BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 13 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Logistik Logistik merupakan aktivitas yang berkaitan dengan masalah transportasi, pergudangan, dan persediaan simpanan (Shapiro, 2001). Manajemen logistik dilakukan dengan maksud menekan biaya-biaya yang dikeluarkan oleh aktivitas-aktivitas tersebut diatas namun tanpa melupakan pencapaian customer service level. Aktivitas logistik dapat dibedakan kedalam aktivitas kunci dan aktivitas pendukung. Aktivitas-aktivitas kunci dari logistik adalah : 1. Merancang target customer service level 2. Transportasi a. Memilih mode transportasi b. Mengkonsolidasikan muatan c. Menentukan rute distribusi d. Menjadwalkan pengiriman e. Memproses klaim / gugatan f. Mengaudit tingkat tarif 3. Manajemen inventory a. Membuat kebijakan tentang raw material dan produk yang harus disimpan b. Meramalkan penjualan jangka pendek 4. Memproses order a. Merancang prosedur untuk alokasi produk b. Membuat aturan dalam melakukan order Sedangkan yang merupakan aktivitas pendukung adalah : 1. Warehousing a. Menentukan space b. Mendesain layout untuk penyimpanan dan tempat bongkar muat (dock)

2 14 c. Merancang konfigurasi gudang 2. Material handling a. Pemilihan peralatan untuk material handling b. Membuat kebijakan penempatan peralatan. 3. Pembelian a. Memilih suplier b. Menentukan waktu pembelian c. Menentukan kuantitas yang harus dibeli 4. Melindungi kemasan (protective packaging), dengan merancang cara untuk : a. Handling (pemindahan) b. Penyimpanannya 5. Bersama dengan bagian produksi melakukan : a. Merinci jumlah agregrat yang diproduksi b. Membuat urutan dan waktu produksi untuk setiap jenis produk 6. Menjaga informasi (information maintanance) a. Mengumpulkan informasi, menyimpan, dan memanipulasi b. Menganalisa data c. Merancang prosedur kendali 2.2 Struktur Pengambilan Keputusan Logistik Menurut Ballou (2004), dalam pengambilan keputusan logistik sistem informasi data memiliki peranan yang penting dalam menentukan keputusan yang akan diambil. Gambar 1 adalah struktur pengambilan keputusan logistik sedangkan gambar 2 merupakan gambaran dari sistem informasi data yang dijabarkan. Dalam sistem informasi data ini terdapat tiga elemen yang membangun, yaitu : (1) input data, (2) pengelolaan data base, (3) output dari pengelolaan data base. Input data merupakan aktivitas yang pertama kali dilakukan dalam sistem informasi. Dalam tahap ini yang pertama dilakukan adalah mengidentifikasi data apa saja yang akan diperlukan dalam

3 15 proses membuat keputusan logistik. Setelah identifikasi dilakukan, maka berikutnya adalah mengumpulkan data dari berbagai sumber, diantaranya : (1) data konsumen, (2) rekap data perusahaan, (3) data publik, dan (4) data manajemen. Dari keempat sumber tersebut, data konsumen merupakan data yang paling utama untuk dikumpulkan. Data konsumen ini utamanya berkaitan dengan aktivitas penjualan, dimana dari data penjualan tersebut akan sangat berguna untuk peramalan (forecasting) dan acuan pengambilan keputusan operasional, seperti volume penjualan dan waktu releasenya untuk masing-masing lokasi pasar serta menentukan ukuran order. Selain informasi yang berkaitan dengan penjualan, informasi biaya transportasi dan ukuran pengiriman juga didapatkan dari hasil aktivitas pengiriman ke konsumen. Lingkungan Input Data Keputusan Pengelolaan Data Base 1. Data storage Filling Retrieval File maintanance 2. Transformasi data Operasi pemprosesan basic data Menganalisa data menggunakan teknik statistik dan matematik Output Batas sistem informasi Manajer logistik (Decision maker) Gambar 2.1. Struktur Pengambilan Keputusan Logistik

4 16 Dalam gambar tersebut diatas, hasil pengolahan data merupakan informasi yang dijadikan acuan oleh pengambil keputusan untuk melakukan eksekusi keputusan, seperti berapa volume produk yang harus dialokasikan pada setiap pasar. Kemampuan pasar dalam menyerap pasokan merupakan informasi penjualan yang harus dikumpulkan untuk selanjutnya diolah dan menghasilkan informasi tentang misalnya berapa yang akan dialokasikan pada periode selanjutnya. Input Customer data Company record Published information Management data Database Data base manager Data analysis Computer file Data retrieval Manual record Data processing Summary report Status report Exception report Output Prepared Documents : Purchase, orders, bills of lading, etc. Summary report Action report Gambar 2.2. Penjabaran Sistem Informasi Data 2.3 Strategi Persediaan (Inventory) Inventory dan Biaya-Biaya Inventory Inventory adalah seluruh timbunan barang baik berupa raw material, barang setengah jadi (work in process), maupun produk jadi yang muncul sepanjang supply chain (Ballou, 2004).

5 17 Menurut Ballou (2004), terdapat dua alasan yang mendasari perlunya persediaan (inventory) : Meningkatkan customer service Pabrik biasanya tidak dapat memproduksi dengan jumlah yang terlalu sedikit karena tidak akan mencapai apa yang dinamakan skala ekonomi (scale of economic). Oleh karena keberadaan persediaan dimaksudkan untuk memenuhi permintaan konsumen dalam ukuran (batch) yang kecil. Mereduksi biaya Meskipun keberadaan persediaan ini akan menyebabkan adanya biaya persediaan (inventory cost), namun di sisi lain keberadaan persediaan memberikan keuntungan seperti berikut : o Secara tidak langsung biaya operasional dapat direduksi, karena pabrik dimungkinkan untuk melakukan produksi pada skala ekonominya. Selain itu mungkin juga dapat menutup kerugian akibat beban biaya transportasi, karena armada transportasi dapat melakukan muatan berdasarkan kapasitas angkutnya. o Dapat mereduksi biaya pembelian, karena keberadaan gudang persediaan (inventory warehouse) memungkinkan dilakukannya pembelian diluar keperluan saat ini karena adanya quantity discount yang diberikan penjual. Pembelian di awal tersebut (forward buying) selain karena adanya dorongan quantity discount juga sebagai antisipasi adanya kemungkinan kenaikan harga barang tersebut pada hari berikutnya. o Dapat digunakan sebagai penyangga (buffer) terhadap adanya variabilitas waktu antar operasi di dalam pabrik maupun varibilitas waktu antar jaringan transportasi di dalam proses pengiriman produk. Selain sebagai buffer terhadap variabilitas waktu antar proses produksi dan antar proses pengiriman produk, juga sebagai buffer terhadap adanya kejadian-kejadian yang tidak direncanakan seperti

6 18 pemogokan tenaga kerja, bencana alam, maupun keterlambatan pasokan. Terdapat tiga jenis biaya yang penting dalam menentukan kebijakan inventory, yaitu : biaya pengadaan (procurement cost), carrying cost, dan biaya out-of-stock. a. Procurement Cost Yang termasuk dalam biaya-biaya pengadaan (procurement cost) adalah : Harga produk ataupun dalam hal ini dapat dinyatakan sebagai biaya manufaktur. Biaya persiapan (setup) proses produksi. Biaya pemrosesan order yang dikeluarkan oleh departemen keuangan dan pembelian Biaya mengirimkan order yang biasanya dilakukan melalui surat maupun peralatan elektronik. Biaya untuk transportasi order, jika ongkos trasnsportasi tersebut tidak dibebankan pada harga pembelian produk. Biaya material handling b. Carrying Cost Inventory carrying cost merupakan hasil dari penyimpanan barang dalam sebuah periode waktu dan besarnya sebanding dengan rata-rata barang dalam persediaan (product on hand). Biaya ini dapat dikelompokkan kedalam empat kelompok, yaitu : space cost, capital cost, inventory service cost, dan inventory risk cost Space Cost merupakan ongkos yang timbul berdasarkan volume bangunan yang digunakan untuk penyimpanan. Jika penggunaan bagian dari bangunan tersebut dilakukan dengan sewa, maka biaya ini besarnya sesuai dengan tarif sewa yang biasanya ditentukan sesuai dengan banyaknya (berat) yang disimpan selama periode waktu tertentu, misalnya $/ton/bulan. Sedangkan apabila bangunan tersebut

7 19 milik sendiri atau dikontrak, maka space cost ditentukan oleh biaya operasional bangunan tersebut, seperti biaya untuk penerangan dan pemanasan gudang. Space cost tidak relevant ketika menghitung carrying cost untuk in-transit inventory. Capital Cost Capital cost merupakan cost of money yang melekat pada inventory. Biaya ini dapat merepresentasikan lebih dari 80% dari total biaya inventory. Perhitungan besarnya capital cost untuk inventory masih menjadi perdebatan dalam beberapa waktu. Banyak perusahaan menggunakan biaya rata-rata dari capital tersebut dan beberapa lainnya menggunakan rata-rata tingkat pengembalian (rate of return) yang diinginkan dari investasi perusahaan. Inventory Service Cost. Asuransi dan pajak juga merupakan bagian dari inventory carrying cost sebab besarnya asuransi dan pajak tersebut bergantung pada jumlah persediaan yang ada (inventory on hand). Inventory Risk Cost, merupakan biaya yang berkaitan dengan penyusutan, kerusakan, atau keusangan barang yang disimpan. Besarnya biaya ini biasanya diasosiasikan dengan besarnya nilai produk, biaya untuk mengerjakan ulang (reworking) produk tersebut ataupun biaya yang dikeluarkan untuk memasok produk tersebut dari lokasi sebelumnya. c. Out-of-Stock Cost Out-of-stock cost merupakan biaya yang timbul karena jumlah persediaan yang ada tidak mampu memenuhi pesanan atau order yang ada. Biaya karena kekurangan stok (out-ofstock) ini ada dua jenis, yaitu : Lost sales cost, merupakan biaya yang disebabkan oleh adanya kekurangan persediaan sehingga konsumen memilih untuk membatalkan pesanannya. Besarnya biaya ini sebanding dengan keuntungan yang akan didapat dari penjualan produk tersebut.

8 20 Back order cost, terjadi ketika konsumen masih bersedia untuk menunggu pesanannya dipenuhi, sehingga dalam hal ini penjualan tidak hilang melainkan hanya ditunda. Biaya ini merupakan biaya yang dikeluarkan untuk memproses ulang pesanan, dan biaya transportasi tambahan jika sepertinya pesanan tersebut tidak dapat didistribusikan melalui alur distribusi yang normal Push Inventory Control Push Inventory Control merupakan metode pengendalian persediaan (inventory control) dimana dilakukan produksi dalam jumlah yang melebihi kebutuhan jangka pendek yang semestinya harus disediakan. Berikut ini adalah tahapan-tahapan dalam penentuan jumlah yang harus dikirim pada setiap gudang penyimpanan dengan metode push inventory control : 1. Menentukan jumlah produk yang harus diproduksi atau material yang akan dibeli dari vendor untuk periode sekarang dan yang akan datang dengan melakukan forecast. 2. Menghitung jumlah persediaan yang ada (on-hand inventory) di masing-masing gudang. 3. Tetapkan tingkat persediaan atau stock yang harus tersedia di masing-masing gudang. 4. Menghitung kebutuhan total yang harus disediakan berdasarkan hasil forecast ditambah dengan jumlah yang dibutuhkan untuk mengantisipasi ketidakpastian demand. 5 Menentukan kebutuhan bersih (net requirement) yang merupakan selisih antara kebutuhan total (total requirement) dengan persediaan yang ada. 6. Membagi rata kelebihan dari total kebutuhan bersih untuk disimpan dengan mendasarkan pada tingkat rata-rata demand hasil forecast. 7. Menjumlahkan net requirement dengan hasil pembagian rata kelebihan total kebutuhan bersih diatas untuk mendapatkan jumlah yang akan dialokasikan pada setiap gudang.

9 Sistem dan Pemodelan Sistem Sistem Pemahaman mengenai sistem bergantung pada latar belakang keilmuan serta cara pandang peneliti yang mendefinisikannya. Dari beberapa definisi sistem, dapat diuraikan beragam pemikiran mengenai sistem dan masing-masing memiliki kesamaan intisari makna dasar sistem. Definisi sistem yang didapatkandari literatur dasar sistem adalah sebagai berikut : Sistem merupakan kumpulan elemen-elemen yang berfungsi secara bersama untuk mencapai suatu tujuan tertentu (Blanchard). Sistem adalah sekumpulan entiti atau obyek-obyek, seperti orang-orang atau mesin-mesin yang beraksi dan berinteraksi bersama serta adanya saling ketergantungan satu sama lain untuk mencapai tujuan akhir (Averill & Kelton). Sistem didefinisikan sebagai sekumpulan elemen-elemen (orang atau mesin) yang terorganisir dan saling berhubungan melalui berbagai bentuk interaksi dan bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu (Pritsker, 1999). Secara umum, sistem tersebut mempunyai karakteristik sebagai berikut : o Ada elemen-elemen yang membentuk sistem tersebut. o Mempunyai tujuan o Ada interaksi antar elemen o Mempunyai parameter / batasan khusus Pemodelan Sistem Untuk keperluan analisis, biasanya sistem digambarkan ke dalam suatu model. Istilah model menurut Suryadi dan Ramdhani (1998) diartikan sebagai tiruan dari kondisi sebenarnya, atau

10 22 dengan kata lain, model didefinisikan sebagai representasi atau formalisasi dalam bahasa tertentu (yang disepakati berdasarkan sudut pandang tertentu) dari suatu sistem nyata, atau penyederhanaan dari gambaran sistem yang nyata. Adapun sistem nyata merupakan sistem yang sedang berlangsung dalam kehidupan, sistem yang dijadikan titik perhatian dan permasalahan. Secara umum model digunakan untuk memberikan gambaran (description), memberikan penjelasan (prescription), dan memberikan perkiraan (prediction) dari realitas yang diselidiki. Dalam kaitan ini, Siregar (1991) mengungkapkan bahwa suatu model yang abik memiliki karakteristik sebagai berikut : Tingkat generalisasi yang tinggi Semakin tinggi derajat generalisasi suatu mdel, maka semakin baik, sebab kemampuan model untuk memecahkan masalah semakin besar. Mekanisme transparansi Sustu model dikatakan baik jika kita dapat melihat mekanisme suatu model dalam memecahkan masalah, artinya kita bisa menerangkan kembali (rekontruksi) tanpa ada yang disembunyikan. Jadi, kalau ada suatu formula, formula tersebut dapat diterangkan kembali. Potensial untuk dikembangkan Suatu model yang berhasil biasanya mampu membangkitkan minat (interest) peneliti lain untuk menyelidikinya lebih jauh. Peka terhadap perubahan asumsi Hal ini menunjukkan bahwa proses pemodelan tidak pernah berakhir (selesai), selalu memberi celah untuk membangkitkan asumsi. Pengembangan model suatu sistem mengandung dua tahapan proses, yang pada prakteknya tidak selalu harus mengikuti urutan yang diusulkan. Jadi, bisa terjadi urutan yang

11 23 sebaliknya dilakukan. Kedua tahapan proses tersebut adalah sebagai berikut : 1. Pembuatan struktur model, yaitu menetapkan batas-batas sistem (system reference) yang akan memisahkan sistem dari lingkungannya, dan menetapkan komponen-komponen pembentuk sistem yang akan diikutsertakan atau dikeluarkan dari model. Dalam menetapkan keduanya harus diingat bahwa model harus lengkap, valid, tetapi juga cukup sederhana. 2. pengumpulan data, yaitu mendapatkan besaran-besaran atribut yang komponen yang dipilih, dan untuk mengetahui hubungan yang terjadi pada aktivitas-aktivitas sistem. 2.5 Simulasi Pengertian Pemodelan Simulasi Simulasi merupakan salah satu alat pendukung dalam pengambilan keputusan yang menggunakan pendekatan eksperimental. Simulasi merupakan pemodelan suatu proses atau sistem sedemikian rupa sehingga model menyerupai sistem nyata dengan segala event yang terjadi di dalamnya (Suryadi dan Ramdhani, 1998). Dengan kata lain, simulasi dapat didefinisikan sebagai proses mendesain model dari suatu sistem nyata dan melakukan eksperimen dengan model tersebut untuk memahami perilaku sistem itu dan/atau mengevaluasi berbagai strategi operasi dari sistem.

12 24 FORMULASI MASALAH ADAKAH MODEL OR YANG COCOK YA TIDAK GUNAKAN INTUISI UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN BUAT ALTERNATIF - ALTERNATIF BUAT MODEL SIMULASI TIDAK BUAT MODEL ANALITIS BISA FORMULASI MASALAH KE BENTUK MODEL LAKUKAN PERCOBAAN UNTUK MENDAPATKAN ALTERNATIF TERBAIK IDENTIFIKASI ALTERNATIF CARI ALTERNATIF TERBAIK TEGASKAN SOLUSI DENGAN PERCOBAAN CARI SOLUSI OPTIMAL SOLUSI DAPAT DITERIMA TIDAK YA KEPUTUSAN Gambar 2.3. Diagram Alir Pemilihan Metode Pengambilan Keputusan Elemen utama dalam pemodelan simulasi adalah sistem nyata, model, dan komputer. Model dalam simulasi tidak hanya memperhatikan elemen-elemen di dalamnya, tetapi juga hubungan antara elemen-elemennya. Pemodelan berkaitan dengan hubungan antara sistem nyata dan model. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 2.4.

13 25 SISTEM NYATA MODEL KOMPUTER Pemodelan Validasi Simulasi Verifikasi Gambar 2.4. Elemen Dasar dan Hubungan dalam Pemodelan dan Simulasi Suatu sistem nyata dapat berarti suatu bagian dari dunia nyata yang memiliki suatu kepentingan tertentu. Sistem tersebut dapat berupa sistem alami atau buatan, pada kenyataan saat ini atau direncanakan untuk masa yang akan datang. Secara umum, sistem nyata adalah suatu sumber data perilaku yang dibandingkan terhadap waktu. Suatu model pada prinsipnya adalah sekumpulan instruksi untuk membangkitkan data perilaku. Komputer adalah suatu proses perhitungan dari pembangkit data perilaku melalui kodekode (instruksi-instruksi) pada model. Dalam pemodelan harus diperhatikan validitas model, yaitu bagaimana kemampuan model untuk mewakili dunia nyata. Validitas diukur dengan melihat tingkat kesamaan antar data sistem nyata dengan data yang dibangkitkan model. Validitas memiliki beberapa tingkatan, yaitu : 1. Repicaticely valid, data yang dibangkitkan sama dengan data yang sudah ada dari sistem nyata. 2. Predictively valid, data yang dibangkitkan diperkirakan atau terlihat sama dengan data yang belum diambil dari dunia nyata. 3. Structurally valid, model tersebut benar-benar menunjukkan pola tingkah laku sistem nyata.

14 Karakteristik Teknik Simulasi Studi terhadap sistem dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu melakukan eksperimen terhadap sistem nyata atau melakukan eksperimen terhadap model dari sistem yang berlaku. Cara terakhir ini lebih disukai karena lebih praktis dan ekonomis. Lebih lanjut, sistem dapat dimodelkan secara fisik dan matematis. Berkembangnya analisis sistem dengan penelitian operasional, model matematis lebih diminati (walaupun dalam bidang-bidang tertentumodel fisik tetap digunakan). Model matematika dapat memberikan solusi dari proses analitis atau simulasi yang masingmasing mempunyai kelebihan dan kekurangan. Untuk sistem yang kompleks solusi analitik sulit diperoleh sehingga dalam hal ini simulasi menjadi sangat berperan. Disamping itu, dengan simulasi dimungkinkan melakukan studi suatu sistem jangka panjang dalam waktu yang relatif singkat. Secara jelas posisi simulasi dalam studi suatu sistem dilihat pada Gambar 2.5. Beberapa hal yang harus diperhatikan manakala memilih simulasi sebagai suatu teknik pendukung keputusan, yaitu : 1. Simualasi tidak dapat mengoptimasi performansi sistem, tetapi hanya mengambarkan atau memberikan jawaban atas pertanyaan apa yang akan terjadi jika (what if). 2. Simulasi tidak memberikan pemecahan masalah, tetapi hanya menyediakan informasi yang menjadi dasar pengambilan keputusan. 3. Simulasi juga tidak dapat memberikan hasil yang akurat atas karakteristik sistem jika datanya tidak akurat dan modelnya tidak dinyatakan dengan jelas.

15 27 SISTEM Eksperimen pada sistem nyata Eksperimen pada model sistem Model Fisik Model Matematika Solusi Analitis Simulasi Gambar 2.5. Cara Mempelajari Sistem Tipe Model Simulasi Model simulasi adalah model yang dipelajari dengan simulasi. Model simulasi dapat ditinjau dari tiga dimensi yang berbedan : a. Statis-Dinamis Model simulasi dapat digunakan untuk menggambarkan sistem yang bersifat statis maupun dinamis. Model simulasi statis adalah model yang menggambarkan sistem dimana keadaannya tidak dipengaruhi waktu. Model simulasi dinamis adalah model simulasi yang keadaan sistemnya berubah dipengaruhi oleh waktu. b. Stokastik-Deterministik Model simulasi dapat menggambarkan kejadian yang bersifat pasti atau tidak mengandung probabilitas

16 28 (deterministik), maupun yang bersifat pasti dengan mengandung unsur probabilitas yang ditandai dengan adanya kerandoman input dari model (stokastik). c. Kontinu-Diskrit Model simulasi disebut diskrit jika sistem berubah pada waktu yang diskrit. Sedangkan model simulasi disebut kontinu jika status variabelnya berubah seiring berjalannya waktu. Tinjauan dan pendekatan lain yang digunakan untuk meninjau tipe model simulasi diajukan sebagai berikut : a) Umum-Rinci Simulasi dapat dibuat secara menyeluruh (aggregat) ataupun rinci tergantung dari kompleksitas sistem yang dipelajari dan tujuan penelitian. b) Fisik-Tingkah Laku Simulasi dapat memodelkan sistem fisik, maupun tingkah laku pengambilan keputusan. c) Komputer-Manusia Mekanisme prosedur simulasi dapat dilakukan menyeluruh oleh komputer atau sebagian oleh komputer sebagian oleh manusia. d) Berulang-Kesetimbangan Untuk model simulasi dinamis, ada dua pendekatan yang dapat digunakan, yaitu berulang dan kesetimbangan. Pada pendekatan berulang (rekrusif) hasil simulasi langsung didapat. Sedangkan pada pendekatan kesetimbangan hasil simulasi daopat diambil jika sistem nyata yang dimodelkan telah stabil atau mencapai kondisi kesetimbangan. e) Size of Time Quanta Pada model yang variabelnya berubah setiap waktu tertentu, simulasi melakukan pengamatan setiap titik waktu terhadap sistem. Di sini diperlukan ukuran satuan unit waktu. Makin kecil ukuran satuan waktu akan makin tinggi ketelitian model.

17 Visual Basic For Application (VBA) Pengertian Visual Basic For Application (VBA) Visual Basic for Application adalah kombinasi yang terintegrasi antara lingkungan pemrograman (Visual Basic Editor) dengan bahasa pemrograman (Visual Basic) yang memudahkan user untuk mendesain dan membangun program Visual Basic dalam aplikasi utama Microsoft Office (seperti Microsoft Excel, Word, Acces, Power Point, Outlook, FrontPage, Visio, Project, dan lain-lainnya) Perbedaan Visual Basic For Application (VBA) dengan Visual Basic. Visual Basic For Application (VBA) yang juga dikenal sebagai Visual Basic- Edisi Aplikasi berbeda dengan Microsoft Visual Basic. Microsoft Visual Basic menyediakan lebih banyak pemrograman dan fungsi tingkat lanjut sehingga dengan Microsoft Visual Basic dapat dihailkan program yang lebih komplek untuk sistem operasi Microsoft Windows maupun Office. Sedangkan pada Visual Basic for Aplication hanya dapat dibangun pada aplikasi utama Microsoft Office untuk mengendalikan fungsi aplikasi tersebut melalui serangkaian objek terprogram Kegunaan Visual Basic For Application (VBA) Visual Basic For Application digunakan untuk mengotomatisasi pekerjaan. Ada pun jenis pekerjaan yang dimaksud adalah sebagai berikut : 1. Pekerjaan yang dilakukan secara berulang-ulang 2. Pekerjaan yang kompleks Pekerjaan atau tugas yang dilakukan secara berulang-ulang seperti pembuatan laporan rutin (harian, mingguan maupun bulanan) maupun pekerjaan kompleks yang apabila dikerjakan secara manual oleh user akan membutuhkan waktu penyelesaian yang lebih lama dan mungkin terdapat beberapa kesalahan

18 30 (human error). Hal ini dapat diatasi dengan menggunakan fasilitas VBA sehingga pekerjaan atau tugas tersebut dapat diselesaikan dalam waktu yang sangat singkat dan dengan tingkat akurasi yang tinggi Otomatisasi Pekerjaan Pada dasarnya setiap pekerjaan dapat diselesaikan secara otomatis oleh komputer tanpa harus dikerjakan secara manual oleh manusia. Otomatisasi pekerjaan pada Microsoft Excel memungkinkan user untuk menyelesaikan pekerjaan rutin mulai dari pekerjaan sederhana hingga pekerjaan yang kompleks dalam waktu yang sangat singkat. Otomatisasi pekerjaan pada Microsoft Excel dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu : 1. Menggunakan Macro Dengan menggunakan fasilitas macro yang terdapat dalam Microsoft Excel, user juga dapat melakukan otomatisasi pekerjaan terutama pekerjaan yang sifatnya sederhana. Kelebihan otomatisasi pekerjaan dengan menggunakan cara ini adalah user tidak perlu melakukan penulisan kode pemrograman VBA untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. Otomatisasi pekerjaan menggunakan macro biasanya digunakan untuk membuat tabel dan grafik, memformat tabel dan grafik, membuat beberapa lembar kerja, menghapus beberapa lembar kerja. 2. Menggunakan Visual Basic Editor Selain menggunakan macro, user juga dapat melakukan otomatisasi pekerjaan dengan menggunakan fasilitas Visual Basic Editor (VBE) yang terdapat pada Microsoft Excel. Dengan fasilitas VBE, user dapat menyelesaikan pekerjaanpekerjaan yang sifatnya sangat kompleks. Kelebihan dalam menggunakan fasilitas VBE adalah tingkat fleksibilitas yang sangat tinggi dibandingkan dengan penggunaan fasilitas

19 31 macro seperti penggunaan fasilitas kotak dialog yang membuat aplikasi otomatisasi pekerjaan pada Microsoft Excel menjadi lebih interaktif.

Teknik Simulasi. Eksperimen pada umumnya menggunakan model yg dapat dilakukan melalui pendekatan model fisik atau model matametika.

Teknik Simulasi. Eksperimen pada umumnya menggunakan model yg dapat dilakukan melalui pendekatan model fisik atau model matametika. Teknik Simulasi Dalam mempelajari sistem dapat dilakukan dengan pendekatan eksperimental, baik dengan menggunakan sistem aktual, maupun menggunakan model dari suatu sistem. Eksperimen pada umumnya menggunakan

Lebih terperinci

Pertemuan 14. Teknik Simulasi

Pertemuan 14. Teknik Simulasi Pertemuan 14 Teknik Simulasi Pengantar Dalam mempelajari sistem dapat dilakukan dengan pendekatan eksperimental, baik dengan menggunakan sistem aktual, maupun menggunakan model dari suatu sistem. Eksperimen

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Material Requirements Planning 2.1.1 Definisi MRP MRP adalah dasar komputer mengenai perencanaan produksi dan inventory control. MRP juga dikenal sebagai tahapan waktu perencanaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Teori Simulasi 2.1.1. Pengantar Simulasi Dalam dunia manufaktur, simulasi digunakan untuk menentukan schedule produksi, inventory level, dan prosedur maintenance, merencanakan

Lebih terperinci

Berupa persediaan barang berwujud yang digunakan dalam proses produksi. Diperoleh dari sumber alam atau dibeli dari supplier

Berupa persediaan barang berwujud yang digunakan dalam proses produksi. Diperoleh dari sumber alam atau dibeli dari supplier Hand Out Manajemen Keuangan I Disusun oleh Nila Firdausi Nuzula Digunakan untuk melengkapi buku wajib Inventory Management Persediaan berguna untuk : a. Menghilangkan resiko keterlambatan datangnya bahan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Persediaan pada Supply Chain Persediaan adalah bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya untuk proses produksi atau perakitan,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Masalah umum pada suatu model persediaan bersumber dari kejadian yang dihadapi setiap saat dibidang usaha, baik dagang ataupun industri.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. Pengertian Persediaan Persediaan merupakan simpanan material yang berupa bahan mentah, barang dalam proses dan barang jadi. Dari sudut pandang sebuah perusahaan

Lebih terperinci

Mata Kuliah Pemodelan & Simulasi. Riani Lubis. Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

Mata Kuliah Pemodelan & Simulasi. Riani Lubis. Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia Mata Kuliah Pemodelan & Simulasi Riani Lubis Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia Teori Inventori Inventory merupakan pengumpulan atau penyimpanan komoditas yang akan digunakan

Lebih terperinci

Persyaratan Produk. I.1 Pendahuluan

Persyaratan Produk. I.1 Pendahuluan BAB I Persyaratan Produk I.1 Pendahuluan Perkembangan teknologi saat ini merupakan pemicu perusahaan untuk menggali potensi yang dimiliki perusahaan untuk dapat lebih meningkatkan performance perusahaan.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasi Menurut Heizer & Render (2011, p. 36) manajemen operasi adalah sekumpulan aktivitas yang menciptakan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan mengubah input

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Persediaan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Persediaan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Persediaan Menurut Pardede (2005), persediaan (inventory) adalah sejumlah barang atau bahan yang tersedia untuk digunakan sewaktu-waktu di masa yang akan datang. Sediaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Banyaknya perusahaan di dunia industri saat ini menuntut setiap perusahaan untuk terus berusaha mencari cara terbaik agar memiliki daya saing yang lebih tinggi daripada

Lebih terperinci

BAB II KONSEP PERSEDIAAN DAN EOQ. menghasilkan barang akhir, termasuk barang akhirnya sendiri yang akan di jual

BAB II KONSEP PERSEDIAAN DAN EOQ. menghasilkan barang akhir, termasuk barang akhirnya sendiri yang akan di jual BAB II KONSEP PERSEDIAAN DAN EOQ II.1 Pengertian Persediaan Persediaaan adalah semua sediaan barang- barang untuk keperluan menghasilkan barang akhir, termasuk barang akhirnya sendiri yang akan di jual

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Dalam melakukan penelitian, perlu meninjau penelitian-penelitian yang telah dilakukan terdahulu agar penelitian yang dilakukan memiliki landasan

Lebih terperinci

Metode Pengendalian Persediaan Tradisional L/O/G/O

Metode Pengendalian Persediaan Tradisional L/O/G/O Metode Pengendalian Persediaan Tradisional L/O/G/O Perencanaan Persediaan Input data yang harus dipertimbangkan dalam merencanakan jumlah dan periode siklus waktu antar pemesanan/ pembuatan adalah: Total

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Persediaan merupakan suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha tertentu, atau persediaan barang-barang yang masi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada kurun waktu terakhir, persaingan dalam bidang ekonomi semakin kuat. Dipengaruhi dengan adanya perdagangan bebas, tingkat kompetisi menjadi semakin ketat. Hal

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai peneltian terdahulu, penelitian sekarang, dan landasan teori sebagai dasar penelitian.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai peneltian terdahulu, penelitian sekarang, dan landasan teori sebagai dasar penelitian. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini akan dijelaskan mengenai peneltian terdahulu, penelitian sekarang, dan landasan teori sebagai dasar penelitian. 2.1. Tinjauan Pustaka Berikut ini merupakan penjelasan

Lebih terperinci

Analisis Model dan Simulasi. Hanna Lestari, M.Eng

Analisis Model dan Simulasi. Hanna Lestari, M.Eng Analisis Model dan Simulasi Hanna Lestari, M.Eng Simulasi dan Pemodelan Klasifikasi Model preskriptif deskriptif diskret kontinu probabilistik deterministik statik dinamik loop terbuka - tertutup Simulasi

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN. keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuan. Sekarang komputer bukan

Bab 1 PENDAHULUAN. keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuan. Sekarang komputer bukan Bab 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi khususnya teknologi informasi berbasis komputer dewasa ini dirasa sangat pesat dan hal ini berpengruh terhadap aspek pekerjaan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelum penggunaan MRP biaya yang dikeluarkan Rp ,55,- dan. MRP biaya menjadi Rp ,-.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelum penggunaan MRP biaya yang dikeluarkan Rp ,55,- dan. MRP biaya menjadi Rp ,-. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Penelitian Terdahulu Nastiti (UMM:2001) judul: penerapan MRP pada perusahaan tenun Pelangi lawang. Pendekatan yang digunakan untuk pengolahan data yaitu membuat Jadwal

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Persediaan Persediaan dapat diartikan sebagai aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode tertentu, atau persediaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 1.1 Manajemen Logistik Menurut Bowersox (2000: 13), manajemen logistik dapat didefinisikan sebagai proses pengelolaan yang strategis terhadap pemindahan dan penyimpanan barang, suku

Lebih terperinci

MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 7: MENGELOLA PERSEDIAAN PADA SUPPLY CHAIN. By: Rini Halila Nasution, ST, MT

MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 7: MENGELOLA PERSEDIAAN PADA SUPPLY CHAIN. By: Rini Halila Nasution, ST, MT MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 7: MENGELOLA PERSEDIAAN PADA SUPPLY CHAIN By: Rini Halila Nasution, ST, MT PENDAHULUAN Persediaan di sepanjang supply chain memiliki implikasi yang besar

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN MODEL

BAB IV PERANCANGAN MODEL 36 BAB IV PERANCANGAN MODEL 4.1 Karakteristik Sistem Model simulasi yang akan dikembangkan menggambarkan sistem persaingan yang terjadi antara tiga produsen semen besar di Indonesia dalam memaksimalkan

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY)

MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY) MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY) KONSEP DASAR Salah satu fungsi manajerial yang sangat penting dalam operasional suatu perusahaan adalah pengendalian persediaan (inventory control), karena kebijakan persediaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Persediaan Persediaan (inventory) adalah sumber daya ekonomi fisik yang perlu diadakan dan dipelihara untuk menunjang kelancaran produksi, meliputi bahan baku (raw

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Pengendalian Persediaan Setiap perusahaan, apakah itu perusahaan dagang, pabrik, serta jasa selalu mengadakan persediaan, karena itu persediaan sangat penting. Tanpa adanya

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Dalam melakukan penelitian, perlu meninjau penelitian-penelitian yang telah dilakukan terdahulu agar penelitian yang dilakukan memiliki landasan

Lebih terperinci

Manajemen Persediaan (Inventory Management)

Manajemen Persediaan (Inventory Management) Manajemen Persediaan (Inventory Management) 1 A. PERSEDIAAN (INVENTORY) Persediaan adalah bahan/barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu misalnya untuk proses produksi atau

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Persediaan Persediaan merupakan komponen penting dalam suatu kegiatan produksi maupun distribusi suatu perusahaan. Persediaan digunakan sebagai cadangan atau simpanan pengaman

Lebih terperinci

3 BAB III LANDASAN TEORI

3 BAB III LANDASAN TEORI 3 BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Bahan Baku Bahan baku atau yang lebih dikenal dengan sebutan raw material merupakan bahan mentah yang akan diolah menjadi barang jadi sebagai hasil utama dari perusahaan yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Arti dan Peranan Pengendalian Persediaan Produksi

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Arti dan Peranan Pengendalian Persediaan Produksi BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Arti dan Peranan Pengendalian Persediaan Produksi Persediaan dapat diartikan sebagai bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya

Lebih terperinci

MANAJEMEN KEUANGAN. Kemampuan Dalam Mengelola Persediaan Perusahaan. Dosen Pengampu : Mochammad Rosul, Ph.D., M.Ec.Dev., SE. Ekonomi dan Bisnis

MANAJEMEN KEUANGAN. Kemampuan Dalam Mengelola Persediaan Perusahaan. Dosen Pengampu : Mochammad Rosul, Ph.D., M.Ec.Dev., SE. Ekonomi dan Bisnis MANAJEMEN KEUANGAN Modul ke: 12 Kemampuan Dalam Mengelola Persediaan Perusahaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Manajemen Keuangan www.mercubuana.ac.id Dosen Pengampu : Mochammad Rosul, Ph.D.,

Lebih terperinci

Bab 2 LANDASAN TEORI

Bab 2 LANDASAN TEORI Bab 2 LANDASAN TEORI 1.8 Persediaan 2.1.1 Definisi dan Fungsi Persediaan Masalah umum pada suatu model persediaan bersumber dari kejadian yang dihadapi tiap saat di bidang usaha, baik dagang ataupun industri.

Lebih terperinci

Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom

Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom Persediaan merupakan aset terbesar yang dimiliki supply chain. Banyak perusahaan yang memiliki nilai persediaanya melebihi 25% dari nilai keseluruhan aset. Manajemen persediaan

Lebih terperinci

IV. PEMODELAN SISTEM. A. Konfigurasi Sistem EssDSS 01

IV. PEMODELAN SISTEM. A. Konfigurasi Sistem EssDSS 01 IV. PEMODELAN SISTEM A. Konfigurasi Sistem EssDSS 01 Sistem penunjang keputusan pengarah kebijakan strategi pemasaran dirancang dalam suatu perangkat lunak yang dinamakan EssDSS 01 (Sistem Penunjang Keputusan

Lebih terperinci

Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom

Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom Distorsi informasi pada supply chain merupakan satu sumber kendala menciptakan supply chain yang efisien. Seringkali permintaan dari custromer relatif stabil dari waktu

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 4.1. Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan Dibawah ini merupakan diagram alir yang menggambarkan langkahlangkah dalam melakukan penelitian di PT. Dankos Laboratorioes

Lebih terperinci

MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP)

MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP) MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP) PENDAHULUAN Dimulai dari 25 s.d 30 tahun yang lalu di mana diperkenalkan mekanisme untuk menghitung material yang dibutuhkan, kapan diperlukan dan berapa banyak. Konsep

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Peranan persediaan dalam operasi perusahaan sangat penting sehingga perlu adanya suatu metode persediaan yang tepat untuk memperoleh hasil usaha

Lebih terperinci

PEMODELAN DAN SIMULASI SISTEM INVENTORI UNTUK MENDAPATKAN ALTERNATIF DESAIN PERGUDANGAN (STUDI KASUS DI PT. PETROKIMIA GRESIK)

PEMODELAN DAN SIMULASI SISTEM INVENTORI UNTUK MENDAPATKAN ALTERNATIF DESAIN PERGUDANGAN (STUDI KASUS DI PT. PETROKIMIA GRESIK) TM. 091486 - Manufaktur TUGAS AKHIR PEMODELAN DAN SIMULASI SISTEM INVENTORI UNTUK MENDAPATKAN ALTERNATIF DESAIN PERGUDANGAN (STUDI KASUS DI PT. PETROKIMIA GRESIK) Cipto Adi Pringgodigdo 2104.100.026 Dosen

Lebih terperinci

Pengukuran Kinerja SCM

Pengukuran Kinerja SCM Pengukuran Kinerja SCM Pertemuan 13-14 Dalam SCM, manajemen kinerja dan perbaikan secara berkelanjutan merupakan salah satu aspek fundamental. Oleh sebab itu diperlukan suatu sistem pengukuran yang mampu

Lebih terperinci

6/15/2015. Simulasi dan Pemodelan. Keuntungan dan Kerugian. Elemen Analisis Simulasi. Formulasi Masalah. dan Simulasi

6/15/2015. Simulasi dan Pemodelan. Keuntungan dan Kerugian. Elemen Analisis Simulasi. Formulasi Masalah. dan Simulasi Simulasi dan Pemodelan Analisis lii Model dan Simulasi Klasifikasi Model preskriptif deskriptif diskret kontinu probabilistik deterministik statik dinamik loop terbuka - tertutup Hanna Lestari, M.Eng Simulasi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. dari beberapa item atau bahan baku yang digunakan oleh perusahaan untuk

BAB 2 LANDASAN TEORI. dari beberapa item atau bahan baku yang digunakan oleh perusahaan untuk BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Persediaan Menurut Jacob, Chase, Aquilo (2009: 547) persediaan merupakan stok dari beberapa item atau bahan baku yang digunakan oleh perusahaan untuk produksi. Sedangkan

Lebih terperinci

PERENCANAAN & PENGENDALIAN PRODUKSI TIN 4113

PERENCANAAN & PENGENDALIAN PRODUKSI TIN 4113 PERENCANAAN & PENGENDALIAN PRODUKSI TIN 4113 Exponential Smoothing w/ Trend and Seasonality Pemulusan level/keseluruhan Pemulusan Trend Pemulusan Seasonal Peramalan periode t : Contoh: Data kuartal untuk

Lebih terperinci

Stok yang disimpan untuk. mendatang. Pertanyaan: barang atau jasa?

Stok yang disimpan untuk. mendatang. Pertanyaan: barang atau jasa? Apa itu inventori? Stok yang disimpan untuk memenuhi kebutuhan di masa mendatang Pertanyaan: barang atau jasa? Inventori dan manajemen kualitas Pelanggan biasanya mempersepsikan kualitas layanan sebagai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Inventory atau Persediaan Inventory adalah item atau material yang dipakai oleh suatu organisasi atau perusahaan untuk menjalankan bisnisnya[10]. Persediaan adalah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Simulasi 2.1.1 Pengertian Simulasi Banyak para ahli yang memberikan definisi tentang simulasi. Beberapa diantaranya adalah sebagai berikut: Emshoff dan Simun (1970), simulasi didefinisikan

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 Definisi dan Fungsi Persediaan Persediaan adalah sunber daya mengganggur (idle resources) yang menunggu proses lebih lanjut. Yang dimaksud proses lanjut tersebut adalah berupa

Lebih terperinci

TUGAS E BISNIS MENINGKATKAN SUPPLY RANGKAIAN PERENCANAAN

TUGAS E BISNIS MENINGKATKAN SUPPLY RANGKAIAN PERENCANAAN TUGAS E BISNIS MENINGKATKAN SUPPLY RANGKAIAN PERENCANAAN Di susun oleh: Bayu Saputra 09.11.3160 STMIK AMIKOM YOGYAKARTA Advance supply chain planning Tinjauan sekarang banyak perubahan yang cepat pada

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN Modul ini akan membahas tentang gambaran umum manajemen persediaan dan strategi persdiaan barang dalam manajemen persediaan

MANAJEMEN PERSEDIAAN Modul ini akan membahas tentang gambaran umum manajemen persediaan dan strategi persdiaan barang dalam manajemen persediaan Modul ke: MANAJEMEN PERSEDIAAN Modul ini akan membahas tentang gambaran umum manajemen persediaan dan strategi persdiaan barang dalam manajemen persediaan Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Ir. Rini Anggraini

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil perhitungan dan pembahasan terhadap usulan distribusi dengan metode Distribution Requirement Planning, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Perbandingan

Lebih terperinci

TOOLS SIMULASI INVENTORI PADA SUPERMARKET

TOOLS SIMULASI INVENTORI PADA SUPERMARKET TOOLS SIMULASI INVENTORI PADA SUPERMARKET 1) Benny Santoso 2) Liliana 3) Imelda Yapitro Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Surabaya Raya Kalirungkut Surabaya 60293 (031) 298 1395 email

Lebih terperinci

Karakteristik Model & Struktur Model. Ratih Setyaningrum, MT Hanna Lestari, M.Eng

Karakteristik Model & Struktur Model. Ratih Setyaningrum, MT Hanna Lestari, M.Eng Karakteristik Model & Struktur Model Ratih Setyaningrum, MT Hanna Lestari, M.Eng Referensi Prof Dr Ir Soemarno, MS MALANG, 2007 Pemodelan Proses membangun atau membentuk model dari suatu sistem nyata dalam

Lebih terperinci

TRANSACTION PROCESSING

TRANSACTION PROCESSING TRANSACTION PROCESSING Enterprise System : ENTERPRISE SYSTEM Pusat sistem suatu perusahaan yang menjamin informasi dapat disebarkan keseluruh fungsi bisnis dan semua level manajemen untuk mendukung berjalannya

Lebih terperinci

PENGENDALIAN PERSEDIAN : INDEPENDEN & DEPENDEN

PENGENDALIAN PERSEDIAN : INDEPENDEN & DEPENDEN PENGENDALIAN PERSEDIAN : INDEPENDEN & DEPENDEN M A N A J E M E N O P E R A S I O N A L M I N G G U K E S E P U L U H B Y. M U H A M M A D W A D U D, S E., M. S I. F A K U L T A S E K O N O M I U N I V.

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN

MANAJEMEN PERSEDIAAN MANAJEMEN PERSEDIAAN PERSEDIAAN: BAHAN / BARANG YG DISIMPAN & AKAN DIGUNAKAN UTK MEMENUHI TUJUAN TERTENTU MISAL UTK PROSES PRODUKSI / PERAKITAN, UNTUK DIJUAL KEMBALI & UTK SUKU CADANG DR SUATU PERALATAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya dipengaruhi oleh pengendalian persediaan (inventory), karena hal

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya dipengaruhi oleh pengendalian persediaan (inventory), karena hal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada hakikatnya setiap perusahaan baik jasa maupun perusahaan produksi selalu memerlukan persediaan. Tanpa adanya persediaan, para pengusaha akan dihadapkan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Persediaan dapat diartikan sebagai suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode

Lebih terperinci

TEKNIK SIMULASI. Nova Nur Hidayati TI 5F

TEKNIK SIMULASI. Nova Nur Hidayati TI 5F TEKNIK SIMULASI Nova Nur Hidayati TI 5F 10530982 PENDAHULUAN TUJUAN MEMPELAJARI SIMULASI Melalui kuliah ini diharapkan kita dapat mempelajari suatu sistem dengan memanfaatkan komputer untuk meniru (to

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persediaan adalah bahan atau barang yang disimpan untuk memenuhi tujuan tertentu. Persediaan dapat berupa bahan mentah, bahan penolong, barang dalam proses, dan bisa

Lebih terperinci

BAB 6 MANAJEMEN PERSEDIAAN

BAB 6 MANAJEMEN PERSEDIAAN BAB 6 MANAJEMEN PERSEDIAAN Perusahaan memiliki persediaan dengan tujuan untuk menjaga kelancaran usahanya. Bagi perusahaan dagang persediaan barang dagang memungkinkan perusahaan untuk memenuhi permintaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam Kamus Bahasa Inggris dari Oxford [13] menjelaskan simulasi : The

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam Kamus Bahasa Inggris dari Oxford [13] menjelaskan simulasi : The BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teknik Simulasi Dalam Kamus Bahasa Inggris dari Oxford [13] menjelaskan simulasi : The Technique of imitating then behaviour of some situation or system (economic, mechanical,

Lebih terperinci

BAB IV RENCANA IMPLEMENTASI DAN KEBUTUHAN SUMBER DAYA

BAB IV RENCANA IMPLEMENTASI DAN KEBUTUHAN SUMBER DAYA BAB IV RENCANA IMPLEMENTASI DAN KEBUTUHAN SUMBER DAYA 4.1 Rencana Implementasi Agar model linear programming yang telah dibuat dapat digunakan dengan baik oleh YMMI, terdapat beberapa hal yang harus dilakukan

Lebih terperinci

Pembahasan Materi #4

Pembahasan Materi #4 1 EMA402 Manajemen Rantai Pasokan Pembahasan 2 Kompetisi Waktu Alasan Perhitungan Waktu Siklus Hidup Produk Waktu Sebagai Strategi Konsep dan Cara Pandang Lead Time Manajemen Pipeline Logistik Added Cost

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Keberadaan persediaan dalam suatu unit usaha perlu diatur sedemikian rupa sehingga kelancaran pemenuhan kebutuhan pemakai dapat dijamin

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1.1. Persediaan Persediaan merupakan salah satu pos modal dalam perusahaan yang melibatkan investasi yang besar. Kelebihan persediaan dapat berakibat pemborosan atau tidak efisien,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Arti dan Peranan Pengendalian Persediaan Persediaan dapat diartikan sebagai bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya untuk proses

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bagian bab ini memuat teori-teori dari para ahli yang dijadikan sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bagian bab ini memuat teori-teori dari para ahli yang dijadikan sebagai BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bagian bab ini memuat teori-teori dari para ahli yang dijadikan sebagai pendukung teori adanya penelitian ini. Teori-teori yang menjadi bahan rujukan berkaitan tentang manajemen

Lebih terperinci

SUPPLY CHAIN MANAGEMENT

SUPPLY CHAIN MANAGEMENT SUPPLY CHAIN MANAGEMENT Disusun Oleh: Puput Resno Aji Nugroho (09.11.2819) 09-S1TI-04 PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER (STMIK) AMIKOM YOGYAKARTA Jalan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 19 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Persediaan meliputi semua barang dan bahan yang dimiliki oleh perusahaan dan dipergunakan dalam proses produksi atau dalam memberikan

Lebih terperinci

COST ACCOUNTING MATERI-9 BIAYA BAHAN BAKU. Universitas Esa Unggul Jakarta

COST ACCOUNTING MATERI-9 BIAYA BAHAN BAKU. Universitas Esa Unggul Jakarta COST ACCOUNTING MATERI-9 BIAYA BAHAN BAKU Universitas Esa Unggul Jakarta PENGERTIAN BAHAN BAKU Adalah bahan yang membentuk bagian menyeluruh dari produk jadi. Bahan baku dapat diperoleh dari pembelian

Lebih terperinci

B A B 5. Ir.Bb.INDRAYADI,M.T. JUR TEK INDUSTRI FT UB MALANG 1

B A B 5. Ir.Bb.INDRAYADI,M.T. JUR TEK INDUSTRI FT UB MALANG 1 B A B 5 1 VSM adalah suatu teknik / alat dari Lean berupa gambar yg digunakan untuk menganalisa aliran material dan informasi yg disiapkan untuk membawa barang dan jasa kepada konsumen. VSM ditemukan pada

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN. 4.1 Proses Bisnis Pengadaan Barang

BAB IV PERANCANGAN. 4.1 Proses Bisnis Pengadaan Barang BAB IV PERANCANGAN Pada tahap perancangan ini akan dilakukan perancangan proses pengadaan barang yang sesuai dengan proses bisnis rumah sakit umum dan perancangan aplikasi yang dapat membantu proses pengadaan

Lebih terperinci

Persediaan. Ruang Lingkup. Definisi. Menetapkan Persediaan. Keuntungan & Kerugian Persediaan

Persediaan. Ruang Lingkup. Definisi. Menetapkan Persediaan. Keuntungan & Kerugian Persediaan EMA402 - Manajemen Rantai Pasokan EMA-402 Manajemen Rantai Pasokan Materi #11 Manajemen Persediaan Definisi Persediaan Sekumpulan produk fisik pada berbagai tahap proses transformasi dari bahan mentah

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Bab ini menjelaskan urutan langkah-langkah yang dibuat secara sistematis dan logis sehingga dapat dijadikan pedoman yang jelas dan mudah untuk menyelesaikan permasalahan. Tiap

Lebih terperinci

Manajemen Produksi dan Operasi. Inventory M-4

Manajemen Produksi dan Operasi. Inventory M-4 Manajemen Produksi dan Operasi Inventory M-4 1 2 PENGERTIAN PERSEDIAAN Persediaan merupakan bagian dari modal kerja yang tertanam dalam bahan baku, barang setengah jadi, maupun berupa barang jadi tergantung

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 1.1 Manajemen Produksi 1.1.1 Pengertian Proses Produksi Dalam kehidupan sehari-hari, baik dilingkungan rumah, sekolah maupun lingkungan kerja sering kita dengar mengenai apa yang

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA 23 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 Supply Chain Management 3.1.1 Definisi Supply Chain Management Pengertian Supply Chain Management menurut para ahli, antara lain: 1. Levi, et.al (2000) mendefinisikan Supply

Lebih terperinci

LABORATORIUM SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DAN INTELIGENSIA BISNIS

LABORATORIUM SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DAN INTELIGENSIA BISNIS LABORATORIUM SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DAN INTELIGENSIA BISNIS Latar Belakang Pelayanan terpusat di satu tempat Antrian pemohon SIM yg cukup panjang (bottleneck) Loket berjauhan Sumber daya terbatas Lamanya

Lebih terperinci

BAB II. Landasan Teori. [Jog98] mendefinisikan pengembangan system (System Development)

BAB II. Landasan Teori. [Jog98] mendefinisikan pengembangan system (System Development) BAB II Landasan Teori 2.1. Pengembangan Sistem [Jog98] mendefinisikan pengembangan system (System Development) dapat berarti menyusun suatu system yang baru untuk menggantikan system yang lama secara keseluruhan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Arti dan Peranan Persediaan Merujuk pada penjelasan Herjanto (1999), persediaan dapat diartikan sebagai bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan

Lebih terperinci

Disain Jejaring (Network Design)

Disain Jejaring (Network Design) Disain Jejaring (Network Design) McGraw-Hill/Irwin Copyright 2013 by The McGraw-Hill Companies, Inc. All rights reserved. Gambaran Disain Jejaring Jejaring Fasilitas Perusahaan Kebutuhan pergudangan Analisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jumlah perusahaan manufaktur di Indonesia semakin bertambah. Pada tahun 2013 tercatat ada 349 perusahaan industri manufaktur baru yang terdaftar, sehingga totalnya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Persediaan Berbagai rumusan tentang definisi inventori telah banyak dikemukakan oleh para pakar, di antaranya Hadley dan Within, Buchman dan Koenigsberg, Buffa dan

Lebih terperinci

PERENCANAAN & PENGENDALIAN OPERASI

PERENCANAAN & PENGENDALIAN OPERASI PERENCANAAN & PENGENDALIAN OPERASI KOMPETENSI MATA KULIAH Setelah mempelajari mata kuliah ini, mahasiswa diharapkan mampu: Memahami pengembangan sistem pengendalian produksi dan umpan balik informasi perkembangan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian dan tujuan rancang fasilitas Wignjosoebroto (2009; p. 67) menjelaskan, Tata letak pabrik adalah suatu landasan utama dalam dunia industri. Perancangan tata letak pabrik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persediaan Semua jenis perusahaan baik itu perusahaan manufaktur, perusahaan jasa dan perusahaan dagang memiliki persediaan sebagai aktiva lancar. Persediaan bagi perusahaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Manajemen Permintaan Pada dasarnya manajemen permintaan (demand management) didefinisikan sebagai suatu fungsi pengelolaan dari semua permintaan produk untuk menjamin

Lebih terperinci

Ratih Wulandari, ST., MT

Ratih Wulandari, ST., MT 10/7/2015 Teknik IndustriIndustri-UG Ratih Wulandari, ST., MT Perencanaan dan pengendalian produksi yaitu merencanakan kegiatan-kegiatan produksi, agar apa yang telah direncanakan dapat terlaksana dengan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Uji Kenormalan Lilliefors Perumusan ilmu statistik juga berguna dalam pengendalian persediaan untuk menentukan pola distribusi.pola distribusi tersebut dapat diketahui dengan melakukan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Fungsi Pengendalian Persediaan Masalah pengendalian persediaan merupakan salah satu masalah penting yang dihadapi oleh perusahaan. Kekurangan bahan baku akan mengakibatkan adanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sekumpulan fasilitas, pasokan bahan baku, konsumen, produk dan metode yang digunakan untuk mengontrol penyimpanan produk, pembelian, dan pendistribusian disebut

Lebih terperinci

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sudah sangat pesat. Pemanfaatan komputer sebagai alat bantu kerja manusia, khususnya sebagai media pengolah

Lebih terperinci

Dari. Logistics Value Creation PROPOSISI

Dari. Logistics Value Creation PROPOSISI PROPOSISI Logistics Value Creation Dari perspektif konsumen, logistik merupakan kegiatan untuk menyampai kan produk ke konsumen secara tepat, yang memenuhi tujuh kriteria tepat. Dikenal dengan tujuh tepat

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI 9 BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Pengertian Data dan Informasi Data merupakan fakta yang digambarkan dengan simbol-simbol, gambargambar, nilai-nilai, uraian karakter yang mempunyai arti pada suatu konteks

Lebih terperinci

PERBAIKAN SISTEM PERSEDIAAN GUDANG MENGGUNAKAN ECONOMIC ORDER QUANTITY PROBABILISTIC MODEL

PERBAIKAN SISTEM PERSEDIAAN GUDANG MENGGUNAKAN ECONOMIC ORDER QUANTITY PROBABILISTIC MODEL PERBAIKAN SISTE PERSEDIAAN GUDANG ENGGUNAKAN ECONOIC ORDER QUANTITY PROBABILISTIC ODEL Indri Hapsari, Yenny Sari, Lianny P. Rajimin Teknik Industri Universitas Surabaya Jl. Raya Kalirungkut, 60293, Surabaya

Lebih terperinci

Dasar-Dasar Pemodelan Sistem

Dasar-Dasar Pemodelan Sistem Bab 1: Dasar-Dasar Pemodelan Sistem Pemodelan dan Simulasi Sistem Monica A. Kappiantari Sumber: Harrell, C., B.K. Ghosh and R.O. Bowden, Jr., Simulation Using Promodel, 2 nd ed., McGraw- Hill, Singapore,

Lebih terperinci