I. PENDAHULUAN Bidang Standardisasi-P3KRBiN. Alat ter. yang. Meuologi Radiasi khususnya di Sub

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "I. PENDAHULUAN Bidang Standardisasi-P3KRBiN. Alat ter. yang. Meuologi Radiasi khususnya di Sub"

Transkripsi

1 Prosiding Presentasi llmiah Keselamatan Radiasi dan Lingkungan X JfoteJ Kartika Chandra,.14 Vesember.2004 ANALISIS METODE INTEGRAL DAN DIFERENSIAL P ADA PENGUKURAN W AKTU P ARO 99mTc MENGGUNAKAN SISTEM PENCACAH KAMAR PENGION MERLIN GERIN Wijono dan Nazaroh Puslitbang Keselamatan Radiasi clan Biomedika Nuklir -BAT AN ABSTRAK ANALISIS METODE INTEGRAL DAN DIFERENSIAL P ADA PENGUKURAN W AKTU P ARO 99mTc MENGGUNAKAN SISTEM PENCACAH KAMAR PENGION MERLIN GERIN. Telah dilakukan analisis metode integral dan diferensial pada pengukuran waktu Faro 99mTc menggunakan sistem pencacah kamar pengion merlin gerin. Jenis radionuklida yang digunakan dalam pengukuran adalah 99mTc karena memiliki waktu peluruhan yang pendek (waktu Faro = 6,02 jam). Pengukuran metode diferensial dilakukan tanpa memasang rangkaian tambahan, namun pada pengukuran metode integral dilakukan dengan memasang rangkaian pokok tambahan berupa kapasitor elektrolit (6800 JiF; 16 V) dan resistor film karbon (2,2 ko; 1/2 W; :f: 5 %). Rangkaian tersebut berfungsi sebagai pengolah data keluaran elektrometer TR 8411 sebelum ditransfer ke sistem komputer oleh DMM Sanwa PC count/barb. Dari hasil pengukuran kedua metode tersebut dapat diketahui penyimpangan perhitungan masing-masing"lifirhadap teoritisnya. Metode integral memiliki penyimpangan 1,6 % dan metode diferensial 3,8 o/~", Hal ini menunjukkan bahwa pengukuran dengan metode integral memiliki akurasi data pengukuran yang lebih baik dibanding metode diferensial. ABSTRACT ANALYSIS OF INTEGRAL AND DIFFERENTIAL METHODS ON HALF-LIFE MEASURE- MENT OF 99mTc USING MERLIN GERIN COUNTING SYSTEM. Analysis of integral and differential methods on half-life measurement of 99mTc using merlin gerin counting system has. been carried out. 99mTc was used in this measurement because it has short half-life (half-life = 6.02 hour). The measurement of differential method was done without connecting additional circuit, but the measurement of integral method was done by connecting additional circuit: electrolyte capasitor (6800 ~F; 16 V) and carbon film resistor (2.2 ko; 1/2 W;:t 5 %). These circuit usedm output data aquitition of out-put electrometer TR 8411 before transfered to computer system by Sanwa DMM PC 100 of 4000 count/barb. From these measurements it was obtained that the difference of 99mTc half-life compared with the reference 1.6 % for integral and 3.8 % for differential method. It was shown that, integral method was better than differential method. I. PENDAHULUAN Bidang Standardisasi-P3KRBiN. Alat ter Elektrometer TR 8411 yang dirangkai pada sistem pencacah kamar pengion Merlin Germ merupakan salah satu jenis alat bantu pengukur arus yang memiliki peranan sangat renting di Bidang Meuologi Radiasi khususnya di Sub sebut sangat sensitif, jangkauan pengukuran arusnya luas, yaitu antara sl d 10-5 Ampere. Metode pengukuran arus yang diaplikasikan dalam sistem adalah metode diferensial, di mana pengukuran arus dilakukan setiap detik yang besarnya berbanding lurus dengan Inl

2 Prosiding Presentasi Ilmiah Keselamatan Radiasi dan Lingkungan X lfotej Kartika Chandra,.14 Vesember!J,O04 nilai aktivitas radionukjida yang diukur. Arus yang diukur terbentuk dari pengum,. pulan muatan per detik yaitu i = dq/ dt. Arus tersebut diperoleh dari keluaran elektrometer TR 8411 yang merupakan hasil penguatan sinyal detektor merlin gerin CPGB 1. Pengukuran arus dengan metode diferensial kadang menemui penyimpangan hasil (fluktuasinya cukup besar) terutama untuk pengukuran arus yang terlalu kecil «10-12 Ampere). Hal ini terjadi karena pengukuran dilakukan Sistem Pencacah Kamar Pengion Merlin Cerin' II. TEaRI Kapasistor merupakan alat penyimpan muatan listrik yang dibentuk dati dua permukaan (piringan) yang berhubungan, tetapi dipisahkan oleh suatu medium penyekat. Bila elektron berpisah dari satu plat ke plat yang lain akan menimbulkan Muatan ini disebabmuatan di antara plat-plat tersebut (medium penyekat) dalam waktu singkat (per detik) clan kan oleh loncatan muatan positif pada plat tegangan yang digunakan hanya sinyal. maksimum tanpa terikat satuan waktu yang panjang (dalam grafik berupa garis yang kehilangan elektron clan muatan negatif pada plat yang memperoleh elektron. Muatan (Q) diukur dalam sawall lures kontinyu). Untuk men~rangi coulomb dankapasitor yang memperoleh penyimpangan hasil pengukuran dengan metode diferensial maka diupayakan muatan listrik akan mempunyai tegangan antar terminal sebesar V dalam satuan pengukuran dengan metode integral, di volt. Kemampuan kapasitor untuk (C) dalam satuan farad, yang diukur bermana pen~kuran arus dilakukan dalam interval waktu yang panjang sehingga membentuk perbedaan muatan yang terkumpul selama periode tersebut akibat perubahan kenaikan tegangan. Integrasi arus selama kenaikan tegangan tersebut menyimpan muatan disebut kapasitansi dasarkan besar muatan yang dapat disimpan pada suatu kenaikan tegangan{l c ~ Q v (1 besarnya adalah i = (C..~V)/dt Ampere. Sebuah kapasitor berkapasitansi.1 farad Sebelumdiimplementasikan upaya pen~apabila muatan 1 coulomb dapat membuat rangan penyimpangan hasil pengukuran tegangannya naik sebesar 1 volt. Pada dengan sistem pencacah kamar pengion umumnya ukuran farad merupakan Merlin Gerin ini perlu dilakukan "Analisis satuan yang ter.lampau besar sehingga Metode Integral dan Diferensial padapengukuran digunakan satuan yang lebihkecil, yaitu Waktu ParD 99mTc nzenggunakan 359

3 Arus CR Prosiding Presentasi Ilmiah Keselamatan Radiasi dan Lingkungan X /iole! Kartika Chandra,.14 Vesember :J,O04 mikrofarad (JlF), nanofarad (nf) clan tegangan V 5 akan men~'ebabkan arus mengalir ke dalam salah satu sisi kapasitor clan ke luar dati sisi yang lain. Dengan adanya penyekat dielektris maka arus ini pikofarad (pf) Nilai total kapasitansi dari beberapa kapasitor dapat diperoleh dengan meng- dan atau kapasitor dihubungkan secara seri maka nilai kapasitansi total (Cs) akan semakin kecil. Demikian juga sebaliknya apabila beberapa kapasitor dihubungkan secara parallei maka nilai kapasitansinya (Cp) akan bertambah besar.[2] tidak tetap sehingga arus inenurun ketika pada kapasitor meninggi, sampai tegangan pada kapasitor (vc) = Vs ketika i = O. Grafik i clan Vc merupakan bentuk eksponensial (Gambar 2). Setelah selang waktu (T = CR detik), tegangan itu akan naik menjadi 0,63 Vs volt clan arusnya menjadi 0,37 Vs/R ampere. Hasil CR disebut konstanta 'lvaktu sirkit clan biasanya digunakan dalam sirkit penentuan waktu Dalam hukum ibu jari ditetapkan setelah 5 CR detik dapat dianggap bahwa tegangan pada kapasitor Garnbar Siklus aliran listrik pada kapasitor Kapasitor (C) dalam satuan farad yang dirangkai secara seri dengan saklar (5), 5umber tegangandc (Vs).dalam samail volt clan suatu resistor (R) dalam satuan ohm akan menunjukkan siklus aliran listrik (Gambar 1 Ketika saklar ditutup, (vc) besamya sarna dengan tegangan surnber dc (Vs) clan aliran arus listrik (i) sarna dengan no!. yang melewati kapasitor merupakan besarnyamuatan per detik, sehingga diperoleh hasil perkalian antara nilai kapasitansi (farad) dengan resistansi (ohm) yang merupakan konstantawaktu sirkit (detik). (1 t (detik: --.j Gambar 2. Grafik eksponensial tegangan kapasitor saat pengisian

4 ~ Prosiding Presentasi llmiah Keselamatan Radiasi dan Lingkungan X IIOteJ Kartika Chandra, :14 Vesember 2004 R = V..f Q C.R t.(3) (2) Berdasarkan hukum ohm V = I.R yang = Q.(5) Sehingga Vc(t) = (6) merupakan fungsi waktu (t) Facia kapasitar diperoleh persamaan sebagai berikut : Dari grafik gambar 3 dapat diambil perumusan arus (i) sebagai berikut v = Q don ~Q = I. ~t (4) C.~V c 1 :;; = C.(V2-V;) (7) ~t (/2-1\) Gambar 3. Integral arus kapasitor saat pengisian

5 Prosiding Presentasi Ilmiah Keselamatan Radiasi dan Lingkungan X I(oteJ Kartika Chandra,.14 Vesember :J,O04 Skema pengukuran metode integral selama periode tertentu Berdasarkan (Gambar 4) memperlihatkan bahwa besarnya aktivitas radionuklida sebanding dengan naiknya tegangan V 1 Hal ini rumus (7) besarnya i dapat dihitung dengan memasukkan nilai kapasitansi clan resistansi pada komponen C dan R terjadi karena dipicu oleh suplai dari Besamya arus yang terukur Facia metode sistem tegangan tinggi (HV) ke detektor CPGB 1. Selanjutnya tegangan V1 diperkuat sinyalnya oleh sistem preamplifier. ini merupakan perbedaan muatan yang terkumpul akibat perubahan kenaikan tegangan, yaitu : i = (C.~ V)/ dt ampere. Keluaran preamplifier ini dihubungkan Pada metode diferensial (Gambar 5), dengan kapasitor (C) dan resistor (R) pengukuran arusnya dilakukan secara secara serio Facia metode integral ini langsung dari keluaran preamplifier (V 2) pengukuran ares tidak dilakukan secara langsung, yaitu dilakukan dengan mengukill kenaikan tegangan V2 Facia kapasitor dengan sistem elektrometer. Arus tersebut terbentuk dati pengumpulan muatan perdetik, yaitu : i = dq/ dt ampere. Detektor Merlin Gerin CPGB 1 Gambar 5. Skema pengukuran Metode Diferensial.

6 Apabila Prasiding Presentasi lilniah Keselamatan Radiasi dan Lingkungan X Iio~altjka Chandra..14 Ve~mber :J,O04 0 Garnbar 6. Grafik eksponensial waktupeluruhan radionuklida vitas yang besarnya berkurang (meluruh) seiring perkembangan waktu. Waktu peluruhan dari radionuklida berbeda-beda (dalam orde jam, hari, bulan clan tahun) tergantung jenisnya. Oari Gambar 6 ditunjukkan besarnya aktivitas raja saat pengukuran (At) tergantung besarnya aktivitas awalnya.(aa), waktu paro (Xl/2) clan waktu peluruhaan (x). Dalam pengukuran aktivitas radionuklida biasanya menggunakan metode perbandingan ares yang merupakan implementasi dari reaksi aktivitas radionuklida melalui media peralatan detektor clan elektrometer. Hal ini dilakukan karena nilai arussebanding denganaktivitas radionuklida [3} Besarnya aktivitas radionuklida Sumber Radionuklida memiliki aktisetelah 6,02 jam hanya tinggal setengah dari aktivitas awalnya (Ao)[4].. Pengukuran dengan metode integral clan diferensialmemiliki kesamaan untuk mengetahui perbandingan nilai aruspada pengukuran pertama (il) clan ketiga {h). Selanjutnya dart kesebandingan arus il clan i3 dikonversi dengan kesebandingan nilai aktivitas radionuklida Al clan A3. il AI # (8) 1 3 A'\ aktivitas awal (Ao) clan waktu kalibrasi~(x} telah diketahui maka dapat dihitung nilai aktivitas pada pengukuran pertama sebesar At 'echnetium-99m (99ntTc) merupakan salah satu jenis radionuklida yang memiliki waktu para (Xl/2) selama 6,02 jam.

7 Prosiding Presentasi llmiah Keselamatan Radiasi dan Lingkungan X "", Hotel Kartika Chandra..14 Vesember :ldlj4 ~=Ao.e 1n2 X 1/2 (9) x~ = In 2.x In (A3 /~) (13) Sehingga setelah selang waktu yang sarna dengan waktu para (XY2) diperoleh nilai aktivitas kedua sebesar A3. A2 =AJ.e In 2 XI/2 In 2 (10) XI/2 AJ =~ e (11) Bila x = XIf2 maka AJ = ~ AI (12) Untuk mengetahui besarnya niiai waktu para hasil pengukuran dapat digunakan persamaan berikut III. TATAKERJA Skema rangkaian analisis metode integral clan diferensial pada pengukuran waktu paro 99mT C menggunakan sistem pencacah kamar pengion merlin gerin ditunjukkan dalam Gambar 7. Pada gambar tersebut dapat dilihat jenis-jenis kompo- nen elektronik clan alat yang digunakan. Bahan radionuklida yang diukur waktu, paronya adalah 99mTc; No Sertifikat QA- """ 004; Aktivitas : 79,6 mci/10 m1; Tgl Kalibrasi 'cc jam 10':33 WIB. Gambar 7. Skema Pengukuran metode Integral clan Diferensial 364

8 Prosiding Presentasi Ilmiah Keselamatan Radiasi dan Lingkungan X JIOteJ Kartika Chandra. 14 Vesember 2004 Detektor merlin gerin CPGB 1 disuplai tegangan dati HV Keithley sebesar 600 volt [5]. Dengan adanya sumber radionuklida di dalam detektor tersebut maka Tahap I dapat diperoleh reaksi sinyalnya clan ditransfer ke elektrometer advantest TR 8411 melalui preamplifier advantest TR sambungan komponen kapasitor clan resistor dengan saklar -5J clan 54. Pengukuran dilakukan dalam 3 tahap. identifikasi radionuklida. Tahap II menunjukkan kesebandingan arus terhadap waktu 8401/8411 [6].. Dalam display elektrometer untuk selang waktu antara aktivitas awal sinyal tersebut dapat diidentifikasi. Peralatan ini dilengkapi dengan dua buah keluaran, yaitu recorder-out 0~10 mv clan O~ 1000 m V. 5aklar 51 digunakan untuk memilih salah satu canelnya (b clan c). Setelah diperoleh salah satu canel yang diinginkan lalu dihubungkan dengan input Digital Multimeter Sanwa PC 100 agar sinyal keluarannya dapat diolah lebih lanjut ke sistem komputer dalam bentuk digital. dan grafik [7] kan dengan memasang rangkaian tambahan sebelum ditransfer ke input DMM an tambahan berfungsi untuk mengumpulkan muatan sinyal keluaran elektrometer per samail waktu smya Rangkaian tarnbahan tersebut berupa kapasitor elektrolit, resistor film karbon, sekring 1000!lA, saklar putar tunggal dan ganda. konstanta waktu Untuk memperoleh sirkit yang sesuai besamya arus maka dapat dipilih dan aktivitas separulmya. Sedangkan pada tahap III menunjukkan identifikasi V2 aktivitas awalnya. Pada tahap ini dilakukan Facia selang 3,01 jam setelah pengukuran tahap I. Hal ini dilakukan sesuai waktu para jenis radionuklida (99rnTc) yang digunakan. Pada pengukuran metode diferensial juga dilakukan dalam 3 tahap. Namun masing-masing tahap diambil sebuah data yang paling tengah dari waktu pengukuran integral di atas. Pada metode ini dilakukan Pengukuran metode integral dilakutanpa memasang rangkaian tambahan, sehingga keluaran dari elektrometer langsung disambungkan ke DMM Sanwa PC count/barb dengan Sanwa PC countf.barb. Rangkaikabel RG 58. Untuk mengalihkan saluran yang lamanya terrangkaian metode integral ke diferensial atau sebaliknya dapat dilakukan dengan gantung dari nilai kapasitansidan resistanmengubah posisi saklar 52. Sinyal yang telah diterima DMM Sanwa PC 100 lalu dilanjutkan ke sistem komputer Dalam sistem ini hasil dati kedua metode pengukuran tersebut di alas dapat Puslitbang Keselamatan Radiasi dan Biomedika Nuklir-Badan Tenaga NuklirNasional 365

9 Prosiding Presentasi lltniah Keselatnatan Radiasi dab LingkunganX JIOteJ Kartika Chandra, :14 Vesember ~O04 dilihat dan dievaluasi se' ta dicetak melalui media printemya. Setelah diperoleh kesebandingan nilai arus pada kedua metode, baik secara pengukuran maupun teori dapat dihitung nilai kesebandingan aktivitasnya dengan persamaan (8). Begitu juga besamya penyirnpangan data hasil pengukuran (y) dapat.: dihitung persamaan (13). IV. HASILDAN dengan PEMBAHASAN menggunakan Pengukuran metode integral dapat menghasilkan distribusi eksponensial data tegangan (V) terhadap waktu (t) dalam bentuk digital dan grafik. Oalam metode im terdapat beberapa canel pilihan komponen kapasitor clan resistor. Pilihan kapasitor meliputi C1 = 1000 J.1F, C2 = 2200 J.1F dan C3 = 6800 J.1F. Sedangkan pilihan resistor meliputi R1 = 560 0, R2 = dan R3 = 2200 O. Dari kombinasi pilihan kapasitor dan resistor diperoleh hasil perhitungan konstanta waktu sirkit. Konstanta waktu sirkit dihitung dengan persamaan 3, sehingga diperoleh habit perhitungan1;~ secara keseluruhan pada Tabell berikuf P' l ' 11 ban Resistor Tabell. Hasil perhitungan konstanta waktu sirkit dari kombinasi pilihan kapasitor clan resistor Pili4anKapasi~9r 0,56 detik 1,00 detik 2,20 detik 4,84 detik 14,96detik Dalam hukum ibu jari ditetapkan dari kapasitas ukurnya. Berdasarkan hasil bahwa setelah 5 CR (detik) tegangan pengukuran dengan DMM Sanwa PC 100 dinyatakan stabil clan sarna dengan tegangan keluaran elektrometer. Berdasarkan grafik pada Gambar 8 diperoleh At (selisih tl dan 12) yang memiliki nilai waktu tepat agar pengambilan posisi tl V dapat diambil dengan benar. Seperti halnya pada peralatan ukur lainnya yang memiliki akurasi paling baik apabila range pengukurannya di antara 20 % sid 80 % 4000 count/barb clan kesesuaian arus yang diukur maka dipilih canel yang memiliki susunan seri komponen kapasitor 6800 JlF clan resistor Pada posisi tersebut memiliki perkiraan tegangan kapasitor sebesar 5 CR = 74,8 detik pengukuran tahap I diperoleh grafik yang menampilkan kestabilan tegangan setelah 50 detik. Hal ini disebabkan karena 366

10 ~~ g~ lkan )engan --';-- i: Prosiding Presentasi llmiah Keselamatan Radiasi dan Lingkungan X IioteJ Kartika Chandra. 14 Vesember.2004 ~. dalam Tabel 2 Data hasil pengukuran nilai maksimum. Secara teoritis setelah selang waktu 6,02 jam aktivitasnya akan dengan metode Integral. Sedangkan bentuk grafik integral arus kapasitor terhadap waktu saat pengisian pada tahap I, II clan III secara utuh dimnjukkan dalam tinggal separuhnya, sehingga pada selama 50 detik. Gambar 6, 7 dan 8 Dari grafik tersebut pengukuran tahap selanjutnya akanl dapat dilihat bahwa pada saat start rnerniliki Ll V yang lebih kecil pada periode tidal memiliki yang sarna. Oleh karena itu pengukuran grafik (posisi dilakukan mengguna selangnilai tegangan clan arus tidak tepat pada posisi selisih tegangan (~V) diperoleh dati pengurangan nol) pada masing-masing tahap. Hal ini terjadi karena proses pengambilan data tegangan detik ke-ll terhadap tegangan tersebut hanya dilakukan secara manual, detik ke-40. demikian data yang diamhil iniadalah 60 % dari distribusi data raja posisi tengah. fal ill ditunjukkan di mana penekanan beberapa tombol ya.tlg harus dilakukan secara bersamaan. 'abel 2. Data hasil pengukuran waktu clan tegangan metode Integral 1000 r--.,--, I,~ ---r-. i- AM AM AM 3:56:01 AM Gambar 8. Grafik kenaikan tegangan versus wakfu pengukuran metodeintegral tahap I Uam 3:55:21 sl d 3:56:10 WIB) Puslitbang Kesc.iamatan Radiasi dan Biomedika Nuklir-Badan Tena a Nuklir Nasional?f17

11 IT r--~---~--~---~--, i I ~ " L "--_L_- I I I.I. I ---'---r--'---r-- I I, I,~!;--'; : : I I I.I I I.I I.-_" L " L - I I I, I I I, ~..,. I..,.,,,,,, I I L -' L -'-, I, I. I I,, I, I, I.I -_-' L -'. I I, I, I ---1 ",---,, It' t t t,,,, t L -' '..I,,,,,, t,, t,, t t, It' t " t,,,. '",.",." ---j r---,--- j---,---,---, t " '" I I, " '" I "" '" t "t..,, " "" "I' I I ",t t, 6:55:19 AM 655:29AM 6:55:39 AM 6:55:49 AM 6:55:59 AM Gambar 9. Grafik kenaikan tegangan versus waktu pengukuran metode integral tahap II Gam 6:55: 19 sl d 6:56:08 WIB) 400:J.I:: : :1 : : : I ; ; ; ;1' ; :...,., 2000 I~~~==+= -:-- -, ~--...~:;---: ~ " t, I, ,,---, ~ t,---, I,..,,,, ",', "",, " "" ---,- --, ---,-- -, --, ---,- --j- --,---,, " ""..,, " "" ",.,., I ",., I ".". ",. "" "" 955:33AM 95543AM 9:55:53 AM 9:56:03 AM 9:56:13 AM Gambar 10. Grafik kenaikan tegangan versus waktu pengukuran metode integral tahap III Gam 9:55:33 sl d 9:56:22 WIB) Tabe13 fasil perhitungan arus metode integral Pen~.t,uran 6~ I, I I..I I.I,, I,,, --r---,---j---,-, L_- ccc- SeIisihTegangan (L\ V) V 011 Selisil1w.ikfu (M) detik TahauI 1, ' Afus integral {..., \m.~myerej A...,y \ _~i~~ 0, ~= 0, Puslitbanq Keselamiitan Radiasi dun Biomedika Nuklir-Badan Tena9a Nuklif Nnsional.16R

12 165 V) ialam Tabe15. f.a, Hasil )esarnya 369 Prosiding Prese'ltasi Ilrniah Keselamatan Radiasi dan Lingkungan X Ifote! Kartika Chandra,.14 Vesember 2004 Berdasarkan '7 persamaan dapat III masing-masing dihitung dengan diketahui besarnya arus integral pada persamaan 9, 10 clan 11. Perhitungan masing-masing tahap seperti yang secara teori tersebut menggunakan referensi aktivitas awal (10 = 79,6 mci/l0 rni) ditunjukkan dalam Tabel 3. ari keseban- clingan nilai perhitungan arus integral clan waktu tersebut kemudian dapat diketahui nilai sertifikatnya. aktivitas perhitungan metode integral secara teori clan metode integral didengan persamaan 8. Sedangkan nilai tunjukkan dalam Tabel 4 sebagai berikut aktivitas secara teori untuk tahap IIdan Pengukuran metode diferensial menp;hasilkan distribusi data per detik. [asil pengukuranmetode ini ditunjukkan Tabel5, dimana distribusi tegangan stabil clan sebanding sesuai dengan peluruhan sumber radionuklida yang digunakan per sawall waktu. Sehingga hila ditampilkan dalam grafik berupa garis lufus. No W~~T" Data hasil pengukuran dengan metode diferensial ~hapl ;; c (l ~s'~" A' c -~ X ) "~~ I '. IB 3:55:45 ' ~~ ~~~ I'c 230 :~,Y~~T c ': T;'L ~~l~p II x' ",~s;~ l~a ' ",)" ' ; ;c' ~'" Tahaulll W'1 ;; aklu ArUs (' (WIB) x '1n;sA) 1 ~~ u~n, 'I 9:55:57 I 118 I 9:55:5S--r arus diferensial pada masing. aktivitas hitungan abel tersebut juga rnenunjukkan nya dengan persarnaan 8. per- metode diferensial tahap, sehingga dati hasil tersebut ditunjukkan daiarntabel6 berikut. kemudian dapat. diketahui nilai aktivitas-

13 ~! 1. Tabel6. Hasil perhitungan aktivitas secara teori clan metode diferensial Dari basil perhitungan aktivitas teori, waktu para metode integral selama 6,1190 metocle integral clan diferensial pacla tahap jam clan diferensial selama 6,2523 jam I, II clan III, maka clapat dihitung nilai (Tabel 7). Dari hasil tersebut diketahui waktu paro pada masing-masing metode dengan persamaan 13. radianuklida Apabila sumber yang digunakan dianggap murni 99mTc standard dengan waktu para 6,02 jam, maka diperoleh hasil perhitungan nilai penyimpangan waktu para metode integral clan diferensial.t~rhadap perhitungan teori masing-masing adalah 'r; 1,6% da.113,8%. Tabel7. Hasil perhitungan teori, metode integraldan diferensial waktu para 99mTc Teori 6,0200 0,0000 0,0000 Metode Integral 6,1190 0,0990.1,6 Metode Diferensial 6,2523 0,2323 3,8 V. SIMPULAN Pengukuran aktivitas radionuklida metode integral dilakukan secara tidak langsung clan menggunakan komponen tambahan pokok berupa kapasitor dan resistor yang dihubungkan secara seri 2. Pengukuran aktivitas radionuklida metode diferensial dilakukan secara langsung tanpa menggunakan komponen tambahan sehingga nilai kesebandingan arus langsung dapat diketahui 3. Dari kedua metode pengukuran diketahui bahwa metode integral memiliki akurasi hasil pengukuran -Puslitbang Keselamatan Radiasi dan Biomedika Nuklir-Badan Tenaga Nuklir Nasional 370

14 ADVANTEST 'R 12. Prosiding Presentasi llmiah Keselamatan Radiasi dan Lingkungan X lfotej Kartika Chandra, :14 l)esember 2004 yang lebih baik dibanding pengukuran dengan metode diferensial. DAFf AR PUST AKA 1 BARRY WOOLLARD, Practical Electro- nics, McGraw-Hill Book Company, NOEL M. MORIS, Electrical and Electronic Principles, A long man grup company first publised in great Britain, A Handbook of Radioactivity Measureents l:>rocedures, NCRP Report l'jo. 58, I edition, ICRP Publication 38, Radionuclide Transformations Energy and intensity of Ermssions. 5 CAMPBELL L, et.al, Nuclear Instrument Methods, Instruction Manual Electrometer Jawab: 1 Dalam analisis metode integral clan diferensial menggunakan 99m T c karena waktu paronya pendek (sebesar 6,02 jam), sehingga proses pengukuran dapat dilakukan lebih cepat clan akurat. Sedangkan jenis radionuklida yang lain (tersedia), rata-rata memiliki waktu paro yang 2. panjang (orde tahunjratusan tahun). Metode pengukuran integral clan diferensial dapatjbisa dilakukan dengan suatu sistem komputasi, yaitu melalui suatu hardware clan software yang dirancang khusus. Hardware tersebut terdiri dari CPU, monitor, keyboard, mouse clan kelengkapannya, sedangkan software berupa program pengolah data yang di desain secara terpisah antara metode integral clan diferensial. 8411, Instruction Manual DMMLink PC 100, Sanwa Elektric Instrument Co., Ltd DISKUSI Asep Setiawan(P3KRBiN-BATAN) Apa alasan analisis metode integral & diferensial menggunakan 99mTc? Mengapa tidak menggunakan jenis radionuklida yang lain? Apakah metode pengukuran integral & diferensial tersebut dapat dilakukan dengan suatu sistem komputasi? Puslitbang Keselamatan Radiasidan Biomedika Nuklir-Bad(Zn Tenaga Nuklir Nasional 371

PENENTUAN CALIBRATION SETTING DOSE CALIBRATOR CAPINTEC CRC-7BT UNTUK Ce-139

PENENTUAN CALIBRATION SETTING DOSE CALIBRATOR CAPINTEC CRC-7BT UNTUK Ce-139 252 Prosiding Pertemuan Ilmiah XXIV HFI Jateng & DIY, Semarang 10 April 2010 hal. 252-257 PENENTUAN CALIBRATION SETTING DOSE CALIBRATOR CAPINTEC CRC-7BT UNTUK Ce-139 Holnisar, Hermawan Candra, Gatot Wurdiyanto

Lebih terperinci

Pengembangan Metode Pengukuran Aktivitas 226 Ra, 137 Cs dan 60 Co menggunakan Pencacah Kamar Pengion Detektor Merlin Gerin CPGB 1

Pengembangan Metode Pengukuran Aktivitas 226 Ra, 137 Cs dan 60 Co menggunakan Pencacah Kamar Pengion Detektor Merlin Gerin CPGB 1 60 Wijono, dkk / Pengembangan Metode Pengukuran Aktivitas 6 Ra, 37 Cs dan menggunakan Pencacah Kamar Pengembangan Metode Pengukuran Aktivitas 6 Ra, 37 Cs dan menggunakan Pencacah Kamar Pengion Detektor

Lebih terperinci

MEMPELAJARI WAKTU PARO 141Ce DAN PENGARUH ABSORBER ALUMINIUM, STAINLESS STEEL, TEMBAGA SERT A KUNINGAN

MEMPELAJARI WAKTU PARO 141Ce DAN PENGARUH ABSORBER ALUMINIUM, STAINLESS STEEL, TEMBAGA SERT A KUNINGAN Prasiding Presentasi llmiah Keselana:atan Radiasi dan Lingkungan X Itotel Kaltika Chandra..14 Vesember ~Ot)4 MEMPELAJARI WAKTU PARO 141Ce DAN PENGARUH ABSORBER ALUMINIUM, STAINLESS STEEL, TEMBAGA SERT

Lebih terperinci

Nurnian Rajagukguk dan Tuyono Puslitbang Keselamatan Radiasi clan Biomedika Nuklir -BAT AN. I. PENDAHULUAN diafragma pengatur berkas radiasi dari

Nurnian Rajagukguk dan Tuyono Puslitbang Keselamatan Radiasi clan Biomedika Nuklir -BAT AN. I. PENDAHULUAN diafragma pengatur berkas radiasi dari Prosiding Presentasi llmiah Keselamatan Radiasi dan Lingkungan X liotel Kartika Chandra. 14 Vesember 2004 KALIBRASI ALAT UKUR RADIASI DOSE AREA-PRODUCT Nurnian Rajagukguk dan Tuyono Puslitbang Keselamatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kapasitor Kapasitor banyak digunakan dalam sirkuit elektronik dan mengerjakan berbagai fungsi. Pada dasarnya kapasitor merupakan alat penyimpan muatan listrik yang dibentuk

Lebih terperinci

BAB II. Dasar Teori. = muatan elektron dalam C (coulombs) = nilai kapasitansi dalam F (farad) = besar tegangan dalam V (volt)

BAB II. Dasar Teori. = muatan elektron dalam C (coulombs) = nilai kapasitansi dalam F (farad) = besar tegangan dalam V (volt) BAB I Pendahuluan Kapasitor (Kondensator) yang dalam rangkaian elektronika dilambangkan dengan huruf C adalah suatu alat yang dapat menyimpan energi/muatan listrik di dalam medan listrik, dengan cara mengumpulkan

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK KAPASITOR M. Raynaldo Sandita Powa ( )

KARAKTERISTIK KAPASITOR M. Raynaldo Sandita Powa ( ) KARAKTERISTIK KAPASITOR M. Raynaldo Sandita Powa (20020047) Program Pendidikan Fisika Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Surya, Tangerang 204. Pendahuluan Pada percobaan kali ini, akan dilakukan

Lebih terperinci

KAPASITOR DAN INDUKTOR

KAPASITOR DAN INDUKTOR KAPASITOR DAN INDUKTOR Oleh : Risa Farrid Christianti, ST.,MT. Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom Purwokerto PENDAHULUAN Kapasitor dan Induktor merupakan komponen/elemen pasif dari rangkaian elektronik

Lebih terperinci

Rangkaian Listrik. Modul Praktikum. A. AVO Meter

Rangkaian Listrik. Modul Praktikum. A. AVO Meter Modul Praktikum Rangkaian Listrik A. AVO Meter Avometer berasal dari kata AVO dan meter. A artinya ampere, untuk mengukur arus listrik. V artinya voltase, untuk mengukur voltase atau tegangan. O artinya

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERACAGA SISTEM Pada bab ini penulis akan menjelaskan mengenai perencanaan modul pengatur mas pada mobile x-ray berbasis mikrokontroller atmega8535 yang meliputi perencanaan dan pembuatan rangkaian

Lebih terperinci

PROGRAM KOMPUTER UNTUK MENGHITUNG AKTIVITAS CUPLIKAN SISTEM PENCACAH KAMAR PENGION MERLIN GERIN

PROGRAM KOMPUTER UNTUK MENGHITUNG AKTIVITAS CUPLIKAN SISTEM PENCACAH KAMAR PENGION MERLIN GERIN ISSN 1410-6957 PROGRAM KOMPUTER UNTUK MENGHITUNG AKTIVITAS CUPLIKAN SISTEM PENCACAH KAMAR PENGION MERLIN GERIN Prajitno Puslitbang Teknologi Maju-BATAN Jl. Babarsari Kotak Pos 6101 ykbb, Yogyakarta 55281

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, pengukuran resistivitas dikhususkan pada bahan yang bebentuk silinder. Rancangan alat ukur ini dibuat untuk mengukur tegangan dan arus

Lebih terperinci

MEMPERSEMBAHKAN. Kelompok. Achmad Ferdiyan R Anne Farida R U ( ) ( )

MEMPERSEMBAHKAN. Kelompok. Achmad Ferdiyan R Anne Farida R U ( ) ( ) MEMPERSEMBAHKAN Kelompok Achmad Ferdiyan R Anne Farida R U (0602421) (0605860) Problem 1 : Pengisian kapasitor Problem 2 : Kapasitor disusun seri dan paralel Problem 3 : Pengaruh hambatan terhadap waktu

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei Adapun tempat

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei Adapun tempat III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei 2012. Adapun tempat pelaksanaan penelitian ini adalah di Laboratorium Elektronika Dasar

Lebih terperinci

DASAR PENGUKURAN LISTRIK

DASAR PENGUKURAN LISTRIK DASAR PENGUKURAN LISTRIK OUTLINE 1. Objektif 2. Teori 3. Contoh 4. Simpulan Objektif Teori Tujuan Pembelajaran Mahasiswa mampu: Menjelaskan dengan benar mengenai prinsip dasar pengukuran. Mengukur arus,

Lebih terperinci

ABSTRAK. PENDAHULUAN hasil produksi, teknologi nuklir dapat ABSTRACT

ABSTRAK. PENDAHULUAN hasil produksi, teknologi nuklir dapat ABSTRACT ABSTRACT KALIBRASI MONITOR RADIASI SECARA IN SITU MENGGUNAKAN SUMBER 137CS Gatot Wurdiyanto, C. Tuti Budiantari dan Agung Nugroho Puslitbang Keselamatan Radiasi clan Biomedika Nuklir -BAT AN ABSTRAK KALIBRASI

Lebih terperinci

E 8 Pengisian dan Pengosongan Kapasitor

E 8 Pengisian dan Pengosongan Kapasitor E 8 Pengisian dan Pengosongan Kapasitor 1. Tujuan Praktikum Praktikum ini bertujuan untuk mempelajari proses pengisian dan pengosongan muatan listrik pada kapasitor elektrolit. Beberapa hal yang akan dipelajari

Lebih terperinci

DAN RANGKAIAN AC A B A. Gambar 4.1 Berbagai bentuk isyarat penting pada sistem elektronika

DAN RANGKAIAN AC A B A. Gambar 4.1 Berbagai bentuk isyarat penting pada sistem elektronika + 4 KAPASITOR, INDUKTOR DAN RANGKAIAN A 4. Bentuk Gelombang lsyarat (signal) Isyarat adalah merupakan informasi dalam bentuk perubahan arus atau tegangan. Perubahan bentuk isyarat terhadap fungsi waktu

Lebih terperinci

JOB SHEET 6 LISTRIK DAN ELEKTRONIKA DASAR KONDENSATOR. OLEH: MOCH. SOLIKIN, M.Kes IBNU SISWANTO, M.Pd.

JOB SHEET 6 LISTRIK DAN ELEKTRONIKA DASAR KONDENSATOR. OLEH: MOCH. SOLIKIN, M.Kes IBNU SISWANTO, M.Pd. JOB SHEET 6 LISTRIK DAN ELEKTRONIKA DASAR KONDENSATOR OLEH: MOCH. SOLIKIN, M.Kes (m.sol@uny.ac.id) IBNU SISWANTO, M.Pd. (ibnusiswanto@uny.ac.id) PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF FAKULTAS TEKNIK No. JST/OTO/OTO

Lebih terperinci

A. Kompetensi Mengukur beban R, L, C pada sumber tegangan DC dan AC

A. Kompetensi Mengukur beban R, L, C pada sumber tegangan DC dan AC Revisi : 01 Tgl : 1 Maret 2008 Hal 1 dari 8 A. Kompetensi Mengukur beban R, L, C pada sumber tegangan DC dan AC B. Sub Kompetensi 1. Mengukur besarnya arus dan daya pada beban RLC pada sumber tenaga tegangan

Lebih terperinci

KAJIAN WAKTU PARO 90 Sr MENGGUNAKAN ALAT UKUR STANDAR DOSIMETER FARMER NE 2570/B DAN NE2570/A

KAJIAN WAKTU PARO 90 Sr MENGGUNAKAN ALAT UKUR STANDAR DOSIMETER FARMER NE 2570/B DAN NE2570/A Gatot Wurdiyanto, dkk. ISSN 0216-3128 27 KAJIAN WAKTU PARO 90 Sr MENGGUNAKAN ALAT UKUR STANDAR DOSIMETER FARMER NE 2570/B DAN NE2570/A Gatot Wurdiyanto, Sri Inang Sunaryati dan Susetyo Trijoko Puslitbang

Lebih terperinci

12/26/2006 PERTEMUAN XIII. 1. Pengantar

12/26/2006 PERTEMUAN XIII. 1. Pengantar PERTEMUAN XIII RANGKAIAN DC KAPASITIF DAN INDUKTIF 1. Pengantar Jika sebuah rangkaian terdiri dari sebuah kapasitor dan induktor, beberapa energi dari sumber dapat disimpan dan energi tersimpan tersebut

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA No. LST/EKO/EKO221/11 Revisi : 01 31 Oktober 2011 Hal 1 dari 8 A. Kompetensi Setelah melakukan praktik, mahasiswa memiliki kompetensi mampu memahami karakteristik motor-motor listrik 1 phasa. B. Sub Kompetensi

Lebih terperinci

BAB I TEORI RANGKAIAN LISTRIK DASAR

BAB I TEORI RANGKAIAN LISTRIK DASAR BAB I TEORI RANGKAIAN LISTRIK DASAR I.1. MUATAN ELEKTRON Suatu materi tersusun dari berbagai jenis molekul. Suatu molekul tersusun dari atom-atom. Atom tersusun dari elektron (bermuatan negatif), proton

Lebih terperinci

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISA 50 BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISA Pengukuran dan analisa dilakukan untuk mengetahui apakah rancangan rangkaian yang telah dibuat bekerja sesuai dengan landasan teori yang ada dan sesuai dengan tujuan pembuatan

Lebih terperinci

PROGRAM KOMPUTER UNTUK MENGHITUNG AKTI- VITAS CUPLIKAN SISTEM PENCACAH KAMAR PENGION MERLIN GERIN

PROGRAM KOMPUTER UNTUK MENGHITUNG AKTI- VITAS CUPLIKAN SISTEM PENCACAH KAMAR PENGION MERLIN GERIN 40 ISSN 0216-3128 Prajitno PROGRAM KOMPUTER UNTUK MENGHITUNG AKTI- VITAS CUPLIKAN SISTEM PENCACAH KAMAR PENGION MERLIN GERIN Prajitno Puslitbang Teknologi Maju-BATAN ABSTRAK PROGRAM KOMPUTER UNTUK MENGHITUNG

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Umum Untuk menjaga agar faktor daya sebisa mungkin mendekati 100 %, umumnya perusahaan menempatkan kapasitor shunt pada tempat yang bervariasi seperti pada rel rel baik tingkat

Lebih terperinci

Praktikum Rangkaian Elektronika MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKRONIKA

Praktikum Rangkaian Elektronika MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKRONIKA MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKRONIKA DEPARTEMEN ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK 2010 MODUL I DIODA SEMIKONDUKTOR DAN APLIKASINYA 1. RANGKAIAN PENYEARAH & FILTER A. TUJUAN PERCOBAAN

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA LAB SHEET INSTRUMENTASI

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA LAB SHEET INSTRUMENTASI No.LST/TE/EKA5228/06 Revisi : 00 Tgl: 8 Sept 2015 Hal 1 dari 5 1. Kompetensi : Menjelaskan karakteristik dan kalibrasi rangkaian sensor suhu LM 335 2. Sub Kompetensi : 1) Menggambarkan kurva karakteristik

Lebih terperinci

AVOMETER 1 Pengertian AVO Meter Avometer berasal dari kata AVO dan meter. A artinya ampere, untuk mengukur arus listrik. V artinya voltase, untuk

AVOMETER 1 Pengertian AVO Meter Avometer berasal dari kata AVO dan meter. A artinya ampere, untuk mengukur arus listrik. V artinya voltase, untuk AVOMETER 1 Pengertian AVO Meter Avometer berasal dari kata AVO dan meter. A artinya ampere, untuk mengukur arus listrik. V artinya voltase, untuk mengukur voltase atau tegangan. O artinya ohm, untuk mengukur

Lebih terperinci

Conductor dan Dielektrik

Conductor dan Dielektrik Conductor dan Dielektrik Pendahuluan Sebuah kapasitor adalah perangkat yang menyimpan muatan listrik. Kapasitor bervariasi dalam bentuk dan ukuran, tetapi konfigurasi dasar adalah dua konduktor yang membawa

Lebih terperinci

EKSPERIMEN SPEKTROSKOPI RADIASI ALFA

EKSPERIMEN SPEKTROSKOPI RADIASI ALFA Laporan Praktikum Fisika Eksperimental Lanjut Laboratorium Radiasi PERCOBAAN R4 EKSPERIMEN SPEKTROSKOPI RADIASI ALFA Dosen Pembina : Herlik Wibowo, S.Si, M.Si Septia Kholimatussa diah* (080913025), Mirza

Lebih terperinci

Breadboard Breadboard digunakan untuk membuat dan menguji rangkaian-rangkaian elektronik secara cepat, sebelum finalisasi desain rangkaian dilakukan.

Breadboard Breadboard digunakan untuk membuat dan menguji rangkaian-rangkaian elektronik secara cepat, sebelum finalisasi desain rangkaian dilakukan. Modul 1 Peralatan Peralatan yang akan digunakan pada Praktikum Rangkaian Elektronika adalah: Breadboard Power Supply Multimeter LCR Meter Oscilloscope Function generator Breadboard Breadboard digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemasangan atau pembuatan barang-barang elektronika dan listrik.

BAB I PENDAHULUAN. pemasangan atau pembuatan barang-barang elektronika dan listrik. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengukuran merupakan suatu aktifitas dan atau tindakan membandingkan suatu besaran yang belum diketahui nilainya atau harganya terhadap besaran lain yang sudah diketahui

Lebih terperinci

RANCANGAN BANGUN PENGUBAH SATU FASA KE TIGA FASA DENGAN MOTOR INDUKSI TIGA FASA

RANCANGAN BANGUN PENGUBAH SATU FASA KE TIGA FASA DENGAN MOTOR INDUKSI TIGA FASA Yogyakarta, 0 Nopember 2007 RANCANGAN BANGUN PENGUBAH SATU FASA KE TIGA FASA DENGAN MOTOR INDUKSI TIGA FASA Sofian Yahya, Toto Tohir Jurusan Teknik Elektro, Program Studi Teknik Listrik, Politeknik Negeri

Lebih terperinci

Bab 5. Pengujian Sistem

Bab 5. Pengujian Sistem Bab 5. Pengujian Sistem Pada bab berikut berisi langkah-langkah Pengujian Sistem Maximum Power Point Tracking Panel Surya Gama Solar 50P-36 dengan Buck Converter LM2596. Saat pengujian sistem terdiri dari

Lebih terperinci

I. Tujuan Praktikum. kapasitor. muatan listrik pada kapasitor. 1. Mengetahui bentuk dan jenis Kapasitor.

I. Tujuan Praktikum. kapasitor. muatan listrik pada kapasitor. 1. Mengetahui bentuk dan jenis Kapasitor. SRI SUPATMI,S.KOM I. Tujuan Praktikum 1. Mengetahui bentuk dan jenis Kapasitor. 2.Mengetahui cara membaca nilai kapasitansi suatu kapasitor. 3.Memahami prinsip pengisian dan pengosongan muatan listrik

Lebih terperinci

un KARAKTERISTIK ADAPTOR UNIVERSAL MODEL SYK-SOO MENGGUNAKAN DMM SANWA PC 100,4000 COUNTIBARB GRAPH

un KARAKTERISTIK ADAPTOR UNIVERSAL MODEL SYK-SOO MENGGUNAKAN DMM SANWA PC 100,4000 COUNTIBARB GRAPH Prosiding Perlemuan dan Presenlasi Ilmiah Fungsional Pengembangan Teknologi Nuklir 1 Jakarla, 12 Desember 2007 ISSN: 1978-9971 un KARAKTERISTIK ADAPTOR UNIVERSAL MODEL SYK-SOO MENGGUNAKAN DMM SANWA PC

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM SISTEM PENGUKURAN (TKF 2416) LAB. SENSOR & TELEKONTROL LAB. TEKNOLOGI ENERGI NUKLIR LAB. ENERGI TERBARUKAN

MODUL PRAKTIKUM SISTEM PENGUKURAN (TKF 2416) LAB. SENSOR & TELEKONTROL LAB. TEKNOLOGI ENERGI NUKLIR LAB. ENERGI TERBARUKAN MODUL PRAKTIKUM SISTEM PENGUKURAN (TKF 2416) LAB. SENSOR & TELEKONTROL LAB. TEKNOLOGI ENERGI NUKLIR LAB. ENERGI TERBARUKAN JURUSAN TEKNIK FISIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2014

Lebih terperinci

Komponen dan RL Dasar

Komponen dan RL Dasar Komponen dan RL Dasar Rangkaian Listrik 1 (TKE131205) Program Studi Teknik Elektro, Unsoed Iwan Setiawan 1/91 Kuantitas. 2/91 Angka. 3/91 Satuan? Satuan dan skala. 5/91 Ukuran sebuah

Lebih terperinci

Laporan Praktikum Pengukuran Tegangan AC dan DC Via Arduino (Wattmeter)

Laporan Praktikum Pengukuran Tegangan AC dan DC Via Arduino (Wattmeter) Laporan Praktikum Pengukuran Tegangan AC dan DC Via Arduino (Wattmeter) Ahmad Fauzi#1, Ahmad Khafid S *2, Prisma Megantoro #3 #Metrologi dan Instrumentasi, Sekolah Vokasi, Universitas Gadjah Mada, Jln.

Lebih terperinci

PERTEMUAN II KONSEP DASAR ELEMEN-ELEMEN RANGKAIAN LISTRIK

PERTEMUAN II KONSEP DASAR ELEMEN-ELEMEN RANGKAIAN LISTRIK PERTEMUAN II KONSEP DASAR ELEMEN-ELEMEN RANGKAIAN LISTRIK PERTEMUAN II KONSEP DASAR ELEMEN-ELEMEN RANGKAIAN LISTRIK 1. Konsep Dasar a. Arus dan Rapat Arus Sebuah arus listrik i dihasilkan jika sebuah

Lebih terperinci

Konduktor dan isolator

Konduktor dan isolator Konduktor dan isolator Arus listrik adalah nama yang diberikan untuk aliran elektronelektron (atau pembawa (carrier) muatan negatif). Elektronelektron berputar (to orbit) mengelilingi inti (nucleus) atom.

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN LISTRIK

MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN LISTRIK MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN LISTRIK LABORATORIUM KOMPUTER FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS SRIWIJAYA P a g e 2 UniversitasSriwijaya FakultasIlmuKomputer Laboratorium 2015 SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2008

Lebih terperinci

TOPIK 4. Kapasitansi. Fisika Dasar II TIP, TP, UGM 2009 Ikhsan Setiawan, M.Si.

TOPIK 4. Kapasitansi. Fisika Dasar II TIP, TP, UGM 2009 Ikhsan Setiawan, M.Si. TOPIK 4 Kapasitansi Fisika Dasar II TIP, TP, UGM 2009 Ikhsan Setiawan, M.Si. ikhsan_s@ugm.ac.id http://setiawan.synthasite.com 2 Kapasitansi Definisi kapasitansi Kapasitansi beragam jenis kapasitor Kombinasi

Lebih terperinci

SEMIKONDUKTOR. Komponen Semikonduktor I. DIODE

SEMIKONDUKTOR. Komponen Semikonduktor I. DIODE SEMIKONDUKTOR Komponen Semikonduktor Di dunia listrik dan elektronika dikenal bahan yang tidak bisa mengalirkan listrik (isolator) dan bahan yang bisa mengalirkan listrik (konduktor). Gbr. 1. Tingkatan

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA LAB SHEET RANGKAIAN LISTRIK. Pengisian dan Pengosongan Kapasitor dan Induktor

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA LAB SHEET RANGKAIAN LISTRIK. Pengisian dan Pengosongan Kapasitor dan Induktor Revisi : 01 Tgl : 1 Maret 2008 Hal 1 dari 5 A. Kompetensi Menggambarkan grafik pengisian dan pengosongan kapasitor dan induktor maupun pengaruh R dan C. B. Sub Kompetensi 1. Menggambarkan grafik pengisian

Lebih terperinci

PENGUKURAN LEVEL PERMUKAAN CAIRAN DENGAN PRINSIP KAPASITANSI MENGGUNAKAN PLAT SEJAJAR

PENGUKURAN LEVEL PERMUKAAN CAIRAN DENGAN PRINSIP KAPASITANSI MENGGUNAKAN PLAT SEJAJAR PENGUKURAN LEVEL PERMUKAAN CAIRAN DENGAN PRINSIP KAPASITANSI MENGGUNAKAN PLAT SEJAJAR Paolinus, Aprianus,Andreas Setiawan Fakultas Sains dan Matematika, Pendidikan Fisika Universtias Kristen Satya Wacana.

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISIS DATA Kalibrasi IDAC sebagai pembangkit tegangan bias

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISIS DATA Kalibrasi IDAC sebagai pembangkit tegangan bias BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISIS DATA 4.1. Kalibrasi Sistem CV Meter Kalibrasi yang dilakukan meliputi kalibrasi IDAC, IDAC1, Vstep dan ADC. IDAC yang digunakan mempunyai resolusi 8 bit dengan arus skala

Lebih terperinci

Komponen dan RL Dasar

Komponen dan RL Dasar Komponen dan RL Dasar Rangkaian Listrik 1 (TKE131205) Jurusan Teknik Elektro, Unsoed Iwan Setiawan Rangkaian Listrik 1 (TKE131205) Jurusan Teknik Elektro, Unsoed 1/91 Kuantitas.

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN RANGKAIAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN RANGKAIAN BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN RANGKAIAN 3.1. Blok Diagram Sistem Untuk mempermudah penjelasan dan cara kerja alat ini, maka dibuat blok diagram. Masing-masing blok diagram akan dijelaskan lebih rinci

Lebih terperinci

DIODA SEBAGAI PENYEARAH (E.1) I. TUJUAN Mempelajari sifat dan penggunaan dioda sebagai penyearah arus.

DIODA SEBAGAI PENYEARAH (E.1) I. TUJUAN Mempelajari sifat dan penggunaan dioda sebagai penyearah arus. DIODA SEBAGAI PENYEARAH (E.1) I. TUJUAN Mempelajari sifat dan penggunaan dioda sebagai penyearah arus. II. DASAR TEORI 2.1 Pengertian Dioda Dioda adalah komponen aktif bersaluran dua (dioda termionik mungkin

Lebih terperinci

3. Memahami konsep kelistrikan dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari

3. Memahami konsep kelistrikan dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari mempelajari tentang muatan listrik bergerak (arus listrik) arus listrik aliran muatan positif yang mengalir dari potensial tinggi ke potensial rendah besar arus listrik dinyatakan dengan kuat arus listrik

Lebih terperinci

Multimeter sebagai voltmeter dan amperemeter

Multimeter sebagai voltmeter dan amperemeter BAB I PENDAHULUAN Multimeter sebagai voltmeter dan amperemeter 1.1 Tujuan pecobaan Setelah melakukan percobaan ini anda diharapkan dapat : 1. Melediki pengaruh tahanan dalam voltmeter pada pengukuran tegangan

Lebih terperinci

PENENTUAN CALIBRATOR SETTING CAPINTEC CRC-7BT UNTUK SAMARIUM-153

PENENTUAN CALIBRATOR SETTING CAPINTEC CRC-7BT UNTUK SAMARIUM-153 YOGYAKARTA, 16 NOVEMBER 011 PENENTUAN CALIBRATOR SETTING CAPINTEC CRC-7BT UNTUK SAMARIUM-153 Wijono, Gatot Wurdiyanto Pustek Keselamatan dan Metrologi Radiasi - BATAN, Jl.Lebak Bulus No.49 Jakarta, 1440

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN AMMETER DC TIPE NON-DESTRUCTIVE BERBASIS MIKROKONTROLER ATmega8535 DENGAN SENSOR EFEK HALL ACS712

RANCANG BANGUN AMMETER DC TIPE NON-DESTRUCTIVE BERBASIS MIKROKONTROLER ATmega8535 DENGAN SENSOR EFEK HALL ACS712 RANCANG BANGUN AMMETER DC TIPE NON-DESTRUCTIVE BERBASIS MIKROKONTROLER ATmega8535 DENGAN SENSOR EFEK HALL ACS712 Dwi Cahyorini Wulandari, Wildian Jurusan Fisika FMIPA Universitas Andalas Kampus Unand,

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM. Bab ini menjelaskan tentang pengujian program yang telah direalisasi.

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM. Bab ini menjelaskan tentang pengujian program yang telah direalisasi. BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM Bab ini menjelaskan tentang pengujian program yang telah direalisasi. Tujuan pengujian ini adalah untuk mengetahui apakah program yang telah direalisasi sesuai dengan

Lebih terperinci

05D Peralatan apakah yang kita gunakan untuk mengukur arus listrik? A. ohmmeter B. wavemeter C. voltmeter D. ammeter

05D Peralatan apakah yang kita gunakan untuk mengukur arus listrik? A. ohmmeter B. wavemeter C. voltmeter D. ammeter Dasar-Dasar Listrik Prefiks Metric, sp. pico, nano, micro, milli, centi, kilo, mega, giga Konsep, unit dan pengukuran arus, tegangan Konsep kumparan dan insulator Konsep rangkaian yang tersambung dan terputus

Lebih terperinci

PEMBUATAN ALAT UKUR JARAK BERBASIS PC MENGGUNAKAN SENSOR GP2D12 MELALUI SERIAL PORT. Dwi Riyadi M

PEMBUATAN ALAT UKUR JARAK BERBASIS PC MENGGUNAKAN SENSOR GP2D12 MELALUI SERIAL PORT. Dwi Riyadi M PEMBUATAN ALAT UKUR JARAK BERBASIS PC MENGGUNAKAN SENSOR GP2D12 MELALUI SERIAL PORT Dwi Riyadi M0203025 Jurusan Fisika. Fakultas MIPA. Universitas Sebelas Maret Abstrak Dalam penelitian ini telah dirancang

Lebih terperinci

Pengantar Rangkaian Listrik

Pengantar Rangkaian Listrik Pengantar Rangkaian Listrik Slide-01 Ir. Agus Arif, MT Semester Gasal 2016/2017 1 / 28 Materi Kuliah 1 Pendahuluan Perkenalan Rangkaian Listrik Pemecahan Problem Sistem Satuan 2 Definisi Besaran Listrik

Lebih terperinci

APLIKASI ATMEGA 8535 DALAM PEMBUATAN ALAT UKUR BESAR SUDUT (DERAJAT)

APLIKASI ATMEGA 8535 DALAM PEMBUATAN ALAT UKUR BESAR SUDUT (DERAJAT) APLIKASI ATMEGA 8535 DALAM PEMBUATAN ALAT UKUR BESAR SUDUT (DERAJAT) Ery Safrianti 1, Rahyul Amri 2, Setiadi 3 Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Riau Kampus Bina Widya, Jalan Subrantas

Lebih terperinci

RESONANSI PADA RANGKAIAN RLC

RESONANSI PADA RANGKAIAN RLC ESONANSI PADA ANGKAIAN LC A. Tujuan 1. Mengamati adanya gejala resonansi dalam rangkaian arus bolaik-balik.. Mengukur resonansi pada rangkaian seri LC 3. Menggambarkan lengkung resonansi pada rangkaian

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Sistem Pengukuran Ketinggian Air Dengan Metode Sensor Kapasitif Sistem pengukuran ketinggian air pada tugas akhir ini memiliki cara kerja yang sama dengan sensor pengukuran

Lebih terperinci

Gas dialirkan secara terns menerns selama Pencacah a-f3 tipe MPC 9400 merupapencacahan

Gas dialirkan secara terns menerns selama Pencacah a-f3 tipe MPC 9400 merupapencacahan PENGUJIAN LAJU ALIR GAS P-I0 TERHADAP KINERJA PENCACAH a- TIPE MPC-9400 Makhsun dan Wijono Puslitbang Keselamatan Radiasi clan Biomedika Nuk1ir -BAT AN ABSTRAK PENGUJIAN LAJU ALIR GAS P-IO TERHADAP KINERJA

Lebih terperinci

Sistem Pencacah dan Spektroskopi

Sistem Pencacah dan Spektroskopi Sistem Pencacah dan Spektroskopi Latar Belakang Sebagian besar aplikasi teknik nuklir sangat bergantung pada hasil pengukuran radiasi, khususnya pengukuran intensitas ataupun dosis radiasi. Alat pengukur

Lebih terperinci

ANTARBANDING PENGUKURAN AKTIVITAS ISOTOP 57 Co DAN 131 I (II)

ANTARBANDING PENGUKURAN AKTIVITAS ISOTOP 57 Co DAN 131 I (II) 1D0000065 ANTARBANDING PENGUKURAN AKTIVITAS ISOTOP 57 Co DAN 131 I (II) r - :' C 0 Ermi Juita, Nazaroh, Sunaryo, Gatot Wurdiyanto, Sudarsono, Susilo Widodo, Pujadi Pusat Standardisasi dan Penelitian Keselamatan

Lebih terperinci

Jenis-jenis Komponen Elektronika, Fungsi dan Simbolnya

Jenis-jenis Komponen Elektronika, Fungsi dan Simbolnya Jenis-jenis Komponen Elektronika, Fungsi dan Simbolnya Peralatan Elektronika adalah sebuah peralatan yang terbentuk dari beberapa Jenis Komponen Elektronika dan masing-masing Komponen Elektronika tersebut

Lebih terperinci

PEMBUATAN ALAT UKUR KETEBALAN BAHAN SISTEM TAK SENTUH BERBASIS PERSONAL COMPUTER MENGGUNAKAN SENSOR GP2D12-IR

PEMBUATAN ALAT UKUR KETEBALAN BAHAN SISTEM TAK SENTUH BERBASIS PERSONAL COMPUTER MENGGUNAKAN SENSOR GP2D12-IR 200 Prosiding Pertemuan Ilmiah XXIV HFI Jateng & DIY, Semarang 10 April 2010 hal. 200-209 PEMBUATAN ALAT UKUR KETEBALAN BAHAN SISTEM TAK SENTUH BERBASIS PERSONAL COMPUTER MENGGUNAKAN SENSOR GP2D12-IR Mohtar

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN ANALISIS

BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN ANALISIS BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN ANALISIS 4.1. Topik 1. Rangkaian Pemicu SCR dengan Menggunakan Rangkaian RC (Penyearah Setengah Gelombang dan Penyearah Gelombang Penuh). A. Penyearah Setengah Gelombang Gambar

Lebih terperinci

PERTEMUAN II KONSEP DASAR ELEMEN-ELEMEN RANGKAIAN LISTRIK

PERTEMUAN II KONSEP DASAR ELEMEN-ELEMEN RANGKAIAN LISTRIK PERTEMUAN II KONSEP DASAR ELEMEN-ELEMEN RANGKAIAN LISTRIK 1. Konsep Dasar a. Arus dan Rapat Arus Sebuah arus listrik i dihasilkan jika sebuah muatan netto q lewat melalui suatu penampang penghantar selama

Lebih terperinci

VERONICA ERNITA K. ST., MT. Pertemuan ke - 5

VERONICA ERNITA K. ST., MT. Pertemuan ke - 5 VERONICA ERNITA K. ST., MT Pertemuan ke - 5 DIODA SEMIKONDUKTOR Resistor merupakan sebuah piranti linear karena grafik arus terhadap tegangan merupakan garis lurus. Berbeda dengan dioda. Dioda merupakan

Lebih terperinci

PENGUNGKUNGAN SUMBER 85 Kr, 133 Xe, 198 Au, DAN 24 Na PASCA IRADIASI

PENGUNGKUNGAN SUMBER 85 Kr, 133 Xe, 198 Au, DAN 24 Na PASCA IRADIASI PENGUNGKUNGAN SUMBER 85 Kr, 133 Xe, 198 Au, DAN 24 Na PASCA IRADIASI Wijono, Pujadi, dan Gatot Wurdiyanto Pusat Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi - BATAN ABSTRAK PENGUNGKUNGAN 85 Kr, 133 Xe,

Lebih terperinci

MEMPELAJARI KOMPONEN DALAM RANGKAIAN LISTRIK SERTA MEMBANDINGKAN NILAI ARUS SECARA TEORITIS DAN INSTRUMENTAL

MEMPELAJARI KOMPONEN DALAM RANGKAIAN LISTRIK SERTA MEMBANDINGKAN NILAI ARUS SECARA TEORITIS DAN INSTRUMENTAL MEMPELAJARI KOMPONEN DALAM RANGKAIAN LISTRIK SERTA MEMBANDINGKAN NILAI ARUS SECARA TEORITIS DAN INSTRUMENTAL Listiana Cahya Lestari 2* dan Zulhan Arif MSi 1 1 Divisi Kimia Analitik, Departemen Kimia, Fakultas

Lebih terperinci

PENERAPAN DAN PENGGUNAAN ALAT UKUR MULTIMETER PADA PENGUKURAN KOMPONEN ELEKTRONIKA

PENERAPAN DAN PENGGUNAAN ALAT UKUR MULTIMETER PADA PENGUKURAN KOMPONEN ELEKTRONIKA Konferensi Nasional Ilmu Sosial & Teknologi (KNiST) Maret 2017, pp. 222~226 222 PENERAPAN DAN PENGGUNAAN ALAT UKUR MULTIMETER PADA PENGUKURAN KOMPONEN ELEKTRONIKA Martias AMIK BSI Jakarta e-mail : martias.mts@bsi.ac.id

Lebih terperinci

KAJIAN BIAYA PENANGANAN LIMf.AH RADIOAKTIF BUANGAN PASIEN YANG MENGALAMI ABLASI DAN TERAPI DENGAN SUMBER RADIOISOTOP TERBUKA DI RUMAH SAKIT

KAJIAN BIAYA PENANGANAN LIMf.AH RADIOAKTIF BUANGAN PASIEN YANG MENGALAMI ABLASI DAN TERAPI DENGAN SUMBER RADIOISOTOP TERBUKA DI RUMAH SAKIT I. Prosiding Presentasi Ilmiah Keselamatan Radiasi dan Lingkungan X IfoteJ Kartika Chandra, 14 Vesember ~O04 KAJIAN BIAYA PENANGANAN LIMf.AH RADIOAKTIF BUANGAN PASIEN YANG MENGALAMI ABLASI DAN TERAPI DENGAN

Lebih terperinci

ISSN Cetak ISSN Online Analisis Perilaku Superkapasitor Susunan Sebagai Pengganti Baterai

ISSN Cetak ISSN Online Analisis Perilaku Superkapasitor Susunan Sebagai Pengganti Baterai Analisis Perilaku Superkapasitor Susunan Sebagai Pengganti Baterai Arman Sani Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara Jl. Almamater, Kampus USU Medan 20155 INDONESIA e-mail:

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA LAB SHEET INSTRUMENTASI

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA LAB SHEET INSTRUMENTASI No.LST/EKA/EKA5228/05 Revisi : 00 Tgl: 8 Sept 2015 Hal 1 dari 5 1. Kompetensi : Menjelaskan karakteristik dan aplikasi RTD 2. Sub Kompetensi : 1) Menggambarkan kurva karakteristik RTD 2) Mengaplikasikan

Lebih terperinci

Materi ajar. Kapasitor

Materi ajar. Kapasitor Materi ajar Kapasitor A. Kapasitor 1. Pengertian kapasitor Kapasitor atau sering juga disebut kondensator adalah alat (komponen) yang dibuat sedemikian sehingga mampu menyimpan muatan listrik. Sebuah kapasitor

Lebih terperinci

HUKUM OHM, DAYA DAN ENERGI

HUKUM OHM, DAYA DAN ENERGI HUKUM OHM, DAYA DAN ENERGI 1. Hukum Ohm Hukum Ohm dapat dituliskan sebagai berikut : E I (ampere).. (1) R Dari persamaan (1) dapat dinyatakan bahwa untuk resistansi yang tetap, bila tegangan diperbesar

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK

MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK TIM PENYUSUN DIANA RAHMAWATI, S.T., M. T HARYANTO, S.T., M.T KOKO JONI, S.T., M.Eng ACHMAD UBAIDILLAH, S.T., M.T RIZA ALFITA, S.T., MT MIFTACHUL ULUM, S.T., M.T

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen murni. Eksperimen dilakukan untuk mengetahui pengaruh frekuensi medan eksitasi terhadap

Lebih terperinci

1. Kompetensi : Menjelaskan karakteristik converter tegangan ke arus

1. Kompetensi : Menjelaskan karakteristik converter tegangan ke arus No.LST/TE/EKA5228/10 Revisi : 00 Tgl : 8 Sept 2015 Hal 1 dari 5 1. Kompetensi : Menjelaskan karakteristik converter tegangan ke arus 2. Sub Kompetensi : 1) Menjelaskan operasi kerja konverter tegangan

Lebih terperinci

BAB II PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA(PDB) ORDE SATU

BAB II PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA(PDB) ORDE SATU BAB II PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA(PDB) ORDE SATU PDB orde satu dapat dinyatakan dalam: atau dalam bentuk: Penyelesaian PDB orde satu dengan integrasi secara langsung Jika PDB dapat disusun dalam bentuk,

Lebih terperinci

DAYA ELEKTRIK ARUS BOLAK-BALIK (AC)

DAYA ELEKTRIK ARUS BOLAK-BALIK (AC) DAYA ELEKRIK ARUS BOLAK-BALIK (AC) 1. Daya Sesaat Daya adalah energi persatuan waktu. Jika satuan energi adalah joule dan satuan waktu adalah detik, maka satuan daya adalah joule per detik yang disebut

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA No. LST/EKO/EKO221/05 Revisi : 01 31 Oktober 2011 Hal 1 dari 9 A. Kompetensi Mahasiswa dapat mengetahui karakteristik motor arus searah penguat terpisah dan shunt. B. Sub Kompetensi Setelah menyelesaikan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN Deskripsi Model Sistem Monitoring Beban Energi Listrik Berbasis

BAB III PERANCANGAN Deskripsi Model Sistem Monitoring Beban Energi Listrik Berbasis BAB III PERANCANGAN 3.1. Deskripsi Model Sistem Monitoring Beban Energi Listrik Berbasis Mikrokontroler Arduino 3.1.1 Spesifikasi Detektor Tegangan Detektor tegangan ini berperan sebagai pendeteksi besaran

Lebih terperinci

Kapasitor dan Induktor

Kapasitor dan Induktor Kapasitor dan Induktor Slide-05 Ir. Agus Arif, MT Semester Gasal 2016/2017 1 / 28 Materi Kuliah 1 Pengantar 2 Kapasitor Kapasitor dalam Rangkaian Model Kapasitor Ideal Contoh Kapasitor Karakteristik Kapasitor

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKTRONIKA DASAR

MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKTRONIKA DASAR MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKTRONIKA DASAR LABORATORIUM KOMPUTER FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS SRIWIJAYA 213 Universitas Sriwijaya Fakultas Ilmu Komputer Laboratorium LEMBAR PENGESAHAN MODUL PRAKTIKUM

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Power Regulator Pada umumnya adalah sebagai alat atau perangkat keras yang mampu menyuplai tenaga atau tegangan listrik secara langsung dari sumber tegangan listrik ke tegangan

Lebih terperinci

Gambar 2.1 Rangkaian Jembatan Wheatstone

Gambar 2.1 Rangkaian Jembatan Wheatstone PERCOBN II PLIKSI RNGKIN JEMBTN WHETSTONE DN PENGUKURN NULL BLNCE (KESETIMBNGN NOL) KE PENGUKURN RESISTNSI DN TEGNGN. TUJUN 1. Mengetahui prinsip dasar rangkaian Jembatan Wheatstone untuk pengukuran resistansi.

Lebih terperinci

BAB VI INSTRUMEN PENGKONDISI SINYAL

BAB VI INSTRUMEN PENGKONDISI SINYAL BAB VI INSTRUMEN PENGKONDISI SINYAL Pengkondisian sinyal merupakan suatu konversi sinyal menjadi bentuk yang lebih sesuai yang merupakan antarmuka dengan elemen-elemen lain dalam suatu kontrol proses.

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA No. LST/EKO/EKO221/13 Revisi : 01 31 Oktober 2011 Hal 1 dari 6 A. Kompetensi Setelah melakukan praktik, mahasiswa memiliki kompetensi mampu memahami karakteristik mesin serempak. B. Sub kompetensi Setelah

Lebih terperinci

NAMA : WAHYU MULDAYANI NIM : INSTRUMENTASI DAN OTOMASI. Struktur Thyristor THYRISTOR

NAMA : WAHYU MULDAYANI NIM : INSTRUMENTASI DAN OTOMASI. Struktur Thyristor THYRISTOR NAMA : WAHYU MULDAYANI NIM : 081910201059 INSTRUMENTASI DAN OTOMASI THYRISTOR Thyristor adalah komponen semikonduktor untuk pensaklaran yang berdasarkan pada strukturpnpn. Komponen ini memiliki kestabilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia memiliki kemampuan berpikir yang terus berkembang. Seiring

BAB I PENDAHULUAN. Manusia memiliki kemampuan berpikir yang terus berkembang. Seiring BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Manusia memiliki kemampuan berpikir yang terus berkembang. Seiring dengan berjalannya waktu, manusia terus berpikir dan berusaha untuk membuat suatu alat bantu yang

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK

MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK Tim penyusun: Diana Rahmawati, S. T., M. T. Haryanto, S. T., M. T. Koko Joni, S. T., M. Eng. Achmad Ubaidillah, S. T., M. T. Riza Alfita, S. T., M. T. Miftachul

Lebih terperinci

Rangkaian Listrik. 4. Ebtanas Kuat arus yang ditunjukkan amperemeter mendekati.. a. 3,5 ma b. 35 ma c. 3,5 A d. 35 A e. 45 A

Rangkaian Listrik. 4. Ebtanas Kuat arus yang ditunjukkan amperemeter mendekati.. a. 3,5 ma b. 35 ma c. 3,5 A d. 35 A e. 45 A Rangkaian Listrik Kerjakan Sesuai Petunjuk A 1. UMPTN 1990. Sebuah keluarga menyewa listrik PLN sebesar 500 W dengan tegangan 110 V. Jika untuk penerangan, keluarga itu menggunakan lampu 100 W, 220 V,

Lebih terperinci

Arus Listrik & Rangkaian Arus DC

Arus Listrik & Rangkaian Arus DC Arus Listrik & Rangkaian Arus DC Arus listrik, I didefinisikan sebagai laju aliran muatan listrik, Q yang melalui suatu penampang dalam waktu tertentu, t I = Q t = Q t satuan arus listrik adalah ampere.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2014 sampai November

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2014 sampai November 23 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2014 sampai November 2014 di Laboratorium Pemodelan Fisika dan Laboratorium Elektronika Dasar Jurusan

Lebih terperinci

MODUL 2 DATA BESARAN LISTRIK & KETIDAKPASTIAN

MODUL 2 DATA BESARAN LISTRIK & KETIDAKPASTIAN MODUL 2 DATA BESARAN LISTRIK & KETIDAKPASTIAN PENDAHULUAN Proses pengukuran dalam elektronika instrumentasi bertujuan untuk memperoleh data-data besaran listrik yang selanjutnya diolah menjadi informasi.

Lebih terperinci

APLIKASI PENGOLAHAN DATA DARI SENSOR-SENSOR DENGAN KELUARAN SINYAL LEMAH

APLIKASI PENGOLAHAN DATA DARI SENSOR-SENSOR DENGAN KELUARAN SINYAL LEMAH APLIKASI PENGOLAHAN DATA DARI SENSOR-SENSOR DENGAN KELUARAN SINYAL LEMAH Sensor adalah merupakan salah satu komponen penting sebagai pengindera dari sistem. Bagian ini akan mengubah hal-hal yang dideteksi

Lebih terperinci