BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Diskripsi Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Ngimbrang Kecamatan Bulu Kabupaten Temanggung. SD Negeri Ngimbrang merupakan Sekolah Dasar Inti berstandar Nasional yang tergabung dalam satu gugus dan terdiri dari 6 sekolah dasar negeri lain sebagai imbas. SD Negeri Ngimbrang terletak di Desa Ngimbrang, berada di jalur lintas kecamatan yakni Kecamatan Kedu dan Kecamatan Bulu. SD Negeri Ngimbrang berdiri pada Tahun Sebelum tahun 2007 di Desa Ngimbrang terdapat 2 sekolah saling berdekatan yaitu SDN Ngimbrang 1 dan SDN Ngimbrang 2, pada tanggal 8 Agustus tahun 2007 di regroup menjadi 1 sekolah yakni SDN Ngimbrang yang pada awalnya adalah SD Negeri Ngimbrang 1. Dari tahun ke tahun SDN Ngimbrang mengalami perkembangan cukup pesat, hal itu dibuktikan dengan keberhasilan sekolah meraih berbagai macam prestasi akademik dan non akademik yang cukup membanggakan. Letak yang cukup strategis di lintas antar kecamatan dan berada di tengah desa mendukung SD Negeri Ngimbrang memiliki siswa yang beragam dari 57

2 berbagai kalangan masyarakat. Gambaran mengenai objek penelitian tentang strategi dan implementasi MBS tidak terlepas dari keberadaan stakeholders yang ada di sekolah yang meliputi kepala sekolah, guru, dan komite sekolah. Tiga unsur tersebut merupakan kunci pokok peningkatan mutu di sekolah. SD Negeri Ngimbrang memiliki visi, misi, dan tujuan yang tertuang dalam dokumen sekolah, yaitu sebagai berikut: VISI : Mumpuni dan Berbudi MISI : (1) Meningkatkan efektivitas proses belajar mengajar, (2) Memperluas wawasan ilmu pengetahuan, (3) Membudayakan budaya santun dan berbudi pekerti mulia TUJUAN : Mewujudkan lingkungan belajar yang kondusif sebagai media pembinaan dan penyiapan generasi yang tangguh dan tanggap terhadap perkembangan jaman serta mampu menjaga jati diri sebagai bangsa yang berbudaya, santun, dan berbudi Era globalisasi saat ini menuntut pendidikan terus berkembang, maka dengan Visi Mumpuni dan Berbudi Sekolah Dasar Negeri Ngimbrang diharapkan dapat menyesuaikan perubahan yang terjadi sehingga dapat mendukung program kegiatan di sekolah dalam rangka mencapai mutu sekolah. Selain hal tersebut di atas Mumpuni dan Berbudi juga mengandung harapan bahwa lulusan siswa yang telah dibekali berbagai macam keterampilan di sekolah dapat mengembangkan kompetensi sesuai tingkat perkembangannya, dapat menyelesaikan permasalahan yang dihadapi, dan mampu menempatkan diri sesuai dengan kondisi lingkungan yang ada. 58

3 Gambaran singkat profil SDN Ngimbrang mengenai jumlah siswa dan rombongan belajar dapat dilihat pada Tabel 4.1. Tabel 4.1 Jumlah dan Rombel SDN Ngimbrang Tahun 2013/2014 Kelas Jumlah Siswa Jumlah Rombel Laki-laki Perempuan Jumlah I II III IV V IV Jumlah Data: TU SD Negeri Ngimbrang Berdasarkan Tabel 4.1 dapat didiskripsikan bahwa dari seluruh kelas terdapat perbedaan signifykan pada kelas III, yakni terdiri dari 2 rombongan belajar dengan jumlah 43 siswa. Sementara total jumlah siswa terdiri dari 115 siswa laki-laki dan 88 siswa perempuan. Jumlah siswa tersebut merupakan input dan menjadi aset bagi sekolah untuk dikelola sehingga menjadi siswa berprestasi baik di bidang akademik maupun non akademik. Untuk memperoleh prestasi, siswa dibantu guru dan sekaligus sebagai pelatih sesuai tugas dan kompetensi yang dimiliki. Faktor lain yang sangat menentukan dalam mencapai keberhasilan pendidikan dan pembentukan 59

4 kepribadian siswa adalah guru. SDN Ngimbrang memiliki 7 rombongan belajar yang diampu oleh 7 orang guru kelas, 3 orang guru mata pelajaran, dan kepala sekolah yang mengampu 6 jam kegiatan pembelajaran untuk mata pelajaran dan kelas tertentu. Jumlah tenaga pendidik PNS SDN Ngimbrang adalah 7 orang, selebihnya merupakan tenaga wiyata bakti. Tenaga wiyata bakti sangat dibutuhkan mengingat rata-rata sekolah di Kabupaten Temanggung pada saat ini mengalami kekurangan guru PNS sehingga untuk memenuhi kebutuhan PTK sekolah menerima tenaga wiyata bakti. Data kualifikasi PTK di SD Negeri Ngimbrang seperti dipaparkan pada Tabel 4.2. Tabel 4.2 Data Kualifikasi PTK SDN Ngimbrang Tahun 2013/2014 No Status Guru Tingkatan Pendidikan D2 D3 S1 1 Guru PNS Guru Non PNS Jumlah Sumber Data: TU SD Negeri Ngimbrang Data pada Tabel 4.2 tersebut di atas dapat dideskripsikan bahwa di SDN Ngimbrang terdapat 11 orang PTK yang terdiri dari 2 orang guru laki-laki dan 9 orang guru perempuan, 6 orang guru PNS berkualifikasi pendidikan S-1, dan 3 orang guru lain masih 60

5 dalam proses menyelesaikan pendidikan jenjang S-1 kependidikan. Tenaga lain di SDN Ngimbrang adalah 1 orang penjaga berstatus wiyata bakti dan tenaga lepas. Kesemuanya mempunyai peran penting dan tanggung jawab terhadap tugas yang diemban dalam rangka peningkatan mutu sekolah. Pembagian tugas dalam struktur organisasi sekolah seperti dipaparkan pada Gambar 4.1. KEPALA SEKOLAH KOMITE Gr. KLS I Gr. KL II Gr. Kl III Gr. KL IV Gr. KLV Gr Kl VI Gr. KLS VI Gr. KLS VI Gr. OR Gr. Agama Gr. B. INGGRIS PENJAGA SEKOLAH Sumber Data: TU SDN Ngimbrang Gambar 4.1 Stuktur Organisasi Sekolah SDN Ngimbrang Th. 2013/

6 Berdasarkan Gambar 4.1 dapat dideskripsikan bahwa kepala sekolah sebagai pimpinan organisasi sekolah mempunyai tanggung jawab secara langsung terhadap guru kelas. Sedangkan komite sekolah sebagai mitra kerja sekolah memiliki tanggung jawab besar berkaitan dengan pelaksanaan program sekolah yang telah disusun. Komite bersama-sama kepala sekolah bekerja bersama dalam rangka meningkatkan mutu sekolah sesuai standar nasional pendidikan melalui musyawarah untuk menentukan kegiatan yang dilaksanakan. Hasil pengamatan dan telaah dokumen yang telah dilakukan menunjukkan bahwa SDN Ngimbrang memilliki sarana seperti pada Tabel

7 Tabel 4.3 Sarana SDN Ngimbrang Tahun Pelajaran 2013/2014 No Jenis Ruangan Jumlah Ukuran 1. Ruang Kelas 8 7 x 6 2. Ruang Kepala Sekolah 1 3 x 5 3. Ruang Guru 1 8 x 6 4. Ruang Tamu 1 3 x 4 5. Ruang IT 1 8 x 6 6. Ruang Gugus 1 4 x 6 7. Ruang Komite Sekolah 1 5 x 6 8. Ruang UKS 1 4 x 6 9. Ruang Alat Peraga 1 3 x 6 No Jenis Ruangan Jumlah Ukuran 10. Kantin siswa 1 4 x KM/WC guru 1 3 x KM/WC siswa 8 3 x Mushola 1 7 x Tempat wudlu 2 3 x Dapur 1 3 x Gudang 1 3 x Kolam ikan 2 2 x 4; 1 x Bak Lompat 1 3 x Tempat Cuci tangan 7 1 x 1 Sumber Data: SDN Ngimbrang Berdasarkan data dokumentasi dan pengamatan terhadap fasilitas sarana SDN Ngimbrang seperti tercantum pada Tabel 4.3, diketahui bahwa SDN Ngimbrang memiliki prasarana memadai dan fasilitas tersebut dalam kondisi baik dengan tingkat kerusakan lebih kecil dari 6% (< 6%). Namun untuk fasilitas luas tempat bermain siswa masih kurang. Hal tersebut 63

8 dikarenakan standar perbandingan untuk tempat bermain siswa adalah setiap siswa hendaknya memiliki tempat bermain seluas 2 x 2 m 2. SDN Ngimbrang juga memiliki sarana pembelajaran yang meliputi 2 TV color, 2 LCD, 2 Laptop, 2 DVD Player, 3 Komputer, 1 perangkat sound system lengkap, 1 perangkat Rebana lengkap, tape recorder, seruling, pianika, organ, dan matras. Sarana tersebut dalam kondisi baik dan sering digunakan untuk menunjang KBM dan kegiatan lomba. Selebihnya terdapat pula alat peraga pembelajaran seperti peta, KIT IPA, globe, tiruan organ tubuh manusia. Namun untuk kelengkapan alat bantu kegiatan belajar tersebut kondisinya kurang memadahi. 4.2 Strategi Peningkatan Mutu melalui MBS Pelaksanaan pendidikan membutuhkan strategi sebagai langkah untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Strategi peningkatan mutu pendidikan dilaksanakan di sekolah dengan melibatkan berbagai unsur penting di dalamya, yakni kepala sekolah, guru, dan komite sekolah. MBS sebagai suatu model implementasi kebijakan desentralisasi pendidikan merupakan suatu konsep inovatif, yang bukan hanya dikaji sebagai wacana baru dalam pengelolaan pendidikan namun harus dilaksanakan sesuai standar mutu yang ditetapkan oleh pemerintah dan melalui komunikasi berbagai arah 64

9 sehingga dapat mencapai tujuan yang diharapkan yakni peningkatan kualitas pendidikan. Strategi peningkatan mutu melalui MBS dilaksanakan dengan menekankan segi efektifitas dan efisiensi. Penekanan efektivitas dilihat dari perencanaan dengan perbandingan hasil yang dicapai. Sedangkan efisiensi diterapkan pada perencanaan dan pelaksanaan program sekolah yang dikaitkan dengan anggaran yang digunakan. Dalam rangka peningkatan mutu berlandaskan efisiensi dan efektivitas di SDN Ngimbrang dilakukan peningkatan pemberdayaan potensi yang ada di lingkungan sekolah SDN Ngimbrang dengan melaksanakan berbagai macam upaya, yakni pemberdayaan peran kepala sekolah, guru, dan komite sekolah. Manajemen Berbasis Sekolah merupakan model manajemen yang digunakan di SDN Ngimbrang dalam rangka meningkatkan mutu sekolah, meliputi perencanaan program, pelaksanaan program, evaluasi dan tindak lanjut. Perencanaan program dibuktikan dengan adanya struktur organisasi sekolah; struktur organisasi tim sukses; EVADIR; Analisis SWOT; RKAS; program tahunan, jangka pendek, menengah, dan jangka panjang; kurikulum dan perangkat kurikulum. Pelaksanaan program dibuktikan adanya kegiatan KBM yang berlangsung, kegiatan ekstrakurikuler, kegiatan lomba akademik dan non akademik. Sedangkan tindakan evaluasi dan tindak lanjut dilakukan 65

10 oleh stakeholders yang ada di SDN Ngimbrang dengan mengedepankan sikap profesionalisme, partisipasi, dan penekanan peranserta. SDN Ngimbrang berada di lingkungan masyarakat peduli pendidikan, sehingga sangat membantu sekolah dalam mendapatkan bantuan dana untuk membantu operasional sekolah walaupun tidak mencapai 100%. Kepedulian masyarakat merupakan salah satu bukti bahwa SDN Ngimbrang mendapatkan kepercayaan masyarakat sekitar untuk menyelenggarakan pendidikan bermutu. Penyelenggaraan pendidikan di SDN Ngimbrang dalam meningkatkan mutu menggunakan strategi yang dipandang tepat dan memenuhi sasaran yakni pemberdayaan peran stakeholder yang meliputi kepala sekolah, guru, dan komite sekolah. Kepala sekolah sebagai pengelola manajemen, pelaksana EMASLIM, dan pengambil keputusan. Guru sebagai pelaksana kegiatan pembelajaran yang mengacu pada pembelajaran berbasis PAKEM. Komite sekolah sebagai evaluator, mediator, dan mitra kerja kepala sekolah. Kepala Sekolah membagi tugas kepada guru secara adil dengan mempertimbangkan berbagai hal untuk menentukan tugas yang diberikan sesuai dengan kompetensi yang dimiliki. Selain hal tersebut dalam pembagian tugas disesuaikan dengan kwalifikasi pendidikan. MBS sebagai model manajemen mutu menuntut akuntabilitas dalam pelaksanaan dan pengelolaan program sehingga sangat bergantung pada kompetensi 66

11 masing-masing pelaksana program. Dalam rangka meningkatkan mutu sekolah dibutuhkan inovasi, kreasi, komunikasi, kerjasama, dan peran serta stakeholders yang ada sehingga muncul interaksi positif yang mendukung tercapainya tujuan. 4.3 Peran Stakeholder dalam Peningkatan Mutu di Sekolah Banyak srtategi dilaksanakan untuk mencapai mutu pendidikan di sekolah, salah satunya adalah dengan mengimplementasikan MBS. Pelaksanaan MBS di sekolah menunjukkan hasil berbeda antara sekolah satu dengan sekolah yang lainnya, antara sekolah di daerah satu dengan sekolah di daerah yang lain. Hal tersebut terjadi karena adanya perbedaan penekanan, SDM di sekolah, dan kondisi lingkungan sekolah yang tidak sama. Dalam rangka melaksanakan strategi peningkatan mutu melalui MBS di SDN Ngimbrang menekankan pada peran serta stakeholder di sekolah, yakni: peranserta kepala sekolah sebagai pelaksana EMASLIM; peranserta guru sebagai pengembang kurikulum dan sebagai pelaksana KBM berbasis PAKEM; dan peran serta komite sekolah dengan penekanan pada tugas dan fungsi komite sekolah. 67

12 4.3.1 Peranserta Kepala Sekolah Dalam konsep MBS kepala sekolah dituntut memiliki tanggung jawab yang besar, baik kepada orang tua siswa, masyarakat sekitar, maupun terhadap pemerintah. Oleh karenanya kepala sekolah SDN Ngimbrang dalam melaksanakan tugas dan fungsinya berpedoman pada tugas sebagai EMASLIM, yakni Edukator, Manajer, Administrator, Supervisor, Leader, Inovator, dan Motivator. Edukator, kepala Sekolah memiliki tugas mengajar dengan ketentuan untuk Kepala Sekolah Dasar wajib melaksanakan kegiatan pembelajaran enam jam kegiatan pembelajaran. Lebih jauh tugas kepala sekolah sebagai edukator bahwa kepala sekolah memberikan pembelajaran tidak hanya kepada siswa namun kepada seluruh warga sekolah. Tugas sebagai manajer dilaksanakan kepala sekolah dalam menyelenggarakan organisasi sekolah dengan mengatur seluruh kegiatan di sekolah, mengambil keputusan, dan mencari celah untuk mengembangkan potensi yang dimiliki sekolah. Administrator, merupakan tugas kepala sekolah dalam pengadministrasian, membukukan, dan melaporkan pembukuan sebagai bukti adanya pengelolaan manajemen sekolah. Sebagai supervisor Kepala sekolah melakukan supervise terhadap guru dalam kaitannya dengan KBM berbasis PAKEM. Leader oleh kepala sekolah dimaksudkan sebagai pemimpin, 68

13 memberi teladan, menunjukkan kelebihan dan kekurangan sebagai wujud tanggungjawab kepala sekolah terhadap warga sekolah. Sikap inovasi harus dimiliki Kepala sekolah dalam pengelolaan manajemen sekolah untuk peningkatan mutu sekolah, ide cemerlang diharapkan akan dapat merubah wajah sekolah sebagai tempat edukasi yang menyenangkan. Sikap memotivasi oleh kepala sekolah terhadap guru, siswa, dan komite sekolah dilaksanakan untuk memberikan dukungan moril agar mampu melaksanakan tugas secara maksimal. Kepala sekolah SDN Ngimbrang mempunyai tugas dan wewenang yang dilaksanakan di sekolah. Selain melaksanakan KBM, kepala sekolah bersama guru dan komite sekolah melakukan evaluasi diri sekolah, menyusun program, melaksanakan program, melakukan monitoring dan evaluasi melalui kegiatan supervisi dan pengamatan untuk mengetahui sejauh mana program terlaksana/tercapai, melakukan tindak lanjut hasil evaluasi, dan melakukan pembiasaan yang harus dilakukan oleh seluruh warga sekolah, serta melaporkan hasil sebagai bukti terlaksananya program dan capaian program. Rencana program disusun pada awal tahun pelajaran dengan melibatkan guru dan komite sekolah berdasarkan hasil evaluasi tahun sebelumnya. Kepala sekolah bersama guru dan komite sekolah menyusun Rencana Kegiatan dan Rencana Anggaran yang akan 69

14 dilaksanakan selama rentang waktu satu tahun ke depan. Kepala sekolah SDN Ngimbrang sebagai pengelola dan pelaksana manajemen sekolah dalam melaksanakan tugas kesehariannya menyesuaikan dengan program yang telah disusun bersama. Hal tersebut sebagai antisipasi apabila terdapat kegiatan yang tidak sesuai dengan rencana awal, melakukan monitoring setiap kegiatan berlangsung, dan melakukan evaluasi kegiatan setelah selesai dilaksanakan. Hal tersebut dilakukan untuk menunjang prinsip efektif dan efisien. Kepala sekolah SDN Nimbrang dalam melaksanakan MBS juga menerapkan pembiasaan yang harus diikuti oleh seluruh warga sekolah. Hal tersebut untuk melatih warga sekolah bersikap tanggung jawab dan memiliki karakter yang baik. Sesuai dengan yang disampaikan oleh kepala sekolah, bahwa seluruh warga sekolah di SDN Ngimbrang wajib mentaati aturan yang telah disepakati bersama antara kepala sekolah, guru, penjaga, siswa, bahkan wali siswa. Hal tersebut menjadikan warga sekolah sama-sama memiliki tanggung jawab untuk senantiasa meningkatkan diri menjadi lebih baik dan berkarakter. Sebagai sekolah berstandar nasional, SDN Ngimbrang senantiasa siap menjadi tujuan dalam rangka study fisit atau study banding oleh sekolah lain di lingkungan Kabupaten Temanggung. Untuk men- 70

15 dukung lancarnya setiap kegiatan kepala sekolah membagi tugas dengan memberdayakan seluruh stakeholder yang ada di sekolah. Pembagian tugas guru yang tertuang pada struktur organisasi sekolah sesuai bidang masing-masing tampak pada struktur tim sukses kegiatan siswa yang dipaparkan pada Gambar 4.2 di bawah ini. Kepala Sekolah- Koordinator Guru -Volly ball, atletik, sepak takraw Guru - Bulu tangkis, bola, catur Guru agama, pkn,,ips Guru Mat, Bhs. Indonesia, IPA Guru- B. Jawa, Macapat Guru Kerajinan tangan dan kesenian Sumber Data: TU SDN Ngimbrang Gambar 4.2 Struktur Tim Sukses Lomba Kegiatan Siswa SDN Ngimbrang Th 2013/2014 Gambar di atas dapat dideskripsikan bahwa sebagai penanggung jawab semua kegiatan sekolah adalah kepala sekolah, sedangkan pelaksa- 71

16 naan kegiatan dan pendampingan dibantu oleh beberapa koordinator kelompok mapel. Masing-masing mendapat tugas untuk membimbing dan melatih siswa dengan penuh tanggungjawab sehingga siswa memperoleh kejuaraan. Bedasarkan hasil wawancara dengan ketua komite sekolah SDN Ngimbrang diperoleh informasi, bahwa: (1) kepala sekolah dalam melaksanakan tugas terlebih dahulu mengadakan komunikasi dengan guru dan komite sekolah melalui rapat sekolah; (2) membagi tugas sesuai dengan kompetensi yang dimiliki masingmasing guru; (3) menyusun program awal tahun melibatkan seluruh guru dan komite sekolah; (4) melakukan analisis kebutuhan sekolah; (5) menyusun program berkelanjutan; (6) melakukan evaluasi terhadap seluruh kegiatan sekolah; (7) meningkatkan kompetensi guru melalui KKG dan pelatihan lain yang berkaitan dengan pembelajaran PAKEM Peran Serta Guru Dalam dunia pendidikan tugas guru meliputi empat kompetensi yang meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi sosial, dan kompetensi kepribadian. Kompetensi yang berkaitan dengan peningkatan mutu adalah kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional. Kompetensi paedagogik dan profesional menuntut guru mampu melaksanakan kegiatan pembelajaran berbasis PAKEM. 72

17 Keduanya senantiasa harus dimiliki oleh guru sebagai bagian dari pelaksanaan manajemen dalam usaha meningkatkan mutu sekolah. Hal tersebut berkaitan dengan pilar utama yang menunjukkan guru telah bekerja profesional, yakni: menguasai materi pembelajaran, profesional dalam menyampaikan materi pembelajaran, dan berkepribadian matang. Guru mendapat tugas pokok melaksanakan kegiatan pembelajaran berbasis PAKEM dan sebagai wali kelas. Namun fakta menunjukkan bahwa guru juga mendapat tugas tambahan. Tugas tambahan yang diberikan kepada guru utamanya di Sekolah Dasar di antaranya sebagai bendahara BOS, bendahara gaji, kesiswaan, kegiatan ekstrakurikuler, membantu administrasi sekolah, dan yang lain. Hal tersebut terjadi dikarenakan sekolah tidak memiliki sumberdaya yang memadahi. Demikian pula untuk memenuhi kebutuhan tenaga, SDN Ngimbrang tidak memiliki tenaga khusus tata usaha, maka untuk memenuhi kebutuhan ketata usahaan dibantu oleh tenaga wiyata bakti. Kondisi pendidik di Kabupaten Temanggung masih kurang, demikian pula tenaga kependidikan. Sekolah Dasar di Kabupaten Temanggung 90% tidak memiliki tenaga khusus sebagai bendahara dan tata usaha sehingga kebutuhan sebagai bendahara dan tenaga tata usaha dibebankan kepada guru. Pembagian tugas guru di SDN Ngimbrang tidak terbatas pada pembagian tugas mengajar saja melainkan banyak tugas tambahan yang dibebankan kepada 73

18 guru. Pembagian tugas merupakan langkah strategis dalam suatu organisasi sekolah mengingat hal tersebut dapat sekaligus meningkatkan kompetensi guru di bidang lain yang terkait dengan kualitas pemberdayaan namun di SDN Ngimbrang berdampak guru tidak dapat melaksanakan tugas dan fungsinya dengan optimal. Kegiatan belajar di SDN Ngimbrang terbagi menjadi dua, yakni kegiatan kurikuler dan kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan kurikuler efektif dilaksanakan setiap hari oleh guru kelas dan guru mata pelajaran. Kegiatan pembelajaran di SDN Ngimbrang dimulai pada pukul 07.00, diawali pembacaan surat pendek dan doa bersama di halaman sekolah bersama kepala sekolah dan semua guru, secara bergantian dipimpin oleh guru agama dan kepala sekolah. Kegiatan KBM dilaksanakan di dalam kelas dan secara berkala dilaksanakan di luar kelas sesuai materi pelajaran oleh guru kelas dan atau guru mata pelajaran. Alokasi waktu pembelajaran dilaksanakan tiga puluh lima menit/jam pelajaran sesuai dengan alokasi waktu pada kurikulum KTSP. SDN Ngimbrang memprogramkan kegiatan ekstrakurikuler, dilaksanakan pada sore hari atau di luar jam efektif kegiatan kurikuler. Adapun kegiatan pengembangan diri terbagi dua macam, yakni ekstrakurikuler wajib dan ekstrakurikuler pilihan. Ekstrakurikuler wajib adalah kepramukaan, dilaksanakan satu kali pertemuan dalam setiap minggu pada hari sabtu. Sedangkan ekstra- 74

19 kurikuler pilihan masuk pada kegiatan pengembangan diri yang dilatih oleh pelatih dari luar sekolah dengan guru sebagai pendamping sekaligus koordinator setiap kegiatan. Data jumlah siswa SDN Ngimbrang ditunjukkan pada Tabel 4.3 di bawah ini. No Tabel 4.4 Data Jumlah Siswa dan Rombel SDN Ngimbrang Tahun 2013 Rombel Keadaan awal bulan ini Keadaan akhir bulan ini L P Jml L P Jml Islam I II III A III B IV V VI JML Sumber Data: TU SDN Ngimbrang Data tersebut di atas menunjukkan jumlah siswa dan rombongan belajar SDN Ngimbrang yang aktif mengikuti kegiatan pembelajaran. Data Tabel 4.3 menunjukkan rombongan belajar kelas III terdiri dari 2 rombel, sehingga jumlah seluruh siswa SDN Ngimbrang terdiri dari 204 siswa. Berdasarkan hasil wawancara dengan komite sekolah dan wawancara dengan kepala sekolah menunjukkan adanya kekurangan tenaga. Berkaitan dengan tenaga yang dibutuhkan dapat dilihat pada Tabel 4.5 di bawah ini. 75

20 Data 4.5 Data Kebutuhan Tenaga Pendidik dan Kependidikan SDN Ngimbrang Tahun 2012/ 2013 No Jumlah Guru Indikator Tugas 1. 1 Kepala Sekolah, Guru B. Jawa 2. 1 Guru Kelas Guru Kelas II 4. 1 Guru Kelas III/A 5. 1 Guru Kelas III/B 6. 1 Guru Kelas IV 7. 1 Guru Kelas V 8. 1 Guru Kelas VI 9. 1 Guru Penjas Orkes Guru PAI Guru B. Inggris Pelatih Rebana Pelatih Pramuka Guru Seni Musik Guru Seni Tari Guru Seni Lukis Guru IT Tenaga Administrasi Tenaga Perpustakaan Bendahara Sekolah Sumber Data: Komite Sekolah SDN Ngimbrang Data pada Tabel 4.5 tersebut di atas menunjukkan bahwa minimal jumlah tenaga di SDN Ngimbrang yang dibutuhkan adalah 20 orang yang meliputi tenaga pendidik dan kependidikan. Namun fakta di SDN Ngimbrang, dari jumlah yang diharapkan seperti tersebut pada data Tabel 4.5 belum sepenuhnya terpenuhi. Salah satu indikator yang menunjukkan kekurangan adalah data yang diperoleh melalui 76

21 studi dokumentasi, yakni seperti pada data Tabel 4.6 di bawah ini. Data 4.6 Data Pendidik dan Kependidikan SDN Ngimbrang Tahun 2013 No Jumlah Guru Indikator Tugas 1. 1 Kepala Sekolah, Guru B. Jawa 2. 1 Guru Kelas Guru Kelas II 4. 1 Guru Kelas III/A 5. 1 Guru Kelas III/B 6. 1 Guru Kelas IV No Jumlah Indikator Tugas 7. 1 Guru Kelas V 8. 1 Guru Kelas VI 9. 1 Guru Penjas Orkes Guru PAI Guru B. Inggris Pelatih Rebana Pelatih Pramuka Guru Seni Musik Sumber Data: TU SDN Ngimbrang Data pada Tabel 4.6 tersebut di atas menunjukkan kondisi guru di SDN Ngimbrang yang belum terpenuhi sesuai dengan harapan komite sekolah, di antaranya masih kekurangan guru Seni Tari, Seni Musik, IT, tenaga Administrasi, dan Bendahara. Kegiatan organisasi sekolah dan manajemen pengelolaan berkaitan dengan keberhasilan yang di- 77

22 raih. SDN Ngimbrang mampu meraih berbagai kejuaraan baik tingkat kecamatan, kabupaten, karesidenan, dan provinsi. Hal tersebut merupakan suatu penghargaan atas usaha dan kerja sama antara stakeholkders yang ada di sekolah. Guru di SDN Ngimbrang dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran mengacu pada program yang telah disusun sebelumnya, hal tersebut sesuai dengan tupoksi guru yang meliputi merencanakan, melaksanakan, menilai, mengevaluasi, dan melakukan tindaklanjut. Namun masih terdapat guru di SDN Ngimbrang yang melaksanakan KBM kurang profesional, contohnya tidak menggunakan alat peraga pendidikan. Keberhasilan yang diraih oleh SDN Ngimbrang berkaitan dengan pemberdayaan peran dan peningkatan kompetensi guru dapat dilihat pada Tabel 4.7 di bawah ini. 78

23 Tabel 4.7 Daftar Kejuaraan SDN Ngimbrang Tahun 2012/2013 No. Indikator Kegiatan Hasil yang dicapai Tahun Perolehan 1. Lomba Komite Sekolah Juara 1 Kec Lomba Komite Sekolah Juara 1 Kab Lomba LSS Juara Lomba Guru Berprestasi Juara 1 Kec Lomba Siswa Juara Umum Kec Lomba Perpustakaan Juara 2 Kab Lomba Guru Berprestasi Juara 1 Kec Lomba Guru Berprestasi Juara 2 Kab Lomba Gugus Juara 1 Kec Lomba Gugus Juara 1 Kab Lomba Gugus Juara 1 Karesidenan 2013 Sumber Data: TU SDN Ngimbrang Data tersebut menunjukkan bahwa kompetensi SDN Ngimbrang yang meliputi kompetensi guru, siswa, dan komite sekolah memiliki kemampuan untuk bersaing. Hal tersebut dibuktikan dengan hasil kejuaraan lomba baik lomba siswa, guru, maupun komite sekolah yang telah diraih. Tanpa kebersamaan, motivasi yang tinggi, dan peranserta stakeholders dapat dipastikan tidak akan dapat menunjukkan prestasi. Demikian halnya dengan pengelolaan, melalui manajemen perencanaan program yang jelas, terarah, dan matang maka prestasi dapat diraih. Dari hasil pembahasan tersebut di atas menunjukkan bahwa pemberdayaan kompetensi guru sangat dibutuhkan dalam rangka meningkatkan mutu sekolah. 79

24 4.3.3 Peranserta Komite Sekolah SDN Ngimbrang dapat berkembang sesuai dengan harapan banyak pihak, utamanya masyarakat sekitar. Hal itu terjadi mengingat peran komite sangat besar dalam rangka ikut meningkatkan mutu sekolah. Peran besar komite sekolah sepertdi ditunjukkan pada keterlibatan komite pada setiap kegiatan sekolah. Komite mampu menggerakkan masyarakat dalam memperoleh dukungan finansial dalam rangka memenuhi kelengkapan sarana prasarana sekolah sehingga dapat dimanfaatkan dengan maksimal. Masyarakat ikut andil dalam berbagai kegiatan, ditunjukkan dengan adanya kritik dan saran yang disampaikan pada pihak sekolah melalui komite sekolah dan ketersediaan bantuan dana operasional sekolah. Kepengurusan komite sekolah SDN Ngimbrang tersusun dengan baik, hal tersebut dilihat pada kinerja komite sekolah yang tampak antusias dan keikut sertaannya di hampir semua kegiatan sekolah. Struktur organisasi komite sekolah SDN Ngimbrang tampak pada Gambar

25 Ketua Komite Sekolah Wakil Ketua Komite Sekretaris Bendahara Anggota Bidang Anggota Bidang Anggota Bidang Sumber Data : TU SDN Ngimbrang Gambar 4.3 Struktur organisasi Komite Sekolah SDN Ngimbrang Tahun 2013/2014 Peran serta komite sekolah berpengaruh terhadap pelaksanaan program sekolah. Kepala sekolah sebagai mitra kerja yang secara bersama-sama bertanggung jawab atas peningkatan mutu sekolah berdasarkan visi yang diimplementasikan melalui misi sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Hal lain yang menentukan ketercapaian program sekolah SDN Ngimbrang adalah komitmen, kebersamaan, rasa keadilan, hukuman dan penghargaan. Komitmen bersama menjadi suatu kekuatan dalam organisasi dimana antara kepala sekolah, guru, dan komite sekolah mempunyai rasa bangga, mempunyai kepentingan yang sama, dan ikut berperan dalam semua kegiatan sekolah. Dengan begitu maka sema- 81

26 ngat masing-masing individu akan terus terpacu. Kebersamaan yang terus dijaga dan dipertahankan dapat menambah kekuatan komitmen yang telah dimiliki, sehingga dapat memacu semangat bekerja. Rasa keadilan dimiliki oleh setiap individu dalam lingkungan sekolah sehingga tidak terjadi pembedaan kesempatan dan hak, segala sesuatu dilaksanakan secara proporsional. Penghargaan diberikan kepada seluruh komponen terlibat yang telah mampu mencapai target keberhasilan program sekolah. Adapun hukuman diberikan secara bertahap dengan mengedepankan sisi edukasi. SDN Ngimbrang terakreditasi pada tahun 2011, memperoleh nilai akreditasi 83 dengan status akreditasi Baik. Untuk mendukung kegiatan di sekolah, SDN Ngimbrang menjalin kerja sama dengan beberapa pihak, antara lain dengan Puskesmas Bulu, dengan pemerintah desa Ngimbrang, TK Negeri Ngimbrang, UPT Dinas Pendidikan Bulu, dengan Gugus Mendut, pengrajin, pelatih rebana, Perpusda Temanggung, Polsek Bulu, dan dengan Koramil Bulu. Kerja sama SDN Ngimbrang dengan Puskesmas dalam hal pemeriksaan berkala, imunisasi, pengadaan obat-obatan, pelatihan dokter kecil, screening kesehatan, dan pelatihan guru UKS. Kerja sama dengan Pemerintah Desa Ngimbrang dalam hal penggunaan sarana olah raga, pemanfaatan prasarana kantor desa untuk menanamkan konsep yang berhubungan 82

27 dengan materi pelajaran terkait, dan kepala desa sebagai salah satu sumber informasi pengembangan dan pengelolaan sekolah. Kerja sama dengan TK Negeri Ngimbrang terkait dengan penerimaan siswa baru. Sementara kerjasama dengan UPT Dinas terkait dengan tugas secara struktural, manajerial, dan pembinaan secara umum. Kerja sama dengan pengrajin berkaitan dengan pelatihan kerajinan tangan siswa menggunakan bahan baku di lingkungan setempat, dan dengan pelatih rebana terkait dengan kegiatan ekstrakurikuler seni islami. Sedangkan kerjasama dengan Perpusda Temanggung terkait dengan peningkatan kompetensi siswa dengan program gemar membaca yaitu dengan cara datang ke perpustakaan secara berkala dan peminjaman buku perpustakaan untuk sekolah. Kerja sama dengan Polsek Bulu terkait dengan materi keteladanan berlalulintas, dan dengan Koramil Bulu berkaitan dengan pembentukan disiplin, nasionalisne, dan karakter siswa. Dukungan besar lainnya dalam rangka memberikan fasilitas kepada siswa adalah dengan dimilikinya perpustakaan yang dikelola secara maksimal, sehingga siswa dapat memanfaatkan dengan baik sebagai penunjang edukasi untuk meningkatkan kompetensinya. 83

28 4.4 Dukungan dan Hambatan Dasar pemikiran pemberian otonomi luas kepada daerah dalam rangka mencapai efektivitas dan efisiensi di bidang pendidikan diharapkan mampu meningkatkan daya saing dengan memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan, dan peningkatan potensi. Hal tersebut di SDN Ngimbrang telah dapat memunculkan kreativitas pelaksanaan di lapangan yang dibuktikan dengan partisipasi masyarakat dalam menyokong dana untuk melengkapi sarana prasarana yang harus tersedia untuk menunjang pelaksanaan kegiatan pembelajaran di sekolah pada umumnya. Demikian pula kompetensi kepala sekolah terus terasah melalui pembinaan, kegiatan bintek dan seminar, dan kegiatan lain sesuai dengan tuntutan pemerintah melalui SPM dengan PP 15 Tahun 2009 yang mensyaratkan kepala sekolah harus mampu mengembangkan kewirausahaan dalam rangka peningkatan mutu sekolah. Sarana penunjang di SDN Ngimbrang cukup lengkap jika dibandingkan dengan jumlah pengguna, yakni siswa dan guru. Artinya sarana yang ada dapat dimanfaatkan oleh warga sekolah. SDN Ngimbrang berada di sebelah lapangan desa sehingga untuk menunjang kegiatan pembelajaran Olah Raga tidak menemui kendala. Bahkan dengan adanya MoU dengan pihak Desa maka sekolah mempunyai keleluasaan untuk menggunakan lapangan 84

29 desa sebagai tempat berlangsungnya kegiatan sekolah yang bersifat komunal. Jika dilihat dari data guru sesuai struktur organisasi guru, tampak SDN Ngimbrang masih kekurangan guru yang berstatus PNS, bahkan pada bulan Februari 2014 terdapat seorang guru PNS yang pensiun. Sehingga di SDN Ngimbrang hanya terdapat 5 orang guru PNS termasuk kepala sekolah dan guru agama. Sementara untuk penerimaan CPNS bagi Guru yang telah dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah tahun 2013 lalu telah disampaikan oleh BKD bahwa untuk kuota CPNS bagi guru belum memenuhi jumlah kebutuhan sekolah utamanya Sekolah Dasar. Untuk sekolah yang memiliki guru PNS tidak lengkap maka harus mengangkat guru wiyata bakti. Dengan mengangkat tenaga wiyata bakti maka konsekuensinya sekolah harus mengeluarkan anggaran tambahan untuk honor guru wiyata bakti tersebut. SDN Ngimbrang memiliki luas bangunan 450 m 2 dengan luas lahan m 2, dan jumlah siswa 203 siswa. Kekurangan luas lahan merupakan suatu kendala mengingat luas ideal untuk tempat bermain setiap anak adalah 3 x 2 m 2. SDN Ngimbrang memiliki kekurangan tenaga pendidik, hal tersebut menjadi salah satu indikator kendala pada usaha peningkatan mutu sekolah. Contohnya masih terdapat guru yang kurang profesional di bidangnya, yakni malas menggunakan alat bantu peraga pendidikan ketika menanamkan konsep 85

30 pembelajaran. Akibatnya untuk materi tertentu guru harus mengulang konsep yang belum dikuasai oleh siswa. Bagi sebagian guru bahkan ada yang belum menyadari bahwa penggunaan alat peraga pembelajaran bagi siswa Sekolah Dasar sangat penting dalam membantu menanamkan konsep materi pembelajaran. Kendala lain adalah di SDN Ngimbrang belum mempunyai tenaga khusus administrasi dan bendahara, sehingga tugas tersebut dilaksanakan oleh guru yang sesungguhnya memilliki tugas melaksanakan kegiatan pembelajaran. Namun demikian kekurangankekurangan yang terdapat di SDN Ngimbrang tidak dijadikan sebagai kelemahan fatal yang mempengaruhi semangat kerja stakeholder di sekolah. Sebaliknya, kekurangan digunakan sebagai tantangan yang harus dihadapi dan diatasi sehingga program peningkatan mutu dapat terus dilaksanakan. 86

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berbagai usaha telah dilakukan pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional, seperti misalnya pengembangan kurikulum nasional dan lokal, peningkatan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Obyek Penelitian SD Negeri 3 Candimulyo terletak di ujung timur Kecamatan Kedu. Secara geografis letaknya sangat strategis,karena berada dijalur antara

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM SMP NEGERI 1 TRAGAH BANGKALAN. A. Sejarah Singkat SMP Negeri 1 Tragah Bangkalan.

BAB III GAMBARAN UMUM SMP NEGERI 1 TRAGAH BANGKALAN. A. Sejarah Singkat SMP Negeri 1 Tragah Bangkalan. BAB III GAMBARAN UMUM SMP NEGERI 1 TRAGAH BANGKALAN A. Sejarah Singkat SMP Negeri 1 Tragah Bangkalan. Sebelum dikemukakan sejarah berdirinya SMP N 1 Tragah Bangkalan, terlebih dahulu penulis kemukakan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN. Setelah melalui serangkaian proses pengamatan empirik, kajian teoritik, penelitian

BAB V KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN. Setelah melalui serangkaian proses pengamatan empirik, kajian teoritik, penelitian BAB V KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan Setelah melalui serangkaian proses pengamatan empirik, kajian teoritik, penelitian lapangan dan pembahasan, maka kesimpulan penelitian sebagai berikut:

Lebih terperinci

KEMENTERIAN AGAMA KELOMPOK KERJA PENGAWAS PAI (POKJAWAS PAI) KANTOR KABUPATEN CILACAP Alamat : Jalan DI. Panjaitan No.44 Telp. (0282) Cilacap

KEMENTERIAN AGAMA KELOMPOK KERJA PENGAWAS PAI (POKJAWAS PAI) KANTOR KABUPATEN CILACAP Alamat : Jalan DI. Panjaitan No.44 Telp. (0282) Cilacap KEMENTERIAN AGAMA KELOMPOK KERJA PENGAWAS PAI (POKJAWAS PAI) KANTOR KABUPATEN CILACAP Alamat : Jalan DI. Panjaitan No.44 Telp. (0282)531155 Cilacap PENILAIAN SEKOLAH /MADRASAH BERDASARKAN STANDAR NASIONAL

Lebih terperinci

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat Naskah Soal Ujian Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) Petunjuk: Naskah soal terdiri atas 7 halaman. Anda tidak diperkenankan membuka buku / catatan dan membawa kalkulator (karena soal yang diberikan tidak

Lebih terperinci

Latihan: UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH 2012

Latihan: UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH 2012 Latihan: UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH 2012 I. Pilihlah jawaban yang benar dengan memberi tanda silang (X) huruf A, B, C, atau D pada lembar jawaban! 1. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. SMA Negeri 2 Sarolangun) dapat disimpulkan sebagai berikut :

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. SMA Negeri 2 Sarolangun) dapat disimpulkan sebagai berikut : BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan peneliti terhadap "Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Mengembangkan Sekolah Efektif (Studi

Lebih terperinci

MENGOPTIMALKAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA DI SEKOLAH DENGAN JUMLAH SISWA SEDIKIT

MENGOPTIMALKAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA DI SEKOLAH DENGAN JUMLAH SISWA SEDIKIT ARTIKEL ILMIAH MENGOPTIMALKAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA DI SEKOLAH DENGAN JUMLAH SISWA SEDIKIT Sunarto, M. Pd SDN GEDONGOMBO II PLOSO JOMBANG JAWA TIMUR 0 PENDAHULUAN Sekolah sebagai institusi pendidikan

Lebih terperinci

KULIAH PRAKTEK PENGALAMAN LAPANGAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA SMA Negeri 2 Wates

KULIAH PRAKTEK PENGALAMAN LAPANGAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA SMA Negeri 2 Wates BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi Sebelum tim KKN-PPL UNY 2014 diterjunkan ke lapangan dalam hal ini SMA N 2 Wates, Tim PPL terlebih dahulu melakukan observasi ke sekolah, hal ini dimaksudkan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Upaya peningkatan mutu merupakan agenda setiap institusi pendidikan. Hal ini sejalan dengan pendapat Hardjosoedarmo (2004):

BAB I PENDAHULUAN. Upaya peningkatan mutu merupakan agenda setiap institusi pendidikan. Hal ini sejalan dengan pendapat Hardjosoedarmo (2004): BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sekolah mempunyai tanggung jawab terhadap peningkatan mutu pendidikan. Peningkatan mutu pendidikan bukanlah upaya sederhana, melainkan suatu kegiatan dinamis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara konseptual desentralisasi pendidikan adalah suatu proses dimana suatu

BAB I PENDAHULUAN. Secara konseptual desentralisasi pendidikan adalah suatu proses dimana suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Secara konseptual desentralisasi pendidikan adalah suatu proses dimana suatu lembaga yang lebih rendah kedudukannya menerima pelimpahan kewenangan untuk melaksanakan

Lebih terperinci

Pedoman Wawancara untuk Kepala Sekolah dan Guru

Pedoman Wawancara untuk Kepala Sekolah dan Guru Lampiran 1 edoman Wawancara untuk Kepala Sekolah dan Guru 1. Dalam waktu 5 tahun terakhir upaya apa saja yang sudah dilakukan SDN 1 Ngadirejo dalam rangka peningkatan mutu? 2. Apakah dalam penyusunan program

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM. Sekolah Dasar Negeri 2 Waringinsari Timur merupakan satu dari 4 sekolah yang

BAB IV GAMBARAN UMUM. Sekolah Dasar Negeri 2 Waringinsari Timur merupakan satu dari 4 sekolah yang BAB IV GAMBARAN UMUM 4.1 Profil SD Negeri 2 Waringinsari Timur 4.1.1 Sejarah SD Negeri 2 Waringinsari Timur Sekolah Dasar Negeri 2 Waringinsari Timur merupakan satu dari 4 sekolah yang berada dipekon Waringinsari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi 1. Kondisi Fisik Sekolah a. Jumlah Kelas b. Ruang Kepala Sekolah c. Ruang Guru d. Ruang Tata Usaha (TU)

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi 1. Kondisi Fisik Sekolah a. Jumlah Kelas b. Ruang Kepala Sekolah c. Ruang Guru d. Ruang Tata Usaha (TU) BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi Berdasarkan observasi yang telah dilaksanakan pada pra-ppl tanggal 22 Februari 2014 di SMP Negeri 1 Ngemplak yang berlokasi di Jl. Kemasan, Jangkang, Widodomartani,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Bantuan United Nations Children s Fund (UNICEF) Dalam Mensukseskan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Bantuan United Nations Children s Fund (UNICEF) Dalam Mensukseskan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Bantuan United Nations Children s Fund (UNICEF) Dalam Mensukseskan Program MBS di Jawa Barat Pendidikan merupakan hal penting bagi perkembangan dan kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Di dalam bab IV ini akan dibahas tentang hasil penelitian dan pembahasan. Berdasarkan pada permasalahan dan tujuan penelitian, data hasil penelitian bersumber dari

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian Penelitian Evaluasi Program Kelompok Kerja Guru (KKG) UPTD Pendidikan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian Penelitian Evaluasi Program Kelompok Kerja Guru (KKG) UPTD Pendidikan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian Penelitian Evaluasi Program Kelompok Kerja Guru (KKG) UPTD Pendidikan Kecamatan Tanggungharjo, Kabupaten Grobogan, dilakukan di Gugus

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum SMA Negeri 1 Salatiga Pada 1 Juli yayasan SMA B didirikan oleh beberapa tokoh, terutama mereka yang berada di DPRD Salatiga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengamanatkan bahwa pemerintah daerah, yang mengatur dan mengurus

BAB I PENDAHULUAN. mengamanatkan bahwa pemerintah daerah, yang mengatur dan mengurus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 mengamanatkan bahwa pemerintah daerah, yang mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut

Lebih terperinci

PROFIL SEKOLAH Sunday, 27 June :50. A. Latar Belakang

PROFIL SEKOLAH Sunday, 27 June :50. A. Latar Belakang A. Latar Belakang Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia, Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

Lebih terperinci

2. Keadaan Fisik Sekolah

2. Keadaan Fisik Sekolah BAB I PENDAHULUAN Praktik Pengalaman Lapangan (PPL), merupakan suatu bentuk usaha peningkatan efisiensi dan kualitas penyelenggaraan proses pembelajaran yang merupakan bentuk pembelajaran mahasiswa UNY

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang memberi keleluasaan kepada sekolah untuk mengatur dan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang memberi keleluasaan kepada sekolah untuk mengatur dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Pentingnya peningkatan kualitas pendidikan sebagai prasyarat mempercepat terwujudnya suatu masyarakat yang demokratis, pendidikan yang berkualitas tidak hanya

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG GURU

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG GURU PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG GURU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat menghambat pembangunan dan perkembangan ekonomi nasional.

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat menghambat pembangunan dan perkembangan ekonomi nasional. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rendahnya kualitas sumber daya manusia merupakan masalah mendasar yang dapat menghambat pembangunan dan perkembangan ekonomi nasional. Penataan sumber daya manusia

Lebih terperinci

BAB V P E N U T U P. Berdasarkan analisis dan pembahasan yang dilakukan maka kesimpulan yang dapat diambil yaitu:

BAB V P E N U T U P. Berdasarkan analisis dan pembahasan yang dilakukan maka kesimpulan yang dapat diambil yaitu: BAB V P E N U T U P 5.1 Kesimpulan Berdasarkan analisis dan pembahasan yang dilakukan maka kesimpulan yang dapat diambil yaitu: 1. Upaya-Upaya yang Sudah dilakukan SDN 1 Ngadirejo dalam Rangka Peningkatan

Lebih terperinci

TUGAS SD MODEL SLEMAN

TUGAS SD MODEL SLEMAN TUGAS SD MODEL SLEMAN Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Strategi Manajemen Dosen Pengampu: Dr. A. Siswanto, M.SEM. Disusun Oleh: LAMBERTUS PRAMUDYA WARDHANA 2016081061 LIA WARDHANI 2016081062

Lebih terperinci

EVALUASI PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL BERDASARKAN PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI SD NEGERI 4 KALIAMAN JEPARA. Abstrak

EVALUASI PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL BERDASARKAN PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI SD NEGERI 4 KALIAMAN JEPARA. Abstrak EVALUASI PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL BERDASARKAN PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI SD NEGERI 4 KALIAMAN JEPARA Novita Wijanarti dan Slameto Program Studi Magister Manajemen Pendidikan Universitas Kristen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab pendahuluan ini secara berturut-turut di bahas mengenai latar belakang, fokus

BAB I PENDAHULUAN. Bab pendahuluan ini secara berturut-turut di bahas mengenai latar belakang, fokus BAB I PENDAHULUAN Bab pendahuluan ini secara berturut-turut di bahas mengenai latar belakang, fokus penelitian, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, definisi istilah. 1.1. Latar

Lebih terperinci

BAB II SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 29 MEDAN

BAB II SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 29 MEDAN BAB II SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 29 MEDAN A. Sejarah Ringkas Sekolah Menengah Pertama Negeri 29 Medan diresmikan pada tahun 1984 dan mulai beroperasi pada tahun 1985. Perkembangan Sekolah Menengah

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI DI WILAYAH KOTA JAKARTA BARAT

BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI DI WILAYAH KOTA JAKARTA BARAT 15 BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI DI WILAYAH KOTA JAKARTA BARAT 2.1 Standar Pengelolaan Pendidikan Standar pengelolaan pendidikan oleh satuan pendidikan menengah di wilayah kota Jakarta Barat berdasarkan

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI DI WILAYAH KOTA JAKARTA BARAT

BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI DI WILAYAH KOTA JAKARTA BARAT 10 BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI DI WILAYAH KOTA JAKARTA BARAT 2.1 Standar Pengelolaan Pendidikan Standar pengelolaan pendidikan oleh satuan pendidikan menengah di wilayah kota Jakarta Barat berdasarkan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH. saat itu SMA Negeri 14 Surabaya belum mempunyai gedung sendiri dan

BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH. saat itu SMA Negeri 14 Surabaya belum mempunyai gedung sendiri dan BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH 2.1 Sejarah Umum SMA Negeri 14 Surabaya SMA Negeri 14 Surabaya berdiri pada tanggal 8 Oktober 1981. Pada saat itu SMA Negeri 14 Surabaya belum mempunyai gedung sendiri dan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS UPAYA PENINGKATAN KOMPETENSI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SD NEGERI 03 MOJO KECAMATAN ULUJAMI KABUPATEN PEMALANG

BAB IV ANALISIS UPAYA PENINGKATAN KOMPETENSI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SD NEGERI 03 MOJO KECAMATAN ULUJAMI KABUPATEN PEMALANG BAB IV ANALISIS UPAYA PENINGKATAN KOMPETENSI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SD NEGERI 03 MOJO KECAMATAN ULUJAMI KABUPATEN PEMALANG A. Analisis Kompenetensi Guru PAI di SD Negeri 03 Mojo Guru merupakan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil uji hipotesis menunjukan bahwa faktor-faktor kinerja

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil uji hipotesis menunjukan bahwa faktor-faktor kinerja BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil uji hipotesis menunjukan bahwa faktor-faktor kinerja pengawas sekolah, kinerja kepemimpinan kepala sekolah, kinerja professional

Lebih terperinci

KOMPETENSI TENAGA KEPENDIDIKAN 1. KOMPETENSI PENGAWAS/PENILIK PAUD

KOMPETENSI TENAGA KEPENDIDIKAN 1. KOMPETENSI PENGAWAS/PENILIK PAUD LAMPIRAN III PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 137 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI KOMPETENSI TENAGA KEPENDIDIKAN 1. KOMPETENSI PENGAWAS/PENILIK

Lebih terperinci

MODEL 2 INSTRUMEN PENILAIAN KINERJA KEPALA SEKOLAH MEJELIS PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH PD MUHAMMADIYAH MANDAILING NATAL

MODEL 2 INSTRUMEN PENILAIAN KINERJA KEPALA SEKOLAH MEJELIS PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH PD MUHAMMADIYAH MANDAILING NATAL MODEL 2 INSTRUMEN PENILAIAN KINERJA KEPALA SEKOLAH MEJELIS PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH PD MUHAMMADIYAH MANDAILING NATAL Nama Sekolah Alamat Cabang Daerah Nama Kasek : Mandailing Natal Petunjuk : Berikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia bukan merupakan tugas yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia bukan merupakan tugas yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia bukan merupakan tugas yang mudah, karena sumber daya manusia yang berkualitas bukan hanya dilihat dari penguasaannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Reformasi pendidikan merupakan respon terhadap perkembangan tuntutan global sebagai suatu upaya untuk mengadaptasikan sistem pendidikan yang mampu mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah sebagai lembaga pendidikan yang merupakan tempat dimana

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah sebagai lembaga pendidikan yang merupakan tempat dimana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah sebagai lembaga pendidikan yang merupakan tempat dimana proses pendidikan dilakukan, mempunyai sistem yang dinamis dan kompleks. Kegiatan sekolah bukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi 1. Kondisi Fisik Sekolah a. Jumlah Kelas b. Ruang Kepala Sekolah c. Ruang Guru d.

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi 1. Kondisi Fisik Sekolah a. Jumlah Kelas b. Ruang Kepala Sekolah c. Ruang Guru d. BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi Berdasarkan observasi yang telah dilaksanakan pada pra-ppl tanggal 2 Februari 2014 sampai tanggal 16 Februari 2014, SMP Negeri 2 Srandakan yang berlokasi di Godegan,

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM SMAK ST. AUGUSTINUS NGANJUK

BAB II GAMBARAN UMUM SMAK ST. AUGUSTINUS NGANJUK BAB II GAMBARAN UMUM SMAK ST. AUGUSTINUS NGANJUK 2.1 Sejarah SMAK St. Augustinus Nganjuk Nganjuk, 2 Januari 1975 berdiri secara resmi SMA Katolik dengan nama St. Augustinus sebagai filial SMA Katolik St.

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Peran yang dilakukan kepala sekolah dalam pelaksanaan Manajemen

BAB V PEMBAHASAN. A. Peran yang dilakukan kepala sekolah dalam pelaksanaan Manajemen BAB V PEMBAHASAN A. Peran yang dilakukan kepala sekolah dalam pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah Peran yang dilakukan kepala sekolah dalam pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah SD Kaliberot ada tujuh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Banyak faktor yang menyebabkan rendahnya mutu pendidikan, salah satunya adalah

BAB I PENDAHULUAN. Banyak faktor yang menyebabkan rendahnya mutu pendidikan, salah satunya adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mutu pendidikan berkaitan erat dengan proses pendidikan. Tanpa proses pelayanan pendidikan yang bermutu tidak mungkin diperoleh produk layanan yang bermutu. Banyak

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM SD N 21 SUNGAI KENTEN BANYUASIN. A. Sejarah Singkat Berdirinya SD N 21 Sungai Kenten Banyuasin

BAB III GAMBARAN UMUM SD N 21 SUNGAI KENTEN BANYUASIN. A. Sejarah Singkat Berdirinya SD N 21 Sungai Kenten Banyuasin 66 BAB III GAMBARAN UMUM SD N 21 SUNGAI KENTEN BANYUASIN A. Sejarah Singkat Berdirinya SD N 21 Sungai Kenten Banyuasin SD Negeri 21 Sungai Kenten merupakan lembaga pendidikan formal di bawah naungan Departemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan merupakan sarana melaksanakan pelayanan belajar dan proses pendidikan. Sekolah jangan hanya dijadikan sebagai tempat untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah. Bimbingan Konseling yang dilaksanakan atau dipraktekan sebagai upaya untuk membantu individu-individu yang memerlukan bantuan diperlukan adanya berbagai persiapan-persiapan

Lebih terperinci

B a b I I G a m b a r a n P e l a y a n a n S K P D Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD

B a b I I G a m b a r a n P e l a y a n a n S K P D Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD Bab II Gambaran Pelayanan SKPD 2.1 Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD Pembentukan Organisasi Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung ditetapkan dalam Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 12

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Menurut Suryadi (2011: 2) warga negara berhak memperoleh pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Menurut Suryadi (2011: 2) warga negara berhak memperoleh pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 Negara Republik Indonesia dinyatakan bahwa salah satu tujuan negara adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Oleh karena itu dalam

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI MBS DALAM PENINGKATAN KUALITAS PARTISIPASI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER UKS DI MIS SAPUGARUT TAHUN PELAJARAN 2014/2015

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI MBS DALAM PENINGKATAN KUALITAS PARTISIPASI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER UKS DI MIS SAPUGARUT TAHUN PELAJARAN 2014/2015 61 BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI MBS DALAM PENINGKATAN KUALITAS PARTISIPASI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER UKS DI MIS SAPUGARUT TAHUN PELAJARAN 2014/2015 A. Analisis Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan prasayarat mutlak untuk mencapai tujuan pembangunan. Salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas SDM tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kita saat ini adalah peningkatan mutu pendidikan. Mengingat dalam konteks

BAB I PENDAHULUAN. kita saat ini adalah peningkatan mutu pendidikan. Mengingat dalam konteks BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu tema penting dalam penyelenggaraaan pendidikan di negara kita saat ini adalah peningkatan mutu pendidikan. Mengingat dalam konteks bangsa Indonesia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah baik yang diselenggarakan pemerintah maupun masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah baik yang diselenggarakan pemerintah maupun masyarakat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu usaha yang dilakukan untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan

Lebih terperinci

PEDOMAN PENILAIAN PEMILIHAN KEPALA SEKOLAH BERPRESTASI TAHUN 2016

PEDOMAN PENILAIAN PEMILIHAN KEPALA SEKOLAH BERPRESTASI TAHUN 2016 PEDOMAN PENILAIAN PEMILIHAN KEPALA SEKOLAH BERPRESTASI TAHUN 2016 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN DIREKTORAT PEMBINAAN TENAGA KEPENDIDIKAN DIKDASMEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melakukan berbagai upaya, salah satu diantaranya melalui kebijakan

BAB I PENDAHULUAN. melakukan berbagai upaya, salah satu diantaranya melalui kebijakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan, pemerintah telah melakukan berbagai upaya, salah satu diantaranya melalui kebijakan implementasi manajemen berbasis

Lebih terperinci

BAB V P E N U T U P. 5.1 Kesimpulan

BAB V P E N U T U P. 5.1 Kesimpulan BAB V P E N U T U P 5.1 Kesimpulan Berdasarkan pada pembahasan hasil dengan menggunakan analisis deskriptif terhadap variabel penelitian tentang peran kepala sekolah sebagai supervisor, motivator dan inspirator

Lebih terperinci

2.1 Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD

2.1 Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD Bab II Gambaran Pelayanan SKPD 2.1 Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD Pembentukan Organisasi Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung ditetapkan dalam Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 12

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI RAYON 08 JAKARTA BARAT

BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI RAYON 08 JAKARTA BARAT 9 BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI RAYON 08 JAKARTA BARAT 2.1 Standar Pengelolaan Pendidikan Berdasarkan Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah,

Lebih terperinci

CONTOH SUKSES PELAKSANAAN MBS B2-3

CONTOH SUKSES PELAKSANAAN MBS B2-3 CONTOH SUKSES PELAKSANAAN MBS B2-3 FA Book 2 3.indd 1 10/26/10 2:13:03 PM FA Book 2 3.indd 2 10/26/10 2:13:03 PM DAFTAR ISI B2-3 A. Manajemen Sekolah 04 B. PAKEM 06 C. Peran Serta Masyarakat 07 D. Dampak

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2015 SMPN 2 WATES Alamat : Jl. KH Wahid Hasyim, Bendungan, Wates, Kulon progo

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2015 SMPN 2 WATES Alamat : Jl. KH Wahid Hasyim, Bendungan, Wates, Kulon progo BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi Analisis dilakukan sebagai upaya untuk memperoleh informasi tentang situasi di SMP Negeri 2 Wates. Hal ini penting dilakukan karena dapat digunakan sebagai acuan untuk

Lebih terperinci

PENGELOLAAN KKG DI GUGUS SULTAN AGUNG DABIN 6 KARANGRAYUNG

PENGELOLAAN KKG DI GUGUS SULTAN AGUNG DABIN 6 KARANGRAYUNG PENGELOLAAN KKG DI GUGUS SULTAN AGUNG DABIN 6 KARANGRAYUNG RINGKASAN TESIS Diajukan kepada Program Studi Magister Manajemen Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Lebih terperinci

STRUMEN PEDOMAN WAWANCARA

STRUMEN PEDOMAN WAWANCARA STRUMEN PEDOMAN WAWANCARA 1. Responden : Kepala Sekolah/Guru 2. Hari/tgl/waktu :.. 3. Tempat : Pertanyaan: 1. Dalam kurun waktu 5 tahun terakhir SMP Negeri 9 memiliki prestasi yang membanggakan. Langkah

Lebih terperinci

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SEKOLAH (RKAS) SMP STANDAR NASIONAL 2010/2011

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SEKOLAH (RKAS) SMP STANDAR NASIONAL 2010/2011 FEMY RIYANTI, S.Pd RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SEKOLAH () SMP STANDAR NASIONAL 2010/2011 NGAWI ALAMAT : JL. RAYA KENDUNG-POJOK KWADUNGAN NGAWI TELP. (0351) 771 9686 PEMERINTAH KABUPATEN NGAWI DINAS PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. hasil pembahasan penelitian yang difokuskan pada manajemen kepala sekolah

BAB V PENUTUP. hasil pembahasan penelitian yang difokuskan pada manajemen kepala sekolah 196 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan paparan data dan temuan penelitian di lapangan serta hasil pembahasan penelitian yang difokuskan pada manajemen kepala sekolah dalam peningkatan profesionalisme

Lebih terperinci

BBM KOMPETENSI MANAJERIAL

BBM KOMPETENSI MANAJERIAL LEMBAR KERJA BBM KOMPETENSI MANAJERIAL KELOMPOK KERJA KEPALA SEKOLAH TUGAS INDIVIDU Nama Unit Kerja Kabupaten :.. :.. : 0 A. Manajemen Kompetensi Kepala Sekolah 1. Manajemen 11. Manajemen 2. Manajemen

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Paparan Data 4.1.1 Profil Kegiatan Kelompok Kerja Guru (KKG) Gugus Cengkeh Kecamatan Kandangan Kelompok Kerja Guru (KKG) Gugus Cengkeh Kecamatan Kandangan adalah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pemerintah dalam rangka mewujudkan peningkatan kualitas pendidikan telah

I. PENDAHULUAN. Pemerintah dalam rangka mewujudkan peningkatan kualitas pendidikan telah I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemerintah dalam rangka mewujudkan peningkatan kualitas pendidikan telah mengadakan perubahan besar pada kebijakan pada sektor pendidikan dalam berbagai aspek,

Lebih terperinci

BAB III UPAYA KEPALA SEKOLAH MENCAPAI VISI DAN MISI SEKOLAH DI SD NEGERI 03 PODODADI KARANGANYAR

BAB III UPAYA KEPALA SEKOLAH MENCAPAI VISI DAN MISI SEKOLAH DI SD NEGERI 03 PODODADI KARANGANYAR BAB III UPAYA KEPALA SEKOLAH MENCAPAI VISI DAN MISI SEKOLAH DI SD NEGERI 03 PODODADI KARANGANYAR A. Gambaran umum SD Negeri 03 Pododadi 1. Sejarah Berdirinya SDN 03 Pododadi Karanganyar berdiri pada tahun

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Tinjauan Historis SD Negeri 03 Kuto Kecamatan Kerjo

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Tinjauan Historis SD Negeri 03 Kuto Kecamatan Kerjo 32 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian 1. Tinjauan Historis SD Negeri 03 Kuto Kecamatan Kerjo SD Negeri 03 Kuto Kecamatan Kerjo berdiri berdasarkan Surat Keputusan Menteri

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil SDN 1 Ngadirejo SDN 1 Ngadirejo merupakan lembaga pendidikan milik pemerintah yang berdiri tahun 1951 yang sebelumnya juga sebagai Sekolah Rakyat pada

Lebih terperinci

PROPOSAL USULAN PEMBANGUNAN DAN RUANGAN SEKOLAH SMP NEGERI 1 PASIR BELENGKONG TAHUN ANGGARAN 2018

PROPOSAL USULAN PEMBANGUNAN DAN RUANGAN SEKOLAH SMP NEGERI 1 PASIR BELENGKONG TAHUN ANGGARAN 2018 PROPOSAL USULAN PEMBANGUNAN DAN RUANGAN SEKOLAH SMP NEGERI 1 PASIR BELENGKONG TAHUN ANGGARAN 2018 PEMERINTAH KABUPATEN PASER DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN SMPN 1 PASIR BELENGKONG TAHUN 2018 PEMERINTAH

Lebih terperinci

PROGRAM KERJA WAKIL KEPALA SEKOLAH BIDANG KURIKULUM TAHUN PELAJARAN 2015/2016

PROGRAM KERJA WAKIL KEPALA SEKOLAH BIDANG KURIKULUM TAHUN PELAJARAN 2015/2016 PROGRAM KERJA WAKIL KEPALA SEKOLAH BIDANG KURIKULUM TAHUN PELAJARAN 2015/2016 A. Latar Belakang Sesuai dengan Undang-Undang Sisdiknas Nomor : 20 Tahun 2003 mengamanatkan bahwa : Pendidikan adalah usaha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. zaman yang semakin berkembang. Berhasilnya pendidikan tergantung pada

BAB I PENDAHULUAN. zaman yang semakin berkembang. Berhasilnya pendidikan tergantung pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu aspek yang berperan penting dalam menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas sesuai dengan tuntutan zaman yang semakin berkembang. Berhasilnya

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM SMP NEGERI 5 SIDOARJO

BAB II GAMBARAN UMUM SMP NEGERI 5 SIDOARJO 1 BAB II GAMBARAN UMUM SMP NEGERI 5 SIDOARJO 2.1 Sejarah SMP Negeri 5 Sidoarjo Pada tahun 1955 di jantung kota Sidoarjo, berlokasi di sebelah barat pendopo Bupati Sidoarjo Jalan Sultan Agung (sekarang

Lebih terperinci

SOAL PILIHAN GANDA. Agus Sukyanto,

SOAL PILIHAN GANDA. Agus Sukyanto, SOAL PILIHAN GANDA 1. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah menyebutkan bahwa dimensi kompetensi supervisi meliputi... a. Mengidentifikasi permasalahan,

Lebih terperinci

Strategi Pengembangan Sekolah Efektif untuk Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi

Strategi Pengembangan Sekolah Efektif untuk Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi Strategi Pengembangan Sekolah Efektif untuk Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi Tjondro Indrasutanto Abstrak. Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia adalah rendahnya

Lebih terperinci

DALAM PEMBINAAN PROFESIONAL

DALAM PEMBINAAN PROFESIONAL PERAN KEPALA SEKOLAH DAN PENGAWAS DALAM PEMBINAAN PROFESIONAL Waktu: 2 jam A. PENGANTAR Banyak variabel yang bisa mempengaruhi peningkatan mutu pendidikan, salah satunya adalah peran kepala sekolah dan

Lebih terperinci

BAB. I PENDAHULUAN. 1.1 LATAR BELAKANG Visi Pembangunan Pertanian adalah terwujudnya sistem pertanian bioindustri

BAB. I PENDAHULUAN. 1.1 LATAR BELAKANG Visi Pembangunan Pertanian adalah terwujudnya sistem pertanian bioindustri Laporan Tahunan SMK-PPNegeri Sembawa / 205 BAB. I PENDAHULUAN. LATAR BELAKANG Visi Pembangunan Pertanian adalah terwujudnya sistem pertanian bioindustri berkelanjutan yang menghasilkan beragam pangan sehat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Teras, 2009), hlm Sulistyorini, Manajemen Pendidikan Islam: Konsep, Strategi dan Aplikasi, (Yogyakarta:

BAB I PENDAHULUAN. Teras, 2009), hlm Sulistyorini, Manajemen Pendidikan Islam: Konsep, Strategi dan Aplikasi, (Yogyakarta: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan zaman, lembaga pendidikan menjadi semakin berkembang dan berkualitas, madrasah merupakan salah satu lembaga pendidikan Islam di Indonesia.

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan. A. Latar Belakang

Bab I Pendahuluan. A. Latar Belakang A. Latar Belakang Bab I Pendahuluan Salah satu permasalahan pendidikan di Indonesia adalah kualitas pendidikan. Kualitas pendidikan berhubungan dengan proses penyelenggaraan pendidikan, sumber daya manusia

Lebih terperinci

WALIKOTA TASIKMALAYA

WALIKOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA Nomor : 14 Tahun 2008 Lampiran : - TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN NON FORMAL DI KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sesuai dengan penegasan pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yang berbunyi,

I. PENDAHULUAN. sesuai dengan penegasan pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yang berbunyi, I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah unsur penting dalam usaha mencerdaskan kehidupan bangsa, sesuai dengan penegasan pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yang berbunyi, Untuk melindungi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia pendidikan merupakan kehidupan yang penuh dengan tantangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia pendidikan merupakan kehidupan yang penuh dengan tantangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan merupakan kehidupan yang penuh dengan tantangan sekaligus membuka peluang-peluang baru bagi pembangunan ekonomi dan sumber daya manusia Indonesia

Lebih terperinci

DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1

DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1 PANDUAN PENYUSUNAN KTSP DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1 LANDASAN UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Permendiknas No.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1. Profil SD Negeri 1 Tegorejo Penelitian Evaluasi Program Supervisi Akademik ini mengambil lokasi di SD Negeri 1 Tegorejo Kecamatan Pegandon Kabupaten Kendal yang

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SDN SEKARAN 01 Jl. TAMAN SISWA KEC.GUNUNG PATI KOTA SEMARANG

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SDN SEKARAN 01 Jl. TAMAN SISWA KEC.GUNUNG PATI KOTA SEMARANG LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SDN SEKARAN 01 Jl. TAMAN SISWA KEC.GUNUNG PATI KOTA SEMARANG Disusun oleh Nama : Rosadi NIM : 6102409017 Prodi : PGPJSD, S1 FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lahirnya Undang-undang No. 22 tahun 1999 yang direvisi dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lahirnya Undang-undang No. 22 tahun 1999 yang direvisi dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lahirnya Undang-undang No. 22 tahun 1999 yang direvisi dengan Undang- undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, telah membawa nuansa pembaharuan

Lebih terperinci

JOB DESCRIPTION KEPALA SEKOLAH

JOB DESCRIPTION KEPALA SEKOLAH JOB DESCRIPTION KEPALA SEKOLAH Kepala Sekolah berfungsi sebagai Edukator, Manager, Administrator, Supervisor, Leader, Inovator dan Motivator (EMASLIM). a. Kepala Sekolah selaku edukator bertugas melaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pusat, pemerintah daerah, dan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. pusat, pemerintah daerah, dan masyarakat. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyelenggaraan pendidikan semata-mata bukan hanya tanggungjawab pemerintah pusat tetapi pemerintah daerah dan masyarakat, begitu juga dalam hal pembiayaan

Lebih terperinci

BEST PRACTICE MBS TENTANG BUDAYA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH SDN SN PASAR LAMA 1 BANJARMASIN

BEST PRACTICE MBS TENTANG BUDAYA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH SDN SN PASAR LAMA 1 BANJARMASIN BEST PRACTICE MBS TENTANG BUDAYA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH SDN SN PASAR LAMA 1 BANJARMASIN PROFIL SEKOLAH Nama Sekolah : SDN-SN Pasar Lama 1 A l a m a t : Jl. Letjen. S. Parman Banjarmasin B e r d i r i :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di era persaingan global, Indonesia memerlukan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. Di era persaingan global, Indonesia memerlukan sumber daya manusia 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era persaingan global, Indonesia memerlukan sumber daya manusia (SDM) yang cerdas, sehat, jujur, berakhlak mulia, berkarakter, dan memiliki kepedulian sosial

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN Pengelolaan kurikulum dan pembelajaran dalam implementasi MBSdi

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN Pengelolaan kurikulum dan pembelajaran dalam implementasi MBSdi BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN 1.1 Kesimpulan 1.1.1 Pengelolaan kurikulum dan pembelajaran dalam implementasi MBSdi SMP N 3 kota bumi pada proses pembelajaran sudah berjalan meskipun terdapat kendala

Lebih terperinci

A. ANALISIS SITUASI 1. Kondisi Fisik Sekolah No. Nama Ruang Jumlah

A. ANALISIS SITUASI 1. Kondisi Fisik Sekolah No. Nama Ruang Jumlah BAB I PENDAHULUAN Pendidikan memiliki kedudukan yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Pendidikan adalah proses dimana setiap manusia melalui proses dan jenjang untuk pembentukan diri dan penentu

Lebih terperinci

KISI-KISI UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH

KISI-KISI UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH Manajerial Menyusun perencanaan untuk berbagai tingkatan perencanaan Memimpin dalam rangka pendayagunaan sumber daya secara optimal Menciptakan budaya dan iklim yang kondusif dan inovatif bagi pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jauh ketinggalan dibandingkan dengan kebutuhan masyarakat. Sehingga

BAB I PENDAHULUAN. jauh ketinggalan dibandingkan dengan kebutuhan masyarakat. Sehingga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah merubah pola pikir masyarakat. Hal ini mengakibatkan program pendidikan dan pengajaran jauh ketinggalan dibandingkan

Lebih terperinci

Bab V PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM PENGEMBANGAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEBAGAI BUDAYA SEKOLAH DI SMP AL HIKMAH SURABAYA

Bab V PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM PENGEMBANGAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEBAGAI BUDAYA SEKOLAH DI SMP AL HIKMAH SURABAYA 1 Bab V PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM PENGEMBANGAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEBAGAI BUDAYA SEKOLAH DI SMP AL HIKMAH SURABAYA 1. Bentuk pengembangan pendidikan Islam sebagai budaya sekolah di SMP Al Hikmah Surabaya.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TENTANG UPAYA KEPALA SEKOLAH DALAM MENCAPAI VISI DAN MISI SEKOLAH DI SD NEGERI 03 PODODADI KARANGANYAR PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS TENTANG UPAYA KEPALA SEKOLAH DALAM MENCAPAI VISI DAN MISI SEKOLAH DI SD NEGERI 03 PODODADI KARANGANYAR PEKALONGAN BAB IV ANALISIS TENTANG UPAYA KEPALA SEKOLAH DALAM MENCAPAI VISI DAN MISI SEKOLAH DI SD NEGERI 03 PODODADI KARANGANYAR PEKALONGAN Pada bab ini, peneliti akan menganalisis terhadap upaya kepala sekolah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian SMP-RSBI RSBI (Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional) adalah sekolah yang melaksanakan atau menyelenggarakan pendidikan bertaraf internasional, dimana baru sampai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. ANALISIS SITUASI

BAB I PENDAHULUAN A. ANALISIS SITUASI BAB I PENDAHULUAN Pendidikan merupakan dasar terpenting dalam system nasional yang menentukan kemajuan bangsa. Dalam hal ini Pendidikan nasional sangat berperan penting untuk mengembangkan kemampuan dan

Lebih terperinci

FORM EDS KEPALA SEKOLAH

FORM EDS KEPALA SEKOLAH FORM EDS KEPALA SEKOLAH NAMA : Nuptk : 1. KS.1.1 Jumlah penghargaan yang diraih sekolah pada tingkat kabupaten/kota pada satu tahun terakhir adalah... 2. KS.1.2 Jumlah penghargaan yang diraih sekolah pada

Lebih terperinci