DAFTAR ISI. Halaman. xiii xv xvi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "DAFTAR ISI. Halaman. xiii xv xvi"

Transkripsi

1 DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian. Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian Kebaruan (Novelty) 2 TINJAUAN PUSTAKA Teori Ekonomi Politik Teori Perburuan Rente Teori Keadilan, Teori Keadilan Pajak, dan Teori Kepatuhan Pajak Teori Desentralisasi Fiskal Teori Pajak Properti dan Teori Penilaian Properti Pajak-Pajak Properti Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan Perkotaan Kinerja Penetapan Assessment. Tendensi Sentral dan Variabilitas Pengujian Kinerja Model Penetapan Assessment Penelitian Sebelumnya 3 KERANGKA PEMIKIRAN Perburuan Rente Under-assessment Regresivitas. Meningkatkan Kinerja Penetapan NJOP PBB Mengoptimalkan Penerimaan Pajak Kerangka Pikir Mencapai Tujuan Penelitian 4 METODOLOGI PENELITIAN Jenis, Sumber dan Pengumpulan Data Desain Penelitian Waktu dan Tempat Penelitian Definisi Operasionaldan Pengukuran Peubah Populasi dan Sampel Hipotesis xiii xv xvi

2 Analisis Data Analisis Fenomena Perburuan Rente Persepsi terhadap Harga Transaksi Properti Analisis Kinerja Penetapan NJOP Analisis Akurasi NJOP Meningkatkan Kinerja Penetapan NJOP dan Mengoptimalkan Potensi Pajak 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Fenomena, Proses, Aktor dan Ruang Perburuan Rente Pengurusan Ijin Perumahan Pelepasan Hak atas Tanah dari Pemilik Tanah Menurunkan Harga Transaksi dalam Akta/Perjanjian di Pasar Primer Menurunkan Harga Transaksi dalam Akta/Perjanjian di Pasar Sekunder Merekayasa Penjualan Tanah dan Bangunan Menurunkan Luas/Kualitas Properti dalam Akta Merekayasa Jual Beli melalui Perjanjian atau Surat Kuasa Mutlak Tidak Membukukan Pembatalan Pembelian Mengalihkan Lokasi Fasilitas Umum dan Sosial Perencanaan Pajak Membatasi Kenaikan Nilai Jual Obyek Pajak Analisis Perburuan Rente Persepsi Terhadap Harga Transaksi Properti Kuesioner Validitas dan Reliabilitas Analisis Deskriptif Persepsi Penilai Analisis Kinerja Penetapan NJOP Kinerja Penetapan NJOP secara umum Uji Normalitas Uji Tingkat NJOP terhadap Nilai Pasar Uji Tingkat Keadilan Memperbaiki Kinerja Penetapan NJOP Peringkat Kinerja Penetapan NJOP Analisis Akurasi Penetapan NJOP Metode Penetapan NJOP Studi Percontohan dan Regresi Hedonik untuk Akurasi NJOP Penyempurnaan Model Penilaian Tanah Model Estimasi Hilangnya Potensi dan Upaya Optimalisasi Potensi Pajak Hilangnya Potensi Pajak Bumi dan Bangunan Pedesaan dan Perkotaan (PBB P2) Hilangnya Potensi Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) dan Pajak Penghasilan (PPh) Hilangnya Potensi Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) Upaya Optimalisasi Potensi Pajak

3 6 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP DAFTAR TABEL Halaman 1 Perkembangan tax ratio Indonesia tahun Tax ratio tahun 2012 di berbagai negara di dunia 3 3 Property tax ratio tahun 2010 di berbagai negara di dunia 4 4 Penerimaan perpajakan Indonesia tahun Realisasi penerimaan PBB Perdesaan Perkotaan di Jabodetabek dibandingkan penerimaan PBB P2 nasional 7 6 Penelitian tentang ketidak-adilan property tax di dunia sebelum tahun Penelitian tentang Pajak Bumi dan Bangunan di Indonesia sebelum tahun 2013 Peubah yang dianalisis dan dibahas dalam penelitian Rincian jenis data serta teknik pengumpulannya Definisi operasional dan pengukuran peubah pada studi percontohan regresi hedonik Definisi operasional dan pengukuran peubah pada model estimasi hilangnya potensi pajak Rentang keeratan hubungan (nilai r) Kategori reliabilitas Lokasi, harga ganti rugi dan harga penjualan tanah di sekitar Kota/Kabupaten Bogor Kegiatan yang berpotensi terjadinya perburuan rente pada bisnis properti Jumlah transaksi jual beli rumah tempat tinggal tahun Kuesioner terhadap penilai di Jabodetabek Hasil uji validitas pertama atas 10 butir kuesioner Hasil uji validitas kedua atas tujuh butir kuesioner Persentase jawaban responden terhadap butir-butir kuesioner Rerata skor dan kategori hasil kuesioner Tendensi sentral dan perbandingan assessment ratio NJOP pada kabupaten/kota di wilayah Jabodetabek tahun Ukuran variabilitas assessment ratio NJOP pada kabupaten/kota di Wilayah Jabodetabek tahun

4 24 Hasil uji normalitas assessment ratio NJOP pada kabupaten/kota 103 di Wilayah Jabodetabek tahun Uji level assessment NJOP (100% dari nilai pasar) pada kabupaten/kota di wilayah Jabodetabek tahun Hasil uji progresivitas dan regresivitas assessment ratio NJOP pada kabupaten/kota di wilayah Jabodetabek tahun Rekapitulasi kinerja berdasarkan data dan uji non-parametrik dan rekomendasi tindak lanjut koreksi NJOP di Wilayah Jabodetabek tahun Peringkat kinerja penetapan NJOP kabupaten/kota di wilayah Jabodetabek Tahun Peubah bebas yang digunakan dalam regresi hedonik dengan OLS dan GWR Rekapitulasi hasil (summary output) analisis regresi Kriteria kinerja berdasarkan ukuran tendensi sentral serta hasil uji tingkat assessment dan uji tingkat keadilan Hilangnya potensi PBB P2 di Jabodetabek tahun Data transaksi jual beli properti di Jabodetabek tahun Rerata A/S dan harga transaksi yang wajar di wilayah Jabodetabek tahun Hilangnya potensi BPHTB dan PPh di Jabodetabek tahun Klasifikasi tanah saat ini dan usulan klasifikasi selanjutnya 129 DAFTAR GAMBAR Halaman 1 Grafik realisasi penerimaan PBB perdesaan perkotaan tahun Model kepatuhan pajak Fischer 22 3 Metode penetapan NJOP 40 4 Tingkat NJOP (over/under-assessment) 41 5 Regresivitas NJOP 42 6 Pengukuran kinerja penetapan NJOP 43 7 Penyebab hilangnya potensi pajak 45 8 Diagram alir tahapan penelitian 52 9 Diagram pengurusan ijin perumahan Diagram pelepasan hak atas tanah dari pemilik tanah bersertifikat Transaksi jual beli properti di pasar primer Transaksi jual beli properti di pasar primer dengan fasilitas kredit pemilikan rumah (KPR) Transaksi jual beli properti di pasar sekunder Diagram transaksi jual beli tanah dan pendirian bangunan 76

5 15 Diagram transaksi jual beli dengan menurunkan luas/kualitas bangunan Diagram jual beli properti Diagram perjanjian dan pembatalan perikatan jual beli Diagram pengalihan lokasi fasum dan fasos Diagram perencanaan pajak Diagram pembatasan kenaikan NJOP Kinerja penetapan NJOP di Wilayah Jabodetabek Peta zona nilai tanah Peta klasifikasi bangunan untuk kelengkap daftar biaya komponen bangunan (DBKB) Peta sebaran obyek properti dan fasilitas umum Ilustrasi kinerja penetapan NJOP dari Sangat baik menjadi 26 Cukup baik 119 Ilustrasi kinerja penetapan NJOP dari Baik menjadi Buruk NJOP dan harga transaksi yang dicantumkan dalam akta jual beli Perbedaan penerapan tarif PBB P2 oleh Ditjen Pajak (tahun 2012) dan Pemerintah DKI Jakarta (tahun 2013) Diagram upaya optimalisasi potensi pajak DAFTAR SINGKATAN ASR A/S BPHTB DBKB GWR KPR NIR NJOP NJOPTKP NPOP NPOPTKP OLS PBB P2 PBB P3 PDB (atau GDP) PDRD PPh PPN PPnBM ZNT Assessment Sales Ratio Assessment / Sales price Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan Daftar Biaya Komponen Bangunan Geographically Weighted Regression Kredit Pemilikan Rumah Nilai Indikasi Rata-rata Nilai Jual Obyek Pajak Nilai Jual Obyek Pajak Tidak Kena Pajak Nilai Perolehan Obyek Pajak Nilai Perolehan Obyek Pajak tidak Kena Pajak Ordinary Least Square Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan Pajak Bumi dan Bangunan Perkebunan Perhutanan dan Pertambangan Produk Domestik Bruto ( Gross Domestic Product) Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Pajak Penghasilan Pajak Pertambahan Nilai Pajak Penjualan atas Barang Mewah Zona Nilai Tanah

6 DAFTAR ISTILAH Arm s length transactions Assessment progressivity Assessment regressivity Over-assessment Property tax ratio Reappraisal Reassessment Rent seeking Tax ratio Tax avoidance Tax evasion Under-assessment Vertical inequity Adjusting for inequity Transaksi jual beli tanah dan bangunan yang terjadi secara wajar Penetapan nilai properti pada kelompok properti mahal, ditetapkan dengan rasio assessment yang lebih tinggi dibandingkan dengan nilai properti pada kelompok properti murah. Penetapan nilai properti pada kelompok properti mahal, ditetapkan dengan rasio assessment yang lebih rendah dibandingkan dengan nilai properti pada kelompok properti murah. Penetapan NJOP di atas nilai pasar Perbandingan penerimaan pajak properti dan Produk Domestik Bruto (PDB) Pendataan ulang secara menyeluruh pada wilayah properti yang memiliki variabilitas melampaui batas toleransi yang ditetapkan Penilaian ulang yang tidak harus melakukan pendataan dan penilaian secara menyeluruh sebagaimana reappraisal Perburuan rente Perbandingan penerimaan pajak dan PDB Penghindaran pajak Penyelundupan pajak Penetapan NJOP di bawah nilai pasar Ketidak adilan vertikal, baik progresif maupun regresif. Kegiatan penyesuaian terhadap ketidak-adilan penetapan NJOP, agar NJOP menjadi adil (independent) dan tidak mengakibatkan kinerja menjadi regresif atau progresif

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pajak Daerah adalah salah satu sumber penerimaan Pemerintah Daerah yang diatur oleh konstitusi negara dalam Undang undang nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Daerah telah disahkan pada tanggal 15 September 2009 dan mulai berlaku secara

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Daerah telah disahkan pada tanggal 15 September 2009 dan mulai berlaku secara BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah telah disahkan pada tanggal 15 September 2009 dan mulai berlaku secara efektif pada tanggal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan Negara Kesatuan Republik

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan Negara Kesatuan Republik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi dan daerah provinsi terbagi atas daerah-daerah kabupaten

Lebih terperinci

Kebijakan Perpajakan Dalam Rangka Mengurangi Ketimpangan Lahan, Kegiatan Spekulasi, dan Lahan Tidak Produktif

Kebijakan Perpajakan Dalam Rangka Mengurangi Ketimpangan Lahan, Kegiatan Spekulasi, dan Lahan Tidak Produktif Kebijakan Perpajakan Dalam Rangka Mengurangi Ketimpangan Lahan, Kegiatan Spekulasi, dan Lahan Tidak Produktif Kementerian Keuangan RI Jakarta, April 2017 LATAR BELAKANG KONDISI SAAT INI : Penguasaan lahan

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. dan tepat untuk diterapkan (Ismail, 2005: 1). Dengan pemberian otonomi secara

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. dan tepat untuk diterapkan (Ismail, 2005: 1). Dengan pemberian otonomi secara BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Di negara yang memiliki sebaran wilayah kepulauan yang luas dengan keanekaragaman budaya majemuk seperti Indonesia ini, pembagian kewenangan dalam pemerintahan yang bersifat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan UU

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan UU BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan UU Nomor 25 tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah yang telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Kondisi pembangunan yang semakin berkembang memberikan dampak yang sangat besar bagi negara kita, khususnya dibidang ekonomi. Pembangunan ekonomi bertujuan

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Menjelang berakhirnya tahun 2011, perekonomian global kembali dihadapkan pada situasi yang tidak menggembirakan, dimulai dengan krisis ekonomi di Amerika Serikat dan Eropa.

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 74 TAHUN : 2013 PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 74 TAHUN 2013 TENTANG KLASIFIKASI DAN TATA CARA PENETAPAN NILAI JUAL OBJEK PAJAK SEBAGAI DASAR PENGENAAN PAJAK

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. UCAPAN TERIMA KASIH... ii. DAFTAR ISI... iv. DAFTAR TABEL... ix. DAFTAR GAMBAR... xii. DAFTAR LAMPIRAN...

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. UCAPAN TERIMA KASIH... ii. DAFTAR ISI... iv. DAFTAR TABEL... ix. DAFTAR GAMBAR... xii. DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR ISI ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR... i UCAPAN TERIMA KASIH... ii DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR LAMPIRAN... xiii BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang Penelitian...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejak Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009 tentang

BAB I PENDAHULUAN. Sejak Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009 tentang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah menggantikan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 1997

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 24 TAHUN 2018 TENTANG PENETAPAN NILAI JUAL OBJEK PAJAK BUMI DAN BANGUNAN

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 24 TAHUN 2018 TENTANG PENETAPAN NILAI JUAL OBJEK PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 24 TAHUN 2018 TENTANG PENETAPAN NILAI JUAL OBJEK PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN TAHUN 2018 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemberlakuan Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. Pemberlakuan Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemberlakuan Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang perubahan kedua atas

Lebih terperinci

Sama seperti pajak, namun terdapat imbalan (kontra-prestasi) secara langsung yang dapat dirasakan oleh pembayar retribusi

Sama seperti pajak, namun terdapat imbalan (kontra-prestasi) secara langsung yang dapat dirasakan oleh pembayar retribusi Apakah pajak itu? Kenapa pajak timbul dalam masyarakat? Apakah peranan pajak bagi negara? Iuran kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa-timbal (kontra-prestasi),

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Metode Assessment Sales Ratio Menurut Hartoyo (20013:1) Assessment sales ratio (ASR) adalah rasio atau perbandingan antara nilai yang digunakan untuk penetapan pajak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan pada tingkat nasional, regional, maupun lokal. Pajak Bumi dan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan pada tingkat nasional, regional, maupun lokal. Pajak Bumi dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang utama, karena itu peranan sektor pajak sangat besar, terutama untuk menunjang keberhasilan pembangunan pada

Lebih terperinci

ABSTRAK. iv Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. iv Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Dalam mensukseskan pembangunan, suatu negara membutuhkan pendanaan yang kuat. Salah satu sumber pendanaan tersebut didapat dari sektor pajak. Pajak merupakan suatu kewajiban dari setiap warga negara

Lebih terperinci

PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA PROBOLINGGO

PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA PROBOLINGGO SALINAN PERATURAN WALIKOTA PROBOLINGGO NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG PENETAPAN NILAI JUAL OBYEK PAJAK BUMI DAN BANGUNAN SEBAGAI DASAR PENGENAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE-14/PJ/2012 TENTANG MONOGRAFI PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN LAMPIRAN

Lebih terperinci

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 38 TAHUN 2013 TENTANG KLASIFIKASI NILAI JUAL OBJEK PAJAK BUPATI MALANG,

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 38 TAHUN 2013 TENTANG KLASIFIKASI NILAI JUAL OBJEK PAJAK BUPATI MALANG, BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 38 TAHUN 2013 TENTANG KLASIFIKASI NILAI JUAL OBJEK PAJAK BUPATI MALANG, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan dalam Pasal 90 Peraturan Daerah Kabupaten

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini begitu banyak pembangunan di wilayah perkotaan atau di

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini begitu banyak pembangunan di wilayah perkotaan atau di BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitian Pada saat ini begitu banyak pembangunan di wilayah perkotaan atau di pinggiran kota seiring berkembangnya zaman dan sejalan dengan bertambahnya jumlah penduduk.

Lebih terperinci

MODUL PERPAJAKAN BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN ATAU BANGUNAN

MODUL PERPAJAKAN BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN ATAU BANGUNAN MODUL PERPAJAKAN BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN ATAU BANGUNAN PENDAHULUAN Dengan berlakunya UU Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (UU PDRD), maka mulai tahun 2011, Bea Perolehan

Lebih terperinci

260 TAHUN 2015 PENETAPAN NILAI JUAL OBJEK PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN TAHUN 2016

260 TAHUN 2015 PENETAPAN NILAI JUAL OBJEK PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN TAHUN 2016 260 TAHUN 2015 PENETAPAN NILAI JUAL OBJEK PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN TAHUN 2016 Contributed by Administrator Thursday, 31 December 2015 Pusat Peraturan Pajak Online PERATURAN GUBERNUR

Lebih terperinci

BAHAN MATERI MATA PELAJARAN EKONOMI DAN BISNIS KOMPETENSI DASAR KETENTUAN PERPAJAKAN KELAS XI AP TAHUN PELAJARAN 2014/2015

BAHAN MATERI MATA PELAJARAN EKONOMI DAN BISNIS KOMPETENSI DASAR KETENTUAN PERPAJAKAN KELAS XI AP TAHUN PELAJARAN 2014/2015 BAHAN MATERI MATA PELAJARAN EKONOMI DAN BISNIS KOMPETENSI DASAR KETENTUAN PERPAJAKAN KELAS XI AP TAHUN PELAJARAN 2014/2015 A. Pengertian Pajak Beberapa ahli yang mengemukakan pendapatnya mengenai pajak,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pemerintah juga terus memperhatikan kondisi ekonomi Indonesia dan kondisi

BAB 1 PENDAHULUAN. pemerintah juga terus memperhatikan kondisi ekonomi Indonesia dan kondisi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberhasilan Direktorat Jenderal Pajak dalam memberikan kontribusi yang signifikan bagi penerimaan Negara.Yaitu dengan melalui salah satu alat ukur yang bernama

Lebih terperinci

Administrasi Pajak pada Bisnis Properti / Real Estate

Administrasi Pajak pada Bisnis Properti / Real Estate Administrasi Pajak pada Bisnis Properti / Real Estate Disadur dari Buku Panduan Pajak 2010-2011 yang diterbitkan oleh Koperasi Pegawai Kantor Pusat Direktorat Jendral Pajak Properti/real estate adalah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Nilai Waktu Uang Dalam Manajemen Keuangan Dr. Mamduh M. Hanafi (2008:83) menyatakan bahwa Rp1 juta yang diterima sekarang tentunya lebih bernilai dibanding

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Waluyo (2011) menyatakan bahwa Pembangunan nasional adalah kegiatan yang berlangsung secara terus-menerus dan berkesinambungan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. wewenang pemungutannya ada pada pemerintah pusat yang pelaksanaannya

BAB I PENDAHULUAN. wewenang pemungutannya ada pada pemerintah pusat yang pelaksanaannya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia termasuk negara berkembang yang memiliki penerimaan dari berbagai sumber. Salah satu sumber penerimaan negara yang terbesar yaitu dari penerimaan

Lebih terperinci

MENGENAL SEKILAS TENTANG KEBIJAKAN PEDAERAHAN PAJAK PUSAT

MENGENAL SEKILAS TENTANG KEBIJAKAN PEDAERAHAN PAJAK PUSAT MENGENAL SEKILAS TENTANG KEBIJAKAN PEDAERAHAN PAJAK PUSAT Budi Lazarusli* ABSTRAK Pada tanggal 15 September 29 diundangkan undang-undang baru yakni UU No. 28 Tahun 29 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN SAMPUL... i. HALAMAN PERSETUJUAN... ii. HALAMAN PENGESAHAN... iii. PERNYATAAN PRIBADI... iv. ABSTRAK... v. ABSTRACT...

DAFTAR ISI. HALAMAN SAMPUL... i. HALAMAN PERSETUJUAN... ii. HALAMAN PENGESAHAN... iii. PERNYATAAN PRIBADI... iv. ABSTRAK... v. ABSTRACT... DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL... i HALAMAN PERSETUJUAN... ii HALAMAN PENGESAHAN... iii PERNYATAAN PRIBADI... iv ABSTRAK... v ABSTRACT... vi KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI... xi DAFTAR SINGKATAN... xv DAFTAR

Lebih terperinci

BUPATI MOJOKERTO PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI MOJOKERTO PROVINSI JAWA TIMUR BUPATI MOJOKERTO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI MOJOKERTO NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENGHITUNGAN BESARNYA NILAI JUAL OBJEK PAJAK DAN POKOK PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN

Lebih terperinci

Prof. Dr. Rochmat Soemitro, SH.

Prof. Dr. Rochmat Soemitro, SH. 1 Pengertian Pajak (1) Prof. Dr. Rochmat Soemitro, SH. Iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang undang (dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat kontraprestasi yang langsung dapat ditunjukkan dan

Lebih terperinci

BUPATI BERAU PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI BERAU PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SALINAN BUPATI BERAU PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG KLASIFIKASI DAN PENETAPAN NILAI JUAL OBJEK PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tanah merupakan salah satu properti berwujud (Tangible Property) yang

BAB I PENDAHULUAN. Tanah merupakan salah satu properti berwujud (Tangible Property) yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tanah merupakan salah satu properti berwujud (Tangible Property) yang sangat peka terhadap perkembangan. Perkembangan yang cukup pesat pada suatu daerah menyebabkan

Lebih terperinci

PERMASALAHAN PAJAK INDONESIA. Ayu Noviani Hanum. Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Semarang. Abstrak

PERMASALAHAN PAJAK INDONESIA. Ayu Noviani Hanum. Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Semarang. Abstrak PERMASALAHAN PAJAK INDONESIA Ayu Noviani Hanum Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Semarang Abstrak Pajak adalah salah satu sumber penerimaan yang sangat penting untuk pembiayaan pengeluaran negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan Solow (Solow growth model) menjelaskan bahwa tabungan dan

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan Solow (Solow growth model) menjelaskan bahwa tabungan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabungan merupakan faktor penting untuk mendorong laju pertumbuhan ekonomi. Seperti dijelaskan oleh teori studi pembangunan yaitu model pertumbuhan Solow (Solow growth

Lebih terperinci

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG 1 BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENILAIAN DAN PENGHITUNGAN DASAR PENGENAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Menurut Sugiyono (2010:13) objek penelitian adalah sasaran ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu tentang sesuatu hal objektif,

Lebih terperinci

RPS Mata Kuliah Perpajakan 2 Program Studi Akuntansi Halaman 1 dari 10

RPS Mata Kuliah Perpajakan 2 Program Studi Akuntansi Halaman 1 dari 10 RPS Mata Kuliah Perpajakan 2 Program Studi Akuntansi Halaman 1 dari 10 Kehadiran : 10 % Tugas : 15 % Quiz : 15 % UTS : 30 % UAS : 30 % RPS Mata Kuliah Perpajakan 2 Program Studi Akuntansi Halaman 2 dari

Lebih terperinci

Perpajakan / Elearning BPHTB Dosen: VED.,SE.,MSi

Perpajakan / Elearning BPHTB Dosen: VED.,SE.,MSi Perpajakan / Elearning BPHTB Dosen: VED.,SE.,MSi 1 BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN (BPHTB) Istilah Penting dalam UU BPHTB ( Pasal 1 UU No. 21 Tahun 1997 jo. UU No. 20 Tahun 2000) 1. Bea perolehan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Peran pemerintah daerah semakin meningkat dengan adanya kebijakan otonomi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Peran pemerintah daerah semakin meningkat dengan adanya kebijakan otonomi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Peran pemerintah daerah semakin meningkat dengan adanya kebijakan otonomi daerah. Menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang pemerintahan daerah,

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata-kata kunci : Sistem administrasi perpajakan modern, Kelancaran pelayanan Wajib Pajak. vii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata-kata kunci : Sistem administrasi perpajakan modern, Kelancaran pelayanan Wajib Pajak. vii. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penerimaan pajak merupakan sumber utama pembiayaan pemerintah dan pembangunan. Dengan demikian, tuntutan akan peningkatan penerimaan, perbaikan dan perubahan dasar dalam segala aspek perpajakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa kini, kita tidak bisa bebas dari yang namanya pajak. Bahkan

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa kini, kita tidak bisa bebas dari yang namanya pajak. Bahkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada masa kini, kita tidak bisa bebas dari yang namanya pajak. Bahkan barang dan jasa yang kita konsumsi sehari-haripun dikenai pajak. Hal tersebut dikarenakan Indonesia

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i. KATA PENGANTAR... iii. DAFTAR ISI... vii. DAFTAR TABEL... xi. DAFTAR GAMBAR... v. DAFTAR LAMPIRAN... iv BAB I PENDAHULUAN

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i. KATA PENGANTAR... iii. DAFTAR ISI... vii. DAFTAR TABEL... xi. DAFTAR GAMBAR... v. DAFTAR LAMPIRAN... iv BAB I PENDAHULUAN DAFTAR ISI ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... xi DAFTAR GAMBAR... v DAFTAR LAMPIRAN... iv BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Identifikasi Masalah... 8 1.3 Maksud

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PAJAK DAERAH

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PAJAK DAERAH PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PAJAK DAERAH I. UMUM Indonesia adalah negara kesatuan dengan sistem desentralisasi, sebagaimana tercermin dalam Pasal 18 ayat

Lebih terperinci

BAB II PENERIMAAN DAERAH DAN PENGALIHAN PBB-P2

BAB II PENERIMAAN DAERAH DAN PENGALIHAN PBB-P2 BAB II PENERIMAAN DAERAH DAN PENGALIHAN PBB-P2 2.1. Penerimaan Daerah Penerimaan daerah adalah uang yang masuk ke kas daerah. Dalam pelaksanaan desentralisasi, penerimaan daerah terdiri atas pendapatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional di beberapa bidang, Pemerintah Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional di beberapa bidang, Pemerintah Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam rangka menjalankan roda pemerintahan dan untuk melaksanakan pembangunan nasional di beberapa bidang, Pemerintah Indonesia membutuhkan dana yang tidak

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 47/PJ/2010 TENTANG

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 47/PJ/2010 TENTANG PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 47/PJ/2010 TENTANG TATA CARA PERSIAPAN PENGALIHAN BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN SEBAGAI PAJAK DAERAH DIREKTUR JENDERAL PAJAK, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 57 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian Penelitian memakai pendekatan kuantitatif dengan menggunakan metode kuantitatif pula yaitu dengan analisis regresi. Karena objek yang diukur adalah

Lebih terperinci

Abstrak. Keyword : Hulu hilir, aspek perpajakan, real estat

Abstrak. Keyword : Hulu hilir, aspek perpajakan, real estat Abstrak Pertumbuhan berbagai produk properti berupa perumahan, apartemen, kondominium, pusat perdagangan, gedung perkantoran, rumah toko dan rumah kantor serta pembangunan kawasan industri baru menjadi

Lebih terperinci

pajak. Data dari Departemen Keuangan Republik Indonesia juga menunjukkan adanya

pajak. Data dari Departemen Keuangan Republik Indonesia juga menunjukkan adanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu sumber penerimaan negara yang terbesar adalah dari sektor pajak. Data dari Departemen Keuangan Republik Indonesia juga menunjukkan adanya peningkatan penerimaan

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP)

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) 4. PERTEMUAN KE- I 5. INDIKATOR PENCAPAIAN Mahasiswa dapat menjelaskan Peranan dan Fungsi Pajak 6. MATERI POKOK Peranan dan Fungsi Pajak STRATEGI ulasan Peranan dan Fungsi Pajak mendiskusikan Peranan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Fungsi pemerintah dalam suatu negara adalah : 1) fungsi stabilisasi, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Fungsi pemerintah dalam suatu negara adalah : 1) fungsi stabilisasi, yaitu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Fungsi pemerintah dalam suatu negara adalah : 1) fungsi stabilisasi, yaitu fungsi pemerintah dalam menciptakan kestabilan ekonomi, sosial politik, hukum, pertahanan

Lebih terperinci

AKUNTANSI PERPAJAKAN

AKUNTANSI PERPAJAKAN AKUNTANSI PERPAJAKAN AKUNTANSI PERPAJAKAN Edy Suprianto AKUNTANSI PERPAJAKAN Oleh : Edy Suprianto Edisi Pertama Cetakan Pertama, 2011 Hak Cipta 2011 pada penulis, Hak Cipta dilindungi undang-undang. Dilarang

Lebih terperinci

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PENETAPAN NILAI JUAL OBJEK PAJAK SEBAGAI DASAR PENGENAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN UNTUK WILAYAH KERJA UNIT PELAKSANA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, melalui pengeluaran-pengeluaran rutin dan pembangunan yang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, melalui pengeluaran-pengeluaran rutin dan pembangunan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pajak merupakan suatu fenomena yang menarik dalam kehidupan masyarakat dan negara. Saati ini pajak bukan lagi merupakan sesuatu yang asing bagi masyarakat Indonesia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan pembangunan nasional dapat berjalan dengan baik demi kemajuan dan

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan pembangunan nasional dapat berjalan dengan baik demi kemajuan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Salah satu sumber penerimaan negara yang paling besar adalah pajak. Setiap wajib pajak diwajibkan untuk ikut berpartisipasi agar laju pertumbuhan dan pelaksanaan

Lebih terperinci

HAK CIPTA LEMBAR PENGESAHAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI...

HAK CIPTA LEMBAR PENGESAHAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI... DAFTAR ISI HAK CIPTA LEMBAR PENGESAHAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI... i ABSTRAK... ii ABSTRACT... iii KATA PENGANTAR... iv UCAPAN TERIMAKASIH... v DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xii

Lebih terperinci

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PENETAPAN NILAI JUAL OBJEK PAJAK SEBAGAI DASAR PENGENAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN UNTUK WILAYAH KERJA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk tempat tinggal dan berlindung. Namun seiring dengan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. untuk tempat tinggal dan berlindung. Namun seiring dengan perkembangan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan pokok (primer) manusia adalah sandang, pangan dan papan. Ketiga hal tersebut memegang peranan penting dalam kehidupan manusia. Pada awalnya kebutuhan akan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. dan cakupan pajak daerah, retribusi daerah, serta pemberian fleksibilitas bagi

PENDAHULUAN. dan cakupan pajak daerah, retribusi daerah, serta pemberian fleksibilitas bagi PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-Undang No. 28 tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah memberikan kewenangan besar kepada daerah untuk memperluas jenis dan cakupan pajak daerah, retribusi

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata-kata kunci : Sistem administrasi perpajakan modern, Kepatuhan wajib pajak. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata-kata kunci : Sistem administrasi perpajakan modern, Kepatuhan wajib pajak. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk menelaah sistem administrasi perpajakan modern pada KPP Pratama, serta mengetahui apakah sistem administrasi perpajakan modern memiliki pengaruh yang positif

Lebih terperinci

Meningkatkan Tax Ratio Indonesia

Meningkatkan Tax Ratio Indonesia Meningkatkan Tax Ratio Indonesia A. Pendahuluan Penerimaan perpajakan merupakan salah satu pilar penerimaan dalam APBN, hal ini sejalan dengan amanat Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun pembangunan. Sebagai salah satu penerimaan negara, baik pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. maupun pembangunan. Sebagai salah satu penerimaan negara, baik pemerintah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pajak memiliki fungsi budgetair yang artinya adalah pajak merupakan salah satu sumber penerimaan pemerintah untuk membiayai pengeluaran baik rutin maupun pembangunan.

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keywords: Payments of PBB and the accuracy of SPPT. viii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT. Keywords: Payments of PBB and the accuracy of SPPT. viii. Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT This study entitled of The Role of Accuracy SPPT Against Payment of Land and Building Tax (Case Study at Village of Sukabungah Subdistrict of Sukajadi in Bandung). The payment of Land and Building

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu bentuk kebijakan otonomi daerah dan desentralisasi fiskal untuk

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu bentuk kebijakan otonomi daerah dan desentralisasi fiskal untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu bentuk kebijakan otonomi daerah dan desentralisasi fiskal untuk memandirikan daerah-daerah yang ada di Indonesia adalah dengan mengalihkan pengelolaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dalam hal perekonomian. Sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dalam hal perekonomian. Sebagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dalam hal perekonomian. Sebagai negara berkembang, Indonesia harus berupaya untuk menyejahterakan masyarakat

Lebih terperinci

Oleh Sunyoto, SE. MM. Ak. Ery Hidayanti, SE. MM. Ak. Dosen Program Studi Akuntansi STIE Widya Gama Lumajang ABSTRAK

Oleh Sunyoto, SE. MM. Ak. Ery Hidayanti, SE. MM. Ak. Dosen Program Studi Akuntansi STIE Widya Gama Lumajang ABSTRAK PELIMPAHAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN SEKTOR PEDESAAN DAN PERKOTAAN (PBB-PP) DAN BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN (BPHTB) MENJADI PAJAK DAERAH, ANTARA PELUANG DAN TANTANGAN Oleh Sunyoto, SE. MM.

Lebih terperinci

Undang-undang Nomor 20 Tahun 2000 Tentang PERUBAHAN UNDANG-UNDANG BPHTB

Undang-undang Nomor 20 Tahun 2000 Tentang PERUBAHAN UNDANG-UNDANG BPHTB Undang-undang Nomor 20 Tahun 2000 Tentang PERUBAHAN UNDANG-UNDANG BPHTB dan berubah menjadi Pajak Daerah Berdasarkan UU No 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah LOGO BEA PEROLEHAN HAK

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PAJAK...*)

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PAJAK...*) LAMPIRAN I PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : PER-60/PJ/2010 TENTANG : TATA CARA PENETAPAN NILAI JUAL OBJEK PAJAK SEBAGAI DASAR PENGENAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: Perencanaan Pajak (Tax Planning), Penghematan PPh Terutang. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata Kunci: Perencanaan Pajak (Tax Planning), Penghematan PPh Terutang. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Bagi perusahaan, pajak merupakan beban yang akan mengurangi laba yang akan diterimanya. Oleh karena itu perusahaan selalu berusaha meminimalkan beban pajaknya, sehingga tetap memperoleh laba yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemerintah Indonesia membutuhkan sumber dana yang pasti setiap tahunnya untuk memenuhi kebutuhan pengeluaran negara. Sumber dana tersebut dapat diperoleh dari pendapatan

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keywords: Perception Taxpayer s, Tax Penalties, Taxpayer s Compliance. viii

ABSTRACT. Keywords: Perception Taxpayer s, Tax Penalties, Taxpayer s Compliance. viii ABSTRACT The purpose of this research is to determine the effect of taxpayer s perception of tax penalties on taxpayer s compliance. Population of this research are all individual taxpayer s who are registered

Lebih terperinci

MASALAH UMUM MANAJEMEN KEUANGAN DAERAH

MASALAH UMUM MANAJEMEN KEUANGAN DAERAH MASALAH UMUM MANAJEMEN KEUANGAN DAERAH 1. Kebutuhan anggaran (fiscal need) dan kapasitas anggaran (fiscal capacity) tidak seimbang 2. Tanggapan negatif atas layanan publik. Rendahnya ketaatan membayar

Lebih terperinci

BUPATI JEMBER SALINAN PERATURAN BUPATI JEMBER NOMOR 45 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI JEMBER SALINAN PERATURAN BUPATI JEMBER NOMOR 45 TAHUN 2013 TENTANG BUPATI JEMBER SALINAN PERATURAN BUPATI JEMBER NOMOR 45 TAHUN 2013 TENTANG KLASIFIKASI DAN PENETAPAN NILAI JUAL OBJEK PAJAK (NJOP) SEBAGAI DASAR PENGENAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN

Lebih terperinci

Tri Fajarhayu Kadarisman Hidayat Sri Sulasmiyati

Tri Fajarhayu Kadarisman Hidayat Sri Sulasmiyati ANALISIS TINGKAT AKURASI DINAS PENDAPATAN DAERAH DALAM MENENTUKAN NILAI JUAL OBJEK PAJAK BUMI DENGAN MENGGUNAKAN METODE ASSESSMENT SALES RATIO (STUDI KASUS DI KECAMATAN SUMBERREJO KABUPATEN BOJONEGORO

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mendapatkan data yang diperlukan pada penelitian ini, penulis

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mendapatkan data yang diperlukan pada penelitian ini, penulis 27 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Untuk mendapatkan data yang diperlukan pada penelitian ini, penulis melakukan penelitian pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Gorontalo yang

Lebih terperinci

3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437)

3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437) BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 50 TAHUN 2013 TENTANG PENDAFTARAN, PENDATAAN DAN PENILAIAN OBJEK DAN SUBJEK PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN DALAM RANGKA PEMBENTUKAN

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman. iii

DAFTAR ISI. Halaman. iii DAFTAR ISI PRAKATA... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR LAMPIRAN...... ix BAB I. PENDAHULUAN... 1 Latar Belakang... 1 Rumusan Masalah Penelitian..... 11 Tujuan Penelitian...

Lebih terperinci

DASAR-DASAR PERPAJAKAN

DASAR-DASAR PERPAJAKAN DASAR-DASAR PERPAJAKAN DEFINISI PAJAK Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGENAAN BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN (BPHTB) DALAM PROSES AKUISISI LAHAN BERIKUT PENGENAAN BPHTB DI BEBERAPA DAERAH

ANALISIS PENGENAAN BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN (BPHTB) DALAM PROSES AKUISISI LAHAN BERIKUT PENGENAAN BPHTB DI BEBERAPA DAERAH ANALISIS PENGENAAN BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN (BPHTB) DALAM PROSES AKUISISI LAHAN BERIKUT PENGENAAN BPHTB DI BEBERAPA DAERAH Oleh : Ian Maradona Tanah sejak dahulu, telah menjadi bagian

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI OGAN KOMERING ULU SELATAN NOMOR 24 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN BUPATI OGAN KOMERING ULU SELATAN NOMOR 24 TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN BUPATI OGAN KOMERING ULU SELATAN NOMOR 24 TAHUN 2013 TENTANG KLASIFIKASI DAN PENETAPAN NILAI JUAL OBJEK PAJAK SEBAGAI DASAR PENGENAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT AKURASI PENETAPAN NJOP TANAH TERHADAP NILAI PASAR DENGAN METODE ASSESSMENT SALES RATIO

ANALISIS TINGKAT AKURASI PENETAPAN NJOP TANAH TERHADAP NILAI PASAR DENGAN METODE ASSESSMENT SALES RATIO ANALISIS TINGKAT AKURASI PENETAPAN NJOP TANAH TERHADAP NILAI PASAR DENGAN METODE ASSESSMENT SALES RATIO (STUDI KASUS DI KECAMATAN KELAPA GADING KOTAMADYA JAKARTA UTARA) Novie Amelia Sandra Institut Bisnis

Lebih terperinci

B. Realisasi Pendapatan Negara dan Hibah Tahun 2013

B. Realisasi Pendapatan Negara dan Hibah Tahun 2013 EVALUASI RENDAHNYA REALISASI PENDAPATAN NEGARA TAHUN 2013 Abstrak Penerimaan Negara merupakan pemasukan yang diperoleh Negara dan digunakan untuk membiayai kegiatan pemerintah. Penerimaan pajak memberikan

Lebih terperinci

MATERI: Pajak Daerah, PBB, BPHTB, PPhTB, & Bea Meterai

MATERI: Pajak Daerah, PBB, BPHTB, PPhTB, & Bea Meterai MATERI: Pajak Daerah, PBB, BPHTB, PPhTB, & Bea Meterai Oleh: Eko Wisnu Warsitosunu, M.M., Ak. FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS INDONESIA 10/12/2014 Pajak Daerah Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) Bea Perolehan

Lebih terperinci

Dilarang memperbanyak MOJAKOE ini tanpa seizin SPA FEUI. Mojakoe dapat didownload di

Dilarang memperbanyak MOJAKOE ini tanpa seizin SPA FEUI. Mojakoe dapat didownload di 2 MOJAKOE Perpajakan Dilarang memperbanyak MOJAKOE ini tanpa seizin SPA FEUI. Mojakoe dapat didownload di www.spa-feui.com Official Learning Partner: OfficialMedia Partner: @spafeui SPA FEUI www.spa-feui.com

Lebih terperinci

DAFTAR ISI ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR...

DAFTAR ISI ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR... i UCAPAN TERIMA KASIH... ii DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR LAMPIRAN... viii BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemungutan pajak dari sistem official assesment ke sistem self assessment yang

BAB I PENDAHULUAN. pemungutan pajak dari sistem official assesment ke sistem self assessment yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Salah satu bentuk pembaruan yang mendasar adalah perubahan sistem pemungutan pajak dari sistem official assesment ke sistem self assessment yang berlaku

Lebih terperinci

Menyoal Transparansi Pengelolaan Pajak Negara, antara markus dan gayus

Menyoal Transparansi Pengelolaan Pajak Negara, antara markus dan gayus Menyoal Transparansi Pengelolaan Pajak Negara, antara markus dan gayus Firdaus Ilyas Indonesia Corruption Watch (ICW) Jakarta 1 Februai 2011 Kinerja Perpajakan : Catatan Penting Penerimaan Pajak tahun

Lebih terperinci

3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Hipotesis Desain Penelitian Definisi, Operasionalisasi dan Pengukuran Variabel 40

3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Hipotesis Desain Penelitian Definisi, Operasionalisasi dan Pengukuran Variabel 40 DAFTAR ISI Judul Lembar Pengesahan Lembar Pernyataan Kata Pengantar Abstrak Abstract Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar Daftar Lampiran i iii iv v vii viii ix BAB I. BAB II. BAB III. PENDAHULUAN 1.1.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan atau mengadakan perubahan perubahan kearah keadaan yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan atau mengadakan perubahan perubahan kearah keadaan yang lebih BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan adalah suatu proses kegiatan yang dilakukan dalam rangka pengembangan atau mengadakan perubahan perubahan kearah keadaan yang lebih baik. Pembangunan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat mengartikan pajak sebagai pungutan yang dilakukan pemerintah secara

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat mengartikan pajak sebagai pungutan yang dilakukan pemerintah secara BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pajak merupakan sumber penerimaan terbesar dalam negeri yang digunakan pemerintah untuk pembangunan dan perbaikan infrastruktur negara. Sebagian besar masyarakat mengartikan

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENELITIAN DAN PEMERIKSAAN BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENELITIAN DAN PEMERIKSAAN BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN SALINAN NOMOR 4/E, 2011 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENELITIAN DAN PEMERIKSAAN BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

Lebih terperinci

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN TESIS

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN TESIS DAFTAR ISI LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN TESIS... ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... BAB I BAB II PENDAHULUAN

Lebih terperinci

KEBIJAKAN FISKAL DAN KEBIJAKAN MONETER. Oleh : Muhlisin

KEBIJAKAN FISKAL DAN KEBIJAKAN MONETER. Oleh : Muhlisin KEBIJAKAN FISKAL DAN KEBIJAKAN MONETER Oleh : Muhlisin TEORI MAKROEKONOMI MELIPUTI JUGA ANALISIS DALAM BERBAGAI ASPEK BERIKUT : 1. Masalah ekonomi yang dihadapi, terutama pengangguran dan inflasi, dan

Lebih terperinci

TINJAUAN MATA KULIAH...

TINJAUAN MATA KULIAH... iii Daftar Isi TINJAUAN MATA KULIAH... ix MODUL 1: PEMANFAATAN ATAS BKP TIDAK BERWUJUD DAN JKP DARI LUAR DAERAH PABEAN DAN PPN ATAS OBJEK PASAL 16C DAN PASAL 16D 1.1 Pajak Pertambahan Nilai atas Pemanfaatan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI Yunik Trianti, 2013

DAFTAR ISI Yunik Trianti, 2013 DAFTAR ISI ABSTRAK... i ABSTRACT... ii KATA PENGANTAR... iii UCAPAN TERIMA KASIH... iv DAFTAR ISI... ix DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR GAMBAR... xv DAFTAR LAMPIRAN... xvi BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar

Lebih terperinci

ASSESSMENT SALES RATIO, SUATU ALAT PENGUKUR KINERJA PENETAPAN NPOP (Studi di Desa Ambarketawang, Sleman)

ASSESSMENT SALES RATIO, SUATU ALAT PENGUKUR KINERJA PENETAPAN NPOP (Studi di Desa Ambarketawang, Sleman) ASSESSMENT SALES RATIO, SUATU ALAT PENGUKUR KINERJA PENETAPAN NPOP (Studi di Desa Ambarketawang, Sleman) Asih Retno Dewi 1 Abstract: Performance measurement in determining the Tax Object Acquisition Value

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia saat ini sedang mengalami berbagai permasalahan di berbagai sektor khususnya sektor ekonomi. Naiknya harga minyak dunia, tingginya tingkat inflasi,

Lebih terperinci