BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Pada bagian ini akan disajikan hasil analisis terhadap data yang telah

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Pada bagian ini akan disajikan hasil analisis terhadap data yang telah"

Transkripsi

1 35 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bagian ini akan disajikan hasil analisis terhadap data yang telah dikumpulkan dengan metode penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya. Data sampel (sebagaimana lampiran 1) yang dikumpulkan adalah sebesar 90 sampel untuk tiga kecamatan dengan sebaran 30 sampel untuk masing-masing kecamatan, yaitu Kecamatan Serpong, Kecamatan Serpong Utara dan Kecamatan Pondok Aren. Karena kesulitan pengumpulan data jual beli secara langsung maupun dari pihak broker, maka data transaksi untuk pengujian AR dipakai data transaksi dari Notaris/PPAT atau Camat/PPAT yang dinyatakan dalam satuan ribuan rupiah. Data sampel untuk Kecamatan Serpong yang ada diperoleh dari data transaksi yang terjadi pada bulan April, Mei, Juli dan Desember 2009, transaksi yang terjadi di kawasan Serpong secara umum terdiri dari transaksi jual beli properti berwujud tanah kosong, perumahan dan rumah toko, hal tersebut sesuai dengan karakteristik wilayah Kecamatan Serpong yang didominasi oleh kawasan perumahan dan pusat niaga yang ada di sekitarnya. Data sampel untuk Kecamatan Serpong Utara yang ada diperoleh dari data transaksi yang terjadi pada bulan Mei, Oktober, November dan Desember 2009, transaksi yang terjadi di kawasan Serpong Utara secara umum terdiri dari transaksi jual beli perumahan, rumah toko dan area pergudangan, hal tersebut

2 36 sesuai dengan karakteristik wilayah Kecamatan Serpong Utara yang didominasi oleh kawasan niaga dan perumahan. Data sampel untuk wilayah Kecamatan Pondok Aren yang ada diperoleh dari data transaksi yang terjadi pada bulan Juli, Oktober, November dan Desember. Transaksi yang terjadi di wilayah Pondok Aren secara umum terdiri dari transaksi jual beli perumahan dan rumah toko sebagaimana karakteristik wilayah Pondok Aren yang didominasi oleh kawasan niaga dan perumahan. Proses penyesuaian terhadap nilai transaksi yang menjadi data sampel dilakukan terhadap jenis data, dengan menggunakan besaran penyesuaian sesuai standar yang disarankan oleh Sapri (2002:28) untuk jenis data transaksi yang diperoleh dari Notaris/PPAT atau Camat/PPAT ditambahkan sebesar 30% dari nilai transaksi yang dilaporkan. Setelah seluruh data dilakukan penyesuaian jenis data maka selanjutnya dihitung nilai transaksi pada tanggal 1 Januari 2009 sesuai dengan saat penetapan NJOP oleh DJP. Terhadap nilai transaksi yang didalamnya terdapat unsur nilai bangunan, maka diperlakukan sebagai nilai tanah kosong dengan mengurangi nilai transaksi dengan nilai bangunan yang dihitung berdasarkan daftar biaya komponen bangunan yang dimiliki oleh DJP. Penghitungan nilai transaksi (lampiran 2) pada tanggal 1 Januari 2009 dilakukan dengan membagi nilai transaksi setelah dilakukan penyesuaian jenis data dengan besaran faktor diskonto dari hasil rumus present value. Faktor diskonto menggunakan patokan nilai inflasi per bulan untuk wilayah Tangerang

3 37 yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik yang dirata-rata sebagaimana pada tabel berikut: Tabel 4.1 Inflasi Wilayah Tangerang Bulan Inflasi (%) Januari 0,29 Februari -0,03 Maret 0,07 A pril -0,27 Mei 0,17 Juni 0,03 Juli 0,03 A gustus 0,60 September 1,40 Oktober 0,19 Nopember 0,31 Desember -0.3 Rata-rata 0,25 Sumber: Olahan 4.1 Pengukuran Tendensi Sentral Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah terdapat indikasi overassessment/under-assessment dan indikasi adanya regresifitas/progresifitas. Analisis tendensi sentral dilakukan per kecamatan dengan bantuan perangkat lunak SPSS versi 16, dengan hasil sebagai berikut: Kecamatan Serpong Jumlah sampel Kecamatan Serpong sebesar 30, dengan nilai terendah sebesar Rp dan nilai tertinggi sebesar Rp Terhadap data sampel dilakukan analisis tendensi sentral dengan hasil sebagai berikut: Gambar 4.1: Tendensi Sentral Kec. Serpong

4 38 Untuk perhitungan rasio Mean/Median diperoleh nilai 0,912 yang berarti sesuai dengan standar yang disebutkan pada bab 3, maka di Kecamatan Serpong terdapat indikasi under-assessment lebih mungkin terjadi dari over-assessment. Nilai sampel secara keseluruhan adalah sebagaimana tabel berikut: Tabel 4.2 Sampel Kecamatan Serpong Nomor NJOP Nilai Pasar AR , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,377 Sumber: Laporan PPAT dan Basis Data PBB (diolah) Indikasi under-assessment ini merupakan indikasi masih belum optimalnya penetapan NJOP tanah terhadap nilai pasarnya, NJOP yang ada masih bisa

5 39 ditingkatkan nilainya untuk mengurangi disparitas yang ada. Hasil perhitungan Price Related Differential (rasio Mean/Weighted Mean) diperoleh nilai 1,111 yang berarti terdapat indikasi bahwa regresifitas eksis. Selain itu di Kecamatan Serpong terjadi under-assessment karena rata-rata AR sampel berada pada nilai 0,440 jauh dibawah standar yang dapat diterima yaitu antara 0,90 sampai dengan 1, Kecamatan Serpong Utara Data sampel Kecamatan Serpong Utara adalah sebagai berikut: Tabel 4.3: Sampel Kecamatan Serpong Utara Nomor NJOP Nilai Pasar AR , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,603 Sumber: Laporan PPAT dan Basis Data PBB (diolah)

6 40 nilai tertinggi sampel adalah sebesar Rp dan nilai terendah sampel adalah Rp , terhadap data sampel dilakukan analisis tendensi sentral dengan hasil sebagai berikut: Gambar 4.2: Tendensi Sentral Kec. Serpong Utara Untuk perhitungan rasio Mean/Median diperoleh nilai 0,934 yang berarti di Kecamatan Serpong Utara terdapat indikasi under-assessment lebih mungkin terjadi dari over-assessment. Indikasi under-assessment ini merupakan indikasi masih belum optimalnya penetapan NJOP tanah terhadap nilai pasarnya, NJOP yang ada masih bisa ditingkatkan nilainya untuk mengurangi disparitas yang ada. Hasil perhitungan Price Related Differential (rasio Mean/Weighted Mean) diperoleh nilai 1,071 yang berarti tidak ada indikasi baik regresifitas maupun progresifitas. Hasil perhitungan terhadap nilai rata-rata AR dapat dapat dinyatakan bahwa terjadi under-assessment di Kecamatan Serpong Utara karena rata-rata AR sampel sebesar 0,462 berada jauh dibawah standar yang dapat diterima yaitu antara 0,90 sampai dengan 1, Kecamatan Pondok Aren Untuk perhitungan rasio Mean/Median diperoleh nilai 0,923 yang berarti di Kecamatan Pondok Aren terdapat indikasi under-assessment lebih mungkin terjadi dari over-assessment. Hasil perhitungan Price Related Differential (rasio

7 41 Mean/Weighted Mean) diperoleh nilai 0,971 yang berarti tidak ada indikasi baik regresifitas maupun progresifitas. Gambar 4.3: Tendensi Sentral Kec. Pondok Aren Adapun perhitungan terhadap Kecamatan Pondok Aren dilakukan berdasarkan data sampel sebesar 30 dengan nilai terendah sebesar Rp dan nilai tertinggi sebesar Rp , yang secara lengkap sebagaimana tabel berikut: Tabel 4.4: Sampel Kecamatan Pondok Aren Nomor NJOP Nilai Pasar AR , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,353 Sumber: Laporan PPAT dan Basis Data PBB (diolah)

8 42 Indikasi under-assessment ini merupakan indikasi masih belum optimalnya penetapan NJOP tanah terhadap nilai pasarnya, NJOP yang ada masih bisa ditingkatkan nilainya untuk mengurangi disparitas yang ada. Hasil perhitungan terhadap nilai rata-rata AR dapat dinyatakan bahwa terjadi underassessment di Kecamatan Pondok Aren karena rata-rata AR sampel sebesar 0,468 berada jauh dibawah standar yang dapat diterima yaitu antara 0,90 sampai dengan 1, Uji Normalitas Data Data sampel perlu diuji untuk dapat ditentukan alat uji level of assessment yang sesuai dengan distribusi data. Pengujian normalitas data dilakukan dengan binomial test yang dihitung sebagaimana pada lampiran 3 dengan bantuan perangkat lunak Microsoft Excel Data diuji normalitas distribusinya berdasarkan kelompok kecamatan dan secara keseluruhan, dengan hipotesis: a. H 0 : AR berdistribusi normal b. H1: AR tidak berdistribusi normal Uji binomial merupakan dua sisi dengan alpha =5%, tingkat kepercayaan 95% dan Z-tabel= +/- 1, 96. Kriteria pengujian untuk menerima H 0 adalah Z hitung antara - 1, 96 sampai dengan 1, 96 dan kriteria pengujian untuk menolak H 0 adalah Z hitung < -1, 96 atau > 1, 96. Dari hasil perhitungan diperoleh Z sebagai berikut:

9 43 Tabel 4.5 Nilai Z-Hitung Binomial Test Kelompok Z-Hitung Serpong 0,183 Serpong Utara 0,548 Pdk Aren 0,548 Total 1,370 Sumber: Olahan Berdasarkan kriteria uji maka dapat disimpulkan bahwa data sampel berdistribusi normal, baik untuk data per kecamatan maupun data untuk keseluruhan kecamatan lokasi penelitian, yang berarti sebaran sampel yang berada di bawah mean AR sebanding dengan yang berada di atas mean AR, karena untuk seluruh kecamatan, Z hitung berada dalam area penerimaan H 0 (antara -1, 96 sampai dengan 1, 96) sehingga sesuai dengan metode penelitian yang telah diuraikan maka dipilih uji-t sebagai alat uji level of assessment. 4.3 Uji Level of Assessment Dari hasil uji normalitas terbukti bahwa data merupakan data yang berdistribusi normal, sehingga syarat untuk dilakukan uji-t (Eckert, et al, 1990:622) dapat terpenuhi. Pengujian level of assessment dilaksanakan untuk mengetahui apakah level of assessment di Kota Tangerang Selatan pada Kecamatan Serpong, Serpong Utara dan Pondok Aren berada pada tingkat yang dapat diterima yaitu sesuai dengan standar yang disarankan oleh IAAO yaitu antara 0,90 sampai dengan 1,10. Dengan level of assessment berada pada tingkat yang dapat diterima maka dapat dijadikan indikasi bahwa NJOP pada lokasi penelitian telah ditetapkan secara optimal terhadap nilai pasarnya. Perhitungan

10 44 uji-t (sebagaimana lampiran 4) dilakukan dengan bantuan Microsoft Excel 2007 dengan tahapan sebagai berikut: 1. Menghitung mean dan standar deviasi; Total seluruh sampel dari 3 kecamatan sejumlah 90 buah sampel, perhitungan mean dari 90 sampel diperoleh nilai sebesar 0,457 dan standar deviasi sebesar 0, Mengurangi mean hipotesis (standar rasio=1,00) dari mean hasil perhitungan; Hasil pengurangan antara mean perhitungan dengan mean standar adalah sebesar -0, Menghitung standard error dari mean; Perhitungan standard error diperoleh dari pembagian standar deviasi dengan akar kuadrat jumlah sampel (0,149 dibagi akar 90) yang diperoleh nilai sebesar 0, Menghitung nilai t hitung Nilai t diperoleh dengan membagi antara nilai dari hasil perhitungan pada butir ke 2 dengan nilai hasil perhitungan pada butir ke 3, (-0,543 dibagi dengan 0,016) sehingga diperoleh nilai t hitung sebesar -34,669. Setelah diperoleh nilai t hitung maka hipotesis dapat diuji dengan membandingkan nilai t hitung dengan nilai kritis t sebagaimana tabel dalam Eckert, et al (1990:613) untuk pengujian dua sisi, =5%, tingkat kepercayaan 95%, df(90-1=89), maka t tabel = ±1,96. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa t hitung berada di luar wilayah penerimaan H 0 ( < -1,96) sehingga hipotesis H 0 yang menyatakan bahwa level of

11 45 assessment berada pada tingkat yang dapat diterima dinyatakan ditolak sesuai dengan hasil uji statistik, sehingga dapat dinyatakan bahwa penetapan NJOP tanah terhadap nilai pasarnya di Kecamatan Serpong, Serpong Utara dan Pondok Aren diindikasikan masih belum optimal, karena berada di luar tingkat yang dapat diterima yaitu antara 0,90 sampai dengan 1,10. Selain itu penetapan NJOP tanah terhadap nilai pasarnya di Kecamatan Serpong, Serpong Utara dan Pondok Aren juga diindikasikan terjadi under-assessment, sehingga ada disparitas antara NJOP tanah hasil proses penilaian untuk tujuan penetapan PBB terutang yang dilakukan oleh DJP terhadap nilai pasar sebagai acuan dari penentuan NJOP. Adanya disparitas ini menunjukkan belum optimalnya kinerja penilaian yang dilakukan oleh DJP dalam hal ini KPP Pratama Serpong sebagai unit vertikal yang mengelola objek pajak di lokasi penelitian. 4.4 Uji Kruskal-Wallis Sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Hartoyo (1998:10) maka untuk menguji keseragaman AR atau perbedaan AR antara 3 grup atau lebih digunakan Kruskal-Wallis test. Pengujian dengan Kruskal-Wallis dilakukan dengan urutan sebagai berikut: 1. AR pada 3 atau lebih grup properti (dalam hal penelitian ini adalah menurut kecamatan) diurutkan dari nilai terendah sampai dengan nilai tertinggi; 2. Menghitung nilai H dan membandingkannya dengan nilai tabel Chi-Squared (X 2 ) dengan uji dua sisi dengan tingkat kepercayaan 95% dan df (n-1) = (3-1=2), diperoleh nilai X 2 tabel sebesar= ±5,99

12 46 3. Menguji hipotesis apakah 3 grup properti mempunyai AR yang seragam atau berbeda, untuk uji beda Kruskal-Wallis, daerah penerimaan H 0 adalah H berada antara -5,99 sampai dengan 5,99, berarti tidak ada perbedaan level of assessment di Kota Tangerang Selatan pada Kecamatan Serpong, Kecamatan Serpong Utara dan Kecamatan Pondok Aren (terdapat keseragaman level of assessment). Daerah penolakan H 0 adalah H > 5,99 atau H < -5,99 berarti terdapat perbedaan level of assessment antar kecamatan. Pengujian dilakukan dengan bantuan Microsoft Excel 2007 untuk menghitung besaran masing-masing variabel yang ada, tahapan pertama yang dilakukan adalah memberikan urutan rangking kepada seluruh AR yang ada di tiga kecamatan penelitian, kemudian menjumlahkan rangking di tiap-tiap kecamatan dan memasukkannya ke dalam persamaan 3.8. Dari hasil perhitungan sebagaimana lampiran 5 diperoleh nilai H sebesar 273,481 yang nilainya jauh diatas nilai penerimaan H 0 yaitu antara -5,99 sampai dengan 5,99. Sehingga berdasarkan uji Krukal-Wallis maka H 0 ditolak dan berarti ada perbedaan (ketidakseragaman) dalam level of assessment antar Kecamatan Serpong dengan Kecamatan Serpong Utara dan Kecamatan Pondok Aren. Besarnya perbedaan level of assessment adalah sebesar 2,8% yang merupakan beda rata-rata AR tertinggi yaitu sebesar 0,468 di Kecamatan Pondok Aren dengan rata-rata AR terendah yaitu sebesar 0,440 di Kecamatan Serpong. Adanya perbedaan level of assessment diantara kecamatan tersebut berarti antara kecamatan tersebut dinilai pada persentase yang tidak sama dengan nilai pasarnya. Rendahnya nilai level of assessment di Kecamatan Serpong secara

13 47 statistik menunjukkan bahwa Kecamatan Serpong mengalami perkembangan nilai tanah yang lebih tinggi dibanding wilayah lain, sehingga Kecamatan Serpong perlu mendapatkan prioritas dalam pelaksanaan penilaian ulang untuk mendapatkan besaran nilai NJOP.

BAB I PENDAHULUAN. Tanah merupakan salah satu properti berwujud (Tangible Property) yang

BAB I PENDAHULUAN. Tanah merupakan salah satu properti berwujud (Tangible Property) yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tanah merupakan salah satu properti berwujud (Tangible Property) yang sangat peka terhadap perkembangan. Perkembangan yang cukup pesat pada suatu daerah menyebabkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Nilai Waktu Uang Dalam Manajemen Keuangan Dr. Mamduh M. Hanafi (2008:83) menyatakan bahwa Rp1 juta yang diterima sekarang tentunya lebih bernilai dibanding

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT AKURASI PENETAPAN NJOP TANAH TERHADAP NILAI PASAR DENGAN METODE ASSESSMENT SALES RATIO

ANALISIS TINGKAT AKURASI PENETAPAN NJOP TANAH TERHADAP NILAI PASAR DENGAN METODE ASSESSMENT SALES RATIO ANALISIS TINGKAT AKURASI PENETAPAN NJOP TANAH TERHADAP NILAI PASAR DENGAN METODE ASSESSMENT SALES RATIO (STUDI KASUS DI KECAMATAN KELAPA GADING KOTAMADYA JAKARTA UTARA) Novie Amelia Sandra Institut Bisnis

Lebih terperinci

ANALISIS PENETAPAN NILAI JUAL OBJEK PAJAK (NJOP) BUMI PADA PT. CIPUTRA INTERNASIONAL MANADO TAHUN 2015

ANALISIS PENETAPAN NILAI JUAL OBJEK PAJAK (NJOP) BUMI PADA PT. CIPUTRA INTERNASIONAL MANADO TAHUN 2015 ANALISIS PENETAPAN NILAI JUAL OBJEK PAJAK (NJOP) BUMI PADA PT. CIPUTRA INTERNASIONAL MANADO TAHUN 2015 ANALYSIS DETERMINING OF THE EART TAX OBJECT SELLING VALUE (TOVS) DETERMINATION AT CIPUTRA INTERNATIONAL

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini begitu banyak pembangunan di wilayah perkotaan atau di

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini begitu banyak pembangunan di wilayah perkotaan atau di BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitian Pada saat ini begitu banyak pembangunan di wilayah perkotaan atau di pinggiran kota seiring berkembangnya zaman dan sejalan dengan bertambahnya jumlah penduduk.

Lebih terperinci

Paat Elriza, Analisis Tingkat Akurasi Penetapan

Paat Elriza, Analisis Tingkat Akurasi Penetapan TINGKAT AKURASI PENETAPAN NJOP BUMI TERHADAP NILAI PASAR DENGAN METODE ASSESSMENT SALES RATIO DI KECAMATAN SARIO KOTA MANADO TAHUN 2012 oleh: Paat Elriza Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Jurusan Akuntansi

Lebih terperinci

ASSESSMENT SALES RATIO, SUATU ALAT PENGUKUR KINERJA PENETAPAN NPOP (Studi di Desa Ambarketawang, Sleman)

ASSESSMENT SALES RATIO, SUATU ALAT PENGUKUR KINERJA PENETAPAN NPOP (Studi di Desa Ambarketawang, Sleman) ASSESSMENT SALES RATIO, SUATU ALAT PENGUKUR KINERJA PENETAPAN NPOP (Studi di Desa Ambarketawang, Sleman) Asih Retno Dewi 1 Abstract: Performance measurement in determining the Tax Object Acquisition Value

Lebih terperinci

IV.1 Analisis Hasil Pembobotan Kriteria IV.2 Analisis Regresi

IV.1 Analisis Hasil Pembobotan Kriteria IV.2 Analisis Regresi 52 Bab IV Analisis IV.1 Analisis Hasil Pembobotan Kriteria Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan nilai Chi Kuadrat hitung sebesar 128,5865 (lihat Lampiran N), sedangkan Chi Kuadrat tabel dengan α =

Lebih terperinci

ANALISIS PENETAPAN NJOP TERHADAP HARGA PASAR DENGAN METODE ASSESSMENT SALES RATIO

ANALISIS PENETAPAN NJOP TERHADAP HARGA PASAR DENGAN METODE ASSESSMENT SALES RATIO EKO-REGIONAL, Vol. 7, No. 2, September 2012 ANALISIS PENETAPAN NJOP TERHADAP HARGA PASAR DENGAN METODE ASSESSMENT SALES RATIO DALAM KAITANNYA DENGAN POTENSI PAJAK BUMI (Studi Kasus Tanah di Selatan) Oleh:

Lebih terperinci

Analisa Penetapan NJOP (Nilai Jual Objek Pajak) Pajak Bumi terhadap Nilai Pasar dengan Menggunakan Metode Assessment Sales Ratio

Analisa Penetapan NJOP (Nilai Jual Objek Pajak) Pajak Bumi terhadap Nilai Pasar dengan Menggunakan Metode Assessment Sales Ratio Analisa Penetapan NJOP (Nilai Jual Objek Pajak) Pajak Bumi terhadap Nilai Pasar dengan Menggunakan Metode Assessment Sales Ratio Rindah Febriana Suryawati 1, Gita Arasy Harwida, Suryadi Jurusan Akutansi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan Negara Kesatuan Republik

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan Negara Kesatuan Republik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi dan daerah provinsi terbagi atas daerah-daerah kabupaten

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Metode Assessment Sales Ratio Menurut Hartoyo (20013:1) Assessment sales ratio (ASR) adalah rasio atau perbandingan antara nilai yang digunakan untuk penetapan pajak

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Daerah telah disahkan pada tanggal 15 September 2009 dan mulai berlaku secara

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Daerah telah disahkan pada tanggal 15 September 2009 dan mulai berlaku secara BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah telah disahkan pada tanggal 15 September 2009 dan mulai berlaku secara efektif pada tanggal

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT AKURASI PENETAPAN NJOP BUMI DI KECAMATAN MAPANGET KOTA MANADO

ANALISIS TINGKAT AKURASI PENETAPAN NJOP BUMI DI KECAMATAN MAPANGET KOTA MANADO ANALISIS TINGKAT AKURASI PENETAPAN NJOP BUMI DI KECAMATAN MAPANGET KOTA MANADO LEVEL ANALYSIS OF ACCURACY OF THE EART TOVS DETERMINATION AT MAPANGET SUB-DSITRICT OF MANADO CITY Oleh: Menthari Wakas 1 Herman

Lebih terperinci

Tri Fajarhayu Kadarisman Hidayat Sri Sulasmiyati

Tri Fajarhayu Kadarisman Hidayat Sri Sulasmiyati ANALISIS TINGKAT AKURASI DINAS PENDAPATAN DAERAH DALAM MENENTUKAN NILAI JUAL OBJEK PAJAK BUMI DENGAN MENGGUNAKAN METODE ASSESSMENT SALES RATIO (STUDI KASUS DI KECAMATAN SUMBERREJO KABUPATEN BOJONEGORO

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. tahun 2013, menguji seberapa untuk mengetahui pertumbuhan jumlah wajib. pajak, pertumbuhan penerimaan PPh Pasal 4 Ayat (2), perbedaan

BAB V PENUTUP. tahun 2013, menguji seberapa untuk mengetahui pertumbuhan jumlah wajib. pajak, pertumbuhan penerimaan PPh Pasal 4 Ayat (2), perbedaan 63 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui implementasi PP Nomor 46 tahun 2013, menguji seberapa untuk mengetahui pertumbuhan jumlah wajib pajak, pertumbuhan jumlah penerimaan

Lebih terperinci

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Hasil Setelah melalui beberapa tahap kegiatan penelitian, dalam bab IV ini diuraikan analisis hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian. Analisis

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN Penyebaran dan Penerimaan Kuesioner. Data yang digunakan untuk mengukur pengaruh persepsi Wajib Pajak atas

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN Penyebaran dan Penerimaan Kuesioner. Data yang digunakan untuk mengukur pengaruh persepsi Wajib Pajak atas BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian 4.1.1 Penyebaran dan Penerimaan Kuesioner Data yang digunakan untuk mengukur pengaruh persepsi Wajib Pajak atas pelaksanaan sistem administrasi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Analisis Statistik Deskriptif Dengan menggunakan laporan penerimaan pajak yang dimiliki oleh Suku Dinas Pelayanan Pajak Kota Administrasi Jakarta Pusat, maka dapat diketahui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemberlakuan Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. Pemberlakuan Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemberlakuan Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang perubahan kedua atas

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. Dengan melihat komitmen nasional yang selalu mengupayakan penerimaan dari sektor

BAB 4 PEMBAHASAN. Dengan melihat komitmen nasional yang selalu mengupayakan penerimaan dari sektor BAB 4 PEMBAHASAN 4.1. Penyusunan Target Penerimaan PBB KPP Pratama Serpong Dengan melihat komitmen nasional yang selalu mengupayakan penerimaan dari sektor pajak semakin besar dan semakin penting yang

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman. xiii xv xvi

DAFTAR ISI. Halaman. xiii xv xvi DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian. Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian Kebaruan (Novelty) 2 TINJAUAN

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. a. Sejarah singkat KPP Pratama Serpong

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. a. Sejarah singkat KPP Pratama Serpong BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Tempat penelitian a. Sejarah singkat KPP Pratama Serpong KPP Pratama Serpong adalah salah satu dari beberapa kantor pelayanan pajak

Lebih terperinci

APPRAISAL LEVEL TINGKAT PENETAPAN NJOP PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DI KECAMATAN LOWOKWARU KOTA MALANG. Sri Andriani

APPRAISAL LEVEL TINGKAT PENETAPAN NJOP PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DI KECAMATAN LOWOKWARU KOTA MALANG. Sri Andriani 1 APPRAISAL LEVEL TINGKAT PENETAPAN NJOP PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DI KECAMATAN LOWOKWARU KOTA MALANG Sri Andriani Fakultas Ekonomi,Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang Jl. Gajayana 50 Malang

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN PENERIMAAN SEBELUM DAN SESUDAH DESENTRALISASI PBB MENJADI PBB-P2 PADA PEMERINTAH KOTA GORONTALO

ANALISIS PERBANDINGAN PENERIMAAN SEBELUM DAN SESUDAH DESENTRALISASI PBB MENJADI PBB-P2 PADA PEMERINTAH KOTA GORONTALO 1 2 ANALISIS PERBANDINGAN PENERIMAAN SEBELUM DAN SESUDAH DESENTRALISASI PBB MENJADI PBB-P2 PADA PEMERINTAH KOTA GORONTALO NOVITA BOLOWANTU 1, NILAWATY YUSUF,SE,AK.,M.Si 2, AMIR LUKUM,S.Pd., MSA 3 Jurusan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 30 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 1.1 Keputusan Menteri Keuangan Nomor 493/KMK.02/2009 KMK No. 493/KMK.02/2009 adalah suatu keputusan/aturan yang mengatur tentang persetujuan penggunaan sebagian dana Penerimaan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Penentuan Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan studi kasus yang dilakukan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Tegallega di Jalan Soekarno Hatta No 216,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu penelitian yang direncanakan pada saat penelitian ini dilakukan adalah pada pertengahan tahun 2015, yaitu pada saat peneliti menjalani semester

Lebih terperinci

Uji Z atau t Uji Z Chi- square

Uji Z atau t Uji Z Chi- square UJI FRIEDMAN SEBAGAI PENDEKATAN ANALISIS NONPARAMETRIK UNTUK MENGUJI HOMOGENITAS RATA-RATA retnosubekti@uny.ac.id Pendahuluan Uji parametrik memerlukan pemenuhan asumsi-asumsi tentang distribusi populasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Bab ini akan membahas mengenai hasil penelitian dan pembahasan yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Bab ini akan membahas mengenai hasil penelitian dan pembahasan yang BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini akan membahas mengenai hasil penelitian dan pembahasan yang mengukur pengaruh antara dua variabel yaitu surat tagihan pajak sebagai variabel independen dan

Lebih terperinci

BAB VII SIMPULAN DAN REKOMENDASI. menghadapi permasalahan kasus yang terjadi pada PT X. maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

BAB VII SIMPULAN DAN REKOMENDASI. menghadapi permasalahan kasus yang terjadi pada PT X. maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: BAB VII SIMPULAN DAN REKOMENDASI Bab akhir ini berisi mengenai simpulan atas penelitian yang dilakuan, keterbatasan penelitian serta rekomendasi yang disarankan oleh penulis guna menghadapi permasalahan

Lebih terperinci

Mata Kuliah: Statistik Inferensial

Mata Kuliah: Statistik Inferensial DATA BERPERINGKAT Prof. Dr. H. Almasdi Syahza, SE., MP Email: asyahza@yahoo.co.id PENGERTIAN STATISTIKA NONPARAMETRIK Statistika nonparametrik untuk data berperingkat: Statistika yang menggunakan data

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dalam bab ini penulis akan menguraikan data-data yang berhasil

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dalam bab ini penulis akan menguraikan data-data yang berhasil BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Hasil Penelitian Dalam bab ini penulis akan menguraikan data-data yang berhasil dikumpulkan serta melakukan analisis regresi linier sederhana, uji hipotesis,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA PENELITIAN. 1) Analisis atau Uji Asumsi Dasar (Uji Normalitas). Uji asumsi dasar digunakan untuk memberikan pre test, atau uji

BAB IV ANALISIS DATA PENELITIAN. 1) Analisis atau Uji Asumsi Dasar (Uji Normalitas). Uji asumsi dasar digunakan untuk memberikan pre test, atau uji BAB IV ANALISIS DATA PENELITIAN 1) Analisis atau Uji Asumsi Dasar (Uji Normalitas). Uji asumsi dasar digunakan untuk memberikan pre test, atau uji prasyarat awal terhadap suatu perangkat atau instrumen

Lebih terperinci

JADWAL KEGIATAN MASA TRANSISI PENDATAAN DAN PENILAIAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN TAHUN 2000 JANUARI

JADWAL KEGIATAN MASA TRANSISI PENDATAAN DAN PENILAIAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN TAHUN 2000 JANUARI Lampiran 1.1 JADWAL KEGIATAN MASA TRANSISI PENDATAAN DAN PENILAIAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN TAHUN 2000 JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER DESEMBER 1 2 3 4 1 2

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta 50 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Surakarta merupakan fasilitas bagi wajib pajak untuk memenuhi kewajiban

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daerah menurut Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 yaitu PAD. Pendapatan Asli Daerah yang selanjutnya disingkat PAD, adalah

BAB I PENDAHULUAN. daerah menurut Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 yaitu PAD. Pendapatan Asli Daerah yang selanjutnya disingkat PAD, adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendapatan daerah bersumber dari Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Perimbangan, dan Lain-Lain Pendapatan Yang Sah. Sumber pendapatan daerah menurut Undang-Undang Nomor

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN Empat bagian penting yaitu bagian deskripsi data, pengujian persyaratan analisis, pengujian hipotesis penelitian, dan bagian keterbatasan penelitian akan disajikan di sini, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kota Denpasar pada awalnya merupakan pusat Kerajaan Badung yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kota Denpasar pada awalnya merupakan pusat Kerajaan Badung yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Denpasar pada awalnya merupakan pusat Kerajaan Badung yang tetap menjadi pusat pemerintahan Kabupaten Daerah Tingkat II Badung setelah Negara Kesatuan Republik

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN januari februari maret april mei juni juli agustus september oktober nopember desember BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskriptif Karakteristik Data 1. Analisis Profit Expense Ratio (PER) Profit Expense Ratio

Lebih terperinci

SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : SE - 27/PJ/2011 TENTANG PENGAWASAN PEMBAYARAN MASA TAHUN 2011 DIREKTUR JENDERAL PAJAK,

SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : SE - 27/PJ/2011 TENTANG PENGAWASAN PEMBAYARAN MASA TAHUN 2011 DIREKTUR JENDERAL PAJAK, SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : SE - 27/PJ/2011 TENTANG PENGAWASAN PEMBAYARAN MASA TAHUN 2011 DIREKTUR JENDERAL PAJAK, Dalam rangka pengamanan penerimaan pajak sebagaimana amanat Anggaran

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 24 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian ini didesain dengan menggunakan metode eksperimen. Metode eksperimen dimaksudkan untuk menjelaskan hubungan sebab akibat antara satu variabel

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum tentang UD. Ria Jaya

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum tentang UD. Ria Jaya BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum tentang UD. Ria Jaya a. Sejarah UD. Ria Jaya adalah toko yang di dalamnya terjadi kegiatan perdagangan dengan jenis benda atau

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE-14/PJ/2012 TENTANG MONOGRAFI PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN LAMPIRAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan UU

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan UU BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan UU Nomor 25 tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah yang telah

Lebih terperinci

SEMINAR PENULISAN ILMIAH

SEMINAR PENULISAN ILMIAH PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA (BI RATE) DAN INFLASI TERHADAP NILAI TUKAR RUPIAH (IDR) KE DOLLAR (USD) Nama Npm Kelas Jurusan Pembimbing : Hanif Narli Gyandika : 23210119 : 3eb07 : Akuntansi : Suryandari

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data 1. Sampel Penelitian Perusahaan industri jasa, sektor Property dan Real Estate mempunyai 2 sub sektor, yaitu sub sektor Property & Real Estate dan

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. biaya langsung (direct cost of money) dan opportunity cost of time

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. biaya langsung (direct cost of money) dan opportunity cost of time BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian dari penelitian ini adalah biaya transaksi dalam administrasi pajak sistem self assesment. Biaya transaksi yang diteliti adalah

Lebih terperinci

: Pelaksana Seksi Ekstensifikasi Perpajakan KPP Pratama Serpong. 1. Apa tujuan yang melatarbelakangi kegiatan ekstensifikasi Wajib Pajak di

: Pelaksana Seksi Ekstensifikasi Perpajakan KPP Pratama Serpong. 1. Apa tujuan yang melatarbelakangi kegiatan ekstensifikasi Wajib Pajak di L4 Narasumber Jabatan : Ibu Nurika Rahmantika : Pelaksana Seksi Ekstensifikasi Perpajakan KPP Pratama Serpong DAFTAR PERTANYAAN : 1. Apa tujuan yang melatarbelakangi kegiatan ekstensifikasi Wajib Pajak

Lebih terperinci

2011, No Indonesia Tahun 1985 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3312) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No

2011, No Indonesia Tahun 1985 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3312) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.189, 2011 KEMENTERIAN KEUANGAN. NJOP Tidak Kena Pajak. PBB. Penyesuaian. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 67/PMK.03/2011 TENTANG PENYESUAIAN BESARNYA

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 52 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Uji Analisis Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan model regresi berganda. Tujuannya adalah untuk memperoleh gambaran yang menyeluruh mengenai

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DATA Pengumpulan data yang dilakukan dibatasi hanya di dalam wilayah Jabodetabek. Data yang dikumpulkan terdiri atas data primer maupun data sekunder. Data primer meliputi kriteria drainase

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 1 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan bentuk penelitian survei. Menurut Sugiyono (014) metode penelitian kuantitatif dapat

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Populasi dalam penelitian ini adalah PT. Bank Syariah Mandiri dan Bank

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Populasi dalam penelitian ini adalah PT. Bank Syariah Mandiri dan Bank BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah PT. Bank Syariah Mandiri dan Bank Indonesia. Sampel adalah wakil dari populasi yang diteliti. Dalam

Lebih terperinci

KEVIN HENDRO. (Universitas Bina Nusantara) ABSTRAK

KEVIN HENDRO. (Universitas Bina Nusantara) ABSTRAK PENGARUH SOSIALISASI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK TERHADAP PENGETAHUAN MASYARAKAT UNTUK MEMBANTU MEMENUHI KEWAJIBAN PERPAJAKAN WAJIB PAJAK DI DAERAH KPP PRATAMA JAKARTA KEBON JERUK SATU KEVIN HENDRO (Universitas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Jumlah Uang Beredar (JUB) dalam arti luas (M 2 ) dan BI Rate dari tahun

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Jumlah Uang Beredar (JUB) dalam arti luas (M 2 ) dan BI Rate dari tahun BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Dalam penelitian ini, yang menjadi objek penelitian adalah inflasi, Jumlah Uang Beredar (JUB) dalam arti luas (M 2 ) dan BI Rate dari tahun 2010 sampai tahun

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 46 TAHUN 2013 TERHADAP TINGKAT PERTUMBUHAN WAJIB PAJAK DAN PENERIMAAN PPH PASAL 4 AYAT (2)

ANALISIS PENERAPAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 46 TAHUN 2013 TERHADAP TINGKAT PERTUMBUHAN WAJIB PAJAK DAN PENERIMAAN PPH PASAL 4 AYAT (2) ANALISIS PENERAPAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 46 TAHUN 2013 TERHADAP TINGKAT PERTUMBUHAN WAJIB PAJAK DAN PENERIMAAN PPH PASAL 4 AYAT (2) ( Studi Kasus pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta ) NASKAH

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Grogol Petamburan Jakarta Barat merupakan salah satu kecamatan di wilayah Jakarta Barat, wilayah ini tidak hanya digunakan sebagai kawasan tempat tinggal namun

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN oleh PT. Danareksa Investment Management yang pada saat itu mengeluarkan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN oleh PT. Danareksa Investment Management yang pada saat itu mengeluarkan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Reksa Dana Syariah Di Indonesia Reksa Dana Syariah diperkenalkan pertama kali pada tahun 1997 oleh PT. Danareksa Investment Management yang pada

Lebih terperinci

UJI NONPARAMETRIK. Gambar 6.1 Menjalankan Prosedur Nonparametrik

UJI NONPARAMETRIK. Gambar 6.1 Menjalankan Prosedur Nonparametrik 6 UJI NONPARAMETRIK Bab ini membahas: Uji Chi-Kuadrat. Uji Dua Sampel Independen. Uji Beberapa Sampel Independen. Uji Dua Sampel Berkaitan. D iperlukannya uji Statistik NonParametrik mengingat bahwa suatu

Lebih terperinci

BAB IV. HASIL dan PEMBAHASAN

BAB IV. HASIL dan PEMBAHASAN BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN 4.1 Analisa Deskriptif Untuk memperoleh data dari responden digunakan lembar kuesioner yang harus diisi oleh para responden tersebut. Untuk selengkapnya kuesioner yang digunakan

Lebih terperinci

SE - 88/PJ/2010 PENGAWASAN KEPATUHAN PEMBAYARAN MASA

SE - 88/PJ/2010 PENGAWASAN KEPATUHAN PEMBAYARAN MASA SE - 88/PJ/2010 PENGAWASAN KEPATUHAN PEMBAYARAN MASA Contributed by Administrator Monday, 16 August 2010 Pusat Peraturan Pajak Online 6 Agustus 2010 SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : SE - 88/PJ/2010

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. dan cakupan pajak daerah, retribusi daerah, serta pemberian fleksibilitas bagi

PENDAHULUAN. dan cakupan pajak daerah, retribusi daerah, serta pemberian fleksibilitas bagi PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-Undang No. 28 tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah memberikan kewenangan besar kepada daerah untuk memperluas jenis dan cakupan pajak daerah, retribusi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Tahapan Penelitian Ada empat tahap utama yang dilakukan dalam penelitian ini. Tahap-tahap tersebut antara lain analisa masalah, persiapan data, pengumpulan data, pengembangan

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN

BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Penelitian Metode Kauny Quantum Memory Berdasarkan hasil angket dan tes yang dilakukan di Pondok Pesantren Modern Manahijussadat, Lebak, Rangkas Bitung.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah KPP Pratama Tigarakasa yang berlokasi di Jl. Scientia Boulevard Blok U No. 5, Summarecon Gading Serpong, Curug Sangereng,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. salah satu kota pemekaran dengan penerimaan PAD yang cukup tinggi.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. salah satu kota pemekaran dengan penerimaan PAD yang cukup tinggi. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu pengumpulan untuk penelitian dan pengolahan data dilakukan mulai bulan Oktober sampai Desember 2013. Penelitian ini dilakukan di Kota

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambar Umum Objek Penelitian 1. Tempat dan Waktu Penelitian Proses peneliti ini di perkirakan membutuhkan waktu november sampai dengan juni 2016. Penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Sejarah Singkat KPP Wajib Pajak Besar Dua. Sejarah ini dimulai ketika pada tahun 2002,Boediono yang menjabat sebagai

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Sejarah Singkat KPP Wajib Pajak Besar Dua. Sejarah ini dimulai ketika pada tahun 2002,Boediono yang menjabat sebagai BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum KPP Wajib Pajak Besar Dua 1. Sejarah Singkat KPP Wajib Pajak Besar Dua Sejarah ini dimulai ketika pada tahun 2002,Boediono yang menjabat sebagai Menteri Keuangan

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 47/PJ/2010 TENTANG

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 47/PJ/2010 TENTANG PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 47/PJ/2010 TENTANG TATA CARA PERSIAPAN PENGALIHAN BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN SEBAGAI PAJAK DAERAH DIREKTUR JENDERAL PAJAK, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah wajib pajakorang pribadi wilayah kota. Gorontalo yang terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak Pratama

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah wajib pajakorang pribadi wilayah kota. Gorontalo yang terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak Pratama BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini adalah wajib pajakorang pribadi wilayah kota Gorontalo yang terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Gorontalo.Waktu penelitian

Lebih terperinci

BAB 3 OBJEK DAN METODA PENELITIAN

BAB 3 OBJEK DAN METODA PENELITIAN BAB 3 OBJEK DAN METODA PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian 3.1.1 Sejarah Singkat KPP Pratama Jakarta Duren Sawit Kantor Pelayanan Pajak ( KPP ) Pratama Jakarta Duren Sawit yang dibentuk sebagai bagian dari

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. meliputi laporan keuangan dan disclousure perusahaan sampel untuk tahun buku

III. METODE PENELITIAN. meliputi laporan keuangan dan disclousure perusahaan sampel untuk tahun buku 35 III. METODE PENELITIAN 1.1 Sumber Data Penelitian Data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yang meliputi laporan keuangan dan disclousure perusahaan sampel untuk tahun buku

Lebih terperinci

BAB XII PENGUJIAN DISTRIBUSI CHI-SQUARED. Pada bab ini akan dibahas mengenai pengujian distribusi dengan menggunakan chi-squared.

BAB XII PENGUJIAN DISTRIBUSI CHI-SQUARED. Pada bab ini akan dibahas mengenai pengujian distribusi dengan menggunakan chi-squared. BAB XII PENGUJIAN DISTRIBUSI CHI-SQUARED Deskripsi: Pada bab ini akan dibahas mengenai pengujian distribusi dengan menggunakan chi-squared. Manfaat: Memberikan konsep pengujian distribusi chi-squared yang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. analisis statistik yang menggunakan persamaan regresi berganda. Analisis data

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. analisis statistik yang menggunakan persamaan regresi berganda. Analisis data BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Hasil 1. Statistik Deskriptif Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik yang menggunakan persamaan regresi

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. dan tepat untuk diterapkan (Ismail, 2005: 1). Dengan pemberian otonomi secara

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. dan tepat untuk diterapkan (Ismail, 2005: 1). Dengan pemberian otonomi secara BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Di negara yang memiliki sebaran wilayah kepulauan yang luas dengan keanekaragaman budaya majemuk seperti Indonesia ini, pembagian kewenangan dalam pemerintahan yang bersifat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Uji Instrument 4.1.1 Validitas instrument Hasil perhitungan instrument pretest dan posttest yang terdiri dari 30 butir soal dengan 4 alternatif pilihan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Sunset Policy Terhadap Jumlah Wajib Pajak Terdaftar

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Sunset Policy Terhadap Jumlah Wajib Pajak Terdaftar 36 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Sunset Policy Terhadap Jumlah Wajib Pajak Terdaftar Prinsip dasar utama dari Sunset Policy adalah penegakan sistem self assessment seutuhnya, yang berarti

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 39 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Berdasarkan nilai pada masing-masing variabel dapat diketahui nilai penelitian seperti nilai minimum, maksimum, mean dan standard deviasi

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA. evaluasi akhir pada materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV).

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA. evaluasi akhir pada materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV). 40 BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data Data hasil penelitian ini berupa data kuantitatif, yaitu berupa skor tes evaluasi akhir pada materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV).

Lebih terperinci

Tabel 6 Hasil Uji Coba validitas Butir Soal Posttest

Tabel 6 Hasil Uji Coba validitas Butir Soal Posttest BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Subyek Penelitian Subyek penelitian pada penelitian ini adalah siswa kelas X-A dan X- C SMA Katholik St Yoseph Kalabahi Kabupaten Alor Provinsi Nusa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini menjelaskan tentang hasil penelitian beserta hipotesis. Pengujian dalam penelitian ini dilakukan menggunakan alat analisis regresi linier sederhana dan regresi

Lebih terperinci

ANALISIS FUNDAMENTAL TERHADAP HARGA SAHAM PADA PT. ASTRA AGRO LESTARI, TBK UNTUK PERIODE

ANALISIS FUNDAMENTAL TERHADAP HARGA SAHAM PADA PT. ASTRA AGRO LESTARI, TBK UNTUK PERIODE ANALISIS FUNDAMENTAL TERHADAP HARGA SAHAM PADA PT. ASTRA AGRO LESTARI, TBK UNTUK PERIODE 2010-2012 Nurlita 25210182 Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma 2010 Dosen Pembimbing : Heru

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Implementasi SKB CV. MMC Sehubungan dengan PP Nomor 46 Tahun 2013 CV. MMC merupakan perusahaan dalam bidang jasa konsultan bisnis yang berdiri pada tahun 2005. Perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. wewenang pemungutannya ada pada pemerintah pusat yang pelaksanaannya

BAB I PENDAHULUAN. wewenang pemungutannya ada pada pemerintah pusat yang pelaksanaannya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia termasuk negara berkembang yang memiliki penerimaan dari berbagai sumber. Salah satu sumber penerimaan negara yang terbesar yaitu dari penerimaan

Lebih terperinci

Statistik Non Parametrik-2

Statistik Non Parametrik-2 Statistik Non Parametrik-2 UJI RUN 2 Uji Run Disebut juga uji random Bertujuan untuk menentukan apakah urutan yang dipilih atau sampel yang diambil diperoleh secara random atau tidak Didasarkan atas banyaknya

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan bisnis properti di Indonesia pada saat ini sangat pesat, hal ini terbukti dengan semakin banyaknya perusahaan yang bergerak dibidang properti. Salah satunya

Lebih terperinci

QUIZ PENGANTAR STATISTIK SOSIAL

QUIZ PENGANTAR STATISTIK SOSIAL BEBERAPA LATIHAN SOAL: QUIZ PENGANTAR STATISTIK SOSIAL Terdapat sejumlah data (fiktif) dari sikap fraksi di MPR dalam merespon terhadap amandemen UUD 1945 yang tercermin dalam score berikut: 07 11 29 30

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejak Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009 tentang

BAB I PENDAHULUAN. Sejak Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009 tentang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah menggantikan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 1997

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Dalam penelitian ini, analisis data yang dilakukan menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu dengan menggunakan analisis regresi sederhana, dan perhitungannya menggunakan

Lebih terperinci

PER - 36/PJ/2011 PENGENAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN SEKTOR PERHUTANAN

PER - 36/PJ/2011 PENGENAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN SEKTOR PERHUTANAN PER - 36/PJ/2011 PENGENAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN SEKTOR PERHUTANAN Contributed by Administrator Friday, 18 November 2011 Pusat Peraturan Pajak Online PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : PER - 36/PJ/2011

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Sejarah Singkat Perbankan Syariah di Indonesia. Muamalat Indonesia, yang berdiri pada ttahun Berdirinya bank ini

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Sejarah Singkat Perbankan Syariah di Indonesia. Muamalat Indonesia, yang berdiri pada ttahun Berdirinya bank ini BAB IV HASIL PENELITIAN A. Sekilas Perbankan Syariah di Indonesia 1. Sejarah Singkat Perbankan Syariah di Indonesia Di Indonesia, perbankan syariah diawali dari berdirinya Bank Muamalat Indonesia, yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMP Kristen Satya Wacana Salatiga yang berada di Jl. Diponegoro 52-60 Salatiga, dan penelitian dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Tujuan utama dari kebijakan keuangan negara di bidang penerimaan dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Tujuan utama dari kebijakan keuangan negara di bidang penerimaan dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tujuan utama dari kebijakan keuangan negara di bidang penerimaan dalam negeri yaitu untuk menggali, mendorong, dan mengembangkan sumber-sumber penerimaan

Lebih terperinci

Nama Jabatan :... (2) Kepada Unit Eselon I :... (3) Yth. Kepala KPP... (1) Unit Eselon II :... (4) Alamat Instansi :... (5) NPWP :...

Nama Jabatan :... (2) Kepada Unit Eselon I :... (3) Yth. Kepala KPP... (1) Unit Eselon II :... (4) Alamat Instansi :... (5) NPWP :... LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 261/PMK.03/2016 TENTANG : TATA CARA PEMUNGUTAN, PENYETORAN, DAN PELAPORAN PAJAK PENGHASILAN ATAS PENGHASILAN DARI PENGALIHAN HAK ATAS TANAH

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk mempermudah dalam penyusunan tugas akhir, dibuat suatu alur

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk mempermudah dalam penyusunan tugas akhir, dibuat suatu alur BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Bagan Alir Untuk mempermudah dalam penyusunan tugas akhir, dibuat suatu alur sistematika. Adapun alur sistematika yang digunakan dalam penyusunan ini adalah sebagai berikut

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMECAHAN MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMECAHAN MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia ISSN : 2541-0849 e-issn : 2548-1398 Vol. 1, no 3 November 2016 PENGARUH PENERAPAN METODE PEMECAHAN MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA Abdul Wakhid

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. luar negeri dan dalam negeri. Salah satu penghasilan dalam negeri berasal dari

BAB I PENDAHULUAN. luar negeri dan dalam negeri. Salah satu penghasilan dalam negeri berasal dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan di suatu negara tentunya memerlukan dana yang tidak sedikit. Dana tersebut berasal dari berbagai sumber penghasilan antara lain bersumber dari luar

Lebih terperinci

Bab X. Apa uji ANOVA itu? Contoh penjual mobil. Analisis of Variance ANOVA

Bab X. Apa uji ANOVA itu? Contoh penjual mobil. Analisis of Variance ANOVA Bab X Analisis of Variance ANOVA Apa uji ANOVA itu? Uji-t untuk -Mean Contoh: seorang penjual mobil ingin mendapatkan perbedaan antara jenis kendaraan dalam hal konsumsi gas perkilo: Kendaraan kecil Kendaraan

Lebih terperinci