BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sejarah Singkat PT Krakatau Steel (Persero) Tbk

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sejarah Singkat PT Krakatau Steel (Persero) Tbk"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sejarah Singkat PT Krakatau Steel (Persero) Tbk Sebagai produsen baja terpadu terbesar di Indonesia, PT Krakatau Steel (Persero) Tbk telah meraih sertifikasi ISO 9001 dan ISO Sebelumnya pada tahun 1973, perseroan dapat memproduksi pipa spiral untuk pertama kali dengan spek ASTM A252 dan AWWA C200, dan mendapatkan sertifikasi API 5L sejak 1977 dan sertifikasi BC 1 sejak Sertifikasi lain yang didaptat PT Krakatau Steel (Persero) Tbk antara lain ISO 9001 pada 1993 sebagai hasil dari komitmen tinggi- Perseroan terhadap standar kualitas bertaraf Internasional kemudian pada 2003 ditingkatkan menjadi Sertifikasi ISO 9001: Atas komitmen ini pula SGS interrnasional telah memberikan sertifikasi ISO sejak Pada tahun 2010, PT Krakatau Steel (Persero) Tbk berhasil menjadi perusahaan terbuka dan mencatakan sahamnya di bursa efek indonesia dengan melaksanakan penawaran umum perdana (IPO). Saat ini PT Krakatau Steel (Persero) Tbk memiliki kapasitas produksi baja sebesar 3,15 juta ton pertahun (tidak diaudit), PT Krakatau Steel (persero) Tbk juga memproduksi Baja Lembaran Panas, Baja Lembaran Dingin, dan Baja Batang Kawat dan melalui anak usaha, Perseroan juga memproduksi jenis produk baja untuk industri-industri khusus, antara lain Pipa Spiral, Pipa ERW, Baja Tulangan, dan Baja. Kapasitas rolling tersebut akan ditingkatkan menjadi 4,65 juta ton di tahun 2017 dengan menambah kapasitas Baja Lembaran Panas sebesar 1,5 juta ton. Selain memasarkan produk-produknya untuk konsumen domestik. Perseroan juga memasarkannya ke luar negeri/ekspor. Keahlian Perseroan untuk memproduksi baja dengan spesifikasi khusus, 1

2 termasuk untuk keperluan pertahanan nasional, semakin memperkuat posisinya sebagai salah satu industri strategis Visi dan Misi PT Krakatau Steel (Persero) Tbk Visi Perusahaan baja terpadu dengan keunggulan kompetitif untuk tumbuh dan berkembang secara berkesinambungan menjadi perusahaan terkemuka di dunia. Misi Menyediakan produk baja bermutu dan jasa terkait bagi kemakmuran Budaya Perusahaan Seiring dengan semangat perusahaan untuk menuju perubahan yang nyata dalam meningkatkan kinerja perusahaan, serta menummbuhkan profesionalisme seluruh jajaran PT Krakatau Steel (Persero) Tbk, perusahaan sangat berkomitmen kepada pembangunan budaya perusahaan. Guna mendukung visi perusahaan, maka PT Krakatau Steel (Persero) Tbk mempunyai nilai budaya perusahaan, yaitu: a. Competence Mencerminkan kepercayaan akan kemampuan diri serta semangat untuk meningkatkan pengetahuan, ketrampilan, keahlian, dan sikap mental demi peningkatan kinerja yang berkesinambungan. b. Integrity Mencerminkan komitmen yang tinggi terhadap setiap kesepakatan, aturan dan ketentuan serta undang-undang yang berlaku, melalui loyalitas profesi dalam memperjuangkan kepentingan perusahaan. c. Reliable Mencerminkan kesiapan, kecepatan dan tanggap dalam merespon komitmen dan janji, dengan mensinergikan berbagai kemampuan untuk meningkatkan kepuasan dan kepercayaan pelanggan. d. Innovative Mencerminkan kemauan dan kemampuan untuk menciptakan gagasan baru dan implementasi yang lebih baik 2

3 dalam memperbaiki kualitas proses dan hasil kerja di atas standar Struktur Organisasi Gambar 1.1 Struktur Organisasi PT Krakatau Steel (Persero) Tbk Sumber: PT Krakatau Steel (Persero) Tbk 3

4 1.1.5 Logo PT Krakatau Steel (Persero) Tbk Gambar 1.2 Logo PT Krakatau Steel (Persero) Tbk Sumber: 1.2 Latar Belakang Penelitian Bekerja merupakan kegiatan yang dilakukan seseorang dalam rangka pemenuhan kebutuhan. Hal ini juga dijelaskan oleh badan pusat statistik dalam websitenya yang mendefinisikan bekerja sebagai kegiatan ekonomi yang dilakukan seseorang dengan tujuan untuk memperoleh atau membantu pendapatan atau keuntungan. Bagi seseorang yang bekerja untuk suatu instasi perusahaan disebut pekerja, hal ini dijelaskan dalam pasal 1 ayat 3 undang-undang nomor 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan dijelaskan bahwa definisi pekerja adalah setiap orang yang bekerja menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain. dokjdih/document/uu/uu_2003_13.pdf. Bagi seorang pekerja, akan tiba periode bagi mereka harus memasuki masa pensiun dimana memaksa mereka untuk berhenti dari pekerjaanya pada usia tertentu. Menurut Inaja & Rose (2013) pada jurnal yang dipublikasikan di Global Journals dengan judul Perception and Attitude towards Pre-Retirement Counselling among Nigerian Civil Servants mengungkapkan bahwa Penuaan dan pensiun merupakan suatu hal yang tidak bisa dihindari dalam kehidupan dari seorang pekerja. Periode pensiun bagi pekerja Menurut Undang-Undang no 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan pasal 154 huruf c menyebutkan Pekerja/buruh mencapai usia pensiun sesuai dengan ketetapan dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan, perjanjian kerja bersama, atau peraturan perundangundangan. Dalam 4

5 pasal tersebut pasal tersebut tidak dijelaskan tentang usia pensiun pekerja, namun menurut artikel dari liputan 6 tahun 2015, batas usia pensiun biasanya merujuk pada kebiasaan-kebiasaan yang berlaku dalam perusahaan, atau berpedoman pada beberapa Undang-undang (UU) yang mengatur hak-hak yang berkaitan dengan masa pensiun, seperti pada pasal 14 ayat 1 UU No.3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja menyebutkan bahwa Jaminan Hari Tua (JHT) dibayarkan kepada tenaga yang telah mencapai usia 55 tahun. Ketentuan tersebut dapat dianalogikan sebagai saat mencapai batas usia pensiun. bakal-dinaikkan. Pensiun akan menjadi masalah bagi mereka yang belum mempunyai bekal dalam memasuki masa pensiun, meskipun bagi pekerja yang pensiun akan mendapat pesangon, namun pada periode ini sangat rentan bagi mereka untuk mengalami goncangan yang dikenal sebagai Post Power Syndrome. Berdasarkan artikel yang ditulis oleh Wahyu Riska Elsa Pratiwi (2015) pada website psikologi uin malang, Post Power Syndrome ialah suatu gejala yang terjadi di mana penderita berada pada kondisi terjebak dalam bayang-bayang kehebatan dan keberhasilan masa lalunya, sehingga ia cenderung sulit menerima keadaan yang terjadi sekarang. Hal ini sangat rentan terkena pada pensiunan. Karena kondisi pasca pensiun akan sangat berbeda dengan ketika mereka masih bekerja. Jabatan, lingkungan kerja serta penghasilan pada saat mereka menjadi pekerja harus rela dilepaskan. Menurut Agus Santoso dan Novia Budi Lestari (2008) pada jurnal yang di publikasikan di e-journal universitas diponegoro dengan judul Peran Serta Keluarga Pada Lansia Yang Mengalami Post Power Syndrome. Post Power Syndrome banyak dialami oleh mereka yang baru saja menjalani masa pensiun. Istilah tersebut muncul untuk mereka yang mengalami gangguan psikologis saat memasuki waktu pensiun. Gejalanya seperti Stress, depresi, tidak bahagia merasa kehilangan harga diri dan kehormatan. Hal seperti ini yang perlu dipersiapkan agar mereka dapat secara tulus dan siap untuk menerima keadaan yang terjadi setelah pensiun. /article/ view/736/597. 5

6 Aegon Center Longevity and Retirement merilis Retirement Readiness Index di tahun 2015 yang berdasarkan dari hasil survey dengan responden yang terdiri dari karyawan dan 1600 karyawan yang sudah pensiun di 15 negara yaitu Australia, Brazil, Kanada, China, Prancis, Jerman, Hungaria, India, Jepang, Belanda, Polandia, Spanyol, Turki, Inggris dan Amerika Serikat. Dalam survey tersebut, responden akan dikelompokan berdasarkan index skor, index skor tinggi yaitu dari 8-10, skor menengah yaitu 6-7.9, dan skor rendah yaitu dibawah 6. Hasil dari survey tersebut diperoleh rata-rata Retirement Readiness Index pada tahun 2015 yaitu sebesar meskipun retirement readiness index tahun 2015 meningkat dari tahun 2014, namun hasil survey masih menyatakan bahwa rata-rata retirement readiness index pada tahun 2015 berada dalam kategori skor rendah yang berarti responden memiliki kecenderungan belum siap untuk pensiun. Hasil survey ditampilkan pada Gambar 1.3. Aegon Center Longevity and Retirement sendiri merupakan kolaborasi dari para ahli yang mempunyai misi melakukan penelitian, mendidik masyarakat dan menginformasikan tentang isu-isu seputar umur, penuaan, dan jaminan pensiun. Aeogon Center Longevity and Retirement dirancang oleh Aegon yaitu sebuah lembaga jasa keuangan. 6

7 Gambar 1.3 Retirement Readiness Index Sumber : Survey/Aegon-Retirement-Readiness-Survey-2015-Global-Report.pdf Berdasarkan jurnal yang ditulis oleh Anibueze (2013) yang di publikasikan di website International Organization Scientific Research dengan judul Effects of Gender Pre-Retirement Preparation and Adjustment In Retirement: A Case Study Of Enugu State, Nigeria yang salah satu cakupan penelitiannya yaitu meneliti tentang sejauh mana persiapan menuju pensiun pensiun dengan responden 331 pensiunan PNS, terungkap bahwa responden cenderung tidak mempersiapkan pensiun sebelum mereka memasuki masa pensiun, hal ini dari dilihat dari tiga skala dimensi persiapan, yaitu keuangan, psikologis dan persiapan sosial. Khusus di sebagian kawasan asia, pada tahun 2016 DBS-Manulife merilis survei Retirement wellness Study. Survei tersebut berdasarkan tiga isu pensiun yaitu perlindungan kesehatan, membangun kekayaan dan kemampuan memperkaya diri setelah pensiun. Hasilnya, Hongkong dan Singapura adalah negara paling tidak siap untuk pensiun. Hongkong dan Singapura masing-masing hanya mendapat 39 dan 46 poin yang artinya dibawah rata-rata regional asia yaitu 56 poin. 7

8 Gambar 1.4 Retirement Welness Index Sumber: esair/2016/february/59-retirementwellnessindexbycountries.jpg Gambar 1.5 Retirement Welness Index Singapore and Hongkong Sumber: esair/2016/february/59-retirementwellnessindexbycountries.jpg Untuk di Indonesia sendiri, survei dari HSBC pada 2014 menyebutkan jika saatnya tiba, 1 dari 2 orang di Indonesia mengaku belum siap untuk pensiun -setelah-pensiun-nanti. Sedangkan berdasarkan artikel dari kompas.com pada tahun 2011 menyebutkan bahwa 9 dari 10 orang diindonesia belum siap untuk pensiun Orang.Belum.Siap.Pensiun. 8

9 Masa pensiun merupakan hal yang pasti akan dialami dan tidak bisa dihindari oleh pekerja, oleh karena itu perlu adanya persiapan yang matang terkait hal ini. Berdasarkan artikel yang ditulis oleh Neneng Maria Kiptyah pada portal resmi Badan Litbang dan Diklat Kementrian Agama RI, pentingnya persiapan pensiun adalah sebagai upaya dalam meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap mental para pegawai yang akan menghadapi masa pensiun agar dapat menjalani masa pensiun dengan baik serta mampu mengembangkan diri menjadi wirausaha dan menjaga kesehatan jasmani dan rohaninya serta menyesuaikan diri dengan masyarakat sekitarnya Selain itu, menurut Inaja & Rose (2013) pada jurnal yang dipublikasikan di Global Journals dengan judul Perception and Attitude towards Pre-Retirement Counselling among Nigerian Civil Servants mengungkapkan bahwa pentingnya program persiapan pensiun juga ditujukan agar para karyawan yang akan memasuki masa pensiun memiliki perspektif yang tepat terhadap masa pensiun dan menunjukan sifat yang positif dalam menghadapi pensiun. Perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menurut data pada 2014 tercatat memiliki 119 perusahaan dan memiliki pekerja diseluruh indonesia. Mengingat keseluruhan dari pekerja tersebut pasti akan mengalami pensiun, maka perusahaan perlu menyadari akan pentingnya membantu pekerjanya agar siap dalam menghadapi pensiun. Meskipun tidak ada peraturan khusus yang mewajibkan BUMN untuk melaksanakan masa persiapan pensiun, namun menurut jurnal yang ditulis oleh Fendy Suhariadi dan Dian Isnawati (2013) yang dipublikasikan di website jurnal Universitas Airlangga dengan judul Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Penyesuaian Diri Masa Persiapan Pensiun Pada Karyawan PT Pupuk Kaltim, dikatakan bahwa dibeberapa perusahaan ada kebijakan yang dilakukan sebelum masa pensiun benar-benar tiba yaitu memberlakukannya masa persiapan pensiun yang ditujukan untuk memberikan pengalaman kepada karyawan yang akan pensiun, sehingga mereka bisa merencanakan apa yang ingin mereka kerjakan saat masa pensiun benar-benar sudah mereka hadapi. Pada PT Pupuk Kaltim penyelenggaraan masa 9

10 persiapan pensiun didasari oleh Perjanjian Kerja Bersama (PKB). unair.ac.id PT Krakatau Steel (Persero) Tbk yang merupakan BUMN yang bergerak di bidang produksi baja sadar akan pentingnya mempersiapkan karyawannya dalam menghadapi masa pensiun. Sehingga sebagai tindakan nyata untuk membantu karyawan dalam persiapan pensiunnya, PT Krakatau Steel (Persero) Tbk membuat program persiapan pensiun. Menurut Bapak Sabihis sebagai Superintendent Knowledge Manegement, program persiapan pensiun di PT Krakatau Steel (Persero) Tbk diadakan sejak tahun 2010 yang didasari oleh Perjanjian Kerja Bersama (PKB). Hal yang melatar belakangi di buatnya program ini diantaranya adalah banyaknya keluhan dari keluarga pekerja yang memasuki masa pensiun yang menginginkan agar adanya sosialisasi dan pembekalan agar pensiun tidak terkesan seperti suatu hal yang tiba-tiba. Selain itu, program ini juga dilatar belakangi oleh kebingungan para pensiunan tentang hak atau fasilitas yang diterima ketika pensiun tiba seperti dana pensiun. menurut penelitian yang dilakukan oleh Nurlailah (2010), menjelang 3 tahun sebelum pensiun, biasanya karyawan di PT Krakatau Steel (Persero) Tbk sudah mencari informasi terkait program pelatihan kewirausahaan, hak hak yang didapatkan setelah pensiun, informasi terkait masa persiapan pensiun serta usia pensiun. Selain itu, menurut Ekoningtyas (2010) yang melakukan penelitian di PT Krakatau Steel (Persero) Tbk kepada 86 karyawan PT Krakatau Steel (Persero) Tbk yang menjelang pensiun yaitu karyawan yang berusia tahun, ditemukan bahwa stress dan motivasi bekerja memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan menjelang pensiun tiba. Pada tahap pre-test, berdasarkan data dari hasil penelitian diungkapkan bahwa berdasarkan tingkat kepuasan pada program yang telah berjalan, karyawan menilai bahwa program persiapan ekonomi berada di skor paling tinggi sementara program tentang persiapan sosial berada di skor yang paling rendah. Berikut ditampilkan data nilainya. 10

11 Tabel 1.1 Skor Penilaian Materi Program Persiapan Pensiun Sangat Jenis Sangat Tidak Puas Tidak Program puas puas Puas Skor Persentase Persiapan Ekonomi % Persiapan Psikologis % Persiapan Fisik % Persiapan sosial % Total % Sementara itu Tingkat kesiapan pensiun karyawan di PT Krakatau Steel Persero Tbk berada berada dinilai % yang mengindikasikan kesiapan pensiun yang tinggi. Untuk skor nilai masing-masing aspek kesiapan pensiun didapatkan bahwa kesiapan materi finansial berada di skor yang tertinggi sementara kesiapan pensiun dari aspek kesiapan fisik berada di skor paling rendah. Berikut ditampilkan data terkait skor dari masing-masing aspek kesiapan pensiun. Tabel 1.2 Skor Tingkat Kesiapan Pensiun Sangat Aspek Sangat Tidak Siap Tidak Skor Persentase Kesiapan siap Siap Siap Kesiapan Materi % Finansial Bersambung 11

12 Tabel 1.2 Skor Tingkat Kesiapan Pensiun (Sambungan) Kesiapan Mental dan % Emosi Kesiapan Seluruh Keluarga % Kesiapan Fisik % Total % Program persiapan pensiun di PT Krakatau Steel (Persero) Tbk diadakan seminggu satu kali yatu setiap hari rabu selama tiga bulan sebelum masa pensiun. Dalam periode tiga bulan tersebut, calon pensiunan sudah dibebas tugaskan dari pekerjaannya sehingga bisa lebih fokus kepada program persiapan pensiun yang diberikan oleh perusahaan. Menjelang akhir program persiapan pensiun, calon pensiunan beserta istri/suami akan diberangkatkan ke suatu tempat usaha untuk diperlihatkan alur berjalanya suatu usaha dari proses awal sampai produk dari usaha tersebut siap untuk dipasarkan. Salah satu contoh dari kegiatan ini yang sudah pernah dilaksanakan adalah calon pensiunan di berangkatkan ke daerah lembang jawa barat untuk dilihatkan proses budi daya jamur sampai pengolahan jamur menjadi berbagai macam olahan seperti keripik jamur. Tujuan dari kegiatan ini ialah diharapkan calon pensiunan lebih mempunyai gambaran ketika akan memulai suatu usaha saat pensiun tiba. Namun PT. Krakatau Steel (Persero) belum mempunyai evaluasi sehingga perusahaan tidak mengetahui apa saja yang perlu diperbaiki pada programnya. 12

13 Telah disebutkan bahwa tingkat kesiapan pensiun karyawan diberbagai negara beragam dan beberapa survei menyebutkan bahwa kesiapan pensiun karyawan masih tergolong rendah. Selanjutnya telah dijelaskan pula bahwa pentingnya perusahaan membantu karyawannya dalam melakukan persiapan pensiun untuk meningkatkan kesiapan karyawan dalam menghadapi masa pensiun. Hal ini pula yang telah disadari oleh PT Krakatau Steel (Persero) Tbk sehingga PT Krakatau Steel (Persero) Tbk menyelenggarakan program persiapan pensiun untuk karyawannya. Namun terdapat permasalahan yang perlu dikaji. Hal yang perlu dikaji yaitu terkait pelaksanaan program persiapan pensiun yang disiapkan PT Krakatau Steel (Persero) Tbk dan bagaimana kesiapan pensiun peserta setelah mengikuti program tersebut serta seberapa besar program itu dapat berpengaruh pada kesiapan karyawan dalam menghadapi pensiun. Oleh karena itu, pada penelitian ini penulis melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Program Persiapan Pensiun Terhadap Kesiapan Menghadapi Pensiun Pada Karyawan PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. 1.3 Perumusan Masalah Adanya kebingungan dari calon pensiunan terkait informasi menjelang pensiun serta munculnya stres kerja serta menurunnya motivasi kerja karyawan yang menjelang pensiun membuat PT Krakatau Steel membentuk program persiapan pensiun untuk karyawannya. Program persiapan pensiun merupakan bentuk perhatian dari PT Krakatau Steel (Persero) Tbk agar karyawan dapat lebih siap untuk menghadapi masa pensiunnya. Namun, agar hasil dari program ini sesuai dengan tujuannya, maka pelaksanaan program yang disiapkan harus benarbenar dirancang sesuai dengan kebutuhan peserta. Fokus masalah penelitian adalah meneliti bagaimana pelaksanaan program persiapan pensiun yang di siapkan PT Krakatau Steel (Persero) Tbk untuk membantu kesiapan karyawan dalam menghadapi masa pensiun terkait materi yang diberikan apakah sesuai dengan yang dibutuhkan. Penelitian ini juga akan melihat kesiapan peserta masa persiapan pensiun setelah mengikuti program ini. Selain itu peneliti akan meneliti pengaruh dari program ini terhadap kesiapan pensiun karyawan PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. 13

14 1.4 Pertanyaan Penelitian a. Bagaimana pelaksanaan program persiapan pensiun di PT Krakatau Steel (Persero) Tbk? b. Bagaimana kesiapan pensiun peserta program persiapan pensiun? c. Seberapa besar pengaruh program persiapan pensiun terhadap kesiapan pensiun peserta progam persiapan pensiun di PT Krakatau Steel (Persero) Tbk? 1.5 Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka peneliti merumuskan tujuan masalah sebagai berikut : a. Untuk mengetahui pelaksanaan program persiapan pensiun yang dilakukan oleh PT. Krakatau Steel (Persero) Tbk. b. Untuk mengetahui kesiapan pensiun peserta program persiapan pensiun. c. Untuk mengetahui Seberapa besar pengaruh program persiapan pensiun terhadap kesiapan pensiun peserta progam persiapan pensiun di PT Krakatau Steel (Persero) Tbk? 1.6 Manfaat Penelitian Aspek Teoritis Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan mengenai perencanan, persiapan, pelaksanaan, evaluasi dan hasil dari program persiapan pensiun yang dapat mempengaruhi kesiapan pensiun peserta Aspek Praktis a. Bagi Peneliti Hasil dari penelitan ini diharapkan dapat menambah pengetahuan serta keterampilan bagi peneliti dalam mengelola sumber daya manusia terutama menambah wawasan dalam keterampilan tentang perencanaan, pelaksanaan, evauasi dan hasil dari program persiapan pensiun peserta. b. Bagi Perusahaan 14

15 Hasil dari penelitian diharapkan dapat dijadikan bahan rujukan atau masukan dalam penyelenggaraan program persiapan pensiun untuk periode selanjutnya dengan peserta yang berbeda. 1.7 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup pada penelitian ini bertujuan untuk membatasi pembahasan pada pokok permasalahan sehingga dapat menjaga konsistensi tujuan dari penelitian ini, sehingga masalah yang diteliti tidak meluas serta pembahasan lebih terarah. Penelitian ini akan membahas tentang bagaimana penilaian pelaksanaan program persiapan pensiun di PT Krakatau Steel (Persero) Tbk serta kesiapan karyawan dalam menghadapi pensiun. Penelitian ini juga akan melihat bagaimana pengaruh program persiapan pensiun terhadap kesiapan karyawan dalam menghadapi pensiun. Karena adanya keterbatasan waktu, maka pada penelitian ini jumlah populasi dan sampel dibatasi yaitu hanya pada peserta program persiapan pensiun yang berakhir di bulan April 2016 dan Mei Lokasi dan Objek Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di Human Capital and Development Center PT Krakatau Steel (Persero) Tbk yang beralamat di Jalan Jendral Sudirman Km 03 Cilegon, Banten. Sedangkan objek dalam penelitian ini adalah Karyawan PT Krakatau Steel (Persero) Tbk yang sedang dalam program persiapan pensiun Waktu dan Periode Penelitian Penelitian ini akan dilakukan pada bulan April sampai bulan Mei Sistematika Penulisan Sistematika penulian ini disusun untuk memberikan gambaran umun tentang penelitian yang dilakukan. Dengan sistematika sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini berisi tentang gambaran umum objek penelitian, latar belakang penelitian, perumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, lingkup penelitian serta sistematika penulisan 15

16 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LINGKUP PENELITIAN Pada bab ini berisi tentang tinjauan pustaka penelitian dan uraian terkait teori-teori yang digunakan serta literatur yang berkaitan dengan penelitian ini. Dalam bab ini pula terdapat kerangka pemikiran, dan hipotesis penelitian. BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini berisi tentang karatersitik penelitian, alat pengumpulan data yang digunakan, tahapan pelaksanaan penelitian, populasi dan sampel, pengumpulan data dan sumber data, validitas atau Trustwothiness, serta teknik analisis data dan pengujian hipotesis. BAB IV HASIL PENELTIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini berisi tentang hasil penelitian dan pembahasan dari hasil penelitian. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini berisi tentang kesimpulan akhir dari hasil analisa penelitian serta saran yang dibagi atas saran dari aspek teoritis serta aspek praktisi. 16

ISSN : e-proceeding of Management : Vol.3, No.3 December 2016 Page 2991

ISSN : e-proceeding of Management : Vol.3, No.3 December 2016 Page 2991 ISSN : 2355-9357 e-proceeding of Management : Vol.3, No.3 December 2016 Page 2991 PENGARUH PROGRAM PERSIAPAN PENSIUN TERHADAP KESIAPAN PENSIUN KARYAWAN DI PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) TBK THE INFLUENCE

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil PT. Krakatau Steel (Persero) Tbk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil PT. Krakatau Steel (Persero) Tbk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Profil PT. Krakatau Steel (Persero) Tbk PT Krakatau Steel (Persero) Tbk yang selanjutnya disebut PT.KS merupakan sebuah Badan Usaha Milik Negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup adalah salah satu tujuan pembangunan. Namun dampaknya mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. hidup adalah salah satu tujuan pembangunan. Namun dampaknya mempengaruhi BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Dunia begitu cepat menua, itu adalah pernyataan yang menghentak pada artikel harian Kompas tanggal 9 November 2012. Meningkatnya usia harapan hidup adalah salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disepakatinya AFTA (ASEAN Free Trade Area) dan MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN)

BAB I PENDAHULUAN. disepakatinya AFTA (ASEAN Free Trade Area) dan MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dunia industri dan organisasi saat ini bergerak dinamis, berbagai peristiwa dan fenomena terkait industri dan organisasi dapat dijumpai di berbagai perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi ini, ilmu pengetahuan dan teknologi sangat berperan besar pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi ini, ilmu pengetahuan dan teknologi sangat berperan besar pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi ini, ilmu pengetahuan dan teknologi sangat berperan besar pada berbagai bidang salah satunya di bidang industri. Semakin tinggi tingkat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Baja merupakan bahan baku penting dalam proses industri sehingga

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Baja merupakan bahan baku penting dalam proses industri sehingga I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Baja merupakan bahan baku penting dalam proses industri sehingga konsumsi baja dapat digunakan sebagai indikasi kemajuan suatu negara (Hudson, 2010). Kecenderungan konsumsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Proses kehidupan manusia dimulai dari usia anak menuju usia remaja,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Proses kehidupan manusia dimulai dari usia anak menuju usia remaja, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proses kehidupan manusia dimulai dari usia anak menuju usia remaja, dewasa dan menuju usia lanjut, sebuah perjalanan hidup yang tidak dapat ditawartawar lagi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. hasil yang dituju. Salah satu cara untuk memenuhi semua itu adalah dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. hasil yang dituju. Salah satu cara untuk memenuhi semua itu adalah dengan cara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia pada hakekatnya hidup untuk selalu memenuhi kebutuhan dan keinginannya. Seperti kebutuhan fisik untuk pemuas rasa lapar, tempat tinggal, ketergantungan pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ganda (PSG), sebagai perwujudan kebijaksanan dan Link and Match. Dalam. Dikmenjur (2008: 9) yang menciptakan siswa atau lulusan:

BAB I PENDAHULUAN. Ganda (PSG), sebagai perwujudan kebijaksanan dan Link and Match. Dalam. Dikmenjur (2008: 9) yang menciptakan siswa atau lulusan: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah pendidikan formal yang memiliki pola pelatihan khusus untuk mengarahkan peserta didik agar menjadi lulusan yang siap terjun

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Globalisasi dan liberalisasi ekonomi telah membawa dampak semakin ketatnya persaingan, sudah saatnya memperbaiki kinerja perusahaan dengan menerapkan strategi dan rencana

Lebih terperinci

Sumber : Dokumen Perusahaan PT. Wijaya Karya Beton Tbk Gambar 1.1 Logo perusahaan

Sumber : Dokumen Perusahaan PT. Wijaya Karya Beton Tbk Gambar 1.1 Logo perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Jenis Usaha, Nama Perusahaan Perusahaan Perseroan (Persero) PT. Wijaya Karya Beton Tbk. (PT. WIKA Beton Tbk) pemimpin di pasar beton pracetak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu perusahaan memiliki beberapa fungsi penting yang menunjang kegiatan-kegiatan yang ada. Dalam rangka mencapai visi dan misi tertentu, suatu perusahaan memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan berbagai tugas sesuai dengan job description. Selain melakukan

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan berbagai tugas sesuai dengan job description. Selain melakukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap perusahaan dituntut untuk mengelola sumber daya manusia dengan harapan pada penggunaan sumber daya yang efektif dan efisien.sumber daya manusia yang handal yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peran Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) dalam organisasi tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. Peran Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) dalam organisasi tidak hanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberhasilan organisasi/perusahaan sangat ditentukan oleh kualitas orangorang yang bekerja di dalamnya. Dalam menghadapi perubahan lingkungan yang begitu cepat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Profil singkat PT Telkom Indonesia Telkom merupakan BUMN yang bergerak di bidang jasa layanan telekomunikasi dan jaringan di wilayah Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan perspektif. Banyak perusahaan lokal, nasional dan domestik

BAB I PENDAHULUAN. perubahan perspektif. Banyak perusahaan lokal, nasional dan domestik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia usaha akhir-akhir ini semakin bertambah kompleks, baik yang berhubungan dengan persaingan, kelangsungan hidup maupun alokasi sumber-sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bekerja merupakan aktifitas untuk memenuhi kebutuhan hidup pribadi dan keluarga dengan berbagai pekerjaan. Hampir separuh dari usia digunakan dalam bekerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pegawai swasta berdasarkan undang undang republik indonesia nomor

BAB I PENDAHULUAN. pegawai swasta berdasarkan undang undang republik indonesia nomor BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bekerja merupakan aktifitas untuk memenuhi kebutuhan hidup pribadi dan keluarga dengan berbagai pekerjaan. Hampir separuh dari usia digunakan dalam bekerja namun lambat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. layanan yang bagus dipercaya dapat mempengaruhi nilai dan kepuasan nasabah sehingga

BAB I PENDAHULUAN. layanan yang bagus dipercaya dapat mempengaruhi nilai dan kepuasan nasabah sehingga BAB I PENDAHULUAN Selama beberapa dekade terakhir, studi empiris mengenai kualitas layanan menjadi hal yang menarik dalam dunia industri terutama industri jasa. Kunci sukses meraih kemenangan dalam persaingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia bahwa Sampai dengan September ini konsumsi semen di

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia bahwa Sampai dengan September ini konsumsi semen di BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Konsumsi semen di Indonesia sebagaimana diungkapkan oleh Agung (2013) sebagai sekretaris di salah satu perusahaan semen terbesar di Indonesia bahwa Sampai dengan September

Lebih terperinci

BAB III PROFIL PERUSAHAAN

BAB III PROFIL PERUSAHAAN BAB III PROFIL PERUSAHAAN 3.1 Tinjauan Umum Perusahaan 3.1.1 Sejarah Singkat PT Krakatau Steel adalah perusahaan baja terbesar di indonesia. BUMN yang didirikan pada tahun 1971, PT Krakatau Steel adalah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. hingga kini masih memperhatikan perkembangan cukup baik. Jumlah pabrik

BAB 1 PENDAHULUAN. hingga kini masih memperhatikan perkembangan cukup baik. Jumlah pabrik 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri kemasan kaleng tinplate di Indonesia telah dirintis sejak lama, dan hingga kini masih memperhatikan perkembangan cukup baik. Jumlah pabrik kaleng tidak banyak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. dalam organisasi atau perusahaan yang dipengaruhi oleh faktor internal maupun faktor

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. dalam organisasi atau perusahaan yang dipengaruhi oleh faktor internal maupun faktor BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kinerja organisasi merupakan hasil dari fungsi pekerjaan atau usaha yang ada di dalam organisasi atau perusahaan yang dipengaruhi oleh faktor internal maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. strategis dan sangat vital, meskipun berbagai faktor lain yang dibutuhkan itu telah

BAB I PENDAHULUAN. strategis dan sangat vital, meskipun berbagai faktor lain yang dibutuhkan itu telah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberadaan sumber daya manusia di dalam perusahaan menempati posisi strategis dan sangat vital, meskipun berbagai faktor lain yang dibutuhkan itu telah tersedia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan dinamika kerja saat ini menimbulkan tantangan baru bagi mental pekerja, salah satunya adalah ancaman stres. Diuraikan dalam Harvey et al. (2012), dari beberapa

Lebih terperinci

Mempelajari Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada PT Krakatau Steel Divisi Wire Rod Mill. Disusun Oleh : Retno Fitri Wulandari ( )

Mempelajari Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada PT Krakatau Steel Divisi Wire Rod Mill. Disusun Oleh : Retno Fitri Wulandari ( ) Mempelajari Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada PT Krakatau Steel Divisi Wire Rod Mill Disusun Oleh : Retno Fitri Wulandari (36412165) LATAR BELAKANG KECELAKAAN KERJA FAKTOR-FAKTOR DAN POTENSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi dalam suatu negara salah satunya ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi dalam suatu negara salah satunya ditandai dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi dalam suatu negara salah satunya ditandai dengan meratanya distribusi kebutuhan sandang, pangan dan papan melalui berbagai macam moda transportasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia. Sepeda kembali tren sekitar tahun 2005-an, beberapa faktor

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia. Sepeda kembali tren sekitar tahun 2005-an, beberapa faktor 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat ini sepeda roda dua masih digemari oleh masyarakat Indonesia. Tidak hanya sebagai alat transportasi, sepeda kini telah menjadi gaya hidup masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Bidang transportasi di Indonesia semakin hari semakin menunjukkan perasaingan yang kompetitif. Banyaknya jenis transportasi dengan berbagai fasilitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. fisiologis ini. Jika satu kebutuhan dasar sudah terpenuhi, maka kebutuhankebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. fisiologis ini. Jika satu kebutuhan dasar sudah terpenuhi, maka kebutuhankebutuhan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam menjalani kehidupan sehari-hari, seseorang perlu melakukan usaha untuk mempertahankan hidup. Usaha untuk mempertahankan hidup untuk semua makhluk hidup

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG AGAMA DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DI PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI KOTA SURAKARTA

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG AGAMA DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DI PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI KOTA SURAKARTA HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG AGAMA DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DI PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI KOTA SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gambaran menakutkan (Mangkuprawira, 2011). Hal itu biasanya muncul pada

BAB I PENDAHULUAN. gambaran menakutkan (Mangkuprawira, 2011). Hal itu biasanya muncul pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara umum pensiun dikenal sebagai fenomena yang dialami oleh seseorang yang usianya sudah dianggap lanjut sehingga dianggap tidak lagi produktif dan menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN telah memunculkan ide untuk reformasi tata kelola perusahaan (corporate governance) di

BAB I PENDAHULUAN telah memunculkan ide untuk reformasi tata kelola perusahaan (corporate governance) di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Krisis keuangan yang menimpa beberapa Negara Asia termasuk Indonesia pada tahun1997-1998 telah memunculkan ide untuk reformasi tata kelola perusahaan (corporate governance)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Harga bahan bakar minyak memegang peranan yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Harga bahan bakar minyak memegang peranan yang sangat penting dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Harga bahan bakar minyak memegang peranan yang sangat penting dalam kegiatan perekonomian di suatu negara. Fluktuasi harga minyak mentah dunia mempengaruhi suatu negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pesaing berarti tidak kekurangan barang. Hal ini yang membuat konsumen

BAB I PENDAHULUAN. pesaing berarti tidak kekurangan barang. Hal ini yang membuat konsumen BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi dan informasi di era globalisasi semakin canggih dan dengan hal tersebut dunia perindustrian di Indonesia semakin mengalami perkembangan. Dengan

Lebih terperinci

2015 HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KOMPOSISI TUBUH (INDEKS MASSA TUBUH) SISWA KELAS XI SMK NEGERI SE-KOTA BANDUNG

2015 HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KOMPOSISI TUBUH (INDEKS MASSA TUBUH) SISWA KELAS XI SMK NEGERI SE-KOTA BANDUNG BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kebugaran jasmani yang baik bagi setiap individu dapat menunjang proses dan hasil belajar siswa, terlebih dapat mendukung pula prestasi-prestasi lain yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai industri jasa kesehatan pada dasarnya bertujuan

BAB 1 PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai industri jasa kesehatan pada dasarnya bertujuan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah sakit sebagai industri jasa kesehatan pada dasarnya bertujuan memberikan kepuasan bagi pasiennya. Dalam konsep perspektif mutu total (Perspectif Total Quality)

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. PT Semen Gresik (Persero) Tbk. merupakan perusahaan yang bergerak di bidang

BAB IV PEMBAHASAN. PT Semen Gresik (Persero) Tbk. merupakan perusahaan yang bergerak di bidang BAB IV PEMBAHASAN A. Deskripsi Objek Penelitian 1. Riwayat PT Semen Gresik (Persero) Tbk PT Semen Gresik (Persero) Tbk. merupakan perusahaan yang bergerak di bidang industri semen. Diresmikan di Gresik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. di kawasan timur: China, Vietnam, dan India (Besterfield, 2003:2).

BAB 1 PENDAHULUAN. di kawasan timur: China, Vietnam, dan India (Besterfield, 2003:2). BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring berjalannya waktu, manusia tidak pernah terlepas dari kegiatan dunia usaha atau bisnis. Hal itu dikarenakan, semua kegiatan usaha yang dilakukan oleh

Lebih terperinci

PT. KRAKATAU STEEL(PERSERO) TBK

PT. KRAKATAU STEEL(PERSERO) TBK Nama Kelas : Resty F.Y Daulay : 1EB15 NPM : 28211088 PT. KRAKATAU STEEL(PERSERO) TBK LATAR BELAKANG PT Krakatau Steel adalah perusahaan baja terbesar di Indonesia. BUMN yang berlokasi di Cilegon, Banten

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan tersebut pihak perusahaan dituntut untuk lebih dinamis lagi dalam

BAB I PENDAHULUAN. perubahan tersebut pihak perusahaan dituntut untuk lebih dinamis lagi dalam 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemajuan teknologi yang sangat pesat seperti sekarang ini dimana dinamika perusahaan menjadi sangat cepat berubah. Dalam menghadapi perubahan tersebut pihak perusahaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Analisis pengaruh..., Agnes Murniati, FE UI, 2010.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Analisis pengaruh..., Agnes Murniati, FE UI, 2010. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri rumah sakit saat ini mengalami persaingan yang ketat dengan semakin mudahnya perizinan pendirian rumah sakit swasta. Lokasinya pun saat ini sudah tidak lagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sudah mengalami kemunduran fungsi fisiologis organ tubuhnya (Wahyunita, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. sudah mengalami kemunduran fungsi fisiologis organ tubuhnya (Wahyunita, 2010). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lansia merupakan tahap akhir dari penuaan. Pada tahap ini biasanya individu sudah mengalami kemunduran fungsi fisiologis organ tubuhnya (Wahyunita, 2010). Salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menjalani kehidupan sehari-hari, seseorang perlu melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menjalani kehidupan sehari-hari, seseorang perlu melakukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam menjalani kehidupan sehari-hari, seseorang perlu melakukan usaha untuk mempertahankan hidup. Usaha untuk mempertahankan hidup untuk semua makhluk hidup dimulai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia (SDM) memegang peranan yang sangat dominan

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia (SDM) memegang peranan yang sangat dominan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sumber daya manusia (SDM) memegang peranan yang sangat dominan dalam kegiatan perusahaan. Berhasil atau tidaknya perusahaan dalam mencapai tujuan sangat tergantung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. aktiva produktif selama periode tertentu (Jogiyanto, 2010:5). Dengan kata lain

BAB I PENDAHULUAN. aktiva produktif selama periode tertentu (Jogiyanto, 2010:5). Dengan kata lain BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Investasi adalah penundaan konsumsi sekarang untuk dimasukkan ke aktiva produktif selama periode tertentu (Jogiyanto, 2010:5). Dengan kata lain mengorbankan sesuatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dalam mewujudkan tujuannya sangat dipengaruhi oleh kemampuannya dalam

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dalam mewujudkan tujuannya sangat dipengaruhi oleh kemampuannya dalam BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Konsep pemasaran menegaskan bahwa kesuksesan sebuah organisasi dalam mewujudkan tujuannya sangat dipengaruhi oleh kemampuannya dalam mengidentifikasi kebutuhan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dewasa dan menuju usia lanjut, sebuah perjalanan hidup yang memang tidak bisa

BAB I PENDAHULUAN. dewasa dan menuju usia lanjut, sebuah perjalanan hidup yang memang tidak bisa BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian (Latar Belakang) Proses kehidupan manusia dimulai dari usia anak menuju usia remaja, dewasa dan menuju usia lanjut, sebuah perjalanan hidup yang memang tidak bisa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penduduk Tahun 2000). Sekitar satu dasa warsa lalu, jumlah. laju pertumbuhan penduduk selama 10 tahun terakhir,

BAB I PENDAHULUAN. Penduduk Tahun 2000). Sekitar satu dasa warsa lalu, jumlah. laju pertumbuhan penduduk selama 10 tahun terakhir, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara dengan penduduk terbesar ketiga di dunia setelah USA dan China. Pada tahun 2000 jumlah penduduk Indonesia telah mencapai lebih dari

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pulau Jawa. Surat-surat atau paket-paket Pos hanya diletakkan di Stadsherberg

BAB 1 PENDAHULUAN. pulau Jawa. Surat-surat atau paket-paket Pos hanya diletakkan di Stadsherberg BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejarah mencatat keberadaan Pos Indonesia begitu panjang. Kemudian berkembang seiring kebutuhan masyarakat, gagasan untuk memperlancar suratmenyurat selama

Lebih terperinci

Gambar 1.1 Logo BPJS Kesehatan Sumber: Humas BPJS Kesehatan (2010)

Gambar 1.1 Logo BPJS Kesehatan Sumber: Humas BPJS Kesehatan (2010) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Profil Perusahaan BPJS Kesehatan adalah instansi atau badan yang bergerak di bidang jasa asuransi kesehatan untuk seluruh masyarakat Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Bekerja merupakan salah satu usaha manusia dalam memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Bekerja merupakan salah satu usaha manusia dalam memenuhi kebutuhan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Bekerja merupakan salah satu usaha manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Adapun kebutuhan manusia yang dikemukakan oleh Abraham Maslow meliputi kebutuhan fisiologis,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perusahaan merupakan suatu organisasi yang didirikan seseorang atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perusahaan merupakan suatu organisasi yang didirikan seseorang atau BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perusahaan merupakan suatu organisasi yang didirikan seseorang atau sekelompok orang bisa juga badan lain yang kegiatannya adalah melakukan produksi dan distribusi guna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Pada era globalisasi, produk atau jasa yang bersaing dalam satu pasar semakin banyak dan beragam akibat keterbukaan pasar. Sehingga terjadilah persaingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara produsen kopi keempat terbesar dunia setelah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara produsen kopi keempat terbesar dunia setelah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara produsen kopi keempat terbesar dunia setelah Brazil, Vietnam dan Kolombia. Dari total produksi, sekitar 67 persen kopinya diekspor sedangkan

Lebih terperinci

BAB I Pendahulauan 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I Pendahulauan 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I Pendahulauan 1.1. Latar Belakang Masalah Tanggung jawab sosial dan lingkungan adalah komitmen perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kerja merupakan sesuatu yang dibutuhkan oleh manusia. Kebutuhan itu bisa bermacammacam,

BAB I PENDAHULUAN. Kerja merupakan sesuatu yang dibutuhkan oleh manusia. Kebutuhan itu bisa bermacammacam, BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Kerja merupakan sesuatu yang dibutuhkan oleh manusia. Kebutuhan itu bisa bermacammacam, berkembang dan berubah, bahkan seringkali tidak disadari oleh pelaku-pelakunya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam penyediaan fasilitas untuk industri minyak yang mencakup jasa penguliran

BAB I PENDAHULUAN. dalam penyediaan fasilitas untuk industri minyak yang mencakup jasa penguliran BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah PT. Citra Tubindo Tbk merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam penyediaan fasilitas untuk industri minyak yang mencakup jasa penguliran pipa dan pembuatan

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN ATAS KUALITAS JASA PADA PERUSAHAAN DIGITAL PRINTING SMART TO PRINT DI SURAKARTA

ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN ATAS KUALITAS JASA PADA PERUSAHAAN DIGITAL PRINTING SMART TO PRINT DI SURAKARTA ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN ATAS KUALITAS JASA PADA PERUSAHAAN DIGITAL PRINTING SMART TO PRINT DI SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kepemimpinan merupakan aktivitas seseorang untuk mempengaruhi individu, kelompok, dan organisasi sebagai satu kesatuan sehingga kepemimpinan diberi makna sebagai kemampuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan cukup pesat seiring di tertibkannya berbagai peraturan

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan cukup pesat seiring di tertibkannya berbagai peraturan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan rumah sakit di Indonesia dari sisi pertumbuhan jumlahnya terus meningkat dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir. Industri rumah sakit mengalami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penelitian tentang Pengaruh Pelatihan Profesional, Parental Influence dan

BAB I PENDAHULUAN. penelitian tentang Pengaruh Pelatihan Profesional, Parental Influence dan BAB I PENDAHULUAN Dalam bab pendahuluan ini dijelaskan mengenai latar belakang dilakukannya penelitian tentang Pengaruh Pelatihan Profesional, Parental Influence dan Persepsi Mahasiswa Terhadap Pemilihan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Perusahaan Sejarah PT. Telekomunikasi Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Perusahaan Sejarah PT. Telekomunikasi Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Perusahaan 1.1.1 Sejarah PT. Telekomunikasi Indonesia PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk atau yang disingkat PT. Telkom Indonesia adalah satu-satunya BUMN telekomunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sejarah SD Plus Al-Ghifari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sejarah SD Plus Al-Ghifari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Sejarah SD Plus Al-Ghifari SD Plus Al-Ghifari adalah usaha jasa pendidikan sekolah tingkat dasar yang bernaung dibawah Yayasan Al-Ghifari. SD

Lebih terperinci

Investor Indonesia Sangat Mendukung Dinaikkannya Usia Pensiun Resmi dari 55 Tahun Survei Manulife

Investor Indonesia Sangat Mendukung Dinaikkannya Usia Pensiun Resmi dari 55 Tahun Survei Manulife TSX/NYSE/PSE: MFC SEHK:945 Untuk disiarkan segera Investor Indonesia Sangat Mendukung Dinaikkannya Usia Pensiun Resmi dari 55 Tahun Survei Manulife Hampir tiga perempat investor mendukung dinaikkannya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan korporasi pada awalnya dibentuk agar badan usaha dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan korporasi pada awalnya dibentuk agar badan usaha dapat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri pupuk sangat penting dalam upaya pencapaian ketahanan pangan nasional. Segala cara dilakukan oleh Pemerintah sebagai regulator untuk dapat memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karyawan sebagai salah satu aset terpenting perusahaan. Hubungan yang harmonis

BAB I PENDAHULUAN. karyawan sebagai salah satu aset terpenting perusahaan. Hubungan yang harmonis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Idealnya sebuah perusahaan yang baik adalah perusahaan akan senantiasa berupaya untuk menjaga adanya suatu hubungan yang harmonis dengan para karyawan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembang. Salah satu hal penting yang perlu dilakukan dan diperhatikan oleh. menggarap pelanggan-pelanggan potensial baru.

BAB I PENDAHULUAN. berkembang. Salah satu hal penting yang perlu dilakukan dan diperhatikan oleh. menggarap pelanggan-pelanggan potensial baru. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap perusahaan harus mampu bertahan hidup, bahkan harus dapat terus berkembang. Salah satu hal penting yang perlu dilakukan dan diperhatikan oleh setiap perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelanggan telah semakin besar. Semakin banyak pihak yang menaruh perhatian

BAB I PENDAHULUAN. pelanggan telah semakin besar. Semakin banyak pihak yang menaruh perhatian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Dewasa ini perhatian terhadap kepuasan maupun ketidak puasan pelanggan telah semakin besar. Semakin banyak pihak yang menaruh perhatian terhadap hal ini.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pelatihan Pembekalan Keterampilan Berwirausaha Dalam Menumbuhkan Kemampuan Wirausaha Bagi Purnabakti

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pelatihan Pembekalan Keterampilan Berwirausaha Dalam Menumbuhkan Kemampuan Wirausaha Bagi Purnabakti BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Usia lanjut adalah anugrah yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa bagi umatnya. Perkembangan penduduk usia lanjut di Indonesia hal yang menarik untuk diamati.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. individu. Kegiatan bekerja dilakukan untuk berbagai alasan seperti; mencari uang,

BAB I PENDAHULUAN. individu. Kegiatan bekerja dilakukan untuk berbagai alasan seperti; mencari uang, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bekerja merupakan salah satu aktivitas yang dilakukan oleh setiap individu. Kegiatan bekerja dilakukan untuk berbagai alasan seperti; mencari uang, mengisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ukuran dari peningkatan kesejahteraan tersebut adalah adanya pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. ukuran dari peningkatan kesejahteraan tersebut adalah adanya pertumbuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai salah satu negara berkembang, menganut sistem perekonomian terbuka dimana lalu lintas perekonomian internasional sangat penting dalam perekonomian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian PT Kreasi Edulab Indonesia (Edulab/ Education Laboratory

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian PT Kreasi Edulab Indonesia (Edulab/ Education Laboratory BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 PT Kreasi Edulab Indonesia (Edulab/Education Laboratory) PT Kreasi Edulab Indonesia atau Edulab (Education Laboratory) ialah sebuah lembaga konsultasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gambar1.1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gambar1.1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem manajemen kinerja merupakan suatu pendekatan sistemik untuk memperbaiki kinerja melalui proses berkelanjutan dan berjangka panjang yang meliputi kegiatan penetapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sejarah dan Perkembangan Sentra Pendidikan BRI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sejarah dan Perkembangan Sentra Pendidikan BRI BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Sejarah dan Perkembangan Sentra Pendidikan BRI Sentra Pendidikan BRI mengawali perjalanannya pada tahun 1972 merupakan suatu bagian dari Biro

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahkan detik. Perkembangan perkembangan teknologi ini terjadi di setiap

BAB I PENDAHULUAN. bahkan detik. Perkembangan perkembangan teknologi ini terjadi di setiap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan teknologi yang tidak terbatas terjadi setiap hari, menit, bahkan detik. Perkembangan perkembangan teknologi ini terjadi di setiap belahan dunia.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era modern saat ini persaingan dalam dunia bisnis tidak semudah yang dibayangkan. Persaingan tidak hanya dihadapi oleh perusahaan yang bergerak di bidang barang

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. penduduk yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Salah satu indikator

BAB 1 : PENDAHULUAN. penduduk yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Salah satu indikator BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan seseorang dapat dapat diindikasikan oleh meningkatkatnya usia harapan hidup (UHH), akibatnya jumlah penduduk lanjut usia (lansia) semakin bertambah banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Krisis ekonomi pada tahun 1998 yang ditandai dengan jatuhnya nilai mata uang menyebabkan banyak perusahaan yang dalam tiga dekade terakhir ini berhasil keluar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan tujuan utama untuk memaksimalkan kekayaan pemegang saham (Weston, 1993).

BAB I PENDAHULUAN. dengan tujuan utama untuk memaksimalkan kekayaan pemegang saham (Weston, 1993). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan merupakan suatu badan yang didirikan oleh perorangan atau lembaga dengan tujuan utama untuk memaksimalkan kekayaan pemegang saham (Weston, 1993). Perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memberikan nilai dan kebanggaan tersendiri. Individu dapat berprestasi ataupun

BAB I PENDAHULUAN. memberikan nilai dan kebanggaan tersendiri. Individu dapat berprestasi ataupun 2 BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Bekerja merupakan suatu aktifitas yang dilakukan individu untuk mencapai suatu tujuan tertentu, dengan bekerja individu dapat memperoleh kepuasan tersendiri,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. sekitarnya. Dari usia dini hingga menginjak usia dewasa, manusia membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. sekitarnya. Dari usia dini hingga menginjak usia dewasa, manusia membutuhkan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Manusia sebagai makhluk sosial tidak bisa melepaskan diri dari kehidupan sekitarnya. Dari usia dini hingga menginjak usia dewasa, manusia membutuhkan manusia lainnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Lingkungan bisnis pada saat ini tumbuh dan berkembang secara drastis

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Lingkungan bisnis pada saat ini tumbuh dan berkembang secara drastis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lingkungan bisnis pada saat ini tumbuh dan berkembang secara drastis dan sangat dinamis dan karena perkembangan tersebut diperlukan sistem manajemen yang efektif dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penghimpun dana dari masyarakat yang kelebihan dana (surplus unit) dalam

BAB I PENDAHULUAN. penghimpun dana dari masyarakat yang kelebihan dana (surplus unit) dalam 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank merupakan suatu badan usaha yang berfungsi sebagai penghimpun dana dari masyarakat yang kelebihan dana (surplus unit) dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk tercapainya suatu tujuan yang telah ditentukan oleh setiap level manajemen.

BAB I PENDAHULUAN. untuk tercapainya suatu tujuan yang telah ditentukan oleh setiap level manajemen. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Setiap dibentuk karena ada tujuan yang ingin dicapai, termasuk bisnis, dalam hal ini perusahaan. Perusahaan selalu melakukan usaha atau aktivitas baik dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. transportasi, sepeda kini telah menjadi gaya hidup masyarakat Indonesia. Sepeda

BAB I PENDAHULUAN. transportasi, sepeda kini telah menjadi gaya hidup masyarakat Indonesia. Sepeda BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat ini sepeda roda dua atau biasa disebut sepeda ontel ini masih digemari oleh banyak masyarakat Indonesia. Tidak hanya sebagai alat transportasi, sepeda

Lebih terperinci

MANAJEMEN RISIKO crmsindonesia.org

MANAJEMEN RISIKO crmsindonesia.org S U R V E Y N A S I O N A L MANAJEMEN RISIKO 2016 crmsindonesia.org Daftar Pustaka 3 Indonesia 6 Potret 7 9 dan Kompetisi Regional dan Tren Manajemen Risiko di Indonesia Adopsi Manajemen Risiko di Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. paling tua dibandingkan dengan jenis media massa lainnya. Sejarah mencatat

BAB I PENDAHULUAN. paling tua dibandingkan dengan jenis media massa lainnya. Sejarah mencatat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Media informasi dewasa ini berkembang amat pesat, baik media cetak, elektronik maupun media internet. Dalam hal ini peningkatan dalam penyampaian informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi dewasa ini, sebuah perusahaan bertaraf nasional maupun

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi dewasa ini, sebuah perusahaan bertaraf nasional maupun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi dewasa ini, sebuah perusahaan bertaraf nasional maupun internasional harus bekerja secara kompetitif dengan meningkatkan efektifitas dan efisiensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. PT. Phapros, Tbk merupakan perusahaan yang bergerak di bidang industri

BAB I PENDAHULUAN. PT. Phapros, Tbk merupakan perusahaan yang bergerak di bidang industri BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah PT. Phapros, Tbk merupakan perusahaan yang bergerak di bidang industri farmasi yang berkualitas bagi pelanggan multinasional. PT. Phapros, Tbk telah melayani

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakain kompetitif, baik lokal dan global dituntut menciptakan kinerja

BAB I PENDAHULUAN. semakain kompetitif, baik lokal dan global dituntut menciptakan kinerja BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia bisnis dalam menghadapi persaingan sekarang ini yang semakain kompetitif, baik lokal dan global dituntut menciptakan kinerja organisasi yang tinggi. Keberhasilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara dengan penduduk terbanyak ke-4 di dunia saat ini

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara dengan penduduk terbanyak ke-4 di dunia saat ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan penduduk terbanyak ke-4 di dunia saat ini dengan memiliki penduduk kurang lebih sebanyak 250 juta orang pada tahun 2013 (Detik, 2014).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Nisa Fadilah, 2014 Peran Pelatih Pada Pelatihan Pra Purnabakti dalam Kemampuan Berwirausaha

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Nisa Fadilah, 2014 Peran Pelatih Pada Pelatihan Pra Purnabakti dalam Kemampuan Berwirausaha BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sebagai makhluk hidup manusia harus bekerja untuk dapat mempertahankan hidupnya, karena dengan bekerja segala yang berhubungan dengan kebutuhan sandang, pangan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan perekonomian dan pembangunan adalah masalah pemanfaatan

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan perekonomian dan pembangunan adalah masalah pemanfaatan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu pokok permasalahan yang sangat berpengaruh dalam penyelenggaraan perekonomian dan pembangunan adalah masalah pemanfaatan berimbang atas sumber daya alam.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perkembangan industrialisasi modern saat ini. Salah satu yang harus terus tetap

I. PENDAHULUAN. perkembangan industrialisasi modern saat ini. Salah satu yang harus terus tetap I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan akan energi dunia akan semakin besar seiring dengan pesatnya perkembangan industrialisasi modern saat ini. Salah satu yang harus terus tetap terpenuhi agar roda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada prosesnya itu sendiri membutuhkan berbagai macam media pendukung agar

BAB I PENDAHULUAN. pada prosesnya itu sendiri membutuhkan berbagai macam media pendukung agar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Industri tekstil merupakan salah satu industri unggulan yang banyak diminati baik oleh pasar nasional maupun internasional. Industri tekstil, dimana pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Industri jasa pengiriman barang di Indonesia, saat ini dihadapkan pada

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Industri jasa pengiriman barang di Indonesia, saat ini dihadapkan pada BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Industri jasa pengiriman barang di Indonesia, saat ini dihadapkan pada situasi persaingan yang sangat tajam dan kompleks, ditengah era globalisasi dan liberalisasi

Lebih terperinci

BAB IV HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN KERJA DENGAN KINERJA KARYAWAN PADA PT ASURANSI JIWASRAYA (PERSERO) (STUDI KASUS PADA AGEN KANTOR CABANG JAKARTA TIMUR)

BAB IV HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN KERJA DENGAN KINERJA KARYAWAN PADA PT ASURANSI JIWASRAYA (PERSERO) (STUDI KASUS PADA AGEN KANTOR CABANG JAKARTA TIMUR) 36 BAB IV HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN KERJA DENGAN KINERJA KARYAWAN PADA PT ASURANSI JIWASRAYA (PERSERO) (STUDI KASUS PADA AGEN KANTOR CABANG JAKARTA TIMUR) 4.1 Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Sejarah Singkat

Lebih terperinci

1.1.2 Logo perusahaan Berikut ini adalah logo dari rumah sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung Beserta penjelasannya

1.1.2 Logo perusahaan Berikut ini adalah logo dari rumah sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung Beserta penjelasannya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Jenis Usaha, Nama Perusahaan, dan Lokasi Perusahaan Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin (RSHS) adalah rumah sakit yang terletak di Kota Bandung, tepatnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. belum sesuai dengan kondisi yang diharapkan. Menurut Sagala (2010:1) mutu. Menurut Laporan Pengembangan Manusia (Human Developement

BAB I PENDAHULUAN. belum sesuai dengan kondisi yang diharapkan. Menurut Sagala (2010:1) mutu. Menurut Laporan Pengembangan Manusia (Human Developement BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia pendidikan di Indonesia dewasa ini semakin pesat dan menuntut semua pihak agar bisa dan siap bersaing di era globalisasi. Kenyataan yang

Lebih terperinci