI DAN PEMBERIAN PINJAMAN UNTUK MENINGKATKAN SISA HASIL USAHA PADA KOPERASI KREDIT CU MANDIRI TEBING TINGGI

ANALISIS PERKEMBANGAN MODAL SENDIRI DAN PEMBERIAN PINJAMAN UNTUK MENINGKATKAN SISA HASIL USAHA PADA KOPERASI KREDIT CU MANDIRI TEBING TINGGI ANALISIS PERKEMBANGAN MODAL SENDIRI DAN PEMBERIAN PINJAMAN UNTUK MENINGKATKAN SISA HASIL USAHA PADA KOPERASI KREDIT CU MANDIRI TEBING TINGGI Oleh: Putri Dewi S1 Akuntansi Pinondang Nainggolan, Parman Tarigan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pekerjaan yan dilakukan secara bersama-sama sebenarnya dapat dikatakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pekerjaan yan dilakukan secara bersama-sama sebenarnya dapat dikatakan 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Koperasi 2.1.1. Definisi Koperasi Dilihat asal kata, istilah koperasi berasal dari bahasa Inggris coorperation yang berarti usaha bersama. Dengan arti lain segala bentuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bahasa Inggris disebut cooperation dan cooperative. Koperasi berasal dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bahasa Inggris disebut cooperation dan cooperative. Koperasi berasal dari BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Koperasi Kata koperasi berasal dari bahasa latin yaitu coopere yang dalam bahasa Inggris disebut cooperation dan cooperative. Koperasi berasal dari kata co dan operation

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. merupakan bentuk analisis untuk membuat data-data tersebut mudah diatur. Semua

BAB II KAJIAN TEORI. merupakan bentuk analisis untuk membuat data-data tersebut mudah diatur. Semua BAB II KAJIAN TEORI 1.1 Pengertian 1.1.1 Analisis Salah satu bentuk analisis adalah merangkum sejumlah data besar data yang masih mentah menjadi informasi yang dapat diinterpretasikan. Kategorisasi atau

Lebih terperinci

Dalam UU No. 17 Tahun 2012 Pasal 1 Ayat 1disebutkan

Dalam UU No. 17 Tahun 2012 Pasal 1 Ayat 1disebutkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Koperasi berasal dari perkataan co dan operation, yang mengandung arti bekerja sama untuk mencapai tujuan. Koperasi adalah suatu perkumpulan yang beranggotakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perekonomian Indonesia disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas azas kekeluargaan sebagaimana yang disebut dalam pasal 33 UUD 1945. Salah satu bentuk badan

Lebih terperinci

PROSPEK KINERJA KEUANGAN PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM ( KSP ) UNIVERSITAS GUNUNG RINJANI LOMBOK TIMUR - NTB

PROSPEK KINERJA KEUANGAN PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM ( KSP ) UNIVERSITAS GUNUNG RINJANI LOMBOK TIMUR - NTB GaneÇ Swara Vol. No. Maret 6 PROSPEK KINERJA KEUANGAN PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM ( KSP ) UNIVERSITAS GUNUNG RINJANI LOMBOK TIMUR - NTB ABSTRAK SAHRUL IHSAN Fakultas Ekonomi Universitas Gunung Rinjani

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN Tinjauan Pustaka Pengertian Koperasi Menurut Sri Edi Swasono dalam Sudarsono dan Edilius (2005) secara harfiah kata Koperasi

Lebih terperinci

BAB III. Pelaksanaan Kerja Praktek. Koperasi sebagai salah satu pilar penyangga perekonomian nasional memiliki ketentuanketentuan

BAB III. Pelaksanaan Kerja Praktek. Koperasi sebagai salah satu pilar penyangga perekonomian nasional memiliki ketentuanketentuan BAB III Pelaksanaan Kerja Praktek 3.1 Tinjauan Umum Koperasi Koperasi sebagai salah satu pilar penyangga perekonomian nasional memiliki ketentuanketentuan pokok tersendiri dalam menjalankan fungsi social

Lebih terperinci

Pentingnya Koperasi bagi

Pentingnya Koperasi bagi Bab 8 Pentingnya Koperasi bagi Kesejahteraan Masyarakat Tahuka kamu apa koperasi itu? Apa tujuan didirikannya koperasi? Apa alasan dibuatnya koperasi? Koperasi merupakan organisasi dari anggota, oleh anggota

Lebih terperinci

Ekonomi untuk SMA/MA kelas X. Oleh: Alam S.

Ekonomi untuk SMA/MA kelas X. Oleh: Alam S. Ekonomi untuk SMA/MA kelas X Oleh: Alam S. 2 10 Ba b 3 Tujuan Pembelajaran Dengan mempelajari bab ini, Anda diharapkan mampu: menjelaskan pengertian landasan, asas, tujuan, nilai, dan prinsip koperasi,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. mengenai definisi sistem terlebih dahulu. Penjelasan mengenai sistem ini telah

BAB II LANDASAN TEORI. mengenai definisi sistem terlebih dahulu. Penjelasan mengenai sistem ini telah BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem dan Prosedur 2.1.1 Pengertian Sistem Pembahasan mengenai definisi sistem ini sangat perlu untuk dilakukan, sehingga sebelum membahas tentang judul di atas, maka

Lebih terperinci

BAB 2. Tinjauan Teoretis dan Perumusan Hipotesis. yang beranggotakan orang-orang atau badan-badan hukum koperasi yang

BAB 2. Tinjauan Teoretis dan Perumusan Hipotesis. yang beranggotakan orang-orang atau badan-badan hukum koperasi yang BAB 2 Tinjauan Teoretis dan Perumusan Hipotesis 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Koperasi 1. Definisi Koperasi Sumarsono (2003) menyatakan bahwa koperasi adalah suatu perkumpulan yang beranggotakan orang-orang

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN TEORITIS. dengan harga murah (tidak bermaksud mencari untung) 1.

BAB III TINJAUAN TEORITIS. dengan harga murah (tidak bermaksud mencari untung) 1. BAB III TINJAUAN TEORITIS A. Pengertian dan Dasar Hukum Koperasi Simpan Pinjam 1. Pengertian Koperasi, Simpanan dan Pinjaman Dalam kamus besar bahasa indonesia Koperasi adalah perserikatan yang bertujuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Prinsip dan Tujuan Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi Koperasi berasal dari kata Co dan operation, yang mengandung arti kerjasama untuk mencapai tujuan tertentu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi Akuntansi memegang peranan penting dalam entitas karena akuntansi adalah bahasa bisnis. Akuntansi menghasilkan informasi yang menjelaskan kinerja keuangan

Lebih terperinci

Berdasarkan pengertian tersebut, yang dapat menjadi anggota koperasi yaitu:

Berdasarkan pengertian tersebut, yang dapat menjadi anggota koperasi yaitu: Koperasi Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Akuntansi Perkoperasian Sebagai organisasi ekonomi yang berwatak sosial, koperasi menengah memiliki perbedaan dengan bentuk-bentuk perusahaan lainnya. Namun apabila dilihat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Tujuan dan Jenis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan suatu perusahaan memiliki peranan yang sangat penting bagi pihak manajemen perusahaan,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Untuk memudahkan dalam memahami tentang bahasan Modal Sendiri dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Untuk memudahkan dalam memahami tentang bahasan Modal Sendiri dan BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1. Kajian Pustaka Untuk memudahkan dalam memahami tentang bahasan Modal Sendiri dan Sisa Hasil Usaha, maka perlu di jelaskan melalui kajian pustaka.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Koperasi (cooperative) bersumber dari kata co-operation yang artinya

TINJAUAN PUSTAKA. Koperasi (cooperative) bersumber dari kata co-operation yang artinya II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Koperasi Koperasi (cooperative) bersumber dari kata co-operation yang artinya kerja sama. Dalam hal ini, kerja sama tersebut dilakukan oleh orang-orang yang mempunyai

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Sejarah dan Definisi Koperasi 2.1.1 Sejarah Koperasi Menurut Amidipradja Talman (1985:22) disebutkan bahwa yang dimaksud dengan koperasi adalah : Badan usaha yang berbeda dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perkoperasian bahwa : Koperasi Indonesia adalah organisasi ekonomi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perkoperasian bahwa : Koperasi Indonesia adalah organisasi ekonomi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Landasan, dan Jenis Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi Menurut Undang-undang Koperasi tahun 1967 No. 12 tentang Pokokpokok Perkoperasian bahwa : Koperasi Indonesia

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Koperasi Unit Desa (KUD) Anugerah

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Koperasi Unit Desa (KUD) Anugerah BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Koperasi Unit Desa (KUD) Anugerah Koperasi Unit Desa (KUD) Anugerah yang terletak di Kecamatan Bagan Sinembah Kabupaten Rokan Hilir yang dibentuk pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemakmuran suatu negara. Para pelaku ekonomi baik perusahaan besar maupun. anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya.

BAB I PENDAHULUAN. kemakmuran suatu negara. Para pelaku ekonomi baik perusahaan besar maupun. anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tingkat kemakmuran negara antara lain terlihat dari pendapatan nasional dan tingkat pertumbuhan ekonomi. Tingkat pendapatan nasional dan pertumbuhan ekonomi

Lebih terperinci

PENGARUH MODAL SENDIRI TERHADAP PEROLEHAN SISA HASIL USAHA PADA KPRI DI KABUPATEN MAJALENGKA (Studi Kasus Pada KPRI Di Kabupaten Majalengka).

PENGARUH MODAL SENDIRI TERHADAP PEROLEHAN SISA HASIL USAHA PADA KPRI DI KABUPATEN MAJALENGKA (Studi Kasus Pada KPRI Di Kabupaten Majalengka). PENGARUH MODAL SENDIRI TERHADAP PEROLEHAN SISA HASIL USAHA PADA KPRI DI KABUPATEN MAJALENGKA (Studi Kasus Pada KPRI Di Kabupaten Majalengka). Oleh : R. NENY KUSUMADEWI, SE., MM. (Dosen Fakultas Ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Lembaga-lembaga perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Lembaga-lembaga perekonomian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi suatu bangsa memerlukan pola pengaturan pengelolaan sumber-sumber ekonomi yang tersedia secara terarah dan terpadu bagi peningkatan kesejahteraan

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 116, 1992 (PEMBANGUNAN. EKONOMI. Warganegara. Kesejahteraan. Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dilihat dari segi bahasa, secara umum koperasi berasal dari kata-kata latin yaitu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dilihat dari segi bahasa, secara umum koperasi berasal dari kata-kata latin yaitu BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Koperasi Dilihat dari segi bahasa, secara umum koperasi berasal dari kata-kata latin yaitu Cum yang berarti dengan, dan Aperari yang berarti bekerja. Dari dua kata

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa Koperasi, baik sebagai gerakan ekonomi rakyat

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Pembagian Sisa Hasil Usaha Di BMT Sidogiri Cabang Sidodadi

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Pembagian Sisa Hasil Usaha Di BMT Sidogiri Cabang Sidodadi BAB IV ANALISIS DATA A. Analisis Pembagian Sisa Hasil Usaha Di BMT Sidogiri Cabang Sidodadi Surabaya Sebagai suatu badan usaha, BMT dalam menjalankan kegiatan usahanya, tentu ingin mendapatkan keuntungan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIK. Secara harfiah koperasi yang berasal dari bahasa Inggris Cooperation terdiri dari

BAB II LANDASAN TEORITIK. Secara harfiah koperasi yang berasal dari bahasa Inggris Cooperation terdiri dari BAB II LANDASAN TEORITIK 2.1. Pengertian Koperasi Bagi bangsa Indonesia, koperasi sudah tidak asing lagi, karena kita sudah merasakan jasa koperasi dalam rangka keluar dari kesulitan hutang lintah darat.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gambaran Umum Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK-ETAP) SAK-ETAP merupakan suatu standar akuntansi yang disusun untuk mengatur pelaporan keuangan

Lebih terperinci

PENGARUH MODAL SENDIRI DAN ASET TERHADAP SISA HASIL USAHA (SHU) PADA KOPERASI PEGAWAI PEMERINTAH KOTA BANDUNG (KPKB) PERIODE ABSTRAK

PENGARUH MODAL SENDIRI DAN ASET TERHADAP SISA HASIL USAHA (SHU) PADA KOPERASI PEGAWAI PEMERINTAH KOTA BANDUNG (KPKB) PERIODE ABSTRAK PENGARUH MODAL SENDIRI DAN ASET TERHADAP SISA HASIL USAHA (SHU) PADA KOPERASI PEGAWAI PEMERINTAH KOTA BANDUNG (KPKB) PERIODE 2008-2015 ABSTRAK Oleh : Fitri Andriyani Dibawah bimbingan Lia Yulianti, SE.,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Koperasi Kata koperasi berasal dari bahasa Latin Cooperate yang dalam bahasa Inggris Cooperative. Co artinya bersama dan operation artinya bekerja, sehingga Cooperation

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam bentuk komunikasi bisnis sesuai dengan kebutuhan setiap pihak. Untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam bentuk komunikasi bisnis sesuai dengan kebutuhan setiap pihak. Untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi dan Tujuan Akuntansi Keuangan Suatu perusahaan memiliki keharusan untuk berhubungan dengan pihakpihak lain yang terkait dengan perusahaan. Hubungan tersebut harus dilanjutkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN DAN KOPERASI. Perikatan-Perikatan yang dilahirkan dari Kontrak atau Perjanjian,

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN DAN KOPERASI. Perikatan-Perikatan yang dilahirkan dari Kontrak atau Perjanjian, 23 BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN DAN KOPERASI 2.1 Pengertian Perjanjian Kredit Pasal 1313 KUHPerdata mengawali ketentuan yang diatur dalam Bab Kedua Buku III KUH Perdata, dibawah judul Tentang

Lebih terperinci

Menurut Rudianto (2010:9), tujuan koperasi adalah untuk memberikan kesejahteraan dan manfaat bagi para anggotanya

Menurut Rudianto (2010:9), tujuan koperasi adalah untuk memberikan kesejahteraan dan manfaat bagi para anggotanya 8 2.1 Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi BAB II TINJAUAN PUSTAKA Menurut Peraturan Mentri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor 04/Per/M.Kukm/Vii/2012, Koperasi adalah :

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Koperasi, baik sebagai gerakan ekonomi rakyat

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Tinjauan Umum Koperasi Undang-Undang Dasar 1945 khususnya pasal 33 ayat 1 menyatakan bahwa perekonomian Indonesia disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Undang-Undang Dasar 1945 khususnya pasal 33 ayat (1) menyatakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Undang-Undang Dasar 1945 khususnya pasal 33 ayat (1) menyatakan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi Undang-Undang Dasar 1945 khususnya pasal 33 ayat (1) menyatakan bahwa perekonomian Indonesia disusun sebagai usaha bersama berdasarkan

Lebih terperinci

Koperasi. By :

Koperasi. By : Koperasi By : dhoni.yusra@indonusa.ac.id Dasar Hukum Landasan Yuridis ada Pasal 33 Ayat 1 UUD 1945 : Perekonomian disusun sebagai usaha bersama atas asas kekeluargaan. Pengaturan pertama diatur dalam UU

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. defenisi dari modal kerja, kas, piutang dan persediaan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. defenisi dari modal kerja, kas, piutang dan persediaan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis Pada tinjauan teoritis di Bab II ini akan menjelaskan lebih dalam mengenai defenisi dari modal kerja, kas, piutang dan persediaan. 2.1.1 Modal Kerja Pada bagian

Lebih terperinci

KONSEP DASAR PERKOPERASIAN. 1. Pendahaluan

KONSEP DASAR PERKOPERASIAN. 1. Pendahaluan KONSEP DASAR PERKOPERASIAN 1. Pendahaluan Selama ini diketahui bahwa perkembangan Koperasi dan peranannya dalam perekonomian nasional belum memenuhi harapan, khususnya dalam memenuhi harapan sebagai sokoguru

Lebih terperinci

KONSEP DASAR KOPERASI

KONSEP DASAR KOPERASI KONSEP DASAR KOPERASI KONSEP DASAR PERKOPERASIAN UU No. 12 Tahun 1967 Koperasi dikatakan sebagai Organisasi ekonomi yang berwatak sosial. Konotasi berwatak sosial seringkali disalahtafsirkan sebagai organisasi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi Pengertian koperasi

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi Pengertian koperasi II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi 2.1.1 Pengertian koperasi Secara etimologi, koperasi itu berasal dari bahasa Inggris co dan operation. Co memiliki arti bersama dan operation yang berarti bekerja. Dengan

Lebih terperinci

SUMBER DANA KOPERASI. koperasi terdiri dari modal sendiri dan modal

SUMBER DANA KOPERASI. koperasi terdiri dari modal sendiri dan modal Manajemen keuangan koperasi berkaitan dengan aktivitas pengumpulan dana dan penggunaan dana tersebut secara efektif dan efisien (Hendar 2010). Ini kerap menjadi masalah klasik yang kerap menjadi awal perselisihan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. membebaskan diri para anggotanya dari kesulitan-kesulitan ekonomi yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. membebaskan diri para anggotanya dari kesulitan-kesulitan ekonomi yang BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Koperasi Koperasi merupakan suatu badan usaha bersama yang berjuang dalam bidang ekonomi dengan menempuh jalan yang tepat

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang pekoperasian pada Pasal

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang pekoperasian pada Pasal II. TINJAUAN PUSTAKA A. Badan Usaha Koperasi 1. Pengertian dan Dasar Hukum Koperasi Menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang pekoperasian pada Pasal 1 Ayat 1, pengertian koperasi adalah badan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. koperasi merupakan sarana bagi orang-orang yang ingin meningkatkan taraf

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. koperasi merupakan sarana bagi orang-orang yang ingin meningkatkan taraf BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi Koperasi merupakan suatu lembaga ekonomi yang saat ini penting dan diperlukan bagi masyarakat khususnya masyarakat menengah ke bawah, karena koperasi merupakan sarana

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Persediaan merupakan elemen yang penting bagi keseluruhan aktiva lancar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Persediaan merupakan elemen yang penting bagi keseluruhan aktiva lancar BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persediaan Persediaan merupakan elemen yang penting bagi keseluruhan aktiva lancar yang dimiliki oleh perusahaan baik perusahaan dagang maupun perusahaan manufaktur. Perbedaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. demokrasi ekonomi terdapat unsur-unsur usaha koperasi. perkoperasian menegaskan bahwa: Pasal 33 ayat (1) menyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. demokrasi ekonomi terdapat unsur-unsur usaha koperasi. perkoperasian menegaskan bahwa: Pasal 33 ayat (1) menyatakan bahwa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Koperasi merupakan salah satu bentuk organisasi ekonomi yang sedang mendapatkan perhatian pemerintah. Koperasi merupakan organisasi yang berbadan hukum.

Lebih terperinci

ANALISIS PERANAN MODAL SENDIRI TERHADAP SISA HASIL USAHA PADA KOPERASI KREDIT CU BINA KASIH PEMATANGSIANTAR

ANALISIS PERANAN MODAL SENDIRI TERHADAP SISA HASIL USAHA PADA KOPERASI KREDIT CU BINA KASIH PEMATANGSIANTAR ANALISIS PERANAN MODAL SENDIRI TERHADAP SISA HASIL USAHA PADA KOPERASI KREDIT CU BINA KASIH PEMATANGSIANTAR Oleh: Supriana S1 Akuntansi Parman Tarigan, Jubi, Ady Inrawan Abstrak Tujuan dari penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan masyarakat dimana kegiatannya berlandaskan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan masyarakat dimana kegiatannya berlandaskan BAB I PENDAHULUAN A. Latarbelakang Masalah Koperasi adalah gerakan ekonomi rakyat yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dimana kegiatannya berlandaskan pada prinsip-prinsip koperasi.

Lebih terperinci

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG PEMBERDAYAAN DAN PERLINDUNGAN KOPERASI

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG PEMBERDAYAAN DAN PERLINDUNGAN KOPERASI BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG PEMBERDAYAAN DAN PERLINDUNGAN KOPERASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTABARU, Menimbang

Lebih terperinci

BAB II. KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN dan HIPOTESIS Teori Stakeholder Teori Stakeholder digagas oleh R. Edward Freeman menyatakan bahwa :

BAB II. KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN dan HIPOTESIS Teori Stakeholder Teori Stakeholder digagas oleh R. Edward Freeman menyatakan bahwa : 10 BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN dan HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Teori Stakeholder Teori Stakeholder digagas oleh R. Edward Freeman menyatakan bahwa : The stakeholder theory is a theory

Lebih terperinci

Abstrak. Kualitas Pelayanan, Kemampuan Pengurus, Partisipasi Anggota, Sisa Hasil Usaha (SHU).

Abstrak. Kualitas Pelayanan, Kemampuan Pengurus, Partisipasi Anggota, Sisa Hasil Usaha (SHU). Judul : Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sisa Hasil Usaha (SHU) Koperasi Serba Usaha (KSU) di Kecamatan Denpasar Selatan Nama : I Gede Andika Miarta NIM : 1306105118 Abstrak Koperasi merupakan salah satu

Lebih terperinci

KOPERASI.

KOPERASI. KOPERASI TUJUAN Mampu mendefinisikan koperasi Mampu menyebutkan peran koperasi PENGERTIAN Koperasi berasal dari bahasa Latin: Cum (dengan) + operasi (bekerja)bekerja dengan orangorang lain. Istilah Ekonomi:

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi Koperasi berasal dari bahasa inggris yaitu co-operation. Co-operation berarti suatu bentuk perusahaan yang didirikan oleh orang-orang tertentu,

Lebih terperinci

Akuntansi Keuangan Koperasi

Akuntansi Keuangan Koperasi Akuntansi Keuangan Koperasi Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor : 04/Per/M.KUKM/VII/2012 MENIMBANG : (d). Bahwa Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dikenal dengan tiga pilar perekonomian Indonesia.Pada masa sekarang ini

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dikenal dengan tiga pilar perekonomian Indonesia.Pada masa sekarang ini 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Demokrasi ekonomi telah memberikan kesempatan kepada setiap orang atau lembaga untuk berperan serta dalam membangun perekonomian. Sesuai dengan amanat pasal 33 UUD

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Koperasi Koperasi berkenaan dengan manusia sebagai individu dan dengan kehidupannya dalam masyarakat. Manusia tidak dapat melakukan kerja secara sendiri,

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Koperasi, baik sebagai gerakan ekonomi rakyat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah organisasi ekonomi rakyat yang berwatak sosial dan beranggotakan orangorang,

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah organisasi ekonomi rakyat yang berwatak sosial dan beranggotakan orangorang, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Koperasi adalah suatu kumpulan orang-orang untuk bekerjasama demi kesejahteraan bersama. Berdasarkan UU No 12 tahun 1967, koperasi Indonesia adalah organisasi

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Koperasi, baik sebagai gerakan ekonomi rakyat maupun sebagai badan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN Tinjauan Pustaka Dewasa ini banyak badan usaha yang berdiri di tengah-tengah pertumbuhan ekonomi, misalnya perusahaan negara, perusahaan swasta lainnya.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi Menurut Undang-undang Nomor 17 tahun 2012 koperasi adalah : Badan hukum yang didirikan oleh perseorangan atau badan hukum koperasi, dengan pemisahan kekayaan para

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. usaha ).Di Indonesia pengertian koperasi menurut UU Koperasi tahun 1967 No.12

BAB II LANDASAN TEORI. usaha ).Di Indonesia pengertian koperasi menurut UU Koperasi tahun 1967 No.12 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian koperasi Koperasi berasal dari bahasa asing co- operation (co: bersama, operation: usaha ).Di Indonesia pengertian koperasi menurut UU Koperasi tahun 1967 No.12 tentang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi 2.1.1 Pengertian dan Prinsip Koperasi Menurut Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil Dan Menengah Republik Indonesia Nomor 04/Per/M.Kukm/Vii/2012, Koperasi

Lebih terperinci

TATA CARA PENDIRIAN KOPERASI

TATA CARA PENDIRIAN KOPERASI TATA CARA PENDIRIAN KOPERASI PERSIAPAN PEMBENTUKAN Orang-orang yang akan mendirikan koperasi terlebih dahulu mendapatkan penerangan dan penyuluhan agar memperoleh pengertian dan kejelasan mengenai maksud

Lebih terperinci

PENGERTIAN KOPERASI, KONSEP, NILAI, PRINSIP, PENDEKATAN, dan PERAN KOPERASI PENGERTIAN KOPERASI.

PENGERTIAN KOPERASI, KONSEP, NILAI, PRINSIP, PENDEKATAN, dan PERAN KOPERASI PENGERTIAN KOPERASI. PENGERTIAN KOPERASI, KONSEP, NILAI, PRINSIP, PENDEKATAN, dan PERAN KOPERASI Hampir dua abad telah berlalu sejak sekelompok buruh di Rochalde, Inggris, mendirikan koperasi untuk pertama kalinya. Sejak saat

Lebih terperinci

KOPERASI.. Nomor : 12. Pada hari ini, Kamis, tanggal (sepuluh September dua ribu lima belas).

KOPERASI.. Nomor : 12. Pada hari ini, Kamis, tanggal (sepuluh September dua ribu lima belas). KOPERASI.. Nomor : 12 Pada hari ini, Kamis, tanggal 10-09-2015 (sepuluh September dua ribu lima belas). Pukul 16.00 (enam belas titik kosong-kosong) Waktu Indonesia Bagian Barat. ------- - Hadir dihadapan

Lebih terperinci