PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN DAUR HIDUP

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN DAUR HIDUP"

Transkripsi

1 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN DAUR HIDUP HEWAN DALAM MATA PELAJARAN IPA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS PORTOFOLIO PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI I KEMASAN SUKOHARJO TAHUN 2012 SKRIPSI Oleh: ARIS SETIANTO K FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012 i

2 PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini Nama NIM Jurusan/Program Studi : Aris Setianto : K : IP/ PGSD menyatakan bahwa skripsi saya berjudul PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN DAUR HIDUP HEWAN DALAM MATA PELAJARAN IPA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS PORTOFOLIO PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI I KEMASAN SUKOHARJO TAHUN 2012 ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka. Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya. Surakarta, Juli 2012 Yang membuat pernyataan Aris Setianto ii

3 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN DAUR HIDUP HEWAN DALAM MATA PELAJARAN IPA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS PORTOFOLIO PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI I KEMASAN SUKOHARJO TAHUN 2012 Oleh : ARIS SETIANTO K Skripsi diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Ilmu Pendidikan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA commit 2012 to user iii

4 iv

5 v

6 ABSTRAK Aris Setianto. PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN DAUR HIDUP HEWAN DALAM MATA PELAJARAN IPA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS PORTOFOLIO PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI I KEMASAN SUKOHARJO TAHUN Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Juli Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan mendeskripsikan daur hidup hewan melalui model pembelajaran berbasis portofolio pada siswa kelas IV SD Negeri I Kemasan Sukoharjo tahun Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus, setiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas IV SD Negeri I Kemasan yang berjumlah 22 siswa. Sumber data berasal dari siswa dan guru, arsip silabus dan nilai IPA, serta hasil pengamatan. Teknik pengumpulan data adalah tes, observasi, wawancara, dan dokumentasi. Validitas data menggunakan teknik triangulasi sumber dan teknik. Analisis data menggunakan model analisis interaktif. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh data pada prasiklus ketuntasan klasikal yaitu 36,36% dengan nilai rata-rata 58,00. Pada siklus I ketuntasan klasikal meningkat menjadi 77,27% dengan rata-rata kelas yang dicapai 69,82. Pada siklus II ketuntasan klasikal meningkat menjadi 90,91% dengan nilai ratarata kelas 81,18. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran berbasis portofolio dapat meningkatkan kemampuan mendeskripsikan daur hidup hewan pada siswa kelas IV SD Negeri I Kemasan Sukoharjo tahun Kata kunci: kemampuan mendeskripsikan daur hidup hewan, model pembelajaran berbasis portofolio. vi

7 ABSTRACT Aris Setianto. INCREASED ABILITY TO DESCRIBE ANIMAL S LIFE CYCLE IN NATURAL SCIENCE STUDY THROUGH PORTOFOLIO BASED LEARNING ON GRADE IV SD NEGERI I KEMASAN SUKOHARJO YEAR Skripsi, Teacher Training and Education Faculty, Sebelas Maret University, Surakarta. July Purpose of this research was to improve the ability to describe animal s life cycle through portofolio based learning on grade IV SD Negeri I Kemasan Sukoharjo year This research was classroom action research. Research carried out in two cycles with each consisting of planning the implementation, action, observation and reflection. Research s subjects were students in grade 4 SD Negeri I Kemasan, amounting to 22 students. The source data come from students and teachers, records of syllabus and natural science test scores, and observations. Data collection technique were test, observation, interviews, and document. The validity of the data used source and method triangulation techniques. Data analysis used interactive analysis model. Based on research s results, obtained classical completenss s data before any action was 36,36% with the average value was 58,00. In the first cycles completenss classical increased to 77,27% with the average grade achieved 69,82. In the second cycles completenss classical increased to 90,91% with the average value increased to 81,18. It can be concluded that used portofolio based learning can increased the abbility to describe animal s life cycle on students in grade IV SD Negeri I Kemasan Sukoharjo year Keyword : the abbility to describe animal s life cycle, portofolio based learning. vii

8 MOTTO Sungguh Allah SWT tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sampai mereka sendiri mengubahnya. (QS. Ar Ra du 11) Wong urip iku amung mampir ngombe. Golek kamulyan lan seneng ing donya iku ora ana enteke. (Jumarno) Life is actions, actions, and actions (Aris Setianto) viii

9 PERSEMBAHAN Teriring syukurku pada-mu, kupersembahkan karya ini untuk : Ayah dan Ibu Atas kasih sayang, petuah bijak, serta doa yang mengalir deras di setiap nafas ikhlas tak berharap balas. PGSD FKIP UNS Terima kasih ilmu yang bermanfaat membuat gejolak semangat untuk terus giat membuat pendidikan yang lebih sehat dan hebat. ix

10 KATA PENGANTAR Segala puji bagi Allah Yang Maha Pengasih dan penyayang, yang memberi ilmu, inspirasi, dan kemuliaan. Atas kehendak-nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN DAUR HIDUP HEWAN DALAM MATA PELAJARAN IPA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS PORTOFOLIO PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI I KEMASAN SUKOHARJO TAHUN 2012 Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian dari persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, dan pengarahan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada : 1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3. Ketua Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 4. Dr. Suwarto WA, M.Pd. Pembimbing I yang selalu memberikan motivasi dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini. 5. Drs, Sadiman, M.Pd. Pembimbing II, yang selalu memberikan pengarahan dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini. 6. Ayah, ibu, dan adik tercinta yang selalu memberikan doa dan motivasi. 7. Keluarga besar SD Negeri I Kemasan Sukoharjo yang telah membantu dan meyediakan tempat untuk melaksanakan penelitian. 8. Mahasiswa PGSD semester VIII, yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini. x

11 9. Semua pihak yang telah membantu menyelesaikan penulisan skripsi ini yang tidak mungkin disebutkan satu persatu. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan penulis. Meskipun demikian, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya. Surakarta, Juli 2012 Penulis xi

12 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERNYATAAN... ii HALAMAN PENGAJUAN... iii HALAMAN PERSETUJUAN... iv HALAMAN PENGESAHAN... v HALAMAN ABSTRAK... vi HALAMAN MOTTO... viii HALAMAN PERSEMBAHAN... ix KATA PENGANTAR... x DAFTAR ISI... xii DAFTAR GAMBAR... xv DAFTAR TABEL... xvi DAFTAR LAMPIRAN... xvii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Identifikasi Masalah... 3 C. Pembatasan Masalah... 3 D. Rumusan Masalah... 4 E. Tujuan Penelitian... 4 F. Manfaat Penelitian... 4 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka Hakikat Kemampuan Mendeskripsikan Daur Hidup Hewan... 6 a. Pengertian Kemampuan... 6 b. Pengertian Mendeskripsikan... 7 c. Pengertian Kemampuan Mendeskripsikan... 8 d. Pengertian Daur Hidup Hewan... 9 e. Pembelajaran commit IPA to di user SD xii

13 BAB III BAB IV f. Materi Daur Hidup Hewan Hakikat Model Pembelajaran Berbasis Portofolio.. 18 a. Pengertian Model Pembelajaran b. Model Pembelajaran Berbasis Portofolio c. Landasan Pemikiran Pembelajaran Berbasis Portofolio d. Prinsip Dasar Pembelajaran Berbasis Portofolio 22 e. Langkah-Langkah Pembelajaran Berbasis Portofolio f. Penilaian Portofolio Pembelajaran IPA Daur Hidup Hewan dengan Portofolio B. Hasil Penelitian yang Relevan C. Kerangka Berpikir D. Hipotesis Tindakan METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian B. Subjek Penelitian C. Sumber Data D. Teknik Pengumpulan Data E. Validitas Data F. Teknik Analisis Data G. Indikator Kinerja H. Prosedur Penelitian HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Pratindakan B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus Siklus I Siklus II C. Perbandingan Hasil Tindakan Antar Siklus...` 71 D. Pembahasan Hasil commit Penelitian to user xiii

14 1. Pra Siklus Siklus I Siklus II BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan B. Implikasi C. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN xiv

15 DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 2.1 Daur Hidup Ayam tanpa Metamorfosis Daur Hidup Belalang Metamorfosis Tidak Sempurna Daur Hidup Kupu-Kupu Metamorfosis Sempurna Skema Kerangka Berpikir Komponen-komponen Analisis Data Model PTK Grafik Nilai Kemampuan Mendeskripsikan Daur Hidup Hewan Prasiklus Grafik Nilai Terendah, Nilai Tertinggi, Nilai Rata-rata Prasiklus Grafik Ketuntasan Klasikal Mendeskripsikan Daur Hidup Hewan Prasiklus Grafik Nilai Kemampuan Mendeskripsikan Daur Hidup HewanSiklus I Grafik Nilai Terendah, Nilai Tertinggi, Nilai Rata-rata Siklus I Grafik Ketuntasan Klasikal Mendeskripsikan Daur Hidup Hewan Siklus I Grafik Nilai Kemampuan Mendeskripsikan Daur Hidup HewanSiklus II Grafik Nilai Terendah, Nilai Tertinggi, Nilai Rata-rata Siklus II Grafik Ketuntasan Klasikal Mendeskripsikan Daur Hidup Hewan Siklus II Grafik Perbandingan Nilai Terendah, Nilai Tertinggi, dan Nilai Rata-rata Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II Grafik Peningkatan Presentase Ketuntasan Klasikal Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II xv

16 DAFTAR TABEL Tabel Halaman 2.1 Silabus KTSP IPA Kelas IV Sekolah Dasar Jadwal Penelitian Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Mendeskripsikan Daur Hidup Hewan Prasiklus Nilai Terendah, Nilai Tertinggi, Nilai Rata-rata, dan Ketuntasan Klasikal Prasiklus Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Mendeskripsikan Daur Hidup Hewan Siklus I Nilai Terendah, Nilai Tertinggi, Nilai Rata-rata, dan Ketuntasan Klasikal Siklus I Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Mendeskripsikan Daur Hidup Hewan Siklus II Nilai Terendah, Nilai Tertinggi, Nilai Rata-rata, dan Ketuntasan Klasikal Siklus II Perbandingan Nilai Terendah, Nilai Tertinggi, Nilai Rata-Rata dan Presentase Ketuntasan Siswa pada Prasiklus, Siklus I dan Siklus II. 72 xvi

17 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran Halaman 1. Hasil Wawancara dengan Guru sebelum menggunakan Pembelajaran Berbasis Portofolio Data Nilai Kemampuan Mendeskripsikan Daur Hidup Hewan Prasiklus Silabus Pembelajaran Siklus I Silabus Pembelajaran Siklus II Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Pertemuan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Pertemuan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Pertemuan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Pertemuan Buku Ajar Lembar Kerja Siswa Siklus I Pertemuan Lembar Kerja Siswa Siklus I Pertemuan Lembar Kerja Siswa Siklus II Pertemuan Lembar Kerja Siswa Siklus II Pertemuan Lembar Dokumentasi Portofolio Kelompok Lembar Dokumentasi Portofolio Siswa dan Guru Kisi-Kisi Soal Evaluasi Siklus I Pertemuan Kisi-Kisi Soal Evaluasi Siklus I Pertemuan Kisi-Kisi Soal Evaluasi Siklus II Pertemuan Kisi-Kisi Soal Evaluasi Siklus II Pertemuan Soal Evaluasi, Kunci Jawaban, dan Kriteria Penilaian Siklus I Pertemuan Soal Evaluasi, Kunci Jawaban, dan Kriteria Penilaian Siklus I Pertemuan Soal Evaluasi, Kunci Jawaban, dan Kriteria Penilaian Siklus II Pertemuan xvii

18 23. Lembar Soal Evaluasi, Kunci Jawaban, dan Kriteria Penilaian Siklus II Pertemuan Lembar Observasi Aktivitas Siswa Lembar Observasi Aktivitas Kinerja Guru Data Nilai Kemampuan Mendeskripsikan Daur Hidup Hewan Silus I Data Nilai Kemampuan Mendeskripsikan Daur Hidup Hewan Silus II Data Nilai Aktivitas Siswa Siklus I Data Nilai Aktivitas Siswa Siklus II Lembar Observasi Kiberja Guru Siklus I Pertemuan Lembar Observasi Kiberja Guru Siklus I Pertemuan Lembar Observasi Kiberja Guru Siklus II Pertemuan Lembar Observasi Kiberja Guru Siklus II Pertemuan Hasil Wawancara dengan Guru setelah menggunakan Pembelajaran Berbasis Portofolio Perolehan Nilai Kemampuan Mendeskripsikan Daur Hidup Hewan tsebelum dan setelah Menggunakan Pembelajaran Berbasis Portofolio Dokementasi Foto Kegiatan Pembelajaran Hasil Karya Siswa Perijinan Penelitian xviii

19 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran adalah suatu proses interaksi antara guru dan siswa dengan sumber belajar dalam lingkungan yang edukatif. Peran guru dalam pembelajaran adalah sebagai fasilitator dan motivator bagi siswa agar aktif dalam proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran terjadi penyampaian ilmu pengetahuan dari guru kepada peserta didik. Ilmu pengetahuan yang disampaikan mencakup berbagai wawasan yang terdapat pada lingkungan alam dan lingkungan sosial. Salah satu ilmu pengetahuan yang diajarkan di sekolah dasar adalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). IPA adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang alam semesta, benda-benda yang ada di alam beserta gejala-gejalanya. Tujuan pembelajaran IPA di SD tidak hanya sebatas tujuan kognitif untuk mengenal teori-teori tetang alam semesta, tetapi dalam pembelajaran IPA dibentuk pula sikap mengimani keagungan Tuhan serta perilaku mencintai lingkungan. Depdiknas dalam Trianto (2010) menetapkan tujuan pembelajaran IPA adalah (1)menanamkan keyakinan terhadap Tuhan YME, (2)mengembangkan keterampilan, sikap dan nilai ilmiah, (3) mempersiapkan siswa menjadi insan yang melek sains dan teknologi, (4) menguasai konsep sains untuk bekal hidup di masyarakat dan melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi (hlm. 138). Ruang lingkup IPA untuk SD meliputi aspek tentang makhluk hidup dan proses kehidupan, benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya, energi dan perubahannya, bumi dan alam semesta. Dalam Silabus IPA SD kelas IV tercantum beberapa standar kompetensi dan kompetensi dasar yang menjadi acuan dalam proses belajar mengajar. Salah satu kompetensi dasar yang harus dicapai oleh siswa kelas IV adalah mendeskripsikan daur hidup berbagai hewan di lingkungan sekitar, misalnya kecoa, nyamuk, kupu-kupu, dan kucing. Siswa harus mampu memahami dan mendeskripsikan daur hidup hewan dengan benar. Namun, fakta yang terjadi dari hasil observasi di SD Negeri I Kemasan Kecamatan Polokarto Kabupaten Sukoharjo, peserta didik kelas IV masih memiliki kemampuan mendeskripsikan daur hidup hewan rendah. Berdasarkan 1

20 2 hasil pengalaman guru, dari 22 siswa kelas IV, 8 siswa atau 36,36% yang memperoleh nilai di atas KKM yang telah ditentukan yaitu 64. Dengan nilai ratarata 58,00 masih terdapat 14 siswa atau sekitar 63,64% yang belum tuntas dengan memperoleh nilai di bawah KKM. Permasalahan ini terjadi karena berbagai faktor antara lain model pembelajaran yang diterapkan belum melibatkan siswa secara aktif dalam menggali informasi. Model pembelajaran belum dapat memantau proses kemajuan siswa melalui tugas atau hasil pekerjaannya karena yang terjadi adalah tugas atau hasil pekerjaan siswa yang sudah selesai tidak disimpan dengan baik. Faktor lain adalah penggunaan media pembelajaran yang masih minim dan kurang menarik perhatian dan memudahkan siswa menangkap materi yang disampaikan. Apabila permasalahan di atas tidak ditangani, maka akan berdampak kurang baik pada siswa. Siswa akan menganggap IPA adalah mata pelajaran yang harus dicatat dan dihafal. Sehingga siswa menjadi kurang termotivasi dalam mengikuti pembelajaran IPA nantinya. Padahal pembelajaran IPA merupakan pembelajaran yang menyenangkan dan harus dipahami bukan dihafalkan. Untuk mengatasi masalah tersebut, alternatif pemecahan masalah yang bisa dilakukan adalah diterapkannya model pembelajaranyang dapat memantau setiap proses kemajuan siswa melalui tugas atau hasil pekerjaannya. Model pembelajaran yang sesuai untuk diterapkan adalah model pembelajaran berbasis portofolio (portofolio based learning). Pembelajaran berbasis portofolio mengarah pada Pembelajaran Aktif Inovatif Kreatif Efektif dan Menyenangkan. Widayati (2009) mengemukakan bahwa pembelajaran berbasis portofolio adalah suatu proses pembelajaran dalam mempelajari suatu materi tertentu yang prosesnya dari awal sampai akhir, dan kumpulan hasil pekerjaan peserta didik tersebut dikumpulkan atau didokumentasi yang disimpan dalam satu bendel (hlm. 21). Pembelajaran berbasis portofolio (portofolio based learning) diharapkan dapat meninkatkan kemampuan mendeskripsikan daur hidup hewan dalam mata pelajaran IPA pada siswa kelas IV. Pembelajaran berbasis portofolio melibatkan siswa aktif dalam menggali

21 3 informasi yang akan dipelajari. Proses kemajuan siswa akan terlihat dari kumpulan tugas mereka yang didokumentasikan. Penerapan pembelajaran berbasis portofolio dapat membuat siswa lebih termotivasi dalam mengikuti pembelajaran. Siswa dilibatkan dalam mengidentifikasi masalah dan menggali informasi untuk menyusun portofolio. Selain itu, penerapan pembelajaran berbasis portofolio dapat melatih siswa untuk bekerja secara disiplin membuat dokumentasi portofolio dan bertanggung jawab terhadap perkembangan belajar mereka sendiri. Berdasarkan paparan di atas, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan mengangkat judul Peningkatan Kemampuan Mendeskripsikan Daur Hidup Hewan dalam Mata Pelajaran IPA melalui Pembelajaran Berbasis Portofolio pada Siswa Kelas IV SD Negeri I Kemasan Sukoharjo Tahun B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti mengidentifikasi adanya beberapa masalah yang dialami dalam pembelajaran IPA khususnya materi daur hidup hewan yaitu: 1. Model pembelajaran yang diterapkan kurang melibatkan aktivitas dan siswa dalam menggali informasi Siswa hanya mencatat materi yang telah disampaikan oleh guru dan menghafalkannya. Sehingga siswa beranggapan bahwa materi IPA adalah materi yang harus dihafal. 2. Perlunya model pembelajaran yang dapat memantau proses kemajuan siswa melalui tugas atau hasil pekerjaan yang didokumentasikan secara baik. 3. Media pembelajaran yang digunakan kurang menarik perhatian siswa dan memudahkan siswa dalam menerima materi yang diajarkan. C. Pembatasan Masalah Untuk menghindari terjadinya perluasan masalah yang diteliti, maka dalam penelitian ini peneliti memberi batasan masalah sebagai berikut: 1. Model pembelajaran dalam penelitian ini dibatasi model pembelajaran berbasis portofolio.

22 4 2. Kemampuan siswa yang akan ditingkatkan dalam penelitian ini dibatasi kemampuan mendeskripsikan daur hidup hewan dalam pembelajaran IPA. D. Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah di atas, maka rumusan masalah yang akan diteliti yaitu, Apakah pembelajaran berbasis portofolio dapat meningkatkan kemampuan mendeskripsikan daur hidup hewan dalam mata pelajaran IPA pada siswa kelas IV SD Negeri I Kemasan Sukoharjo tahun 2012? E. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini yaitu, Untuk meningkatkan kemampuan mendeskripsikan daur hidup hewan dalam mata pelajaran IPA melalui pembelajaran berbasis portofolio pada siswa kelas IV SD Negeri I Kemasan Sukoharjo tahun F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah memperkaya khasanah keilmuan, khususnya dalam hal penerapan model pembelajaran berbasis portofolio sebagai salah satu model pembelajaran yang mengarah ke pembelajaran aktif inovatif kreatif efektif dan menyenangkan (PAIKEM) dalam pembelajaran IPA di sekolah 2. Manfaat Praktis a. Bagi Siswa 1) Meningkatkan kemampuan mendeskripsikan daur hidup hewan di lingkungan sekitar. 2) Menumbuhkembangkan kemampuan siswa dalam mencari informasi dan membuat portofolio. 3) Memberikan pengalaman belajar yang menyenangkan dan melatih keberanian serta tanggung jawab. b. Bagi Guru 1) Menambah wawasan guru tentang model pembelajaran berbasis portofolio.

23 5 2) Membantu guru untuk memperbaiki kualitas pembelajaran dengan penggunaan model pembelajaran yang tepat. c. Bagi Sekolah 1) Meningkatkan mutu pembelajaran IPA di sekolah 2) Meningkatnya kualitas pembelajaran di sekolah dengan terwujudnya pembelajaran aktif inovatif kreatif efektif dan menyenangkan.

24 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. Hakikat Kemampuan Mendeskripsikan Daur Hidup Hewan a. Pengertian Kemampuan Kemampuan berasal dari kata mampu yang berarti bisa atau sanggup. Menurut Suharso dan Retnoningsih (2005), mampu berarti kuasa, sanggup, melakukan sesuatu, dapat, berada, kaya (hlm. 308). Dalam referensi lain, menurut Desmita (2006) ability (kemampuan, kecakapan) merupakan suatu istilah umum yang berkenaan dengan potensi untuk menguasai suatu keterampilan (hlm. 257). Seseorang dikatakan mampu apabila ia bisa melakukan sesuatu yang harus ia lakukan. Sehingga dapat dikatakan bahwa kemampuan adalah suatu kesanggupan dalam melakukan sesuatu. Kemampuan diperlukan untuk menguasai keterampilan serta mengoptimalkan potensi dalam melakukan suatu pekerjaan. Agar kemampuan dapat dikuasai dengan baik, maka diperlukan suatu latihan disertai pemantauan terhadap perkembangannya. Kemampuan secara garis besar dibedakan menjadi dua yaitu kemampuan yang berhubungan dengan intelektual dan kemampuan yang berhubungan dengan aktivitas fisik atau keterampilan. Menurut Robbins (2001) dikemukakan bahwa, Kemampuan terdiri dari dua faktor, yaitu: 1) Kemampuan intelektual (intelectual ability), merupakan kemampuan melakukan aktivitas secara mental, 2) Kemampuan fisik (physical intellectual), merupakan kemampuan melakukan aktivitas berdasarkan stamina, kekuatan, dan karakteristik fisik (hlm. 57). Tingkat kemampuan individu atau seseorang dapat diukur melalui tes-tes tertentu sesuai dengan kemampuan yang akan diukur. Hal ini sesuai dengan pendapat Akbar dan Sihadi (2011) bahwa kemampuan adalah kecerdasan yang biasa diukur dengan tes-tes intelegensi (hlm. 56). Sehingga didalam mengukur kemampuan diperlukan seperangkat alat tes 6

25 7 yang valid dan cocok. Apabila jenis kemampuan yang akan diukur berbeda, maka tes yang digunakan juga berbeda. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan adalah suatu kesanggupan dalam melakukan sesuatu untuk mencapai atau menguasai sesuatu yang lebih baik. Kemampuan siswadalam proses belajar mengajar dapat berkembang melalui berbagai aktivitas belajar dan latihan diiringi pemantauan terhadap perkembangannya serta dapat diukur melalui suatu tes. b. Pengertian Mendeskripsikan Secara bahasa, kata mendeskripsikan berasal dari kata dasar deskripsi yang berarti pemaparan atau penggambaran dengan kata-kata secara jelas dan terperinci. Apabila memperoleh imbuhan me-kan akan menjadi suatu kata kerja mendeskripsikan yang berarti melakukan sesuatu pekerjaan. Menurut Suharso, dkk (2005) mendeskripsikan mempunyai makna memaparkan atau menggambarkan dengan kata-kata secara jelas dan terperinci (hlm. 121). Dalam referensi lain, diungkapkan tentang cara mendeskripsikan sesuatu menurut Tompkins (1994), bahwa mendeskripsikan menggunakan cara-cara yang spesifik dalam membuat kejelasan, gambaran kata-kata yang bisa diindera. (hlm. 114). Diindera di sini berarti dalam mendeskrisikan sesuatu harus dapat melibatkan panca indera untuk menangkap isi pesan yang dideskripsikan. Mendeskripsikan yang baik adalah mendeskripsikan yang dapat mempermudah pendengar menerima isi pesan dan membayangkannya. Mendeskripsikan sangat bergantung pada pemahaman pendeskripsi. Semakin dia mengerti dan memahami objek yang akan dideskripsikan, maka semakin jelas pula dia dapat mendeskripsikan objek tersebut. Sebagaimana pendapat yang diungkapkan oleh Kamdhi (2011), bahwa mendeskripsikan atau pemaparan penggambaran sangat bergantung pada kemampuan penulis atau pembicara (hlm. 93). Jika

26 8 penulis mempunyai pengamatan yang tajam dengan semua inderanya, pasti penggambaran atau pemaparannya berkualitas. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa mendeskripsikan adalah memaparkan atau menggambarkan suatu hal, benda, tempat, suasana atau keadaaan secara jelas dan terperinci sehingga penerima pesan dapat memahami informasi yang disampaikan. Syarat agar dapat mendeskripsikan dengan baik, adalah memahami terlebih dahulu objek yang akan dideskripsikan. c. Pengertian Kemampuan Mendeskripsikan Pengertian kemampuan adalah suatu kesanggupan dalam melakukan sesuatu untuk mencapai sesuatu yang lebih baik. Dan pengertian mendeskripsikan adalah memaparkan atau menggambarkan tentang suatu benda, tempat, suasana atau keadaaan secara jelas dan terperinci, setelah pendeskripsi memahami objek yang akan dipaparkan. Dari penjelasan tentang kemampuan dan mendeskripsikan, maka dapat disimpulkan pengertian kemampuan mendeskripsikan adalah suatu kesanggupan dalam memaparkan atau menggambarkan sesuatu yang telah dipahami secara jelas dan terperinci. Dalam suatu proses belajar, kemampuan mendeskripsikan merupakan kesanggupan atau kecakapan untuk mengenal dan memahami sesuatu, kemudian dilanjutkan dengan menjelaskannya secara rinci sesuai gambaran atau kenyataan yang ada. Kemampuan mendeskripsikan menuntut penguasaan yang lebih dari sekadar menghafal. Bahkan agar dapat memiliki kemampuan mendeskripsikan yang baik, seseorang harus memiliki kemampuan memahami materi yang dideskripsikan. Berdasarkan uraian di atas, kemampuan mendeskripsikan dapat dikuasai melalui suatu proses yang melibatkan aktivitas dan pengalaman yang dialami langsung dalam mencari informasi atau materi yang akan dideskripsikan. Setelah itu kemampuan untuk memaparkan atau menggambarkan suatu materi secara jelas dan terperinci dapat dikuasai.

27 9 d. Pengertian Daur Hidup Hewan Menurut Haryanto (2007) daur hidup hewan diartikan sebagai seluruh tahapan yang dialami makhluk hidup selama hidupnya (hlm. 65). Dalam referensi lain, Rositawaty dan Muharam (2008) dikemukakan bahwa daur hidup hewan dimulai saat keluar dari perut induknya hingga dewasa (hlm. 50). Di dalam proses kehidupannya, hewan sebagai makhluk hidup yang mengalami pertumbuhan dan perkembangbiakan akan mengalami perubahan pada tubuhnya. Perubahan tersebut terjadi secara bertahap seiring bertambahnya usia hewan. Dari segi bentuk tubuh atau morfologi, dari segi fungsi alat tubuh atau fisiologi, serta dari segi tingkah laku hewan akan terjadi perubahan. Beragamnya jenis hewan di lingkungan ini mengakibatkan beragam pula daur hidup hewan yang ada di lingkungan sekitar. Sulistiyanto dan Wiyono (2008) mengelompokkan daur hidup hewan menjadi dua kelompok yaitu daur hidup hewan dengan metamorfosis dan daur hidup tanpa metamorfosis (hlm.60). Perbedaan antara kedua daur hidup tersebut terletak pada terjadi atau tidaknya proses metamorfosis selama daur hidup hewan berlangsung. Daur hidup hewan yang mengalami metamorfosis akan mengalami perubahan bentuk yang sangat berbeda dibandingkan dengan yang tidak mengalami metamorfosis. Berdasarkan uraian di atas, pengertian daur hidup hewan adalah seluruh tahapan yang dialami makhluk hidup selama hidupnya sejak keluar dari perut induknya hingga menjadi dewasa. Di dalam daur hidup hewan terjadi perubahan bentuk baik yang mengalami metamorfosis maupun tidak mengalami metamorfosis. Dari paparan mengenai pengertian kemampuan, pengertian mendeskripsikan, dan pengertian daur hidup hewan, maka dapat diambil pengertian kemampuan mendeskrisikan daur hidup hewan adalah suatu kesanggupan untuk memaparkan atau menjelaskan seluruh tahapan yang dialami hewan selama hidupnya sejak keluar dari perut induknya hingga menjadi dewasa beserta commit perubahan-perubahan to user yang dialaminya secara

28 10 jelas dan terperinci. Kemampuan mendeskripsikan daur hidup hewan dapat dikuasai dengan baik melalui suatu proses yang melibatkan aktivitas dan pengalaman yang dialami langsung dalam mencari informasi atau materi daur hidup hewan yang akan dideskripsikan. e. Pembelajaran IPA di SD 1) Pengertian IPA Ilmu Pengetahuan Alam mempunyai beberapa definisi yang disampaiakan oleh beberapa ahli. Darmodjo, Kaligis, dan Sukardjo (2005) mengatakan bahwa IPA adalah ilmu yang mempelajari alam dengan segala isinya, atau secara sederhana merupakan suatu kumpulan pengetahuan yag tersusun secara sistematis tentang gejala alam (hlm. 3). Tidak berbeda jauh dengan pendapat tersebut, Trianto (2010) mengungkapkan Ilmu Pengetahuan Alam mempelajari tentang alam semesta, benda-benda yang ada di alam, beserta gejala-gejalanya (hlm. 136). Sedangkan Purnrll s (1983) dalam Iskandar (2001) mendefinisikan Science is the broad filed of human knowledge, acquired by systematic observation and experiment, and exolained by means of rules, law, principles, theories, and hypotheses (hlm. 2), artinya Ilmu Pengetahuan Alam adalah pengetahuan manusia yang didapat dengan cara observasi dan eksperimen yang sistematik, serta dijelaskan dengan bantuan aturan-aturan, hukum-hukum, prinsipprinsip, teori-teori, dan hipotesis-hipotesis. Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa IPA adalah salah satu kumpulan pengetahuan manusia tentang gejala-gejala alam yang diperoleh melalui observasi dan eksperimen yang sistematis, serta dijelaskan dengan bantuan aturan-aturan, hukumhukum, prinsip-prinsip, teori-teori, dan hipotesis-hipotesis yang akan terus disempurnakan untuk mengatasi pengetahuan, fakta-fakta, konsekonsep, proses penemuan, dan memiliki sikap ilmiah.

29 2) Manfaat IPA IPA mempunyai manfaat sebagai pemupukan sikap. Menurut Harlen dalam Darmodjo dan Kaligis (1993) 11 menyebutkan ada sembilan aspek sikap ilmiah yang dapat dikembangkan pada anak usia sekolah dasar, antara lain: 1) Sikap ingin tahu, 2) Sikap ingin mendapatkan sesuatu yang baru, 3) Sikap kerja sama, 4) Sikap tidak putus asa, 5) Sikap tidak berprasangka, 6) Sikap mawas diri, 7) Sikap bertanggung jawab, 8) Sikap berpikir bebas, 9) Sikap kedisiplinan diri. 3) Fungsi IPA Fungsi mata pelajaran IPA menurut Sumaji, dkk (1998) antara lain, (a) Memberi bekal pengetahuan dasar baik untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan lebih tinggi maupun untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari; (b) Mengembangkan keterampilan-keterampilan dalam memperoleh, mengembangkan dan menerapkan konsep-konsep IPA; (c) Menanamkan sikap ilmiah pada siswa dan melatih menggunakan metode ilmiah untuk memecahkan masalah yang dihadapi; (d) Menyadarkan siswa akan keteraturan alam dan segala keindahannya sehingga mendorong siswa untuk mencintai dan mengagungkan Penciptanya; (e) Memupuk kreativitas siswa; (f) Membantu siswa memahami gagasan atau informasi baru dalam bidang IPTEK; (g) Memupuk minat siswa terhadap IPA. (hlm. 35) 4) Tujuan Pembelajaran IPA Tujuan pembelajaran IPA tidak hanya sebatas tujuan kognitif untuk mengenal teori-teori tetang alam semesta, tetapi dalam Pembelajaran IPA dibentuk pula sikap mengimani keagungan Tuhan serta perilaku mencintai lingkungan. Sebagaimana tujuan pembelajaran IPA Depdiknas dalam Trianto (2010) sebagai berikut: (1) menanamkan keyakinan terhadap Tuhan YME, (2) mengembangkan keterampilan, sikap dan nilai ilmiah, (3) mempersiapkan siswa menjadi insan yang melek sains dan teknologi, (4) menguasai konsep sains untuk bekal hidup di masyarakat dan commit melanjutkan to user pendidikan ke jenjang lebih tinggi (hlm. 138).

30 5) Karakteristik Pembelajaran IPA di SD Untuk mencapai tujuan pembelajaran IPA, guru sebagai pengelola langsung pada proses pembelajaran harus memahami karakteristik (hakikat) dari pendidikan IPA sebagaimana dikatakan Depdiknas (2006), bahwa: 12 Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan (hlm. 47). Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri dan berbuat sehingga dapatmembantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar. Karakteristik pendidikan IPA yang digariskan oleh Departemen Pendidikan Nasional sejalan dengan pandangan para pakar pendidikan IPA di tingkat Internasional. Menurut Trowbridge & Bybee (1990) bahwa, IPA merupakan perwujudan dari suatu hubungan dinamis yang mencakup tiga faktor utama, yaitu: IPA sebagai suatu proses dan metode (methods and processes); IPA sebagai produk-produk pengetahuan (body of scientific knowledge), dan IPA sebagai nilai-nilai (values) (hlm 48). IPA sebagai proses/metode penyelidikan (inquiry methods) meliputi cara berpikir, sikap, dan langkah-langkah kegiatan saintis untuk memperoleh produk-produk IPA atau ilmu pengetahuan ilmiah, misalnya observasi, pengukuran, merumuskan dan menguji hipotesis, mengumpulkan data,bereksperimen, dan prediksi. Dalam

31 13 wacana sepert itu maka IPA bukan sekadar cara bekerja, melihat, dan cara berpikir, melainkan science as a way of knowing. Artinya, IPA sebagai proses juga dapat meliputi kecenderungan sikap/tindakan, keingintahuan, kebiasaan berpikir, dan seperangkat prosedur. Sementara nilai-nilai (values) IPA berhubungan dengan tanggung jawab moral, nilai-nilai sosial, manfaat IPA untuk IPA dan kehidupan nanusia, serta sikap dan tindakan (misalnya, keingintahuan, kejujuran, ketelitian, ketekunan, hati-hati, toleran, hemat, dan pengambilan keputusan). 6) Ruang Lingkup IPA di SD Ruang lingkup IPA di jenjang Sekolah Dasar meliputi semua materi yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan yang membahas tentang alam. Seperti yang tercantum dalam Kurikulum Tngkat Satuan Pendidikan bahwa, Ruang Lingkup bahan kajian IPA untuk SD/MI meliputi aspek-aspek berikut: (1) Makhluk hidup dan proses kehidupan, (2) Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya (3) Energi dan perubahannya (4) Bumi dan alam semesta. Berdasarkan ruang lingkup IPA untuk SD/MI tersebut, dalam Secara khusus ruang lingkup IPA SD khususnya kelas IV, mencakup, (1) Makhluk hidup dan proses kehidupannya; (2) Benda dan sifatnya; (3) Gaya; (4) Energi dan penggunaannya; (5) Perubahan kenampakan; (6) Bumi dan benda langit; (7) Perubahan lingkungan fisik; dan (8) Sumber daya alam Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) IPA di SD/MI merupakan standar minimum yang menjadi acuan kemampuan yang harus dicapai oleh peserta didik yang dijabarkan sebagai indikator ketuntasan belajar. Termasuk pula Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) untuk materi daur hidup hewan yaitu memahami daur hidup beragam jenis makhluk hidup dan mendeskripsikan daur hidup hewan di lingkungan sekitar. Hal tersebut dapat dilihat dalam tabel commit 2.1 berikut. to user

32 14 Tabel 2.1. Silabus KTSP IPA Kelas IV Sekolah Dasar Standar Kompetensi Makhluk Hidup dan Proses Kehidupannya 4. Memahami daur hidup beragam jenis makhluk hidup. Kompetensi Dasar 4.1 Mendeskripsikan daur hidup beberapa hewan di lingkungan sekitar, misalnya kecoa, nyamuk, kupu-kupu, dan kucing. 4.2 Menunjukkan kepedulian terhadap hewan peliharaan, misalnya kucing, ayam, dan ikan. f. Materi Daur Hidup Hewan Secara bahasa, kata daur memiliki arti peredaran masa yang lamanya bertahun-tahun. Daur hidup hewan berarti peredaran masa kehidupan suatu hewan dari lahir, muda, dewasa, sampai mati. Dalam daur hidup makhluk hidup pastinya ada masa muda dan masa tua. Begitu pula pada hewan, dalam daur hidup hewan terdapat pula masa mulai dari lahir tumbuh menjadi bayi, lalu menginjak masa muda, dilanjutkan masa dewasa, sampai mati. Namun, yang digarisbawahi adalah ciri-ciri serta sifat setiap tahapan dari daur hidup hewan tersebut. Sering ditemui pada daur hidup hewan, bentuknya pada masa muda sama dengan masa dewasanya. Ada juga yang dalam daur hidupnya, bentuk pada masa mudanya berbeda dengan bentuk pada masa dewasanya. Bahkan berbeda pula pada sifat dan cara hidupnya. Hal inilah yang disebut metamorfosis atau perubahan pada daur hidup. Menurut Sulistiyanto dan Wiyono (2008) dikemukakan bahwa, Tidak semua telur menetas menghasilkan anak hewan yang mirip dengan induknya. Contoh pada katak, daur hidupnya panjang dan terjadi perubahan bentuk (metamorfosis) dengan tahap-tahap tertentu yaitu telur menetas menjadi berudu kemudian menjadi berudu berkaki (hlm. 60). Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa, seluruh tahap perubahan yang dialami makhluk hidup selama hidupnya disebut daur hidup. Daur hidup hewan ada dua yaitu :

33 15 1) Daur hidup tanpa metamorfosis Sebagian besar hewan di lingkungan sekitar tidak mengalami metamorfosis dalam daur hidupnya. Sebagai contoh yaitu ayam dan kucing. Anak ayam dan anak lucing mirip dengan induknya. Jika ada perbedaan, mungkin hanya pada warna bulu atau rambutnya. Gambar daur hidup ayam tanpa metamorfosis dapat dilihat pada gambar 2.1 berikut. Gambar 2.1. Daur Hidup Ayam tanpa Metamorfosis 2) Daur hidup dengan metamorfosis Namun, ada pula hewan-hewan di lingkungan sekitar yang dalam daur hidupnya mengalami metamorfosis. Kebanyakan hewan tersebut berasal dari jenis serangga seperti kupu-kupu, kecoa, nyamuk, lalat, belalang, dan rayap. Akan tetapi, metamorfosis juga terjadi pada daur hidup hewan lain hewan ampibi yaitu katak atau kodok. Metamorfosis adalah suatu proses perubahan bentuk dalam daur hidup hewan yang terjadi dalam waktu lama. Menurut Sulistyanto dan Wibyono (2008) dikemukakan commit to bahwa user Di dalam metamorfosis terjadi

34 16 suatu perubahan individu mahluk hidup dari telur sampai menjadi dewasa yang sempurna dengan mengalami perubahan bentuk tubuh dan fungsi alat tubuh. Metamorfosis dibedakan menjadi dua macam, yaitu metamorfosis tidak sempurna dan metamorfosis sempurna (hlm. 60). a) Metamorfosis tidak sempurna (hemimetabola) Metamorfosis tidak sempurna merupakan metamorfosis yang melewati 2 tahapan yaitu dari telur menjadi nimfa kemudian menjadi hewan dewasa (imago). Metamorfosis tidak sempurna dialami hewan yang saat lahir tidak terlalu berbeda dengan hewan dewasa. Biasanya metamorfosis ini terjadi pada serangga seperti kecoa, belalang, rayap, dan lainnya. Berikut contoh metamorfosis tidak sempurna pada belalang dapat dilihat pada gambar 2.2 di bawah ini. Gambar 2.2. Daur Hidup Belalang Metamorfosis Tidak Sempurna. Metamorfosis diawali dari telur. Telur akan menetas menjadi nimfa. Nimfa merupakan stadium atau fase (tahap) antara telur dan dewasa. Nimfa adalah hewan muda yang mirip dengan hewan dewasa tetapi berukuran lebih kecil dengan perbandingan tubuh yang berbeda. Nimfa berbeda dengan bentuk dewasa karena ukurannya lebih kecil. commit Nimfa to user mengalami proses pertumbuhan

35 17 dengan cara mengalami pergantian kulit terus menerus yang disebut ekdisis atau molting. Setiap kali setelah mengalami pergantian kulit (molting atau ekdisis) mahluk hidup itu kelihatan lebih mirip dengan hewan dewasa. Wujud serangga diantara masa pergantian kulit disebut instar. Pada metamorfosis hemimetabola, sayap rudimen, organ genitalia, dan struktur ciri-ciri perkembangan lainnya sudah terbentuk tapi belum sempurna. Namun, organ-organ ini tumbuh dengan sempurna pada akhir molting. Tahapan terakhir dalam metamorfosis dinamakan imago (dewasa). b) Metamorfosis sempurna (holometabola) Metamorfosis sempurna merupakan metamorphosis yang melewati tahapan-tahapan mulai dari telur-larva-pupa-imago (dewasa). Telur yang menetas menjadi larva (kecuali pada katak yang berubah menjadi berudu atau kecebong) dan larva akan menjadi kepompong kemudian berubah menjadi imago (dewasa). Metamorfosis sempurna dialami hewan yang saat lahir berbeda sekali bentuknya dengan hewan dewasa. Contoh metamorfosis sempurna terjadi pada katak, lalat, nyamuk, dan kupu-kupu. Daur hidup melalui metamorfosis sempurna pada kupu-kupu dapat dilihat pada gambar 2.3 berikut. Gambar 2.3. Daur Hidup commit Kupu-Kupu to user Metamorfosis Sempurna

36 18 2. Hakikat Pembelajaran Berbasis Portofolio a. Pengertian Model Pembelajaran Menurut Fajar (2009), model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau pola yang dapat digunakan untuk mendesain pola-pola mengajar secara tatap muka di dalam kelas atau mengatur tutorial, dan untuk menentukan material / perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, filmfilm, program media komputer, dan kurikulum (sebagai kursus untuk belajar) (hlm. 43). Setiap model pembelajaran mengarahkan kita untuk mendesain pembelajaran yang dapat membantu kita untuk mencapai berbagai tujuan. Model pembelajaran perlu dipahami guru agar dapat melaksanakan pembelajaran yang efektif dalam meningkatkan hasil pembelajaran.dalam penerapanya, model pembelajaran harus diterapkan sesuai dengan kebutuhan siswa, karena masing-masing model pembelajaran memiliki tujuan, prinsip, dan tekanan utama yang berbeda-beda. Model pembelajaran menurut Joyce dalam Trianto (2007) adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, film, komputer, kurikulum, dan lain-lain (hlm. 5). Dengan kata lain, model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar. Suprijono (2011), menyatakan bahwa model pembelajaran ialah pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas maupun tutorial. Model pembelajaran mengacu pada pendekatan yang akan digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pembelajaran, tahaptahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas (hlm. 46).

37 19 Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau kerangka berpikir yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran dan melaksanakan aktivitas pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran. b. Model Pembelajaran Berbasis Portofolio Portofolio berasal dari bahasa Inggris portfolio yang artinya dokumen atau surat-surat dan dapat juga diartikan sebagai kumpulan kertaskertas berharga dari suatu pekerjaan. Pengertian portofolio dalam pendidikan adalah suatu kumpulan pekerjaan siswa dengan maksud tertentu dan terpadu yang diseleksi menurut panduan-panduan yang ditentukan. Budimansyah (2003) menjelaskan bahwa, Portofolio dapat diartikan sebagai ujud benda fisik, sebagai suatu proses sosial pedagogis, maupun sebagai adjective (hlm. 7). Sebagai suatu wujud benda fisik portofolio adalah bundel dokumentasi hasil pekerjaan peserta didik. Misalnya hasil tes awal, tugas, keterangan melaksanakan tugas terstruktur, hasil tes akhir, dan sebagainya. Sebagai suatu proses sosial pedagogis, portofolio adalah collection of learning experience yang terdapat dalam pikiran peserta didik berujud pengetahuan (kognitif), keterampilan (skill), maupun nilai dan sikap (afektif). Adapun sebagai suatu adjective, portofolio sering kali disandingkan dengan konsep lain, misalnya dengan konsep pembelajaran dan penilaian. Jika disandingkan dengan konsep pembelajaran maka dikenal dengan istilah pembelajaran berbasis portofolio (portofolio based learning). Sedangkan, jika disandingkan dengan konsep penilaian maka dikenal dengan istilah penilaian berbasis portofolio (portofolio based assesment). Sejalan dengan pendapat tersebut, Sahu, Soudarssanane, dkk. (2008) dalam jurnal internasional mengungkapkan bahwa, Portofolio adalah kumpulan tujuan pekerjaan siswa yang menunjukkan usaha-usaha siswa, kemajuan, dan prestasi dalam satu atau lebih daerah. Koleksinya meliputi partisipasi siswa dalam memilih isi, kriteria seleksi, kriteria untuk menilai prestasi, dan bukti itu mahasiswa refleksi diri. Portofolio memberikan pandangan komprehensif kinerja siswa. Portofolio memposisikan siswa

38 20 adalah peserta dalam, bukan obyek penilaian. Ini menyediakan sebuah forum yang mendorong siswa untuk mengembangkan kemampuan yang dibutuhkan untuk menjadi independen, mandiri peserta didik. Portofolio sebagai model pembelajaran (portofolio based learning) memanfaatkan dokumentasi portofolio untuk mencatat tugas siswa dan perkembangan kemampuan dan hasil belajar yang telah dicapai siswa. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Fajar (2009) bahwa, pada dasarnya portofolio sebagai model pembelajaran adalah suatu usaha yang dilakukan guru agar siswa memiliki kemampuan untuk mengungkapkan dan mengekspresikan dirinya sebagai individu atau kelompok. Kemampuan tersebut diperoleh siswa melalui pengalaman belajar. Sehingga memiliki kemampuan mengorganisasi informasi yang ditemukan, membuat laporan, dan menuliskan yang ada dalam pikirannya, selanjutnya dituangkan secara penuh dalam pekerjaannya atau tugas-tugasnya (hlm. 47). Oleh karena itu, model pembelajaran berbasis portofolio dapat diterapkan dalam pembelajaran yang menuntut siswa melakukan pencarian informasi kemudian mengumpulkannya menjadi sebuah laporan seperti dalam pembelajaran tentang daur hidup hewan yang terdiri dari tahapantahapan. c. Landasan PemikiranPembelajaran Berbasis Portofolio Budimansyah (2003) mengungkapkan landasan pemikiran model pembelajaran berbasis portofolio terdiri dari empat pilar pendidikan, pandangan konstruktivisme, dan democratic teaching (hlm. 9). 1) Empat pilar pendidikan Empat pilar pendidikan sebagai pendidikan landasan model pembelajaran berbasis portofolio adalah Learning to do, Learning to know, Learning to be, Learning to live together yang dicanangkan UNESCO. Dalam proses pembelajaran, peserta didik seharusnya diberdayakan agar mampu berbuat untuk memperkaya pengalaman belajarnya.

39 21 Peserta didik menerima materi dari guru, tetapi harus mau dan mampu menambah pengetahuan untuk pribadinya (learning to do). Pengetahuan yang didapat peserta didik selain dari sekolah juga didapat dari dunia luar sekolah. Peserta didik dapat meningkatkan interaksinya dengan lingkungannya baik lingkungan fisik, sosial, maupun budaya sehingga peserta didik mampu membangun pengetahuan dan pemahamannya terhadap dunia sekitar (learning to know). Diharapkan hasil interaksi dengan lingkungannya dapat membangun pengetahuan dan kepercayaan dirinya. Karena banyak peserta didik yang tidak mempunyai kepercayaan diri. Mereka merasa baha tidak mempunyai kemampuan dan keterampilan yang bisa dibanggakan, sehingga terjadi keminderan belajar (learning to be). Kesempatan berinteraksi dengan berbagai individu atau kelompok yang bervariasi akan membentuk kepribadiannya untuk memahami kemajemukan dan melahirkan sikap positif dan toleran terhadap keanekaragamanan perbedaan hidup (learning to live together). 2) Pandangan Konstruktivisme Pandangan Konstruktivisme sebagai filosofi pendidikan mutakhir menganggap semua peserta didik mulai dari usia taman kanak-kanak sampai dengan perguruan tinggi memiliki gagasan atau pengetahuan tentang lingkungan dan peristiwa atau gejala lingkungan di sekitarnya. Para ahli pendidikan berpendapat baha kegiatan pendidikan adalah memulai pelajaran dari apa yang diketahui peserta didik. Beberapa bentuk kondisi belajar yang sesuai filosofi konstruktivisme antara lain diskusi yang menyediakan kesempatan agar semua peserta didik mau mengungkapkan gagasan, pengujian dan hasil penelitian sederhana, demokrasi dan peragaan prosedur ilmiah, dan kegiatan praktis lain yang memberi peluang peserta didik mempertajam gagasan. 3) Democratic Teaching Democratic Teaching adalah suatu bentuk upaya menjadikan sekolah sebagai pusat kehidupan commit to demokrasi user melalui proses pembelajaran

40 22 yang demokratis. Secara singkat, Democratic Teaching adalah proses pembelajaran yang didasari oleh nilai demokrasi yaitu penghargaan terhadap kemampuan, menjunjung keadilan, menerapkan persamaan kesempatan, dan memperhatikan keragaman peserta didik. d. Prinsip Dasar Pembelajaran Berbasis Portofolio Budimansyah (2003) mengungkapkan landasan pemikiran model pembelajaran berbasis portofolio adalah prinsip belajar siswa aktif, kelompok belajar kooperatif, pembelajaran partisipatorik, reactive teaching, joyfull learning (hlm. 13). 1) Prinsip Belajar Siswa Aktif Proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran berbasis portofolio berpusat pada siswa. Dengan demikian model ini menganut prinsip belajar siswa aktif. Aktivitas siswa hampir terjadi di seluruh proses pembelajaran, dari mulai fase perencanaan di kelas, kegiatan lapangan, sampai pelaporan. Hal ini tampak terlihat pada saat siswa mengidentifikasi masalah yang berkaitan dengan materi pelajaran, kemudian setelah masalah terkumpul, siswa melakukan voting untuk memilih masalah untuk kajian kelas. Untuk menjawab permasalahan yang dikaji, maka siswa mengumpulkan data dan informasi yang diperlukan dengan cara wawancara, pengamatan, serta mengambil foto atau membuat kliping.setelah itu, aktivitas siswa terfokus pada pembuatan portofolio kelas. Segala bentuk data dan informasiyang penting dan menarik ditempel pada sesi penayangan. Setelah portofolio dibuat, dilakukan public hearing dalam kegiatan show case dihadapan dewan juri. 2) Kelompok Belajar Kooperatif Proses pembelajaran yang berbasis kerja sama antar siswa dan komponen lain di sekolah, termasuk kerja sama sekolah dengan orang tua siswa dan lembaga terkait. Kerja sama terlihat pada saat kelas sudah memilih satu masalah untuk bahan kajian bersama. Semua pekerjaan disusun, orang-orangnya ditentukan, siapa yang mengerjakan apa,

41 23 merupakan bentuk kerja sama itu. Kerja sama dengan lembaga yang terkait saat siswa merencanakan mengunjungi lembaga tertentu atau meninjau kawasan yang menjadi tanggung jawab tertentu. 3) Pembelajaran Partisipatorik Model pembelajaran berbasis portofolio juga menganut prinsip dasar pembelajaran partisipatorik, sebab melalui model ini siswa belajar hidup berinteraksi. Siswa pada saat memilih masalah untuk kajian kelas memiliki makna baha sisa dapat menghargai pendapat yang didukung suara terbanyak dan pada saat diskusi, siswa belajar mengemukakan pendapat dan mendengarkan pendapat orang lain. 4) Reactive Teaching Guru perlu menciptakan strategi yang tepat agar motivasi belajar tinggi. Motivasi akan dapat tercipta kalau guru dapat meyakinkan siswa akan kegunaan materi pelajaran bagi kehidupan nyata. Oleh karena itu, guru harus dapat menciptakan situasi sehingga materi pelajaran selalu menarik dan tidak membosankan. Caranya adalah memberikan penghargaan atau reward pada siswa bagaimanapun kualitasnya. Jika pendapat siswa dihargai, maka pada diri siswa akan muncul kepercayaan diri untuk tidak malu mengemukakan pendapat. 5) Joyfull Learning Salah satu teori belajar menegaskan bahwa sesulit apa pun materi pelajaran bila dipelajari dalam suasana yang menyenangkan, penuh daya tarik, dan penuh motivasi maka pelajaran akan mudah dipahami. Sebaliknya bila suasana belajar membosankan, maka pelajaran akan sulit dipahami. e. Langkah-Langkah Pembelajaran Berbasis Portofolio Model pembelajaran portofolio merupakan salah satu model pembelajaran yang menekankan belajar siswa untuk aktif dan kreatif. Dalam hal ini siswa harus peka terhadap permasalahan yang ada di lingkungan dan masyarakat dan ikut serta berusaha untuk mencari dan menyelesaikan masalah yang terjadi dengan cara yang positif.

42 24 Langkah-langkah model pembelajaran portofolio menurut Fajar (2009) terdiri dari mengidentifikasi masalah, memilih masalah untuk kajian kelas, mengumpulkan informasi, mengembangkan portofolio kelas, penyajian portofolio, dan refleksi pengalaman belajar (hlm. 54) 1) Mengidentifikasi Masalah Dalam tahap ini terdapat beberapa kegiatan yang dilakukan guru bersama siswa yaitu mendiskusikan tujuan, mencari masalah, apa saja yang siswa ketahui, tentang masalah yang ada di lingkunganyang mereka anggap sesuai dengan kemampuan siswa. Dalam mengerjakan pekerjaan rumah tersebut siswa diharapkan untuk mencari tentang masalah yang dikaji dengan cara melalui sumbersumber cetak seperti majalah, koran, dan tabloid. 2) Memilih Masalah untuk Kajian Kelas Setelah siswa mengidentifikasi masalah, selanjutnya siswa dibimbing untuk memilih masalah untuk kajian kelas secara kelompok dengan cara mengadakan pemilihan secara demokratis tentang masalah yang akan mereka kaji dengan cara memilih salah satu masalah yang telah ditulis di papan tulis. 3) Mengumpulkan Informasi Masalah yang akan Dikaji oleh Kelas Langkah-langkah dalam tahapan mengumpulkan informasi masalah yang akan dikaji oleh kelas adalah sebagai berikut: a) Mengidentifikasi sumber-sumber informasi b) Tinjau ulang untuk memperoleh dan mendokumentasikan informasi. c) Pengumpulan informasi. 4) Mengembangkan Portofolio Kelas Pada tahap ini, siswa hendaknya telah menyelesaikan penelitian yang memadai untuk memuai membuat portofolio. Langkah-langkah dalam tahapan pengembangan portofolio kelas ini adalah sebagai berikut: a) Kelas dibagi menjadi 4 kelompok dan setiap kelompok akan bertanggung jawab untuk membuat satu bagian portofolio b) Guru mengulas tugas-tugas commit rinciannya to user untuk portofolio.

43 25 c) Guru menjelaskan bahwa informasi yang dikumpulkan oleh tim peneliti seringkali akan bermanfaat bagi lebih dari satu kelompok portofolio. 5) Penyajian Portofolio Penyajian portofolio kelas (show case) dilaksanakan setelah kelas menyelesaikan portofolio tampilan maupun portofolio dokumentasi. Dalam menyelenggarakan gelar kasus (show case), guru sebagai pihak penyelenggara dan penilai harus menjelaskan kriteria penilaian dan menilai secara adil. 6) Refleksi Pengalaman Belajar Dalam kegiatan refleksi, siswa diajak melakukan evaluasi tentang apa dan bagaimana mereka belajar. Tujuan refleksi adalah untuk belajar menghindari kesalahan di masa yang akan dating dan meningkatkan kinerja siswa. Dengan merefleksi pengalaman belajar siswa maka sangat mendukung modus pengalaman belajar. f. Penilaian Portofolio Portofolio sebagai penilaian dikenal dengan istilah portofolio based assesment. Menurut Poerwanti (2009), penilaian portofolio pada dasarnya menilai karya-karya siswa secara individu pada satu periode pada satu mata pelajaran. Akhir suatu periode hasil karya tersebut dikumpulkan dan dinilai oleh guru dan peserta didik sendiri. Berdasarkan perkembangan tersebut, guru dan peserta didik sendiri dapat menilai perkembangan kemampuannya dan terus melakukan perbaikan (hlm. 208). Penilaian portofolio dapat memperlihatkan perkembangan kemajuan belajar peserta didik melalui karyanya, antara lain : karangan, puisi, surat, komposisi musik, gambar, foto, lukisan, resensi buku, laporan penelitian, sinopsis, dan sebagainya. Hal tersebut sejalan dengan ungkapan yang dikemukakan Kariman and Moafi (2011) dalam jurnal internasional bahwa Portfolio evaluation expands learning opportunities by increasing the students' participation in the learning process and helping them to apply theory in practice. Evaluasi portofolio memperluas kesempatan belajar dengan meningkatkan

44 26 partisipasi siswa dalam proses belajar dan membantu mereka untuk menerapkan teori dalam praktek. Lebih lanjut Kariman and Moafi (2011) menyimpulkan Moreover, portfolios help students to develop three basic self-directed learning skills, assessing the quality of their own performance, formulating learning needs, and selecting future learning tasks. Disimpulkan bahwa, portofolio membantu siswa untuk mengembangkan tiga dasar self-directed keterampilan belajar, menilai kualitas kinerja mereka sendiri, merumuskan kebutuhan belajar, dan memilih tugas-tugas pembelajaran pada masa depan. Melalui penilaian berbasis portofolio dapat dilakukan penilaian terhadap tiga aspek yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dalam proses pembelajaran berbasis portofolio siswa dipantau dari awal hingga akhir pembelajaran. Dari karya atau tugas siswa dilakukan penilaian afektif melalui pengamatan sikap siswa dalam mengikuti pembelajaran, penilaian psikomotorik dilakukan melalui pengamatan kreativitas dan keterampilan siswa dalam menyelesaikan tugasnya, dan penilaian kognitif dilakukan melalui penilaian terhadap soal evaluasi pembelajaran. Langkah-langkah penilaian portofolio menurut Poerwanti (2009) diungkapkan bahwa langkah-langkah yang perlu dalam penilaian portofolio di sekolah dimulai dari penjelasan tentang portofolio, pembuatan portofolio, sampai penilaian portofolio (hlm. 210). Secara rinci langkahlangkah penilaian portofolio sebagai berikut. 1) Jelaskan kepada peserta didik bahwa penggunaan portofolio, tidak hanya merupakan kumpulan hasil kerja peserta didik yang digunakan oleh guru untuk menilai, tetapi digunakan juga oleh peserta didik sendiri, dengan melihat portofolionya, peserta didik dapat mengetahui kemampuan, keterampilan, dan minatnya. 2) Tentukan bersama peserta didik sampel-sampel portofolio apa saja yang akan dibuat. Portofolio antar peserta didik bisa sama bisa berbeda. 3) Kumpulkan dan simpan karya-karya tiap-tiap peserta didik dalam satu map atau folder.

45 27 4) Berilah tanggal pembuatan pada setiap informasi perkembangan peserta didik sehingga dapat terlihat perbedaan kualitas dari waktu ke waktu. 5) Tentukan aspek-aspek yang akan dinilai dari sampel portofolio beserta pembobotannya bersama peserta didik sebelum mereka membuat karyanya. 6) Diskusikan cara penilaian kualitas karya peserta didik. 7) Minta peserta didik menilai karyanya secara berkesinambungan, guru dapat membimbing peserta didik bagaimana menilai dan memberi keterangan kelebihan dan kekurangan serta cara memperbaikinya. 8) Setelah karya dinilai dan nilainya kurang memuaskan maka peserta didik diberi kesempatan untuk memperbaikinya, dengan catatan ada kesepakatan tentang batas waktu. 9) Apabila diperlukan. Buatlah jadwal pertemuan untuk membahas portofolio siswa. 3. Pembelajaran IPA Daur Hidup Hewan dengan Portofolio Pembelajaran IPA daur hidup hewan pada kelas IV Sekolah Dasar memiliki kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa yaitu mendeskripsikan daur hidup hewan di lingkungan sekitar. Untuk dapat mendeskripsikan daur hidup hewan dengan baik, siswa harus memahami materi bukan menghafalnya. Apabila siswa paham terhadap materi daur hidup hewan, maka siswa akan memiliki kemampuan untuk mendeskripsikan daur hidup hewan dengan baik. Pelaksanaan pembelajaran berbasis portofolio dalam materi daur hidup hewan, proses pembelajaran yang diterapkan adalah Pembelajaran Aktif Inovatif Kreatif Efektif dan Menyenangkan (PAIKEM). Siswa terlibat aktif mulai dari pemilihan masalah yang akan dikaji di kelas sampai pada proses penilaian. Pembelajaran IPA daur hidup hewan dengan portofolio secara garis besar dilakukan sebagai berikut. a. Mengidentifikasi Masalah Siswa dilibatkan dalam mengidentifikasi permasalahan-permasalahan yang terdapat dalam materi daur hidup hewan. Guru memancing kretivitas siswa dengan pertanyaan-pertanyaan commit to terkait user untuk menumbuhkan motivasi

46 28 dan kreativitas siswa. Siswa dibimbing untuk mengidentifikasi pengertian dan jenis-jenis daur hidup hewan. b. Memilih Masalah untuk Kajian Kelas Peserta didik yang telah mengidentifikasi masalah daur hidup hewan diajak untuk membahas lebih mendalam materi daur hidup hewan dengan memilih masalah yang lebih khusus untuk dikaji. Dengan bimbingan guru. siswa dibagi menjadi empat kelompok untuk memilih masalah yang akan dikaji tiap kelompok yaitu memilih salah satu hewan untuk dikaji daur hidupnya. c. Mengumpulkan Informasi Masalah yang akan Dikaji oleh Kelas Setiap kelompok telah memperoleh masalah yaitu hewan yang akan mereka kaji daur hidupnya. Guru membantu dan mengarahkan siswa untuk mengumpulkan informasi mengenai daur hidup hewan yang mereka peroleh. Informasi dapat diperoleh dari buku-buku pelajaran atau media yang disediakan guru, serta sumber informasi lain. Siswa diperbolehkan menggali informasi dari narasumber atau guru dengan bertanya dengan baik (wawancara). d. Mengembangkan Portofolio Kelas Setelah semua kelompok mengumpulkan informasi yang mereka butuhkan, selanjutnya setiap kelompok diberi tugas untuk membuat gambar atau model daur hidup hewan yang mereka kaji dengan bimbingan guru. Gambar atau model yang telah dibuat didokumentasikan dalam portofolio kelompok. e. Penyajian Portofolio Portofolio kelompok yang telah selesai selanjtunya disajikan untuk dinilai oleh guru. Guru menilai dan memberi catatan kekurangan atau kesalahan pada portofolio kelompok agar dapat diperbaiki dan dipantau perkembangannya pada pertemuan selanjutnya. f. Refleksi Pengalaman Belajar Dalam pelaksanaan pembelajaran berbasis portofolio pada materi daur hidup hewan yang terpenting commit adalah to user pengisian catatan dokumentasi

47 29 portofolio siswa. Setiap tugas siswa dalam mencari informasi tentang daur hidup hewan dicatat dalam dokumentasi portofolio dan hasil karya siswa yang mendeskripsikan daur hidup hewan dalam bentuk gambar disimpan secara rapi untuk kemudian dilaporkan dalam penyajian portofolio untuk dinilai oleh guru. Pada setiap pertemuan siswa diwajibkan mengisi serta melaporkan dokumentasi portofolio siswa baik individu maupun kelompok. Melalui langkah ini baik siswa maupun guru dapat menilai perkembangan kemampuan siswa mendeskripsikan daur hidup hewan dengan melihat catatan perkembangan siswa serta kumpulan tugas membuat karya gambar tentang daur hidup hewan. Kemudian dari hasil pemantauan dokumentasi portofolio dapat diketahui letak kekurangan siswa sehingga untuk tugas berikutnya tentunya akan semakin baik dibandingkan tugas pertama atau sebelumnya. B. Hasil Penelitian yang Relevan Penelitian yang relevan yaitu Peningkatan Kemampuan Mendeskripsikan Daur Hidup Hewan dengan Strategi Picture And Picture pada Siswa Kelas IV SDN 01 Celep Kedawung Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011. Penelitian ini dilakukan oleh Adi Susmartini. Hasil penelitian dipaparkan sebagai berikut: (1) hasil penilaian terhadap pengamatan, skor keaktifan siswa pada kegiatan pembelajaran siklus I adalah 6,0 (cukup), siklus II adalah 8,0 (baik), dan siklus III adalah 9,14 (sangat baik). (2) Jumlah siswa yang mencapai nilai KKM berdasarkan hasil tes siswa dalam kegiatan pembelajaran pada siklus I adalah 14 siswa (70%), siklus II sebanyak 15 siswa (75%) dan siklus III sebanyak 16 siswa (80%). Kesimpulan dari penelitian ini adalah strategi Picture and Picture dapat meningkatkan keaktifan dan kemampuan siswa dalam mendeskripsikan daur hidup hewan di kelas IV SDN 01 Celep Kedawung Sragen tahun pelajaran 2010/2011. Persamaan dengan penelitian iniadalah pada pada variabel terikat yaitu kemampuan mendeskripsikan daur hidup hewan. Penelitian lain yang relevan yaitu Upaya Meningkatkan Hasil dan Partisipasi Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPA Topik Penyesuaian Makhluk Hidup

48 30 dengan Lingkungan Melalui Pembelajaran Berbasis Portofolio di Kelas IV SDN Sumbersari Indah 2 Kota Bandung. Penelitian ini dilakukan oleh Siti Hasanah. Hasil penelitian ini adalah peningkatan aktivitas siswa meningkat sebesar 18%dari 73% (siklus I) menjadi 91% (siklus II) dengan kriteria baik sekali. Hasil nilai kumulatif (NK) siswa yang diperoleh dari gabungan penilaian proses/lks (PP), dan penilaian hasil post tes (PH) meningkat sebesar 5,8% dari 85,2% (siklus I) menjadi 91% (siklus II) dengan kriteria baik sekali. Peningkatan partisipasi belajar siswa sebesar 8,8% dari 89% (siklus I) menjadi 97,8% (siklus II) dengan kriteria baik sekali. Melihat hasil yang didapat pada penelitian ini, kesimpulan penelitian ini yaitu pembelajaran IPA berbasis portofolio dapat meningkatkan hasil dan partisipasi belajar siswa. Persamaan dengan penelitian ini adalah pada pada variable pembelajaran berbasis potofolio yang digunakan sebagai variabel bebas. Penelitian lain yang juga relevan dilakukan oleh M Harun Alrasyid (2011) yang berjudul Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Berbasis Portofolio pada Mata Pelajaran IPS Siswa Kelas V SDN Tonjong 2 Kelurahan Nanggeleng Kecamatan Citamiang Kota Sukabumi Tahun Hasil penelitian yang diperoleh adalah penggunaan Model Portofolio dapat meningkatkan hasil belajar IPS pada siswa kelas V SDN Tonjong 2 Kelurahan Nanggeleng Kecamatan Citamiang Kota Sukabumi Tahun Peningkatan hasil belajar siswa terlihat dari hasil setiap siklus. Siklus I rata-rata nilai pretest siswa adalah 67,50 dan nilai post tes meningkat menjadi 61,75. Siklus II nila ratarata prates siswa 70,00 dan meningkat pada post tes menjadi 73,00. Selanjutnya pada siklus III nilai prates siswa yaitu 77,25 dan menngkat pada nilai post tes menjadi 85,25. Berdasarkan keadaan tersebut terbukti bahwa metode belajar portofolio mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Persamaan dengan penelitian ini adalah sama-sama menggunakan model pembelajaran berbasis portofolio sebagai variabel bebas. C. Kerangka Berpikir Pada kondisi awal, kemampuan mendeskripsikan daur hidup berbagai hewan di lingkungan sekitar pada peserta didik kelas IV SD Negeri I Kemasan,

49 31 Polokarto, Sukoharjo tergolong rendah, nilai rata-rata siswa kelas IV dalam kemampuan mendeskripsikan daur hidup hewan adalah 58. Sebanyak 14 siswa memperoleh nilai di bawah KKM. Peserta didik belum mempunyai kemampuan mendeskripsikan daur hidup hewan yang baik. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranyapembelajaran IPA masih belum melibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran, siswa kurang memperoleh pengalaman belajar yang berkesan, siswa menganggap pelajaran IPA merupakan pelajaran hafalan dan banyak mencatat, serta kurangnya pemantauan perkembangan kemampuan siswa melalui tugas-tugas yang dikerjakan. Oleh karena itu, diperlukan adanya suatu model pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan mendeskripsikan daur hidup hewan. Model pembelajaran berbasis portofolio merupakan model pembelajaran yang memberikan pengalaman belajar yang menyenangkan dan dapat memantau proses perkembangan kemampuan siswa dari tugas-tugas yang dikerjakan. Sehingga diharapkan model ini, mampu meningkatkan kemampuan mendeskripsikan daur hidup hewan. Penelitian ini dilaksanakan dua siklus, dengan indikator ketercapaian berupa ketuntasan klasikal mencapai 85% dengan nilai rata-rata kurang lebih 80. Berdasarkan hal tersebut, maka pada kondisi akhir diharapkan penerapan model pembelajaran berbasis portofolio dapat meningkatkan kemampuan mendeskripsikan daur hidup hewan di lingkungan sekitar pada siswa kelas IV SD Negeri I Kemasan, Polokarto, Sukoharjo. Secara skematis kerangka berpikir dapat dilihat pada gambar 2.4 di bawah ini:

50 32 Kondisi Awal Tindakan Kondisi Akhir 1. Model pembelajaran yang diterapkan kurang melibatkan siswa aktif dan kurang memantau kemajuan siswa melalui tugas atau hasil pekerjaan siswa. 2. Media pembelajaran yang digunakan masih minim. 3. Peserta didik hanya mencatat dan menghafal. Penerapan model pembelajaran berbasis portofolio Kemampuan mendeskripsikan daur hidup hewan meningkat 14 siswa memiliki kemampuan mendeskripsikan daur hidup hewan rendah. Siklus I 1. Perencanaan 2. Tindakan 3. Observasi 4. Refleksi Siklus II 1. Perencanaan 2. Tindakan 3. Observasi 4. Refleksi Gambar 2.4. Skema Kerangka Berpikir D. Hipotesis Tindakan Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir di atas, maka dalam penelitian ini dapat dikemukakan hipotesis sebagai berikut: Melalui penerapan model pembelajaran berbasis portofolio dapat meningkatkan kemampuan mendeskripsikan daur hidup hewan dalam mata pelajaran IPA pada siswa kelas IV SD Negeri I Kemasan Sukoharjo tahun 2012.

51 1. Tempat Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas IV SD Negeri I Kemasan, Polokarto, Sukoharjo. Alasan pemilihan tempat penelitian di SD Negeri I Kemasan Kecamatan Polokarto Kabupaten Sukoharjo adalah : a. Belum pernah dilakukan penelitian yang sejenis, sehingga terhindar dari kemungkinan penelitian ulang. b. Kemampuan siswa mendeskripsikan daur hidup hewan dalam pembelajaran IPA masih rendah, sehingga perlu ditingkatkan. 2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan, yakni mulai Februari 2012 sampai Juli Jadwal penelitian disajikan pada tabel 3.1 sebagai berikut: Kegiatan Penelitian Tabel 3.1. Jadwal Penelitian 1. Persiapan Penelitian a. Koordinasi peneliti dengan pihak sekolah b. Mengidentifikasi masalah c. Menyusun proposal penelitian d. Menyiapkan perangkat pembelajaran dan instrumen penelitian 2. Pelaksanaan Tindakan a. Siklus I 1. Perencanaan 2. Pelaksanaan tindakan 3. Observasi 4. Refleksi b. Siklus II 1. Perencanaan 2. Pelaksanaan tindakan 3. Observasi 4. Refleksi 3. Analisis Data a. Analisis data dan penyusunan laporan/skripsi b. Ujian dan revisi c. Penggandaan dan pengumpulan commit laporan to user Bulan Feb Mar Apr Mei Jun Jul 33

52 34 B. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas IV SD Negeri I Kemasan Kecamatan Polokarto Kabupaten Sukoharjo, tahun pelajaran 2011/2012 sejumlah 22 peserta didik, yang terdiri dari 10 laki-laki dan 12 perempuan. C. Sumber Data Data yang dikumpulkan dan dikaji dalam penelitian ini berupa informasi tentang peningkatan kemampuan mendeskripsikan daur hidup hewan melalui pembelajaran berbasis portofolio. Data tersebut dikumpulkan dari berbagai sumber. Sumber data tersebut meliputi : 1. Sumber data primer yaitu hasil tes siswa berupa nilai kemampuan mendeskripsikan daur hidup hewan dan hasil wawancara terhadap guru kelas IV SD Negeri I Kemasan, Sukoharjo. 2. Sumber data sekunder yaitu dokumentasi berupa arsip pendukung seperti silabus pembelajaran dan daftar siswa kelas IV SD Negeri I Kemasan, Sukoharjo tahun pelajaran 2011/2012, serta hasil observasi berupa data pengamatan terhadap siswa dan guru. D. Teknik Pengumpulan Data Sesuai dengan bentuk penelitian tindakan kelas dan juga jenis sumber data yang dimanfaatkan, maka teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Tes Tes menurut Arikunto (2010) adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki individu atau kelompok (hlm. 193). Tes dilakukan untuk mengumpulkan datatentang kemampuan mendeskripsikan daur hidup hewan pada peserta didik kelas IV SD Negeri I Kemasan melalui serentetan pertanyaan. Tes dilaksanakan setiap pertemuan pada kegiatan akhir. Tes yang diberikan berupa tes tertulis. Dalam tes ini siswa mengerjakan soal uraian tentang commit materi to daur user hidup hewan.

53 35 2. Observasi Arikunto (2011) menjelaskan bahwa observasi adalah kegiatan pengamatan (pengambilan data) untuk memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran (hlm. 127). Observasi dilakukan untuk mengumpulkan data tentang hal-hal yang berkaitan dengan kemampuan mendeskripsikan daur hidup hewan melalui pengamatan kegiatan yang dilakukan guru dan siswa di dalam kelas. Observasi difokuskan pada persiapan, proses pembelajaran, dan kemampuan siswa mendeskripsikan daur hidup hewan selama pembelajaran. Kegiatan observasi ini dilakukan berdasarkan lembar observasi yang sudah dipersiapkan. 3. Wawancara Wawancara menurut Arikunto (2010) adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara (hlm. 198). Wawancara dilakukan terhadap guru kelas IV SD Negeri I Kemasan yang bertujuan mengumpulkan data tentang hal-hal yang berkaitan dengan kemampuan mendeskripsikan daur hidup pada peserta didik kelas IV SD Negeri I Kemasan melalui tanya jawab mengenai model pembelajaran yang diterapkan selama ini, serta pendapat mengenai keberhasilan pembelajaran sebelum dan sesudah diterapkan model pembelajaran berbasis portofolio. Wawancara dilakukan berdasarkan pada pedoman wawancara yang sudah dipersiapkan. 4. Dokumentasi Dokumentasi atau teknik mencatat dokumen ini oleh Yin dalam Sutopo (2002) disebut sebagai content analysis, sebagai cara untuk menemukan beragam hal sesuai dengan kebutuhan dan tujuan penelitiannya (hlm. 69). Kajian dokumen dilakukan untuk mengumpulkan data tentang hal-hal yang berkaitan dengan kemampuan mendeskripsikan daur hidup hewan melalui arsip atau dokumen berupa Silabus IPA kelas IV SD, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), foto dan video kegiatan pembelajaran, serta daftar nilai

54 36 IPA sebelum dan sesudah menggunakan model pembelajaran berbasis portofolio. E. Validitas Data Suatu informasi yang akan dijadikan data penelitian perlu diperiksa validitasnya, sehingga data tersebut bisa dipertanggungjawabkan dan dapat dijadikan sebagai dasar yang kuat dalam menarik kesimpulan. Teknik yang digunakan untuk memeriksa validitas dalam penelitian ini adalah teknik triangulasi. Sugiyono (2007) berpendapat bahwa triangulasi diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu. Sugiyono membagi teknik triangulasi menjadi tiga, yaitu teknik triangulasi sumber data, triangulasi teknik pengumpulan data, dan triangulasi waktu pengumpulan data (hlm. 125). Teknik triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik triangulasi sumber data dan triangulasi teknik pengumpulan data. Adapun yang dimaksud kedua hal tersebut adalah sebagai berikut: 1. Triangulasi Sumber Triangulasi sumber yaitu data atau informasi yang diperoleh dari satu sumber dikomparasikan dan diuji dengan data atau informasi yang diperoleh dari sumber lain. Sumber data yang diperoleh peneliti berasal dari siswa dan guru, hasil observasi pelaksanaan pembelajaran, dan nilai hasil belajar. Dalam teknik triangulasi sumber ini yang dilakukan peneliti adalah membandingkan data yang diperoleh dari siswa dan guru, data yang diperoleh dari hasil observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran, dan data nilai hasil pembelajaran. Dari data yang terkumpul dari berbagai sumber tersebut kemudian ditarik kesimpulan data yang lebih kuat validitasnya. 2. Triangulasi Teknik Triangulasi teknik, yaitu peneliti menguji data yang sama dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda. Peneliti menggunakan teknik tes, observasi, dan dokumentasi. Dalam triangulasi teknik ini peneliti menggunakan metode pengumpulan data yang berupa dokumentasi kemudian

55 37 dilakukan observasi yang mendalam dari data tersebut dan hasilnya diuji dengan menggunakan teknik tes. Dari data yang diperoleh melalui beberapa teknik pengumpulan data yang berbeda tersebut dibandingkan dan ditarik kesimpulan data yang lebih kuat validitasnya. F. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis yang menggunakan model analisis interaktif. Model analisis interaktif mempunyai tiga komponen yaitu: (1) reduksi data (data reduction), (2) penyajian data (data display), (3) penarikan kesimpulan(verification). Miles dan Huberman (2009) mengemukakan bahwa tiga komponen tersebut sebagai sesuatu yang jalin menjalin pada saat sebelum, selama, dan sesudah pengumpulan data dalam bentuk yang sejajar, untuk membangun wawasan umum yang disebut analisis (hlm. 19). Reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan menjadi gambaran keberhasilan secara berurutan sebagai rangkaian kegiatan analisis yang saling susul menyusul. Secara singkat, tiga komponen tersebut dijelaskan sebagai berikut: 1. Reduksi Data (Data Reduction) Reduksi data yaitu proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Data-data penelitian yang telah dikumpulkan selanjutnya direduksi. Reduksi dalam penelitian ini dilakukan dengan pemilihan dan penyederhanaan data kasar yang didapat oleh peneliti. Dalam penelitian ini, reduksi yang dilakukan dengan pemilihan dan penyederhanaan data kondisi SD Negeri I Kemasan, data nilai peserta didik, data hasil observasi guru dan peserta didik kelas IV SD Negeri I Kemasan, serta data hasil wawancara guru sebelum dan sesudah tindakan. 2. Penyajian Data (Data Display) Penyajian data yaitu sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Hasil dari data-data penelitian selanjutnya digabungkan dan disimpulkan. Penyajian data yang telah direduksi, kemudian disusun dan didisplay dalam bentuk tabel,

56 38 grafik, dan dinarasikan dalam pembahasan penelitian. Data yang disajikan dalam penelitian ini meliputi data kondisi SD Negeri I Kemasan, data nilai peserta didik, data hasil observasi guru dan peserta didik kelas V SD Negeri I Kemasan, serta data hasil wawancara guru sebelum dan sesudah tindakan. 3. Penarikan Kesimpulan (Verification) Kegiatan ini dilakukan untuk memantapkan kesimpulan dari tampilan data agar benar-benar dapat dipertanggungjawabkan. Seluruh hasil analisis yang terdapat dalam reduksi data maupun penyajian data diambil suatu kesimpulan. Penarikan kesimpulan tentang peningkatan yang terjadi dilaksanakan secara bertahap mulai dari kesimpulan sementara, kesimpulan yang ditarik pada akhir siklus I, dan kesimpulan terakhir pada akhir siklus II. Kesimpulan yang pertama sampai dengan yang terakhir harus terkait. Setiap kesimpulan yang ditarik pada akhir siklus dilakukan refleksi untuk menentukan atau menyusun rencana tindakan berikutnya. Setelah semua data disajikan dalam laporan, peneliti menarik kesimpulan yang merupakan jawaban dari hipotesis penelitian. Hubungan interaksi antara unsur-unsur kerja analisis tersebut dapat dilihat pada gambar 3.1 sebagai berikut. Pengumpulan Data (Data Collection) Penyajian Data Reduksi Data (Data Display) (Data Reduction) Penarikan Kesimpulan/Verifikasi Gambar 3.1. Komponen-komponen Analisis Data (Sumber : Miles & Huberman, 2009: 20)

57 39 G. Indikator Ketercapaian Indikator ketercapaian menurut Suwandi (2009) merupakan rumusan yang dijadikan acuan atau tolak ukur dalam menentukan keberhasilan atau keefektifan penelitian (hlm. 70). Indikator ketercapaian yang ingin dicapai dalam penelitian tindakan kelas ini adalah meningkatnya kemampuan mendeskripsikan pada peserta didik kelas IV SD Negeri I Kemasan Kecamatan Polokarto Kabupaten Sukoharjo dengan menerapkan model pembelajaran berbasis portofolio. Pelaksanaan penelitian ini dikatakan berhasil apabila telah memenuhi indikator ketercapaian yaitu tingkat ketuntasan klasikal mencapai 85% dengan nilai rata-rata kelas kurang lebih 80. Hal ini didasarkan pada nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) di SD Negeri I Kemasan, Sukoharjo untuk mata pelajaran IPA kelas IV yaitu 64. H. Prosedur Penelitian Prosedur penelitian adalah sebuah rangkaian tahap penelitian dari awal hingga akhir. Indikator yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah meningkatnya kemampuan mendeskripsikan daur hidup hewan pada peserta didik kelas IV SD Negeri I Kemasan, Polokarto, Sukoharjo melalui penerapan model pembelajaran berbasis portofolio. Untuk memperoleh indikator yang ingin dicapai, prosedur penelitian ini mencakup beberapa tindakan. Setiap tindakan tersebut dirancang dalam satu unit sebagai satu siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap sebagai berikut: (1) perencanaan (planning); (2) pelaksanaan tindakan (action); (3)observasi dan evaluasi tindakan (observation and evaluation); dan (4) refleksi tindakan (reflecting). Prosedur penelitian di atas dapat dilihat pada gambar 3.2 berikut.

58 40 Perencanaan Refleksi Siklus I Pelaksanaan Pengamatan Perencanaan Refleksi Siklus II Pelaksanaan Pengamatan Berhasil Gambar 3.2. Model PTK (Arikunto, dkk, 2011: 16) Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus dengan 2 kali pertemuan di setiap siklusnya. Secara rinci, setiap siklus dipaparkan sebagai berikut: 1. SiklusI a. Perencanaan 1) Menganalisis SK, KD, dan indikator dari silabus IPA SD kelas IV. 2) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menggunakan model pembelajaran berbasis portofolio. 3) Menyusun lembar observasi guru dan peserta didik. 4) Mengembangkan format evaluasi pembelajaran. 5) Menetapkan indikator ketercapaian yang dilaksanakan dalam proses pembelajaran. 6) Menyiapkan sarana dan prasarana pendukung untuk proses pembelajaran seperti pembuatan media pembelajaran. b. Tindakan Pada tahap pelaksanaan tindakan dilakukan serangkaian kegiatan berdasarkan RPP yang telah commit disiapkan. to user

59 41 1) Guru mempersiapkan siswa secara mental dan psikis agar sehingga siswa siap untuk menerima pelajaran, menyampaikan materi dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Guru menjelaskan tentang pembelajaran portofolio yang akan dilakukan. 2) Guru bersama siswa mengidentifikasi masalah yang akan dipelajarai. Guru menjelaskan sedikit tentang materi daur hidup hewan. 3) Guru bersama siswa memilih permasalahan untuk kajian kelas dan kelompok. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, kemudian setiap siswa memilih hewan yang akan mereka kaji daur hidupnya. 4) Setelah itu siswa mencari informasi baik dari buku atau sumber informasi lainnya mengenai masalah yang mereka kaji. Guru bertugas membimbing dan mengarahkan kelompok yang kesulitan memperoleh informasi. 5) Setiap kelompok mengembangkan portofolionya. Setiap kelompok ditugasi membuat gambar daur hidup hewan yang mereka kaji. Kemudian informasi yang telah mereka peroleh dituliskan untuk kemudian dituliskan pada gambar daur hidup hewan yang telah mereka buat. 6) Guru membimbing siswa mengisi dokumentasi portofolio kelompok untuk dilaporkan pada guru. Setelah itu dilanjutkan dengan penyajian portofolio tiap kelompok. 7) Guru bersama siswa merefleksi dan menyimpulkan hasil pembelajaran dan memantau perkembangan siswa melalui dokumentasi portofolio kelompok. 8) Siswa mengerjakan soal evaluasi individu. Setelah itu,guru memberi pekerjaan rumah dan yang terpenting adalah mengarahkan siswa untuk mencatat tugas-tugas yang harus mereka kerjakan dalam dokumentasi portofolio siswa untuk dilaporkan pada pertemuan berikutnya. Guru melakukan pemantauan terhadap perkembangan kemampuan siswa melalui dokumentasi portofolio siswa.

60 42 c. Observasi Tahap observasi dilakukan dengan mengamati proses pembelajaran yaitu aktivitas siswa dan kinerja guru. Observasi diarahkan pada poin-poin dalam pedoman yang telah disiapkan peneliti. d. Refleksi Peneliti bersama guru kelas IV membuat refleksi atas tindakan pada siklus I. Pada tahap refleksi peneliti melakukan analisis terhadap proses pelaksanaan pembelajaran siklus I dan data hasil belajar berupa nilai siswa pada siklus I tentang daur hidup hewan. Indikator ketercapaian pada siklus I adalah 75%. Selain itu, pada tahap ini dicari pula hambatan atau permasalahan pada siklus I. Hambatan yang ditemui pada siklus I dicari solusinya agar dapat diperbaiki pada siklus II. 2. Siklus II a. Perencanaan 1) Mengidentifikasi kekurangan pada siklus I dan penetapan alternatif pemecahan masalah. 2) Menganalisis SK, KD, dan indikator dari silabus IPA SD kelas IV. 3) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menggunakan model pembelajaran berbasis portofolio. 4) Menyusun lembar observasi guru dan peserta didik. 5) Mengembangkan format evaluasi pembelajaran. 6) Menetapkan indikator ketercapaian yang dilaksanakan dalam proses pembelajaran. 7) Menyiapkan sarana dan prasarana pendukung untuk proses pembelajaran seperti pembuatan media pembelajaran. b. Tindakan Pada tahap pelaksanaan tindakan dilakukan serangkaian kegiatan berdasarkan RPP yang telah disiapkan 1) Guru mempersiapkan siswa secara mental dan psikis agar sehingga siswa siap untuk menerima pelajaran, menyampaikan materi dan tujuan

61 43 pembelajaran yang akan dicapai. Guru menjelaskan kembali tentang pembelajaran portofolio yang akan dilakukan. 2) Guru bersama siswa mengidentifikasi masalah yang akan dipelajarai. Guru menjelaskan sedikit tentang materi daur hidup hewan. 3) Guru bersama siswa memilih permasalahan untuk kajian kelas dan kelompok. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, kemudian setiap siswa memilih hewan yang akan mereka kaji daur hidupnya. 4) Setelah itu siswa mencari informasi baik dari buku atau sumber informasi lainnya mengenai masalah yang mereka kaji. Guru bertugas membimbing dan mengarahkan kelompok yang kesulitan memperoleh informasi. 5) Setiap kelompok mengembangkan portofolionya. Setiap kelompok ditugasi membuat model daur hidup hewan yang mereka kaji. Kemudian informasi yang telah mereka peroleh dituliskan untuk kemudian dituliskan pada model daur hidup hewan yang telah mereka buat. 6) Guru membimbing siswa mengisi dokumentasi portofolio kelompok untuk dilaporkan pada guru. Setelah itu dilanjutkan dengan penyajian portofolio tiap kelompok. 7) Guru bersama siswa merefleksi dan menyimpulkan hasil pembelajaran dan memantau perkembangan siswa melalui dokumentasi portofolio kelompok. 8) Siswa mengerjakan soal evaluasi individu. Setelah itu, guru memberi pekerjaan rumah dan yang terpenting adalah mengarahkan siswa untuk mencatat tugas-tugas yang harus mereka kerjakan dalam dokumentasi portofolio siswa untuk dilaporkan pada pertemuan berikutnya. Guru melakukan pemantauan terhadap perkembangan kemampuan siswa melalui dokumentasi portofolio siswa. c. Observasi Tahap observasi dilakukan dengan mengamati proses pembelajaran yaitu aktivitas siswa dan kinerja guru. Observasi diarahkan pada poin-poin dalam pedoman yang telah disiapkan peneliti.

62 44 d. Refleksi Pada tahap ini dilakukan penilaian dan pengkajian terhadap hasil tindakan pada siklus II dibandingkan dengan siklus I. Indikator ketercapaian pada siklus II adalah 85%. Apabila indikator ketercapaian 85% telah tercapai maka penelitian ini dinyatakan berhasil. Namun, jika indikator ketercapaian tersebut belum tercapai maka akan dilakukan siklus berikutnya (siklus ke-n).

63 BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Pratindakan Sebelum melaksanakan proses penelitian, terlebih dahulu peneliti melakukan kegiatan pratindakan dengan tujuan untuk mengetahui keadaan nyata yang ada di lapangan. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah wawancara, observasi, dan tes awal. Tahap pratindakan dilakukan pada bulan Februari. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan guru dalam menyampaikan materi mendeskripsikan daur hidup hewan di kelas IV SD Negeri I Kemasan Sukoharjo masih terdapat kekurangan, antara lain model pembelajaran yang diterapkan belum melibatkan siswa secara aktif dalam menggali informasi serta belum dapat memantau proses kemajuan siswa melalui tugas atau hasil pekerjaannya karena yang terjadi adalah tugas atau hasil pekerjaan siswa yang sudah selesai tidak disimpan dengan baik. Selain itu, penggunaan media pembelajaran yang masih minim dan belum menarik perhatian dan memudahkan siswa dalam menangkap materi yang disampaikan. Setelah dilakukan wawancara terhadap guru dan observasi terhadap proses pembelajaran yang berlangsung, kemudian dilakukan pengambilan nilai awal. Pengambilan nilai awal dilakukan melalui tes tertulis untuk memperoleh data nilai kemampuan mendeskripsikan daur hidup hewan pada prasiklus. Adapun data nilai kemampuan mendeskripsikan daur hidup hewan prasiklus secara rinci terdapat pada lampiran 2. Data penilaian kemampuan mendeskripsikan daur hidup hewan prasiklus dikelompokkan dalam tabel 4.1 berikut. 45

64 Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Mendeskripsikan Daur Hidup Hewan Prasiklus Interval Frekuensi Presentase ,18% ,10% ,90% ,72% ,10% Jumlah % Berdasarkan data tabel 4.1 di atas, grafik nilai kemampuan mendeskripsikan daur hidup hewan prasiklus dapat dilihat ke dalam gambar 4.1 berikut. 46 Frekuensi Interval Nilai Gambar 4.1.Grafik Nilai Kemampuan Mendeskripsikan Daur Hidup Hewan Prasiklus Dari tabel 4.1 distribusi frekuensi nilai dan gambar 4.1 grafik nilai kemampuan mendeskripsikan daur hidup hewan pada prasiklus, dapat diketahui bahwa nilai prasiklus atau sebelum tindakan yaitu jumlah siswa yang memperoleh nilai ada 4 siswa (18,18%), yang memperoleh nilai ada 2 siswa (9,10%), yang memperoleh nilai ada 9 siswa (40,90%), yang mendapat nilai ada 5 siswa (22,72%), dan siswa yang memperoleh nilai ada 2 siswa (9,10%).

65 Rekapitulasi nilai terendah, nilai tertinggi, nilai rata-rata kelas siswa kelas IV SD Negeri I Kemasan, serta data ketuntasan belajar siswa pada prasiklus disajikan dalam tabel 4 berikut. Tabel 4.2. Nilai Terendah, Nilai Tertinggi, Nilai Rata-rata dan Ketuntasan Klasikal Prasiklus Keterangan Nilai Nilai Terendah 30 Nilai Tertinggi 86 Nilai Rata-rata 58,00 Siswa Tuntas 8 Siswa Tidak Tuntas 14 Ketuntasan Klasikal (%) 36,36% Berdasarkan data tabel 4.2 di atas dapat dibuat grafik nilai terendah, nilai tertinggi dan nilai rata-rata siswa pada prasiklus ke dalam gambar 8 berikut. 47 Nilai Nilai Terendah Nilai Tertinggi Nilai Rata-rata Gambar 4.2. Grafik Nilai Terendah, Nilai Tertinggi, Nilai Rata-rata Prasiklus Dari gambar 8 berupa grafik nilai terendah nilai tertinggi, nilai ratarata pada prasiklus di atas, terlihat bahwa nilai terendah siswa dalam kemampuan mendeskripsikan daur hidup hewan adalah 30. Nilai tertinggi yang diperoleh adalah 86. Nilai rata-rata kelas sebesar 58,00.

66 48 Untuk memperjelas tingkat ketuntasan siswa pada prasiklus berdasarkan data pada tabel 4.2 dibuat grafik ketuntasan klasikal mendeskripsikan daur hidup hewan prasiklus pada gambar 4.3 berikut Presentase (%) Tidak tuntas Tuntas Gambar 4.3. Grafik Ketuntasan Klasikal Mendeskripsikan Daur Hidup Hewan Prasiklus. Berdasarkan data pada tabel 4.2 dan gambar 4.3 yaitu ketuntasan klasikal pada prasiklus. Tingkat ketuntasan klasikal pada kemampuan mendeskripsikan daur hidup hewan masih rendah yaitu 36,36%. Sebanyak 8 dari 22 siswa memperoleh nilai di atas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 64. Sementara sebanyak 14 siswa atau sekitar 63,64% dari jumlah siswa belum tuntas dengan memperoleh nilai di bawah KKM. Dari hasil ini maka perlu diupayakan peningkatan. Berdasarkan kondisi tersebut, selanjutnya peneliti mencari solusi permasalahan yang terdapat dalam pelaksanaan pembelajaran IPA mendeskripsikan daur hidup hewan, sehingga peneliti akan melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul Peningkatan Kemampuan Mendeskripsikan Daur Hidup Hewan Dalam Mata Pelajaran IPA Melalui Pembelajaran Berbasis Portofolio Pada Siswa Kelas IV SD Negeri I Kemasan Sukoharjo Tahun Penerapan tindakan ini difokuskan commit pada to user peningkatan hasil pembelajaran

67 49 kemampuan mendeskripsikan daur hidup hewan dalam mata pelajaran IPA melalui pembelajaran berbasis portofolio. B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus 1. Siklus I a. Perencanaan 1) Menganalisis SK, KD, dan Indikator dari silabus IPA SD kelas IV. 2) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran berbasis portofolio yang disusun 2 kali pertemuan masing-masing 2 jam pelajaran (2 x 35 menit) dan dilaksanakan dalam satu minggu.rancangan pelaksanaan pembelajaran yang dibuat mencakup penentuan: identitas RPP, standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, materi, pembelajaran, model dan metode pembelajaran, langkah-langkah kegiatan (skenario) pembelajaran, sumber dan media pembelajaran, dan teknik penilaian. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus I dapat dilihat pada lampiran 5 dan 6. 3) Menyusun lembar observasi guru dan peserta didik. Penggunaan lembar observasi akan mempermudah menentukan halhal apa saja yang harus lebih diutamakan dalam pengamatan. Lembar observasi yang dibuat untuk guru lebih diutamakan pada penilaian persiapan, jalannya kegiatan, dan pelaksanaan evaluasi pembelajaran. Sedangkan lembar observasi peserta didik digunakan untuk mengamati aktivitas siwa dalam mengikuti pembelajaran khususnya pada aspek afektif dan psikomotorik. Lembar observasi ini dapat dilihat pada lampiran 24 dan 25. 4) Mengembangkan format evaluasi pembelajaran. Evaluasi pembelajaran dilakukan untuk memperoleh hasil belajara siswa.evaluasi pembelajaran dilakukan melalui pemberian soal tes

68 50 tertulis untuk mengukur kemampuan mendeskripsikan daur hidup hewan. Soal evaluasi terdapat pada lampiran 20 dan 21. 5) Menetapkan indikator ketercapaian yang dilaksanakan dalam proses pembelajaran. Indikator ketercapain digunakan sebagai aacuan keberhasilan pelaksanaan tindakan. Indikator ketercapaian ditetapkan berdasarkan ketuntasan klasikal 85% yaitu 19 siswa memperoleh nilai di atas KKM dengan nilai rata-rata kelas kurang lebih 80. 6) Menyiapkan sarana dan prasarana pendukung untuk proses pembelajaran seperti pembuatan media pembelajaran berupa gambar daur hidup hewan. Media pembelajaran digunakan sebagai alat bantu menyampaikan materi pembelajaran daur hidup hewan. Media yang digunakan pada siklus I adalah gambar-gambar daur hidup hewan di antaranya gambar daur hidup ayam, kupu-kupu, dan kecoa. b. Tindakan Pada tahap pelaksanaan ini dilakukan dengan mengadakan pembelajaran sesuai dengan tahap perencanaan yaitu dalam satu siklus ada 2 x tatap muka (pertemuan) yang masing-masing 2 x 35 menit, sesuai skenario pembelajaran dan RPP yang disusun. Langkah kegiatan pembelajaran pada masing-masing pertemuan adalah sebagai berikut: 1) Pertemuan Pertama Kegiatan diawali dengan berdoa bersama-sama kemudian dilanjutkan presensi kehadiran siswa, semua siswa hadir.sebagai kegiatan awal, guru melakukan apersepsi dengan menyanyikan lagu kepompong. Selanjutnya guru memberikan motivasi dengan cara bercerita sedikit tentang asyiknya belajar IPA khususnya materi daur hidup hewan. Selain itu guru juga menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai serta menginformasikan kepada siswa tentang model pembelajaran berbasis portofolio yang akan diterapkan. Kegiatan awal menghabiskan commit waktu to user kurang lebih 10 menit.

69 51 Kegiatan inti terdiri dari eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi. Kegiatan inti berlangsung kurang lebih 40 menit. Siswa memperhatikan sedikit penjelasan guru tentang daur hidup hewan dilanjutkan pengidentifikasian masalah dan pemilihan masalah yang akan dikaji tentang hewan apa saja yang akan dikaji daur hidupnya. Pada pertemuan pertama ini masalah yang akan dikaji adalah daur hidup hewan kupu-kupu, lalat, kecoa, dan kucing. Setelah itu siswa dibagi menjadi 4 kelompok yang heterogen. Kelompok dibagi oleh guru berdasarkan nilai prasiklus sehingga antara siswa yang pandai, sedang dan kurang pandai dapat merata penyebarannya. Tugas setiap kelompok adalah mengumpulkan informasi sebanyak mungkin dari sumber yang tersedia yaitu buku ajar dan gambar daur hidup hewan serta bisa juga dengan bertanya pada guru. Setelah itu, setiap kelompok menyusun portofolio berupa pembuatan gambar daur hidup hewan yang diperoleh disertai pemberian penjelasan berdasarkan informasi yang mereka peroleh. Tugas guru adalah membimbing dan memantau hasil pekerjaan setiap kelompok. Selanjutnya pada tahap konfirmasi, setiap kelompok melaporkan hasil pekerjaanya pada penyajian portofolio, serta mengisi dokumentasi portofolio kelompok sesuai format yang telah dibuat (Lampiran 14). Kegiatan akhir dilaksanakan kurang lebih 20 menit. Pada tahap ini guru bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran dilanjutkan dengan pemberian soal evaluasi untuk mengukur hasil belajar siswa. Setelah itu di akhir pembelajaran guru memberikan pekerjaan rumah individu untuk membuat gambar daur hidup hewan nyamuk, katak belalang, dan ayam sertayang telah dipelajari. 2) Pertemuan kedua Kegiatan diawali dengan berdoa bersama-sama kemudian dilanjutkan presensi kehadiran siswa, semua siswa hadir. Sebagai kegiatan awal, guru melakukan apersepsi dengan menyanyikan lagu kodok ngorek. Selanjutnya commit guru to user menyampaikan tujuan pembelajaran

70 52 yang akan dicapai dan melihat pekerjaan rumah siswa dan membimbing pembuatan dokumentasi portofolio siswa (Lampiran 15). Kegiatan awal menghabiskan waktu kurang lebih 10 menit. Kegiatan inti terdiri dari eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi.kegiatan inti berlangsung kurang lebih 40 menit. Siswa bersama guru mengidentifikasian masalah dan pemilihan masalah yang akan dikaji tentang hewan apa saja yang akan dikaji daur hidupnya. Pada pertemuan kedua ini masalah yang akan dikaji adalah daur hidup hewan katak, ayam, nyamuk, dan belalang. Setelah itu siswa kembali bekerja secara kelompok sebagaimanan pada pertemuan pertama mulai dari mengumpulkan informasi sampai penyusunan portofolio kelompok. Tugas guru adalah membimbing dan memantau hasil pekerjaan setiap kelompok berdasarkan pemantauan dokumentasi portofolio kelompok pada pertemuan pertama. Selanjutnya pada tahap konfirmasi, setiap kelompok melaporkan hasil pekerjaanya pada penyajian portofolio, serta mengisi dokumentasi portofolio kelompok sebagai catatan bagi siswa dan guru. Kegiatan akhir dilaksanakan kurang lebih 20 menit. Pada tahap ini guru bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran serta memberi kesempatan pada siswa untuk bertanya tentang materi yang belum jelas. Selanjutnya dilakukan evaluasi dengan pemberian soal evaluasi untuk mengukur hasil belajar siswa. Dari hasil tindakan yang dilaksanakan dalam dua kali pertemuan diperoleh data nilai kemampuan mendeskripsikan daur hidup hewan yang terdapat pada lampiran 26. Data nilai siklus I tersebut dikelompokkan ke dalam tabel 4.3 berikut.

71 Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Mendeskripsikan Daur Hidup Hewan Siklus I Interval Frekuensi Presentase ,10% ,63% ,00% ,17% ,10% Jumlah % Berdasarkan data tabel 4.3 di atas disajikan ke dalam grafik batang pada gambar 4.4 berikut Frekuensi Interval Nilai Gambar 4.4 Grafik Nilai Kemampuan Mendeskripsikan Daur Hidup Hewan Siklus I Dari tabel 4.3 distribusi frekuensi nilai siklus I dan gambar 4.4 grafik data nilai siklus I, dapat diketahui bahwa nilai siklus I yaitu siswa yang memperoleh nilai ada 2 siswa (9,10%), yang memperoleh nilai ada 3 siswa (13,63%), yang memperoleh nilai ada 11 siswa (50,00%), yang mendapat nilai ada 4 siswa (18,17%), dan siswa yang memperoleh nilai ada 2 siswa (9,10%). Rekapitulasi nilai terendah, nilai tertinggi, nilai rata-rata kelas siswa kelas IV SD Negeri I Kemasan, serta data ketuntasan belajar siswa pada siklus I disajikan dalam commit tabel to 4.4 user berikut.

72 Tabel 4.4. Nilai Terendah, Nilai Tertinggi, Nilai Rata-rata dan Ketuntasan Klasikal Siklus I Keterangan Nilai Nilai Terendah 44 Nilai Tertinggi 98 Nilai Rata-rata 69,82 Siswa Tuntas 17 Siswa Tidak Tuntas 5 Ketuntasan Klasikal (%) 77,27% Berdasarkan data tabel 4.4 di atas dapat dibuat grafik nilai terendah, nilai tertinggi dan nilai rata-rata siswa pada siklus I pada gambar 4.5 sebagai berikut Nilai Nilai Terendah Nilai Tertinggi Nilai Rata-rata Gambar 4.5 Grafik Nilai Terendah, Nilai Tertinggi, Nilai Rata-rata Siklus I Dari tabel 4.4 dan gambar 4.5 tentang nilai terendah nilai tertinggi, nilai rata-rata pada siklus I di atas, terlihat bahwa nilai terendah siswa dalam kemampuan mendeskripsikan daur hidup hewan pada siklus I adalah 44. Nilai tertinggi yang diperoleh adalah 98. Nilai rata-rata kelas sebesar 69,82.

73 55 Untuk memperjelas tingkat ketuntasan siswa pada siklus I berdasarkan data pada tabel 4.4 dibuat grafik ketuntasan klasikal mendeskripsikan daur hidup hewan siklus I pada gambar 4.6 berikut Presentase (%) Tidak tuntas Tuntas Gambar 4.6. Grafik Ketuntasan Klasikal Mendeskripsikan Daur Hidup Hewan Siklus I. Berdasarkan data pada tabel 4.4 dan gambar 4.6 yaitu ketuntasan klasikal pada siklus I. Tingkat ketuntasan klasikal kemampuan mendeskripsikan daur hidup hewan adalah 77,27% dengan nilai rata-rata 69,82. Sebanyak 14 dari 22 siswa telah memperoleh nilai di atas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 64. Hasil pada siklus I ini sudah adanya peningkatan ketuntasan klasikal dan nilai rata-rata kelas dibandingkan pada prasiklus. c. Observasi Dalam tahap ini dilaksanakan pemantauan terhadap pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran berbasis portofolio (portofolio based learning), yang dilaksanakan dengan menggunakan alat bantu berupa lembar observasi. Observasi ini dilakukan untuk memperoleh data mengenai aktivitas siswa selama mengikutipembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran

74 56 berbasis portofolio dan kesesuaian pelaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis portofolio dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun untuk mengetahui kinerja guru.oleh karena itu, pengamatan tidak hanya ditujukan pada kegiatan atau partisipasi siswa dalam proses pembelajaran, namun juga pada aspek tindakan guru dalam melaksanakan pembelajaran pada setiap pertemuan. 1) Aktivitas Siswa Observasi terhadap aktivitas siswa dilakukan berdasarkan pedoman observasi aktivitas siswa pada lampiran 24. Observasi aktivitas siswa dilakukan pada aspek psikomotorik dan afektif siswa selama mengikuti pembelajaran. Aspek yang dinilai meliputi kreativitas, mengemukakan pendapat, kedisiplinan dan tanggung jawab. Dari data observasi aktivitas siswa dalam siklus I selama dua kali pertemuan pada lampiran 28, hasil observasi aktivitas siswa pada pertemuan 1 sebesar 2,91 dan pada pertemuan 2 terjadi sedikit peningkatan menjadi 3,08. Dari hasil kedua pertemuan tersebut, kemudian diambil nilai rata-rata aktivitas siswa pada siklus I diperoleh nilai sebesar 2,99, dengan nilai 2,99 aktivitas siswa secara keseluruhan termasuk dalam kategori cukup dengan skala 2,5 2,9. Aktivitas siswa selama mengikuti pembelajaran cukup akif dalam berkreasi, mengemukakan pendapat, kedisiplinan, dan tanggung jawab. Meskipun masih terdapat beberapa siswa yang kurang disiplin dan masih kurang kreatif dalam menyelesaikan tugas. Penjelasan aspekaspek aktivitas siswa sebagai berikut. a) Aspek kreativitas, dalam aspek ini observasi terhadap aktivitas siswa difokuskan pada kreativitas dan keterampilan siswa dalam menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan. Kreativitas siswa masih dalam kriteria cukup. Kreativitas siswa belum begitu baik khususnya dalam penyusunan portofolio siswa dan kelompok.

75 57 Selain itu, siswa masih belum kreatif dalam mencari informasi karena hanya terpancang pada buku ajar. b) Aspek mengemukakan pendapat, dalam aspek ini observasi terhadap aktivitas siswa difokuskan pada keberanian dan ketepatan siswa dalam mengemukakan pendapat. Sebagian besar siswa sudah berani mengemukakan pendapatnya dalam kelompok terutama siswa laki-laki yang lebih berani. c) Aspek kedisiplinan, dalam aspek ini observasi terhadap aktivitas siswa difokuskan pada kedisiplinan siswa dalam mengerjakan tugas. Kedisipllinan siswa dapat dilihat dari dokumentasi portofolio siswa. Masih cukup banyak siswa yang belum disiplin dalam mengerjakan tugasnya tepat waktu. d) Aspek tanggung jawab, dalam aspek ini observasi terhadap aktivitas siswa difokuskan pada tanggung jawab siswa untuk mengerjakan tugas-tugas yang diperoleh dan memperbaiki tugas tersebut setelah dilakukan penilaian oleh guru. Sebagian besar siswa sudah memiliki rasa tanggung jawab yang baik, meskipun masih terdapat sedikit siswa yang kurang bertanggung jawab terutama siswa laki-laki. 2) Kinerja Guru Observasi kinerja guru dilakukan berdasarkan pedoman APKG pada lampiran 25. Observasi kinerja guru dilakukan oleh guru kelas IV SD Negeri I Kemasan Sukoharjo. Penilaian kinerja guru dilakukan pada aspek pra pembelajaran, membuka pelajaran, penguasaan materi, pendekatan atau strategi pembelajaran, pemanfaatan sumber pembelajaran, melibatkan siswa, penilaian proses dan hasil, penggunaan bahasa, dan menutup pelajaran. Dari data observasi kinerja guru dalam siklus I selama dua kali pertemuan diperoleh hasil pada hasil lampiran 30 daan 31. Nilai ratarata kinerja guru dalam siklus I pada pertemuan 1 adalah 3,34. Sedangkan pada pertemuan commit 2 to meningkat user sedikit menjadi 3,42. Dari

76 58 hasil kinerja guru pada kedua pertemuan tersebut selanjutnya diambil nilai rata-rata kinerja guru pada siklus I yaitu sebesar 3,38. Kinerja guru dengan nilai 3,38 termasuk dalam kategori baik yaitu dengan skala 3,0 3,5. Secara garis besar guru dapat melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun dengan baik. Meskipun masih terdapat beberapa kekurangan dalam hal pengalokasian waktu serta pengkondisian kelas. a) Aspek pra pembelajaran, kinerja guru dalam mempersiakan ruang, alat dan media pembelajaran, serta memerikasa kesiapan siswa untuk mengikuti pembelajaran sangat baik. b) Asepek membuka pembelajaran, kinerja guru dalam membuka pembelajaran sangat baik dengan menyampaikan tujuan pembelajaran serta apersepsi yang menimbulkan motivasi bagi siswa untuk mengikuti pembelajaran. c) Aspek penguasaan materi pelajaran, penguasaan guru terhadap materi pembelajaran termasuk baik. Guru dapat mengaitkan materi pembelajaran dengan pengetahuan lain yang relevan serta dengan realitas kehidupan. d) Aspek pendekatan atau strategi pembelajaran, kinerja guru pada aspek ini masih kurang baik. Guru masih kurang dalam menguasai kelas dan melaksanakan pembelajaran sesuai alokasi waktu yang direncanakan. e) Aspek pemanfaatan sumber belajar dan media pembelajaran, pada aspek ini kinerja guru dinilai baik dengan menggunakan media gambar untuk menarik perhatian dan memancing kreativitas siswa. Akan tetapi, masih perlu ditingkatkan kembali. f) Aspek melibatkan siswa dalam pembelajaran, kinerja guru dalam aspek ini termasuk baik dengan menerapkan pembelajaran berbasis portofolio siswa terlibat aktif dalam pembelajaran. Namun, guru belum menunjukkan hubungan antar pribadi yang kondusif.

77 59 g) Aspek penilaian proses dan hasil, dalam pembelajaran guru sangat baik memantau kemajuan belajar selama proses pembelajaran berlangsung serta melakukan penilaian akhir sesuai tujuan pembelajaran dengan baik. h) Aspek penggunaan bahasa, kinerja guru dalam aspek ini baik dalam menggunakan bahasa lisan dan tulis secara jelas, baik, benar, dan lancar. Akan tetapi, perlu ditingkatkan kembali khususnya dalam penggunaan bahasa yang mudah dimengerti siswa untuk memberikan perintah dan menjelaskan materi. i) Aspek menutup pembelajaran, kinerja guru dalam menutup pembelajaran dinilai baik dengan melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan melibatkan siswa. d. Refleksi Data-data yang diperoleh melalui observasi dikumpulkan untuk dianalisis dan dilakukan refleksi. Berdasarkan hasil observasi, dapat disimpulkan bahwa kualitas pembelajaran siklus I telah menunjukkan adanya peningkatan dari kondisi awal. Selama proses pelaksanaan tindakan telah menunjukkan perubahan, baik pada aktivitas siswa maupun pada pencapaian hasil belajar. Peningkatan pada siklus I dapat dilihat dari meningkatnya hasil pembelajaran kemampuan mendeskripsikan daur hidup hewan. Hal ini terbukti dari 22 siswa yang melakukan tes, 17 siswa atau sekitar 77,27% telah mencapai ketuntasan belajar dengan nilai rata-rata kelas sebesar 69,82. Ketuntasan belajar ini mengalami peningkatan dari kondisi awal. Namun, dengan hasil tersebut indikator ketercapaian yaitu ketuntasan klasikal sebesar 85% masih belum terpenuhi. Hal ini menunjukkan adanya kekurangan pada pembelajaran siklus I. Hasil observasi terhadap data aktivitas siswa (Lampiran 28) dan kinerja guru pada siklus I (Lampiran 30 dan 31) menunjukkan kekurangan pada beberapa aspek. Dari siswa, kekurangan terdapat pada aspek kreativitas dan kedisiplinan. Sedangkan, commit dari to guru user kekurangan terdapat pada aspek

78 60 penggunaan sumber/media belajar, penggunaan bahasa, dan pelaksanaan pembelajaran yang sesuai alokasi waktu. Berdasarkan data tersebut pada siklus I terdapat beberapa kekurangan sebagai berikut : 1) Penggunaan media gambar kurang memancing kreativitas siswa dalam membuat portofolio. Hal ini dapat diatasi dengan penggunaan media pembelajaran yang lebih menarik perhatian dan memancing kreativitas siswa. 2) Guru dalam menyampaikan perintah atau menjelaskan materi kadang menggunakan bahasa yang susah dimengerti dan dipahami oleh siswa sehingga membuat siswa kebingungan. Hal ini dapat diatasi dengan mengubah sedikit bahasa guru, guru menggunakan bahasa yang mudah dimengerti siswa. 3) Guru belum melaksanakan pembelajaran secara runtun dan sesuai dengan alokasi waktu dikarenakan siswa membutuhkan waktu yang lama dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan. Dengan hasil ketuntasan klasikal pada siklus I sebesar 77,27% indikator ketercapaian pada penelitian ini belum terpenuhi. Padahal indikator ketercapaian berupa ketuntasan klasikal pada penelitian ini sebesar 85% dengan nilai rata-rata kurang labih 80. Oleh karena itu, penelitian dilanjutkan pada siklus II. 2. Siklus II Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I diketahui bahwa belum menunjukkan adanya peningkatan kemampuan belajar yang cukup signifikan. Oleh karena itu peneliti dengan pengarahan dari Kepala Sekolah dan masukan dari guru kelas IV SD Negeri I Kemasan Sukoharjo, kembali menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan lebih cermat dan teliti. Proses pembelajaran pada siklus II ini, rencananya akan dilakukan dengan beberapa langkah perbaikan berdasarkan refleksi pada siklus I, yaitu: 1) Guru mengganti media gambar dengan media video pembelajaran. 2) Guru berusaha menggunakan bahasa yang mudah dimengerti siswa ketika memberi perintah atau menjelaskan materi.

79 61 3) Guru berusaha melaksanakan pembelajaran secara runtun dan sesuai dengan alokasi waktu yang teah ditentukan. a. Perencanaan Peneliti merencanakan tindakan yang akan dilakukan dalam proses penelitian siklus II ini untuk mendapatkan hasil yang optimal sesuai harapan bahwa target yang akan dicapai adalah 85 % siswa tuntas dari hasil tes kemampuan mendeskripsikan daur hidup hewan.tahap-tahap perencanaan pada siklus II meliputi kegiatan sebagai berikut : 1) Menganalisis SK, KD, dan Indikator dari silabus IPA SD kelas IV. 2) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran berbasis portofolio yang disusun 2 kali pertemuan masing-masing 2 jam pelajaran (2 x 35 menit) dan dilaksanakan dalam satu minggu. Rancangan pelaksanaan pembelajaran yang dibuat mencakup penentuan: identitas RPP, standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, materi, pembelajaran, model dan metode pembelajaran, langkah-langkah kegiatan (skenario) pembelajaran, sumber dan media pembelajaran, dan teknik penilaian. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus II dapat dilihat pada lampiran 7 dan 8. 3) Menyusun lembar observasi guru dan peserta didik. Penggunaan lembar observasi akan mempermudah menentukan halhal apa saja yang harus lebih diutamakan dalam pengamatan. Lembar observasi yang dibuat untuk guru lebih diutamakan pada penilaian persiapan, jalannya kegiatan, dan pelaksanaan evaluasi pembelajaran.sedangkan lembar observasi peserta didik digunakan untuk mengamati aktivitas siwa dalam mengikuti pembelajaran khususnya pada aspek afektif dan psikomotorik. Lembar observasi ini dapat dilihat pada lampiran 24 dan 25.

80 62 4) Mengembangkan format evaluasi pembelajaran. Evaluasi pembelajaran dilakukan untuk memperoleh hasil belajar siswa. Evaluasi pembelajaran dilakukan melalui pemberian soal tes tertulis untuk mengukur kemampuan mendeskripsikan daur hidup hewan. Soal evaluasi terdapat pada lampiran 22 dan 23. 5) Menetapkan indikator ketercapaian yang dilaksanakan dalam proses pembelajaran. Indikator ketercapain digunakan sebagai aacuan keberhasilan pelaksanaan tindakan. Indikator ketercapaian ditetapkan berdasarkan ketuntasan klasikal 85% yaitu 19 siswa memperoleh nilai di atas KKM dengan nilai rata-rata kelas kurang lebih 80. 6) Menyiapkan sarana dan prasarana pendukung untuk proses pembelajaran berupa video pembelajaran tentang daur hidup hewan. Media pembelajaran digunakan sebagai alat bantu menyampaikan materi pembelajaran daur hidup hewan. Media yang digunakan pada siklus II adalah video pembelajaran tentang daur hidup hewan di antaranya gambar daur hidup kupu-kupu, kecoa, katak, nyamuk, dan belalang. b. Tindakan Pada tahap pelaksanaan ini dilakukan dengan mengadakan pembelajaran sesuai dengan tahap perencanaan yaitu dalam satu siklus ada 2 x tatap muka (pertemuan) yang masing-masing 2 x 35 menit, sesuai skenario pembelajaran dan RPP yang disusun. Langkah kegiatan pembelajaran pada masing-masing pertemuan adalah sebagai berikut: 1) Pertemuan Pertama Kegiatan diawali dengan berdoa bersama-sama kemudian dilanjutkan presensi kehadiran siswa, semua siswa hadir. Sebagai kegiatan awal, guru melakukan apersepsi dan motivasi dengan cara bercerita tentang asyiknya belajar IPA khususnya materi daur hidup hewan. Selain itu guru juga menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai serta menginformasikan kembali kepada siswa tentang

81 63 model pembelajaran berbasis portofolio yang akan diterapkan. Kegiatan awal menghabiskan waktu kurang lebih 10 menit. Kegiatan inti terdiri dari eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi. Kegiatan inti berlangsung kurang lebih 40 menit. Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang daur hidup hewan dilanjutkan pengidentifikasian masalah dan pemilihan masalah yang akan dikaji tentang hewan apa saja yang akan dikaji daur hidupnya yaitu kupukupu, lalat, kecoa, dan kucing. Setelah itu siswa kembali berkelompok seperti pada siklus I. Setelah itu semua kelompok melihat video tentang daur hidup. Setiap kelompok bertugas mengumpulkan informasi tentang daur hidup hewan yang mereka peroleh bisa dari buku ajar, video daur hidup hewan, serta bisa juga dengan bertanya pada guru.setelah itu, setiap kelompok menyusun portofolio berupa pembuatan gambar daur hidup hewan yang diperoleh disertai pemberian penjelasan berdasarkan informasi yang mereka peroleh. Tugas guru adalah membimbing dan memantau hasil pekerjaan setiap kelompok. Selanjutnya pada tahap konfirmasi, setiap kelompok melaporkan hasil pekerjaanya pada penyajian portofolio, serta mengisi dokumentasi portofolio kelompok sebagai catatan bagi siswa.dan guru. Hasil pekerjaan setiap kelompok harus lebih baik dari siklus I dengan melihat catatan dokumentasi portofolio kelompok sebelumnya. Kegiatan akhir dilaksanakan kurang lebih 15 menit. Pada tahap ini guru bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran dilanjutkan dengan pemberian soal evaluasi untuk mengukur hasil belajar siswa. Setelah itu di akhir pembelajaran guru memberikan pekerjaan rumah individu untuk membuat gambar daur hidup hewan nyamuk, katak belalang, dan ayam sertayang telah dipelajari. Tugas individu tersebut dimasukkan dan dicatat pada dokumentasi portofolio siswa. 2) Pertemuan kedua Kegiatan diawali dengan berdoa bersama-sama kemudian dilanjutkan presensi commit kehadiran to user siswa, semua siswa hadir.sebagai

82 64 kegiatan awal, guru melakukan apersepsi dan motivasi bercerita tentang nyamuk. Selanjutnya guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dan melihat pekerjaan rumah siswa dan memeriksa dokumentasi portofolio siswa. Kegiatan awal menghabiskan waktu kurang lebih 10 menit. Kegiatan inti terdiri dari eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi. Kegiatan inti berlangsung kurang lebih 45 menit. Siswa bersama guru mengidentifikasian masalah dan pemilihan masalah yang akan dikaji tentang hewan apa saja yang akan dikaji daur hidupnya. Pada pertemuan kedua ini masalah yang akan dikaji adalah daur hidup hewan katak, ayam, nyamuk, dan belalang. Setelah itu siswa kembali bekerja secara kelompok sebagaimanan pada pertemuan pertama mulai dari mengumpulkan informasi sampai penyusunan portofolio kelompok. Tugas guru adalah membimbing dan memantau hasil pekerjaan setiap kelompok berdasarkan pemantauan dokumentasi portofolio kelompok pada pertemuan pertama.selanjutnya pada tahap konfirmasi, setiap kelompok melaporkan hasil pekerjaanya pada penyajian portofolio, serta mengisi dokumentasi portofolio kelompok sebagai catatan bagi siswa dan guru. Kegiatan akhir dilaksanakan kurang lebih 15 menit. Pada tahap ini guru bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran serta memberi kesempatan pada siswa untuk bertanya tentang materi yang belum jelas. Selanjutnya dilakukan evaluasi dengan pemberian soal evaluasi untuk mengukur hasil belajar siswa. Dari hasil tindakan yang dilaksanakan dalam dua kali pertemuan diperoleh data nilai kemampuan mendeskripsikan daur hidup hewan yang terdapat pada lampiran 27. Data nilai siklusi I tersebut dikelompokkan ke dalam tabel 4.5 di bawah ini.

83 Tabel 4.5 Daftar Frekuensi Nilai Kemampuan Mendeskripsikan Daur Hidup Hewan Siklus II Interval Frekuensi Presentase ,10% ,55% ,63% ,90% ,82% Jumlah % Berdasarkan data tabel 4.5 di atas dibuat grafik nilai kemampuan mendeskripsikan daur hidup hewan siklus II pada gambar 4.7 berikut. 65 frekuensi Interval nilai Gambar 4.7 Grafik Nilai Kemampuan Mendeskripsikan Daur Hidup Hewan Siklus II Dari tabel 4.5 dan gambar 4.7 tentang data nilai siklus II, dapat diketahui bahwa nilai siklus II yaitu siswa yang memperoleh nilai ada 2 siswa (9,10%), yang memperoleh nilai ada 1 siswa (4,55%), yang memperoleh nilai ada 3 siswa (13,63%), yang mendapat nilai ada 9 siswa (40,90%), dan siswa yang memperoleh nilai ada 7 siswa (31,82%). Rekapitulasi nilai terendah, nilai tertinggi, nilai rata-rata kelas siswa kelas IV SD Negeri I Kemasan, serta data ketuntasan belajar siswa pada siklus II disajikan dalam commit tabel to 4.6 user berikut.

SKRIPSI. Oleh: ANITA ESTI UTAMI K

SKRIPSI. Oleh: ANITA ESTI UTAMI K PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN DAUR HIDUP HEWAN PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 01 GERDU KARANGPANDAN TAHUN AJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh: ANITA ESTI UTAMI K7108025

Lebih terperinci

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PENYESUAIAN DIRI

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PENYESUAIAN DIRI PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PENYESUAIAN DIRI MAKHLUK HIDUP TERHADAP LINGKUNGANNYA DENGAN PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas V SD Negeri Soco 01 Kabupaten

Lebih terperinci

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG MELALUI METODE EXAMPLES NON EXAMPLES PADA SISWA KELAS V SDN TAWANG 02 TAHUN 2013 SKRIPSI

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG MELALUI METODE EXAMPLES NON EXAMPLES PADA SISWA KELAS V SDN TAWANG 02 TAHUN 2013 SKRIPSI PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG MELALUI METODE EXAMPLES NON EXAMPLES PADA SISWA KELAS V SDN TAWANG 02 TAHUN 2013 SKRIPSI Disusun oleh: INDAH WAHYU NINGRUM K7109103 FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI MEDIA GAMBAR SERI PADA SISWA KELAS V SD MUHAMMADIYAH 11 MANGKUYUDAN SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2013/2014

MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI MEDIA GAMBAR SERI PADA SISWA KELAS V SD MUHAMMADIYAH 11 MANGKUYUDAN SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2013/2014 MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI MEDIA GAMBAR SERI PADA SISWA KELAS V SD MUHAMMADIYAH 11 MANGKUYUDAN SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SKRIPSI Oleh: ZAHRA SALSABILA K7110183 FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh: EVY NURYANI K FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

SKRIPSI. Oleh: EVY NURYANI K FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA PENERAPAN MIND MAPPING BERBASIS PENDEKATAN SCIENTIFIC UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SUMBER DAYA ALAM (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IV SD N Setono No. 95 Kecamatan Laweyan Tahun Pelajaran

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI MENGGUNAKAN METODE PICTURE AND PICTURE PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 03 BULU SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh: PRIHATIN NURUL ASLAMIN K7109152 FAKULTAS

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN DAUR HIDUP HEWAN

PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN DAUR HIDUP HEWAN PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN DAUR HIDUP HEWAN Anita Esti Utami, Sukarno, Karsono PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jl. Slamet Riyadi No. 449, Surakarta

Lebih terperinci

PENERAPAN QUANTUM LEARNING

PENERAPAN QUANTUM LEARNING PENERAPAN QUANTUM LEARNING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM PADA SISWA KELAS IV SDN WATES KECAMATAN SIMO KABUPATEN BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2013 / 2014 SKRIPSI Oleh: INDRI

Lebih terperinci

PENERAPAN READING WORKSHOP

PENERAPAN READING WORKSHOP PENERAPAN READING WORKSHOP UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN CERITA ANAK PADA SISWA KELAS V SDN TUNGGULSARI I NO. 72 LAWEYAN SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016 SKRIPSI OLEH : FAIQOH DAMAYANTI

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CONCEPT SENTENCE PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 SIDOWAYAH TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI Oleh: SITI FATIMAH K7111191 FAKULTAS

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI SIFAT CAHAYA

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI SIFAT CAHAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI SIFAT CAHAYA DENGAN METODE INKUIRI SISWA KELAS V SDN SOOKA 1 KECAMATAN PUNUNG KABUPATEN PACITAN TAHUN PELAJARAN 2011 / 2012 SKRIPSI Oleh : SINGGIH WINARSO K7108226

Lebih terperinci

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP WARNA SEKUNDER PADA ANAK KELOMPOK A TK AISYIYAH BUSTHANUL ATHFAL GULON JEBRES SURAKARTA TAHUN AJARAN 2013/2014 SKRIPSI Oleh: Madu

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MEDIA KOMIK UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN PADA SISWA KELAS IV SDN I MENDAK DELANGGU KLATEN TAHUN PELAJARAN 2012/2013

PENGGUNAAN MEDIA KOMIK UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN PADA SISWA KELAS IV SDN I MENDAK DELANGGU KLATEN TAHUN PELAJARAN 2012/2013 PENGGUNAAN MEDIA KOMIK UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN PADA SISWA KELAS IV SDN I MENDAK DELANGGU KLATEN TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh: DYAH DWI HAPSARI K7109065 FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MEDIA VIDEO UNTUK MENINGKATKAN

PENGGUNAAN MEDIA VIDEO UNTUK MENINGKATKAN i PENGGUNAAN MEDIA VIDEO UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA PADA PESERTA DIDIK KELAS II SD NEGERI PAJANG IV LAWEYAN SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI Disusun oleh: ARI AGUSTIANI K7111020

Lebih terperinci

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA PADA SISWA KELAS I SD NEGERI KEMASAN I KECAMATAN SERENGAN KOTA SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh : SITI RASYIDAH

Lebih terperinci

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP ENERGI BUNYI

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP ENERGI BUNYI PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP ENERGI BUNYI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI SAMBIDUWUR 2 TANON SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh: SUPRAPTO X7111543 FAKULTAS

Lebih terperinci

PENINGKATAN PEMAHAMAN PENGGOLONGAN BENDA MELALUI

PENINGKATAN PEMAHAMAN PENGGOLONGAN BENDA MELALUI PENINGKATAN PEMAHAMAN PENGGOLONGAN BENDA MELALUI METODE DEMONSTRASI BERBANTUAN VIDEO INTERAKTIF PADA ANAK KELOMPOK A TK EKA PURI MANDIRI SURAKARTA TAHUN AJARAN 2013/2014 SKRIPSI Oleh: NOVITA EKA NURJANAH

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh: DWIHARSO LISTIAWAN K FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

SKRIPSI. Oleh: DWIHARSO LISTIAWAN K FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA PENERAPAN GAYA MENGAJAR INKLUSI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FREE THROW BOLABASKET PADA SISWA KELAS VIII-H SMP NEGERI 8 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2013/2014 SKRIPSI Oleh: DWIHARSO LISTIAWAN K4610036 FAKULTAS

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMPULKAN MELALUI

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMPULKAN MELALUI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMPULKAN MELALUI PENERAPAN SCIENTIFIC APPROACH PADA MATA PELAJARAN IPA SISWA KELAS 5 SDN KARANGASEM IV NO. 204 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016 SKRIPSI OLEH: SETYARI HERLIA

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MEDIA BONEKA TANGAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN BASA KRAMA ALUS PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI I PURWOSARI WONOGIRI

PENGGUNAAN MEDIA BONEKA TANGAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN BASA KRAMA ALUS PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI I PURWOSARI WONOGIRI PENGGUNAAN MEDIA BONEKA TANGAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN BASA KRAMA ALUS PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI I PURWOSARI WONOGIRI TAHUN AJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh: TRI WIRATNA K7109190

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA MENULIS PERMULAAN MELALUI MEDIA REALIA SISWA KELAS II SD NEGERI KARANGWARU 1, PLUPUH, SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2012/2013

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA MENULIS PERMULAAN MELALUI MEDIA REALIA SISWA KELAS II SD NEGERI KARANGWARU 1, PLUPUH, SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2012/2013 PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA MENULIS PERMULAAN MELALUI MEDIA REALIA SISWA KELAS II SD NEGERI KARANGWARU 1, PLUPUH, SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh: MULYANI X7111517 FAKULTAS KEGURUAN DAN

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI METODE MIND MAP

IMPLEMENTASI METODE MIND MAP IMPLEMENTASI METODE MIND MAP UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP LEMBAGA PEMERINTAHAN PUSAT (Penelitian Tindakan Kelas pada Peserta Didik Kelas IV SD Negeri 01 Plosorejo, Matesih, Karanganyar Tahun Ajaran

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA TENTANG STRUKTUR BUMI PADA SISWA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA TENTANG STRUKTUR BUMI PADA SISWA PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA TENTANG STRUKTUR BUMI PADA SISWA SDN NGADIROYO 2012/2013 SKRIPSI Oleh: HARYANI K7109090 FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

PENERAPAN TEKNIK SCRAMBLE UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS AKSARA JAWA SISWA KELAS III

PENERAPAN TEKNIK SCRAMBLE UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS AKSARA JAWA SISWA KELAS III PENERAPAN TEKNIK SCRAMBLE UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS AKSARA JAWA SISWA KELAS III SD NEGERI GAJAHAN COLOMADU KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2012 / 2013 SKRIPSI Disusun oleh: DWINITA RIANI PURNAMANINGRUM

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MELALUI MODEL

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MELALUI MODEL PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN SOMATIC AUDITORY VISUALIZATION INTELLECTUALY (SAVI) PADA SISWA KELAS V SD NEGERI MANGKUYUDAN NO.2 TAHUN AJARAN 2015/2016 SKRIPSI Oleh:

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH PERBANDINGAN DAN SKALA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH PERBANDINGAN DAN SKALA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH PERBANDINGAN DAN SKALA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION (RME) DENGAN METODE PERMAINAN TREASURE HUNT (Penelitian Tindakan Kelas

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS III SD NEGERI BALEHARJO 3, SUKODONO, SRAGEN TAHUN AJARAN 2012/2013

UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS III SD NEGERI BALEHARJO 3, SUKODONO, SRAGEN TAHUN AJARAN 2012/2013 UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS III SD NEGERI BALEHARJO 3, SUKODONO, SRAGEN TAHUN AJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh: SEMI X7111525 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh : WULAN IKA ASHARI K

SKRIPSI. Oleh : WULAN IKA ASHARI K PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PERJUANGAN BANGSA INDONESIA MELAWAN PENJAJAHAN JEPANG DENGAN MENERAPKAN PENDEKATAN SAVI (SOMATIC, AUDITORY, VISUAL, AND INTELLECTUAL) (Penelitian Tindakan Kelas pada Peserta

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBILANG MATEMATIKA DENGAN KARTU BILANGAN TERHADAP SISWA TUNARUNGU KELAS 1 SEMESTER I DI SLB N KENDAL TAHUN 2012/2013

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBILANG MATEMATIKA DENGAN KARTU BILANGAN TERHADAP SISWA TUNARUNGU KELAS 1 SEMESTER I DI SLB N KENDAL TAHUN 2012/2013 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBILANG MATEMATIKA DENGAN KARTU BILANGAN TERHADAP SISWA TUNARUNGU KELAS 1 SEMESTER I DI SLB N KENDAL TAHUN 2012/2013 SKRIPSI Oleh: MURGIYANTO X5211207 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERMAIN DRAMA MELALUI

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERMAIN DRAMA MELALUI PENINGKATAN KETERAMPILAN BERMAIN DRAMA MELALUI PENDEKATAN SOMATIS, AUDITORI, VISUAL, INTELLEKTUAL (SAVI) PADA SISWA KELAS V SDN JOHO 02 MOJOLABAN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2012/2013 SKRIPSI Disusun oleh:

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CONCEPT SENTENCE UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS CERITA KEMBALI

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CONCEPT SENTENCE UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS CERITA KEMBALI PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CONCEPT SENTENCE UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS CERITA KEMBALI (PTK pada Peserta Didik Kelas IV SD Negeri Gumpang 3 Sukoharjo Tahun Ajaran 2015/2016)

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI MASALAH SOSIAL

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI MASALAH SOSIAL PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI MASALAH SOSIAL DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLES NON EXAMPLES (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas IV SD Negeri I Sidokarto Kecamatan Girimarto

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI METODE INVENTORI MEMBACA INFORMAL BAGI SISWA TUNARUNGU KELAS II PADA SEMESTER 1 SLB N KENDAL TAHUN 2012/2013 SKRIPSI Oleh: SUMINAH X5211211 FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK MAKE A MATCH

PENGGUNAAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK MAKE A MATCH PENGGUNAAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN SOAL CERITA DALAM MATEMATIKA KELAS III SDN MOJOREJO 1 KARANGMALANG SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN BEREKSPERIMEN MELALUI PENERAPAN MODEL PROJECT BASED LEARNING (PJBL) DALAM PEMBELAJARAN IPA

PENINGKATAN KETERAMPILAN BEREKSPERIMEN MELALUI PENERAPAN MODEL PROJECT BASED LEARNING (PJBL) DALAM PEMBELAJARAN IPA PENINGKATAN KETERAMPILAN BEREKSPERIMEN MELALUI PENERAPAN MODEL PROJECT BASED LEARNING (PJBL) DALAM PEMBELAJARAN IPA (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Tahun Ajaran 2016/2017 )

Lebih terperinci

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP ALAT PENCERNAAN MANUSIA

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP ALAT PENCERNAAN MANUSIA PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP ALAT PENCERNAAN MANUSIA MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE NHT PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR TAHUN PELAJARAN 2013/2014 (PTK pada Siswa Kelas V SDN Kratonan No.3 Surakarta Tahun

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS XI IPS 4 SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh : HURIL

Lebih terperinci

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) BERBASIS EKSPERIMEN PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) BERBASIS EKSPERIMEN PADA SISWA SEKOLAH DASAR PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) BERBASIS EKSPERIMEN PADA SISWA SEKOLAH DASAR Praditya Danies Kurniawan 1), Sularmi 2), Tri Budiharto

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK

PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERCERITA PENDEK PADA SISWA KELAS III SD NEGERI SEPAT 3, MASARAN, SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh: SODRI X7111527 FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA MELALUI METODE TEAM QUIZ PADA SISWA KELAS V SDN KEMETUL SEMARANG TAHUN AJARAN 2012/2013

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA MELALUI METODE TEAM QUIZ PADA SISWA KELAS V SDN KEMETUL SEMARANG TAHUN AJARAN 2012/2013 PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA MELALUI METODE TEAM QUIZ PADA SISWA KELAS V SDN KEMETUL SEMARANG TAHUN AJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh: WAHYU OKTIYANTO K7109198 FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh: KUKUH FAJAR TRAWOCO (K ) FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2016 commit to user

SKRIPSI. Oleh: KUKUH FAJAR TRAWOCO (K ) FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2016 commit to user PENINGKATAN SIKAP DAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF DESKRIPSI MELALUI PENERAPAN MODEL EXAMPLE NON-EXAMPLE PADA SISWA KELAS XI KP SMK MURNI 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016 SKRIPSI Oleh: KUKUH FAJAR TRAWOCO

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN REKA CERITA GAMBAR

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN REKA CERITA GAMBAR PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN REKA CERITA GAMBAR (Penelitian Tindakan Kelas pada siswa kelas III SD Negeri 03 Tunggulrejo Kecamatan Jumantono kabupaten Karanganyar Tahun Pelajaran 2010/2011)

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh: RIAS ANJANI K

SKRIPSI. Oleh: RIAS ANJANI K PENGGUNAAN METODE SOSIODRAMA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMAHAMI ISI CERITA PADA SISWA KELAS V SD NEGERI PESANTREN BANYUMAS TAHUN AJARAN 2013/2014 SKRIPSI Oleh: RIAS ANJANI K7110138 FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

UNTUK MENINGKATKAN KEMANDIRIAN

UNTUK MENINGKATKAN KEMANDIRIAN IMPLEMENTASI REWARD UNTUK MENINGKATKAN KEMANDIRIAN DALAM MENJAGA KEBERSIHAN DIRI (PERSONAL HYGIENE) PADA PESERTA DIDIK KELOMPOK A1 USIA 4-5 TAHUN TK PERMATA HATI SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI

Lebih terperinci

PENERAPAN PEMBELAJARAN EXPLICIT INSTRUCTION

PENERAPAN PEMBELAJARAN EXPLICIT INSTRUCTION PENERAPAN PEMBELAJARAN EXPLICIT INSTRUCTION BERBANTUAN MEDIA PRESENTASI POWER POINT DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA TUNAGRAHITA KELAS IV SDLB BINA PUTRA SALATIGA SEMESTER II TAHUN

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh : I S M I A T I K X

SKRIPSI. Oleh : I S M I A T I K X PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI PESAWAT SEDERHANA DALAM PEMBELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS V SD NEGERI KECIK 3 TANON SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MEDIA WAYANG KARTUN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA MENDONGENG PADA SISWA KELAS III SDN TIRTOYOSO NO. 111 SURAKARTA TAHUN AJARAN

PENGGUNAAN MEDIA WAYANG KARTUN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA MENDONGENG PADA SISWA KELAS III SDN TIRTOYOSO NO. 111 SURAKARTA TAHUN AJARAN PENGGUNAAN MEDIA WAYANG KARTUN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA MENDONGENG PADA SISWA KELAS III SDN TIRTOYOSO NO. 111 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016 SKRIPSI Oleh: NANDA SETYANTO K7112157 FAKULTAS

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP GLOBALISASI (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IV SD Negeri Joho 04 Kecamatan Sukoharjo Kabupaten

Lebih terperinci

IMANUEL DALAPANG K

IMANUEL DALAPANG K HALAMAN JUDUL UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN PENGELASAN LAS LISTRIK MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN PAIKEM PADA SISWA KELAS X TPM II SMK PANCASILA SURAKARTA TAHUN PELAJARAN

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN BEREKSPERIMEN MENGGUNAKAN MODEL PROJECT BASED LEARNING (PjBL) PADA SISWA KELAS IV SDIT NUR HIDAYAH SURAKARTA TAHUN 2015/2016

PENINGKATAN KETERAMPILAN BEREKSPERIMEN MENGGUNAKAN MODEL PROJECT BASED LEARNING (PjBL) PADA SISWA KELAS IV SDIT NUR HIDAYAH SURAKARTA TAHUN 2015/2016 PENINGKATAN KETERAMPILAN BEREKSPERIMEN MENGGUNAKAN MODEL PROJECT BASED LEARNING (PjBL) PADA SISWA KELAS IV SDIT NUR HIDAYAH SURAKARTA TAHUN 2015/2016 SKRIPSI Oleh: LUPITA SUNDARI K7112137 FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA JULI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA JULI PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS ICT UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS X7 SMA NEGERI 3 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 o l e h: MIKE DEVY PERMATASARI K8409039

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE TWO STAY TWO STRAY

PENERAPAN METODE TWO STAY TWO STRAY i PENERAPAN METODE TWO STAY TWO STRAY SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP GLOBALISASI PADA SISWA KELAS IV SDN 01 KLODRAN COLOMADU KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh: ISNANI AF IDATUNNISA

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL KONTEKSTUAL (CTL) PADA PEMBELAJARAN IPS

PENERAPAN MODEL KONTEKSTUAL (CTL) PADA PEMBELAJARAN IPS PENERAPAN MODEL KONTEKSTUAL (CTL) PADA PEMBELAJARAN IPS UNTUK MENINGKATKAN NILAI KARAKTER BANGSA SISWA KELAS V SD NEGERI GUNUNGSIMPING 02 CILACAP TENGAH, CILACAP TAHUN AJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh : RISA

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh : MARETTA ENGGAR KUSUMANINGTYAS K FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Juli 2015

SKRIPSI. Oleh : MARETTA ENGGAR KUSUMANINGTYAS K FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Juli 2015 PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP GLOBALISASI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI BEGALON I SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Oleh

Lebih terperinci

Oleh : EKY DAYANTI LINDA PERMADANI K

Oleh : EKY DAYANTI LINDA PERMADANI K HALAMAN JUDUL SKRIPSI PENINGKATAN PERILAKU SOPAN SANTUN ANAK MELALUI METODE SOSIODRAMA PADA KELOMPOK B TK NEGERI PEMBINA KECAMATAN PRINGKUKU TAHUN AJARAN 2015/2016 Oleh : EKY DAYANTI LINDA PERMADANI K8111025

Lebih terperinci

Skripsi. Disusun Oleh: Ybnu Prasetyo K

Skripsi. Disusun Oleh: Ybnu Prasetyo K PENINGKATAN KECERDASAN KINESTETIK ANAK MELALUI METODE BERMAIN GERAK DAN LAGU PADA ANAK KELOMPOK A TK TAMAN PUTERA MANGKUNAGARAN SURAKARTA TAHUN AJARAN 2013/2014 Skripsi Disusun Oleh: Ybnu Prasetyo K8110059

Lebih terperinci

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN HEE (HYPOTHESIS - EXPLORATION - EXPLANATION) UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP GAYA

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN HEE (HYPOTHESIS - EXPLORATION - EXPLANATION) UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP GAYA PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN HEE (HYPOTHESIS - EXPLORATION - EXPLANATION) UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP GAYA MATA PELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS V SDN 2 REJOSARI TAHUN AJARAN 2012/2013 Oleh:

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK MELALUI

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK MELALUI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK MELALUI PENGGUNAAN MULTIMEDIA INTERAKTIF BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK PADA SISWA KELAS V SDN LAWEYAN SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI Oleh: TANTI LUKITA SARI

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE PEMECAHAN MASALAH DENGAN PENDEKATAN RECIPROCAL TEACHING

PENERAPAN METODE PEMECAHAN MASALAH DENGAN PENDEKATAN RECIPROCAL TEACHING PENERAPAN METODE PEMECAHAN MASALAH DENGAN PENDEKATAN RECIPROCAL TEACHING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS DAN PARTISIPASI SISWA KELAS VIII.I SMP NEGERI 3 KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh DALIMIN X FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Nopember 2013.

SKRIPSI. Oleh DALIMIN X FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Nopember 2013. PENGGUNAAN ALAT PERAGA SEMPOA UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI PENJUMLAHAN KELAS IV TUNAGRAHITA SEDANG DI SDLB DAWE KUDUS SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh DALIMIN

Lebih terperinci

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SUMBER DAYA ALAM MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SUMBER DAYA ALAM MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SUMBER DAYA ALAM MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IV SDN 03 Pendem Mojogedang Karanganyar Tahun Ajaran 2014/2015)

Lebih terperinci

PENERAPAN MEDIA POP UP BOOK UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA PADA SISWA KELAS II SDN 1 WONOHARJO KEMUSU BOYOLALI TAHUN AJARAN 2013/2014

PENERAPAN MEDIA POP UP BOOK UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA PADA SISWA KELAS II SDN 1 WONOHARJO KEMUSU BOYOLALI TAHUN AJARAN 2013/2014 PENERAPAN MEDIA POP UP BOOK UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA PADA SISWA KELAS II SDN 1 WONOHARJO KEMUSU BOYOLALI TAHUN AJARAN 2013/2014 SKRIPSI Oleh : DESTA SETYAWAN K7110037 FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

PENINGKATAN PEMAHAMAN KOSAKATA BAHASA JAWA MELALUI MEDIA WORD WALL PADA SISWA KELAS VB SD NEGERI MADEGONDO 01 GROGOL SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2015/2016

PENINGKATAN PEMAHAMAN KOSAKATA BAHASA JAWA MELALUI MEDIA WORD WALL PADA SISWA KELAS VB SD NEGERI MADEGONDO 01 GROGOL SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2015/2016 PENINGKATAN PEMAHAMAN KOSAKATA BAHASA JAWA MELALUI MEDIA WORD WALL PADA SISWA KELAS VB SD NEGERI MADEGONDO 01 GROGOL SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2015/2016 SKRIPSI Oleh: KUNTHI ANGGUN PRATAMA K7112128 FAKULTAS

Lebih terperinci

AGUS WURYANTO NIM: X FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

AGUS WURYANTO NIM: X FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN SENSOMOTORIK MELALUI PEMBELAJARAN OLAHRAGA KESEHATAN PADA ANAK TUNAGRAHITA KELAS III SEMESTER I SLB/C YPCM BANYUDONO BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2014/2015 S K R I P S I Oleh:

Lebih terperinci

PENINGKATAN PEMAHAMAN TENTANG WAKTU PADA JAM

PENINGKATAN PEMAHAMAN TENTANG WAKTU PADA JAM PENINGKATAN PEMAHAMAN TENTANG WAKTU PADA JAM DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI SIMULASI PADA SISWA TUNAGRAHITA RINGAN KELAS IV SEMESTER I SLB NEGERI KENDAL TAHUN 2012/2013 SKRIPSI Oleh: SUNARYO NIM

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MEKANIKA TEKNIK MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI (TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MEKANIKA TEKNIK MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI (TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION) PENINGKATAN HASIL BELAJAR MEKANIKA TEKNIK MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI (TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION) PADA SISWA KELAS X TGB B SMK NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Lebih terperinci

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SUMPAH PEMUDA

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SUMPAH PEMUDA PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SUMPAH PEMUDA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INSIDE OUTSIDE CIRCLE PADA SISWA KELAS V SD NEGERI NGUTER 01 SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI Oleh: I IF ZURAIFAH

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR CHECK SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MEKANIKA TEKNIK KELAS X TGB.B SMK NEGERI 2 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS AKSARA JAWA MENGGUNAKAN MEDIA KARTU PINTAR PADA SISWA KELAS III SDN 01 GOMBANG CAWAS KLATEN TAHUN AJARAN

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS AKSARA JAWA MENGGUNAKAN MEDIA KARTU PINTAR PADA SISWA KELAS III SDN 01 GOMBANG CAWAS KLATEN TAHUN AJARAN PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS AKSARA JAWA MENGGUNAKAN MEDIA KARTU PINTAR PADA SISWA KELAS III SDN 01 GOMBANG CAWAS KLATEN TAHUN AJARAN 2012-2013 SKRIPSI Oleh: ISNANDANI K7109108 FAKULTAS KEGURUAN DAN

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh: Rian Ari Utomo K

SKRIPSI. Oleh: Rian Ari Utomo K Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Menggunakan Prezi Untuk Meningkatkan Kemampuan Belajar Kognitif Siswa Kelas X 3 SMA Negeri 1 Cawas Klaten Tahun Pelajaran 2014/2015 SKRIPSI Oleh: Rian Ari

Lebih terperinci

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP GAYA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY (TSTS)

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP GAYA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY (TSTS) PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP GAYA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY (TSTS) Danang Wahyu Setiawan 1), Peduk Rintayati 2), M. Shaifuddin 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret Jalan Slamet Riyadi

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh : APRILIA PUSPITASARI K

SKRIPSI. Oleh : APRILIA PUSPITASARI K UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBILANG MELALUI PENERAPAN METODE DEMONSTRASI BERSUMBER PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEKITAR PADA ANAK KELOMPOK A TK ATRAKTIF WIDYA PUTRA DWP UNS KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2013/2014

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA MELALUI REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA MELALUI REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA MELALUI REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION (RME) DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIC PADA SISWA KELAS III SD NEGERI PURWOTOMO NO.97 TAHUN AJARAN 2015/2016 SKRIPSI

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SERVIS BAWAH

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SERVIS BAWAH UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SERVIS BAWAH DALAM PERMAINAN BOLAVOLI MINI MELALUI METODE PEMBELAJARAN BAGIAN-KESELURUHAN PADA SISWA KELAS V SD NEGERI SURUHKALANG 02 JATEN KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE MIND MAPPING

PENERAPAN METODE MIND MAPPING PENERAPAN METODE MIND MAPPING DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN PENGANTAR EKONOMI BISNIS DI SMK N 1 KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI Oleh: DWI SAFRUDIN

Lebih terperinci

: ARNIKA ANDRIANI K

: ARNIKA ANDRIANI K PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN PAIRED STORYTELLING PADA SISWA KELAS V SD NEGERI MAJASTO 02 TAWANGSARI SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2015/2016 SKRIPSI Oleh : ARNIKA ANDRIANI

Lebih terperinci

PENINGKATAN PEMAHAMAN KEBEBASAN BERORGANISASI

PENINGKATAN PEMAHAMAN KEBEBASAN BERORGANISASI PENINGKATAN PEMAHAMAN KEBEBASAN BERORGANISASI MATA PELAJARAN PKn MELALUI METODE ROLE PLAYING PADA SISWA KELAS V SDN KEDEN 3 KALIJAMBE SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh: ANIK BAROKAH K7109021

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN PENGENALAN LAMBANG BILANGAN MELALUI FINGER PAINTING PADA ANAK KELOMPOK A TKIT NUR HIDAYAH SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014/ 2015

UPAYA PENINGKATAN PENGENALAN LAMBANG BILANGAN MELALUI FINGER PAINTING PADA ANAK KELOMPOK A TKIT NUR HIDAYAH SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014/ 2015 UPAYA PENINGKATAN PENGENALAN LAMBANG BILANGAN MELALUI FINGER PAINTING PADA ANAK KELOMPOK A TKIT NUR HIDAYAH SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014/ 2015 SKRIPSI Oleh: NURIDA YUSRIANI K8111057 FAKULTAS KEGURUAN DAN

Lebih terperinci

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013 PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI PADA SISWA KELAS III SDN 1 KROBOKAN JUWANGI BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh: Antonius Hari Suharto X7109126 FAKULTAS

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN BRAINSTORMING

PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN BRAINSTORMING PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PANTUN PADA SISWA KELAS IV SDIT NUR HIDAYAH SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI OLEH : KATRIN PRIMADYANINGSIH

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PBL MELALUI METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA PADA SUHU DAN KALOR KELAS X-5 SMAN GONDANGREJO

PENERAPAN MODEL PBL MELALUI METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA PADA SUHU DAN KALOR KELAS X-5 SMAN GONDANGREJO PENERAPAN MODEL PBL MELALUI METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA PADA SUHU DAN KALOR KELAS X-5 SMAN GONDANGREJO SKRIPSI Oleh : NIKEN TRI WIDAYATI K 2312049 FAKULTAS KEGURUAN DAN

Lebih terperinci

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP DAUR AIR MELALUI MODEL EXPLICIT INSTRUCTION PADA SISWA KELAS V SD NEGERI KAHUMAN TAHUN AJARAN 2015/2016

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP DAUR AIR MELALUI MODEL EXPLICIT INSTRUCTION PADA SISWA KELAS V SD NEGERI KAHUMAN TAHUN AJARAN 2015/2016 PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP DAUR AIR MELALUI MODEL EXPLICIT INSTRUCTION PADA SISWA KELAS V SD NEGERI KAHUMAN TAHUN AJARAN 2015/2016 (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas V SD Negeri Kahuman Kabupaten

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION (RME) (penelitian tindakan kelas pada siswa kelas II SD Negeri Carangan NO. 22 Surakarta tahun

Lebih terperinci

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA PADA MATERI GAYA

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA PADA MATERI GAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA PADA MATERI GAYA MAGNIT MELALUI ALAT PERAGA KIT IPA BAGI SISWA TUNADAKSA KELAS V SEMESTER II SLB/D YPAC SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh: Sri Rahayuningsih

Lebih terperinci

PENERAPAN PENDEKATAN SCIENTIFIC

PENERAPAN PENDEKATAN SCIENTIFIC PENERAPAN PENDEKATAN SCIENTIFIC DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA PADA SISWA KELAS VA SD NEGERI PETORAN SURAKARTA TAHUN AJARAN 2013/2014 SKRIPSI OLEH:

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN PAIRED STORYTELLING

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN PAIRED STORYTELLING PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN PAIRED STORYTELLING Arnika Andriani 1), Suharno 2), Yulianti 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jalan Slamet Riyadi 449 Surakarta

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP BATUAN PADA SISWA SDN 01 TOHUDAN KECAMATAN COLOMADU KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh: UNI APRIYANI K7109195

Lebih terperinci

UMMU MUSLIHAH K

UMMU MUSLIHAH K PENGGUNAAN MODUL FISIKA BERBASIS SCIENTIFIC APPROACH MATERI ELASTISITAS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS X MIA 6 SMA MTA SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014/2015

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP GAYA

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP GAYA PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP GAYA Kartika Teti Kadarsih 1), Usada 2), Matsuri 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jalan Slamet Riyadi 449 Surakarta e-mail: kartikateti@gmail.com

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI MELALUI METODE MIND MAPPING PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI SINE 01 SRAGEN TAHUN AJARAN 2012/2013

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI MELALUI METODE MIND MAPPING PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI SINE 01 SRAGEN TAHUN AJARAN 2012/2013 PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI MELALUI METODE MIND MAPPING PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI SINE 01 SRAGEN TAHUN AJARAN 2012/2013 SKRIPSI Disusun oleh: NUNIK SARI ASIH K7109140 FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI MEMBILANG BENDA 1-10 MELALUI MEDIA GRAFIS PADA SISWA TUNAGRAHITA KELAS DASAR II SEMESTER I DI SLB BC BINADSIH KARANGANOM KLATEN TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MODEL PICTURE AND PICTURE

PENGGUNAAN MODEL PICTURE AND PICTURE PENGGUNAAN MODEL PICTURE AND PICTURE UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MASALAH SOSIAL DALAM PEMBELAJARAN IPS PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI PAJANG IV LAWEYAN SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI TRI

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MEDIA BONEKA JARI UNTUK PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK DONGENG PADA SISWA KELAS I SDN PURWOTOMO SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016

PENGGUNAAN MEDIA BONEKA JARI UNTUK PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK DONGENG PADA SISWA KELAS I SDN PURWOTOMO SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016 PENGGUNAAN MEDIA BONEKA JARI UNTUK PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK DONGENG PADA SISWA KELAS I SDN PURWOTOMO SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016 SKRIPSI Oleh : DINI PUSPASARI K7112063 FAKULTAS KEGURUAN DAN

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI TEKNIK EXAMPLES NON EXAMPLES PADA PESERTA DIDIK KELAS IV SDN 02 NGASEM KARANGANYAR 2012/2013

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI TEKNIK EXAMPLES NON EXAMPLES PADA PESERTA DIDIK KELAS IV SDN 02 NGASEM KARANGANYAR 2012/2013 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI TEKNIK EXAMPLES NON EXAMPLES PADA PESERTA DIDIK KELAS IV SDN 02 NGASEM KARANGANYAR 2012/2013 SKRIPSI Oleh : IKA KURNIA PUTRI K7109094 FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN CARD SORT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA TENTANG CAHAYA DAN SIFAT-SIFATNYA PADA SISWA KELAS V

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN CARD SORT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA TENTANG CAHAYA DAN SIFAT-SIFATNYA PADA SISWA KELAS V PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN CARD SORT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA TENTANG CAHAYA DAN SIFAT-SIFATNYA PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 01 NGASEM COLOMADU TAHUN AJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh: ANIS

Lebih terperinci

Skripsi Oleh : Ahmad Hidayat Fauzi K

Skripsi Oleh : Ahmad Hidayat Fauzi K PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN KOGNITIF FISIKA SISWA KELAS XI IPA 1 SMA NEGERI 3 BOYOLALI TAHUN AJARAN 2015/2016 Skripsi Oleh : Ahmad Hidayat Fauzi

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI

UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI MELALUI PENERAPAN TEKNIK SHOW NOT TELL PADA SISWA KELAS V SD NEGERI I JATIPURO TRUCUK KABUPATEN KLATEN SKRIPSI Oleh: Risa Hartati K1206036 FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA CERITA MELALUI MEDIA ANIMASI BAGI SISWA KELAS VI SDLB C SWADAYA SEMARANG TAHUN 2013

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA CERITA MELALUI MEDIA ANIMASI BAGI SISWA KELAS VI SDLB C SWADAYA SEMARANG TAHUN 2013 UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA CERITA MELALUI MEDIA ANIMASI BAGI SISWA KELAS VI SDLB C SWADAYA SEMARANG TAHUN 2013 SKRIPSI oleh: SUNARNI NIM: X5212224 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP LEMBAGA-LEMBAGA PEMERINTAHAN TINGKAT PUSAT MENGGUNAKAN METODE SNOWBALL DRILLING PADA SISWA KELAS IV SDN DOHO II TAHUN 2013 Oleh: SUCI WULANDARI K7109180 FAKULTAS

Lebih terperinci

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG LUAS DUA BANGUN DATAR SEDERHANA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA REALIA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA BAGI SISWA TUNARUNGU KELAS VI SLB ABC GIRI WIYATA DARMA WONOGIRI TAHUN PELAJARAN

Lebih terperinci