BAB IV ANALISA KEHIDUPAN PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK YANG HIDUP LEBIH LAMA DARI PROGNOSIS MEDIS DAN FAKTOR- FAKTOR YANG MEMENGARUHINYA.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV ANALISA KEHIDUPAN PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK YANG HIDUP LEBIH LAMA DARI PROGNOSIS MEDIS DAN FAKTOR- FAKTOR YANG MEMENGARUHINYA."

Transkripsi

1 BAB IV ANALISA KEHIDUPAN PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK YANG HIDUP LEBIH LAMA DARI PROGNOSIS MEDIS DAN FAKTOR- FAKTOR YANG MEMENGARUHINYA. Setelah mendeskripsikan kehidupan keenam subjek penderita gagal ginjal kronik yang hidup lebih lama dari prognosis medis maka Bab IV ini, penulis memfokuskan penulisan ini dengan menganalisa dan menginterpertasikan data yang sudah dipaparkan dalam Bab III, sesuai dengan Research Questian pada Bab I. Penulis akan menguraikan sebuah hal penting tentang penemuan makna hidup pasien gagal ginjal kronik yang hidup lebih lama dari prognosis medis dengan memakai pisau bedah logoterapi Frankl. Bagian ini dibagi dalam dua bagian, pertama penemuan makna hidup, dan yang kedua faktor-faktor yang memengaruhi penemuan makna hidup Analisa Penemuan Makna Hidup Pasien Gagal ginjal Kronik Yang Hidup Lebih Lama Dari Prognosis Medis Menurut Logoterapi Frankl Kebebasan Untuk Berkehendak (The Freedom of Will) Kebebasan sifatnya bukan tidak terbatas karena manusia adalah makhluk serba terbatas. Manusia, sekali pun dianggap sebagai makhluk yang memiliki berbagai potensi luar biasa, tetapi sekaligus juga memiliki keterbatasan dalam 108

2 aspek fisik (tenaga, daya tahan tubuh, stamina, usia), aspek kejiwaan (kemampuan, keterampilan, kemauan, ketekunan, bakat, sifat, dan tanggungjawab pribadi), aspek sosial (dukungan lingkungan, kesempatan, tanggungjawab sosial, ketaatan pada norma), aspek spiritual (iman, ketaatan beribadah, cinta kasih). Kebebasan manusia bukan kebebasan dari apa tetapi kebebasan untuk apa. Hasil penelitian di lapangan menunjukkan bahwa Subjek G, T, U, C, S, dan H, memiliki kebebasan untuk berkehendak. Keenam subjek ini memahami penyakit gagal ginjal kronik merupakan ujian, takdir, ultimatum, dan cambuk dari Tuhan. Pemahaman yang berbeda akan menimbulkan sikap yang berbeda dalam menghadapi atau menyikapi situasi dan kondisi yang dialami. Tiga orang subjek (G, T, dan S) memahami bahwa penyakit gagal ginjal yang mereka alami adalah merupakan ujian dari Tuhan. Satu orang subjek (C) mengatakan bahwa gagal ginjal kronik adalah takdir dari Tuhan. Sedangkan dua orang subjek (U dan H), merupakan ultimatum dan cambuk dari Tuhan. Pemahaman yang berbeda akan menimbulkan sikap atau perilaku yang berbeda pula. Tiga orang subjek (G, T, dan S) memahami penyakit gagal ginjal kronik sebagai ujian dari Tuhan. Hal ini akan memotivasi ketiga subjek untuk bertahan dan semangat untuk hidup dalam iman kepada Tuhan, sekaligus berkomitmen untuk merubah sikap hidup ke arah yang lebih baik, sedangkan satu orang subjek (C) yang memahami penyakit gagal ginjal kronik sebagai takdir dari Tuhan, bersikap pasrah dan menerima keadaan dan berkomitmen untuk merubah sikap hidup ke arah yang lebih baik dari yang sebelumnya. Kemudian dua orang subjek (U dan H) yang memahami penyakit gagal ginjal sebagai cambuk dan ultimatum 109

3 dari Tuhan memotivasi mereka untuk berkomitmen menghentikan/meninggalkan segala perilaku yang buruk yang diperbuat sebelumnya. Analisa penulis bahwa pemahaman yang berbeda ini dipengaruhi oleh perbedaan umur dan latar belakang hidup. Bagi subjek yang berusia di atas 44 tahun sampai 56 tahun penyakit gagal ginjal kronik dianggap sebagai ujian dari Tuhan. Tetapi bagi subjek yang berusia 25 tahun sampai 27 tahun, penyakit gagal ginjal kronik adalah sebagai cambuk dan ultimatum dari Tuhan, sedangkan subjek yang berusia 32 tahun mengganggap penyakit gagal ginjal kronik sebagai takdir dari Tuhan. Dengan demikian umur mempengaruhi kedewasaan untuk berpikir. Sedangkan dari sudut pandang latar belakang kehidupan, bahwa orang yang pola hidupnya tidak sehat dan perilaku kurang benar mengatakan bahwa gagal ginjal kronik sebagai ujian dari Tuhan (Subjek G, T, S). Tetapi subjek yang latar belakang hidup atau masa lalu yang suram memahami bahwa gagal ginjal kronik sebagai cambuk dan ultimatum dari Tuhan (Subjek U dan H). Ungkapan-ungkapan tersebut menjelaskan adanya kesadaran dan introspeksi diri akan masa lalu yang tidak benar di hadapan Tuhan. Namun satu hal yang perlu diketahui bahwa ada perbedaan latar belakang hidup/masa lalu subjek antara subjek penderita gagal ginjal kronik dengan Frankl sebagai pencetus logoterapi dan penghuni kamp konsentrasi Auschwitzs. Subjek gagal ginjal kronik yang hidup lebih lama dari prognosis medis G, T, U, C, S, dan H, mengalami penderitaan karena pola hidup dan perilaku yang tidak benar. Berbeda dengan Frankl dengan penghuni kamp konsentrasi, mereka mengalami penderitaan bukan karena perilaku yang tidak benar tetapi akibat kekejaman tentara Nazi yang dipimpin oleh Hitler yang sangat kejam pada Perang Dunia II. 110

4 Subjek G, T, dan S, mengalami gagal ginjal kronik dan menjalani hemodialisa (cuci darah) karena pola makan dan minum yang tidak sehat. Subjek G terlalu banyak minum jamu dan makan daging babi. Subjek T, terlalu banyak minum kopi dan merokok. Subjek S terlalu banyak makan mie instan dan minum teh botol. Kemudian Subjek U disebabkan perilaku hidup yang tidak benar, sering keluar malam, kurang tidur dan banyak minum alkohol. Subjek C, terlalu banyak keluar malam yang mengakibatkan kurang tidur dan istirahat. Walaupun latar belakang subjek berbeda antara pasien gagal ginjal kronik dengan Frankl, tetapi setiap orang mempunyai kebebasan untuk berkehendak. Frankl mengatakan bahwa dalam kamp konsentrasi Auschwiz, setiap orang memiliki kebebasan untuk berkehendak. Dalam kamp konsentrasi ada yang memilih seperti swine (babi) dan ada yang memilih menjadi saint (orang kudus). Hal ini menjelaskan bahwa dalam situasi yang sama belum tentu mengambil sikap yang sama pula. Dengan demikian teori Frankl dapat diterima, sesuai dan berlaku secara universal baik di dunia Barat maupun di dunia Timur walaupun latar belakang budayanya berbeda Kehendak Untuk Bermakna (The Will to Meaning). Setiap orang berkehendak untuk bermakna. Bermakna bagi diri sendiri, keluarga, suami, isteri, anak, saudara, lingkungan, dan juga di tempat bekerja. Keenam subjek (G, T, U, C, S, dan H) mempunyai kehendak untuk bermakna, walaupun mereka menderita gagal ginjal kronik. Subjek G ingin bermakna kepada Gereja. Subjek T, berkehendak bermakna kepada suami, anak, dan orang lain. Subjek U, berkehendak bermakna kepada orang tua dan saudaranya. Subjek C 111

5 berkehendak bermakna kepada isteri. Subjek S ingin bermakna bagi Tuhan. Subjek H ingin bermakna bagi orang tua, saudara, dan keluarga. Analisa penulis bahwa perbedaan objek dalam kehendak untuk bermakna keenam subjek (G, T, U, C, S, dan H), dipengaruhi oleh siapa yang menopang, menghargai, memperhatikan, membebaskan, dan mendoakan subjek. Subjek G berkehendak untuk bermakna kepada gereja. Subjek T berkehendak untuk bermakna kepada suami, anak, dan orang lain. Subjek C berkehendak untuk bermakna kepada isteri dan orang tua dan keluarga. Subjek (U dan H) berkehendak untuk bermakna kepada orang tua dan saudara kandung. Subjek S berkehendak untuk bermakna kepada Tuhan. Frankl mengatakan bahwa kehendak untuk bermakna dapat diwujudkan dalam sebuah keinginan untuk menjadi orang yang berguna untuk orang lain, apakah itu anak, isteri, suami, dan keluarga dekat. 1 Dengan demikian teori Frankl dapat diterapkan namun perlu ditambahkan dan kembangkan bahwa keinginan untuk bermakna pada objek tertentu juga dipengaruhi oleh siapa yang menopang, menghargai, memperhatikan, membebaskan, dan mendoakan subjek, sesuai dengan keadaan pasien gagal ginjal kronik yang hidup lebih lama dari prognosis medis Makna Hidup (Penderitaan, Cinta dan Kerja). Makna hidup dapat ditemukan oleh siapa pun, kapan pun, dimana pun, dan dalam situasi apa pun. Makna hidup bukan diciptakan dan dipilih tetapi ditemukan. Dari hasil penelitian di lapangan ke enam subjek (G, T, U, C, S, dan H) menemukan makna hidup walaupun menderita gagal ginjal kronik. Penyakit 1 Viktor, E. Frankl, LOGOTERAPI Terapi psikologi Melalui Pemaknaan Eksistensi, (Yogjakarta: Kreasi Wacana, 2003), viii 112

6 gagal ginjal tidak menghalangi keenam subjek (G, T, U, C, S, dan H) untuk menemukan makna hidup. Penemuan makna hidup pasien gagal ginjal kronik ditemukan pada saat mereka menerima hidup lebih lama dari batas waktu yang telah ditentukan oleh medis. Tuhan masih memberikan kesempatan hidup lebih lama dari prognosis medis. Contoh subjek H, mengatakan saya bersyukur karena hanya makanan dan minuman yang dibatasi bagaimana jika umur saya yang dibatasi. 2 Kesempatan yang diberikan Tuhan kepada pasien gagal ginjal kronik memotivasi mereka untuk hidup lebih baik pada masa sekarang dan yang akan datang dibanding masa sebelumnya. Mereka termotivasi untuk semangat hidup, meningkatkan spritualitas, pelayanan, dan perbuatan baik. Hidup lebih lama dari prognosis medis membuat pasien gagal ginjal kronik, mempunyai tujuan hidup yang jelas. Tujuan hidup merek adalah memperbaiki segala yang negatif pada masa lalu menjadi positif pada masa sekarang dan yang akan datang. Hal ini yang dijelaskan oleh Frankl bahwa makna hidup adalah tujuan hidup yang berorientasi pada masa yang akan datang (future oriented) bukan kepada masa lalu. 3 Contoh subjek S, mengatakan masa lalu tidak perlu kita sesali tetapi yang penting adalah masa sekarang dan yang akan datang. 4 Makna hidup adalah sesuatu yang dirasakan penting, benar, berharga, dan didambakan serta memberikan nilai khusus bagi seseorang dan layak dijadikan tujuan hidup. Setiap manusia selalu mendambakan hidupnya bermakna dan selalu 2 Wawancara hari kamis,tanggal 17 April 2012, pukul 15.00, Lantai 2, Rumah Sakit Khusus Ginjal, Bandung. 3 Viktor. E, Frankl, Man s Search for meaning, (New York: A Touchstone Book; Published by Simon and Schuster, 1962), 98 4 Wawancara hari Kamis, tanggal 17 April 2012, pukul Lantai 2, Rumah Sakit Ginjal, Bandung. 113

7 berusaha mencari dan menemukannya. Makna hidup apabila berhasil ditemukan dan dipenuhi akan menyebabkan kehidupan ini berarti dan mereka yang berhasil menemukan dan mengembangkannya akan merasakan kebahagiaan sebagai ganjarannya sekaligus terhindar dari keputusasaan. Pasien gagal ginjal kronik telah berhasil menemukan makna hidupnya maka mereka telah menerima keadaannya dan bersedia kapan pun dipanggil oleh Tuhan. Contoh subjek C mengatakan Saya sudah bersedia kapan pun dipanggil oleh Tuhan. 5 Selanjutnya keenam Subjek (G, T, U, C, S, dan H) juga memaknai penderitaan setelah hidup lebih lama dari prognosis medis. Subjek G memaknai penderitaan untuk mengintrospeksi diri dan berkomitment untuk memperbaiki sehingga hidupnya berguna untuk dirinya sendiri juga untuk orang lain. Hal ini memotivasi subjek G memperbaiki dan meningkatkan pelayanan di Gereja dan juga menjaga kesehatan. Penderitaan memotivasi subjek T untuk merubah sikap dan menjaga pola hidup sehat, penderitaan memotivasi subjek U semakin dekat dan sayang kepada orang tua dan saudara kandungnya, rajin sholat, dan menghentikan segala perbuatan yang negatif. Penderitaan mendorong subjek C mempunyai tujuan hidup semakin jelas, termotivasi untuk berbuat baik, rajin sholat, dan bersyukur kepada Tuhan. Penderitaan memotivasi subjek S untuk bersikap lebih sabar dan tabah, dan subjek H, memotivasi untuk berkomitmen mengubah hidup dari yang jaht kepada yang baik (bertobat). Keenam subjek (G, T, U, C, S, dan H) dengan latar belakang yang berbeda dari segi umur, sex, jenis kelamin, agama, status, lama hemodialisa, dan pekerjaan, dan sejarah hidup masa lalu, sama dalam memaknai penderitaan. Jadi kesimpulannya adalah Ginjal, Bandung. 5 Wawancara hari Selasa, 15 April 2012, pukul 12.00, Lantai 2, Rumah Sakit Khusus 114

8 Penderitaan menjadikan keenam subjek (G, T, U, C, S, dan H) mengintrospeksi diri dan bertobat serta berkomitmen memperbaiki hidup dari yang negatif ke positif sehingga berguna untuk diri sendiri juga untuk orang lain. Dari keterangan di atas menjelaskan bahwa teori Frankl dapat diterima, dan teruji kebenarannya. Mengapa? Teori Frankl bukanlah teori hasil dari yang dipelajari secara teori tetapi hasil dari pengalaman hidup atau laboratorium hidup, karena itu pantas didengar dan diterapkan. Teori ini mengatakan bahwa makna hidup dapat ditemukan oleh siapa pun dalam setiap situasi bahkan dalam penderitaan dan kepedihan sekali pun. Maka teori ini sesuai dengan keadaan pasien gagal ginjal kronik yang sedang mengalami penderitaan. Pertanyaan adalah apakah ketika manusia menderita baru menemukan makna hidup. Jawabannya TIDAK. Mengapa? Karena makna hidup menurut teori Frankl dapat ditemukan dalam situasi bahagia juga dalam penderitaan. Namun secara umum dapat dijelaskan bahwa makna hidup baru ditemukan ketika penderitaan terjadi atas kehidupan kita. Kemudian keenam subjek (G, T, U, C, S, dan H) juga memaknai cinta setelah hidup lebih lama dari prognosis medis. Keenam subjek (G, T, U, C, S, dan H) memaknai cinta sebagai motivasi, pemberi semangat untuk hidup, dan menemukan makna hidup. Subjek G memaknai cinta sebagai pendorong dan semangat untuk hidup. Cinta isteri, anak, warga jemaat, dan perkumpulan marga menjadikan hidupnya berarti. Subjek T, cinta suami dan anak menjadikan hidupnya semangat dan jembatan menemukan makna hidup. Subjek U, cinta orang tua dan saudara yang tulus dan ikhlas membuat subjek U berguna dan berarti serta semangat untuk hidup. 115

9 Subjek C, cinta isteri menjadi pendorong, penopang, dan pemberi semangat dan menemukan makna hidup. Subjek S, cinta keluarga dan dokter tempatnya bekerja menjadikan hidupnya berarti, dihargai, dan semangat. Subjek H, cinta yang tulus dan ikhlas dari orang tua, saudara, dan keluarga menjadikan hidupnya berarti dan berguna, memberi semangat, dan menemukan makna hidup. Analisa penulis terhadap keenam subjek (G, T, U, C, S, dan H) adalah bahwa cinta dari kelompok sosial (keluarga, ibu, ayah, saudara, kumpulan marga, waga jemaat) sangat menentukan penemuan makna hidup penderita gagal ginjal kronik. Benar apa yang dikatakan Frankl yang menjelaskan bahwa dalam cinta terjadi sebuah penerimaan akan keberadaan yang dicintai. 6 Cinta merupakan masuknya dalam hubungan langsung dengan kepribadian yang dicintai dengan keunikan dan kesatuan orang yang dicintai. Dicintai dan diterima adalah jalan menuju perasaan yang sehat dan berharga, sebaliknya tanpa cinta menimbulkan kesia-siaan, kekosongan, dan kemarahan. Erich Fromm seorang pakar psikoanalisa modern menyebutkan empat unsur dari cinta kasih yang murni, yakni perhatian (care), tanggung jawab (responsibility), rasa hormat (respect), dan pengertian (understanding). 7 Selanjutnya Carl Rogers mengatakan bahwa cinta adalah keadaan dimengerti secara mendalam dan diterima dengan sepenuh hati. 8 Hal ini juga ditemukan keenam subjek penderita gagal ginjal kronik yang hidup lebih lama dari prognosis medis. Jadi kesimpulannya adalah Cinta dari keluarga, saudara, isteri, suami, gereja, kumpulan marga menjadikan hidup mereka berarti dan dihargai. Cinta membuat mereka mempunyai semangat untuk hidup. Cinta membuat mereka menemukan makna hidup. Cinta membuat mereka 6 Alwisol, Ibid, Fromm, Erich, Man For Himself, (New York: Holt Rinehart And Winston, 1964), Frankl, G. Goble, Ibid,

10 bertambah sehat. Dari penjelasan di atas maka teori Frankl, benar dan dapat diterima serta dipergunakan pada pasien gagal ginjal kronik yang hidup lebih lama dari prognosis medis. Selanjutnya empat subjek (G, T, S, dan U), memaknai makna kerja sebagai tanggungjawab dan makna hidup. Kerja merupakan sebagai bukti bahwa gagal ginjal kronik juga dapat bekerja seperti orang sehat walaupun tidak sesempurna sebelumnya. Kerja membuat hidup mereka berguna, dan bahagia, sedangkan subjek C, memaknai kerja hanya biasa saja, hal ini dimungkinkan karena hanya membantu isteri berjualan di rumah. Sedangkan subjek H, belum bekerja tetapi masih kuliah. Namun Subjek H memaknai kuliah sebagai tanggungjawab dan makna hidup. Hal itu membuat subjek H berkomitmen untuk menyelesaikan kuliahnya yang tertunda sebelumnya Analisa Faktor-faktor Yang Memengaruhi Penemuan Makna Hidup Pasien Yang Hidup Lebih Lama Dari Prognosis Medis. Ada 3 (tiga) faktor yang memengaruhi penemuan makna hidup pasien gagal ginjal kronik yang hidup lebih lama dari prognosis medis sesuai dengan hasil penelitian di lapangan yang telah dipaparkan di Bab III. Ketiga faktor tersebut pertama, faktor sosial (keluarga, suami, isteri, saudara, anggota gereja, perkumpulan marga) kedua faktor religiusitas dan ketiga motivasi diri (semangat untuk hidup). Dari ketiga faktor hasil temuan di lapangan yang paling dominan memengaruhi adalah faktor sosial (keluarga, suami, isteri, saudara, anggota 117

11 gereja, perkumpulan marga), kemudian faktor religiusitas dan motivasi diri (semangat hidup). Pertanyaan adalah Mengapa? Analisa penulis karena keluarga adalah hubungan yang paling dekat, mengerti, menerima, memahami, dan yang selalu siap membantu baik fisik maupun psikis dalam menghadapi pergumulan hidup pasien. Keluarga adalah tempat curahan hati bagi pasien gagal ginjal kronik baik dalam suka maupun duka. Cinta keluarga memberi semangat dan dorongan bagi pasien gagal ginjal kronik untuk mampu menghadapi tantangan kehidupan baik dari dalam maupun dari luar diri pasien gagal ginjal kronik. Akhirnya perhatian keluarga menimbulkan religiusitas dan motivasi diri (semangat untuk hidup). Hal ini menjelaskan bahwa sifat orang/masyarakat di Timur adalah Communal Life (hidup bersama). Kepastian hidup ada dalam kebersamaan. Kebersamaan merupakan salah satu kenyamanan hidup untuk masyarakat Timur. 9 Selain itu masyarakat di Timur adalah interdependence personality (saling ketergantung antara satu dengan yang lain), bukan independence personality. 10 Kepribadian orang/masyarakat Timur dipengaruhi juga oleh orang lain yang dekat dengan dirinya. Hal ini juga berkaitan dengan apa yang dijelaskan oleh Durkheim bahwa individu dipengaruhi oleh kelompok sosial/masyarakat dan saling memengaruhi. Dengan demikian teori Frankl perlu ditambahkan bahwa dalam penemuan makna hidup bukan hanya karena kemampuan dan motivasi diri setiap orang tetapi faktor sosial (keluarga) memegang peranan yang sangat penting dalam 9 Mengutip buah pemikiran.prof. Pdt. John, A. Titaley,Th.D, hari Sabtu 5 Agustus 2012 di Asrama UKSW, pukul Bahan kuliah Teori Konseling Pastoral tanggal 17 Januari 2012 oleh Totok Wiryasaputra, di Gedung G, Lantai

12 penemuan makna hidup bagi pasien gagal ginjal kronik yang ada di dunia Timur. Pasien gagal ginjal kronik menemukan makna hidup bukanlah diawali oleh kemampuan dirinya tetapi karena mendapatkan topangan, dukungan, cinta yang tulus dan diterima oleh keluarga. Maka sumbangan kontekstual lokal dari hasil penelitian ini adalah bahwa dukungan sosial (keluarga) adalah sangat memegang peranan penting dalam mencapai penemuan makna hidup. Ketika penderita gagal ginjal kronik merasakan hidup dalam kebersamaan, dihargai, diterima, dan dicintai dengan tulus ikhlas maka mereka akan bersyukur kepada Tuhan dan mempunyai motivasi untuk tetap semangat menjalani hidup. Dengan demikian implikasi pastoral kepada pasien gagal ginjal kronik yang hidup lebih lama dari prognosis medis adalah jangan mereka dibiarkan sendirian/kesepian (lonely), sering dikunjungi, ditopang, diterima, dihargai, dicintai dengan tulus dan akhirnya mereka dapat menerima kematiannya dengan tulus dan tenang. Selanjutnya konselor juga dapat menantang pasien gagal ginjal kronik bahwa hidup yang dimiliki sekarang merupakan anugerah dari Tuhan yang seharusnya tidak diterima. Dengan demikian kesempatan emas yang diberikan Tuhan dipergunakan sebaik mungkin dan bermakna untuk diri sendiri dan juga untuk orang lain. William A. Clebsch dan Charles R. Jeakle dalam ringkasan sumbersumber yang mereka buat dari sejarah gereja, mengemukakan empat fungsi konseling pastoral sepanjang abad: Menyembuhkan (Healing) suatu fungsi pastoral yang terarah untuk mengatasi kerusakan yang dialami orang dengan memperbaiki orang itu 119

13 menuju keutuhan dan membimbingnya ke arah kemajuan di luar kondisinya terdahulu. Mendukung (Sustaining) Menolong orang yang sakit (terluka) agar dapat bertahan dan mengatasi suatu kejadian yang terjadi pada waktu yang lampau, dimana perbaikan atau penyembuhan atas penyakitnya tidak mungkin lagi diusahakan atau kemungkinannya sangat tipis sehingga tidak mungkin lagi diharapkan. Membimbing (Guiding) membantu orang yang berada dalam kebingungan dalam mengambil pilihan yang pasti (meyakinkan diantara berbagai pikiran dan tindakan alternative/pilihan), pilihan yang dipandang mempengaruhi keadan jiwa mereka sekarang dan pada waktu yang akan datang. Memulihkan (Reconciling) usaha membangun hubungan-hubungan yang rusak kembali diantara manusia dan sesama manusia dan diantara manusia dan Allah. 120

BAB V PENUTUP. kepada pihak-pihak terkait dengan penemuan makna hidup pasien gagal ginjal

BAB V PENUTUP. kepada pihak-pihak terkait dengan penemuan makna hidup pasien gagal ginjal BAB V PENUTUP Setelah deskripsi dan analisa data pada Bab III dan IV dengan menggunakan pisau logoterapi Frankl maka di akhir tulisan ini penulis akan menutup tulisan ini dengan memberikan kesimpulan berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam diri manusia, dibuktikan dengan kata mutiara kesehatan bukanlah

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam diri manusia, dibuktikan dengan kata mutiara kesehatan bukanlah BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH. Sehat merupakan dambaan dari semua orang. Dengan sehat orang dapat melakukan segala aktivitas untuk mencapai apa yang diinginkan. Bahkan secara makro negara

Lebih terperinci

BAB III HASIL PENELITIAN DESKRIPSI DATA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK YANG HIDUP LEBIH LAMA DARI PROGNOSIS MEDIS.

BAB III HASIL PENELITIAN DESKRIPSI DATA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK YANG HIDUP LEBIH LAMA DARI PROGNOSIS MEDIS. BAB III HASIL PENELITIAN DESKRIPSI DATA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK YANG HIDUP LEBIH LAMA DARI PROGNOSIS MEDIS. Bab ini dimulai dengan deskripsi temuan di lapangan, berupa hasil wawancara langsung dan observasi

Lebih terperinci

FAKULTAS TEOLOGI PROGRAM PASCA SARJANA MAGISTER SOSIOLOGI AGAMA UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA

FAKULTAS TEOLOGI PROGRAM PASCA SARJANA MAGISTER SOSIOLOGI AGAMA UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA FAKULTAS TEOLOGI PROGRAM PASCA SARJANA MAGISTER SOSIOLOGI AGAMA UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA Penemuan Makna Hidup Pasien Gagal Ginjal Kronik Yang Hidup Lebih Lama Dari Prognosis Medis Tesis

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. a. Pengertian Kebermaknaan Hidup

BAB II KAJIAN PUSTAKA. a. Pengertian Kebermaknaan Hidup BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Konseptualisasi topik yang diteliti 1. Kebermaknaan Hidup a. Pengertian Kebermaknaan Hidup Makna hidup menurut Frankl adalah kesadaran akan adanya suatu kesempatan atau kemungkinan

Lebih terperinci

BAB II PENDEKATAN PSIKOLOGI TENTANG MEMAKNAI HIDUP. spontan diresponi dengan berbagai cara, dengan tujuan agar diri tetap terjaga.

BAB II PENDEKATAN PSIKOLOGI TENTANG MEMAKNAI HIDUP. spontan diresponi dengan berbagai cara, dengan tujuan agar diri tetap terjaga. BAB II PENDEKATAN PSIKOLOGI TENTANG MEMAKNAI HIDUP II. 1. Pendekatan Psikologi Setiap kejadian, apalagi yang menggoncangkan kehidupan akan secara spontan diresponi dengan berbagai cara, dengan tujuan agar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab I ini, penulis menjelaskan latar belakang terjadinya penulisan Disiplin

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab I ini, penulis menjelaskan latar belakang terjadinya penulisan Disiplin BAB I PENDAHULUAN Dalam bab I ini, penulis menjelaskan latar belakang terjadinya penulisan Disiplin Gereja dengan Suatu Kajian Pastoral terhadap dampak Psikologis bagi orang-orang yang dikenakan Disiplin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam hidupnya mengalami suatu proses perkembangan. Ia

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam hidupnya mengalami suatu proses perkembangan. Ia 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia dalam hidupnya mengalami suatu proses perkembangan. Ia berkembang sejak dilahirkan hingga meninggal dunia. Dalam proses perkembangan itu, berbagai

Lebih terperinci

BAB I P E N D A H U L U A N. menghargai orang yang menderita itu. Salah satunya dengan memanfaatkan metodemetode konseling dari ilmu psikologi.

BAB I P E N D A H U L U A N. menghargai orang yang menderita itu. Salah satunya dengan memanfaatkan metodemetode konseling dari ilmu psikologi. BAB I P E N D A H U L U A N 1. LATAR BELAKANG Konseling pastoral adalah salah satu bentuk pertolongan dalam pendampingan pastoral yang hingga kini mengalami perkembangan. Munculnya golongan kapitalis baru

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Totok S. Wiryasaputra, Pendampingan Pastoral Orang Sakit, Seri Pastoral 245, Pusat Pastoral Yogyakarta,

BAB I PENDAHULUAN. 1 Totok S. Wiryasaputra, Pendampingan Pastoral Orang Sakit, Seri Pastoral 245, Pusat Pastoral Yogyakarta, BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Permasalahan Setiap orang tentunya pernah merasakan dan berada dalam keadaan sakit, baik itu sakit yang sifatnya hanya ringan-ringan saja seperti flu, batuk, pusing

Lebih terperinci

BAB IV REFLEKSI TEOLOGIS. perempuan atau pun jenis kelamin, semuanya pasti akan mengalaminya. Tidak hanya

BAB IV REFLEKSI TEOLOGIS. perempuan atau pun jenis kelamin, semuanya pasti akan mengalaminya. Tidak hanya BAB IV REFLEKSI TEOLOGIS Kematian merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Siapa saja bisa mengalami hal itu, baik tua atau pun muda, miskin atau pun kaya, baik perempuan atau

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Keluarga adalah institusi pertama yang dibangun, ditetapkan dan diberkati Allah. Di dalam institusi keluarga itulah ada suatu persekutuan yang hidup yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Dalam penulisan bab II skripsi, penulis akan membahas konsep teori Logoterapi sebagai konsep teori utama dalam penulisan skripsi. Pembahasan konsep teori ini diharapkan dapat membantu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupannya. Seseorang yang mengalami peristiwa membahagiakan seperti dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupannya. Seseorang yang mengalami peristiwa membahagiakan seperti dapat BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbagai pengalaman baik positif maupun negatif tidak dapat lepas dari kehidupan seseorang. Pengalaman-pengalaman tersebut akan memberi pengaruh yang pada akhirnya

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. sebelumnya, maka pada bab terakhir ini penulis akan menyimpulkan Telaah

BAB V PENUTUP. sebelumnya, maka pada bab terakhir ini penulis akan menyimpulkan Telaah BAB V PENUTUP Dari penjelasan pembahasan yang telah dipaparkan pada bab-bab sebelumnya, maka pada bab terakhir ini penulis akan menyimpulkan Telaah Pendampingan Pastoral terhadap Pelayanan Kerohanian di

Lebih terperinci

BAB II PERAN GEREJA TENTANG MAKNA HIDUP ANAK. tentang keluarga broken home yang meliputi definisi, faktor penyebab keluarga broken

BAB II PERAN GEREJA TENTANG MAKNA HIDUP ANAK. tentang keluarga broken home yang meliputi definisi, faktor penyebab keluarga broken BAB II PERAN GEREJA TENTANG MAKNA HIDUP ANAK Pada bab yang kedua ini akan dipaparkan teori-teori yang digunakan dalam penulisan ini. Teori-teori tersebut dijabarkan dalam beberapa bagian. Bagian pertama

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PEMAHAMAN MENGENAI BENTUK-BENTUK PELAYANAN KOMISI DOA DI JEMAAT GPIB BETHESDA SIDOARJO SESUAI DENGAN

BAB IV ANALISA PEMAHAMAN MENGENAI BENTUK-BENTUK PELAYANAN KOMISI DOA DI JEMAAT GPIB BETHESDA SIDOARJO SESUAI DENGAN BAB IV ANALISA PEMAHAMAN MENGENAI BENTUK-BENTUK PELAYANAN KOMISI DOA DI JEMAAT GPIB BETHESDA SIDOARJO SESUAI DENGAN PRESPEKTIF KONSELING PASTORAL DAN REFLEKSI TEOLOGIS Dalam Bab ini akan dipaparkan analisa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. setiap orang memiliki jalan dan cara masing-masing dalam menjalani,

BAB I PENDAHULUAN. setiap orang memiliki jalan dan cara masing-masing dalam menjalani, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap orang selalu berbeda antara satu sama lain, karena pada dasarnya setiap orang memiliki jalan dan cara masing-masing dalam menjalani, menyesuaikan diri, dan mengatasi

Lebih terperinci

BAB II GEREJA DAN PASTORAL

BAB II GEREJA DAN PASTORAL BAB II GEREJA DAN PASTORAL 2.1. Pengertian Gereja Persekutuan di dalam Yesus Kristus dipahami berada ditengah-tengah dunia untuk dapat memberikan kekuatan sendiri kepada orang-orang percaya untuk dapat

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN 1. Dampak skizofrenia bagi keluarga sangatlah besar, ini menyebabkan seluruh keluarga ikut merasakan penderitaan tersebut. Jika keluarga tidak siap dengan hal ini,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN Menurut Erik Erikson, lingkungan di mana anak hidup sangat penting untuk memberikan pertumbuhan, penyesuaian, sumber kesadaran diri dan identitas. Dari pendekatan teori

Lebih terperinci

BAB IV PANDANGAN WARGA JEMAAT GBI BANDUNGAN TERHADAP PSK BANDUNGAN. A. Pandangan Warga Jemaat GBI Bandungan Terhadap PSK Bandungan

BAB IV PANDANGAN WARGA JEMAAT GBI BANDUNGAN TERHADAP PSK BANDUNGAN. A. Pandangan Warga Jemaat GBI Bandungan Terhadap PSK Bandungan BAB IV PANDANGAN WARGA JEMAAT GBI BANDUNGAN TERHADAP PSK BANDUNGAN A. Pandangan Warga Jemaat GBI Bandungan Terhadap PSK Bandungan Pada Bab II telah dijelaskan bahwa cara pandang Jemaat Gereja terhadap

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA FUNGSI KONSELING PASTORAL BAGI WARGA JEMAAT POLA TRIBUANA KALABAHI

BAB IV ANALISA FUNGSI KONSELING PASTORAL BAGI WARGA JEMAAT POLA TRIBUANA KALABAHI BAB IV ANALISA FUNGSI KONSELING PASTORAL BAGI WARGA JEMAAT POLA TRIBUANA KALABAHI Permasalahan hidup yang dihadapi oleh warga jemaat Pola Tribuana Kalabahi meliputi beberapa aspek, yaitu aspek fisik, sosial,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kebermaknaan Hidup 1. Pengertian Kebermaknaan Hidup Kebermaknaan hidup merupakan tujuan yang harus dicapai oleh setiap individu. Ketidakmampuan manusia dalam mencapai makna

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. terhadap permasalahan kekerasan pasangan suami isteri, yakni: 1. Peran Pendeta sebagai Motivator terhadap Permasalahan Ekonomi

BAB V PENUTUP. terhadap permasalahan kekerasan pasangan suami isteri, yakni: 1. Peran Pendeta sebagai Motivator terhadap Permasalahan Ekonomi BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Peran pendeta secara umum dapat dilihat dalam fungsi konseling pastoral, yakni menyembuhkan, menopang, membimbing, memperbaiki hubungan, dan mengasuh. Dari hasil penelitian,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Kehidupan seseorang dalam perjalanannya akan selalu mengalami perubahan. Perubahan ini dapat dikarenakan perkembangan dan pertumbuhan normal sebagai pribadi, maupun

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN BAB V KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN 5.1 KESIMPULAN Berdasarkan beberapa tahap proses pencarian makna hidup telah dilakukan oleh ketiga subjek dapat disimpulkan bahwa mereka memiliki beberapa kesamaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Permasahan. 1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Permasahan. 1. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Permasahan 1. Latar Belakang Masalah Gereja sebagai suatu kehidupan bersama religius yang berpusat pada Yesus Kristus 1 hadir di dunia untuk menjalankan misi pelayanan yaitu melakukan

Lebih terperinci

1. LATAR BELAKANG MASALAH

1. LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN 1 1. LATAR BELAKANG MASALAH Manusia dalam kehidupannya memiliki banyak kebutuhan, antara lain : kebutuhan untuk diperhatikan, mendapatkan bimbingan, pemeliharaan, asuhan, penghiburan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dicintai, dapat lebih memaknai kehidupannya dan memiliki perasaan. yang mengalami penderitaan dalam hidupnya.

BAB I PENDAHULUAN. dicintai, dapat lebih memaknai kehidupannya dan memiliki perasaan. yang mengalami penderitaan dalam hidupnya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hidup adalah suatu misteri. Berbagai pengalaman baik positif ataupun negatif tidak lepas dari kehidupan seseorang. Pengalamanpengalaman tersebut dapat memberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. aktivitas sehari-hari. Sehat menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. aktivitas sehari-hari. Sehat menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tahun 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesehatan merupakan hal yang sangat penting bagi semua manusia karena tanpa kesehatan yang baik, maka setiap manusia akan sulit dalam melaksanakan aktivitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. (UU No. 1 tahun 1974 tentang perkawinan dalam Libertus, 2008). Keputusan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. (UU No. 1 tahun 1974 tentang perkawinan dalam Libertus, 2008). Keputusan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkawinan dapat diartikan sebagai sebuah ikatan lahir batin seorang pria dan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga)

Lebih terperinci

MENGUKIR KARAKTER DALAM DIRI ANAK

MENGUKIR KARAKTER DALAM DIRI ANAK MENGUKIR KARAKTER DALAM DIRI ANAK KARAKTER YANG BAIK dan KARAKTER SEPERTI KRISTUS, apa bedanya? Oleh : G.I. Magdalena Pranata Santoso, D.Min. Pendahuluan Meskipun akhir-akhir ini semakin banyak orang tua

Lebih terperinci

Hidup dalam Kasih Karunia Allah 2Kor.6:1-10 Pdt. Tumpal Hutahaean

Hidup dalam Kasih Karunia Allah 2Kor.6:1-10 Pdt. Tumpal Hutahaean Hidup dalam Kasih Karunia Allah 2Kor.6:1-10 Pdt. Tumpal Hutahaean Dalam hidup ini mungkinkah kita sebagai anak-anak Tuhan memiliki kebanggaan-kebanggaan yang tidak bernilai kekal? Mungkinkah orang Kristen

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP Kesimpulan. Persoalan perselingkuhan dalam hubungan pernikahan merupakan sebuah

BAB V PENUTUP Kesimpulan. Persoalan perselingkuhan dalam hubungan pernikahan merupakan sebuah BAB V PENUTUP 4.1. Kesimpulan Persoalan perselingkuhan dalam hubungan pernikahan merupakan sebuah pengkhianatan terhadap komitmen yang telah diikrarkan dan berdampak serius terhadap individu dan hubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW

BAB I PENDAHULUAN UKDW BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Sakramen berasal dari bahasa Latin; Sacramentum yang memiliki arti perbuatan kudus 1. Dalam bidang hukum dan pengadilan Sacramentum biasanya diartikan sebagai barang

Lebih terperinci

Mengampuni Orang Tua Anda 1

Mengampuni Orang Tua Anda 1 Modul 8: Mengampuni Orang Tua Anda Mengampuni Orang Tua Anda 1 Diterjemahkan dari Out of Darkness into Light Wholeness Prayer Basic Modules 2014, 2007, 2005, 2004 Freedom for the Captives Ministries Boleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengalaman positif maupun negatif tidak dapat dilepaskan dalam. kehidupan seseorang. Berdasarkan pengalaman-pengalaman tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Pengalaman positif maupun negatif tidak dapat dilepaskan dalam. kehidupan seseorang. Berdasarkan pengalaman-pengalaman tersebut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehidupan merupakan suatu misteri yang dijalani seseorang. Pengalaman positif maupun negatif tidak dapat dilepaskan dalam kehidupan seseorang. Berdasarkan pengalaman-pengalaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini seringkali ditemukan seorang ibu yang menjadi orang tua

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini seringkali ditemukan seorang ibu yang menjadi orang tua 2 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini seringkali ditemukan seorang ibu yang menjadi orang tua tunggal dengan berbagai macam penyebab yang berbeda. Tidak ada ibu rumah tangga yang menginginkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Ketika era globalisasi menyebabkan informasi semakin mudah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Ketika era globalisasi menyebabkan informasi semakin mudah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ketika era globalisasi menyebabkan informasi semakin mudah diperoleh, negara berkembang dapat segera meniru kebiasaan negara barat yang dianggap sebagai cermin

Lebih terperinci

TESIS. Diajukan Kepada Magister Sosiologi Agama Fakultas Teologi UKSW untuk Memperoleh Gelar Magister Sains. Nirmala Ch. W. Sinaga

TESIS. Diajukan Kepada Magister Sosiologi Agama Fakultas Teologi UKSW untuk Memperoleh Gelar Magister Sains. Nirmala Ch. W. Sinaga MAMBERE NAMALUM UNTUK PEMENUHAN KEBUTUHAN LANJUT USIA SEBAGAI PENDAMPINGAN DAN KONSELING PASTORAL BERBASIS BUDAYA TESIS Diajukan Kepada Magister Sosiologi Agama Fakultas Teologi UKSW untuk Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

GEREJA KRISTEN NAZARENE PASAL-PASAL TENTANG IMAN

GEREJA KRISTEN NAZARENE PASAL-PASAL TENTANG IMAN GEREJA KRISTEN NAZARENE PASAL-PASAL TENTANG IMAN I Allah Tritunggal Kami percaya kepada satu Allah yang tidak terbatas, yang keberadaan-nya kekal, Pencipta dan Penopang alam semesta yang berdaulat; bahwa

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan. Gereja merupakan sebuah wadah yang seharusnya aktif untuk dapat

BAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan. Gereja merupakan sebuah wadah yang seharusnya aktif untuk dapat BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Gereja merupakan sebuah wadah yang seharusnya aktif untuk dapat menjangkau seluruh jemaatnya agar dapat merasakan kehadiran Allah ditengahtengah kehidupannya. Dengan itu maka,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS A. Analisis Pelaksanaan Metode SEFT Total Solution dalam Menangani Trauma Remaja Korban Perkosaan

BAB IV ANALISIS A. Analisis Pelaksanaan Metode SEFT Total Solution dalam Menangani Trauma Remaja Korban Perkosaan 100 BAB IV ANALISIS A. Analisis Pelaksanaan Metode SEFT Total Solution dalam Menangani Trauma Remaja Korban Perkosaan Hasil yang dapat diketahui dari pelaksanaan metode SEFT Total Solution dalam menangani

Lebih terperinci

BAB IV. 1. Makna dan Nilai wariwaa dalam adat. Pada umumnya kehidupan manusia tidak terlepas dari adat istiadat,

BAB IV. 1. Makna dan Nilai wariwaa dalam adat. Pada umumnya kehidupan manusia tidak terlepas dari adat istiadat, BAB IV ANALISIS 1. Makna dan Nilai wariwaa dalam adat Pada umumnya kehidupan manusia tidak terlepas dari adat istiadat, yang secara sadar maupun tidak telah membentuk dan melegalkan aturan-aturan yang

Lebih terperinci

PENDADARAN. HOSANA : berilah kiranya keselamatan! PERJAMUAN KUDUS PASKAH. Minggu, 5 April 2015 GEREJA KRISTEN JAWA JOGLO

PENDADARAN. HOSANA : berilah kiranya keselamatan! PERJAMUAN KUDUS PASKAH. Minggu, 5 April 2015 GEREJA KRISTEN JAWA JOGLO PENDADARAN PERJAMUAN KUDUS PASKAH Minggu, 5 April 2015 HOSANA : berilah kiranya keselamatan! GEREJA KRISTEN JAWA JOGLO Kompleks Taman Alfa Indah Blok A No. 9 Joglo Jakarta Barat I. PENDAHULUAN Jemaat yang

Lebih terperinci

Pelayanan Konseling Pastoral Di GKP Jemaat Cimahi Tanpa Pendeta Jemaat

Pelayanan Konseling Pastoral Di GKP Jemaat Cimahi Tanpa Pendeta Jemaat FAKULTAS TEOLOGI PROGRAM STUDI MAGISTER SOSIOLOGI AGAMA UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2013 Pelayanan Konseling Pastoral Di GKP Jemaat Cimahi Tanpa Pendeta Jemaat TESIS: Diajukan kepada: Program

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Ketiga subjek sudah bisa menemukan makna hidupnya masing-masing. dengan cara dan urutan proses yang berbeda-beda. A, B dan C sama-sama

BAB V PENUTUP. Ketiga subjek sudah bisa menemukan makna hidupnya masing-masing. dengan cara dan urutan proses yang berbeda-beda. A, B dan C sama-sama BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Ketiga subjek sudah bisa menemukan makna hidupnya masing-masing dengan cara dan urutan proses yang berbeda-beda. A, B dan C sama-sama menemukan makna hidup dengan melakukan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan penelitian dan analisis data yang telah dilakukan tentang

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan penelitian dan analisis data yang telah dilakukan tentang 152 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. KESIMPULAN Berdasarkan penelitian dan analisis data yang telah dilakukan tentang makna hidup pada pekerja seks komersial (PSK), diperoleh bahwa : a. The Freedom

Lebih terperinci

Pernikahan Kristen Sejati (2/6)

Pernikahan Kristen Sejati (2/6) Pernikahan Kristen Sejati (2/6) Nama Kursus   : Pernikahan Kristen yang Sejati Nama Pelajaran : Memilih Pasangan Kode Pelajaran : PKS-P02                    Pelajaran 02 - MEMILIH

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS BIMBINGAN KONSELING ISLAM DENGAN TERAPI RASIONAL EMOTIF PADA SEORANG IBU YANG MEMPUNYAI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

BAB IV ANALISIS BIMBINGAN KONSELING ISLAM DENGAN TERAPI RASIONAL EMOTIF PADA SEORANG IBU YANG MEMPUNYAI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS BAB IV ANALISIS BIMBINGAN KONSELING ISLAM DENGAN TERAPI RASIONAL EMOTIF PADA SEORANG IBU YANG MEMPUNYAI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS A. Analisis Proses Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling Islam dengan Terapi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM KELUARGA NELAYAN DI DESA PECAKARAN KEC.WONOKERTO KAB. PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM KELUARGA NELAYAN DI DESA PECAKARAN KEC.WONOKERTO KAB. PEKALONGAN BAB IV ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM KELUARGA NELAYAN DI DESA PECAKARAN KEC.WONOKERTO KAB. PEKALONGAN A. Analisis Tujuan Pendidikan Akhlak Anak dalam Keluarga Nelayan di Desa Pecakaran Kec. Wonokerto.

Lebih terperinci

Kalender Doa Januari 2016

Kalender Doa Januari 2016 Kalender Doa Januari 2016 Berdoa Bagi Wanita Cacat Berabad abad beberapa masyarakat percaya bahwa wanita cacat karena kutukan. Bahkan yang lain percaya bahwa bayi yang lahir cacat bukanlah manusia. Para

Lebih terperinci

BAB IV REFLEKSI TEOLOGIS

BAB IV REFLEKSI TEOLOGIS BAB IV REFLEKSI TEOLOGIS Dalam gereja ditemukan berbagai kepentingan yang berbeda. Sebagai akibat, perbedaan itu dapat memunculkan konflik yang selanjutnya dinilai sebagai sesuatu yang wajar. 1 Ketika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bertemunya masyarakat yang beragama, yang disebut juga sebagai jemaat Allah. 1

BAB I PENDAHULUAN. bertemunya masyarakat yang beragama, yang disebut juga sebagai jemaat Allah. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persekutuan di dalam Yesus Kristus dipahami berada di tengah-tengah dunia untuk dapat memberikan kekuatan sendiri kepada orang-orang percaya untuk dapat lebih kuat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari waktu ke waktu. Humas Badan Narkotika Nasional RI (2016) telah

BAB I PENDAHULUAN. dari waktu ke waktu. Humas Badan Narkotika Nasional RI (2016) telah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jumlah pecandu narkoba di Indonesia terus mengalami peningkatan dari waktu ke waktu. Humas Badan Narkotika Nasional RI (2016) telah mengungkap 807 kasus narkoba

Lebih terperinci

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PERCERAIAN DI GKJW SE-KABUPATEN JEMBER (Suatu Analisa dengan Menggunakan Teori Pertukaran Sosial) Tesis Diajukan kepada Program Pasca Sarjana Magister Sosiologi Agama Universitas

Lebih terperinci

terlebih bagi seorang wanita, sebagian besar wanita menganggap pernikahan untuk melengkapi atau menyempurnakan hidup (Kartono,1992).

terlebih bagi seorang wanita, sebagian besar wanita menganggap pernikahan untuk melengkapi atau menyempurnakan hidup (Kartono,1992). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap pasangan yang menikah tentunya memiliki banyak impian dan harapan indah yang ingin dicapai melalui kebersamaan dalam ikatan tersebut, terlebih bagi seorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepekaan dan kepedulian mereka terhadap masalah sosial. Rendahnya

BAB I PENDAHULUAN. kepekaan dan kepedulian mereka terhadap masalah sosial. Rendahnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan remaja di perkotaan saat ini menunjukkan rendahnya kepekaan dan kepedulian mereka terhadap masalah sosial. Rendahnya kepedulian remaja tergambar pada

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS MASALAH. dilaksanakan pemberian bimbingan rohani kepada pasien, sebab pasien yang

BAB IV ANALISIS MASALAH. dilaksanakan pemberian bimbingan rohani kepada pasien, sebab pasien yang 90 BAB IV ANALISIS MASALAH Dalam memberikan layanan kesehatan di rumah sakit Islam perlu dilaksanakan pemberian bimbingan rohani kepada pasien, sebab pasien yang menderita sakit fisik tidak terlepas dari

Lebih terperinci

MAKNA HIDUP GURU ROUDATUL ATHFAL (RA) NURUL HUDA CENGKOK NGANJUK ASMA UL BADI AH ( )

MAKNA HIDUP GURU ROUDATUL ATHFAL (RA) NURUL HUDA CENGKOK NGANJUK ASMA UL BADI AH ( ) MAKNA HIDUP GURU ROUDATUL ATHFAL (RA) NURUL HUDA CENGKOK NGANJUK ASMA UL BADI AH ( 10410180 ) I. Pendahuluan Kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok dalam menentukan keberhasilan proses pembelajaran.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anwar Sutoyo, Bimbingan dan Konseling Islami (Teori dan Praktik), Pustaka Pelajar, Yogjakarta, 2013, hal

BAB I PENDAHULUAN. Anwar Sutoyo, Bimbingan dan Konseling Islami (Teori dan Praktik), Pustaka Pelajar, Yogjakarta, 2013, hal BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Manusia dalam menjalani kehidupan pasti akan dihadapkan dengan cobaan untuk mengetahui sebagaimana usaha lahir dan batin seseorang ketika dihadapkan pada ujian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. juta orang mengalami gagal ginjal. Data dari The United State Renal Data System

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. juta orang mengalami gagal ginjal. Data dari The United State Renal Data System BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Estimasi dari Badan Kesehatan Dunia (WHO), secara global lebih dari 500 juta orang mengalami gagal ginjal. Data dari The United State Renal Data System (USRDS) tahun

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. penting yang menjadi pokok atau inti dari tulisan ini, yaitu sebagai berikut :

BAB V PENUTUP. penting yang menjadi pokok atau inti dari tulisan ini, yaitu sebagai berikut : BAB V PENUTUP Pada bagian V ini, penulis akan memaparkan tentang kesimpulan dan saran. 5. 1. Kesimpulan Dari pemaparan pada bab-bab sebelumnya, penulis menyimpulkan beberapa hal penting yang menjadi pokok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka penderita gangguan ginjal tergolong cukup tinggi dan menjadi masalah kesehatan bukan hanya di Indonesia bahkan di negara maju. Di Amerika Serikat misalnya, angka

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PENYESUAIAN DIRI DENGAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA PENDERITA PENYAKIT GINJAL KRONIK DI RSUD BANYUMAS

HUBUNGAN ANTARA PENYESUAIAN DIRI DENGAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA PENDERITA PENYAKIT GINJAL KRONIK DI RSUD BANYUMAS HUBUNGAN ANTARA PENYESUAIAN DIRI DENGAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA PENDERITA PENYAKIT GINJAL KRONIK DI RSUD BANYUMAS Oleh : Mardina Romadhoni*) Rr. Setyawati**) ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kebahagiaan. Kebahagian di dalam hidup seseorang akan berpengaruh pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kebahagiaan. Kebahagian di dalam hidup seseorang akan berpengaruh pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam menjalani kehidupannya senantiasa selalu mendambakan kebahagiaan. Kebahagian di dalam hidup seseorang akan berpengaruh pada kesejahteraan psikologis

Lebih terperinci

2. "Hiduplah dengan penuh hikmat terhadap orang-orang luar, pergunakanlah waktu yang ada. " Kolose 4:5.

2. Hiduplah dengan penuh hikmat terhadap orang-orang luar, pergunakanlah waktu yang ada.  Kolose 4:5. 1. "Tetapi barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus selama-lamanya. Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus-menerus

Lebih terperinci

5. KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN

5. KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN 109 5. KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran harapan dan konsep Tuhan pada anak yang mengalami kanker, serta bagaimana mereka mengaplikasikan

Lebih terperinci

PEMAHAMAN ORANG YAHUDI TERHADAP PENDERITAAN MENURUT KITAB AYUB DAN RELEVANSINYA BAGI PENDAMPINGAN PASTORAL KEDUKAAN TESIS

PEMAHAMAN ORANG YAHUDI TERHADAP PENDERITAAN MENURUT KITAB AYUB DAN RELEVANSINYA BAGI PENDAMPINGAN PASTORAL KEDUKAAN TESIS PEMAHAMAN ORANG YAHUDI TERHADAP PENDERITAAN MENURUT KITAB AYUB DAN RELEVANSINYA BAGI PENDAMPINGAN PASTORAL KEDUKAAN TESIS Diajukan Kepada Program Pascasarjana Magister Sosiologi Agama Universitas Kristen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terlepas dari paksaan fisik, orang yang tidak dirampas hak-haknya, orang yang

BAB I PENDAHULUAN. terlepas dari paksaan fisik, orang yang tidak dirampas hak-haknya, orang yang BAB I PENDAHULUAN I. A. Latar Belakang Manusia selain makhluk sosial juga merupakan makhluk yang bebas yang terlepas dari paksaan fisik, orang yang tidak dirampas hak-haknya, orang yang terlepas dari tekanan

Lebih terperinci

BAB VI MORAL AKHIR HIDUP MANUSIA

BAB VI MORAL AKHIR HIDUP MANUSIA Modul ke: BAB VI MORAL AKHIR HIDUP MANUSIA Fakultas MKCU Dosen : Drs. Petrus Yusuf Adi Suseno, M.H. Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id 1 A. PENDAHULUAN Moral : perbuatan/tindakan yang baik atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dipersepsikan oleh sebagian masyarakat, dimana penyandang tunanetra dianggap,

BAB I PENDAHULUAN. dipersepsikan oleh sebagian masyarakat, dimana penyandang tunanetra dianggap, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diawali dengan keprihatinan peneliti akan penyandang tunanetra, dan dipersepsikan oleh sebagian masyarakat, dimana penyandang tunanetra dianggap, tidak berguna dalam

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini membahas aspek yang terkait dengan penelitian ini yaitu : 1.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Spiritualitas

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini membahas aspek yang terkait dengan penelitian ini yaitu : 1.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Spiritualitas BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Bab ini membahas aspek yang terkait dengan penelitian ini yaitu : 1. Karakteristik Pemenuhan Kebutuhan Spiritualitas 1.1 Definisi Spiritualitas 1.2 Karakteristik Spiritualitas 1.3

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW

BAB I PENDAHULUAN UKDW BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Permasalahan Dalam menjalani proses kehidupan, peristiwa kematian tidak dapat dihindari oleh setiap manusia. Namun, peristiwa kematian sering menjadi tragedi bagi orang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia pasti akan mengalami perkembangan dan perubahan. Perkembangan sendiri pada dasarnya melibatkan pertumbuhan yang berarti bertambahnya usia menjadi

Lebih terperinci

MATERI 6 BENTUK DAN FUNGSI LEMBAGA SOSIAL

MATERI 6 BENTUK DAN FUNGSI LEMBAGA SOSIAL MATERI 6 BENTUK DAN FUNGSI LEMBAGA SOSIAL 1. Bentuk dan Fungsi Lembaga Sosial Pada dasarnya, fungsi lembaga sosial dalam masyarakat beraneka macam berdasarkan jenis-jenis lembaganya. Oleh karena itu, kita

Lebih terperinci

INVENTORI TUGAS PERKEMBANGAN SISWA SD. Berikut ini 50 rumpun pernyataan, setiap rumpun terdiri atas 4 pernyataan

INVENTORI TUGAS PERKEMBANGAN SISWA SD. Berikut ini 50 rumpun pernyataan, setiap rumpun terdiri atas 4 pernyataan L A M P I R A N 57 INVENTORI TUGAS PERKEMBANGAN SISWA SD Berikut ini 50 rumpun pernyataan, setiap rumpun terdiri atas 4 pernyataan Anda diminta untuk memilih 1 (satu) pernyataan dari setiap rumpun yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas, dengan memperbaiki sumber daya manusia,

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas, dengan memperbaiki sumber daya manusia, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manajemen sumber daya manusia pada suatu organisasi merupakan sarana untuk meningkatkan kualitas, dengan memperbaiki sumber daya manusia, meningkatkan pula kinerja

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. terletak di Jl. Wates Km. 5,5 Gamping, Sleman, Daerah Istimewa. Yogyakarta. RS PKU Muhammadiyah Gamping merupakan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. terletak di Jl. Wates Km. 5,5 Gamping, Sleman, Daerah Istimewa. Yogyakarta. RS PKU Muhammadiyah Gamping merupakan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Wilayah Penelitian Penelitian ini dilakukan di RS PKU Muhammadiyah Gamping terletak di Jl. Wates Km. 5,5 Gamping, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Lebih terperinci

LANGKAH-LANGKAH MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI

LANGKAH-LANGKAH MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI LANGKAH-LANGKAH MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI KUNCI MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI BAGI MEREKA YANG MEMBUAT KEPUTUSAN Saudara yang terkasih, pada waktu Saudara menerima Yesus Kristus menjadi Juruselamat pribadi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok dalam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok dalam menentukan keberhasilan proses pembelajaran. Yang menjadi sebuah tolak ukur berhasil tidaknya pencapaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kebanyakan orang-orang hanya melihat dari kulit luar semata. Lebih

BAB I PENDAHULUAN. Kebanyakan orang-orang hanya melihat dari kulit luar semata. Lebih BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fenomena kaum waria merupakan suatu paparan nyata yang tidak dapat ditolak eksistensinya di masyarakat. Sayangnya, belum banyak orang yang mengetahui seluk-beluk kehidupan

Lebih terperinci

LANGKAH-LANGKAH MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI

LANGKAH-LANGKAH MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI LANGKAH-LANGKAH MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI LANGKAH-LANGKAH MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI KUNCI MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI BAGI MEREKA YANG MEMBUAT KEPUTUSAN Saudara yang terkasih, pada waktu Saudara menerima

Lebih terperinci

Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) Jemaat GIDEON Kelapadua Depok TATA IBADAH MINGGU 18 Juni 2017

Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) Jemaat GIDEON Kelapadua Depok TATA IBADAH MINGGU 18 Juni 2017 Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) Jemaat GIDEON Kelapadua Depok TATA IBADAH MINGGU 18 Juni 2017 h a l, 1 PERSIAPAN Doa pribadi warga jemaat Pengenalan lagu-lagu yang akan dinyanyikan dalam

Lebih terperinci

memahami perasaan orang lain. Kita bisa merasakan penderitaan orang lain karena kita memiliki empati. Empati inilah yang membuat orang tergerak untuk

memahami perasaan orang lain. Kita bisa merasakan penderitaan orang lain karena kita memiliki empati. Empati inilah yang membuat orang tergerak untuk LOVE is Cinta? Cinta Kita sering mendengar kata ini bukan? Ada yang bilang, Jatuh cinta berjuta rasanya, atau Say love with flower, Aku sayang kamu, I Love You. Wah ternyata banyak ungkapan yang berkaitan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan menggunakan simbol-simbol berupa lambang ataupun berkomunikasi

BAB I PENDAHULUAN. dengan menggunakan simbol-simbol berupa lambang ataupun berkomunikasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pola komunikasi adalah suatu cara dalam penyampaian pesan atau informasi dengan menggunakan simbol-simbol berupa lambang ataupun berkomunikasi secara tatap muka sesuai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hadapi oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Hal ini mendorong seseorang

BAB I PENDAHULUAN. hadapi oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Hal ini mendorong seseorang BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Seiring dengan kemajuan teknologi di Indonesia dan lapangan pekerjaan yang sedikit maka biaya hidup seseorang adalah masalah terbesar yang sedang di hadapi oleh sebagian

Lebih terperinci

Dipanggil Untuk Menyatakan Kebaikan Tuhan Roma 8:26-39 Tata Ibadah Minggu GKI Kebayoran Baru Bulan Kesaksian dan Pelayanan 27 Juli 2014

Dipanggil Untuk Menyatakan Kebaikan Tuhan Roma 8:26-39 Tata Ibadah Minggu GKI Kebayoran Baru Bulan Kesaksian dan Pelayanan 27 Juli 2014 Dipanggil Untuk Menyatakan Kebaikan Tuhan Roma 8:26-39 Tata Ibadah Minggu GKI Kebayoran Baru Bulan Kesaksian dan Pelayanan 27 Juli 2014 a. Saat Teduh b. Sebelum ibadah dimulai, organis/pianis memainkan

Lebih terperinci

1. Apa yang dipahami pejabat gereja dalam hal ini Pendeta jemaat tentang PASTORAL? 3. Sejak kapan TIM DOA ini hadir ditengah-tengah Gereja?

1. Apa yang dipahami pejabat gereja dalam hal ini Pendeta jemaat tentang PASTORAL? 3. Sejak kapan TIM DOA ini hadir ditengah-tengah Gereja? LAMPIRAN INSTRUMENT PERTANYAAN KEPADA PENDETA JEMAAT 1. Apa yang dipahami pejabat gereja dalam hal ini Pendeta jemaat tentang PASTORAL? 2. Apa itu TIM DOA? 3. Sejak kapan TIM DOA ini hadir ditengah-tengah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Autis merupakan suatu gangguan perkembangan yang kompleks yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Autis merupakan suatu gangguan perkembangan yang kompleks yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Autis merupakan suatu gangguan perkembangan yang kompleks yang menyangkut masalah komunikasi, interaksi sosial, dan aktivitas imajinasi. Istilah autis hingga kini masih

Lebih terperinci

KELUARGA DAN PANGGILAN HIDUP BAKTI 1

KELUARGA DAN PANGGILAN HIDUP BAKTI 1 1 KELUARGA DAN PANGGILAN HIDUP BAKTI 1 Pontianak, 16 Januari 2016 Paul Suparno, S.J 2. Abstrak Keluarga mempunyai peran penting dalam menumbuhkan bibit panggilan, mengembangkan, dan menyertai dalam perjalanan

Lebih terperinci

Reality Therapy. William Glasser

Reality Therapy. William Glasser Reality Therapy William Glasser 1. Latar Belakang Sejarah William Glasser lahir tahun 1925, mendapatkan pendidikan di Cleveland dan menyelesaikan sekolah dokter di Case Western Reserve University pada

Lebih terperinci

KEBENARAN SEDERHANA untuk yang BARU PERCAYA. (Pertanyaan dan Jawaban)

KEBENARAN SEDERHANA untuk yang BARU PERCAYA. (Pertanyaan dan Jawaban) KEBENARAN SEDERHANA untuk yang BARU PERCAYA (Pertanyaan dan Jawaban) 1 TUHAN, MANUSIA DAN DOSA * Q. 1 Siapakah yang membuat anda? A. Tuhan yang membuat kita. Kejadian 1:26,27; Kejadian 2:7 Q. 2 Apa lagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. American Psychological Association (APA) mengartikan keluarga sebagai:

BAB I PENDAHULUAN. American Psychological Association (APA) mengartikan keluarga sebagai: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang American Psychological Association (APA) mengartikan keluarga sebagai: Suatu unit kekerabatan yang terdiri dari sekelompok individu yang disatukan oleh darah atau perkawinan,

Lebih terperinci

Matematika Pernikahan

Matematika Pernikahan Matematika Pernikahan Pernikahan adalah karunia terpenting yang diberikan kepada umat manusia selama seminggu masa Penciptaan. Setelah menciptakan dunia yang sempurna, dilengkapi dengan segala yang diperlukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia terdapat 6 agama yang diakui negara yaitu Islam, Kristen,

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia terdapat 6 agama yang diakui negara yaitu Islam, Kristen, BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Di Indonesia terdapat 6 agama yang diakui negara yaitu Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha dan Konghucu (Penetapan Presiden RI Nomor 1 tahun 1965). Setiap agama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Anak merupakan salah satu sumber kebahagiaan bagi orang tua. Kehadiran seorang anak membuat hidup seseorang menjadi lebih indah. Anak membawa karunia berupa rizki,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada prinsipnya sebagai makhluk sosial, antara individu yang satu dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada prinsipnya sebagai makhluk sosial, antara individu yang satu dengan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada prinsipnya sebagai makhluk sosial, antara individu yang satu dengan yang lainnya pasti membutuhkan kerjasama. Ketergantungan manusia satu dengan yang lain merupakan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PENANGANAN KLEPTOMANIA DENGAN BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM. Dalam kehidupan, yang namanya masalah besar maupun kecil harus di

BAB IV ANALISIS PENANGANAN KLEPTOMANIA DENGAN BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM. Dalam kehidupan, yang namanya masalah besar maupun kecil harus di BAB IV ANALISIS PENANGANAN KLEPTOMANIA DENGAN BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM Dalam kehidupan, yang namanya masalah besar maupun kecil harus di selesaikan, sebab setiap permasalahan akan berdampak pada psikis

Lebih terperinci