KRISTALOGRAFI DAN MINERALOGI KUARSA. Desi Trisnawati Barmawi Mahasiswa Magister teknik Geologi UPN Veteran Yogyakarta
|
|
- Suryadi Sanjaya
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 KRISTALOGRAFI DAN MINERALOGI KUARSA Desi Trisnawati Barmawi Mahasiswa Magister teknik Geologi UPN Veteran Yogyakarta ABSTRACT Crystallography the quartz is characterized by crystal system trigonal and hexagonal trapezohedral, where quartz trigonal trapezohedral trapezium-shaped area enclosed by six horizontal axes a1, a2, a3 form an angle of 120 perpendicular to c axis forming an angle of 90. Crystal symmetry Herman Maugin symbol 3 2 is quartz crystals have one axis of symmetry with the 3 rounds, 3 horizontal axis of symmetry with 2 round, does not have a mirror plane and center of symmetry. hexagonal quartz trapezohedral Trapezium-shaped with 12 field horizontal axes a1, a2, a3, forming an angle of 60 perpendicular c-axis to the angle of 90. crystal symmetry Herman Maugin symbol indicates quartz crystals have one axis of symmetry with 6 rounds, 6 horizontal axis of symmetry with 2 rounds, has no center of symmetry and mirror fields. This was also reflected in the nature mineraloginya. Optical properties of mineral quartz that is usually colorless or white when pure often color because of contamination, fouling, or other mineral inclusions. White complexion and luster of glass and transparent. Quartz has a refractive index no = 1.55 and ne = 1.54 so that the double refraction is positive and weak. Dikroisme nature of the seen in variation quartz crypto and fluoreskens colorless when pure. ABSTRAK Secara kristalografi kuarsa dicirikan oleh sistem kristal trigonal trapezohedral dan heksagonal trapezohedral, dimana kuarsa trigonal trapezohedral berbentuk trapezium tertutup dengan enam bidang secara horizontal sumbu a1, a2, a3 membentuk sudut 120 tegak lurus sumbu c membentuk sudut 90. Simetri kristal bersimbol Herman Maugin 3 2 yaitu kuarsa mempunyai satu sumbu kristal dengan 3 putaran simetri, 3 sumbu horizontal dengan 2 putaran simetri, tidak mempunyai bidang cermin dan pusat simetri. Kuarsa heksagonal trapezohedral berbentuk trapezium dengan 12 bidang secara horizontal sumbu a1, a2, a3, membentuk sudut 60 tegak lurus sumbu c pada sudut 90. Simetri kristal Herman Maugin bersimbol menandakan kuarsa memiliki satu sumbu kristal dengan 6 putaran simetri, 6 sumbu horizontal dengan 2 putaran simetri, tidak mempunyai pusat simetri dan bidang cermin. Hal itu juga tercermin dalam sifat mineraloginya. Sifat optis mineral kuarsa yaitu umumnya tidak berwarna atau putih jika murni sering pula berwarna karena pengotoran-pengotoran atau inklusi mineral lain. Corak putih dan kilap kaca serta transparan. Kuarsa mempunyai indeks bias no = 1.55 dan ne = 1.54 sehingga bias gandanya bernilai positif dan lemah. Sifat dikroisme terlihat pada variasi kuarsa kripto dan fluoreskens tidak berwarna jika murni. Kata kunci : sifat fisik, sifat optis dan kristalografi mineral kuarsa PENDAHULUAN Latar Belakang Kuarsa adalah salah satu kelompok mineral silika dan salah satu mineral pembentuk optik kristal. Kuarsa banyak dimanfaatkan dalam industri, seperti
2 keramik sebagai bahan anorganik bukan logam. Bahan dasar keramik sendiri berasal dari tambang alam yaitu : SiO2, Al2O3, CaO, MgO, K2O, Na2O dan lain-lain. Bahan keramik tersebut kini banyak digunakan di berbagai bidang industri yaitu elektronik, bahan bangunan, teknologi nuklir dan atribut ruang angkasa. Kuarsa sendiri adalah salah satu mineral yang umum ditemukan di lapisan kerak bumi dan sangat melimpah di alam. Mineral kuarsa disebut juga silika yang terbentuk pada temperatur di atas 573 C. Mineral ini memiliki bentuk yang bervariasi bersifat tembus cahaya, tak berwarna atau bila terdapat ion renik dapat berwarna jingga atau ungu, familiar dengan nama permata. Permasalahan Kuarsa masih jarang yang membahas secara detail, padahal kuarsa sangat berperan umumnya digunakan oleh industri industri, salah satunya sebagai bahan pembuat kaca, kaca ini dibuat dari bahan baku pasir kuarsa yang kemudian diproses menjadi bahan baku kaca. Tujuan Tujuan dari penyusunan jurnal ini adalah untuk mengetahui secara sistematis dan praktis tentang kristalografi dan mineralogi mineral kuarsa serta jenis jenis kuarsa di alam. Ruang Lingkup Pembahasan ini melingkupi sifat-sifat kristal mineral kuarsa sebagai sifat dasar yang dicerminkan pada sifat mineralogi, sifat optik dan komposisi kimianya. Metode Penulisan Penulisan ini disusun dengan cara mengumpulkan bahan - bahan tulisan dari berbagai pustaka, baik textbook, diktat-diktat, internet dan deskripsi mineralogi di laboratorium. TINJAUAN PUSTAKA Sistem Kristalografi Mineral Kuarsa Unit sel mineral kuarsa Unit sel adalah pecahan ruang terkecil suatu kristal yang menunjukkan semua sifat simetri nya. Unit sel dalam tiga dimensi membentuk sistem koordinat dengan 3 sumbu dalam struktur kristal yang disebut titik kisi - kisi. Unit sel sendiri adalah dasar unsur titik kisi - kisi. Titik-titiknya sesuai dengan sudut-sudut unit sel. Dengan pendekatan konsep unit sel dapat menjelaskan posisi - posisi atom dalam struktur kristal, geometri dari bentuk-bentuk kristalografi dan posisi bidang kristal yang digambarkan dengan sistem koordinat tunggal. Dimulai dengan "model tetrahedral" dari struktur kristal. Motif a yang ditandai dengan warna ungu dari kelompok tetrahedra (Gambar 1) kemudian ditarik ke posisi atom oksigen pada ikatan tetrahedral terdekat untuk membangun pola struktur kristal, kemudian menentukan arah dan jarak titik - titik terdekat dalam kisi - kisi kristal.
3 Gambar 1. Menentukan dimensi unit sel dalam kuarsa secara horizontal (Akhavan, 2005) Dimensi vertikal dari unit sell (Gambar 2) terlihat bidang m kristal, paralel sumbu a. Di sini dua garis panah, menunjukkan sumbu c dan a1 menggambarkan segiempat. Garis panah c lebih panjang dari garis panah a1 a2 dan a3, perbandingan dari keempat sumbu tersebut adalah c : a = : 1 Panjang absolut sumbu : a (a1,a2,a3) nm or Å c nm or Å Gambar 2. Menentukkan dimensi unit sel dalam kuarsa secara vertikal (Akhavan, 2005)
4 Dari penentuan dimensi unit sel maka ada beberapa calon unit sell yang akan membentuk titik-titik kisi kristal. Titik kisi Kristalnya dibangun oleh unit sell SiO2 (Gambar 3) menunjukkan unit sel proyeksi posisi atom dalam sumbu c, Si berwarna putih O warna merah. Gambar 3. Calon Unit sel yang akan membangun titik kisi kristal kuarsa (Akhavan, 2005) Unit sel kuarsa heksagonal adalah bentuk rhom yang dibangun oleh unit sel Si3O6, unit sell kuarsa trigonal berbentuk seperti kubus miring dibentuk oleh Si3O6 yang mencerminkan formula dari kuarsa yaitu SiO2 (Gambar 4). Tipe data unit sell kuarsa adalah sebagai berikut : a 4.193Å c 5.405Å Z 3 Z adalah jumlah satuan formula dari unit sell Si3O6 : 3 x SiO2 Gambar 4. Unit sel kuarsa yang dibangun oleh Si3O6, Si berwarna putih dan O warna merah (Akhavan, 2005) heksagonal trapezohedral. Menurut J. Michael dkk (1998) kuarsa merupakan anggota kelas trigonal trapezohedral, kecuali kuarsa tingkat tinggi termasuk dalam anggota kelas PEMBAHASAN Sistem kristal kuarsa trigonal trapezohedral Notasi bidang Morfologi kuarsa trigonal trapezohedral terbentuk oleh enam bidang kristal trapezium dengan bentuk tertutup. Menurut Akhavan (2005) pada umumnya kuarsa terkristalisasi pada bentuk trigonal trapezohedral pada suhu < 573 C di lingkungan hidrotermal dan pegmatit pada kedalaman km dari permukaan dan tekanan 2 3 Gpa. Morfologi tersebut tersusun atas unit sel
5 Si3O6 yang saling berikatan satu sama lain membentuk struktur dasar kuarsa (Gambar 5). Kuarsa trigonal trapezohedral mempunyai notasi Miller indices adalah (h-k-il), (i-k-hl), (kh-il), (ki-hl). Gambar 5. Gambar kuarsa trigonal trapezohedral (Gambar Michael, 1998) Kuarsa trigonal trapezohedral memiliki empat sumbu kristal dimana sumbu c tegak lurus terhadap ketiga sumbu yang lain. Sumbu a1, a2, a3 masing masing membentuk sudut 120. Sumbu a1, a2, a3 mempunyai panjang yang sama sedangkan c berbeda (lebih panjang dari sumbu a). Simetri kristal Kuarsa trigonal trapezohedral bersimbol Herman Maugin 3 2 simetri 1A3 3A2, menandakan kuarsa mempunyai 1 sumbu kristal dengan 3 putaran simetri, 3 sumbu horizontal dengan 2 putaran simetri, tidak mempunyai bidang cermin dan pusat simetri. (Gambar 6) Hal ini berarti secara optis, gelombang cahaya yang masuk melalui sumbu c tidak terpolarisasi karena orientasi medan elektrik dan magnetik dari cahaya mengalami perubahan arah yaitu berputar sesuai dengan simetri kuarsa. Jika cahaya masuk melalui sumbu a juga tidak terjadi polarisasi, dimana orientasi mengalami perubahan perputaran karena aktifitas optik kuarsa terdapat sejajar pada sumbu c. Gambar 6. Simetri kristal kuarsa trigonal trapezohedral (Rinawan, 2002) Sistem kristal kuarsa heksagonal trapezohedral
6 Notasi Bidang Heksagonal trapezohedral terbentuk oleh 12 bidang trapezium dengan notasi Miller indices seperti klas diheksagonal dipiramid, namun tidak mempunyai simetri pusat dan simetri bidang. Notasi Miller indices yaitu heksagonal prisma orde 1 : 1100, 1010, 0110 ; heksagonal prisma orde 2 : 2110, 1120 ; diheksagonal : 0001, 3120, 2130 ; heksagonal dipiramid orde 1 : 1101, 1011, 0111, 1101, 1011, 0111 ; heksagonal dipiramid orde 2 : 2112, 1122, 2112, 1122 ; diheksagonal : 2131, 3121, 1231, Gambar 7. Kesamaan Notasi Miller indices antara heksagonal Trapezohedral dan diheksagonal-dipiramidal, heksagonal trapezohedral (kiri) dan diheksagonaldipiramidal (kanan). (Rinawan, 2002) Menurut Akhavan, 2005 kuarsa heksagonal trapezohedral terbentuk pada suhu 573 C C pada endapan pegmatit dengan kedalaman km dan tekanan 3 4 Gpa.
7 Simetri Kristal Heksagonal trapezohedral, kelas bersimbol 6 2, simetri 1A6, 6A2, mempunyai 1 sumbu kristal dengan 6 putaran simetri, 6 sumbu horizontal dengan 2 putaran simetri, tidak mempunyai pusat simetri dan bidang cermin. (Gambar 8) Gambar 8. Simetri kristal kuarsa heksagonal trapezohedral (Rinawan, 2002) Secara optis mengandung arti yang sama dengan trigonal trapezohedral, namun arah perputaran orientasi medan elektrik dan magnetik cahaya berputar sesuai dengan simetri heksagonal trapezohedral. Mineralogi Kuarsa Sifat fisik Suatu mineral mempunyai ciri fisik tertentu yang dapat dikenal/diidentifikasi, diantaranya yaitu sistim kristal, bentuk/habit kristal, warna, kilap, transparan, goresan, belahan, pecahan, kekerasan, berat jenis, dan ciri-ciri khusus. Sifat fisik ini diperoleh secara megaskopis. Berikut tabel sifat fisik mineral kuarsa Warna Goresan Kilap Pecahan Belahan Sifat dalam Kekerasan Mohs Vicker's Indentation Hardness Rosival Grinding Hardness Berat Jenis Tidak berwarna jika murni Tidak ada/putih jika berwarna Kaca Cryptocrystalline: lilin sampai tumpul Konkoidal, kadang-kadang uneven Tidak ada Brittle Makrokristaline :7 Criptokristaline : Macrocrystalline: average 1182 kg/mm2 (basal plane 1103 kg/mm2, prism faces 1260 kg/mm2) Macrocrystalline:100 (quartz is the reference) g/cm3 Titik lebur 1705 C Boiling Point 2477 C Konduktivitas termal [λ] = W/m K λ= parallel sumbu c λ = 6.70 parallel sumbu a Sifat optik kuarsa Warna, kilap, transparan dan corak Kuarsa murni tidak berwarna dan bersifat transparan, kuarsa transparan terhadap cahaya dan gelombang panjang radiasi ultraviolet. Sifat ini juga berlaku pada kuarsa amorf gelas yang digunakan untuk lampu ultraviolet. Variasi kuarsa
8 berwarna dapat digunakan untuk mengetahui unsur yang membangun dalam kisi kristal atau inklusi mineral-mineral lain. Corak variasi kuarsa makrokristalin adalah putih atau tidak berwarna, sifat ini juga berlaku untuk kuarsa kripto, kecuali jika jumlah kandungan impurities (kehadiran unsur - unsur lain) sangat tinggi maka corak agak berwarna. Contohnya pada jasper merah gelap opak mempunyai corak berwarna merah muda kekuning-kuningan. Kuarsa mempunyai kilap kaca. Permukaan pecahannya kadang-kadang menunjukkan kilap lemak. Kuarsa kripto mempunyai kilap lilin. Kualitas kilap berhubungan dengan struktur permukaan dan indeks refraksi, bahkan jasper opak atau flint menunjukkan kilap kaca ketika disemir. Refraksi dan birefringence Cahaya yang melewati suatu unsur transparan bertentangan dengan medanmedan elektrik yang ada dalam zat padat: secara efektif diperlambat dan panjang gelombangnya pendek. Akibatnya, sinar dibelokkan di permukaan jika masuk dalam zat padat membentuk sudut hal ini disebut pembiasan (Gambar 9). Refraksi indeks kuarsa adalah suatu ukuran berapa banyak cahaya yang akan dibiaskan ketika masuk dalam suatu unsur padat dari ruang vakum. Pada kuarsa sedikit lebih tinggi dari gelas, namun lebih rendah dari batu mulia. Sinar tunggal dari cahaya dibagi kedalam dua sinar ketika melewati bidang rombohedral. Birefringence (Bias ganda) terdapat pada kebanyakan material non kubik dan tidak ada pada material amorf, mineral isometrik dan cairan. Gambar 9. (Akhavan, 2005) Pembiasan Di dalam suatu kristal kekuatan medan elektrik internal terdapat diantara jenis-jenis atom dengan arah kristalografi. Bagaimana suatu gelombang elektromagnetik yang masuk kristal bertentang dengan bidang yang ada, tergantung pada polarisasinya, polarisasi adalah orientasi vektor medan elektrik dan magnetik secara teratur. Komponen medan magnet dan elektrik dari gelombang cahaya yang mana terorientasi tegak lurus terhadap yang lain berhubungan dengan medan - medan dalam kristal. Bias ganda pada kuarsa bernilai positif dan sangat lemah. Bias ganda hanya terjadi ketika cahaya melewati kristal yang tegak lurus sumbu optis (Gambar 10). Sumbu optis dalam kuarsa sesuai dengan sumbu c dari unit sel, maka cahaya yang lewat akan terbagi kedalam dua sinar dan tidak terpolarisasi.
9 Gambar 10. Birefringence dan polarisasi (Akhavan, 2005) Dispersi Karena cahaya dari panjang gelombang pendek (biru) dibelokkan lebih panjang (merah), cahaya putih yang melewati medium transparant akan terbagi kedalam komponen warna dari spektrumnya, disebut dispersi. Koefisien dispersi adalah suatu ukuran berapa banyak indeks bias suatu unsur yang tergantung pada panjang gelombang cahaya. Kuarsa mempunyai koefisien dispersi lemah. Dispersi tidak terbatas pada kristal anisotrop namun juga pada kristal isotrop dan unsur non kristalin, contoh air (menyebabkan pelangi). KESIMPULAN Dalam mempelajari kristalografi dan mineralogi, kita harus mengetahui terlebih dahulu disiplin ilmu - ilmu lain seperti matematika, fisika, dan kimia. Suatu mineral kristalin terbentuk secara kristalografi yang dimulai dari struktur internal yaitu ikatan kimia unsur-unsur membentuk unit sel dan titik kisi kristal kemudian dari struktur internal ini akan membentuk struktur eksternal kristal dalam bentuk morfologi, sistem kristal, klas kristal, simetri, dan notasi bidang. Hal ini juga tercermin dalam sifat fisik dan sifat optik. Kuarsa trigonal trapezohedral dan heksagonal trapezohedral mempunyai bentuk unit sel yang sama kecuali pada bagian atasnya pada trigonal memiliki 3 putaran dan heksa memiliki 6 putaran. Kuarsa trigonal terbentuk pada suhu <573º C pada kedalaman km dan tekanan 2-3 Gpa. Kuarsa heksagonal terbentuk pada suhu 573º C - 870º C pada kedalaman km dan tekanan 3-4 Gpa. DAFTAR PUSTAKA Adinugroho, N Golongan Bahan Galian. (: wordpress.com), Yogyakarta Akhavan, A The Quartz Page. ( Jerman Anonim, 2007, Diktat kuliah: Endapan Pegmatit dan Kontak Metasomatisme, Institut Teknologi Bandung, ( Anonim, Diktat kuliah: Kristalografi dan Mineralogi, Universitas Pembangunan Nasional, Yogyakarta C.Cepeda Joseph, 1994, Introduction to Mineral and Rocks, West Texas A&M University, USA,
10 Cox, Price dan Harte, 1988, An Introduction to Crystals, Minerals, and Rocks, revised edition, McGRAW-HILL BOOK, London H.K.Edward, F.H.Walter, S.R.Lewis, 1959, Mineralogy, An Introduction to the Study of Minerals and Crystals, Fifth Edition, McGRAW-HILL BOOK Isbandi, D, Mineralogi. Nur Cahaya, Yogyakarta. Michael, J dan Howard, D. 1998, Introduction to Crystallography and Mineral Crystal systems, part 6, ( Mulyaningsih, S Vulkanologi. IST Akprind. Yogyakarta Rinawan. R, 2002, Modul Kristalografi dan Mineralogi, Bandung Setia Graha Doddy, 1987, Batuan dan Mineral, Nova, Bandung Warmada, I, W Asosiasi dan Genesa Mineral. Universitas Gadjah Mada ( Yogyakarta
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sifat-Sifat Optik Mineral Sifat-sifat optik pada suatu mineral terbagi menjadi dua, yakni sifat optik yang dapat diamati pada saat nikol sejajar dan sifat yang dapat diamati
Lebih terperinciBerdasarkan susunan kimianya, mineral dibagi menjadi 11 golongan antara lain :
MINERAL Dan KRISTAL Mineral didefinisikan sebagai suatu benda padat homogen yang terdapat di alam, terbentuk secara anorganik, mempunyai komposisi kimia pada batas-batas tertentu dan memiliki atom-atom
Lebih terperinciACARA II MINERALOGI OPTIK SIFAT-SIFAT OPTIS MINERAL DALAM PENGAMATAN PLANE POLARIZED LIGHT
ACARA II MINERALOGI OPTIK SIFAT-SIFAT OPTIS MINERAL DALAM PENGAMATAN PLANE POLARIZED LIGHT I. Pengamatan Plane Polarized Light Pengamatan PPL (plane polarized light) merupakan pengamatan yang hanya mengunakan
Lebih terperinciGambar dibawah memperlihatkan sebuah image dari mineral Beryl (kiri) dan enzim Rubisco (kanan) yang ditembak dengan menggunakan sinar X.
EKO NURSULISTIYO Gambar dibawah memperlihatkan sebuah image dari mineral Beryl (kiri) dan enzim Rubisco (kanan) yang ditembak dengan menggunakan sinar X. Struktur gambar tersebut disebut alur Laue (Laue
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. sama yaitu isolator. Struktur amorf pada gelas juga disebut dengan istilah keteraturan
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Material Amorf Salah satu jenis material ini adalah gelas atau kaca. Berbeda dengan jenis atau ragam material seperti keramik, yang juga dikelompokan dalam satu definisi
Lebih terperinciXpedia Fisika. Optika Fisis - Soal
Xpedia Fisika Optika Fisis - Soal Doc. Name: XPFIS0802 Version: 2016-05 halaman 1 01. Gelombang elektromagnetik dapat dihasilkan oleh. (1) muatan listrik yang diam (2) muatan listrik yang bergerak lurus
Lebih terperinciLEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR - - GELOMBANG ELEKTROMAGNET - G ELO MB ANG ELEK TRO M AG NETIK
LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR Diberikan Tanggal :. Dikumpulkan Tanggal : Nama : Kelas/No : / Elektromagnet - - GELOMBANG ELEKTROMAGNET - G ELO MB ANG ELEK TRO M AG NETIK Interferensi Pada
Lebih terperinciKumpulan Soal Fisika Dasar II.
Kumpulan Soal Fisika Dasar II http://personal.fmipa.itb.ac.id/agussuroso http://agussuroso102.wordpress.com Topik Gelombang Elektromagnetik Interferensi Difraksi 22-04-2017 Soal-soal FiDas[Agus Suroso]
Lebih terperinciYudy Surya Irawan. Material Baru
Keramik Silikat (Silicate Ceramic) Silikat adalah material-material yang pada umumnya terdiri dari Silikon dan Oksigen, dua unsur kimia yang paling banyak di kulit bumi dan berupa tanah, batu, lempung
Lebih terperinciKRISTAL DAN KRISTALOGRAFI I
KRISTAL DAN KRISTALOGRAFI I A. Definisi Kristal Kristal merupakan zat padat yang memiliki atom atau senyawa yang mempunyai susunan secara teratur dan berulang hingga membentuk bidang bidang kristal. Kristal
Lebih terperinciUntuk terang ke 3 maka Maka diperoleh : adalah
JAWABAN LATIHAN UAS 1. INTERFERENSI CELAH GANDA YOUNG Dua buah celah terpisah sejauh 0,08 mm. Sebuah berkas cahaya datang tegak lurus padanya dan membentuk pola gelap terang pada layar yang berjarak 120
Lebih terperinciSifat gelombang elektromagnetik. Pantulan (Refleksi) Pembiasan (Refraksi) Pembelokan (Difraksi) Hamburan (Scattering) P o l a r i s a s i
Sifat gelombang elektromagnetik Pantulan (Refleksi) Pembiasan (Refraksi) Pembelokan (Difraksi) Hamburan (Scattering) P o l a r i s a s i Pantulan (Refleksi) Pemantulan gelombang terjadi ketika gelombang
Lebih terperinciAntiremed Kelas 12 Fisika
Antiremed Kelas 12 Fisika Optika Fisis - Latihan Soal Doc Name: AR12FIS0399 Version : 2012-02 halaman 1 01. Gelombang elektromagnetik dapat dihasilkan oleh. (1) Mauatan listrik yang diam (2) Muatan listrik
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Kupang, September Tim Penyusun
KATA PENGANTAR Puji syukur tim panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-nya tim bisa menyelesaikan makalah yang berjudul Optika Fisis ini. Makalah ini diajukan guna memenuhi
Lebih terperinciHANDOUT FISIKA KELAS XII (UNTUK KALANGAN SENDIRI) GELOMBANG CAHAYA
YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS SANTA ANGELA TERAKREDITASI A Jl. Merdeka No. 24 Bandung 022. 4214714 Fax. 022. 4222587 http//: www.smasantaangela.sch.id, e-mail : smaangela@yahoo.co.id HANDOUT
Lebih terperincibiasanya dialami benda yang tidak tembus cahaya, sedangkan pembiasan terjadi pada benda yang transparan atau tembus cahaya. garis normal sinar bias
7.3 Cahaya Cahaya, apakah kamu tahu apa itu cahaya? Mengapa dengan adanya cahaya kita dapat melihat lingkungan sekitar kita? Cahaya Matahari yang begitu terang dapat membentuk pelangi setelah hujan berlalu?
Lebih terperinci01 : STRUKTUR MIKRO. perilaku gugus-gugus atom tersebut (mungkin mempunyai struktur kristalin yang teratur);
01 : STRUKTUR MIKRO Data mengenai berbagai sifat logam yang mesti dipertimbangkan selama proses akan ditampilkan dalam berbagai sifat mekanik, fisik, dan kimiawi bahan pada kondisi tertentu. Untuk memanfaatkan
Lebih terperinciFisika Optis & Gelombang
Fisika Optis & Gelombang 1 Pemantulan & Pembiasan Saat cahaya yang merambat melalui suatu medium menemui bidang batas antara 2 medium dapat terjadi proses pemantulan dan/atau pembiasan Pemantulan: sebagian
Lebih terperinciCAHAYA. CERMIN. A. 5 CM B. 10 CM C. 20 CM D. 30 CM E. 40 CM
CAHAYA. CERMIN. A. 5 CM B. 0 CM C. 20 CM D. 30 CM E. 40 CM Cahaya Cermin 0. EBTANAS-0-2 Bayangan yang terbentuk oleh cermin cekung dari sebuah benda setinggi h yang ditempatkan pada jarak lebih kecil
Lebih terperinciBAB 24. CAHAYA : OPTIK GEOMETRIK
DAFTAR ISI DAFTAR ISI...1 BAB 24. CAHAYA : OPTIK GEOMETRIK...2 24.1 Prinsip Huygen dan Difraksi...2 24.2 Hukum-Hukum Pembiasan...2 24.3 Interferensi Cahaya...3 24.4 Dispersi...5 24.5 Spektrometer...5 24.6
Lebih terperinciDINAS PENDIDIKAN KOTA PADANG SMA NEGERI 10 PADANG Cahaya
1. EBTANAS-06-22 Berikut ini merupakan sifat-sifat gelombang cahaya, kecuali... A. Dapat mengalami pembiasan B. Dapat dipadukan C. Dapat dilenturkan D. Dapat dipolarisasikan E. Dapat menembus cermin cembung
Lebih terperinciSistem Kristal Hexagonal
Sistem Kristal Hexagonal A. Pengertian Sistem Kristal Hexagonal Sistem heksagonal adalah uniaksial, yang berarti itu didasarkan pada satu sumbu utama, dalam hal ini sumbu rotasi enam kali lipat, yang unik
Lebih terperinciBAB II CAHAYA. elektromagnetik. Cahaya dapat merambat dalam ruang hampa dengan kecepatan 3 x
BAB II CAHAYA 2.1 Pendahuluan Cahaya merupakan gelombang transversal yang termasuk gelombang elektromagnetik. Cahaya dapat merambat dalam ruang hampa dengan kecepatan 3 x 10 8 m/s. Sifat-sifat cahaya adalah
Lebih terperinciDISPERSI DAN DAYA PEMECAH PRISMA
DISPERSI DAN DAYA PEMECAH PRISMA Bayu Permana (140310130044) Program Studi Fisika, FMIPA Universitas Padjadjaran Senin,15 Juni 2015 Asisten : Khoirima Ulfi ABSTRAK Cahaya merupakan salah bentuk dari gelombang
Lebih terperinciDESKRIPSI MINERAL PENGOTOR (GANGUE MINERALS)
DESKRIPSI MINERAL PENGOTOR (GANGUE MINERALS) QUARTZ Rumus kimia : SiO 2 : bening atau putih : kaca (viteorus luster) : tidak ada 7 2,65 heksagonal mineral kuarsa dialam ditemukan didalam batuan beku dan
Lebih terperinciMineral Seri Reaksi Bowen
Mineral Seri Reaksi Bowen No Deret Diskontinu Deskripsi Megaskopis 1 Olivin Warna : Hijau Tua, Kehitaman Belahan : Konkoida Pecahan : Gelas Kiilap : Putih Berat Jenis : 3,27-3,37 Kekerasan : 6,5-7 2 Piroksen
Lebih terperinciPENGUKURAN DI LABORATORIUM (POLARIMETRI)
PENGUKURAN DI LABORATORIUM (POLARIMETRI) Abstrak Percobaan yang telah dilakukan bertujuan untuk menentukan sudut putar jenis larutan optis aktif, dengan alat yang digunakan yaitu polarimeter. Dimana Sinar
Lebih terperinciBAB GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK
BAB GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK I. SOAL PILIHAN GANDA Diketahui c = 0 8 m/s; µ 0 = 0-7 Wb A - m - ; ε 0 = 8,85 0 - C N - m -. 0. Perhatikan pernyataan-pernyataan berikut : () Di udara kecepatannya cenderung
Lebih terperinciKIMIA FISIKA KESETIMBANGAN CAIR-UAP & PADAT-UAP. Prof. Heru Setyawan Jurusan Teknik Kimia FTI ITS
KIMIA FISIKA KESETIMBANGAN CAIR-UAP & PADAT-UAP Prof. Heru Setyawan Jurusan Teknik Kimia FTI ITS 2 Kesetimbangan Fasa Satu Komponen Perubahan fasa yang terjadi ketika cairan yang dipanaskan dalam wadah
Lebih terperinciBAB 7 KERAMIK Part 2
BAB 7 KERAMIK Part 2 PENGERTIAN KERAMIK Keramik adalah bahan yang terbentuk dari hasil senyawa (compound) antara satu atau lebih unsur-unsur logam (termasuk Si dan Ge) dengan satu atau lebih unsur-unsur
Lebih terperinciPRISMA FISIKA, Vol. I, No. 2 (2013), Hal ISSN :
Uji Kualitas Minyak Goreng Berdasarkan Perubahan Sudut Polarisasi Cahaya Menggunakan Alat Semiautomatic Polarymeter Nuraniza 1], Boni Pahlanop Lapanporo 1], Yudha Arman 1] 1]Program Studi Fisika, FMIPA,
Lebih terperinciKey words : external electrics field, non-linear optics, polarization, polarization angle
ANALISIS PENGARUH MEDAN LISTRIK LUAR TERHADAP SUDUT PUTAR POLARISASI SINAR LASER DALAM LARUTAN GULA DAN GLISERIN Oleh: Linda Perwirawati, K.Sofjan Firdausi, Indras M Laboratorium Optoelektronik & Laser
Lebih terperinciPenyusunan Potensi Bahan Galian Batuan
Penyusunan Potensi Bahan Galian Batuan Jenis batu setengah permata di Wilayah Kecamatan Sekotong dan Kecamatan Lembar. Wilayah Pengawisan (Jasper) Jasper, adalah salah satu jenis batu mulia yang termasuk
Lebih terperinciSUSUNAN ATOM BENDA PADAT
SUSUNAN ATOM BENDA PADAT RADEN IRWAN FEBRIYANTO (NPM :0906602982) ANWAR SHIDDIQ ABDUL RACHMAN (NPM : 0906602420) ACHMAD GUNAWAN (NPM : 0906602364) ARIEF BUDIMAN (NPM : 0906602433) FERRY RAYA (NPM : 0906602641)
Lebih terperinciSpektrofotometer UV /VIS
Spektrofotometer UV /VIS Spektrofotometer adalah alat untuk mengukur transmitan atau absorban suatu sampel sebagai fungsi panjang gelombang. Spektrofotometer merupakan gabungan dari alat optic dan elektronika
Lebih terperinciMODUL IV JUDUL : KRISTALOGRAFI I BAB I PENDAHULUAN
MODUL IV JUDUL : KRISTALOGRAFI I BAB I PENDAHULUAN a. Latar Belakang Modul IV ini adalah modul yang akan memberikan gambaran umum tentang kristalografi, pengetahuan tentang kristalografi sangat penting
Lebih terperinci1. Jika periode gelombang 2 sekon maka persamaan gelombangnya adalah
1. Jika periode gelombang 2 sekon maka persamaan gelombangnya adalah A. y = 0,5 sin 2π (t - 0,5x) B. y = 0,5 sin π (t - 0,5x) C. y = 0,5 sin π (t - x) D. y = 0,5 sin 2π (t - 1/4 x) E. y = 0,5 sin 2π (t
Lebih terperinciRENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER MATA KULIAH KRISTALOGRAFI DAN MINERALOGI
RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER MATA KULIAH KRISTALOGRAFI DAN MINERALOGI A. LATAR BELAKANG Dalam geologi, pemahaman dasar mengenai kristal dan mineral merupakan dasar yang harus dikuasai
Lebih terperinciSIFAT-SIFAT CAHAYA. 1. Cahaya Merambat Lurus
SIFAT-SIFAT CAHAYA Dapatkah kamu melihat benda-benda yang ada di sekelilingmu dalam keadaan gelap? Tentu tidak bukan? Kita memerlukan cahaya untuk dapat melihat. Benda-benda yang ada di sekitar kita dapat
Lebih terperinciBAB IV BIOOPTIK FISIKA KESEHATAN
BAB IV BIOOPTIK Setelah mempelajari bab ini, mahasiswa akan dapat: a. Menentukan posisi dan pembesaran bayangan dari cermin dan lensa b. Menjelaskan proses pembentukan bayangan pada mata c. Menjelaskan
Lebih terperinciB. HUKUM-HUKUM YANG BERLAKU UNTUK GAS IDEAL
BAB V WUJUD ZAT A. Standar Kompetensi: Memahami tentang ilmu kimia dan dasar-dasarnya serta mampu menerapkannya dalam kehidupan se-hari-hari terutama yang berhubungan langsung dengan kehidupan. B. Kompetensi
Lebih terperinciACARA IV MINERALOGI OPTIK PENGAMATAN MINERAL SECARA KONOSKOPIK
ACARA IV MINERALOGI OPTIK I. Pendahuluan Pengamatan secara konoskopik dilakukan sebagai langkah pengamatan lanjut apabila ada mineral-mineral yang tidak dapat/sulit dibedakan dengan menggunakan nikol sejajar
Lebih terperinciSIFAT OPTIS TAK-LINIER PADA MATERIAL KDP
Berkala Fisika ISSN : 1410-9662 Vol 11, No.3, Juli 2008 hal 97-102 SIFAT OPTIS TAK-LINIER PADA MATERIAL KDP Rahmadi Setyawan, Evi Setiawati, Indras Marhaendrajaya, K. Sofjan Firdausi. Jurusan Fisika Universitas
Lebih terperinciTINJAUAN UMUM DAERAH PENELITIAN
BAB III TINJAUAN UMUM DAERAH PENELITIAN 3.1 Tambang Zeolit di Desa Cikancra Tasikmalaya Indonesia berada dalam wilayah rangkaian gunung api mulai dari Sumatera, Jawa, Nusatenggara, Maluku sampai Sulawesi.
Lebih terperinciIDENTIFIKASI MINERAL PADA POSISI NIKOL SILANG PERTEMUAN III
IDENTIFIKASI MINERAL PADA POSISI NIKOL SILANG PERTEMUAN III DEFINISI NIKOL SILANG Mineral diamati secara terpolarisasi Metode pengamatan: Memasang analizer hingga menghalangi sinar yang dikirim ke okuler
Lebih terperinciPENENTUAN KOEFISIEN LINIER ELEKTRO OPTIS PADA AQUADES DAN AIR SULING MENGGUNAKAN GELOMBANG RF
Berkala Fisika ISSN : 11-966 Vol 1, No., Oktober 7 hal. 18-186 PENENTUAN KOEFISIEN LINIER ELEKTRO OPTIS PADA AQUADES DAN AIR SULING MENGGUNAKAN GELOMBANG RF Lilik Eko Jatwiyono, Heri Sugito, K. Sofjan
Lebih terperinciGambar 1. Mekanisme hidrolisis sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa
LAJU INVERSI GULA Sukrosa Sukrosa adalah gula yang kita kenal sehari-hari, baik yang berasal dari tebu maupun dari bit. Selain pada tebu dan bit, sukrosa terdapat pula pada tumbuhan lain, misalnya dalam
Lebih terperinciBAB 2. KEDUDUKAN KRISTAL DALAM TIGA DIMENSI Kedudukan Utama Bidang terhadap Ketiga Sumbu Kristalografi
BAB 2. KEDUDUKAN KRISTAL DALAM TIGA DIMENSI 2.1. Kedudukan Utama Bidang terhadap Ketiga Sumbu Kristalografi Kedudukan atau posisi suatu bidang kristal terhadap sumbu kristalografinya dapat dibedakan menjadi
Lebih terperinciEfek Magnetooptis Pada Lapisan AgBr Terekspos
Efek Magnetooptis Pada Lapisan AgBr Terekspos Respita Sulistyo, K. Sofjan Firdausi, Indras Marhaendrajaya Laboratorium Elektronika Optik dan Laser, Jurusan Fisika UNDIP ABSTRACT The non linear optic characteristic
Lebih terperinci4. Buku teks: Introduction to solid state physics, Charles Kittel, John Willey & Sons, Inc.
Pengantar. Target: mahasiswa undergraduate menjelang tingkat akhir atau mahasiswa graduate tanpa latar belakang fisika zat padat. 2. Penjelasan Mata kuliah: tujuan perkuliahan ini adalah untuk memberikan
Lebih terperinciSOAL SOAL TERPILIH 1 SOAL SOAL TERPILIH 2
SOAL SOAL TERPILIH 1 1. Sebuah prisma mempunyai indeks bias 1,5 dan sudut pembiasnya 60 0. Apabila pada prisma itu dijatuhkan seberkas cahaya monokromatik pada salah satu sisi prisma dengan sudut datang
Lebih terperinciKULIAH III KEMASAN GELAS. Tujuan Instruksional Khusus (TIK) pada pertemuan ini adalah : - mampu menjelaskan aplikasi kemasan gelas pada bahan pangan.
KULIAH III KEMASAN GELAS Tujuan Instruksional Khusus (TIK) pada pertemuan ini adalah : - mampu menjelaskan aplikasi kemasan gelas pada bahan pangan. SEJARAH PERKEMBANGAN Asal : pelaut Venezia membuat tungku
Lebih terperinciGelombang Cahaya. Spektrum Gelombang Cahaya
Gelombang Cahaya Sifat-Sifat Cahaya Cahaya merupakan salah satu spektrum gelombang elektromagnetik, yaitu gelombang yang merambat tanpa memerlukan medium. Cahaya memiliki sifat-sifat-sifat sebagai berikut:
Lebih terperinciBAB 10 GELOMBANG BUNYI DALAM ZAT PADAT ISOTROPIK
BAB 10 GELOMBANG BUNYI DALAM ZAT PADAT ISOTROPIK Sepertinya bunyi dalam padatan hanya berperan kecil dibandingkan bunyi dalam zat alir, terutama, di udara. Kesan ini mungkin timbul karena kita tidak dapat
Lebih terperinciDisusun oleh : MIRA RESTUTI PENDIDIKAN FISIKA (RM)
Disusun oleh : MIRA RESTUTI 1106306 PENDIDIKAN FISIKA (RM) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2013 Kompetensi Dasar :
Lebih terperinciA. DISPERSI CAHAYA Dispersi Penguraian warna cahaya setelah melewati satu medium yang berbeda. Dispersi biasanya tejadi pada prisma.
Optika fisis khusus membahasa sifat-sifat fisik cahaya sebagai gelombang. Cahaya bersifat polikromatik artinya terdiri dari berbagai warna yang disebut spektrum warna yang terdiri dai panjang gelombang
Lebih terperinciMODUL 05 SPEKTRUM ATOM
MODUL 05 SPEKTRUM ATOM dari DUA ELEKTRON : He, Hg Indah Darapuspa, Rizky Budiman,Tisa I Ariani, Taffy Ukhtia P, Dimas M Nur 10211008, 10211004, 1021354, 10213074, 10213089 Program Studi Fisika, Institut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tidak memadai, dan kadar air tanah yang melebihi, Permasalahan umum yang sering dijumpai dalam pelaksanaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan yang sering terjadi pada proyek pembangunan jalan adalah terjadinya penurunan tanah timbunan jalan, sehingga terjadi kerusakan pada aspal. Terjadinya penurunan
Lebih terperinciSifat-sifat gelombang elektromagnetik
GELOMBANG II 1 MATERI Gelombang elektromagnetik (Optik) Refleksi, Refraksi, Interferensi gelombang optik Pembentukan bayangan cermin dan lensa Alat-alat yang menggunakan prinsip optik 1 Sifat-sifat gelombang
Lebih terperinciANALISIS SUDUT PUTAR JENIS PADA SAMPEL LARUTAN SUKROSA MENGGUNAKAN PORTABLE BRIX METER
ANALISIS SUDUT PUTAR JENIS PADA SAMPEL LARUTAN SUKROSA MENGGUNAKAN PORTABLE BRIX METER Skripsi Untuk memenuhi salah satu syarat mencapai derajat pendidikan Strata Satu (S-1) Sebagai Sarjana Sains pada
Lebih terperinciPENDALAMAN MATERI CAHAYA
PENDALAMAN MATERI CAHAYA Cahaya digolongkan sebagai suatu bentuk radiasi. Radiasi adalah sesuatu yang memancar keluar dari suatu sumber tetapi bukan merupakan zat. Cahaya dapat dilihat mata manusia. Cahaya
Lebih terperinciGaya Antarmolekul dan Cairan dan Padatan
Presentasi Powerpoint Pengajar oleh Penerbit ERLANGGA Divisi Perguruan Tinggi dimodifikasi oleh Dr. Indriana Kartini Bab V Gaya Antarmolekul dan Cairan dan Padatan Fasa merupakan bagian homogen suatu sistem
Lebih terperinciLaporan Praktikum Kimia Fisika 1 Refraktometer
Laporan Praktikum Kimia Fisika 1 Refraktometer Oleh : I Gede Dika Virga Saputra (1108105034) Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Udayana 2013 Abstrak Tujuan dari percobaan
Lebih terperinciElyas Narantika NIM
Elyas Narantika NIM 2012 21 018 Contoh peristiwa refraksi dan refleksi di kehidupan sehari-hari Definisi Refraksi (atau pembiasan) dalam optika geometris didefinisikan sebagai perubahan arah rambat partikel
Lebih terperinciSintesis Nanopartikel ZnO dengan Metode Kopresipitasi
Sintesis Nanopartikel ZnO dengan Metode Kopresipitasi NURUL ROSYIDAH Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember Pendahuluan Kesimpulan Tinjauan Pustaka
Lebih terperinciKristalografi dan Mineralogi
Kristalografi dan Mineralogi 2-Kristalografi Ver. 1.1/20131029 Dr. I Wayan Warmada Lab Bahan Galian, Jurusan Teknik Geologi, FT-UGM URL: http://warmada.staff.ugm.ac.id/ Twitter: @warmada Tentang Material
Lebih terperinciDASAR-DASAR OPTIKA. Dr. Ida Hamidah, M.Si. Oleh: JPTM FPTK UPI Prodi Pend. IPA SPs UPI
DASAR-DASAR OPTIKA Oleh: Dr. Ida Hamidah, M.Si. JPTM FPTK UPI Prodi Pend. IPA SPs UPI OUTLINE Pendahuluan Optika Klasik Optika Modern Pendahuluan Optika adalah ilmu yang menjelaskan kelakuan dan sifat-sifat
Lebih terperinciSUSUNAN ATOM DALAM. 1. Irfa Hambali 2. Rezki Al Khairi. 4. Junedi Ramdoner 5. Priselort D. 7. Venti Nuryati
SUSUNAN ATOM DALAM BENDA PADAT 1. Irfa Hambali 2. Rezki Al Khairi 3. M. Cakra Megasakti 4. Junedi Ramdoner 5. Priselort D 6. Joko Prianto 7. Venti Nuryati Anggota Kelompok 1 Joko Prianto Irfa Hambali Rezki
Lebih terperinciGambar 3. 1 Ilustrasi pemantulan spekuler (kiri) dan pemantulan difuse (kanan)
3.1. Cahaya Cahaya merupakan gelombang elektromagnetik yang memiliki sifat-sifat yaitu dapat dipantulkan (refleksi), dibiaskan (refraksi), diserap (absorpsi), interferensi, difraksi, dan polarisasi. Cahaya
Lebih terperinciPengenalan Mineral Optik & Petrografi. Fahri Adrian Teknik Geologi dan Geofisika Universitas Syah Kuala
Pengenalan Mineral Optik & Petrografi Fahri Adrian Teknik Geologi dan Geofisika Universitas Syah Kuala Nama : Fahri Adrian B.Sc., M.Sc. Pendidikan: S1, Geologi (Petroleum) Universiti Kebangsaan Malaysia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Spektrum elektromagnetik yang mampu dideteksi oleh mata manusia
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Spektrum elektromagnetik yang mampu dideteksi oleh mata manusia berada dalam rentang spektrum cahaya tampak yang memiliki panjang gelombang dari 400 900 nm. Sedangkan
Lebih terperinciBIMBEL ONLINE 2016 FISIKA
BIMBEL ONLINE 2016 FISIKA Rabu, 16 Maret 2016, Pkl. 19.00 20.30 WIB. online.sonysugemacollege.com Onliner : Pak Wasimudin S. 1. Sifat umum dari gelombang antara lain: (1) dapat mengalami interferensi (2)
Lebih terperinciLATIHAN UJIAN NASIONAL
LATIHAN UJIAN NASIONAL 1. Seorang siswa menghitung luas suatu lempengan logam kecil berbentuk persegi panjang. Siswa tersebut menggunakan mistar untuk mengukur panjang lempengan dan menggunakan jangka
Lebih terperinciPolarisasi Gelombang. Polarisasi Gelombang
Polarisasi Gelombang Polarisasi Gelombang Gelombang cahaya adalah gelombang transversal, sedangkan gelombang bunyi adalah gelombang longitudinal. Nah, ada satu sifat gelombang yang hanya dapat terjadi
Lebih terperinciKerapatan atom struktur kristal bisa dicari dengan persamaan:
Faktor penumpukan atom untuk sel satuan HCP adalah sama dengan sel satuan FCC. Logam yang mempunyai struktur kristal ini antara lain: cadmium, magnesium, titanium dan seng. KERAPATAN ATOM Kerapatan atom
Lebih terperinciPERUBAHAN SIFAT MELALUI STRUKTUR ATOM
PERUBAHAN SIFAT MELALUI STRUKTUR ATOM 1.1 STRUKTUR ATOM Setiap atom terdiri dari inti yang sangat kecil yang terdiri dari proton dan neutron, dan di kelilingi oleh elektron yang bergerak. Elektron dan
Lebih terperinciM-5 PENENTUAN PANJANG GELOMBANG CAHAYA TAMPAK
M-5 PENENTUAN PANJANG GELOMBANG CAHAYA TAMPAK I. TUJUAN Tujuan percobaan ini adalah untuk menentukan besar panjang gelombang dari cahaya tampak dengan menggunakan konsep difraksi dan interferensi. II.
Lebih terperinciLaporan Praktikum Fisika Dasar 2
Judul Percobaan : NAMA : YONATHAN ANDRIANTO SUROSO NIM : 12300041 Jurusan Fisika Universitas Negeri Manado Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Program Studi Geothermal A. TUJUAN PERCOBAAN Laporan
Lebih terperinciPENENTUAN SUDUT DEVIASI MINIMUM PRISMA MELALUI PERISTIWA PEMBIASAN CAHAYA BERBANTUAN KOMPUTER
PENENTUAN SUDUT DEVIASI MINIMUM PRISMA MELALUI PERISTIWA PEMBIASAN CAHAYA BERBANTUAN KOMPUTER DETERMINATION OF MINIMUM DEVIATION ANGLE OF PRISM THROUGH THE LIGHT REFRACTION ASSISTED BY A COMPUTER Kunlestiowati
Lebih terperinciLEMBARAN SOAL. Mata Pelajaran : FISIKA Sat. Pendidikan : SMA/MA Kelas / Program : XII ( DUA BELAS )
LEMBARAN SOAL Mata Pelajaran : FISIKA Sat. Pendidikan : SMA/MA Kelas / Program : XII ( DUA BELAS ) PETUNJUK UMUM 1. Tulis nomor dan nama Anda pada lembar jawaban yang disediakan 2. Periksa dan bacalah
Lebih terperinciPERBANDINGAN SIFAT OPTIS AKTIF LARUTAN GULA DAN GARAM DALAM MEDAN LISTRIK LUAR MENGGUNAKAN LASER DIODA ABSTRACT
PERBANDINGAN SIFAT OPTIS AKTIF LARUTAN GULA DAN GARAM DALAM MEDAN LISTRIK LUAR MENGGUNAKAN LASER DIODA Oleh: Endri Ernawati, K.Sofjan Firdausi, Indras M Laboratorium Optoelektronik & Laser Jurusan Fisika
Lebih terperinciO L E H : B H E K T I K U M O R O W AT I T R I W A H Y U N I W I N D Y S E T Y O R I N I M A R I A M A G D A L E N A T I T I S A N I N G R O H A N I
CAHAYA O L E H : B H E K T I K U M O R O W AT I T R I W A H Y U N I W I N D Y S E T Y O R I N I M A R I A M A G D A L E N A T I T I S A N I N G R O H A N I PETA KONSEP Cahaya Dualisme Cahaya Kelajuan Cahaya
Lebih terperinciI. BUNYI. tebing menurut persamaan... (2 γrt
I. BUNYI 1. Bunyi merambat pada besi dengan kelajuan 5000 m/s. Jika massa jenis besi tersebut adalah 8 g/cm 3, maka besar modulus elastik besi adalah... (2x10 11 N/m 2 ) 2. Besar kecepatan bunyi pada suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kristal cair adalah fase material yang terletak di antara fase kristal padatan dan cairan isotropik. Fase ini memiliki sifat dari cairan isotropik dan kristal secara
Lebih terperinciANALISIS KANDUNGAN LOGAM OKSIDA MENGGUNAKAN METODE XRF (X-RAY FLOURESCENCE) SARI BACAAN
ANALISIS KANDUNGAN LOGAM OKSIDA MENGGUNAKAN METODE XRF (X-RAY FLOURESCENCE) Jamaluddin 1,Muh.Altin Massinai 1, Dahlang Tahir 2 1 Program StudiGeofisika 2 Program Studi Fisika Fakultas MatematikadanIlmuPengetahuan
Lebih terperinciPENGARUH POLARITAS MEDAN LISTRIK EKSTERNAL DAN SUDUT POLARISASI LASER DIODA UNTUK PENGAMATAN EFEK KERR
Berkala Fisika ISSN : 11-9 Vol.9, No.1, Januari, hal 31-3 PENGARUH POLARITAS MEDAN LISTRIK EKSTERNAL DAN SUDUT POLARISASI LASER DIODA UNTUK PENGAMATAN EFEK KERR Hari Wibowo, Eko Sugiyanto, K. Sofjan Firdausi,
Lebih terperinciALAT ANALISA. Pendahuluan. Alat Analisa di Bidang Kimia
Pendahuluan ALAT ANALISA Instrumentasi adalah alat-alat dan piranti (device) yang dipakai untuk pengukuran dan pengendalian dalam suatu sistem yang lebih besar dan lebih kompleks Secara umum instrumentasi
Lebih terperinciMemahami konsep dan penerapan getaran, gelombang, dan optika dalam. Cahaya dapat kita temui dimana-mana. cahaya bersifat gelombang dan
CAHAYA Pendahuluan Pelajaran tentang cahaya pada sekolah menengah pertama (SMP) merupakan mata pelajaran yang diberikan pada siswa kelas VIII dengan berdasarkan standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar
Lebih terperinciSistem Kristal dan Kisi Bravais
Sistem Kristal dan Kisi Bravais Sistem kristal dapat dibagi ke dalam 7 sistem kristal. Adapun ke tujuh sistem kristal tersebut adalah Kubus, tetragonal, ortorombik, heksagonal, trigonal, monoklin, dan
Lebih terperincic n = v Konsep Cahaya Normal cahaya datang udara air cahaya bias Normal cahaya bias udara air i cahaya datang Tabel Indeks Bias Beberapa zat Medium
II. Pembiasan Cahaya (Refraksi) Pembiasan cahaya adalah peristiwa penyimpangan atau pembelokan cahaya karena melalui dua medium yang berbeda kerapatan optiknya. Arah pembiasan cahaya dibedakan menjadi
Lebih terperinciCahaya. Bab. Peta Konsep. Gambar 17.1 Pensil yang dicelupkan ke dalam air. Cermin datar. pada. Pemantulan cahaya. Cermin lengkung.
Bab 7 Cahaya Sumber: Dokumen Penerbit Gambar 7. Pensil yang dicelupkan ke dalam air Coba kamu perhatikan Gambar 7.. Sebatang pensil yang dicelupkan ke dalam gelas berisi air akan tampak bengkok jika dilihat
Lebih terperinci02 03 : CACAT KRISTAL LOGAM
02 03 : CACAT KRISTAL LOGAM 2.1. Cacat Kristal Diperlukan berjuta-juta atom untuk membentuk satu kristal. Oleh karena itu, tidak mengherankan bila terdapat cacat atau ketidakteraturan dalam tubuh kristal.
Lebih terperinciSEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA & KOMPUTER JAKARTA STI&K SATUAN ACARA PERKULIAHAN
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMAA & KOMPUTER JAKARTA STI&K SATUAN ACARA PERKULIAHAN Mata : FISIKA DASAR 2 Kode Mata : DK 12206 Jurusan / Jenjang : S1 SISTEM KOMPUTER Tujuan Instruksional Umum : Mahasiswa
Lebih terperinciDAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR ISTILAH DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG BAB I
DAFTAR ISI ABSTRAK... Error! Bookmark not ABSTRACT... Error! Bookmark not KATA PENGANTAR... Error! Bookmark not DAFTAR ISI... i DAFTAR GAMBAR... iii DAFTAR TABEL... iv DAFTAR ISTILAH... v DAFTAR SINGKATAN
Lebih terperinciPERCOBAAN 1 PENENTUAN PANJANG GELOMBANG MAKSIMUM SENYAWA BAHAN PEWARNA
PERCOBAAN 1 PENENTUAN PANJANG GELOMBANG MAKSIMUM SENYAWA BAHAN PEWARNA A. TUJUAN 1. Mempersiapkan larutan blanko dan sampel untuk digunakan pengukuran panjang gelombang maksimum larutan sampel. 2. Menggunakan
Lebih terperinciMENGGAMBAR PROYEKSI BENDA
MENGGAMBAR PROYEKSI BENDA A. MENGGAMBAR PROYEKSI Proyeksi adalah ilmu yang mempelajari tentang cara menggambarkan penglihatan mata kita dari suatu benda tiga dimensi kedalam kertas gambar secara dua dimensi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dan kebutuhan bahan baku juga semakin memadai. Kemajuan tersebut memberikan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini ilmu pengetahuan dan teknologi semakin menunjukan perkembangan, sarana dan prasarana pendukung yang terkait dengan kemajuan tersebut termasuk fasilitas peralatan
Lebih terperinciDIAGRAM ALIR DESKRIPSI BATUAN BEKU
DIAGRAM ALIR DESKRIPSI BATUAN BEKU Warna : Hitam bintik-bintik putih / hijau gelap dll (warna yang representatif) Struktur : Masif/vesikuler/amigdaloidal/kekar akibat pendinginan, dll. Tekstur Granulitas/Besar
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Struktur Karbon Hasil Karbonisasi Hidrotermal (HTC)
39 HASIL DAN PEMBAHASAN Struktur Karbon Hasil Karbonisasi Hidrotermal (HTC) Hasil karakterisasi dengan Difraksi Sinar-X (XRD) dilakukan untuk mengetahui jenis material yang dihasilkan disamping menentukan
Lebih terperinciBAB 11 CAHAYA & ALAT OPTIK
BAB 11 CAHAYA & ALAT OPTIK KOMPETENSI INTI 3. Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya, pembentukan bayangan, serta aplikasinya untuk menjelaskan penglihatan manusia, proses pembentukan bayangan pada mata serangga,
Lebih terperinci