PARTISIPASI GURU BIDANG STUDY DALAM

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PARTISIPASI GURU BIDANG STUDY DALAM"

Transkripsi

1 ARTIKEL ILMIAH PARTISIPASI GURU BIDANG STUDY DALAM KEGIATAN PENDUKUNG BIMBINGAN KONSELING DI SMP NEGERI 4 KOTA JAMBI OLEH : ELA WULANDARI ERA1D PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI

2 PARTISIPASI GURU BIDANG STUDY DALAM KEGIATAN PENDUKUNG BIMBINGAN KONSELING DI SMP NEGERI 4 KOTA JAMBI ELA WULANDARI ERA1D PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI ABSTRAK Kata Kunci : Partisipasi Guru, Kegiatan Pendukung Konseling Penelitian ini dilatar belakangi oleh pelaksanaan layanan bimbingan yang sangat dibutuhkan di sekolah. Karna tujuan bimbingan di sekolah adalah membantu siswa mengatasi kesulitan sehingga mereka dapat belajar lebih baik.. Realitas di lapangan, menunjukkan bahwa peran guru kelas dan guru bidang study dalam pelaksanaan bimbingan konseling belum dapat dilakukan secara optimal, mereka kurang simpatik terhadap unjuk kerja bimbingan konseling, mereka menyerahkan sepenuhnya kegiatan bimbingan konseling kepada guru bk, tanpa terlibat langsung dalam kegiatan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tingkat partisipasi guru bidang studi dalam kegiatan pendukung bimbingan konseling di SMP Negeri 4 Kota Jambi. Jenis penelitian ini adalah deskriptif, dengan populasi dalam penelitian ini adalah guru bidang study di SMP Negeri 4 Kota Jambi, dengan jumlah populasi adalah 51 orang, yang ditentukan jumlah sampel representatifnya, seluruh anggota populasi, sehingga sampel sebanyak 51 orang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah total sampling. Alat pengumpul data dalam penelitian ini adalah angket yang berisi 33 item pernyataan, dan data yang diperoleh akan diolah dengan menggunakan tekhnik persentase Formula B untuk kelompok data. Hasil dari penelitian ini adalah diketahui bahwa tingkat partisipasi guru bidang studi terhadap kegiatan pendukung bimbingan konseling di SMP Negeri 4 Kota Jambi berada pada tingkat tinggi. Partisipasi guru terhadap kegiatan konseling aplikasi intrumentasi pada tingkat tinggi, himpunan data pada tingkat tinggi, konferensi kasus pada tingkat tinggi, kunjungan rumah pada tingkat sedang, alih tangan kasus pada tingkat tinggi dan tampilan kepustakaan pada tingkatan yang tinggi. Temuan penelitian seperti di atas memberikan implikasi terhadap sekolah untuk mampu menjalin hubungan yang baik dan menjalin suatu bentuk kerja sama yang mengutamakan peserta didik. Demikian pula dengan konselor sekolah, hendaknya perduli dengan laporan-laporan yang diberikan guru bidang study serta mempersiapkan layanan yang tepat untuk menyikapi laporan tersebut. Sehingga kedepannya, pihak sekolah mampu mencegah dan mengentaskan permasalahan siswa dengan secepatnya, dan mengetahui tindakan apa yang harus diberikan kepada siswa tersebut sesuai dengan permaslaahan yang dialaminya 1

3 I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Sekolah dapat meringankan tugas guru mata pelajaran. Guru pembimbing (konselor) sangat membantu guru dalam hal mengembangkan dan memperluas pandangan guru tentang masalah afektif yang mempunyai kaitan erat dengan profesinya sebagai guru, mengembangkan wawasan guru bahwa keadaan emosionalnya akan mempengaruhi proses belajar mengajar, mengembangkan sikap positif agar proses belajar siswa lebih efektif. layanan bimbingan sangat dibutuhkan di sekolah. Karna tujuan bimbingan di sekolah adalah membantu siswa mengatasi kesulitan sehingga mereka dapat belajar lebih baik. Bimbingan merupakan bantuan kepada individu dalam menghadapi persoalan-persoalan yang dapat timbul dalam hidupnya. Bantuan semacam itu sangat tepat jika diberikan di sekolah, supaya setiap siswa lebih berkembang ke arah yang semaksimal mungkin. Dengan demikian bimbingan menjadi bidang layanan khusus dalam keseluruhan kegiatan pendidikan sekolah yang ditangani oleh tenaga-tenaga ahli dalam bidang tersebut. dalam konteks pemberian layanan bimbingan konseling, bahwa pemberian layanan bimbingan konseling meliputi layanan orientasi, informasi, penempatan dan penyaluran, pembelajaran, konseling perorangan, bimbingan kelompok, dan konseling kelompok. Dalam ketujuh layanan bimbingan konseling tersebut dilakukan agar setiap permasalahan yang dihadapi siswa dapat diantisipasi sedini mungkin sehingga tidak menggangu jalannya proses pembelajaran. Dengan demikian siswa dapat mencapai prestasi belajar secara optimal tanpa mengalami hambatan dan permasalahan pembelajaran yang cukup berarti. realitas di lapangan, menunjukkan bahwa peran guru kelas dan guru bidang study dalam pelaksanaan bimbingan konseling belum dapat dilakukan secara optimal, mereka kurang simpatik terhadap unjuk kerja bimbingan konseling, mereka menyerahkan sepenuhnya kegiatan bimbingan konseling kepada guru bk, tanpa terlibat langsung dalam kegiatan tersebut. Mengingat tugas dan tanggung jawab guru yang cukup banyak sehingga tugas memberikan layanan bimbingan konseling kurang membawa dampak positif bagi peningkatan prestasi belajar siswa. dalam pedoman kurikulum berbasis kompetensi bidang bimbingan konseling tersirat bahwa suatu sistem layanan bimbingan dan konseling berbasis kompetensi tidak mungkin akan tercipta dan tercapai dengan baik apabila tidak adanya kegiatan pendukung bimbingan dan konseling. Artinya, hal itu perlu dilakukan secara jelas, sistematis, dan terarah, tidak hanya dengan layanan saja, tetapi harus ada kegiatan pendukungnya. Demi tercapainya seluruh kegiatan tersebut, guru pembimbing membutuhkan partisipasi dari guru-guru mata pelajaran lain untuk ambil andil membantu pelakasanaan layanan bimmbingan dan konseling di sekolah, agar dapat tercapai tujuan yang diinginkan bersama, dan sekolah sebagai sarana pendidikan mampu untuk membantu siswa dalam meraih prestasi belajar dan perkembangan peserta didik yang optimal. berlatar uraian tersebut di atas penulis merumuskan penelitian yang akan di lakukan dalam bentuk skripsi dengan judul partisipasi guru bidang study dalam kegiatan pendukung bimbingan konseling di smp negeri 4 kota jambi. 2

4 B. Batasan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dikemukakan batasan masalah dalam penelitian ini, hanya pada : 1. Partisipasi guru bidang study di SMP Negeri 4 Kota Jambi 2. Subjek penelitian di batasi guru bidang study di SMP Negeri 4 Kota Jambi 3. Kegiatan pendukung bimbingan dan konseling yang dilakukan di SMP Negeri 4 Kota Jambi C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan tingkat partisipasi guru bidang study dalam pelaksanaan kegiatan pedukung bimbingan konseling, dengan rincian tujuan sebagai berikut : 1. Mengungkapkan tingkat partisipasi guru bidang studi dalam pelaksanaan kegiatan pendukung aplikasi instrumentasi di SMP Negeri 4 Kota Jambi 2. Mengungkapkan tingkat partisipasi guru bidang studi dalam pelaksanaan kegiatan pendukung himpunan data di SMP Negeri 4 Kota Jambi 3. Mengungkapkan tingkat partisipasi guru bidang studi dalam pelaksanaan kegiatan pendukung konferensi kasus di SMP Negeri 4 Kota Jambi 4. Mengungkapkan tingkat partisipasi guru bidang studi dalam pelaksanaan kegiatan pendukung kunjungan rumah di SMP Negeri 4 Kota Jambi 5. Mengungkapkan tingkat partisipasi guru bidang studi dalam pelaksanaan kegiatan pendukung alih tangan kasus di SMP Negeri 4 Kota Jambi 6. Mengungkapkan tingkat partisipasi guru bidang studi dalam pelaksanaan kegiatan pendukung tampilan kepustakaan di SMP Negeri 4 Kota Jambi II. KAJIAN PUSTAKA A. Kegiatan Pendukung Bimbingan dan Konseling Prayitno (2006:12) mengungkapkan bahwa kegiatan pendukung konseling di dalam sekolah antara lain adalah sebagai berikut : 1. Aplikasi Instrumentasi Aplikasi Instrumentasi adalah upaya pegungkapan melalui pengukuran dengan memakai alat ukur atau instrument tertentu. Hasil aplikasi ditafsirkan, disikapi dan digunakan untuk memberikan perlakuan terhadap klien dalam bentuk layanan konseling. Aplikasi instrumentasi digunakan dan mendukung penyelenggaraan jenis-jenis layanan dan kegiatan pendukung mulai dari perencanaan program, penetapan inidividu, menetapkan materi layanan, sebagai bahan evaluasi dan pengembangan program. 2. Himpunan Data Himpunan data adalah kegiatan untuk menghimpun seluruh data dan keterangan yang relevan dengan keperluan pengembangan peserta didik. Himpunan data diselenggarakan secara berkelanjutan, sistematik, komprehensif, terpadu dan sifatnya tertutup. Kegiaran ini memiliki fungsi pemahaman. Konselor sebagai penyelenggara Himpunan data memiliki fungsi: Menghimpun data, mengembangkan data dan menggunakan data. 3

5 3. Konferensi Kasus Konferensi kasus adalah kegiatan untuk membahas permasalahan peserta didik dalam suatu pertemuan yang dihadiri oleh pihak-pihak yang dapat memberikan keterangan, kemudahan dan komitmen bagi terentaskannya permasalahan klien. Pertemuan konferensi kasus bersifat terbatas dan tertutup. 4. Kunjungan Rumah Kunjungan rumah merupakan kegiatan untuk memperoleh data, keterangan, kemudahan, dan komitmen bagi terentaskannya permasalahan peserta didik melalui kunjungan rumah klien. Kerja sama dengan orang tua sangat diperlukan, dengan tujuan untuk memperoleh keterangan dan membangun komitmen dari pihak orang tua/keluarga untuk mengentaskan permasalahan klien. Kegiatan kunjungan rumah memiliki fungsi pemahaman dan pengentasan. 5. Alih Tangan Kasus Alih tangan kasus merupakan kegiatan untuk untuk memperoleh penanganan yang lebih tepat dan tuntas atas permasalahan yang dialami klien dengan memindahkan penanganan kasus ke pihak lain yang lebih kompeten, seperti kepada guru mata pelajaran atau konselor, dokter serta ahli lainnya, dengan tujuan agar peserta didik dapat memperoleh penanganan yang lebih tepat dan tuntas atas permasalahan yang dihadapinya melalui pihak yang lebih kompeten. 6. Tampilan Kepustakaan Berbagai uraian, penjelasan, cerita, ide, contoh dan bermacam inforasi sebagai hasil budaya manusia tersimpan dalam tampilan kepustakaan yang ada di perpustakaan. Tampilan kepustakaan merupakan kondisi yang sangat memungkinkan individu atau klien memperkuat atau memperkaya diri sendiri. Dengan atau tanpa bantuan konselor, individu yang bersangkutan dapat terus menerus mengembangkan diri melalui pemaanfaatan tampilan kepustakaan. B. Bentuk Partisipasi Guru Bidang Studi Dalam Kegiatan Pendukung Bimbingan Konseling Pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling yang dilaksanakan di sekolah dikoordinasikan oleh konselor, dengan demikian pelaksanaan kegiatan bimbingan oleh para guru tidak lepas begitu saja, tetapi dipantau secara terus menerus oleh konselor. Masykur, (2011: menjelaskan mengenai partisipasi guru bidang study terhadap kegatan pendukung BK. 1. Partisipasi Guru Bidang Study dalam Kegiatan Pendukung Aplikasi Instrumentasi Guru dapat membantu konselor dalam kegiatan ini dengan cara memberikan laporan materi mengenai kondisi fisik siswa, potensi dalam belajar, hasil belajar dan hubungan siswa dengan teman di kelas. 2. Partisipasi Guru Bidang Study dalam Kegiatan Pendukung Himpunan Data Memberikan data mengenai kemampuan dasar, bakat, minat dan kecenderungan pribadi saat belajar, masalah belajar, hubungan social dan kerja sama dalam kelas. Partisipasi dalam merekap nilai siswa yang mendapat nilai rendah, mengumpulkan keterangan tentang tingkah laku siswa, mencatat kejadian tingkah laku siswa. 3. Partisipasi Guru Bidang Study dalam Kegiatan Pendukung Konfrensi Kasus 4

6 Memberikan data tentang permasalahan yang dialami siswa di kelas mengenai kesulitan belajar, sering absen, membolos, ribut saat belajar. Serta membantu konselor dalam pengumpulan data mengenai kasus yang dialami siswa. 4. Partisipasi Guru Bidang Study dalam Kegiatan Pendukung Kunjungan Rumah Mengenali murid-murid yang memerlukan bantuan khusus. Mengadakan interaksi dengan orang tua murid, baik secara individual maupun secara kelompok untuk memperoleh saling pengertian dalam pandidikan anak. Membantu konselor mengumpulkan data tentang siswa yang akan dilakukan kunjungan rumah. 5. Partisipasi Guru Bidang Study dalam Kegiatan Pendukung Alih Tangan Kasus Mengalihtangankan siswa yang memerlukan pelayanan BK kepada guru pembimbing. Bila guru menemui masalah yang sudah berada di luar batas kewenangannya. Jika masalahnya juga di luar batas BK maka guru bidang study membantu konselor untuk mencari orang yang ahli dalam penyelesaian masalah siswa. 6. Patisipasi Guru Bidang Study dalam Kegiatan Pendukung Tampilan Kepustakaan Mengumpulkan materi bacaan yang dibutuhkan siswa, seperti buku mengenai motivasi belajar, kiat bergaul, belajar mandiri, dsb. III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Sesuai dengan judul penelitian ini, maka jenis penelitian yang dilaksanakan adalah penelitian deksirptif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang berusaha mengembangkan keadaan subyek saat itu, atau menggambarkan lapangan sebagaimana adanya (Sutja, 2012:78). Jadi, penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang mengungkapkan data apa adanya, data yang dimaksud adalah data partisipasi guru dalam kegiatan pendukung bimbingan dan konseling di SMP Negeri 4 Kota Jambi B. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi adalah suatu kumpulan menyeluruh dari suatu obyek yang merupakan perhatian peneliti. Obyek penelitian dapat berupa makhluk hidup, benda sistem dan prosedur, fenomena, dan lain-lain (Kountur, 2009:145). Sedangkan, Sutja, dkk (2012:80) Populasi merupakan wilayah dari karakteristik yang diteliti. Dari pengertian tersebut maka populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru bidang study di SMP Negeri 4 Kota Jambi. 2. Sampel Karena jumlah populasi dalam penelitian ini hanya berjumlah 51 orang, maka keseluruhan populasi dijadikan sebagai sampel penelitian. Tekhnik penarikan sampel dalam penelitian ini adalah total sampling, dimana seluruh anggota populasi dalam penelitian dijadikan sampel seluruhnya. C. Alat Pengumpulan Data Alat pengumpulan data yang digunakan yaitu menggunakan angket untuk mendapatkan data tentang partisipasi guru bidang study dalam pelaksanaan kegiatan pendukung bimbingan konseling 5

7 D. Teknik Analisa Data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teknik persentase dengan menggunakan formula B untuk data kelompok. Teknik analisis persentase ini digunakan untuk melihat dan mengolah rata-rata persentase sekelompok data yang sejenis atau sama, dimana pada penelitian ini seluruh item bersifat negatif. Adapun langkah-langkah dalam melakukan pemeriksaan terhadap angket yang masuk nantinya, memberikan nilai bobot. Nilai bobot diperoleh dari jawaban angket yang disebarkan kepada sampel penelitian. Angket terdiri dari 33 item pernyataan yang bersifat positif dan memiliki 2 alternatif jawaban yaitu Ya dan Tidak. Untuk mendapatkan persentase rata-rata dengan apa adanya yang berkaitan dengan partisipasi guru bidang study dalam kegiatan pendukung bimbingan konseling, maka pemberian bobot adalah Ya = 1 dan Tidak = 0. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan jawaban yang sesuai dengan keadaan yang sesungguhnya di lapangan. Setelah itu, langkah selanjutnya adalah mentabulasikan hasil dari item-item angket, kemudian baru dianalisis dengan menggunakan rumus formula B sebagaimana yang dikemukakan Sutja, dkk (2014:120) : fx fn. 100% Keterangan : P = Persentase yang dihitung fx = Jumlah frekuensi yang diperoleh dari jawaban fn = Jumlah frekuensi dari keseluruhan data IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Partisipasi guru bidang study dalam pelaksanaan kegiatan pendukung aplikasi instrumentasi di SMP Negeri 4 Kota Jambi Dalam penelitian ini, partisipasi guru bidang study dalam kegiatan pendukung konseling aplikasi instrumentasi diindikasikan dengan mengumpulkan data dan membantu konselor dalam pelaksanaan tes. Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan, diketahui bahwa persentase rata-rata partisipasi guru bidang study dalam pelaksanaan kegiatan pendukung apliasi instrumentasi sebesar 60,0%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa partisipasi guru bidang study dalam pelaksanaan kegiatan pendukung aplikasi instrumentasi di SMP Negeri 4 Kota Jambi berada pada tingkatan yang tinggi. 2. Partisipasi guru bidang study dalam pelaksanaan kegiatan pendukung himpunan data di SMP Negeri 4 Kota Jambi Dalam penelitian ini, partisipasi guru bidang study dalam kegiatan pendukung himpunan data diindikasikan dengan menghimpun data dan melaporkannya kepada konselor. Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan, diketahui bahwa persentase rata-rata partisipasi guru bidang study dalam pelaksanaan kegiatan pendukung himpunan data sebesar 66,3%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa partisipasi guru bidang study dalam pelaksanaan kegiatan pendukung himpunan data di SMP Negeri 4 Kota Jambi berada pada tingkatan yang tinggi. 6

8 3. Partisipasi guru bidang study dalam pelaksanaan kegiatan pendukung konferensi kasus di SMP Negeri 4 Kota Jambi Dalam penelitian ini, partisipasi guru bidang study terhadap kegiatan pendukung konferensi kasus diindikasikan dengan memberikan keterangan tentang peserta didik dan keikutsertaan guru bidang study dalam konferensi kasus. Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan, diketahui bahwa persentase rata-rata partisipasi guru bidang study dalam pelaksanaan kegiatan pendukung konferensi kasus sebesar 70,6%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa partisipasi guru bidang study dalam pelaksanaan kegiatan pendukung konferensi kasus di SMP Negeri 4 Kota Jambi berada pada tingkatan yang tinggi. 4. Partisipasi guru bidang study dalam pelaksanaan kegiatan pendukung kunjungan rumah di SMP Negeri 4 Kota Jambi Dalam penelitian ini, partisipasi guru bidang study dalam kegiatan pendukung konseling kunjungan rumah diindikasikan dengan mengadakan hubungan dengan orang tua siswa dan bekerja sama dengan konselor menangani kasus. Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan, diketahui bahwa persentase rata-rata partisipasi guru bidang study dalam pelaksanaan kegiatan pendukung kunjungan rumah sebesar 59,2%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa partisipasi guru bidang study dalam pelaksanaan kegiatan pendukung kunjungan rumah di SMP Negeri 4 Kota Jambi berada pada tingkatan yang sedang. 5. Partisipasi guru bidang study dalam pelaksanaan kegiatan pendukung alih tangan kasus di SMP Negeri 4 Kota Jambi Dalam penelitian ini, partisipasi guru bidang study terhadap kegiatan pendukung alih tangan kasus diindikasikan dengan mengalihkan kasus siswa kepada konselor dan mencari ahli dalam penanganan kasus siswa. Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan, diketahui bahwa persentase rata-rata partisipasi guru bidang study dalam pelaksanaan kegiatan pendukung alih tangan kasus sebesar 61,0%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa partisipasi guru bidang study dalam pelaksanaan kegiatan pendukung alih tangan kasus di SMP Negeri 4 Kota Jambi berada pada tingkatan yang tinggi. 6. Partisipasi guru bidang study dalam pelaksanaan kegiatan pendukung tampilan kepustakaan di SMP Negeri 4 Kota Jambi Dalam penelitian ini, partisipasi guru bidang study terhadap kegiatan pendukung tampilan kepustakaan diindikasikan dengan mengumpulkan materi bacaan yang bermanfaat bagi siswa dan memotivasi siswa untuk memanfaatkan tinjauan kepustakaan. Berdasarkan tampilan data pada tabel di atas, diketahui bahwa persentase rata-rata partisipasi guru bidang study dalam pelaksanaan kegiatan pendukung tampilan kepustakaan sebesar 73,7%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa partisipasi guru bidang study dalam pelaksanaan kegiatan pendukung tampilan kepustakaan di SMP Negeri 4 Kota Jambi berada pada tingkatan yang tinggi. 7

9 V. KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Berdasarakan hasil pengolahan data yang telah dijabarkan pada bab sebelumnya, maka diketahui bahwa tingkat partisipasi guru bidang study terhadap pelaksanaan kegiatan pendukung di SMP Negeri 4 Kota Jambi dengan berada pada tingkat tinggi (64,8%). Dan kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut : 1. Tingkat partisipasi guru bidang study terhadap pelaksanaan kegiatan pendukung aplikasi instrumentasi di SMP Negeri 4 Kota Jambi berada pada tingkat tinggi (60,0%). 2. Tingkat partisipasi guru bidang study terhadap pelaksanaan kegiatan pendukung himpunan data di SMP Negeri 4 Kota Jambi berada pada tingkat tinggi (66,3%). 3. Tingkat partisipasi guru bidang study terhadap pelaksanaan kegiatan pendukung konferensi kasus di SMP Negeri 4 Kota Jambi dengan berada pada tingkat tinggi (70,6%). 4. Tingkat partisipasi guru bidang study terhadap pelaksanaan kegiatan pendukung kunjungan rumah di SMP Negeri 4 Kota Jambi berada pada tingkat sedang (59,2%). 5. Tingkat partisipasi guru bidang study terhadap pelaksanaan kegiatan pendukung alih tangan kasus di SMP Negeri 4 Kota Jambi berada pada tingkat tinggi (61,0%). 6. Tingkat partisipasi guru bidang study terhadap pelaksanaan kegiatan pendukung tampilan kepustakaan di SMP Negeri 4 Kota Jambi berada pada tingkat tinggi (73,7%). B. SARAN Berdasarkan hasil temuan penelitian dan kesimpulan di atas, maka dapat diberikan beberapa saran kepada pihak terkait, di antaranya sebagai berikut : 1. Bagi kepala sekolah, hendaknya untuk mampu mengambil kebijakan yang diperlukan untuk memperbaiki program yang telah ada serta mampu membina staf sekolah untuk saling bekerja sama dalam usaha mencapai tujuan utama sekolah sebagai sarana pendidikan. 2. Bagi Guru Bidang Study hendaknya untuk mampu menjalin kerja sama yang lebih baik dengan konselor sekolah dan lebih memperhatikan perkembangan peserta didiknya. 3. Bagi guru pembimbing hendaknya dapat memperbaiki kinerja dalam penanganan masalah siswa serta aktifa dalam menjalin suatu kerja sama dengan guru bidang study dan wali kelas untuk dapat sesegera mungkin memberikan layanan kepada peserta didik yang membutuhkannya. C. Implikasi Terhadap Bimbingan dan Konseling Dengan ditemukannya hasil penelitiani bahwa partisipasi guru bidang study terhadap kegiatan pendukung bimbingan konseling di SMP Negeri 4 Kota Jambi berada pada tingkatan yang tinggi, memberikan implikasi bahwa kerja sama antara guru dan guru pembimbing di SMP Negeri 4 Kota Jambi sudah terjalin cukup baik. Namun alangkah baiknya jika kerja sama yang telah terjalin tersebut dapat terus dikembangkan, demi kelancaran dan ketepatan pemberian layanan kepada siswa yang membutuhkannya sesuai dengan masalah yang dialami oleh siswa tersebut. 8

10 Bimbingan dan konseling di sekolah berperan penting dalam pembentukan kepribadian siswa di sekolah. Jika dikaitkan dengan partisipasi guru bidang study, maka pelaksanaan kegiatan pendukung bimbingan konseling tidak akan berjalan maksimal tanpa suatu kerja sama yang solid. Untuk itu, diharapkan pihak sekolah untuk mampu menjalin hubungan yang baik dan menjalin suatu bentuk kerja sama yang mengutamakan peserta didik. Demikian pula dengan konselor sekolah, hendaknya perduli dengan laporan-laporan yang diberikan guru bidang study serta mempersiapkan layanan yang tepat untuk menyikapi laporan tersebut. Sehingga kedepannya, pihak sekolah mampu mencegah dan mengentaskan permasalahan siswa dengan secepatnya, dan mengetahui tindakan apa yang harus diberikan kepada siswa tersebut sesuai dengan permaslaahan yang dialaminya. 9

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang berusaha menggambarkan lapangan sebagaimana adanya. terjadi, atau kecenderungan yang tengah terjadi.

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang berusaha menggambarkan lapangan sebagaimana adanya. terjadi, atau kecenderungan yang tengah terjadi. 26 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan ini adalah tergolong sebagai penelitian deskriptif. Sutja dkk (2014:118), menyatakan bahwa penelitian deskriptif merupakan penelitian

Lebih terperinci

Lampiran 1. Jenis Layanan Bimbingan dan Konseling. Jenis Layanan Bimbingan dan Konseling. Tugas Guru dan Pengawas (Depdiknas, 2009: 12-13) meliputi:

Lampiran 1. Jenis Layanan Bimbingan dan Konseling. Jenis Layanan Bimbingan dan Konseling. Tugas Guru dan Pengawas (Depdiknas, 2009: 12-13) meliputi: LAMPIRAN 113 Lampiran 1. Jenis Layanan Bimbingan dan Konseling Jenis Layanan Bimbingan dan Konseling Jenis layanan bimbingan dan konseling menurut Pedoman Pelaksanaan Tugas Guru dan Pengawas (Depdiknas,

Lebih terperinci

KUALITAS INTERAKSI SOSIAL SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 24 KOTA JAMBI

KUALITAS INTERAKSI SOSIAL SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 24 KOTA JAMBI ARTIKEL ILMIAH KUALITAS INTERAKSI SOSIAL SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 24 KOTA JAMBI OLEH : DIAN PURNAMA SARI ERA 1D009093 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

untuk mengatasi kesulitan-kesulitan yang tidak dapat dipecahkan di sekolah tersebut. Pada dasarnya pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling di

untuk mengatasi kesulitan-kesulitan yang tidak dapat dipecahkan di sekolah tersebut. Pada dasarnya pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling di BAB I PENDAHULUAN Bimbingan dan konseling bertujuan membantu peserta didik mencapai tugas-tugas perkembangan secara optimal sebagai makhluk Tuhan, sosial, dan pribadi. Lebih lanjut tujuan bimbingan dan

Lebih terperinci

ARTIKEL ILMIAH IDENTIFIKASI FAKTOR EKSTERNAL PENYEBAB SISWA TIDAK MENGERJAKAN PEKERJAAN RUMAH DI SMP NEGERI 25 KOTA JAMBI OLEH :

ARTIKEL ILMIAH IDENTIFIKASI FAKTOR EKSTERNAL PENYEBAB SISWA TIDAK MENGERJAKAN PEKERJAAN RUMAH DI SMP NEGERI 25 KOTA JAMBI OLEH : ARTIKEL ILMIAH IDENTIFIKASI FAKTOR EKSTERNAL PENYEBAB SISWA TIDAK MENGERJAKAN PEKERJAAN RUMAH DI SMP NEGERI 25 KOTA JAMBI OLEH : YUNI ASMIKA ERA 1D009080 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS

Lebih terperinci

LAYANAN KONSELING DI SEKOLAH (KONSEP & PRAKTIK)

LAYANAN KONSELING DI SEKOLAH (KONSEP & PRAKTIK) LAYANAN KONSELING DI SEKOLAH (KONSEP & PRAKTIK) Pelayanan Pendidikan di Sekolah Administratif / Manajemen Pembelajaran Perkembangan individu yang optimal dan mandiri Konseling (Naskah Akademik ABKIN, 2007)

Lebih terperinci

TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI SISWA

TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI SISWA ARTIKEL ILMIAH TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI SISWA DI SMP NEGERI 24 KOTA JAMBI OLEH : IIN ERA 1D010090 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI 2014 0 TINGKAT

Lebih terperinci

ARTIKEL ILMIAH PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA DI SMP NEGERI 16 KOTA JAMBI

ARTIKEL ILMIAH PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA DI SMP NEGERI 16 KOTA JAMBI ARTIKEL ILMIAH PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA DI SMP NEGERI 16 KOTA JAMBI Oleh: LENI MARLINA EA1D209032 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

ARTIKEL ILMIAH PARTISIPASI GURU PEMBIMBING DALAM MENDORONG MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMP NEGERI 16 KOTA JAMBI

ARTIKEL ILMIAH PARTISIPASI GURU PEMBIMBING DALAM MENDORONG MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMP NEGERI 16 KOTA JAMBI ARTIKEL ILMIAH PARTISIPASI GURU PEMBIMBING DALAM MENDORONG MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMP NEGERI 16 KOTA JAMBI Oleh : JUFRI AFRIANTO ERA1D08043 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI FEBRUARI,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. diperlukan penelitian yang bersifat deskriptif. Menurut Sutja dkk (2014:78),

BAB III METODE PENELITIAN. diperlukan penelitian yang bersifat deskriptif. Menurut Sutja dkk (2014:78), 28 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Tujuan yang harus dicapai dalam penelitian ini adalah mengungkapkan tingkat penyebab rendahnya interaksi sosial siswa berprestasi tinggi kelas XI IPA di

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Pengertian Kegiatan Layanan Bimbingan dan Konseling. Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada dalam rangka upaya

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Pengertian Kegiatan Layanan Bimbingan dan Konseling. Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada dalam rangka upaya 22 BAB II LANDASAN TEORI A. Kegiatan Layanan Bimbingan dan Konseling 1. Pengertian Kegiatan Layanan Bimbingan dan Konseling Kata layanan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah cara melayani atau sesuatu

Lebih terperinci

ARTIKEL ILMIAH KREATIVITAS GURU PEMBIMBING DALAM MENCAPAI TUJUAN PENGEMBANGAN DIRI SISWA SMP NEGERI 8 KOTA JAMBI

ARTIKEL ILMIAH KREATIVITAS GURU PEMBIMBING DALAM MENCAPAI TUJUAN PENGEMBANGAN DIRI SISWA SMP NEGERI 8 KOTA JAMBI ARTIKEL ILMIAH KREATIVITAS GURU PEMBIMBING DALAM MENCAPAI TUJUAN PENGEMBANGAN DIRI SISWA SMP NEGERI 8 KOTA JAMBI Oleh : WANITHRIS FIRDAUS ERA1D0800 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI

Lebih terperinci

INSTRUMEN PENYELENGGARAAN BIMBINGAN DAN KONSELING

INSTRUMEN PENYELENGGARAAN BIMBINGAN DAN KONSELING INSTRUMEN PENYELENGGARAAN BIMBINGAN DAN KONSELING Pengantar : Di bawah ini terdapat pernyataan - pernyataan yang berhubungan dengan penyelengaraan Bimbingan dan Konseling di sekolah. Anda diminta untuk

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING

PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Instrumen dan Media Bimbingan dan Konseling Dosen Pengampu: Prof. Dr. Edi Purwanta,

Lebih terperinci

ARTIKEL ILMIAH MOTIVASI SISWA DALAM MEMANFAATKAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMPN 40 MUARO JAMBI

ARTIKEL ILMIAH MOTIVASI SISWA DALAM MEMANFAATKAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMPN 40 MUARO JAMBI ARTIKEL ILMIAH MOTIVASI SISWA DALAM MEMANFAATKAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMPN 40 MUARO JAMBI Oleh: GUSTINA NINGSIH ERA ID009072 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI JULI 2014

Lebih terperinci

KONSEP DAN STRATEGI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING. A. Konsep Layanan Bimbingan dan Konseling

KONSEP DAN STRATEGI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING. A. Konsep Layanan Bimbingan dan Konseling KONSEP DAN STRATEGI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING A. Konsep Layanan Bimbingan dan Konseling Guru Bimbingan dan Konseling atau Konselor adalah guru yag mempunyai tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak

Lebih terperinci

SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN RASA PERCAYA DIRI PADA SISWA SMP NEGERI 3 KOTA JAMBI

SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN RASA PERCAYA DIRI PADA SISWA SMP NEGERI 3 KOTA JAMBI SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN RASA PERCAYA DIRI PADA SISWA SMP NEGERI 3 KOTA JAMBI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi

Lebih terperinci

ORGANISASI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH

ORGANISASI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH Kompetensi mrpkn pengetahuan, ketrampilan nilai dan sikap dasar yang direfleksikan dlm kebiasaan berfikir dan bertindak yg bersifat dinamis, berkembang dan dapat diraih setiap waktu. Kebiasaan berfikir

Lebih terperinci

LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH

LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH I. Struktur Pelayanan Bimbingan dan Konseling Pelayanan Bimbingan dan Konseling di sekolah/madrasah merupakan usaha membantu peserta didik dalam pengembangan

Lebih terperinci

ARTIKEL ILMIAH HUBUNGAN PENGAWASAN ORANG TUA DENGAN DISIPLIN BELAJAR SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 1 MUARO JAMBI OLEH :

ARTIKEL ILMIAH HUBUNGAN PENGAWASAN ORANG TUA DENGAN DISIPLIN BELAJAR SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 1 MUARO JAMBI OLEH : ARTIKEL ILMIAH HUBUNGAN PENGAWASAN ORANG TUA DENGAN DISIPLIN BELAJAR SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 1 MUARO JAMBI OLEH : FUJI WULANDARI NIM : ERA1D009156 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

ARTIKEL ILMIAH MOTIVASI SISWA DALAM MEMILIH KEGIATAN PENGEMBANGAN DIRI/EKSTRAKURIKULER BIDANG SENI DI SMP NEGERI 8 KOTA JAMBI OLEH :

ARTIKEL ILMIAH MOTIVASI SISWA DALAM MEMILIH KEGIATAN PENGEMBANGAN DIRI/EKSTRAKURIKULER BIDANG SENI DI SMP NEGERI 8 KOTA JAMBI OLEH : ARTIKEL ILMIAH MOTIVASI SISWA DALAM MEMILIH KEGIATAN PENGEMBANGAN DIRI/EKSTRAKURIKULER BIDANG SENI DI SMP NEGERI 8 KOTA JAMBI OLEH : LINDA HANDAYANI NIM : ERA1D08025 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekolah-sekolah dengan dicantumkannya bimbingan dan konseling pada

BAB I PENDAHULUAN. sekolah-sekolah dengan dicantumkannya bimbingan dan konseling pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberadaan bimbingan dan konseling di sekolah di Indonesia sebenarnya telah dirintis sejak tahun 1960 dan baru mulai 1975 secara resmi memasuki sekolah-sekolah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan peneliti tergolong korelasional. Sesuai

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan peneliti tergolong korelasional. Sesuai BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan peneliti tergolong korelasional. Sesuai dengan pendapat Sutja, dkk (2014: 135) penelitian korelasional maksudnya adalah penelitian

Lebih terperinci

ARTIKEL ILMIAH PERSEPSI PESERTA DIDIK TERHADAP PELAKSANAAN LAYANAN INFORMASI DI SMP NEGERI 4 KOTA JAMBI OLEH : S U S A N T O NIM.

ARTIKEL ILMIAH PERSEPSI PESERTA DIDIK TERHADAP PELAKSANAAN LAYANAN INFORMASI DI SMP NEGERI 4 KOTA JAMBI OLEH : S U S A N T O NIM. ARTIKEL ILMIAH PERSEPSI PESERTA DIDIK TERHADAP PELAKSANAAN LAYANAN INFORMASI DI SMP NEGERI 4 KOTA JAMBI OLEH : S U S A N T O NIM. EA1D311005 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI JULI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bimbingan dan konseling merupakan bagian penting dalam pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. Bimbingan dan konseling merupakan bagian penting dalam pelaksanaan BAB I PENDAHULUAN A. Latarbelakang Masalah Bimbingan dan konseling merupakan bagian penting dalam pelaksanaan proses pendidikan sekolah, tidak lagi menjadi pelengkap, tetapi sudah menjadi satu kesatuan

Lebih terperinci

Melin Pratikasari. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Jambi ABSTRAK

Melin Pratikasari. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Jambi   ABSTRAK UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT MELALUI PENERAPAN TEKHNIK BRAINSTORMING DALAM PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 8 KOTA JAMBI Melin Pratikasari

Lebih terperinci

PEROLEHAN SISWA SETELAH MENGIKUTI LAYANAN KONSELING PERORANGAN

PEROLEHAN SISWA SETELAH MENGIKUTI LAYANAN KONSELING PERORANGAN Volume 1 Nomor 1 Januari 2013 KONSELOR Jurnal Ilmiah Konseling http://ejournal.unp.ac.id/index.php/konselor Halaman 62-70 Info Artikel: Diterima21/02/2013 Direvisi25/02/2013 Dipublikasikan 01/03/2013 PEROLEHAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk jenis Penelitian Tindakan Bimbingan Konseling (PTBK). Menurut Gunawan (2007), action research adalah kegiatan dan atau tindakan perbaikan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA DI MAN 2 PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA DI MAN 2 PEKALONGAN 84 BAB IV ANALISIS PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA DI MAN 2 PEKALONGAN Analisis data pada penelitian ini mengenai Peran Guru Bimbingan dan Konseling dalam

Lebih terperinci

PANDUAN MODEL PENGEMBANGAN DIRI

PANDUAN MODEL PENGEMBANGAN DIRI PANDUAN MODEL PENGEMBANGAN DIRI Untuk Satuan Pendidikan Dasar Dan Menengah Landasan Pengembangan Diri UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas: Pasal 1 butir 6 tentang pendidik, pasal 3 tentang tujuan pendidikan,

Lebih terperinci

ARTIKEL ILMIAH HUBUNGAN PENERIMAAN SISWA TERHADAP GURU DI KELAS DENGAN KONSENTRASI BELAJAR SISWA KELAS VII DI MTS NEGERI OLAK KEMANG KOTA JAMBI

ARTIKEL ILMIAH HUBUNGAN PENERIMAAN SISWA TERHADAP GURU DI KELAS DENGAN KONSENTRASI BELAJAR SISWA KELAS VII DI MTS NEGERI OLAK KEMANG KOTA JAMBI ARTIKEL ILMIAH HUBUNGAN PENERIMAAN SISWA TERHADAP GURU DI KELAS DENGAN KONSENTRASI BELAJAR SISWA KELAS VII DI MTS NEGERI OLAK KEMANG KOTA JAMBI OLEH : YAYUK PUSPITA WENI NIM : ERA1D009056 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR A. Alasan Praktik B. Tujuan Praktik

BAB I PENGANTAR A. Alasan Praktik B. Tujuan Praktik BAB I PENGANTAR A. Alasan Praktik Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) Bimbingan dan Konseling di sekolah merupakan salah satu kegiatan latihan yang bersifat intrakurikuler. Kegiatan ini diselenggarakan dalam

Lebih terperinci

Kemandirian sebagai tujuan Bimbingan dan Konseling Kompetensi peserta didik yang harus dikembangkan melalui pelayanan bimbingan dan konseling adalah k

Kemandirian sebagai tujuan Bimbingan dan Konseling Kompetensi peserta didik yang harus dikembangkan melalui pelayanan bimbingan dan konseling adalah k FOKUS LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING Dr. Suherman, M.Pd. Kemandirian sebagai tujuan Bimbingan dan Konseling Kompetensi peserta didik yang harus dikembangkan melalui pelayanan bimbingan dan konseling adalah

Lebih terperinci

ARTIKEL ILMIAH. HUBUNGAN INTENSITAS KOMUNIKASI DALAM KELUARGA DENGAN DISIPLIN DIRI SISWA KELAS VIII DI MTs NEGERI MODEL KOTA JAMBI OLEH :

ARTIKEL ILMIAH. HUBUNGAN INTENSITAS KOMUNIKASI DALAM KELUARGA DENGAN DISIPLIN DIRI SISWA KELAS VIII DI MTs NEGERI MODEL KOTA JAMBI OLEH : ARTIKEL ILMIAH HUBUNGAN INTENSITAS KOMUNIKASI DALAM KELUARGA DENGAN DISIPLIN DIRI SISWA KELAS VIII DI MTs NEGERI MODEL KOTA JAMBI OLEH : DEVI JULIANA ERA 1D009113 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

Lebih terperinci

ARTIKEL ILMIAH IMPLEMENTASI LAYANAN INFORMASI DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN DIRI SISWA DI SMP NEGERI 7 BATANGHARI OLEH : PESRIYENNI NIM.

ARTIKEL ILMIAH IMPLEMENTASI LAYANAN INFORMASI DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN DIRI SISWA DI SMP NEGERI 7 BATANGHARI OLEH : PESRIYENNI NIM. ARTIKEL ILMIAH IMPLEMENTASI LAYANAN INFORMASI DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN DIRI SISWA DI SMP NEGERI 7 BATANGHARI OLEH : PESRIYENNI NIM.EAID209030 PROGRAM EKSTENSI BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kelompok sering dilakukan oleh guru bimbingan dan konseling terutama pada

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kelompok sering dilakukan oleh guru bimbingan dan konseling terutama pada BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Deskripsi Hasil Penelitian Pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah SMK Negeri Gorontalo terutama pada layanan informasi, konseling individual, bimbingan kelompok

Lebih terperinci

SKRIPSI IDENTIFIKASI FAKTOR PENYEBAB KENAKALAN REMAJA PADA SISWA SMP PGRI 4 KOTA JAMBI. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh

SKRIPSI IDENTIFIKASI FAKTOR PENYEBAB KENAKALAN REMAJA PADA SISWA SMP PGRI 4 KOTA JAMBI. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh SKRIPSI IDENTIFIKASI FAKTOR PENYEBAB KENAKALAN REMAJA PADA SISWA SMP PGRI 4 KOTA JAMBI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana pendidikan Pada Program Ekstensi Bimbingan dan Konseling

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. permasalahan yang terjadi di kantor tersebut. Waktu penelitian dimulai dari akhir

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. permasalahan yang terjadi di kantor tersebut. Waktu penelitian dimulai dari akhir 39 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Pekanbaru dan lokasi penelitiannya adalah Kantor Gubernur Riau tepatnya di biro hubungan masyarakat yang berada

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Program Bimbingan dan Konseling. pelayanan bimbingan dan konseling dalam periode tertentu.

TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Program Bimbingan dan Konseling. pelayanan bimbingan dan konseling dalam periode tertentu. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Program Bimbingan dan Konseling 1. Pengertian Program Bimbingan dan Konseling Dalam melaksanakan kegiatan bimbingan konseling, guru bimbingan konseling harus berpanduan pada program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bimbingan dan konseling yang lebih dikenal dengan nama BK adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bimbingan dan konseling yang lebih dikenal dengan nama BK adalah suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bimbingan dan konseling yang lebih dikenal dengan nama BK adalah suatu proses interaksi antara konselor dengan konseli baik secara langsung (tatap muka) atau tidak

Lebih terperinci

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application IJGC 5 (1) (2016) Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jbk PELAKSANAAN APLIKASI INSTRUMENTASI DI SMA NEGERI SE-KABUPATEN PATI Fitriani

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai kecenderungan rasa ingin tahu terhadap sesuatu. Semua itu terjadi

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai kecenderungan rasa ingin tahu terhadap sesuatu. Semua itu terjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Allah menciptakan manusia sebagai makhluk yang paling sempurna, secara fitrah manusia telah dibekali potensi untuk tumbuh dan berkembang serta mempunyai kecenderungan

Lebih terperinci

ARTIKEL ILMIAH MOTIVASI SISWA KELAS VIII MENGIKUTI KEGIATAN EKSTRAKURILER DI SMP NEGERI 6 SUNGAI PENUH

ARTIKEL ILMIAH MOTIVASI SISWA KELAS VIII MENGIKUTI KEGIATAN EKSTRAKURILER DI SMP NEGERI 6 SUNGAI PENUH ARTIKEL ILMIAH MOTIVASI SISWA KELAS VIII MENGIKUTI KEGIATAN EKSTRAKURILER DI SMP NEGERI 6 SUNGAI PENUH Oleh : ZHERIK YULIANS PUTRA ERA1D06002 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI JANUARI,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Masalah. 1. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu kebutuhan yang sangat penting bagi manusia.

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Masalah. 1. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu kebutuhan yang sangat penting bagi manusia. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu kebutuhan yang sangat penting bagi manusia. Pendidikan adalah suatu proses sadar tujuan, artinya bahwa kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia mempunyai bakat dan kemampuan yang berbeda-beda, sehingga membutuhkan pendidikan yang berbeda-beda pula.

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia mempunyai bakat dan kemampuan yang berbeda-beda, sehingga membutuhkan pendidikan yang berbeda-beda pula. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap manusia mempunyai bakat dan kemampuan yang berbeda-beda, sehingga membutuhkan pendidikan yang berbeda-beda pula. Pendidikan mempunyai peranan yang amat

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAN OBJEK PENELITIAN. SMP Negeri 19 Bandar Lampung merupakan salah satu SMP milik pemerintah

IV. GAMBARAN UMUM DAN OBJEK PENELITIAN. SMP Negeri 19 Bandar Lampung merupakan salah satu SMP milik pemerintah IV. GAMBARAN UMUM DAN OBJEK PENELITIAN A. Gambaran Singkat SMPN 19 Bandar Lampung SMP Negeri 19 Bandar Lampung merupakan salah satu SMP milik pemerintah yang beralamat di Jl. Turi Raya No. 1 Kecamatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi merupakan tempat atau unit analisa yang dijadikan sebagai tempat pelaksana penelitian atau tempat pengumpulan data

Lebih terperinci

ARTIKEL ILMIAH KERJASAMA GURU PEMBIMBING DENGAN GURU MATA PELAJARAN DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA DI SMP NEGERI 22 JAMBI

ARTIKEL ILMIAH KERJASAMA GURU PEMBIMBING DENGAN GURU MATA PELAJARAN DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA DI SMP NEGERI 22 JAMBI ARTIKEL ILMIAH KERJASAMA GURU PEMBIMBING DENGAN GURU MATA PELAJARAN DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA DI SMP NEGERI 22 JAMBI OLEH : MERLIANA PURBA NIM ERA 1D 009106 PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING

Lebih terperinci

ASSALAMU ALAIKUM WR.WB.

ASSALAMU ALAIKUM WR.WB. ASSALAMU ALAIKUM WR.WB. PENDIDIKAN BERMUTU efektif atau ideal harus mengintegrasikan tiga bidang kegiatan utamanya secara sinergis, yaitu (1) bidang administratif dan kepemimpinan, (2) bidang instruksional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Pendidikan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Pendidikan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) bertujuan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Pendidikan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) bertujuan untuk memberikan bekal kemampuan dasar sebagai perluasan pengetahuan yang diperoleh di Sekolah Dasar

Lebih terperinci

KINERJA KONSELOR SEKOLAH DALAM PENYUSUNAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING PADA KONSELOR SEKOLAH SE- KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN AKADEMIK 2012/2013

KINERJA KONSELOR SEKOLAH DALAM PENYUSUNAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING PADA KONSELOR SEKOLAH SE- KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN AKADEMIK 2012/2013 KINERJA KONSELOR SEKOLAH DALAM PENYUSUNAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING PADA KONSELOR SEKOLAH SE- KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN AKADEMIK 2012/2013 Oleh: Muswardi Rosra, Shinta Mayasari, Ranni Rahmayanthi

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Perencanaan Bimbingan Konseling dalam Membentuk Karakter

BAB V PENUTUP KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Perencanaan Bimbingan Konseling dalam Membentuk Karakter BAB V PENUTUP KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Setelah Penulis menguraikan secara rinci dari bab ke bab, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Perencanaan Bimbingan Konseling dalam Membentuk

Lebih terperinci

Program BK Komprehensif. Instrumen Bimbingan dan Konseling. 07/04/2009. Mata Kuliah Instrumen dan Media BK 1

Program BK Komprehensif. Instrumen Bimbingan dan Konseling. 07/04/2009. Mata Kuliah Instrumen dan Media BK 1 Instrumen dalam Program Bimbingan dan Konseling Komprehensif Agus Triyanto Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta Tahun 2009 Instrumen Bimbingan

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DATA. a) Bimbingan dan konseling yang tidak memiliki jam pelajaran di sekolah. dengan peserta didik yang diasuhnya.

BAB V ANALISIS DATA. a) Bimbingan dan konseling yang tidak memiliki jam pelajaran di sekolah. dengan peserta didik yang diasuhnya. BAB V ANALISIS DATA 1. SMPN 1 Sumberrejo a) Bimbingan dan konseling yang tidak memiliki jam pelajaran di sekolah Bagi konselor, jam pelajaran bagi bimbingan dan konseling mempunyai makna yang sangat penting,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lembaga yang mencetak tenaga kerja mempunyai tanggung jawab dalam

BAB I PENDAHULUAN. lembaga yang mencetak tenaga kerja mempunyai tanggung jawab dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi sekarang ini kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat pesat, oleh karena itu dibutuhkan tenaga - tenaga kerja yang terampil dan profesional.

Lebih terperinci

ARTIKEL ILMIAH HUBUNGAN ANTARA WAWASAN TENTANG PENGGUNAAN PERPUSTAKAAN DENGAN MINAT BACA SISWA SMP NEGERI 19 KOTA JAMBI

ARTIKEL ILMIAH HUBUNGAN ANTARA WAWASAN TENTANG PENGGUNAAN PERPUSTAKAAN DENGAN MINAT BACA SISWA SMP NEGERI 19 KOTA JAMBI ARTIKEL ILMIAH HUBUNGAN ANTARA WAWASAN TENTANG PENGGUNAAN PERPUSTAKAAN DENGAN MINAT BACA SISWA SMP NEGERI 19 KOTA JAMBI OLEH : RTS. FATMAWATI NIM : ERAID08044 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam aktivitas kehidupan sehari-hari, manusia hampir tidak pernah dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam aktivitas kehidupan sehari-hari, manusia hampir tidak pernah dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam aktivitas kehidupan sehari-hari, manusia hampir tidak pernah dapat terlepas dari kegiatan belajar, baik ketika seseorang melaksanakan aktivitas sendiri,

Lebih terperinci

LAYANAN BK 2 (Keterkaitan Aplikasi Instrumentasi Dengan 9 Jenis Layanan)

LAYANAN BK 2 (Keterkaitan Aplikasi Instrumentasi Dengan 9 Jenis Layanan) LAYANAN BK 2 (Keterkaitan Aplikasi Instrumentasi Dengan 9 Jenis Layanan) Oleh: Rofikotus Solikah 06071181320006 Afsari 06071181320022 Fajar Mustika 06071182320014 Tribahariansyah 06071181320020 DosenPengasuh:

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. pelajaran di SMPN 1 Sumberrejo sudah berjalan cukup baik meskipun

BAB VI PENUTUP. pelajaran di SMPN 1 Sumberrejo sudah berjalan cukup baik meskipun BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan 1. Bimbingan dan konseling yang tidak memiliki jam pelajaran di sekolah Pelaksanaan bimbingan dan konseling yang tidak memiliki jam pelajaran di SMPN 1 Sumberrejo sudah berjalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Landasan Pemikiran Diagnosis dan Pemecahan Kesulitan Belajar

BAB I PENDAHULUAN Landasan Pemikiran Diagnosis dan Pemecahan Kesulitan Belajar BAB I PENDAHULUAN A. Landasan Pemikiran Diagnosis dan Pemecahan Kesulitan Belajar Proses pembelajaran adalah merupakan salah satu strategi untuk mentransfer pengetahuan (kebudayaan) dari guru ke sipembelajar.

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI KONSEP DIRI SISWA YANG MEMILIKI PRESTASI BELAJAR RENDAH DI KELAS VIII SMP NEGERI 8 KOTA JAMBI

IDENTIFIKASI KONSEP DIRI SISWA YANG MEMILIKI PRESTASI BELAJAR RENDAH DI KELAS VIII SMP NEGERI 8 KOTA JAMBI IDENTIFIKASI KONSEP DIRI SISWA YANG MEMILIKI PRESTASI BELAJAR RENDAH DI KELAS VIII SMP NEGERI 8 KOTA JAMBI Rabiatun Nurhasanah Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Universitas Jambi E-mail : rabiatunnurhasanah@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hanya saja apakah potensi yang diberikan tersebut dapat diaktualisasikan dan

BAB I PENDAHULUAN. hanya saja apakah potensi yang diberikan tersebut dapat diaktualisasikan dan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG DAN MASALAH 1. Latar Belakang Manusia diciptakan Tuhan sesungguhnya dibekali dengan berbagai potensi. Pada dasarnya manusia mempunyai kemampuan untuk menghadapi segala

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif dengan metode pengembangan (research and development) dalam upaya menghasilkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 19 Juni 2013 sampai dengan 19 Agustus 2013.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 19 Juni 2013 sampai dengan 19 Agustus 2013. BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada tanggal 19 Juni 2013 sampai dengan 19 Agustus 2013. Adapun penelitian ini berlokasi di Sekolah Menengah

Lebih terperinci

Kata Kunci: Bimbingan Konseling, Manajemen Berbasis sekolah

Kata Kunci: Bimbingan Konseling, Manajemen Berbasis sekolah PERANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR Oleh: G. Rohastono Ajie FIP IKIP PGRI SEMARANG Abstrak Sekolah Dasar yang selanjutnya dipaparkan dengan singkatan SD adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh tingkat keberhasilan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh tingkat keberhasilan pendidikan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat, dan bangsa. Kemajuan

Lebih terperinci

KERJASAMA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN GURU MATA PELAJARAN DALAM MENGEMBANGKAN CARA BELAJAR SISWA

KERJASAMA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN GURU MATA PELAJARAN DALAM MENGEMBANGKAN CARA BELAJAR SISWA Volume 2 Nomor 1 Januari 2013 KONSELOR Jurnal Ilmiah Konseling http://ejournal.unp.ac.id/index.php/konselor Info Artikel: Diterima 04/02/2013 Direvisi 14/02/2013 Dipublikasikan 01/03/2013 KERJASAMA GURU

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dan dapat menyesuaikan secara aktif dalam kehidupannya. melalui pendidikan yang baik akan dihasilkan sumber daya manusia yang

I. PENDAHULUAN. dan dapat menyesuaikan secara aktif dalam kehidupannya. melalui pendidikan yang baik akan dihasilkan sumber daya manusia yang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan bagi suatu bangsa merupakan salah satu usaha yang strategis dalam rangka mempersiapkan warga negara dalam menghadapi masa depan diri sendiri dan bangsanya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi-potensinya agar mencapai pribadi yang bermutu. Sekolah

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi-potensinya agar mencapai pribadi yang bermutu. Sekolah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting bagi perkembangan dan kemampuan siswa. Dengan pendidikan diharapkan individu (siswa) dapat mengembangkan potensi-potensinya

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan penting dalam pembentukan generasi muda penerus bangsa yang

1. PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan penting dalam pembentukan generasi muda penerus bangsa yang 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peranan penting dalam pembentukan generasi muda penerus bangsa yang berkemampuan, cerdas, dan handal dalam pelaksanaan pembangunan

Lebih terperinci

ISIAN PENILAIAN KINERJA GURU (PKG) BP/BK TAHUN 2014 (Diisi Oleh Kepala Sekolah)

ISIAN PENILAIAN KINERJA GURU (PKG) BP/BK TAHUN 2014 (Diisi Oleh Kepala Sekolah) ISIAN PENILAIAN KINERJA GURU (PKG) BP/BK TAHUN 2014 (Diisi Oleh Kepala Sekolah) Petunjuk Pengisian : 1. Setiap Pertanyaan hanya bisa diisi satu pilihan 2. Pilihan ditandai dengan Membubuhkan tanda centang

Lebih terperinci

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN. 1. Perencanaan Bimbingan Konseling dalam Membentuk Karakter

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN. 1. Perencanaan Bimbingan Konseling dalam Membentuk Karakter BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN A. PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS 1. Perencanaan Bimbingan Konseling dalam Membentuk Karakter Bangsa di MTs Mambaul Hasan Sumberrejo Paiton Probolinggo. Perencanaan layanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk sosial. Salah satu indikasi bahwa manusia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk sosial. Salah satu indikasi bahwa manusia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial. Salah satu indikasi bahwa manusia sebagai makhluk sosial adalah perilaku komunikasi antarmanusia. Manusia tidak dapat hidup sendiri,

Lebih terperinci

BIMBINGAN DAN KONSELING KOMPREHENSIF

BIMBINGAN DAN KONSELING KOMPREHENSIF BIMBINGAN DAN KONSELING KOMPREHENSIF Program bimbingan dan konseling sekolah yang komprehensif disusun untuk merefleksikan pendekatan yang menyeluruh bagi dasar penyusunan program, pelaksanaan program,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Keberhasilan penyelenggaraan bimbingan dan konseling di sekolah, tidak lepas dari

BAB II LANDASAN TEORI. Keberhasilan penyelenggaraan bimbingan dan konseling di sekolah, tidak lepas dari BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Peran Guru Bimbingan dan Konseling Keberhasilan penyelenggaraan bimbingan dan konseling di sekolah, tidak lepas dari peranan berbagai pihak di sekolah. Selain guru Pembimbing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting sebagai kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting sebagai kebutuhan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting sebagai kebutuhan dan modal untuk menentukan masa depan bangsa. Pendidikan juga erat kaitannya dengan bagimana

Lebih terperinci

PEMETAAN KOMPETENSI GURU BIMBINGAN KONSELING DI PROVINSI BENGKULU. Oleh: Rita Sinthia, Anni Suprapti dan Mona Ardina.

PEMETAAN KOMPETENSI GURU BIMBINGAN KONSELING DI PROVINSI BENGKULU. Oleh: Rita Sinthia, Anni Suprapti dan Mona Ardina. PEMETAAN KOMPETENSI GURU BIMBINGAN KONSELING DI PROVINSI BENGKULU Oleh: Rita Sinthia, Anni Suprapti dan Mona Ardina Email:sinthia.rita@yahoo.com Dosen Fakultas keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Lebih terperinci

pembelajaran itu merupakan kegiatan yang saling berkaitan satu sama lain,

pembelajaran itu merupakan kegiatan yang saling berkaitan satu sama lain, 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu sendi kehidupan manusia. Pada akhir-akhir ini, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut manusia untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. banyak mengalami perubahan, misalnya dalam menghadapi perubahan zaman,

BAB 1 PENDAHULUAN. banyak mengalami perubahan, misalnya dalam menghadapi perubahan zaman, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Proses belajar mengajar adalah dasar dalam membentuk sebuah pribadi untuk memiliki wawasan. Dalam prosesnya, proses belajar mengajar ini telah banyak mengalami

Lebih terperinci

HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 4 KOTA JAMBI

HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 4 KOTA JAMBI HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 4 KOTA JAMBI Mahdiyatul Nasihah Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Universitas Jambi E-mail : nasihamahdiyatul@gmail.com

Lebih terperinci

Ananda Maha Putri 1), Linda Fitria 2) Progarm Studi Bimbingan dan Konseling UPI YPTK Padang

Ananda Maha Putri 1), Linda Fitria 2) Progarm Studi Bimbingan dan Konseling UPI YPTK Padang PERBEDAAN MOTIVASI SISWA MEGIKUTI BELAJAR TAMBAHAN DI SEKOLAH ANTARA SISWA LAIK-LAKI DAN PEREMPUAN SERTA IMPLIKASINYA DALAM PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING Ananda Maha Putri 1), Linda Fitria 2) Progarm

Lebih terperinci

LAYANAN PENEMPATAN DAN PENYALURAN. alizamar BK UNP Padang

LAYANAN PENEMPATAN DAN PENYALURAN. alizamar BK UNP Padang LAYANAN PENEMPATAN DAN PENYALURAN INDIVIDU PEMASANGAN JURUSAN/ PEKERJAAN KECOCOKAN/KETIDAKCOCOKAN INDIVIDU MEMILIKI KARAKTERISTIK JURUSAN/PEKERJAAN/ MEMILIKI KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN LINGKUNGAN BUDAYA

Lebih terperinci

ARTIKEL ILMIAH PERBANDINGAN MINAT BELAJAR SISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DI SMP NEGERI 9 KOTA JAMBI

ARTIKEL ILMIAH PERBANDINGAN MINAT BELAJAR SISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DI SMP NEGERI 9 KOTA JAMBI ARTIKEL ILMIAH PERBANDINGAN MINAT BELAJAR SISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DI SMP NEGERI 9 KOTA JAMBI Oleh : SEPNITA TRIANI NIM : ERA 1D009001 PROGRAM EKSTENSI BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS KEGURUAN DAN

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS. 2.1 Pengertian Evaluasi Program Bimbingan dan Konseling

BAB II KAJIAN TEORETIS. 2.1 Pengertian Evaluasi Program Bimbingan dan Konseling BAB II KAJIAN TEORETIS 2.1 Pengertian Evaluasi Program Bimbingan dan Konseling Sesuai dengan hakikat pekerjaan bimbingan dan konseling yang berbeda dari pekerjaan pengajaran, maka sasaran pelayanan bimbingan

Lebih terperinci

Oleh : Sugiyatno, M.Pd

Oleh : Sugiyatno, M.Pd Oleh : Sugiyatno, M.Pd Dosen PPB/BK- FIP- UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA sugiyatno@uny.ac.id Sugiyatno. MPd Jln. Kaliurang 17 Ds. Balong, Pakembinangun, Pakem, Sleman, Yogyakarta Hp. 08156009227 Beriman

Lebih terperinci

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK HOME WORK ASSIGMENT

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK HOME WORK ASSIGMENT Jurnal Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling Vol. 1, No. 1, Januari 2015 ISSN 2442-9775 MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK HOME WORK ASSIGMENT Endang Wahyuni

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi penelitian Lokasi penelitian adalah tempat melakukan kegiatan penelitian guna memperoleh data yang berasal dari respoden. Lokasi penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia menurut Islam. Pada dasarnya manusia adalah makhluk Allah,

BAB I PENDAHULUAN. manusia menurut Islam. Pada dasarnya manusia adalah makhluk Allah, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bimbingan konseling islami tidak dapat dilepaskan dengan hakekat manusia menurut Islam. Pada dasarnya manusia adalah makhluk Allah, keberadaannya di dunia sebagai

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Setelah melakukan penelitian di SMP 1 Gebog Kudus, peneliti berkesimpulan dari hasil pembahasan dan penelitian yang berjudul manajemen bimbingan dan konseling berbasis bimbingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Minat dan bakat merupakan dua faktor internal yang sangat erat

BAB I PENDAHULUAN. Minat dan bakat merupakan dua faktor internal yang sangat erat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Minat dan bakat merupakan dua faktor internal yang sangat erat hubungannya dengan pencapaian prestasi belajar siswa di sekolah. Minat sebagai suatu aspek kejiwaan

Lebih terperinci

Persepsi Siswa tentang Pelaksanaan Bimbingan Karir

Persepsi Siswa tentang Pelaksanaan Bimbingan Karir Konselor Volume 5 Number 2 June 2016 ISSN: Print 1412-9760 Received April 19, 2016; Revised May 19, 2016; Accepted June 30, 2016 Persepsi Siswa tentang Pelaksanaan Bimbingan Karir Amrina Asfarina, Indra

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan peneliti adalah penelitian kualitatif. Secara harfiah, penelitian kualitatif adalah jenis penelitian

Lebih terperinci

Lampiran 1: Kisi-Kisi Instrumen Pedoman Wawancara

Lampiran 1: Kisi-Kisi Instrumen Pedoman Wawancara L A M P I R A N Lampiran 1: Kisi-Kisi Instrumen Pedoman Wawancara Berikut ini kisi-kisi instrumen pedoman wawancara tentang Kompetensi Konselor Guru BK, yang diajukan kepada 3 ( tiga ) guru BK di SMA Kristen

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Teknik Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai proses konseling terhadap klien HIV/AIDS. Untuk memperoleh gambaran yang sesuai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Iding Tarsidi, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Iding Tarsidi, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan pada dasarnya bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang mandiri... (UURI No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Membolos merupakan salah satu perilaku siswa di sekolah yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Membolos merupakan salah satu perilaku siswa di sekolah yang dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Membolos merupakan salah satu perilaku siswa di sekolah yang dapat menimbulkan masalah. Sebab dari kebiasaan membolos seorang siswa dapat memperoleh pengaruh yang kurang

Lebih terperinci

wujud nyata penyelanggaraan layanan bimbingan dan konseling. Kegiatan bimbingan, yaitu bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan belajar,

wujud nyata penyelanggaraan layanan bimbingan dan konseling. Kegiatan bimbingan, yaitu bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan belajar, BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelaksanaan bimbingan dan konseling memiliki bidang bimbingan dan berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung yang dilakukan sebagai wujud nyata penyelanggaraan

Lebih terperinci

Konsep Dasar. Bimbingan & Konseling. Nur Hayati, M.Pd PGPAUD FIP UNY

Konsep Dasar. Bimbingan & Konseling. Nur Hayati, M.Pd PGPAUD FIP UNY Konsep Dasar Bimbingan & Konseling Nur Hayati, M.Pd PGPAUD FIP UNY A.1. Pengertian Bimbingan Upaya Bantuan Oleh Pembimbing/ Konselor Kepada Agar Selesainya masalah yg dihadapi konseli Mencapai Penyesuaian

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. humanistik untuk meningkatkan kemandirian belajar peserta didik yang dilakukan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. humanistik untuk meningkatkan kemandirian belajar peserta didik yang dilakukan BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Penelitian tentang program bimbingan belajar berbasis pendekatan humanistik untuk meningkatkan kemandirian belajar peserta didik yang dilakukan di SMP Negeri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sekolah pada dasarnya merupakan lingkungan sosial yang berfungsi sebagai tempat bertemunya individu satu dengan yang lainnya dengan tujuan dan maksud yang

Lebih terperinci