1. Bagaimana gambaran burnout pada anggota. 2. Mengapa terjadi burnout pada anggota polisi. 3. Bagaimana dampak burnout pada anggota

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "1. Bagaimana gambaran burnout pada anggota. 2. Mengapa terjadi burnout pada anggota polisi. 3. Bagaimana dampak burnout pada anggota"

Transkripsi

1 BURNOUT PADA ANGGOTA POLISI BAGIAN RESERSE DI POLSEK BOGOR Nama : Rizka Fadilla Khaerunnisa NPM : Jurusan : Psikologi Pembimbing : Anugriaty Indah Asmarany, S.Psi.,., Msi.

2 Latar Belakang Masalah Berdasarkan Skep kalemdiklat Polri, pembagian tugas teknis reserse yang di tugaskan, dan di tempatkan di POLDA (Polisi Daerah), POLRES (Polisi Resort), POLSEK (Polisi Sektor) yang membedakan hanyalah ruang lingkup tugasnya saja, fungsi teknis reserse yang di tempatkan di polda ruang lingkup tugasnya menangani kasus kasus yang terjadi atau yang berada di tingkat propinsi, fungsi teknis reserse yang di tempatkan di polres menangani kasus kasus yang terjadi di tingkat kota, kota madya atau kabupaten sedangkan fungsi teknis reserse yang di tempatkan di polsek ruang lingkup tugasnya hanya di tingkat kecamatan. polisi adalah pekerjaan yang mencakup banyak aspek, sulit, berbahaya, dan stressfull. Sebagai penegak hukum, polisi harus selalu teratur dalam berbagai situasi dan dalam mengendalikan berbagai tingkah laku manusia. Meskipun polisi melaksanakan tugasnya dengan adil, baik, dan diplomatis pekerjaan mereka tetaplah bukan tugas yang mudah (Sullivan, 1997) Setiap anggota polisi reserse dituntut untuk menguasai berbagai cabang ilmu untuk memberi solusi terhadap kasus yang belum terpecahkan. Kesaksian individu juga di butuhkan di persidangan (Sullivian, 1997). Bersaksi di persidangan menimbulkan tekanan tersendiri. Tekanan tersebut berasal dari kehadiran keluarga tersangka dan pihak pers yang menghadiri persidangan tersebut (Scmalleger, 1997). Tekanan lain yang dirasakan polisi, khususnya polisi reserse adalah waktu. Individu dituntut untuk selalu siaga selama 24 jam (Sullivan, 1997). Menurut Meliala (2001), polisi reserse sering menghadapi jenis bahaya yang berbeda, yaitu harus senantiasa mewaspadai perlawanan pelaku kejahatan yang dapat mengancam keselamatan jiwa polisi yang hendak menangkapnya atau keselamatan masyarakat lainnya.

3 Pertanyaan Penelitian Pertanyaan dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana gambaran burnout pada anggota polisi bagian reserse di Polsek Bogor? 2. Mengapa terjadi burnout pada anggota polisi bagian resersedi Polsek kb Bogor? 3. Bagaimana dampak burnout pada anggota polisi bagian reserse di Polsek Bogor?

4 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini secara umum untuk mengkaji gambaran burnout pada anggota polisi bagian reserse di Polsek Bogor dan untuk mengkaji alasan mengapa terjadinya burnout pada anggota polisi bagian reserse di Polsek Bogor serta untuk mengetahui dampak burnout pada anggota polisi bagian reserse di Polsek Bogor.

5 Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini di bagi menjadi dua, yaitu : 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan serta memperluas wawasandandapatmemberikankhasanahbagiperkembanganilmupengetahuan, khususnya ilmu psikologi i industri i dan organisai i yang berhubungan b dengan teori burnout, dan berorientasi kepada anggota polisi bagian reserse di Polsek Bogor. 2. Manfaat Praktis Hasil penelitian ini diharapkan menjadi masukan bagi anggota polisi bagian reserse agar dapat memahami gambaran tentang burnout, dan mengapa terjadinya burnout, sehinggaburnout dapat dihindari, dapat meningkatkan kinerja secara maksimal dalam memberikan pelayanan bagi masyarakat luas dalam bekerja. Manfaat lainnya bagi masyarakat agar lebih memahami kondisi polisi bagian reserse, dan manfaat bagi peneliti selanjutnya, diharapkan penelitian ini dapat memberi masukan dan acuan dalam melakukan penelitian selanjutnya mengenai burnout dan polisi bagian reserse.

6 Tinjauan Pustaka Maslach (1981) mendefinisikan burnout sebagai sindrom, kelelahan fisik, emosional dan intelektual l dimanifestasikanif ik oleh lh sikap negatif terhadap kehidupan profesional dan orang lain dengan perkembangan negatif harga diri pada individu yang mengalami kelelahan kronis dan perasaan tak berdaya dan putus asa. Dimensi dimensi Burnout Kelelahan Fisik Kelelahan Emosional Kelelahan Mental Rendahnya Penghargaan Terhadap Diri Depersonalisasi Ditandai dengan serangan sakit kepala, mual, susah tidur, kurangnya nafsumakan, dan individu merasakan adanya anggota badan yang sakit. Ditandai i dengan depresi, rasaterperangkap didalam pekerjaan, mudah marah, cepat tersinggung, adanya keterlibatan emosional yang terus menerus dengan klien. Ditandai dengan bersikap sinis dengan orang lain, bersikap negatif, cenderung merugikan diri sendiri, pekerjaan, maupun organisasi. Ditandai dengan individu tidak pernah merasa puas dengan hasil kerja sendiri, dan merasa atidak pernah melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya maupun orang lain. Ditandai dengan menjauhnya individu dari lingkungan sosial, apatis, dan tidak peduli dengan llingkungan dan orang orang disekitarnya.

7 Tinjauan Pustaka Burnout Pada Anggota Polisi Bagian Reserse di Polsek Polisi merupakan suatu profesi yang sangat rumit dalam peradaban yang kompleks. Hal ini disebabkan karena profesi ini mengurusi segala aspek masyarakat, berbangsa dan bernegara. Begitu kompleksnya profesi sebagai polisi sehingga menyebabkan hampir tidak ada waktu santai apalagi refreshing untuk rekreasi, karena kasus datang susul menyusul, ibarat perang yang tidak pernah berakhir (never ending war) (Tabah, 2000). Maka, umum diketahui profesi polisi memiliki derajat burnout yang cukup tinggi (Donzinger, dalam Wasono, 2004). Menurut Sarlito (2002), polisi yang bertugas di bagian reserse dan intel. Anggota reserse dan intel terkena tekanan mental, misalnya, ketika melihat rekannya tewas oleh penjahat yang tengah dikejarnya atau merasa berdosa karena telah menembak orang. Sedangkan menurut Masdiana (2002), karena beban kerja yang terlalu banyak (over load), jarang dilakukan rotasi atau pergantian, masalah keluarga serta kesejahteraan yang tidak tercukupi. Selain itu, polisi lapangan secara langsung berhadapan dengan masyarakat. Mereka setiap hari langsung menangani masalah kejahatan di masyarakat. Jika kerjanya tidak memuaskan, maka merekalah yang akan mendapat celaan dan cacian dari masyarakat.

8 Metode Penelitian Pendekatan Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif yang berbentuk studi kasus 1. Karakteristik Subjek Karakteristik subjek dalam penelitian ini yaitu : Subjek berjenis kelamin laki-laki Subjek bekerja sebagai anggota polisi bagian reserse di Polsek Bogor Usia subjek sekitar tahun yang termasuk usia dewasa awal, berdasarkan teori menurut Hurlock (1990) mengatakan tahap dewasa awal berkisar sekitar umur tahun. 2. Jumlah Subjek Jumlah subjek dalam penelitian ini adalah 2 orang, dan significant other yang berjumlah h2 orang.

9 Metode Penelitian Teknik pengumpulan data Menggunakan metode wawancara dan observasi Alat pengumpulan data 1. Pedoman wawancara 2. Pedoman observasi 3. Alat perekam suara 4. Alat tulis Keakuratan penelitian 1. Triangulasi data 2. Triangulasi pengamat 3. Triangulasi teori 4. Triangulasi metodologis

10 Metode Penelitian 1. Teknik analisis data 2. Mengorganisasi data Peneliti mendapatkan data langsung dari subjek melalui wawancara, dimana data direkam dengan tape recorder dibantu alat tulis lainnya. Mengelompokan berdasarkan kategori. Peneliti menyusun sebuah kerangka awal analisis sebagai acuan dan pedoman dalam melakukan coding. 3. Menguji asumsi atau kesalahan yang ada terhadap data Pada tahap ini kategori yang telah di dapat melalui analisis ditinjau kembali berdasarkan landasan teori dengan hasil yang dicapai walaupun penelitian ini tidak memiliki hipotesis tertentu, namun dari landasan teori dapat dibuat asumsi asumsi mengenai hubungan antara konsep konsep atau faktorfaktor yang ada. 4. Mencari alternatif tif penjelasan bagidt data Penulisperlumencarisuatualternatifpenjelasanlaintentangkesimpulanyangtelahdidapat.Sebab dalam penelitian kualitatif memang selalu ada alternatif penjelasan lain. Dari hasil analisis ada kemungkinan terdapat hal halyangmenyimpangdariasumsiatautidak terpikirkan sebelumnya. Dalam tahap ini akan dijelaskan dengan alternatif lain melalui reverensi atau teori teori lain dan alternatif ini akan sangat berguna pada bagian kesimpulan diskusi dan saran. 5. Menulis hasil penelitian Dalam penelitian ini, penulis yang dipakai adalah persentasi data yang didapatkan, yaitu penulisan data data hasil penelitian berdasarkan wawancara mendalam dan observasi dengan subjek. Proses dmulai dari data data yang telah diperoleh, selanjutnya dilakukan interpretasi secara keseluruhan kesimpulan dari hasil penelitian ini.

11 BAB 4 Pembahasan bh 1. Dalam membahas hasil penelitian ditemukan hal hal sebagai berikut : Berdasarkan hasil penelitian, i gambaran burnout pada subjek 1 dan subjek 2 ilhkllh ialah kelelahan fisik, ik seperti lelah, l pegal pegal dan meminta izin pada saat sedang sakit tetapi tetap masuk kerja walaupun sedang sakit. Gambaran burnout pada subjek 1 dan subjek 2 pada kelelahan emosional ialah saat merasa tertekan akibat dari mendapatkan tunggakan kasus yang belum dapat diselesaikan dan marah pada saat tersangka yang akan di tangkap oleh subjek mengelak tidak mau di tangkap sedangkan subjek telah memiliki bukti bukti yang kuat untuk menangkap tersangka. Gambaran burnout pada subjek 1 dan subjek 2 pada kelelahan mental ialah mendapat perlakuan negatif yang diterima subjek seperti menjual nama subjek oleh beberapa oknum yang tidak bertanggung jawab untuk kepentingan pribadi seperti membuat SKCK atau STNK, kemudian perlakuan yang tidak menyenangkan diterimanya saat melakukan penangkapan dengan upaya paksa terhadap tersangka yang membuat pihak dari keluarga tersangka memarahi subjek dan menyinggung perasaan subjek. rendahnya penghargaan terhadap diri ialah tidak ada karena subjek 1 dan subjek 2 sudah merasa nyaman bekerja di bagian reserse, namun masih ada keinginan subjek untuk sekolah lagi agar dapat naik jabatgambaran burnout pada subjek 1 dan subjek 2 padaan dan subjek 2 merasa puas pada saat subjek bias mengungkap suatu perkara. Gambaran burnout pada subjek 1 dan subjek 2 pada depersonalisasi terlihat dari hasil observasi bahwa pada saat di kantor subjek terlihat tidak mengerjakan tugasnya tetapi bermain game. Begitu juga dengan subjek ke 2 pada saat sedang bekerja tidak mengerjakan tugasnya melainkan bermain game yang berada di ruang kantornya.

12 BAB 4 Pembahasan 2. Faktor faktor penyebab terjadinya burnout Fk Faktor penyebab bbterjadinya jdi burnout kllh kelelahan fisikik seperti subjek bekerja keras karena merasa terjebak pada subjek 1 dan subjek 2 adalah saat subjek mendapatkan tugas yang banyak dalam menangani kasus, dan tekanan dari pimpinan yang membuat subjek harus menjalankan sesuai perintah hingga membuat waktu dengan keluarga menjadi sangat berkurang. Faktor faktor penyebab terjadinya burnout pada subjek 1 dan subjek 2 pada kelelahan emosional dari individu merasa bersalah dan merasa tidak berdaya ialah pada saat tidak bisa menolak perintah dari atasan, saat salah dalam menerapkan pasal selanjutnya ketika subjek mendatangi tempat kejadian perkara minim sekali saksi atau petunjuk. Faktor faktor penyebab terjadinya burnout pada subjek 1 dan subjek 2 yaitu kelelahan mental dari individu merasakan kesedihan yang mendalam ialah saat subjek mendapat teguran dari atasan, tidak dapat menyelesaikan laporan bulanan tepat waktu, dan merasa sedih pada saat subjek harus keluar daerah, sehingga meninggalkan keluarga dalam waktu beberapa hari. Faktor faktor penyebab terjadinya burnout pada subjek 1 dan subjek 2 adalah rendahnya penghargaan terhadap diri dari individu merasa malu ialah pada saat belum bisa mengungkap kasus yang ditanganinya, dan adanya persepsi masyarakat yang berbeda beda terhadap polisi sehingga mempengaruhi kinerja subjek. Faktor faktor penyebab terjadinya burnout pada subjek 1 dan subjek 2 adalah depersonalisasi dari individu merasa tidak ada harapan pada saat subjek 1 ingin naik jabatan tetapi tidak dapat dekat dengan pimpinan yang bisa membantu subjek agar dapat dengan mudah naik jabatan. Sedangkan pada subjek 2 pada saat subjek melakukan penangkapan tersangka yang akan ditangkap melarikan diri dan pada saat belum bisa menyelesaikan kasus yang datang.

13 BAB 4 Pembahasan 3. Dampak burnout pada subjek dampak burnout pada subjek 1 dan subjek 2 yaitu dari terlihat adanya gangguan fisik pada subjek seperti sulit tidur pada saat subjek sedang banyak pekerjaan. dampak burnout pada subjek 1 dan subjek 2 yaitu rentan terhadap penyakit karena pada saat subjek 1 dan subjek 2 sedang bekerja biasanya subjek mengalami pusing, batuk, dan pilek serta harus menyelesaikan kasus yang terkadang tidak ada ujung penyelesaiannya. dampak burnout dari munculnya gangguan psikosomatik tidak dialami oleh subjek 1 dan subjek 2 subjek 1 hanya merasa keringat dingin pada saat sedang sakit. Sedangkan subjek 2 hanya izin kepada atasannya untuk pulang pada saat sedang sakit batuk batuk, batuk, masuk angin atau pusing. dampak burnout dari munculnya gangguan psikologis yang meliputi penilaian yang buruk terhadap diri sendiri pada subjek 1 dan subjek 2 ialah pernah merasa putus asa pada saat menangani kasus yang tidak cukup bukti untuk melengkapi data datanya dan kasus tersebut belum dapat terpecahkan hingga membuat subjek merasa ingin keluar dari bagian reserse. dampak burnout yang subjek 1 dan subjek 2 alami terhadap orang lain sangat mempengaruhi hubungan keduanya terhadap keluarga, akibat dari beban kerja yang berat membuat subjek menjadi jarang bertemu dengan keluarga, terkadang subjek juga menjadi mudah kesal dengan kl keluarganya.

14 BAB 5 Kesimpulan dan saran Kesimpulan Dari seluruh pembahasan bh penelitian i gambaran burnout pada subjek yaitu subjek mengalami kllh kelelahan fisik, ik kelelahan emosional, kelelahan mental, rendahnya penghargaan terhadap diri, dan depersonalisasi. Mengapa terjadinya burnout pada subjek yaitu individu bekerja keras karena merasa terjebak, individu merasa bersalah, individu merasa tidak berdaya, individu merasa malu dan individu merasa tidak ada harapan. Dampak burnout pada subjek, yaitu terlihat adanya gangguan,seperti suli tidur, subjek rentan sakit, munculnya gangguan psikologis yang meliputi penilaian yang buruk terhadap diri dan beban kerja subjek yang berat mempengaruhi hubungan subjek dengan yang lainnya. Saran Untuk subjek Diharapkan dapat menghadapi berbagai permasalahan, dapat lebih cepat menyelesaikan kasus-kaasus lebih cepat setiap harinya dan diharapkan agar lebih dapat mengendalikan diri sehingga dapat menghadapi berbagai permasalahan yang ditangani. Untuk keluarga Keluarga mampu memberikan dorongan kepada subjek agar subjek tidak tertekan dan tetap semangat dalam menjalankan tugas-tugasnya sebagai anggota reserse. Untuk peneliti selanjutnya Diharapkan dapat menyempurnakan penelitian ini baik yang ingin meneliti mengenai subjek yang lain seperti pada anggota polisi Polwan bagian reserse di lingkup Polres, Polda, Mabes Polri.

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk tertentu, dalam kadar berat ringan yang berbeda dan dalam. Tak seorang pun bisa terhindarkan dari stres.

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk tertentu, dalam kadar berat ringan yang berbeda dan dalam. Tak seorang pun bisa terhindarkan dari stres. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Stres merupakan hal yang melekat pada kehidupan. Siapa saja dalam bentuk tertentu, dalam kadar berat ringan yang berbeda dan dalam jangka panjang pendek yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Alasan Pemilihan Teori Pada penelitian ini burnout akan dibahas menggunakan teori dari Maslach (2003). Teori digunakan karena adanya kesesuaian dengan fenomena yang didapatkan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebuah organisasi atau perusahaan yang maju tentunya tidak lain didukung

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebuah organisasi atau perusahaan yang maju tentunya tidak lain didukung BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebuah organisasi atau perusahaan yang maju tentunya tidak lain didukung pula oleh sumber daya manusia yang berkualitas, baik dari segi mental, spritual maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Banyak pekerjaan atau profesi yang sebenarnya bertujuan membangun

BAB I PENDAHULUAN. Banyak pekerjaan atau profesi yang sebenarnya bertujuan membangun 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Polisi adalah salah satu pekerjaan yang memiliki tanggung jawab moral yang besar. Polisi adalah penegak moralitas masyarakat secara konkrit. Banyak pekerjaan

Lebih terperinci

Ada sebuah ungkapan yang menyatakan bahwa burnout adalah suatu syndrome dari

Ada sebuah ungkapan yang menyatakan bahwa burnout adalah suatu syndrome dari TINJAUAN PUSTAKA Burnout Ada sebuah ungkapan yang menyatakan bahwa burnout adalah suatu syndrome dari seseorang yang bekerja atau melakukan sesuatu, dengan ciri-ciri mengalami kelelahan emosional, sikap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang membutuhkan banyak aspek, sulit, berbahaya dan stressfull (Lutfiyah,

BAB I PENDAHULUAN. yang membutuhkan banyak aspek, sulit, berbahaya dan stressfull (Lutfiyah, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lembaga Kepolisian merupakan salah satu lembaga negara yang memiliki tugas dan tanggung jawab yang besar, yaitu melindungi dan melayani masyarakat. Menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Profesi sebagai polisi mempunyai nilai penting dalam menentukan tegaknya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Profesi sebagai polisi mempunyai nilai penting dalam menentukan tegaknya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Profesi sebagai polisi mempunyai nilai penting dalam menentukan tegaknya hukum dalam masyarakat oleh aparat penegak hukum. Sebagai anggota polisi harus mengetahui

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. Latar Belakang

BAB I PENGANTAR. Latar Belakang BAB I PENGANTAR Latar Belakang Polisi Republik Indonesia (Polri)merupakanunsur utama sumber daya manusia aparatur negara yang diberi mandat untuk memeliharaketertiban umum dan memberiperlindungan dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pelayanan kesehatan masyarakat memiliki peran besar dalam pelayanan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pelayanan kesehatan masyarakat memiliki peran besar dalam pelayanan kesehatan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rumah sakit merupakan sarana utama dan tempat penyelenggaraan pelayanan kesehatan masyarakat memiliki peran besar dalam pelayanan kesehatan masyarakat. Sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial yang selalu hidup berkelompok, bersamasama,

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial yang selalu hidup berkelompok, bersamasama, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial yang selalu hidup berkelompok, bersamasama, saling berhubungan atau berkomunikasi, dan saling mempengaruhi. Hidupnya selalu

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA SENSE OF HUMOR DENGAN STRES KERJA PADA KARYAWAN. Skripsi. Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1

HUBUNGAN ANTARA SENSE OF HUMOR DENGAN STRES KERJA PADA KARYAWAN. Skripsi. Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1 HUBUNGAN ANTARA SENSE OF HUMOR DENGAN STRES KERJA PADA KARYAWAN Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1 Diajukan Oleh : Tiara Noviani F 100 030 135 FAKULTAS PSIKOLOGI

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH DEMOKRATIS ORANG TUA DAN KEMANDIRIAN DENGAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN MASALAH PADA REMAJA SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH DEMOKRATIS ORANG TUA DAN KEMANDIRIAN DENGAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN MASALAH PADA REMAJA SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH DEMOKRATIS ORANG TUA DAN KEMANDIRIAN DENGAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN MASALAH PADA REMAJA SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Dalam mencapai derajat Sarjana S-1 Oleh: LINA

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Jones (2007) mendefinisikan gaya kepemimpinan sebagai cara seorang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Jones (2007) mendefinisikan gaya kepemimpinan sebagai cara seorang BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Gaya Kepemimpinan 1.1 Definisi Gaya Kepemimpinan Jones (2007) mendefinisikan gaya kepemimpinan sebagai cara seorang pemimpin yang dipersepsikan oleh karyawan dalam memberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti sekarang ini, manusia dan pekerjaan merupakan dua sisi yang saling berkaitan dan tidak bisa dilepaskan; keduanya saling mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) yang terdiri dari angkatan darat, angkatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) yang terdiri dari angkatan darat, angkatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semua negara di dunia pasti memiliki institusi yang bertugas sebagai badan pertahanan dan keamanan negara, tak terkecuali Indonesia. Sebelum reformasi, Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. Sejak bergulirnya era reformasi di Indonesia yang dimulai pada tahun 1998,

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. Sejak bergulirnya era reformasi di Indonesia yang dimulai pada tahun 1998, BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Sejak bergulirnya era reformasi di Indonesia yang dimulai pada tahun 1998, Polri sebagai salah satu organ pemerintahan dan alat negara penegak hukum mengalami beberapa

Lebih terperinci

LAMPIRAN A SKALA PENELITIAN

LAMPIRAN A SKALA PENELITIAN 71 LAMPIRAN A SKALA PENELITIAN A-1 Skala Burnout pada Perawat ICU 72 73 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA Jl. Pawiyatan Luhur IV No. 1 Bendan Dhuwur Semarang 50234 Dengan hormat, Di

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Karyawan perusahaan sebagai makhluk hidup merupakan sumber daya

BAB 1 PENDAHULUAN. Karyawan perusahaan sebagai makhluk hidup merupakan sumber daya BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karyawan perusahaan sebagai makhluk hidup merupakan sumber daya dinamis yang mempunyai pemikiran, perasaan dan tingkah laku yang beraneka ragam. Jika terjadi pengelolaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tidak tahu kehidupan macam apa yang akan dihadapi nanti (Rini, 2008). Masa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tidak tahu kehidupan macam apa yang akan dihadapi nanti (Rini, 2008). Masa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pensiun seringkali dianggap sebagai kenyataan yang tidak menyenangkan sehingga menjelang masanya tiba sebagian orang sudah merasa cemas karena tidak tahu kehidupan

Lebih terperinci

PENGARUH POLA ASUH OTORITER PADA PERILAKU BELAJAR SISWA SD MENJELANG UJIAN NASIONAL

PENGARUH POLA ASUH OTORITER PADA PERILAKU BELAJAR SISWA SD MENJELANG UJIAN NASIONAL PENGARUH POLA ASUH OTORITER PADA PERILAKU BELAJAR SISWA SD MENJELANG UJIAN NASIONAL Nama : Intan Permatasari NPM : 10509259 Dosen Pembimbing : Ade Wijaya, S.Psi. M.Si LATAR BELAKANG Menurut Baumrind (1967)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berupa stressor kerja seperti beban kerja yang berlebihan, rendahnya gaji,

BAB I PENDAHULUAN. berupa stressor kerja seperti beban kerja yang berlebihan, rendahnya gaji, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Profesi polisi oleh hampir seluruh peneliti dikategorikan sebagai jenis pekerjaan yang sangat rawan stres (Ahmad, 2004). Stres yang dialami oleh polisi dapat

Lebih terperinci

LAMPIRAN. 1. Apakah ada penyidik khusus untuk judi online? 5. Sebelum melakukan penangkapan, tindakan apa yang dilakukan oleh penyidik?

LAMPIRAN. 1. Apakah ada penyidik khusus untuk judi online? 5. Sebelum melakukan penangkapan, tindakan apa yang dilakukan oleh penyidik? LAMPIRAN A. Daftar Pertanyaan Wawancara Mengenai Penanggulangan Tindak Pidana Judi Online Yang Dilakukan Penyidik Subdit III Unit I Tipidum Dan Unit Cyber Crime Mabes Polri, Sebagai Berikut: 1. Apakah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat, pintar, dan dapat berkembang seperti anak pada umumnya. Namun, tidak

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat, pintar, dan dapat berkembang seperti anak pada umumnya. Namun, tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak merupakan bagian dari keluarga, dimana sebagian besar kelahiran disambut bahagia oleh anggota keluarganya, setiap orang tua mengharapkan anak yang sehat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan dan pertumbuhan ekonomi yang sangat pesat membuat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan dan pertumbuhan ekonomi yang sangat pesat membuat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dan pertumbuhan ekonomi yang sangat pesat membuat banyak harga-harga kebutuhan rumah tangga, angkutan umum dan biaya rumah sakit semakin mahal,

Lebih terperinci

Bab 1 Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. Seseorang cenderung bekerja dengan penuh semangat apabila memperoleh kepuasan

Bab 1 Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. Seseorang cenderung bekerja dengan penuh semangat apabila memperoleh kepuasan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seseorang cenderung bekerja dengan penuh semangat apabila memperoleh kepuasan kerja (Hasibuan, 2003). Kepuasan kerja tercermin dari sikap karyawan terhadap pekerjaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sebagai profesi yang sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sebagai profesi yang sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kerja adalah aktivitas dasar manusia. Dengan bekerja, seseorang dapat mensosialisasikan dirinya dengan orang lain. Bekerja dalam suatu instansi pemerintah ataupun

Lebih terperinci

PENERIMAAN DIRI ORANG TUA TERHADAP ANAK YANG HAMIL DI LUAR NIKAH

PENERIMAAN DIRI ORANG TUA TERHADAP ANAK YANG HAMIL DI LUAR NIKAH PENERIMAAN DIRI ORANG TUA TERHADAP ANAK YANG HAMIL DI LUAR NIKAH Disusun Oleh Nama : Auliya Karimah NPM : 10507030 Pembimbing : Wahyu Rahardjo, S.Psi., M.si Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Dalam

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN 1. Dampak skizofrenia bagi keluarga sangatlah besar, ini menyebabkan seluruh keluarga ikut merasakan penderitaan tersebut. Jika keluarga tidak siap dengan hal ini,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kualitas yang melayani, sehingga masalah-masalah yang terkait dengan sumber

BAB I PENDAHULUAN. kualitas yang melayani, sehingga masalah-masalah yang terkait dengan sumber 1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Fungsi utama Rumah Sakit yakni melayani masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan. Seiring dengan berjalannya waktu dan semakin majunya teknologi kedokteran,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. diri dan lingkungan sekitarnya. Cara pandang individu dalam memandang dirinya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. diri dan lingkungan sekitarnya. Cara pandang individu dalam memandang dirinya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia banyak mengalami masalah-masalah kompleks dalam kehidupannya yang sebenarnya berasal dari diri sendiri, sehingga tanpa sadar manusia menciptakan mata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengajaran di perguruan tinggi maupun akademi. Tidak hanya sekedar gelar,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengajaran di perguruan tinggi maupun akademi. Tidak hanya sekedar gelar, digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mahasiswa merupakan sebutan bagi individu yang belajar atau mengikuti pengajaran di perguruan tinggi maupun akademi. Tidak hanya sekedar gelar,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan jiwa pada diri manusia dianggap penting demi terciptanya kepuasan kerja dalam sebuah keanggotaan. Indonesia secara normatif-konstitusional adalah negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada siswanya. Kerapkali guru tidak menyadari bahwa jebakan rutinitas seperti duduk, diam,

BAB I PENDAHULUAN. pada siswanya. Kerapkali guru tidak menyadari bahwa jebakan rutinitas seperti duduk, diam, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perilaku siswa tentu tidak bisa dipisahkan dari kebiasaan pembelajaran di sekolah, karena itu seorang guru harus peduli terhadap apa yang dialami serta perubahan

Lebih terperinci

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN 96 LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN Judul Penelitian : Hubungan Rotasi Kerja dan Burnout dengan Kepuasan Kerja Perawat Di Rumah Sakit Jiwa Prof. : DR. Muhammad Ildrem Medan Nama Peneliti

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Kekerasan maupun pembunuhan bukanlah hal yang asing lagi bagi masyarakat, sudah banyak tindak kriminalitas yang terjadi di jaman sekarang ini. Pelakunya pun tak hanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Persalinan adalah proses alami yang akan berlangsung dengan sendirinya, tetapi persalinan pada manusia setiap saat terancam penyulit yang membahayakan ibu maupun

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI A. BURNOUT

BAB II LANDASAN TEORI A. BURNOUT BAB II LANDASAN TEORI A. BURNOUT 1. Pengertian Burnout Burnout yaitu keadaan stress secara psikologis yang sangat ekstrem sehingga individu mengalami kelelahan emosional dan motivasi yang rendah untuk

Lebih terperinci

RANGKUMAN HASIL PENELUSURAN KONDISI PSIKOLOGIS ANAK BERISIKO MELAKUKAN AGRESIVITAS. Endang Ekowarni

RANGKUMAN HASIL PENELUSURAN KONDISI PSIKOLOGIS ANAK BERISIKO MELAKUKAN AGRESIVITAS. Endang Ekowarni RANGKUMAN HASIL PENELUSURAN KONDISI PSIKOLOGIS ANAK BERISIKO MELAKUKAN AGRESIVITAS Endang Ekowarni Data: Usia & Jenis Kelamin No Responden Usia Jenis Kelamin 15 th 16 th 17 th L P 1 Siswa SMK 2 5 4 10

Lebih terperinci

Subjek I T10 T11 T12

Subjek I T10 T11 T12 LAMPIRAN 43 Subjek I B1 B2 B3 T1 T2 T3 T4 T5 T6 T7 T8 T9 T10 T11 T12 F1 F2 F3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 1 2 2 2 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 2 1 2 2 3 2 2 3 2 2 1 1 0 3 3 3 3 2 3 3 2 2 1 2 2 2 1 1 1 1 0 2 2 2 2 3 2 2 3

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kemanusiaan dan menjadi contoh masyarakat. Seperti yang tercantum dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kemanusiaan dan menjadi contoh masyarakat. Seperti yang tercantum dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Polisi adalah suatu perantara umum sipil yang mengatur tata tertib dan hukum. Aparat kepolisian sebagai abdi negara harus menjunjung tinggi, nilai-nilai kemanusiaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan perjanjian (Hasibuan, 2007). Sedangkan menurut kamus besar bahasa

BAB I PENDAHULUAN. dengan perjanjian (Hasibuan, 2007). Sedangkan menurut kamus besar bahasa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karyawan adalah setiap orang yang bekerja dengan menjual tenaganya (fisik dan pikiran) kepada suatu perusahaan dan memperoleh balas jasa yang sesuai dengan perjanjian

Lebih terperinci

LAMPIRAN A-1 SKALA DEPRESI PADA REMAJA

LAMPIRAN A-1 SKALA DEPRESI PADA REMAJA LAMPIRAN A-1 SKALA DEPRESI PADA REMAJA A. IDENTITAS Kelas : B. PETUNJUK PENGISIAN SKALA 1. Bacalah pernyataan-pernyataan pada lembar berikut, kemudian kerjakan dengan sungguh-sungguh sesuai dengan keadaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk hidup senantiasa barada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan berakhir ketika individu memasuki masa dewasa awal, tetapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Presiden, kepolisian negara Republik Indonesia diharapkan memegang teguh nilai-nilai

BAB I PENDAHULUAN. Presiden, kepolisian negara Republik Indonesia diharapkan memegang teguh nilai-nilai BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Sebagai sebuah institusi negara yang berada secara langsung di bawah Presiden, kepolisian negara Republik Indonesia diharapkan memegang teguh nilai-nilai profesionalisme

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. aspek fisik maupun emosional. Keluhan tersebut akan menimbulkan upaya untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. aspek fisik maupun emosional. Keluhan tersebut akan menimbulkan upaya untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ketidakmampuan karyawan untuk memenuhi harapan dan tuntutan di tempat kerja akan mengakibatkan stres. Reaksi stres biasanya berisikan keluhan, baik dari aspek

Lebih terperinci

I.PENDAHULUAN. Fenomena yang aktual saat ini yang dialami negara-negara yang sedang

I.PENDAHULUAN. Fenomena yang aktual saat ini yang dialami negara-negara yang sedang I.PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fenomena yang aktual saat ini yang dialami negara-negara yang sedang berkembang maupun negara maju sekalipun yaitu pencapaian kemajuan di bidang ekonomi dan ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

STRATEGI COPING PERAWAT RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA ( Fenomena pada Perawat di RSJD Surakarta )

STRATEGI COPING PERAWAT RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA ( Fenomena pada Perawat di RSJD Surakarta ) STRATEGI COPING PERAWAT RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA ( Fenomena pada Perawat di RSJD Surakarta ) Skripsi Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mencapai derajat Sarjana S-1 Fakultas Psikologi

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESORT MATARAM STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PENYELIDIKAN DAN PENYIDIKAN TINDAK PIDANA UNIT PELAYANAN PEREMPUAN DAN ANAK (UNIT PPA)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 34 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Dalam penelitian ini, Peneliti menggunakan penelitian kuantitatif dengan metode Deskriptif. B. Identifikasi Variabel Variabel adalah objek yang menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang bersifat terang-terangan maupun secara sembunyi-sembunyi. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. yang bersifat terang-terangan maupun secara sembunyi-sembunyi. Dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada hakekatnya perjudian merupakan perbuatan yang bertentangan dengan norma agama, moral, kesusilaan maupun hukum, serta membahayakan bagi penghidupan dan kehidupan

Lebih terperinci

STANDART OPERATION PROCEDURE (SOP)

STANDART OPERATION PROCEDURE (SOP) KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARAN BARAT RESORT BIMA KOTA STANDART OPERATION PROCEDURE (SOP) Tentang PENYITAAN BARANG BUKTI TINDAK PIDANA NARKOBA POLRES BIMA KOTA Menimbang : Semakin

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa salah satu alat bukti yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Lebih dari 35 tahun yang lalu burnout menjadi isu yang. menarik ketika para peneliti Maslach dan Freudenberger mulai

BAB I PENDAHULUAN. Lebih dari 35 tahun yang lalu burnout menjadi isu yang. menarik ketika para peneliti Maslach dan Freudenberger mulai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lebih dari 35 tahun yang lalu burnout menjadi isu yang menarik ketika para peneliti Maslach dan Freudenberger mulai menulis tentang fenomena yang terus-menerus tidak

Lebih terperinci

8. Apakah Saudara merasa kesulitan dalam mengajar dan mendidik anak didik terkait dengan berbagai karakteristik khas yang dimiliki anak didik?

8. Apakah Saudara merasa kesulitan dalam mengajar dan mendidik anak didik terkait dengan berbagai karakteristik khas yang dimiliki anak didik? RAHASIA Lampiran 1 DATA PRIBADI 1. Usia : 2. Jenis kelamin : L / P 3. Latar belakang pendidikan : 4. Status marital : menikah/ belum menikah 5. Lokasi kerja : 6. Lama menjabat sebagai Guru SLB/C : 7. Tugas-tugas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah. Di era global seperti saat ini, sumber daya manusia (SDM) sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah. Di era global seperti saat ini, sumber daya manusia (SDM) sangat BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Di era global seperti saat ini, sumber daya manusia (SDM) sangat menentukan keberhasilan bisnis, maka selayaknya SDM tersebut dikelola sebaik mungkin. Kesuksesan

Lebih terperinci

MODUL PERKULIAHAN. Kesehatan Mental. Kesehatan Mental yang Berkaitan dengan Kesejahketaan Psikologis (Penyesuaian Diri)

MODUL PERKULIAHAN. Kesehatan Mental. Kesehatan Mental yang Berkaitan dengan Kesejahketaan Psikologis (Penyesuaian Diri) MODUL PERKULIAHAN Kesehatan Mental yang Berkaitan dengan Kesejahketaan Psikologis (Penyesuaian Diri) Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Psikologi Psikologi 03 MK61112 Aulia Kirana,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia adalah sebuah negara berkembang yang terbebas dari

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia adalah sebuah negara berkembang yang terbebas dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Negara Indonesia adalah sebuah negara berkembang yang terbebas dari penjajahan. Walaupun terbebas dari penjajahan, seluruh warga negara Indonesia harus tetap

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DISTRIBUSI II UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa salah satu alat

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa salah satu alat bukti yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengalami trauma sekunder tidak mengalami langsung kejadian. korban trauma. (Figley, McCann & Pearlman, dalam Motta 2008).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengalami trauma sekunder tidak mengalami langsung kejadian. korban trauma. (Figley, McCann & Pearlman, dalam Motta 2008). BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Secondary Traumatic Stress Istilah secondary traumatic stress mengacu pada pengalaman kondisi psikologis negatif yang biasanya dihasilkan dari hubungan yang intens dan dekat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Aktivitas bekerja memang tidak bisa terlepas dari kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Aktivitas bekerja memang tidak bisa terlepas dari kehidupan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aktivitas bekerja memang tidak bisa terlepas dari kehidupan manusia, ada orang yang bekerja untuk mencari uang, ada yang bekerja untuk mengisi waktu luang ada pula yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Krisis multi dimensi yang melanda masyarakat saat. ini telah mengakibatkan tekanan yang berat pada sebagian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Krisis multi dimensi yang melanda masyarakat saat. ini telah mengakibatkan tekanan yang berat pada sebagian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Krisis multi dimensi yang melanda masyarakat saat ini telah mengakibatkan tekanan yang berat pada sebagian besar masyarakat dunia pada umumnya dan Indonesia pada khususnya.

Lebih terperinci

Lampiran 1. Uji validitas dan reliabilitas. Hasil try out Penyesuaian diri

Lampiran 1. Uji validitas dan reliabilitas. Hasil try out Penyesuaian diri Lampiran 1 Uji validitas dan reliabilitas Hasil try out Penyesuaian diri No Uji Validitas Keterangan 1 0.382 Diterima 2 0.362 Diterima 3 0.232 Ditolak 4 0.411 Diterima 5 0.317 Diterima 6 0.324 Diterima

Lebih terperinci

dengan aparatnya demi tegaknya hukum, keadilan dan perlindungan harkat dan martabat manusia. Sejak berlakunya Undang-undang nomor 8 tahun 1981

dengan aparatnya demi tegaknya hukum, keadilan dan perlindungan harkat dan martabat manusia. Sejak berlakunya Undang-undang nomor 8 tahun 1981 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia adalah merupakan negara hukum yang demokratis berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945 bukan berdasarkan atas kekuasaan semata. Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia (POLRI) sangatlah penting. Kehadiran POLRI dirasakan

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia (POLRI) sangatlah penting. Kehadiran POLRI dirasakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada masa sekarang ini peran dan fungsi Kepolisian Negara Republik Indonesia (POLRI) sangatlah penting. Kehadiran POLRI dirasakan sangatlah penting dalam setiap sendi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan menjadi mahasiswa di suatu perguruan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. dengan menjadi mahasiswa di suatu perguruan tinggi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesuksesan merupakan tujuan paling mendasar dalam kehidupan individu, dan untuk mencapai kesuksesan tersebut banyak hal yang harus dilakukan oleh individu, salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Membentuk sebuah keluarga yang bahagia dan harmonis adalah impian

BAB I PENDAHULUAN. Membentuk sebuah keluarga yang bahagia dan harmonis adalah impian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Membentuk sebuah keluarga yang bahagia dan harmonis adalah impian setiap orang. Ketika menikah, tentunya orang berkeinginan untuk mempunyai sebuah keluarga yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lapangan pendidikan merupakan wilayah yang sangat luas. Ruang lingkupnya mencakup seluruh pengalaman dan pemikiran manusia tentang pendidikan. Setiap orang pernah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semua rumah sakit, salah satunya Rumah Sakit Umum Daerah Soreang. jabatan dilakukan pada bulan Maret tahun 1999.

BAB I PENDAHULUAN. semua rumah sakit, salah satunya Rumah Sakit Umum Daerah Soreang. jabatan dilakukan pada bulan Maret tahun 1999. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu pelayanan jasa yang diberikan kepada masyarakat adalah pelayanan di bidang kesehatan. Meningkatnya kesadaran masyarakat akan kesehatan. Dalam hal

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan bentuk penelitian kuantitatif dengan menggunakan teknik korelasional. Penelitian dengan teknik korelasional merupakan penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan fungsi yang luas sehingga harus memiliki sumberdaya, baik modal

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan fungsi yang luas sehingga harus memiliki sumberdaya, baik modal BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah sakit merupakan suatu institusi atau organisasi pelayanan kesehatan dengan fungsi yang luas dan menyeluruh, padat pakar dan padat modal. Rumah sakit melaksanakan

Lebih terperinci

LAMPIRAN A SKALA PENELITIAN A-1 SKALA PENELITIAN PENYESUAIAN SOSIAL A-2 SKALA PENELITIAN PENERIMAAN DIRI

LAMPIRAN A SKALA PENELITIAN A-1 SKALA PENELITIAN PENYESUAIAN SOSIAL A-2 SKALA PENELITIAN PENERIMAAN DIRI LAMPIRAN A SKALA PENELITIAN A-1 SKALA PENELITIAN PENYESUAIAN SOSIAL A-2 SKALA PENELITIAN PENERIMAAN DIRI 66 67 LAMPIRAN A-1 A-1 SKALA PENELITIAN PENYESUAIAN SOSIAL 68 Kepada yang terhormat Saudara Ditempat

Lebih terperinci

PENYUSUNAN SKALA PSIKOLOGIS KORBAN CYBER BULLYING. Dosen Pengampu: Prof. Dr. Edi Purwanta, M.Pd Dr. Ali Muhtadi, M.Pd

PENYUSUNAN SKALA PSIKOLOGIS KORBAN CYBER BULLYING. Dosen Pengampu: Prof. Dr. Edi Purwanta, M.Pd Dr. Ali Muhtadi, M.Pd PENYUSUNAN SKALA PSIKOLOGIS KORBAN CYBER BULLYING Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Instrumen dan Media Bimbingan Konseling Dosen Pengampu: Prof. Dr. Edi Purwanta, M.Pd Dr. Ali Muhtadi,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Burnout. menjadi sinis tentang karier mereka. Penjelasan umum tentang. pergaulan dan merasa berprestasi rendah.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Burnout. menjadi sinis tentang karier mereka. Penjelasan umum tentang. pergaulan dan merasa berprestasi rendah. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Pengertian Burnout A. Burnout Menurut Davis dan Newstrom (1985) pemadaman (burnout) adalah situasi dimana karyawan menderita kelelahan kronis, kebosanan, depresi, dan menarik

Lebih terperinci

LAMPIRAN A. Skala Penelitian (A-1) Beck Depression Inventory (A-2) Skala Penerimaan Teman Sebaya (A-3) Skala Komunikasi Orangtua-Anak

LAMPIRAN A. Skala Penelitian (A-1) Beck Depression Inventory (A-2) Skala Penerimaan Teman Sebaya (A-3) Skala Komunikasi Orangtua-Anak LAMPIRAN A Skala Penelitian (A-1) Beck Depression Inventory (A-2) Skala Penerimaan Teman Sebaya (A-3) Skala Komunikasi Orangtua-Anak LAMPIRAN A Skala Penelitian (A-1) Beck Depression Inventory No : Usia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan sesuatu yang sangat berharga bagi setiap manusia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan sesuatu yang sangat berharga bagi setiap manusia. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan sesuatu yang sangat berharga bagi setiap manusia. Manusia dapat menjalankan berbagai macam aktivitas hidup dengan baik bila memiliki kondisi kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dapat menyebabkan stres kerja pada perawat antara lain pola dan beban kerja,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dapat menyebabkan stres kerja pada perawat antara lain pola dan beban kerja, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai sebuah profesi, pekerjaan menjadi perawat mempunyai resiko yang cukup tinggi untuk mengalami stres di rumah sakit. Beberapa faktor yang dapat menyebabkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Burnout pada guru telah didefinisikan sebagai respon terhadap kesulitan

BAB I PENDAHULUAN. Burnout pada guru telah didefinisikan sebagai respon terhadap kesulitan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Burnout pada guru telah didefinisikan sebagai respon terhadap kesulitan menghadapi stres kerja pada guru (Cherniss, 1980). Lebih lanjut Cherniss (1980) mengatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mahasiswa merupakan sebutan bagi seseorang yang sedang menempuh perguruan tinggi. Masa perguruan tinggi dengan masa SMA sangatlah berbeda, saat duduk dibangku perguruan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang Mengingat : a. bahwa salah satu alat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Kekuatan mutlak untuk mempertahankan sebuah negara adalah kekuatan militer, Kepolisian Negara Republik Indonesia (POLRI) merupakan bagian dari birokrasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. yang lain untuk dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhannya, baik kebutuhan secara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. yang lain untuk dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhannya, baik kebutuhan secara 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Dalam kehidupan sehari-hari, manusia sebagai mahkluk sosial selalu berhubungan dengan orang lain karena pada dasarnya manusia tercipta sebagai mahluk sosial,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 47 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tipe Penelitian Peneliti menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah suatu pendekatan yang juga disebut pendekatan investigasi karena

Lebih terperinci

PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN

PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN Hasil PANJA 12 Juli 2006 Dokumentasi KOALISI PERLINDUNGAN SAKSI Hasil Tim perumus PANJA, santika 12 Juli

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. serasi, selaras dan seimbang. Pembinaan dan perlindungan anak ini tak

BAB I PENDAHULUAN. serasi, selaras dan seimbang. Pembinaan dan perlindungan anak ini tak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap anak memerlukan pembinaan dan perlidungan dalam rangka menjamin pertumbuhan dan perkembangan fisik, mental dan sosial secara utuh, serasi, selaras dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Psikologi dalam sebuah organisasi memberikan peranan penting pada

BAB 1 PENDAHULUAN. Psikologi dalam sebuah organisasi memberikan peranan penting pada BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Psikologi dalam sebuah organisasi memberikan peranan penting pada area-area seperti pengembangan SDM (Losyk, 2005:65). Dalam sebuah perusahaan permasalahan psikologi

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN (yang telah disahkan dalam Rapat Paripurna DPR tanggal 18 Juli 2006) RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tinggi di Universitas, Perguruan tinggi, Institut, maupun Akademik yang

BAB I PENDAHULUAN. tinggi di Universitas, Perguruan tinggi, Institut, maupun Akademik yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mahasiswa adalah sebutan bagi orang yang mengenyam pendidikan tinggi di Universitas, Perguruan tinggi, Institut, maupun Akademik yang memiliki status negeri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kecelakaan lalu lintas merupakan fenomena yang sering terjadi, hal ini disebabkan oleh kecenderungan para pengemudi angkutan umum maupun kendaraan pribadi untuk mengambil

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 133 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Setelah melakukan penelitian, maka penulis mengambil kesimpulan dari data dan fakta yang ada, dan memberikan saran sebagai pertimbangan dan masukan kepada pihak-pihak yang

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) TATA CARA PENGELOLAAN BARANG BUKTI DI LINGKUNGAN DIREKTORAT RESESRE NARKOBA KEPOLISIAN DAERAH NUSA TENGGARA BARAT

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) TATA CARA PENGELOLAAN BARANG BUKTI DI LINGKUNGAN DIREKTORAT RESESRE NARKOBA KEPOLISIAN DAERAH NUSA TENGGARA BARAT KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT DIREKTORAT RESERSE NARKOBA STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) TATA CARA PENGELOLAAN BARANG BUKTI DI LINGKUNGAN DIREKTORAT RESESRE NARKOBA

Lebih terperinci

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN Oleh DANIEL ARNOP HUTAPEA, S.Pd Materi Ke-2 Mencermati Peradilan di Indonesia

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN Oleh DANIEL ARNOP HUTAPEA, S.Pd Materi Ke-2 Mencermati Peradilan di Indonesia PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN Oleh DANIEL ARNOP HUTAPEA, S.Pd Materi Ke-2 Mencermati Peradilan di Indonesia PENGERTIAN PERADILAN Peradilan adalah suatu proses yang dijalankan di pengadilan yang

Lebih terperinci

Bab 5. Simpulan, Diskusi dan Saran

Bab 5. Simpulan, Diskusi dan Saran Bab 5 Simpulan, Diskusi dan Saran 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil analisa data serta pengujian hipotesis yang telah dilakukan oleh peneliti pada bab sebelumnya, maka kesimpulan yang dapat diambil dari hasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkan sangat berpengaruh pada minat konsumen untuk memilih dan

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkan sangat berpengaruh pada minat konsumen untuk memilih dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada suatu organisasi atau perusahaan kualitas produk yang dihasilkan sangat berpengaruh pada minat konsumen untuk memilih dan menggunakan produk tersebut. Salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan sehari-hari, manusia tidak terlepas dari hadirnya tekanan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan sehari-hari, manusia tidak terlepas dari hadirnya tekanan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari, manusia tidak terlepas dari hadirnya tekanan atau biasa disebut dengan stres, stres bisa hadir dalam keluarga, lingkungan sosial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada hakikatnya manusia pasti mengalami proses perkembangan baik dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada hakikatnya manusia pasti mengalami proses perkembangan baik dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada hakikatnya manusia pasti mengalami proses perkembangan baik dari segi fisik maupun psikologis. Manusia mengalami perkembangan sejak bayi, masa kanak- kanak,

Lebih terperinci

KEPRIBADIAN TANGGUH PADA SISWA KORBAN KEKERASAN TEMAN SEBAYA

KEPRIBADIAN TANGGUH PADA SISWA KORBAN KEKERASAN TEMAN SEBAYA KEPRIBADIAN TANGGUH PADA SISWA KORBAN KEKERASAN TEMAN SEBAYA ABSTRAKSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Mencapai Derajat Sarjana-S1 Bidang Psikologi dan Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Teori yang mendukung penelitian ini adalah role theory (teori peran) yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Teori yang mendukung penelitian ini adalah role theory (teori peran) yang BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Role Theory (Teori Peran) Teori yang mendukung penelitian ini adalah role theory (teori peran) yang dikemukakan oleh Kahn dkk. (1964). Teori Peran menekankan

Lebih terperinci

STANDART OPERATION PROCEDURE (SOP)

STANDART OPERATION PROCEDURE (SOP) KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARAN BARAT RESOR BIMA KOTA STANDART OPERATION PROCEDURE (SOP) Tentang PENGGELEDAHAN TINDAK PIDANA NARKOBA POLRES BIMA KOTA Menimbang : Semakin berkembangnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia segala sesuatu atau seluruh aspek kehidupan diselenggarakan

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia segala sesuatu atau seluruh aspek kehidupan diselenggarakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Negara Indonesia adalah Negara Hukum ditegaskan dalam Pasal 1 ayat (3) UUD 1945 setelah perubahan ketiga. Hal ini berarti bahwa di dalam negara Republik

Lebih terperinci