BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Basis Teori E-learning The American Society for Training and Development (ASTD) mendefinisikan e-learning sebagai: a broad set of applications and processes which include web-based learning, computer-based learning, virtual classrooms, and digital. Much of this is delivered via the Internet, intranets, audio- and videotape, satellite broadcast, interactive TV, and CD-ROM. berikut: Selanjutnya Soekartawi et.al (2002) mendefinisikan e-learning sebagai E-learning is a generic term for all technologically supported learning using on array of teaching and learning tools as phone bridging, audio and videotapes, teleconferencing, satellite transmissions and the more recognized web based training or computer aided instruction also commonly reffered to as online courses Definisi lain menurut Clark dan Meyer (2008), e-learning didefinisikan sebagai berikut: E-learning adalah salah satu dari model training yang berisi content (informasi) dan metode instruksi (teknik) yang disampaikan melalui komputer (termasuk didalamnya CD-ROM, Internet ataupun Intranet) dalam bentuk teks, gambar, animasi, atau video, yang didesain untuk membantu pembelajar mencapai tujuan pembelajaran pribadi atau performa kerja yang sejalan dengan tujuan suatu organisasi. Berdasarkan beberapa definisi di atas maka e-learning juga dapat diartikan sebagai pembelajaran yang pelaksanaannya didukung oleh jaringan elektronik seperti telepon, audio, video tape, transmisi satelit atau komputer. Walaupun didefinisikan dengan berbagai versi yang mungkin satu sama lain berbeda, namun satu hal yang sama tentang e-learning atau electronic learning adalah pembelajaran melalui saluran e atau elektronik.

2 Learning Management System (LMS) Ada dua bagian utama e-learning, yaitu learning management system dan e-learning content atau materi pelajaran e-learning yang akan dipelajari oleh pemakai. Learning management system (LMS) adalah sistem yang membantu administrasi dan berfungsi sebagai platform e-learning content (Effendy & Zhuang, 2005). Sejalan dengan Effendy & Zhuang (2005), Mason & Rennie (2009) menyatakan LMS adalah perangkat lunak yang menyediakan sarana untuk administrasi e-learning dengan menyediakan sistem akses serta sistem pelacakan bagi kemajuan siswa. Beberapa fungsi dasar LMS (Effendy & Zhuang, 2005) adalah: a) katalog, b) registrasi dan persetujuan, c) menjalankan dan memonitor e-learning, d) evaluasi, e) komunikasi, f) laporan, g) rencana pelatihan, dan h) integrasi. LMS ada yang bersifat proprietary (komersial), ada yang open source. Contoh LMS proprietary adalah Saba Software, Apex Learning, Blackboard Inc., ANGEL Learning, dan Desire2Learn. LMS yang open source misalnya Tutor, Claroline, Dokeos, ILIAS, LON-CAPA, Moodle, dan Online Learning And Training (OLAT), dan Sakai Project. Pemilihan LMS disesuaikan dengan kebutuhan dan proses bisnis yang ada di institusi masing-masing. Graf dan List (2005) dibiayai oleh European Social Fund (ESF) meneliti tentang evaluasi dan komparasi LMS berbasis open source. Graf menggunakan satu metode evaluasi produk software bernama Qualitative Weight and Sum (QWS). QWS menghitung bobot (weight) menggunakan enam simbol kualitatif berdasarkan tingkat kepentingannya (importance level). Simbol-simbol dimaksud diurutkan dari yang paling penting ialah: E (essential), * (extremely valuable), # (very valuable), + (valuable), (marginally valuable), 0 (not valuable). QWS memungkinkan penetapan maximum value sendiri, jadi tidak harus E (essential) yang paling tinggi, bisa juga # (very valuable) misalnya. Sistem pengukuran kualitas software seperti Graf ini adalah berdasarkan product dan bukan process. Ada delapan kategori yang dievaluasi oleh Graf yaitu: communication tools, learning objects, management of user data, usability, adaptation, technical aspect, administration, dan course management. Masing-masing kategori

3 8 memiliki subkategori, misalnya di communication tools akan dilihat fitur forum, chat, mail/message, announcements, conferences, collaboration, dan synchronous/asynchronous tools. Subkategori lain bisa dilihat pada gambar 1 di bawah. Communication tools Learning objects Administration Course management Management of Usability Adaptation Technical user data aspects Forum Chat Mail/Messages Announcements Conferences Collaboration Synchronous & asynch. Tools Tests Learning Material Exercises Other creatable Los Importable Los Tracking Statistics Identification of online users Personal user profile User -friendliness Support Documentation Assistance Adaptability Personalization Extensibility Adaptivity Standards System requirement Security Scalability User management Authorization management Installation of the problem Administration of courses Assessment of tests Organization of course object Subcategories Maximum values * * * * * # + * * + + # # # + + * # * * # + * + # * + # # Atutor # 0 0 * * 0 + * * # # # Dokeos + * * * * 0 + * # * # 0 # dotlrn # * * + # ILIAS + * * * 0 + * # * 0 # + * 0 # * LON-CAPA + * 0 0 * + * # # # # # Moodle * * * * * # + * * + + # # + + # + * * # OpenUSS # * * # # # # # Sakai # * * 0 * # * * 0 # * Spaghettilearning * 0 0 * * * # Gambar 1 Hasil penelitian Graf & List (2005) Hasil dari penelitian ini yaitu secara umum Moodle dapat dikatakan merajai kompetisi ini, unggul terutama di kategori communication tools, learning objects, management of user data, usability, dan adaptation. ILIAS dan Dokeos di urutan kedua dan ketiga, sedangkan urutan keempat adalah Atutor, LON-CAPA, Spaghettilearning dan Open USS. Sakai dan dotlrn ada di posisi terakhir Learning Technology System Architecture (LTSA) Dalam dokumen draft standar (IEEE, 2002) Learning Technology System Architecture (IEEE P1484.1/D11, ) disebutkan bahwa LTSA adalah suatu standar internasional sistem pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan IEEE Learning Technology Standards Committee (LTSC). LTSA adalah sebuah arsitektur yang berbasis pada komponen abstrak. Tingkat abstraksi yang lebih tinggi dapat diterapkan pada tingkat yang lebih rendah: baik sebagai abstraksi tingkat yang lebih rendah, atau sebagai implementasi aktual. Sistem teknologi pembelajaran (implementasinya) dapat dipetakan dari/ke LTSA. Batas-

4 9 batas, fungsi, dan dekomposisi aktual atau sistem teknologi pembelajaran abstrak mungkin tidak memiliki struktur yang sama dengan LTSA, artinya pemetaan untuk LTSA tidak mungkin satu-ke-satu. Tidak semua sistem teknologi pembelajaran akan memiliki semua komponen LTSA atau dengan kata lain pemetaan untuk LTSA tidak mungkin persis sama. LTSA dimaksudkan untuk memiliki penerapan yang luas atas sistem teknologi pembelajaran. Tidak ada teknologi suatu generasi tertentu tersirat dengan LTSA, jadi mungkin LTSA berlaku pada masa lalu (misalnya pada kurun waktu 10, 30 dan 100 tahun yang lalu), masa kini (misalnya pada sistem yang sudah ada), dan masa depan (misalnya pada sistem 10 tahun dari sekarang). Standar ini menetapkan arsitektur level tinggi untuk pembelajaran yang didukung teknologi informasi, pendidikan, dan sistem pelatihan yang menggambarkan desain sistem tingkat tinggi beserta komponen-komponennya. Standar ini mencakup berbagai sistem secara luas, umumnya dikenal sebagai teknologi pembelajaran, teknologi pendidikan dan pelatihan, pelatihan berbasis komputer, instruksi berbantuan komputer, dan intelligent tutoring. Standar ini bersifat netral terhadap aspek pedagogis, konten, budaya, implementasi, dan platform. Standar ini (IEEE, 2002): (1) menyediakan kerangka bagi pemahaman sistem yang sudah ada dan yang akan dibangun, (2) mempromosikan interoperabilitas dan mudah dibawa (portable) dengan mengidentifikasi abstrak dan antarmuka sistem tingkat tinggi, serta (3) menggabungkan berbagai teknis (penerapan) minimal 5-10 tahun sambil tetap mudah beradaptasi dengan teknologi baru dan sistem teknologi pembelajaran. Standar ini akan memfasilitasi pengembangan pedoman konfigurasi (misalnya profil) untuk sistem teknologi pembelajaran umum. Standar ini tidak bersifat preskriptif maupun eksklusif. Selanjutnya, dalam standar tersebut juga dikatakan bahwa secara umum, tujuan pengembangan arsitektur sistem adalah untuk menciptakan kerangka kerja tingkat tinggi untuk memahami jenis sistem tertentu, subsistemnya, dan interaksi mereka dengan sistem yang terkait, atau dengan kata lain dimungkinkan untuk lebih dari satu arsitektur (IEEE, 2002). Suatu arsitektur bukanlah suatu cetak biru untuk merancang sebuah sistem tunggal, tetapi suatu kerangka kerja untuk merancang berbagai sistem dari waktu ke waktu, dan untuk analisis dan

5 10 perbandingan sistem-sistem, atau dapat dikatakan arsitektur digunakan untuk analisis dan komunikasi. Dengan mengungkapkan komponen bersama atas sistem yang berbeda pada tingkat yang tepat secara umum, arsitektur mempromosikan desain dan implementasi komponen dan subsistem yang dapat digunakan kembali, dengan biaya yang efektif dan mudah beradaptasi, atau dengan kata lain bersifat abstrak, antarmuka interoperabilitas tingkat tinggi dan layanan yang dapat diidentifikasi. Kerangka arsitektur yang dikembangkan dalam standar ini tidak dimaksudkan memberikan rincian implementasi spesifik yang diperlukan untuk membuat komponen sistem teknologi pembelajaran Learning Technology System Architecture (LTSA) Layer LTSA menspesifikasikan lima lapisan (layer), tetapi hanya layer 3 yang bersifat normatif sedangkan layer lainnya bersifat informatif. Normatif adalah istilah yang digunakan dalam LTSA sebagai petunjuk pada spesifikasi sistem secara teknis pada implementasi yang akan dilakukan. Informatif adalah istilah pada LTSA yang cukup membantu dalam perancangan arsitekturnya, namun bukan merupakan hal yang diperlukan untuk mengerti isi dari standar LTSA. Hal ini tidak termasuk spesifikasi teknis dan bukan berasal dari bagian terintegrasi dari standar LTSA (IEEE, 2002). Setiap layer menggambarkan sebuah sistem pada level yang berbeda. Layer yang lebih tinggi memiliki prioritas yang lebih besar dan berpengaruh dalam analisis dan perancangan sistem. Berikut ini adalah lima layer yang dispesifikasikan LTSA (IEEE, 2002): (1) Layer 1: Learner and Environment Interaction Layer ini berfokus kepada akuisisi learner, transfer, pertukaran, formulasi dan penemuan pengetahuan dan atau informasi melalui interaksi dengan lingkungan. (2) Layer 2: Learner-Related Design Features Layer ini berfokus kepada pengaruh yang dimiliki learner pada perancangan sistem teknologi pembelajaran. (3) Layer 3: System Components Layer ini mendeskripsikan arsitektur berbasis komponen yang diidentifikasi pada layer 2.

6 11 (4) Layer 4: Stakeholder Perspective and Priorities Layer ini mendeskripsikan sistem teknologi pembelajaran dari berbagai perspektif dengan mengacu pada layer 3. Setiap stakeholder memiliki perspektif yang berbeda terhadap sistem pembelajaran. Analisis terhadap perspektif dapat menghasilkan: a. Verifikasi dan validasi komponen LTSA pada sistem. b. Penentuan komponen LTSA yang tidak perlu dan perlu ditekankan pada sistem. c. Indikasi berbagai prioritas perancangan level tinggi dan level rendah. (5) Layer 5: Operational Components and Interoperability (codings, APIs, protocols) Layer ini mendeskripsikan komponen dan antar muka yang bersifat generik dari arsitektur pembelajaran berbasis teknologi informasi seperti yang diidentifikasi pada layer 4. Kelima spesifikasi layer arsitektur dapat dilihat pada Gambar 2. Gambar 2 Lima layer LTSA (IEEE, 2002) Keterangan notasi pada gambar: LE : Learner Entity B : Behavior C : Coach LP : Learning Parameters D : Delivery A : Assessment E : Evaluation LI : Learner Info LR : Learning Resources L : Locator R : Learner Records LC : Learning Content M : Multimedia CI : Catalog Info IC : Interaction Context Q : Query Lima layer abstrak ini mengidentifikasi prioritas desain, atau urutan desain dari yang paling penting sampai ke paling tidak penting. Pengembang akan mengerti bahwa, misalnya, fitur manusia pada sistem teknologi pembelajaran

7 12 (layer 2) memiliki efek yang lebih luas pada desain sistem daripada, misalnya, format multimedia (layer 5). Format multimedia mempunyai lingkup kecil. Lima layer mewakili lima bidang independen analisis teknis. Sebagai contoh, adalah mungkin untuk mendiskusikan sebuah abstraksi (misalnya, komponen sistem LTSA atau layer 3), terlepas dari implementasi (misalnya, coding, API, dan protocols yang merupakan implementasi aktual/layer 5). Dengan kata lain, meskipun layer 3 berisi komponen seperti evaluasi dan pelatih, komponen-komponen ini adalah konseptual dalam arti tidak ada keharusan bagi komponen-komponen tersebut disebut sebagai evaluasi dan pelatih dalam implementasi aktual. Lima layer LTSA membantu memisahkan gambar besar dari rincian. Penggunaan beberapa layer membantu pembaca memahami struktur langkah demi langkah. Layer 3 (komponen sistem) dapat digunakan untuk menganalisis kebutuhan interoperabilitas antar subsistem utama dalam sistem teknologi pembelajaran. Berikut penjelasan lebih rinci mengenai layer pada LTSA (IEEE, 2002) : (1) Layer 1 learner-environment interaction (Interaksi antara learner dengan lingkungannya) Layer 1 atau layer atas LTSA adalah layer arsitektur yang sangat umum yang disebut learner-environment interaction. Internet/Web Lab Parent Collaboration* Mentor Teacher Coach School Books Television Computers Other Learners* Employer Multimedia Library Newspaper Other Employees* *Collaboration is Internal to Learner Gambar 3 Cara pandang learner terhadap lingkungan belajar (IEEE, 2002) Layer ini berfokus pada fungsi tingkat tertinggi (yang paling umum) dari perspektif teknologi informasi: learner memiliki pengetahuan baru atau berbeda setelah mendapatkan pengalaman belajar. Dalam teknologi

8 13 informasi, ini adalah diagram salah satu subsistem (lingkungan) yang mentransfer informasi ke subsistem (learner), yang disebut suatu interaksi. Diagram learner-environment interaction tidak dimaksudkan untuk mewakili teori belajar yang ada atau proses pembelajaran. Ini merupakan isu yang ada dalam teknologi informasi pada sistem teknologi pembelajaran dan berguna untuk analisis dan teknik desain rekayasa perangkat lunak secara umum dan mudah dipahami. Untuk keperluan standar ini, fokus utama adalah teknologi informasi. Sebagai catatan, pada layer ini seringkali ditemukan kebingungan atau salah tafsir. Tujuan dari layer ini adalah untuk melihat sistem dari perspektif teknologi informasi (terutama dalam hal aliran informasinya). Banyak yang salah mengartikan layer ini sehingga memahaminya sebagai deskripsi beberapa teori belajar. Perlu ditegaskan bahwa deskripsi ini bukanlah sebuah diagram dari teori belajar apapun. Tujuan dari deskripsi teknologi pembelajaran pada layer ini adalah untuk menghubungkannya dengan metodologi rekayasa perangkat lunak sehingga dapat menciptakan abstraksi pada layer yang lebih rendah. Environment Learning Interactions Learner Learner Entity Learner Collaboration Learner Gambar 4 Cara pandang sistem dari learner-environment interaction (IEEE, 2002) Diagram interaksi learner-environment interaction (Gambar 4) hanya mewakili learner entity dan lingkungan mereka dari perspektif rekayasa sistem teknologi informasi, artinya diagram ini tidak menggambarkan penelitian terkini tentang teori belajar. Diagram ini sama dengan diagram pada Gambar 3. Kolaborasi antara learner bersifat internal bagi learner entity kolektif.

9 14 Alasan untuk menggunakan teknik diagram adalah untuk menyederhanakan suatu aspek rekayasa desain teknologi: fokusnya adalah pada cara pandang keseluruhan terhadap arus informasi dan sistem tersebut digambarkan sebagai panah satu arah (aliran) interaksi dari lingkungan bagi learner entity. Implementasi konsep (abstraksi tingkat yang lebih rendah atau sistem itu sendiri) dapat berfokus pada isu-isu pedagogis atau masalah teknis lainnya. Notasi LTSA pada kolaborasi learner adalah untuk menyederhanakan fitur LTSA sehingga dalam hal ini kolaborasi learner bersifat internal pada learner entity dan bukan merupakan komponen yang terpisah. Learner entity (proses) mewakili abstraksi learner, yang dapat berupa seorang individu, beberapa learner yang bekerjasama, atau para anggota sebuah tim yang mempunyai tugas yang berbeda-beda. Analoginya dapat dilihat pada sistem database yang terbagi yaitu beberapa database berkolaborasi untuk menampilkan sebuah database. Environment (proses) mewakili lingkungan dimana learner entity berinteraksi. Learning interactions atau interaksi pembelajaran yang merupakan aliran data dapat dikolaborasikan menjadi pengalaman belajar. (2) Layer 2 Learner-related design features (Desain yang berfokus pada learner) Layer ini memfokuskan pada pengaruh learner terhadap desain sistem teknologi pembelajaran. Desain yang lebih rendah dari layer arsitektur dipengaruhi oleh kebutuhan learner, khususnya, sifat manusia (yang berbeda dengan mesin) dalam belajar. Rincian dari pengaruh learner pada desain sistem berada di luar lingkup standar ini. (3) Layer 3 System Components (Komponen Sistem) dibahas tersendiri pada sub-bab (4) Layer 4 Stakeholder perspective/priorities (perspektif/priotitas stakeholder) Layer perspektif/prioritas stakeholder dianggap sebagai perbaikan layer yang terpisah karena layer ini membahas granularitas desain isu tertentu dimana perspektif, cara pandang, atau subsetnya relevan dengan desain tingkat yang lebih rendah.

10 15 (5) Layer 5 Operational components and interoperability (Komponen operasional dan interoperabilitas) Bidang utama komponen operasional dan interoperabilitas diidentifikasi melalui beberapa notasi, tetapi secara umum dijelaskan sebagai coding, API, dan protokol. Mengetahui standar interoperabilitas (coding, API, dan protokol) yang sedang digunakan dapat meningkatkan pemahaman kita tentang sistem dan membantu untuk mengetahui tentang potensi interoperabilitas, tetapi sistem harus diintegrasikan dan dikonfigurasi dengan benar untuk mencapai interoperabilitas yang tepat di antara mereka sendiri. Standar teknis dapat dikaitkan dengan LTSA dan proses pembangunan yang menciptakan dan menyelaraskan pekerjaan teknis. Spesifikasi pengkodean, API, protokol yang aktual, berada di luar lingkup LTSA Komponen Sistem LTSA (Layer 3) Komponen LTSA dibagi menjadi tiga kelompok utama, yaitu: proses, penyimpanan data, dan aliran data. (1) Proses (Process) Proses dideskripsikan dengan batasan, input, fungsionalitas dan output. Proses terdiri dari entitas siswa (learner entity), evaluasi (evaluation), instruktur (coach) dan pengiriman (delivery). Proses digambarkan dengan simbol elips. (2) Penyimpanan Data (Store) Penyimpanan data dideskripsikan dengan tipe dari informasi yang disimpan dan dicari kembali dengan metode search, retrieval dan update. Penyimpanan data terdiri dari data siswa (learner records) dan sumber belajar (learner resources). Penyimpanan data digambarkan dengan simbol empat persegi panjang. (3) Aliran Data (Flow) Aliran data dideskripsikan dengan konektivitas dan tipe dari informasi yang dialirkan. Aliran data terdiri atas perilaku (behavior), penilaian (assessment), informasi siswa (learner information), query, info katalog (catalog info), locator, materi pembelajaran (learning content), multimedia,

11 16 konteks interaksi (interaction context), dan parameter pembelajaran (learning parameters) (Gambar 5). Gambar 5 Komponen-komponen sistem LTSA (IEEE, 2002) Layer ini menerapkan perbaikan layer diatasnya sebagai kumpulan dari komponen sistem. LTSA mengidentifikasi empat proses, yaitu learner entity, evaluation, coach dan delivery; dua tempat penyimpanan, yaitu learner records dan learning resources, dan tiga belas informasi mengalir di antara komponen ini, yaitu behavior, assessment, learner information (tiga kali), query, catalog info, locator (dua kali), learning content, multimedia, interaction context, dan learning parameters Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Teknis Pengelolaan Perpustakaan Diklat Teknis Pengelolaan Perpustakaan adalah salah satu Diklat Tenaga Teknis Perpustakaan. Beberapa Diklat Tenaga Teknis Perpustakaan yang lain adalah Diklat Pengolahan Bahan Perpustakaan, Diklat Penulisan Karya Ilmiah, Diklat Pengembangan Koleksi Bahan Perpustakaan Digital, Diklat Pelestarian Bahan Perpustakaan, dan Diklat Layanan. Diklat Tenaga Teknis Perpustakaan adalah diklat yang dilaksanakan untuk mencapai persyaratan kompetensi teknis kepustakawanan yang diperlukan untuk pelaksanaan tugas pengelola perpustakaan. Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Tenaga Teknis Perpustakaan berfungsi mengembangkan potensi pegawai melalui peningkatan pengetahuan, keterampilan, dan sikap dalam menjalankan tugas teknis perpustakaan secara profesional.

12 17 Berdasarkan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No. 132/KEP/M.PAN/12/2002 Perpustakaan Nasional RI adalah lembaga pemerintah yang bertanggung jawab dalam pembinaan jabatan fungsional pustakawan. Salah satu bentuk pembinaan adalah melalui penyelenggaraan Diklat Teknis Kepustakawanan. Dalam rangka penyelenggaraan diklat tersebut, sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 Pasal 26 ayat (1) dan (2) Perpustakaan Nasional RI mempunyai tugas menyusun berbagai pedoman diklat sebagai acuan pelaksanaan diklat untuk menjaga dan meningkatkan kualitas penyelenggaraan diklat yang diselenggarakan oleh lembaga penyelenggara diklat. Tujuan dari diadakannya Diklat Teknis Pengelolaan Perpustakaan adalah membekali peserta dengan kemampuan dalam mengelola perpustakaan, sehingga lulusan dapat menyelenggarakan tata kerja rutin perpustakaan, mulai dari pengadaan, pengolahan, perawatan koleksi, dan pelayanan perpustakaan Pusat Pendidikan dan Pelatihan Buku Rencana Strategis Pusat Pendidikan dan Pelatihan Perpustakaan Nasional RI Tahun 2010 s.d menyatakan bahwa Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) merupakan salah satu unit eselon II di lingkungan Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan, Perpustakaan Nasional RI. Pusdiklat mempunyai visi: Menjadi Pusat Pendidikan dan Pelatihan Terdepan di bidang Diklat Tenaga Perpustakaan. Selanjutnya, misi Pusdiklat yaitu (Perpusnas, 2009): a. Melaksanakan kajian kebutuhan diklat di bidang perpustakaan; b. Menyusun dan mengembangkan kurikulum diklat tenaga perpustakaan; c. Menyusun dan mengembangkan bahan ajar diklat tenaga perpustakaan; d. Menyelenggarakan diklat tenaga perpustakaan; e. Mengelola dan mengembangkan sarana diklat; f. Mengevaluasi dan memantau pelaksanaan diklat dan pasca-diklat tenaga perpustakaan; g. Membina dan mengembangkan penyelenggaraan diklat tenaga perpustakaan; h. Mengembangkan sistem informasi diklat tenaga perpustakaan;

13 18 i. Melaksanakan akreditasi dan sertifikasi lembaga penyelenggara diklat tenaga perpustakaan. Berdasarkan Pasal 96 Keputusan Kepala Perpustakaan Nasional RI Nomor 3 Tahun 2001, Pusat Pendidikan dan Pelatihan mempunyai tugas melaksanakan pengembangan kurikulum, program, penyelenggaraan dan pengelolaan sarana, serta evaluasi program pendidikan dan pelatihan perpustakaan. Selanjutnya dalam melaksanakan tugas tersebut Pusdiklat menyelenggarakan fungsi: a. Pelaksanaan penyusunan dan pengembangan kurikulum program pendidikan dan pelatihan perpustakaan; b. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan perpustakaan; c. Pelaksanaan pengelolaan sarana pendidikan dan pelatihan; d. Evaluasi program pendidikan dan pelatihan perpustakaan Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian sebelumnya yang pernah dilakukan berkaitan dengan e-learning menggunakan Standar Learning Technology System Architecture adalah penelitian yang dilakukan oleh Fadjriya (2001) dalam tesisnya yang berjudul Perancangan E-Training Berbasis Web Menggunakan Standard Learning Technology System Architecture Studi Kasus: PT. Harrisma Service Centre. Tujuan dari penelitian tersebut adalah membuat rancangan e-training yang bisa diakses oleh para peserta pelatihan dari semua tempat dan setiap waktu. Ruang lingkupnya membahas perancangan sistem untuk pembuatan e-training di PT. Harrisma Service Centre dengan menggunakan standar LTSA. Penelitian ini tidak mencakup penulisan pengkodean, user interface dan struktur basis data untuk sistem e-training tersebut. Metode penelitian pada tesis ini mengikuti standar yang ada pada LTSA yang merupakan standar IEEE untuk learning technology. Dalam pembahasannya, perancangan dibahas layer demi layer mulai dari layer tertinggi yang merupakan level abstraksi ke layer yang lebih rendah yang sifatnya semakin teknis. Penelitian lain, dilakukan oleh Utami et.al. pada Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2006 (SNATI 2006) dengan judul Web Aplikasi Educourse

14 19 (Distance Learning) Mengadopsi Standar Learning Technology System Architecture (IEEE P1484.1/D11). Maksud dari diadakannya penelitian ini adalah untuk merancang dan membangun aplikasi distance learning berdasarkan standar sistem arsitektur LTSA. Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian tersebut adalah: 1). untuk membangun aplikasi sebagai sarana belajar bagi para pelaku kegiatan belajar mengajar yang berbasis pada web; dan 2). untuk membangun aplikasi yang dapat menggantikan peran pengajar dengan sebuah sistem yang dapat diakses oleh para pelajar, sehingga kegiatan belajar mengajar tetap dapat berjalan walaupun mereka tidak berada pada tempat dan saat yang sama. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian tersebut adalah studi kepustakaan, identifikasi kebutuhan sistem, perancangan, pembuatan program, dan uji coba pada skala lab. Dalam pembahasannya dilakukan perancangan hingga implementasi dan pengujian aplikasi distance learning tersebut.

ANALISIS DAN DESAIN E-LEARNING DIKLAT TEKNIS PENGELOLAAN PERPUSTAKAAN MENGGUNAKAN STANDAR LEARNING TECHNOLOGY SYSTEM ARCHITECTURE (IEEE P1484.

ANALISIS DAN DESAIN E-LEARNING DIKLAT TEKNIS PENGELOLAAN PERPUSTAKAAN MENGGUNAKAN STANDAR LEARNING TECHNOLOGY SYSTEM ARCHITECTURE (IEEE P1484. ANALISIS DAN DESAIN E-LEARNING DIKLAT TEKNIS PENGELOLAAN PERPUSTAKAAN MENGGUNAKAN STANDAR LEARNING TECHNOLOGY SYSTEM ARCHITECTURE (IEEE P1484.1) SRI PALUPI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

ANALISIS DAN DESAIN E-LEARNING DIKLAT TEKNIS PENGELOLAAN PERPUSTAKAAN MENGGUNAKAN STANDAR LEARNING TECHNOLOGY SYSTEM ARCHITECTURE (IEEE P1484.

ANALISIS DAN DESAIN E-LEARNING DIKLAT TEKNIS PENGELOLAAN PERPUSTAKAAN MENGGUNAKAN STANDAR LEARNING TECHNOLOGY SYSTEM ARCHITECTURE (IEEE P1484. ANALISIS DAN DESAIN E-LEARNING DIKLAT TEKNIS PENGELOLAAN PERPUSTAKAAN MENGGUNAKAN STANDAR LEARNING TECHNOLOGY SYSTEM ARCHITECTURE (IEEE P1484.1) 1 2 3 Sri Palupi, Meuthia Rachmaniah, Abdul Rahman Saleh

Lebih terperinci

Perpustakaan adalah diklat pertama yang saat ini sedang disiapkan untuk dijadikan e-learning. Banyaknya perpustakaan yang tersebar di seluruh

Perpustakaan adalah diklat pertama yang saat ini sedang disiapkan untuk dijadikan e-learning. Banyaknya perpustakaan yang tersebar di seluruh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejalan dengan perkembangan teknologi informasi yang pesat, maka penerapannya juga telah merambah di berbagai bidang termasuk di bidang pendidikan dan pelatihan (diklat).

Lebih terperinci

WEB APLIKASI EDUCOURSE (DISTANCE LEARNING) MENGADOPSI STANDAR LEARNING TECHNOLOGY SYSTEM ARCHITECTURE (IEEE P1484.1/D11)

WEB APLIKASI EDUCOURSE (DISTANCE LEARNING) MENGADOPSI STANDAR LEARNING TECHNOLOGY SYSTEM ARCHITECTURE (IEEE P1484.1/D11) WEB APLIKASI EDUCOURSE (DISTANCE LEARNING) MENGADOPSI STANDAR LEARNING TECHNOLOGY SYSTEM ARCHITECTURE (IEEE P1484.1/D11) Abdusy Syarif, Rusdianto Roestam, Rina Dwi Utami Teknk Informatika, Univeristas

Lebih terperinci

S Pembelajaran berbasis komputer (CBL) S CD pembelajaran S Multimedia pembelajaran S Aplikasi tutorial S Games, dll. S Pembelajaran berbasis web (WBL)

S Pembelajaran berbasis komputer (CBL) S CD pembelajaran S Multimedia pembelajaran S Aplikasi tutorial S Games, dll. S Pembelajaran berbasis web (WBL) Belajar: dahulu vs sekarang Perkembangan Teknologi E-Learning Herman Dwi Surjono, Ph.D. Dosen FT dan PPs UNY Kepala Puskom UNY http://blog.uny.ac.id/hermansurjono http://herman.elearning-jogja.org http://www.facebook.com/hermands

Lebih terperinci

UPI Bandung. Tugas Kuliah Komputer Masyarakat

UPI Bandung. Tugas Kuliah Komputer Masyarakat UPI Bandung Beberapa Definisi Pembelajaran jarak jauh Pembelajaran dengan perangkat komputer Pembelajaran formal vs informal Pembelajaran yang ditunjang oleh para ahli dibidang masing-masing Definisi E-Learning

Lebih terperinci

EVALUATION MANAGEMENT SYSTEM BERBASIS WEB UNTUK MENDUKUNG PENILAIAN TES ONLINE

EVALUATION MANAGEMENT SYSTEM BERBASIS WEB UNTUK MENDUKUNG PENILAIAN TES ONLINE EVALUATION MANAGEMENT SYSTEM BERBASIS WEB UNTUK MENDUKUNG PENILAIAN TES ONLINE M. Udin Harun Al Rasyid, Setiawardhana Jurusan Teknologi Informasi, Politeknik ELektronika Negeri Surabaya (PENS) - ITS E-mail:

Lebih terperinci

SISTEM REKOMENDASI BAHAN AJAR UNTUK ELEARNING

SISTEM REKOMENDASI BAHAN AJAR UNTUK ELEARNING SISTEM REKOMENDASI BAHAN AJAR UNTUK ELEARNING Hervin Islahudin Sekolah Teknik Elektro dan Informatika, Institut Teknologi Bandung Jalan Tamansari 10 Bandung 40132 E-mail: hervin@gmail.com ABSTRAKSI Sistem

Lebih terperinci

Mengapa menggunakan ICT. Bagaimana level kompetensi ICT bagi seorang guru? Pemanfaatan ICT untuk Pembelajaran 5/24/12. Learning: dahulu vs sekarang

Mengapa menggunakan ICT. Bagaimana level kompetensi ICT bagi seorang guru? Pemanfaatan ICT untuk Pembelajaran 5/24/12. Learning: dahulu vs sekarang Learning: dahulu vs sekarang Pemanfaatan ICT untuk Pembelajaran Herman Dwi Surjono, Ph.D. Dosen FT dan PPs UNY Kepala Puskom UNY hermansurjono@uny.ac.id http://blog.uny.ac.id/hermansurjono http://herman.elearning-jogja.org

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE E-LEARNING DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI SEKOLAH PADA MATA PELAJARAN TIK TINGKAT SMP

PENGGUNAAN METODE E-LEARNING DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI SEKOLAH PADA MATA PELAJARAN TIK TINGKAT SMP PENGGUNAAN METODE E-LEARNING DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI SEKOLAH PADA MATA PELAJARAN TIK TINGKAT SMP DISUSUN OLEH : ANDI AFIFUDDIN GURU MTs. THOLABUDDIN MASIN 2007 1 KATA PENGANTAR Puji dan syukur

Lebih terperinci

Pengantar E-learning dan Learning Management System (LMS)

Pengantar E-learning dan Learning Management System (LMS) Pengantar E-learning dan Learning Management System (LMS) Nurkhamid Email: nurkhamid@uny.ac.id Blog: http://nurkhamid.blogspot.com E-learning dan LMS E-learning merupakan sarana pembelajaran melalui teknologi,

Lebih terperinci

Aplikasi Komputer. Pengenalan E-learning. Miftahul Fikri, M.Si. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen.

Aplikasi Komputer. Pengenalan E-learning. Miftahul Fikri, M.Si. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen. Modul ke: Pengenalan E-learning Fakultas Ekonomi dan Bisnis Miftahul Fikri, M.Si Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Jaya Kumar C. Koran (2002), mendefinisikan e-learning sebagai sembarang pengajaran

Lebih terperinci

Software User Manual E-Learning Panduan Bagi Mahasiswa

Software User Manual E-Learning Panduan Bagi Mahasiswa Software User Manual E-Learning Panduan Bagi Mahasiswa [E-learning Mahasiswa] Page 0 KATA PENGANTAR Pendidikan merupakan salah satu pilar bangsa yang perlu diselenggarakan dan ditingkatkan pelaksanaannya.

Lebih terperinci

Modul ke: Aplikasi Kompoter. elearning. Fakultas FT. Giri Purnama, S.Pd, M.Kom. Program Studi Arsitektur/Sipil

Modul ke: Aplikasi Kompoter. elearning. Fakultas FT. Giri Purnama, S.Pd, M.Kom. Program Studi Arsitektur/Sipil Modul ke: Aplikasi Kompoter e Fakultas FT Giri Purnama, S.Pd, M.Kom. Program Studi Arsitektur/Sipil Apa itu e Suatu jenis belajar mengajar yang memungkinkan tersampaikannya bahan ajar ke siswa dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini akan mengulas mengenai kondisi e-learning Diklat Teknis Pengelolaan Perpustakaan yang ada saat ini untuk kemudian dibandingkan dengan hasil analisis layer-layer yang

Lebih terperinci

BAB I BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I BAB 1 PENDAHULUAN BAB I BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran merupakan unsur yang sangat penting dalam pendidikan di Indonesia. Dalam pembelajaran terdapat berbagai macam strategi dan metode yang dapat digunakan

Lebih terperinci

Digital Library & Distance Learning Lab. Petunjuk Teknis Penggunaan Sistem E-Learning untuk Peserta Ajar

Digital Library & Distance Learning Lab. Petunjuk Teknis Penggunaan Sistem E-Learning untuk Peserta Ajar Petunjuk Teknis Penggunaan Sistem E-Learning untuk Peserta Ajar KATA PENGANTAR Pendidikan merupakan salah satu pilar bangsa yang perlu diselenggarakan dan ditingkatkan pelaksanaannya. Perguruan Tinggu

Lebih terperinci

Electronic Learning. Oleh : Shobbah Sabilil M, ST

Electronic Learning. Oleh : Shobbah Sabilil M, ST Electronic Learning Oleh : Shobbah Sabilil M, ST DEFINISI E-LEARNING (1) Source : http://www.m-edukasi.web.id Hartley, 2001 E-learning merupakan suatu jenis belajar mengajar yang memungkinkan tersampaikannya

Lebih terperinci

WORKSHOP Pelatihan Pembelajaran Online Dosen

WORKSHOP Pelatihan Pembelajaran Online Dosen Fakultas Syari ah Universitas Islam Negeri SMH Banten WORKSHOP Pelatihan Pembelajaran Online Dosen Oleh : Edy Nasri,M.Kom Serang, 26 April 2017 Pembelajaran Online Sistem pembelajaran online adalah hasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Optimalisasi pemanfaatan Teknologi Informasi (TI) mutlak diperlukan untuk penataan manajemen sistem dan proses kerja dalam rangka pengembangan e- government. Teknologi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Aplikasi E-Learning semacam ini pernah dibuat oleh Sdr. Rendra

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Aplikasi E-Learning semacam ini pernah dibuat oleh Sdr. Rendra 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Aplikasi E-Learning semacam ini pernah dibuat oleh Sdr. Rendra Kurniawan dalam skripsi berjudul Analisis dan perancangan Aplikasi E-Learning

Lebih terperinci

Kata Pengantar. Irwinda Putri W.

Kata Pengantar. Irwinda Putri W. Kata Pengantar Alhamdulillah, Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah subhanahu wa ta ala, yang berkat rahmat serta karunia-nya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir berjudul Implementasi

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PERPUSTAKAAN MENGGUNAKAN POLA MODEL-VIEW- CONTROLLER (MVC)

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PERPUSTAKAAN MENGGUNAKAN POLA MODEL-VIEW- CONTROLLER (MVC) PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PERPUSTAKAAN MENGGUNAKAN POLA MODEL-VIEW- CONTROLLER (MVC) Rangga Sanjaya Fakultas Teknik, Universitas BSI Jalan Sekolah Internasional No. 1-6, Bandung 40282, Indonesia

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Penelitian Metode pengembangan sistem dalam penelitian ini menggunakan Metode Siklus Hidup Pengembangan Sistem (System Depelopment Life Cycle-SDLC) yang terdiri

Lebih terperinci

PANDANGAN TEKNOLOGI INFORMASI KOMUNIKASI TERHADAP PEMBANGUNAN LINGKUNGAN BELAJAR SISWA DAN IMPLIKASINYA DALAM PENDIDIKAN SAINS

PANDANGAN TEKNOLOGI INFORMASI KOMUNIKASI TERHADAP PEMBANGUNAN LINGKUNGAN BELAJAR SISWA DAN IMPLIKASINYA DALAM PENDIDIKAN SAINS PANDANGAN TEKNOLOGI INFORMASI KOMUNIKASI TERHADAP PEMBANGUNAN LINGKUNGAN BELAJAR SISWA DAN IMPLIKASINYA DALAM PENDIDIKAN SAINS Diajukan untuk mengikuti kompetisi artikel ilmiah yang diselenggarakan oleh

Lebih terperinci

Bab II Tinjauan Pustaka

Bab II Tinjauan Pustaka 5 Bab II Tinjauan Pustaka II.1. Definisi E-Learning Terdapat berbagai definisi mengenai e-learning. Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut : 1. E-learning adalah proses belajar yang difasilitasi

Lebih terperinci

REKAYASA PEMBELAJARAN PEMBENTUKAN DNA MANUSIA DENGAN METODE PENDEKATAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING. Abstrak

REKAYASA PEMBELAJARAN PEMBENTUKAN DNA MANUSIA DENGAN METODE PENDEKATAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING. Abstrak KOMPUTAKI Vol. 1 No. 1 Februari 2016 REKAYASA PEMBELAJARAN PEMBENTUKAN DNA MANUSIA DENGAN METODE PENDEKATAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING Stephanus Widjaja Teknik Informatika, STIMIK AKI PATI e-mail: stephanuswidjaja@gmail.com

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Definisi sistem menurut [Jog05] adalah sebagai berikut:

BAB II LANDASAN TEORI. Definisi sistem menurut [Jog05] adalah sebagai berikut: 8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Definisi sistem menurut [Jog05] adalah sebagai berikut: Terdapat dua kelompok pendekatan di dalam mendefinisikan sistem, yaitu yang menekankan pada prosedurnya

Lebih terperinci

Mereduksi Gap antara Kelas Belajar dengan Dunia Profesi Pemanfaatan Teknologi Informasi pada Kelas Kuliah Terintegrasi

Mereduksi Gap antara Kelas Belajar dengan Dunia Profesi Pemanfaatan Teknologi Informasi pada Kelas Kuliah Terintegrasi Mereduksi Gap antara Kelas Belajar dengan Dunia Profesi Pemanfaatan Teknologi Informasi pada Kelas Kuliah Terintegrasi Agus Pribadi Study program of Informatics Engineering College of Informatics management

Lebih terperinci

E-LEARNING. oleh : Yohanes Suyanto FMIPA UGM

E-LEARNING. oleh : Yohanes Suyanto FMIPA UGM E-LEARNING oleh : Yohanes Suyanto FMIPA UGM 1. PENGERTIAN e-learning Berdasarkan penyusun katanya, e-learning dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu e yang berarti electronica dan learning yang berarti

Lebih terperinci

SISTEM REKONSTRUKSI MATERI PEMBELAJARAN BERBASIS OBJEK PEMBELAJARAN GRANULAR

SISTEM REKONSTRUKSI MATERI PEMBELAJARAN BERBASIS OBJEK PEMBELAJARAN GRANULAR SISTEM REKONSTRUKSI MATERI PEMBELAJARAN BERBASIS OBJEK PEMBELAJARAN GRANULAR A.A. Gede Yudhi Paramartha, I Ketut Purnamawan, Ni Wayan Marti, Putu Hendra Suputra Jurusan Manajemen Informatika, Universitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN INTERACTIVE E-LEARNING

BAB II TINJAUAN INTERACTIVE E-LEARNING BAB II TINJAUAN INTERACTIVE E-LEARNING Pendidikan merupakan salah satu faktor penting yang menentukan kemajuan bangsa. Kurangnya sarana dan prasarana pendidikan di Indonesia menjadi kendala dalam sistem

Lebih terperinci

Aplikasi Komputer. Pengantar E-Learning : Definisi E-Learning, Software E- Learning. Safitri Juanita, S.Kom, M.T.I. Modul ke: Fakultas Ekonomi

Aplikasi Komputer. Pengantar E-Learning : Definisi E-Learning, Software E- Learning. Safitri Juanita, S.Kom, M.T.I. Modul ke: Fakultas Ekonomi Modul ke: Aplikasi Komputer Pengantar E-Learning : Definisi E-Learning, Software E- Learning Fakultas Ekonomi Safitri Juanita, S.Kom, M.T.I Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Definisi Dan Komponen

Lebih terperinci

KAJIAN SCORM SEBAGAI STANDAR PEMBUATAN CONTENT E-LEARNING

KAJIAN SCORM SEBAGAI STANDAR PEMBUATAN CONTENT E-LEARNING KAJIAN SCORM SEBAGAI STANDAR PEMBUATAN CONTENT E-LEARNING Anis Yusrotun Nadhiroh Jurusan Teknik Informatika- STT Nurul Jadid ayusrotun@gmail.com ABSTRAK Perkembangan teknologi internet membuka jalan bagi

Lebih terperinci

BAB V PERANCANGAN MOXIE

BAB V PERANCANGAN MOXIE BAB V PERANCANGAN MOXIE Bab ini berisi penjabaran dari hasil perancangan Moxie. Pembahasan pada bab ini mencakup perancangan arsitektur dan model skenario untuk Moxie. Model skenario merupakan produk dari

Lebih terperinci

Pengembangan Perangkat Lunak Untuk Model Pengelolaan Kuliah Bersama pada Karakteristik Lembaga Penyelenggara Berbeda

Pengembangan Perangkat Lunak Untuk Model Pengelolaan Kuliah Bersama pada Karakteristik Lembaga Penyelenggara Berbeda Pengembangan Perangkat Lunak Untuk Model Pengelolaan Kuliah Bersama pada Karakteristik Lembaga Penyelenggara Berbeda Fredy Windana(1), Yerry Soepriyanto(2), Henry Praherdhiono(3) (1) Jurusan Teknik Informatika

Lebih terperinci

PEMODELAN UML DAN IMPLEMENTASI E-LEARNING MENGADOPSI STANDAR LTSA IEEE P1484

PEMODELAN UML DAN IMPLEMENTASI E-LEARNING MENGADOPSI STANDAR LTSA IEEE P1484 PEMODELAN UML DAN IMPLEMENTASI E-LEARNING MENGADOPSI STANDAR LTSA IEEE P1484 Lido Sabda Lesmana, S.Pd., M.Kom Sistem Informasi, Universitas Putera Batam, Batam E-Mail : lidosabdalesmana11603@gmail.com

Lebih terperinci

1. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Masalah

1. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Masalah 1. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam e-learning terutama yang berbasis web, terdapat dua konsep belajar yang berbeda, yaitu Virtual Learning Environment (VLE) dan Personal Learning Environment

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam dunia pendidikan, saat ini telah banyak berkembang sistem e-learning, yaitu suatu sistem pembelajaran yang dapat dilakukan jarak jauh, dalam arti tidak

Lebih terperinci

Making Provisions for Applications and Services

Making Provisions for Applications and Services Making Provisions for Applications and Services Ketika seseorang mengakses informasi pada suatu perangkat (device), baik itu PC, laptop, PDA, ponsel, atau device lain yang terhubung ke jaringan, data tidak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pertukaran informasi di dunia maya ini dapat juga diterapkan pada proses belajar

BAB 1 PENDAHULUAN. pertukaran informasi di dunia maya ini dapat juga diterapkan pada proses belajar BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan berkembangnya teknologi informasi, maka proses belajarpun mengalami perubahan. Adanya media internet memudahkan kita untuk dapat mengakses ke berbagai sumber

Lebih terperinci

PEMANFAATAN SHARABLE CONTENT OBJECT REFERENCE MODEL DALAM MENCIPTAKAN APLIKASI WEB E-LEARNING

PEMANFAATAN SHARABLE CONTENT OBJECT REFERENCE MODEL DALAM MENCIPTAKAN APLIKASI WEB E-LEARNING PEMANFAATAN SHARABLE CONTENT OBJECT REFERENCE MODEL DALAM MENCIPTAKAN APLIKASI WEB E-LEARNING Hendri, S.Kom, M.S.I Dosen Tetap STIKOM Dinamika Bangsa Jambi Email: hendri@stikom-db.ac.id Abstrak Perkembangan

Lebih terperinci

Pengembangan Aplikasi E-learning dengan Menggunakan PHP Framework Prado

Pengembangan Aplikasi E-learning dengan Menggunakan PHP Framework Prado Pengembangan Aplikasi E-learning dengan Menggunakan PHP Framework Prado Djoni Setiawan K, Purnomo Wisnu Aji Program Studi D3 Teknik Informatika Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Maranatha

Lebih terperinci

MODEL INTERAKSI DALAM E-LEARNING

MODEL INTERAKSI DALAM E-LEARNING MODEL INTERAKSI DALAM E-LEARNING Rahmi Eka Putri Program Studi Sistem Komputer Fakultas Teknologi Informasi Universitas Andalas e-mail : rahmi230784@gmail.com Abstrak E-Learning atau electronic learning

Lebih terperinci

II. KELAS MAYA. A. Tujuan Pembelajaran. B. Uraian Materi

II. KELAS MAYA. A. Tujuan Pembelajaran. B. Uraian Materi II. KELAS MAYA Deskripsi Pembelajaran dengan memanfaatkan kelas maya (cyber class) merupakan sebuah upaya untuk mendorong pembelajaran yang dilaksanakan kapan saja dan di mana saja. Pembelajaran dalam

Lebih terperinci

Pengembangan E-learning menggunakan LMS. E-learning

Pengembangan E-learning menggunakan LMS. E-learning Pengembangan E-learning menggunakan LMS Herman Dwi Surjono E-learning Materi pembelajaran melalui media elektronik (definisi konvensional) Perkembangan teknologi Pergeseran konten & adaptivity Pengelolaan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI Untuk mendukung pembuatan laporan ini, maka perlu dikemukakan hal-hal atau teori-teori yang berkaitan dengan permasalahan dan ruang lingkup pembahasan sebagai landasan dalam pembuatan

Lebih terperinci

Review Rekayasa Perangkat Lunak. Nisa ul Hafidhoh

Review Rekayasa Perangkat Lunak. Nisa ul Hafidhoh Review Rekayasa Perangkat Lunak Nisa ul Hafidhoh nisa@dsn.dinus.ac.id Software Process Sekumpulan aktivitas, aksi dan tugas yang dilakukan untuk mengembangkan PL Aktivitas untuk mencapai tujuan umum (komunikasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN PERANCANGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN PERANCANGAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN PERANCANGAN 2.1 Tinjauan Pustaka Pembelajaran yang disusun dengan tujuan menggunakan sistem elektronik atau komputer sehingga mampu mendukung proses pembelajaran

Lebih terperinci

Pengembangan Portal Belajar Online

Pengembangan Portal Belajar Online Pengembangan Portal Belajar Online PENDAHULUAN Permasalahan B A B 1 Pengembangan sumber daya manusia merupakan upaya yang harus dilakukan secara terus menerus untuk memperoleh hasil yang optimal. Hal ini

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI Dalam bab ini akan dijelaskan landasan teori yang digunakan untuk mendukung penyusunan laporan kerja praktek ini. Landasan teori yang akan dibahas meliputi permasalahan-permasalahan

Lebih terperinci

: ENDRO HASSRIE NIM : MATKUL : REKAYASA PERANGKAT LUNAK PEMODELAN DATA

: ENDRO HASSRIE NIM : MATKUL : REKAYASA PERANGKAT LUNAK PEMODELAN DATA NAMA : ENDRO HASSRIE NIM : 41813120047 MATKUL : REKAYASA PERANGKAT LUNAK PEMODELAN DATA Pemodelan data (ER Diagram) adalah proses yang digunakan untuk mendefinisikan dan menganalisis kebutuhan data yang

Lebih terperinci

INTERAKSI MANUSIA DAN KOMPUTER (HUMAN COMPUTER INTERACTION)

INTERAKSI MANUSIA DAN KOMPUTER (HUMAN COMPUTER INTERACTION) INTERAKSI MANUSIA DAN KOMPUTER (HUMAN COMPUTER INTERACTION) TUJUAN 1. Mengenal dan menjelaskan latar belakang IMK. 2. Menjelaskan konsep dasar IMK sehingga dapat menggambarkan bagaimana interaksi antara

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. bidang media komunikasi dan informasi. Internet adalah suatu jaringan komputer

BAB II LANDASAN TEORI. bidang media komunikasi dan informasi. Internet adalah suatu jaringan komputer BAB II LANDASAN TEORI 2.1 World Wide Web Dunia internet semakin berkembang, terutama penggunaanya dalam bidang media komunikasi dan informasi. Internet adalah suatu jaringan komputer global, sedangkan

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI BIMBINGAN BELAJAR PRIVAT STUDI KASUS LEMBAGA BIMBINGAN BELAJAR INDONESIA COLLEGE

SISTEM INFORMASI BIMBINGAN BELAJAR PRIVAT STUDI KASUS LEMBAGA BIMBINGAN BELAJAR INDONESIA COLLEGE SISTEM INFORMASI BIMBINGAN BELAJAR PRIVAT STUDI KASUS LEMBAGA BIMBINGAN BELAJAR INDONESIA COLLEGE Ihsan Abi Rijal Syakir Jurusan Informatika Universitas Islam Indonesia Yogyakarta, Indonesia ihsanabirizal@gmail.com

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PEMETAAN FASILITAS KESEHATAN PADA BPJS KOTA SEMARANG

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PEMETAAN FASILITAS KESEHATAN PADA BPJS KOTA SEMARANG 1 SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PEMETAAN FASILITAS KESEHATAN PADA BPJS KOTA SEMARANG Danang Soeko Rahardjo, Program Studi Teknik Informatika, S1, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Dian Nuswantoro, danangsukoraharjo@gmail.com

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 E-Learning E-Learning merupakan suatu teknologi informasi yang relatif baru di Indonesia. Seiring dengan kebutuhan akan metode dan konsep pembelajaran yang lebih efektif dan efisien,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi saat ini mengarahkan sejarah teknologi pendidikan pada alur yang baru. Seiring dengan berkembangnya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Pengertian dan definisi sistem pada berbagai bidang berbeda-beda, tetapi meskipun istilah sistem yang digunakan bervariasi, semua sistem pada bidang-bidang tersebut

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori Dasar/Umum Multimedia 2.1.1 Pengertian Multimedia Menurut Fred T. Hofstetter (2001, Multimedia Literacy, chapter 1 halaman 2), multimedia adalah suatu penggunaan komputer

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Proses belajar yang merupakan kebutuhan dalam berkehidupan seorang manusia, terjadi perbedaan pendekatan dari segi usia dini dan dewasa. Pendekatan yang dilakukan pada

Lebih terperinci

Adiharsa Winahyu Fakultas Teknologi Informasi Universitas Mercu Buana Yogyakarta

Adiharsa Winahyu Fakultas Teknologi Informasi Universitas Mercu Buana Yogyakarta Adiharsa Winahyu Fakultas Teknologi Informasi Universitas Mercu Buana Yogyakarta Electronic Learning (e-learning) Suatu jenis belajar mengajar yang memungkinkan tersampaikannya bahan ajar ke siswa dengan

Lebih terperinci

Bab 4 Hasil dan Pembahasan 4.1 Implementasi dan Pengujian

Bab 4 Hasil dan Pembahasan 4.1 Implementasi dan Pengujian Bab 4 Hasil dan Pembahasan 4.1 Implementasi dan Pengujian Dalam keadaan yang sebenarnya Perpustakaan dan Arsip Daerah Kota Salatiga telah melakukan dan menetapkan perencanaan strategis bisnis yang dijadikan

Lebih terperinci

Journal of Information Technology and Computer Science (INTECOMS) Volume 1 No 1, Maret 2018 e-issn :

Journal of Information Technology and Computer Science (INTECOMS) Volume 1 No 1, Maret 2018 e-issn : PERANCANGAN SIMULASI PEMBELAJARAN KRIPTOGRAFI KLASIK MENGGUNAKAN METODE WEB BASED LEARNING DESIGN OF SIMULATION LEARNING CLASSIC CRIPTOGRAPHY USING WEB BASED LEARNING METHOD Jefril Rahmadoni UIN Sulthan

Lebih terperinci

Perangkat Lunak Aplikasi (2)

Perangkat Lunak Aplikasi (2) Perangkat Lunak Aplikasi (2) Kartika Firdausy - UAD kartika@ee.uad.ac.id blog.uad.ac.id/kartikaf Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa diharapkan mampu: 1. menyebutkan macam-macam perangkat lunak aplikasi

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci : E-commerce, Website Penjualan buku, Customer, dan Error Handling. iii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata Kunci : E-commerce, Website Penjualan buku, Customer, dan Error Handling. iii. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Perkembangan teknologi informasi sudah semakin luas dan secara langsung telah mempengaruhi setiap aspek kehidupan kita. Bahkan sekarang, masyarakat luas sudah memanfaatkan teknologi internet untuk

Lebih terperinci

Pengembangan Learning Content Management System yang Mendukung Peningkatan Efektifitas Proses Belajar Jarak Jauh

Pengembangan Learning Content Management System yang Mendukung Peningkatan Efektifitas Proses Belajar Jarak Jauh Pengembangan Learning Content Management System yang Mendukung Peningkatan Efektifitas Proses Belajar Jarak Jauh [Kridanto Surendro] Pengembangan Learning Content Management System yang Mendukung Peningkatan

Lebih terperinci

KAJIAN LEARNING MANAGEMENT SYSTEM (LMS) DENGAN QUALITATIVE WEIGHT AND SUM (QWS): STUDI KASUS D3 UNGGULAN UNIVERSITAS BUDI LUHUR

KAJIAN LEARNING MANAGEMENT SYSTEM (LMS) DENGAN QUALITATIVE WEIGHT AND SUM (QWS): STUDI KASUS D3 UNGGULAN UNIVERSITAS BUDI LUHUR KAJIAN LEARNING MANAGEMENT SYSTEM (LMS) DENGAN QUALITATIVE WEIGHT AND SUM (QWS): STUDI KASUS D3 UNGGULAN UNIVERSITAS BUDI LUHUR Atik Ariesta Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Informasi,

Lebih terperinci

Mengapresiasi e-learning Berbasis MOODLE Basori 1

Mengapresiasi e-learning Berbasis MOODLE Basori 1 Mengapresiasi e-learning Berbasis MOODLE Basori 1 A. Pendahuluan Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang sangat pesat mendorong berbagai lembaga pendidikan memanfaatkan sistem e-learning untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. E-learning adalah pembelajaran jarak jauh (distance learning) yang

BAB 1 PENDAHULUAN. E-learning adalah pembelajaran jarak jauh (distance learning) yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah E-learning adalah pembelajaran jarak jauh (distance learning) yang memanfaatkan teknologi komputer, e-learning memungkinkan pembelajar untuk dapat belajar

Lebih terperinci

Arsitektur Knowledge Management

Arsitektur Knowledge Management Arsitektur Knowledge Management Aloysius Airlangga Bajuadji, S.Kom, M.Eng Tujuan & Definisi Arsitektur KM Tujuan penyusunan arsitektur KM adalah untuk menyediakan kerangka dan landasan bagi pengembangan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam komunikasi tersebut baik yang berisi informasi maupun pemberitahuan

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam komunikasi tersebut baik yang berisi informasi maupun pemberitahuan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kampus dan Mahasiswa adalah dua element yang saling terikat dimana ada kampus disana pun harus ada mahasiswa sebagai pelengkap elementnya. Antara mahasiswa dan kampus

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. Menurut Lusyani Sunarya S.Sn (2010:45) Company Profile. sebuah aset lembaga atau perusahaan yang biasa digunakan sebagai tanda

BAB III LANDASAN TEORI. Menurut Lusyani Sunarya S.Sn (2010:45) Company Profile. sebuah aset lembaga atau perusahaan yang biasa digunakan sebagai tanda BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Company Profile Menurut Lusyani Sunarya S.Sn (2010:45) Company Profile adalah sebuah aset lembaga atau perusahaan yang biasa digunakan sebagai tanda pengenal perusahaan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Saat ini peran dan pemanfaatan teknologi informasi semakin meningkat dalam kehidupan sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Saat ini peran dan pemanfaatan teknologi informasi semakin meningkat dalam kehidupan sehari-hari. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Saat ini peran dan pemanfaatan teknologi informasi semakin meningkat dalam kehidupan sehari-hari. Hal itu membuat sumber daya manusia harus mampu berinovasi untuk

Lebih terperinci

KOLABORASI INFORMASI UNTUK MENDUKUNG INTEGRASI SISTEM INFORMASI. Abstrak

KOLABORASI INFORMASI UNTUK MENDUKUNG INTEGRASI SISTEM INFORMASI. Abstrak KOLABORASI INFORMASI UNTUK MENDUKUNG INTEGRASI SISTEM INFORMASI SATRIYO ADHY Program Studi Teknik Informatika Jurusan Matematika Fakultas MIPA Universitas Diponegoro Semarang satriyo@undip.ac.id Abstrak

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1. Sistem Informasi Sistem informasi adalah sekumpulan elemen yang saling bekerja sama baik secara manual atau berbasis komputer yang didalamnya ada pengumpulan, pengolahan, pemprosesan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Teori BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI Penelitian yang berhubungan dengan topik yang penulis bahas adalah Sistem Lelang On-Line Perum Pegadaian Jatisrono.(Hidayah, 2013). Pada topik

Lebih terperinci

III METODOLOGI PENELITIAN

III METODOLOGI PENELITIAN 39 III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Permasalahan Dukungan SIMPEG yang berkualitas bagi Badan Litbang Pertanian merupakan suatu keharusan agar mampu menghasilkan informasi yang bermanfaat bagi stakeholder.

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. ada berkaitan dengan sistem yang akan dibuat. Tujuannya adalah agar aplikasi ini

BAB III LANDASAN TEORI. ada berkaitan dengan sistem yang akan dibuat. Tujuannya adalah agar aplikasi ini BAB III LANDASAN TEORI Dalam membangun aplikasi ini, terdapat teori-teori ilmu terkait yang digunakan untuk membantu penelitian serta menyelesaikan permasalahan yang ada berkaitan dengan sistem yang akan

Lebih terperinci

APLIKASI BERBASIS WEB PEMETAAN INFORMASI PADA GAMBAR BITMAP

APLIKASI BERBASIS WEB PEMETAAN INFORMASI PADA GAMBAR BITMAP Media Informatika, Vol. 4, No. 1, Juni 2006, 13-26 ISSN: 0854-4743 APLIKASI BERBASIS WEB PEMETAAN INFORMASI PADA GAMBAR BITMAP M. Irfan Ashshidiq, M. Andri Setiawan, Fathul Wahid Jurusan Teknik Informatika,

Lebih terperinci

STMIK GI MDP. Program Studi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap 2010/2011

STMIK GI MDP. Program Studi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap 2010/2011 STMIK GI MDP Program Studi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap 2010/2011 APLIKASI PEMBELAJARAN DAN NILAI BERBASIS WEB PADA SMP YSP PUSRI PALEMBANG Richa Rusmawati 2007240117 Rully

Lebih terperinci

Bab III. Landasan Teori

Bab III. Landasan Teori Bab III Landasan Teori Dalam membangun aplikasi ini, terdapat teori-teori ilmu terkait yang digunakan untuk membantu penelitian serta menyelesaikan permasalahan yang ada berkaitan dengan sistem yang akan

Lebih terperinci

DESAIN BLOGGER MATIKA SEBAGAI SARANA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA SDN RAJAWALI. Sundari Kepala SDN Rajawali 1 Makassar

DESAIN BLOGGER MATIKA SEBAGAI SARANA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA SDN RAJAWALI. Sundari Kepala SDN Rajawali 1 Makassar DESAIN BLOGGER MATIKA SEBAGAI SARANA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA SDN RAJAWALI Sundari Kepala SDN Rajawali 1 Makassar Abstrak Web merupakan salah satu teknologi internet yang telah berkembang sejak lama

Lebih terperinci

Cheaper, Faster, and Better

Cheaper, Faster, and Better Cheaper, Faster, and Better Prinsip dalam Pengembangan E-Learning A Brief History 1950 Teori belajar behavioristik mulai disebarluaskan, tidak hanya untuk militer tapi untuk pendidikan formal 1960 Teaching

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGESAHAN... ii. ABSTRAK... iii. PROLOG... iv. KATA PENGANTAR... v. DAFTAR ISI... vii. DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGESAHAN... ii. ABSTRAK... iii. PROLOG... iv. KATA PENGANTAR... v. DAFTAR ISI... vii. DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii ABSTRAK... iii PROLOG... iv KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vii DAFTAR GAMBAR... xiii DAFTAR TABEL... xvii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pertanian memberikan kontribusi banyak terhadap keberlangsungan hidup masyarakat, terutama kontribusinya sebagai sumber pangan, sumber lapangan pekerjaan bagi sebagian

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA BAB III TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini akan dijelaskan dasar teori yang berhubungan dengan permasalahan yang dibahas dan juga menjelaskan aplikasi yang digunakan pada kerja praktek ini. 1.1 Restoran Menurut

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. suatu maksud tertentu adalah bagian dari suatu sistem, yang mana sistem

BAB II LANDASAN TEORI. suatu maksud tertentu adalah bagian dari suatu sistem, yang mana sistem BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Bagian-bagian yang memiliki keterkaitan pengoperasian dalam mencapai suatu maksud tertentu adalah bagian dari suatu sistem, yang mana sistem informasi dapat dibuat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka Pada penelitian sebelumnya yang berjudul Pengembangan Model Arsitektur Enterprise Untuk Perguruan Tinggi dilakukan pengembangan model arsitektur enterprise untuk

Lebih terperinci

PERENCANAAN PROYEK PERANGKAT LUNAK

PERENCANAAN PROYEK PERANGKAT LUNAK PERENCANAAN PROYEK PERANGKAT LUNAK 3 Langkah Perencanaan : I. Pendefinisian masalah, II. Pengembangan strategi solusi, III. Rencana proses pengembangan. 2 I. Pendefinisian Masalah 1. Nyatakan masalah yang

Lebih terperinci

Kata Kunci : Aplikasi E-Learning, ISO , Model Kualitas

Kata Kunci : Aplikasi E-Learning, ISO , Model Kualitas Penilaian Kualitas Sistem Elearning Dengan Menggunakan ISO 19796-1 Andharini Dwi Cahyani, Daniel Oranova Siahaan, Sarwosri Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Informasi, Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

Arsitektur Aplikasi Web

Arsitektur Aplikasi Web Web Engineering 2010 Arsitektur Aplikasi Web Husni husni@if.trunojoyo.ac.id Husni.trunojoyo.ac.id Komputasi.wordpress.com Outline Pendahuluan Metode dan Pendekatan Seluk beluk Arsitektur Web Komponen dasar

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Studi literatur mengenai decision support system serta beberapa metode yang digunakan untuk pengambilan keputusan dengan banyak kriteria, yaitu: metode

Lebih terperinci

PENGANTAR RUP & UML. Pertemuan 2

PENGANTAR RUP & UML. Pertemuan 2 PENGANTAR RUP & UML Pertemuan 2 PENGANTAR RUP Rational Unified Process (RUP) atau dikenal juga dengan proses iteratif dan incremental merupakan sebuah pengembangan perangkat lunak yang dilakukan secara

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. diperlukan dalam pembangunan website e-commerce Distro Baju MedanEtnic.

BAB II LANDASAN TEORI. diperlukan dalam pembangunan website e-commerce Distro Baju MedanEtnic. 2 BAB II LANDASAN TEORI Untuk menunjang penulisan Tugas Akhir ini, diambil beberapa bahan referensi seperti bahasa pemrograman PHP dan MySQL, serta beberapa bahan lainya yang diperlukan dalam pembangunan

Lebih terperinci

Yusnaeni A & Udin SS, Faktor-faktor Terpenting dalam Pembangunan E-Learning System

Yusnaeni A & Udin SS, Faktor-faktor Terpenting dalam Pembangunan E-Learning System Jurnal MEDTEK, Volume 1, Nomor 1, April 2009 FAKTOR-FAKTOR TERPENTING DALAM PEMBANGUNAN E-LEARNING SYSTEM Yusnaeni Arifin 1) dan Udin Sidik Sidin 2) 1) Jurusan Teknik Elektro Universitas Tadulako 2)Jurusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Toko Asysa merupakan sebuah toko yang bergerak di bidang penjualan

BAB I PENDAHULUAN. Toko Asysa merupakan sebuah toko yang bergerak di bidang penjualan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Toko Asysa merupakan sebuah toko yang bergerak di bidang penjualan pakaian muslim yang berlokasi di Jalan Sutisna Senjaya Nomor 44 Tasikmalaya. Mekanisme penjualan

Lebih terperinci

PENERAPAN LEARNING MANAGEMENT SYSTEM (LMS) PADA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DAN SEKOLAH MENENGAH ATAS

PENERAPAN LEARNING MANAGEMENT SYSTEM (LMS) PADA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DAN SEKOLAH MENENGAH ATAS PENERAPAN LEARNING MANAGEMENT SYSTEM (LMS) PADA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DAN SEKOLAH MENENGAH ATAS Panji Wisnu Wirawan 1), Moch. Abdul Mukid 2) 1 Fakultas Sains dan Matematika, Universitas Diponegoro email:

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Menentukan objek penelitian adalah langkah awal yang harus diputuskan oleh seorang peneliti, karena objek penelitian adalah tempat dimana peneliti

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. bermanfaat bagi penulis sejak awal hingga terselesainya laporan ini.

KATA PENGANTAR. bermanfaat bagi penulis sejak awal hingga terselesainya laporan ini. KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan baik meskipun penulis

Lebih terperinci