BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kondisi kerja yang baik, kualitas output yang tinggi, upah yang layak serta kualitas sumber daya manusia adalah persoalan yang selalu muncul dalam pembahasan tentang tenaga kerja disamping masalah hubungan industrial antara pekerja dengan dunia usaha Ekonomi menyangkut kebutuhan-kebutuhan manusia dan sumber-sumber, keinginana dan kebutuhan manusia tidak terbatas, sedangkan sumber-sumber selalu terbatas. Dengan demikian ilmu ekonomi berusaha menerangkan bagaimana memenuhi kebutuhan masyarakat sebanyak mungkin dengan jumlah sumber-sumber yang terbatas. Permintaan tenaga kerja di dasarkan dari permintaan produsen terhadap input tenaga kerja sebagai salah satu input dalam proses produksi. Produsen mempekerjakan seseorang dalam rangka membantu memproduksi barang atau jasa untuk dijual kepada konsumen. Apabila permintaan konsumen terhadap barang atau jasa yang diproduksi meningkat, maka pengusaha terdorong untuk meningkatkan produksinya melalui penambahan input, termasuk input tenaga kerja, selama manfaat dari penambahan produksi tersebut lebih tinggi dari tambahan biaya karena penambahan input. Dengan kata lain, peningkatan permintaan tenaga kerja oleh produsen, tergantung dari peningkatan permintaan barang dan jasa oleh konsumen. Dengan demikian permintaan tenaga kerja merupakan permintaan turunan dari permintaan output (McConnell, 1995; Ruby, 2003). Dalam kerangka makro ekonomi, permintaan output agregat, seringkali diukur berdasarkan sumber-sumber pertumbuhan ekonomi (PDB/PDRB) suatu perekonomian (Todaro, 2009; Mankiw, 2003). Karena itu, permintaan tenaga kerja agregat selain di pengaruhi oleh upah, juga ditentukan oleh berbagai variabel sumber-sumber pertumbuhan ekonomi, seperti konsumsi masyarakat, investasi, pengeluaran pemerintah, ekspor, impor. Selanjutnya, Mankiw (2003) menganggap bahwa peningkatan produktivitas tenaga kerja merupakan faktor esensil dalam menciptakan pertumbuhan ekonomi, karena produktivitas tenaga kerja mencerminkan efisiensi dan kemajuan teknologi. Kemajuan teknologi, peningkatan produktivitas tenaga kerja seringkali dianggap bersifat mereduksi kesempatan kerja, namun temuan Nordhaus (2005) 1

2 dan Siregar (2006), menunjukkan bahwa peningkatan teknologi pada sektor padat karya (seperti pertanian dan industri agro) justru meningkatkan penyerapan tenaga kerja. Logikanya adalah bahwa kenaikan produktivitas dan daya saing produk sektor tersebut akan menyebabkan harga jual yang lebih kompetitif, sehingga meningkatkan permintaan terhadap produk itu. Kenaikan permintaan ini pada gilirannya meningkatkan penyerapan tenaga kerja. Kurva permintaan menunjukkan hubungan antara jumlah kesempatan kerja yang akan digunakan oleh suatu perusahaan pada saat upah tenaga kerja berubah, dengan asumsi modal tidak berubah. Kurva permintaan tenaga kerja ditentukan oleh kurva nilai produk fisik marjinal karena nilai produk fisik marjinal tenaga kerja menurun pada saat lebih banyak pekerja yang disewa, maka penurunan tingkat upah akan meningkatkan permintaan tenaga kerja. Wage ($) W 2 W 1 D VMPP L 0 L 3 L 2 L 1 Jumlah tenaga kerja Kurva permintaan tenaga kerja jangka pendek dan jangka panjang Dalam jangka pendek, faktor produksi modal dianggap tetap sebesar K 0. Dasar pengusaha untuk menambah atau mengurangi pekerja adalah dengan memperkirakan tambahan output yang diperoleh pengusaha sehubungan dengan penambahan seorang pekerja (marginal physical product of labor=mpp L ). Selain itu, pengusaha perlu menghitung nilai dari produk fisik marjinal. Nilai produk fisik marjinal tenaga kerja (value marginal physical product of labor=vmpp L ) adalah tambahan penerimaan dalam dolar yang dihasilkan oleh tambahan pekerja, ceteris paribus. Nilai produk fisik marjinal tenaga kerja sama dengan produk fisik marjinal tenaga kerja dikalikan dengan harga output....(1.1) VMPP L = P x MPP L Dimana: VMPP L = nilai produk fisik marjinal tenaga kerja P = harga output 2

3 MPP L = produk fisik marjinal tenaga kerja (tambahan output yang diperoleh sehubungan dengan penambahan pekerja) Jika harga output sebesar $2, maka lima orang pekerja dengan produk fisik marjinal tenaga kerja 15 akan memberikan kontribusi bagi penerimaan perusahaan sebesar $30 (lihat tabel). Pada nilai produk fisik marjinal terjadi hukum penambahan hasil yang semakin berkurang karena perolehan dolar dari mempekerjakan tambahan pekerja semakin berkurang setelah melampaui titik tertentu. Sedangkan nilai produk fisik rata-rata (value average physical productof labor=vapp L ) menunjukkan nilai dalam dolar dari output yang dihasilkan pekerja. VAPP L = P x APP L...(1.2) Dimana: VAPP L = nilai produk fisik rata-rata APP L = produk fisik rata-rata P = harga output Jika harga output sebesar $2, maka lima orang pekerja dengan produk fisik rata-rata 19 akan memberikan kontribusi nilai produk rata-rata bagi perusahaan sebesar $38 (lihat tabel). Perubahan tingkat upah mengakibatkan perubahan dalam permintaan tenaga kerja. Perubahan yang terjadi dalam jangka pendek adalah perubahan yang terjadi sepanjang garis permintaan. Besarnya perubahan dalam jangka pendek tergantung dari besarnya elastisitas permintaan tenaga kerja, elastisitas permintaan akan hasil produksi, proporsi biaya karyawan terhadap jumlah seluruh biaya produksi dan elastisitas penyediaan faktor-faktor pelengkap lain. Sedangkan dalam jangka panjang, perubahan permintaan tenaga kerja merupakan pergeseran garis permintaan. Pertama, pergeseran ini disebabkan oleh pertambahan hasil produksi secara besar-besaran, peningkatan produktivitas kerja karyawan dan penggunaan teknologi baru. Kedua, pergeseran ini disebabkan oleh produktivitas kerja. Ketiga, pergeseran ini dikarenakan perubahan dalam metode produksi. Lihat kurva permintaan tenaga kerja jangka pendek dan jangka panjang diatas. Sebagai reaksi terhadap naiknya tingkat upah dari W 1 ke W 2, perusahaan dalan jangka pendek akan mengurangi penggunaan tenaga kerja dari L 1 ke L 2. Dalam jangka panjang, sementara perusahaan menggantikan tenaga kerja dengan modal, perusahaan selanjutnya mengurangi tenga kerja sampai L 3. 3

4 1.2 Rumusan masalah : 1. Apa yang dimaksud dengan elastisitas permintaan akan TK? 2. Bagaimana elastisitas permintaan karena subtitusi tenaga kerja dengan faktor produksi yang lain? 3. Bagaimana elastisitas permintaan terhadap barang yang dihasilkan? 4. Apa yang dimaksud dengan keseimbangan pasar TK? 5. Apa macam-macam keseimbangan pasar TK? 1.3 Tujuan : 1. Mengetahui elastisitas permintaan akan TK 2. Mengetahui elastisitas permintaan karena subtitusi tenaga kerja dengan faktor produksi yang lain 3. Mengetahui elastisitas permintaan terhadap barang yang dihasilkan 4. Mengetahui keseimbangan pasar TK 5. Mengetahui macam-macam keseimbangan pasar TK 4

5 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Elastisitas Permintaan Akan Tenaga Kerja Elastisitas Permintaan Akan Tenaga Kerja Elastisitas akan permintaan tenaga kerja di definisikan sebagai persentase perubahan permintaan akan tenaga kerja sehubungan dengan perubahan tingkat upah sebanyak 1 persen. Secara umum di tuliskan dalam persamaan: N / N e =...(1.3) W / W Dimana : e adalah elasatisitas permiontaan akan tenaga kerja, N adalah perubahan jumlah pekerja yang terjadi N adalah jumlah yang bekerja mula-mula W adalah tingkat upah yang sedang berlaku Rumus (1.3) dapat ditulis dalam bentuk : N W E = x...(1.4) atau W N ESR / ESR ESR w bisa di tulis SR....(1.5) w / w w E SR Artinya bila tingkat upah naik, jumlah orang yang di pekerjakan menurun, N dan sebaliknya. Jadi dalam persamaan (1.4) hubungamnnya negatif. W Penduduk yang bekerja terserap dan tersebar di berbagai sektor seperti pertanian, keuangan, perdagangan dan lain sebagainya. Tiap sektor mengalami laju pertumbuhan yang berbeda. Laju pertumbuhan yang berbeda tersebut mengakibatkan dua hal. Pertama, terdapat perbedaan laju peningkatan produktivitas kerja di masing-masing sektor. Kedua, secara berangsur-angsur terjadi perubahan sektoral, baik dalam penyerapan tenaga kerja maupun dalam kontribusinya terhadap pendapatan nasional. Perbedaan laju pertumbuhan pendapatan regional dan kesempatan kerja tersebut, juga menunjukkan perbedaan elastisitas masing-masing sektor untuk penyerapan tenaga kerja. 5

6 Besar kecilnya elastisitas permintaan tergantung dari empat faktor yaitu: a. Subsitusi tenaga kerja dengan faktor produksi yang lain. Misalnya modal b. Elastisitas permintaan terhadap barang yang di hasilkan c. Proporsi biaya tenaga kerja terhadap seluruh biaya produksi d. Dan elastisitas penawaran dari faktor produksi pelengkap lainnya Elastisitas Permintaan Karena Subsitusi Tenaga Kerja Dengan Faktor Produksi Yang Lain Artinya ketika suatu perusahaan mensubsitusikan modal terhadap tenaga kerja misalnya berupa penggunaan teknologi maka elastisitas permintaan tenaga kerja akan semakin kecil karena sudah terdapat barang yang di subsitusikan. Bila suatu teknik produksi menggunakan modal dan tenaga kerja dalam perbandingan yang tetap maka perubahan tingkat upah tidak mempengaruhi permintaan akan tenaga kerja dalam jangka pendek. Contohnya : dalam bidang jasa penyebrangan, seseorang yang tidak memiliki keahlian khusus tidak bisa menggantikan seorang jasa penyebrangan tersebut. Sehingga elastisitas akan permintaan tenaga kerja akan kecil karena sulit untuk di gantikan. Kesimpulan : semakin kecil elastisitas subsitusi maka elastisitas permintaan semakin kecil Elastisitas Permintaan Terhadap Barang Yang Di Hasilkan Pada umumnya ketika tingkat upah itu naik maka perusahaan akan membebankan terhadap tingkat harga. Dengan naiknya tingkat harga maka permintan akan suatu barang tersebut akan turun. dengan turunnya tingkat permintaan masyarakat maka akan mengakibatkan permintaan terhadap tenaga kerja akan turun. Contohnya : permintaan terhadap mobil yang harganya terlalu tinggi mengakibatkan tingkat permintaan upah tinggi akan tetapipermintaan terhadap mobil rendah sehingga terjadi pengurangan tenaga kerja. Kesimpulan : semakin besar elastisitas permintaan terhadap barang hasil produksi,maka semakin besar elastisitas permintaan tenaga kerja. 6

7 2.1.4 Proporsi Biaya Tenaga Kerja Terhadap Seluruh Biaya Produksi Elastisitas permintaan akan tenaga kerja relatif tinggi apabila proporsi biaya pekerja (labour cost)terhadap biaya produksi keseluruhan (total cost) juga besar. Contohnya : suatu perusahaan menggunakan metode produksi yang padat modal,dimana biaya pekerja mencakup hanya 20% dari seluruh biaya produksi. Maka kenaikan upah sebesar 10% hanya menaikkan biaya produksi keseluruhan sebesar 2%. Dan sebaliknya kenaikan 10% tingkat upah dalam suatu perusahaan yang padat karya dengan biaya pekerja mencakup 80 % maka akan menaikkan biaya produksi keseluruhan sebesar 8%. Kesimpulan : elastisitas permintaan tenaga kerja relatif tinggi apaabila Proporsi biaya tenaga kerja terhadap TC besar Elastisitas Penawaran Dari Faktor Produksi Pelengkap Lainnya Elastisitas permintaan akan tenaga kerja tergantung dari elastisitas penyediaan dari bahan-bahan pelengkap dalam produksi seperti modal, tenaga listrik, bahan mentah, dan lain-lain. Mesin di gerakkan oleh tenaga kerja sumber sumber serta bahan-bahan di kelola oleh manusia. Sehingga dengan adanya kondisi seperti itu mengakibatkan penyerapan permintaan tenaga kerja yang semakin banyak dalam menangani faktoe produksi pelengkap tersebut. Kesimpulan : semakin besar elastisitas penyediaan atau penawaran faktor pelengkap dalam produksi maka elastisitas permintaan akan tenaga kerja akan semakin besar Bentuk-Bentuk Elastisitas Permintaan Tenaga Kerja / Koifisien Elastisitas Tenaga Kerja Tolok Ukur : 1. Ep = (Tak terhingga) Elastis sempurna (perfect elastic) 2. Ep > 1 Elastis (elastic/ relatively elastic) 3. Ep = 1 Unit (Unitary elastic/unit Elasticity) 4. Ep < 1 Inelastis (inelastic/ relatively inelastic) 7

8 5. Ep = 0 Inelastis Sempurna (Perfect Inelastic) Gambar : koifisien elastisitas E p E E p = >1 p = E p 0 1 <1 0 Q Artinya : 1. Suatu elastisitas permintaan tenaga kerja dapat di katakan elastis sempurna jika terjadi kenaikan upah sebanyak 1 % maka elastisitas permintaan tenaga kerja akan berubah senilai tak terbatas ( ) dan sebaliknya. 2. Bersifat elastis apabila terjadi kenaikan upah sebanyak 1% maka mengakibatkan penurunan permintaan tenaga kerja sebanyak > 1 %. dan sebaliknya. 3. Berifat unitary apabila terjadi kenaikan upah sebanyak 1% maka akan terjadi penurunan permintaan tenaga kerja sebanyak 1 %, dan sebaliknya. 4. Bersifat inelastis,apabila terjadi kenaikan upah sebanyak 1 % maka terjadi penurunan permintaan tenaga kerja sebanyak kurang dari 1%, begitu pula sebaliknya. 5. Bersifat inelastis sempurna, apabila terjadi kenaikan upah sebanyak 1% maka permintaan tenaga kerja akan tetap. Tidak ada perubahan. Contoh: Jika suatu perusahaan mempekerjakan 40 orang pekerja pada tingkat upah sebesar $25 dan mempekerjakan 50 orang pada saat upahnya $20, berapa besar elastisitas permintaannya? 8

9 SR SR ESR / E w / w SR (50 40) / 40 0,25 1,25 (20 25) / 25 0,2 Permintaan tenaga kerja diatas bersifat elastis karena memiliki elastisitas lebih dari satu dalam nilai absolut. Besar kecilnya elastisitas permintaan tergantung dari substitusi tenaga kerja dengan faktor produksi lain, elastisitas permintaan terhadap barang yang dihasilkan, proporsi biaya tenaga kerja terhadap seluruh biaya produksi, dan elastisitas penawaran dari faktor produksi pelengkap lainnya Elastisitas Kesempatan Kerja Elastisitas kesempatan kerja (E) yaitu perbandingan laju pertumbuhan kesempatan kerja N/N dengan laju pertumbuhan ekonomi Y/Y. Elastisitas tersebut dapat dinyatakan untuk keseluruhan perekonomian atau masingmasing sektor atau subsektor. E = E = N N Y i i / / / N Y / Y i N...(1.6) Y i...(1.7) Tabel elastisitas kesempatan kerja sektoral di Provinsi Jatim ( ) Sektor Pertumbuhan/tahun Juml TK (%) PDRB (%) Elastisitas Pertanian 0,818 0,910 0,898 Pertambangan -0,715 2,512-0,285 Industri 1,196 2,652 0,451 LGA (Listrik, Gas dan Air) -0,457 5,429-0,030 Konstruksi 1,628-1,430-1,139 Perdagangan 2,494 4,217 0,591 Komunikasi 3,852 6,878 0,560 Keuangan 5,992 0,586 10,227 Jasa -0,338 1,966-0,172 Jumlah 1,608 3,747 0,429 9

10 Misalkan pertumbuhan jumlah tenaga kerja per tahun di Jatim tahun adalah 1,608 dan pertumbuhan PDRB per tahun sebesar 3,747%. Berapa elastisitas kesempatan kerja secara keseluruhan? lajukesempa tan ker jaregional E Jawa Timur ( ) =...(1.8) lajupertumbuhanpenda patan regional E Jawa Timur ( ) = 1,608 3,747 =0,429 Artinya, apabila PDRB propinsi Jawa Timur bertambah satu persen, maka akan terjadi penciptaan kesempatan kerja sebesar 0,429 persen. Konsep elastisitas ini dapat digunakan untuk meperkirakan pertambahan kesempatan kerja. Bila laju pertumbuhan kesempatan kerja adalah k, dan laju pertumbuhan PDRB adalah g maka laju pertumbuhan kesempatan kerja dapat dirumuskan: k = E x g...(1.9) Misalkan pada tahun 2003, PDRB Jawa Timur tubuh sebesar 10%. Dengan asumsi bahwa elastisitas kesempatan kerja sama dengan elastiistas selama tahun , maka laju pertumbuhan kesempatan kerja 2003 adalah: 0,429 x 10% = 4,29%. Pertambahan kesempatan kerja pada tahun 2003 adalah: 4,29% x 16,535 juta orang = orang. Cara perhitungan ini dapat dilakukan untuk menghitung pertambahan kesempatan kerja di masing-masing sektor dan untuk beberapa tahun ke depan. Negara-negara yang pertumbuhannya sangat padat dengan laju pertumbuhan penduduk yang tingginsering mengalami masalah dalam hal penyerapan tenaga kerja misalnya Indonesia. Informasi yang terperinci mengenai kelebihan tenaga kerja diindonesia tidak tersedia, akan tetapi secara umum proporsi tenaga kerja yang menanggur sangat tinggi. Selain kenyataan bahwa banyak tenaga kerja yang belum di gunakan oleh Indonesia, juga di ketahui bahwa laju pertumbuhan tenaga kerja terus meningkat yang di imbangi dengan adanya peningkatan penduduk. Keadaan ini merupakan akibat keganjilan struktur umur penduduk indonesia yang di sebabkan oleh tingginya tingkat kelahitran dan rendahnyatingkat kematian. Untuk itu perlu adanya lapangan pekerjaan yang khusu dalam penyerapan tenaga kerja. Untuk membuat suatu kerangka dasar dalam hal strategi penciptaan lapangan pekerjaan baru yang dapat menahna kenaikan lebih 10

11 lanjut dari kelebihan tenaga kerja di Indonesia digunakan kerangka dasar perkiraan dengan menggunakannkonsep elastisitas kesmpatan kerja. Dalam hubungannya dengan kegiatan ini maka variabel yang di ukur untuk mencari elastisitas kesempatan kerja dengan perubahan jumlah produksi. dengan demikian semakin besar elastisitas lapangan kerja maka penciptaan lapangan kerja akan semakin kecil. Secara makro, elastis kesempatan kerja digunakan untuk memperkirakan laju pertumbuhan produksi yang diperlukan untuk mengimbangi laju pertumbuhan angkatan kerja yang ada. Begitu pula sebaliknya berapa besar angkatan kerja yang di prlukan untuk mengimbangi laju kenaikan produksi yang ada.indikator elastis ini sering di gunakan untuk menganalisis sifat usaha padat modal dan padat karya. Peningkatan SDM di lingkungan dunia usaha menuntut keterlibatan perusahaan yang bersangkutan, yaitu pemerintah dan pihak lain yang terkait. Antara lain : serikat pekerja para profesional serta masyarakat. Pengusaha menengah ke atas harus berusaha mempunyai human resourcing planning jangka panjang. Perusahaan yang belum meliliki harus mengalokasikan dana investasi di bidang pengembangan sumber daya manusia.bagi perusahaan yang mampu harus membuka kesempatan kerja bagi tenaga kerja yang lain dengan proses pengembangan tenaga kerja. Pengembangan tenaga sangatpenting kita lakukan dan banyak manfaatnya. Karena tuntutan jabatan sebagai akibat kemajuan teknologi dan semakin ketatnya persaingan di antara perusahaan yang sejenis. Berbagai kjonsep dunia pelatihan kerja yang mendukung sisitem kerja tersebut antara lain : konsep Andrew P.Sikula mencoba melaksanakan pembagian yang layak tentang non manejerial dalam progam pelatihan dan manejerial dalam pengembangan, selain itu memadukan training dan pengembangan modal bagi staf administrasi. Latihan dan training ini di maksudkan untuk memperbaiki penguasaan di berbagi teknik serta keterampilan pelaksanaan kerja tertentu dalam kurun waktu yang relatif singkat. Progam pengembangan dan latihan akan meningkatkan produktivitas tenaga kerja, untuk itu perlu adanya penilaian terhadap prestasi kerja ataupun pelaksanaan kerja. Untuk jangka panjang perubahan permintaan tenaaga kerja dapat terjadi dalam bentuk loncatan atau shift, dimana perubahan ini di akibatkan 11

12 oleh adanya perubahan dalam penggunaan teknologi dan metode produksi. Sedangkan untuk meningkatkan daya serap terhadap permintaan tenaga kerja adalah dengan meningkatkan tingkat upah dan pendapatan masyarakat, sehimgga akan meningkatkan permintaan konsumsi oleh masyarakat. Perubahan permintaan konsumsi ini akan mempengaruhi permintaan tenaga kerja, dengan naiknya tingkat pendapatan masyarakat berarti akan meningkatkan permintaan tenaga kerja. Perubahan jumlah barang yang dibeli karena perubahan harga barang dapat diukur dengan elastisitas harga dari permintaan (price elasticity of demand). Elastisitas permintaan dari suatu barang terhadap perubahan dari suatu faktor penentunya (harga barang itu sendiri, harga barang lain/ penghasilan konsumen) menunjukkan derajat kepekaan akan barang tersebut terhadap perubahan faktor-faktor di atas. (Boediono, 1999) Payaman Simanjuntak (1985) menyatakan bahwa konsep elastisitas dapat digunakan untuk memperkirakan kebutuhan tenaga untuk suatu periode tertentu, baik untuk masing-masing sektor maupun untuk ekonomi secara keseluruhan. Atau sebaliknya dapat digunakan untuk menyusun simulasi kebijakan pemangunan untuk ketenagakerjaan yaitu dengan memilih beberapa elternatif laju pertumbuhan tiap sektor, maka dihitung kesempatan kerja yang dapat diciptakan. Kemudian dipilih kebijaksanaan pembangunan yang paling sesuai dengan kondisi pasar kerja. 2.2 KESEIMBANGAN PASAR TENAGA KERJA Keseimbangan dalam Pasar Tenaga Kerja Single Competitif Kurva penawaran tenaga kerja menunjukkan jumlah jam kerja dari pekerja pada berbagai tingkat upah. Sedangkan kurva permintaan tenaga kerja menunjukkan jumlah jam kerja yang digunakan oleh perusahaan pada berbagai tingkat upah. Keseimbangan terjadi pada saat penawaran tenaga kerja sama dengan permintaan tenaga kerja yaitu di titik upah keseimbangan w* dan jumlah jam kerja sebanyak E*. Setelah tingkat upah keseimbangan tercapai, setiap perusahaan di dalam industri berusaha mempekerjakan orang sampai pada titik dimana nilai marjinal produk tenaga 12

13 kerja (value of marginal product of labor) sama dengan upah di pasar kerja yang kompetitif yaitu di titik E. Upah Dn kurva penawaran tenaga kerja w* E Sn kurva permintaan tenaga kerja E* kesempatan kerja Keseimbangan di pasar kerja yang kompetitif Mengapa upah bisa naik turun? Dalam perekonomian yang modern, terdapat kendala yang dihadapi berupa gangguan (shock) yang terjadi baik di sisi permintaan maupun penawaran. Upah dan kesempatan kerja yang selalu berubah merupakan respon dari perubahan yang terjadi dari sisi ekonomi, politik dan sosial. Ketika pasar kerja bereaksi terhadap gangguan yang terjadi, upah dan kesempatan kerja akan selalu bergerak menuju titik keseimbangan yang baru Keseimbangan Kompetitif antar Pasar Tenaga Kerja Bagaimana keseimbangan pasar tenaga kerja terjadi bila di daerah utara mempunyai upah yang lebih tinggi dari daerah selatan? Diasumsikan dua pasar ini mempekerjakan pekerja yang memiliki ketrampilan yang sama sehingga orang yang bekerja di daerah Utara memiliki substitusi yang sempurna dengan daerah di Selatan. Upah keseimbangan di daerah Utara w N melebihi upah keseimbangan di daerah Selatan w S. Kurva permintaan dan penawaran di masing-masing pasar yaitu S N dan D N untuk daerah Utara sedangkan S S dan D S untuk daerah Selatan. Pekerja di daerah Selatan melihat upah di daerah Utara lebih besar, akan berpindah untuk bekerja di Utara. Penghasilan yang besar menunjukkan tingkat kepuasan yang lebih besar. Sebaliknya perusahaan melihat adanya perbedaan upah di kedua daerah, akan berpindah ke daerah Selatan yang memiliki karakteristik tingkat 13

14 upah yang lebih rendah dibandingkan di Utara, sehingga perusahaan memperoleh keuntungan lebih besar dengan mempekerjakan pekerja yang lebih murah. Jika pekerja berpindah antar daerah dengan bebbas, perpindahan pekerja (migrasi) akan mengubah kurva penawaran baik di daerah Utara maupun Selatan. Di daerah Selatan, kurva penawaran tenaga kerja akan bergeser ke kiri (ke S S ) sampai sebagian pekerja di daerah Selatan meninggalkan daerahnya menuju daerah Utara. Akibatnya karena pekerja sangat langka di daerah Selatan, upah pekerja mengalami kenaikan. Sebaliknya di daerah Utara, kurva penawaran tenaga kerja akan bergeser ke kanan (ke S N ), sebagai akibat pekerja di daerah Selatan terus berdatangan. Dampaknya, upah di daerah Utara mengalami penurunan. Jika ada kebebasan bagi pekerja untuk berpindah dan kebebasan untuk keluar atau masuk ke pasar, maka dampaknya perekonomian nasional akan menghasilkan tingakat upah tunggal yaitu sebesar w*. Tk upah S N Tk upah w N S N S S S S w* w* w S D N Kesemp kerja Pasar tenaga kerja di Utara D S Kesemp kerja Pasar tenaga kerja di Selatan Keseimbangan dalam Pasar Tenaga Kerja Monopsoni Jenis perusahaan monopsoni yaitu: a. Perusahaan monopsoni dengan diskriminasi murni Perusahaan monopsoni dengan diskriminasi murni dapat mempekerjakan pekerja pada berbagai tingkat upah. Pada dasarnya perusahaan monopsoni tidak dapat mempengaruhi harga output di pasar. Keuntungan perusahaan yang diperoleh jika menambah pekerja sama dengan harga produknya dikalikan dengan marjinal produk tenaga kerja yang bersifat kompetitif, ditunjukkan oleh kurva nilai marjinal produknya. Perusahaan monopsoni dengan diskriminasi murni akan mempekerjakan orang sampai kondisi dimana nilai upah pekerja terakhir yang disewanya 14

15 sama dengan biaya mempekerjakan pekerja terakhir tersebut. Atau sampai kondisi dimana kontribusi pekerja terakhir terhadap penerimaan perusahaan sama dengan ongkos marjinal pekerja. Pekerja terakhir ini merupakan pekerja yang menerima upah sesuai kemampuan tertinggi perusahaan untuk menarik pekerja yang ada di pasar. Apabila setelah ini ada pekerja lain yang masuk perusahaan tersebut, akan dibayar dengan tingkat upah reservasi. Keseimbangan pasar terjadi di titik A, dimana penawaran sama dengan permintaannya. Perusahaan monopsoni dengan diskriminasi murni mempekerjakan pekerja sebear E*, persis sama dengan tingkat kesempatan kerja pada pasar kompetitif. Upah w* bukan merupakan upah yang kompetitif. Upah itu merupakan tingkat upah yang harus dibayar oleh perusahaan monopsoni untuk menarik pekerja yang terakhir yang ada di pasar. Upah S w* w 1 w 2 VMP E E 2 E 1 E* Kesempatan kerja Kurva Perusahaan monopsoni diskriminasi murni b. Perusahaan monopsoni nondiskriminatif. Perusahaan monopsoni nondiskriminasi harus membayar seluruh pekerja pada tingkat yang sama, tanpa mempedulikan upah reservasi pekerja. Hal ini disebabkan oleh perusahaan monopsoni nondiskriminasi harus menaikkan upah terhadap seluruh pekerja karena keinginan perusahaan untuk mempekerjakan lebih banyak pekerja sehingga kurva penawaran tenaga kerja tidak lagi menjadi biaya marjinal pekerja. Upah akan meningkat pada saat perusahaan monopsoni nondiskriminasi mempekerjakan lebih banyak pekerja, sehingga kurva ongkos marjinal tenaga kerja memiliki slope positif. Ongkos marjinal pekerja meningkat lebih besar dibandingkan dengan tingkat upah dan berada diatas kurva penawaran tenaga kerjanya. Perusahaan monopsoni akan memaksimumkan 15

16 keuntungan dengan mempekerjakan orang sampai pada tahap dimana ongkos marjinal tenaga kerja sama dengan nilai marjinal produknya (titik A). Jika perusahaan mempekerjakan pekerja lebih rendah dari E M, maka nilai produk marjinalnya melebihi ongkos marjinal tenaga kerjanya dan perusahaan akan menambah pekerja. Sebaliknya, jika perusahaan mempekerjakan lebih dari E M, ongkos marjinalnya melebihi kontribusi pekerja bagi perusahaan dan perusahaan akan memberhentikan beberapa karyawan. Kondisi keuntungan maksimum bagi perusahaan monopsoni nondiskriminasi yaitu MC E = VMP E. Upah MC E S VMP E A w* w M VMP E E M E* Kurva Perusahaan monopsoni nondiskriminasi Kesempatan kerja Karakteristik keseimbangan pasar monopsoni dibandingkan dengan pasar kompetitif. Pertama, perusahaan monopsoni nondiskriminatif mempekerjakan orang lebih sedikit dibandingkan di pasar kompetitif sehingga pada pasar monopsoni akan terjadi pengangguran. Kedua, upah pada pasar monopsoni sebesar w M lebih kecil dari upah di pasar kompetitif w* dan juga lebih kecil dari nilai marjinal produknya yaitu VMP M Keseimbangan dalam Pasar Tenaga Kerja Monopoli Perusahaan monopoli mampu dan bebas mempengaruhi harga output di pasar (harga jual barang). Perusahaan monopoli akan memproduksi barang sampai keuntungan marjinal sama dengan ongkos. Karena perusahaan monopoli dapat menentukan harga jual, maka perusahaan dapat mempekerjakan tenaga kerja sesuai dengan keinginannya dan pada upah yang telah ditentukan perusahaan (misal sebesar w). Keuntungan 16

17 perusahaan akan maksimal jika pada penggunaan tenaga kerja sebesar E 1, yaitu pada saat W=MRP E (titik A). Jika jumlah pekerja lebih kecil dari E 1, dengan adanya tambahan pekerja, perusahaan akan mendapatkan keuntungan. Hal ini karena ongkos mempekerjakan lebih kecil dari keuntungan yang diperoleh. Sebaliknya, jika perusahaan mempekerjakan orang yang lebih besar dari E 1, pekerja terakhir yang disewa menghasilkan keuntungan yang lebih kecil dari ongkos mempekerjakannya. Jika perusahaan berada pada pasar yang kompetitif, maka akan mempekerjakan sampai pada titik dimana upah sama dengan nilai marjinal produknya yaitu sebesar E 2. upah w A MRP E VMP E E 1 E 2 Kesempatan kerja Kurva Permintaan Tenaga kerja pada Perusahaan monopoli BAB III PENUTUP 17

18 3.1 Kesimpulan Elastisitas tenaga kerja merupakan sebuah kondisi dimana persentase perubahan permintaan akan tenaga kerja sehubungan dengan perubahan tingkat upah sebanyak 1 persen. Elastisitas tenaga kerja di pengaruhi oeleh 4 faktor yaitu: Subsitusi tenaga kerja dengan faktor produksi yang lain, Elastisitas permintaan terhadap barang yang di hasilkan, Proporsi biaya tenaga kerja terhadap seluruh biaya produksi, Dan elastisitas penawaran dari faktor produksi pelengkap lainnya. Elastisitas kesempatan tenaga kerja merupakan suatu kondisi dimana perbandingan laju pertumbuhan kesempatan kerja N/N dengan laju pertumbuhan ekonomi Y/Y Keseimbangan dalam Pasar Tenaga Kerja Single Competitif menjelaskan Kurva penawaran tenaga kerja menunjukkan jumlah jam kerja dari pekerja pada berbagai tingkat upah. Sedangkan kurva permintaan tenaga kerja menunjukkan jumlah jam kerja yang digunakan oleh perusahaan pada berbagai tingkat upah. Upah dan kesempatan kerja yang selalu berubah merupakan respon dari perubahan yang terjadi dari sisi ekonomi, politik dan sosial Keseimbangan kompetitif antar pasar tenaga kerja diasumsikan pasar tenaga kerja di daerah utara dan selatan mempekerjakan pekerja yang memiliki ketrampilan yang sama sehingga orang yang bekerja di daerah Utara memiliki substitusi yang sempurna dengan daerah di Selatan. Upah keseimbangan di daerah Utara w N melebihi upah keseimbangan di daerah Selatan w S. Kurva permintaan dan penawaran di masing-masing pasar yaitu S N dan D N untuk daerah Utara sedangkan S S dan D S untuk daerah Selatan. Pekerja di daerah Selatan melihat upah di daerah Utara lebih besar, akan berpindah untuk bekerja di Utara. Penghasilan yang besar menunjukkan tingkat kepuasan yang lebih besar, begitu pula sebaliknya. Perusahaan monopsoni dengan diskriminasi murni dapat mempekerjakan pekerja pada berbagai tingkat upah. Pada dasarnya perusahaan monopsoni tidak dapat mempengaruhi harga output di pasar. Keuntungan perusahaan yang diperoleh jika menambah pekerja sama dengan harga produknya dikalikan dengan marjinal produk tenaga kerja yang bersifat kompetitif, ditunjukkan oleh kurva nilai marjinal produknya. Keseimbangan pasar terjadi di titik A, dimana penawaran sama dengan permintaannya. Perusahaan monopsoni dengan diskriminasi murni mempekerjakan pekerja sebear E*, persis sama dengan 18

19 tingkat kesempatan kerja pada pasar kompetitif. Upah w* bukan merupakan upah yang kompetitif. Perusahaan monopsoni nondiskriminasi harus membayar seluruh pekerja pada tingkat yang sama, tanpa mempedulikan upah reservasi pekerja.. Perusahaan monopsoni akan memaksimumkan keuntungan dengan mempekerjakan orang sampai pada tahap dimana ongkos marjinal tenaga kerja sama dengan nilai marjinal produknya (titik A). Jika perusahaan mempekerjakan pekerja lebih rendah dari E M, maka nilai produk marjinalnya melebihi ongkos marjinal tenaga kerjanya dan perusahaan akan menambah pekerja. Sebaliknya, jika perusahaan mempekerjakan lebih dari E M, ongkos marjinalnya melebihi kontribusi pekerja bagi perusahaan dan perusahaan akan memberhentikan beberapa karyawan. Kondisi keuntungan maksimum bagi perusahaan monopsoni nondiskriminasi yaitu MC E = VMP E. Keseimbangan dalam pasar tenaga kerja monopoli diperoleh karena perusahaan monopoli mampu dan bebas mempengaruhi harga output di pasar (harga jual barang). Keuntungan perusahaan akan maksimal jika pada penggunaan tenaga kerja sebesar E 1, yaitu pada saat W=MRP E (titik A). Jika jumlah pekerja lebih kecil dari E 1, dengan adanya tambahan pekerja, perusahaan akan mendapatkan keuntungan. 3.2 Kritik dan Saran Penulis menyimpulkan beberapa saran untuk para pembaca, yaitu kita harus memahami dengan benar bahwa apa sebenarnya elastisitas permintaan tenaga kerja dan keseimbangan pasar tenaga kerja. Sehingga nantinya diharapkan perekonomian di Indonesia akan semakin membaik dan maju. Pada penulisan makalah ini, penulis pun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Sehingga, kritik dan juga saran dari pembaca sangat penulis butuhkan agar dapat menyempurnakan makalah ini. DAFTAR PUSTAKA 19

20 Ananta,Aris.1995.Ruang Lingkup Ekonomi Sumber Daya Manusia. Jakarta: Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi UI-Pusat Antar Universitas Bidang Ekonomi Simanjutak,Payaman,J Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia Edisi Kedua.Jakarta:Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Sumarsono,Sonny.2003.Ekonomi Manajemen Sumber Daya Manusia Ketenagakerjaan.Jember:Graha Ilmu Sugarda,Budi.1995.Manajemen Sumber Daya Manusia.Jakarta:Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi UI-Pusat Antar Universitas Bidang Ekonomi UI Tjitoherijanto,Prijono.1999.Pengembangan Sumber Daya Manusia.Jakarta : Fakultas Ekonomi Eniversitas Indonesia Zain,Harun.1994.Kebijakan Ketenagakerjaan Di Indonesia.Jakarta:Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia ( di akses tanggal 29 Maret 2012) 20

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Menurut Undang-undang No. 13 Tahun 2003 Pasal 1, tenaga kerja adalah

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Menurut Undang-undang No. 13 Tahun 2003 Pasal 1, tenaga kerja adalah 7 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1. Pengertian Tenaga Kerja Menurut Undang-undang No. 13 Tahun 2003 Pasal 1, tenaga kerja adalah tiap orang yang mampu melaksanakan pekerjaan baik di dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Dalam melakukan penelitian ini diambil acuan dari penelitian terdahulu oleh Ulviani (2010) yang berjudul : Analisis Pengaruh Nilai Output dan Tingkat Upah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keahlian-keahlian, kemampuan untuk berfikir yang dimiliki oleh tenaga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keahlian-keahlian, kemampuan untuk berfikir yang dimiliki oleh tenaga BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Tenaga Kerja Menurut Sudarso (1991), tenaga kerja merupakan manusia yang dapat digunakan dalam proses produksi yang meliputi keadaan fisik jasmani, keahlian-keahlian,

Lebih terperinci

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. terdahulu oleh Arifatul Chusna (2013) dalam penelitiannya Pengaruh Laju

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. terdahulu oleh Arifatul Chusna (2013) dalam penelitiannya Pengaruh Laju BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Dalam melakukan penelitian ini diambil acuan dari penelitian terdahulu oleh Arifatul Chusna (2013) dalam penelitiannya Pengaruh Laju

Lebih terperinci

Elastisitas Permintaan dan Penawaran. Pengantar Ilmu Ekonomi TIP FTP UB

Elastisitas Permintaan dan Penawaran. Pengantar Ilmu Ekonomi TIP FTP UB Elastisitas Permintaan dan Penawaran Pengantar Ilmu Ekonomi TIP FTP UB ELASTISITAS PERMINTAAN TERHADAP HARGA Elastisitas Permintaan Elastisitas permintaan mengukur perubahan relatif dalam jumlah unit barang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. berkerja di perusahaan/usaha tersebut, baik berkaitan dengan produksi maupun

II. TINJAUAN PUSTAKA. berkerja di perusahaan/usaha tersebut, baik berkaitan dengan produksi maupun II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritik 1. Pengertian Tenaga Kerja Berdasarkan BPS, pekerja atau tenaga kerja adalah semua orang yang biasanya berkerja di perusahaan/usaha tersebut, baik berkaitan dengan

Lebih terperinci

Daftar Isi. Daftar Isi... i Daftar Tabel... iii Daftar Gambar... vii 1. PENDAHULUAN...1

Daftar Isi. Daftar Isi... i Daftar Tabel... iii Daftar Gambar... vii 1. PENDAHULUAN...1 Daftar Isi Daftar Isi... i Daftar Tabel... iii Daftar Gambar... vii 1. PENDAHULUAN...1 1.1 Latar Belakang... 1 1.1.1 Isu-isu Pokok Pembangunan Ekonomi Daerah... 2 1.1.2 Tujuan... 5 1.1.3 Keluaran... 5

Lebih terperinci

Penggunaan Turunan dalam Ekonomi Ir. Tito Adi Dewanto

Penggunaan Turunan dalam Ekonomi Ir. Tito Adi Dewanto Penggunaan Turunan dalam Ekonomi Ir. Tito Adi Dewanto Kegiatan Belajar 1 A. Perilaku Konsumen Perilaku konsumen mengikuti Hukum permintaan : Bila harga barang naik, ceteris paribus (faktor lain tetap)

Lebih terperinci

BAB IV. KERANGKA PEMIKIRAN. Bab ini merupakan rangkuman dari studi literatur dan kerangka teori yang

BAB IV. KERANGKA PEMIKIRAN. Bab ini merupakan rangkuman dari studi literatur dan kerangka teori yang BAB IV. KERANGKA PEMIKIRAN Bab ini merupakan rangkuman dari studi literatur dan kerangka teori yang digunakan pada penelitian ini. Hal yang dibahas pada bab ini adalah: (1) keterkaitan penerimaan daerah

Lebih terperinci

PERMINTAAN DAN PENAWARAN HASIL PERTANIAN

PERMINTAAN DAN PENAWARAN HASIL PERTANIAN PERMINTAAN DAN PENAWARAN HASIL PERTANIAN Julian Adam Ridjal PS Agribisnis Universitas Jember http://www.adamjulian.net Permintaan menggambarkan keadaan keseluruhan daripada hubungan diantara harga dan

Lebih terperinci

PENERAPAN KONSEP ELASTISITAS DALAM PERMINTAAN DAN PENAWARAN.

PENERAPAN KONSEP ELASTISITAS DALAM PERMINTAAN DAN PENAWARAN. PENERAPAN KONSEP ELASTISITAS DALAM PERMINTAAN DAN PENAWARAN. Elastisitas merupakan salah satu konsep penting untuk memahami beragam permasalahan di bidang ekonomi. Konsep elastisitas sering dipakai sebagai

Lebih terperinci

ELASTISITAS PERMINTAAN DAN PENAWARAN Pertemuan 9

ELASTISITAS PERMINTAAN DAN PENAWARAN Pertemuan 9 ELASTISITAS PERMINTAAN DAN PENAWARAN Pertemuan 9 Elastisitas... adalah ukuran seberapa besar para pembeli dan penjual memberikan reaksi terhadap perubahanperubahan kondisi yang terjadi di pasar. 2 Elastisitas

Lebih terperinci

Perusahaan, Produksi, dan Biaya

Perusahaan, Produksi, dan Biaya Perusahaan, Produksi, dan Biaya Perusahaan adalah kesatuan teknis, yang bertujuan untuk menghasilkan benda-benda atau jasa. Perusahaan ingin mencapai laba setinggi mungkin. Pengertian sehari-hari, laba

Lebih terperinci

PERMINTAAN ATAS FAKTOR PRODUKSI

PERMINTAAN ATAS FAKTOR PRODUKSI Ekonomi Mikro PERMINTAAN ATAS FAKTOR PRODUKSI Pertimbangan pengusaha dalam berproduksi 1. Produk apa yang diinginkan konsumen 2. Berapa tingkat produksi yang mendatangkan laba maksimum 3. Bagaimana sifat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sumber Daya Alam dan Energi dalam Pembangunan. meliputi semua yang terdapat dibumi baik yang hidup maupun benda mati,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sumber Daya Alam dan Energi dalam Pembangunan. meliputi semua yang terdapat dibumi baik yang hidup maupun benda mati, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sumber Daya Alam dan Energi dalam Pembangunan 2.1.1 Sumber Daya Energi Sumber daya adalah segala sesuatu yang berguna dan mempunyai nilai di dalam kondisi dimana kita menemukannya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lapangan atau peluang kerja serta rendahnya produktivitas, namun jauh lebih

BAB I PENDAHULUAN. lapangan atau peluang kerja serta rendahnya produktivitas, namun jauh lebih BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dimensi masalah ketenagakerjaan bukan hanya sekedar keterbatasan lapangan atau peluang kerja serta rendahnya produktivitas, namun jauh lebih serius dengan penyebab

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI. Tenaga Kerja adalah penduduk yang berada dalam usia kerja. Menurut

BAB II TINJAUAN TEORI. Tenaga Kerja adalah penduduk yang berada dalam usia kerja. Menurut BAB II TINJAUAN TEORI 2.1. Ketenagakerjaan Tenaga Kerja adalah penduduk yang berada dalam usia kerja. Menurut Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan, yang disebut sebagai tenaga kerja

Lebih terperinci

V. PEMBAHASAN Perkembangan Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri dan Perdagangan, Hotel dan Restoran di Pulau Jawa

V. PEMBAHASAN Perkembangan Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri dan Perdagangan, Hotel dan Restoran di Pulau Jawa 72 V. PEMBAHASAN 5.1. Perkembangan Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri dan Perdagangan, Hotel dan Restoran di Pulau Jawa Pulau Jawa merupakan salah satu Pulau di Indonesia yang memiliki jumlah penduduk

Lebih terperinci

MEKANISME PASAR A. Pengertian dan Bentuk Pasar PRODUKSI 1. Fungsi-fungsi Produksi

MEKANISME PASAR A. Pengertian dan Bentuk Pasar PRODUKSI 1. Fungsi-fungsi Produksi MEKANISME PASAR A. Pengertian dan Bentuk Pasar Dalam memajukan perekonomian suatu negara, pasar memiliki peranan yang sangat penting. Melalui aktifitas pasar, produksi dapat sampai ke tangan konsumen yang

Lebih terperinci

MINGGU 4. PRODUKSI PERTANIAN DAN PENAWARAN

MINGGU 4. PRODUKSI PERTANIAN DAN PENAWARAN MINGGU 4. PRODUKSI PERTANIAN DAN PENAWARAN Oleh TIM TATANIAGA PRODUK AGRIBISNIS DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2013 Produksi pertanian merupakan suatu proses

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Untuk mendukung penulisan skripsi mengenai analisis faktor faktor

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Untuk mendukung penulisan skripsi mengenai analisis faktor faktor BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Untuk mendukung penulisan skripsi mengenai analisis faktor faktor yang mempengaruhi Penyerapan Tenaga Kerja di Kota Yogayakarta, maka di lakukan

Lebih terperinci

Pengantar Ekonomi Mikro. Modul ke: 7FEB. Review Bab 1-6. Fakultas. Febrina Mahliza, SE, M.Si. Program Studi Manajemen

Pengantar Ekonomi Mikro. Modul ke: 7FEB. Review Bab 1-6. Fakultas. Febrina Mahliza, SE, M.Si. Program Studi Manajemen Pengantar Ekonomi Mikro Modul ke: Review Bab 1-6 Fakultas 7FEB Febrina Mahliza, SE, M.Si Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Masalah Ekonomi dan Kebutuhan Membuat Pilihan Kelangkaan (scarcity)

Lebih terperinci

1). PRODUKSI, 2). BIAYA DAN 3).KEUNTUNGAN

1). PRODUKSI, 2). BIAYA DAN 3).KEUNTUNGAN 1). PRODUKSI, 2). BIAYA DAN 3).KEUNTUNGAN 1.1. Produksi dan Fungsi Produksi Produksi adalah hasil yang diperoleh petani pada saat panen Fungsi produksi adalah suatu fungsi yang menunjukan hubungan (teknis)

Lebih terperinci

Elastisitas. SRI SULASMIYATI, S.SOS., MAP

Elastisitas. SRI SULASMIYATI, S.SOS., MAP Elastisitas SRI SULASMIYATI, S.SOS., MAP www.sulasmiyati.lecture.ub.ac.id Pendahuluan Elastisitas merupakan persentase perubahan pada variabel dependen/tak bebas/ terikat dikarenakan adanya perubahan variabel

Lebih terperinci

TEORI PASAR. Materi Presentasi. Pasar Persaingan Sempurna Pasar Monopoli Pasar Monopolistis Pasar Oligopoli. Sayifullah, SE., M.

TEORI PASAR. Materi Presentasi. Pasar Persaingan Sempurna Pasar Monopoli Pasar Monopolistis Pasar Oligopoli. Sayifullah, SE., M. TEORI PASAR Sayifullah, SE., M.Akt Materi Presentasi Pasar Persaingan Sempurna Pasar Monopoli Pasar Monopolistis Pasar Oligopoli 1 Teori Pasar Pasar Persaingan Sempurna Pasar Persaingan Tidak Sempurna

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan

I. PENDAHULUAN. dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan merupakan proses transformasi yang dilakukan secara sistematis dan berkelanjutan. Pembangunan ekonomi dilakukan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat

Lebih terperinci

PERILAKU KONSUMEN. A. Pengertian Konsumen dan Perilaku Konsumen

PERILAKU KONSUMEN. A. Pengertian Konsumen dan Perilaku Konsumen PERILAKU KONSUMEN A. Pengertian Konsumen dan Perilaku Konsumen Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh Arief Rahman Yuditya (2010) hasil jumlah lapangan pekerjaan tidak diimbangi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh Arief Rahman Yuditya (2010) hasil jumlah lapangan pekerjaan tidak diimbangi BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu yang digunakan sebagai landasan ini mempunyai sejumlah persamaan dan perbedaan dengan penelitian saat ini. Hasil penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi dalam periode jangka panjang mengikuti

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi dalam periode jangka panjang mengikuti BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan ekonomi dalam periode jangka panjang mengikuti pertumbuhan pendapatan perkapita, akan membawa suatu perubahan mendasar dalam struktur ekonomi, dari ekonomi

Lebih terperinci

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN Peranan Sektor Agroindustri Terhadap Perekonomian Kota Bogor

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN Peranan Sektor Agroindustri Terhadap Perekonomian Kota Bogor VI. HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1. Peranan Sektor Agroindustri Terhadap Perekonomian Kota Bogor Alat analisis Input-Output (I-O) merupakan salah satu instrumen yang secara komprehensif dapat digunakan untuk

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Sukirno (2008), industri adalah perusahaan yang menjalankan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Sukirno (2008), industri adalah perusahaan yang menjalankan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Industri 1. Pengertian Industri Menurut Sukirno (2008), industri adalah perusahaan yang menjalankan kegiatan ekonomi yang tergolong dalam sektor sekunder. Industri merupakan suatu

Lebih terperinci

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SRIWIJAYA PROGRAM STUDI ILMU EKONOMI SILABUS

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SRIWIJAYA PROGRAM STUDI ILMU EKONOMI SILABUS PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SRIWIJAYA PROGRAM STUDI ILMU EKONOMI SILABUS Mata Kuliah : Ekonomi SDM I Kode Mata Kuliah : EKP 50307 Stats Mata Kuliah : Wajib Bobot : 3 SKS Jenjang Studi : S2 Reguler

Lebih terperinci

Dexter Harto Kusuma makalah elastisitas ekonomi mikro I. PENDAHULUAN

Dexter Harto Kusuma makalah elastisitas ekonomi mikro I. PENDAHULUAN Dexter Harto Kusuma makalah elastisitas ekonomi mikro I. PENDAHULUAN Salah satu pokok bahasan yang paling penting dari aplikasi ekonomi adalah elastisitas. Pemahaman elastisitas dari permintaan dan penawaran

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. (SDM), sumber daya alam (SDA), teknologi, sosial budaya dan lain-lain. Oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. (SDM), sumber daya alam (SDA), teknologi, sosial budaya dan lain-lain. Oleh BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan ekonomi suatu negara atau suatu daerah tidak terlepas dari berbagai faktor-faktor yang saling berinteraksi antara lain, sumber daya manusia (SDM), sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya pembangunan ekonomi nasional bertujuan untuk. membangun manusia Indonesia seutuhnya, dan pembangunan tersebut harus

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya pembangunan ekonomi nasional bertujuan untuk. membangun manusia Indonesia seutuhnya, dan pembangunan tersebut harus 13 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada dasarnya pembangunan ekonomi nasional bertujuan untuk membangun manusia Indonesia seutuhnya, dan pembangunan tersebut harus dilaksanakan dengan berpedoman

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Mencermati data laporan Bank Indonesia dari berbagai seri dapat

I. PENDAHULUAN. Mencermati data laporan Bank Indonesia dari berbagai seri dapat I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mencermati data laporan Bank Indonesia dari berbagai seri dapat dinyatakan bahwa perekonomian Indonesia pada tahun 1997 telah mengalami kontraksi dari tahun sebelumnya,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. mengimbangi pertambahan angkatan kerja yang masuk ke pasar kerja. memungkinkan berlangsungnya pertumbuhan ekonomi secara terus-menerus

I. PENDAHULUAN. mengimbangi pertambahan angkatan kerja yang masuk ke pasar kerja. memungkinkan berlangsungnya pertumbuhan ekonomi secara terus-menerus 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bidang ketenagakerjaan merupakan salah satu hal yang sangat esensial dalam usaha memajukan perekonomian bangsa. Usaha yang dimaksud dalam bidang ini adalah penyediaan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN FUNGSI LINEAR DALAM EKONOMI

PENGGUNAAN FUNGSI LINEAR DALAM EKONOMI PENGGUNAAN FUNGSI LINEAR DALAM EKONOMI Agar fungsi permintaan dan fungsi penawaran dapat digambarkan grafiknya, maka faktor-faktor selain jumlah yang diminta dan harga barang dianggap tidak berubah selama

Lebih terperinci

B A B VII. Jika TC = TC(Q), maka. Dan jika TR = TR(Q), maka

B A B VII. Jika TC = TC(Q), maka. Dan jika TR = TR(Q), maka B A B VII 7.1. KONSEP MARGINAL Biaya marginal (marginal cost atau MC) dalam ilmu ekonomi didefinisikan sebagai perubahan dalam biaya total (total cost atau TC) yang terjadi sebagai akibat dari produksi

Lebih terperinci

PENGARUH ELASTISITAS PRODUK DOMESTIK BRUTO (PDB) TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA SEKTOR UMKM

PENGARUH ELASTISITAS PRODUK DOMESTIK BRUTO (PDB) TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA SEKTOR UMKM PENGARUH ELASTISITAS PRODUK DOMESTIK BRUTO (PDB) TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA SEKTOR UMKM JURNAL ILMIAH Disusun oleh : Adetya Nur Candra 0810210021 JURUSAN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

Lebih terperinci

ANALISA PERENCANAAN KEBUTUHAN TENAGA KERJA DI KABUPATEN INDRAGIRI HILIR

ANALISA PERENCANAAN KEBUTUHAN TENAGA KERJA DI KABUPATEN INDRAGIRI HILIR ANALISA PERENCANAAN KEBUTUHAN TENAGA KERJA DI KABUPATEN INDRAGIRI HILIR Lapeti Sari Fakultas Ekonomi Universitas Riau ABSTRAK Penelitian ini bertujuan antara lain adalah: memberikan gambaran tentang persediaan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Landasan Teori Landasan teori mengenai penawaran dan permintaan barang dan jasa serta elastisitas harga dan mekanisme keseimbangan pasar secara umum berlaku sebagai landasan

Lebih terperinci

MATEMATIKA EKONOMI Pertemuan 7 Elastisitas, Biaya Produksi dan Penerimaan, Maksimum dan Minimum Suatu Fungsi I Komang Adi Aswantara UT Korea Fall 2013

MATEMATIKA EKONOMI Pertemuan 7 Elastisitas, Biaya Produksi dan Penerimaan, Maksimum dan Minimum Suatu Fungsi I Komang Adi Aswantara UT Korea Fall 2013 MATEMATIKA EKONOMI Pertemuan 7 Elastisitas, Biaya Produksi dan Penerimaan, Maksimum dan Minimum Suatu Fungsi I Komang Adi Aswantara UT Korea Fall 2013 Elastisitas Elastisitas merupakan ukuran kepekaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Teori Permintaan Dan Kurva Permintaan Teori permintaan pada dasarnya merupakan perangkat analisis untuk melihat besaran jumlah barang atau jasa yang diminta

Lebih terperinci

TINJAUAN TEORI EKONOMI PRODUKSI PERTANIAN

TINJAUAN TEORI EKONOMI PRODUKSI PERTANIAN TINJAUAN TEORI EKONOMI PRODUKSI PERTANIAN Prinsip-Prinsip Efisiensi Usahatani Usahatani ilmu yang mempelajari bagaimana seseorang menentukan, mengorganisasikan, dan mengkoordinasikan faktor-faktor produksi

Lebih terperinci

V. HASIL ANALISIS SISTEM NERACA SOSIAL EKONOMI DI KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2010

V. HASIL ANALISIS SISTEM NERACA SOSIAL EKONOMI DI KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2010 65 V. HASIL ANALISIS SISTEM NERACA SOSIAL EKONOMI DI KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2010 5.1. Gambaran Umum dan Hasil dari Sistem Neraca Sosial Ekonomi (SNSE) Kabupaten Musi Rawas Tahun 2010 Pada bab ini dijelaskan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dalam proses pembangunan, khususnya di negara-negara berkembang. Hal ini

I. PENDAHULUAN. dalam proses pembangunan, khususnya di negara-negara berkembang. Hal ini I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ketenagakerjaan merupakan salah satu aspek yang sangat menonjol dalam proses pembangunan, khususnya di negara-negara berkembang. Hal ini disebabkan masalah ketenagakerjaan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. keberlanjutan pembangunan dari masyarakat agraris menjadi masayarakat industri.

I. PENDAHULUAN. keberlanjutan pembangunan dari masyarakat agraris menjadi masayarakat industri. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada hakekatnya pembangunan ekonomi mempunyai empat dimensi pokok yaitu pertumbuhan, penanggulangan kemiskinan, perubahan atau transformasi ekonomi dan keberlanjutan pembangunan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Peyerapan Tenaga Kerja Seluruh jumlah penduduk yang dianggap dapat bekerja dan sanggup bekerja walaupun tidak ada permintaan kerja bisa disebut sebagai tenaga

Lebih terperinci

POKOK BAHASAN: ELASTISITAS DAN PENAWARAN. Suharyanto

POKOK BAHASAN: ELASTISITAS DAN PENAWARAN. Suharyanto POKOK BAHASAN: ELASTISITAS PERMINTAAN DAN PENAWARAN Suharyanto Tujuan Perkuliahan ini: Mahasiswa dapat menganalisis sensitivitas respon perubahan permintaan dan penawaran akibat perubahan harga dan faktor

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Jawa Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki

I. PENDAHULUAN. Jawa Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jawa Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki peran penting bagi perekonomian nasional. Berdasarkan sisi perekonomian secara makro, Jawa Barat memiliki

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan kegiatan dalam. perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan kegiatan dalam. perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi dalam masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat.

Lebih terperinci

STRUKTUR PASAR PERSAINGAN MONOPOLI

STRUKTUR PASAR PERSAINGAN MONOPOLI STRUKTUR PASAR PERSAINGAN MONOPOLI TIU : Setelah mengikuti kuliah ini mahasiswa dapat memahami tentang konsep pasar persaingan monopoli, mampu menghitung tingkat harga baik dalam jangka pendek dan jangka

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses kenaikan pendapatan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses kenaikan pendapatan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses kenaikan pendapatan perkapita penduduk yang diikuti oleh perubahan fundamental dalam struktur ekonomi suatu negara. Pembangunan

Lebih terperinci

ELASTISITAS. Ngatindriatun PERTEMUAN 4 & 5

ELASTISITAS. Ngatindriatun PERTEMUAN 4 & 5 ELATIITA Ngatindriatun ERTEMUAN 4 & 5 engertian Elastisitas Elastisitas menggambarkan reaksi kepekaan produsen atau konsumen yang disebabkan adanya faktor tertentu yang mempengaruhi konsumen untuk membeli

Lebih terperinci

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Sebelum penelitian ini terdapat penelitian sejenis yang sudah dilakukan oleh beberapa orang. Penelitian terdahulu yang menjadi refrensi

Lebih terperinci

Pengantar Ekonomi Makro. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM

Pengantar Ekonomi Makro. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM Pengantar Ekonomi Makro Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM Materi Perkuliahan: 1. Ruang Lingkup Analisis Makroekonomi (Konsep dasar ekonomi makro) 2. Aliran kegiatan perekonomian (aliran sirkular atau circular

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Boediono (2000) Inflasi dapat diartikan sebagai kecenderungan kenaikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Boediono (2000) Inflasi dapat diartikan sebagai kecenderungan kenaikan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Defenisi Inflasi Boediono (2000) Inflasi dapat diartikan sebagai kecenderungan kenaikan harga barang secara umum dan terus menerus. kenaikan harga pada satu atau dua barang

Lebih terperinci

Bentuk-Bentuk Pasar. Categories : Bentuk-Bentuk Pasar. ekonomi.

Bentuk-Bentuk Pasar. Categories : Bentuk-Bentuk Pasar. ekonomi. http://www.plengdut.com/2013/01/bentuk-bentuk-pasar.html Bentuk-Bentuk Pasar Diposkan oleh irmawan hadi saputra di 7:29 PM Email ThisBlogThis!Share to TwitterShare to Facebook Categories : Bentuk-Bentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengatur masuk dan keluarnya perusahaan dari sebuah indutri, standar mutu

BAB I PENDAHULUAN. mengatur masuk dan keluarnya perusahaan dari sebuah indutri, standar mutu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam suatu Negara, pemerintah mempunyai berbagai kekuasaan untuk mengatur masuk dan keluarnya perusahaan dari sebuah indutri, standar mutu produk, menetapkan

Lebih terperinci

INDIKATOR MAKROEKONOMI KABUPATEN PAKPAK BHARAT

INDIKATOR MAKROEKONOMI KABUPATEN PAKPAK BHARAT L A P O R A N K A J I A N INDIKATOR MAKROEKONOMI KABUPATEN PAKPAK BHARAT K E R J A S A M A P R O D I P E R E N C A N A A N W I L A Y A H S E K O L A H P A S C A S A R A J A N A U N I V E R S I T A S S

Lebih terperinci

Elastisitas Permintaan & Penawaran

Elastisitas Permintaan & Penawaran Ekonomi Mikro (PAB243) Elastisitas Permintaan & Penawaran Pengasuh: Prof. Dr. Ir. Zulkifli Alamsyah, M.Sc. Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jambi Konsep Elastisitas Elastisitas merupakan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Tidak ada gading yang tak retak, kepada para pembaca kami mohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan buku ini kedepan.

KATA PENGANTAR. Tidak ada gading yang tak retak, kepada para pembaca kami mohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan buku ini kedepan. i KATA PENGANTAR Penulis mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas selesainya penulisan buku Pengantar Teori Ekonomi. Buku ini bukanlah karya tulis asli dari penulis tetapi kumpulan materi kuliah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengurangi kemiskinan (Madris, 2010). Indikator ekonomi makro (PDRB)

BAB I PENDAHULUAN. mengurangi kemiskinan (Madris, 2010). Indikator ekonomi makro (PDRB) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kondisi perekonomian menjadi salah satu indikator kemajuan suatu daerah. Pembangunan ekonomi daerah tidak hanya bertujuan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, melainkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Teori Permintaan dan Kurva Permintaan. permintaan akan suatu barang atau jasa berdasarkan hukum permintaan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Teori Permintaan dan Kurva Permintaan. permintaan akan suatu barang atau jasa berdasarkan hukum permintaan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Permintaan dan Kurva Permintaan Teori permintaan pada dasarnya merupakan perangkat analisis untuk melihat besaran jumlah barang atau jasa yang diminta

Lebih terperinci

Referensi utama: Modern Industrial Organization Carlton and Pertloff 4 th ed Chapter 4, # 105-

Referensi utama: Modern Industrial Organization Carlton and Pertloff 4 th ed Chapter 4, # 105- Referensi utama: Modern Industrial Organization Carlton and Pertloff 4 th ed. 2005 Chapter 4, # 105- Heinrich von Stackelberg (1934) Supply side banyak sedikit satu Demand side banyak Persaingan sempurna

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi, seringkali dikaitkan tidak hanya sebagai penciri tingkat pendapatan yang lebih tinggi bagi suatu perekonomian atau mekanisme yang berkelanjutan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kependudukan dan pertumbuhan ekonomi memiliki hubungan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kependudukan dan pertumbuhan ekonomi memiliki hubungan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kependudukan dan pertumbuhan ekonomi memiliki hubungan yang sangat erat, jumlah penduduk menentukan efisiensi perekonomian dan kualitas dari tenaga kerja itu

Lebih terperinci

Penggunaan Turunan dalam Ekonomi

Penggunaan Turunan dalam Ekonomi Penggunaan Turunan dalam Ekonomi Dalam ilmu ekonomi konsep turunan pertama dari suatu fungsi dapat digunakan untuk mendapatkan ongkos marjinal, pendapatan marjinal, elastisitas, hasrat menabung marjinal,

Lebih terperinci

LEMBAR KERJA PENERAPAN STRATEGI MEMAKSIMUMKAN KEUNTUNGAN PERUSAHAAN MATA KULIAH EKONOMI MANAJERIAL OLEH : YANA ROHMANA

LEMBAR KERJA PENERAPAN STRATEGI MEMAKSIMUMKAN KEUNTUNGAN PERUSAHAAN MATA KULIAH EKONOMI MANAJERIAL OLEH : YANA ROHMANA LEMBAR KERJA PENERAPAN STRATEGI MEMAKSIMUMKAN KEUNTUNGAN PERUSAHAAN MATA KULIAH EKONOMI MANAJERIAL OLEH : YANA ROHMANA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI DAN KOPERASI FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM SISTEM NERACA SOSIAL EKONOMI (SNSE) KABUPATEN INDRAGIRI HILIR

GAMBARAN UMUM SISTEM NERACA SOSIAL EKONOMI (SNSE) KABUPATEN INDRAGIRI HILIR GAMBARAN UMUM SISTEM NERACA SOSIAL EKONOMI (SNSE) KABUPATEN INDRAGIRI HILIR Pada bab ini dijelaskan mengenai gambaran umum SNSE Kabupaten Indragiri Hilir yang meliputi klasifikasi SNSE Kabupaten Indragiri

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur Provinsi Kalimantan Timur terletak pada 113 0 44-119 0 00 BT dan 4 0 24 LU-2 0 25 LS. Kalimantan Timur merupakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sejak tahun 2001 Indonesia telah memberlakukan desentralisasi yang lebih

I. PENDAHULUAN. Sejak tahun 2001 Indonesia telah memberlakukan desentralisasi yang lebih I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejak tahun 2001 Indonesia telah memberlakukan desentralisasi yang lebih dikenal dengan istilah otonomi daerah sebagai salah satu wujud perubahan fundamental terhadap

Lebih terperinci

BAB II. TINJAUAN KEPUSTAKAAN

BAB II. TINJAUAN KEPUSTAKAAN BAB II. TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1. Komoditi Pertanian subsektor Peternakan Pertanian adalah salah satu bidang produksi dan lapangan usaha yang paling tua di dunia yang pernah dan sedang dilakukan masyarakat.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Ketenagakerjaan Penduduk suatu negara dapat dibagi menjadi dua yaitu tenaga kerja dan bukan tenaga kerja. Tenaga kerja adalah penduduk yang berusia kerja

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. materi tersebut disampaikan secara berurutan, sebagai berikut.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. materi tersebut disampaikan secara berurutan, sebagai berikut. BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Dalam bab landasan teori ini di bahas tentang teori Produk Domestik Regional Bruto, PDRB per kapita, pengeluaran pemerintah dan inflasi. Penyajian materi tersebut

Lebih terperinci

Elastisitas Harga, Perilaku Konsumen dan Surplus Ekonomi

Elastisitas Harga, Perilaku Konsumen dan Surplus Ekonomi 1. Elastisitas Harga Elastisitas Harga, Perilaku Konsumen dan Surplus Ekonomi 1.1. Pengertian Elastisitas Salah satu pokok bahasan yang paling penting dari aplikasi ekonomi adalah konsep elastisitas. Pemahaman

Lebih terperinci

ANALISIS SENSITIVITAS / ELASTISITAS KURVA PERMINTAAN. Teori dan Elastisitas Permintaan

ANALISIS SENSITIVITAS / ELASTISITAS KURVA PERMINTAAN. Teori dan Elastisitas Permintaan ANALISIS SENSITIVITAS / ELASTISITAS KURVA PERMINTAAN Teori dan Elastisitas Permintaan ANALISIS PERMINTAAN DAN ELASTISITAS PASAR Permintaan yang secara relatif stabil memungkinkan operasi produksi yang

Lebih terperinci

PASAR PERSAINGAN SEMPURNA

PASAR PERSAINGAN SEMPURNA PASAR PERSAINGAN SEMPURNA Struktur Pasar Faktor-faktor yang membedakan bentuk pasar 1. Ciri-ciri barang yang dihasilkan 2. Banyaknya perusahaan dalam industri 3. Tingkat kesulitan perusahaan baru dalam

Lebih terperinci

kesenjangan antara pertumbuhan jumlah angkatan kerja disatu pihak dan

kesenjangan antara pertumbuhan jumlah angkatan kerja disatu pihak dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan ekonomi pada hakekatnya adalah serangkaian usaha kebijaksanaan yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat, memperluas kesempatan kerja dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sektor utama ke ekonomi modern yang didominasi oleh sektor-sektor

BAB 1 PENDAHULUAN. sektor utama ke ekonomi modern yang didominasi oleh sektor-sektor BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan ekonomi dalam periode jangka panjang, mengikuti pertumbuhan pendapatan nasional, akan membawa suatu perubahan mendasar dalam struktur ekonomi, dari ekonomi

Lebih terperinci

Pengantar Ekonomi Makro. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM

Pengantar Ekonomi Makro. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM Pengantar Ekonomi Makro Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM Pengertian Ilmu Ekonomi Adalah studi mengenai cara-cara yang ditempuh oleh masyarakat untuk menggunakan sumber daya yang langka guna memproduksi komoditas

Lebih terperinci

ELASTISITAS TEAM TEACHING I. ELASTISITAS PERMINTAAN

ELASTISITAS TEAM TEACHING I. ELASTISITAS PERMINTAAN ELASTISITAS TEAM TEACHING I. ELASTISITAS PERMINTAAN Jika terjadi kegagalan panen maka dapat digambarkan sebagai pergeseran kurva penawaran kekiri, yaitu dari S ke S Gambar 4.1(i) menggambarkan suatu kasus

Lebih terperinci

Referensi utama: Modern Industrial Organization Carlton and Pertloff 4 th ed Chapter 4, # 88 -

Referensi utama: Modern Industrial Organization Carlton and Pertloff 4 th ed Chapter 4, # 88 - Referensi utama: Modern Industrial Organization Carlton and ertloff 4 th ed. 2005 Chapter 4, # 88 - Referensi utama: Modern Industrial Organization Carlton and ertloff 4 th ed. 2005 Chapter 4, # 88 - Monopoli

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Definisi Pendapatan Pendapatan merupakan jumlah dari seluruh uang yang diterima seorang atau rumah tangga selama jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin banyak penduduknya maka semakin besar pula kesempatan kerja yang dibutuhkan.

BAB I PENDAHULUAN. Semakin banyak penduduknya maka semakin besar pula kesempatan kerja yang dibutuhkan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan sebagai salah satu penduduk terbanyak di dunia setelah RRC, India dan Amerika Serikat. Oleh karena ini, tentunya Indonesia memiliki angkatan kerja

Lebih terperinci

Ekonomi Manajerial dalam Perekonomian Global Dominick Salvatore. Kurva Permintaan,

Ekonomi Manajerial dalam Perekonomian Global Dominick Salvatore. Kurva Permintaan, Ekonomi Manajerial dalam Perekonomian Global Dominick Salvatore Kurva Permintaan, - Demand (Permintaan) adalah kuantitas barang atau jasa yg. rela atau mampu dibeli oleh konsumen selama periode waktu tertentu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara. Inflasi itu sendiri yaitu kecenderungan dari harga-harga untuk menaik

BAB I PENDAHULUAN. negara. Inflasi itu sendiri yaitu kecenderungan dari harga-harga untuk menaik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Inflasi merupakan fenomena ekonomi yang sangat ditakuti oleh semua negara. Inflasi itu sendiri yaitu kecenderungan dari harga-harga untuk menaik secara umum

Lebih terperinci

Pengantar Ekonomi Mikro

Pengantar Ekonomi Mikro Modul ke: 04 Pusat Pengantar Ekonomi Mikro Elastisitas Permintaan dan Penawaran Bahan Ajar dan E-learning Definisi Elastisitas Suatu pengertian yang menggambarkan derajat kepekaan perubahan suatu variabel

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Beras merupakan salah satu komoditas penting dalam kehidupan sosial

II. TINJAUAN PUSTAKA. Beras merupakan salah satu komoditas penting dalam kehidupan sosial 12 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Beras sebagai komoditas pokok Beras merupakan salah satu komoditas penting dalam kehidupan sosial masyarakat Indonesia. Posisi komoditas beras bagi sebagian besar penduduk Indonesia

Lebih terperinci

Konsep Elastisitas. Pertemuan 3. Nina Nurhasanah, SE, MM. Nina Nurhasanah, SE, MM - Univesitas Esa Unggul

Konsep Elastisitas. Pertemuan 3. Nina Nurhasanah, SE, MM. Nina Nurhasanah, SE, MM - Univesitas Esa Unggul Konsep Elastisitas Pertemuan 3 Nina Nurhasanah, SE, MM Pengertian Elastisitas Secara sederhana Elastisitas mengukur presentase perubahan suatu variabel sebagai akibat adanya perubahan variabel lain Elastisitas

Lebih terperinci

ELASTISITAS PERMINTAAN & PENAWARAN

ELASTISITAS PERMINTAAN & PENAWARAN ELASTISITAS PERMINTAAN & PENAWARAN Defenisi Elastisitas Elastisitas adalah perubahan relative dari variable yang diterangkan sebagai akibat perubahan varibel yang menerangkan apabila variable yang diterangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kebutuhan manusia selalu berkembang sejalan dengan tuntutan zaman, tidak

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kebutuhan manusia selalu berkembang sejalan dengan tuntutan zaman, tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kebutuhan manusia selalu berkembang sejalan dengan tuntutan zaman, tidak sekedar memenuhi kebutuhan hayati saja, namun juga menyangkut kebutuhan lainnya seperti

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sumber daya manusia (SDM) atau human resources mengandung dua

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sumber daya manusia (SDM) atau human resources mengandung dua BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Tenaga kerja. Sumber daya manusia (SDM) atau human resources mengandung dua pengertian. Pertama, sumber daya manusia mengandung pengertian usaha kerja atau

Lebih terperinci

HARGA KESEIMBANGAN harga keseimbangan harga ekuilibrium harga bebas 1. Pengertian Elastisitas Permintaan Penyelesaian

HARGA KESEIMBANGAN harga keseimbangan harga ekuilibrium harga bebas 1. Pengertian Elastisitas Permintaan Penyelesaian HARGA KESEIMBANGAN Dalam ilmu ekonomi, harga keseimbangan atau harga ekuilibrium atau harga bebas adalah harga yang terbentuk pada titik pertemuan kurva permintaan dan kurva penawaran. Terbentuknya harga

Lebih terperinci

TEORI KEPUASAN KONSUMEN FEB Manajemen S-1

TEORI KEPUASAN KONSUMEN FEB Manajemen S-1 TEORI KEPUASAN Modul ke: 7 Perubahan Fakultas FEB Program Studi Manajemen S-1 KONSUMEN garis anggaran dengan asumsi harga barang dan tetap, akan mempengaruhi titik-titik keseimbangan konsumen pada berbagai

Lebih terperinci

PENGANTAR ILMU EKONOMI MAKRO BAB 1 RUANG LINGKUP ANALISIS MAKROEKONOMI

PENGANTAR ILMU EKONOMI MAKRO BAB 1 RUANG LINGKUP ANALISIS MAKROEKONOMI PENGANTAR ILMU EKONOMI MAKRO BAB 1 RUANG LINGKUP ANALISIS MAKROEKONOMI Teori Ekonomi Isu isu utama 1. Mewujudkan efisiensi dalam penggunaan sumber daya Mikro Ekonomi 2. Mencapai kepuasan yang maksimum

Lebih terperinci

PRODUKTIVITAS DAN ELASTISITAS KESEMPATAN KERJA SEKTOR INDUSTRI

PRODUKTIVITAS DAN ELASTISITAS KESEMPATAN KERJA SEKTOR INDUSTRI PRODUKTIVITAS DAN ELASTISITAS KESEMPATAN KERJA SEKTOR INDUSTRI Muhammad Hasan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Makassar Email : hasdiansa@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji produktivitas

Lebih terperinci

PENDAHULUAN BAB ILMU EKONOMI 1.2. PENGERTIAN EKONOMI MIKRO

PENDAHULUAN BAB ILMU EKONOMI 1.2. PENGERTIAN EKONOMI MIKRO Teori Ekonomi Mikro PENDAHULUAN BAB 1 1.1 ILMU EKONOMI Secara umum ilmu ekonomi atau ekonomika dapat diartikan sebagai suatu ilmu tentang usaha-usaha manusia untuk memenuhi kebutuhannya dengan adanya alat-alat

Lebih terperinci

PASAR MONOPOLI, OLIGOPOLI, PERSAINGAN SEMPURNA

PASAR MONOPOLI, OLIGOPOLI, PERSAINGAN SEMPURNA PASAR MONOPOLI, OLIGOPOLI, PERSAINGAN SEMPURNA P E R T E M U A N 6 N I N A N U R H A S A N A H, S E, M M MONOPOLI Bahasa Yunani monos polein artinya menjual sendiri Penguasaan atas produksi dan atau pemasaran

Lebih terperinci