PANDANGAN TEKNOLOGI INFORMASI KOMUNIKASI TERHADAP PEMBANGUNAN LINGKUNGAN BELAJAR SISWA DAN IMPLIKASINYA DALAM PENDIDIKAN SAINS
|
|
- Johan Setiawan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PANDANGAN TEKNOLOGI INFORMASI KOMUNIKASI TERHADAP PEMBANGUNAN LINGKUNGAN BELAJAR SISWA DAN IMPLIKASINYA DALAM PENDIDIKAN SAINS Diajukan untuk mengikuti kompetisi artikel ilmiah yang diselenggarakan oleh Forum Komunikasi Mahasiswa (FKM) Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia DISUSUN OLEH: Dede Trie Kurniawan PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG 2013 Dede Trie Kurniawan ( ) Page 1
2 PANDANGAN TEKNOLOGI INFORMASI KOMUNIKASI TERHADAP PEMBANGUNAN LINGKUNGAN BELAJAR SISWA DAN IMPLIKASINYA DALAM PENDIDIKAN SAINS Dede Trie Kurniawan ABSTRAK Penerapan teknologi komputer mendorong proses pembelajaran ke arah individual learning, di mana posisi guru bergeser dari instruktur tradisional ke arah mentor. Dengan demikian maka perolehan pengetahuan siswa tidak lagi bersumber dari transfer ilmu oleh guru, melainkan melalui kegiatan membangun ilmu oleh siswa sendiri. Mengembangkan media pembelajaran berbantuan komputer perlu memerhatikan beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam proses pengembangan ini di antaranya 1) Analisis dan seleksi fenomena, fakta atau informasi ilmu pengetahuan alam yang akan disajikan, 2) Target kemampuan yang diharapkan dicapai siswa lewat interaksinya dengan fenomena atau fakta tersebut, 3) Bagaimana kerangka urutan aktivitas mental yang akan dilakukan siswa untuk memaknai fakta, fenomena atau informasi yang tersaji. Dari uraian tersebut makalah ini mencoba mengungkap bagaimana teknologi informasi dan komunikasi membangun lingkungan belajar dalam implikasinya pada pendidikan ilmu pengetahuan alam. Kata Kunci : Teknologi Informasi komunikasi, Lingkungan Belajar, Pendidikan IPA PENDAHULUAN Kecepatan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut perubahan cara dan strategi guru dalam mengajar. Guru tidak mungkin menjadi satu-satunya sumber belajar yang mampu menuangkan segala ilmu pengetahuan dan informasi bagi anak didik. Guru hendaknya membimbing siswa untuk menemukan data dan informasi sendiri serta mengolah dan mengembangkannya, oleh karena itu diperlukan adanya upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dengan mengubah peran guru sebagai pusat informasi (teacher centered) menjadi berperan sebagai fasilitator, mediator, dan teman yang memberikan kondisi yang kondusif untuk terjadinya konstruksi pengetahuan. Karena itu dalam proses pembelajaran perlu juga dikembangkan cara-cara mengajar yang baru pula, di antaranya ialah cara mengajar dengan menggunakan komputer. Dengan bantuan komputer dapat diajarkan cara-cara mencari informasi baru, Dede Trie Kurniawan ( ) Page 2
3 yaitu dengan menyeleksi dan mengolah pertanyaan, sehingga terdapat jawaban terhadap suatu pertanyaan itu. Penerapan teknologi komputer mendorong proses pembelajaran ke arah individual learning, di mana posisi guru bergeser dari instruktur tradisional ke arah mentor. Selain itu, pembelajaran individu mendorong siswa ke arah belajar aktif, kreatif dan interaktif. Dengan demikian maka perolehan pengetahuan siswa tidak lagi bersumber dari transfer ilmu oleh guru, melainkan melalui kegiatan membangun ilmu oleh siswa sendiri. Keunggulan penggunaan komputer dalam pembelajaran didukung karena kemampuan komputer untuk menyajikan informasi dalam bentuk multimedia (teks, gambar, audio, video, animasi, simulasi); komputer dapat diprogram untuk melakukan perhitungan, memeriksa hasil tes, dan memberikan umpan balik. Selain itu, teknologi internet memungkinkan bahan ajar dapat diakses kapan saja, dimana saja dan oleh siapa saja yang terhubung dengan internet. Dalam era serba digital ini, E-learning bagai primadona di dunia pendidikan. E- learning banyak dijumpai diterapkan di universitas. Dalam penerapannya di lapangan, tidak jarang ditemui kebingungan tentang fungsi dan bagaimana implementasi E- learning itu sendiri. E-learning banyak disalahpahami sebagai kegiatan sekedar mengubah konten pembelajaran menjadi digital. Padahal, banyak metodologi yang dapat dosen terapkan sesuai dengan karakter bahan ajar yang akan disampaikan. Dengan metodologi E-learning yang tepat, dosen dapat meningkatkan kualitas pembelajarannya. Pada akhirnya hal ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas personal mahasiswa, bahkan kelompok, hingga universitas. Di Indonesia e-learning belum memiliki suatu standar layanan yang baku sehingga tidak jarang terdapat berbagai kesalahan persepsi dalam penyelenggaraan di lapangan, oleh karena itu perlu disusun suatu standar layanan penyelenggaraan e- learning yang tepat diterapkan oleh institusi perguruan tinggi. Pemanfaatan internet untuk pembelajaran atau e-learning tidak terlepas dari berbagai kekurangan. Berbagai kritik seperti disampaikan para ahli, antara lain dapat disebutkan sebagai berikut: Kurangnya interaksi antara dosen dan mahasiswa atau Dede Trie Kurniawan ( ) Page 3
4 bahkan antar siswa itu sendiri. Kurangnya interaksi ini bisa memperlambat terbentuknya values dalam proses belajar dan mengajar; Kecenderungan mengabaikan aspek akademik atau aspek sosial dan sebaliknya mendorong tumbuhnya aspek bisnis/komersial; Proses belajar dan mengajarnya cenderung ke arah pelatihan daripada pendidikan; Berubahnya peran pendidik dari yang semula menguasai teknik pembelajaran konvensional, kini juga dituntut mengetahui teknik pembelajaran yang menggunakan ICT; Siswa yang tidak mempunyai motivasi belajar yang tinggi cenderung gagal; Tidak semua tempat tersedia fasilitas internet (mungkin hal ini berkaitan dengan masalah tersedianya listrik, telepon ataupun komputer); Kurangnya tenaga yang mengetahui dan memiliki ketrampilan soal-soal internet; Kurangnya penguasaan bahasa komputer. Mengembangkan media pembelajaran berbantuan komputer pada dasarnya serupa halnya mengembangkan media pembelajaran non-komputer. Beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam proses pengembangan ini di antaranya 1) analisis dan seleksi fenomena, fakta atau informasi ilmu pengetahuan alam yang akan disajikan, 2) target kemampuan yang diharapkan dicapai siswa lewat interaksinya dengan fenomena atau fakta tersebut, 3) bagaimana kerangka urutan aktivitas mental yang akan dilakukan siswa untuk memaknai fakta, fenomena atau informasi yang tersaji. Dari uraian tersebut makalah ini mencoba mengungkap bagaimana teknologi informasi dan komunikasi membangun lingkungan belajar dalam implikasinya pada pendidikan ilmu pengetahuan alam. PEMBAHASAN 1. Definisi Konseptual Pembelajaran Berbasis TIK Pembelajaran berbasis TIK adalah upaya memanfaatkan kemajuan TIK untuk mendukung proses pembelajaran. TIK berperan sebagai alat bantu bukan sebagai subyek utama. Dalam pembelajaran berbasis TIK, TIK berperan sebagai media penghubung untuk menyampaikan transfer ilmu pengetahuan dari pendidik kepada Dede Trie Kurniawan ( ) Page 4
5 peserta didik. Terdapat dua unsur penting dari proses transfer ilmu pengetahuan tersebut yaitu unsur media dan pesan yang disampaikan melalui media tersebut. Pada sekolah yang baru merintis pembelajaran berbasis TIK, pembelajaran digambarkan sebagai proses tatap muka di dalam kelas dengan konten digital sebagai suplemen. Pada tahap ini guru sebagai penyampai materi. Konten digital yang disampaikan hanya bersifat tambahan sehingga tidak wajib disampaikan. Proses pembelajaran dibatasi oleh ruang dan waktu. Pada tingkat yang lebih tinggi, pembelajaran berbasis TIK digambarkan sebagai proses pembelajaran tatap muka di dalam kelas dengan konten digital sebagai komplemen. Pada kondisi ini guru masih sebagai penyampai materi. Beberapa konten digital wajib disampaikan karena masuk ke dalam struktur kurikulum, sedangkan proses pembelajaran masih dibatasi ruang dan waktu. Pada tingkatan berikutnya, pembelajaran berbasis TIK digambarkan sebagai proses pembelajaran yang telah mengintegrasikan kemajuan TIK ke dalam proses pembelajaran. Seluruh konten pembelajaran berbentuk digital, dan wajib disampaikan karena masuk ke dalam struktur kurikulum. Siswa dapat mengakses konten pembelajaran tanpa terbatas ruang dan waktu dan guru berperan sebagai tutor. Pengelolaan pembelajaran tidak menggunakan TIK sehingga masih terdapat campur tangan pengelolaan pembelajaran secara manual. Pada tingkatan paling tinggi, pembelajaran berbasis TIK digambarkan sebagai proses pembelajaran yang telah menyatu dengan kemajuan TIK (menyatu seperti infuse yang tidak dapat dibedakan lagi antara cairan infuse dengan darah). Pada kondisi ini, peserta didik melaksanakan pembelajaran secara mandiri dan online yang tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. Guru dalam tingkatan ini berperan sebagai tutor. Pengelolaan pembelajaran menggunakan aplikasi LearningManagement System. Gambar 1. Konseptual Pemebelajaran berbasis TIK Dede Trie Kurniawan ( ) Page 5
6 Dari gambaran di atas, secara konseptual, pembelajaran berbasis TIK didefinisikan sebagai pembelajaran tatap muka yang diperkaya dengan dukungan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang memfasilitasi pendidik sebagai penyampai materi maupun sebagai tutor menggunakan konten digital. 2.Teknologi Multimedia Interaktif dalam Pendidikan Teknologi multimedia akhir-akhir ini menjadi salah satu bahan penelitian yang menarik dalam bidang pendidikan, karena multimedia merupakan salah satu teknologi terbaru dalam bidang komputer yang memiliki kemampuan untuk menjadikan media pembelajaran lebih lengkap. Multimedia merangkum berbagai media dalam satu software sehingga memudahkan guru untuk menyampaikan bahan pengajaran dan pelajar merasa dilibatkan dalam proses belajar mengajar karena multimedia memberi fasilitas untuk berlansungnya interaksi. Multimedia merupakan gabungan antara berbagai media : teks, grafik, gambar, dan video (Bates 1995:183). Aneka media tersebut digabungkan menjadi satu satuan kerja yang akan menghasilkan suatu informasi yang memiliki nilai komunikasi yang sangat tinggi, artinya informasi tidak hanya dapat dilihat sebagai cetakan, melainkan juga dapat didengar, membentuk simulasi dan animasi yang dapat membangkitkan semangat dan memiliki nilai seni grafis yang tinggi dalam penyajiannya. Yeh et al. (2001), dalam penelitiannya mendesain sebuah pembelajaran dengan menambahkan gambar dan suara dalam suatu software ternyata mampu diterima siswa dengan baik terbukti dengan tingginya respon siswa dalam proses belajar mengajar. Gambar berikut menunjukkan berbagai hal yang tergabung dalam konsep multimedia. Gambar 2. Konsep multimedia (Munir, 2001:13) Multimedia merupakan alat, metoda dan pendekatan yang digunakan untuk rnembantu menciptakan komunikasi yang lebih berkesan di antara guru dan pelajar selama Dede Trie Kurniawan ( ) Page 6
7 PBM. Selain itu, siswa yang terlibat dalam proses belajar melalui program multimedia bisa mempelajari ilmu yang ada di dalamnya sesuai dengan minat, bakat, kesukaan, keperluan, pengetahuan dan emosinya. Kemampuan multimedia memberi pengajaran secara individu (melalui sistem tutor) bukan berarti tidak ada pengajaran secara khusus dari guru, melainkan siswa memiliki kebebasan untuk belajar mandiri tanpa harus selalu didampingi guru. Pengajaran langsung dari guru tetap dilestarikan, dan program ini bisa lebih memudahkan pengajaran. Meskipun banyak diakui bahwa peran-peran guru dalam pendidikan tak tergantikan oleh komputer (Ali, 2004:13). Guru tidak perlu mengulangi penjelasannya jika siswa tidak paham, sebab program bisa dilihat berulang kali sampai siswa benar-benar memahaminya. Sedangkan bagi siswa, penggunaan multimedia dapat lebih memacu motivasi belajar, dapat memberikan penjelasan yang lebih lengkap terhadap suatu permasalahan, dan memudahkan untuk mengulang pelajaran. Oleh karena itu, kehadiran multimedia dalam proses belajar dapat dirasakan manfaatnya. Suatu software multimedia yang dihasilkan sebaiknya menurut Sudjana & Rivai (2005:4-5), memperhatikan kriteria-kriteria sebagai berikut : 1. Ketepatannya dengan tujuan pengajaran 2. Dukungan terhadap isi pelajaran 3. Kemudahan mengoperasikannya 4. Keterampilan guru dalam menggunakannya 5. Waktu yang tersedia 6. Sesuai dengan taraf berfikir siswa Melalui penggunaan multimedia dalam pengajaran diharapkan dapat mempertinggi kualitas proses belajar mengajar yang pada akhirnya nanti dapat meningkatkan hasil belajar siswa. 3. Aplikasi Penunjang Pembelajaran Berbasis TIK Aplikasi yang dimaksud dalam panduan ini adalah program komputer yang dirancang untuk menjalankan aturan dan tatakelola pembelajaran berbasis TIK yang dilaksanakan di sekolah. Aplikasi komputer tersebut sering disebut dengan nama Learning Management System (LMS). Karakteristik dasar LMS adalah: Dede Trie Kurniawan ( ) Page 7
8 1. Memberikan layanan student self service, artinya seluruh warga belajar dalam pembelajaran berbasis TIK ini dapat melayani dirinya sendiri ketika ingin menjalani aktivitas belajar. Struktur kurikulum dan bahan ajar dapat diakses secara mandiri tanpa campur tangan dari pihak lain. 2. Memberikan layanan online learning, artinya seluruh bahan ajar yang disiapkan oleh pendidik dapat diakses oleh peserta didik secara online melalui jalur internet maupun intranet. Bahan ajar disajikan dalam bentuk course yang telah dipaket-paket sesuai dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. 3. Memberikan layanan online assessment, artinya peserta didik yang telah melakukan pembelajaran secara online dapat mengetahui apakah dirinya telah menguasai materi pembelajaran onlinenya dengan cara mengikuti layanan assessment secara online. 4. Memberikan layanan collaborative learning, artinya aplikasi menyediakan layanan kolaborasi pembelajaran antara pendidik dengan pendidik, pendidik dan peserta didik, maupun antar peserta didik. 5. Menyediakan layanan training resources management, artinya menyediakan layanan pengelolaan sumber daya pelatihan secara terkomputerisasi. Platform aplikasi LMS harus berbasis web supaya dapat diakses melalui berbagai macam platform sistem operasi yang dipasang di komputer client. LMS juga harus bersifat open system, maksudnya sistem tersebut dapat diintegrasikan dengan sistem lain. Aplikasi dengan karakteristik di atas tidak difungsikan sebagai pengganti pelaksanaan pembelajaran tatap muka di dalam kelas. Walaupun layanan yang diberikan serupa, seluruh layanan aplikasi ini bersifat pengayaan atas materi pembelajaran tatap muka di dalam kelas. Dari karakteristik dasar di atas, dapat dikembangkan fitur-fitur layanan aplikasi sebagai berikut: 1. Sharing material, konten pembelajaran yang dikembangkan pendidik dapat dengan mudah sampai ke tangan pendidik lain dan peserta didik. 2. Forum dan Chat, adalah fitur komunikasi antara pendidik dengan peserta didik. Forum sifat komunikasinya tidak interaktif sedangkan chat bersifat interaktif. Dede Trie Kurniawan ( ) Page 8
9 3. Latihan soal, adalah fitur LMS yang memungkinkan peserta didik untuk mengetahui tingkat pemahaman mereka atas bahan ajar yang dipelajari. 4. Recording Grades, adalah fitur aplikasi yang mampu melacak dan mengelola nilai peserta didik sesuai dengan konfigurasi yang dilakukan oleh pendidik. 5. Recording log, adalah fitur aplikasi untuk mereka log semua kegiatan peserta didik. Fitur-fitur lain dapat dikembangkan oleh masing-masing sekolah sepanjang tidak menyimpang dari karakteristik dasar Learning Management System. Untuk memperoleh aplikasi LMS dengan karakteristik dan fitur yang dimaksud di atas, dapat dilakukan melalui beberapa cara. 1. Menggunakan aplikasi open source yang mudah didapat di internet. Saat ini cukup banyak aplikasi berlisensi GPL (General Public License) yang dibangun untuk Learning Management System. Perlu sedikit setting agar aplikasi open source ini menjadi Learning Management System yang handal. Kehandalan aplikasi open source LMS diwujudkan dalam bentuk aplikasi tambahan (plug in) yang sangat banyak dan memiliki komunitas yang telah menyebar di seluruh dunia. 2. Mengembangkan aplikasi dengan cara memesan kepada perusahaan pengembang (tailor made). Biasanya akan menghabiskan biaya yang sangat tinggi. 3. Membeli aplikasi LMS siap pakai yang banyak beredar di pasaran. Membeli aplikasi LMS siap pakai sering kali akan bermasalah ketika akan mengembangkan ke fitur-fitur baru. Biasanya pengembang tidak mau menambahkan fitur baru yang diinginkan sekolah. Direkomendasikan agar sekolah memanfaatkan aplikasi open source yang mudah didapat di internet karena saat ini aplikasi yang beredar di internet sudah sangat memadai untuk layanan Learning Management System. 4. Tata Kelola Pembelajaran Berbasis TIK di sekolah Tata Kelola yang dimaksud adalah tata kelola pembelajaran berbasis TIK dengan aturan dasar pengelolaan pembelajaran berbasis TIK yang ditetapkan oleh pihak manajemen sekolah. Aturan dasar tersebut meliputi: mekanisme pengaturan sistem, Dede Trie Kurniawan ( ) Page 9
10 mekanisme pengelolaan konten, mekanisme transaksi, dan mekanisme perawatan sistem. Gambar 3. Sistem Pembelajaran TIK Mekanisme pengaturan sistem dilakukan sekali pada saat awal sistem pembelajaran berbasis TIK diimplementasikan. Mekanisme pengelolaan konten dilakukan supaya tidak ada perselisihan mengenai siapa yang bertanggung jawab atas ketersediaan konten Learning Management System. 1. Konten digital dikembangkan oleh sekelompok pendidik dengan matapelajaran sejenis. 2. Konten digital dikelompokkan sesuai dengan SK/KD sesuai matapelajaran masing-masing. 3. Konten yang disepakati oleh seluruh pendidik dalam matapelajaran yang sama dijadikan bahan ajar standar yang akan dipasang di LMS. 4. Konten non standar yang bersifat pengayaan dapat dipasang oleh masing-masing pendidik. 5. Setiap saat pendidik melakukan update atas bahan ajar yang dianggap sudah tidak relevan lagi. 6. Konten tidak boleh dipasang di LMS mengatasnamakan pendidik secara perseorangan, tetapi mewakili salah satu matapelajaran yang diampu oleh pendidik tersebut. Dede Trie Kurniawan ( ) Page 10
11 7. Setiap pendidik suatu matapelajaran diharuskan membuat soal latihan yang disertai dengan penjelasan atas jawaban soal yang dikembangkan. Seluruh butir soal suatu matapelajran dikelola dalam bank soal. Perawatan sistem dilakukan oleh beberapa pihak. Yang menyangkut infrastruktur dilakukan oleh administrator jaringan, yang menyangkut konten pembelajaran dilakukan oleh pendidik, sedangkan yang menyangkut perangkat keras dilakukan oleh teknisi komputer sekolah. Masing-masing entitas yang terlibat dalam perawatan sistem memiliki uraian tugas yang ditetapkan secara detil oleh sekolah. 5.Strategi Pengembangan E-Learning Ketika berbicara tentang strategi pengembangan e-learning, maka hakekatnya adalah sama saja dengan strategi pengembangan perangkat lunak. Hal ini karena e- Learning adalah juga merupakan suatu perangkat lunak. Dalam ilmu rekayasa perangkat lunak (software engineering), ada beberapa tahapan yang harus kita lalui pada saat mengembangkan sebuah perangkat lunak (Gambar 5). Gambar 4. Tahapan Rekayasa Perangkat Lunak Analisis kebutuhan merupakan hal yang terpenting dalam strategi pengembangan aplikasi e-learning, karena sering dilupakan oleh para pengembang aplikasi. Pengembang terobsesi untuk membuat aplikasi e-learning terlengkap dan terbaik, padahal belum tentu sesuai dengan kebutuhan sebenarnya dari pengguna. Hasil dari proses analisis kebutuhan (requirements analysis) pengguna diterjemahkan sebagai fitur-fitur yang sebaiknya masuk dalam sistem e-learning yang dikembangkan. Dede Trie Kurniawan ( ) Page 11
12 PENUTUP Pemanfaatan pembelajaran TIK di sekolah merupakan salah satu upaya pemerintah dalam rangka mendayagunakan media teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Keberhasilan kegiatan ini sangat tergantung pada komitmen dari berbagai pihak (kepala sekolah, guru, orang tua murid, siswa, dll). Untuk itu kerjasama dan dukungan dari berbagai pihak terkait sangat diperlukan demi suksesnya pelaksanaan kegiatan. Pelaksanaan pemanfaatan TIK untuk Sekolah Menengah Atas dilakukan dengan mekanisme yang berlaku, untuk itu prinsip-prinsip pelaksanaan kegiatan seperti transparansi, akuntabilitas, efesien, efektif dan tepat sasaran perlu diterapkan dengan sebaik-baiknya. DAFTAR PUSTAKA American Institute for Research. (2005). Computer-Assisted Instruction and Science. [Online]. Tersedia: [April 2007]. Bates, A.W.T. (1995), Technology Open Learning and Distance Education, New York, TJ Press Ltd. ComLabs USDI ITB. (2013). Modul Training Intensif. Bandung. ITB. De-Jong, T. dan van-joolingen, W. R. (2000). Scientific Discovery Learning with Computer Simulations of Conceptual Domains. [Online]. Tersedia: [April 2007]. Dowd, S. B. dan Bower, R. (2002). Computer-based Instruction. [Online]. Tersedia: [April 2007]. Kementrian Pendidikan Nasional (2011). Panduan Implementasi Pembelajaran berbasis TIK di sekolah menengah atas. Jakarta. Direktorat Pembinaan SMA. Kurniawan, Dede Trie. (2012). Model pembelajaran berbasis masalah berbantuan website interaktif pada konsep fluida statis untuk meningkatkan penguasaan konsep dan keterampilan proses sains siswa kelas XI. Bandung. Tesis. UPI. Oemar Hamalik. (1986). Komputerisasi Pendidikan Nasional. Bandung ; Mandar maju. Oemar Hamalik. (1986). Media Pendidikan. Bandung : Alumni Yeh Chuang, L, Huei Yang. C, Hong Yang, C. (2001). Development and Evaluation of A Life Sciences Multimedia Learning System. International Journal of The Computer, The Internet and Management. 9,1 Dede Trie Kurniawan ( ) Page 12
Transformasi Nilai Kepahlawanan dalam Membagun Nasionalisme
Pembelajaran Berbasis TIK Disampaikan oleh: Awan Sundiawan pada BIMTEK Transformasi Nilai Kepahlawanan dalam Membagun Nasionalisme Ribuan aplikasi baru akan muncul secara online Sumber: http://socialbakers.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu usaha yang sadar dan sistematis dalam mengembangkan potensi siswa. Pendidikan juga merupakan suatu usaha masyarakat dan bangsa dalam
Lebih terperinciWORKSHOP Pelatihan Pembelajaran Online Dosen
Fakultas Syari ah Universitas Islam Negeri SMH Banten WORKSHOP Pelatihan Pembelajaran Online Dosen Oleh : Edy Nasri,M.Kom Serang, 26 April 2017 Pembelajaran Online Sistem pembelajaran online adalah hasil
Lebih terperinciBAB I BAB 1 PENDAHULUAN
BAB I BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran merupakan unsur yang sangat penting dalam pendidikan di Indonesia. Dalam pembelajaran terdapat berbagai macam strategi dan metode yang dapat digunakan
Lebih terperinciPENGANTAR E-LEARNING Apa yang kita bahas? Perkembangan/Trends ICT Tantangan Pendidik Bagaimana menghadapinya?
1 2 PENGANTAR E-LEARNING Apa yang kita bahas? Perkembangan TIK Mengapa perlu TIK untuk pembelajaran Pengertian E-learning Kelebihan dan kekurangan Framework E-learning Komponen E-learning Konten E-learning
Lebih terperinciMengapa menggunakan ICT. Bagaimana level kompetensi ICT bagi seorang guru? Pemanfaatan ICT untuk Pembelajaran 5/24/12. Learning: dahulu vs sekarang
Learning: dahulu vs sekarang Pemanfaatan ICT untuk Pembelajaran Herman Dwi Surjono, Ph.D. Dosen FT dan PPs UNY Kepala Puskom UNY hermansurjono@uny.ac.id http://blog.uny.ac.id/hermansurjono http://herman.elearning-jogja.org
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Rosenberg (dalam Surjono, 2009: 3), mendefinisikan e-learning sebagai
II. TINJAUAN PUSTAKA A. E-learning Rosenberg (dalam Surjono, 2009: 3), mendefinisikan e-learning sebagai pemanfaatan teknologi internet untuk mendistribusikan materi pembelajaran, sehingga siswa dapat
Lebih terperinciOpen Source Bagi Guru-Guru SMK di Kabupaten Kulon Progo.
MAKALAH PPM REGULER 2010 Tim PPM : Herlambang Sigit P., Didik Hariyanto, Deny Budi Hertanto, Nurhening Yuniarti 1. Judul Pelatihan E-Learning dan Pengembangan Konten Berbasis Perangkat Lunak Open Source
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pesat telah membawa banyak pengaruh terhadap berbagai bidang. Dunia
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang saat ini semakin pesat telah membawa banyak pengaruh terhadap berbagai bidang. Dunia pendidikan merupakan
Lebih terperinciIbM KELAS VIRTUAL UNTUK SMPN 6 DAN SMAN2 SALATIGA
IbM KELAS VIRTUAL UNTUK SMPN 6 DAN SMAN2 SALATIGA Helmie Arif Wibawa, Indra Waspada, Panji Wisnu Wirawan Fakultas Sains dan Matematika, Universitas Diponegoro Email: Helmie.arif@gmail.com Abtrak. Salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan penelitian ilmu pendidikan mengisyaratkan bahwa proses
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan penelitian ilmu pendidikan mengisyaratkan bahwa proses pembelajaran bukan hanya sekedar proses transfer ilmu pengetahuan yang berlangsung secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peralatan praktik, penyempurnaan kurikulum maupun peningkatan. profesionalisme guru yang dilakukan secara nasional.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kualitas pendidikan sebagai tuntutan akan kebutuhan sumber daya manusia (SDM) yang dapat berkompetisi di era globalisasi akan terus berlangsung diupayakan. Perhatian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dewasa ini telah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dewasa ini telah membawa perubahan pesat dalam aspek kehidupan manusia, perkembangan tersebut telah mengubah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan dihasilkan melalui pendidikan.dalam proses pendidikan pula, manusia. belajar dari, tentang, dan dengan tehnologi itu sendiri.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sarana utama untuk memperoleh,menerapakan dan mengembangkan ipteks. Pendidikan termasuk kegiatan pembelajaran dan penanaman nilai-nilai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan berlangsung pesat, saat ini bermunculan istilah e-learning, online
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Informasi dalam dunia pendidikan berlangsung pesat, saat ini bermunculan istilah e-learning, online learning,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (Suryosubroto, 2009:2).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan dapat dikatakan sebagai suatu proses dengan cara-cara tertentu agar seseorang memperoleh pengetahuan, pemahaman dan tingkah laku yang sesuai. Sanjaya
Lebih terperinciMEMBANGUN DIMENSI MANUSIA-TUGAS DALAM PENGEMBANGAN E-LEARNING
MEMBANGUN DIMENSI MANUSIA-TUGAS DALAM PENGEMBANGAN E-LEARNING Shabrina Syntha Dewi 16702251022 shabrina.syntha2016@student.uny.ac.id Program Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta Abstrak E-Learning
Lebih terperinciPemanfaatan ICT untuk meningkatkan kualitas pembelajaran
Pemanfaatan ICT untuk meningkatkan kualitas pembelajaran Herman Dwi Surjono, Ph.D. hermansurjono@uny.ac.id http://blog.uny.ac.id/hermansurjono http://herman.elearning-jogja.org http://www.facebook.com/hermands
Lebih terperinciPENGEMBANGAN BAHAN AJAR BIOLOGI
Husni Mubarok, S.Pd., M.Si. Tadris Biologi IAIN Jember PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BIOLOGI CHAPTER 6 Pengembangan Ajar Berbasis Web/ Internet/ Elektronik Jenis Software OS/ Operating System: software yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkembangan, baik metode pembelajaran secara personal, media pembelajaran
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah membawa perubahan yang sangat besar bagi kemajuan dunia pendidikan. Seiring dengan perkembangan tersebut metode
Lebih terperinciPEMBELAJARAN BERBASIS MULTIMEDIA. Sunaryo Soenarto Teknik Elektro - UNY
PEMBELAJARAN BERBASIS MULTIMEDIA Sunaryo Soenarto Teknik Elektro - UNY Pemanfaatan Komputer Jenjang pendidikan 1982 1983 SLTP 40% 81% SLTA 58% 86% Pendidikan Berbantuan Komputer Computer Assisted Instruction
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tahunan UNESCO Education For All Global Monitoring Report 2012.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejalan dengan perkembangan paradigma dunia tentang makna pendidikan, pendidikan dihadapkan pada sejumlah tantangan yang semakin berat. Pendidikan di Indonesia masih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempelajari fenomena alam, fisika juga memberikan pelajaran yang baik kepada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fisika merupakan salah satu cabang IPA yang mendasari perkembangan teknologi maju dan konsep hidup harmonis dengan alam, perkembangan pesat dibidang teknologi informasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bermacam-macam metode yang diberikan oleh pendidik. Pendidik berperan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan selalu berupaya mendewasakan manusia melalui bermacam-macam metode yang diberikan oleh pendidik. Pendidik berperan sentral dalam dunia pendidikan,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Program telekomunikasi dalam bentuk Teknologi Informasi dan Komunikasi atau
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Program telekomunikasi dalam bentuk Teknologi Informasi dan Komunikasi atau Information Communication and Technology (ICT) merupakan bagian dari teknologi pendidikan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. teknologi informasi (TIK), dan lahirnya masyarakat berbasis ilmu pengetahuan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu gelombang terdahsyat yang melanda kehidupan umat manusia dewasa ini adalah globalisasi yang diakibatkan oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
Lebih terperinciPendahuluan. Buku Panduan WebCT 4.1 Untuk Pengajar. Definisi e-learning :
1 Pendahuluan Definisi e-learning Banyak perubahan dengan sangat cepat tentang e-learning, sebelum kata Elearning menjadi popular banyak kata-kata pembelajaran yang telah digunakan dan masih tetap digunakan
Lebih terperinciMEMBANGUN LITERASI DIGITAL DALAM PEMBELAJARAN OLEH : Nunuk Suryani. Page 1
MEMBANGUN LITERASI DIGITAL DALAM PEMBELAJARAN OLEH : Nunuk Suryani Page 1 APAKAH LITERASI DIGITAL?. Page 2 Era global Mengapa Penting? Pendidikan perlu menyiapkan manusia yang mampu menjawab tantangan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi beberapa tahun belakangan ini menuntut guru untuk selalu berinovasi dan berkreasi. Saat ini, pemerintah mewajibkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan sumber kemajuan bangsa yang sangat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sumber kemajuan bangsa yang sangat menentukan daya saing antar bangsa. Oleh karena itu sektor pendidikan harus terus ditingkatkan mutunya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan teknologi informasi saat ini, penggunaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan teknologi informasi saat ini, penggunaan komputer telah merambah ke berbagai bidang kehidupan dan dalam berbagai penyelesaian pekerjaan.
Lebih terperinciMAKALAH PENELITIAN HIBAH PEMBINAAN RANCANG BANGUN MEDIA VISUAL UNTUK MATA KULIAH K3 DAN HUKUM KETENAGAKERJAAN
MAKALAH PENELITIAN HIBAH PEMBINAAN RANCANG BANGUN MEDIA VISUAL UNTUK MATA KULIAH K3 DAN HUKUM KETENAGAKERJAAN Peneliti : Maman Somantri, S.Pd., MT. Hasbullah, S.Pd.,MT FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan Ilmu Pengetahuan dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) saat ini telah melaju dengan pesat. Perkembangan tersebut terutama IPTEK
Lebih terperinciPenggunaan e-learning sebagai Pendukung Pelaksanaan Kurikulum 2013 pada SMAK St. Stanislaus Surabaya
Penggunaan e-learning sebagai Pendukung Pelaksanaan Kurikulum 2013 pada SMAK St. Stanislaus Surabaya Indra Budi Trisno indrabt@gmail.com Robby Kurniawan Budhi robby@widyakartika.ac.id Yonatan Widianto
Lebih terperinciPERATURAN REKTOR Nomor:... TENTANG
PERATURAN REKTOR Nomor:... TENTANG PENGEMBANGAN, PEMANFAATAN, DAN PENERAPAN SISTEM TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA REKTOR UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran sains merupakan pembelajaran yang berorientasi pada proses dan hasil, namun kini pembelajaran sains telah berkembang dan berorietasi pada sikap
Lebih terperinciVariasi Proses Pembelajaran melalui Penerapan E-learning
Variasi Proses Pembelajaran melalui Penerapan E-learning Marfuatun, M.Si Jurdik Kimia FMIPA UNY A. Pendahuluan Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) merupakan salah satu kebijakan pemerintah yang bertujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan faktor penting dalam kehidupan sosial guna menjamin perkembangan dan kehidupan masyarakat yang bersangkutan. Fungsi dan tujuan penddikan
Lebih terperinciChapter 01. UNTAD Webinar
Chapter 01 UNTAD Webinar Webinar merupakan teknologi yang dewasa ini banyak digunakan oleh berbagai organisasi, baik itu organisasi pendidikan seperti kampus dan sekolah, maupun instansi pemerintah dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam dunia pendidikan memiliki tujuan agar peserta didik yang mengikuti proses pembelajaran mampu menguasai dan mengolah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
1 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Kurikulum merupakan suatu program pendidikan yang berisikan berbagai bahan ajar dan pengalaman belajar yang diprogramkan, direncanakan dan dirancangkan secara sistematis
Lebih terperinciPENGANTAR E-LEARNING
PENGANTAR E-LEARNING Prof. Herman Dwi Surjono, Ph.D. Dosen FT dan PPs UNY Kaprodi S2 TP PPs UNY http://blog.uny.ac.id/hermansurjono Apa yang kita bahas? Perkembangan TIK Mengapa perlu TIK untuk pembelajaran
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Aplikasi E-Learning semacam ini pernah dibuat oleh Sdr. Rendra
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Aplikasi E-Learning semacam ini pernah dibuat oleh Sdr. Rendra Kurniawan dalam skripsi berjudul Analisis dan perancangan Aplikasi E-Learning
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) pada era global sangat
BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) pada era global sangat diperlukan untuk memperbaiki kinerja individu dan organisasi, tidak terkecuali institusi yang bergerak
Lebih terperinciPANDUAN. Lomba Multimedia Pembelajaran Interaktif Tingkat Guru SMA/MA dan SMK Se-Provinsi Bali
PANDUAN Lomba Multimedia Pembelajaran Interaktif Tingkat Guru SMA/MA dan SMK Se-Provinsi Bali PANITIA PELAKSANA LOMBA MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF HIMPUNAN MAHASISWA JURUSAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Moch Ikhsan Pahlawan,2013
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap perbuatan dan pengalaman yang dialami oleh manusia merupakan pembelajaran bagi diri manusia itu sendiri. Proses belajar dalam kehidupan manusia sangat
Lebih terperinciPengembangan Sistem Aplikasi dan Konten INHERENT
PROGRAM HIBAH KOMPETISI TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI TAHUN 2007 Panduan Penyusunan Proposal Pengembangan Sistem Aplikasi dan Konten INHERENT K-1 JUNI 2007 DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI DEPARTEMEN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya. Pendidikan dapat dikatakan sebagai suatu proses
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan yang mendasar yang harus dimiliki oleh manusia, karena dengan pendidikan manusia akan lebih mampu untuk mengembangkan potensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Upaya peningkatan mutu pendidikan dalam ruang lingkup pendidikan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Upaya peningkatan mutu pendidikan dalam ruang lingkup pendidikan IPA di sekolah dirumuskan dalam bentuk pengembangan individu-individu yang literate terhadap sains.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam pendekatan pengajaran, yang semula lebih banyak bersifat tekstual berubah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berlakunya kurikulum 2004 berbasis kompetensi, yang telah direvisi melalui Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menuntut perubahan paradigma dalam pendidikan
Lebih terperinciAPLIKASI KOMPUTER. Pokok Bahasan : PENGENALAN E-LEARNING. Anggun Puspita Dewi, S.Kom., MM. Modul ke: Fakultas MKCU
APLIKASI KOMPUTER Modul ke: Pokok Bahasan : PENGENALAN E-LEARNING Fakultas MKCU www.mercubuana.ac.id Anggun Puspita Dewi, S.Kom., MM Program Studi Sistem Informasi & MarComm PENGENALAN E-LEARNING E-Learning
Lebih terperinciPELATIHAN PENGEMBANGAN E-LEARNING
PELATIHAN PENGEMBANGAN E-LEARNING Manajemen Pembelajaran Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (UMSIDA) Sabtu, 30 April 2016 M. Udin Harun Al Rasyid, Ph.D http://udinharun.lecturer.pens.ac.id/
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fariz Eka Nurfu ad, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan Teknologi Informasi dan Komunikasi yang semakin pesat, menuntut masyarakat untuk mengikuti perkembangannya. Salah satu bidang yang mendapatkan dampak
Lebih terperinciMakalah. Teknologi Informasi dan Komunikasi. Pendidikan Fisika
Makalah Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan Fisika Peran Program PhET dalam Pembelajaran Fisika Nama Kelompok: Thoha Firdaus (1208041073) Irnin Agustina D.A (1208041076) Dessy Wahyuningrum (1208041082)
Lebih terperinciAplikasi Komputer. Pengenalan E-learning. Miftahul Fikri, M.Si. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen.
Modul ke: Pengenalan E-learning Fakultas Ekonomi dan Bisnis Miftahul Fikri, M.Si Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Jaya Kumar C. Koran (2002), mendefinisikan e-learning sebagai sembarang pengajaran
Lebih terperinciSoftware User Manual E-Learning Panduan Bagi Mahasiswa
Software User Manual E-Learning Panduan Bagi Mahasiswa [E-learning Mahasiswa] Page 0 KATA PENGANTAR Pendidikan merupakan salah satu pilar bangsa yang perlu diselenggarakan dan ditingkatkan pelaksanaannya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis yang dilakukan orang-orang yang diserahi tanggung jawab untuk mempengaruhi peserta didik agar mempunyai sifat dan tabiat
Lebih terperinciPemanfaatan Program Computer Assisted Instruction (CAI) dalam Program Pembelajaran Berbasis Internet. Oleh: Ali Muhtadi *)
Pemanfaatan Program Computer Assisted Instruction (CAI) dalam Program Pembelajaran Berbasis Internet Oleh: Ali Muhtadi *) Abstrak Kegiatan pembelajaran yang selalu dilaksanakan di dalam ruangan kelas secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang Sistem
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sesuatu yang diperlukan oleh semua orang. Dapat dikatakan bahwa pendidikan dialami oleh semua manusia dari semua golongan. Berdasarkan Undang-Undang
Lebih terperinciPERATURAN REKTOR UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG Nomor: /UMM/I/2009. Tentang
PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG Nomor: /UMM/I/2009 Tentang PENGEMBANGAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG REKTOR UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
Lebih terperinciS Pembelajaran berbasis komputer (CBL) S CD pembelajaran S Multimedia pembelajaran S Aplikasi tutorial S Games, dll. S Pembelajaran berbasis web (WBL)
Belajar: dahulu vs sekarang Perkembangan Teknologi E-Learning Herman Dwi Surjono, Ph.D. Dosen FT dan PPs UNY Kepala Puskom UNY http://blog.uny.ac.id/hermansurjono http://herman.elearning-jogja.org http://www.facebook.com/hermands
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan Teknologi Informasi (TI) yang semakin
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan Teknologi Informasi (TI) yang semakin pesat, kebutuhan akan suatu konsep dan mekanisme belajar mengajar berbasis TI menjadi tidak terelakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, perkembangan teknologi telah mempengaruhi keberadaan media
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini, perkembangan teknologi telah mempengaruhi keberadaan media pembelajaran dalam dunia pendidikan. Teknologi telah menjadi suatu kebutuhan pokok dalam perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Bahan ajar inovatif dan interaktif dibutuhkan oleh siswa dan guru agar
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bahan ajar inovatif dan interaktif dibutuhkan oleh siswa dan guru agar kegiatan belajar mengajar menarik, pengadaan bahan ajar yang bermutu menjadi salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini telah terjadi pergeseran paradigma dalam pembelajaran ke arah paradigma konstruktivisme. Sebagaimana dikemukakan oleh Rusman dan Dewi (2009 : 174) menurut
Lebih terperinciIMPLEMENTASI ICT DALAM PEMBELAJARAN IPA
IMPLEMENTASI ICT DALAM PEMBELAJARAN IPA Herman Dwi Surjono, Ph.D. http://blog.uny.ac.id/hermansurjono Dosen FT dan Pascasarjana UNY Kaprodi TP S2 PPs UNY Seminar Nasional Pendidikan IPA di UNY 1 6 Oktober
Lebih terperinciSistem Informasi untuk Pendidikan (3) Pengembangan Kurikulum S2 KRK640 3 SKS
Sistem Informasi untuk Pendidikan (3) Pengembangan Kurikulum S2 KRK640 3 SKS SISTEM BELAJAR MENGAJAR ON-LINE Pembelajaran on-line adalah pembelajaran yang menggunakan internet untuk menyampaikan bahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kimia merupakan bagian dari rumpun sains, karena itu pembelajaran kimia juga merupakan bagian dari pembelajaran sains. Pembelajaran sains diharapkan dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang penting dalam mempersiapkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan yang penting dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang handal, karena pendidikan diyakini akan dapat mendorong memaksimalkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. beraneka sumber belajar dengan mudah diakses di seluruh pelosok tanah air kapan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemajuan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dewasa ini terutama internet telah memasuki seluruh aspek kebutuhan umat manusia terutama dalam bidang pendidikan.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Electronic Learning atau yang biasa disingkat dengan e-learning merupakan cara baru yang terdapat pada dunia pendidikan, dimana proses belajar mengajar menggunakan
Lebih terperinciPENGELOLAAN METODE PEMBELAJARAN. R. Nety Rustikayanti
PENGELOLAAN METODE PEMBELAJARAN R. Nety Rustikayanti ISTILAH Metode pembelajaran cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) adalah suatu sistem pendidikan yang ditandai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) adalah suatu sistem pendidikan yang ditandai dengan karakteristik, salah satunya adalah keterpisahannya antara individu yang belajar
Lebih terperinciDesain dan Pengembangan e-learning Pendahuluan Desain E-learning Desain E-learning
1 2 Desain dan Pengembangan e-learning Prof. Herman Dwi Surjono, Ph.D. http://blog.uny.ac.id/hermansurjono Pendahuluan Pembelajaran di kelas Transfer pengetahuan/informasi Pendekatan kuliah/ceramah Permasalahan
Lebih terperinciDigital Library & Distance Learning Lab. Petunjuk Teknis Penggunaan Sistem E-Learning untuk Peserta Ajar
Petunjuk Teknis Penggunaan Sistem E-Learning untuk Peserta Ajar KATA PENGANTAR Pendidikan merupakan salah satu pilar bangsa yang perlu diselenggarakan dan ditingkatkan pelaksanaannya. Perguruan Tinggu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Biologi merupakan bagian dari sains yang menekankan pembelajaran yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Biologi merupakan bagian dari sains yang menekankan pembelajaran yang memberikan pengalaman secara langsung, atau siswa ditekankan untuk aktif dalam proses
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan adalah dengan mengacu pada kompetensi abad 21. Soland, Hamilton dan Stecher (2013) menyatakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kualitas suatu bangsa dan negara sangat dipengaruhi oleh tingkat pendidikannya. Setiap bangsa yang ingin berkualitas selalu berupaya untuk meningkatkan tingkat
Lebih terperinciDASAR-DASAR PEMBELAJARAN FISIKA
DASAR-DASAR PEMBELAJARAN FISIKA Agus Setiawan PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA Jl. Dr. Setiabudhi 229 Bandung 40154 Email: agus_setiawan@upi.edu Karakteristik
Lebih terperinciImplementasi Blended Learning Dr. Sentot Kusairi, M. Si. Program Studi Pendidikan Fisika FMIPA UM Pendahuluan Dewasa ini perkembangan teknologi
Implementasi Blended Learning Dr. Sentot Kusairi, M. Si. Program Studi Pendidikan Fisika FMIPA UM Pendahuluan Dewasa ini perkembangan teknologi komputer dan informasi telah merambah dunia pendidikan. Dengan
Lebih terperinciYusnaeni A & Udin SS, Faktor-faktor Terpenting dalam Pembangunan E-Learning System
Jurnal MEDTEK, Volume 1, Nomor 1, April 2009 FAKTOR-FAKTOR TERPENTING DALAM PEMBANGUNAN E-LEARNING SYSTEM Yusnaeni Arifin 1) dan Udin Sidik Sidin 2) 1) Jurusan Teknik Elektro Universitas Tadulako 2)Jurusan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pilar utama dalam mengantisipasi kehidupan dimasa depan adalah pendidikan, karena pendidikan selalu diorientasikan pada penyiapan peserta didik untuk berperan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) No.20 Tahun 2003
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) No.20 Tahun 2003 Pasal 1 ayat 20 menyatakan pembelajaran adalah proses interaksi siswa dengan pendidik dan sumber
Lebih terperinciD i s a m p a i k a n pada W o r k s o p A A
D i s a m p a i k a n pada W o r k s o p A A 2 0 1 7 Dosen Jurusan Kurikulum & Teknologi Pendidikan UPI Riset Terbaru Pengembangan Mobile Learning Management System (MLMS) Rancang Bangun Media Virtual
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dimana berbagai informasi mudah didapatkan oleh semua orang di. Perkembangan IPTEK yang sangat pesat dapat berimbas pada tantangan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini kita telah memasuki abad ke-21. Abad 21 merupakan abad dimana berbagai informasi mudah didapatkan oleh semua orang di penjuru dunia tanpa terkecuali. Batasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. E-Learning adalah pembelajaran jarak jauh (distance Learning) yang memanfaatkan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kerja Praktek E-Learning adalah pembelajaran jarak jauh (distance Learning) yang memanfaatkan teknologi komputer, jaringan komputer dan Internet. E-Learning memungkinkan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam PP Nomor 19 Tahun 2005 Pasal 20, diisyaratkan bahwa pendidik diharapkan mengembangkan materi pembelajaran, yang kemudian dipertegas melalui Peraturan Menteri Pendidikan
Lebih terperinciDesain dan Pengembangan e-learning
Desain dan Pengembangan e-learning Prof. Herman Dwi Surjono, Ph.D. http://blog.uny.ac.id/hermansurjono Pendahuluan Pembelajaran di kelas Transfer pengetahuan/informasi Pendekatan kuliah/ceramah Permasalahan
Lebih terperinciIMPLEMENTASI E-LEARNING DALAM MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR MAHASISWA.
IMPLEMENTASI E-LEARNING DALAM MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR MAHASISWA munir@upi.edu PENGANTAR e-learning suatu istilah yang digunakan terhadap proses belajar mengajar berbasis online tanpa dibatasi
Lebih terperinciII. KELAS MAYA. A. Tujuan Pembelajaran. B. Uraian Materi
II. KELAS MAYA Deskripsi Pembelajaran dengan memanfaatkan kelas maya (cyber class) merupakan sebuah upaya untuk mendorong pembelajaran yang dilaksanakan kapan saja dan di mana saja. Pembelajaran dalam
Lebih terperinciBUKU PANDUAN PENGGUNAAN MODULAR OBJECT-ORIENTED DYNAMIC LEARNING ENVIRONMENT (MOODLE)
BUKU PANDUAN PENGGUNAAN MODULAR OBJECT-ORIENTED DYNAMIC LEARNING ENVIRONMENT (MOODLE) http://elearning.unukaltim.ac.id Disusun Oleh : Tribowo Suryanto Modul ini membahas bagaimana cara penggunaan perangkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan komunikasi diantara sesamanya,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan komunikasi diantara sesamanya, untuk dapat saling berhubungan satu dengan yang lainnya, maka manusia mulai mencari dan menciptakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Heri Sugianto, 2013
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang fenomena alam secara sistematis. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta
Lebih terperinciMEMBANGUN MEDIA BELAJAR BERBASIS ICT
MEMBANGUN MEDIA BELAJAR BERBASIS ICT Table of Content ICT untuk Edukasi Perangkat ICT Mengapa menggunakan ICT Karakteristik Media Belajar Berbasis ICT Pencarian Materi Mengolah Materi menjadi Berbasis
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. menguasai informasi dan pengetahuan. Dengan demikian diperlukan suatu
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut seseorang untuk dapat menguasai informasi dan pengetahuan. Dengan demikian diperlukan suatu keterampilan berpikir yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terhadap kebutuhan dari pengguna (user needs). Sesuai dengan paradigma
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sistem e-learning adalah mutlak diperlukan untuk mengantisipasi perkembangan jaman dengan dukungan teknologi informasi dimana semua menuju ke era digital, baik
Lebih terperinciPERANAN DIALOG DALAM SISTEM PEMBELAJARAN JARAK JAUH. Titi Chandrawati 1 dan Suryo Prabowo 2
PERANAN DIALOG DALAM SISTEM PEMBELAJARAN JARAK JAUH Titi Chandrawati 1 dan Suryo Prabowo 2 tchandrawati@gmail.com, sprabowo@ecampus.ut.ac.id Abstrak Dialog dalam Sistem Pembelajaran Jarak Jauh (SPJJ) merupakan
Lebih terperinciMODEL PEMBELAJARAN TIK DAN MULTIMEDIA
MODEL PEMBELAJARAN TIK DAN MULTIMEDIA Dr. Dedi Rohendi, MT UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA dedir@upi.edu Pendahuluan Tiga revolusi besar dalam peradaban manusia: Revolusi industri Ditemukannya mesin-mesin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan perwujudan dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan perwujudan dari kurikulum berbasis kompetensi. KTSP menuntut agar pembelajaran dilakukan secara konstruktivis, kontekstual
Lebih terperinciPemanfaatan Komputer di Bidang Pendidikan
Pemanfaatan Komputer di Bidang Pendidikan 1. Pemanfaatan Komputer Untuk Pembelajaran Kemajuan teknologi komputer membuat aktivitas menjadi serba cepat serta menjadikan dunia seperti tanpa batas. Berbagai
Lebih terperinci