IV. PERANCANGAN. Gambar 9. Diagram Alir Formulasi Sistem yang Dirancang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "IV. PERANCANGAN. Gambar 9. Diagram Alir Formulasi Sistem yang Dirancang"

Transkripsi

1 IV. PERANCANGAN 4.1 Kerangka Sistem Yang Dirancang Kerangka sistem yang dirancang ini dikembangkan dari kerangka model sistem manajeme ahli yang telah disebutkan pada bagian metodologi. Pada kerangka sistem yang dirancang dituliskan urutan proses pembuatan sistem dari awal sampai akhir, hingga didapatkan sebuah sistem manajemen ahli yang dapat digunakan untuk menentukan lokasi terbaik dan kesesuaian lahannya. Kerangka sistem ini digambarkan dalam bentuk diagram alir deskriptif formulasi pembuatan sistem manajemen ahli penentuan lokasi dan kesesuaian lahan seperti yang terlihat pada Gambar 9. Gambar 9. Diagram Alir Formulasi Sistem yang Dirancang

2 4.2 Analisa Kebutuhan Sistem Analisa kebutuhan sistem dilakukan oleh knowledge engineer (KE) dan merupakan tahap awal dalam perancangan perangkat lunak yang terdapat pada model siklus hidup pengembangan sistem klasik yang digunakan. Tahap analisa ini dilakukan untuk mengetahui kebutuhan sistem dan pengguna sistem, serta alur kerja sistem yang akan dibuat. Tahap analisa ini sering disebut sebagai fase requirement yang akan mengumpulkan informasi tentang sistem dan perangkat lunak yang akan dibuat, menentukan siapa saja pengguna sistem, dan apa saja kebutuhan pengguna yang dapat diberikan oleh sistem. Berdasarkan tahap analisis dapat ditentukan bahwa sistem yang akan dibuat merupakan sebuah sistem manajemen ahli untuk memilih lokasi dan menentukan kesesuaian lahan untuk tanaman kopi Robusta. Sistem ini dibuat berbasis web agar dapat diakses secara online. Keberadaan sistem ini diharapkan dapat membantu pengguna sistem dalam memilih lokasi dan kesesuaian lahan untuk tanaman kopi. Pemilihan lokasi lahan ditentukan dengan bantuan Metode Bayes, sedangkan untuk penentuan kesesuaian lahan ditentukan dengan bantuan Metode Faktor Kepastian. Sistem manajemen ahli yang dibuat masih dalam bentuk sederhana, terdiri dari dua komponen menu yaitu pemilihan lokasi dan penentuan kesesuaian lahan. Menu pada web terlihat pada Tabel 6. Tabel 6. Kelompok menu pada web Menu pada Web Fungsi Menu Utama (Home) Pemilihan fungsi memilih lokasi atau penentuan lahan. Dapat dipilih menu untuk pemilihan lokasi atau langsung penentuan kesesuaian lahan. Menu Pemilihan Lokasi Memilih lokasi dan ranking lokasi berdasarkan masukkan data lokasi sebelumnya. Dapat dilanjutkan ke klasifikasi kesesuaian lahan untuk mendapatkan kesesuaian lahan atau menuju menu home/kembali ke menu utama. Menu Klasifikasi Menentukan kesesuaian lahan berdasarkan masukkan data pengguna. Menuju ke menu utama/home. 34

3 4.3 Rancangan Proses Rancangan manajemen ahli pemilihan lokasi dan penentuan kesesuaian lahan budidaya kopi ini dibagi menjadi lima bagian yang meliputi rancangan masukkan, rancangan keluaran, rancangan proses, rancangan infrastruktur web, dan rancangan tampilan Rancangan Masukan Masukkan sistem untuk pemilihan lokasi menggunakan data primer hasil wawancara dengan praktisi/petani kopi, sedangkan masukkan sistem untuk kesesuaian lahan menggunakan data primer hasil wawancara dengan pakar dan data sekunder dari petunjuk teknis penentuan kesesuaian lahan dan laporan survey tanah. Rancangan basis data untuk lokasi dan parameternya terlihat pada Tabel 7. Rancangan masukan didasarkan dari wawancara praktisi dan pakar yang disajikan pada Lampiran 1. Tabel 7. Rancangan Basis Data untuk Lokasi dan Parameternya Table structure for table `data_lokasi` CREATE TABLE IF NOT EXISTS `data_lokasi` ( `nama` varchar(100) NOT NULL default '', `kecamatan` varchar(100) default NULL, `kabupaten` varchar(100) default NULL, `luas_lahan` double default NULL, `harga_lahan` bigint(20) default NULL, `biaya_transportasi` bigint(20) default NULL, `hasil_panen` bigint(20) default NULL, PRIMARY KEY (`nama`) ) ENGINE=MyISAM DEFAULT CHARSET=latin1; Dumping data for table `data_lokasi` INSERT INTO `data_lokasi` (`nama`, `kecamatan`, `kabupaten`, `luas_lahan`, `harga_lahan`, `biaya_transportasi`, `hasil_panen`) VALUES ('Bandarrejo', 'Sukoharjo', 'Pringsewu', 1.5, , 10000, 1250), ('Muara Dua', NULL, 'Pringsewu', 2, , 6000, 4000), ('Batutegi', NULL, 'Tanggamus', 1.5, , 30000, 4000), ('Ulubelu', 'Talang Padang', 'Tanggamus', 1.5, , 35000, 4000), ('Way Tenong', 'Bukit Kemuning', 'Lampung Utara', 1.5, , , 4000); 35

4 Penyusunan sistem dimulai dengan menentukan parameter yang akan digunakan, yaitu 8 parameter untuk pemilihan lahan yang pada perhitugan simulasi disederhanakan menjadi 3 paremeter dan 23 parameter untuk penentuan kesesuaian lahan. Untuk pemilihan lokasi lahan digunakan 8 parameter (kriteria), yaitu harga lahan, kondisi tanaman kopi di lahan, perlakuan tanaman yang ada, biaya tranportasi, biaya pembersihan rumput/gulma, hasil panen/tahun, ongkos panen/pasca panen, dan biaya pemupukan. Untuk menentukan kesesuaian lahan menggunakan 23 parameter, yaitu suhu tahunan rata-rata, curah hujan tahunan rata-rata, jumlah bulan kering, kelembaban nisbi, drainase, tekstur tanah di permukaan, fraksi kasar, kedalaman tanah, ketebalan gambut, ketebalan gambut bila berlapis dengan bahan mineral/pengkayaan mineral, kematangan gambut, KTK liat, kejenuhan basa, ph H 2 O, C-Organik, salinitas, alkalinitas/esp, kedalaman sulfidik, lereng, tingkat bahaya erosi, banjir, batuan permukaan, dan singkapan batuan. Contoh rancangan basis data parameter kesesuaian lahan untuk suhu terlihat pada Tabel 8. Tabel 8. Rancangan Basis Data Parameter Karakteristik Lahan Table structure for table `karakteristik` CREATE TABLE IF NOT EXISTS `karakteristik` ( `parameter` varchar(100) NOT NULL default '', `nama` varchar(100) NOT NULL, `satuan` varchar(10) default NULL, `kelas` varchar(2) NOT NULL default '', `batas_bawah` double NOT NULL default '0', `batas_atas` double NOT NULL default '0', `keterangan` varchar(50) NOT NULL default '', PRIMARY KEY (`parameter`,`kelas`,`batas_bawah`,`batas_atas`,`keterangan`) ) ENGINE=MyISAM DEFAULT CHARSET=latin1; Dumping data for table `karakteristik` INSERT INTO `karakteristik` (`parameter`, `nama`, `satuan`, `kelas`, `batas_bawah`, `batas_atas`, `keterangan`) VALUES ('Suhu', 'suhu', 'C', 'S1', 22, 25, ''), ('Suhu', 'suhu', 'C', 'S2', 25, 28, ''), ('Suhu', 'suhu', 'C', 'S3', 28, 32, ''), ('Suhu', 'suhu', 'C', 'S3', 19, 22, ''), ('Suhu', 'suhu', 'C', 'N', -1, 19, ''), ('Suhu', 'suhu', 'C', 'N', 32, -1, ''), 36

5 4.3.2 Rancangan Keluaran Keluaran dari sistem yang dirancang terdiri dari dua macam. Keluaran pertama adalah hasil simulasi biaya dari 5 lokasi lahan berikut rankingnya dan keluaran kedua berupa kesesuaian lahan yang terdiri dari 4 macam, yaitu sangat sesuai (S1), cukup sesuai (S2), sesuai marjinal (S3), dan tidak sesuai (N) Rancangan Proses Evaluasi Pada SMA penentuan lokasi dan kesesuaian lahan ini terdapat dua evaluasi, yaitu simulasi pemilihan lahan dan penentuan kesesuaian lahan. Rancangan proses evaluasi yang dilakukan sistem dibagi menjadi 3 (tiga) proses, yaitu proses masukkan, proses penarikan kesimpulan, dan proses keluaran. Gambaran proses evaluasi dalam sistem ini diperlihatkan pada Gambar 10. Pada proses 2, aturan yang dipakai adalah membandingkan data lapangan dengan nilai masing-masing dari 23 nilai parameter karakteristik kesesuaian lahan, sebagai contoh untuk parameter suhu: IF Suhu > 22 AND Suhu <25 THEN Kesesuaian Lahan = S1 IF Suhu >= 25 AND Suhu < 28 THEN Kesesuaian Lahan = S2 IF Suhu > = 19 AND Suhu <= 22 AND Suhu >= 28 AND <= 32 THEN Kesesuaian Lahan = S3 ELSE Kesesuaian Lahan = N Aturan-aturan untuk 23 parameter lainnya selengkapnya disajikan pada Lampiran Rancangan Uji Rancangan uji merupakan tahap pengujian terhadap sistem yang dibuat. Pengujian ini diperlukan untuk mengetahui apakah sistem yang dirancang telah dapat melakukan proses pengolahan data dengan Metode Bayes dan Metode Faktor Kepastian sesuai dengan proses yang direncanakan. Proses pengujian juga bertujuan untuk memastikan tingkat validitas keluaran sistem. Pengujian dilakukan dalam dua tahap, yaitu pada saat sistem dikembangkan dan pada saat sistem telah selesai dibuat. Pengujian pada saat dikembangkan dilakukan untuk menguji cara penulisan (sintak) bahasa pemrograman yang digunakan. Pengujian pada saat sistem selesai dikembangkan dilakukan untuk menguji proses yang dilakukan dalam sistem dan keluarannya. 37

6 38 Pengujian keluaran sistem dilakukan dengan laporan survey tanah. Pengujian dilakukan dengan menggunakan kombinasi berbagai kemugkinan data yang dimasukkan oleh pengguna. Tujuan penggunaan berbagai kombinasi data ini bertujuan untuk mengetahui tingkat reliabilitas sistem yang dirancang. Gambar 10. Proses Evaluasi Sistem Manajemen Ahli Penentuan Lokasi dan Kesesuaian Lahan

7 V. IMPLEMENTASI SISTEM 5.1 Spesifikasi Perangkat Keras dan Perangkat Lunak Perangkat keras dan perangkat lunak yang diperlukan untuk membangun sistem meliputi bermacam aspek aplikasi, seperti basis data, web server, dan editor. Perangkat keras yang diperlukan untuk membangun sistem biasanya berkemampuan lebih tinggi daripada yang digunakan oleh pengguna sistem. Spesifikasi perangkat lunak yang digunakan untuk membangun sistem berbeda dengan yang digunakan oleh pengguna sistem. Perangkat keras yang digunakan untuk pembuat sistem dan pengguna sistem memiliki spesifikasi antara lain: Prosesor Pentium IV atau lebih tinggi, Memory RAM minimal 1 Gbyte, Harddisk, Monitor, Keyboard, dan Mouse. Perangkat lunak yang digunakan untuk pembuat sistem memiliki spesifikasi antara lain: Opera web server, XAMPP, Notepad++, phpmyadmin, MySQL. Perangkat lunak yang digunakan oleh pengguna sistem memiliki spesifikasi antara lain web browser. Pengguna yang akan mengakses sistem juga memerlukan koneksi internet. 5.2 Sistem Masukan Sistem manajemen ahli ini dirancang untuk memilih lokasi berdasarkan masukan data di dalam program simulasi biaya lima tahun dan dilanjutkan dengan

8 40 menerima 23 nilai parameter masukan dari pengguna ke dalam sistem melalui sebuah form input untuk memperoleh kesesuaian lahan. Kode program disajikan pada Lampiran Petunjuk pemakaian program disajikan pada Lampiran 11. Buku Keterangan Peta Satuan Lahan dan Tanah Lembar Kotaagung, Sumatera disajikan pada Lampiran 12. a. Aplikasi Pemilihan Lokasi Aplikasi pemilihan lokasi merupakan implementasi proses pertama dari Sistem Manajemen Ahli, di mana terdapat 5 lokasi dan 8 parameter yang dijadikan sebagai acuan perhitungan untuk mendapatkan ranking lokasi. Pemilihan lokasi ini ditunjukkan pada Gambar 11. Gambar 11. Pemilihan Lokasi Lahan Pada halaman pertama ini, pengguna dapat memilih proses pemilihan lokasi lahan yang telah dimasukan dalam program simulasi atau langsung memilih untuk memilih kesesuaian lahan berdasarkan 23 parameter masukan. Bila pengguna memilih proses pemilihan lahan, maka akan didapat hasil berupa rangking lokasi berikut hasil perhitungannya, seperti yang terpapar di Gambar 12. Bila diinginkan proses simulasi perhitungan tiap lokasi yang telah diranking, tinggal di-klik pilihan show pada tiap lokasinya, akan didapatkan gambaran perhitungannya seperti pada Gambar 13.

9 41 Gambar 12. Hasil simulasi perhitungan biaya di semua lokasi lahan Gambar 13. Contoh Simulasi Perhitungan Biaya Lokasi Batutegi b. Aplikasi Penentuan Kesesuaian Lahan Aplikasi penentuan kesesuaian lahan ini merupakan proses kedua pada sistem manajemen ahli ini. Aplikasi ini digunakan untuk menentukan tingkat kesesuaian lahan dari lokasi terpilih atau dapat juga digunakan untuk menentukan

10 42 tingkat kesesuaian lahan sembarang lokasi dengan isian 23 parameter kesesuaian lahan tersebut. Pengisisan 23 parameter kesesuaian lahan dapat dilihat pada Gambar 14. Gambar 14. Proses masukan 23 parameter kesesuaian lahan Kelas kesesuaian lahan terbagi menjadi 4 (empat) kelas, yaitu S1(sangat sesuai), S2 (cukup sesuai), S3 (sesuai marjinal), dan N (tidak sesuai). 5.3 Proses Evaluasi Sistem Di tahap evaluasi, nilai masing-masing parameter yang dimasukan ke dalam sistem pada proses kedua akan diproses melalui tahapan inferensi metode Faktor Kepastian.

11 Proses Masukan Data masukan pengguna berupa 23 (duapuluh tiga) parameter yang diperlukan untuk proses penarikan kesimpulan didapat melalui form isian. Data yang dimasukkan dapat berbeda tergantung lokasi yang ingin diketahui kesesuaian lahannya Proses Penarikan Kesimpulan Proses penarikan kesimpulan yang digunakan dalam pembuatan sistem manajemen ahli ini adalah metode Bayes dan metode Faktor Kepastian Proses Keluaran Keluaran aplikasi pemilihan lokasi lahan berupa perankingan hasil perhitungan simulasi 5 (lima) lokasi lahan dengan 8 parameter penentu, yang kemudian lokasi terpilih diproses dengan aplikasi kesesuaian lahan untuk menentukan kesesuaian lahan tersebut yang diolah dari 23 parameter penentunya. 5.4 Keluaran Sistem Keluaran sistem ini adalah lokasi yang terpilih sekaligus kelas kesesuaian lahannya, atau dapat langsung berupa kelas kesesuaian lahan untuk lokasi yang mempunyai data survey tanahnya. 5.5 Verifikasi dan Validasi Verifikasi dilakukan dengan membandingkan hasil keluaran sistem pakar dengan pendapat dari para pakar. Data yang digunakan untuk proses verifikasi ini merupakan data yang diperoleh dari wawancara langsung dengan praktisi untuk pemilihan lokasi dan laporan survei tanah semi detail dan buku petunjuk teknis evaluasi lahan (2007) untuk kesesuaian lahan. Digunakan 23 data percobaan untuk mengetahui tingkat kesesuaian lahan. Tabel 9 menyajikan contoh hasil model pemilihan lokasi dengan peringkatnya dengan menggunakan metode Bayes dengan bobot masing-masing. Pendapatan bersih adalah pendapatan hasil panen selama 5 tahun dikurangi dengan total biaya yang dikeluarkan selama lima tahun yang terdiri dari ongkos transport, biaya pembersihan rumput/gulma, biaya pesiapan lahan, biaya pemupukan, dan biaya ongkos panen/pasca panen. Pendapatan kotor adalah total

12 44 hasil penjualan panen selama lima tahun. Hasil perhitungan simulasi menunjukkan bahwa Batutegi sebagai lokasi terpilih. Tabel 10 menyajikan contoh data input dan output sistem untuk kesesuaian lahan. Parameter X 1 sampai X 23 digunakan untuk menggantikan nama 23 parameter yang digunakan dengan urutan sesuai parameter kesesuaian lahan. Hasil penalaran kesesuaian lahan untuk wilayah Batutegi berdasarkan data survey tanah menghasilkan kesesuaian tanah S1 (sangat sesuai). Tabel 9. Contoh Hasil Output Peringkat Pemilihan Lokasi Lokasi Pendapatan Pendapatan Total Nilai Peringkat Bersih Kotor Biaya Alternatif Bandarrejo Muara Dua Batutegi Ulubelu Way Tenong Bobot 0,30 0,40 0,30 Tabel 10. Contoh Data Input dan Output Kesesuaian Lahan Input Kesesuaian Lahan X1 X2 X3 X4.... X X X F0 4 3 S1

13 VI. PEMBAHASAN Sistem Manajemen Ahli (SMA) Penentuan Lokasi dan Kesesuaian Lahan Budidaya Kopi di Provinsi Lampung ini dirancang khusus untuk tanaman kopi Robusta yang berupa aplikasi berbasis web yang dapat menghasilkan pemilihan lokasi dan kesesuaian lahan berdasarkan masukan data aktual oleh pengguna. Sistem manajemen ahli ini diharapkan dapat dijangkau pengguna dengan mudah dan dapat diakses di mana saja selama ada koneksi internet. 6.1 Akuisisi Pengetahuan Pembuatan SMA ini mengakuisisi pengetahuan dan informasi dari pakar dan praktisi beserta dari berbagai jenis buku dan dokumen serta laporan survei tanah. Metode yang digunakan untuk mengakuisisi pengetahuan dari pakar dan praktisi ini adalah wawancara dan diskusi masalah. Melalui proses akuisisi pengetahuan ini ditentukan 8 parameter yang digunakan untuk pemilihan lokasi dan 23 parameter yang akan digunakan untuk penentuan kesesuaian lahan. Pemilihan lokasi diambil dari 5 lokasi potensial yang ada berikut laporan survei tanah untuk kelima lokasi tersebut. 6.2 Representasi Pengetahuan Pengetahuan hasil akuisisi yang akan digunakan untuk memproses data, direpresentasikan dalam bentuk aturan-aturan untuk kemudian di implementasikan dalam program komputer. Untuk kesesuaian lahan, terdapat 23 parameter yang akan menentukan kelas kesesuaian lahan, masing-masing parameter mempunyai aturan masing-masing (rule-based) seperti disajikan pada Lampiran 2. Aturanaturan tersebut pada pemetaan tingkat semi detail (skala 1: :50.000) dapat menghasilkan kesesuaian lahan sangat sesuai (S1), cukup sesuai (S2), sesuai marjinal (S3), dan tidak sesuai (N). Tingkat kesesuaian lahan sangat sesuai (S1) dicapai bila jumlah parameternya (JP) 80%, tingkat kesesuaian lahan cukup sesuai (S2) bila JP 60%, tingkat kesesuaian lahan sesuai marjinal(s3) bila JP 40%, tingkat kesesuaian lahan tidak sesuai (N) bila JP < 40%.

14 Proses Inferensi Inferensi dilakukan berdasarkan data aktual, yaitu data lahan yang dimasukan oleh pengguna. Berdasarkan aturan yang terdapat pada basis pengetahuan, data pengguna ini akan diproses dengan metode Bayes untuk menghasilkan rangking pemilihan lokasi, dan diproses dengan menggunakan Faktor Kepastian untuk menghasilkan kesimpulan kesesuaian lahan. Dalam implementasi, kenyakinan untuk aturan diberikan oleh pakar pada saat proses akuisisi, dan kenyakinan untuk fakta dimasukan oleh pemakai. Pemakai juga dapat menentukan batas minimum kenyakinan yang dianggap bermakna (Marimin, 2007). 6.4 Kompleksitas Sistem Kompleksitas sistem manajemen ahli ini dihitung berdasarkan kode program yang dieksekusi dan ketersediaan data aktual atau data pengganti pengguna sistem, sehingga dapat dikatakan kompleksitas waktunya adalah O(n). 6.5 Pembahasan Kasus Dari hasil simulasi biaya selama 5 (lima) tahun untuk pemilihan lahan diperoleh ranking teratas adalah lokasi Batutegi. Data 8 parameter/kegiatan yang simulasi disimulasikan adalah luas dan harga lahan, kondisi tanaman kopi saat sekarang yang berimbas pada biaya peremajaan/penanaman baru, perlakuan tanaman, biaya transportasi, biaya pembersihan rumput/gulma, biaya pemupukan, ongkos panen/pasca panen, dan hasil panen. Kedelapan parameter tersebut dalam perhitungannya disederhanakan menjadi 3 parameter yang diberi bobot masingmasing untuk perhitungan dengan metoda Bayes, yaitu pendapatan bersih, pendapatan kotor, dan total biaya. Pendapatan bersih adalah jumlah pendapatan kotor dikurangi dengan total biaya. Total biaya adalah total pengeluaran petani meliputi harga lahan, biaya persiapan lahan, biaya transport petani, biaya pembersihan rumput/gulma, ongkos panen/pasca panen, dan biaya pemupukan. Pendapatan kotor adalah jumlah hasil panen. Pembobotan dalam metode Bayes bersifat subyektif pakar, dalam perhitungan ini masing-masing parameter diberi bobot 30% untuk pendapatan bersih, 40% untuk pendapatan kotor, dan 30% untuk total biaya. Walaupun hasil dari perhitungan simulasi diperoleh Batutegi sebagai

15 47 pilihan pertama, namun petani mempunyai kriteria/parameter tambahan dalam memilih lokasi, yaitu kehadiran rekan petani sekampung/sedaerah yang dapat diajak kerja sama dalam memelihara kebun dan keamanan. Kesesuaian yang didapatkan untuk lokasi Batutegi adalah S1 atau sangat sesuai dengan karakteristik lahannya. Ini didapat dari hasil seleksi kesesuaian lahan dari 23 karakteristik/parameter kesesuaian lahan dengan masukan data survey semi permanen untuk wilayah Batutegi, yaitu suhu tahunan rata-rata, curah hujan tahunan rata-rata, jumlah bulan kering, kelembaban nisbi, drainase, tekstur tanah di permukaan, fraksi kasar, kedalaman tanah, ketebalan gambut, ketebalan gambut bila berlapis dengan bahan mineral/pengkayaan mineral, kematangan gambut, KTK liat, kejenuhan basa, ph H 2 O, C-Organik, salinitas, alkalinitas/esp, kedalaman sulfidik, lereng, tingkat bahaya erosi, banjir, batuan permukaan, dan singkapan batuan.

III METODOLOGI 3.1 Kerangka Model

III METODOLOGI 3.1 Kerangka Model III METODOLOGI 3.1 Kerangka Model Pengembangan budidaya kopi melibatkan banyak faktor yang memberikan hasil keluaran yang optimal dan mampu meningkatkan budidaya kopi secara keseluruhan. Faktor-faktor

Lebih terperinci

IV. PERANCANGAN 4.1 Kerangka Sistem Yang Dirancang

IV. PERANCANGAN 4.1 Kerangka Sistem Yang Dirancang 69 IV. PERANCANGAN 4.1 Kerangka Sistem Yang Dirancang Kerangka sistem yang dirancang ini dikembangkan dari kerangka pemikiran sistem pakar yang telah disebutkan pada bagian metodologi. Pada kerangka sistem

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 1. Data Jumlah Curah Hujan (milimeter) di Stasiun Onan Runggu Periode Tahun

LAMPIRAN. Lampiran 1. Data Jumlah Curah Hujan (milimeter) di Stasiun Onan Runggu Periode Tahun LAMPIRAN Lampiran 1. Data Jumlah Curah Hujan (milimeter) di Stasiun Onan Runggu Periode Tahun 20002009 Bln Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des THN 2000 47 99 147 114 65 19 56 64 220 32 225

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 1. Data Jumlah Curah Hujan (milimeter) di Stasiun Onan Runggu Periode Tahun

LAMPIRAN. Lampiran 1. Data Jumlah Curah Hujan (milimeter) di Stasiun Onan Runggu Periode Tahun LAMPIRAN Lampiran 1. Data Jumlah Curah Hujan (milimeter) di Stasiun Onan Runggu Periode Tahun 20002009 Bln Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des THN 2000 47 99 147 114 65 19 56 64 220 32 225

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Era globalisasi yang terjadi saat ini telah melahirkan tuntutan kehidupan yang semakin

I. PENDAHULUAN. Era globalisasi yang terjadi saat ini telah melahirkan tuntutan kehidupan yang semakin 1 I. PENDAHULUAN Latar Belakang Era globalisasi yang terjadi saat ini telah melahirkan tuntutan kehidupan yang semakin kompetitif bagi manusia, salah satunya dalam bidang pertanian. Penyusutan luas lahan

Lebih terperinci

Purwokerto 53182, Telp. (0281)

Purwokerto 53182, Telp. (0281) BAB IV METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian pengembangan yaitu mengembangkan dalam penentuan tingkat kesesuaian lahan untuk tanaman Jati menggunakan sistem

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN PROGRAM

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN PROGRAM 97 BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN PROGRAM Pada bab ini akan dilakukan implementasi dan pengujian terhadap sistem yang baru. Tahapan ini dilakukan setelah perancangan selesai dilakukan dan selanjutnya

Lebih terperinci

BAB V PENGUJIAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM. perangkat lunak. Pengujian dilakukan untuk menjamin kualitas dan juga

BAB V PENGUJIAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM. perangkat lunak. Pengujian dilakukan untuk menjamin kualitas dan juga BAB V PENGUJIAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM 5.1. Pengujian Pengujian merupakan bagian yang penting dalam siklus pembangunan perangkat lunak. Pengujian dilakukan untuk menjamin kualitas dan juga mengetahui

Lebih terperinci

Kesesuaian Lahan tanaman kopi di Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh

Kesesuaian Lahan tanaman kopi di Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh Kesesuaian Lahan tanaman kopi di Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh Rafika Yogi1 Mahasiswi semester 6 Prodi. Manajemen Produksi Pertanian, Jurusan Budidaya Tanaman Pangan, Politeknik Pertanian Negeri

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 1. Data Jumlah Curah Hujan (milimeter) di Stasiun Onan Runggu Periode Tahun

LAMPIRAN. Lampiran 1. Data Jumlah Curah Hujan (milimeter) di Stasiun Onan Runggu Periode Tahun LAMPIRAN Lampiran 1. Data Jumlah Curah Hujan (milimeter) di Stasiun Onan Runggu Periode Tahun 19982007 Bln Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des THN 1998 77 72 117 106 68 30 30 227 58 76 58 63

Lebih terperinci

Hasil Wawancara Sistem Manajemen Ahli Penentuan Lokasi dan Kesesuaian Lahan Budidaya Kopi di Provinsi Lampung

Hasil Wawancara Sistem Manajemen Ahli Penentuan Lokasi dan Kesesuaian Lahan Budidaya Kopi di Provinsi Lampung Lampiran 1. Hasil Wawancara Sistem Manajemen Ahli Penentuan Lokasi dan Kesesuaian Lahan Budidaya Kopi di Provinsi Lampung Bagian I: IDENTITAS PAKAR Nama : Dr. Kukuh Murtilaksono Pekerjaan : Ahli Tanah

Lebih terperinci

Karakteristik dan Kesesuaian Lahan Tanaman Cabai & Bawang Merah Dr. Dedi Nursyamsi

Karakteristik dan Kesesuaian Lahan Tanaman Cabai & Bawang Merah Dr. Dedi Nursyamsi Karakteristik dan Kesesuaian Lahan Tanaman Cabai & Bawang Merah Dr. Dedi Nursyamsi Kepala BB. Litbang Sumber Daya Lahan Pertanian Topik bahasan : KONSEP DASAR EVALUASI LAHAN SYARAT TUMBUH CABAI & BAWANG

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM. sudah ditentukan. Tujuan implementasi adalah untuk mengkonfirmasi modul program

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM. sudah ditentukan. Tujuan implementasi adalah untuk mengkonfirmasi modul program 111 BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM 5.1 Implementasi Implementasi sendiri dapat di artikan sebagai suatu penerapan penerapan dari seluruh rancangan yang sudah dibuat sebelumnya dengan aplikasi

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN. web, perancangan struktur data ke dalam database, pembuatan kode program dan

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN. web, perancangan struktur data ke dalam database, pembuatan kode program dan 86 BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 5.1 Implementasi Implementasi merupakan tahapan penerapan hasil perancangan yang prosesnya telah diuraikan sebelumnya. Implementasi yang dilakukan antara lain adalah

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN. web ini yang di lakukan secara online dengan webhosting. Tahapan ini dilakukan

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN. web ini yang di lakukan secara online dengan webhosting. Tahapan ini dilakukan BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 4.1 Implementasi Pada bab ini akan dilakukan implementasi dan pengujian terhadap aplikasi web ini yang di lakukan secara online dengan webhosting. Tahapan ini dilakukan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB 5. IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 5.1.Implementasi Sistem Setelah melakukan tahap analisis dan perancangan selesai dilakukan maka akan dilanjutkan pada tahapan implementasi dan pengujian sistem. Pada tahap

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN Pembuatan Sistem Pakar Diagnosa Gangguan Perkembangan Batita dibangun dengan halaman utama yang berbeda tiap penggunaannya. Pada sistem ini, yang dapat mengakses adalah

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM. Kelas Kriteria

PERANCANGAN SISTEM. Kelas Kriteria Kelas Kriteria Lahan S2 Unit lahan memiliki lebih dari 4 pembatas ringan, dan/atau memiliki tidak lebih dari 3 pembatas sedang S3 Unit lahan memiliki lebih dari 3 pembatas sedang, dan/atau 1 atau lebih

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM. menggunakan basis data MySQL. Aplikasi PHP dapat dijalankan pada Operating

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM. menggunakan basis data MySQL. Aplikasi PHP dapat dijalankan pada Operating BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM Implementasi sistem informasi akademik sekolah pada SMP Negeri 3 Rancaekek berbasis web dilakukan menggunakan bahasa pemograman PHP dengan menggunakan basis data

Lebih terperinci

8/19/2015 SENAWI SNHB-FKT-UGM

8/19/2015 SENAWI SNHB-FKT-UGM 1 PRINSIP ESL-KESESUAIAN LAHAN 1. Kesesuaian lahan dinilai berdasarkan macam/jenis penggunaan lahan tertentu. 2. Evaluasi lahan membutuhkan pembandingan antara keuntungan yang diperoleh dengan masukan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. yang mungkin dikembangkan (FAO, 1976). Vink, 1975 dalam Karim (1993)

TINJAUAN PUSTAKA. yang mungkin dikembangkan (FAO, 1976). Vink, 1975 dalam Karim (1993) TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Evaluasi Lahan Evaluasi lahan adalah proses penilaian penampilan atau keragaman lahan jika dipergunakan untuk tujuan tertentu, meliputi pelaksanaan dan interpretasi survei serta

Lebih terperinci

Lampiran 1. Peta/ luas areal statement kebun helvetia. Universitas Sumatera Utara

Lampiran 1. Peta/ luas areal statement kebun helvetia. Universitas Sumatera Utara Lampiran 1. Peta/ luas areal statement kebun helvetia Lampiran 2. Struktur organisasi Kebun Helvetia STRUKTUR ORGANISASI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II (PERSERO) KEBUN HELVETIA WILAYAH HELVETIA MANAGER Kadis

Lebih terperinci

Lampiran 1. Kriteria Kelas Kesesuaian Lahan Kelapa sawit

Lampiran 1. Kriteria Kelas Kesesuaian Lahan Kelapa sawit Lampiran 1. Kriteria Kelas Kesesuaian Lahan Kelapa sawit Persyaratan penggunaan lahan/ karakteristik lahan Temperatur (tc) Temperatur rerata ( C) 25-28 22 25 28 32 Kelas keesuaian lahan S1 S2 S3 N Ketersedian

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN. Implementasi merupakan tahap meletakkan sistem supaya siap untuk

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN. Implementasi merupakan tahap meletakkan sistem supaya siap untuk BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 5.1 Implementasi Implementasi merupakan tahap meletakkan sistem supaya siap untuk dioperasikan. Pada tahap ini akan dijelaskan mengenai sistem yang dirancang dan bagaimana

Lebih terperinci

Lampiran 1. Data curah hujan di desa Sipahutar, Kecamatan Sipahutar, Kabupaten Tapanuli Utara

Lampiran 1. Data curah hujan di desa Sipahutar, Kecamatan Sipahutar, Kabupaten Tapanuli Utara Lampiran 1. Data curah hujan di desa Sipahutar, Kecamatan Sipahutar, Kabupaten Tapanuli Utara Data curah hujan (mm) Tahun 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 Jan 237 131 163 79 152 162 208

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Pengambilan sampel tanah dilakukan di Lahan pesisir Pantai Desa Bandengan,

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Pengambilan sampel tanah dilakukan di Lahan pesisir Pantai Desa Bandengan, 12 III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai Januari sampai Maret 2017. Pengambilan sampel tanah dilakukan di Lahan pesisir Pantai Desa Bandengan, Kecamatan

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN. antarmuka, menu yang tersedia pada sistem, form-form masukan, analisis kinerja

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN. antarmuka, menu yang tersedia pada sistem, form-form masukan, analisis kinerja BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN Pada bab ini akan dibahas implementasi dari perancangan Sistem Informasi Geografis Pariwisata Pulau Bintan yang meliputi batasan implementasi, tampilan antarmuka, menu

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM. dioperasikan. Pada tahap ini akan dijelaskan mengenai sistem yang dirancang

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM. dioperasikan. Pada tahap ini akan dijelaskan mengenai sistem yang dirancang BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM 5.1. Implementasi Implementasi merupakan tahap meletakkan sistem supaya siap untuk dioperasikan. Pada tahap ini akan dijelaskan mengenai sistem yang dirancang dan

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM. dirancang dan dibangun, implementasi e-commerce perlengkapan kain sarung di

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM. dirancang dan dibangun, implementasi e-commerce perlengkapan kain sarung di BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM 5.1. Implementasi Tahap ini merupakan kelanjutan dari tahap perancangan sistem yang telah dirancang dan dibangun, implementasi e-commerce perlengkapan kain sarung

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai struktur rancangan desain penelitian disertai metode penelitian beserta alat dan bahan yang akan digunakan dalam mengerjakan tugas akhir.

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 4.1. Implementasi Perangkat Lunak dan Perangkat Keras Tahap implementasi adalah tahap dimana sistem informasi telah digunakan oleh pengguna. Sebelum benar-benar bisa digunakan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2012 sampai Januari 2013.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2012 sampai Januari 2013. III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2012 sampai Januari 2013. Penelitian dilaksanakan pada lahan pertanaman ubi kayu (Manihot esculenta

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Ubi Jalar (Ipomoea batatas L.) Tanaman ubi jalar tergolong famili Convolvulaceae suku Kangkungkangkungan,

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Ubi Jalar (Ipomoea batatas L.) Tanaman ubi jalar tergolong famili Convolvulaceae suku Kangkungkangkungan, II. TINJAUAN PUSTAKA A. Ubi Jalar (Ipomoea batatas L.) 1. Karakteristik Tanaman Ubi Jalar Tanaman ubi jalar tergolong famili Convolvulaceae suku Kangkungkangkungan, dan terdiri dari 400 species. Ubi jalar

Lebih terperinci

I. TINJAUAN PUSTAKA. bahan induk, relief/ topografi dan waktu. Tanah juga merupakan fenomena alam. pasir, debu dan lempung (Gunawan Budiyanto, 2014).

I. TINJAUAN PUSTAKA. bahan induk, relief/ topografi dan waktu. Tanah juga merupakan fenomena alam. pasir, debu dan lempung (Gunawan Budiyanto, 2014). I. TINJAUAN PUSTAKA A. Tanah dan Lahan Tanah merupakan sebuah bahan yang berada di permukaan bumi yang terbentuk melalui hasil interaksi anatara 5 faktor yaitu iklim, organisme/ vegetasi, bahan induk,

Lebih terperinci

4. BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. diusulkan perancangan sistem baru, dimana kinerja dari suatu sistem yang baru

4. BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. diusulkan perancangan sistem baru, dimana kinerja dari suatu sistem yang baru 4. BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1 Perancangan Sistem Perancangan sistem dilakukan apabila tahap dari analisis sistem telah selesai dilakukan. Berdasarkan pada hasil analisis sistem yang sedang

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 1. Kriteria Kesesuaian Lahan Tanaman Kentang (Solanum tuberosum L.)

LAMPIRAN. Lampiran 1. Kriteria Kesesuaian Lahan Tanaman Kentang (Solanum tuberosum L.) LAMPIRAN Lampiran 1. Kriteria Kesesuaian Lahan Tanaman Kentang (Solanum tuberosum L.) Persyaratan Penggunaan/Karakteristik Lahan Temperatur (tc) Temperatur ratarata ( 0 C) 1618 14 16 Ketersediaan Air (wa)

Lebih terperinci

Gambar 28. Diagram proses pencocokkan antara persyaratan tumbuh tanaman dengan karakteristik lahan

Gambar 28. Diagram proses pencocokkan antara persyaratan tumbuh tanaman dengan karakteristik lahan 50 III. METODOLOGI 3.1 Kerangka Pemikiran Krisis lahan produktif yang sering terjadi saat ini merupakan salah satu dampak yang timbul akibat pesatnya pertumbuhan penduduk dan pembangunan dalam berbagai

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015 sampai Maret 2016

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015 sampai Maret 2016 IV. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015 sampai Maret 2016 di Kebun Buah Mangunan Kecamatan Dlingo, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM 5.1. Implementasi Implementasi merupakan proses untuk melaksanakan ide, program atau seperangkat aktivitas baru dengan harapan orang lain dapat menerima dan melakukan

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. dan perangkat keras yang akan mendukung jalannya aplikasi. Perangkat lunak dan

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. dan perangkat keras yang akan mendukung jalannya aplikasi. Perangkat lunak dan BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Kebutuhan Sistem Untuk implementasi sistem ini ada beberapa spesifikasi perangkat lunak dan perangkat keras yang akan mendukung jalannya aplikasi. Perangkat lunak dan

Lebih terperinci

Kesesuaian Lahan Jagung Pada Tanah Mineral dipoliteknik Pertanian Negeri Payakumbuh

Kesesuaian Lahan Jagung Pada Tanah Mineral dipoliteknik Pertanian Negeri Payakumbuh KESESUAIAN LAHAN Jurnal Nasional Ecopedon JNEP Vol. 2 No.1 (2015) 020-024 http://www.perpustakaan.politanipyk.ac.id Kesesuaian Lahan Jagung Pada Tanah Mineral dipoliteknik Pertanian Negeri Payakumbuh Moratuah

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM IV.1. Implementasi Sistem Tahap implementasi sistem merupakan tahap untuk mengaplikasikan apa yang telah dirancang pada tahap perancangan sistem berdasarkan hasil

Lebih terperinci

KESESUAIAN LAHAN DI POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI PAYAKUMBUH UNTUK BUDIDAYA KEDELAI

KESESUAIAN LAHAN DI POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI PAYAKUMBUH UNTUK BUDIDAYA KEDELAI TOPIC KESESUIAN OF MANUSCRIPT LAHAN Jurnal Nasional Ecopedon JNEP Vol. 2. No.2 (2015) 17-21 http:www... KESESUAIAN LAHAN DI POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI PAYAKUMBUH UNTUK BUDIDAYA KEDELAI Puspita Handayani

Lebih terperinci

BAB V PENGUJIAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM. dimana sistem yang baru ini dapat dioperasikan secara menyeluruh. Implementasi

BAB V PENGUJIAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM. dimana sistem yang baru ini dapat dioperasikan secara menyeluruh. Implementasi 87 BAB V PENGUJIAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM 5.1. Pengujian Implementasi merupakan tahapan akhir dari proses penerapan sistem baru dimana sistem yang baru ini dapat dioperasikan secara menyeluruh. Implementasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teoritis Gambaran Umum Lahan Pertanian di Area Wisata Posong Desa Tlahap terletak di Kecamatan Kledung,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teoritis Gambaran Umum Lahan Pertanian di Area Wisata Posong Desa Tlahap terletak di Kecamatan Kledung, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Gambaran Umum Lahan Pertanian di Area Wisata Posong Desa Tlahap terletak di Kecamatan Kledung, Kabupaten Temanggung tepatnya pada koordinat 7 19 20.87-7

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI PENGUJIAN SISTEM

BAB V IMPLEMENTASI PENGUJIAN SISTEM 83 BAB V IMPLEMENTASI PENGUJIAN SISTEM 5.1. Implementasi Perangkat lunak sistem informasi pemesanan tiket yang dibangun dengan menggunakan bahasa pemrograman utama yaitu PHP, dengan menggunakan basis data

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN. construction. Pada tahap construction dilakukan implementasi yang merupakan

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN. construction. Pada tahap construction dilakukan implementasi yang merupakan BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 4.1 Tahapan Construction Setelah melewati tahapan inception dan elaboration selanjutnya tahapan construction. Pada tahap construction dilakukan implementasi yang merupakan

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 4.1. Implementasi Sistem Tahap implementasi dan pengujian sistem dilakukan setelah tahap analisis dan perancangan selesai dilakukan. Pada sub sub ini akan dijelaskan implementasi

Lebih terperinci

Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Kacang Tanah di Desa Sampuran, Kecamatan Ranto Baek, Kabupaten Mandailing Natal

Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Kacang Tanah di Desa Sampuran, Kecamatan Ranto Baek, Kabupaten Mandailing Natal KESESUAIAN LAHAN Jurnal Nasional Ecopedon JNEP Vol. 2 No.2 (2015) 001-004 http://www... Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Kacang Tanah di Desa Sampuran, Kecamatan Ranto Baek, Kabupaten Mandailing Natal Endang

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM. Implementasi waterfall sistem informasi penerimaan siswa online

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM. Implementasi waterfall sistem informasi penerimaan siswa online BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM 5.1 Implementasi Implementasi waterfall sistem informasi penerimaan siswa online dilakukan menggunakan bahasa dan lingkungan pemrograman PHP, dengan basis data yang

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. A. Kelapa Sawit(Elaeis guineensis) tanaman kelapa sawit diantaranya Divisi Embryophyta Siphonagama, Sub-devisio

TINJAUAN PUSTAKA. A. Kelapa Sawit(Elaeis guineensis) tanaman kelapa sawit diantaranya Divisi Embryophyta Siphonagama, Sub-devisio 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kelapa Sawit(Elaeis guineensis) Kelapa sawit (Elaeis guineensis) berasal dari Afrika dan Brazil. Di Brazil, tanaman ini tumbuh secara liar di tepi sungai. Klasifikasi dan pengenalan

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM Pada bab ini akan dilakukan implementasi dan pengujian terhadap sistem yang baru. Tahapan implementasi sistem (sistem implementation) merupakan tahap meletakan

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 4.1 Implementasi Setelah tahap analisa dan tahap perancangan sistem aplikasi, maka tahap selanjutnya merupakan tahap implementasi. Akan dibahas mengenai tahap implementasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan menggunakan pendekatan ekologi. Penelitian deskriptif kuantitatif dengan pendekatan ekologi

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN. akses. Tahapan yang dilakukan pada implementasi aplikasi DSS untuk Penerimaan

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN. akses. Tahapan yang dilakukan pada implementasi aplikasi DSS untuk Penerimaan 97 BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 5.1 Implementasi Tahap implementasi merupakan tahap konversi sistem sehingga siap untuk di akses. Tahapan yang dilakukan pada implementasi aplikasi DSS untuk Penerimaan

Lebih terperinci

Mela Febrianti * 1. Pendahuluan. Abstrak KESESUAIAN LAHAN

Mela Febrianti * 1. Pendahuluan. Abstrak KESESUAIAN LAHAN KESESUAIAN LAHAN Jurnal Nasional Ecopedon JNEP Vol. 2 No. 2 (2015) 038-042 http://www.perpustakaan politanipyk.ac.id. Kesesuaian Lahan Kopi, Sawit, Jagung, Kayu Manis, Kelapa, Tembakau, Kedelai, Kakao

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. Kerja Praktek yang penulis lakukan dilaksanakan pada tanggal 1

BAB III PEMBAHASAN. Kerja Praktek yang penulis lakukan dilaksanakan pada tanggal 1 BAB III PEMBAHASAN 3.1 Jadwal Kerja Praktek Kerja Praktek yang penulis lakukan dilaksanakan pada tanggal 1 Oktober 2009 sampai 31 Desember 2009 di STIKes Dharma Husada Bandung Selama hampir 2 bulan, penulis

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 4.1 Implementasi Sistem Dalam implementasi aplikasi system informasi monitoring proyek konstruksi berbasis web, program akan di-install pada server yang disediakan oleh

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Hasil Berikut adalah tampilan hasil dan pembahasan dari sistem informasi geografis lokasi kolam renang di kota Medan. 1. Halaman Menu Awal Tampilan pertama kali saat sistem

Lebih terperinci

Lampiran 1 : Data suhu udara di daerah Kebun Bekala Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang ( 0 C)

Lampiran 1 : Data suhu udara di daerah Kebun Bekala Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang ( 0 C) Lampiran 1 : Data suhu udara di daerah Kebun Bekala Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang ( 0 C) Bln/Thn 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 Total Rataan Jan 25.9 23.3 24.0 24.4 24.7

Lebih terperinci

TUGAS KULIAH SURVEI TANAH DAN EVALUASI LAHAN SETELAH UTS

TUGAS KULIAH SURVEI TANAH DAN EVALUASI LAHAN SETELAH UTS 2018 TUGAS KULIAH SURVEI TANAH DAN EVALUASI LAHAN SETELAH UTS Sudarto, Aditya Nugraha Putra & Yosi Andika Laboratorium Pedologi dan Sistem Informasi Sumberdaya Lahan (PSISDL) 9/4/2018 TUGAS SURVEI TANAH

Lebih terperinci

1 H a n d o u t T u g a s A k h i r J u r u s a n M a n a j e m e n I n f o r m a t i k a

1 H a n d o u t T u g a s A k h i r J u r u s a n M a n a j e m e n I n f o r m a t i k a Kode Outline : Web Programming Bentuk Outline Tugas Akhir Web Programming Lembar Judul Tugas Akhir Lembar Pernyataan Keaslian Tugas akhir Lembar Pernyataan Publikasi Karya Ilmiah Lembar Persetujuan dan

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Metodologi Penelitian Dalam pelaksanaan kerja praktek dilakukan pendekatan dengan cara peninjauan untuk masalah apa yang terdapat di dalam SMA Negeri 1 Pandaan. Peninjauan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. sistem yang sedang berjalan, dimana pada tahapan ini akan di gambarkan sebuah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. sistem yang sedang berjalan, dimana pada tahapan ini akan di gambarkan sebuah BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perancangan Aplikasi Perancangan sistem merupakan tahapan lanjutan dari tahapan analisis sistem yang sedang berjalan, dimana pada tahapan ini akan di gambarkan sebuah perencanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tertentu. Kesesuian lahan tersebut dapat dinilai untuk kondisi saat ini (kesesuaian

BAB I PENDAHULUAN. tertentu. Kesesuian lahan tersebut dapat dinilai untuk kondisi saat ini (kesesuaian BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kesesuaian lahan adalah tingkat kecocokan sebidang lahan untuk pengguna tertentu. Kesesuian lahan tersebut dapat dinilai untuk kondisi saat ini (kesesuaian lahan aktual)

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian akan dilaksanakan pada Desember 2015 - Februari 2016. Dilaksanakan pada : 1) Lahan pertanian di sekitar

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM Bab VI Implementasi dan an Sistem BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM 5.1 Implementasi Tahap implementasi sistem merupakan tahap penterjemahan perancangan berdasarkan hasil analisis ke dalam suatu

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Prosedur Penelitian dan Parameter Pengamatan

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Prosedur Penelitian dan Parameter Pengamatan 17 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilakukan di beberapa lokasi daerah sebaran duku di Propinsi Jambi, di 8 (delapan) kabupaten yaitu Kabupaten Muaro Jambi, Kabupaten Batanghari, Kabupaten

Lebih terperinci

BAB II ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB II ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB II ANALISIS DAN PERANCANGAN 2.1 Analisis Kebutuhan dari Sistem Komponen-komponen yang diperlukan untuk menganalisis kebutuhan dari objek yang dibangun antara lain sistem pendukung, pengguna (user)

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM. Implementasi prototype sistem informasi Furniture Jepara Putri dilakukan

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM. Implementasi prototype sistem informasi Furniture Jepara Putri dilakukan BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM 5.1 Inplementasi Implementasi prototype sistem informasi Furniture Jepara Putri dilakukan menggunakan bahasa dan lingkungan pemrograman PHP, dengan basis data yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Jurusan Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Jurusan Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Jurusan Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung. Waktu penelitian dilakukan

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN. (Studi kasus Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi sub Kepegawaian dan Umum) ada

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN. (Studi kasus Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi sub Kepegawaian dan Umum) ada BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 5.1. Lingkungan Implementasi Dalam tahap implementasi sistem ini merupakan tahap meletakkan sistem supaya dapat siap untuk dioperasikan. Dalam implementasi Sistem Aplikasi

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM. Implementasi website pada Perusahaan First Forex

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM. Implementasi website pada Perusahaan First Forex BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM 5.1 Implementasi Implementasi website pada Perusahaan First Forex berbasis Web dilakukan menggunakan bahasa dan lingkungan pemrograman PHP, dengan Database yang

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia tercatat sebagai negara produsen kopi terbesar ketiga setelah Brazil dan Kolumbia. Kopi Indonesia sebagian besar dihasilkan dari daerah segitiga emas kopi, yaitu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah mengungkap bagaimana suatu penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah mengungkap bagaimana suatu penelitian 59 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah mengungkap bagaimana suatu penelitian dilakukan yaitu dengan alat apa dan bagaimana suatu penelitian dilaksanakan (Nazsir 1988:52).

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM. perancangan sistem agar siap untuk dioperasikan. Implementasi Sistem

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM. perancangan sistem agar siap untuk dioperasikan. Implementasi Sistem 80 BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM 5.1 Implementasi Implementasi sistem adalah tahap penerapan sistem yang akan dilakukan jika sistem disetujui termasuk program yang telah dibuat pada tahap perancangan

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 4.1. Implementasi Tahap implementasi dilaksanakan setelah tahap perancangan sistem. Tahap implementasi merupakan tahap meletakkan sistem agar siap untuk dioperasikan dan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. A. Lahan Pasir Pantai. hubungannya dengan tanah dan pembentukkannya.

TINJAUAN PUSTAKA. A. Lahan Pasir Pantai. hubungannya dengan tanah dan pembentukkannya. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Lahan Pasir Pantai Lahan adalah bagian daratan dari permukaan bumi sebagai lingkungan fisik yang meliputi tanah beserta faktor yang mempengaruhi penggunaannya seperti iklim relief/topografi,

Lebih terperinci

SISTEM PAKAR PENENTUAN KESESUAIAN LAHAN UNTUK PEMILIHAN WILAYAH BUDIDAYA KOMODITAS PERTANIAN (STUDI KASUS: KECAMATAN KLARI, KARAWANG, JAWA BARAT)

SISTEM PAKAR PENENTUAN KESESUAIAN LAHAN UNTUK PEMILIHAN WILAYAH BUDIDAYA KOMODITAS PERTANIAN (STUDI KASUS: KECAMATAN KLARI, KARAWANG, JAWA BARAT) SISTEM PAKAR PENENTUAN KESESUAIAN LAHAN UNTUK PEMILIHAN WILAYAH BUDIDAYA KOMODITAS PERTANIAN (STUDI KASUS: KECAMATAN KLARI, KARAWANG, JAWA BARAT) Oleh BUDI HARDIYANTO F14101112 2006 DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB V PENGUJIAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM. mengetahui kelemahan dari perangkat lunak. Tujuan dari pengujian adalah untuk

BAB V PENGUJIAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM. mengetahui kelemahan dari perangkat lunak. Tujuan dari pengujian adalah untuk 100 BAB V PENGUJIAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM 5.1 Pengujian Pengujian merupakan bagian yang penting dalam siklus pembangunan perangkat lunak. Pengujian dilakukan untuk menjamin kualitas dan juga mengetahui

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM Pada bab ini akan dilakukan implementasi dan pengujian terhadap aplikasi clustering yang telah dibangun. Tahapan ini dilakukan setelah analisis dan perancangan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA A.

II. TINJAUAN PUSTAKA A. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tanaman Durian 1. Karakteristik tanaman durian Durian (Durio zibethinus Murr.) merupakan salah satu tanaman hasil perkebunan yang telah lama dikenal oleh masyarakat yang pada umumnya

Lebih terperinci

1BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan produsen kelapa sawit terbesar di dunia. Sebanyak 85% perdagangan kelapa sawit dikuasai oleh Indonesia dan Malaysia. Kelapa sawit dikembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tempat Pemakaman Umum biasa disingkat TPU merupakan kawasan. tempat pemakaman yang biasanya dikuasai oleh pemerintah daerah dan

BAB I PENDAHULUAN. Tempat Pemakaman Umum biasa disingkat TPU merupakan kawasan. tempat pemakaman yang biasanya dikuasai oleh pemerintah daerah dan BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Tempat Pemakaman Umum biasa disingkat TPU merupakan kawasan tempat pemakaman yang biasanya dikuasai oleh pemerintah daerah dan disediakan untuk masyarakat umum yang

Lebih terperinci

Kesesuaian Lahan Kayu Manis di Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh

Kesesuaian Lahan Kayu Manis di Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh KESESUAIAN LAHAN Jurnal Nasional Ecopedon JNEP Vol. 2 No.1 (2015) 038-042 http://www.perpustakaan politanipyk.ac.id. Kesesuaian Lahan Kayu Manis di Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh Adeha Suryani1

Lebih terperinci

Evaluasi Lahan. proses perencanaan penggunaan lahan (land use planning). Evaluasi lahan

Evaluasi Lahan. proses perencanaan penggunaan lahan (land use planning). Evaluasi lahan Evaluasi Lahan Evaluasi lahan merupakan salah satu komponen yang penting dalam proses perencanaan penggunaan lahan (land use planning). Evaluasi lahan merupakan proses penilaian atau keragaab lahan jika

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 1. Data Jumlah Curah Hujan (milimeter) di Stasiun Salak BM Periode Tahun

LAMPIRAN. Lampiran 1. Data Jumlah Curah Hujan (milimeter) di Stasiun Salak BM Periode Tahun LMPIRN Lampiran 1. Data Jumlah Curah Hujan (milimeter) di Stasiun Salak BM Periode Tahun 20012010 Bln Jan Feb Mar pr Mei Jun Jul gs Sep Okt Nov Des THN 2001 226 168 277 200 103 117 258 223 532 283 369

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI SISTEM

BAB IV IMPLEMENTASI SISTEM 60 BAB IV IMPLEMENTASI SISTEM IV.1. Tampilan Antarmuka IV.1.1 Tampilan Menu a. Halaman Beranda Halaman beranda merupakan halaman awal saat aplikasi dijalankan. Bentuk Halaman beranda dapat dilihat pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pesat terutama pada dunia komputer memberikan kita wawasan yang luas

BAB I PENDAHULUAN. pesat terutama pada dunia komputer memberikan kita wawasan yang luas BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Seiring perkembangan teknologi dan informasi yang semakin cepat dan pesat terutama pada dunia komputer memberikan kita wawasan yang luas sehingga kita dapat memperoleh

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGEMBANGAN SISTEM. sistem dan dapat dipandang sebagai suatu usaha untuk mewujudkan sistem yang

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGEMBANGAN SISTEM. sistem dan dapat dipandang sebagai suatu usaha untuk mewujudkan sistem yang 123 BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGEMBANGAN SISTEM Tahapan implementasi merupakan kelanjutan dari kegiatan rancangan sistem dan dapat dipandang sebagai suatu usaha untuk mewujudkan sistem yang telah dirancang.

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 4.1 Pengertian Implementasi Sistem Setelah sistem selesai dianalisis dan dirancang secara rinci dan teknologi telah diseleksi dan dipilih, saatnya sistem untuk diimplementasikan.

Lebih terperinci

Kesesuaian Lahan Tanaman Kelapa di Lahan Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh

Kesesuaian Lahan Tanaman Kelapa di Lahan Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh KESESUAIAN LAHAN Kesesuaian Lahan Tanaman Kelapa di Lahan Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh Fitriawati Sandri* Mahasiswi semester 6 Prodi. Manajemen Produksi Pertanian, Jurusan Budidaya Tanaman Pangan,

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 4.1 Implementasi Sistem Tahap implementasi dan pengujian sistem, dilakukan setelah tahap analisa dan perancangan selesai dilakukan. Pada bab ini akan dijelaskan implementasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi informasi dan didistribusikan untuk pemakai. apapun seiring dengan perkembangan teknologi. Semakin tingginya wawasan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi informasi dan didistribusikan untuk pemakai. apapun seiring dengan perkembangan teknologi. Semakin tingginya wawasan BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Sistem Informasi Geografis merupakan suatu sistem komputer yang memiliki kemampuan untuk menyimpan, mengolah dan menampilkan informasi bereferensi geografis, misalnya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam 39 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitian, data yang dikumpulkan bisa berupa data primer maupun

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM 5.1 Pengujian BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM Pengujian merupakan bagian yang penting dalam siklus pembangunan perangkat lunak.tujuan dari pengujian adalah untuk menjamin perangkat lunak yang dibangun

Lebih terperinci

SISTEM MANAJEMEN AHLI PENENTUAN LOKASI DAN KESESUAIAN LAHAN BUDIDAYA KOPI DI PROVINSI LAMPUNG

SISTEM MANAJEMEN AHLI PENENTUAN LOKASI DAN KESESUAIAN LAHAN BUDIDAYA KOPI DI PROVINSI LAMPUNG SISTEM MANAJEMEN AHLI PENENTUAN LOKASI DAN KESESUAIAN LAHAN BUDIDAYA KOPI DI PROVINSI LAMPUNG IRWAN ADI PRIBADI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011 SURAT PERNYATAAN Saya menyatakan

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM BAB 4 IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM 4.1 Implementasi Sistem Tahap implementasi sistem merupakan tahap pembangunan perangkat lunak, tahap lanjut dari tahap perancangan sistem. Tahap yang dilakukan untuk

Lebih terperinci

Gambar 7. Tahapan Proses penelitian

Gambar 7. Tahapan Proses penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Alur Penelitian Secara umum, metode penelitian yang digunakan tersusun dalam suatu diagram alur penelitian yang dapat disajikan Gambar 7. Diagram alur tersebut memperlihatkan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Spesifikasi System Spesifikasi system database yang digunakan untuk aplikasi ini terbagi menjadi perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software) dan Jaringan. 4.1.1

Lebih terperinci