ANALISIS ALTMAN Z-SCORE

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS ALTMAN Z-SCORE"

Transkripsi

1 1

2 ANALISIS ALTMAN Z-SCORE UNTUK MEMPREDIKSI KEBANGKRUTAN (STUDI KASUS PERUSAHAAN ROKOK PT. BENTOEL INTERNATIONAL INVESTAMA TBK PERIODE Mohamad Sahrul Hunta 1, Raflin Hinelo 2, Dewi Indrayani Hanim 3 Jurusan Manajemen ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk memprediksi tingkat kebangkrutan yang dialami oleh perusahaan Rokok Dengan menggunakan analisis diskriminan model Altman Z-Score. Objek yang diteliti adalah perusahaan Manufaktur yang terdiri dari 3 perusahaan rokok yang listing di Bursa efek Indonesia. Pemilihan sampel menggunakan teknik purposive sampling dan dari ke-3 Perusahan tersebut 1 memenuhi kriteria. Data diuji menggunakan analisis deskriptif kuantitatif diman hasil di tentukan dengan menggunakan rumus dengan aplikasi program Microsoft exel Berdasarkan hasil analisis Altman Z-score dengan acuan Laporan Keuangan maka hasil yang didapatkan dari tahun dengan menggunakan model perhitungan Altman Z-Score hasil menjujukan dimana perusahaan diidentifikasi mengalami masalah keuangan yang serius, bahkan di kategorikan dalam intrepretasi ada pada posisi bangkrut, dimana dapat di simpulkan bahwa dalam 3 tahun terakhir perusahaan mengalami kesulitan ditahun 2012 dengan Nilai Z 2,2923 ada pada posisi (grey Area) namun pertanda yang ada tidak bisa ditanggulangi pihak manajemen perusahaan yang berimbas di tahun 2013 dengan nilai Z 1,2421 dan 2014 Dengan nilai 0.831, yang mengalami kerugian dan dapat dikategorikan sebagai perusahaan yang bangkrut berdasarkan nilai Intrepretasi analisis altman Z- score. Kata kunci:laporan Keuangan, Kebangkrutan, Analisis Altman Z-Score 1 Mohamad Sahrul Hunta, Mahasiswa Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Negeri Gorontalo 2 Raflin Hinelo, Dosen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Negeri Gorontalo 3 Dewi Indrayani Hanim, Dosen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Negeri Gorontalo 2

3 PENDAHULUAN Industri rokok merupakan salah satu industri yang paling dinamis Seiring dengan perkembangan perubahan ekonomi, berbagai macam produk rokok telah bermunculan di Indonesia dimana banyak perusahaan bersaing ketat untuk kinerja yang lebih optimal. Pengelolaan keuangan merupakan hal yang penting untuk kemajuan dan perkembangan suatu perusahaan. Oleh karena itu setiap perusahaan memerlukan perencanaa strategi dan perencanaa yang baik dalam menjalankan usahaanya agar dapat tetap bertahan dan berkembang. Rokok merupakan salah satu produk yang boleh dikatakan hampir tidak memiliki manfaat bagi yang mengkonsumsinya, namun realitas kehidupan yang ada tak bisa dinafikan bahwa produk rokok justru seperti menjelma dari produk yang dikonsumsi atas dasar Kesenangan menjadi sebuah Kebutuhan. Hal seperti itu dapat kita jumpai dari banyaknya perilaku masyarakat yang slalu ingin menikmati atau mengkonsumsi produk-produk yang sudah sangat jelas dikategorikan mengandung zat berbahaya bagi kesehatan. Mengingat akan betapa pentingnya kesehatan bagi masyarakat serta besarnya bahaya yang timbul dari pada merokok maka pemerintah dan beberapa lembaga swadaya masyarakat lainnya melakukan sebuah peran yang sangat penting guna mencegah dampak dari pada bahaya merokok. Banyak regulasi yang telah dibuat oleh pemerintah dalam rangka melakukan pengamanan terhadap produk yang mengandung zat adaktif ini, mulai dari menaikan tariff cukai rokok, sampai pembatasan produksi, pembatasan luas areal perkebunan tembakau sebagai bahan baku, pembatasan promosi produk, pembatasan kawasan bebas merokok, serta ditambah pula lagi dengan kebijakan lembaga agama yang terdapat di Indonesia yaitu Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Muhammadiyah yang menfatwakan bahwa merokok haram bagi anak-anak, wanita hamil, dan di tempat umum. Semua itu dilakukan dengan dalih bahwa merokok hanya akan menimbulkan beban bagi kesehatan, sosial, ekonomi dan lingkungan tidak saja bagi perokok namun juga bagi orang orang lain. Salah satu perusahaan rokok yang mengalami dampak dari kebijakan pemerintah adalah PT Bentoel International Investma Tbk. Perusahan terbesar yang ada di Indonesia ini dalam beberapa tahun terakhir mengalami masalah seruis dalam menghasilkan laba perusahaan, artikel terbaru dari perusahaan ini JAWA POS: Sejarah panjang pabrik rokok Bentoel Group kini memasuki babak baru. Saat ini pabrik rokok yang berdiri sejak 1930 tersebut mulai merampingkan 11 perusahaan di Malang Raya menjadi 3 perusahaan. Bukan hanya itu,1.000 karyawan tetapnya pun sudah disodori formulir pensiun dini atau dengan kata lain pemutusan atas hubungan kerja (PHK). Hal tersebut disampaikan Head of Corporate Regulatory Affairs Shaiful Bahari Mahpar dan Corporate Affairs Manager PT. Bentoel Internasional Investama Tbk. Winny Soendaroe didalam konferensi pers di 3

4 kantor Bentoel Senin siang (8/9). Shaiful menjelaskan, manajemen pabrik rokok yang awalnya bernama Strootjes Fabriek Ong Hok Liong itu sejatinya sangat berat hati jika harus melakukan keputusan tersebut. Dia mengungkapkan, ada beberapa hal yang membuat pihaknya harus mengambil keputusan berat itu. Yang jelas, pasaran rokok secara nasional menurun hingga 2,5 persen. Lalu, ada penambahan cost dari kenaikan BBM, UMK, inflasi, hingga penurunan uang rupiah. Ini sangat berdampak sekali, tuturnya. Kami memilih konsolidasi agar supaya perusahaan ini bisa sustainable (berkelanjutan), Maka dapat di artikan perusahaan sedang mengalami masalah kesulitan keuangan yang membuat mereka terpaksa mengambil keputusan ini. Perusahaan juga mengalami kerugian yang terus meningkat tiga tahun terkahir. Kesulitan keuangan dapat diartikan sebagai ketidakmampuan suatu perusahaan untuk membayar kewajiban keuangannya pada saat jatuh tempo yang menyebabkan kebangkrutan perusahaan. Menurut Foster, 1986, kesulitan keuangan menunjukkan adanya masalah likuiditas yang parah yang tidak dapat dipecahkan tanpa melalui penjadwalan kembali secara besarbesaran terhadap operasi dan struktur perusahaan. (Darsono dan Ashari, 2004) Kebangkrutan merupakan masalah yang sangat esensial yang harus diwaspadai oleh suatu perusahaan karena jika perusahaan mengalami kebangkrutan, maka perusahaan tersebut benar-benar akan mengalami kegagalan usaha. Untuk itu perusahaan harus sedini mungkin melakukan berbagai analisis terutama analisis yang menyangkut kebangkrutan perusahaan. Analisis ini sangatlah bermanfaat bagi perusahaan untuk melakukan antisipasi yang diperlukan. Analisis kebangkrutan dilakukan untuk memperoleh peringatan awal kebangkrutan (tanda-tanda bangkrut). Semakin awal tanda-tanda kebangkrutan tersebut diketahui, semakin baik bagi pihak manajemen karena pihak manajemen bisa melakukan perbaikan agar kebangkrutan tersebut tidak terjadi dan perusahaan dapat mengantisipasi atau membuat strategi untuk menghadapi jika kebangkrutan benar-benar menimpa perusahaan. Menurut Darsono dan Ashari (2005) yang mengemukakan bahwa Kemampuan dalam memprediksi kebangkrutan akan memberikan satu keuntungan bagi banyak pihak, terutama pada kreditur dan investor. Kemudian prediksike bangkrutan juga akan berfungsi untuk memberikan panduan bagi pihak-pihak tentang kinerja keuangan perusahaan apakah akan mengalami kesulitan keuangan atau tidak dimasa mendatang. Maka, sebagai pihak yang berada diluar perusahaan, investor sebaiknya memiliki pengetahuan tentang kebangkrutan sehingga keputusan yang diambil tidak akan salah. Salah satu indicatory ang bisa dipakai untuk mengetahui tingkat kebangkrutan adalah indicator (Indicatory) keuangan. Prediksi kesulitan keuangan salah satunya dikemukakan oleh seorang profesor di New York 4

5 University bernama Edward Altman yang disebut dengan Altman Z-Score. Rumus Z-Score ini menggunakan komponen laporan keuangan sebagai alat prediksi terhadap kemungkinan bangkrut tidaknya perusahaan. Tabel 1.1 Laba bersih 10 tahun terkhir (dalam jutaan rupiah) Laporan Laba Laporan Laba 218, ,997 (323,351) (1,042,068) (2,278,718) Sumber : Bursa efek Indonesia (di olah peniliti). LANDASAN TEORI Laporan keuangan adalah salah satu sumber informasi yang sangat penting disamping informasi lainnya seperti informasi industri, kondisi perekonomian, pangsa pasar perusahaan, kualitas manajemen dan lainnya (Mamduh M. Hanafi dan Abdul Halim, 1996). Laporan keuangan adalah hasil akhir proses akuntansi, setiap transaksi yang dapat diukur dengan nilai uang, dicatat dan diolah sedemikian rupa dan disajikan dalam nilai uang (Agnes Sawir, 2001). Kebangkrutan biasanya diartikan sebagai kegagalan perusahaan dalam menjalankan operasi perusahaan untuk menghasilkan laba. Kebangkrutan juga sering disebut kepailitan atau pailit, likuidasi perusahaan atau penutupan perusahaan atau insolvabilitas. Dari rumusan Pasal 1 ayat (1) UUK dapat diketahui bahwa pailit adalah Suatu keadaan debitor tidak mampu atau berhenti membayar utang-utangnya dan itu pun harus dinyatakan dengan putusan pengadilan. Sementara pengertian Likuidasi Menurut (Harnanto, 1985) adalah merupakan suatu proses yang berakhir pada pembubaran perusahaan perusahaan sebagai suatu organisasi. Likuidasi lebih menekankan pada aspek status yuridis perusahaan sebagai suatu badan hukum dengan segala hak-hak dan kewajibannya. Kebangkrutan itu sendiri adalah (Harnanto,1985) suatu keadaan atau situasi dimana perusahaan mengalami kekurangan dan ketidak cukupan dana untuk menjalankan atau melanjutkan usahanya. Istilah bangkrut lebih menitikberatkan pada usaha pencapaian tujuan atau aspek ekonomis perusahaan, yaitu berupa kegagalan perusahaan mencapai tujuannya. Untuk mengetahui potensi suatu kebangkrutan dapat dilakukan dengan menggunakan formula yang ditemukan oleh Edward I Altman di New 5

6 York University pada pertengahan tahun 1960 menggunakan analisis diskriminan. Pada dasarnya analisis diskriminan terdiri dari tiga tahap yaitu: 1. Menyusun klasifikasi kelompok yang bersifat mutually exclusive, setiap kelompok dibedakan dengan suatu probability distribution dari cirri-cirinya. 2. Mengumpulkan data untuk pengamatan dalam kelompok. 3. Menurunkan kombinasi linier dari cirri-ciri tersebut yang paling baik mendiskriminannya (membedakan) di antara kelompok-kelompok. Altman dalam studinya, setelah menyeleksi 22 rasio keuangan, menemukan 5 rasio yang dapat dikombinasikan untuk melihat perbedaan antara perusahaan bangkrut dan tidak bangkrut yang dinamakan dengan Z- score. Kemudian, dia membuat apa yang disebutnya versi empat variable. Z- score dari yang pertama kali dikembangkan hingga setelah menjadi lima variabel dapat digunakan untuk menentukan kecendrungan kebangkrutan dan dapat juga digunakan sebagai ukuran dari keseluruhan kinerja keuangan perusahaan. ALTMAN Z Score Analisis Z-score berguna untuk mengingatkan akan masalah keuangan yang mungkin membutuhkan perhatian yang lebih serius dan menyediakan petunjuk untuk bertindak, Bila Z-score perusahaan lebih rendah dari pada yang dikehendaki manajemen, maka dari itu harus diamati laporan keuangannya untuk mencari penyebab mengapa terjadi begitu. Semakin awal tanda-tanda kebangkrutan tersebut, semakin baik bagi untuk pihak manajemen karena pihak manajemen biasa melakukan perbaikan-perbaikan Adapun formula Altman Z-Score adalah sebagai berikut: Atau Z-Score = V1.X1 + V2.X2 + V3.X3 + V4.X4 + V5.X5 Z-Score = Z = 1,2X1 + 1,4X2 + 3,3X3 + 0,6X4 + 1,0X5 Sumber: (Mamduh dan Halim,2002) Ket : V = parameter (weights) atau bobot atau nilai koefisien yang telah di tentukan X = rasio-rasio keuangan yang berkontribusi pada model prediksi. X1 = working capital to total assets X2 = retained earning to total assets 6

7 X3 = earning before interest and taxes to total assets X4 = market value of equity to book value of total debt X5 = sales to total assets Z = overall index Interprestasi Nilai Z-Score Cut-off Nilai z Score Interprestasi Perusahaan tidak mengalami masalah dengan kondisi Z > 2,99 keuangan. 2,7 < Z < 2,99 Perusahaan mempunyai sedikit masalah keuangan (meskipun tidak serius). 1,88 < Z < 2,69 Z < 1,88 Perusahaan akan mengalami permasalahan keuangan yang serius jika tidak melakukan perbaikan yang berarti dalam manajemen maupun struktur keuangan Perusahaan mengalami masalah keuangan yang serius. Sumber : Pedoman Praktis Memahami Laporan Keuangan, Darsono (2005:) Laporan Keuangan METODE PENELITIAN Objek penelitian ini adalah Analisis Tingkat Perusahaan untuk Memprediksi Kebangkrutan dengan Pendekatan Diskriminan Altman Z-Score. Penelitian ini meliputi analisis rasio keuangan model Altman Pada perusahaan Rokok yaitu PT Bentoel Internasional Investama Tbk (Periode ). Daftar Perusahaan Rokok Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode Yang Menjadi Populasi Penelitian NO KODE NAMA PERUSAHAAN 1 GGRM PT. GUDANG GARAM Tbk. 2 HMSP PT.HM SAMPOERNA Tbk. 3 RMBA Sumber : (diolah peneliti) Sampel Penelitian PT. BENTOEL INTERNATIONAL INVESTAMA Tbk KODE NAMA PERUSAHAAN KET. PT. BENTOEL Memiliki permasalahan RMBA INTERNATIONAL keuangan dalam tiga tahun INVESTAMA Tbk terakhir Sumber : (diolah peneliti) 7

8 Kriteria penentuan sampel adalah sebagai berikut : 1. Populasi Perusahaan rokok yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang tidak Memiliki laporan keuangan Lengkap dari Tahun Berjumlah nol (0). 2. yang memiliki kondisi keuangan yang buruk dalam 3 tahun terkhir satu (1),Dimana memang tujuan pengambilan sampel untuk lebih fokus terhadap perusahaan yang memang sedang dalam masalah keuangan yang buruk. 3. Yang memiliki dampak terbesar dari fenomena di atas (1) ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN (Data Diolah) Tahun 1,2*X1 1,4*X2 3,3*X3 0.6*X4 1,0*X5 Nilai Z Prediksi Sehat Sehat Sehat Sehat Sehat Sehat Sehat Rawan Bangkrut Bangkrut Hasil Perhitungan Z-Score Model perhitungan yang digunakan adalah model Z-Score untuk menghitung tingkat kegagalan usaha suatu perusahaan khususnya untuk perusahaan manufaktur yang telah go-public. Berikut ini adalah rumus yang digunakan: 5 Perhitungan Z-Score untuk setiap tahun pada PT Bentoel International Investam Tbk selama Sepuluh tahun terakhir adalah sebagai berikut: 1. Analisis Altman Z-Score Tahun 2005: Z = 1,2(0.4068) + 1,4(0.2641)+3,3(0.0641)+0,6(1.2481)+1,0(1.1812) Z = Z =

9 2. Analisis Altman Z-Score Tahun 2006 Z = 1,2(0.2725) + 1,4(0.2559)+3,3(0.0765)+0,6(1.8041)+1,0(1.2762) Z = Z = Analisis Altman Z-Score Tahun 2007 Z = 1,2(0.553) + 1,4(0.1938)+3,3(0.0728)+0,6(1.6269)+1,0(1.1883) Z = Z = Analisis Altman Z-Score Tahun 2008 Z = 1,2(0.4087) + 1,4(0.2102)+3,3(0.0548)+0,6(1.2847)+1,0(1.3333) Z = Z = Analisis Altman Z-Score Tahun 2009 Z= 1,2(0.4045) + 1,4(0.2235)+3,3(0.0207)+0,6(1.7181)+1,0(1.4134) Z = Z = Analisis Altman Z-Score Tahun 2010 Z= 1,2(0.3737) + 1,4(0.2348)+3,3(0.0749)+0,6(2.0886)+1,0(1.8163) Z = Z = Analisis Altman Z-Score Tahun 2011 Z= 1,2(0.0723) + 1,4(0.2003)+3,3(0.0766)+0,6(1.3997)+1,0(1.5899) Z = Z = Analisis Altman Z-Score Tahun 2012 Z= 1,2(0.2523) + 1,4(0.1884)+3,3( )+0,6(0.8523)+1,0(1.4202) Z = Z = Analisis Altman Z-Score Tahun 2013 Z= 1,2(0.0909) + 1,4( )+3,3( )+0,6(0.4942)+1,0(1.3402) Z = Z = Analisis Altman Z-Score Tahun 2014 Z= 1,2(0.0010) + 1,4( )+3,3( )+0,6(0.3232)+1,0(1.3747) 9

10 Z = Z = Analisis Hasil Perhitungan Z-Score PT Bentoel International Investama TbkTahun Tahun Nilai Z-Score Interpretasi Perusahaan tidak mengalami masalah dengan kondisi keuangan. (Non-Bankrupt) Perusahaan tidak mengalami masalah dengan kondisi keuangan. (Non-Bankrupt) Perusahaan tidak mengalami masalah dengan kondisi keuangan. (Non-Bankrupt) Perusahaan tidak mengalami masalah dengan kondisi keuangan. (Non-Bankrupt) Perusahaan tidak mengalami masalah dengan kondisi keuangan. (Non-Bankrupt) Perusahaan tidak mengalami masalah dengan kondisi keuangan. (Non-Bankrupt) Perusahaan tidak mengalami masalah dengan kondisi keuangan. (Non-Bankrupt) Perusahaan akan mengalami permasalahan keuangan jika tidak melakukan perbaikan yang berarti dalam manajemen maupun struktur keuangan (grey area) Perusahaan mengalami masalah keuangan yang serius (bankrupt) Perusahaan mengalami masalah keuangan yang serius (bankrupt). Sumber: Data Diolah dari Laporan Keuangan PT Bentoel nternational Investama Tbk 10

11 Berikut grafik yang menjelaskan keadaan keuangan PT. Bentoel Internasional Investama,Tbk: Z-Score Z-Score Grafik 4.1 analisis Altman Z-Score PT. Bentoel Internasional Investama,Tbk tahun (Data diolah) Hasil Pembahasan Dari hasil di atas sejalan dengan penelitian terdahulu dari Batara Aldino Safitra yang menganalisis Analisis Metode Altman (Z-Score) Sebagai Alat Evaluasi Guna Memprediksi Kebangkrutan Perusahaan dalam periode Yang mengahasilkan nilai Z Score pada perusahaan Pt.bentoel International investama tbk, dalam kurun waktu lima tahun berturut-turut ada pada posisi sehat,dengan Nilai ,287,2008 3,042, , ,015 dan dari hasil penelitian yang sama dengan tahun yang berbeda ditahun 2015 oleh Rafles W.Tambunan yang menganilis analisis metode altman (z-score) sebagai alat evaluasi guna memprediksi kebangkrutan perusahaan yang listing dan perusahaan delisting di bursa efek Indonesia dalam periode Dan dari hasil yang di dapatkan untuk perushaan rokok Pt Bentoel International investama tbk, masuk dalam kategori sehat pada tahun 2009, 2010, dan 2011, sedangkan tahun 2012 perusahaan masuk dalam kategori rawan dengan nilai Z 2,286, kemudian tahun 2013 dengan nilai 1,304 dimana perusahaan semakin terpuruk dengaan menurunnya Z-Score membuat perusahaan masuk dalam kategori bangkrut, dan dari penelitian-penelitian tedahulu maka peneliti menegaskan kembali posisi nilai z score dengan penambahan periode tahun dari sebagai bahan pertimbangan perusahaan maupun pihak investor di mana sesuai dengan pernyataan Darsono dan Ashari (2005) yang mengemukakan bahwa Kemampuan dalam memprediksi kebangkrutan akan memberikan satu keuntungan bagi banyak pihak, terutama pada kreditur dan investor. Kemudian prediksi kebangkrutan juga akan berfungsi untuk memberikan panduan bagi pihak-pihak tentang kinerja keuangan perusahaan apakah akan mengalami kesulitan keuangan atau tidak dimasa mendatang. 11

12 Maka, sebagai pihak yang berada diluar perusahaan, investor sebaiknya memiliki pengetahuan tentang kebangkrutan sehingga keputusan yang diambil tidak akan salah. Salah satu indicatory yang bisa dipakai untuk mengetahui tingkat kebangkrutan adalah indicator (Indicatory) keuangan. Prediksi kesulitan keuangan salah satunya dikemukakan oleh seorang profesor di New York University bernama Edward Altman yang disebut dengan Altman Z-Score. Rumus Z-Score ini menggunakan komponen laporan keuangan sebagai alat prediksi terhadap kemungkinan bangkrut tidaknya perusahaan. Atas dasar inilah peneliti mampu menyelesaikan hasil penelitian ini. Dari hasil yang ada dan dari peramasalahan yang telah ada dan dibahas dilatar belakang mengidentifikasi bahwa perusahaan tidak mampu mengatasi masalah yang ada, baik yang timbul dari pemerintah, internal perusahaan maupun dari luar perusahaan di 3 tahun terakhir. Ini akan berdampak buruk untuk perusahaan apabila hal ini terus terjadi bukan tidak mungkin jika dalam 2 tahun terakhir perusahaan tidak mampu memperbaiki kondisi ini maka perusahaan akan benar benar bangkrut Atau gulung tikar Dari industri rokok. Namun dari apa yang telah dilakukan perusahan ditahun 2014 dengan merampingkan 11 perusahaan yang ada di Malang Raya menjadi 3 perusahaan yang mayoritas perusahaan memproduksi rokok kretek yang jelas jelas peminatnya sudah beralih ke rokok filter, dan perusahaanpun memberhentikan 1000 kariawan yang ada, ini adalah langkah yang harus diambil oleh pihak manajemen perusahaan untuk memperbaiki kondisisi keuangan dan menyelamatkan perusahaan dari kebangkrutan ditahun PENUTUP Kesimpulan Melihat kondisi keuangan PT. Bentoel Internasional Investama,Tbk selama sepuluh tahun terakhir yakni tahun dengan menggunakan model perhitungan Z-Score untuk perusahaan manufaktur yang telah gopublic, dimana hasil menunjukan dimana perusahaan diidentifikasi mengalami masalah keuangan yang serius, bahkan di kategorikan dalam intrepretasi ada pada posisi bangkrut, dimana dapat di simpulkan bahwa dalam 3 tahun terakhir perusahaan mengalami kesulitan keuanganan dimana ditahun 2012 ada pada posisi (grey Area) namun pertanda yang ada tidak bisa ditanggulangi pihak manajemen perusahaan yang berimbas ditahun 2013 dan 2014, yang mengalami kerugian dan dapat dikategorikan sebagai perusahaan yang bangkrut berdasarkan nilai Intrepretasi analisis altman Z- score. Dari hasil yang ada, peniliti menilai bahwa analisis Altman Z score, sudah sangat baik dalam menilai posisi keuangan perusahaan, hanya saja analisis ini tidak mampu memastikan kapan kebangkrutan akan benar-benar 12

13 terjadi,dan hasil yang dilihat bahwasanya sulit untuk melihat atau memprediksi suatu kebangkrutan secara tepat dan akurat, Karena semua tergantung dari Pihak manajemen perusahaan dalam memperbaiki ketika terjadi penururnan Kinerja ataupun kerugian perusahaan. Analisis ini lebih bisa dikatakan sebagai alat analisis untuk melihat tanda tanda kebangkrutan suatu perusahaan Saran Bagi pihak Pemerintah Bagi pemerintah, diharapkan memperkuat regulasi terkait hubungan kerjasama antara pihak asing dengan pihak Indonesia di bidang ekonomi agar pihak asing tidak dengan mudah mengekploitasi sumber daya alam khususnya bahan baku rokok, dan yang terpenting adalah konsistensi pemerintah dalam menjalankan kebijakan atau regulasi yang telah dibuat.serta pemerintah diharapkan memberlakukan pemertaan harga sesuai dengan kemampuan masing-masing perusahaan agar tidak terjadi kesenjangan antar perusahaan, baik perusahaan kecil maupun perusahaan besar. Selain itu pemerintah juga diharapkan membatasi porsi ekspor bahan baku agar stabilitas ketersediaan bahan baku tetap terjaga serta menjamin keberlanjutan produktivitas perusahaan. Bagi pihak perusahaan Dalam variabel yang digunakan dengan model Altman memerlukan perhatian yang serius khususnya dari pihak intern perusahaan. Sebaiknya pihak manajemen perusahaan lebih berhati-hati dalam hal manajemen assetnya jangan sampai arus modal kerja yang dihasilkan menjadi negative investasi terhadap piutang yang terlalu besar juga berbahaya sebab dapat mengakibatkan kinerja perusahaan menjadi terganggu. Apabila terjadi gangguan terhadap piutang maka hal tersebut akan mengganggu perusahaan karena secara tidak langsung hal tersebut akan berdampak pada penerimaan kas perusahaan ini dimasa yang akan datang. Kemudian persediaan yang juga terlalu besar juga dapat menyebabkan perusahaan akan menjadi kurang likuid. Biaya-biaya operasional perusahaan juga perlu diperhatikan penggunaannya agar lebih efisien jangan sampai lebih besar dari pada pendapatan yang dihasilkan oleh perusahaan, hal ini dapat juga menanggulangi dari kebijakan pemerintah tentang pajak cukai dan hal-hal lainnya. Langkah langkah juga yang harus di ambil oleh perusahaan antara lain: 1. Disarankan kepada perusahaan untuk menjaga likuiditasnya dalam memenuhi semua kewajibannya pada saat jatuh tempo agar dapat menjaga kredibilitas perusahaan sehingga dapat menarik minat para investor dan kreditor. 2. Adanya usaha untuk menjaga dan meningkatkan stabilitas modal kerja perusahaan mengingat modal kerja PT Bentoel international investama 13

14 Tbk cenderung mengalami penurunan dari tahun ke tahun berdasarkan laporan keuangan Mengelolah aktiva secara efisien dan efektif untuk meningkatkan penjualan dan menghasilkan laba yang besar dalam menjaga profitabilitas perusahaan. 4. Perusahaan harus mampu melihat minat dari kosumen, dimana mempertahanakan produk rokok yang jelas-jelas turun minat yang di akibatkan oleh berubahnya gaya hidup dari konsumen yang mulai beralih pada rokok jenis filter dengan Meningkatkan penjualan dengan menghasilkan berbagai produk yang lebih memiliki nilai tambah sesuai dengan kebutuhan pelanggan sehingga mampu menghadapi persaingan pasar yang semakin ketat. 5. Perusahaan hendaknya melakukan suatu inovasi baru, pengembangan, maupun perbaikan organisasi serta manajemen pada lingkup internal, menuju ke arah yang lebih baik lagi khususnya untuk menghindari moral hazard oleh manajemen dan mampu bersaing dengan kompetitor lainnya dimana harus ada brend produk yang diunggulkan. Bagi penelitian selanjutnya Diharapkan penelitian-penelitian selanjutnya dapat menggunakan model-model prediksi prediksi kebangkrutan lainnya. Untuk dapat dijadikan sebagai pembanding dalam mempridiksi kebangkrutan dari suatu perusahaan. Menambahkan objek penelitian lain dan juga periode penelitian. DAFTAR PUSTAKA Agnes Sawir (2001)mengemukakan bahwa: Laporan keuangan adalah hasil akhir proses akuntansi, setiap transaksi yang dapat diukur dengan nilai uang, dicatat dan diolah sedemikian rupa dan disajikan dalam nilai uang Asyah Nur ( 2011) melakukan penelitian mengenai analisis komparatif terhadap metode pengukuran potensi kebangkrutan pada perusahaan industri kayu di BEI. Altman (2000) bahwa: analisis kebangkrutan dapat dilakukan dengan model multivariate Batara Aldino Safitra.(2012) Analisis Metode Altman (Z-Score) Sebagai Alat Evaluasi Guna Memprediksi Kebangkrutan Perusahaan dalam periode Beaver (1967) bahwa: kebangkrutan dalam arti kegagalan adalah ketidakmampuan perusahaan membayar kewajiban keuangannya saat jatuh tempo. Beaver (1966), Bahwa: perlu digunakan single variable dalam melakukan analisis terhadap kebangkrutan. Pada periode tahun , 14

15 Beaver memilih 6 rasio dari 30 rasio keuangan, yang digunakan sebagai variabel yang dianalisis. Foster( 1986) (dalam Darsono dan Ashari, 2004),bahwa kesulitan keuangan menunjukkan adanya masalah likuiditas yang parah yang tidak dapat dipecahkan tanpa melalui penjadwalan kembali Hadi dan Anggraeni (2008), berupaya untuk mengetahui model yang terbaik dari ketiga model, yakni model zmijewski, model altman, dan model springate, dimana model altman memberikan hasil yang baik. Haryanto, Joko Tri. (2014). Cukai dan Pajak Rokok,diakses pada tanggal 29 September 2014 dari Hernanto (1985), Kebangrutan itu sendi adalah suatu keadaan atau situasi dimana perusahaan mengalami kekurangan dan ketidak cukupan dana untuk menjalankan atau melanjutkan usahanya. Hernanto (1985), bahwa Likuidasi Menurut adalah merupakan suatu proses yang berakhir pada pembubaran perusahaan Husnan, Suad dan Pudjiastuti, Enny, (2006), Dasar-dasar Manajemen Keuangan, Edisi Kelima, UPP STIM YKPN, Yogyakarta Kasmir(28). Analisis laporan keuangan.raja Grafindo Persada. Jakarta Kamaludin dan Indriani, Rini, (2012), Manajemen Keuangan Konsep Dasar dan Penerapannya Edisi Revisi, CV Mandar Maju, Bandung. Kokyung dan Siti Khairani.(2010) : bahwa Analisis Penggunaan Altman Z- score dan Springate untuk Mengetahui Potensi Kebangkrutan pada PT.Bakrie Telecom Tbk Kurniasari Dian Jayanti: Analisis Resiko Kebangkrutan (Dengan Menggunakan Model Altman Z-Score) Pada Industri Property Di BEI Mamduh M Hanafi dan Abdul Halim, (2003), Analisis Laporan Keuangan, Edisi Revisi, Cetakan Pertama, UPP AMP YKPN, Yogyakarta. MamduhHanafi,(2005), Manajemen Keuangan Edisi 2004/2005, BPFE, Yogyakarta Mamduh M. Hanafi dan Abdul Halim,(1996),bahwa Laporan keuangan adalah salah satu sumber informasi yang penting disamping informasi lainnya seperti informasi industri, kondisi perekonomian, pangsa pasar perusahaan, kualitas manajemen dan lainnya Mier (dalam Munawir,1995), bahwa Laporan keuangan adalah dua daftar yang disusun oleh akuntan pada akhir periode untuk suatu perusahaan. 15

16 Muhammad Akhyar Adnan dan Eha Kurniasih (2007) kebangkrutan didefinisikan sebagai kegagalan ekonomi (Economic failure) dan kegagalan keuangan (financial failure). PSAK No.1 (revisi 1998) bahwa Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan-keputusan ekonomi PSAK (2004),bahwa Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Putri A. Dwi (2004), menguji penerapan analisis Zmijewski (X-Score), Ohlson (Y-Score) dan Altman (Z-Score) pada perusahaan tekstil di BEJ. Rafles W.Tambunan (2014). analisis metode altman (z-score) sebagai alat evaluasi guna memprediksi kebangkrutan perusahaan yang listing dan perusahaan delisting di bursa efek Indonesia dalam periode Resti Amalia Ulfah : Analisis Penggunaan Altman Z-Score Untuk Mengetahui Potensi Kebangkrutan PT.Sumalindo Lestari Jaya Tbk. Setiadi,Beni (2011). Analisis tingkat kebangkrutan Perusahaan Dengan menggunakan Metode Altman Z Score Sugiyono, (2004) bahwa Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau sumber yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang di terapkan oleh peneliti untuk mempelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Sugiyono (2004) bahwa sampel adalah bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Dalam dalam penelitian ini adalah Laporan keuangan Yunitasary,Dwi. (2004) Analisis Z skor untuk penilaian kinerja keuangan serta pengaruhnya terhadap harga saham pada pt modern photo tbk. Yati,Sri.(2010) analisis tingkat kesehatan keuangan perusahaan rokok yang terdaftar di bursa efek Indonesia 16

17 Zaki Baridwan (2004),bahwa Laporan keuangan merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan. Antara News Pemerintah Akan Batasi Produksi Rokok,diakses pada tanggal 26 September 2014 dari diakses pada tanggal 9 september diakses pada tanggal 9 september diakses tanggal 22 mei Perode Tahun di akses pada tanggal 05 juni 2015 ( Bursa efek Indonesia, Laporan Keuangan Pt Bentoel Investama Diakses tanggal 15 mei 2015 ( Bursa efek Fakultas ekonomi dan bisnis, Laporan Keuangan Pt Bentoel Investama Diakses tanggal 22 juni

BAB I PENDAHULUAN. Industri rokok merupakan salah satu industri yang paling dinamis. Seiring dengan perkembangan perubahan ekonomi, berbagai macam

BAB I PENDAHULUAN. Industri rokok merupakan salah satu industri yang paling dinamis. Seiring dengan perkembangan perubahan ekonomi, berbagai macam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri rokok merupakan salah satu industri yang paling dinamis Seiring dengan perkembangan perubahan ekonomi, berbagai macam produk rokok telah bermunculan di Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau sekelompok orang atau badan lain yang kegiatannya adalah

BAB I PENDAHULUAN. atau sekelompok orang atau badan lain yang kegiatannya adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan merupakan suatu organisasi yang didirikan oleh seseorang atau sekelompok orang atau badan lain yang kegiatannya adalah menghasilkan barang atau jasa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. ketentuan perusahaan rokok masing-masing di setiap negara. Meskipun yang

BAB 1 PENDAHULUAN. ketentuan perusahaan rokok masing-masing di setiap negara. Meskipun yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rokok merupakan silinder dari kertas berukuran 70 hingga 120 milimeter dengan diameter berukuran 10mm yang berisi tembakau, variasi tergantung ketentuan perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya baik perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa maupun barang mempunyai tujuan yang sama yaitu memperoleh keuntungan. Selain

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Munculnya globalisasi perekonomian yang merupakan suatu proses kegiatan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Munculnya globalisasi perekonomian yang merupakan suatu proses kegiatan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Munculnya globalisasi perekonomian yang merupakan suatu proses kegiatan ekonomi dimana dihapuskan batasan antar Negara, menyebabkan persaingan antar perusahaan

Lebih terperinci

Nama : Putri Wulan Sari Kosnadi NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing: Rini Dwiastutiningsih.,SE.,MMSI

Nama : Putri Wulan Sari Kosnadi NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing: Rini Dwiastutiningsih.,SE.,MMSI ANALISIS POTENSI KEBANGKRUTAN DENGAN METODE ALTMAN Z-SCORE PADA PT ADHI KARYA (PERSERO),TBK PERIODE 2007-2011 Nama : Putri Wulan Sari Kosnadi NPM :23209191 Jurusan : Akuntansi Pembimbing: Rini Dwiastutiningsih.,SE.,MMSI

Lebih terperinci

BAB III KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN BAB III KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Laporan Keuangan Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat di gunakan sabgai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan

Lebih terperinci

ANALISIS POTENSI KEBANGKRUTAN PADA PT KEDAUNG INDAH CAN TBK DENGAN MENGGUNAKAN METODE ALTMAN Z-SCORE KARINA MULIAWATI S 3EB

ANALISIS POTENSI KEBANGKRUTAN PADA PT KEDAUNG INDAH CAN TBK DENGAN MENGGUNAKAN METODE ALTMAN Z-SCORE KARINA MULIAWATI S 3EB ANALISIS POTENSI KEBANGKRUTAN PADA PT KEDAUNG INDAH CAN TBK DENGAN MENGGUNAKAN METODE ALTMAN Z-SCORE KARINA MULIAWATI S 3EB21 23210838 LATAR BELAKANG MASALAH Dewasa ini perkembangan ekonomi mengalami perubahan

Lebih terperinci

ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN METODE ALTMAN Z-SCORE PADA PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR, TBK. Nama NPM Jurusan Pembimbing

ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN METODE ALTMAN Z-SCORE PADA PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR, TBK. Nama NPM Jurusan Pembimbing ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN METODE ALTMAN Z-SCORE PADA PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR, TBK. Nama NPM Jurusan Pembimbing : Tri Utami Saputri : 2A214851 : S1 - Akuntansi : Dr. Renny, SE., MM LATAR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebangkrutan itu sendiri. Menurut Marcelinda et al. (2014), perusahaan bisa

BAB I PENDAHULUAN. kebangkrutan itu sendiri. Menurut Marcelinda et al. (2014), perusahaan bisa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perusahaan merupakan organisasi yang mencari keuntungan sebagai tujuan utamanya walaupun tidak menutup kemungkinan mengharapkan kemakmuran sebagai tujuan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam memasuki pasar bebas perdagangan dunia, aktivitas perekonomian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam memasuki pasar bebas perdagangan dunia, aktivitas perekonomian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam memasuki pasar bebas perdagangan dunia, aktivitas perekonomian di Indonesia sedang gencar dilaksanakan. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi persaingan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Kepailitan suatu perusahaan biasanya diawali dengan kesulitan keuangan (financial distress) yang ditandai oleh adanya ketidakpastian profi

PENDAHULUAN Kepailitan suatu perusahaan biasanya diawali dengan kesulitan keuangan (financial distress) yang ditandai oleh adanya ketidakpastian profi JURNAL SKRIPSI ANALISIS PENGGUNAAN ALTMAN Z-SCORE UNTUK MEMPREDIKSI POTENSI KEBANGKRUTAN PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2007-2011 Butet Agrina Kurniawanti Fakultas Ekonomi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Analisis kebangkrutan penting dilakukan dengan pertimbangan kebangkrutan suatu perusahaan yang go public akan merugikan banyak pihak. Pihak-pihak tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kondisi perekonomian Indonesia akhir-akhir ini mengalami

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kondisi perekonomian Indonesia akhir-akhir ini mengalami BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kondisi perekonomian Indonesia akhir-akhir ini mengalami penurunan karena berbagai dampak terutama faktor eksternal atau luar negeri antara lain: meningkatnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manajemen Keuangan merupakan salah satu bidang yang paling penting dalam sebuah perusahaan berskala besar ataupun kecil baik profit maupun non profit, akan

Lebih terperinci

ANALISIS KEBANGKRUTAN PADA PT. KIMIA FARMA Tbk DENGAN METODE ALTMAN UNTUK PERIODE TAHUN : DINO FAJAR C.R.

ANALISIS KEBANGKRUTAN PADA PT. KIMIA FARMA Tbk DENGAN METODE ALTMAN UNTUK PERIODE TAHUN : DINO FAJAR C.R. ANALISIS KEBANGKRUTAN PADA PT. KIMIA FARMA Tbk DENGAN METODE ALTMAN UNTUK PERIODE TAHUN 2008-2012 NAMA : DINO FAJAR C.R. KELAS : 3EB03 NPM : 22210086 FAKULTAS : EKONOMI JURUSAN : AKUNTANSI Latar Belakang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pada umumnya perusahaan yang go public memanfaatkan keberadaan pasar

I. PENDAHULUAN. Pada umumnya perusahaan yang go public memanfaatkan keberadaan pasar I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada umumnya perusahaan yang go public memanfaatkan keberadaan pasar modal sebagai sarana untuk mendapatkan sumber dana atau alternatif pembiayaan. Adanya pasar modal

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan menjadi semakin ketat, baik perusahaan konvensional maupun

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan menjadi semakin ketat, baik perusahaan konvensional maupun BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin terglobalisasi perekonomian menyebabkan persainganantar perusahaan menjadi semakin ketat, baik perusahaan konvensional maupun perusahaan syariah. Persaingan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Financial Distress. Financial distress merupakan tahap penurunan kondisi keuangan perusahaan. Financial distress terjadi sebelum terjadinya kebangkrutan atau

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kebangkrutan adalah suatu kondisi disaat perusahaan mengalami

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kebangkrutan adalah suatu kondisi disaat perusahaan mengalami 14 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kebangkrutan 2.1.1 Pengertian Kebangkrutan Kebangkrutan adalah suatu kondisi disaat perusahaan mengalami ketidakcukupan dana untuk menjalankan usahanya atau dapat diartikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA dalam Kartikawati, 2008). Financial distress juga didefinisikan sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA dalam Kartikawati, 2008). Financial distress juga didefinisikan sebagai 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Financial Distress Financial distress atau kesulitan keuangan dapat diartikan sebagai ketidakmampuan perusahaan untuk membayar kewajiban keuangannya pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan ekonomi global mengalami perubahan yang

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan ekonomi global mengalami perubahan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini perkembangan ekonomi global mengalami perubahan yang cukup signifikan. Perubahan ini dapat terlihat dari adanya satu atau beberapa perusahaan yang baru berdiri,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin majunya perekonomian serta teknologi saat ini, ditambah dengan

BAB I PENDAHULUAN. semakin majunya perekonomian serta teknologi saat ini, ditambah dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap perusahaan didirikan dengan tujuan untuk memperoleh profit dan berkembang dalam jangka waktu yang lama. Namun dengan semakin majunya perekonomian serta teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun teknologi yang digunakan untuk menyampaikan informasi.

BAB I PENDAHULUAN. maupun teknologi yang digunakan untuk menyampaikan informasi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan semakin derasnya arus globalisasi, yang di dalamnya dituntut adanya pertukaran informasi yang semakin cepat antar daerah dan negara, membuat peranan

Lebih terperinci

FINANCIAL DISTRESS DENGAN MENGGUNAKAN METODE ALTMAN Z-SCORE PADA PT PELAYARAN TEMPURAN EMAS DAN ENTITAS ANAK

FINANCIAL DISTRESS DENGAN MENGGUNAKAN METODE ALTMAN Z-SCORE PADA PT PELAYARAN TEMPURAN EMAS DAN ENTITAS ANAK FINANCIAL DISTRESS DENGAN MENGGUNAKAN METODE ALTMAN Z-SCORE PADA PT PELAYARAN TEMPURAN EMAS DAN ENTITAS ANAK Julian Purnama Sari Program STudi Manajemen STIE Widya Dharma Pontianak ABSTRAK Kesulitan keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. juga memberikan kontribusi yang sangat positif terhadap dunia usaha dan

BAB I PENDAHULUAN. juga memberikan kontribusi yang sangat positif terhadap dunia usaha dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Industri perbankan Indonesia selama dekade terakhir mengalami perkembangan yang pesat dan penuh gejolak. Kebijaksanaan pemerintah pada bulan Oktober 1988 yang

Lebih terperinci

ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN USAHA PADA KSP.MADANI NTB

ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN USAHA PADA KSP.MADANI NTB ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN USAHA PADA KSP.MADANI NTB I Nengah Arsana, Baehaki Syakbani Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi AMM Mataram Email: arsana.inengah@yahoo.co.id Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk

Lebih terperinci

ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN PADA PERUSAHAAN ROKOK MENGGUNAKAN METODE ALTMAN Z-SCORE

ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN PADA PERUSAHAAN ROKOK MENGGUNAKAN METODE ALTMAN Z-SCORE ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN PADA PERUSAHAAN ROKOK MENGGUNAKAN METODE ALTMAN Z-SCORE (Studi pada Saham-Saham Bursa Efek Indonesia Periode 2013-2015) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna

Lebih terperinci

ANALISIS Z-SCORE UNTUK MEMPREDIKSI KEBANGKRUTAN PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BEI

ANALISIS Z-SCORE UNTUK MEMPREDIKSI KEBANGKRUTAN PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BEI ANALISIS Z-SCORE UNTUK MEMPREDIKSI KEBANGKRUTAN PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BEI Anggraini Aprilia B anggrainiaprilia@gmail.com Aniek Wahyuati Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA)

Lebih terperinci

PROGAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MURIA KUDUS TAHUN 2013

PROGAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MURIA KUDUS TAHUN 2013 1 ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN PERUSAHAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE Z-SCORE ALTMAN DAN SPRINGATE UNTUK MENGHADAPI DAN MENGELOLA PERUBAHAN LINGKUNGAN BISNIS PADA PERUSAHAAN ROKOK YANG TERDAFTAR DI BEI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. prospektif untuk dikembangkan. Dengan populasi lebih dari 250 juta penduduk, Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. prospektif untuk dikembangkan. Dengan populasi lebih dari 250 juta penduduk, Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri tekstil dan garmen merupakan salah satu industri prioritas nasional yang masih prospektif untuk dikembangkan. Dengan populasi lebih dari 250 juta penduduk,

Lebih terperinci

PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ALTMAN Z-SCORE PADA PT MULIA INDUSTRINDO, Tbk.

PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ALTMAN Z-SCORE PADA PT MULIA INDUSTRINDO, Tbk. PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ALTMAN Z-SCORE PADA PT MULIA INDUSTRINDO, Tbk. DAN ENTITAS ANAK Arifin Hengan Ejen email: arifinhenganejen98@gmail.com Program

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kondisi keuangan perusahaan. Pada mulanya laporan keuangan hanya dijadikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kondisi keuangan perusahaan. Pada mulanya laporan keuangan hanya dijadikan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Analisis laporan keuangan Laporan keuangan merupakan dasar menyediakan banyak informasi yang diperlukan para pemakai untuk membuat keputusan ekonomis sehubungan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. organisasi untuk membayar utang atau kewajibannya kepada kreditur yang

BAB 1 PENDAHULUAN. organisasi untuk membayar utang atau kewajibannya kepada kreditur yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebangkrutan merupakan ketidakmampuan seorang individu ataupun organisasi untuk membayar utang atau kewajibannya kepada kreditur yang dinyatakan secara legal. Banyak

Lebih terperinci

Prediksi Kebangkrutan Menggunakan Altman Z-Score Studi Kasus pada Perusahaan Rokok yang Terdaftar di BEI Periode Tahun

Prediksi Kebangkrutan Menggunakan Altman Z-Score Studi Kasus pada Perusahaan Rokok yang Terdaftar di BEI Periode Tahun JURNAL ONLINE INSAN AKUNTAN, Vol.1, No.2, Desember 2016, 221-238 E-ISSN: 2528-0163 221 Prediksi Kebangkrutan Menggunakan Altman Z-Score Studi Kasus pada Perusahaan Rokok yang Terdaftar di BEI Periode Tahun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pengambilan semple pada tanggal 29 Maret sampai bulan Desember 2016 pada Bursa Efek Indonesia yang menyediakan data laporan

Lebih terperinci

ANALISIS RESIKO KEUANGAN PADA PT. BANK CENTRAL ASIA TBK DENGAN MENGGUNAKANMETODE ALTMAN Z-SCORE

ANALISIS RESIKO KEUANGAN PADA PT. BANK CENTRAL ASIA TBK DENGAN MENGGUNAKANMETODE ALTMAN Z-SCORE ANALISIS RESIKO KEUANGAN PADA PT. BANK CENTRAL ASIA TBK DENGAN MENGGUNAKANMETODE ALTMAN Z-SCORE ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Lebih terperinci

BURHANUDDIN Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang, Kepulauan Riau ABSTRAK

BURHANUDDIN Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang, Kepulauan Riau ABSTRAK Analisis Prediksi Kebangkrutan Perusahaan Berdasarkan Model Z-Score Altman Pada Perusahaan Makanan dan Minuman Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode (2013-2015) BURHANUDDIN 110462201295 Fakultas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Rasio dan Analisis Rasio Keuangan

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Rasio dan Analisis Rasio Keuangan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Rasio Keuangan 2.1.1 Pengertian Rasio dan Analisis Rasio Keuangan Rasio adalah satu angka yang dinyatakan dalam hubugannya dengan yang lain (Harvarindo 2010:12). Dimana angka

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS. a. Pengertian Laporan Keuangan. mempunyai arti yang sangat penting terutama bagi pihak-pihak yang

BAB II TINJAUAN TEORITIS. a. Pengertian Laporan Keuangan. mempunyai arti yang sangat penting terutama bagi pihak-pihak yang BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Tinjauan Teoritis 1. Laporan Keuangan a. Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan berisi tentang posisi perusahaan pada suatu waktu tertentu maupun operasinya selama beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat panjang bahkan hingga ribuan tahun. Pada periode waktu yang

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat panjang bahkan hingga ribuan tahun. Pada periode waktu yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbankan berkembang seiring dengan pertumbuhan dunia usaha terutama sektor perdagangan. Dunia usaha dan perdagangan itu sendiri telah memiliki usia yang sangat panjang

Lebih terperinci

BAB I. sangat panjang (going concern). Hal ini berarti dapat diasumsikan bahwa

BAB I. sangat panjang (going concern). Hal ini berarti dapat diasumsikan bahwa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan didirikan dengan harapan akan menghasilkan profit sehingga mampu untuk bertahan dan berkembang dalam jangka waktu yang sangat panjang (going

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 40 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Hasil 1. Hasil Perhitungan Variabel Independen Model Altman (z-score) Berdasarkan penjelasan pada bab sebelumnya telah dijelaskan bahwa rumus (formula)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Isu globalisasi yang sedang hangat dan terus bergerak nampaknya telah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Isu globalisasi yang sedang hangat dan terus bergerak nampaknya telah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Isu globalisasi yang sedang hangat dan terus bergerak nampaknya telah menjadi bahan bahasan berbagai pihak yang terlibat dalam perdagangan internasional. Sekalipun

Lebih terperinci

ANALISA POTENSI KEBANGKRUTAN PT HERO SUPERMARKET Tbk DENGAN MENGGUNAKAN METODE ALTMAN PERIODE

ANALISA POTENSI KEBANGKRUTAN PT HERO SUPERMARKET Tbk DENGAN MENGGUNAKAN METODE ALTMAN PERIODE ANALISA POTENSI KEBANGKRUTAN PT HERO SUPERMARKET Tbk DENGAN MENGGUNAKAN METODE ALTMAN PERIODE 2007-2012 Nama : Nur Fadhillah NPM : 25210123 Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Bertilia Lina Kusrina, SE.,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Bambang Dradjat dalam situs pertanian.go.id menyatakan bahwa Perkebunan merupakan subsektor yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Bambang Dradjat dalam situs  pertanian.go.id menyatakan bahwa Perkebunan merupakan subsektor yang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam lima tahun terakhir, perekonomian Indonesia cenderung tumbuh melambat. Perekonomian Indonesia diukur berdasarkan Produk Domestik Bruto (PDB), dan pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan perekonomian yang semakin pesat, didukung dengan peluang usaha yang sangat besar membuat persaingan bisnis antar perusahaan menjadi semakin

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Berkembangnya perekonomian di era globalisasi yang semakin pesat telah mengakibatkan timbulnya persaingan antar perusahaan yang semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu industri yang paling dinamis. Seiring dengan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu industri yang paling dinamis. Seiring dengan perkembangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini perkembangan dunia usaha semakin pesat. Perusahaan rokok merupakan salah satu industri yang paling dinamis. Seiring dengan perkembangan perubahan

Lebih terperinci

ANALISIS POTENSI KEBANGKRUTAN PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA TBK DENGAN MENGGUNAKAN METODE ALTMAN Z- SCORE

ANALISIS POTENSI KEBANGKRUTAN PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA TBK DENGAN MENGGUNAKAN METODE ALTMAN Z- SCORE ANALISIS POTENSI KEBANGKRUTAN PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA TBK DENGAN MENGGUNAKAN METODE ALTMAN Z- SCORE NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan krisis ekonomi global yang melanda dunia, banyak masalah dan

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan krisis ekonomi global yang melanda dunia, banyak masalah dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan krisis ekonomi global yang melanda dunia, banyak masalah dan penderitaan yang dialami Indonesia. Salah satu yang menonjol adalah aspek ekonomi, yaitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang biasanya ditandai dengan mengalami kerugian.

BAB I PENDAHULUAN. yang biasanya ditandai dengan mengalami kerugian. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perekonomian Indonesia sebagian besar didukung oleh sektor manufaktur karena perusahaan manufaktur merupakan penopang utama perkembangan industri di sebuah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebangkrutan tersebut yaitu terjadinya pemutusan hubungan kerja (PHK) yang

BAB I PENDAHULUAN. kebangkrutan tersebut yaitu terjadinya pemutusan hubungan kerja (PHK) yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebangkrutan yang dialami oleh perusahaan tidak hanya merugikan pihak internal perusahaan itu sendiri saja, namun banyak pihak yang akan juga dirugikan terutama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada hakekatnya tujuan didirikannya perusahaan adalah untuk mengoptimalkan keuntungan atau laba. Dimana tujuan ini dapat dicapai jika perusahaan melakukan kegiatannya

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 48 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Perhitungan Komponen Z-Score Uraian pada bab sebelumnya telah dijelaskan bahwa model Altman (Z-Score) yang telah dikemukakan oleh Altman untuk negara-negara

Lebih terperinci

ANALISIS POTENSI KEBANGKRUTAN SEBAGAI PARAMETER KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PT SMARTFREN TELECOM, TBK NAMA : RIZKY AMANDA PUTRI NPM :

ANALISIS POTENSI KEBANGKRUTAN SEBAGAI PARAMETER KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PT SMARTFREN TELECOM, TBK NAMA : RIZKY AMANDA PUTRI NPM : ANALISIS POTENSI KEBANGKRUTAN SEBAGAI PARAMETER KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PT SMARTFREN TELECOM, TBK NAMA : RIZKY AMANDA PUTRI NPM : 26210162 PENDAHULUAN Latar Belakang Dalam perkembangan ekonomi

Lebih terperinci

ANALISIS LOGIT PADA CV ALBIRUNI

ANALISIS LOGIT PADA CV ALBIRUNI ANALISIS LOGIT PADA CV ALBIRUNI Sarsiti, Suradi 2, Nasriah 3,2,3 Universitas Surakarta Abstrak Globalisasi perekonomian menyebabkan persaingan antar perusahaan menjadi semakin ketat, tidak hanya dalam

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. penelitian yang ingin dicapai sehingga penulis dapat memperoleh hasil

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. penelitian yang ingin dicapai sehingga penulis dapat memperoleh hasil BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan identifikasi masalah yang telah ditentukan dan tujuan penelitian yang ingin dicapai sehingga penulis dapat memperoleh hasil penelitian mengenai analisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan pasti memiliki tujuan untuk memperoleh laba sebanyakbanyaknya.

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan pasti memiliki tujuan untuk memperoleh laba sebanyakbanyaknya. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap perusahaan pasti memiliki tujuan untuk memperoleh laba sebanyakbanyaknya. Namun apabila perusahaan mengalami kegagalan dalam menjalankan usahanya kemungkinan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan

Lebih terperinci

Volume 1 No 1 Juli 2017

Volume 1 No 1 Juli 2017 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENGUKUR KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA (Studi Kasus Pada PT. Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk Periode 2011-2015) Safriadi Pohan Program

Lebih terperinci

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS GUNADARMA JAKARTA

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS GUNADARMA JAKARTA ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL ALTMAN Z-SCORE PADA PERUSAHAAN TEKSTIL DAN GARMEN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2011-2015 Nama : Nurulinar Handayani NPM : 25212555

Lebih terperinci

Penyusun Penulisan Ilmiah: YOGA KOMARA NPM: Dosen Pembimbing: Lina Kusrina, SE., MM

Penyusun Penulisan Ilmiah: YOGA KOMARA NPM: Dosen Pembimbing: Lina Kusrina, SE., MM ANALISIS TINGKAT KESEHATAN PERUSAHAAN UNTUK MEMPREDIKSI POTENSI KEBANGKRUTAN DENGA METODE ALTMAN Z-SCORE PADA PERUSAHAAN PLASTIK-KEMASAN YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA Penyusun Penulisan Ilmiah:

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO KEUANGAN SEBAGAI ALAT PREDIKSI KEMUNGKINAN KEBANGKRUTAN PADA PERUSAHAAN TEKSTIL YANG TERDAFTAR PADA BURSA EFEK INDONESIA (BEI) SKRIPSI

ANALISIS RASIO KEUANGAN SEBAGAI ALAT PREDIKSI KEMUNGKINAN KEBANGKRUTAN PADA PERUSAHAAN TEKSTIL YANG TERDAFTAR PADA BURSA EFEK INDONESIA (BEI) SKRIPSI ANALISIS RASIO KEUANGAN SEBAGAI ALAT PREDIKSI KEMUNGKINAN KEBANGKRUTAN PADA PERUSAHAAN TEKSTIL YANG TERDAFTAR PADA BURSA EFEK INDONESIA (BEI) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga keuangan yang memiliki peran penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga keuangan yang memiliki peran penting dalam 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank merupakan lembaga keuangan yang memiliki peran penting dalam perekonomian suatu negara karena fungsi utamanya sebagai perantara (financial intermediary) antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan Blackberry sebelumnya bernama Research In Motion (RIM).

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan Blackberry sebelumnya bernama Research In Motion (RIM). 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan Blackberry sebelumnya bernama Research In Motion (RIM). Perusahaan ini secara resmi mengganti namanya di bursa saham pada 4 Februari 2013. BlackBerry mempunyai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Krisis global telah menyebabkan kegiatan dunia usaha di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Krisis global telah menyebabkan kegiatan dunia usaha di Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Krisis global telah menyebabkan kegiatan dunia usaha di Indonesia sepanjang triwulan keempat 2008 mengalami penurunan sebesar 1,56 persen. Setidaknya empat sektor ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuangan dan kesehatan lembaga-lembaga keuangan yang membentuk sistem

BAB I PENDAHULUAN. keuangan dan kesehatan lembaga-lembaga keuangan yang membentuk sistem BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Krisis moneter dan perbankan yang melanda Indonesia pada pertengahan tahun 1997 telah menumbuhkan kesadaran tentang pentingnya stabilitas pasar keuangan dan

Lebih terperinci

ANALISIS POTENSI KEBANGKRUTAN PADA PT INDOSAT TBK PERIODE DENGAN METODE ALTMAN Z-SCORE

ANALISIS POTENSI KEBANGKRUTAN PADA PT INDOSAT TBK PERIODE DENGAN METODE ALTMAN Z-SCORE ANALISIS POTENSI KEBANGKRUTAN PADA PT INDOSAT TBK PERIODE 2008-2012 DENGAN METODE ALTMAN Z-SCORE NAMA : Heri Kurniawan NPM : 23210252 JURUSAN : Akuntansi PEMBIMBING : Erna Kustyarini, SE., MMSI PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Bursa Efek Indonesia. Data yang diperlukan berupa laporan keuangan perusahaan Tekstil 2008-2012. Namun sebagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan adanya tuntutan bagi perusahaan untuk terus mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan adanya tuntutan bagi perusahaan untuk terus mengembangkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Umumnya, suatu perusahaan didirikan untuk memperoleh laba, meningkatkan penjualan, memaksimalkan nilai saham, dan meningkatkan kesejahteraan pemegang saham. Persaingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. operasional, terutama yang berkaitan dengan keuangan perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. operasional, terutama yang berkaitan dengan keuangan perusahaan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan utama didirikan suatu perusahaan adalah untuk memaksimumkan keuntungan perusahaan dan memaksimumkan kemakmuran pemilik perusahaan. Dari dua tujuan utama

Lebih terperinci

ANALISIS RESIKO KEUANGAN PADA PT. BANK MANDIRI Tbk DENGAN MENGGUNAKAN METODE ALTMAN Z-SCORE

ANALISIS RESIKO KEUANGAN PADA PT. BANK MANDIRI Tbk DENGAN MENGGUNAKAN METODE ALTMAN Z-SCORE ANALISIS RESIKO KEUANGAN PADA PT. BANK MANDIRI Tbk DENGAN MENGGUNAKAN METODE ALTMAN Z-SCORE ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuangan perusahaan. Dimana faktor terpenting untuk melihat perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. keuangan perusahaan. Dimana faktor terpenting untuk melihat perkembangan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada hakekatnya tujuan didirikannya perusahaan adalah untuk mengoptimalkan keuntungan atau laba. Dimana tujuan ini dapat dicapai jika perusahaan melakukan

Lebih terperinci

Generated by Foxit PDF Creator Foxit Software For evaluation only. BAB I PENDAHULUAN

Generated by Foxit PDF Creator Foxit Software  For evaluation only. BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Krisis moneter dan perbankan yang melanda Indonesia pada tahun 1997 memakan biaya fiskal yang amat mahal. Krisis tersebut telah menumbuhkan kesadaran akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. itu perusahaan harus mempertahankan dan mampu berkembang di berbagai. mengalami financial distress bahkan kebangkrutan.

BAB I PENDAHULUAN. itu perusahaan harus mempertahankan dan mampu berkembang di berbagai. mengalami financial distress bahkan kebangkrutan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi, persaingan antar perusahaan semakin ketat dengan adanya perusahaan pendatang baru dan akan terus bersaing. Setiap perusahaan dituntut untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tujuan lainnya (Gitosudarmo, 2002:5). Perusahan harus terus memperoleh laba agar

BAB I PENDAHULUAN. tujuan lainnya (Gitosudarmo, 2002:5). Perusahan harus terus memperoleh laba agar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan merupakan organisasi yang mencari keuntungan sebagai tujuan utamanya walaupun tidak menutup kemungkinan mengharapkan kemakmuran sebagai tujuan lainnya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. dan pengelolaan aktiva dengan beberapa tujuan menyeluruh. menginventasikan dana diberbagai bentuk aset.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. dan pengelolaan aktiva dengan beberapa tujuan menyeluruh. menginventasikan dana diberbagai bentuk aset. 11 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN A. Kajian Pustaka 1. Pengertian Manajemen Keuangan Menurut Ahmad Rodono & Herni (2010) Manajemen keuangan adalah segala aktivitas yang berhubungan dengan

Lebih terperinci

PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN METODE ALTMAN Z -SCORE PADA PT SKYBEE, Tbk. DAN ENTITAS ANAK

PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN METODE ALTMAN Z -SCORE PADA PT SKYBEE, Tbk. DAN ENTITAS ANAK PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN METODE ALTMAN Z -SCORE PADA PT SKYBEE, Tbk. DAN ENTITAS ANAK Sasialimia Email: sasialimia@yahoo.co.id Program Studi Akuntansi STIE Widya Dharma Pontianak ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

ANALISIS KEBANGKRUTAN METODE ALTMAN Z-SCORE PADA PERUSAHAAN ROKOK GO PUBLIC

ANALISIS KEBANGKRUTAN METODE ALTMAN Z-SCORE PADA PERUSAHAAN ROKOK GO PUBLIC 1 ANALISIS KEBANGKRUTAN METODE ALTMAN Z-SCORE PADA PERUSAHAAN ROKOK GO PUBLIC Anggi Yulia justme_angie07@yahoo.com Triyonowati Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya ABSTRACT This research

Lebih terperinci

ANALISIS FINANCIAL DISTRESS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL ALTMAN Z-SCORE PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI ARTIKEL SKRIPSI

ANALISIS FINANCIAL DISTRESS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL ALTMAN Z-SCORE PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI ARTIKEL SKRIPSI ANALISIS FINANCIAL DISTRESS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL ALTMAN Z-SCORE PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI ARTIKEL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu penelitian ini direncanakan selama enam bulan yang dimulai dari September 2013 sampai dengan Februari 2014 dimana penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Penyebab Kebangkrutan 2.1.1 Pengertian Kebangkrutan Kegagalan keuangan perusahaan adalah ketidakmampuan suatu perusahaan untuk membayar kewajiban keuangannya

Lebih terperinci

ANALISIS METODE ALTMAN (Z-SCORE) SEBAGAI ALAT EVALUASI GUNA MEMPREDIKSI KEBANGKRUTAN PERUSAHAAN

ANALISIS METODE ALTMAN (Z-SCORE) SEBAGAI ALAT EVALUASI GUNA MEMPREDIKSI KEBANGKRUTAN PERUSAHAAN ANALISIS METODE ALTMAN (Z-SCORE) SEBAGAI ALAT EVALUASI GUNA MEMPREDIKSI KEBANGKRUTAN PERUSAHAAN (Studi Pada Industri Rokok yang Terdaftar Di BEI Periode 2007-2011) Batara Aldino Safitra Kertahadi Siti

Lebih terperinci

ANALISIS Z-SCORE UNTUK MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN PULP AND PAPER

ANALISIS Z-SCORE UNTUK MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN PULP AND PAPER 1 ANALISIS Z-SCORE UNTUK MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN PULP AND PAPER Maria Ulfah Febriani mariaulfah.f@yahoo.com Lailatul Amanah Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Penyebab, dan Manfaat Informasi Kebangkrutan 2.1.1 Pengertian Kebangkrutan Dalam kenyataannya, tidak semua perusahaan mampu bertahan hidup dalam jangka panjang.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu indikator yang dapat digunakan untuk menganalisis. kebangkrutan adalah perusahaan Delisting. Perusahaan Delisting

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu indikator yang dapat digunakan untuk menganalisis. kebangkrutan adalah perusahaan Delisting. Perusahaan Delisting BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu indikator yang dapat digunakan untuk menganalisis kebangkrutan adalah perusahaan Delisting. Perusahaan Delisting adalah perusahaan yang dihapus atau dikeluarkan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. memiliki kaitan dengan penelitian yang akan dilakukan. Hasil-hasil penelitian

TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. memiliki kaitan dengan penelitian yang akan dilakukan. Hasil-hasil penelitian 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu adalah kumpulan dari hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peniliti-peneliti terdahulu, yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu penelitian ini dimulai dari September 2015 sampai dengan selesai, dimana penelitian ini dilakukan di Jakarta dengan mengambil data laporan

Lebih terperinci

BAB IV. ANALISA dan PEMBAHASAN. 4.1 Kinerja dan Posisi Keuangan PT. BAKRIE TELECOM Tbk beserta

BAB IV. ANALISA dan PEMBAHASAN. 4.1 Kinerja dan Posisi Keuangan PT. BAKRIE TELECOM Tbk beserta BAB IV ANALISA dan PEMBAHASAN 4.1 Kinerja dan Posisi Keuangan PT. BAKRIE TELECOM Tbk beserta Anak Perusahaan Periode 2007-2011 berdasarkan Analisa Rasio Keuangan Perhitungan rasio-rasio keuangan PT. BAKRIE

Lebih terperinci

PREDIKSI KEBANGKRUTAN CV. BATUBARA MAS ABADI DI SAMARINDA LISA CINTHIA. Fakultas Ekonomi Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda

PREDIKSI KEBANGKRUTAN CV. BATUBARA MAS ABADI DI SAMARINDA LISA CINTHIA. Fakultas Ekonomi Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda PREDIKSI KEBANGKRUTAN CV. BATUBARA MAS ABADI DI SAMARINDA LISA CINTHIA Fakultas Ekonomi Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda cinthia_08@ymail.com ABSTRACT The company was founded with the hope of generating

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hasil penggabungan dari Bursa Efek Jakarta (BEJ) dengan Bursa Efek Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. hasil penggabungan dari Bursa Efek Jakarta (BEJ) dengan Bursa Efek Surabaya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang penelitian Bursa Efek Indonesia atau Indonesia Stock Exchange (IDX) merupakan bursa hasil penggabungan dari Bursa Efek Jakarta (BEJ) dengan Bursa Efek Surabaya (BES).

Lebih terperinci

FINANCIAL DISTRESS DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKRIMINAN ALTMAN PADA PT BUKIT DARMO PROPERTY, Tbk. DAN ENTITAS ANAK

FINANCIAL DISTRESS DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKRIMINAN ALTMAN PADA PT BUKIT DARMO PROPERTY, Tbk. DAN ENTITAS ANAK FINANCIAL DISTRESS DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKRIMINAN ALTMAN PADA PT BUKIT DARMO PROPERTY, Tbk. DAN ENTITAS ANAK ABSTRAK Shervia Email: Sherviaa@yahoo.co.id Program Studi Akuntansi STIE Widya Dharma

Lebih terperinci

ANALISIS KESEHATAN KEUANGAN PT. PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE BERDASARKAN METODE RISK BASED CAPITAL DAN Z-SCORE PERIODE

ANALISIS KESEHATAN KEUANGAN PT. PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE BERDASARKAN METODE RISK BASED CAPITAL DAN Z-SCORE PERIODE ANALISIS KESEHATAN KEUANGAN PT. PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE BERDASARKAN METODE RISK BASED CAPITAL DAN Z-SCORE PERIODE 2008-2012 SEMINAR PENULISAN ILMIAH Diajukan guna melengkapi syarat- syarat untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. mengetahui tingkat keuntungan dan tingkat risiko perusahaan.

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. mengetahui tingkat keuntungan dan tingkat risiko perusahaan. BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Menurut Hanafi dan Halim (1996 : 49) laporan keuangan perusahaan merupakan salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan tujuan utama untuk memaksimalkan kekayaan pemegang saham (Weston, 1993).

BAB I PENDAHULUAN. dengan tujuan utama untuk memaksimalkan kekayaan pemegang saham (Weston, 1993). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan merupakan suatu badan yang didirikan oleh perorangan atau lembaga dengan tujuan utama untuk memaksimalkan kekayaan pemegang saham (Weston, 1993). Perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Krisis di Indonesia sejak pertengahan tahun 1998 dimulai dengan merosotnya

BAB I PENDAHULUAN. Krisis di Indonesia sejak pertengahan tahun 1998 dimulai dengan merosotnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Krisis di Indonesia sejak pertengahan tahun 1998 dimulai dengan merosotnya nilai rupiah yang sangat tajam, akibat meningkatnya permintaan Dollar AS. Penyebab

Lebih terperinci

deskriptif, yaitu penelitian dengan menggunakan data-data yang diperoleh langsung pada laporan keuangan di ICMD Bursa Efek Jakarta, kemudian

deskriptif, yaitu penelitian dengan menggunakan data-data yang diperoleh langsung pada laporan keuangan di ICMD Bursa Efek Jakarta, kemudian BAB HI METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Data Penelitian 3.1.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah dengan menggunakan metode deskriptif, yaitu penelitian dengan menggunakan data-data yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PEMIKIRAN. Menurut Bringham dan Houston (2006:6), Manajemen Keuangan adalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PEMIKIRAN. Menurut Bringham dan Houston (2006:6), Manajemen Keuangan adalah BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PEMIKIRAN A. Kajian Pustaka 1. Definisi Manajemen Keuangan Menurut Bringham dan Houston (2006:6), Manajemen Keuangan adalah bidang yang terluas dari bidang pasar uang,

Lebih terperinci

: ROBIATUL ADAWIYAH NPM : : Dr. BAGUS NURCAHYO, SE., MM.

: ROBIATUL ADAWIYAH NPM : : Dr. BAGUS NURCAHYO, SE., MM. ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ALTMAN Z-SCORE DAN METODE SPRINGATE (STUDI PADA PERUSAHAAN BATUBARA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2010-2014) NAMA NPM : 26212658

Lebih terperinci