DAFTAR PUSTAKA. [BPS] Badan Pusat Statistik Jakarta Studi Konsistensi Luas Baku Lahan Sawah. BPS Pusat, Jakarta.
|
|
- Yanti Verawati Setiabudi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 DAFTAR PUSTAKA Ashari. 23. Tinjauan Tentang Alih Fungsi Lahan Sawah Ke Non Sawah dan Dampaknya di Pulau Jawa. Forum Penelitian Agro Ekonomi, FAE, 21 (2) Jakarta. Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Pertanian, Balitbang Pertanian Departemen Pertanian. hal : Asyik M Penyediaan Tanah untuk Pembangunan, Kondisi Lahan Pertanian dan Permasalahannya : Suatu Tinjauan di Jawa Barat. Di dalam : Hermanto (eds), Proseding Lokakarya Persaingan Dalam Pemanfaatan Sumberdaya Lahan dan Air : pp PSE dan Ford Foundation. [BAPPEDA] Badan Perencana Pembangunan Daerah Agam. 25. Data Base Pembangunan Kab. Agam. Sumatera Barat. [BPS] Badan Pusat Statistik Jakarta. 25. Studi Konsistensi Luas Baku Lahan Sawah. BPS Pusat, Jakarta Indikator Pertanian. BPS Pusat, Jakarta. Barlowe R Land Resources Economics. The Economics of Real Estate. Third Edition. Prentice Hill, Inc. Englewood Cliffs, New Jersey. USA. Barus, B, Wiradisastra US. 2. Sistem Informasi Geografis. Laboratorium Penginderaan Jauh dan Kartografi, Jurusan Tanah, Fakultas Pertanian Institut Prertanian Bogor. Bogor. Djaenudin D, Marwan H, Subagjo H, Hidayat Petunjuk Teknis Evaluasi Lahan untuk Komoditas Pertanian. Edisi ke-1. Balai Penelitian Tanah, Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat, Bogor. [FAO] Food and Agriculture of Organization A Framework for Land Evaluation. Soil Bull. No. 32 FAO, Rome. Gittingger PJ Analisa Ekonomi Proyek-proyek Pertanian. UI Press, Jakarta Hardjowigeno S, Widiatmaka. 21. Kesesuaian Lahan dan Perencanaan Tata Guna Tanah. Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan. Fakultas Pertanian IPB, Bogor. Irawan, B. 25. Konversi Lahan Sawah : Potensi Dampak, Pola Pemanfaatannya dan Faktor Determinan. Forum Penelitian Agro Ekonomi Volume 21 No.2 Oktober 23. Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Pertanian, Balitbang Pertanian Departemen Pertanian. hal :
2 . 23. Tipologi Kecamatan di Jawa Dalam Rangka Pencadangan Kawasan Produksi Pangan. Jurnal Agro Ekonomi Volume 23 No.1 Juli 25. Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Pertania, Balitbang Pertanian Departemen Pertanian. hal : 1-18., Friyatno S, Supriatna, Anugrah IS, Kirom NA, Rahmanto B, Wiryono B. 2. Laporan Hasil Penelitian : Perumusan Model Kelembagan reservasi Lahan Pertanian. Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Pertanian, Balitbang Pertanian Departemen Pertanian., Lancon F, Sudaryanto T Cultural Practices Differences and Its Impact on The Efficiency of Wetland Soybean : The Case of Japanan Village, East Java. Jurnal Agro Ekonomi Vol 11 No. 2. Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Pertanian, Balitbang Pertanian Departemen Pertanian. hal Jambu, M Exploratory and Mutivariate data Analysis. Academic Press. INC. London Agam Satuan Lahan dan Tanah [Peta Digital]. Bogor : Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat. Nasoetion LI Rural Land Use Management for Economic Development in Indonesia. Laporan yang disajikan dalam APO Seminar on Agriculture Land Use Management, 8 18 November 1994, Tokyo, Japan., Winoto J Masalah Alih Fungsi Lahan Pertanian dan Dampaknya terhadap Keberlanjutan Swasembada Pangan dalam Hermanto (eds). Prosiding Lokakarya Persaingan dalam Pemanfaatan Sumberdaya Lahan dan Air : pp PSE & Ford Foundation. Nugroho I, Dahuri R. 24. Pembangunan Wilayah : Perspektif Ekonomi, Sosial dan Lingkungan. Jakarta : LP3ES. Pakpahan A, Anwar A Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konversi Lahan Sawah. Jurnal Agro Ekonomi Vol 8 No. 1 Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Pertanian, Balitbang Pertanian Departemen Pertanian., hal Roel A, Plant R. 22. Spatiotemporal Analysis of Rice Yield Variability in California k-vie [14 Juni 26]. Rustiadi E, Wafda R. 25. Masalah Ketersedian Lahan dan Konversi Lahan Pertanian. Makalah Seminar pada Seminar Penanganan Konversi Lahan dan Pencapaian Lahan Pertanian Abadi pada tanggal 13 Desember 25, kerjasama Kantor Kementerian Koordinator Bidang Ekonomi dan Pusat Studi Pembangunan Pertanian dan Perdesaan (PSP3) LPM IPB.
3 Rustiadi E, Saefulhakim S, Panuju DR. 24. Diktat Perencanaan Pengembangan Wilayah. Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor Bogor. Sabiham S. 25. Manajemen Sumberdaya Lahan dalam Usaha Pertanian Berkelanjutan. Makalah Seminar Nasional Himpunan Mahasiswa Ilmu Tanah Save Our Land for The Better Enviroment, Bogor, 1 Desember 25. Saefulhakim S. 24. Modul Permodelan Perencanaan Pengembangan Sumberdaya Lahan. Departemen Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian IPB- Bogor., Panuju DR, Nasoetion LI Analisa Keragaan Sistem Usahatani Berbasis Lahan. Bogor : Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan, Vol 2 No. 2 Oktober, Jurusan Tanah Fakultas Pertanian, IPB. Segda Z, Haefele SM, Wopereis MC, Sedogo MP, Guinko S. 24. Agro- Economic Characterization of Rice Production in a Typical Irrigation Scheme in Burkina Faso. Agronomy Journal 96 : Simatupang P. 2. Anatomi Masalah Produksi Beras Nasional dan Upaya Mengatasinya. Seminar Nasional Perspektif Pembangunan Pertanian dan Kehutanan Tahun 21 ke Depan. Bogor, 9-1 Nopember 2. PSE- Bogor. Sumaryanto, Friyanto S, Irawan B. 21. Konversi Lahan Sawah ke Penggunaaan Non Pertanian dan Dampak Negatifnya. Bogor 1 Mei 21. Proseding Seminar Nasional Multifungsi Lahan Sawah, Puslitanak, Balitbang Pertanian, Deptan, hal : Sutono S, Kusnadi SH, Djunaedi MS. 21. Pendugaan Erosi pada Lahan Sawah dan Lahan Kering Sub Das Citarum dan DAS Kaligarang. Bogor 1 Mei 21. Proseding Seminar Nasional Multifungsi Lahan Sawah, Puslitanak, Balitbang Pertanian, Deptan, hal : Tala ohu SH, Agus F, Irianto G. 21. Hubungan Perubahan Penggunaan Lahan dengan Daya Sangga Air Sub DAS Citarik dan DAS Kaligarang. Bogor 1 Mei 21. Proseding Seminar Nasional Multifungsi Lahan Sawah, Puslitanak, Balitbang Pertanian, Deptan, hal : Taryoto, AH Tipologi Kecamatan Berdasarkan Beberapa Aspek Ketenagakerjaan. Kasus Jawa Timur. Jurnal Agro Ekonomi, Vol 1, No. 2. Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Pertanian, Balitbang Pertanian Departemen Pertanian. hal Tim Rancangan Undang-undang (RUU) Lahan Pertanian Abadi. 26. Naskah Akademik RUU Lahan Pertanian Abadi. Ditjen Pengelolaan Sumberdaya Air dan Lahan, Departemen Pertanian RI.
4 LAMPIRAN
5 Lampiran 1 Peta jenis tanah Agam PETA JENIS TANAH KABUPATEN AGAM Pasaman Lima Puluh Kota Kota Bukittinggi Simbol Keterangan Dystropepts Eutropepts Hapludands Humitropepts Hydrudands Tertoreh Tropaquepts Tropopsamments Troposaprists Danau Maninjau Luas Hektar % Peta Situasi Sumatera Barat Padang Pariaman Tanah Datar Sumatera Utara Riau N Samudera Indonesia Kepulauan Mentawai Jambi SKALA 5 5 Km Bengkulu Sumber : BAPPEDA Agam 1 1 1
6 Lampiran 2 Peta ketinggian tempat di Agam PETA KETINGGIAN KABUPATEN AGAM Pasaman Lima Puluh Kota Simbol Keterangan - 1 m Luas Hektar % m m m Kota Bukittinggi m > 2 m Danau Maninjau Peta Situasi Sumatera Barat Padang Pariaman Tanah Datar Sumatera Utara Riau N Samudera Indonesia Kepulauan Mentawai Jambi Bengkulu Sumber : BAPPEDA Agam SKALA 5 5 Km 1 1 1
7 Lampiran 3 Peta iklim Agam PETA IKLIM KABUPATEN AGAM Pasaman Kota Bukittinggi Lima Puluh Kota Simbol Keterangan Oldeman A Oldeman B1 Oldeman C1 Oldeman B2 Oldeman D1 Oldeman D2 Oldeman E2 Luas Hektar % Peta Situasi Sumatera Barat Padang Pariaman Tanah Datar Sumatera Utara Riau N Samudera Indonesia Kepulauan Mentawai Jambi SKALA 5 5 Km Bengkulu Sumber : BAPPEDA Agam 1 1 1
8 Lampiran 4 Peta kelas lereng Agam PETA KELAS LERENG KABUPATEN AGAM Pasaman Lima Puluh Kota Simbol Keterangan < 3 % 3-8 % Luas Hektar % % % Kota Bukittinggi % > 45 % Danau Maninjau Peta Situasi Sumatera Barat Padang Pariaman Tanah Datar Sumatera Utara Riau N Samudera Indonesia Kepulauan Mentawai Jambi Bengkulu Sumber : BAPPEDA Agam SKALA 5 5 Km 1 1 1
9 Lampiran 5 Peta penggunaan tanah Agam PETA PENGGUNAAN LAHAN TAHUN 25 KABUPATEN AGAM Pasaman Lima Puluh Kota Kota Bukittinggi Simbol Hutan Kebun Kelapa Sawit Kebun Kelapa Semak Belukar Lahan Terbuka Tegalan Pemukiman Sawah Kebun Campuran Tubuh Air Danau Maninjau Luas Hektar % Peta Situasi Sumatera Barat Padang Pariaman Tanah Datar Sumatera Utara Riau N Samudera Indonesia Kepulauan Mentawai Jambi Bengkulu Sumber : BAPPEDA Agam SKALA 5 5 Km 1 1 1
10 Lampiran 6 Peta RTRW Agam ' ' 1 5 ' 1 5 ' 3 ' 3 ' ' 1 1 5' ' 1 1 5' 1 3 ' ' ' ' PETA RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) TAHUN KABUPATEN AGAM Pasaman Lima Puluh Kota Simbol Keterangan Luas Hektar % Kawasan Budidaya Kaw.Budidaya Terbatas Kawasan Lindung Pemukiman Kota Bukittinggi Tubuh Air Danau Maninjau Peta Situasi Sumatera Barat Padang Pariaman Tanah Datar Sumatera Utara Riau N Samudera Indonesia Kepulauan Mentawai Jambi SKALA 5 5 Km Bengkulu Sumber : BAPPEDA Agam
11 Lampiran 7 Peta administrasi Agam 1 BT 1 2' BT PETA LOKASI ADMINISTRASI KABUPATEN AGAM 2' LS Pasaman Lima Puluh Kota Kota Bukittinggi 2' LS Simbol Keterangan Kec. Kamang Magek Kec. Banuhampu Sungai Kec. Baso Kec. Candung Kec. IV Angkat Candung Kec. IV Koto Kec. IV Nagari Kec. Lubuk Basung Kec. Matur Kec. Palembayan Kec. Palupuh Kec. Sungai Pua Kec. Tanjung Mutiara Kec. Tanjung Raya Kec. Tilatang Kamang Danau Maninjau Luas Hektar % Peta Situasi Sumatera Barat Padang Pariaman Tanah Datar Sumatera Utara Riau N Samudera Indonesia Kota Solok Kepulauan Mentawai Jambi SKALA 5 5 Km Bengkulu Sumber : BAPPEDA Agam 1 BT 1 2' BT
12 Lampiran 8 Kriteria kesesuaian untuk tanaman padi sawah (PPT, 1983) No. Parameter Simbol Kelas Kesesuaian S1 S2 S3 N1 N2 Kedalaman 1 Efektif s > 75 cm > 5 cm > 25 cm > 1 cm 2 Kelas besar butir pada Perakaran ( - 3 cm) s Berliat, berdebu halus, berlempung halus Berliat, berdebu halus, berlempung halus Berliat, berdebu halus dan kasar, berlempun g halus Berliat, berdebu halus dan kasar, berpasir, berlempung halus 3 Batuan di permukaan Tanah s < 5 % < 25 % < 5 % < 75 % 4 Kesuburan tanah n Tinggi Tinggi, sedang Tinggi, sedang, rendah Tinggi, sedang, rendah, sgt rendah 5 Reaksi Tanah Lap. Atas ( - 3 cm ) a ph 5,5-7,4 ph 4,5-7,5 ph 4, - 8, ph 3,5-8,5 6 Toksisitas e a. Kej. Al < 8 % < 8 % < 8 % < 1 % b. Kedalaman Pirit > 1 cm > 75 cm > 5 cm > 25 cm 7 Lereng dan keadaan permukan t Lereng < 3 % dan 8 % wilayah rata Lereng < 3 % dan 8 % wilayah rata Lereng < 5 % dan 5 % wilayah rata Lereng < 8 % dan 4 % wilayah rata Kriteria pada N1 dan lainnya 8 Ketinggian Tempat (mdpl) h < 5 m < 75 m < 1 m < 1 m 9 Zone Agroklimat (Oldeman) r A1, A2, B1, B2 A1, A2, B1,B2, B3 A1, A2, B1,B2, B3, C1, C2, C3 A1, A2, B1,B2, B3, C1, C2, C3, D1,D2,D3 1 Kelas Drainase d Terhambat Agak terhambat, terhambat Agak terhambat, terhambat, sgt terhambat Cepat, agak cepat, baik,agak terhambat, terhambat, sgt terhambat 11 Salinitas x < 1.5 < 2.5 < 2.5 < 4
13 Lampiran 9 Luas areal potensial produksi Padi (ha) Kategori Kecamatan Nagari Tidak Luas Potensial Potensial Kamang Hilir Kamang Magek Kamang Mudiak Magek Kamang Magek Total Cingkaring Kubang Putih Kec Banuhampu Ladang Lawas Sungai Padang Lua Pakan Sinayan Taluk Kec Banuhampu Sungai Total Bungo Koto Tuo Koto Tinggi Kec Baso Padang Tarok Simarasap Tabek Panjang Kec Baso Total Bukit Batabuh Kec Candung Candung Koto Laweh Lasi Kec Candung Total Ampang Gadang Balai Gurah Batu Taba Kec IV Angkat Biaro Gadang Candung Lambah Panampung Pasir Kec IV Angkat Candung Total Balingka Guguk Tabek Sarojo Koto Gadang Kec IV Koto Koto Panjang Koto Tuo Malalak Sianok Sungai Landai Kec IV Koto Total Kec IV Nagari III Koto Sitalang Kec IV Nagari Total
14 Lampiran 9 Lanjutan Garagahan Kampung Pinang Kec Lubuk Basung Kampung Tangah Lubuk Basung Manggopoh Kec Lubuk Basung Total Lawang Matua Hili Kec Matur Matua Mudik Panta Pauh Parit Panjang Tiga Balai Kec Matur Total Baringin III Koto Silungkang Kec Palembayan IV Koto Palembayan Selaras Air Sipinang Sungai Puar Kec Palembayan Total Koto Rantang Kec Palupuh Nantujuah Pagadih Pasia Laweh Kec Palupuh Total Batagak Batu Palano Kec Sungai Pua Padang Laweh Sarik Sungai Pua Kec Sungai Pua Total Tiku Selatan Kec Tanjung Tiku Utara Mutiara Tiku V Jorong Kec Tanjung Mutiara Total Bayur II Koto III Koto Kec Tanjung Raya Koto Kaciak Maninjau Sungai Batang Tanjung Sani Danau Maninjau Kec Tanjung Raya Total Kec Tilatang Gadut
15 Kamang Kapau Koto Tangah Kec Tilatang Kamang Total Jumlah Lampiran 1 Hasil PCA dan hirarki wilayah N Id-Nagari Nagari PCA Tipologi Tiku V Jorong.4942 Layak 2 6 Manggopoh.4896 Layak 3 1 Tigo Koto Batu Kambing.4432 Layak 4 9 Sitalang.4159 Layak 5 68 Salareh Aia.463 Layak 6 24 Malalak.3669 Agak Layak 7 31 Sungai Landia.3623 Agak Layak 8 5 Kampuang Tangah.3619 Agak Layak 9 7 Koto Rantang.3599 Agak Layak 1 71 Pasie Laweh.3565 Agak Layak Tigo Koto Silungkang.3499 Agak Layak Pagadih.3492 Agak Layak Sungai Pua.3452 Agak Layak 14 7 Kampuang Pinang.3388 Agak Layak 15 4 Garagahan.3387 Agak Layak Gadut.3324 Agak Layak Iv Koto Palembayan.335 Agak Layak Nan Tujuah.3252 Agak Layak Baringin.3234 Agak Layak 2 8 Lubuk Basung.3161 Agak Layak Kamang Mudik.3141 Agak Layak Magek.312 Kurang Layak 23 6 Kapau.311 Kurang Layak Lasi.295 Kurang Layak Pakan Sinayan.2947 Kurang Layak Kamang Hilir.294 Kurang Layak Matua Mudiak.2896 Kurang Layak 28 5 Bukik Batabuah.2844 Kurang Layak Parit Panjang.2826 Kurang Layak 3 28 Koto Gadang.2792 Kurang Layak Padang Tarok.278 Kurang Layak Balingka.278 Kurang Layak Bayua.276 Kurang Layak Koto Tangah.2673 Kurang Layak
16 35 52 Canduang Koto Laweh.2667 Kurang Layak Bungo Koto Tuo.2644 Kurang Layak Padang Laweh.2635 Kurang Layak Koto Kaciak.2612 Kurang Layak
17 Lampiran 1 Lanjutan Panta Pauah.267 Kurang Layak 4 4 Batu Palano.2588 Kurang Layak Simarasok.2571 Kurang Layak Ladang Laweh.2539 Kurang Layak Balai Gurah.2436 Kurang Layak Sariak.2429 Kurang Layak Batagak.2417 Kurang Layak 46 1 Tiku Selatan.241 Kurang Layak 47 2 Tiku Utara.24 Kurang Layak Tanjung Sani.2374 Kurang Layak Lawang.2297 Kurang Layak 5 34 Cingkariang.2279 Kurang Layak 51 2 Matua Hilia.2278 Kurang Layak Tigo Balai.2254 Kurang Layak Sipinang.2254 Kurang Layak Koto Tinggi.226 Kurang Layak Duo Koto.22 Kurang Layak Kubang Putiah.2196 Kurang Layak Padang Lua.2162 Kurang Layak Sianok.2155 Kurang Layak 59 3 Koto Panjang.2152 Kurang Layak 6 26 Koto Tuo.2146 Kurang Layak Sungai Batang.2142 Kurang Layak Maninjau.2125 Kurang Layak Taluak Iv Suku.288 Kurang Layak Biaro Gadang.268 Kurang Layak Tabek Panjang.232 Kurang Layak Tigo Koto.1858 Tidak Layak Panampuang.1834 Tidak Layak Guguak T Sarojo.1748 Tidak Layak Lambah.1722 Tidak Layak 7 38 Sungai Pua.1713 Tidak Layak Ampang Gadang.1437 Tidak Layak Batu Taba.1122 Tidak Layak Pasia.998 Tidak Layak
18 Lampiran 11 Analisa perkiraan kapasitas produksi dan konsumsi beras Agam tahun dan 22 dari luas sawah saat ini Tahun Tipologi Wilayah Proyeksi Jlh Penduduk Kapasitas Produksi Padi Kapasitas Konsumsi Produksi Beras Beras Minus/ Surplus Layak (43 437) 21 Agak Layak (38 2) Kurang Layak (24 134) Jumlah Layak (43965) 215 Agak Layak (38 728) Kurang Layak (24 662) Jumlah Layak (44 497) 22 Agak Layak (39 26) Kurang Layak (25 194) Jumlah Sumber : Hasil Perhitungan
19 Lampiran 12 Tabel luas areal potensial (ha). kapasitas produksi padi (ton/thn) per tipologi dan penggunaaan tanah Penggunaa n Tanah Luas & Produksi Layak Agak layak Kurang Layak Sawah Lahan Terbuka Semak Belukar Tegalan Kebun Kelapa Kebun Campuran Kebun Sawit Hutan Luas Areal Kapasitas Produksi Luas Areal Kapasitas Produksi Luas Areal Kapasitas Produksi Luas Areal Kapasitas Produksi Luas Areal Kapasitas Produksi Luas Areal Kapasitas Produksi Luas Areal Kapasitas Produksi Luas Areal Kapasitas Produksi Sumber : Hasil Pengolahan Data Spasial dan Perhitungan Ket : Produktifitas = 4.3 ton/ha. Rata-rata Indeks Pertanaman per tahun =
KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN
KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN Letak dan Adminitrasi Wilayah Kabupaten Agam secara geografis berada antara 00 o 01 34-00 o 28 43 LS dan 99 o 46 39 100 o 32 50 BT dengan luas wilayah 2 212.19 km 2 5.24%
Lebih terperinciKEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN
KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN Letak Geografis dan Administrasi Wilayah Kabupaten Agam secara geografis berada antara 00 o 02-00 o 29 LS dan 99 o 52 100 o 23 BT dengan luas wilayah 2 212.19 km 2 atau 5.24%
Lebih terperinciBAB V INDIKASI PERMASALAHAN DAN OPSI PENGEMBANGAN SANITASI
BAB V INDIKASI PERMASALAHAN DAN OPSI PENGEMBANGAN SANITASI 5.1. AREA BERESIKO TINGGI DAN PERMASALAHAN UTAMA Penentuan area beresiko nagari pada wilayah Kabupaten Agam diperoleh dari hasil penilaian persepsi
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Otonomi daerah sudah dilaksanakan sejak tahun 2001. Keadaan ini telah memberi kesadaran baru bagi kalangan pemerintah maupun masyarakat, bahwa pelaksanaan otonomi tidak bisa
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 84 TAHUN 1999 TENTANG PERUBAHAN BATAS WILAYAH KOTA BUKITTINGGI DAN KABUPATEN AGAM
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 84 TAHUN 1999 TENTANG PERUBAHAN BATAS WILAYAH KOTA BUKITTINGGI DAN KABUPATEN AGAM PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa meningkatnya perkembangan
Lebih terperinciPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 84 TAHUN 1999) TENTANG PERUBAHAN BATAS WILAYAH KOTA BUKITTINGGI DAN KABUPATEN AGAM PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa meningkatnya perkembangan pembangunan di Propinsi Sumatera Barat
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN AGAM DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA
PEMERINTAH KABUPATEN AGAM DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA Jl. Mhd. Hatta telp.: 0752-76318 Lubuk Basung 26415 Website; www.disdik.agamkab.go.id E-mail: Nomor Sifat Lampiran Perihal 421/ ld-.
Lebih terperinciMenetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PERUBAHAN ATAS WILAYAH KOTA BUKITTINGGI DAN KABUPATEN AGAM. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 84 TAHUN 1999 (84/1999) TENTANG PERUBAHAN BATAS WILAYAH KOTA BUKITTINGGI DAN KABUPATEN AGAM PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa meningkatnya
Lebih terperinciBAB V KABUPATEN AGAM DAERAH AGRARIS. Tabel 5.1 karakteristik Wilayah dan Kependudukan Kabupaten Agam
75 BAB V KABUPATEN AGAM DAERAH AGRARIS 5.1. Karakteristik Wilayah dan Kependudukan Kab. Agam Secara administratif, Kabupaten Agam berada di Provinsi Sumatera Barat. Terletak diantara 00º01'34''-00º28'43''
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN AGAM
PEMERINTAH KABUPATEN AGAM DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAY AAN Jalan : Sudirman samping GOR Rang Agam 26415 Telp. ( 0752 ) 76318, Fax (0752) 76250 website: disdik.agamkab.go.id e-mail: diknasagam@yahoo.co.id
Lebih terperinci129 annel=33&nchannel=2.%20peluang%20investasi (tanggal 12 Desember 2007 jam
DAFTAR PUSTAKA Anonimous. 2007. Meninjau Konsep Kesenjangan. Direktorat Pengembangan Kawasan Khusus dan Tertinggal Bappenas. Anwar, A. 2005. Ketimpangan Pembangunan Wilayah dan Pedesaan. Tinjauan Kritis.
Lebih terperinciLuas Sawah pada Fase Pertanaman Padi (Ha) Vegetatif 2 (31-40 HST) Vegetatif 1 (16-30 HST) Max. Vegetatif (41-54 HST)
Luas Sawah pada Fase Pertanaman Padi 1 Sumatera Barat 109.460 14.393 9.536 9.370 8.156 18.267 17.440 8.479 29.113 71.248 227.338 2 Agam 10.510 981 1.537 1.231 1.094 2.777 2.231 1.282 4.970 10.152 26.885
Lebih terperinciMENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 66 TAHUN 2013 TENTANG
SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 66 TAHUN 2013 TENTANG BATAS DAERAH KABUPATEN LIMA PULUH KOTA DENGAN KABUPATEN AGAM PROVINSI SUMATERA
Lebih terperinciLuas Sawah pada Fase Pertanaman Padi (Ha) Max. Vegetatif (41-54 HST) Vegetatif 1 (16-30 HST) Vegetatif 2 (31-40 HST)
1 Sumatera Barat 103355 8835 19432 13015 16487 18847 17899 13972 14794 99.652 228145 2 Agam 8316 978 2823 1811 3185 2407 3214 2020 2189 15.460 26971 3 Ampek Angkek 318 60 215 75 258 81 111 86 196 826 1400
Lebih terperinciLuas Sawah pada Fase Pertanaman Padi (Ha) Max. Vegetatif (41-54 HST) Vegetatif 2 (31-40 HST)
1 Sumatera Barat 94.920 11.337 15.227 8.108 9.381 16.960 17.466 20.403 33.810 87.545 229.026 2 Agam 12.508 1.280 1.426 940 1.315 1.909 2.264 1.924 3.271 9.778 27.006 3 Ampek Angkek 659 96 101 32 65 108
Lebih terperinciLuas Sawah pada Fase Pertanaman Padi (Ha) Max. Vegetatif (41-54 HST) Vegetatif 2 (31-40 HST)
1 Sumatera Barat 81.235 9.876 16.534 14.901 13.334 19.083 18.382 14.999 39.415 97.233 229.211 2 Agam 10.356 1.321 1.754 1.757 1.079 1.751 2.104 1.583 5.119 10.028 27.101 3 Ampek Angkek 544 87 134 113 57
Lebih terperinciLuas Sawah pada Fase Pertanaman Padi (Ha) Max. Vegetatif (41-54 HST) Vegetatif 2 (31-40 HST)
1 Sumatera Barat 70.974 21.356 15.763 14.547 11.518 21.113 16.941 22.192 33.751 102.074 229.158 2 Agam 9.936 1.724 1.695 1.118 1.057 2.689 2.132 2.898 3.763 11.589 27.119 3 Ampek Angkek 497 136 106 49
Lebih terperinciRumusan Rencana Program dan Kegiatan SKPD Tahun 2014 dan Prakiraan Maju Tahun 2015 Kabupaten Agam
SKPD : DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN Kode (1) (2) (3) (4) (5) (6) (8) (9) (1) URUSAN KEHUTANAN 7,143,465, 8,48,49,4 1 3 1 Program Pelayanan Administrasi Terwujudnya pelayanan administrasi Perkantoran
Lebih terperinciRumusan Rencana Program dan Kegiatan SKPD Tahun 2014 dan Prakiraan Maju Tahun 2015 Kabupaten Agam
SKPD : DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN Kode URUSAN KEHUTANAN 7,393,465, 8,48,49,4 3 Program Pelayanan Administrasi Terwujudnya pelayanan administrasi Perkantoran perkantoran. 59,5, 765,, 3 2 Penyediaan
Lebih terperinci~T PERINTAH TUGAS Nomor : 094.3/11,{l,,'- /
PEMERINTAH DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN AGAM PEMUDA DAN OLAHRAGA Jalan : DR. Muhammad Hatta Telp.0752-76318 fax.76250 lubuk Basung Website:!mR://www.disdik-agam.org Email: diknasagam@yahoo.co.id ~T PERINTAH
Lebih terperinciIDENTIFIKASI KAWASAN RAWAN KONVERSI PADA LAHAN SAWAH DI KECAMATAN 2 X 11 ENAM LINGKUNG KABUPATEN PADANG PARIAMAN BERBASIS GIS
IDENTIFIKASI KAWASAN RAWAN KONVERSI PADA LAHAN SAWAH DI KECAMATAN 2 X 11 ENAM LINGKUNG KABUPATEN PADANG PARIAMAN BERBASIS GIS (GEOGRAPHIC INFORMATION SYSTEM) Fakultas Teknologi Pertanian, Kampus Limau
Lebih terperinciDATA AGREGAT KEPENDUDUKAN PER KECAMATAN (DAK2)
KABUPATEN / KOTA : PESISIR SELATAN 13.01 PESISIR SELATAN 28.40 281.113 568.520 1 13.01.01 PANCUNG SOAL 14.85 14.345 29.202 2 13.01.02 RANAH PESISIR 19.424 19.339 38.63 3 13.01.03 LENGAYANG 34.645 33.969
Lebih terperinciLampiran I.13 PENETAPAN DAERAH PEMILIHAN DAN JUMLAH KURSI ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI DALAM PEMILIHAN UMUM TAHUN 2014
Lampiran I. : Keputusan Komisi Pemilihan Umum : 95/Kpts/KPU/TAHUN 0 : 9 MARET 0 ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI DALAM PEMILIHAN UMUM TAHUN 0 No DAERAH PEMILIHAN JUMLAH PENDUDUK JUMLAH KURSI
Lebih terperinciAlamat Kabupaten/Kota
1 Mushalla Balimbiang Gasan Kaciak Tiku Selatan Tanjung Mutiara Kabupaten Agam 2 Mushalla Nurul Iman Pasia Gasan Kaciak Tiku Selatan Tanjung Mutiara Kabupaten Agam 3 Mushalla Asma al-husna Gasan Kaciak
Lebih terperinciLOKASI DAN ALOKASI BLM PNPM MANDIRI TAHUN ANGGARAN 2009 PNPM DAERAH TERTINGGAL & KHUSUS ALOKASI BLM (Rp. x Juta) SUMATERA BARAT
PNPM PNPM PERAN LOKASI DAN (Rp. x 1 Agam 1 Banuhampu 900 900 720 180 2 Ampek Nagari 2.000 2.000 1.600 400 3 Baso 900 900 720 180 4 Candung 2.000 2.000 1.600 400 5 IV Angkat Candung 900 900 720 180 6 IV
Lebih terperinciIII. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
27 III. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 3.1. Letak Geografis Kabupaten Agam Secara geografis, Kabupaten Agam terletak antara 00 o 2-00 o 29 LS dan 99 o 52-100 o 23 BT, dengan luas daerah 2.231,94 Km 2
Lebih terperinciDAFTAR ALAMAT MASJID DAN MUSHALLA KABUPATEN AGAM
DAFTAR ALAMAT MASJID DAN MUSHALLA KABUPATEN AGAM No 1 Nama Masjid dan Mushalla 2 1 Masjid Baiturrahman Gasan Kaciak 2 Masjid Nurul Huda Banda Gadang 3 Masjid Masjid Raya Pasa Tiku 4 Masjid Baitul Mukminin
Lebih terperincidan Paket B Tahun Pelajaran 2017/2017 dengan Kepala sekolah Penyelenggara UN (data
PEMERINTAH KABUPATEN AGAM DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN Jln: Jend. Sudirman Lubuk Basung Telp. (0752) 76318, Fax (0752) 76250, Kode pos 26415 Website: http://www.disdik-agam.org, e-mail: diknasagam@yahoo.co.id
Lebih terperinci04. ACUAN PENETAPAN REKOMENDASI PUPUK N, P, DAN K PADA LAHAN SAWAH SPESIFIK LOKASI (PER KECAMATAN) PROVINSI SUMATERA BARAT
04. ACUAN PENETAPAN REKOMENDASI PUPUK N, P, DAN K PADA LAHAN SAWAH SPESIFIK LOKASI (PER KECAMATAN) PROVINSI SUMATERA BARAT 64 Sumatera Barat 1. Lunang Silaut 250 75* 50 230 75* 0 225 25* 30 Pesisir Selatan
Lebih terperinciCAPAIAN RPJMD KABUPATEN AGAM
PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN AGAM CAPAIAN RPJMD KABUPATEN AGAM 2010-2015 DATA DAN INFORMASI 2015 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 DAFTAR ISI Daftar Isi.... Daftar Tabel Daftar Grafik. GAMBARAN
Lebih terperinciVIII. DAFTAR PUSTAKA
VIII. DAFTAR PUSTAKA Anugrah F. 2005. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konversi Lahan Sawah Ke Pengguna Non Pertanian Di Kabupaten Tanggerang. Skripsi. Institut Astuti DI. 2011. Keterkaitan Harga
Lebih terperinciPETA KECAMATAN BASO i
PETA KECAMATAN BASO i ii KATA PENGANTAR Assalamu alaikum Wr.Wb Pertama-tama kami mengucapkan rasa syukur dan menyambut baik dengan diterbitkannya buku PROFIL KECAMATAN BASO ini. Buku ini sangat bermanfaat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I - 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Indonesia sebagai negara agraris yang sebagian besar penduduknya hidup sebagai petani. Dalam rangka mengangkat derajat kehidupan petani serta mendukung penyediaan
Lebih terperinciPenutup Sekapur Sirih Mukhlis SE,MM
Penutup Sekapur Sirih Penyelenggaraan Sensus Penduduk merupakan hajatan besar bangsa yang hasilnya sangat penting dalam rangka perencanaan pembangunan. Pembangunan yang melalui proses perencanaan yang
Lebih terperinciANALISIS POTENSI LAHAN SAWAH UNTUK PENCADANGAN KAWASAN PRODUKSI BERAS DI KABUPATEN AGAM - SUMATERA BARAT NOFARIANTY
ANALISIS POTENSI LAHAN SAWAH UNTUK PENCADANGAN KAWASAN PRODUKSI BERAS DI KABUPATEN AGAM - SUMATERA BARAT NOFARIANTY SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007 YANG SELALU DI HATI Yang mulia:
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Perumusan Indikator Wilayah yang Layak Dicadangkan untuk Kawasan Produksi Beras
METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Agam, Sumatera Barat yang meliputi 15 kecamatan dengan 73 nagari. Pelaksanaaan penelitian lapangan dilaksanakan bulan
Lebih terperinciBAB II KERANGKA KERJA SEKTOR SANITASI KABUPATEN AGAM
BAB II KERANGKA KERJA SEKTOR SANITASI KABUPATEN AGAM STRATEGI SANITASI KABUPATEN Gambaran umum sanitasi Kabupaten Agam merupakan deskripsi tentang kondisi sanitasi saat ini dan masa akan datang (sampai
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA Pertumbuhan Penduduk dan Dampaknya terhadap Perkembangan Suatu Wilayah
3 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pertumbuhan Penduduk dan Dampaknya terhadap Perkembangan Suatu Wilayah Pertumbuhan penduduk adalah perubahan jumlah penduduk di suatu wilayah tertentu pada waktu tertentu dibandingkan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Bobot dan Penilaian Parameter Potensi Pariwisata
HASIL DAN PEMBAHASAN Keberadaan sumberdaya yang mendukung perkembangan pariwisata di Kabupaten Agam menjadi pilihan untuk melakukan pengembangan potensi pariwisata yang ada di daerah ini. Penelitian ini
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN AGAM DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA
PEMERINTAH KABUPATEN AGAM DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA Jalan : DR. Mhd. Hatta Telp. ( 0752 ) 76318 Lubuk Basung 26415 Nomor Sifat Lampiran Hal : 970/00>'Q./ DISDIKBUD/ 2017 : Penting : 1 ( Satu
Lebih terperinciVI. GAMBARAN WILAYAH, KARAKTERISTIK PETERNAKAN SAPI POTONG DAN RESPONDEN PENELITIAN
93 VI. GAMBARAN WILAYAH, KARAKTERISTIK PETERNAKAN SAPI POTONG DAN RESPONDEN PENELITIAN 6.1. Gambaran Umum Wilayah Penelitian Kabupaten Agam merupakan salah satu kabupaten yang terletak di provinsi Sumatera
Lebih terperinciANALISIS PERUBAHAN FUNGSI KAWASAN HUTAN TAHUN 2011 DAN 2015 DI KABUPATEN AGAM
ANALISIS PERUBAHAN FUNGSI KAWASAN HUTAN TAHUN 2011 DAN 2015 DI KABUPATEN AGAM JURNAL Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Strata Satu (S1) NELA YULIDIANTI 12030121
Lebih terperinciMEWUJUDKAN PENGEMBANGAN DESA YANG BERKELANJUTAN MELALAUI PROGRAM PENGEMBANGAN KAWASAN PERDESAAN YANG BERKELANJUTAN (P2KPB)
MEWUJUDKAN PENGEMBANGAN DESA YANG BERKELANJUTAN MELALAUI PROGRAM PENGEMBANGAN KAWASAN PERDESAAN YANG BERKELANJUTAN (P2KPB) Disampaikan Oleh: Bupati Agam Indra Catri Disampaikan pada acara Dialog Nasional
Lebih terperinci2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Sumatera Tengah
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.584, 2017 KEMENDAGRI. Kabupaten Agam dengan Kabupaten Padang Pariaman. Provinsi SUMBAR. Batas Daerah. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2.1 Aspek Geografi dan Demografi 2.1.1. Luas dan Batas Wilayah Administrasi Luas Kabupaten Agam adalah 2.232,30 Km² atau 5,29 persen dari luas wilayah Provinsi Sumatera
Lebih terperinciKATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN AGAM 2010-2030 PEMERINTAHAN KABUPATEN AGAM TAHUN 2010 Revisi RTRW Kabupaten Agam 2010-2030 KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL BAB I PROFIL KABUPATEN
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Pertambahan penduduk Indonesia setiap tahunnya berimplikasi pada semakin meningkatkan kebutuhan pangan sebagai kebutuhan pokok manusia. Ketiadaan pangan dapat disebabkan oleh
Lebih terperinciSEBARAN ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN SAWAH DAN DAMPAKNYA TERHADAP PRODUKSI PADI DI PROPINSI JAWA TENGAH
SEBARAN ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN SAWAH DAN DAMPAKNYA TERHADAP PRODUKSI PADI DI PROPINSI JAWA TENGAH Joko Sutrisno 1, Sugihardjo 2 dan Umi Barokah 3 1,2,3 Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian,
Lebih terperinciBAB III DESKRIPSI PENETAPAN PENGADILAN AGAMA BUKITTINGGI NOMOR: 83/Pdt.P/2012/PA. Bkt TENTANG PENOLAKAN IS BA<T NIKAH
BAB III DESKRIPSI PENETAPAN PENGADILAN AGAMA BUKITTINGGI NOMOR: 83/Pdt.P/2012/PA. Bkt TENTANG PENOLAKAN IS BA
Lebih terperinciDokumentasi Hukum Pemkab Agam 1
PERATURAN DAERAH KABUPATEN AGAM NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN NAMA SERTA WI LAYAH KECAMATAN BANUHAMPU SUNGAI PUAR DAN KECAMATAN I V ANGKAT CANDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI AGAM,
Lebih terperinciBAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Memiliki akses air minum yang layak adalah harapan seluruh lapisan masyarakat Indonesia, baik masyarakat yang tinggal di perkotaan maupun masyarakat yang tinggal
Lebih terperinciANALISIS KESESUAIAN LAHAN UNTUK PENGEMBANGAN KOMODITAS KOPI ARABIKA DI KABUPATEN SOLOK
ANALISIS KESESUAIAN LAHAN UNTUK PENGEMBANGAN KOMODITAS KOPI ARABIKA DI KABUPATEN SOLOK Feri Arlius, Moh. Agita Tjandra, Delvi Yanti Program Studi Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM SWP DAS ARAU
75 GAMBARAN UMUM SWP DAS ARAU Sumatera Barat dikenal sebagai salah satu propinsi yang masih memiliki tutupan hutan yang baik dan kaya akan sumberdaya air serta memiliki banyak sungai. Untuk kemudahan dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Lahan menjadi salah satu unsur utama dalam menunjang kehidupan. manusia. Fungsi lahan sebagai tempat manusia beraktivitas untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lahan menjadi salah satu unsur utama dalam menunjang kehidupan manusia. Fungsi lahan sebagai tempat manusia beraktivitas untuk mempertahankan eksistensinya. Penggunaan
Lebih terperinciPenggunaan Tanah Lahan Basah di Kabupaten Bekasi Tahun
Penggunaan Tanah Lahan Basah di Kabupaten Bekasi Tahun 2002-2011 Reno Aldiano 1 1 Mahasiswa Departemen Geografi, FMIPA UI, Kampus UI Depok 16424 Email: aldiano.reno@yahoo.com Abstrak Untuk mengetahui apakah
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan dititikberatkan pada pertumbuhan sektor-sektor yang dapat memberikan kontribusi pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Tujuan pembangunan pada dasarnya mencakup beberapa
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perubahan kondisi hidrologi DAS sebagai dampak perluasan lahan kawasan budidaya yang tidak terkendali tanpa memperhatikan kaidah-kaidah konservasi tanah dan air seringkali
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI AGAM NOMOR 11 TAHUN 2015 T e n t a n g : RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH ( R K P D ) KABUPATEN AGAM TAHUN 2016
PERATURAN BUPATI AGAM NOMOR TAHUN 205 T e n t a n g : RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH ( R K P D ) KABUPATEN AGAM TAHUN 206 TAHUN 205 PERATURAN BUPATI AGAM NOMOR TAHUN 205 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Ketersediaan Lahan untuk Padi Sawah
HASIL DAN PEMBAHASAN Ketersediaan Lahan untuk Padi Sawah Kebutuhan lahan yang semakin meningkat, namun terbatasnya lahan pertanian yang subur dan potensial, serta adanya persaingan penggunaan lahan antara
Lebih terperinciBUPATI AGAM PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN AGAM NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH
SALINAN BUPATI AGAM PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN AGAM NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI AGAM, Menimbang
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Perencanaan Pembangunan Wilayah
TINJAUAN PUSTAKA Perencanaan Pembangunan Wilayah Perencanaan pembangunan wilayah adalah konsep yang utuh dan menyatu dengan pembangunan wilayah. Secara luas perencanaan pembangunan wilayah diartikan sebagai
Lebih terperinci338. Jurnal Online Agroekoteknologi Vol.1, No.2, Maret 2013 ISSN No
338. Jurnal Online Agroekoteknologi Vol.1, No.2, Maret 2013 ISSN No. 2337-6597 EVALUASI KESESUAIAN LAHAN SAWAH BERIRIGASI DI DESA AIR HITAM KECAMATAN LIMA PULUH KABUPATEN BATUBARA Frans Ferdinan 1*, Jamilah
Lebih terperinciSEMINAR NASIONAL ke 8 Tahun 2013 : Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi
APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DENGAN SOFTWARE OPEN SOURCE UNTUK MEMETAKAN KESESUAIAN LAHAN PERTANIAN DI KABUPATEN KUDUS DALAM MEMENUHI KETAHANAN PANGAN Hendy Hendro H 1), Zed Nahdi 2), Hadi Supriyo
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penggunaan Lahan
4 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penggunaan Lahan Menurut Lillesand dan Kiefer (1997) penggunaan lahan berkaitan dengan kegiatan manusia pada bidang lahan tertentu. Penggunaan lahan juga diartikan sebagai setiap
Lebih terperinciDAMPAK DAN STRATEGI PENGENDALIAN KONVERSI LAHAN UNTUK KETAHANAN PANGAN DI JAWA TENGAH
DAMPAK DAN STRATEGI PENGENDALIAN KONVERSI LAHAN UNTUK KETAHANAN PANGAN DI JAWA TENGAH Kasdi Subagyono Pesatnya pembangunan sektor industri, perumahan, transportasi, wisata dan sektor perekonomian lainnya
Lebih terperinciPEMETAAN TINGKAT BAHAYA EROSI BERBASIS LAND USE DAN LAND SLOPE DI SUB DAS KRUENG SIMPO
PEMETAAN TINGKAT BAHAYA EROSI BERBASIS LAND USE DAN LAND SLOPE DI SUB DAS KRUENG SIMPO Rini Fitri Dosen pada Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Almuslim ABSTRAK Lahan kering di
Lebih terperinciDAMPAK POLA PENGGUNAAN LAHAN PADA DAS TERHADAP PRODUKTIVITAS TAMBAK DI PERAIRAN PESISIR LAMPUNG SELATAN
SEMINAR NASIONAL PERIKANAN DAN KELAUTAN 2016 Pembangunan Perikanan dan Kelautan dalam Mendukung Kedaulatan Pangan Nasional Bandar Lampung, 17 Mei 2016 DAMPAK POLA PENGGUNAAN LAHAN PADA DAS TERHADAP PRODUKTIVITAS
Lebih terperinciG U B E R N U R SUMATERA BARAT
Kelas Ekonomi Trayek Antar Kota Dalam Provinsi di Provinsi Sumatera Barat, sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Peraturan Gubernur Nomor 1 Tahun 2016 perlu diubah kembali; No. Urut:
Lebih terperinciTabel 7. Luas wilayah tiap-tiap kabupaten di Provinsi Jawa Barat. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4. 1. Kondisi Geografis Wilayah Provinsi Jawa Barat Provinsi Jawa Barat secara geografis terletak antara 5 54' - 7 45' LS dan 106 22' - 108 50 BT dengan areal seluas 37.034,95
Lebih terperinciPENURUNAN PEMANFAATAN PASAR MATUR KECAMATAN MATUR KABUPATEN AGAM. Yurni Suasti 1 dan Elvinalis 1. Abstrak
PENURUNAN PEMANFAATAN PASAR MATUR KECAMATAN MATUR KABUPATEN AGAM Yurni Suasti 1 dan Elvinalis 1 Abstrak Tujuan penelitian ini untuk melihat daerah-daerah yang memanfaatkan Pasar Matur dan faktor-faktor
Lebih terperinciAnalisa Kesesuaian Lahan Dan Potensi Perkebunan Kelapa Sawit di Kabupaten Tanah Laut Menggunakan Sistem Informasi Geografis
Analisa Kesesuaian Lahan Dan Potensi Perkebunan Kelapa Sawit di Kabupaten Tanah Laut Menggunakan Sistem Informasi Geografis Widiarti 1 dan Nurlina 2 Abstrak: Kalimantan Selatan mempunyai potensi untuk
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. usaha perkebunan mendukung kelestarian sumber daya alam dan lingkungan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan perkebunan telah lama diusahakan oleh masyarakat Sumatera Barat yang berkaitan langsung dengan aspek ekonomi, sosial dan ekologi. Dari aspek ekonomi, usaha
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Beras merupakan bahan pangan yang dikonsumsi hampir seluruh penduduk
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Beras merupakan bahan pangan yang dikonsumsi hampir seluruh penduduk Indonesia. Perkembangan produksi tanaman pada (Oryza sativa L.) baik di Indonesia maupun
Lebih terperinciNo. Lam. Hal. : 421/ :TsJ'Z- /Disdikbud/2017. Lubuk Basung, 17 Mei : Edaran PPDB TP. 2017/2018
PEMERINTAH DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN AGAM DAN KEBUDAYAAN Jalan : Jend. Sudirman Sam ping GOR Rang Agam - Lubuk Basung Telp. (0752) 76318, Fax (0752) 76250, Kode Pos 26415 website: http://www.disdik-agam.org.
Lebih terperinciDINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA Jalan : DR. Muhammad Hatta Telp fax Lubuk Sasung disdik-agam.org
r PEMERINTAH KABUPATEN AGAM DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA Jalan : DR. Muhammad Hatta Telp.0752-76318 fax.76250 Lubuk Sasung disdik-agam.org Nomor Lamp 5ifat Penhal 421.1{'}.~by {5D-2016 1 Rangkap
Lebih terperinciWilayah Minangkabau. Wilayah Minangkabau : Wilayah Darek Wilayah Rantau Wilayah Pasisia
Wilayah Minangkabau Wilayah Minangkabau : Wilayah Darek Wilayah Rantau Wilayah Pasisia Wilayah budaya Minangkabau adalah wilayah tempat hidup, tumbuh, dan berkembangnya kebudayaan Minangkabau. Dalam tambo
Lebih terperinciCALON PEGAWAI NEGERI SIPIL YANG DIANGKAT TAHUN 2017 MASA KERJA GOL/ PENDIDIKAN
CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL YANG DIANGKAT TAHUN 2017 LAMPIRAN KEPUTUSAN BUPATI AGAM NOMOR: 813/ /BKPSDM-2017 TANGGAL 29 MARET 2017 NO 1 dr. DENDI YOSE WINDRA Pria S1 Kedokteran III/b Dokter Umum 01 April
Lebih terperinci3. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. Letak Geografis
3. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN Letak Geografis Penelitian dilakukan di dua kabupaten di Provinsi Jambi yaitu Kabupaten Batanghari dan Muaro Jambi. Fokus area penelitian adalah ekosistem transisi meliputi
Lebih terperinciBADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN AGAM
07 BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN AGAM Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak
Lebih terperinciDATA DASAR PUSKESMAS PROVINSI SUMATERA BARAT
DATA DASAR PROVINSI SUMATERA BARAT KONDISI DESEMBER 2014 KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA JAKARTA, 2015 JUMLAH MENURUT KABUPATEN/KOTA (KEADAAN 31 DESEMBER 2014) PROVINSI SUMATERA BARAT KAB/KOTA
Lebih terperinciKajian Alih Fungsi Lahan Pertanian terhadap Swasembada Beras di Kabupaten Bekasi
Prosiding Perencanaan Wilayah dan Kota ISSN: 2460-6480 Kajian Alih Fungsi Lahan Pertanian terhadap Swasembada Beras di Kabupaten Bekasi 1 Robbinov Dwi Ardi, 2 Ina Helena Agustina 1,2 Prodi Perencanaan
Lebih terperinciKEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN
KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Kepulauan Meranti secara geografis terletak pada koordinat antara sekitar 0 42'30" - 1 28'0" LU dan 102 12'0" - 103 10'0" BT, dan terletak
Lebih terperinciIlham, N., Syaukat Y., & Friyatno S Perkembangan dan Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Konversi Lahan Sawah Serta Dampak Ekonominya.
105 Daftar Pustaka Anna, Alif Noor & Kaeksi, Retno Woro. 2010. Pertumbuhan Penduduk, Alih Fungsi Lahan, dan Perubahan Struktur Mata Pencaharian Penduduk Tahun 1997 Dengan 2002 di Daerah Sukoharjo. Diakses
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI AGAM NOMOR 15 TAHUN 2013 T e n t a n g : RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH ( R K P D ) KABUPATEN AGAM TAHUN 2014
PERATURAN BUPATI AGAM NOMOR 5 TAHUN 203 T e n t a n g : RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH ( R K P D ) KABUPATEN AGAM TAHUN 204 PERATURAN BUPATI AGAM NOMOR 5 TAHUN 203 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Lebih terperinciJURNAL RONA TEKNIK PERTANIAN. ISSN : ; e-issn Analisis Daya Dukung Lahan Untuk Sawah Tadah Hujan di Kabupaten Pasaman Barat
JURNAL RONA TEKNIK PERTANIAN ISSN : 2085-2614; e-issn 2528 2654 JOURNAL HOMEPAGE : http://www.jurnal.unsyiah.ac.id/rtp Analisis Daya Dukung Lahan Untuk Sawah Tadah Hujan di Kabupaten Pasaman Barat Feri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai negara agraris yang pernah dikenal melakukan swasembada beras namun pada pembangunan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai negara agraris yang pernah dikenal melakukan swasembada beras namun pada pembangunan masa lampau lebih menekankan pada pertumbuhan ekonomi
Lebih terperinciMODEL USAHATANI SAYURAN DATARAN TINGGI BERBASIS KONSERVASI DI DAERAH HULU SUNGAI CIKAPUNDUNG
MODEL USAHATANI SAYURAN DATARAN TINGGI BERBASIS KONSERVASI DI DAERAH HULU SUNGAI CIKAPUNDUNG (Studi Kasus: Lahan Pertanian Berlereng di Hulu Sub DAS Cikapundung, Kawasan Bandung Utara) Hendi Supriyadi
Lebih terperinciKERAGAAN SUMBERDAYA LAHAN, PEMANFAATAN DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN PERTANIAN BERBAGAI DAERAH DI SULAWESI SELATAN
KERAGAAN SUMBERDAYA LAHAN, PEMANFAATAN DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN PERTANIAN BERBAGAI DAERAH DI SULAWESI SELATAN M. Basir Nappu Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Selatan ABSTRAK Sulawesi Selatan
Lebih terperinciV. EVALUASI KEMAMPUAN LAHAN UNTUK PERTANIAN DI HULU DAS JENEBERANG
57 V. EVALUASI KEMAMPUAN LAHAN UNTUK PERTANIAN DI HULU DAS JENEBERANG 5.1. Pendahuluan Pemenuhan kebutuhan manusia untuk kehidupannya dapat dilakukan antara lain dengan memanfaatkan lahan untuk usaha pertanian.
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.884, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Batas Daerah. Kabupaten. Solok-Kota Padang. Sumatera Barat. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2013
Lebih terperinciKAJIAN LAHAN KRITIS SUB DAERAH ALIRAN CI KERUH DI KAWASAN CEKUNGAN BANDUNG
KAJIAN LAHAN KRITIS SUB DAERAH ALIRAN CI KERUH DI KAWASAN CEKUNGAN BANDUNG Asep Mulyadi dan Jupri Pendidikan Geografi UPI-Badung E-mail: asepmulka@gmail.com ABSTRAK - Salah satu tujuan dari pembangunan
Lebih terperinciANALISIS KETERKAITAN ANTAR SUBSISTEM DI DALAM SISTEM AGRIBISNIS KAKAO (Theobroma cacao L.) DI KABUPATEN PADANG PARIAMAN
ANALISIS KETERKAITAN ANTAR SUBSISTEM DI DALAM SISTEM AGRIBISNIS KAKAO (Theobroma cacao L.) DI KABUPATEN PADANG PARIAMAN OLEH AMELIA 07 114 027 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS ANDALAS PADANG 2011 i ANALISIS
Lebih terperinciTEKNOLOGI PERTANIAN ANDALAS
J URNAL TEKNOLOGI PERTANIAN ANDALAS Fakultas Teknologi Pertanian FATETA UNAND Volume 18, No. 1 Maret 2014 DIDUKUNG OLEH : PERHIMPUNAN TEKNIK PERTANIAN INDONESIA (CABANG SUMATERA BARAT) PERHIMPUNAN AHLI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pertanian merupakan suatu proses produksi untuk menghasilkan barang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pertanian merupakan suatu proses produksi untuk menghasilkan barang yang dibutuhkan manusia, dengan cara budidaya usaha tani. Namun pertumbuhan manusia dan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian memegang peranan penting dalam struktur ekonomi nasional. Hal ini didasarkan pada kontribusi sektor pertanian yang tidak hanya berperan dalam pembentukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Lahan merupakan sumber daya alam strategis bagi segala pembangunan. Hampir
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lahan merupakan sumber daya alam strategis bagi segala pembangunan. Hampir semua sektor pembangunan fisik memerlukan lahan, seperti sektor pertanian, kehutanan, perikanan,
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.880, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Batas Daerah. Kabupaten. Solok-Padang. Sumatera Barat. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2013 TENTANG
Lebih terperinciOleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 44 TAHUN 1990 (44/1990) Tanggal: 1 SEPTEMBER 1990 (JAKARTA) Kembali ke Daftar Isi
PP 44/1990, PERUBAHAN BATAS WILAYAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SAWAHLUNTO, KABUPATEN DAERAH TINGKAT II SAWAHLUNTO/SIJUNJUNG DAN KABUPATEN DAERAH TINGKAT II SOLOK Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Nomor:
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN
GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Letak Geografis dan Iklim Daerah aliran sungai (DAS) Siulak di hulu DAS Merao mempunyai luas 4296.18 ha, secara geografis terletak antara 101 0 11 50-101 0 15 44 BT dan
Lebih terperinciPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 1990 TENTANG PERUBAHAN BATAS WILAYAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SAWAHLUNTO, KABUPATEN DAERAH TINGKAT II SAWAHLUNTO/SIJUNJUNG DAN KABUPATEN DAERAH
Lebih terperinci