KENDALA DAN SOLUSI PENERJEMAHAN TEKS BAHASA CHINA KE DALAM BAHASA NDONESIA DALAM PEMESANAN BARANG DI PT CAHAYA KHARISMA, SUKOHARJO

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KENDALA DAN SOLUSI PENERJEMAHAN TEKS BAHASA CHINA KE DALAM BAHASA NDONESIA DALAM PEMESANAN BARANG DI PT CAHAYA KHARISMA, SUKOHARJO"

Transkripsi

1 KENDALA DAN SOLUSI PENERJEMAHAN TEKS BAHASA CHINA KE DALAM BAHASA NDONESIA DALAM PEMESANAN BARANG DI PT CAHAYA KHARISMA, SUKOHARJO LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad Ahli Madya pada Diploma III Bahasa China FSSR Universitas Sebelas Maret Oleh : Ratna Hartono C PROGRAM DIPLOMA III BAHASA CHINA FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 i

2 ii

3 iii

4 MOTTO Apa pun tugas hidup Anda, lakukan dengan baik. Seseorang seharusnya melakukan pekerjaannya sedemikian baik sehingga mereka yang masih hidup, yang sudah mati, dan yang belum lahir tidak dapat melakukannya lebih baik lagi. - Martin Luther King- iv

5 PERSEMBAHAN Dengan penuh rasa syukur, Karya ini saya persembahkan kepada : Keluarga tercinta Teman-teman seperjuangan Almamater v

6 KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Tuhan yang Maha Esa atas limpahan berkat dan rahmat-nya, Tugas Akhir dengan judul, KENDALA DAN SOLUSI PENERJEMAHAN TEKS BAHASA CHINA KE DALAM BAHASA INDONESIA DALAM KEGIATAN PEMESANAN BARANG DI PT CAHAYA KHARISMA, SUKOHARJO telah selesai dengan baik tanpa adanya hambatan yang berarti. Penulis menyadari bahwa selama pembuatan Tugas Akhir ini tidak lepas dari dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Bapak Drs. Riyadi Santosa, M.Ed., Ph.D., selaku dekan Universitas Negeri Sebelas Maret 2. Ibu Dra. Endang Tri Winarni, M.Hum., selaku Ketua Program Studi D3 Bahasa China Universitas Negeri Sebelas Maret 3. Ibu Inge Santoso, B.Com., selaku dosen Pembimbing Utama yang telah meluangkan banyak waktunya untuk memberikan pengarahan dan semangat dalam pengerjaan tugas akhir ini 4. Bapak Teguh Sarosa, SS, M.Hum., selaku dosen Pembimbing Kedua yang telah banyak memberikan penjelasan dan pengarahan dalam menyelesaikan tugas akhir ini 5. Ibu Tan Mei Tju, selaku pimpinan personalia PT Cahaya Kharisma Sukoharjo yang telah memberi ijin untuk praktek kerja vi

7 6. Ibu Siti, selaku karyawan PT Cahaya Kharisma yang telah banyak membantu memberi data dan membimbing penulis dalam melaksanakan tugas praktek kerja 7. Orangtua, yang selalu mendukung dalam penyelesaian Laporan Tugas Akhir 8. Cahya Christiani, rekan UNS yang selalu mendukung dan memberi semangat 9. Teman-teman UNS 10. Semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan Tugas Akhir yang penulis tidak dapat sebutkan satu per satu Penulis menyadari bahwa penulisan Laporan Tugas Akhir ini masih terdapat kekurangan di sana-sini. Oleh karena itu, dengan senang hati penulis menerima kritik dan saran yang berguna demi perubahan Tugas Akhir ini menjadi lebih baik. Semoga dengan adanya penulisan Laporan Tugas Akhir ini, besar harapan penulis supaya laporan ini dapat memberi manfaat bagi para pembaca. Surakarta, 12 Juli 2011 vii

8 ABSTRAK Ratna Hartono Kendala dan Solusi Penerjemahan Teks Bahasa China dalam Kegiatan Pemesanan Barang ke dalam Bahasa Indonesia di PT Cahaya Kharisma, Sukoharjo. Program Diploma III Bahasa China, Fakultas Sastra dan Seni Rupa, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam era modern, hubungan antarnegara mutlak diperlukan. Tidak heran jika kemudian penerjemahan mempunyai tempat penting dalam hubungan bisnis antarnegara. Bukan saja menjadi salah satu jalan keluar atas perbedaan bahasa, penerjemahan juga dapat menimbulkan permasalahan baru, yaitu terjadinya kesalahpahaman. Sebab itu, suatu hasil terjemahan yang baik sangat diperlukan Mengingat pentingnya penerjemahan, maka penulis mencoba untuk mendeskripsikan cara serta kendala dalam menyampaikan kembali pesan teks bahasa asli, khususnya bahasa China, ke dalam bahasa Indonesia di PT Cahaya Kharisma, dan juga menawarkan solusi atas permasalahan tersebut. Dalam proses penerjemahan, kegiatan penyelarasan menjadi suatu kegiatan yang penting. Demi tercapainya suatu hasil terjemahan yang baik, dalam proses penyelarasan teks surat bahasa China di PT Cahaya Kharisma, penulis perlu melakukan beberapa pertimbangan, di antaranya mengenai ragam bahasa, struktur bahasa, gaya bahasa, dan pembaca hasil terjemahan. Tidak jarang selama proses penerjemahan di PT Cahaya Kharisma, penulis menemui beberapa kendala, antara lain menganalisa teks yang terlalu panjang, perbedaan struktur bahasa antara MD dan DM, sulitnya mengoreksi hasil pekerjaan sendiri, pemilihan kata yang tepat, minimnya jumlah kosakata yang dikuasai, serta menganalisa kemampuan baca para pembaca yang cukup beragam. Untuk mengatasi kendala-kendala tersebut, penulis mencoba untuk menawarkan beberapa solusi. Memotong kalimat panjang menjadi kalimat pendek, berlatih menyusun kalimat dalam bahasa Indonesia, pengoreksian hasil terjemahan oleh orang lain, penerapan pedoman EYD dan Kamus Besar Bahasa Indonesia, perbanyak kosakata dalam bahasa China, dan pemilihan kata atau kalimat yang mudah dimengerti secara umum adalah beberapa solusi yang bisa penulis tawarkan. viii

9 概说 Ratna Hartono. C , 书面中文翻译成印尼文的困难和解决方案在 Cahaya Kharisma 有限公司订货活动 311 国力大学, 文学艺术学院中文专科 当今世代, 国家之间的关系是绝对必要的 怪不得, 如果当时, 翻译对国际业余关系有重要的地位 不仅当一个语言差异的解决方案, 翻译也可以造成新问题, 就是发生误解 因此, 好翻译的结果非常需要 由于记得翻译十分重要, 笔者尝试在 Cahaya Kharisma 有限公司描述方法和翻译外语的困难, 尤其是中文翻译成印尼文, 也是对那些困难给几个答案 符合是重要翻译的地位 为了得到好的翻译结果, 在符合 Cahaya Kharisma 有限公司的中文信, 笔者需要几些想法, 关于多种语, 语言结构, 样式语, 和读者之中 不少, 翻译在 Cahaya Kharisma 有限公司, 笔者面对几个困难, 就是翻译太长的句子, 不同的语言结构, 很难调查自己的工作, 调最准的次, 懂得次太少, 和分析读者的能力 为了克服这些困难, 笔者尝试给几些办法 把长的句子切成较短句子, 联系用印尼造句, 让别人调查我们的翻译, 应用语法规则和印尼词典的规则, 增加汉语词汇, 选容易懂得词和句子是一些方案笔者可以给得 ix

10 DAFTAR ISI PENGESAHAN PEMBIMBING ii PENGESAHAN UJIAN.iii MOTO... iv PERSEMBAHAN...v KATA PENGANTAR...vi ABSTRAK...viii ABSTRAK...vi x DAFTAR ISI...x DAFTAR GAMBAR...xiv DAFTAR TABEL...xv BAB I : PENDAHULUAN....1 A. Latar Belakang Masalah..1 B. Identifikasi Masalah.3 C. Perumusan Masalah.3 D. Tujuan...4 E. Manfaat...4 F. Metode Pelaksanaan.5 BAB II : LANDASAN TEORI..7 A. Bahasa Definisi Bahasa Ragam Bahasa x

11 3. Fungsi Bahasa Pentingnya Bahasa China B. Penerjemahan Definisi Penerjemahan Klasifikasi Penerjemahan Proses Penerjemahan Penerjemah yang Baik Kualitas Hasil Terjemahan Pentingnya Penerjemahan...27 BAB III : PEMBAHASAN...28 A. Gambaran Umum Sejarah Singkat Perusahaan Informasi Produk Deskripsi Kerja Ketenagakerjaan Jam Kerja Sistem Pengupahan Fasilitas Perusahaan Fasilitas Kerja Fasilitas Umum 37 B. Pengadaan Bahan Baku.. 38 C. Uraian Praktek Lapangan 39 xi

12 D. Cara Mengungkapkan Pesan Teks Bahasa China dalam Kegiatan Pemesanan Barang ke dalam Bahasa Indonesia...41 E. Kendala dan Solusi Penerjemahan Teks Bahasa China dalam Kegiatan Pemesanan Barang...47 BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN...53 A. Kesimpulan...53 B. Saran...55 DAFTAR PUSTAKA RUJUKAN DARI INTERNET...58 PENILAIAN PRAKTEK KERJA...59 DAFTAR LAMPIRAN...62 xii

13 DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Komunikasi Monolingual...18 Gambar 2.2 Penerjemahan...19 xiii

14 DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Contoh Analisa Teks yang Panjang...47 Tabel 4.1 Kendala dan Solusi...55 xiv

15 DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Komunikasi Monolingual...18 Gambar 2.2 Penerjemahan...19 xv

16 DAFTAR LAMPIRAN LAMPIRAN 1 Surat Permohonan Informasi Produk 63 LAMPIRAN 2 Surat Mengenai Informasi Produk...64 LAMPIRAN 3 Surat Permintaan Contoh Barang dan Informasi Harga Barang...67 LAMPIRAN 4 Surat Informasi Spesifikasi Barang dan Harga Barang...68 xvi

17 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tidak lagi bisa dipungkiri bahwa kita memasuki era globalisasi dunia modern, yaitu suatu era yang bercirikan keterbukaan, persaingan, dan kesalingtergantungan antarbangsa. Dalam era ini terjadi pertumbuhan pesat teknologi informasi, meluasnya jangkauan internet, kerjasama ilmiah, dan ekspansi perdagangan secara global. Tentu saja, banyak perusahaan dituntut untuk mampu memperluas dan mengembangkan jaringan beserta akses pasar mereka baik untuk skala nasional maupun internasional. Oleh karena itu, hubungan dengan dunia internasional pun tidak terelakkan. Penerjemahan menjadi sangat mutlak dibutuhkan dalam era modern saat ini. Hasil penerjemahan dapat kita lihat dalam segala bidang, salah satunya dalam bidang bisnis. Seperti yang seringkali terjadi bahwa perbedaan bahasa tidak jarang menjadi kendala dalam perjanjian dan percakapan bisnis. Peran penerjemah mampu menjembatani kendala perbedaan bahasa tersebut, baik dalam bentuk lisan maupun tulisan. Karenanya, penerjemahan bahasa dapat menjadi salah satu solusi kendala bahasa dalam urusan bisnis. Dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, penerjemahan bahasa pun mempunyai peran yang penting. Seiring dengan perkembangan zaman, informasi mengenai ilmu pengetahuan dan teknologi dapat diperoleh dari buku-buku yang banyak diterbitkan dan diperjualbelikan commit to baik user di luar maupun di dalam negeri. 1

18 2 Buku-buku tersebut sebagian besar ditulis dalam bahasa asing. Oleh sebab itu, penerjemahan buku-buku tersebut ke dalam bahasa sasaran, dalam hal ini bahasa Indonesia, dianggap sebagai solusi yang tepat dan murah untuk mempercepat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia. Pentingnya peran penerjemahan dapat juga dirasakan dalam bidang sosial dan politik. Seperti yang telah kita semua ketahui, Indonesia memiliki peran dan kepentingan di dunia internasional. Peran Indonesia dalam bidang politik dan sosial dapat dilihat melalui serangkaian kegiatan internasional yang diikuti. Untuk mengikuti kegiatan tersebut, tentu saja para pejabat yang mewakili Indonesia pada forum-forum tersebut harus menguasai bahasa asing yang dipakai dalam pertemuan tadi. Bahasa yang dipakai dalam forum tersebut bukan hanya bahasa Inggris, tetapi juga bahasa China, Perancis, Arab, dan bahasa lainnya. Untuk itu diperlukan para penerjemah yang siap membantu para pejabat dalam mengikuti kegiatan tersebut sehingga komunikasi dapat berjalan secara efektif. Madjid dalam Syihabuddin (2002:1) mengatakan bahwa suatu kebudayaan tidak lahir dari kekosongan, melainkan didahului oleh kebudayaan-kebudayaan lain yang menjadi unsur pembentuknya. Kebudayaan suatu bangsa selalu merupakan seleksi dari berbagai kebudayaan lain. Dengan demikian, kebudayaan seringkali dipandang sebagai proses memberi dan menerima. Proses tersebut terjadi dan berkembang melalui berbagai sarana, di antaranya melalui penerjemahan. Tidak hanya menjadi salah satu jalan keluar atas perbedaan bahasa dalam berbagai bidang, penerjemahan bahasa juga dapat menimbulkan permasalahan

19 3 yang baru, antara lain terjadinya kesalahpahaman. Sebab itu, terutama dalam lingkup hubungan internasional, suatu hasil terjemahan yang baik sangat diperlukan. Tentu saja, penerjemahan yang baik menjadi beban tanggung jawab para penerjemah bahasa. Mengetahui pentingnya peran penerjemah dan pentingnya hasil terjemahan yang baik, maka penulis merasa tertarik untuk mendeskripsikan kendala-kendala yang dihadapi dalam proses penerjemahan, dalam hal ini khususnya penerjemahan bahasa China secara tertulis dan juga menawarkan solusi atas kesulitan yang dihadapi selama proses penerjemahan. B. Identifikasi Masalah Identifikasi masalah yang akan dikemukakan dalam laporan Praktik Kerja Lapangan ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimanakah memahami teks bahasa China dengan benar? 2. Bagaimanakah menyampaikan pesan teks bahasa China dengan susunan kalimat yang benar? 3. Bagaimanakah memilih kosakata yang benar dan jelas? 4. Bagaimanakah mengatasi kendala yang dihadapi? C. Perumusan Masalah Dalam penulisan laporan Praktik Kerja Lapangan ini, perumusan masalah mengenai kendala penerjemahan di PT Cahaya Kharisma difokuskan kepada permasalahan sebagai berikut.

20 4 1. Bagaimanakah menyampaikan pesan teks bahasa China, khususnya dalam kegiatan pemesanan barang, ke dalam bahasa Indonesia dengan kalimat yang benar sehingga enak dibaca? 2. Kendala apa sajakah yang dihadapi dalam menyampaikan pesan teks bahasa China, khususnya dalam kegiatan pemesanan barang, ke dalam bahasa Indonesia dan cara mengatasinya? D. Tujuan Tujuan dibuatnya laporan Praktik Kerja Lapangan ini adalah sebagai berikut. 1. Mendeskripsikan cara yang sering digunakan dalam menyampaikan pesan teks bahasa China, khususnya dalam kegiatan pemesanan barang, ke dalam bahasa Indonesia dengan kalimat yang benar sehingga enak dibaca. 2. Mendeskripsikan kendala yang dihadapi dalam menyampaikan pesan teks bahasa China, khususnya dalam kegiatan pemesanan barang, ke dalam bahasa Indonesia dan menawarkan solusi untuk mengatasi kendala tersebut. E. Manfaat Manfaat laporan Praktik Kerja Lapangan ini adalah : 1 Manfaat teoritis Bagi penulis, berharap dari laporan Praktik Kerja Lapangan ini akan mampu menambah wawasan mengenai teori-teori penerjemahan

21 5 terutama yang berhubungan dengan penerjemahan teks bahasa China ke dalam bahasa Indonesia. 2 Manfaat praktis 2.1 Bagi penulis, laporan Praktik Kerja Lapangan ini mampu menambah kosakata baru dalam kegiatan pemesanan barang, mampu memahami kesulitan penerjemahan dalam kegiatan pemesanan barang dan mencari solusi atas kesulitan tersebut. 2.2 Bagi pembaca, laporan Praktik Kerja Lapangan ini diharapkan mampu memberikan informasi mengenai : 1. Cara mengungkapan kalimat hasil terjemahan yang baik dalam penerjemahan kegiatan pemesanan barang secara tertulis. 2. Kendala-kendala dalam proses penerjemahan dan cara mengatasi. 3. Kosakata yang sering digunakan dalam kegiatan pemesanan barang. F. Metode Pelaksanaan Pada penulisan laporan Praktik Kerja Lapangan ini, penulis mencoba memaparkan kesulitan yang dihadapi selama proses penerjemahan dilakukan dan menawarkan jalan keluar untuk mengatasi kesulitan tersebut. Adapun metode pelaksanaan yang penulis gunakan adalah : 1. Observasi yaitu dengan mengamati dan mencatat hal-hal penting selama melaksanakan Praktik Kerja Lapangan.

22 6 2. Studi literatur yaitu dengan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber yang berhubungan dengan penulisan laporan Praktik Kerja Lapangan ini. 3. Media internet yaitu dengan mengumpulkan informasi dari media internet yang berhubungan dengan penulisan laporan Praktik Kerja Lapangan ini.

23 7

24 BAB II LANDASAN TEORI A. Bahasa 1. Definisi Bahasa Secara umum, bahasa didefinisikan sebagai salah satu alat komunikasi. Bahasa berperan penting dalam kehidupan manusia karena memungkinkan seorang manusia untuk dapat mengenal lingkungannya dan dapat menyampaikan keinginannya, walaupun dengan latar belakang sosial dan budaya yang berbeda. Tentu saja, agar komunikasi dapat berjalan lancar dengan baik, penerima dan pengirim bahasa harus menguasai bahasanya. Bahasa memiliki berbagai definisi. Definisi bahasa antara lain adalah sebagai berikut. 1. Bahasa adalah alat komunikasi antara anggota masyarakat yang berupa lambang bunyi suara yang dihasilkan oleh alat ucap manusia (Gorys Keraf, 1987). 2. Bahasa adalah sistem simbol vokal yang arbitrer yang memungkinkan semua orang dalam suatu kebudayaan tertentu, atau orang lain yang mempelajari sistem kebudayaan itu, berkomunikasi atau berinteraksi (Finocchiaro, 1964). Sebagai salah satu alat komunikasi yang vital, bahasa mampu menghubungkan perbedaan, persamaan serta berbagai dialektika perabadan dari zaman kuno hingga sekarang. Tanpa bahasa nampaknya sulit bagi manusia untuk berkomunikasi. 1

25 2 3. Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang digunakan oleh para anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasi diri; percakapan (perkataan) yang baik, tingkah laku yang baik, sopan santun (Daryanto, 1997). Selain sebagai alat komunikasi, bahasa juga dapat dipandang sebagai cermin kepribadian seseorang karena bahasa mampu merefleksi rasa, pikiran dan tingkah laku. 4. Bahasa adalah suatu sistem bunyi ujaran yang tersusun dari lambang-lambang mana suka yang bersifat unik dan khas yang dibangun dari kebiasaankebiasaan masyarakat dan berhubungan erat dengan budaya tempatnya berada (Anderson, 1972: 35-36). Bahasa merupakan cermin keterikatan sosial dan kesatuan bangsa. Bahasa mampu menjelaskan kebudayaan pemakai bahasa tersebut. 5. Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang dipakai oleh suatu masyarakat untuk berinteraksi (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2005). 6. Bahasa adalah rangkaian bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia secara sadar ( Santoso, 1990 :1). 7. Bahasa adalah komunikasi yang paling lengkap dan efektif untuk menyampaikan ide, pesan, maksud, perasaan dan pendapat kepada orang lain (Walija, 1996:4). Dari definisi-definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa bahasa merupakan salah satu alat komunikasi manusia yang berupa rangkaian bunyi untuk dapat saling berinteraksi.

26 3 2. Ragam Bahasa Berdasarkan medianya, terdapat dua ragam bahasa, yaitu : 1. Ragam bahasa tulis Ragam bahasa tulis adalah bahasa yang dihasilkan dengan memanfaatkan tulisan dengan huruf sebagai unsur dasarnya. Ragam bahasa ini digunakan untuk komunikasi tulis dan lebih terstruktur dibandingkan ragam bahasa lisan. Bahasa tulis cenderung berstruktur subjek-predikat. Dalam ragam tulis berkaitan dengan tata cara penulisan, tata bahasa dan kosakata. Ragam bahasa tulis menuntut adanya kelengkapan unsur tata bahasa seperti bentuk kata ataupun susunan kalimat, ketepatan pilihan kata, kebenaran penggunaan ejaan, dan penggunaan tanda baca untuk mengungkapkan ide dengan tujuan tidak menimbulkan kerancuan makna. Bahasa tulis dapat kita temukan dalam bentuk buku, berita koran, artikel, makalah, surat dan sebagainya. Ragam bahasa tulis tidak memerlukan kesamaan waktu antara penulis dan pembaca karena bahasa disampaikan sebagai upaya komunikasi satu pihak. 2. Ragam bahasa lisan Ragam bahasa lisan adalah bahasa yang dihasilkan alat ucap yang dipengaruhi oleh adanya tata bahasa, kosakata, dan lafal. Ragam bahasa ini digunakan untuk komunikasi secara lisan dan cenderung kurang terstruktur. Dalam ragam bahasa lisan, pembicara dapat memanfaatkan tinggi rendah suara atau tekanan, ekspresi wajah, gerakan tangan untuk menyampaikan ide. Salah satu ciri ragam bahasa lisan yang menonjol adalah penggunaan kalimat yang pendek-pendek dan tidak lengkap supaya inti dari kalimat tersebut

27 4 mudah dimengerti. Bahasa lisan dapat kita temukan dalam bentuk percakapan, ceramah, siaran radio atau televisi, dan sebagainya. Ragam bahasa lisan ini seringkali terjadi apabila terjadi kesamaan waktu antara pembicara dan pendengar. Ragam bahasa lisan bersifat situasional. 3. Fungsi Bahasa Bahasa bersifat luwes dan fleksibel. Bahasa selalu dapat disesuaikan untuk kepentingan tertentu. Penting bagi kita untuk mengetahui fungsi-fungsi bahasa agar dapat menggunakan bahasa sesuai dengan fungsinya. Pada dasarnya, bahasa memiliki fungsi-fungsi tertentu yang digunakan berdasarkan kebutuhan seseorang. Gorys Keraf (2001:3-8) menyatakan bahwa ada empat fungsi bahasa, yaitu: 1. Alat untuk menyatakan ekspresi diri Menurut Gorys Keraf (1997:4), pada masa anak-anak, bahasa dapat digunakan sebagai alat untuk menyatakan dirinya sendiri. Pada saat bahasa berfungsi untuk mengekspresikan diri, seorang pemakai bahasa terfokus pada dirinya sendiri. Bahasa sebagai alat menyatakan segala pikiran dan perasaan, sekurang-kurangnya untuk menyatakan keberadaan kita. Sebagai contoh, seorang penulis mengekspresikan dirinya melalui tulisannya sebagai sarana pengungkapan diri untuk menunjukkan kemampuannya dalam sebuah bidang ilmu tertentu. 2. Alat komunikasi Bahasa merupakan rangkaian kata-kata yang digunakan sebagai alat komunikasi untuk mengungkapkan perasaan dan pikiran. Menurut Gorys

28 5 Keraf, sebagai alat komunikasi, bahasa merupakan saluran perumusan maksud kita, melahirkan perasaan kita dan memungkinkan kita menciptakan kerjasama dengan sesama warga. Ia mengatur berbagai macam kegiatan kemasyarakatan, merencanakan dan mengarahkan masa depan kita. Komunikasi dapat berjalan dengan baik apabila perumusan maksud kita dapat diterima oleh orang lain. Bahasa sebagai alat komunikasi memampukan kita untuk menunjukkan sudut pandang kita, pemahaman kita atas suatu hal, asal usul bangsa dan negara kita, pendidikan kita, bahkan sifat kita. Dapat dikatakan bahwa bahasa sebagai cermin diri kita, baik sebagai diri sendiri maupun sebagai bangsa. 3. Alat mengadakan integrasi dan adaptasi sosial Bahasa merupakan salah satu sarana yang efisien untuk mempersatukan anggota masyarakat. Bahasa sebagai alat komunikasi, lebih jauh memungkinkan tiap orang untuk merasa dirinya terikat dengan kelompok sosial yang dimasukinya, serta dapat melakukan semua kegiatan kemasyarakatan dengan menghindari sejauh mungkin bentrokan-bentrokan untuk memperoleh efisiensi yang setinggi-tingginya. Ia memungkinkan integrasi (pembauran) yang sempurna bagi tiap individu dengan masyarakatnya (Gorys Keraf, 1997 : 5). Pada saat kita beradaptasi dengan lingkungan sosial tertentu, bahasa yang akan kita gunakan bergantung pada situasi dan kondisi yang kita hadapi. Bahasa yang kita gunakan dalam suatu lingkungan belum tentu dapat digunakan dalam lingkungan lainnya. Oleh karena itu, dengan menguasai

29 6 bahasa suatu bangsa, kita dengan mudah berbaur dan menyesuaikan diri dengan bangsa tersebut. 4. Alat mengadakan kontrol sosial Bahasa adalah alat kontrol sosial yang baik. Kontrol sosial ini dapat diterapkan kepada diri kita sendiri dan juga kepada masyarakat. Berbagai penerangan, informasi, maupun pendidikan biasa disampaikan melalui bahasa. Buku-buku pelajaran dan buku-buku instruksi merupakan salah satu contoh penggunaan bahasa sebagai alat kontrol sosial. Fungsi bahasa yang keempat ini merupakan kegiatan berbahasa yang memberikan kepada kita cara untuk memperoleh pandangan baru, sikap baru, tindakan yang baik dan juga melatih kita belajar untuk menyimak dan mendengarkan pandangan orang lain mengenai suatu hal. 4. Pentingnya Bahasa China Dalam era globalisasi, demi memperoleh pelanggan dan peluang bisnis baru, perusahaan dituntut untuk mampu memperluas dan mengembangkan jaringan beserta akses pasar mereka, baik untuk skala nasional maupun internasional. Oleh karenanya, komunikasi dianggap sebagai salah satu sarana paling penting untuk mendukung terwujudnya perluasan pasar yang lebih lanjut. Berdasarkan latar belakang inilah maka perusahaan perlu untuk mengatasi kendala bahasa saat melakukan bisnis. Tentu saja, penguasaan bahasa asing menjadi suatu nilai tambah, baik bagi pihak perusahaan maupun bagi pihak pencari kerja, dalam meraih berbagai macam kesempatan yang ada. Nilai tambah

30 7 yang dimiliki seseorang ataupun perusahaan, yaitu dengan menguasai berbagai macam bahasa, mampu mengantarnya ke jenjang kesuksesan. Seperti yang telah kita ketahui, kebangkitan China yang sangat drastis dimulai tahun 1990an. China kini tumbuh menjadi kekuatan ekonomi terbesar kedua di dunia setelah Amerika Serikat. Para pakar ekonomi memprediksikan bahwa China akan melampaui Amerika Serikat sebelum tahun Berkaitan dengan pesatnya perkembangan ekonomi negara China, bahasa China menjadi salah satu bahasa asing yang banyak diminati. Pada saat ini, bahasa China yang seringkali disebut sebagai bahasa Mandarin ini telah digunakan oleh banyak negara di seluruh dunia sehingga mempelajari bahasa China memungkinkan kita lancar berkomunikasi dengan negara-negara tersebut. Di beberapa negara di Asia, bahasa China digunakan sebagai bahasa kedua setelah bahasa nasional. Alhasil, saat ini bahasa China telah menjadi bahasa internasional kedua setelah bahasa Inggris. Melihat sedemikian pentingnya bahasa China dalam kancah internasional berarti semakin layak bahasa ini dipelajari. B. Penerjemahan 1. Definisi Penerjemahan Penerjemahan merupakan suatu usaha penyampaian pesan dari satu bahasa ke bahasa lain. Terdapat sejumlah pertimbangan dalam upaya penyampaian pesan tersebut, terutama menyangkut keutuhan informasi produk terjemahan dan kualitas informasi yang diperoleh pembaca seandainya mereka mampu membaca teks aslinya. Pertimbangan tersebut nampaknya dihayati benar oleh para ahli

31 8 penerjemahan. Hal ini dapat dilihat dari berbagai definisi yang mereka paparkan mengenai penerjemahan. Definisi tentang penerjemahan cukup beragam. Berikut beberapa definisi penerjemahan menurut para ahli. 1. Penerjemahan adalah kegiatan mengalihkan secara tertulis pesan dari teks suatu bahasa ke dalam teks bahasa lain ( Hoed, 2006:51). 2. Penerjemahan merupakan upaya untuk menghasilkan kembali dalam bahasa sasaran dengan padanan yang sedekat mungkin dari bahasa sumber, pertama dalam hal makna dan kedua dalam hal bentuk/gaya (Nida & Taber). 3. Penerjemahan adalah proses penggantian teks bahasa sumber dengan teks dalam bahasa sasaran tanpa mengubah isi teks (Moentaha, 2006 : 13-25). 4. Penerjemahan adalah bentuk atau versi dalam bahasa lain, maksudnya adalah kata, frase maupun teks dalam bahasa lain yang memiliki kesepadanan makna dengan bentuk/versi asli. Penerjemahan adalah ekspresi sesuatu dalam bahasa yang berbeda, maksudnya mengubah suatu karya tertulis atau suara dari satu bahasa ke dalam bahasa berbeda (Encarta Dictionary). 5. Penerjemahan adalah kegiatan mengganti materi teks dalam bahasa sumber ke materi teks yang sepadan dalam bahasa sasaran (Catford dalam Rachmadie, 1988:1.2). Definisi-definisi mengenai penerjemahan di atas menunjukkan pentingnya penyampaian makna atau pesan yang dimaksud dalam wacana asli. Dari definisi

32 9 tersebut pula, dapat dikemukakan bahwa penerjemahan bukanlah sesuatu yang sederhana. Penerjemahan tidak sebatas mengalihbahasakan dari bahasa yang satu ke bahasa yang lain dan juga bukan pekerjaan yang dapat dilakukan oleh siapa saja tanpa dipelajari. Menurut Luther, menerjemahkan adalah sebuah seni yang tidak bisa begitu saja dimiliki semua orang (Simatupang, 2000 : 3). Berkaitan dengan pendapat tersebut, Hidayat (2002 : 35) mengemukakan bahwa kemahiran menerjemahkan tidak mungkin berkembang menjadi kemahiran profesional tanpa pengetahuan tentang teknik penerjemahan, latihan yang intensif dan pengalaman yang banyak. Sejalan dengan pendapat Hidayat, Robinson (2005 : ) menyatakan bahwa penerjemahan merupakan rangkaian proses belajar yang bergerak terus-menerus melalui tiga tahapan, yaitu naluri, pengalaman, dan kebiasaan. Pada dasarnya, kemampuan yang diperlukan dalam kegiatan menerjemah adalah kemampuan memecahkan masalah. Masalah praktis yang sering dihadapi, yakni ketika seorang penerjemah tidak memahami makna kata, kalimat, atau paragraf sehingga tidak memahami pesannya dan ketika penerjemah mengalami kesulitan dalam menerjemahkan meskipun sudah memahami pesan teks aslinya. 2. Klasifikasi Penerjemahan Menurut McGuire, penerjemahan merupakan usaha menyampaikan sebuah teks dalam bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran, dengan mengupayakan makna lahir dari kedua teks sama dan struktur dari bahasa sumber juga sedapat mungkin dipertahankan, namun tidak begitu dekat untuk menghindari

33 10 penyimpangan struktur pada tata bahasa sasaran (McGuire, 1980). Berdasarkan definisi tersebut, jelas bahwa penerjemahan merupakan proses kegiatan tulis sehingga produknya juga dalam bentuk tertulis. Berbeda dengan definisi yang dikemukakan oleh McGuire, Savory dalam Rahmadie (1988:12) menyatakan penerjemahan dimungkinkan dengan usaha pemadanan pikiran atau pesan yang tersirat dibalik tuturan verbal yang berbeda. Pendapat ini didukung oleh Pinchuck (dalam Rahmadie, 1988:12) yang menyatakan bahwa penerjemahan adalah proses menemukan suatu tuturan atau ujaran yang sepadan dalam bahasa sasaran dari satu tuturan atau ujaran dalam bahasa sumber. Berdasarkan pandangan Savory dan Pinchuck, mereka memandang penerjemahan sebagai kegiatan yang berlangsung secara lisan dan produknya juga dalam bentuk lisan. Berdasarkan definisi tersebut, terdapat perbedaan mendasar mengenai media penerjemahan dan produk yang dihasilkan. Berdasarkan definisi penerjemahan menurut Catford dan McGuire, penerjemahan hanya berupa pengalihan teks bahasa sumber yang dilakukan secara tertulis sehingga produknya juga berupa teks. Sedangkan menurut Savory dan Pinchuck, penerjemahan dianggap sebagai kegiatan pengalihan pesan secara lisan sehingga media yang digunakan berupa tuturan lisan. Akan tetapi bila dilihat dari sisi yang berbeda, terdapat persamaan pandangan mengenai proses penerjemahan. Menurut para ahli tersebut, penerjemahan adalah usaha penggantian atau pemadanan suatu materi teks atau ujaran atau tuturan dalam bahasa sumber menjadi materi teks atau ujaran atau tuturan yang sepadan dalam bahasa sasaran.

34 11 Bertolak dari definisi tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa penerjemahan dapat dilakukan secara tulis maupun lisan. Perlu kita ingat bahwa dalam bahasa Indonesia, kita mengenal istilah penerjemahan dan terjemahan. Menurut Nababan, penerjemahan mengacu pada proses alih pesan, sementara terjemahan mengacu pada produk dari alih pesan tersebut. Dalam bahasa Inggris, dikenal pula adanya istilah translation dan interpretation. Keduanya sama-sama mengacu pada pengalihan pesan dari bahasa sumber ke bahasa sasaran (Nababan, 2003:18; Gile, 1995:2). Tetapi bila translation dan interpretation dikaji lebih lanjut, maka translation lebih mengacu pada pengalihan pesan secara tertulis dan interpretation mengacu pengalihan pesan secara lisan (Nababan, 2003:18; Suryawinata & Hariyanto, 2003:25). Sehingga, dapat dikatakan bahwa penerjemahan tulis dikenal dengan istilah translation atau penerjemahan dan penerjemahan lisan dapat juga disebut sebagai interpretation atau pengalihbahasaan. Baik penerjemahan secara tulis maupun lisan, keduanya harus memperhatikan kesepadanan makna atau pesan atau amanat yang dibuat dan kemudian menampilkan dan mengungkapkan pesan tersebut dengan gaya bahasa yang sama. Dari hasil studi pustaka, dapat diketahui bahwa kegiatan penerjemahan tulis dan lisan ini memiliki beberapa kesamaan dan perbedaan pada beberapa aspek berikut. 1. Aspek fungsi Penerjemahan secara tulis dan lisan sebenarnya menjalankan fungsi pelayanan yang sama, yaitu mengungkapkan kembali pesan dalam suatu bahasa

35 12 yang telah diungkapkan dalam bahasa lain (Gile, 1995:2; Nababan, 2003:18; dan Suryawinata & Hariyanto, 2003:25). Pengungkapan kembali pesan secara lisan ataupun tulisan memiliki tujuan yang sama yaitu untuk terciptanya komunikasi (Hidayat & Sutopo, 2006:155). Pada dasarnya, komunikasi adalah pengalihan pesan dengan media tertentu melalui dua tahapan, yaitu melalui transmisi (oral dan tulisan) dan resepsi (mendengar dan membaca). Beberapa pendapat mengatakan bahwa terjemahan (produk penerjemahan) adalah alat komunikasi (Newmark, 1981:62; Gile, 1995:21; Nababan, 2003:29). Sehingga, dapat disimpulkan bahwa menerjemahkan secara tertulis maupun lisan memiliki arti yang kurang lebih serupa, yaitu menyampaikan makna atau pesan. Menurut pendapat Bell (1991:15), penerjemah merupakan agen mediator dwibahasa antar partisipan-partisipan monolingual antara dua kelompok pemakai bahasa yang berbeda, pertama penerjemah mengurai isi sandi yang disampaikan dalam satu bahasa dan kemudian mengungkapkannya kembali ke bahasa lainnya. Berikut ini adalah skema perbandingan antara komunikasi biasa atau sering disebut komunikasi monolingual dan komunikasi dengan penerjemah : Gbr 2.1 Komunikasi Monolingual

36 13 Gbr 2.2 Penerjemahan Melalui kedua skema tersebut dapat kita lihat bahwa pesan yang disampaikan ke penerima adalah pesan yang sama. Akan tetapi pada skema penerjemahan, penerima menerima kode yang berbeda. Kode tersebut merujuk kepada bahasa sasaran. Hal ini biasa terjadi pada penerjemahan secara tulis dan lisan. Dalam penerjemahan secara lisan, komunikasi yang terjadi adalah dari penutur bahasa sumber (sender) berbicara ke pendengar (receiver) bahasa sasaran dengan penerjemah sebagai perantaranya, atau penutur bicara langsung kepada pendengar dan penerjemah pada saat bersamaan. Dari penjelasan tersebut, dapat disimpulkan adanya persamaan fungsi penerjemahan tulis maupun lisan dalam komunikasi. Penerjemahan memungkinkan penyampaian pesan tertulis dari penulis, atau lisan dari pembicara yang berbicara dalam bahasa sumber yang berbeda untuk dapat dipahami oleh pembaca atau pendengar karena disampaikan oleh penerjemah dalam bahasa sasaran. Dengan adanya penerjemahan, komunikasi dapat berjalan baik. Syarat

37 14 penerjemahan yang baik adalah tersampaikannya pesan dari bahasa sumber yang dapat dipahami dan memberikan reaksi sesuai dengan keinginan pemberi pesan. 2. Aspek media Terjalinnya suatu komunikasi tidak terlepas dari peran media. Begitu pula dengan komunikasi yang melibatkan penerjemahan. Produk terjemahan merupakan media komunikasi. Dilihat dari segi produk, penerjemahan tulis menghasilkan produk teks tulis sebagai media yang dapat dibaca, sementara penerjemahan lisan menghasilkan produk wacana lisan sebagai media yang dapat didengarkan. Produk terjemahan inilah yang menjadi media penyampaian pesan dari pengirim (penulis atau penutur) ke pihak penerima (pembaca atau pendengar) dalam bahasa yang mereka pahami. Maka dapat ditarik kesimpulan, penerjemahan tulis menggunakan media teks tulis, sementara penerjemahan lisan menggunakan media wacana lisan (Suryawinata dan Hariyanto, 2003:25). 3. Aspek cara Pelaksanaan penerjemahan secara tulis dan lisan terdapat beberapa perbedaan, antara lain dalam segi cara, jam, beban, tempat kerja, kemungkinan dilakukannya revisi, dan situasi kerja. Dalam segi cara, jam, beban, dan tempat kerja, penerjemahan tulis dilakukan dalam waktu yang tidak begitu terikat. Penerjemah dapat melakukan tugasnya dengan beban bervariasi. Menurut Gile (1995 : ), pada tingkat mahir, penerjemah tulis mampu menerjemahkan 6-15 hal per hari dengan kapasitas kata, sementara penerjemah lisan bekerja dalam waktu yang sangat terbatas sepuluh menit hingga satu jam dan dilakukan dengan kecepatan rata-rata kata per menit. Menurut

38 15 Suryawinata & Hariyanto (2003:25), penerjemah tulis dapat melakukan penerjemahan dimanapun dan dapat menggunakan referensi bahkan bertanya kepada teman atau ahli terkait. Sementara, masih menurut Gile (1995:112), penerjemah lisan berkerja di tempat khusus (booth) atau di ruang yang sama dengan pembicara. Kondisi seperti ini, walaupun memungkinkan untuk bertanya atau mencari referensi, tetapi penerjemah lisan berisiko kehilangan informasi berikutnya, kecuali untuk data khusus seperti istilah teknis, nama, angka, dan sebagainya. Perbedaan kedua adalah dalam hal mungkin tidaknya revisi dilakukan atas hasil terjemahan. Penerjemahan tulis memungkinkan seorang penerjemah untuk dapat membaca hasil terjemahannya kemudian melakukan revisi terhadap hasil terjemahannya dan menulis ulang kembali. Penerjemahan ini dapat dilakukan berulang-ulang sampai diperoleh terjemahan terbaik dan dapat diterima. Berbeda dengan penerjemahan tulis. Dalam penerjemahan lisan, seorang penerjemah memiliki waktu yang sangat terbatas dan bahkan tidak memungkinkan revisi berulangkali seperti penerjemahan tulis. Sehingga menurut Gile (1995 : 113), seorang penerjemah lisan terkadang tidak begitu yakin apakah ia telah menyampaikan pesan sesuai bahasa sumber. Perbedaan ketiga antara penerjemahan tulis dan lisan adalah dalam hal situasi kerja. Penerjemah lisan pada umumnya secara psikologis bekerja dalam situasi penuh tekanan (stressful), dan seringkali didera demam panggung. Seorang penerjemah lisan memerlukan adanya kelancaran dan kecepatan dalam menyampaikan terjemahan. Sementara dalam penerjemahan tulis, seorang

39 16 penerjemah tidak merasakan situasi yang penuh tekanan tersebut, kecuali desakan deadline, dan tidak merasakan adanya tuntutan kelancaran dan kecepatan dalam menyampaikan terjemahan. Selain itu, menurut Anderson (dalam Nababan, 2003), penerjemah lisan dapat membangun hubungan antara narasumber dan pendengar yang dapat berakibatkan pilihan sikap, yaitu keberpihakannya pada salah satu kubu atau sikap tidak berpihak sama sekali. Sebagai contoh, jika seorang penerjemah lisan mewakili negaranya, mau tidak mau ada unsur kepentingan negara yang harus dipahaminya dari segi bahasa tubuh, intonasi, dan makna implisit khusus yang disampaikan. Akan tetapi, hal seperti ini tidak akan ditemui jika ia hanya mediator umum yang tidak memiliki kepentingan khusus. Sementara dalam penerjemahan tulis, keberpihakan penerjemah jarang sekali ditemui. 3. Proses Penerjemahan Newmark (1981 :7) menganggap bahwa penerjemahan tidak terbatas hanya pada kegiatan tulis atau lisan semata, melainkan suatu keterampilan atau seni menggantikan sebuah pesan tertulis dan/atau pernyataan dalam suatu bahasa dengan pesan dan/atau pernyataan yang sama dalam bahasa lainnya. Hal yang sama diungkapkan oleh Kridalaksana dalam Nababan (2003) dan Nida dalam Shi (2004) bahwa penerjemahan adalah kegiatan memindah atau mereproduksi suatu pesan dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran dengan memperhatikan segi makna, diikuti dengan gaya bahasa.

40 17 Kridalaksana dan Nida dengan lebih lengkap menyatakan bahwa penerjemahan adalah pengalihan pesan dari bahasa sumber ke bahasa sasaran dalam bentuk tulis maupun lisan karena pesan dapat saja disampaikan dalam bentuk tertulis ataupun lisan yang memperhatikan kesepadanan makna dari pesan yang disampaikan dalam bahasa sasaran dengan bahasa sumbernya, namun tetap mempertahankan gaya bahasa dari bahasa sumber. Karena rumitnya suatu penerjemahan dilakukan, maka seorang penerjemah memerlukan suatu model yang dimaksudkan untuk menerangkan proses pikir yang dilakukan oleh seorang penerjemah saat melakukan penerjemahan. Inilah yang disebut dengan proses penerjemahan. Secara sederhana, proses ini terdiri dari tahap analisis teks asli dan tahap pengungkapan kembali makna atau pesan teks asli ke dalam bahasa sasaran yang dapat diterima. Tahap tersebut dijabarkan secara detail oleh E. Sadtono menjadi 4 tahap, yaitu : 1. Analisis Tahap analisis merupakan tahapan di mana seorang penerjemah melakukan analisa struktur lahiriah bahasa sumber. Tujuan tahap ini adalah untuk menemukan hubungan tata bahasa dan maksud suatu perkataan. Tahapan ini diperlukan supaya seorang penerjemah bisa memahami maksud, arti, konteks, pola-pola kalimat yang digunakan. Hal ini akan sangat membantu seorang penerjemah sebelum ia melakukan kegiatan penerjemahan yang sesungguhnya. 2. Transfer Setelah selesai penganalisaan, tahap selanjutnya adalah pemindahan hasil analisa dari bahasa sumber ke bahasa sasaran oleh penerjemah sendiri. Transfer

41 18 mempersoalkan bagaimana hasil analisis tersebut ditransfer dari bahasa sumber ke bahasa sasaran dengan sedikit pemincangan arti tetapi dengan kesamaan reaksi seperti ketika orang membaca bahasa sumbernya. Dalam tahapan ini, penerjemah harus bersikap objektif dan jujur. Kendala yang sering dihadapi seorang penerjemah dalam tahap ini bukan berpangkal pada kejujuran atau ketidakjujuran yang tidak sengaja dalam penerjemahannya, tetapi banyak penerjemah mempunyai kecenderungan yang tidak disadari dalam penerjemahannya. Kendala ini seringkali merusak penerjemahan yang dilakukan dengan niat yang penuh kejujuran. 3. Restrukturisasi Pada tahap ini, hasil analisa yang sudah dipindahkan itu ditulis kembali dalam bahasa sasaran yang disesuaikan dengan gaya bahasa sasaran. Langkah restrukturisasi merupakan kegiatan menerjemahkan yang sebenarnya. Penerjemah memilih padanan kata dan bentuk kalimat yang cocok dalam bahasa sasaran agar pesan penulis dapat disampaikan sebaik mungkin. 4. Revisi Proses restrukturisasi diikuti oleh proses revisi, yaitu menguji atau mengevaluasi hasil terjemahan tersebut. Tahap ini bertujuan untuk memperbaiki atau memperhalus hasil terjemahan. Pengevaluasian meliputi seluruh bagian, antara lain adalah ketepatan analisis bahasa, kesamaan isi atau pesan, ketepatan gaya bahasa, dan lain-lain. Pengevaluasian ini tidak sekedar membandingkan antara bahasa sumber dan bahasa sasaran dari segi kesamaan kata per kata, tetapi lebih pada kesesuaian dinamis, yaitu dengan menguji bagaimana reaksi pembaca

42 19 terhadap hasil terjemahan tersebut. Jika hasil terjemahan ditanggapi secara positif oleh pembaca, berarti terjemahan itu baik, sebaliknya jika ditanggapi secara negatif, maka hasil terjemahan itu perlu diperbaiki. Sedangkan menurut Demaar dalam petunjuk-petunjuknya mengenai cara penerjemahan menyatakan adanya tiga tahap dalam proses penerjemahan, yaitu : 1. Membaca dan mengerti teks asli. 2. Menyerap segenap isinya dan membuat menjadi kepunyaan kita. 3. Mengungkapkan kembali dalam gaya bahasa sasaran dengan kemungkinan perubahan makna sekecil mungkin. 4. Penerjemah yang Baik Gile (1991:4) mengemukakan bahwa paling tidak ada empat persyaratan pengetahuan dan keterampilan teknis sebagai keahlian penerjemah yang harus dimiliki seorang penerjemah, baik penerjemah tulis maupun lisan. Keahlian tersebut antara lain adalah : 1. Penerjemah harus memiliki pengetahuan bahasa sasaran pasif yang baik. 2. Penerjemah harus memiliki penguasaan bahasa sasaran yang baik. 3. Penerjemah harus memiliki pengetahuan yang cukup mengenai bidang teks atau pembicaraan yang diterjemahkan. 4. Penerjemah harus tahu bagaimana cara menerjemahkan. Sedangkan Machali (2000:11) menggunakan istilah perangkat untuk pengetahuan dan keterampilan penerjemah ini. Machali membedakan perangkat tersebut menjadi perangkat intelektual dan perangkat praktis. Perangkat

43 20 intelektual meliputi kemampuan yang baik dalam bahasa sumber, kemampuan yang baik dalam bahasa sasaran, pengetahuan mengenai pokok masalah yang diterjemahkan, penerapan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki. Sementara perangkat praktis berupa kemampuan menggunakan sumber-sumber rujukan (kamus manual maupun elektronik, narasumber, dll) dan kemampuan mengenali konteks suatu teks. 5. Kualitas Hasil Terjemahan Berkualitas atau tidaknya suatu hasil terjemahan dapat ditentukan melalui tiga faktor, yaitu keakuratan, kejelasan, dan kewajaran. Keakuratan berarti sejauh mana suatu pesan dalam teks bahasa sumber disampaikan dengan benar dalam teks bahasa sasaran. Menghindari penggunaan kata-kata yang ambigu sehingga tidak menyebabkan terjadinya penyimpangan makna yang dapat mengarah kepada penambahan, penghilangan, atau perubahan informasi. Penyampaian informasi harus secara utuh. Kejelasan berarti sejauh mana suatu pesan yang dikomunikasikan dalam teks bahasa sasaran dapat dimengerti dengan mudah oleh pembaca. Bahasa yang digunakan hendaknya sederhana dan mudah dipahami. Kewajaran berarti sejauh mana suatu pesan dikomunikasikan dalam bahasa yang wajar sehingga pembaca merasa seakan-akan naskah yang dibacanya adalah naskah asli yang ditulis dalam bahasanya sendiri. Hasil terjemahan hendaknya mudah dibaca dan tidak kaku. Di samping itu, menggunakan tata bahasa, susunan kalimat dan gaya bahasa yang wajar digunakan oleh bahasa sasaran. Selain ketiga faktor tersebut, terdapat pula faktor lain yang cukup penting, yaitu mengenai

44 21 konsistensi dalam hal ejaan nama orang, tempat, kata-kata asing, dan penggunaan tanda baca. Berhasilnya suatu terjemahan dapat diketahui ketika pembaca mampu menceritakan kembali atau memberi ringkasan isi terjemahan yang dibacanya. Apabila pembaca mampu menceritakan kembali dengan benar, maka dapat dikatakan bahwa terjemahan cukup baik karena mampu mengkomunikasikan pesan dengan baik. 6. Pentingnya Penerjemahan Posisi penerjemah merupakan posisi penting dalam sebuah hubungan. Peran penerjemah yaitu sebagai jembatan menghubungkan dua pihak dengan cara mengalihkan pesan teks suatu bahasa ke bahasa yang lain. Tentu saja kesalahan penerjemahan memberikan dampak yang buruk pada pemahaman pembaca. Fasih berbahasa asing tidak berarti mampu menerjemahkan. Kemampuan menerjemahkan bergantung pada pengalaman, bakat, dan pengetahuan umum. Kemampuan menerjemahkan merupakan gabungan pengetahuan, rasa bahasa, dan ketrampilan menggunakan bahasa. Penerjemah harus menguasai pengetahuan umum. Pada umumnya, seorang penerjemah tidak dapat menerjemahkan teks untuk segala bidang. Penerjemah yang berspesialisasi harus menguasai substansi yang diterjemahkannya. Sering terjadi bahwa seorang penerjemah dipaksa menerjemahkan teks dengan substansi yang bukan menjadi bidang spesialisasinya. Hal ini menyebabkan penurunan kualitas terjemahan itu sendiri. Kualitas terjemahan merupakan hasil dari kualitas penerjemah. Penerjemah yang berkualitas buruk akan menghasilkan terjemahan yang buruk pula.

45 22

46 BAB III PEMBAHASAN A. Gambaran Umum PT Cahaya Kharisma merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang kemasan plastik dengan beberapa nama produk, diantaranya adalah CKP dan Sahabat Ceria. Dalam perkembangannya, PT Cahaya Kharisma telah mengalami pertumbuhan yang pesat. Hal ini dapat dilihat melalui peningkatan produk, baik dalam segi kualitas maupun kuantitas. Pada saat sekarang ini, PT Cahaya Kharisma juga telah mendapatkan sertifikat Halal dari MUI untuk produk produk andalannya. 1. Sejarah Singkat Perusahaan Pada awalnya, PT Cahaya Kharisma merupakan bentuk usaha keluarga yang dirintis oleh dua bersaudara, yaitu Bapak Gunawan dan adiknya, Bapak Candra Setiawan. Usaha keluarga ini dimulai pada tahun 2003 di Jl. Anggrek No.11 Grogol Sukoharjo dengan mengoperasikan lima mesin Polypropylene dan lima mesin Polyethylene. Pada akhir tahun 2003, PT Cahaya Kharisma memperluas diversifikasi usahanya dengan mengoperasikan mesin High Density Polyethylene yang berlokasi di Jl. Ronggolawe No. 9 Telukan Sukoharjo, yang kemudian menjadi kantor pusat dari PT Cahaya Kharisma. Kantor pusat ini berdiri di atas sebidang tanah seluas m 2. 1

47 2 Pada tahun yang sama pula, PT Cahaya Kharisma mengoperasikan mesin pengolahan limbah plastik untuk diolah kembali menjadi biji plastik yang dapat dipakai menjadi bahan baku pembuatan plastik. Pendirian pengolahan limbah ini diprakarsai oleh seorang teknisi yang cukup berpengalaman dalam bidang plastik, yaitu Alm. Bapak Agong Hartono. Mesin pengolahan limbah plastik tersebut adalah rancangan dari Alm. Bapak Agong Hartono dan sampai sekarangpun mesin ini masih beroperasi dengan baik. Mesin buatan lokal ini tidak kalah dengan mesin buatan luar negeri, baik dalam kualitas biji yang dihasilkan maupun dalam hal keawetan mesin. Pada tahun 2009, PT Cahaya Kharisma mengalami kemajuan pesat sehingga dirasa perlu untuk melakukan perluasan lokasi. Lokasi kantor pusat yang pada awalnya digunakan untuk memproduksi kantong kresek dan pengolahan limbah pun kini tidak mencukupi. Oleh karena itu, pada tahun 2009, pengolahan limbah dipindahlokasikan ke tempat baru seluas 2000m 2. Sekarang ini, PT Cahaya Kharisma telah memiliki ratusan karyawan dan dilengkapi dengan mesin teknologi masa kini sehinggga menghasilkan produk kantong plastik yang maksimal dalam kualitas ataupun pelayanan pemesanan produk. Sampai saat ini, PT Cahaya Kharisma memiliki 35 mesin PP, 15 mesin PE, 50 mesin HD, 70 mesin potong HD. Perusahaan yang berdiri tahun 2003 ini, kini memiliki 4 anak cabang yang tersebar di Solo dan Jakarta. De PT Cahaya Kharisma berusaha melayani kebutuhan konsumen terhadap berbagai macam pemakaian produk plastik kemasan.

48 3 Saat ini PT Cahaya Kharisma telah memiliki lima lokasi yang tersebar di Sukoharjo. Berikut adalah lokasi PT Cahaya Kharisma berdasarkan urutan pembangunannya. 1. Lokasi I Lokasi ini terletak di Banyu Agung. Pabrik ini merupakan sejarah awal berdirinya PT Cahaya Kharisma. Di Banyu Agung ini, PT Cahaya Kharisma khusus memproduksi plastik PP dengan hasil produksi kg/hari. 2. Lokasi II Lokasi kedua ini terletak di Jl. Anggrek no.11, Grogol-Sukoharjo. Di sini, PT Cahaya Kharisma memproduksi plastik PP dan PE. Total produksi di lokasi kedua ini sebanyak kg/hari. 3. Lokasi III Lokasi ketiga yang terletak di Jl. Ronggolawe no.8,telukan-sukoharjo digunakan sebagai kantor pusat dengan pertimbangan bahwa lokasi ini bebas banjir, area lokasi cukup luas dan mempunyai letak yang cukup strategis. Kantor pusat memproduksi plastik HDPE, plastik PP, dan plastik PE. Sampai saat ini kantor pusat juga berperan sebagai penyuplai bahan ke cabang lainnya. 4. Lokasi IV Lokasi keempat dibangun pada tahun Lokasi yang terletak di Jl. Ronggolawe no.11,telukan-sukoharjo ini kemudian digunakan khusus untuk pengolahan aval plastik yang mencapai sekitar kg/hari. Lokasi ini terletak tidak jauh dari kantor pusat sehingga mempermudah pengiriman aval plastik.

49 4 5. Lokasi V Pada tahun 2011 ini, PT Cahaya Kharisma kembali memperluas area produksinya dengan membangun lahan seluas m 2, yang sampai saat ini masih dalam proses pembangunan. Lokasi kelima ini direncanakan untuk memproduksi plastik PP, plastik PE dan gudang. 2. Informasi Produk Produk-produk yang dihasilkan oleh PT Cahaya Kharisma adalah: Polypropylene (PP) P olypropylene ini salah satu jenis polimer yang banyak digunakan secara luas. Bersama-sama dengan polyethylene, polypropylene merupakan polimer yang paling aman dibandingkan dengan jenis polimer lainnya. P olypropylene (PP) adalah sebuah polimer dari propylene yang dibuat oleh industri kimia dan digunakan dalam berbagai aplikasi, diantaranya dalam hal pengemasan. Sifat mekanik dari polypropylene cukup baik, antara lain kuat, kaku, memiliki titik lelah yang cukup tinggi, densitas rendah, tahan korosi, mudah diproses, dan dapat didaur ulang. PT Cahaya Kharisma mampu menghasilkan kantong plastik PP sebanyak kg/hari dengan ukuran sesuai permintaan yang kemudian dipasarkan di Jawa dan Sumatera. polyethylene (PE) P olyethylene adalah polimer dari ethylene. Sifat-sifat mekanik dari polyethylene tidak berbeda jauh dari polypropylene. Seperti halnya polypropylene, plastik polyethylene juga sangat banyak digunakan dan sangat aman. PT Cahaya

50 5 Kharisma memproduksi plastik jenis polyethylene sebanyak kg/hari dengan berbagai ukuran. Pemasaran plastik Polypropylene ini baru sebatas di Pulau Jawa. High density polyethylene (HDPE) Kantong High D ensity P olyethylene sering kali disebut dengan kantong kresek. HDPE adalah polimer dari ethylene dengan densitas yang lebih tinggi dibandingkan polyethylene. PT Cahaya Kharisma memproduksi beberapa warna kantong HDPE, yaitu kuning, merah, biru, hijau, hitam dengan berbagai macam ukuran. Kantong HDPE yang dihasilkan oleh PT Cahaya Kharisma ini tidak berbau karena dihasilkan dari biji plastik original. Plastik mulsa Plastik mulsa adalah plastik yang terbuat dari bahan polyethylene dengan dua muka dan dua warna yaitu hitam-perak. Plastik ini banyak digunakan untuk tanaman mentimun, tomat, stroberi dan kubis bunga. Warna hitam digunakan untuk menutup permukaan tanah, warna perak sebagai permukaan atas tempat menanam suatu tanaman budidaya. PT Cahaya Kharisma memproduksi plastik mulsa sesuai dengan pesanan. Dalam satu bulan, PT Cahaya Kharisma memproduksi plastik mulsa sebanyak kg. 3. Deskripsi Kerja Dalam deskripsi kerja ini akan dijelaskan secara garis besar mengenai tugas dan tanggung jawab masing-masing jabatan pada PT Cahaya Kharisma.

PERANAN PEMANDU WISATA BERBAHASA CHINA DALAM PELAYANAN TAMU DI MUSEUM RADYAPUSTAKA SURAKARTA

PERANAN PEMANDU WISATA BERBAHASA CHINA DALAM PELAYANAN TAMU DI MUSEUM RADYAPUSTAKA SURAKARTA PERANAN PEMANDU WISATA BERBAHASA CHINA DALAM PELAYANAN TAMU DI MUSEUM RADYAPUSTAKA SURAKARTA LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Tugas sebagai Persyaratan Mencapai Derajat Ahli Madya pada Diploma

Lebih terperinci

PENERJEMAHAN KOLEKSI BENDA BERSEJARAH KE DALAM BAHASA CHINA SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PELAYANAN PARIWISATA DI MUSEUM RADYAPUSTAKA SURAKARTA

PENERJEMAHAN KOLEKSI BENDA BERSEJARAH KE DALAM BAHASA CHINA SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PELAYANAN PARIWISATA DI MUSEUM RADYAPUSTAKA SURAKARTA PENERJEMAHAN KOLEKSI BENDA BERSEJARAH KE DALAM BAHASA CHINA SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PELAYANAN PARIWISATA DI MUSEUM RADYAPUSTAKA SURAKARTA LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Tugas Akhir sebagaian

Lebih terperinci

Oleh : Novia Rizqy Amelia C

Oleh : Novia Rizqy Amelia C AKTIVITAS PENERJEMAHAN BUKU PETUNJUK TEKNIS OPERASIONAL MESIN JAHIT BUKU SXB-460D PRODUKSI DARI TIONGKOK DI PT SOLO MURNI (KIKY CREATIVE PRODUCT. INC) SOLO INDONESIA LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk

Lebih terperinci

PROJECTED STILL MEDIA SEBAGAI SARANA PEMBELAJARAN BAHASA MANDARIN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN SARASWATI GROGOL SUKOHARJO

PROJECTED STILL MEDIA SEBAGAI SARANA PEMBELAJARAN BAHASA MANDARIN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN SARASWATI GROGOL SUKOHARJO PROJECTED STILL MEDIA SEBAGAI SARANA PEMBELAJARAN BAHASA MANDARIN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN SARASWATI GROGOL SUKOHARJO LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN BAHASA MANDARIN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ROLE PLAYING PADA MAHASISWA JURUSAN PERHOTELAN INTERNASIONAL HOTEL MANAGEMENT SCHOOL SURAKARTA

PEMBELAJARAN BAHASA MANDARIN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ROLE PLAYING PADA MAHASISWA JURUSAN PERHOTELAN INTERNASIONAL HOTEL MANAGEMENT SCHOOL SURAKARTA PEMBELAJARAN BAHASA MANDARIN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ROLE PLAYING PADA MAHASISWA JURUSAN PERHOTELAN INTERNASIONAL HOTEL MANAGEMENT SCHOOL SURAKARTA LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi sebagian

Lebih terperinci

PENGENALAN BAHASA MANDARIN BAGI MAHASISWA TINGKAT 2B PROGRAM DIPLOMA IV AKUPUNKTUR POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA

PENGENALAN BAHASA MANDARIN BAGI MAHASISWA TINGKAT 2B PROGRAM DIPLOMA IV AKUPUNKTUR POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA PENGENALAN BAHASA MANDARIN BAGI MAHASISWA TINGKAT 2B PROGRAM DIPLOMA IV AKUPUNKTUR POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA Disusun oleh Camelia Soraya C9613007 Telah disetujui oleh pembimbing Pembimbing Susy Indrawati

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE CARA BELAJAR SISWA AKTIF (CBSA) DALAM PEMBELAJARAN BAHASA MANDARIN DI SMK BATIK 1 SURAKARTA

PENGGUNAAN METODE CARA BELAJAR SISWA AKTIF (CBSA) DALAM PEMBELAJARAN BAHASA MANDARIN DI SMK BATIK 1 SURAKARTA PENGGUNAAN METODE CARA BELAJAR SISWA AKTIF (CBSA) DALAM PEMBELAJARAN BAHASA MANDARIN DI SMK BATIK 1 SURAKARTA LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Ahli Madya

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN INTERAKTIF UNTUK MENGUASAI KOSAKATA BAHASA MANDARIN MELALUI METODE JIGSAW DAN RECITATION DI SMP DHARMA PANCASILA SURAKARTA

PEMBELAJARAN INTERAKTIF UNTUK MENGUASAI KOSAKATA BAHASA MANDARIN MELALUI METODE JIGSAW DAN RECITATION DI SMP DHARMA PANCASILA SURAKARTA PEMBELAJARAN INTERAKTIF UNTUK MENGUASAI KOSAKATA BAHASA MANDARIN MELALUI METODE JIGSAW DAN RECITATION DI SMP DHARMA PANCASILA SURAKARTA TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: kata ulang, kata kerja, penerjemahan, bahasa Mandarin, bahasa Indonesia. vii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata kunci: kata ulang, kata kerja, penerjemahan, bahasa Mandarin, bahasa Indonesia. vii Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Nama : Desyani Herliani Irawan Program Studi: S1 Sastra China Judul :ANALISIS BENTUK KATA ULANG KATA KERJA BAHASA MANDARIN POLA V ZHE V ZHE (V 着 V 着 ) DAN V LAI V QU (V 来 V 去 ) BESERTA POLA PENERJEMAHANNYA

Lebih terperinci

PENTINGNYA PEMANDU WISATA BERBAHASA MANDARIN DALAM PELAYANAN KEPADA TURIS TIONGKOK DI TAMAN WISATA CANDI PRAMBANAN JAWA TENGAH LAPORAN TUGAS AKHIR

PENTINGNYA PEMANDU WISATA BERBAHASA MANDARIN DALAM PELAYANAN KEPADA TURIS TIONGKOK DI TAMAN WISATA CANDI PRAMBANAN JAWA TENGAH LAPORAN TUGAS AKHIR PENTINGNYA PEMANDU WISATA BERBAHASA MANDARIN DALAM PELAYANAN KEPADA TURIS TIONGKOK DI TAMAN WISATA CANDI PRAMBANAN JAWA TENGAH LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Tugas Akhir sebagai Persyaratan

Lebih terperinci

PENERJEMAHAN BUKU PETUNJUK MESIN PENGATUR SUHU MODEL:HLOE-3020 UNTUK MESIN LAMINATING SAMPUL BUKU DI PT.SOLO MURNI LAPORAN TUGAS AKHIR

PENERJEMAHAN BUKU PETUNJUK MESIN PENGATUR SUHU MODEL:HLOE-3020 UNTUK MESIN LAMINATING SAMPUL BUKU DI PT.SOLO MURNI LAPORAN TUGAS AKHIR PENERJEMAHAN BUKU PETUNJUK MESIN PENGATUR SUHU MODEL:HLOE-3020 UNTUK MESIN LAMINATING SAMPUL BUKU DI PT.SOLO MURNI LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Ahli

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN PELAFALAN BAHASA MANDARIN DENGAN METODE TRACKING DAN SLOW MOTION SPEAKING BAGI SISWA KELAS 1 SMP KRISTEN PELITA NUSANTARA KASIH SURAKARTA

PEMBELAJARAN PELAFALAN BAHASA MANDARIN DENGAN METODE TRACKING DAN SLOW MOTION SPEAKING BAGI SISWA KELAS 1 SMP KRISTEN PELITA NUSANTARA KASIH SURAKARTA PEMBELAJARAN PELAFALAN BAHASA MANDARIN DENGAN METODE TRACKING DAN SLOW MOTION SPEAKING BAGI SISWA KELAS 1 SMP KRISTEN PELITA NUSANTARA KASIH SURAKARTA LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

PENTINGNYA PERAN PENYIAR BAHASA MANDARIN DALAM BERKOMUNIKASI DENGAN PENDENGAR DI RADIO METTA FM SURAKARTA

PENTINGNYA PERAN PENYIAR BAHASA MANDARIN DALAM BERKOMUNIKASI DENGAN PENDENGAR DI RADIO METTA FM SURAKARTA PENTINGNYA PERAN PENYIAR BAHASA MANDARIN DALAM BERKOMUNIKASI DENGAN PENDENGAR DI RADIO METTA FM SURAKARTA TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Melengkapi Gelar Ahli Madya Program

Lebih terperinci

Kata Kunci : perbedaan makna, kata penghubung, bùguǎn, jǐnguǎn bahasa Indonesia, bahasa Mandarin

Kata Kunci : perbedaan makna, kata penghubung, bùguǎn, jǐnguǎn bahasa Indonesia, bahasa Mandarin ABSTRAK Nama Jurusan Judul : Henry Sani Wardhana : S1 Sastra China : Perbedaan Makna Kata Penghubung bùguǎn ( 不管 ) dan jǐnguǎn ( 尽管 ) dalam Bahasa Indonesia Skripsi ini membahas perbedaan makna kata penghubung

Lebih terperinci

PENINGKATAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA CHINA MELALUI KEGIATAN GUIDING DENGAN WISATAWAN BERBAHASA CHINA DI MUSEUM RADYA PUSTAKA

PENINGKATAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA CHINA MELALUI KEGIATAN GUIDING DENGAN WISATAWAN BERBAHASA CHINA DI MUSEUM RADYA PUSTAKA PENINGKATAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA CHINA MELALUI KEGIATAN GUIDING DENGAN WISATAWAN BERBAHASA CHINA DI MUSEUM RADYA PUSTAKA LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan mencapai

Lebih terperinci

ICE BREAKER UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR BAHASA MANDARIN SISWA KELAS X SMAN 1 WONOGIRI

ICE BREAKER UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR BAHASA MANDARIN SISWA KELAS X SMAN 1 WONOGIRI ICE BREAKER UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR BAHASA MANDARIN SISWA KELAS X SMAN 1 WONOGIRI LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad Ahli Madya pada

Lebih terperinci

KENDALA IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DALAM PEMBELAJARAN BAHASA MANDARIN KELAS X DI SMK NEGERI 1 KARANGANYAR

KENDALA IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DALAM PEMBELAJARAN BAHASA MANDARIN KELAS X DI SMK NEGERI 1 KARANGANYAR KENDALA IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DALAM PEMBELAJARAN BAHASA MANDARIN KELAS X DI SMK NEGERI 1 KARANGANYAR TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Melengkapi Gelar Ahli Madya Program

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN KOSAKATA BAHASA MANDARIN DENGAN METODE FUN LEARNING BAGI SISWA KELAS IV DI SDI-PK MUHAMMADIYAH DELANGGU KABUPATEN KLATEN

PEMBELAJARAN KOSAKATA BAHASA MANDARIN DENGAN METODE FUN LEARNING BAGI SISWA KELAS IV DI SDI-PK MUHAMMADIYAH DELANGGU KABUPATEN KLATEN PEMBELAJARAN KOSAKATA BAHASA MANDARIN DENGAN METODE FUN LEARNING BAGI SISWA KELAS IV DI SDI-PK MUHAMMADIYAH DELANGGU KABUPATEN KLATEN LAPORAN TUGAS AKHIR DiajukanuntukMemenuhiSebagianPersyaratanMencapai

Lebih terperinci

PENINGKATAN PELAFALAN BAHASA MANDARIN DENGAN DIRECT METHOD DI KELAS IV SD MARSUDIRINI SURAKARTA

PENINGKATAN PELAFALAN BAHASA MANDARIN DENGAN DIRECT METHOD DI KELAS IV SD MARSUDIRINI SURAKARTA PENINGKATAN PELAFALAN BAHASA MANDARIN DENGAN DIRECT METHOD DI KELAS IV SD MARSUDIRINI SURAKARTA LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Ahli Madya pada Diploma

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE BERCERITA MELALUI MEDIA GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGHAFAL KOSAKATA BAHASA MANDARIN KELOMPOK B TK INDRIYASANA 3 SURAKARTA

PENGGUNAAN METODE BERCERITA MELALUI MEDIA GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGHAFAL KOSAKATA BAHASA MANDARIN KELOMPOK B TK INDRIYASANA 3 SURAKARTA PENGGUNAAN METODE BERCERITA MELALUI MEDIA GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGHAFAL KOSAKATA BAHASA MANDARIN KELOMPOK B TK INDRIYASANA 3 SURAKARTA LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

PENINGKATAN PEMAHAMAN KOSAKATA BAHASA MANDARIN MENGGUNAKAN METODE TOTAL PHYSICAL RESPONSE (TPR) DI SD ISLAM PK MUHAMMADIYAH DELANGGU KLATEN

PENINGKATAN PEMAHAMAN KOSAKATA BAHASA MANDARIN MENGGUNAKAN METODE TOTAL PHYSICAL RESPONSE (TPR) DI SD ISLAM PK MUHAMMADIYAH DELANGGU KLATEN PENINGKATAN PEMAHAMAN KOSAKATA BAHASA MANDARIN MENGGUNAKAN METODE TOTAL PHYSICAL RESPONSE (TPR) DI SD ISLAM PK MUHAMMADIYAH DELANGGU KLATEN LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE PROBLEM POSING DALAM PEMBELAJARAN KOSAKATA BAHASA MANDARIN DI SMK BATIK 1 SURAKARTA

PENERAPAN METODE PROBLEM POSING DALAM PEMBELAJARAN KOSAKATA BAHASA MANDARIN DI SMK BATIK 1 SURAKARTA PENERAPAN METODE PROBLEM POSING DALAM PEMBELAJARAN KOSAKATA BAHASA MANDARIN DI SMK BATIK 1 SURAKARTA LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Ahli Madya pada Diploma

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN PELAFALAN BAHASA MANDARIN PADA SISWA KELAS XII SMK NEGERI 1 LAMONGAN TAHUN AJARAN SKRIPSI

ANALISIS KESALAHAN PELAFALAN BAHASA MANDARIN PADA SISWA KELAS XII SMK NEGERI 1 LAMONGAN TAHUN AJARAN SKRIPSI ANALISIS KESALAHAN PELAFALAN BAHASA MANDARIN PADA SISWA KELAS XII SMK NEGERI 1 LAMONGAN TAHUN AJARAN 2014-2015 SKRIPSI OLEH : NURILA SHANTI OCTAVIA NIM 115110401111012 PROGRAM STUDI S1 SASTRA CINA JURUSAN

Lebih terperinci

PROGRAM DIPLOMA III BAHASA CHINA FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET

PROGRAM DIPLOMA III BAHASA CHINA FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET PENERAPAN METODE DRILL SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA MANDARIN SISWA KELAS II SD TARAKANITA SOLO BARU SUKOHARJO LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan Mencapai

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: Analisis kesalahan, suoyou, yiqie, tata bahasa Bahasa Mandarin. iii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata kunci: Analisis kesalahan, suoyou, yiqie, tata bahasa Bahasa Mandarin. iii. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Nama : Novica Servia Program Studi : S-1 Sastra China Judul : Analisis Kesalahan Pemakaian Kata Suoyou ( 所有 ) dan Yiqi e ( 一切 ) pada Mahasiswa D-3 Bahasa Mandarin Universitas K risten Maranatha

Lebih terperinci

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR KOSAKATA BAHASA MANDARIN DENGAN METODE PERMAINAN BAGI SISWA KELAS 5 DI SD SANTO FRANSISKUS BOYOLALI

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR KOSAKATA BAHASA MANDARIN DENGAN METODE PERMAINAN BAGI SISWA KELAS 5 DI SD SANTO FRANSISKUS BOYOLALI PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR KOSAKATA BAHASA MANDARIN DENGAN METODE PERMAINAN BAGI SISWA KELAS 5 DI SD SANTO FRANSISKUS BOYOLALI LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan Mencapai

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN MINAT PENDENGAR UNTUK MENDENGARKAN BAHASA MANDARIN MELALUI PROGRAM WO AI METTA DI RADIO METTA FM SURAKARTA

UPAYA MENINGKATKAN MINAT PENDENGAR UNTUK MENDENGARKAN BAHASA MANDARIN MELALUI PROGRAM WO AI METTA DI RADIO METTA FM SURAKARTA UPAYA MENINGKATKAN MINAT PENDENGAR UNTUK MENDENGARKAN BAHASA MANDARIN MELALUI PROGRAM WO AI METTA DI RADIO METTA FM SURAKARTA TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Melengkapi Gelar

Lebih terperinci

PERAN PENERJEMAH BAHASA MANDARIN DALAM PENINGKATAN KUALITAS PENYIAR MANDARIN NIGHT DI EL SHADDAY MEDIA PRODUCTION SOLO

PERAN PENERJEMAH BAHASA MANDARIN DALAM PENINGKATAN KUALITAS PENYIAR MANDARIN NIGHT DI EL SHADDAY MEDIA PRODUCTION SOLO PERAN PENERJEMAH BAHASA MANDARIN DALAM PENINGKATAN KUALITAS PENYIAR MANDARIN NIGHT DI EL SHADDAY MEDIA PRODUCTION SOLO LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat

Lebih terperinci

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR BAHASA MANDARIN MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL DI PELITA HARAPAN BANGSA SCHOOL TEGAL LAPORAN TUGAS AKHIR

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR BAHASA MANDARIN MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL DI PELITA HARAPAN BANGSA SCHOOL TEGAL LAPORAN TUGAS AKHIR PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR BAHASA MANDARIN MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL DI PELITA HARAPAN BANGSA SCHOOL TEGAL LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad Ahli Madya

Lebih terperinci

PERAN PENERJEMAH BAHASA MANDARIN DI PT LANGGENG SEJAHTERA JEPARA UNTUK KELANCARAN PRODUKSI MEBEL

PERAN PENERJEMAH BAHASA MANDARIN DI PT LANGGENG SEJAHTERA JEPARA UNTUK KELANCARAN PRODUKSI MEBEL PERAN PENERJEMAH BAHASA MANDARIN DI PT LANGGENG SEJAHTERA JEPARA UNTUK KELANCARAN PRODUKSI MEBEL TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Melengkapi Gelar Ahli Madya Program Studi

Lebih terperinci

Abstrak. :Jovita Priatnawati

Abstrak. :Jovita Priatnawati Abstrak Nama Program Studi Judul :Jovita Priatnawati :S1 Sastra China :Analisis Pemahaman Mahasiswa Tingkat Atas Jurusan Bahasa Mandarin terhadap Tata Bahasa Mandarin Klasik yang Digunakan dalam Bahasa

Lebih terperinci

PROGRAM DIPLOMA III BAHASA CHINA FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013 commit to user

PROGRAM DIPLOMA III BAHASA CHINA FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013 commit to user PENGGUNAAN METODE FUN LEARNING (FLASH CARD, PERMAINAN, DAN BERNYANYI) DALAM PEMBELAJARAN KOSAKATA BAHASA MANDARIN DI SDK PELITA NUSANTARA KASIH SURAKARTA LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

PROGRAM DIPLOMA III BAHASA CHINA FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013

PROGRAM DIPLOMA III BAHASA CHINA FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013 PENERAPAN METODE PERMAINAN (TTS, KARTU AKSI, DAN WHISPER RACE) DALAM PEMBELAJARAN BAHASA MANDARIN DI SDI-PK MUHAMMADIYAH DELANGGU KLATEN LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

METODE CERAMAH, BERKELOMPOK DAN LATIHAN DALAM PEMBELAJARAN BAHASA MANDARIN KELAS X DI SMK NEGERI 1 KARANGANYAR

METODE CERAMAH, BERKELOMPOK DAN LATIHAN DALAM PEMBELAJARAN BAHASA MANDARIN KELAS X DI SMK NEGERI 1 KARANGANYAR METODE CERAMAH, BERKELOMPOK DAN LATIHAN DALAM PEMBELAJARAN BAHASA MANDARIN KELAS X DI SMK NEGERI 1 KARANGANYAR TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Melengkapi Gelar Ahli Madya

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN BAHASA MANDARIN DENGAN MENGGUNAKAN METODE BERLITZ UNTUK MEMPERMUDAH MENGHAFAL KOSAKATA DI TAMAN KANAK-KANAK KRISTEN KALAM KUDUS SURAKARTA

PEMBELAJARAN BAHASA MANDARIN DENGAN MENGGUNAKAN METODE BERLITZ UNTUK MEMPERMUDAH MENGHAFAL KOSAKATA DI TAMAN KANAK-KANAK KRISTEN KALAM KUDUS SURAKARTA PEMBELAJARAN BAHASA MANDARIN DENGAN MENGGUNAKAN METODE BERLITZ UNTUK MEMPERMUDAH MENGHAFAL KOSAKATA DI TAMAN KANAK-KANAK KRISTEN KALAM KUDUS SURAKARTA LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi sebagian

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN KOSAKATA BAHASA CHINA MELALUI PENGENALAN AKSARA CHINA (HANZI) DI TK TRIPUSAKA SURAKARTA

PEMBELAJARAN KOSAKATA BAHASA CHINA MELALUI PENGENALAN AKSARA CHINA (HANZI) DI TK TRIPUSAKA SURAKARTA PEMBELAJARAN KOSAKATA BAHASA CHINA MELALUI PENGENALAN AKSARA CHINA (HANZI) DI TK TRIPUSAKA SURAKARTA LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Ahli Madya pada Diploma

Lebih terperinci

印尼汉语教学促进协会总主席 MINGGU, 19 APRIL 2015 HOTEL SARI PAN PASIFIC, JAKARTA LATAR BELAKANG LAHIRNYA UJI KOMPETENSI 背景

印尼汉语教学促进协会总主席 MINGGU, 19 APRIL 2015 HOTEL SARI PAN PASIFIC, JAKARTA LATAR BELAKANG LAHIRNYA UJI KOMPETENSI 背景 INNY C. HARYONO KETUA UMUM APPBMI 印尼汉语教学促进协会总主席 MINGGU, 19 APRIL 2015 HOTEL SARI PAN PASIFIC, JAKARTA APPBMI 印尼汉语教学促进协会 LSKBMI 印尼汉语能力认证机构 LATAR BELAKANG LAHIRNYA UJI KOMPETENSI 背景 SERTIFIKASI KOMPETENSI

Lebih terperinci

ABSTRAKSI. Pendidikan bahasa Mandarin di Indonesia telah mengalami dua kali perubahan

ABSTRAKSI. Pendidikan bahasa Mandarin di Indonesia telah mengalami dua kali perubahan ABSTRAKSI Pendidikan bahasa Mandarin di Indonesia telah mengalami dua kali perubahan sejarah yang besar, yaitu pada saat pemberharuan tata tertib dan pada saat reformasi. Masa pemberharuan tata tertib

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN BAHASA CHINA DENGAN MODEL ACTIVE LEARNING DI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS KRISTEN SURAKARTA

PEMBELAJARAN BAHASA CHINA DENGAN MODEL ACTIVE LEARNING DI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS KRISTEN SURAKARTA PEMBELAJARAN BAHASA CHINA DENGAN MODEL ACTIVE LEARNING DI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS KRISTEN SURAKARTA LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Ahli Madya pada

Lebih terperinci

ABSTRAK. Program studi : S-1 Sastra China : Survei Pengenalan Aksara Han Gabungan yang Memiliki Bentuk Komponen Bunyi yang Sama

ABSTRAK. Program studi : S-1 Sastra China : Survei Pengenalan Aksara Han Gabungan yang Memiliki Bentuk Komponen Bunyi yang Sama ABSTRAK Nama : Devy Anggreini Tanuwijaya Program studi : S-1 Sastra China Judul : Survei Pengenalan Aksara Han Gabungan yang Memiliki Bentuk Komponen Bunyi yang Sama Skripsi ini berisi tentang survei pengenalan

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN TATA BAHASA MANDARIN PADA SIARAN ACARA SUNDAY MANDARIN DI RADIO PAS FM SOLO

ANALISIS KESALAHAN TATA BAHASA MANDARIN PADA SIARAN ACARA SUNDAY MANDARIN DI RADIO PAS FM SOLO ANALISIS KESALAHAN TATA BAHASA MANDARIN PADA SIARAN ACARA SUNDAY MANDARIN DI RADIO PAS FM SOLO LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Ahli Madya pada Diploma

Lebih terperinci

ABSTRAK. : Analisis Pembelajaran Peribahasa dalam Bahan Ajar Bahasa China Terpadu Tingkat Dasar dan Menengah

ABSTRAK. : Analisis Pembelajaran Peribahasa dalam Bahan Ajar Bahasa China Terpadu Tingkat Dasar dan Menengah ABSTRAK Nama Program Studi Judul : Katarina Sandra : S-1 Sastra China : Analisis Pembelajaran Peribahasa dalam Bahan Ajar Bahasa China Terpadu Tingkat Dasar dan Menengah Skripsi ini membahas pembelajaran

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN BAHASA MANDARIN DENGAN MENGGUNAKAN METODE DIRECT INSTRUCTION DI KELAS IIIC SD MARSUDIRINI SURAKARTA

PEMBELAJARAN BAHASA MANDARIN DENGAN MENGGUNAKAN METODE DIRECT INSTRUCTION DI KELAS IIIC SD MARSUDIRINI SURAKARTA PEMBELAJARAN BAHASA MANDARIN DENGAN MENGGUNAKAN METODE DIRECT INSTRUCTION DI KELAS IIIC SD MARSUDIRINI SURAKARTA LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad Ahli Madya

Lebih terperinci

ABSTRAK. : Analisis pelafalan karakter 的 (de) pada lagu Mandarin periode an yang dinyanyikan oleh Andy Lau.

ABSTRAK. : Analisis pelafalan karakter 的 (de) pada lagu Mandarin periode an yang dinyanyikan oleh Andy Lau. ABSTRAK Nama Program Studi Judul : Minche Tanamal : Sastra China : Analisis pelafalan karakter 的 (de) pada lagu Mandarin periode 1990-2000-an yang dinyanyikan oleh Andy Lau. Bernyanyi adalah seni berbahasa

Lebih terperinci

Namun demikian, walaupun bahasa Mandarin dan bahasa Jepang memiliki kemiripan dalam hal aksara, akan tetapi kedua bahasa ini sebenarnya tidaklah

Namun demikian, walaupun bahasa Mandarin dan bahasa Jepang memiliki kemiripan dalam hal aksara, akan tetapi kedua bahasa ini sebenarnya tidaklah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengertian aksara berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 1995: 18) adalah huruf dan sistem tanda-tanda grafis yang dipakai manusia untuk berkomunikasi

Lebih terperinci

ABSTRAK. : Analisis Tema dan Metode Pada Pengajaran Bahasa Mandarin Untuk Siswa TK Besar di TKK Trimulia Hits

ABSTRAK. : Analisis Tema dan Metode Pada Pengajaran Bahasa Mandarin Untuk Siswa TK Besar di TKK Trimulia Hits ABSTRAK Nama Program Studi Judul : Tina : S-1 Sastra China : Analisis Tema dan Metode Pada Pengajaran Bahasa Mandarin Untuk Siswa TK Besar di TKK Trimulia Hits Skripsi ini menganalisis kesesuaian tema

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN STRUKTURAL ANALISIS SINTETIK (SAS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS HANZI

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN STRUKTURAL ANALISIS SINTETIK (SAS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS HANZI PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN STRUKTURAL ANALISIS SINTETIK (SAS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS HANZI ( 汉字 ) MAHASISWA SASTRA CINA SEMESTER II UNIVERSITAS BRAWIJAYA SKRIPSI OLEH JEZSA VIBRIANOSA

Lebih terperinci

ABSTRAK. : Okfaysienny. Program Studi : S-1 Sastra China

ABSTRAK. : Okfaysienny. Program Studi : S-1 Sastra China ABSTRAK Nama : Okfaysienny Program Studi : S-1 Sastra China Judul : Pengaruh Determinan Perilaku Terhadap Keputusan Seseorang Memilih Pengobatan Akupresur (Studi Kasus di Klinik Akupresur Ny. Yuli Hokian

Lebih terperinci

PROGRAM DIPLOMA III BAHASA CHINA FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA commit to user x

PROGRAM DIPLOMA III BAHASA CHINA FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA commit to user x PENINGKATAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA MANDARIN DENGAN MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH KELAS XI SMA NEGERI 1 WONOGIRI LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

名字 : 罗美玲 专业 : 中文系 论文题目 : 含数词的汉语四字成语的感情色彩与功能分类考察

名字 : 罗美玲 专业 : 中文系 论文题目 : 含数词的汉语四字成语的感情色彩与功能分类考察 摘要 名字 : 罗美玲 专业 : 中文系 论文题目 : 含数词的汉语四字成语的感情色彩与功能分类考察 中国人一直很保留自己的文化, 使中国文化能继续存在到今天, 例如成语 汉语学习者想要掌握好汉语, 就要了解汉语的成语, 因为中国人习惯在口语和书面语中使用成语 因此, 作者的研究关于含数词的汉语四字成语 本论文采用定量描述方法 在本论文中, 作者描述了每一个汉语四字成语含数词的意义 从汉语四字成语含数词的意义作者可以分类含数词的汉语成语感情色彩与功能

Lebih terperinci

1. Latar Belakang Rumusan Masalah 3. Tujuan Penelitian

1. Latar Belakang Rumusan Masalah 3. Tujuan Penelitian 1. Latar Belakang Pada dasarnya manusia tidak akan lepas dari penggunaan bahasa dalam kehidupan bermasyarakat. Dengan menggunakan bahasa manusia akan lebih leluasa dalam berinteraksi dengan masyarakat

Lebih terperinci

ABSTRAK. : Survei Pengenalan Aksara Han Tradisional 繁体字 (Fanti Zi)pada Pembelajar Bahasa Mandarin

ABSTRAK. : Survei Pengenalan Aksara Han Tradisional 繁体字 (Fanti Zi)pada Pembelajar Bahasa Mandarin ABSTRAK Nama Program Studi Judul : Rian Juhandi : S-1 Sastra China : Survei Pengenalan Aksara Han Tradisional 繁体字 (Fanti Zi)pada Pembelajar Bahasa Mandarin Bahasa Mandarin memiliki dua jenis aksara yaitu

Lebih terperinci

印尼中文主播应该具备的能力 美都新闻主播袁玲袁玲个案研究

印尼中文主播应该具备的能力 美都新闻主播袁玲袁玲个案研究 建国大学人文学院中文系学士学位论文 (200 2009 2013 学年 ) 印尼中文主播应该具备的能力 美都新闻主播袁玲袁玲个案研究 姓名姓名 : 卢凤凰 学号 :1301033173 : 李慧云 学号 :1301038325 指导老师 : 林雪莹时间 :201 2013 年 7 月建国大学人文学院中文系学士学位论文 (200 2009 2013 学年 ) 印尼中文主播应该具备的能力 美都新闻主播袁玲袁玲个案研究

Lebih terperinci

ABSTRAK. : Ishak Filius Lili

ABSTRAK. : Ishak Filius Lili Nama Program Studi Judul : Ishak Filius Lili : S-1 Sastra China ABSTRAK : Perbandingan Peranan dari Buah-Buah Catur pada Catur Tiongkok dan Catur Internasional Skripsi ini memperbandingkan peranan dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tata bahasa merupakan suatu komponen terpenting yang terdapat dalam

BAB I PENDAHULUAN. Tata bahasa merupakan suatu komponen terpenting yang terdapat dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tata bahasa merupakan suatu komponen terpenting yang terdapat dalam bahasa suatu suku bangsa. Tata bahasa juga memegang peranan penting dalam keutuhan suatu kalimat.

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Melengkapi Gelar Ahli Madya pada Diploma III Bahasa Mandarin. Fakultas Ilmu Budaya

TUGAS AKHIR. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Melengkapi Gelar Ahli Madya pada Diploma III Bahasa Mandarin. Fakultas Ilmu Budaya EVALUASI PEMBELAJARAN BAHASA TIONGHOA PROGRAM PEMULA KELAS 7 DAN 8 SEBAGAI MATA PELAJARAN POKOK DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI SEKOLAH NASIONAL TIGA BAHASA SMP BINA WIDYA SOLO TUGAS AKHIR Diajukan untuk

Lebih terperinci

EVALUASI KETEPATAN HANZI, PINYIN DAN TERJEMAHAN PADA KAMUS PERCAKAPAN BAHASA MANDARIN SEHARI-HARI KARYA JOHNY LEE BAGI PEMBELAJAR PEMULA SKRIPSI.

EVALUASI KETEPATAN HANZI, PINYIN DAN TERJEMAHAN PADA KAMUS PERCAKAPAN BAHASA MANDARIN SEHARI-HARI KARYA JOHNY LEE BAGI PEMBELAJAR PEMULA SKRIPSI. EVALUASI KETEPATAN HANZI, PINYIN DAN TERJEMAHAN PADA KAMUS PERCAKAPAN BAHASA MANDARIN SEHARI-HARI KARYA JOHNY LEE BAGI PEMBELAJAR PEMULA SKRIPSI diajukan untuk memenuhi persyaratan guna menyelesaikan Program

Lebih terperinci

ABSTRAK. Nama : TIFFANY Progam Studi : Sastra China Judul : EKSISTENSI TATUNG DALAM PERAYAAN FESTIVAL CAP GO MEH KOTA SINGKAWANG, KALIMANTAN BARAT

ABSTRAK. Nama : TIFFANY Progam Studi : Sastra China Judul : EKSISTENSI TATUNG DALAM PERAYAAN FESTIVAL CAP GO MEH KOTA SINGKAWANG, KALIMANTAN BARAT ABSTRAK Nama : TIFFANY Progam Studi : Sastra China Judul : EKSISTENSI TATUNG DALAM PERAYAAN FESTIVAL CAP GO MEH KOTA SINGKAWANG, KALIMANTAN BARAT Singkawang adalah sebuah kota yang terletak di Kalimantan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbeda. Dalam menghadapi masalah ini, kegiatan penerjemahan memberikan solusi karena

BAB I PENDAHULUAN. berbeda. Dalam menghadapi masalah ini, kegiatan penerjemahan memberikan solusi karena BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa, baik lisan maupun tulisan merupakan alat yang penting dalam mendukung terjalinnya komunikasi antar individu. Dalam kegiatan komunikasi, tujuan dari kegiatan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : seni beladiri, Yongchun, Taoisme, Konfusianisme, Buddhisme. vii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata kunci : seni beladiri, Yongchun, Taoisme, Konfusianisme, Buddhisme. vii Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Nama : Devan Candra Program Studi : S1 Sastra China Judul : Unsur Filsafat Taoisme, Konfusianisme dan Buddhisme yang Terkandung dalam Seni Beladiri Yongchun Skripsi ini meneliti filsafat Taoisme,

Lebih terperinci

PENYIARAN RADIO BERBAHASA CHINASEBAGAIMEDIA KOMUNIKASIDALAM PROGRAMACARA SUNDAYMANDARINDI RADIO PAS FM SOLO

PENYIARAN RADIO BERBAHASA CHINASEBAGAIMEDIA KOMUNIKASIDALAM PROGRAMACARA SUNDAYMANDARINDI RADIO PAS FM SOLO PENYIARAN RADIO BERBAHASA CHINASEBAGAIMEDIA KOMUNIKASIDALAM PROGRAMACARA SUNDAYMANDARINDI RADIO PAS FM SOLO LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Peryaratan Mencapai Derajat Ahli Madya pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa Mandarin memiliki sejarah yang sangat panjang. Seiring dengan berjalannya waktu, Bahasa Mandarin terus menerus mengalami perubahan dan perkembangan. Contoh

Lebih terperinci

ANALISIS MINAT SISWA TERHADAP PELAJARAN BAHASA MANDARIN DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 4 SURAKARTA

ANALISIS MINAT SISWA TERHADAP PELAJARAN BAHASA MANDARIN DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 4 SURAKARTA ANALISIS MINAT SISWA TERHADAP PELAJARAN BAHASA MANDARIN DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 4 SURAKARTA TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Melengkapi Gelar Ahli Madya pada Diploma III

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa berfungsi sebagai alat komunikasi yang digunakan oleh setiap individu dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa adalah sarana atau media yang digunakan manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia bahasa memiliki peranan yang sangat penting yaitu sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. manusia bahasa memiliki peranan yang sangat penting yaitu sebagai alat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah alat komunikasi antaranggota masyarakat berupa sistem lambang bunyi suara yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Di dalam kehidupan manusia bahasa

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN DAN TINGKAT PENGUASAAN MAHASISWA BINA KALIMAT PERBANDINGAN MANDARIN

ANALISIS KESALAHAN DAN TINGKAT PENGUASAAN MAHASISWA BINA KALIMAT PERBANDINGAN MANDARIN ANALISIS KESALAHAN DAN TINGKAT PENGUASAAN MAHASISWA BINA NUSANTARA TINGKAT Ⅲ TERHADAP KALIMAT PERBANDINGAN MANDARIN Hanuwar, Sylfie, Fu Ruo Mei Jl. Kemanggisan Ilir III/ 45, Palmerah, Jakarta Barat, 021-53276739

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia terdiri atas beragam suku bangsa. Setiap suku bangsa

BAB 1 PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia terdiri atas beragam suku bangsa. Setiap suku bangsa BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bangsa Indonesia terdiri atas beragam suku bangsa. Setiap suku bangsa memiliki bahasa daerah tersendiri yang membedakannya dari suku bangsa lainnya. Bahasa daerah mendukung

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI S1 SASTRA CINA JURUSAN BAHASA DAN SASTRA FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS BRAWIJAYA

PROGRAM STUDI S1 SASTRA CINA JURUSAN BAHASA DAN SASTRA FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS BRAWIJAYA ANALISIS SEMIOTIKA DALAM PUISI DINASTI TANG KARYA LI BAI ( 李白 ) SKRIPSI OLEH: SRI RINJANI WULANDARI NIM 105110407111004 PROGRAM STUDI S1 SASTRA CINA JURUSAN BAHASA DAN SASTRA FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar. Sarjana Sastra. Oleh: Riri Putriyani NIM: PROGRAM STUDI SASTRA CINA

SKRIPSI. Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar. Sarjana Sastra. Oleh: Riri Putriyani NIM: PROGRAM STUDI SASTRA CINA ANALISIS SEMIOTIKA PADA PUISI HUIDA 回答 (JAWABAN) KARYA BEI DAO 北岛 SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sastra Oleh: Riri Putriyani NIM: 2013120006 PROGRAM STUDI SASTRA

Lebih terperinci

KESALAHAN PENYUSUNAN KALIMAT AKTIF 把字句 DAN KALIMAT PASIF 被字句 PADA MAHASISWA ANGKATAN 2013 PRODI PENDIDIKAN BAHASA MANDARIN UNESA.

KESALAHAN PENYUSUNAN KALIMAT AKTIF 把字句 DAN KALIMAT PASIF 被字句 PADA MAHASISWA ANGKATAN 2013 PRODI PENDIDIKAN BAHASA MANDARIN UNESA. KESALAHAN PENYUSUNAN KALIMAT AKTIF 把字句 DAN KALIMAT PASIF 被字句 PADA MAHASISWA ANGKATAN 2013 PRODI PENDIDIKAN BAHASA MANDARIN UNESA Cicik Arista Prodi Pendidikan Bahasa Mandarin, Fakultas Bahasa dan Seni,

Lebih terperinci

Analisis Kesalahan Berbahasa Mandarin Mahasiswa Tingkat Akhir di Salah Satu Universitas di Jawa Barat

Analisis Kesalahan Berbahasa Mandarin Mahasiswa Tingkat Akhir di Salah Satu Universitas di Jawa Barat Analisis Kesalahan Berbahasa Mandarin Mahasiswa Tingkat Akhir di Salah Satu Universitas di Jawa Barat Diana C. Sahertian (dianasahertian@yahoo.com) Universitas Kristen Maranatha Abstract: It is important

Lebih terperinci

ABSTRAK. : Peran Sempoa Sebagai Media Ajar Mental Aritmatika

ABSTRAK. : Peran Sempoa Sebagai Media Ajar Mental Aritmatika ABSTRAK Nama Program Studi Judul : Livia Agustia : Sastra China : Peran Sempoa Sebagai Media Ajar Mental Aritmatika Skripsi ini membahas peran sempoa sebagai media ajar mental aritmatika, serta manfaat

Lebih terperinci

Tiffany Qorie Dwi Retnaning Untari, S.S., M. Hum., & Wang Yi Feng, B.A.

Tiffany Qorie Dwi Retnaning Untari, S.S., M. Hum., & Wang Yi Feng, B.A. KESALAHAN TATA BAHASA PELETAKAN OBJEK MAHASISWA SASTRA TIONGHOA ANGKATAN 2014 DALAM ESAI KOMPOSISI II : KAJIAN PERBANDINGAN 中文系三年级学生写作 ( 二 ) 中的宾语错序偏误 : 对比研究 Tiffany Qorie Dwi Retnaning Untari, S.S., M.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masing-masing, termasuk kehendak, harapan, keinginan dan hajat. Defenisi ini menekankan

BAB I PENDAHULUAN. masing-masing, termasuk kehendak, harapan, keinginan dan hajat. Defenisi ini menekankan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah sumber daya bagi kehidupan bermasyarakat, karena ketika kita mendengarkan orang lain, berbicara dengan orang lain dan menulis untuk orang lain

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN NADA PERTAMA ATAU YĪNPÍNG ( 阴平 ) DALAM BAHASA MANDARIN PADA MAHASISWA SEMESTER III PROGRAM STUDI SASTRA CINA FIB UB SKRIPSI

ANALISIS KESALAHAN NADA PERTAMA ATAU YĪNPÍNG ( 阴平 ) DALAM BAHASA MANDARIN PADA MAHASISWA SEMESTER III PROGRAM STUDI SASTRA CINA FIB UB SKRIPSI ANALISIS KESALAHAN NADA PERTAMA ATAU YĪNPÍNG ( 阴平 ) DALAM BAHASA MANDARIN PADA MAHASISWA SEMESTER III PROGRAM STUDI SASTRA CINA FIB UB SKRIPSI Disusun Oleh : NOVIANA EKA NUR WATHIN 115110400111001 PROGRAM

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN PELAFALAN DALAM BAHASA MANDARIN DI KELAS X ADMINISTRASI PERKANTORAN 3 SMK BATIK 1 SURAKARTA

ANALISIS KESALAHAN PELAFALAN DALAM BAHASA MANDARIN DI KELAS X ADMINISTRASI PERKANTORAN 3 SMK BATIK 1 SURAKARTA ANALISIS KESALAHAN PELAFALAN DALAM BAHASA MANDARIN DI KELAS X ADMINISTRASI PERKANTORAN 3 SMK BATIK 1 SURAKARTA LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Ahli

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu alat komunikasi bagi manusia untuk. orang lain baik dalam bentuk lisan maupun tulisan. Menurut Oxford Learner's

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu alat komunikasi bagi manusia untuk. orang lain baik dalam bentuk lisan maupun tulisan. Menurut Oxford Learner's BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan suatu alat komunikasi bagi manusia untuk menyampaikan sesuatu yang ada dalam pikiran manusia dan berinteraksi dengan orang lain baik dalam

Lebih terperinci

ANALISIS TEKS INFORMASI LALU LINTAS DI WILAYAH SURAKARTA

ANALISIS TEKS INFORMASI LALU LINTAS DI WILAYAH SURAKARTA ANALISIS TEKS INFORMASI LALU LINTAS DI WILAYAH SURAKARTA SKRIPSI Untuk memenuhi persyaratan guna mencapai derajat sarajan S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah S U T A N T I A 310 040 085

Lebih terperinci

2 2. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor 22,

2 2. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor 22, BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.113, 2014 KEMENSESNEG. Penerjemah. Fungsional. Standar Kompetensi. PERATURAN MENTERI SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR KOMPETENSI

Lebih terperinci

FEBE DIYAH MUSTIKA NINGRUM PENDIDIKAN BAHASA MANDARIN, FAKULTAS BAHASA DAN SENI, UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA.

FEBE DIYAH MUSTIKA NINGRUM PENDIDIKAN BAHASA MANDARIN, FAKULTAS BAHASA DAN SENI, UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA. PENGARUH METODE PETA PIKIRAN TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN BAHASA MANDARIN SISWA KELAS VIII SMPK SANTO BERNARDUS MADIUN TAHUN PELAJARAN 2014/2015 FEBE DIYAH MUSTIKA NINGRUM PENDIDIKAN BAHASA MANDARIN,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masyarakat sehari-hari. Masyarakat menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masyarakat sehari-hari. Masyarakat menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan salah satu alat paling penting dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. Masyarakat menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi untuk berinteraksi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. lambang bunyi suara, yang dihasilkan oleh alat ucap manusia (Ritonga,2002:1).

BAB 1 PENDAHULUAN. lambang bunyi suara, yang dihasilkan oleh alat ucap manusia (Ritonga,2002:1). BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan suatu alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa lambang bunyi suara, yang dihasilkan oleh alat ucap manusia (Ritonga,2002:1). Bahasa pun tidak

Lebih terperinci

印度尼西亚语口语课程中跨文化交际互动式教学法的应用

印度尼西亚语口语课程中跨文化交际互动式教学法的应用 上海外国语大学 硕士学位论文 印度尼西亚语口语课程中跨文化交际互动式教学法的应用 ( 以中国留学生为单一被试对象 ) 院系 : 研究生部学科专业 : 亚非语言文学姓名 : 王群指导教师 : 金基石教授 2016 年 06 月 Shanghai International Studies University PENERAPAN METODE INTERAKTIF BERBASIS KOMUNIKASI

Lebih terperinci

BAB 2 WEBSITE DALAM PENGAJARAN BAHASA CINA

BAB 2 WEBSITE DALAM PENGAJARAN BAHASA CINA BAB 2 WEBSITE DALAM PENGAJARAN BAHASA CINA 2.1 Pengertian Website Secara Umum Website (disingkat web) atau World Wide Web (WWW) adalah sebuah database (pangkalan data) dari rangkaian komputer di seluruh

Lebih terperinci

PEMANFAATAN MEDIA GAMBAR DAN PERMAINAN DALAM PENGENALAN BAHASA MANDARIN DASAR DI TK WIDYA PUTRA JATEN KARANGANYAR

PEMANFAATAN MEDIA GAMBAR DAN PERMAINAN DALAM PENGENALAN BAHASA MANDARIN DASAR DI TK WIDYA PUTRA JATEN KARANGANYAR PEMANFAATAN MEDIA GAMBAR DAN PERMAINAN DALAM PENGENALAN BAHASA MANDARIN DASAR DI TK WIDYA PUTRA JATEN KARANGANYAR LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Ahli

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. A. Pengertian Penerjemahan. Penerjemahan menurut Eugene A. Nida dan Charles R. Taber dalam buku

BAB II LANDASAN TEORI. A. Pengertian Penerjemahan. Penerjemahan menurut Eugene A. Nida dan Charles R. Taber dalam buku 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Penerjemahan Penerjemahan menurut Eugene A. Nida dan Charles R. Taber dalam buku yang berjudul Panggilan Menjadi Penerjemah adalah translating consists in reproducing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia tidak dapat terlepas dari bahasa, baik itu bahasa lisan

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia tidak dapat terlepas dari bahasa, baik itu bahasa lisan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kehidupan manusia tidak dapat terlepas dari bahasa, baik itu bahasa lisan maupun tulisan. Secara linguistik, yang dimaksudkan dengan bahasa adalah sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini di kenal dua macam cara berkomunikasi, yaitu komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini di kenal dua macam cara berkomunikasi, yaitu komunikasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada zaman sekarang Bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi yang dipakai dalam kehidupan sehari-hari, serta dalam berbagai keperluan yang beragam yang disesuaikan dalam

Lebih terperinci

Peningkatan kemampuan siswa dalam bahasa Mandarin dengan pemanfaatan media pembelajaran

Peningkatan kemampuan siswa dalam bahasa Mandarin dengan pemanfaatan media pembelajaran Peningkatan kemampuan siswa dalam bahasa Mandarin dengan pemanfaatan media pembelajaran LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad Ahli Madya pada Diploma III Bahasa

Lebih terperinci

BAB 4 SIMPULAN. China angkataran 2003 Universitas Bina Nusantara serta wawancara dengan lima orang

BAB 4 SIMPULAN. China angkataran 2003 Universitas Bina Nusantara serta wawancara dengan lima orang BAB 4 SIMPULAN Setelah melakukan penelitian terhadap hasil terjemahan mahasiswa jurusan Sastra China angkataran 2003 Universitas Bina Nusantara serta wawancara dengan lima orang mahasiswa jurusan Sastra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau kelompok individu terutama kelompok minoritas atau kelompok yang

BAB I PENDAHULUAN. atau kelompok individu terutama kelompok minoritas atau kelompok yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seseorang dapat bertutur dengan bahasa tertentu secara tiba-tiba dalam situasi penuturan baik bersifat formal maupun yang bersifat informal. Mengganti bahasa diartikan

Lebih terperinci

ABSTRAK. : Kaniya Capriani

ABSTRAK. : Kaniya Capriani ABSTRAK Nama Program Studi Judul : Kaniya Capriani : Sastra China : Persamaan dan Perbedaan Pada Sung Ciu LieMasyarakat Tionghoa Bangka Puak Hakkadan Seserahan Masyarakat Sunda di Komplek Perumahan Bumi

Lebih terperinci

Kata kunci: Drama Televisi Taiwan, Motivasi, Mahasiswa Program Studi Sastra Tionghoa

Kata kunci: Drama Televisi Taiwan, Motivasi, Mahasiswa Program Studi Sastra Tionghoa Dampak Drama Televisi Taiwan Terhadap Motivasi Belajar Bahasa Tionghoa Mahasiswa Program Studi Sastra Tionghoa Universitas Kristen Petra 台湾电视剧对彼得拉基督教大学中文系学生汉语学习动机的影响 Yosephine Wignyo Budi Kurniawan Henny

Lebih terperinci

: Ortografis dalam Register Seabreg SMS Gaul

: Ortografis dalam Register Seabreg SMS Gaul Judul Skripsi : Ortografis dalam Register Seabreg SMS Gaul Nama : Eli Rahmat Tahun : 2013 Latar Belakang Menurut Keraf bahasa memiliki empat fungsi, yaitu (1) sebagai alat untuk mengekpresikan diri, (2)

Lebih terperinci

METODE PENGAJARAN MILE WENHUABAN DI MAHA VIHARA DAN PUSDIKLAT BUDDHA MAITREYA SURABAYA 泗水天宝弥勒佛院弥勒文化班教学手段

METODE PENGAJARAN MILE WENHUABAN DI MAHA VIHARA DAN PUSDIKLAT BUDDHA MAITREYA SURABAYA 泗水天宝弥勒佛院弥勒文化班教学手段 METODE PENGAJARAN MILE WENHUABAN DI MAHA VIHARA DAN PUSDIKLAT BUDDHA MAITREYA SURABAYA 泗水天宝弥勒佛院弥勒文化班教学手段 Novi Yulianita & Elisa Christiana, B.A., M.A., M.Pd. Program Studi Sastra Tionghoa Universitas Kristen

Lebih terperinci

2016 EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METOD E COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) D ALAM MENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBUAT KALIMAT BAHASA JEPANG

2016 EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METOD E COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) D ALAM MENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBUAT KALIMAT BAHASA JEPANG 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bahasa merupakan suatu sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang digunakan oleh anggota suatu masyarakat untuk bekerjasama, berinteraksi dan mengidentifikasi

Lebih terperinci

PERANAN PELAYANAN TOUR LEADER DI BIRO PERJALANAN WISATA CV. BUMI KENTINGAN TOUR AND TRAVEL SURAKARTA

PERANAN PELAYANAN TOUR LEADER DI BIRO PERJALANAN WISATA CV. BUMI KENTINGAN TOUR AND TRAVEL SURAKARTA PERANAN PELAYANAN TOUR LEADER DI BIRO PERJALANAN WISATA CV. BUMI KENTINGAN TOUR AND TRAVEL SURAKARTA Diajukan untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Program Studi Diploma III

Lebih terperinci

Fitri Tyas Rachmawati. Pendidikan Bahasa Mandarin, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Surabaya

Fitri Tyas Rachmawati. Pendidikan Bahasa Mandarin, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Surabaya GAYA BERBAHASA TOKOH UTAMA HUA MULAN ( 花木兰 ) DALAM FILM RISE OF A WARRIOR 花木兰 KARYA 马楚成 (Mǎ Chǔchéng) (KAJIAN PRAGMASTILISTIK) Fitri Tyas Rachmawati Pendidikan Bahasa Mandarin, Fakultas Bahasa dan Seni,

Lebih terperinci