BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Logo PT Indonesia Power. Sumber:
|
|
- Surya Sasmita
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum PT Indonesia Power Profil Sejarah PT Indonesia Power berawal dari dibentuknya PT Pembangkitan Jawa Bali I (PT PJB I) yang merupakan anak perusahaan PT PLN (Persero) pada tahun PT PJB I mempunyai organisasi sendiri dengan tugas mengelola delapan Unit Pembangkit, masing-masing Suralaya, Saguling, Mrica, Priok, Perak dan Grati, Bali, Semarang, Kamojang, dan satu Unit Bisnis Jasa Pemeliharaan. PT PJB I kemudian berganti nama menjadi PT Indonesia Power pada tanggal 3 Oktober Perubahan nama tersebut mengukuhkan penetapan tujuan perusahaan untuk sepenuhnya berorientasi pada bisnis dan mengantisipasi kecenderungan pasar yang senantiasa berkembang. Dalam kurun waktu belasan tahun, PT Indonesa Power telah berkembang dengan cepat melalui kinerja usaha yang meyakinkan. PT Indonesia Power memiliki logo seperti yang terlihat pada gambar 1.1 berikut: Gambar 1.1 Logo PT Indonesia Power Sumber: PT Indonesia Power kini mengoperasikan delapan Unit Bisinis Pembangkitan (UBP) yang tersebar di UBH (Unit Bisnis Pemeliharaan) lokasi-lokasi strategis Jawa-Bali dan Unit Bisnis Jasa Pemeliharaan (UBJP) dengan total kapasitas terpasang sebesar MW dari 133 unit pembangkit listriknya. Selanjutnya PT Indonesia Power mengembangkan sayap dengan pendirian subsidiaries yaitu PT Cogindo Daya Bersama (CDB) pada tahun 1997 untuk mendukung usaha pembangkitan, outsourcing, dan kajian energi, serta PT Artha Daya Coalindo (ADC) pada tahun 1998 yang bergerak di bidang manajemen dan perdagangan batubara serta bahan bakar lainnya, PT Indo Pusaka Berau (IPB) dengan kegiatan usaha penyediaan listrik dari produksi PLTU Lati di Kalimantan Timur, PT Indo Ridlatama Power yang bergerak di usaha minyak dan gas, PT Perta Daya Gas yang merupakan anak usaha gabungan antara PT Pertamina Gas dan PT Indonesia Power (dengan kepemilikan saham 35%) yang bergerak di bidang energi dan gas, dan yang terakhir adalah PT Rekadaya Elektrika yang mengerjakan proyek rekayasa dan EPC bidang kelistrikan yang juga merupakan usaha patungan PT Indonesia Power dengan beberapa perusahaan lain. 1
2 Sebagai perusahaan terbesar di bidang pembangkitan tenaga listrik di Indonesia, PT Indonesia Power siap memasuki era pertumbuhan baru seiring prospek bisnis yang menjanjikan dan penuh tantangan di masa depan (Sumber: Visi, Misi, Tujuan, dan Budaya Perusahaan A. Visi Menjadi perusahaan publik dengan kinerja kelas dunia dan bersahabat dengan lingkungan. B. Misi Melakukan usaha dalam bidang ketenagalistrikan dan mengembangkan usaha-usaha lainnya yang berkaitan berdasarkan kaidah industri dan niaga yang sehat, guna menjamin keberadaan dan pengembangan perusahaan dalam jangka panjang. C. Tujuan 1. Menciptakan mekanisme peningkatan efisiensi yang terus-menerus dalam penggunaan sumber daya perusahaan. 2. Meningkatkan pertumbuhan perusahaan secara berkesinambungan dengan bertumpu pada usaha penyediaan tenaga listrik dan sarana penunjang yang berorientasi pada permintaan pasar yang berwawasan lingkungan. 3. Menciptakan kemampuan dan peluang untuk memperoleh pendanaan dari berbagai sumber yang saling menguntungkan. 4. Mengoperasikan pembangkit tenaga listrik secara kompetitif serta mencapai standar kelas dunia dalam hal keamanan, keandalan, efisiensi, maupun kelestarian lingkungan. 5. Mengembangkan budaya perusahaan yang sehat di atas saling menghargai antar karyawan dan mitra kerja, serta mendorong terus kekokohan integritas pribadi dan profesionalisme. D. Budaya Perusahaan Budaya perusahaan PT Indonesia Power disebut sebagai Indonesia Power Way yang terdiri dari tiga aspek utama, yaitu: 1. The Way We Think Merupakan Tata Nilai Perusahaan yang melandasi pegawai dan perusahaan dalam bekerja dan berbisnis. Tata Nilai terdiri atas Integritas, Profesional, Harmoni, Pelayanan Prima, Peduli, Pembelajar, dan Inovatif, yang disingkat menjadi IP-HaPPPI. 2. The Way We Act Merupakan cara pegawai berperilaku dan bekerja yang dilandasi oleh Tata Nilai Perusahaan. The Way We Act terdiri atas proaktif dan pantang menyerah, saling percaya 2
3 dan bekerja sama, fokus pada perbaikan proses dan hasil, fokus pada pelanggan, serta mengutamakan safety & green. 3. The Way We Do Busniness Merupakan cara perusahaan dalam mengelola bisnisnya yang dilandasi oleh Tata Nilai Perusahaan yang terdiri dari leadership excellence, business process excellence, learning organization, customer & supplier relationship, dan stakeholder & socal responsibility. (Sumber: Struktur Organisasi PT Indonesia Power Struktur organisasi PT Indonesia Power menunjukkan kerangka dan susunan perwujudan pola tetap hubungan-hubungan diantara fungsi-fungsi, bagian-bagian, atau posisi-posisi, maupun orangorang yang menunjukkan kedudukan, tugas, wewenang, dan tanggung jawab yang berbeda dalam organisasi. PT Indonesia Power dipimpin oleh seorang Direktur Utama dengan dibantu oleh empat Direktur (Direktur Pengembangan Niaga, Direktur Produksi, Direktur Keuangan, dan Direktur Sumber Daya Manusia), Satuan Audit Internal, dan Sekertaris Perusahaan. Setiap Direktur membawahi berbagai divisi sesuai dengan bidangnya masing-masing. Unit-unit pembangkit yang dikelola oleh PT Indonesia Power sendiri juga termasuk di dalam struktur organisasi PT Indonesia Power. Namun, dalam penelitian kali ini hanya menggunakan kantor pusat PT Indonesia Power saja sebagai objek penelitiannya. Struktur organisasi di kantor pusat PT Indonesia Power sebagai dalam gambar 1.2 berikut: 3
4 Gambar 1.2 Struktur Organisasi PT Indonesia Power Pusat Sumber: Latar Belakang Penelitian Globalisasi menyebabkan semakin ketatnya persaingan antar perusahaan dalam memperebutkan pasar. Hal ini tentu saja mendorong perusahaan-perusahaan untuk memenangkan persaingan dengan mencari alat dalam penciptaan nilai untuk memperluas pasar, menjaga keunggulan kompetitif yang berkelanjutan (competitive sustainability), dan mempertahankan keberlangsungan hidup. Alat yang saat ini sering digunakan oleh perusahaan dalam rangka penciptaan nilai tersebut adalah Knowledge Management (KM) (Widyanigdyah, 2008:114). 4
5 Kajian tentang KM mulai mengemuka sejak tahun 1990-an yang diprakarsai oleh para praktisi bisnis. Salah satu yang mendorong mereka untuk melakukan kajian mengenai hal tersebut karena disadari bahwa aspek pengetahuan merupakan modal penting yang tidak bisa diabaikan di era globalisasi ini. Saat ini, paradigma mengenai modal mulai berkembang. Dahulu modal hanya berkisar pada modal finanisal, infrastruktur, dan pada entitas-entitas benda lainnya. Kini modal intelektual disadari merupakan modal yang sangat penting yang dapat mendongkrak nilai tambah suatu perusahaan (Indriyati, 2009:1). Pendapat lain mengenai pentingnya pengetahuan dalam perusahaan, dikemukakan oleh beberapa pakar seperti Drucker dalam Nawawi (2012:11) yang berargumen bahwa pengetahuan telah menjadi sumber daya yang paling berguna dalam dunia bisnis saat ini. Toffler dalam Nawawi (2012:11) mengklaim bahwa pengetahuan adalah sumber kekuasaan yang paling berkualitas dan kunci pergeseran kekuasaan ke depan. Pengetahuan menjadi sumber daya yang penting bagi daya saing perusahaan. Pengetahuan juga berperan sebagai basis untuk melahirkan inovasi, meningkatkan respon aktivitas terhadap kebutuhan pelanggan dan stakeholder, serta meningkatkan produktivitas dan kompetensi karyawan yang telah diberi tugas dan tanggung jawab (Nawawi, 2012:11). Sejak dipopulerkan, manajemen pengetahuan kini sering dibicarakan di kalangan akademisi dan praktisi manajemen. Perusahaan-perusahaan terkemuka di dunia melakukan investasi besar-besaran untuk sistem manajemen pengetahuan, bahkan mempekerjakan banyak professional secara purna waktu di sebuah pusat pengembangan yang dipimpin oleh seorang Knowledge Executive dengan nama jabatan Chief Knowledge Officer (CKO) atau Chief Knowledge Architect (CKA) (Nawawi, 2012:1). Menurut Yudhianto dan Kartawijaya (2008:219), KM diyakini merupakan salah satu cara bagi perusahaan untuk meningkatkan kemampuan bersaing dengan memanfaatkan berbagai sumber daya perusahaan termasuk pengetahuan yang eksplisit atau explicit knowledge maupun pengetahuan yang tersembunyi atau tacit knowledge. Hal tersebut juga dibuktikan oleh Nonaka dan Takeuchi dalam Nawawi (2012:1) yang mengatakan bahwa kemajuan perusahaan di Jepang ditentukan oleh keterampilan dan kepakaran mereka dalam mengelola dan menciptakan pengetahuan dalam organisasi (organizational knowledge creation). Kini, bukan hanya perusahaan di Jepang dan perusahaan yang terkemuka di dunia saja yang menyadari pentingnya pengetahuan sebagai aset, namun perusahaan-perusahaan di Indonesia pun telah menyadarinya dan melakukan pengelolaan terhadap aset pengetahuan tersebut. Salah satu perusahaan di Indonesia yang telah melakukan knowledge management adalah PT Indonesia Power. Melihat pendapat-pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa manajemen pengetahuan menjadi suatu hal yang sangat penting bagi perusahaan bukan hanya untuk sekedar maju, namun juga menjadi yang terbaik dan berkelanjutan. Oleh karena itu, sangat penting bagi perusahaan untuk mencapai kesuksesan dalam mengimplementasikan manajemen pengetahuan tersebut. Kesuksesan dalam implementasi manajemen pengetahuan didasarkan pada aktivitas-aktivitas yang terjadi dalam 5
6 manajemen pengetahuan tersebut. Aktivitas yang terjadi dalam manajemen pengetahuan secara umum seperti adanya acquiring, sharing, dan storing (Susanty & Wood, 2011:159). Menurut Park et al. dalam Gagne (2009:1) kesuksesan dalam mengimplementasikan sistem manajemen pengetahuan didasarkan pada perilaku karyawan, terutama dalam kegiatan berbagi pengetahuan di antara para karyawan tersebut atau knowledge sharing. Senada dengan Park et al., Tobing dalam Nawawi (2012:168) menyatakan bahwa inti dari manajemen pengetahuan adalah proses knowledge sharing, karena melalui knowledge sharing terjadi peningkatan value dari knowledge yang dimiliki oleh perusahaan. Knowledge sharing menjadi kian penting sebagai inti dari keberhasilan manajemen pengetahuan karena tanpa sharing maka proses pembelajaran yang merupakan proses penambahan pengetahuan (akuisisi pengetahuan) akan terhambat. Dalam sebuah artikel di Majalah Indonesia Power edisi 3 (2008:19), PT Indonesia Power telah melakukan sosialisasi untuk implementasi knowledge management sejak tahun Program knowledge management di PT Indonesia Power kemudian akhirnya diakui keunggulannya secara nasional dan profesional melalui ajang penghargaan Indonesia MAKE (Most Admired Knowledge Enterprise) Award Di ajang tersebut, PT Indonesia Power berhasil menjadi salah satu pemenang. PT Indonesia Power memahami pentingnya knowledge management sebagai program yang mampu membantu pertumbuhan dan perbaikan dalam tubuh perusahaan. Pemahaman tersebut mendorong Indonesia Power menetapkan knowledge management sebagai salah satu program strategis jangka panjang perusahaan untuk periode tahun 2010 sampai dengan tahun 2015 (Sumber: Program knowledge sharing atau biasa dikenal dengan nama cafe berbagi, juga telah menjadi inti dari knowledge management di PT Indonesia Power. Knoweldge sharing dilakukan untuk menciptakan best practice, penciptaan inovasi baru baik dari segi produk, layanan, maupun proses kerja yang dapat meningkatkan kehandalan perusahaan dan kinerja dari karyawan. Lebih lanjut, dari best practice dan inovasi yang dihasilkan, maka diharapkan akan ada perbaikan yang berkelanjutan di PT Indonesia Power (Manual Panduan Pelaksanaan Kegiatan KM IP, 2011:7). Pentingnya kegiatan knowledge sharing sebagai inti dari knowledge management terkadang masih mengalami beberapa hambatan dalam pelaksanaannya. Hambatan tersebut salah satunya datang dari diri karyawan itu sendiri. Uriarte (2008:1) mengatakan bahwa paradigma yang masih sering muncul dalam diri karyawan adalah bahwa pengetahuan itu merupakan kekuatan bagi diri mereka. Hal tersebut membuat karyawan menyimpan sendiri pengetahuannya sehingga mereka dapat menjadi aset bagi perusahaan. Faktanya adalah seseorang yang melakukan knowledge sharing tidak akan kehilangan knowledge yang dimilikinya, tetapi justru melipatgandakan nilai dari knowledge tersebut, apabila sudah dimiliki dan dimanfaatkan oleh banyak orang (Tobing, 2007:137). Permasalahan tersebut ternyata juga dihadapi PT Indonesia Power, secara khusus pada pelaksanaan knowledge sharing di kantor pusat PT Indonesia Power di mana penulis melakukan penelitian. Berdasarkan wawancara penulis dengan pelaksana senior administrasi diklat kantor pusat 6
7 PT Indonesia Power, Sigit Cahyo Nugroho, pada 17 Mei 2013, diketahui bahwa pelaksanaan knowledge sharing oleh karyawan kantor pusat PT Indonesia Power masih di bawah 50% dari yang diharapkan oleh perusahaan, seperti yang ditunjukkan oleh persentase rata-rata kehadiran karyawan dalam kegiatan knowledge sharing pada tabel 1.1 berikut: Tabel 1.1 Tingkat Kehadiran Knowledge Sharing Karyawan Kantor Pusat PT Indonesia Power Periode Semester-1 Semester-2 Semester-1 Bulan Januari-Juni Juli-Desember Januari-Juni Rata-Rata Kehadiran Karyawan 39,47% 41,82% 42,67% Sumber: PT Indonesia Power, November 2013 Data pada tabel 1.1 menunjukkan bahwa dalam 3 periode dari tahun , tingkat kehadiran karyawan kantor pusat PT Indonesia Power dalam kegiatan knowledge sharing persentasenya masih di bawah 50%. Kendalanya adalah kurangnya kesadaran dari karyawan mengenai pentingnya sharing dan mindset karyawan yang masih berpikir bahwa ketika mereka melakukan sharing maka pekerjaan mereka nantinya dapat diambil orang lain. Hal yang perlu diingat oleh perusahaan adalah bahwa hampir 50% pengetahuan tersimpan dalam otak manusia, atau karyawan di perusahaan itu sendiri seperti yang terlihat pada gambar 1.3 berikut: Gambar 1.3 Primary Repositories of an Organization s Knowledge Sumber: The Delphi Group, Inc (dalam Uriarte, 2008:9) Data tersebut menunjukkan bahwa pendekatan-pendekatan yang bersifat people centered dalam melaksanakan knowledge sharing tidak hanya sekedar perlu, tetapi sudah menjadi keharusan untuk dilakukan. Perusahaan haruslah memberikan perhatian khusus kepada karyawannya agar mereka 7
8 melakukan knowledge sharing sehingga pengetahuan yang dimiliki karyawan dapat bertambah nilainya dan dapat menjadi knowledge baru yang akan bermanfaat bagi perusahaan. Untuk mendorong kegiatan sharing pada karyawan, maka perusahaan dapat memberikan insentif kepada kontributor dan calon kontributor. Berbagai penelitian menegaskan bahwa reward merupakan sesuatu yang diperlukan untuk menciptakan proses sharing. Reward tersebut dapat berupa reward yang eksplisit, berupa penghargaan langsung yang bersifat fnansial maupun nonfinansial. Selain reward eksplisit, reward implisit yang berupa rasa aman juga dapat mendorong bahkan menjadi prasyarat untuk sharing (Nawawi, 2012:171). Itu artinya bahwa karyawan dalam melakukan knowledge sharing dapat di motivasi secara intrinsik dan secara ekstrinsik. Uriarte (2008:24) juga mengatakan bahwa motivasi memberikan dorongan kepada individu, dalam hal ini karyawan, untuk melakukan knowledge sharing dan karyawan dapat dimotivasi secara intrinsik juga ekstrinsik. Motivasi intrinsik timbul dari dalam diri individu di mana hal ini berhubungan dengan konten dari pekerjaan, tujuan organisasi dan penyelarasannya dengan tujuan dari individu itu sendiri. Sedangkan motivasi ekstrinsik dapat dicapai melalui praktek manajemen sumber daya manusia seperti kompensasi finansial dan promosi. Berbagai penelitian empiris telah dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor apa yang dapat mendorong karyawan melakukan knowledge sharing. Penelitian kuantitatif yang dilakukan oleh Burgess (2005:333) menunjukkan hasil bahwa karyawan yang merasakan manfaat yang lebih besar dari reward yang diberikan oleh perusahaan, akan menghabiskan waktu lebih banyak untuk melakukan kegiatan knowledge sharing melampaui rekan-rekan mereka yang merasakan manfaat yang lebih sedikit dari reward organisasi. Hasil yang berbeda diperoleh dari penelitian yang dilakukan oleh Tampoe (1996) dan Scott & Walker (1995), di mana penelitian mereka menunjukkan bahwa karyawan melakukan knowledge sharing bukanlah karena uang atau meningkatkan hubungan dengan relasi, namun mereka terdorong melakukan knowledge sharing karena kebutuhan aktualisasi diri (Hendriks, 1999:95). Itu artinya, karyawan tidak hanya terdorong oleh faktor ekstrinsik (dari perusahaan), namun juga dapat terdorong oleh faktor intrinsik (dari dalam diri karyawan itu sendiri) Beberapa perusahaan global yang sudah terkenal sebagai pemimpin dalam dunia knowledge management, juga telah menerapkan beberapa strategi motivasi untuk mendorong karyawannya agar melakukan knowledge sharing, seperti perusahaan Ernest and Young dan McKinsey melakukan evaluasi kinerja terhadap konsultan mereka salah satunya penilaian terhadap pengetahuan yang pernah mereka kontribusikan. Strategi lain dilakukan oleh Buckman Laboratories dengan menciptakan sebuah event untuk mencari 150 orang knowledge sharers yang kemudian akan dihadiahkan laptop/komputer dan company trip (Burgess, 2005:327). Sama seperti yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan tersebut, manajemen PT Indonesia Power juga telah menerapkan program motivasi untuk mendorong karyawannya agar melakukan sharing. Perusahaan mendorong karyawannya untuk melakukan knowledge sharing dengan memberikan bonus finansial kepada karyawan yang melakukan knowledge sharing. Namun pada 8
9 kenyatannya, walaupun PT Indonesia Power telah memotivasi karyawannya dengan memberikan reward berupa bonus, namun pelaksanaan knowledge sharing masih jauh dari harapan perusahaan. Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis tertarik untuk meneliti pengaruh dari faktor-faktor intrinsik dan ekstrinsik tersebut bagi pelaksanaan knowledge sharing di kantor pusat PT Indonesia Power. Penulis mengambil judul Pengaruh Motivasi Intrinsik dan Ekstrinsik terhadap Knowledge Sharing di PT Indonesia Power Pusat untuk penelitian ini. 1.3 Perumusan Masalah 1. Bagaimana motivasi intrinsik di kantor pusat PT Indonesia Power? 2. Bagaimana motivasi ekstrinsik di kantor pusat PT Indonesia Power? 3. Bagaimana pengaruh motivasi intrinsik dan ekstrinsik terhadap kegiatan knowledge sharing di kantor pusat PT Indonesia Power? 1.4 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah penelitian yang telah disebutkan sebelumnya, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1. Motivasi intrinsik di kantor pusat PT Indonesia Power. 2. Motivasi ekstrinsik di kantor pusat PT Indonesia Power. 3. Pengaruh motivasi intrinsik dan ekstrinsik terhadap kegiatan knowledge sharing di kantor pusat PT Indonesia Power. 1.5 Kegunaan Penelitian 1. Kegunaan Teoritis Hasil dari penelitian ini diharapkan mampu menambah pengetahuan penulis dalam mempraktikan teori-teori yang telah didapatkan dan penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi penelitian selanjutnya terutama yang berkaitan dengan pengaruh motivasi intrinsik dan ekstrinsik terhadap kegiatan knowledge sharing. 2. Kegunaan Praktis Penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi, pertimbangan, dan masukan dalam menghadapi masalah-masalah yang berhubungan dengan motivasi karyawan dalam melakukan knowledge sharing, sehingga kantor pusat PT Indonesia Power dapat lebih meningkatkan kesuksesan implementasi kegiatan knowledge sharing nya, serta diharapkan dapat dijadikan sebagai referensi untuk menambah pengetahuan bagi pihak yang ingin mempelajari studi ini. 9
10 1.6 Sistematika Penulisan Dalam penelitian ini, sistematika penulisan yang digunakan adalah sebagai berikut: BAB I: Pendahuluan Bab pertama berisi tentang gambaran umum objek penelitian, latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan sistematika penulisan penelitian. BAB II: Tinjauan Pustaka dan Lingkup Penelitian Bab kedua membahas tinjauan tentang beberapa teori perilaku organisasi, teori motivasi, teori knowledge management, dan teori knowledge sharing. Bab kedua ini juga berisi pembahasan mengenai penelitian-penelitian sebelumnya yang pernah membahas mengenai permasalahan yang sama dengan penelitian ini dan menyajikan kerangka pemikiran, hipotesis, serta ruang lingkup penelitian. BAB III: Metode Penelitian Bab ketiga memuat tentang jenis penelitian yang digunakan, operasional variabel dan skala pengukuran, metode pengumpulan data, populasi dan sampel, analisis data, dan pengujian hipotesis. BAB IV: Hasil Penelitian dan Pembahasan Bab keempat ini didalamnya disajikan karakteristik responden, hasil penelitian, dan pembahasan hasil penelitian. BAB V: Kesimpulan dan Saran Bab kelima merupakan bab penutup yang berisi uraian simpulan dari hasil penelitian dan saransaran. 10
BAB IV HASIL PENELITIAN, PEMBAHASAN, DAN PEMECAHAN MASALAH. sepenuhnya dimiliki oleh PT PLN (Persero). PT Indonesia power (selanjutnya disebut
BAB IV HASIL PENELITIAN, PEMBAHASAN, DAN PEMECAHAN MASALAH 4.1 Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Sejarah Organisasi PT Indonesia power merupakan salah satu Anak Perusahaan yang sepenuhnya dimiliki oleh PT
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Profil Perusahaan Pada 1992 Pemerintah Indonesia mengeluarkan deregulasi sector ketenagalistrikan. Proses ini berawal dengan diterbitkannya Keputusan Presiden
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam era globalisasi telah meningkatkan persaingan dan memicu perkembangan di segala bidang. Kondisi ini mengakibatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sejarah PT. LAPI Divusi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Sejarah PT. LAPI Divusi PT. LAPI Divusi adalah perusahaan konsultasi teknologi informasi yang dibentuk sebagai tim professional di bawah ITB (Institut
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. PT. PLN Pembangkitan Tenaga Lisrik Jawa Bali I (PT. PLN PJB I) dan pada
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 1.1 Sejarah Singkat PT. Indonesia Power PT. INDONESIA POWER adalah salah satu anak perusahaan listrik milik PT. PLN (Persero) yang didirikan pada tanggal 03 Oktober 1995
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. globalisasi dan perkembangan teknologi informasi mengharuskan para pelaku
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perubahan yang terjadi dalam dunia bisnis sebagai akibat dari efek globalisasi dan perkembangan teknologi informasi mengharuskan para pelaku bisnis menemukan
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring berkembangnya pengetahuan dan teknologi menyebabkan perusahaan harus terus mengembangkan kemampuan yang dimiliki agar dapat meningkatkan keunggulan kompetitif.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi saat ini, banyak sekali kemajuan dan perubahan yang terjadi dengan ditandainya perubahan pola pikir masyarakat, kemajuan teknologi, dan perubahan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah PT. Indonesia Power Pada awal tahun 1990-an, Pemerintah Indonesia mempertimbangkan perlunya deregulasi pada sektor ketenagalistrikkan. Langkah ke arah deregulasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Lingkungan bisnis pada saat ini tumbuh dan berkembang secara drastis
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lingkungan bisnis pada saat ini tumbuh dan berkembang secara drastis dan sangat dinamis dan karena perkembangan tersebut diperlukan sistem manajemen yang efektif dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadi sangat penting bagi kunci sukses sebuah organisasi. Pengetahuan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peran pengetahuan pada era globalisasi dan teknologi seperti sekarang ini menjadi sangat penting bagi kunci sukses sebuah organisasi. Pengetahuan merupakan aset berharga
Lebih terperinciBAB III SOLUSI BISNIS
BAB III SOLUSI BISNIS Untuk membantu perusahaan dalam mempersiapkan diri mengimplementasikan MBCfPE di dalam organisasi, maka penulis mencoba untuk membuat suatu model yang bertujuan: - Mengidentifikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. cepat, untuk itu para pelaku usaha harus mampu menyesuaikan diri dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Globalisasi saat ini menyebabkan perubahan lingkungan bisnis yang sangat cepat, untuk itu para pelaku usaha harus mampu menyesuaikan diri dengan perubahan
Lebih terperinciBAB I TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
1 BAB I TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 1.1 LATAR BELAKANG Kebutuhan masyarakat akan energi listrik dari waktu ke waktu mengalami peningkatan seiring dengan perkembangan zaman. Hal ini dipengaruhi oleh permintaan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. investasi ini, keberhasilan dan kegagalan suatu perusahan tidak dapat diukur
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengukuran kinerja perusahaan bertujuan untuk mengetahui sejauh mana perkembangan perusahaan tersebut telah tercapai. Pengetahuan mengenai kondisi yang terjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk lebih meningkatkan dan mengembangkan kegiatan bisnisnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Era globalisasi dan perdangangan bebas telah terjadi dan setiap negara harus siap dengan adanya persaingan di dunia bisnis yang kian kompetitif. Meningkatnya persaingan
Lebih terperinciBAB II PROFIL ORGANISASI
BAB II PROFIL ORGANISASI 2.1 Sejarah Umum PT. PLN (Persero) Udiklat Semarang (Transmission and Live Maintenance Academy) merupakan salah satu unit Pendidikan dan Pelatihan bagi Pegawai PLN, maka dengan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. antar perusahaan semakin meningkat, sehingga setiap perusahaan dituntut
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era globalisasi saat ini, intensitas kompetisi dan persaingan ketat antar perusahaan semakin meningkat, sehingga setiap perusahaan dituntut meningkatkan kompetensinya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Era globalisasi diwarnai dengan meningkatnya informasi dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Peningkatan informasi menuntut perusahaan untuk memiliki Sumber
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada saat sekarang ini, dunia bisnis dirasa semakin berkembang pesat dan kian mendunia.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat sekarang ini, dunia bisnis dirasa semakin berkembang pesat dan kian mendunia. Persaingan yang terjadi tidak hanya antar perusahan dalam suatu negara
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi saat ini setiap organisasi dituntut untuk mampu bersaing secara kuat untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Dalam kondisi ini, kelangsungan
Lebih terperinciLAMPIRAN PT. PERTAMINA (PERSERO) A. Sejarah Singkat PT. Pertamina (Persero) 35
LAMPIRAN PT. PERTAMINA (PERSERO) A. Sejarah Singkat PT. Pertamina (Persero) 35 PT. Pertamina (Persero) adalah perusahaan minyak dan gas bumi yang dimiliki Pemerintah Indonesia (National Oil Company), yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tekanannya, sehingga perusahaan dituntut melakukan inovasi secara terus menerus
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam industri telekomunikasi saat ini cenderung berada dalam kondisi pasar dengan tingkat kompetisi yang tinggi dan ke depan akan terus meningkat tekanannya,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di era globalisasi sekarang ini terlihat sangat pesat. Perkembangan ini tidak hanya melahirkan era informasi global tetapi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada saat ini, persaingan antar organisasi semakin ketat untuk memberikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan perilaku konsumen di era globalisasi sekarang ini adalah salah satu dari sejumlah tantangan yang harus dihadapi oleh banyak organisasi atau perusahaan pada
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Delta Rekadaya Mandiri. PT Delta Rekadaya Mandiri didirikan di Jakarta
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian PT Rekadaya Elektrika merupakan perusahaan yang bergerak di bidang ketenagalistrikan di Indonesia, pada awal berdiri perusahaan ini bernama PT Delta Rekadaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi dewasa ini, sebuah perusahaan bertaraf nasional maupun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi dewasa ini, sebuah perusahaan bertaraf nasional maupun internasional harus bekerja secara kompetitif dengan meningkatkan efektifitas dan efisiensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tambah dan keunggulan bersaing pada perusahaan modern (Chen,et al.2005:161).
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Fenomena pergeseran tipe masyarakat dari masyarakat industrialis dan jasa ke masyarakat pengetahuan menyebabkan perusahaan semakin menitik beratkan akan pentingnya
Lebih terperinci01/10/2010. Pertemuan 1. Process. People. Technology
Pertemuan 1 Manajemen pengetahuan organisasi (bukan individu) untuk menciptakan nilai bisnis (business value) dan menghasilkan keunggulan daya saing (competitive advantage) People Process Technology 1
Lebih terperinci21/09/2011. Pertemuan 1
Pertemuan 1 Manajemen pengetahuan organisasi j p g g (bukan individu) untuk menciptakan nilai bisnis (business value) dan menghasilkan keunggulan daya saing (competitive advantage) 1 People Process Technology
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Data demografis Indonesia berdasarkan sensus nasional (susenas) tahun 2006 menunjukkan bahwa jumlah pemuda Indonesia tahun 2006 mencapai 80,8 juta jiwa atau 36,4
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan mengembangkan organisasi dalam berbagai tuntutan masyarakat dan zaman.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia merupakan aset paling penting dalam suatu organisasi karena merupakan sumber yang mengarahkan organisasi serta mempertahankan dan mengembangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manajemen sumber daya manusia merupakan satu bidang manajemen yang khusus mempelajari hubungan dan peranan manusia dalam organisasi. Hal ini disebabkan manajemen sumber
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sejauh mana pencapaian perusahaan. Selama ini yang umum dipergunakan dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin ketatnya persaingan bisnis terutama dengan pekembangan teknologi yang terus update, permintaan konsumen yang semakin beragam mengikuti perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. respon yang tanggap secara cepat, tepat, efektif, dan efisien, oleh karena itu setiap
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi pada era globalisasi saat ini, mendorong organisasi untuk mampu menganalisis dan mengantispasi setiap
Lebih terperinci1 Universitas Indonesia
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor ketenagalistrikan menjadi bagian yang menyatu dan tak terpisahkan dari pertumbuhan ekonomi suatu negara, juga merupakan komponen yang sangat penting bagi pembangunan
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN. berjalan dengan baik sesuai dengan harapan dan memberikan manfaat bagi
BAB V SIMPULAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil analisis penelitian dan dikaitkan dengan tujuan yang ingin dicapai, maka kesimpulan yang dapat diambil dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Implementasi
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN Latar Belakang
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi Indonesia menempatkan Indonesia sebagai salah satu negara dengan potensi ekonomi yang cukup kuat di Asia. Pertumbuhan ekonomi Indonesia masih mampu tumbuh
Lebih terperincistrategi bisnis. Ketertarikan antara strategi sumber daya manusia dan strategi bisnis ini menjadi dasar bagi manajemen sumber daya manusia (Human
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perubahan lingkungan yang cepat, meningkatnya persaingan dan pertumbuhan perusahaan membuat pelanggan dan pemegang saham menuntut perusahaan dapat menyediakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian. Gambar 1.1 Lambang PT PLN (Persero)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Gambar 1.1 Lambang PT PLN (Persero) Sumber : Company Profile PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten 1.1.1 Sejarah singkat PT PLN (Persero)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuanyatentu membutuhkan berbagai sumber daya untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagaimana diketahui bahwa setiap organisasi atau perusahaan pasti memiliki tujuan yang harus dicapai. Organisasi atau perusahaan dalam mencapai tujuanyatentu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sekarang ini, peran listrik sebagai salah satu bentuk energi sangat penting dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman, kemajuan teknologi juga semakin terus berkembang. Dalam era kemajuan teknologi yang semakin pesat seperti sekarang ini, peran listrik
Lebih terperinciSumber : Dokumen Perusahaan PT. Wijaya Karya Beton Tbk Gambar 1.1 Logo perusahaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Jenis Usaha, Nama Perusahaan Perusahaan Perseroan (Persero) PT. Wijaya Karya Beton Tbk. (PT. WIKA Beton Tbk) pemimpin di pasar beton pracetak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karyawan, adanya pengembangan karir sampai faktor kepemimpinan.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia bisnis sekarang dituntut untuk menciptakan kinerja karyawan yang tinggi. Perusahaan harus mampu membangun dan meningkatkan kinerja di dalam organisasinya. Kinerja
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi ini, perkembangan dunia bisnis semakin mengalami kemajuan yang pesat. Era globalisasi menyebabkan terjadinya perubahan hampir di semua sektor kehidupan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. listrikan Indonesia. PLN merupakan satu-satunya perusahaan milik negara
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PLN adalah perusahaan perseroan milik negara bidang ketenaga listrikan Indonesia. PLN merupakan satu-satunya perusahaan milik negara dengan skala nasional yang bertanggung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mencapai laba yang maksimal. Maka, manajemen perusahaan dituntut untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam kondisi persaingan yang terus meningkat pada masa sekarang ini, untuk mencapai tujuan perusahaan menciptakan kinerja yang unggul dan mencapai laba
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis yang semakin kompetitif merupakan tantangan yang harus
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persaingan bisnis yang semakin kompetitif merupakan tantangan yang harus dihadapi oleh semua perusahaan di era globalisasi saat ini. Kunci untuk memenangkan persaingan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan antar perusahaan di bidang manufaktur dan jasa sangat ketat. Hal ini
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan antar perusahaan di bidang manufaktur dan jasa sangat ketat. Hal ini dilihat dari banyaknya perusahaan-perusahaan yang mencoba merebut pasar yang ada di
Lebih terperinciBAB III DESKRIPSI TEMPAT PLA DAN PELAKASANAAN PLA
BAB III DESKRIPSI TEMPAT PLA DAN PELAKASANAAN PLA 3.1 Deskripsi Tempat PLA Penulis ditugaskan oleh PT Lapi Ganeshatama Consulting melalui Kelompok Keilmuan Geodesi Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menciptakan Daya Saing UMKM, Jurnal Dinamika Ekonomi & Bisnis, Vol. 10 No. 2 Oktober 2013, hal..
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Modal intelektual kini banyak dibicarakan dan dianggap penting oleh banyak praktisi. Modal Intelektual atau intellectual capital kini disadari merupakan faktor yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai lokasi strategis di Indonesia yang dikelola melalui 5 unit
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejak berdiri pada tahun 1995, PT. Indonesia Power sebagai anak perusahaan dari PT. PLN (Persero) telah dirancang untuk berperan dan menjadi bagian penting
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Peran Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) dalam organisasi tidak hanya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberhasilan organisasi/perusahaan sangat ditentukan oleh kualitas orangorang yang bekerja di dalamnya. Dalam menghadapi perubahan lingkungan yang begitu cepat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. global, dimana perkembangan pada sektor perekonomian telah membawa
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Era globalisasi melahirkan fenomena baru dalam struktur perekonomian global, dimana perkembangan pada sektor perekonomian telah membawa perubahan yang cukup
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI A. Simpulan Berdasarkan hasil pembahasan penelitian ini, dapat diambil beberapa simpulan sesuai dengan permasalahan yang diteliti, sebagai berikut: Dukungan kebijakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian sesuai dengan selera konsumen pelanggan Hansen
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dengan adanya era globalisasi, perkembangan perekonomian menjadi semakin berkembang, sehingga adanya partisipasi atau keikutsertaan dari masyarakat sangat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil PT. Telkom Akses
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Profil PT. Telkom Akses PT. Telkom Akses (PTTA) merupakan anak perusahaan PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk (Telkom) yang sahamnya dimiliki sepenuhnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terjadi dengan sangat cepat. Di masa krisis yang melanda seperti saat ini, banyak
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam era globalisasi ini terjadi dengan sangat cepat. Di masa krisis yang melanda seperti saat ini, banyak pihak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. khususnya internal audit sangat diperlukan. Auditor adalah pihak yang diyakini
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia usaha yang semakin pesat saat ini, mengakibatkan persaingan antar perusahaan semakin meningkat dan masalah yang dihadapi semakin kompleks.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Teknologi informasi menjadi bagian yang signifikan bagi perusahaan maupun instansi pemerintahan. Teknologi informasi berperan dalam mendukung tujuan bisnis perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proyek Akhir
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proyek Akhir Kota Bekasi merupakan salah satu kota satellite yang sebagian besar penduduknya bekerja dan beraktifitas di Kota Jakarta. Pertumbuhan penggunaan kendaraan
Lebih terperinciBAB 2 KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
BAB 2 KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Pemasaran (Marketing) Pemasaran adalah proses penyusunan komunikasi terpadu yang bertujuan untuk memberikan informasimengenai barang atau jasa dalam kaitannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang semakin ketat suatu perusahaan dituntut untuk terus tumbuh dengan tujuan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Untuk mencapai kesinambungan keuntungan dan bertahan dalam kompetisi yang semakin ketat suatu perusahaan dituntut untuk terus tumbuh dengan tujuan akhir meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keuntungan yang didapat dari penjualan produk. Mengejar laba setinggi-tingginya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Rias Andriati dalam artikel majalah SWA,16 Agustus 2010 menyatakan bahwa seringkali perusahaan hanya berorientasi pada laba, yaitu keuntungan yang didapat dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kependidikan sebagai unsur yang mempunyai posisi sentral dan strategis
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi yang ditandai dengan persaingan yang ketat dalam semua aspek kehidupan, memberi pengaruh terhadap tuntutan akan kualitas sumber daya manusia,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan harus memperhatikan faktor-faktor internal dan eksternal yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada era globalisasi saat ini, persaingan usaha semakin kompetitif dan kreatif. Untuk dapat bertahan dalam persaingan usaha yang ketat, pihak manajemen dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pengembangan karir karyawan pada dasarnya berorientasi pada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pengembangan karir karyawan pada dasarnya berorientasi pada perkembangan organisasi dalam menjawab tantangan di masa mendatang. Setiap organisasi harus menerima
Lebih terperinci1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM 1.2 LATAR BELAKANG
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM PT. INDONESIA POWER adalah perusahaan pembangkit listrik terbesar di Indonesia yang merupakan salah satu anak perusahaan listrik milik PT. PLN (Persero). Perusahaan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi ditandai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat serta ditunjang inovasi di berbagai bidang kehidupan. Setelah era efisiensi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Total Quality Management (TQM) sistematis terhadap perencanaan dan manajemen aktivitas. TQM dapat diterapkan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Total Quality Management (TQM) 1. Pengertian Total Quality Management (TQM) Total Quality Management (TQM) merupakan suatu bukti pendekatan sistematis terhadap perencanaan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Transportasi berperan strategis dalam memajukan kesejahteraan umum
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transportasi berperan strategis dalam memajukan kesejahteraan umum sebagaimana yang diamanatkan dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Logo PT. PERTAMINA Persero
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Objek Studi 1.1.1 Profil PT. PERTAMINA Persero PERTAMINA adalah perusahaan minyak dan gas bumi yang dimiliki Pemerintah Indonesia (National Oil Company) yang berdiri sejak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di dalam keberlangsungan hidup, manusia memiliki peranan yang penting
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di dalam keberlangsungan hidup, manusia memiliki peranan yang penting dalam mengendalikan kehidupannya sehari-hari. Begitu pun dalam organisasi, manusia
Lebih terperinciBab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Aspek sumber daya manusia (SDM) masih menjadi sorotan dan tumpuan bagi perusahaan untuk dapat bertahan di era globalisasi seperti saat ini yang telah terjadi pergeseran
Lebih terperinciLampiran I. Kuesioner Penelitian Analisis Strategi Bisnis Pada PT Rekadaya Elektrika
128 Lampiran I Kuesioner Penelitian Analisis Strategi Bisnis Pada PT Rekadaya Elektrika Jakarta, 17 April 2009 Kepada Yth : PT Rekadaya Elektrika Jakarta Dengan Hormat, Sehubungan dengan adanya analisis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuannya secara maksimal. suatu Sistem Informasi yang sekaligus dapat memanajemen kegiatan-kegiatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan zaman, Sistem Informasi merupakan hal yang sangat berperan pada saat ini baik itu dalam melakukan pekerjaan maupun kegiatan sehari-hari.
Lebih terperinciB. Latar Belakang Penyusunan Pedoman Perilaku Perusahaan (Code of Conduct)
Bab I Pendahuluan A. Pengertian Umum Pedoman Perilaku Perusahaan atau Code of Conduct adalah norma tertulis yang menjadi panduan standar perilaku dan komitmen seluruh karyawan PT. Perkebunan Nusantara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan dengan perusahaan lain. Persaingan yang bersifat global dan tajam
BAB I PENDAHULUAN Perkembangan dunia bisnis yang semakin kompetitif menyebabkan perubahan besar dalam hal persaingan, produksi, pemasaran, pengelolaan sumber daya manusia, dan penanganan transaksi antara
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Di era globalisasi ini, untuk menghadapi persaingan bisnis yang kompetitif,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Di era globalisasi ini, untuk menghadapi persaingan bisnis yang kompetitif, kinerja merupakan faktor penting yang harus selalu diperhatikan oleh suatu organisasi. Kinerja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam lingkungan bisnis yang kompetitif, perusahaan harus memiliki kemampuan untuk membedakan dirinya dalam
21 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam lingkungan bisnis yang kompetitif, perusahaan harus memiliki kemampuan untuk membedakan dirinya dalam persaingan agar dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Peran Sumber Daya Manusia dalam suatu organisasi atau perusahaan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Peran Sumber Daya Manusia dalam suatu organisasi atau perusahaan sangatlah strategis, di mana fungsi sumber daya manusia itu menjadi suatu kunci dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tersebar di seluruh tanah air. Seperti halnya perusahaan lain, PT Novell pun juga
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian PT Novell Pharmaceutical Laboratories merupakan salah satu perusahaan farmasi terkemuka di Indonesia yang memiliki lebih dari tiga ribu karyawan tersebar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kegiatan bisnisnya berdasarkan prinsip-prinsip tata kelola korporasi yang baik
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertamina merupakan perusahaan milik negara yang bergerak di bidang energi meliputi minyak, gas serta energi baru dan terbarukan. Pertamina menjalankan kegiatan bisnisnya
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH DAN D.I. YOGYAKARTA
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH DAN D.I. YOGYAKARTA 2.1 Sejarah Berdirinya PT PLN (Persero) Perkembangan ketenaga listrikan di Indonesia terjadi sejak awal abad
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia saat ini mengalami perubahan lingkungan yang sangat cepat.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia saat ini mengalami perubahan lingkungan yang sangat cepat. Keinginan publik yang semakin meningkat, kompetisi yang semakin banyak, tingkat inflasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bab ini diawali dengan deskripsi mengenai masalah yang diteliti dan
BAB I PENDAHULUAN Bab ini diawali dengan deskripsi mengenai masalah yang diteliti dan deskripsi tentang pentingnya nilai penelitian yang di lakukan. Bab ini menyajikan latar belakang masalah, rumusan permasalahan,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi saat ini, perkembangan dunia bisnis semakin pesat. Seiring dengan perkembangan dunia bisnis, munculnya pesaing, perubahan kondisi lingkungan,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan bisnis di Indonesia menunjukkan kemajuan pesat seiring
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan bisnis di Indonesia menunjukkan kemajuan pesat seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, antar lembaga atau organisasi saling berkompetisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Lokasi PLTU Cilacap
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PLTU Cilacap yang merupakan objek dari proyek akhir ini adalah merupakan satu satunya pembangkit yang beroperasi di Pulau Jawa bagian Selatan dan terinterkoneksi dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. besar di Indonesia yaitu : Jakarta, Bandung, Surabaya, Yogyakarta, Makasar. Perusahaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah PT Bank Tabungan Negara (Persero) kantor cabang syariah Malang didirikan pada tahun BTN Syari ah yang mulai beroperasi sejak tanggal 14 februari 2005 terus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kinerja perusahaan selalu dapat terukur, bila perusahaan tersebut memiliki
BAB I PENDAHULUAN Kinerja perusahaan selalu dapat terukur, bila perusahaan tersebut memiliki kemauan dan dukungan dari semua pihak untuk menjalankan proses pengukuran tersebut, namun para pemegang kepentingan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan kepuasan kerja yang berbeda-beda. Oleh karena itu, perusahaan harus
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian PT. Pertamina (Persero) merupakan suatu perusahaan tambang minyak negara yang perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan serta manfaatnya sangatlah ditentukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kompetisi, budaya persaingan, budaya cepat dan akurat. Setiap organisasi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Globalisasi telah memunculkan budaya baru yaitu budaya kompetisi, budaya persaingan, budaya cepat dan akurat. Setiap organisasi berusaha utuk mengaksesnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terus belajar (learning organization) yang mampu bertahan dan memenangkan
-1- BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi yang ditunjang oleh perkembangan teknologi yang pesat, inovasi tiada henti, dan perkembangan pengetahuan menuntut perusahaanperusahaan bersaing
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Chevron merupakan salah satu perusahaan energi terintegrasi yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Chevron merupakan salah satu perusahaan energi terintegrasi yang terbesar di dunia serta perusahaan Amerika terbesar dalam bidang perusahaan energi. Selain
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perubahan yang begitu cepat dan persaingan yang semakin ketat menuntut
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan yang begitu cepat dan persaingan yang semakin ketat menuntut perusahaan-perusahaan di dunia untuk selalu berkembang dan melahirkan inovasiinovasi baru demi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia yang tidak menentu pada saat ini menuntut perusahaan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia yang tidak menentu pada saat ini menuntut perusahaan untuk lebih kreatif dalam mengelola usahanya. Hal ini menuntut perusahaan menciptakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Menghadapi berbagai tantangan dan dinamika pelistrikan saat ini,
BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menghadapi berbagai tantangan dan dinamika pelistrikan saat ini, Perusahaan Listrik Negara (PLN) dituntut untuk memberikan kinerja pelayanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bisnis. Berdasarkan Peraturan Menteri Negara BUMN No. PER-01/MBU/2011
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan bisnis saat ini berlangsung sangat begitu cepat. Sekedar mengikuti dan menyesuaikan diri hanya akan membuat kewalahan para pelaku bisnis. Berdasarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sejarah Singkat PT. Global Artha Futures
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Sejarah Singkat PT. Global Artha Futures PT. Global Artha Futures adalah salah satu perusahaan yang bergerak di bidang jasa pengelolaan keuangan
Lebih terperinci