Kompetensi Inti Kompetensi Guru Mapel Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Esensial. Aktifitas yang dapat dilakukan guru profesinal

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Kompetensi Inti Kompetensi Guru Mapel Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Esensial. Aktifitas yang dapat dilakukan guru profesinal"

Transkripsi

1 UJI KOMPETENSI 2014 PROGRAM STUDI KEAHLIAN AGRIBISNIS PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN DAN PERIKANAN Kompetensi Keahlian: 1. Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian 2. Pengawasan Mutu Kompetensi Utama 1. Mampu mengembangkan dan melaksanakan tugastugas guru profesional 2. Mampu melakukan PTK sebagai upaya peningkatan kualitas 1.1. Menganalisis konsep dan tugas guru profesional 1.2. Mengidentifikasi karakteristik peserta didik sebagai landasan program 1.3. Mengembangkan yang mendidik dan kontektual 2.1. Mampu menyusun proposal PTK 2.2. Mampu melaksanakan PTK Memahami tugas dan kewajiban guru profesional Memahami karakteristik peserta didik Memahami media Memahami evaluasi Memahami PTK Aktifitas yang dapat dilakukan guru profesinal Merancang yang bermakna Mengidentifikasi faktor-faktor yang berpengaruh terhadap peningkatan kualitas Pemanfaatan media Penggunaan strategi evaluasi yang tepat Peningktan kualitas melalui PTK Mengidentifikasi aktivitas yang dapat dilakukan guru profesional Merancang pelaksanaan, bahan ajar, strategi dan pendekatan yang mengaktifkan siswa dalam belajar Kompetensi guru profesional Mengidentifikasi faktor-faktor untuk meningkatkan kualitas dan proses dengan memperhatikan karakteristik peserta didik Mengembangkan program dengan media interaktif Mengembangkan program evaluasi yang mendidik Mampu menyusun komponen pokok pada suatu proposal PTK berdasarkan hasil identifikasi masalah di kelas Mampu melaksanakan, menganalisis dan membuat laporan PTK

2 Profesional 1. Mengenal komoditas hasil 2. Mengidentifikasi karakteristik industri 3. Menerapkan dasar bahan hasil 1.2. Menguji sifat-sifat komoditas hasil 1.3. Mendeskripsikan kerusakan komoditas hasil Menguji kerusakan komoditas hasil 2.1. Memahami ruang lingkup industri Mengklasifikasi jenis-jenis industri Menjelaskan regulasi tentang penggunaan bahan tambahan makanan(food additive) dan bahan pengawet 3.2 Mendemonstrasikan dasar secara fisik Mendemonstrasikan dasar secara khemis Mendemonstrasikan dasar secara mikrobiologis Mendemonstrasikan penggunaan food additive dan food preservatives Menguji secara inderawi hasil perlakuan dasar 4.1. Menyiapkan biakan 4.2. Menyiapkan media pertumbuhan 4. Mengidentifikasi 4.3. Mengukur pertumbuhan karakteristik mikroorganisme 4.4. Mengamati struktur 4.5. Menghitung jumlah 5. Menerapkan 1.1. Menggolongkan komoditas hasil Mendeskripsikan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) 1. Mengenal komoditas hasil 2. Mengidentifikasi karakteristik industri 3. Menerapkan dasar bahan hasil 4. Mengidentifikasi karakteristik mikroorganisme 5. Menerapkan 1.1. Menggolongkan komoditas hasil Menguji sifat-sifat komoditas hasil 1.3. Mendeskripsikan kerusakan komoditas hasil Menguji akibat yang timbul oleh kerusakan komoditas hasil Mengkategorikan Mengidentifikasi hasil aktivitas yang dapat dilakukan guru profesional Menklasifikasikan komoditas hasil berdasarkan kelompoknya Menyimpulkan sifat-sifat fisik hasil Menganalisis sifat-sifat fisik hasil Menjelaskan kerusakan komoditas hasil Menilai kerusakan hasil perrtanian 2.1. Memahami ruang lingkup industri Menjelaskan ruang lingkup industri Mengklasifikasi jenis-jenis Mengklasifikasikan jenis-jenis industri. industri Menjelaskan regulasi Menjelaskan regulasi penggunaan bahan bahan pengawet kimia (food tentang penggunaan bahan preservatives). tambahan makanan(food Menghitung batas maksimal penggunaan additive) dan bahan pengawet 3.2 Mendemonstrasikan dasar Menerapkan proses secara fisik. secara fisik Mendemonstrasikan dasar Menerapkan secara khemis dengan gula secara khemis Menerapkan pengawetan secara mikrobiologis Mendemonstrasikan dasar secara mikrobiologis Mendemonstrasikan sample penggunaan food additive dan food 3.6. Menguji secara inderawi hasil perlakuan dasar 4.1. Menyiapkan biakan 4.2. Menyiapkan media pertumbuhan 4.3. Mengukur pertumbuhan 4.4. Mengamati struktur 4.5. Menghitung jumlah 5.1. Mendeskripsikan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) Menggunakan bahan pewarna Menggunakan bahan pengawet Menyimpulkan uji organoleptik Memilih biakan Menyiapkan media pertumbuhan Menganalisiss pertumbuhan Menjelaskan bagian bagian Menghitung jumlah mikroorganisme metode TPC Menggunakan alat keselamatan dan kesehatan kerja (K3)

3 5.3. Menerapkan pekerjaan sesuai dengan SOP 6.1. Mengenal kaitan mutu produk dengan proses 6.2. Mengenal kriteria mutu bahan hasil Menguji penyimpangan mutu bahan hasil 7.1 Menjelaskan konsepsi mutu hasil cacat dan toleransi. 7.2 Menjelaskan pengertian dan peranan pengendalian mutu hasil Mengidentifikasi persyaratan GMP dalam kegiatan pengolahan hasil Menerapkan prosedur praktik yang baik dalam berproduksi Mengidentifikasi ciri-ciri bahan hasil siap panen Melaksanakan prosedur K Menerapkan pekerjaan sesuai dengan SOP 6.1. Mengenal kaitan mutu produk dengan proses Melaksanakan Mengidentifikasi prosedur aktivitas K3 yang dapat dilakukan guru profesional Kerja dan Lingkungan Hidup 5.2. Melaksanakan prosedur K3 Kerja dan Lingkungan Hidup (K3LH) (K3LH) 6. Mengenal prinsip prinsip mutu 7. Menerapkan konsep mutu hasil dan pengendalian mutu hasil 8. Menerapkan prosedur kerja GMP (Good Manufacturing Procedure) 9. Menerapkan teknik-teknik pemanenan bahan hasil 11. Menerapkan perlakukan pendahuluan terhadap bahan hasil pasca panen 9.2. Menentukan saat panen bahan hasil Menerapkan teknik pengeprisan (trimming) bahan hasil panen Menerapkan teknik pengumpulan hasil panen Menerapkan teknik pemisahan hasil panen (sortasi dan gradding) Melakukan pasca panen hasil secara fisik Menerapkan teknik pengangkutan hasil panen Mengidentifikasi mikroorganisme yang aktif dalam 6. Mengenal prinsip prinsip mutu 7. Menerapkan konsep mutu dan pengendalian mutu hasil 8. Menerapkan prosedur kerja GMP (Good Manufacturing Procedure) 9. Menerapkan teknik-teknik pemanenan bahan hasil 11. Menerapkan perlakukan pendahuluan terhadap bahan hasil pasca panen Menerapkan pekerjaan sesuai dengan SOP Menjelaskan kaitan mutu produk dengan proses 6.2. Mengenal kriteria mutu bahan hasil Menjelaskan kriteria mutu bahan hasil Menguji penyimpangan Menentukan mutu bahan bahan hasil mutu bahan hasil 7.1 Menjelaskan konsepsi Menjelaskan konsepsi mutu hasil cacat dan toleransi. mutu hasil cacat dan toleransi. 7.2 Menjelaskan pengertian dan peranan pengendalian mutu hasil Mengidentifikasi persyaratan GMP dalam kegiatan pengolahan hasil Menerapkan prosedur praktik yang baik dalam berproduksi Mengidentifikasi ciri-ciri bahan hasil siap panen Menentukan saat panen bahan hasil Menerapkan teknik pengeprisan (trimming) bahan hasil panen Menerapkan teknik pengumpulan hasil panen Menerapkan teknik pemisahan hasil panen (sortasi dan gradding) Melakukan pasca panen hasil secara fisik Menerapkan teknik pengangkutan hasil panen Mengidentifikasi mikroorganisme yang aktif dalam Menerapkan pengendalian mutu hasil Menjelasakan persyaratan lokasi pengolahan hasil.sesuai persyaratan GMP Menjelasakan persyaratan ruangan pengolahan hasil.sesuai persyaratan GMP Menerapkan persyaratan fasilitas GMP sesuai prosedur Menerapkan persyaratan manajemen sesuai prosedur GMP Mencirikan bahan hasil siap panen Menentukan saat panen bahan hasil Menerapkan teknik pengeprisan (trimming) bahan hasil panen Menerapkan teknik pengumpulan hasil panen Menerapkan teknik pemisahan hasil panen (sortasi dan gradding) Menerapkan teknik penumpukan hasil panen Menerapkan teknik pengangkutan hasil panen Menganalisis mikroorganisme yang aktif dalam

4 11. Menggunakan mikroorganisme dalam proses pengolahan (fermentasi) Mengkondisikan bahan sebagai media dalam proses Menginokulasikan mikrobia dalam proses Mengendalikan lingkungan proses Menerapkan proses 12. Menerapkan teknik pengeringan. pengendalian kandungan air Menerapkan proses dehydrasi Menerapkan proses pencampuran Menerapkan proses emulsifikasi. 13. Menerapkan teknik konversi bahan dalam pengolahan 14. Menerapkan teknik pengolahan dengan suhu tinggi 15. Menerapkan teknik penggunaan suhu rendah 16. Menerapkan teknik Menerapkan proses filtrasi Menerapkan proses kristalisasi Menerapkan proses ekstraksi Menerapkan proses destilasi Menerapkan proses blanching / exhasusting Menerapkan proses pasteurisasi Menerapkan proses sterilisasi Menerapkan proses pengukusan dan perebusan Menerapkan proses penguapan Menerapkan proses pengentalan Menjelaskan prinsip dasar dan teknik. penggunaan suhu rendah Menerapkan proses pendinginan Menerapkan proses pembekuan Menerapkan proses sulfitasi Menerapkan proses netralisasi. 11. Menggunakan mikroorganisme dalam proses pengolahan (fermentasi) 12. Menerapkan teknik pengendalian kandungan air 13. Menerapkan teknik konversi bahan dalam pengolahan 14. Menerapkan teknik pengolahan dengan suhu tinggi 15. Menerapkan teknik penggunaan suhu rendah 16. Menerapkan teknik Mengkondisikan bahan sebagai media dalam proses Menginokulasikan mikrobia dalam proses Mengendalikan lingkungan proses Menerapkan proses pengeringan Menerapkan proses dehydrasi Menerapkan proses pencampuran Menerapkan proses emulsifikasi Menerapkan proses filtrasi Menerapkan proses kristalisasi Menerapkan proses ekstraksi Menerapkan proses destilasi Menerapkan proses blanching / exhasusting Mengidentifikasi Mengkondisikan bahan aktivitas sebagai yang dapat media dilakukan dalam proses guru profesional Melakukan inokulasi mikrobia dalam proses Mengendalikan lingkungan proses Menerapkan proses pengeringan Menerapkan proses dehydrasi Menerapkan proses pencampuran Menerapkan proses emulsifikasi Menerapkan proses filtrasi Menerapkan proses kristalisasi Menerapkan proses ekstraksi Menerapkan proses destilasi Menerapkan proses blanching / exhusting Menerapkan proses Menerapkan proses pasteurisasi. pasteurisasi Menerapkan proses Menerapkan proses sterilisasi. sterilisasi Menerapkan proses Menerapkan proses pengukusan dan perebusan. pengukusan dan perebusan Menerapkan proses Menerapkan proses penguapan. penguapan Menerapkan proses Menerapkan proses pengentalan. pengentalan Menjelaskan prinsip Menjelaskan prinsip dasar dan teknik. penggunaan suhu rendah. dasar dan teknik. penggunaan suhu rendah Menerapkan proses Menerapkan proses pendinginan pendinginan Menerapkan proses Menerapkan proses pembekuan pembekuan Menerapkan proses Menerapkan proses sulfitasi. sulfitasi Menerapkan proses Menerapkan proses netralisasi. netralisasi.

5 16.3. Menerapkan proses pemurnian (refining) Menerapkan proses koagulasi Menerapkan penggorengan (deep fraying) Menerapkan penggorengan (surface fraying) Menerapkan proses Mengidentifikasi Menerapkan proses aktivitas pemurnian yang dapat (refining). dilakukan guru profesional pemurnian (refining) Menerapkan proses Menerapkan proses koagulasi pada pembuatan tahu koagulasi Menerapkan Memilih metode penggorengan (deep fraying). penggorengan (deep fraying) Menerapkan Menerapkan penggorengan (surface fraying). penggorengan (surface fraying). 17. Menerapkan teknik pengolahan menggunakan media pengahantar panas 18. Mengemas bahan hasil dan produk olahan Menerapkan penyanggraian Mengidentifikasi tujuan pengemasan, prinsip pengemasan, jenis dan sifat bahan kemasan Mengemas bahan hasil. 17. Menerapkan teknik pengolahan menggunakan media pengahantar panas 18. Mengemas bahan hasil dan produk olahan Menerapkan penyanggraian Mengidentifikasi tujuan pengemasan, prinsip pengemasan, jenis dan sifat bahan kemasan Mengemas bahan hasil Menerapkan penyanggraian Menjelaskan tujuan dan prinsip pengemasan bahan hasil dan produk olahannya Menggunakan bahan kemas untuk mengemas hasil.

UJI KOMPETENSI 2013 PROGRAM STUDI KEAHLIAN AGRIBISNIS HASIL PERTANIAN

UJI KOMPETENSI 2013 PROGRAM STUDI KEAHLIAN AGRIBISNIS HASIL PERTANIAN UJI KOMPETENSI 2013 PROGRAM STUDI KEAHLIAN AGRIBISNIS HASIL PERTANIAN Kompetensi Keahlian: 1. Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian 2. Pengawasan Mutu Kompetensi Utama Pedagogik Aktifitas yang dapat dilakukan

Lebih terperinci

KISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI AWAL SERTIFIKASI GURU AGRIBISNIS HASIL PERTANIAN

KISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI AWAL SERTIFIKASI GURU AGRIBISNIS HASIL PERTANIAN 1 KISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI AWAL SERTIFIKASI GURU AGRIBISNIS HASIL PERTANIAN 1. Mengenal komoditas hasil 2. Mengidentifikasi karakteristik industri 3. Menerapkan dasar dan pengawetan bahan hasil 1.1

Lebih terperinci

SOAL UKG 2015 PAKET KEAHLIAN TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERIKANAN No. Kompetensi. Standar Kompetensi Guru Utaman

SOAL UKG 2015 PAKET KEAHLIAN TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERIKANAN No. Kompetensi. Standar Kompetensi Guru Utaman SOAL UKG 2015 PAKET KEAHLIAN TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERIKANAN No Kompetensi Standar Kompetensi Guru 0 Utaman KOMPETENSI GURU KOMPETENSI GURU MATA Indikator Esensial / Indikator Pencapaian a b c d e

Lebih terperinci

KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN

KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN No Standar Guru (SKG) Inti Guru (KI) Guru Mata a b C D E 1 PEDAGOGIK Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral,

Lebih terperinci

KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN PENGAWASAN MUTU HASIL PERTANIAN DAN PERIKANAN

KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN PENGAWASAN MUTU HASIL PERTANIAN DAN PERIKANAN A. PEDAGOGIK KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN PENGAWASAN MUTU HASIL PERTANIAN DAN PERIKANAN No Kompe-tensi Utama Kompetensi Inti Standar Kompetensi Guru (SKG) Kompetensi Guru Mata Indikator Pencapaian

Lebih terperinci

KISI KISI MATERI PLPG TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERIKANAN

KISI KISI MATERI PLPG TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERIKANAN KISI KISI MATERI PLPG TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERIKANAN No Standar i Guru (SKG) 1 Pedagogik Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural, emosional, dan

Lebih terperinci

Standar Kompetensi Guru. Kompetensi Inti Guru Kompetensi Guru Mapel Paket Keahlian IPK

Standar Kompetensi Guru. Kompetensi Inti Guru Kompetensi Guru Mapel Paket Keahlian IPK Kompetensi Utama : Pedagogik KISI- KISI SOAL UJI KOMPETENSI GURU TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN (TPHP) No. Standar Kompetensi Guru 1. 1 Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral,

Lebih terperinci

KISI- KISI SOAL UKG PEDAGOGIK 2015 PAKET KEAHLIAN PENGAWASAN MUTU HASIL PERTANIAN DAN PERIKANAN

KISI- KISI SOAL UKG PEDAGOGIK 2015 PAKET KEAHLIAN PENGAWASAN MUTU HASIL PERTANIAN DAN PERIKANAN KISI- KISI SOAL UKG PEDAGOGIK 2015 PAKET KEAHLIAN PENGAWASAN MUTU HASIL PERTANIAN DAN PERIKANAN No Kompetensi Utama KOMPETENSI INTI GURU STANDAR KOMPETENSI GURU KOMPETENSI GURU MATA PELAJARAN/KELAS/KEAHLIAN/BK

Lebih terperinci

RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RKPS)

RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RKPS) RENCANA GIATAN SEMESTER (RKPS) Matakuliah : Teknologi Penanganan dan Pengolahan Hasil Pertanian Semester : 2 Kode : THP102002 Program Studi : Agribisnis Jumlah SKS : 4 sks Dosen : Jurusan TIP dan THP -

Lebih terperinci

PEMBUATAN SAOS CABE MERAH Nurbaiti A. Pendahuluan Cabe merah merupakan salah satu komoditas hortikultura yang mempunyai nilai ekonomis cukup tinggi

PEMBUATAN SAOS CABE MERAH Nurbaiti A. Pendahuluan Cabe merah merupakan salah satu komoditas hortikultura yang mempunyai nilai ekonomis cukup tinggi PEMBUATAN SAOS CABE MERAH Nurbaiti A. Pendahuluan Cabe merah merupakan salah satu komoditas hortikultura yang mempunyai nilai ekonomis cukup tinggi dan dikembang secara luas oleh petani di Propinsi Aceh.

Lebih terperinci

TEKNOLOGI PEMBUATAN PUREE MANGGA Oleh: Masnun, BPP Jambi BAB. I. PENDAHULUAN

TEKNOLOGI PEMBUATAN PUREE MANGGA Oleh: Masnun, BPP Jambi BAB. I. PENDAHULUAN TEKNOLOGI PEMBUATAN PUREE MANGGA Oleh: Masnun, BPP Jambi BAB. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mangga merupakan komoditas buah yang mudah rusak. Kerusakan buah mangga dapat disebabkan karena ketidak hati-hatian

Lebih terperinci

Prinsip Dasar Pengolahan Pangan. Nyoman Semadi Antara, Ph.D. Pusat Kajian Keamanan Pangan (Center for Study on Food Safety) Universitas Udayana

Prinsip Dasar Pengolahan Pangan. Nyoman Semadi Antara, Ph.D. Pusat Kajian Keamanan Pangan (Center for Study on Food Safety) Universitas Udayana Prinsip Dasar Pengolahan Pangan Nyoman Semadi Antara, Ph.D. Pusat Kajian Keamanan Pangan (Center for Study on Food Safety) Universitas Udayana Mengapa Makanan Penting? Untuk Hidup Untuk Kesehatan Untuk

Lebih terperinci

Pengolahan, Pengemasan dan Penyimpanan Hasil Pertanian

Pengolahan, Pengemasan dan Penyimpanan Hasil Pertanian Pengolahan, Pengemasan dan Penyimpanan Hasil Pertanian Teknologi Penanganan dan Pengolahan Hasil Pertanian Mas ud Effendi Tahap Awal Proses Pengolahan (1) Kualitas produk olahan yang dihasilkan sangat

Lebih terperinci

2016 ACARA I. BLANCHING A. Pendahuluan Proses thermal merupakan proses pengawetan bahan pangan dengan menggunakan energi panas. Proses thermal digunak

2016 ACARA I. BLANCHING A. Pendahuluan Proses thermal merupakan proses pengawetan bahan pangan dengan menggunakan energi panas. Proses thermal digunak PETUNJUK PRAKTIKUM TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN II Disusun oleh : Nur Aini Condro Wibowo Rumpoko Wicaksono UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS PERTANIAN PURWOKERTO 2016 ACARA I. BLANCHING A. Pendahuluan

Lebih terperinci

Prinsip-prinsip Penanganan dan Pengolahan Bahan Agroindustri

Prinsip-prinsip Penanganan dan Pengolahan Bahan Agroindustri Prinsip-prinsip Penanganan dan Pengolahan Bahan Agroindustri PENANGANAN Jenis Kerusakan Bahan Pangan Kerusakan mikrobiologis Kerusakan mekanis Kerusakan fisik Kerusakan biologis Kerusakan kimia Kerusakan

Lebih terperinci

Penanganan Hasil Pertanian

Penanganan Hasil Pertanian Penanganan Hasil Pertanian Teknologi Penanganan dan Pengolahan Hasil Pertanian Mas ud Effendi FTP UB Penanganan Hasil Pertanian (1) Penanganan saat panen Penanganan segera setelah panen Penanganan pasca

Lebih terperinci

BAB V PRAKTEK PRODUKSI YANG BAIK

BAB V PRAKTEK PRODUKSI YANG BAIK BAB V PRAKTEK PRODUKSI YANG BAIK Good Manufacturing Practice (GMP) adalah cara berproduksi yang baik dan benar untuk menghasilkan produk yang memenuhi persyaratan mutu dan keamanan. Telah dijelaskan sebelumnya

Lebih terperinci

Pengawetan dengan Suhu Tinggi

Pengawetan dengan Suhu Tinggi Pengawetan dengan Suhu Tinggi Pengawetan dengan suhu tinggi adalah salah satu dari sekian banyak metode pengawetan makanan yang sering digunakan. Metode ini sebenarnya sudah sangat familier dalam aktivitas

Lebih terperinci

LOMBA KOMPETENSI SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN INFORMASI DAN KISI-KISI

LOMBA KOMPETENSI SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN INFORMASI DAN KISI-KISI INFORMASI DAN KISI-KISI Bidang Lomba POST HARVEST TECHNOLOGY PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS PENDIDIKAN Jl. Dr. Radjiman No. 6 Telp. (022) 4264813 Fax. (022) 4264881 Wisselbord (022) 4264944,

Lebih terperinci

mikrobiologi dan keamanan pangan, dan Kegiatan Belajar 4 membahas mengenai kerusakan biologis dan mikrobiologis ikan.

mikrobiologi dan keamanan pangan, dan Kegiatan Belajar 4 membahas mengenai kerusakan biologis dan mikrobiologis ikan. ix M Tinjauan Mata Kuliah ata kuliah Pengolahan Hasil Perikanan (MMPI5303) ini merupakan salah satu mata kuliah wajib dalam program Pascasarjana Magister Manajemen Perikanan. Mata kuliah terdiri atas 9

Lebih terperinci

KISI KISI PROGRAM KEAHLIAN AGRIBISNIS PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN DAN PERIKANAN

KISI KISI PROGRAM KEAHLIAN AGRIBISNIS PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN DAN PERIKANAN KISI KISI PROGRAM KEAHLIAN AGRIBISNIS PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN DAN PERIKANAN Kompetensi Utama Kompetensi Inti Standar Kompetensi guru Kompetensi Guru Mapel/Guru Kelas Kompetensi Dasar Indikator Esensial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara-negara Asia (Adair, 1972 dalam Maroudi, 1984). Di Indonesia, beras

BAB I PENDAHULUAN. negara-negara Asia (Adair, 1972 dalam Maroudi, 1984). Di Indonesia, beras BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Beras adalah makanan pokok lebih dari setengah penduduk dunia, terutama di negara-negara Asia (Adair, 1972 dalam Maroudi, 1984). Di Indonesia, beras merupakan sesuatu

Lebih terperinci

Pengolahan dengan suhu tinggi

Pengolahan dengan suhu tinggi Pengolahan dengan suhu tinggi Kompetensi dasar Mahasiswa memahami teknologi pemanasan sederhana dan mutakhir, prinsip dan perubahan yang terjadi serta dampak pemanasan terhadap mutu pangan Indikator Setelah

Lebih terperinci

SOP PENANGANAN PASCAPANEN JAMUR TIRAM

SOP PENANGANAN PASCAPANEN JAMUR TIRAM SOP PENANGANAN PASCAPANEN JAMUR TIRAM KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL HORTIKULTURA DIREKTORAT BUDIDAYA DAN PASCAPANEN SAYURAN DAN TANAMAN OBAT 2011 PENGARAH : Dr. Ir. Yul Harry Bahar Direktur

Lebih terperinci

Gambar 36. Selai sebagai bahan olesan roti

Gambar 36. Selai sebagai bahan olesan roti MODUL 6 SELAI RUMPUT LAUT Standar Unit Kompetensi: Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa mampu mengolah selai rumput laut dengan baik dan benar. Indikator Keberhasilan: Mutu selai rumput laut yang

Lebih terperinci

Pengalengan buah dan sayur. Kuliah ITP

Pengalengan buah dan sayur. Kuliah ITP Pengalengan buah dan sayur Kuliah ITP Kompetensi Mahasiswa memahami teknologi pengalengan atau pembotolan sederhana dan mutakhir, prinsip dan perubahan yang terjadi serta dampak pengalengan atau pembotolan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Jagung manis atau dikenal juga dengan sebutan sweet corn merupakan

I. PENDAHULUAN. Jagung manis atau dikenal juga dengan sebutan sweet corn merupakan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jagung manis atau dikenal juga dengan sebutan sweet corn merupakan salah satu produk hortikultura. Jagung manis memiliki laju respirasi yang tinggi sehingga mudah mengalami

Lebih terperinci

Pendahuluan. Setelah diketahui bahwa buah sudah cukup tua untuk dipanen, panen dapat segera dilakukan dan buah harus

Pendahuluan. Setelah diketahui bahwa buah sudah cukup tua untuk dipanen, panen dapat segera dilakukan dan buah harus CARA PANEN BUAH Pendahuluan Setelah diketahui bahwa buah sudah cukup tua untuk dipanen, panen dapat segera dilakukan dan buah harus dikumpulkan di lahan secepat mungkin. Panen harus dilakukan secepat mungkin,

Lebih terperinci

Pengawetan bahan pangan

Pengawetan bahan pangan Pengawetan bahan pangan SMA Negeri 5 Mataram Dhita Fajriastiti Sativa, S.Pd. Prinsip pengawetan pangan Mencegah atau memperlambat laju proses dekomposisi (autolisis) bahan pangan Mencegah kerusakan yang

Lebih terperinci

Meningkatkan Nilai Tambah Bawang Merah Oleh: Farid R. Abadi

Meningkatkan Nilai Tambah Bawang Merah Oleh: Farid R. Abadi Meningkatkan Nilai Tambah Bawang Merah Oleh: Farid R. Abadi Bawang merah merupakan komoditas hortikultura yang memiliki permintaan yang cukup tinggi dalam bentuk segar. Meskipun demikian, bawang merah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. IDENTIFIKASI KERUSAKAN BUAH APEL FUJI SUN MOON. IDENTIFIKASI KERUSAKAN MERUPAKAN TAHAPAN AWAL PENANGANAN SORTASI BUAH

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. IDENTIFIKASI KERUSAKAN BUAH APEL FUJI SUN MOON. IDENTIFIKASI KERUSAKAN MERUPAKAN TAHAPAN AWAL PENANGANAN SORTASI BUAH BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. IDENTIFIKASI KERUSAKAN BUAH APEL FUJI SUN MOON. IDENTIFIKASI KERUSAKAN MERUPAKAN TAHAPAN AWAL PENANGANAN SORTASI BUAH BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Identifikasi Kerusakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Identifikasi Kerusakan Buah Apel Fuji Sun Moon. Identifikasi kerusakan merupakan tahapan awal penanganan sortasi buah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Identifikasi Kerusakan Buah Apel Fuji Sun Moon. Identifikasi kerusakan merupakan tahapan awal penanganan sortasi buah BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Identifikasi Kerusakan Buah Apel Fuji Sun Moon Identifikasi kerusakan merupakan tahapan awal penanganan sortasi buah apel fuji sun moon di Hypermart Gorontalo. Tahapan sortasi

Lebih terperinci

PENANGANAN PASCA PANEN CABAI Oleh: Masnun, S.Pt., M.Si.

PENANGANAN PASCA PANEN CABAI Oleh: Masnun, S.Pt., M.Si. PENANGANAN PASCA PANEN CABAI Oleh: Masnun, S.Pt., M.Si. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Cabai segar mempunyai daya simpan yang sangat singkat. Oleh karena itu, diperlukan penanganan pasca panen mulai

Lebih terperinci

perubahan baik fisik maupun kimiawi yang dikehendaki ataupun yang tidak dikehendaki. Di samping itu, setelah melalui proses pengolahan, makanan tadi

perubahan baik fisik maupun kimiawi yang dikehendaki ataupun yang tidak dikehendaki. Di samping itu, setelah melalui proses pengolahan, makanan tadi i Tinjauan Mata Kuliah P roses pengolahan pangan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Sejak zaman dahulu kala, manusia mengenal makanan dan mengolahnya menjadi suatu bentuk

Lebih terperinci

TEKNOLOGI PENGOLAHAN DAN PENANGANAN HASIL PERTANIAN TPPHP

TEKNOLOGI PENGOLAHAN DAN PENANGANAN HASIL PERTANIAN TPPHP TEKNOLOGI PENGOLAHAN DAN PENANGANAN HASIL PERTANIAN TPPHP 1 Deskripsi Singkat : Mata kuliah Teknologi Penanganan dan Pengolahan Hasil Pertanian (TPPHP) merupakan kuliah yang mempelajari peran TPPHP dalam

Lebih terperinci

9/13/2012. penyimpanan maupun pengolahan, maka diharapkan dapat meminimalkan penurunan mutu terutama mutu gizi pada bahan makanan tersebut.

9/13/2012. penyimpanan maupun pengolahan, maka diharapkan dapat meminimalkan penurunan mutu terutama mutu gizi pada bahan makanan tersebut. Ilmu Bahan Makanan Lanjut adalah matakuliah yang mempelajari masalah penyimpanan bahan makanan baik dalam keadaan segar maupun hasil olahannya. Oleh ENI PURWANI Agung S Wardana TUJUAN Dengan mengetahui

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pesat. Kebutuhan manusia juga semakin banyak yang bergantung dengan teknologi,

BAB 1 PENDAHULUAN. pesat. Kebutuhan manusia juga semakin banyak yang bergantung dengan teknologi, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Di zaman yang semakin canggih ini, teknologi berkembang dengan sangat pesat. Kebutuhan manusia juga semakin banyak yang bergantung dengan teknologi, baik dalam bidang

Lebih terperinci

Prinsip pengawetan. Mencegah/memperlambat kerusakan mikrobial. Mencegah/memperlambat laju proses dekomposisi (autolisis) bahan pangan

Prinsip pengawetan. Mencegah/memperlambat kerusakan mikrobial. Mencegah/memperlambat laju proses dekomposisi (autolisis) bahan pangan PENGAWETAN MAKANAN DENGAN SUHU TINGGI DAN SUHU RENDAH Pengertian Pengawetan makanan salah satu cara pengolahan pangan yg sering dilakukan untuk mencegah kerusakan bahan pangan & menjaga kualitasnya. Cara

Lebih terperinci

BIDANG LOMBA : TEKNOLOGI PANGAN. TEMA : Pengembangan Produk Non Fermentasi (Tahu ) Berbasis Kacang Tolo serta Produk Olahannya.

BIDANG LOMBA : TEKNOLOGI PANGAN. TEMA : Pengembangan Produk Non Fermentasi (Tahu ) Berbasis Kacang Tolo serta Produk Olahannya. BIDANG LOMBA : TEKNOLOGI PANGAN TEMA : Pengembangan Produk Non Fermentasi (Tahu ) Berbasis Kacang Tolo serta Produk Olahannya. DIAGRAM ALIR PENYELENGGARAAN LOMBA PEDOMAN /JUKNIS PELAKSANAAN LKS PROV DIY

Lebih terperinci

PENGERINGAN SAYURAN DAN BUAH-BUAHAN

PENGERINGAN SAYURAN DAN BUAH-BUAHAN PENGERINGAN SAYURAN DAN BUAH-BUAHAN Souvia Rahimah Jatinangor, 5 November 2009 Pengertian PENGERTIAN UMUM : PROSES PENGURANGAN AIR DARI SUATU BAHAN SAMPAI TINGKAT KEKERINGAN TERTENTU. Penerapan panas dalam

Lebih terperinci

PENDAHULUAN PENGOLAHAN METE 1

PENDAHULUAN PENGOLAHAN METE 1 PENDAHULUAN Tanaman jambu mete (Anacardium occidentale L) telah lama dikenal dan dibudidayakan di Indonesia, namun baru saat ini sedang dalam pengembangannya baik oleh perkebunan rakyat maupun oleh perkebunan

Lebih terperinci

Pengawetan pangan dengan pengeringan

Pengawetan pangan dengan pengeringan Pengawetan pangan dengan pengeringan Kompetensi Mahasiswa memahami teknologi pengeringan sederhana dan mutakhir, prinsip dan perubahan yang terjadi selama pengeringan serta dampak pengeringan terhadap

Lebih terperinci

Tinjauan Mata Kuliah. Modul 3: Pendinginan dan Pembekuan Kegiatan Belajar 1 : Pendinginan. Kegiatan Belajar 2 : Pembekuan.

Tinjauan Mata Kuliah. Modul 3: Pendinginan dan Pembekuan Kegiatan Belajar 1 : Pendinginan. Kegiatan Belajar 2 : Pembekuan. i M Tinjauan Mata Kuliah odul ini merupakan pengantar umum teknologi pengolahan hasil perikanan yang sekaligus sebagai salah satu komponen penting di dalam upaya pemanfaatan hasil perikanan secara optimum,

Lebih terperinci

AGROVETERINER Vol.5, No.2 Juni 2017

AGROVETERINER Vol.5, No.2 Juni 2017 158 PENGABDIAN MASYARAKAT PELATIHAN PEMBUATAN YOGHURT BAGI MASYARAKAT PETERNAK SAPI PERAH DI KECAMATAN MULYOREJO, SURABAYA Dhandy Koesoemo Wardhana, Soetji Prawesthirini, Mustofa Helmi Effendi Departemen

Lebih terperinci

TEKNIK PENANGANAN PASCA PANEN R i n i Y u l i a n i n g s i h

TEKNIK PENANGANAN PASCA PANEN R i n i Y u l i a n i n g s i h TEKNIK PENANGANAN PASCA PANEN R i n i Y u l i a n i n g s i h Tujuan Instruksional Umum Mahasiswa memahami hal-hal yang menyebabkan kerusakan dan kehilangan serta memahami teknologi penanganan pasca panen

Lebih terperinci

MIKROORGANISME DALAM PENGEMAS ASEPTIK PENGENDALIAN MUTU MIKROORGANISME PANGAN KULIAH MIKROBIOLOGI PANGAN PERTEMUAN KE-12

MIKROORGANISME DALAM PENGEMAS ASEPTIK PENGENDALIAN MUTU MIKROORGANISME PANGAN KULIAH MIKROBIOLOGI PANGAN PERTEMUAN KE-12 MIKROORGANISME DALAM PENGEMAS ASEPTIK PENGENDALIAN MUTU MIKROORGANISME PANGAN KULIAH MIKROBIOLOGI PANGAN PERTEMUAN KE-12 MIKROORGANISME MAKANAN DAN KEMASAN Bahan pangan mempunyai mikroflora spesifik yang

Lebih terperinci

DISTRIBUSI MATA KULIAH KURIKULUM PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN

DISTRIBUSI MATA KULIAH KURIKULUM PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN SEMESTER 1 DISTRIBUSI MATA KULIAH KURIKULUM PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN 2013-2014 1 UNG 4001 MPK Agama Islam 3 3 - NIM Gjl UNG 4002 MPK Agama Katolik 3 3 - NIM Gjl UNG 4003 MPK Agama Kristen

Lebih terperinci

PENGAWETAN PANGAN. Oleh: Puji Lestari, S.TP Widyaiswara Pertama

PENGAWETAN PANGAN. Oleh: Puji Lestari, S.TP Widyaiswara Pertama Oleh: Puji Lestari, S.TP Widyaiswara Pertama PENGAWETAN PANGAN I. PENDAHULUAN Makanan merupakan kebutuhan pokok bagi setiap manusia, karena didalamnya terkandung senyawa-senyawa yang sangat diperlukan

Lebih terperinci

2 ekspor Hasil Perikanan Indonesia. Meskipun sebenarnya telah diterapkan suatu program manajemen mutu terpadu berdasarkan prinsip hazard analysis crit

2 ekspor Hasil Perikanan Indonesia. Meskipun sebenarnya telah diterapkan suatu program manajemen mutu terpadu berdasarkan prinsip hazard analysis crit TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI LINGKUNGAN HIDUP. Perikanan. Hasil. Jaminan Mutu. Keamanan. Sistem. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 181). PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

EDUFORTECH 2 (1) EDUFORTECH.

EDUFORTECH 2 (1) EDUFORTECH. EDUFORTECH 2 (1) 2017 33-40 EDUFORTECH RELEVANSI KURIKULUM MATA KULIAH KEAHLIAN PENDIDIKAN TEKNOLOGI AGROINDUSTRI TERHADAP KOMPETENSI KEAHLIAN PENGENDALIAN MUTU UNTUK KEBUTUHAN INDUSTRI PANGAN Curriculum

Lebih terperinci

BLANSING PASTEURISASI DAN STERIISASI

BLANSING PASTEURISASI DAN STERIISASI PENGOLAHAN TERMAL I BLANSING PASTEURISASI DAN STERIISASI TIM DOSEN PENGAMPU BRAWIJAYA UNIVERSITY 2013 outline 1 PENDAHULUAN 4 STERILISASI 3 PASTEURISASI 2 BLANCHING PENDAHULUAN MERUPAKAN PROSES THERMAL

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Nilai konsumsi tahu tersebut lebih besar bila dibandingkan dengan konsumsi

BAB I PENDAHULUAN. Nilai konsumsi tahu tersebut lebih besar bila dibandingkan dengan konsumsi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Tahu merupakan makanan yang biasa dikonsumsi bukan hanya oleh masyarakat Indonesia tetapi juga masyarakat Asia lainnya. Masyarakat Indonesia sudah sangat lama mengkonsumsi

Lebih terperinci

Bahan Padi, (2) Penanganan Pascapanen Padi, dan (3) Pengolahan Padi. Modul 6: Pengolahan Kedelai

Bahan Padi, (2) Penanganan Pascapanen Padi, dan (3) Pengolahan Padi. Modul 6: Pengolahan Kedelai ix M Tinjauan Mata Kuliah ata kuliah Pengolahan Hasil Pertanian ini memberikan pengetahuan tentang pengertian dan penerapan sifat fisik dan kimia bahan baku industri, kesetimbangan massa dan energi, peristiwa

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dalam negeri maupun ekspor. Hewan ini sangat digemari, terutama di negaranegara

I. PENDAHULUAN. dalam negeri maupun ekspor. Hewan ini sangat digemari, terutama di negaranegara I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Katak merupakan komoditas yang sangat penting, baik untuk konsumsi dalam negeri maupun ekspor. Hewan ini sangat digemari, terutama di negaranegara Eropa, Amerika dan beberapa

Lebih terperinci

MATA PELAJARAN : PRAKARYA SEMESTER : II Tema : Pengolahan

MATA PELAJARAN : PRAKARYA SEMESTER : II Tema : Pengolahan MATA PELAJARAN : PRAKARYA Kelas : IX SEMESTER : II Tema : Pengolahan Kompetensi Dasar Materi Pokok dan Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Penilaian Siswa mampu: 3.3 menganalisis prinsip perancangan,

Lebih terperinci

Teti Estiasih - THP - FTP - UB

Teti Estiasih - THP - FTP - UB 1 2 Merupakan proses thermal yang menggunakan suhu Blansing: perlakuan pendahuluan pada buah dan sayuran Pasteurisasi dan sterilisasi merupakan proses pengawetan pangan 3 Blansing air panas Blansing uap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian tentang pengaruh variasi konsentrasi penambahan tepung tapioka dan tepung beras terhadap kadar protein, lemak, kadar air dan sifat organoleptik

Lebih terperinci

DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DAN KOMPETENSI KEJURUAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DAN KOMPETENSI KEJURUAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DAN KOMPETENSI KEJURUAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG STUDI KEAHLIAN : AGRIBISNIS DAN AGROTEKNOLOGI PROGRAM STUDI KEAHLIAN : AGRIBISNIS PRODUKSI TANAMAN KOMPETENSI KEAHLIAN

Lebih terperinci

DIVERSIFIKASI OLAHAN BUAH SIRSAK BAGI KELOMPOK PEREMPUAN DI DESA BALE ABSTRAK

DIVERSIFIKASI OLAHAN BUAH SIRSAK BAGI KELOMPOK PEREMPUAN DI DESA BALE ABSTRAK 14 DIVERSIFIKASI OLAHAN BUAH SIRSAK BAGI KELOMPOK PEREMPUAN DI DESA BALE Sayani 1, Sitti Sabariyah 1, Baharuddin 1 1 Fakultas PertanianUniversitas Alkhairaat Palu ABSTRAK Buah sirsak selain dikonsumsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Menambah wawasan serta pengetahuan yang lebih luas tentang bidang produksi yang dijalankan dari Pihak Instansi terkait.

BAB I PENDAHULUAN. 1. Menambah wawasan serta pengetahuan yang lebih luas tentang bidang produksi yang dijalankan dari Pihak Instansi terkait. BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dalam rangka mendekatkan kerjasama antara pihak sekolah SMK begitupun dengan para peserta didiknya dengan pihak instansi atau pihak perusahaan (pabrik) maka dari itu

Lebih terperinci

Kerusakan dan Pengawetan Roti

Kerusakan dan Pengawetan Roti Kerusakan dan Pengawetan Roti Roti merupakan produk pangan yang populer. Walaupun di Indonesia roti bukan sebagai makanan pokok, namun roti karena kepraktisannya dimakan pada saat sarapan pagi terutama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1. Kandungan Gizi dan Vitamin pada Ikan Layur

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1. Kandungan Gizi dan Vitamin pada Ikan Layur BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ikan layur (Trichiurus sp.) adalah salah satu jenis ikan demersal ekonomis penting yang banyak tersebar dan tertangkap di perairan Indonesia terutama di perairan Palabuhanratu.

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM JAMINAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN SERTA PENINGKATAN NILAI TAMBAH PRODUK HASIL PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

2015, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG SISTEM JAMINAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN SERTA PENINGKATAN NILAI TAMBAH P

2015, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG SISTEM JAMINAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN SERTA PENINGKATAN NILAI TAMBAH P LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.181, 2015 LINGKUNGAN HIDUP. Perikanan. Hasil. Jaminan Mutu. Keamanan. Sistem. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5726). PERATURAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM JAMINAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN SERTA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM JAMINAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN SERTA SALINAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM JAMINAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN SERTA PENINGKATAN NILAI TAMBAH PRODUK HASIL PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

Bunga. Sayuran. Cold Storage. Hortikultura

Bunga. Sayuran. Cold Storage. Hortikultura Cold Storage Hortikultura Panen C 6 H 12 O 6 + O 2 Respirasi 6 CO 2 + 6 H 2 O + 673 Kal Umur simpan produk Tergantung dari laju evolusi panas Kondisi lingkungan daun buah Sayuran : kailan, brokoli, horenzo,

Lebih terperinci

PENANGANAN PASCA PANEN

PENANGANAN PASCA PANEN PENANGANAN PASCA PANEN KENAPA PERLU PENANGANAN PASCA PANEN??? Buah-buahan, setelah dipanen masih tetap merupakan jaringan hidup, untuk itu butuh penanganan pasca panen yang tepat supaya susut kuantitas

Lebih terperinci

PENGOLAHAN BUAH-BUAHAN

PENGOLAHAN BUAH-BUAHAN 1 DAFTAR ISI I. Kata Pengantar II. Daftar Isi III. Pendahuluan...1 IV. Bahan Tambahan 1. Pemanis...1 2. Asam Sitrat...1 3. Pewarna...1 4. Pengawet...2 5. Penstabil...2 V. Bentuk Olahan 1. Dodol...2 2.

Lebih terperinci

CAPAIAN PEMBELAJARAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA (UB)

CAPAIAN PEMBELAJARAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA (UB) CAPAIAN PEMBELAJARAN PROGRAM STUDI S1 ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN () UNIVERSITAS BRAWIJAYA (UB) KIMIA DAN ANALISA PANGAN A1 Memahami kejadian kimia yang 1.1. Menjelaskan kejadian kimia utama mendasari sifat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Keripik daun bayam adalah keripik yang terbuat dari sayur daun bayam, tepung

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Keripik daun bayam adalah keripik yang terbuat dari sayur daun bayam, tepung BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Proses Pengolahan Keripik Daun Bayam Keripik daun bayam adalah keripik yang terbuat dari sayur daun bayam, tepung beras, garam, gula, ketumbar dan bawang putih. Pengolahan

Lebih terperinci

Tidak ada makanan yang steril Mikroorganisme : bakteri, kapang, khamir Bakteri dalam bahan makanan :

Tidak ada makanan yang steril Mikroorganisme : bakteri, kapang, khamir Bakteri dalam bahan makanan : SOUVIA RAHIMAH Tidak ada makanan yang steril Mikroorganisme : bakteri, kapang, khamir Bakteri dalam bahan makanan : Sel vegetatif : baktei dalam keadaan tumbuh, berkembang dan bereproduksi Spora : tahan

Lebih terperinci

Pendinginan dan Pembekuan. Kuliah ITP

Pendinginan dan Pembekuan. Kuliah ITP Pendinginan dan Pembekuan Kuliah ITP Kompetensi Mahasiswa memahami teknologi pendinginan dan pembekuan, prinsip dan perubahan yang terjadi serta dampak pendinginan dan pembekuan terhadap mutu pangan Indikator

Lebih terperinci

Pemisahan Campuran 1.Filtrasi(Penyaringan) 2.Destilasi

Pemisahan Campuran 1.Filtrasi(Penyaringan) 2.Destilasi Pemisahan Campuran 1.Filtrasi(Penyaringan) Pemisahan dengan cara filtrasi bertujuan untuk memisahkan zat padat dari zat cair dalam suatu campuran berdasarkan perbandingan wujudnya. Alat yang kita gunakan

Lebih terperinci

Kelompok Mata Kuliah D a s a r U m u m

Kelompok Mata Kuliah D a s a r U m u m Kelompok Mata Kuliah D a s a r U m u m MKDU4104, Pendidikan Pancasila, 2 sks Membahas Pancasila secara ilmiah dan memberi bekal teoretik kepada mahasiswa dalam membangun kesadaran perlunya Pancasila sebagai

Lebih terperinci

Ir. Khalid. ToT Budidaya Kopi Arabika Gayo Secara Berkelanjutan, Pondok Gajah, 06 s/d 08 Maret Page 1 PENDAHULUAN

Ir. Khalid. ToT Budidaya Kopi Arabika Gayo Secara Berkelanjutan, Pondok Gajah, 06 s/d 08 Maret Page 1 PENDAHULUAN PENDAHULUAN Bagi Indonesia kopi (Coffea sp) merupakan salah satu komoditas yang sangat diharapkan peranannya sebagai sumber penghasil devisa di luar sektor minyak dan gas bumi. Disamping sebagai sumber

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen dibidang teknologi pangan. B. Tempat dan Waktu Penelitian Pembuatan Jam Rosella dilakukan di Laboratorium

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan perlakuan satu faktor (Single Faktor Eksperimen) dan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 7 perlakuan yaitu penambahan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. dikonsumsi. Jenis jamur tiram yang dibudidayakan hingga saat ini adalah jamur

PENDAHULUAN. dikonsumsi. Jenis jamur tiram yang dibudidayakan hingga saat ini adalah jamur PENDAHULUAN Latar Belakang Jamur tiram adalah salah satu jenis jamur yang dapat dimakan dan dapat dikonsumsi. Jenis jamur tiram yang dibudidayakan hingga saat ini adalah jamur tiram putih, coklat dan merah

Lebih terperinci

SOAL PELATIHAN PENANGANAN PASCA PANEN CABE MERAH Oleh : Juwariyah BP3 K Garum. Berilah Tanda Silang (X) Pada Jawaban Yang Saudara Anggap Paling Benar!

SOAL PELATIHAN PENANGANAN PASCA PANEN CABE MERAH Oleh : Juwariyah BP3 K Garum. Berilah Tanda Silang (X) Pada Jawaban Yang Saudara Anggap Paling Benar! SOAL PELATIHAN PENANGANAN PASCA PANEN CABE MERAH Oleh : Juwariyah BP3 K Garum Berilah Tanda Silang (X) Pada Jawaban Yang Saudara Anggap Paling Benar! 1. Apa yang anda ketahui tentang GHP... a. Good Agriculture

Lebih terperinci

UJIAN NASIONAL Tahun Pelajaran 2011/2012 SOAL TEORI KEJURUAN

UJIAN NASIONAL Tahun Pelajaran 2011/2012 SOAL TEORI KEJURUAN DOKUMEN NEGARA UJIAN NASIONAL Tahun Pelajaran 2011/2012 SOAL TEORI KEJURUAN Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Kompetensi Keahlian : Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian Kode Soal : 5032

Lebih terperinci

Teknologi pangan adalah teknologi yang mendukung pengembangan industri pangan dan mempunyai peran yang sangat penting dalam upaya mengimplementasikan

Teknologi pangan adalah teknologi yang mendukung pengembangan industri pangan dan mempunyai peran yang sangat penting dalam upaya mengimplementasikan Teknologi Pangan Teknologi pangan adalah teknologi yang mendukung pengembangan industri pangan dan mempunyai peran yang sangat penting dalam upaya mengimplementasikan tujuan industri untuk memenuhi permintaan

Lebih terperinci

NATA DE SOYA. a) Pemeliharaan Biakan Murni Acetobacter xylinum.

NATA DE SOYA. a) Pemeliharaan Biakan Murni Acetobacter xylinum. NATA DE SOYA 1. PENDAHULUAN Nata adalah biomassa yang sebagian besar terdiri dari selulosa, berbentuk agar dan berwarna putih. Massa ini berasal pertumbuhan Acetobacter xylinum pada permukaan media cair

Lebih terperinci

1. mutu berkecambah biji sangat baik 2. dihasilkan flavour yang lebih baik 3. lebih awet selama penyimpanan

1. mutu berkecambah biji sangat baik 2. dihasilkan flavour yang lebih baik 3. lebih awet selama penyimpanan KOPI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYIMPANAN PADA BAHAN PENYEGAR Mutu kopi dipengaruhi pengolahan dari awal - pemasaran. Kadar air kopi kering adalah 12-13% 13% Pada kadar air ini : 1. mutu berkecambah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pengawetan dengan suhu rendah bertujuan untuk memperlambat atau menghentikan metabolisme. Hal ini dilakukan berdasarkan fakta bahwa respirasi pada buah dan sayuran tetap

Lebih terperinci

TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL TANAMAN PANGAN

TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL TANAMAN PANGAN TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL TANAMAN PANGAN Mochamad Nurcholis, STP, MP Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian-Universitas Brawijaya Jl. Veteran-Malang, Telp./Fax. 0341-569214 Email

Lebih terperinci

Pisang merupakan tanaman yang banyak terdapat di Indonesia, umumnya. tumbuh di daerah tropis maupun subtropis. Di antara buah-buah tropika yang

Pisang merupakan tanaman yang banyak terdapat di Indonesia, umumnya. tumbuh di daerah tropis maupun subtropis. Di antara buah-buah tropika yang BABI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pisang merupakan tanaman yang banyak terdapat di Indonesia, umumnya tumbuh di daerah tropis maupun subtropis. Di antara buah-buah tropika yang terdapat di Indonesia,

Lebih terperinci

MODUL 7 STICK IKAN. Indikator Keberhasilan: Mutu stick ikan yang dihasilkan berwarna kekuningan dan memiliki tekstur yang renyah.

MODUL 7 STICK IKAN. Indikator Keberhasilan: Mutu stick ikan yang dihasilkan berwarna kekuningan dan memiliki tekstur yang renyah. MODUL 7 STICK IKAN Standar Unit Kompetensi: Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa mampu membuat stick ikan yang gurih, renyah dan enak. Indikator Keberhasilan: Mutu stick ikan yang dihasilkan berwarna

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tebu (Saccarum officinarum L) termasuk famili rumput-rumputan. Tanaman

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tebu (Saccarum officinarum L) termasuk famili rumput-rumputan. Tanaman BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tebu Tebu (Saccarum officinarum L) termasuk famili rumput-rumputan. Tanaman ini memerlukan udara panas yaitu 24-30 ºC dengan perbedaan suhu musiman tidak lebih dari 6 ºC, perbedaan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN. 1. A. Latar Belakang 1. B. Perumusan Masalah.. 3. C. Batasan Penelitian 4. D. Tujuan. 4. E. Manfaat...

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN. 1. A. Latar Belakang 1. B. Perumusan Masalah.. 3. C. Batasan Penelitian 4. D. Tujuan. 4. E. Manfaat... DAFTAR ISI Halaman BAB I PENDAHULUAN. 1 A. Latar Belakang 1 B. Perumusan Masalah.. 3 C. Batasan Penelitian 4 D. Tujuan. 4 E. Manfaat... 4 BAB II LANDASAN TEORI. 7 A. Carica.... 7 B. Manisan Buah. 10 C.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan bahan tambahan berbahaya untuk makanan. Salah satu bahan

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan bahan tambahan berbahaya untuk makanan. Salah satu bahan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah yang saat ini kerap timbul di bidang keamanan pangan adalah penggunaan bahan tambahan berbahaya untuk makanan. Salah satu bahan berbahaya yang banyak digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian adalah sektor yang sangat berpengaruh pada perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian adalah sektor yang sangat berpengaruh pada perkembangan BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian adalah sektor yang sangat berpengaruh pada perkembangan kebutuhan ekonomi di Indonesia. Salah satunya adalah penghasil makanan pokok

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Berpikir, (6) Hipotesis, dan (7) Tempat dan Waktu

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN TEKNIK PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN TEKNIK PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN TEKNIK PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN BAB IV PERLAKUAN PENDAHULUAN PASCA PANEN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU

Lebih terperinci

PENANGANAN PANEN DAN PASCA PANEN

PENANGANAN PANEN DAN PASCA PANEN PENANGANAN PANEN DAN PASCA PANEN Perbaikan mutu benih (fisik, fisiologis, dan mutu genetik) untuk menghasilkan benih bermutu tinggi tetap dilakukan selama penanganan pasca panen. Menjaga mutu fisik dan

Lebih terperinci

BIOETANOL DARI PATI (UBI KAYU/SINGKONG) 3/8/2012

BIOETANOL DARI PATI (UBI KAYU/SINGKONG) 3/8/2012 BIOETANOL DARI PATI (UBI KAYU/SINGKONG) Ubi kayu (Manihot utilissima Pohl) merupakan tanaman pangan berupa perdu dengan nama lain ketela pohon, singkong, atau kasape. Ubi kayu berasal dari benua Amerika,

Lebih terperinci

UJIAN NASIONAL Tahun Pelajaran 2011/2012 SOAL TEORI KEJURUAN

UJIAN NASIONAL Tahun Pelajaran 2011/2012 SOAL TEORI KEJURUAN DOKUMEN NEGARA UJIAN NASIONAL Tahun Pelajaran 2011/2012 SOAL TEORI KEJURUAN Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Kompetensi Keahlian : Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian Kode Soal : 5032

Lebih terperinci

Peluang Usaha Budidaya Cabai?

Peluang Usaha Budidaya Cabai? Sambal Aseli Pedasnya Peluang Usaha Budidaya Cabai? Potensinya terbuka, baik pasar bebas maupun industri. Kebutuhan cabai perkapita (2013) adalah 5 Kg/ tahun. Dengan jumlah penduduk 230 juta jiwa, maka

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. TEMPAT DAN WAKTU Proses penggorengan keripik durian dengan mesin penggorengan vakum dilakukan di UKM Mekar Sari di Dusun Boleleu No. 18 Desa Sido Makmur Kecamatan Sipora Utara

Lebih terperinci

TEKNOLOGI PASCAPANEN BAWANG MERAH LITBANG PASCAPANEN ACEH Oleh: Nurbaiti

TEKNOLOGI PASCAPANEN BAWANG MERAH LITBANG PASCAPANEN ACEH Oleh: Nurbaiti TEKNOLOGI PASCAPANEN BAWANG MERAH LITBANG PASCAPANEN ACEH Oleh: Nurbaiti Bawang merah merupakan salah satu komoditas sayuran unggulan yang memiliki arti penting bagi masyarakat, baik dilihat dari penggunaannya

Lebih terperinci

Kisi-kisi Soal Uji Kompetensi Program studi Agribisnis Sumberdaya Perairan. Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Essensial

Kisi-kisi Soal Uji Kompetensi Program studi Agribisnis Sumberdaya Perairan. Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Essensial Kisi-kisi Soal Uji Kompetensi Program studi Agribisnis Sumberdaya Perairan Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Essensial 1. Mengidentifikasi potensi dan peran budidaya perairan 2. Mengidentifikasi

Lebih terperinci