ANALISIS Z-SCORE UNTUK MEMPREDIKSI KEBANGKRUTAN PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BEI
|
|
- Yulia Kurniawan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 ANALISIS Z-SCORE UNTUK MEMPREDIKSI KEBANGKRUTAN PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BEI Anggraini Aprilia B anggrainiaprilia@gmail.com Aniek Wahyuati Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya ABSTRACT The implementation of Z-score value theory as the basic of this research is used to estimate whether the company is in health condition or bankrupt. The Z-score value has five components that are as follow: the working capital ratio to the total assets (X 1), the retained profit ratio to the total assets (X 2), the profit ratio before interests and taxes to the total assets (X 3), the stocks and capital market value ratio to the book of debt value (X 4), the sales ratio to the total assets (X 5). This research is meant to answer Can the Z-score method be used to estimate the bankruptcy to the banking companies which are listed in the Indonesia Stocks Exchange? Keywords: Bankruptcy, Z-Score Analysis ABSTRAK Dasar penelitian ini menggunakan penerapan teori nilai Z-Score yang digunakan untuk memprediksi apakah perusahaan dalam kondisi sehat atau bangkrut. Nilai Z-Score dengan lima komponen, yaitu: Rasio Modal Kerja terhadap Total aktiva (X 1), Rasio Laba Ditahan terhadap Total Aktiva (X 2), Rasio Laba Sebelum Bunga dan Pajak terhadap Total Aktiva (X 3), Rasio Nilai Pasar Modal Saham terhadap Nilai Buku Hutang (X 4), Rasio Penjualan terhadap Total Aktiva (X 5). Penelitian ini bertujuan untuk menjawab Apakah dengan menggunakan metode Z-Score dapat dipakai untuk memprediksi kebangkrutan pada perusahaan perbankan yang tedaftar di BEI? Kata kunci: Kebangkrutan, Analisis Z-Score PENDAHULUAN Perekonomian tumbuh dan berkembang dari berbagai macam lembaga keuangan. Salah satu di antara lembaga-lembaga keuangan yang paling besar peranannya dalam perekonomian adalah lembaga keuangan bank, yang lazimnya disebut bank. Bank merupakan lembaga keuangan yang berfungsi sebagai tempat orang baik dari internal perusahaan maupun eksternal perusahaan untuk menabung dan meminjam uang. Perbankan memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakat. Perbankan merupakan perusahaan yang dalam kegiatannya berhubungan langsung dengan masyarakat. Kegiatan perbankan begitu dipengaruhi oleh kepercayaan nasabah atau masyarakat luas. Apabila perusahaan perbankan tidak mampu mengantisipasi perkembanagan serta tidak mempersiapkan diri untuk menhadapi resiko maka akan mengalami kesulitan keuangan dan akhirnya jatuh bangkrut. Perusahaan perbankan dituntut agar tanggap baik peluang atau permasalahan yang timbul dimasa ini atau masa depan, sehingga kinerja perusahaan harus lebih efektif dan efisien.
2 2 Aspek penting kinerja perusahaan yaitu laporan keuangan. Kondisi dan kinerja keuangan perusahaan akan nampak dari hasil analisis laporan keuangan. Analisis terhadap laporan keuangan perusahaan untuk mengetahui tingkat kesehatan suatu perusahaan. Menurut Mamduh M. Hanafi dan Abdul Halim (1996 : 262) analisis kebangkrutan dilakukan untuk memperoleh peringatan awal kebangkrutan. Semakin awal tanda-tanda kebangkrutan tersebut, semakin baik bagi pihak manajemen bisa melakukan perbaikan. Tanda-tanda kebangkrutan tersebut dapat dilihat dengan menggunakan laporan keuangan. Model prediksi kebangkrutan sudah dikembangkan ke beberapa negara. Altman (1983,1984) melakukan survei model-model yang dikembangkan di Amerika Serikat, Jepang, Jerman, Swiss, Brazil, Australia, Inggris, Irlandia, Kanada, Belanda, dan Perancis. Altman menemukan lima rasio keuangan yang dapat digunakan untuk mendeteksi kebangkrutan perusahaan. Kelima rasio tersebut terdiri dari : modal kerja terhadap total aktiva, laba ditahan terhadap total aktiva, laba sebelum bunga dan pajak terhadap total aktiva, nilai pasar modal saham terhadap nilai buku hutang, dan penjualan terhadap total aktiva. Analisis tersebut adalah analisis Z-Score yang dapat memprediksi kinerja perusahaan, apakah perusahaan dalam kondisi bangkrut, kondisi rawan bangkrut, atau kondisi sehat. TINJAUAN TEORETIS DAN HIPOTESIS Laporan Keuangan Menurut Hanafi dan Halim (1996 : 49) laporan keuangan perusahaan merupakan salah satu sumber informasi yang penting bagi perusahaan untuk mengetahui tingkat keuntungan dan tingkat risiko perusahaan. Menurut Djarwanto (2004 : 1) laporan keuangan merupakan informasi tentang kondisi keuangan dan hasil operasi perusahaan yang dapat di pakai sebagai alat untuk berkomunikasi dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data keuangan perusahaan. Dari definisi tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan merupakan sumber informasi yang menyajikan kondisi keuangan perusahaan dan digunakan sebagai alat komunikasi dengan pihak yang berkepentingan dengan data keuangan perusahaan. Kebangkrutan Menurut Hanafi dan Halim (1995:261) pengertian kebangkrutan adalah munculnya biaya-biaya yang berkaitan dengan kebangkrutan dan biaya-biaya ini cukup besar. Untuk menghindari terjadinya kerugian akibat kebangkrutan pada perusahaan, harus diakukan analisis untuk memprediksi kemungkinan terjadinya kebangkrutan sehingga dapat dilakukan tindakan preventif sebelum kerugian yang lebih besar terjadi. Pengertian Z-Score Dengan menggunakan pendekatan multivariate dalam prediksi kebangkrutan. Altman (1983,1984) melakukan survey model-model yang dikembangkan di Amerika Serikat, Jepang, Jerman, Swiss, Brazil, Australia, Inggris, Irlandia, kanada, Belanda, dan Perancis. Dalam studinya, Altman menemukan lima rasio keuangan yang dapat digunakan untuk mendeteksi kebangkrutan perusahaan. Kelima rasio tersebut terdiri dari : modal kerja terhadap total aktiva, laba ditahan terhadap total aktiva, laba sebelum bunga dan pajak terhadap total aktiva, nilai pasar modal saham terhadap nilai buku hutang, dan penjualan
3 3 terhadap total aktiva. Berikut ini adalah persamaan diskriminan untuk menentukan nilai Z (Mamduh M.Hanafi dan Abdul Halim, 1996:275) : Z = 1,2X 1 + 1,4X 2 + 3,3X 3 + 0,6X 4 + 1,0X 5 Dimana : Z = Indeks keseluruhan X 1 = (Aktiva lancar-hutang lancar) / Total aktiva X 2 = Laba yang ditahan / Total aktiva X 3 = Laba sebelum bunga dan pajak / Total aktiva X 4 = Nilai pasar saham biasa dan preferen / Nilai buku total hutang X 5 = Penjualan / Total Aktiva Masalah lain yang perlu dipertimbangkan adalah banyak perusahaan yang tidak go public dan dengan demikian tidak mempunyai nilai pasar. Untuk beberapa negara seperti Indonesia, perusahaan semacam itu merupakan bagian terbesar yang ada. Altman kemudian mengembangkan model alternatif dengan menggantikan variabel X 4 (Nilai pasar saham biasa dan preferen/nilai buku total hutang). Dengan cara demikian model tersebut bisa dipakai baik untuk perusahaan yang go public maupun yang tidak go public. Persamaan yang diperoleh dengan cara semacam itu adalah sebagai berikut Z = 0,717X 1 + 0,847X 2 + 3,107X 3 + 0,42X 4 + 0,998X 5 Dimana : Z = Indeks keseluruhan X 1 = (Aktiva lancar-hutang lancar) / Total aktiva X 2 = Laba yang ditahan / Total aktiva X 3 = Laba sebelum bunga dan pajak / Total aktiva X 4 = Nilai pasar saham biasa dan preferen / Nilai buku total hutang X 5 = Penjualan / Total Aktiva Angka-angka presentase di depan variabel independen (X 1, X 2, X 3, X 4, X 5) adalah angka hasil proses penelitian yang dilakukan oleh Altman. METODE PENELITIAN Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia selama periode Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Kriteria yang digunakan untuk memilih sampel adalah sebagai berikut: (1) Perusahaan perbankan yang sudah terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang volume perdagangan terkecil selama periode , (2) Perusahaan mempublikasikan laporan keuangan tahunan untuk periode 31 desember yang dinyatakan dalam rupiah. Variabel dan Definisi Operasional Variabel Definisi operasional variabel adalah penentuan construct sehingga menjadi variabel yang terukur, variabel yang telah diidentifikasi harus didefinisi agar dapat dianalisis dan diukur besarannya. Variabel yang digunakan adalah :
4 Variabel Penelitian Metode Altman Z-Score adalah suatu alat yang digunakan untuk memprediksi suatu kondisi perusahaan apakah dalam kondisi sehat, rawan atau dalam keadaan bangkrut. Kondisi perusahaan dalam penelitian ini dibagi menjadi tiga, yaitu : a. Z-Score > 2,99 maka keuangan perusahaan dalam klasifikasi tidak bangkrut / sehat b. Z-Score antara 1,81 2,99 maka keuangan perusahaan dalam klasifikasi rawan c. Z-Score < 1,81 maka keuangan perusahaan dalam klasifikasi bangkrut 1. Penelitian Z-Score dengan rasio-rasio sebagai berikut : a. Rasio Modal Kerja terhadap Total Aktiva (X 1) Rasio ini merupakan rasio likuiditas yang berfungsi untuk mengukur kinerja perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek dan mengecek efisiensi modal kerja yang digunakan perusahaan. Semakin kecil rasio ini maka menunjukkan kondisi keuangan perusahaan yang tidak sehat. Rumus rasio ini adalah : 4 b. Rasio Laba Ditahan terhadap Total Aktiva (X 2) Rasio ini merupakan rasio profitabilitas yang berfungsi untuk mengukur kinerja perusahaan dalam menghasilkan laba selama masa operasi perusahaan. Semakin kecil rasio ini maka menunjukkan kondisi keuangan perusahaan yang tidak sehat. Rumus rasio ini adalah : c. Rasio Laba Sebelum Bunga dan Pajak terhadap Total Aktiva (X 3) Rasio ini merupakan rasio coverage yang menghubungkan biaya keuangan perusahaan dengan kemampuan untuk membayar biaya tersebut. Apabila rasio EBIT lebih kecil dari total aktiva maka menunjukkan kondisi keuangan perusahaan yang tidak sehat. Rumus rasio ini adalah : Rasio Laba Sebelum Bunga dan Pajak terhadap Total Aktiva = d. Rasio Nilai Pasar Modal Saham terhadap Nilai Buku Hutang (X 4) Rasio ini merupakan rasio hutang yang berfungsi untuk menilai kemampuan permodalan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya dari modal sendiri. Semakin kecil rasio ini maka menunjukkan kondisi keuangan perusahaan yang tidak sehat. Rumus rasio ini adalah : Rasio Nilai Pasar Modal Saham terhadap Nilai Buku Hutang =
5 5 e. Rasio Penjualan terhadap Total aktiva (X 5) Rasio ini merupakan rasio aktivitas yang berfungsi untuk mengukur kinerja perusahaan dalam meningkatkan volume penjualan. Semakin kecil rasio ini maka menunjukkan kondisi keuangan perusahaan yang tidak sehat. Rumus rasio ini adalah : Rasio Penjualan terhadap Total Aktiva = HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Perhitungan Rasio Altman Z-Score Tabel 6 Ringkasan Perhitungan rasio Modal Kerja Terhadap Total aktiva (X 1) No Emiten Rata- Rata 1 BABP 54,9% 70,4% 61,2% 60,3% 58,2% 61,0% 2 MEGA 79,7% 79,7% 84,9% 78,6% 83,8% 81,3% 3 MAYA 32,5% 25,4% 32,4% 34,6% 38,6% 32,7% 4 BBNP 6,7% 7,6% 7,4% 7,6% 7,0% 7,2% Total Rata-Rata 45,6% Sumber : Laporan Keuangan Perusahaan sampel Dari tabel di atas dapat diinterprestasikan sebagai berikut : 1) PT Bank ICB Bumi Putera Tbk. Pada tahun 2007 besarnya X 1 adalah54,9%, pada tahun 2008 mengalami kenaikan menjadi 70,4%, pada tahun 2009 mengalami penurunan menjadi 61,2%, pada tahun 2010 mengalami penurunan menjadi 60,3%, pada tahun 2011 mengalami penurunan menjadi 58,2%. Rata-rata untuk X 1 sebesar 61,0%, lebih besar dari rata-rata industri sebesar 45,6%. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya dari total aktiva dan posisi modal kerja bersih adalah lebih besar bila dibandingkan dengan rata-rata industrinya sehingga kondisi keuangan jika ditinjau dari rasio modal kerja terhadap total aktiva ini adalah baik. 2) PT Bank Mega Tbk. Pada tahun 2007 besarnya X 1 adalah 79,7%, pada tahun 2008 mengalami penetapan menjadi 79,7%, pada tahun 2009 mengalami kenaikan menjadi 84,9%, pada tahun 2010 mengalami penurunan menjadi 78,6%, pada tahun 2011 mengalami kenaikan menjadi 83,3%. Rata-rata untuk X 1 sebesar 81,3%, lebih besar dari rata-rata industri sebesar 45,6%. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya dari total aktiva dan posisi modal kerja bersih adalah lebih besar bila dibandingkan dengan rata-rata industrinya sehingga kondisi keuangan jika ditinjau dari rasio modal kerja terhadap total aktiva ini adalah baik. 3) PT Bank Mayapada Internasional Tbk. Pada tahun 2007 besarnya X 1 adalah 32,5%, pada tahun 2008 mengalami penurunan menjadi 25,4%, pada tahun 2009 mengalami kenaikan menjadi 32,4%, pada tahun 2010 mengalami kenaikan menjadi 34,6%, pada tahun 2011 mengalami kenaikan menjadi 38,6%. Rata-rata untuk X 1 sebesar 32,7%, lebih kecil dari rata-rata industri sebesar 45,6%. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka
6 6 pendeknya dari total aktiva dan posisi modal kerja bersih adalah lebih kecil bila dibandingkan dengan rata-rata industrinya sehingga kondisi keuangan jika ditinjau dari rasio modal kerja terhadap total aktiva ini adalah buruk. 4) PT Bank Nusantara parahyangan Tbk. Pada tahun 2007 besarnya X 1 adalah 6,7%, pada tahun 2008 mengalami kenaikan menjadi 7,6%, pada tahun 2009 mengalami penurunan menjadi 7,4%, pada tahun 2010 mengalami kenaikan menjadi 7,6%, pada tahun 2011 mengalami penurunan menjadi 7,0%. Rata-rata untuk X 1 sebesar 7,2%, lebih kecil dari rata-rata industri sebesar 45,6%. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya dari total aktiva dan posisi modal kerja bersih adalah lebih kecil bila dibandingkan dengan rata-rata industrinya sehingga kondisi keuangan jika ditinjau dari rasio modal kerja terhadap total aktiva ini adalah buruk. Tabel 11 Ringkasan Perhitungan Rasio Laba ditahan Terhadap Total aktiva (X 2) No Emiten Rata- Rata 1 BABP 56,7% 57,1% 46,7% 50,1% 57,0% 53,5% 2 MEGA 26,3% 22,3% 23,1% 22,3% 23,5% 23,5% 3 MAYA 26,3% 74,5% 60,6% 55,9% 39,0% 51,3% 4 BBNP 25,1% 31,8% 30,9% 34,4% 38,1% 32,0% Total Rata-Rata 40,1% Sumber : Laporan Keuangan Perusahaan sampel Dari tabel di atas dapat diinterprestasikan sebagai berikut : 1) PT Bank ICB Bumi Putera Tbk. Pada tahun 2007 besarnya X 2 adalah 56,7%, pada tahun 2008 mengalami peningkatan menjadi 57,1%, pada tahun 2009 mengalami penurunan menjadi 46,7%, pada tahun 2010 mengalami peningkatan menjadi 50,1%, pada tahun 2011 mengalami peningkatan menjadi 57,0%. Rata-rata untuk X 2 sebesar 53,5%, lebih besar dari rata-rata industri sebesar 40,1%. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba yang ditahan sebagai sumber pendanaan modal kerja terhadap total aktiva lebih besar dari ratarata industrinya. Dengan demikian kondisi keuangan perusahaan jika ditinjau dari rasio laba ditahan terhadap total aktiva adalah baik. 2) PT Bank Mega Tbk. Pada tahun 2007 besarnya X 2 adalah 23,6%, pada tahun 2008 mengalami penurunan menjadi 22,3%%, pada tahun 2009 mengalami peningkatan menjadi 23,1%, pada tahun 2010 mengalami penurunan menjadi 22,3%, pada tahun 2011 mengalami peningkatan menjadi 23,5%. Rata-rata untuk X 2 sebesar 23,5%, lebih kecil dari rata-rata industri sebesar 40,1%. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba yang ditahan sebagai sumber pendanaan modal kerja terhadap total aktiva lebih kecil dibandingkan dengan rata-rata industrinya. Dengan demikian kondisi keuangan perusahaan jika ditinjau dari rasio laba ditahan terhadap total aktiva adalah buruk 3) PT Bank Mayapada Internasional Tbk. Pada tahun 2007 besarnya X 2 adalah 26,3%, pada tahun 2008 mengalami peningkatan menjadi 74,5%, pada tahun 2009 mengalami penurunan menjadi 60,6%, pada tahun 2010 mengalami penurunan menjadi 55,9%, pada tahun 2011 mengalami penurunan menjadi 39,0%. Rata-rata untuk X 2 sebesar 51,3%, lebih besar dari rata-rata industri sebesar 40,1%. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba yang
7 7 ditahan sebagai sumber pendanaan modal kerja terhadap total aktiva lebih besar dibandingkan dengan rata-rata industrinya. Dengan demikian kondisi keuangan perusahaan jika ditinjau dari rasio laba ditahan terhadap total aktiva adalah baik. 4) PT Bank Nusantara Parahyangan Tbk. Pada tahun 2007 besarnya X 2 adalah 25,1%, pada tahun 2008 mengalami peningkatan menjadi 31,8%, pada tahun 2009 mengalami penurunan menjadi 30,9%, pada tahun 2010 mengalami peningkatan menjadi 34,4%, pada tahun 2011 mengalami peningkatan menjadi 38,1%. Rata-rata untuk X 2 sebesar32,0%, lebih kecil dari rata-rata industri sebesar 40,1%. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba yang ditahan sebagai sumber pendanaan modal kerja terhadap total aktiva lebih kecil dibandingkan dengan rata-rata industrinya. Dengan demikian kondisi keuangan perusahaan jika ditinjau dari rasio laba ditahan terhadap total aktiva adalah buruk. Tabel 16 Ringkasan Perhitungan Rasio Laba Sebelum Bunga dan pajak Terhadap Total aktiva (X 3) No Emiten Rata- Rata 1 BABP 38,6% 29,0% 23,7% 24,7% 29,1% 17,4% 2 MEGA 41,6% 41,3% 37,9% 40,8% 34,2% 39,2% 3 MAYA 57,2% 22,9% 41,4% 40,6% 32,7% 39,0% 4 BBNP 9,2% 11,9% 11,3% 8,9% 7,5% 9,8% Total Rata-Rata 26,3% Sumber : Laporan Keuangan Perusahaan sampel Dari tabel di atas dapat diinterprestasikan sebagai berikut : 1) PT Bank ICB Bumi Putera Tbk. Pada tahun 2007 besarnya X 3 adalah 38,6%, pada tahun 2008 mengalami penurunan menjadi 29,0%, pada tahun 2009 mengalami penurunan menjadi 23,7%, pada tahun 2010 mengalami peningkatan menjadi 24,7%, pada tahun 2011 mengalami penurunan menjadi (29,1%). Rata-rata untuk X 3 sebesar 17,4%, lebih kecil dari rata-rata industri sebesar 26,3%. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba sebelum bunga dan pajak dibandingkan dengan aktiva perusahaan adalah lebih kecil dibandingkan dengan rata-rata industrinya. Dengan demikian kondisi keuangan perusahaan jika ditinjau dari rasio ini adalah buruk. 2) PT Bank Mega Tbk. Pada tahun 2007 besarnya X 3 adalah 41,6%, pada tahun 2008 mengalami penurunan menjadi 41,3%, pada tahun 2009 mengalami penurunan menjadi 37,9%, pada tahun 2010 mengalami peningkatan menjadi 40,8%, pada tahun 2011 mengalami penurunan menjadi 34,2%. Rata-rata untuk X 3 sebesar 39,2%, lebih besar rata-rata industri sebesar 26,3%. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba sebelum bunga dan pajak dibandingkan dengan aktiva perusahaan adalah lebih besar rata-rata industrinya. Dengan demikian kondisi keuangan perusahaan jika ditinjau dari rasio ini adalah baik. 3) PT Bank Mayapada Internasional Tbk. Pada tahun 2007 besarnya X 3 adalah 57,2%, pada tahun 2008 mengalami penurunan menjadi 22,9%, pada tahun 2009 mengalami peningkatan menjadi 41,4%, pada tahun 2010 mengalami penurunan menjadi 40,6%, pada tahun 2011 mengalami penurunan menjadi 32,7%. Rata-rata untuk X 3 sebesar 39,0%, lebih besar dari rata-rata industri sebesar 26,3%. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba sebelum bunga dan pajak dibandingkan dengan aktiva perusahaan adalah lebih besar dibandingkan
8 8 dengan rata-rata industrinya. Dengan demikian kondisi keuangan perusahaan jika ditinjau dari rasio ini adalah baik. 4) PT Bank Nusantara Parahyangan Tbk. Pada tahun 2007 besarnya X 3 adalah 9,2%, pada tahun 2008 mengalami peningkatan menjadi 11,9%, pada tahun 2009 mengalami penurunan menjadi 11,3%, pada tahun 2010 mengalami penurunan menjadi 8,9%, pada tahun 2011 mengalami penurunan menjadi 7,5%. Rata-rata untuk X 3 sebesar 9,8%, lebih kecil dari rata-rata industri sebesar 26,3%. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba sebelum bunga dan pajak dibandingkan dengan aktiva perusahaan adalah lebih kecil dibandingkan dengan ratarata industrinya. Dengan demikian kondisi keuangan perusahaan jika ditinjau dari rasio ini adalah buruk. Tabel 21 Ringkasan Perhitungan Rasio Nilai Pasar Modal Saham terhadap Nilai Buku Hutang (X 4) No Emiten Rata- Rata 1 BABP 25,8% 25,9% 23,2% 19,4% 23,2% 23,5% 2 MEGA 31,0% 30,7% 54,0% 41,5% 34,8% 38,4% 3 MAYA 40,0% 31,0% 66,5% 75,0% 75,0% 57,5% 4 BBNP 4,6% 4,7% 4,5% 4,4% 3,5% 4,3% Total Rata-Rata 30,9% Sumber : Laporan Keuangan Perusahaan sampel Dari tabel di atas dapat diinterprestasikan sebagai berikut : 1) PT Bank ICB Bumi Putera Tbk. Pada tahun 2007 besarnya X 4 adalah 25,8%, pada tahun 2008 mengalami peningkatan menjadi 25,9%, pada tahun 2009 mengalami penurunan menjadi 23,2%, pada tahun 2010 mengalami penurunan menjadi 19,4%, pada tahun 2011 mengalami peningkatan menjadi 23,2%. Rata-rata untuk X 4 sebesar 23,5%, lebih kecil dari rata-rata industri sebesar 30,9%. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan modal saham untuk memenuhi kewajiban atau hutang perusahaan adalah lebih kecil dari total rata-rata. Dengan demikian kondisi keuangan perusahaan apabila ditinjau dari rasio ini adalah buruk. 2) PT Bank Mega Tbk. Pada tahun 2007 besarnya X 4 adalah 31,0%, pada tahun 2008 mengalami peningkatan menjadi 30,7%, pada tahun 2009 mengalami peningkatan menjadi 54,0%, pada tahun 2010 mengalami penurunan menjadi 41,5%, pada tahun 2011 mengalami penurunan menjadi 34,8%. Rata-rata untuk X 4 sebesar 38,4%, lebih besar rata-rata industri sebesar 30,9%. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan modal saham untuk memenuhi kewajiban atau hutang perusahaan adalah lebih besar total rata-rata. Dengan demikian kondisi keuangan perusahaan apabila ditinjau dari rasio ini adalah baik. 3) PT Bank Mayapada Internasional Tbk. Pada tahun 2007 besarnya X 4 adalah 40,0%, pada tahun 2008 mengalami penurunan menjadi 31,0%, pada tahun 2009 mengalami peningkatan menjadi 66,5%, pada tahun 2010 mengalami peningkatan menjadi 75,0%, pada tahun 2011 mengalami penetapan menjadi 75,0%. Rata-rata untuk X 4 sebesar 57,5%, lebih besar dari rata-rata industri sebesar 30,9%. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan modal saham untuk memenuhi kewajiban atau hutang perusahaan adalah lebih besar dari total rata-rata. Dengan demikian kondisi keuangan perusahaan apabila ditinjau dari rasio ini adalah baik. 4) PT Bank Nusantara Parahyangan Tbk.
9 9 Pada tahun 2007 besarnya X 4 adalah 4,6%, pada tahun 2008 mengalami peningkatan menjadi 4,7%, pada tahun 2009 mengalami penurunan menjadi 4,5%, pada tahun 2010 mengalami penurunan menjadi 4,4%, pada tahun 2011 mengalami penuruan menjadi 3,5%. Rata-rata untuk X 4 sebesar 4,3%, lebih kecil dari rata-rata industri sebesar 30,9%. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan modal saham untuk memenuhi kewajiban atau hutang perusahaan adalah lebih kecil dari total rata-rata. Dengan demikian kondisi keuangan perusahaan apabila ditinjau dari rasio ini adalah buruk. Tabel 26 Ringkasan Perhitungan Rasio Penjualan Terhadap Total aktiva (X 5) No Emiten Rata- Rata 1 BABP 73,0% 72,7% 82,2% 85,3% 87,2% 80,1% 2 MEGA 73,6% 75,8% 69,6% 81,8% 69,0% 73,9% 3 MAYA 49,6% 59,9% 44,4% 44,4% 42,9% 48,2% 4 BBNP 56,0% 57,2% 80,5% 61,1% 50,1% 61,0% Total Rata-Rata 65,8% Sumber : Laporan Keuangan Perusahaan sampel Dari tabel di atas dapat diinterprestasikan sebagai berikut : 1) PT Bank ICB Bumi Putera Tbk. Pada tahun 2007 besarnya X 5 adalah 73,0%, pada tahun 2008 mengalami penurunan menjadi 72,7%, pada tahun 2009 mengalami peningkatan menjadi 82,2%, pada tahun 2010 mengalami peningkatan menjadi 85,3%, pada tahun 2011 mengalami peningkatan menjadi 87,2%. Rata-rata untuk X 5 sebesar 80,1%, lebih besar dari rata-rata industri sebesar 65,8%. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi kemampuan perusahaan menaikkan aktiva melalui volume penjualan. Dengan demikian kondisi keuangan perusahaan apabila ditinjau dari rasio ini adalah baik. 2) PT Bank Mega Tbk. Pada tahun 2007 besarnya X 5 adalah 73,6%, pada tahun 2008 mengalami peningkatan menjadi 75,8%, pada tahun 2009 mengalami penurunan menjadi 69,9%, pada tahun 2010 mengalami peningkatan menjadi 81,8%, pada tahun 2011 mengalami penurunan menjadi 69,0%. Rata-rata untuk X 5 sebesar 73,9%, lebih besar rata-rata industri sebesar 65,8%. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi kemampuan perusahaan menaikkan aktiva melalui volume penjualan. Dengan demikian kondisi keuangan perusahaan apabila ditinjau dari rasio ini adalah baik. 3) PT Bank Mayapada Internasional Tbk. Pada tahun 2007 besarnya X 5 adalah 49,6%, pada tahun 2008 mengalami peningkatan menjadi 59,9%, pada tahun 2009 mengalami penurunan menjadi 44,4%, pada tahun 2010 mengalami penetapan menjadi 44,4%, pada tahun 2011 mengalami penurunan menjadi 42,9%. Rata-rata untuk X 5 sebesar 48,2%, lebih kecil rata-rata industri sebesar 65,8%. Hal ini menunjukkan bahwa semakin rendah kemampuan perusahaan menaikkan aktiva melalui volume penjualan. Dengan demikian kondisi keuangan perusahaan apabila ditinjau dari rasio ini adalah buruk. 4) PT Bank Nusantara Parahyangan Tbk. Pada tahun 2007 besarnya X 5 adalah 56,0%, pada tahun 2008 mengalami peningkatan menjadi 57,2%, pada tahun 2009 mengalami peningkatan menjadi 80,5%, pada tahun 2010 mengalami penurunan menjadi 61,1%, pada tahun 2011 mengalami penurunan menjadi 50,1%. Rata-rata untuk X 5 sebesar 61,0%, lebih kecil dari rata-rata industri sebesar 65,8%. Hal
10 10 ini menunjukkan bahwa semakin rendah kemampuan perusahaan menaikkan aktiva melalui volume penjualan. Dengan demikian kondisi keuangan perusahaan apabila ditinjau dari rasio ini adalah buruk. Perhitungan Nilai Altman Z-Score Hasil perhitungan untuk nilai Z-Score PT Bank ICB Bumi Putera Tbk pada periode 2007 sampai 2011 dapat terlihat pada tabel 27 sebagai berikut : Tabel 27 Perhitungan Nilai Z-Score PT Bank ICB Bumi Putera Tbk. Periode X1 X2 X3 X4 X5 Za Klasifikasi ,9% 56,7% 38,6% 25,8% 73,0% 2,91 Sehat ,4% 57,1% 29,0% 25,9% 72,7% 2,72 Potensi Rawan ,2% 46,7% 23,7% 23,2% 82,2% 2,49 Potensi Rawan ,3% 50,1% 24,7% 19,4% 85,3% 2,56 Potensi Rawan ,2% 57,0% -29,1% 23,2% 87,2% 0,97 Potensi Bangkrut Sumber : Diolah Penulis Dari Lampiran 1 Dari hasil perhitungan untuk nilai Z-Score PT Bank ICB Bumi Putera Tbk. pada periode 2007 sampai 2011, dapat digambarkan grafik yang terlihat pada gambar berikut : SEHAT NILAI Za BANGKRUT Sumber : Tabel 27 Gambar 2 Nilai Z-Score PT Bank ICB Bumi Putera Tbk. Hasil perhitungan untuk nilai Z-Score PT Bank Mega Tbk pada periode 2007 sampai 2011 dapat terlihat pada tabel 28 sebagai berikut :
11 11 Tabel 28 Perhitungan Nilai Z-Score PT Bank Mega Tbk. Periode X1 X2 X3 X4 X5 Za Klasifikasi ,7% 26,3% 41,6% 31,0% 73,6% 2,95 Sehat ,7% 22,3% 41,3% 30,7% 75,8% 2,93 Sehat ,9% 23,1% 37,9% 54,0% 69,6% 2,90 Sehat ,6% 22,3% 40,8% 41,5% 81,8% 3,01 Sehat ,8% 23,5% 34,2% 34,8% 69,0% 2,69 Potensi Rawan Sumber : Diolah Penulis Dari Lampiran 2 Dari hasil perhitungan untuk nilai Z-Score PT Bank Mega Tbk. pada periode 2007 sampai 2011, dapat digambarkan grafik yang terlihat pada gambar berikut : SEHAT NILAI Za BANGKRUT Sumber : Tabel 28 Gambar 3 Nilai Z-Score PT Bank Mega Tbk. Hasil perhitungan untuk nilai Z-Score PT Bank Mayapada Internasional Tbk pada periode 2007 sampai 2011 dapat terlihat pada tabel 29 sebagai berikut : Tabel 29 Perhitungan Nilai Z-Score PT Bank Mayapada Internasional Tbk. Periode X1 X2 X3 X4 X5 Za Klasifikasi ,5% 26,3% 57,2% 40,0% 49,6% 2,89 Potensi Rawan ,4% 74,5% 22,9% 31,0% 59,9% 2,25 Potensi Rawan ,4% 60,6% 41,4% 66,5% 44,4% 2,75 Potensi Rawan ,6% 55,9% 40,6% 75,0% 44,4% 2,74 Potensi Rawan ,6% 39,0% 32,7% 75,0% 42,9% 2,36 Potensi Rawan Sumber : Diolah Penulis Dari Lampiran 3 Dari hasil perhitungan untuk nilai Z-Score PT Bank Mayapada Internasional Tbk. pada periode 2007 sampai 2011, dapat digambarkan grafik yang terlihat pada gambar berikut :
12 SEHAT NILAI Za BANGKRUT Sumber : Tabel 29 Gambar 4 Nilai Z-Score PT Bank Mayapada Internasional Tbk. Hasil perhitungan untuk nilai Z-Score PT Bank Nusantara Parahyangan Tbk pada periode 2007 sampai 2011 dapat terlihat pada tabel 30 sebagai berikut : Tabel 30 Perhitungan Nilai Z-Score PT Bank Nusantara Parahyangan Tbk. Periode X1 X2 X3 X4 X5 Za Klasifikasi ,7% 25,1% 9,2% 4,6% 56,0% 1,12 Potensi Bangkrut ,6% 31,8% 11,9% 4,7% 57,2% 1,28 Potensi Rawan ,4% 30,9% 11,3% 4,5% 80,5% 1,49 Potensi Rawan ,6% 34,4% 8,9% 4,4% 61,1% 1,25 Potensi Rawan ,0% 38,1% 7,5% 3,5% 50,1% 1,12 Potensi Bangkut Sumber : Diolah Penulis Dari Lampiran 4 Dari hasil perhitungan untuk nilai Z-Score PT Bank Nusantara Parahyangan Tbk. pada periode 2007 sampai 2011, dapat digambarkan grafik yang terlihat pada gambar berikut : SEHAT NILAI Za BANGKRUT Sumber : Tabel 30 Gambar 5 Nilai Z-Score PT Bank Nusantara Parahyangan Tbk.
13 Kesimpulan Perhitungan Z-Score Dari hasil perhitungan nilai Z-Score pada perusahaan perbankan periode 2007 sampai 2011 dapat terlihat kesimpulan perhitungan nilai Z-Score pada tabel 31 sebagai berikut : Tabel 31 Kesimpulan Perhitungan Nilai Z-Score No Emiten Nilai Z- Score Rata- Rata Kesimpulan 1 BABP 2,91 2,72 2,49 2,56 0,97 2,33 Potensi Rawan 2 MEGA 2,95 2,93 2,9 3,01 2,69 2,90 Sehat 3 MAYA 2,89 2,25 2,75 2,74 2,36 2,60 Potensi Rawan 4 BBNP 1,12 1,28 1,49 1,25 1,12 1,25 Potensi Bangkrut Total Rata-Rata 2,27 Sumber : Diolah Penulis Dari tabel di atas dapat diinterpretasikan sebagai berikut : a. PT Bank ICB Bumi Putera Tbk. Nilai Z-Score PT Bank ICB Bumi Putera Tbk pada tahun 2007 sampai tahun 2011 terus mengalami penurunan hal ini berarti modak kerja dari perusahaan ini mengalami penurunan lebih besar dari total aktivanya. Akan tetapi secara umum PT Bank ICB Bumi Putera Tbk dapat dikatakan sehat, hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata sebesar 2,33, masih dikatakan rawan, hal ini berarti modal kerja yang digunakan oleh perusahaan ini cukup bagus sehingga total aktivanya pun menjadi cukup bagus. Sedangkan apabila dibandingkan dengan empat perusahaan pembanding nilai Z-Score perusahaan ini juga masih diatas rata-ratanya atau lebih dari 2,27, hal ini berarti dilihat dari perhitungan dengan metode Z-Score perusahaan ini masih dikatakan rawan. b. PT Bank Mega Tbk. Nilai Z-Score PT Bank Mega Tbk pada tahun 2007 samapi tahun 2009 terus mengalami penurunan hal ini berarti modak kerja dari perusahaan ini mengalami penurunan dari total aktivanya, sedangkan pada tahun 2010 mengalami kenaikan hal ini berarti modal kerja perusahaan naik dan pada tahun 2011 mengalami penurunan hal ini berarti modal kerja perusahaan turun. Akan tetapi secara umum PT Bank Mega Tbk dapat dikatakan sehat, hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata sebesar 2,90, masih dikatakan sehat, hal ini berarti modal kerja yang digunakan oleh perusahaan ini sangat efektif sehingga total aktivanya pun menjadi efektif. Sedangkan apabila dibandingkan dengan empat perusahaan pembanding nilai Z-Score perusahaan ini juga masih diatas rata-ratanya atau lebih dari 2,27, hal ini berarti dilihat dari perhitungan dengan metode Z-Score perusahaan ini masih dikatakan sehat. c. PT Bank Mayapada Internasional Tbk. Nilai Z-Score PT Bank Mayapada Internasional Tbk pada tahun 2007 sampai tahun 2008 mengalami penurunan hal ini berarti modak kerja dari perusahaan ini mengalami penurunan dari total aktivanya, dan pada tahun 2009 mengalami kenaikan hal ini berarti modal kerja perusahaan naik, sedangakan pada tahun 2010 sampai tahun 2011 mengalami penurunan hal ini berarti modal kerja perusahaan turun. Akan tetapi secara umum PT Bank Mayapada Internasional Tbk dapat dikatakan rawan, hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata sebesar 2,60, masih dikatakan rawan, hal ini 13
14 berarti modal kerja yang digunakan oleh perusahaan ini cukup bagus sehingga total aktivanya pun menjadi cukup bagus. Sedangkan apabila dibandingkan dengan empat perusahaan pembanding nilai Z-Score perusahaan ini juga juga masih diatas rata-ratanya atau lebih dari 2,27, hal ini berarti dilihat dari perhitungan dengan metode Z-Score perusahaan ini masih dikatakan rawan. d. PT Bank Nusantara Parahyangan Tbk. Nilai Z-Score PT Bank Nusantara Parahyangan Tbk pada tahun 2007 sampai tahun 2009 mengalami kenaikan hal ini berarti moda kerja dari perusahaan ini mengalami kenaikan dari total aktivanya, sedangkan pada tahun 2010 sampai tahun 2011 mengalami penurunan hal ini berarti modal kerja perusahaan turun. Akan tetapi secara umum PT Bank Nusantara Parahyangan Tbk dapat dikatakan bankrut, hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata sebesar 1,25, masih dikatakan bangkrut, hal ini berarti modal kerja yang digunakan oleh perusahaan ini tidak efektif sehingga total aktivanya pun menjadi tidak efektif. Sedangkan apabila dibandingkan dengan empat perusahaan pembanding nilai Z-Score perusahaan ini juga masih dibawah rat-ratanya atau kurang dari 2,27, hal ini berarti dilihat dari perhitungan dengan metode Z-Score perusahaan ini masih dikatakan bangkrut. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan 1. Penelitian ini menggunakan 4 perusahaan perbankan, yaitu : PT Bank ICB Bumi Putera Tbk, PT Bank Mega Tbk, PT Bank Mayapada Internasional Tbk, PT Bank Nusantara Parahyangan Tbk. 2. Tujuan dari dilasanakannya penilitian ini adalah untuk mengetahui prediksi kebangkrutan pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI dengan metode Z- Score % atau 1 dari 4 sampel perusahaan perbankan masuk dalam ketegori bangkrut, yaitu : PT Bank Nusantara Parahyangan Tbk. Hal ini disebabkan karena semakin tinggi kewajiban-kewajiban yang harus ditanggung perusahaan, tidak maksimalnya penjualan, kurangnya pemanfaatan aktiva perusahaan untuk dapat menghasilkan laba dari setiap penjualannya % atau 2 dari 4 sampel perusahaan perbankan masuk dalam kategori rawan, yaitu : PT Bank ICB Bumi Putera Tbk dan PT Bank Mayapada Internasional Tbk. Perusahaan ini mampu bertahan karena mampu meningkatkan kinerja keuangan mereka, sebagaimana dapat terlihat dari adanya peningkatan saldo laba, EBIT maupun volume penjualan. 5. Dan 25% atau 1 dari 4 sampel perusahaan perbankan masuk dalam kategori sehat, yaitu : PT Bank Mega Tbk. Perusahaan ini mampu mengembangkan atau meningkatkan kinerja keuangan, sebagaimana dapat terlihat dari adanya peningkatan saldo, nilai pasar modal saham, EBIT maupun volume penjualannya. Saran 1. Bagi perusahaan yang diklasifikasikan dalam kondisi bangkrut, sebaiknya segera melakukan perbaikan pada manajemen, perbaikan keuangan perusahaan dan perbaikan dengan pihak ekstern. 2. Bagi perusahaan yang diklasifikasikan dalam kondisi rawan bangkrut, sebaiknya harus lebih waspada dalam melakukan pengambilan kebijakan perusahaan dan berusaha meningkatkan kinerja perusahaan serta memanfaatkan aset yang dimiliki dengan baik untuk meraih keuntungan yang besar. 14
15 3. Bagi perusahaan yang diklasifikasikan dalam kondisi sehat, sebaiknya meningkatkan pengambilan kebijakan perusahaan dan meningkatkan kembali kinerja perusahaan serta berusaha memanfatkan aset yang dimiliki dengan baik untuk meraih keuntungan yang maksimal. 15 DAFTAR PUSTAKA Bungin, B Metodologi Penelitian Kuantitatif. Edisi 1. Kencana. Jakarta. Cooper, R. D. and C. E. William Metode Penelitian Bisnis. Edisi Lima Jilid Satu. Erlangga. Jakarta. Djarwanto Pokok-Pokok Analisa Laporan Keuangan. Edisi 2. BPFE. Yogyakarta. Firdaus, R. Analisis Z-Score Untuk Memprediksi Potensi Kebangkrutan Pada Industi Perbankan Yang Terdaftar Di BEI Skripsi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA). Surabaya. Kamal, I. M. Analisis Prediksi Kebangkrutan Pada Perusahaan Perbankan Go Public Di Bursa Efek Indonesia Skripsi Universitas Hasanudin. Makassar. Mamduh, M. H. dan A. Halim Analisis Laporan Keuangan. Edisi Pertama. UPP-AMP YKPN. Yogyakarta. Munawir, S Analisa Laporan Keuangan. Edisi Keempat. Liberty. Yogyakarta. Sugiyono Metode Penelitian Bisnis. Cetakan Pertama. Alfabeta. Bandung.
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. mengetahui tingkat keuntungan dan tingkat risiko perusahaan.
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Menurut Hanafi dan Halim (1996 : 49) laporan keuangan perusahaan merupakan salah
Lebih terperinciANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN METODE ALTMAN Z-SCORE PADA PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR, TBK. Nama NPM Jurusan Pembimbing
ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN METODE ALTMAN Z-SCORE PADA PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR, TBK. Nama NPM Jurusan Pembimbing : Tri Utami Saputri : 2A214851 : S1 - Akuntansi : Dr. Renny, SE., MM LATAR
Lebih terperinciANALISIS PENGGUNAAN Z- SCORE UNTUK MEMPREDIKSI POTENSI KEBANGKRUTAN PADA PT PYRIDAM FARMA, TBK PERIODE
ANALISIS PENGGUNAAN Z- SCORE UNTUK MEMPREDIKSI POTENSI KEBANGKRUTAN PADA PT PYRIDAM FARMA, TBK PERIODE 2010-2014 YENIASARI RIZKIA BUDI 27212802 PEMBIMBING BU ISTICHANAH, SE., MMSI PENDAHULUAN LATAR BELAKANG
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Kondisi Rasio-Rasio Keuangan Bank di Indonesia Dengan Menggunakan Metode Altman Z-score. Analisis kesulitan keuangan yang dapat menyebabkan kebangkrutan
Lebih terperinciANALISIS POTENSI KEBANGKRUTAN SEBAGAI PARAMETER KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PT SMARTFREN TELECOM, TBK NAMA : RIZKY AMANDA PUTRI NPM :
ANALISIS POTENSI KEBANGKRUTAN SEBAGAI PARAMETER KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PT SMARTFREN TELECOM, TBK NAMA : RIZKY AMANDA PUTRI NPM : 26210162 PENDAHULUAN Latar Belakang Dalam perkembangan ekonomi
Lebih terperinciANALISIS POTENSI KEBANGKRUTAN PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA TBK DENGAN MENGGUNAKAN METODE ALTMAN Z- SCORE
ANALISIS POTENSI KEBANGKRUTAN PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA TBK DENGAN MENGGUNAKAN METODE ALTMAN Z- SCORE NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana
Lebih terperinciNama : Putri Wulan Sari Kosnadi NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing: Rini Dwiastutiningsih.,SE.,MMSI
ANALISIS POTENSI KEBANGKRUTAN DENGAN METODE ALTMAN Z-SCORE PADA PT ADHI KARYA (PERSERO),TBK PERIODE 2007-2011 Nama : Putri Wulan Sari Kosnadi NPM :23209191 Jurusan : Akuntansi Pembimbing: Rini Dwiastutiningsih.,SE.,MMSI
Lebih terperinciANALISIS RESIKO KEUANGAN PADA PT. BANK CENTRAL ASIA TBK DENGAN MENGGUNAKANMETODE ALTMAN Z-SCORE
ANALISIS RESIKO KEUANGAN PADA PT. BANK CENTRAL ASIA TBK DENGAN MENGGUNAKANMETODE ALTMAN Z-SCORE ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang sangat panjang bahkan hingga ribuan tahun. Pada periode waktu yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbankan berkembang seiring dengan pertumbuhan dunia usaha terutama sektor perdagangan. Dunia usaha dan perdagangan itu sendiri telah memiliki usia yang sangat panjang
Lebih terperinciANALISIS KEBANGKRUTAN PADA PT. KIMIA FARMA Tbk DENGAN METODE ALTMAN UNTUK PERIODE TAHUN : DINO FAJAR C.R.
ANALISIS KEBANGKRUTAN PADA PT. KIMIA FARMA Tbk DENGAN METODE ALTMAN UNTUK PERIODE TAHUN 2008-2012 NAMA : DINO FAJAR C.R. KELAS : 3EB03 NPM : 22210086 FAKULTAS : EKONOMI JURUSAN : AKUNTANSI Latar Belakang
Lebih terperinciANALISIS POTENSI KEBANGKRUTAN PADA PT KEDAUNG INDAH CAN TBK DENGAN MENGGUNAKAN METODE ALTMAN Z-SCORE KARINA MULIAWATI S 3EB
ANALISIS POTENSI KEBANGKRUTAN PADA PT KEDAUNG INDAH CAN TBK DENGAN MENGGUNAKAN METODE ALTMAN Z-SCORE KARINA MULIAWATI S 3EB21 23210838 LATAR BELAKANG MASALAH Dewasa ini perkembangan ekonomi mengalami perubahan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Munculnya globalisasi perekonomian yang merupakan suatu proses kegiatan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Munculnya globalisasi perekonomian yang merupakan suatu proses kegiatan ekonomi dimana dihapuskan batasan antar Negara, menyebabkan persaingan antar perusahaan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pada umumnya perusahaan yang go public memanfaatkan keberadaan pasar
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada umumnya perusahaan yang go public memanfaatkan keberadaan pasar modal sebagai sarana untuk mendapatkan sumber dana atau alternatif pembiayaan. Adanya pasar modal
Lebih terperinciANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN USAHA PADA KSP.MADANI NTB
ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN USAHA PADA KSP.MADANI NTB I Nengah Arsana, Baehaki Syakbani Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi AMM Mataram Email: arsana.inengah@yahoo.co.id Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk
Lebih terperinciBAB III KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN
BAB III KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Laporan Keuangan Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat di gunakan sabgai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN
40 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Hasil 1. Hasil Perhitungan Variabel Independen Model Altman (z-score) Berdasarkan penjelasan pada bab sebelumnya telah dijelaskan bahwa rumus (formula)
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. diolah, dianalisis, dan diproses berdasarkan teori yang relevan sehingga diperoleh
32 III. METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif. Metode ini mengkhususkan pada studi kasus. Data yang diperoleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan tujuan utama untuk memaksimalkan kekayaan pemegang saham (Weston, 1993).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan merupakan suatu badan yang didirikan oleh perorangan atau lembaga dengan tujuan utama untuk memaksimalkan kekayaan pemegang saham (Weston, 1993). Perusahaan
Lebih terperinciPERANAN ANALISIS Z-SCORE UNTUK MEMPREDIKSI KEBANGKRUTAN PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BEI
PERANAN ANALISIS Z-SCORE UNTUK MEMPREDIKSI KEBANGKRUTAN PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BEI Oleh: ANGGRAINI APRILIA B NPM : 09.1.02.04066 Program Studi : Manajemen SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI
Lebih terperinciANALISIS POTENSI KEBANGKRUTAN PADA PT INDOSAT TBK PERIODE DENGAN METODE ALTMAN Z-SCORE
ANALISIS POTENSI KEBANGKRUTAN PADA PT INDOSAT TBK PERIODE 2008-2012 DENGAN METODE ALTMAN Z-SCORE NAMA : Heri Kurniawan NPM : 23210252 JURUSAN : Akuntansi PEMBIMBING : Erna Kustyarini, SE., MMSI PENDAHULUAN
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu penelitian ini direncanakan selama enam bulan yang dimulai dari September 2013 sampai dengan Februari 2014 dimana penelitian ini dilakukan
Lebih terperinciANALISIS Z-SCORE UNTUK MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN PULP AND PAPER
1 ANALISIS Z-SCORE UNTUK MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN PULP AND PAPER Maria Ulfah Febriani mariaulfah.f@yahoo.com Lailatul Amanah Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya
Lebih terperinciBAB-I. mengalir ke dalam perbankan, juga melimpahnya jenis tabungan yang di. fungsi kebijakan moneter. Bank sebagai institusi yang bertujuan untuk
BAB-I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bank sebagai sebuah institusi yang begitu penting dalam mendongkrak perekonomian kita saat ini, merupakan organisasi yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Krisis multidimensi yang terjadi di Asia pada tahun 1997, dimana nilai
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Krisis multidimensi yang terjadi di Asia pada tahun 1997, dimana nilai mata uang negara-negara dikawasan Asia turun sangat drastis terhadap dollar Amerika Serikat.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam memasuki pasar bebas perdagangan dunia, aktivitas perekonomian
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam memasuki pasar bebas perdagangan dunia, aktivitas perekonomian di Indonesia sedang gencar dilaksanakan. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi persaingan
Lebih terperinciFAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS GUNADARMA JAKARTA
ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL ALTMAN Z-SCORE PADA PERUSAHAAN TEKSTIL DAN GARMEN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2011-2015 Nama : Nurulinar Handayani NPM : 25212555
Lebih terperinciANALISIS POTENSI KEBANGKRUTAN BANK YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2012 DENGAN MENGGUNAKAN MODEL ALTMAN Z-SCORE
ANALISIS POTENSI KEBANGKRUTAN BANK YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2012 DENGAN MENGGUNAKAN MODEL ALTMAN Z-SCORE Agustya Lisdayanti 1 Siti Iqlima Zeinia 2 Wanda Anindita 3 1,2,3 Jurusan Akuntansi, Fakultas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman, keberhasilan didalam bidang
BabI Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring dengan perkembangan zaman, keberhasilan didalam bidang perekonomian merupakan salah satu kunci utama untuk mencapai kesuksesan dan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
27 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penulis melakukan penelitian terhadap beberapa bank yang datanya diperoleh dari Indonesia Stock Exchange ( Bursa Efek Indonesia ), dan obyek
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebangkrutan itu sendiri. Menurut Marcelinda et al. (2014), perusahaan bisa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perusahaan merupakan organisasi yang mencari keuntungan sebagai tujuan utamanya walaupun tidak menutup kemungkinan mengharapkan kemakmuran sebagai tujuan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. penelitian di situs resmi BI (www.bi.go.id) dan situs resmi masing-masing
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Unit Usaha Syariah (UUS), tetapi peneliti tidak secara langsung kekantor objek penelitian melainkan peneliti mengambil data penelitian
Lebih terperinciPENERAPAN METODE MULTIVARIATE DISCRIMINANT ANALISIS UNTUK MENILAI TINGKAT KEBANGKRUTAN PERUSAHAAN
PENERAPAN METODE MULTIVARIATE DISCRIMINANT ANALISIS UNTUK MENILAI TINGKAT KEBANGKRUTAN PERUSAHAAN (Studi empiris pada perusahaan Food and Beverage yang Listed di Bursa Efek Indonesia tahun 2008-2012 )
Lebih terperinciANALISIS RASIO KEUANGAN SEBAGAI ALAT PREDIKSI KEMUNGKINAN KEBANGKRUTAN PADA PERUSAHAAN TEKSTIL YANG TERDAFTAR PADA BURSA EFEK INDONESIA (BEI) SKRIPSI
ANALISIS RASIO KEUANGAN SEBAGAI ALAT PREDIKSI KEMUNGKINAN KEBANGKRUTAN PADA PERUSAHAAN TEKSTIL YANG TERDAFTAR PADA BURSA EFEK INDONESIA (BEI) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna Memperoleh
Lebih terperinciANALISIS KEBANGKRUTAN BANK MELALUI METODE Z-SCORE
1 ANALISIS KEBANGKRUTAN BANK MELALUI METODE Z-SCORE (STUDI KASUS PADA PERUSAHAAN PERBANKAN DI BEI) Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan jenjang pendidikan Strata satu (S1)
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Penyebab, dan Manfaat Informasi Kebangkrutan 2.1.1 Pengertian Kebangkrutan Dalam kenyataannya, tidak semua perusahaan mampu bertahan hidup dalam jangka panjang.
Lebih terperinciANALISIS KEBANGKRUTAN METODE ALTMAN Z-SCORE PADA PERUSAHAAN ROKOK GO PUBLIC
1 ANALISIS KEBANGKRUTAN METODE ALTMAN Z-SCORE PADA PERUSAHAAN ROKOK GO PUBLIC Anggi Yulia justme_angie07@yahoo.com Triyonowati Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya ABSTRACT This research
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Pojok BEI Universitas Islam Negeri Maulana
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Pojok BEI Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, karena disana terdapat data yang dibutuhkan dalam menyelesaikan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI Pengertian Rasio dan Analisis Rasio Keuangan
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Rasio Keuangan 2.1.1 Pengertian Rasio dan Analisis Rasio Keuangan Rasio adalah satu angka yang dinyatakan dalam hubugannya dengan yang lain (Harvarindo 2010:12). Dimana angka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manajemen Keuangan merupakan salah satu bidang yang paling penting dalam sebuah perusahaan berskala besar ataupun kecil baik profit maupun non profit, akan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang berbeda dalam menjaga dan memaksimalkan profitabilitas
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap perusahaan memiliki strategi-strategi manajemen keuangan yang berbeda dalam menjaga dan memaksimalkan profitabilitas perusahaan.keuntungan atau laba maksimal
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan mulai bulan Maret sampai Desember 2016. Waktu penelitian yang diambil oleh peneliti selama periode 2010 hingga tahun
Lebih terperinciANALISIS Z-SCORE ALTMAN DALAM MEMPREDIKSI KEBANGKRUTAN PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
80 ANALISIS Z-SCORE ALTMAN DALAM MEMPREDIKSI KEBANGKRUTAN PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Masruroh, Anna Kurniana Qohar, Juliani Pudjowati Prodi Manajemen Fakultass Ekonomi
Lebih terperinciPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS BERDASARKAN ANALISIS Z-SCORE PADA PERUSAHAAN TEKSTIL DAN GARMENT
PREDIKSI FINANCIAL DISTRESS BERDASARKAN ANALISIS Z-SCORE PADA PERUSAHAAN TEKSTIL DAN GARMENT Yuli Kurnia Firdausia julie.virda@gmail.com Erlyana Andikasari erly.yana@gmail.com Fakultas Ekonomi, Prodi Akuntansi,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penulis akan melakukan penelitian terhadap PT. Mobile-8 Telecom Tbk
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Penulis akan melakukan penelitian terhadap PT. Mobile-8 Telecom Tbk sebuah perusahaan Telekomunikasi sebagai obyek penelitian dengan menggunakan rasio-rasio
Lebih terperinciANALISIS Z-SCORE UNTUK MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN TEKSTIL DAN GARMENT
ANALISIS Z-SCORE UNTUK MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN TEKSTIL DAN GARMENT Fakultas Ekonomi Universitas PGRI Adi Buana julie.virda@gmail.com ABSTRACT The purpose of this research is to find
Lebih terperinciBAB IV. ANALISA dan PEMBAHASAN. 4.1 Kinerja dan Posisi Keuangan PT. BAKRIE TELECOM Tbk beserta
BAB IV ANALISA dan PEMBAHASAN 4.1 Kinerja dan Posisi Keuangan PT. BAKRIE TELECOM Tbk beserta Anak Perusahaan Periode 2007-2011 berdasarkan Analisa Rasio Keuangan Perhitungan rasio-rasio keuangan PT. BAKRIE
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Nazir (2003:84) mengemukakan bahwa Desain dari penelitian adalah
50 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Nazir (2003:84) mengemukakan bahwa Desain dari penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian. Desain penelitian
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka penulis menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Nilai rasio working capital terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. atau sekelompok orang atau badan lain yang kegiatannya adalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan merupakan suatu organisasi yang didirikan oleh seseorang atau sekelompok orang atau badan lain yang kegiatannya adalah menghasilkan barang atau jasa
Lebih terperinciMETODE ALTAMAN Z-SCORE UNTUK MEMPREDIKSI KEBANGKRUTAN INDUSTRI TOBACCO YANG TERDAFTAR DI BEI
1 METODE ALTAMAN Z-SCORE UNTUK MEMPREDIKSI KEBANGKRUTAN INDUSTRI TOBACCO YANG TERDAFTAR DI BEI Novita Putri Wardhani Novitaputriwardhani11@gmail.com Khuzaini Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA)
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pengambilan semple pada tanggal 29 Maret sampai bulan Desember 2016 pada Bursa Efek Indonesia yang menyediakan data laporan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keuangan perusahaan. Dimana faktor terpenting untuk melihat perkembangan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada hakekatnya tujuan didirikannya perusahaan adalah untuk mengoptimalkan keuntungan atau laba. Dimana tujuan ini dapat dicapai jika perusahaan melakukan
Lebih terperincideskriptif, yaitu penelitian dengan menggunakan data-data yang diperoleh langsung pada laporan keuangan di ICMD Bursa Efek Jakarta, kemudian
BAB HI METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Data Penelitian 3.1.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah dengan menggunakan metode deskriptif, yaitu penelitian dengan menggunakan data-data yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Krisis global telah menyebabkan kegiatan dunia usaha di Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Krisis global telah menyebabkan kegiatan dunia usaha di Indonesia sepanjang triwulan keempat 2008 mengalami penurunan sebesar 1,56 persen. Setidaknya empat sektor ekonomi
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. kuantitatif. Menurut Emzir (2009:28) pendekatan kuantitatif adalah suatu
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif. Menurut Emzir (2009:28) pendekatan kuantitatif adalah suatu pendekatan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Bursa Efek Indonesia. Data yang diperlukan berupa laporan keuangan perusahaan Tekstil 2008-2012. Namun sebagian
Lebih terperinciANALISIS KINERJA KEUANGAN BERDASARKAN RASIO KEUANGAN PADA PT. INDOSAT, Tbk YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE
ANALISIS KINERJA KEUANGAN BERDASARKAN RASIO KEUANGAN PADA PT. INDOSAT, Tbk YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2009-2013 Sutoro, Arna Suryani, Evi Adriani Abstract This research aims to identify
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sebagai industri yang berkembang pesat dan memiliki kegiatan usaha yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai industri yang berkembang pesat dan memiliki kegiatan usaha yang semakin beragam, perbankan dihadapkan dengan risiko yang semakin kompleks terutama karena kegiatan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
30 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Berdasarkan judul yang dipilih, penulis mengadakan penelitian pada Perusahaan Pertambangan yang ada di Indonesia. Penelitian dilakukan dengan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN
48 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Perhitungan Komponen Z-Score Uraian pada bab sebelumnya telah dijelaskan bahwa model Altman (Z-Score) yang telah dikemukakan oleh Altman untuk negara-negara
Lebih terperinciANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN FARMASI DI BEI
ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN FARMASI DI BEI Lilis Tri Jayanti lilistrijayanti@gmail.com Budhi Satrio hasta.budhisatrio@gmail.com Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia
Lebih terperinciSKRIPSI PENILAIAN TINGKAT KEBANGKRUTAN PERUSAHAAN DENGAN METODE ALTMAN Z-SCORE PADA PERUSAHAAN KONTRUKSI
SKRIPSI PENILAIAN TINGKAT KEBANGKRUTAN PERUSAHAAN DENGAN METODE ALTMAN Z-SCORE PADA PERUSAHAAN KONTRUKSI BANGUNAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2007-2009 OLEH: PUTRI NANDA SIREGAR 090522025
Lebih terperinciAnalisis Penggunaan Metode Altman Z-score untuk Mengetahui Potensi Kebangkrutan pada PT Mayora Indah,Tbk Periode
Analisis Penggunaan Metode Altman Z-score untuk Mengetahui Potensi Kebangkrutan pada PT Mayora Indah,Tbk Periode 2010-2014 Dewi Khamala Rizkiani 21212951 Pembimbing : Haryono, SE.,MM. Latar Belakang Masalah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sehingga jumlah tenaga kerja yang menganggur meningkat.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Krisis moneter yang melanda Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 telah berubah menjadi krisis ekonomi, yakni terpuruknya kegiatan ekonomi karena banyak perusahaan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu yang diambil dalam penelitian tersebut yaitu pada tanggal 29 Maret sampai bulan Desember 2016. Tempat penelitian yang dipilih ialah Bursa
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. kewajiban lancar. Rasio ini menunjukkan sampai sejauh mana tagihan-tagihan jangka
BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Liquidity Ratios IV.1.1 Current Ratio Rasio lancar (current ratio), dihitung dengan membagi aktiva lancar dengan kewajiban lancar. Rasio ini menunjukkan sampai sejauh mana tagihan-tagihan
Lebih terperinciZ-SCORE ANALYSIS IN MEASURING THE FINANCIAL PERFORMANCE TO PREDICT BANKRUPTCY ON SEVEN MANUFACTURING COMPANIES IN JAKARTA STOCK EXCHANGE
Z-SCORE ANALYSIS IN MEASURING THE FINANCIAL PERFORMANCE TO PREDICT BANKRUPTCY ON SEVEN MANUFACTURING COMPANIES IN JAKARTA STOCK EXCHANGE Sinta Kartikawati, Iman Murtono Soenhadji, Ph.D. Undergraduate Program,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keuntungan (Laba) yang optimal serta pengendalian yang seksama yang berkaitan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan dibentuk untuk mencapai tujuan, baik tujuan perusahaan dalam jangka pendek maupun tujuan dalam jangka panjang. Dimana pada dasarnya tujuan utama perusahaan
Lebih terperinciANALISIS Z-SCORE PADA RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KONDISI KEUANGAN PADA INDUSTRI PERTAMBANGAN
ANALISIS Z-SCORE PADA RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KONDISI KEUANGAN PADA INDUSTRI PERTAMBANGAN Siti Jamilah mila_jameela@yahoo.com Djawoto Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya ABSTRACT
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Hutang Hutang sering disebut juga sebagai kewajiban, dalam pengertian sederhana dapat diartikan sebagai kewajiban keuangan yang harus dibayar oleh perusahaan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. model ALTMAN (z-score) dalam mengukur kinerja keuangan dan memprediksikan
Bab V Simpulan Dan Saran BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil perhitungan analisis rasio keuangan dan penerapan model ALTMAN (z-score) dalam mengukur kinerja keuangan dan memprediksikan
Lebih terperinciANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN BERDASARKAN METODE Z-SCORE (Studi Kasus pada Perusahaan Semen yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode )
ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN BERDASARKAN METODE Z-SCORE (Studi Kasus pada Perusahaan Semen yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2015) Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. kesulitan keuangan untuk memenuhi kewajiban-kewajibannya artinya perusahaan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Financial Distress (Kesulitan Keuangan) Financial distress adalah suatu kondisi dimana perusahaan mengalami kesulitan keuangan untuk memenuhi kewajiban-kewajibannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penting dalam bidang keuangan karena kesalahan dan kekeliruan dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Salah satu masalah kebijaksanaan keuangan yang dihadapi perusahaan adalah masalah efektivitas modal kerja. Manajemen modal kerja yang baik sangat penting dalam
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN. penelitian yang ingin dicapai sehingga penulis dapat memperoleh hasil
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan identifikasi masalah yang telah ditentukan dan tujuan penelitian yang ingin dicapai sehingga penulis dapat memperoleh hasil penelitian mengenai analisis
Lebih terperinciALTMAN Z-SCORE SEBAGAI SALAH SATU METODE DALAM MENGANALISIS ESTIMASI KEBANGKRUTAN PERUSAHAAN
ALTMAN Z-SCORE SEBAGAI SALAH SATU METODE DALAM MENGANALISIS ESTIMASI KEBANGKRUTAN PERUSAHAAN (Studi Pada Perusahaan Plastik dan Kemasan yang Terdaftar (Listing) di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2010
Lebih terperinciANALISIS RESIKO KEUANGAN PADA PT. BANK MANDIRI Tbk DENGAN MENGGUNAKAN METODE ALTMAN Z-SCORE
ANALISIS RESIKO KEUANGAN PADA PT. BANK MANDIRI Tbk DENGAN MENGGUNAKAN METODE ALTMAN Z-SCORE ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Lebih terperincidengan pada saat ekonomi dalam keadaan normal. Hal ini diakibatkan oleh rupiah terhadap mata uang asing dan kenaikan suku bunga kredit.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kebangkrutan merupakan salah satu fenomena yang dapat dilihat dalam semua bidang usaha, baik dimasa krisis maupun dimasa normal. Dimasa krisis potensi terjadinya
Lebih terperinciANALISIS FINANCIAL DISTRESS MENGGUNAKAN MODEL ALTMAN Z-SCORE PADA PERUSAHAAN ASURANSI YANG LISTING DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN
ANALISIS FINANCIAL DISTRESS MENGGUNAKAN MODEL ALTMAN Z-SCORE PADA PERUSAHAAN ASURANSI YANG LISTING DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2011 2014 Icha Cahyaningtyas 1) Untung Sriwidodo 2) Setyaningsih Sri Utami
Lebih terperinciJURNAL ONLINE INSAN AKUNTAN, Vol.2, No.1, Juni 2017, E-ISSN:
JURNAL ONLINE INSAN AKUNTAN, Vol.2, No.1, Juni 2017, 49 60 E-ISSN: 2528-0163 49 Perbandingan Model Altman Z-Score, Zmijewski, Springate, dan Grover Dalam Memprediksi Kebangkrutan Perusahaan Perbankan (Studi
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Tempat / lokasi pada penelitian ini adalah Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2009 2012. Alasan mengapa penelitian dilakukan ditempat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan menjadi semakin ketat, baik perusahaan konvensional maupun
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin terglobalisasi perekonomian menyebabkan persainganantar perusahaan menjadi semakin ketat, baik perusahaan konvensional maupun perusahaan syariah. Persaingan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. aktivitas perekonomian menjadi meningkat karena pasar modal menjalankan dua
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal adalah salah satu alternatif yang dapat dimanfaatkan perusahaan untuk memenuhi kebutuhan dananya, dengan adanya pasar modal diharapkan aktivitas perekonomian
Lebih terperinciANALISIS Z-SCORE UNTUK MENGUKUR TINGKAT KEBANGKRUTAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN KANDANGAN
ANALISIS Z-SCORE UNTUK MENGUKUR TINGKAT KEBANGKRUTAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN KANDANGAN Netty Heryati STIE Nasional Banjarmasin Nettyheryati05@gmail.com Abstract, The aim
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pada umumnya perusahaan berdiri untuk memperoleh laba, meningkatkan penjualan, memaksimalkan nilai saham, dan meningkatkan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada umumnya perusahaan berdiri untuk memperoleh laba, meningkatkan penjualan, memaksimalkan nilai saham, dan meningkatkan kesejahteraan pemegang saham. Perkembangan
Lebih terperinciANALISA POTENSI KEBANGKRUTAN PT HERO SUPERMARKET Tbk DENGAN MENGGUNAKAN METODE ALTMAN PERIODE
ANALISA POTENSI KEBANGKRUTAN PT HERO SUPERMARKET Tbk DENGAN MENGGUNAKAN METODE ALTMAN PERIODE 2007-2012 Nama : Nur Fadhillah NPM : 25210123 Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Bertilia Lina Kusrina, SE.,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini populasi yang akan diteliti adalah perusahaan-perusahaan
BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi merupakan keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2002: 108). Dalam penelitian ini populasi yang akan diteliti adalah - property dan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Financial Distress. Financial distress merupakan tahap penurunan kondisi keuangan perusahaan. Financial distress terjadi sebelum terjadinya kebangkrutan atau
Lebih terperinciKata kunci : Net Profit Margin, Return on assets, Return on equity, Kinerja keuangan
Analisis Net Profit Margin, Return On Asset dan Return On Equity dalam Mengevaluasi Kinerja Keuangan pada PT. Indospring Tbk Periode 2007-2011 Enny Istanti Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORITIS. a. Pengertian Laporan Keuangan. mempunyai arti yang sangat penting terutama bagi pihak-pihak yang
BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Tinjauan Teoritis 1. Laporan Keuangan a. Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan berisi tentang posisi perusahaan pada suatu waktu tertentu maupun operasinya selama beberapa
Lebih terperinciANALISIS FINANCIAL DISTRESS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL ALTMAN Z-SCORE PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI ARTIKEL SKRIPSI
ANALISIS FINANCIAL DISTRESS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL ALTMAN Z-SCORE PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI ARTIKEL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebangkrutan tersebut yaitu terjadinya pemutusan hubungan kerja (PHK) yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebangkrutan yang dialami oleh perusahaan tidak hanya merugikan pihak internal perusahaan itu sendiri saja, namun banyak pihak yang akan juga dirugikan terutama
Lebih terperinciANALISIS KOMPARATIF RESIKO KEUANGAN ANTARA PT.BANK NEGARA INDONESIA Tbk DAN PT. BANK NEGARA INDONESIA SYARIAH Tbk PERIODE
ANALISIS KOMPARATIF RESIKO KEUANGAN ANTARA PT.BANK NEGARA INDONESIA Tbk DAN PT. BANK NEGARA INDONESIA SYARIAH Tbk PERIODE 2010-2012. ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat
Lebih terperinciANALISIS Z-SCORE DALAM MENGUKUR KINERJA KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI KEBANGKRUTAN PADA TUJUH PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK JAKARTA
ANALISIS Z-SCORE DALAM MENGUKUR KINERJA KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI KEBANGKRUTAN PADA TUJUH PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK JAKARTA Sinta Kartikawati ( sintakartikawati@yahoo.com ) Universitas Gunadarma
Lebih terperinciANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI KEBANGKRUTAN PERUSAHAAN PADA PT. KIMIA FARMA (Persero). Tbk Periode
ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI KEBANGKRUTAN PERUSAHAAN PADA PT. KIMIA FARMA (Persero). Tbk Periode 2006-2010 Oleh : Erlita Yulianti Alumni STIE AMA Salatiga Endang Purwanti Dosen STIE AMA Salatiga
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Altman Z-Score dan Harga Saham
BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Altman Z-Score dan Harga Saham 1. Analisis Altman Z-Score Berdasarkan pada lampiran 1 untuk nilai Working capital tertinggi pada tahun 2009 diperoleh Bank
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 financial distress merupakan proses yang mana perusahaan mengalami kesulitan keuangan, sehingga perusahaan tidak mampu dalam memenuhi kewajibannya. Perusahaan akan mengalami
Lebih terperinciPREDIKSI KEBANGKRUTAN CV. BATUBARA MAS ABADI DI SAMARINDA LISA CINTHIA. Fakultas Ekonomi Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda
PREDIKSI KEBANGKRUTAN CV. BATUBARA MAS ABADI DI SAMARINDA LISA CINTHIA Fakultas Ekonomi Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda cinthia_08@ymail.com ABSTRACT The company was founded with the hope of generating
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Akuntansi dapat didefinisikan sebagai sistem informasi yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Akuntansi dapat didefinisikan sebagai sistem informasi yang menghasilkan laporan kepada pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders) di dalam suatu perusahaan
Lebih terperinciANALISIS LOGIT PADA CV ALBIRUNI
ANALISIS LOGIT PADA CV ALBIRUNI Sarsiti, Suradi 2, Nasriah 3,2,3 Universitas Surakarta Abstrak Globalisasi perekonomian menyebabkan persaingan antar perusahaan menjadi semakin ketat, tidak hanya dalam
Lebih terperinci