Pedoman Teknis 2. BAGIAN PERENCANAAN PARTISIPATIF

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Pedoman Teknis 2. BAGIAN PERENCANAAN PARTISIPATIF"

Transkripsi

1 Pedoman Teknis 2. BAGIAN PERENCANAAN PARTISIPATIF I. Pendahuluan PLPBK adalah Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas. Merupakan pembangunan multi dimensional mencakup sosial, ekonomi dan fisik, oleh sebab itu diperlukan landasan perencanaan yang menjadi dasar pijakan bersama dan menjamin keberlangsungan kerja kolektif. Kegiatan PLPBK terdiri atas kegiatan pada tahap Persiapan, Perencanaan, Pemasaran dan Pelaksanaan Pembangunan sesuai dengan gambar berikut : Siklus PLPBK dimulai dengan Tahap Persiapan, kemudian dilanjutkan dengan Tahap Perencanaan. Setelah tahap perencanaan selesai maka dapat dilakukan kegiatan Tahap Pemasaran dan Pelaksanaan Pembangunan hasil perencanaan secara paralel. Secara umum perencanaan partisipatif di dalam PLPBK merupakan serangkaian kegiatan yang bertumpu kepada kegiatan sosialisasi dan penggalian visi kawasan, pemetaan potensi dan masalah, perumusan tata lingkungan permukiman, serta perumusan rencana tindak bersama masyarakat. Sebagai sebuah perencanaan yang akan menentukan arah kebijakan penataan lingkungan di masa yang akan datang maka sudah selayaknya proses perencanaan ini harus memiliki keberpihakan dan memberikan ruang partisipasi yang besar bagi warga masyarakt miskin serta masyarakat yang selama ini ter-marginalkan. RPLP adalah Rencana Penataan Lingkungan Permukiman dan menjadi payung rencana penataan seluruh kawasan kelurahan sedangkan RTPLP adalah Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman menjadi rencana detail lokasi prioritas/terpilih. Penyusunan kedua rencana tersebut RPLP dan RTPLP harus dilakukan secara partisipatif arti melibatkan seluruh unsur pembangunan masyarakat, swasta dan pemerintah (BKM dan UP-UP 1

2 nya), Pokja-pokja PLPBK, Perangkat Kelurahan/Desa, Tim Teknis Pemda untuk PLPBK, Tim Inti PLPBK, yang didukung oleh PJOK Kecamatan, TKPKD dan TKPP Kabupaten serta Kelompok Pemerhati) dalam proses pengambilan keputusan bersama. Dengan demikian RPLP dan RTPLP`harus menjadi acuan dalam merencanakan dan melaksanakan pembangunan daerah di wilayah kelurahan tersebut. II. Tujuan Pola perencanaan partisipatif dalam penataan lingkungan permukiman ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut: tercapai kesepakatan dan kesatuan tindak antar pemangku kepentingan, menghasilkan keputusan yang lebih akurat bagi semua yang berkepentingan, menggalang kepentingan, potensi dan sumberdaya untuk kepentingan bersama, III. Sasaran dan Keluaran kegiatan III. 1. Sasaran a. Garis besar rencana pembangunan social, ekonomi dan lingkungan ke depan b. RPLP dan RTPLP sebagai wadah rencana pembangunan social, ekonomi dan lingkungan (SEL) tersusun c. Masyarakat sadar dan paham akan peluang yang mungkin dilakukan untuk mencapai tata kehidupan dan penghidupan yang lebih baik d. Indikasi program rencana pembangunan tersusun sebagai kesatuan tindak antar semua pelaku pembangunan III.2. Keluaran Terumuskannya Rencana Program Pembangunan (SEL) oleh masyarakat yang diwujudkan dalam Rencana Penataan Lingkunga Permukiman (RPLP), Aturan Main Bersama (AB) yang berisi kesepakatan-kesepakatan masyarakat untuk mewujudkan cita-cita bersama serta Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman (RTPLP) yang didukung dengan DED prioritas kegiatan yang akan dibangun. IV. Pelaku kegiatan Penanggungjawab kegiatan perencanaan ini adalah BKM bersama Lurah/Kades sebagai wakil dari masyarakat. Sedangkan teknis pelaksanaan/operasional dilakukan oleh Tim Inti Perencanaan Pembangunan yang di dampingi oleh Tenaga Ahli Pendamping Perencanaan, beserta Tim Teknis Pemda, Tim Konsultan, dan Kelompok peduli lainnya, yang secara singkat diuraikan sebagaio berikut : IV.1 Tim Inti Perencanaan Partisipatif (TIPP) Tim Inti Perencanaan Partisipatif merupakan tim kerja yang dibentuk oleh masyarakat melalui mekanisme rembug warga, yang terdiri atas unsur Kelurahan, BKM (UP-UP), relawan perencanaan masyarakat, Perwakilan Pemerintah daerah (yang membidangi dan atau menguasai hal ikhwal perencanaan tata ruang). TIPP memiliki koordinator yang bersifat kolektif kolagial dan memiliki kelengkapan organisasi yang terdiri atas kelompok-kelompok kerja (sesuai dengan kebutuhan). TIPP bersifat ad-hoc dan bekerja utamanya dalam urusan perencanaan. IV.2 Tenaga Ahli Pendamping Perencanaan Tenaga Ahli Pendamping Perencanaan Partisipatif adalah perseorangan atau tim yang direkrut dan ditugaskan untuk medampingi dan memperkuat kapasitas BKM dan Lurah / Kepala Desa dalam melaksanakan setiap tahapan perencanaan partisipatif PLP BK 2

3 IV.3. Tim Teknis Pemda Tim Teknis Pemda adalah Tim kerja yang dibentuk oleh Pemerintah Daerah setempat yang bertugas untuk mengawal jalanya proses perencanaan yang dilakukan di masyarakat dan melakukan sinkronisasi dengan rencana-rencana pemerintah daerah setempat. V. Lingkup dan Proses Kegiatan V.1. Lingkup kegiatan Perencanaan meliputi : a. Penggalian Visi, Potensi dan Tantangan masyarakat dimana kegiatan ini akan bertumpu pada kegiatan sosialisasi dan Penguatan Pengayaan Pemetaan Swadaya. Sosialisasi yang dimaksud dalam kegiatan ini tidak sekedar menyampaikan informasi saja namun sosialisasi dimaksud sebagai alat untuk memotivasi masyarakat menuju tatanan lingkungan permukiman & kehidupan yang lebih baik. b. Peningkatan Kapasitas Masyarakat, merupakan upaya-upaya yang dibangun secara sistematis dan strategis yang tidak sekedar memberikan ketrampilan teknis perencanaan saja namun juga bertujuan mengembangkan pemahaman masyarakat akan arti penting peran serta masyarakat dalam proses perencanaan pembangunan, terutama peran partisipasi terhadap penataan lingkungan permukiman yang telah diamanatkan dalam UU. c. Kegiatan perencanaan (identifikasi, analisis, pengusulan dan penyepakatan rencana) Adapun langkah-langkah perencanaan meliputi: (1) Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat, (2) Persiapan Teknis Pelaksanaan Kegiatan Perencanaan,(3) Perencanaan Lingkungan Makro, (4) Perencanaan Lingkungan Mikro dan (5) Uji Publik dan Legitimasi dokumen Kelima langkah perencanaan dijelaskan melalui diagram-diagram berikut ini : Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat 1 5 Uji Publik dan legitimasi dokumen Persiapan teknis Perencanaan Perencanaan Lingkungan Makro Perencanaan Lingkungan Mikro Diagram 1. 5 Langkah Perencanaan Partisipatif. 3

4 Tabel 1. Uraian Tahapan dan Pelaku Kegiatan Perencanaan Partisipatif No Tahapan Kegiatan Uraian Pelaku Hasil 1 Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat (2 pekan) 1. Sosialisasi PLPBK kepada masyarakat Sosialisasi dapat dilakukan secara klater per RT/RW atau beberapa RT atau klaster umur anak-anak, orang tua perempuan, dsb Tim Fasilitator Masyarakat memahami pentingnya PLPBK Tumbuh minat sebagai relawan 2 Persiapan Teknis Pelaksanaan Kegiatan 2. Pendaftaran Relawan perencanaan 3. Perekrutan Tenaga Pendamping Perencanaan 4. Pembentukan Tim Inti Perencanaan Partisipatif (TIPP) 5. Pelatihan TIPP Penyusunan rencana kerja PLPBK 6. Penyusunan rencana kerja PLPBK 1. Sosialisasi masyarakat terhadap berbagai aspek dalam pengembangan Dapat juga dilakukan pendaftaran per RT/RW dimana ketua RT/RW dilibatkan secara penuh Sebaiknya dilakukan secara terbuka melalui advertensi media masa dan sebagainya Rembug Warga yang melibatkan berbagai unsur di masyarakat dan diprakarsai oleh BKM dan Kelurahan. Di dalam forum ini dibahas dan di sepakati tentang arti penting TIPP, peran TIPP dan bentuk organisasi TIPP Peningkatan kapasitas bagi anggota TIPP dan UP-UP BKM terutama terkait dengan aktifitas perencanaan partisipatif dan penyusunan RPLP, RTPLP Serangkaian Rapat koordinasi TIPP dengan BKM dan kelurahan untuk menyusun rencana kerja perencanaan terkait kegiatan PLPBK Serangkaian kegiatan pertemuan dan koordinasi untuk melakukan persiapan teknis pelaksanaan BKM/LKM dan Lurah/Kades BKM/LKM dan Lurah/Kades BKM/LKM dan Lurah/Kades Tim Fasilitator, TAPP dan anggota TIPP Anggota TIPP, TAPP dan fasilitator Anggota TIPP, TAPP dan fasilitator, beserta Relawan terdaftar TAPP terpilih TIPP terbentuk Anngota TIPP terlatih dan siap menjalankan aktifitas perencanaan Dokumen rencana kerja, RAB dan master schedule kegiatan perencanaan Kesiapan masyarakat dan pelaku mendukung aktifitas perencanaan 4

5 No Tahapan Kegiatan Uraian Pelaku Perencanaan (3 pekan) permukiman 2. Bimbingan dan pengutan UP - UP BKM/LKM untuk pelayanan masyarakat. 3. Kajian Produk Perencanan Kebijakan Pemda 4. Penguatan Pengayaan Pemetaan Swadaya perencanaan partisipatif. Aktifitas ini dilakukan untuk menyiapkan pelaku pelaku khususnya masyarakat luas agar paham maksud dan tujuan perencanaan. Diharapkan pelaku dapat mendukung terjadinya perubahan nilai nilai mengenai pentingnya komitmen seluruh warga kelurahan untuk mengubah pola pikir, sikap dan perilaku dalam meningkatkan kualitas hunian dan kehidupan serta hidup dan bermukim di lingkungan yang tertata. pokja-pokja Hasil PLPBK. Meningkatnya kesadaran dan pemahaman masyarakat tentang kebijakan pemda terkait wilayah mereka Tersedianya pelaku PS yang siap dan handal. 3 Perencanaan Lingkungan Makro (2 bulan) 4 Perencanaan Lingkungan Mikro (2 bulan) 1. Penggalian Visi Misi 2. Analisis Data 3. Penyusunan RPLP 4. Penyusunan Aturan Bersama 1. Penentuan Kawasan Prioritas 2. Penyusunan RTPLP 3. Penyusunan Prelimanary Design Serangkaian pertemuan menganalisis, dan merencanakan yang terangkai dalam proses penyusunan Rencana Penataan Lingkungan Permukiman wilayah Kelurahan/Desa. Secara umum tahapan perencanaan partisipatif yang dilakukan, adalah untuk (a) Mengenali kondisi eksisting, (b) Melakukan analisis sebagai dasar rencana, (c) Menyepakati rencana hasil analisis Serangkaian pertemuan menganalisis, merencanakan dan merancang kawasan prioritas dengan mengadopsi prinsip-prinsip RTBL Masyarakat umum, anggota TIPP beserta pokjapokja, BKM, Kelurahan, TAPP dan fasilitator, Masyarakat umum, anggota TIPP beserta pokjapokja, BKM, Kelurahan, TAPP Tersusunya RPLP dan aturan bersama Tersusunnya RTPLP 5

6 No Tahapan Kegiatan Uraian Pelaku Hasil 5 Uji Publik dan legitimasi dokumen (3 pekan) 1. Uji Publik 2. Finalisasi dokumen 3. Legitimasi Dokumen Serangkaian kegiatan yang merupakan tahapan akhir di dalam proses perencanaan Tahap ini merupakan tahap menyampaikan hasil-hasil perencanaan kembali kepada masyarakat luas sebelum dilakukan finalisasi agar hasil perencanaan memiliki legitimasi yang kuat baik secara formal maupun non formal. Secara non formal, dengan dilakukannya uji publik diharapkan hasil perencanaan benar-benar menjadi milik masyarakat, sementara secara formal, diharapkan terjadi sinergi yang baik dengan hasilhasil perencanaan wilayah yang telah ada dan berkekuatan hukum tetap dan fasilitator, Masyarakat umum, anggota TIPP beserta pokjapokja, BKM, Kelurahan, TAPP dan fasilitator, Finalisasi dokumen RPLP, RTPLP, dan aturan bersama yang di sepakati oleh seluruh masyarakat, dan diupayakan mendapat paying hukum yang jelas (setidaknya diperkuat dengan peraturan Desa) Catatan: waktu yang dibutuhkan setara dengan 6 bulan efektif. Secara umum Tahapan proses dilakukan secara serial, namun kegiatan-kegiatan dapat dilakukan secara pararel. Misal: Pada saat Penguatan Pengayaan Pemetaan Swadaya dapat pula dilakukan penggalian visi awal, ataupun pada saat sebagian data sudah di dapat maka analisis sudah mulai bisa dilakukan. Guna menjamin keterlibatan optimal seluruh lapisan masyarakat di dalam aktifitas ini maka setidaknya 40% partisipasi perempuan dan 40 % partisipasi warga miskin dapat diwujudkan di dalam pertemuan-pertemuan, terutama pertemuan-pertemuan penting yang menyepakati dan atau menyangkut hajad hidup masyarakat di masa yang akan datang. 6

7 Proses perencanaan ini harus dimulai dengan penggalian-penggalian visi dan informasi dari tingkat basis (RW, dusun dan atau gabungan dusun) sesuai dengan kondisi setempat agar aspirasi masyarakat terkam dengan baik. Jika di dalam proses penyusunan perencanaan ini terbukti tidak mampu menyerap aspirasi masyarakat dan atau tidak terjadinya proses-proses yang partisipatif (melibatkan sebanyak mungkin lapisan masyarakat terutam kelompok marginal), maka hasil perencanaan ini akan menjadi cacat dan tidak layak untuk dijadikan pedoman bersama. Jika terjadi kondisi sebagaiman di sebutkan di atas, maka pihak konsultan bersama dengan Tim Teknis/Pemda setempat perlu untuk mengambil kebijakan dan langkah bersama untuk mempertimbangkan/meninjau kembali keberlangsungan program ini di wilayah tersebut 7

8 Tabel 2. Matrik Pelaku dan Peran pada kegiatan Perencanaan. Pelaku Kegiatan No Kegiatan Tingkat Kelurahan/Desa Lrh/KDes BKM TIPP TAPP Rela wan Masyarakat Tim Teknis Klp Peduli Konsultan SF Askot PLPBK UP Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat 1 Sosialisasi PLPBK kepada masyarakat 2 Pendaftaran Relawan perencanaan 3 Pembentukan Tim Inti Perencanaan Partisipatif (TIPP) Perekrutan Tenaga Pendamping Perencanaan 5 Pelatihan TIPP 6 Penyusunan rencana kerja PLPBK Persiapan Teknis Pelaksanaan Perencaan 1 Sosialisasi masyarakat thdp berbagai aspek dlm pengembangan permukiman 2 Bimbingan dan pengutan UP - UP BKM/LKM untuk pelayanan masyarakat 3 Kajian Produk Perencanan Kebijakan Pemda 4 Penguatan Pengayaan Pemetaan Swadaya Perencanaan Lingkungan Makro 1 Penggalian Visi Misi 2 Analisis Data 3 Penyusunan RPLP 4 Penyusunan Aturan Bersama Perencanaan Lingkungan Mikro 1 Penentuan Kawasan Prioritas 2 Penyusunan RTPLP 3 Penyusunan Prelimanary Design dan DED Prioritas Uji Publik dan legitimasi dokumen 1 Uji Publik 2 Finalisasi dokumen 3 Legitimasi Dokumen Korkot 8

9 Pelaksanaan kegiatan perencanaan dapat diuraikan sebagai berikut : 1. TAHAP Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat Diagram berikut menjelaskan urutan kegiatan dalam aktifitas Pengorganisasian dan Pengembangan masyarakat yang dapat dilakukan secara paralel melalui langkah-langkah : (1) Sosialisasi PLPBK kepada masyarakat, (2) Pendaftaran Relawan Perencanaan, (3) Pembentukan TIPP, (4) Perekrutan TA Pendamping Perencanaan, (5) Pelatihan TIPP dan (6) Penyusunan Rencana Kerja PLPBK Sosialisasi PLPBK kepada Masyarakat Penyusunan Rencana Kerja PLPBK Pendaftaran Relawan Perencanaan Pembentukan 3 TIPP 5 Pelatihan TIPP 4 Perekrutan TA Pendamping Perencanaan Diagram 2. 6 Langkah Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat Langkah 1: Sosialisasi PLPBK kepada masyarakat PLPBK merupakan program yang memerlukan partisipasi aktif masyarakat di lokasi supaya terjadi sinergi yang baik antara Pemerintah Daerah, BKM/LKM dan Masyarakat sehingga perlu dilakukan proses sosialisasi di tingkat masyarakat. Sasaran adalah : Masyarakat umum /seluruh warga masyarakat yang bertempat tinggal dan atau tercatat sebagai warga setempat, dengan memberikan akses dan cukup memberikan kesempatan terlibat secara aktif bagi kelompok rentan (manula dan cacat), kaum perempuan dan remaja (minimal 30% dari peserta yang hadir) Hal - hal yang perlu dilakukan saat sosialisasi kepada masyarakat : a. Penyelenggaraan perlu dilakukan secara cluster tingkat RT/RW. Kemudian lakukan kegiatan di tingkat kelurahan/desa b. Memastikan pelibatan aktif masyarakat (ikuti pertemuan dan beri saran) c. Memastikan adanya dokumentasi : Berita Acara, Daftar hadir dan Foto pelaksanaan kegiatan Hasil yang ingin dicapai dari kegiatan Sosialisasi adalah : a. Masyarakat memahami pentingnya PLPBK yang akan mendukung proses pembangunan kelurahan. b. Adanya minat turut serta sebagai relawan perencanaan dalam PLPBK 9

10 Keterangan Foto : Foto 1 dan 2 adalah contoh-contoh media sosialisasi PLPBK di Lokasi Pilot PLPBK Foto 1 Foto 2 Keterangan Foto : Foto 3 dan 4 adalah contoh kegiatan sosialisasi massal PLPBK di Lokasi Pilot PLPBK Foto 3 Foto 4 Langkah 2: Pendaftaran Relawan perencanaan Pada tahap ini, tim konsultan pendamping KMW P2KP bersama BKM, melakukan identifikasi dan sekaligus menjaring relawan perencanaan/pelaku pembangunan yang akan dilibatkan dalam kegiatan perencanaan. Langkah-langkah yang dilakukan adalah: a. Merumuskan kriteria personal, antara lain meliputi: kapasitas/kemampuan personal, komitmen/sungguh-sungguh, memiliki kreatifitas dan inovasi, dapat bekerjasama dalam tim kerja, dan diutamakan warga setempat yang pernah terlibat dalam setiap siklus kegiatan P2KP. b. Melakukan identifikasi dan menjaring SDM lokal yang potensial ( memastikan keterlibatan perempuan ) c. Melakukan FGD dengan melibatkan pihak kelurahan dan KBK untuk menetapkan pelaku pembangunan tingkat komunitas yang dilibatkan dalam kegiatan perencanaan Langkah 3: Pembentukan Tim Inti Perencanaan Partisipatif (TIPP) Tim inti perencanaan partisipatif adalah tim kerja (ad hoc) yang dibentuk untuk melaksanakan proses perencanaan partisipatif dan bertugas melaksanakan setiap tahapan kegiatan perencanaan partisipatif, sesuai rencana kerja dan jadwal pelaksanaan program PLP BK. Anggota dari TIPP adalah unsur-unsur berikut : a. Dinas-dinas b. Lurah c. Camat d. PJOK e. BKM/LKM ( termasuk UP-UP) f. Relawan perencanaan/kelompok peduli g. Tenaga Pendamping Perencanaan h. Pokja Pokja yang terdiri dari relawan perencanaan-relawan perencanaan. 10

11 Keterangan Foto : Foto 5 adalah proses perektutan relawan Foto 6 adalah proses pembentukan TIPP Foto 5 Foto 6 Proses pembentukan TIPP dilakukan sebagai berikut : a. Pertama, Tim Koordinator Kabupaten/Kota dan Tim KMW, melatih BKM dan Perangkat Kelurahan/Desa, agar paham dan memiliki kemempuan untuk membentuk Tim Inti Perencanaan Partisipatif b. Kedua, BKM dan Perangkat Kelurahan/Desa difasilitasi oleh Tim Koordinator Kabupaten/Kota dan Tim Pelatih KMW, melakukan pertemuan warga (beberapa tokoh masyarakat) untuk membahas dan menyepakati syarat-syarat pelaku dan proses pembentukan Tim Inti Perencanaan Partisipatif yang akan melaksanakan program PLPBK diwilayahnya, yaitu: Menyepakati syarat-syarat staf teknis (satu atau dua orang) dari dinas-dinas/instansi terkait yang akan dipilih dan ditugaskan secara intensif dalam Tim Perencanaan Partisipatif Menyepakati tata cara dan syarat-syarat pembentukan Pokja-Pokja PLPBK Menyepakati Tata Cara Pengadaan Jasa (Perekrutan) Tenaga Ahli Pendamping Perencanaan Partisipatif Menyepakati Jadwal Pembentukan Tim Inti Perencanaan Partisipatif c. Ketiga, BKM dan Perangkat Kelurahan/Desa didampingi oleh Tim Koordinator Kabupaten/Kota melakukan pertemuan dengan TKPKD, untuk membahas dan menindaklanjuti proses pembentukan Tim inti perencanaan partisipatif yang telah disepakati ditingkat Kelurahan/Desa. d. Keempat, TKPKD, mengundang Dinas-dinas teknis Pemerintah Kabupaten/Kota, BKM dan Perangkat kelurahan/desa yang didampingi oleh Tim Koordinator Kabupaten/Kota, untuk membahas dan memilih serta menunjuk staf teknis Pemda yang memenuhi syarat untuk terlibat intensif dalam Tim Inti Perencanaan Partisipatif. e. Kelima, BKM dan Perangkat Kelurahan/Desa difasilitasi oleh Tim Koordinator Kabupaten/ Kota dantim pelatih KMW, melakukan pertemuan warga untuk membentuk Pokja-Pokja PLPBK, sesuai tata cara pembentukan pokja yang pernah dilakukan sebelumnya (seperti pembentukan pokja PAKET). Proses pembentukan pokja PLPBK akan dilakukan, secara partisipatif, melalui dua tahapan, yaitu: Pertama, adalah melalui diskusi kelompok terarah (Focused Group Discussion/FGD) dalam KBK, untuk merumuskan: Kesepakatan tugas pokok pokja PLPBK, keanggotaan, mekanisme pemilihan anggota pokja PLPBK dan mekanisme kerja Kedua, adalah melakukan pemilihan angota pokja PLPBK berdasarkan tata cara dan kriteria yang telah disepakati dalam hasil FGD sebelumnya. Jumlah anggota pokja PLPBK adalah 3 orang atau lebih, dengan catatan ganjil untuk memudahkan proses pengambilan keputusan Sesuai dengan tujuan kegiatan perencanaan, maka kelompok kerja (pokja PLPBK) yang dibentuk, setidaknya terdiri dari: 11

12 Pokja pengembangan/alokasi pemanfaatan ruang Pokja pengembangan kegiatan ekonomi masyarakat Pokja pengembangan jaringan jalan, saluran/drainase dan jembatan Pokja pengembangan/pengelolaan air bersih dan sanitasi Pokja peningkatan pelayanan umum/publik. Pokja kelembagaan Pokja sosialisasi KORKOT + Ass Kot PLPBK FASILITATOR P2KP Pendampingan POKJA LINGK HIDUP / TATA RUANG POKJA PERUMAHAN dan BANGUNAN Tim Teknis DINAS DINAS PEMDA Bantuan Teknis (Bimbingan dan Konsultasi) TIM INTI PERENCANAAN PEMDA KELURAHAN BKM/UP-UP KELOMPOK PEMERHATI TA. PENDAMPIING TIM-ND POKJA SARANA /PRASRANA POKJA KELEMBA- GAAN Kolaborasi TIM PERENCANAAN Bantuan Teknis (Bimbingan dan Konsultasi) POKJA PENINGKATAN PELAYANAN PUBLIK POKJA PENGEMB EKONOMI LEMBAGA- LEMBAGA : PEMERINTAH /ORNOP DUNIA USAHA RELAWAN-RELAWAN 14 Gambar 1. Kolaborasi Tim Perencanaan Adapun pola kolaborasi Tim Perencanaan di jelaskan sebagai berikut: Tim Inti Perencanaan (TIPP) bersifat Ad-Hoc terdiri dari unsur Pemda,Kelurahan/Desa, BKM/UP-UP dan Kelompok Peduli dan di bantu oleh TA Pendamping (TAPP) Pada Pelaksanaan kegiatan TIPP akan dibantu oleh POKJA dan Relawan Bantuan Teknis berupa Bimbingan dan Konsultasi akan diberikan oleh Tim Teknis yang terdiri dari Dinas-Dinas Pemda dan Lembaga-lembaga sebagai Kelompok Peduli (Pemerintah/ORNOP/Dunia Usaha) Selaku pendamping maka Tim Korkot (Korkot dan Askot PLPBK) akan melakukan pendampingan kepada Tim Teknis. Sedangkan Fasilitator P2KP ( SF PLPBK dan Tim Faskel) akan melaukan pendampingan kepada TIPP, POKJA dan Relawan Langkah 4: Perekrutan Tenaga Pendamping Perencanaan Tenaga ahli pendamping adalah tenaga ahli perencanaan yang akan direkrut dan ditugaskan untuk medampingi dan memperkuat kapasitas BKM dan Lurah / Kepala Desa dalam melaksanakan setiap tahapan PLP BK, yang fokus pada kegiatan perencanaan partisipatif Upaya perekrutan tenaga ahli pendamping, merupakan tugas BKM bersama Lurah/Kepala Desa yang didampingi oleh Tim Koordinator Kabupaten/Kota. Langkah-langkah yang perlu dilakukan dapat di lihat di Pedoman Teknis Tenaga Pendamping perencanaan Partisipatif) 12

13 Keterangan Foto : Foto 7 menggambarkan proses seleksi TAPP yang dilakukan BKM dan Kel/Desa di salah satu lokasi Pilot PLPBK Foto 7 Sebagaimana terlihat dalam gambar di atas, perekrutan TAPP dilakukan dengan menguji kompetensi para calon. Calon TAPP mempresentasikan pengalaman dan kemampuannya di hadapan para penguji yang terdiri dari unsur masyarakat (BKM dan kelurahan ), unsur konsultan (Korkot,dan atau Askot UP/SF), serta unsur pemerintah daerah setempat (Tim Teknis Pemda). Proses ini dilakukan secara terbuka guna menjamin kualitas dan akuntabilitas penjariangan TAPP tersebut. Langkah 5: Pelatihan TIPP Sebelum melaksanakan tugas-tugasnya untuk menyiapkan penyusunan RPLP, TIPP akan mendapatkan pelatihan, Penguatan serta Pengayaan terlebih dahulu terkait dengan metoda Pemetaan Swadaya, Penggalian Visi Kawasan, teknis penyusunan RPLP dan RTPLP serta hal-hal teknis yang berkaitan dengan hal tersebut Setelah mengikuti pelatihan diharapkan Anggota TIPP telah mengerti, memahami atas materi dan aturan-aturan dalam proses pelaksanaan penyusunan RPLP Langkah 6 : Penyusunan rencana kerja PLPBK Sebelum dilakukannya pengajuan BLM Tahap 1 maka perlu dilakukan penyusunan rencana kerja PLP BK secara rinci. Jika Draft rencana Kerja telah tersusun maka perlu dilakukan Review rencana kerja PLPBK yang melibatkan seluruh unsur di TIPP Rencana kerja akan memuat Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan yaitu formulir yang menggambarkan rencana waktu pelaksanaan dari semua jenis kegiatan yang akan dilaksanakan dalam pelaksanaan proses perencanaan partisipatif Maksud dari penyusunan Rencana jadwal pelaksanaan ini adalah : a. Waktu pemanfaatan atau pencairan dana BLM telah ditetapkan batas waktunya; b. Agar dapat diatur penggunaan (waktu dan jumlah) sumberdaya yang akan digunakan dalam pelaksanaan proses perencanaan seperti dana, tenaga kerja, bahan-bahan dan pendukung lainnya; c. Agar semua jenis kegiatan yang akan dilaksanakan dalam proses perencanaan partisipatif dapat berjalan secara teratur dan terarah menuju terwujudnya perencanaan makro maupun mikro yang akan dibuat; d. Untuk memenuhi persyaratan pelaksanaan perencanaan partisipatif yang diajukan dalam proposal pelaksanaan kegiatan; Manfaat Rencana Jadwal Pelaksanaan adalah untuk mengetahui: a. Berapa lama proses perencanaan partisipatif dapat dilaksanakan; b. Kapan harus memulai pelaksanaan setiap jenis kegiatan dan berapa lama kegiatan tersebut dapat diselesaikan; c. Berapa banyak volume setiap jenis kegiatan yang harus dibuat; 13

14 d. Sebagai pedoman untuk memantau perkembangan pelaksanaan kegiatan pada saat pelaksanaan perencanaan berlangsung; Isi Rencana Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan adalah : a. Jenis-jenis kegiatan yang akan dilaksanakan; b. Volume dari setiap jenis kegiatan yang harus dibuat; c. Waktu pelaksanaan dari setiap jenis kegiatan (Durasi); d. Bobot Kegiatan, yaitu suatu ukuran untuk mengetahui besarnya nilai suatu jenis kegiatan terhadap keseluruhan kegiatan, yang dinyatakan dalam satuan prosen (%). Secara sederhana bobot ini bisa diartikan, makin besar bobot suatu kegiatan maka makin besar pula nilai pekerjaan tersebut. Nilai pekerjaan ini bisa berupa nilai biaya atau waktunya; 2. TAHAP PERSIAPAN TEKNIS PELAKSANAAN PERENCANAAN PARTISIPATIF Tahap persiapan tekinis pelaksanaan perencanaan partisipatif dilakukan untuk menyiapkan pelaku pelaku khususnya masyarakat luas agar paham maksud dan tujuan perencanaan. Sehingga diharapkan dapat mendukung terjadinya perubahan nilai nilai mengenai pentingnya komitmen seluruh warga kelurahan untuk mengubah pola pikir, sikap dan perilaku untuk meningkatkan kualitas hunian dan kehidupan serta hidup dan bermukim di lingkungan yang tertata. Adapun kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah : (1) Serangkaian kegiatan sosialisasi masyarakat terhadap berbagai aspek dalam pengembangan permukiman, (2) Bimbingan dan pengutan UP - UP BKM/LKM untuk pelayanan masyarakat, (3) Kajian Produk Perencanan Kebijakan Pemda untuk menggali informasi kebijakan dan rencana-rencana pembangunan Pemerintah Kabupaten/Kota dan (4) Kegiatan Penguatan Pengayaan Pemetaan Swadaya (Pengumpulan data, peta dan informasi wilayah Kelurahan/Desa Diagram berikut menjelaskan alur pelaksanaan kegiatan Persiapan Teknis Pelaksanaan Perencanaan Partisipatif 1 2 Sosialisasi masyarakat thd berbagai aspek pengemb permukiman Bimbingan & penguatan UP-UP BKM 4 3 Penguatan Pengayaan Pemetaan Swadaya Kajian Produk Perencanaan Kebijakan Pemda Diagram 3. 4 Langkah Persiapan teknis Pelaksanaan Perencanaan Partisipatif. 14

15 Langkah 1 : Sosialisasi masyarakat terhadap berbagai aspek dalam pengembangan permukiman Pelaku : TIPP bersama TAPP, dan konsultan Kegiatan ini merupakan sosialisasi yang tidak sekedar menyampaikan informasi tentang program kegiatan namun sosialisasi dijadikan sebagai alat untuk membangun visi, embrio komitmen masyarakat untuk menuju tatanan yang lebih baik. Kegiatan sosialisasi dapat dilakukan dengan memberikan stimulan terhadap energi atau pranata yang telah ada di masyarakat semisal pertemuan, pengajian, media warga, radio komunitas maupun media yang lain. Sosialisasi dan penggalian visi masyarakat juga dapat dilakukan dengan menyelenggarakan berbagai event masal yang memungkinkan masyarakat dari berbagai lapisan berkontribusi secara positif, diantaranya dengan lomba menggambar kampung impian masa depan, lomba menulis ide kampung impian, pembuatan maket diskusi dll. Acuan pendukung dapat dilihat dibagian Suplemen C: Langkah 2 : Bimbingan dan pengutan UP - UP BKM/LKM untuk pelayanan masyarakat. Tujuan : Mendukung penguatan dan peningkatan kapasitas UP - UP BKM/LKM untuk menjadi pusat pelayanan masyarakat sesuai dengan bidang yang dikelolanya. Materi : UPK : hal hal yang dapat mendukung penggalian potensi ekonomi masyarakat (usahausaha ekonomi produktif rumah tangga) dan kemampuan untuk mengelolanya menjadi suatu potensi yang dapat menjadi sumber pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat, penggerak kemajuan kelurahan, dan mampu memenuhi kebutuhan masyarakat sekitar kelurahan/kecamatan bahkan kota/kabupaten disekitarnya. UPS : hal- hal yang akan mendukung peningkatan kemampuan sosial budaya serta kemasyarakatan, termasuk bidang pendidikan dasar dan menengah, kesehatan, kesejahateraan ibu dan balita yang merupakan salah satu sarana terpenting untuk mengentaskan kemiskinan menuju kelurahan/desa yang mampu berkembang di masa mendatang. UPL : hal-hal yang akan mendukung pelaksanaan pembangunan permukiman, termasuk mengelola berbagai kegiatan untuk memastikan terjadinya perubahan nilai nilai yang akan mendukung tercapainya tatanan lingkungan permukiman yang aman, bersih tertata dan tanggap terhadap bencana. Langkah 3 : Kajian Produk Perencanan dan atau Kebijakan Pemda untuk menggali informasi kebijakan dan rencana-rencana pembangunan Pemerintah Kabupaten/Kota Kajian kebijakan adalah aktifitas yang dilakukan dalam kegiatan PLPBK yang berfungsi untuk melakukan pembelajaran bersama (pemerintah daerah maupun masyarakat) di dalam menelaah kebijakan yang telah dikeluarkan pemerintah dan mempunyai kekuatan hokum serta implikasi kebijakan tersebut bagi masyarakat maupun bagi pemerintah itu sendiri. Kajian Kebijakan Perencanaan merupakan tinjauan terhadap dokumen perencanaan yang bertujuan untuk mengetahui program-program Penataan Ruang di kabupaten dari tingkat yang tertinggi yaitu Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/ RTBL Kawasan, sampai dengan Rencana Kawasan kelurahan/perdesaan yang memiliki keterkaitan secara langsung maupun tidak langsung dengan penyusunan RPLP. Di dalam kegiatan PLPBK kegiatan Kajian ini semestinya dikaitkan dengan agenda besar untuk melakukan perubahan perilaku menuju perilaku yang lebih baik, bermartabat dan berbudaya, sehingga di dalam kegiatan Kajian ini haruslah dapat dirumuskan pula perubahan apa yang ingin diraih, serta indikator-indikator apa yang dapat dirumuskan untuk mengukur tingkat keberhasilan. 15

16 Setidaknya perubahan perilaku yang diharapkan meliputi : a. Masyarakat memahami kebijakan pemerintah b. Masyarakat peduli dengan kebijakan tersebut c. PLPBK mendapatkan perhatian dan dukungan peemda sertya menjadi agenda gerakan bersama masyarakat Untuk mencapai hal tersebut dapat didekati dengan indikator berikut : a. Adanya sosialisasi kebijakan /peraturan dan produk penataan lingkungan b. Masyarakat memahami dan melaksanakan kebijakan / peraturan tersebut c. Pelibatan Masyarakat di dalam proses musrenbang di tiap level pemerintahan dan masyarakat menjadikan proses musrenbang sebagai alat merebut kesempatan d. Tim Teknis lebih intens mendampingi masyarakat dan dukungan anggaran secara riil e. Ada koordinasi (perencanaan / implementasi / evaluasi) antar dinas tetap berjalan f. Masyarakat dilibatkan dalam setiap proses perencanaan g. Aturan bersama (misal Perdes), agar hasil PLPBK tidak bertentangan dengan aturan diatasnya Langkah langkah Kajian Produk Perencanan dan atau Kebijakan Pemda untuk menggali informasi kebijakan dan rencana-rencana pembangunan Pemerintah Kabupaten/Kota akan di jelaskan di supplemen B Langkah 4 : Kegiatan Penguatan Pengayaan Pemetaan Swadaya (Pengumpulan data, peta dan informasi wilayah Kelurahan/Desa A. Tujuan Pemetaan Swadaya PLPBK (PS PLPBK) Penguatan/Pengayaan Pemetaan Swadaya adalah suatu pendekatan partisipatif dari masyarakat untuk menilai serta merumuskan sendiri berbagai persoalan yang dihadapi dan potensi yang dimiliki sehingga dapat mengidentifikasi masalah dan mengkompilasi pemecahannya. Kegiatan Penguatan/Pengayaan PS PLPBK merupakan tindak lanjut dari kegiatan Pemetaan Swadaya yang telah dilakukan oleh masyarakat di kegiatan penyusunan PJM Pronangkis maupun kegiatan lain sebelumnya. Penguatan/Pengayaan difokuskan pada kegiatan pengumpulan data yang dibutuhkan untuk aktifitas perencanaan berdasarkan potensi dan permasalahan. Kegiatan PS PLPBK dapat menggunakan metoda penggalian informasi melalui peta-peta tematik, pemanfaatan maket desa, wawancara serta melakukan pengamatan lapangan untuk mencermati dan memahami kondisi fisik/pola ruang, sosial dan ekonomi wilayah Kelurahan/Desa saat ini. Hasil : Peta yang memuat berbagai informasi tentang kondisi, potensi, permasalahan (fisik, lingkungan dan sosial serta mitigasi bencana Informasi-informasi terkait potensi dominan (sosial, ekonomi, maupun lingkungan/fisik) yang memiliki peluang untuk dikembangkan, serta informasi mengenai masalah krusial (sosial, ekonomi, maupun lingkungan/fisik) yang harus segera ditangani. Pra analisis potensi dan masalah yang terjadi pada kelurahan/desa Pelaku : Tim Inti Perencanaan Partisipatif (TIPP)bersama TAPP, pokja-pokja PLPBK dan relawan perencanaan lainnya yang didampingi dan difasilitasi oleh Tim Konsultan (Tim Korkot/Korkab) 16

17 Keterangan Foto : Foto 8 menggambarkan proses PS PLPBK Kel/Desa di salah satu lokasi Pilot PLPBK Foto8 Peta peta survey dapat berupa sketsa gambar yang tidak berskala yang selanjutnya akan dipindahkan kedalam peta yang berskala sebagai PETA DASAR. Peta-peta hasil survey ini akan digunakan sebagai penyiapan analisis potensi dan masalah serta bagaimana pemecahannya B. Proses Penguatan Pengayaan Pemetaan Swadaya : a. Persiapan : TIPP dan Tim fasilitator PLPBK menetapkan terlebih dahulu aspek-aspek yang akan dipetakan dalam Penguatan Pengayaan PS sesuai dengan lingkup kerja Pokja-Pokja TIPP. Menyiapkan daftar data dan informasi lapangan yang perlu disepakati dan disesuaikan dengan kondisi lapangan, diantaranya Aspek aspek yang perlu ditinjau adalah : Penataan Ruang Penataan Lingkungan jaringan jalan, saluran/drainase dan jembatan Sistem Air Bersih Pelayanan ekonomi Pelayanan Sosial /public Kelembagaan dll b. Penyiapan Peta Dasar Peta dasar adalah peta awal sebagai peta kerja dimana kondisi rona awal/eksisting dapat digambarkan atau dipetakan. Hasil : Tersedia peta dasar dalam bentuk peta garis dengan skala 1 : 1000 atau 1 : 5000 untuk peta verja dalam menyusun peta rona awal (kondisi eksisting) dan peta-peta tematik lainnya. Contoh dan cara membuat peta dasar lihat Supplemen C Isi peta dasar minimal meliputi : Batas penggunaan lahan (batas antar penggunaan) Jaringan (jalan,drainase, irigasi) Fasilitasi umum/sosial 17

18 c. Pelaksanaan : TIPP dibantu oleh relawan perencanaan masyarakat melakukan transek serta melakukan pengamatan lapangan dan menuangkannya dalam peta dasar/kerja. TIPP mencatat kembali kondisi prasarana dan sarana lingkungan ( baik yang masih baik atau sudah rusak) tersebut ke dalam Format Profil Prasarana dan Sarana Lingkungan TIPP dapat membuat model atau maket untuk memudahkan visualisasi kondisi kawasan TIPP juga mencatat daftar persoalan dan potensi lingkungan permukiman dengan mengisi Format Masalah dan Potensi masyarakat serta menyempurnakan hasilnya c. Proses kesepakatan TIPP difasilitasi oleh tim konsultan, melakukan musyawarah atau rembug warga untuk melengkapi dan menyepakati informasi-informasi penting yang diperoleh dari hasil pengamatan lapangan. Minimal 40% masyarakat perempuan, miskin dan rentan hadir dalam proses kesepakatan ini. d. Pelaporan Tenaga ahli pendamping dan TIPP menyusun laporan hasil kegiatan pengamatan lapangan yang telah disepakati warga. Laporan tersebut dilengkapi peta-peta tematik rinci dengan skala ketelitian 1:5000 dan atau 1: C. Pembuatan Peta Rona Awal Peta rona awal adalah peta dasar yang telah dilengkapi dengan berbagai data dan informasi terbaru. Sumber data dan informasi peta rona awal dapat diperoleh dari : Penguatan Pengayaan Pemetaan Swadaya yang telah dilakukan sebelumnya Survey lapangan yang dilakukan Pokja TIPP (untuk melengkapi data-data hasil Penguatan Pengayaan Pemetaan Swadaya sebelumnya) a. Proses Penyusunan Peta Rona Awal Survey lapangan (ground survey) untuk mengumpulkan semua data dan informasi terkini dan kondisi lapangan Survey institusional, mengumpulkan dokumen perencanaan yang ada ( RTRW RPJM Kelurahan/Desa PJM Pronangkis) Verifikasi lapangan, untuk mencocokan sekali lagi Peta Rona Awal dengan kondisi lapangan dan sekaligus mengecek apakah semua kondisi lapangan telah tergambarkan dalam Peta Rona Awal. 18

19 3. TAHAP PERENCANAAN LINGKUNGAN MAKRO Perencanaan lingkungan makro adalah proses penyusunan Rencana Penataan Lingkungan Permukiman wilayah Kelurahan/Desa. Secara umum tahapan perencanaan partisipatif yang dilakukan, adalah untuk (a) Mengenali kondisi eksisting, (b) Melakukan analisis sebagai dasar rencana, (c) Menyepakati rencana hasil analisis. 3 hal tersebut dirangkum dalam sebuah rencana yang disusun atas dasar kesepakatan warga, dengan langkah sebagai berikut : (1) Penggalian Visi Misi, (2) Analisis Data, (3) Penyusunan RPLP dan (4) Penyusunan Aturan Main Bersama. Analisis Data 1 2 Penggalian Visi Misi 3 Penyusunan RPLP 4 Penyusunan Aturan Bersama Diagram 4. 4 Langkah Perencanaan Lingkungan Makro. Secara rinci dapat diuraikan sebagai berikut: Langkah (1) : Membangun visi atau cita-cita masa depan Pada intinya, visi/cita-cita masa depan ini akan menguraikan gagasan, keinginan dan harapan masyarakat tentang tatanan sosial, tatanan ekonomi serta upaya untuk mewujudkan kegiatan pembangunan wilayah kelurahan/desa yang akan dituju pada masa mendatang. Penggalian Visi Kelurahan Penggalian visi juga diwujudkan dengan lomba mural sebagai wujud ekspresi dan representasi cita-cita warga masyarakat thd lingkungannya Keterangan Foto : Foto 9 menggambarkan proses Penggalian Visi atau cita-cita masadepan yang dilakukan masyarakat di salah satu lokasi Pilot PLPBK Foto 9 19

20 Di dalam visi yang di bangun sebaiknya menyiratkan gagasan-gagasan sosial dan atau gagasan pengembangan ekonomi kawasan yang akan di tuju oleh masyarakat. (contoh : Kelurahan X ber visi Menuju kawasan berbudaya sehat dan mandiri (menunjukan tatan sosial yang ingin di capai ), Kawasan Y ber-visi Kawasan wisata agro yang modern (menunjukan tatan sosial dan gagasan pengembangan ekonomi kawasan berbasis agro dan pariwisata) atau hal-hal lain yang lebih kongkrit. Cara membangun visi pembangunan Kelurahan/Desa diuraikan sebagai berikut : A. Pertama, Tim konsultan pendamping dan Tim Teknis Pemda, memfasilitasi Tim Inti Perencanaan partisipatif (TIPP), untuk bersama-sama mencermati dan memahami persoalan-persoalan dan permasalahan mendasar serta mencermati potensi-potensi dan peluang-peluang pembangunan sebagai issue strategis yang akan mempengaruhi perkembangan pembangunan kelurahan pada masa mendatang. Pemahaman ini penting dilakukan, agar TIPP memiliki kesiapan dan pemahaman wilayah yang cukup lengkap. B. Kedua, TIPP yang dipandu oleh Tenaga ahli Pendamping, melakukan musyawarah atau rembug-rembug dengan melibatkan sebanyak-banyaknya warga (termasuk kelompok remaja, perempuan dan kelompok marjinal dan rentan), untuk membahas bersama-sama dan menyepakati visi atau gagasan Penataan Lingkungan kelurahan yang akan dituju pada masa mendatang. Visi tersebut dirumuskan singkat, sesuai isue-isue strategis Kelurahan/Desa. Dalam melaksanakan kegiatan rembug warga, TIPP akan didampingi oleh Tim Konsultan Pendamping. Penggalian visi ini dianjurkan pula untuk menggali impian anak-anak terhadap lingkungannya di masa yang akan datang. Penggalian visi diusahakan dapat dilakukan dengan cara-cara yang masif / kolosal sehingga mampu menyerap aspirasi masyarakat luas. C. Ketiga, Tenaga Ahli pendamping perencanaan partisipatif menyusun laporan kegiatan rembug warga dan visi atau gagasan pembangunan Kelurahan/Desa yang telah disepakati warga. Visi tersebut akan digunakan oleh TIPP sebagai dasar atau faktor penguat untuk melaksanakan kegiatan perencanaan partisipatif pada tahap berikutnya Hal-hal penting yang perlu diperhatikan dan dipersiapkan dalam membangun visi TIPP dan warga diharapkan memiliki pemahaman dan persepsi yang sama, terhadap persoalan, permasalahan, potensi dan peluang-peluang pembangunan (fisik, sosial dan ekonomi) serta isue-isue strategis Kelurahan/Desa TIPP, perlu mempersiapkan Peta-peta, data, film dokumentasi dan contoh-contoh cara membangun visi diwilayah lain sebagai pembanding Kegiatan musyawarah atau rembug-rembug dikuti sebanyak-banyaknya partisipasi warga Visi disusun atas dasar kesepakatan warga, dan tidak ada intervensi dari pihak lain Langkah (2) : Analisis Data Analisis Data adalah tindakan untuk mengkaji dan menilai / mengukur sebuah topik berdasarkan data-data secara kualitatif dan kuantitatif untuk mendapatkan sebuah kesimpulan Pada proses analisis, sebaiknya digunakan metode dan atau pendekatan sederhana yang mudah dipahami dan dimengerti oleh masyarakat. Proses analisis perlu memperhatikan hubungan antara visi kawasan yang di rumuskan dengan data hasil kajian perencanaan serta hasil Pengayaan Pemetaan Swadaya Salah satu teknik analisis yg dapat dipergunakan adalah teknik analisis SWOT. 20

21 Data-data kuantitatif dan kualitatif serta kajian-kajian dari berbagai potensi dan permasalahan yang mengarah pada suatu kesimpulan, selanjutnya hasil analisis ini digunakan sebagai dasar untuk langkah menyiapkan rencana kebutuhan dan prioritas ke depan. Secara visual hasil analisis potensi dan masalah ini berupa peta-peta dan usulan deskriptif. Di dalam melakukan analisis dapat menggunakan berbagai metoda yang ada, namun yang perlu diperhatikan adalah proses mengolah dari informasi menjadi data yang layak serta proses menganalisa seyogyanya menggunakan metoda yang paling sederhanasehingga mudah dipahami oleh masyarakat. (TIPP). Analisis Data yang dilakukan haruslah melihat dengan jernih potensi dan masalah terutama yang terkait erat dengan aspek Sosial, Ekonomi dan Lingkungan. Untuk melakukan analisis dapat dilakukan dengan metoda FGD, Pengamatan data tertulis, pengamatan gambar/foto, pengamatan peta dan lain sebaginya. Aktifitas analisis data ini dilakukan oleh masyarakat atau setidaknya TIPP dengan mendapatkan panduan serta fasilitasi dari TAPP, Tim Teknis dan Konsultan. Hal penting lain dalam kegiatan analisis data ini adalah analisis resiko bencana, mengingat banyak wilayah yang memang rentan terhadap bahaya/bencana. Analisis dilakukan pada kelurahan/desa yang memiliki kawasan-kawasan rawan bencana dan resiko yang ditimbulkan, serta analisis yang berkaitan dengan mitigasi bencana. Setidaknya masyarakat perlu melakukan analisis ancaman/kerentanan bencana di wilayah : Kawasan padat penduduk dan permukiman Kawasan yang memiliki kelerengan lahan yang terjal Kawasan bantaran sungai Kawasan lereng gunung berapi Kawasan pantai Salah satu teknik yang dapat dipegunakan dalam melakukan analisis resiko bencana adalah dengan teknik pohon sebab akibat Kajian yang melibatkan kelompok perempuan penduduk dewasa dan masyarakat yang lain 21

22 Langkah (3) : Menyusun Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Kelurahan/Desa secara partisipatif Rencana Penataan Lingkungan lingkungan permukiman berbasis komunitas, adalah produk perencanaan pembangunan yang disusun berdasarkan pendekatan partisipatif. Rencana Penataan Lingkungan Lingkungan Permukiman pada intinya, berisi: gagasan Pengembangan sosial, gagasan pengembangan ekonomi kawasan, dan gagasan pengembangan lingkungan guna mendukung pengembangan sosial dan ekonomi kawasan. Gagasan tersebut tertuang dan tercermin di dalam rencana alokasi pemanfaatan ruang, rencana Penataan Lingkungan yang medukung kegiatan ekonomi masyarakat, rencana jaringan jalan, saluran dan jembatan, rencana air bersih serta sanitasi, rencana peningkatan pelayanan sosial/pelayanan publik serta rencana-rencana penataan infrastruktur lingkang lain yang sesuai dengan kebutuhan, dan juga rencana Penataan Lingkungan kelembagaan pengelolaan pembangunan kelurahan. Salah cara untuk membuat penyepakatan rencana hasil analisis dapat dilakukan dengan menemukan tujuan, halangan, kegiatan (untuk menyelesaikan persoalan dan menyingkirkan hambatan), menemukan penanggung jawab kegiatan dan waktu pelaksanaan kegiatan yang diperlukan. Kemudian mengenali kondisi eksisting, melakukan analisis serta menyepakati rencana Di dalam Rencana Penataan Lingkungan Permukiman setidaknya mencakup hal hal berikut: 1. Rencana Penataan Lingkungan dalam aspek sosial 2. Rencana Penataan Lingkungan dalam aspek ekonomi 3. Rencana alokasi pemanfaatan ruang (yang mendukung aspek sosial dan ekonomi) 4. Rencana jaringan jalan, saluran drainase dan jembatan 5. Rencana Penataan Lingkungan air bersih dan sanitasi 6. Rencana Peningkatan pelayanan publik 7. Rencana Penataan Lingkungan Kelembagaan pengelolaan pembangunan Kelurahan /Desa 8. Kesepakatan Penetapan Kawasan Prioritas sebagai basis penyusunan Rencana Penataan Lingkungan Kawasan Prioritas (RTPLP berbasis komunitas) 9. Rencana Program Investasi Jangka Menengah Pembangunan Kelurahan/Desa Gambar 2. Kedudukan Produk Perencanaan dalam Penataan Lingkungan Permukiman 22

23 Secara hirarki sesuai Gambar 2, kedudukan kegiatan PLPBK tetap dibawah dan merupakan bagian dari Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota. Dari sisi undang-undang dan peraturan menunjukkan adanya sistem penjenjangan perencanaan yang jelas, dari RTRW Kabupaten/Kota sebagai rencana makro yang dijabarkan kedalan rencana rinci (RDTR, rencana kawasan permukiman, RTBL dan rencana tindak (action plan). Sedangkan kegiatan PLPBK berada diluar sistem hirarki perencanaan, namun tetap terkait. Dalam kegiatan PLPBK dimulai dari perumusan skenario pembangunan kelurahan sasaran kegiatan PLPBK. Hasil perumusan skenario tersebut, akan digunakan sebagai dasar penyusunan produk PLPBK, yaitu Rencana Penataan Lingkungan Permukiman, aturan bersama dan rencana tindak penataan lingkungan permukiman (kawasan prioritas} I. Ketentuan Umum Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) (1) RPLP adalah upaya peningkatan kualitas permukiman yang dilakukan secara holistic dan terpadu pada tingkat kawasan/lingkungan permukiman melalui pemberdayaan manusia dengan memperhatikan tatanan sosial kemasyarakatan, Penataan Lingkungan ekonomi masyarakat, serta penataan lingkungan dan kualitas hunian. (2) RPLP diharapkan mampu mendukung transformasi menuju masyarakat madani melalui sejumlah intervensi pembelajaran kemitraan dan sinergi antara Pemerintah, masyarakat dan kelompok peduli setempat serta kegiatan membangun kemitraan sebagai upaya untuk mengakses berbagai peluang dan sumber daya yang dibutuhkan masyarakat. (3) RPLP tidak hanya menghasilkan perencanaan Makro (Penataan Lingkungan lingkungan permukiman kelurahan) dan perencanaan Mikro dalam Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman (RTPLP) pada Kawasan Prioritas terpilih namun juga dapat menjadi dasar Pelaksanaan Pembangunan Fisik serta Pemasaran Kawasan Prioritas sesuai dengan RTPLP. (4) RPLP disusun sebagai langkah pelaksanaan Penataan Lingkungan lingkungan permukiman berbasis komunitas yang tidak hanya mendukung pelaksanaan pembangunan fisik lingkungan semata namun juga diharapkan mampu mengembangkan komunitas yang berbasis nilai sehingga mendorong Penataan Lingkungan ekonomi dan Lingkungan sosial masyarakat. (5) RPLP akan berisi informasi dasar yang terkait dengan aspek sosial berupa kondisi pelayanan sosial masyarakat dan kelembagaan pelayanan publik serta aspek ekonomi yang akan menggali potensi dan komoditi ekonomi. Hal-hal tersebut akan bersinergi dengan aspek lingkungan seperti penataan ruang, pengelolaaan dan pengadaan prasarana dan sarana lingkungan. Dengan demikian kebutuhan prasarana pendukung dan lembaga pengelolanyaakan sejalan dengan aspek sosial dan aspek ekonomi kawasan tersebut (6) Serangkaian program pembangunan yang dimuat dalam RPLP harus dilengkapi dengan estimasi besaran dan biaya yang diperlukan, sumber dana, serta koordinasi lembaga-lembaga terkait baik dalam tahap perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan pengawasan. (7) Dinas terkait (seperti: Dinas Tata Kota, Dinas Teknis Penataan LIngkungan Permukiman dan Lingkungan, Dinas Lingkungan Hidup/ BAPPEDALDA, BAPPEDA, dsb) yang bertanggung jawab untuk Penataan Lingkungan dan pengelolaan utilitas kota/kabupaten memberikan arahan dan masukan agar RPLP dapat menghasilkan perencanaan tata ruang kelurahan/desa yang terintegrasi dan berkesinambungan dengan sistem penataan infrastruktur lingkungan atau jaringan utilitas 23

24 kota/kabupaten secara keseluruhan serta mampu menjadi bagian dari RPIJM dan RTBL dalam lingkup yang lebih luas. (8) RPLP harus disepakati oleh warga masyarakat dan kesepakatan tersebut disahkan oleh BKM, Fasilitator PLPBK, serta TAPP. Sebelum disahkan oleh ketiga pihak tersebut, RPLP perlu dikonsultasikan dengan Dinas Tata Kota, Bappeda dan Dinas LH/Bappedalda untuk memastikan bahwa RPLP tersebut telah selaras dan terintegrasi dengan rencana tata ruang dan rencana pembangunan kota/kabupaten secara keseluruhan dan untuk mengelola lingkungan secara baik. (9) Agar memberikan arahan yang jelas terhadap penjabaran rencana maka sebaiknya RPLP yang di susun memiliki kerangka waktu 5 tahunan. II. Persyaratan Penyusunan RPLP (1) Ada kemauan masyarakat untuk memiliki kelurahan/desa yang dibangun secara lebih terencana dan lebih baik dari sebelumnya (2) Adanya komitmen Pemda (Tingkat Kota/Kabupaten dan Kecamatan) untuk mendukung Kegiatan Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas (3) Adanya komitmen Lurah/KaDes untuk mendukung Kegiatan Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas (4) Tersedianya data-data tata ruang, prasarana dan sarana, kondisi sosial dan ekonomi serta data kelembagaan pengelola pembangunan. Peta topografi dan penggunaan tanah serta kepemilikan tanah eksisting berskala 1 : 5000 Dokumen hasil Penguatan Pengayaan Pemetaan Swadaya. Dokumen PJM Pronangkis yang dihasilkan melalui siklus P2KP/PNPM III. Serangkaian kegiatan penyusunan RPLP, dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut : A. Mengenali kondisi pola ruang/peruntukan lahan eksisting Informasi penting yang perlu dicermati dan dipahami, adalah: Tingkat kerusakan area konservasi, Tingkat pencemaran/kerusakan lingkungan (bila ada), Kondisi area genangan/banjir (bila ada), Kondisi ruang terbuka hijau, Kondisi ketidakteraturan perkembangan fungsifungsi kegiatan, Kecenderungan arah pergeseran peruntukan lahan Kondisi lahan-lahan potensial untuk Penataan Lingkungan berbagai fungsi kegiatan Kondisi kelembagaan pengelola area konservasi, fasilitas sosial dan kelembagaan pengelola pembangunan fungsi-fungsi kegiatan diwilayah kelurahan. Hasil pemahaman di atas perlu disajikan kedalam peta yang jelas, informatif dan mudah dipahami. 24

25 Contoh :Gambar peta eksisting Tata Guna Lahan B. Mengenali kondisi kegiatan ekonomi masyarakat saat ini Informasi penting yang perlu dicermati dan dipahami, antara lain: Jenis kegiatan ekonomi potensial (dominan kegiatan usaha) yang dikelola oleh masyarakat secara individual dan kelompok, Jenis komoditi atau barang/produk unggulan, Jumlah produksi setiap kegiatan usaha (per bulan dan per tahun) Dukungan sarana dan prasarana produksi Lokasi dan luas lahan kegiatan ekonomi yang lengkapi peta-peta tematik Lokasi pasar (market) dan bentuk jejaring pemasaran Kondisi kelembagaan pengelolaan dan Penataan Lingkungan kegiatan ekonomi berbasis masyarakat Potensi sumber daya lokal yang tersedia, baik sumberdaya alam maupun sumberdaya manusia Kegiatan ekonomi yang memiliki peluang untuk dikembangkan menjadi sentra kegiatan ekonomi kelurahan yang berbasis masyarakat dan potensi sumberdaya lokal. Faktor-faktor penghambat perkembangan kegiatan ekonomi dominan, C. Melakukan analisis gagasan sosial dan gagasan pengembangan ekonomi, masyarakat Tahapan analisis yang dilakukan melalui kegiatan diskusi dan rembug warga, adalah: Mempersiapkan data, informasi dan kebijakan pembangunan sekto-sektor ekonomi Kota/Kabupaten serta mempersiapkan peta potensi kegiatan ekonomi kelurahan. Mengkaji dan cermati, antara lain: dampak kebijakan pembangunan pemerintah Kota/Kabupaten dalam mendorong perkembangan kegiatan ekonomi kelurahan, dukungan pemerintah Kota/Kabupaten dalam membangun ekonomi kelurahan, manfaat kebijakan pembangunan ekonomi dalam menangulangi kemiskinan kelurahan, dll. Mengkaji dan merumuskan solusi penanganan persoalan dan permasalahan yang menghambat pembangunan sektor-sektor ekonomi potensial 25

DRAFT JUKNIS PERENCANAAN PARTISIPATIF DAN PEMASARAN PLPBK

DRAFT JUKNIS PERENCANAAN PARTISIPATIF DAN PEMASARAN PLPBK DRAFT JUKNIS PERENCANAAN PARTISIPATIF DAN PEMASARAN PLPBK POKOK BAHASAN JUKNIS Ketentuan Tahapan PLPBK Ketentuan Review Pemetaan Swadaya Ketentuan Penyusunan RTPLP Kawasan Prioritas Ketentuan Pencairan

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA DRAFT PEDOMAN TEKNIS PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS (PLP-BK) 2013

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA DRAFT PEDOMAN TEKNIS PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS (PLP-BK) 2013 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA DRAFT PEDOMAN TEKNIS PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS (PLP-BK) 2013 Tahun Propinsi Kota Kelurahan 2008 (Pilot) Lokasi Kegiatan

Lebih terperinci

Oleh : Kasubdit Wilayah II Direktorat Penataan Bangunan dan LIngkungan. Disampaikan dalam Workshop Persiapan Penanganan Kumuh PNPM Mandiri Perkotaan

Oleh : Kasubdit Wilayah II Direktorat Penataan Bangunan dan LIngkungan. Disampaikan dalam Workshop Persiapan Penanganan Kumuh PNPM Mandiri Perkotaan KONSEP PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM PENANGANAN PERMUKIMAN KUMUH Oleh : Kasubdit Wilayah II Direktorat Penataan Bangunan dan LIngkungan Disampaikan dalam Workshop Persiapan Penanganan Kumuh PNPM Mandiri

Lebih terperinci

P E D O M A N T E K N I S PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS (PLPBK)

P E D O M A N T E K N I S PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS (PLPBK) P E D O M A N T E K N I S PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS (PLPBK) PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT ( PNPM ) MANDIRI PERKOTAAN PEDOMAN TEKNIS PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS

Lebih terperinci

MASTER SCHEDULE 1. PNPM-MANDIRI PERKOTAAN 2011

MASTER SCHEDULE 1. PNPM-MANDIRI PERKOTAAN 2011 MASTER SCHEDULE 1. PNPM-MANDIRI PERKOTAAN 2011 KEGIATAN & SUB-KEGIATAN MILESTONE 1.1. PENDAMPINGAN TINGKAT PEMDA KOTA/ KAB 1.1.1. SERANGKAIAN LOBBY-LOBBY, SILATURAHMI SOSIAL DAN SOSIALISASI AWAL TINGKAT

Lebih terperinci

PERENCANAAN PARTISIPATIF DALAM PLPBK

PERENCANAAN PARTISIPATIF DALAM PLPBK PERENCANAAN PARTISIPATIF DALAM PLPBK APA PERENCANAAN PARTISIPATIF? Proses perumusan dan penyepakatan produk perencanaan dengan melibatkan partisipasi aktif warga dan Pemda Proses penyelarasan perencanaan

Lebih terperinci

PENDAMPINGAN DALAM PROSES PERENCANAAN PARTISIPATIF PROGRAM PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS (PLPBK)

PENDAMPINGAN DALAM PROSES PERENCANAAN PARTISIPATIF PROGRAM PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS (PLPBK) PENDAMPINGAN DALAM PROSES PERENCANAAN PARTISIPATIF PROGRAM PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS (PLPBK) Jurusan Arsitektur Universitas Merdeka Malang; budiyanto_hery@yahoo.com Abstract Program

Lebih terperinci

MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 05/PERMEN/M/2009

MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 05/PERMEN/M/2009 MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 05/PERMEN/M/2009 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERUMAHAN

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS SIKLUS PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS (PLPBK)

PETUNJUK TEKNIS SIKLUS PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS (PLPBK) PETUNJUK TEKNIS SIKLUS PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS () PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI - PERKOTAAN Diterbitkan Oleh: Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA Menteri Negara Perumahan Rakyat. Perumahan. Pemukiman. Pedoman.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA Menteri Negara Perumahan Rakyat. Perumahan. Pemukiman. Pedoman. No.369, 2009 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA Menteri Negara Perumahan Rakyat. Perumahan. Pemukiman. Pedoman. PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT Nomor 05/PERMEN/M/2009 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN

Lebih terperinci

PROGRAM DAN PENGANGGARAN PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP) TAHUN 2015

PROGRAM DAN PENGANGGARAN PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP) TAHUN 2015 PROGRAM DAN PENGANGGARAN PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP) TAHUN 2015 Oleh : Kasubdit Perencanaan Teknis Direktorat Pengembangan Kawasan Permukiman Ditjen Cipta Karya Disampaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pengertian Judul Penataan Lingkungan Permukiman : Berbasis : Komunitas :

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pengertian Judul Penataan Lingkungan Permukiman : Berbasis : Komunitas : BAB I PENDAHULUAN 1. 1.1. Pengertian Judul Judul laporan Dasar Program Perancangan Dan Perancangan Arsitektur (DP3A) yang diangkat adalah Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas di Desa Jomblang

Lebih terperinci

Pembatasan Pengertian Perencanaan Partisipatif

Pembatasan Pengertian Perencanaan Partisipatif 1 Pembatasan Pengertian Perencanaan Partisipatif (a) Perencanaan Partisipatif disebut sebagai model perencanaan yang menerapkan konsep partisipasi, yaitu pola perencanaan yang melibatkan semua pihak (pelaku)

Lebih terperinci

PEDOMAN TEKNIS PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS (PLPBK)

PEDOMAN TEKNIS PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS (PLPBK) PEDOMAN TEKNIS PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS (PLPBK) PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI PERKOTAAN Diterbitkan Oleh: Direktorat Jenderal Cipta Karya - Kementerian

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN (RPLP) & RENCANA TINDAK PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN (RTPLP)

PETUNJUK TEKNIS RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN (RPLP) & RENCANA TINDAK PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN (RTPLP) PETUNJUK TEKNIS RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN (RPLP) & RENCANA TINDAK PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN (RTPLP) PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI PERKOTAAN Diterbitkan Oleh:

Lebih terperinci

ATURAN BERSAMA (AB) BKM KAHANJAK TENTANG PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS (PLP-BK) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

ATURAN BERSAMA (AB) BKM KAHANJAK TENTANG PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS (PLP-BK) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA ATURAN BERSAMA (AB) BKM KAHANJAK TENTANG PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS (PLP-BK) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA TIPP PLP-BK DAN WARGA MASYARAKAT KELURAHAN KAMELOH BARU Menimbang :

Lebih terperinci

Gambar 1. Proses Pembangunan/Pengembangan KSM

Gambar 1. Proses Pembangunan/Pengembangan KSM A. Tahap pelaksanaan kegiatan Pilot Pembekalan kepada Fasilitator mengenai Sosialisasi Konsep dan Substansi kepada Masyarakat oleh Fasiltator FGD Dinamika (berbasis hasil RPK dan PS) 2 Teridentifikasi

Lebih terperinci

Peran dan Tanggung Jawab Pelaku Dalam Kegiatan Pengendalian PLPBK

Peran dan Tanggung Jawab Pelaku Dalam Kegiatan Pengendalian PLPBK Peran dan Tanggung Jawab Pelaku Dalam Kegiatan Pengendalian PLPBK Pelaku Tingkat Pusat 1. Project Management Unit PMU P2KP adalah unit kerja yang bertanggung atas keberhasilan pelaksanaan program PLP BK

Lebih terperinci

Program Peningkatan Kualitas Permukiman di Perkotaan (P2KP)

Program Peningkatan Kualitas Permukiman di Perkotaan (P2KP) Program Peningkatan Kualitas Permukiman di Perkotaan (P2KP) Disampaikan Oleh: Mita D Aprini Jakarta, Juni 2015 Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat a. LATAR BELAKANGLatar

Lebih terperinci

Membangun BKM. Membangun BKM. Siklus Kegiatan PNPM Mandiri-P2KP. Membangun BKM DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM PERKOTAAN MANDIRI

Membangun BKM. Membangun BKM. Siklus Kegiatan PNPM Mandiri-P2KP. Membangun BKM DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM PERKOTAAN MANDIRI DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI MANDIRI PERKOTAAN 3 Siklus Kegiatan PNPM Mandiri-P2KP Membangun BKM Membangun BKM Membangun BKM

Lebih terperinci

Kata Pengantar. dan kesabaran, sehingga penyusunan laporan akhir tahun ini dapat selesai

Kata Pengantar. dan kesabaran, sehingga penyusunan laporan akhir tahun ini dapat selesai Page 0 Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan ke Tuhan yang telah memberikan kekuatan dan kesabaran, sehingga penyusunan laporan akhir tahun ini dapat selesai sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.

Lebih terperinci

USULAN PENDEKATAN DAN METODOLOGI RENCANA KERJA DAN JADWAL KEGIATAN CALON TENAGA AHLI PEMASARAN PARTISIPATIF

USULAN PENDEKATAN DAN METODOLOGI RENCANA KERJA DAN JADWAL KEGIATAN CALON TENAGA AHLI PEMASARAN PARTISIPATIF USULAN PENDEKATAN DAN METODOLOGI RENCANA KERJA DAN JADWAL KEGIATAN CALON TENAGA AHLI PEMASARAN PARTISIPATIF Nama Alamat : Ronggo Tunjung Anggoro, S.Pd : Gendaran Rt 001 Rw 008 Wonoharjo Wonogiri Wonogiri

Lebih terperinci

Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan UPAYA PENINGKATAN PARTISIPASI PEREMPUAN

Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan UPAYA PENINGKATAN PARTISIPASI PEREMPUAN Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan P2KP UPAYA PENINGKATAN PARTISIPASI PEREMPUAN Upaya Peningkatan Partisipasi Perempuan UPP 1 dan awal UPP 2 ( 1999 2003), belum ada upaya yang jelas dalam konsepnya

Lebih terperinci

Kurikulum Pelatihan Pelaku PNPM Mandiri Perkotaan

Kurikulum Pelatihan Pelaku PNPM Mandiri Perkotaan 1. Pengantar Kurikulum Pelatihan Pelaku PNPM Mandiri Perkotaan Proses pemberdayaan masyarakat dalam PNPM Mandiri Perkotaan dilakukan untuk menumbuhkembangkan kesadaran kritis masyarakat terhadap nilai-nilai

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Taipa, 10 September 2016

KATA PENGANTAR. Taipa, 10 September 2016 KATA PENGANTAR Puji Syukur kita panjatkan atas Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa dengan telah tersusunnya buku Laporan Akhir Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas (PLPBK) Kelurahan Taipa Kota Palu.

Lebih terperinci

WALIKOTA BANJARMASIN

WALIKOTA BANJARMASIN WALIKOTA BANJARMASIN PERATURAN WALIKOTA BANJARMASIN NOMOR 1^ TAHUN 2013 TENTANG ALOKASI DANA HIBAH UNTUK REPLIKASI PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS (REPLIKASI PLPBK) KOTA BANJARMASIN TAHUN

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA Kemiskinan adalah masalah kompleks sehingga Penanggulangan kemiskinan perlu dilakukan secara komprehensif Kondisi lingkungan dan permukiman yang

Lebih terperinci

KEGIATAN PILOT PENDAMPINGAN KSM

KEGIATAN PILOT PENDAMPINGAN KSM KEGIATAN PILOT PENDAMPINGAN Bappenas menyiapkan strategi penanggulangan kemiskinan secara lebih komprehensif yang berbasis pada pengembangan penghidupan berkelanjutan/p2b (sustainable livelihoods approach).

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR P2KP

PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR P2KP PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR P2KP Bahan Presentasi pada Lokakarya & Pelatihan Tim Peneliti Strudy Tematik Evaluasi P2KP, Maret 2009 I. Mengapa Pembangunan Infrastruktur dilakukan dalam program pemberdayaan

Lebih terperinci

Arah Kebijakan Percepatan Penanganan Kumuh dan Gambaran Umum Program KOTAKU

Arah Kebijakan Percepatan Penanganan Kumuh dan Gambaran Umum Program KOTAKU Z Arah Kebijakan Percepatan Penanganan Kumuh 2015-2019 dan Gambaran Umum Program KOTAKU Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Latar Belakang & Kebijakan Amanat

Lebih terperinci

PLPBK KOTA BATU. Batu, 19 Oktober 2010

PLPBK KOTA BATU. Batu, 19 Oktober 2010 Page 1 of 10 Batu, 19 Oktober 2010 Salam Laskar Elang... Sebagai informasi, Kelurahan Temas Kota Batu merupakan salah satu lokasi penerima Program Penataan Lingkungan permukiman Berbasis Komunitas (PLPBK)

Lebih terperinci

BUPATI GORONTALO PROVINSI GORONTALO

BUPATI GORONTALO PROVINSI GORONTALO BUPATI GORONTALO PROVINSI GORONTALO PERATURAN DAERAH KABUPATEN GORONTALO NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PERENCANAAN, PELAKSANAAN PEMBANGUNAN, PEMANFAATAN, DAN PENDAYAGUNAAN KAWASAN PERDESAAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

Channeling UPS-BKM TATA CARA PELAKSANAAN KEGIATAN PILOT PROGRAM BANTUAN PENDIDIKAN DASAR DEPDIKNAS BEKERJASAMA DENGAN BKM-P2KP

Channeling UPS-BKM TATA CARA PELAKSANAAN KEGIATAN PILOT PROGRAM BANTUAN PENDIDIKAN DASAR DEPDIKNAS BEKERJASAMA DENGAN BKM-P2KP Channeling UPS-BKM TATA CARA PELAKSANAAN KEGIATAN PILOT PROGRAM BANTUAN PENDIDIKAN DASAR DEPDIKNAS BEKERJASAMA DENGAN BKM-P2KP I. PENDAHULUAN Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) adalah suatu lembaga milik

Lebih terperinci

PERANAN RP2KPKP DALAM PENCEGAHAN DAN PENINGKATAN KUALITAS KUMUH PERKOTAAN PERMUKIMAN KUMUH PERKOTAAN

PERANAN RP2KPKP DALAM PENCEGAHAN DAN PENINGKATAN KUALITAS KUMUH PERKOTAAN PERMUKIMAN KUMUH PERKOTAAN KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA DIREKTORAT PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN PERANAN RP2KPKP DALAM PENCEGAHAN DAN PENINGKATAN KUALITAS KUMUH PERKOTAAN PERMUKIMAN

Lebih terperinci

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN SALINAN BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI, Menimbang : bahwa untuk

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PEMASARAN PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS (PLPBK)

PETUNJUK TEKNIS PEMASARAN PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS (PLPBK) PETUNJUK TEKNIS PEMASARAN PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS (PLPBK) PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI - PERKOTAAN Diterbitkan Oleh: Direktorat Jenderal Cipta Karya

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN PROGRAM KOTA TANPA KUMUH (KOTAKU) TINGKAT DESA/KELURAHAN

PETUNJUK PELAKSANAAN PROGRAM KOTA TANPA KUMUH (KOTAKU) TINGKAT DESA/KELURAHAN PETUNJUK PELAKSANAAN PROGRAM KOTA TANPA KUMUH (KOTAKU) TINGKAT DESA/KELURAHAN PROGRAM KOTA TANPA KUMUH (KOTAKU) TAHUN 2016 PETUNJUK PELAKSANAAN PROGRAM KOTA TANPA KUMUH (KOTAKU) DI TINGKAT KELURAHAN /

Lebih terperinci

STRATEGI SANITASI KOTA KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI

STRATEGI SANITASI KOTA KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota (SSK) Kabupaten Kepulauan Meranti adalah pembangunan sanitasi yang ditetapkan untuk memecahkan permasalahan sanitasi seperti yang tertera

Lebih terperinci

TATA CARA PEMBENTUKAN UNIT PENGELOLA (UP) BKM P2KP

TATA CARA PEMBENTUKAN UNIT PENGELOLA (UP) BKM P2KP TATA CARA PEMBENTUKAN UNIT PENGELOLA (UP) BKM P2KP 1. PENDAHULUAN BKM adalah lembaga masyarakat warga (Civil Society Organization), yang pada hakekatnya mengandung pengertian sebagai wadah masyarakat untuk

Lebih terperinci

PROSEDUR OPERASI BAKU PENGELOLAAN PENGEMBANGAN KAPASITAS MASYARAKAT PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN

PROSEDUR OPERASI BAKU PENGELOLAAN PENGEMBANGAN KAPASITAS MASYARAKAT PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN PROSEDUR OPERASI BAKU PENGELOLAAN PENGEMBANGAN KAPASITAS MASYARAKAT PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN 1 I. MENGAPA POB DIPERLUKAN? a. Untuk Meningkatkan kemampuan personil konsultan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA KUPANG NOMOR 18 TAHUN 2007 TENTANG MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN KELURAHAN DAN KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA KUPANG NOMOR 18 TAHUN 2007 TENTANG MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN KELURAHAN DAN KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KOTA KUPANG NOMOR 18 TAHUN 2007 TENTANG MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN KELURAHAN DAN KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA KUPANG, Menimbang : a. bahwa sehubungan dengan

Lebih terperinci

MODUL PEMAHAMAN DASAR STRATEGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN (SPPIP) DAN RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP)

MODUL PEMAHAMAN DASAR STRATEGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN (SPPIP) DAN RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP) Modul Pelaksanaan Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP MODUL PEMAHAMAN DASAR STRATEGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN (SPPIP) DAN RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP)

Lebih terperinci

BUPATI PASER PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PASER NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PASER PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PASER NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI PASER PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PASER NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA DAN RENCANA KERJA PEMERINTAH DESA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

Tidak BERDAYA (Masyarakat Miskin) Masyarakat BERDAYA PEMBELAJARAN YANG DIHARAPKAN

Tidak BERDAYA (Masyarakat Miskin) Masyarakat BERDAYA PEMBELAJARAN YANG DIHARAPKAN Tidak BERDAYA (Masyarakat Miskin) Masyarakat BERDAYA PEMBELAJARAN YANG DIHARAPKAN Belajar melakukan perbaikan sikap dan perilaku Belajar merubah cara pandang terhadap persoalan kemiskinan dan pemecahan

Lebih terperinci

Pedoman Umum Penyusunan Rencana Pengembangan Desa Pesisir

Pedoman Umum Penyusunan Rencana Pengembangan Desa Pesisir Pedoman Umum Penyusunan Rencana Pengembangan Desa Pesisir i Kata Pengantar Kegiatan pembangunan di wilayah pesisir dan Pulau-Pulau Kecil mempunyai potensi dampak kerusakan habitat, perubahan pada proses

Lebih terperinci

Strategi Sanitasi Kabupaten Malaka

Strategi Sanitasi Kabupaten Malaka BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan Sanitasi di Indonesia telah ditetapkan dalam misi Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJMPN) tahun 2005 2025 Pemerintah Indonesia. Berbagai langkah

Lebih terperinci

PROFILE DATA SIM P2KP NAD KMW II

PROFILE DATA SIM P2KP NAD KMW II PROFILE DATA SIM P2KP NAD II U R A I AN 1 INFORMASI UMUM 1.1 Cakupan Wilayah 1.1.1 Jumlah Kota/ Kab 1.1.2 Jumlah Kecamatan 3 1.1.3 Jumlah Kelurahan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 1.1.4 Jumlah Lorong/Dusun

Lebih terperinci

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Direktorat Jenderal Cipta Karya Direktorat Pengembangan Kawasan Permukiman

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Direktorat Jenderal Cipta Karya Direktorat Pengembangan Kawasan Permukiman Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Direktorat Jenderal Cipta Karya Direktorat Pengembangan Kawasan Permukiman OUTLINE Latar Belakang Program Arahan Kebijakan DJCK: ATAR BELAKANG Kebijakan

Lebih terperinci

4.1. TINGKAT NASIONAL Project Management Unit (PMU)

4.1. TINGKAT NASIONAL Project Management Unit (PMU) PNPM Mandiri Perkotaan merupakan satu bagian yang tidak terpisahkan dari PNPM Mandiri Nasional oleh sebab itu pengelolaan program ini juga merupakan bagian dari pengelolaan program nasional PNPM Mandiri

Lebih terperinci

Siklus PNPM Mandiri - Perkotaan

Siklus PNPM Mandiri - Perkotaan BUKU 1 SERI SIKLUS PNPM- Mandiri Perkotaan Siklus PNPM Mandiri - Perkotaan 3 Membangun BKM 2 Pemetaan Swadaya KSM 4 BLM PJM Pronangkis 0 Rembug Kesiapan Masyarakat 1 Refleksi Kemiskinan 7 Review: PJM,

Lebih terperinci

P E D O MAN T E K N I S PROGRAM SELARAS PNPM MANDIRI PERKOTAAN

P E D O MAN T E K N I S PROGRAM SELARAS PNPM MANDIRI PERKOTAAN P E D O MAN T E K N I S PROGRAM SELARAS PNPM MANDIRI PERKOTAAN BERSAMA MEMBANGUN KEMANDIRIAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT ( PNPM ) MANDIRI PERKOTAAN 2 1.4. 3 Gampong adalah wilayah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI KAJIAN

BAB III METODOLOGI KAJIAN BAB III METODOLOGI KAJIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Dalam menjalankan upaya penanggulangan kemiskinan di wilayah kerjanya, maka Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) membutuhkan suatu kerangka pelaksanaan program

Lebih terperinci

PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN

PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sanitasi sebagai salah satu aspek pembangunan memiliki fungsi penting dalam menunjang tingkat kesejahteraan masyarakat, karena berkaitan dengan kesehatan, pola hidup,

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

Penyusunan Strategi Sanitasi Kabupaten Kabupaten Minahasa Selatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2014

Penyusunan Strategi Sanitasi Kabupaten Kabupaten Minahasa Selatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2014 Penyusunan Strategi Sanitasi Kabupaten Kabupaten Minahasa Selatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2014 Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) Tahun 2014 STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK)

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 1490, 2014 KEMENPERA. Perumahan. Kawasan Pemukiman. Daerah. Pembangunan. Pengembangan. Rencana. Pedoman. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komponen pengembangan kapasitas (Capacity Building) merupakan salah satu pilar program PNPM Mandiri Perkotaan, karena program ini yang meyakini bahwa pembelajaran merupakan

Lebih terperinci

Panduan Fasilitasi PJM Pronangkis

Panduan Fasilitasi PJM Pronangkis BUKU 6 SERI SIKLUS PNPM Mandiri Perkotaan Panduan Fasilitasi PJM Pronangkis Perkotaan DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya Seri Siklus PNPM-Mandiri Perkotaan Panduan Fasilitasi PJM

Lebih terperinci

PROFILE DATA SIM P2KP NAD KMW II K E L U R A H A N

PROFILE DATA SIM P2KP NAD KMW II K E L U R A H A N PROFILE DATA SIM P2KP NAD II U R A I AN 1 INFORMASI UMUM 1.1 Cakupan Wilayah 1.1.1 Jumlah Kota/ Kab 1 1.1.2 Jumlah Kecamatan 3 1.1.3 Jumlah Kelurahan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 1.1.4 Jumlah

Lebih terperinci

BUPATI KOTABARU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 09 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI KOTABARU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 09 TAHUN 2013 TENTANG BUPATI KOTABARU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 09 TAHUN 2013 TENTANG PERENCANAAN, PELAKSANAAN PEMBANGUNAN DAN PEMANFAATAN SERTA PENDAYAGUNAAN KAWASAN PERDESAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kemiskinan adalah masalah yang kompleks dan komprehensif, sehingga upaya penanggulangan

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kemiskinan adalah masalah yang kompleks dan komprehensif, sehingga upaya penanggulangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 GAMBARAN UMUM Masalah kemiskinan adalah masalah yang kompleks dan komprehensif, sehingga upaya penanggulangan kemiskinan perlu dilakukan secara sistematis dan komprehensif oleh semua

Lebih terperinci

Panduan Fasilitasi Review Partisipatif BKM/LKM, Re-orientasi Pemetaan Swadaya, Re-orientasi PJM Pronangkis, Penyusunan Program Kerja BKM/LKM

Panduan Fasilitasi Review Partisipatif BKM/LKM, Re-orientasi Pemetaan Swadaya, Re-orientasi PJM Pronangkis, Penyusunan Program Kerja BKM/LKM BUKU 7 SERI SIKLUS PNPM- Mandiri Perkotaan Panduan Fasilitasi Review Partisipatif BKM/LKM, Re-orientasi Pemetaan Swadaya, Re-orientasi PJM Pronangkis, Penyusunan Program Kerja BKM/LKM Perkotaan DEPARTEMEN

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 41 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN PROGRAM REHABILITASI SOSIAL DAERAH KUMUH KOTA SURABAYA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 27 TAHUN 2011

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 27 TAHUN 2011 BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 27 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN KEGIATAN PENDAMPINGAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN DAN PENDAMPINGAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN

Lebih terperinci

Buletin Warta Desa. Tentang Program Kotaku. Manfaat & Target Program. Tujuan. Tujuan Antara

Buletin Warta Desa. Tentang Program Kotaku. Manfaat & Target Program. Tujuan. Tujuan Antara Tentang Program Kotaku Program KOTAKU (Kota Tanpa Kumuh) adalah program pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman kumuh nasional yang merupakan penjabaran dari pelaksanaan Rencana Strategis Direktorat

Lebih terperinci

Pemilu BKM. Buletin Warta Desa

Pemilu BKM. Buletin Warta Desa Pemilu BKM 3 Minta salah seorang warga menjelaskan tentang hasil FGD Kelembagaan dan FGD Kepemimpinan yang telah dilakukan pada siklus PS, terutama berkaitan dengan: (1) kriteria-kriteria lembaga komunitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN KABUPATEN BONE PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN KABUPATEN BONE PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Strategi sanitasi Kabupaten (SSK) Bone adalah suatu dokumen perencanaan yang berisi kebijakan dan strategi pembangunan sanitasi secara komprehensif pada tingkat kabupaten.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pokja AMPL Kota Makassar

BAB 1 PENDAHULUAN. Pokja AMPL Kota Makassar BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sanitasi sebagai salah satu aspek pembangunan memiliki fungsi penting dalam menunjang tingkat kesejahteraan masyarakat, karena berkaitan dengan kesehatan, pola hidup,

Lebih terperinci

Workshop PPM Desa Timbulharjo Jurusan Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial UNY UTAMI DEWI

Workshop PPM Desa Timbulharjo Jurusan Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial UNY UTAMI DEWI Workshop PPM Desa Timbulharjo Jurusan Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial UNY UTAMI DEWI RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA (RPJMDes) Pasal 63 Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 45 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN UMUM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DASAR BERBASIS MASYARAKAT KABUPATEN TANGERANG TAHUN 2014

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 45 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN UMUM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DASAR BERBASIS MASYARAKAT KABUPATEN TANGERANG TAHUN 2014 PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 45 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN UMUM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DASAR BERBASIS MASYARAKAT KABUPATEN TANGERANG TAHUN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANGERANG,

Lebih terperinci

PROCEEDING KEGIATAN PENYELENGGARAN PRA FOCUS GROUP DISCUSSION (PRA FGD 2) RPKPP KABUPATEN JOMBANG

PROCEEDING KEGIATAN PENYELENGGARAN PRA FOCUS GROUP DISCUSSION (PRA FGD 2) RPKPP KABUPATEN JOMBANG PROCEEDING KEGIATAN PENYELENGGARAN PRA FOCUS GROUP DISCUSSION (PRA FGD 2) RPKPP KABUPATEN JOMBANG 1. PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kegiatan Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Salah satu target MDGS adalah mengurangi separuh penduduk pada tahun 2015 yang tidak memiliki akses air minum yang sehat serta penanganan sanitasi dasar. Sehubungan

Lebih terperinci

BAB VII PERENCANAAN STRATEGI PEMBERDAYAAN BKM DALAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN.

BAB VII PERENCANAAN STRATEGI PEMBERDAYAAN BKM DALAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN. BAB VII PERENCANAAN STRATEGI PEMBERDAYAAN BKM DALAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN. Fungsi BKM pada program penanggulangan kemiskinan di Kelurahan Pakembaran perlu ditingkatkan, sehingga dalam pemberdayaan

Lebih terperinci

PROGRAM PENANGANAN KAWASAN KUMUH PERKOTAAN (P2KKP) LAPORAN MONITORING KMP PERIODE TRIWULAN III (BASELINE )

PROGRAM PENANGANAN KAWASAN KUMUH PERKOTAAN (P2KKP) LAPORAN MONITORING KMP PERIODE TRIWULAN III (BASELINE ) PROGRAM PENANGANAN KAWASAN KUMUH PERKOTAAN (P2KKP) LAPORAN MONITORING KMP PERIODE TRIWULAN III (BASELINE 100-0-100) KONSULTAN MANAJEMEN PUSAT WILAYAH-2 TAHUN PELAKSANAAN UJI PETIK KEGIATAN BASELINE, PLPBK

Lebih terperinci

PEMUTAKHIRAN SSK LAMPUNG TIMUR Tahun 2016

PEMUTAKHIRAN SSK LAMPUNG TIMUR Tahun 2016 Created on 10/3/2016 at 9:8:38 Page 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Untuk memenuhi target pembangunan sektor sanitasi, yang meliputi pengelolaan air limbah domestik, pengelolaan persampahan, dan

Lebih terperinci

ACUAN PELAKSANAAN KOMUNITAS BELAJAR PERKOTAAN (KBP) PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA

ACUAN PELAKSANAAN KOMUNITAS BELAJAR PERKOTAAN (KBP) PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA ACUAN PELAKSANAAN KOMUNITAS BELAJAR PERKOTAAN (KBP) PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA PENGANTAR Acuan pelaksanaan Komunitas Belajar Perkotaan (KBP) bagi aparat pemerintah kabupaten/kota ini dimaksudkan untuk dapat

Lebih terperinci

PEDOMAN WAWANCARA Bappeda Kabupaten Banjarnegara

PEDOMAN WAWANCARA Bappeda Kabupaten Banjarnegara LAMPIRAN 111 PEDOMAN WAWANCARA Bappeda Kabupaten Banjarnegara Nama Responden : Jabatan : Tanggal : Pertanyaan Mengenai Peranan Bappeda 1. Bagaimana kemiskinan di kabupaten Banjarnegara? 2. Bagaimana pemerintah

Lebih terperinci

MEMORANDUM PROGRAM SANITASI (MPS) PEMERINTAH KOTA PADANGSIDIMPUAN

MEMORANDUM PROGRAM SANITASI (MPS) PEMERINTAH KOTA PADANGSIDIMPUAN Bab 1 ENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Memorandum Program Sanitasi (MPS) merupakan tahap ke 4 dari 6 (enam) tahapan program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP). Setelah penyelesaian dokumen

Lebih terperinci

Kurikulum Pelatihan Pelatihan Masyarakat

Kurikulum Pelatihan Pelatihan Masyarakat Kurikulum Pelatihan Pelatihan Masyarakat A. Lokasi Peningkatan Kualitas. Pelatihan BKM/, Lurah/Kepala Desa a. Meningkatkan pemahaman isi dokumen RPLP b. Meningkatkan pemahaman peserta mengenai kolaborasi

Lebih terperinci

PROCEEDING KEGIATAN PENYELENGGARAN FOCUS GROUP DISCUSSION (FGD 2) RPKPP KABUPATEN JOMBANG

PROCEEDING KEGIATAN PENYELENGGARAN FOCUS GROUP DISCUSSION (FGD 2) RPKPP KABUPATEN JOMBANG PROCEEDING KEGIATAN PENYELENGGARAN FOCUS GROUP DISCUSSION (FGD 2) RPKPP KABUPATEN JOMBANG 1. PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kegiatan Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) merupakan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 58 TAHUN : 2006 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 58 TAHUN : 2006 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 58 TAHUN : 2006 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIMAHI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

: PRIMA KEADILAN : PEMATANGSIANTAR

: PRIMA KEADILAN : PEMATANGSIANTAR BKM KELURAHAN KECAMATAN KOTA : PRIMA KEADILAN : BANTAN : SIANTAR BARAT : PEMATANGSIANTAR KONSULTAN MANAJEMEN WILAYAH SUMATERA UTARA 2014 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang

Lebih terperinci

Konsep Dasar. Mau. Paham. Mampu

Konsep Dasar. Mau. Paham. Mampu Konsep Dasar Paham Mau Pelatihan yang berorientasi pada penumbuhan pemahaman, motivasi, dan kemampuan dari Fasilitator untuk penanganan program secara partisipatif, transparan, akuntabel, mandiri dan berkelanjutan.

Lebih terperinci

KEY PERFORMANCE INDIKATOR NSUP IDB

KEY PERFORMANCE INDIKATOR NSUP IDB KEY PERFORMANCE INDIKATOR NSUP IDB 2016-2020 NO INDIKATOR SATUAN TARGET KINERJA (TAHUN) 2016 2017 2018 2019 2020 STRATEGI OPERASIONAL KOMPONEN PENDUKUNG PENCAPAIAN TARGET 2 Key Performance Indicator NSUP-IDB

Lebih terperinci

BAGIAN PEMASARAN HASIL PERENCANAAN PLPBK

BAGIAN PEMASARAN HASIL PERENCANAAN PLPBK Pedoman Teknis 2 BAGIAN PEMASARAN HASIL PERENCANAAN PLPBK I. Pengertian Tahap pemasaran ini, merupakan tindak lanjut dari rangkaian kegiatan perencanaan partisipatif (RPLP dan RTPLP) yang telah dilakukan.

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM MANAJEMEN PEMBANGUNAN PARTISIPATIF KOTA KEDIRI

PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM MANAJEMEN PEMBANGUNAN PARTISIPATIF KOTA KEDIRI W A L I K O T A K E D I R I PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM MANAJEMEN PEMBANGUNAN PARTISIPATIF KOTA KEDIRI Menimbang WALIKOTA KEDIRI, : a. bahwa pelaksanaan pembangunan merupakan

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 59 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN PROGRAM REHABILITASI SOSIAL DAERAH KUMUH KOTA SURABAYA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 58 TAHUN : 2006 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 58 TAHUN : 2006 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 58 TAHUN : 2006 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIMAHI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri - Perkotaan

Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri - Perkotaan i ii PEDOMAN SELEKSI DAN PENETAPAN LOKASI PPMK Peningkatan Penghidupan Masyarakat berbasis Komunitas PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI - PERKOTAAN Diterbitkan Oleh: Direktorat Jenderal

Lebih terperinci

PE T UN J U K TE K N I S PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS (PLPBK) PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT ( PNPM ) MANDIRI PERKOTAAN

PE T UN J U K TE K N I S PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS (PLPBK) PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT ( PNPM ) MANDIRI PERKOTAAN PE T UN J U K TE K N I S PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS (PLPBK) PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT ( PNPM ) MANDIRI PERKOTAAN PETUNJUK TEKNIS PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS

Lebih terperinci

BERITA NEGARA PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.131,2012 PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN BANTUAN PENANGANAN LINGKUNGAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN

Lebih terperinci

BAB V PROFIL PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI PERKOTAAN

BAB V PROFIL PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI PERKOTAAN 38 BAB V PROFIL PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI PERKOTAAN 5.1 Konsep PNPM Mandiri Perkotaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan merupakan proses pembelajaran

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sanitasi sebagai salah satu aspek pembangunan memiliki fungsi penting dalam menunjang tingkat kesejahteraan masyarakat, karena berkaitan dengan kesehatan, pola hidup,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) Grobogan 1-1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang    Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) Grobogan 1-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sanitasi sebagai salah satu aspek pembangunan memiliki fungsi penting dalam menunjang tingkat kesejahteraan masyarakat, karena berkaitan dengan kesehatan, pola hidup,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN SSK. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN SSK. I.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kondisi umum sanitasi di Indonesia sampai dengan saat ini masih jauh dari kondisi faktual yang diharapkan untuk mampu mengakomodir kebutuhan dasar bagi masyarakat

Lebih terperinci

A. FORM MONITORING DAN EVALUASI DALAM LINGKUP KEGIATAN PERSIAPAN

A. FORM MONITORING DAN EVALUASI DALAM LINGKUP KEGIATAN PERSIAPAN A. FORM MONITORING DAN EVALUASI DALAM LINGKUP KEGIATAN PERSIAPAN 1. Form 1-1 MONITORING DAN EVALUASI KEGIATAN SOSIALISASI 2. Form 1-2 MONITORING DAN EVALUASI KEIKUTSERTAAN DALAM KONSOLIDASI TINGKAT PROVINSI

Lebih terperinci

AKUNTABILITAS DALAM PELAKSANAAN PNPM MANDIRI PERKOTAAN / P2KP (PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN) Rakor Nasional P2KP, 15 Juni 2015

AKUNTABILITAS DALAM PELAKSANAAN PNPM MANDIRI PERKOTAAN / P2KP (PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN) Rakor Nasional P2KP, 15 Juni 2015 AKUNTABILITAS DALAM PELAKSANAAN PNPM MANDIRI PERKOTAAN / P2KP (PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN) Rakor Nasional P2KP, 15 Juni 2015 Latar Belakang Audit Sempit: Pemenuhan kewajiban Loan/Grant Agreement.

Lebih terperinci

REKOMENDASI HASIL UJI PETIK KMP PERIODE 28 November 8 Desember 2007

REKOMENDASI HASIL UJI PETIK KMP PERIODE 28 November 8 Desember 2007 REKOMENDASI HASIL UJI PETIK KMP PERIODE 28 November 8 Desember 2007 Gambaran Umum Secara umum proses kegiatan di lokasi baru mengalami keterlambatan rata-rata 1,5 bulan dari master schedule, sementara

Lebih terperinci

TINJAUAN PROGRAM PEMBANGUNAN PRASARANA DAN SARANA DESA POLA IMBAL SWADAYA

TINJAUAN PROGRAM PEMBANGUNAN PRASARANA DAN SARANA DESA POLA IMBAL SWADAYA TINJAUAN PROGRAM PEMBANGUNAN PRASARANA DAN SARANA DESA POLA IMBAL SWADAYA Deskripsi Kegiatan. Menurut Pemerintah Kabupaten Bogor pembangunan merupakan suatu proses perubahan untuk menuju ke arah yang lebih

Lebih terperinci

LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN RWT (REMBUG WARGA TAHUNAN)

LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN RWT (REMBUG WARGA TAHUNAN) PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2011 LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN RWT (REMBUG WARGA TAHUNAN) Oktober 2011 1 P a g e 1.1 LATAR BELAKANG PELAKSANAA N UJI PETIK RWT (REMBUG WARGA TAHUNAN) RWT adalah

Lebih terperinci