SISTEM INFORMASI PROFIL DAERAH KABUPATEN BLORA TAHUN 2013
|
|
- Herman Tanuwidjaja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 SISTEM INFORMASI PROFIL DAERAH KABUPATEN BLORA TAHUN 2013 PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BLORA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH 2013
2
3 CUPU MANIK (HASTA GINA) Yang berbentuk segi lima melambangkan dasar falsafah Negara, yaitu Pancasila GUNUNG KEMBAR Kesetiaan rakyat Daerah Kabupaten Blora terhadap Pemerintahan Republik Indonesia Kecintaan rakyat Daerah Kabupaten Blora terhadap Daerahnya POHON ENAM BATANG berwarna Hijau berpadu dengan MENARA MINYAK berwarna Putih Melambangkan kekayaan utama Daerah Kabupaten Blora SUNGAI (Lusi dan Bengawan Solo) yang dilukiskan dengan dua jalur bergelombang dan berwarna Biru Melambangkan penyaluran usaha-usaha pemerintah demi peningkatan kesejahteraan rakyat. Menggambarkan bahwa kemakmuran Daerah Kabupaten Blora antara lain tergantung kepada pemanfaatan air dari kedua sungai tersebut TRISULA Bertangkai Merah dan berwarna Putih mempunyai jiwa kepahlawanan rakyat Daerah Kabupaten Blora, berani bekerja, berani berkorban dan berani menghadapi kesulitan ketiganya berdasarkan itikad baik LINGKARAN berwarna Kuning Emas Melambangkan sebagai kesatuan dan kedaulatan tekad rakyat Daerah Kabupaten Blora KALA MAKARA Sebagai lambang kebudayaan dan kesenian daerah rakyat Daerah Kabupaten Blora BINTANG SUDUT LIMA berwarna Kuning Emas Sebagai lambang segala yang paling tinggi (Tuhan Yang Maha Esa) dan yang harus diagungkan demi keselamatan rakyat lahir dan bathin PADI dan KAPAS Motif Dwi Tunggal sebagai lambang kemakmuran Sesanti Daerah yang berbunyi CACANA JAYA KERTA BHUMI Yang diartikan : tempat (arena, medan) kejayaan, kemakmuran dan kedamaian yang langgeng, atau dengan kata lain : Bumi Kabupaten Blora ini mengandung kekayaan alamiah yang besar, yang dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat, dengan syarat harus berani bekerja keras (makarya)
4
5 PENGANTAR Puja dan puji kita panjatkan kepadatuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan keberhasilan kepada Kelompok Kerja Pengembangan Sistem Informasi Profil Daerah (Pokja PSIPD) Kabupaten Blora Tahun 2013 dalam menyusun Laporan Akhir sekaligus sebagai Laporan Pertanggungjawaban atas Bantuan Keuangan dari Pemerintah Provinsi kegiatan Penyusunan Profil Daerah Tahun 2013 yang diatur dengan Peraturan Gubernur Nomor 4 Tahun 2013 tentang Tata Cara dan Pertanggungjawaban Belanja Bantuan Keuangan kepada Kabupaten/Kota yang bersumber dari APBD Provinsi Jawa Tengah Tahun Anggaran Materi Laporan Akhir SIPD ini masih seperti tahun-tahun sebelumnya, yakni terdiri dari 8 (delapan) kelompok data. Ke-delapan data tersebut merupakan data pendukung dalam perencanaan pembangunan baik di pusat maupun di daerah. Delapan data tersebut terdiri (1) Data Umum; (2) Sosial Budaya; (3) Sumber Daya Alam; (4) Infrastruktur; (5) Industri, Perdagangan, Keuangan, Koperasi, Usaha dan Investasi; (6) Ekonomi dan Keuangan; (7) Politik, Hukum dan Keamanan; dan (8) Insidental. Penambahan elemen data pada tahun 2013 mencapai elemen data itu belum semuanya dapat terakomodir karena anggota Pokja masih menyesuaikan form data yang harus ditindaklanjuti di level bawah seperti desa/kelurahan. Data SIPD 2013 ini merupakan data series yang di-update secara berkala. Untuk itu kami sangat mengharap saran, masukan dan kritik kepada para pengguna data atau kepada anggota POKJA PSIPD yang membidangi data demi kesempurnaan buku ini. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa meridhoi usaha kita, Amin. Blora, Januari 2014 Tim Penyusun Sistem Informasi Profil Daerah Kabupaten Blora Tahun 2013 i
6 Sistem Informasi Profil Daerah Kabupaten Blora Tahun 2013 ii
7 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GRAFIK... i iii vii ix xi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1 B. Dasar Hukum... 3 C. Tujuan, Sasaran dan Manfaat PSIPD... 4 D. Ruang Lingkup... 5 E. Sistematika... 7 BAB II KEBIJAKAN A. Perkembangan Data Pokok... 9 B. Kebijakan PSIPD BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN A. Data Umum Administrasi Pemerintah Aparatur Negara Jumlah perangkat desa se Kabupaten Blora Peraturan Daerah dan Perijinan Polri dan TNI Kondisi Sarana Prasarana Pemerintahan SKPD yang Menerapkan Kearsipan Indeks Kepuasan Masyarakat Sistem Informasi Profil Daerah Kabupaten Blora Tahun 2013 iii
8 B. Sosial Budaya Kependudukan dan Catatan Sipil Ketenagakerjaan Sarana Kesehatan Sarana Industri, Industri Farmasi, Apotek dan Toko Obat Kesehatan Masyarakat Tenaga Kesehatan Kebidanan Penanganan Penderita Penyakit Sember Air Minum Pendidikan Kesejahteraan Sosial Indeks Pembangunan Manusia dan Raskin Keluarga Menurut Tingkat Kesejahteraan Penduduk Penyandang Masalah Sosial Panti Asuhan Pelayanan etenagakerjaan Agama Sarana Ibadah Jamaah Haji Kabupaten Blora Lembaga Pendidikan Keagamaan C. Sumber Daya Alam Pertanian, Kehutanan,Peternakan dan Perkebunan Pertambangan dan Energi Lingkungan Hidup dan Tata Ruang D. Infrastruktur Perumahan dan Pemukiman Pekerjaan Umum Pariwisata, Pos, Telekomunikasi dan Informatika Perhubungan dan Transportasi E. Industri, Perdagangan, Pengembangan Usaha Nasional, Lembaga Keuangan Dan Koperasi Sistem Informasi Profil Daerah Kabupaten Blora Tahun 2013 iv
9 - Industri dan Perdagangan Pengelolaan Asset / Barang Daerah F. Ekonomi dan Keuangan PDRB G. Politik, Hukum dan Keamanan H. Insidental BAB IV PENUTUP A. Simpulan B. Kendala C. Saran LAMPIRAN (8 KELOMPOK DATA) I. DATA UMUM 1. Geografi... I-1 II. III. IV. 2. Pemerintahan... I-3 SOSBUD 3. Demografi... II-1 4. Kesehatan... II-5 5. Pendidikan... II-9 6. Kesejahteran Sosial... II Agama... II-26 SDA 8. Pertanian, Kehutanan... III-1 9. Pertambangan dan Energi... III Lingkungan Hidup... III-23 INFRASTRUKTUR 11. Perumahan dan Pemukiman... IV Pekerjaan Umum... IV Pariwisata, Pos, Telekomunikasi, dan Informatika... IV Perhubungan dan Transportasi... IV-8 V. INDAGKOP 15. Industri, Perdagangan, Pengembangan Usaha, Lembaga Keuangan dan Koperasi... V-1 Sistem Informasi Profil Daerah Kabupaten Blora Tahun 2013 v
10 VI. 16. Pengelolaan Aset atau Barang Daerah... V BUMD... V-6 EKONOMI DAN KEUANGAN 18. PDRB... VI Ringkasan APBD... VI Dana Perimbangan... VI Pinjaman Daerah... VI Pajak Daerah... VI Retribusi Daerah... VI-11 VII. POLHUKAM 24. Politik Dalam Negeri... VII Hukum... VII Keamanan... VII-3 VIII. INSIDENSIAL 27. Bencana Alam... VIII Penyakit Menular... VIII Pencurian Ikan... VIII Kebakaran Hutan...VIII Pencurian dan Penyelundupan Kayu...VIII-3 Sistem Informasi Profil Daerah Kabupaten Blora Tahun 2013 vi
11 DAFTAR GAMBAR Gambar 3.1 Peta Wilayah Gambar 3.2 Kasus Kebakaran di KPH Randublatung Gambar 3.3 Damkar Hutan milik KPH Cepu Sistem Informasi Profil Daerah Kabupaten Blora Tahun 2013 vii
12 Sistem Informasi Profil Daerah Kabupaten Blora Tahun 2013 viii
13 DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Jumlah Wilayah Administrasi Tabel 3.2 Jumlah Pegawai Negeri Sipil di Kabupaten Blora Berdasarkan Golongan, Pejabat Struktural / Fungsional dan Pensiunan Tabel 3.3 Tingkat Pendidikan Perangkat Desa/Kelurahan Tabel 3.4 Jumlah Perda dan Perijinan yang Diterbitkan Tabel 3.5 Jumlah Polri dan TNI di Kabupaten Blora Tabel 3.6 Kondisi Sarana Prasarana Kantor Desa/Kelurahan Tabel 3.7 Perkembangan Kearsipan di Kabupaten Blora Tabel 3.8 IKM di Kabupaten Blora Tabel 3.9 Jumlah Penduduk Tabel 3.10 Tingkat Pendidikan Penduduk Kabupaten Blora Tabel 3.11 Perkembangan Migrasi di Kabupaten Blora Tabel 3.12 Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Tabel 3.13 Pekerjaan Penduduk Menurut Lapangan Usaha Tabel 3.14 Jumlah Sarana Kesehatan Tabel 3.15 Apotek dan Toko Obat Tabel 3.16 Kondisi Kesehatan Masyarakat Tabel 3.17 Jumlah Tenaga Medis Tabel 3.18 Kegiatan Kebidanan Tabel 3.19 Penanganan Penderita Penyakit Tabel 3.20 Sumber Air Minum yang Dimanfaatkan Masyarakat Tabel 3.21 Jumlah Sekolah, Siwa dan Guru Tabel 3.22 Data Pendidikan Keagamaan Tabel 3.23 Kalisifikasi IPM Tabel 3.24 Data IPM dan Raskin Kabupaten Blora Tabel 3.25 Keluarga Menurut Tingkat Kesejahteraan Tabel 3.26 Data PMKS Kabupaten Blora Sistem Informasi Profil Daerah Kabupaten Blora Tahun 2013 ix
14 Tabel 3.27 Panti Asuhan di Kabupaten Blora Tabel 3.28 Pelayanan Ketenagakerjaan di Kabupaten Blora Tabel 3.29 Sarana Ibadah di Kabupaten Blora Tabel 3.30 Jumlah Jamah Haji Kabupaten Blora Tabel 3.31 Lembaga Keagamaan di Kabupaten Blora Tabel 3.32 Luas Areal dan Jumlah Produksi Pangan Tabel 3.33 Kondisi Kehutanan Tabel 3.34 Data Perkebunan di Kabupaten Blora Tabel 3.35 Jenis Tambang dan Energi Tabel 3.36 Kondisi Lingkungan Hidup dan Tata Ruang Tabel 3.37 Perumahan dan Pemukiman Tabel 3.38 Pariwisata Tabel 3.39 Sarana Transportasi Darat Tabel 3.40 Jenis Unit Usaha Mandiri Tabel 3.41 Data Sarana Perdagangan di Kabupaten Blora Tabel 3.42 Koperasi Tabel 3.43 Jumlah dan Nilai Asset Daerah Tabel 3.44 PDRB ADHK Tabel 3.45 Pendapatan daerah Tabel 3.46 Kondisi Suprastruktur Politik dan Organisasi Kemasyarakatan Tabel 3.47 Jumlah Kasus Pelanggaran Hukum Tabel 3.48 Kebakaran Hutan dan Pencurian Kayu Sistem Informasi Profil Daerah Kabupaten Blora Tahun 2013 x
15 DAFTAR GRAFIK Grafik 3.1 Jumlah PNS Kabupaten Blora Berdasarkan Golongan Grafik 3.2 Jumlah PNS Kabupaten Blora Berdasarkan Pendidikan Grafik 3.3 Proporsi Penduduk Menurut Agama Grafik 3.4 Jumlah Populasi Ternak Grafik 3.5 Kondisi Jalan Kabupaten Blora Grafik 3.6 Tingkat Investasi PMDN Grafik 3.7 PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Grafik 3.8 Pendapatan dan Belanja Grafik 3.9 Kasus wabah/endemi Sistem Informasi Profil Daerah Kabupaten Blora Tahun 2013 xi
16 Sistem Informasi Profil Daerah Kabupaten Blora Tahun 2013 xii
17 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembangunan dalam segala bidang merupakan tangung jawab pemerintah daerah dalam usaha mensejahterakan rakyatnya. Usaha itu harus direncanakan dan dievaluasi. Dengan demikian, perencanaan pembangunan sangat diperlukan sebelum melaksanakan kegiatan yang ingin dicapai. Menurut Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia. Waterston (1965) mengartikan perencanaan sebagai usaha sadar, terorganisasi dan terus menerus guna memilih alternatif yang terbaik dari sejumlah alternative untuk mencapai tujuan tertentu. Sedangkan menurut Jhingan, perencanaan adalah teknik/cara untuk mencapai tujuan, untuk mewujudkan maksud dan sasaran tertentu yang telah ditentukan sebelumnya dan telah dirumuskan dengan baik oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah. Tujuan tersebut mungkin untuk mencapai sasaran sosial, politik atau lainnya.dengan demikian jelaslah bahwa untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai diperlukan suatu perencanaan yang matang agar dapat tercapai sesuai yang direncanakan. Perencanaan berhubungan dengan masa yang akan datang, implikasi perencanaan sangat berkaitan dengan proyeksi/prediksi, penjadwalan kegiatan, monitoring dan evaluasi. Merencanakan berarti memilih berbagai alternatif tujuan agar tercapai kondisi yang lebih baik, dan memilih cara/kegiatan untuk mencapai tujuan/sasaran dari kegiatan tersebut. Perencanaan sebagai alat untuk mengalokasikan Sumber Daya Alam, Sumber Daya Manusia dan Modal. Karena Sumber daya yang dimiliki oleh pemerintah daerah terbatas maka perlu dilakukan pengalokasian sumber daya sebaik mungkin. Konsekuensinya dalam pengalokasian sumber daya yang dimiliki tersebut harus ditunjang data dan informasi. Sistem Informasi Profil Daerah Kabupaten Blora Tahun
18 Akhirnya dengan berdasar pada data dan informasi tersebut dapat dianalisis tingkat kebutuhan dan tingkat keberhasilan atau pun tingkat kegagalan suatu kegiatan. Data dan Informasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam penyusunan sebuah perencanaan. Data dan Informasi merupakan kebutuhan dalam perumusan kebijakan dan pengambilan keputusan. Ketersediaan data dan informasi yang bervariatif dan ketidaksamaan data dalam berbagai sumber data sangat diperlukan dalam Akurasi Data agar perencanaan yang dilakukan dapat sesuai dengan yang diharapkan. Hal ini sesuai dengan amanat Undang-undang Nomor : 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Perencanaan Pembangunan didasarkan pada data dan informasi yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan (pasal 31) dan Kepala Daerah bertanggung jawab atas perencanaan pembangunan di daerahnya. Selanjutnya dalam pasal 33 ayat 1 dan 2 dijelaskan bahwa dalam menyelenggarakan perencanaan pembangunan daerah, Kepala Daerah dibantu oleh Kepala Bappeda. Data dan informasi yang digunakan dalam menyusun dokumen perencanaan pembangunan daerah mencakup berbagai hal seperti: Penyelenggaraan pemerintah daerah; Organisasi dan tata laksana pemerintahan daerah; Kepala Daerah, DPRD, Perangkat daerah dan Pegawai negeri sipil daerah; Keuangan daerah; Potensi sumberdaya daerah; Kependudukan; Produk hukum daerah; Informasi dasar kewilayahan dan Informasi lain terkait dengan penyelenggaraan pemerintahan daerah. Pasal 152 ayat (1) UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menjelaskan bahwa Perencanaan Pembangunan Daerah harus didasarkan pada data dan informasi yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 yang lebih lanjut dijabarkan dalam Pasal 13 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Tata Cara Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 menyatakan bahwa Menteri Dalam Negeri secara periodik melakukan penyempurnaan data dan informasi perencanaan pembangunan daerah, sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan penyelenggaraan pemerintahan daerah. Penyempurnaan data dan informasi perencanaan pembangunan, sangat diperlukan karena data dan informasi akan berubah seiring dengan perubahan zaman. 2 Sistem Informasi Profil Daerah Kabupaten Blora Tahun 2013
19 Semakin maju suatu negara/daerah, semakin tinggi tuntutan terhadap penyediaan data dan informasi yang akurat. Urgensi penyediaan data menjadi sejalan dengan akselerasi pembangunan yang dilaksanakan suatu daerah. Disamping untuk keperluan perencanaan, data diperlukan untuk bahan dalam proses pembuatan keputusan atau kebijakan yang efektif.penyediaan data dan informasi oleh Pemerintah merupakan upaya yang ditempuh untuk mewujudkan akuntabilitas publik serta membangun citra pemerintah yang bersih, berwibawa dan bertanggungjawab. Manajemen data dan informasi dalam suatu pengelolaan basis data yang terintregasi akan memudahkan berbagai pihak dalam mengetahui potensi dan permasalahan di suatu daerah. Tetapi dari hasil pemantauan kementerian dalam negeri, masih banyak ditemukan kelemahan dalam mengelola data yang digunakan sebagai pijakan dalam perencanaan pembangunan. Melihat kenyataan itu dan menimbang dari pentingnya data yang masih belum dikelola dengan baik, maka Menteri Dalam Negeri melalui Biro Pembangunan Daerah menyediakan fasilitas untuk memenuhi data dan informasi yang dibutuhkan dalam perencanaan pembangunan daerah yang disebut dengan Sistem Informasi Pembangunan Daerah (SIPD) yang berbasis web dan dapat diupload oleh setiap warga negara yang mampu akses internet melalui website Kegiatan SIPD ini diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu sarana penunjang kelancaran koordinasi dan penyampaian informasi baik kepada Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Provinsi serta dapat dipergunakan sebagai bahan untuk melakukan kerja sama dengan pemerintah Kabupaten/Kota yang lain. Output kegiatan SIPD ini berupa data dan informasi yang berasal dari seluruh SKPD dan instansi vertikal di Kabupaten Blora, yang dapat digunakan sebagai bahan untuk perencanaan, pengendalian dan sekaligus evaluasi kinerja pembangunan Daerah. B. DASAR HUKUM 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. 2. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN). Sistem Informasi Profil Daerah Kabupaten Blora Tahun
20 3. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. 4. Permendagri No. 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan PP 8 tahun 2008, Lampiran I sampai dengan Peraturan Gubernur Nomor 4 Tahun 2013 tentang Tata Cara dan Pertanggungjawaban Belanja Bantuan Keuangan kepada Kabupaten/Kota yang bersumber dari APBD Provinsi Jawa Tengah TA Peraturan Daerah Kabupaten Blora Nomor 8 Tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Blora Tahun ; 7. Peraturan Daerah Kabupaten Blora Nomor 1 Tahun 2014 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Blora Tahun Anggaran C. TUJUAN, SASARAN DAN MANFAAT PENGEMBANGAN SIPD 1. Tujuan Penyusunan SIPD Tujuan penyusunan Sistem Informasi Profil Daerah antara lain: a. Memfasilitasi dan mendorong terwujudnya sistem data dan informasi bagi pengambil keputusan dan kebijakan perencanaan pembangunan baik di Daerah maupun Pusat. b. Meningkatkan komitmen pemerintah daerah untuk membangun pola kerjasama berbasis data dan Informasi. c. Membangun data base Provinsi, Kabupaten/Kota yang menggambarkan potensi dan sumber daya yang dimiliki daerah d. Mengembangkan sistim informasi pengelolaan database profil daerah yang valid dan akurat Secara umum tujuan pokok dari kegiatan ini adalah melaksanakan amanat pada pada pasal 152 Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, bahwa perencanaan pembangunan daerah harus didasarkan pada data dan informasi yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan serta dalam pengelolaan pembangunan daerah, baik dari segi manajemen beserta unsur-unsur yang ada di dalamnya, pembangunan ekonomi wilayah, teknologi pembangunan, pengelolaan pembangunan wilayah, serta stabilitas daerah. 2. Sasaran 4 Sistem Informasi Profil Daerah Kabupaten Blora Tahun 2013
21 1) Meningkatnya kapasitas daerah dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan di daerah. 2) Tersedianya data dan informasi secara cepat dan mudah. 3) Terbangunnya Sistim Informasi Pembangunan Daerah. 4) Terlaksananya manajemen pengelolaan data base profil daerah yang baik dan akurat. 3. Manfaat SIPD Manfaat dari kegiatan ini adalah terbaruinya data yang ada pada profil daerah yang merupakan hasil kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten Blora yang mencakup hal-hal sebagai berikut : 1. Memetakan potensi dan permasalahan yang dihadapi, sehingga dapat ditentukan sektor / produk unggulan daerah; 2. Untuk melakukan evaluasi dan penilaian terhadap kinerja pembangunan Daerah; 3. Sebagai masukan dalam menyusun dokumen Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) dan penelitian. D. RUANG LINGKUP Ruang Lingkup Materi Laporan Akhir kegiatan Pengembangan SistemInformasi Profil Daerah ini menggambarkan hasil pelaksanaan pembangunan selama kurun waktu tahun 2010 sampai tahun 2013 yang ditabulasikan dan diklasifikasikan kedalam 8 (delapan) kelompok datameliputi : I. Data umum Data umum mengulas data tentang : 1) Geografi Kabupaten Blora yang meliputi luas wilayah, Topografi, luas lahan, dan iklim di Kabupaten Blora. 2) Pemerintahan Kabupaten Blora seperti Administrasi pemerintahan, Aparatur negara, perda dan perijinan, POLRI, TNI, Kondisi Sarana Prasarana Pemerintahan, Jumlah SKPD yang menerapkan kearsipan dan Indeks Kepuasan Masyarakat. II. Data Sosial Budaya Data Sosial Budaya mengulas data tentang : Sistem Informasi Profil Daerah Kabupaten Blora Tahun
22 1) Agama, meliputi data jumlah pemeluk agama, sarana ibadah, jumlah jamaah haji, KUA, penyuluh agama, dan lembaga pendidikan agama. 2) Demografi, mengulas data tentang : a). Kependudukan dan catatan sipil, jumlah penduduk menurut usia, rasio beban ketergantungan, pertumbuhan penduduk; b). Ketenagakerjaan, transmigran dan jumlah penduduk menurut lapangan usaha; 3) Kesehatan, mengulas data tentang : a). Sarana kesehatan; b). Jumlah sarana industri farmasi; c). Kesehatan masyarakat; d). Tenaga kesehatan; e). Desa/kelurahan yang mengalami kejadian luar biasa; f). Jumlah desa siaga aktif. 4) Data pendidikan, meliputi data tentang : a) Pendidikan umum; b) Pendidikan keagamaan 5) Prosentase pemeluk agama di Kabupaten Blora III. IV. Data Sumber Daya Alam Data SDA mengulas data tentang : 1) Pertanian, kehutanan, peternakan dan perkebunan meliputi luas areal dan jumlah produksi tanaman pangan, kondisi kehutanan, jumlah populasi ternak dan data perkebunan. 2) Pertambangan dan energi, meliputi data tentang : a). Pertambangan; b). Energi. 3) Lingkungan hidup dan tata ruang, meliputi data tentang jumlah kawasan lindung, kasus pencemaran, sarana pengendalian lingkungan, plasma nutfah dan jumlah tanah yang bersertifikat. DataInfrastruktur Data infrastruktur terdiri dari data tentang : 1) Perumahan dan pemukiman, meliputi data status kepemilikan rumah, penyediaan rumah, dan jaringan PLN/PDAM 6 Sistem Informasi Profil Daerah Kabupaten Blora Tahun 2013
23 2) Pekerjaan umum, meliputi data tentang kondisi jalan Kabupaten Blora. 3) Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi meliputi data obyek wisata, hotel dan wisatawan. 4) Perhubungan dan transportasi,meliputi data tentang : terminal, jumlah penumpang dan jumlah orang yang melalui terminal. V. Industri Perdagangan Data industri dan perdagangan terdiri data tentang : 1) Industri, Perdagangan dan Koperasi. 2) Pengelolaan aset atau barang daerah meliputi data tentang jumlah aset daerah, nilai aset barang daerah. 3) Tingkat investasi PMDN. VI. VII. VIII. Ekonomi dan Keuangan Data ekonomi dan keuangan terdiri dari data tentang PDRB, Pendapatan Asli Daerah dan dana perimbangan. Politik, Hukum dan Keamanan Data politik, hukum dan keamanan terdiri dari data tentang kondisi suprastruktur politik, ormas dan kasus pelanggaran hukum. Data Insidential Data insidentil terdiri dari data tentang Bencana alam dan kasus wabah/endemi penyakit pada manusia E. SISTEMATIKA Buku Laporan Penyusunan Sistem Informasi Profil Daerah (SIPD) disusun dengan sistematika: BAB I : Pendahuluan, berisi latar belakang, dasar hukum, maksud, tujuan, dan sasaran, metodologi penyusunan laporan, dan sistematika. BAB II : Perkembangan data pokok dan kebijakan PSIPD, yang BAB III : BABIV menguraikan perkembangan data pokok dan kebijakan PSIPD. Hasil Dan Pembahasan, menguraikan perkembangan data selama lima tahun yang dibagi menjadi 8 kelompok data. : Penutup, berisi kesimpulan dan saran. Lampiran: 8 kelompok data Sistem Informasi Profil Daerah Kabupaten Blora Tahun
24 8 Sistem Informasi Profil Daerah Kabupaten Blora Tahun 2013
25 BAB II PERKEMBANGAN DATA POKOK DAN KEBIJAKAN PSIPD TAHUN 2013 A. PERKEMBANGAN DATA POKOK Data Pokok Pengembangan Sistem Informasi Profil Daerah (PSIPD) Kabpaten Blora dari tahun ke tahun selalu mengalami perubahan menuju kesempurnaan. Tahun 1990, pemerintah melalui Departemen Dalam Negeri merintis pengumpulan data terstruktur secara nasional dan dibuat secara otomasi. Setelah ada perbaikan, kegiatan itu diubah menjadi Pusat Data untuk Perencanaan, Pelaksanaan dan Pengendalian Pembangunan Daerah (PDP3D). Hal itu sesuai dengan Instruksi Menter Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 1990 tentang Penyusunan dan Pemanfaatan Data Pokok Pembangunan untuk Perencanaan, Pelaksanaan dan Pemantauan Pembangunan di Daerah. Untuk mempermudah dalam pemanfaatan data dan informasi, Menteri Dalam Negeri menerbitkan Instruksi Menter Dalam Negeri Nomor 26 Tahun 1998 tentang Pengembangan Pusat Data Perencanaan dan Pengendalian Pembangunan Daerah (PDP3D). Instruksi tersebut menekankan kepada pemerintah daerah agar memanfaatkan data dan informasi yang ada pada seluruh dinas/instansi maupun Lembaga Non Pemerintah, karena dalam program PDP3D tidak hanya mengembangkan infrastruktur dan membangunan basis data saja akan tetapi juga bagaimana mereformasi atau mengubah pola pikir semua pihak untuk menempatkan posisi data sebagai hal yang sangat strategis, penting dan mempunyai komitmen yang tinggi bagi penguatan kelembagaan dan pengembangan sumberdaya manusia yang profesional dalam menyediakan data yang informatif. Tahun 2006 Provinsi Jawa Tengah melaksanakan Program Sistem Informasi Profil Daerah yang dianggarkan secara regional. Program Pengembangan Sistem Informasi Profil Daerah (PSIPD) ini berlangsung Sistem Informasi Profil Daerah Kabupaten Blora Tahun
26 sampai tahun 2012 yang alokasi dananya diatur dengan Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 70 Tahun 2011 tentang Pedoman Penatausahaan Pelaksanaan APBD Provinsi Jawa Tengah Tahun Mulai tahun 2013, istilah Pengembangan Sistem Informasi Profil Daerah (PSIPD), oleh Kementerian Dalam Negeri disempurnakan menjadi Sistem Informasi Pembangunan Daerah (SIPD). SIPD adalah jaringan yang mengumpulkan data secara terpadu di daerah dan pusat dengan menggunakan teknologi informasi sebagai dukungan dalam perencanaan dan evaluasi pembangunan daerah. Program tersebut masuk pada anggaran Bantuan Keuangan Kepada Kabupaten/Kota yang menjadi bagian tak terpisahkan dalam APBD Provinsi Jawa Tengah yang pelaksanaannya disesuaikan dengan peraturan dan ketentuan yang berlaku. Sistem Informasi Pembangunan Daerah (SIPD) merangkum data pembangunan masing masing daerah. Dengan dilengkapi data yang berbasis visual. Perkembangan system ini sudah memiliki output yang dapat menampilkan analisa dan data tabular. Penyempurnaan elemen data pada tahun 2013 juga dilakukan. Bila dibandingkan dengan Tahun 2012, dari 8 Kelompok Data terdiri dari 32 Jenis Data, dengan jumlah Elemen Data (Elemen Data Kabupaten/Kota, pada tahun 2013 disempurnakan menjadi 8 Kelompok Data, 31 Jenis Data, Elemen Data (Kabupaten/Kota sebanyak 2482 dan Provinsi 552). B. KEBIJAKAN SIPD Kebijakan dalam penyusunan SIPD Kabupaten Blora ini dalam rangka melaksanakan amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, dimana pemerintah daerah wajib menyusun RencanaPembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD), Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah(RKPD). Perencanaan yang disusun oleh pemerintah daerah harus berdasarkan data dan informasi yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan (Pasal 31). 10 Sistem Informasi Profil Daerah Kabupaten Blora Tahun 2013
27 Selain itu juga menjalankan amanat Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah, yang menyatakan bahwa perencanaan pembangunan daerah harus didasarkan pada data dan informasi yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan serta dikelola dalam sistem informasi yang terintegrasi secara nasional(pasal 152 ayat 1). Menurut Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, data dan informasi yang dibutuhan dalam perencanaan pembangunan berupa data tentang :(a) Penyelenggaraan pemerintahan daerah; (b) Organisasi dan tata laksana pemerintah daerah; (c) Kepala Daerah, DPRD, perangkat daerah, dan pegawai daerah; (d) Keuangan daerah; (e) Potensi sumberdaya daerah; (f) Produk hukum daerah; (g) Kependudukan; (h) informasi dasar kewilayahan; dan (i) informasi lain terkait dengan penyelenggaraan pemerintah daerah. Dalam rangka penyediaan data yang real time dan bersifat series, Pemerintah Kabupaten Blora mendukung program SIPD yang dibiayai oleh Pemerintah Provinsi dengan menyediakan sharing dana yang dituangkan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Blora Nomor 1 Tahun 2013 Tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Pemerintah Provinsi membantu dana Kegiatan PSIPD sebesar Rp ,- sedangkan Pemerintah Kabupaten Blora menyediakan dana sebesar ,- sebagai dana pendampingan. Untuk mendukung dalam pengumpulan data SIPD, Pemerintah Kabupaten Blora membentuk Kelompok Kerja Pengembangan Sistem Informasi Profil Daerah (Pokja PSIPD) yang dibentuk berdasarkan Keputusan Bupati Blora Nomor 800/284/2013. Anggota Pokja tersebut terdiri dari perwakilan SKPD dan dinas/instansi vertikal yang datanya dibutuhkan dalam SIPD Kabupaten Blora. Kegiatan yang dilakukan oleh Pokja SIPD adalah up date data secara berkala. Dalam Tahun 2013, Pokja SIPD telah mengupdate data sampai Bulan Juni 2103 dan data semester 2 tahun ini sampai Bulan Desember Data yang telah dikumpulkan Pokja SIPD diupload di website Kementerian Dalam Negeri Data yang telah diupload tersebut akan dievaluasi oleh Kementerian Dalam Negeri dan dilaporkan Sistem Informasi Profil Daerah Kabupaten Blora Tahun
28 tingkat keterisian data yang bisa dilakukan oleh Pokja SIPD Kabupaten Blora. Untuk Semester I, tingkat keterisian data yang telah dilakukan oleh Pokja SIPD Kabupaten Blora baru mencapai 30,26 % atau rangking 15 dari 35 kabupaten/kota se-jawa Tengah. Ranking 1 diraih oleh Pokja SIPD Kabupaten Banyumas, dengan tingkat keterisian data mencapai 79,83%. 12 Sistem Informasi Profil Daerah Kabupaten Blora Tahun 2013
29 BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN A. DATA UMUM. A.1. Geografis Gambar 3.1 Peta Wilayah Kabupaten Blora Blora adalah salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Blora juga sebagai ibu kota, sekitar 127 km sebelah timur Semarang. Wilayah Sistem Informasi Profil Daerah Kabupaten Blora Tahun
30 Kabupaten Blora berada di bagian timur Jawa Tengah, dan berbatasan dengan Provinsi Jawa Timur. Dilihat dari batas administratif, Kabupaten Blora berbatasan dengan beberapa kabupaten seperti Rembang, Pati, Bojonegoro, Ngawi dan Grobogan. Letak perbatasan Kabupaten Blora dapat dijelaskan sebagai berikut : Utara Timur : Kabupaten Rembang dan Kabupaten Pati : Kabupaten Bojonegoro Propinsi Jawa Timur Selatan : Kabupaten Ngawi Propinsi Jawa Timur Barat : Kabupaten Grobogan Bila dilihat dari batas astronomi, Kabupaten Blora terletak di antara sampai dengan Bujur Timur dan di antara sampai dengan Lintang Selatan, pada ketinggian 25 meter hingga 500 meter di atas permukaan laut. Letak Kabupaten Blora pada posisi tersebut dapat diketahui bahwa jarak terjauh dari wilayah barat ke wilayah timur sepanjang 87 km dan dari wilayah utara ke wilayah selatan sejauh 58 km. Luas wilayah Kabupaten Blora sebesar 1.820, 588 Km 2 atau ,797 ha ( 5,59 %) dari luas wilayah Provinsi Jawa Tengah yang luas wilayahnya mencapai angka km², atau sekitar 25,04% dari luas pulau Jawa. Dalam referensi lain dilaporkan bahwa luas Jawa Tengah 1,70% dari luas Indonesia (Jawa Tengah Dalam Angka 2013). Luas lahan Kabupaten Blora tersebut terdiri dari 24,83 % (46.069,668 ha) lahan sawah, 9,12% (16.872,45 ha) untuk pemukiman, 14,13 % (26.214,958ha) tanah tegalan, 0,05% (98,629 ha) waduk, 4.000,000 ha perkebunan, dan 1,29% (2.389,728 ha) untuk lainnya ,550 ha (48,41%) merupakan hutan. Hal itulah yang mempengaruhi Kabupaten Blora sebagai daerah penghasil kayu jati. Sisi lain dari luasnya areal hutan ini sekaligus sebagai potensi yang perlu dikelola dengan baik agar mampu memberi manfaat kesejahteraan kepada masyarakat. Tetapi sayangnya, dengan adanya hutan yang dikuasai 14 Sistem Informasi Profil Daerah Kabupaten Blora Tahun 2013
31 oleh negara, masyarakat Blora belum merasakan dampak positif dari hutan yang dimiliki wilayah Blora, lebih-lebih Pemerintah Daerah tidak mempunyai kewenangan dalam pengelolaannya. Inilah yang menyebabkan adanya persoalan hutan yang belum memberikan kontribusi yang signifikan (nyata) terhadap perkembangan daerah, dan kesejahteraan masyarakat sekitar hutan pada khususnya. Dari lahan persawahan yang seluas ,620 ha tersebut, 30,76 persen (14.171,000 ha) beririgasi, 64,34 persen (29.641,668 ha) sawah tadah hujan, 4,90 persen (2.256,000 ha) sawah lainnya. A.2. Pemerintahan A.2.1. Administrasi Pemerintah Data tentang pemerintahan umum bisa dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 3.1 Jumlah Wilayah Administrasi Kabupaten Blora No Wilayah Administrasi Kecamatan Desa Kelurahan Dusun Rukun Warga (RW) Rukun Tetangga (RT) Sumber: BPMPKB Kabupaten Blora Kondisi kewilayahan cenderung statis kecuali jumlah RW dan RT. Sejak dua tahun terakhir jumlah RW dan RT cenderung seperti data tahun 2008 dan 2009, tahun 2013 jumlah Rukun Warga sebanyak 1.204, sedangkan jumlah Rukun Tetangga Sistem Informasi Profil Daerah Kabupaten Blora Tahun
32 A.2.1. Aparatur Negara Fungsi aparatur negara/pemerintah dalam menjalankan pelayanan merupakan fungsi penunjang yang bersifat relatif. Fungsi ini ditujukan bagi terlaksananya tujuan negara dalam melayani warga negaranya melalui aparatur pemerintah. Pelayanan merupakan salah satu produk organisasi berupa jasa, sehingga pada dasarnya pelayanan tidak kasat mata, diraba, dan dimiliki. Melainkan hanya sebatas digunakan, dirasakan, dibeli, atau disewa. Sekalipun demikian, dalam kehidupan organisasi, fungsi pelayanan memiliki nilai strategis dibandingkan dengan fungsi organisasi lainnya. Ini karena fungsi pelayanan sangat berpotensi dalam menentukan kelanggengan, perkembangan dan keunggulan bersaing organisasi di masa yang akan datang. Keadaan Pegawai Negeri Sipil berdasarkan golongan dan Pejabat Struktural/Fungsional serta Pensiunan adalah sebagai berikut: Tabel 3.2 Jumlah Pegawai Negeri Sipil di Kabupaten Blora Berdasarkan Golongan, Pejabat Struktural/Fungsional dan Pensiunan No Kriteria Pegawai Berdasarkan Golongan 1. Golongan I Golongan II Golongan III Golongan IV Pejabat Struktural 1. Eselon I Eselon II Eselon III Eselon IV Eselon V Pejabat Fungsional Pensiunan Sumber: BKD Kabupaten Blora 16 Sistem Informasi Profil Daerah Kabupaten Blora Tahun 2013
33 Untuk meningkatkan mutu layanan pemerintahan didukung aparatur pemerintah. Jumlah aparatur Pemerintah Kabupaten Blora tahun 2013 sejumlah PNS atau berkurang sejumlah 405 orang dibandingkan pada Tahun Hal ini disebabkan karena PNS yang pensiun pada Tahun 2013 sejumlah 404 orang ditambah dengan PNS mutasi keluar daerah sejumlah 15 orang, dan terkompensasi oleh PNS yang mutasi masuk dari luar daerah sejumlah 14 orang. Sementara pada tahun 2013 tidak ada penambahan CPNS. Dilihat dari struktur PNS berdasarkan golongan, maka prosentase PNS pada Pemerintah Kabupaten Blora tahun 2013 tersaji dalam diagram berikut ini: Grafik 3.1 Jumlah PNS Kabupaten Blora Berdasarkan Golongan 3,79% 16,32% 43,54% Golongan I 36,35% Golongan II Golongan III Golongan IV Berdasarkan golongan, jumlah PNS Pemerintah Kabupaten Blora didominasi Golongan IV (4.166 orang) yang mana mayoritas adalah PNS pada jabatan fungsional guru, mengingat dalam proses administrasi kenaikan pangkat berbeda dengan PNS pada jabatan struktural maupun jabatan fungsional umum. Konsekuensi dari banyaknya golongan IV ini tentu membebani anggaran aparatur negara, lebih-lebih mereka dari unsur fungsional guru. Bila dilihat dari tingkat Pendidikan, maka persentase PNS pada Pemerintah Kabupaten Blora Tahun 2013 dapat tersaji dalam diagram berikut: Sistem Informasi Profil Daerah Kabupaten Blora Tahun
34 Grafik 3.2 Jumlah PNS Kabupaten Blora Berdasarkan Pendidikan 3,20% 0.00% 3,28% 3,79% Tidak Sekolah SD atau Sederajat 20,27% SMP atau Sederajat 47,89% SMA Sederajat dan D1 Diploma II dan III 21,11% Sarjana Sederajat Pasca Sarjana dan diatasnya Melihat data diatas, tingkat pendidikan PNS pada Pemerintah Kabupaten Blora, peringkat tertinggi adalah Sarjana (S1) atau sederajat sebanyak PNS (45,18%). Hal ini merupakan potensi Sumber Daya Aparatur dalam proses pembangunan di Kabupaten Blora agar pembangunan di Kabupaten Blora dapat terwujud sebagaimana arah dan sasaran pembangunan. Bila dibandingkan dengan tahun 2012, maka terjadi peningkatan kapasitas aparatur melalui peningkatan pendidikan formal di lingkup Pemerintah Kabupaten Blora pada jenjang pendidikan Sarjana (S1) dan Pasca Sarjana beserta diatasnya. Hal ini dikarenakan adanya kemudahan bagi PNS yang mengajukan izin belajar. Jumlah PNS bereselon yang pensiun pada tahun 2013 ini tercatat sebanyak 62 orang yang terdiri dari Eselon II sebanyak 1 orang, Eselon III sebanyak 12 orang, Eselon IV sebanyak 49 orang. Sedangkan dari unsur jabatan fungsional khusus sebanyak 179 orang dan jabatan fungsional umum sebanyak 107 orang. Penyebab pensiun paling banyak karena telah memasuki Batas Usia Pensiun (BUP) sebanyak 287 orang, kemudian 44 orang meninggal dunia dan sebanyak 16 orang PNS pensiun Atas Permintaan Sendiri (APS). 18 Sistem Informasi Profil Daerah Kabupaten Blora Tahun 2013
35 Seiring dengan diberlakukan otonomi daerah, pemerintah desa merupakan ujung tombak dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Kondisi aparatur desa sangat mempengaruhi dalam menjalankan roda pemerintahan desa sebagai tangan panjang pemerintah daerah. Jumlah perangkat desa yang sudah dilaporkan sampai dengan akhir tahun 2013 tercatat sebanyak orang dari 12 kecamatan. Sedangkan 4 kecamatan lainnya belum menginformasikan kondisi perangkat desa/kelurahannya. Dilihat dari latar belakang pendidikan, hampir separoh perangkat desa berpendidikan SMA ( 40%). Pendidikan SMP dan SD hampir imbang, masing-masing 27% dan 25%. Demikian pula halnya pendidikan diploma dan sarjana, masing-masing 2% dan 6%. Keadaan ini merupakan tugas pemerintah daerah untuk membina dan memberdayakan perangkat desa/kelurahan dalam membangun daerah. Jumlah perangkat desa dapat dilihat dalam tabel berikut : Tabel 3.3 Tingkat Pendidikan Perangkat Desa/Kelurahan No Kecamatan SD SMP SMA Diplm Sarjn Jml 1. Banjarejo Blora NA NA NA NA NA NA 3. Bogorejo NA NA NA NA NA NA 4. Cepu Japah NA NA NA NA NA NA 6. Jati Jepon Jiken Kedungtuban Kradenan NA NA NA NA NA NA 11. Kunduran Ngawen Randublatung Sistem Informasi Profil Daerah Kabupaten Blora Tahun
36 14. Sambong Todanan Tunjungan Jumlah Sumber: Kantor Kecamatan, diolah A.2.2. Peraturan Daerah dan Perijinan Peraturan Daerah (Perda) mempunyai kedudukan yang strategis dalam mengikat gerak langkat pemerintah, karena diberikan landasan konstitusional yang jelas sebagaimana diatur dalam Pasal 18 ayat (6) Undang-undang Dasar Republik Indonesia Tahun Perda memiliki beberapa fungsi dalam mengikat suatu pemerintah daerah. Pertama, sebagai instrumen kebijakan untuk melaksanakan otonomi daerah dan tugas pembantuan sebagaimana amanat UUD RI Tahun 1945 dan Undang- Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Kedua, sebagai penampung kekhususan dan keragaman daerah, serta penyalur aspirasi masyarakat di daerah. Namun, pengaturannya tetap dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berlandaskan Pancasila dan UUD Ketiga, berfungsi sebagai alat pembangunan dalam meningkatkan kesejahteraan daerah. Fungsi Perda harus tunduk pada ketentuan hierarki peraturan perundang-undangan agar tidak terjadi tumpang tindih antara Perda dengan peraturan yang lebih tinggi. Fungsi perijinan adalah salah satu fungsi pelayanan pemerintah daerah. Perijinan dimaksudkan untuk mewujudkan pembinaan, pengarahan, dan pengawasan kegiatan usaha serta perlindungan terhadap masyarakat. Hal ini dimaksudkan agar tercapai tertib usaha, kelancaran arus barang, pemerataan kesempatan berusaha atau kerja serta pendapatan, dan kepastian usaha. Izin usaha yang perlu dimiliki tergantung pada jenis usahanya. Selain itu, setiap usaha diwajibkan melakukan Daftar Perusahaan. Daftar perusahaan adalah daftar catatan resmi yang diadakan menurut atau berdasarkan ketentuan Undang-Undang dan atau aturanaturan pelaksanaannya dan memuat hal-hal yang wajib didaftarkan oleh setiap perusahaan serta disahkan oleh pejabat yang berwenang. Bagi 20 Sistem Informasi Profil Daerah Kabupaten Blora Tahun 2013
37 pemerintah daerah, Daftar Perusahaan digunakan untuk melakukan pembinaan, pengawasan, pengarahan serta menciptakan iklim dunia usaha yang sehat, karena daftar perusahaan mencatat bahan-bahan keterangan yang dibuat secara benar dari setiap kegiatan usaha sehingga dapat lebih menjamin perkembangan kepastian berusaha bagi dunia usaha. Manfaat perijinan bagi pemerintah adalah memudahkan dalam mengikuti perkembangan dunia usaha secara menyeluruh, memudahkan penetapan kebijaksanaan dan pengembangan usaha dalam rangka: 1. Bimbingan, pembinaan dan pengawasan kegiatan perusahaan. 2. Penciptaan iklim usaha yang sehat dan tertib. 3. Pengembangan usaha dalam rangka perkembangan ekonomi nasional. 4. Sebagai bahan untuk menyusun kebijakan dibidang investasi, pasar modal, perbankan/perkreditan dan hutang luar negeri pihak swasta di masa mendatang. Adapun manfaat perijinan bagi masyarakat antara lain : 1. Sebagai sarana perlindungan hukum Dengan memiliki ijin maka usahanya tercatat secara legal oleh pemerintah sehingga dapat terhindar dari tindakan penertiban oleh Satpol PP. Pada akhirnya perlindungan hukum dari pemerintah ini akan meningkatkan rasa aman dan nyaman anda dalam membuka usaha. 2. Sebagai syarat dalam berbagai kegiatan peningkatan usaha Guna meningkatkan usaha, biasanya dibutuhkan tambahan suntikan modal. Modal tersebut dapat juga diperoleh dari bank. Sebagai syarat pengajuan kredit modal usaha disyaratkan adanya ijin usaha. Oleh karena itu memiliki ijin usaha dapat bermanfaat untuk meningkatkan usaha. 3. Sebagai syarat mengikuti tender dan syarat mengikuti lelang Untuk beberapa jenis usaha seperti pengembang perumahan dan produksi, kegiatannya berkaitan erat dengan tender suatu proyek. Dalam tender, mensyaratkan bahwa para peminat harus memiliki bukti legalitas. Oleh karenanya kepemilikan ijin usaha yang merupakan bukti legalitas menjadi sangat penting bagi para pengusaha. Sistem Informasi Profil Daerah Kabupaten Blora Tahun
38 4. Sebagai sarana pengembangan usaha ke level internasional Bagi para pengusaha lokal yang ingin memperluas jangkauan pemasaran ke level internasional kepemilikan ijin usaha juga sangat membantu. Hal ini dikarenakan ijin usaha menjadi syarat pendukung untuk melaksanakan perdagangan ekspor dan impor. 5. Sebagai sarana promosi dan meningkatkan kredibilitas usaha Dengan mengurus ijin usaha dan mencatatkannya di instansi-instansi pemerintah maka membuka peluang untuk mempromosikan secara individu dan membuka peluang untuk mengikuti pameran yang diselenggarakan oleh instansi pemerintah. Kredibilitas usaha juga semakin terpercaya karena sudah terbukti secara legal formal, sehingga masyarakat tidak ragu untuk memilih produk barang/jasa yang ditawarkan. Perkembangan Perda dan perijinan di Kabupaten Blora dapat dilihat dalam tabel berikut : Tabel 3.4 Jumlah Perda dan Perijinan yang diterbitkan No Kriteria Pegawai Perda Ijin Mendirikan 2. NA NA NA Bangunan NA Ijin Prinsip NA NA NA Ijin Usaha NA NA NA Sumber: Bagian Hukum Setda Blora dan BPMPP A.2.3. POLRI dan TNI Pemerintah daerah tidak akan mampu untuk mengamankan dan mempertahankan wilayahnya tanpa ada POLRI dan TNI. Untuk itu pemerintah memberi tugas kepada Polri melindungi masyarakat di bidang keamanan dan TNI di bidang pertahanan dari ancaman luar. Kepolisian Negara Republik Indonesia atau yang sering disingkat dengan Polri dalam kaitannya dengan pemerintahan adalah salah satu fungsi pemerintahan negara di bidang pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat, penegakan hukum, perlindungan, pengayoman, dan 22 Sistem Informasi Profil Daerah Kabupaten Blora Tahun 2013
39 pelayanan kepada masyarakat, yang bertujuan untuk mewujudkan keamanan dalam negeri yang meliputi terpeliharanya keamanan dan ketertiban masyarakat, tertib dan tegaknya hukum, terselenggranya perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat, serta terbinanya ketentraman masyarakat dengan menjunjung tinggi hak azasi manusia. Dalam kaitannya dengan kehidupan bernegara Polri merupakan alat negara yang berperan dalam memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, menegakkan hukum, serta memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka terpeliharanya keamanan dalam negeri. Agar dalam melaksanakan fungsi dan perannya diseluruh wilayah negera Republik Indonesia atau yang dianggap sebagai wilayah negara republik Indonesia tersebut dapat berjalan dengan efektif dan effisien, maka wilayah negara Republik Indonesia dibagi dalam daerah hukum menurut kepentingan pelaksanaan tugas Kepolisian Negra Republik Indonesia, sebagaimana yang ditentukan dalam Peraturan Pemerintah wilayah kepolisian dibagi secara berjenjang mulai tingkat pusat yang biasa disebut dengan Markas Besar Polri yang wilayah kerjanya meliputi seluruh wilayah negara Republik Indonesia yang dipimpin oleh seorang Kapolri yang bertanggung jawab kepada Presiden, kemudian wilayah di tingkat Provinsi disebut dengan Kepolisian Daerah yang lazim disebut dengan Polda yang dipimpin oleh seorang Kapolda yang bertanggung jawab kepada Kapolri, di tingkat Kabupaten disebut dengan Kepolisian Resot atau disebut juga Polres yang dipimpin oleh seorang Kapolres yang bertanggungjawab kepada Kapolda, dan di tingkat Kecamatan ada Kepolisian Sektor yang biasa disebut dengan Polsek dengan pimpinan seorang Kapolsek yang bertanggungjawab kepada Kapolres, dan di tingkat Desa atau Kelurahan ada Pos Polisi yang dipimpin oleh seorang Brigadir Polisi atau sesuai kebutuhan menurut situasi dan kondisi daerahnya. Tugas pokok TNI adalah menegakkan kedaulatan negara, mempertahankan keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, serta melindungi segenap bangsa dan seluruh Sistem Informasi Profil Daerah Kabupaten Blora Tahun
40 tumpah darah Indonesia dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara. TNI berperan sebagai alat negara di bidang pertahanan yang dalam menjalankan tugasnya berdasarkan kebijakan dan keputusan politik negara, mempunyai fungsi sebagai : 1. Penangkal terhadap setiap bentuk ancaman militer dan ancaman bersenjata dari luar dan dalam negeri terhadap kedaulatan, keutuhan wilayah, dan keselamatan bangsa; 2. Penindak terhadap setiap bentuk ancaman; 3. Pemulih terhadap kondisi keamanan negara yang terganggu akibat kekacauan keamanan. Tabel 3.5 Jumlah Polri dan TNI di Kabupaten Blora No Kriteria Pegawai POLRI TNI Sumber: Polres dan KODIM 0721 Blora A.2.3. Kondisi Sarana Prasarana Pemerintahan Disamping sumber daya manusia yang profesional, ketersediaan sarana dan prasarana merupakan unsur penting dalam mendukung kelancaran pelaksanaan tugas pokok dan fungsi. Sarana dan prasarana merupakan salah satu sumber daya yang sangat penting dan utama dalam menunjang pelayanan kepada masyarakat, untuk itu perlu dilakukan pengoptimalan dalam pendayagunaan dan pengelolaannya, agar apa yang telah direncanakan dapat tercapai dengan baik. Pada saat ini telah diberlakukan otonomi daerah yang menyebabkan perubahan pada pola pendekatan menajemen pelayanan prima. Fungsi sarana dan prasarana berperan sebagai fasilitas yang dibutuhkan aparat dalam memberikan layanan kepada masyarakat. Penyediaaan sarana dan prasarana merupakan tanggung jawab pemerintah karena menyangkut hajat hidup orang banyak serta juga merupakan fasilitas publik yang akan sulit terpenuhi jika 24 Sistem Informasi Profil Daerah Kabupaten Blora Tahun 2013
41 penyediaannya dipertanggungjawabkan kepada individu atau masyarakat tertentu. Maka dengan demikian, kondisi sarana prasarana perlu diperhatikan oleh pemerintah daerah. Menurut data yang dikumpulkan oleh Pokja SIPD, kondisi sarana prasarana semua SKPD termasuk baik. Namun untuk kantor desa masih ada yang perlu diperhatikan karena masih ada kantor pemerintahan desa yang konisinya rusak berat. Adapun kondisi sarana prasarana kantor desa dapat dilihat dalam tabel berikut : Tabel 3.6 Kondisi Sarana Prasarana Kantor Desa/Kelurahan Tahun 2013 No Kecamatan Baik Ringan Sedang Berat Belum Lapor Jml D/K 1. Banjarejo Blora Bogorejo Cepu Japah Jati Jepon Jiken Kedungtuban Kradenan Kunduran Ngawen Randublatung Sambong Todanan Tunjungan Jumlah Sumber: Kantor Kecamatan, diolah Dari data tersebut dapat dijelaskan bahwa jumlah desa/kelurahan di Kabupaten Blora sebanyak 295 desa. Kondisi kantor desa yang dilaporkan baik sebanyak 83, rusak ringan 18 desa, rusak sedang 12 desa dan ada 4 desa Sistem Informasi Profil Daerah Kabupaten Blora Tahun
42 yang dilaporkan rusak berat. 178 desa/kelurahan (60%) belum dilaporkan keadaan kantor desa/kelurahan. Kantor desa yang dilaporkan rusak berat ada 4, yaitu : 1. Desa Gempol, Kecamatan Jati; 2. Desa Tanggel, Kecamatan Randublatung; 3. Desa Karanganyar, Kecamatan Todanan; 4. Desa Kembang, Kecamatan Todanan. Kantor desa yang dilaporkan rusak sedang ada 12 tempat, yaitu : 1. Desa Kepoh, Kecamatan Jati; 2. Desa Blungun, Kecamatan Jepon; 3. Desa Nglarohgunung, Kecamatan Jepon; 4. Desa Kawengan, Kecamatan Jepon; 5. Desa Sempu, Kecamatan Kunduran; 6. Desa Kalangrejo, Kecamatan Kunduran; 7. Desa Jetak, Kecamatan Kunduran; 8. Desa Ngliron, Kecamatan Randublatung; 9. Desa Temengeng, Kecamatan Sambong; 10. Desa Sambongrejo, Kecamatan Sambong; 11. Desa Gadu, Kecamatan Sambong; 12. Desa Biting, Kecamatan Sambong. Kantor desa yang dilaporkan rusak ringan ada 18, terdiri dari : 1. Desa Jegong, Kecamatan Jati; 2. Desa Randulawang, Kecamatan Jati; 3. Desa Semampir, Kecamatan Jepon; 4. Desa Kemiri,, Kecamatan Jepon; 5. Desa Bacem, Kecamatan Jepon; 6. Desa Soko, Kecamatan Jepon; 7. Desa Waru, Kecamatan Jepon; 8. Desa Kemiri, Kecamatan Kunduran; 9. Desa Bodeh, Kecamatan Randublatung; 26 Sistem Informasi Profil Daerah Kabupaten Blora Tahun 2013
BUPATI BLORA KATA SAMBUTAN Assalamu alaikum Wr.Wb. Sebagai insan yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah menganugerahkan kepada kita berupa kemampuan untuk berbuat yang terbaik
Lebih terperinciBUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLORA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG
BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLORA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH KABUPATEN BLORA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLORA, Menimbang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. SIPD Kota Surakarta Tahun 2015
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bappeda Kota Surakarta sebagai bagian integral dari pemerintah Kota Surakarta mempunyai tugas pokok pada perencanaan pembangunan daerah yang dapat dijadikan acuan bagi
Lebih terperinciSISTEM INFORMASI PEMBANGUAN DAERAH ( S I P D ) KABUPATEN BLORA TAHUN 2015
SISTEM INFORMASI PEMBANGUAN DAERAH ( S I P D ) KABUPATEN BLORA TAHUN 2015 PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BLORA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH 2015 ii SIPD Kab. Blora 2015 ARTI LA AMBANG KABU UPATEN
Lebih terperinci1. Penyempurnaan Database 2. Penyempurnaan Aplikasi
1. Penyempurnaan Database 2. Penyempurnaan Aplikasi 1. Penyempurnaan Database Struktur Database Existing SIPD A. Data Umum 1. Demografi 2. Geografi 3. Pemerintahan B. Sosial Budaya 1. Kesehatan 2. Pendidikan,
Lebih terperinciDIN PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG
DIN PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH, SEKRETARIAT DPRD DAN DINAS DAERAH PROVINSI KEPULAUAN
Lebih terperinciAnalisis Skalogram Guttman Kabupaten Blora Page 1
Latar Belakang Analisis skalogram adalah analisis yang digunakan untuk menganalisis pusat-pusat permukiman khususnya hirarki atau orde pusat-pusat permukiman. Adapun yang menjadi subyek di dalam analisis
Lebih terperinciBUPATI PANGANDARAN PERATURAN BUPATI PANGANDARAN NOMOR TAHUN 2014 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI KECAMATAN
BUPATI PANGANDARAN PERATURAN BUPATI PANGANDARAN NOMOR TAHUN 2014 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANGANDARAN, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR : 03 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DINAS DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR
PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR : 03 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DINAS DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUWU TIMUR, Menimbang
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Halaman. X-ii. RPJMD Kabupaten Ciamis Tahun
DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR GRAFIK... xiii BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-5
Lebih terperinciGUBERNUR PROVINSI KALIMANTAN UTARA
1 GUBERNUR PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN GUBERNUR PROVINSI KALIMANTAN UTARA NOMOR 09 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH PROVINSI KALIMANTAN UTARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kabupaten Magelang Tahun
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN, KEDUDUKAN DAN TUGAS POKOK ORGANISASI DINAS DAERAH KABUPATEN GROBOGAN
PEMERINTAH KABUPATEN GROBOGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DINAS DAERAH KABUPATEN GROBOGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GROBOGAN, Menimbang : a.
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN AGAM NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH
PERATURAN DAERAH KABUPATEN AGAM NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI AGAM, Menimbang : a. bahwa untuk mewujudkan
Lebih terperinciDATA SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR SAMPAI DENGAN SEMESTER I TAHUN 2016
DATA SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR SAMPAI DENGAN SEMESTER I TAHUN 2016 KELOMPOK DATA : DATA UMUM JENIS DATA : Pemerintahan (Administrasi Pemerintahan, Aparatur Negara, Administrasi
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI BREBES NOMOR 102 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PERANGKAT DAERAH KABUPATEN BREBES
PERATURAN BUPATI BREBES NOMOR 102 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PERANGKAT DAERAH KABUPATEN BREBES DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BREBES, Menimbang : bahwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan umum dari penyelenggaraan pemerintahan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pelayanan umum, dan daya saing daerah. Dengan terbitnya Undang-undang
Lebih terperinciPERKEMBANGAN INDEKS KEMAHALAN KONSTRUKSI
No. 13/12/33/16/Th.VIII, 15 Desember 2016 PERKEMBANGAN INDEKS KEMAHALAN KONSTRUKSI INDEKS KEMAHALAN KONSTRUKSI KABUPATEN BLORA TAHUN 2016 SEBESAR 94,13 Pada tahun 2016, Indeks Kemahalan Konstruksi (IKK)
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA
PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 2 TAHUN 2003 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATAKERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 09 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 09 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG PERUBAHAN PERTAMA ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2008
No. 10, 2008 LEMBARAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN
Lebih terperinciPERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT
PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA BARAT, Menimbang
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Hal. Daftar Isi... i Daftar Tabel... v Daftar Gambar... x Daftar Grafik... xi
DAFTAR ISI Hal. Daftar Isi... i Daftar Tabel... v Daftar Gambar... x Daftar Grafik... xi BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-4 1.3. Hubungan RPJMD dengan
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan Rahmat dan Hidayah-Nya, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Bupati Lombok Utara tentang
Lebih terperinciBUPATI ASAHAN PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI ASAHAN NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG
SALINAN BUPATI ASAHAN PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI ASAHAN NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI, SUSUNAN ORGANISASI, TATA KERJA, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI JABATAN PADA SEKRETARIAT
Lebih terperinciBUPATI BUTON UTARA PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN BUPATI BUTON UTARA NOMOR : 53 TAHUN 2016 TENTANG
BUPATI BUTON UTARA PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN BUPATI BUTON UTARA NOMOR : 53 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Lebih terperinciBUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 21 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH
BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 21 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTABARU, Menimbang
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN POSO
PEMERINTAH KABUPATEN POSO PERATURAN DAERAH KABUPATEN POSO NOMOR : 4 TAHUN 2008 T E N T A N G ORGANISASI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT, BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DAN LEMBAGA TEKNIS DAERAH KABUPATEN
Lebih terperinciBUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 80 TAHUN 2008 TENTANG
BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 80 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciTaH, Jum RancangaN PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG
TaH, Jum 8-2-08 RancangaN PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KECAMATAN DAN KELURAHAN DI WILAYAH KABUPATEN BANDUNG Menimbang : a. DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN LANDAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN LANDAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang Mengingat BUPATI LANDAK, : a. bahwa untuk melaksanakan
Lebih terperinciKABUPATEN ACEH TENGAH PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016
KABUPATEN ACEH TENGAH PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN ACEH TENGAH TAHUN 2016 LAMPIRAN PERJANJIAN KINERJA KABUPATEN ACEH TENGAH TAHUN 2016 No Sasaran Strategis Indikator Kinerja
Lebih terperinciPEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG
PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATAKERJA SEKRETARIAT DAERAH DAN SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI JAWA
Lebih terperinciLaporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014 DAFTAR ISI
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ------------------------------------------------------------------------------------------------------ i DAFTAR ISI ------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 03 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DINAS DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR
PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 03 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DINAS DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUWU TIMUR, Menimbang
Lebih terperinciStrategi dan Arah Kebijakan
dan Dalam rangka pencapaian visi dan misi yang diuraikan dalam tujuan dan sasaran, penyusunan strategi dan arah kebijakan pembangunan daerah menjadi bagian penting yang tidak terpisahkan. adalah langkah-langkah
Lebih terperinciBUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 75 TAHUN 2016 TENTANG
SALINAN BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 75 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA
Lebih terperinciBUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 63 TAHUN 2016
BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 63 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI KECAMATAN DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS,
Lebih terperinciBUPATI KEPULAUAN ANAMBAS
BUPATI KEPULAUAN ANAMBAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN BOJONEGORO
PEMERINTAH KABUPATEN BOJONEGORO PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOJONEGORO NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS KABUPATEN BOJONEGORO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BOJONEGORO,
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKULU SELATAN NOMOR : 09 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH KABUPATEN BENGKULU SELATAN
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKULU SELATAN NOMOR : 09 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH KABUPATEN BENGKULU SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKULU SELATAN, Menimbang
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Cibinong, Maret 2014 Bupati Bogor, RACHMAT YASIN
KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan hidayah-nya, maka Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)
Lebih terperinciDAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... Halaman BAB I. PENDAHULUAN... I-1 1.1 Latar Belakang... I-1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... I-3 1.3 Hubungan Antar Dokumen... I-4
Lebih terperinciBUPATI BANGKA SELATAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
BUPATI BANGKA SELATAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BANGKA SELATAN NOMOR 36 TAHUN 2016 TENTANG INDIKATOR KINERJA UTAMA PEMERINTAH DAERAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA
Lebih terperinciBUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN MADIUN
BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN MADIUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MADIUN, Menimbang : a. bahwa berdasarkan
Lebih terperinciRANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa ruang wilayah Negara Kesatuan Republik
Lebih terperinci- 1 - BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN BOYOLALI
- 1 - BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN BOYOLALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BOYOLALI, Menimbang
Lebih terperinciPROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,
PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 63 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciA. Gambaran Umum Daerah
Pemerintah Kota Bandung BAB I PENDAHULUAN A. Gambaran Umum Daerah K ota Bandung terletak di wilayah Jawa Barat dan merupakan Ibukota Propinsi Jawa Barat, terletak di antara 107º Bujur Timur dan 6,55 º
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN
SALINAN PERATURAN MENTERI SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI SEKRETARIS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN
BAB I 1.1. LATAR BELAKANG Cepu merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Blora yang memiliki prospek perkembangan menjadi pusat pengelolaan minyak dan gas Blok Cepu. Untuk mendukung hal itu diperlukan
Lebih terperinciBAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN
BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN 8.1 Program Prioritas Pada bab Indikasi rencana program prioritas dalam RPJMD Provinsi Kepulauan Riau ini akan disampaikan
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN LINGGA
1 1 PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA PERATURAN DAERAH KABUPATEN LINGGA NOMOR : 08 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN LINGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KOTA CIREBON
LEMBARAN DAERAH KOTA CIREBON 2 NOMOR 14 TAHUN 2011 SERI D PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 15 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA TEKNIS
Lebih terperinciBUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 68 TAHUN 2014 TENTANG
1 BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 68 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa ruang wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa ruang wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
Lebih terperinci1 SALINAN GUBERNUR PROVINSI MALUKU PERATURAN DAERAH PROVINSI MALUKU NOMOR 22 TAHUN 2014 TENTANG
1 SALINAN GUBERNUR PROVINSI MALUKU PERATURAN DAERAH PROVINSI MALUKU NOMOR 22 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI MALUKU DAN SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN POSO
1 PEMERINTAH KABUPATEN POSO PERATURAN DAERAH KABUPATEN POSO NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI POSO, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Blora merupakan kabupaten yang berada di Provinsi Jawa
V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Kabupaten Blora merupakan kabupaten yang berada di Provinsi Jawa Tengah. Kabupaten Blora terbagi dalam 16 kecamatan yaitu Kecamatan Jati, Kecamatan Randublatung, Kecamatan
Lebih terperinciTATARAN PELAKSANAAN KEBIJAKAN ASPEK TINGKAT CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN URUSAN WAJIB DAN URUSAN PILIHAN
TATARAN PELAKSANAAN KEBIJAKAN ASPEK TINGKAT PENYELENGGARAAN URUSAN WAJIB DAN URUSAN PILIHAN NO URUSAN INDIKATOR KINERJA KUNCI URUSAN WAJIB 1 Pendidikan Pendidikan Luar Biasa (PLB) jenjang SD/MI 1. Jumlah
Lebih terperinciWALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT
WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA SINGKAWANG NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA SEMARANG TAHUN
PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA SEMARANG TAHUN 2010 2015 PEMERINTAH KOTA SEMARANG TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk penyelenggaraan
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 7 Tahun : 2013
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 7 Tahun : 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERIAN INSENTIF DAN KEMUDAHAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia. Dalam rangka
Lebih terperinci2. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah ( Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3839 );
PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 23 TAHUN 2001 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI LEMBAGA TEKNIS DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 03 TAHUN 2008 TENTANG
PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 03 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH KABUPATEN LAMONGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LAMONGAN,
Lebih terperinciRANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR TAHUN 2016 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH
RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR TAHUN 2016 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2017 WALIKOTA MAGELANG PROVINSI JAWA TENGAH RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 20 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH
PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 20 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG, Menimbang Mengingat
Lebih terperinciBUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG
BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI WONOSOBO,
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG
PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN DAERAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 23 TAHUN 2001 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI LEMBAGA TEKNIS DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 23 TAHUN 2001 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI LEMBAGA TEKNIS DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 2 TAHUN 2005 TENTANG ORGANISASI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG,
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 2 TAHUN 2005 TENTANG ORGANISASI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG, Menimbang :a. bahwa dengan ditetapkannya Peraturan Pemerintah Nomor
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN
PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2011-2015 Diperbanyak oleh: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA, Menimbang
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG NOMOR 25 TAHUN 2011 TENTANG
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG NOMOR 25 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH
Lebih terperinciBUPATI KEPULAUAN SELAYAR
SALINAN BUPATI KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN BUPATI KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 79 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA KECAMATAN BONTOHARU KABUPATEN KEPULAUAN
Lebih terperinciDAFTAR ISI. BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH... II Aspek Geografi Dan Demografi... II-2
DAFTAR ISI DAFTAR ISI Hal DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... xix BAB I. PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-4 1.3. Hubungan Antar Dokumen RPJMD
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN SINJAI PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 19 TAHUN 2010 TENTANG
PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 19 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH DAN LEMBAGA LAIN LINGKUP PEMERINTAH KABUPATEN SINJAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciBAB I P E N D A H U L U A N
BAB I P E N D A H U L U A N A. LATAR BELAKANG DAERAH Pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan daerah Tahun 2016, merupakan pelaksanaan tahun ketiga dari masa jabatan pasangan Drs. H. M. BAMBANG SUKARNO
Lebih terperinciORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH
Pasal 45 Pasal 46 Pasal 47 Pasal 48 Pasal 49 Pasal 50 Pasal 51 Pasal 52 Pasal 53 Pasal 54 Pasal 55 Pasal 55 Pasal 56 Pasal 57 Pasal 58 Pasal 59 Pasal 60 Pasal 61 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR
Lebih terperinciBUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 38 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN TUGAS KECAMATAN DI KABUPATEN BANYUMAS
BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 38 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN TUGAS KECAMATAN DI KABUPATEN BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI BANYUMAS, Menimbang : a. bahwa berdasarkan
Lebih terperinciKABUPATEN PONOROGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH
19 NOPEMBER 2008 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO 10 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH KABUPATEN PONOROGO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Cibinong, Maret Bupati Bogor, Hj. NURHAYANTI LAPORAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BOGOR
KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan hidayah-nya, maka Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2015 dapat
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN NGAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH
PEMERINTAH KABUPATEN NGAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGAWI, Menimbang : a. bahwa dengan
Lebih terperinciLaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Pemerintah Kabupaten Kayong Utara Tahun 2013
Halaman : i RINGKASAN EKSEKUTIF Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Pemerintah Kabupaten Kayong Utara merupakan bentuk pertanggungjawaban atas pengelolaan sumber daya sesuai dengan
Lebih terperinciTUGAS POKOK DAN FUNGSI CAMAT CICALENGKA TUGAS POKOK FUNGSI
DAN CAMAT CICALENGKA Melaksanakan Kewenangan Pemerintah yang Dilimpahkan oleh Bupati untuk Menangani Sebagian Urusan Otonomi Daerah dan Menyelenggarakan Tugas Umum Pemerintahan 1. Mengkoordinasikan Kegiatan
Lebih terperinciGUBERNUR KALIMANTAN UTARA
1 GUBERNUR KALIMANTAN UTARA PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN UTARA NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT, BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH, SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DAN LEMBAGA
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT
PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN BARAT, Menimbang
Lebih terperinci- 1 - PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG
- 1 - PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS-DINAS DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PENAJAM
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Halaman 1
BAB I PENDAHULUAN Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi dan tuntutan masyarakat dalam rangka mencapai tujuan dan cita-cita bangsa dan negara.
Lebih terperinciMEMUTUSKAN : PERATURAN WALIKOTA TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 88 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PADANG,
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI PULANG PISAU,
SALINAN BUPATI PULANG PISAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI PULANG PISAU NOMOR 31 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR 8 TAHUN 2004 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI BADAN DAN KANTOR DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA
PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR 8 TAHUN 2004 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI BADAN DAN KANTOR DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TASIKMALAYA Menimbang : a.
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2008 NOMOR 16 SERI D
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2008 NOMOR 16 SERI D PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA NOMOR 16 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA DENGAN
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 13 TAHUN 2008 SERI : D NOMOR : 2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 13 TAHUN 2008 SERI : D NOMOR : 2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
LEMBARAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR : 26 TAHUN 2001 SERI : D PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 4 TAHUN 2001 TENTANG PENBENTUKAN DAN ORGANISASI LEMBAGA TEKNIS
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk penyelenggaraan
Lebih terperinciBAB II PERENCANAAN KINERJA
6 BAB II PERENCANAAN KINERJA Laporan Kinerja Kabupaten Purbalingga Tahun mengacu pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk
Lebih terperinci