PENGUKURAN TINGKAT FLEKSIBILITAS SUPPLY CHAIN PT. SWABINA GATRA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGUKURAN TINGKAT FLEKSIBILITAS SUPPLY CHAIN PT. SWABINA GATRA"

Transkripsi

1 PENGUKURAN TINGKAT FLEKSIBILITAS SUPPLY CHAIN PT. SWABINA GATRA Enny Ariyani, Imaniar Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur Jl. Raya Rungkut Madya Gunung Anyar Surabaya enny_ariyani@yahoo.com; ennyariyani_ti@yahoo.co.id ABSTRAK Semakin tingginya persaingan di era globalisasi saat inidan semakin mudahnya memperoleh informasi maka tingkat persaingan usaha akan semakin ketat. Setiap perusahaan dituntut tidak hanya sekedar mempertahankan kinerja yang sudah diraih tapi juga harus meningkatkan service level yang sudah ada dalam memenuhi permintaan konsumen dan memenangkan persaingan. PT. Swabina Gatra merupakan satu perusahaan yang memproduksi air minum dalam kemasan (AMDK) merk SWA dengan bahan baku utama air. Pada saat ini, penilaian fleksibilitas supply chain perlu dilakukan agar perusahaan dapat mengetahui level fleksibilitas supply chain. Pada saat ini, penilaian fleksibilitas supply chain hanya dilakukan secara subyektif dan fungsional dari pemimpin bagian tanpa suatu kerangka yang jelas, sedangkan untuk penilaian fleksibilitas di perusahaan yang mencakup empat dimensi yaitu Supplier, Product Design, Production, dan Delivery masih belum ada sehingga belum dapat menginformasikan fleksibilitas supply chainsecara menyeluruh. Dengan adanya masalah tersebut maka dilakukan penelitian fleksibilitas supply chain yang mencakup empat dimensi yaitu Supplier, Product Design, Production, dan Delivery dengan harapan dapat diketahui fleksibilitas supply chain yang ada di PT. Swabina Gatra dan parameter-parameter apa saja yang diprioritaskan untuk diperbaiki. Hasil penelitian yang diperoleh di PT. Swabina Gatra menunjukkan bahwa tingkat fleksibilitassupply chain yang ada di perusahaan secara keseluruhan flesksibel (baik) dimana seluruh dimensi utama mencapai presentase di atas 85%, secara berurutan prosentase dari yang terkecil hingga terbesar yang yaitu Delivery 91,88%, Product Design 93,32%, Supplier 93,76%, dan Production 93,77%. Lima besar parameter yang diprioritaskan untuk diperbaiki adalah memiliki model transportasi yang berbeda untuk pengiriman produk ke pelanggan, secara teknis dan ekonomis mampu mengirim beberapa produk dalam sekali pengiriman dari perusahaan ke pelanggan, ketika produksi menurun sebagian pekerja bisa difungsikan di divisi lain, sebagian besar pemasok memiliki kemampuan produksi/memasok bermacam-macam tipe produk yang berbeda, memiliki kapasitas produksi yang besar sehingga mampu memenuhi permintaan konsumen yang tinggi. Kata Kunci : Fleksibilitas supply chain, supplier system, product design, production system,delivery system, efisiensi. 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin tingginya persaingan di era globalisasi saat inidan semakin mudahnya memperoleh informasi maka tingkat persaingan usaha akan semakin ketat. Setiap perusahaan dituntut tidak hanya sekedar mempertahankan kinerja yang sudah diraih tapi juga harus meningkatkan service level yang sudah ada dalam memenuhi permintaan konsumen dan memenangkan persaingan. 6-1

2 PT. Swabina Gatra merupakan perusahaan yang memproduksi lampu dengan bahan baku material glass, material metal, material support, material packing dan marking. Pada saat ini, penilaian fleksibilitas supply chain perlu dilakukan agar perusahaan dapat mengetahui level fleksibilitas supply chain. Selama ini perusahaan belum melakukan penilaian fleksibilitas supply chain, hanyalah penilaian secara subyektif dan fungsional dari pemimpin bagian tanpa suatu kerangka yang jelas. Pengukuran hanya diterapkan pada bagian produksi dengan indikator kinerja seperti efisiensi mesin dan efisiensi total, sedangkan untuk penilaian fleksibilitas di perusahaan yang mencakup empat dimensi yaitu Supplier, Product Design, Production, dan Delivery masih belum ada sehingga belum dapat menginformasikan fleksibilitas supply chain secara menyeluruh. Fleksibilitas supply chain perusahaan dititik beratkan pada kemampuan mengakomodasi fluktuasi yang terjadi pada komponen-komponen dari supply chain yaitu supplier, distributor, dan konsumen. Pengukuran fleksibilitas supply chain ini sangat diperlukan untuk mengetahui seberapa fleksibel suatu supply chain terhadap perubahan-perubahan dan fluktuasi-fluktuasi yang mungkin akan dihadapinya. Dengan adanya masalah tersebut maka dilakukan penelitian fleksibilitas supply chain yang mencakup empat dimensi yaitu Supplier, Product Design, Production, dan Delivery dengan harapan dapat diketahui fleksibilitas supply chain yang ada di PT. Swabina Gatra dan parameter-parameter apa saja yang diprioritaskan untuk diperbaiki. 1.2 Perumusan Masalah Adapun perumusan masalahnya adalah : Berapa tingkat fleksibilitas supply chain di PT. Swabina Gatraa dan parameter-parameter apa saja yang perlu diprioritaskan untuk diperbaiki? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Mengukur tingkat fleksibilitas supply chain. 2. Mengidentifikasi parameter-parameter yang diprioritaskan untuk diperbaiki. 2. TINJAUANPUSTAKA 2.1 Konsep Supply Chain Supply Chain (rantai pengadaan) adalah suatu sistem tempat organisasi menyalurkan barang produksi dan jasanya kepada pelanggannya. Rantai ini juga merupakan jaringan dari berbagai organisasi yang saling berhubungan dan mempunyai tujuan yang sama, yaitu sebaik mungkin menyelenggarakan pengadaan atau penyaluran barang tersebut. Konsep supply chain merupakan konsep baru dalam melihat persoalan logistik. Konsep lama melihat logistik lebih sebagai persoalan intern masing-masing perusahaan, dan pemecahannya dititikberatkan pada pemecahan secara intern di perusahaan masingmasing.dalam konsep baru ini, masalah logistik dilihat sebagai masalah yang lebih luas yang terbentang sangat panjang sejak dari bahan dasar sampai barang jadi yang dipakai konsumen akhir, yang merupakan mata rantai penyediaan barang. 2.2 Fleksibilitas Fleksibilitas merupakan faktor utama yang menentukan daya saing perusahaan dalam mengantisipasi berkembangnya pasar yang penuh dengan pertumbuhan teknologi yang sangat cepat dan berkembangnya ekspektasi dari permintaan customer. Fleksibilitas sendiri berhubungan dengan mesin, proses, aliran bahan baku, tipe, pekerja, dan semua digabung menjadi sebuah sistem manufaktur dan sistem produksi. Fleksibilitas disini akan dijelaskan tentang sistem fleksibilitas manufaktur dan sistem fleksibilitas supply chain. 6-2

3 2.4 FleksibilitasSupply Chain Hal yang perlu diperhatikan saat melakukan analisa terhadap fleksibilitas suatu supply chain adalah melakukan penilaian atau assessment mengenai seberapa fleksibel suatu supply chain untuk memenuhi kebutuhan pasar mengingat kebutuhan pasar yang sangat bersifat fluktuatif. Parameter-parameter fleksibilitas supply chain lah yang digunakan ketika melakukan penilaian ini dengan sebelumnya menyesuaikan parameter-parameter mana sesuai dengan kondisi perusahaan yang sedang diukur fleksibilitas supply chain yang dimilkinya menurut Pujawan (2002) yang dikutip oleh Eunike (2002), identifikasi kondisi fleksibilitas supply chain dapat digambarkan dalam kuadaran fleksibilitas pada Gambar 1. II Unmatched condition, Over design system capability high I requirements low III low high IV Unmatched condition, Flexibility is too low Gambar 1. Kuadran fleksibilitas Supply Chain Rantai penyediaan (supply chain) terdiri dari berbagai aspek yang secara langsung maupun tak langsung dapat memenuhi permintaan dari pelanggan, supply chain tidak terdiri dari manufaktur dan suplier tetapi juga termasuk di dalamnya transportasi, informasi, warehouse, retailer dan pelanggan itu sendiri. Supply Manufacturing Distribution Customer Gambar 2. Rangkaian Supply Chain Fleksibilitas di titik beratkan pada kemampuan mengalokasikan fluktuasi yang terjadi pada komponen-komponen dari supply chain yaitu supplier, distributor dan konsumen.pengukuran fleksibiltas supply chain ini sangat diperlukan untuk mengetahui 6-3

4 seberapa fleksibel suatu supply chain terhadap perubahan-perubahan dan fluktuasi-fluktuasi yang mungkin akan dihadapi. 2.5 Supply Chain Operation Reference (SCOR) Model Salah satu metode pengukuran kinerja supply chain yang digunakanadalah SCOR yang dikembangkan oleh Supply Chain Council dan dirilis pada tahun Model ini dikuasakan kepada seluruh industri standard yang digunakanuntuk supply chain management. Model ini diorganisasikan dalam 4 proses supply chain utama yaitu : Plan, Resource, Make dan Deliver yang memiliki elemen seperti berikut ini : 1. Plan : Perencanaan permintaan bahan baku, kebutuhan akan permintaan, perencanaan inventori, kebutuhan pendistribusian, produksi, serta bahan baku. 2. Source : Infrastruktur dalam melakukan sourcing dan mendapatkan bahan baku. 3. Make : Produksi dan elemen pelaksanaan 4. Delivery : Manajemen pemesanan, manajemen pergudangan dan komponen transportasi/ instalasi Gambar 2.5Lima Proses Inti Supply Chainpada Model SCOR (Sumber : Pujawan (2005), Supply Chain Management, hal. 243) Gambar 3. Lima Proses Inti Supply Chainpada Model SCOR Gambar 3. Dimensi Utama Supply Chain 2.6 Perhitungan Skor Gap Penilaian fleksibilitas suatu supply chain berdasarkan perhitungan yang merupakan perbedaan antara penilaian terhadap pasangan pernyataan untuk requirement (kebutuhan) dan kapasitas untuk tiap parameter fleksibilitas untuk perhitungan ini perlu adanya suatu skala yang digunakan untuk menunjukkan kedua kondisi tersebut, skala yang digunakan untuk menunjukkan kedua kondisi tersebut skala yang digunakan untuk menunjukkan kedua kondisi tersebut yang digunakan disini adalah skala likert yaitu skala 1 sampai dengan 5. Perhitungan gap atau skor fleksibilitas untuk setiap pasangan pertanyaan dihitung sebagai berikut : Flexibilitas = Requirement Score Capability Score 2.7 Uji Validitas Untuk mengetahui sejauh mana ketepatan dan kecermatan kuesioner yang disebar, maka dilakukan uji validitas.validitas dihitung dengan menggunakan rumus korelasi produk momen : n XiYi ( Xi)( Yi) r = { n Xi ( Xi) }{ n Yi ( Yi) } Dimana : r = koefisien korelasi yang di cari 6-4

5 n = jumlah responden X = skor tiap- tiap variabel Y = skor total tiap responden 2.8 UjiReliabilitas Untuk menguji ketepatan hasil pengukuran kuesioner dilakukan uji reliabilitas. Cara untuk menghitung reliabilitas adalah dengan rumus alpha : 2 k r 1 b 11 2 ( k 1) 1 Dimana : = reliabilitas instrument 2 b r11 k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal. = jumlah varians butir 2 1 = varians total 2.9 Analitical Hierarchy Process (AHP) Pengertian AHP adalah merupakan model pengambilan keputusan yang dikembangkan oleh Thomas L. Saaty yang merupakan suatu model yang komperhensif dan memperhitungkan hal-hal yang bersifat kuantitatif dan kualitatif sekaligus. Model AHP menggunakan persepsi manusia yang dianggap sebagai input utamanya. AHP menggunakan model hierarkis yang terdiri dari satu tujuan (goal), kriteria (atau beberapa sub criteria) dan alternatif untuk setiap masalah keputusan dalam menentukan penelitian diantara alternatif digunakan skala tertentu agar dapat dihasilkan bobot dari masing-masing alternatif keputusan, skala yang dipakai dalam perbandingan berpasangan terdiri dari METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian menjelaskan langkah-langkah metode yang digunakan untuk pengambilan dan pengolahan data mulai dari pengumpulan data, penyusunan kuisioner, penentuan sampel, penyebaran kuisioner, uji validitas,uji reliabilitas, pembobotan keempat dimensi, parameter-parameter supply chain, perhitungan gap,pengukuran tingkat fleksibilitas supply chain menurut dimensi, pemetaan (mapping) parameter-parameter fleksibilitasdan mengidentifikasi parameter-parameter yang perlu diperbaiki. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Variabel terikat yaitu fleksibilitas supply chain pada PT. Swabina Gatra 2. Variabel bebas Parameter-parameter yang dikumpulkan terdiri dari dimensi Supplier, Product Design,Production dandelivery.. 4. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Kuantitatif Kebutuhan dan Kemampuan Tiap Parameter Fleksibilitas Supply Chain Data ini merupakan data yang diambil dari penyebaran kuisioner kebutuhan dan kemampuan di PT. Swabina Gatrauntuk kuantitatif kebutuhan dan kemampuan tiap parameter dapat dilihat pada Tabel

6 Tabel 1. Data Nilai Rata Rata Kebutuhan dan Kemampuan No. Deskripsi Kebutuhan Kemampuan 1. Supplier 1.1 Perusahaan memiliki lebih dari satu pemasok untuk setiap produk (SS1) 4,2439 4, Sebagian besar pemasok memiliki kemampuan produksi/memasok (SS2) bermacam-macam tipe produk yang berbeda 4,1707 3, Sebagian besar produk memiliki kapasitas persediaan yang besar (SS3) 4,3171 4, Sebagian besar pemasok mampu memproduksi produk dalam (SS4) jumlah yang besar dalam waktu yang relatif singkat 4,3659 4, Memiliki bermacam-macam model transportasi untuk pengiriman (SS5) produk dari pemasok 4,3902 4, Secara teknis dan ekonomis mampu mengirim beberapa produk (SS6) dalam sekali pengiriman dari pemasok ke perusahaan 4,1220 3, Pemasok mampu mengirim permintaan yang mendesak dengan (SS7) lebih cepat dan biaya murah 4,4878 4, Product Design 2.1 Ketika produksi menurun, sebagian pekerja bisa difungsikan di (PD1) divisi lain 4,4634 4, Memiliki software dan sumber daya lain untuk mempermudah (PD2) membuat, memodifikasi, dan mensimulasi desain 4,3171 4, (PD3) Ketika desain produk melibatkan tim yang jauh lebih besar, ada jaringan untuk mempermudah berkomunikasi, tentang ide, desain 4,0732 3, (PD4) dokumen, dsb Ketika desain baru membutuhkan material baru, mudah untuk mendapatkan konfirmasi kemampuan pemasok untuk memasok material baru 4,2683 4, Production 3.1 Memiliki kapasitas produksi yang besar sehingga mampu (PS1) memenuhi permintaan konsumen yang tinggi 4,1707 3, Fluktuasi dalam permintaan dapat diatasi dengan kerja lembur (PS2) 4,3659 4, Sebagian besar pekerja adalah multi-terampil, sehingga mereka (PS3) dapat mudah beralih dari satu pekerjaan/tugas lain 4,2929 4,0732 No. Deskripsi Kebutuhan Kemampuan 3.4 Mesin adalah serbaguna sehingga dapat mengolah tugas/pekerjaan (PS4) yang berbeda 3,9268 3, Mampu mengakomodasi sampai batas waktu tertentu bila ada (PS5) perubahan dari konsumen 4,3171 3, Sistem perencanaan produksi mampu merubah jadwal produksi (PS6) yang sudah ada 4,3659 4, Biaya merubah jadwal produksi rendah, sehingga perubahan jadwal (PS7) dapat diselesaikan dalam waktu yang cepat 4,4390 4, Delivery 4.1 Memiliki model transportasi yang berbeda untuk pengiriman (DS1) produk ke pelanggan 4,4390 4, (DS2) Secara teknis dan ekonomis mampu mengirim beberapa produk dalam sekali pengiriman dari perusahaan ke pelanggan 4,2439 3, (DS3) 4.4 (DS4) 4.5 (DS5) 4.6 (DS6) Dapat melakukan pengiriman walaupun dalam jumlah yang kecil Jika ada permintaan mendadak, perusahaan dapat mengirimkan produk dengan memilih model transportasi yang lebih cepat Dapat mengirimkan pesanan ke pelanggan lebih dari satu gudang atau pabrik, berguna untuk memuaskan pelanggan Perusahaan merancang jadwal pengiriman lebih awal, sehingga pelanggan dapat mengubah jumlah, tipe, dan/atau tanggal jatuh tempo pengiriman dalam periode yang singkat 4,3415 4,0244 4,3415 4,0000 4,4390 4,1220 4,2439 4,

7 4.2 Uji Validitas Data setiap parameter hasil kuisioner tentang kebutuhan dan kemampuan tingkat fleksibilitas supply chain diuji tingkat validitasnya dan semua data dinyatakan valid. 4.3 Uji Reliabilitas Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur keandalan dari hasil pengukuran kuesioner. Untuk data kebutuhan dari karyawan r α r tabel 0,847 0,2605 Untuk data kemampuan dari karyawan r α r tabel 0,796 0,2605 Dari hasil perhitungan diatas terlihat bahwa nilai alpha lebih besar dari nilai tabel sehingga dapat dikatakan bahwa data yang didapatkan reliabel. 4.4 Perhitungan Nilai Kebutuhan dan Kemampuan Fleksibilitas Supply Chain Dari pengumpulan data kuisioner yang disebarkan pada para karyawan didapatkan data penilaian kebutuhan dan kemampuan fleksibilitas supply chainseperti yang terlihat pada Tabel 2. Tabel 2. Nilai Gap Kebutuhan dan Kemampuan Fleksibilitas Supply Chain No. Deskripsi Kebutuhan Kemampuan Gap 1. Supplier (SS) 1.1 Perusahaan memiliki lebih dari satu pemasok untuk (SS1) setiap produk 4,2439 4,1220 0, (SS2) Sebagian besar pemasok memiliki kemampuan produksi/memasok bermacam-macam tipe produk 4,1707 3,7073 0,4634 yang berbeda 1.3 Sebagian besar produk memiliki kapasitas persediaan 4,3171 4,0244 0,2927 (SS3) 1.4 (SS4) 1.5 (SS5) 1.6 (SS6) yang besar Sebagian besar pemasok mampu memproduksi produk dalam jumlah yang besar dalam waktu yang relatif singkat Memiliki bermacam-macam model transportasi untuk pengiriman produk dari pemasok Secara teknis dan ekonomis mampu mengirim beberapa produk dalam sekali pengiriman dari pemasok ke perusahaan 4,3659 4,1707 0,1952 4,3902 4,1220 0,2682 4,1220 3,8780 0, Pemasok mampu mengirim permintaan yang (SS7) mendesak dengan lebih cepat dan biaya murah 4,4878 4,1220 0,3658 Rata Rata 4,2997 4,0209 0, Product Design (PD) 2.1 Ketika produksi menurun, sebagian pekerja bisa (PD1) difungsikan di divisi lain 4,4634 4,0732 0, (PD2) 4,3171 4,0976 0,2195 Memiliki software dan sumber daya lain untuk mempermudah membuat, memodifikasi, dan mensimulasi desain 6-7

8 2.3 (PD3) 2.4 (PD4) Ketika desain produk melibatkan tim yang jauh lebih besar, ada jaringan untuk mempermudah 4,0732 3,8293 0,2439 berkomunikasi, tentang ide, desain dokumen, dsb Ketika desain baru membutuhkan material baru, mudah untuk mendapatkan konfirmasi kemampuan 4,2683 4,1707 0,0976 pemasok untuk memasok material baru Rata Rata 4,2805 4,0427 0, Production (PS) 3.1 (PS1) Memiliki kapasitas produksi yang besar sehingga mampu memenuhi permintaan konsumen yang tinggi 3.2 Fluktuasi dalam permintaan dapat diatasi dengan (PS2) kerja lembur 3.3 Sebagian besar pekerja adalah multi-terampil, (PS3) sehingga mereka dapat mudah beralih dari satu pekerjaan/tugas lain 3.4 Mesin adalah serbaguna sehingga dapat mengolah (PS4) tugas/pekerjaan yang berbeda 3.5 Mampu mengakomodasi sampai batas waktu tertentu (PS5) bila ada perubahan dari konsumen 3.6 Sistem perencanaan produksi mampu merubah jadwal (PS6) 3.7 (PS7) produksi yang sudah ada Biaya merubah jadwal produksi rendah, sehingga perubahan jadwal dapat diselesaikan dalam waktu yang cepat 4,1707 3,9512 0,2195 4,3659 4,0976 0,2683 4,2929 4,0732 0,2197 3,9268 3,6341 0,2927 4,3171 3,9756 0,3415 4,3659 4,0488 0,3171 4,4390 4,0976 0,3414 Rata Rata 4,2683 3,9826 0, Delivery (DS) 4.1 Memiliki model transportasi yang berbeda untuk (DS1) pengiriman produk ke pelanggan 4,4390 4,0732 0, (DS2) Secara teknis dan ekonomis mampu mengirim beberapa produk dalam sekali pengiriman dari 4,2439 3,8293 0, (DS3) 4.4 (DS4) 4.5 (DS5) 4.6 (DS6) perusahaan ke pelanggan Dapat melakukan pengiriman walaupun dalam jumlah yang kecil Jika ada permintaan mendadak, perusahaan dapat mengirimkan produk dengan memilih model transportasi yang lebih cepat Dapat mengirimkan pesanan ke pelanggan lebih dari satu gudang atau pabrik, berguna untuk memuaskan pelanggan Perusahaan merancang jadwal pengiriman lebih awal, sehingga pelanggan dapat mengubah jumlah, tipe, dan/atau tanggal jatuh tempo pengiriman dalam periode yang singkat 4,3415 4,0244 0,3171 4,3415 4,0000 0,3415 4,4390 4,1220 0,3170 4,2439 4,0244 0,2195 Rata Rata 4,3415 4,0122 0,3293 Tabel 3. Bobot Dimensi Utama dan Sub Dimensi No. Deskripsi Bobot Bobot Parameter 1. Supplier (bobot = 0,473) 1.1 Perusahaan memiliki lebih dari satu pemasok untuk setiap (SS1) produk 0,304 0, Sebagian besar pemasok memiliki kemampuan (SS2) produksi/memasok bermacam-macam tipe produk yang berbeda 0,221 0, Sebagian besar produk memiliki kapasitas persediaan yang besar (SS3) 0,161 0, Sebagian besar pemasok mampu memproduksi produk dalam (SS4) jumlah yang besar dalam waktu yang relatif singkat 0,112 0, Memiliki bermacam-macam model transportasi untuk 0,083 0,

9 (SS5) pengiriman produk dari pemasok 1.6 (SS6) Secara teknis dan ekonomis mampu mengirim beberapa produk dalam sekali pengiriman dari pemasok ke perusahaan 1.7 Pemasok mampu mengirim permintaan yang mendesak dengan (SS7) lebih cepat dan biaya murah 2. Product Design (bobot = 0,274) 2.1 Ketika produksi menurun, sebagian pekerja bisa difungsikan di (PD1) divisi lain 2.2 Memiliki software dan sumber daya lain untuk mempermudah (PD2) membuat, memodifikasi, dan mensimulasi desain 2.3 Ketika desain produk melibatkan tim yang jauh lebih besar, ada (PD3) jaringan untuk mempermudah berkomunikasi, tentang ide, desain 2.4 (PD4) dokumen, dsb Ketika desain baru membutuhkan material baru, mudah untuk mendapatkan konfirmasi kemampuan pemasok untuk memasok material baru 3. Production (bobot = 0,158) 3.1 Memiliki kapasitas produksi yang besar sehingga mampu (PS1) memenuhi permintaan konsumen yang tinggi 3.2 Fluktuasi dalam permintaan dapat diatasi dengan kerja lembur (PS2) 3.3 (PS3) 3.4 (PS4) 3.5 (PS5) 3.6 (PS6) 0,067 0,032 0,052 0,025 0,463 0,127 0,262 0,072 0,169 0,046 0,106 0,029 0,272 0,043 0,221 0,035 Sebagian besar pekerja adalah multi-terampil, sehingga mereka dapat mudah beralih dari satu pekerjaan/tugas lain 0,162 0,026 Mesin adalah serbaguna sehingga dapat mengolah tugas/pekerjaan yang berbeda 0,125 0,020 Mampu mengakomodasi sampai batas waktu tertentu bila ada perubahan dari konsumen 0,096 0,015 Sistem perencanaan produksi mampu merubah jadwal produksi yang sudah ada 0,070 0, (PS7) Biaya merubah jadwal produksi rendah, sehingga perubahan jadwal dapat diselesaikan dalam waktu yang cepat 0,054 0, Delivery (bobot = 0,095) 4.1 (DS1) 4.2 (DS2) Memiliki model transportasi yang berbeda untuk pengiriman produk ke pelanggan 0,310 0,029 Secara teknis dan ekonomis mampu mengirim beberapa produk dalam sekali pengiriman dari perusahaan ke pelanggan 0,250 0,024 No. Deskripsi Bobot 4.3 (DS3) 4.4 (DS4) 4.5 (DS5) 4.6 (DS6) Dapat melakukan pengiriman walaupun dalam jumlah yang kecil Jika ada permintaan mendadak, perusahaan dapat mengirimkan produk dengan memilih model transportasi yang lebih cepat Dapat mengirimkan pesanan ke pelanggan lebih dari satu gudang atau pabrik, berguna untuk memuaskan pelanggan Perusahaan merancang jadwal pengiriman lebih awal, sehingga pelanggan dapat mengubah jumlah, tipe, dan/atau tanggal jatuh tempo pengiriman dalam periode yang singkat Bobot Parameter 0,168 0,016 0,117 0,011 0,089 0,008 0,066 0, Pengukuran Tingkat Fleksibilitas Supply Chain Seluruh Dimensi Analisa nilai tingkat fleksibilitas supply chain yang dimiliki dapat dihitung dengan membandingkan nilai kemampuan dan kebutuhan yang dipunyai. Untuk hasil perhitungannya dapat dilihat pada Tabel

10 Dimensi Utama Tabel 4. Hasil Analisa Total Nilai Gap Terbobot dan Tingkat Fleksibilitas Supply Chain Dimensi Utama Total Kebutuhan Terbobot Total Kemampuan Terbobot Gap Tingkat Fleksibilitas (%) (1) (2) (3) (4) = (2) - (3) (5) = (3/2)x100% Supplier 4,2699 4,0036 0, ,76 Product Design 4,3385 4,0488 0, ,32 Production 4,2411 3,9769 0, ,77 Delivery 4,3539 4,0005 0, ,88 Total 17, ,0298 1, ,18 Kriteria nilai fleksibilitas supply chain yang telah ditentukan oleh PT. Swabina Gatra untuk dikatakan fleksibel dapat dilihat pada tabel berikut ini. Kriteria Nilai (%) Baik > 85 Cukup Kurang < 60 Dapat dilihat dalam tabel di atas bahwa seluruh dimensi yang dimiliki sudah masuk ke dalam kriteria fleksibel (baik) karena seluruh nilai presentase pengukuran tingkat fleksibilitas di atas nilai 85%. 4.6 Parameter parameter Yang Perlu Diperbaiki Prioritas perbaikan dapat dilihat dari nilai gap terbobot yang paling besar.berikut ini merupakan tabel prioritas perbaikan sebelum diurutkan dari terbesar sampai terkecil. Tabel 5. Prioritas Perbaikan Setelah Diurutkan No. Dimensi Deskripsi 1. Product Design 2. Delivery 3. Delivery 4. Supplier 5. Production 6. Production Ketika produksi menurun, sebagian pekerja bisa difungsikan di divisi lain Memiliki model transportasi yang berbeda untuk pengiriman produk ke pelanggan Secara teknis dan ekonomis mampu mengirim beberapa produk dalam sekali pengiriman dari perusahaan ke pelanggan Sebagian besar pemasok memiliki kemampuan produksi/memasok bermacam-macam tipe produk yang berbeda Memiliki kapasitas produksi yang besar sehingga mampu memenuhi permintaan konsumen yang tinggi Fluktuasi dalam permintaan dapat diatasi dengan kerja lembur Gap Terbobot Prioritas Perbaikan 0, , , , , ,

11 7. Product Design 8. Delivery 9. Supplier 10. Product Design 11. Delivery 12. Supplier 13. Production 14. Production 15. Production 16. Delivery 17. Supplier 18. Production 19. Supplier 20. Supplier 21. Production 22. Supplier 23. Delivery 24. Product Design Memiliki software dan sumber daya lain untuk mempermudah membuat, memodifikasi, dan mensimulasi desain Dapat melakukan pengiriman walaupun dalam jumlah yang kecil Sebagian besar produk memiliki kapasitas persediaan yang besar Ketika desain produk melibatkan tim yang jauh lebih besar, ada jaringan untuk mempermudah berkomunikasi, tentang ide, desain dokumen, dsb Jika ada permintaan mendadak, perusahaan dapat mengirimkan produk dengan memilih model transportasi yang lebih cepat Perusahaan memiliki lebih dari satu pemasok untuk setiap produk Mesin adalah serbaguna sehingga dapat mengolah tugas/pekerjaan yang berbeda Sebagian besar pekerja adalah multi-terampil, sehingga mereka dapat mudah beralih dari satu pekerjaan/tugas lain Mampu mengakomodasi sampai batas waktu tertentu bila ada perubahan dari konsumen Dapat mengirimkan pesanan ke pelanggan lebih dari satu gudang atau pabrik, berguna untuk memuaskan pelanggan Memiliki bermacam-macam model transportasi untuk pengiriman produk dari pemasok Sistem perencanaan produksi mampu merubah jadwal produksi yang sudah ada Sebagian besar pemasok mampu memproduksi produk dalam jumlah yang besar dalam waktu yang relatif singkat Pemasok mampu mengirim permintaan yang mendesak dengan lebih cepat dan biaya murah Biaya merubah jadwal produksi rendah, sehingga perubahan jadwal dapat diselesaikan dalam waktu yang cepat Secara teknis dan ekonomis mampu mengirim beberapa produk dalam sekali pengiriman dari pemasok ke perusahaan Perusahaan merancang jadwal pengiriman lebih awal, sehingga pelanggan dapat mengubah jumlah, tipe, dan/atau tanggal jatuh tempo pengiriman dalam periode yang singkat Ketika desain baru membutuhkan material baru, mudah untuk mendapatkan konfirmasi kemampuan pemasok untuk memasok material baru 0, , , , , , , , , , , , , , , , , , KESIMPULAN Dari hasil penelitian maka kesimpulan yang dapat diberikan adalah : 1. Tingkat fleksibilitas supply chain yang ada di perusahaan secara keseluruhan flesksibel (baik) dimana seluruh dimensi utama mencapai prosentase di atas 85%, secara berurutan presentase dari yang terkecil hingga terbesar yang yaitu Delivery 91,88%, Product Design 93,32%, Supplier 93,76%, dan Production 93,77%. 2. Secara berurutan lima besar parameter-parameter yang perlu dilakukan perbaikan oleh perusahaan yaitu : 6-11

12 a. Memiliki model transportasi yang berbeda untuk pengiriman produk ke pelanggan. b. Secara teknis dan ekonomis mampu mengirim beberapa produk dalam sekali pengiriman dari perusahaan ke pelanggan. c. Ketika produksi menurun, sebagian pekerja bisa difungsikan di divisi lain. d. Sebagian besar pemasok memiliki kemampuan produksi/memasok bermacam-macam tipe produk yang berbeda. e. Memiliki kapasitas produksi yang besar sehingga mampu memenuhi permintaan konsumen yang tinggi. DAFTAR PUSTAKA Beamon, B.M., 1999, Measuring Supply Chain Performance, International Journal of Operation and Production Management, Vol. 19 No. 3 PP Indrajit, R. E dan Richardus D Konsep Manajemen Supply Chain : Cara Baru Memandang Mata Rantai Penyediaan Barang. PT. Gramedia Indonesia. Pujawan, I Nyoman Assessing supply chain flexibility : a conceptual framework and case study Int. J. Integrated Supply Management, Vol. 1, No.1, pp Pujawan, I Nyoman., 2005, Supply Chain Management, Guna Widya, Surabaya. Saaty, T.L., 1993, Pengambilan Keputusan Bagi Para Pemimpin : Proses Hirarki Untuk Pengambilan Keputusan Dalam Situasi Yang Kompleks, PT. Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta. Zhang, Q., Vonderembse, M. A., Lim, J Manufacturing flexibility ; defining and analyzing relationships among competence, capability, and customer satisfaction, Journal of Operations Management,

PENGUKURAN TINGKAT FLEKSIBILITAS SUPPLY CHAIN DI PT. SWABINA GATRA GRESIK

PENGUKURAN TINGKAT FLEKSIBILITAS SUPPLY CHAIN DI PT. SWABINA GATRA GRESIK PENGUKURAN TINGKAT FLEKSIBILITAS SUPPLY CHAIN DI PT. SWABINA GATRA GRESIK SKRIPSI Oleh : IMANIAR MAWASA NPM : 0632010099 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL

Lebih terperinci

PENGUKURAN DAN ANALISA TERHADAP FLEKSIBILITAS SUPPLY CHAIN DI PT PETROKIMIA GRESIK (Persero), Tbk

PENGUKURAN DAN ANALISA TERHADAP FLEKSIBILITAS SUPPLY CHAIN DI PT PETROKIMIA GRESIK (Persero), Tbk PENGUKURAN DAN ANALISA TERHADAP FLEKSIBILITAS SUPPLY CHAIN DI PT PETROKIMIA GRESIK (Persero), Tbk S K R I P S I oleh : DHIKA LISYANE 0732010032 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA DENGAN MENGGUNAKAN SUPPLY CHAIN MELALUI PENDEKATAN SCOR MODEL DI PT. LASER JAYA SAKTI,Tbk GEMPOL, PASURUAN SKRIPSI

PENGUKURAN KINERJA DENGAN MENGGUNAKAN SUPPLY CHAIN MELALUI PENDEKATAN SCOR MODEL DI PT. LASER JAYA SAKTI,Tbk GEMPOL, PASURUAN SKRIPSI PENGUKURAN KINERJA DENGAN MENGGUNAKAN SUPPLY CHAIN MELALUI PENDEKATAN SCOR MODEL DI PT. LASER JAYA SAKTI,Tbk GEMPOL, PASURUAN SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PENGUKURAN FLEKSIBILITAS SUPPLY CHAIN PADA PT. SEMEN GRESIK (PERSERO) Tbk. SKRIPSI

ANALISIS DAN PENGUKURAN FLEKSIBILITAS SUPPLY CHAIN PADA PT. SEMEN GRESIK (PERSERO) Tbk. SKRIPSI ANALISIS DAN PENGUKURAN FLEKSIBILITAS SUPPLY CHAIN PADA PT. SEMEN GRESIK (PERSERO) Tbk. SKRIPSI DISUSUN OLEH : KUSUMA DEWI WARDHANI 0632010008 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA SUPPLY CHAIN DI PT XYZ DENGAN MENGGUNAKAN METODE SCOR

PENGUKURAN KINERJA SUPPLY CHAIN DI PT XYZ DENGAN MENGGUNAKAN METODE SCOR PENGUKURAN KINERJA SUPPLY CHAIN DI PT XYZ DENGAN MENGGUNAKAN METODE SCOR Dimas Satria Rinaldy, Patdono Suwignjo Manajemen Industri, Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. rahmat dan kasih sayang -Nya. Sehingga penyusun dapat menyelesaikan laporan

KATA PENGANTAR. rahmat dan kasih sayang -Nya. Sehingga penyusun dapat menyelesaikan laporan KATA PENGANTAR Alhamdulillah, Puji syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan kasih sayang -Nya. Sehingga penyusun dapat menyelesaikan laporan tugas akhir (skripsi) yang berjudul Analisa

Lebih terperinci

SKRIPSI. Disusun Oleh : DONNY BINCAR PARULIAN ARUAN NPM :

SKRIPSI. Disusun Oleh : DONNY BINCAR PARULIAN ARUAN NPM : PENGUKURAN KINERJA SUPPY CHAIN PERUSAHAAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL SCOR DAN ANALYTIC NETWORK PROCESS (ANP) DI PT LOTUS INDAH TEXTILE INDUSTRIES SURABAYA SKRIPSI Disusun Oleh : DONNY BINCAR PARULIAN ARUAN

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang 1 Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Persaingan perusahaan-perusahaan sangat ketat dalam era globalisasi ini yang menghendaki perdagangan bebas. Persaingan yang sengit dalam pasar global sekarang ini,

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Saat ini dunia perindustrian berkembang semakin pesat dan mengakibatkan persaingan antar perusahaan yang semakin ketat. Kondisi ini menuntut dihasilkannya produk atau jasa yang lebih baik, lebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan menjelaskan pendahuluan dari penelitian yang diuraikan menjadi enam sub bab yaitu latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA SUPPLY CHAIN PADA PERUSAHAAN GULA ABSTRAK

ANALISIS KINERJA SUPPLY CHAIN PADA PERUSAHAAN GULA ABSTRAK ANALISIS KINERJA SUPPLY CHAIN PADA PERUSAHAAN GULA MT Safirin Jurusan Teknik Industri UPN Veteran Jawa Timur ABSTRAK Salah satu aspek penting yang akhir-akhir banyak diteliti dan didiskusikan oleh para

Lebih terperinci

Pengukuran Performansi Perusahaan dengan Menggunakan Metode Supply Chain Operation Reference (SCOR)

Pengukuran Performansi Perusahaan dengan Menggunakan Metode Supply Chain Operation Reference (SCOR) Pengukuran Performansi Perusahaan dengan Menggunakan Metode Supply Chain Operation Reference (SCOR) Darojat 1), Elly Wuryaningtyas Yunitasari 2) 1,2) Program Studi Teknik Industri, Universitas Sarjanawiyata

Lebih terperinci

EVALUASI TINGKAT FLEKSIBILITAS SUPPLY CHAIN

EVALUASI TINGKAT FLEKSIBILITAS SUPPLY CHAIN EVALUASI TINGKAT FLEKSIBILITAS SUPPLY CHAIN Oleh : Ir. HANDOYO, MT PENERBIT : UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR EVALUASI TINGKAT FLEKSIBILITAS SUPPLY CHAIN Hak Cipta pada Penulis, hak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini sektor industri terus berkembang,sehingga segala aspek yang terdapat pada sebuah industri sangat menentukan keberhasilan dan kemajuan industri tersebut.

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA SUPPLY CHAIN DENGAN METODE SUPPLY CHAIN OPERATIONS REFERENCE (SCOR) MANAJEMEN DI PT.GUNAWAN DIANJAYA STEEL SURABAYA SKRIPSI

PENGUKURAN KINERJA SUPPLY CHAIN DENGAN METODE SUPPLY CHAIN OPERATIONS REFERENCE (SCOR) MANAJEMEN DI PT.GUNAWAN DIANJAYA STEEL SURABAYA SKRIPSI PENGUKURAN KINERJA SUPPLY CHAIN DENGAN METODE SUPPLY CHAIN OPERATIONS REFERENCE (SCOR) MANAJEMEN DI PT.GUNAWAN DIANJAYA STEEL SURABAYA SKRIPSI Disusun Oleh : YOHANES NURSIS AGUNG JATMIKO NPM : 0532010207

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN i DAFTAR ISI DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN i iii iii iv 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 Rumusan Masalah 4 Tujuan Penelitian 4 Manfaat Penelitian 5 Ruang Lingkup Penelitian 5 2 TINJAUAN

Lebih terperinci

FLEKSIBILITAS SUPPLY DENGAN PENDEKATAN PUJAWAN FRAMEWORK

FLEKSIBILITAS SUPPLY DENGAN PENDEKATAN PUJAWAN FRAMEWORK FLEKSIBILITAS SUPPLY DENGAN PENDEKATAN PUJAWAN FRAMEWORK Akhmad Kharis, Rachmad Hidayat, Issa Dyah Utami Jurusan Teknik Industri, Universitas Trunojoyo E-mail: akhmad.utm@gmail.com ABSTRACT The aim of

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. artian yang lebih spesifik yakni pihak ketiga dalam supply chain istilah dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. artian yang lebih spesifik yakni pihak ketiga dalam supply chain istilah dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Vendor Dalam arti harfiahnya, vendor adalah penjual. Namun vendor memiliki artian yang lebih spesifik yakni pihak ketiga dalam supply chain istilah dalam industri yang menghubungkan

Lebih terperinci

PENGUKURAN TINGKAT FLEKSIBILITAS SUPPLY CHAIN DI CV.BINA TEKNIK TULANGAN SIDOARJO PROPOSAL

PENGUKURAN TINGKAT FLEKSIBILITAS SUPPLY CHAIN DI CV.BINA TEKNIK TULANGAN SIDOARJO PROPOSAL PENGUKURAN TINGKAT FLEKSIBILITAS SUPPLY CHAIN DI CV.BINA TEKNIK TULANGAN SIDOARJO PROPOSAL Oleh : MUKHAMAT SAIFUDDIN 0732010142 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

STRATEGI PENINGKATAN KINERJA RANTAI PASOK UKM BATIK DENGAN SUPPLY CHAIN OPERATION REFERENCE (SCOR)

STRATEGI PENINGKATAN KINERJA RANTAI PASOK UKM BATIK DENGAN SUPPLY CHAIN OPERATION REFERENCE (SCOR) STRATEGI PENINGKATAN KINERJA RANTAI PASOK UKM BATIK DENGAN SUPPLY CHAIN OPERATION REFERENCE (SCOR) Mila Faila Sufa 1*,Latifa Dinar Wigaringtyas 2, Hafidh Munawir 3 1,2,3 Jurusan Teknik Industri, Universitas

Lebih terperinci

PEMILIHAN SUPPLIER MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC NETWORK PROCESS (ANP) DI PT. HARVITA TISI MULIA SEMARANG

PEMILIHAN SUPPLIER MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC NETWORK PROCESS (ANP) DI PT. HARVITA TISI MULIA SEMARANG PEMILIHAN SUPPLIER MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC NETWORK PROCESS (ANP) DI PT. HARVITA TISI MULIA SEMARANG 1 Febriarto Adhi Wiwoho 1 Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik Universitas Dian Nuswantoro Jalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangannya di perusahaan manufaktur, selain

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangannya di perusahaan manufaktur, selain BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangannya di perusahaan manufaktur, selain bersaing dalam dunia pasar yang semakin memunculkan teknologi informasi yang canggih, perusahaan juga

Lebih terperinci

ERP (Enterprise Resource Planning) Pertemuan 2

ERP (Enterprise Resource Planning) Pertemuan 2 ERP (Enterprise Resource Planning) Pertemuan 2 outline Proses Bisnis Perusahaan Manufaktur Rantai Pasok, SCM dan ERP Kebutuhan dan Manfaat Sistem Terintegrasi Proses Bisnis Perusahaan Manufaktur Sub Bab

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL. HALAMAN PRASYARAT GELAR MAGISTER.. HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING TESIS HALAMAN PENETAPAN PANITIA PENGUJI TESIS ABSTRAKSI.

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL. HALAMAN PRASYARAT GELAR MAGISTER.. HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING TESIS HALAMAN PENETAPAN PANITIA PENGUJI TESIS ABSTRAKSI. DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL. HALAMAN JUDUL. HALAMAN PRASYARAT GELAR MAGISTER.. HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING TESIS HALAMAN PENETAPAN PANITIA PENGUJI TESIS ABSTRAKSI. DAFTAR ISI. DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang dapat menghasilkan barang atau jasa berkualitas yang mampu

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang dapat menghasilkan barang atau jasa berkualitas yang mampu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi ini, persaingan bisnis menjadi sangat tajam. Hanya perusahaan yang dapat menghasilkan barang atau jasa berkualitas yang mampu menghadapi

Lebih terperinci

ANALISIS PERFORMANSI KINERJA UNTUK MENINGKATKAN DAYA SAING PERUSAHAAN DENGAN SUPPLY CHAIN OPERATION REFERENCE (SCOR)

ANALISIS PERFORMANSI KINERJA UNTUK MENINGKATKAN DAYA SAING PERUSAHAAN DENGAN SUPPLY CHAIN OPERATION REFERENCE (SCOR) ANALISIS PERFORMANSI KINERJA UNTUK MENINGKATKAN DAYA SAING PERUSAHAAN DENGAN SUPPLY CHAIN OPERATION REFERENCE (SCOR) Lukmandono 1, Reza Putra Pratama 2 1,2 Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini tergolong dalam penelitian survey. Penelitian survey. 3.2 Sumber Data dan Metode Pengumpulan Data

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini tergolong dalam penelitian survey. Penelitian survey. 3.2 Sumber Data dan Metode Pengumpulan Data BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini tergolong dalam penelitian survey. Penelitian survey menurut Sugiyono, (2010) adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil,

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA SUPPLY CHAIN

PENGUKURAN KINERJA SUPPLY CHAIN PENGUKURAN KINERJA SUPPLY CHAIN MENGGUNAKAN SCOR DAN APLIKASI ANALYTIC NETWORK PROCESS (ANP) DI PT. PERTIWI MAS ADI KENCANA SIDOARJO Iriani Teknik Industri FTI-UPNV Jatim ABSTRAKSI Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan. Konsumen tidak lagi hanya menginginkan produk yang berkualitas, tetapi juga

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan. Konsumen tidak lagi hanya menginginkan produk yang berkualitas, tetapi juga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Di era globalisasi saat ini, persaingan antar perusahaan semakin ketat. Konsumen tidak lagi hanya menginginkan produk yang berkualitas, tetapi juga menuntut

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Penelitian Kerangka penelitian ini adalah langkah demi langkah dalam penyusunan Tugas Akhir mulai dari tahap persiapan penelitian hingga pembuatan dokumentasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mulai dari kegiatan pemasokan bahan baku sampai dengan melakukan

BAB I PENDAHULUAN. mulai dari kegiatan pemasokan bahan baku sampai dengan melakukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang Supply chain mempunyai peranan penting dalam aktivitas perusahaan mulai dari kegiatan pemasokan bahan baku sampai dengan melakukan pengiriman hasil produksi kepada konsumen.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terus menciptakan berbagai inovasi-inovasi baru untuk tetap dapat unggul dan

BAB I PENDAHULUAN. terus menciptakan berbagai inovasi-inovasi baru untuk tetap dapat unggul dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Dunia bisnis sekarang ini terus bersaing untuk menciptakan berbagai kebutuhan pelanggan (customer) yang semakin tinggi, dan semakin cerdas dalam memilih kebutuhannya.

Lebih terperinci

III. METODOLOGI A. KERANGKA PEMIKIRAN

III. METODOLOGI A. KERANGKA PEMIKIRAN III. METODOLOGI A. KERANGKA PEMIKIRAN Salah satu aspek mendasar yang perlu dipahami oleh Perum Perhutani adalah karakter konsumen sebagai pengguna minyak kayu putih hasil produksinya, yaitu kepuasan. Dengan

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA SUPPLY CHAIN MANAGEMENT

PENGUKURAN KINERJA SUPPLY CHAIN MANAGEMENT PENGUKURAN KINERJA SUPPLY CHAIN MANAGEMENT DENGAN PENDEKATAN SUPPLY CHAIN OPERATION REFERENCE (SCOR) (Studi Kasus: UKM Batik Sekar Arum, Pajang, Surakarta) NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Syarat

Lebih terperinci

Seminar Nasional IENACO 2016 ISSN: ANALISIS PEMILIHAN SUPPLIER BAHAN BAKU PEWARNA KAIN DI PT KURNIA MAS TEXTILE

Seminar Nasional IENACO 2016 ISSN: ANALISIS PEMILIHAN SUPPLIER BAHAN BAKU PEWARNA KAIN DI PT KURNIA MAS TEXTILE ANALISIS PEMILIHAN SUPPLIER BAHAN BAKU PEWARNA KAIN DI PT KURNIA MAS TEXTILE Syafrianita Program Studi Manajemen Transportasi Sekolah Tinggi Manajemen Logistik Indonesia Jl. Sari Asih No. 54, Bandung-40151

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin maju dan berkembangnya kondisi perekonomian menyebabkan persaingan di dunia bisnis menjadi semakin ketat. Persaingan tersebut menuntut para pelaku bisnis melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan dunia bisnis dan industri saat sekarang ini semakin ketat dalam memenuhi kebutuhan konsumen yang semakin meningkat serta sangat cerdas dalam memilih produk

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL PENGUKURAN KINERJA SUPPLY CHAIN DI PT. INDOMAPAN INTISARI

PENGEMBANGAN MODEL PENGUKURAN KINERJA SUPPLY CHAIN DI PT. INDOMAPAN INTISARI PENGEMBANGAN MODEL PENGUKURAN KINERJA SUPPLY CHAIN DI PT. INDOMAPAN Dira Ernawati Teknik Industri, FTI-UPN Veteran Jawa Timur INTISARI Tujuan dari managemen Supply Chain adalah untuk meminimalkan biaya

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK CV Duta Warna adalah perusahaan yang bergerak di bidang jasa percetakan, dimana pemenuhan kebutuhan bahan baku kertas bergantung kepada supplier. Saat ini perusahaan memiliki 5 supplier bahan baku

Lebih terperinci

STUDI PENERAPAN MANAJEMEN RANTAI PASOK PENGADAAN MATERIAL PROYEK KONSTRUKSI

STUDI PENERAPAN MANAJEMEN RANTAI PASOK PENGADAAN MATERIAL PROYEK KONSTRUKSI STUDI PENERAPAN MANAJEMEN RANTAI PASOK PENGADAAN MATERIAL PROYEK KONSTRUKSI Steven 1, Richard Ch Ali 2, Ratna Setiawardani Alifen 3 ABSTRAK : Pengadaan material dalam sebuah proyek konstruksi merupakan

Lebih terperinci

27 Penentuan dan pembobotan KPI...(Ariani dkk)

27 Penentuan dan pembobotan KPI...(Ariani dkk) 27 Penentuan dan pembobotan KPI...(Ariani dkk) PENENTUAN DAN PEMBOBOTAN KEY PERFORMANCE INDICATOR (KPI) SEBAGAI ALAT PENGUKURAN KINERJA RANTAI PASOK PRODUKSI KEJU MOZARELLA DI CV. BRAWIJAYA DAIRY INDUSTRY

Lebih terperinci

Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Supplier Botol Galon Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP)

Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Supplier Botol Galon Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Supplier Botol Galon Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) Yanuar Angga Prayoga 1, Ellysa Nursanti 2, Thomas Priyasmanu 3 1,3) Program Studi Teknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen rantai pasok (Supply Chain Management) pada sebuah pabrik

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen rantai pasok (Supply Chain Management) pada sebuah pabrik BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manajemen rantai pasok (Supply Chain Management) pada sebuah pabrik produksi merupakan suatu terobosan rangkaian proses dan aliran produk yang saling terintegrasi

Lebih terperinci

Evaluasi Strategi untuk Mengurangi Instabilitas Jadwal dan Dampaknya pada Rantai Pasok dengan Simulasi

Evaluasi Strategi untuk Mengurangi Instabilitas Jadwal dan Dampaknya pada Rantai Pasok dengan Simulasi Evaluasi Strategi untuk Mengurangi Instabilitas Jadwal dan Dampaknya pada Rantai Pasok dengan Simulasi Dosen Pembimbing: Prof. Ir. I Nyoman Pujawan M.Eng., Ph.D., CSCP Pranostika Heryanti 2509 100 051

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. hal ini adalah produk makanan dan minuman. Kepuasan merupakan suatu respon positif seseorang dimana hasil kinerja

METODE PENELITIAN. hal ini adalah produk makanan dan minuman. Kepuasan merupakan suatu respon positif seseorang dimana hasil kinerja 20 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan definisi operasional merupakan semua pengertian yang digunakan untuk mendapatkan data yang akan dianalisis sesuai tujuan

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA SUPPLY CHAIN

PENGUKURAN KINERJA SUPPLY CHAIN PENGUKURAN KINERJA SUPPLY CHAIN BERDASARKAN PROSES INTI PADA SUPPLY CHAIN OPERATION REFERENCE (SCOR) (Studi Kasus Pada PT Arthawenasakti Gemilang Malang) PERFORMANCE MEASUREMENT SUPPLY CHAIN BASED ON CORE

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. KONSEP DAN DEFINISI JASA Keanekaragaman makna dalam hal pemakaian istilah service dijumpai dalam literatur manajemen. Namun demikian, secara garis besar konsep service mengacu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pikir Kepuasan pengguna yang menjadi tujuan dari perusahaan dituangkan dalam strategi dan rencana kerja yang diimplementasikan dalam kegiatan pemasaran dan pelayanan

Lebih terperinci

Pengukuran Kinerja SCM

Pengukuran Kinerja SCM Pengukuran Kinerja SCM Pertemuan 13-14 Dalam SCM, manajemen kinerja dan perbaikan secara berkelanjutan merupakan salah satu aspek fundamental. Oleh sebab itu diperlukan suatu sistem pengukuran yang mampu

Lebih terperinci

MANAJEMEN RANTAI PASOKAN. Suhada, ST, MBA

MANAJEMEN RANTAI PASOKAN. Suhada, ST, MBA MANAJEMEN RANTAI PASOKAN Suhada, ST, MBA MATERI Supply Chain Supply Chain Management ERP MODULES (POSISI SCM, CRM) ERP Modules (Posisi SCM, CRM) SUPPLY CHAIN Sebuah rangkaian atau jaringan perusahaan-perusahaan

Lebih terperinci

PENGUKURAN PERFORMANSI SUPPLY CHAIN PERUSAHAAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL SUPPLY CHAIN OPERATION REFERENCE (SCOR) DI PT. PG CANDI BARU SIDOARJO SKRIPSI

PENGUKURAN PERFORMANSI SUPPLY CHAIN PERUSAHAAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL SUPPLY CHAIN OPERATION REFERENCE (SCOR) DI PT. PG CANDI BARU SIDOARJO SKRIPSI PENGUKURAN PERFORMANSI SUPPLY CHAIN PERUSAHAAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL SUPPLY CHAIN OPERATION REFERENCE (SCOR) DI PT. PG CANDI BARU SIDOARJO SKRIPSI OLEH : BAGUS NAVY PUTRA NPM : 0632010180 JURUSAN TEKNIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap perusahaan tidak dapat lepas dari persoalan transportasi, baik untuk pengadaan bahan baku ataupun dalam mengalokasikan barang jadinya. Salah satu metode yang

Lebih terperinci

PENINGKATAN KINERJA PERUSAHAAN KEMASAN PLASTIK DENGAN PENDEKATAN METODE PERFORMANCE PRISM DAN OBJECTIVE MATRIX

PENINGKATAN KINERJA PERUSAHAAN KEMASAN PLASTIK DENGAN PENDEKATAN METODE PERFORMANCE PRISM DAN OBJECTIVE MATRIX PENINGKATAN KINERJA PERUSAHAAN KEMASAN PLASTIK DENGAN PENDEKATAN METODE PERFORMANCE PRISM DAN OBJECTIVE MATRIX Vita Rias Prastika 1*, Ahmad Mubin 2*, Shanty Kusuma Dewi 3 1,2,3 Jurusan Teknik Industri,

Lebih terperinci

Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom

Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom Waktu merupakan salah satu inti dari masalah logistik. Bagi pelanggan waktu adalah layanan yang dibutuhkan, sedangkan bagi penjual barang waktu adalah biaya. Sehingga

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Setiap perusahaan mempunyai kebijakan-kebijakan yang berbeda satu dengan yang lainnya. Kebijakan-kebijakan tersebut di ambil dan dilaksanakan sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di UD. Karya Jaya ini, beberapa hal yang bisa disimpulkan adalah: a. Berdasarkan analisis AHP maka urutan prioritas

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK CV. Motekar merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pembuatan boneka, dimana pemenuhan kebutuhan bahan baku bergantung sepenuhnya dari supplier. Saat ini perusahaan memiliki 2 supplier produksi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Adapun jenis penelitian yang digunakan untuk menyelesaikan penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan bisnis yang semakin ketat di era globalisasi ini menuntut perusahaan untuk menyusun kembali strategi dan taktik bisnisnya sehari-hari. Perusahaan

Lebih terperinci

Seminar Nasional IENACO ISSN: ANALISIS PERFORMANSI RANTAI PASOK DENGAN MODEL SUPPLY CHAIN OPERATIONS REFERENCE DI PD.

Seminar Nasional IENACO ISSN: ANALISIS PERFORMANSI RANTAI PASOK DENGAN MODEL SUPPLY CHAIN OPERATIONS REFERENCE DI PD. ANALISIS PERFORMANSI RANTAI PASOK DENGAN MODEL SUPPLY CHAIN OPERATIONS REFERENCE DI PD. RIKI FAMILY I.Made Aryantha Anthara Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer, Universitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Supply chain adalah jaringan entitas-entitas yang secara bersama-sama bekerja untuk menciptakan dan menghantarkan suatu produk ke tangan pemakai akhir. Entitas yang

Lebih terperinci

SCM dalam E-Business. 1. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang SCM pada e-business

SCM dalam E-Business. 1. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang SCM pada e-business 1. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang SCM pada e-business Supply Chain Management Pengertian supply adalah sejumlah material yang disimpan dan dirawat menurut aturan tertentu dalam tempat persediaan agar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Supply Chain Management (SCM) merupakan bagian penting dalam industri manufaktur. Dalam industri manufaktur, SCM memiliki kegiatan-kegiatan utama yaitu, merancang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kriteria kepuasan konsumen seperti ketepatan dalam pengiriman, cost yang

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kriteria kepuasan konsumen seperti ketepatan dalam pengiriman, cost yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sekarang ini terjadi perubahan paradigma mengenai kualitas. Suatu produk yang berkualitas tidak hanya merupakan produk dengan kinerja yang baik tetapi juga

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Umum Dalam Tugas Akhir ini yang dibahas adalah kepuasan penumpang angkutan umum perkotaan. Tingkat kepuasan penumpang angkutan umum terhadap pelayanan merupakan faktor yang

Lebih terperinci

Technology Science and Engineering Journal, Volume 1 No 2 June 2017 E-ISSN:

Technology Science and Engineering Journal, Volume 1 No 2 June 2017 E-ISSN: Implementasi Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) Sebagai Solusi Alternatif Dalam Pemilihan Supplier Bahan Baku Apel Di PT. Mannasatria Kusumajaya Endang Sulistiyani 1, Muh. Idil Haq Amir 2, Yusuf

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA PENJADWALAN PRODUKSI PADA IKM TEKSTIL BAJU MUSLIM XYZ DENGAN METODE SCOR

PENGUKURAN KINERJA PENJADWALAN PRODUKSI PADA IKM TEKSTIL BAJU MUSLIM XYZ DENGAN METODE SCOR PENGUKURAN KINERJA PENJADWALAN PRODUKSI PADA IKM TEKSTIL BAJU MUSLIM XYZ DENGAN METODE SCOR Mariyatul Qibtiyah 1), Nunung Nurhasanah 2), Widya Nurcahayanty Tanjung 3) 1),2),3 ) Teknik Industri, Universitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. fleksibilitas dalam supply chain mereka. Pada prinsipnya manajemen supply chain adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. fleksibilitas dalam supply chain mereka. Pada prinsipnya manajemen supply chain adalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam menghadapi kompetisi bisnis, diperlukan kemampuan untuk mengakomodasikan ketidakpastian internal maupun eksternal dalam mengambil keputusan. Ketidakpastian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sistem distribusi barang. Pada dasarnya sistem distribusi dimulai dari

BAB I PENDAHULUAN. sistem distribusi barang. Pada dasarnya sistem distribusi dimulai dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu faktor penting dalam dunia industri modern saat ini adalah sistem distribusi barang. Pada dasarnya sistem distribusi dimulai dari pengiriman barang dari

Lebih terperinci

DESIGN FRAMEWORK QUALITY RISK MANAGEMENT FOR SUPPLY CHAIN AT PT COCA-COLA AMATIL INDONESIA, SURABAYA PLANT

DESIGN FRAMEWORK QUALITY RISK MANAGEMENT FOR SUPPLY CHAIN AT PT COCA-COLA AMATIL INDONESIA, SURABAYA PLANT DESIGN FRAMEWORK QUALITY RISK MANAGEMENT FOR SUPPLY CHAIN AT PT COCA-COLA AMATIL INDONESIA, SURABAYA PLANT Anantamurti. Hapsari 1), I Nyoman Pujawan 2) dan Putu Dana Karningsih 2) Fakultas Teknik Industri,Institut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Lingkungan bisnis yang kompetitif dan turbulen mengakibatkan persaingan bisnis yang begitu ketat. Persaingan bisnis yang semakin ketat menuntut perusahaan

Lebih terperinci

PEMILIHAN SUPPLIER BAHAN BAKU KERTAS DENGAN MODEL QCDFR DAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

PEMILIHAN SUPPLIER BAHAN BAKU KERTAS DENGAN MODEL QCDFR DAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Widya Teknika Vol.20 No.2; Oktober 2012 ISSN 1411 0660: 32-38 1) Staf Pengajar Jurusan Teknik Elektro Universitas Widyagama Malang 32 PEMILIHAN SUPPLIER BAHAN BAKU KERTAS DENGAN MODEL QCDFR DAN ANALYTICAL

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dunia indusri kemampuan bersaing menjadi suatu tantangan penting yang dihadapi perusahaan manufaktur maupun jasa. Persaingan yang semakin ketat mendorong sebuah

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 1.1. Definisi Supply Chain dan Supply Chain Management

II. TINJAUAN PUSTAKA 1.1. Definisi Supply Chain dan Supply Chain Management II. TINJAUAN PUSTAKA 1.1. Definisi Supply Chain dan Supply Chain Management Menurut Punjawan (2005) definisi dari supply chain adalah jaringan perusahaan-perusahaan yang bekerja untuk menciptakan dan menghantarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bisnis telah memberikan dampak terhadap perubahan lingkungan. Dampak

BAB I PENDAHULUAN. bisnis telah memberikan dampak terhadap perubahan lingkungan. Dampak BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan industri yang melibatkan berbagai aktivitas dan operasi bisnis telah memberikan dampak terhadap perubahan lingkungan. Dampak lingkungan yang ditimbulkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Jumlah Tenaga Kerja Penduduk Indonesia (Badan Pusat Statistik, 2014)

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Jumlah Tenaga Kerja Penduduk Indonesia (Badan Pusat Statistik, 2014) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai negara agraris yang sebagian besar penduduknya bermata pencaharian di bidang pertanian. Seperti yang terdapat pada Gambar 1.1, dari 110.804.042

Lebih terperinci

5 KINERJA, SUMBER RISIKO, DAN NILAI TAMBAH RANTAI PASOK BUAH MANGGIS DI KABUPATEN BOGOR

5 KINERJA, SUMBER RISIKO, DAN NILAI TAMBAH RANTAI PASOK BUAH MANGGIS DI KABUPATEN BOGOR 5 KINERJA, SUMBER RISIKO, DAN NILAI TAMBAH RANTAI PASOK BUAH MANGGIS DI KABUPATEN BOGOR 5.1 Kinerja Rantai Pasok Kinerja rantai pasok merupakan ukuran kinerja secara keseluruhan rantai pasok tersebut (Chopra

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran 3.1.1 Kerangka Pemikiran Konseptual Tingginya persaingan dalam dunia usaha membuat perusahaan harus mampu meningkatkan kualitas sumber daya manusia. PT Pertamina

Lebih terperinci

Analisis Kepuasan Konsumen Gula Rafinasi Dengan Pendekatan Model Kano Berdasarkan Dimensi Supply Chain Operation Reference

Analisis Kepuasan Konsumen Gula Rafinasi Dengan Pendekatan Model Kano Berdasarkan Dimensi Supply Chain Operation Reference Analisis Kepuasan Konsumen Gula Rafinasi Dengan Pendekatan Model Kano Berdasarkan Dimensi Supply Chain Operation Reference Maria Ulfah Jurusan Teknik Industri Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Jl. Jendral

Lebih terperinci

ANALISIS FLEKSIBILITAS SUPPLY CHAIN PERUSAHAAN ROKOK PR LEE CHOIR DI SIDOARJO. Endang PW Teknik Industri FTI-UPN Veteran Jawa Timur ABSTRACT

ANALISIS FLEKSIBILITAS SUPPLY CHAIN PERUSAHAAN ROKOK PR LEE CHOIR DI SIDOARJO. Endang PW Teknik Industri FTI-UPN Veteran Jawa Timur ABSTRACT ANALISIS FLEKSIBILITAS SUPPLY CHAIN PERUSAHAAN ROKOK PR LEE CHOIR DI SIDOARJO Endang PW Teknik Industri FTI-UPN Veteran Jawa Timur ABSTRACT Industrial competition that moving faster and taft will created

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kompetisi yang ketat di dalam industri. Dalam menghadapi kompetisi tersebut,

BAB I PENDAHULUAN. kompetisi yang ketat di dalam industri. Dalam menghadapi kompetisi tersebut, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Era globalisasi menyebabkan banyak perusahaan harus menghadapi kompetisi yang ketat di dalam industri. Dalam menghadapi kompetisi tersebut, perusahaan harus senantiasa

Lebih terperinci

Manajemen Rantai Pasok -Strategi SCM (2) TIP FTP UB 2016

Manajemen Rantai Pasok -Strategi SCM (2) TIP FTP UB 2016 Manajemen Rantai Pasok -Strategi SCM (2) TIP FTP UB 2016 Strategi Kompetitif-Strategi Supply Chain Strategi Kompetitif : strategi perusahaan untuk memenuhi kebutuhan/keinginan konsumen melalui barang dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Selama beberapa tahun belakangan ini, keunggulan optimasi dan integrasi supply chain menjadi fokus dari beberapa organisasi perusahaan besar di dunia, Persaingan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1 data statistik bahan baku aspal

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1 data statistik bahan baku aspal BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian Sebuah bisnis tidak terlepas dari adanya persaingan. Persaingan merupakan salah satu faktor pendorong bagi suatu perusahaan untuk mengembangkan usahanya.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN I-1

BAB 1 PENDAHULUAN I-1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan industri yang begitu pesat mengharuskan perusahaan untuk memiliki strategi yang membuat perusahaan mampu bersaing untuk mempertahankan pasar.

Lebih terperinci

PEMILIHAN KONTRAKTOR PERBAIKAN ROTOR DI PEMBANGKIT LISTRIK PT XYZ DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DAN GOAL PROGRAMMING

PEMILIHAN KONTRAKTOR PERBAIKAN ROTOR DI PEMBANGKIT LISTRIK PT XYZ DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DAN GOAL PROGRAMMING PEMILIHAN KONTRAKTOR PERBAIKAN ROTOR DI PEMBANGKIT LISTRIK PT XYZ DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DAN GOAL PROGRAMMING Akhmad Rusli 1, *), dan Udisubakti Ciptomulyono 2) 1, 2) Program

Lebih terperinci

Product Design & Development Hubungan Kebutuhan Pekerja Terhadap Karakteristik Teknik Pada Perancangan Alat Pengepres Melinjo Dengan Metode QFD

Product Design & Development Hubungan Kebutuhan Pekerja Terhadap Karakteristik Teknik Pada Perancangan Alat Pengepres Melinjo Dengan Metode QFD Malikussaleh Industrial Engineering Journal Vol.3 No. (014) 8-33 ISSN 30 934X Product Design & Development Hubungan Kebutuhan Pekerja Terhadap Karakteristik Teknik Pada Perancangan Alat Pengepres Melinjo

Lebih terperinci

Rr. Rochmoeljati Jurusan Teknik Industri FTI UPN Veteran Jawa Timur ABSTRAK

Rr. Rochmoeljati Jurusan Teknik Industri FTI UPN Veteran Jawa Timur ABSTRAK PENGUKURAN KINERJA SUPPLIER BERDASARKAN VENDOR PERFORMANCE INDICATOR DENGAN METODE QUALITY COST DELIVERY FLEXIBILITY RESPONSIVENESS (STUDI KASUS : PT BOMA BISMA INDRA SURABAYA) Rr. Rochmoeljati Jurusan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Setiap perusahaan, baik itu perusahaan jasa ataupun perusahaan manufaktur, selalu memerlukan persediaan. Tanpa adanya persediaan, pengusaha akan dihadapkan pada resiko

Lebih terperinci

BAB 2 PEMASOK SUSTAINABEL

BAB 2 PEMASOK SUSTAINABEL BAB 2 PEMASOK SUSTAINABEL Pemilihan pemasok merupakan proses penting dan diperhatikan karena hasilnya mempengaruhi kualitas produk, performa perusahaan dan rantai pasok. Karena pasar yang kompetitif pada

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LADASA TEORI 3.1 Umum Hal utama yang menjadi pokok pembahasan dalam penulisan Tugas Akhir ini adalah kepuasan penumpang angkutan umum perkotaan. Tingkat kepuasan penumpang terhadap pelayanan angkutan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 26 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian deskriptif yakni suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Pengumpulan Data Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data primer. Jenis data ini didapat langsung dari sumber utamanya. Dalam penelitian ini, penulis

Lebih terperinci

KINERJA PROSES INTI RANTAI PASOK AGROINDUSTRI DENGAN PENDEKATAN SUPPLY CHAIN OPERATIONS REFERENCE (SCOR) PENDAHULUAN

KINERJA PROSES INTI RANTAI PASOK AGROINDUSTRI DENGAN PENDEKATAN SUPPLY CHAIN OPERATIONS REFERENCE (SCOR) PENDAHULUAN P R O S I D I N G 319 KINERJA PROSES INTI RANTAI PASOK AGROINDUSTRI DENGAN PENDEKATAN SUPPLY CHAIN OPERATIONS REFERENCE (SCOR) Abdul Wahib Muhaimin, Djoko Koestiono, Destyana Ellingga Pratiwi, Silvana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia akan teknologi semakin besar. Peran teknologi akhir-akhir ini sangat

BAB I PENDAHULUAN. manusia akan teknologi semakin besar. Peran teknologi akhir-akhir ini sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih, kebutuhan manusia akan teknologi semakin besar. Peran teknologi akhir-akhir ini sangat diperlukan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan yang memiliki rantai pasok (supply chain), baik sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan yang memiliki rantai pasok (supply chain), baik sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Setiap perusahaan yang memiliki rantai pasok (supply chain), baik sebagai supplier maupun sebagai pelanggan, baik yang beroperasi dalam wilayah Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di zaman yang global ini persaingan bisnis berjalan cukup ketat dan mengharuskan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di zaman yang global ini persaingan bisnis berjalan cukup ketat dan mengharuskan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di zaman yang global ini persaingan bisnis berjalan cukup ketat dan mengharuskan manajemen untuk memberikan terobosan yang strategis untuk tetap dapat mengembangkan

Lebih terperinci

ANALISIS BULLWHIP EFFECT DALAM MANAJEMEN RANTAI PASOK

ANALISIS BULLWHIP EFFECT DALAM MANAJEMEN RANTAI PASOK ANALISIS BULLWHIP EFFECT DALAM MANAJEMEN RANTAI PASOK Tita Talitha 1 1 Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik Universitas Dian Nuswantoro Jalan Nakula I No. 5-11 Semarang Email : tita@dosen.dinus.ac.id

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT. Sumber Mulia Lestari merupakan salah satu perusahaan garmen di Indonesia yang memproduksi sweater baik untuk dewasa maupun untuk anakanak.perusahaan ini memiliki beberapa supplier yang memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diera informasi ini, perilaku konsumen akan semakin diperhatikan. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. diera informasi ini, perilaku konsumen akan semakin diperhatikan. Hal ini 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin berkembang diera informasi ini, perilaku konsumen akan semakin diperhatikan. Hal ini disebabkan karena

Lebih terperinci