ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI UNTUK MENENTUKAN JARAK TERPENDEK MENUJU LOKASI KEBAKARAN DIWILAYAH KOTA JAKARTA BARAT

Transkripsi

1 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI UNTUK MENENTUKAN JARAK TERPENDEK MENUJU LOKASI KEBAKARAN DIWILAYAH KOTA JAKARTA BARAT Bagus Isnanto P, Abdi Wiranata, Anissa Shelyda Engeta dan Djauharry Noor Jurusan Teknik Informatika, Universitas Bina Nusantara Jl. K.H. Syahdan No.9, Kemanggisan/Palmerah, Jakarta Telepon: (62-21) , ext.2234, Fax.(62-21) Homepage: Abstrak Tujuan penelitian adalah menganalisis dan merancang Sistem Informasi Geogafis yang dapat menyajikan data secara visual sehingga memudahkan para eksekutif untuk mendukung pengambilan keputusan yang berorientasi kegiatan lapangan untuk menentukan jarak terpendek menuju lokasi kebakaran. Metodologi penelitian, analisis sistem menggunakan Fact Finding Techniques, perancangan basis data SIG menggunakan metode DBLC, perancangan sistem menggunakan metode SDLC ( Waterfall Model ). Hasil yang dicapai adalah suatu sistem aplikasi yang dapat mempermudah pengelolaan dan menginformasikan data yang diperlukan oleh perusahaan baik data spasial maupun data nonspasial. Simpulan dari penulisan skripsi ini adalah sistem informasi geogafis yang dirancang dapat digunakan untuk mengatasi masalah dan memenuhi kebutuhan informasi pihak Suku Dinas Pemadam Kebakaran Jakarta Barat. Barat Kata Kunci: Sistem Informasi Geogafis (SIG), Analisis, Perancangan, Suku Dinas Kebakaran Jakarta 1. PENDAHULUAN Jakarta Barat merupakan salah satu bagian dari Ibu kota DKI Jakarta yang menunjang aktivitas di Ibu kota Negara ini. Di wilayah ini banyak tempat-tempat yang strategis untuk berbagai macam sentra bidang sebagai penunjang ibu kota Negara. Seperti sentra ekonomi, bisnis, hiburan, pendidikan, dan pemerintahan. Banyaknya tempat-tempat strategis tersebut ditambah lagi dengan tingginya tingkat kepadatan penduduk, mengakibatkan kemungkinan terjadinya hambatan atau hal-hal yang tidak diinginkan. Seperti tindakan kejahatan, kemacetan, banjir dan lain sebagainya. Tak ketinggalan pula bencana kebakaran yang dapat terjadi setiap saat. Kebakaran DKI Jakarta menurut SUDIN Pemadam Kebakaran mencatat, pada tahun 2012, tingkat kebakaran di Jakarta Barat menjadi nomor dua paling tinggi di DKI Jakarta. Ada 90 kasus kebakaran yang terjadi dari awal tahun hingga bulan juni Kerugian karena kebakaran tersebut mencapai Rp Luas area yang terbakar menurut catatan, adalah meter persegi dengan objek bangunan perumahan sebanyak 35, bangunan industry 4, bangunan umum 21, kendaraan 5, dan lainlain, seperti alang-alang, kampus, sekolahan, dan lainnya diluar bangunan umum. Dan menurut catatannya pada tahun 2011, Jakarta Barat menyumbang tingkat kebakaran paling tinggi di DKI Jakarta. Sebanyak 223 kasus kebakaran terjadi di wilayah ini, dan nilai kerugian mencapai Rp Kebakaran paling parah terjadi pada Maret 2012, yaitu sebanyak 23 kali kebakaran. Tingginya 1

2 tingkat kebakaran didukung banyaknya pemukiman padat penduduk. Kecamatan Tambora dan Taman Sari merupakan dua kecamatan yang paling rawan terjadi kasus kebakaran. Rumah penduduk di kedua kecamatan tersebut, mayoritas terdiri dari bahan yang mudah terbakar, seperti kayu dan tripleks.(megapolitan.kompas, 2012) Usaha penanggulangan kebakaran sangatlah berhubungan dengan berbagai macam aspek pendukung seperti letak pos pemadam kebakaran, Rumah Sakit, hydrant, kemacetan lalu lintas dan jarak lokasi. Dengan mengetahuai posisi aspek pendukung diatas maka proses penanggulangan bahaya kebakaran akan lebih cepat dilakukan dan diminimalisir jumlah korban serta kerugian yang ditimbulkan oleh bencana tersebut. Dikarenakan tingginya tingkat kebakaran yang terjadi di daerah Jakarta Barat dan pendataan pada Suku Dinas Pemadam Kebakaran Jakarta Barat yang penginputan datanya masih dengan cara manual, maka Suku Dinas Pemadam Kebakaran Jakarta Barat merasa perlu adanya sebuah sistem yang dapat membantu penanganan dan penanggulangan bencana kebakaran yang berbasis ruang (spasial). Dengan mengolah data menggunakan sistem informasi khususnya di yang berbasis geografis, Suku Dinas Pemadam Kebakaran diharapkan dapat meminimalisir dampak dari kebakaran. Selain digunakan untuk penanganan kebakaran, Sistem Informasi Geografi (SIG) ini dapat digunakan sebagai alat untuk menganalisis pengembangan penempatan pos pemadam kebakaran ataupun hydrant baru untuk mendukung upaya penanganan apabila suatu saat terjadi bencana kebakaran. Dari permasalahan yang ada beserta solusi yang kami berikan diatas, maka kami mengusulkan untuk melakukan penelitian dengan pembuatan skripsi yang berjudul : ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI UNTUK MENENTUKAN JARAK TERPENDEK MENUJU LOKASI KEBAKARAN DI WILAYAH KOTA JAKARTA BARAT. Dengan skripsi ini diharapkan berguna khususnya bagi Suku Dinas Pemadam Kebakaran Jakarta Barat. 2. METODE PENELITIAN 2.1 Metode Penelitian Untuk mendukung pembuatan skripsi serta perancangan sistem informasi dan aplikasi yang sesuai dengan tujuan yang telah disampaikan, berikut penjabaran dari metedologi-metedologi yang digunakan dalam pembuatan skripsi ini : Metode Analisis Dalam tahap ini dilakukan beberapa teknik dalam proses pengumpulan data. Yaitu dengan cara : metode fact finding techniques : 1. Wawancara Wawancara dilakukan kepada Seksi Operasi Suku Dinas Pemadam Kebakaran Jakarta Barat, guna mendapatkan data yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. 2. Mempelajari Dokumen Beberapa dokumen dipelajari dan disaring kembali agar data yang disajikan adalah data yang benar-benar valid dan terbaru. 3. Studi Pustaka Untuk melengkapi data yang dibutuhkan untuk pengembangan sistem ini, dilakukan studi pustaka dengan mempelajari buku-buku referensi mengenai 2

3 sistem yang akan dikembangkan Metode Perancangan 1. Merancang database SIG (DBLC) Perancangan Konseptual, perancangan physical. dan pemodelan kartografi 2 Merancang aplikasi (SDLC) menggunakan Waterfall Model yang mencakup : Communication, Planning, Modeling, Construction, dan Deployment Metode Kepustakaan Melakukan pencarian data melalui buku-buku teks ataupun sumber-sumber lainnya yang berkaitan dengan topik dari skripsi ini. 3. HASIL DAN BAHASAN 3.1 Analisa Kebutuhan Sistem Prosedur Sistem yang sedang berjalan Prosedur yang sedang berjalan saat ini: 1. Biasanya pihak pemadam kebakaran mendapatkan informasi adanya bencana kebakaran dari warga atau pihak kepolisian dengan cara menelpon atau mendatangi langsung ke kantor pemadam kebakaran. Laporan adanya kebakaran diterima oleh bagian perhubungan jika melalui telpon atau perwira piket.jika warga datang langsung, lalu bagian perhubungan atau perwira piket berhak menentukan unit mana saja yang meluncur ke tempat terjadinya kebakaran. 2. Setiap petugas pemadam yang akan menuju tempat terjadinya kebakaran hanya diberitahu lokasinya saja tanpa petunjuk rute lokasi 3.2 Permasalahan yang di hadapi Saat ini Suku Dinas Pemadam Kebakaran masih menggunakan cara manual untuk mencapai lokasi kebakaran. Hal ini memunculkan masalah seperti : 1. Lamanya pencarian/pengaksesan untuk menuju lokasi. 2. Masalah waktu dalam perjalanan yang sedikit lebih lama. 3. Waktu tiba dilokasi kebakaran menjadi lebih lama Hal ini dapat terjadi karena Suku Dinas Pemadam Kebakaran belum memiliki sebuah sistem informasi yang dapat memberikan informasi tentang rute terpendek menuju lokasi kebakaran 3.3 Kebutuhan Sistem Dengan membaca system yang sedang berjalan sekarang ini, perlu kiranya untuk meningkatkan kinerja sistem dalam hal efektifitas penentuan rute terpendek menuju lokasi kebakaran. Untuk memaksimalkannya hal yang perlu dilakukan antara lain : 1. Adanya suatu sistem informasi yang dapat menampilkan rute terpendek menuju lokasi terjadinya kebakaran. 2. Adanya suatu sistem informasi data spasial berupa peta lokasi Jakarta barat yang dapat menunjukan rute terpendek yang dapat dilalui petugas pemadam kebakaran. 3.4 Usulan Pemecahan Masalah Berdasarkan masalah yang ditimbulkan oleh sistem yang sedang berjalan saat ini, maka diusulkan pemecahan masalah. Dengan membuat suatu sistem informasi yang dapat menampilkan geografis secara visual berupa peta Jakarta Barat dengan rute terpendek. Dalam pelaksanaannya dibutuhkan seseorang yang mengerti dengan sistem informasi tersebut agar petugas Pemadam Kebakaran mengetahui rute terpendek menuju lokasi kebakaran. 3

4 3.5 Perancangan Sistem Diagram Konteks Gambar 3.4 Gambar Diagram Nol Kamus Data Wilayahkota + namakota + luas + populasi Wilayahkecamatan + idkota + namakecamatan + luas Wilayahrawan + idkecamatan + nama_wilayah_rawan Lokasipenting + idkecamatan + idkategori + namalokasipenting +alamatlokasipenting Hidran + idkecamatan + lokasihidran + kethidran Jalan + idkecamatan + namajalan + luas Kategorilokasi + jeniskategori G ambar Perancangan Database Entity Relationship Diagram 4. PENENTUAN AKSES FASILITAS TERDEKAT 1. Membuka ArcMap dari Start Menu > All Programs > ArcGIS > ArcMap 2. Menampilkan semua data network yang telah dibuat pada acara sebelumnya. 3. Mengaktifkan tools Network Analyst dengan cara pilih View > Tools > Network Analyst. 4. Dari Tool Network Analyst pilih Network Analyst > New Closest Facility 4

5 menjadi Meters s. Gambar 4.7 Gambar Mengaktifkan Network Analyst Window dengan memilih icon Gambar Menambahkan lokasi_penting atau hidran dari folder Network/ lokasi_penting.shp atau lokasi_hidran 10. Memasukkan lokasi_penting atau lokasi_hidran ke dalam facilities dengan cara klik kanan Facilities kemudian pilih Load Locations pada tool NetworkAnalyst. Gambar Mengatur property network (cost yang dipakai, satuan jarak) dengan cara klik kanan layer Route kemudian pilih Properties. 7. Masuk pada tab Analysis Settings. 8. Mengatur Impedance menjadi Length dan Distance Unit Gambar 4.11 Gambar

6 Pemrosesan eksekusi jalur terpendek hanya dapat dilakukan dengan satu kasus tidak dapat langsung 2 kasus,, Kasus 1 dari kebakaran ke hidran Kasus 2 dari kebakaran ke lokasi penting 11. Menambahkan incidents dengan lokasi_kebakaran lokasi anda saat ini baik dengan cara menambahkan langsung dengan icon 12. Melakukan eksekusi rute serta menampilkan direction dari rute tersebut. jarak terdekat untuk melakukan eksekusi untuk mengetahui jalur 5. SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Pada penyusunan skripsi ini telah dilakukan analisa terhadap sistem yang sedang berjalan pada sistem informasi geografi di Suku Dinas Pemadam Kebakaran Jakarta Barat dan ditemukan beberapa permasalahan dalam penanggulangan bencana kebakaran didaerah Jakarta Barat. Berdasarkan permasalahan yang ada, maka dibuat sebuah sistem informasi dengan menggunakan ArcGIS 9.3. Setelah melakukan analisa terhadap informasi yang ada, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Perancangan sistem informasi geografis ini dapat menampilkan informasi mengenai rute terpendek untuk mencapai daerah yang terjadi kebakaran didaerah Jakarta Barat. 2. Informasi mengenai bagaimana memilih rute terpendek menuju lokasi kebakaran dalam bentuk visual sesuai kondisi dilapangan. 3. Informasi mengenai letak hydrant dan lokasi lokasi penting seperti rumah sakit dan kantor polisi. 4. System informasi geografis ini dirancang menggunakan sistem komputer yang memiliki database sendiri jadi ini adalah suatu produk yang sudah terkomputerisasi dengan baik. 5.2 Saran Adapun beberapa saran yang dapat diberikan terhadap pengembangan Sistem Informasi Geografi ini adalah sebagai berikut : 1. Memperluas cakupan Sistem Informasi geografi ini sehingga menghasilkan informasi yang lebih dalam lagi. 2. Sistem Informasi geografi ini dapat dikembangkan lebih luas lagi agar dapat digunakan oleh bagian lain pada Suku Dinas Pemadam Kebakaran Jakarta Barat. Merancang kembali sistem tersebut agar dapat menjadi sebuah aplikasi yang dapat lebih membantu petugas Pemadam Kebakaran 6. DAFTAR PUSTAKA Bentley, Whitten dittman. (2004). Systems Analysis Design Methods. Sixth Edition. McGraw Hill. New York Burrough, P. A. (1986). Principles Of Geographical Information System For Land Resources Assement. Buttler and Tanner Ltd, Frome and London. Great Britain. Conolly, Thomas and Carolyn Begg (2006). Database System a Practical Approach to Design, Implementation, and Management. Fourth Edition. Addison Wesley. Boston Hardi et al. (2010). Sistem Informasi geografis : Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Geografis untuk Kondisi Tanaman Kelapa Sawit pada PT. Perkebunan Nusantara VI Jambi (Persero) 6

7 Heywood, Ian, Sarah Cornelius and Steve Carver (2002). Geographical Information System, Second Edition. Prentice Hall. London. Jeffrey L,Whitten. (2007). Systems analysis and design for the global enterprise. Seventh Edition Hill. New York McGraw Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001). Third Edition. Balai Pustaka. Jakarta Laudon, Kenneth C., and Jane P. Loudon. (2006). Management Information World Book Encyclopedia. (2006). The world book encyclopedia : J-K. Volume 11. World Book Inc. New York d/2012/08/22/ /30.kebakaran.ter jadi.selama.ramadhan.di.jakarta.barat 39/Pengertian-kebakaran om/tips-news-alat-pemadamapi/penyebab-terjadinya-kebakaran/ m/p/panduandasar-arcgisdimanapada_8383.html gisengine/index.html System: Managing the Digital Firm. Nineth Edition.Pearson Education Limited. USA. McLeod, Raymond Jr. (2007). Management Information Systems. International London. Edition. Prentice Hall, Inc. O Brien, James. A. And George M. Marakas (2005). Management Information System. Eight Edition. McGraw Hill. New York. Prahasta, Eddy. (2005). Sistem Infomasi Geografis : Konsep-konsep dasar. Edisi Bandung Revisi. CV Informatika. Pressman, Roger S. (2008). Software Engineering a Practitioner Approach. Sixth Edition. McGraw Hill. New York 7