BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
|
|
- Dewi Budiaman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN a. Gambaran Umum Obyek Penelitian i. Sejarah Singkat Berdirinya Organisasi Korps Da i Dewan Masjid Indonesia Seperti kita pahami bersama bahwa saat ini umat dan bangsa kita sedang menghadapi berbagai masalah bangsa yang cukup berat seperti masalah korupsi, kelangkaan bahan bakar minyak (BBM), busung lapar, flu burung, konflik sosial dan sebagainya. Pada tanggal 22 Juni 1972 dibentuklah Organisasi Korps Da i Dewan Masjid Indonesia dengan azas Islam dan bersifat sebagai organosasi independent yang mandiri dan tidak terkait secara struktural dengan organisasi sosial kemasyarakatan dan organisasi sosial politik manapun. Dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Maksud dan Tujuan Organisasi Korps Da i Dewan Masjid Indonesia adalah meningkatkan kualitas hidup Jama ah Masjid untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat. Sasaran Organisasi Korps Da i Dewan Masjid Indonesia antara lain: 1. Tercapainya peningkatan pengembangan kemakmuran Masjid di bidang ibadah, pendidikan, dakwah sosial, keterampilan, dan akhlaqul karimah. 50
2 2. Tercapainya organisasi kemasjidan yang dapat mewujudkan tujuan organisasi secara efektif dan efisien. Yang pada intinya kemerosotan moral dan integritas bangsa termasuk tanggung jawab Korps Da i Dewan Masjid Indonesia untuk menjadikan Masjid sebagai institusi yang mampu menyelamatkan umat dan bangsa dari permasalahaan tersebut dengan memfungsikan Masjid sebagai pusat peradaban yang tangguh dan bermartabat. Dengan tekad dan harapan Korps Da i Dewan Masjid Indonesia menjadi organisasi kemasyarakatan dan wahana komunikasi pengelola Masjid seluruh Indonesia yang melaksanakan gerak dakwah, serta menjadikan Masjid sebagai pusat kegiatan pembinaan aqidah, ibadah, akhlak, ukhuwah, keilmuan, keterampilan dan kesejahteraan umat. Sejak keberadaannya tanggal 22 Juni 1972 Korps Da i Dewan Masjid Indonesia yang merupakan organisasi kemasjidan telah mengesahkan memiliki tujuan: Mewujudkan fungsi Masjid sebagai pusat ibadah, pengembangan masyarakat serta persatuan umat dalam rangka meningkatkan keimanan, ketaqwaan, akhlak mulia, kecerdasan umat dan tercapainya masyarakat adil dan makmur yang di ridhoi Allah SWT. Untuk rencana tujuan tentunya segenap pengurus atau pimpinan Korps Da i Dewan Masjid Indonesia berikhtiar untuk menjadikan Masjid sebagai pusat kegiatan ibadah dan sentral dari segala kegiatan sosial kemasyarakatan dalam arti yang seluas-luasnya. 51
3 Setidak-tidaknya Masjid hendaknya di fungsikan sebagai pusat: Pusat kegiatan ibadah dalam arti khusus seperti Shalat, Dzikir dan I tiqaf. Mewujudkan fungsi Masjid sebagai pusat pengembangan masyarakat dalam upaya pembinaan sumber daya manusia umat dan bangsa. Mewujudkan fungsi Masjid sebagai pembinaan persatuan umat (Ukhuwwah Islamiyah, Ukhuwwah Basyariah, Ukhuwwah Wathoniyah). Landasan Organisasi Korps Da i Dewan Masjid Indonesia ini secara substansi bersumber pada Al-Quran dan As-Sunnah As-shaihah, diterjemahkan sehingga dapat operasional berdasarkan anggaran dasar rumah tangga Korps Da i Dewan Masjid Indonesia serta peraturan perundang-undangan terkait lainnya. Korps Da i Dewan Masjid Indonesia didirikan oleh 8 Organisasi Kemasjidan, yaitu: Persatuan masjid Indonesia (PERMI). Ikatan Masjid dan Mushola Indonesia (IMAMI). Ikatan Masjid Indonesia (IKMI). Majelis Ta miril Masjid Muhammadiyah. Hai ah Ta miril Masjid Indonesia (HTMI). Ikatan Masjid dan Mushola Indonesia Muttahidah (IMMIM). Majelis Kemasjidan Al-Washliyah. 52
4 Majelis Kemasjidan Majelis Dakwah Islamiyah (MDI). Organisasi Kemasjidan di rintis oleh Para Ulama, Zuama antara lain: 1) K. H. Taufiqrahman. 2) Mayor Jend. H. Sudirman. 3) Jend. Purn. H. Sutjipto Jododihardjo. 4) Kolonel H. Karim Rasyid. 5) Brig. Jend. Raharjodikromo. 6) H. Syarbaini Karim, dan lain-lain. ii. Lambang Atribut Organisasi Korps Da i Dewan Masjid Indonesia 1. Bentuk Lambang Organisasi Korps Da i Dewan Masjid Indonesia adalah: a. Masjid b. Persegi Delapan Putih c. Lingkaran Hijau 2. Arti Lambang adalah sebagai berikut: a. Masjid: 53
5 Memiliki 6 (enam) anak tangga mempresentasikan Dasar Rukun Iman sebagai azas aqidah pendirian Masjid. Memiliki 5 (lima) pintu masuk mempresentasikan Rukun Islam mewujudkan kesalihan individual dan kesalihan sosial. Kubah dengan puncak mengarah kepada Allah SWT yang Esa sebagai tujuan. Warna Hijau sebagai ikatan keseluruhan dalam wadah yang bulat wujud kebulatan tekad Korps Da i Dewan Massjid Indonesia untuk memberdayakan potensi Masjid dalam meningkatkan kesejahteraan umat. b. Bentuk Persegi Delapan Putih merupakan dampak pemberdayaan potensi Masjid yang memancar keseluruh penjuru mata angin (Rahmatan Lil alamin). c. Lingkaran Hijau sebagai ikatan seluruh dalam wadah yang memiliki manfaat dan kesejukan bagi umat. iii. Visi Misi Organisasi Korps Da i Dewan Masjid Indonesia Visi Organisasi Korps Da i Dewan Masjid Indonesia adalah, sebagai berikut: 1. Menjadikan Organisasi Korps Da i Dewan Masjid Indonesia mampu mencapai tujuannya. 2. Untuk meningkatkan fungsi masjid. 3. Pusat ibadah. 54
6 4. Mu amalah dan persatuan umat. 5. Membina akhlak dan kejuangan. 6. Mengusahakan sumber kehidupan bagi pengurus dan keluarganya. 7. Mengadakan pertemuan rutin, dengan para anggota pengelola Masjid sebagai anggota Korps Da i Dewan Masjid Indonesia sesuai dengan tingkatannya. Misi Organisasi Korps Da i Dewan Masjid Indonesia adalah, sebagai berikut: 1. Memperkuat jaringan kerja. 2. Meningkatkan kemampuan menegerial, tenikel dan ruh jihad. 3. Mencari tenaga potensial. 4. Mencari sumber pendapatan. 5. Bekerjasama dengan kegiatan sosial. 6. Pelatihan berbagai keterampilan. 7. Menjalin kerjasama dengan Pemerintah, Swasta, Ormas Islam dan yang lainnya. 8. Mengembangkan metode Masjid modern. 9. Membuat program pembinaan Korps Da i Dewan Masjid Indonesia dan pengelola Masjid bekerjasama dengan Pemerintah, Swasta, Ormas Islam dan yang lainnya. 10. Menyampaikan program yang dapat menunjang kegiatan Pemerintah, Swasta. 55
7 11. Mengusahakan dana rutin untuk Korps Da i Dewan Masjid Indonesia dari Pemerintah, Swasta dan yang lainnya. iv. Kedudukan Humas Organisasi Korps Da i Dewan Masjid Indonesia Humas Korps Da i Dewan Masjid Indonesia melaksanakan kegiatan dan membina hubungan baik dengan masyarakat dan media. Humas Korps Da i Dewan Masjid Indonesia juga menyelenggarakan kegiatan seperti seminar, workshop, mengadakan pelatihan, penyuluhan kesehatan, penyelenggaraan festival, tabligh akbar, program-program sosial, meng-evaluasi kegiatan serta menangani segala urusan yang berkaian dengan kegiatan kemasyarakatan serta mengembangkan sarana komunikasi dengan media cetak, elektronik dan audiovisual. Posisi kedudukan Humas Korps Da i Dewan Masjid Indonesia pada Struktur Organisasi terletak di bawah Dewan Pengurus Harian pada bagian sub bidang sejajar dengan Divisi Bidang tabligh dan Divisi Penelitian, Pengembangan dan Pendidikan Kader (P3K). v. Peran, Fungsi dan Tugas Humas Organisasi Korps Da i Dewan Masjid Indonesia Pada awal tahun 2006 Korps Da i Dewan Masjid Indonesia membentuk Humas atau Public Relations dengan latar belakangnya adalah ingin meningkatkan citra atau image dalam pelayanan untuk para konsumen yang bukan hanya dari dalam saja tetapi juga berasal dari luar, 56
8 konsumen Korps Da i Dewan Masjid Indoesia ada yang dari internal dan eksternal. Adanya Humas diharapkan fungsi dan peran humas dijalankan dengan baik untuk meningkatkan citra Masjid, humas Korps Da i Dewan Masjid Indonesia ini memiliki fungsi memperkenalkan dan menjaga citra Korps Da i Dewan Masjid Indonesia di masyarakat. Berikut adalah peran dan tanggung jawab humas Korps Da i Dewan Masjid Indonesia dalam menjaga citra Masjid: 1. Meningkatkan upaya penyebarluasan fungsi dan peran Korps Da i Dewan Masjid Indonesia. 2. Melakukan sinergi dengan badan otonomi pusat informasi Masjid. 3. Melakukan peliputan terhadap kegiatan-kegiatan besar di Korps Da i Dewan Masjid Indonesia. 4. Mendokumentasikan hasil-hasil kegiatan besar dalam bentuk elektronik dan cetak. 5. Mengkaji proposal masuk dan keluar terkait dengan permintaan ataupun permohonan dana. 6. Menciptakan dan memelihara berbagai bentuk identitas yayasan beserta ciri khasnya, seperti logo, tipografi, serta hiasan dan sejenisnya. 7. Membentuk perpustakaan masjid. 8. Menerbitkan dan memelihara profil organisasi. 9. Mengelola homepage yayasan. 57
9 vi. Struktur Organisasi Korps Da i Dewan Masjid Indonesia PENGESAHAN SUSUNAN PENGURUSAN ANGGOTA KORPS DA I DEWAN MASJID INDONESIA PERIODE KEPENGURUSAN Dewan pembina Dewan Penasehat Dewan Pengurus harian Bidang - Bidang Bidang Tabligh Penelitian, Pengembangan dan Pendidikan Kader (P3K) Humas, Dokumentasi dan Publikasi Sumber : Surat Keputusan Korps Da i Dewan Masjid Indonesia 58
10 b. Hasil Penelitian Pelaksanaan penelitian mengenai Peran Humas Korps Da i dewan Masjid Indonesia Dalam Melaksanakan Kegiatan Bhakti Sosial Santunan Yatim dan Pembagian Sembako Periode Oktober Penelitian yang dilakukan adalah dengan melakukan metode wawancara mendalam. Wawancara tersebut dilakukan dengan mewawancarai 3(tiga) narasumber dari Organisasi Korps Da i Dewan Masjid Indonesia, yaitu 1). Bapak Sugiono selaku Panitia Kegiatan bhakti sosial santunan yatim dan pembagian sembako, 2). Bapak Slamet Riyanto, S.Sos selaku Ketua Bidang Humas Korps Da i Dewan Masjid Indonesia, 3). Bapak Drs. Didik Luthfi, S.Sos selaku Wakil Ketua Bidang Humas Korps Da i Dewan Masjid Indonesia. Berikut ini adalah hasil penelitian yang peneliti lakukan dalam Peran Humas Korps Da i dewan Masjid Indonesia Dalam Melaksanakan Kegiatan Bhakti Sosial Santunan Yatim dan Pembagian Sembako Periode Oktober a. Peran Humas Sebagai Teknisi Komunikasi (Technician Communication) Peran pertama dari teori yang dibuat oleh Scott M. Cutlip, Allen H. Center, dan Glen M. Broom adalah peran humas sebagai Teknisi Komunikasi. Media sebagai salah satu alat dan sarana humas untuk menyampaikan informasi, publikasi dan promosi kepada publik internal dan eksternal. Humas mengembangkan isi situs web, dan berurusan 59
11 dengan kontak media. Humas juga menyediakan layanan teknis komunikasi dan sistem komunikasi dalam organisasi. Dimana dalam hal ini dari hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti dapat dilihat diketahui bahwa Humas Organisasi Korps Da i Dewan Masjid Indonesia telah melaksanakan perannya dengan baik, hal ini dapat dilihat dari pernyataan yang disampaikan oleh bagian humas itu sendiri membantu mengkomunikasikan program-program, acara, kegiatan organisasi kepada publiknya sehingga nantinya akan ada timbal balik dari apa yang telah dikomunikasikan, sesuai dengan komunikasi yang telah diatur oleh organisasi. Mengenai pelayanan teknis yang diberikan humas untuk organisasi sekaligus dalam kegiatan Bhakti Sosial Santunan Yatim dan Pembagian Sembako Periode Oktober 2012 ini, berikut wawancara peneliti dengan Bapak Slamet Riyanto, S.Sos: Teknis yang berkaitan dengan tugas di kesekretariatan maupun dalam penyelenggaraan kegiatan, kami juga berhubungan dengan bagian terkait yang ada di organisasi, menyediakan sarana dan prasarana yang dilakukan oleh kita untuk menghubungkan organisasi dengan masyarakat. 34 Mengenai hal tersebut juga ditambahkan oleh Bapak Drs. Didik Luthfi, S.Sos: Menyediakan layanan teknis itu menjadi tugas kesekretariatan organisasi, termasuk humas didalamnya. Jadi, bukan hanya tugas 34 Wawancara dengan Ketua Bidang Humas Korps Da i Dewan Masjid Indonesia, Slamet Riyanto, S. Sos, 15 Februari
12 humas sendiri. Peran humas sendiri sebagai teknisi komunikasi, yaitu humas menyediakan contact person, , pengumumanpengumuman sudah kita lakukan. 35 Salah satu kunci sukses berhubungan dengan pers (media cetak maupun elektronik) adalah sikap yang proaktif praktisi humas sebagai sumber berita untuk mengundang wartawan. Ada banyak tehnik untuk berhubungan dengan pers, yakni membuat siaran pers (press release), mengadakan konfrensi pers atau temu pers, wawancara khusus, perjalanan pers dan lain sebagainya. Menanggapi pertanyaan penulis mengenai publikasi kegiatan Bhakti Sosial Santunan Yatim dan Pembagian Sembako Periode Oktober 2012, Bapak Drs. Didik Luthfi, S.Sos memberikan tanggapannya sebagai berikut: Kita pihak humas telah menulis dan mengembangkan isi web organisasi mengenai kegiatan tersebut, kemudian disampaikan kepada teknisi, karena kita ada bagian IT (information technology), yang mana tim IT sendiri termasuk dalam bagian kesekretariatan. Intinya humas yang menulis dan mengembangkan isi web, tetapi bagian IT lah yang mengolah datanya dan mengupdate di internet. 36 Hal tersebut juga ditanggapi oleh Bapak Slamet Riyanto, S.Sos sebagai berikut: 35 Wawancara dengan Wakil Ketua Bidang Humas Korps Da i Dewan Masjid Indonesia, Drs. Didik Luthfi, S.Sos, 18 Februari Wawancara dengan Wakil Ketua Bidang Humas Korps Da i Dewan Masjid Indonesia, Drs. Didik Luthfi, S.Sos, 18 Februari
13 Mengenai hal itu belum terlalu banyak kita lakukan, tetapi organisasi sudah mengembangkan tentang pemberitaan oleh bidang IT (information technology), karena mereka punya tugas yang secara khusus ditugaskan oleh organisasi yaitu mengakses pemberitaan melalui website 37 Adapun mengenai kontak dengan media, berikut pernyataan Bapak Drs. Didik Luthfi, S.Sos ketika ditanyakan tentang hal tersebut: Yang mengundang pihak media adalah tugas kesekretariatan. Kita mengundang beberapa media yang berhubungan dengan hal yang kita angkat. 38 Mengenai hal ini, berikut petikan wawancara dengan Bapak Sugiono: Untuk peserta sendiri mereka datang setelah kita menyebarkan info melalui spanduk serta selebaran-selebaran yang kita bagikan. 39 Dari hasil wawancara diatas, maka penulis menyimpulkan bahwa keputusan teknisi yang digunakan oleh Humas Korps Da i Dewan Masjid Indonesia merupakan bukan merupakan keputusan humas sendiri, melainkan keputusan sekretariat dan pimpinan organisasi, sedangkan humas hanya melaksanakannya. Atau lebih jelasnya sebagai journalist in resident yang hanya menyediakan layanan teknis komunikasi dan sistem 37 Wawancara dengan Ketua Bidang Humas Korps Da i Dewan Masjid Indonesia, Slamet Riyanto, S. Sos, 15 Februari Wawancara dengan Wakil Ketua Bidang Humas Korps Da i Dewan Masjid Indonesia, Drs. Didik Luthfi, S.Sos, 18 Februari Wawancara dengan Panitia Pelaksana Kegiatan Sugiono, 23 Februari
14 komunikasi dalam organisasi tergantung dari masing-masing bagian. Humas sendiri melakukan monitoring perkembangan proyek dan melaporkan progres nya kepada pihak organisasi, dapat menyiapkan dan memproduksi sebuah laporan beritaan dalam meningkatkan pelayanan program komunikasi untuk organisasi. Setelah melihat pernyataan-pernyataan yang diungkapkan dalam hasil wawancara antara penulis dengan kedua nara sumber (humas) diatas, maka dapat dikatakan bahwa Humas Korps Da i Dewan Masjid Indonesia sudah cukup optimal dalam menjalankan perannya di organisasi, karena bagian tim humas di organisasi ini saling bekerja sama dengan baik dalam menjalankan tugasnya. b. Peran Humas Sebagai Fasilitator Komunikasi (Communication Facilitator) Peran kedua dari teori yang dibuat oleh Scott M. Cutlip, Allen H. Center, dan Glen M. Broom adalah peran humas sebagai Fasilitator Komunikasi. Peran humas sebagai fasilitator komunikasi menjadikan praktisi sebagai pendengar yang paling sensitif dan pialang informasi, selain itu humas juga sebagai penghubung, penerjemah dan mediator antara orang organisasi dan publik yang mengelola komunikasi dua arah, dan membuat saluran komunikasi tetap terbuka. Dengan tujuan untuk memberikan informasi yang diperlukan manajemen organisasi maupun publik, sehingga mereka dapat membuat keputusan yang sangat menguntungkan. 63
15 Demi menjalin hubungan baik yang lebih baik lagi setiap tahun nya, baik itu kegiatan yang bersifat formal maupun informal yang mendukung saling terciptanya pengertian, pemahaman antara organisasi dengan masyarakat. Lebih lanjut dijelaskan oleh Bapak Slamet Riyanto, S.Sos sebagai berikut: Organisasi mempunyai program kegiatan pertemuan dengan publik, sehingga acara-acara untuk masyarakat akan selalu menjaga dan menjalin hubungan baik antara organisasi dengan masyarakat. Disitu juga kesempatan organisasi memberikan arahan-arahan massa depan, kemudian memberikan rencanarencana oleh pihak organisasi, masyarakat juga bisa memberikan usulan-usulan yang sifatnya bisa membangun hubungan yang lebih baik lagi antara masyarakat dengan organisasi. 40 Mengenai perannya sebagai fasilitator komunikasi yang bertugas memberikan masukan atau saran kepada pimpinan organisasi, sekaligus sebagai pihak yang menganalisis opini publik, berikut lanjutan penuturan Bapak Slamet Riyanto, S.Sos selaku ketua bidang Humas Korps Da i Dewan Masjid Indonesia: Humas mempunyai fungsi dan tugas untuk selalu menganalisis opini masyarakat. Ketika opini masyarakat dianggap hal yang positif dan akan memberikan prestise sebuah organisasi maupun lingkungan masyarakat, mungkin dari humas mungkin dari humas akan mengajukan kepada pihak organisasi untuk menindaklanjuti opini masyarakat. Kalau sifatnya tidak akan memberikan nilai 40 Wawancara dengan Ketua Bidang Humas Korps Da i Dewan Masjid Indonesia, Slamet Riyanto, S. Sos, 15 Februari
16 positif, organisasi mungkin hanya akan diberitahukan kepada pihak organisasi tapi tidak ditindaklanjuti. 41 Adapun dalam acara kegiatan bhakti sosial santunan yatim dan pembagian sembako, berikut adalah petikan wawancara dari Bapak Drs. Didik Luthfi, S.Sos mengenai peran humas sebagai fasilitator komunikasi beserta prosesnya: Humas sebagai penghubung dan penerjemah, semua hal dilaksanakan oleh humas sebagai fasilitator, humas langsung terjun ke lokasi untuk memberikan pengarahan serta mengundang warga sekitar, mengundang media cetak, bagaimana humas mempromosikan acara ini dan mengkonsultasikannya kepada sekretariat organisasi. Kalau sebagai penghubung, humas sebagai sumber informasi, perlu dipahami bahwa humas merupakan bagian dari sekretariat organisasi. 42 Dapat diperjelas disini bahwa Humas Organisasi Korps Da i Dewan Masjid Indonesia berperan dalam menjembatani komunikasi antara publik dengan media dan penengah bila terjadi miss communication. Fungsi komunikasi timbal balik (dua arah) tersebut didalam suatu kegiatan manajemen pada suatu lembaga sekarang ini biasanya diserahkan kepada pihak humas. Sebagai fasilitator komunikasi, praktisi humas bertindak sebagai sumber informasi dan kontak resmi organisasi dengan publiknya. Ketika 41 Wawancara dengan Ketua Bidang Humas Korps Da i Dewan Masjid Indonesia, Slamet Riyanto, S. Sos, 15 Februari Wawancara dengan Wakil Ketua Bidang Humas Korps Da i Dewan Masjid Indonesia, Drs. Didik Luthfi, S.Sos, 18 Februari
17 peneliti menanyakan mengenai hal tersebut kepada Ketua Bidang Humas Bapak Slamet Riyanto, S.Sos, berikut penjelasan beliau: Pada dasarnya satu kebijakan tersendiri, dimana humas adalah bagian dari sekretariat organisasi. Hubungan masyarakat kepada organisasi itu sebetulnya lebih dikaitkan dengan organisasi, karena humas adalah bagian lembaga yang dibentuk oleh pihak organisasi. Jadi, ketika mungkin ada sesuatu yang tidak bisa disampaikan langsung kepada pimpinan organisasi, maka bisa melalui humas. 43 Dalam penyelenggaraan kegiatan bhakti sosial santunan yatim dan pembagian sembako, Humas Korps Da i Dewan Masjid Indonesia berperan sebagai sumber informasi, sebagaimana dikatakan oleh Bapak Drs. Didik Luthfi, S.Sos: Sebenarnya sekretariat organisasi adalah pihak atau sumber informasi organisasi, cuma dalam keorganisasian ada humas. Jadi, secara umum memang kesekretariatan sebagai sumber informasi yang di dalamnya ada humas. Kalau untuk acara bhakti sosial ini kita lebih sering langsung komunikasi tatap muka, sesekali lewat telepon, jadi komunikasinya dalam bentuk secara langsung. 44 Dari dua pernyataan diatas, dapat dilihat bahwa wewenang humas berada dibawah sekretariat, organisasi. Dengan demikian, humas bukan sebagai key informan atau sumber informai yang utama di Organisasi Korps Da i Dewan Masjid Indonesia. Akan tetapi, humas adalah pihak 43 Wawancara dengan Ketua Bidang Humas Korps Da i Dewan Masjid Indonesia, Slamet Riyanto, S. Sos, 15 Februari Wawancara dengan Wakil Ketua Bidang Humas Korps Da i Dewan Masjid Indonesia, Drs. Didik Luthfi, S.Sos, 18 Februari
18 fasilitator komunikasi di bawah sekretariat organisasi yang menyambungkan aspirasi publik terhadap organisasi. Jadi, humas juga berfungsi sebagai pusat sirkulasi informasi ke luar dan ke dalam bagi pimpinan organisasi. Idealnya humas berfungsi sebagai juru bicara (komunikator) pimpinan paling atas, karena pimpinan sebagai sumber informasi utama bagi komunikasi bagi komunikator. c. Peran Humas Sebagai Penentu Ahli (Expert Prescriber Communication) Peran ketiga dari teori yang dibuat oleh Scott M. Cutlip, Allen H. Center, dan Glen M. Broom adalah peran humas sebagai Penentu ahli. Humas dianggap sebagai orang yang berwenang dan bertanggung jawab atas masalah dan penyelesaian hubungan antara organisasi (Korps Da i Dewan Masjid Indonesia) dengan masyarakat terutama. Humas juga menjadi tim perencana dan tim penasihat dalam penyelenggaraan suatu acara atau kegiatan. Mengenai peran Humas Korps Da i Dewan Masjid Indonesia sebagai Penentu Ahli dalam tugasnya di sekretariat organisasi dijelaskan oleh Bapak Slamet Riyanto, S.Sos: Ya, Humas telah menjelaskan tugasnya sebagai Penentu Ahli. Mengenai hal-hal yang bersifat kemasyarakatan itu, Humas didampingi oleh pimpinan organisasi. Mengenai hal-hal lainnya sesuai dengan bidangnya masing-masing Wawancara dengan Ketua Bidang Humas Korps Da i Dewan Masjid Indonesia, Slamet Riyanto, S. Sos, 15 Februari
19 Berikut petikan wawancara penulis dengan Bapak Drs. Didik Luthfi, S.Sos mengenai peran Humas sebagai Penentu Ahli dalam kegiatan bhakti sosial santunan yatim dan pembagian sembako periode Oktober Humas dalam setiap acara tentunya mengkoordinasikan pihak penyelenggara dan juga pihak-pihak terkait. Hubungannya ini baik antar panitia, maupun dengan pihak luar. Artinya, pihak luar yang diundang sebagai peserta atau tamu undangan lainnya ditangani oleh humas dan itu memang sudah ada di bawah tanggung jawab kepanitiaan, selain organisasi. 46 Humas sebagai Penentu Ahli juga memiliki wewenang untuk memberikan saran dan usulan kepada organisasi, baik dalam tugasnya di sekretariat organisasi, maupun dalam mengadakan suatu acara. Berikut kutipan wawancara penulis dengan Bapak Slamet Riyanto, S.Sos: Saran-saran yang diberikan humas kepada organisasi, yang jelas akan diseleksi atau dipertimbangkan oleh pihak organisasi. Akan dilihat dari segi positif dan negatifnya. Ketika segi positifnya lebih banyak, maka organisasi akan menyetujui apa yang disampaikan atau disarankan oleh humas. 47 Adapun mengenai usulan yang diberikan humas dalam pelaksanaan kegiatan bhakti sosial santunan yatim dan pembagian sembako periode 46 Wawancara dengan Wakil Ketua Bidang Humas Korps Da i Dewan Masjid Indonesia, Drs. Didik Luthfi, S.Sos, 18 Februari Wawancara dengan Ketua Bidang Humas Korps Da i Dewan Masjid Indonesia, Slamet Riyanto, S. Sos, 15 Februari
20 Oktober 2012, dijelaskan oleh Bapak Drs. Didik Luthfi, S.Sos sebagai berikut: Seperti misalnya didalam menentukan siapa yang akan diundang, pihak panitia (yang dibentuk oleh organisasi) juga menentukan pihak-pihak mana yang akan diundang. Jadi, humas sebagai penghubung antara perusahaan (organisasi) dengan publiknya. 48 Sebagai Penentu Ahli, Humas juga bertugas mengembangkan program dan bertanggung jawab penuh atas penerapannya. Demikian pula yang dilakukan oleh Humas Korps Da i Dewan Masjid Indonesia, berikut wawancara peneliti dengan Bapak Slamet Riyanto, S.Sos: Humas sebagai biro dakwah dan humas organisasi dalam memberikan sebuah pemberitaan-pemberitaan, undangan pendidikan lomba dakwah yang berkaitan dengan masyarakat untuk pihak organisasi mengadakan sebuah hubungan dengan pihak-pihak terkait dalam proses perencanaan program-program untuk memperkenalkan dan meningkatkan citra organisasi. 49 Dari hasil wawancara di atas, dapat diketahui bahwa Humas Korps Da i Dewan Masjid Indonesia telah menjelaskan perannya humas sebagai Penentu Ahli yang mengembangkan program keorganisasian dan bertanggungjawab atas penerapannya. Mengenai kegiatan keorganisasian yang berhubungan dengan lingkungan masyarakat, maka humas diikutsertakan, kemudian bersinergi dengan bidang lain yang terkait 48 Wawancara dengan Wakil Ketua Bidang Humas Korps Da i Dewan Masjid Indonesia, Drs. Didik Luthfi, S.Sos, 18 Februari Wawancara dengan Ketua Bidang Humas Korps Da i Dewan Masjid Indonesia, Slamet Riyanto, S. Sos, 15 Februari
21 dengan organisasi. Humas sendiri sifatnya adalah terus menjalin hubungan ke pihak publik, baik internal maupun eksternal. d. Peran Humas Sebagai Fasilitator Pemecah Masalah (Problem Solving Facilitator) Peran yang terakhir dari teori yang dibuat oleh Scott M. Cutlip, Allen H. Center, dan Glen M. Broom adalah peran humas sebagaifasilitator Pemecah Masalah. Adapun karakteristik yang terdapat dalam peran ini adalah humas berkerjasama dengan panitia maupun pihak terkait dalam menyelesaikan masalah organisasi dari tahap awal sampai dengan tahap evaluasi. Di dalam melaksanakan pekerjaan atau program kerja terkadang humas menemui kendala tertentu, lalu sampai sejauh mana kewenangan yang di berikan oleh organisasi kepada humas. Dalam hal ini Humas Korps Da i Dewan Masjid Indonesia wajib melibatkan diri ataupun dilibatkan dalam proses pemecahan persoalan yang dihadapi oleh organisasi, karena Humas Korps Da i Dewan Masjid Indonesia merupakan bagian tim penasihat (adviser) hingga mengambil tindakan eksekusi (keputusan) dalam mengatasi persoalan yang sedang dihadapi organisasi. Hal ini dijelaskan oleh Bapak Slamet Riyanto, S.Sos sebagai berikut: Banyak hal yang dikatakan berhasil, karena pada dasarnya sampai sekarang keterkaitan antara humas dengan pihak pimpinan organisasi cukup berjalan dengan baik dan lancar. Pihak humas organisasi adalah suatu naungan yang bagus, baik tim, situasi dan kondisinya memungkinkan untuk bertemu untuk saling memberikan saran, nasihat-nasihat yang diperlukan, bersama-sama untuk 70
22 memotivasi kepercayaan masyarakat dan terus meningkatkan kualitas organisasi. 50 Hal serupa juga disampaikan oleh Bapak Drs. Didik Luthfi, S.Sos mengenai peran humas sebagai fasilitator pemecah masalah dalam memberikan usul atau saran kepada pihak organisasi, berikut adalah hasil wawancara dengan beliau: Kita semua selalu berembuk, terutama pimpinan. Bagaimana kita dapat menghadapi dan mengatasi serta menangani permasalahanpermasalahan humas sendiri secara otomatis merupakan kewajiban dan selalu berusaha memecahkan masalah dalam setiap acara, tidak hanya bhakti sosial saja. Humas terkait dengan kebijaksanaan organisasi, selalu memberikan ide dan saran, karena humas sendiri disini termasuk dalam kesekretariatan organisasi, artinya dalam strukturalnya sendiri diberi kewenangan dan memang tugasnya memberi saran. 51 Sehingga bila dilihat dari pernyataan bagian humas sebagai narasumber ini sndiri dapat diketahui bahwa peran humas sebagai fasilitator pemecah masalah (Problem Solving Facilitator) telah dijelaskan dengan baik oleh Humas Korps Da i Dewan Masjid Indonesia. Dalam menjalankan tugasnya sehari-hari, humas juga tidak terlepas dari berbagai persoalan atau permasalahan yang dihadapi, seperti apa kendala-kendala yang dihadapi Humas Korps Da i Dewan Masjid 50 Wawancara dengan Ketua Bidang Humas Korps Da i Dewan Masjid Indonesia, Slamet Riyanto, S. Sos, 15 Februari Wawancara dengan Wakil Ketua Bidang Humas Korps Da i Dewan Masjid Indonesia, Drs. Didik Luthfi, S.Sos, 18 Februari
23 Indonesia baik eksternal maupun internal dan bagaimana humas menangani berbagai kendala tersebut, berikut hasil wawancara dengan Bapak Slamet Riyanto, S.Sos: Jelas yang namanya permasalahan dalam sebuah lembaga organisasi itu pasti ada, tapi yang akan menjadi pemecah masalah dan menentukan kebijakan, yaitu jelas ada dibawah pimpinan organisasi, sedangkan humas bersifat membantu pimpinan organisasi. Dapat dikatakan tidak ada insiden yang dapat membuat organisasi mengalami krisis kepercayaan dari masyarakat kepada organisasi. Seiring bertambahnya waktu, sekarang kepercayaan masyarakat terhadap organisasi meningkat. Itu tidak lepas daripada kerjasama organisasi dengan humas. 52 Mengenai kendala yang dihadapi oleh humas maupun panitia kegiatan bhakti sosial santunan yatim dan pembagian sembako ini, berikut penuturan Bapak Drs. Didik Luthfi, S.Sos mengenai hal tersebut: Untuk acara bhakti sosial alhamdulillah tidak menemui kesulitan apapun, karena berkoordinasi dengan panitia, dan warga setempat. Jadi koordinasinya bagus. Sukses tidaknya acara tidak hanya menjadi tanggungjawab pihak humas, maupun panitia akan tetapi, menjadi tanggungjawab bersama dan humas sudah menjadi satu kesatuan. 53 Hal tersebut juga ditambahkan oleh Bapak Sugiono selaku panitia berikut wawancara peneliti dengan beliau: 52 Wawancara dengan Ketua Bidang Humas Korps Da i Dewan Masjid Indonesia, Slamet Riyanto, S. Sos, 15 Februari Wawancara dengan Wakil Ketua Bidang Humas Korps Da i Dewan Masjid Indonesia, Drs. Didik Luthfi, S.Sos, 18 Februari
24 Yang namanya kendala itu ada saja, terutama masalah keuangan dan juga masalah etos kerja. 54 Dari penelitian wawancara diatas maka dapat dilihat bahwa humas tidak mengalami kesulitan atas kendala yang berarti, walaupun cukup ada masalah dengan keuangan, akan tetapi Humas Korps Da i Dewan Masjid Indonesia mampu menangani masalah dengan baik dalam mengadakan acara bhakti sosial dan kesekretariatan organisasi. c. Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan melalui wawancara mendalam (In-depth Interview) dengan para nara sumber dengan melakukan pengumpulan dari data-data yang ada, peneliti menjelaskan secara rinci pembahasan yang menjadi obyek penelitian dan menganalisa semua data penelitian penelitian sesuai dengan fakta yang sebenarnya secara keseluruhan mengenai Peran Humas Korps Da i Dewan Masjid Indonesia dalam menjalankan kegiatan bhakti sosial santunan yatim dan pembagian sembako periode Oktober Dalam melakukan tugasnya sebagai seorang praktisi, pihak Humas Korps Da i Dewan Masjid Indonesia telah menjalankan peran humas sebagai berikut: 1. Peran Humas Korps Da i Dewan Masjid Indonesia juga sebagai Teknisi Komunikasi (Communication Technician) yang menyediakan layanan di bidang teknis, baik untuk mengembangkan isi situs web, berurusan dengan pihak media. Peran ini dilakukan humas dalam pelaksanaan dan 54 Wawancara dengan Panitia Pelaksana Kegiatan Sugiono, 23 Februari
25 evaluasi, dimana humas yang tergabung dalam panitia lokal mempersiapkan perlengkapan yang dibutuhkan untuk menunjang keberhasilan acara tersebut, mulai dari mempersiapkan tempat berlangsungnya kegiatan, berhubungan dengan media, dan tanggapannya terhadap acara tersebut. 2. Peran sebagai Fasilitator Komunikasi (Communication Fasilitator) telah dijalankan oleh Humas Korps Da i Dewan Masjid Indonesia yang menjadi penghubung dan mengelola komunikasi dua arah, serta membuat saluran komunikasi tetap terbuka dan menyediakan informasi yang diperlukan pimpinan organisasi. Sedangkan untuk sumber informasi sendiri, untuk lebih lengkapnya dapat menghubungi pihak sekretariat organisasi. Peran ini dilakukan humas dalam tahap perencanaan dan pelaksanaan. Humas dan panitia lokal saling berhubungan dan menjalin komunikasi yang efektif demi kesukseskan acara tersebut. Hal ini juga terbukti bahwa panitia lokal selalu bermusyawarah dengan pihak-pihak yang dianggap memiliki kompeten dalam acara ini. 3. Sebagai Penentu Ahli (Expert Presciber Communication), Humas Korps Da i Dewan Masjid Indonesia mampu untuk mencari solusi dalam penyelesaian masalah antara pihak organisasi dengan publiknya, sekalipun hal ini tidak lepas dari kerjasama antara humas dengan pimpinan organisasi. Selain itu Humas Korps Da i Dewan Masjid Indonesia juga senantiasa memberikan saran atau usul terbaiknya untuk disampaikan kepada pimpinan organisasi dalam setiap kesempatan. Peran 74
26 Humas Korps Da i Dewan Masjid Indonesia sebagai Penentu Ahli ini lebih banyak dilakukan dalam tahap mendefinisikan masalah dan perencanaan, yang mana humas dengan panitia bekerja sama untuk mensukseskan acara ini, sebagaimana yang diharapkan semua pihak. 4. Humas Korps Da i Dewan Masjid Indonesia berperan sebagai Fasilitator Pemecah Masalah (Problem Solving Facilitator) yang dilibatkan dalam proses pemecahan masalah. Pihak humas juga membantu pimpinan organisasi sebagai penasihat dan bekerja sama dengan bagian lainnya dalam mengatasi persoalan yang sedang dihadapi. Peran ini lebih banyak dilakukan oleh Humas Korps Da i Dewan Masjid Indonesia dalam tahap perencanaan dan pelaksanaan, dimana ketika menghadapi suatu persoalan, humas dan panitia bekera keras dan bersungguh-sungguh untuk memecahkan masalah tersebut. Dan hasilnya, acara tersebut dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan perencanaan. Kegiatan yang dilakukan Humas Korps Da i Dewan Masjid Indonesia dalam mendefinisikan masalah, seperti memberikan usulan tentang tema acara dengan kegiatan yang akan diselenggarakan. Selanjutnya, pada perencanaan kegiatan bhakti sosial itu sendiri, humas selalu berkoodinasi dengan pihak Kementrian Agama, Panitia, mengenai persiapan acara yang akan dilaksanakan di Masjid Agung Kemayoran. Kegiatan yang dilakukan pada masa pasca kegiatan bhakti sosial santunan yatim dan pembagian sembako, humas melakukan kegiatan evaluasi terhadap setiap kegiatannya dengan meminta pertanggungjawaban terhadap tugas bagi 75
27 seluruh tim panitia dan juga memonitor melalui media cetak apa saja yang telah memuat berita tentang kegiatan bhakti sosial santunan yatim dan pembagian sembako yang telah berlangsung. Setiap perusahaan atau organisasi tentunya selalu berusaha mempertahankan image, baik yang telah ada, dalam hal ini biasanya humas membuat beberapa kegiatan khusus. Dari hasil penelitian diketahui bahwa Humas Korps Da i Dewan Masjid Indonesia telah melakukan kegiatan kehumasannya dalam pelaksanaan kegiatan bhakti sosial santunan yatim dan pembagian sembako. Humas yang dibuat secara terstruktur dan terencana dalam upaya mendukung kegiatannya dan mempertahankan citra serta pencapaian tujuan organisai. Dengan terciptanya hubungan yang baik antara Korps Da i Dewan Masjid Indonesia dengan publik internal dan eksternal, maka kegiatan kehumasan dapat berjalan dengan baik dan di publikasikan oleh beberapa media yang hadir dalam acara tersebut. Humas yang termasuk dalam panitia, turut menentukan media apa saja yang akan digunakan sebagai alat publikasinya kepada khalayak, agar pelaksanaan kegiatan bhakti sosial santunan yatim dan pembagian sembako tersebut berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan. Pengukuran keberhasilan program kerja Humas Korps Da i Dewan Masjid Indonesia pada pelaksanaan kegiatan kehumasan, dalam kegiatan ini humas melakukan evaluasi terhadap kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan. Evaluasi merupakan langkah akhir dalam suatu kegiatan dimana pengukuran keberhasilan suatu program sudah berjalan dengan baik atau 76
28 belum. Hal tersebut yang Humas Korps Da i Dewan Masjid Indonesia lakukan adalah dengan menggunakan alat atau media monitoring berupa hasil kliping berita yang diliput oleh media massa. Sebagai hasilnya, dapat memberikan fokus pada pesan tertentu akan mengarah pada tujuan akhir organisasi Kegiatan Bhakti Sosial Santunan Anak Yatim Bhakti sosial atau lebih dikenal sebagai baksos merupakan salah satu kegiatan wujud dari rasa kemanusiaan antara sesama manusia. Bhakti Sosial merupakan suatu kegiatan dimana dengan adanya kegiatan ini kita dapat merapatkan kekerabatan kita. Kegiatan bhakti sosial ini merupakan bentuk kepedulian dan tanggung jawab sosial kita untuk dapat memberikan manfaat terhadap masyarakat. Bhakti sosial juga menimbulkan rasa keterikatan dengan masyarakat terutama masyarakat yang tidak mampu atau kaum dhuafa yang secara ekonomi mereka harus dibantu agar dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Bhakti sosial terdiri dari dua kata yaitu bhakti dan sosial. Pengertian dari kata bakti ini sendiri lebih mengedepankan tentang apa yang sudah kita berikan kepada mereka yang butuh pemberian, mereka yang perlu dibantu, mereka yang harus diperhatikan agar kehidupan mereka menjadi lebih baik lagi. Lebih dalam lagi pengertian disini mengandung suatu ikatan antara orang yang memberi dan orang yang menerima karena didalam suatu komunitas sudah pasti terdapat masyarakat yang berupa individu atau perorangan dan masyarakat yang berupa kelompok-kelompok atau organisasi. Didalam bhakti sosial yang diadakan pada penelitian ini telah terjadi ikatan antara Dewan Mesjid Indonesia 77
29 dengan para dhuafa yang terdiri dari anak yatim dan masyarakat yang kurang mampu. Intensitas pengikatan ini tergantung dari sejauh mana kesadaran masyarakat yang mampu untuk berbagi terhadap sesama, memperdulikan dan memperhatikan mereka dan membantu mereka agar kehidupannya meningkat dari keadaan sebelumnya. Dalam hal ini kesadaran diri yang tinggi merupakan kata kunci dalam berbakti kepada sesama. Kesadaran diri yang dimiliki oleh setiap individu berbeda satu dengan lainnya. Kesadaran diri yang dipelihara dan dijaga akan berbekas pada diri individu dan pada akhirnya akan selalu tergerak hatinya untuk membantu sesama yang kurang mampu, merasa berdosa jika tidak melakukan sesuatu untuk membantu sesama dan mempunyai perasaan bertanggung jawab terhadap kehidupan sesama. Perasaan bertanggung jawab terhadap kehidupan sesama merupakan perasaan yang tinggi jika dimiliki oleh individu atau kelompok masyarakat. Dengan perasaan tanggungjawab itu sesorang atau individu bahkan suatu kelompok akan selalu berfikir dan merealisasikan program-program kerjanya untuk membantu sesama yang kurang mampu. Itulah pengertian lain dari berbagi yaitu dapat memberi sesuatu kepada mereka yang membutuhkan. Memberikan sesuatu apa saja yang dibutuhkan mereka melalui perencanaan yang matang yang dilakukan melalui pelaksanaan program-program kerja yang telah ditetapkan oleh organisasi atau kelompok masyarakat. Melalui program kerja yang telah dibuat maka bantuan yang akan disalurkan kepada masyarakat kurang mampu akan tepat sasaran artinya hanya masyarakat yang benar-benar kurang mampu yang telah memenuhi kriteria yang bisa menerima bantuan tersebut. 78
30 Sedangkan kata sosial merupakan kata yang tidak lepas dari kata bhakti sehingga ke dua kata tersebut sering digunakan secara bersamaan menjadi Bhakti Sosial. Sosial adalah keadaan dimana terdapat kehadiran orang lain. Kehadiran itu bisa nyata kita lihat dan kita rasakan, namun juga bisa hanya dalam bentuk imajinasi. Setiap kita bertemu orang meskipun hanya melihat atau mendengarnya saja, itu termasuk situasi sosial. Begitu juga ketika kita sedang menelpon, atau chatting (ngobrol) melalui internet. Bahkan setiap kali kita membayangkan adanya orang lain, misalkan melamunkan pacar, mengingat ibu bapak, menulis surat pada teman, membayangkan bermain sepak bola bersama, mengenang tingkah laku buruk didepan orang, semuanya itu termasuk sosial. Dalam pengertian lain sosial merupakan segala perilaku manusia yang menggambarkan dan merujuk kepada hubungan manusia dalam kemasyarakatan yaitu hubungan antara sesama individu, hubungan antar individu dengan masyarakat dan hubungan antar individu dengan kelompok masyarakat. Hubungan yang terjadi pada penelitian ini adalah hubungan antara Dewan Masjid Indonesia dengan Masyarakat Dhuafa dalam rangka melaksanakan kegiatan Bhakti Sosial berupa santunan anak yatim dan pembagian sembako. Anak yatim merupakan salah satu kelompok masyarakat yang perlu bahkan wajib dibantu karena dengan kondisi yang menimpanya mereka hidup dalam kondisi yang kekurangan. Anak yatim merupakan seorang anak yang ditinggal oleh ayahnya karena ayahnya meninggal dunia sehingga dengan tidak adanya ayah, praktis tidak ada yang mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari. Walaupun dengan sangat terpaksa ibunya 79
31 menggantikan posisi ayahnya sebagai pencari nafkah namun besarnya penghasilan yang didapatkan tidak sebesar penghasilan ayahnya sehingga mereka tetap masih berada dalam kondisi yang serba kekurangan. Bahkan didalam Agama Islam menyantuni anak yatim sangat dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW dan beliau menggambarkan siapa saja yang menyantuni, peduli bahkan memelihara anak yatim maka orang tersebut akan sangat dekat kedudukannya dengan Rosulullah di Surga nanti bagaikan kedekatan antara jari tengah dan jari manis. Seperti telah diketahui bahwa peranan hubungan masyarakat (humas) yang paling penting adalah membangkitkan opini publik yang positif kepada suatu institusi, perusahaan atau organisasi lainnya. Tentunya dalam membangkitkan opini publik yang positif ini dilakukan dengan tahapan-tahapan yang berurutan dan berkesinambungan. Dari ilmu manajemen secara garis besar terdapat tiga tahapan yang paling mendasar yang harus diikuti oleh setiap organisasi untuk melakukan suatu pekerjaan. Ketiga tahapan yang dimaksud adalah : a. Tahapan Perencanaan b. Tahapan Pelaksanaan c. Tahap Evaluasi A. Tahapan Perencanann Dalam tahap perencanaan ini humas Korps Da i Dewan Masjid Indonesia melakukan perencanaan tentang semua aktifitas yang berhubungan atau terkait dengan pelaksanaan Kegiatan Bhakti Sosial Santunan anak Yatim dan Pembagian Sembako kepada kaum Dhuafa. Dalam hal ini peran humas sebagai Penentu Ahli yang sangat menentukan dan berhubungan langsung. Berdasarkan hasil penelitian 80
32 yang telah disampaikan pada bab sebelumnya diperoleh informasi bahwa pihak manajemen Dewan Masjid Indonesia sudah menyerahkan seluruhnya atau segala sesuatu yang berhubungan dengan Pelaksanaan Kegiatan Bhakti Sosial Santunan Anak Yatim dan Pembagian Sembako kepada Bagian Humas. Pihak humas mempunyai wewenang penuh dalam untuk memutuskan cara apa yang digunakan, kegiatan apa yang akan dilaksanakan, siapa-siapa yang akan diundang dalam acara tersebut, tempatnya dimana yang akan digunakan untuk kegiatan yang dimaksud dan tidak kalah penting adalah membuat Rencana Anggaran Biayanya. Secara ringkasnya Pihak Humas sudah menentukan atau menetapkan hal-hal sebagai berikut : 1. Nama Kegiatan : Kegiatan Bhakti Soaial Santunan Yatim dan Pembagian Sembako Periode Oktober Waktu Pelaksanaan : Minggu 7 Oktober Tempat : Halaman Mesjid Akbar Kemayoran, Jakarta Pusat 4. Peserta : Anak Yatim dan Kaum Dhuafa yang berada disekitar Kemayoran. Dalam tahap perencanaan ini juga pihak Humas Korps Da i Dewan Masjid Indonesia melakukan identifikasi masalah secara rinci serta merumuskannya sehingga jelas akar masalah yang sebenarnya. Masalah tentang pelaksanaan kegiatan bhakti sosial ini diidentifikasi untuk dicarikan solusinya agar masalah tersebut dapat teratasi. Untuk mewujudkan kegiatan ini agar sukses maka sejumlah koordinasi telah dilakukan diantaranya koordinasi dengan Kementerian Agama, koordinasi dengan panti asuhan yang mengelola anak yatim 81
33 dan aparat pemerintahan setempat yang mengetahui kondisi para dhuafa disekitar wilayah Kemayoran. Juga pihak Humas Korps Da i Dewan Masjid Indonesia menentukan cara-cara dalam pengumpulan dana atau barang apa saja yang akan diberikan kepada anak yatim dan kaum dhuafa. Setelah semua hal sudah diidentifikasi selanjutnya pihak Humas Korps Da i akan memberikan masukan kepada manajemen Dewan Masjid Indonesia. Walaupun sudah diberi wewenang penuh tetapi pihak Humas tetap diminta memberikan masukan dari hasil identifikasi yang dilakukan karena peran humas sebagai Penentu Ahli adalah dalam memberikan masukan kepada pihak manajemen harus diberi wewenang penuh dalam menggali atau mendapatkan semua informasi yang dibutuhkan. Selain itu Humas juga selalu mengkoordinasikan pihak penyelenggara dan juga pihak-pihak terkait. Hubungannya ini baik antar panitia, maupun dengan pihak luar. Jadi dalam setiap kegiatan acara, humas adalah sebagai ujung tombak organisasi untuk mensukseskan suatu acara. Yang jelas humas sendiri termasuk dalam kepanitiaan dalam berbagai kegiatan-kegiatan acara. Artinya, pihak luar yang diundang sebagai peserta atau tamu undangan lainnya ditangani oleh humas dan itu memang sudah ada di bawah tanggung jawab kepanitiaan, selain organisasi. Masukan berupa saran atau rekomendasi dari pihak humas ke manajemen harus dipertimbangkan dari segi positif dan negatifnya. Ketika segi positifnya lebih banyak, maka organisasi akan menyetujui apa yang disampaikan atau disarankan oleh humas. Kalau untuk pihak organisasi atau 82
34 sekretariat menerima usul atau saran yang diberikan humas, itu fleksibel ya, tidak bisa dikatakan 100% tetapi semua pertimbangan memang selalu diberikan oleh humas. Walaupun misalkan ada yang disetujui, tetapi itu tidak semata-mata apa yang disarankan humas, artinya mungkin ada pihak-pihak lain yang memang idenya sama kemudian juga mendukung. Seperti misalnya didalam menentukan siapa yang akan diundang, pihak panitia (yang dibentuk oleh organisasi) juga menentukan pihak-pihak mana yang akan diundang. Jadi, humas sebagai penghubung antara perusahaan (organisasi) dengan publiknya. Kesemuanya itu dilaksanakan untuk membentuk opini publik tentang Dewan Masjid Indonesia khususnya Korps Da i Dewan Masjid Indonesia. Opini publik terbentuk melalui proses kominikasi berupa publikasi ke publik sehingga publik tahu apa yang sebelumnya mereka tidak tahu. Dalam kondisi seperti ini humas sebagai biro dakwah dan humas organisasi dalam memberikan sebuah pemberitaan-pemberitaan. Pihak organisasi mengadakan sebuah hubungan dengan pihak-pihak terkait dalam proses perencanaan program-program untuk memperkenalkan dan meningkatkan citra organisasi. Mengenai kegiatan keorganisasian yang berhubungan dengan lingkungan masyarakat, maka humas diikutsertakan, kemudian bersinergi dengan bidang lain yang terkait dengan organisasi. Humas sendiri sifatnya adalah terus menjalin hubungan ke pihak publik, baik internal maupun eksternal. Untuk publik eksternal jelasnya akan kita kembangkan lebih luas, seperti mungkin ada hal-hal yang berkaitan dengan kemasyarakatan seperti yang kita adakan ini 83
35 santunan yatim dan bhakti sosial dan sebagainya, itu adalah upaya-upaya untuk memperkenalkan organisasi kepada masyarakat lebih intens lagi. Dalam perannya sebagai Fasilitator Pemecah Masalah pihak Humas terjun langsung ke lapangan dan ikut berpartisipasi didalamnya. Dalam hal ini Humas Korps Da i Dewan Masjid Indonesia wajib melibatkan diri ataupun dilibatkan dalam proses pemecahan persoalan yang dihadapi oleh organisasi, karena Humas Korps Da i Dewan Masjid Indonesia merupakan bagian tim penasihat (adviser) hingga mengambil tindakan eksekusi (keputusan) dalam mengatasi persoalan yang sedang dihadapi organisasi. Selama dalam proses kegiatan dan pihak humas sudah dilibatkan pihak humas tidak mengalami kesulitan dan dapat dikatakan berhasil. karena pada dasarnya keterkaitan antara pihak Humas Korps Da i Dewan Masjid Indonesia dengan pihak pimpinan organisasi yaitu Dewan Masjid Indonesia sudah berjalan dengan baik dan lancar. Pihak humas yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan ini merupakan kumpulan orang-orang yang mempunyai kompetensi yang tinggi, tim yang bagus dan kondisinya juga cukup memungkinkan untuk bertemu dan duduk bersama untuk saling memberikan saran, nasihat-nasihat yang diperlukan, untuk memotivasi kepercayaan masyarakat dalam rangka membentuk opini publik akan Dewan Masjid Indonesia. Semuanya berembuk dalam menghadapi dan mengatasi serta menangani permasalahan-permasalahan yang ada dan selalu berusaha memecahkan masalah yang timbul dalam pelaksanaan kegiatan Bhakti Sosial tersebut. Pihak Humas Korps Da i Dewan Masjid 84
36 Indonesia juga terkait dengan kebijaksanaan organisasi dimana dalam pembuatan kebijakan tersebut selalu memberikan ide dan saran, karena humas sendiri disini termasuk dalam kesekretariatan organisasi, artinya dalam strukturalnya sendiri diberi kewenangan dan memang tugasnya memberi saran. Dalam setiap kegiatan pasti ada saja masalah yang timbul artinya jelas yang namanya permasalahan dalam sebuah lembaga organisasi itu pasti ada, tapi yang akan menjadi pemecah masalah dan menentukan kebijakan, yaitu jelas ada dibawah pimpinan organisasi yang dalam hal ini adalah pimpinan Dewan Masjid Indonesia dimana pimpinan tersebut sudah diberikan masukanmasukan oleh humas yang pada dasarnya bersifat membantu pimpinan organisasi. Dari kegiatan yang telah dilakukan. Dapat dikatakan tidak ada insiden yang dapat membuat organisasi mengalami krisis kepercayaan dari masyarakat kepada organisasi. Seiring bertambahnya waktu dan banyaknya bhakti sosial yang diadakan saat ini kepercayaan masyarakat terhadap Dewan Masjid Indonesia semakin meningkat. Dewan Masjid Indonesia bukan saja dikenal sebagai suatu organisasi yang fokusnya hanya dengan masjid tetapi cakupannya lebih luas lagi kepada kepedulian masyarakat. Ditinjau dari peran humas sebagai Fasilitator Komunikasi pada intinya humas disini berperan sebagai mediator antara organisasi dengan publik dengan membuat komunikasi dua arah dan membangun saluran komunikasi yang terbuka, transparan, penuh keakraban dan dapat dipertanggungjawabkan. Disisi lain peran ini sebagai penghubung dan menterjemahkan segala sesuatu yang terjadi khususnya dalam hal komunikasi antara organisasi yang diwakili 85
37 manajemen dan publik. Adapun tujuan yang ingin dicapai adalah memberikan informasi yang diperlukan manajemen organisasi maupun publik, sehingga mereka dapat membuat keputusan yang tepat dan menguntungkan ke dua belah pihak. Salah satu agenda suatu organisasi untuk memberikan komunikasi yang baik kepada publik adalah adanya program kegiatan pertemuan dengan publik sehingga dengan terselenggaranya acara tersebut secara periodik akan menjaga dan meningkatkan hubungan baik antara organisasi dengan masyarakat. Pada acara pertemuan tersebut organisasi melalui pihak humasnya mempunyai kesempatan memberikan arahan-arahan dan rencana perusahaan baik rencana jangka pendek, menengah dan jangka panjang. Karena komunikasi yang tercipta komunikasi dua arah maka pada pertemuan itu masyarakat bisa memberikan usulan-usulan yang sifatnya membangun hubungan yang lebih baik lagi. Ke dua belah pihak saling mendukung dan membantu satu sama lain sehingga merupakan suatu sinergi yang kuat. Sinergi yang menghasilkan produk komunikasi yang baik sehingga dengan sendirinya akan berdampak kepada terciptanya hubungan yang semakin mesra, harmonis dan berkualitas. Setelah terciptanya hubungan yang diharapkan oleh kedua belah pihak maka secara perlahan-lahan akan terbentuk citra atau image bagi organisasi tersebut. Dalam penelitian ini pihak Humas Korps Da i Dewan Masjid Indonesia telah berhasil untuk membina hubungan yang baik dengan publik dan hubungan ini membawa nama Dewan Masjid Indonesia semakin baik dengan kata lain Korps Da i Dewan Masjid Indonesia khususnya dan Dewan 86
DAFTAR PUSTAKA. Annoname Kajian Tentang Fungsi, Peran dan Tugas Humas. Jakarta: Departemen Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA Annoname. 2007. Kajian Tentang Fungsi, Peran dan Tugas Humas. Jakarta: Departemen Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia. A, Suhartini. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan
Lebih terperinciMENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG
MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN TUGAS KEHUMASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI DAN PEMERINTAH DAERAH DENGAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kekuasaan (check and balances) antara Pemerintah dan DPR RI. Ketiga fungsi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia atau sering disebut Dewan Perwakilan Rakyat (disingkat DPR-RI atau DPR) adalah salah satu lembaga tinggi negara
Lebih terperinciMENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG
MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN TUGAS KEHUMASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI DAN PEMERINTAH DAERAH DENGAN
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. (berkomunikasi) sudah dianggap sebagai suatu kepentingan bagi public relations. Dalam
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan modern perkembangan masyarakat telah memasuki era globalisasi, seiring perkembangan era globalisasi berinteraksi dengan orang lain (berkomunikasi)
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.5/Menhut-II/2012 TENTANG
PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.5/Menhut-II/2012 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN TUGAS KEHUMASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap Instansi Pemerintah Daerah memiliki bagian Humas. Baik itu yang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap Instansi Pemerintah Daerah memiliki bagian Humas. Baik itu yang berdiri sendiri maupun melebur dengan bagian yang lain. Misalnya di Pemkot Batu, Humas dilebur
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum Teori umum membantu peneliti menerangkan fenomena sosial atau fenomena alami yang menjadi pusat perhatiannya. Teori adalah himpunan konsep, definisi, dan proposisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang dilaksanakan oleh instansi pemerintahan itu sendiri, seperti acara workshop
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Komunikasi di instansi pemerintahan umumnya berisi tentang acara kegiatan yang dilaksanakan oleh instansi pemerintahan itu sendiri, seperti acara workshop
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melibatkan manajemen dalam menghadapi persoalan/permasalahan, membantu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap Perusahaan besar memiliki bagian Humas dan memiliki fungsi dan peran penugasannya dalam mensosialisasikan dan menginformasikan programprogram kebijakan perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pada sebuah perusahaan bahwa tanggungjawab seorang public relations sangat diperlukan dengan tujuan membina hubungan yang baik dengan stakeholder termasuk dengan
Lebih terperinciKata kunci: public relations, manajemen, staff public relations, Mirota Kampus.
Studi Perbandingan Pemahaman Konsep Public Relations Menurut Manajemen dan Staff Public Relations di Mirota Kampus Florensia Samodra / Ike Devi Sulistyaningtyas, S.Sos., M.Si. Program Studi Ilmu Komunikasi,
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dalam 4 tahap, sesuai dengan tahapan krisis menurut Finks, yaitu: dan melakukan perubahan pejabat struktural;
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian yang dilakukan, peneliti mengambil beberapa kesimpulan yaitu sebagai berikut: a. Pasca kecelakaan yang menimpa pesawat AirAsia QZ8501 rute
Lebih terperinciBAB 4 HASIL PENELITIAN
42 BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 Penyajian Data Penelitian 4.1.1 Wawancara Hasil penelitian mengenai konsep penelitian sebagaimana peneliti telah melakukan wawancara untuk mengumpulkan data yang telah dilakukan
Lebih terperinciAnggaran Dasar dan Angaran Rumah Tangga (AD/ART) Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Al Husna. Wetar Copper Project
Anggaran Dasar dan Angaran Rumah Tangga (AD/ART) Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Al Husna Muqadimah Segala Puji hanyalah milik Allah SWT, Shalawat dan Salam senentiasa kita haturkan kepada Rasulullah Muhammad
Lebih terperinciEverything You Should Know About PUBLIC RELATIONS
Everything You Should Know About PUBLIC RELATIONS presented by : B.Natalia Sari Pujiastuti, S.Psi, M.Si Exclusive for YAYASAN PENDIDIKAN NASIONAL KARANGTURI SEMARANG 2015 KONSEP DASAR PUBLIC RELATIONS
Lebih terperinciANGGARAN DASAR MAJELIS TA LIM TELKOMSEL BAB I NAMA, WAKTU, TEMPAT KEDUDUKAN DAN LAMBANG. Pasal 1 N a m a. Pasal 2 Waktu Diresmikan
ANGGARAN DASAR MAJELIS TA LIM TELKOMSEL BAB I NAMA, WAKTU, TEMPAT KEDUDUKAN DAN LAMBANG Pasal 1 N a m a Organisasi ini bernama Majelis Ta lim Telkomsel disingkat MTT. Pasal 2 Waktu Diresmikan MTT diresmikan
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PK. 15 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN KEHUMASAN DI LINGKUNGAN BADAN SAR NASIONAL
KEPALA BADAN SAR NASIONAL PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PK. 15 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN KEHUMASAN DI LINGKUNGAN BADAN SAR NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. komponen penting untuk membentuk citra dan image dalam suatu
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Public Relations atau sering disebut dengan Humas merupakan komponen penting untuk membentuk citra dan image dalam suatu instansi/perusahaan. Sesuai dengan fungsinya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Public Relation ( PR ) sebagai fungsi manjemen berperan sebagai fasilitator komunikasi,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Public Relation ( PR ) sebagai fungsi manjemen berperan sebagai fasilitator komunikasi, satu dari empat peran PR dalam organisasi ( communication technician,
Lebih terperinciPROGRAM HUMAS PT JASA MARGA (PERSERO) TBK MELALUI PELATIHAN PELAYANAN BAGI KARYAWAN
Konferensi Nasional Ilmu Sosial & Teknologi (KNiST) Maret 2016, pp. 702~705 PROGRAM HUMAS PT JASA MARGA (PERSERO) TBK MELALUI PELATIHAN PELAYANAN BAGI KARYAWAN 702 Rawit Sartika AKOM BSI Jakarta rawit.rwk@bsi.ac.id
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Public Relations atau Humas secara garis besar adalah komunikator sebuah organisasi atau perusahaan, baik kepada publik internal maupun publik eksternal. Bagi sebuah
Lebih terperinciBAB VI PENUTUP. dijalankan oleh BPBD DIY ini, memakai lima asumsi pokok sebagai landasan
BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai strategi komunikasi bencana yang dijalankan oleh BPBD DIY ini, memakai lima asumsi pokok sebagai landasan pengelolaan komunikasi bencana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Terjalinnya hubungan baik dalam sebuah perusahaan dengan publiknya baik internal maupun eksternal merupakan salah satu kunci dalam mewujudkan visi dan misi sebuah perusahaan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. infrastruktur. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut masyarakat harus mencari tahu
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebutuhan informasi untuk masyarakat luas semakin diperlukan baik dalam segala sektor kehidupan, mulai dari ekonomi, kesehatan, pendidikan maupun infrastruktur.
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Peneliti melakukan serangkaian kegiatan penelitian di lapangan. dalam usahanya memperoleh data yang diinginkan, kegiatan pengumpulan
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Peneliti melakukan serangkaian kegiatan penelitian di lapangan dalam usahanya memperoleh data yang diinginkan, kegiatan pengumpulan data dilakukan oleh peneliti baik melalui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yaitu mendefinisikan masalah atau peluang, merencanakan, mengkomunikasikan dan mengevaluasi dalam kegiatan-kegiatan humas.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam pelaksanaan pekerjaannya, seorang praktisi humas akan menggunakan konsep-konsep manajemen untuk mempermudah pelaksanaan tugas-tugasnya. Manajemen PR dapat dikatakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Suatu organisasi atau perusahaan tidak mungkin berdiri sendiri tanpa dukungan dan citra publik yang berkaitan dengan aktivitas dan perkembangan organisasi atau perusahaan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini era globalisasi yang ditandai dengan pesatnya perkembangan teknologi memungkinkan publik untuk berkomunikasi dengan mudah. Banyaknya berbagai tantangan dan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-undang Nomor 14 tahun 2008 tentang kebebasan informasi publik menjadi tantangan baru bagi pemerintah, karena secara nyata merupakan upaya mewujudkan transparansi
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.24/MEN/2010 TENTANG
DRAFT PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.24/MEN/2010 TENTANG PENYELENGGARAAN KEHUMASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciMANUAL PROSEDUR ALUR PELAYANAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI KEGIATAN HUBUNGAN MASYARAKAT
MANUAL PROSEDUR ALUR PELAYANAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI KEGIATAN HUBUNGAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2014 MANUAL PROSEDUR ALUR PELAYANAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI KEGIATAN
Lebih terperinciLAMPIRAN TENTANG PEMBENTUKAN FORUM REMAJA MASJID DESA KEMIRI ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA FORUM REMAJA MASJID DESA KEMIRI PEMBUKAAN
LAMPIRAN TENTANG PEMBENTUKAN FORUM REMAJA MASJID DESA KEMIRI ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA FORUM REMAJA MASJID DESA KEMIRI PEMBUKAAN Segala puji hanya milik Allah Subhanahu wa ta ala dan sholawat
Lebih terperinciPROFIL PUSAT KOMUNIKASI PUBLIK KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
PROFIL PUSAT KOMUNIKASI PUBLIK KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN Kata Pengantar Proses demokratisasi telah mengubah paradigma semua Kementerian/Lembaga Pemerintah saat ini dimana transparansi, akuntabilitas dan
Lebih terperinciANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI PENDIDIK DAN PENELITI BAHASA DAN SASTRA (APPI-BASTRA) BAB I PENGERTIAN UMUM
ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI PENDIDIK DAN PENELITI BAHASA DAN SASTRA (APPI-BASTRA) BAB I PENGERTIAN UMUM Pasal 1 Pengertian Umum Pendidik dan peneliti adalah ilmuwan berprofesi pendidik dan peneliti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menguntungkan, salah satunya adalah pertukaran informasi guna meningkatkan. ilmu pengetahuan diantara kedua belah pihak.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebuah bangsa besar adalah bangsa yang memiliki masyarakat yang berilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan bisa diperoleh dari berbagai sumber, misalnya lembaga
Lebih terperinciBAB III PENYAJIAN DATA. memeberikan informasi kepada Publik Internal. Hubungan Masyarakat (Wawancara, selasa, 11 Februari 2014), Humas
BAB III PENYAJIAN DATA A.Peran humas pemerintah Kota Pekanbaru dalam memeberikan informasi kepada Publik Internal. Bapak Azhar,S.sos.M.PA sebagai Kepala Sub bagian Penerangan Hubungan Masyarakat (Wawancara,
Lebih terperinciANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA (AD/ART) DEWAN KEMAKMURAN MASJID (DKM) AL HIJRAH
ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA (AD/ART) DEWAN KEMAKMURAN MASJID (DKM) AL HIJRAH MENJALIN UKHUWAH MENGGAPAI BAROKAH PERUMAHAN PURI HARMONI 6 DESA SITUSARI KECAMATAN CILEUNGSI KABUPATEN BOGOR 0
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Humas (Public Relations) Menurut Sirait (1970;16) dalam Suhandang (2012:46) public relations sebagai aktivitas yang dilakukan oleh industri, perserikatan, perusahaan, perhimpunan,
Lebih terperinciKARAKTERISTIK, TUGAS, JENIS PEKERJAAN, PERANAN, RUANG LINGKUP, & fungsi PUBLIC RELATIONS. Kuliah ke-3.
KARAKTERISTIK, TUGAS, JENIS PEKERJAAN, PERANAN, RUANG LINGKUP, & fungsi PUBLIC RELATIONS Kuliah ke-3 1 The key words for PR Management function Planed Relationship Goodwill Understanding Acceptance Public
Lebih terperinciMANUAL PROSEDUR PELAYANAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI KEGIATAN HUBUNGAN MASYARAKAT
MANUAL PROSEDUR PELAYANAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI KEGIATAN HUBUNGAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2016 0 MANUAL PROSEDUR PELAYANAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI KEGIATAN
Lebih terperinciProses Operasional Humas dan Protokol Sekretariat DPRD Provinsi Jawa Barat Dalam Memfasilitasi Aspirasi Publik Melalui Kegiatan Hearing Dialog
Proses Operasional Humas dan Protokol Sekretariat DPRD Provinsi Jawa Barat Dalam Memfasilitasi Aspirasi Publik Melalui Kegiatan Hearing Dialog Disusun Oleh : Shanty Ratna Dewi 43307707 Latar Belakang Masalah
Lebih terperinciGUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 66 TAHUN 2013 TENTANG
1 GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 66 TAHUN 2013 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI PEMANGKU JABATAN STRUKTURAL PADA BIRO HUBUNGAN MASYARAKAT SEKRETARIAT DAERAH ACEH GUBERNUR ACEH, Menimbang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat dewasa ini untuk menciptakan kerja sama, dimana orang-orangnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Public relations atau humas merupakan suatu kebutuhan dalam masyarakat dewasa ini untuk menciptakan kerja sama, dimana orang-orangnya bergerak di dalam berbagai
Lebih terperinciIKATAN KELUARGA ALUMNI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA
IKATAN KELUARGA ALUMNI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN KELUARGA ALUMNI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS 4 IKATAN KELUARGA ALUMNI FAKULTAS EKONOMI
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
40 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan adalah deskriptif, dimana metode ini bertujuan membuat deskripsi secara sistematis, faktual, dan akurat tentang faktafakta
Lebih terperinciBAB III DESKRIPSI DINAS PERHUBUNGAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN KARANGANYAR
BAB III DESKRIPSI DINAS PERHUBUNGAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN KARANGANYAR A. Gambaran Umum Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) 5. Sejarah Dishubkominfo Kabupaten Karanganyar
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR : 15 TAHUN 2003 TENTANG LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA/KELURAHAN (LPMD/K)
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR : 15 TAHUN 2003 TENTANG LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA/KELURAHAN (LPMD/K) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKAYANG, Menimbang : a. bahwa sejalan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Humas Pemerintahan dan Humas Perusahaan. Humas Pemerintahan dan. satu peran yang berbeda dari kedua Humas tersebut adalah Humas
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Humas (Hubungan Masyarakat) dibedakan menjadi dua yaitu Humas Pemerintahan dan Humas Perusahaan. Humas Pemerintahan dan Humas Perusahaan tentunya memiliki peran yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. komunikasi, terlebih lagi kehidupan manusia. Komunikasi sendiri. karena komunikasi merupakan faktor terpenting dalam kehidupan,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap kehidupan tidak bisa lepas dari yang namanya proses komunikasi, terlebih lagi kehidupan manusia. Komunikasi sendiri merupakan hal yang setiap hari kita perbincangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Otonomi daerah yang digulirkan oleh pemerintah setelah runtuhnya rezim Orde Baru merupakan sebuah jawaban atas berbagai gejolak yang terjadi di dalam masyarakat akibat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Komunikasi berasal dari Bahasa inggris yaitu Communication dan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Komunikasi Komunikasi berasal dari Bahasa inggris yaitu Communication dan dalam Bahasa latin berasal dari kata Communicatus yang artinya berbagi atau menjadi milik bersama.
Lebih terperinciStandard Operating Procedure PELAYANAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI KEGIATAN HUBUNGAN MASYARAKAT
Standard Operating Procedure PELAYANAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI KEGIATAN HUBUNGAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2017 0 LEMBAR IDENTIFIKASI Nama Dokumen : Pelayanan Informasi
Lebih terperinciBuku ini diterbitkan atas kerjasama dengan Untirta Press
Media Relations, oleh Nina Yuliana Hak Cipta 2014 pada penulis GRAHA ILMU Ruko Jambusari 7A Yogyakarta 55283 Telp: 0274-889398; Fax: 0274-889057; E-mail: info@grahailmu.co.id Buku ini diterbitkan atas
Lebih terperinciSTATUTA ASOSISI MAHKAMAH KONSTITUSI DAN INSTITUSI SEJENIS SE-ASIA
STATUTA ASOSISI MAHKAMAH KONSTITUSI DAN INSTITUSI SEJENIS SE-ASIA Pembukaan Presiden atau Kepala mahkamah konstitusi dan institusi sejenis yang melaksanakan kewenangan konstitusional di Asia: MENGINGAT
Lebih terperinciOPTIMALISASI PERAN HUMAS PERGURUAN TINGGI. Oleh: Lena Satlita. Salah satu agenda yang ramai dibicarakan dalam Rapat Koordinasi Nasional
OPTIMALISASI PERAN HUMAS PERGURUAN TINGGI Oleh: Lena Satlita Salah satu agenda yang ramai dibicarakan dalam Rapat Koordinasi Nasional Kehumasan Pendidikan ( Perguruan Tinggi Negeri, Dinas Pendidikan Provinsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masjid dalam Islam berfungsi bukan sebagai tempat sholat saja, namun juga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masjid dalam Islam berfungsi bukan sebagai tempat sholat saja, namun juga berfungsi sebagai tempat sosial (pusat kebudayaan dan perkembangan umat Islam). Di
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN
BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Penyajian Data Penelitian Untuk memperkuat hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis, penulis melakukan beberapa cara untuk mengumpulkan data yang di lakukan di Pemda
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA. A. Temuan Penelitian Dalam penelitian kualitatif analisis data merupakan tahap yang
80 BAB IV ANALISIS DATA A. Temuan Penelitian Dalam penelitian kualitatif analisis data merupakan tahap yang bermanfaat untuk menelaah data yang telah diperoleh dari beberapa informan yang telah dipilih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia sudah semakin menjamur dan sepertinya hukum di Indonesia tidak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi dewasa ini, kian meningkatnya penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan terlarang di kalangan generasi muda. Sehingga maraknya penyimpangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karyawan sebagai salah satu aset terpenting perusahaan. Hubungan yang harmonis
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Idealnya sebuah perusahaan yang baik adalah perusahaan akan senantiasa berupaya untuk menjaga adanya suatu hubungan yang harmonis dengan para karyawan sebagai
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. hal ini peranan media salah satunya ialah memenuhi informasi yang dibutuhkan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di zaman modern ini keterbukaan informasi publik sangat penting terutama untuk memenuhi kebutuhan informasi yang terus berkembang. Dalam hal ini peranan
Lebih terperinciANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA
IKATAN ALUMNI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN ALUMNI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 1 ANGGARAN DASAR Halaman 1 dari 2 halaman 2 IKATAN ALUMNI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, yang diberi amanat melakukan. melaksanakan tugas dan wewenangnya bebas dari kekuasaan manapun.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), sebagai lembaga negara yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi,
Lebih terperinciABSTRAKSI. Dosen Pembimbing. Djoko Setiabudi, S. Sos, MM NIP
ABSTRAKSI Judul : Peran Humas Komisi Pemilihan Umum Provinsi Jawa Tengah Sebagai Fasilitator Komunikasi Dalam Mensosialisasikan Anti Golongan Putih (Golput) Kepada Calon Pemilih Pemilu Presiden Dan Wakil
Lebih terperinci2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 N
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 157, 2017 KEMENDAGRI. Pelayanan Informasi dan Dokumentasi. Pedoman. Pencabutan. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diberikan suatu pelatihan atau yang sering disebut Kuliah Kerja Media
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Memasuki era globalisasi sekarang ini sangat dipengaruhi oleh dampak perkembangan zaman yang sangat pesat, seperti majunya teknologi dan persaingan-persaingan di segala
Lebih terperinciANGGARAN DASAR LSO TAZMANIA FM (AD LSO TAZMANIA FM) FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNISSULA SEMARANG
ANGGARAN DASAR LSO TAZMANIA FM (AD LSO TAZMANIA FM) FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNISSULA SEMARANG MUKADIMAH Bismillahirrohmanirrohim Sesungguhnya Allah SWT telah memberikan jalan bagi umatnya sesuai dengan
Lebih terperinciWALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MAGELANG, Menimbang : Mengingat : a. bahwa untuk meningkatkan
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,
GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 8 TAHUN 2018 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN PELAYANAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Kesimpulan yang dapat diambil peneliti terkait dengan Peran Humas SD
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil peneliti terkait dengan Peran Humas SD Kristen Lemuel II dalam mempertahankan reputasi di Wilayah Jakarta Barat Periode Tahun Pembelajaran
Lebih terperinciPERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 064 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 064 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN, Menimbang Mengingat : a. bahwa dalam rangka
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORI Pengertian Humas (Public Relations)
BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Hubungan Masyarakat (Humas) 2.1.1 Pengertian Humas (Public Relations) (Cutlip, Center dan Broom, 2009:4) menyatakan bahwa, Public Relations adalah fungsi manajemen yang menilai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pada jaman ini banyak sekali perusahaan ataupun organisasi yang bergerak dibidang yang sama. Hal ini menjadikan terciptanya persaingan antar perusahaan atau organisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sikap, dan perilaku publik, mengidentifikasi kebijakan-kebijakan dan prosedurprosedur
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Humas merupakan salah satu fungsi manajemen yang mengevaluasi opini, sikap, dan perilaku publik, mengidentifikasi kebijakan-kebijakan dan prosedurprosedur suatu individu
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan perbankan di Indonesia mengalami kemajuan yang pesat saat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Perkembangan perbankan di Indonesia mengalami kemajuan yang pesat saat ini. Bank merupakan lembaga keuangan yang berfungsi menyalurkan dana kepada masyarakat, khususnya
Lebih terperinciSambutan Presiden RI Pd Silaturahmi dg Peserta Musabaqah Hifzil Quran, tgl 14 Feb 2014, di Jkt Jumat, 14 Pebruari 2014
Sambutan Presiden RI Pd Silaturahmi dg Peserta Musabaqah Hifzil Quran, tgl 14 Feb 2014, di Jkt Jumat, 14 Pebruari 2014 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA SILATURAHMI DENGAN PARA PESERTA MUSABAQAH
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA
75 BAB IV ANALISIS DATA A. Temuan Penelitian Analisis data adalah bagian dari tahap penelitian kualitatif yang berguna untuk menelaah data yang telah diperoleh peneliti dari informan maupun dari lapangan.
Lebih terperinciMANUAL PROSEDUR ALUR PELAYANAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI KEGIATAN HUBUNGAN MASYARAKAT
MANUAL PROSEDUR ALUR PELAYANAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI KEGIATAN HUBUNGAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2014 MANUAL PROSEDUR ALUR PELAYANAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI KEGIATAN
Lebih terperinciBUPATI ROKAN HULU PROVINSI RIAU
BUPATI ROKAN HULU PROVINSI RIAU PERATURAN BUPATI ROKAN HULU NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN PENGELOLA MASJID AGUNG ISLAMIC CENTRE KABUPATEN ROKAN HULU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) merupakan salah satu lembaga tinggi Negara dalam sistem ketatanegaraan Indonesia yang merupakan lembaga perwakilan
Lebih terperinciWALIKOTA SERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH
WALIKOTA SERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SERANG, Menimbang : a. bahwa pembentukan
Lebih terperinciBERITA DAERAH KOTA BOGOR
BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2012 NOMOR 1 SERI D PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 27 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN PUSAT PENGEMBANGAN ISLAM BOGOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BOGOR, Menimbang
Lebih terperinciPERATURAN ORGANISASI IKATAN PERSAUDARAAN HAJI INDONESIA NOMOR : V TAHUN 2010 TENTANG TATA KERJA ORGANISASI
PERATURAN ORGANISASI IKATAN PERSAUDARAAN HAJI INDONESIA NOMOR : V TAHUN 2010 TENTANG TATA KERJA ORGANISASI IKATAN PERSAUDARAAN HAJI INDONESIA ------------------------------------------------------------------
Lebih terperinciVII. RANCANGAN PROGRAM PENGEMBANGAN MASYARAKAT MELALUI MAJELIS TA LIM DESA RAMBAH HILIR TIMUR
VII. RANCANGAN PROGRAM PENGEMBANGAN MASYARAKAT MELALUI MAJELIS TA LIM DESA RAMBAH HILIR TIMUR Majelis ta lim sebagai lembaga pendidikan non formal, sebagai lembaga da wah islam mempunyai peran strategis
Lebih terperinciInilah Tugas dan Fungsi Humas
Inilah Tugas dan Fungsi Humas Menjawab Saudara Mario Sina Oleh: Even Edomeko Kepala Bagian Humas dan Protokol Setda Sikka Penanggungjawab www.humas.sikkakab.go.id Senang, saya membaca tulisan saudara saya
Lebih terperinciBAB 4 HASIL PENELITIAN. narasumber, observasi partisipan, wawancara, dan dokumen. wawancarai adalah sebagai berikut:
BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 Penyajian Data Penelitian Penyajian data yang akan penulis sajikan yaitu dimulai dari profil narasumber, observasi partisipan, wawancara, dan dokumen. 4.1.1 Profil Narasumber
Lebih terperinciANGGARAN DASAR IKATAN ALUMNI STEMBAYO
ANGGARAN DASAR IKATAN ALUMNI STEMBAYO MUKADIMAH Kemajuan Indonesia harus diusahakan melalui perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan budaya yang cerdas, jujur, dan bermartabat dengan tetap menjaga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Dewasa ini kecakapan berkomunikasi adalah hal yang wajib dimiliki oleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dewasa ini kecakapan berkomunikasi adalah hal yang wajib dimiliki oleh setiap orang. Komunikasi yang baik membawa konsekuensi pada peningkatan profesionalisme.
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Public Relations 2.1.1. Definisi Public Relations Menurut Denny Griswold yang dikutip Ardianto (2011, p.14) yang menjelaskan bahwa PR sebagai fungsi manajemen yang mengevaluasi
Lebih terperinciMENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 06/PRT/M/2016 TENTANG PELAYANAN ADVOKASI HUKUM DI KEMENTERIAN
Lebih terperinciANGGARAN DASAR AL-JANNATUL FIRDAUS (AJF) FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNISSULA. Bismillahirrohmanirrohim
ANGGARAN DASAR AL-JANNATUL FIRDAUS (AJF) FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNISSULA Bismillahirrohmanirrohim BAB I Nama, Waktu dan Tempat Kedudukan, Azas Pasal 1 Nama Organisasi ini bernama Al-Jannatul Firdaus
Lebih terperinciImplementasi UU Keterbukaan Informasi Publik No. 14 Tahun BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
56 Selain wawancara, penulis juga membandingkan dengan hasil dokumen yang didapat selama di lapangan, guna mendapatkan informasi tentang gambaran yang lebih akurat. Selanjutnya, akan disajikan suatu analisa
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.370, 2010 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL. Keterbukaan Informasi Publik. PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 148/KA/VII/2010 TENTANG
Lebih terperinci2 keberadaannya, secara umum Public Relations adalah semua bentuk komunikasi yang terencana, baik itu kedalam maupun keluar, antara suatu organisasi d
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Public Relations sebagai salah satu divisi dalam sebuah organisasi atau perusahaan sangat penting keberadaanya, secara umum Public Relations adalah semua bentuk
Lebih terperinciANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA TAHUN 2017
ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES TAHUN 2017 BAB I VISI DAN MISI PASAL 1 VISI BERSATU, BERSINERGI, MEMBANGUN PASAL 2 MISI 1. MENINGKATKAN PERAN AKTIF SERTA KESOLIDAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kegiatan organisasi dan merupakan salah satu faktor pendukung dari keberhasilan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi memiliki peranan yang sangat penting dalam menjalankan kegiatan organisasi dan merupakan salah satu faktor pendukung dari keberhasilan suatu program
Lebih terperinciASOSIASI BADAN PENYELENGGARA PERGURUAN TINGGI SWASTA INDONESIA
Lampiran Keputusan Munas IV Asosiasi BP PTSI Nomor: 07/MUNAS-IV/2017 ASOSIASI BADAN PENYELENGGARA PERGURUAN TINGGI SWASTA INDONESIA ANGGARAN DASAR ASOSIASI BP PTSI PEMBUKAAN Bahwa sesungguhnya tugas mendidik
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU TAHUN : 2002 NOMOR : 52 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU NOMOR 25 TAHUN 2002 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH DAN SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sangat penting keberadaaannya, secara umum Public Relations adalah semua
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Humas sebagai salah satu divisi dalam sebuah organisasi atau perusahaan sangat penting keberadaaannya, secara umum Public Relations adalah semua bentuk komunikasi
Lebih terperinci