MEMBUAT DAUN PINTU DAN JENDELA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MEMBUAT DAUN PINTU DAN JENDELA"

Transkripsi

1 MEMBUAT DAUN PINTU DAN JENDELA BAG- TPK.002.A JAM Penyusun : TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL EDISI 2001

2 KATA PENGANTAR Modul dengan judul Membuat daun pintu dan jendela merupakan bahan ajar yang digunakan sebagai panduan praktik peserta diklat Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) untuk membentuk salah satu bagian dari bagian dari kompetensi melaksanakan pekerjaan pembuatan daun pintu/jendela. Modul ini mengetengahkan tentang proses membuat daun pintu dan jendela, dimulai dengan informasi tentang pengertian daun pintu dan daun jendela, proses membuat daun pintu dan jendela, meliputi gambar kerja, alat yang digunakan, bahan, keselamatan kerja dan langkah kerja yang dilengkapi dengan gambar-gambar untuk memperjelas masingmasing langkah kerja. Pada bagian akhir kegiatan setelah melakukan kegiatan belajar 1 dan belajar 2, peserta diklat wajib melakukan kegiatan evaluasi untuk melihat tentang kemampuan dan ketrampilan yang telah dikuasai dengan disediakan. Modul ini terkait dengan modul lain yang membahas tentang pintu gendong dan memasang daun pintu dan jendela. Dengan modul ini peserta diklat dapat melaksanakan praktik tanpa harus banyak dibantu oleh instruktur. Tim Penyusun ii

3 DISKRIPSI JUDUL Modul ini terdiri dari 2 kegiatan belajar, yang mencakup : membuat daun pintu panel dan membuat daun jendela. Pada kegiatan belajar 1 berlatih tentang pembuatan daun pintu panel dimulai menghitung kebutuhan bahan, pemilihan bahan, pemotongan dan pembelahan bahan, pengetaman 4 sisi, pemberian tanda paring sesuai dengan posisi masing-masing bahan, melukis sesuai sambungan, pembuatan lubang dan pen, pembuatan alur panel, pembuatan sambungan takikan silang, pembuatan profil, pembuatan panel mulai dari pemilihan bahan, pengetaman, pemotongan, dan pembuatan profil serta pen, merangkai rangka dan papan panel dan penghalusan. Kegiatan belajar 2 membahas tentang membuat daun jendela kaca sederhana, yang meliputi gambar kerja, menghitung kebutuhan bahan, pemilihan bahan, pemotongan dan pembelahan bahan, pengetaman 4 sisi, melukis tanda paring, melukis semua kompenen sambungan, membuat lubang, membuat pen, membuat sponeng, membuat profil hias, verstek, membuat plepet, merangkai merapikan dan menghaluskan, memasang kaca sampai rapi dan halus. iii

4 PETA KEDUDUKAN MODUL iv

5 PRASYARAT Untuk melaksanakan modul Membuat Daun Pintu dan Jendela memerlukan kemampuan awal yang harus dimiliki peserta diklat, yaitu : 1. Peserta diklat telah menguasai tentang penggunaan dan perawatan alat-alat kerja kayu tangan 2. Peserta diklat menguasai pembuatan sambungan dasar kayu 3. Peserta diklat menguasai penggunaan dan perawat alat alat mesin kerja kayu 4. Peserta diklat mampu menggambar Konstruksi Dasar Bangunan Gedung. 5. Peserta diklat menguasai pembuatan Kusen Pintu dan Jendela. v

6 DAFTAR ISI Halaman JUDUL MODUL... i KATA PENGANTAR... ii DISKRIPSI JUDUL... iii PETA KEDUDUKAN MODUL... iv PRASYARAT... v DAFTAR ISI... vi PERISTILAHAN/GLOSSARY... vii PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL... viii TUJUAN... ix KEGIATAN BELAJAR A. Lembar Informasi... 1 B. Lembar Kerja Alat Bahan Kesehatan dan Keselamatan Kerja Langkah Kerja... 7 KEGIATAN BELAJAR A. Lembar Informasi B. Lembar Kerja Alat Bahan Kesehatan dan Keselamatan Kerja Langkah Kerja LEMBAR EVALUASI LEMBAR KUNCI JAWABAN LEMBAR EVALUASI DAFTAR PUSTAKA vi

7 PERISTILAHAN/GLOSSARY Profil pintu : lekukan hiasan pada bagian rangka daun pintu dan jendela guna memperindah tampilan daun pintu atau jendela. Doorpel : adalah ambang pintu bawah yang biasanya mempunyai ukuran lebar sampai 20 cm, yang mempunyai sambungan dengan dua pen, vii

8 PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL 1. Pelajari dahulu modul ini dengan seksama dan tuntas 2. Pakailah pakaian kerja agar dapat bekerja dengan bebas dan aman. 3. Siapkan semua peralatan yang mendukung pembuatan daun pintu dan jendela 4. Hitung ulang kebutuhan bahan untuk daun pintu dan kebutuhan bahan untuk daun jendela. 5. Siapkan bahan untuk pembuatan daun pintu dan jendela sesuai dengan kebutuhan. 6. Siapkan alat-alat tangan yang memang diperlukan 7. Ikuti langkah kerja secara berurutan yang telah dicantumkan dalam masing-masing kegiatan belajar dalam modul ini. 8. Setiap menggunakan mesin selalu dikontrol lebih dahulu tentang kesiapan mesin tersebut, termasuk alat-alat pengaman dan keselamatan kerja 9. Bila terjadi keraguan terhadap alat yang akan dipakai, maka segera menghubungi teknisi/instruktur/guru pengampu untuk pembenahan atau pembetulan seperlunya, terhadap alat yang dicurigai, sehingga benar-benar siap pakai. 10. Mulailah bekerja dengan berdo a, memohon agar diberikan kelancaran, perlindungan, dan keselamatan dari Sang Pencipta.. viii

9 TUJUAN A. Tujuan akhir : Setelah selesai mengerjakan seluruh kegiatan modul ini, dan bila disediakan peralatan yang cukup, bahan dan gambar kerja yang jelas maka peserta diklat mampu dan trampil membuat daun pintu dan daun jendela secara mandiri atau kelompok dengan hasil sesuai gambar kerja, tepat ukuran, siku, tidak baling, semua sambungan rapat, rata, rapi, dan dalam waktu yang cepat. B. Tujuan antara : Setelah mengikuti program modul ini maka peserta diklat akan memiliki kemampuan dan keterampilan dalam : 1. Pengetaman papan kayu siku ke 4 sisi dengan ukuran yang sama untuk seluruh bahan sejenis, dengan menggunakan mesin ketam perata dan mesin ketam penebal 2. Melukis semua sambungan dan bentuk dari daun pintu dan jendela 3. Membuat lubang pen dengan menggunakan mesin pahat persegi (Hollow Chisel Mortiser ) 4. Membuat pen dengan menggunakan mesin pembuat pen (Tenoning machsin), atau dengan mesin gergaji potong berlengan. 5. Membuat sponing kusen dengan menggunakan mesin frish, atau dengan mesin gergaji belah bermeja. 6. Menyetel dan merangkai daun pintu dengan hasil siku, rata, rapi, rapat, dengan menggunakan clemp panjang, diperkuat dengan lem dan pasak/nagel. ix

10 KEGIATAN BELAJAR 1 MEMBUAT DAUN PINTU PANEL A. Lembar Informasi. 1. Pengertian. Daun pintu adalah daun penutup lubang pintu yang telah diberi rangka (kusen) 2. Bagian-bagian daun pintu Secara sederhana daun pintu terdiri dari 2 bagian ialah : Rangka daun pintu yang terdiri dari rangka tiang dan rangka ambang. Rangka tiang pada umumnya mempunyai ukuran 3-4 /12 cm x 200 cm untuk pintu panil sedang rangka bagian dalam jumlah maupun ukurannya sangat bervariasi, sangat tergantung dari model yang dibuat. Rangka ambang dibedakan dengan ambang atas tengah dan bawah. Ambang atas pada umumnya mempunyai ukuran sama dengan rangka tiang, kecuali bila ambang atas mempunyai bentuk lengkung, maka ukuran menjadi berbeda, ialah antara cm dengan ketebalan 3-4 cm dan lebarnya sangat tergantung dengan jenis dan fungsi pintu tersebut.. Ambang bawah disebut juga dengan istilah doorpel yang mempunyai ukuran 3-4 cm/20cm x lebar daun. Fungsi dari doorpel ini adalah memberikan kekuatan dan kekakuan bagi daun pintu. Sambungan pada bagian ini antara tiang dengan doorpel mempunyai dua purus sehingga lebih kokoh. Untuk ambang tengah ukuran tebal harus sama dengan ukuran rangka yang lain, akan tetapi ukuran lebar sangat tergantung dari bentuk dan model daun pintu yang dirancang. 1

11 Panel daun pintu adalah papan yang dipasang pada rangka daun pintu dengan sambungan alur lidah, sehingga menutup rapat pada daun pintu tersebut. Ukuran tebal papan panil juga sangat bervariasi, dimulai ukuran 1 cm ( dari yang paling tipis ) hingga 4 cm ( yang paling tebal ), dan ukuran tersebut mengikuti dari kegunaan atau fungsi dan estetika dari daun pintu tersebut. Bahan papan panil biasanya dari papan dengan ukuran 3 x 25 x 400 cm, sehingga mudah dikerjakan sesuai dengan desain yang dibuat. 3. Ukuran lebar daun pintu Ukuran lebar daun pintu biasanya dibuat disesuaikan dengan kebutuhan ruangannya atau jenis dari bangunan. Beberapa ukuran lubang pintu dapat dilihat pada tabel berikut : No. Jenis Bangunan Ukuran lubang pintu Jumlah daun 1. Rumah Tinggal 80 cm x 200 cm 1 daun 2. Bangunan umum 90 cm x 200 cm 1 daun sekolah 3. Toko, bioskop dan 120 cm x 200 cm 2 daun lain-lain 4. Pintu utama pada 160 cm x 200 cm 2 daun bangunan umum 5. Pintu kamar mandi 70 cm x 200 cm 1 daun Sehingga ukuran lebar daun pintu di sesuaikan dengan fungsinya masing-masing, sehingga masing-masing lebar daun pintu harus ditambah 2 x kedalaman sponeng pintu. Bila sponeng pintu dalamnya sama dengan 1 cm, maka lebar daun pintu menjadi x cm + 2 cm (lihat tabel diatas). Bila x cm = 80 cm, maka lebar daun pintu sebenarnya menjadi 80 cm + 2 x 1 cm = 82 cm. 2

12 4. Jenis daun pintu a. Daun pintu panil. Yang dimaksud daun pintu panil adalah daun pintu dengan rangka kayu dan papan panil sebagai penutup pada bagian dalam dari rangka yang dipasang dengan sambungan alur dan pen. Ukuran tebal rangka minimum 2,8 cm hingga 4 cm, sangat tergantung dengan bahan yang tersedia atau dikehendaki oleh pemesan daun pintu tersebut. Sedang ukuran tebal panilnya dapat sama dengan ukuran rangkanya atau lebih tipis dari tebal rangkanya. b. Pintu kaca Pintu kaca adalah pintu dengan penutup daunnya dengan kaca. Pemasangan kaca biasanya dilakukan setelah rangka pintu telah dipasang secara permanen, baru dipasang kacanya. Ukuran tebal kaca sangat tergantung dengan ukuran dari lebar lubang rangka pintu yang harus diisi dengan kaca. Ketebalan kaca dapat dimulai dari 3 mm untuk lubang rangka kecil, semakin besar lubang yang harus ditutup juga semakin tebal kacanya. Dan daun pintu kaca tanpa rangka maka harus lebih tebal kaca yang digunakan. c. Pintu Krepyak/jaluzi. Pintu krepyak adalah pintu dengan penutup lubang rangka menggunakan lembaran lembaran papan kecil yang ditata secara rapat atau jarang/berlubang. d. Pintu double ply/teakwood Pintu doubel teakwood adalah daun pintu dengan rangka kayu tebal 3 cm ditutup dengan 2 lembar teakwood dengan menggunakan perekat/lem dan diperkuat dengan paku. Daun 3

13 pintu sejenis ini akan sesuai untuk daun pintu kamar, yang tidak berhubungan langsung dengan luar. B. Lembar Kerja Gambar Kerja A 11,5 cm 84 cm 5,5 cm 30 cm B 5,5 cm 4 44,5 cm C 20 cm 3,7 cm 11,5 26,75 5,5 26,75 11,5 4

14 DETAIL A 2 8,5 1 DETAIL B DETAIL C 1 cm 6 cm 5 cm 6 cm 2 cm 1 1 9,5 cm 5

15 1. Alat Alat yang digunakan ada 2 kategori ialah alat tangan dan alat kerja mesin. Alat tangan adalah : Pahat ukuran lubang ukuran ¾, 3/8 Pukul Besi Palu Kayu Siku Meteran 3 m Gergaji potong Clamp panjang Alat Mesin kayu : Ketam Perata (Hand Planner) Ketam Penebal (Thecknesser ) Gergaji Potong (Radial Arm Saw) Gergaji belah (Ripping Saw) Mesin pahat lubang (Hallow Chisel Mortiser) Mesin frish (Router) Mesin gergaji pita (band saw) Mesin purus (Tenoning macshine) 2. Bahan Kayu kamper ukuran 4/25 x 400 cm : 1 batang Kayu kamper ukuran 3/25 x 400 cm : 1 batang Lem kayu rakol : 0,1 kg 3. Kesehatan dan Keselamatan Kerja Pakailah pakaian kerja yang sesuai untuk bekerja di bengkel kayu. Mesin yang akan digunakan pastikan telah siap untuk bekerja 6

16 Pakailah masker hidung bila bengkel kerja kayu tidak menggunakan dust collector, secara central Pakailah penutup telinga bagi yang sangat peka dengan suara. Pakailah sepatu yang tertutup dan alas sepatu menggunakan karet bergerigi Gunakan pengaman yang ada pada mesin kayu dengan benar. Laksanakan pengukuran kayu dengan cermat agar tidak terjadi kekeliruan. Pastikan anda dalam keadaan sehat jasmani dan rohani, tidak sedang mengantuk, lapar, dan haus. 4. Langkah Kerja : a. Pekerjaan persiapan bahan. Alat yang digunakan ialah rol meter, pensil dan penyiku Ambil bahan kayu kamper 2 batang ukuran 4/30 x 400 cm, dan 3/30 x 400 cm Merencanakan kebutuhan untuk bahan rangka daun pintu yang terdiri dari rangka luar dan rangka dalam, rangka luar meliputi rangka tiang ukuran 4/12 x 201 cm sebanyak 2 batang, ambang atas ukuran 4/12 x 82 cm. Dan ambang bawah (doorpel) ukuran 4/20 x 82 cm, untuk rangka dalam terdiri dari ambang tengah 4/6 x 80 cm 2 batang, 4/6 x 180 cm 1 batang. Merencanakan pemotongan bahan sebagai berikut : rangka tiang 4/25 x 201 cm : 1 batang, rangka doorpel, ambang atas, tiang dan ambang tengah : 1 batang, ukuran 4/30 x 200 cm. 7

17 cm 82 cm 82 cm cm b. Pemotongan bahan Siapkan mesin gergaji potong (radial arm saw) Papan kayu 4/30 x 400 cm dipotong bagian ujung supaya siku dan potong jadi dua sesuai ukuran yang telah dibuat, dengan cara meletakkan papan diatas meja mesin gergaji potong, dengan merapatkan pada balok penghantar, garis potong tepatkan pada daun gergaji menyinggung bagian garis potong. Lakukan pemotongan dengan menghidupkan mesin dan potong secara seksama dan cermat. Lakukan pemotongan bahan yang lain sesuai ukuran dengan cara yang sama. c. Pembelahan papan sesuai ukuran rangka Ketam sisi tebal papan dengan menggunakan mesin ketam perata, untuk mendapatkan sisi papan yang lurus untuk mempermudah pembelahan dengan hasil yang lurus pula. Belah papan sesuai dengan ukuran rangka, untuk papan panjang 201 cm dibelah dengan lebar 12 cm 2 batang dan sisanya 6 cm untuk rangka tiang tengah. Pembelahan menggunakan mesin gergaji belah (circular saw). Untuk 8

18 menghasilkan pembelahan dengan ukuran yang akurat, maka penyetelan penghantar gergaji harus diukur yang teliti. Pertama stel jarak sisi dalam gigi gergaji dengan penghantar dengan alat ukur/rol meter = 12 cm. Matikan penghantar supaya tidak bergeser. Daun Gergaji 12 cm Penghantar Meja gergaji Belah papan dengan meletakkan sisi tebal papan yang telah diketam lurus pada penghantar, stel ketinggian gergaji menjadi 4,5 cm. Hidupkan mesin pada posisi putaran maksimum, laksanakan pembelahan kayu yang telah disiapkan dengan mendorong lurus ke depan dan diterima orang yang kedua yang berada di seberang mesin gergaji dengan menarik kayu lurus ke depan dan horizantal. Untuk menjaga kesetabilan gerak dan keselamatan kerja, maka papan didorong dengan tongkat pendorong (pustake). Untuk selanjutnya tinggal meneruskan pekerjaan tersebut untuk ukuran yang sama. Dilanjutkan pembelahan rangka tiang tengah ukuran 4/5, 5 x 180 cm dengan menggunakan gergaji belah. 9

19 Pemotongan untuk doorpel ukuran panjang 82 cm dan rangka ambang atas dan tengah dengan ukuran panjang 82 cm.dengan menggunakan gergaji potong (radial arm saw), dan pembelahan untuk doorpel dengan ukuran lebar = 20 cm, dan rangka ambang atas ukuran 4/5,5 cm 2 batang. d. Pengetaman siku 4 sisi Ketam muka 1 pada ketam perata, muka 1 adalah muka yang cekung, setelah mendapatkan muka halus maka dilanjutkan pada muka 2 juga dengan menggunakan ketam perata dan muka 1 sebagai acuan yang menempel pada penghantar, sehingga muka 2 siku terhadap muka 1, Lakukan dengan cara yang sama untuk semua papan. Ketam papan muka 1 Papan kayu Penghantar T.Pengaman Sakelar ON/OF 10

20 Ketam papan muka 2 T.Pengaman Penghantar Pengetaman dilanjutkan untuk muka 3 dan 4 dengan menggunakan ketam penebal, lakukan dulu pengetaman muka 4 untuk semua papan sehingga mendapatkan ketebalan tertentu (3,6 cm minimum) untuk semua papan. Ketam muka 4 dengan ketam penebal Kedudukan pisau Kedudukan kayu Meja ketam dapat distel turun naik Roda penggerak Sakelar ON / OF 11

21 Lanjutkan pengetaman muka 3, lakukan dulu untuk rangka tengah, ambang dan tiang, stel ketam penebal pada posisi meja ketam = 5,5 cm, masukkan semua rangka ukuran tersebut, dan naikkan meja ketam ¼ putaran, lanjutkan pengetaman muka 3 sehingga halus semuanya. Pengetaman muka 3 dilanjutkan untuk rangka tiang dan ambang atas yang memiliki ukuran sama 12 cm. Dengan menyetel ketam penebal dengan ketinggian 12 cm, maka pengetaman rangka dapat dilanjutkan sampai mendapatkan permukaan 3 menjadi halus, namun juga harus dijaga lebar rangka minimum adalah 11,5 cm. Dan yang terakhir adalah pengetaman arah tebal (muka 3) untuk ambang bawah (doorpel), seperti yang telah dilakukan pada rangka yang lain maka juga dapat dilakukan pada mesin ketamn penebal ini, namun apabila ada kesulitan mesin ketam penebal tidak mampu mencapai ketinggian 20 cm, maka dapat menggunakan ketam perata untuk sekedar menghaluskan muka 3. Kedudukan Pisau ketam Kedudukan yg diketam Meja ketam ketam Roda penggerak meja Sakelar ON / OF Gambar pengetaman muka 3, yang diketam bagian atas, menggunakan ketam penebal. 12

22 e. Pembuatan tanda paring Untuk rangka tiang disatukan dengan arah ketebalan yang sama dalam posisi tidur, yang kecil ditaruh ditengah sesuai dengan posisi bila dirangkai, lalu goreskan tanda paring seperti di bawah ini cm f. Melukis sambungan 1. Sambungan ambang atas, tengah dan bawah (doorpel) Setelah diberi tanda paring maka lukis sambungan pen pada doorpel, ambang tengah dan ambang atas, setelah ditata dengan menyamakan ujung papan yang mempunyai ukuran sama dan untuk ambang tengah 13

23 ditata secara simetris dengan urutan sesuai dengan tanda paring, maka ukurlah panjang sambungan pen yang panjangnya sama dengan lebar rangka tiang (12 cm), papan rangka yang telah diatur digaris secara bersama-sama dengan menggunakan garis penyiku, dan lakukan pula pada ujung yang lain dengan cara yang sama. Setelah digaris maka baru dapat dilukis secara terpisah dan tuntas. Lihat dan ikuti gambar lukisan dibawah. : Lukisan pen ambang atas 2 cm 8,5 cm 1cm 10 cm 1/3 1/3 1/3 Lukisan sambungan pen ambang tengah 1 cm 4,5 cm Lukisan ambang bawah 1cm 6 cm 5 cm 6 cm 2 cm 1 1 9,5 cm 1/3 1/3 1/3 14

24 Pada sambungan tiang dengan cara yang sama lukis semua sambungan lubang dan ikuti lukisan sambungan seperti lukisan dibawah ini. 2 cm 8,5 cm 1 cm 1 cm 3,5 cm 1 cm 1 cm 6 cm 5 cm 6 cm 1/3 t 1/3 t 1/3 t 1 1 9,5 cm 5 cm 15

25 Langkah langkah melukis pada sambungan tiang adalah sebagai berikut : 1). Rangka tiang disatukan sesuai dengan posisi lukisan tanda paring tiang, rangka tiang ujungnya diratakan, sedang rangka tengah disesuaikan posisinya. 2). Buat garis utama pada ujung atas yang ukurannya sama dengan lebar ambang atas misalnya 12 cm, digaris dengan pensil menggunakan siku sehingga memotong semua rangka yang disatukan tersebut. 3). Buat garis untuk kedudukan ambang tengah yang kedudukannya atau jaraknya dapat di baca pada gambar kerja, pembuatan garis harus sekaligus memotong ke 3 batang tersebut sehingga semua sambungan mempunyai ukuran yang sama. 4). Buat garis untuk kedudukan ambang bawah (doorpel) dengan jarak dari ujung bawah adalah 20 cm, digaris secara bersama dengan rangka lainnya. 5). Selanjutnya dapat dilakukan melukis untuk semua sambungan dengan berpedoman dengan gambar kerja. g. Pembuatan lubang pada rangka tiang dengan menggunakan mesin pahat lubang, Siapkan mesin pahat lubang persegi dengan pahat berukuran 12 cm. Letakkan salah satu rangka tiang pada mesin pahat untuk dilakukan pembuatan lubang dan atur agar supaya kedudukan lukisan lubang berada pada senter mesin pahat dan tambahkan papan balok ukuran sekitas 3/7 x 30 cm diklem yang kuat seperti pada gambar. Cek kedudukan lukisan yang dilubang dengan pahat, geser meja arah kiri atau kanan dengan handle yang tersedia hingga pahat sisi kiri menyinggung dengan garis lubang sebelah kiri, lalu bila posisi pahat belum berada 16

26 ditengah-tengah ketebalan kayu maka geser secara halus arah maju atau mundur dengan menggunakan penggerak maju mundur pahat lubang. Lakukan pemahatan dengan kedalaman maksimum + 6 cm dengan menekan kebawah menggunakan handle penekan, setelah masuk maksimum angkat kembali keatas dan meja ketam digeser kearah kiri sebanyak 12 mm lalu lanjutkan pembuatan lubang lagi dengan cara yang sama, dan diteruskan sampai mencapai garis batas pelubangan. Lakukan dengan cara yang sama untuk pembuatan lubang yang lain, sesuai dengan gambar atau lukisan yang telah dibuat. Untuk lubang bagian ambang tengah kedalaman hanya mencapai 1/3 lebar rangka atau sama dengan 4 cm, maka kedalaman lubang supaya dibatasi dengan memasang stop blok sedalam 4 cm. Handle penekan pahat Sakelar ON/OF motor listrik Stop blok Kayu Pahat persegi 12 mm Klem penekan kayu Meja mesin pahat Roda penggerak meja horizontal M/B Handel penggerak meja kiri kanan Penahan kayu Gambar pemahatan lubang pada rangka 17

27 h. Pembuatan pen pada rangka ambang Pembuatan pen pada ambang dapat dibuat dengan menggunakan mesin pembuat purus (Tenoning Machsin). Akan tetapi bila mesin purus tidak dimiliki oleh bengkel yang bersangkutan dapat dibuat dengan menggunakan mesin gergaji potong (radial arm saw).bila menggunakan mesin purus maka yang dilakukan adalah : 1). Setel dulu dua pisau untuk mendapatkan jarak ketebalan purus menjadi 12 mm, 2). Atur panjang pengetaman purus sesuai gambar lukisan pembuatan purus, 3). Adakan uji coba dengan menggunakan kayu uji untuk mendapatkan ketebalan dan panjang purus yang dikehendaki, sampai mendapatkan hasil yang sesuai dengan permintaan gambar kerja. 4). Laksanakan pembuatan purus dengan hati hati agar tidak rusak dan hasilnya maksimal. Bila menggunakan mesin Gergaji potong maka yang dilakukan adalah sebagai berikut : 1) Atur mesin gergaji potong dengan ketinggian ujung mata gergaji dari muka meja adalah 24 mm, 2) Rangka ambang yang akan di buat purus di pasang diatas meja gergaji merapat dengan balok penghantar, 3) Atur letak kayu yang telah dilukis pada meja gergaji, dengan posisi menyinggung mata gergaji sebelah kiri dengan garis potong purus. 4) Laksanakan pemotongan dengan memegang bagian kiri dengan tangan kiri menekan kearah balok penghantar, sedang tangan kanan menggerakkan gergaji kearah benda kerja, 5) Penggergajian diulang- ulang dengan menggeser benda kerja 5 10 mm. 6) Benda kerja dibalik dan diadakan penggergajian dengan cara yang sama, 7) Lakukan juga untuk benda kerja yang lain sesuai dengan gambar yang ada pada benda kerja. 18

28 Pembuatan sambungan silang juga dilakukan dengan mesin gergaji potong berlengan, dengan menghilangkan bagian yang ditakik dengan menggunakan gergaji, dengan teknik yang sama dengan pembuatan purus, yang diawali dengan penyetelan tinggi gergaji (18 mm dari atas permukaan meja), lalu pelaksanaan pembuatan takik dengan cara pembuatan purus. Rel lengan Daun Gergaji Motor listrik Meja.Gergaji Benda Kerja h. Pembuatan verstek pada sambungan. Buat verstek pada semua sambungan yang harus menggunakan sambungan verstek, cara pembuatan verstek ialah letakkan benda kerja pada meja atau bangku kerja seperti gambar di bawah ini. 19

29 Benda kerja diletakkan diatas meja bidang sambungan berada diatas, ujung kayu di rapatkan dengan stop blok untuk menahan gerakan kayu yang akan dibuat sambungan verstek, bila masih goyang maka posisi kayu dapat diperkuat dengan klem, yaitu alat untuk mengikat benda kerja dengan meja sehingga kedudukannya menjadi setabil dan kokoh. Bila telah siap maka pembuatan verstek dapat dilakukan dengan menggunakan pahat tangan dengan ukuran 5/8 1 yang cukup tajam, sehingga dapat memotong serat kayu dengan sempurna. Posisi pahat bevel berada diatas sehingga ujung pemotong kayu lurus dengan punggung pahat diletakkan pada garis batas verstek dan segaris dengan lukisan verstek yang akan dipahat. Posisi yang demikian apabila dipukul dengan alat pukul dengan arah yang searah dengan garis verstek (45 0 ) maka gerakan pahat akan lurus dan segaris dengan garis verstek. Lakukan 20

30 pemukulan dengan ayunan sedang dan pasti, tanpa ragu maka hasilnya akan benar bagus dan lurus, cara ini bila telah dikuasai maka dalam pembuatan vertek dapat dilakukan dengan cepat yaitu dengan 1 atau 2 kali pemukalan sudah jadi dengan baik. Lakukan semua sambungan yang menggunakan verstek dengan cara dimuka. Sehingga dapat diselesaikan seluruhnya dengan baik. Pembuatan verstek juga dapat dilakukan dengan menggunakan mesin radial arm saw, caranya adalah sebagai berikut : 1) posisi daun gergaji dinaikkan secukupnya diatas meja sehingga bebas atau tidak menyinggung permukan meja gergaji. 2) pada poros putar motor kunci klem dibuka, dan baut pengunci dikendorkan, 3) putarlah motor gergaji kearah vertical hingga mencapai 45 0, 4) atur tinggi dari ujung gigi gergaji terhadap benda kerja 1cm dibawah muka atas kayu, tempatkan daun gergaji pada sebelah dalam balok penghantar agar dalam penempatan kayu kerja dapat dilakukakn dengan mudah 5) tempatkan posisi lukisan kayu pada garis potong verstek dan menyinggung lukisan, 6) lakukan pemotongan verstek dengan menarik daun gergaji secara pelah agar hasilnya halus. 7) amati apakah hasilnya telah halus dan sesuai dengan garis lukisan, dan bila telah sesuai maka lanjutkan pada bagian yang lain dengan melakukan yang sama, hingga selesai seluruhnya. Perapihan semua sambungan dan sekaligus pengepasan sambungan agar mudah dilaksanakan perangkaian. Untuk ini gunakan pahat tusuk yang cukup tajam sehingga mudah dalam melaksanakan penghalusan dan pengepasan. 21

31 i. Pembuatan alur panel Pembuatan alur dengan lebar 10 mm dalam 10mm dapat dilaksanakan dengan menggunakan mesin fries dengan menggunakan pisau alur berukuran lebar 10mm. Stel kedudukan pisau dengan ketinggian 13 mm dari atas permukaan meja terhadap pisau sisi bawah, sedang ujung pisau yang keluar dari penghantar maksimum 10 mm. Benda kerja Penghantar Pisau sponeng Meja Kerja Klem penekan Roda penggerak Pintu Mesin Rem kaki j. Pembuatan Profil Buatlah profil pada bagian dalam semua rangka dengan menggunakan mesin fries, pilih pisau yang sesuai yang dapat membentuk sebagai berikut : pilih pisau ukuran sedang dan pasang pada rumah pisau dan dilanjutkan diset pada as spindle, sekaligus diatur kedudukan dari pisau tersebut terhadap rencana pemakanan pada bidang yang akan diprofil. Setelah diset maka diuji coba terhadap benda uji apakah sudah sesuai, penyetelan yang betul apabila hasilnya kedalaman profil telah simitris 22

32 dengan kedalaman + 3 mm. Kalau belum simetris harus disamakan dengan menggerakkan roda penggerak spindle dan penggerak halus untuk menggerakkan penghantar maju dan mundur sehingga diperoleh ukuran yang akurat. Setelah diset ulang maka harus diuji kembali apakah sudah mencapai ukuran yang dikehendaki. Bila sudah maka pekerjaan profil dapat dilakukan dengan bantuan pegas maka hasil akan memperoleh yang baik. Dalam pelaksanaan pembuatan profil pendorongan kayu harus pelan dan tidak boleh terlalu cepat karena hasilnya akan kasar. Kecepatan yang baik adalah 1 meter panjang memakan waktu detik. Lakukan untuk semua bagian dari rangka daun pintu sesuai dengan gambar kerja. k. Pembuatan papan panel Siapkan bahan untuk panel dari papan kamper ukuran 3/ cm 1 batang. Menjadi 6 lembar dengan ukuran 28,75 x 46,5 = 2 batang, 28,75 x 32 cm = 2 batang dan 28,75 x 86 cm = 2 batang Potong papan tersebut menjadi 3 bagian, yaitu 30 x 93 cm, 30 x 64 cm, dan 30 x 172 cm. Dengan menggunakan gergaji potong. Gambar pembagian pemotongan papan untuk panel pintu

33 Gambar Penampang Kayu Ketam sisi tebal muka 2 untuk meluruskan 1 sisi sebagai acuan pembelahan selanjutnya untuk mendapatkan ukuran yang sesuai dengan ukuran pada gambar kerja. Ketam arah lebar papan muka 1 (cari yang kondisinya cekung) dengan ketam perata, untuk meratakan satu permukaan yang dijadikan acuan pengetaman selanjutnya, lakukan pengetaman pada semua papan, jaga keselamatan kerja. Ketam muka 4 dengan ketam penebal sehingga mendapatkan hasil pengataman yang rata halus dengan ukuran yang sama = 28 mm. Belah papan panel menjadi 28,75 cm, dengan menggunakan mesin gergaji belah. Stel jarak gergaji terhadap penghantar ukuran 28,75 cm, naikkan daun gergaji setinggi 3,5 mm. Laksanakan pembelahan untuk semua papan panel. Potong masing-masing papan menjadi 2 sama panjang dengan mesin gergaji potong sesuai dengan garis yang dibuat sebelumnya. Pembuatan profil pada papan panel sesuai dengan gambar di bawah ini. 24

34 Gambar panel 4 y 4 4 x 4 Detail panel 4 cm x cm 4 cm Pembuatan profil menggunakan mesin fries. Siapkan mesin profil, pilih pisau yang sesuai dengan gambar diatas, pasang pisau pada mesin, atur ketinggian pisau yaitu 4 cm pada posisi pisau bagian atas. Pasang papan pengaman pada penghantar yang mempunyai lubang untuk penempatan pisau, yang diperkuat dengan paku skrup sehingga kokoh. Setel kedudukan dan jarak pisau yang keluar dari papan penghantar, sehingga kedalaman profil sepertiyang diharapkan pada gambar diatas. Sebelum dilakukan pada benda kerja, harus dicoba dengan papan uji untuk melihat apakah penyetelan telah sesuai. Lakukan pembuatan profil seperti pada gambar dibawah 25

35 Gambar pembuatan profil pada papan panel Papan panel Pisau profil penghantar Gambar tampak atas pembuatan profil papan panel Arah tekanan Pegas untuk menekan benda kerja Hasil yang diperoleh dari pembuatan profil tersebut adalah seperti pada gambar dibawah 26

36 Bagian sisa kayu yang harus diratakan Meratakan sisa dari pembuatan profil yang berada dibagian sisi luar papan panel dengan menggunakan mesin gergaji belah bermeja. Siapkan mesin gergaji dengan menyetel jarak gigi gergaji dengan penghantar sedalam 10 mm (disesuaikan dengan kedalaman profil) sehingga hasilnya rata, sedang ketinggian daun gergaji sekitar 30 mm. Bila telah sesuai pembelahan sisa kayu tersebut dapat dilaksanakan dengan posisi pengetaman sesuai dengan gambar dibawah ini.. Daun gergaji bagian yg dihilangkan Papan panel penghantar 27

37 Setelah semua bagian ujung papan panel tersebut dibelah sehingga dimensi atau ukuran tebal ujung dari bagian papan panel tersebut menjadi 8 10 mm, maka tinggal merapikan, menghaluskan dan pengepasan dengan alur rangka panel, sehingga dapat distel atau dipasang dan dirangkai dengan baik. k. Merangkai daun pintu panel. Siapkan klem panjang lebar 82 cm sebanyak 3 buah, atur semua rangka dan papan pada posisinya masing-masing, sehingga mudah untuk melakukan perangkaian, siapkan pula bahan perekat putih (rakol), pasak dari bambu atau kayu keras # 6 7 mm panjang 40 mm sebanyak 20 buah, boor tangan 1 buah dengan mata bornya 6 mm 1 buah. Semua sambungan pen purus diolesi dengan lem rakol putih secara merata, rangkai sesuai dengan posisinya masing-masing dimasukkan secara cermat, dan dibantu dengan mmenggunakan klem yang telah ditaruh dibawah daun pintu yang dirangkai, dikencangkan menggunakan handle ulir secara bersama-sama sampai posisi sambungan rapat seluruhnya. Langkah selanjutnya untuk memperkuat sambungan, maka dipasang nagel pada masing-masing sambungan pen purus dengan posisi seperti dibawah : Lubang nagel dibor dengan mesin bor tangan dengan mata bor ukuran 6 mm, dibor tegak lurus dengan permukaan kayu, dengan posisi garis diagonal, jarak terdekat dari tepi sambungan adalah > 15 mm. 28

38 Posisi dua nagel Gambar pemasangan nagel/pasak pada sambungan pen lubang dooepel. Semua nagel yang disiapkan mempunyai ukuran ujung 6 mm membentuk tirus dan ukuran pangkal 7 mm. Pemasangan dengan cara di masukkan lubang dan dipukul dengan palu kayu sampai posisi maksimum atau telah tembus pada lubang bawah. Setelah semua sambungan pen dan lubang dipasang nagel maka klem yang digunakan untuk menguatkan sambungan dilepas dengan melonggarkan 29

39 cengkeraman, dilanjutkan dengan merapikan nagel-nagel sisa dengan meratakannya dengan alat pahat yang tajam dan menghaluskannya dapat dilakukan dengan mengetam, semua sisa lem harus dibersihkan dengan kain yang dibasahi dengan air sehingga semua sisa-sisa lem bersih disemua bagian. Hasl akhir di kontrol ulang tentang ukurannya, kesikuannya, kerapihanya dan sebagainya. Bila ada yang kurang baik dan bila masih dapat diadakan perbaikan maka harus dilakukan. 30

40 KEGIATAN BELAJAR 2 PEMBUATAN DAUN JENDELA A. Lembar Informasi 1. Pengertian Daun jendela adalah suatu daun yang berfungsi untuk menutup lubang jendela yang dapat dibuat dengan daun yang dapat dibuka dan ditutup atau berupa kaca mati. 2. Jenis Daun Jendela Ada beberapa jenis daun jendela yang dapat kita kenal ialah Daun jendela dengan rangka kayu dan atau aluminium, daun jendela dengan kaca mati dan daun jenla dengan lembaran nako. Penentuan pemilihan jenis daun jendela sangat tergantung dari fungsi ruang dan fungsi dari masing-masing jendela tersebut. Pemasangan kaca mati pada ruangan rapat yang ber AC, jendela kaca diperlukan untuk keperluan penerangan, dipasang dengan kaca mati karena ruangan tersebut tidak memerlukan sirkulasi dengan udara luar. Dipasang dengan jendela kaca dengan rangka kayu atau aluminium yang dipasang dapat dibuka dan ditutup, berarti diruangan tersebut masih diperlukan sirkulasi udara dan juga sinar matahari untuk penerangan ruangan. Sedang pemasangan dengan kaca nako mempunyai tujuan yang sama dengan jendela kaca rangka kayu, yang dapat dibuka dan ditutup dengan mudah. Untuk jendela nako mempunyai ukuran yang sangat spesifik, sehingga jendela yang akan dipasang dengan jendela nako maka harus ingat rumus jendela nako. Biasanya lebar jendela nako sebaiknya tidak lebih dari 80 cm, sedang tingginya dapat dihitung dengan rumus : h = 14 cm x jumlah daun + 2 cm.contoh hitungan tinggi lubang jendela = 8 buah nako, maka tinggi lubang jendela adalah = 14 cm x cm = 31

41 114 cm. Pemasangan kaca nako menggunakan rangka nako yang telah dibuat oleh pabrik. Sedang kaca nako yang fabrikan juga tersedia dengan tebal 5 mm dan panjangnya sangat tergantung dari desain jendelanya. Jendela dengan rangka kayu model dan ukurannya sangat bervariasi, setidaknya adalah rangka luar dan kaca yang ukuran tebalnya sangat tergantung dari besar kecilnya daun jendela. Rangka jendela ukuran umumnya adalah 3/8 cm sedang ukuran tinggi dan lebarnya sangat tergantung dari fungsi ruangan tersebut. B. Lembar Kerja Gambar Kerja A 125 cm 72 cm 32

42 DETAIL A 6 cm 1 cm 3 cm 1 cm 6 cm 1. Alat : Alat yang digunakan ada 2 kategori ialah alat tangan dan alat kerja mesin a. Alat tangan adalah : Pahat ukuran 5/8 Pukul besi Palu kayu Siku Pensil Meteran (rool) Clamp panjang Clamp pendek 33

43 b. Alat kerja mesin kayu adalah : Ketam perata (Hand planner) Ketam penebal (Planner and Thecknesser) Gergaji potong berlengan (Radial arm saw) Gergaji belah bermeja ( Ripping saw) Mesin pahat lubang persegi ( Hallow Chisel Mortiser) Mesin purus (Tennoning ) Mesin fries (spindle moulder and router) 2. Bahan a. Papan kayu kamper 3/30 x 125 cm : 1 batang b. Kaca bening ukuran tebal 3 mm x 60 cm x 110 cm. 3. Kesehatan dan Keselamatan Kerja a. Gunakan masker pelindung debu pada saat mengerjakan dengan mesin kerja kayu. b. Gunakan pelindung telinga pada saat bekerja dengan mesin yang bersuara tinggi (gergaji, ketam). c. Pakailah pakain kerja sesuai dengan standart untuk ekerja di bengkel kayu d. Gunakan alat-alat pengaman dengan sempurna yang ada pada masing-masing mesin yang anda gunakan e. Bila pada bengkel disediakan peralatan penghisap limbah untuk semua atau sebagian mesin maka gunakan dengan sebaikbaiknya. f. Pelajari dengan seksama langkah demi langkah dalam mengerjakan latihan yang telah ditentukan. g. Pastikan bahwa anda tidak dalam keadaan mengantuk, lapar atau sakit, yang dapat mengganggu pelaksanaan pekerjaan. 34

44 3. Langkah Kerja a. Siapkan bahan papan kayu ukuran 3/30 x 120 cm b. Ketam papan muka 1 dan muka 2 Gambar di bawah ini merupakan penampang papan untuk mengatur langkah pengetaman untuk mendapatkan hasil pengetaman yang maksimal dan mudah dilaksanakan Gambar pengetaman muka 1 35

45 Ketam muka 1 (dipilih yang cekung) dengan menggunakan mesin ketam perata seperti dalam gambar di atas, sehingga didapatkan permukaan yang rata dan halus. Ketam muka 2 dengan posisi muka 1 menempel pada penghantar, sehingga hasilnya siku dan lurus, lihat gambar dibawah Benda kerja Tudung pengaman Penghantar c. Pengetaman muka 4 menggunakan mesin ketam penebal Atur mesin ketam penebal dengan jarak ketebalan diatur sesuai dengan tebal kayu yang ada, agar pemakanan ketam tidak terlalu tebal, ulangi pengetaman dengan memutar roda penggerak meja sebanyak ¼ putaran dan masukkan kembali papan seperti posisi semula. Upayakan hasilnya > 26 cm. d. Pembelahan papan Papan yang yang berukuran lebar maksimum 30 cm dan telah diketam halus pada muka 1, muka 2 dan muka 4 telah cukup untuk membuat rangka daun jendela yang berukuran 6 x 120 cm untuk rangka tiang, dan 6 x 70 cm untuk rangka ambang yang masing asing berjumlah 2 batang, dengan keteba;lan minimum 26 mm. Untuk itu selanjutnya dibuat rangka yang berukuran 6 x 120 cm, 2 batang, dan 6 x 70 cm 2 batang, lihat pembagiannya seperti pada gambar 36

46 70 cm 120 cm Siapkan mesin gergaji belah dengan mengatur jarak gigi gergaji bagian dalam mempunyai jarak 6,2 cm terhadap penghantar Penghantar Meja gergaji Daun gergaji 7,1 cm Laksanakan pembelahan papan sesuai dengan langkah kerja pada latihan 1. sehingga mendapatkan rangka daun jendela sebagai berikut 2,6/ 7,1 cm x 120 cm = 4 batang selanjutnya 2 batang untuk rangka tiang, 2 batang untuk rangka ambang dengan dipotong menjadi ukuran panjang 70 cm. Dan dilanjutkan dengan pengetaman pada sisi tebal untuk menghaluskan pada permukaan yang digergaji supaya halus dan menjadi ukuran 7 cm. e. Lukis sambungan sebagai berikut : Beri tanda paring pada permukaan rangka tiang dan rangka ambang setelah disusun sesuai dengan posisi masing masing rangka 37

47 Lukis sambungan setelah ditentukan masing-masing garis utama untuk menyamakan ukuran pada masing-masing rangka, lihat dan ikuti lukisan dibawah Lukisan sambungan pada ambang atas 2 cm 4 cm 1 cm 1 cm 6 cm Untuk ambang bawah model lukisan adalah sama, yang harus dicermati adalah ketepatan ukuran akan sangat mempengaruhi hasil. Dilanjutkan untuk lukisan pada tiang yang merupakan lukisan lubang, setelah garis utama ditetapkan bersama sama ke 2 batang rangka tersebut. Ikuti langkah melukisnya pada gambar di bawah ini. 38

48 1 1 5 cm 2 cm 4 cm 1 cm 1,4 1 6 cm f. Pembuatan lubang Siapkan mesin pahat lubang persegi (Hollow Chisel Mortiser) dengan bor persegi ukuran 8 atau 9 mm dipasang dengan kuat pada rumah bornya. Pasang rangka daun yang akan di lubang diatas meja mesin pahat, dengan posisi bagian permukaan yang akan dilubang menghadap keatas dan berada di bawah pahat dalam keadaan meja pahat posisi simetris (atau ditengah-tengah) lihat gambar dibawah. Pada sebelah luar benda kerja di tambah balok kayu ukuran 5/7 x 40 cm, berfungsi untuk memperkuat dan mempermudah kerja klem pahat. Setel kedalaman pemahatan sesuai kemampuan maksimum dari pahat tersebut, bila hanya mampu 5 cm maka setel 5 cm dengan memasang stop blok jarak 5 cm pada batas kemampuan turun maksimum. 39

49 Motor listrik Handel penggerak pahat sakelar ON/OF Pengatur kedalan Benda kerja pahat persegi Klem Klem Balok tambahan Roda pengatur meja arah kiri kanan Roda penggerak arah muka belakang Pembuatan lubang dengan mesin pahat lubang Pemahatan dimulai dari kiri arah kanan pertama tepatkan dulu ujung pahat dengan garis yang paling kiri pada bagian yang akan dilubang. Untuk pengepasan arah kiri kanan menggunakan roda yang besar, dan bila arah muka belakang gunakan dengan roda yang kecil. Bila telah tepat maka lakukan pemahatan dengan menekan/menarik handle penggerak pahat arah kebawah, dengan kekuatan sedang, sehingga tatal lari keluar 40

50 Lakukan berulang ulang setelah menggeser kayu kearah kiri yang berarti pahat bergeser kearah kanan sejauh ukuran pahat, sampai mencapai garis akhir lubang. Hasil ini belum tuntas, dilanjutkan dengan membalik benda kerja yang atas berada dibawah dan muka yang menempel terhadap penghantar meja pahat harus tetap. Setelah diatur kedudukannya seperti yang telah dilakukan maka teruskan pemahatan seperti yang dilakukan di depan Lakukan juga pada benda kerja yang lain untuk pekerjaan yang sama. g. Buat pen pada rangka ambang daun jendela Pembuatan pen pada rangka dapat dilakukan dengan menggunakan mesin purus (tenoning ), dengan cara stel dua buah kepala pisau (cuter head) pada mesin purus dengan jarak simetris antar ujung pisaunya sebesar 9 mm sesuai dengan lebar lubang pada rangka tiang. Letakkan benda kerja pada meja mesin purus yang kedudukannya simetris dengan senter cuter head, garis pemotongan ditepatkan pada garis dada sambungan. Periksa ulang kedudukan benda kerja apakah telah sesuai dengan gambar kerja Hidupkan mesin dan lakukan pembuatan purus dengan mendorong kearah pisau purus hingga terkikis semua bagian yang harus dibuang. Koreksi hasilnya bila telah sesuai maka lakukan kepada semua benda kerja yang memang harus dibuat purus. 41

51 h. Membuat takik pada sambungan lubang Pembuatan takik dengan mesin gergaji potong, dengan menyetel ujung gigi.yang bawah berada diatan garis potong sambungan yaitu pada 6 cm, potong menyinggung sisigaris kiri dan kanan dan beberapa potongan ditengah. Lanjutkan dengan menggunakan pahat lubang/tusuk untuk membersihkan dan merapikan bagian yang telah digergaaji. Lakukan untuk semua pekerjaan yang sama. i. Pembuatan verstek pada semua sambungan 45 0 Letakkan benda kerja dengan posisi seperti terlihat pada gambar diatas Potong verstek sesuai dengan garis verstek yang bersudut 45 0 dengan pahat lubang dengan posisi bevell berada diatas, dan garis punggung berada dibawah untuk dapat mengahsilkan pemotongan yang lurus, dengan arah pukulan kepada pahat membentuk Pembuatan verstek juga dapat dilakukan dengan menggunakan mesin gergaji berlengan (radial arm sam). Lakukan pemukulan pada pahat 1 atau 2 kali pukul sesuai garis verstek. Lakukan kepada benda kerja yang lain sehingga hasilnya sama rata dan rapi. 42

52 j. Buat sponeng kaca Siapkan mesin mesin fries dengan pisau sponeng Atur pisau sponeng dengan hasil sponeng tinggi 14 mm dan kedalaman sponeng = 10 mm Laksanakan pembuatan sponeng dengan menghidupkan mesin dan masukkan benda kerja sesuai dengan gambar bagian yang dibuat sponeng. Dorong dan tekan pada penghantar agar pemakanan sponeng menghasilkan yang konstan. Lakukan untuk semua pekerjaan yang sama. k. Buat profil pada bagian yang tidak disponeng. Siapkan mesin profil dengan pisau profil yang sesuai dengan gambar kerja Atur posisi pisau sehingga akan menghasilkan profil dengan kedalaman 2 mm. Lakukan pembuatan profil sesuai dengan pembauatan sponeng. Lakukan juga pembuatan profil untuk plepet kaca, sehingga dengan ukuran 10 x 10 mm, dengan cara pembuatan profil pada papan yang halus berukuran 10 x 30 mm dengan di profil pada 2 sisinya secara bergantian, papan yang telah diprofil dibelah dengan gergaji belah dengan ukuran 10 mm. l. Merangkai rangka menjadi daun jendela Siapkan lem kayu putih (rakol), bor dan amta bornya ukuran 6 mm, pasak ukuran 6 7 mm dari kayu keras atau bamboo, klem ukuran 1 m atau lebih. Oleskan lem putih pada sambungan pen dan lubang secara merata 43

53 Rangkai semua sambungan sehingga menjadi sebuah daun jendela dengan ukuran 70 x 120 cm, siku, rata dan tidak baling. Pasang klem pada bagian bawah rangka jendela, dan kencangkan melalui handle ulir sehingga sambungan menjadi rapat. Dan sisa lem akan keluar. Bersihkan sisa sisa lem dengan menggunakan kain yang basah, hingga bersih. Buat lubang nagel dengan menggunakan mesin bor tangan sesuai dengan arah garis diagonal 2 uah unttuk satu sambungan. Pasang nagel yang telah tersedia pada lubang lubang tersebut dengan bantuan dipukul dengan pukul kayu atau dengan pukul kayu sampai batas maksimum/tembus. Lepas semua klem dengan mengendorkan ikatan klem. Rapikan dan bersihkan semua sambungan dan potong kelebihan nagel pada sambungan yang ada. m. Pasang kaca dan plepet Pasang kaca yang telah tersedia dengan diperkuat plepet yang telah diprofil dengan sambungan sudut menggunakan verstek Paku pada plepet tersebut sehingga kaca tidak bergerak dengan menggunakan paku kecil (2 cm). Pada masingmasing sisi dipaku 3 buah. 44

54 LEMBAR EVALUASI 1. Soal tertulis a. Sebutkan ukuran umum atau normal dari sebuah daun pintu? b. Apa sebenarnya fungsi dari sebuah daun pintu. c. Apa yang Anda ketahui tentang doorpel, ambang atas, dan tiang dari daun pintu? d. Berapa ukuran tebal rangka apabila daun pintu tersebut menggunakan penutup double teak wood 4 mm.? e. Sebutkan jenis-jenis daun jendela? f. Hitung tinggi jendela dari jendela nako yang berjumlah 7 buah g. Mengapa ruang yang ber AC juga masih perlu jendela.? h. Berapa ukuran normal rangka daun jendela.? 45

55 2. Soal praktik Buatlah sebuah daun jendela kombinasi (kaca dan panel) seperti gambar di bawah ini. A 7 cm 70 cm B 7 cm 39 cm 7 cm 7 cm 56 cm 7 cm 46

56 Detail A 2 cm 4 cm 1 cm 1cm 6 cm Detail B 1 cm 5cm 1 cm 3 cm 3 cm 1 3,5 cm 2,5 47

57 Ketentuan : Toleransi ukuran ram lebar < 5mm, tebal < 3 mm dari gambar kerja Lebar dan panjang daun toleransi < 2 mm Dikerjakan dengan peralatan mesin Bagian dalam ram semua diprofil termasuk plepet kaca Setelah selesai di rangkai, kaca dipasang Waktu disediakan 30 jam 48

58 LEMBAR KUNCI JAWABAN LEMBAR EVALUASI 1. Soal tertulis : a. Ukuran umum atau normal dari daun pintu adalah : 4 x 82 x 201 cm ( tebal rangka = 4 cm; lebar daun = 82 cm dan tinggi dan pintu adalah =201 cm ). b. Fungsi dari daun pintu adalah Untuk menutup / mengisulasi antara ruang satu dengan ruang lainnya atau ruang dari gedung dengan luar gedung, sehingga aktivitas antara ruang satu dengan lainnya tidak saling terganggu. Berfungsi pengamanan agar barang-barang dan termasuk orang tidak diganggu oleh seseorang atau makhluk lainnya. Untuk mengamankan dari gangguan cuaca hujan, angin dan polusi udara. c. Yang dimaksud dengan doorpel adalah rangka ambang bawah dari daun pintu yang mempunyai ukuran lebar 20 cm, yang berfungsi untuk memperkokoh konstruksi daun pintu. Yang dimaksud dengan ambang atas adalah rangka daun pintu bagian atas yang menghubungkan kedua rangka tiang yang berukuran lebar sama dengan lebar tiang = 12 cm Dan yang dimaksud dengan rangka tiang adalah rangka daun pintu yang berada dipinggir kiri dan kanan daun pintu yang berukuran lebar = 12 cm. d. Ukuran tebal rangka dari daun pintu double teakwood adalah = 3 cm sehingga tebal total dari daun pintu teakwood menjadi mm x 2 = 38 mm ( 3,8 cm). 49

59 e. Jenis daun jendela adalah Daun jendela panel, yaitu daun jendela rangka kayu dan ditutup dengan papan panel. Daun jendela kaca rangka kayu/aluminium Daun jendela kaca mati, daun jendela kaca tanpa rangka, dan dipasang mati Daun jendela kaca nako, yaitu jendela dari lembaran-lembaran kaca yang dirangkai dengan rangka nako dari bahan besi. f. Tinggi jendela nako dengan 7 lembar nako adalah : Rumus jendela nako = 14 cm x jumlah nako + 2 cm. Maka tinggi jendela dengan 7 daun nako = 14 cm x 7 bh + 2 cm = 100 cm. g. Ruang ber AC masih memerlukan jendela karena ruang tersebut memerlukan penerangan yang alami, memerlukan variasi pandangan sehingga tidak terasa terkungkung dalam ruang, h. Ukuran normal rangka daun jendela adalah 3 x 7 cm, sedang lebar dan tingginya sangat tergantung dari luas ruangan dan fungsi ruangan. 50

60 Rambu rambu penilaian pembuatan daun jendela kombinasi No. Jenis penilaian Bobot nilai Capaian nilai 1 Keterampilan Utama Ketepatan sambungan Ketepatan bentuk Ketepatan ukuran Kesikuan 65 Kerataan, kerapian, kehalusan 2 Sikap Cara kerja Kedisiplinan Keselamatan kerja 30 3 Produktivitas Ketepatan waktu 15 Jumlah N A 100 Nilai Akhir Tingkat kelulusan = Jumlah N A > 70 51

61 DAFTAR PUSTAKA Benny Puspantoro,IGN, ( 1995), Konstruksi Bangunan Gedung Sambungan kayu pintu dan jendela, Andi Offset Yogyakarta Imam Muchoyar,(1991), Mesin kayu dan penggunaannya, diktat kuliah, FPTK IKIP Yogyakarta Johnson Curtis,W, (1989), The Woodworking Shop, Rodale Press, Emmaus, Pennsylvania 52

62 PETA MODUL BIDANG KEAHLIAN TEKNIK BANGUNAN Program Keahlian : Teknik Perkayuan Tingkat I Tingkat II Tingkat III BAG-TGB.001.A BAG-TPK.001.A BAG-TPK.004.A BAG-TGB.001.A-01 BAG-TPK.001.A-53 BAG-TPK.004.A-61 BAG-TGB.001.A-02 BAG-TPK.001.A-54 BAG-TPK.004.A-62 BAG-TGB.001.A-03 BAG-TPK.001.A-55 BAG-TPK.005.A BAG-TPK.005.A-63 BAG-TGB.001.A-04 BAG-TPK.002.A BAG-TGB.001.A-05 BAG-TPK.002.A-56 BAG-TPK.005.A-64 BAG-TGB.001.A-06 BAG-TGB.001.A-07 BAG-TPK.002.A-57 BAG-TPK.005.A-65 BAG-TSP.001.A BAG-TPK.003.A BAG-TPK.005.A-66 BAG-TSP.001.A-32 BAG-TPK.003.A-58 BAG-TPK.006.A BAG-TKB.001.A BAG-TPK.003.A-59 BAG-TPK.006.A-67 BAG-TKB.001.A-71 BAG-TPK.006.A-68 BAG-TKB.001.A-72 BAG-TPK.003.A-60 BAG-TPK.006.A-69 BAG-TKB.001.A-73 BAG-TKB.001.A-74 BAG-TPK.007.A BAG-TKB.001.A-75 BAG-TPK.007.A-70 BAG-TKB.001.A-76 BAG-TKB.002.A BAG-TKB.002.A-77 BAG-TKB.002.A-78 BAG-TKB.002.A-79 BAG-TKB.002.A-80 BAG-TKB.002.A-81 BAG-TKB.003.A BAG-TKB.003.A-82 BAG-TKB.003.A-83 BAG-TKB.003.A-84 Keterangan : BAG : Bidang Keahlian Teknik Bangunan TGB : Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan TSP : Program Keahlian Teknik Survai dan Pemetaan TKB : Program Keahlian Teknik Konstruksi Bangunan TPK : Program Teknik Perkayuan TPS : Program Teknik Plambing dan Sanitasi : Modul yang dibuat iv

MEMBUAT KUSEN PINTU TUNGGAL

MEMBUAT KUSEN PINTU TUNGGAL MEMBUAT KUSEN PINTU TUNGGAL BAG- TPK.001.A-54 90 JAM Penyusun : TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

Lebih terperinci

MEMASANG DAUN PINTU DAN JENDELA

MEMASANG DAUN PINTU DAN JENDELA MEMASANG DAUN PINTU DAN JENDELA BAG- TPK.002.A-57 70 JAM Penyusun : TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Tim Penyusun

KATA PENGANTAR. Tim Penyusun KATA PENGANTAR Modul dengan judul Memasang Dinding dan Lantai Kayu merupakan bahan ajar yang digunakan sebagai praktikum peserta didik (siswa) Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) untuk membentuk salah satu

Lebih terperinci

KEGIATAN BELAJAR II SAMBUNGAN KAYU MENYUDUT

KEGIATAN BELAJAR II SAMBUNGAN KAYU MENYUDUT KEGIATAN BELAJAR II SAMBUNGAN KAYU MENYUDUT LEMBAR INFORMASI Sambungan kayu menyudut atau yang sering kali disebut dengan hubungan kayu banyak digunakan pada pembuatan konstruksi kosen pintu, kosen jendela,

Lebih terperinci

BELAJAR 1 MEMBUAT SAMBUNGAN DINDING KAYU

BELAJAR 1 MEMBUAT SAMBUNGAN DINDING KAYU 1 BELAJAR 1 MEMBUAT SAMBUNGAN DINDING KAYU A. LEMBAR INFORMASI Untuk dapat membuat dinding dari bahan kayu yang baik, harus didahului pengetahuan tentang berbagai bentuk sambungan kayu arah melebar. Sambungan

Lebih terperinci

MENGGUNAKAN DAN MERAWAT MESIN PEKERJAAN KAYU

MENGGUNAKAN DAN MERAWAT MESIN PEKERJAAN KAYU MENGGUNAKAN DAN MERAWAT MESIN PEKERJAAN KAYU BAG- TPK.001.A-53 45 JAM Penyusun : TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN

Lebih terperinci

MEMBUAT MACAM- MACAM SAMBUNGAN KAYU

MEMBUAT MACAM- MACAM SAMBUNGAN KAYU MEMBUAT MACAM- MACAM SAMBUNGAN KAYU BAG- TKB.001.A-74 63 JAM Penyusun : TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN

Lebih terperinci

MEMBUAT MACAM- MACAM SAMBUNGAN PIPA

MEMBUAT MACAM- MACAM SAMBUNGAN PIPA MEMBUAT MACAM- MACAM SAMBUNGAN PIPA BAG- TKB.001.A-76 45 JAM 1 ¾ ¾ ½ ¾ ½ ¾ 45 0 Penyusun : TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL

Lebih terperinci

MEMASANG KONSTRUKSI BATU BATA BENTUK BUSUR

MEMASANG KONSTRUKSI BATU BATA BENTUK BUSUR MEMASANG KONSTRUKSI BATU BATA BENTUK BUSUR BAG- TKB.004.A-86 28 JAM Penyusun : TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR

Lebih terperinci

MEMASANG KUSEN PADA DINDING PASANGAN

MEMASANG KUSEN PADA DINDING PASANGAN MEMASANG KUSEN PADA DINDING PASANGAN BAG- TKB.004.A-89 28 JAM Penyusun : TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN

Lebih terperinci

PETA KEDUDUKAN MODUL

PETA KEDUDUKAN MODUL KATA PENGANTAR Modul dengan judul Membuat Konstruksi Bangunan Kayu merupakan bahan ajar yang digunakan sebagai panduan praktikum peserta diklat (siswa) Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) untuk membentuk salah

Lebih terperinci

Materi Praktis Pekerja Konstruksi Pekerjaan Konstruksi Kayu Buku 2 (dua)

Materi Praktis Pekerja Konstruksi Pekerjaan Konstruksi Kayu Buku 2 (dua) Buku 2 Materi Praktis Pekerja Konstruksi Pekerjaan Konstruksi Kayu Buku 2 (dua) Edisi 1 2016 Balai Pelatihan Konstruksi dan Peralatan Direktorat Jenderal Bina Konstruksi Kementerian Pekerjaan Umum dan

Lebih terperinci

KEGIATAN BELAJAR I SAMBUNGAN KAYU MEMANJANG

KEGIATAN BELAJAR I SAMBUNGAN KAYU MEMANJANG 1 KEGIATAN BELAJAR I SAMBUNGAN KAYU MEMANJANG LEMBAR INFORMASI Sambungan kayu adalah dua batang kayu atau lebih yang disambungkan satu sama lain sehingga menjadi satu batang kayu yang panjang. Sambungan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Tim Penyusun

KATA PENGANTAR. Tim Penyusun KATA PENGANTAR Modul dengan judul Memasang Konstruksi Pilaster merupakan bahan ajar yang digunakan sebagai panduan praktikum peserta diklat Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) untuk membentuk salah satu bagian

Lebih terperinci

KEGIATAN BELAJAR IV SAMBUNGAN MELEBAR DAN SUDUT PETI

KEGIATAN BELAJAR IV SAMBUNGAN MELEBAR DAN SUDUT PETI 50 KEGIATAN BELAJAR IV SAMBUNGAN MELEBAR DAN SUDUT PETI A. Sambungan Melebar Lidah dan Alur 1. Tujuan Akhir (Terminal Performance Objective) Setelah melakasanakan praktek para siswa memahami dan trampil

Lebih terperinci

BAB X PINTU DAN JENDELA

BAB X PINTU DAN JENDELA A. Pendahuluan BAB X PINTU DAN JENDELA Pintu dan jendela merupakan konstruksi yang dapat bergerak, bergeraknya pintu atau jendela dipengaruhi oleh peletakan/penempatan, efisiensi ruang dan fungsinya. Dalam

Lebih terperinci

KEGIATAN BELAJAR I MEMBUAT KONSTRUKSI KUDA-KUDA KAYU

KEGIATAN BELAJAR I MEMBUAT KONSTRUKSI KUDA-KUDA KAYU KEGIATAN BELAJAR I MEMBUAT KONSTRUKSI KUDA-KUDA KAYU A. LEMBAR INFORMASI Bahan untuk kuda-kuda kayu ini harus dipilih dari kayu yang baik dan ukurannya mencukupi dengan ukuran yang dibutuhkan. Untuk kudakuda

Lebih terperinci

PEMETAAN SITUASI DENGAN PLANE TABLE

PEMETAAN SITUASI DENGAN PLANE TABLE PEMETAAN SITUASI DENGAN PLANE TABLE BAG- TSP.004.A- 39 60 JAM Penyusun : TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN

Lebih terperinci

Sambungan dan Hubungan Konstruksi Kayu

Sambungan dan Hubungan Konstruksi Kayu Sambungan Kayu Konstruksi kayu merupakan bagian dari konstruksi bangunan gedung. Sambungan dan hubungan kayu merupakan pengetahuan dasar mengenai konstruksi kayu yang sangat membantu dalam penggambaran

Lebih terperinci

MODUL PEMBELAJARAN MENGGAMBAR KONTRUKSI PINTU DAN JENDELA BAGTGB.002.A JAM

MODUL PEMBELAJARAN MENGGAMBAR KONTRUKSI PINTU DAN JENDELA BAGTGB.002.A JAM MODUL PEMBELAJARAN MENGGAMBAR KONTRUKSI PINTU DAN JENDELA BAGTGB.002.A-08 55 JAM DISUSUN OLEH : NAMA : JAMIZAR NIM / BP : 87689 _ 2007 JURUSAN PRODI : TEKNIK SIPIL : PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN FAKULTAS

Lebih terperinci

MEMPLESTER PROFIL HIAS

MEMPLESTER PROFIL HIAS MEMPLESTER PROFIL HIAS BAG- TKB.005.A-91 30 JAM Penyusun : TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DEPARTEMEN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Tim Penyusun

KATA PENGANTAR. Tim Penyusun KATA PENGANTAR Modul dengan judul Memasang Cerobong Udara merupakan bahan ajar yang digunakan sebagai panduan praktikum peserta diklat (siswa) Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) untuk membentuk salah satu

Lebih terperinci

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1. Proses Pembuatan Proses pembuatan adalah tahap-tahap yang dilakukan untuk mencapai suatu hasil. Dalam proses pembuatan ini dijelaskan bagaimana proses bahanbahan yang

Lebih terperinci

MENGGAMBAR SAMBUNGAN KAYU

MENGGAMBAR SAMBUNGAN KAYU MENGGAMBAR SAMBUNGAN KAYU BAG- TGB.001.A-06 54 JAM Penyusun : TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

Lebih terperinci

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1. Proses Pembuatan Proses pembuatan adalah tahap-tahap yang dilakukan untuk mencapai suatu hasil. Dalam proses pembuatan ini dijelaskan bagaimana proses bahanbahan yang

Lebih terperinci

1. PENGENALAN ALAT KERJA BANGKU

1. PENGENALAN ALAT KERJA BANGKU 1. PENGENALAN ALAT KERJA BANGKU A. Tujuan 1. Menyebutkan macam-macam jenis alat tangan dan fungsinya. 2. Menyebutkan bagian-bagian dari alat-alat tangan pada kerja bangku. 3. Mengetahui bagaimana cara

Lebih terperinci

LOMBA KOMPETENSI SISWA (LKS) SMK SELEKSI TINGKAT PROPINSI BALI BIDANG LOMBA CABINET MAKING PEMERINTAH PROPINSI BALI

LOMBA KOMPETENSI SISWA (LKS) SMK SELEKSI TINGKAT PROPINSI BALI BIDANG LOMBA CABINET MAKING PEMERINTAH PROPINSI BALI LOMBA KOMPETENSI SISWA (LKS) SMK SELEKSI TINGKAT PROPINSI BALI - 2012 BIDANG LOMBA CABINET MAKING PEMERINTAH PROPINSI BALI DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA 2012 CABINET MAKING Module : Almari Kecil

Lebih terperinci

MENGGAMBAR KONSTRUKSI PINTU DAN JENDELA

MENGGAMBAR KONSTRUKSI PINTU DAN JENDELA MENGGAMBAR KONSTRUKSI PINTU DAN JENDELA BAG- TGB.002.A-08 55 JAM Penyusun : TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR

Lebih terperinci

Dalam menentukan ukuran utama mesin skrap ini, hal yang berpengaruh antara lain:

Dalam menentukan ukuran utama mesin skrap ini, hal yang berpengaruh antara lain: Cara Kerja Mesin Sekrap (Shaping Machine) Mesin Skrap atau biasa juga dituliskan sebagai sekrap (Shaping Machine) merupakan jenis mesin perkakas yang memiliki gerak utama yakni bolak balok secara horizontal.

Lebih terperinci

TEKNIK PERKAYUAN JILID 2

TEKNIK PERKAYUAN JILID 2 Budi Martono dkk TEKNIK PERKAYUAN JILID 2 SMK Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional Hak Cipta pada Departemen

Lebih terperinci

POROS BERTINGKAT. Pahat bubut rata, pahat bubut facing, pahat alur. A. Tujuan Adapun tujuan dari pembuatan poros bertingkat ini yaitu :

POROS BERTINGKAT. Pahat bubut rata, pahat bubut facing, pahat alur. A. Tujuan Adapun tujuan dari pembuatan poros bertingkat ini yaitu : POROS BERTINGKAT A. Tujuan Adapun tujuan dari pembuatan poros bertingkat ini yaitu : Mampu mengoprasikan mesin bubut secara benar. Mampu mebubut luar sampai halus dan rata. Mampu membubut lurus dan bertingkat.

Lebih terperinci

KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG KEAHLIAN: TEKNIK BANGUNAN PROGRAM KEAHLIAN: TEKNIK BANGUNAN GEDUNG KOMPETENSI: MENGGAMBAR TEKNIK BANGUNAN GEDUNG MODUL / SUB-KOMPETENSI: MENGGAMBAR SAMBUNGAN

Lebih terperinci

MEMBUAT MACAM- MACAM SAMBUNGAN PIPA

MEMBUAT MACAM- MACAM SAMBUNGAN PIPA MEMBUAT MACAM- MACAM SAMBUNGAN PIPA 1 ¾ ¾ ½ ¾ ½ ¾ 45 0 KATA PENGANTAR Modul dengan judul Membuat Macam-macam Sambungan Pipa merupakan salah satu modul untuk membentuk kompetensi agar mahasiswa dapat melakukan

Lebih terperinci

GERGAJI TANGAN PADA KERJA BANGKU

GERGAJI TANGAN PADA KERJA BANGKU GERGAJI TANGAN PADA KERJA BANGKU Tujuan Pembelajaran Khusus Setelah mempelajari bahan ajar ini peserta diklat akandapat : 1. Menjelaskan jenis-jenis gergaji tangan 2. Menjelaskan karakteristik gergaji

Lebih terperinci

MESIN BOR. Gambar Chamfer

MESIN BOR. Gambar Chamfer MESIN BOR Mesin bor adalah suatu jenis mesin gerakanya memutarkan alat pemotong yang arah pemakanan mata bor hanya pada sumbu mesin tersebut (pengerjaan pelubangan). Sedangkan Pengeboran adalah operasi

Lebih terperinci

Konstruksi rangka kusen pada dasarnya dibagi dalam 4 jenis

Konstruksi rangka kusen pada dasarnya dibagi dalam 4 jenis 1. Kusen a. Pengertian Kusen Beserta Fungsinya Kusen adalah suatu rangka dari balok kayu atau dari bahan lainnya, seperti plastik, UPVC, alumunium yang dihubungkan sedemikian rupa sesuai dengan kaidah

Lebih terperinci

WORKING PLAN SIMPLE WALL SHELF S001

WORKING PLAN SIMPLE WALL SHELF S001 A DESKRIPSI PRODUK Simple Wall Shelf berukuran jadi 1.200 x 200 x 50 mm. Ukuran panjang dan lebar bisa ditambah/dikurangi sesuai dengan rencana penempatan anda. Varian ukuran panjang adalah 1.000 1.400mm,

Lebih terperinci

c = b - 2x = ,75 = 7,5 mm A = luas penampang v-belt A = b c t = 82 mm 2 = 0, m 2

c = b - 2x = ,75 = 7,5 mm A = luas penampang v-belt A = b c t = 82 mm 2 = 0, m 2 c = b - 2x = 13 2. 2,75 = 7,5 mm A = luas penampang v-belt A = b c t = mm mm = 82 mm 2 = 0,000082 m 2 g) Massa sabuk per meter. Massa belt per meter dihitung dengan rumus. M = area panjang density = 0,000082

Lebih terperinci

Ditinjau dari macam pekerjan yang dilakukan, dapat disebut antara lain: 1. Memotong

Ditinjau dari macam pekerjan yang dilakukan, dapat disebut antara lain: 1. Memotong Pengertian bengkel Ialah tempat (bangunan atau ruangan) untuk perawatan / pemeliharaan, perbaikan, modifikasi alt dan mesin, tempat pembuatan bagian mesin dan perakitan alsin. Pentingnya bengkel pada suatu

Lebih terperinci

TEKNIK PERKAYUAN JILID 2

TEKNIK PERKAYUAN JILID 2 Budi Martono dkk TEKNIK PERKAYUAN JILID 2 SMK Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional Hak Cipta pada Departemen

Lebih terperinci

MODUL 9 ALAT KERJA TANGAN DAN MESI N (MENGEBOR DAN MELUASKAN) TINGKAT X PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K DISUSUN OLEH :

MODUL 9 ALAT KERJA TANGAN DAN MESI N (MENGEBOR DAN MELUASKAN) TINGKAT X PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K DISUSUN OLEH : MODUL 9 ALAT KERJA TANGAN DAN MESI N () TINGKAT X PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K DISUSUN OLEH : Drs. SOEBANDONO LEMBAR KERJA SISWA 9 Macam-macam bor Dibuat dari baja karbon tinggi

Lebih terperinci

KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG KEAHLIAN: TEKNIK BANGUNAN PROGRAM KEAHLIAN: TEKNIK BANGUNAN GEDUNG KOMPETENSI: MELAKSANAKAN PEKERJAAN SAMBUNGAN BAJA DAN ALUMINIUM MODUL / SUB-KOMPETENSI: MEMBUAT

Lebih terperinci

KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG KEAHLIAN: TEKNIK BANGUNAN PROGRAM KEAHLIAN: TEKNIK BANGUNAN GEDUNG KOMPETENSI: MELAKSANAKAN PEKERJAAN SAMBUNGAN KONSTRUKSI KAYU DASAR MODUL / SUB-KOMPETENSI:

Lebih terperinci

KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN Bidang Keahlian: TEKNIK BANGUNAN GEDUNG Program Keahlian: TEKNIK KONSTRUKSI KAYU Judul Modul : MELAKSANAKAN PEMBUATAN SAMBUNGAN ARAH MELEBAR Waktu : 40 Jam Kode Modul:

Lebih terperinci

MATERI KULIAH PROSES PEMESINAN KERJA BUBUT KOMPLEKS Ulir, Tirus, Eksentrik dan Benda Panjang

MATERI KULIAH PROSES PEMESINAN KERJA BUBUT KOMPLEKS Ulir, Tirus, Eksentrik dan Benda Panjang Kegiatan Belajar MATERI KULIAH PROSES PEMESINAN KERJA BUBUT KOMPLEKS Ulir, Tirus, Eksentrik dan Benda Panjang Dwi Rahdiyanta FT-UNY Membubut Komplek : Ulir, Tirus, Eksentrik, dan Membubut Benda a. Tujuan

Lebih terperinci

DASAR PROSES PEMOTONGAN LOGAM

DASAR PROSES PEMOTONGAN LOGAM 3 DASAR PROSES PEMOTONGAN LOGAM 1. PENGANTAR Pelat-pelat hasil produksi pabrik umumnya masih dalam bentuk lembaran yang ukuran dan bentuknya bervariasi. Pelat-pelat dalam bentuk lembaran ini tidak dapat

Lebih terperinci

V. POLA DAN TEHNIK PEMBELAHAN

V. POLA DAN TEHNIK PEMBELAHAN V. POLA DAN TEHNIK PEMBELAHAN Sebelum diuraikan mengenai pola dan tehnik pembelahan kayu bulat, terlebih dahulu akan diuraikan mengenai urut-urutan proses menggergaji, dan kayu bulat sampai menjadi kayu

Lebih terperinci

BAB III PROSES PEMBUATAN STEAM JOINT STAND FOR BENDED TR

BAB III PROSES PEMBUATAN STEAM JOINT STAND FOR BENDED TR BAB III PROSES PEMBUATAN STEAM JOINT STAND FOR BENDED TR Untuk membuat spare parts yang utuh, diperlukan komponen-komponen steam joint stand for bende tr yang mempunyai fungsi yang berbeda yang kemudian

Lebih terperinci

MODUL 7 ALAT KERJA TANGAN DAN MESI N (MENGGERGAJI ) TINGKAT X PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K DISUSUN OLEH : Drs.

MODUL 7 ALAT KERJA TANGAN DAN MESI N (MENGGERGAJI ) TINGKAT X PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K DISUSUN OLEH : Drs. MODUL 7 ALAT KERJA TANGAN DAN MESI N ( ) TINGKAT X PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K DISUSUN OLEH : Drs. SOEBANDONO LEMBAR KERJA SISWA 7 Bagian-bagian gergaji Gergaji terdiri dari

Lebih terperinci

MEMBUAT MACAM- MACAM SAMBUNGAN PELAT

MEMBUAT MACAM- MACAM SAMBUNGAN PELAT MEMBUAT MACAM- MACAM SAMBUNGAN PELAT BAG- TKB.001.A-75 63 JAM Penyusun : TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN

Lebih terperinci

MENGGUNAKAN MESIN UNTUK OPERASI DASAR

MENGGUNAKAN MESIN UNTUK OPERASI DASAR KODE MODUL M.7.32A SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG KEAHLIAN TEKNIK MESIN PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK PEMBENTUKAN MENGGUNAKAN MESIN UNTUK OPERASI DASAR BAGIAN PROYEK PENGEMBANGAN KURIKULUM DIREKTORAT PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI Alat-alat Pembantu Untuk Meningkatkan Produksi Pada Mesin. dan kecepatannya sayatnya setinggi-tingginya.

BAB II LANDASAN TEORI Alat-alat Pembantu Untuk Meningkatkan Produksi Pada Mesin. dan kecepatannya sayatnya setinggi-tingginya. BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Alat-alat Pembantu Untuk Meningkatkan Produksi Pada Mesin 2.1.1. Bubut Senter Untuk meningkatkan produksi, pada tahap pertama kita akan berusaha memperpendek waktu utama. Hal

Lebih terperinci

2.6. Mesin Router Atas

2.6. Mesin Router Atas 2.6. Mesin Router Atas g f e d c b a Wolfgang Nutsch Dipl.-Ing, Verlag Gb.5.2.89: Over Head Router Bagian-bagian Mesin Router Atas: a. Pedal untuk menaikturunkan mata pisau b. Pedal rem untuk menghentikan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN digilib.uns.ac.id BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1 Skema Alur Kerja Pembuatan - Skema proses pembuatan alat pneumatik transfer station adalah alur kerja proses pembuatan alat pneumatik transfer station

Lebih terperinci

Pintu dan Jendela. 1. Pendahuluan

Pintu dan Jendela. 1. Pendahuluan Pintu dan Jendela 1. Pendahuluan Pintu dan jendela pada dasarnya terdiri dari: kusen (ibu pintu/jendela ) dan daun (pintu/jendela) Kusen adalah merupakan rangka pintu atau jendela yang berfungsi untuk

Lebih terperinci

a. Macam-macam palu yang kita jumpai : - Palu pena kepala bulat - Palu pena kepala lurus atau silang - Palu keling

a. Macam-macam palu yang kita jumpai : - Palu pena kepala bulat - Palu pena kepala lurus atau silang - Palu keling A. Teori Kerja Plat Yang dimaksud pengerjaan plat adalah pengerjaan membentuk dan menyambung logam lembaran (plat) sehingga sesuai dengan bentuk dan ukuran yang sudah direncanakan. Pengerjaan plat dapat

Lebih terperinci

MAKALAH PROSES PRODUKSI PEMBUATAN MEJA LIPAT

MAKALAH PROSES PRODUKSI PEMBUATAN MEJA LIPAT MAKALAH PROSES PRODUKSI PEMBUATAN MEJA LIPAT Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Kelulusan Mata Kuliah Proses Produksi Oleh : Akmal Akhimuloh 1503005 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI SEKOLAH TINNGI TEKNOLOGI GARUT

Lebih terperinci

KONSTRUKSI ATAP 12.1 Menggambar Denah dan Rencana Rangka atap

KONSTRUKSI ATAP 12.1 Menggambar Denah dan Rencana Rangka atap KONSTRUKSI ATAP 12.1 Menggambar Denah dan Rencana Rangka atap Gambar 12.1 Rencana Atap Rumah Tinggal 12.2 Menggambar Ditail Potongan Kuda-kuda dan Setengah Kuda- Kuda Gambar 12.2 Potongan Kuda-kuda dan

Lebih terperinci

TEKNIK GAMBAR DASAR A. PERALATAN DAN PERLENGKAPAN GAMBAR

TEKNIK GAMBAR DASAR A. PERALATAN DAN PERLENGKAPAN GAMBAR TEKNIK GAMBAR DASAR A. PERALATAN DAN PERLENGKAPAN GAMBAR 1. MEJA GAMBAR Meja gambar yang baik mempunyai bidang permukaan yang rata tidak melengkung. Meja tersebut dibuat dari kayu yang tidak terlalu keras

Lebih terperinci

KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG KEAHLIAN: TEKNIK BANGUNAN PROGRAM KEAHLIAN: TEKNIK BANGUNAN GEDUNG KOMPETENSI: MELAKSANAKAN PEKERJAAN BAJA DAN ALUMINIUM MODUL / SUB-KOMPETENSI: MEMBUAT SAMBUNGAN

Lebih terperinci

SOAL LATIHAN 1 TEORI KEJURUAN PEMESINAN

SOAL LATIHAN 1 TEORI KEJURUAN PEMESINAN SOAL LATIHAN 1 TEORI KEJURUAN PEMESINAN OLEH: TIM PEMESINAN SMK PGRI 1 NGAWI CONTACT PERSON: HOIRI EFENDI, S.Pd. 085736430673 1. Gambar berikut yang menunjukkan proyeksi orthogonal. A. D. B. E. C. 2. Gambar

Lebih terperinci

Palu Besi. Rivet 3. Penggaris Busur 4.

Palu Besi. Rivet 3. Penggaris Busur 4. NO. 1. GAMBAR Palu Besi 2. Rivet 3. Penggaris Busur 4. Penggaris Siku 5. Patri FUNGSI Alat untuk memukul atau membengkokan benda yang kerja yang keras sasuai dengan bentuk yang kita inginkan. Yaitu tangan

Lebih terperinci

A. Pasangan Dinding Batu Bata

A. Pasangan Dinding Batu Bata Perspektif dua titik lenyap digunakan karena bangunan biasanya mempunyai arah yang membentuk sudut 90. Sehubungan dengan itu, maka kedua garis proyeksi titik mata dari titik berdiri (Station Point = SP)

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1 Alat Dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan untuk pembuatan bagian rangka, pengaduk adonan bakso dan pengunci pengaduk adonan bakso adalah : 4.1.1 Alat Alat yang

Lebih terperinci

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1. Proses Pembuatan Proses pembuatan adalah tahap-tahap yang dilakukan untuk mencapai suatu hasil. Dalam proses pembuatan ini dijelaskan bagaimana proses bahan-bahanyang

Lebih terperinci

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1. Proses Pembuatan Proses pembuatan adalah tahap-tahap yang dilakukan untuk mencapai suatu hasil. Dalam proses pembuatan ini dijelaskan bagaimana proses bahan-bahanyang

Lebih terperinci

MEMASANG RANGKA DAN PENUTUP PLAFON

MEMASANG RANGKA DAN PENUTUP PLAFON KODE MODUL KYU.BGN.214 (2) A Milik Negara Tidak Diperdagangkan SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG KEAHLIAN TEKNIK BANGUNAN PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK INDUSTRI KAYU MEMASANG RANGKA DAN PENUTUP PLAFON DIREKTORAT

Lebih terperinci

commit to user BAB II DASAR TEORI

commit to user BAB II DASAR TEORI 3 BAB II DASAR TEORI 2.1 Kerja Bangku Kerja Bangku adalah teknik dasar yang harus dikuasai oleh seseorang dalam mengerjakan benda kerja. Pekerjaan kerja bangku menekankan pada pembuatan benda kerja dengan

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. Gambar 1.1 Guilitene Hidrolis

PEMBAHASAN. Gambar 1.1 Guilitene Hidrolis PEMBAHASAN A. Konstruksi Gunting Pemotong Plat Mesin pemotong plat mempunyai beberapa jenis, manual dengan menggunakan tuas maupun dengan tenaga hidrolis (gambar 1.1), pada mesin pemotong plat hidrolis

Lebih terperinci

Panduan Keselamatan dan Pengoperasian

Panduan Keselamatan dan Pengoperasian PUN M Alat Pemotong Berbentuk Jari Manual 300-600 - 900 Panduan Keselamatan dan Pengoperasian Hanya untuk memotong material belt termoplastik. PERINGATAN Penggunaan alat ini secara TIDAK BENAR ATAU TIDAK

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PRODUKSI

BAB IV PROSES PRODUKSI BAB IV PROSES PRODUKSI 4.1 Proses Pengerjaan Proses pengerjaan adalah suatu tahap untuk membuat komponen-komponen pada mesin pemotong kerupuk rambak kulit. Pengerjaan paling dominan dalam pembuatan komponen

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN.. DINAS PENDIDIKAN SMKNEGERI. UJIAN AKHIR SEKOLAH TAHUN PELAJARAN :

PEMERINTAH KABUPATEN.. DINAS PENDIDIKAN SMKNEGERI. UJIAN AKHIR SEKOLAH TAHUN PELAJARAN : PEMERINTAH KABUPATEN.. DINAS PENDIDIKAN SMKNEGERI. UJIAN AKHIR SEKOLAH TAHUN PELAJARAN : Kompetensi Keahlian : Hari / Tanggal : Teknik Gambar Bangunan Kelas / Jurusan : III / Teknik Gambar Bangunan Waktu

Lebih terperinci

MENGGUNAKAN PERKAKAS BERTENAGA DENGAN OPERASI DIGENGGAM

MENGGUNAKAN PERKAKAS BERTENAGA DENGAN OPERASI DIGENGGAM KODE MODUL M18.2A SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG KEAHLIAN TEKNIK MESIN PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK PENGECORAN MENGGUNAKAN PERKAKAS BERTENAGA DENGAN OPERASI DIGENGGAM BAGIAN PROYEK PENGEMBANGAN KURIKULUM

Lebih terperinci

MENGGAMBAR KONSTRUKSI KUDA-KUDA KAYU

MENGGAMBAR KONSTRUKSI KUDA-KUDA KAYU MENGGAMBAR KONSTRUKSI KUDA-KUDA KAYU BAG- TGB.002.A-10 55 JAM Penyusun : TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN

Lebih terperinci

Keg. Pembelajaran 2 : Praktik Mekanik dan Tindakan Keselamatan Kerja di Bengkel

Keg. Pembelajaran 2 : Praktik Mekanik dan Tindakan Keselamatan Kerja di Bengkel Keg. Pembelajaran 2 : Praktik Mekanik dan Tindakan Keselamatan Kerja di Bengkel 1. Tujuan Kegiatan Pembelajaran Setelah mempelajari materi kegiatan pembelajaran ini mahasiswa/peserta PPG akan dapat : 1)

Lebih terperinci

LOMBA KOMPETENSI SISWA SMK TINGKAT PROPINSI JAWA TIMUR TAHUN 2014

LOMBA KOMPETENSI SISWA SMK TINGKAT PROPINSI JAWA TIMUR TAHUN 2014 LOMBA KOMPETENSI SISWA SMK TINGKAT PROPINSI JAWA TIMUR BIDANG LOMBA : CABINET MAKING SKILL : 24 PROYEK : ALMARI KECIL PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN Membuat : Almari kecil

Lebih terperinci

SMK PGRI 1 NGAWI TERAKREDITASI: A

SMK PGRI 1 NGAWI TERAKREDITASI: A TEKNIK PEMESINAN SMK PGRI 1 NGAWI TERAKREDITASI: A Jl. Rajawali No. 32, Telp./Faks. : (0351) 746081 Ngawi. Homepage: 1. www.smkpgri1ngawi.sch.id 2. www.grisamesin.wordpress.com Facebook: A. Kecepatan potong

Lebih terperinci

DASAR-DASAR METROLOGI INDUSTRI Bab VI Pengukuran Kelurusan, Kesikuan, Keparalellan, Dan Kedataran BAB VI

DASAR-DASAR METROLOGI INDUSTRI Bab VI Pengukuran Kelurusan, Kesikuan, Keparalellan, Dan Kedataran BAB VI BAB VI Tujuan : Setelah mempelajari materi pelajaran pada bab VI, diharapkan mahasiswa dapat : 1. Menjelaskan arti dari kelurusan, kesikuan, keparalelan dan kedataran. 2. Menyebutkan beberapa alat ukur

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian hampir seluruhnya dilakukan di laboratorium Gedung Fisika Material

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian hampir seluruhnya dilakukan di laboratorium Gedung Fisika Material BAB III METODE PENELITIAN Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah rancang bangun alat. Penelitian hampir seluruhnya dilakukan di laboratorium Gedung Fisika Material Pusat Teknologi Nuklir Bahan

Lebih terperinci

PERAWATAN DAN PERBAIKAN GARDAN

PERAWATAN DAN PERBAIKAN GARDAN SMK KARTANEGARA WATES KAB. KEDIRI SISTEM PEMINDAH TENAGA (SPT) PERAWATAN DAN PERBAIKAN GARDAN 68 PRAKTEK PERAWATAN DAN PERBAIKAN GARDAN 1. Gambar komponen-komponen differential. 17 12 15 4 1 2 3 7 18 13

Lebih terperinci

MODUL 6 ALAT KERJA TANGAN DAN MESI N (MENGI KI R) TINGKAT X PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K DISUSUN OLEH : Drs.

MODUL 6 ALAT KERJA TANGAN DAN MESI N (MENGI KI R) TINGKAT X PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K DISUSUN OLEH : Drs. MODUL 6 ALAT KERJA TANGAN DAN MESI N (MENGI KI R) TINGKAT X PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K DISUSUN OLEH : Drs. SOEBANDONO LEMBAR KERJA SISWA 6 Macam macam kikir Dibuat dari baja

Lebih terperinci

DINDING DINDING BATU BUATAN

DINDING DINDING BATU BUATAN DINDING Dinding merupakan salah satu elemen bangunan yang berfungsi memisahkan/ membentuk ruang. Ditinjau dari segi struktur dan konstruksi, dinding ada yang berupa dinding partisi/ pengisi (tidak menahan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI TEKNOLOGI DALAM PROSES PENCIPTAAN SENI KRIYA KAYU I WAYAN JAGRI DI DESA SINGAPADU

IMPLEMENTASI TEKNOLOGI DALAM PROSES PENCIPTAAN SENI KRIYA KAYU I WAYAN JAGRI DI DESA SINGAPADU IMPLEMENTASI TEKNOLOGI DALAM PROSES PENCIPTAAN SENI KRIYA KAYU I WAYAN JAGRI DI DESA SINGAPADU 1. Pendahuluan Oleh Nama: I Wayan Arissusila Nim : 201 121 001 Minat: Penciptaan Seni Seni kriya merupakan

Lebih terperinci

BAB IV MESIN BUBUT. Gambar 2. Pembubut mesin tugas berat.

BAB IV MESIN BUBUT. Gambar 2. Pembubut mesin tugas berat. BAB IV MESIN BUBUT Penggolongan Mesin Bubut A. Pembubut Kecepatan F. Pembubut Turet 1. Pengerjaan Kayu 1. Horisontal 2. Pemusingan Logam a. Jenis ram 3. Pemolesan b. Jenis sadel B. Pembubut Mesin 2. Vertikal

Lebih terperinci

LOMBA KOMPETENSI SISWA SMK TINGKAT PROPINSI JAWA TIMUR SEPTEMBER 2015 KELOMPOK TEKNOLOGI

LOMBA KOMPETENSI SISWA SMK TINGKAT PROPINSI JAWA TIMUR SEPTEMBER 2015 KELOMPOK TEKNOLOGI KISI KISI DAN INFORMASI LOMBA KETRAMPILAN SISWA SMK BIDANG LOMBA: ELECTRICAL INSTALLATION 1) Peserta : Peserta lomba ketrampilan adalah siswa SMK yang berada di wilayah Jawa Timur. 2) Nama Bidang Lomba

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM ATAP LOUVRE OTOMATIS

BAB III PERANCANGAN SISTEM ATAP LOUVRE OTOMATIS BAB III PERANCANGAN SISTEM ATAP LOUVRE OTOMATIS 3.1 Perencanaan Alat Bab ini akan menjelaskan tentang pembuatan model sistem buka-tutup atap louvre otomatis, yaitu mengenai konstruksi atau rangka utama

Lebih terperinci

BAB VI MESIN FRIS DAN PEMOTONG FRIS

BAB VI MESIN FRIS DAN PEMOTONG FRIS BAB VI MESIN FRIS DAN PEMOTONG FRIS Mesin fris melepaskan logam ketika benda kerja dihantarkan terhadap suatu pemotong berputar seperti terlihat pada gambar 2. Gambar 2. Operasi fris sederhana. Pemotong

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1 Alat Dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan untuk pembuatan bagian rangka, pengaduk adonan bakso dan pengunci pengaduk adonan bakso adalah : 4.1.1 Alat Alat yang

Lebih terperinci

PETUNJUK PRAKTIKUM TEKNOLOGI MEKANIK JURUSAN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN

PETUNJUK PRAKTIKUM TEKNOLOGI MEKANIK JURUSAN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN PETUNJUK PRAKTIKUM TEKNOLOGI MEKANIK JURUSAN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN MARINE ENGINEERING DAFTAR ISI TUGAS I MEMBUBUT POROS LURUS ( 2 JAM KEGIATAN )... 2 TUGAS II MEMBUBUT BERTINGKAT ( 4 JAM KEGIATAN )...

Lebih terperinci

MATERI KULIAH CNC Memasang Pahat. Oleh: Dwi Rahdiyanta Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta

MATERI KULIAH CNC Memasang Pahat. Oleh: Dwi Rahdiyanta Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta MATERI KULIAH CNC Memasang Pahat Pada Mesin Bubut CNC Oleh: Dwi Rahdiyanta Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta Kegiatan Belajar Instruksi Memasang Pahat pada Mesin Bubut CNC a. Tujuan Kegiatan

Lebih terperinci

TUGAS MATA KULIAH PERANCANGAN ELEMEN MESIN

TUGAS MATA KULIAH PERANCANGAN ELEMEN MESIN TUGAS MATA KULIAH PERANCANGAN ELEMEN MESIN Dosen : Subiyono, MP MESIN PENGUPAS SERABUT KELAPA SEMI OTOMATIS DISUSUN OLEH : NAMA : FICKY FRISTIAR NIM : 10503241009 KELAS : P1 JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN

Lebih terperinci

PROSES PERMESINAN. (Part 2) Learning Outcomes. Outline Materi. Prosman Pengebor horisontal JENIS MESIN GURDI

PROSES PERMESINAN. (Part 2) Learning Outcomes. Outline Materi. Prosman Pengebor horisontal JENIS MESIN GURDI Prosman - 04 Learning Outcomes PROSES PERMESINAN Mahasiswa dapat menerangkan prinsip kerja mesin bor dan gurdi PROSES PERMESINAN (Part 2) Outline Materi Proses Pemesinan dengan Mesin Bor dan Gurdi Proses

Lebih terperinci

PUN M ALAT PEMOTONG MODEL JARI Panduan Keselamatan dan Pengoperasian

PUN M ALAT PEMOTONG MODEL JARI Panduan Keselamatan dan Pengoperasian PUN M ALAT PEMOTONG MODEL JARI 300-600 - 900 Panduan Keselamatan dan Pengoperasian Hanya untuk MEMOTONG material sabuk termoplastik. Penggunaan alat ini secara TIDAK BENAR ATAU TIDAK AMAN dapat mengakibatkan

Lebih terperinci

ALAT UKUR DAN PENANDA DALAM KERJA BANGKU

ALAT UKUR DAN PENANDA DALAM KERJA BANGKU ALAT UKUR DAN PENANDA DALAM KERJA BANGKU Tujuan Pembelajaran Khusus Setelah mempelajari bahan ajar ini peserta diklat akandapat : 1. Menjelaskan jenis-jenis alat-alat ukur dalam kerja bangku 2. Menjelaskan

Lebih terperinci

SOAL LATIHAN 2 TEORI KEJURUAN PEMESINAN

SOAL LATIHAN 2 TEORI KEJURUAN PEMESINAN SOAL LATIHAN 2 TEORI KEJURUAN PEMESINAN OLEH: TIM PEMESINAN SMK PGRI 1 NGAWI CONTACT PERSON: HOIRI EFENDI, S.PD 085736430673 CERDAS, KREATIF, INTELEK, WIRAUSAHAWAN 1 Pilihlah salah satu jawaban soal berikut

Lebih terperinci

NAMA DAN FUNGSI MESIN

NAMA DAN FUNGSI MESIN NAMA DAN FUNGSI MESIN 1. MESIN GERGAJI JIG 1. Memotong lengkung, bulat, dan lurus pada papan lapis, MDF, dan papan. 2. Memotong bahan seperti kayu, logam lembut, dan perspek. Cara pengendalian: 1. Suis-Menghidupkan

Lebih terperinci

BAB. I PENDAHULUAN. A. Deskripsi

BAB. I PENDAHULUAN. A. Deskripsi BAB. I PENDAHULUAN A. Deskripsi Dalam modul ini Anda akan mempelajari Gambar Konstruksi kusen Pintu dan kusen jendela dari kayu, termasuk didalamnya menggambar denah rencana peletakan, daftar kusen serta

Lebih terperinci

PBAB II MESIN BUBUT. (Laboratorium Teknik Industri Universitas Gunadarma, 2011) Gambar 2.1 Mesin Bubut

PBAB II MESIN BUBUT. (Laboratorium Teknik Industri Universitas Gunadarma, 2011) Gambar 2.1 Mesin Bubut PBAB II MESIN BUBUT 2.1 Pengertian Mesin Bubut Mesin Bubut adalah suatu mesin yang umumnya terbuat dari logam, gunanya membentuk benda kerja dengan cara menyanyat, dengan gerakan utamanya berputar. Proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diselesaikan secara matematis untuk meratakan kesalahan (koreksi), kemudian

BAB I PENDAHULUAN. diselesaikan secara matematis untuk meratakan kesalahan (koreksi), kemudian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ilmu ukur tanah (Plane Surveying) adalah ilmu yang mempelajari tentang pengukuran-pengukuran pada sebagian permukaan bumi guna pembuatan peta serta memasang kembali

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KOSTRUKSI BANGUNAN SUBSEKTOR KONSTRUKSI KAYU BANGUNAN

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KOSTRUKSI BANGUNAN SUBSEKTOR KONSTRUKSI KAYU BANGUNAN MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KOSTRUKSI BANGUNAN SUBSEKTOR KONSTRUKSI KAYU BANGUNAN MEMBUAT KOMPONEN DAN DETAIL SAMBUNGAN MEBEL BENTUK SEDERHANA BUKU INFORMASI DEPARTEMEN TENAGA KERJA DAN

Lebih terperinci