BAB IV PENGUJIAN MODEL PADA KASUS
|
|
- Hamdani Indradjaja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB IV PENGUJIAN MODEL PADA KASUS Model yang dirancang pada tahap sebelumnya perlu diukur tingkat keberhasilannya. Untuk itu diperlukan sutatu kasus untuk melakukan pengujian model. Kasus yang diambil di dalam penelitian ini adalah rencana pemerintah, dalam hal ini Depatermen Komunikasi dan Informatika, yang hendak menurunkan tarif internet dengan kisaran penurunan 20-40%. Pertanyaan mendasar yang harus dijawab dalam kasus ini adalah: berapa besar penurunan dan dari komponen apa tarif internet dapat diturunkan. 4.1 Observasi Pada tahap observasi, survey data tidak dilaksanakan. Sedangkan data dari proses data mining, termasuk didalamnya dengan googling, menghasilkan informasi berikut ini. 1. Struktur Internet Gambar 4.1 Struktur Internet. 31
2 Secara umum bandwidth Internet dibagi menjadi tiga bagian yaitu[11][28][30]: a. bandwidth internasional, b. bandwidht domestik, c. bandwidth akses. 2. Struktur harga Internet Struktur harga Internet terdiri dari[4][21]: a. biaya penyediaan (bandwith), b. biaya Capex (perangkat, gedung, dll.), c. biaya Opex (SDM, promosi, sewa IP, collocation perangkat, dll.), d. biaya lain-lain. Pada struktur tersebut, biaya penyediaan bandwidth diperkirakan merupakan komponen biaya terbesar, berkisar 75% dari total biaya. 3. Struktur proporsi harga bandwidth Internet Berikut ini adalah proporsi harga bandwidth Internet: a. bandwidth internasional 30%, b. bandwidht domestik 30%, c. bandwidth akses 40%. 4. Struktur tarif yang berlaku untuk paket data pada berbagai operator Tabel-tabel berikut merupakan ringkasan dari berbagai layanan paket data yang biasa digunakan untuk internet pada berbagai operator telekomunikasi di Indonesia. Tabel 4.1 Tarif Paket Data (Umum) Time Based. 32
3 Tabel 4.2 Tarif Paket Data (Umum) Volume Based. Tabel 4.3 Tarif Paket Data (HSDPA) Time Based. Tabel 4.4 Tarif Paket Data (HSDPA) Volume Based. 33
4 4.2 Orientasi Informasi dari tahap observasi menjadi masukan pada tahap orientasi. Orientasi pemerintah adalah menurunkan tarif internet antara 20 40%. Untuk menentukan besarnya, dibutuhkan informasi tambahan dari Document Management maupun dari Knowledge Management. Namun, pada saat ini kebijakan tarif internet yang ada adalah kebijakan tarif untuk sewa jaringan (jaringan domestik) sehingga tahapan orientasi ini belum dapat dilakukan untuk kasus penurunan biaya Internet ini Game Theory Orientasi untuk menurunkan tarif internet selanjutnya disimulasikan dengan menggunakan game theory. Keputusan penurunan tarif diharapkan dapat menurunkan tarif internet ritel. Dengan menurunnya tarif ritel diharapkan dapat meningkatkan jumlah pengguna dan pelanggan internet. Berdasarkan fakta ini, maka tipe game theory yang terjadi adalah leader-follower pada dua pemain yaitu ISP dan pengguna. Simulasi menggunakan game theory ini diuraikan berikut ini[17][18][23][24]. a. Leader-follower Game Simulasi permainan ini dimulai oleh ISP dengan mengumumkan harga c ke pasaran. Pengguna akan merespon dengan permintaan r. Utilisasi untuk pengguna adalah U(c,r) berupa perolehan data pada pengguna dan utilisasi untuk ISP adalah V(c,r) berupa profit bagi ISP. Permintaan r yang pada dasarnya merupakan respon dari c dapat dirumuskan sebagai fungsi dari c yaitu: r( c) = arg{max [ U( c, r]}...(1) r R Selanjutnya ISP akan melakukan evaluasi dari r yang terjadi dan mengubah c menjadi c*. Penetapan harga c* merupakan respon dari r(c) dan dapat dirumuskan sebagai fungsi r(c) yaitu: c* = arg{max [ U ( c, r( c)]}...(2) c C 34
5 Untuk semua utilitas yang mungkin (u,v), akan membentuk ruang utilitas. Untuk sertiap pasangan (u,c) akan berpetaan dengan titik (u=u(c,r),v=v(c,r)). Perubahan terus terjadi sampai kedua pihak tidak dapat meningkatkan utilitasnya (terjadi kesetimbangan Nash/Nash equilibrium). Berikut ini adalah contoh tabel aksi-reaksi antara c yang ditetapkan ISP dan r yang merupakan reaksi dari pengguna. Tabel 4.5 Data Penawaran dan Permintaan. Pada tabel tersebut Nash equilibrium terjadi pada saat harga dipasang pada Rp 8/KB. Pada saat tersebut ISP mendapatkan utilisasi terbesar sementara user belum berada pada utilisasi maksimum. Karena user tidak dapat meningkatkan utilisasinya lagi, maka kesetimbangan terjadi. Pada titik tersebut kesetimbangan bersifat memakasa kepada pengguna internet untuk menerima harga yang ditetapkan ISP. b. Competition Game Pada kondisi di atas, kesetimbangan perlu diperbaiki karena pengguna tidak mendapatkan alternatif pilihan pindah ke ISP lain. Untuk itu diperlukan simulasi baru dimana terdapat lebih dari satu ISP dan keduanya saling berkompetisi[10]. Tipe game theory yang terjadi adalah competition game. Simulasi menggunakan tipe game theory ini diuraikan berikut ini. Ide competition game ini adalah ISP yang memasang tarif lebih mahal akan mengalami kerugian dan ISP yang memasang tarif lebih rendah akan mendapat keuntungan. Representasi masalah ini dapat dinyatakan dalam matriks pada gambar berikut ini. Pemain yang memasang angka lebih tinggi akan dikurangi sebesar 2 poin. Sebaliknya apabila pemain memasang angka lebih rendah maka akan mendapatkan keuntungan 2 poin. 35
6 Gambar 4.2 Game of Competition. Pada kasus tersebut, kesetimbangan Nash terjadi untuk pilihan-pilihan {(0,0),(1,1),(2,2),(3,3)}. Untuk kasus competition game maka permainan telah selesai. Sekali kedua pemain berada pada salah satu titik equilibrium, maka permainan berhenti. Pada kasus terakhir permainan masih dapat dilanjutkan pada permainan baru, yaitu cooperative game. Kedua ISP bekerja sama untuk berada pada titik kesetimbangan maksimum dari {(0,0),(1,1),(2,2),(3,3)} yaitu (3,3) dan mengabaikan utilisasi pengguna. Kembali seperti pada sebelumnya, pengguna dikunci untuk tidak dapat berpindah ke ISP lain. Dari kedua contoh di atas, dapat disimpulkan bahwa penurunan harga internet (berapa pun besarnya) pada sistem non cooperative (antara ISP tidak ada kerjasama) akan mendorong penurunan harga internet di pasaran. Pada sistem cooperative (antar ISP bekerja sama), maka dapat mengakibatkan harga internet dipasaran tidak turun dikarenakan ISP bersepakat untuk tidak perlu menurunkan harga ritel internet. Salah satu solusi untuk dapat menurunkan harga ritel internet dalam kasus ini adalah membuat kesetimbangan tersebut labil dengan memperbanyak pemain (ISP). Semakin banyak ISP semakin labil kesetimbangan yang terjadi. Satu ISP menurunkan harga akan memicu penurunan harga dari ISP lainnya[5][6][25]. Sementara itu, pemerintah bermaksud menurunkan tarif beberapa komponen. Apabila terjadi penurunan dari beberapa komponen, maka pemerintah berkewajiban 36
7 mengawasi fairness di lapangan agar orientasi harga internet murah dan lebih terjangkau dapat tercapai. Pemerintah perlu mengkaji perlu tidaknya membuat regulasi dalam penurunan tarif internasional dan sewa jaringan untuk menurunkan tarif ritel ke pengguna maupun pelanggan. Berikut ini merupakan salah satu usulan strutkur tarif internet agar terjadi penrurunan tarif ritel hingga 30% dari Ketua Umum Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII). Tabel 4.6 Usulan Penurunan Komponen Tarif Internet Perbandingan terhadap Data Lapangan Berdasarkan data pada 4.1. maka apabila terjadi penurunan tarif pada komponen penyediaan bandwidh, diperkirakan tidak terlalu mengubah peta tarif paket data bagi konsumen yang tidak langsung menerima jasa Internet dari ISP Internasional (non konsumen tingkat I)[1]. Biaya akses boleh jadi lebih mahal dari biaya penyediaan yang lain karena kendala geografi dan teknologi[2]. Pada kenyataanya, harga di pasaran berada pada spektrum yang sangat beragam. Seperti pada tabel berikut, untuk setiap menit pemakaian internet (time based) harga di tawarkan mulai dari Rp. 1,13 sampai dengan Rp. 350,00 per menit. Terdapat rentang yang sangat besar sehingga perubahan harga. Hal ini menyebabkan penurunan harga sebesar 40% diprediksi tidak mempengaruhi kesetimbangan pasar. 37
8 Tabel 4.7 Usulan Penurunan Komponen Tarif Internet. Namun, perubahan signifikan masih mungkin didapatkan oleh pelanggan internet yang memperoleh akses langsung dari ISP yang memiliki bandwidth internasional (konsumen tingkat 1). Misalkan harga bandwith turun 20% s.d 40% dan komponen bandwidth dalam ISP adalah 75% (25% sisanya capex, opec, dan lain lain dan nilainya diasumsikan tetap) Harga baru yang dijual ke konsumen adalah = 25%+{75%- (20 s.d. 40)%.75%} = 25% + {60% s.d. 45%} = 85% s.d. 70% harga semula Harga bandwith di konsumen tk. I turun 15% s.d 30%. Dengan demikian penurunan tarif akan dirasakan langsung oleh konsumen tk. I secara signifikan (misalnya pelanggan speedy). Faktor lain dalam peningkatan pengguna internet boleh jadi tidak semata-mata harga, mungkin karena kebutuhan, promosi penyedia jasa, dan kualitas dari layanan itu sendiri sebagaimana kenyataan yang terjadi pada berbagai operator telekomunikasi di Indonesia[9]. 38
9 4.3 Keputusan dan Tindakan Di bawah ini adalah hasil resume data pada fase Observasi dan Orientasi. a. Range harga internet sangat lebar untuk teknologi yang sama. b. Perubahan harga ada kemungkinan tidak menggeser kesetimbangan Nash jika berlaku sistem cooperative pada ISP-ISP dan terjadi kesepakatan untuk tidak menurunkan harga. c. Perubahan harga tidak secara langsung menurunkan tarif ritel internet pada konsumen non tingkat I. d. Nilai optimum penurunan tarif ritel internet pada konsumen tingkat I diperoleh pada penurunan harga sebesar 40 %. Dari hasil resume di atas, untuk mendapatkan penurunan tarif ritel internet yang optimum dan signifikan dirasakan oleh konsumen tingkat I maupun non tingkat I, maka dapat dibuat rekomendasi keputusan sebagai berikut. 1. Nilai penurunan optimum adalah sebesar 40 % dengan asumsi jika konsumen tingkat I mendapatkan penurunan tarif ritel internet yang optimum, maka konsumen pada tingkat di bawahnya juga akan mendapatkan penurunan tarif yang cukup signifikan. 2. Untuk menghindari terjadinya kondisi pada poin b di atas, maka Pemerintah harus melakukan pengawasan terhadap tarif internet yang ditetapkan oleh ISP. Jika kondisi pada poin b di atas terjadi, maka berapa pun nilai penurunan harga yang ditetapkan oleh Pemerintah tidak akan berdampak positif bagi penurunan tarif ritel internet di masyarakat. 3. Penurunan harga juga dapat dipicu dengan melabilkan kesetimbangan Nash dengan cara memperbanyak jumlah ISP. Dalam hal ini Pemerintah dapat melakukannya dengan mempermudah izin pendirian ISP. Hasil rekomendasi penurunan tarif dan batasan-batasan yang harus diperhatikan kemudian dilanjutkan menjadi sebuah keputusan yang harus diambil oleh pemegang kebijakan. Dokumen keputusan disimpan dalam DM dan didistribusikan ke seluruh stake holder untuk segera ditindaklanjuti. ISP dapat segera merespon dan pengguna 39
10 dapat segera melakukan evaluasi terhadap ISP yang ada. Selain itu, dokumen yang telah tesimpan pada sistem DM apabila suatu saat dibutuhkan dapat segera disediakan kembali. 40
1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan yang sangat pesat dari sistem komunikasi nirkabel menyebabkan tingkat permintaan akan spektrum sebagai media transmisi juga semakin tinggi. Saat ini,
Lebih terperinciKeputusan Menteri tentang penyelenggaraan NAP (Netwok Access Point) dan ISP (Internet Service Provider) Oleh: Yudha Febi Irawan
Keputusan Menteri tentang penyelenggaraan NAP (Netwok Access Point) dan ISP (Internet Service Provider) Oleh: Yudha Febi Irawan 55408110018 Dosen: DR. Ir Iwan Krisnadi MBA Untuk Memenuhi Tugas Ujian Akhir
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Saat ini, kebutuhan koneksi internet sangat tinggi, tetapi harga yang ditawarkan
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini, kebutuhan koneksi internet sangat tinggi, tetapi harga yang ditawarkan ISP belum terjangkau oleh masyarakat. Selain itu, kualitas koneksi internet yang
Lebih terperinciBab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang
Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Dalam era perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang demikian cepat, masyarakat modern memerlukan adanya sarana komunikasi yang handal dan canggih. Sarana
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 PERENCANAAN PENELITIAN DAN TINJAUAN PUSTAKA Langkah pertama dalam melakukan penelitan adalah dengan mengidentifikasi masalah yang ada dan menentukan tujuan dari penelitian
Lebih terperinci7. BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN
7. BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini hasil kesimpulan yang didapatkan dari seluruh proses pengerjaaan Tugas Akhir beserta saran untuk proses pengembangannya. 7.1. Kesimpulan Adapun beberapa hal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Selama jangka waktu empat tahun terhitung sejak tahun 2006 hingga tahun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Selama jangka waktu empat tahun terhitung sejak tahun 2006 hingga tahun 2010, pendapatan XL meningkat tiga kali lipat dari Rp 6,4 triliun menjadi Rp 17,6 triliun.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. (TELKOM) merupakan perusahaan penyelenggara informasi dan telekomunikasi (InfoComm) serta penyedia jasa dan jaringan telekomunikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meningkatnya kebutuhan dan keinginan konsumen. Para marketer dari berbagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini persaingan dalam dunia usaha semakin ketat, terlebih dengan semakin meningkatnya kebutuhan dan keinginan konsumen. Para marketer dari berbagai perusahaan
Lebih terperinciMAKALAH LINGKUNGAN BISNIS
TUGAS MAKALAH LINGKUNGAN BISNIS BISNIS WARNET Oleh : NAMA : Drestantha Candrawinata NIM : 11.12.5644 KELAS : 11-S1SI-04 STIMIK AMIKOM YOGYAKARTA ABSTRAK Usaha warnet sebenarnya cukup mudah untuk didirikan
Lebih terperinci1. BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi telekomunikasi perangkat seluler berkembang dari tahun ke tahun. Teknologi ini menggeser kebiasaan orang mengakses Internet di komputer desktop ke perangkat
Lebih terperinciBAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan pesatnya perubahan teknologi informasi telah mengakibatkan perubahan dan cara pandang kehidupan manusia dan suatu organisasi. Pesat nya perubahan tersebut telah
Lebih terperinciTANTANGAN INDONESIA PADA ERA BROADBAND ICT
Ditjen SDPPI Kementerian Kominfo TANTANGAN INDONESIA PADA ERA BROADBAND ICT DR.Ir. ISMAIL, MT. Direktur Jenderal SDPPI Direktorat Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika (SDPPI) Kementerian
Lebih terperinciKARYA ILMIAH LINGKUNGAN BISNIS MEMBUKA USAHA WARNET. Disususn oleh
KARYA ILMIAH LINGKUNGAN BISNIS MEMBUKA USAHA WARNET Disususn oleh NAMA : FREDY SIPTA HARTANTO NIM : 11.12.5791 JURUSAN : S1 SI SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA Karya
Lebih terperinciTugas Akhir KAJIAN PEMILIHAN STUKTUR DUA RANTAI PASOK YANG BERSAING UNTUK STRATEGI PERBAIKAN KUALITAS
Tugas Akhir KAJIAN PEMILIHAN STUKTUR DUA RANTAI PASOK YANG BERSAING UNTUK STRATEGI PERBAIKAN KUALITAS Oleh : Ika Norma Kharismawati 1208 100 041 Dosen Pembimbing : 1. Dra. Laksmi Prita W, M.Si 2. Drs.
Lebih terperinciICT SEBAGAI MOTIVATOR EKONOMI
ICT SEBAGAI MOTIVATOR EKONOMI Jakarta, 23 Juni 2008 Rapar Koordinasi Nasional KADIN, Hotel Ritz Carlton Kuningan -Sylvia W. Sumarlin- Wakil Ketua Komite Tetap Telematika KADIN/Ketua Umum APJII World Summit
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan teknologi informasi pada saat sekarang ini sangat pesat.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi pada saat sekarang ini sangat pesat. Seiring dengan kemajuan dan kecanggihan teknologi membuat individu mengalami perubahan besar dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Internet saat ini sedang menjamur di kalangan masyarakat. Internet membuat
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Internet saat ini sedang menjamur di kalangan masyarakat. Internet membuat orang-orang dapat berkomunikasi dengan mudah tanpa harus memikirkan jarak yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi sekarang ini, telekomunikasi memegang peranan penting dan strategis dalam kehidupan manusia. Melalui teknologi komunikasi manusia dapat
Lebih terperinciMODEL COMMAND SYSTEM DENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI PADA PEMERINTAHAN. Republik Indonesia)
MODEL COMMAND SYSTEM DENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI PADA PEMERINTAHAN (Studi Kasus: Departemen Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia) TESIS Karya tulis sebagai salah satu
Lebih terperinciBAB I PANDAHULUAN. Saat ini, di seluruh dunia, populer apa yang disebut dengan Broadband Access
1.1 Latar Belakang pemilihan Judul BAB I PANDAHULUAN Saat ini, di seluruh dunia, populer apa yang disebut dengan Broadband Access yang maknanya dalam bahasa Indonesia adalah akses internet berkecepatan
Lebih terperinciBAB IV ANALISA STRATEGI PERUSAHAAN
BAB IV ANALISA STRATEGI PERUSAHAAN 4.1 Faktor Strategi Eksternal 4.1.1 Identifikasi Faktor Lingkungan Eksternal Penentuan faktor strategi eksternal bertujuan untuk mengetahui berbagai peluang serta ancaman
Lebih terperinciPEMBANGUNAN FASTEL USO WHITE PAPER PELUANG USAHA DI BIDANG PENYELENGGARAAN TELEKOMUNIKASI
T PEMBANGUNAN FASTEL USO WHITE PAPER PELUANG USAHA DI BIDANG PENYELENGGARAAN TELEKOMUNIKASI DIREKTORAT JENDERAL POS DAN TELEKOMUNIKASI DIREKTORAT TELEKOMUNIKASI Kata Pengantar Dokumen white paper ini merupakan
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI. 3.1 Metodologi. Gambar 3.1 Kerangka Metodologi
BAB 3 METODOLOGI 3.1 Metodologi Gambar 3.1 Kerangka Metodologi 47 48 Dari kerangka yang telah dibuat, dapat dilihat bahwa metodologi dimulai dengan melakukan analisa sistem yang sedang berjalan yaitu melihat
Lebih terperinciMENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA
MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 29/P/M.KOMINFO/7/2007 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. lebih cepat dan murah tentunya menuntut para pemberi informasi untuk memiliki
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi yang semakin hari semakin pesat berdampak pada perilaku informasi kebanyakan orang, kebutuhan informasi yang lebih cepat dan murah
Lebih terperinciBAB III PERUMUSAN MASALAH
BAB III PERUMUSAN MASALAH 3.1 Latar Belakang Masalah Industri telekomunikasi di Indonesia saat ini sudah berkembang pesat. TELKOM tidak lagi bermain sendiri, ini dapat dilihat dengan banyaknya kompetitor-kompetitor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Republik Indonesia yang terbagi ke dalam 33 propinsi memiliki daerah yang sangat luas dan jumlah penduduk yang besar. Jumlah total luas daratan adalah 1.919.440
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. waktu. Hal ini dikarenakan adanya persaingan ekonomi secara global.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi sekarang ini berkembang pesat dari waktu ke waktu. Hal ini dikarenakan adanya persaingan ekonomi secara global. Hampir semua perusahaan dalam
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan dalam bidang pemasaran produk untuk mendapatkan pangsa pasar yang tinggi kini semakin ketat. Ketatnya persaingan tersebut ditambah pula dengan semakin kritisnya
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada industri telekomunikasi seluler di Indonesia dari tahun 2003 sampai dengan 2012 maka dapat diperoleh kesimpulan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyumbang 56% pengguna internet di dunia. Berdasarkan Asia Top Internet
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kebutuhan akan informasi bagi kehidupan pribadi, organisasional maupun dalam kehidupan sosial sangat tinggi. Salah satu media untuk memperoleh informasi
Lebih terperinci1.1 LATAR BELAKANG MASALAH
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Perkembangan teknologi telekomunikasi nirkabel (wireless) sangat pesat sekali, khususnya teknologi informasi dan Internet. Teknologi seluler berkembang dari
Lebih terperinciBUSINESS WARNET & GAME ONLINE. Dosen Pembimbing: Dr. Budi Utomo SP, MP. Oleh:
Tugas Mata Kuliah Kewirausahaan Medan, Desember 2009 BUSINESS WARNET & GAME ONLINE Dosen Pembimbing: Dr. Budi Utomo SP, MP Oleh: Rika Andriyani Purba 061201025 Yasinta Reolina Silitonga 061201037 Devanand
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. interaksi baru, market place baru, dan sebuah jaringan bisnis dunia yang tanpa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi informasi telah membuka mata dunia akan sebuah dunia baru, interaksi baru, market place baru, dan sebuah jaringan bisnis dunia yang tanpa batas. Disadari
Lebih terperinciMENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2017 TENTANG PENYEDIAAN LAYANAN APLIKASI DAN/ATAU KONTEN MELALUI INTERNET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI
Lebih terperinciKelompok 203. Dirgantantoro Muhammad
Kelompok 203 Dirgantantoro Muhammad 1203000374 Nasrullah 120300079X Paper : Network Convergence: Where Is The Value Penulis : Samir Chatterjee, Jongbok Byun Kata kunci : convergence, global internet, voice
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai jenis perangkat yang saling terhubung dengan menggunakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latarbelakang Masalah Hadirnya Internet telah menunjang efektifitas dan efisiensi operasional pada instansi. Kinerja operasional pada suatu instansi didukung oleh berbagai jenis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengalami perubahan besar dalam hal telekomunikasi dan bertransaksi. Sebagian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberhasilan usaha dapat diindikasikan dalam lima hal yaitu jumlah penjualan meningkat, hasil produksi meningkat, keuntungan atau profit bertambah, perkembangan dan
Lebih terperinciBAB V RENCANA AKSI. dalam rencana aksi beserta waktu eksekusi dari masing-masing kegiatan tersebut.
BAB V RENCANA AKSI Perencanaan suatu bisnis perlu ditindaklanjuti dengan menyusun rencana aksi dari bisnis tersebut. Rencana aksi merupakan bagian yang membantu untuk mengelola pelaksanaan strategi melalui
Lebih terperinciBAB III ANALISIS PERANCANGAN MODEL
BAB III ANALISIS PERANCANGAN MODEL Pada bab ini dibahas perancangan model sistem perintah (Command System) dengan mengacu pada model siklus OOKT. Berbagai lambang pada model sebagian besar diambil dari[16].
Lebih terperinciUntuk mengakses Internet dengan baik dan benar
BAB TEKNIK MENGAKSES INTERNET 3 Untuk mengakses Internet dengan baik dan benar kita perlu mempelajari sedikit tentang berbagai teknik untuk mengkonfigurasi akses ke Internet. Memang ada beberapa cara untuk
Lebih terperinciJUDUL. Tugas UAS Regulasi Telekomunikasi. (Dosen : Bpk Iwan Krisnadi) Nama : Aun Abdul Wadud NIM : HP :
JUDUL Dampak penerapan Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika No.26/PER/M.KOMINFO/5/2007 Tentang Pengamanan Pemanfaatan Jaringan Telekomunikasi Berbasis Protokol Internet terhadap penyedia layanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sarana komunikasi yang tersedia saat ini sangat memudahkan bagi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sarana komunikasi yang tersedia saat ini sangat memudahkan bagi masyarakat dalam berkomunikasi, sehingga menjadikan dunia ini terasa sangat sempit, serta diiringi dengan
Lebih terperinciBAB I PROFIL PERUSAHAAN
BAB I PROFIL PERUSAHAAN 1.1. Sejarah Perusahaan PT Rahajasa Media Internet (RadNet) didirikan oleh dua orang pendiri, salah satu diantaranya adalah Roy Rahajasa Yamin, pada bulan November tahun 1994. RadNet
Lebih terperinciFORMULIR PERMOHONAN IZIN PRINSIP PENYELENGGARAAN JASA AKSES INTERNET (ISP)
FORMULIR PERMOHONAN IZIN PRINSIP PENYELENGGARAAN JASA AKSES INTERNET (ISP) I. IDENTITAS PERMOHONAN 1 Nama pemohon/perusahaan Alamat lengkap : Telepon : Fax : Official contact person dan bagaimana dapat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. berusaha untuk mendapatkan manfaat sebesar-besarnya. Tetapi pada kenyataannya
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu bentuk customer behaviour yang sangat umum adalah keinginan konsumen untuk membeli barang yang murah tetapi berkualitas terbaik. Hal ini sesuai dengan prinsip
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penting, tidak sedikit industri yang bergerak di bidang telekomunikasi berlomba-lomba
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalsisasi seperti sekarang, komunikasi menjadi kebutuhan yang sangat penting, tidak sedikit industri yang bergerak di bidang telekomunikasi berlomba-lomba
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Sumber: Laporan Postel Sem.I/2014
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pembangunan telekomunikasi di Indonesia telah memasuki babak baru dengan semakin berkembang pesatnya industry teknologi informasi. Jangkauan telepon seluler
Lebih terperincisbab I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Terhadap Obyek Studi a. Telkom Speedy
sbab I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Terhadap Obyek Studi a. Telkom Speedy Speedy adalah brand dari layanan akses internet end-to-end untuk penggunaan di residensial atau bisnis kecil dan menengah yang berbasis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebijakan deregulasi sektor telekomunikasi Nomor : KM 20 Tahun 2001 Tentang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Industri telekomunikasi di Indonesia telah menjadi sektor industri dengan intensitas persaingan yang semakin ketat. Hal ini dimulai dengan dikeluarkannya kebijakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Saat ini, internet mempunyai peranan penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan. Internet memuat berbagai macam informasi dari seluruh dunia. Informasi tersebut dapat
Lebih terperinciB A B IV A N A L I S A
76 B A B IV A N A L I S A 4.1 Analisa Utilisasi Pada sisi akses, parameter yang berkaitan dengan transfer data selain bandwidth juga dikenal dengan parameter throughput. Throughput adalah jumlah bit-bit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pilihan kartu simcard yang ditawarkan oleh penyedia jaringan telekomunikasi.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era persaingan bisnis telekomunikasi seluler yang semakin ketat, semua operator seluler dituntut untuk memberikan yang terbaik bagi pelanggan. Perubahanperubahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 11 Latar Belakang Biaya yang harus dikeluarkan untuk berlangganan jalur koneksi internet melalu ISP (Internet Service Provider) yang relatif mahal untuk pengusaha Warnet karena sebagian
Lebih terperinciKARYA ILMIAH LINGKUNGAN BISNIS USAHA WARNET
KARYA ILMIAH LINGKUNGAN BISNIS USAHA WARNET Di Susun Oleh : MUHAMMAD OZZY CALVIN RENDY 11.11.5512 S1 TEKNIK INFORMATIKA Tahun Pelajaran 2011/201 SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM
Lebih terperinciAnalisis Kebijakan Regulasi Indonesia untuk Penyelenggaraan IMS
Analisis Kebijakan Regulasi Indonesia untuk Penyelenggaraan IMS Pendahuluan Banyak pendapat yang menghendaki penyempurnaan Regulasi Telekomunikasi di Indonesia. Dengan makin berkembangnya teknologi telekomunikasi,
Lebih terperinciBAB III PERUMUSAN MASALAH
BAB III PERUMUSAN MASALAH 3.1. Latar Belakang Sebagai salah satu penyelenggara jasa layanan internet di Indonesia, PT RadNet menghadapi permasalahan yang menghambat laju pertumbuhan perusahaan. Permasalahan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Hal ini dikarenakan adanya persaingan ekonomi secara global. Hampir semua
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi sekarang ini berkembang pesat dari waktu ke waktu. Hal ini dikarenakan adanya persaingan ekonomi secara global. Hampir semua perusahaan dalam
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut riset yang di kutip dari Ardhi Suryadi (2011). Kebutuhan akan internet pada masa sekarang ini sangatlah penting dari 55% responden mahasiswa dan 62% karyawan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berlomba-lomba mempromosikan beragam paket menarik sebagai kunci untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan industri perhotelan kini semakin bergairah. Pertumbuhan jumlah hotel yang pesat khususnya di daerah ibukota membuat sejumlah hotel berlomba-lomba
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Analisis Porter Strategi kompetitif merupakan suatu framework yang dapat membantu perusahaan untuk menganalisa industrinya secara keseluruhan, serta menganalisa kompetitor dan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Telekomunikasi yang dipimpin oleh suatu direksi yang bertanggung jawab pada
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN PT. Pos Indonesia ( persero ) Cianjur adalah Badan Usaha Milik Negara ( BUMN ) yang berada dilingkungan departemen pariwisata Pos dan Telekomunikasi yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. waktu, kemudahan-kemudahan yang dihasilkan oleh perkembangan teknologi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi dan informasi semakin melaju cepat seiring waktu, kemudahan-kemudahan yang dihasilkan oleh perkembangan teknologi menjadikannya sebagai
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi baik itu telekomunikasi, komputer,
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi baik itu telekomunikasi, komputer, teknologi perangkat keras dan perangkat lunak saat ini berkembang sangat pesat dan cepat. Teknologi-teknologi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. internet telah menjadi kebutuhan primer. Perkembangan teknologi mobile telah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Internet telah menjadi kebutuhan penting. Bahkan bagi sebagian orang, internet telah menjadi kebutuhan primer. Perkembangan teknologi mobile telah memberi kemudahan-kemudahan
Lebih terperinciGambar I.1 Jumlah Pengguna Internet di Indonesia (Sumber: Indonesia Netizen Survey 2013 by Mark Plus Insight, Marketeers Magazine November 2013)
Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Di era serba digital ini, banyak akses menjadi lebih mudah dengan hanya mengandalkan koneksi internet. Misalnya saja, akses untuk bersosialisasi dengan orang lain,
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan 1. Upaya Restoran Ceker Setan dalam melakukan komunikasi pemasaran melalui media social yaitu dengan menggunakan media twitter dan instagram untuk dapat memasarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi infomasi telah menyebabkan perubahan dan cara pandang hidup manusia dan suatu organisasi. Perkembangan yang sedemikian pesatnya telah membawa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyelenggara pos merupakan penyebutan istilah baru dari penyelenggara jasa pengiriman barang atau paket. Istilah ini merupakan penyesuaian terhadap undang-undang Republik
Lebih terperinciJARINGAN RT/RW NET. Rizky Yugho Saputra. Abstrak. ::
JARINGAN RT/RW NET Rizky Yugho Saputra rizkyugho@gmail.com :: http://rizkyugho.blogspot.co.id/ Abstrak Jaringan RT/RW adalah jaringan komputer swadaya masyarakat dalam ruang lingkup RT/RW melalui media
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar belakang masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah Pada saat ini teknologi informasi mengalami perkembangan yang sangat pesat, hal ini juga berpengaruh terhadap perkembangan dunia telekomunikasi. Berbagai media
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan manusia akan teknologi sudah tidak dapat dipungkiri lagi. Selama kurang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebutuhan manusia akan teknologi sudah tidak dapat dipungkiri lagi. Selama kurang lebih dua puluh tahun ini dunia mengalami perkembangan yang begitu pesat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pemakaian internet yang meningkat saat ini. menyebabkan permintaan terhadap mutu layanan QOS (Quality of services)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pemakaian internet yang meningkat saat ini menyebabkan permintaan terhadap mutu layanan QOS (Quality of services) harus ditingkatkan. Tidak cukup jika
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada saat berbicara, melakukan transaksi, dan masih banyak lagi. Menurut Laios
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Komunikasi penting dalam kehidupan manusia. Komunikasi digunakan pada saat berbicara, melakukan transaksi, dan masih banyak lagi. Menurut Laios dan Theodorakism (2001)
Lebih terperinciPERMOHONAN IZIN PRINSIP PENYELENGGARAAN JASA AKSES INTERNET (ISP)
PERMOHONAN IZIN PRINSIP PENYELENGGARAAN JASA AKSES INTERNET (ISP) Permohonan Izin Prinsip Penyelenggaraan Jasa Akses Internet (ISP) dengan cara : a. Menyampaikan Surat Permohonan, dengan 1) Perihal : Permohonan
Lebih terperinciTUGAS PAPER SISTEM INFORMASI GEORAFIS (GIS)
TUGAS PAPER SISTEM INFORMASI GEORAFIS (GIS) PERANCANGAN APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS BERBASIS WEB UNTUK PEMETAAN PERSEBARAN JARINGAN HANDPHONE DI AREA SOLO RAYA Disusun oleh: Muhammad Ardan Maulana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. informasi terbaru. Seiring dengan meningkatnya pengguna telepon seluler (smart
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin cepatnya laju telekomunikasi di Indonesia yang menuntut perkembangan informasi yang beredar di masyarakat memaksa para pengguna provider untuk bertindak
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan berkembangnya Teknologi Informasi di Indonesia, maka gaya hidup manusia sekarang ini banyak mengalami perubahan, perubahan tersebut diantaranya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Komunikasi bukanlah sesuatu yang asing bagi kita tahu bagi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Komunikasi bukanlah sesuatu yang asing bagi kita tahu bagi kehidupan manusia, bahkan disadari atau tidak semenjak adanya kehidupan di jagat raya ini komunikasi
Lebih terperinciINTISARI. Intisari. Kata kunci: Kualitas Pelayanan, Loyalitas Pelanggan, Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Loyalitas Pelanggan
Intisari i INTISARI Teknologi dirasakan sangat penting karena akan mempermudah manusia maupun perusahaan dalam menjalankan berbagai aktivitas untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Teknologi yang berkembang
Lebih terperinciCompany Profile. Visi
Company Profile Nama Perusahaan : CV.KEMITRAAN A SWALAYAN SIUP : 503.6/303/PK/2014 Bidang Usaha : Kemitraan Minimarket A SWALAYAN Kantor Pusat : Puri Hutama Danguran A.1 Klaten (0272) 3353129 Website :
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. lainnya yang terhubung dalam satu kesatuan (Yuhefizar, p9, 2003
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jaringan komputer adalah sebuah kumpulan komputer, printer dan peralatan lainnya yang terhubung dalam satu kesatuan (Yuhefizar, p9, 2003 www.ilmukomputer.com/yuhefizar-komputer.pdf).
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. ini, menciptakan tren dan gaya hidup yang baru bagi kehidupan manusia di seluruh
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi yang demikian pesat pada beberapa tahun belakangan ini, menciptakan tren dan gaya hidup yang baru bagi kehidupan manusia di seluruh dunia.
Lebih terperinciBAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan 6.1.1 Segmentation, Targetting, dan Positioning penelitiaan 6.1.1.1 Segmentation terdiri dari dari 2: Segmentasi berdasarkan demografi: a. Jenis kelamin: Pria
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tahun. Hal tersebut ditandai dengan perkembangan teknologi telekomunikasi yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Industri telekomunikasi di Indonesia kian berkembang pesat dari tahun ke tahun. Hal tersebut ditandai dengan perkembangan teknologi telekomunikasi yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Studi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Studi Pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi dalam beberapa tahun terakhir telah mendukung perkembangan kegiatan pemasaran dan mendorong percepatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pesat, berkat dukungan dari meningkatnya taraf hidup seiring dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan sektor jasa pada saat ini mengalami perkembangan yang pesat, berkat dukungan dari meningkatnya taraf hidup seiring dengan kemajuan perekonomian
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG
PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG LAYANAN JELAJAH (ROAMING) INTERNASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK
Lebih terperinci1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Objek Penelitian
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Objek Penelitian Industri ritel memegang peranan penting dalam perekonomian suatu negara., terutama berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Seiring dengan pesatnya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT.Tridaya Adicipta adalah perusahaan yang bergerak di bidang advertising. Penggunaan jaringan internet sangat dibutuhkan untuk mendapatkan data dan informasi yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. bisa mempercepat informasi yang perlu disampaikan baik yang sifatnya broadcast
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri telekomunikasi di Indonesia merupakan industri yang sangat penting dan strategis, karena dengan telekomunikasi pemerintah dan masyarakat bisa mempercepat informasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan seperti bisnis, perdagangan, rumah tangga, industri, dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini, layanan telekomunikasi memainkan peran yang sangat penting dalam modernisasi kehidupan manusia dan menjadi sangat diperlukan dalam tiap aspek kehidupan
Lebih terperinciPengantar Teknologi Mobile
Pengantar Teknologi Mobile Seiring dengan produktivitas manusia yang semakin meningkat dan kemajuan jaman yang sangat pesat, kebutuhan untuk berkomunikasi dan bertukar data dengan cepat, mudah dan mobile
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan, perencanaan serta penyusunan thesis mengenai business model creation IT Based Restaurant Wa^Port, penulis dapat menarik kesimpulan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyebabkan banyak perusahaan produsen minyak goreng di Indonesia lebih
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan perekonomian dunia secara langsung berdampak pada pola perekonomian Indonesia. Kenaikan harga minyak dunia (minyak goreng) menyebabkan banyak perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Layanan jasa telekomunikasi di Indonesia telah disediakan oleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Layanan jasa telekomunikasi di Indonesia telah disediakan oleh perusahaan milik negara mulai tahun 1961. Pengembangan dan modernisasi atas infrastruktur telekomunikasi
Lebih terperinciLAPORAN SEMINAR SAVE MORE BY TRANSFORMING YOUR COMMUNICATION
LAPORAN SEMINAR SAVE MORE BY TRANSFORMING YOUR COMMUNICATION 1. Dasar. Surat tugas no : ST-106/VII/2013 2. Peserta. 1) Vitalis Anggara Kristianto, S.Kom, Staf Sekretaris Perusahaan Bidang TI. 2) Wisnuaji
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Internet saat ini merupakan kebutuhan pokok yang tidak bisa dipisahkan dari segenap sendi kehidupan. Berbagai pekerjaan ataupun kebutuhan dapat dilakukan melalui media
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah dilakukan pada bab-bab sebelumnya, secara keseluruhan penulis dapat menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:
Lebih terperinci