Penyusunan Potensi Bahan Galian Batuan
|
|
- Johan Susanto
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Penyusunan Potensi Bahan Galian Batuan Jenis batu setengah permata di Wilayah Kecamatan Sekotong dan Kecamatan Lembar. Wilayah Pengawisan (Jasper) Jasper, adalah salah satu jenis batu mulia yang termasuk keluarga dari batu Chalcedony. Batu Jasper ini memiliki tingkat kekerasan antara enam hingga tujuh skala Mohs. Pada umumnya batu Jasper tidak tembus cahaya (opaque). Batu Jasper ini terdiri dari beberapa jenis, di antara Jasper pancawarna, Jasper Merah darah, dan Jasper yang memiliki berbagai motif warna seperti (merah kebiruan, coklat, merah hitam serta ada yang berwarna abu abu). Wilayah Bangko-bangko( Batu opal) Batu opal mempunya inilai keras berdasarkan daftar keras Mohs, menempati di urutan kedelapan. Komposisinya pun agak sederhana yaitu kiezelzuur dan air dan bermacam-macam logam yang menyebabkan batu opal memantulkan beraneka ragam warna. Dari segala macam variasi warna, batu opal yang berwarna merah dan hitam adalah yang paling langka dan warna putih dan hijau adalah yang paling umum. Terdapat beberapa jenis opal yang dikenal masyarakat umum seperti: Opal biasa (common opal), Opal putih (white opal), Opal hitam (black opal), Boulder opal, Matrix opal, Fire opal. Dari 2 jenis sample batu setengah permata yang dilakukan uji gemology yang dilakukan di Bandung, batu setengah permata yang ditemukan di wilayah Bangko-bangko sesuai dengan penamaan gemology : Natural Common Opal (Selo Bangko) dan Natural Wood Opal Wilayah Pandanan Batu Jasper merupakan jenis batuan mineral serta sedimen lava vulkanik yang mengalami proses pembentukan secara kimiawi. Jasper mengalami proses pemanasan yang berasal dari proses magmatik atau intrusi. Sifat kimiawi jasper dapat dipengaruhi oleh komposisi kimia batuan sebelumnya yang saling mengikat serta unsur-unsur kimia saat terbentuknya batuan tersebut. Jasper masuk juga dalam kelompok Kristal Quartz (Kuarsa), disebutkan bahwa batuan yang masuk kategori Kristal Quartz (Kuarsa), antara lain : Kristal Agate (akik), Kristal Amethyst (kecubung), Kristal Chalcedony, Onyx (batukrisopras) dan Permata Jasper. Dari sample batu setengah permata yang dilakukan uji gemology yang dilakukan di Bandung, batu setengah permata yang ditemukan di wilayah Pandanan sesuai dengan penamaan gemology :Natural Green Opal Jasper ( terkena l dipasa batu mulia Indonesia)
2 Wilayah Gundi Kuarsa adalah salah satu mineral yang umum ditemukan di kerak kontinen bumi. Mineral ini memiliki struktur kristal heksagonal yang terbuat dari silika trigonal terkristalisasi (silikondioksida, SiO2), dengan skala kekerasan Mohs 7 dandensitas 2,65 g/cm³. Bentuk umum kuarsa adalah prisma segienam yang memiliki uju ng piramida segienam. Dari 3 sample batu setengah permata yang dilakukan uji gemology yang dilakukan di Bandung, batu setengah permata yang di temukan di wilayah Gundi sesuai dengan penamaan gemology : Natural Wood Opal, Natural Red Jasper and Quarztdan Natural Rock Kristal (Quartz). Eksplorasi Batuan Setengah Permata Lokasi prospeksi mineral batuan setengah permata yang dilakukan penyelidikan berlokasi di wilayah Kecamatan Sekotong dan Wilayah Kecamatan Lembar. Di Wilayah Kecamatan Sekotong penyelidikan dilakukan di beberapa titik antara lain Wilayah Desa Batu Putih, dan Desa Pelangan, sedangkan di Wilayah Kecamatan Lembar penyelidikan dilakukan di Wilayah Desa Lembar dan Wilayah Desa Sekotong Timur. Lokasi penyelidikan dilakukan dibebarapa titik antara lain : - Dusun Pengawisan, Desa Pelangan Kecamatan Sekotong, dengan titik koordinat 8º44' 56,2", 115º 56' 59,59". Hasil pengamatan/pentelitian di wilayah Pengawisan Desa Pelangan Kecamatan Sekotong dan sekitarnya ditemukan adanya singkapan satuan batugamping yang telah mengalami mineralisasi yang ditandai dengan adanya perubahan warna batuan pada satuan batugamping tersebut. - Dusun Jurang Kesambik, Desa Pelangan Kecamatan Sekotong, dengan titik koordinat 8º 45' 15,13", 115º 56' 55,71". Hasil pengamatan/pentelitian di wilayah Jurang kesmabik Desa Pelangan Kecamatan Sekotong dan sekitarnya ditemukan adanya singkapan satuan batu dasit yang mengintrusi batuan samping (batugamping) yang menyebabkan terjadinya mineralisasi yang ditandai dengan adanya perubahan warna pada satuan batuan samping (batugamping) tersebut. - Dusun Pandanan, Desa Batu Putih Kecamatan Sekotong, dengan titik koordinat 8º 43' 46,7", 115º 50' 51,5". Hasil pengamatan/pentelitian di wilayah Pandanan Batu Putih Kecamatan Sekotong dan sekitarnya ditemukan adanya singkapan satuan batu dasit yang rekahannya tersisi oleh mineral kuarsa (sebagai sisipan) dan membentuk batuan - Dusun Kablet, Desa Batu Putih Kecamatan Sekotong, dengan titik koordinat 8º 43' 46,7", 115º 50' 51,5". Hasil pengamatan/pentelitian di wilayah Pandanan Batu Putih Kecamatan Sekotong dan sekitarnya ditemukan adanya singkapan satuan batu dasit dan satuan batugamping yang telah mengalami mineralisasi, dan membentuk batuan - Dusun Kumbi, Desa Batu Putih Kecamatan Sekotong. Hasil pengamatan/pentelitian di wilayah Kumbi Batu Putih Kecamatan Sekotong dan sekitarnya ditemukan adanya variasi singkapan satuan batuan beku dan satuan batugamping yang telah mengalami mineralisasi, dan membentuk batuan
3 - Dusun Paluh Tangi, Desa Pelangan Kecamatan Sekotong. Hasil pengamatan/pentelitian di wilayah Dusun Paluh Tangi Desa Pelangan Kecamatan Sekotong dan sekitarnya ditemukan adanya variasi singkapan satuan batuan beku dan satuan batugamping yang telah mengalami mineralisasi, dan membentuk batuan - Dusun Telaga Lebur, Desa Sekotong Tengah Kecamatan Sekotong. Hasil pengamatan/pentelitian di wilayah Dusun Paluh Tangi Desa Pelangan Kecamatan Sekotong dan sekitarnya ditemukan adanya variasi singkapan satuan batuan beku dan satuan batugamping yang telah mengalami mineralisasi, dan membentuk batuan - Dusun Aik Mual Desa Sekotong Timur, Kecamatan Sekotong. Hasil pengamatan/pentelitian di wilayah Aik Mual Desa Sekotong Timur Kecamatan Sekotong dan sekitarnya ditemukan adanya variasi singkapan satuan batuan beku dan satuan batugamping yang telah mengalami mineralisasi, dan membentuk batuan setengah permata. - Dusun Lendang Garuda, Desa Sekotong Timur Kecamatan Sekotong. Hasil pengamatan/pentelitian di wilayah Lendang Garuda Desa Sekotong Timur Kecamatan Sekotong dan sekitarnya ditemukan adanya variasi singkapan satuan batuan beku dan satuan batugamping yang telah mengalami mineralisasi, dan membentuk batuan
4 Sosialisasi Regulasi UU Minerba dan Perda Pelaksanaan kegiatan sosialisasi dilakukan di 4 (empat) wilayah Kecamatan yang terdiri dari wilayah Kecamatan Lingsar, Narmada, Gunungsari dan Gerung. Kegiatan sosialisasi tersebut dilaksanakan di Wilayah Desa yang memiliki memiliki potensi bahan galian komoditas batuan dan masyarakat di sekitar wilayah tersebut menjadikan aktifitas kegiatan pertambangan menjadi sumber mata pencaharian. a. Wilayah Kecamatan Lingsar (Desa Gegerung) Kegiatan sosialisasi di wilayah Desa Gegerung Kecamatan Lingsar dihadiri oleh perwakilan Kecamatan dan Kepala Desa yang berada di wilayah Kecamatan Lingsar antara lain : Desa Genggelang, Desa Batu Kumbung, Desa Gunungjati, dan Desa Batu Mekar dengan jumlah peserta tiga puluh (30) orang. Kegiatan sosialisasi yang dilaksanakan oleh Tim dari Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Lombok Barat dilaksanakan melalui penyampaian materi yang terdiri dari : Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2010 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara dan Peraturan Bupati Nomor 5 Tahun 2014 tentang Pajak dan Retrebui Daerah.
5 b. Wilayah Kecamatan Gunung Sari (Desa Penimbung) Kegiatan sosialisasi di wilayah Desa Penimbung Kecamatan Gunung Sari dihadiri oleh perwakilan dari Polres Gunung Sari, Kepala Desa dan perangkat desa yang berada di wilayah Kecamatan Lingsar antara lain : Desa Jeringo, Desa Mambalan, Desa Dopang, dan Desa Kekeri, Desa Mekar Sari, Desa Bukit Tinggi dan beberapa orang penambang. c. Wilayah Kecamatan Gerung (Desa Kebon Ayu) Kegiatan sosialisasi di wilayah Kecamatan Gerung dan Lembar diadakan di Desa Kebon Ayu, Kecamatan Gegerung dengan jumlah undangan 30 orang
6 d. Wilayah Kecamatan Narmada (Desa Sedau) Kegiatan sosialisasi di wilayah Kecamatan Narmada diadakan di Desa sedau dengan jumlah undangan 30 orang yang terdiri dari 1 undangan untuk Camat Narmada 8 (delapan) desa.
RINGKASAN PERUBAHAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DAN ORGANISASI
Lampiran IIb Peraturan Daerah Nomor : 7 Tahun 2016 Tanggal : 19 September 2016 PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK BARAT RINGKASAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DAN ORGANISASI TAHUN ANGGARAN 2016 PENDAPATAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berupa mineral bukan logam dan batuan berkualitas super, sumberdaya ini berasal
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kabupaten Sleman merupakan wilayah yang kaya akan sumberdaya alam berupa mineral bukan logam dan batuan berkualitas super, sumberdaya ini berasal dari Gunung Merapi
Lebih terperinciRINGKASAN PERUBAHAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DAN ORGANISASI
Lampiran IIb Peraturan Daerah Nomor : 6 Tahun 2015 Tanggal : 21 September 2015 PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK BARAT RINGKASAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DAN ORGANISASI TAHUN ANGGARAN 2015 PENDAPATAN
Lebih terperinciBUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN BUPATI LOMBOK BARAT NOMOR 09 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS PERATURAN BUPATI LOMBOK BARAT NOMOR 01 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN UNIT
Lebih terperinciBatuan beku atau batuan igneus (dari Bahasa Latin: ignis, "api") adalah jenis batuan yang terbentuk dari magma yang mendingin dan mengeras, dengan
Batuan beku atau batuan igneus (dari Bahasa Latin: ignis, "api") adalah jenis batuan yang terbentuk dari magma yang mendingin dan mengeras, dengan atau tanpa proses kristalisasi, baik di bawah permukaan
Lebih terperinciPOTENSI BAHAN GALIAN PASIR KUARSA DI KECAMATAN LABUHAN MARINGGAI, KABUPATEN LAMPUNG TIMUR, PROVINSI LAMPUNG
Potensi bahan galian pasir kuarsa di Kecamatan Labuhan Maringgai, Kabupaten Lampung Timur, Provinsi Lampung (Agung Mulyo) POTENSI BAHAN GALIAN PASIR KUARSA DI KECAMATAN LABUHAN MARINGGAI, KABUPATEN LAMPUNG
Lebih terperinciRINGKASAN RANCANGAN APBD MENURUT ORGANISASI DAN URUSAN PEMERINTAHAN
Lampiran IIa Raperda APBD 2015 Nomor :.. Tanggal : 14 Nopember 2014 PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK BARAT RINGKASAN RANCANGAN APBD MENURUT ORGANISASI DAN URUSAN PEMERINTAHAN TAHUN ANGGARAN 2015 KODE TIDAK
Lebih terperinciINVENTARISASI DAN EVALUASI MINERAL NON LOGAM DI KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR, PROVINSI SUMATERA SELATAN DAN KABUPATEN TULANG BAWANG, PROVINSI LAMPUNG
INVENTARISASI DAN EVALUASI MINERAL NON LOGAM DI KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR, PROVINSI SUMATERA SELATAN DAN KABUPATEN TULANG BAWANG, PROVINSI LAMPUNG M. Sodik Kaelani,Tisna Sutisna,Irwan Muksin,TotoTeddy
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Batugamping Bukit Karang Putih merupakan bahan baku semen PT Semen
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penelitian Batugamping Bukit Karang Putih merupakan bahan baku semen PT Semen Padang. Kandungan SiO 2 yang tinggi ditemukan pada batugamping yang berdekatan dengan
Lebih terperinciDESKRIPSI MINERAL BERDASARKAN SKALA MOHS
DESKRIPSI MINERAL BERDASARKAN SKALA MOHS Oktober 21, 2011 flutecast09 Geologi Fisik, Pengenalan Mineral Tinggalkan Komentar TALK Kategori: Mineral Silikat Rumus Kimia: Mg 3Si 4O 10(OH) 2 Komposisi: Hydrated
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk, kebutuhan akan sumber daya energi dan mineral semakin banyak. Salah satu yang paling banyak diminati oleh penduduk di dunia
Lebih terperinciPertambangan adalah salah satu jenis kegiatan yang melakukan ekstraksi mineral dan bahan tambang lainnya dari dalam bumi.
Pengertian Pertambangan Pertambangan adalah : 1. Kegiatan, teknologi, dan bisnis yang berkaitan dengan industri pertambangan mulai dari prospeksi, eksplorasi, evaluasi, penambangan, pengolahan, pemurnian,
Lebih terperinciKERANGKA ACUAN KEGIATAN (KAK) MAGANG IKM BATU MULIA DI WILAYAH IHT JAWA TENGAH
KERANGKA ACUAN KEGIATAN (KAK) MAGANG IKM BATU MULIA DI WILAYAH IHT JAWA TENGAH KEGIATAN PEMBINAAN LINGKUNGAN SOSIAL DAN PEMBERDAYAAN EKONOMI DI WILAYAH IHT BIDANG IATEA TAHUN ANGGARAN 2016 DINAS PERINDUSTRIAN
Lebih terperinciDESKRIPSI MINERAL PENGOTOR (GANGUE MINERALS)
DESKRIPSI MINERAL PENGOTOR (GANGUE MINERALS) QUARTZ Rumus kimia : SiO 2 : bening atau putih : kaca (viteorus luster) : tidak ada 7 2,65 heksagonal mineral kuarsa dialam ditemukan didalam batuan beku dan
Lebih terperinciMINERAL DAN BATUAN. Yuli Ifana Sari
MINERAL DAN BATUAN Yuli Ifana Sari Tugas Kelompok 1. Jelaskan macam2 jenis batuan berdasarkan proses terjadinya dan berikan contohnya! 2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan siklus batuan! Batuan Bahan padat
Lebih terperinciINVENTARISASI DAN EVALUASI BAHAN GALIAN NON LOGAM DI KABUPATEN MUSI RAWAS DAN MUSI BANYUASIN, PROVINSI SUMATERA SELATAN
INVENTARISASI DAN EVALUASI BAHAN GALIAN NON LOGAM DI KABUPATEN MUSI RAWAS DAN MUSI BANYUASIN, PROVINSI SUMATERA SELATAN Oleh : Kusdarto Maryun Supardan, dan Andi Sutandi S Kelompok Program Penelitian Mineral
Lebih terperinciFAKULTAS HUKUM, UNIVERSITAS SRIWIJAYA
UU No. 4/2009 Pertambangan Mineral dan Batubara. Usaha pertambangan dikelompokkan atas: a. pertambangan mineral; dan b. pertambangan batubara. Pertambangan mineral sebagaimana dimaksud pada pertambangan
Lebih terperinciSayang-sayang. Sayang-sayang. 1 Mataram. Cakra Utara Pejanggik. Selagalas. Cakranegara Barat. Mayura. Cakranegara Timur.
6 6'0"E 6 9'0"E 8 33'0"S JUMLAH KEMATIAN IBU DI TAHUN 009 Bintaro Ampenan Utara PETA OVERVIEW 8 36'0"S Gegutu Dayan Peken Ampenan Karang Baru Karang BaruKarang Baru Pejarakan Karya Sayang Sayang Banjar
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG
PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN PERTAMBANGAN MINERAL BUKAN LOGAM DAN BATUAN DENGAN
Lebih terperinciFoto 3.21 Singkapan Batupasir Sisipan Batulempung Karbonan pada Lokasi GD-4 di Daerah Gandasoli
Lokasi pengamatan singkapan atupasir sisipan batulempung karbonan adalah pada lokasi GD-4 ( Foto 3.21) di daerah Gandasoli. Singkapan ini tersingkap pada salah satu sisi sungai. Kondisi singkapan segar.
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT NOMOR 8 TAHUN 2011
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT Nomor 8 Tahun 2011 Seri E Nomor 8 Tahun 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PENETAPAN DESA PERSIAPAN MENJADI DESA DI KABUPATEN
Lebih terperinciBAB II DISKRIPSI PENELITIAN. 1. Gambaran umum dan sejarah Kabupaten Lombok Barat
BAB II DISKRIPSI PENELITIAN A. Profil Kabupaten Lombok Barat 1. Gambaran umum dan sejarah Kabupaten Lombok Barat Pada zaman pemerintahan Hindia Belanda, wilayah kabupaten Lombok Barat merupakan salah satu
Lebih terperinciREKAMAN DATA LAPANGAN
REKAMAN DATA LAPANGAN Lokasi 01 : M-01 Morfologi : Granit : Bongkah granit warna putih, berukuran 80 cm, bentuk menyudut, faneritik kasar (2 6 mm), bentuk butir subhedral, penyebaran merata, masif, komposisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. curam, hanya beberapa tempat yang berupa dataran. Secara umum daerah Pacitan
BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Daerah Pacitan merupakan wilayah perbukitan dengan topografi tinggi dan curam, hanya beberapa tempat yang berupa dataran. Secara umum daerah Pacitan tersusun oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. banyak terkait oleh mineralisasi endapan hidrotermal-magmatik. Dalam berbagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberadaan sumberdaya mineral di Indonesia khususnya di pulau Jawa banyak terkait oleh mineralisasi endapan hidrotermal-magmatik. Dalam berbagai penyelidikan yang dilakukan
Lebih terperinciBerdasarkan susunan kimianya, mineral dibagi menjadi 11 golongan antara lain :
MINERAL Dan KRISTAL Mineral didefinisikan sebagai suatu benda padat homogen yang terdapat di alam, terbentuk secara anorganik, mempunyai komposisi kimia pada batas-batas tertentu dan memiliki atom-atom
Lebih terperinciLokasi : Lubuk Berangin Satuan Batuan : Lava Tua Koordinat : mt, mu A B C D E F G A B C D E F G
No. Sample : BJL- Nama batuan : Andesit Piroksen Lokasi : Lubuk Berangin Satuan Batuan : Lava Tua Koordinat :. mt,.00.0 mu Sayatan batuan beku, berwarna abu-abu, kondisi segar, bertekstur porfiritik, terdiri
Lebih terperinciBAB V RANCANGAN ALAT PERCOBAAN EFEK FOTOLISTRIK
BAB V RANCANGAN ALAT PERCOBAAN EFEK FOTOLISTRIK Seperti dijelaskan pada sub bab 2.2 diatas, pada prinsipnya efek fotolistrik terjadi karena elektron pada suatu atom menerima energi dari foton yang dipancarkan
Lebih terperinciBATU ALAM. Eko Sri Haryanto
BATU ALAM Eko Sri Haryanto BATU ALAM Indonesia merupakan negara yang kaya akan hasil alam termasuk Batu Alam di dalamnya. Berbagai jenis batu Alam sejak dulu sudah dimanfaatkan hal ini terbukti dengan
Lebih terperinciKARAKTERISTIK MATA AIR PANAS DAERAH PANAS BUMI DESA AKESAHU GAMSUNGI KECAMATAN JAILOLO TIMUR KABUPATEN HALMAHERA BARAT PROPINSI MALUKU UTARA
JURNAL DINTEK. VOL 9 NO 2 SEPTEMBER 2016. 1-5 KARAKTERISTIK MATA AIR PANAS DAERAH PANAS BUMI DESA AKESAHU GAMSUNGI KECAMATAN JAILOLO TIMUR KABUPATEN HALMAHERA BARAT PROPINSI MALUKU UTARA Herry Djainal
Lebih terperinciKOMISI PEMILIHAN UMUM
KOMISI PEMILIHAN UMUM KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR : 434/Kpts/KPU/TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN TERHADAP KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR : 170/SK/KPU/TAHUN 2008 TENTANG PENETAPAN DAERAH PEMILIHAN,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1. Latar belakang
1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar belakang Emas merupakan logam yang bersifat lunak dan mudah ditempa, kekerasannya berkisar antara 2,5-3 (skala Mohs), serta berat jenisnya tergantung pada jenis dan kandungan
Lebih terperinci- 3 - BAB I KETENTUAN UMUM
- 2 - Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 4, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
Lebih terperinciGeologi Daerah Tajur dan Sekitarnya, Kecamatan Citeureup, Kabupaten Bogor Propinsi Jawa Barat Tantowi Eko Prayogi #1, Bombom R.
Geologi Daerah Tajur dan Sekitarnya, Kecamatan Citeureup, Kabupaten Bogor Propinsi Jawa Barat Tantowi Eko Prayogi #1, Bombom R. Suganda #2 # Fakultas Teknik Geologi, Universitas Padjadjaran Jalan Bandung-Sumedang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pertambangan antara lain, Undang-Undang No. 4 Tahun 2009 tentang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber daya alam berupa tambang merupakan salah satu andalan negara Indonesia setelah pertanian. Beberapa peraturan nasional baik berupa undangundang, peraturan pemerintah
Lebih terperincihiasan rumah). Batuan beku korok
Granit kebanyakan besar, keras dan kuat, Kepadatan rata-rata granit adalah 2,75 gr/cm³ dengan jangkauan antara 1,74 dan 2,80. Kata granit berasal dari bahasa Latingranum. (yang sering dijadikan Granit
Lebih terperinciPROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG TIMUR NOMOR 34 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PENGIRIMAN KOMODITAS TAMBANG
SALINAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG TIMUR NOMOR 34 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PENGIRIMAN KOMODITAS TAMBANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG TIMUR, Menimbang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kastowo (1973), Silitonga (1975), dan Rosidi (1976) litologi daerah
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Geologi Regional Menurut Kastowo (1973), Silitonga (1975), dan Rosidi (1976) litologi daerah Padang dan sekitarnya terdiri dari batuan Pratersier, Tersier dan Kwarter. Batuan
Lebih terperinciGeologi Teknik. Ilmu Geologi, Teknik Geologi,
Geologi Teknik Mineral, Batuan Norma Puspita, ST. MT. Ilmu Geologi, Teknik Geologi, Geologi Teknik Ilmu Geologi Ilmu yang mempelajari tentang sejarah pembentukan bumi dan batuan, sifat sifat fisik dan
Lebih terperinciPeraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang dan Wilayah Nasional yang menyebutkan bahwa kawasan kars merupakan kawasan lindung
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahan galian fosfat ditemukan sebagai endapan fosfat guano, hasil dari endapan sejumlah kotoran kelelawar, kondisi karakteristiknya belum diketahui dengan kemungkinan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Manusia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Alam menyediakan berbagai potensi sumber daya yang dapat diolah dan dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Manusia dengan alam berada dalam konteks keruangan
Lebih terperincilajur Pegunungan Selatan Jawa yang berpotensi sebagai tempat pembentukan bahan galian mineral logam. Secara umum daerah Pegunungan Selatan ini
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penelitian Pegunungan Selatan Jawa Timur dan Jawa Barat merupakan bagian dari lajur Pegunungan Selatan Jawa yang berpotensi sebagai tempat pembentukan bahan galian
Lebih terperinciIII.1 Morfologi Daerah Penelitian
TATANAN GEOLOGI DAERAH PENELITIAN III.1 Morfologi Daerah Penelitian Morfologi suatu daerah merupakan bentukan bentang alam daerah tersebut. Morfologi daerah penelitian berdasakan pengamatan awal tekstur
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI LUWU TIMUR NOMOR 21 TAHUN 2012 TENTANG MEKANISME DAN TATA CARA PENERBITAN IZIN USAHA PERTAMBANGAN OPERASI PRODUKSI UNTUK
PERATURAN BUPATI LUWU TIMUR NOMOR 21 TAHUN 2012 TENTANG MEKANISME DAN TATA CARA PENERBITAN IZIN USAHA PERTAMBANGAN OPERASI PRODUKSI UNTUK PERTAMBANGAN BATUAN YANG BERSIFAT TEMPORER DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciRESUME HASIL KEGIATAN PEMETAAN GEOLOGI TEKNIK PULAU LOMBOK SEKALA 1:
RESUME HASIL KEGIATAN PEMETAAN GEOLOGI TEKNIK PULAU LOMBOK SEKALA 1:250.000 OLEH: Dr.Ir. Muhammad Wafid A.N, M.Sc. Ir. Sugiyanto Tulus Pramudyo, ST, MT Sarwondo, ST, MT PUSAT SUMBER DAYA AIR TANAH DAN
Lebih terperinciGUBERNUR PAPUA KEPUTUSAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 148 TAHUN 2010 TENTANG PEMBERIAN IZIN USAHA PERTAMBANGAN EKSPLORASI KEPADA PT. MEGAPURA KAWASAN GOLD
KEPUTUSAN NOMOR 148 TAHUN 2010 TENTANG PEMBERIAN IZIN USAHA PERTAMBANGAN EKSPLORASI KEPADA PT. MEGAPURA KAWASAN GOLD Lampiran : 3 ( tiga ) berkas Menimbang : a. Bahwa PT. Megapura Kawasan Gold, dipandang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan dunia terhadap mineral logam semakin tahun semakin
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kebutuhan dunia terhadap mineral logam semakin tahun semakin meningkat seperti emas, tembaga dan logam lainnya. Hal tersebut didasari dengan meningkatnya kebutuhan
Lebih terperinciTINJAUAN UMUM DAERAH PENELITIAN
BAB III TINJAUAN UMUM DAERAH PENELITIAN 3.1 Tambang Zeolit di Desa Cikancra Tasikmalaya Indonesia berada dalam wilayah rangkaian gunung api mulai dari Sumatera, Jawa, Nusatenggara, Maluku sampai Sulawesi.
Lebih terperinciMetamorfisme dan Lingkungan Pengendapan
3.2.3.3. Metamorfisme dan Lingkungan Pengendapan Secara umum, satuan ini telah mengalami metamorfisme derajat sangat rendah. Hal ini dapat ditunjukkan dengan kondisi batuan yang relatif jauh lebih keras
Lebih terperinciDAFTAR LOKASI BENCANA ALAM BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2014
DAFTAR LOKASI BENCANA ALAM BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN NO BENCANA TANGGAL LOKASI DAMPAK PENANGANAN 1 Tanah 2 Tanah 3 Tanah 06 Januari 10 Januari 02 Januari Kediri Kediri
Lebih terperinci2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara (Lembaran Negara Repub
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.98, 2017 KEMEN-ESDM. Nilai Tambah Mineral. Peningkatan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 05 TAHUN 2017 TENTANG PENINGKATAN
Lebih terperinciSEKOLAH DASAR (SD) SE KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2013 / 2014
SEKOLAH DASAR (SD) SE KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2013 / 2014 Nomor Pokok Status Akreditasi No. Nomor Statistik Sekolah (NSS) Sekolah Nasional (NPSN) Nama Sekolah Alamat Kecamatan Sekolah A B C TT I.
Lebih terperinciINVENTARISASI MINERAL LOGAM DI KABUPATEN 50 KOTA DAN SIJUNJUNG, PROVINSI SUMATERA BARAT
INVENTARISASI MINERAL LOGAM DI KABUPATEN 50 KOTA DAN SIJUNJUNG, PROVINSI SUMATERA BARAT Oleh: Armin Tampubolon P2K Sub Direktorat Mineral Logam SARI Pada tahun anggaran 2005, kegiatan inventarisasi mineral
Lebih terperinciPROSPEKSI ENDAPAN DOLOMIT DI KABUPATEN MANGGARAI BARAT, PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR. Irwan Muksin, Wawan Setiyawan, Martua Raja P.
PROSPEKSI ENDAPAN DOLOMIT DI KABUPATEN MANGGARAI BARAT, PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR Irwan Muksin, Wawan Setiyawan, Martua Raja P. Kelompok Penyelidikan Mineral Bukan Logam Sari Secara administratif lokasi
Lebih terperinciMENGENAL JENIS BATUAN DI TAMAN NASIONAL ALAS PURWO
MENGENAL JENIS BATUAN DI TAMAN NASIONAL ALAS PURWO Oleh : Akhmad Hariyono POLHUT Penyelia Balai Taman Nasional Alas Purwo Kawasan Taman Nasional Alas Purwo sebagian besar bertopogarafi kars dari Semenanjung
Lebih terperinciBUPATI TANGGAMUS PERATURAN BUPATI TANGGAMUS NOMOR : 03 TAHUN 2012 TENTANG PENETAPAN HARGA PASAR MINERAL BUKAN LOGAM DAN BATUAN
BUPATI TANGGAMUS PERATURAN BUPATI TANGGAMUS NOMOR : 03 TAHUN 2012 TENTANG PENETAPAN HARGA PASAR MINERAL BUKAN LOGAM DAN BATUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANGGAMUS, Menimbang : a. bahwa dalam
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO
SALINAN PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUKOMUKO NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG IZIN MINERAL BUKAN LOGAM DAN BATUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MUKOMUKO, Menimbang :
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Mineralisasi hidrotermal merupakan proses perubahan mineralogi, tekstur dan komposisi kimia yang terjadi akibat interaksi larutan hidrotermal dengan batuan samping
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tidak memadai, dan kadar air tanah yang melebihi, Permasalahan umum yang sering dijumpai dalam pelaksanaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan yang sering terjadi pada proyek pembangunan jalan adalah terjadinya penurunan tanah timbunan jalan, sehingga terjadi kerusakan pada aspal. Terjadinya penurunan
Lebih terperinciPotensi Panas Bumi Berdasarkan Metoda Geokimia Dan Geofisika Daerah Danau Ranau, Lampung Sumatera Selatan BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki sumber daya energi yang melimpah dan beraneka ragam, diantaranya minyak bumi, gas bumi, batubara, gas alam, geotermal, dll.
Lebih terperinciRANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGGAI NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN PERTAMBANGAN RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGGAI NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN PERTAMBANGAN RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANGGAI, Menimbang : a. bahwa pengelolaan Sumber Daya Mineral
Lebih terperinciBAB IV PROSPEK MINERAL LOGAM DI DAERAH PENELITIAN
BAB IV PROSPEK MINERAL LOGAM DI DAERAH PENELITIAN 4.1. KONSEP DASAR EKSPLORASI Konsep eksplorasi adalah alur pemikiran yang sistimatis, dimana kita menentukan objek dari pencaharian itu atau jenis dan
Lebih terperinciPENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1. Data Sekunder Data sekunder yang diperoleh dari PT Semen Padang Untuk menunjang dan melengkapi penelitian ini antara lain berupa : 1. Peta topografi skala 1
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Emas (Au) telah dimanfaatkan sejak era prasejarah sebagai mineral ekonomis yang bernilai tinggi. Mineral emas dianggap berharga karena kilauan cahaya yang dipantulkan
Lebih terperinciPROVINSI SULAWESI UTARA KEPUTUSAN BUPATI BOLAANG MONGONDOW UTARA NOMOR 384 TAHUN 2014
- 1 - NOMOR 384 TAHUN 2014 T E N T A N G PEMBENTUKAN PANITIA PELAKSANA DAN PEMBERIAN HONORARIUM BAGI INSTRUKTUR/PEMATERI KEGIATAN SOSIALISASI PERIZINAN DAN PAJAK BAHAN GALIAN PERTAMBANGAN NON LOGAM DAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maupun tidak. Hal ini dapat dilihat dari morfologi Pulau Jawa yang sebagian besar
BAB PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pulau Jawa merupakan bagian dari busur magmatik yang ada di ndonesia. Oleh karena itu sepanjang Pulau Jawa terdapat gunung berapi baik yang aktif maupun tidak. Hal ini
Lebih terperinciRINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN
Lampiran III Peraturan Daerah Nomor Tanggal : : 01 Tahun 2015 12 Januari 2015 PEMERINTAH PROVINSI BENGKULU RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN
Lebih terperinciProses Pembentukan dan Jenis Batuan
Proses Pembentukan dan Jenis Batuan Penulis Rizki Puji Diterbitkan 23:27 TAGS GEOGRAFI Kali ini kita membahas tentang batuan pembentuk litosfer yaitu batuan beku, batuan sedimen, batuan metamorf serta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Batu mulia merupakan salah satu bentuk keindahan alam yang berasal dari bebatuan bumi. Batu mulia sudah digunakan dari jaman dahulu sebagai perhiasan yang melambangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia, sebagai negara kepulauan tergabung kedalam rangkaian sirkum
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Indonesia, sebagai negara kepulauan tergabung kedalam rangkaian sirkum gunung api pasifik (ring of fire) yang diakibatkan oleh zona subduksi aktif yang memanjang dari
Lebih terperinciSMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 4. Dinamika Lithosferlatihan soal 4.1
SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 4. Dinamika Lithosferlatihan soal 4.1 1. Jenis-jenis batuan : Contoh batuan: 1. karst 2. granit 3. marmer 4. giok 5. intan 6. konglomerat Batuan yang mempunyai nilai
Lebih terperinciIntegrasi SIG dan citra ASTER BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Nikel laterit adalah produk residual pelapukan kimia pada batuan ultramafik. Proses ini berlangsung selama jutaan tahun dimulai ketika batuan ultramafik tersingkap
Lebih terperinciBAB V ALTERASI PERMUKAAN DAERAH PENELITIAN
BAB V ALTERASI PERMUKAAN DAERAH PENELITIAN 5.1 Tinjauan Umum Alterasi hidrotermal adalah suatu proses yang terjadi sebagai akibat dari adanya interaksi antara batuan dengan fluida hidrotermal. Proses yang
Lebih terperinciTPL 106 GEOLOGI PEMUKIMAN
TPL 106 GEOLOGI PEMUKIMAN PERTEMUAN 07 SUMBERDAYA MINERAL Sumberdaya Mineral Sumberdaya mineral merupakan sumberdaya yang diperoleh dari hasil ekstraksi batuan atau pelapukan p batuan (tanah). Berdasarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN I.1 Judul Penelitian Penelitian ini berjudul Studi Karakteristik Batuan Beku dan Evolusi Magma di Daerah Ruwai, Pegunungan Schwaner, Kabupaten Lamandau, Kalimantan Tengah I.2 Latar Belakang
Lebih terperinciDalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan:
-2-4. Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 2010 tentang Reklamasi dan Pascatambang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 138, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5172); Dengan
Lebih terperinci- 3 - MEMUTUSKAN: : KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL TENTANG PENETAPAN WILAYAH PERTAMBANGAN PULAU JAWA DAN BALI.
- 2 - d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral tentang Penetapan Wilayah Pertambangan
Lebih terperinciGUBERNUR PAPUA KEPUTUSAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 112 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERIAN IZIN USAHA PERTAMBANGAN EKSPLORASI KEPADA PT. JENTERA ADIKA MANYARI
GUBERNUR PAPUA KEPUTUSAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 112 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERIAN IZIN USAHA PERTAMBANGAN EKSPLORASI KEPADA PT. JENTERA ADIKA MANYARI Lampiran : 3 ( tiga ) berkas GUBERNUR PAPUA, Menimbang
Lebih terperinciPENYUSUNAN PEDOMAN TEKNIS EKSPLORASI BIJIH BESI PRIMER. Badan Geologi Pusat Sumber Daya Geologi
PENYUSUNAN PEDOMAN TEKNIS EKSPLORASI BIJIH BESI PRIMER Badan Geologi Pusat Sumber Daya Geologi Latar Belakang Besi. merupakan bahan logam penting yang banyak memberikan sumbangan pada perkembangan peradaban
Lebih terperinciBUPATI KAUR PROVINSI BENGKULU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAUR NOMOR 02 TAHUN 2014 TENTANG WILAYAH PERTAMBANGAN RAKYAT
BUPATI KAUR PROVINSI BENGKULU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAUR NOMOR 02 TAHUN 2014 TENTANG WILAYAH PERTAMBANGAN RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KAUR, Menimbang : a. bahwa Kabupaten Kaur
Lebih terperinciINTRUSI VULKANIK DI PERAIRAN SEKOTONG LOMBOK BARAT
INTRUSI VULKANIK DI PERAIRAN SEKOTONG LOMBOK BARAT L. Arifin dan D. Kusnida Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan Jl. Dr. Junjunan 236 Bandung 40174 S a r i Rekaman seismik pantul dangkal
Lebih terperinciKULIAH III KEMASAN GELAS. Tujuan Instruksional Khusus (TIK) pada pertemuan ini adalah : - mampu menjelaskan aplikasi kemasan gelas pada bahan pangan.
KULIAH III KEMASAN GELAS Tujuan Instruksional Khusus (TIK) pada pertemuan ini adalah : - mampu menjelaskan aplikasi kemasan gelas pada bahan pangan. SEJARAH PERKEMBANGAN Asal : pelaut Venezia membuat tungku
Lebih terperinciBAB II GEOLOGI REGIONAL
BAB II GEOLOGI REGIONAL 2.1 Fisiografi Secara fisiografi, Pulau Jawa berada dalam busur kepulauan yang berkaitan dengan kegiatan subduksi Lempeng Indo-Australia dibawah Lempeng Eurasia dan terjadinya jalur
Lebih terperinciBAB II TATANAN GEOLOGI
BAB II TATANAN GEOLOGI 2.1 Geologi Regional 2.1.1 Fisiografi dan Morfologi Batu Hijau Pulau Sumbawa bagian baratdaya memiliki tipe endapan porfiri Cu-Au yang terletak di daerah Batu Hijau. Pulau Sumbawa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Abu Vulkanik Terhadap Parameter kuat Geser Tanah Lempung
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanah merupakan material konstruksi yang memegang peran penting sebagai dasar pondasi, sehingga mutlak diperlukan tanah yang memiliki daya dukung tinggi dan penurunan
Lebih terperinciKARAKTERISTIK LUMPUR SIDOARJO
KARAKTERISTIK LUMPUR SIDOARJO Sifat Umum Lumpur Sidoarjo merupakan lumpur yang keluar dari perut bumi, berasal dari bagian sedimentasi formasi Kujung, formasi Kalibeng dan formasi Pucangan. Sedimen formasi
Lebih terperinciBab II. Kriteria Geologi dalam Eksplorasi
Bab II. Kriteria Geologi dalam Eksplorasi II.1. Kriteria Geologi Kriteria geologi merupakan gejala yang mengendalikan terdapatnya endapan mineral dan pengetahuan ini bertujuan melokalisir daerah yang mempunyai
Lebih terperinci2017, No tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 06 Tahun 2017 tentang Tata Cara Dan Persyaratan Pemberia
No.687, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-ESDM. Penjualan Mineral ke Luar Negeri. Pensyaratan dan Pemberian Rekomendasi. Perubahan. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN KEEMPAT ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA DENGAN
Lebih terperinciGUBERNUR PAPUA KEPUTUSAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 56 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERIAN IZIN USAHA PERTAMBANGAN EKSPLORASI KEPADA PT. ANDALAN BIDURISAKTI
GUBERNUR PAPUA KEPUTUSAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 56 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERIAN IZIN USAHA PERTAMBANGAN EKSPLORASI KEPADA PT. ANDALAN BIDURISAKTI Lampiran : 3 ( tiga ) berkas. GUBERNUR PAPUA, Menimbang :
Lebih terperinciINVENTARISASI MINERAL LOGAM DI KABUPATEN SUMBA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR
INVENTARISASI MINERAL LOGAM DI KABUPATEN SUMBA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR Armin Tampubolon Kelompok Program Penelitian Mineral SARI Secara regional, Pulau Sumba disusun oleh litologi yang berdasar
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN BURU NOMOR 09 TAHUN 2012 TENTANG
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BURU NOMOR 09 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PERTAMBANGAN DAN ENERGI SUMBER DAYA MINERAL KABUPATEN BURU BUPATI BURU, Menimbang : a. bahwa untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kependudukan di Kabupaten Lombok Barat. 2. Melakukan analisis dan evaluasi terhadap situs kependudukan pada tingkat
A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN penyajian data dan informasi perkembangan kependudukan terutama untuk perencanaan pembangunan manusia, baik itu pembangunan ekonomi, sosial, politik, lingkungan dan
Lebih terperinciPERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI PEMEGANG IUP DALAM PELAKSANAAN EITI INDONESIA
PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI PEMEGANG IUP DALAM PELAKSANAAN EITI INDONESIA SOSIALISASI DAN SEMINAR EITI INDONESIA BALI, 25 AGUSTUS 2016 DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI
Lebih terperinciBAB. I PENDAHULUAN. Judul penelitian Studi Karakteristik Mineralogi dan Geomagnetik Endapan
BAB. I PENDAHULUAN 1.1. Judul Penelitian Judul penelitian Studi Karakteristik Mineralogi dan Geomagnetik Endapan Bijih Besi di Daerah Kecamatan Pelaihari Kabupaten Tanah Laut Kalimantan Selatan. 1.2. Latar
Lebih terperinciBAB II METODOLOGI PENELITIAN
DAFTAR ISI Halaman Judul... Halaman Pengesahan... Halaman Persembahan... Kata Pengantar... Sari...... Daftar Isi...... Daftar Gambar... Daftar Tabel...... Daftar Lampiran...... i ii iii iv vi vii x xiv
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki sumber potensi batuan mineral yang melimpah, dari yang memiliki tingkat kekerasan 1 Mohs yaitu Talk (rumus kimia Mg3Si4O10(OH)2) hingga tingkat kekerasan
Lebih terperinciEKSPLORASI UMUM DOLOMIT DI KABUPATEN KARO, PROVINSI SUMA- TERA UTARA. Djadja Turdjaja, Zulfikar, Corry Karangan Kelompok Program Penelitian Mineral
EKSPLORASI UMUM DOLOMIT DI KABUPATEN KARO, PROVINSI SUMA- TERA UTARA. Djadja Turdjaja, Zulfikar, Corry Karangan Kelompok Program Penelitian Mineral SARI Dolomit yang ada di daerah penyelidikan tersebar
Lebih terperinciRANCANGA PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR TAHUN 2013 SERI NOMOR TAHUN 2013
RANCANGA PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR TAHUN 2013 SERI NOMOR TAHUN 2013 RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN PERTAMBANGAN MINERAL BUKAN
Lebih terperinciSAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA ACARA PEMBUKAAN PAMERAN BATU MULIA JAKARTA, April 2015
SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA ACARA PEMBUKAAN PAMERAN BATU MULIA JAKARTA, 21-24 April 2015 Yth. Para Pejabat Eselon I dan II Kementerian Perindustrian. Yth. Ketua dan Pengurus Asosiasi Perhiasan
Lebih terperinci