KUALITAS INTERAKSI SOSIAL SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 24 KOTA JAMBI
|
|
- Yulia Tedjo
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 ARTIKEL ILMIAH KUALITAS INTERAKSI SOSIAL SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 24 KOTA JAMBI OLEH : DIAN PURNAMA SARI ERA 1D PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI 2014
2 Kualitas interaksi sosial siswa kelas VII di SMP Negeri 24 Kota Jambi Dian Purnama Sari ERA1D PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING ABSTRAK Penelitian ini dilatar belakangi kualitas interaksi siswa kelas VII yang tergolong rendah. Keberhasilan seorang siswa tidak ditentukan oleh aspek kognitif saja, melainkan kemampuan untuk berinteraksi sosial dengan lingkungan, berempati kepada orang lain, dan menghargai orang lain. Hal ini dikarenakan pada masa ini dunia anak menjadi lebih luas dibandingkan dengan masa kanak-kanak, antara lain tampak dari keinginannya untuk berkelompok. Pada masa ini seorang anak diharapkan mampu mempelajari ketrampilan-ketrampilan tertentu yang sangat penting bagi persiapan dan penyesuaian diri terhadap kehidupan di masa depan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kualitas interaksi sosial siswa kelas VII dengan guru di SMP Negeri 24 Kota Jambi dan mengungkapkan kualitas interaksi sosial siswa kelas VII dengan teman sebaya di SMP Negeri 24 Kota Jambi. Hasil dari penelitian ini adalah diketahui bahwa kualitas interaksi sosial siswa kelas VII dengan guru berada pada kualitas sedang, dengan rata-rata persenrase yang diperoleh sebesar 51,5%. Dan kualitas interaksi sosial siswa kelas VII dengan teman sebaya juga berada pada kualitas sedang, dengan rata-rata persentase yang diperoleh sebesar 53,5%. Temuan penelitian ini yang menyatakan bahwa kualitas interaksi sosial siswa kelas VII di SMP Negeri 24 Kota Jambi berada pada kualitas sedang. memberikan implikasi terhadap sekolah terutama konselor sekolah, untuk memaksimalkan kembali layanan dan bimbingan untuk siswa terutama orientasi, dalam rangka mengembangkan kemampuan siswa dalam membangun interaksi yang baik di lingkungan sekolah. Kata kunci : Interaksi sosial
3 I. PENDAHULUAN Keberhasilan seorang siswa tidak ditentukan oleh aspek kognitif saja, melainkan kemampuan untuk berinteraksi sosial dengan lingkungan, berempati kepada orang lain, dan menghargai orang lain. Aspek perkembangan sosial merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan sosial anak terutama pada anak sekolah menengah pertama. Hal ini dikarenakan pada masa ini dunia anak menjadi lebih luas dibandingkan dengan masa kanak-kanak, antara lain tampak dari keinginannya untuk berkelompok. Pada masa ini seorang anak diharapkan mampu mempelajari ketrampilan-ketrampilan tertentu yang sangat penting bagi persiapan dan penyesuaian diri terhadap kehidupan di masa depan. Interaksi sosial adalah hubungan antara individu satu dengan individu yang lain, individu satu dapat mempengaruhi individu yang lain atau sebaliknya, jadi terdapat adanya hubungan yang saling timbal balik. Pada saat ini sistem pendidikan di Indonesia masih berorientasi pada perkembangan kecerdasan kognitif sehingga pengembangan sosial emosional dalam proses belajar mengajar terabaikan. Kemampuan seperti berempati kepada orang lain, menghargai orang lain, mengendalikan emosi, dan ketrampilan sosial cenderung tidak dinilai. Salah satu tujuan bimbingan dan konseling adalah membantu siswa agar memperoleh tingkat perkembangan yang optimal sesuai dengan kemampuannya. Bantuan yang diberikan pada siswa agar efektif harus memperhatikan jenis layanan konseling yang tepat sesuai dengan kebutuhan siswa. Bantuan layanan konseling yang tepat tersebut diharapkan memperoleh perubahan-perubahan tingkah laku yang diharapkan. Karena anak berhasil dalam masa perkembangannya bukan hanya anak yang selalu mendapatkan nilai tertinggi serta mendapat rangking di sekolah, namun anak yang berhasil pada masa perkembangannya adalah anak yang berprestasi dalam bidang akademik, serta berhasil pula pada hubungan sosial dan emosionalnya, serta mampu menjalin iteraksi yang baik antara siswa dengan guru maupun antara siswa dengan siswa yang lainnya di lingkungan sekolah disinilah letak pentingnya penelitian ini dilakukan. Kenyataan di lapangan yang diperoleh dari observasi awal di SMP Negeri 24 Kota Jambi, terlihat di lapangan adalah saat proses belajar mengajar berlangsung. Diketahui bahwa pada saat guru menyampaikan materi pelajaran, yang terjadi hanya komunikasi satu arah saja, sehingga kesempatan untuk menjalin interaksi antara siswa dan guru tidak terjadi. Kemudian, jika dilihat dari kontak sosial guru dengan siswa yang merupakan syarat utama terjalinnya interkasi sosial, terlihat bahwa guru jarang melakukannya, baik kontak sosial yang bersifat verbal dan non verbal. Kontak verbal yang diberikan oleh seorang guru kepada siswanya dapat berupa pujian, nasehat, motivasi atau larangan. Sedangkan kontak sosial guru dengan siswa yang bersifat nonverbal dapat berupa tersenyum, menepuk pundak siswa, mendekati posisi tempat duduk siswa. Hal-hal tersebut jarang dilakukan oleh guru, dan ketika ada siswa yang menjawab pertanyaan dari guru, guru tersebut tidak memberikan apresiasi seperti mengacungkan ibu jari, bertepuk tangan dan memuji siswa tersebut. Hal lain yang menunjukkan bahwa kualitas interaksi sosial antara siswa kelas VII tidak terjalin dengan baik ditunjukkan pada saat jam istirahat sekolah, tidak semua dari siswa kelas VII memiliki teman untuk menghabiskan waktu istirahat bersama, dapat dilihat bahwa masih ada siswa yang sering menyendiri dan ada siswa yang
4 berkelompok, dan terdapat pula siswa yang dijauhi oleh teman-temannya, teman terkesan cuek atau tidak perduli dengan salah satu siswa. Mengingat bahwa, interaksi sosial merupakan kegiatan yang akan berpengaruh terhadap perkembangan akademik, dan emosional siswa serta usaha penyesuaian diri yang akan dilakukan oleh siswa kelas VII terhadap lingkungan sekolah, dan berdasarkan fenomena yang ditemui di lapangan, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Kualitas interaksi sosial siswa kelas VII di SMP Negeri 24 Kota Jambi. A. Batasan Masalah Penelitian ini dilakukan terhadap siswa kelas VII SMP Negeri 24 Kota Jambi. Yang menjadi permasalahan utama dari penelitian ini adalah kualitas interaksi sosial siswa di SMP Negeri 24 Kota Jambi, masalah penelitian dibatasi hanya kepada kualitas interaksi sosial siswa kelas VII dengan guru dan teman sebaya di SMP Negeri 24 Kota Jambi. Sedangkan subyek dalam penelitian ini adalah siswa yang terdaftar sebagai siswa kelas VII tahun ajaran 2014/2015 di SMP Negeri 24 Kota Jambi. B. Rumusan Masalah Berdasarkan batasan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : sebagai rumusan masalah umum adalah bagaimanakah Kualitas interaksi sosial siswa kelas VII SMP Negeri 24 Kota Jambi. Masalah ini dapat dirinci sebagai berikut : 1. Bagaimanakah kualitas interaksi sosial siswa kelas VII dengan guru di SMP Negeri 24 Kota Jambi. 2. Bagaimanakah kualitas interaksi sosial siswa kelas VII dengan teman sebaya di SMP Negeri 24 Kota Jambi. C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap atau mendeskripsikan Kualitas interaksi sosial siswa kelas VII di SMP Negeri 24 Kota Jambi antara lain sebagai berikut : 1. Mendeskripsikan kualitas interaksi sosial siswa kelas VII dengan guru di SMP Negeri 24 Kota Jambi. 2. Mendeskripsikan kualitas interaksi sosial siswa kelas VII dengan teman sebaya di SMP Negeri 24 Kota Jambi. D. Pertanyaan Penelitian Adapun pertanyaan umum yang terdapat dalam penelitian ini adalah pada kualitas manakah interaksi sosial siswa kelas VII di SMP Negeri 24 kota jambi?. Pertanyaan ini dapat dirinci lebih dalam, seperti berikut : 1. Pada kualitas manakah interaksi sosial siswa kelas VII dengan guru di SMP Negeri 24 Kota Jambi. 2. Pada kualitas manakah interaksi sosial siswa kelas VII dengan teman sebaya di SMP Negeri 24 Kota Jambi. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Interaksi Sosial Manusia sebagai makhluk sosial melakukan hubungan sosial antar sesamanya dalam hidupnya. Dalam hubungan sosial itu individu menyadari bahwa dalam kehidupan bermasyarakat mereka pasti membutuhkan bantuan orang lain. Adanya kebutuhan akan bantuan ini merupakan awal terbentuknya interaksi sosial dengan orang lain. Menurut Walgito (2003: 57), interaksi sosial adalah hubungan antara
5 individu satu dengan individu yang lain, individu satu dapat mempengaruhi individu yang lain atau sebaliknya, jadi ada hubungan yang saling timbal balik. Sedangkan Suranto (2011: 5) menyatakan bahwa interaksi sosial adalah suatu proses berhubungan yang dinamis dan saling pengaruh-mempengaruhi antar manusia. Pendapat lain dikemukakan oleh Soekanto dalam (Dayakisni, 2009: 119) yang mendefinisikan interaksi sosial sebagai hubungan antar orang per orang atau dengan kelompok manusia. Sedangkan menurut Shaw, dalam Anonim (2012: com) interaksi sosial adalah suatu pertukaran antarpribadi yang masing- masing orang menunjukkan perilakunya satu sama lain dalam kehadiran mereka, dan masingmasing perilaku mempengaruhi satu sama lain. Murdiyanto dalam Handayani (2004: 50) dalam ( interaksi sosial adalah hubungan antar manusia yang menghasilkan suatu proses pengaruh mempengaruhi yang menghasilkan hubungan tetap dan pada akhirnya memungkinkan pembentukan struktur sosial. Pengertian interaksi sosial menurut Bonner dalam Ali dan Asror (2004: merupakan suatu hubungan antara dua orang atau lebih individu, dimana kelakuan individu mempengaruhi, mengubah atau mempengaruhi individu lain atau sebaliknya. Sejalan dengan pendapat yang diungkapkan oleh Vygotsky dalam Anonim (2012: yang menyimpulkan bahwa siswa mengkonstruksikan pengetahuan atau menciptakan makna sebagai hasil dari pemikiran dan berinteraksi dalam suatu konteks sosial. Dalam teorinya, Vygotsky dalam Anonim (2012: sikologi.com) menyatakan bahwa proses belajar tidak dapat dipisahkan dari aksi dan interaksi, karena persepsi dan aktivitas berjalan seiring secara dialogis.. Berdasarkan pengertian interaksi sosial menurut beberapa ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa, interaksi sosial adalah hubungan timbal balik antara dua orang atau lebih, dan masing-masing orang yang terlibat di dalamnya memainkan peran secara aktif. Dalam interaksi juga lebih dari sekedar terjadi hubungan antara pihak- pihak yang terlibat melainkan terjadi proses saling mempengaruhi. B. Macam-macam Interaksi Sosial Dari pengertian interaksi sosial yang sudah dipaparkan di atas, maka dapat diketahui bahwa interaksi sosial tidak hanya terjadi antara individu yang satu dengan individu yang lainnya, melainkan interaksi sosial dapat terjadi antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, maupun interaksi sosial antara kelompok dengan kelompok. Menurut Maryati dan Suryawati dalam Handayani (2004: 23) dalam ( interaksi sosial dibagi menjadi tiga macam, yaitu : 1. Interaksi antara individu dan individu. Dalam hubungan ini bisa terjadi interaksi positif ataupun negatif. Interaksi positif, jika hubungan yang terjadi saling menguntungkan. Interaksi negatif, jika hubungan timbal balik merugikan satu pihak atau keduanya (bermusuhan). 2. Interaksi antara individu dan kelompok. Interaksi ini pun dapat berlangsung secara positif maupun negatif. Bentuk interaksi sosial individu dan kelompok bermacam - macam sesuai situasi dan kondisinya. 3. Interaksi sosial antara kelompok dan kelompok. Interaksi sosial kelompok dan kelompok terjadi sebagai satu kesatuan bukan kehendak pribadi. Misalnya, kerjasama antara dua perusahaan untuk membicarakan suatu proyek.
6 Sedangkan pendapat lain dipaparkan oleh Santosa (2004: 27) interaksi sosial terdiri dari empat macam, yaitu : o Interaksi antara individu dengan diri pribadi. o Interaksi antara individu dengan individu. o Interaksi antara individu dengan kelompok. o Interaksi antara kelompok dengan kelompok. Tuntutan dan realitas kehidupan sosial akan direaksi secara berbeda-beda oleh masing-masing siswa, tergantung kemampuan berinteraksi yang dimilikinya. Schneiders dalam Kurniawan (2014 : 29-30) mengemukakan bahwa interaksi sosial yang dituntut dalam kehidupan sekolah, dengan tidak mempertimbangkan kebutuhan akademik, tidak jauh berbeda dengan interaksi sosial yang dilakukan di lingkungan kelurga, walaupun setiap individu akan bereaksi secara berbeda-beda terhadap keduanya. Selain itu Schneiders dalam Kurniawan (2014 : 29) telah menyusun tuntutan lingkungan atas perilaku yang diharapkan dan yang berkaitan dengan realitas, proses, dan relasi sosial, serta yang dihadapi oleh siswa di lingkungan sekolah, yang dapat meliputi indikator-indikator sebagai berikut : a. Kemampuan siswa untuk menjalin interaksi dengan teman di sekolah : Siswa mampu menerima teman apa adanya Kemampuan siswa mengendalikan emosi Partisipasi siswa dalam menjalin kerja sama dengan teman Kepedulian siswa dengan masalah yang sedang dihadapi oleh teman-temannya Kemampuan siswa mempertahankan hubungan persahabatan b. Kemampuan siswa dalam bersikap dan berinteraksi terhadap guru, kepala sekolah, dan personil sekolah lainnya. Kemampuan siswa dalam menjaga sikap ketika bertemu dengan guru, kepala sekolah dan personil sekolah lainnya. Kemampuan siswa untuk terbuka kepada guru, kepala sekolah dan personil sekolah lainnya. Kemampuan siswa untuk bertutur kata dengan sopan santun ketika berkomunikasi dengan guru, kepala sekolah dan personil sekolah lainnya. Siswa memiliki perasaan terbuka kepada guru, kepala sekolah dan personil sekolah lainnya tentang masalah yang dihadapi dan memiliki keinginan untuk mencari pemecahan masalahnya. Berdasarkan uraian di atas, diketahui bahwa interaksi sosial tidak hanya terjadi antara individu dengan individu lain saja, melainkan antara individu dengan kelompok, dan kelompok satu dengan kelompok lain. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan salah satu macam interaksi sosial tersebut di atas yaitu interaksi sosial antara individu dan kelompok sebagai acuan dalam penelitian. Kelompok yang dimaksud adalah kelompok kelas yang termasuk dalam interaksi siswa dengan teman sebaya di lingkungan sekolah yang bersifat kelompok primer. III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Untuk menggambarkan bagaimana kualitas interaksi siswa yang sesungguhnya, maka diperlukan penelitian yang bersifat deskriptif. Menurut Sutja dkk (2010:78), penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha
7 menggambarkan keadaan supyek saat itu, atau menggambarkan lapangan sebagaimana adanya. Sedangkan menurut Winarno Surachman (1992:131) mengungkapkan bahwa bentuk dari penelitian deskriptif adalah pemberian data tentang situasi yang dialami,suatu hubungan kegiatan pandangan, sikap yang nampak atau tentang suatu proses yang bekerja, kelainan yang muncul, kecenderungan yang nampak, pertentangan yang meruncing dan sebagainya. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian yang digunakan untuk menggambarkan atau mendeskripsikan suatu keadaan yang sedang berlangsung dan dapat diungkapkan dengan menggunakan alat ungkap seperti : angket dan diolah melalui tehnik prosentase yang akan ditentukan, sehingga dapat diketahui prosentase kualitas interaksi yang dimaksud, dan bisa juga melalui observasi. Karena itu, penelitian ini akan mengungkapakan masalah dengan apa adanya tentang kualitas interaksi sosial siswa kelas VII di SMP Negeri 24 Kota Jambi. B. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi adalah wilayah atau karakteristik tertentu yang diteliti, sedangkan menurut A. Muri Yusuf (1987:16) mengatakan bahwa populasi adalah keseluruhan dari objek penelitian. Dengan demikian maka populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII di SMP Negeri 24 Kota Jambi. Jumlah angggota populasi berdasarkan yang terdaftar pada semester ganjil tahun 2014/2015 adalah 111 orang yang tersebar ke dalam 4 kelas, yang terbagi 54 perempuan 57 laki-laki. 2. Sampel Dengan perhitungan menggunakan rumus representatif, maka jumlah sampel 59% x 111 adalah 66 orang sampel representatif. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik Simple Random Sampling. C. Jenis dan Sumber Data 1. Jenis data Menurut Sutja dkk (2010;87) dalam penelitian ada dua jenis data yaitu data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang langsung dipungut dari responden yang menjadi subek penelitian dan data sekunder yaitu data yang tidak langsung diperoleh dari responden melainkan dari sumber lain. Dengan demikian data penelitian ini adalah data primer. Artinya data tentang kualitas interaksi sosial siswa terhadap lingkungan sekolah dihimpun dari siswa yang bersangkutan. 2. Sumber Data Sumber data merupakan objek yang diminta keterangan atau informasi mengenai apa-apa yang dibutuhkan untuk penelitian ini. Adapun sumber data penelitian ini adalah siswa kelas VII di SMP Negeri 24 Kota Jambi yang tercatat secara resmi pada tahun ajaran 2014/2015. D. Alat Pengumpulan Data Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan angket untuk mendapatkan data tentang kualitas interaksi sosial siswa kelas VII di SMP N egeri 24 Kota Jambi.
8 E. Tekhnik Analisis Data Analisis data adalah salah satu kegiatan dalam penelitian yang berguna untuk menarik kesimpulan. Pada penelitian ini analisis data dilakukan dengan menggunakan alat bantu menghitung yaitu kalkulator casio fx3600pv dan Program Excel pada komputer. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teknik persentase dengan menggunakan formula C untuk item berbeda. Teknik analisis persentase ini digunakan untuk melihat mengolah rata-rata persentase yang item terdiri dari positif dan negatif, dimana pada pernyataan yang bersifat positif akan diberi bobot 1 pada jawaban YA, dan 0 pada jawaban TIDAK, dan pada pernyataan yang bersifat negatif, maka akan diberi bobot 0 pada jawaban YA dan 1 pada jawaban TIDAK. Adapun langkah-langkah dengan melakukan pemeriksaan terhadap angket yang masuk nantinya, memberikan nilai bobot, setelah itu mentabulasikan hasil dari item-item angket, kemudian baru dianalisis dengan menggunakan rumus formula C sebagaimana yang dikemukakan Sutja, dkk (2012:108) : fb 100% n.( i)( bi) Keterangan : P = Persentase yang dihitung fb = Jumlah bobot dari frekuensi yang diperoleh n = banyaknya data / subjek i = banyaknya item / soal bi = bobot ideal IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan deskripsi hasil pengolahan data dan analisis yang telah dilakukan dan disajikan pada bagian hasil penelitian, maka didapatkan pembahasan hasil penelitian rekapitulasi rata-rata kualitas interaksi sosial siswa kelas VII dengan guru dan kualitas interaksi sosial siswa kelas VII dengan teman sebaya di SMP Negeri 24 Kota Jambi, seperti terlihat pada tabel dibawah ini : No 1 2 Indikator Jawaban F (Ya) % F (Tdk) % Bobot % Kualitas interaksi sosial siswa kelas VIII dengan guru , , ,5 Kualitas interaksi sosial siswa kelas VIII dengan teman , , ,5 Jumlah / Rata-rata , , ,7 Berdasarkan tabel di atas, diketahui secara keseluruhan kualitas interaksi sosial siswa kelas VII di SMP Negeri 24 Kota Jambi, berada pada kualitas sedang dengan persentase rata-rata yang diperoleh sebesar 52,7%. 1. Kualitas interaksi sosial siswa kelas VII dengan guru di SMP Negeri 24 Kota Jambi Berdasarkan hasil pengolahan data yang dilakukan, terlihat bahwa rata-rata presentase frekuensi jawaban responden tentang indikator kualitas interaksi sosial siswa kelas VII dengan guru di SMP Negeri 24 Kota Jambi, berada pada kualitas sedang dengan rata-rata yang diperoleh (51,5%).
9 Hasil ini menunjukan bahwa kualitas interaksi sosial siswa terhadap guru di sekolah masih belum berjalan dengan sebagaimana yang diharapkan. Padahal, sekolah sebagai sarana pendidikan, dituntut untuk mampu mengembangkan potensi peserta didiknya, baik berupa akademis, maupun psikologisnya. Sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Schneiders dalam Kurniawan (2014:29) yang menyatakan bahwa, kemampuan siswa dalam bersikap dan berinteraksi terhadap guru, kepala sekolah, dan personil sekolah lainnya dapat ditunjukan melalui : Kemampuan siswa dalam menjaga sikap ketika bertemu dengan guru, kepala sekolah dan personil sekolah lainnya. Kemampuan siswa untuk bertutur kata dengan sopan santun ketika berkomunikasi dengan guru, kepala sekolah dan personil sekolah lainnya. Siswa memiliki perasaan terbuka kepada guru, kepala sekolah dan prsonil sekolah lainnya tentang masalah yang dihadapi dan memiliki keinginan untuk mencari pemecahan masalahnya. Dengan ditemukannya hasil kurang memuaskan ini, diharapkan pihak sekolah untuk dapat mempersiapkan layanan serta bimbingan yang mampu membantu siswa dalam usaha untuk menjalin komunikasi yang baik antara guru dan siswanya. Sehingga hal tersebut akan berdampak positif terhadap perkembangan siswa baik dalam hal akademis dan sosialnya. 2. Kualitas interaksi sosial siswa kelas VII dengan teman sebaya di SMP Negeri 24 Kota Jambi Berdasarkan data pada tabel di atas, terlihat bahwa rata-rata presentase frekuensi jawaban responden terhadap 18 item pernyataan tentang indikator kualitas interaksi sosial siswa kelas VII terhadap teman sebaya di SMP Negeri 24 Kota Jambi, berada pada kualitas sedang, dengan nilai rata-rata yang diperoleh (53,5%). Menurut pendapat yang dikemukakan oleh Schneiders dalam Kurniawan (2014:29), kemampuan siswa untuk menjalin interaksi dengan teman di sekolah dapat ditandai dengan : Siswa mampu menerima teman apa adanya Kemampuan siswa mengendalikan emosi Partisipasi siswa dalam menjalin kerja sama dengan teman Kepedulian siswa dengan masalah yang sedang dihadapi oleh temantemannya Kemampuan siswa mempertahankan hubungan persahabatan Pendapat ini juga diperkuat oleh Ahmadi (2007: 23) yang menyatakan bahwa interaksi sosial yang terjalin di sekolah adalah adanya hubungan komunikasi antara siswa dengan guru dan siswa dengan siswa, yang harus terus dikembangkan, di mana hal ini diyakini dapat memperkuat hubungan sosial antara mereka di lingkungan sekolah. V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarakan hasil pengolahan data yang telah dijabarkan pada bab sebelumnya, maka kesimpulan yang dapat diambil antara lain sebagai berikut : 1. Kualitas interaksi sosial siswa kelas VII dengan guru di SMP Negeri 24 Kota Jambi dengan rata-rata 51,5% berada pada kualitas sedang. Artinya, kualitas interaksi sosial siswa dengan guru dengan deskriptor yang meliputi
10 kemampuan siswa dalam berkomunikasi dengan baik terhadap guru, baik di dalam/di luar kelas, mampu menjalin suatu kerja sama dengan dengan guru untuk mengatasi masalah yang dihadapi serta motivasi dan keaktifan siswa dengan guru dalam kegiatan belajar mengajar belum terjain dengan baik. 2. Kualitas interaksi sosial siswa kelas VII dengan teman sebaya di SMP Negeri 24 Kota Jambi dengan rata-rata 53,5% berada pada kualitas sedang. Artinya, kualitas interaksi sosial siswa kelas VII dengan teman sebaya di SMP Negeri 24 Kota Jambi yang diindikasikan dengan kemampuan untuk menerima teman apa-adanya, mampu menjalin dan mempertahankan hubungan dengan temanteman, partisipasi siswa dalam menjalin kerja sama dengan teman dan kepedulian siswa dengan masalah yang sedang dihadapi oleh teman-teman berkualitas sedang, dan belum mampu terjalin secara baik. B. Saran Berdasarkan hasil temuan penelitian dan kesimpulan, maka dapat diberikan beberapa usulan dan saran, di anataranya sebagai berikut : 1. Kepada konselor diharapkan dapat memberikan pelayanan yang lebih baik lagi terutama yang berhubungan dengan layanan dan bimbingan yang mampu membantu siswa untuk dapat menjalin dan meningkatkan kemampuan siswa dalam berinteraksi. 2. Kepada siswa hendaknya menjadi sautu pembelajaran agar dapat menjalin interaksi yang baik dan berkualitas terhadap guru, kepala sekolah dan personil sekolah lainnya, serta menjaga hubungan interaksi dengan teman sebaya di sekolah. 3. Bagi pihak sekolah, untuk dapat memaksimalkan kembali kegiatan orientasi siswa di sekolah. Karena masa orientasi adalah masa pengenalan lingkungan sekolah kepada siswa, alangkah baiknya jika isi dari kegiatan tersebut berkaitan dengan pengenalan siswa dengan guru-guru dan personil sekolah, ruangan-ruangan yang tersedia di sekolah, serta kegiatan yang membantu siswa untuk dapat menjalin pertemanan dengan siswa lainnya
BAB III METODE PENELITIAN. diperlukan penelitian yang bersifat deskriptif. Menurut Sutja dkk (2014:78),
28 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Tujuan yang harus dicapai dalam penelitian ini adalah mengungkapkan tingkat penyebab rendahnya interaksi sosial siswa berprestasi tinggi kelas XI IPA di
Lebih terperinciTINGKAT KEPERCAYAAN DIRI SISWA
ARTIKEL ILMIAH TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI SISWA DI SMP NEGERI 24 KOTA JAMBI OLEH : IIN ERA 1D010090 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI 2014 0 TINGKAT
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang berusaha menggambarkan lapangan sebagaimana adanya. terjadi, atau kecenderungan yang tengah terjadi.
26 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan ini adalah tergolong sebagai penelitian deskriptif. Sutja dkk (2014:118), menyatakan bahwa penelitian deskriptif merupakan penelitian
Lebih terperinciPARTISIPASI GURU BIDANG STUDY DALAM
ARTIKEL ILMIAH PARTISIPASI GURU BIDANG STUDY DALAM KEGIATAN PENDUKUNG BIMBINGAN KONSELING DI SMP NEGERI 4 KOTA JAMBI OLEH : ELA WULANDARI ERA1D010125 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS KEGURUAN
Lebih terperinciARTIKEL ILMIAH. HUBUNGAN INTENSITAS KOMUNIKASI DALAM KELUARGA DENGAN DISIPLIN DIRI SISWA KELAS VIII DI MTs NEGERI MODEL KOTA JAMBI OLEH :
ARTIKEL ILMIAH HUBUNGAN INTENSITAS KOMUNIKASI DALAM KELUARGA DENGAN DISIPLIN DIRI SISWA KELAS VIII DI MTs NEGERI MODEL KOTA JAMBI OLEH : DEVI JULIANA ERA 1D009113 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
Lebih terperinciARTIKEL ILMIAH IDENTIFIKASI FAKTOR EKSTERNAL PENYEBAB SISWA TIDAK MENGERJAKAN PEKERJAAN RUMAH DI SMP NEGERI 25 KOTA JAMBI OLEH :
ARTIKEL ILMIAH IDENTIFIKASI FAKTOR EKSTERNAL PENYEBAB SISWA TIDAK MENGERJAKAN PEKERJAAN RUMAH DI SMP NEGERI 25 KOTA JAMBI OLEH : YUNI ASMIKA ERA 1D009080 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan peneliti tergolong korelasional. Sesuai
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan peneliti tergolong korelasional. Sesuai dengan pendapat Sutja, dkk (2014: 135) penelitian korelasional maksudnya adalah penelitian
Lebih terperinciIDENTIFIKASI KONSEP DIRI SISWA YANG MEMILIKI PRESTASI BELAJAR RENDAH DI KELAS VIII SMP NEGERI 8 KOTA JAMBI
IDENTIFIKASI KONSEP DIRI SISWA YANG MEMILIKI PRESTASI BELAJAR RENDAH DI KELAS VIII SMP NEGERI 8 KOTA JAMBI Rabiatun Nurhasanah Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Universitas Jambi E-mail : rabiatunnurhasanah@gmail.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia mempunyai bakat dan kemampuan yang berbeda-beda, sehingga membutuhkan pendidikan yang berbeda-beda pula.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap manusia mempunyai bakat dan kemampuan yang berbeda-beda, sehingga membutuhkan pendidikan yang berbeda-beda pula. Pendidikan mempunyai peranan yang amat
Lebih terperinciARTIKEL ILMIAH PARTISIPASI GURU PEMBIMBING DALAM MENDORONG MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMP NEGERI 16 KOTA JAMBI
ARTIKEL ILMIAH PARTISIPASI GURU PEMBIMBING DALAM MENDORONG MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMP NEGERI 16 KOTA JAMBI Oleh : JUFRI AFRIANTO ERA1D08043 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI FEBRUARI,
Lebih terperinciARTIKEL ILMIAH HUBUNGAN PENERIMAAN SISWA TERHADAP GURU DI KELAS DENGAN KONSENTRASI BELAJAR SISWA KELAS VII DI MTS NEGERI OLAK KEMANG KOTA JAMBI
ARTIKEL ILMIAH HUBUNGAN PENERIMAAN SISWA TERHADAP GURU DI KELAS DENGAN KONSENTRASI BELAJAR SISWA KELAS VII DI MTS NEGERI OLAK KEMANG KOTA JAMBI OLEH : YAYUK PUSPITA WENI NIM : ERA1D009056 PROGRAM STUDI
Lebih terperinciIDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTERAKSI SOSIAL PADA SISWA KELAS AKSELERASI DI SMP N 7 KOTA JAMBI
IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTERAKSI SOSIAL PADA SISWA KELAS AKSELERASI DI SMP N 7 KOTA JAMBI Dwi Wulan Sari, Drs. Suparjo Herlambang, M.Pd, Drs. Asradi, MM Program Studi Bimbingan Konseling
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk sosial telah dibekali naluri untuk selalu mengadakan hubungan atau interaksi dengan orang lain. Interaksi tersebut diantaranya dapat
Lebih terperinciHUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 4 KOTA JAMBI
HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 4 KOTA JAMBI Mahdiyatul Nasihah Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Universitas Jambi E-mail : nasihamahdiyatul@gmail.com
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif,
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif, karena penelitian ini bermaksud untuk memecahkan masalah yang ada pada masa sekarang.
Lebih terperinciARTIKEL ILMIAH KREATIVITAS GURU PEMBIMBING DALAM MENCAPAI TUJUAN PENGEMBANGAN DIRI SISWA SMP NEGERI 8 KOTA JAMBI
ARTIKEL ILMIAH KREATIVITAS GURU PEMBIMBING DALAM MENCAPAI TUJUAN PENGEMBANGAN DIRI SISWA SMP NEGERI 8 KOTA JAMBI Oleh : WANITHRIS FIRDAUS ERA1D0800 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI
Lebih terperinciARTIKEL ILMIAH PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA DI SMP NEGERI 16 KOTA JAMBI
ARTIKEL ILMIAH PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA DI SMP NEGERI 16 KOTA JAMBI Oleh: LENI MARLINA EA1D209032 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pada hakekatnya setiap manusia membutuhkan orang lain. Naluri untuk hidup bersama orang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1. Latar Belakang Pada hakekatnya setiap manusia membutuhkan orang lain. Naluri untuk hidup bersama orang lain pada manusia ternyata sudah muncul sejak ia lahir,
Lebih terperinciARTIKEL ILMIAH MOTIVASI SISWA DALAM MEMANFAATKAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMPN 40 MUARO JAMBI
ARTIKEL ILMIAH MOTIVASI SISWA DALAM MEMANFAATKAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMPN 40 MUARO JAMBI Oleh: GUSTINA NINGSIH ERA ID009072 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI JULI 2014
Lebih terperinciSKRIPSI HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN RASA PERCAYA DIRI PADA SISWA SMP NEGERI 3 KOTA JAMBI
SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN RASA PERCAYA DIRI PADA SISWA SMP NEGERI 3 KOTA JAMBI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sekolah pada dasarnya merupakan lingkungan sosial yang berfungsi sebagai tempat bertemunya individu satu dengan yang lainnya dengan tujuan dan maksud yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah mahluk sosial yang memiliki kemampuan untuk menyesuaikan tingkah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah mahluk sosial yang memiliki kemampuan untuk menyesuaikan tingkah lakunya dengan situasi orang lain. Sebagai mahluk sosial, manusia membutuhkan pergaulan
Lebih terperinciMelin Pratikasari. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Jambi ABSTRAK
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT MELALUI PENERAPAN TEKHNIK BRAINSTORMING DALAM PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 8 KOTA JAMBI Melin Pratikasari
Lebih terperinciARTIKEL ILMIAH PERBANDINGAN MINAT BELAJAR SISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DI SMP NEGERI 9 KOTA JAMBI
ARTIKEL ILMIAH PERBANDINGAN MINAT BELAJAR SISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DI SMP NEGERI 9 KOTA JAMBI Oleh : SEPNITA TRIANI NIM : ERA 1D009001 PROGRAM EKSTENSI BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS KEGURUAN DAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berinteraksi dalam kehidupan sehari-hari dan juga membutuhkan bantuan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Penelitian Manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan orang lain dalam berinteraksi dalam kehidupan sehari-hari dan juga membutuhkan bantuan orang lain, untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Atas
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan formal di Indonesia merupakan rangkaian jenjang pendidikan yang wajib dilakukan oleh seluruh warga Negara Indonesia, di mulai dari Sekolah Dasar
Lebih terperinciBAB V KARAKTERISTIK INDIVIDU, INTERAKSI SOSIAL TEMAN SEBAYA, KREATIVITAS DAN KOMPETENSI
BAB V KARAKTERISTIK INDIVIDU, INTERAKSI SOSIAL TEMAN SEBAYA, KREATIVITAS DAN KOMPETENSI 5.1 Karakteristik Responden Karakteristik responden merupakan salah satu faktor yang diduga berhubungan dengan kompetensi
Lebih terperinciARTIKEL ILMIAH KONTRIBUSI POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN SISWA DI SMP NEGERI 21 KOTA JAMBI OLEH : HASPINAWATI NIM : ERAID08042
1 ARTIKEL ILMIAH KONTRIBUSI POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN SISWA DI SMP NEGERI 21 KOTA JAMBI OLEH : HASPINAWATI NIM : ERAID08042 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sekolah internasional adalah sekolah yang melayani siswa yang berasal dari sejumlah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sekolah internasional adalah sekolah yang melayani siswa yang berasal dari sejumlah besar budaya yang berbeda. Siswanya sering berpindah berpindah dari satu
Lebih terperinciARTIKEL ILMIAH HUBUNGAN PENGAWASAN ORANG TUA DENGAN DISIPLIN BELAJAR SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 1 MUARO JAMBI OLEH :
ARTIKEL ILMIAH HUBUNGAN PENGAWASAN ORANG TUA DENGAN DISIPLIN BELAJAR SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 1 MUARO JAMBI OLEH : FUJI WULANDARI NIM : ERA1D009156 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS KEGURUAN
Lebih terperinciARTIKEL ILMIAH HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KECERDASAN EMOSIONAL SISWA KELAS XI DI SMA NEGERI 10 KOTA JAMBI. Oleh: HENNI MANIK NIM:ERA1D009123
ARTIKEL ILMIAH HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KECERDASAN EMOSIONAL SISWA KELAS XI DI SMA NEGERI 10 KOTA JAMBI Oleh: HENNI MANIK NIM:ERA1D009123 PROGRAM STUDI BIMBINGAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
Lebih terperinciARTIKEL ILMIAH PERSEPSI PESERTA DIDIK TERHADAP PELAKSANAAN LAYANAN INFORMASI DI SMP NEGERI 4 KOTA JAMBI OLEH : S U S A N T O NIM.
ARTIKEL ILMIAH PERSEPSI PESERTA DIDIK TERHADAP PELAKSANAAN LAYANAN INFORMASI DI SMP NEGERI 4 KOTA JAMBI OLEH : S U S A N T O NIM. EA1D311005 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI JULI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berbicara tentang siswa sangat menarik karena siswa berada dalam kategori
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berbicara tentang siswa sangat menarik karena siswa berada dalam kategori usia remaja yang tidak pernah lepas dari sorotan masyarakat baik dari sikap, tingkah laku,
Lebih terperinciFAKTOR PENYEBAB PELANGGARAN DISIPLIN PADA SISWA SMP NEGERI 19 KOTA JAMBI
ARTIKEL ILMIAH FAKTOR PENYEBAB PELANGGARAN DISIPLIN PADA SISWA SMP NEGERI 19 KOTA JAMBI OLEH : NUR HERMATASIYAH ERA1D010159 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. lain. Menurut Supratiknya (1995:9) berkomunikasi merupakan suatu
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Hakikat manusia adalah sebagai makhluk sosial, oleh karena itu setiap manusia tidak lepas dari kontak sosialnya dengan masyarakat, dalam pergaulannya
Lebih terperinciPROFIL PENYESUAIAN SOSIAL SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 35 JAKARTA
95 PROFIL PENYESUAIAN SOSIAL SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 35 JAKARTA Nur Asri Fitriani 1 Dra. Dharma Setiawaty 2 Drs. Djunaedi, M. Pd 3 Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk melihat profil penyesuaian
Lebih terperinciARTIKEL ILMIAH FAKTOR PENGHAMBAT KREATIVITAS ANAK PADA SISWA SMA NEGERI 11 KOTA JAMBI
ARTIKEL ILMIAH FAKTOR PENGHAMBAT KREATIVITAS ANAK PADA SISWA SMA NEGERI 11 KOTA JAMBI Oleh : BAYU SETIAWAN SYAP ERA1D07025 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI JANUARI, 2013 FAKTOR PENGHAMBAT
Lebih terperinciJURNAL PENGARUH KEPERCAYAAN DIRI TERHADAP PENYESUAIAN SOSIAL PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 PRAMBON KABUPATEN NGANJUK TAHUN PELAJARAN 2016/2017
JURNAL PENGARUH KEPERCAYAAN DIRI TERHADAP PENYESUAIAN SOSIAL PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 PRAMBON KABUPATEN NGANJUK TAHUN PELAJARAN 2016/2017 THE EFFECT OF CONFIDENCE TO THE EIGHTH GRADE STUDENTS
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS. orang lain dalam proses interaksi. Interaksi sosial menghasilkan banyak bentuk
5 BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teoretis 2.1.1 Pengertian Interaksi Sosial Manusia dalam kehidupannya tidak dapat hidup sendiri tanpa orang lain. Manusia adalah makhluk sosial yang sepanjang
Lebih terperinciPERSEPSI PESERTA DIDIK TENTANG KETERAMPILAN KOMUNIKASI GURU BK DALAM KONSELING PERORANGAN
PERSEPSI PESERTA DIDIK TENTANG KETERAMPILAN KOMUNIKASI GURU BK DALAM KONSELING PERORANGAN (Studi terhadap Peserta Didik Kelas VIII di SMP Negeri 14 Padang) Oleh: RIKA YULIA FITRI NPM: 11060038 Program
Lebih terperinciFAKTOR YANG MEMPENGARUHI HUBUNGAN SOSIAL PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 10 PADANG JURNAL
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HUBUNGAN SOSIAL PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 10 PADANG JURNAL FERA ARDANTI. Z NPM. 10060140 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP)
Lebih terperinciARTIKEL ILMIAH HUBUNGANANTARA KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAPHASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 24 KOTA JAMBI. Oleh :
ARTIKEL ILMIAH HUBUNGANANTARA KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAPHASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 4 KOTA JAMBI Oleh : TIARA NOVITA NIM: ERA 1D009105 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. penelitian adalah ilmu pengetahuan yang membahas jalan atau cara mengemukakan
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metodologi Penelitian Metodologi penelitian digunakan untuk menemukan jawaban secara sistematis. Metodologi merupakan ilmu yang membicarakan tentang metode sedangkan metode
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. belajar di sekolah. Hal ini sesuai pendapat Ahmadi (2005) yang menyebutkan
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyesuaian diri merupakan salah satu faktor keberhasilan dalam proses belajar di sekolah. Hal ini sesuai pendapat Ahmadi (2005) yang menyebutkan faktor-faktor
Lebih terperinciARTIKEL ILMIAH. Kecerdasan Emosional Dalam Kegiatan Belajar Siswa Kelas III. Di SMP Negeri 7 Kota Jambi. Oleh : DESWATI ERA1D08063
ARTIKEL ILMIAH Kecerdasan Emosional Dalam Kegiatan Belajar Siswa Kelas III Di SMP Negeri 7 Kota Jambi Oleh : DESWATI ERA1D08063 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI FEBRUARI, 2013 Kecerdasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk bisa mempertahankan hidupnya. Sebagai mahluk sosial manusia tidak lepas
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu membutuhkan orang lain untuk bisa mempertahankan hidupnya. Sebagai mahluk sosial manusia tidak lepas dari interaksi
Lebih terperinciARTIKEL ILMIAH MOTIVASI SISWA KELAS VIII MENGIKUTI KEGIATAN EKSTRAKURILER DI SMP NEGERI 6 SUNGAI PENUH
ARTIKEL ILMIAH MOTIVASI SISWA KELAS VIII MENGIKUTI KEGIATAN EKSTRAKURILER DI SMP NEGERI 6 SUNGAI PENUH Oleh : ZHERIK YULIANS PUTRA ERA1D06002 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI JANUARI,
Lebih terperinciHUBUNGAN KECERDASAN INTERPERSONAL DENGAN KONSEP DIRI SISWA KELAS XI SMA ADHYAKSA I JAMBI TAHUN AJARAN 2016/2017
HUBUNGAN KECERDASAN INTERPERSONAL DENGAN KONSEP DIRI SISWA KELAS XI SMA ADHYAKSA I JAMBI TAHUN AJARAN 2016/2017 Farah Arju, Prof. Dr. Hj. Emosda, M.Pd, Kons., Drs. Asradi, MM Program Studi Bimbingan Konseling
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Peserta didik Sekolah Menengah Pertama (SMP ) berada dalam masa
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan mahluk sosial, dimana manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa orang lain. Begitu juga dengan siswa di sekolah, siswa
Lebih terperinciLAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS INTERAKSI SOSIAL MAHASISWA SEMESTER III JURUSAN PPB/BK FIP UNIMED TAHUN AJARAN 2016/2017
LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS INTERAKSI SOSIAL MAHASISWA SEMESTER III JURUSAN PPB/BK FIP UNIMED TAHUN AJARAN 2016/2017 Mirza Irawan Universitas Negeri Medan Email: mirza@konselor.org
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. diri merupakan tingkat dimana individu benar-benar mempertimbangkan. kelebihan dan kekurangan dalam dirinya.
10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penerimaan Diri 1. Pengertian Penerimaan Diri Hurlock dalam Sari (2002:34) mengemukakan bahwa Penerimaan diri merupakan tingkat dimana individu benar-benar mempertimbangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masa peralihan atau masa transisi di mana para remaja belum bisa sungguh-sungguh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. Masa peralihan atau masa transisi di mana para remaja belum bisa sungguh-sungguh dikatakan
Lebih terperinciPENGARUH PEMBERIAN PENGUATAN TERHADAP PERKEMBANGAN MORAL ANAK Di KELOMPOK B3 TK NEGERI PEMBINA PALU. Zulfitri 1
1 PENGARUH PEMBERIAN PENGUATAN TERHADAP PERKEMBANGAN MORAL ANAK Di KELOMPOK B3 TK NEGERI PEMBINA PALU Zulfitri 1 ABSTRAK Permasalah pokok dalam penelitian ini adalah perkembangan moral anak belum berkembang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk saling berinteraksi. Melalui interaksi ini manusia dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagai makhluk sosial, manusia membutuhkan kehadiran orang lain untuk saling berinteraksi. Melalui interaksi ini manusia dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk sosial. Salah satu indikasi bahwa manusia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial. Salah satu indikasi bahwa manusia sebagai makhluk sosial adalah perilaku komunikasi antarmanusia. Manusia tidak dapat hidup sendiri,
Lebih terperinciARTIKEL ILMIAH MOTIVASI SISWA DALAM MEMILIH KEGIATAN PENGEMBANGAN DIRI/EKSTRAKURIKULER BIDANG SENI DI SMP NEGERI 8 KOTA JAMBI OLEH :
ARTIKEL ILMIAH MOTIVASI SISWA DALAM MEMILIH KEGIATAN PENGEMBANGAN DIRI/EKSTRAKURIKULER BIDANG SENI DI SMP NEGERI 8 KOTA JAMBI OLEH : LINDA HANDAYANI NIM : ERA1D08025 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. minat, sikap, perilaku, maupun dalam hal emosi. Tingkat perubahan dalam sikap
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Balakang Masalah Remaja dipandang sebagai periode perubahan, baik dalam hal fisik, minat, sikap, perilaku, maupun dalam hal emosi. Tingkat perubahan dalam sikap dan perilaku
Lebih terperinciARTIKEL ILMIAH IMPLEMENTASI LAYANAN INFORMASI DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN DIRI SISWA DI SMP NEGERI 7 BATANGHARI OLEH : PESRIYENNI NIM.
ARTIKEL ILMIAH IMPLEMENTASI LAYANAN INFORMASI DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN DIRI SISWA DI SMP NEGERI 7 BATANGHARI OLEH : PESRIYENNI NIM.EAID209030 PROGRAM EKSTENSI BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS KEGURUAN
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial dan makhluk budaya yang memiliki ciri-ciri yang
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk sosial dan makhluk budaya yang memiliki ciri-ciri yang berbeda antara satu dengan yang lain. Perbedaan inilah yang merupakan keunikan dari manusia
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif dengan
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif dengan metode pengembangan (research and development) dalam upaya menghasilkan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penyesuaian Sosial Penyesuaian sosial adalah sebagai keberhasilan seseorang untuk menyesuaikan diri terhadap orang lain pada umumnya dan terhadap kelompoknya pada khususnya. Orang
Lebih terperinciBIMBINGAN DAN KONSELING
BIMBINGAN DAN KONSELING Apa yang dimaksud bimbingan & konseling? Mengapa ada BK di sekolah? Bagaimana pelaksanaan BK? PENGERTIAN BIMBINGAN Jones (1963) membantu seseorang agar yang dibimbing mampu membantu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia secara hakiki merupakan makhluk sosial, yang artinya. membutuhkan orang lain, kelompok, atau masyarakat untuk dapat saling
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manusia secara hakiki merupakan makhluk sosial, yang artinya membutuhkan orang lain, kelompok, atau masyarakat untuk dapat saling berinteraksi. Tanpa interaksi sosial,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia pada hakekatnya adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Manusia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia pada hakekatnya adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Manusia membutuhkan interaksi dengan orang lain dan lingkungan sekitarnya untuk
Lebih terperinciKONSEP INTERAKSI KOMUNIKASI PENDAHULUAN
KONSEP INTERAKSI KOMUNIKASI PENDAHULUAN Keterampilan berkomunikasi merupakan suatu kemampuan yang harus dimiliki oleh setiap individu. Melalui komunikasi individu akan merasakan kepuasan, kesenangan atau
Lebih terperinciIDENTIFIKASI PENYEBAB KENAKALAN SISWA
ARTIKEL ILMIAH IDENTIFIKASI PENYEBAB KENAKALAN SISWA DI SMP NEGERI 25 KOTA JAMBI OLEH : SURYA RAMADHANI ERA1D009039 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Setiap individu dalam kehidupannya akan menghadapi berbagai permasalahan,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap individu dalam kehidupannya akan menghadapi berbagai permasalahan, terutama ketika memasuki usia remaja. Masa remaja adalah masa transisi atau peralihan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Lokasi yang dijadikan tempat penelitian adalah Negeri 5 Bandung yang berlokasi di Jl. Sumatra No. 40 Bandung. Sekolah Menengah Pertama () 5 Bandung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. secara sadar untuk mengarahkan tindakan orang lain sebagai reaksi antara pihakpihak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Interaksi pada dasarnya merupakan suatu hubungan timbal balik yang secara sadar untuk mengarahkan tindakan orang lain sebagai reaksi antara pihakpihak bersangkutan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian
1 BAB I PENDAHULUAN Bab I ini menguraikan inti dari penelitian yang mencakup latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi skripsi. 1.1 Latar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pertengahan tahun (Monks, dkk., dalam Desmita, 2008 : 190) kerap
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sosial, para siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) yang pada umumnya tahap perkembangannya berada dalam kategori remaja pertengahan 15-18 tahun (Monks,
Lebih terperinciBAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN
55 BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian Bab IV mendeskripsikan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan hasil penelitian. Baik dengan rumusan masalah penelitian, secara berurutan
Lebih terperinciPERBEDAAN KETERAMPILAN SOSIAL SISWA AKTIF DAN PASIF ORGANISASI KESISWAAN DI SMP NEGERI 2 BINANGUN
Perbedaan Keterampilan Sosial (Afrian Budiarto) 512 PERBEDAAN KETERAMPILAN SOSIAL SISWA AKTIF DAN PASIF ORGANISASI KESISWAAN DI SMP NEGERI 2 BINANGUN DIFFERENCE SOCIAL SKILLS STUDENTS ACTIVE AND PASSSIVE
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Giska Nabila Archita,2013
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dapat dicapai melalui proses belajar baik di lingkungan sekolah maupun di luar lingkungan sekolah. Belajar merupakan kegiatan yang berproses dan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi merupakan tempat atau unit analisa yang dijadikan sebagai tempat pelaksana penelitian atau tempat pengumpulan data
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia sepanjang rentang kehidupannya memiliki tahap-tahap
1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Manusia sepanjang rentang kehidupannya memiliki tahap-tahap perkembangan yang harus dilewati. Perkembangan tersebut dapat menyebabkan perubahan-perubahan yang
Lebih terperinciPERSEPSI SISWA TERHADAP GURU PEMBIMBING DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA SMP NEGERI 4 MUARO JAMBI. Zulkarnain
PERSEPSI SISWA TERHADAP GURU PEMBIMBING DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA SMP NEGERI 4 MUARO JAMBI Zulkarnain Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mencari tahu gambaran bagaimana persepsi siswa
Lebih terperinciGAMBARAN KETERBUKAAN DIRI (Studi Deskriptif pada siswa kelas VIII di SMP Negeri 48 Jakarta) Dwiny Yusnita Sari 1 Wirda Hanim 2 Dharma Setiawaty R.
51 GAMBARAN KETERBUKAAN DIRI (Studi Deskriptif pada siswa kelas VIII di SMP Negeri 48 Jakarta) Dwiny Yusnita Sari 1 Wirda Hanim 2 Dharma Setiawaty R. 3 Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. permasalahan yang terjadi di kantor tersebut. Waktu penelitian dimulai dari akhir
39 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Pekanbaru dan lokasi penelitiannya adalah Kantor Gubernur Riau tepatnya di biro hubungan masyarakat yang berada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. makhluk sosial, individu di dalam menjalin hubungan dengan individu lain perlu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia secara hakiki merupakan makhluk sosial yang membutuhkan pergaulan dengan orang lain untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Sebagai makhluk sosial, individu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau. perubahan-perubahan dalam diri seseorang. Untuk mengetahui sampai
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau mengembangkan perilaku yang diinginkan.
Lebih terperinciARTIKEL ILMIAH HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN RASA PERCAYA DIRI PADA SISWA SMP NEGERI 3 KOTA JAMBI
ARTIKEL ILMIAH HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN RASA PERCAYA DIRI PADA SISWA SMP NEGERI 3 KOTA JAMBI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program
Lebih terperinciKONTRIBUSI PEMANFAATAN WAKTU BELAJAR, INTENSITAS KUNJUNGAN PERPUSTAKAAN, DAN KECERDASAN EMOSI TERHADAP PRESTASI BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X
KONTRIBUSI PEMANFAATAN WAKTU BELAJAR, INTENSITAS KUNJUNGAN PERPUSTAKAAN, DAN KECERDASAN EMOSI TERHADAP PRESTASI BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SKRIPSI Oleh : DIDIK KURNIAWAN K 4302014 FAKULTAS KEGURUAN
Lebih terperinciPENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL SISWA DENGAN TEMAN SEBAYA MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK
PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL SISWA DENGAN TEMAN SEBAYA MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK Nelly Oktaviyani (nellyokta31@yahoo.com) 1 Yusmansyah 2 Ranni Rahmayanthi Z 3 ABSTRACT The purpose of this study
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang membatasi antar negara terasa hilang. Kemajuan ilmu pengetahuan dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Arus informasi mengalir cepat seolah tanpa hambatan, jarak dan ruang yang membatasi antar negara terasa hilang. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di belahan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan yang diinginkan dalam kehidupannya. Pendidikan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan dan salah satu kebutuhan utama bagi setiap manusia untuk meningkatkan kualitas hidup serta untuk mencapai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Individu disadari atau tidak harus menjalani tuntutan perkembangan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Individu disadari atau tidak harus menjalani tuntutan perkembangan. Individu senantiasa akan menjalani empat tahapan perkembangan, yaitu masa kanak-kanak, masa
Lebih terperinciPROFIL HUBUNGAN SOSIAL PESERTA DIDIK DALAM BELAJAR DI SMK NEGERI 1 SIJUNJUNG
PROFIL HUBUNGAN SOSIAL PESERTA DIDIK DALAM BELAJAR DI SMK NEGERI 1 SIJUNJUNG By: Didi Volanda * Dra. Hj. Fitria Kasih, M.Pd.,Kons ** Fifi Yasmi, S,Pd, I.,M.Pd ** Program Bimbingan dan Konseling, STKIP
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. remaja berkembang gejala yang menghawatirkan bagi para pendidik yaitu krisis
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Siswa Sekolah Menengah Pertama berada pada masa remaja. Pada masa remaja berkembang gejala yang menghawatirkan bagi para pendidik yaitu krisis motivasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Mempertahankan kelangsungan hidup suatu perusahaan bukanlah hal yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada era globalisasi dalam kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat, setiap perusahaan dihadapkan pada suatu iklim persaingan dan memiliki
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif, sesuai dengan tujuan
Dicetak pada tanggal 08-05-4 Id Doc: 58ebb658944d54c4a9389 9 BAB III METODE PENELITIAN 3. Janis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif, sesuai dengan tujuan penelitian ini,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk sosial yang mempunyai dorongan sosial
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk sosial yang mempunyai dorongan sosial untuk berhubungan dengan orang lain. Dengan adanya dorongan atau motif sosial pada manusia,maka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. anugerah manusia sebagai mahluk sosial, baik secara internal ( sosial untuk
BAB I PENDAHULUAN E. Latar Belakang Masalah Kepribadian merupakan hal penting bagi setiap manusia, karena dari kepribadian itulah setiap perilaku dan aktivitas manusia bisa dinilai, apakah baik atau buruk,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tujuan penelitian, manfaat hasil penelitian dan definisi operasional variabel dalam
BAB I PENDAHULUAN Pada bab I ini akan diuraikan mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat hasil penelitian dan definisi operasional variabel dalam penelitian ini. 1.1 Latar Belakang
Lebih terperinciSartika Tolingguhu NIM :
Summary HUBUNGAN TINGKAT MOTIVASI MENJADI PERAWAT DENGAN INDEKS PRESTASI KUMULATIF (IPK) MAHASISWA (Suatu Penelitian Mahasiswa Semester IV di Jurusan S1 Keperawatan UNG) Sartika Tolingguhu NIM : 841 409
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. meluasnya lingkungan sosial. Anak-anak melepaskan diri dari keluarga dan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Perkembangan sosial dan kepribadian anak usia dini ditandai oleh meluasnya lingkungan sosial. Anak-anak melepaskan diri dari keluarga dan mendekatkan diri pada
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. satu sama lain dalam kehadiran mereka dan masing- keduanya. Atas dasar itu, Shaw (1976:10) membedakan i nteraksi menjadi tiga
BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoretis 1. Interaksi Sosial a. Pengertian Suatu hubungan antara dua individu atau lebih, dimana kelakuan individu yang satu mempengaruhi, mengubah atau memperbaiki kelakuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia merupakan makhluk hidup yang unik, tidak ada seorang individu yang sama persis dengan individu yang lain. Salah satunya adalah dalam hal kecepatan dan kemampuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. makhluk-makhluk ciptaan Tuhan yang lain. Manusia sebagai individu dibekali akal
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna diantara makhluk-makhluk ciptaan Tuhan yang lain. Manusia sebagai individu dibekali akal pikiran dan berbagai
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Metode Penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode Penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teknik korelasional, dikarenakan
Lebih terperinci