BAB I PENDAHULUAN. Monosodium glutamat (MSG) banyak digunakan oleh ibu rumah. tangga dan industri makanan sebagai penyedap rasa seperti halnya garam,

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Monosodium glutamat (MSG) banyak digunakan oleh ibu rumah tangga dan industri makanan sebagai penyedap rasa seperti halnya garam, gula, dan penyedap rasa yang lain (Eweka, 2007). Monosodium glutamat berbentuk serbuk kristal yang tersusun atas 78% glutamat, 12% natrium, dan 10% air ( Samuels, 1999). Negara dengan pengguna MSG tertinggi adalah Korea dengan jumlah asupan 1,6 gram per hari per jiwa (Loliger, 2000), sedangkan Indonesia hanya mengkonsumsi sekitar 0,6 gram per hari per jiwa (Prawirohardjono et al., 2000). Berdasarkan Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (PerKBPOM) No. 23 Tahun 2013 tentang batas maksimum penggunaan bahan tambahan pangan penguat rasa, MSG atau monosodium L-glutamate monohydrate dinyatakan sebagai Acceptable Daily Intake (ADI) not specified yaitu bahan tambahan pangan yang mempunyai toksisitas rendah. Beberapa hasil penelitian telah menunjukkan bahwa MSG memiliki sifat neurotoksik (Samuels, 1999), nefrotoksik (Eweka, 2007; Vinodini et al., 2010), hepatotoksik (Kuldip and Ahluwalia, 2002), dan gonadotoksik (Vinodini et al., 2008). Hal tersebut dikarenakan MSG mampu menginduksi terjadinya stres oksidatif pada jaringan, salah satunya pada organ reproduksi jantan. Stres oksidatif dapat meningkatkan kadar peroksidasi lipid (Tremallen, 2008), kerusakan mitokondria (Agarwal and Said, 2005), dan 1

2 2 mutasi sel pembentuk sperma (Nayanatara et al., 2008) yang berakibat pada penurunan kualitas sperma. Penurunan kualitas sperma ditandai dengan peningkatan jumlah sperma abnormal (Vinodini et al., 2008), penurunan jumlah sel sperma ( Onakewhor et al.,1998; Nayanatara et al., 2008), dan testicular haemorrhage (Nayanatara et al., 2008). Upaya perbaikan kualitas sperma dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya dengan konsumsi makanan yang mengandung antioksidan. Antioksidan memiliki kemampuan menetralkan radikal bebas yang memicu stres oksidatif pada testis dengan jalan menyumbangkan satu atau lebih elektron sehingga dapat menghambat pembentukan radikal bebas baru di dalam tubuh. Selain itu, radikal bebas dapat dinetralkan dengan adanya aktivitas enzim superoxide dismutase (SOD), glutathione peroxidase, dan catalase yang bertindak sebagai antioksidan endogen (antioksidan primer). Peningkatan radikal bebas di dalam tubuh dapat mengakibatkan reduksi antioksidan endogen, sehingga dibutuhkan asupan antioksidan dari luar tubuh (Aitken, 2008). Antioksidan eksogen (antioksidan sekunder) berperan menetralkan radikal bebas dengan menyumbangkan satu atau lebih elektron sehingga dapat mencegah pembentukan radikal baru dan menghambat reaksi berantai yang akan berakibat pada kerusakan sel maupun jaringan. Vitamin C merupakan salah satu jenis antioksidan eksogen yang dapat meningkatkan jumlah sperma pada laki-laki penderita infertil dengan dosis mg/hari (Agarwal et al., 2005).

3 3 Salah satu buah yang dipercaya mengandung antioksidan tinggi adalah buah naga merah. Buah naga merah dengan nama latin Hylocereus polyrhizus memiliki kandungan vitamin C sebanyak 8-9 g/100 g daging buah dan betakaroten yang membentuk warna merah pada daging buah (Ping, 2011). Betakaroten adalah pigmen pembentuk vitamin A yang juga merupakan salah satu jenis antioksidan sekunder. Beberapa antioksidan akan menciptakan perlindungan yang lebih baik bagi tubuh terhadap serangan radikal bebas apabila kerjanya bersinergi, misal kerjasama antara vitamin C dengan betakaroten. Berdasarkan penelitian Mahattanatawee et al. (2006), buah naga merah memiliki kandungan antioksidan yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan buah naga daging putih ( Hylocereus undatus). Buah naga merah umumnya banyak dikonsumsi karena bermanfaat menurunkan kadar gula dalam darah (efek hipoglikemik) dan dapat mencegah penyakit kanker (Winarsih, 2007). Adanya kandungan antioksidan di dalam buah naga merah, diharapkan dapat memperbaiki kerusakan yang terjadi pada organ reproduksi jantan akibat terjadinya stres oksidatif yang diinduksi oleh MSG. Efek hipoglikemik yang dimiliki oleh buah naga merah menjadi keunggulan tersendiri jika dibandingkan dengan buah lainnya karena aman dikonsumsi bagi penderita hiperglikemik. Selain itu, warna daging buah yang berwarna merah tentunya lebih menarik untuk dikonsumsi di samping adanya kandungan betakaroten yang dapat memelihara kesehatan mata (Winarsih, 2007).

4 4 Proses ekstraksi bertujuan menarik keluar senyawa bioaktif yang ada di dalam jaringan, baik pada tanaman maupun hewan dengan menggunakan larutan pengekstraksi. Keberhasilan proses ekstraksi dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya jenis dan konsentrasi pelarut. Setiap senyawa aktif memiliki perbedaan polaritas, sehingga pemilihan jenis dan konsentrasi pelarut akan mempengaruhi jumlah senyawa aktif yang didapatkan. Senyawa polar akan larut dalam pelarut polar, begitu pula dengan senyawa non polar akan larut dalam pelarut non polar (Khopkar, 2003). Senja et al. (2014) melakukan ekstraksi menggunakan sampel kubis ungu segar dan serbuk dengan tujuan mengetahui hubungan antara konsentrasi pelarut dengan jumlah ekstrak yang didapat dan mengetahui pengaruh metode ekstraksi terhadap aktivitas antioksidan. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa konsentrasi pelarut, metode ekstraksi, metode pemekatan, dan suhu berpengaruh terhadap jumlah ekstrak yang didapat dan aktivitas antioksidan. Hasil penelitian tersebut menjadi latar belakang bagi peneliti untuk mempelajari pengaruh metode ekstraksi yang berbeda yaitu soxhletasi dan maserasi, serta metode pemekatan yang berbeda yaitu keringangin dan waterbath terhadap aktivitas antioksidan yang diperoleh. B. Permasalahan Permasalahan pada penelitian ini adalah : 1. Apakah ekstrak metanol buah naga merah mempunyai aktivitas antioksidan tinggi?

5 5 2. Metode ekstraksi dan pemekatan apakah yang menghasilkan ekstrak metanol dengan aktivitas antioksidan paling tinggi? 3. Apakah ekstrak dengan aktivitas antioksidan paling tinggi pada buah naga merah dapat memperbaiki kualitas sperma tikus putih Wistar yang dipapar MSG? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Tujuan penelitian ini adalah : a. Mengetahui potensi antioksidan ekstrak metanol buah naga merah. b. Mengidentifikasi metode ekstraksi dan pemekatan ekstrak yang menghasilkan ekstrak dengan aktivitas antioksidan paling tinggi. c. Mengetahui pengaruh pemberian ekstrak buah naga merah dengan aktivitas antioksidan paling tinggi terhadap perbaikan kualitas sperma tikus putih Wistar yang dipapar MSG. 2. Manfaat Manfaat penelitian ini adalah : a. Memberikan sumbangan ilmiah mengenai fungsi buah naga merah sebagai salah satu solusi alternatif untuk memperbaiki kualitas sperma. b. Memberikan pengetahuan kepada masyarakat mengenai fungsi buah naga merah yang dapat memperbaiki kualitas sperma. c. Meningkatkan pendapatan para petani buah naga merah setelah diketahui bahwa buah naga merah dapat memperbaiki kualitas sperma.

6 6 D. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini dibatasi pada pengaruh pemberian ekstrak buah naga merah dengan aktivitas antioksidan paling tinggi terhadap perbaikan kualitas sperma tikus putih Wistar yang dipapar MSG. Uji aktivitas antioksidan dilakukan dengan menggunakan metode DPPH (1,1- Diphenyl-2-Picrylhidrazyl). Parameter yang digunakan untuk mengetahui kualitas sperma meliputi jumlah sperma, morfologi, viabilitas, dan Indeks Gonadosomatik (IGS).