KEBIJAKAN NEAR ABROAD RUSIA DI KAWASAN ASIA TENGAH TAHUN NINA RACHMAWATI 1 NIM : Abstract:

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KEBIJAKAN NEAR ABROAD RUSIA DI KAWASAN ASIA TENGAH TAHUN NINA RACHMAWATI 1 NIM : Abstract:"

Transkripsi

1 ejournal Ilmu Hubungan Internasional, 2013, 1 (4) : ISSN , ejournal.hi.fisip.org Copyright 2013 KEBIJAKAN NEAR ABROAD RUSIA DI KAWASAN ASIA TENGAH TAHUN NINA RACHMAWATI 1 NIM : Abstract: Under the leadership of Vladimir Putin and Dmitry Medvedev, Near abroad policy in Central Asia is conducted by the economic cooperation in the energy sector, trade and security cooperation. In its implementation, this policy is intended to achieve the interests of Russia that influence by historical and cultural factors, economic factors and political factors. For historical and cultural factors Russian policy in Central Asia is influenced by the glory of the past (past empire and the Soviet Union). Economic factors are influenced by developments in the economy domestic and the economic interests of particular importance in the energy sector. And political factors influenced by the interests of maintaining and expanding influence in the region. Keywords: Russia, Near Abroad Policy, Central Asia Pendahuluan Berakhirnya kekuasaan Boris Yelstin sebagai presiden dan dilanjutkan oleh Vladimir Putin tidak hanya membawa perubahan dalam kondisi ekonomi dan politik domestik Rusia, namun juga membawa perubahan terhadap politik luar negeri termasuk hubungannya dengan negara-negara eks- Soviet (Near Abroad). Vladimir Putin melakukan reformasi internal di bidang ekonomi dan sistem birokrasi. Untuk kebijakan luar negeri, ia memperjelas arah kebijakan luar negeri Rusia dengan mengeluarkan konsep kebijakan yang orientasinya berdasarkan pragmatisme, efektifitas ekonomi, dan kepentingan nasional sebagai prioritas. Sesuai dengan konsep kebijakan luar negeri dinyatakan bahwa negara anggota CIS (Commonwealth Independent States) merupakan prioritas utama dari kebijakan luar negeri Rusia. Kerjasama bilateral maupun multilateral dengan negara-negara CIS akan dilakukan atas dasar saling keterbukaan dan kesepahaman dalam berbagai bidang. Dalam kamus kebijakan luar negeri Rusia wilayah yang dihuni negara CIS disebut dengan Near Abroad (blizhnee zarubezh e). (R. de Archeille, 2008: 52-54). 1 Mahasiswa Program S1 Ilmu Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman (ninarachmah@yahoo.com)

2 ejournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 1, Nomor 4, 2013: Adapun prioritas kebijakan Near Abroad dapat dilihat dari kebijakannya di kawasan Asia Tengah yang di realisasikan melalui kerjasama di bidang keamanan dan kerjasama ekonomi di sektor energi serta perdagangan. Pada tahun 2000 Rusia dan Kazakhstan menyetujui adanya pengangkutan minyak yang dilakukan melalui Rusia. Untuk meminimalisir kondisi dalam negeri Kyrgistan yang tidak stabil, kedua negara melakukan kerjasama keamanan dan menandatangani kerjasama militer yang memberikan Rusia hak untuk menggunakan fasilitas militer Kyrgyzstan. Selanjutnya di Uzbekistan kedua negara menandatangani kerjasama militer dan sepakat atas suplai Rusia terhadap gas Uzbekistan Keterlibatan Rusia dalam menjaga keamanan di Asia Tengah juga terlihat di Tajikistan, dengan adanya pasukan penjaga perbatasan Rusia dikerahkan disepanjang perbatasan Afganistan dan Tajikistan. Ketika pasukan perdamaian CIS ditarik dari Afganistan, Rusia kemudian mendirikan pangkalan militer di Tajikistan. Di Turkmenistan, pada tahun 2000 dalam kunjungan Putin ke Turkmenistan, disetujui untuk membeli gas serta kedua negara sepakat untuk mengkoordinasikan prinsip pedagangan dan kerjasama ekonomi dalam periode ( M. A Smith, 2000: 14-16). Dalam perkembangannya, pada masa pemerintahan Vladimir Putin hingga Dmitry Medvedev kawasan ini masih menjadi kawasan penting bagi implementasi kebijakan luar negeri Rusia di wilayah eks-soviet. Jika pemerintah Rusia menjadikan kawasan ini sebagai bagian dari prioritas kebijakan Near Abroad seharusnya terdapat alasan yang mendasari dibuatnya kebijakan tersebut di mana setiap negara melakukan kebijakan luar negeri untuk mencapai tujuan. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan dan menganalisis faktor-faktor atau alasan dari kebijakan Rusia di Asia Tengah. Landasan Teori dan Konseptual 1. Konsep Kepentingan Nasional Menurut Jack, C. Plano dan Roy Olton kepentingan nasional diartikan sebagai tujuan fundamental dan faktor penentu akhir yang mengarahkan para pembuat keputusan dari suatu negara dalam merumuskan kebijakan luar negeri. Kepentingan nasional suatu negara secara khas merupakan unsur-unsur yang membentuk kebutuhan negara yang paling penting, seperti pertahanan, keamanan, militer, dan kesejahteraan ekonomi. (Anak Agung B.P &Yanyan M.Y, 2005 : 35). Dalam buku T. May Rudi kepentingan nasional diartikan sebagai tujuan yang ingin dicapai sehubungan dengan cita-citakan. Dalam hal ini kepentingan nasional relatif tetap dan sama diantara semua negara/bangsa yaitu keamanan (mencakup kelangsungan hidup dan keutuhan wilayah) dan kesejahteraan (T.May Rudi, 2002: 116). Menurut Thomas W Robinson, kepentingan nasional kemudian dapat dibagi menjadi beberapa bagian yaitu: (James N. Rossenau, 1969: ) a. Primary Interest meliputi perlindungan terhadap identitas, kebudayaan, politk dan kondisi bangsa untuk kelangsungan hidup melawas berbagai ancaman dari luar. 1044

3 Kebijakan Near Abroad Rusia di Kawasan Asia Tengah (Nina Rachmawati) b. Secondary Interest meliputi perlindungan warga diluar negeri. c. Permanent Interset kepentingan yang relative konstan dalam waktu yang lama, hal ini berubah tetapi lambat, d. Variabel Interest merupakan fungsi dari berbagai kelompok seperti opini publik, partisipan politik serta kebiasaan moral dan politik. e. General Interest kepentingan yang dapat diterapkan secara luas melampaui batas negara dimana dapat ditetapkan dengan cara yang positif untuk wilayah geografi yang luas, untuk anggota bangsa atau dalam bidang tertentu ( meliputi ekonomi, perdagangan, hubungan diplomatik, hukum internasional, dll). f. Specific Interest merupakan kepentingan yang sangat khusus dalam waktu tertentu dan sebagai pertumbuhan dari general interest 2. Konsep Kebijakan Luar Negeri Menurut Rosenau kebijakan luar negeri adalah upaya suatu negara melalui keseluruhan sikap dan aktivitasnya untuk mengatasi dan memperoleh keuntungan dari lingkungan eksternalnya, di mana kebijakan tersebut ditujukan untuk memelihara dan mempertahankan kepentingan nasional. (Anak Agung B.P & Yanyan M.Y, 2005: 49). Selanjutnya menurut Rosenau dalam menjalankan kebijakan luar negeri setiap negara memiliki tujuan tertentu. Tujuan dari kebijakan luar negeri sebenarnya adalah fungsi dari proses dimana tujuan tersebut disusun. Tujuan itu sendiri di pengaruhi oleh sasaran yang dilihat pada masa lalu dan aspirasi masyarakat di masa yang akan datang. Tujuan kebijakan luar negeri dibedakan antara tujuan jangka panjang dan jangka pendek. Pada dasarnya tujuan jangka panjang kebijakan luar negeri adalah untuk mencapai perdamaian, keamanan, kesejahteraan dan kekuasaan. (T.May Rudi, 2005 :28). Menurut Holsti, perilaku kebijakan luar negeri tidaklah deterministik dipengaruhi oleh single factor. Dalam kenyataannya, suatu fenomena atau event adalah hasil interaksi atau jalinan dari beragam faktor dan dalam jumlah yang besar, yang tidak hanya kepentingan nasional, tetapi dipengaruhi oleh ideologi, letak geografis, latar belakang historis, struktur sistem internasional, kondisi politik domestik dan lainnya. Dapat dikatakan bahwa kebijakan luar negeri dipengaruhi oleh multiple factor. (T.May Rudi, 2005 :30). 3. Teori geopolitik Menurut Rudolf Kiellen disamping faktor ekonomi dan antropologi, geografi juga mempengaruhi karakter dan kehidupan nasional dari rakyat dan bagian tersebut harus diperhitungkan dalam menyusun politik luar negeri. (Miriam Budiarjo, 1996: 25). Menurut Nicholas J. Spykman ahli geografi politik dan strategi, geografi adalah salah satu faktor kunci dalam membentuk prioritas kebijakan luar negeri. Adapun atribut utama dari wilayah geografis adalah lokasi, topografi, iklim dan sumber daya alam (energi) dimana hal ini berdampak pada sosial budaya dan lingkungan politik. (Ambrish Dhaka : 31). 1045

4 ejournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 1, Nomor 4, 2013: Di dalam geopolitik terdapat geostrategi yang merupakan perumusan strategi nasional dengan memperhitungkan kondisi dan konstelasi geografi sebagi faktor utamanya. Disamping itu dalam merumuskan geostrategi perlu memperhatikan kondisi sosial, budaya, penduduk, sumber daya alam, lingkungan regional maupun internasional. ( Menurut Zbigniew Brzezinski geostrategi adalah arah geografis dari kebijakan luar negeri suatu negara. Lebih tepatnya, geostrategi menggambarkan di mana sebuah negara memusatkan usahanya mencapai tujuan dengan memproyeksikan kekuatan militer dan mengarahkan aktivitas diplomatik. Geostrategi negara tidak selalu termotivasi oleh faktor geografis atau geopolitik. Sebuah negara dapat memproyeksikan kekuatannya ke sebuah wilayah karena alasan ideologis, kelompok kepentingan, atau kehendak dari pemimpinnya ( Metode Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan tipe penelitian eksplanatif, yaitu bertujuan untuk menjelaskan faktor-faktor dan alasan kebijakan Near Abroad Rusia di Asia Tengah tahun Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, dan teknik pengumpulan data yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah melalui library research yaitu berdasarkan dari buku dan media internet. Sedangkan Tehnik analisis data yang digunakan adalah kualitatif dengan metode content analysis dan kajian sejarah yaitu menjelaskan dan menggambarkan data bedasarkan sumber-sumber tertulis yang ada. Pembahasan Kebijakan Rusia terhadap near abroad semakin terlihat sejak masa pemerintahan Vladimir Putin menjadikan eks-soviet yang tergabung dalam CIS sebagai wilayah prioritas dalam kebijakan luar negeri. Di bawah kepemimpinan Vladimir Putin pemerintah Rusia berupaya memperbaiki dan meningkatkan hubungannya dengan negara-negara eks Soviet. Peningkatan hubungan dengan near abroad di Asia Tengah salah satunya di impelemtasikan melalui kebijakan ekonomi dan keamanan. Untuk kebijakan ekonomi dilakukan melalui kerjasama di sektor energi dan perdagangan, sementara itu untuk kebijakan keamanan melalui peran Rusia dalam kerjasama di sektor perbatasan, maupun melalui militer. Setelah Vladimir Putin, kepemimpinan kemudian di lanjutkan oleh Dmitry Medvedev. Meskipun terjadi perubahan kepemimpinan di Rusia, orientasi kebijakan luar negeri Rusia di Asia Tengah tidak berubah, dimana kawasan ini masih menjadi bagian dari prioritas kebijakan luar negeri Rusia di negara-negara eks-soviet. Untuk menganalisis alasan kebijakan luar negeri Rusia akan terkait dengan kepentingan nasionalnya, dimana kepentingan nasional menjadi dasar dan tujuan terjadinya pola hubungan antar negara. Berdasarkan implementasi kebijakan Rusia di Asia Tengah terdapat beberapa faktor yang menjadi alasan kebijakan tersebut yaitu faktor sejarah dan budaya, faktor ekonomi dan faktor politik. 1046

5 Kebijakan Near Abroad Rusia di Kawasan Asia Tengah (Nina Rachmawati) A. Faktor Sejarah dan Budaya. Dari sisi sejarah dan budaya, kebijakan luar negeri Rusia dipengaruhi oleh kejayaan yang pernah dimiliki pada masa lalu. Pada periode Kekaisaran dan Uni Soviet, politik luar negeri ditunjukkan oleh elit politik pemerintah yang ingin menjadikan Rusia sebagai pemimpin. Pemerintahan yang otoriter kemudian berhasil menguasai wilayah Eurasia (Kaukus, Asia Tengah, Timur Jauh) dan dilanjutkan oleh Uni Soviet yang mampu menguasai Eurasia selama kurang lebih tujuh puluh tahun. (R. D Archellie, Hal 50). Ketika masih berada di bawah konstituen Uni Soviet, Rusia merupakan negara sosialis-komunis yang terlibat dalam upaya pencapaian kepentingan-kepentingan Uni Soviet dan berhasil mencapai kejayaannya dengan menjadi salah satu negara yang disegani. Namun kondisi tersebut mengalami perubahan setelah Uni Soviet bubar dimana Rusia kehilangan status adikuasa yang dimiliki sebelumnya. Sebagai negara yang baru merdeka, Rusia mulai mencari identitas baru menjadi sebuah negara demokratis yang menggunakan sistem ekonomi pasar. (A. Fahrurodji: 2005: 191). Meskipun Rusia mengalami krisis ekonomi dan politik, pasca runtuhnya Uni Soviet upaya mengembalikan Rusia sebagai salah satu negara yang memiliki posisi dalam politik internasional menjadi bagian dari tujuan politik luar negeri pada masa Boris Yelstin. Pada masa Vladimir Putin kebijakan politik luar negeri semakin dipertegas dengan orientasi yang berdasarkan pragmatisme, efektifitas ekonomi dan kepentingan nasional sebagai prioritas. Hal tersebut dinyatakan oleh Vladimir Putin dihadapan dewan parlemen, Kebijakan luar negeri Rusia menurutnya yaitu : The Foundation of this policy is pragmatism, economic effectiveness, and priority of national task. Dalam pidatonya yang lain ia juga menyampaikan pada masyarakat Rusia agar tidak melupakan eksistensi negara sebagai kekuatan besar pada masa lalu (masa kekaisaran dan Uni Soviet). (R. D Archellie, Hal 53). Dipengaruhi kejayaan yang pernah dimiliki pada masa kekaisaran dan Uni Soviet, Rusia ingin mendapatkan kembali status great power yang pernah dimiliki pada masa lalu, salah satunya dilakukan dengan memulihkan posisinya dengan negaranegara eks- Soviet. Dalam hal ini faktor sejarah dan budaya memiliki keterkaitan dalam pembentukan identitas Rusia dan termasuk bagian dari kepentingan nasional yang kemudian membentuk kebijakan Rusia di kawasan Asia Tengah. B. Faktor Ekonomi. 1. Keadaan Ekonomi Domestik Pasca Uni Soviet bubar, Rusia mewarisi permasalahan ekonomi dan politik peninggalan Uni Soviet. Di bawah kepemimpinan Boris Yelstin upaya perbaikan kondisi dalam negeri dilakukan melalui kebijakan ekonomi dengan program kebijakan berupa: stabilisasi ekonomi (berdasarkan kebijakan moneter, kredit ketat dan pengutan nilai mata uang rubel), liberalisasi harga, privatisasi perusahaan milik negara, reformasi sistem pajak dan perbankan. (Richard Sakwa, 1047

6 ejournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 1, Nomor 4, 2013: , Hal 290). Dalam perkembangannya, kebijakan tersebut belum berhasil memperbaiki kondisi perekonomian Rusia hingga Boris Yelstin mengundurkan diri pada tahun Pada tahun , perekonomian Rusia secara signifikan mengalami perkembangan. Hal ini dipengaruhi oleh keuntungan yang diperoleh dari kenaikan harga minyak dunia untuk ekspor utama Rusia (minyak bumi dan gas) serta pelaksanaan reformasi sosial dan ekonomi yang meliputi (pajak, perbankan, lahan/pertanahan, ketenagakerjaan). Akibat kondisi perekonomian yang terus membaik, pada pertengahan tahun 2008 cadangan defisa Rusia hampir mencapai 600 milliar dollar US (terbesar ketiga di dunia), (globaledge.msu.edu). Selain berhasil memperbaiki kondisi domestik Rusia, kebangkitan ekonomi pada masa pemerintahan Vladimir Putin merupakan salah satu faktor yang kemudian ikut memberi pengaruh pada kembalinya peran dan posisi Rusia dalam masyarakat internasional. Pada tahun 2007 Rusia telah menjadi ekonomi terbesar terbesar kesepuluh dunia (Richard Sakwa, 2008, Hal 382). Keadaan ekonomi yang membaik juga menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi kebijakan luar negeri Rusia di negara-negara eks-soviet, dalam hal ini termasuk hubungannya dengan negara di Asia Tengah. Dengan ekonomi yang baik Rusia dapat menunjukkan posisinya dan menjadi salah satu pasar potensial bagi negara di kawasan. 2. Energi di Asia Tengah Perkembangan ekonomi yang dialami Rusia tidak hanya berhasil membawa perubahan terhadap kondisi ekonomi, politik, domestik, namun juga mempengaruhi posisinya yang kembali diperhitungkan dalam masyarakat internasional. Seiring dengan meningkatnya ekonomi Rusia, hubungan ekonominya dengan negara-negara eks Soviet juga mengalami perkembangan yang signifikan. Di Asia Tengah, kebijakan near abroad Rusia pada masa pemerintahan Putin dan Medvedev didasarkan pada tujuan ekonomi yang diarahkan untuk memperoleh cadangan devisa. Bagi Rusia, secara geopolitik Asia Tengah memiliki posisi yang strategis dimana berbatasan dengan Cina dan memiliki cadangan energi yang tersebar di berbagai wilayah. Dilihat dari posisi strategisnya, masing-masing negara di kawasan memiliki potensi energi yang beragam. Kazakhstan termasuk negara pemimpin dunia dalam produksi Batu Bara dan bersama Uzbekistan merupakan 10 besar negara dengan cadangan Uranium. Di kawasan, Tajikistan dan Kyrgistan merupakan negara yang memiliki sumber daya tenaga air dimana sumber daya tersebut dapat dimanfaatkan untuk listik di Rusia, Afganistan, Cina, Pakistan, Iran, India maupun untuk listrik negara-negara lain di kawasan. (Asian Development bank, 2010, Hal 51). Selain itu gas alam juga memiliki potensi yang besar karena keberadaannya lebih merata. Pada tahun 2005 Kazakhstan, Turkmenistan, dan Uzbekistan termasuk

7 Kebijakan Near Abroad Rusia di Kawasan Asia Tengah (Nina Rachmawati) besar negara dengan produski gas alam dan 20 besar untuk gas yang di ekspor (Asian Development bank, 2010, Hal 55). Potensi energi yang dimiliki negara di kawasan Asia Tengah dapat dilihat pada tabel 4.1 Tabel.4.1 Potensi Energi negara-negara di Asia Tengah Minyak * Miliar barel Gas Alam * trilliun kubik Batu Bara *juta tons Uranium, * ribu tons Hidropower, * miliard tons kilowatt Kazakstan Kyrgyz Tajiki Turkme Uzbekista Total Republic stan nistan n , ,307 38, Sumber : Asian Development Bank, Hal 51 Secara geografis negara di Asia Tengah juga berbatasan dengan laut Kaspia yang menjadi perhatian internasional karena cadangan Hidrokarbonnya. The International Energy Agency (IEA) memperkirakan daerah Kaspia (termasuk Azerbaijan) mengandung 3,5 persen cadangan minyak dunia yang sebagian besar cadangan minyak berada di Kazakhstan dan untuk volume yang lebih kecil berada di Azerbaijan serta Turkmenistan. Sementara itu keberadaan cadangan Gas Alam sebagian besar terkonsentrasi di Turkmenistan. (Alexsandros Petersen & Katinka Barysch, 2011: 22). Dari pemaparan diatas dapat dilihat bahwa kawasan Asia Tengah merupakan salah satu kawasan dengan potensi sumber daya alam yang signifikan. Munculnya kawasan ini sebagai kawasan strategis menarik perhatian Rusia untuk mengembangkan dan meningkatkan kerjasama di sektor energi melalui investasi yang dilakukan perusahaan Rusia seperti Gazprom, Lukoil, dan Rosneff. Pada masa kepemimpinan Vladimir Putin intensitas keterlibatan Rusia dalam bidang energi di Asia Tengah terlihat dengan berbagai kerjasama yang dilakukan seperti kerjasama pengembangan (eksplorasi) dan produksi minyak dan gas alam, kerjasama transfer pasokan energi baik gas alam maupun minyak. Dalam perkembangannya, pada masa pemerintahan Dmitry Medvedev upaya peningkatan kerjasama di sektor energi dan perdagangan menjadi agenda yang dibahas dalam berbagai pertemuan yang dilakukan dengan negara-negara di kawasan. Masih pentingnya kawasan Asia tengah bagi Rusia di tunjukkan oleh Dmitry Medvedev dengan melakukan perjalanan pertamanya sebagai presiden untuk mengunjungi Kazkahstan, dalam kunjungan tersebut kedua negara bernegosiasi untuk mengembangkan kerjasama yang sebelumnya telah terajalin 1049

8 ejournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 1, Nomor 4, 2013: baik ekonomi, investasi industri minyak dan gas serta membahas isu-isu kebijakan luar negeri. ( Kerjasama di sektor energi menjadi bagian penting yang mewarnai hubungan ekonomi Rusia dan Asia Tengah. Melalui kerjasama di sektor energi menunjukkan adanya kepentingan ekonomi di kawasan. Meskipun Rusia termasuk negara yang kaya akan cadangan sumber daya alam, tak dapat dipungkiri bahwa energi di Asia Tengah merupakan salah satu alternatif yang dapat memberikan keuntungan bagi Rusia dalam menjaga pasokan keamanan energi yang dapat ditujukan untuk memenuhi konsumsi energi dalam negeri maupun untuk di ekspor ke negara-negara lain. Pada dasarnya, akses terhadap energi di kawasan Asia Tengah tidak hanya menjadi kepentingan Rusia. Munculnya Asia Tengah sebagai kawasan dengan potensi energi juga menarik perhatian aktor lain seperti Cina yang juga memiliki kepentingan strategis. Kehadiran Cina di kawasan juga didasarkan pada faktor energi yang ditujukan untuk untuk kebutuhan industri domestik. Seiring dengan terjadinya peningkatan ekonomi Cina, kebutuhan energi domestik juga semakin meningkat, karena itu energi pencarian sumber energi alternatif diperlukan untuk menjaga kepentingan. Dengan tersedianya energi, Cina dapat mengamankan konsumsi energi dalam negeri sehingga dapat mendorong perkembangan industri domestik dan berdampak pada meningkatnya perekonomian. Dalam beberapa tahun terakhir, Cina berhasil meningkatkan hubungannya dengan lima negara di kawasan yang sebagian besar dipengaruhi oleh tujan ekonomi, untuk mengamankan minyak di kawasan dan kekayaan gas alam. Pada tahun 2009 Pipa Turkmenistan-Cina mulai beroperasi dan kemudian akan mengangkut 40 miliar meter kubik gas pertahun. Selain itu Cina juga membangun jalan dan terowongan di Tajikistan, pengembangan minyak di Kazakhstan dan membangun pipa gas alam km dari Turkmenistan. Untuk perdagangan, Cina merupakan salah satu partner utama negara di kawasan dalam hal perdagangan. Menurut data resmi Cina, perdagangan dengan Asia Tengah telah meningkat dari 500 juta dolar pada tahun 1992 menjadi 26 miliar dollar tahun 2009.( Selain itu pentingnnya kawasan ini juga ditunjukkan oleh Cina melalui keterlibatannya dalam Shanghai Coopration Organisation yang didalamnya terdapat kerjasama dalam bidang ekonomi dan keamanan yang juga melibatkan Rusia. Adanya kepentingan terhadap negara di kawasan, mengakibatkan Rusia dan Cina berusaha melakukan kebijakan luar negeri yang ditujukan untuk meningkatkan kerjasama. Hal ini juga merupakan instrument yang digunakan untuk menunjukkan pengaruhnya di kawasan. Meskipun Rusia dan Cina memiliki kedekatan hubungan bilateral yang dekat, serta memiliki kepentingan yang serupa terhadap negara di kawasan, keberadaan Cina di kawasan dapat menciptakan persaingan dengan Rusia dalam hal penguasaan energi. Peningkatan ekonomi Cina memberikan alternatif bagi negara di kawasan dalam melakukan kerjasama 1050

9 Kebijakan Near Abroad Rusia di Kawasan Asia Tengah (Nina Rachmawati) dengan negara di luar eks Soviet dan keberadaannya dapat mempengaruhi posisi Rusia dalam menjadi basis ekonomi bagi negara di kawasan. C. Faktor Politik Dari segi politik, Kebijakan luar negeri Rusia di Asia Tengah dipengaruhi oleh tujuan untuk memperluas pengaruh di negara-negara eks-soviet. Di kawasan Asia Tengah, Rusia menginginkan adanya hubungan khusus dengan posisinya adalah sebagai negara pemimpin. Dalam rangka mencapai hal tersebut, salah satunya dilakukan dengan berperan dalam menjaga stabilitas keamanan di kawasan. Untuk Asia Tengah, ketidakstabilan dan ancaman terhadap keamanan domestik berasal dari konflik berkepanjangan yang masih terjadi di Afganistan, selain itu juga berasal dari meningkatnya gerakan ekstrimisme Islam, terorisme dan meningkatnya perdagangan obat terlarang melalui perbatasan Afganistan. Kondisi ini tidak hanya menjadi ancaman bagi negara-negara di kawasan. Terganggunya stabilitas keamanan dapat memberikan dampak bagi negara di luar kawasan seperti adanya penyebaran perdagangan obat terlarang yang melewati perbatasan Asia Tengah dan dapat menyebar ke luar kawasan termasuk Rusia yang memiliki kedekatan geografi dengan negara di Asia Tengah. Untuk mengatasi hal tersebut pemerintah Rusia dan negara di Asia Tengah aktif melalukan kerjasama menjaga keamanan yang salah satunya dilakukan dengan menjaga perbatasan negara-negara di kawasan. Kehadiran pasukan militer Rusia juga di tempatkan di kawasan ini untuk menjaga kondisi domestik menghadapi ancaman terorisme. Selain Rusia, stabilitas keamanan kawasan ini juga menjadi kepentingan Amerika Serikat yang keberadaannya semakin terlihat pasca terjadinya peristiwa 11 September Dalam rangka melawan gerakan terorisme negara-negara di kawasan ini mendukung kebijakan war on terorism AS dan mengizinkan sebagian wilayahnya digunakan dalam rangka perang melawan terorisme di Afganistan. Hingga masa pemerintahan Barack Obama, AS masih menunjukkan kehadirannya di kawasan yang ditujukan untuk : Memaksimalkan kerjasama negara-negara di kawasan dengan koalisi yang memiliki kesamaan yaitu kontra terhadap terorisme termasuk upaya di Afghanistan (khususnya kerjasama AS dan Pangkalan udara NATO sebagai wilayah transit pasukan AS, pasokan ke Afganistan maupun dari Afganistan, meningkatkan pengembangan dan diversifikasi energi, sumber daya lainnya dan rute dari pasokan energi, mempromosikan munculnya pemerintahan yang baik dan menghormati hak asasi manusia, mendorong ekonomi pasar yang kompetitif, memerangi perdagangan narkotika dan perdagangan orang serta, mempertahankan nonproliferasi (Jim Nichol, 2013: 3). Karena kondisi keamanan di Afganistan yang belum stabil menyebabkan pemerintah AS masih akan menggunakan wilayah di Asia Tengah sebagai basis agar dapat menghubungkan pasokan AS dan NATO ke dalam dan keluar Afganistan. 1051

10 ejournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 1, Nomor 4, 2013: Kehadiran Amerika Serikat dalam operasi militer di Afghanistan dan mencari Al - Qaeda, Taliban, dan kelompok teroris lainnya di Asia Tengah telah mendorong wilayah tersebut menjadi bagian dari prioritas keamanan nasional AS. Selain itu, kepentingan ekonomi terus diciptakan oleh permintaan energi Kaspia membuat hubungan politik dan ekonomi jangka panjang dengan Asia Tengah penting bagi Amerika Serikat. ( Keterlibatan aktor lain di kawasan ini memberikan reaksi dan perubahan terhadap kondisi domestik kawasan. Bagi negara-negara di kawasan kerjasama ini menjadi penting karena dapat membantu mengurangi ketergantungan pada Rusia, Sementara itu dari perspektif Rusia adanya aktor-aktor tersebut dapat mempengaruhinya dalam memperluas pengaruh di kawasan. Untuk menjaga Asia Tengah berada dalam lingkup pengaruhnya, Rusia berusaha mempertahankan posisinya dengan aktif dan memaksimalkan perannya melalui kerjasama ekonomi dan keamanan yang dilakukan secara bilateral. Selain itu Rusia juga melakukan kerjasama secara multilateral seperti melalui CSTO (The Collective Security Treaty Organisation) maupun melalui EuRAsEC (The Eurasian Economic Community) dimana dalam organisasi tersebut melibatkan Rusia dan negara di kawasan. KESIMPULAN Kebijakan Near Abroad Rusia adalah kebijakan luar negeri yang ditujukan terhadap negara-negara eks-soviet. Di Asia Tengah pembuatan dan implementasi kebijakan ini di pengaruhi oleh faktor sejarah dan budaya, faktor ekonomi dan faktor politik. Untuk faktor sejarah dan budaya, di pengaruhi oleh identitas Rusia di masa lalu dimana Rusia ingin mendapatkan kembali statusnya sebagai kekuatan besar. Dari faktor ekonomi di pengaruhi oleh membaiknya perekonomian domestik dan di dasarkan pada kepentingan ekonomi untuk memperoleh cadangan devisa negara di kawasan melalui kerjasama di sektor energi. Selanjutnya, faktor politik dipengaruhi oleh keinginan Rusia untuk memperluas pengaruh sehingga dapat mempertahankan posisinya dalam menghadapi aktor-aktor lain di kawasan seperti Amerika Serikat dan Cina. REFERENSI Buku : Budiarjo Miriam, 1996, Dasar-dasar ilmu politik, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Dhaka Ambrish, South Asia and Central Asia : geopolitical Dynamics, Mangal Deep Publication, Jaipur. Fahrurodji, A Rusia Baru menuju Demokrasi Pengantar Sejarah dan Latar Belakang Sejarahnya. Jakarta : Yayasan Obor. 1052

11 Kebijakan Near Abroad Rusia di Kawasan Asia Tengah (Nina Rachmawati) Perwita, Anak Agung B & Yanyan M.Y, 2005, Pengantar Ilmu Hubungan Internasional, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung. Rosenau James (ed),1969, International Politics & Foreugn Policy : A Reader In Research and Theor. The Free Press A Division of Macmillan Publising Co.Inc. New York. Rudi, T May, 2002, Study Strategis dalam Transformasi Pasca Perang Dingin, PT Refika Aditama, Bandung. Sakwa Richard, 2008, Russian Politics and Society fourth edition, Routledge Taylor & Francais Group, 2008, London and New York. Jurnal : Jurnal R.de Archellie, Pragmatisme Politik Luar Negeri Vladimir Putin, Glasnot Vol.4 No.2 Oktober 2008 Maret Media Internet : Asian Development Bank, Central Asia Atlas of Natural Resource, terdapat di CF4A21C7AD Central Asia, China, What s Next?, terdapat di diunduh pada tanggal 8 September 2013 Central Asia as the new arena in U.S.-Sino relations, terdapat di di Defining Geostrategy, terdapat di Jim Nichol, Central Asia : Regional Developments and implications for U.S Interest, CRS report for congress, 2013 terdapat di Medvedev Arrived in Kazakhstan on First official Visit, terdapat di Petersen Alexsandros & Barysch Katinka, 2011, Russia, China, and The Geopolitical of Energy in Central Asia, Published by the Centre for European (CER), London, terdapat di 1/rp_ pdf 1053

12 ejournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 1, Nomor 4, 2013: Pengertian Geosrategi, terdapat di, Russia Economy terdapat di Smith M A, Russian Foreign Policy 2000 : The Near Arboard, Conflict Studies Research Centre terdapat di nt_singledocument/86d9f2e3-30f7-44b7-81f0 8263f0e62eaf/en/00_Dec.pdf 1054

BAB IV REAKSI RUSIA TERHADAP HUBUNGAN AMERIKA SERIKAT- UZBEKISTAN. Sebagaimana telah diketahui berdasarkan bab sebelumnya, bahwa bahkan

BAB IV REAKSI RUSIA TERHADAP HUBUNGAN AMERIKA SERIKAT- UZBEKISTAN. Sebagaimana telah diketahui berdasarkan bab sebelumnya, bahwa bahkan BAB IV REAKSI RUSIA TERHADAP HUBUNGAN AMERIKA SERIKAT- UZBEKISTAN Bab IV ini akan membahas mengenai reaksi Rusia sebagai faktor eksternal yang mempengaruhi kegagalan Amerika Serikat dalam melancarkan ambisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. potensial bagi kawasan disekitarnya. Kawasan Asia Tengah terdiri dari lima

BAB I PENDAHULUAN. potensial bagi kawasan disekitarnya. Kawasan Asia Tengah terdiri dari lima BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Asia Tengah merupakan salah satu kawasan yang sangat strategis di dunia. Asia tengah merupakan penghubung antara Asia Timur dan Timur Tengah yang kaya akan hasil

Lebih terperinci

bilateral, multilateral maupun regional dan peningkatan henemoni Amerika Serikat di dunia. Pada masa perang dingin, kebijakan luar negeri Amerika

bilateral, multilateral maupun regional dan peningkatan henemoni Amerika Serikat di dunia. Pada masa perang dingin, kebijakan luar negeri Amerika BAB V KESIMPULAN Amerika Serikat merupakan negara adikuasa dengan dinamika kebijakan politik luar negeri yang dinamis. Kebijakan luar negeri yang diputuskan oleh Amerika Serikat disesuaikan dengan isu

Lebih terperinci

BAB I. Pendahuluan. Rusia memiliki luas wilayah sebesar 17,098,242 km² dan merupakan negara

BAB I. Pendahuluan. Rusia memiliki luas wilayah sebesar 17,098,242 km² dan merupakan negara BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah Rusia merupakan salah satu dari negara yang tergabung dalam rezim Uni Soviet pada masanya. Setelah runtuhnya Uni Soviet Rusia menjadi negara eks- Soviet terbesar

Lebih terperinci

SINGKATAN DAN ISTILAH...

SINGKATAN DAN ISTILAH... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI... iii KATA PENGANTAR... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR GRAFIK... vii DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR SINGKATAN

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN PENGESAHAN... ii. PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI... iii. KATA PENGANTAR... iv. DAFTAR ISI... vi. DAFTAR TABEL...

DAFTAR ISI. HALAMAN PENGESAHAN... ii. PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI... iii. KATA PENGANTAR... iv. DAFTAR ISI... vi. DAFTAR TABEL... DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI... iii KATA PENGANTAR... iv DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR SINGKATAN... x ABSTRACT... xi ABSTRAK... xii

Lebih terperinci

BAB IV Kepentingan Pemerintah Rusia di Wilayah Asia Tengah era Vladimir Putin dalam keanggotaannya di The Commonwealth of Independent States

BAB IV Kepentingan Pemerintah Rusia di Wilayah Asia Tengah era Vladimir Putin dalam keanggotaannya di The Commonwealth of Independent States BAB IV Kepentingan Pemerintah Rusia di Wilayah Asia Tengah era Vladimir Putin dalam keanggotaannya di The Commonwealth of Independent States Rusia dan Asia Tengah dalam dunia internasional memiliki sejarah

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Universitas Indonesia. Diplomasi energi..., Muhammad Ali Busthomi, FISIP UI, 2010.

BAB V PENUTUP. Universitas Indonesia. Diplomasi energi..., Muhammad Ali Busthomi, FISIP UI, 2010. 100 BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Rusia adalah salah satu negara produksi energi paling utama di dunia, dan negara paling penting bagi tujuan-tujuan pengamanan suplai energi Eropa. Eropa juga merupakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Globalisasi menjadi sebuah wacana yang menarik untuk didiskusikan

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Globalisasi menjadi sebuah wacana yang menarik untuk didiskusikan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Globalisasi menjadi sebuah wacana yang menarik untuk didiskusikan dalam berbagai bidang, tak terkecuali dalam bidang ekonomi. Menurut Todaro dan Smith (2006), globalisasi

Lebih terperinci

RESUME SKRIPSI. Dalam pergaulan internasional setiap negara tidak. bisa melepaskan diri dari hubungan atau kerjasama antar

RESUME SKRIPSI. Dalam pergaulan internasional setiap negara tidak. bisa melepaskan diri dari hubungan atau kerjasama antar RESUME SKRIPSI Dalam pergaulan internasional setiap negara tidak bisa melepaskan diri dari hubungan atau kerjasama antar negara yang melintasi batas negara. Sebagian besar negara-negara di dunia saling

Lebih terperinci

4.2 Respon Uni Eropa dan Amerika Terhadap Konflik Rusia dan Ukraina Dampak Sanksi Ekonomi Terhadap Pariwisata Rusia

4.2 Respon Uni Eropa dan Amerika Terhadap Konflik Rusia dan Ukraina Dampak Sanksi Ekonomi Terhadap Pariwisata Rusia iv DAFTAR ISI DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GRAFIK... vii DAFTAR SINGKATAN... viii ABSTRAK... ix ABSTRACT... x BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Masalah... 7 1.3 Batasan

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. Strategi keamanan..., Fitria Purnihastuti, FISIP UI, 2008

BAB IV PENUTUP. Strategi keamanan..., Fitria Purnihastuti, FISIP UI, 2008 BAB IV PENUTUP A.Kesimpulan Sangat jelas terlihat bahwa Asia Tengah memerankan peran penting dalam strategi China di masa depan. Disamping oleh karena alasan alasan ekonomi, namun juga meluas menjadi aspek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai negara selalu menarik untuk dikaji karena begitu kuatnya

BAB I PENDAHULUAN. berbagai negara selalu menarik untuk dikaji karena begitu kuatnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehadiran Amerika Serikat dalam menjalin kerjasama dengan berbagai negara selalu menarik untuk dikaji karena begitu kuatnya kepentingan yang dibawa oleh Amerika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya peran energi dalam kebutuhan sehari-hari mulai dari zaman dahulu

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya peran energi dalam kebutuhan sehari-hari mulai dari zaman dahulu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Topik tentang energi saat ini menjadi perhatian besar bagi seluruh dunia. Pentingnya peran energi dalam kebutuhan sehari-hari mulai dari zaman dahulu hingga sekarang

Lebih terperinci

JURUSAN SOSIAL YOGYAKARTA

JURUSAN SOSIAL YOGYAKARTA UPAYA JEPANG DALAM MENJAGA STABILITAS KEAMANAN KAWASAN ASIA TENGGARA RESUME SKRIPSI Marsianaa Marnitta Saga 151040008 JURUSAN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA- SAUDI ARABIA BULAN : JUNI 2015

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA- SAUDI ARABIA BULAN : JUNI 2015 PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA- SAUDI ARABIA BULAN : JUNI 2015 A. Perkembangan Perekonomian Saudi Arabia. 1. Dana Moneter Internasional (IMF) menyatakan pertumbuhan ekonomi di Saudi Arabia diatur melambat

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KEBIJAKAN LUAR NEGERI AMERIKA SERIKAT TERHADAP NEGARA- NEGARA ISLAM PADA MASA PEMERINTAHAN GEORGE WALKER BUSH DAN BARACK OBAMA RESUME

PERBANDINGAN KEBIJAKAN LUAR NEGERI AMERIKA SERIKAT TERHADAP NEGARA- NEGARA ISLAM PADA MASA PEMERINTAHAN GEORGE WALKER BUSH DAN BARACK OBAMA RESUME PERBANDINGAN KEBIJAKAN LUAR NEGERI AMERIKA SERIKAT TERHADAP NEGARA- NEGARA ISLAM PADA MASA PEMERINTAHAN GEORGE WALKER BUSH DAN BARACK OBAMA RESUME Dinamika politik internasional pasca berakhirnya Perang

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN. Perkembangan pada konstalasi politik internasional pasca-perang Dingin

BAB IV KESIMPULAN. Perkembangan pada konstalasi politik internasional pasca-perang Dingin BAB IV KESIMPULAN Perkembangan pada konstalasi politik internasional pasca-perang Dingin memiliki implikasi bagi kebijakan luar negeri India. Perubahan tersebut memiliki implikasi bagi India baik pada

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Era globalisasi menuntut adanya keterbukaan ekonomi yang semakin luas dari setiap negara di dunia, baik keterbukaan dalam perdagangan luar negeri (trade openness) maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Iran merupakan negara salah satu dengan penghasilan minyak bumi terbesar di

BAB I PENDAHULUAN. Iran merupakan negara salah satu dengan penghasilan minyak bumi terbesar di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Iran merupakan negara salah satu dengan penghasilan minyak bumi terbesar di dunia. Negara para mullah ini menduduki posisi ke-5 didunia setelah mengalahkan negara

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Isu globalisasi sering diperbincangkan sejak awal tahun Globalisasi

I. PENDAHULUAN. Isu globalisasi sering diperbincangkan sejak awal tahun Globalisasi I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Isu globalisasi sering diperbincangkan sejak awal tahun 1980. Globalisasi selain memberikan dampak positif, juga memberikan dampak yang mengkhawatirkan bagi negara yang

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN. Universitas Indonesia

BAB 5 KESIMPULAN. Universitas Indonesia BAB 5 KESIMPULAN Dalam bab terakhir ini akan disampaikan tentang kesimpulan yang berisi ringkasan dari keseluruhan uraian pada bab-bab terdahulu. Selanjutnya, dalam kesimpulan ini juga akan dipaparkan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Runtuhnya Uni Soviet pada tahun 1990an merubah konstelasi politik dunia. Rusia

BAB V KESIMPULAN. Runtuhnya Uni Soviet pada tahun 1990an merubah konstelasi politik dunia. Rusia BAB V KESIMPULAN Runtuhnya Uni Soviet pada tahun 1990an merubah konstelasi politik dunia. Rusia berubah dari super power state menjadi middle-power state (negara dengan kekuatan menengah). Kebijakan luar

Lebih terperinci

melakukan Revolusi Kuba dan berhasil menjatuhkan rezim diktator Fulgencio merubah orientasi Politik Luar Negeri Kuba lebih terfokus pada isu-isu high

melakukan Revolusi Kuba dan berhasil menjatuhkan rezim diktator Fulgencio merubah orientasi Politik Luar Negeri Kuba lebih terfokus pada isu-isu high BAB V KESIMPULAN Dari keseluruhan uraian skripsi maka dapat diambil kesimpulan yang merupakan gambaran menyeluruh dari hasil pembahasan yang dapat dikemukakan sebagai berikut : Hubungan luar negeri antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini banyak negara dunia menyadari bahwa betapa pentingnya energi, sehingga keberadaan energi sekarang ini menjadi isu global yang intens/sering dibicarakan.

Lebih terperinci

Peningkatan Kerjasama Indonesia India

Peningkatan Kerjasama Indonesia India Peningkatan Kerjasama Indonesia India Tulisan ini dimuat dalam buletin Atase Pendidikan KBRI New Delhi Edisi VI, ditampilkan di blog dengan harapan agar bisa berbagi informasi bagi teman-teman yang belum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. luas wilayah negara, namun akan berbeda halnya jika membahas mengenai

BAB I PENDAHULUAN. luas wilayah negara, namun akan berbeda halnya jika membahas mengenai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam membahas mengenai prinsip politik luar negeri, sejarah ideologi dan kepentingan nasional menjadi elemen-elemen penting yang harus dipertimbangkan. Setiap

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perkembangan industrialisasi modern saat ini. Salah satu yang harus terus tetap

I. PENDAHULUAN. perkembangan industrialisasi modern saat ini. Salah satu yang harus terus tetap I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan akan energi dunia akan semakin besar seiring dengan pesatnya perkembangan industrialisasi modern saat ini. Salah satu yang harus terus tetap terpenuhi agar roda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bidang, tak terkecuali dalam bidang ekonomi. Menurut Todaro dan Smith (2006), globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. bidang, tak terkecuali dalam bidang ekonomi. Menurut Todaro dan Smith (2006), globalisasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Globalisasi menjadi sebuah wacana yang menarik untuk didiskusikan dalam berbagai bidang, tak terkecuali dalam bidang ekonomi. Menurut Todaro dan Smith (2006), globalisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan Eropa Barat membuat suatu kebijakan dengan memberikan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan Eropa Barat membuat suatu kebijakan dengan memberikan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Skripsi ini akan mengupas mengenai alasan kebijakan luar negeri Uni Eropa memberikan dukungan terhadap Ukraina dalam kasus konflik gerakan separatisme pro-rusia di Ukraina.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasca kekalahannya dalam Perang Dunia II, Jepang berusaha untuk bangkit kembali menjadi salah satu kekuatan besar di dunia. Usaha Jepang untuk bangkit kembali dilakukan

Lebih terperinci

turut melekat bagi negara-negara di Eropa Timur. Uni Eropa, AS, dan NATO menanamkan pengaruhnya melalui ide-ide demokrasi yang terkait dengan ekonomi,

turut melekat bagi negara-negara di Eropa Timur. Uni Eropa, AS, dan NATO menanamkan pengaruhnya melalui ide-ide demokrasi yang terkait dengan ekonomi, BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Dengan berbagai aspek yang telah dinilai oleh pembuat kebijakan di Montenegro untuk bergabung dalam NATO, terdapat polemik internal dan eksternal yang diakibatkan oleh kebijakan

Lebih terperinci

DOSEN : Dr. AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI

DOSEN : Dr. AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI DOSEN : Dr. AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI FISIP HI UNJANI CIMAHI 2011 Tinjauan Umum Teori Kepentingan Nasional Teori National Interest Versi Hans J. Morgenthau Teori National Interest Versi Donald Nuchterlin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penggabungan kekuatan melalui peningkatan hubungan bilateral merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. Penggabungan kekuatan melalui peningkatan hubungan bilateral merupakan salah BAB I PENDAHULUAN A. Alasan Pemilihan Judul Penggabungan kekuatan melalui peningkatan hubungan bilateral merupakan salah satu bagian dari fenomena yang menarik. Karena dalam penggabungan semacam ini menjadi

Lebih terperinci

mengakibatkan potensi ancaman dan esklasi konflik. Eskalasi konflik di kawasan mulai terlihat dari persaingan anggaran belanja militer Cina, Korea

mengakibatkan potensi ancaman dan esklasi konflik. Eskalasi konflik di kawasan mulai terlihat dari persaingan anggaran belanja militer Cina, Korea BAB V PENUTUP Tesis ini menjelaskan kompleksitas keamanan kawasan Asia Timur yang berimplikasi terhadap program pengembangan senjata nuklir Korea Utara. Kompleksitas keamanan yang terjadi di kawasan Asia

Lebih terperinci

Kepentingan Amerika Serikat Membantu Uganda Memerangi LRA Dengan. Recovery Act

Kepentingan Amerika Serikat Membantu Uganda Memerangi LRA Dengan. Recovery Act Kepentingan Amerika Serikat Membantu Uganda Memerangi LRA Dengan Terlibat Dalam Lord's Resistance Army Disarmament and Northern Uganda Recovery Act Lord s Resistance Army (LRA) suatu kelompok pemberontak

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. I.6.1 Kelemahan Organisasi Internasional secara Internal I.6.2 Kelemahan Organisasi Internasional dari Pengaruh Aktor Eksternal...

DAFTAR ISI. I.6.1 Kelemahan Organisasi Internasional secara Internal I.6.2 Kelemahan Organisasi Internasional dari Pengaruh Aktor Eksternal... DAFTAR ISI DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GAMBAR... iii DAFTAR GRAFIK... iii DAFTAR SINGKATAN... iii ABSTRAK... iii ABSTRACT... iv BAB I PENDAHULUAN... 1 I.1 Latar Belakang... 1 I.2 Rumusan

Lebih terperinci

ANALISIS POLITIK LUAR NEGERI. Oleh : Agus Subagyo, S.IP.,M.SI FISIP UNJANI

ANALISIS POLITIK LUAR NEGERI. Oleh : Agus Subagyo, S.IP.,M.SI FISIP UNJANI ANALISIS POLITIK LUAR NEGERI POLITIK LUAR NEGERI INDONESIA PADA MASA DEMOKRASI PARLEMENTER : STUDI KASUS KONFERENSI ASIA AFRIKA BANDUNG ANALISIS KEPENTINGAN NASIONAL Oleh : Agus Subagyo, S.IP.,M.SI FISIP

Lebih terperinci

2 masing-masing negara masih berhak untuk menentukan sendiri hambatan bagi negara non anggota. 1 Sebagai negara dalam kawasan Asia Tenggara tentunya p

2 masing-masing negara masih berhak untuk menentukan sendiri hambatan bagi negara non anggota. 1 Sebagai negara dalam kawasan Asia Tenggara tentunya p 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era globalisasi yang semakin maju ini ada banyak isu-isu yang berkembang. Bukan hanya isu mengenai hard power yang menjadi perhatian dunia, tetapi isu soft

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki abad ke-21, bahan bakar fosil 1 masih menjadi sumber. energi yang dominan dalam permintaan energi dunia.

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki abad ke-21, bahan bakar fosil 1 masih menjadi sumber. energi yang dominan dalam permintaan energi dunia. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Memasuki abad ke-21, bahan bakar fosil 1 masih menjadi sumber energi yang dominan dalam permintaan energi dunia. Dibandingkan dengan kondisi permintaan energi beberapa

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. para pemimpin yang mampu membawa China hingga masa dimana sektor

BAB V KESIMPULAN. para pemimpin yang mampu membawa China hingga masa dimana sektor BAB V KESIMPULAN China beberapa kali mengalami revolusi yang panjang pasca runtuhnya masa Dinasti Ching. Masa revolusi yang panjang dengan sendirinya melahirkan para pemimpin yang mampu membawa China hingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada saat berlangsungnya Perang Dingin antara Blok Barat dengan Blok Timur, Vietnam ikut terlibat dalam Perang Vietnam melawan Amerika Serikat (AS). Blok barat

Lebih terperinci

BAB II PERKEMBANGAN BRIC. signifikan pasca krisis ekonomi besar yang melanda beberapa Negara-negara besar.

BAB II PERKEMBANGAN BRIC. signifikan pasca krisis ekonomi besar yang melanda beberapa Negara-negara besar. BAB II PERKEMBANGAN BRIC BRIC merupakan organisasi yang mengalami perkembangan yang signifikan pasca krisis ekonomi besar yang melanda beberapa Negara-negara besar. Sejak saat itu BRIC mulai dikenal sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan perekonomian suatu negara. Tanpa energi, suatu negara akan. dapat menghambat laju roda perekonomian suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan perekonomian suatu negara. Tanpa energi, suatu negara akan. dapat menghambat laju roda perekonomian suatu negara. BAB I PENDAHULUAN Energi merupakan suatu kebutuhan signifikan yang harus dipenuhi untuk kelangsungan perekonomian suatu negara. Tanpa energi, suatu negara akan mengalami kemacetan dalam menjalankan kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat masih berupa non-intervensi. Namun ketika Perang Dunia Kedua

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat masih berupa non-intervensi. Namun ketika Perang Dunia Kedua BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ketika Perang Dunia Pertama terjadi, tren utama kebijakan luar negeri Amerika Serikat masih berupa non-intervensi. Namun ketika Perang Dunia Kedua terjadi Amerika

Lebih terperinci

BAB I Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB I Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Six Party Talks merupakan sebuah mekanisme multilateral yang bertujuan untuk mewujudkan upaya denuklirisasi Korea Utara melalui proses negosiasi yang melibatkan Cina,

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN. Dampak krisis..., Adjie Aditya Purwaka, FISIP UI, Universitas Indonesia

BAB 5 KESIMPULAN. Dampak krisis..., Adjie Aditya Purwaka, FISIP UI, Universitas Indonesia 90 BAB 5 KESIMPULAN Republik Rakyat Cina memiliki sejarah perkembangan politik, sosial dan ekonomi yang sangat dinamis semenjak ribuan tahun yang silam. Republik Rakyat Cina atau RRC adalah merupakan salah

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI SHANGHAI COOPERATION ORGANIZATION. sistem pemerintahan negara negara baru merdeka. (Hidayatulah, 2009)

BAB II DESKRIPSI SHANGHAI COOPERATION ORGANIZATION. sistem pemerintahan negara negara baru merdeka. (Hidayatulah, 2009) BAB II DESKRIPSI SHANGHAI COOPERATION ORGANIZATION Pada tahun 1990an, dunia digemparkan dengan runtuhnya Uni Soviet menjadi 15 negara independen dan meninggalkan Amerika Serikat menjadi kekuatan tunggal

Lebih terperinci

MUHAMMAD NAFIS PENGANTAR ILMU TEKNOLOGI MARITIM

MUHAMMAD NAFIS PENGANTAR ILMU TEKNOLOGI MARITIM MUHAMMAD NAFIS 140462201067 PENGANTAR ILMU TEKNOLOGI MARITIM Translated by Muhammad Nafis Task 8 Part 2 Satu hal yang menarik dari program politik luar negeri Jokowi adalah pemasukan Samudera Hindia sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. <http://www.japantimes.co.jp/news/2013/06/01/world/the-evolution-of-ticad-since-its-inception-in-1993/>, diakses 16 Juni 2016.

BAB I PENDAHULUAN. <http://www.japantimes.co.jp/news/2013/06/01/world/the-evolution-of-ticad-since-its-inception-in-1993/>, diakses 16 Juni 2016. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak kebijakan ODA Jepang mulai dijalankan pada tahun 1954 1, ODA pertama kali diberikan kepada benua Asia (khususnya Asia Tenggara) berupa pembayaran kerusakan akibat

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN. Dalam bab ini, penulis akan menuliskan kesimpulan dari bab-bab. sebelumnya yang membahas mengenai kelompok pemberontak ISIS dan

BAB IV KESIMPULAN. Dalam bab ini, penulis akan menuliskan kesimpulan dari bab-bab. sebelumnya yang membahas mengenai kelompok pemberontak ISIS dan BAB IV KESIMPULAN Dalam bab ini, penulis akan menuliskan kesimpulan dari bab-bab sebelumnya yang membahas mengenai kelompok pemberontak ISIS dan kebijakan politik luar negeri Rusia terhadap keberadaan

Lebih terperinci

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN I. Ekonomi Dunia Pertumbuhan ekonomi nasional tidak terlepas dari perkembangan ekonomi dunia. Sejak tahun 2004, ekonomi dunia tumbuh tinggi

Lebih terperinci

BAB 4 KESIMPULAN. 97 Universitas Indonesia. Dampak pengembangan..., Alfina Farmaritia Wicahyani, FISIP UI, 2010.

BAB 4 KESIMPULAN. 97 Universitas Indonesia. Dampak pengembangan..., Alfina Farmaritia Wicahyani, FISIP UI, 2010. BAB 4 KESIMPULAN Korea Utara sejak tahun 1950 telah menjadi ancaman utama bagi keamanan kawasan Asia Timur. Korea Utara telah mengancam Korea Selatan dengan invasinya. Kemudian Korea Utara dapat menjadi

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM HARGA MINYAK DUNIA DAN KONDISI PEREKONOMIAN NEGARA-NEGARA ASEAN+3

IV. GAMBARAN UMUM HARGA MINYAK DUNIA DAN KONDISI PEREKONOMIAN NEGARA-NEGARA ASEAN+3 IV. GAMBARAN UMUM HARGA MINYAK DUNIA DAN KONDISI PEREKONOMIAN NEGARA-NEGARA ASEAN+3 4.1 Perkembangan Harga Minyak Dunia Pada awal tahun 1998 dan pertengahan tahun 1999 produksi OPEC turun sekitar tiga

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. alam. Meskipun minyak bumi dan gas alam merupakan sumber daya alam

I. PENDAHULUAN. alam. Meskipun minyak bumi dan gas alam merupakan sumber daya alam I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan minyak bumi dan gas alam. Meskipun minyak bumi dan gas alam merupakan sumber daya alam strategis tidak terbarukan,

Lebih terperinci

BAB III. Sejarah Terbentuknya The Commonwealth of Independent States. dan Hubungan Rusia dengan Negara Anggota

BAB III. Sejarah Terbentuknya The Commonwealth of Independent States. dan Hubungan Rusia dengan Negara Anggota BAB III Sejarah Terbentuknya The Commonwealth of Independent States dan Hubungan Rusia dengan Negara Anggota The Commonwealth of Independent States merupakan salah satu inisiatif yang di usulkan oleh Rusia

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. ini terjadi dan meningkatnya kebutuhan suatu negara akibat berkembangnya

BAB V KESIMPULAN. ini terjadi dan meningkatnya kebutuhan suatu negara akibat berkembangnya BAB V KESIMPULAN Keamanan energi erat hubungannya dengan kelangkaan energi yang saat ini terjadi dan meningkatnya kebutuhan suatu negara akibat berkembangnya industrialisasi dan kepentingan militer. Kelangsungan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Melalui uraian pembahasan pada bab-bab sebelumnya maka dapat disimpulkan bahwa kerjasama internasional memiliki peranan penting dalam mendukung pencapaian nasional,

Lebih terperinci

"Indonesia Bisa Jadi Masalah Baru Bagi Asia"

Indonesia Bisa Jadi Masalah Baru Bagi Asia H T T P : / / U S. A N A L I S I S. V I V A N E W S. C O M / N E W S / R E A D / 2 8 4 0 2 5 - I N D O N E S I A - B I S A - J A D I - M A S A L A H - B A R U - B A G I - A S I A "Indonesia Bisa Jadi Masalah

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 110 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Bab terakhir ini bertujuan untuk menyimpulkan pembahasan dan analisa pada bab II, III, dan IV guna menjawab pertanyaan penelitian yaitu keuntungan apa yang ingin diraih

Lebih terperinci

BAB III ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (RAPBD)

BAB III ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (RAPBD) BAB III ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (RAPBD) 3.1. Asumsi Dasar yang Digunakan Dalam APBN Kebijakan-kebijakan yang mendasari APBN 2017 ditujukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berhasil meningkatkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5% per tahun. Namun

BAB I PENDAHULUAN. berhasil meningkatkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5% per tahun. Namun 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebijakan pembangunan ekonomi yang ditempuh pada masa lalu ditujukan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dalam arti yang seluasluasnya. Kemajuan dalam kegiatan

Lebih terperinci

untuk memastikan agar liberalisasi tetap menjamin kesejahteraan sektor swasta. Hasil dari interaksi tersebut adalah rekomendasi sektor swasta yang

untuk memastikan agar liberalisasi tetap menjamin kesejahteraan sektor swasta. Hasil dari interaksi tersebut adalah rekomendasi sektor swasta yang Bab V KESIMPULAN Dalam analisis politik perdagangan internasional, peran politik dalam negeri sering menjadi pendekatan tunggal untuk memahami motif suatu negara menjajaki perjanjian perdagangan. Jiro

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Globalisasi dan liberalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang

I. PENDAHULUAN. Globalisasi dan liberalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Globalisasi dan liberalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang sangat cepat dan berdampak luas bagi perekonomian, baik di dalam negeri maupun di tingkat dunia

Lebih terperinci

2015 DAMPAK DOKTRIN BREZHNEV TERHADAP PERKEMBANGAN POLITIK DI AFGHANISTAN

2015 DAMPAK DOKTRIN BREZHNEV TERHADAP PERKEMBANGAN POLITIK DI AFGHANISTAN 1 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Setelah berakhirnya perang dunia kedua, muncul dua kekuatan besar di dunia yaitu Uni Soviet dan Amerika Serikat. Kedua negara ini saling bersaing untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Darma Persada

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Darma Persada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peristiwa menyerahnya Jepang kepada sekutu pada 14 Agustus 1945 menandai berakhirnya Perang Dunia II, perang yang sangat mengerikan dalam peradaban manusia di dunia.

Lebih terperinci

Keterangan Pers Presiden RI pada Acara Kunjungan Kenegaraan Presiden Amerika Serikat, Selasa, 09 November 2010

Keterangan Pers Presiden RI pada Acara Kunjungan Kenegaraan Presiden Amerika Serikat, Selasa, 09 November 2010 Keterangan Pers Presiden RI pada Acara Kunjungan Kenegaraan Presiden Amerika Serikat, 09-11-2010 Selasa, 09 November 2010 KETERANGAN PERS PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA KUNJUNGAN KENEGARAAN PRESIDEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. samping komponen konsumsi (C), investasi (I) dan pengeluaran pemerintah (G).

BAB I PENDAHULUAN. samping komponen konsumsi (C), investasi (I) dan pengeluaran pemerintah (G). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam sistem perekonomian terbuka, perdagangan internasional merupakan komponen penting dalam determinasi pendapatan nasional suatu negara atau daerah, di

Lebih terperinci

BAB IV KEPENTINGAN NEGARA NEGARA ANGGOTA SCO TERHADAP AKSESI IRAN KEDALAM SCO

BAB IV KEPENTINGAN NEGARA NEGARA ANGGOTA SCO TERHADAP AKSESI IRAN KEDALAM SCO BAB IV KEPENTINGAN NEGARA NEGARA ANGGOTA SCO TERHADAP AKSESI IRAN KEDALAM SCO Aksesi suatu negara kedalam suatu organisasi internasional, tidak terlepas dari aktor yang paling berpengaruh didalamnya. Didalam

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Bary, Buzan, People, State, Fear : an Agenda For International Secirity

DAFTAR PUSTAKA. Bary, Buzan, People, State, Fear : an Agenda For International Secirity DAFTAR PUSTAKA Buku-Buku : Bary, Buzan, 1991. People, State, Fear : an Agenda For International Secirity Studies in The Post Cold War Era, New York, London, Tokyo, Sidney, Singapore: Harpvester Wheatsheaf.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi suatu negara merupakan salah satu tolak ukur untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi suatu negara merupakan salah satu tolak ukur untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi suatu negara merupakan salah satu tolak ukur untuk mengetahui apakah suatu negera tersebut memiliki perekonomian yang baik (perekonomiannya meningkat)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebelum krisis bukan tanpa hambatan. Indonesia mengalami beberapa kelemahan

BAB I PENDAHULUAN. sebelum krisis bukan tanpa hambatan. Indonesia mengalami beberapa kelemahan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kinerja ekonomi Indonesia yang mengesankan dalam 30 tahun terakhir sebelum krisis bukan tanpa hambatan. Indonesia mengalami beberapa kelemahan dan kerentanan

Lebih terperinci

Efektivitas ASEAN Economic Community Terhadap Optimalisasi Kualitas Industri Kerajinan Keramik Dinoyo Malang

Efektivitas ASEAN Economic Community Terhadap Optimalisasi Kualitas Industri Kerajinan Keramik Dinoyo Malang PASAR BEBAS Efektivitas ASEAN Economic Community Terhadap Optimalisasi Kualitas Industri Kerajinan Keramik Dinoyo Malang Latar Belakang Integrasi ekonomi merupakan salah satu sarana dalam meningkatkan

Lebih terperinci

TINJAUAN UMUM ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL DOSEN : DR. AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI

TINJAUAN UMUM ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL DOSEN : DR. AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI FISIP HI UNJANI CIMAHI 2015 TINJAUAN UMUM ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL DOSEN : DR. AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI TINJAUAN UMUM ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL Sejarah Lahirnya Nation State / Negara Bangsa Transformasi

Lebih terperinci

sebagai seratus persen aman, tetapi dalam beberapa dekade ini Asia Tenggara merupakan salah satu kawasan yang cenderung bebas perang.

sebagai seratus persen aman, tetapi dalam beberapa dekade ini Asia Tenggara merupakan salah satu kawasan yang cenderung bebas perang. BAB V KESIMPULAN Asia Tenggara merupakan kawasan yang memiliki potensi konflik di masa kini maupun akan datang. Konflik perbatasan seringkali mewarnai dinamika hubungan antarnegara di kawasan ini. Konflik

Lebih terperinci

menjadi katalisator berbagai agenda ekonomi Cina dengan negara kawasan Indocina yang semuanya masuk dalam agenda kerja sama Cina-ASEAN.

menjadi katalisator berbagai agenda ekonomi Cina dengan negara kawasan Indocina yang semuanya masuk dalam agenda kerja sama Cina-ASEAN. BAB V KESIMPULAN Kebangkitan ekonomi Cina secara signifikan menguatkan kemampuan domestik yang mendorong kepercayaan diri Cina dalam kerangka kerja sama internasional. Manuver Cina dalam politik global

Lebih terperinci

1.1 Latar Belakang. BAB I : Pendahuluan

1.1 Latar Belakang. BAB I : Pendahuluan BAB I : Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Penarikan pasukan Amerika Serikat dari Afghanistan barangkali merupakan salah satu kebijakan pemerintahan Obama yang paling dilematis. Keputusan untuk menarik pasukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Permintaan energi di Asia Tenggara terus meningkat dan laju

BAB I PENDAHULUAN. Permintaan energi di Asia Tenggara terus meningkat dan laju BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permintaan energi di Asia Tenggara terus meningkat dan laju pertumbuhannya merupakan yang tercepat di dunia sejak tahun 1990. Energy Information Administration (EIA)

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sembilan persen pertahun hingga disebut sebagai salah satu the Asian miracle

I. PENDAHULUAN. sembilan persen pertahun hingga disebut sebagai salah satu the Asian miracle I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini peranan minyak bumi dalam kegiatan ekonomi sangat besar. Bahan bakar minyak digunakan baik sebagai input produksi di tingkat perusahaan juga digunakan untuk

Lebih terperinci

Signifikasi Kawasan Asia Pasifik. Yesi Marince, S.Ip., M.Si

Signifikasi Kawasan Asia Pasifik. Yesi Marince, S.Ip., M.Si Signifikasi Kawasan Asia Pasifik Yesi Marince, S.Ip., M.Si A NEW WORLD AND ASIA PACIFIC ORDER Bagaimana Berakhirnya Perang Dingin mempengaruhi kawasan Asia Pasifik? 1. Alasan pelaksanaan containment policy

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kerja sama merupakan upaya yang dilakukan oleh perseorangan, kelompok maupun negara untuk mencapai kepentingan bersama. Lewat bekerjasama, tentu saja seseorang, kelompok

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perkembangan pasca- perang dingin ini juga mempunyai implikasi strategis baik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perkembangan pasca- perang dingin ini juga mempunyai implikasi strategis baik BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hubungan Internasional Runtuhnya Uni Soviet sebagai negara komunis utama pada tahun 1990-an memunculkan corak perkembangan Hubungan Internasional yang khas. Perkembangan pasca-

Lebih terperinci

Kemunduran Amerika Serikat dilihat sebagai sebuah kemunduran yang bersifat

Kemunduran Amerika Serikat dilihat sebagai sebuah kemunduran yang bersifat Kesimpulan Amerika Serikat saat ini adalah negara yang sedang mengalami kemunduran. Kemunduran Amerika Serikat dilihat sebagai sebuah kemunduran yang bersifat relatif; karena disaat kemampuan ekonomi dan

Lebih terperinci

UNIT EKSPLANASI NEGARA BANGSA DALAM POLITIK LUAR NEGERI DOSEN : AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI

UNIT EKSPLANASI NEGARA BANGSA DALAM POLITIK LUAR NEGERI DOSEN : AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI UNIT EKSPLANASI NEGARA BANGSA DALAM POLITIK LUAR NEGERI DOSEN : AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI FISIP HI UNJANI CIMAHI 2011 Negara Bangsa Dalam Politik Luar Negeri Teori-Teori Level Negara Bangsa Dalam Politik

Lebih terperinci

merupakan salah satu anomali mengingat beberapa prasyarat tidak terpenuhi di Kashgar. Kashgar merupakan prefektur kecil di bagian selatan Xinjiang,

merupakan salah satu anomali mengingat beberapa prasyarat tidak terpenuhi di Kashgar. Kashgar merupakan prefektur kecil di bagian selatan Xinjiang, BAB V PENUTUP Kebijakan pintu terbuka pada akhir 1978 menjadi awal keterbukan Cina atas berbagai peraturan yang bersifat lebih liberal terhadap pasar. Kawasan ekonomi khusus (Special Economic Zones, SEZ)

Lebih terperinci

BAB VI. 6.1 Kesimpulan Strategi Suriah dalam menghadapi konflik dengan Israel pada masa Hafiz al-

BAB VI. 6.1 Kesimpulan Strategi Suriah dalam menghadapi konflik dengan Israel pada masa Hafiz al- 166 BAB VI 6.1 Kesimpulan Strategi Suriah dalam menghadapi konflik dengan Israel pada masa Hafiz al- Assad berkaitan dengan dasar ideologi Partai Ba ath yang menjunjung persatuan, kebebasan, dan sosialisme

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berakhirnya perang dunia kedua menjadi titik tolak bagi beberapa negara di Eropa

BAB I PENDAHULUAN. Berakhirnya perang dunia kedua menjadi titik tolak bagi beberapa negara di Eropa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berakhirnya perang dunia kedua menjadi titik tolak bagi beberapa negara di Eropa untuk mendorong terbentuknya integrasi Eropa. Pada saat itu, Eropa mengalami

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, hal ini

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, hal ini I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, hal ini ditunjukkan dengan hubungan multilateral dengan beberapa negara lain di dunia. Realisasi dari

Lebih terperinci

BAB. I PENDAHULUAN. akan mengembangkan pasar dan perdagangan, menyebabkan penurunan harga

BAB. I PENDAHULUAN. akan mengembangkan pasar dan perdagangan, menyebabkan penurunan harga BAB. I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Integrasi ekonomi, Sesuai dengan tujuan pembentukannya, yaitu untuk menurunkan hambatan perdagangan dan berbagai macam hambatan lainnya diantara satu negara dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Di era globalisasi saat ini, tingkat daya saing menjadi tolak ukur yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Di era globalisasi saat ini, tingkat daya saing menjadi tolak ukur yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Di era globalisasi saat ini, tingkat daya saing menjadi tolak ukur yang wajib dimiliki dalam mewujudkan persaingan pasar bebas baik dalam kegiatan maupun

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Islam, telah membawa pengaruh dala etnis dan agama yang dianut.

BAB V KESIMPULAN. Islam, telah membawa pengaruh dala etnis dan agama yang dianut. BAB V KESIMPULAN Yugoslavia merupakan sebuah negara yang pernah ada di daerah Balkan, di sebelah tenggara Eropa. Yugoslavia telah menoreh sejarah panjang yang telah menjadi tempat perebutan pengaruh antara

Lebih terperinci

Oleh. Capt. Purnama S. Meliala, MM

Oleh. Capt. Purnama S. Meliala, MM Oleh. Capt. Purnama S. Meliala, MM Data & Fakta Jumlah kapal niaga internasional maupun domestik mencapai 11.300 unit, atau naik sekitar 80 persen dibandingkan dengan posisi Maret 2005 Data Indonesia National

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari negara-negara maju, baik di kawasan regional maupun kawasan global.

BAB I PENDAHULUAN. dari negara-negara maju, baik di kawasan regional maupun kawasan global. BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Dalam perjalanan menuju negara maju, Indonesia memerlukan dana yang tidak sedikit untuk melaksanakan pembangunan nasional. Kebutuhan dana yang besar disebabkan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Indonesia terletak di benua Asia, tepatnya di kawasan Asia Tenggara. Negara-negara yang terletak di kawasan ini memiliki sebuah perhimpunan yang disebut dengan ASEAN (Assosiation

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. deterministic, artinyakehidupan politik dipengaruhi dan ditentukan oleh faktor-faktor fisik

BAB I PENDAHULUAN. deterministic, artinyakehidupan politik dipengaruhi dan ditentukan oleh faktor-faktor fisik BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pada zaman Yunani kuno, para filsuf memandang kehidupan negara bersifat deterministic, artinyakehidupan politik dipengaruhi dan ditentukan oleh faktor-faktor fisik geografis

Lebih terperinci

BAB V. Kesimpulan dan Saran. 1. Guncangan harga minyak berpengaruh positif terhadap produk domestik

BAB V. Kesimpulan dan Saran. 1. Guncangan harga minyak berpengaruh positif terhadap produk domestik BAB V Kesimpulan dan Saran 5. 1 Kesimpulan 1. Guncangan harga minyak berpengaruh positif terhadap produk domestik bruto. Indonesia merupakan negara pengekspor energi seperti batu bara dan gas alam. Seiring

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seluruh negara sebagian anggota masyarakat internasional masuk dalam blokblok

BAB I PENDAHULUAN. seluruh negara sebagian anggota masyarakat internasional masuk dalam blokblok BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Liberalisasi perdagangan kini telah menjadi fenomena dunia. Hampir di seluruh negara sebagian anggota masyarakat internasional masuk dalam blokblok perdagangan bebas

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. mencari mitra kerjasama di bidang pertahanan dan militer. Karena militer dapat

BAB V KESIMPULAN. mencari mitra kerjasama di bidang pertahanan dan militer. Karena militer dapat BAB V KESIMPULAN Kerjasama Internasional memang tidak bisa terlepaskan dalam kehidupan bernegara termasuk Indonesia. Letak geografis Indonesia yang sangat strategis berada diantara dua benua dan dua samudera

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara sedang berkembang selalu berupaya untuk. meningkatkan pembangunan, dengan sasaran utama adalah mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara sedang berkembang selalu berupaya untuk. meningkatkan pembangunan, dengan sasaran utama adalah mewujudkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara sedang berkembang selalu berupaya untuk meningkatkan pembangunan, dengan sasaran utama adalah mewujudkan masyarakat demokratis, yang

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata saat ini telah menjadi salah satu motor penggerak ekonomi dunia terutama dalam penerimaan devisa negara melalui konsumsi yang dilakukan turis asing terhadap

Lebih terperinci