BAB V KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN
|
|
- Fanny Halim
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB V KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN 5.1 KESIMPULAN Berdasarkan beberapa tahap proses pencarian makna hidup telah dilakukan oleh ketiga subjek dapat disimpulkan bahwa mereka memiliki beberapa kesamaan dan perbedaan dalam menjalani tahap tersebut. Adapun persamaan dan perbedaannya adalah:dalam tahap derita, ketiganya mempunyai persamaan dalam tahap tersebut. Mereka semua sama-sama merasa malu dan minder setelah kembali bertugas sebagai anggota kepolisian. Dalam tahap pemahaman diri, ketiganya mempunyai perbedaan, terutama dalam masalah waktu bagi mereka sendiri bisa menerima semuanya. Subjek 1 membutuhkan waktu 3bulan, subjek 2 membutuhkan waktu 1tahun, dan subjek 3 membutuhkan waktu 1tahun. Dalam tahap penemuan makna hidup ketiganya mempunyai perbedaan. Dimana subjek 1 dan subjek 3 berhasil menemukan makna hidupnya. Sedangkan subjek 2 masih mencari makna hidupnya. Proses keberhasilan makna hidup bermakna lewat penderitaan pada ketiga subjek sama-sama dimulai dengan adanya pengalaman tragis dan diikuti dengan penghayatan tanpa makna. Yang berbeda pada proses ini adalah urutan serta periode dimulainya proses. 1
2 Komponen pengalaman tragis, penghayatan tanpa makna, pemahaman diri, perubahan sikap, dukungan sosial, penemuan makna, keikatan diri, kegiatan terarah, tantangan, keberhasilan dan keimanan merupakan komponen-komponen yang muncul pada setiap subjek. 5.2 Diskusi Pada penelitian ini ditemukan bahwa salah seorang subjek, suubjek 2, dia adalah subjek yang sampai sekarang masih mencari makna hidupnya, subjek merasa saat ini hidupnya sudah cukup bahagia dengan diberikannya kesehatan subjek serta keluarga yang tercinta dengan tidak berlebihan subjek sangat bersyukur atas nikmat dan selalu bersyukur atas hidupnya yang cukup dan tidak berlebihan subjek merasa kehidupannya yang sekarang adalah kehidupan yang selalu ia syukuri dan selalu bahagia atas nikmat yang diberikan oleh Tuhan. Penelitian diatas menunjukan bahwa subjek 2 terlihat bingung dan tidak memiliki tujuan serta makna hidupnya, padahal komponen pemahaman diri dan dukungan sosial dia memiliki. Subjek 2 tidak bisa menentukan tujuan hidupnya. Dia mengatakan bahwa dirinya cukup bersyukur dengan apa yang didapat sekarang, dan tidak ada keinginan untuk lebih memperbaiki keadaannya. Subjek 2 mengatakan bahwa dengan keadaan seperti sekarang sangat sulit untuk mempunyai sebuah tujuan untuk memperbaiki kehidupannya. Dirinya mengatakan bahwa dia sudah cukup bersyukur dengan apa yang didapatnya sekarang. 2
3 Bastaman (1996) berpendapat bahwa seseorang sudah memiliki pemahaman diri dan pengubahan sikap, seharusnya dia sudah bisa mengambil sikap dan menentukan tujuan dan harapan-harapan yang ingin di capainya, dan berkomitmen untuk memenuhinya. Penelitian terhadap subjek 2 tidak menunjukan hal sedemikian rupa. Subjek 2 menunjukan bahwa dia memiliki pemahaman terhadap dirinya, dia bisa beradaptasi dengan lingkungan pekerjaanya, dan sudah mulai menghilangkan perasaan-perasaan negatif seperti rasa malu, sedih dalam dirinya. Penelitian ini juga menemukan bahwa salah satu subjek, yaitu subjek 3 tidak ingin memperbaiki kehidupannya sebagai anggota kepolisian. Subjek 3 sudah nyaman dengan profesinya sebagai anggota kepolisian, yang menurut dirinya bisa mendapat kebebasan dan tidak terkait kepada suatu aturan tertentu Bastaman (1996) menjelaskan bahwa seharusnya seseorang yang sudah mencapai tahapan kehidupan bermakna, ingin memperbaiki dirinya menjadi lebih baik. Pada subjek 3 tidak ditemukan hal tersebut., karena dirinya merasa nyaman dengan profesinya dan tidak ingin berpindah profesi selain menjadi anggota keploisian yang bisa membanggakan keluarga. Pengumpulan data mengalami sedikit kendala akibat suasana yang tidak kondusif. Tetapi informasi yang didapat lebih kaya karena ada wawancara yang dilakukan secara bersama, terhadap penemuan mengenai latar belakang subjek yang malah dipaparkan oleh subjek lainnya. Selain itu hal ini cukup membantu pada kejadian0kejadian yang dialami oleh 3
4 beberapa subjek yang sama. Terkadang apabila subjek lupa oleh pengalamannya temannya membantu mengingatkan kembali peristiwa itu, ini juga merupakan sarana untuk verifikasi data yang sudah dikumpulkan dari tiap subjek. Tetapi yang menjadi masalah adalah ketika semua subjek ingin berpendapat bersamaan, peneliti agak sulit dalam mnentukan subjek mana yang harus terlebih dahulu didengar. Pengalaman peneliti pada saat itu sempet tidak tega mendengar cerita yang dialami para subjek. Buku tentang makna hidup masih sangat minim di Indonesia. Buku Frankl yang berjudul man s search for meaning saja sangat sulit didapat. Dan buku kedua yang sulit didapat adalah buku Bastaman tahun 1996 berjudul Meraih Hidup Bermakna: kisah pribadi dengan pengalaman tragis. Buku ini dijadikan sumber disetiap skripsi tentang makna hidup yang peneliti baca. Akan tetapi pada kenyataannya buku tersebut tidak ada ditoko buku. Akhirnya peneliti ke PERPUSNAS yang ada didekat Monas. Petugas disana menyatakan bahwa buku tersebut sudah tidak dicetak ulang. Untunglah diperpsutakaan yang ada disana masih menyimpan eksempar buku Meraih Hidup Bermakna: kisah pribadi dengan pengalaman tragis yang sudah lecek dan sudah berbau warnanyapun sudah coklat, tidak putih lagib seperti buku baru lainnya. Dari buku ini, peneliti mendapatkan informasi bahwa tahap pencapaian makna hidup yang diteliti oleh skripsi-skripsi lainnya ternyata merupakan sebuah proposisi teoritis yang dikontruksi oleh Bastaman sendiri dengan mengadaptasi logoterapi Frankl. Hal tersebut bukanlah 4
5 sebuah teori tetapi hanya sebuah konstruk yang baru diujikan pada tahun tersebut. Komponen-komponen juga saling tumpang tindih dan terkadang muncul tanpa diberikan devinisi yang jelas. Pada buku yang ditulis oleh pengarang yang sama dengan tema yang sama pada tahun 2007 hanya mencakup teknik untuk menemukan makna hidup dan teknik tersebut diturunkan dari penelitian yang dilakukan ditahun Buku yang ditemukan diperpustakaan tersebut adalah buku karangan Koeswara. Buku ini bisa dikatakan kuno karena terbitan tahun Tetapi sama seperti buku Bastaman, buku ini adalah buku terbitan satu-satunya. 5.3Saran Pada penelitian ini terdapat dua saran, yaitu: 1. Saran teoritis Pada penelitian yang dilakukan oleh peneliti, peneliti menyadari bahwa peneliti memiliki berbagai keterbatasan dan kekurangan pada penelitian yang dilakukannya. Pada penelitian selanjutnya, diharapkan melakukan wawancara lebih mendalam terhadap subjek penelitian, hendaknya wawancara dilakukan lebih dari satu kali. Pemilihan subjek juga sebaiknya dilakukan sendiri oleh peneliti, tidak melalui pihak ketiga seperti lembaga atau teman. Pihak ketiga mungkin bisa membantu dalam mengenalkannya saja, namun kriteria subjek belum tentu terpenuhi. Peneliti juga diharapkan memiliki subjek cadangan, sekiranya subjek tibatiba berhalangan atau mengundurkan diri. 5
6 Dalam informed consent sebaiknya peneliti menyampaikan bahwa subjek kemungkinan akan merasa sedih atau tidak nyaman karena harus mengingat pengalaman tragis. Hal ini digunakan untuk memberikan warning bagi subjek, membuat subjek tidak kaget jika masalah tersebut disinggung serta untuk memperkecil dampak dari kemungkinan adanya trauma akibat peristiwa. Penelitian selanjutnya juga sebaiknya dilakukan dengan frekuensi wawancara lebih tinggi dari penelitian ini mengingat proses pencapaian makna hidup bukanlah sebuah proses yang singkat. Pedoman wawancara juga sebaiknya dibuat selengkap dan sedetail mungkin guna mempersiapkan peneliti dengan kemungkinan jawaban-jawaban yang muncul. 2. Saran Praktis Bagi para pembaca yang pernah mengalami peristiwa tragis atau pengalaman yang tidak menyenangkan. penderitaan sebenarnya bisa menjadi faktor untuk menemukan makna hidup. Peristiwa yang menyedihkan, hambatan serta ketidakmampuan akan menjadi sebuah penderitaan yang sia-sia jika dimaknai secara negatif. Seseorang perlu mengubah pola pikir terhadap hambatan-hambatan yang ada untuk dapat mencapai makna hidup. Untuk mencapai makna hidup Blessing in disguise mungkin bisa menjadi kiasan akan penemuan makna hidup seseorang mampu mengambil hikmah dari kejadian buruk yang menimpanya. 6
7 Bagi warga sipil yang masih menganggap kepolisian yang penuh kekerasan. Karena pendidikan militer dilakukan memang harus keras. Kepolisian tidak akan terbentuk menjadi sebuah benteng atau pertahanan Negara jika tidak dibentuk dengan cara yang tegas dan keras meski tanpa kekerasan. Seorang kepolisian adalah orang yang bisa menyelesaikan masalahnya dengan tenang, bijak, cepat dan tepat. Itu semua tidak didapatkan dengan mudah, itu semua didapat dari pendidikan militer dan pengalaman-pengalaman. - Subjek 1 merujuk pada tahap pencarian makna hidup berkaitan dengan kegiatan terarah dalam rangka memperbaiki diri, disarankan agar lebih banyak mencari kegiatan-kegiatan lain selain bertugas di kantor. Subjek dapat menggali diri lebih dalam untuk menemukan potensipotensi positif yang ada di dalam diri, seperti terus melakukan usaha dalam rangka tujuan yang akan di capai. - Subjek 2 merujuk pada proses pencarian makna hidup dan komponen makna hidup, hendaknya menentukan tujuan hidup dan subjek berusaha semaksimal mungkin untuk mencapainya, jangan cepat menyerah terhadap suatu hal. - Subjek 3 merujuk pada proses pencarian makna hidup berkaitan dengan keikatan diri dan kegiatan terarah, subjek dapat mencari sesuatu yang lebih daipada yang sudah didapat. Masih banyak potensi yang dimiliki, galilah potensi tersebut dan maksimalkanlah, raih 7
8 sesuatu yang jauh lebih baik dan gapai tujuan hidup agar dapat membahagiakan keluarga. - Bagi Subjek 1) Agar dapat menggali dirinya sendiri dengan segala kelebihan dan kekurangan yang bias kita kembangkan atau tunjukan ke orang lain, dan mana yang harus kita tinggalkan. 2) Menerima diri seperti apa adanya. Orang yang dapat menerima diri sendiri apa adanya tidak akan menyesali segala yang terjadi dalam menghadapi kenyataan. Artinya, apa yang ada pada diri kita harus diterima dan dikembangkan. 3) Memanfaatkan kelebihan dengan cara mengenali yang kita miliki, selanjutnya digunakan dan dimanfaatkan soptimal mungkin. 4) Meningkatkan keahlian yang kita miliki. Kemampuan, keahlian, dan keterampilan yang kita miliki memberikan sumbangan untuk meningkatkan harga diri kita, semakin banyak dan beragam keahlian yang kita miliki, akan semakin besar kita menghargai diri kita. 5) Memperbaiki kekurangan. Kita harus mengenali kekurangan yang ada pada diri kita. Kalau kita tidak mengenalinya, maka keinginan untuk memotivasi dan mengembangkan diri kita kea rah yang lebih baik,kalau kita mengenali kekurangan kita, maka sebenarnya 8
9 kekurangan itu dapat juga kita manfaatkan untuk sesuatu yang berguna. 6) Mengembangkan pemikiran bahwa kita sama dan sederajat dengan orang lain. Setiap orang berbeda satu dengan yang lain. Perbedaan itu bisa dari sudut pandang ekonomi ataupun status sosial. Tetapi semuanya itu akan sama haknya dalam setiap kesempatan. Pemikiran itulah yang harus selalu dikembangkan bahwa semua orang punya hak dan derajat yang sama. 7) Terbuka mengenai masalah yang dihadapi kepada orang yang sudah dipercaya. 8) Selalu berhati-hati dalam melakukan sesuatu yang dapat membahayakan keselamatan dan membahayakan nyawa seseorang. 9) Tetap optimis dalam menjalankan hidup ini karena hidup akan selalu berputar tidak selamanya di atas dan tidak selamanya di bawah semua pasti ada hikmahnya. 10) Tidak berputus asa apabila mendapatkan musibah, karena Allah tidak akan memberikan cobaan di batas kemampuan manusia, tetap semangat dan selalu berpikir positif dalam segala hal, agar kehidupan ini menjadi damai dan tentram. 9
BAB V PENUTUP. Ketiga subjek sudah bisa menemukan makna hidupnya masing-masing. dengan cara dan urutan proses yang berbeda-beda. A, B dan C sama-sama
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Ketiga subjek sudah bisa menemukan makna hidupnya masing-masing dengan cara dan urutan proses yang berbeda-beda. A, B dan C sama-sama menemukan makna hidup dengan melakukan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN 5.1 Kesimpulan 1. Berdasarkan beberapa tahap proses pencarian makna hidup telah dilakukan oleh ketiga subyek dapat disimpulkan bahwa mereka memiliki beberapa kesamaan
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. hidupnya. Subjek A dan B menemukan makna hidup dari pengalaman tragis,
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Dari ketiga subjek, kedua subjek sudah menyadari dan menemukan makna hidupnya sedangkan subjek C belum menyadari dan menemukan makna hidupnya. Subjek A dan B menemukan makna
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Deskripsi Tingkat Kebersyukuran Orang Tua yang Memiliki
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian Terlampir B. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Tingkat Kebersyukuran Orang Tua yang Memiliki Anak Autis Tingkat kebersyukuran orang tua
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dihindari. Penderitaan yang terjadi pada individu akan mengakibatkan stres dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehidupan tidak selalu berjalan sesuai dengan keinginan manusia. Peristiwa tragis yang mengakibatkan penderitaan kadangkala terjadi dan tidak dapat dihindari. Penderitaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penting dalam diri manusia, dibuktikan dengan kata mutiara kesehatan bukanlah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH. Sehat merupakan dambaan dari semua orang. Dengan sehat orang dapat melakukan segala aktivitas untuk mencapai apa yang diinginkan. Bahkan secara makro negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. the purpose in life. Bila hal ini berhasil dipenuhi akan menyebabkan seseorang merasakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Makna hidup adalah hal hal yang dianggap sangat penting dan berharga serta memberikan nilai khusus bagi seseorang, sehingga layak dijadikan tujuan dalam kehidupan atau
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kehidupannya. Seseorang yang mengalami peristiwa membahagiakan seperti dapat
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbagai pengalaman baik positif maupun negatif tidak dapat lepas dari kehidupan seseorang. Pengalaman-pengalaman tersebut akan memberi pengaruh yang pada akhirnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. setiap orang memiliki jalan dan cara masing-masing dalam menjalani,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap orang selalu berbeda antara satu sama lain, karena pada dasarnya setiap orang memiliki jalan dan cara masing-masing dalam menjalani, menyesuaikan diri, dan mengatasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pengalaman positif maupun negatif tidak dapat dilepaskan dalam. kehidupan seseorang. Berdasarkan pengalaman-pengalaman tersebut
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehidupan merupakan suatu misteri yang dijalani seseorang. Pengalaman positif maupun negatif tidak dapat dilepaskan dalam kehidupan seseorang. Berdasarkan pengalaman-pengalaman
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. a. Pengertian Kebermaknaan Hidup
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Konseptualisasi topik yang diteliti 1. Kebermaknaan Hidup a. Pengertian Kebermaknaan Hidup Makna hidup menurut Frankl adalah kesadaran akan adanya suatu kesempatan atau kemungkinan
Lebih terperinci5. KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN
105 5. KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat disimpulkan ketiga subjek penelitian telah mencapai tahap tertinggi dari lima
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan sehari-hari. Suatu keluarga itu dapat berbeda dari keluarga yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keluarga merupakan suatu sistem sosial terkecil dan unik yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari. Suatu keluarga itu dapat berbeda dari keluarga yang satu dengan yang
Lebih terperinciBAB II PENDEKATAN PSIKOLOGI TENTANG MEMAKNAI HIDUP. spontan diresponi dengan berbagai cara, dengan tujuan agar diri tetap terjaga.
BAB II PENDEKATAN PSIKOLOGI TENTANG MEMAKNAI HIDUP II. 1. Pendekatan Psikologi Setiap kejadian, apalagi yang menggoncangkan kehidupan akan secara spontan diresponi dengan berbagai cara, dengan tujuan agar
Lebih terperinciBAB V. KESIMPULAN, DISKUSI, dan SARAN
BAB V KESIMPULAN, DISKUSI, dan SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti mengenai self esteem pada wanita yang menderita infertilitas, maka peneliti dapat menyimpulkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengikuti mereka. Biasanya, pasangan yang bertahan lama dalam masa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seorang wanita yang suaminya meninggal dunia, tentu tidak mudah menjalanikehidupan seorang diri tanpa pendamping. Wanita yang kehilangan pasangan merasa sulit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk memenuhi kebutuhan fisiologis.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manusia bekerja adalah untuk mencukupi kebutuhan hidup. Baik kebutuhan yang sifatnya biologis maupun yang sifatnya psikologis. Pada tahap pertama, seseorang bekerja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari waktu ke waktu. Humas Badan Narkotika Nasional RI (2016) telah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jumlah pecandu narkoba di Indonesia terus mengalami peningkatan dari waktu ke waktu. Humas Badan Narkotika Nasional RI (2016) telah mengungkap 807 kasus narkoba
Lebih terperinciLAMPIRAN A SKALA PENELITIAN SEBELUM UJI COBA. 1. Skala Tawakal ( I ) 2. Skala Adversity Quotient ( II )
100 101 LAMPIRAN A SKALA PENELITIAN SEBELUM UJI COBA 1. Skala Tawakal ( I ) 2. Skala Adversity Quotient ( II ) 102 IDENTITAS DIRI Nama (inisial) : Jenis Kelamin : Umur : Pendidikan : PETUNJUK PENGISIAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hadapi oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Hal ini mendorong seseorang
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Seiring dengan kemajuan teknologi di Indonesia dan lapangan pekerjaan yang sedikit maka biaya hidup seseorang adalah masalah terbesar yang sedang di hadapi oleh sebagian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dasarnya adalah aktif, punya tujuan serta harga diri (Sarwono, 2002). Pada manusia
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Manusia adalah suatu ketunggalan yang mengalami, menghayati, dan pada dasarnya adalah aktif, punya tujuan serta harga diri (Sarwono, 2002). Pada manusia
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti. mengenai Gambaran Makna Hidup Penyandang Cacat Fisik Muscular
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti mengenai Gambaran Makna Hidup Penyandang Cacat Fisik Muscular Dystrophy dan penyesuain dengan teori yang
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA PENYANDANG TUNA RUNGU DI KOMUNITAS PERSATUAN TUNA RUNGU INDONESIA (PERTURI) SURABAYA
Jurnal Psikologi Teori & Terapan 2015, Vol. 5, No. 2, 81-90, ISSN: 2087-1708 HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA PENYANDANG TUNA RUNGU DI KOMUNITAS PERSATUAN TUNA RUNGU INDONESIA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Ketika era globalisasi menyebabkan informasi semakin mudah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ketika era globalisasi menyebabkan informasi semakin mudah diperoleh, negara berkembang dapat segera meniru kebiasaan negara barat yang dianggap sebagai cermin
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. penelitian, manfaat penelitian, dan diakhiri dengan ruang lingkup penelitian.
I. PENDAHULUAN Pada bab ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan
Lebih terperinci1. Tentang Waktu. Ada juga orang yang selalu merasa berkeluh kesah dengan segala kekurangannya. Ia merasa dan
1. Tentang Waktu Ada orang yang menganggap dan berharap bahwa waktu itu akan berjalan abadi, selamanya. Ia merasa senang, kaya dan bahagia. Ia berharap bahwa kebahagiaan itu akan berlangsung selamanya.
Lebih terperinciLAMPIRAN. repository.unisba.ac.id
LAMPIRAN LAMPIRAN Correlations DukunganSosial Resiliensi Correlation Coefficient 1,000,723 * Dukungan Sosial Sig. (2-tailed).,004 Spearman's rho Resiliensi Correlation Coefficient,723 * 1,000 Sig. (2-tailed),004.
Lebih terperinciMAKNA HIDUP GURU ROUDATUL ATHFAL (RA) NURUL HUDA CENGKOK NGANJUK ASMA UL BADI AH ( )
MAKNA HIDUP GURU ROUDATUL ATHFAL (RA) NURUL HUDA CENGKOK NGANJUK ASMA UL BADI AH ( 10410180 ) I. Pendahuluan Kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok dalam menentukan keberhasilan proses pembelajaran.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Kebermaknaan Hidup
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kebermaknaan Hidup 1. Pengertian Kebermaknaan Hidup Kebermaknaan adalah berarti, mengandung arti yang penting (Poewardarminta, 1976). Menurut Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dalamnya terdapat suatu tanggung jawab dari kedua belah pihak. Pernikahan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pernikahan adalah suatu ikatan janji setia antara suami dan istri yang di dalamnya terdapat suatu tanggung jawab dari kedua belah pihak. Pernikahan dilandasi
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN. gambaran harga diri (self esteem) remaja yang telah melakukan seks di luar nikah
BAB V KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti mengenai gambaran harga diri (self esteem) remaja yang telah melakukan seks di luar nikah,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sosial yang harus hidup di tengah lingkungan sosial. Melalui proses sosialisasi. mengadakan interaksi sosial dalam pergaulannya.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia pada dasarnya sebagai makhluk sosial, yaitu makhluk yang tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan orang lain atau selalu membutuhkan orang lain dalam rangka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Majunya dunia pendidikan sebaiknya diikuti oleh kemampuan seseorang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Majunya dunia pendidikan sebaiknya diikuti oleh kemampuan seseorang yang meningkat pula, khususnya dalam penguasaan bahasa. Oleh karena itu, penguasaan kemampuan berbahasa
Lebih terperinciPENERIMAAN DIRI DAN KEBERMAKNAAN HIDUP PENYANDANG CACAT FISIK
PENERIMAAN DIRI DAN KEBERMAKNAAN HIDUP PENYANDANG CACAT FISIK Rahayu Satyaningtyas Sri Muliati Abdullah Fakultas Psikologi Universitas Mercu Buana Yogyakarta ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menguji
Lebih terperinciSelamat Mengerjakan. Usia : Jenis Kelamin : Masa Kerja :... Tahun
63 Usia : Jenis Kelamin : Masa Kerja :... Tahun PETUNJUK PENGISIAN Dalam bundel ini terdapat 2 angket. Bapak atau Ibu sebelumnya diminta untuk mengisi semua pernyataan yang ada. Bacalah setiap pernyataan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Individu yang hidup pada era modern sekarang ini semakin. membutuhkan kemampuan resiliensi untuk menghadapi kondisi-kondisi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Individu yang hidup pada era modern sekarang ini semakin membutuhkan kemampuan resiliensi untuk menghadapi kondisi-kondisi kehidupan abad 21 yang penuh dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sebagai manusia yang telah mencapai usia dewasa, individu akan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagai manusia yang telah mencapai usia dewasa, individu akan mengalami masa transisi peran sosial, individu dewasa awal akan menindaklanjuti hubungan dengan
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Pada bab ini akan dijelaskan permasalahan penelitian dengan. kesimpulan hasil penelitian, diskusi, serta saran untuk penelitian sejenis
BAB V PENUTUP Pada bab ini akan dijelaskan permasalahan penelitian dengan kesimpulan hasil penelitian, diskusi, serta saran untuk penelitian sejenis lainnya. 5.1 Kesimpulan 5.1.1 Gambaran Psychological
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja adalah masa transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja adalah masa transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa yang pada umumnya dimulai dari usia 12 atau 13 tahun dan berakhir pada
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kebermaknaan Hidup 1. Pengertian Kebermaknaan Hidup Kebermaknaan hidup merupakan tujuan yang harus dicapai oleh setiap individu. Ketidakmampuan manusia dalam mencapai makna
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manuisia bertujuan untuk melihat kualitas insaniah. Sebuah pengalaman
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sudah menjadi sunnatullah perjalanan hidup yang dialami manusia terkadang menyenangkan dan tak menyenangkan. Hal ini sebagai ujian bagi manuisia bertujuan
Lebih terperinciNomor : Usia : PETUNJUK PENGISIAN
Nomor : Usia : PETUNJUK PENGISIAN 1. Bacalah pernyataan-pernyataan pada lembar berikut, kemudian kerjakanlah dengan sungguh-sungguh sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. 2. Kerjakanlah semua nomor dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam hidup terdorong oleh keinginan yang kuat untuk. mencapai arti bagi hidupnya dan arti bagi wujudnya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam hidup terdorong oleh keinginan yang kuat untuk mencapai arti bagi hidupnya dan arti bagi wujudnya. manusia selalu terdorong oleh kemauan bebas
Lebih terperinciDaftar Pustaka. Smith, Amy, "The anatomy of death row syndrome and volunteering for execution", Boston
Daftar Pustaka Bastaman, H. D. (1996). Meraih Hidup Bermakna. Jakarta: Paramadina. (2007). Logoterapi: Psikologi untuk menemukan makna hidup dan meraih hidup bermakna. Jakarta: RajaGrafindo Persada. Davidson,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dicintai, dapat lebih memaknai kehidupannya dan memiliki perasaan. yang mengalami penderitaan dalam hidupnya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hidup adalah suatu misteri. Berbagai pengalaman baik positif ataupun negatif tidak lepas dari kehidupan seseorang. Pengalamanpengalaman tersebut dapat memberikan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Perilaku membunuh dan mendapatkan hukuman pidana mati merupakan peristiwa tragis bagi ketiga subyek. Dari ketiga subyek, TJ dan BP sudah memahami dan menemukan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN. hendak diteliti dalam penelitian ini, yaitu mengenai gambaran psychological wellbeling
BAB V KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN Dari bagian awal penelitian ini dijelaskan mengenai pembahasan yang hendak diteliti dalam penelitian ini, yaitu mengenai gambaran psychological wellbeling pada pasangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ditandai dengan adanya perkembangan yang pesat pada individu dari segi fisik, psikis
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Remaja berasal dari kata adolescence yang memiliki arti tumbuh untuk mencapai kematangan, baik mental, emosional, sosial, dan fisik. Masa remaja ditandai dengan
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. Pada bab ini diuraikan tentang: a) pengaruh kreativitas mengajar guru SKI
176 BAB V PEMBAHASAN Pada bab ini diuraikan tentang: a) pengaruh kreativitas mengajar guru SKI terhadap prestasi belajar siswa b) pengaruh kemampuan guru SKI dalam mengelola kelas terhadap prestasi belajar
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian
BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Moleong (2007) mengemukakan penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP PERCERAIAN ORANG TUA DENGAN OPTIMISME MASA DEPAN PADA REMAJA KORBAN PERCERAIAN. Skripsi
HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP PERCERAIAN ORANG TUA DENGAN OPTIMISME MASA DEPAN PADA REMAJA KORBAN PERCERAIAN Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1 Psikologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang kaya, miskin, tua, muda, besar, kecil, laki-laki, maupun perempuan, mereka
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebahagiaan adalah hal yang selalu ingin dicapai oleh semua orang. Baik yang kaya, miskin, tua, muda, besar, kecil, laki-laki, maupun perempuan, mereka ingin dirinya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia sehari-hari (Djojosuroto, 2000:3). Persoalan yang menyangkut
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra merupakan hasil proses pemikiran dan pengalaman batin pengarang yang dicurahkan lewat tulisan dengan mengungkapkan berbagai hal yang digali dari masalah
Lebih terperinciHubungan Berfikir Positif dengan Makna Hidup pada Pasien Penyakit Kanker di RSUD dr. Pirngadi Medan
1 Hubungan Berfikir Positif dengan Makna Hidup pada Pasien Penyakit Kanker di RSUD dr. Pirngadi Medan Laili Alfita Fakultas Psikologi Universitas Medan Area Pradina Willi Fakultas Psikologi Universitas
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan penelitian dan analisis data yang telah dilakukan tentang
152 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. KESIMPULAN Berdasarkan penelitian dan analisis data yang telah dilakukan tentang makna hidup pada pekerja seks komersial (PSK), diperoleh bahwa : a. The Freedom
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indri Cahyani
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan menurut UNESCO merupakan upaya mempersiapkan manusia untuk bisa hidup di masyarakat dan harus sesuai dengan tuntutan kebutuhan pendidikan masa lalu,
Lebih terperinci"#% tahun untuk membuka diri dan melakukan pemulihan bagi kesehatannya, subjek AA sudah 5 tahun hidup sebagai ODHA dan masih berusaha untuk memaafkan
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diperoleh berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Menjalani kehidupan sebagai ODHA yang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perspektif Teoritis 1. Meaning of Life (Kebermaknaan Hidup) Makna hidup ( meaning of life) adalah hal hal yang dianggap sangat penting dan berharga serta memberikan nilai khusus
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Makna Hidup 1. Definisi Makna Hidup Teori tentang makna hidup dikembangkan oleh Victor Frankl, dimana teori ini dituangkan ke dalam suatu terapi yang dikenal dengan nama logoterapi.
Lebih terperinciBuku BI 3 (12 des).indd 1 16/12/ :41:24
Buku BI 3 (12 des).indd 1 16/12/2014 11:41:24 2 Buku BI 3 (12 des).indd 2 16/12/2014 11:41:25 Bintang berkunjung ke rumah Tante Menik, adik ibunya. Tante Menik seorang wartawati. Rumah Tante Menik kecil,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kebanyakan orang-orang hanya melihat dari kulit luar semata. Lebih
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fenomena kaum waria merupakan suatu paparan nyata yang tidak dapat ditolak eksistensinya di masyarakat. Sayangnya, belum banyak orang yang mengetahui seluk-beluk kehidupan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terlepas dari paksaan fisik, orang yang tidak dirampas hak-haknya, orang yang
BAB I PENDAHULUAN I. A. Latar Belakang Manusia selain makhluk sosial juga merupakan makhluk yang bebas yang terlepas dari paksaan fisik, orang yang tidak dirampas hak-haknya, orang yang terlepas dari tekanan
Lebih terperinciKEBERMAKNAAN HIDUP PADA JANDA.
KEBERMAKNAAN HIDUP PADA JANDA. NASKAH PUBLIKASI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Sebagaian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana (S-1) Psikologi
Lebih terperinciJudul : Makna Hidup Penyandang Cacat Tunanetra yang Berprofesi Sebagai Tukang Pijat. ABSTRAK
Judul : Makna Hidup Penyandang Cacat Tunanetra yang Berprofesi Sebagai Tukang Pijat. Nama/NPM : Endah Sri Wahyuni / 10503064 Pembimbing : Dona Eka Putri, Psi., M.Psi. ABSTRAK Setiap manusia pasti menginginkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kompetensi yang baik maka seorang guru terutama guru TK dapat memenuhi dan
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seorang guru TK yang profesional diharapkan memahami dan menguasai kompetensi yang menjadi tuntutan profesi yang dijalaninya, sehingga dengan kompetensi yang
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Makna Hidup Makna hidup adalah hal-hal yang dianggap sangat penting dan berharga serta memberikan nilai khusus bagi seseorang, sehingga layak dijadikan tujuan dalam
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Makna hidup adalah hal-hal yang dianggap sangat penting dan berharga
BAB II LANDASAN TEORI II.A. MAKNA HIDUP II.A.1. Definisi Makna Hidup Makna hidup adalah hal-hal yang dianggap sangat penting dan berharga serta memberikan nilai khusus bagi seseorang, sehingga layak dijadikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang menjadi dasar maju atau
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor yang menjadi dasar maju atau tidaknya suatu bangsa. Pendidikan bagi setiap orang merupakan kebutuhan mutlak bagi perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. senantiasa berkomunikasi di antara anggota masyarakat tidak akan dapat
BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Bahasa sudah diajarkan sejak dulu baik di dalam sebuah keluarga maupun di lingkungan formal. Dengan bahasa manusia dapat memberi nama segala sesuatu yang terlihat oleh
Lebih terperinciBAB 4 SIMPULAN DAN SARAN. Secara keseluruhan pendapat para tokoh mengenai gundik/selir, penulis secara garis
BAB 4 SIMPULAN DAN SARAN 4.1 Simpulan Secara keseluruhan pendapat para tokoh mengenai gundik/selir, penulis secara garis besar menjabarkannya sebagai berikut. Menurut isi dari novel Sembazuru, keluarga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keterampilan menulis merupakan salah satu kompetensi harus dikuasai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keterampilan menulis merupakan salah satu kompetensi harus dikuasai oleh siswa. Sekilas kompetensi menulis itu tampak mudah tapi jika diteliti lebih dalam lagi kompentensi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan disegala bidang demi tercapainya tujuan bangsa, oleh karena itu
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses pembangunan disegala bidang demi tercapainya tujuan bangsa, oleh karena itu pendidikan seharusnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap individu yang hidup di dunia ini pasti selalu berharap akan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap individu yang hidup di dunia ini pasti selalu berharap akan kehidupannya dapat dijalani dengan baik sesuai harapan-harapan di masa yang akan datang. Namun sering
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Bagian ini akan membahas latar belakang, identifikasi masalah, pembatasan
I. PENDAHULUAN Bagian ini akan membahas latar belakang, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan ruang lingkup penelitian. A. Latar Belakang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Makna hidup (the meaning of life) adalah hal-hal yang dianggap sangat penting dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Makna hidup (the meaning of life) adalah hal-hal yang dianggap sangat penting dan berharga serta memberikan nilai khusus bagi seseorang, sehingga layak dijadikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, mengolah, dan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan ungkapan pikiran dan perasaan, baik tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, mengolah, dan mengekspresikan gagasan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Berdasarkan observasi di SMP Pelita Bangsa Bandar Lampung, pada proses
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berdasarkan observasi di SMP Pelita Bangsa Bandar Lampung, pada proses pembelajaran banyak guru menggunakan media interaktif ketika menjelaskan materi pelajaran
Lebih terperinciPELAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN DISKUSI TERBIMBING BIDANG STUDI MATEMATIKA DI SLTP NEGERI 2 SAWIT BOYOLALI
PELAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN DISKUSI TERBIMBING BIDANG STUDI MATEMATIKA DI SLTP NEGERI 2 SAWIT BOYOLALI SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna mencapai Derajat Sarjana S-1 Disusun Oleh : FEBRUANI
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini akan dijelaskan permasalahan penelitian dengan kesimpulan hasil penelitian, diskusi, serta saran untuk penelitian sejenis lainnya. 5.1. Kesimpulan Penelitian ini
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif atau kualitataif dilakukan dengan mempertimbangkan pendekatan
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah pendekatan kualitatif. Menurut Patton (dalam Poerwandari, 2009), pemilihan pendekatan kuantitatif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang tak kunjung mampu dipecahkan sehingga mengganggu aktivitas.
1 BAB I PENDAHULUAN Dalam Bab berikut dipaparkan mengenai latar belakang penelitian, identifikasi masalah penelitian, rumusan dan pertanyaan penelitian, tujuan peneltian dan manfaat penelitian. A. Latar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kepekaan dan kepedulian mereka terhadap masalah sosial. Rendahnya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan remaja di perkotaan saat ini menunjukkan rendahnya kepekaan dan kepedulian mereka terhadap masalah sosial. Rendahnya kepedulian remaja tergambar pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki banyak suku, etnis dan budaya. Salah satunya adalah suku
BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Masalah Indonesia memiliki banyak suku, etnis dan budaya. Salah satunya adalah suku X di Kabupaten Papua yang menganut tradisi potong jari ketika salah seorang anggota
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kebermaknaan Hidup 1. Pengertian Kebermaknaan Hidup. Dalam kamus besar psikologi, menjelaskan bahwa meaning di artikan sebagai makna atau pemaknaan. Frankl (dalam Koeswara,1992),
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan batasan yang akan digunakan dalam melakukan penelitian ini.
BAB I PENDAHULUAN Dalam Bab 1 ini, peneliti menjabarkan latar belakang, rumusan permasalahan, hipotesis, tujuan dan manfaat penelitian, definisi terminologis dan juga cakupan dan batasan yang akan digunakan
Lebih terperinciLEMBAGA SANDI NEGARA PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 11 TAHUN 2010 UN TENTANG
LEMBAGA SANDI NEGARA PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 11 TAHUN 2010 UN TENTANG PENILAIAN PRIBADI SANDIMAN DI PERWAKILAN REPUBLIK INDONESIA DI LUAR NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup tanpa. bantuan orang lain dan terjadi ketergantungan juga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup tanpa bantuan orang lain dan terjadi ketergantungan juga rasa saling membutuhkan antara individu yang satu
Lebih terperinciPERBEDAAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH ANTARA JAMA AH HALAQOH SHALAT KHUSYUK DAN BUKAN JAMA AH HALAQOH SHALAT KHUSYUK DI SURAKARTA SKRIPSI
PERBEDAAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH ANTARA JAMA AH HALAQOH SHALAT KHUSYUK DAN BUKAN JAMA AH HALAQOH SHALAT KHUSYUK DI SURAKARTA SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Sarjana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diselenggarakan secara optimal supaya menghasilkan lulusan-lulusan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan unsur utama dalam pengembangan manusia Indonesia seutuhnya. Pengelolahan pendidikan harus berorientasi bagaimana menciptakan perubahan yang lebih
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Rumah Sakit Umum Daerah Ambarawa Rumah Sakit Umum Daerah Ambarawa Kabupaten Semarang yang berdiri sejak 1930 merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mandiri dalam proses belajarnya. Mulai tahun 2009 jumlah dalam 1 kelas 25
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan evaluasi terhadap pengamatan dan pengalaman proses pembelajaran yang kami lakukan selama kurang lebih 4 tahun, mulai tahun 2009 sampai dengan tahun 2012
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang khas yang menghadapkan manusia pada suatu krisis
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap manusia dalam kehidupannya bisa menghadapi masalah berupa tantangan, tuntutan dan tekanan dari lingkungan sekitar. Setiap tahap perkembangan dalam rentang kehidupan
Lebih terperinciPENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS X-2 SMA PGRI 1 KARANGMALANG SRAGEN TAHUN AJARAN 2009/2010.
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS X-2 SMA PGRI 1 KARANGMALANG SRAGEN TAHUN AJARAN 2009/2010 Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis tehadap subyek (A,B,C) dalam penelitian
BAB V KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis tehadap subyek (A,B,C) dalam penelitian mengenai perilaku sosial pada pengalaman remaja Karang Taruna dalam implikasi terhadap
Lebih terperincipara1). BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Menjadi tua merupakan suatu proses perubahan alami yang terjadi pada setiap individu. Badan Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan 60 tahun sampai 74 tahun sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia pada hakikatnya adalah mahkluk sosial dan mahkluk pribadi. Manusia sebagai mahluk sosial akan berinteraksi dengan lingkungannya dan tidak dapat hidup sendiri
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PRESTASI BELAJAR ANAK RETARDASI MENTAL RINGAN DI SEKOLAH LUAR BIASA C YAYASAN SOSIAL SETYA DARMA SURAKARTA
HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PRESTASI BELAJAR ANAK RETARDASI MENTAL RINGAN DI SEKOLAH LUAR BIASA C YAYASAN SOSIAL SETYA DARMA SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.pembangunan kesehatan harus mencakup
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan adalah bagian dari pembangunan nasional yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang YB. Mangunwijaya (Alm)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Indonesia dewasa ini jumlah wanita yang memiliki pekerjaan diluar rumah semakin meningkat, hampir 40,6% pendatang baru dalam dunia kerja antara tahun 1996 dan 2006
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai karya seni bersifat kreatif, artinya sebagai hasil
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Karya sastra sebagai karya seni bersifat kreatif, artinya sebagai hasil ciptaan manusia yang berupa karya bahasa. Dari zaman ke zaman sudah banyak orang menciptakan
Lebih terperinci