SISTEM PAKAR PENENTUAN KESESUAIAN LAHAN BERDASARKAN FAKTOR PENGHAMBAT TERBESAR (MAXIMUM LIMITATION FACTOR) UNTUK TANAMAN PANGAN NINA SEVANI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SISTEM PAKAR PENENTUAN KESESUAIAN LAHAN BERDASARKAN FAKTOR PENGHAMBAT TERBESAR (MAXIMUM LIMITATION FACTOR) UNTUK TANAMAN PANGAN NINA SEVANI"

Transkripsi

1 SISTEM PAKAR PENENTUAN KESESUAIAN LAHAN BERDASARKAN FAKTOR PENGHAMBAT TERBESAR (MAXIMUM LIMITATION FACTOR) UNTUK TANAMAN PANGAN NINA SEVANI PROGRAM STUDI ILMU KOMPUTER SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009

2 SURAT PERNYATAAN Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa segala pernyataan dalam tesis saya berjudul : SISTEM PAKAR PENENTUAN KESESUAIAN LAHAN BERDASARKAN FAKTOR PENGHAMBAT TERBESAR (MAXIMUM LIMITATION FACTOR) UNTUK TANAMAN PANGAN Merupakan gagasan atau hasil penelitian tesis saya sendiri, dengan arahan Komisi Pembimbing, kecuali yang dengan jelas ditujukkan rujukkannya. Tesis ini belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar atau capaian akademik lainnya pada program sejenis di perguruan tinggi lain. Semua data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan secara jelas dan dapat diperiksa kebenarannya. Bogor, Januari 2009 Yang Membuat Pernyataan NINA SEVANI i

3 RINGKASAN NINA SEVANI. Sistem Pakar Penentuan Kesesuaian Lahan Berdasarkan Faktor Penghambat Terbesar (Maximum Limitation Factor) Untuk Tanaman Pangan. Di bawah bimbingan MARIMIN dan HERU SUKOCO. Penentuan kesesuaian lahan merupakan salah satu kegiatan dalam evaluasi lahan yang dapat membantu petani dan pelaksana pertanian untuk menentukan kesesuaian lahan dengan jenis tanaman yang akan ditanam, sebelum dimulainya proses penanaman. Proses penentuan kesesuaian lahan ini dapat dilakukan dengan membandingkan antara karakteristik dan kualitas lahan yang akan digunakan dengan persyaratan tumbuh tanaman yang akan ditanam. Terdapat banyak karakter dan kualitas tanah yang dapat digunakan untuk menentukan kesesuaian lahan, baik yang berupa sifat kimia maupun sifat fisik. Diantara karakter dan kualitas yang akan digunakan tersebut beberapa diantaranya dapat mempunyai nilai yang kurang baik sehingga dapat menjadi faktor penghambat bagi pertumbuhan dan produksi suatu tanaman. Beberapa diantara faktor penghambat tersebut akan dapat diatasi melalui suatu tindakan atau penerapan teknologi tertentu. Hanya faktor penghambat yang tidak tergantung pada alam yang dapat diatasi melalui tindakan dan penerapan teknologi tersebut. Penelitian ini bertujuan membuat sebuah sistem pakar penentuan kesesuaian lahan untuk tanaman pangan yang meliputi 14 jenis tanaman pangan dalam kelompok serealia, kacang-kacangan, dan umbi-umbian. Sistem pakar yang dibuat diberi nama Sistem Pakar Penentuan Kesesuaian Lahan Berdasarkan Faktor Penghambat Terbesar atau dapat disingkat menjadi SPPKL. Manfaat penelitian ini adalah untuk membantu petani dan pelaksana pertanian dalam menentukan kesesuaian antara lahan yang akan digunakan dengan jenis tanaman yang akan ditanam, sebelum dilakukan proses penanaman. Selain itu sistem ini juga dapat memberikan informasi kepada petani dan pelaksana pertanian mengenai faktor-faktor yang diperlukan dalam proses penentuan kesesuaian lahan dan persyaratan tumbuh dan produksi bagi 14 jenis tanaman pangan. Empat belas jenis tanaman pangan dalam sistem ini meliputi padi sawah, padi gogo, jagung, gandum, sorgum, kedelai, kacang tanah, kacang hijau, kacang arab, kacang tunggak, ubi jalar, ubi kayu, talas, dan iles-iles. Sistem ini juga dapat digunakan oleh petani dan pelaksana pertanian untuk mengetahui teknologi atau tindakan apa yang dapat digunakan untuk mengatasi keberadaan faktor penghambat. ii

4 Masukan yang diperlukan untuk menjalankan sistem ini adalah data karakter dan kualitas lahan yang akan digunakan, serta jenis tanaman yang akan ditanam. Data yang diperlukan tergantung jenis tanah yang akan digunakan. Secara total terdapat 19 parameter yang dibagi menjadi 17 data fuzzy dan 2 data non-fuzzy, yaitu tinggi air tanah dan curah hujan. Data fuzzy meliputi suhu, kedalaman efektif, kedalaman sulfidik, lereng, bahan kasar, ph, C-Organik, kejenuhan basa, salinitas, sodisitas, Kapasitas Tukar Kation (KTK), tekstur, drainase, kematangan (gambut), ketebalan (gambut), bahaya banjir, dan Tingkat Bahaya Erosi (TBE). Bahaya banjir dan TBE merupakan parameter pengganti untuk data lereng, tekstur, dan drainase. Terdapat 2 jenis tanah yang dapat dipilih untuk digunakan, yaitu tanah mineral dan tanah gambut. Keluaran sistem ini adalah nilai kesesuaian lahan untuk penggunaan tanaman pangan, nilai kesesuaian lahan untuk tanaman pangan tertentu, faktor penghambat yang dimiliki oleh lahan, saran manajerial untuk mengatasi faktor penghambat, persyaratan tumbuh tanaman, dan lokasi yang dianggap sesuai dengan jenis tanaman. Penentuan lokasi meliputi nama kabupaten, nama kecamatan, dan nama serie tanah, serta masih terbatas pada 2 kabupaten di Jawa Timur, yaitu Kabupaten Blitar dan Kabupaten Tulungagung. Sistem pakar ini dibuat melalui serangkaian aliran proses formulatif yang dimulai dari proses penentuan parameter yang diperlukan meliputi sifat fisika dan kimia tanah, serta jenis tanaman pangan. Dilanjutkan dengan proses penentuan penentuan kelompok aturan pada basis pengetahuan yang akan digunakan untuk memproses data input. Pemrosesan data menggunakan tahapan pada Fuzzy Inference System (FIS) metode Mamdani. Kelompok aturan pertama digunakan untuk menentukan kesesuaian lahan untuk penggunaan tanaman pangan. Kelompok aturan kedua digunakan untuk menentukan jenis tanaman yang sesuai berdasarkan nilai yang dihasilkan oleh kelompok aturan pertama dan data input untuk parameter curah hujan. Proses selanjutnya adalah proses penentuan arsitektur web yang akan digunakan sebagai interface sistem dengan pengguna dan diakhiri dengan proses evaluasi sistem. Pembuatan web menggunakan PHP, Apache web server, dan MySQL. Proses evaluasi sistem dilakukan dengan membandingkan keluaran sistem dengan pendapat human expert maupun data yang ada pada laporan survei tanah. Tahap akuisisi dalam pembuatan sistem pakar ini melibatkan human expert dari IPB dan Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian, Bogor. Proses inferensi pada sistem ini menggunakan teknik forward chaining untuk iii

5 menentukan kesesuaian lahan dan teknik backward chaining untuk menentukan persyaratan tumbuh tanaman. Pada pelaksanaan pemrosesan data sesuai dengan tahapan yang ada pada FIS, fungsi keanggotaan yang digunakan adalah fungsi trapesium (TRAPMF) dan fungsi gauss (GAUSSMF), metode yang digunakan untuk implikasi dan komposisi semua output adalah metode maximal dan metode untuk defuzzifikasi adalah metode centroid. Untuk meningkatkan efisiensi waktu penggunaan sistem ini, maka ditentukan jenis parameter penentu untuk setiap jenis tanah. Penentuan persyaratan untuk parameter penentu ini membuat sistem dapat langsung memberikan hasil bahwa lahan tidak sesuai digunakan untuk tanaman pangan, apabila nilai parameter penentu yang dimasukkan pengguna melebihi persyaratan yang telah ditentukan. Sehingga pengguna tidak perlu melanjutkan ke tahap pengisian data selanjutnya. Sistem ini juga dilengkapi dengan informasi tentang range nilai setiap parameter serta validasi yang diperlukan untuk memastikan bahwa pengguna memberi nilai input sesuai dengan range yang ada. Informasi tentang cara profil sistem serta cara pengoperasiannya juga ikut disertakan dalam sistem ini, supaya pengguna dapat melakukan troubleshooting secara mandiri. Kata kunci : kesesuaian lahan, tanaman pangan, sistem pakar, Fuzzy Inference System (FIS), metode Mamdani, forward chaining, backward chaining, web. iv

6 SISTEM PAKAR PENENTUAN KESESUAIAN LAHAN BERDASARKAN FAKTOR PENGHAMBAT TERBESAR (MAXIMUM LIMITATION FACTOR) UNTUK TANAMAN PANGAN NINA SEVANI Tesis Sebuah karya ilmiah sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada Program Studi Ilmu Komputer PROGRAM STUDI ILMU KOMPUTER SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009

7 ABSTRACT NINA SEVANI. Land Suitability Expert System Based on Maximum Limitation Factor For Food Plants. Supervised by MARIMIN and HERU SUKOCO. One of solutions for handling food security problems is doing land evaluation. With land evaluation, farmers will know about the suitability of their land with some kinds of plants. Knowledge about suitability of the land and the plants can minimalize harvest plant problem. The spread of information technology and digital era also change the ways to explain and distribute information and knowledge used for recognizing land suitability. Process to recognize land suitability in this system using 19 parameters including physical and chemistry characteristics, and also natural factors such as temperature and rain fall. For all of this parameters, there are 2 complementary parameters to replace data about tekstur, drainase, and slope. Object in this research are 14 kinds of food plants. This system using Fuzzy Inference Systems (FIS) method for processing data. User can choose trapesium or Gauss function for fuzzificy the data. Based on actual values of the land, this system will determine the suitability of the land for food plants and for specific kinds of food plants. This system also determine about limitation factors for the land and gives some managerial suggestion for handling that factors. The result of this system also included about plants grow requirement and suitability location on 2 district at East Java Province. Keyword : Land suitability, Fuzzy Inference System, Expert system. v

8 Judul Tesis : Sistem Pakar Penentuan Kesesuaian Lahan Berdasarkan Faktor Penghambat Terbesar (Maximum Limitation Factor) Untuk Tanaman Pangan Nama : Nina Sevani NRP : G Program Studi : Ilmu Komputer Menyetujui, Komisi Pembimbing Prof. Dr. Ir. Marimin, M.Sc Ketua Heru Sukoco, S.Kom, MT Anggota Mengetahui, Ketua Program Studi Ilmu Komputer Dekan Sekolah Pascasarjana IPB Dr. Sugi Guritman Prof. Dr. Ir. Khairil Anwar Notodiputro, MS Tanggal Ujian : 14 Januari 2009 Tanggal Lulus : vi

9 KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis sampaikan kepada Tuhan YME atas segala berkah dan rahmat-nya, sehingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan penelitian ini dengan judul SISTEM PAKAR PENENTUAN KESESUAIAN LAHAN BERDASARKAN FAKTOR PENGHAMBAT TERBESAR (MAXIMUM LIMITATION FACTOR) UNTUK TANAMAN PANGAN. Tugas penelitian ini dibuat untuk memenuhi salah satu persyaratan studi pada Program Studi Ilmu Komputer, Sekolah Pascasarjana IPB. Tugas penelitian ini dapat terselesaikan atas bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Prof. Dr. Ir. Marimin, M.Sc dan Bapak Heru Sukoco, S.Kom, MT selaku Dosen Pembimbing, yang telah banyak membimbing dan mengarahkan penulis. 2. Staf pengajar dan karyawan di Program Studi Ilmu Komputer, Sekolah Pascasarjana IPB, serta karyawan Pascasarjana IPB. 3. Bapak Daniel G.K, M.Sc atas semua dukungan moril dan spiritual yang telah diberikan kepada penulis selama melakukan penelitian. 4. Sayangku, Hendi, yang selalu mendoakan, mendukung, serta menemani penulis dalam melewati masa-masa sulit pada saat penyelesaian studi ini. 5. Seluruh keluarga di Jakarta maupun Tegal yang selalu mendukung dan mendoakan penulis sepanjang penyelesaian studi ini. 6. Bapak Dr. Kukuh Murtilaksono dan Bapak Yiyi Sulaeman atas bimbingan yang telah diberikan. 7. Seluruh staf Universitas Krida Wacana terutama di Fakultas Teknologi Informasi atas segala bantuan yang telah diberikan. vii

10 8. Semua pihak yang telah membantu namun tidak dapat penulis sebutkan satupersatu. Berbagai usaha telah penulis upayakan guna terselesaikannya tugas penelitian ini dengan baik, namun penulis menyadari akan kekurangan dan keterbatasan penulis. Oleh karena itu penulis memohon maaf apabila terdapat kekeliruan-kekeliruan. Akhir kata penulis berharap tugas penelitian ini dapat bermanfaat. Bogor, Januari 2009 Penulis viii

11 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Brebes pada tanggal 18 Agustus 1980 sebagai anak pertama dari ayah bernama Eko Sutanto dan ibu Ratna Indrayanti. Pendidikan sekolah dasar ditempuh di SD. Pius 3 Tegal. Pendidikan menengah pertama di SMP. PIUS 1 Tegal dan menengah atas di SMUN 1 Tegal, lulus pada tahun Pendidikan sarjana ditempuh di Universitas Bina Nusantara, Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, lulus pada tahun Tahun 2002 sampai 2003 menjadi staff PPIC (Product, Planning, and Inventory Control) pada PT. Bintang Kanguru, Jakarta. Sejak tahun 2003 menjadi pegawai akademik di Universitas Kristen Krida Wacana, Jakarta. Pada tahun 2006 penulis meneruskan pendidikan lanjutan di Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor pada Program Studi Ilmu Komputer. ix

12 DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL... xiv DAFTAR GAMBAR... xv DAFTAR LAMPIRAN... xix I. PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan dan Manfaat Ruang Lingkup... 6 II. LANDASAN TEORI Manajemen Pengetahuan (Knowledge Management) Akuisisi Pengetahuan (Knowledge Acquisition) Representasi Pengetahuan (Knowledge Representation) Mekanisme Inferensi (Inference Machine) Sistem Pakar (Expert System) Definisi Sistem Pakar Keuntungan Sistem Pakar Karakteristik Sistem Pakar Elemen Sistem Pakar Tahapan Pengembangan Sistem Pakar Sistem Fuzzy Himpunan Fuzzy Fungsi Keanggotaan Defuzzifikasi Internet Arsitektur Client-Server Waterfall Life Cycle Model Data Flow Diagram (DFD) Lahan Pertanian x

13 2.7.1 Karakteristik Lahan Kualitas Lahan Kesesuaian Lahan Evaluasi Lahan III. METODOLOGI Kerangka Pemikiran Tahapan Pengembangan Sistem Pemilihan Pakar Akuisisi Pengetahuan Representasi Pengetahuan Pengembangan Mesin Inferensi Implementasi dan Pengujian Tata Laksana Penelitian Pengumpulan Data dan Informasi Jenis Data dan Informasi Teknik Pengambilan Data dan Informasi Pengolahan Data dan Informasi Waktu dan Tempat Penelitian Metode Pengembangan Sistem Kebutuhan Sistem Perancangan Sistem Pembangunan Sistem Pengujian Sistem Penerapan Sistem Operasional dan Pemeliharaan Sistem IV. PERANCANGAN Kerangka Sistem Yang Dirancang Analisa Kebutuhan Sistem Rancangan Proses Rancangan Input Rancangan Output xi

14 4.3.3 Rancangan Proses Evaluasi Proses Input (Masukan) Parameter Penentu Kesesuaian Lahan Untuk Penggunaan Tanaman Pangan Fuzzifikasi Parameter Input Penentu Kesesuaian Lahan Untuk Penggunaan Tanaman Pangan Parameter Penentu Jenis Tanaman Pangan Yang Sesuai Proses Penarikan Kesimpulan Proses Output (Keluaran) Rancangan Arsitektur Web Rancangan Tampilan Web Rancangan Uji V. IMPLEMENTASI SISTEM Spesifikasi Perangkat Keras dan Piranti Lunak Input Sistem Proses Evaluasi Sistem Proses Input Proses Penarikan Kesimpulan Proses Output Output Sistem Verifikasi dan Validasi VI. PEMBAHASAN Akuisisi Pengetahuan Representasi Pengetahuan Proses Inferensi Kompleksitas Sistem Implikasi Manajerial xii

15 VII. KESIMPULAN DAN SARAN DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN xiii

16 DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1 Kelas tekstur tanah Kelas drainase tanah Kedalaman tanah Kualitas lahan untuk proses evaluasi lahan Range nilai untuk TBE Kelas untuk bahaya banjir Pengelompokan kebutuhan pengguna sistem menjadi menu-menu pada web Parameter, himpunan fuzzy, dan domain himpunan fuzzy Nilai curah hujan Arti kelas kesesuaian lahan Parameter, himpunan, dan representasi fuzzy Pengelompokan nilai pada parameter curah hujan Contoh input dan output penentuan kesesuaian lahan secara umum untuk tanah gambut dengan rumus TRAPMF Contoh input dan output penentuan kesesuaian lahan secara umum untuk tanah mineral dengan rumus TRAPMF Contoh input dan output penentuan kesesuaian lahan secara umum untuk tanah gambut dengan rumus GAUSSMF Contoh input dan output penentuan kesesuaian lahan secara umum untuk tanah mineral dengan rumus GAUSSMF Perbandingan antara keluaran sistem dengan hasil yang diberikan oleh Matlab Hasil validasi keluaran sistem dan pendapat pakar dalam menentukan faktor penghambat pada tanaman padi sawah Hasil validasi keluaran sistem dan pendapat pakar dalam menentukan kriteria lahan pada tanaman padi sawah xiv

17 DAFTAR GAMBAR Nomor Halaman 1 Tahapan akuisisi pengetahuan pada sistem pakar Jaringan semantik antara OAV induk-oav anak Representasi objek DOG dengan menggunakan frame Fungsi dasar sistem pakar Hubungan domain pengetahuan dan domain masalah Hubungan antar elemen dalam sistem pakar Tahapan pengembangan sistem pakar Alur penyelesaian masalah dengan logika fuzzy Kurva representasi linear naik Representasi linear turun Tahapan kurva segitiga Kurva trapesium Daerah bahu pada kurva bentuk bahu Bentuk dan karakteristik kurva -S Representasi kurva PI Representasi kurva BETA Representasi kurva GAUSS Metode maximum pada defuzzifikasi Metode centroid pada defuzzifikasi Metode weigthted average pada defuzzifikasi Metode mean max pada defuzzifikasi Metode center of sums pada defuzzifikasi Metode center of largest area pada defuzzifikasi Metode first (or last) of maxima pada defuzzifikasi Arsitektur client-server Fase-fase pada waterfall life cycle model Tahapan kegiatan evaluasi lahan Diagram proses pencocokkan antara persyaratan tumbuh xv

18 tanaman dengan karakteristik lahan Diagram kerangka pemikiran sistem pakar Kerangka penyusunan aturan pada sistem pakar Diagram input output sistem pakar penentuan kelas kesesuaian lahan Tahapan pengembangan sistem pakar yang dirancang Diagram alir formulasi sistem yang dirancang DFD level 0 pada sistem yang dirancang DFD level 1 pada sistem yang dirancang Rancangan input Proses evaluasi sistem penentuan kesesuaian lahan Proses evaluasi sistem penentuan kriteria dan lokasi lahan Fuzzifikasi suhu Fuzzifikasi kedalaman efektif Fuzzifikasi bahan kasar Fuzzifikasi ph Fuzzifikasi kejenuhan basa Fuzzifikasi KTK Fuzzifikasi C-Organik Fuzzifikasi salinitas Fuzzifikasi sodisitas Fuzzifikasi kedalaman sulfidik Fuzzifikasi tekstur Fuzzifikasi drainase Fuzzifikasi ketebalan (gambut) Fuzzifikasi kematangan (gambut) Fuzzifikasi lereng Fuzzifikasi bahaya banjir Fuzzifikasi TBE Representasi fungsi keanggotaan untuk variabel kesesuaian lahan Arsitektur client-server Tampilan utama web Tampilan tentang aplikasi Tampilan tanaman pangan xvi

19 61 Halaman karakteristik dan kualitas lahan Halaman masukan jenis tanaman dan jenis tanah pengguna Halaman masukan untuk parameter tinggi air tanah, ketebalan, dan kematangan (gambut) Halaman hasil penentuan kesesuaian lahan gambut yang tidak cocok untuk tanaman pangan Halaman masukan parameter untuk tanah gambut Halaman masukan parameter lereng dan kedalaman efektif pada tanah mineral Halaman hasil penentuan kesesuaian lahan mineral yang tidak cocok untuk tanaman pangan Halaman masukan parameter untuk tanah mineral Halaman hasil penentuan kesesuaian lahan Halaman masukan jenis tanaman yang diinginkan pengguna Halaman kriteria lahan untuk tanaman Halaman lokasi yang berpotensi untuk ditanami tanaman pangan sesuai masukan pengguna Halaman pertama aplikasi penentuan kesesuaian lahan Halaman input parameter penentu pada tanah gambut Halaman input parameter penentu pada tanah mineral Halaman input parameter pada tanah gambut Halaman input parameter pada tanah mineral Halaman input pada parameter pengganti Halaman pertama aplikasi penentuan kriteria lahan Tampilan halaman utama SPPKL Halaman menu tentang aplikasi Halaman tanaman pangan Halaman karakteristik & kualitas lahan Halaman bantuan Halaman hasil aplikasi penentuan kesesuaian lahan Halaman hasil penentuan kesesuaian lahan tanah gambut dengan nilai parameter penentu yang melebihi batas Halaman hasil penentuan kesesuaian lahan tanah mineral dengan nilai parameter penentu yang melebihi batas xvii

20 88 Halaman persyaratan tumbuh tanaman Halaman lokasi ses uai Data parameter tanah gambut melebihi ketentuan yang ada Tampilan hasil kesesuaian lahan dengan nilai parameter penentu melebihi batas yang ditentukan Data parameter tanah gambut melebihi ketentuan yang ada Tampilan hasil kesesuaian lahan tanah mineral dengan nilai parameter penentu melebihi batas yang ditentukan Parameter pengganti Flowchart filtering nilai parameter penentu tanah gambut Flowchart filtering nilai parameter penentu tanah mineral Flowchart perhitungan nilai implikasi, komposisi, dan defuzzifikasi 177 xviii

21 1 I. PENDAHULUAN Latar Belakang Era globalisasi yang terjadi saat ini telah melahirkan tuntutan kehidupan yang semakin kompetitif bagi manusia, salah satunya dalam bidang pertanian. Penyusutan luas lahan sawah irigasi di Jawa, pelandaian produksi dan produktivitas, perubahan iklim yang kurang mendukung, serta serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) merupakan ancaman bagi ketahanan pangan nasional (Mulyani et al, 2001). Kondisi seperti ini menuntut dilakukannya perencanan dan pengolahan lahan pertanian yang baik untuk dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas komoditas pangan. Peningkatan kualitas dan kuantitas komoditas pangan antara lain dapat dilakukan dengan melakukan evaluasi lahan dalam rangka memilih jenis tanaman pangan yang sesuai dengan karakteristik tanah yang akan digunakan. Proses evaluasi lahan sebaiknya dilakukan oleh petani sebelum melakukan proses penanaman tanaman, supaya dapat terjadi kesesuaian antara lahan yang akan digunakan dengan jenis tanaman pangan yang akan ditanam pada lahan tersebut. Evaluasi lahan dapat dilakukan dengan membandingkan persyaratan penggunaan lahan dengan kualitas (karakteristik) lahan (Hardjowigeno, 2007). Pengolahan lahan yang tidak sesuai dengan karakteristik lahan itu sendiri dapat menghambat proses bercocok tanam yang dilakukan dan pada akhirnya dapat menjadi salah satu penyebab terjadinya gagal panen (Prasetyo dan Suriadikarta, 2006). Ada banyak karakteristik lahan, baik yang berupa karakter fisik maupun kimia yang dapat menjadi parameter dalam penentuan kesesuaian lahan dengan suatu tanaman. Kesesuaian lahan tersebut digolongkan berdasarkan besarnya intensitas faktor penghambat atau ancaman.

22 2 Pada dasarnya komoditas pertanian dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti lahan pertanian, tenaga kerja, modal, pupuk, pestisida, bibit, teknologi, dan manajemen (Hastuti dan Rahim, 2007). Kurangnya pengetahuan dan pemahaman pelaksana pertanian (petani) akan karakteristik lahan yang akan diolah dan jenis tanaman pangan yang akan ditanam serta sulitnya memperoleh data yang benar tentang karakteristik lahan dapat membuat petani kesulitan dalam menentukan kesesuaian lahannya. Terkadang petani juga mendapatkan kesulitan dalam menentukan lokasi yang sesuai dengan jenis tanaman yang mereka inginkan. Selain itu para petani juga tentunya memerlukan pengetahuan tentang cara memperbaiki kekurangan yang dimiliki oleh lahannya yang akan dapat menghambat produktivitas tanaman yang dihasilkan, meskipun hanya faktor kekurangan lahan yang tidak tergantung pada alam yang dapat diperbaiki oleh petani. Untuk memperoleh semua pengetahuan yang diperlukan oleh petani dan pelaksana pertanian tersebut, tentunya diperlukan waktu yang cukup lama dan biaya yang besar. Keberadaan pakar atau orang yang berpengalaman maupun data-data penelitian yang memadai akan sangat membantu petani, terutama petani yang belum berpengalaman dalam menentukan kesesuaian lahan dengan tanaman yang akan ditanam. Apabila dana dan waktu merupakan faktor pembatas, maka perlu adanya keberadaan suatu sistem penunjang pembuatan keputusan yang terkomputerisasi (Amien, Sosiawan, dan Susanti, 1997). Keberadaan sistem pakar dalam bidang pertanian dapat membantu petani untuk membuat keputusan melalui perencanaan yang baik sebelum mulai melakukan apapun terhadap lahan mereka (Wai, et al., 2005). Dengan adanya sistem pakar yang memuat pengetahuan dari para pakar mengenai penentuan kesesuaian lahan yang akan digunakan dengan jenis tanaman yang mereka akan tanam, akan dapat membantu petani dan pelaksana pertanian dalam menjalankan tugasnya. Sistem pakar ini juga dapat membantu petani dalam menentukan kesesuaian lahannya

23 3 pada saat terjadi kesulitan dalam memperoleh data karakteristik lahan yang benar-benar tepat. Mengingat bahwa cukup banyak data karakteristik lahan yang nilainya mengandung ketidak pastian, maka untuk pengolahan data pada sistem pakar dapat menggunakan Fuzzy Inference System (FIS), yang meniru cara berpikir manusia, sehingga dianggap memungkinkan untuk penyelaian masalah yang mengandung ketidak pastian ini. Keberadaan internet dan lahirnya era digital juga sangat berpotensi untuk mendukung akses dan kemudahan pada aktifitas penentuan kesesuaian lahan untuk tanaman pangan. FAO (Food and Agriculture Organization), sebagai badan internasional yang mengurusi soal pertanian dan pangan, juga telah memasukkan informasi dan knowledge management sebagai salah satu dari lima strategi kunci yang kemudian ditetapkan sebagai FAO Strategic Framework untuk mencapai tujuan mengatasi kekurangan pangan di dunia (Salokhe, et al., 2004). Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi ini salah satunya dapat diwujudkan dalam bentuk pembuatan sistem pakar online yang dapat memberikan anjuran atau saran dalam menentukan kesesuaian lahan. Anjuran atau saran yang dihasilkan dari sistem pakar merupakan representasi pengetahuan dari para pakar dan hasil-hasil penelitian yang dikumpulkan dari tahun ke tahun. Keberadaan sistem pakar online untuk penentuan kesesuaian lahan ini diharapkan dapat membantu petani dan pelaksana pertanian dalam merencanakan dan mengolah lahan mereka. Mengingat bahwa sistem ini dapat diakses secara online, tentunya diharapkan juga dapat memperluas jangkauan dan fleksibilitas penggunaannya. Hasil yang diberikan oleh sistem pakar ini dapat memberi masukan kepada petani tentang tingkat kesesuaian antara lahan yang akan mereka gunakan dengan jenis tanaman pangan yang akan mereka tanam dan juga anjuran manajerial tentang perbaikan faktor penghambat yang ada pada lahan tersebut, beserta beberapa lokasi yang dianggap sesuai dengan jenis tanaman yang mereka inginkan. Diharapkan dengan mengetahui kesesuian antara lahan dengan jenis tanaman, dapat membantu petani dan pelaksana

24 4 pertanian dalam menentukan jenis tanaman yang paling sesuai dengan kondisi lahan mereka dan bagaimana mereka harus memperbaiki lahan mereka untuk menghasilkan produksi yang lebih baik. Dengan mengetahui lokasi yang sesuai dengan jenis tanaman yang mereka inginkan, juga diharapkan dapat membantu petani untuk mempertahankan, bahkan meningkatkan pasar yang sudah mereka miliki. Tujuan dan Manfaat Pembuatan sistem pakar penentuan kesesuaian lahan untuk tanaman pangan mempunyai tujuan utama untuk membuat sebuah sistem terkomputerisasi online untuk membantu perencana dan pelaksana pertanian. Sistem ini dapat membantu perencana dan pelaksana pertanian dengan memberikan keluaran tentang kesesuaian lahan dan faktor penghambat yang ada berdasarkan jenis tanaman yang akan ditanam dan karakteristik lahan yang akan ditanami. Sistem ini juga akan memberikan saran manajerial untuk mengatasi faktor-faktor penghambat yang ada. Penentuan kesesuaian lahan dan saran yang akan diberikan merupakan hasil pengolahan pengetahuan pada basis pengetahuan yang diakuisisi dari beberapa pakar. Selain tujuan utama yang ingin dicapai tersebut, penulis juga merumuskan beberapa tujuan lainnya yang ingin dicapai, yaitu : 1. Identifikasi kebutuhan informasi dan data petani dalam mengenali kesesuaian lahan untuk tanaman pangan berdasarkan karakteristik lahan tersebut. 2. Identifikasi faktor-faktor yang terkait dalam penentuan kesesuaian lahan. 3. Membandingkan karakteristik dan kualitas lahan dengan persyaratan penggunaan lahan untuk suatu tanaman.

25 5 4. Menghasilkan sistem pakar yang dapat memberi anjuran yang bersifat manajerial tentang perbaikan sifat tanah yang diperlukan supaya dapat menghasilkan kelas kesesuaian lahan terbaik. 5. Membantu petani dalam menentukan karakteristik dan lokasi lahan yang sesuai dengan jenis tanaman pangan yang diinginkan. 6. Membantu pekerjaan petugas pertanian dalam memberikan penyuluhan kepada petani mengenai pemilihan jenis tanaman pangan sesuai dengan karakteristik lahan yang akan diolah. Terdapat beberapa manfaat yang diharapkan dapat diperoleh melalui pembuatan sistem pakar untuk penentuan kesesuaian lahan untuk jenis tanaman pangan. Beberapa manfaat yang dapat diperoleh antara lain adalah : 1. Mengurangi resiko terjadinya kesalahan pemilihan jenis tanaman pangan yang akan ditanam pada suatu lahan tertentu. 2. Menambah pengetahuan perencana dan pelaksana pertanian tentang cara-cara manajerial untuk mengatasi berbagai faktor penghambat yang dimiliki oleh lahan mereka. 3. Menambah pengetahuan perancana dan pelaksana pertanian tentang karakteristik lahan dan lokasi yang sesuai dengan jenis tanaman pangan yang mereka inginkan. 4. Mempermudah akses petani dan pelaksana pertanian dalam mengakses pengetahuan para pakar karena sistem yang dihasilkan berbasis web dan dapat diakses secara online.

26 6 Ruang Lingkup Ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Sistem pakar dirancang khusus untuk 14 tanaman pangan : padi sawah, padi gogo, jagung, sorgum, gandum, ubi kayu, ubi jalar, talas, iles-iles, kedelai, kacang hijau, kacang tanah, kacang tunggak, kacang arab. 2. Sistem pakar dirancang untuk menentukan kesesuaian lahan yang berjenjang dengan faktor pembatasnya. 3. Terdapat 19 parameter yang akan digunakan untuk menentukan kesesuaian lahan, dimana dua diantaranya merupakan parameter pengganti, yaitu TBE dan bahaya banjir. Parameter lain yang akan digunakan adalah : suhu, curah hujan, kedalaman efektif, kedalaman sulfidik, bahan kasar, KTK, kejenuhan basa, ph, C-Organik, salinitas, sodisitas, tekstur, drainase, lereng, kematangan dan ketebalan gambut, serta tinggi air tanah. 4. Pemberian rekomendasi perbaikan hanya untuk aspek manajerial. 5. Rekomendasi perbaikan untuk peningkatan kesesuaian lahan hanya dapat dilakukan pada karakteristik lahan yang tidak tergantung pada kondisi alam. 6. Software yang akan digunakan adalah PHP. 7. Pengujian keluaran sistem pakar dilakukan dengan laporan penelitian survei tanah semi detail untuk suatu wilayah dan pendapat pakar evaluasi tanah.

27 7 II. LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Pengetahuan (Knowledge Management) Manajemen pengetahuan (knowledge management) merupakan suatu model gabungan berbagai aspek pengetahuan dalam suatu perusahaan. Oleh karena itu di dalam manajemen pengetahuan termasuk penciptaan, pengkodean, dan pendistribusian pengetahuan. Manajemen pengetahuan juga dapat diartikan sebagai proses pengumpulan dan penggunaan pengetahuanpengetahuan dalam perusahaan, baik yang berupa pengetahuan tertulis (dokumen, laporan, basis data) maupun pengetahuan yang berada pada pikiran pekerja di perusahaan tersebut (Awad dan Ghaziri, 2004) Akuisisi Pengetahuan (Knowledge Aquisition) Akuisisi pengetahuan merupakan salah satu tahap penting dalam pengembangan sistem pakar, oleh karena itu keberadaannya perlu didukung oleh sistem pengetahuan dasar (knowledge based system). Pada tahap akuisisi pengetahuan inilah dilakukan proses pengumpulan pengetahuan dari para pakar oleh perekayasa pengetahuan atau knowledge engineer (KE), yang akan dimasukkan dalam sistem berbasis pengetahuan (knowledge based system), atau dapat dikatakan sebagai proses penyerapan pengetahuan. Teknik penyerapan pengetahuan sendiri pada dasarnya terdiri dari dua bagian utama, yaitu identifikasi proyek dan penyerapan pengetahuan. Penyerapan pengetahuan dari pakar ini dapat diperoleh oleh KE melalui wawancara dan berbagai macam metode lainnya, seperti observasi dan diskusi masalah. Selama proses akuisisi pengetahuan, seorang KE harus sabar, komunikatif dan juga kreatif, karena pakar seringkali sulit mengekspresikan proses penyelesaian suatu masalah. Selain itu seorang KE merupakan orang

28 8 yang memiliki latar belakang pengetahuan tentang komputer dan kecerdasan buatan serta mengerti cara pengembangan sistem pakar (Marimin, 2007). Sebagai salah satu elemen dalam sistem pakar, fasilitas akuisisi pengetahuan digunakan sebagai alat untuk mengisi atau mendapatkan pengetahuan, fakta, aturan, dan model yang diperlukan oleh sistem pakar dari berbagai sumber (Marimin, 2007), seperti : Akuisisi pengetahuan dari para pakar. Pengorganisasian dari beberapa buku, jurnal, data, dasar dan media lain yang relevan dengan ruang lingkup sistem pakar yang akan dikembangkan. Penyeleksian hasil deduksi dan induksi dari pengetahuan yang sudah tersimpan dalam sistem pakar atau yang berupa pengalaman itu sendiri. Tahapan dalam proses akuisisi pengetahuan yang diperlukan untuk menyusun sistem pakar cukup beragam, tapi pada umumnya tidak terlepas dari kaitan ilmu-ilmu kognitif dan teknik kecerdasan buatan atau dengan kata lain tergantung dari sistem informasi, sistem deduksi dan sistem operasi. Dalam Marimin (2007), proses akuisisi pengetahuan terdiri dari tiga tahap, yaitu komunikasi, formulasi atau implementasi parsial (permodelan pengetahuan), dan tahap validasi (keabsahan data sistem dan interpretasi pengetahuan), seperti dapat dilihat pada Gambar 1. Ketiga tahap tersebut penting dalam penentuan keseluruhan implementasi dari sistem pakar yang dikembangkan. Gambar 1. Tahapan akusisi pengetahuan pada sistem pakar (Marimin, 2007)

29 Representasi Pengetahuan (Knowledge Representation) Representasi pengetahuan merupakan bagian yang memuat obyek-obyek pengetahuan serta hubungan yang dimiliki antar obyek tersebut. Obyek-obyek pengetahuan ini akan disimpan dalam basis pengetahuan (knowledge based). Basis pengetahuan merupakan sumber kecerdasan sistem yang dimanfaatkan oleh mekanisme inferensi untuk mengambil kesimpulan (Marimin, 2007). Basis pengetahuan terdiri dari basis pengetahuan statis dan basis pengetahuan dinamik. Basis pengetahuan statis dapat juga disebut sebagai basis pengetahuan deklaratif, yang memuat informasi tentang obyek, peristiwa, dan juga situasi. Basis pengatahuan seperti ini dapat direpresentasikan dalam bentuk kalkulus predikat, frames, dan jaringan semantik. Sedangkan basis pengetahuan dinamik dapat juga disebut sebagai basis pengetahuan prosedural yang dapat direpresentasikan dalam bentuk pattern invocked program, kaidah produksi, dan representasi logik. Basis pengetahuan dinamik memuat tentang cara membangkitkan fakta atau hipotesa baru dari fakta yang sudah ada. Pembentukan basis pengetahuan didasarkan pada strategi konvensional dan otomatis. Strategi konvensional membentuk pengetahuan terstruktur dan digunakan jika ranah pengetahuan bersifat kompleks dan pengguna perlu mengetahui proses penalaran. Strategi konvensional biasanya digunakan untuk pembentukan sistem pakar pelatihan. Strategi otomatis dibentuk melalui proses analogi yang dapat dilaksanakan dengan jaringan neural artifisial dan digunakan apabila ranah pengetahuan dan kaidah empiris bersifat sederhana. Contoh penggunaan strategi otomatis adalah pada pembentukan sistem pakar untuk masalah prakiraan cuaca. Beberapa alternatif representasi pengetahuan menurut Ignizio (1991) adalah sebagai berikut :

30 10 OAV Triplet (Objek-Atribut-Value) OAV triplet atau objek-atribut-nilai merupakan cara untuk menggambarkan fakta tertentu dalam basis pengetahuan dan dapat diperluas membentuk jaringan semantik. Objek dapat berupa fisik atau konsep, sedangkan atribut merupakan karakteristik dari objek, dan nilai merupakan sifat tertentu dari objek (Marimin, 2007). Contoh dari representasi pengetahuan dalam bentuk OAV triplet adalah : Pete Jones mempunyai penghasilan Rp , 00 Pete Jones sebagai objek, Mempunyai penghasilan sebagai atribut, Rp , 00 sebagai nilai. Jaringan Semantik (Semantic Network) Jaringan semantik merupakan jaringan yang terbentuk dari beberapa OAV, seperti terlihat pada Gambar 2. Jaringan semantik dapat digunakan untuk representasi dari beberapa objek dimana masing-masing objek mempunyai beberapa atribut. Karena suatu objek dapat diturunkan menjadi objek anak, maka setiap penurunan tersebut juga akan disertai dengan penurunan atribut dari parent kepada objek anaknya. Untuk menghemat memori, atribut yang diturunkan dari parent kepada child tidak perlu dituliskan lagi pada saat menjelaskan tentang objek anak (Ignizio, 1991). Gambar 2. Jaringan semantik antara OAV induk OAV anak (Ignizio, 1991)

31 11 Frame Frame merupakan perluasan dari jaringan semantik karena dapat menggambarkan suatu objek dari berbagai macam aspek. Pada frame, objek-objek pengetahuan disusun secara hirarki. Setiap objek direpresentasikan dalam bentuk 1 frame, dimana informasi tentang objek tersebut akan dituliskan dalam bentuk slot-slot. Slot yang terdapat pada frame biasanya berupa atribut atau nilai dari objek, dan dapat mengandung nilai, pointer ke frame lain, atau sekumpulan aturan (rules) yang dapat diimplementasikan. Representasi pengetahuan dengan menggunakan frame dapat memberikan gambaran yang lebih jelas tentang objek pengetahuan serta sangat baik bila digunakan pada perancangan sistem pakar yang besar dan kompleks, terutama yang mengandung banyak fakta. Namun disamping kelebihannya itu, frame juga memiliki kekurangan yang justru timbul karena kemampuannya dalam menggambarkan objek pengetahuan. Penggunaan frame pada umumnya memerlukan masa training yang cukup lama, mengingat bahwa user sulit memahami konsep frame. Gambar 3 berikut ini adalah contoh representasi objek pengetahuan dengan menggunakan frame : Gambar 3. Representasi objek DOG dengan menggunakan frame (Ignizio, 1991) Statement Logika (Logic Statement) Statement logika merupakan cara representasi pengetahuan dengan notasi logika. Ada dua macam bentuk statement logika yang umum digunakan, yaitu logika proposisional dan predikat kalkulus. Proposisional merupakan pernyataan yang dapat bernilai benar atau salah,

32 12 dimana beberapa proposisional dapat digabungkan dengan menggunakan operator AND, OR, NOT, dan EQUIVALENT. Predikat kalkulus merupakan perluasan dari logika proporsisional. Dimana elemen dasar pada predikat kalkulus adalah objek dan predikat itu sendiri. Predikat memberikan informasi tentang objek atau menggambarkan hubungan antara objek dengan apa yang dimiliki oleh objek tersebut. Contoh dari penggunaan predikat kalkulus dalam menggambarkan suatu objek adalah sebagai berikut : 4 kaki (anjing), dibaca anjing mempunyai 4 kaki, dimana : anjing merupakan objek, 4 kaki merupakan predikat.. Kakak(Joan, Jack), dibaca Joan adalah kakak dari Jack, dimana : Joan, Jack, merupakan objek, Kakak merupakan predikat. Jaringan Neural (Neural Network) Jaringan neural merupakan menggambarkan upaya seseorang untuk menduplikasi pengetahuan dalam otak manusia. Pengetahuan-pengetahuan akan disimpan dalam neuron dimana akan ada banyak sekali neuron dan masing-masing neuron akan berhubungan satu sama lain sehingga membentuk jaringan. Konsep jaringan neuron ini mulai digunakan untuk merepresentasikan pengetahuan secara otomatis, dimana contoh persoalan akan dideskripsikan oleh ahli dan perekayasa akan memberikan bobot hubungan antar neuron sesuai dengan tingkat keeratan dan kepentingannya.

33 Mekanisme Inferensi (Inference Engine) Mekanisme inferensi merupakan komponen terpenting dalam sistem pakar yang akan memanipulasi dan mengarahkan pengetahuan pada basis pengetahuan untuk mencapai kesimpulan. Kesimpulan atau solusi yang dihasilkan oleh sistem pakar diperoleh melalui pengujian fakta dan kaidah yang ada pada basis pengetahuan. Mekanisme inferensi juga dapat menambahkan fakta baru ke dalam basis pengetahuan jika diperlukan. Terdapat dua strategi dalam mesin inferensi, yaitu strategi penalaran dan strategi pengendalian. Strategi penalaran dapat dibagi lagi menjadi strategi penalaran pasti (Exact Reasoning Mechanism) dan strategi penalaran tidak pasti (Inexact Reasoning Mechanism). Modus ponens, modus tollens, dan beberapa teknik resolusi, merupakan contoh dari strategi penalaran pasti. Strategi pengendalian digunakan untuk pencarian atau pembuktian bahwa solusi dari suatu persoalan ada atau benar. Terdapat dua teknik pengendalian yang sering digunakan pada sistem pakar, yaitu mata rantai ke depan (Forward Chaining) dan mata rantai ke belakang (Backward Chaining). Apapun teknik pengendalian yang digunakan, dalam implementasinya dipengaruhi oleh teknik penelusuran yang digunakan. Beberapa teknik penelusuran yang dapat digunakan adalah depth-first search (dfs), breadth-first search (bfs), dan best-first search (befs). Dfs merupakan teknik penelusuran secara vertikal pada setiap cabang simpul pada ruang solusi. Dalam penggunaan dfs, sulit diketahui berapa dalam harus mencari solusi atau kegagalan dalam mencari pemecahan sebelum kembali ke titik sebelumnya. Bfs merupakan teknik penelusuran secara horisontal, pada setiap tingkat pada suatu struktur ruang solusi. Dengan menggunakan bfs maka memungkinkan ditemukannya solusi dengan lintas terpendek. Namun bila ternyata solusi tidak ada, maka akan diperlukan ruang solusi yang sangat besar dan diperlukan waktu

34 14 penelusuran yang sangat besar pula. Befs adalah teknik penelusuran yang menggabungkan antara dfs dan bfs. 2.2 Sistem Pakar (Expert System) Sistem pakar merupakan salah satu cabang dari kecerdasan buatan (artificial intelligent) yang mulai berkembang sejak tahun 1970-an seiring dengan mulai diterimanya paradigma berbasis pengetahuan (knowledge-based). Keberhasilan dari beberapa prototipe sistem pakar yang terus berkembang sejak tahun 1970, antara lain adalah MYCIN (untuk mendiagnosa kesehatan), DENDRAL (untuk mengidentifikasikan bahan kimia), dan PROSPECTOR (untuk menganalisis mineral). Pada dasarnya perkembangan sistem pakar sendiri meliputi area yang cukup luas dan melibatkan beberapa kejadian. Diawali pada tahun 1943, dengan adanya model yang dihasilkan oleh McCulloch dan Pitts Neuron, tentang post production rules, yang kemudian dilanjutkan dengan kejadian dan proyek lainnya. Hingga pada akhir tahun 1950 dan awal tahun 1960, dimana sudah terdapat banyak program yang dibuat dengan tujuan membantu penyelesaian masalah. Salah satu program yang paling populer pada saat itu adalah program General Problem Solver yang dibuat oleh Newell dan Simon, yang menggunakan tipe aturan produksi yang ditulis dalam bentuk IF-THEN Definisi Sistem Pakar Sistem pakar merupakan salah satu cabang kecerdasan buatan yang meniru cara berpikir seorang pakar dalam menyelesaikan masalah, membuat keputusan, atau mengambil kesimpulan dari sejumlah fakta (Handojo, Irawan, dan Ongko, 2004). Giarratano dan Riley (1998) menyebut sistem pakar sebagai sistem komputer yang dapat melakukan emulasi terhadap kemampuan

35 15 membuat keputusan dari seorang pakar. Kemampuan melakukan emulasi ini membuat sistem pakar dapat merespon dan bertingkah laku dalam segala aspek, seperti halnya seorang manusia yang pakar dalam suatu hal. Oleh karena itu emulasi dikatakan lebih baik daripada simulasi yang hanya merespon sesuatu dari aspek-aspek tertentu saja. Pakar adalah seseorang yang mempunyai keahlian kusus atau keahlian dalam suatu bidang tertentu (Giarratano dan Riley, 1998). Keahlian yang dimiliki oleh seorang pakar tidak banyak diketahui oleh orang lainnya. Sehingga biasanya seorang pakar dapat menyelesaikan masalah dengan cara yang lebih efisien dibandingkan dengan orang lain pada umumnya. Sebuah sistem pakar akan menyimpan dan mengelola keahlian atau pengetahuan dari seorang pakar. Selain itu pengetahuan yang ada pada sistem pakar juga dapat berasal dari buku dan juga majalah, atau sumber-sumber tertulis lainnya. Karena itulah pula, sistem pakar juga dapat disebut sebagai sistem berbasis pengetahuan. Pengetahuan yang dimiliki oleh sistem pakar yang akan digunakan untuk mengolah fakta-fakta dari pengguna sehingga dapat dihasilkan suatu kesimpulan yang akan diberikan kembali kepada penggunanya. Kesimpulan itu dapat dianggap sebagai hasil dari konsultasi yang diberikan oleh seorang pakar. Fungsi dasar sistem pakar dapat dapat dilihat pada Gambar 4. Sistem Pakar Pengguna Fakta Kesimpulan Knowledge Base (Basis Pengetahuan) Inference Enginee (Penarikan Kesimpulan) Gambar 4. Fungsi dasar sistem pakar (Giarratano dan Riley, 1998) Pengetahuan seorang pakar biasanya fokus pada suatu domain tertentu, yang disebut dengan problem domain (Giarratano dan Riley, 1998). Problem domain adalah masalah khusus

36 16 pada suatu area tertentu seperti pengobatan, pertanian, ilmu pengetahuan, dan keuangan. Sistem pakar biasanya dirancang pada satu problem domain tertentu. Problem domain disini tidak termasuk kemampuan khusus dari pakar untuk menyelesaikan masalah-masalah yang berkaitan dengan domain tersebut. Pengetahuan seorang pakar untuk menyelesaikan masalah khusus yang timbul pada suatu domain tertentu disebut dengan knowledge domain. Contoh dari knowledge domain dari problem domain pertanian adalah pengetahuan pakar untuk mengenali gejala-gejala kerusakan tanaman karena serangan hama dan bagaimana mengatasi serangan tersebut. Hubungan antara problem domain dan knowledge domain dapat digambarkan seperti terlihat pada Gambar 5. Problem Domain Knowledge Domain Gambar 5. Hubungan domain pengetahuan dan domain masalah (Giarratano dan Riley, 1998) Keuntungan Sistem Pakar Penerapan sistem pakar dalam kehidupan sehari-hari dapat mempunyai motivasi yang berbeda-beda. Pada umumnya penerapan sistem pakar didasarkan atas motivasi untuk mendapatkan saran dari pakar kapan saja diperlukan mengingat kesibukan dan aktivitas pakar yang mungkin bisa sangat padat. Menurut Giarratano. dan Riley (1998), penerapan sistem pakar dalam kehidupan sehari-hari sendiri mempunyai beberapa keuntungan, seperti : Memungkinkan pengetahuan dan keahlian dari para pakar dapat diperoleh melalui berbagai macam jenis piranti keras. Mengurangi biaya yang diperlukan untuk konsultasi dengan pakar setiap kali ada masalah yang harus diselesaikan.

37 17 Mengurangi bahaya karena sistem pakar dapat diterapkan pada kondisi dan situasi yang berbahaya bagi seorang pakar. Pengetahuan yang dimiliki bersifat permanen, karena pengetahuan yang sudah disimpan pada sistem pakar tidak mungkin dapat hilang, habis, atau rusak. Memungkinkan untuk menggabungkan pengetahuan dan keahlian beberapa pakar secara bersamaan untuk menyelesaikan suatu masalah. Meningkatkan kehandalan karena sistem pakar dapat menjaga kebenaran kesimpulan atau saran yang diberikan, sebab sistem pakar tidak mungkin merasa lelah dan tidak terpengaruh kondisi emosional. Sistem pakar dapat memberikan penjelasan terhadap kesimpulan atau saran yang diberikan. Memberikan respon yang cepat terhadap masalah yang dimasukkan oleh penggunanya. Sistem pakar dapat menjadi tutor yang memiliki kecerdasan, yang dapat menjelaskan proses dan tahapan pengambilan kesimpulan. Sistem pakar merupakan basis data yang cerdas karena dapat mengakses basis data dengan cara-cara yang cerdas Karakteristik Sistem Pakar Beberapa karakteristik sistem pakar menurut Giarratano dan Riley (1998), adalah: Kinerja yang tinggi Dapat merespon sesuatu dengan cepat. Memiliki tingkat kehandalan yang tinggi. Memberikan penjelasan tentang tahapan yang dilalui untuk menghasilkan kesimpulan. Bersifat fleksibel

38 18 Memberikan daftar semua alasan yang diperlukan untuk menghasilkan suatu kesimpulan Elemen Sistem Pakar Giarratano dan Riley (1998) menyatakan bahwa sebuah sistem pakar terdiri dari beberapa komponen, seperti : Antar Muka Pengguna (User interface) Tatap muka pengguna atau user interface merupakan tampilan sistem pakar, tempat dimana pengguna dan sistem pakar dapat saling berkomunikasi. Fasilitas Penjelasan (Explanation facility) Fasilitas penjelasan atau explanation facility merupakan fasilitas pada sistem pakar yang menjelaskan tentang alasan-alasan suatu kesimpulan dihasilkan. Memori Kerja (Working memory) Memori kerja atau working memory merupakan basis data global berisi fakta-fakta yang dimasukkan oleh pengguna. Mekanisme Inferensi (Inference engine) Mekanisme inferensi atau inference engine merupakan suatu mekanisme untuk menghasilkan kesimpulan dengan memilih aturan-aturan yang ada pada basis pengetahuan yang dianggap sesuai dengan fakta yang dimasukkan oleh pengguna. Mekanisme inferensi juga akan memberikan prioritas kepada setiap aturan yang dipilih dari basis pengetahuan tadi. Agenda Agenda adalah daftar aturan dengan prioritas tinggi yang dibuat oleh mekanisme pengetahuan. Aturan yang berada pada agenda adalah aturan yang sesuai dengan faktafakta yang diberikan oleh pengguna.

39 19 Fasilitas Akuisisi Pengetahuan (Knowledge acquisition facility) Merupakan fasilitas yang memungkinkan pengguna untuk memasukkan pengetahuan ke dalam sistem, disamping pengetahuan-pengetahuan yang sebelumnya sudah dimasukkan oleh KE. Fasilitas ini merupakan fasilitas tambahan dan bukan fasilitas wajib dalam sistem pakar. Gambar 6 berikut ini menampilkan stuktur dan hubungan antar elemen pada sistem pakar. Gambar 6. Hubungan antar elemen dalam sistem pakar (Giarratano dan Riley, 1998) Tahapan Pengembangan Sistem Pakar Beberapa penulis menggambarkan tahapan pengembangan sistem pakar secara berbedabeda. Namun pada intinya semua proses pengembangan sistem pakar akan melalui tahap pembentukan basis pengetahuan yang akan diperoleh melalui akuisisi dan representasi pengetahuan. Giarratano dan Riley (1998) menggambarkan tahapan pengembangan sistem pakar secara lebih sederhana, hanya melalui melalui 3 tahap. Namun penggambaran seperti ini masih sangat umum sehingga tidak dapat menunjukkan secara jelas sub-proses yang terjadi pada masing-masing tahap. Tahapan ini dapat diperjelas dengan menggambarkan setiap sub-proses yang diperlukan dalam pembentukan basis pengetahuan. Marimin (2007) menggambarkan tahapan pengembangan sistem pakar menjadi delapan tahap seperti terlihat pada Gambar 7.

SISTEM PAKAR PENENTUAN KESESUAIAN LAHAN BERDASARKAN FAKTOR PENGHAMBAT TERBESAR (MAXIMUM LIMITATION FACTOR) UNTUK TANAMAN PANGAN NINA SEVANI

SISTEM PAKAR PENENTUAN KESESUAIAN LAHAN BERDASARKAN FAKTOR PENGHAMBAT TERBESAR (MAXIMUM LIMITATION FACTOR) UNTUK TANAMAN PANGAN NINA SEVANI SISTEM PAKAR PENENTUAN KESESUAIAN LAHAN BERDASARKAN FAKTOR PENGHAMBAT TERBESAR (MAXIMUM LIMITATION FACTOR) UNTUK TANAMAN PANGAN NINA SEVANI PROGRAM STUDI ILMU KOMPUTER SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

SISTEM PAKAR PENENTUAN KESESUAIAN LAHAN BERDASARKAN FAKTOR PENGHAMBAT TERBESAR (MAXIMUM LIMITATION FACTOR) UNTUK TANAMAN PANGAN NINA SEVANI

SISTEM PAKAR PENENTUAN KESESUAIAN LAHAN BERDASARKAN FAKTOR PENGHAMBAT TERBESAR (MAXIMUM LIMITATION FACTOR) UNTUK TANAMAN PANGAN NINA SEVANI SISTEM PAKAR PENENTUAN KESESUAIAN LAHAN BERDASARKAN FAKTOR PENGHAMBAT TERBESAR (MAXIMUM LIMITATION FACTOR) UNTUK TANAMAN PANGAN NINA SEVANI PROGRAM STUDI ILMU KOMPUTER SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Era globalisasi yang terjadi saat ini telah melahirkan tuntutan kehidupan yang semakin

I. PENDAHULUAN. Era globalisasi yang terjadi saat ini telah melahirkan tuntutan kehidupan yang semakin 1 I. PENDAHULUAN Latar Belakang Era globalisasi yang terjadi saat ini telah melahirkan tuntutan kehidupan yang semakin kompetitif bagi manusia, salah satunya dalam bidang pertanian. Penyusutan luas lahan

Lebih terperinci

SISTEM PAKAR PENENTUAN KESESUAIAN LAHAN BERDASARKAN FAKTOR PENGHAMBAT TERBESAR (MAXIMUM LIMITATION FACTOR) UNTUK TANAMAN PANGAN

SISTEM PAKAR PENENTUAN KESESUAIAN LAHAN BERDASARKAN FAKTOR PENGHAMBAT TERBESAR (MAXIMUM LIMITATION FACTOR) UNTUK TANAMAN PANGAN SISTEM PAKAR PENENTUAN KESESUAIAN LAHAN BERDASARKAN FAKTOR PENGHAMBAT TERBESAR (MAXIMUM LIMITATION FACTOR) UNTUK TANAMAN PANGAN Nina Sevani 1, Marimin 2, Heru Sukoco 3 1 Jurusan Teknik Informatika, Fakultas

Lebih terperinci

IV. PERANCANGAN 4.1 Kerangka Sistem Yang Dirancang

IV. PERANCANGAN 4.1 Kerangka Sistem Yang Dirancang 69 IV. PERANCANGAN 4.1 Kerangka Sistem Yang Dirancang Kerangka sistem yang dirancang ini dikembangkan dari kerangka pemikiran sistem pakar yang telah disebutkan pada bagian metodologi. Pada kerangka sistem

Lebih terperinci

Gambar 28. Diagram proses pencocokkan antara persyaratan tumbuh tanaman dengan karakteristik lahan

Gambar 28. Diagram proses pencocokkan antara persyaratan tumbuh tanaman dengan karakteristik lahan 50 III. METODOLOGI 3.1 Kerangka Pemikiran Krisis lahan produktif yang sering terjadi saat ini merupakan salah satu dampak yang timbul akibat pesatnya pertumbuhan penduduk dan pembangunan dalam berbagai

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. Manajemen pengetahuan (knowledge management) merupakan suatu model gabungan

LANDASAN TEORI. Manajemen pengetahuan (knowledge management) merupakan suatu model gabungan 7 II. LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Pengetahuan (Knowledge Management) Manajemen pengetahuan (knowledge management) merupakan suatu model gabungan berbagai aspek pengetahuan dalam suatu perusahaan. Oleh

Lebih terperinci

SISTEM PAKAR PENENTUAN KESESUAIAN LAHAN BERDASARKAN FAKTOR PENGHAMBAT TERBESAR (MAXIMUM LIMITATION FACTOR) UNTUK TANAMAN PANGAN.

SISTEM PAKAR PENENTUAN KESESUAIAN LAHAN BERDASARKAN FAKTOR PENGHAMBAT TERBESAR (MAXIMUM LIMITATION FACTOR) UNTUK TANAMAN PANGAN. Efani, Sistem Pakar Penentu Kesesuaian 165 SISTEM PAKAR PENENTUAN KESESUAIAN LAHAN BERDASARKAN FAKTOR PENGHAMBAT TERBESAR (MAXIMUM LIMITATION FACTOR) UNTUK TANAMAN PANGAN Efani Desi Dosen Jurusan Sistem

Lebih terperinci

BAB 1 PENGENALAN SISTEM PAKAR

BAB 1 PENGENALAN SISTEM PAKAR BAB 1 PENGENALAN SISTEM PAKAR DEFINISI System yang berusaha mengadopsi pengetahuan manusia ke komputer, agar komputer dapat menyelesaikan masalah seperti yang biasa dilakukan para ahli. ES dikembangkan

Lebih terperinci

BAB III TEORI DASAR SISTEM PAKAR DAN SISTEM KONTROL BERBASIS SISTEM PAKAR 20 BAB III TEORI DASAR SISTEM PAKAR DAN SISTEM KONTROL BERBASIS SISTEM PAKAR

BAB III TEORI DASAR SISTEM PAKAR DAN SISTEM KONTROL BERBASIS SISTEM PAKAR 20 BAB III TEORI DASAR SISTEM PAKAR DAN SISTEM KONTROL BERBASIS SISTEM PAKAR SISTEM PAKAR 20 BAB III TEORI DASAR SISTEM PAKAR DAN SISTEM KONTROL BERBASIS SISTEM PAKAR 3.1 Sistem Pakar Sistem pakar adalah suatu program komputer cerdas yang menggunakan knowledge (pengetahuan) dan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORI. Artificial Intelligence. Jika diartikan Artificial memiliki makna buatan,

BAB 2 TINJAUAN TEORI. Artificial Intelligence. Jika diartikan Artificial memiliki makna buatan, BAB 2 TINJAUAN TEORI 2.1 Kecerdasan Buatan Kecerdasan buatan adalah sebuah istilah yang berasal dari bahasa Inggris yaitu Artificial Intelligence. Jika diartikan Artificial memiliki makna buatan, sedangkan

Lebih terperinci

Sistem Pakar. Pertemuan 2. Sirait, MT

Sistem Pakar. Pertemuan 2. Sirait, MT Sistem Pakar Pertemuan 2 Definisi Sistem pakar adalah suatu program komputer yang dirancang untuk mengambil keputusan seperti keputusan yang diambil oleh seorang atau beberapa orang pakar. Menurut Marimin

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejarah internet dimulai pada 1969 ketika Departemen Pertahanan Amerika, U.S. Defense Advanced Research Projects Agency (DARPA) memutuskan untuk mengadakan riset tentang

Lebih terperinci

Sistem Pakar Untuk Mendeteksi Kerusakan Pada Sepeda Motor 4-tak Dengan Menggunakan Metode Backward Chaining

Sistem Pakar Untuk Mendeteksi Kerusakan Pada Sepeda Motor 4-tak Dengan Menggunakan Metode Backward Chaining Sistem Pakar Untuk Mendeteksi Kerusakan Pada Sepeda Motor 4-tak Dengan Menggunakan Metode Backward Chaining Maria Shusanti F Program Studi Teknik Informatika Fakultas Ilmu Komputer Universitas Bandar Lampung

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pakar Definisi Pakar (Human Expert) adalah seseorang yang telah mempelajari fakta- fakta, buku teks, dan pengetahuan bidangnya, serta mengembangkan pengetahuan yang telah terdokumentasi

Lebih terperinci

SISTEM PAKAR ONLINE MENGGUNAKAN RULE BASE METHOD UNTUK DIAGNOSIS PENYAKIT AYAM SKRIPSI KIKI HENDRA SITEPU

SISTEM PAKAR ONLINE MENGGUNAKAN RULE BASE METHOD UNTUK DIAGNOSIS PENYAKIT AYAM SKRIPSI KIKI HENDRA SITEPU SISTEM PAKAR ONLINE MENGGUNAKAN RULE BASE METHOD UNTUK DIAGNOSIS PENYAKIT AYAM SKRIPSI KIKI HENDRA SITEPU 060823019 DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak dilahirkan hingga tumbuh dewasa manusia diciptakan dengan kecerdasan yang luar biasa, kecerdasan juga akan berkembang dengan pesat. Kecerdasan tersebut yang dapat

Lebih terperinci

Pendahuluan PENGERTIAN SISTEM PAKAR

Pendahuluan PENGERTIAN SISTEM PAKAR (Sistem Pakar) Pendahuluan PENGERTIAN SISTEM PAKAR Kecerdasan Buatan adalah salah satu bidang ilmu komputer yang mendayagunakan komputer sehingga dapat berperilaku cerdas seperti manusia. Cabang-cabang

Lebih terperinci

SISTEM PAKAR UNTUK MENENTUKAN TIPE AUTISME PADA ANAK USIA 7-10 TAHUN MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING. Agam Krisna Setiaji

SISTEM PAKAR UNTUK MENENTUKAN TIPE AUTISME PADA ANAK USIA 7-10 TAHUN MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING. Agam Krisna Setiaji 1 SISTEM PAKAR UNTUK MENENTUKAN TIPE AUTISME PADA ANAK USIA 7-10 TAHUN MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING Agam Krisna Setiaji Program Studi Teknik Informatika Fakultas Ilmu Komputer Universitas Dian Nuswantoro,

Lebih terperinci

SISTEM PAKAR ANALISIS PENYAKIT LUPUS ERITEMATOSIS SISTEMIK PADA IBU HAMIL MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING

SISTEM PAKAR ANALISIS PENYAKIT LUPUS ERITEMATOSIS SISTEMIK PADA IBU HAMIL MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING SISTEM PAKAR ANALISIS PENYAKIT LUPUS ERITEMATOSIS SISTEMIK PADA IBU HAMIL MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING Sry Yunarti Program Studi Sistem Informasi STMIK Profesional Makassar yeye_rumbu@yahoo.co.id

Lebih terperinci

SISTEM PAKAR PENENTUAN KESESUAIAN LAHAN UNTUK PEMILIHAN WILAYAH BUDIDAYA KOMODITAS PERTANIAN (STUDI KASUS: KECAMATAN KLARI, KARAWANG, JAWA BARAT)

SISTEM PAKAR PENENTUAN KESESUAIAN LAHAN UNTUK PEMILIHAN WILAYAH BUDIDAYA KOMODITAS PERTANIAN (STUDI KASUS: KECAMATAN KLARI, KARAWANG, JAWA BARAT) SISTEM PAKAR PENENTUAN KESESUAIAN LAHAN UNTUK PEMILIHAN WILAYAH BUDIDAYA KOMODITAS PERTANIAN (STUDI KASUS: KECAMATAN KLARI, KARAWANG, JAWA BARAT) Oleh BUDI HARDIYANTO F14101112 2006 DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PERANCANGAN MODEL FUZZY UNTUK SISTEM PAKAR PENDETEKSI TINGKAT KESUBURAN TANAH DAN JENIS TANAMAN

ANALISIS DAN PERANCANGAN MODEL FUZZY UNTUK SISTEM PAKAR PENDETEKSI TINGKAT KESUBURAN TANAH DAN JENIS TANAMAN ANALISIS DAN PERANCANGAN MODEL FUZZY UNTUK SISTEM PAKAR PENDETEKSI TINGKAT KESUBURAN TANAH DAN JENIS TANAMAN Amiril Mukminin 1, Heru Agus Santoso 2, Catur Supriyanto 3 123 Pascasarjana Teknik Informatika

Lebih terperinci

Sistem Pakar Dasar. Ari Fadli

Sistem Pakar Dasar. Ari Fadli Sistem Pakar Dasar Ari Fadli fadli.te.unsoed@gmail http://fadli84.wordpress.com Lisensi Dokumen: Seluruh dokumen di IlmuKomputer.Com dapat digunakan, dimodifikasi dan disebarkan secara bebas untuk tujuan

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM. Kelas Kriteria

PERANCANGAN SISTEM. Kelas Kriteria Kelas Kriteria Lahan S2 Unit lahan memiliki lebih dari 4 pembatas ringan, dan/atau memiliki tidak lebih dari 3 pembatas sedang S3 Unit lahan memiliki lebih dari 3 pembatas sedang, dan/atau 1 atau lebih

Lebih terperinci

IV. PERANCANGAN. Gambar 9. Diagram Alir Formulasi Sistem yang Dirancang

IV. PERANCANGAN. Gambar 9. Diagram Alir Formulasi Sistem yang Dirancang IV. PERANCANGAN 4.1 Kerangka Sistem Yang Dirancang Kerangka sistem yang dirancang ini dikembangkan dari kerangka model sistem manajeme ahli yang telah disebutkan pada bagian metodologi. Pada kerangka sistem

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT DAN HAMA PADA TANAMAN SEMANGKA BERBASIS ANDROID

PENGEMBANGAN SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT DAN HAMA PADA TANAMAN SEMANGKA BERBASIS ANDROID PENGEMBANGAN SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT DAN HAMA PADA TANAMAN SEMANGKA BERBASIS ANDROID Imas Siti Munawaroh¹, Dini Destiani Siti Fatimah² Jurnal Algoritma Sekolah Tinggi Teknologi Garut Jl. Mayor

Lebih terperinci

Pembangunan Aplikasi Sistem Pakar untuk Diagnosis Penyakit Tanaman Padi

Pembangunan Aplikasi Sistem Pakar untuk Diagnosis Penyakit Tanaman Padi Pembangunan Aplikasi Sistem Pakar untuk Diagnosis Penyakit Tanaman Padi Rika Sofa 1, Dini Destiani 2, Ate Susanto 3 Jurnal Algoritma Sekolah Tinggi Teknologi Garut (STT-Garut) Jl. Mayor Syamsu No 2 Garut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan komputer sekarang ini sangat pesat dan salah. satu pemanfaatan komputer adalah dalam bidang kecerdasan buatan.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan komputer sekarang ini sangat pesat dan salah. satu pemanfaatan komputer adalah dalam bidang kecerdasan buatan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan komputer sekarang ini sangat pesat dan salah satu pemanfaatan komputer adalah dalam bidang kecerdasan buatan. Di dalam bidang kecerdasan buatan, termasuk

Lebih terperinci

SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN JAGUNG BERBASIS WEB (STUDI KASUS : DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KAB INHIL)

SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN JAGUNG BERBASIS WEB (STUDI KASUS : DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KAB INHIL) SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN JAGUNG BERBASIS WEB (STUDI KASUS : DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KAB INHIL) Armansyah, Dwi Yuli Prasetyo Program Studi Sistem Informasi, Fakultas

Lebih terperinci

PENGESAHAN PEMBIMBING...

PENGESAHAN PEMBIMBING... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... ii HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN... iii LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI... iv HALAMAN PERSEMBAHAN... v HALAMAN MOTTO... vii KATA PENGANTAR... viii

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. Tabel 2. Persyaratan Kondisi Iklim dan Tanah yang Optimum untuk Kopi Robusta dan Arabika

II. LANDASAN TEORI. Tabel 2. Persyaratan Kondisi Iklim dan Tanah yang Optimum untuk Kopi Robusta dan Arabika II. LANDASAN TEORI 2.1 Kopi Kopi merupakan tanaman tropis yang dapat tumbuh di mana saja asalkan temperaturnya tidak terlalu dingin atau bukan merupakan daerah tandus (Aak, 1988). Kondisi lingkungan tumbuh

Lebih terperinci

Expert System. MATA KULIAH : Model & Simulasi Ekosistem Pesisir & Laut. Syawaludin A. Harahap 1

Expert System. MATA KULIAH : Model & Simulasi Ekosistem Pesisir & Laut. Syawaludin A. Harahap 1 MATA KULIAH : Model & Simulasi Ekosistem Pesisir & Laut KODE MK : M10B.116 SKS : 3 (2-1) DOSEN : Syawaludin Alisyahbana Harahap EXPERT SYSTEM (SISTEM PAKAR/AHLI) UNIVERSITAS PADJADJARAN FAKULTAS PERIKANAN

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pakar Sistem pakar pertama kali dikembangkan oleh komunitas AI pada pertengahan tahun 1960. Sistem pakar yang muncul pertama kali adalah General Purpose Problem Solver (GPS)

Lebih terperinci

Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2004 Yogyakarta, 19 Juni 2004

Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2004 Yogyakarta, 19 Juni 2004 Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2004 Yogyakarta, 19 Juni 2004 Visualisasi Sistem Pakar Dalam Menganalisis Tes Kepribadian Manusia (Empat Aspek Tes Kepribadian Peter Lauster) Sri Winiarti

Lebih terperinci

MENGENAL SISTEM PAKAR

MENGENAL SISTEM PAKAR MENGENAL SISTEM PAKAR Bidang teknik kecerdasan buatan yang paling popular saat ini adalah system pakar. Ini disebabkan penerapannya diberbagai bidang, baik dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan terutama

Lebih terperinci

SISTEM PAKAR KESESUAIAN LAHAN BERDASARKAN SYARAT TUMBUH TANAMAN MENGGUNAKAN METODE FUZZY MAMDANI

SISTEM PAKAR KESESUAIAN LAHAN BERDASARKAN SYARAT TUMBUH TANAMAN MENGGUNAKAN METODE FUZZY MAMDANI SISTEM PAKAR KESESUAIAN LAHAN BERDASARKAN SYARAT TUMBUH TANAMAN MENGGUNAKAN METODE FUZZY MAMDANI Sudibyo, Pulung Nurtantio Andono 2,2 Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Dian

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Arsitektur Sistem Pakar (James Martin & Steve Osman, 1988, halaman 30)

Gambar 3.1 Arsitektur Sistem Pakar (James Martin & Steve Osman, 1988, halaman 30) BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Landasan Teori 3.1.1. Konsep Dasar Sistem Pakar Sistem pakar adalah program komputer cerdas yang menggunakan pengetahuan dan prosedur-prosedur inferensi untuk menyelesaikan

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN PERANGKAT LUNAK PENGEMBANG SISTEM PAKAR BERBASIS ATURAN DENGAN METODE FORWARD CHAINING

RANCANG BANGUN PERANGKAT LUNAK PENGEMBANG SISTEM PAKAR BERBASIS ATURAN DENGAN METODE FORWARD CHAINING RANCANG BANGUN PERANGKAT LUNAK PENGEMBANG SISTEM PAKAR BERBASIS ATURAN DENGAN METODE FORWARD CHAINING Merwin dan Maria Irmina P. Universitas Multimedia Nusantara,Tangerang merwin.law@gmail.com dan maria@unimedia.ac.id

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran

3. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran 65 3. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Permasalahan utama yang dihadapi industri gula nasional yaitu rendahnya kinerja khususnya produktivitas dan efisiensi pabrik gula. Untuk menyelesaikan permasalahan

Lebih terperinci

SISTEM PAKAR. Farah Zakiyah Rahmanti, M.T Mei Universitas Dian Nuswantoro

SISTEM PAKAR. Farah Zakiyah Rahmanti, M.T Mei Universitas Dian Nuswantoro SISTEM PAKAR Farah Zakiyah Rahmanti, M.T Mei 2015 Overview Definisi Kepakaran, Sistem Pakar, dan Pakar Pakar VS Sistem Pakar Mengapa Sistem Pakar? Bagaimana Sistem Pakar Bekerja? Human Expert Problem Solving

Lebih terperinci

Metode Deffuzifikasi Mean of Maximum (MOM) Kolik Gas (Tympani) Kolik Twisted gut Kolik Impaksi METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran

Metode Deffuzifikasi Mean of Maximum (MOM) Kolik Gas (Tympani) Kolik Twisted gut Kolik Impaksi METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Metode Deffuzifikasi Mean of Maximum (MOM) Salah satu metode deffuzifikasi adalah Mean of Maximum. Pada metode ini, solusi crisp diperoleh dengan cara mengambil nilai rata-rata domain yang memiliki nilai

Lebih terperinci

EXPERT SYSTEM DENGAN BEBERAPA KNOWLEDGE UNTUK DIAGNOSA DINI PENYAKIT-PENYAKIT HEWAN TERNAK DAN UNGGAS

EXPERT SYSTEM DENGAN BEBERAPA KNOWLEDGE UNTUK DIAGNOSA DINI PENYAKIT-PENYAKIT HEWAN TERNAK DAN UNGGAS EXPERT SYSTEM DENGAN BEBERAPA KNOWLEDGE UNTUK DIAGNOSA DINI PENYAKIT-PENYAKIT HEWAN TERNAK DAN UNGGAS Agus Sasmito Aribowo Teknik Informatika. UPN Veteran Yogyakarta Jl. Babarsari no 2 Tambakbayan 55281

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap tahun 2003/2004 (sesuai periode berjalan)

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap tahun 2003/2004 (sesuai periode berjalan) UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap tahun 2003/2004 (sesuai periode berjalan) Analisis dan Perancangan Sistem Pakar Untuk Mendiagnosa Penyakit

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Informatika Program Studi Strata-1 Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap Tahun 2004/2005 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSA KERUSAKAN MONITOR

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. berkonsultasi dengan seorang pakar atau ahli. Seorang pakar adalah seseorang yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. berkonsultasi dengan seorang pakar atau ahli. Seorang pakar adalah seseorang yang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pakar Ketika dihadapkan pada sebuah kasus dan diharuskan membuat suatu keputusan yang komplek untuk memecahkan suatu masalah, tidak jarang kita meminta nasehat atau berkonsultasi

Lebih terperinci

Definisi Keuntungan dan kelemahan Konsep Dasar Bentuk dan Struktur Sistem Basis Pengetahuan Metode Inferensi Ciri-ciri Aplikasi dan Pengembangannya

Definisi Keuntungan dan kelemahan Konsep Dasar Bentuk dan Struktur Sistem Basis Pengetahuan Metode Inferensi Ciri-ciri Aplikasi dan Pengembangannya Sistem Pakar Definisi Keuntungan dan kelemahan Konsep Dasar Bentuk dan Struktur Sistem Basis Pengetahuan Metode Inferensi Ciri-ciri Aplikasi dan Pengembangannya Referensi Giarrantano, J. and G.Riley bab

Lebih terperinci

SISTEM BERBASIS PENGETAHUAN PENDAHULUAN HENKI FDS R

SISTEM BERBASIS PENGETAHUAN PENDAHULUAN HENKI FDS R SISTEM BERBASIS PENGETAHUAN PENDAHULUAN HENKI FDS R DESKRIPSI PERKULIAHAN Mata Kuliah Sistem Berbasis Pengetahuan (2 SKS) Tujuan : Mhs mampu memahami SBP : karakteristik, penggunaan, manfaat dan arsitektur

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN UKDW

Bab 1 PENDAHULUAN UKDW Bab 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit merupakan masalah yang sangat penting bagi manusia yang harus diselesaikan dengan baik dan benar. Dalam hal ini adalah masalah penyakit pada ikan khususnya

Lebih terperinci

Penggunaan Mamdani Fuzzy Expert System untuk Mengevaluasi Kinerja Dosen

Penggunaan Mamdani Fuzzy Expert System untuk Mengevaluasi Kinerja Dosen Penggunaan Mamdani Fuzzy Expert System untuk Mengevaluasi Kinerja Dosen Dwi Rolliawati Fakultas Ilmu Komputer, Sistem Komputer, Universitas Narotama dwi.roliawati@narotama.ac.id Abstrak Dosen sebagai pendidik

Lebih terperinci

Struktur Sistem Pakar

Struktur Sistem Pakar Sistem Pakar Struktur Sistem Pakar Kelas A & B Jonh Fredrik Ulysses jonh.fredrik.u@gmail.com Definisi Sistem pakar adalah suatu program komputer yang dirancang untuk mengambil keputusan seperti keputusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yaitu dengan suatu media konsultasi yang bersifat online. mengemukakan pesoalan-persoalan yang terjadi kemudian pakar akan

BAB I PENDAHULUAN. yaitu dengan suatu media konsultasi yang bersifat online. mengemukakan pesoalan-persoalan yang terjadi kemudian pakar akan BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Media konsultasi merupakan sebuah media atau sarana untuk berkomunikasi atau berinteraksi antara seorang pakar dengan pengguna. Dalam bidang medis kegiatan konsultasi

Lebih terperinci

Sistem Pakar untuk Mendiagnosa Penyakit yang Disebabkan Nyamuk dengan Metode Forward Chainning

Sistem Pakar untuk Mendiagnosa Penyakit yang Disebabkan Nyamuk dengan Metode Forward Chainning Nur Nafi iyah dkk: Sistem Pakar untuk Mendiagnosa Penyakit 20 Sistem Pakar untuk Mendiagnosa Penyakit yang Disebabkan Nyamuk dengan Metode Forward Chainning Nur Nafi iyah dan Endang Setyati Program Pascasarjana

Lebih terperinci

MERANCANG SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT JANTUNG DENGAN METODE FORWARD CHAINING BERBASIS WEB SKRIPSI

MERANCANG SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT JANTUNG DENGAN METODE FORWARD CHAINING BERBASIS WEB SKRIPSI MERANCANG SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT JANTUNG DENGAN METODE FORWARD CHAINING BERBASIS WEB SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Jenjang Strata Satu (S1) Pada Program

Lebih terperinci

SISTEM PAKAR. (Expert System) L/O/G/O

SISTEM PAKAR. (Expert System) L/O/G/O SISTEM PAKAR (Expert System) L/O/G/O Latar Belakang E/S Sistem Pakar memberikan banyak keuntungan bagi operasi perusahaan dan manajer, tetapi memiliki keterbatasan significan. Artificial Intelligence merupakan

Lebih terperinci

Oleh: ABDUL AZIS JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2013

Oleh: ABDUL AZIS JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2013 Oleh: ABDUL AZIS 1209 100 073 JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2013 Sektor pertanian merupakan salah satu penopang perekonomian

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN APLIKASI SISTEM PAKAR MENGENALI UNSUR ZAT KIMIA BERBASIS ANDROID

PENGEMBANGAN APLIKASI SISTEM PAKAR MENGENALI UNSUR ZAT KIMIA BERBASIS ANDROID PENGEMBANGAN APLIKASI SISTEM PAKAR MENGENALI UNSUR ZAT KIMIA BERBASIS ANDROID SKRIPSI diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Komputer SEPTIAN PRIHARTANTO 1203040018 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pertanian merupakan sektor penting dalam kehidupan manusia. Hal ini disebabkan karena sumber makanan manusia berasal dari pertanian. Setiap tahunnya, kebutuhan manusia

Lebih terperinci

INTELEGENSI BUATAN. Sistem Pakar. M. Miftakul Amin, M. Eng. website :

INTELEGENSI BUATAN. Sistem Pakar. M. Miftakul Amin, M. Eng.   website : INTELEGENSI BUATAN Sistem Pakar M. Miftakul Amin, M. Eng. e-mail: mmiftakulamin@gmail.com website : http://mafisamin.web.ugm.ac.id Jurusan Teknik Komputer Politeknik Negeri Sriwijaya Palembang 2015 1 Definisi

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : sistem pakar, forward chaining, dempster shafer.

ABSTRAK. Kata kunci : sistem pakar, forward chaining, dempster shafer. ABSTRAK Sistem pakar merupakan sistem berbasis komputer yang menggunakan pengetahuan, fakta dan teknik penalaran dalam memecahkan masalah yang biasanya hanya dapat dipecahkan oleh seorang pakar dalam bidang

Lebih terperinci

Expert System. Siapakah pakar/ahli. Pakar VS Sistem Pakar. Definisi

Expert System. Siapakah pakar/ahli. Pakar VS Sistem Pakar. Definisi Siapakah pakar/ahli Expert System Seorang pakar atau ahli adalah: seorang individu yang memiliki kemampuan pemahaman superior dari suatu masalah By: Uro Abdulrohim, S.Kom, MT Definisi Program komputer

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketersediaan dokter ahli dan tenaga medis relatif masih kurang khususnya di daerah-daerah pelosok dan terpencil. Hal ini membuat masyarakat mengalami kesulitan dalam

Lebih terperinci

Rancang Bangun Sistem Pakar untuk Diagnosis Penyakit Mulut dan Gigi dengan Metode Fuzzy Logic

Rancang Bangun Sistem Pakar untuk Diagnosis Penyakit Mulut dan Gigi dengan Metode Fuzzy Logic Rancang Bangun Sistem Pakar untuk Diagnosis Penyakit Mulut dan Gigi dengan Metode Fuzzy Logic Arnon Makarios, Maria Irmina Prasetiyowati Program Studi Teknik Informatika, Universitas Multimedia Nusantara,

Lebih terperinci

Rancang Bangun Aplikasi Sistem Pakar Masalah Gangguan Hardware Berbasis Web

Rancang Bangun Aplikasi Sistem Pakar Masalah Gangguan Hardware Berbasis Web \ LAPORAN SKRIPSI Rancang Bangun Aplikasi Sistem Pakar Masalah Gangguan Hardware Berbasis Web Disusun Oleh : Nama : Ahmad Sutopo NIM : 2006 53 012 Program Studi : Sistem Informasi Fakultas : Teknik UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis

Lebih terperinci

LAPORAN SKRIPSI SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSA PENYAKIT HERPES PADA ANAK. Oleh : Fina Fitriana

LAPORAN SKRIPSI SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSA PENYAKIT HERPES PADA ANAK. Oleh : Fina Fitriana LAPORAN SKRIPSI SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSA PENYAKIT HERPES PADA ANAK Oleh : Fina Fitriana 2010-51-148 PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MURIA KUDUS 2015 LAPORAN SKRIPSI SISTEM

Lebih terperinci

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT VERTIGO DENGAN METODE FORWARD DAN BACKWARD CHAINING SKRIPSI. Oleh : HERU ANDRIAWAN

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT VERTIGO DENGAN METODE FORWARD DAN BACKWARD CHAINING SKRIPSI. Oleh : HERU ANDRIAWAN SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT VERTIGO DENGAN METODE FORWARD DAN BACKWARD CHAINING SKRIPSI Oleh : HERU ANDRIAWAN 0734010271 PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

Pengenalan Sitem Pakar

Pengenalan Sitem Pakar Pengenalan Sitem Pakar Sistem Pakar (Expert System) Diderifasikan dari term Sistem Pakar Berbasis Pengetahuan (Knowledgebased expert System) Merupakan sebuah sistem mengunakan pengetahuan manusia dan mengimplementasikannya

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI FUZZY TSUKAMOTO DALAM PENENTUAN KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN KARET DAN KELAPA SAWIT

IMPLEMENTASI FUZZY TSUKAMOTO DALAM PENENTUAN KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN KARET DAN KELAPA SAWIT IMPLEMENTASI FUZZY TSUKAMOTO DALAM PENENTUAN KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN KARET DAN KELAPA SAWIT Maya Yusida 1, Dwi Kartini 2, Andi Farmadi 3, Radityo Adi Nugroho 4, Muliadi 5 123Prodi Ilmu Komputer

Lebih terperinci

FUZZY RULE-BASED SISTEM TEMUKEMBALI CITRA BUNGA ADI SUCIPTO AJI

FUZZY RULE-BASED SISTEM TEMUKEMBALI CITRA BUNGA ADI SUCIPTO AJI FUZZY RULE-BASED SISTEM TEMUKEMBALI CITRA BUNGA ADI SUCIPTO AJI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007 PERNYATAAN MENGENAI TESIS Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa tesis saya

Lebih terperinci

Rima Ayuningtyas NIM Jurusan Teknik Informatika, Universitas Maritim Raja Ali Haji. Jl. Politeknik Senggarang, Tanjungpinang

Rima Ayuningtyas NIM Jurusan Teknik Informatika, Universitas Maritim Raja Ali Haji. Jl. Politeknik Senggarang, Tanjungpinang Sistem Pendukung Keputusan Dalam Menentukan Jenis Budidaya Ikan Dengan Mengukur Kualitas Air Menggunakan Metode Fuzzy Tsukamoto (Studi Kasus : Balai Benih Ikan di Pengujan Kabupaten Bintan) Rima Ayuningtyas

Lebih terperinci

SISTEM PAKAR UNTUK MENENTUKAN PENYAKIT DAN HAMA PADA TANAMAN SEMANGKA MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING SKRIPSI HASDYA MUTIA RAMBEY

SISTEM PAKAR UNTUK MENENTUKAN PENYAKIT DAN HAMA PADA TANAMAN SEMANGKA MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING SKRIPSI HASDYA MUTIA RAMBEY SISTEM PAKAR UNTUK MENENTUKAN PENYAKIT DAN HAMA PADA TANAMAN SEMANGKA MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING SKRIPSI HASDYA MUTIA RAMBEY 091421011 PROGRAM STUDI EKSTENSI S1 ILMU KOMPUTER DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produksi secara keseluruhan sangat ditentukan oleh pemilihan jenis perlengkapan

BAB I PENDAHULUAN. produksi secara keseluruhan sangat ditentukan oleh pemilihan jenis perlengkapan 1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Perlengkapan penanganan bahan merupakan bagian terpadu perlengkapan mekanis dalam setiap usaha industri modern. Dalam setiap perusahaan proses produksi secara keseluruhan

Lebih terperinci

Penerapan Metode Fuzzy Mamdani Pada Rem Otomatis Mobil Cerdas

Penerapan Metode Fuzzy Mamdani Pada Rem Otomatis Mobil Cerdas Penerapan Metode Fuzzy Mamdani Pada Rem Otomatis Mobil Cerdas Zulfikar Sembiring Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Medan Area zoelsembiring@gmail.com Abstrak Logika Fuzzy telah banyak

Lebih terperinci

SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA PENYAKIT UMUM YANG SERING DIDERITA BALITA BERBASIS WEB DI DINAS KESEHATAN KOTA BANDUNG

SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA PENYAKIT UMUM YANG SERING DIDERITA BALITA BERBASIS WEB DI DINAS KESEHATAN KOTA BANDUNG Jurnal Komputer dan Informatika (KOMPUTA) 65 SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA PENYAKIT UMUM YANG SERING DIDERITA BALITA BERBASIS WEB DI DINAS KESEHATAN KOTA BANDUNG Tati Harihayati 1, Luthfi Kurnia 2 1,2 Program

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Logika Fuzzy Logika fuzzy merupakan suatu metode pengambilan keputusan berbasis aturan yang digunakan untuk memecahkan keabu-abuan masalah pada sistem yang sulit dimodelkan

Lebih terperinci

APLIKASI SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT GINJAL DENGAN METODE DEMPSTER-SHAFER

APLIKASI SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT GINJAL DENGAN METODE DEMPSTER-SHAFER APLIKASI SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT GINJAL DENGAN METODE DEMPSTER-SHAFER Aprilia Sulistyohati, Taufiq Hidayat Laboratorium Sistem Informasi dan Perangkat Lunak Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

TAKARIR. data atau informasi dan transformasi data yang bergerak dari pemasukan data hingga ke keluaran. Database

TAKARIR. data atau informasi dan transformasi data yang bergerak dari pemasukan data hingga ke keluaran. Database TAKARIR artificial intelligence backward chaining Data Flow Diagram (DFD) Database Decision Tree expert system forward chaining Flowchart Hardware Input Interface knowladge base Login Logout Output kecerdasan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN FUZZY INFERENSI SISTEM UNTUK SELEKSI METODE PENINGKATAN PEROLEHAN MINYAK TINGKAT LANJUT INDAH MUSI INDRIA DEWI G

PENGEMBANGAN FUZZY INFERENSI SISTEM UNTUK SELEKSI METODE PENINGKATAN PEROLEHAN MINYAK TINGKAT LANJUT INDAH MUSI INDRIA DEWI G PENGEMBANGAN FUZZY INFERENSI SISTEM UNTUK SELEKSI METODE PENINGKATAN PEROLEHAN MINYAK TINGKAT LANJUT INDAH MUSI INDRIA DEWI G651034074 SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 SURAT PERNYATAAN

Lebih terperinci

SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA PENYAKIT GINJAL MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA FUZZY LOGIC SKRIPSI

SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA PENYAKIT GINJAL MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA FUZZY LOGIC SKRIPSI SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA PENYAKIT GINJAL MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA FUZZY LOGIC SKRIPSI Oleh : Ennanda Putrie A.S 0734010385 PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Konsultasi terhadap seseorang yang memiliki keahlian dibidang tertentu

BAB I PENDAHULUAN. Konsultasi terhadap seseorang yang memiliki keahlian dibidang tertentu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Konsultasi terhadap seseorang yang memiliki keahlian dibidang tertentu dalam memecahkan suatu masalah adalah pilihan yang tepat untuk mendapatkan jawaban, saran, solusi,

Lebih terperinci

SISTEM PAKAR. Entin Martiana Jurusan Teknik Informatika - PENS

SISTEM PAKAR. Entin Martiana Jurusan Teknik Informatika - PENS SISTEM PAKAR Entin Martiana Jurusan Teknik Informatika - PENS Defenisi Sistem Pakar 1. Sistem pakar (expert system) adalah sistem yang berusaha mengapdosi pengetahuan manusia ke komputer, agar komputer

Lebih terperinci

PERANCANGA SISTEM PAKAR PENDETEKSI GANGGUAN KEHAMILAN ABSTRAK

PERANCANGA SISTEM PAKAR PENDETEKSI GANGGUAN KEHAMILAN ABSTRAK PERANCANGA SISTEM PAKAR PENDETEKSI GANGGUAN KEHAMILAN Budiya Surya Putra, S.Kom. ABSTRAK Sistem pakar pendeteksian gangguan kehamilam ini merupakan sistem untuk mengetahui jenis-jenis gangguan kehamilan

Lebih terperinci

2/22/2017 IDE DASAR PENGANTAR SISTEM PAKAR MODEL SISTEM PAKAR APLIKASI KECERDASAN BUATAN

2/22/2017 IDE DASAR PENGANTAR SISTEM PAKAR MODEL SISTEM PAKAR APLIKASI KECERDASAN BUATAN APLIKASI KECERDASAN BUATAN PENGANTAR SISTEM PAKAR Shinta P. Sari Prodi. Informatika Fasilkom UIGM, 2017 Definisi : Sebuah program komputer yang dirancang untuk memodelkan kemampuan menyelesaikan masalah

Lebih terperinci

Sistem Pakar Untuk Mendiagnosa Penyakit Kulit pada Anak Menggunakan Metode Teorema Bayes Berbasis Web

Sistem Pakar Untuk Mendiagnosa Penyakit Kulit pada Anak Menggunakan Metode Teorema Bayes Berbasis Web LAPORAN SKRIPSI Sistem Pakar Untuk Mendiagnosa Penyakit Kulit pada Anak Menggunakan Metode Teorema Bayes Berbasis Web Disusun Oleh : Nama : Ratih Dwi Ariyani NIM : 2009-53-129 Program Studi : Sistem Informasi

Lebih terperinci

SISTEM PAKAR DENGAN BEBERAPA KNOWLEDGE BASE MENGGUNAKAN PROBABILITAS BAYES DAN MESIN INFERENSI FORWARD CHAINING

SISTEM PAKAR DENGAN BEBERAPA KNOWLEDGE BASE MENGGUNAKAN PROBABILITAS BAYES DAN MESIN INFERENSI FORWARD CHAINING SISTEM PAKAR DENGAN BEBERAPA KNOWLEDGE BASE MENGGUNAKAN PROBABILITAS BAYES DAN MESIN INFERENSI FORWARD CHAINING Agus Sasmito Aribowo 1), Siti Khomsah 2) 1) Teknik Informatika. UPN Veteran Yogyakarta Jl.

Lebih terperinci

PEMANFAATAN TEKNOLOGI KNOWLEDGE-BASED EXPERT SYSTEM UNTUK MENGIDENTIFIKASI JENIS ANGGREK DENGAN MENGGUNAKAN BAHASA PEMROGRAMAN JAVA

PEMANFAATAN TEKNOLOGI KNOWLEDGE-BASED EXPERT SYSTEM UNTUK MENGIDENTIFIKASI JENIS ANGGREK DENGAN MENGGUNAKAN BAHASA PEMROGRAMAN JAVA Yogyakarta, 22 Juli 2009 PEMANFAATAN TEKNOLOGI KNOWLEDGE-BASED EXPERT SYSTEM UNTUK MENGIDENTIFIKASI JENIS ANGGREK DENGAN MENGGUNAKAN BAHASA PEMROGRAMAN JAVA Ana Kurniawati, Marliza Ganefi, dan Dyah Cita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ilmu Biologi adalah Fitopatologi, yaitu cabang ilmu pengetahuan yang

BAB I PENDAHULUAN. ilmu Biologi adalah Fitopatologi, yaitu cabang ilmu pengetahuan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini perkembangan teknologi informasi dan komunikasi dari waktu ke waktu semakin berkembang dan meningkat pesat. Perkembangan ini ditandai dengan semakin mudahnya

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PAKAR UNTUK MENDETEKSI HAMA DAN PENYAKIT PADA TANAMAN CENGKEH BERBASIS WEBSITE

PERANCANGAN SISTEM PAKAR UNTUK MENDETEKSI HAMA DAN PENYAKIT PADA TANAMAN CENGKEH BERBASIS WEBSITE PERANCANGAN SISTEM PAKAR UNTUK MENDETEKSI HAMA DAN PENYAKIT PADA TANAMAN CENGKEH BERBASIS WEBSITE 1 Endriyono, 2 Sri Winiarti (0516127501) 1,2 Program Studi Teknik Informatika Universitas Ahmad Dahlan

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN BEASISWA BERPRESTASI MENGGUNAKAN METODE FUZZY (STUDI KASUS: INSTANSI XYZ)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN BEASISWA BERPRESTASI MENGGUNAKAN METODE FUZZY (STUDI KASUS: INSTANSI XYZ) SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN BEASISWA BERPRESTASI MENGGUNAKAN METODE FUZZY (STUDI KASUS: INSTANSI XYZ) Dimas Wahyu Wibowo 1, Eka Larasati Amalia 2 1,2 Teknik Informatika, Politeknik Negeri

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. internet. Kemampuan komputer dalam mengolah angka menjadi sebuah data

BAB 1 PENDAHULUAN. internet. Kemampuan komputer dalam mengolah angka menjadi sebuah data BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan Ilmu dan Teknologi yang semakin pesat khususnya dalam bidang komputer dan Teknologi Informasi membuat komputer merupakan perangkat yang sangat dibutuhkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komputer adalah internet atau International Networking merupakan sarana

BAB I PENDAHULUAN. komputer adalah internet atau International Networking merupakan sarana 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini, perkembangan teknologi komputer mengalami kemajuan yang sangat pesat. Salah satu sarana pendukung dalam kemajuan teknologi komputer adalah internet

Lebih terperinci

SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT SALURAN PENCERNAAN MENGGUNAKAN METODE DEMPSTER SHAFER

SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT SALURAN PENCERNAAN MENGGUNAKAN METODE DEMPSTER SHAFER SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT SALURAN PENCERNAAN MENGGUNAKAN METODE DEMPSTER SHAFER 1 Yasidah Nur Istiqomah (07018047), 2 Abdul Fadlil (0510076701) 1 Program Studi Teknik Informatika 2 Program

Lebih terperinci

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.1, (2013) ( X Print) 1

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.1, (2013) ( X Print) 1 JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.1, (2013) 2337-3520 (2301-928X Print) 1 Perancangan Sistem Pakar Fuzzy Sebagai Pendukung Keputusan Manajemen Pola Tanam Tanaman Pangan Berdasarkan Ketersediaan Air

Lebih terperinci

SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSIS AUTISME DAN GANGGUAN PSIKOLOGIS LAINNYA PADA ANAK BERBASIS WEB

SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSIS AUTISME DAN GANGGUAN PSIKOLOGIS LAINNYA PADA ANAK BERBASIS WEB SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSIS AUTISME DAN GANGGUAN PSIKOLOGIS LAINNYA PADA ANAK BERBASIS WEB TUGAS AKHIR OLEH : ARIK NUR ADITYA 0634010149 JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

SISTEM PAKAR BERBASIS WEB UNTUK DIAGNOSA HAMA DAN PENYAKIT PADA TANAMAN MELON

SISTEM PAKAR BERBASIS WEB UNTUK DIAGNOSA HAMA DAN PENYAKIT PADA TANAMAN MELON SISTEM PAKAR BERBASIS WEB UNTUK DIAGNOSA HAMA DAN PENYAKIT PADA TANAMAN MELON Bambang Yuwono, Ario Wibowo, Dessyanto Boedi P Jurusan Teknik Informatika UPN Veteran Yogyakarta Jl. Babarsari 2 Tambakbayan

Lebih terperinci

Sistem Pakar untuk Mendiagnosa Penyakit Kucing Menggunakan Metode Backward Chaining

Sistem Pakar untuk Mendiagnosa Penyakit Kucing Menggunakan Metode Backward Chaining Sistem Pakar untuk Mendiagnosa Penyakit Kucing Menggunakan Metode Backward Chaining Mardiah Fadhli Politeknik Caltex Riau Jl. Umbansari No.1, telp/fax: 0761 53939/0761 554224 e-mail: rika@pcr.ac.id Abstrak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan komputer dewasa ini telah mengalami banyak perubahan yang sangat pesat, seiring dengan kebutuhan manusia yang semakin banyak dan kompleks. Komputer yang

Lebih terperinci

APLIKASI SHELL SISTEM PAKAR

APLIKASI SHELL SISTEM PAKAR APLIKASI SHELL SISTEM PAKAR Yeni Agus Nurhuda 1, Sri Hartati 2 Program Studi Teknik Informatika, Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer Teknokrat Lampung Jl. Z.A. Pagar Alam 9-11 Labuhan Ratu,

Lebih terperinci

SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA PENYAKIT PARU-PARU PADA MANUSIA BERBASIS WEB

SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA PENYAKIT PARU-PARU PADA MANUSIA BERBASIS WEB SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA PENYAKIT PARU-PARU PADA MANUSIA BERBASIS WEB Indri Mansyur 1, Wawan Kurniawan 2 Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Satya Negara Indonesia Email: waonek@rocketmail.com

Lebih terperinci

Jurnal String Vol. 1 No. 1 Tahun 2016 ISSN: MODEL EVALUASI KINERJA KARYAWAN DENGAN METODE FUZZY SUGENO PADA RESTO ABTL

Jurnal String Vol. 1 No. 1 Tahun 2016 ISSN: MODEL EVALUASI KINERJA KARYAWAN DENGAN METODE FUZZY SUGENO PADA RESTO ABTL MODEL EVALUASI KINERJA KARYAWAN DENGAN METODE FUZZY SUGENO PADA RESTO ABTL Fanisya Alva Mustika 1, Sutrisno 2 Program Studi Teknik Informatika, Universitas Indraprasta PGRI Jakarta 1,2 E-mail: alva.mustika@gmail.com

Lebih terperinci