KEMANDIRIAN REMAJA AKHIR DITINJAU DARI URUTAN KELAHIRAN DAN STATUS SOSIAL EKONOMI ORANGTUANYA. Ummi Jihadah. Asmadi Alsa INTISARI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KEMANDIRIAN REMAJA AKHIR DITINJAU DARI URUTAN KELAHIRAN DAN STATUS SOSIAL EKONOMI ORANGTUANYA. Ummi Jihadah. Asmadi Alsa INTISARI"

Transkripsi

1 KEMANDIRIAN REMAJA AKHIR DITINJAU DARI URUTAN KELAHIRAN DAN STATUS SOSIAL EKONOMI ORANGTUANYA Ummi Jihadah Asmadi Alsa INTISARI Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah ada perbedaan kemandirian remaja akhir berdasarkan urutan kelahiran dan korelasi antara status sosial ekonomi orangtua dengan kemandirian remaja akhir. Subjek penelitian ini adalah mahasiswa Universitas Islam Indonesia fakultas Psikologi remaja akhir berjenis kelamin laki-laki maupun perempuan, dengan usia antara 18 tahun sampai 24 tahun, berstatus sebagai mahasiswa yang kuliah di Universitas Islam Indonesia Yogyakarta, fakultas Psikologi, yang diperloleh melalui teknik random sampling. Skala yang digunakan adalah skala kemandirian yang berjumlah 34 aitem, mengacu pada aspek yang dikemukakan Masrun (1986) dan Beller (Suryantina, 2002), sedangkan skala status sosial ekonomi orangtua adalah hasil adaptasi dari alat ukur yang telah digunakan oleh Prabana (1997) yang berjumlah 3 aitem. Reabilitas skala kemandirian : Metode analisis data untuk menguji hipotesis pertama, dengan menggunakan teknik One-way Anova pada komputer SPSS versi Hasil analisis menunjukkan nilai F = ; p = (p > 0.05) yang artinya tidak ada perbedaan kemandirian remaja berdasar urutan kelahiran. Sedangkan metode analisis data untuk menguji hipotesis kedua, dengan menggunakan correlation non-parametrik Spearmen s rho pada komputer SPSS versi 12.0 diperoleh bahwa r = ; p = (p > 0.05) yang artinya bahwa tidak ada korelasi antara status sosial ekonomi orangtua dengan kemandirian remaja. Kata kunci: kemandirian remaja akhir, urutan kelahiran, status sosial ekonomi orangtua

2 2 A. Pengantar Masa remaja merupakan suatu periode perkembangan yang penting, dimana pada masa tersebut merupakan periode peralihan dan perubahan. Hal ini diperkuat oleh pendapat Hurlock (1980), Atkinson, dkk., dan Erikson (Hall & Lindzey, 1993) bahwa masa remaja merupakan tahap pencarian indentitas dan sebagai ambang masa dewasa. Seiring dengan proses perkembangan psikologis, terjadi banyak perubahan pada diri remaja. Salah satu perubahan yang juga merupakan tugas perkembangan remaja adalah mulai melepaskan diri dari ikatan orangtua, mencapai kepastian akan kebebasan dan kemampuan untuk berdiri sendiri. Keinginan yang kuat untuk mandiri berkembang pada awal masa remaja dan mencapai puncaknya menjelang periode ini berakhir. Kemandirian adalah suatu sikap yang harus ada pada setiap individu. Kebutuhan akan kemandirian sangatlah penting, karena pada masa yang akan datang setiap individu akan menghadapi berbagai macam tantangan dan dituntut untuk dapat melepaskan diri dari ketergantungan pada orang tua atau dapat mandiri. Hal ini terkait dengan kepentingan setiap individu dalam mengarungi kehidupannya. Tanpa bekal sikap kemandirian, setiap individu akan mengarungi kehidupannya dengan ketidakpastian. Setiap ketidakpastian yang muncul tersebut akan menjadi sebuah celah yang berpotensi sebagai jurang yang terjal. Kemandirian adalah suatu tugas perkembangan remaja yang tidak bersifat instan atau langsung jadi, melainkan melalui proses yang panjang. Mu tadin (2002) mengatakan bahwa kemandirian merupakan suatu sikap individu yang

3 3 diperoleh secara komulatif selama perkembangan dimana individu akan terus belajar untuk bersikap mandiri dalam menghadapi berbagai situasi di lingkungan, sehingga individu pada akhirnya akan mampu berpikir dan bertindak sendiri. Dengan kemandirian, seseorang dapat memilih jalan hidupnya untuk dapat berkembang dengan lebih mantap. Diharapkan remaja memiliki kemandirian. Karena dengan demikian banyak hal positif yang bisa diperoleh oleh para remaja tersebut, yaitu tumbuhnya rasa percaya diri, tidak tergantung pada orang lain, tidak mudah dipengaruhi, dan bertambahnya kemampuan berfikit secara objektif. (Mu tadin, 2002). Kenyataannya, tidak semua remaja mandiri. Ketidakmandirian remaja ini tercermin dalam perilaku mereka dalam pergaulan dengan teman sebaya. Para remaja tersebut cenderung merasa tergantung pada teman sebaya yang ada dalam kelompoknya, ia tidak dapat memutuskan segala sesuatunya sendiri, misalnya dalam pemilihan jurusan atau fakultas ketika masuk sekolah atau Perguruan Tinggi, banyak remaja yang masih tidak dapat memutuskan sendiri universitas atau jurusan mana yang akan dipilihnya. Bahkan masih banyak ditemui orangtua yang sangat memaksakan kehendaknya untuk memasukkan putera-puterinya ke jurusan yang mereka kehendaki meskipun anaknya sama sekali tidak berminat untuk masuk ke jurusan tersebut. (Mu tadin, 2002) Indikasi ketidakmandirian seorang remaja juga terlihat pada saat mengerjakan tugas apapun yang diberikan. Dalam hal ini, Sangadji ( mengatakan bahwa di kampus atau perguruan tinggi, para dosen yang menganggap penting penguasaan Bahasa Inggris,

4 4 memberi tugas penerjemahan buku. Maksudnya adalah selain untuk penguasaan bidang ilmu, juga sekaligus dapat menguasai bahasa inggris, meskipun sifatnya pasif. Namun kebanyakan remaja saat ini tidak mau repot-repot mengerjakan tugas tersebut dan memilih menggunakan jasa penerjemah yang saat ini sudah marak di pasaran. Hanya dengan mengeluarkan beberapa ribu rupiah saja maka tugas terjemahan tersebut selesai. Para remaja tersebut tidak menyadari bahwa tugas itu pada akhirnya akan bermuara pada perkembangan kemandiriannya. Pertanyaan yang muncul adalah mengapa para remaja saat ini masih banyak yang tidak mandiri? Pitara (Kedaulatan Rakyat, 1 Desember 2004) mengungkapkan bahwa sistem pendidikan di Indonesia sebagian besar lebih banyak menekankan pada pola ilmu pengetahuan dan teknologi semata. Out-put pendidikan kita selama ini telah sukses dalam mencetak orang-orang yang mempunyai predikat akademik tinggi tetapi telah gagal menghasilkan orang-orang yang berjiwa mandiri, matang dalam emosi serta berakhlak mulia. Pendapat Pitara ditegaskan oleh Nashori (1999) bahwa tingkat kemandirian remaja kita masih memprihatinkan. Hal ini dikarenakan para remaja tersebut pada umumnya tidak memperoleh cukup latihan mandiri pada usia dini. Lerner dan Spanier (Hirmaningsih, 2001) menyebutkan bahwa kemandirian dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu faktor internal atau kondisi diri, seperti: usia, jenis kelamin dan tingkat pendidikan, dan faktor eksternal atau lingkungan, seperti: keluarga, kegiatan atau pekerjaan dan latar belakang budaya.

5 5 B. Metode Penelitian Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis statistik. Alasan yang mendasarinya adalah bahwa statistik dapat mewujudkan kesimpulan (generalisasi) penelitian dengan mempertimbangkan faktor kesahihan. Selain itu pertimbangan lain adalah bahwa statistik bekerja dengan angka-angka yang bersifat objektif dan universal, dalam arti dapat digunakan hampir seluruh bidang penelitian. Dalam penelitian ini digunakan analisis varian atau anava untuk hipotesis pertama dan product moment untuk hipotesis kedua dengan modul SPSS 12.0 for windows. Analisis pada hipotesis pertama menggunakan metode analisis varian karena metode analisis ini membandingkan kemandirian yang datanya interval berdasar urutan kelahiran yang datanya nominal, dengan asumsi bahwa apabila distribusi tergantung berdasarkan distribusi normal dan varians variabel tergantung adalah homogen antara kelompok-kelompok yang dibandingkan. Analisis pada hipotesis kedua menggunakan analisis product moment karena metode analisis ini mengkorelasikan dua variabel, yaitu tingkat status sosial ekonomi dan kemandirian yang datanya interval. Analisis ini digunakan untuk menguji korelasi antara status sosial ekonomi orangtua dengan kemandirian remaja akhir. Pengujian ini melihat apakah ada hubungan antara status sosial ekonomi orangtua dengan kemandirian remaja akhir. C. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Data Penelitian

6 6 Deskripsi Data Penelitian Kemandirian Variabel Empirik Mean Std.Deviation Min Max Status Sosial Ekonomi Kemandirian Sebaran data empirik dari skor kemandirian dan skor skala status sosial ekonomi dapat diuraikan untuk mengetahui keadaan subjek penelitian yang berdasarkan pada kategorisasi standar deviasi, dapat dilihat pada table berikut: Kriteria Kategorisasi Skala Status Sosial Ekonomi Orangtua Kategori Rentang Skor Jumlah Prosentasi X < Sangat Rendah % < X < Rendah % < X < Sedang % < X < Tinggi % Jumlah % Sebaran data empirik pada skor status sosial ekonomi diketahui nilai terendah adalah < dan nilai tertinggi < Luas jarak sebarannya adalah =86.3, sehingga setiap satuan standar deviasinya bernilai dan mean teoritisnya Hasil pengolahan yang ditunjukkan pada tabel di atas terlihat bahwa dari keseluruhan subjek yaitu 43 orang, mayoritas subjek berada pada tingkat status sosial ekonomi orangtua tinggi, yaitu %. Kriterian Kategorisasi Skala Kemandirian Kategori Rentang Skor Jumlah Prosentasi X < Sangat Rendah % < X < Rendah % < X < Sedang % < X < Tinggi % X > Sangat Tinggi % Jumlah %

7 7 Sebaran data empirik pada skor kemandirian diketahui nilai terendah < dan nilai tertinggi > Luas jarak sebarannya adalah =42, sehingga setiap satuan standar deviasinya bernilai dan mean teoritisnya adalah Hasil pengolahan yang ditunjukkan pada tabel di atas terlihat bahwa dari keseluruhan subjek yaitu 43 orang, mayoritas subjek berada pada kategori sedang, yaitu 48.84%. 2. Uji Asumsi Uji asumsi dilakukan sebelum analisa data penelitian atau uji hipotesis meliputi uji normalitas, uji homogenitas, dan uji linearitas. Uji normalitas bertujuan untuk melihat normal tidaknyanya penyebaran data dari variable penelitian. Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui varian sample yang diteliti homogen atau tidak. Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah sebaran dari titik-titik yang merupakan nilai dari variable-variabel tersebut linear. a. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan menggunakan program komputer SPSS versi 12.0 dengan statistk teknik Kolmogorov Smirnov Test. Variabel kemandirian menunjukkan K-SZ = ; p = ; p > dan variabel status sosial ekonomi menunjukkan K-SZ = ; p = ; p > Hasil uji normalitas ini menunjukkan bahwa kedua alat ukur tersebut memiliki sebaran normal. b. Uji Homogenitas Hasil dari homogenitas untuk variabel kemandirian diperoleh nilai sebesar dengan p > 0.05 yang berarti sebarannya homogen.

8 8 c. Uji Linearitas Uji linieritas merupakan pengujian garis regresi variable bebas dengan variable tergantung. Uji Linearitas dipakai guna mengetahui apakah hubungan antara status sosial ekonomi dengan kemandirian pada pola garis linier atau tidak. Skor yang diperoleh antara status sosial ekonomi dengan kemandirian adalah F = 0.616, p = dengan p > 0.05 yang menunjukkan hubungan linier. Gambar kurve linearitas dapat dilihat pada lampiran Uji Hipotesis Perbedaan kemandirian ditinjau dari urutan kelahiran dan korelasi antara status sosial ekonomi orangtua dengan kemandirian remaja dapat diketahui dengan cara uji hipotesis. Hasil analisis data dengan menggunakan One-way Anova pada komputer SPSS versi 12.0 untuk hipotesis pertama diperoleh bahwa F = ; p = (p > 0.05). Maka hipotesis yang menyatakan bahwa ada perbedaan kemandirian remaja berdasar urutan kelahiran ditolak. Untuk hipotesis kedua menggunakan correlation product moment dari Spearmen s pada komputer SPSS versi 12.0 diperoleh bahwa r = ; p = (p > 0.05). Maka hipotesis yang menyatakan bahwa Ada korelasi positif antara status sosial ekonomi orangtua dengan kemandirian remaja ditolak. D. Pembahasan Hasil analisa data dari penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan kemandirian ditinjau dari urutan kelahiran. Apabila dilihat dari pengisian identitas pada penelitian yaitu urutan kelahiran yang berarti jumlah

9 9 anak, menunjukkan jumlah anak paling banyak berjumlah enam anak. Dari penelitian Rokhisah (1991) menyatakan bahwa tidak ada pengaruh jumlah anak terhadap kemandirian. Berarti remaja yang terlahir dari keluarga kecil, sedang, maupun besar tidak mempengaruhi seseorang menjadi mandiri atau tidak mandiri. Lebih lanjut Verawati ( memaparkan bahwa berkembangnya kemandirian pada diri remaja tiak terlepas dari bagaimana peran orangtua mendidik, menanamkan, dan menerapkan nilai-nilai kepada anak. Menurut Verawati, dengan mengembangkan pola hubungan yang baik dengan anak maka akan menciptakan suasana keluarga yang sehat dan dapat mendukung berkembangnya kemandirian remaja. Hurlock (1980) menyatakan bahwa pola asuh demokratis berhubungan dengan perkembangan kemandirian remaja. Pola asuh demokratis merupakan pola asuh yang memberikan suasana penuh penerimaan, memberikan kesempatan untuk mandiri. Hal ini disebabkan banyak penjelasan dari orangtua mengenai norma perilaku dan harapan orangtua yang akan membuat anak bertanggung jawab dan belajar untuk mandiri. Sikap orangtua yang hangat, menerima serta menghargai anak dapat membuat anak menjadi lebih percaya diri. Oleh karena itu sikap dan perlakuan orangtua dapat mempengaruhi perkembangan kemandirian anak. Johnson & Medinnus, 1974 (Hilman, 2002) menyatakan bahwa faktor urutan kelahiran dalam mempengaruhi perkembangan kepribadian melalui proses sosialisasi dalam keluarga yang mengembangkan kepribadian atau dapat dikatakan terjadi secara tidak langsung melalui adanya kebutuhan manusia akan

10 10 perhatian dari lingkungannya ketika seseorang masih dalam masa kanak-kanak, terutama yang berasal dari orangtua. Lebih lanjut, Johnson & Medinnus, 1974 (Suryantina, 2002) mengatakan bahwa untuk berlatih mandiri, orang membutuhkan perasaan aman, suasana penuh perlindungan, penghargaan, cukup kasih sayang dan perhatian dari orangtua, jauh dari perasaan cemburu, tersaingi, cemas, khawatir. Semua kondisi itu akan memberikan perasaan aman bagi anak untuk berani berinisiatif, mendorong berlatih bertanggung jawab, dan berlatih menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi. Jika dihubungkan dengan hasil penelitian berarti orangtua telah memiliki suatu sikap yang memandang bahwa seorang anak tidak perlu dibeda-bedakan berdasarkan urutan kelahirannya. Masyarakat pada umumnya pun sudah ada anggapan bahwa anak pertama, kedua, atau ketiga adalah sama. Sama halnya dengan anggapan yang ada mengenai jenis kelamin anak, yaitu laki-laki atau perempuan adalah sama saja. Seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi, pengetahuan dapat diperoleh dari berbagai sumber, baik media cetak maupun noncetak sehingga memunculkan sikap orangtua yang tidak membedakan atau mendiskriminasikan anak berdasarkan urutan kelahiran. Orangtua juga mulai memahami bahwa para orangtua tersebut harus memiliki tuntutan maupun harapan yang sama sehingga dapat memberikan perlakuan yang sama pula pada anak-anaknya yang berbeda urutan kelahiran. Jadi, dari sikap yang tidak membeda-bedakan ini membuat orangtua kemudian dapat memberikan perlakuan psikologis terhadap posisi anak dalam urutan kelahiran. Perlakuan psikologis yang diberikan yaitu berupa pola asuh yang bersifat demokratis.

11 11 Santrock (2003) juga menyatakan bahwa urutan kelahiran bukan merupakan satu-satunya faktor yang mempengaruhi perkembangan kepribadian seorang remaja. Menurut Santrock, masih banyak faktor lain yang lebih penting dalam memperkirakan perilaku seorang remaja, termasuk perilaku mandiri. Tidak adanya perbedaan kemandirian dilihat dari urutan kelahiran baik anak pertama, anak tengah, maupun anak bungsu secara keseluruhan berarti tidak mendukung teori dan asumsi yang telah diajukan. Diharapkan teori yang ada perlu ditinjau kembali. Tidak terdapatnya perbedaan yang signifikan tersebut mungkin disebabkan masih ada faktor lain yang perlu dipertimbangkan, seperti jarak usia antar anak. Jarak usia yang terlalu jauh dapat mengurangi pengaruh urutan kelahiran terhadap perkembangan kemandirian. Hasil analisis data dari penelitian ini juga menunjukkan adanya penolakan terhadap hipotesis kedua yang menyatakan Ada korelasi positif antara status sosial ekonomi orangtua dengan kemandirian remaja pada taraf signifikansi 5%. Ada beberapa kemungkinan penyebab terjadinya penolakan terhadap hipotesis tersebut. Kemungkinan pertama, jumlah subjek penelitian yang relatif kecil dan tidak seimbang untuk masing-masing kelompok status sosial ekonomi, yaitu satu orang untuk kelompok status sosial ekonomi sangat rendah rendah, 12 orang untuk kelompok status sosial ekonomi rendah, 13 orang untuk kelompok status sosial ekonomi sedang, 17 orang untuk kelompok status sosial ekonomi tinggi. Semakin kecil jumlah subjek penelitian maka akan semakin besar kesalahan dalam mengambil suatu keputusan statistik (Hadi, 1990).

12 12 Kemungkinan kedua, alat pengukur status sosial ekonomi sudah tidak sesuai lagi dengan kondisi saat ini. Hal ini dapat menyebabkan kesalahan dalam menetapkan klasifikasi status sosial ekonomi sehingga memungkinkan sebagian subjek semestinya tergolong status sosial ekonomi tinggi menjadi status sosial ekonomi sedang, yang tergolong status sosial ekonomi sedang menjadi status sosial ekonomi rendah atau tinggi, dan yang tergolong status sosial ekonomi rendah menjadi status sosial ekonomi sedang. Kemungkinan ketiga, pada saat ini dalam diri remaja telah terbentuk unsure-unsur pendukung perilaku mandiri, yakni adanya inisiatif, rasa percaya pada diri sendiri, dapat mengerjakan tugas rutin sendiri, dapat memecahkan masalah sendiri dan adanya pengendalian dalam diri atau locus of control (Masrun, 1986 dan Beller dalam Suryantina, 2002). Remaja menyadari bahwa dengan inisiatif dan percaya diri memungkinkan orang lain untuk lebih menghormati dan menghargai apa yang dipikirkan, dirasakan, dan diinginkannya. Berkaitan dengan tugas-tugas perkembangan remaja, diharapkan remaja menjadi individu yang dapat berdiri sendiri. Kebutuhan akan kemandirian menyebabkan remaja selalu ingin menunjukkan rasa percaya pada dirinya sendiri, yakni dengan cara memperoleh kepuasan dari usaha yang telah dilakukannya (Masrun, 1986). Watson dan Lindgren (Lukman, 2000) menyatakan bahwa tingkah laku mandiri tercermin dalam pengambilan inisiatif, mengatasi hambatan, melakukan sesuatu dengan tepat, gigih dalam usahanya dan melakukan sesuatu sendiri tanpa bantuan orang lain.

13 13 Dengan terbentuknya kelima unsur pendukung perilaku mandiri tersebut memungkinkan para remaja dapat berperilaku mandiri. Sebagaimana yang telah diungkapkan oleh Hurlock (1980) bahwa keinginan mandiri sudah mulai berkembang pada awal masa remaja dan mencapai puncaknya menjelang periode ini berakhir. Lebih lanjut Monks (2004) menyatakan bahwa di usia remaja terdapat dorongan untuk dapat berdiri sendiri. Hal ini menunjukkan bahwa pada usia remaja tersebut, sedang terjadi proses pembentukan kemandirian. Berkaitan dengan status sosial ekonomi, maka dalam penelitian ini faktor tersebut dianggap tidak ada atau tidak berperah. Brown, 1936; Ogburn dan Nimkof, 1964 (Prabana, 1997) mengungkapkan bahwa jika ada salah satu faktor yang dianggap tidak ada, tidak berperan atau sedikit sekali peranannya maka faktor status sosial ekonomi tersebut merupakan kekuatan definit yang dapat diabaikan. Dengan diabaikannya kekuatan definit tersebut, subjek penelitian dapat dipandang sama dan bebas, dan apabila individu berada dalam situasi yang bebas dari tekanan atau hambatan maka bentuk-bentuk perilaku yang ditampakkannya merupakan ekspresi yang sebenarnya (Azwar, 1995). Dengan demikian, rerata tingkat kemandirian dari keempat kelompok remaja dalam penelitian ini adalah sama. E. Kesimpulan 1. Tidak ada perbedaan kemandirian remaja akhir ditinjau dari urutan kelahiran. Tidak adanya perbedaan ini dapat dikaitkan dengan proses sosialisasi dalam keluarga dan sikap orangtua yang sudah tidak lagi memberikan perlakuan yang berbeda pada masing-masing urutan

14 14 kelahiran, yaitu pada anak pertama, anak tengah, dan anak bungsu. Selanjutnya, dari hasil penelitian ini terbukti bahwa subjek dalam aktualisasinya di lingkungan Perguruan Tinggi menunjukkan kemandirian yang rata-rata berada pada kategori sedang 2. Tidak ada korelasi positif antara status sosial ekonomi dengan kemandirian remaja akhir. Kemungkinan hal ini disebabkan jumlah subjek yang relatif kecil, alat ukur status sosial ekonomi yang sudah tidak sesuai dengan kondisi saat ini, dan dalam diri subjek telah terbentuk kelima unsur kemandirian, yakni adanya inisiatif, rasa percaya pada diri sendiri, dapat mengerjakan tugas rutin sendiri, dapat memecahkan masalah sendiri dan adanya pengendalian dalam diri atau locus of control. F. Saran Berdasarkan penelitian ini, ada beberapa saran yang dikemukakan oleh peneliti. Beberapa saran tersebut antara lain: 1. Saran bagi Universitas terkait Kemandirian harus dimiliki oleh setiap remaja, karena dengan demikian banyak hal positif yang bisa diperoleh yaitu tumbuhnya rasa percaya diri, tidak tergantung pada orang lain, tidak mudah dipengaruhi, dan bertambahnya kemampuan berfikit secara objektif. Untuk itu, akan lebih baik jika pihak Universitas memperbanyak tugas ataupun latihan yang dapat merangsang perkembangan kemandirian remaja atau mahasiswa. 2. Saran bagi Orangtua

15 15 Masa remaja merupakan suatu periode perkembangan yang penting, dimana pada masa tersebut merupakan periode peralihan dan perubahan. Salah satu perubahan yang juga merupakan tugas perkembangan remaja adalah mulai mandiri. Mengingat kemandirianakan memberikan dampak yang positif bagi perkembangan indivudu, maka sebaiknya kemandirian diajarkan pada anak sedini mungkin sesuai dengan kemampuan anak. 3. Saran bagi Peneliti Selanjutnya Bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk menyertakan variable lain yang diduga mempengaruhi kemandirian, seperti jarak kelahiran dan pola asuh. Dalam penelitian ini menggunakan subjek penelitian dari Fakultas Psikologi yang ada kemungkinan mengetahui maksud dari penelitian ini sehingga cenderung memberikan jawaban yang terbaik, maka penulis disini menyarankan agar peneliti berikutnya dapat menggunakan subjek lainnya yang bukan berasal dari Fakultas Psikologi. Selain itu, dalam penelitian ini jumlah penelitian relatif kecil. Untuk para peneliti selanjutnya diharapkan lebih memperhatikan dan memperhitungkan secara cermat besar kecilnya jumlah subjek agar tidak terjadi kesalahan dalam mengambil suatu keputusan statistik. Kepada para peneliti selanjutnya yang tertarik pada penelitian yang berkaitan dengan masalah status sosial ekonomi, diharapkan ketelitiannya dalam melakukan pengukuran dan pengklasifikasian status sosial ekonomi. Oleh karena itu, perlu disusun alat ukur status sosial ekonomi yang baku dan perlu diadakan peninjauan secara berkala terhadap alat ukur tersebut sesuai dengan keadaan jaman.

16 16 DAFTAR PUSTAKA Ahmadi, A Psikologi Sosial. Surabaya: PT Bina Ilmu. Alwisol Psikologi Kepribadian Edisi Revisi. Malang: UMM Press. Azwar, S Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya. Edisi kedua. Cetakan ke-7. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Budiyanto, A Hubungan Antara Harga Diri dengan Kemandirian pada Remaja. Skripsi (Tidak Diterbitkan). Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM. Gerungan W. A Psikologi Sosial: Suatu Ringkasan. Bandung-Jakarta: PT Eresco. Gunarsa, S.D Psikologi Perkembangan: Seri Pendidikan Keluarga. Jakarta: BPK. Gunung Mulia. Hadi, S Metodologi Research. Yogyakarta: Penerbit Andi Offset. Hall, C. S. & Lindzey, G Psikologi Kepribadian 1: Teori-Teori Psikodinamik (Klinis). Yogyakarta: Kanisius. Editor: A. Supratiknya. Hall, C. S. & Lindzey, G Psikologi Kepribadian 2: Teori-Teori Holistik (Organismik-Fenomenologis). Yogyakarta: Kanisius. Editor: A. Supratiknya. Hilman Kemandirian Remaja yang Tinggal di Panti Asuhan ditinjau dari Persepsi Pelayanan Sosial dan Dukungan Sosial. Tesis (Tidak Diterbitkan). Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM. Hurlock, E. B Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga. Kartono, K Psikologi Anak. Bandung: Penerbit Mandar Maju. Kurniawan, I. N., Keyakinan Orangtua, Status Sosial Ekonomi dan Strategi Manajemen Konflik Antar Saudara Kandung. Tesis (Tidak Diterbitkan). Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM. Lukman, M Kemandirian Anak Asuh di Panti Asuhan Yatim Islam ditinjau dari Konsep Diri dan Kompetensi Interpersonal. Jurnal Psikologika, 10, Mahmud, M. D Psikologi Suatu Pengantar Edisi 1. Yogyakarta: PPFE.

17 17 Masrun, Martono, Haryanto FR, Prbo Harjito, Muhana Sofiati Utami, Anuryati Bawani, Lerbin Aritonang, dan Helly Sutjipto Studi Mengenai Kemandirian pada Penduduk di Tiga Suku Bangsa (Jawa, Batak, Bugis). Laporan Penelitian. Kantor Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup dan Fakultas Psikologi UGM. Monks, S.J., Knoers A.M.P., Haditono, S.R Psikologi Perkembangan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Mu tadin, Z Kemandirian Sebagai Kebutuhan Psikologis pada Remaja. Nashori, F Hubungan Antara Religiusitas dengan Kemandirian pada Siswa Sekolah Menengah Umum. Jurnal Psikologika, 8, Prabana Perbedaan Asertivitas Remaja Ditinjau dari Status Sosial Ekonomi Orangtua dan Jenis Kelamin. Skripsi (Tidak Diterbitkan). Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM. Rokhisah, E Hubungan Antara Jumlah anak dalam Keluarga, Kedemokratisan dan Kemandirian. Skripsi (Tidak Diterbitkan). Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM. Sangadji, M. N Pendidikan dan Kemandirian Anak Indonesia. Santrock, J. W Adolescence: Perkembangan Remaja. Jakarta: Erlangga. Alih Bahasa: Shinto B. Adelar, Sherli Saragih. Schultz, D Psikologi Pertumbuhan: Model-Model Kepribadian Sehat. Yogyakarta: Kanisius. Alih Bahasa: Yustinus. Soekanto, S Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Stein, S. J. & Book, H. E Ledakan EQ: 15 Prinsip Dasar Kecerdasan Emosional Meraih Sukses. Bandung: Kaifa. Alih Bahasa: Trinanda Rainy Januarsari & Yudhi Murtanto. Sujanto, A., Lubis, H. & Hadi, T Psikologi Kepribadian. Jakarta: Bumi Aksara. Suryantina, E. H Kemandirian Ditinjau dari Kebutuhan Berafiliasi dan Urutan Kelahiran pada Mahasiswa. Skripsi (Tidak Diterbitkan). Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM.

18 18 Toifur Hubungan antara Status Sosial Ekonomi, Orientasi Religius dan Dukungan Sosial dengan Burnout pada Guru Sekolah Dasar di Kabupaten Cilacap. Tesis (Tidak Diterbitkan). Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM. Verawati, D Pengaruh Pola Hubungan Orangtua-Anak Terhadap Kemandirian Remaja. Yunita, R. D Kemandirian dan Motivasi Berprestasi Pada Anak Penderita Asma dan Bukan Penderita Asma. Skripsi (Tidak Diterbitkan). Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM. Zahra, Z Status Kerja Ibu, Persepsi Remaja terhadap Tingkat Kedemokratisan Orangtua dan Kemandirian pada Remaja. Skripsi (Tidak Diterbitkan). Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM. Identitas Penulis Nama : Ummi Jihadah Alamat : Jl. Kusuma, Gendeng GK IV/840 Baciro Jogjakarta No. Telp : /

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KEMANDIRIAN DENGAN ASERTIVITAS PADA REMAJA YANG TINGGAL DI PANTI ASUHAN YATIM PIATU

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KEMANDIRIAN DENGAN ASERTIVITAS PADA REMAJA YANG TINGGAL DI PANTI ASUHAN YATIM PIATU NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KEMANDIRIAN DENGAN ASERTIVITAS PADA REMAJA YANG TINGGAL DI PANTI ASUHAN YATIM PIATU Oleh: AMELIA DESTARI SONNY ANDRIANTO FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Lebih terperinci

KEMANDIRIAN DITINJAU DARI URUTAN KELAHIRAN DAN JENIS KELAMIN

KEMANDIRIAN DITINJAU DARI URUTAN KELAHIRAN DAN JENIS KELAMIN KEMANDIRIAN DITINJAU DARI URUTAN KELAHIRAN DAN JENIS KELAMIN NASKAH PUBLIKASI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Uji Asumsi Uji asumsi harus terlebih dahulu dilakukan sebelum melakukan uji hipotesis. Uji asumsi ini terdiri dari uji normalitas, uji linieritas, dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini ada dua variabel yang akan diteliti, yaitu:

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini ada dua variabel yang akan diteliti, yaitu: BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Dalam penelitian ini ada dua variabel yang akan diteliti, yaitu: 1. Variabel bebas : locus of control, terbagi dua yaitu locus of control internal

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN. dan harga diri, peneliti melakukan pengujian hipotesis. Hipotesis diuji dengan menggunakan teknik analisis korelasi Regresi

BAB V HASIL PENELITIAN. dan harga diri, peneliti melakukan pengujian hipotesis. Hipotesis diuji dengan menggunakan teknik analisis korelasi Regresi BAB V HASIL PENELITIAN A. Hasil Penelitian Berdasarkan data penelitian yang diperoleh dari skala perilaku konsumtif dan harga diri, peneliti melakukan pengujian hipotesis. Hipotesis diuji dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. terhubungdengan internet seperti Smartphone dan I-phone serta berbagai macam

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. terhubungdengan internet seperti Smartphone dan I-phone serta berbagai macam BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN A. Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian 1. Orientasi Kancah Salah satu tahap yang harus dilalui sebelum peneltian dilaksanakan adalah perlunya memahami orientasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan itu juga telah dipelajari secara mendalam. terjadi pada manusia, dan pada fase-fase perkembangan itu fase yang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan itu juga telah dipelajari secara mendalam. terjadi pada manusia, dan pada fase-fase perkembangan itu fase yang BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Dalam menghadapi zaman yang semakin modern seperti sekarang ini, banyak yang harus dipersiapkan oleh bangsa. Tidak hanya dengan memperhatikan kuantitas individunya,

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Afiatin, T Persepsi Pria dan Wanita terhadap Kemandirian. Jurnal Psikologi Tahun XX, Nomor 1, halaman 7-14.

DAFTAR PUSTAKA. Afiatin, T Persepsi Pria dan Wanita terhadap Kemandirian. Jurnal Psikologi Tahun XX, Nomor 1, halaman 7-14. DAFTAR PUSTAKA Afiatin, T. 1993. Persepsi Pria dan Wanita terhadap Kemandirian. Jurnal Psikologi Tahun XX, Nomor 1, halaman 7-14. Amabile, T.A. 1989. Growing Up Creative. New York : Crow Pub. Ancok, D.

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. penelitian. Subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa baru tahun

BAB IV PEMBAHASAN. penelitian. Subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa baru tahun BAB IV PEMBAHASAN A. Deskripsi Subjek Penelitian ini adalah penelitian populasi, sehingga tidak digunakan sampel untuk mengambil data penelitian. Semua populasi dijadikan subyek penelitian. Subyek dalam

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI KEMANDIRIAN DITINJAU DARI GAYA KELEKATAN AMAN DAN URUTAN KELAHIRAN PADA REMAJA

NASKAH PUBLIKASI KEMANDIRIAN DITINJAU DARI GAYA KELEKATAN AMAN DAN URUTAN KELAHIRAN PADA REMAJA NASKAH PUBLIKASI KEMANDIRIAN DITINJAU DARI GAYA KELEKATAN AMAN DAN URUTAN KELAHIRAN PADA REMAJA Disusun Oleh : IN KUTIANTY IRWAN NURYANA K FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA 2005

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI SIKAP REMAJA TERHADAP PENYALAHGUNAAN OBAT DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI

NASKAH PUBLIKASI SIKAP REMAJA TERHADAP PENYALAHGUNAAN OBAT DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI NASKAH PUBLIKASI SIKAP REMAJA TERHADAP PENYALAHGUNAAN OBAT DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI Oleh : SYAIFUL ANWAR PRASETYO YULIANTI DWI ASTUTI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Orientasi Kancah Penelitian SMU N 1 Getasan adalah salah satu sekolah yang ada di Desa Sumogawe, Kecamatan Getasan yang beralamat di Jl. Raya Kopeng KM. 08 Getasan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. fenomena atau gejala utama dan pada beberapa fenomena lain yang relevan.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. fenomena atau gejala utama dan pada beberapa fenomena lain yang relevan. BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Setiap kegiatan penelitian tentu memusatkan perhatiannya pada beberapa fenomena atau gejala utama dan pada beberapa fenomena lain yang relevan. Dalam

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa MA Boarding School Amanatul

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa MA Boarding School Amanatul BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Subyek Subyek dalam penelitian ini adalah siswa MA Boarding School Amanatul Ummah Surabaya. Siswa MA Boarding School Amanatul Ummah Surabaya kelas XI

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dimana pada masa tersebut merupakan periode peralihan dan perubahan. Hurlock

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dimana pada masa tersebut merupakan periode peralihan dan perubahan. Hurlock BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan suatu periode perkembangan yang penting, dimana pada masa tersebut merupakan periode peralihan dan perubahan. Hurlock (1980:206) menyatakan

Lebih terperinci

KEMAMPUAN INTERAKSI SOSIAL ANTARA REMAJA YANG TINGGAL DI PONDOK PESANTREN DENGAN YANG TINGGAL BERSAMA KELUARGA

KEMAMPUAN INTERAKSI SOSIAL ANTARA REMAJA YANG TINGGAL DI PONDOK PESANTREN DENGAN YANG TINGGAL BERSAMA KELUARGA KEMAMPUAN INTERAKSI SOSIAL ANTARA REMAJA YANG TINGGAL DI PONDOK PESANTREN DENGAN YANG TINGGAL BERSAMA KELUARGA Virgia Ningrum Fatnar, Choirul Anam Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan virgia_nfatnar@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. diharapkan oleh kelompok sosial, serta merupakan masa pencarian identitas untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. diharapkan oleh kelompok sosial, serta merupakan masa pencarian identitas untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan masa yang penuh konflik, karena masa ini adalah periode perubahan dimana terjadi perubahan tubuh, pola perilaku dan peran yang diharapkan oleh

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian 37 BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN A. Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian 1. Orientasi Kancah Penelitian ini dilakukan di dua lokasi yaitu di kampus program studi Teknik Sipil Universitas

Lebih terperinci

Hubungan Antara Kematangan Emosi Dan Kepercayaan Diri Dengan Penyesuaian Diri Pada Remaja Awal Di SMK PGRI 3 KEDIRI

Hubungan Antara Kematangan Emosi Dan Kepercayaan Diri Dengan Penyesuaian Diri Pada Remaja Awal Di SMK PGRI 3 KEDIRI Hubungan Antara Kematangan Emosi Dan Kepercayaan Diri Dengan Penyesuaian Diri Pada Remaja Awal Di SMK PGRI 3 KEDIRI Oleh: Hanggara Budi Utomo Dosen FKIP Universitas Nusantara PGRI Kediri Abstrak Seringkali

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Ali, M & Asrori, M. (2004). Psikologi Remaja. Jakarta: Bumi Aksara. Ahmadi, A. (1999). Psikologi Sosial. Surabaya: Bina Ilmu.

DAFTAR PUSTAKA. Ali, M & Asrori, M. (2004). Psikologi Remaja. Jakarta: Bumi Aksara. Ahmadi, A. (1999). Psikologi Sosial. Surabaya: Bina Ilmu. 56 DAFTAR PUSTAKA Ali, M & Asrori, M. (2004). Psikologi Remaja. Jakarta: Bumi Aksara. Ahmadi, A. (1999). Psikologi Sosial. Surabaya: Bina Ilmu. Arikunto, S. (2006). Metode Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. di dalam suatu penelitian. Menurut Kerlinger variabel sebagai sebuah konsep.

BAB III METODE PENELITIAN. di dalam suatu penelitian. Menurut Kerlinger variabel sebagai sebuah konsep. 51 BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi fokus di dalam suatu penelitian. Menurut Kerlinger variabel sebagai sebuah

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA DENGAN PERSONAL RESPONSIBILITY KARYAWAN LEMBAGA PENDIDIKAN PERKEBUNAN YOGYAKARTA

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA DENGAN PERSONAL RESPONSIBILITY KARYAWAN LEMBAGA PENDIDIKAN PERKEBUNAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA DENGAN PERSONAL RESPONSIBILITY KARYAWAN LEMBAGA PENDIDIKAN PERKEBUNAN YOGYAKARTA DISUSUN OLEH SUGESTI HANUNG ANDITYA SUS BUDIHARTO PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN PERSEPSI REMAJA TERHADAP POLA ASUH ORANG TUA OTORITER DENGAN KECEMASAN KOMUNIKASI PADA REMAJA

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN PERSEPSI REMAJA TERHADAP POLA ASUH ORANG TUA OTORITER DENGAN KECEMASAN KOMUNIKASI PADA REMAJA NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN PERSEPSI REMAJA TERHADAP POLA ASUH ORANG TUA OTORITER DENGAN KECEMASAN KOMUNIKASI PADA REMAJA Oleh: Iffah Savitri Mira Aliza Rachmawati PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap manusia pasti melewati tahap-tahap perkembangan yaitu masa bayi, masa kanak-kanak, masa remaja, dan masa dewasa. Namun ada suatu masa dimana individu

Lebih terperinci

pelayanan yang baik kepada individu, keluarga, kelompok, maupun masyarakat harus dapat bekerjasama dengan pihak pihak lain yang berkaitan dengan

pelayanan yang baik kepada individu, keluarga, kelompok, maupun masyarakat harus dapat bekerjasama dengan pihak pihak lain yang berkaitan dengan A. Pengantar Seorang perawat profesional dalam melaksanakan tugasnya memberikan pelayanan yang baik kepada individu, keluarga, kelompok, maupun masyarakat harus dapat bekerjasama dengan pihak pihak lain

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Uji Asumsi. Sebelum melakukan analisis dengan menggunakan analisis regresi,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Uji Asumsi. Sebelum melakukan analisis dengan menggunakan analisis regresi, BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Uji Asumsi Sebelum melakukan analisis dengan menggunakan analisis regresi, terlebih dahulu perlu dilakukan uji asumsi terhadap data penelitian. Uji asumsi yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dilakukan untuk mengetahui normal atau tidaknya distribusi pada data penelitian.

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dilakukan untuk mengetahui normal atau tidaknya distribusi pada data penelitian. BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Uji Asumsi 1. Uji Normalitas Sebelum melakukan uji hipotesis, maka peneliti terlebih dahulu melakukan uji asumsi normalitas dan linearitas data penelitian. Uji

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tergantung pada orangtua dan orang-orang disekitarnya hingga waktu tertentu.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tergantung pada orangtua dan orang-orang disekitarnya hingga waktu tertentu. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap manusia dilahirkan dalam kondisi yang tidak berdaya, ia akan tergantung pada orangtua dan orang-orang disekitarnya hingga waktu tertentu. Seiring dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan yang signifikan antara kualitas

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan yang signifikan antara kualitas BAB III METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasi, karena penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan yang signifikan antara kualitas kehidupan bekerja dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Mutia Ramadanti Nur,2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Mutia Ramadanti Nur,2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam perkembangan selama hidupnya, manusia dihadapkan pada dua peran yaitu sebagai mahluk individu dan mahluk sosial. Sebagai mahluk sosial, manusia selalu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kepimpinan. Peneliti mendeskripsikan skor kepemimpinan dan kinerja

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kepimpinan. Peneliti mendeskripsikan skor kepemimpinan dan kinerja BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini akan dibahas hasil penelitian baik secara deskriptif maupun uji hipotesis serta Pembahasan. A. Analisis Deskripsi Subjek Pada bagian ini, peneliti akan

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN KONSEP DIRI PADA REMAJA

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN KONSEP DIRI PADA REMAJA NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN KONSEP DIRI PADA REMAJA JULI SUSANTI SUKARTI PRODI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS ISLAM

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat korelasional, yaitu penelitian yang digunakan untuk melihat hubungan antara variabel yang diprediksi memiliki hubungan. A. IDENTIFIKASI

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini menguraikan hasil penelitian sesuai dengan data yang diperoleh. Pembahasan diawali dengan memberikan gambaran subjek penelitian, pelaksanaan penelitian, pengumpulan

Lebih terperinci

KESIAPAN BERSEKOLAH ANAK PADA ANAK-ANAK TAMAN KANAK- KANAK (TK) FULLDAY DITINJAU DARI TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA NASKAH PUBLIKASI

KESIAPAN BERSEKOLAH ANAK PADA ANAK-ANAK TAMAN KANAK- KANAK (TK) FULLDAY DITINJAU DARI TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA NASKAH PUBLIKASI 1 KESIAPAN BERSEKOLAH ANAK PADA ANAK-ANAK TAMAN KANAK- KANAK (TK) FULLDAY DITINJAU DARI TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Oleh : NURYATI MUSTAMIROH F 100 080 086 Kepada FAKULTAS PSIKOLOGI

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Peneliti menggunakan tryout dengan alasan bahwa dengan menggunakan tryout diharapkan item pada skala ini lebih valid dan reliable untuk mengukur

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini, peneliti akan membahas mengenai laporan pelaksanaan penelitian yang terdiri dari gambaran umum subjek, hasil uji validitas dan reliabilitas, uji normalitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi, dimana usianya berkisar tahun dan

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi, dimana usianya berkisar tahun dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa transisi, dimana usianya berkisar 10-13 tahun dan berakhir antara usia 18-22 tahun (Santrock, 2003: 31). Lebih rinci, Konopka dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Variabel Tergantung : Minat Belajar. 2. Variabel Bebas : Persepsi Siswa terhadap Kompetensi Guru

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Variabel Tergantung : Minat Belajar. 2. Variabel Bebas : Persepsi Siswa terhadap Kompetensi Guru BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional Penelitian 1. Variabel Penelitian Untuk menguji hipotesis penelitian, akan dilakukan pengidentifikasian variabel-variabel yang diambil dalam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Locus of control merupakan salah satu variabel kepribadian (personility),

BAB II LANDASAN TEORI. Locus of control merupakan salah satu variabel kepribadian (personility), BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Locus Of Control 2.1.1. Pengertian Locus Of Control Konsep tentang Locus of control (pusat kendali) pertama kali dikemukakan oleh Rotter (1966), seorang ahli teori pembelajaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian menurut data yang diperoleh di lapangan. Pembahasan diawali dengan menjelaskan gambaran umum subjek penelitian, pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Bhayangkara Jakarta Raya

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Bhayangkara Jakarta Raya 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pendidikan saat ini semakin mendapat perhatian dari Pemerintah Indonesia. Secara jelas tujuan pendidikan nasional yang bersumber dari sistem nilai Pancasila

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 46 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif, yang suatu penelitian dituntut menggunakan angka mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. subyek dengan rentang usia dari 15 tahun sampai 60 tahun dan

BAB IV PEMBAHASAN. subyek dengan rentang usia dari 15 tahun sampai 60 tahun dan BAB IV PEMBAHASAN A. Deskripsi Subjek Sampel dalam penelitian ini adalah 75 anggota aktif. Selanjutnya akan dijelaskan mengenai gambaran sampel berdasarkan usia dan Masa bekerja. Selanjutnya akan dijelaskan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti memperoleh jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan penelitiannya.

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti memperoleh jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan penelitiannya. BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Menurut Kerlinger (2000:483) rancangan penelitian merupakan rencana dan stuktur penyelidikan yang disusun sedemikian rupa sehingga peneliti memperoleh

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS PENELITIAN Profil Partisipan Pada pengambilan data di lapangan, peneliti memperoleh partisipan

BAB 4 ANALISIS PENELITIAN Profil Partisipan Pada pengambilan data di lapangan, peneliti memperoleh partisipan BAB 4 ANALISIS PENELITIAN 4.1. Profil Partisipan Pada pengambilan data di lapangan, peneliti memperoleh partisipan sebanyak 150 remaja dengan rentang usia 15-18 tahun dan berjenis kelamin laki-laki dan

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan. kecerdasan emosi dengan kecenderungan perilaku bullying pada siswa

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan. kecerdasan emosi dengan kecenderungan perilaku bullying pada siswa 31 BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN A. Orientasi Kancah dan Persiapan 1. Orientasi Kancah Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kecerdasan emosi dengan kecenderungan perilaku

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII DI MTS AL-HAMID

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII DI MTS AL-HAMID HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII DI MTS AL-HAMID Oleh: Ardiles Delta Asmara 1) Dra. Indira Chanum, M.Psi. 2) Sjenny A. Indrawati, Ed.D. 3) ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Untuk dapat meneliti konsep empirik, konsep tersebut harus dioperasionalkan dengan mengubahnya menjadi variabel. Menurut Arikunto (2006), variabel adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Menurut Babbie (Prasetyo, 2005) rancangan penelitian adalah mencatat perencanaan dari cara berfikir dan merancang suatu strategi untuk menemukan sesuatu.

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN, DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN, DAN PEMBAHASAN BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN, DAN PEMBAHASAN A. Persiapan Penelitian Persiapan penelitian dimulai dengan mempersiapkan alat ukur, yaitu menggunakan satu macam skala untuk mengukur self esteem dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. artinya ia akan tergantung pada orang tua dan orang-orang yang berada di

BAB I PENDAHULUAN. artinya ia akan tergantung pada orang tua dan orang-orang yang berada di BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Manusia terlahir dalam keadaan yang lemah, untuk memenuhi kebutuhannya tentu saja manusia membutuhkan orang lain untuk membantunya, artinya ia akan tergantung

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN. Berdasarkan data valid kepercayaan diri remaja dan prestasi belajar

BAB V HASIL PENELITIAN. Berdasarkan data valid kepercayaan diri remaja dan prestasi belajar BAB V HASIL PENELITIAN Berdasarkan data valid kepercayaan diri remaja dan prestasi belajar (hasil rapor), maka dilakukan pengujian terhadap hipotesis penelitian dengan menggunakan teknik analisis korelasi

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN. uji linieritas hubungan variabel bebas dan tergantung. diuji normalitasnya dengan menggunakan program Statistical

BAB V HASIL PENELITIAN. uji linieritas hubungan variabel bebas dan tergantung. diuji normalitasnya dengan menggunakan program Statistical BAB V HASIL PENELITIAN A. Uji Asumsi Setelah semua data penelitian diperoleh, maka dilakukan uji asumsi sebagai syarat untuk melakukan analisis data. Uji asumsi yang dilakukan adalah uji normalitas sebaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian Penelitian yang dilakukan penulis ini bertempat di sebuah sekolah menengah tingkat atas yang bernama SMAN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek Penelitian Penelitian ini dilakukan di Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga yang beralamat di Jalan Diponegoro No. 52-60 Salatiga. Populasi dalam

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 37 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Uji Asumsi Uji Asumsi dilakukan sebelum melakukan uji hipotesis, uji asumsi ini terdiri dari uji normalitas dan uji linieritas. Tujuan dari uji asumsi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Uji Coba Alat Ukur Penelitian 4.1.1. Persiapan Uji Coba Dalam penelitian ini peneliti menggunakan dua buah skala berupa skala regulasi emosi yaitu kuesioner AERQ (Academic

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah penelitian yang banyak menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pada anak-anak sedini mungkin agar tidak menghambat tugas-tugas perkembangan anak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pada anak-anak sedini mungkin agar tidak menghambat tugas-tugas perkembangan anak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemandirian merupakan salah satu aspek kepribadian manusia yang tidak dapat berdiri sendiri, artinya terkait dengan aspek kepribadian yang lain dan harus dilatihkan

Lebih terperinci

Perbedaan Kemandirian antara Anak Sulung, Anak Tengah dan Anak Bungsu pada Siswa SMU Mulia Pratama Medan

Perbedaan Kemandirian antara Anak Sulung, Anak Tengah dan Anak Bungsu pada Siswa SMU Mulia Pratama Medan 1 Perbedaan Kemandirian antara Anak Sulung, Anak Tengah dan Anak Bungsu pada Siswa SMU Mulia Pratama Medan Andy Chandra Fakultas Psikologi Universitas Medan Area Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif korelasional. Penelitian kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif korelasional. Penelitian kuantitatif BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian merupakan strategi yang mengatur latar penelitian agar peneliti memperoleh data yang tetap sesuai dengan karakteristik dan tujuan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH DEMOKRATIS ORANG TUA DAN KEMANDIRIAN DENGAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN MASALAH PADA REMAJA SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH DEMOKRATIS ORANG TUA DAN KEMANDIRIAN DENGAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN MASALAH PADA REMAJA SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH DEMOKRATIS ORANG TUA DAN KEMANDIRIAN DENGAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN MASALAH PADA REMAJA SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Dalam mencapai derajat Sarjana S-1 Oleh: LINA

Lebih terperinci

PENGARUH PENDAPATAN ORANG TUA SISWA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA, KELAS VIII SMP NEGERI 2 BANYUDONO. (Tahun Pelajaran 2012/2013) SKRIPSI

PENGARUH PENDAPATAN ORANG TUA SISWA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA, KELAS VIII SMP NEGERI 2 BANYUDONO. (Tahun Pelajaran 2012/2013) SKRIPSI PENGARUH PENDAPATAN ORANG TUA SISWA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA, KELAS VIII SMP NEGERI 2 BANYUDONO (Tahun Pelajaran 2012/2013) SKRIPSI Oleh GUNTUR ADHE PRADANA A 410 070 206 PENDIDIKAN MATEMATIKA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif yang menguraikan tentang variabel penelitian, definisi operasional, metodologi pengumpulan data, validitas dan reliabilitas alat

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PEMENUHAN KEBUTUHAN BERAFILIASI DENGAN KONFORMITAS PADA MAHASISWA SEMESTER PERTAMA

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PEMENUHAN KEBUTUHAN BERAFILIASI DENGAN KONFORMITAS PADA MAHASISWA SEMESTER PERTAMA NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PEMENUHAN KEBUTUHAN BERAFILIASI DENGAN KONFORMITAS PADA MAHASISWA SEMESTER PERTAMA Oleh: Dahlia Rahayu Kusumadwewi Mira Aliza Rachmawati PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Tabel 8 Distribusi sampel penelitian berdasarkan Usia Usia Jumlah (N) Persentase (%) TOTAL

BAB IV PEMBAHASAN. Tabel 8 Distribusi sampel penelitian berdasarkan Usia Usia Jumlah (N) Persentase (%) TOTAL BAB IV PEMBAHASAN A. Deskripsi Subyek Subyek dalam penelitian ini adalah pasien diabetes melitus tipe 2 yang melakukan rawat jalan di RSUD dr. H. Slamet Martodirdjo, Kabupaten Pamekasan. Selanjutnya akan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis Deskriptif Subyek Penelitian Gambaran umum subjek penelitian ini diperoleh dari data yang diisi responden, yaitu inisial, usia, jenis kelamin responden,

Lebih terperinci

PENGARUH PELATIHAN KECERDASAN EMOSI TERHADAP PENINGKATAN KEPERCAYAAN DIRI REMAJA. Pirantie Imadayani Uly Gusniarti. Intisari

PENGARUH PELATIHAN KECERDASAN EMOSI TERHADAP PENINGKATAN KEPERCAYAAN DIRI REMAJA. Pirantie Imadayani Uly Gusniarti. Intisari PENGARUH PELATIHAN KECERDASAN EMOSI TERHADAP PENINGKATAN KEPERCAYAAN DIRI REMAJA Pirantie Imadayani Uly Gusniarti Intisari Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empirik apakah pelatihan kecerdasan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang berada di Fakultas Psikologi dan Kesehatan dan Fakultas Ekonomi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang berada di Fakultas Psikologi dan Kesehatan dan Fakultas Ekonomi 68 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Subjek Subyek penelitian atau populasi ini adalah Mahasiswa Semester 8 yang berada di Fakultas Psikologi dan Kesehatan dan Fakultas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang dipakai adalah penelitian inferensial. Penelitian inferensial

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang dipakai adalah penelitian inferensial. Penelitian inferensial 48 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan, maka jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian inferensial. Penelitian inferensial adalah penelitian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. tersebut mempelajari keadaan sekelilingnya. Perubahan fisik, kognitif dan peranan

BAB II LANDASAN TEORI. tersebut mempelajari keadaan sekelilingnya. Perubahan fisik, kognitif dan peranan BAB II LANDASAN TEORI A. KEMANDIRIAN REMAJA 1. Definisi Kemandirian Remaja Kemandirian remaja adalah usaha remaja untuk dapat menjelaskan dan melakukan sesuatu yang sesuai dengan keinginannya sendiri setelah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Negeri 2 Tarik Sidoarjo. Jumlah dalam penelitian ini sebanyak 67 subjek.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Negeri 2 Tarik Sidoarjo. Jumlah dalam penelitian ini sebanyak 67 subjek. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Subjek Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII 1 dan VII 7 di SMP Negeri 2 Tarik Sidoarjo. Jumlah dalam penelitian ini sebanyak 67 subjek.

Lebih terperinci

Perbedaan Penyesuaian Diri Pada Santri di Pondok Pesantren ditinjau dari Jenis Kelamin. Rini Suparti Dr Aski Marissa, M.

Perbedaan Penyesuaian Diri Pada Santri di Pondok Pesantren ditinjau dari Jenis Kelamin. Rini Suparti Dr Aski Marissa, M. Perbedaan Penyesuaian Diri Pada Santri di Pondok Pesantren ditinjau dari Jenis Kelamin Rini Suparti 16512413 Dr Aski Marissa, M.Psi, Psikolog BBAB I: Latar Belakang Didalam kehidupan pondok pesantren para

Lebih terperinci

JURNAL RELATIONSHIP BETWEEN SOCIAL INTERACTION WITH INDEPENDENCE PEERS TEENS ON STUDENTS CLASS X IN SMK MUHAMMADIYAH 2 KEDIRI LESSON YEAR 2016/2017

JURNAL RELATIONSHIP BETWEEN SOCIAL INTERACTION WITH INDEPENDENCE PEERS TEENS ON STUDENTS CLASS X IN SMK MUHAMMADIYAH 2 KEDIRI LESSON YEAR 2016/2017 JURNAL HUBUNGAN ANTARA INTERAKSI SOSIAL TEMAN SEBAYA DENGAN KEMANDIRIAN REMAJA PADA PESERTA DIDIK KELAS X DI SMK MUHAMMADIYAH 2 KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2016/2017 RELATIONSHIP BETWEEN SOCIAL INTERACTION

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Moh. Nazir variabel adalah konsep yang mempunyai

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Moh. Nazir variabel adalah konsep yang mempunyai BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Menurut Moh. Nazir variabel adalah konsep yang mempunyai bermacam- macam nilai. 1 Adapun variabel terdiri dari macam, yaitu : 1. Variabel bebas

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEMANDIRIAN DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA REMAJA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA KEMANDIRIAN DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA REMAJA NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KEMANDIRIAN DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA REMAJA NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persayaratan Dalam mencapai derajat Sarjana S-1 Diajukan Oleh: Umi Hirzati F 100 040 098 FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN III.1 Identifikasi Variabel Penelitian Variabel-variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Variabel I : Pet Attachment 2. Variabel II : Well-being

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian 1. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian korelasional yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya tingkat perbedaan.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. diterapkan oleh orang tua subjek, dan tingkat sbling rivalry subjek.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. diterapkan oleh orang tua subjek, dan tingkat sbling rivalry subjek. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Subjek Dari jumlah 76 sampel yang layak di analisis dari nilai beda minimal 3 pada tiap pola asuh berjumlah 62. Berikut ini akan diuraikan gambaran subjek

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA MAHASISWA PERANTAU NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA MAHASISWA PERANTAU NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA MAHASISWA PERANTAU NASKAH PUBLIKASI Disusun Guna Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana S-1 Psikologi Diajukan Oleh :

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. Setiap kegiatan penelitian tentu memusatkan perhatiannya pada beberapa

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. Setiap kegiatan penelitian tentu memusatkan perhatiannya pada beberapa BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Setiap kegiatan penelitian tentu memusatkan perhatiannya pada beberapa fenomena atau gejala utama dan pada beberapa fenomena lain yang relevan. Dalam

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITER DENGAN KEMANDIRIAN

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITER DENGAN KEMANDIRIAN HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITER DENGAN KEMANDIRIAN NASKAH PUBLIKASI Diajukan oleh: MUHAMMAD HASYIM AS ARI F 100 050 135 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2015 HUBUNGAN ANTARA POLA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. variabel-variabel yang diambil dalam penelitian ini.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. variabel-variabel yang diambil dalam penelitian ini. BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Untuk menguji hipotesis penelitian, sebelumnya akan dilakukan

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSAHABATAN DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA MAHASISWA BARU

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSAHABATAN DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA MAHASISWA BARU 1 NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSAHABATAN DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA MAHASISWA BARU Oleh : Chinta Pradhika H. Fuad Nashori PRODI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini menguraikan hasil penelitian sesuai dengan data yang diperoleh. Pembahasan diawali dengan memberikan gambaran subjek penelitian, pelaksanaan penelitian, pengumpulan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di sekolah SMK NEGERI 1 Kecamatan SUTERA Kabupaten Pesisir Selatan. 4.2. Pelaksanaan Penelitian 4.2.1. Tempat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan orang lain, atau dengan kata lain manusia mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan orang lain, atau dengan kata lain manusia mempunyai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebagai makhluk sosial setiap manusia mempunyai dorongan untuk berhubungan dengan orang lain, atau dengan kata lain manusia mempunyai dorongan untuk bersosialisasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ahli psikologi. Karena permasalahan remaja merupakan masalah yang harus di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ahli psikologi. Karena permasalahan remaja merupakan masalah yang harus di 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada saat sekarang ini permasalahan remaja adalah masalah yang banyak di bicarakan oleh para ahli, seperti para ahli sosiologi, kriminologi, dan khususnya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hajah Jawiyah Badrie Kelurahan Jeruk-Lakarsantri. Sebelum dilakukan penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hajah Jawiyah Badrie Kelurahan Jeruk-Lakarsantri. Sebelum dilakukan penelitian 62 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Subjek Subjek dalam penelitian ini adalah remaja yang tinggal di panti asuhan Hajah Jawiyah Badrie Kelurahan Jeruk-Lakarsantri.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. gambaran umum partisipan. mengenai gambaran umum partisipan.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. gambaran umum partisipan. mengenai gambaran umum partisipan. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Partisipan Penelitian Gambaran umum partisipan terlihat dari tabel distribusi frekuensi.distribusi frekuensi juga digunakan untuk memaparkan persentase

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Deskripsi Subjek Penelitian Sesuai dengan permasalahan yang diteliti (sejauh mana pengaruh intensitas mengikuti pengajian selapanan terhadap peningkatan akhlak

Lebih terperinci

HUBUNGAN LAYANAN BIMBINGAN BELAJAR DAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN MINAT BELAJAR SISWA KELAS IX SMP NEGERI 3 BANTUL TAHUN PELAJARAN 2016/2017 SKRIPSI

HUBUNGAN LAYANAN BIMBINGAN BELAJAR DAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN MINAT BELAJAR SISWA KELAS IX SMP NEGERI 3 BANTUL TAHUN PELAJARAN 2016/2017 SKRIPSI HUBUNGAN LAYANAN BIMBINGAN BELAJAR DAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN MINAT BELAJAR SISWA KELAS IX SMP NEGERI 3 BANTUL TAHUN PELAJARAN 2016/2017 SKRIPSI Oleh: IRUWANTI NPM.12144200005 PROGRAM STUDI BIMBINGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja berhubungan dengan perubahan intelektual. Dimana cara

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja berhubungan dengan perubahan intelektual. Dimana cara BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Masa remaja berhubungan dengan perubahan intelektual. Dimana cara berpikir remaja mengarah pada tercapainya integrasi dalam hubungan sosial (Piaget dalam Hurlock, 1980).

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pelaksanaan Penelitian. melakukan uji coba (try out) kepada mahasiswa Psikologi Universitas Islam Riau

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pelaksanaan Penelitian. melakukan uji coba (try out) kepada mahasiswa Psikologi Universitas Islam Riau BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Penelitian Persiapan penelitian dimulai dengan pengumpulan data yang diawali dengan melakukan uji coba (try out) kepada mahasiswa Psikologi Universitas Islam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 32 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan strategi umum yang dianut dalam pengumpulan data dan analisis data yang dipergunakan guna menjawab permasalahan yang diselidiki berkaitan dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Tempat Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian korelasi yang bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan antara kepercayaan diri dan kemampuan

Lebih terperinci

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA STUDI TENTANG KEAKTIFAN MAHASISWA PADA MATA KULIAH DASAR AKUNTANSI KEUANGAN 2 MELALUI MINAT BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR PADA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS GUNADARMA MATA KULIAH : AKTUALISASI DIRI KODE MATA KULIAH / SKS : HM / 2 SKS

SATUAN ACARA PERKULIAHAN FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS GUNADARMA MATA KULIAH : AKTUALISASI DIRI KODE MATA KULIAH / SKS : HM / 2 SKS b 1 Pengertian A. Pengertian : memahami dan menjelaskan pengertian aktualisasi diri B. Kepribadian sehat : memahami dan menjelaskan pribadian yang sehat C. Daya dorong Aktualisasi diri : memahami dan menjelaskan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian Kuantitatif merupakan kegiatan penelitian yang sistematis, terencana

Lebih terperinci