KANIA ANINDITA B, Dr. SUTYARSO, M.Biomed. Fakultas Kedokteran Universitas Lampung No. Telpon: ;

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KANIA ANINDITA B, Dr. SUTYARSO, M.Biomed. Fakultas Kedokteran Universitas Lampung No. Telpon: ;"

Transkripsi

1 36 PENGARUH PEMBERIAN VITAMIN C TERHADAP BERAT TESTIS, JUMLAH SEL LEYDIG, DAN DIAMETER TUBULUS SEMINIFERUS MENCIT (Mus musculus L) JANTAN DEWASA YANG DIINDUKSI MONOSODIUM GLUTAMAT KANIA ANINDITA B, Dr. SUTYARSO, M.Biomed. Fakultas Kedokteran Universitas Lampung No. Telpon: ; nia_busted@yahoo.com ABSTRAK Monosodium glutamat merupakan bumbu penyedap makanan yang banyak digunakan serta memiliki efek radikal bebas bila penggunaannya melebihi batas normal. Vitamin C merupakan salah satu jenis antioksidan yang efektif dalam menangkal efek dari radikal bebas di dalam tubuh. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pemberian vitamin C tehadap berat testis, jumlah sel Leydig, dan diameter tubulus seminiferus mencit (Mus musculus L) jantan dewasa yang diinduksi monosodium glutamat. Rancangan percobaan yang dilakukan pada penelitian ini adalah Rancangan Acak Terkontrol dengan subjek penelitian menggunakan 25 ekor mencit jantan dewasa strain DD Webster yang dibagi secara acak dalam 5 kelompok. Analisis data yang digunakan uji one way Anova yang dilanjutkan dengan uji analisis post hoc dengan metode LSD dan uji Kruskal-Wallis yang dilanjutkan dengan uji analisis post hoc dengan metode Mann-Whitney. Dari hasil analisis penelitian diperoleh hubungan yang bermakna antara pemberian vitamin C terhadap berat testis, jumlah sel Leydig, dan diameter tubulus semuniferus mencit jantan dewasa yang telah diinduksi monosodium glutamat berupa penambahan berat testis, jumlah sel Leydig, dan diameter tubulus seminiferus yang meningkat sesuai dengan peningkatan paparan dibandingkan dengan kelompok kontrol negatif. Kata kunci: monosodium glutamat, vitamin C, testis, sel Leydig, tubulus seminiferus. PENDAHULUAN Dewasa ini wisata kuliner sangatlah lezat, salah satunya ialah menggunakan micin atau Monosodium Glutamat. Di digemari oleh banyak orang, dimana setiap mereka berkunjung ke suatu daerah wisata hal utama yang dituju ialah mencicipi makanan khas daerah tersebut. Hampir setiap industri makanan menggunakan bumbu penyedap sebagai bumbu pelengkap yang dapat menimbulkan rasa Indonesia rata-rata masyarakat mengkonsumsi MSG sekitar 0,6 g/hari (Prawirohardjono et al., 2000) atau 0,3 1,0 g/hari di negara industri.msg telah dikonsumsi secara luas di seluruh dunia sebagai penambah rasa makanan dalam bentuk L-glutamic acid (Geha et al., 2000).

2 37 tetapi setelah bertahun-tahun digunakan, Asam amino tersebut pada hakekatnya banyak dijumpai dalam makanan alami, bahkan makanan tertentu bisa mengandung antara 5-20% dari total kandungan asam amino, baik dalam bentuk bebas maupun terikat dengan peptida ataupun protein (Geha et al., 2000;FDA. 1995). Glutamat dalam bentuk bebas didapat dari makanan muncul efek yang tidak diharapkan dari MSG. Efek ini pertama kali ditemukan pada tahun 1968 setelah Robert Ho Man Kwok seorang doktor Cina-Amerika mencicipi hidangan china dia merasa kebas dan jantung berdebar-debar, mual, sakit kepala. Sehingga gejala-gejala tersebut dikenal dengan nama Chinese restaurant seperti tomat, keju, dan kecap yang syndrome (Sand, 2005). merupakan hasil fermentasi. Secara alamiah glutamat yang berada dalam tubuh kita berasal dari makanan yang mengandung protein seperti keju, susu, daging, kacang kapri, dan jamur (FDA, 1995). Sejak saat itu para ilmuwan mulai melakukan penelitian terhadap MSG. Menurut penelitian Legradi et al., (1998) MSG menyebabkan ablasi sumbu arcuate nucleus hipothalamus sehingga dapat mengganggu fungsi hipothalamus Food and Drug Administration (FDA) menetapkan MSG sebagai food additive atau food enhancer, serta mengklasifikasikan MSG sebagai bahan yang aman untuk dikonsumsi (Generally Recognized As Safe, GRAS) seperti bahan makanan lainnya, misalnya garam, cuka, dan pengembang kue (FDA, 1995), akan pituitary organ target axis. Hipothalamus mensekresi gonadotropinreleasing hormon (GnRH) yang merangsang pengeluaran hormon gonadotropin (LH dan FSH) dari hipofisis anterior. Kedua hormon ini diperlukan untuk perkembangan gonad pria maupun wanita serta penting keberadaannya untuk proses

3 38 spermatogenesis dan oogenesis. Terganggunya fungsi hipothalamus mengakibatkan gangguan fungsi endokrin, termasuk hormon reproduksi sehingga turut mempengaruhi fungsi gonad (Camihort, 2004). Mencit jantan berumur 2 hari yang dipaparkan 4 mg/gbb MSG (setara dengan mg/kgbb pada manusia) menunjukkan berat badan, jumlah sel Sertoli dan sel Leydig per testis yang lebih rendah pada saat puber. Penurunan jumlah sel Leydig ini, menyebabkan produksi Menurut Ahluwalia (1996), pemberian 4 dan 8 mg/g BB MSG dapat meningkatkan aktivitas glutation reduktase (GR) glutathione-s-transferase (GST), dan glutation peroxidase (GPX). Hal ini menggambarkan bahwa pemberian MSG di atas 4 mg/g BB menghasilkan sterss oksidatif yang dilawan tubuh dengan meningkatkan aktivitas enzim metaboliknya. Penelitian yang dilakukan Vinodini (2008) pada tikus jantan dengan pemberian MSG 4 g/kg BB selama 15 hari (paparan jangka pendek) dan 30 hari (paparan jangka panjang) sangat testosteron juga berkurang. Hipogonadisme yang terjadi diduga disebabkan oleh penurunan kadar LH dan FSH dan FT 4 darah yang berperan dalam perkembangan organ reproduksi dan fungsi reproduksi (Franca, 2005). Hal tersebut dapat terjadi diakibatkan terbentuknya radikal bebas dalam jumlah yang banyak di dalam tubuh. Menurut penelitian Fauzi (2008) pemberian vitamin C dengan dosis 0,2 mg/kg BB secara oral selama 36 hari menunjukkan dapat meningkatkan efek senyawa radikal bebas yang disebabkan oleh timbal. berpengaruh. Berat testis, yang diukur menunjukkan penurunan pada kedua group percobaan. Tujuan umum penilitian ini ialah Mengetahui pengaruh pemberian vitamin C terhadap testis mencit jantan dewasa

4 39 yang diinduksi Monosodium Glutamat. Sedangkan tujuan khususnya adalah Mengetahui pengaruh pemberian vitamin C terhadap berat testis, jumlah sel Leydig, dan diameter tubulus seminiferus mencit jantan dewasa yang diakibatkan oleh induksi Monosodium Glutamat. 1. Kontrol (-) : hanya diberi MSG 4mg/gr berat badan yang dilarutkan dalam 0,5 ml NaCl 0,9% secara intraperitoneal selama 15 hari perlakuan. 2. Kontrol (+) : diberi vitamin C 0,2 mg/g berat badan yang dilarutkan dalam 0,5 ml aquadest secara oral setiap hari selama 15 hari perlakuan. METODE PENELITIAN Penelitian yang dilakukan merupakan 3. Perlakuan1 : diberi MSG 4 mg/g berat badan yang dilarutkan dalam 0,5 ml penelitian eksperimental murni dengan NaCl 0.9% secara intraperitoneal + Rancangan Acak Terkontrol. Populasi dari penelitian ini merupakan mencit (Mus musculus L) dewasa berjenis kelamin jantan dengan strain DD webster. Usia mencit ± 3 bulan dengan berat badan gram dan dalam kondisi sehat yang ditandai dengan gerakan aktif. Besar sampel ditentukan berdasarkan buku panduan penelitian WHO yaitu minimal 5 ekor mencit tiap kelompok dan dengan menggunakan rumus Federer. Setiap kelompok mempunyai perlakuan yang berbeda, yaitu: vitamin C 0,07 mg/g berat badan yang dilarutkan dalam 0,5 ml aquadest secara oral setiap hari selama 15 hari perlakuan. 4. Perlakuan 2: diberi MSG 4 mg/g berat badan yang dilarutkan dalam 0,5 ml NaCl 0.9% secara intraperitoneal + vitamin C 0,2 mg/g berat badan yang dilarutkan dalam 0,5 ml aquadest secara oral setiap hari selama 15 hari perlakuan. 5. Perlakuan 3 : diberi MSG 4 mg/g berat badan yang dilarutkan dalam 0,5 ml NaCl 0.9% secara intraperitoneal +

5 40 vitamin C 0,6 mg/g berat badan yang dilarutkan dalam 0,5 ml aquadest secara oral setiap hari selama 15 hari perlakuan. PEMBAHASAN Rata-rata berat testis mencit dihitung dengan menggunakan timbangan analitik dengan tingkat ketelitian 0.1, kemudian data diolah secara statistik dan didapati Sampel yang dipilih ialah sampel yang memenuhi kriteria inklusi yaitu sehat, memiliki berat badan antara gr, jenis kelamin jantan, usia sekitar ± 3 bulan dan kriteria eksklusi berupa sakit ( penampakan bulu kusam, rontok atau botak, dan aktifitas kurang atau tidak aktif) dan terdapat penurunan berat badan lebih dari 10% setelah 1 minggu masa adaptasi di laboratorium. Kelompok penelitian ini terdiri dari 5 kelompok, yaitu: 3 kelompok perlakuan dan 2 kontrol dalam 5 kali pengulangan. Pada tiap kelompok, data yang terkumpul dianalisis menggunakan program SPSS for Windows dengan menggunakan uji Annova untuk menguji perbedaan rerata pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. hasil sebagai berikut: Tabel 1. Rerata ukuran dan standar deviasi berat testis (gram) pada kelompok kontrol dan perlakuan Kelompok Perlakuan Pengulangan Mencit Mean±SD K(-) ±0.008 P ±0.007 P ±0.007 P ±0.008 K(+) ±0.008 Berat berat testis terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dengan uji Saphiro-Wilk dan didapatkan data terdistribusi normal (p>0.05). Selanjutnya data diuji untuk melihat variansinya, didapatkan variansi data normal dengan nilai sebesar p=0.826 (p>0.05). Nilai yang didapati pada uji normalitas dan homogenitas memenuhi persyaratan untuk melakukan uji one way Anova, sehingga dilanjutkan dengan uji Anova dan didapati nilai p=0.000 (p<0.05), yang artinya terdapat perbedaan

6 41 bermakna pada paling tidak dua kelompok perlakuan. Sedangkan diantara kelompok yang diberikan paparan radikal bebas atau MSG dan disertai dengan pemberian vitamin C, Dengan dilakukannya uji statistik diketahui bahwa terdapat pengaruh pemberian vitamin C pada mencit jantan dewas yang diinduksi monosodium glutamat secara signifikan (p<0.05). Analisis data dilanjutkan dengan menggunakan uji post hoc LSD (Least Significant Difference) untuk menilai perbedaan masing-masing kelompok. Berat testis mencit tertinggi didapatkan pada K(+) (mencit yang diberi perlakuan berupa pemberian vitamin C 0.2 mg/grbb selama 15 hari secara oral) yaitu sebesar 0.123±0.008, dan berbeda nyata terhadap kelompok K(-), P1, dan P2. Hal tersebut dapat terjadi karena vitamin C yaitu kelompok K(-), P1,P2, dan P3, berat testis mencit tertinggi didapatkan pada kelompok P3 yaitu sebesar 0.118± Hal tersebut dimungkinkan karena kerusakan yang ditimbulkan oleh aktivitas pro-oksidan atau radikal bebas dari pemberian monosodium glutamat dapat dilindungi pengaruhnya oleh antioksidan atau vitamin C, sehingga isi testis (sel-sel spermatogenik) tidak terpengaruhi oleh radikal bebas tersebut. Sel-sel spermatogenik yang terbentuk berhubungan dengan meningkatnya ketebalan epitel tubulus seminiferus dalam testis. sebagai antioksidan telah meningkatkan jumlah sel spermatogenik pada kelompok tersebut, sehingga terjadi peningkatan ketebalan epitel tubulus seminiferus yang mempengaruhi berat testis. Selain itu, ketebalan epitel tubulus seminiferus bisa menyebabkan peningkatan berat testis. Seperti pernyataan Lea et al., (2004), bahwa banyaknya kandungan sel-sel spermatogenik tubulus seminiferus di

7 42 dalam testis dapat menetukan peningkatan berat dari testis itu sendiri. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Zahara (2011), bahwa pemberian vitamin C mempengaruhi jumlah sel spermatogenik pada mencit (Mus musculus L) jantan dewasa yang diinduksi oleh monosodium glutamat. gangguan pada pembentukan sel-sel spermatogenik yang tidak mampu dipulihkan dengan vitamin C pada dosis tersebut. Bila jumlah sel spermatogenik menurun, maka terjadi penurunan pula pada epitel tubulus seminiferus yang mempengaruhi berat testis, sehingga berat testis juga ikut menurun. Berat testis terendah didapatkan pada K(-) (kelompok yang diberi perlakuan berupa pemberian MSG 4 mg/grbb secara intraperitoneal selama 15 hari) yaitu 0.092±0.008, hasil tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Vinodini (2008) bahwa pemberian MSG 4 mg/grbb Perhitungan jumlah sel Leydig dilakukan dengan cara menghitung jumlah sel yang berada diantar tiga sampai empat tubulus seminiferus dalam 10 lapang pandang dengan perbesaran 400x. Kemudian data diolah secara statistik dan didapati hasil pada tabel 2 berikut:: secara intraperitoneal selama 15 hari dapat menurunkan jumlah sperma normal dan berat testis. Akan tetapi hasil tersebut tidak berbeda nyata (P>0.05) dengan kelompok Kelompok Perlakuan Tabel 2. Rerata jumlah dan standar deviasi sel Leydig pada kelompok kontrol dan perlakuan. Pengulangan Mencit Mean±SD P1. Hal ini dapat diakarenakan aktivitas pro-oksidan atau radikal bebas yang diberikan oleh monosodium glutamat tidak mampu dilindungi oleh vitamin C dengan K(-) P P P K(+) ± ± ± ± ± dosis 0.07 mg/grbb sehingga terjadi

8 43 Nilai yang didapati pada uji normalitas dan homogenitas memenuhi persyaratan untuk melakukan uji one way Anova, sehingga dilanjutkan dengan uji Anova dan didapati nilai p=0.000 (p<0.05), yang artinya terdapat perbedaan bermakna pada paling tidak dua kelompok perlakuan. Dengan dilakukannya uji statistik diketahui bahwa terdapat pengaruh pemberian vitamin C terhadap jumlah sel Leydig secara signifikan (p<0.05). berbeda nyata dengan K(+), tetapi berbeda nyata dengan kelompok K(-), P1, dan P2. Hal ini dapat diakibatkan oleh pengaruh vitamin C yang menghambat efek oksidan (radikal bebas) dari MSG, mempertahankan kelangsungan hidup sel Leydig, sekaligus meningkatkan pembentukan sel Leydig pada testis mencit penelitian. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Siregar (2009) bahwa pemberian vitamin C dengan dosis 0.2 mg/grbb mampu meningkatkan jumlah sel Leydig yang sebelumnya telah diberikan monosodium glutamat. Jumlah sel Leydig terendah didapatkan pada kelompok K(-) (248±81.42), tidak Gambar 1. Gambaran Sel Leydig Analisis data dilanjutkan dengan menggunakan uji post hoc LSD (Least Significant Difference) untuk menilai perbedaan masing-masing kelompok. Jumlah sel Leydig tertinggi didapatkan berbeda nyata dengan kelompok P1 dan P2, namun berbeda nyata dengan kelompok K(+) dan P3. Hal ini dapat disebabkan oleh efek radikal bebas yang dihasilkan oleh monosodium glutamat yang diberikan kepada mencit. Radikal bebas dapat merusak membran sel melalui oleh kelompok P3 (469±79.01), tidak peroksidasi lipid yang terdapat pada

9 44 membran sel, dimana membran sel terdiri dari lipid belayer yang merupakan struktur pembangun sel. Peningkatan peroksidasi lipid di membran dapat mengakibatkan terjadinya gangguan gangguan transport ion-ion esensial dari dan dalam sel, sehingga pada akhirnya dapat menimbulkan kematian pada sel (Herlina, 2011). Akibat kematian sel tersebut mengakibatkan penurunan jumlah sel Leydig pada mencit penelitian. Diameter Tubulus Seminiferus Pengukuran diameter dilakukan dengan cara mengukur jarak terpanjang dan jarak terpendek dari tubulus seminiferus yang bentuknya bulat atau dianggap bulat kemudian dirata-ratakan. Jumlah tubulus yang diukur adalah 10 tubulus dari tiaptiap kelompok perlakuan. Kemudian data diolah secara statistik dan didapati hasil sebagai berikut: Tabel 3. Rerata diameter dan standar deviasi diameter tubulus seminiferus (µm) pada kelompok kontrol dan perlakuan Kelompo k Perlakua n Pengulangan Mencit K(-) P P P K(+) Hasil rata-rata diameter tubulus seminiferus yang didapatkan dari hasil pengukuran diuji normalitasnya dengan uji Saphiro-Wilk dan didapatkan data terdistribusi normal (p>0.05). Selanjutnya data diuji untuk melihat variansinya, didapatkan variansi data tidak sama (homogen) dengan nilai sebesar p=0.002 (p<0.05), sehingga tidak dapat dialakukan uji one way Anova karena syarat dilakukannya uji parametrik tersebut ialah data terdistribusi normal dan variannya sama (homogen). Mean±S D 55.54± ± ± ± ±0. 66 Dikarenakan data tidak sama, maka data ditransformasikan dan didapati p=0.001 (p<0.05) yang berarti variansi data tidak

10 45 homogen, maka uji parametrik tidak dapat dilakukan tetapi dilanjutkan dengan uji nonparametrik, yaitu uji Kruskal-Wallis. Dari uji tersebut didapati p=0.037 (p<0.05) yang berarti terdapat pengaruh pemberian vitamin C terhadap jumlah sel Leydig secara signifikan (P<0.05). Analisis data diteruskan dengan uji Mann-Whitney untuk menilai perbandingan masing masing kelompok. Gambar 2. Gambaran Pengukuran Diameter Tubulus Seminiferus Jumlah spermatozoa yang terbentuk di dalam tubulus seminiferus menimbulkan Diameter tubulus seminiferus yang paling besar didapatkan pada P2 kelompok K(-), tetapi tidak berbeda nyata secara statistik pada K(+), P1, dan P3 namun berbeda secara klinis. Hal ini bisa diakibatkan oleh tidak adanya pengaruh aktivitas prooksidan atau radikal bebas yang disebabkan oleh monosodium glutamat yang diberikan, sehingga spermatogenesis di dalam tubulus seminiferus berjalan secara normal tanpa adanya pengaruh buruk dari MSG. dorongan yang dapat menimbulkan bertambahnya diameter tubulus seminiferus. Selain itu vitamin C yang diberikan mampu menghambat pembentukan radikal bebas pada proses peroksidasi lipid yang terjadi diluar membran sel, sehingga berhasil mempertahankan keutuhan membran, baik membran sel di hipotalamus maupun membran basalis tubulus seminiferus. Sehingga tidak terjadi kerusakan pada membran dan radikal bebas tidak merusak sel-sel yang ada didalam tubulus seminiferus, dan sel-sel di hipotalamus

11 46 yang mengakibatkan fungsi hipothalamus pituitary organ target axis tidak terganggu. Dengan tidak terganggunya fungsi dari hipothalamus pituitary organ target axis tersebut, maka pembentukan sel peroksidasi lipid yang terjadi diluar membran sel, sehingga terjadi kerusakan membran. Kerusakan membran sel disebabkan oleh aldehida lemak (radikal lipid), yang dihasilkan oleh peroksidasi spremapun tidak akan terganggu. lipid pada membran. Peroksidasi lipid Meningkatnya jumlah sel spermatogenik mampu meningkatkan perbesaran dari diameter tubulus seminiferus. Hal ini sesuai dengan pernyataan Gulkesen et al., (2002), bahwa adanya peningkatan proses spermatogenesis dapat menimbulkan peningkatan diameter tubulus seminiferus. sering dimulai pada kandungan lemak yang terdapat pada membran sel. Hal itu dikarenakan kandungan lemak pada membran sel bersifat tidak jenuh sehingga menjadikan lipid membran lebih sering terikat oleh radikal bebas dan membentuk peroksidasi lipid (Robbins dkk, 2007). Diameter tubulus seminiferus yang paling kecil didapatkan pada K(-) (55.54±0.44 µm), berbeda nyata dengan K(+) (64.06±0.66), P2 (66.61±4.60), dan P3 (64.80±3.87), tetapi tidak bebeda nyata dengan P1 (59.33± 6.93). Kemungkinan hal ini disebabkan oleh pangaruh negatif dari radikal bebas yang berada dalam monosodium glutamat. Vitamin C yang diberikan belum mampu menghambat Selain itu monosodium glutamat merupakan senyawa yang dapat menumpuk di jaringan testis dan menimbulkan stress oksidatif. Terjadinya stress oksidatif pada jaringan testis menyebabkan vitamin C yang berada di dalam jaringan testis bekerja dengan menetralisir senyawa-senyawa radikal bebas yang dihasilkan oleh MSG. Penggunaan vitamin C sebagai antioksidan pembentukan radikal bebas pada proses

12 47 secara terus menerus akan menurunkan kadarnya di dalam jaringan testis. musculus L) jantan dewasa yang diinduksi monosodium glutamat. Kadar vitamin C dalam testis yang berkurang akan berpengaruh terhadap sintesis kolagen tipe 1 dan 4 yang merupakan jaringan ikat pembentuk membrana basalis tubulus seminiferus yang berfungsi sebagai tempat melekatnya sel sertoli dan spermatogonium. Apabila integritas dari membrana basalis tubulus seminiferus terganggu maka dapat menyebabkan kesulitan bagi sel sertoli untuk melekat dengan baik yang kemudian akan berpengaruh juga terhadap fungsi sertoli itu sendiri yang sangat berperan pada proses spermatogenesis. KESIMPULAN Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa Vitamin C yang diberikan dengan dosis 0.07 mg/grbb; 0.2 mg/grbb; dan 0.6 mg/grbb memiliki pengaruh terhadap berat testis, jumlah sel Leydig, dan DAFTAR PUSTAKA Agarwal, A; Prabakaran, A; Said, T.M Oxidative Stress And Antioxidants In Male Infertility A Difficult Balance. Iranian Journal Of Reproductive Medicine, 3(1): 1-8. Ahluwalia, P., K. & Choudhary, P Studies on the effects of Monosodium Glutamat (MSG) on Oxidative Stress in Erythrocytes of Adult Male Mice. Toxicol Lett. 84: Akmal, M., Qadri, J.Q. Al-Waili, N.S., Thangal, S., Haq, A. & Saluum, K. Y Improvement in Human Semen Quality After Oral Supplementation of Vitamin C. J Med Food. 9, Camihort G. Dumm CG, Luna G. Ferese C, Jurad S, Moreno G Relationship Between Pituitary and Adipose Tissue After Hypthalmic Denervatin in Female Rat. Cell Tissue Organs. 179: Fauzi, T.M Pengaruh Pemberian Timbal Asetat Dan Vitamin C Terhadap Peroksidasi Lipid Dan Kualitas Spermatozoa Di Dalam Sekresi Epididimis Mencit Jantan ( Mus Musculus L.) Pascasarjana, Thesis, Universitas Sumatera Utara. FDA FDA and Monosodium Glutamate (MSG). unders/msg.html diameter tubulus seminiferus mencit (Mus

13 48 Federer, W. Y Experimental Design, Theory and Application. New York: Mac. Millan. hal Franca, L. R., Suescun, M. O., Miranda, J. R., Giovambatista, A., Perello, M., Spinedi, E. & Calandra Testis Structure And Function In A Non- Genetic Hyperadipose Rat Model At Pra Pubertal And Adult Ages. Endocrinology, 147, Geha, R., Beiser, A., Ren, C., Patterson, R., Greenberger, P., Grammer, L., Ditto, A., Harris, K.., Saughnessy, M., Yarnold, P., Corrent, J. & Saxon, A Review of Alleged Reactionto Monosodium Glutamate and Outcome of a Multicenter Double-Blind Placebo-Controlled Study. The Journal of Nutrition, 130, 1058S-1062S. Gulkesen KH, Erdogru T, Sargin CF, Karpuzoglu G. Expression of extracellular matrix proteins and vimentin in testes of azoospermic man: an immunohistochemical and morphometric study. Asian J Androl [serial online] [ c i t ed Nov 6 ] ; Herlina, Meriani Pengaruh Pemberian Vitaminj E Terhadap Gambaran Histologis Testis dan Jumlah Sel Sperma Mencit (Mus musculus L) yang Terpapar Tuak.. Lea, M.C., S. C. Becker-Silva, H. Chiarini- Garcia, L. R. França Sertoli cell efficiency and daily sperm production in goats (Capra hircus). Anim. Reprod. v.1, n.1, p Legradi G, Emerson CH, Ahima RS, Rand WM, Flier JS, Lechan RM Arcuate Nucleus Ablation Prevents Fasting-Induced Suppression of Pro TRH mrna in The Hypothalamic Preventicular Nucleus. Neuroendocrinology, Vol Prawirihardjono, W., Dwiprahassto, I., Astuti,I., Hadiwandowo, S., Kristin, E., Muhammad, M., dan Kelly, M The Administrtion to Indonesians of Monosodium L- Glutamate in Indonesiaan Foods: An Assessment of Adverse Reaction in Randomized Double-Blind, Croosover, Placebo-Controlled Study. Journal of Nutrition, 130, 1074S-1076S. Robbins SL, Kumar V, Cotran RS Buku Ajar Patologi 7nd Ed. Jakarta: EGC. Sand J A Short Hitory of MSG Good Science, Bad Science, and Taste Culture. The Journal of Culture Siregar, J.H Pengaruh Pemberian Vitamin C Terhadap Jumlah Sel Leydig Dan Jumlah Sperma Mencit Jantan Dewasa (Mus Musculus, L.) Yang Dipapari Monosodium Glutamate (MSG), Program Studi Ilmu Biomedik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Medan. Vinodini, N., Nayantara, A., Damodar, G., Ahamed, B.,Ramaswamy, C., Shabarinath & Bath, R Role Of Ascorbic Acid In Monosodium Glutamate Mediated Effect On Testicular Weight, Sperm Morphology And Sperm Count, In Rat Testis. Journal of Chinese Clinical Medicine, Vol Zahara, Riza Pengaruh Pemberian Vitamin C Terhadap Jumlah Sel Spermatogenik Mencit (Mus musculus L) yang Diinduksi Monosodium Glutamat. Program Studi Kedokteran Universitas Lampung

I. PENDAHULUAN. makanan tersebut menghasilkan rasa yang lezat dan membuat orang yang

I. PENDAHULUAN. makanan tersebut menghasilkan rasa yang lezat dan membuat orang yang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini wisata kuliner sangatlah digemari oleh banyak orang, dimana setiap mereka berkunjung ke suatu daerah wisata hal utama yang dituju ialah mencicipi makanan khas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Monosodium glutamat (MSG) yang lebih dikenal dengan merk dagang. Ajinomoto telah lama digunakan sebagai tambahan penyedap masakan.

BAB I PENDAHULUAN. Monosodium glutamat (MSG) yang lebih dikenal dengan merk dagang. Ajinomoto telah lama digunakan sebagai tambahan penyedap masakan. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Monosodium glutamat (MSG) yang lebih dikenal dengan merk dagang Ajinomoto telah lama digunakan sebagai tambahan penyedap masakan. Penggunanya bukan hanya ibu-ibu rumah

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. penambah rasa makanan dengan L-Glutamic Acid sebagai komponen asam

1. PENDAHULUAN. penambah rasa makanan dengan L-Glutamic Acid sebagai komponen asam 1 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Monosodium Glutamat (MSG) sudah lama digunakan diseluruh dunia sebagai penambah rasa makanan dengan L-Glutamic Acid sebagai komponen asam amino (Geha et al., 2000), dikarenakan

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Administration, U.S.F.A.D Monosodium Glutamate. FDA Medical bulletin, 26 Number 1.

DAFTAR PUSTAKA. Administration, U.S.F.A.D Monosodium Glutamate. FDA Medical bulletin, 26 Number 1. DAFTAR PUSTAKA Administration, U.S.F.A.D. 1996. Monosodium Glutamate. FDA Medical bulletin, 26 Number 1. Agarwal, A; Prabakaran, A; Said, T.M. 2005. Prevention of oxidative stress injury to sperm, Journal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Produksi monosodium glutamate (MSG) di dunia tahun 2010 mencapai 2.100.000 MT (Patton, 2007), beberapa negara diantaranya: Jepang 65.000 ton per tahun, Korea

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Infertilitas adalah ketidak mampuan untuk hamil setelah sekurang-kurangnya

I. PENDAHULUAN. Infertilitas adalah ketidak mampuan untuk hamil setelah sekurang-kurangnya 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Infertilitas adalah ketidak mampuan untuk hamil setelah sekurang-kurangnya satu tahun berhubungan seksual, sedikitnya empat kali seminggu tanpa kontrasepsi (Straight,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beberapa negara berkembang seperti Indonesia memiliki kepadatan penduduk yang cukup besar sehingga aktivitas maupun pola hidup menjadi sangat beraneka ragam. Salah satu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dibagi menjadi kelompok kontrol dan perlakuan lalu dibandingkan kerusakan

BAB III METODE PENELITIAN. dibagi menjadi kelompok kontrol dan perlakuan lalu dibandingkan kerusakan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimental laboratorik. Penelitian dilakukan dengan memberikan perlakuan pada sampel yang telah dibagi menjadi

Lebih terperinci

Gambar 6. Desain Penelitian

Gambar 6. Desain Penelitian 19 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Dipilih mencit dengan kriteria: - Berat badan 20-30 gram - Jantan - Sehat - Berusia 2-3 bulan Mencit diaklimatisasi selama 7 hari Dari 25 mencit kemudian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Penggunaan rokok sebagai konsumsi sehari-hari kian meningkat. Jumlah

I. PENDAHULUAN. Penggunaan rokok sebagai konsumsi sehari-hari kian meningkat. Jumlah I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan rokok sebagai konsumsi sehari-hari kian meningkat. Jumlah konsumen rokok di Indonesia menduduki peringkat ketiga terbesar di dunia setelah Cina dan India. Tidak

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimental murni dengan

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimental murni dengan III. METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimental murni dengan Rancangan Acak Terkontrol. B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan eksperimental murni, dengan rancanganpost-test control

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan eksperimental murni, dengan rancanganpost-test control 22 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan eksperimental murni, dengan rancanganpost-test control group design. Pada jenis penelitian ini, pre-test tidak dilakukan karena

Lebih terperinci

JURNAL SIMBIOSIS I (1) :40-50 ISSN : Jurusan Biologi FMIPA Universitas Udayana

JURNAL SIMBIOSIS I (1) :40-50 ISSN : Jurusan Biologi FMIPA Universitas Udayana KUALITAS SPERMATOZOA MENCIT JANTAN DEWASA (Mus musculus L.) SETELAH DIBERIKAN MONOSODIUM GLUTAMAT (MSG) Oleh: Ni Made Lina Pebrianti Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Monosodium glutamate (MSG) adalah garam natrium dari asam. glutamat (glutamic acid). MSG telah dikonsumsi secara luas di seluruh

BAB I PENDAHULUAN. Monosodium glutamate (MSG) adalah garam natrium dari asam. glutamat (glutamic acid). MSG telah dikonsumsi secara luas di seluruh BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Monosodium glutamate (MSG) adalah garam natrium dari asam glutamat (glutamic acid). MSG telah dikonsumsi secara luas di seluruh dunia sebagai penambah rasa makanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengkonsumsi jenis makanan cepat saji, makanan kemasan dan awetan yang

BAB I PENDAHULUAN. mengkonsumsi jenis makanan cepat saji, makanan kemasan dan awetan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan teknologi informasi membawa dampak terhadap perubahan gaya hidup masyarakat, termasuk perubahan pola konsumsi makanan yang lebih banyak mengkonsumsi jenis

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian yang berjudul Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Jati Belanda

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian yang berjudul Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Jati Belanda BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian yang berjudul Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Jati Belanda (Guazuma ulmifolia Lamk.) Terhadap Berat Badan, Berat Testis, dan Jumlah Sperma Mencit

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Penelitian Pengaruh ekstrak jahe terhadap jumlah spermatozoa mencit yang terpapar 2-ME

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Penelitian Pengaruh ekstrak jahe terhadap jumlah spermatozoa mencit yang terpapar 2-ME BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Pengaruh ekstrak jahe terhadap jumlah spermatozoa mencit yang terpapar 2-ME Telah dilakukan penelitian pengaruh ekstrak jahe terhadap jumlah spermatozoa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan post

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan post 23 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan post test only group design. Penelitian eksperimental bertujuan untuk mengetahui kemungkinan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini meliputi bidang Ilmu Gizi, Farmakologi, Histologi dan Patologi

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini meliputi bidang Ilmu Gizi, Farmakologi, Histologi dan Patologi BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Anatomi. Penelitian ini meliputi bidang Ilmu Gizi, Farmakologi, Histologi dan Patologi 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian akan dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan dalam penelitian ini adalah ilmu farmakologi,

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan dalam penelitian ini adalah ilmu farmakologi, 21 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup keilmuan dalam penelitian ini adalah ilmu farmakologi, histologi, dan patologi anatomi. 4.2 Tempat dan waktu penelitian 1) Tempat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh ekstrak etanol biji labu kuning terhadap jumlah spermatozoa mencit yang diberi 2-ME

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh ekstrak etanol biji labu kuning terhadap jumlah spermatozoa mencit yang diberi 2-ME BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Pengaruh ekstrak etanol biji labu kuning terhadap jumlah spermatozoa mencit yang diberi 2-ME Hasil pengamatan pengaruh ekstrak etanol biji labu kuning

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. 6.1 Efek Pelatihan Fisik Berlebih Terhadap Spermatogenesis Mencit. Pada penelitian ini, data menunjukkan bahwa kelompok yang diberi

PEMBAHASAN. 6.1 Efek Pelatihan Fisik Berlebih Terhadap Spermatogenesis Mencit. Pada penelitian ini, data menunjukkan bahwa kelompok yang diberi 1 BAB VI PEMBAHASAN 6.1 Efek Pelatihan Fisik Berlebih Terhadap Spermatogenesis Mencit Pada penelitian ini, data menunjukkan bahwa kelompok yang diberi pelatihan fisik berlebih selama 35 hari berupa latihan

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN VITAMIN C DAN E TERHADAP GAMBARAN HISTOLOGIS TESTIS MENCIT (Mus musculus L.) YANG DIPAJANKAN MONOSODIUM GLUTAMAT (MSG)

PENGARUH PEMBERIAN VITAMIN C DAN E TERHADAP GAMBARAN HISTOLOGIS TESTIS MENCIT (Mus musculus L.) YANG DIPAJANKAN MONOSODIUM GLUTAMAT (MSG) PENGARUH PEMBERIAN VITAMIN C DAN E TERHADAP GAMBARAN HISTOLOGIS TESTIS MENCIT (Mus musculus L.) YANG DIPAJANKAN MONOSODIUM GLUTAMAT (MSG) Ummi Kalsum 1, Syafruddin Ilyas 2 dan Salomo Hutahaean 2 1 Mahasiswa

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah true experimental dengan pre-post test with

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah true experimental dengan pre-post test with 43 III. METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah true experimental dengan pre-post test with randomized control group design. Pemilihan subjek penelitian untuk pengelompokan

Lebih terperinci

PENGARUH MONOSODIUM GLUTAMATE (MSG) TERHADAP JUMLAH DAN MORFOLOGI SPERMATOZOA TIKUS JANTAN DEWASA (Rattus norvegicus)

PENGARUH MONOSODIUM GLUTAMATE (MSG) TERHADAP JUMLAH DAN MORFOLOGI SPERMATOZOA TIKUS JANTAN DEWASA (Rattus norvegicus) PENGARUH MONOSODIUM GLUTAMATE (MSG) TERHADAP JUMLAH DAN MORFOLOGI SPERMATOZOA TIKUS JANTAN DEWASA (Rattus norvegicus) Nurhayati Dosen Jurusan Analis Kesehatan Poltekkes Kemenkes Palembang Abstrak Monosodium

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. terkontrol. Menggunakan 25 ekor tikus putih ( Rattus norvegicus) jantan

BAB III METODE PENELITIAN. terkontrol. Menggunakan 25 ekor tikus putih ( Rattus norvegicus) jantan 1 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan metode acak terkontrol. Menggunakan 25 ekor tikus putih ( Rattus norvegicus) jantan galur Sprague

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah. Bahan tambahan makanan (food additive) adalah bahan atau campuran

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah. Bahan tambahan makanan (food additive) adalah bahan atau campuran 1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Bahan tambahan makanan (food additive) adalah bahan atau campuran bahan yang secara alami bukan merupakan bagian dari bahan baku makanan, tetapi ditambahkan kedalam

Lebih terperinci

ABSTRAK. Susan, 2007, Pembimbing I : Sylvia Soeng, dr., M.Kes. Pembimbing II : Sri Utami S., Dra., M.Kes.

ABSTRAK. Susan, 2007, Pembimbing I : Sylvia Soeng, dr., M.Kes. Pembimbing II : Sri Utami S., Dra., M.Kes. ABSTRAK PENGARUH PASTA TOMAT (Solanum lycopersicum) TERHADAP KECEPATAN GERAK, JUMLAH, DAN VIABILITAS SPERMATOZOA PADA MENCIT GALUR BALB/c YANG MENGALAMI SPERMIOTOKSISITAS AKIBAT INDUKSI SISPLATIN Susan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan rancangan eksperimental dengan Post Test Only

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan rancangan eksperimental dengan Post Test Only 32 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian menggunakan rancangan eksperimental dengan Post Test Only Control Group Design. Melibatkan dua kelompok subyek, dimana salah satu kelompok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari emisi pembakaran bahan bakar bertimbal. Pelepasan timbal oksida ke

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari emisi pembakaran bahan bakar bertimbal. Pelepasan timbal oksida ke 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pencemaran atau polusi merupakan perubahan yang tidak dikehendaki yang meliputi perubahan fisik, kimia, dan biologi. Pencemaran banyak mengarah kepada pembuangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Pada penelitian ini menggunakan eksperimental laboratorik dengan metode post-test only with control group design. B. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Perkembangan zaman berdampak pada perubahan pola makan yang lebih banyak

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Perkembangan zaman berdampak pada perubahan pola makan yang lebih banyak BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Perkembangan zaman berdampak pada perubahan pola makan yang lebih banyak mengkonsumsi jenis makanan cepat saji, makanan kemasan dan makanan yang diawetkan yang saat

Lebih terperinci

BAB 1 PEBDAHULUAN. kalangan usia <18 tahun dan persentasenya sebesar 51,4%. Sementara itu, insiden

BAB 1 PEBDAHULUAN. kalangan usia <18 tahun dan persentasenya sebesar 51,4%. Sementara itu, insiden BAB 1 PEBDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebiasaan merokok sudah menjadi kebiasaan manusia sejak ratusan tahun yang lalu dan jumlah penggunanya semakin meningkat. Di Amerika perokok baru bertambah 6.300 orang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Alkohol jika dikonsumsi mempunyai efek toksik pada tubuh baik secara langsung

BAB I PENDAHULUAN. Alkohol jika dikonsumsi mempunyai efek toksik pada tubuh baik secara langsung BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Alkohol jika dikonsumsi mempunyai efek toksik pada tubuh baik secara langsung maupun tidak langsung (Panjaitan, 2003). Penelitian yang dilakukan (Foa et al., 2006)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau bentuk lainnya yang dihasilkan dari tanaman Nicotiana tabacum,

BAB I PENDAHULUAN. atau bentuk lainnya yang dihasilkan dari tanaman Nicotiana tabacum, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rokok merupakan hasil olahan tembakau terbungkus termasuk cerutu atau bentuk lainnya yang dihasilkan dari tanaman Nicotiana tabacum, Nicotiana rustica, dan spesies

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Biokimia.

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Biokimia. BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini adalah penelitian di bidang Biokimia. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Pemeliharaan hewan coba dan penelitian dilakukan di Laboratorium

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. control group design. Pada jenis penelitian ini, pre-test tidak dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN. control group design. Pada jenis penelitian ini, pre-test tidak dilakukan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan eksperimental murni, dengan rancangan post-test control group design. Pada jenis penelitian ini, pre-test tidak dilakukan karena

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN VITAMIN E TERHADAP GAMBARAN HISTOLOGIS TESTIS DAN JUMLAH SEL SPERMA MENCIT (Mus musculus, L.) YANG DIPAPARI TUAK

PENGARUH PEMBERIAN VITAMIN E TERHADAP GAMBARAN HISTOLOGIS TESTIS DAN JUMLAH SEL SPERMA MENCIT (Mus musculus, L.) YANG DIPAPARI TUAK PENGARUH PEMBERIAN VITAMIN E TERHADAP GAMBARAN HISTOLOGIS TESTIS DAN JUMLAH SEL SPERMA MENCIT (Mus musculus, L.) YANG DIPAPARI TUAK TESIS Oleh MERIANI HERLINA NIM. 087008013/BM PROGRAM MAGISTER ILMU BIOMEDIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Monosodium glutamat (MSG) banyak digunakan oleh ibu rumah. tangga dan industri makanan sebagai penyedap rasa seperti halnya garam,

BAB I PENDAHULUAN. Monosodium glutamat (MSG) banyak digunakan oleh ibu rumah. tangga dan industri makanan sebagai penyedap rasa seperti halnya garam, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Monosodium glutamat (MSG) banyak digunakan oleh ibu rumah tangga dan industri makanan sebagai penyedap rasa seperti halnya garam, gula, dan penyedap rasa yang lain (Eweka,

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN VITAMIN C TERHADAP GAMBARAN HISTOLOGIS HEPAR MENCIT JANTAN DEWASA (Mus musculus L) YANG DIINDUKSI MONOSODIUM GLUTAMMATE

PENGARUH PEMBERIAN VITAMIN C TERHADAP GAMBARAN HISTOLOGIS HEPAR MENCIT JANTAN DEWASA (Mus musculus L) YANG DIINDUKSI MONOSODIUM GLUTAMMATE 81 PENGARUH PEMBERIAN VITAMIN C TERHADAP GAMBARAN HISTOLOGIS HEPAR MENCIT JANTAN DEWASA (Mus musculus L) YANG DIINDUKSI MONOSODIUM GLUTAMMATE Eka Aprilia Arum Kanti, dr. Susianti, M.Sc Fakultas Kedokteran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan adalah jenis penelitian eksperimental laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan adalah jenis penelitian eksperimental laboratorium 28 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian yang dilakukan adalah jenis penelitian eksperimental laboratorium menggunakan post-test control design group only. Pada penelitian ini terdapat

Lebih terperinci

EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK ETHANOL BUAH STRAWBERRY

EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK ETHANOL BUAH STRAWBERRY EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK ETHANOL BUAH STRAWBERRY (Fragaria sp.) PADA KERUSAKAN OKSIDATIF HEPAR MENCIT (Mus musculus) YANG DIINDUKSI PARASETAMOL DENGAN INDIKATOR KADAR SGPT SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kebiasaan merokok merupakan masalah penting sekarang ini. Rokok bagi

BAB I PENDAHULUAN. Kebiasaan merokok merupakan masalah penting sekarang ini. Rokok bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebiasaan merokok merupakan masalah penting sekarang ini. Rokok bagi sebagian orang sudah menjadi kebutuhan hidup yang tidak bisa ditinggalkan dalam kehidupan sehari-hari.

Lebih terperinci

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. HASIL DAN PEMBAHASAN III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Hasil 3.1.1. Diameter Tubulus Seminiferus Hasil pengukuran diameter tubulus seminiferus pada gonad ikan lele jantan setelah dipelihara selama 30 hari disajikan pada Gambar

Lebih terperinci

TESIS EFEK PROTEKTIF VITAMIN C DAN E TERHADAP MUTU SPERMA MENCIT JANTAN DEWASA YANG DIPAJAN DENGAN MONOSODIUM GLUTAMAT

TESIS EFEK PROTEKTIF VITAMIN C DAN E TERHADAP MUTU SPERMA MENCIT JANTAN DEWASA YANG DIPAJAN DENGAN MONOSODIUM GLUTAMAT TESIS EFEK PROTEKTIF VITAMIN C DAN E TERHADAP MUTU SPERMA MENCIT JANTAN DEWASA YANG DIPAJAN DENGAN MONOSODIUM GLUTAMAT OLEH: RIZA FAHLEVI WAKIDI NIM 097014002 PROGRAM STUDI MAGISTER FARMASI FAKULTAS FARMASI

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Konsumsi alkohol telah menjadi bagian dari peradaban manusia selama

BAB 1 PENDAHULUAN. Konsumsi alkohol telah menjadi bagian dari peradaban manusia selama BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konsumsi alkohol telah menjadi bagian dari peradaban manusia selama jutaan tahun. Minuman beralkohol dihasilkan dari fermentasi ragi, gula dan pati. Etanol merupakan

Lebih terperinci

PENGARUH EKSTRAK BIJI SIRSAK (Annona muricata L) DALAM MENGURANGI KERUSAKAN TESTIS MENCIT (Mus musculus) YANG DIPAPAR ASAP ROKOK SKRIPSI

PENGARUH EKSTRAK BIJI SIRSAK (Annona muricata L) DALAM MENGURANGI KERUSAKAN TESTIS MENCIT (Mus musculus) YANG DIPAPAR ASAP ROKOK SKRIPSI PENGARUH EKSTRAK BIJI SIRSAK (Annona muricata L) DALAM MENGURANGI KERUSAKAN TESTIS MENCIT (Mus musculus) YANG DIPAPAR ASAP ROKOK SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana NURUL FAJRI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Bidang ilmu yang tercakup dalam penelitian ini adalah Biologi, Farmakologi, dan Kimia. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2.1 Tempat Penelitian Laboratorium

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN ZINK (Zn) TERHADAP KUALITAS SPERMATOZOA WISTAR JANTAN DEWASA (Rattus norvegicus) YANG DIBERIKAN MONOSODIUM GLUTAMAT (MSG)

PENGARUH PEMBERIAN ZINK (Zn) TERHADAP KUALITAS SPERMATOZOA WISTAR JANTAN DEWASA (Rattus norvegicus) YANG DIBERIKAN MONOSODIUM GLUTAMAT (MSG) Jurnal e-biomedik (ebm), Volume 3, Nomor 1, Januari-April 2015 PENGARUH PEMBERIAN ZINK (Zn) TERHADAP KUALITAS SPERMATOZOA WISTAR JANTAN DEWASA (Rattus norvegicus) YANG DIBERIKAN MONOSODIUM GLUTAMAT (MSG)

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB 4 METODE PENELITIAN BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kedokteran Forensik dan Ilmu Patologi Anatomi. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilaksanakan selama

Lebih terperinci

GAMBARAN HISTOPATOLOGIK TESTIS TIKUS WISTAR (Rattus norvegicus) SETELAH PEMBERIAN MONOSODIUM GLUTAMATE (MSG)

GAMBARAN HISTOPATOLOGIK TESTIS TIKUS WISTAR (Rattus norvegicus) SETELAH PEMBERIAN MONOSODIUM GLUTAMATE (MSG) GAMBARAN HISTOPATOLOGIK TESTIS TIKUS WISTAR (Rattus norvegicus) SETELAH PEMBERIAN MONOSODIUM GLUTAMATE (MSG) 1 Ririen Sylvia Sagita Bilondatu 2 Meilany Durry 2 Poppy Lintong 1 Kandidat Skripsi Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanaman kedelai merupakan salah satu jenis tanaman polong-polongan (golongan Leguminoceae). Terdapat dua spesies kedelai yang biasa dibudidayakan, yaitu kedelai putih

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. random pada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. tikus putih (Rattus norvegicus) galur Wistar jantan.

BAB III METODE PENELITIAN. random pada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. tikus putih (Rattus norvegicus) galur Wistar jantan. 34 BAB III METODE PENELITIAN A. DESAIN PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimental laboratorik dengan post-test only control group design. Pemilihan hewan uji sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. internal dan faktor eksternal. Salah satu faktor internal yang berpengaruh pada

BAB I PENDAHULUAN. internal dan faktor eksternal. Salah satu faktor internal yang berpengaruh pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Infertilitas merupakan salah satu masalah penting bagi setiap orang. Infertilitas pada pria berkaitan erat dengan spermatogenesis. Proses ini dipengaruhi oleh dua faktor

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang mana asam glutamat-d hanya dapat digunakan oleh organisme tingkat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang mana asam glutamat-d hanya dapat digunakan oleh organisme tingkat 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Efek negatif MSG pada testis Monosodium glutamat (MSG) di dalam tubuh akan mengalami penguraian menjadi bentuk asalnya, yaitu asam glutamat.1-4 Asam glutamat yang terkandung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Infertilitas adalah salah satu masalah kesehatan utama dalam hidup, dan

BAB I PENDAHULUAN. Infertilitas adalah salah satu masalah kesehatan utama dalam hidup, dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Infertilitas adalah salah satu masalah kesehatan utama dalam hidup, dan sekitar 30% infertilitas disebabkan faktor laki-laki (Carlsen et al., 1992; Isidori

Lebih terperinci

ABSTRAK. Natalia, 2011; Pembimbing I : Teresa Liliana W., S. Si., M. Kes Pembimbing II : Djaja Rusmana, dr., M. Si

ABSTRAK. Natalia, 2011; Pembimbing I : Teresa Liliana W., S. Si., M. Kes Pembimbing II : Djaja Rusmana, dr., M. Si ABSTRAK PEMBERIAN VITAMIN C, E, SERTA KOMBINASINYA MENINGKATKAN DIAMETER TUBULUS SEMINIFERUS MENCIT (Mus musculus) GALUR Swiss Webster YANG DIBERI PAJANAN Allethrin Natalia, 2011; Pembimbing I : Teresa

Lebih terperinci

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. Senyawa 2-Methoxyethanol (2-ME) tergolong senyawa ptalate ester (ester

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. Senyawa 2-Methoxyethanol (2-ME) tergolong senyawa ptalate ester (ester BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Infertilitas merupakan masalah yang memiliki angka kejadian yang cukup besar di Indonesia. Penyebab infertilitas pria dipengaruhi oleh banyak faktor,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimental dengan menggunakan rancangan penelitian Post Test. Randomized Control Group Design.

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimental dengan menggunakan rancangan penelitian Post Test. Randomized Control Group Design. BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan menggunakan rancangan penelitian Post Test Randomized Control

Lebih terperinci

ABSTRAK. PENGARUH SAOS TOMAT (Solanum lycopersicum) TERHADAP DIAMETER TUBULUS TESTIS MENCIT GALUR DDY YANG TELAH DIINDUKSI DENGAN CISPLATIN

ABSTRAK. PENGARUH SAOS TOMAT (Solanum lycopersicum) TERHADAP DIAMETER TUBULUS TESTIS MENCIT GALUR DDY YANG TELAH DIINDUKSI DENGAN CISPLATIN ABSTRAK PENGARUH SAOS TOMAT (Solanum lycopersicum) TERHADAP DIAMETER TUBULUS TESTIS MENCIT GALUR DDY YANG TELAH DIINDUKSI DENGAN CISPLATIN Alvin, 2010. Pembimbing I : Sylvia Soeng, dr., M.Kes Pembimbing

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan percobaan post-test only control group design. Pengambilan hewan

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan percobaan post-test only control group design. Pengambilan hewan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah eksperimental laboratorium, dengan rancangan percobaan post-test only control group design. Pengambilan hewan uji sebagai sampel

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB 4 METODE PENELITIAN BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kedokteran Forensik dan Ilmu Patologi Anatomi. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilaksanakan selama

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN BAB V HASIL PENELITIAN Tikus jantan galur Sprague dawley yang digunakan dalam penelitian ini berumur 9 minggu sebanyak 18 ekor dibagi menjadi 3 kelompok ( kontrol, P1 dan P2 ), selama penelitian semua

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Monosodium glutamate (MSG) adalah garam sodium L-glutamic acid

BAB 1 PENDAHULUAN. Monosodium glutamate (MSG) adalah garam sodium L-glutamic acid BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Monosodium glutamate (MSG) adalah garam sodium L-glutamic acid yang digunakan sebagai bahan penyedap makanan untuk merangsang selera. MSG adalah hasil dari purifikasi

Lebih terperinci

DIAMETER TUBULUS SEMINIFERUS DAN KETEBALAN LAPISAN EPITEL GERMINAL MENCIT JANTAN GALUR

DIAMETER TUBULUS SEMINIFERUS DAN KETEBALAN LAPISAN EPITEL GERMINAL MENCIT JANTAN GALUR ABSTRAK PENGARUH PASTA TOMAT (Solanum lycopersicum) TERHADAP DIAMETER TUBULUS SEMINIFERUS DAN KETEBALAN LAPISAN EPITEL GERMINAL MENCIT JANTAN GALUR BALB/c YANG DIINDUKSI CISPLATIN Irene, 2008. Pembimbing

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN MADU TERHADAP GAMBARAN HISTOLOGI TESTIS MENCIT. (Mus musculus) YANG DIBERI PLUMBUM ASETAT HERMAN TUAH SITOHANG

PENGARUH PEMBERIAN MADU TERHADAP GAMBARAN HISTOLOGI TESTIS MENCIT. (Mus musculus) YANG DIBERI PLUMBUM ASETAT HERMAN TUAH SITOHANG PENGARUH PEMBERIAN MADU TERHADAP GAMBARAN HISTOLOGI TESTIS MENCIT (Mus musculus) YANG DIBERI PLUMBUM ASETAT oleh: HERMAN TUAH SITOHANG 080100106 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2011

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah eksperimental laboratorium. Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah eksperimental laboratorium. Penelitian ini 40 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah eksperimental laboratorium. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan post-test control design group. Penelitian ini menggunakan

Lebih terperinci

Aktifitas Anti Oksidan Ekstrak Metanol 70% Daun Krokot (Portulaca oleracea L.)

Aktifitas Anti Oksidan Ekstrak Metanol 70% Daun Krokot (Portulaca oleracea L.) Aktifitas Anti Oksidan Ekstrak Metanol 70% Daun Krokot (Portulaca oleracea L.) OLEH : S. A n d h i J u s u p, d r, M. K e s S e t y o S r i R a h a r j o, d r. M K e s F A K U L T A S K E D O K T E R A

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Angka pengguna telepon seluler (ponsel) atau handphone di Indonesia

I. PENDAHULUAN. Angka pengguna telepon seluler (ponsel) atau handphone di Indonesia 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Angka pengguna telepon seluler (ponsel) atau handphone di Indonesia semakin meningkat tiap tahunnya. Penelitian yang dilakukan oleh Roy Morgan Research di Australia

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Oktober sampai dengan November 2012 di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Oktober sampai dengan November 2012 di III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Oktober sampai dengan November 2012 di Fakultas Kedokteran Universitas Lampung. B. Desain Penelitian Penelitian

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. Disiplin ilmu dalam penelitian ini adalah ilmu Biokimia dan Farmakologi.

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. Disiplin ilmu dalam penelitian ini adalah ilmu Biokimia dan Farmakologi. BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Disiplin ilmu dalam penelitian ini adalah ilmu Biokimia dan Farmakologi. 4.2 Rancangan Penelitian Penelitian ini adalah penelitian eksperimental

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan dari penelitian ini adalah Histologi, Patologi

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan dari penelitian ini adalah Histologi, Patologi BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup keilmuan dari penelitian ini adalah Histologi, Patologi Anatomi dan Farmakologi. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilakukan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Antonius Budi Santoso, Pembimbing I: Sylvia Soeng, dr. M.Kes. Pembimbing II: Sri Utami Sugeng, Dra., M.Kes.

ABSTRAK. Antonius Budi Santoso, Pembimbing I: Sylvia Soeng, dr. M.Kes. Pembimbing II: Sri Utami Sugeng, Dra., M.Kes. ABSTRAK PENGARUH PEMBERIAN TEPUNG TEMPE KEDELAI (Glycine max (L.) Merrill) SELAMA MASA PREPUBERTALTERHADAP VIABILITAS SPERMATOZOA MENCIT JANTAN GALUR SWISS WEBSTER Antonius Budi Santoso, 2007. Pembimbing

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi memberikan pengaruh terhadap berbagai aspek dalam kehidupan masyarakat. Salah satunya adalah pola hidup masyarakat yang saat ini cenderung tidak

Lebih terperinci

PENGARUH MADU TERHADAP GAMBARAN MIKROSKOPIS TESTIS PADA TIKUS WISTAR YANG DIINDUKSI MONOSODIUM GLUTAMAT

PENGARUH MADU TERHADAP GAMBARAN MIKROSKOPIS TESTIS PADA TIKUS WISTAR YANG DIINDUKSI MONOSODIUM GLUTAMAT PENGARUH MADU TERHADAP GAMBARAN MIKROSKOPIS TESTIS PADA TIKUS WISTAR YANG DIINDUKSI MONOSODIUM GLUTAMAT Jethro Budiman 1, Hermawan Istiadi 2, Siti Amarwati 2 1 Mahasiswa Program Pendidikan S-1 Kedokteran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Angka kejadian infertilitas masih menjadi masalah kesehatan di dunia termasuk Indonesia. Infertilitas adalah ketidakmampuan terjadinya konsepsi atau memiliki anak pada

Lebih terperinci

PENGARUH EKSTRAK ETANOL RIMPANG KENCUR (Kaempferia YANG DIINDUKSI ASAM ASETAT ARTIKEL KARYA TULIS ILMIAH

PENGARUH EKSTRAK ETANOL RIMPANG KENCUR (Kaempferia YANG DIINDUKSI ASAM ASETAT ARTIKEL KARYA TULIS ILMIAH PENGARUH EKSTRAK ETANOL RIMPANG KENCUR (Kaempferia galanga Linn) TERHADAP JUMLAH GELIATAN MENCIT BALB/C YANG DIINDUKSI ASAM ASETAT THE EFFECT OF ETANOL RHIZOME EXTRACT (Kaempferia galanga Linn) TO THE

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Semarang, Laboratorium Sentral Fakultas Kedokteran Universitas

BAB 3 METODE PENELITIAN. Semarang, Laboratorium Sentral Fakultas Kedokteran Universitas BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Ruang Lingkup Penelitian 3.1.1. Lingkup Tempat Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Biologi Universitas Negeri Semarang, Laboratorium Sentral Fakultas Kedokteran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kerusakan sel, dan menjadi penyebab dari berbagai keadaan patologik. Oksidan

BAB I PENDAHULUAN. kerusakan sel, dan menjadi penyebab dari berbagai keadaan patologik. Oksidan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perhatian dunia kedokteran terhadap oksidan semakin meningkat, hal ini disebabkan oleh karena timbulnya kesadaran bahwa oksidan dapat menimbulkan kerusakan sel, dan

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup keilmuan penelitian ini adalah bidang Histologi, Patologi Anatomi, dan Farmakologi. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian akan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Kedokteran khususnya ilmu Biokimia dan Farmakologi.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Kedokteran khususnya ilmu Biokimia dan Farmakologi. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Ruang lingkup penelitian Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Kedokteran khususnya ilmu Biokimia dan Farmakologi. 3.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini telah dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Model penelitian ini adalah eksperimental murni yang dilakukan dengan rancangan post test controlled group design terhadap hewan uji. B. Populasi dan Sampel

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. eksperimen Posttest-Only Control Design, yaitu dengan melakukan observasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. eksperimen Posttest-Only Control Design, yaitu dengan melakukan observasi 22 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan desain eksperimen Posttest-Only Control Design, yaitu dengan melakukan observasi pada mencit

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 34 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. HASIL Dalam penelitian ini sampel diambil dari Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu (LPPT) UGM untuk mendapatkan perawatan hewan percobaan yang sesuai dengan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kesuburan pria ditunjukkan oleh kualitas dan kuantitas spermatozoa yang

I. PENDAHULUAN. Kesuburan pria ditunjukkan oleh kualitas dan kuantitas spermatozoa yang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesuburan pria ditunjukkan oleh kualitas dan kuantitas spermatozoa yang meliputi motilitas, dan morfologinya. Salah satu penyebab menurunnya kualitas dan kuantitas sperma

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak Etanol Pegagan terhadap

BAB V PEMBAHASAN. untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak Etanol Pegagan terhadap BAB V PEMBAHASAN Penelitian ini adalah penelitian eksperimental laboratorik yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak Etanol Pegagan terhadap gambaran histopatologis testis tikus yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian laboratorium

III. METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian laboratorium III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian laboratorium dengan rancangan acak lengkap. Penelitian ini menggunakan 4 (empat) kelompok perlakuan

Lebih terperinci

JUPEMASI-PBIO Vol. 1 No. 2 Tahun 2015 ISSN: Halaman

JUPEMASI-PBIO Vol. 1 No. 2 Tahun 2015 ISSN: Halaman JUPEMASI-PBIO Vol. 1 No. 2 Tahun 2015 ISSN: 2407-1269 Halaman 237-241 Pengaruh Ekstrak Daun Cincau Hijau terhadap Histopatologi Testis dan Kualitas Sperma Mencit yang Diinduksi MSG sebagai Materi Pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan lanjutan dari penelitian yang dilakukan oleh dr.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan lanjutan dari penelitian yang dilakukan oleh dr. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan lanjutan dari penelitian yang dilakukan oleh dr. Tiwuk Susantiningsih, M.Biomed mengenai pengaruh pemberian ekstrak etanol daun sirsak

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup keilmuan penelitian ini mencakup bidang Histologi, Patologi Anatomi, dan Farmakologi. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. eksperimental dengan Rancangan Acak Terkontrol. Desain ini melibatkan 5

METODOLOGI PENELITIAN. eksperimental dengan Rancangan Acak Terkontrol. Desain ini melibatkan 5 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan Rancangan Acak Terkontrol. Desain ini melibatkan 5 (lima) kelompok

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil dari pengamatan kualitas sperma mencit (konsentrasi sperma,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil dari pengamatan kualitas sperma mencit (konsentrasi sperma, BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Hasil dari pengamatan kualitas sperma mencit (konsentrasi sperma, motilitas sperma, dan abnormalitas sperma) yang dilakukan di Laboratorium Fisiologi secara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang ilmu Gizi Klinik, Farmakologi,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang ilmu Gizi Klinik, Farmakologi, BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini adalah penelitian di bidang ilmu Gizi Klinik, Farmakologi, dan Biokimia. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN VITAMIN E TERHADAP JUMLAH, MORFOLOGI DAN MOTILITAS SPERMA SERTA KADAR MALONDIALDEHYDE

PENGARUH PEMBERIAN VITAMIN E TERHADAP JUMLAH, MORFOLOGI DAN MOTILITAS SPERMA SERTA KADAR MALONDIALDEHYDE PENGARUH PEMBERIAN VITAMIN E TERHADAP JUMLAH, MORFOLOGI DAN MOTILITAS SPERMA SERTA KADAR MALONDIALDEHYDE (MDA) TESTIS MENCIT JANTAN DEWASA (Mus musculus L) YANG MENDAPAT LATIHAN FISIK MAKSIMAL T E S I

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini berkaitan dengan Ilmu Kedokteran Forensik, Ilmu Patologi Anatomi, dan Toksikologi. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Pemeliharaan hewan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Pembimbing I : Prof. Dr. Susy Tjahjani, dr., M.Kes. Pembimbing II : Teresa Liliana Wargasetia, S.Si., M.Kes.

ABSTRAK. Pembimbing I : Prof. Dr. Susy Tjahjani, dr., M.Kes. Pembimbing II : Teresa Liliana Wargasetia, S.Si., M.Kes. ABSTRAK JUS DAN PUREE TOMAT (Solanum lycopersicum) MENURUNKAN PERSENTASE SPERMATOZOA DENGAN MORFOLOGI ABNORMAL PADA MENCIT YANG DIBERI PAJANAN ASAP ROKOK Fatrika Dewi, 2011. Pembimbing I : Prof. Dr. Susy

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini adalah penelitian eksperimental murni dengan menggunakan pre test-post test control group design (Pocock,2008). P0 O1 O5 P1 O2 O6 P S R

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan rancangan Post Test Only Control Group Design. Pengambilan data dilakukan hanya pada saat akhir penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertahanan terhadap superoxide yang diubah menjadi hydrogen peroxide. Superoxide

BAB I PENDAHULUAN. pertahanan terhadap superoxide yang diubah menjadi hydrogen peroxide. Superoxide BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Superoxide Dismutase (SOD) adalah enzim pertama dalam mekanisme pertahanan terhadap superoxide yang diubah menjadi hydrogen peroxide. Superoxide Dismutase tubuh manusia

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Perbedaan Rerata Berat Badan Tikus Putih (Rattus novergicus) Pre

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Perbedaan Rerata Berat Badan Tikus Putih (Rattus novergicus) Pre A. Hasil Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Perbedaan Rerata Berat Badan Tikus Putih (Rattus novergicus) Pre test dan Post test Pemberian Induksi Asap Rokok dan Ekstrak Kulit Jeruk Manis

Lebih terperinci