TUGAS AKHIR EVI YULLY DESNA NABABAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "TUGAS AKHIR EVI YULLY DESNA NABABAN"

Transkripsi

1 PERAMALAN TINGKAT PRODUKSI BERAS DAN KEBUTUHAN BERAS DI KABUPATEN LABUHAN BATU TAHUN 2008 TUGAS AKHIR EVI YULLY DESNA NABABAN PROGRAM STUDI D- STATISTIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2008

2 PERAMALAN TINGKAT PRODUKSI BERAS DAN KEBUTUHAN BERAS DI KABUPATEN LABUHAN BATU TAHUN 2008 TUGAS AKHIR Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Ahli Madya EVI YULLY DESNA NABABAN PROGRAM STUDI D- STATISTIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2008

3 PERSETUJUAN Judul : PERAMALAN TINGKAT PRODUKSI BERAS DAN KEBUTUHAN BERAS DI KABUPATEN LABUHAN BATU TAHUN 2008 Kategori : TUGAS AKHIR Nama : EVI YULLY DESNA NABABAN Nomor Induk Mahasiswa : Program Studi : DIPLOMA - (D) STATISTIKA Departemen Fakultas : MATEMATIKA : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM (FMIPA) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Diluluskan di Medan, Mei 2008 Diketahui / Disetujui oleh Departemen Matematika FMIPA USU Ketua, Dosen Pembimbing, Dr.Saib Suwilo, M.Sc. Drs. Marwan Harahap, M.Eng. NIP NIP

4 PERNYATAAN PERAMALAN TINGKAT PRODUKSI BERAS DAN KEBUTUHAN BERAS DI KABUPATEN LABUHAN BATU TAHUN 2008 TUGAS AKHIR Saya mengakui bahwa tugas akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing masing disebutkan sumbernya. Medan, Mei 2008 EVI YULLY DESNA NABABAN

5 PENGHARGAAN Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Pemurah dan Maha Penyayang, dengan limpahan karunia- Nya kertas kajian ini berhasil diselesaikan dalam waktu yang telah ditetapkan. Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada Drs.Marwan Harahap, M.Eng selaku pembimbing pada penyelesaian tugas akhir ini yang telah memberikan panduan dan penuh kepercayaan kepada saya untuk menyempurnakan kajian ini. Panduan ringkas dan padat dan profesional telah diberikan kepada saya agar penulis dapat menyelesaikan tugas ini. Ucapan terima kasih juga ditunjukan kepada Ketua dan Sekretaris Departemen Dr. Saib Suwilo, M.Sc. dan Drs. Henri Rani Sitepu, M.Si., Dekan dan Pembantu Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara, semua dosen pada Departemen Matematika FMIPA USU, pegawai di FMIPA USU, dan rekan-rekan kuliah. Akhirnya tidak terlupakan kepada Ayahanda, Ibunda yang tercinta serta abang dan adik yang selama ini memberikan bantuan dan dorongan yang diperlukan. Semoga Allah SWT akan membalasnya.

6 DAFTAR ISI Halaman Persetujuan Pernyataan Penghargaan Daftar Isi Daftar Tabel ii iii iv v vii BAB 1 Pendahuluan Latar Belakang Perumusan Masalah 2 1. Tujuan dan manfaat Pnelitian Metode Penelitian 1.5 Tinjauan Pustaka Sistematika Penulisan 6 BAB 2 Tinjauan Teoritis Pengertian Peramalan Jenis-Jenis Peramalan Definisi Metode Peramalan Pengertian Metode Peramalan Uraian Metode Peramalan Metode Peramalan yang digunakan Metode Pemulusan Eksponensial 12

7 2..2 Eksponensial Smoothing Tunggal Analisa Eksponensial Smoothing Tunggal Analisa Eksponensial Smoothing Linier 15 BAB GambarUmum Badan Ketahanan Pangan 17.1 Sejarah Badan Ketahanan Pangan Visi Badan Ketahanan Pangan Sumatera Utara Misi Badan Ketahanan Pangan Sumatera Utara Tugas Badan Ketahanan Pangan Sumatera Utara Fungsi Badan Ketahanan Pangan Sumatera Utara Lokasi Badan Ketahanan Pangan 20.2 Struktur Organisasi Instansi Pemerintah 20 BAB Analisis Dan Analisis 4.1 Analisis Data 4.2 Analisa Eksponensial Smoothing Tunggal Produksi Beras 4. Analisa Eksponensial Smoothing Linier Produksi Beras α0,1 4.4 Analisa Eksponensial Smoothing Linier Produksi Beras α0,5 4.5 Analisa Eksponensial Smoothing Linier Produksi Beras α0,9 4.6 Analisa Eksponensial Smoothing Tunggal Kebutuhan Beras Analisa Eksponensial Smoothing Linier Kebutuhan Beras α0, Analisa Eksponensial Smoothing Linier Kebutuhan Beras α0,5

8 Analisa Eksponensial Smoothing Linier Kebutuhan Beras α0,9 BAB BAB Implemmentasi Sistem 5.1 Pengenalan Implementasi Sistem 5.2 Pengaktifan Excel 5. Implementasi Sistem Parameter Produksi dan Kebutuhan Beras 5.4 Fungsi Eksponensial Smoothing Kesimpulan dan Saran 6.1 Kesimpulan 6.2 Saran Daftar Pustaka Lampiran

9 DAFTAR TABEL Halaman Tabel 4.1 Produksi Beras dan Kebutuhan Beras di Kabupaten Labuhan Batu 2 Tabel 4.2 Ramalan Kesalahan Produksi Beras (α=0,1 ; 0,5 ;0,9) 26 Tabel 4. Ramalan Produksi Beras dengan Methode Eksponensial Smoothing 28 Linier α=0,1 Tabel 4.1 Nilai Kesalahan Produksi Beras α=0,1 0 Tabel 4.4 Ramalan Produksi Beras dengan Methode Eksponensial Smoothing 2 Linier α=0,5 Tabel 4.41 Nilai Kesalahan Produksi Beras α=0,5 4 Tabel 4.5 Ramalan Produksi Beras dengan Methode Eksponensial Smoothing 6 Linier α=0,9 Tabel 4.51 Nilai Kesalahan Produksi Beras α=0,9 8 Tabel 4.6 Ramalan Kebutuhan Beras (α=0,1 ; 0,5 ;0,9) 40 Tabel 4.7 Ramalan Kebutuhan Beras dengan Methode Eksponensial Smoothing 42 Linier α=0,1 Tabel 4.71 Nilai Kesalahan Kebutuhan Beras α=0,1 44 Tabel 4.8 Ramalan Kebutuhan Beras dengan Methode Eksponensial Smoothing 46 Linier α=0,5 Tabel 4.81 Nilai Kesalahan Kebutuhan Beras α=0,5 48

10 Tabel 4.9 Ramalan Kebutuhan Beras dengan Methode Eksponensial Smoothing 50 Linier α=0,9 Tabel 4.91 Nilai Kesalahan Kebutuhan Beras α=0,9 52

11 DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 4. Peramalan Produksi Beras α=0,1 29 Gambar 4.4 Peramalan Produksi Beras α=0,5 Gambar 4.5 Peramalan Produksi Beras α=0,9 7 Gambar 4.6 Peramalan Kebutuhan Beras α=0,1 4 Gambar 4.7 Peramalan Kebutuhan Beras α=0,5 47 Gambar 4.8 Peramalan Kebutuhan Beras α=0,9 51

12 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penduduk Indonesia sangat tergantung pada beras sebagai makanan pokok. Ketergantungan yang sangat besar ini menjadi tantangan bagi negara-negara yang mengkonsumsi beras sebagai makanan pokok, khususnya Indonesia. Pada umumnya produksi beras dan kebutuhan beras meningkat sebagai akibat kenaikan pertambahan penduduk yang cukup tinggi, untuk mengurangi tersebut persediaan dimasyarakat harus meningkat. Kabupaten Labuhan Batu adalah areal pertanian persawahan yang subur untuk tanaman padi sekitar Ha. Namun kondisi areal tanaman padi sudah banyak beralih fungsi menjadi areal kelapa sawit, sehingga terjadi penurunan luas lahan dan produksi sawah. Bila hal ini terus berlangsung tanpa turut campur Pemkab Labuhan Batu bisa di pastikan Labuhan Batu akan mengimpor beras dari luar. Dalam melakukan analisa kegiatan tersebut haruslah diperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang. Bagaimana tingkat produksi beras dan kebutuhan beras. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang, kita kenal dengan peramalan (forecasting). Sehingga penulis

13 membuat judul Tugas Akhir ini adalah Peramalan Tingkat Produksi Beras dan Kebutuhan Beras di Kabupaten Labuhan Batu Tahun Perumusan Masalah Permasalahan produksi beras dan kebutuhan beras di Kabupaten Labuhan Batu yang semakin meningkat memerlukan adanya suatu penelitian yang dapat memaparkan sejauh mana produksi beras dan kebutuhan beras tiap tahunnya. Penyusunan Tugas Akhir yang berjudul Peramalan Tingkat Produksi Beras dan Kebutuhan Beras di Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2008 akan menguraikan tingkat produksi beras dan kebutuhan beras serta metode-metode perhitungannya. Berdasarkan hal ini dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut : 1. Mengetahui peramalan tingkat produksi beras dan kebutuhan beras di kabupaten Labuhan Batu tahun 2. Variabel yang digunakan adalah produksi beras dan kebutuhan beras.. Data yang digunakan adalah data sekunder yang berasal dari Badan Ketahanan Pangan Sumatera Utara. 1. Tujuan dan Manfaat Penelitian

14 Secara Umum peneliti ini bertujuan untuk meramalkan tingkat produksi beras dan kebutuhan beras di kabupaten Labuhan Batu tahun Selain tujuan tersebut peneliti ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut : 1. Bagi penulis, dapat menambah pengetahuan mengenai metode pemulusan eksponensial (smoothing). 2. Bagi pihak Badan Ketahanan Pangan yaitu sebagai masukan dalam mengambil suatu kebijakan. 1.4 Metode Penelitian Untuk mendukung penyusunan Tugas Akhir, maka penulis membutuhkan data-data yang diperoleh melalui serangkaian tinjauan, penelitian, riset maupun pengambilan data. Dalam riset tersebut penulis menggunakan beberapa metode diantaranya : 1. Metode Penelitian Kepustakaan (Studi Literatur) Dalam hal ini pengumpulan data serta keterangan-keterangan dapat dilakukan dengan membaca serta mempelajari buku-buku ataupun literatur-literatur pelajaran yang didapat diperkuliahan ataupun umum, serta sumber informasi lainnya yang berhubungan dengan objek yang diteliti. 2. Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data untuk kepeluan riset ini penulis lakukan dengan menggunakann data sekunder yang diperoleh dari Badan Ketahanan Pangan Sumatera Utara. Data

15 yang dikumpulkan tersebut kemudian diatur, disusun dan disajikan dalam bentuk angka-angka dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang sekumpulan data tersebut.. Metode Analisa Adapun pengelolah data dalam meramalkan tingkat produksi beras dan kebutuhan beras di kabupaten Labuhan Batu adalah dengan menggunakan metode smoothing atau metode pemulusan. Metode pemulusan (smoothing) banyak digunakan untuk menghilangkan atau mengurangi keteracakan (randomness) dari data deret waktu (time series). Metode yang bisa digunakan untuk keperluan pemulusandata adalah metode rata-rata bergerak (moving average) dari pengukuran respon dalam periode waktu tertentu atau metode pemulusan eksponensial (exponensial smoothing). 1.5 Tinjauan Pustaka Disini penulis mencari literatur-literatur yang bersifat teoritis yang ada kaitannya dengan penelitian, teori-teori yang digunakan antara lain : 1. Sypros, Makridakis dalam bukunya metode Aplikasi dan Peramalan menyatakan Metode Eksponensial merupakan metode yang menunjukkan pembobotan secara Eksponensial terhadap nilai observasi. Oleh karena itu metode ini disebut metode pemulusan (smoothing) eksponensial seperti halnya dengan rata-rata bergerak. Metode pemulusan (smoothing) eksponensial terdiri atas tunggal, dan metode yang lebih rumit. Semua

16 mempunyai sifat yang sama yaitu nilai yang lebih baru diberikan relatif lebih besar dibanding dengan nilai observasi yang lebih lama. 2. Assuri Sofyan, dalam bukunya Tehnik dan Metode Peramalan menyatakan bahwa Aanalisa Trend Linier adalah suatu trend yang kenaikan atau penurunan nilai yang akan di ramalkan. Dimana a dan b dapat dicari dengan menggunakan metode kuadrat terkecil yang berguna untuk meminimalkan residual kuadrat kesalahan.. Prof. DR. Sudjana, dalam bukunya Tehnik Analisa Regresi dan Korelasi menyatakan apabila kita ingin mengambil suatu sampel, kita harus melakukan size sampel (uji kecukupan sampel), untuk mengeahui apakah sampel tersebut cukup mewakili atau tidak. Analisa Eksponensial Smoothing Tunggal bentuk umum yang digunakan dalam penyusunan suatu ramalan dengan metode eksponensial smoothing yaitu : F ) F t + 1 = αx t + (1 α t Dan dapat disederhanakan menjadi : Ft + 1 = Ft + α( et) Dimana e adalah kesalahan ramalan untuk periode t, yaitu nilai yang sebelumnya terjadi di kurangi dengan nilai ramalan. Analisa Eksponensial Smoothing Linier yaitu peramalan dengan menggunakan metode perhitungan yang membutuhkan tiga buah nilai data dan satu buah nilai α. Pendekatan ini juga memberikan bobot yang semakin menurun pada observasi masa lalu.

17 Persamaan pada metode eksponensial smoothing linier ini disebut metode Brown s One Parameter Linier Eksponensial Smoothing dan formula yang digunakan yaitu : Ft + m = at + bt m 1.6 Sistematika Penulisa Sistematika penulisan ini untuk memaparkan atau menjelaskan isi dari tugas akhir. sistematika penulisan yang akan di kemukakan dalam tugas akhur ini adalah sebagai berikut : Bab 1 : PENDAHULUAN Dalam bab ini menjelaskan mengenai latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian, tinjauan pustakan, dan sistematika penulisan. BAB 2 : TINJAUAN TEORITIS Bab ini menjelaskan uraian tentang teori-teori yang akan digunakan dalam pemecahan masalah, diantaranya eksponensial smoothing. BAB : GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Menceritakan tentang sejarah singkat perusahaan yang bersangkutan beserta Struktur Organisasinya.

18 BAB 4 : ANALISIS DATA Bab ini menjelaskan uraian tentang metode-metode yang digunakan dalam mengelolah data. BAB 5 : IMPLEMENTASI SISTEM Bab ini menjelaskan tentang implementasi system yang digunakan untuk analisis penelitian. BAB 6 : PENUTUP Bab ini merupakan penutup yang akan memberikan beberapa kesimpulan data yang merupakan hasil kerja yang telah dianalisis serta saran sebagai akhir penulisan.

19 BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengertian Peramalan Peramalan adalah kegiatan mengestimasi apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang. Sedangkan ramalan adalah situasi atau kondisi yang akan diperkirakan akan terjadi pada masa yang akan datang. Peramalan diperlukan karena adanya (kesenjangan) waktu (time lag) antara kesadaran akan peristiwa atau kebutuhan mendatang dengan waktu peristiwa itu sendiri. Apabila perbedaan waktu tersebut panjang, maka peran peramalan akan menjadi penting dan sangat dibutuhkan, terutama dalam penentuan suatu peristiwa yang akan timbul sehingga dapat dipersiapkan hal-hal ataupun tindakan-tindakan yang diperlukan guna mengantisipasi keadaan tersebut.

20 Kegunaan peramalan terlihat pada saat pengambilan keputusan, pengambilan keputusan yang didasarkan atas pertimbangan-pertimbangan yang akan terjadi pada waktu keputusan itu dilaksanakan. Keberhasilan dari suatu peramalan sangat ditentukan oleh : 1. Pengambilan teknik tentang pengumpulan informasi (data) masa lalu, data ataupun informasi tersebut bersifat kuantitatif. 2. Teknik dan metode yang tepat dan sesuai dengan pola data yang telah dikumpulkan. Gambaran perkembangan pada masa yang akan datang diperoleh dari hasil analisa data yang didapat dari penelitian yang telah dilakukan. Perkembangan pada masa depan merupakan perkiraan apa yang akan terjadi, sehingga dapat dikatakan bahwa peramalan selalu diperlukan didalam penelitian. Ketepatan peramalan merupakan hal yang penting, walaupun demikian perlu disadari bahwa suatu ramalan selalu meminimumkan kesalahan Jenis - Jenis Peramalan Berdasarkan sifatnya, peramalan dibedakan atas dua macam yaitu : a. Peramalan Kualitatif Peramalan kualitatif adalah peramalan yang didasarkan atas data kualitatif pada masa lalu. Hasil peramalan yang dibuat sangat bergantung pada orang yang menyusunnya.

21 Hal ini penting karena hasil peramalan tersebut ditentukan berdasarkan pemikiranyang intuisi, pendapat dan pengetahuan serta pengalaman penyusunannya. b. Peramalan Kuantitatif Peramalan Kuantitatif adalah peramalan yang didasarkan atas data kuantitatif masa lalu. Hasil peramalan yang dibuat sangat tergantung pada metode yang dipergunakan dalam peramalan tersebut. Baik tidaknya peramalan ditentukan oleh perbedaan atau penyimpangan antara hasi ramalan dengan kesalahan yang terjadi maka semakin baik pula metode yang digunakan. Peramalan Kuantitatif dapat diterapkan bila terdapat kondisi berikut : 1. Tersedia informasi (data) tentang masa lalu. 2. Informasi (data) tersebut dapat dikuantitatifkan dalam bentuk data numerik.. Data diasumsikan bahwa beberapa aspek pola masa lalu akan terus berlanjut pada masa yang akan datang. Pada Tugas Akhir peramalan yang akan digunakan oleh penulis adalah peramalan kuantitatif. 2.2 Defenisi Metode Peramalan Pengertian Metode Peramalan

22 Metode peramalan adalah suatu cara memperkirakan atau mengestimasi secara kuantiatatif maupun kualitatif apa yang akan terjadi pada masa depan, berdasarkan data yang relevan pada masa lalu. Metode peramalan ini digunakan dalam peramalan yang objektif. Sedangkan kegunaan metode peramalan adalah untuk memperkirakan secara sistematis dan pragmatis atas dasar data yang relevan pada masa lalu, dengan demikian metode peramalan diharapkan dapat memberikan objektivitas yang lebih besar. Metode peramalan juga memberikan urutan pengerjaan dan pemecahan atas pendekatan suatu masalah dalam peramalan, sehingga bila digunakan pendekatan yang sama atas permasalahan dalam suatu kegiatan peramalan, maka akan didapat dasar pemikiran dan pemecahan yang sama. Selain itu metode peramalan juga memberikan cara pengerjaan yang teratur dan terarah, sehingga dengan demikian dapat dimungkinkannya penggunaan teknikteknik penganalisisan yang lebih maju Uraian Metode Peramalan Metode pemulusan (smoothing) adalah metode peramalan dengan mengadakan penghalusan atau pemulusan terhadap data masa lalu yaitu dengan pengambilan ratarata dari nilai beberapa tahun untuk menaksir nilai pada tahun yang akan datang. Secara umum pemulusan (smoothing) dapat diklasifikasikan menjadi beberapa bagian, yaitu :

23 a. Metode Perataan (Average) 1. Nilai Tengah (Mean) 2. Rata-rata Bergerak Tunggal (Single Moving Average). Rata-rata Bergerak Ganda (Double Moving Average) 4. Kombinasi Rata-rata Bergerak b. Metode Pemulusan (Smoothing) Eksponensial 1. Pemulusan Eksponensial Tunggal 2. Pemulusan Eksponensial Tunggal : Pendekatan Adaptif. Pemulusan Eksponensisl Ganda : Metode Linier Satu-Parameter dari Brown 4. Pemulusan Eksponensial Ganda : Metode Dua-Parameter dari Holt 5. Pemulusa Eksponensisl Tripel : Metode Kuadratik Satu-Parameter dari Brown 6. Pemulusan Eksponensial Tripel : Metode Tiga-Parameter Untuk Kecenderungan dan Musiman dari Winter. 7. Pemulusan Eksponensial : klasifikasi Pagels c. Metode Pemulusan (Smoothing) Lainnya 1. Metode Kontrol Adatif dari Chow 2. Metode Adatif Satu- Parameter dari Brown. Pemulusan Tiga-Parameter Box Jenkins 4. Metode Pemulusan Harmonis dari Harison 5. Sistem Pemantauan dari Trigg (Tracking Signal) 2. Metode Peramalan yang digunakan

24 Untuk mendapatkan suatu hasil yang baik dan tepat maka haruslah diketahui dan digunakan metode peramalan yang tepat. Untuk meramalkan tingkat produksi beras dan kebutuhan beras di kabupaten Labuhan Batu tahun 2008, penulis menggunakan metode smoothing eksponensial 2..1 Metode Pemulusan Eksponensial Metode ini menjelaskan tentang sekelompok metode yang menunjukkan pembobotan secara eksponensial terhadap nilai observasi. Oleh karena itu metode ini disebut prosedur pemulusan (smoothing) eksponensial seperti halnya dengan rata-rata bergerak, metode pemulusan (smoothing) eksponensial terdiri atas tunggal, dan metode yang lebih rumit. Semua mempunyai sifat-sifat yang sama yaitu nilai yang lebih baru diberikan bobot yang relatif lebih besar dibanding nilai observasi yang lebih lama. Dalam kasus rata-rata bergerak, bobot yang dikenakan pada nilai-nilai observasi merupakan hasil sampingan dari sistem MA tertentu yang diambil. Tetapi dalam pemulusan (smoothing) eksponensial terdapat satu atau lebih parameter pemulusan yang ditentukan secara eksplisit dan hasil pilihan ini menentukan bobot yang dikenakan pada nilai observasi Eksponensial Smoothing Tunggal Ada dua batasan utama dari pengguna rata-rata bergerak dalam penyusunan ramalan. Pertama untuk menghitung nilai rata-rata bergerak. Dibutuhkan sejumlah N data atau

25 nilai-nilai yang diobservasikan pada masa lalu harus dipertimbangkan terutama dalam ruang penyimpanan (storage space). Terutama jika penyusunan peramalan dilakukan untuk sejumlah item yang dibutuhkan. Kedua, ukuran yang sama digunakan untuk setiap data yang telah terjadi sebanyak N pada masa lalu, sehingga semua data observasi sebanyak N tersebut mempunyai peranan yang sama pentingnya dalam penyusunan ramalan. Selanjutnya perlu dicari suatu ukuran yang baik, yang dapat memenuhi kasus atau pandangan bahwa data observasi yang telah terjadi paling akhir memberikan informasi yang lebih banyak dari observasi sebelumnya. Jadi data atau nilai yang paling akhir haruslah diberikan timbangan atau bobot yang relatif lebih besar dalam peramalan yang dilakukan Data atau nilai observasi yang lebih dahulu hanya membutuhkan dua butir data meramalkan nilai yang akan terjadi pada masa mendatang. 2.. Analisa Eksponensial Smoothing Tunggal Bentuk umum yang digunakan dalam penyusunan suatu ramalan dengan metode eksponensial smoothing yaitu : F = + ) F t + 1 αx t (1 α t Metode ini mempunyai kebaikan secara nyata dengan mengurangi masalah penyimpanan (storage) data, karena tidak dibutuhkannya lebih lama menyimpan seluruh data historis (seperti dalam kasus rata-rata bergerak). Dalam metode ini

26 hanyalah data observasi yang paling mutakhir dan nilai ramalan yang terakhir serta suatu nilai dari R yang harus disimpam. Tujuan dari metode peramalan ini adalah sama dengan metode-metode peramalan yang lain, yaitu meminimalisasikan rata-rata kesalahan kuadrat (mean square error). Dari bentuk umum di atas dapat disusun kembali dengan salah satu cara sebagai berikut : F t + 1 = Ft + α ( X t t F ) Dan dapat disederhanakan menjadi : Ft + 1 = Ft + α( et) Dimana e adalah kesalahan ramalan untuk periode t, yaitu yang sebelumnya terjadi di kurangi dengan nilai ramalan. Oleh karena itu dapat dilihat bahwa penyusunan ramalan dengan metode eksponensial smoothing adalah lebih sederhana, karena ramalan yang disusun didasarkan nilai ramalan sebelumnya ditambah dengan suatu tingkat penyesuaian atas kesalahan yang telah terjadi oleh ramalan sebelumnya. Dan dapat dibutuhkan bahwa nilai e mempunyai nilai yang mendekati satu, maka nilai ramalan yang baru akan memperhitungkan suatu penyelesaian yang menyeluruh atas kesalahan dalam masalah yang lalu.

27 Adapun beberapa masalah dalam penggunaan metode eksponensial smoothing. Salah satu masalah tersebut adalah dalam usaha untuk mendapatkan besarnya nilai e. Nilai ini dapat diharapkan memperkecil (meminimumkan) kesalahan kuadrat rata-rata atau Mean Square Error (MSE). Pada metode eksponensial smoothing, minimum kesalahan kuadrat rata-rata (MSE) ditentukan dengan cara coba-coba nilai e ditentukan dan digunakan, lalu kesalahan kuadrat rata-rata (MSE) dihitung, dan kemudian nilai e yang lain dicoba, setelahitu kesalahan kuadrat rata-rata (MSE) yang diperoleh dibandingkan untuk mendapatkan kuadrat rata-rata (MSE) yang minimum Analisa Eksponensial Smoothing Linier Peramalan dengan menggubakan metode esponensial smoothing yang linier dapat dilakukan dengan perhitungan yang hanya membutuhkan tiga buah nilai data dan satu buah nilai. Pendekatan ini juga memberikan timbangan (bobot) yang menurun untuk dat atau observasi yang lebih lama. Dasar pemikiran dari metode eksponensial smoothing yang linier adalah lebih baik nilai pelican (smoothing value) tunggal maupun ganda terdapat pada waktu sebelum data sebenarnya., bila pada data itu ada trend. Disamping itu untuk menyesuaikan trend maka nilai-nilai pelicin tungga (smoothing value) ditambahkan nilai-nilai pelican ganda (double smoothing value).

28 Peramalan pada metode eksponensial smoothing linier ini disebut metode Brown s One Parameter Linier Eksponensial Smoothing dan formula yang digunakan yaitu : F Sedangkan : = a t + m t + b m t A t = S ' t + ' '' ' '' ( S t S t )2S t S t B S t ' t α = 1 α α X ( S ' S '' ) ' = 1+ (1 ) t 1 t t α S S '' t ' '' = α S t + ( 1 α) S t 1 Dimana m adalah jumlah periode di depan yang di ramalkan, ' S t adalah nilai eksponensial smoothing tunggal dan '' S t adalah nilai eksponensial gan BAB GAMBARAN UMUM BADAN KETAHANAN PANGAN.1 SEJARAH RINGKAS DAN PERKEMBANGAN BADAN KETAHANAN PANGAN

29 Pada era orde baru program intensifikasi pertanian bertujuan untuk meningkatkan produktivitas dan produksi beras menuju swasembada pangan. Untuk mewujudkan swasembada pangan dibentuk suatu wadah koordinasi yang bersifat fungsional dari berbagai dinas intansi terkait baik di tingkat pusat, propinsi, kabupaten kota dan sampai ke tingkat desa yang disebut Badan Pengendali BIMAS (Bimbingan Masal) di tingkat pusat, Satuan Pembinaan BIMAS di tingkat propinsi dan Satuan Pelaksanaan BIMAS di tingkat Kabupaten, dan Satuan penggerak BIMAS di tingkat Kecamatan dan Desa. Wadah koordinasi ini ditetapkan berdasarkan Keputusan Presiden di tingkat pusat, Keputusan Gubernur di tingkat Propinsi, Keputusan Bupati/walikota di tingkat Kabupaten, Kecamatan, dan Desa. Untuk mendukung wadah koordinasi yang bersifat fungsional tersebut, maka ditetapkan adanya Sekretariat Pembinaan BIMAS di tingkat Propinsi dan Sekretariat Pelaksanaan BIMAS di tingkat Kabupaten/Kota yang dipimpin oleh seorang Sekretaris. Seiring dengan perkembangan otonomi daerah maka seluruh lembaga struktural yang bersifat vertikal, bergabung dan menyatu ke dalam lembaga struktural dinas daerah. Sehingga dengan demikian seluruh lembaga struktural yang bersifat vertikal yang ada selama ini tidak ada lagi kecuali Lembaga Struktural yang menangani Keuangan, Kehakiman, Agama dan Pertahanan. Mengingat wadah koordinasi yang bersifat fungsioanal yang Satuan Pembinaan BIMAS di tingkat Propinsi, Satuan Pelaksanaan BIMAS di tingkat Kabupaten, dipandang tugas-tugasnya masih diperlukan dalam rangka peningkatan produktivitas dan produksi bahan pangan pokok dan startegis secara luas, maka

30 Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (PEMDA) Sumatera Utara membentuk suatu badan yang disebut dengan Badan Ketahanan Pangan (BKP) oleh karena itu Badan Ketahanan Pangan ini berperan sebagai Sekretariat Dewan Ketahanan Pangan yang sekaligus merupakan transparansi dari satuan Pembina BIMAS. Badan Ketahanan Pangan ini mempunyai tugas dan fungsi yang bersifat koordinatif yang merupakan kesinambungan dari tugas dan fungsi koordinasi yang diemban oleh satauan pembina BIMAS dan satuan pelaksanaan BIMAS pada era pemerintahan orde baru. Seluruh instansi Badan Ketahanan Pangan menempati kantor lama Kanwil Departemen Pertanian Propinsi Sumatera Utara dan kantor lama BIMAS dan pegawainya berasal dari pegawai Sekratiat Satuan Pembinaan BIMAS dan pegawai Kanwil Departemen Pertanian Sumatera Utara. Visi Badan Ketahanan Pangan Propinsi Sumatera Utara Visi Badan Ketahanan Pangan Propinsi Sumatera Utara : Terwujudnya ketahanan pangan masyarakat yang berbasis kepada sumber daya lokal yang dimiliki secara efesien dan berkelajutan menuju masyarakat yang berkualitas dan sejahtera..1.2 Misi Badan Ketahanan Pangan Propinsi Sumatera Utara Misi Badan Ketahanan Pangan Propinsi Sumatera Utara :

31 1. Meningkatkan keberdayaan dan kemandirian masyarakat untuk mewujudkan ketahanan pangan yang berbasis sumber daya lokal yang dimiliki. 2. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan kesejahteraan masyarakat..1. Tugas Badan Ketahanan Pangan Propinsi Sumatera Utara Tugas Badan Ketahanan Pangan Propinsi Sumatera Utara : 2. Sebagai salah satu Lembaga Teknis Daerah Perda No. 4 Tahun 2001, membentuk kepala daerah dalam pemeliharaan Ketahanan Pangan.. Sebagai Sekretariat Dewan Ketahanan Pangan SK GUBSU No, 188/44/250/K/Thn 2002, membantu gubernur dalam pelaksanaan koordinasi perumusan kebijakan dan program di bidang Ketahanan Pangan yang meliputi aspek ketersediaan, distribusi, konsumsi, keamanan pangan, dan melaksanakan pengendalian, monitoring, dan evaluasi ketahanan pangan daerah..1.4 Fungsi Badan Ketahana Pangan Propinsi Sumatera Utara Fungsi Badan Ketahanan Pangan Propinsi Sumatera Utara : 1. Mengkoordinasikan perumusan kebijakan dan perencanaan program peningkatan ketahanan pangan daerah yang meliputi aspek-aspek sebagai berikut : a. Aspek ketersediaan yang bersumber dari produksi, cadangan dan impor. b. Aspek distribusi yang berbasis kepada stabilitas harga pangan, aman dan terjangkau.

32 c. Aspek konsumsi yang berbasis kepada penganekaragaman konsumsi nonberas, bermutu/bergizi dan aman. 2. Mengkoordinasikan monitoring program peningkatan ketahanan pangan melalui Rapat Dewan Ketahanan Pangan, Rapat Kelompok Kerja guna mengantisipasi dan memecahkan masalah yang dihadapi meliputi hal-hal sebagai berikut : a. Monitoring pelaksanaan kegiatan usaha tani b. Monitoring expor/impor bahan pangan strategis c. Monitoring harga pangan strategis dan lokal d. Monitoring pengadaan/penyimpangan/penyaluran cadangan makanan e. Monitoring kewaspadaan pangan (bencana alam dan gangguan OPT) f. Monitoring daerah rawan pangan g. Monitoring penganekaragaman konsumsi bahan pangan h. Monitoring mutu dan keamanan pangan i. Supervisi yang terkoordinasi ke lapangan. Melaksanakan peningkatan analisis dan pembinaan terhadap aspek-aspek ketahanan pangan (ketersediaan, distribusi, penganekaragaman konsumsi dan kewaspadaan/keamanan pangan) yang meliputi : a. Pelaksanaan DPH-LUEP b. Pengembangan lumbung pangan c. Pengembangan tunda jual d. Pengembangan pangan lokal e. Peningkatan pekarangan f. Pemberdayaan daerah raman pangan

33 4. Memantau dan mengendalikan ketersediaan dan distribusi bahan pangan, terutama 9 (sembilan) bahan pangan pokok. 5. Mengkoordinasi pelaporan dan evaluasi program peningkatan ketahanan pangan yang meliputi aspek ketersediaan, mutu dan keamanan pangan..1.5 Lokasi Badan Ketahanan Pangan Bangunan kantor Badan Ketahanan Pangan Propinsi Sumatera Utara seluas ± m 2 diatas tanah seluas ,5m 2 yang terletak di Jl. Jendral Besar Dr. Abdul Haris Nasution No. 24 Medan..2 Struktur Organisasi Instansi Pemerintah Struktur Organisasi Badan Ketahanan Pangan yaitu : Badan Ketahanan Pangan Propinsi Sumatera Utara dipimpin oleh seorang Kepala Badan Ketahanan Pangan Propinsi Sumatera Utara dipimpin oleh seorang Kepala Badan (Eselon II/a) dan dibantu oleh 4 orang pejabat Stuktural Eselon III/a dan 14 orang pejabat IV/a serta Kelompok Jabatan Fungsional (KJF) yakni : 1. Sekretaris : a. Sub Bagian Keuangan b. Sub Bagian Umum c. Sub Bagian Hukum dan Organisasi 2. Bidang Pengkajian Pangan

34 a. Sub Bidang Pengadaan dan Cadangan Makanan b. Sub Bidang Mutu Pangan dan Gizi c. Sub Bidang Pemberdayaan Pangan d. Sub Bidang Analisis Harga Pangan. Bidang Kewaspadaan Pangan dan Gizi a. Sub Bidang Monitoring dan Evaluasi Pangan b. Sub Bidang Sistem Informasi Manajemen Pangan c. Sub Bidang Rawan Panaga 4. Bidang Penganekaragaman Konsumsi Pangan dan Sumber Daya a. Sub Bidang Pola Konsumsi Pangan b. Sub Bidang Pemberdayaan Masyarakat dan Sumber Daya c. Sub Bidang Penganekaragaman Pangan Lokal 5. Kelompok Jabatan Fungsional.

35 BAB 4

36 ANALISIS DAN EVALUASI 4.1 Analisis Data Data yang di analisis dalam Tugas Akhir adalah data mengenai produksi beras dan kebutuhan beras di kabupaten Labuhan Batu. Data produksi beras dan kebutuhan beras dapat di lihat pada tabel di bawah ini : Tabel 4.1 Produksi Beras dan Kebutuhan Beras di Kabupaten Labuhan Batu Tahun Produksi Beras (Ton) Kebutuhan Beras (Ton)

37 Sumber : Badan Ketahanan Pangan Sumatera Utara Dari data di atas, untuk produksi beras dan kebutuhan beras maka penulis akan menganalisis data tersebut dan meramalkan produksi beras dan kebutuhan beras tahun 2008 dengan menggunakan metode pemulusan (smoothing) yaitu eksponensial linier satu parameter dari Brown. 4.2 Analisa Eksponensial Smoothing Tunggal Pada Tabel 4.2 menunjukkan hasil ramalan dengan Metode Eksponensial Smoothing Produksi beras Kab Labuhan Batu dengan menggunakan nilai α sebesar 0,1 ; 0,5 ; 0,9 sebagai contoh pada tabel 4.2 ramalan untuk periode tahun 1997 bila α = 0,1 dapat di hitung sebagai berikut : F = αx 2 +(1-α) F 2 = 0,1( )+(1-0,1)( ) = ,10 Dst F 12 = αx 11 +(1-α)F 11 = 0,1(24.4)+(1-0,1)( ,16) = ,64

38 Untuk α = 0,5 maka dapat dihitung sebagai berikut : F = αx 2 +(1-α) F 2 = 0,5( )+(1-0,5)( ) = ,50 Dst F 12 = αx 11 +(1-α)F 11 = 0,5(24.4)+(1-0,5)( ,8) = ,19 Untuk α = 0,9 maka dapat dihitung sebagai berikut : F = αx 2 +(1-α) F 2 = 0,9( )+(1-0,9)( ) = ,90 Dst F 12 = αx 11 +(1-α)F 11 = 0,9(24.4)+(1-0,9)( 20567,5) = ,44 Tabel 4.2 Ramalan Kesalahan Produksi Beras Kabupaten Labuhan Batau Tahun 2008 Dengan Menggunakan Methode Exponensial Smoothing Tahun Periode / Produksi Beras Nilai Ramalan Dengan Eksponensial Smoothing Waktu Ton α= 0,1 α= 0,5 α =0, , , ,90

39 , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , Analisa Eksponensial Smoothing Yang Linier Penggunaan metode Brown s One Parameter Linier Ekhsponensial Smoothing, dapat dilakukan untuk penyusunan peramalan seperti terlihat pada tabel ini ditunjukkan penyusunan peramalan dari Produksi Beras Kabupaten Labuhan Batu Tahun Pada tabel ini perhitungan didasarkan pada α sebesar 0,1 ; 0,5 ; 0,9 sebagai contoh untuk α = 0,1 pada periode ramalan untuk periode adalah : F = a 2 +b 2 (1) = (-46,01)(1) = ,20 Dimana : A = 2S S"

40 B =2( ,89)-(198.17,00) = ,78 α 1 α ( )( S' S ) = " 0,1 = ( 1 0, , ,00 ) = -46,01 S' = α X + (1 α) S' 1 = 0,1* ,00+(1-0,1) ,10 = ,89 S α " = S' + (1 0,1) S 1 = 0,1* ,89+(1-0,1) ,01 = ,00 Tabel 4. Ramalan Produksi Beras Dengan Methode Exponensial Smoothing Yang Linier (Brown s One Parameter α = 0,1) Tahun Periode / Produksi Beras Waktu Ton S't S"t Nilai a Nilai b Ft+m , , , ,19-14, , , , ,78-46, , , , , ,09 6, , , , , ,76 204, , , , , ,87 177, , , , , ,28-8, , , , , ,8 4, , , , , ,56 545, , , , , ,81 759, , , , , , , , , , , ,80 62, ,81

41 , , , ,57 784, ,0 Untuk itu didapat : Ramalan Produksi Beras Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2008 adalah : F 14 = a 14 +b 14 (1) = ,57+(-784,67)(1) = ,9 Peramalan Produksi beras tahun 2008 Gambar mengenai hubunagn antara perkembangan data aktual dengan peramalan dapat dilihat pada gambar berikut : PRODUKSI BERAS Ft+m - - Nilai b Nilai a S"t S't Produksi Beras Ton Tahun TAHUN Gambar 4. Peramalan Produksi Beras

42 Sedangkan untuk mengetahui nilai kesalahannya dapa dilihat dalam tabel berikut ini : Tabel 4. Kesalahan Error Error Absolute Error Kuadrat Error Persentase Error Persentase Absolute ,20.102, ,00-1,59 2, , , ,00 2,57, , , ,00 9,11 9, , , ,00-1,7 1, , , ,00-14,84 15, , , ,00 17,81 18, , , ,00 8,98 9,00 21., , ,00 9,2 9, , , ,00 11,88 12, , , ,00-2,81 24, , , ,00 7,0 7,00 Dimana : 1. Nilai Tengah Kesalahan Kuadrat (Mean Square Error) adalah : 1 2 ei i= MSE= = = n 1 2. Nilai Tengah Kesalahan Persentase (Maen Absolute Percentage) adalah : 1 PEi i= MAPE= = = 8 n 1. Nilai Tengah Deviasi Absolut (Mean Absolute Deviatio) adalah :

43 1 Xi Fi i= MAD= = = , 08 n 1 untuk α = 0,5 pada periode ramalan untuk periode adalah : F = a 2 +b 2 (1) = ,75+(-50,50)(1) = ,00 Dimana : A = 2S S" B =2( ,25)-( ,75) = ,75 α 1 α ( )( S' S ) = " 0,5 = ( 1 0, , ,75 ) S' = -50,00 = α X + (1 α) S' 1 = 0,5* ,00+(1-0,5) ,50 = ,25 S = α S + S " ' (1 0,5) 1 = 0,1* ,25+(1-0,1) 196.2,25 = ,75

44 Tabel 4.4 Ramalan Produksi Beras Dengan Methode Exponensial Smoothing Yang Linier (Brown s One Parameter α = 0,5) Tahun Periode / Produksi Beras Waktu Ton S't S"t Nilai a Nilai b Ft+m , , ,75 125, , , ,75-50, , , , , , , , , ,1 5.56, , , , ,48 499, , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,1 714, ,25 Untuk itu didapat : Ramalan Produksi Beras Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2008 adalah : F 14 = a 14 +b 14 (1) = ,1+(714,76)(1) = ,07 Peramalan Produksi beras tahun 2008 Gambar mengenai hubungan antara perkembangan data aktual dengan peramalan dapat dilihat pada gambar berikut :

45 PRODUKSI BERAS Ft+m - - Nilai b Nilai a S"t S't Produksi Beras Ton Tahun TAHUN Gambar 4.4 Peramalan produksa beras Sedangkan untuk mengetahui nilai kesalahannya dapa dilihat dalam tabel berikut ini : Tabel 4.4 Kesalahan Error Error Absolute Error Kuadrat Error Persentase Error Persentase Absolute , , ,00-0,98 1, , , ,00,7 4, , , ,00 7, 7, , , ,00-10,10 10, , , ,00-16,6 17, , , ,00 26,9 26, , , ,00 -,17, ,29.524, ,00-1,5 2, , , ,00 2,1 2, , , ,00-9,89 40, , , ,00 18,97 19,00

46 Dimana : 1. Nilai Tengah Kesalahan Kuadrat (Mean Square Error) adalah : 1 2 ei i= MSE= = = , 62 n 1 2. Nilai Tengah Kesalahan Persentase (Maen Absolute Percentage) adalah : 1 PEi i= 1 11 MAPE= = = 10, 08 n 1. Nilai Tengah Deviasi Absolut (Mean Absolute Deviatio) adalah : untuk α = 0,9 pada periode ramalan untuk periode adalah : F = a 2 +b 2 (1) = (-1.406,27)(1) = ,80 Dimana : A = 2S S" B =2( ,29)-(195.14,54) = ,04 α 1 α ( )( S' S ) = " 0,9 = ( 1 0, , ,54) = ,27 S' = α X + (1 α) S' 1

47 = 0,9* (1-0,9) ,90 = ,29 S α " = S' + (1 0,1) S 1 = 0,9* ,29+(1-0,9) ,81 = ,54 Tabel 4.5 Ramalan Produksi Beras Dengan Methode Exponensial Smoothing Yang Linier (Brown s One Parameter α = 0,9) Tahun Periode / Produksi Beras Waktu Ton S't S"t Nilai a Nilai b Ft+m , , ,99 405, , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,16.64, , , , , , , , , , , , , , , , ,74 Untuk itu didapat : Ramalan Produksi Beras Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2008 adalah : F 14 = a 14 +b 14 (1) = ,09+(1.280,79)(1) = ,88

48 Peramalan Produksi beras tahun 2008 Gambar mengenai hubungan antara perkembangan data aktual dengan peramalan dapat dilihat pada gambar berikut : PRODUKSI BERAS Ft+m - - Nilai b Nilai a S"t S't Produksi Beras Ton Tahun TAHUN Gambar 4.5 Peramalan Produksi Beras Sedangkan untuk mengetahui nilai kesalahannya dapa dilihat dalam tabel berikut ini : Dimana : Tabel 4.5 Kesalahan Error Error Absolute Error Kuadrat Error Persentase Error Persentase Absolute , , ,00-1,18 0, , , ,00 4,50 5, ,28 9,81 96,28 4,50 4, , , ,00-16,2 16, , , ,00-6,6 7, , , ,00 5,66 6,00

49 , , ,00-26,81 27, , , ,00 2,81, , , ,00,6 4, , , ,00-42,4 42, , , ,00 4,91 44,00 1. Nilai Tengah Kesalahan Kuadrat (Mean Square Error) adalah : 1 2 ei i= ,28 MSE= = = , n 1 2. Nilai Tengah Kesalahan Persentase (Maen Absolute Percentage) adalah : 1 PEi i= 1 188,74 MAPE= = = 14, 52 n 1. Nilai Tengah Deviasi Absolut (Mean Absolute Deviatio) adalah : 1 Xi Fi i= ,8 MAD= = = 0.242, 7 n 1 Pada Tabel 4.6 menunjukkan hasil ramalan dengan Metode Eksponensial Smoothing Produksi beras Kab Labuhan Batu dengan menggunakan nilai α sebesar 0,1 ; 0,5 ; 0,9 sebagai contoh pada tabel 4.6 ramalan untuk periode tahun 1997 bila α = 0,1 dapat di hitung sebagai berikut :

50 F = αx 2 +(1-α) F 2 = 0,1(141.90)+(1-0,1)(18.69) = ,0 Dst F 12 = αx 11 +(1-α)F 11 = 0,1( )+(1-0,1)( ,08) = ,21 Untuk α = 0,5 maka dapat dihitung sebagai berikut : F = αx 2 +(1-α) F 2 = 0,5(141.90)+(1-0,5)(18.69) = ,50 Dst F 12 = αx 11 +(1-α)F 11 = 0,5( )+(1-0,5)( ,74) = ,7 Untuk α = 0,9 maka dapat dihitung sebagai berikut : F = αx 2 +(1-α) F 2 = 0,9(141.90)+(1-0,9)(18.69) = ,0 Dst F 12 = αx 11 +(1-α)F 11 = 0,9( )+(1-0,9)( ,70)

51 = ,87 Tabel 4.6 Ramalan Kesalahan Kebutuhan Beras Kabupaten Labuhan Batau Tahun 2008 Tahun Dengan Menggunakan Methode Exponensial Smoothing Periode / Kebutuhan Beras Nilai Ramalan Dengan Eksponensial Smoothing Waktu Ton α= 0,1 α= 0,5 α =0, , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,09 Penggunaan metode Brown s One Parameter Linier Ekhsponensial Smoothing, dapat dilakukan untuk penyusunan peramalan seperti terlihat pada tabel ini ditunjukkan penyusunan peramalan dari Kebutuhan Beras Kabupaten Labuhan Batu Tahun Pada tabel ini perhitungan didasarkan pada α sebesar 0,1 ; 0,5 ; 0,9 sebagai contoh untuk α = 0,1 pada periode ramalan untuk periode adalah : F = a 2 +b 2 (1)

52 = 19.08,57+(77,67)(1) = 19.40,40 Dimana : A = 2S S" B =2(19.61,7)-(18.816,01) = ,45 α 1 α ( )( S' S ) = " 0,1 = ( 1 0, , ,01 ) = 90,64 S' = α X + (1 α) S' 1 = 0,1* (1-0,1) ,70 = 19.61,7 S α " = S' + (1 0,1) S 1 = 0,1*19.61,7+(1-0,1) ,7 = ,01 Tabel 4.7 Ramalan Kebutuhan Beras Dengan Methode Exponensial Smoothing Linier (Brown s One Parameter α = 0,1) Tahun Periode / Kebutuhan Beras Waktu Ton S't S"t Nilai a Nilai b Ft+m , , ,0 2, , , ,45 90, , , , ,09 190, ,09

53 , , ,65 08, , , , ,70 9, , , , ,96-152, , , , ,65-201, , , ,4 1.12,54-09, , , , ,81-88, , , , ,6-174, , , , ,25-12, , , , ,57-77, ,64 Untuk itu didapat : Ramalan Produksi Beras Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2008 adalah : F 14 = a 14 +b 14 (1) = ,57+(77,67)(1) = ,9 Peramalan Kebutuhan beras tahun 2008 Gambar mengenai hubunagn antara perkembangan data aktual dengan peramalan dapat dilihat pada gambar berikut : Ft+m - - KEBUTUHAN BERAS Nilai b - 2 Nilai a S"t S't Kebutuhan Beras Ton Tahun TAHUN Gambar 4.7 Peramalan Kebutuhan Beras

54 Sedangkan untuk mengetahui nilai kesalahannya dapa dilihat dalam tabel berikut ini : Tabel 4.7 Kesalahan Error Error Absolute Error Kuadrat Error Persentase Error Persentase Absolute , , ,00 4,01 4, , , ,00 6,62 7, , , ,00 7,68 8, , , ,00-22,74 2, , , ,00-15,91 16, , , ,00 -,76 4, , , ,00-8,64 9, , , ,00-6,4 6, , , ,00 14,0 14, , , ,00 10,75 11, , , ,00-12,21 12,00 Dimana : 1. Nilai Tengah Kesalahan Kuadrat (Mean Square Error) adalah : 1 2 ei i= MSE= = = n 1 1. Nilai Tengah Kesalahan Persentase (Maen Absolute Percentage) adalah : 1 PEi i= MAPE= = = 17, 1 n 1 2. Nilai Tengah Deviasi Absolut (Mean Absolute Deviatio) adalah : 1 Xi Fi i= MAD= = = n 1

55 untuk α = 0,5 pada periode ramalan untuk periode adalah : F = a 2 +b 2 (1) = ,75+(809,25)(1) = ,00 Dimana : A = 2S S" B =2(142.79,25)-( ,75) = ,75 α 1 α ( )( S' S ) = " 0,5 = ( 1 0, , ,75) S' =.146,6 = α X + (1 α) S' 1 = 0,5* (1-0,5) ,50 = ,25 S = α S + S " ' (1 0,5) 1 = 0,5*142.79,25+(1-0,5)19.502,25 = ,75 Tabel 4.8

56 Ramalan Kebutuhan Beras Dengan Methode Exponensial Smoothing Linier (Brown s One Parameter α = 0,5) Tahun Periode / Kebutuhan Beras Waktu Ton S't S"t Nilai a Nilai b Ft+m , , ,75 809, , , , , , , , , , , , , ,6.9, , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,6-2.45, , , , , , , ,7 1.88, , , , , , , , , , , , , ,91 Untuk itu didapat : Ramalan Kebutuhan Beras Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2008 adalah : F 14 = a 14 +b 14 (1) = ,48+( ,61)(1) = ,91 Peramalan Kebutuhan beras tahun 2008 Gambar mengenai hubungan antara perkembangan data aktual dengan peramalan dapat dilihat pada gambar berikut :

57 Ft+m - - KEBUTUHAN BERAS Nilai b Nilai a S"t S't Kebutuhan Beras Ton Tahun TAHUN Gambar 4.8 Peramalan Kebutuhan Beras Sedangkan untuk mengetahui nilai kesalahannya dapa dilihat dalam tabel berikut ini : Tabel 4.8 Kesalahan Error Error Absolute Error Kuadrat Error Persentase Error Persentase Absolute ,25.474, ,00 0,56 2,00 641,8.55, ,00 0,4 2, , , ,00-1,01 6, ,5 1.40, ,00-19,28 11, , , ,00 4,98 7, , , ,00 11,4 11, ,99 1.6, ,00 1,75 1,00.871,98.114, ,00,10 2, , , ,00 10,95 11, , , ,00 -,62 4,00-5.1, , ,00-86,4 87,00 Dimana

58 1. Nilai Tengah Kesalahan Kuadrat (Mean Square Error) adalah : 1 2 ei i= MSE= = = n 1 2. Nilai Tengah Kesalahan Persentase (Maen Absolute Percentage) adalah : 1 PEi i= MAPE= = = 11, 08 n 1. Nilai Tengah Deviasi Absolut (Mean Absolute Deviatio) adalah : 1 Xi Fi i= MAD= = = , 62 n 1 untuk α = 0,9 pada periode ramalan untuk periode adalah : F = a 2 +b 2 (1) = ,6+(2.621,97)(1) = ,60 Dimana : A = 2S S" B =2( ,6)-( ,) = ,5 α 1 α ( )( S' S ) = " 0,9 = ( 1 0, , ,) =.146,6

59 S' = α X + (1 α) S' 1 = 0,9* (1-0,9) ,0 = ,9 S α " = S' + (1 0,1) S 1 = 0,9* ,9+(1-0,9) , = , Tabel 4.9 Ramalan Kebutuhan Beras Dengan Methode Exponensial Smoothing Linier (Brown s One Parameter α = 0,9) Tahun Periode / Kebutuhan Beras Waktu Ton S't S"t Nilai a Nilai b Ft+m , , , , , , ,5.146, , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,92-492, , , , , , , , , ,99.419, , , , , , ,14 Untuk itu didapat :

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1. Peramalan 2.1.1. Pengertian dan Kegunaan Peramalan Peramalan (forecasting) menurut Sofjan Assauri (1984) adalah kegiatan memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang

Lebih terperinci

ANALISIS JUMLAH CALON MAHASISWA BARU TAHUN 2010 DI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA.

ANALISIS JUMLAH CALON MAHASISWA BARU TAHUN 2010 DI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA. ANALISIS JUMLAH CALON MAHASISWA BARU TAHUN 2010 DI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA. TUGAS AKHIR Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Ahli Madya AULIA

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi jagung merupakan hasil bercocok tanam, dimana dilakukan penanaman bibit

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi jagung merupakan hasil bercocok tanam, dimana dilakukan penanaman bibit BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Produksi Produksi jagung merupakan hasil bercocok tanam, dimana dilakukan penanaman bibit tanaman pada lahan yang telah disediakan, pemupukan dan perawatan sehingga

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. yang akan datang. Ramalan adalah situasi dan kondisi yang diperkirakan akan terjadi

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. yang akan datang. Ramalan adalah situasi dan kondisi yang diperkirakan akan terjadi BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengertian Peramalan Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang. Ramalan adalah situasi dan kondisi yang diperkirakan akan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Peramalan Peramalan (forecasting) adalah kegiatan memperkirakan atau memprediksi apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang dengan waktu yang relatif lama. Sedangkan

Lebih terperinci

PROYEKSI NILAI EKSPOR KELAPA SAWIT DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III TAHUN BERDASARKAN DATA TAHUN TUGAS AKHIR

PROYEKSI NILAI EKSPOR KELAPA SAWIT DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III TAHUN BERDASARKAN DATA TAHUN TUGAS AKHIR PROYEKSI NILAI EKSPOR KELAPA SAWIT DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III TAHUN 2010-2012 BERDASARKAN DATA TAHUN 2008-2009 TUGAS AKHIR SERASINTA TARIGAN 072407040 PROGRAM STUDI D3 STATISTIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Peramalan Peramalan sering dipandang sebagai seni dan ilmu dalam memprediksikan kejadian yang mungkin dihadapi pada masa yang akan datang. Secara teoritis peramalan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengertian Peramalan Peramalan adalah kegiatan mengestimasi apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang dengan waktu yang relatif lama (assaury, 1991). Sedangkan ramalan adalah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORITIS

BAB 2 LANDASAN TEORITIS BAB 2 LANDASAN TEORITIS 2.1 Pengertian Peramalan Peramalan (forecasting) adalah kegiatan memperkirakan atau memprediksikan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang dengan waktu yang relative lama.

Lebih terperinci

PERAMALAN PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (PBB) PADA TAHUN 2011 DI KABUPATEN DELI SERDANG BERDASARKAN DATA TAHUN TUGAS AKHIR

PERAMALAN PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (PBB) PADA TAHUN 2011 DI KABUPATEN DELI SERDANG BERDASARKAN DATA TAHUN TUGAS AKHIR PERAMALAN PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (PBB) PADA TAHUN 2011 DI KABUPATEN DELI SERDANG BERDASARKAN DATA TAHUN 2005-2009 TUGAS AKHIR SAHAT MANIK 082407116 PROGRAM STUDI DIPLOMA III STATISTIKA DEPARTEMEN

Lebih terperinci

PROYEKSI JUMLAH KENDARAAN BERMOTOR MENURUT JENISNYA DI KOTA MEDAN TAHUN 2010 TUGAS AKHIR JULFIANI

PROYEKSI JUMLAH KENDARAAN BERMOTOR MENURUT JENISNYA DI KOTA MEDAN TAHUN 2010 TUGAS AKHIR JULFIANI PROYEKSI JUMLAH KENDARAAN BERMOTOR MENURUT JENISNYA DI KOTA MEDAN TAHUN 2010 TUGAS AKHIR JULFIANI 062407142 PROGRAM STUDI D3 ILMU KOMPUTER / STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan (forecasting) adalah kegiatan memperkirakan atau memprediksi apa. situasi dan kondisi di masa yang akan datang.

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan (forecasting) adalah kegiatan memperkirakan atau memprediksi apa. situasi dan kondisi di masa yang akan datang. BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Peramalan Peramalan (forecasting) adalah kegiatan memperkirakan atau memprediksi apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang dengan waktu yang relatif lama. Sedangkan ramalan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Peramalan Peramalan (forecasting) merupakan upaya memperkirakan apa yang terjadi pada masa yang akan datang. Pada hakekatnya peramalan hanya merupakan suatu perkiraan (guess),

Lebih terperinci

PERAMALAN CURAH HUJAN BULANAN DI KOTA MEDAN DENGAN METODE BOX-JENKINS TUGAS AKHIR ELLA CHRISTY SARI GULTOM

PERAMALAN CURAH HUJAN BULANAN DI KOTA MEDAN DENGAN METODE BOX-JENKINS TUGAS AKHIR ELLA CHRISTY SARI GULTOM PERAMALAN CURAH HUJAN BULANAN DI KOTA MEDAN DENGAN METODE BOX-JENKINS TUGAS AKHIR ELLA CHRISTY SARI GULTOM 062407161 PROGRAM STUDI D3 STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 10 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Peramalan Peramalan (forecasting) adalah kegiatan mengestimasi apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang. Peramalan diperlukan karena adanya kesenjaan waktu

Lebih terperinci

PERAMALAN JUMLAH PENDISTRIBUSIAN BAHAN BAKAR MINYAK DI KOTA PEMATANG SIANTAR TAHUN DENGAN METODE EKSPONENSIAL SMOOTHING TUGAS AKHIR

PERAMALAN JUMLAH PENDISTRIBUSIAN BAHAN BAKAR MINYAK DI KOTA PEMATANG SIANTAR TAHUN DENGAN METODE EKSPONENSIAL SMOOTHING TUGAS AKHIR PERAMALAN JUMLAH PENDISTRIBUSIAN BAHAN BAKAR MINYAK DI KOTA PEMATANG SIANTAR TAHUN 2015-2017 DENGAN METODE EKSPONENSIAL SMOOTHING TUGAS AKHIR FAZZAR ADE MASSAYU NASUTION 132407109 PROGRAM STUDI D3 STATISTIKA

Lebih terperinci

PROYEKSI JUMLAH NILAI IMPOR MIGAS DAN NON MIGAS INDONESIA TAHUN 2010 BERDASARKAN DATA IMPOR TAHUN 2000 SAMPAI DENGAN 2007 TUGAS AKHIR

PROYEKSI JUMLAH NILAI IMPOR MIGAS DAN NON MIGAS INDONESIA TAHUN 2010 BERDASARKAN DATA IMPOR TAHUN 2000 SAMPAI DENGAN 2007 TUGAS AKHIR 1 PROYEKSI JUMLAH NILAI IMPOR MIGAS DAN NON MIGAS INDONESIA TAHUN 2010 BERDASARKAN DATA IMPOR TAHUN 2000 SAMPAI DENGAN 2007 TUGAS AKHIR CHANRO SIMARMATA NIM:062407130 PROGRAM STUDY DIII STATISTIKA FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Uji Kecukupan Sampel Dalam melakukan penelitian terhadap populasi yang sangat besar, kita perlu melakukan suatu penarikan sampel. Hal ini dikarenakan tidak selamanya kita dapat

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. 2.1 Produk Domestik Regional Bruto

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. 2.1 Produk Domestik Regional Bruto 18 BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Produk Domestik Regional Bruto Dalam menghitung pendapatan regional, dipakai konsep domestik. Berarti seluruh nilai tambah yang ditimbulkan oleh berbagai sektor atau lapangan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara agraris karena memiliki tanah yang subur. Karena

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara agraris karena memiliki tanah yang subur. Karena BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris karena memiliki tanah yang subur. Karena memiliki tanah yang subur, sebagian besar penduduk Indonesia banyak yang bekerja di bidang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengertian Peramalan (Forecasting) Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa mendatang. Peramalan penjualan adalah peramalan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Produksi Produksi merupakan suatu kegiatan yang dikerjakan untuk menambah nilai guna suatu benda baru sehingga lebih bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan. Produksi jahe

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara 13 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi saat ini, perkembangan zaman semankin maju dan berkembang pesat, di antaranya banyak pernikahan dini yang menyebabkan salah satu faktor bertambahnya

Lebih terperinci

ANALISA KORELASI TERHADAP FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETERSEDIAAN BERAS DI KOTA MEDAN TUGAS AKHIR DIAN ARIESTYA

ANALISA KORELASI TERHADAP FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETERSEDIAAN BERAS DI KOTA MEDAN TUGAS AKHIR DIAN ARIESTYA ANALISA KORELASI TERHADAP FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETERSEDIAAN BERAS DI KOTA MEDAN TUGAS AKHIR DIAN ARIESTYA 082407030 PROGRAM STUDI D-III STATISTIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU

Lebih terperinci

PERAMALAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) PADA TAHUN 2014 DI PROPINSI ACEH KHARINA PRATIWI

PERAMALAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) PADA TAHUN 2014 DI PROPINSI ACEH KHARINA PRATIWI PERAMALAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) PADA TAHUN 2014 DI PROPINSI ACEH Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Ahli Madya KHARINA PRATIWI 102407093 PROGRAM STUDI D3

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengertian Peramalan Peramalan adalah kegiatan meramalkan atau memprediksi apa yang akan terjadi dimasa yang akan datang dengan waktu tenggang (lead time) yang relative lama,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dijelaskan teori-teori yang menjadi dasar dan landasan dalam penelitian sehingga membantu mempermudah pembahasan selanjutnya. Teori tersebut meliputi arti dan peranan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Peramalan Peramalan ( forecasting) merupakan alat bantu yang penting dalam perencanaan yang efektif dan efisien khususnya dalam bidang ekonomi. Dalam organisasi modern

Lebih terperinci

BAB. 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB. 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 BAB. 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kain adalah bahan mentah yang dapat dikelola menjadi suatu pakaian yang mempunyai nilai financial dan konsumtif dalam kehidupan, seperti pembuatan baju. Contohnya

Lebih terperinci

PROYEKSI TINGKAT PRODUKSI KETERSEDIAAN KEDELAI PROPINSI SUMATERA UTARA TUGAS AKHIR PITTRIANI HARAHAP

PROYEKSI TINGKAT PRODUKSI KETERSEDIAAN KEDELAI PROPINSI SUMATERA UTARA TUGAS AKHIR PITTRIANI HARAHAP PROYEKSI TINGKAT PRODUKSI KETERSEDIAAN KEDELAI PROPINSI SUMATERA UTARA TUGAS AKHIR PITTRIANI HARAHAP 052407038 DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Lebih terperinci

HUJAN DI KOTA PERAMALAN JUMLAH CURAH MEDAN PADA TAHUN 2010 TUGAS AKHIR IRDA AMELIA

HUJAN DI KOTA PERAMALAN JUMLAH CURAH MEDAN PADA TAHUN 2010 TUGAS AKHIR IRDA AMELIA HUJAN DI KOTA PERAMALAN JUMLAH CURAH MEDAN PADA TAHUN 2010 TUGAS AKHIR Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Ahli Madya IRDA AMELIA 072407088 DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS

Lebih terperinci

ANALISIS KUNJUNGAN WISATAWAN DOMESTIK DAN MANCANEGARA DI KABUPATEN KARO TAHUN 2011 TUGAS AKHIR NOPA YANTI SEMBIRING

ANALISIS KUNJUNGAN WISATAWAN DOMESTIK DAN MANCANEGARA DI KABUPATEN KARO TAHUN 2011 TUGAS AKHIR NOPA YANTI SEMBIRING ANALISIS KUNJUNGAN WISATAWAN DOMESTIK DAN MANCANEGARA DI KABUPATEN KARO TAHUN 2011 TUGAS AKHIR NOPA YANTI SEMBIRING 072407023 PROGRAM STUDI DIPLOMA-3 STATISTIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Peramalan (forecasting) 2.1.1. Hubungan Forecast dengan Rencana Forecast adalah peramalan apa yang akan terjadi pada waktu yang akan datang, sedang rencana merupakan penentuan apa

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Produksi Kedelai Dalam ketersediaan kedelai sangat diperlukan diberbagai penjuru masyarakat dimana produksi kedelai merupakan suatu hasil dari bercocok tanam dimana dilakukan dengan

Lebih terperinci

PERAMALAN JUMLAH PENDUDUK LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DI SUMATERA UTARA TAHUN 2015 TUGAS AKHIR HARIS RAMADHAN

PERAMALAN JUMLAH PENDUDUK LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DI SUMATERA UTARA TAHUN 2015 TUGAS AKHIR HARIS RAMADHAN PERAMALAN JUMLAH PENDUDUK LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DI SUMATERA UTARA TAHUN 2015 TUGAS AKHIR HARIS RAMADHAN 112407047 PROGRAM STUDI D3 STATISTIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

ANALISA DERET WAKTU JUMLAH TENAGA KERJA DI KABUPATEN BIREUEN TUGAS AKHIR INDRI HAFSARI

ANALISA DERET WAKTU JUMLAH TENAGA KERJA DI KABUPATEN BIREUEN TUGAS AKHIR INDRI HAFSARI ANALISA DERET WAKTU JUMLAH TENAGA KERJA DI KABUPATEN BIREUEN TUGAS AKHIR INDRI HAFSARI 062407005 PROGRAM STUDI D3 STATISTIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS

Lebih terperinci

PERAMALAN JUMLAH PENGANGGURAN DI KOTA MEDAN TAHUN 2016 DENGAN MENGGUNAKAN METODE EKSPONENSIAL GANDA BROWN TUGAS AKHIR HENNY KRISTINA SAGALA

PERAMALAN JUMLAH PENGANGGURAN DI KOTA MEDAN TAHUN 2016 DENGAN MENGGUNAKAN METODE EKSPONENSIAL GANDA BROWN TUGAS AKHIR HENNY KRISTINA SAGALA 1 PERAMALAN JUMLAH PENGANGGURAN DI KOTA MEDAN TAHUN 2016 DENGAN MENGGUNAKAN METODE EKSPONENSIAL GANDA BROWN TUGAS AKHIR HENNY KRISTINA SAGALA 132407112 PROGRAM STUDI D-3 STATISTIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peramalan merupakan studi terhadap data historis untuk menemukan hubungan, kecenderungan dan pola data yang sistematis (Makridakis, 1999). Peramalan menggunakan pendekatan

Lebih terperinci

PERBANDINGAN METODE PEMULUSAN (SMOOTHING) EKSPONENSIAL DAN ARIMA (BOX-JENKINS) SEBAGAI METODE PERAMALAN INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) SKRIPSI

PERBANDINGAN METODE PEMULUSAN (SMOOTHING) EKSPONENSIAL DAN ARIMA (BOX-JENKINS) SEBAGAI METODE PERAMALAN INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) SKRIPSI PERBANDINGAN METODE PEMULUSAN (SMOOTHING) EKSPONENSIAL DAN ARIMA (BOX-JENKINS) SEBAGAI METODE PERAMALAN INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) SKRIPSI WARSINI 070803042 DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA

Lebih terperinci

PERAMALAN JUMLAH ANGGARAN BELANJA DAERAH PEMERINTAH KOTA MEDAN PADA TAHUN TUGAS AKHIR ANTONIUS PANTUN A. MANURUNG

PERAMALAN JUMLAH ANGGARAN BELANJA DAERAH PEMERINTAH KOTA MEDAN PADA TAHUN TUGAS AKHIR ANTONIUS PANTUN A. MANURUNG PERAMALAN JUMLAH ANGGARAN BELANJA DAERAH PEMERINTAH KOTA MEDAN PADA TAHUN 2015-2016 TUGAS AKHIR ANTONIUS PANTUN A. MANURUNG 132407120 PROGRAM STUDI D3 STATISTIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA

Lebih terperinci

FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPADATAN PENDUDUK KOTA MEDAN TAHUN 2012

FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPADATAN PENDUDUK KOTA MEDAN TAHUN 2012 FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPADATAN PENDUDUK KOTA MEDAN TAHUN 2012 TUGAS AKHIR Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Ahli Madya RAHMAD NUR HIDAYAT S 102407069 PROGRAM

Lebih terperinci

PERAMALAN NILAI EKSPOR MINYAK KELAPA SAWIT MENTAH (CPO) DI PROVINSI SUMATERA UTARA DENGAN PEMULUSAN EKSPONENSIAL HOLT (EXPONENTIAL SMOOTHING HOLT)

PERAMALAN NILAI EKSPOR MINYAK KELAPA SAWIT MENTAH (CPO) DI PROVINSI SUMATERA UTARA DENGAN PEMULUSAN EKSPONENSIAL HOLT (EXPONENTIAL SMOOTHING HOLT) PERAMALAN NILAI EKSPOR MINYAK KELAPA SAWIT MENTAH (CPO) DI PROVINSI SUMATERA UTARA DENGAN PEMULUSAN EKSPONENSIAL HOLT (EXPONENTIAL SMOOTHING HOLT) SKRIPSI TOGI MAKMUR SIAHAAN 060803055 DEPARTEMEN MATEMATIKA

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI JAGUNG DI KABUPATEN LABUHAN BATU TAHUN 2009 TUGAS AKHIR MUHAMMAD YUSUF

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI JAGUNG DI KABUPATEN LABUHAN BATU TAHUN 2009 TUGAS AKHIR MUHAMMAD YUSUF ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI JAGUNG DI KABUPATEN LABUHAN BATU TAHUN 2009 TUGAS AKHIR MUHAMMAD YUSUF 102407038 PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 STATISTIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Landasan Teori 1.1.1 Prediksi Prediksi adalah sama dengan ramalan atau perkiraan. Menurut kamus besar bahasa indonesia, prediksi adalah hasil dari kegiatan memprediksi atau

Lebih terperinci

PROYEKSI KESEMPATAN KERJA DI KOTA MEDAN PADA TAHUN DENGAN MENGGUNAKAN METODE KUADRAT TERKECIL

PROYEKSI KESEMPATAN KERJA DI KOTA MEDAN PADA TAHUN DENGAN MENGGUNAKAN METODE KUADRAT TERKECIL 1 PROYEKSI KESEMPATAN KERJA DI KOTA MEDAN PADA TAHUN 2013-2018 DENGAN MENGGUNAKAN METODE KUADRAT TERKECIL TUGAS AKHIR ISRA HERLINA 112407065 PROGRAM STUDI D3 STATISTIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peramalan adalah alat bantu yang penting dalam perencanaan yang efektif dan efisien (Makridakis,1991). Peramalan merupakan studi terhadap data historis untuk menemukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masa yang akan datang. Sedangkan ramalan adalah suatu situasi yang diperkirakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masa yang akan datang. Sedangkan ramalan adalah suatu situasi yang diperkirakan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori. 2.1.1 Pengertian Peramalan. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang akan datang. Sedangkan ramalan adalah suatu situasi

Lebih terperinci

PERAMALAN BANYAKNYA JUMLAH SURAT KILAT YANG DIKIRIM DAN DITERIMA KANTOR POS MEDAN DAN BELAWAN TAHUN 2011 TUGAS AKHIR

PERAMALAN BANYAKNYA JUMLAH SURAT KILAT YANG DIKIRIM DAN DITERIMA KANTOR POS MEDAN DAN BELAWAN TAHUN 2011 TUGAS AKHIR PERAMALAN BANYAKNYA JUMLAH SURAT KILAT YANG DIKIRIM DAN DITERIMA KANTOR POS MEDAN DAN BELAWAN TAHUN 2011 TUGAS AKHIR Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Ahli Madya FRISKA

Lebih terperinci

PERAMALAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO ( PDRB ) SEKTOR KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JASA PERUSAHAAN KOTA PADANGSIDIMPUAN TAHUN 2012 TUGAS AKHIR

PERAMALAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO ( PDRB ) SEKTOR KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JASA PERUSAHAAN KOTA PADANGSIDIMPUAN TAHUN 2012 TUGAS AKHIR PERAMALAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO ( PDRB ) SEKTOR KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JASA PERUSAHAAN KOTA PADANGSIDIMPUAN TAHUN 2012 TUGAS AKHIR MAHYULY SUAIDAH SIREGAR 072407080 PROGRAM STUDI D-3 STATISTIKA

Lebih terperinci

RAMALAN JUMLAH PENDUDUK DI KOTA BINJAI PADA TAHUN 2013 TUGAS AKHIR EMIR AL QADRI HRP

RAMALAN JUMLAH PENDUDUK DI KOTA BINJAI PADA TAHUN 2013 TUGAS AKHIR EMIR AL QADRI HRP RAMALAN JUMLAH PENDUDUK DI KOTA BINJAI PADA TAHUN 2013 TUGAS AKHIR EMIR AL QADRI HRP 112407031 PROGRAM STUDI D3 STATISTIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS

Lebih terperinci

PROYEKSI ANGKA KELAHIRAN DAN KEMATIAN BAYI PADA TAHUN 2013 DI KECAMATAN MEDAN KOTA PROVINSI SUMATERA UTARABERDASARKAN DATA TAHUN 1999 s/d 2008

PROYEKSI ANGKA KELAHIRAN DAN KEMATIAN BAYI PADA TAHUN 2013 DI KECAMATAN MEDAN KOTA PROVINSI SUMATERA UTARABERDASARKAN DATA TAHUN 1999 s/d 2008 PROYEKSI ANGKA KELAHIRAN DAN KEMATIAN BAYI PADA TAHUN 2013 DI KECAMATAN MEDAN KOTA PROVINSI SUMATERA UTARABERDASARKAN DATA TAHUN 1999 s/d 2008 TUGAS AKHIR MARTA ARISA PANGARIBUAN 062407146 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. datang dengan waktu yang relatif lama (assaury, 1991). Secara teoritis peramalan

BAB 2 LANDASAN TEORI. datang dengan waktu yang relatif lama (assaury, 1991). Secara teoritis peramalan 18 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Ramalan Peramalan adalah kegiatan mengestimasi apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang dengan waktu yang relatif lama (assaury, 1991). Secara teoritis peramalan

Lebih terperinci

PENGARUH KENAIKAN HARGA SEMBAKO TERHADAP PEREKONOMIAN MASYARAKAT DI KELURAHAN URUNG KOMPAS KABUPATEN LABUHANBATU TUGAS AKHIR

PENGARUH KENAIKAN HARGA SEMBAKO TERHADAP PEREKONOMIAN MASYARAKAT DI KELURAHAN URUNG KOMPAS KABUPATEN LABUHANBATU TUGAS AKHIR PENGARUH KENAIKAN HARGA SEMBAKO TERHADAP PEREKONOMIAN MASYARAKAT DI KELURAHAN URUNG KOMPAS KABUPATEN LABUHANBATU TUGAS AKHIR ELSYAWILDA HARAHAP 062407158 PROGRAM STUDI D3 STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Peramalan Peramalan digunakanan sebagai acuan pencegah yang mendasari suatu keputusan untuk yang akan datang dalam upaya meminimalis kendala atau memaksimalkan pengembangan baik

Lebih terperinci

PENENTUAN PELUANG TRANSISI t LANGKAH DALAM RANTAI MARKOV DAN PENERAPANNYA DI BIDANG PERTANIAN SKRIPSI RUDY ASWIN

PENENTUAN PELUANG TRANSISI t LANGKAH DALAM RANTAI MARKOV DAN PENERAPANNYA DI BIDANG PERTANIAN SKRIPSI RUDY ASWIN PENENTUAN PELUANG TRANSISI t LANGKAH DALAM RANTAI MARKOV DAN PENERAPANNYA DI BIDANG PERTANIAN SKRIPSI RUDY ASWIN 060823038 DEPARTEMEN MATEMATIKA FALULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. PengertianPeramalan Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang. Dalam usaha mengetahui atau melihat perkembangan di masa depan,

Lebih terperinci

PROYEKSI PERTUMBUHAN PENDUDUK KABUPATEN PADANG LAWAS TAHUN 2013 TUGAS AKHIR TONGKU HASIBUAN

PROYEKSI PERTUMBUHAN PENDUDUK KABUPATEN PADANG LAWAS TAHUN 2013 TUGAS AKHIR TONGKU HASIBUAN PROYEKSI PERTUMBUHAN PENDUDUK KABUPATEN PADANG LAWAS TAHUN 2013 TUGAS AKHIR TONGKU HASIBUAN 072407015 PROGRAM STUDI DIPLOMA III STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan memperkirakan atau memprediksikan apa yang akan

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan memperkirakan atau memprediksikan apa yang akan BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengertian Peramalan Peramalan adalah kegiatan memperkirakan atau memprediksikan apa yang akan terjadi di masa yang akan datang dalam waktu yang relatif lama, peramalan tidak

Lebih terperinci

APLIKASI METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL GANDA DARI BROWN UNTUK PERAMALAN PRODUKSI KARET PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III KEBUN GUNUNG PARA TAHUN

APLIKASI METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL GANDA DARI BROWN UNTUK PERAMALAN PRODUKSI KARET PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III KEBUN GUNUNG PARA TAHUN APLIKASI METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL GANDA DARI BROWN UNTUK PERAMALAN PRODUKSI KARET PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III KEBUN GUNUNG PARA TAHUN 2010-2012 TUGAS AKHIR LUSIANA 072407061 PROGRAM STUDI D3 STATISTIKA

Lebih terperinci

PROYEKSI JUMLAH KENDARAAN BERMOTOR MENURUT JENISNYA DI DELI SERDANG TAHUN 2018 DEDENIUS WILLIAM G

PROYEKSI JUMLAH KENDARAAN BERMOTOR MENURUT JENISNYA DI DELI SERDANG TAHUN 2018 DEDENIUS WILLIAM G PROYEKSI JUMLAH KENDARAAN BERMOTOR MENURUT JENISNYA DI DELI SERDANG TAHUN 2018 DEDENIUS WILLIAM G 142407139 PROGRAM STUDI D3 STATISTIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Lebih terperinci

DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN PERAMALAN JUMLAH PRODUKSI KAKAO DI SUMATERA UTARA DAN KONSUMSI KAKAO DI INDONESIA DENGAN PEMULUSAN EKSPONENSIAL GANDA METODE LINIER SATU PARAMETER DARI BROWN SKRIPSI LAUDA MARANATA 090803068 DEPARTEMEN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TIJAUA TEORITIS 2.1 Peramalan (Forecasting) 2.1.1 Pengertian Peramalan Peramalan dapat diartikan sebagai berikut: a. Perkiraan atau dugaan mengenai terjadinya suatu kejadian atau peristiwa di waktu

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU PERTUMBUHAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) PADANG LAWAS UTARA TUGAS AKHIR SARIASMIN HUTAJULU

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU PERTUMBUHAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) PADANG LAWAS UTARA TUGAS AKHIR SARIASMIN HUTAJULU 1 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU PERTUMBUHAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) PADANG LAWAS UTARA TUGAS AKHIR SARIASMIN HUTAJULU 112407030 PROGRAM STUDI D3 STATISTIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS

Lebih terperinci

PERAMALAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) KABUPATEN NIAS PADA TAHUN RIZKA RAHMI ZEBUA

PERAMALAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) KABUPATEN NIAS PADA TAHUN RIZKA RAHMI ZEBUA PERAMALAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) KABUPATEN NIAS PADA TAHUN 2010-2011 TUGAS AKHIR Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Ahli Madya RIZKA RAHMI ZEBUA 062407011

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi regional pada hakekatnya adalah serangkaian usaha dan kebijaksanaan yang bertujuan untuk meningkatkan hubungan ekonomi dari sektor primer ke sektor

Lebih terperinci

PERAMALAN JUMLAH ANGKATAN KERJA DI KOTA BINJAI PADA TAHUN TUGAS AKHIR REBECKA MARTHA BATE E

PERAMALAN JUMLAH ANGKATAN KERJA DI KOTA BINJAI PADA TAHUN TUGAS AKHIR REBECKA MARTHA BATE E PERAMALAN JUMLAH ANGKATAN KERJA DI KOTA BINJAI PADA TAHUN 2013-2016 TUGAS AKHIR REBECKA MARTHA BATE E 112407033 PROGRAM STUDI D3 STATISTIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

PERAMALAN JUMLAH WISATAWAN YANG DATANG KE KABUPATEN SAMOSIR UNTUK TAHUN 2010 S/D 2015 DENGAN METODE PEMULUSAN (SMOOTHING) EKSPONENSIAL GANDA

PERAMALAN JUMLAH WISATAWAN YANG DATANG KE KABUPATEN SAMOSIR UNTUK TAHUN 2010 S/D 2015 DENGAN METODE PEMULUSAN (SMOOTHING) EKSPONENSIAL GANDA PERAMALAN JUMLAH WISATAWAN YANG DATANG KE KABUPATEN SAMOSIR UNTUK TAHUN 2010 S/D 2015 DENGAN METODE PEMULUSAN (SMOOTHING) EKSPONENSIAL GANDA TUGAS AKHIR Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH SEKTOR PERTANIAN DAN SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN TERHADAP INDEKS PERKEMBANGAN PDRB KABUPATEN ACEH SELATAN RENI HARPIANTI

ANALISIS PENGARUH SEKTOR PERTANIAN DAN SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN TERHADAP INDEKS PERKEMBANGAN PDRB KABUPATEN ACEH SELATAN RENI HARPIANTI ANALISIS PENGARUH SEKTOR PERTANIAN DAN SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN TERHADAP INDEKS PERKEMBANGAN PDRB KABUPATEN ACEH SELATAN RENI HARPIANTI 102407075 PROGRAM STUDI D3 STATISTIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS

Lebih terperinci

METODE PEMULUSAN (SMOOTHING) EKSPONENSIAL GANDA DALAM MERAMALKAN JUMLAH KENDARAAN BERMOTOR DI KOTA PEMATANG SIANTAR TAHUN 2018 TUGAS AKHIR

METODE PEMULUSAN (SMOOTHING) EKSPONENSIAL GANDA DALAM MERAMALKAN JUMLAH KENDARAAN BERMOTOR DI KOTA PEMATANG SIANTAR TAHUN 2018 TUGAS AKHIR METODE PEMULUSAN (SMOOTHING) EKSPONENSIAL GANDA DALAM MERAMALKAN JUMLAH KENDARAAN BERMOTOR DI KOTA PEMATANG SIANTAR TAHUN 2018 TUGAS AKHIR FARANITA CHENCIA PURBA 142407053 PROGRAM STUDI D3 STATISTIKA DEPARTEMEN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perdagangan antar negara terjadi seiring dengan berkembangnya kehidupan ekonomi manusia. Berkembangnya kebutuhan ekonomi itu sendiri didorong akibat berkembangnya peradaban

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Adanya waktu tenggang (lead time) merupakan alasan utama bagi perencanaan dan

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Adanya waktu tenggang (lead time) merupakan alasan utama bagi perencanaan dan BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengertian Peramalan Adanya waktu tenggang (lead time) merupakan alasan utama bagi perencanaan dan peramalan. Jika waktu tenggang ini nol atau sangat kecil, maka perencanaan

Lebih terperinci

PERAMALAN REALISASI PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI ( PMDN ) MENURUT SEKTOR INDUSTRI MAKANAN DI SUMATERA UTARA PADA TAHUN 2012 TUGAS AKHIR

PERAMALAN REALISASI PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI ( PMDN ) MENURUT SEKTOR INDUSTRI MAKANAN DI SUMATERA UTARA PADA TAHUN 2012 TUGAS AKHIR PERAMALAN REALISASI PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI ( PMDN ) MENURUT SEKTOR INDUSTRI MAKANAN DI SUMATERA UTARA PADA TAHUN 2012 TUGAS AKHIR DARAJATIN SYARIFAH SEBAYANG 072407064 PROGRAM STUDI D3 STATISTIKA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejak kondisi ekonomi dan bisnis selalu berubah setiap waktu, maka para

BAB I PENDAHULUAN. Sejak kondisi ekonomi dan bisnis selalu berubah setiap waktu, maka para 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejak kondisi ekonomi dan bisnis selalu berubah setiap waktu, maka para pimpinan suatu perusahaan atau para pelaku bisnis harus menemukan cara untuk terus

Lebih terperinci

ANALISIS PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN JUMLAH TENAGA KERJA TERHADAP PENDAPATAN PERKAPITA KOTA PADANGSIDIMPUAN TUGAS AKHIR OLEH

ANALISIS PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN JUMLAH TENAGA KERJA TERHADAP PENDAPATAN PERKAPITA KOTA PADANGSIDIMPUAN TUGAS AKHIR OLEH ANALISIS PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN JUMLAH TENAGA KERJA TERHADAP PENDAPATAN PERKAPITA KOTA PADANGSIDIMPUAN TUGAS AKHIR OLEH ISMED SULAIMAN SITANGGANG 102407037 PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 STATISTIKA

Lebih terperinci

PERAMALAN TINGKAT KEMATIAN BALITA PADA DINAS KESEHATAN KABUPATEN TAPANULI UTARA DENGAN MODEL ARIMA BOX-JENKINS SKRIPSI

PERAMALAN TINGKAT KEMATIAN BALITA PADA DINAS KESEHATAN KABUPATEN TAPANULI UTARA DENGAN MODEL ARIMA BOX-JENKINS SKRIPSI PERAMALAN TINGKAT KEMATIAN BALITA PADA DINAS KESEHATAN KABUPATEN TAPANULI UTARA DENGAN MODEL ARIMA BOX-JENKINS SKRIPSI SASTRO HAMDANI SIALLAGAN 060803047 DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Peramalan Dalam melakukan analisa ekonomi atau analisa kegiatan perusahaan, haruslah diperkirakan apa yang akan terjadi dalam bidang ekonomi atau dunia usaha pada masa yang

Lebih terperinci

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Jumlah Tenaga Kerja Industri Besar dan Sedang Di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2011

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Jumlah Tenaga Kerja Industri Besar dan Sedang Di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2011 Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Jumlah Tenaga Kerja Industri Besar dan Sedang Di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2011 TUGAS AKHIR FIRMAN NUGRAHA 102407012 PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 STATISTIKA DEPARTEMEN

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara PERSETUJUAN Judul : PREDIKSI JUMLAH RATA-RATA TAMU MANCANEGARA DAN NUSANTARA DI KOTA MEDAN MENGGUNAKAN SMOOTHING EKSPONENSIAL GANDA BROWN Kategori : TUGAS AKHIR Nama : ANTHONY VS DAMANIK Nomor Induk Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. sama setiap hrinya. Pada bulan-bulan tertentu curah hujan sangat tinggi dan pada

BAB 2 LANDASAN TEORI. sama setiap hrinya. Pada bulan-bulan tertentu curah hujan sangat tinggi dan pada BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Curah Hujan Hujan sangat diperlukan diberbagai penjuru masyarakat. Curah hujan tidak selalu sama setiap hrinya. Pada bulan-bulan tertentu curah hujan sangat tinggi dan pada bulan-bulan

Lebih terperinci

PERAMALAN JUMLAH KENDARAAN BERMOTOR MENURUT JENISNYA DI MEDAN TAHUN 2013 TUGAS AKHIR ANDRI DWI ANUGRAH

PERAMALAN JUMLAH KENDARAAN BERMOTOR MENURUT JENISNYA DI MEDAN TAHUN 2013 TUGAS AKHIR ANDRI DWI ANUGRAH PERAMALAN JUMLAH KENDARAAN BERMOTOR MENURUT JENISNYA DI MEDAN TAHUN 2013 TUGAS AKHIR ANDRI DWI ANUGRAH 082407020 DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Peramalan 2.1.1 Pengertian Peramalan Peramalan (Assauri, Sofyan. 1991) adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang akan datang. Sedangkan ramalan adalah

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR RESTI FERONIKA PURBA

TUGAS AKHIR RESTI FERONIKA PURBA PERAMALAN BANYAKNYA JUMLAH AIR MINUM YANG DIPRODUKSI PDAM TIRTAULI PEMATANGSIANTAR TAHUN 2008-2010 DENGAN METODE PEMULUSAN (SMOOTHING) EKSPONENSIAL GANDA TUGAS AKHIR RESTI FERONIKA PURBA 062407139 PROGRAM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak terjadinya krisis ekonomi, mengakibatkan lumpuhnya sendi-sendi

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak terjadinya krisis ekonomi, mengakibatkan lumpuhnya sendi-sendi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semenjak terjadinya krisis ekonomi, mengakibatkan lumpuhnya sendi-sendi perekonomian nasional. Oleh karena itu, informasi mengenai perkembangan dan kondisi perekonomian

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PENENTUAN MINIMUM SPANNING TREE (MST) DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA PRIM

IMPLEMENTASI PENENTUAN MINIMUM SPANNING TREE (MST) DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA PRIM IMPLEMENTASI PENENTUAN MINIMUM SPANNING TREE (MST) DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA PRIM SKRIPSI Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Sains RUDI SURENDRO 041421011 Departemen

Lebih terperinci

BAB IV METODE PERAMALAN

BAB IV METODE PERAMALAN Metode Peramalan 15 BAB METODE PERAMALAN 4.1 Model Sederhana Data deret waktu Nilai-nilai yang disusun dari waktu ke waktu tersebut disebut dengan data deret waktu (time series). Di dunia bisnis, data

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SEKTOR PERTANIAN, PETERNAKAN, PARIWISATA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KOTA BINJAI TUGAS AKHIR

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SEKTOR PERTANIAN, PETERNAKAN, PARIWISATA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KOTA BINJAI TUGAS AKHIR FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SEKTOR PERTANIAN, PETERNAKAN, PARIWISATA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KOTA BINJAI TUGAS AKHIR SUCI YENIAR NAINGGOLAN 102407091 PROGRAM STUDI D3 STATISTIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA

Lebih terperinci

ANALISIS JUMLAH PENDUDUK DAN PENDAPATAN PERKAPITA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN DELI SERDANG TUGAS AKHIR YAYAN SYAHFAJAR

ANALISIS JUMLAH PENDUDUK DAN PENDAPATAN PERKAPITA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN DELI SERDANG TUGAS AKHIR YAYAN SYAHFAJAR ANALISIS JUMLAH PENDUDUK DAN PENDAPATAN PERKAPITA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN DELI SERDANG TUGAS AKHIR YAYAN SYAHFAJAR 112407095 PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 STATISTIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. barang yang dimaksud terdiri dari barang dari dalam negeri, barang dari luar negeri,

BAB 1 PENDAHULUAN. barang yang dimaksud terdiri dari barang dari dalam negeri, barang dari luar negeri, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ekspor adalah kegiatan mengeluarkan barang dari dalam negeri ke luar negeri, dimana barang yang dimaksud terdiri dari barang dari dalam negeri, barang dari luar negeri,

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU PERTUMBUHAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DI KABUPATEN KARO RENNY AMANDA

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU PERTUMBUHAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DI KABUPATEN KARO RENNY AMANDA ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU PERTUMBUHAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DI KABUPATEN KARO RENNY AMANDA 102407003 PROGRAM STUDI D3 STATISTIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORI. akan datang. Sedangkan ramalan adalah suatu situasi atau kondisi yang diperkirakan

BAB 2 TINJAUAN TEORI. akan datang. Sedangkan ramalan adalah suatu situasi atau kondisi yang diperkirakan BAB 2 TINJAUAN TEORI 2.1 Pengertian Peramalan Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang akan datang. Sedangkan ramalan adalah suatu situasi atau kondisi yang diperkirakan

Lebih terperinci

MENGHITUNG UPAH MINIMUM REGIONAL (UMR) KOTA MEDAN MENURUT LAPANGAN USAHA PADA SEKTOR BANGUNAN ATAU KONSTRUKSI TAHUN 2012 TUGAS AKHIR OLEH

MENGHITUNG UPAH MINIMUM REGIONAL (UMR) KOTA MEDAN MENURUT LAPANGAN USAHA PADA SEKTOR BANGUNAN ATAU KONSTRUKSI TAHUN 2012 TUGAS AKHIR OLEH MENGHITUNG UPAH MINIMUM REGIONAL (UMR) KOTA MEDAN MENURUT LAPANGAN USAHA PADA SEKTOR BANGUNAN ATAU KONSTRUKSI TAHUN 2012 TUGAS AKHIR OLEH WILLY RAMSAL 092407028 PROGRAM STUDI DIPLOMA III STATISTIKA DEPARTEMEN

Lebih terperinci

APLIKASI ANALISIS JALUR DALAM MENGANALISIS ANGKA INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) DI ASAHAN TAHUN 2011 TUGAS AKHIR ONGKI NOVRIANDI PURBA

APLIKASI ANALISIS JALUR DALAM MENGANALISIS ANGKA INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) DI ASAHAN TAHUN 2011 TUGAS AKHIR ONGKI NOVRIANDI PURBA APLIKASI ANALISIS JALUR DALAM MENGANALISIS ANGKA INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) DI ASAHAN TAHUN 2011 TUGAS AKHIR ONGKI NOVRIANDI PURBA 102407035 PROGRAM STUDI D3 STATISTIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS

Lebih terperinci

PROGRAM DEPARTE ATIKA. Universitas Sumatera Utara

PROGRAM DEPARTE ATIKA. Universitas Sumatera Utara ii PROYEKSI JUMLAH PENDUDUK KOTA TEBING TINGGI TAHUN 2017 DENGAN MENGGUNAKAN METODE EKSPONENSIAL TUGAS AKHIR YAHYAA HAKIM DAMANIK 112407018 PROGRAM STUDI D3 STATISTIKA DEPARTE EMEN MATEMA ATIKA FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan mengestimasi apa yang akan terjadi pada masa yang akan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan mengestimasi apa yang akan terjadi pada masa yang akan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Peramalan Peramalan adalah kegiatan mengestimasi apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang dengan waktu yang relatif lama ( assaury, 1991). Sedangkan ramalan

Lebih terperinci

PERAMALAN NILAI PENJUALAN ENERGI LISTRIK PLN (PERSERO) TANJUNG MORAWAA DENGAN METODE SMOOTHING IRA AYU SOPHYA HUTAPEA

PERAMALAN NILAI PENJUALAN ENERGI LISTRIK PLN (PERSERO) TANJUNG MORAWAA DENGAN METODE SMOOTHING IRA AYU SOPHYA HUTAPEA PERAMALAN NILAI PENJUALAN ENERGI LISTRIK DI PT PLN (PERSERO) TANJUNG MORAWAA DENGAN METODE SMOOTHING IRA AYU SOPHYA HUTAPEA 132407004 PROGRAM STUDI D3 STATISTIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Vanissa Hapsari,2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Vanissa Hapsari,2013 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tingkat pencemaran udara di beberapa kota besar cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya jumlah transportasi terus

Lebih terperinci

PENGARUH PASANGAN USIA SUBUR (PUS), AKSEPTOR KB DAN JUMLAH POSYANDU TERHADAP JUMLAH KELAHIRAN DI KOTA MEDAN TAHUN 2012 TUGAS AKHIR

PENGARUH PASANGAN USIA SUBUR (PUS), AKSEPTOR KB DAN JUMLAH POSYANDU TERHADAP JUMLAH KELAHIRAN DI KOTA MEDAN TAHUN 2012 TUGAS AKHIR PENGARUH PASANGAN USIA SUBUR (PUS), AKSEPTOR KB DAN JUMLAH POSYANDU TERHADAP JUMLAH KELAHIRAN DI KOTA MEDAN TAHUN 2012 TUGAS AKHIR WINDI WULANDARI 112407012 PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 STATISTIKA DEPARTEMEN

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA JENIS PEKERJAAN DAN TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI ANAK DI SMA NEGERI 1 UJUNG PADANG KABUPATEN SIMALUNGUN TUGAS AKHIR

HUBUNGAN ANTARA JENIS PEKERJAAN DAN TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI ANAK DI SMA NEGERI 1 UJUNG PADANG KABUPATEN SIMALUNGUN TUGAS AKHIR HUBUNGAN ANTARA JENIS PEKERJAAN DAN TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI ANAK DI SMA NEGERI 1 UJUNG PADANG KABUPATEN SIMALUNGUN TUGAS AKHIR GINANZAR WAHYUDI 062407147 PROGRAM STUDI DIPLOMA III

Lebih terperinci

PERAMALAN JUMLAH PENDUDUK KABUPATEN LABUHANBATU TAHUN DENGAN MENGGUNAKAN PERTUMBUHAN EKSPONENSIAL TUGAS AKHIR SUMARYANI MANURUNG

PERAMALAN JUMLAH PENDUDUK KABUPATEN LABUHANBATU TAHUN DENGAN MENGGUNAKAN PERTUMBUHAN EKSPONENSIAL TUGAS AKHIR SUMARYANI MANURUNG PERAMALAN JUMLAH PENDUDUK KABUPATEN LABUHANBATU TAHUN 2015-2017 DENGAN MENGGUNAKAN PERTUMBUHAN EKSPONENSIAL TUGAS AKHIR SUMARYANI MANURUNG 132407040 PROGRAM STUDI D3 STATISTIKA DEPARTEMENMATEMATIKA FAKULTAS

Lebih terperinci

PERBANDINGAN METODE PEMULUSAN (SMOOTHING) EKSPONENSIAL GANDA DUA PARAMETER DARI HOLT DAN METODE BOX-JENKINS

PERBANDINGAN METODE PEMULUSAN (SMOOTHING) EKSPONENSIAL GANDA DUA PARAMETER DARI HOLT DAN METODE BOX-JENKINS PERBANDINGAN METODE PEMULUSAN (SMOOTHING) EKSPONENSIAL GANDA DUA PARAMETER DARI HOLT DAN METODE BOX-JENKINS DALAM MERAMALKAN HASIL PRODUKSI KERNEL KELAPA SAWIT PT. EKA DURA INDONESIA SKRIPSI EKA ARYANI

Lebih terperinci