GLOSSARY (DAFTAR KOSAKATA)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "GLOSSARY (DAFTAR KOSAKATA)"

Transkripsi

1 G L O S S A R Y

2 GLOSSARY (DAFTAR KOSAKATA) Pada Unit Kompetensi ada beberapa kata yang menunjukkan istilah dan variabel yang memerlukan penjelasan lebih lanjut. Penjelasan istilah dan variabel yang mempunyai arti dalam unit khusus diberikan pada Persyaratan dan Kondisi Kinerja dan karena itu sebaiknya diacu setiap saat. Istilah yang mempunyai arti umum dijelaskan dibawah ini. Kebanyakan penjelasan istilah yang relevan diambil langsung dari atau berasal dari standar teknik. Perlu dicatat bahwa beberapa Unit Kompetensi mempunyai ciri yang khas. Karena itu Unit tersebut mempunyai daftar istilah tambahan yang termasuk didalamnya. ISTILAH UMUM DAN VARIABEL Data enjiniring Mengacu pada dokumen dan sumber lain sehingga diperoleh data teknik dan spesifikasi/karakteristik produk, termasuk publikasi standar yang diakui, publikasi data produk pabrikan dan fitur/keistimewaan rancangan Gas rumah kaca Komponen gas dari atmosfer yang menyumbang pada efek rumah kaca. Gas tersebut dihasilkan, sebagai contoh, ketika bahan bakar minyak dibakar untuk menghasilkan listrik dan dalam proses industri lainnya. Efek rumah kaca akan mengarah pada pemanasan global dengan masalah lingkungan dan ekologi. Meminimalkan penggunaan energi di tempat kerja yang berasal dari pembakaran bahan bakar minyak akan mengurangi terbentuknya gas rumah kaca. Gawai uji Gawai dan instrumen yang digunakan untuk memastikan bahwa persyaratan keselamatan dan fungsi operasi terpenuhi, dan untuk mendiagnose gangguan pada peralatan, sirkit atau sistem. Instalasi Sistem pengawatan, peralatan, dan item lain yang diperlukan yang dimagun pada suatu tempat dan dihubungkan sesuai yang diinginkan untuk beroperasi. Izin kerja Mencakup setiap sistem perizinan dan pemberitahuan untuk bekerja secara aman atau memindahkan perlengkapan/peralatan untuk servis secara aman. 1

3 Julat representatif Suatu yang memerlukan pokok pembuktian yang memadai dan dilaksanakan melalui cakupan kegiatan dan fungsi kerja yang harus ada supaya penilaian berlaku andal, adil dan tepat waktu terhadap kinerja seseorang yang mendukung kompetensinya sehingga dapat dilaksanakan. Kapasitas, beban dan tugas Laju alir udara, fluida & gas; kapasitas hantar arus; tekanan udara, fluida & gas; pembebanan mekanis pada pipa, tubing atau kabel dan penyangga; peringkat kebutuhan dan arus maksimum; siklus tugas; frekuensi; kondisi lingkungan. Kategori umum Kompetensi dapat dicapai untuk sejumlah kategori berikut yang pengesahannya harus diberikan, seperti dituliskan/diuraikan pada acuan pembuktian dan aspek kritis untuk masing-masing unit, yaitu a. Sistem komputer: Adaptasi teknologi listrik pada pemrosesan & kendali, komunikasi dan penyimpanan informasi. b. Tenaga listrik: Meliputi sistem yang berkaitan dengan jaringan pengawatan, pusat distribusi, gawai pemanfaat dan mesin listrik untuk konversi energi listrik ke bentuk energi lain dan sebaliknya untuk konversi dari bentuk energi lain ke gaya gerak listrik. c. Elektronika: Penggunaan komponen transistor diskrit, gawai dan sirkit terpadu, dan sirkit terkait untuk penerapan pada sistem kendali proses, sistem komunikasi, komputer, pengukuran, perlengkapan hiburan, perlengkapan elektromedik dan sebagainya. d. Instrumentasi: Pengukuran dan kendali dari data dan parameter sistem proses untuk penggunaan industri & komersial. Hal ini mencakup kalibrasi & pemeliharaan instrumen dan proses pada industri kimia, energi, bioteknologi, lingkungan serta proses dan pembuatan makanan. e. Mesin pendingin & tata udara: Tata udara (AC) adalah penyediaan udara bersih ke suatu tempat pada suhu dan kelembapan yang layak. Mesin pendingin adalah pendinginan ruang atau isinya supaya bersuhu lebih rendah daripada ruang di sekitarnya atau atmosfer sekitar. f. Komunikasi data: Mencakup sistem yang berkaitan dengan perlengkapan distribusi komunikasi & komponen dan gawai terkait untuk distribusi audio visual dan data antara titik transimisi dengan penerima. 2

4 Kategori - berkaitan dengan sistem pengawatan. g. Penunjang dan proteksi pengabelan/pengawatan: Mencakup antara lain selungkup kabel, duct, trunking, konduit dan penyangga kabel dan sistem bawah tanah. h. Komunikasi jaringan: Mencakup sistem pengawatan dan kabel untuk tujuan pemancar audio, visual atau informasi data serta yang berhubungan misalnya kabel sepasang pilin, kabel telepon, kabel bertabir dan berperisai, kabel koaksial dan kabel fiber optik. i. Daya & kontrol untuk tegangan ekstra rendah: Mencakup sistem pengawatan dan kabel untuk tujuan menyediakan daya dan/atau kendali analog atau digital dan yang berhubungan misalnya kabel sepasang pilin tanpa perisai, kabel pita, kabel koaksial dan mungkin termasuk pembuatan papan sirkit tercetak. j. Daya & kendali untuk tegangan Rendah: Mencakup sistem pengawatan dan kabel untuk tujuan menyediakan daya dan/atau kendali analog atau digital dan yang berhubungan misalnya kabel berinsulasi/berselubung termoplastik atau elastomer, kabel berperisai multiinti, kabel berselubung logam berinsulasi mineral, kabel tahan api, kabel fleksibel, termasuk kabel yang berkaitan dengan kategori daya & kendali tegangan ekstra rendah. Kategori - berkaitan dengan sakelar saluran daya. k. Sakelar tegangan rendah. Pengisolasian dan energisasi saluran daya tegangan rendah untuk distribusi daya melalui prosedur penyakelaran dan pengisolasian yang telah disepakati l. Sakelar tegangan tinggi. Pengisolasian dan energisasi saluran daya tegangan tinggi untuk transmisi dan distribusi daya melalui prosedur penyakelaran dan pengisolasian yang telah disepakati. m. Sakelar sistem. Pengisolasian dan energisasi penyulang dalam gardu sistem tegangan rendah dan atau sistem tegangan tinggi termasuk alih beban dan juga termasuk operasi ruang kendali sistem. Kerangka kerja kualifikasi Kerangka kerja kualifikasi yang menguraikan tentang kualifikasi yang berkaitan dengan tingkat yang dicirikan oleh hasil pendidikan & pelatihan kejuruan. Kinerja konsisten Berkaitan dengan adanya bukti yang memadai. Hal ini membutuhkan bukti bahwa kompetensi sudah didemonstrasikan untuk masing-masing Subkompetensi yang sudah dicapai paling sedikit tiga kali secara mandiri dan sesuai persyaratan. 3

5 Komponen Bagian dari suatu unit perlengkapan, yang sudah dirancang sebagai suatu unit tersendiri dan yang dapat diidentifikasikan. Kondisi dan peringkat Berkaitan dengan kabel fleksibel dan tusuk kontak yang dipilih sesuai dengan SNI (Standar Nasional Indonesia) dan data teknik yang mencakup faktor seperti: Peringkat tegangan Peringkat arus Persyaratan selubung Panjang kabel Konfigurasi pin Sirkit kendali Kondisi lingkungan Kedap cuaca Jenis fiting - pemerisaian, jangkar, pembumian dan polaritas. Kosakata berkaitan dengan Inspeksi Memeriksa Melihat dengan teliti sesuatu untuk mengetahui keadaannya (baik tidaknya, benar salahnya dan sebagainya). Menginspeksi Melihat sesuatu secara dekat khususnya untuk memeriksa apakah semuanya memuaskan atau memenuhi persyaratan. Menguji Memeriksa untuk mengetahui mutu sesuatu, biasanya dengan pengukuran. Menilai (mengases) Mendapatkan pembenaran tentang keadaan atau mutu sesuatu. Komisioning Serangkaian kegiatan pemeriksaan dan pengujian sesuatu di tempat terpasangnya untuk memastikan bahwa yang diperiksa atau diuji, baik individu maupun sebagai suatu sistem, telah berfungsi sebagaimana mestinya dengan memenuhi persyaratan tertentu secara memuaskan, sehingga dapat dinyatakan siap untuk dioperasikan dan/atau siap untuk diserahterimakan. 4

6 Lengkapan Setiap gawai yang terkait dengan, dan membentuk bagian terpadu dengan sistem pengawatan seperti antara lain sakelar, sekring, tusuk kontak, kotak kontak, pemegang lampu, fiting, adaptor, roset, konektor, klem, terminasi kabel, sepatu kabel, klip, kawat ikat dan pengikat. Lingkungan Kawasan sekitar tempat kerja yang secara langsung atau tidak langsung dapat dipengaruhi oleh kejadian pada tempat kerja. Hal ini mencakup atmosfer, tanah, pembuangan, susunan air tanah dan ekosistemnya. Proteksi lingkungan akan memerlukan pembuangan bahan limbah yang tepat, pembatasan kebakaran, penanganan yang benar dari bahan beracun, adanya CFC dan sejenisnya. Proteksi lingkungan mencakup juga meminimalkan faktor yang dapat menyumbang langsung atau tidak langsung produksi gas rumah kaca Faktor sumbangan ini mungkin mencakup meminimalkan bahan limbah, penggunaan yang benar dari kendaraan dan mesin perusahaan, pemakaian kembali atau daur ulang bahan perdagangan jika mungkin dan pengurangan total penggunaan energi melalui kepedulian masyarakat dan penggunaan teknologi yang tepat. Mesin sementara dan mesin Gawai atau mesin (tidak termasuk perkakas tangan atau perkakas daya genggam) yang dipakai untuk memudahkan konstruksi, instalasi atau pemeliharaan dan dipindahkan setelah pekerjaan selesai. Misalnya mencakup katrol rantai, katrol, kompresor, tangga, lantai kerja yang dinaikturunkan, perkakas daya ledak, perlengkapan alih tempat dan lif randah baterai yang dioperasikan tangan, lengkapan dan sejenisnya. Modifikasi Membuat perubahan pada parameter fisik atau fungsi operasi dari suatu gawai, komponen atau bagian perlengkapan atau peralatan. Pemberitahuan Dapat mencakup lisan, tertulis, informasi elektronik atau terekam pada penyelesaian pekerjaan yang mungkin diperlukan untuk dilengkapi sesuai dengan prosedur yang ditetapkan. Pengesahan yang harus dilaporkan Mengacu pada pengesahan sehingga bagian peralatan, peranti/ pemanfaat, komponen, perlengkapan, mesin sementara dan mesin, selungkup dan sejenisnya dapat menyebabkan pekerjaan dapat dilaksanakan (termasuk setiap 5

7 inspeksi, laporan dan penilaian resiko), seperti yang diuraikan dalam peraturan dan/atau yang diatur oleh yang berwenang tempat unit itu digunakan. Peralatan Setiap perlengkapan yang membentuk bagian komponen instalasi yang digunakan untuk tujuan/maksud khusus. Peralatan mencakup, tetapi tidak terbatas pada, yang tertera berikut ini, serta perlu mencakup teknologi yang baru dan yang akan timbul. Instrumen ukur Mencakup antara lain amperemeter digital dan analog, voltmeter, watt dan var meter, meter frekuensi, gawai urutan fase, osiloskop, indikator faktor daya, meter energi, gawai resistans insulasi, tester sambungan kontinu, perekam grafik, detektor tegangan, jembatan Wheatstones, instrumen untuk mengukur kuat sinyal, distorsi harmonik, medan elektromagnet dan elektrostatis. Perlengkapan audio/visual Mencakup televisi/tv, radio, monitor, kamera, televisi sirkit tertutup, sistem tata suara mono & stereo, mesin permainan, panel tayang elektronika, perekam kaset, perekam kaset video, pemutar CDROM, perekam pita suara, perlengkapan duplikasi suara dan video, pita suara digital, sistem corong suara. Perlengkapan tata udara (AC) Mencakup AC ruangan, sistem split, unit paket, unit ducting, pendingin evaporasi, sistem ventilasi. Peranti/pemanfaat Mencakup perkakas listrik portabel, pompa yang digerakkan motor, pembersih vakum, perlengkapan masak listrik, pengering rambut, lemari es, mesin cuci, mesin cuci piring, penghancur kertas, pendingin air, pengering pakaian, perlengkapan dan perkakas yang digerakkan motor listrik, kipas angin radial dan tangensial dan blower. Perlengkapan kantor/bisnis Mencakup mesin faksimili, mesin fotokopi, printer, pemindai (scanner), modem, komputer dan periferal, gawai dan sistem transaksi keuangan. Perlengkapan komunikasi Mencakup pemancar radio, pemancar TV, pemancar & penerima gelombang mikro, repeater, radio dua arah, antena, perlengkapan penghubung satelit. Pengendali listrik dan elektronika serta sistem kendali Mencakup antara lain perlengkapan hubung bagi dan kendali, suplai daya yang dapat diatur atau tak dapat diatur arus searah (a.s.) dan arus bolak-balik (a.b.), penyearah dan filter, relai dan kontaktor elektromekanis dan statik, pengendali yang dapat diprogram, suplai daya tak terputus, osilator, pengendali kecepatan motor, rem elektromekanis dan dinamis, pengisi baterai dan perlengkapan sepuh listrik, tranduser. 6

8 Perlengkapan manajemen energi dan energi terbarukan. Mencakup antara lain baterai matahari, baterrai cadangan, inverter, generator angin, sistem hibrida, generator cadangan, pengendali koreksi faktor daya. Perlengkapan pemanas Mencakup antara lain pemanas air sesaat dan pulih cepat fase tunggal dan multifase, pemanas ruangan, pemanas induksi, tanur listrik, penghangat makanan komersial, pemanas gelombangh mikro dan dielektrik, kompor listrik dan oven listrik. Perlengkapan dan gawai instrumentasi/kendali proses Mencakup antara lain pengendali, pemancar, elemen kendali final, detektor, perlengkapan bantu lingkar proses, indikator dan perekam, monitor dan perlengkapan antar muka komputer. Pencahayaan Mencakup antara lain lampu pijar, lampu halogen quartz dan lampu gas yang diterapkan di rumah tangga, komersial, industri dan sarana olah raga, lampu iklan, lampu keamanan dan pencahayaan jalan umum. Perlengkapan dan elektronika medik Mencakup antara lain mesin sinar x, perlengkapan monitor kardiografik, mikroskop elektron, perlengkapan infra merah, perlengkapan terapi fisik, perlengkapan ultrasonik, defibrilator, pompa infus, inkubator, ventilator, monitor janin, gawai termometrik, unit anastesi, monitor gas, perlengkapan dialisis, pacu jantung, laser, endoskopi, penghangat darah, monitor fisiologi. Perlengkapan telekomunikasi Mencakup antara lain perlengkapan switsing, PABX, pemancar dan penerima gelombang mikro, perlengkapan pelanggan, perlengkapan transmisi. Sistem distribusi/transmisi daya Mencakup antara lain tiang dan struktur kayu, beton, baja dan komposit; menara transmisi; konduktor dan kabel saluran udara dan bawah tanah, gawai pengukur dan pencatat listrik. Sistem Pendinginan Mencakup antara lain lemari es, pembeku, pembuat es, kamar pendingin, kamar pembeku, lemari etalase pendingin. Sistem pemindai & deteksi Mencakup antara lain sistem radar, sistem sonar. Sistem keamanan & deteksi kebakaran Mencakup antara lain sensor, pengendali, gawai alarm, antar muka telekomunikasi, kamera televisi sirkit tertutup dan sistem pemantauan. 7

9 Sistem Komputer Mencakup antara lain komputer, jaringan komputer, periferal, sistem akuisasi data, modem, server, router, perlengkapan penangkap data otomatis. Peralatan dengan pengawatan magun Peralatan (listrik/elektronika) yang terhubung pada suatu sistem pengawatan yang posisi kabel diproteksi atau tidak diproteksi magun atau disangga. Peranti Gawai pemanfaat magun (hanya untuk penyangga), genggam (dipegang dengan tangan selama penggunaan normal), portabel (dipindah-pindahkan selama operasi atau mudah dipindah-pindahkan dari satu tempat ke tempat lain ketika terhubung ke suplai) atau stasioner (dapat dipindahkan, tetapi tidak mudah), selain lampu. Perkakas Benda yang digunakan dengan tangan untuk membantu melaksanakan pekerjaan antara lain untuk membuat, membuka, menutup atau memperbaiki sesuatu. Perlengkapan (yang bukan peralatan) Setiap bagian yang menunjang suatu instalasi, yang dapat berupa komponen atau bukan komponen. Persetujuan perlengkapan Penerimaan oleh yang berwenang untuk suatu item perlengkapan yang digunakan pada situasi tertentu. Personel yang tepat Perorangan yang bertanggung jawab untuk kegiatan koordinasi, rancangan, instalasi, pemeliharaan, produksi atau servis. Hal ini dapat mencakup: Manajer lapangan. Manajer proyek. Enjinir & teknisi. Pakar teknik. Penyelia. Personel peraturan perundangan. Ketua tim. Personel lain yang ditugaskan oleh organisasi atau perusahaan. Persyaratan Hal yang harus dipenuhi perlengkapan, prosedur dan hasilnya dan mencakup kewajiban dan peraturan perundangan serta standar yang sah. Persyaratan juga dapat mencakup: 8

10 Peraturan perundangan Petunjuk praktis Spesifikasi kerja Dokumen perjalanan Standar yang berlaku seperti SNI atau Standar International yang diakui Prosedur dan instruksi kerja Sistem jaminan mutu Spesifikasi pabrikan Manual dan jadwal pemeliharaan serta spesifikasi/standar Daftar sirkit/kabel Spesifikasi rancangan Persyaratan dan spesifikasi pelanggan Pengetahuan pendukung yang ditentukan (ditentukan dalam Acuan Penilaian) Pedoman. kebijakan dan ketentuan nasional dan negara yang berkaitan dengan lingkungan. Prosedur dan kebijakan K3 Pengaturan suatu organisasi atau perusahaan untuk memenuhi kewajiban secara hukum dan etis untuk memastikan bahwa tempat kerja adalah aman dan tidak membahayakan kesehatan. Hal ini mencakup: Mekanisme penilaian bahaya dan resiko Pelaksanaan peraturan keselamatan Pelatihan keselamatan Sistem keselamatan mencakup: o Prosedur izin kerja o Prosedur isolasi o Uap dan gas o Prosedur pemantauan/pengujian o Penggunaan perlengkapan dan pakaian proteksi Penggunaan petunjuk praktis Prosedur yang ditetapkan Pengaturan resmi dari suatu organisasi, perusahaan atau yang berwenang tentang bagaimana suatu pekerjaan harus dilakukan. Hal ini mencakup antara lain: Sistem jaminan mutu misalnya: o Spesifikasi, persyaratan dan prosedur. o Perintah kerja/instruksi o Prosedur laporan o Mekanisme perbaikan o Persyaratan kesesuaian o Manajemen keselamatan Sistem izin kerja misalnya: o Izin kerja o Prosedur pemantauan dan perizinan o Prosedur isolasi Pelatihan K3 9

11 Servis Prosedur untuk mengoperasikan sistem keselamatan, mengoperasikan mesin sementara dan perlengkapan dan pelaporan kegiatan kerja. Pemeliharaan, modifikasi atau pengadaan gambar skema yang relevan dan data teknis. Pengaturan yang berkaitan dengan situasi darurat. Melaksanakan inspeksi rutin, perbaikan dan pemeliharaan sirkit, sistem atau peralatan. Sirkit Saat ini hanya mencakup sirkit listrik saja. Kompetensi dapat didemonstrasikan pada: Sirkit dasar dan peralatan terkait Sirkit kompleks dan peralatan terkait Sirkit sistem dan peralatan terkait Sirkit/sistem lanjutan dan peralatan terkait Urutan dari kekompleksan sirkit didefinisikan sebagai berikut: Sirkit dasar: Sirkit dasar didefinisikan sebagai suatu sirkit tunggal dengan keluaran tunggal. Sirkit tunggal dapat dikendalikan oleh satu atau lebih gawai dan keluarannya dapat mengendalikan satu atau lebih gawai. Sirkit kompleks: Sirkit kompleks didefinisikan sebagai satu sirkit yang terdiri dari lebih dari satu sirkit yang saling tergantung. Sirkit kompleks terdiri dari lebih dari satu sirkit, masukan atau keluaran kendali dan proses. Sirkit sistem: Sirkit sistem didefinisikan sebagai satu sirkit yang menyalinghubungkan antara sejumlah peralatan yang saling tergantung. Sirkit sistem terdiri dari lebih dari satu masukan dan keluaran peralatan kendali dan proses sirkit yang saling hubung. Sirkit/sistem lanjutan: Sirkit/sistem lanjutan dapat merupakan sirkit kompleks atau sirkit sistem yang berisi jaringan rumit, sirkit hibrida dan yang mengandalkan umpan balik lingkar tertutup digital atau analog untuk kendali keluaran. Sistem Suatu kelompok atau gabungan elemen yang saling hubung, saling tergantung atau saling kunci yang membentuk kesatuan kolektif. Mencakup sirkit, peralatan, perlengkapan dan sejenisnya 10

12 Sistem pengawatan Kabel, selungkup, penyangga dan lengkapan yang diizinkan untuk tujuan daya, pengukuran, kendali atau komunikasi (lihat juga kategori). Spesialisasi Menguraikan lingkungan kerja di mana inti persyaratan teknik pembelajaran diterapkan Standar Dokumen teknik yang menguraikan spesifikasi dan kriteria lainnya untuk perlengkapan, bahan dan metode untuk memastikan dapat beroperasi secara konsisten seperti yang dimaksudkan. Standar yang diacu oleh standar kompetensi ini adalah SNI atau standar internasional (ISO dan IEC). Terminasi Suatu pekerjaan dengan sarana yang penyambungannya secara listrik ke peralatan di-tetapkan, khususnya sambungan yang disiapkan atau hubungan antara kabel, kabel senur atau konduktor dan suatu titik pada sirkit listrik seperti terminal atau titik hubung. Terminasi tersebut mencakup penyolderan, pengepresan, penjepitan, pembungkusan kawat, kompresi insulasi Usulan /ringkasan rancangan Instruksi/spesifikasi/hasil yang menentukan kinerja sirkit dan peralatan terkait, biasanya untuk tujuan memastikan efisiensi optimum, kinerja lingkungan, keefektifan ekonomis dan operasi sistem. Yang berwenang sesuai undang-undang atau peraturan Seseorang atau badan yang bertanggung jawab untuk pelaksanaan peraturan perundangan. TAMBAHAN DAFTAR KOSAKATA YANG BERKAITAN DENGAN PERLENGKAPAN LISTRIK PADA UNIT KOMPETENSI KAWASAN BERBAHAYA. Bahan berbahaya Gas dan uap yang mudah terbakar serta debu yang mudah menyala. Catatan kawasan berbahaya Dokumentasi yang dapat diaudit, yang menunjukkan bahwa suatu kawasan berbahaya sudah diklasifikasikan secara tepat dan perlengkapan listriknya memenuhi persyaratan sertifikasi yang tepat dan memenuhi persyaratan proteksi ledakan lainnya spesifik untuk kawasan tersebut. 11

13 Catatan tersebut dapat mencakup: Gambar dan pengakuan klasifikasi kawasan berbahaya. Gambar dan spesifikasi rancangan sistem proteksi ledakan. Dokumen sertifikasi untuk masing-masing jenis item perlengkapan proteksi ledakan. Inspeksi, pengujian dan jadwal dan laporan pemeliharaan. Dokumentasi klasifikasi ulang dan modifikasi yang disahkan, bila diperlukan. Orang yang kompeten. Dokumentasi sertifikasi Serifikat resmi yang dikeluarkan oleh lembaga sertifikasi yang menyatakan bahwa item perlengkapan/peralatan memenuhi persyaratan tertentu dari suatu standar. Dokumentasi dapat mencakup rincian pembatasan penggunaan, spesifikasi dan gambar pabrikan. Dokumen verifikasi Lihat catatan kawasan berbahaya Fungsi dan perlengkapan proses Kegiatan yang menyebabkan suatu kawasan berpotensi berbahaya dan perlengkapan yang digunakan pada kegiatan tersebut. Inspeksi, jadwal Suatu pengaturan resmi untuk melaksanakan inspeksi, yang merinci cakupan, tingkatan dan seringnya inspeksi dan karakteristik proteksi ledakan serta kesesuaiannya harus diperiksa. Inspeksi, jadwal pemeliharaan Suatu program inspeksi dan pemeliharaan periodik yang mengikuti sekumpulan prosedur dan daftar periksa untuk tujuan memastikan keterpaduan proteksi ledakan dan untuk memenuhi persyaratan. Rincian jadwal akan bervariasi tergantung dari jenis teknik proteksi ledakan yang digunakan dan kondisi lingkungan. Inspeksi, periodik Inspeksi semua perlengkapan yang dilaksanakan secara rutin, umumnya bagian pemeliharaan terjadwal. Inspeksi, rinci Suatu inspeksi yang meliputi aspek yang dicakup oleh inspeksi sederhana dan sebagai tambahan, mengindentifikasi ketidaksesuaian yang hanya terlihat ketika selungkup dibuka atau dengan penggunaan perkakas dan perlengkapan uji. 12

14 Inspeksi, sampel Inspeksi bagian perlengkapan yang dipasang untuk tujuan memantau efek kondisi lingkungan, getaran, kelemahan rancangan bawaan dan sejenisnya. Inspeksi, sederhana Suatu inspeksi yang meliputi aspek yang dicakup oleh inspeksi visual dan sebagai tambahan, mengindentifikasi ketidaksesuaian (misalnya pengetat yang kendor), yang akan terlihat ketika perlengkapan akses (misalnya tangga) dan perkakas digunakan. Inspeksi awal umumnya tidak memerlukan pembukaan selungkup atau perlengkapan dimatikan. Inspeksi, visual Suatu inspeksi yang mengindentifikasi ketidaksesuaian yang terlihat dengan mata, tanpa penggunaan perlengkapan akses atau perkakas. Instalasi Perlengkapan proteksi ledakan, pengawatan dan item lainnya yang diperlukan, yang dimagun di tempatnya dan dihubungkan sebagaimana diperlukan untuk operasi seperti yang dimaksudkan. Item lainnya Item yang tidak dengan sendirinya terproteksi ledakan tetapi mempunyai pengaruh pada keterpaduan teknik proteksi ledakan yang digunakan. Misalnya gawai beban lebih untuk motor atau perlengkapan terkait dalam hal teknik keselamatan dasar. Kelas suhu Klasifikasi perlengkapan listrik sesuai dengan suhu permukaan maksimumnya. Kelompok gas Klasifikasi perlengkapan listrik untuk digunakan pada atmosfedr gas atau uap sesuai dengan kelompok dan subkelompok dari gas dan uap. Kerusakan Kerusakan visual atau korosi perlengkapan dan pengawatan serta kendor atau hilangnya pengetat. Kerusakan dan gangguan Perlengkapan atau pengawatan yang tidak memenuhi spesifikasi rancangan atau persyaratan lainnya. 13

15 Keterpaduan perlengkapan proteksi ledakan Aspek perancangan dan penggunaan perlengkapan yang memberikan proteksi ledakan. Klasifikasi kawasan berbahaya Suatu konsep yang secara internasional dapat diterima, yang berkaitan dengan resiko kebakaran dan ledakan berdasarkan klasifikasi kawasan. Orang yang kompeten Seorang yang mempunyai kompetensi relevan yang diuraikan pada standar kompetensi ini. Otoritas Mengacu pada dokumen sehingga diperoleh karakteristik ledakan dari produk dan mencakup: Publikasi standar yang diakui. Publikasi data produk pabrikan. Otoritas sesuai undang-undang atau peraturan Seseorang atau badan yang bertanggung jawab untuk pelaksanaan peraturan perundangan yang berkaitan dengan penanganan, proses atau penyimpanan bahan yang dapat menyebabkan bahaya. Penandaan perlengkapan Informasi yang berkaitan dengan sertifikasi yang diperlukan untuk ditandai pada masing-masing item perlengkapan termasuk teknik proteksi ledakan. Pengujian prakomisioning Pengujian yang ditentukan oleh persyaratan, seperti kinerja dan setelan gawai dan sistem proteksi serta impedans lingkar bumi, resistans insulasi dan kontinuitas pembumian. Pengujian hubungan dan operasi perlengkapan. Penilaian bahaya dan resiko Semua metodologi yang diakui dalam mengindentifikasi bahaya dan penilaian resiko seperti studi bahaya dan laik operasi dan analisis pohon gangguan. Penilaian enjiniring Dengan menggunakan pengukuran, perhitungan dan hasil pengujian untuk menentukan apakah suatu item perlengkapan memenuhi standar yang relevan. 14

16 Perkakas, perlengkapan dan gawai uji khusus Perkakas untuk melepaskan penutup selungkup dan konduktor penghubung; gawai ukur seperti pengukur celah dan mikrometer; sensor gas dan uap; gawai uji listrik yang disetujui untuk digunakan pada kawasan berbahaya tertentu. Perlengkapan listrik Perlengkapan yang digunakan untuk tujuan daya, pengukuran, kendali atau komunikasi. Perlengkapan proteksi ledakan Perlengkapan yang menggunakan teknik yang diterapkan pada perlengkapan atau bagian perlengkapan untuk mencegah penyalaan uap dan gas yang mudah terbakar atau debu yang mudah menyala dalam kawasan berbahaya. Klasifikasi perlengkapan tersebut diatur dalam standar IEC yang relevan. Personel spesialis proses Orang yang bertanggung jawab dengan keahliannya pada aspek teknik kegiatan yang dapat menyebabkan bahaya ledakan dan termasuk enjinir kimia, enjinir proses, enjinir pertambangan, manager keselamatan dan sejenisnya. Persyaratan beban dan tugas Sistem pengawatan mencakup: kapasitas hantar arus yang memadai, susut tegangan maksimum yang diijinkan tidak dilampaui; batas suhu tidak dilampaui pada kondisi normal atau kondisi gangguan. Proteksi ledakan Teknik proteksi yang diterapkan pada perlengkapan atau bagian perlengkapan untuk mecegah penyalaan uap dan gas yang mudah terbakar atau debu yang mudah menyala dalam kawasan berbahaya. Sertifikasi perlengkapan Sarana untuk memverifikasi bahwa perlengkapan yang dimaksudkan untuk digunakan pada kawasan berbahaya memenuhi standar yang disepakati. Sertifikasi ulang Penyerahan perlengkapan yang sebelumnya sudah disertifikasi kepada suatu badan atau lembaga uji yang terakreditasi untuk menentukan apakah perlengkapan tersebut memenuhi standar yang berlaku sesudah modifikasi atau jika sertifikasi asli tidak sepenuhnya diketahui. 15

17 Servis Pemeliharaan, pencarian gangguan dan perbaikan perlengkapan, mesin sementara dan mesin. Sifat ledakan dari bahan berbahaya Untuk gas, uap dan kabut; tekanan uap; titik didih; titik nyala; energi penyalaan; batas ledakan relatif terhadap rapat uap; energi penyalaan minimum Untuk debu; suhu penyalaan lapisan; suhu penyalaan awan; suhu penyalaan minimum Spesifikasi Dapat mencakup: dokumentasi bahan berbahaya; dokumentasi tekanan dan suhu proses; diagram aliran proses. Standar Dokumen teknik yang menguraikan spesifikasi dan kriteria lainnya untuk perlengkapan, bahan dan metode untuk memastikan akan beroperasi secara konsisten seperti yang dimaksudkan. Standar yang diacu oleh standar kompetensi ini adalah SNI atau standar internasional (ISO dan IEC). Tindakan Untuk membatasi resiko ledakan, dapat mencakup pengaturan organisasi untuk pelaporan dan perbaikan kerusakan; mematikan mesin sementara atau mesin pada kondisi darurat; peng-evakuasian kawasan berbahaya; melaporkan kerusakan dan kondisi mesin sementara dan mesin; pemantauan kawasan berbahaya untuk adanya atmosfer ledakan; memenuhi kewajiban K3. Tindakan yang direkomendasikan Zone Pemutusan suplai sampai ketidaksesuaian atau gangguan diperbaiki. Pemberitahuan periode perbaikan ketidaksesuaian dan gangguan. Tindakan lainnya yang termasuk dalam ruang lingkup peraturan perundangan. Zone yang mengklasifikasi kawasan berbahaya berdasarkan pada frekuensi timbulnya dan durasi atmosfer gas ledakan. 16

18 Kompetensi Kunci Pada Kode Unit Kompetensi terdapat penomoran dan variabel yang menunjukkan kompetensi kunci yang memerlukan penjelasan lebih lanjut. Penomoran dan variabel tersebut dijelaskan dibawah ini. A Mengumpulkan, menganalisis dan mengelola informasi Kecakapan untuk menemukan informasi, menyaring dan memilah informasi guna memilih apa yang diperlukan dan menyajikannya dengan cara yang bermanfaat, dan mengevaluasi informasi itu sendiri beserta sumbernya, serta metode yang digunakan untuk memperolehnya. B Mengomunikasikan ide dan informasi Kecakapan untuk berkomunikasi secara efektif dengan orang lain menggunakan sarana bicara, tulisan, grafis dan sarana pernyataaan/ekspresi nonverbal lainnya. C Merencanakan dan mengelola kegiatan Kecakapan untuk merencanakan dan mengelola kegiatan kerja diri sendiri termasuk memanfaatkan dengan baik waktu dan sumber daya, menyusun prioritas dan memantau kinerja diri sendiri. D Bekerjasama dengan orang lain dan dalam tim Kecakapan untuk berinteraksi secara efektif dengan masyarakat lain dengan dasar satu per satu atau dalam kelompok termasuk memahami dan menanggapi kebutuhan pelanggan dan bekerja secara efektif sebagai anggota tim untuk mencapai tujuan bersama. E Menggunakan ide dan teknik matematika Kecakapan untuk menggunakan ide matematika seperti angka dan ruang, dan teknik matematika seperti perkiraan dan pendekatan, untuk tujuan praktis. F Memecahkan persoalan/masalah Kecakapan untuk menerapkan strategi pemecahan masalah dengan cara terarah, baik pada situasi ketika masalah dan penyelesaian yang diinginkan benar-benar jelas maupun pada situasi yang memerlukan pemikiran yang kritis dan pendekatan yang kreatif untuk mencapai hasil. G Menggunakan teknologi Kecakapan untuk menerapkan teknologi, menggabungkan ketrampilan fisik dan pancaindera untuk mengoperasikan perlengkapan dengan pemahaman prinsip ilmu pengetahuan dan teknologi yang diperlukan untuk menelaah dan mengadaptasi sistem. 17

19 Tingkat Kinerja Pada Kode Unit Kompetensi terdapat penomoran dan variabel yang menunjukkan level kompetensi yang memerlukan penjelasan lebih lanjut. Penomoran dan variabel tersebut dijelaskan dibawah ini. Tingkat Kinerja 1 Mengerjakan tugas rutin menurut cara yang telah ditentukan, bersifat sederhana, merupakan pengulangan, serta sewaktu-waktu sering diperiksa perkembangannya. Untuk itu tingkat ini harus mampu: melakukan proses yang sederhana dan telah ditentukan; menilai mutu berdasarkan kriteria yang telah ditentukan. Tingkat Kinerja 2 Mengerjakan tugas yang lebih luas dan lebih rumit/kompleks yang ditandai dengan peningkatan kemandirian terhadap pekerjaannya sendiri dan pekerjaan tersebut kemudian diperiksa oleh penyelia/atasan yang bersangkutan setelah selesai. Untuk itu tingkat ini harus mampu: mengelola atau mengorganisasikan suatu proses; menentukan kriteria penilaian terhadap suatu proses/kriteria evaluasi terhadap suatu proses. Tingkat Kinerja 3 Mengerjakan kegiatan yang rumit/kompleks dan tidak rutin, yang dikerjakan sendiri dan bertanggung jawab terhadap pekerjaan orang lain. Untuk itu tingkat ini harus mampu: menentukan prinsip dasar dan proses; mengevaluasi dan mengubah bentuk/membentuk ulang proses; menentukan kriteria untuk mengevaluasi/penilaian proses. 18

STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INDUSTRI PERALATAN TENAGA LISTRIK SUB-BIDANG PENUNJANG

STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INDUSTRI PERALATAN TENAGA LISTRIK SUB-BIDANG PENUNJANG STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INDUSTRI PERALATAN TENAGA LISTRIK SUB-BIDANG PENUNJANG DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DIREKTORAT JENDERAL LISTRIK DAN PEMANFAATAN ENERGI

Lebih terperinci

STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INDUSTRI PERALATAN TENAGA LISTRIK SUB-BIDANG PERAWATAN DAN PERBAIKAN MESIN PRODUKSI

STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INDUSTRI PERALATAN TENAGA LISTRIK SUB-BIDANG PERAWATAN DAN PERBAIKAN MESIN PRODUKSI STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INDUSTRI PERALATAN TENAGA LISTRIK SUB-BIDANG PERAWATAN DAN PERBAIKAN MESIN PRODUKSI DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DIREKTORAT JENDERAL

Lebih terperinci

Bagian 2 Persyaratan dasar

Bagian 2 Persyaratan dasar Bagian 2 Persyaratan dasar 2.1 Proteksi untuk keselamatan 2.1.1 Umum 2.1.1.1 Persyaratan dalam pasal ini dimaksudkan untuk menjamin keselamatan manusia, dan ternak dan keamanan harta benda dari bahaya

Lebih terperinci

STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INDUSTRI PEMANFAAT TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PENUNJANG

STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INDUSTRI PEMANFAAT TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PENUNJANG STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INDUSTRI PEMANFAAT TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PENUNJANG DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DIREKTORAT JENDERAL LISTRIK DAN PEMAFAATAN ENERGI

Lebih terperinci

PENCEGAHAN KEBAKARAN. Pencegahan Kebakaran dilakukan melalui upaya dalam mendesain gedung dan upaya Desain untuk pencegahan Kebakaran.

PENCEGAHAN KEBAKARAN. Pencegahan Kebakaran dilakukan melalui upaya dalam mendesain gedung dan upaya Desain untuk pencegahan Kebakaran. LAMPIRAN I PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG KETENTUAN DESAIN SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN DAN LEDAKAN INTERNAL PADA REAKTOR DAYA PENCEGAHAN KEBAKARAN Pencegahan Kebakaran

Lebih terperinci

TUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK

TUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK TUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK Oleh: FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO PRODI S1 PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS NEGERI MALANG Oktober 2017 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring jaman

Lebih terperinci

Peranti listrik rumah tangga dan sejenisnya Keselamatan Bagian 2-41: Persyaratan khusus untuk pompa

Peranti listrik rumah tangga dan sejenisnya Keselamatan Bagian 2-41: Persyaratan khusus untuk pompa Standar Nasional Indonesia Peranti listrik rumah tangga dan sejenisnya Keselamatan Bagian 2-41: Persyaratan khusus untuk pompa ICS 13.120; 23.080; 97.180 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar

Lebih terperinci

Peranti listrik rumah tangga dan sejenis Keselamatan Bagian 2-80: Persyaratan khusus untuk kipas angin

Peranti listrik rumah tangga dan sejenis Keselamatan Bagian 2-80: Persyaratan khusus untuk kipas angin SNI IEC 60335-2-80:2009 Standar Nasional Indonesia Peranti listrik rumah tangga dan sejenis Keselamatan Bagian 2-80: Persyaratan khusus untuk kipas angin (IEC 60335-2-80 (2005-11), IDT) ICS 13.120 Badan

Lebih terperinci

MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL,

MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL, KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR 901 K/30/MEM/2003 TANGGAL 30 JUNI 2003 TENTANG PEMBERLAKUAN STANDAR NASIONAL INDONESIA 04-6292.2.80-2003 MENGENAI PERANTI LISTRIK UNTUK RUMAH TANGGA

Lebih terperinci

SUB BIDANG PERANCANGAN

SUB BIDANG PERANCANGAN LAMPIRAN I : PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : TANGGAL : STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PERANCANGAN DEPARTEMEN

Lebih terperinci

SUB BIDANG PEMELIHARAAN

SUB BIDANG PEMELIHARAAN LAMPIRAN V: KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 1313 K/30/MEM/2003 TANGGAL : 28 OKTOBER 2003 STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA

Lebih terperinci

Peranti listrik rumah tangga dan sejenis Keselamatan Bagian 2-41: Persyaratan khusus untuk pompa

Peranti listrik rumah tangga dan sejenis Keselamatan Bagian 2-41: Persyaratan khusus untuk pompa Standar Nasional Indonesia Peranti listrik rumah tangga dan sejenis Keselamatan Bagian 2-41: Persyaratan khusus untuk pompa (IEC 60335-2-41 (2005-06), IDT) ICS 13.120; 97.180; 23.080 Badan Standardisasi

Lebih terperinci

SUB BIDANG KONSTRUKSI

SUB BIDANG KONSTRUKSI LAMPIRAN II KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 1313 K/30/MEM/2003 TANGGAL : 28 OKTOBER 2003 STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG DESAIN SISTEM CATU DAYA DARURAT UNTUK REAKTOR DAYA

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG DESAIN SISTEM CATU DAYA DARURAT UNTUK REAKTOR DAYA PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG DESAIN SISTEM CATU DAYA DARURAT UNTUK REAKTOR DAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR, Menimbang

Lebih terperinci

STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INDUSTRI PEMANFAAT TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PENGENDALIAN DAN JAMINAN MUTU

STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INDUSTRI PEMANFAAT TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PENGENDALIAN DAN JAMINAN MUTU STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INDUSTRI PEMANFAAT TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PENGENDALIAN DAN JAMINAN MUTU DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DIREKTORAT JENDERAL LISTRIK

Lebih terperinci

SISTEM DETEKSI DAN PEMADAMAN KEBAKARAN

SISTEM DETEKSI DAN PEMADAMAN KEBAKARAN LAMPIRAN II PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG KETENTUAN DESAIN SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN DAN LEDAKAN INTERNAL PADA REAKTOR DAYA SISTEM DETEKSI DAN PEMADAMAN KEBAKARAN

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG KETENTUAN KESELAMATAN OPERASI REAKTOR NONDAYA

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG KETENTUAN KESELAMATAN OPERASI REAKTOR NONDAYA PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG KETENTUAN KESELAMATAN OPERASI REAKTOR NONDAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR, Menimbang :

Lebih terperinci

STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INDUSTRI PERALATAN TENAGA LISTRIK SUB-BIDANG PENGENDALIAN DAN JAMINAN MUTU

STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INDUSTRI PERALATAN TENAGA LISTRIK SUB-BIDANG PENGENDALIAN DAN JAMINAN MUTU STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INDUSTRI PERALATAN TENAGA LISTRIK SUB-BIDANG PENGENDALIAN DAN JAMINAN MUTU DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DIREKTORAT JENDERAL LISTRIK

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.557,2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 14 TAHUN 2012 TENTANG MANAJEMEN ENERGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. [1] Badan Standarisasi Nasional. Desember Peraturan Umum Instalasi

DAFTAR PUSTAKA. [1] Badan Standarisasi Nasional. Desember Peraturan Umum Instalasi DAFTAR PUSTAKA [1] Badan Standarisasi Nasional. Desember 2000. Peraturan Umum Instalasi Listrik 2000(PUIL 2000). Jakarta. [2] Mohammad Hasan Basri. 2008. Rancang Bangun Diagram Satu Garis Rencana Sistem

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR: TENTANG KESELAMATAN KETENAGALISTRIKAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR: TENTANG KESELAMATAN KETENAGALISTRIKAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA KONSEP TGL. 9-4-2003 RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR: TENTANG KESELAMATAN KETENAGALISTRIKAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan Bab

Lebih terperinci

BAB 12 INSTRUMEN DAN SISTEM PERINGATAN

BAB 12 INSTRUMEN DAN SISTEM PERINGATAN BAB 12 INSTRUMEN DAN SISTEM PERINGATAN 12.1. Pendahuluan Bab ini berisi sistem kelistrikan bodi yang berhubungan dengan suatu pengukur bagi pengemudi yang sebagian atau keseluruhannya berada pada panel

Lebih terperinci

Bagian 6 Perlengkapan Hubung Bagi dan Kendali (PHB) serta komponennya

Bagian 6 Perlengkapan Hubung Bagi dan Kendali (PHB) serta komponennya SNI 0405000 Bagian 6 Perlengkapan Hubung Bagi dan Kendali (PHB) serta komponennya 6. Ruang lingkup 6.. Bab ini mengatur persyaratan PHB yang meliputi, pemasangan, sirkit, ruang pelayanan, penandaan untuk

Lebih terperinci

PERAKITAN KOMPUTER. 11. Kegiatan Belajar 11: Tempat dan keselamatan kerja.

PERAKITAN KOMPUTER. 11. Kegiatan Belajar 11: Tempat dan keselamatan kerja. 11. Kegiatan Belajar 11: Tempat dan keselamatan kerja. a. Tujuan Pembelajaran Setelah mengikuti kegiatan belajar 11 ini siswa diharapkan dapat : 1. Memahami tempat atau area kerja selama proses perakitan

Lebih terperinci

Bagian 3 Proteksi untuk keselamatan

Bagian 3 Proteksi untuk keselamatan Bagian 3 Proteksi untuk keselamatan 3.1 Pendahuluan 3.1.1 Proteksi untuk keselamatan menentukan persyaratan terpenting untuk melindungi manusia, ternak dan harta benda. Proteksi untuk keselamatan selengkapnya

Lebih terperinci

Galvanometer. 1. Cara / Prinsip Kerja, Fungsi dan Komponen

Galvanometer. 1. Cara / Prinsip Kerja, Fungsi dan Komponen Penerapan Aplikasi Gaya Magnet, Gaya Lorentz dalam Kehidupan Sehari-hari, Kegunaan Galvanometer, Motor Listrik, Relai, Kereta Maglev, Video Recorder - Berikut ini adalah materi lengkapnya: 1. Cara / Prinsip

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Yogyakarta, Desember Penyusun, Tim Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta

KATA PENGANTAR. Yogyakarta, Desember Penyusun, Tim Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta KODE MODUL TU.007 SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG KEAHLIAN TEKNIK TELEKOMUNIKASI PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK TRANSMISI PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK JARINGAN AKSES PELANGGAN Teknik Jaringan Listrik BAGIAN PROYEK

Lebih terperinci

JOBSHEET PRAKTIKUM 7 WORKSHOP INSTALASI PENERANGAN LISTRIK

JOBSHEET PRAKTIKUM 7 WORKSHOP INSTALASI PENERANGAN LISTRIK JOBSHEET PRAKTIKUM 7 WORKSHOP INSTALASI PENERANGAN LISTRIK I. Tujuan 1. Mahasiswa mengetahui tentang apa itu tahanan isolasi. 2. Mahasiswa mengetahui bagaimana cara dan aturan-aturan pemakaian alat ukur

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG DESAIN SISTEM CATU DAYA DARURAT UNTUK REAKTOR DAYA 2 PERSYARATAN KHUSUS DESAIN SISTEM CATU DAYA DARURAT Lampiran ini menguraikan

Lebih terperinci

Peranti listrik rumah tangga dan sejenis Keselamatan Bagian 2-3: Persyaratan khusus untuk setrika listrik

Peranti listrik rumah tangga dan sejenis Keselamatan Bagian 2-3: Persyaratan khusus untuk setrika listrik Standar Nasional Indonesia Peranti listrik rumah tangga dan sejenis Keselamatan Bagian 2-3: Persyaratan khusus untuk setrika listrik (IEC 60335-2-3 (2005-12), IDT) ICS 97.060; 13.120 Badan Standardisasi

Lebih terperinci

BAB IX. PROTEKSI TEGANGAN LEBIH, ARUS BOCOR DAN SURJA HUBUNG (TRANSIENT)

BAB IX. PROTEKSI TEGANGAN LEBIH, ARUS BOCOR DAN SURJA HUBUNG (TRANSIENT) BAB IX. PROTEKSI TEGANGAN LEBIH, ARUS BOCOR DAN SURJA HUBUNG (TRANSIENT) 9.1. PROTEKSI TEGANGAN LEBIH/ KURANG 9.1.1 Pendahuluan. Relai tegangan lebih [ Over Voltage Relay ] bekerjanya berdasarkan kenaikan

Lebih terperinci

STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INDUSTRI PEMANFAAT TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PERANCANGAN

STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INDUSTRI PEMANFAAT TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PERANCANGAN STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INDUSTRI PEMANFAAT TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PERANCANGAN DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DIREKTORAT JENDERAL LISTRIK DAN PEMANFAATAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG KEGIATAN USAHA PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG KEGIATAN USAHA PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG KEGIATAN USAHA PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

2011, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir ini, yang dimaksud dengan: 1. Reaktor nondaya adalah r

2011, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir ini, yang dimaksud dengan: 1. Reaktor nondaya adalah r BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.534, 2011 BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR. Keselamatan Operasi Reaktor Nondaya. Prosedur. Pelaporan. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL LISTRIK DAN PEMANFAATAN ENERGI

DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL LISTRIK DAN PEMANFAATAN ENERGI DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL LISTRIK DAN PEMANFAATAN ENERGI KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL LISTRIK DAN PEMANFAATAN ENERGI NOMOR 20012/44/600.4/2003 TENTANG

Lebih terperinci

Tegangan standar SNI Standar Nasional Indonesia. Badan Standardisasi Nasional ICS

Tegangan standar SNI Standar Nasional Indonesia. Badan Standardisasi Nasional ICS Standar Nasional Indonesia Tegangan standar ICS 29.020 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi SNI 04-0227-2003 Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang Iingkup... 1 2 Istilah dan definisi... 1 3 Tabel tegangan

Lebih terperinci

SUB BIDANG PERANCANGAN

SUB BIDANG PERANCANGAN 5 2010, No.321 LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 08 TAHUN 2010 TANGGAL : 5 Juli 2010 STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PERKERETAAPIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PERKERETAAPIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PERKERETAAPIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (CPOB). Hal ini didasarkan oleh Keputusan Menteri Kesehatan RI.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (CPOB). Hal ini didasarkan oleh Keputusan Menteri Kesehatan RI. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Industri farmasi diwajibkan menerapkan Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB). Hal ini didasarkan oleh Keputusan Menteri Kesehatan RI. No.43/MENKES/SK/II/1988 tentang CPOB dan Keputusan

Lebih terperinci

DAFTAR BARANG DAN BAHAN GUNA PERBAIKAN DAN/ATAU PEMELIHARAAN PESAWAT TERBANG YANG MENDAPAT BEA MASUK DITANGGUNG PEMERINTAH UNTUK TAHUN ANGGARAN 2012

DAFTAR BARANG DAN BAHAN GUNA PERBAIKAN DAN/ATAU PEMELIHARAAN PESAWAT TERBANG YANG MENDAPAT BEA MASUK DITANGGUNG PEMERINTAH UNTUK TAHUN ANGGARAN 2012 2012, No.612 8 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 100/PMK.011/2012 TENTANG BEA MASUK DITANGGUNG PEMERINTAH ATAS IMPOR BARANG DAN BAHAN GUNA PERBAIKAN DAN/ATAU PEMELIHARAAN PESAWAT

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PERKERETAAPIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PERKERETAAPIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PERKERETAAPIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 21 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN KETENAGALISTRIKAN

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 21 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN KETENAGALISTRIKAN 29 PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 21 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN KETENAGALISTRIKAN I. PENJELASAN UMUM Pembangunan sektor ketenagalistrikan bertujuan untuk memajukan kesejahteraan

Lebih terperinci

DAFTAR BARANG DAN BAHAN GUNA PERBAIKAN DAN/ATAU PEMELIHARAAN PESAWAT TERBANG YANG MENDAPAT BEA MASUK DITANGGUNG PEMERINTAH UNTUK TAHUN ANGGARAN 2011

DAFTAR BARANG DAN BAHAN GUNA PERBAIKAN DAN/ATAU PEMELIHARAAN PESAWAT TERBANG YANG MENDAPAT BEA MASUK DITANGGUNG PEMERINTAH UNTUK TAHUN ANGGARAN 2011 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 117/PMK.011/2011 TENTANG BEA MASUK DITANGGUNG PEMERINTAH ATAS IMPOR BARANG DAN BAHAN GUNA PERBAIKAN DAN/ATAU PEMELIHARAAN PESAWAT TERBANG UNTUK TAHUN ANGGARAN

Lebih terperinci

Buku Petunjuk Nokia Wireless GPS Module LD-3W

Buku Petunjuk Nokia Wireless GPS Module LD-3W Buku Petunjuk Nokia Wireless GPS Module LD-3W Gambar 1 Gambar 2 Edisi 1 PERNYATAAN KESESUAIAN Dengan ini, NOKIA CORPORATION menyatakan atas tanggung jawab kami semata, bahwa produk LD-3W sudah sesuai dengan

Lebih terperinci

KOMPONEN INSTALASI LISTRIK

KOMPONEN INSTALASI LISTRIK KOMPONEN INSTALASI LISTRIK HASBULLAH, S.PD, MT TEKNIK ELEKTRO FPTK UPI 2009 KOMPONEN INSTALASI LISTRIK Komponen instalasi listrik merupakan perlengkapan yang paling pokok dalam suatu rangkaian instalasi

Lebih terperinci

(1) DVD Writer. Petunjuk Pengoperasian DVDirect Express VRD-P Sony Corporation

(1) DVD Writer. Petunjuk Pengoperasian DVDirect Express VRD-P Sony Corporation 4-138-183-81(1) DVD Writer Petunjuk Pengoperasian DVDirect Express VRD-P1 2008 Sony Corporation Peraturan Keselamatan PERINGATAN Untuk mengurangi resiko kebakaran atau kejut listrik, alat ini jangan terkena

Lebih terperinci

DAFTAR STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI) BIDANG BAHAN KONSTRUKSI BANGUNAN DAN REKAYASA SIPIL

DAFTAR STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI) BIDANG BAHAN KONSTRUKSI BANGUNAN DAN REKAYASA SIPIL DAFTAR (SNI) BIDANG BAHAN KONSTRUKSI BANGUNAN DAN REKAYASA SIPIL No. Judul Standar Nomor Standar Ruang Lingkup D Pemukiman (Cipta Karya) 2. Keselamatan & Kenyamanan Metoda Uji 1. Metode Pengujian Jalar

Lebih terperinci

PENTANAHAN JARING TEGANGAN RENDAH PLN DAN PENTANAHAN INSTALASI 3 SPLN 12 : 1978

PENTANAHAN JARING TEGANGAN RENDAH PLN DAN PENTANAHAN INSTALASI 3 SPLN 12 : 1978 BIDANG DISTRIBUSI No. SPLN No. JUDUL 1 SPLN 1 : 1995 TEGANGAN-TEGANGAN STANDAR 2 SPLN 3 :1978 PENTANAHAN JARING TEGANGAN RENDAH PLN DAN PENTANAHAN INSTALASI 3 SPLN 12 : 1978 PEDOMAN PENERAPAN SISTEM DISTRIBUSI

Lebih terperinci

A. Latar Belakang Perancangan BAB I PENDAHULUAN Pengisi daya merupakan peranti yang digunakan untuk mengisi energi ke dalam baterai isi ulang. Energi berupa arus listrik akan mengalir dari pengisi daya

Lebih terperinci

LAPORAN INSPEKSI PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK PLTU BANTEN 1 X 660 MW (PT. LESTARI BANTEN ENERGI) 27 FEBRUARI - 1 MARET 2017

LAPORAN INSPEKSI PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK PLTU BANTEN 1 X 660 MW (PT. LESTARI BANTEN ENERGI) 27 FEBRUARI - 1 MARET 2017 LAPORAN INSPEKSI PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK PLTU BANTEN 1 X 660 MW (PT. LESTARI BANTEN ENERGI) 27 FEBRUARI - 1 MARET 2017 Inspektur Ketenagalistrikan Direktorat Teknik dan Lingkungan Ketenagalistrikan Jakarta,

Lebih terperinci

No. Nama Komponen Fungsi

No. Nama Komponen Fungsi Jobsheet Baterai / Aki PROSEDUR MELEPAS BATERAI 1. Matikan mesin atau putar kunci kontak pada posisi OFF. 2. Buka tutup tempat baterai atau body pada sepeda motor. 3. Kendorkan terminal baterai negatif

Lebih terperinci

BAB IV PERAWATAN KOMPRESOR SENTRAL DI PT.PLN APP DURIKOSAMBI

BAB IV PERAWATAN KOMPRESOR SENTRAL DI PT.PLN APP DURIKOSAMBI BAB IV PERAWATAN KOMPRESOR SENTRAL DI PT.PLN APP DURIKOSAMBI 4.1 In Service / Visual Inspection 4.1.1 Pengertian Merupakan kegiatan inspeksi atau pengecekan yang dilakukan dengan menggunakan 5 sense (panca

Lebih terperinci

2012, No Instalasi Nuklir, Reaktor Nuklir, dan Bahan Nuklir adalah sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1997 tentang Keten

2012, No Instalasi Nuklir, Reaktor Nuklir, dan Bahan Nuklir adalah sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1997 tentang Keten LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.107, 2012 NUKLIR. Instalasi. Keselamatan. Keamanan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5313) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.556,2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 13 TAHUN 2012 TENTANG PENGHEMATAN PEMAKAIAN TENAGA LISTRIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

MITIGASI DAMPAK KEBAKARAN

MITIGASI DAMPAK KEBAKARAN LAMPIRAN III PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG KETENTUAN DESAIN SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN DAN LEDAKAN INTERNAL PADA REAKTOR DAYA MITIGASI DAMPAK KEBAKARAN III.1.

Lebih terperinci

Secara harfiah berarti keteraturan, kebersihan, keselamatan dan ketertiban

Secara harfiah berarti keteraturan, kebersihan, keselamatan dan ketertiban HOUSEKEEPING Secara harfiah berarti keteraturan, kebersihan, keselamatan dan ketertiban Penerapan housekeeping yang baik dapat mendukung terciptanya lingkungan kerja yang aman, sehat dan nyaman. Housekeeping

Lebih terperinci

Trouble shooting Air Conditioner AQA-FC2400BG AQA-FC4800BG. Standing Floor Type Air Conditioner TROUBLE SHOOTING AIR CONDITIONER

Trouble shooting Air Conditioner AQA-FC2400BG AQA-FC4800BG. Standing Floor Type Air Conditioner TROUBLE SHOOTING AIR CONDITIONER Trouble shooting Air Conditioner Standing Floor Type Air Conditioner AQA-FC2400BG AQA-FC4800BG Unit indoor tidak dapat menerima sinyal dari remote kontrol atau remote kontrol tidak berfungsi Trouble shooting

Lebih terperinci

BAB VI PERAWATAN DI INDUSTRI

BAB VI PERAWATAN DI INDUSTRI BAB VI PERAWATAN DI INDUSTRI Tenaga kerja, material dan perawatan adalah bagian dari industri yang membutuhkan biaya cukup besar. Setiap mesin akan membutuhkan perawatan dan perbaikan meskipun telah dirancang

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG KEGIATAN USAHA PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG KEGIATAN USAHA PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG KEGIATAN USAHA PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

FORMULIR PEMANTAUAN SELAMA RENOVASI / KONSTRUKSI BANGUNAN

FORMULIR PEMANTAUAN SELAMA RENOVASI / KONSTRUKSI BANGUNAN FORMULIR PEMANTAUAN SELAMA RENOVASI / KONSTRUKSI BANGUNAN Area Renovasi : Tanggal pemantauan : KELAS III N O KEGIATAN YA TIDAK NA KETERANGAN 1 Mengisolasi sistem HVAC di area kerja untuk mencegah kontaminasi

Lebih terperinci

DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DAN KOMPETENSI KEJURUAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DAN KOMPETENSI KEJURUAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DAN KOMPETENSI KEJURUAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG STUDI KEAHLIAN : TEKNOLOGI DAN REKAYASA PROGRAM STUDI KEAHLIAN : TEKNIK KETENAGALISTRIKAN KOMPETENSI KEAHLIAN : 1. TEKNIK

Lebih terperinci

AQA-KC105AGC6 AQA-KC105AG6 AQA-KC109AG6. Trouble shooting Air Conditioner. Split Type Air Conditioner TROUBLE SHOOTING AIR CONDITIONER

AQA-KC105AGC6 AQA-KC105AG6 AQA-KC109AG6. Trouble shooting Air Conditioner. Split Type Air Conditioner TROUBLE SHOOTING AIR CONDITIONER Trouble shooting Air Conditioner Split Type Air Conditioner AQA-KC05AGC6 AQA-KC05AG6 AQA-KC09AG6 Trouble shooting Page Unit indoor tidak dapat menerima sinyal dari remote kontrol atau remote kontrol tidak

Lebih terperinci

- S. Indriani Lestariningati, M.T- Week 3 TERMINAL-TERMINAL TELEKOMUNIKASI

- S. Indriani Lestariningati, M.T- Week 3 TERMINAL-TERMINAL TELEKOMUNIKASI - S. Indriani Lestariningati, M.T- Week 3 TERMINAL-TERMINAL TELEKOMUNIKASI Dengan kemajuan teknologi, telekomunikasi menjadi lebih cepat, lebih andal dan lebih murah dibandingkan dengan metode komunikasi

Lebih terperinci

MESIN LISTRIK. 2. JENIS MOTOR LISTRIK Motor berdasarkan bermacam-macam tinjauan dapat dibedakan atas beberapa jenis.

MESIN LISTRIK. 2. JENIS MOTOR LISTRIK Motor berdasarkan bermacam-macam tinjauan dapat dibedakan atas beberapa jenis. MESIN LISTRIK 1. PENDAHULUAN Motor listrik merupakan sebuah mesin yang berfungsi untuk merubah energi listrik menjadi energi mekanik atau tenaga gerak, di mana tenaga gerak itu berupa putaran dari pada

Lebih terperinci

JOBSHEET PRAKTIKUM 5 WORKSHOP INSTALASI PENERANGAN LISTRIK

JOBSHEET PRAKTIKUM 5 WORKSHOP INSTALASI PENERANGAN LISTRIK JOBSHEET PRAKTIKUM 5 WORKSHOP INSTALASI PENERANGAN LISTRIK I. TUJUAN PRAKTIKUM 1. Mahasiswa dapat melakukan pemasangan KWH meter 2. Mahasiswa dapat melakukan penyambungan kabel twist dari tiang listrik

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2012 TENTANG KESELAMATAN DAN KEAMANAN INSTALASI NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2012 TENTANG KESELAMATAN DAN KEAMANAN INSTALASI NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2012 TENTANG KESELAMATAN DAN KEAMANAN INSTALASI NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

SUB BIDANG INSPEKSI/KOMISIONING

SUB BIDANG INSPEKSI/KOMISIONING LAMPIRAN IV : PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : TANGGAL : STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG TRANSMISI TENAGA LISTRIK SUB BIDANG INSPEKSI/KOMISIONING DEPERTEMEN

Lebih terperinci

Buku Petunjuk Pengisi Daya USB Portabel Universal Nokia DC-19

Buku Petunjuk Pengisi Daya USB Portabel Universal Nokia DC-19 Buku Petunjuk Pengisi Daya USB Portabel Universal Nokia DC-19 Edisi 1.1 ID Buku Petunjuk Pengisi Daya USB Portabel Universal Nokia DC-19 Daftar Isi Untuk keselamatan Anda 3 Tentang pengisi daya portabel

Lebih terperinci

Disusun Oleh: Ir. Erlinda Muslim, MEE Nip : Departemen Teknik Industri-Fakultas Teknik-Universitas Indonesia 2008

Disusun Oleh: Ir. Erlinda Muslim, MEE Nip : Departemen Teknik Industri-Fakultas Teknik-Universitas Indonesia 2008 Disusun Oleh: Ir. Erlinda Muslim, MEE Nip : 131 803 987 Departemen Teknik Industri-Fakultas Teknik-Universitas Indonesia 2008 1 KEBIJAKSANAAN ENERGI 1. Menjamin penyediaan di dalam negeri secara terus-menerus

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.88, 2012 METEOROLOGI. KLIMATOLOGI. GEOFISIKA. Penyelenggaraan. Pengamatan. Pengelolaan Data. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5304)

Lebih terperinci

Buku Petunjuk Nokia Universal Portable USB Charger DC-18

Buku Petunjuk Nokia Universal Portable USB Charger DC-18 Buku Petunjuk Nokia Universal Portable USB Charger DC-18 Edisi 1.4 ID Komponen Kenali pengisi daya portabel. 1 Soket micro-usb 2 Kepala konektor 3 Indikator tingkat daya baterai 4 Soket pengisi daya 5

Lebih terperinci

LISTRIK DALAM RUMAH TANGGA

LISTRIK DALAM RUMAH TANGGA LISTRIK DALAM RUMAH TANGGA PENDAHULUAN Kamu telah mengetahui dan memahami bahwa manusia pada saat ini dan saat yang akan datang selalu membutuhkan listrik, baik di rumah, di kantor, di pabrik, di sekolah,

Lebih terperinci

Pelatihan Sistem PLTS Maret PELATIHAN SISTEM PLTS INSPEKSI, PENGUJIAN DAN KOMISIONING SISTEM FOTOVOLTAIK Rabu, 25 Maret 2015

Pelatihan Sistem PLTS Maret PELATIHAN SISTEM PLTS INSPEKSI, PENGUJIAN DAN KOMISIONING SISTEM FOTOVOLTAIK Rabu, 25 Maret 2015 PELATIHAN SISTEM PLTS INSPEKSI, PENGUJIAN DAN KOMISIONING SISTEM FOTOVOLTAIK Rabu, 25 Maret 2015 Oleh: Adjat Sudradjat TUJUAN DAN SASARAN Tujuan pelatihan ini adalah memberi pengetahuan kepada peserta

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1799/Menkes/Per/XII/2010 tentang Industri Farmasi adalah badan usaha yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1799/Menkes/Per/XII/2010 tentang Industri Farmasi adalah badan usaha yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Industri Farmasi 2.1.1 Pengertian Industri Farmasi Industri farmasi menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1799/Menkes/Per/XII/2010 tentang Industri Farmasi adalah badan

Lebih terperinci

TIPS HEMAT ENERGI & LISTRIK

TIPS HEMAT ENERGI & LISTRIK TIPS HEMAT ENERGI & LISTRIK {sidebar id=3} Kiat Menghemat Energi Listrik di Rumah Tangga Kehidupan modern memungkinkan manusia hidup dalam suasana yang nyaman dan serba praktis. Hal ini semua dimungkinkan

Lebih terperinci

Sistem manajemen mutu Persyaratan

Sistem manajemen mutu Persyaratan Standar Nasional Indonesia Sistem manajemen mutu Persyaratan ICS 03.120.10 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... iv Pendahuluan... vi 0.1 Umum... vi 0.2 Pendekatan proses...

Lebih terperinci

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK. Pusat tenaga listrik umumnya terletak jauh dari pusat bebannya. Energi listrik

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK. Pusat tenaga listrik umumnya terletak jauh dari pusat bebannya. Energi listrik BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK 2.1. Umum Pusat tenaga listrik umumnya terletak jauh dari pusat bebannya. Energi listrik yang dihasilkan pusat pembangkitan disalurkan melalui jaringan transmisi.

Lebih terperinci

Buku Petunjuk Pelat Pengisian Daya Nirkabel Portabel Nokia DC-50

Buku Petunjuk Pelat Pengisian Daya Nirkabel Portabel Nokia DC-50 Buku Petunjuk Pelat Pengisian Daya Nirkabel Portabel Nokia DC-50 Edisi 1.1 ID Buku Petunjuk Pelat Pengisian Daya Nirkabel Portabel Nokia DC-50 Daftar Isi Untuk keselamatan Anda 3 Tentang aksesori 4 Tombol

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2012 TENTANG KESELAMATAN DAN KEAMANAN INSTALASI NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2012 TENTANG KESELAMATAN DAN KEAMANAN INSTALASI NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2012 TENTANG KESELAMATAN DAN KEAMANAN INSTALASI NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG KEGIATAN USAHA PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG KEGIATAN USAHA PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG KEGIATAN USAHA PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

Kata Pengantar. Daftar Isi

Kata Pengantar. Daftar Isi Kata Pengantar Daftar Isi Oiltanking berkomitmen untuk menjalankan semua kegiatan usaha dengan cara yang aman dan efisien. Tujuan kami adalah untuk mencegah semua kecelakaan, cidera dan penyakit akibat

Lebih terperinci

KODE KESALAHAN & ALARM

KODE KESALAHAN & ALARM KODE KESALAHAN & ALARM Alarm IKON ALARM ARTINYA PENGOPERASIAN Alarm Suhu Freezer Untuk menonaktifkan alarm selama 50 menit, tekan tombol mana pun. Alarm akan berbunyi, ikon suhu akan berkedip. Untuk menonaktifkan

Lebih terperinci

Penerapan skema sertifikasi produk

Penerapan skema sertifikasi produk LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK CHEMPACK BALAI BESAR KIMIA DAN KEMASAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI E-mail : lspro_chempack@yahoo.com LSPr-021-IDN Penerapan skema sertifikasi produk Sub kategori

Lebih terperinci

LAMPIRAN LAMPIRAN Universitas Kristen Maranatha

LAMPIRAN LAMPIRAN Universitas Kristen Maranatha LAMPIRAN LAMPIRAN 1 84 Universitas Kristen Maranatha 85 Universitas Kristen Maranatha 86 Universitas Kristen Maranatha 87 Universitas Kristen Maranatha LAMPIRAN 2 DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

Nokia Speakerphone HF-200. Edisi 2

Nokia Speakerphone HF-200. Edisi 2 Nokia Speakerphone HF-200 1 2 3 4 5 6 7 Edisi 2 8 10 9 15 13 14 12 11 16 PERNYATAAN KESESUAIAN Dengan ini, NOKIA CORPORATION menyatakan bahwa produk HF-36W telah memenuhi persyaratan utama dan ketentuan

Lebih terperinci

green gauge Visi AECI adalah untuk menjadi penyedia bahan kimia dan penyedia jasa tambang pilihan bagi para pelanggan.

green gauge Visi AECI adalah untuk menjadi penyedia bahan kimia dan penyedia jasa tambang pilihan bagi para pelanggan. green gauge AECI menyadari bahwa beroperasi pada berbagai sektor yang luas memiliki dampak yang besar terhadap lingkungan dan oleh karena itu ikut berkontribusi terhadap dampak perubahan iklim. Oleh karenanya

Lebih terperinci

-1- DOKUMEN STANDAR MANAJEMEN MUTU

-1- DOKUMEN STANDAR MANAJEMEN MUTU -1- LAMPIRAN VII PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 27/PRT/M/2016 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DOKUMEN STANDAR MANAJEMEN MUTU 1. Lingkup Sistem Manajemen

Lebih terperinci

PEDOMAN PEMERIKSAAN (KOMISIONING) INSTALASI TENAGA LISTRIK

PEDOMAN PEMERIKSAAN (KOMISIONING) INSTALASI TENAGA LISTRIK PEDOMAN PEMERIKSAAN (KOMISIONING) INSTALASI TENAGA LISTRIK 1. Yang dimaksud dengan instalasi tenaga listrik ialah : Instalasi dari pusat pembangkit sampai rumah-rumah konsumen. 2. Tujuan komisioning suatu

Lebih terperinci

LAMPIRAN III PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG BATASAN DAN KONDISI OPERASI INSTALASI NUKLIR NONREAKTOR

LAMPIRAN III PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG BATASAN DAN KONDISI OPERASI INSTALASI NUKLIR NONREAKTOR KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN III PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG BATASAN DAN KONDISI OPERASI INSTALASI NUKLIR NONREAKTOR PARAMETER

Lebih terperinci

MENTERI KEUANGAN NOMOR HS. -- Pesawat lainnya : -- Pesawat lainnya :

MENTERI KEUANGAN NOMOR HS. -- Pesawat lainnya : -- Pesawat lainnya : Nomor : 0/KMK.01/1999 84.24 Pesawat mekanis (digerakkan pakai tangan atau tidak) untuk menyemprotkan, menyebarkan atau mengabutkan barang cair atau bubuk; pesawat pemadam api, dapat diisi atau tidak; pistol

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2012 TENTANG KESELAMATAN DAN KEAMANAN INSTALASI NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2012 TENTANG KESELAMATAN DAN KEAMANAN INSTALASI NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2012 TENTANG KESELAMATAN DAN KEAMANAN INSTALASI NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PENGAMATAN DAN PENGELOLAAN DATA METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

Daftar Periksa Pembinaan Peningkatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Usaha Kecil dan Menengah dengan Metoda Pelatihan Partisipasi Aktif

Daftar Periksa Pembinaan Peningkatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Usaha Kecil dan Menengah dengan Metoda Pelatihan Partisipasi Aktif Daftar Periksa Pembinaan Peningkatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Usaha Kecil dan Menengah dengan Metoda Pelatihan Partisipasi Aktif Working Improvement in Small Medium Enterprise (WISE) by PAOT

Lebih terperinci

Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun.

Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN PEMANAS AIR (WATER HEATER) DOMO Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. Bacalah buku petunjuk pengoperasian

Lebih terperinci

Buku Petunjuk Nokia Bluetooth Headset BH-500

Buku Petunjuk Nokia Bluetooth Headset BH-500 Buku Petunjuk Nokia Bluetooth Headset BH-500 Edisi 2 PERNYATAAN KESESUAIAN Dengan ini, NOKIA CORPORATION menyatakan bertanggung jawab bahwa produk HS-39W sudah sesuai dengan pasal-pasal Petunjuk Dewan

Lebih terperinci

125 SNI YANG SUDAH DITETAPKAN BSN DI BIDANG USAHA MINYAK DAN GAS BUMI

125 SNI YANG SUDAH DITETAPKAN BSN DI BIDANG USAHA MINYAK DAN GAS BUMI 125 SNI YANG SUDAH DITETAPKAN BSN DI BIDANG USAHA MINYAK DAN GAS BUMI NO NOMOR SNI J U D U L KETERANGAN 1. SNI 07-0728-1989 Pipa-pipa baja pengujian tekanan tinggi untuk saluran pada industri minyak dan

Lebih terperinci

BAB VII PEMERIKSAAN & PENGUJIAN INSTALASI PEMANFAATAN TEGANGAN RENDAH

BAB VII PEMERIKSAAN & PENGUJIAN INSTALASI PEMANFAATAN TEGANGAN RENDAH BAB VII PEMERIKSAAN & PENGUJIAN INSTALASI PEMANFAATAN TEGANGAN RENDAH 216 217 Pekerjaan instalasi listrik yang telah selesai dikerjakan dan akan dioperasikan, tidak serta merta langsung boleh dioperasikan.

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN 5.1 Audit Internal Audit ini meliputi semua departemen. Coordinator audit/ketua tim audit ditentukan oleh Manajemen Representative dan kemudian ketua tim audit menunjuk tim

Lebih terperinci

SKEMA SERTIFIKASI A. SERTIFIKASI AWAL DAN RE-SERTIFIKASI

SKEMA SERTIFIKASI A. SERTIFIKASI AWAL DAN RE-SERTIFIKASI PENGKONDISI DAN PENGERING : 1 dari 5 SKEMA PIRANTI LISTRIK RUMAH TANGGA DAN SEJENIS - KESELAMATAN - BAGIAN 2-40: PERSYARATAN PENGKONDISI DAN PENGERING (SNI IEC 60335.2.40-2009) NO FUNGSI PENILAIAN KESESUAIAN

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Refrigerasi Refrigerasi merupakan suatu kebutuhan dalam kehidupan saat ini terutama bagi masyarakat perkotaan. Refrigerasi dapat berupa lemari es pada rumah tangga, mesin

Lebih terperinci