Burnout Pada Pelayan Restoran Kapal Pesiar

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Burnout Pada Pelayan Restoran Kapal Pesiar"

Transkripsi

1 Burnout Pada Pelayan Restoran Kapal Pesiar Prof. Dr. E. S. Margiantari, SE., MM. (Rektor Universitas Gunadarma) Dr. A. M. Heru Basuki, Msi. (Dekan Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma) Fauziah (Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Universitas Gunadarama) Burnout Pada Pelayan Restoran Kapal Pesiar ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran burnout, terjadinya burnout, dampak burnout dan proses terjadinya burnout pada pelayan restoran kapal pesiar. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode wawancara terstruktur agar wawancara dapat berjalan secara efektif dan efisien dan mengantisipasi kemungkinan terlupanya pokok-pokok permasalahan yang diteliti. Sedangkan metode observasi yang digunakan adalah metode observasi non partisipan, orang yang melakukan pengamatan tidak berperan serta atau tidak ikut ambil bagian didalam kehidupan orang yang diamati. Hasil penelitian yang diperoleh dilihat dari komponen gambaran burnout meliputi kelelahan emosional, depersonalisasi subjek mengalami sikap negatif, sinis dan menarik diri dari tamu, penurunan hasrat pencapaian diri. Komponen sumber-sumber burnout dan dampak burnout, dialami subjek meliputi karakteristik dan perasaan bosan terhadap yang dikerjakan. Dampak burnout yang meliputi fisik. Proses burnout yang terjadi pada subjek bermula saat subjek memutuskan bekerja sebagai pelayan restoran kapal pesiar dan meninggalkan keluarga. Setelah berbulan-bulan subjek mengalami perasaan tertekan dan kelelahan karena beban kerja yang besar,serta suasana kerja yang monoton sehingga berpengaruh pada pencapaian prestasi kerja subjek. BAB I A. Latar Belakang Masalah Semakin pesatnya perkembangan dalam berbagai bidang, seperti dalam bidang IPTEK, industri, maupun jasa berpengaruh terhadap kebutuhan setiap individu. Mengingat bahwa semakin meningkatnya kebutuhan akan penyediaan bantuan dalam pelaksanaan kapasitas fungsional sehari-hari membawa konsekuensi dalam bidang pelayanan menjadi lebih panjang dan tipe pelayanan yang diberikan lebih bervariasi, diantaranya pekerjaan dalam bidang human service. Salah satu pekerjaan dalam bidang pelayanan adalah pelayan restoran kapal pesiar. Pelayan restoran kapal pesiar (waiters) adalah orang yang menunggu untuk memberikan pelayanan jasa (human service) (Umra, 2005). Pelayan (waiters) kapal pesiar telah menjadi bagian dasar dari kapal pesiar. Pelayanan jasa (human service)

2 merupakan komponen dari kehidupan diatas kapal pesiar dan merupakan elemen utama dalam hubungan antara satu tamu dengan tamu lainnya. Pelayanan pun telah menjadi kebutuhan bagi tamu kapal pesiar untuk mendapatkan kebutuhan yang diinginkan. Pekerjaan sebagai pelayan restoran kapal pesiar harus ditunjang dengan keterampilan, motivasi, sikap, tata nilai serta pengetahuan untuk menghadapi kompetensi dalam menjalankan tugas-tugas pelayanan. Selain itu, pelayan restoran kapal pesiar perlu dibekali sumber daya material dan emosional yang dapat melindunginya dari kelelahan fisik, mental dan emosional yang berkaitan dengan tugas-tugas pelayanan yang dijalaninya. Hal tersebut beresiko besar terhadap terjadinya burnout dalam pekerjaan yang berhubungan langsung dengan manusia (human service work) (Farber, 1991). Menurut Pines (dalam Gramling, 1998) burnout adalah suatu istilah yang digunakan untuk menandakan kondisi dari suatu individu sebagai hasil dari tekanan pekerjaan dengan sepenuhnya, merasa lelah dan tidak bisa lagi berfungsi secara efisien. Bagi yang lain, gelisah dan tidak dapat tidur dengan baik adalah simptom yang umum dari kelelahan saraf. Simptom yang berhubungan mencakup perasaan tegang dan tidak mampu santai. Ciri burnout yang kedua adalah kecemasan yang mengambang. Individu yang menderita burnout tampaknya terayun-ayun diantara kecemasan dan depresi. Ini terjadi akibat berubahnya kondisi psikologi pemberi pelayanan dan akibat reaksi terhadap situasi kerja yang tidak menguntungkan (Andi, 2006). Gejala burnout ini jelas merugikan, karena akan mengurangi kemampuan dan efektifitas kerja psikologis pelayan. Selain itu dampak dari burnout yakni penurunan fungsi kognitif individu, misalnya konsentrasi dan kemampuan pemecahan masalah (Maslach, 1998). Menurut Pines & Aronson (1989) burnout dialami oleh seseorang yang bekerja disektor pelayanan yang relatif lama, dan dalam situasi yang menuntut secara emosi. Pertemuan antara konsumen dan pelayan bisa saja terjadi sampai berhari-hari, bahkan berbulan-bulan (Umra, 2005). Dari gambaran pekerjaan pelayan restoran kapal pesiar di atas, dilihat dari intensitas kerja, intensitas terhadap tamu dan kesempurnaan dalam bekerja maka bisa saja terjadi masalah antara pelayan, tamu dan atasan. Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang burnout pada pelayan restoran kapal pesiar. B. Pertanyaan Penelitian Berdasarkan hal tersebut maka permasalahan dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana gambaran burnout pada pelayan resotoran kapal pesiar? 2. Mengapa terjadi burnout pada pelayan restoran kapal pesiar? 3. Dampak burnout pada pelayan restoran kapal pesiar? 4. Bagaimana proses terjadinya burnout pada pelayan restoran kapal pesiar?

3 C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran burnout, terjadinya burnout, dampak burnout dan proses terjadinya burnout pada pelayan restoran kapal pesiar. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Praktis Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelayan restoran kapal pesiar lebih rentan terhadap burnout, ini terlihat bahwa subjek mengalami kelelahan emosional, depersonalisasi, dan penurunan hasrat pencapaian prestasi diri. Selain itu subjek mengalami sakit fisik, psikis dan kinerja pekerjaan menurun. Oleh karena itu hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran bagi pelayan restoran kapal pesiar khususnya yang mengalami burnout, serta memberikan pemahaman lebih luas dan bagaimana menghadapi burnout agar tidak menghambat kinerja para pelayan maupun jenis pekerjaan lainnya yang bergerak di bidang jasa. 2. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukkan yang bermanfaat bagi perkembangan Ilmu Psikologi, khususnya psikologi bidang industri yaitu mengenai burnout pada pelayan restoran kapal pesiar. Selanjutnya hasil penelitian ini dapat dipakai sebagai dasar bagi penelitian lebih lanjut terutama dalam mengkaji variable-variabel yang berkaitan dengan burnout pada pekerja yang bergerak dibidang jasa pelayanan. 1. Definisi Burnout BAB II A. Persepsi Menurut Greenberg (2002), Burnout adalah suatu reaksi penekanan dimana reaksi tersebut lebih menekankan emosi, pikiran, fisik dan komponen tingkah laku. Suatu kelelahan pada fisik yang ditandai rasa pesimis, paranoia, kekakuan, tidak mengenal rasa kasihan, perasaan bersalah dan kesukaran dalam mengambil keputusan. Menurut Pines & Aronson (1989) burnout adalah kelelahan secara fisik, mental, dan emosional. Burnout dialami oleh seseorang yang bekerja disektor pelayanan yang cukup lama. Menurut Caputo (1991) Burnout merupakan titik dimana tekanan kronis menjadi suatu beban yang tidak terkendali. Tekanan tersebut menekankan perasaan lelah secara emosional, fisik, dan kelelahan mental. Burnout merupakan sindrom psikologis yang terdiri atas tiga dimensi yaitu kelelahan emosional, depersonalisasi, maupun low personal accomplishment (dalam Farber, 1991). Seseorang yang bekerja pada bidang pelayanan, ia akan memberikan perhatian, pelayanan, bantuan, dan dukungan klien, siswa, atau pasien. Hubungan yang tidak seimbang tersebut dapat menimbulkan ketegangan emosional yang berujung dengan terkurasnya sumber-sumber emosional. Dilihat dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa burnout secara subjektif sebagai keadaan kelelahan secara fisik, emosi, dan mental yang disebabkan oleh keterlibatan seseorang dalam pekerjaan

4 pelayanan dalam waktu yang relatif lama. 2. Dimensi Mengenai Burnout Menurut Maslach (dalam Farber, 1991) bahwa burnout merupakan suatu pengertian yang multidemensional. Burnout merupakan sindrom psikologis yang terdiri atas tiga dimensi, yaitu kelelahan emosional, depersonalisasi dan low personal accomplishment (prestasi individu). a. Kelelahan Emosional b. Depersonalisasi (penarikan diri) c. Low personal accomplisment (penurunan hasrat pencapai prestasi diri) Menurut Pines & Aronson (1989), Burnout mempunyai tiga komponen yaitu : a. Kelelahan fisik. b. Kelelahan emosional. c. Kelelahan mental. 2. Gejala-Gejala Burnout Menurut Cherniss (1980) dalam ( menyatakan ketika seseorang mulai memperhatikan tanda-tanda atau gejala-gejala burnout yang biasanya dikaitkan dengan program layanan kemanusian adalah sebagai berikut : a. Resistensi yang tinggi untuk pergi kerja setiap hari b. Terdapat perasaan gagal di dalam diri c. Cepat marah dan sering kesal d. Rasa bersalah dan menyalahkan e. Isolasi dan penarikan diri f. Perasaan lelah setiap hari g. Kaku dalam berpikir dan resisten terhadap pekerjaan Menurut Greenberg (2002) gejala-gejala yang ditimbulkan dari burnout sebagai berikut: a. Selera humor yang sedikit b. Tidak adanya waktu istirahat dan pola makan yang tidak teratur. c. Jam kerja melebihi waktu kerja yang biasanya (lembur) dan tidak adanya pekerjaan yang tidak bisa dihindarkan. d. Keluhan keluhan yang menyangkut fisik. e. Penarikan diri; menarik diri dari lingkungan kerja atau para pekerja. f. Sistem pekerjaan tidak sesuai dengan jadwal yang sudah ditetapkan. g. Penggunaan dan mengkonsumsi obat penenang dan alkohol untuk / agar tubuh terutama pikiran menjadi rileks. h. Perubahan dalam diri sendiri; kelelahan emosional, hilangnya harga diri, tekanan dan frustrasi. Dari uraian beberapa gejala burnout diatas dapat disimpulkan bahwa gejala burnout disebabkan oleh jam kerja yang terlalu padat, tidak adanya waktu untuk istirahat, keluhankeluhan yang menyangkut fisik, penarikan diri, penggunaan atau mengkonsumsi obat-obat penenang. 4. Proses-proses Terjadinya Burnout Menurut teori Selye s (dalam Caputo, 1989) terdapat tiga reaksi yang terjadi akibat suatu tekanan yang dikenal dengan sebutan GAS (General Adaptation Syndrome) diantaranya : a. Alarm reaction dari sistem saraf otonom. b. Resistence (adaptasi). c. Exhaustion (kelelahan). Cherniss (1980) mengkaji dinamika burnout sebagai proses transaksional yang berawal pada stres pekerjaan (job stress). Menurut Cherniss (1980), secara umum dinamika

5 terjadinya burnout merupakan proses transaksional yang melibatkan 3 tahap, yaitu : a. Tahap pertama, pengalaman stres melibatkan persepsi individu mengenai ketidakseimbangan tuntutan dengan sumber daya yang dimiliki (MacGrath, 1970 dalam Cherniss, 1980). b. Tahap kedua adalah strain, yaitu respon emosional langsung dari adanya kesenjangan antara tuntutan dan sumber daya yang dimiliki. c. Tahap ketiga merupakan coping, sebagai respon terhadap strain yang dialami, individu berusaha melakukan sesuatu untuk mengatasi hal tersebut. 5. Sumber-sumber Terjadinya Burnout Menurut Caputo (1991); Farber (1991) timbulnya burnout disebabkan oleh beberapa faktor yang diantaranya yaitu: a. Karakteristik Individu yang melingkupi faktor demografi, Faktor perfeksionis. b. Lingkungan kerja dapat menentukan kemungkinan munculnya burnout. c. Keterlibatan emosional dengan penerima pelayanan atau tamu, bekerja melayani orang lain membutuhkan banyak energi karena harus bersikap sabar dan memahami orang lain dalam keadaan krisis, frustrasi, ketakutan dan kesakitan. Menurut Greenberg (2002) suatu cara untuk mengetahui penyebab terjadinya burnout antara lain tidak adanya jam istirahat, kekurangan energi, gejala kronis, krisis, perasaan tertekan. Menurut Farber (1991) penekanan burnout terletak pada karakteristik individu dan wujud dari sindrome itu tampak pada interaksinya terhadap lingkungan kerja. Menurut Maslach (dalam Farber, 1991) sumber utama terjadinya burnout adalah karena adanya stres yang berkembang secara akumulatif akibat keterlibatan pemberi dan penerima pelayanan dalam jangka panjang. 6. Dampak-dampak burnout Dampak-dampak burnout secara umum berpengaruh pada individu, orang lain dan orang terdekat, antara lain : a. Dampak burnout pada individu tampak secara fisik, seperti penurunan kekebalan tubuh individu (Maslach, 1998). b. Dampak burnout pada orang lain dirasakan oleh penerima pelayanan dan keluarga. (Cherniss, 1980). c. Dampak burnout menurut Cherniss (1995) mempengaruhi efektifitas dan efisiensi orang yang mengalami burnout. d. Menurut Muldary (1983) mengemukakan bahwa dampak dari burnout antara lain angka kehadiran kerja yang rendah, terjadinya pergantian kerja, seringnya bristirahat pada jam kerja. B. Pelayan Restoran (Waiter) 1. Definisi Pelayan Restoran Kapal Pesiar Pelayan restoran (waiters) adalah orang yang menunggu untuk menberikan pelayanan (Umra, 2005). Pelayan restoran kapal pesiar telah menjadi bagian dasar dari kapal pesiar.

6 Pada umumnya kapal pesiar disebut juga sebagai hotel terapung. Dengan luas dan fasilitas layaknya seperti hotel-hotel berbintang. Fasilitas yang tersedia berupa kamar lengkap dengan hiburan-hiburan seperti restoran, kolam renang, bahkan kasino (Umra, 2005). Kapal pesiar melakukan perjalanan cukup lama karena mereka mengunjungi beberapa tempat. Bisa berminggu-minggu dan berbulanbulan. Berdasarkan beberapa definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa pelayan restoran kapal pesiar adalah orang yang menunggu untuk melayani, membantu dan menyediakan jasa pelayanan diatas kapal pesiar. 2. Tahapan Pelayanan Restoran (Waiter) Tahapan-tahapan sebagai seorang pelayan restoran sebagai berikut (Soekresno, 2001) : a. Pada saat pelanggan masuk b. Penyambutan tamu bisa dilakukan oleh siapa saja yang kebetulan berada di pintu masuk restoran. c. Konsumen duduk. d. Pada saat konsumen duduk, pelayanan pesanan dilakukan oleh pelayan atau paramusaji (waiters). e. Menulis Bill. f. Setiap pesanan makanan yang sudah disajikan segera ditulis di bill pelanggan tersebut, dengan mengambil bill yang sudah disiapkan di counter cashier. g. Menawarkan tambahan pesanan makanan atau minuman h. Pelayan restoran senantiasa berusaha ramah-tamah dengan pelanggannya. i. Posting Bill ke Cashier. j. Jika pelanggan benar-benar tidak ingin menambah makanan atau minuman lagi, segeralah bawa bill tersebut ke cashier untuk diposting ( dimasukkan ke mesin hitung ). k. Ketika pelanggan/konsumen meninggalkan restoran, ucapkan terima kasih atas kedatangannya ke restoran tersebut. 3. Persyaratan Umum Pramusaji/ Pelayan Restoran (Waiter) Syarat-syarat umum sebagai seorang pelayan restoran menurut Mulyati (2004): a. Personal Grooming (penampilan) b. Personal Hygiene (kebersihan) c. Personal Courtesy (etika) BAB III A. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang berbentuk studi kasus. Menurut Stake (dalam Heru Basuki, 2006) studi kasus adalah suatu bentuk penelitian (inquiry) atau studi tentang suatu masalah yang memiliki sifat kekhususan (particularity), dapat dilakukan baik dengan pendekatan kualitatif maupun kuantitatif, dengan sasaran perorangan (individual) maupun kelompok, bahkan masyarakat luas. B. Subjek Penelitian Pelayan restoran yang bekerja diatas kapal pesiar dan lama bekerja sekitar 9 tahun. B. Tahap Penelitian Tahap penelitian ini terdiri dari tahap persiapan penelitian, pelaksanaan penelitian dan analisis

7 C. Tahap Pengumpulan Data Menggunakan teknik wawancara berstruktur, agar wawancara dapat berjalan secara efektif dan efisien dan mengantisipasi kemungkinan terlupanya pokok-pokok permasalahan yang diteliti. D. Alat Bantu Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan pedoman wawancara, lembar observasi, alat tulis, dan tape recorder E. Keakuratan Penelitian Peneliti menggunakan triangulasi data, triangulasi teori dan triangulasi metodologis dengan menggunakan wawancara dan observasi. F. Teknik Analisis Data Poerwandari (2005) memberikan beberapa tahapan yang diperlukan dalam menganalisa data kualitatif, yaitu : mengorganisasikan data, mengelompokkan data, analisis kasus. BAB IV HASIL DAN ANALISA 1. Gambaran burnout pada pelayan restoran kapal pesiar Menurut Maslach (dalam Farber, 1991) bahwa burnout merupakan suatu pengertian yang multidimensional. Burnout merupakan sindrom psikologis yang terdiri atas tiga dimensi, yaitu kelelahan emosional, depersonalisasi dan low personal accomplishment (prestasi individu). Kelelahan emosional dialami oleh subjek. Ini terbukti dari pernyataan subjek bahwa di awal atau tahun-tahun pertama subjek menikmati pekerjaannya sebagai pelayan restoran kapal pesiar, tetapi setelah tahun berikutnya subjek merasakan perasaan yang membuat diri menjadi tidak nyaman. Perasaan bercampur menjadi satu yaitu merasa kesal dan jengkel, merasa tidak dihargai, merasa dituntut secara berlebihan, merasa tidak tenang dan tidak dapat berkonsentrasi dalam pekerjaan, perasaan bosan, jenuh, putus asa, sedih tidak berdaya, tertekan bahkan frustasi yang bisa membuat pekerjaan menjadi tidak maksimal. Depersonalisasi juga timbul akibat penggunaan coping aktif yang berulang kali tidak berhasil dalam mengatasi sumber stres dan pengalaman emosional negatif dalam melayani tamu. Hal ini ditunjukkan dalam perilaku menghindar dan menarik diri, mengurangi kontak dengan tamu tertentu, serta pelaksanaan tugas melayani pada standar minimum dan mengabaikan permintaan dan tuntutan tamu. Terdapat beberapa hal yang berkaitan dengan penurunan hasrat pencapaian prestasi diri yang dialami subjek diantaranya subjek merasa tidak berkeinginan untuk memegang jabatan, ini dikarenakan sistem kerja yang menghabiskan waktu sehingga membuat subjek merasa kelelahan dalam mengatasi pekerjaannya. 2. Sumber terjadinya burnout pada pelayan restoran kapal pesiar Menurut Caputo (1991); Farber (1991) terdapat beberapa hal yang dapat menjadi sumber burnout pada pelayan restoran kapal pesiar diantaranya karakteristik individu, lingkungan kerja dan keterlibatan emosional dengan penerima pelayanan (tamu). Dari hasil penelitian nampak bahwa kuantitas tugas yang besar dapat menimbulkan pengalaman negatif, seperti perasaan lelah, perasaan dituntut secara berlebihan dan perasaan kendali yang kurang terhadap pekerjaan. Hal berkaitan dengan jumlah tamu yang dilayani, jumlah waktu kerja dalam satu shift kerja, serta jumlah tugas spesifik

8 yang harus dilakukan. Dalam kasus subjek, kelelahan emosional terjadi akibat akumulasi perasaan lelah menghadapi jumlah tamu yang banyak. Kuantitas jam kerja serta sistem pelayanan berdasarkan jam makan pagi hingga malam, juga menimbulkan kelelahan fisik dan emosional. Dari kelelahan emosional ini dapat timbul depersonalisasi. Jika beban kerja tidak dapat dikerjakan secara efektif, atau menuntut waktu dan tenaga yang lebih banyak untuk dapat menyelesaikannya. Segi kualitas tugas juga dapat menimbulkan kelelahan emosional pada pelayan restoran kapal pesiar. Tingkat kesulitan dan kerumitan tugas, tanggung jawab besar, dan perencanaan mental serta kapasitas intelektual yang dibutuhkan untuk penyelesaiaan tugas pelayanan dapat menimbulkan burnout dalam tingkat tertentu pula. Hal ini sesuai dengan pendapat Greenberg (2002) yaitu terlalu banyak beban tugas ditempat kerja dapat mendorong kearah suatu sindrom fisik dan kelelahan emosional, sindrom ini disebut burnout. Seperti yang telah disebutkan diatas, salah satu penyebab burnout yang dialami oleh subjek adalah tugastugas pelayanan yang dijalankan menuntut keterlibatan dengan tamu secara langsung, rutin dan bersifat bantuan fisik. Dalam penelitian ini, aspek-aspek yang menjadi sumber kelelahan emosional dan depersonalisasi adalah karakteristik tamu yang paling menonjol sehingga menyumbang pada berkembangnya burnout berkaitan dengan penurunan kemampuan kognitif, mental dan kemampuan dalam menjalankan kapasitas fungsionalnya. Penurunan kondisi penerima pelayanan tersebut memperkecil kemungkinan pelayan restoran kapal pesiar memperoleh umpan balik yang positif dari tamu. 3. Dampak burnout pada pelayan restoran kapal pesiar Menurut Maslach (1998) dampak burnout pada individu secara fisik, seperti penurunan kekebalan tubuh individu sehingga rentan terhadap penyakit antara lain demam dan sakit kepala. Hal ini dialami subjek, selama berlayar subjek merasakan sakit fisik, seperti nyeri tulang, badan pegal-pegal, pusing bahkan demam Menurut Cherniss (1980) dampak burnout secara psikis menyebabkan individu menilai dirinya rendah dan bila berlanjut dapat menyebabkan depresi. Hal ini dirasakan subjek, seringnya mengalami tekanan terhadap pekerjaannya membuat subjek sering mengalami depresi, cemas. Menurut Maslach (dalam Farber, 1991) bahwa burnout merupakan suatu pengertian yang berhubungan dengan depersonalisasi, yaitu menjauhnya seseorang dari lingkungan sosial, dan cenderung tidak perduli dengan lingkungan serta orang-orang disekitarnya. Dalam hal berhubungan dengan sesama rekan kerja subjek baik, namun dalam berinteraksi dengan tamu subjek sering menunjukkan sikap negatif, sinis, dan menarik diri. Menurut Greenberg (2002) sistem kerja yang tidak sesuai dengan jadwal yang sudah ditetapkan, dapat menyebabkan pekerjaan terbelengkalai, ketidakhadiran meningkat, lamban, produktivitas menurun sehingga membuat kinerja pekerja menurun. Hal ini juga di alami subjek, seringnya sistem kerja yang tidak sesuai dengan jadwal yang sudah ditetapkan, mengakibatkan subjek sering melalaikan perkerjaannya.

9 Menurut Pines & Aronson (1989) situasi dalam menghadapi tuntutan dari penerima layanan menggambarkan keadaan yang menuntut secara emosional (emotionally demanding). Namun demikian, dapat dilihat pula pelayanan yang diberikan subjek tidak selalu berpengaruh secara negatif pada pelaksanaan tugas, hal ini dapat dilihat dalam permasalahan yang dihadapi subjek, mengemukakan bahwa tamu yang golongan muda-muda atau paruh baya mereka lebih mudah ditangani dibandingkan dengan tamu yang sudah lansia atau tua. Hal ini berkaitan dengan kondisi lansia yang renta memberikan inferensi maksimal terhadap pelaksanaan tugas pelayanan. Berbeda pada tamu yang usianya lebih muda (remaja) yang dalam aspek-aspek tertentu dari kondisi fisik, mental dan emosionalnya membuat pelaksanaan tugas pelayanan yang dilakukan pelayan restoran lebih efektif. Sedangkan perilaku yang ditimbulkan tamu lansia, seperti tindakan agresif, perfeksionis (dalam hal kebersihan), penolakan. Permasalahan yang seperti ini yang sulit dilakukan oleh subjek dan menguras energi emosional subjek lebih besar daripada tamu dari golongan muda (remaja). 4. Proses Burnout Proses burnout pada pelayan restoran kapal pesiar merupakan proses transaksional yang melibatkan tiga tahap yaitu stres, strain dan coping. Interaksi dalam keterlibatan pelayan dan karakteristik tamu, tuntutan dalam seting lingkungan kerja mendukung terjadinya stres. Beban tugas tinggi secara kuantitas, namun cenderung rutin dan monoton. Karakteristik individu mendukung terhadap penilaian kognitif terhadap respon emosional sehingga terjadi akumulasi pengalaman negatif (kelelahan emosional), dan cara menghadapi permasalah (coping) yang gagal atau tidak berhasil berkembang menjadi sikap negatif, sinis, perilaku kasar, pelaksanaan tugas dibawah standar minimal dan penilaian negatif terhadap prestasi diri. Proses burnout yang terjadi pada subjek bermula saat subjek memutuskan bekerja sebagai pelayan restoran kapal pesiar dan meninggalkan keluarga. Setelah berbulan-bulan subjek mengalami perasaan tertekan dan kelelahan karena beban kerja yang besar,serta suasana kerja yang monotons sehingga berpengaruh pada pencapaian prestasi kerja subjek. BAB V A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan beberapa hal berikut : 1. Burnout dapat terjadi pada pelayan restoran yang bekerja di kapal pesiar. Burnout yang terjadi pada pelayan restoran dibedakan kedalam tiga dimensi yaitu : kelelahan emosional, depersonalisasi, dan penurunan hasrat pencapaian prestasi diri. Dimensi kelelahan emosional dalam penenlitian ini tampil dalam akumulasi perasaan negatif seperti perasaan kesal, merasa dituntut secara berlebihan, merasa tidak tenang dan tidak dapat berkonsentrasi dalam pekerjaan, merasa tidak berdaya, merasa sedih, tidak dihargai, perasaan bosan dan tidak tertantang. Dimensi depersonalisasi tampil dalam perkembangan sikap negatif, sinis, menarik diri dari tamu, perilaku kasar pada tamu, dan pelaksanaan tugas dengan standar minimal.

10 Sedangkan penurunan hasrat pencapaian prestasi diri tampil dalam penilaian negatif terhadap pekerjaan, penurunan hasrat berhasil dan mampu, selalu berpikir untuk keluar atau berhenti dari pekerjaan sebagai pelayan restoran kapal pesiar. 2. Sumber-sumber burnout yang terjadi pada pelayan restoran kapal pesiar diantaranya berkaitan dengan karakteristik individu, lingkungan kerja dan keterlibatan emosional dengan penerima pelayanan (tamu). Aspek-aspek yang berkaitan dengan karakteristik individual seperti sifat yang introvert, pengendalian emosi yang rendah, kurang gigih dalam berusaha, dan perasaan bosan terhadap hal yang dikerjakan. Lingkungan kerja meliputi beban tugas yang berlebihan, kesempatan partisipasi yang kurang, jarak antara tempat kerja dengan tempat tinggal jauh.. Sedangkan aspek-aspek yang berkaitan dengan keterlibatan emosional dengan penerima pelayanan (tamu) meliputi tipe atau kategori usia tamu, karakteristik tamu yang menampilkan masalah perilaku tamu, keterlibatan masalahmasalah kebersihan yang tamu butuhkan, kecermatan dan perhatian khusus. Selain itu, pemilihan coping yang tidak berhasil dilakukan. 3. Dampak burnout pada pelayan restoran kapal pesiar meliputi fisik, psikis, sosial dan kinerja pekerja. Dampak burnout pada individu secara fisik, seperti penurunan kekebalan tubuh individu sehingga rentan terhadap penyakit antara lain demam dan sakit kepala. Secara psikis menyebabkan individu menilai dirinya rendah dan bila berlanjut dapat menyebabkan depresi. Mereka juga menarik diri dari kehidupan sosial dan terlibat dalam penyalahgunaan obat-obatan untuk mengatasi masalah. Sedangkan fungsi kognitif mengalami penurunan dalam konsentrasi dan kemampuan pemecahan masalah antara lain mudah cemas. Dampak secara sosial yaitu menjauhnya seseorang dari lingkungan sosial, dan cenderung tidak perduli dengan lingkungan serta orang-orang disekitarnya. Sikap lainnya yang muncul adalah kehilangan idealisme, berpendapat negatif dan bersikap sinis. Sedangkan dampak pada kinerja pekerja yaitu menyebabkan pekerjaan terbelengkalai, ketidakhadiran meningkat, lamban, produktivitas menurun sehingga membuat kinerja pekerja menurun dan dalam bentuk sikap yaitu mengambil jarak dari tamu sebagai coping terhadap kelelahan. 4. Proses burnout pada pelayan restoran kapal pesiar merupakan proses transaksional yang melibatkan tiga tahap yaitu stres, strain dan coping. Interaksi dalam keterlibatan pelayan dan karakteristik tamu, tuntutan dalam seting lingkungan kerja mendukung terjadinya stres. Beban tugas tinggi secara kuantitas, namun cenderung rutin dan monoton. Karakteristik individu mendukung terhadap penilaian kognitif terhadap respon emosional sehingga terjadi akumulasi pengalaman negatif (kelelahan emosional), dan cara menghadapi permasalah (coping) yang gagal atau tidak berhasil berkembang menjadi sikap negatif, sinis, perilaku kasar, pelaksanaan tugas dibawah standar minimal dan penilaian negatif terhadap prestasi diri.

11 B. Saran 1. Bagi Subjek Untuk subjek lebih memperdalam strategi coping yang tepat terhadap masalah. Selalu berpikir positif dalam pekerjaan dan mencoba lebih menikmati pekerjaannya, agar lebih berhati-hati dan bersabar dalam mengerjakan pekerjaannya. Lebih realitas dalam memandang suatu pekerjaan yang sedang dilakukan. 2. Bagi Penelitian selanjutnya Bagi penelitian selanjutnya yang ingin meneliti burnout, perlu dikembangkan lagi pada bidang pekerjaan lain yang dapat menimbulkan burnout. Serta lebih menggali teori dan aspekaspek dari burnout, sehingga didapatkan data yang lebih banyak mengenai burnout untuk melengkapi pengetahuan bagi penelitian selanjutnya. 3. Selain itu, untuk perusahaan kapal pesiar perlu diadakan seleksi yang lebih ketat terhadap calon pelayan restoran kapal pasiar misalnya dengan tes psikologis tentang kepribadian yang lebih ketat. DAFTAR PUSTAKA Auerbach, S. M. & Gramling, S. E Stress Management : Psychological Foundations. New Jersey : America Besterfields Total Quality Management. America : Pretice Hall Caputo, J. S Stress and Burnout in Library Service. Canada : The Oryx Press Faisal, S Format-format Penelitian Sosial. Jakarta : PT. Grasindo Persada Farber, B. A Crisis In Education : Stress and Burnout in The America Teacher. San Fransisco, Oxford : Jossey-Bass Publishers Greenberg, J. S Comprehensive : Stress Management (7 th.ed). New York : America Herryani, H Buku Panduan Praktek Tata Hidang I. Jakarta : Akademi Parawisata Indonesia Heru Basuki, A. M Pendekatan Kualitatif. Depok Universitas Gunadarma Hartono m Mangoenprasodjo, A. S Self Improvement for Your Stress. Think Fresh Maslach, C A Multidimensional Theory of Burnout : In Theories of Organizational Stress (Editor : C. L. Cooper). Oxford : Oxford University Press Moleong, L. J Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja Rosdakarya Offset Muldary, T. W Burnout and Health Professional : Manifestations and Management.

12 California : Capistrano Publication Mulyati Bagaimana Menjadi Seorang Pelayan Yang Baik. Jakarta : Akademi Pariwisata Indonesia Nazir, M Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia Nadjah, L Hubungan antara Kompetensi Sosial dengan Burnout pada Teller Bank. Skripsi (tidak diterbitkan). Jakarta : Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma Pines, A. Aronson, E Career Burnout : Causes and Cures. New York : The Free Press, A Division of Macmillan, Inc Bidang Kesejahteraan Sosial dan Ilmu Sosial lainnya. Bandung : PT Remaja Rosdakarya Offset Soekresno Manajemen Food & Beverage Service Hotel. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama Sutjipto nal/32/apakah_anda_mengalam i_burnout.htm Umra, F s_pelayan.htm Umra, F. ature/wisata.htm Poerwandari Pendekatan Kualitatif. Jakarta : Universitas Indonesia Prabowo, H Diktat Kuliah Pengantar Psikologi Lingkungan. Jakarta : Universitas Gunadarma Riyanto, Y Metodologi Penelitian. Surabaya : SIC Sarafino, E. P Heath Psychology Biopsychosocial Interacion. New York : John Willey and Sons, Inc Sugiarto, E Psikologi Pelayanan dalam Industri Jasa. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama Soehartono, I Metode Penelitian Sosial : Suatu Teknik Penelitian

pada tahun 1973 yang disebut sebagai sindrom burnout (Farber, 1991). Sedangkan menurut Gehmeyr, 2000 burnout merupakan suatu masalah yang kemunculanny

pada tahun 1973 yang disebut sebagai sindrom burnout (Farber, 1991). Sedangkan menurut Gehmeyr, 2000 burnout merupakan suatu masalah yang kemunculanny BURNOUT PADA RELAWAN PMI DKI JAKARTA YANG BERUSIA DEWASA MADYA Dessy Dwi Anggita Puspita Fakultas Psikologi Gunadarma (dc_kawai14@yahoo.com) ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

Lebih terperinci

Ada sebuah ungkapan yang menyatakan bahwa burnout adalah suatu syndrome dari

Ada sebuah ungkapan yang menyatakan bahwa burnout adalah suatu syndrome dari TINJAUAN PUSTAKA Burnout Ada sebuah ungkapan yang menyatakan bahwa burnout adalah suatu syndrome dari seseorang yang bekerja atau melakukan sesuatu, dengan ciri-ciri mengalami kelelahan emosional, sikap

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Alasan Pemilihan Teori Pada penelitian ini burnout akan dibahas menggunakan teori dari Maslach (2003). Teori digunakan karena adanya kesesuaian dengan fenomena yang didapatkan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial yang selalu hidup berkelompok, bersamasama,

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial yang selalu hidup berkelompok, bersamasama, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial yang selalu hidup berkelompok, bersamasama, saling berhubungan atau berkomunikasi, dan saling mempengaruhi. Hidupnya selalu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebuah organisasi atau perusahaan yang maju tentunya tidak lain didukung

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebuah organisasi atau perusahaan yang maju tentunya tidak lain didukung BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebuah organisasi atau perusahaan yang maju tentunya tidak lain didukung pula oleh sumber daya manusia yang berkualitas, baik dari segi mental, spritual maupun

Lebih terperinci

BURNOUT PADA TERAPIS ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS (Studi Kasus di Yayasan Sinar Talenta Samarinda)

BURNOUT PADA TERAPIS ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS (Studi Kasus di Yayasan Sinar Talenta Samarinda) ejournal Psikologi, 2013, 1 (2): 187-199 ISSN 0000-0000, ejournal.psikologi.fisip-unmul.org Copyright 2013 BURNOUT PADA TERAPIS ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS (Studi Kasus di Yayasan Sinar Talenta Samarinda)

Lebih terperinci

PROFIL BURNOUT GURU SMP DI KECAMATAN CIRACAS JAKARTA TIMUR BERDASARKAN FAKTOR DEMOGRAFI DAN LINGKUNGAN KERJA

PROFIL BURNOUT GURU SMP DI KECAMATAN CIRACAS JAKARTA TIMUR BERDASARKAN FAKTOR DEMOGRAFI DAN LINGKUNGAN KERJA Profil Burnout Guru SMP Di Kecamatan Ciracas Jakarta Timur Berdasarkan Faktor Demografi dan... 91 PROFIL BURNOUT GURU SMP DI KECAMATAN CIRACAS JAKARTA TIMUR BERDASARKAN FAKTOR DEMOGRAFI DAN LINGKUNGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan perjanjian (Hasibuan, 2007). Sedangkan menurut kamus besar bahasa

BAB I PENDAHULUAN. dengan perjanjian (Hasibuan, 2007). Sedangkan menurut kamus besar bahasa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karyawan adalah setiap orang yang bekerja dengan menjual tenaganya (fisik dan pikiran) kepada suatu perusahaan dan memperoleh balas jasa yang sesuai dengan perjanjian

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA SENSE OF HUMOR DENGAN STRES KERJA PADA KARYAWAN. Skripsi. Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1

HUBUNGAN ANTARA SENSE OF HUMOR DENGAN STRES KERJA PADA KARYAWAN. Skripsi. Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1 HUBUNGAN ANTARA SENSE OF HUMOR DENGAN STRES KERJA PADA KARYAWAN Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1 Diajukan Oleh : Tiara Noviani F 100 030 135 FAKULTAS PSIKOLOGI

Lebih terperinci

MANAJEMEN STRES KERJA PADA KRU SINETRON KEJAR TAYANG. ¹Lia Nursofa ²Dona Eka Putri. Abstrak

MANAJEMEN STRES KERJA PADA KRU SINETRON KEJAR TAYANG. ¹Lia Nursofa ²Dona Eka Putri. Abstrak MANAJEMEN STRES KERJA PADA KRU SINETRON KEJAR TAYANG ¹Lia Nursofa ²Dona Eka Putri 1.2 Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma Abstrak Kru sinetron kejar tayang adalah orang yang bekerja dalam pembuatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perawat adalah salah satu yang memberikan peranan penting dalam. menjalankan tugas sebagai perawat.

BAB 1 PENDAHULUAN. perawat adalah salah satu yang memberikan peranan penting dalam. menjalankan tugas sebagai perawat. BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam dunia kesehatankhususnya pada Rumah sakit, perawat merupakan salah satu yang memiliki komponen penting dalam menentukan kualitas baik, buruk nya suatu

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Jones (2007) mendefinisikan gaya kepemimpinan sebagai cara seorang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Jones (2007) mendefinisikan gaya kepemimpinan sebagai cara seorang BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Gaya Kepemimpinan 1.1 Definisi Gaya Kepemimpinan Jones (2007) mendefinisikan gaya kepemimpinan sebagai cara seorang pemimpin yang dipersepsikan oleh karyawan dalam memberikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Psikologi dalam sebuah organisasi memberikan peranan penting pada

BAB 1 PENDAHULUAN. Psikologi dalam sebuah organisasi memberikan peranan penting pada BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Psikologi dalam sebuah organisasi memberikan peranan penting pada area-area seperti pengembangan SDM (Losyk, 2005:65). Dalam sebuah perusahaan permasalahan psikologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semua rumah sakit, salah satunya Rumah Sakit Umum Daerah Soreang. jabatan dilakukan pada bulan Maret tahun 1999.

BAB I PENDAHULUAN. semua rumah sakit, salah satunya Rumah Sakit Umum Daerah Soreang. jabatan dilakukan pada bulan Maret tahun 1999. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu pelayanan jasa yang diberikan kepada masyarakat adalah pelayanan di bidang kesehatan. Meningkatnya kesadaran masyarakat akan kesehatan. Dalam hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Banyak orang yang menginginkan untuk bekerja. Namun, tak jarang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Banyak orang yang menginginkan untuk bekerja. Namun, tak jarang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Banyak orang yang menginginkan untuk bekerja. Namun, tak jarang mereka hanya membutuhkan gaji atau upahnya saja sebagai wujud dari sebuah kompensasi. Kompensasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk tertentu, dalam kadar berat ringan yang berbeda dan dalam. Tak seorang pun bisa terhindarkan dari stres.

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk tertentu, dalam kadar berat ringan yang berbeda dan dalam. Tak seorang pun bisa terhindarkan dari stres. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Stres merupakan hal yang melekat pada kehidupan. Siapa saja dalam bentuk tertentu, dalam kadar berat ringan yang berbeda dan dalam jangka panjang pendek yang

Lebih terperinci

Siswanto dan Florentinus Budi Setiawan. Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang. Abstraksi

Siswanto dan Florentinus Budi Setiawan. Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang. Abstraksi STUDI PENDAHULUAN MENGUJI PERBEDAAN KETEGANGAN OTOT ANTARA JENIS KELAMIN, USIA, DAN SUBJEK YANG NOR- MAL DENGAN YANG MENGALAMI KELUHAN NYERI KEPALA DAN PUNDAK Siswanto dan Florentinus Budi Setiawan Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan menjadi mahasiswa di suatu perguruan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. dengan menjadi mahasiswa di suatu perguruan tinggi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesuksesan merupakan tujuan paling mendasar dalam kehidupan individu, dan untuk mencapai kesuksesan tersebut banyak hal yang harus dilakukan oleh individu, salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Rumah sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Rumah sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan yang memiliki BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rumah sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan yang memiliki peranan penting sebagai penunjang kesehatan masyarakat. Keberhasilan suatu rumah sakit

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Secara umum mengelola sebuah organisasi atau perusahaan adalah mengoptimalkan berbagai sumber daya yang ada agar tujuan organisasi tercapai dengan baik. Diantara sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah. Di era global seperti saat ini, sumber daya manusia (SDM) sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah. Di era global seperti saat ini, sumber daya manusia (SDM) sangat BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Di era global seperti saat ini, sumber daya manusia (SDM) sangat menentukan keberhasilan bisnis, maka selayaknya SDM tersebut dikelola sebaik mungkin. Kesuksesan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Burnout. menjadi sinis tentang karier mereka. Penjelasan umum tentang. pergaulan dan merasa berprestasi rendah.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Burnout. menjadi sinis tentang karier mereka. Penjelasan umum tentang. pergaulan dan merasa berprestasi rendah. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Pengertian Burnout A. Burnout Menurut Davis dan Newstrom (1985) pemadaman (burnout) adalah situasi dimana karyawan menderita kelelahan kronis, kebosanan, depresi, dan menarik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pelayanan kesehatan masyarakat memiliki peran besar dalam pelayanan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pelayanan kesehatan masyarakat memiliki peran besar dalam pelayanan kesehatan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rumah sakit merupakan sarana utama dan tempat penyelenggaraan pelayanan kesehatan masyarakat memiliki peran besar dalam pelayanan kesehatan masyarakat. Sebagai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI A. BURNOUT

BAB II LANDASAN TEORI A. BURNOUT BAB II LANDASAN TEORI A. BURNOUT 1. Pengertian Burnout Burnout yaitu keadaan stress secara psikologis yang sangat ekstrem sehingga individu mengalami kelelahan emosional dan motivasi yang rendah untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia adalah sebuah negara berkembang yang terbebas dari

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia adalah sebuah negara berkembang yang terbebas dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Negara Indonesia adalah sebuah negara berkembang yang terbebas dari penjajahan. Walaupun terbebas dari penjajahan, seluruh warga negara Indonesia harus tetap

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Burnout 2.1.1 Definisi Burnout Istilah burnout pertama kali diutarakan dan diperkenalkan kepada masyarakat oleh Herbet Freudenberger. Freudenberger menggunakan istilah yang pada

Lebih terperinci

1. Bagaimana gambaran burnout pada anggota. 2. Mengapa terjadi burnout pada anggota polisi. 3. Bagaimana dampak burnout pada anggota

1. Bagaimana gambaran burnout pada anggota. 2. Mengapa terjadi burnout pada anggota polisi. 3. Bagaimana dampak burnout pada anggota BURNOUT PADA ANGGOTA POLISI BAGIAN RESERSE DI POLSEK BOGOR Nama : Rizka Fadilla Khaerunnisa NPM : 10508201 Jurusan : Psikologi Pembimbing : Anugriaty Indah Asmarany, S.Psi.,., Msi. Latar Belakang Masalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perubahan lingkungan yang cepat, yang ditandai dengan kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perubahan lingkungan yang cepat, yang ditandai dengan kemajuan 16 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan lingkungan yang cepat, yang ditandai dengan kemajuan informasi, perubahaan selera pasar, perubahan demografi, fluktuasi ekonomi dan kondisi dinamis lain

Lebih terperinci

BAB 2. Tinjauan Pustaka

BAB 2. Tinjauan Pustaka BAB 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Kepemimpinan Sudarwan (dalam Kusriyah, 2014) berpendapat kepemimpinan ialah setiap tindakan yang dilakukan oleh individu dalam kelompok. Untuk mengkoordinasi dan memberi arah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan pesat, terutama di kota-kota besar. Banyaknya jumlah rumah sakit tersebut

BAB I PENDAHULUAN. dengan pesat, terutama di kota-kota besar. Banyaknya jumlah rumah sakit tersebut 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan rumah sakit dalam 20 tahun belakangan ini meningkat dengan pesat, terutama di kota-kota besar. Banyaknya jumlah rumah sakit tersebut tentunya akan menimbulkan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA STRES KERJA DENGAN PRESTASI KERJA PADA KARYAWAN

HUBUNGAN ANTARA STRES KERJA DENGAN PRESTASI KERJA PADA KARYAWAN HUBUNGAN ANTARA STRES KERJA DENGAN PRESTASI KERJA PADA KARYAWAN NASKAH PUBLIKASI Oleh: ELI SASARI F. 100 080 046 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013 1 2 HUBUNGAN ANTARA STRES KERJA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Lebih dari 35 tahun yang lalu burnout menjadi isu yang. menarik ketika para peneliti Maslach dan Freudenberger mulai

BAB I PENDAHULUAN. Lebih dari 35 tahun yang lalu burnout menjadi isu yang. menarik ketika para peneliti Maslach dan Freudenberger mulai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lebih dari 35 tahun yang lalu burnout menjadi isu yang menarik ketika para peneliti Maslach dan Freudenberger mulai menulis tentang fenomena yang terus-menerus tidak

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. tahun 1973 (Farber, 1991; Widiyanti, Yulianto & Purba, 2007). Burnout. dengan kebutuhan dan harapan (Rizka, 2013).

BAB II LANDASAN TEORITIS. tahun 1973 (Farber, 1991; Widiyanti, Yulianto & Purba, 2007). Burnout. dengan kebutuhan dan harapan (Rizka, 2013). BAB II LANDASAN TEORITIS A. Burnout 1. Definisi Burnout Istilah burnout pertama kali diperkenalkan oleh Freudenberger pada tahun 1973 (Farber, 1991; Widiyanti, Yulianto & Purba, 2007). Burnout dapat terjadi

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. A. Metode Penelitian Kegiatan penelitian dibagi menjadi tiga tahap yaitu:

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. A. Metode Penelitian Kegiatan penelitian dibagi menjadi tiga tahap yaitu: 67 BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Kegiatan penelitian dibagi menjadi tiga tahap yaitu: 1. Tahap pertama, kegiatan penelitian difokuskan pada upaya mendeskripsikan gambaran umum, indikator,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Konflik Pekerjaan Keluarga (Work-Family Conflict) Yang et al (2000) mendefinisikan konflik pekerjaan keluarga (work family

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Konflik Pekerjaan Keluarga (Work-Family Conflict) Yang et al (2000) mendefinisikan konflik pekerjaan keluarga (work family 11 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konflik Pekerjaan Keluarga (Work-Family Conflict) Perubahan demografi tenaga kerja terhadap peningkatan jumlah wanita bekerja dan pasangan yang keduanya bekerja, telah mendorong

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan pesatnya perkembangan dunia kerja, tuntutan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan pesatnya perkembangan dunia kerja, tuntutan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan pesatnya perkembangan dunia kerja, tuntutan pekerjaan, dan gaya hidup menjadi semakin berat, beberapa persoalan pun muncul dalam diri individu

Lebih terperinci

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari di sekolah maupun di kantor, orang sering kali berbicara satu dengan yang lain tentang tingkat stres yang mereka alami. Gejala stres dimiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kesehatan yang memadai sangat dibutuhkan. Di Indonesia, puskesmas dan rumah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kesehatan yang memadai sangat dibutuhkan. Di Indonesia, puskesmas dan rumah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Semakin berkembangnya penyakit di masyarakat, maka pelayanan kesehatan yang memadai sangat dibutuhkan. Di Indonesia, puskesmas dan rumah sakit merupakan pelayanan kesehatan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KECENDERUNGAN KEPRIBADIAN EKSTROVERT INTROVERT DENGAN BURNOUT PADA PERAWAT

HUBUNGAN ANTARA KECENDERUNGAN KEPRIBADIAN EKSTROVERT INTROVERT DENGAN BURNOUT PADA PERAWAT HUBUNGAN ANTARA KECENDERUNGAN KEPRIBADIAN EKSTROVERT INTROVERT DENGAN BURNOUT PADA PERAWAT Ranti Putri Arifianti, S.Psi Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma Penelitian ini bertujuan adalah untuk menguji

Lebih terperinci

Pengaruh Kelelahan Emosional Dan Motivasi Belajar Siswa Terhadap Hasil Belajar Matematika. Meilantifa

Pengaruh Kelelahan Emosional Dan Motivasi Belajar Siswa Terhadap Hasil Belajar Matematika. Meilantifa 26 INOVASI, Volume XX, Nomor 1, Januari 2018 Pengaruh Kelelahan Emosional Dan Motivasi Belajar Siswa Terhadap Hasil Belajar Matematika Meilantifa Email : meilantifa@gmail.com Program Studi Pendidikan Matematika,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit Ridogalih berdiri pada tahun 1934 yang memulai pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit Ridogalih berdiri pada tahun 1934 yang memulai pelayanan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Rumah sakit Ridogalih berdiri pada tahun 1934 yang memulai pelayanan kesehatannya dengan membuka poliklinik. Pada tahun 1986 rumah sakit Ridogalih berkembang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Burnout Pada Pegawai. Maslach (dalam Cherniss, 1980), mendefinisikan burnout yaitu hilangnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Burnout Pada Pegawai. Maslach (dalam Cherniss, 1980), mendefinisikan burnout yaitu hilangnya BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Burnout Pada Pegawai 1. Pengertian Burnout Maslach (dalam Cherniss, 1980), mendefinisikan burnout yaitu hilangnya perhatian terhadap orang-orang yang terlibat dalam pekerjaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Masyarakat semakin berkembang

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Masyarakat semakin berkembang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam zaman pembangunan di Indonesia dan globalisasi dunia yang menuntut kinerja yang tinggi dan persaingan semakin ketat, semakin dibutuhkan sumber daya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit merupakan salah satu sarana kesehatan tempat menyelenggarakan upaya kesehatan. Rumah sakit memiliki berbagai kesatuan personel terlatih dan terdidik dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti sekarang ini, manusia dan pekerjaan merupakan dua sisi yang saling berkaitan dan tidak bisa dilepaskan; keduanya saling mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Stres merupakan fenomena yang sering dialami dialami tidak terkecuali oleh para karyawan sebuah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Stres merupakan fenomena yang sering dialami dialami tidak terkecuali oleh para karyawan sebuah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Stres merupakan fenomena yang sering dialami dialami tidak terkecuali oleh para karyawan sebuah organisasi ataupun lembaga. Stres yang dialami secara berkepanjangan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Karyawan perusahaan sebagai makhluk hidup merupakan sumber daya

BAB 1 PENDAHULUAN. Karyawan perusahaan sebagai makhluk hidup merupakan sumber daya BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karyawan perusahaan sebagai makhluk hidup merupakan sumber daya dinamis yang mempunyai pemikiran, perasaan dan tingkah laku yang beraneka ragam. Jika terjadi pengelolaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menjalankan tugas dan pekerjaanya. SDM merupakan modal dasar pembangunan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menjalankan tugas dan pekerjaanya. SDM merupakan modal dasar pembangunan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan dunia teknologi yang semakin maju di Indonesia membutuhkan SDM yang memiliki ketrampilan dan kemampuan yang baik dalam menjalankan tugas dan pekerjaanya.

Lebih terperinci

Burnout Pada Agen Call Center Firman Adi Hariono Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma. A. Abtraksi

Burnout Pada Agen Call Center Firman Adi Hariono Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma. A. Abtraksi Burnout Pada Agen Call Center Firman Adi Hariono 10505069 Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma A. Abtraksi Hadirnya Seluler digital Global System For Mobile Comunication (GSM) dan Code Multiple Access

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membangun bangsa ke arah yang lebih baik. Mahasiswa, adalah seseorang

BAB I PENDAHULUAN. membangun bangsa ke arah yang lebih baik. Mahasiswa, adalah seseorang 15 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mahasiswa, pada dasarnya sebagai generasi penerus. Mereka diharapkan sebagai subyek atau pelaku didalam pergerakan pembaharuan. Sebagai bagian dari masyarakat,

Lebih terperinci

PSIKOLOGI UMUM 2. Stress & Coping Stress

PSIKOLOGI UMUM 2. Stress & Coping Stress PSIKOLOGI UMUM 2 Stress & Coping Stress Pengertian Stress, Stressor & Coping Stress Istilah stress diperkenalkan oleh Selye pada tahun 1930 dalam bidang psikologi dan kedokteran. Ia mendefinisikan stress

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1. Hasil Pengumpulan Data Dalam proses pengambilan data melalui pembagian kuesioner, peneliti menargetkan untuk dapat mengumpulkan data dari para responden dalam waktu satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan bentuk organisasi yang didirikan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan bentuk organisasi yang didirikan untuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perusahaan merupakan bentuk organisasi yang didirikan untuk memproduksi barang atau jasa, serta bertujuan untuk mendapatkan keuntungan. Tujuan organisasi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1. Burnout 2.1.1. Pengertian Burnout Burnout pada dasarnya merupakan suatu konsep yang dekat hubungannya dengan pengalaman stres (Suwanto, 2002).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dunia pekerjaan adalah dunia yang penuh dengan tuntutan dan tugas-tugas, namun pekerjaan merupakan sesuatu yang dicari oleh banyak orang sebagai tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan pada era globalisasi saat ini berjalan sangat cepat. Pekerjaan merupakan salah satu faktor terpenting yang dapat mendatangkan kepuasan bagi masing-masing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berakibat buruk terhadap kemampuan individu untuk berhubungan dengan

BAB I PENDAHULUAN. berakibat buruk terhadap kemampuan individu untuk berhubungan dengan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Semakin berkembangnya kemajuan di bidang industri sekarang ini, menyebabkan semakin kompleksnya permasalahan permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan dan tuntutan

Lebih terperinci

PEKERJA KEMANUSIAAN: SITUASI SULIT & TANTANGANNYA

PEKERJA KEMANUSIAAN: SITUASI SULIT & TANTANGANNYA PEKERJA KEMANUSIAAN: SITUASI SULIT & TANTANGANNYA Pelatihan Koordinasi & Kaji Cepat Bencana (K2B) Badan Nasional Penanggulangan Bencana Cisarua, 5 November 2009 Nathanael E.J. Sumampouw, M.Psi, Psi. Pusat

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. tekanan mental atau beban kehidupan. Dalam buku Stress and Health, Rice (1992)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. tekanan mental atau beban kehidupan. Dalam buku Stress and Health, Rice (1992) BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Stres 2.1.1 Definisi Stres dan Jenis Stres Menurut WHO (2003) stres adalah reaksi atau respon tubuh terhadap tekanan mental atau beban kehidupan. Dalam buku Stress and Health,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagainya. Disamping itu pula, pekerjaan semakin sulit untuk didapatkan.

BAB I PENDAHULUAN. sebagainya. Disamping itu pula, pekerjaan semakin sulit untuk didapatkan. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pekerjaan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat penting bagi masyarakat. Bekerja merupakan suatu tuntutan yang mendasar, baik dalam rangka memperoleh imbalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menyebabkan semakin banyak tuntutan yang dihadapi oleh sekolah-sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menyebabkan semakin banyak tuntutan yang dihadapi oleh sekolah-sekolah. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semakin berkembangnya kemajuan dibidang pendidikan sekarang ini, menyebabkan semakin banyak tuntutan yang dihadapi oleh sekolah-sekolah. Persaingan antar sekolah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tersebut merupakan proses yang diarahkan pada pencapaian tujuan organisasi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tersebut merupakan proses yang diarahkan pada pencapaian tujuan organisasi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Organisasi merupakan wadah interaksi antara berbagai komponen, seperti sumber daya manusia, sumber daya fisik dan sumber daya informasi. Interaksi tersebut merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persaingan kerja yang sehat dan tidak sehat. Adanya persaingan kerja yang

BAB I PENDAHULUAN. persaingan kerja yang sehat dan tidak sehat. Adanya persaingan kerja yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan yang dilakukan oleh organisasi akan meningkatkan tuntutan pekerjaan dan persaingan di tempat kerja. Persaingan kerja dapat berupa persaingan kerja yang sehat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. sangatlah berpengaruh terhadap perkembangan suatu organisasi. Ketika sumber

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. sangatlah berpengaruh terhadap perkembangan suatu organisasi. Ketika sumber BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Sumber daya manusia (SDM) merupakan aset yang sangat berharga dalam suatu organisasi. Sumber daya manusia berfungsi sebagai penggerak atau motor dari sebuah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia sebagai tenaga kerja merupakan salah satu aset yang menentukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia sebagai tenaga kerja merupakan salah satu aset yang menentukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai tenaga kerja merupakan salah satu aset yang menentukan hidup matinya indutri tersebut. Berbagai jenis perusahaan mulai dari perusahaan yang besar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Burnout. staf yang melayani masyarakat, pada tahun 1974, burnout merupakan representasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Burnout. staf yang melayani masyarakat, pada tahun 1974, burnout merupakan representasi BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Burnout 1. Pengertian Burnout Istilah burnout pertama kali dikemukakan oleh Freudenberger, seorang ahli psikologi klinis yang sangat familiar dengan respon stres yang di tunjukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS. A. Karyawan PT. INALUM. capital, yang artinya karyawan adalah modal terpenting untuk menghasilkan nilai

BAB II TINJAUAN TEORITIS. A. Karyawan PT. INALUM. capital, yang artinya karyawan adalah modal terpenting untuk menghasilkan nilai 1 BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Karyawan PT. INALUM 1. Pengertian Karyawan Karyawan adalah sumber daya yang sangat penting dan sangat menentukan suksesnya perusahaan. Karyawan juga selalu disebut sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam berbagai bidang, seperti dalam bidang ekonomi, sosial, budaya dan pariwisata.

BAB I PENDAHULUAN. dalam berbagai bidang, seperti dalam bidang ekonomi, sosial, budaya dan pariwisata. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan kota-kota besar di Indonesia, mengalami kemajuan yang cukup pesat dalam berbagai bidang, seperti dalam bidang ekonomi, sosial, budaya dan pariwisata.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era modern saat ini semua individu pasti mengalami fase mulai dari bayi, anak-anak, remaja, dewasa dan lanjut usia dan hal itu sudah sewajarnya terjadi dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada penelitian ini terdapat dua variabel yaitu hardiness dan burnout.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada penelitian ini terdapat dua variabel yaitu hardiness dan burnout. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Alasan Pemilihan Teori Pada penelitian ini terdapat dua variabel yaitu hardiness dan burnout. Hardiness akan dibahas menggunaka teori dari Kobasa (2005), sedangkan burnout akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh karyawan lebih dari sekedar kegiatan yang berhubungan dengan

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh karyawan lebih dari sekedar kegiatan yang berhubungan dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bekerja merupakan tuntutan hidup bagi seseorang. Harter, Schmidt dan Keyes (2003) mengatakan bahwa pekerjaan merupakan bagian yang signifikan dalam hidup individu yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang khas yang menghadapkan manusia pada suatu krisis

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang khas yang menghadapkan manusia pada suatu krisis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap manusia dalam kehidupannya bisa menghadapi masalah berupa tantangan, tuntutan dan tekanan dari lingkungan sekitar. Setiap tahap perkembangan dalam rentang kehidupan

Lebih terperinci

KECENDERUNGAN BURNOUT PADA PERAWAT DITINJAU DARI JENIS KELAMIN DAN USIA DEWASA DI RUMAH SAKIT ISLAM SURAKARTA

KECENDERUNGAN BURNOUT PADA PERAWAT DITINJAU DARI JENIS KELAMIN DAN USIA DEWASA DI RUMAH SAKIT ISLAM SURAKARTA KECENDERUNGAN BURNOUT PADA PERAWAT DITINJAU DARI JENIS KELAMIN DAN USIA DEWASA DI RUMAH SAKIT ISLAM SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Oleh: SIGIT PRIHANTORO F100070095 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan bentuk penelitian kuantitatif dengan menggunakan teknik korelasional. Penelitian dengan teknik korelasional merupakan penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. stress. Seperti kehidupan normal pada umumnya, kehidupan di perguruan

BAB I PENDAHULUAN. stress. Seperti kehidupan normal pada umumnya, kehidupan di perguruan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menempuh pendidikan di perguruan tinggi tidak dapat dipisahkan dari stress. Seperti kehidupan normal pada umumnya, kehidupan di perguruan tinggi juga meliputi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berpengaruh terhadap kemajuan perusahaan adalah karyawan yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berpengaruh terhadap kemajuan perusahaan adalah karyawan yang berkualitas. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi seperti sekarang ini satu hal yang dijadikan tolak ukur keberhasilan perusahaan adalah kualitas manusia dalam bekerja, hal ini didukung oleh

Lebih terperinci

Studi Deskriptif Mengenai Burnout pada Perawat di Rumah Sakit Umum Daerah Kab. Bandung

Studi Deskriptif Mengenai Burnout pada Perawat di Rumah Sakit Umum Daerah Kab. Bandung Prosiding Psikologi ISSN: 2460-6448 Studi Deskriptif Mengenai Burnout pada Perawat di Rumah Sakit Umum Daerah Kab. Bandung 1 Bellinda Triana Yusuf, 2 Ria Dewi Eryani 1,2 Fakultas Psikologi, Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terampil maka dalam proses perencanaan tujuan tersebut akan mengalami banyak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terampil maka dalam proses perencanaan tujuan tersebut akan mengalami banyak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia dalam suatu organisasi memegang peranan penting dalam mewujudkan tujuan-tujuan organisasi tersebut bahkan sumber tenaga manusia sudah dianggap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sumber daya manusia (karyawan) merupakan aset yang paling penting

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sumber daya manusia (karyawan) merupakan aset yang paling penting BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia (karyawan) merupakan aset yang paling penting bagi perusahaan, dimana pada hakekatnya berfungsi sebagai faktor penggerak bagi setiap kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stres merupakan sebuah terminologi yang sangat popular dalam percakapan sehari-hari. Stres adalah salah satu dampak perubahan sosial dan akibat dari suatu proses modernisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menempuh berbagai macam cara agar tetap mampu bertahan. Untuk itu organisasi

BAB I PENDAHULUAN. menempuh berbagai macam cara agar tetap mampu bertahan. Untuk itu organisasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dampak terhadap persaingan yang semakin ketat, perusahaan harus menempuh berbagai macam cara agar tetap mampu bertahan. Untuk itu organisasi akan semakin tergantung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. aspek fisik maupun emosional. Keluhan tersebut akan menimbulkan upaya untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. aspek fisik maupun emosional. Keluhan tersebut akan menimbulkan upaya untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ketidakmampuan karyawan untuk memenuhi harapan dan tuntutan di tempat kerja akan mengakibatkan stres. Reaksi stres biasanya berisikan keluhan, baik dari aspek

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Individu memegang peranan penting dalam suatu organisasi karena

BAB 1 PENDAHULUAN. Individu memegang peranan penting dalam suatu organisasi karena 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Individu memegang peranan penting dalam suatu organisasi karena individu merupakan roda penggerak agar kegiatan sebuah organisasi dapat berjalan dengan lancar. Oleh

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Employee engagement merupakan topik yang banyak dibicarakan. beberapa tahun terakhir. Penelitian dan aplikasi mengenai topik ini banyak

PENDAHULUAN. Employee engagement merupakan topik yang banyak dibicarakan. beberapa tahun terakhir. Penelitian dan aplikasi mengenai topik ini banyak PENDAHULUAN Employee engagement merupakan topik yang banyak dibicarakan beberapa tahun terakhir. Penelitian dan aplikasi mengenai topik ini banyak dilakukan di bidang human resource development (HRD) (Chalofsky

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan sesuatu yang sangat berharga bagi setiap manusia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan sesuatu yang sangat berharga bagi setiap manusia. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan sesuatu yang sangat berharga bagi setiap manusia. Manusia dapat menjalankan berbagai macam aktivitas hidup dengan baik bila memiliki kondisi kesehatan

Lebih terperinci

MODUL PERKULIAHAN. Kesehatan Mental. Kesehatan Mental yang Berkaitan dengan Kesejahketaan Psikologis (Penyesuaian Diri)

MODUL PERKULIAHAN. Kesehatan Mental. Kesehatan Mental yang Berkaitan dengan Kesejahketaan Psikologis (Penyesuaian Diri) MODUL PERKULIAHAN Kesehatan Mental yang Berkaitan dengan Kesejahketaan Psikologis (Penyesuaian Diri) Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Psikologi Psikologi 03 MK61112 Aulia Kirana,

Lebih terperinci

BURNOUT IN CALL CENTER AGENT

BURNOUT IN CALL CENTER AGENT Keywords : Bournot, Call center agent BURNOUT IN CALL CENTER AGENT FIRMAN ADI HARIONO, M. FAKHRURROZI Undergraduate Program, Faculty of Psychology, 2009 Gunadarma University http://www.gunadarma.ac.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pekerja yaitu perawat. Perencanaan tenaga keperawatan merupakan fungsi organik

BAB I PENDAHULUAN. pekerja yaitu perawat. Perencanaan tenaga keperawatan merupakan fungsi organik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Rumah Sakit merupakan suatu layanan masyarakat yang penting dan dibutuhkan dalam upaya pemenuhan tuntutan kesehatan. Sumber daya manusia adalah salah satu unsur pendukung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dua dasawarsa terakhir ini, perubahan yang terjadi dalam berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dua dasawarsa terakhir ini, perubahan yang terjadi dalam berbagai BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Masalah Dalam dua dasawarsa terakhir ini, perubahan yang terjadi dalam berbagai sektor kehidupan semakin pesat, sebagai dampak dari faktor kemajuan di bidang teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sebagai kepala rumah tangga dan pencari nafkah membuat sebagian besar wanita ikut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sebagai kepala rumah tangga dan pencari nafkah membuat sebagian besar wanita ikut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ekonomi di Indonesia yang semakin pesat membuat kebutuhan rumah tangga semakin meningkat. Kurangnya pendapatan yang dihasilkan suami sebagai kepala

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Stres 2.1.1 Definisi Stres Stres merupakan suatu fenomena universal yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari dan tidak dapat dihindari serta akan dialami oleh setiap orang.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. STRES KERJA 1. Definisi Stres Kerja Lazarus (dalam Lahey, 2007) menyatakan bahwa stres dapat dikatakan sebagai keadaan yang menyebabkan kemampuan individu untuk beradaptasi menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa dewasa awal adalah masa peralihan dari masa remaja menuju masa

BAB I PENDAHULUAN. Masa dewasa awal adalah masa peralihan dari masa remaja menuju masa BAB I PENDAHULUAN I. A. Latar Belakang Masalah Masa dewasa awal adalah masa peralihan dari masa remaja menuju masa dewasa. Menurut Hurlock (1999), masa dewasa awal dimulai pada umur 18 40 tahun, saat perubahan

Lebih terperinci

Pengaruh Burnout, Self Esteem terhadap Kinerja Guru

Pengaruh Burnout, Self Esteem terhadap Kinerja Guru 37 Pengaruh Burnout, Self Esteem terhadap Kinerja Guru Savitri Suryandari Prodi PGSD, Fakultas Bahasa dan Sain, Universitas Wijaya Kusuma Surabaya Abstrak Burnout atau kejenuhan kerja serta Self Esteem

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 76 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 1.1 Kesimpulan Dari pembahasan mengenai korelasi antara derajat stress dan sense of humor pada mahasiswa yang sedang mengontrak Usulan Penelitian di Fakultas Psikologi Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tuntutan keahlian atau kompetensi tertentu yang harus dimiliki individu agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. tuntutan keahlian atau kompetensi tertentu yang harus dimiliki individu agar dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan yang terjadi pada era globalisasi saat ini menuntut adanya persaingan yang semakin ketat dalam dunia kerja. Hal ini mengakibatkan adanya tuntutan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu usaha sadar yang dilakukan oleh manusia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu usaha sadar yang dilakukan oleh manusia 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu usaha sadar yang dilakukan oleh manusia untuk menjadi individu yang lebih baik. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Burnout pada guru telah didefinisikan sebagai respon terhadap kesulitan

BAB I PENDAHULUAN. Burnout pada guru telah didefinisikan sebagai respon terhadap kesulitan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Burnout pada guru telah didefinisikan sebagai respon terhadap kesulitan menghadapi stres kerja pada guru (Cherniss, 1980). Lebih lanjut Cherniss (1980) mengatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. teknologi pada masa sekarang. Oleh karena itu kualitas dari sebuah organisasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. teknologi pada masa sekarang. Oleh karena itu kualitas dari sebuah organisasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hidup dalam atmosfer kerja abad ke-21 ini tidaklah mudah. Segala sesuatunya tampak saling mendesak dan menuntut untuk segera dipenuhi. Dalam sebuah organisasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan perhatian yang lebih nyata agar lebih efisien, produktif, dan prestasi. kerjanya dapat ditingkatkan (Amaliyah, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan perhatian yang lebih nyata agar lebih efisien, produktif, dan prestasi. kerjanya dapat ditingkatkan (Amaliyah, 2007). 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini perkembangan di sektor industri dan organisasi dirasakan semakin pesat. Seiring dengan perkembangan tersebut, sumber daya manusia memegang peranan

Lebih terperinci