IDENTIFIKASI MASALAH DAN UPAYA PEMBERDAYAAN NELAYAN: Telaah Pada Nelayan di RW 01 Kelurahan Kamal Muara, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "IDENTIFIKASI MASALAH DAN UPAYA PEMBERDAYAAN NELAYAN: Telaah Pada Nelayan di RW 01 Kelurahan Kamal Muara, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara"

Transkripsi

1 IDENTIFIKASI MASALAH DAN UPAYA PEMBERDAYAAN NELAYAN: Telaah Pada Nelayan di RW 01 Kelurahan Kamal Muara, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara Oleh: Flores G. Mayaut* Abstract Small fishermen are in a weakened condition and need to be help through an intervention. They do not develop due to external factors, internal factors, and a combination of both. External factors include policies that have not been able to give protection to them from free competition in the sea (open access), which must be won by the capitalists. Internal factors derived from the fishermen themselves. The internal-external factors point to a combination of the relationship between the local merchants who provide all the means of production of fishing and small fishermen who receive "help" from the local merchants. As long as this problem can not be expressed clearly, there is no effective solution to solve their problems. Applied research is needed to address the socio-economic problems small fishermen. Keywords: small fishermen, intervention, applied research Abstrak Nelayan kecil berada dalam kondisi yang lemah dan perlu ditolong melalui sebuah intervensi. Mereka tidak berkembang karena faktor eksternal, faktor internal, dan kombinasi dari keduanya. Faktor eksternal mencakup kebijakan yang belum mampu memberi perlindungan kepada mereka dari kompetisi bebas di laut (open access), yang pasti dimenangkan oleh kaum kapitalis. Faktor internal berasal dari para nelayan itu sendiri. Adapun faktor eksternal- internal menunjuk pada kombinasi dari hubungan antara pedagang lokal yang menyediakan semua alat produksi penangkapan ikan dan nelayan kecil yang menerima bantuan dari pedagang lokal itu. Selama masalah ini tidak dapat diungkapkan secara jelas, tidak ada jalan keluar yang efektif untuk mengatasi masalah mereka. Riset terapan diperlukan untuk mengatasi masalah sosial ekonomi nelayan kecil. Kata Kunci: nelayan kecil, intervensi, riset terapan 1. Pendahuluan Beberapa studi menunjukkan bahwa nelayan kecil berada dalam kondisi yang lemah dan perlu ditolong melalui sebuah intervensi. R. Kinseng (2006) dan A. Satria (2005, 2006) misalnya, menemukan bahwa open access policy yang berlaku di laut pada dasarnya sama dengan membiarkan kapitalis mengeskpoitasi nelayan kecil. 1 Secara empirik memang dapat diamati bahwa nelayan kecil pada umumnya tidak 1 Istilah open access pada asalnya mengacu pada sumberdaya yang tidak dimiliki oleh siapapun, sehingga setiap orang memiliki akses untuk memanfaatkannya, akan tetapi dalam perkembangannya pengelolaan oleh negara juga dapat disebut open acces, karena setiap warga di negara itu dapat memanfaatkan sumberdaya yang ada. memiliki modal dan peralatan sehingga harus bergantung pada pemilik modal dan peralatan itu. Di samping itu harga hasil tangkapan oleh para nelayan itu lebih banyak ditentukan oleh pasar yang dalam hal ini adalah para pedagang besar yang memiliki modal. Pengalaman peneliti di Tajung Pasir misalnya, menemukan bahwa para nelayan harus sesegera mungkin menjual hasil tangkapannya dengan harga yang rendah sekalipun berhubung para nelayan itu tidak memiliki mesin pengawet atau pengolah ikan atau alat distribusi yang cepat dan berdaya jangkau luas. Hal yang demikian juga terjadi di Kelurahan Kamal Muara RW 01 Jakarta Utara, nelayan tidak memiliki kemampuan untuk mengakses pasar. 56 INSANI, ISSN : NO. 13/2/Desember 2012

2 Gejala eksploitasi dalam hubungan antara kelas sosial atas dan kelas sosial bawah sebagaimana diungkapkan oleh Karl Marx (Turner, 1998) tampaknya berlaku juga di lingkup perikanan (Kinseng, 2006). Gejala eksploitasi tersebut terselubung di dalam praktek hubungan antara kapitalis sebagai patron yang seolah-olah melindungi para nelayan sebagai client dengan cara memberi pinjaman modal atau peralatan dan bahkan pinjaman-pinjaman non ekonomi yang bermotif kemanuasiaan (A. Satria, 2006). Dalam hubungan itu memang baik patroni maupun client akan sama-sama menikmati keuntungan. Akan tetapi jika dilihat dari segi besarnya cost and reward, maka sebutan lain dari hubungan yang bersifat eksploitatif tersebut adalah adanya pertukaran yang tidak seimbang (Peter Blau dalam Turner, 1998). Di lingkup nelayan, ketidakseimbangan pertukaran tersebut dapat dilihat dari cost yang harus ditanggung oleh patron/kapitalis adalah modal uang atau peralatan yang dapat dikalkulasi, sedangkan cost dari pihak nelayan adalah pengorbanan tenaga, waktu, dan bahkan keluarga yang tidak dapat dikalkulasi nilainya. Sedangkan reward dalam bentuk keuntungan jelas tidak seimbang; nelayan memperoleh sedikit, pedagang besar memperoleh banyak dan kapitalis memperoleh lebih banyak lagi. Kajian ini tidak berpretensi untuk melawan sistem kapitalisme. Apalagi disadari betul bahwa kerjasama, efisiensi dan efektivitas yang terkandung dalam sistem kapitalisme dapat berfungsi mengatasi masalah-masalah kemiskinan. Pengalaman di Bangladesh, kapitalisme dapat dimodifikasi menjadi social entrepreneurship yang efektif untuk pembangunan masyarakat miskin (M. Yunus, 2006). Hasil pengamatan peneliti pada komunitas nelayan di Kelurahan Kamal Muara RW 01 Jakarta Utara, ada tiga kelompok actor yang bermain, yaitu kaum nelayan itu sendiri, para pedagang setempat, dan para pedagang besar dari kota. Pedagang lokal merupakan kapitalis lokal yang memperantarai kapitalis kota dan nelayan. Nelayan kecil tersebut merupakan buruh dari para pedagang lokal dalam suatu sistem produksi dan pertukaran yang tidak seimbang. Secara tidak disadari, nelayan sebagai buruh dieksploitasi oleh para pedagang lokal. Ketidaksadaran atas eksploitasi dan kerelaan atau keterpaksaan untuk menerima reward yang tidak seimbang itu makin menjadi manakala pedagang lokal sering memberikan pertolongan kemanusiaan kepada nelayan. Jaringan yang demikian itu, yaitu yang dikembangkan oleh kapitalis kota dan para pedagang lokal, adalah fungsional untuk suatu sistem produksi. Karena itu nelayan hanya dapat menyelamatkan diri dengan ikut bermain di dalam sistem jaringan itu sendiri. Hanya sayangnya cara para nelayan ikut bermain dalam sistem jaringan itu belum memanfaatkan secara maksimal potensi maksimal kultural yang sudah mereka miliki, yaitu gotong royong atau kerjasama antar nelayan. Untuk membantu para nelayan agar tidak terjerat dalam kerugian yang kekal yang dihasilkan oleh sistem jaringan itu diperlukan intervensi dengan memanfaatkan potensi dari kaum nelayan itu sendiri. 2. Pembahasan 2.1. Intervensi Komunitas Mengingat persoalan nelayan adalah ketidakmampuannya dalam hubungannya dengan pedagang lokal dan kapitalis kota, sementara itu dilingkungan mereka telah tumbuh sebuah institusi keuangan mikro maka pendekatan yang dapat dilakukan ialah upaya pemberdayaan komunitas dan lembaga tersebut. Glen dalam Isbandi (2003:56) menyebut pemberdayaan adalah sebagai metode intervensi komunitas. Ia mengelompokkan 3 (tiga) model intervensi komunitas yaitu model intervensi community development (pengembangan masyarakat), community action (aksi komunitas) dan community services approach (pendekatan pelayanan masyarakat). Dari pendapat tersebut jelas bahwa setiap Intervensi Makro atau Community Development pada dasarnya dilakukan dalam kerangka pemberdayaan masyarakat. Demikian pula setiap upaya pemberdayaan masyarakat pada dasarnya adalah dalam kerangka agar terjadi pengembangan masyarakat atau Community Development (CD). Community Development memiliki karakter yang khas dalam pemecahan masalah komunitas yaitu tekanannya pada upaya-upaya memampukan (memberdayakan) masyarakat, cara-cara yang partisipatif dari masyarakat dan tidak bersifat mengkomando atau non direktif sehingga keterlibatan masyarakatlah yang menjadi tekanan. Beberapa karakteristik tersebut menurut Glen dalam Isbandi (2003: 224) meliputi: a. Tujuan dari pendekatan ini adalah untuk memampukan masyarakat untuk mendefinisikan dan memenuhi kebutuhan mereka. INSANI, ISSN : NO. 13/2/Desember

3 b. Proses pelaksanaannya melibatkan kreatifitas dan kerjasama masyarakat ataupun kelompok dalam masyarakat tersebut. c. Praktisi yang menggunakan intervensi Community Development lebih banyak menggunakan pendekatan non direktif Pemberdayaan Pada dasarnya setiap individu atau setiap lembaga yang kurang mampu menjalankan fungsinya perlu diberdayakan. Tanpa pemberdayaan mereka tidak akan berkekuatan dalam menjalani kehidupan. Yang dimaksud pemberdayaan (empowerment) menurut pandangan Payne (1977) yang dikutip Isbandi (2001:32) ialah: Proses yang ditujukan untuk membantu klien memperoleh daya untuk mengambil keputusan dan menentukan tindakan yang akan ia lakukan yang terkait dengan diri mereka, termasuk mengurangi efek hambatan pribadi dan sosial dalam melakukan tindakan. Hal ini dilakukan melalui peningkatan kemampuann dan rasa percaya diri untuk menggunakan daya yang ia miliki, antara lain melalui transfer daya dari lingkungannya. Pemberdayaan sebagai proses intinya adalah membahas bagaimana individu, kelompok ataupun institusi berusaha mengontrol kehidupannya sendiri dan mengusahakan untuk membentuk masa depan sesuai dengan keinginannya. Isbandi (2003) mengutarakan pada dasarnya pemberdayaan sebagai suatu gagasan tidaklah jauh berbeda dengan gagasan Biestek (1961) yang dikenal di bidang pendidikan Ilmu Kesejahteraan Sosial dengan nama Self Determination. Jadi pemberdayaan harus dilihat dari kerangka pemberdayaan sebagai proses, dan bukan dari kerangka pemberdayaan sebagai suatu program. Hogan (2000) dalam Isbandi (2003:304) mengemukakan bahwa proses pemberdayaan sebagai suatu siklus terdiri dari lima tahapan utama yaitu: (1) Menghadirkan kembali pengalaman yang memberdayakan dan tidak memberdayakan (recall depowening/empowening experiences), (2) Mendiskusikan alasan mengapa terjadi pemberdayaan dan pentidakberdayaan, (3) Mengidentifikasikan suatu masalah ataupun proyek, (4) Mengidentifikasikan basis daya yang bermakna dan (5) Mengembangkan rencanarencana aksi dan mengimplementasikannya dan setelah itu siklus berlanjut ke tahapan pertama dan bergulir kembali. Secara garis besar tujuan pemberdayaan, adalah untuk meningkatkan peran dan kekuatan dari masyarakat atau institusi Hal ini sesuai pandangan pandangan Sanim (1997:3) yang menyebutkan lima tujuan pemberdayaan: a. Meningkatkan kemampuan dan kekuatan masyarakat dari potensi yang dimilikinya b. Pembinaan dan pemupukan masyarakat madani (civil society) c. Meningkatkan peran masyarakat dalam setiap kegiatan pembangunan di berbagai sektor d. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan mengembangkan usaha ekonomi produktif e. Memberikan kekuasaan atau wewenang dalam mengambil tindakan/keputusan dalam melaksanakan tugas-tugas kehidupannya. Dua cara dapat ditempuh dalam pemberdayaan masyarakat. Hal ini sesuai pandangan Oakley & Marsden (1984) yang dikutip oleh Hikmat (2001:44) untuk bahwa pemberdayaan dapat menempuh dua cara yaitu: a. Proses pemberdayaan yang menekankan proses memberikan atau mengalihkan kekuasaan, kekuatannn atau kemampuan kepada masyarakat agar individu menjadi lebih berdaya. Proses ini dapat dilengkapi pula dengan upaya menggali sistem sumber guna mendukung pembangunan kemandirian mereka melalui organisasi. b. Proses pemberdayaan yang menekankan proses menstimulasi, mendorong atau memotivasi individu atau institusi agar mempunyai kemampuan atau keberdayaan untuk menentukan apa yang menjadi pilihan hidupnya melalui proses dialog. Agar upaya pemberdayaan tersebut optimal, diperlukan langkah-langkah yang sesuai.. Isbandi (2003: ), yang melansir pandangan Glen dan berbagai pendapat yaitu Lewin, Lippit, Waston dan Westley (1958), mengemukakan 7 (tujuh) pemberdayaan masyarakat dimana ketujuh langkah ini pada dasarnya tidak kaku, dapat disesuaikan dalam pelaksanaannya. Langkahlangkah tersebut ialah : (a) Tahap persiapan, (b) Tahap assesment, (c) Tahap perencanaan alternatif program atau kegiatan, (d) Tahap pemformulasian rencana aksi, (e) Tahap pelaksanaan (implementasi) program atau kegiatan, (f) Tahap evaluasi dan (g) Tahap terminasi. 58 INSANI, ISSN : NO. 13/2/Desember 2012

4 2.3. Peran Community Development Worker Kehadiran Community Development (CD) Worker untuk mendukung pengembangan komunitas dan lembaga keuangan mikro yang melayani masyarakat tersebut diperlukan. Dalam Action Research ini, seorang CD Worker berperan ganda sekaligus sebagai peneliti. Sekurangkurangnya tiga peran penting dapat dilakukan, yakni: a. Enabler (pemercepat perubahan) Isbandi (2003: 62) melansir pandangan Spergel (1975) dan Zastrow (1986) bahwa peran enabler seorang community worker ialah peran untuk membantu masyarakat agar dapat mengartikulasikan kebutuhan mereka, mengidentifikasikan masalah mereka dan mengembangkan kapasitas mereka agar dapat menangani masalah yang mereka hadapi secara lebih efektif. Peran sebagai enabler ini adalah peran klasik seorang community worker. Dasar filosofis dari peran ini ialah help people to help themselves. Dalam hal ini terdapat empat fungsi utama yang dilakukan CD worker sebagai pemercepat terjadinya perubahan (enabler) yaitu: 1) Membantu masyarakat menyadari dan melihat kondisi mereka 2) Membangkitkan dan mengembangkan organisasi dalam masyarakat 3) Mengembangkan relasi interpersonal dalam masyarakat 4) Memfasilitasi perencanaan yang efektif b. Educator (pendidik) Peran ini dilakukan oleh CD Worker untuk mengajak masyarakat mengetahui, memahami dan memiliki ketrampilan dalam hal-hal yang terkait dengan persoalan yang dihadapi. Oleh karena itu seorang CD Worker diharapkan memiliki kemampuan dan selalu belajar tentang hal-hal yang terkait dengan persoalan tersebut agar pandangannya selalu up-to date. c. Broker (penghubung) Peran seorang CD Worker dalam intervensi makro terkait dengan upaya menghubungkan individu atau kelompok yang membutuhkan bantuan atau layanan masyarakat namun mereka tidak tahu dimana dan bagaimana mendapatkannya. Peran ini adalah merupakan peran sebagai penghubung klien dengan lembaga-lembaga atau institusi penyedia layanan untuk masyarakat, termasuk lembaga penyedia dana Sustainibilitas (Keberlanjutan) Agar program pengembangan masyarakat yang telah berjalan dapat berdayaguna bagi masyarakat dan tidak sesaat, maka diperlukan upaya-upaya untuk menjaga keberlanjutan program. Sebagaimana Jim Ife (2002: ) mengemukakan, dalam CD diperlukan penerapan berbagai prinsip. Satu diantara 22 (dua puluh dua) prinsip CD yang dikemukakannya adalah prinsip keberlanjutan (sustainibilitas). Maksudnya adalah didalam proses CD harus diperhatikan agar program atau kegiatan yang dilakukan untuk pemecahan masalah masyarakat tetap berlanjut tanpa dibatasi oleh berakhirnya kontrak-kontrak pekerjaan. Dalam hal ini masyarakat perlu disiapkan ketika CD Worker telah melakukan terminasi, masyarakat tetap mampu mengelola program-program untuk berkelanjutan Pentingnya Riset Terapan Riset terapan diperlukan untuk mengatasi masalah sosial ekonomi nelayan kecil di Kelurahaan Kamal Muara RW 01 Jakarta Utara, mula-mula jangka pendek dan dengan dasar itu untuk mengatasi masalah mereka dalam jangka panjang. Untuk mencapai tujuan itu, diperlukan riset yang ketat sehingga fokus dan efektif dalam kegiatan operasionalnya, dengan lingkup riset dibagi ke dalam tiga bagian: substansi, teori dan metodologi. a. Lingkup substantif nelayan kecil: 1) Sistem produski nelayan kecil di Kelurahan Kamal Muara RW 01 Jakarta Utara dalam hubungannya dengan pedagang lokal yang menguasainya. 2) Sistem konsumsi nelayan kecil itu, baik dalam hubungannya dengan pedagang lokal maupun yang melekat secara struktural dan kultural dalam kehidupan mereka. b. Lingkup teoretik: 1) Teori-teori eksploitasi dalam sosiologi yang mutahir terkait kemiskinan nelayan kecil di Indonesia. 2) Teori pemberdayaan masyarakat melalui penerapan potensi yang ada oleh masyarakat itu sendiri. c. Lingkup metodologik: 1) Pendekatan utama yang digunakan adalah partisipasi. Teori-teori eksploitasi dan pemberdayaan masyarakat akan disusun dalam format operasional, sehingga mereka mengerti isunya dan tergerak untuk melakukan perubahan oleh mereka sendiri. INSANI, ISSN : NO. 13/2/Desember

5 2) Pendampingan oleh CD Worker bagi para nelayan untuk mengembangkan motivasi yang bermanfaat bagi akumulasi modal dan pengembangan kehidupan sosial-ekonomi. Lingkup Lingkup substantif Lingkup Metodologik Teoretik Eksploitasi Sistem produksi Partisipasi / aksi dan Pemberdayaan masyarakat Sistem konsumsi Motivasi Dari riset terapan diharapkan dapat: 1. Menggambarkan sistem produksi yang muncul dari hubungan antara pedagang Lokal dan nelayan kecil. 2. Memberikan rekomendasi untuk mengatasi masalah yang dihadapi nelayan kecil. Bagan Jaringan nelayan kecil, pedagang lokal dan kapitalis kota Kapitalis kota Pedagang Lokal Nelayan Kecil Kondisi saat ini Eksploitasi Kerjasama Eksploitasi Patron client Pentingnya diteliti Kapitalis kota Pedagang Lokal Nelayan Riset terapan di sini memerlukan Metode Penelusuran Jaringan. Metode Penelusuran Jaringan diinspirasi oleh suatu pendekatan yang pernah digunakan untuk mengidentifikasi masalah-masalah yang terdapat di sepanjang saluran irigasi primer, sekunder dan tersier. Dalam bahasa Inggris metode ini disebut system walkthrough. Hasil dari metode itu adalah daftar masalah jaringan irigasi yang kemudian dijadikan dasar untuk penyusunan anggaran pemeliharaan untuk satu tahun, dan lebih dari itu untuk 60 INSANI, ISSN : NO. 13/2/Desember 2012 penyusunan besarnya tarif Iuran Pelayanan Irigasi (irrigation service fee). 12 Analogi dengan ini, penelusuran juga akan dilakukan tetapi yang terkait jaringan pemasaran ikan yang dihasilkan oleh para nelayan kecil di Kelurahan Kamal Muara RW 01 Jakarta Utara Ada beberapa kegunaan pendekatan ini: 1. Cara kerja kapitalis (efisien dan efektif) dalam bidang pemasaran, yang sangat perlu untuk meningkatkan kemampuan nelayan kalau mereka akan membentuk kelompok pedagang Nelayan (lihat kerangka konseptual). Jadi jalan keluarnya bukan menghilangkan pedagang lokal yang ada, melainkan meningkatkan kemampuan para nelayan untuk mampu menjadi pedagang bagi kelompoknya. 2. Mengidentifikasi masalah-masalah yang dihadapi pedagang lokal saat ini yang terkait pemasaran (transportasi). Hasil identifikasi ini tentu sangat berguna untuk menentukan jalan keluar bagi para nelayan itu. Untuk dapat mengidentidikasi masalahmasalah nelayan kecil jumlah informan tidak dibatasi. Disini akan digunakan metode penentuan informan snow ball sampling (metode bola salju) yaitu penentuan informan berdasarkan informan sebelumnya secara terus menerus hingga informasi yang diperlukan sudah terpenuhi. Tandanya adalah ketika telah terjadi pengulangan informasi dari informan yang terakhir. Adapun informan yang dilibatkan dalam pemberian informasi meliputi: 1. Nelayan kecil 2. Suami atau isteri dan anak yang telah dewasa dari keluarga nelayan kecil 3. Pedagang lokal 1 2 Robert M.Z. Lawang terlibat dalam penerapan metode ini di tahun 1989 di proyek percontohan IPAIR di Subang Jawa Barat. Robert M.Z. Lawang terlibat dalam penerapan metode ini di tahun 1989 di proyek percontohan IPAIR di Subang Jawa Barat.

6 4. Pemilik modal usaha perdagangan ikan 5. Pemangku-pemangku jabatan formal dan informal di komunitas setempat yang terkait dengan proses produksi dan pemasaran ikan. Pengumpulan data menggunakan indept interview, Focus Group Discusion (FGD) dan Participatory Rural Appraisal (PRA) untuk memperoleh informasi yang mendalam tentang jaringan kerja dan kondisi sosial ekonomi nelayan kecil serta jaringan pemasaran ikan yang dimiliki oleh nelayan kecil dari hubungannnya dengan bakul hingga kapitalis kota dan informasi tentang pemanfaatan lembaga-lembaga keuangan mikro oleh para nelayan kecil. Analisis data sepanjang masa pencarian informasi. Dalam analisis ini dicari validitas substansinya, bukan validitas metodologis, bukan bukti hipotesis tetapi evidence yaitu tanda, kesaksian Analisis dilakukan sepanjang waktu pengumpulan data, tidak menunggu setelah selesai pengumpulan data seluruhnya. Bahkan kesimpulan-kesimpulan final mungkin muncul tidak sampai pengumpulan data berakhir (Miles : 1992:19-21). Dalam hal ini analisis terdiri dari tiga alur kegiatan yaitu: reduksi, penyajian data, penarikan kesimpulan atau verifikasi. Selama pengumpulan data berlangsung akan dilakukan: 1. Membuat ringkasan 2. Mengkode 3. Menelusuri tema 4. Membuat gugus-gugus 5. Membuat partisi, dan 6. Menulis memo Asumsi Asumsi-asumsi yang mendasari riset terapan adalah sebagai berikut: a. Asumsi Substantif Nelayan Kecil: 1) Di Kelurahan Kamal Muara RW 01 khususnya dan di komunitas nelayan pada umumnya sedang terjadi praktek yang cenderung mengarah ke eksploitasi oleh kelas sosial atas ke kelas sosial bawah, terutama nelayan kecil. 2) Nelayan kecil sudah mengetahui kondisi sosial ekonomi mereka, tetapi belum tahu apa yang harus dilakukan. b. Asumsi Teoretik: 1) Hubungan antar kelas sosial cenderung dimenangkan oleh kelas atas, sehingga untuk membela orang miskin perlu ada intervensi khusus yang memihak. 2) Intervensi yang efektif harus didasarkan pada pemahaman permasalahan yang komprehensif. c. Asumsi Metodologik: 1) Nelayan kecil mau berkerjasama dalam mengumpulkan informasi dan mendiskusikannya bersama-sama dalam rangka mencari jalan keluar. 2) Dari kunjungan lapangan yang dilakukan sebelumnya, nelayan kecil mau bekerja sama dengan peneliti. 3. Kesimpulan Dari pemaparan di atas, dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut: a. Masalah nelayan kecil memang sangat rumit. Mereka tidak berkembang karena faktor eksternal, faktor internal, dan kombinasi dari keduanya. 1). Faktor eksternal yang dapat diamati sementara adalah kebijakan yang belum mampu memberi perlindungan kepada mereka dari kompetisi bebas di laut (open access), yang pasti dimenangkan oleh kaum kapitalis (R. Kinseng 2006 dan Arief 2006). 2). Faktor internal yang dapat dipahami dari para nelayan itu sendiri. Beberapa dapat disebut: (a). Konsumerisme yang tidak terkendali setelah mereka memperoleh tangkapan ikan dalam jumlah yang lumayan. (b). Kurangnya motivasi untuk memanfaatkan peluang yang ada. Mereka mengakui bahwa banyak sekali bantuan yang diberikan Pemerintah lewat bermacam-macam program, tetapi tak seorangpun yang mampu memanfaatkannya untuk bisa lepas dari masalah keuangan, manajemen dan perencanaan. 3). Faktor eksternal internal menunjuk pada kombinasi dari hubungan antara pedagang lokal yang menyediakan semua alat produksi penangkapan ikan dan nelayan kecil yang menerima bantuan dari pedagang lokal itu. Dalam hal ini, pedagang lokal adalah faktor eksternal, sedangkan nelayan kecil yang mau menerima bantuan itu adalah faktor internal. b. Yang belum diamati dari permasalahan nelayan kecil itu adalah mengapa mereka tidak bisa keluar dari pedagang lokal dan bagaimana mereka bisa mengembangkan diri tanpa INSANI, ISSN : NO. 13/2/Desember

7 pedagang lokal? Selama masalah ini tidak dapat diungkapkan secara jelas, tidak ada jalan keluar yang efektif untuk mengatasi masalah mereka. c. Atas dasar itu diperlukan riset yang mendalam tentang masalah yang dihadapi para nelayan kecil tersebut, di mana manfaat riset adalah sebagai berikut: 1). Manfaat akademik: (a). Mempertegas teori-teori eksploitasi sosial dengan kasus-kasus baru. (b). Melengkapi pengetahuan sosiologi perdesaan dan ilmu pekerjaan sosial khususnya intervensi pekerjaan sosial makro dengan kasus-kasus aktual. Bagi mahasiswa merupakan laboratorium tempat belajar mengenal masalahmasalah masyarakat, belajar melakukan pendekatan dan penelitian di masyarakat serta tempat belajar melakukan intervensi pemecahan masalah-masalah masyarakat 2). Manfaat bagi masyarakat: (a). Memahami permasalahan mereka dari perspektif yang lebih luas. (b). Mencari jalan keluar yang efektif mengatasi masalah mereka. Dalam hal ini hasil penelitian dapat dimanfaatkan oleh masyarakat dan Pemda setempat dalam penentuan kebijakan di bidang pembinaan masyarakat nelayan. Lawang, R.M.Z Kapital Sosial. Jakarta: FISIP UI Press Mikkelsen, Britha Metode Penelitian Partisipatoris dan Upaya-upaya Pemberdayaan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia Miles, Matthew B. & Michael Huberman Qualitative Data Analysis. Jakarta: UI Press Rustam, Ibrahim (Ed.) Agenda LSM Menyongsong Tahun Jakarta: LP3ES Satria, Arif. Matsuda, Yoshiaki, and Masaaki Sano Multilevel Conflicts In Community Based Coral Reef Management Systems: Case Study In West- Lombok, Indonesia. Japan: IIFET Japan Proceedings. Satria, Arif. Tanpa Tahun. Decentralization Of Property Right In Marine Fisheries Indonesia Perspective. Indonesia: Bogor Agricultural University Turner, Yonathan Structure of Sociological Theory. USA: Wardsworth Publishing Company Yunus, M Bank Kaum Miskin. Jakarta: Marjin Kiri REFERENSI Cambers, Robert Memahami Desa Secara Partisipatif. Yogyakarta: Kanisius Ife. Jim Community Development. Australia: Longman * Flores G. Mayaut Dosen S1 Ilmu Kesejahteraan Sosial STISIP Widuri dengan jabatan fungsional Asisten Ahli. floresmayaut@yahoo.co.id Isbandi, R. Adi Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat dan Intervensi Komunitas. Jakarta: Lembaga Penerbit FEUI Kienseng. Rilus Disertasi. Jakarta: FISIP UI Lawang, Robert Anti Desa, Sebuah Telaah Sosiologi. Depok: FISIP UI 62 INSANI, ISSN : NO. 13/2/Desember 2012

METODE KAJIAN. Tabel 1. Jadwal Rencana Pelaksanaan Kajian Pengembangan Masyarakat di Kelurahan Campaka Kecamatan Andir Kota Bandung

METODE KAJIAN. Tabel 1. Jadwal Rencana Pelaksanaan Kajian Pengembangan Masyarakat di Kelurahan Campaka Kecamatan Andir Kota Bandung METODE KAJIAN Kajian pengembangan masyarakat ini dilaksanakan di kelurahan Campaka kecamatan Andir kota Bandung dengan pertimbangan Kelurahan Campaka merupakan kelurahan yang telah tersentuh program-program

Lebih terperinci

PERAN PEKERJA SOSIAL DALAM PEMBERDAYAAN KELUARGA Suatu Kajian Mengenai Pemberdayaan Pada Keluarga Yang Ter-Putus Hubungan Kerjanya (Ter-PHK)

PERAN PEKERJA SOSIAL DALAM PEMBERDAYAAN KELUARGA Suatu Kajian Mengenai Pemberdayaan Pada Keluarga Yang Ter-Putus Hubungan Kerjanya (Ter-PHK) PERAN PEKERJA SOSIAL DALAM PEMBERDAYAAN KELUARGA Suatu Kajian Mengenai Pemberdayaan Pada Keluarga Yang Ter-Putus Hubungan Kerjanya (Ter-PHK) MM Sri Dwiyantari Abstrak: Masalah utama keluarga yang ter-phk

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Ditinjau secara segi etimologi, kata strategi berasal dari Yunani yaitu Strategos

TINJAUAN PUSTAKA. Ditinjau secara segi etimologi, kata strategi berasal dari Yunani yaitu Strategos II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Strategi Ditinjau secara segi etimologi, kata strategi berasal dari Yunani yaitu Strategos yang mengambil dari kata strator yang berarti militer dan ag yang berati memimpin.

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN STRATEGI PENDAMPINGAN. PAR (Participatory Action Research). Metode PAR (Participatory Action

BAB III METODE DAN STRATEGI PENDAMPINGAN. PAR (Participatory Action Research). Metode PAR (Participatory Action BAB III METODE DAN STRATEGI PENDAMPINGAN A. Pendekatan Pendampingan Dalam pendampingan yang dilakukan peneliti, peneliti menggunakan pendekatan terhadap masyarakat dengan menggunakan metode dalam cara

Lebih terperinci

54 PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PNPM MANDIRI

54 PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PNPM MANDIRI 54 PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PNPM MANDIRI Oleh: Dhio Adenansi, Moch. Zainuddin, & Binahayati Rusyidi Email: dhioadenansi@gmail.com; mochzainuddin@yahoo.com; titi.rusyidi06@yahoo.com

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR (TL- 40Z0) DESAIN

LAPORAN TUGAS AKHIR (TL- 40Z0) DESAIN No. Urut : 1109 / 0304 / D LAPORAN TUGAS AKHIR (TL- 40Z0) DESAIN Perencanaan Penerapan Teknologi Lingkungan Tepat Guna dalam Pengelolaan Persampahan di Lingkungan Kumuh melalui Pemberdayaan Masyarakat

Lebih terperinci

PENDAMPINGAN DALAM PROSES PERENCANAAN PARTISIPATIF PROGRAM PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS (PLPBK)

PENDAMPINGAN DALAM PROSES PERENCANAAN PARTISIPATIF PROGRAM PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS (PLPBK) PENDAMPINGAN DALAM PROSES PERENCANAAN PARTISIPATIF PROGRAM PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS (PLPBK) Jurusan Arsitektur Universitas Merdeka Malang; budiyanto_hery@yahoo.com Abstract Program

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MASYARAKAT (KPM 231)

PENGEMBANGAN MASYARAKAT (KPM 231) PENGEMBANGAN MASYARAKAT (KPM 231) Koordinator Matakuliah Pengembangan Masyarakat Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor Website: http://skpm.fema.ipb.ac.id/

Lebih terperinci

METODE KAJIAN. Tipe Dan Aras Kajian. Tipe Kajian

METODE KAJIAN. Tipe Dan Aras Kajian. Tipe Kajian METODE KAJIAN Tipe Dan Aras Kajian Tipe Kajian Tipe kajian dalam kajian ini adalah tipe evaluasi sumatif. Evaluasi sumatif yaitu menentukan efektivitas tindakan dan intervensi manusia (program, kebijakan,

Lebih terperinci

Perbandingan PRA dengan RRA dan PAR

Perbandingan PRA dengan RRA dan PAR Perbandingan PRA dengan RRA dan PAR PRA SEBAGAI METAMORFOSIS DARI RRA 1 Participatory Rural Appraisal (PRA) seringkali dilekatkan dengan nama Robert Chambers, sehingga rasanya perlu dimunculkan pertanyaan

Lebih terperinci

BAB III METODE RISET DAN PENDAMPINGAN A. PENDEKATAN DAN JENIS PENELITIAN UNTUK PENDAMPINGAN

BAB III METODE RISET DAN PENDAMPINGAN A. PENDEKATAN DAN JENIS PENELITIAN UNTUK PENDAMPINGAN BAB III METODE RISET DAN PENDAMPINGAN A. PENDEKATAN DAN JENIS PENELITIAN UNTUK PENDAMPINGAN Dalam melakukan penelitian ini, peneliti ini menggunakan metode riset aksi. Bahwa peneliti ikut terlibat aktif

Lebih terperinci

Pengertian Pemberdayaan PEMBERDAYAAN. Makna Pemberdayaan 5/24/2017. Penyebab Ketidakberdayaan. Pemberdayaan (empowerment) Power/daya.

Pengertian Pemberdayaan PEMBERDAYAAN. Makna Pemberdayaan 5/24/2017. Penyebab Ketidakberdayaan. Pemberdayaan (empowerment) Power/daya. Pengertian Pemberdayaan PEMBERDAYAAN Minggu ke 12 Pemberdayaan (empowerment) Power/daya Mampu Mempunyai kuasa membuat orang lain melakukan segala sesuatu yang diinginkan pemilik kekuasaan Makna Pemberdayaan

Lebih terperinci

Brief Note. Edisi 19, Mobilisasi Sosial Sebagai Mekanisme Mengatasi Kemiskinan

Brief Note. Edisi 19, Mobilisasi Sosial Sebagai Mekanisme Mengatasi Kemiskinan Brief Note Edisi 19, 2016 Mobilisasi Sosial Sebagai Mekanisme Mengatasi Kemiskinan Mobilisasi Sosial Sebagai Mekanisme Mengatasi Kemiskinan Pengantar Riza Primahendra Dalam perspektif pembangunan, semua

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Lokasi Penelitian

METODE PENELITIAN Lokasi Penelitian METODE PENELITIAN Penelitian ini akan memberikan gambaran secara menyeluruh dan mendalam terhadap fenomena strategi nafkah rumah tangga miskin dan pilihan strategi nafkah yang akan dijalankannya. Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN AKSI PARTISIPATIF. Participatory Action Research (PAR). Metodologi tersebut dilakukan dengan

BAB III METODE PENELITIAN AKSI PARTISIPATIF. Participatory Action Research (PAR). Metodologi tersebut dilakukan dengan BAB III METODE PENELITIAN AKSI PARTISIPATIF A. Pendekatan Penelitian untuk Pemberdayaan Metode yang dipakai untuk pendampingan ini adalah metodologi Participatory Action Research (PAR). Metodologi tersebut

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. modal sosial menempati posisi penting dalam upaya-upaya pengembangan

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. modal sosial menempati posisi penting dalam upaya-upaya pengembangan 9 BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Pengertian Participatory Action Research Berbagai kajian dalam rumpun ilmu sosiologi membenarkan bahwa modal sosial menempati posisi penting dalam upaya-upaya pengembangan

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan dengan luas wilayah perikanan di laut sekitar 5,8 juta km 2, yang terdiri dari perairan kepulauan dan teritorial seluas 3,1 juta km

Lebih terperinci

PARTISIPASI PETANI DALAM PENGELOLAAN HUTAN RAKYAT (Kasus di Kecamatan Kertanegara Kabupaten Purbalingga Provinsi Jawa Tengah) AMIN FAUZI

PARTISIPASI PETANI DALAM PENGELOLAAN HUTAN RAKYAT (Kasus di Kecamatan Kertanegara Kabupaten Purbalingga Provinsi Jawa Tengah) AMIN FAUZI PARTISIPASI PETANI DALAM PENGELOLAAN HUTAN RAKYAT (Kasus di Kecamatan Kertanegara Kabupaten Purbalingga Provinsi Jawa Tengah) AMIN FAUZI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Badan Keswadayaan Masyarakat ( BKM) dan fungsi BKM Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) merupakan suatu institusi/ lembaga masyarakat yang berbentuk paguyuban, dengan

Lebih terperinci

Brief Note. Edisi 22, Social Marketing Sebagai Strategi Pemberdayaan

Brief Note. Edisi 22, Social Marketing Sebagai Strategi Pemberdayaan Brief Note Edisi 22, 2016 Social Marketing Sebagai Strategi Pemberdayaan Social Marketing Sebagai Strategi Pemberdayaan Riza Primahendra Pengantar Salah satu indikator utama dalam melaksanakan CSR atapun

Lebih terperinci

Bab III METODE DAN STRATEGI PENDAMPINGAN. metode dalam cara kerja PAR (Participatory Action Research). Pada dasarnya, PAR merupakan

Bab III METODE DAN STRATEGI PENDAMPINGAN. metode dalam cara kerja PAR (Participatory Action Research). Pada dasarnya, PAR merupakan Bab III METODE DAN STRATEGI PENDAMPINGAN A. Metodologi Pendampingan Dalam sebuah pendampingan yang akan dilakukan peneliti, di sini peneliti menggunakan metode dalam cara kerja PAR (Participatory Action

Lebih terperinci

BAGIAN I. PENDAHULUAN

BAGIAN I. PENDAHULUAN BAGIAN I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Kegiatan di sektor ketenagalistrikan sangat berkaitan dengan masyarakat lokal dan Pemerintah Daerah. Selama ini keberadaan industri ketenagalistrikan telah memberikan

Lebih terperinci

METODOLOGI KAJIAN Lokasi dan Waktu Kajian

METODOLOGI KAJIAN Lokasi dan Waktu Kajian III. METODOLOGI KAJIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Kajian Kajian Lapangan dilaksanakan di Desa Mambalan Kecamatan Gunungsari Kabupaten Lombok Barat Propinsi NTB, yang dimulai sejak Praktek Lapangan I (dilaksanakan

Lebih terperinci

METODE KAJIAN. Proses dan Metode Kajian

METODE KAJIAN. Proses dan Metode Kajian 23 METODE KAJIAN Proses dan Metode Kajian Tahap Proses Kajian. Kegiatan Kajian dilaksanakan melalui tiga tahap. Tahap pertama, Praktek Lapangan I dilaksanakan di Gampong Telaga Tujuh pada tanggal 26 Desember

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Manusia pada hakikatnya adalah sebagai mahluk individu sekaligus mahluk sosial. Manusia sebagai mahluk sosial dimana manusia itu sendiri memerlukan interaksi

Lebih terperinci

Implementasi Program Pemberdayaan Masyarakat Upaya penanggulangan kemiskinan yang bertumpu pada masyarakat lebih dimantapkan kembali melalui Program

Implementasi Program Pemberdayaan Masyarakat Upaya penanggulangan kemiskinan yang bertumpu pada masyarakat lebih dimantapkan kembali melalui Program Implementasi Program Pemberdayaan Masyarakat Upaya penanggulangan kemiskinan yang bertumpu pada masyarakat lebih dimantapkan kembali melalui Program Pengembangan Kecamatan (PPK) mulai tahun Konsepsi Pemberdayaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. modal sosial menempati posisi penting dalam upaya-upaya. pemberdayaan dan modal sosial, namun bagaimanapun unsur-unsur

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. modal sosial menempati posisi penting dalam upaya-upaya. pemberdayaan dan modal sosial, namun bagaimanapun unsur-unsur BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pengertian Participatory Action Research Berbagai kajian dalam rumpun ilmu sosiologi membenarkan bahwa modal sosial menempati posisi penting dalam upaya-upaya pengembangan

Lebih terperinci

7 SOLUSI KEBIJAKAN YANG DITERAPKAN PEMERINTAH TERKAIT SISTEM BAGI HASIL NELAYAN DAN PELELANGAN

7 SOLUSI KEBIJAKAN YANG DITERAPKAN PEMERINTAH TERKAIT SISTEM BAGI HASIL NELAYAN DAN PELELANGAN 78 7 SOLUSI KEBIJAKAN YANG DITERAPKAN PEMERINTAH TERKAIT SISTEM BAGI HASIL NELAYAN DAN PELELANGAN 7.1 Kebijakan yang diterapkan oleh pemerintah terkait sistem bagi hasil nelayan dan pelelangan Menurut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada beberapa perjalanan yang peneliti lakukan di beberapa daerah di Indonesia, terutama sejak akhir 2004 hingga akhir 2008, telah banyak usaha-usaha dari berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah lautan. Luas daratan Indonesia adalah km² yang menempatkan

BAB I PENDAHULUAN. adalah lautan. Luas daratan Indonesia adalah km² yang menempatkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan terbesar di dunia. Dimana dua sepertiga wilayahnya merupakan perairan. Terletak pada garis katulistiwa, Indonesia

Lebih terperinci

Aksi Masyarakat dan Pemberdayaan dalam Pembangunan Sosial Strategi Pembangunan Sosial Melalui Masyarakat part 2

Aksi Masyarakat dan Pemberdayaan dalam Pembangunan Sosial Strategi Pembangunan Sosial Melalui Masyarakat part 2 Aksi Masyarakat dan Pemberdayaan dalam Pembangunan Sosial Strategi Pembangunan Sosial Melalui Masyarakat part 2 Dasar-Dasar Pembangunan Sosial Getar Hati, M.Kesos Refleksi Strategi Pengembangan Masyarakat

Lebih terperinci

USULAN PENDEKATAN DAN METODOLOGI RENCANA KERJA DAN JADWAL KEGIATAN CALON TENAGA AHLI PEMASARAN PARTISIPATIF

USULAN PENDEKATAN DAN METODOLOGI RENCANA KERJA DAN JADWAL KEGIATAN CALON TENAGA AHLI PEMASARAN PARTISIPATIF USULAN PENDEKATAN DAN METODOLOGI RENCANA KERJA DAN JADWAL KEGIATAN CALON TENAGA AHLI PEMASARAN PARTISIPATIF Nama Alamat : Ronggo Tunjung Anggoro, S.Pd : Gendaran Rt 001 Rw 008 Wonoharjo Wonogiri Wonogiri

Lebih terperinci

BAB II PENDEKATAN TEORITIS

BAB II PENDEKATAN TEORITIS BAB II PENDEKATAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pengertian Pengembangan Masyarakat (Community Development) Menurut Warren dan Cottrell (1990) dalam Budimanta (2003), komuniti adalah sekelompok manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya industri-industri kecil dan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya industri-industri kecil dan BAB I PENDAHULUAN A. Analisa Situasi Desa Bandung merupakan salah satu desa yang terletak di pinggiran kota Mojokerto. Karena letaknya yang berdekatan dengan pusat kota yang terkenal dengan perusahaan-perusahaan

Lebih terperinci

PENGERTIAN PENYULUHAN

PENGERTIAN PENYULUHAN PENGERTIAN PENYULUHAN Istilah penyuluhan (extension) pertama-tama digunakan pada pertengahan abad ke-19 untuk menggambarkan program pendidikan bagi orang dewasa di Negara Inggris (Cambridge University

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 22 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif (survey). Pendekatan kualitatif menekankan pada proses-proses

Lebih terperinci

TINJAUAN PROGRAM PEMBANGUNAN PRASARANA DAN SARANA DESA POLA IMBAL SWADAYA

TINJAUAN PROGRAM PEMBANGUNAN PRASARANA DAN SARANA DESA POLA IMBAL SWADAYA TINJAUAN PROGRAM PEMBANGUNAN PRASARANA DAN SARANA DESA POLA IMBAL SWADAYA Deskripsi Kegiatan. Menurut Pemerintah Kabupaten Bogor pembangunan merupakan suatu proses perubahan untuk menuju ke arah yang lebih

Lebih terperinci

A. LATAR BELAKANG MASALAH

A. LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat hidup secara individual tanpa membutuhkan bantuan dari orang lain. Dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. fasilitas mendasar seperti pendidikan, sarana dan prasarana transportasi,

TINJAUAN PUSTAKA. fasilitas mendasar seperti pendidikan, sarana dan prasarana transportasi, 27 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kemiskinan Masyarakat miskin adalah masyarakat yang tidak memiliki kemampuan untuk mengakses sumberdaya sumberdaya pembangunan, tidak dapat menikmati fasilitas mendasar seperti

Lebih terperinci

Centre for Disability Research and Policy

Centre for Disability Research and Policy Kolaborasi Lintas Sektor Kesehatan dan Pendidikan untuk Pendidikan Inklusif bagi Siswa Berkebutuhan Khusus Membangun Visi Kebijakan dan Agenda Penelitian di Indonesia (Issue 2, 2016) Centre for Disability

Lebih terperinci

PROGRAM DALAM MENGATASI KETIMPANGAN TINGKAT PERKEMBANGAN KUBE

PROGRAM DALAM MENGATASI KETIMPANGAN TINGKAT PERKEMBANGAN KUBE PROGRAM DALAM MENGATASI KETIMPANGAN TINGKAT PERKEMBANGAN KUBE Analisis Masalah Pendekatan kelompok melalui pengembangan KUBE mempunyai makna strategis dalam pemberdayaan masyarakat miskin. Melalui KUBE,

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KAPASITAS KELEMBAGAAN PENGELOLAAN AIR BERSIH BERBASIS MASYARAKAT

PENGEMBANGAN KAPASITAS KELEMBAGAAN PENGELOLAAN AIR BERSIH BERBASIS MASYARAKAT PENGEMBANGAN KAPASITAS KELEMBAGAAN PENGELOLAAN AIR BERSIH BERBASIS MASYARAKAT (Studi Kasus di Desa Bumijawa, Kecamatan Bumijawa Kabupaten Tegal, Provinsi Jawa Tengah) YUDO JATMIKO SEKOLAH PASCASARJANA

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENDAMPINGAN. Menurut Yoland Wadworth sebagaimana di kutip Agus Afandi, PAR

BAB II METODOLOGI PENDAMPINGAN. Menurut Yoland Wadworth sebagaimana di kutip Agus Afandi, PAR BAB II METODOLOGI PENDAMPINGAN A. Pengertian PAR Menurut Yoland Wadworth sebagaimana di kutip Agus Afandi, PAR adalah istilah istilah yang memuat seperangkat asumsi yang mendasari paradigma baru ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

Study On Community-Organized Social Activities In PNPM Mandiri

Study On Community-Organized Social Activities In PNPM Mandiri Study On Community-Organized Social Activities In PNPM Mandiri Tim Peneliti Sunyoto Usman (Sosiologi) Purwanto (Sosiologi) Derajad S. Widhyharto (Sosiologi) Hempri Suyatna (Sosiatri) Latar Belakang Program

Lebih terperinci

METODE KAJIAN Lokasi dan Waktu Kajian

METODE KAJIAN Lokasi dan Waktu Kajian III. METODE KAJIAN 3.1. Tipe Kajian Tipe kajian yang digunakan dalam kajian ini adalah tipologi Kajian Deskripsi. Menurut Sitorus dan Agusta (2004) kajian deskripsi merupakan kajian yang mendokumentasikan

Lebih terperinci

BAB III METODE KAJIAN

BAB III METODE KAJIAN BAB III METODE KAJIAN 3.1. Metode dan Strategi Kajian Metode kajian adalah kualitatif dalam bentuk studi kasus instrumental, yaitu studi yang memperlakukan kasus sebagai instrumen untuk masalah tertentu.

Lebih terperinci

Prinsip-Prinsip Pengembangan Masyarakat (Community Development) 1

Prinsip-Prinsip Pengembangan Masyarakat (Community Development) 1 3 Prinsip-Prinsip Pengembangan Masyarakat (Community Development) 1 Pengembangan Masyarakat (Community Development) berkembang sebagai kritik terhadap pendekatan kesejahteraan (welfare approach) atau pendekatan

Lebih terperinci

STRATEGI DAN PERENCANAAN PROGRAM BERDASARKAN ANALISIS HARVARD DAN PEMBERDAYAAN LONGWE

STRATEGI DAN PERENCANAAN PROGRAM BERDASARKAN ANALISIS HARVARD DAN PEMBERDAYAAN LONGWE 77 STRATEGI DAN PERENCANAAN PROGRAM BERDASARKAN ANALISIS HARVARD DAN PEMBERDAYAAN LONGWE Alat yang digunakan untuk menganalisis permasalahan adalah analisis Pemberdayaan Longwe dengan menggunakan kelima

Lebih terperinci

BAB II CHYNE, O BRIEN DAN BELGRAVE: TEORI SOSIAL DEMOKRAT

BAB II CHYNE, O BRIEN DAN BELGRAVE: TEORI SOSIAL DEMOKRAT BAB II CHYNE, O BRIEN DAN BELGRAVE: TEORI SOSIAL DEMOKRAT A. Teori Sosial Demokrat Untuk menjelaskan fenomena yang di angkat oleh peneliti yaitu POTRET KEMISKINAN MASYARAKAT DESA Studi Kasus Masyarakat

Lebih terperinci

MENINJAU KEMBALI WACANA COMMUNITY DEVELOPMENT

MENINJAU KEMBALI WACANA COMMUNITY DEVELOPMENT BRIEF NOTE AMERTA Social Consulting & Resourcing Jl. Pulo Asem Utara Raya A20 Rawamangun, Jakarta 132 13220 Email: amerta.association@gmail.com Fax: 62-21-4719005 MENINJAU KEMBALI WACANA COMMUNITY DEVELOPMENT

Lebih terperinci

ORGANISASI DAN KOMUNITAS

ORGANISASI DAN KOMUNITAS PEKERJAAN SOSIAL GENERALIS SUATU PENGANTAR BEKERJA BERSAMA ORGANISASI DAN KOMUNITAS SANTOSO TRI RAHARJO PEKERJAAN SOSIAL GENERALIS SUATU PENGANTAR BEKERJA BERSAMA ORGANISASI DAN KOMUNITAS Oleh; SANTOSO

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PENANGANAN FAKIR MISKIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PENANGANAN FAKIR MISKIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, www.bpkp.go.id UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PENANGANAN FAKIR MISKIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa sesuai dengan Pembukaan

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 59 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN PROGRAM REHABILITASI SOSIAL DAERAH KUMUH KOTA SURABAYA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Ruang Lingkup Materi Ruang lingkup materi yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Kajian pengetahuan/persepsi masyarakat, berisi mengenai pandangan

Lebih terperinci

VI. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KAPASITAS KELOMPOK MANTAN TKW DI DESA CIBAREGBEG

VI. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KAPASITAS KELOMPOK MANTAN TKW DI DESA CIBAREGBEG VI. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KAPASITAS KELOMPOK MANTAN TKW DI DESA CIBAREGBEG Dalam bagian ini akan disampaikan faktor yang mempengaruhi kapasitas kelompok yang dilihat dari faktor intern yakni: (1) motivasi

Lebih terperinci

PETA KURIKULUM PROGRAM MAGISTER SOSIOLOGI FISIP UNIVERSITAS ANDALAS

PETA KURIKULUM PROGRAM MAGISTER SOSIOLOGI FISIP UNIVERSITAS ANDALAS PETA KURIKULUM PROGRAM MAGISTER SOSIOLOGI FISIP UNIVERSITAS ANDALAS I. VISI Pada tahun 2020 menjadi Program Studi yang bermartabat dan terkemuka di bidang kajian perubahan sosial dan pembangunan di Wilayah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah merupakan sebuah konsep teoritik yang membahas mengenai beberapa metode yang digunakan dalam penelitian. Beberapa hal yang berhubungan dengan metodologi

Lebih terperinci

Kerangka Kerja Pengembangan Masyarakat (Community Development) 1

Kerangka Kerja Pengembangan Masyarakat (Community Development) 1 2 Kerangka Kerja Pengembangan Masyarakat (Community Development) 1 Program Pengembangan Masyarakat (Community Development), seharusnya disesuaikan dengan persoalan yang terjadi secara spesifik pada suatu

Lebih terperinci

PENYUSUNAN PSETK (PROFIL SOSIAL EKONOMI DAN TEKNIK KELEMBAGAAN) DALAM UPAYA PEMBERDAYAAN HIPPA DI KABUPATEN PROBOLINGGO PENDAHULUAN

PENYUSUNAN PSETK (PROFIL SOSIAL EKONOMI DAN TEKNIK KELEMBAGAAN) DALAM UPAYA PEMBERDAYAAN HIPPA DI KABUPATEN PROBOLINGGO PENDAHULUAN P R O S I D I N G 467 PENYUSUNAN PSETK (PROFIL SOSIAL EKONOMI DAN TEKNIK KELEMBAGAAN) DALAM UPAYA PEMBERDAYAAN HIPPA DI KABUPATEN PROBOLINGGO Mas Ayu Ambayoen Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya

Lebih terperinci

BAB III PENDEKATAN LAPANG

BAB III PENDEKATAN LAPANG BAB III PENDEKATAN LAPANG 3.1 Jenis Penelitian Berdasarkan tujuan dalam memperoleh data, jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan jenis penelitian yang bertujuan

Lebih terperinci

P E N D A H U L U A N

P E N D A H U L U A N P E N D A H U L U A N Latar Belakang Krisis di Indonesia berlangsung panjang, karena Indonesia memiliki faktor internal yang kurang menguntungkan. Faktor internal tersebut berupa konflik kebangsaan, disintegrasi

Lebih terperinci

Komponen ini dilaksanakan melalui tiga subkomponen, umum di tingkat desa. Komponen ini dilaksanakan oleh LSM nasional dan LSM lokal yang meliputi

Komponen ini dilaksanakan melalui tiga subkomponen, umum di tingkat desa. Komponen ini dilaksanakan oleh LSM nasional dan LSM lokal yang meliputi Komponen ini dilaksanakan melalui tiga subkomponen, yaitu: mobilisasi kelompok tani dan perencanaan desa, pengembangan kelembagaan, dan investasi fasilitas umum di tingkat desa. Komponen ini dilaksanakan

Lebih terperinci

commit to user BAB III METODE PENELITIAN

commit to user BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini masuk ke dalam penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang pemecahan masalahnya dengan menggunakan data empiris. (Masyhuri

Lebih terperinci

PERENCANAAN PARTISIPATIF. Oleh : Bella Ardhy Wijaya Masry ( )

PERENCANAAN PARTISIPATIF. Oleh : Bella Ardhy Wijaya Masry ( ) PERENCANAAN PARTISIPATIF Oleh : Bella Ardhy Wijaya Masry (2013280004) Pengertian Perencanaan Adapun definisi perencanaan menurut para ahli antara lain sebagai berikut : Perencanaan adalah suatu proses

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PENANGANAN FAKIR MISKIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PENANGANAN FAKIR MISKIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PENANGANAN FAKIR MISKIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa sesuai dengan Pembukaan Undang-Undang

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PENANGANAN FAKIR MISKIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PENANGANAN FAKIR MISKIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PENANGANAN FAKIR MISKIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa sesuai dengan Pembukaan Undang-Undang

Lebih terperinci

Pertanyaan Penelitian 1 : Bagaimana Pola kegiatan sosial yang diprakarsai dan dilaksanakan oleh BKM?

Pertanyaan Penelitian 1 : Bagaimana Pola kegiatan sosial yang diprakarsai dan dilaksanakan oleh BKM? Site Report Tim (IV) Kegiatan Sosial Waktu : 8 Juni-17 Juni 2009 Lokasi : Kota Gorontalo Propinsi Gorontalo A. Ringkasan Hasil Sangat Sementara Kedua kelurahan ini merupakan sasaran dari program P2KP tahun

Lebih terperinci

MATERI KETIGA MENUJU COMMUNITY BASSED DEVELOPMENT YANG DAPAT DIREALISASIKAN.

MATERI KETIGA MENUJU COMMUNITY BASSED DEVELOPMENT YANG DAPAT DIREALISASIKAN. Pembangunan Perdesaan Bertumpu Pada Masyarakat ( AR - 6254 ) MATERI KETIGA MENUJU COMMUNITY BASSED DEVELOPMENT YANG DAPAT DIREALISASIKAN I. PENDAHULUAN 3 (tiga( tiga) Strategi konsep pengelolaan program

Lebih terperinci

Pelatihan Pembuatan Bonsai Bokabu dari Oleana Syzygium Khas Borobudur untuk Peningkatan Nilai Ekonomi Tanaman

Pelatihan Pembuatan Bonsai Bokabu dari Oleana Syzygium Khas Borobudur untuk Peningkatan Nilai Ekonomi Tanaman Pelatihan Pembuatan Bonsai Bokabu dari Oleana Syzygium Khas Borobudur untuk Peningkatan Nilai Ekonomi Tanaman Evtah Riskina 1*, Evti Riskina 2, Dhika Dwi Saputra 3, Fajar Ardi Saputra 4, Aisah Widyaningsih

Lebih terperinci

Analisis Determinan dalam Program Pemberdayaan Masyarakat Tanete Riattang Timur, Kabupaten Bone

Analisis Determinan dalam Program Pemberdayaan Masyarakat Tanete Riattang Timur, Kabupaten Bone Government: Jurnal Ilmu Pemerintahan Volume 8, Nomor 1, Januari 2015 (51-58) ISSN 1979-5645 Analisis Determinan dalam Program Pemberdayaan Masyarakat Tanete Riattang Timur, Kabupaten Bone Andi Abu Bakar

Lebih terperinci

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM KONTEKS PENGEMBANGAN BUM DESA. Sugeng Budiharsono

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM KONTEKS PENGEMBANGAN BUM DESA. Sugeng Budiharsono PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM KONTEKS PENGEMBANGAN BUM DESA Sugeng Budiharsono KONSEPSI PEMBERDAYAAN Hulme dan Turner (1990) menyatakan pemberdayaan mendorong terjadinya suatu proses perubahan sosial yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daya alam maupun sumber daya manusia yang rendah. timbulnya perkumpulan dan perhimpunan sukarela (voluntary association).

BAB I PENDAHULUAN. daya alam maupun sumber daya manusia yang rendah. timbulnya perkumpulan dan perhimpunan sukarela (voluntary association). BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PLAN Internasional adalah salah satu lembaga swadaya masyarakat yang berpusat pada anak, tetapi salah satu dari misi Plan ini ada yang mencoba untuk turut juga memperhatikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. langsung dalam pelaksanaan zakat sebagai pengurang pajak penghasilan.

BAB III METODE PENELITIAN. langsung dalam pelaksanaan zakat sebagai pengurang pajak penghasilan. BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Badan Amil Zakat (BAZ) Provinsi Jawa Timur, di Gedung Islamic Centre Lt. 2, Jl. Dukuh Kupang 122-124 Surabaya. Lokasi tersebut

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pendekatan dan metode dalam penelitian ini mengacu pada pendekatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pendekatan dan metode dalam penelitian ini mengacu pada pendekatan 99 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Pendekatan dan metode dalam penelitian ini mengacu pada pendekatan dan metode berikut: 1. Pendekatan Kualitatif Dalam praktek, penggunaan

Lebih terperinci

A. Latar Belakang. C. Tujuan Pembangunan KSM

A. Latar Belakang. C. Tujuan Pembangunan KSM A. Latar Belakang Dalam Strategi intervensi PNPM Mandiri Perkotaan untuk mendorong terjadinya proses transformasi sosial di masyarakat, dari kondisi masyarakat yang tidak berdaya menjadi berdaya, mandiri

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PENANGANAN FAKIR MISKIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PENANGANAN FAKIR MISKIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PENANGANAN FAKIR MISKIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa sesuai dengan Pembukaan Undang-Undang

Lebih terperinci

Pendekatan Ekonomi untuk Kebijakan Perikanan

Pendekatan Ekonomi untuk Kebijakan Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya 2013 Pendekatan Ekonomi untuk Kebijakan Perikanan Ledhyane Ika Harlyan Tujuan Instruksional Khusus Setelah mengikuti materi ini diharapkan mahasiswa

Lebih terperinci

Terms of Reference (TOR) Program Pilot Pengembangan Ekonomi (Pendampingan Kewirausahaan)

Terms of Reference (TOR) Program Pilot Pengembangan Ekonomi (Pendampingan Kewirausahaan) Terms of Reference (TOR) Program Pilot Pengembangan Ekonomi (Pendampingan Kewirausahaan) Program Pemberdayaan Buruh Migran Perempuan dan Keluarganya di Daerah Asal Kerjasama: Badan Nasional Penempatan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Friedmann dalam Wrihatnolo, dan Riant (2007:59) menyatakan bahwa konsep

II. TINJAUAN PUSTAKA. Friedmann dalam Wrihatnolo, dan Riant (2007:59) menyatakan bahwa konsep 11 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pemberdayaan Masyarakat Friedmann dalam Wrihatnolo, dan Riant (2007:59) menyatakan bahwa konsep pemberdayaan muncul sebagai konsep alternatif pembangunan yang pada intinya

Lebih terperinci

VII. EVALUASI DAN RUMUSAN PROGRAM PEMBERDAYAAN KELUARGA MISKIN MELALUI KUBE DI KELURAHAN MAHARATU

VII. EVALUASI DAN RUMUSAN PROGRAM PEMBERDAYAAN KELUARGA MISKIN MELALUI KUBE DI KELURAHAN MAHARATU VII. EVALUASI DAN RUMUSAN PROGRAM PEMBERDAYAAN KELUARGA MISKIN MELALUI KUBE DI KELURAHAN MAHARATU 7.1. Evaluasi dan Strategi Pemberdayaan Keluarga Miskin 7.1.1. Evaluasi Kegiatan KUBE di Kelurahan Maharatu.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian ini berlokasikan di Rw. 14 Kelurahan Tamansari Kecamatan Bandung Wetan Kota Bandung. Alasan pemilihan lokasi telah diperjelas dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Pendekatan Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) yaitu penelitian yang data dan informasinya diperoleh dari kegiatan di wilayah

Lebih terperinci

FILOSOFI KULIAH KERJA NYATA Oleh Prof. Dr. H. Deden Mulyana, SE., MSi. Disampaikan Pada: DIKLAT KULIAH KERJA NYATA UNIVERSITAS SILIWANGI 12 JULI 2017

FILOSOFI KULIAH KERJA NYATA Oleh Prof. Dr. H. Deden Mulyana, SE., MSi. Disampaikan Pada: DIKLAT KULIAH KERJA NYATA UNIVERSITAS SILIWANGI 12 JULI 2017 FILOSOFI KULIAH KERJA NYATA Oleh Prof. Dr. H. Deden Mulyana, SE., MSi. Disampaikan Pada: DIKLAT KULIAH KERJA NYATA UNIVERSITAS SILIWANGI 12 JULI 2017 FILOSOFI KULIAH KERJA NYATA Bagian integral dari proses

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Bruce A. Chadwick, dkk. Dalam buku Metode Penelitian Ilmu Pengetahuan. Sosial, mendeskripsikan penelitian kualitatif sebagai :

III. METODE PENELITIAN. Bruce A. Chadwick, dkk. Dalam buku Metode Penelitian Ilmu Pengetahuan. Sosial, mendeskripsikan penelitian kualitatif sebagai : III. METODE PENELITIAN A. Teknik Penelitian Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode kualitatif. Menurut Bruce A. Chadwick, dkk. Dalam buku Metode Penelitian Ilmu Pengetahuan Sosial, mendeskripsikan

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dikemukakan pada terdahulu, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 6.1.1 Partisipasi masyarakat tentang Bela

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Menurut Pendapat Surakhmad (1980) Penelitian merupakan : kegiatan ilmiah guna menemukan, mengembangkan atau menguji kebenaran suatu ilmu pengetahuan yang dilakukan secara metodologis

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAKSANAAN DAN PEMBINAAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI PUSKESMAS ABCD BAB I PENDAHULUAN

PEDOMAN PELAKSANAAN DAN PEMBINAAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI PUSKESMAS ABCD BAB I PENDAHULUAN PEDOMAN PELAKSANAAN DAN PEMBINAAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI PUSKESMAS ABCD BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup

Lebih terperinci

Judul Studi : Kajian Kebijakan Kelautan Dalam Pemberdayaan Masyarakat Pesisir

Judul Studi : Kajian Kebijakan Kelautan Dalam Pemberdayaan Masyarakat Pesisir Judul Studi : Kajian Kebijakan Kelautan Dalam Pemberdayaan Masyarakat Pesisir Nama Unit Pelaksana : Direktorat Kelautan dan Perikanan Email :ningsih@bappenas.go.id Abstrak Wilayah pesisir dan laut Indonesia

Lebih terperinci

TERMINOLOGI PARTISIPATIF

TERMINOLOGI PARTISIPATIF TERMINOLOGI PARTISIPATIF METODE PENGEMBANGAN PARTISIPATIF Agustina Bidarti & Yunita Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya APA ITU PARTISIPASI? Partisipasi sering dikaitkan dengan kegiatan pembangunan

Lebih terperinci

PENGUATAN KELEMBAGAAN TANI IKAN MINA SARI. (Studi Kasus di Desa Tegal Arum Kecamatan Rimbo Bujang Kabupaten Tebo Propinsi Jambi)

PENGUATAN KELEMBAGAAN TANI IKAN MINA SARI. (Studi Kasus di Desa Tegal Arum Kecamatan Rimbo Bujang Kabupaten Tebo Propinsi Jambi) PENGUATAN KELEMBAGAAN TANI IKAN MINA SARI (Studi Kasus di Desa Tegal Arum Kecamatan Rimbo Bujang Kabupaten Tebo Propinsi Jambi) RONALD FRANSISCO MARBUN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI

BAB II KERANGKA TEORI BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Pembangunan pada hakikatnya merupakan suatu rangkaian upaya yang dilakukan secara terus menerus untuk mendorong terjadinya perubahan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Persoalan mengenai masyarakat yang terjadi di Indonesia saat ini sangat rumit dan beragam, seperti keadaan ekonomi yang sulit, supremasi hukum yang terabaikan,

Lebih terperinci

Australia Awards Indonesia

Australia Awards Indonesia Australia Awards Paket Aplikasi Studi Singkat Kepemimpinan Organisasi dan Praktek-praktek Manajemen untuk Organisasi Penyandang Disabilitas (OPD) Page 1 Maksud dan tujuan Australia Awards Australia Awards

Lebih terperinci

RESONA Jurnal Ilmiah Pengabdian Masyarakat

RESONA Jurnal Ilmiah Pengabdian Masyarakat Resona Jurnal Ilmiah Pengabdian Masyarakat Vol. 1, No. 1 (2017) 6-12 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Muhammadiyah Palopo RESONA Jurnal Ilmiah Pengabdian Masyarakat http://journal.stiem.ac.id/index.php/resona/index

Lebih terperinci

MEMBUKA DATA DARI BAWAH TUJUH LANGKAH UNTUK MEMBUKA DATA PEMERINTAH DENGAN SUKSES PANDUAN PELAKSANAAN JAKARTA

MEMBUKA DATA DARI BAWAH TUJUH LANGKAH UNTUK MEMBUKA DATA PEMERINTAH DENGAN SUKSES PANDUAN PELAKSANAAN JAKARTA MEMBUKA DATA DARI BAWAH TUJUH LANGKAH UNTUK MEMBUKA DATA PEMERINTAH DENGAN SUKSES PANDUAN PELAKSANAAN JAKARTA PANDUAN PELAKSANAAN: MEMBUKA DATA DARI BAWAH Tujuh Langkah untuk Membuka Data Pemerintah dengan

Lebih terperinci

Membuka Data. Tujuh Langkah untuk Membuka Data Pemerintah dengan Sukses. 25 Agustus 2015 JAKARTA

Membuka Data. Tujuh Langkah untuk Membuka Data Pemerintah dengan Sukses. 25 Agustus 2015 JAKARTA Membuka Data dari Bawah Tujuh Langkah untuk Membuka Data Pemerintah dengan Sukses Panduan Pelaksanaan 25 Agustus 2015 JAKARTA Panduan Pelaksanaan: Membuka Data dari Bawah Tujuh Langkah untuk Membuka Data

Lebih terperinci

2015 KEHIDUPAN MASYARAKAT NELAYAN KECAMATAN GEBANG KABUPATEN CIREBON

2015 KEHIDUPAN MASYARAKAT NELAYAN KECAMATAN GEBANG KABUPATEN CIREBON BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara maritim yang memiliki potensi alam di sektor perikanan yang melimpah yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakatnya. Salah satu sumber

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan deskriptif

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan deskriptif 20 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan, Lokasi dan Waktu Penelitian. 3.1.1 Pendekatan Penelitian Berdasarkan masalah penelitian yang telah dijelaskan sebelumnya maka pendekatan yang digunakan dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. rawan terjadi praktek ketidaksetaraan gender dalam kepengurusannya, maka

BAB III METODE PENELITIAN. rawan terjadi praktek ketidaksetaraan gender dalam kepengurusannya, maka BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Dikarenakan yang menjadi sasaran peneliti adalah organisasi yang rawan terjadi praktek ketidaksetaraan gender dalam kepengurusannya, maka penelitian dilakukan

Lebih terperinci

PEKERJA SEKTOR INFORMAL DI KOTA GORONTALO

PEKERJA SEKTOR INFORMAL DI KOTA GORONTALO 1 PEKERJA SEKTOR INFORMAL DI KOTA GORONTALO (Suatu Tinjauan Sosiologis Pekerja Anak) ABSTRAK Narti Buo, NIM 281409054, Pekerja Sektor Informal di Kota Gorontalo (suatu tinjauan sosiologis pekerja anak).

Lebih terperinci