Lampiran 1. Pengendali Bank. Pengendali Akhir. > 10% saham. > 10% saham BANK PT. A. PT. A1 > 10% saham

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Lampiran 1. Pengendali Bank. Pengendali Akhir. > 10% saham. > 10% saham BANK PT. A. PT. A1 > 10% saham"

Transkripsi

1 Lampiran 1 Pengendali Bank Pengendali Akhir > 10% saham PT. A > 10% saham PT. A1 > 10% saham BANK Diagram di atas merupakan contoh dari Bank yang dimiliki secara langsung oleh PT A1. Adapun pengendali dari pengendali pada diagram di atas adalah PT A, dan Pengendali Akhir. Berdasarkan hal tersebut maka Pengendali Akhir, PT. A, dan PT. A1 ditetapkan sebagai pengendali Bank sehingga merupakan Pihak Terkait dengan Bank. 124

2 Lampiran 2 Pengendali Bank secara Bersama-sama Pengendali Akhir > 10% saham > 10% saham PT. A PT. A2 > 10% saham 3% saham PT. A1 7% saham BANK Pada Diagram di atas merupakan contoh pengendalian Bank yang dilakukan melalui kepemilikan saham secara bersama-sama oleh PT A1 dan PT.A. Pengendali dari PT. A1 adalah PT. A2 dan Pengendali Akhir. Sementara itu, pengendali dari PT. A adalah Pengendali Akhir. Berdasarkan hal tersebut, maka Pengendali Akhir, PT.A, PT.A1, dan PT.A2 ditetapkan sebagai pengendali Bank sehingga merupakan Pihak Terkait dengan Bank. 125

3 Lampiran 3 Perusahaan yang Dikendalikan Bank Pengendali Akhir > 10% > 10% saham saham PT PT > 10% saham 3% saham 7% saham BANK > 10% Saham PT. B1 > 10% Saham PT. B > 10% Saham Ultimate Subsidary Pada Diagram di atas, PT. B1 merupakan perusahaan/badan yang dikendalikan Bank. PT. B dan Ultimate Subsidary juga merupakan perusahaan yang berada dibawah pengendalian Bank melalui PT. B1 secara berjenjang. Berdasarkan hal tersebut, Ultimate Subsidary, PT. B, dan PT. B1 merupakan Pihak Terkait dengan Bank. 126

4 Lampiran 4 Pengendali Lain Pengendali Akhir > 10% > 10% > 10% h Ultimate C 3% saham > 10% Saham 7% saham BANK > 10% Saham PT. C PT. B1 > 10% Saham > 10% Saham PT B > 10% Saham Ultimate Subsidary Pada Diagram di atas, contoh dari pengendali lain dari perusahaan/badan yang dibawah pengendalian Bank adalah PT. C dan Ultimate C. PT C memiliki 10% (sepuluh perseratus) atau lebih saham PT. B1 yang merupakan perusahaan dibawah pengendalian Bank. Sementara itu, Ultimate C adalah Pengendali dari PT. C. Oleh karena itu PT. C dan Ultimate C merupakan pihak terkait. 127

5 Lampiran 5 Perusahaan Afiliasi Pengendali Akhir > 10% saham > 10% saham > 10% Saham dan merupakan porsi terbesar > 25% Saham PT. A PT. A2 > 10% saham PT. D1 3% saham PT. A1 PT D1 2 7% saham > 25% Saham BANK PT C > 25% Saham > 10% Saham > 10% Saham PT D1 3 PT. D2 PT. B1 > 10% Saham > 25% Saham PT B > 10% Saham PT. D2.1 Ultimate Subsidary Pada diagram tersebut di atas dapat dilihat bahwa pihak-pihak yang ditetapkan sebagai pengendali Bank, yaitu Pengendali Akhir dan PT. A. PT A, memiliki 25% (dua puluh lima perseratus) atau lebih saham PT. D1.2. dan PT. D1.3. Sementara itu pengendali akhir memiliki 10% (sepuluh perseratus) saham PT. D1 dan kepemilikan saham tersebut merupakan porsi terbesar. Dengan demikian PT. D1, PT. D1.2, dan PT. D1.3, ditetapkan pula sebagai Pihak Terkait dengan Bank. Sementara itu, pengendali lain dari anak perusahaan Bank (PT.B1) adalah PT. C. Dalam hal ini PT.C memiliki 25% (dua puluh lima perseratus) atau lebih saham masing-masing PT. D2 dan PT. D2.1. Dengan demikian, PT. D2 dan PT. D2.1 ditetapkan sebagai Pihak Terkait dengan Bank. Selain itu keluarga dari pengendali perorangan juga merupakan Pihak Terkait dengan Bank. Demikian juga halnya dengan perusahaan-perusahaan yang dimiliki oleh keluarga pengendali perorangan tersebut juga merupakan Pihak Terkait. 128

6 PT A PT A2 PT. D1 Lampiran 6 Kontrak Investasi Kolektif Pengendali Akhir > 10% saham > 10% saham > 25% Saham > 25% Saham > 10% saham 3% saham PT A1 PT. D1.2 7% saham > 25% Saham BANK PT. C PT. D1.3 > 10% Saham > 10% Saham > 25% Saham 5% PT. D2 4% PT. B1 > 10% Saham PT B > 25% Saham Manajer Investasi 5% Kontrak Investasi Kolektif RD Ultimate Subsidary > 10% Saham PT. D2.1 Pada Diagram di atas, Bank beserta Pihak Terkait dengan Bank (PT. D1.3 dan PT. B1) secara kumulatif memiliki lebih dari 10% (sepuluh perseratus) saham pada Manajer Investasi yang mengelola portfolio Kontrak Investasi Kolektif RD. Berdasarkan hal tersebut, maka penanaman dana pada Kontrak Investasi Kolektif RD dan atau Penyediaan Dana kepada Manajer Investasi Kontrak Investasi Kolektif RD ditetapkan sebagai Penyediaan Dana kepada Pihak Terkait. 129

7 Lampiran 7 Pada Diagram diatas, Bank memberikan Kredit masing-masing kepada Peminjam 1, Peminjam 2, dan Peminjam 3. Dapat dilihat pada diagram tersebut Peminjam 1, dan Peminjam 2 dikendalikan oleh 1 (satu) pihak yang sama, yaitu Pengendali. Pengendali memiliki masingmasing 25% (dua puluh lima perseratus) atau lebih pada Peminjam 1 dan Peminjam 2, sehingga Peminjam 1 dan Peminjam 2 digolongkan kedalam 1 (satu) kelompok Peminjam. Peminjam 3 dalam diagram tersebut dikendalikan oleh pengendali yang sama dengan pengendali Peminjam 1 dan Peminjam 2. Pengendalian terhadap Peminjam 3 oleh Pengendali dilakukan secara berjenjang melalui Peminjam 1 dan Peminjam 2 dengan kepemilikan saham sebesar 15% (lima belas perseratus) dan porsi kepemilikan ini adalah porsi terbesar. Dengan demikian, Peminjam 1, Peminjam 2, dan Peminjam 3 digolongkan kedalam 1 (satu) kelompok Peminjam dan BMPK untuk keseluruhan kelompok Peminjam tersebut tidak boleh melebihi 25% (dua puluh lima perseratus) dari Modal Bank. 130

8 Lampiran 8 Pejabat Eksekutif PT D1.3 duduk sebagai Direktur di perusahaan A, sehingga perusahaan A menjadi Pihak Terkait. Salah satu Komisaris Bank memiliki lebih dari 25% saham di perusahaan B, sehingga perusahaan B menjadi Pihak Terkait. Kepemilikan Komisaris Bank pada perusahaan B dapat dilakukan dengan berbagai cara, sebagaimana dijelaskan dalam Pasal 8 ayat (3) PBI Nomor 7/3/PBI/2005 tentang Batas Maksimum Pemberian Kredit Bank Umum, antara lain melalui atau bersama-sama dengan keluarga. Komisaris PT. C merupakan istri dari Direktur Bank. Oleh karena itu PT. C merupakan Pihak Terkait. 131

9 Lampiran 9 Contoh Perhitungan BMPK Peminjam Bukan Pihak Terkait Bank A memberikan fasilitas kredit kepada 3 debitur sebagai berikut: 1. debitur 1 dengan baki debet sejumlah Rp ,00 (dua puluh dua miliar rupiah); 2. debitur 2 dengan baki debet sejumlah Rp ,00 (tiga miliar rupiah); 3. debitur 3 dengan baki debet sejumlah Rp ,00 (tiga miliar rupiah). Masing-masing debitur 1, debitur 2, dan debitur 3 mempunyai hubungan pengendalian sehingga ketiganya digolongkan kedalam 1 (satu) kelompok Peminjam yaitu kelompok Peminjam 123. Modal Bank A adalah sebesar Rp ,00 (seratus miliar rupiah). PBI Nomor 7/3/PBI/2005 tentang Batas Maksimum Pemberian Kredit Bank Umum menetapkan bahwa Penyediaan Dana Bank untuk debitur 1, debitur 2, dan debitur 3 ditetapkan masing-masing paling tinggi 20% (dua puluh perseratus) dari modal Bank yaitu sebesar Rp ,00 (dua puluh miliar rupiah). Sementara itu, Penyediaan Dana Bank untuk kelompok Peminjam 123 ditetapkan paling tinggi 25% (dua puluh lima perseratus dari modal Bank yaitu sebesar Rp ,00 (dua puluh miliar rupiah). Berdasarkan hal tersebut terdapat 2 (dua) pelanggaran ketentuan BMPK dari Penyediaan Dana yang dilakukan Bank A sebagai berikut: A. Pelanggaran untuk Penyediaan Dana kepada debitur 1 sebesar {(22 miliar/100 miliar) x 100%} 20% = 2%; dan B. Pelanggaran untuk Penyediaan Dana kepada kelompok Peminjam 123 sebesar [{(22 miliar+3 miliar+3 miliar)/100 miliar} x 100%] 25% = 3%. 132

10 Lampiran 10 Pembelian Tagihan/Kredit Pihak yang wajib Penjual Bank Membayar Tagihan/Kredit (pembeli) piutang/kredit Hutang Kredit Without Recourse Kredit (Piutang) BMPK Pihak yang wajib Penjual Bank Membayar Tagihan/Kredit (pembeli) piutang/kredit Hutang Kredit With Recourse Kredit (Piutang) BMPK Diagram di atas merupakan contoh dari transaksi pengambilalihan tagihan dalam rangka anjak piutang dan pembelian kredit. Untuk pengambilalihan tagihan dalam rangka anjak piutang atau pembelian kredit dengan persyaratan tanpa janji untuk dibeli kembal-i (without recourse), yang dimaksud dengan debitur adalah pihak yang berkewajiban untuk melunasi piutang yang dialihkan. Untuk pengambilalihan tagihan dalam rangka anjak piutang atau pembelian kredit dengan persyaratan janji untuk membeli kembali (with recourse), yang dimaksud dengan debitur adalah pihak yang menjual atau mengalihkan tagihan/kredit. 133

11 Lampiran 11 Transaksi Repo Penerbit SSB Bank A Bank B (issuer) (Repo Party) (Reverse Party) BMPK Repo Party Hutang SSB Repo Tagihan Repo BMPK Reverse Party Pembelian Surat Berharga secara repo bagi Bank B (reverse party), ditetapkan sebagai Penyediaan dana terhadap pemilik Surat Berharga yang dijual secara repo (repo party), yakni terhadap Bank A. Sementara itu, bagi Bank A (repo party), Surat Berharga yang direpokan diperhitungkan sebagai penyediaan dana kepada penerbit Surat Berharga (issuer). 134

12 Lampiran 12 Transaksi Efek Beragun Aset Bank A (Kreditur Asal) SPV (Penerbit) Efek Beragun Piutang True Sale Asset Non Redemption Asset Pinjam Meminjam Reference Entity (debitur) Pembayaran (Pass-Through) & Bank B (Investor) Buy 4. Hutang BMPK SSB (EBA) Penjelasan Diagram di atas adalah sebagai berikut. 1. Bank A mengadakan perjanjian pinjam meminjam dengan debitur (reference entity) dan mencatatnya sebagai kredit. 2. Bank A, sebagai kreditur asal, kemudian menjual portofolio pinjaman yang dimilikinya kepada special purpose vehicle (SPV) dengan memenuhi kondisi true sale. Sebagai contoh, total portofolio pinjaman yang dijual adalah sebesar Rp ,00 (dua puluh juta rupiah) yang terdiri dari: a. pinjaman kepada PT. Kredit, dengan jumlah sebesar Rp ,00 (sepuluh juta rupiah) b. b. pinjaman kepada PT. Risiko, dengan jumlah sebesar Rp ,00 (enam juta rupiah); dan c. pinjaman kepada PT Manajemen, dengan jumlah sebesar Rp ,00 (empat juta rupiah). 135

13 3. Atas portofolio pinjaman yang dibeli, SPV menerbitkan efek beragun aset senilai Rp ,00 (delapan belas juta rupiah). Persyaratan dari efek beragun aset tersebut adalah pass-through dan non-redemption. 4. Bank B membeli efek beragun aset yang diterbitkan SPV sebesar Rp ,00 (sepuluh juta rupiah). Pembelian efek beragun aset oleh Bank B yang bersifat pass-through dan nonredemption sebagaimana digambarkan diatas, ditetapkan sebagai Penyediaan Dana kepada masing-masing PT. Kredit, PT. Risiko, dan PT Manajemen. Sementara itu, Penyediaan Dana yang diperhitungkan kedalam BMPK untuk masing-masing PT. Kredit, PT. Risiko, dan PT Manajemen ditetapkan sebesar: A. PT. Kredit = (Rp10 juta/rp20 juta) x harga beli efek beragun aset, yaitu Rp.10 juta = Rp 5 juta; B. PT. Risiko = (Rp6 juta/rp20 juta) x harga beli efek beragun aset, yaitu Rp.10 juta = Rp 3 juta; C. PT. Manajemen = (Rp4 juta/rp20 juta) x harga beli efek beragun aset, yaitu Rp.10 juta = Rp 2 juta. 136

14 Lampiran 13 Contoh Transaksi Reksadana Bank membeli Surat Berharga berupa reksadana terbuka (open-end mutual funds) dengan harga beli sebesar Rp ,00 (dua puluh juta rupiah). Aset/instrumen yang mendasari sertifikat reksadana tersebut terdiri dari obligasi PT.A sebesar 60% dan obligasi PT.B sebesar 40% dari nilai aset reksadana tersebut. Sebagaimana diketahui reksadana terbuka ini tidak memenuhi persyaratan non-redemption dimana investor dapat mencairkan surat reksadana tersebut kepada manajer investasi sebelum jatuh tempo. Berdasarkan hal tersebut, maka BMPK atas pembelian Surat Berharga reksadana terbuka tersebut ditetapkan kepada: 1. Manajer investasi reksadana, dengan nilai sebesar harga beli, yaitu sebesar Rp ,00 (dua puluh juta rupiah); dan 2. PT.A dan PT. B, yang masing-masing dihitung secara proporsional terhadap harga beli reksadana tersebut, yaitu: a. Rp ,00 (dua puluh juta rupiah) x 60% = Rp ,00 (dua belas juta rupiah), untuk eksposur kepada PT.A; dan b. Rp ,00 (dua puluh juta rupiah) x 40% = Rp ,00 (delapan juta rupiah), untuk eksposur kepada PT.B. 137

15 Lampiran 14 Credit Default Swap Premi Protection Seller Protection Buyer Pembayaran apabila terjadi credit event Reference Asset 138

16 Lampiran 15 Total Return Swap Coupon + Margin tertentu Protection Seller Protection Buyer Pembayaran yang telah disepakati + Kompensasi kerugian nilai dari reference asset Reference Asset Coupon 139

17 Lampiran 16 Contoh Perhitungan Potential Future Credit Exposure Bank A melakukan transaksi interest rate swap 3 (tiga) tahun dengan perusahaan B pada tanggal 1 Maret Berdasarkan kontrak/perjanjian interest rate swap tersebut, perusahaan B akan membayar kepada Bank A bunga LIBOR 6 bulan berdasarkan nilai nosional sebesar Rp ,00 (satu miliar rupiah). Sementara itu, atas pembayaran yang diterima dari Perusahaan B, Bank A melakukan pembayaran kepada perusahaan B bunga sebesar 5% per-annum berdasarkan nilai nosional yang sama sampai dengan akhir periode transaksi. Ditetapkan pula dalam kontrak bahwa pertukaran pembayaran bunga tersebut dilakukan setiap 6 (enam) bulan selama periode transaksi. Potential Future Credit Exposure yang dihitung Bank sebagai penerima bunga mengambang tersebut adalah sebagai berikut: 1. Nilai nosional = Rp ,00 (satu miliar rupiah); 2. Jangka waktu sampai dengan waktu penyesuaian tingkat bunga (interest rate adjustment) = 6 bulan. Berdasarkan tabel faktor konversi diatas, persentase konversi yang digunakan untuk transaksi dengan jangka waktu < 1 (satu) tahun (jangka waktu penyesuaian tingkat bunga) adalah 0%. Namun demikian karena jangka waktu kontrak/perjanjian transaksi interest rate swap adalah selama 3 (tiga) tahun, maka persentase konversi yang digunakan adalah sebesar 0.5%; 3. Potential Future Credit Exposure = Rp ,00 (satu miliar rupiah) x 0.5% = Rp ,00 (lima juta rupiah). 140

18 Apabila dalam transaksi diatas counterparty Bank A juga merupakan Bank lain, maka Bank lain tersebut juga memperhitungkan Potential Future Credit Exposure sebagai berikut: 1. Nilai nasional = Rp ,00 (satu miliar rupiah); 2. Untuk penerimaan suku bunga tetap sebagaimana diatas tidak ada penyesuaian tingkat bunga (interest rate adjustment). Dengan demikian, jangka waktu kontrak/perjanjian transaksi interest rate swap tersebut adalah selama 3 (tiga) tahun. Berdasarkan tabel faktor konversi diatas, persentase konversi yang digunakan untuk jangka waktu kontrak/perjanjian transaksi berdasarkan suku bunga untuk jangka waktu > 1 5 tahun adalah sebesar 0.5%. 3. Potential Future Credit Exposure bagi Bank adalah sebesar Rp ,00 (satu miliar rupiah) x 0.5% = Rp ,00 (lima juta rupiah) Penetapan Potential Future Credit Exposure dalam kaitannya dengan Pelanggaran BMPK hanya dilakukan pada awal Penyediaan Dana. 141

19 Lampiran 17 Contoh Perhitungan Potential Future Credit Exposure untuk Transaksi yang Dilengkapi Perjanjian Saling Hapus Pada tanggal 1 Februari Bank A melakukan transaksi forward dengan Bank B sebagai berikut: 1. Bank A membeli USD 600,000 (enam ratus ribu dollar) forward 6 bulan dengan kurs USD/IDR Rp9,325; 2. Bank A membeli USD 400,000 (empat ratus ribu dollar) forward 6 bulan dengan kurs USD/IDR Rp9,350; 3. Bank A menjual USD 350,000 (tiga ratus lima puluh ribu dollar) forward 6 bulan dengan kurs USD/IDR Rp9,400. Ketiga transaksi tersebut dilengkapi dengan perjanjian saling hapus dimana pembayaran pada saat jatuh waktu akan dilakukan berdasarkan eksposur bersih. Berdasarkan hal tersebut diatas, maka perhitungan Potential Future Credit Exposure dilakukan sebagai berikut: A. Eksposur bersih untuk ketiga transaksi ini dihitung berdasarkan jumlah nosional tagihan Bank A setelah dikurangi kewajiban kepada Bank B sebagai berikut: USD 600,000 x 9,325 = Rp ,00 USD 400,000 x 9,350 = Rp ,00 (USD 350,000 x 9,340) = (Rp ,00) + Rp ,00, B. Eksposur kotor untuk transaksi ini dihitung berdasarkan jumlah nosional tagihan Bank A tanpa dikurangi kewajiban kepada Bank B sebagai berikut: USD 600,000 x 9,325 = Rp ,00 USD 400,000 x 9,350 = Rp ,00 + Rp ,00 142

20 C. A gross untuk ketiga transaksi ini dihitung berdasarkan eksposur kotor transaksi dikalikan dengan persentase konversi sebagaimana ditetapkan di table matriks konversi diatas, yang dalam hal ini adalah sebesar 1% yaitu persentase konversi untuk transaksi dengan insturmen dasar valuta asing yang berjangka waktu sampai dengan 1 (satu) tahun. Dengan demikian A gross adalah sebesar Rp ,00 x 1% = Rp ,00 Rp ,00 x 1% = Rp ,00 + Rp ,00 D. NGR untuk ketiga transaksi ini adalah Rp ,00/ Rp ,00 atau 0,65 E. A net = [(0,4 x Rp ,00) + (0,6 x 0,65 x Rp ,00) atau Rp ,00 143

21 Lampiran 18 Contoh Perhitungan BMPK Penyediaan Dana yang Dijamin Prime Bank Berikut adalah contoh Penyediaan Dana pada Bank X yang dijamin Prime Bank dengan data-data sebagai berikut: 1. Bank X memiliki Modal sebesar Rp1,500,000,00 juta. 2. Bank X memberikan Penyediaan Dana kepada: a. PT.A, dalam bentuk Kredit sebesar Rp juta; b. PT.B, dalam bentuk Surat Berharga sebesar Rp juta; c. Bank C, dalam bentuk Penempatan jangka panjang sebesar Rp juta; d. Bank Afiliasi dalam bentuk Penempatan di luar negeri sebesar Rp juta; dan e. PT. D, dalam bentuk Surat Berharga sebesar Rp juta. PT.A, PT.B, Bank C, Bank Afiliasi dan PT. D adalah Pihak Terkait dengan Bank X. Bank Afiliasi memenuhi kategori Prime Bank. Total Penyediaan Dana Bank X adalah sebesar Rp juta 3. Bank X menerima SBLC sebesar Rp ,00 dari Bank Z yang merupakan Prime Bank masing-masing sebesar Rp ,00 juta untuk Penyediaan Dana kepada PT.B dan PT.C 4. Total Penyediaan Dana yang diperkenankan sesuai PBI Nomor 7/3/PBI/2005 tentang Batas Maksimum Pemberian Kredit Bank Umum adalah sebesar 10% (sepuluh perseratus) dari Modal Bank X, yaitu sebesar Rp juta. Untuk menentukan apakah dalam Penyediaan Dana Bank X terdapat Pelanggaran/Pelampauan BMPK maka digunakan rumus sebagai berikut: Pelanggaran/Pelampauan BMPK = Jumlah Penyediaan Dana (Penempatan yang tidak diperhitungkan + SBLC yang diperhitungkan + BMPK). 144

22 5. Penempatan yang tidak diperhitungkan adalah Penempatan kepada Prime Bank, dalam hal ini adalah Bank Afiliasi, sebesar maksimum Modal Bank X yaitu sebesar Rp juta. Sementara itu, Penempatan pada Bank Afiliasi adalah sebesar Rp juta 6. SBLC yang diperhitungkan untuk Pihak Terkait adalah paling tinggi 90% (sembilan puluh perseratus) dari Modal Bank X yaitu sebesar Rp juta untuk setiap Peminjam atau secara keseluruhan Penyediaan Dana kepada Pihak Terkait. Berkaitan dengan hal tersebut, apabila kita melihat SBLC yang diterima untuk masing-masing PT. B dan Bank C sebesar Rp juta, maka keseluruhan SBLC ini dapat digunakan untuk masingmasing exposure PT. B dan Bank C. Namun apabila kita melihat SBLC untuk total Pihak Terkait, maka terdapat kelebihan SBLC yaitu sebesar Rp juta (total SBLC yang diterima) - Rp juta (SBLC yang dapat diperhitungkan untuk BMPK keseluruhan Pihak Terkait), atau sebesar Rp juta. Kelebihan sebesar Rp juta ini tidak dapat digunakan untuk menjamin Penyediaan Dana kepada PT.A dan PT. D, termasuk kelebihan eksposur BMPK kelompok. 7. Berdasarkan hal-hal tersebut diatas maka Pelanggaran/Pelampauan BMPK adalah sebesar: a. Jumlah Penyediaan Dana Rp juta b. Penempatan Yang Tidak (Rp juta) Diperhitungkan c. SBLC Yang Diperhitungkan (Rp juta) d. BMPK (Rp juta) Pelanggaran/Pelampauan BMPK Rp juta Mekanisme dan rumus perhitungan dalam contoh Penyediaan Dana Bank X sebagaimana dimaksud pada angka 1 sampai dengan angka 7 berlaku pula untuk Penyediaan Dana kepada Peminjam dan kelompok Peminjam yang bukan merupakan Pihak Terkait dengan Bank serta Penyediaan Dana yang dijamin oleh lembaga pembangunan multilateral. 145

23 Lampiran 19 Contoh Penyediaan Dana Kepada Anak Perusahaan Bank ABC melakukan Penyertaan Modal sebesar 100% saham pada Bank DEF (Rp35 miliar) dan 75% saham pada Bank GHI (Rp45 miliar atau 75% dari Rp60 miliar). Neraca individu dari ketiga perusahaan dalam setelah dilakukan Penyertaan Modal tersebut adalah sebagai berikut: (Rp1 = Rp ,00) Bank ABC Bank DEF Bank GHI ASET Kas Saldo pada bank sentral Saldo pada bank lain Obligasi pemerintah Pinjaman kepada nasabah 1,500 1, Piutang kepada bank terkait Penyertaan pada bank lain Aktiva lain-lain ,000 2,360 2,000 KEWAJIBAN Simpanan nasabah 2,400-1,300 Pinjaman dari bank lain 50 2, Hutang pada bank terkait Modal saham

24 Bank ABC Bank DEF Bank GHI Cadangan ,000 2,360 2,000 Berdasarkan PBI BMPK, maka jumlah maksimum Penyediaan Dana yang dapat dilakukan Bank ABC kepada masing-masing Bank DEF dan Bank GHI adalah 10% (sepuluh perseratus) dari Modal Bank ABC atau sebesar Rp25 miliar. Hal ini karena dengan kepemilikan 100% (seratus perseratus) pada Bank DEF dan 75% (tujuh puluh lima perseratus) pada Bank GHI menyebabkan baik Bank DEF maupun Bank GHI termasuk sebagai Pihak Terkait dengan Bank ABC. Dengan demikian dengan melakukan Penyertaan sebesar masing-masing Rp35 miliar dan Rp45 miliar Bank ABC telah melanggar BMPK. 147

25 Lampiran

26 Penyertaan Modal Bank ABC sebesar Rp80 miliar dapat dikecualikan dari ketentuan BMPK antara lain sepanjang Bank dan investee bersedia memberikan komitmen secara tertulis kepada Bank Indonesia untuk menerapkan pengawasan Bank dan investee secara individual maupun secara konsolidasi. Penerapan Pengawasan secara konsolidasi dapat digambarkan dalam ilustrasi yang menggambarkan proses neraca yang terkonsolidasi untuk Grup ABC. Aset dan kewajiban intra-grup telah eliminasi. Akun baru minority interest dibuat untuk mencerminkan 25% aset bersih Bank GHI yang tidak dimiliki oleh Bank ABC. Penerapan pengawasan secara konsolidasi dilakukan berdasarkan analisa terhadap neraca individual Bank ABC, Bank DEF dan Bank GHI, maupun neraca konsolidasi. Analisa individual maupun konsolidasi ini antara lain dapat dicontohkan dengan perhitungan rasio modal berdasarkan bobot risiko dari Bank ABC secara unconsolidated dan consolidated, menggunakan neraca dalam ilustrasi sebagai berikut: 149

27 Dari sisi BMPK, penerapan pengawasan secara konsolidasi untuk eksposur yang dimiliki masing-masing Bank dilakukan dengan menggunakan prinsip yang serupa dengan perhitungan KPMM. Sebagai contoh PT. Z (bukan Pihak Terkait) memiliki eksposur masing-masing dari Bank ABC dan Bank DEF sebesar Rp50 miliar dan Rp20 miliar. Perhitungan BMPK untuk PT.Z dilakukan masing-masing untuk Bank ABC, Bank DEF, dan secara konsolidasi sebagai berikut: 150

28 Sementara itu, untuk menentukan Pihak Terkait secara konsolidasi maka pihakpihak yang dikategorikan sebagai Pihak Terkait dari masing-masing Bank ABC, Bank DEF, dan Bank GHI ditetapkan sebagai Pihak Terkait dalam perhitungan BMPK secara konsolidasi dan jumlah keseluruhan eksposur untuk pihak-pihak tersebut ditetapkan setinggi-tingginya sesuai dengan BMPK untuk Pihak Terkait. Dalam PBI BMPK juga diatur bahwa Penyediaan Dana selain dari Penyertaan Modal tetap merupakan komponen yang diperhitungkan dalam BMPK. Dalam ilustrasi diatas ini dapat dicontohkan dengan pos Piutang pada bank terkait. Dalam menghitung BMPK pos Piutang pada bank terkait ini yang digunakan adalah jumlah gross sebelum dilakukan set-off. 151

29 Lampiran 21 Contoh Penyediaan Dana Kepada BUMN BUMN A adalah BUMN yang bergerak di bidang pembangunan jalan tol. BUMN A mempunyai 2 (dua) anak perusahaan yaitu PT. AP1 dan PT.2. BUMN A dan anak perusahaannya (bukan Pihak Terkait) memperoleh Kredit dari Bank X sebagai berikut: 1. BUMN A memperoleh kredit sebesar Rp ,00 (sepuluh miliar rupiah). Kredit yang diperoleh bertujuan untuk pembangunan kompleks perkantoran BUMN A; 2. PT.AP1 memperoleh kredit sebesar Rp ,00 (enam miliar rupiah); dan 3. PT.AP2 memperoleh kredit sebesar Rp ,00 (empat miliar rupiah). Penyediaan Dana yang diperhitungkan selain Penyediaan Dana secara langsung kepada BUMN yang bersangkutan, maupun kepada kelompok BUMN tersebut. Modal Bank X adalah sebesar Rp ,00 (seratus miliar rupiah). BMPK Bank X kepada kelompok usaha BUMN A ditetapkan paling tinggi 25% (dua puluh lima perseratus) dari Modal Bank, yaitu sebesar Rp ,00 (dua puluh lima miliar rupiah). Dengan demikian Bank X masih dapat memberikan Penyediaan Dana kepada kelompok usaha BUMN A sebesar Rp ,00 (lima miliar rupiah) dikurangi dengan Penyediaan Dana yang ada sebesar Rp ,00 (dua puluh miliar rupiah) = Rp ,00 (lima miliar rupiah). Apabila BUMN A mengajukan permohonan kredit baru yang bertujuan untuk pembangunan jalan tol, maka Penyediaan Dana baru yang dapat diberikan kepada BUMN A harus dihitung secara kumulatif, yaitu berdasarkan eksposur 152

30 yang telah dimiliki Bank atas kelompok usaha BUMN A terhadap batasan 30% (tiga puluh perseratus) sebagaimana yang ditetapkan dalam Pasal 40 ayat (1) PBI BMPK sebagai berikut: A. Batas Maksimum Pemberian Kredit kepada BUMN untuk tujuan pembangungan dan mempengaruhi hajat hidup orang banyak = 30% (tiga puluh perseratus) dari Modal Bank atau Rp ,00 (tiga puluh miliar). B. Total eksposur kumulatif yang telah ada = Rp ,00 (dua puluh miliar rupiah). Penyediaan Dana baru yang dapat diberikan untuk pembangunan jalan tol = Rp ,00 (tiga puluh miliar) - Rp ,00 (dua puluh miliar rupiah) atau sebesar Rp ,00 (sepuluh miliar rupiah). BMPK ini lebih besar Rp ,00 (lima miliar rupiah) dibandingkan apabila kredit baru ini bukan untuk tujuan pembangungan dan mempengaruhi hajat hidup orang banyak sebagaimana dijelaskan di PBI Nomor 7/3/PBI/2005 tentang Batas Maksimum Pemberian Kredit Bank Umum. 153

31 Lampiran 22 Contoh Pengelompokan Peminjam Dalam Beberapa Kelompok Peminjam A W 47% 100% B E 26% 50% 39% 99% G 85% 55% C F 64% Y Z 53% D Sebagai contoh Bank FSI memiliki debitur yaitu kelompok Peminjam A yang terdiri dari B, C, D, E, F, dan G, serta kelompok Peminjam W yang terdiri dari X, Y, Z, dan G. Adapun komposisi kepemilikan masing-masing kelompok Peminjam A, dan kelompok Peminjam W, dapat dilihat pada Diagram di atas. Bank FSI kemudian memberikan kredit pula kepada G, yang sebagaimana digambarkan pada Diagram di atas dimiliki oleh E sebesar 26% dan Y sebesar 64%. E merupakan anggota kelompok Peminjam A sementara Y merupakan anggota kelompok Peminjam W. Berdasarkan hal tersebut diatas, maka dalam perhitungan BMPK eksposur yang dimiliki Bank FSI atas G dihitung pula sebagai eksposur kepada kelompok Peminjam A dan kelompok Pemijam W. Sebagai contoh apabila Modal Bank FSI adalah sebesar Rp ,00 (seratus miliar rupiah), maka BMPK yang 154

32 diperhitungkan kepada masing-masing kelompok Peminjam A dan kelompok Pemijam W adalah sebesar 25% (dua puluh lima perseratus) dari Modal Bank FSI, atau sebesar Rp ,00 (dua puluh miliar rupiah). Apabila Penyediaan Dana kepada kelompok Peminjam A adalah sebesar Rp ,00 (dua puluh miliar rupiah) dan kepada kelompok Peminjam W adalah sebesar Rp ,00 (lima belas miliar rupiah), maka Penyediaan Dana yang diperkenankan kepada G harus mempertimbangkan eksposur kepada kedua kelompok Peminjam sebagai berikut: 1. Penyediaan Dana kepada kelompok Peminjam A + Penyediaan Dana kepada G < 25% dari Modal Bank, atau Rp ,00 (dua puluh miliar rupiah) + x < Rp ,00 (dua puluh miliar rupiah); dan 2. Penyediaan Dana kepada kelompok Peminjam W + Penyediaan Dana kepada G < 25% dari Modal Bank, atau Rp ,00 (lima belas miliar rupiah) + x < Rp ,00 (dua puluh miliar rupiah), dimana x adalah jumlah maksimum Penyediaan dana yang dapat diberikan kepada G sehingga apabila x ini ditambahkan kepada eksposur masing-masing kelompok Peminjam A dan kelompok Peminjam W tidak melebihi 25% (dua puluh lima perseratus) dari Modal Bank FSI. Berdasarkan hal tersebut, maka Penyediaan Dana maksimum yang dapat diberikan kepada G adalah sebesar Rp ,00 (lima miliar rupiah) dan G ditetapkan sebagai anggota dari masing-masing kelompok Peminjam A dan W. Sebagaimana dijelaskan diatas, perhitungan eksposur Peminjam G dalam kaitannya dengan menentukan jumlah eksposur dari masing-masing kelompok Peminjam (A dan W) yang memiliki pengendalian terhadap Peminjam tidak dihitung secara proporsional, kecuali apabila hubungan pengendalian disebabkan semata-mata karena hubungan keuangan yang disebabkan oleh adanya penjaminan. 155

33 Lampiran 23 Contoh Kelompok Peminjam Karena Terdapat Penjaminan Bank BAS memberikan Penyediaan Dana kepada 3 debitur sebagai berikut: 1. PT. Trans, yaitu dalam bentuk Kredit sebesar Rp ,00 (lima ratus juta rupiah); 2. PT. Formasi, yaitu dalam bentuk Surat Berharga sebesar Rp ,00 (dua ratus lima puluh juta rupiah); dan 3. PT. Sama, yaitu dalam bentuk Kredit sebesar Rp ,00 (seratus lima puluh juta rupiah). Bank BAS menerima jaminan atas Kredit yang diberikan kepada PT. Sama masing-masing dari PT. Trans sebesar 40% dan dari PT. Formasi sebesar 30%, dari nilai Kredit yang diberikan kepada PT. Sama. Berdasarkan penjaminan yang diberikan PT. Trans dan PT. Formasi, maka PT. Sama ditetapkan sebagai anggota kelompok Peminjam dengan masing-masing PT. Trans dan PT. Formasi. Adapun eksposur keseluruhan yang diperhitungkan dalam BMPK untuk masing-masing kelompok Peminjam PT. Trans PT. Sama dan PT Formasi PT. Sama adalah sebagai berikut: PT. Trans PT. Sama Nominal PT. Trans Rp ,00 PT. Sama Rp ,00 x 60% Total Rp ,00 PT. Formasi PT. Sama Nominal PT. Formasi Rp ,00 PT. Sama Rp ,00 x 40% Total Rp ,00 156

34 Sebagaimana dicontohkan diatas, eksposur PT. Sama untuk masing-masing kelompok Peminjam PT. Trans PT. Sama dan PT Formasi PT. Sama dihitung secara proporsional berdasarkan porsi dari masing-masing penjamin kredit PT. Sama. Hal ini dilakukan apabila hubungan pengendalian semata-mata disebabkan karena adanya penjaminan dan jaminan yang diberikan berbentuk corporate guarantee. 157

35 Lampiran 1 Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 11/21/DKBU tanggal 10 Agustus 2009 PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN BATAS MAKSIMUM PEMBERIAN KREDIT BANK PERKREDITAN RAKYAT BANK INDONESIA DIREKTORAT KREDIT, BPR DAN UMKM Tahun 2009

36 BAB I PENJELASAN UMUM I. Tujuan Pelaporan Laporan Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK) oleh Bank Perkreditan Rakyat (BPR) yang disusun menurut buku pedoman ini dimaksudkan untuk keperluan: a. Pemantauan terhadap pelaksanaan prinsip kehati-hatian dalam penyediaan dana. b. Penilaian tingkat kesehatan BPR. c. Pembinaan dan pengawasan BPR secara individual. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut maka laporan BMPK harus diisi secara benar dan lengkap serta disampaikan tepat waktu, dengan mengacu pada pedoman yang berlaku. II. BPR Pelapor BPR pelapor adalah Kantor Pusat BPR. III. Jenis Laporan 1. Laporan Penyediaan Dana Pihak Terkait. 2. Laporan Pelanggaran BMPK Pihak Tidak Terkait. 3. Laporan Pelampauan BMPK. IV. Periode Laporan Laporan BMPK disampaikan secara bulanan kepada Bank Indonesia. Pedoman Penyusunan Laporan Bulanan BPR II-1 I-1 159

37 V. Cara Pengisian Laporan BPR pelapor melakukan pengisian data pada form entry data yang tersedia dalam aplikasi data entry laporan BMPK BPR. Angka nominal yang dilaporkan dalam ribuan rupiah, untuk angka kurang dari Rp500,00 dibulatkan menjadi 0 (nol) dan untuk angka Rp500,00 atau lebih dibulatkan menjadi 1 (satu). Pada formulir sesuai jenis laporan telah disediakan sandi BPR, nama BPR, alamat, bulan laporan, modal KPMM, BMPK Pihak Terkait, individu Pihak Tidak Terkait dan kelompok Peminjam Pihak Tidak Terkait. VI. Lain-lain Dalam hal terdapat penyediaan dana kepada Pihak Terkait yang melampaui BMPK maka penyediaan dana tersebut dilaporkan pada formulir Laporan Pelampauan BMPK dan pada formulir Penyediaan Dana Pihak Terkait. Jumlah pelampauan Pihak Terkait tersebut menjadi faktor pengurang dalam perhitungan BMPK Pihak Terkait. Pedoman Penyusunan Laporan BMPK BPR I-2 160

38 BAB II LAPORAN BMPK II.1.1 LAPORAN PENYEDIAAN DANA PIHAK TERKAIT dalam ribuan rupiah Nama : MODAL KPMM : Alamat : BMPK : Bulan Laporan : PIHAK TERKAIT (10%) : NO NAMA PEMINJAM/BANK HUBUNGAN KETERKAITAN DENGAN BPR TANGGAL PENYEDIAAN DANA/BAKI DEBET PADA SAAT PEMBERIAN/ REALISASI PENYEDIAAN DANA AGUNAN LIKUID / BAGIAN YANG DIJAMIN PENYEDIAAN DANA/BAKI DEBET NETTO KUALITAS KETERANGAN N I H I L I. JUMLAH PENYEDIAAN DANA NETTO II. JUMLAH PENYEDIAAN DANA YANG MELAMPAUI BMPK*) JUMLAH PENYEDIAAN DANA YANG DIPERHITUNGKAN DALAM PERHITUNGAN BMPK (I II) NOMINAL PELANGGARAN BMPK *) Harus sama dengan jumlah pelampauan BMPK pihak terkait yang terdapat dalam formulir pelampauan BMPK Pelanggaran BMPK...% Informasi yang disampaikan sesuai dengan yang sebenarnya. Apabila dikemudian hari ditemukan ketidaksesuaian data yang disampaikan, segala risiko yang muncul atas penyampaian data tersebut menjadi tanggung jawab kami. Pedoman Penyusunan Laporan Bulanan BPR II-1 161

39 II.1.2 PENJELASAN LAPORAN PENYEDIAAN DANA PIHAK TERKAIT I. Modal KPMM Yang dimaksud Modal KPMM adalah jumlah modal inti ditambah modal pelengkap sebagaimana diatur dalam Peraturan Bank Indonesia tentang KPMM BPR posisi per akhir bulan sebelum bulan laporan. II. BMPK BMPK adalah persentase maksimum realisasi penyediaan dana yang diperkenankan terhadap modal BPR. BMPK Pihak Terkait sebesar 10% dari modal KPMM. III. Nama Peminjam/Bank 1. Nama Peminjam adalah nama nasabah perorangan atau perusahaan/badan Pihak Terkait yang memperoleh fasilitas kredit sesuai nama yang tercantum dalam perjanjian kredit. 2. Nama Bank adalah nama BPR Pihak Terkait yang menerima penempatan dana dari BPR pelapor. Diisi nihil apabila tidak terdapat penyediaan dana kepada Pihak Terkait. IV. Hubungan keterkaitan dengan BPR Hubungan keterkaitan dengan BPR adalah hubungan keterkaitan Peminjam atau Bank penerima penempatan dana dari BPR dengan BPR pelapor, sesuai pasal 7 PBI tentang BMPK BPR beserta penjelasannya. Data Pihak Terkait diisi secara ringkas dan jelas. Pedoman Penyusunan Laporan Bulanan BPR II-2 162

40 Contoh: Kredit kepada Pemegang Saham yang memiliki saham sebesar 15% dari modal disetor, maka kolom ini diisi Pemegang Saham 15%. V. Tanggal Tanggal adalah tanggal pencairan kredit/penyediaan dana yang diisi dengan format tanggal/bulan/tahun (DD/MM/YYYY). Tata cara pengisian tanggal adalah sebagai berikut: 1. Kredit rekening koran, tanggal diisi dengan tanggal pada saat baki debet tertinggi pada bulan laporan. Dalam hal pada periode laporan tidak terdapat mutasi kredit rekening koran maka tanggal diisi dengan tanggal pada saat baki debet tertinggi pada bulan sebelumnya. 2. Kredit dengan pencairan sekaligus, tanggal diisi dengan tanggal pada saat pencairan. 3. Kredit dengan pencairan bertahap, tanggal diisi dengan tanggal penarikan terakhir sampai dengan bulan laporan. 4. Penempatan dana dalam bentuk deposito, tanggal diisi dengan tanggal penerbitan bilyet deposito. 5. Penempatan dana dalam bentuk tabungan, tanggal diisi dengan tanggal pada saat saldo tertinggi pada bulan laporan. VI. Penyediaan Dana/Baki Debet Penyediaan dana/baki debet diisi sebagai berikut: 1. Penempatan dana dalam bentuk deposito diisi sebesar nominal deposito sesuai yang tercantum dalam bilyet deposito. 2. Penempatan dana dalam bentuk tabungan diisi sebesar saldo tabungan tertinggi pada bulan laporan. Pedoman Penyusunan Laporan BMPK BPR II-3 163

41 3. Penempatan dana dalam bentuk kredit atau kredit yang diberikan diisi sebesar baki debet dengan rincian sebagai berikut: a. Kredit rekening koran, baki debet diisi dengan baki debet tertinggi pada bulan laporan. b. Kredit dengan pencairan sekaligus, baki debet diisi dengan baki debet pada saat pencairan. c. Kredit dengan pencairan bertahap, baki debet diisi dengan baki debet sampai dengan penarikan terakhir pada bulan laporan. d. Kredit dengan angsuran, baki debet bulan pertama diisi dengan nilai pencairan, baki debet bulan berikutnya diisi dengan baki debet akhir bulan laporan. VII. Agunan Likuid/Bagian Yang Dijamin Agunan likuid adalah agunan yang mudah dicairkan seperti emas dan logam mulia, SBI, tabungan dan deposito di BPR yang bersangkutan yang diblokir dan dilengkapi dengan surat kuasa pencairan, dengan nilai agunan sebagai berikut: 1. Agunan berupa tabungan dan deposito, diisi sebesar nilai yang diblokir. 2. Agunan berupa SBI, diisi sebesar nilai nominal. 3. Agunan berupa emas dan logam mulia, diisi sebesar harga pasar (market value). Bagian yang dijamin adalah besarnya nilai dari bagian penyediaan dana yang dijamin oleh Pemerintah Indonesia secara langsung maupun melalui BUMN atau BUMD sebagaimana diatur dalam pasal 15 huruf c Peraturan Bank Indonesia No.11/13/PBI/2009 tanggal 17 April 2009 tentang BMPK BPR. Pedoman Penyusunan Laporan BMPK BPR II-4 164

42 VIII. Penyediaan Dana/Baki Debet Netto Penyediaan dana/baki debet netto merupakan hasil pengurangan secara sistem antara kolom penyediaan dana/baki debet (angka VI) dengan kolom agunan yang likuid/bagian yang dijamin (angka VII). IX. Kualitas Kualitas adalah kualitas kredit dan penempatan dana sebagaimana diatur dalam Peraturan Bank Indonesia tentang Kualitas Aktiva Produktif dan Pembentukan Penyisihan Aktiva Produktif BPR yaitu : (1) Lancar, (2) Kurang lancar, (3) Diragukan dan (4) Macet. X. Keterangan Keterangan adalah penjelasan BPR pelapor yang sekurang-kurangnya memuat jenis penyediaan dana, misalnya Deposito No. Bilyet XXX, Tabungan No. Rekening XXX, Kredit No. Akad XXX. XI. Jumlah Penyediaan Dana Netto Jumlah penyediaan dana netto adalah jumlah seluruh penyediaan dana netto kepada Pihak Terkait. XII. Jumlah Penyediaan Dana Yang Melampaui BMPK Jumlah penyediaan dana yang melampaui BMPK adalah jumlah seluruh penyediaan dana Pihak Terkait yang melampaui BMPK. Jumlah ini harus sama dengan jumlah pelampauan BMPK Pihak Terkait di formulir Pelampauan BMPK. Pedoman Penyusunan Laporan BMPK BPR II-5 165

43 XIII. Jumlah Penyediaan Dana Yang Diperhitungkan Dalam Perhitungan BMPK Jumlah penyediaan dana yang diperhitungkan dalam perhitungan BMPK merupakan hasil pengurangan jumlah penyediaan dana netto (angka XI) dengan jumlah pelampauan BMPK (angka XII). XIV. Nominal Pelanggaran BMPK Nominal pelanggaran BMPK adalah selisih lebih antara jumlah penyediaan dana yang diperhitungkan dalam perhitungan BMPK (angka XIII) dengan nominal BMPK Pihak Terkait. XV. Persentase Pelanggaran BMPK Persentase pelanggaran BMPK adalah persentase perbandingan antara pelanggaran BMPK (angka XIV) dengan Modal KPMM. Pedoman Penyusunan Laporan BMPK BPR II-6 166

44 II.2.1 LAPORAN PELANGGARAN BMPK PIHAK TIDAK TERKAIT dalam ribuan rupiah Nama : MODAL KPMM : Alamat : BMPK : Bulan Laporan : - PIHAK TIDAK TERKAIT (20%) : - KELOMPOK PEMINJAM TDK TERKAIT (30%) : : NO NAMA PEMINJAM / BANK TANGGAL PADA SAAT PEMBERIAN/ REALISASI PENYEDIAAN DANA PENYEDIAAN DANA/BAKI DEBET AGUNAN LIKUID / BAGIAN YANG DIJAMIN PENYEDIAAN DANA/BAKI DEBET NETTO PELANGGARAN BMPK PERSENTASE PELANGGARAN BMPK KUALITAS KETERANGAN Informasi yang disampaikan sesuai dengan yang sebenarnya. Apabila dikemudian hari ditemukan ketidaksesuaian data yang disampaikan, segala risiko yang muncul atas penyampaian data tersebut menjadi tanggung jawab kami. Pedoman Penyusunan Laporan Bulanan BPR II-7 167

45 II.2.2 PENJELASAN LAPORAN PELANGGARAN BMPK PIHAK TIDAK TERKAIT I. Modal KPMM Modal KPMM adalah jumlah modal inti ditambah modal pelengkap sebagaimana diatur dalam Peraturan Bank Indonesia tentang KPMM BPR posisi per akhir bulan sebelum bulan laporan. II. BMPK BMPK adalah persentase maksimum realisasi penyediaan dana yang diperkenankan terhadap modal BPR, yang diatur sebagai berikut: 1. BMPK individu Pihak Tidak Terkait 20% dari modal KPMM. 2. BMPK kelompok Peminjam Pihak Tidak Terkait 30% dari modal KPMM. 3. BMPK Penempatan Dana Antar Bank pada BPR lain Pihak Tidak Terkait 20% dari modal KPMM. III. Nama Peminjam/Bank 1. Nama Peminjam adalah nama nasabah perorangan atau perusahaan/badan Pihak Tidak Terkait yang memperoleh fasilitas kredit sesuai nama yang tercantum dalam perjanjian kredit. Apabila Peminjam merupakan anggota kelompok Peminjam, pada saat entry data agar melakukan penentuan kelompok Peminjam yang bersangkutan sesuai dengan angka 4.11 pada Petunjuk Teknis Aplikasi Data Entry. 2. Nama Bank adalah nama BPR Pihak Tidak Terkait yang menerima penempatan dana dari BPR pelapor. Pedoman Penyusunan Laporan Bulanan BPR II-8 168

46 3. Dalam hal terdapat debitur kelompok, nama Peminjam/Bank dilaporkan sebagai berikut: a. Dalam hal terdapat pelanggaran BMPK kelompok Peminjam namun secara individu tidak ada pelanggaran BMPK maka yang dilaporkan adalah kelompok Peminjam yang melanggar BMPK. b. Dalam hal terdapat pelanggaran BMPK individu namun secara kelompok Peminjam tidak ada pelanggaran BMPK maka yang dilaporkan adalah individu yang melanggar BMPK. c. Dalam hal terdapat pelanggaran BMPK individu dan BMPK kelompok Peminjam maka yang dilaporkan adalah individu dan kelompok Peminjam yang melanggar BMPK. Diisi nihil apabila tidak terdapat pelanggaran BMPK kepada Pihak Tidak Terkait. IV. Tanggal Tanggal adalah tanggal pencairan kredit/penyediaan dana yang diisi dengan format tanggal/bulan/tahun (DD/MM/YYYY). Tata cara pengisian tanggal diisi dengan tanggal pertama kali penyediaan dana melanggar BMPK. V. Penyediaan Dana/Baki Debet Penyediaan dana/baki debet diisi sebagai berikut: 1. Penempatan dana dalam bentuk deposito diisi sebesar nominal deposito sesuai yang tercantum dalam bilyet deposito. 2. Penempatan dana dalam bentuk tabungan diisi sebesar saldo tabungan tertinggi pada bulan laporan. Pedoman Penyusunan Laporan BMPK BPR II-9 169

47 3. Penempatan dana dalam bentuk kredit atau kredit yang diberikan diisi sebesar baki debet dengan rincian sebagai berikut: a. Kredit rekening koran, baki debet diisi dengan baki debet tertinggi pada bulan laporan. b. Kredit dengan pencairan sekaligus, baki debet diisi dengan baki debet pada saat pencairan. c. Kredit dengan pencairan bertahap, baki debet diisi dengan baki debet sampai dengan penarikan terakhir pada bulan laporan. d. Kredit dengan angsuran, baki debet bulan pertama diisi dengan nilai pencairan, baki debet bulan berikutnya diisi dengan baki debet akhir bulan laporan. VI. Agunan Likuid/Bagian Yang Dijamin Agunan likuid adalah agunan yang mudah dicairkan seperti emas dan logam mulia, SBI, tabungan dan deposito di BPR yang bersangkutan yang diblokir dan dilengkapi dengan surat kuasa pencairan, dengan nilai agunan sebagai berikut: 1. Agunan berupa tabungan dan deposito, diisi sebesar nilai yang diblokir. 2. Agunan berupa SBI, diisi sebesar nilai nominal. 3. Agunan berupa emas dan logam mulia, diisi sebesar nilai pasar (market value). Bagian yang dijamin adalah besarnya nilai dari bagian penyediaan dana yang dijamin oleh Pemerintah Indonesia secara langsung maupun melalui BUMN atau BUMD sebagaimana diatur dalam pasal 15 huruf c Peraturan Bank Indonesia No.11/13/PBI/2009 tanggal 17 April 2009 tentang BMPK BPR. Pedoman Penyusunan Laporan BMPK BPR II

48 VII. Penyediaan Dana/Baki Debet Netto Penyediaan dana/baki debet netto merupakan hasil pengurangan secara sistem antara kolom penyediaan dana/baki debet (angka V) dengan kolom agunan yang likuid/bagian yang dijamin (angka VI). VIII. Kualitas Kualitas adalah kualitas kredit dan penempatan dana sebagaimana diatur dalam Peraturan Bank Indonesia tentang Kualitas Aktiva Produktif dan Pembentukan Penyisihan Aktiva Produktif BPR yaitu: (1) Lancar, (2) Kurang lancar, (3) Diragukan dan (4) Macet. IX. Pelanggaran BMPK Pelanggaran BMPK adalah selisih lebih antara baki debet dan/atau penempatan dana pada BPR lain terhadap nominal BMPK. X. Persentase Pelanggaran BMPK Persentase pelanggaran BMPK adalah persentase perbandingan antara jumlah pelanggaran BMPK terhadap jumlah modal KPMM. XI. Keterangan Keterangan adalah penjelasan BPR pelapor yang sekurang-kurangnya memuat jenis penyediaan dana, misalnya Deposito No. Bilyet XXX, Tabungan No. Rekening XXX, Kredit No. Akad XXX. Pedoman Penyusunan Laporan BMPK BPR II

49 II.3.1 LAPORAN PELAMPAUAN BMPK dalam ribuan rupiah Nama : MODAL KPMM : Alamat : BMPK : Bulan Laporan : - PIHAK TERKAIT (10%) : - PIHAK TIDAK TERKAIT (20%) : - KELOMPOK PEMINJAM TDK TERKAIT (30%) : NO NAMA PEMINJAM/ BANK KETERKAITAN PENYEDIAAN DANA/BAKI DEBET PADA SAAT LAPORAN AGUNAN LIKUID/BAGIAN YANG DIJAMIN PENYEDIAAN DANA/BAKI DEBET NETTO PELAMPAUAN BMPK (Rp) % KUALITAS KETERANGAN Terkait Tidak Terkait Individu Tidak Terkait Kelompok Informasi yang disampaikan sesuai dengan yang sebenarnya. Apabila dikemudian hari ditemukan ketidaksesuaian data yang disampaikan, segala risiko yang muncul atas penyampaian data tersebut menjadi tanggung jawab kami. Pedoman Penyusunan Laporan BMPK BPR II

50 II.3.2 PENJELASAN LAPORAN PELAMPAUAN BMPK I. Nama Peminjam/Bank 1. Nama Peminjam adalah nama nasabah perorangan atau perusahaan/badan yang memperoleh fasilitas kredit sesuai nama yang tercantum dalam perjanjian kredit. Apabila Peminjam merupakan kelompok Peminjam, pada saat entry data diisi dengan nama kelompok Peminjam yang bersangkutan. Untuk Pihak Terkait diisi dengan jumlah seluruh debitur/bank Pihak Terkait yang melampaui BMPK. 2. Nama Bank adalah nama BPR yang menerima penempatan dana dari BPR pelapor. 3. Dalam hal terdapat lebih dari 25 Peminjam/Bank yang melampaui BMPK maka pengisian untuk laporan pelampauan BMPK adalah sebagai berikut: a. Baris ke-1 s.d. ke-25 diisi dengan 25 Peminjam/Bank berdasarkan pelampauan tertinggi. b. Baris ke-26 diisi dengan jumlah rekening Pihak Terkait yang melampaui BMPK apabila urutan pelampauan Pihak Terkait tersebut setelah 25 pelampauan tertinggi. c. Baris ke-27 diisi dengan jumlah rekening Pihak Tidak Terkait individual Peminjam lainnya yang melampaui BMPK. d. Baris ke-28 diisi dengan jumlah rekening Pihak Tidak Terkait kelompok Peminjam lainnya yang melampaui BMPK. 4. Diisi nihil apabila tidak terdapat pelampauan BMPK. Pedoman Penyusunan Laporan Bulanan BPR II

51 II. Keterkaitan Diisi dengan keterkaitan hubungan Peminjam/Bank dengan BPR pelapor, yaitu Terkait atau Tidak Terkait. III. Penyediaan Dana/Baki Debet Penyediaan dana/baki debet diisi dengan baki debet/saldo/nominal penyediaan dana yang melampaui BMPK pada akhir bulan laporan. Dalam hal terdapat lebih dari 25 Peminjam/Bank yang melampaui BMPK maka pengisian untuk laporan pelampauan BMPK adalah sebagai berikut: a. Baris ke-1 s.d. ke-25 diisi sebesar baki debet/saldo/nominal penyediaan dana kepada 25 Peminjam/Bank berdasarkan pelampauan tertinggi. b. Baris ke-26 diisi sebesar jumlah keseluruhan penyediaan dana Pihak Terkait yang melampaui BMPK apabila urutan pelampauan Pihak Terkait tersebut setelah 25 pelampauan tertinggi. c. Baris ke-27 diisi sebesar jumlah keseluruhan penyediaan dana Pihak Tidak Terkait individual Peminjam lainnya yang melampaui BMPK. d. Baris ke-28 diisi sebesar jumlah keseluruhan penyediaan dana Pihak Tidak Terkait kelompok Peminjam lainnya yang melampaui BMPK. IV. Agunan Likuid/Bagian Yang Dijamin Agunan likuid adalah agunan yang mudah dicairkan seperti emas dan logam mulia, SBI, tabungan dan deposito di BPR yang bersangkutan yang diblokir dan dilengkapi dengan surat kuasa pencairan, dengan nilai agunan sebagai berikut: Pedoman Penyusunan Laporan BMPK BPR II

52 - Agunan berupa tabungan dan deposito, diisi sebesar nilai yang diblokir. - Agunan berupa SBI, diisi sebesar nilai nominal. - Agunan berupa emas dan logam mulia, diisi sebesar nilai pasar (market value). Bagian yang dijamin adalah besarnya nilai dari bagian penyediaan dana yang dijamin oleh Pemerintah Indonesia secara langsung maupun melalui BUMN atau BUMD sebagaimana diatur dalam pasal 15 huruf c Peraturan Bank Indonesia No.11/13/PBI/2009 tanggal 17 April 2009 tentang BMPK BPR. Agunan dilaporkan per individual/kelompok Peminjam dengan nilai agunan maksimal sebesar baki debet per rekening. Dalam hal terdapat lebih dari 25 Peminjam/Bank yang melampaui BMPK maka pengisian untuk laporan pelampauan BMPK adalah sebagai berikut: a. Baris ke-1 s.d. ke-25 diisi sebesar nilai agunan dari 25 Peminjam/Bank berdasarkan pelampauan tertinggi. b. Baris ke-26 diisi sebesar nilai agunan dari jumlah keseluruhan penyediaan dana Pihak Terkait yang melampaui BMPK apabila urutan pelampauan Pihak Terkait tersebut setelah 25 pelampauan tertinggi. c. Baris ke-27 diisi sebesar nilai agunan dari jumlah keseluruhan penyediaan dana Pihak Tidak Terkait individual Peminjam lainnya yang melampaui BMPK. d. Baris ke-28 diisi sebesar nilai agunan dari jumlah keseluruhan penyediaan dana Pihak Tidak Terkait kelompok Peminjam lainnya yang melampaui BMPK. Pedoman Penyusunan Laporan BMPK BPR II

53 V. Penyediaan Dana/Baki Debet Netto Merupakan hasil pengurangan antara kolom penyediaan dana/baki debet (angka II) dengan kolom agunan yang likuid/dijamin (angka III). VI. Pelampauan BMPK (Rp) Pelampauan BMPK (Rp) adalah selisih lebih antara penyediaan dana/baki debet netto (angka V) dengan BMPK yang diperkenankan. VII. Pelampauan BMPK (%) Pelampauan BMPK (%) adalah persentase perbandingan antara jumlah pelampauan BMPK (Rp) sesuai angka VI terhadap jumlah modal KPMM. VIII. Kualitas Kualitas adalah kualitas kredit dan penempatan dana sebagaimana diatur dalam Peraturan Bank Indonesia tentang Kualitas Aktiva Produktif dan Pembentukan Penyisihan Aktiva Produktif BPR yaitu: (1) Lancar, (2) Kurang lancar, (3) Diragukan dan (4) Macet. Dalam hal terdapat satu individual/kelompok Peminjam yang mendapat lebih dari satu fasilitas maka kualitas diisi dengan kualitas yang dominan dan apabila terdapat lebih dari satu kualitas yang dominan maka diisi dengan kualitas yang paling buruk dari yang dominan tersebut. IX. Keterangan Keterangan adalah penjelasan BPR pelapor yang sekurang-kurangnya memuat jenis penyediaan dana, misalnya Deposito No. Bilyet XXX, Tabungan No. Rekening XXX, Kredit No. Akad XXX. Dalam hal jenis Pedoman Penyusunan Laporan BMPK BPR II

54 penyediaan dana merupakan hasil penggabungan lebih dari 1 (satu) rekening maka keterangan tidak perlu diisi. Pedoman Penyusunan Laporan BMPK BPR II

55 Lampiran 2 Surat Edaran Bank Indonesia No. 11/ 21 /DKBU tanggal 10 Agustus 2009 PETUNJUK TEKNIS APLIKASI DATA ENTRY LAPORAN BATAS MAKSIMUM PEMBERIAN KREDIT BANK PERKREDITAN RAKYAT DIREKTORAT KREDIT BPR DAN UMKM BANK INDONESIA 2009

56 BAB I PENDAHULUAN Aplikasi Laporan Berkala Bank Perkreditan Rakyat terdiri dari : 1. Aplikasi Data Entry, yaitu aplikasi yang dipakai oleh masing-masing BPR untuk melakukan Data Entry Laporan Berkala 2. Aplikasi web BPR adalah aplikasi yang digunakan oleh BPR Pelapor untuk melakukan pengiriman laporan ke database Laporan Berkala di Bank Indonesia. Petunjuk Teknis ini merupakan pedoman penggunaan program aplikasi Data Entry BPR sebagai sarana penyampaian Laporan Berkala. Dalam petunjuk teknis ini akan dibahas mengenai spesifikasi dari perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan, proses instalasi program data entry Laporan Berkala, proses inisialisasi data, pemasukan data, cetak data, utility dan otoritas pemakai Konfigurasi S/W Dan H/W Minimum Konfigurasi Software dan Hardware minimal yang harus dipenuhi untuk menjalankan Aplikasi Data Entry Laporan Berkala adalah sebagai berikut: 1. Konfigurasi Software : Sistem Operasi : Microsoft Windows XP dan Vista 2. Konfigurasi Hardware : RAM :256MB Harddisk : 10 GB Monitor : SVGA 1024 x 768 pixel CD-ROM Drive Mouse, Keyboard. Petunjuk Teknis Aplikasi Data Entry

57 1.2. Penjelasan Umum Mengaktifkan program aplikasi BPR: 1. Pastikan komputer telah dilakukan instalasi (setup) program aplikasi BPR. 2. Untuk memanggil program BPR dari StartMenu Program BPR Struktur Menu Sistem Secara garis besar perubahan-perubahan yang dilakukan pada aplikasi Laporan Berkala BPR versi terbaru ini antara lain sebagai berikut: a) Perubahan pada struktur menu laporan, disesuaikan dengan periode pengiriman Laporan Berkala, yaitu 1Bulanan, 3Bulanan, 6Bulanan dan 1Tahunan. b) Penambahan laporan BMPK c) Proses Inisialisasi, Data Entry, Laporan, Validasi, File Kirim, Export, Import, Backup dan Restore data ditampilkan ke dalam masing-masing menu Laporan Berkala Masukan dan Keluaran Susunan menu masukan dan keluaran pada aplikasi Laporan Berkala BPR dikelompokan sesuai dengan periode pengiriman laporan, yaitu 1 Petunjuk Teknis Aplikasi Data Entry

58 Bulanan, 3 Bulanan. Adapun perincian masukan dan keluaran adalah sebagai berikut: a) Laporan 1 BULANAN: 1. Laporan Bulanan Masukan yang diperlukan dalam modul laporan bulanan adalah sebagai berikut: 1. Form 01 : Neraca Bulanan 2. Form 02 : Daftar Rincian Antarbank Aktiva 3. Form 03 : Daftar Rincian Kredit yang diberikan 4. Form 04 : Daftar Rincian Rupa-Rupa Aktiva 5. Form 05 : Daftar Rincian Tabungan 6. Form 06 : Daftar Rincian Deposito berjangka 7. Form 07 : Daftar Rincian Antarbank Pasiva 8. Form 08 : Daftar Rincian Rupa-Rupa Pasiva 9. Form 09 : Daftar Rincian Laba Rugi Keluaran yang dihasilkan dalam modul laporan bulanan adalah sebagai berikut: 1. Form 01 : Neraca Bulanan 2. Form 02 : Daftar Rincian Antarbank Aktiva 3. Form 03 : Daftar Rincian Kredit yang diberikan 4. Form 04 : Daftar Rincian Rupa-rupa Aktiva 5. Form 05 : Daftar Rincian Tabungan 6. Form 06 : Daftar Rincian Deposito berjangka 7. Form 07 : Daftar Rincian Antarbank Pasiva 8. Form 08 : Daftar Rincian Rupa-rupa Pasiva 9. Form 09 : Daftar Rincian Laba Rugi Petunjuk Teknis Aplikasi Data Entry

59 2. Laporan BMPK Masukan yang diperlukan dalam modul Laporan BMPK ini adalah sebagai berikut: 1. Laporan BMPK 2. Kelompok Debitur Keluaran yang dihasilkan dalam Laporan BMPK ini adalah sebagai berikut: 1. Laporan Penyediaan Dana Pihak Terkait 2. Laporan Pelanggaran BMPK Pihak Tidak Terkait 3. Laporan Pelampauan BMPK b) Laporan 3 BULANAN: 1. Laporan Publikasi Masukan yang diperlukan dalam modul Laporan Publikasi adalah sebagai berikut: 1. Ratio 2. Pengurus Petunjuk Teknis Aplikasi Data Entry

60 BAB II INSTALASI Terdapat 2 cara melakukan instalasi aplikasi Laporan Berkala versi adalah sebagai berikut: 1. Pada komputer yang sudah terinstal aplikasi Laporan Bulanan versi Pada komputer yang belum ada aplikasi Laporan Bulanan 2.1. Pada komputer yang sudah terinstal aplikasi Laporan Bulanan versi Bagi BPR yang telah menggunakan aplikasi Laporan Bulanan versi 02.02, maka sebelum melakukan upgrade ke versi terbaru (03.02) berikut ini langkah-langkah yang harus dilakukan terlebih dahulu sebagai berikut: Backup Data Sebelum melakukan upgrade ke versi terbaru maka Administrator harus membackup data terlebih dahulu. Langkah-langkah membackup data sebagai berikut: 1. Masuk/login sebagai Administrator Petunjuk Teknis Aplikasi Data Entry

61 2. Pilih Utility lalu klik Backup 3. Klik Tombol Proses Petunjuk Teknis Aplikasi Data Entry

62 4. Proses Backup selesai. Klik Tombol OK 5. File backup akan disimpan di folder yang tertera di menu 6. Klik Tombol Keluar Uninstall Aplikasi yang Ada Setelah selesai membackup data, lakukan proses uninstall program yang telah ada. 1. Klik Menu Start-Program-Control Panel Petunjuk Teknis Aplikasi Data Entry

63 2. Dari Menu Control Panel klik Add/Remove Program 3. Muncul Window Add or Remove Programs. Pilih program BPR lalu klik tombol Change/Remove. Petunjuk Teknis Aplikasi Data Entry

64 4. Klik Yes Petunjuk Teknis Aplikasi Data Entry

65 5. Klik Remove All 6. KlikOK Petunjuk Teknis Aplikasi Data Entry

66 Instalasi Aplikasi Versi Setelah selesai melakukan uninstal program seperti pada point diatas, langkah berikutnya adalah melakukan instalasi aplikasi versi dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Masukkan CD install aplikasi Data Entry BPR 2. Pada Windows, aktifkan menu Windows Explorer 3. Pilih Drive untuk CD (misalnya drive D) 4. Double klik file Setup.Exe untuk vista klik kanan pada file Setup.exe pilih Run as Administrator. 5. KlikOK 6. Klik gambar komputer untuk melakukan proses instalasi, jika ingin mengubah alamat penyimpanan sistem BPR klik Change Directory, pada Path sebutkan alamat direktori sistem BPR akan disimpan Petunjuk Teknis Aplikasi Data Entry

67 7. Pada Existing Group, pilih BPR 8. Klik Continue 9. KlikOK Petunjuk Teknis Aplikasi Data Entry

68 10. Hasil instalasi akan membentuk menu BPR Catatan : hasil proses instalasi juga akan membuat otomatis menu shortcut BPR pada desktop. 11. Setelah selesai menginstall harus di perhatikan juga Setting regional, Setting regional tersebut berada di Control Panel lalu Double Klik di Regional And Language Options Petunjuk Teknis Aplikasi Data Entry

69 12. Setelah Double Klik maka akan muncul form sebagai berikut Lalu pilih English (United States), Setelah dipilih lalu klik ok Me-restore Data yang telah Di-backup Setelah selesai melakukan instalasi aplikasi versi seperti pada point di atas, berikutnya adalah melakukan proses restore data yang telah dibackup pada point di atas. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut: 1. Login sebagai Administrator Petunjuk Teknis Aplikasi Data Entry

70 2. Klik Menu 1 Bulanan pilih Restore 3. Klik tombol Browse 4. Pilih File yg telah di backup di directory folder yang sama pada saat kita selesai membackup. Lalu klik tombol Open. Petunjuk Teknis Aplikasi Data Entry

71 5. Klik Tombol Restore 6. Klik Tombol Yes Petunjuk Teknis Aplikasi Data Entry

72 7. Proses Restore selesai. Klik Tombol OK 2.2. Pada komputer yang belum ada aplikasi Laporan Bulanan Bagi BPR yang baru akan menggunakan aplikasi Laporan Berkala BPR, berikut ini adalah langkah-langkah yang harus dilakukan dalam melakukan instalasi aplikasi versi terbaru yang ada di dalam CD. 1. Masukkan CD install aplikasi Data Entry BPR 2. Pada Windows, aktifkan menu Windows Explorer 3. Pilih Drive untuk CD (misalnya drive D) 4. Double klik file Setup.Exe, Untuk Vista klik kanan di file Setup.exe lalu pilih Run as Administrator. Petunjuk Teknis Aplikasi Data Entry

73 5. KlikOK 6. Klik gambar komputer untuk melakukan proses instalasi, jika ingin mengubah alamat penyimpanan sistem BPR klik Change Directory, pada Path sebutkan alamat direktori sistem BPR akan disimpan Petunjuk Teknis Aplikasi Data Entry

74 7. Pada Existing Group, pilih BPR 8. Klik Continue 9. Klik OK 10. Hasil instalasi akan membentuk menu BPR Catatan : hasil proses instalasi juga akan membuat otomatis menu shortcut BPR pada desktop. Petunjuk Teknis Aplikasi Data Entry

75 BAB III PETUNJUK TEKNIS 3.1. Menggunakan Aplikasi Laporan Berkala Pertama Kali Setelah dilakukan proses instalasi, masuk ke program BPR dengan cara sebagai berikut: 1. Klik Start 2. Klik Programs 3. KlikBPR 4. Klik BPR (Bagi yang menggunakan Vista, Klik kanan di BPR pilih Run as Administrator) Inisialisasi Data Pokok Pada saat menjalankan program pertama kali, form Inisialisasi Data Pokok Bank akan tampil dan masukkan data. Petunjuk Teknis Aplikasi Data Entry

76 Setelah memasukan data sesuai dengan BPR, klik OK untuk menyimpan data ke dalam database. Setelah di klik OK maka akan tampil form Informasi Direksi dan masukan data Login ke Sistem Setelah data pokok bank selesai diinput, form untuk login pertama kali akan tampil. Pada saat kita login untuk pertama kali, maka User id yang kita input adalah sebagai Admin, langkah-langkahnya sebagai berikut: a. Input Field User ID : Administrator Password : admin!!! b. Klik OK Petunjuk Teknis Aplikasi Data Entry

77 Item-item yang aktif pada menu utama adalah sesuai dengan otorisasi pemakainya. Karena saat login pertama kali adalah sebagai administrator, maka item yang aktif dalam tampilan menu utama adalah sesuai dengan aksesnya. Catatan : User diharapkan untuk mengubah password Administrator. Versi Sandi dan NamaBPR Periode Laporan User Aktif Pembuatan Otoritas Pemakai Modul ini dimaksudkan untuk mengelola program aplikasi BPR secara keseluruhan. Dalam modul ini ada 2 tipe otoritas yaitu Petunjuk Teknis Aplikasi Data Entry

78 administrator dan user. Administrator dapat mengatur akses pemakai dan user sebagai pelaksananya. Hak akses / otoritas pemakai aplikasi program data entry ini dibagi 2 yaitu: a. Admin, hak aksesnya yaitu: i. 1 Bulanan: Inisialisasi Laporan Validasi Data File Kirim Eksport Import Backup Restore ii. 3 Bulanan: Inisialisasi Validasi Data File Kirim iii. Utility : Informasi Bank (update informasi data bank) Informasi Direktur & Komisaris Tabel Referensi (Validasi dan Replace Tabel Referensi) iv. Otoritas: Ubah Password Otoritas Pemakai Petunjuk Teknis Aplikasi Data Entry

79 b. User hak aksesnya yaitu: i. 1 Bulanan: Data Entry Laporan Validasi Data File Kirim Eksport Import ii. 3 Bulanan: Data Entry Validasi Data File Kirim iii. Otoritas: Ubah Password Langkah-langkah pembuatan user baru sebagai berikut: 1. Klik Otoritas pada menu utama 2. Klik Otoritas Pemakai. Sub modul ini berfungsi untuk melakukan pembuatan/penambahan dan penghapusan User id pada program aplikasi BPR. Dari modul ini juga dapat ditentukan siapa saja yang berhak melakukan suatu proses pada sistem ini. Petunjuk Teknis Aplikasi Data Entry

80 Langkah-langkahnya sebagai berikut: 1. Klik tombol Tambah 2. Masukan data, item yang diinput sebagai berikut: User ID : diisi minimal 6 karakter Nama User Password: diisi minimal 8 karakter dan mengandung minimal 1 karakter spesial (!@#$%^&*() ) Konfirmasi Password: diisi sesuai dengan masukan password Otoritas : diklik untuk level pemakai yang diinginkan (Admin atau User) 3. Klik tombol Simpan 4. Untuk menghapus data, klik tombol navigasi yang berada di bawah kiri atau kanan, pilih data yang akan dihapus, klik tombol Hapus Mengubah Password Pada sub modul ini berfungsi untuk melakukan perubahan password dari user id, juga dimaksudkan untuk pemeliharaan password Petunjuk Teknis Aplikasi Data Entry

81 pemakai agar pengguna yang tidak berhak tidak dapat mengoperasikan sistem ini. Langkah-langkah mengubah password sebagai berikut: 1. Klik Otoritas pada menu utama 2. Klik Ubah Password 3. Masukkan password lama dan password baru, dan ketik ulang password baru pada Konfirmasi password 4. Klik OK, data akan tersimpan 5. Klik tombol Keluar untuk keluar dari menu ubah password Inisialisasi Data Laporan Modul ini berfungsi untuk memberikan periode bulan dan tahun data pada setiap Laporan yang akan diinput. Setelah user baru dibuat, kita masuk ke modul inisialisasi data. a. Inisialisasi Laporan Bulanan Langkah-langkah inisialisasi laporan bulanan: 1. Pada menu utama, klik 1 Bulanan Laporan Bulanan - Inisialisasi 2. Pilih Tipe Inisialisasi: Petunjuk Teknis Aplikasi Data Entry

82 i. Pada Inisialisasi seluruhnya, form 01 sampai dengan form 09 dihapus data seluruhnya sehingga yang ada adalah form kosong yang siap untuk diinput. ii. Untuk inisialisasi sebagian, form 01 dan form 09 saja yang dihapus datanya, sedangkan form yang lain tidak dihapus. 3. Input field bulan dengan format MM 4. Input field tahun dengan format YYYY 5. Pilih Tipe Inisialisasi (Seluruhnya/Sebagian) Petunjuk Teknis Aplikasi Data Entry

83 6. Klik Inisialisasi. b. Inisialisasi Laporan BMPK Langkah-langkah inisialisasi laporan BMPK: 1. Pada menu utama, klik 1 Bulanan Laporan BMPK Inisialisasi 2. Pilih Tipe Inisialisasi: i. Pada Inisialisasi seluruhnya, form BMPK dihapus data seluruhnya sehingga yang ada adalah form kosong yang siap untuk diinput. ii. Untuk inisialisasi sebagian, form BMPK tidak dihapus datanya, hanya bulan dan tahun Laporannya saja yg diset dengan yang baru. Petunjuk Teknis Aplikasi Data Entry

84 3. Input field Bulan Laporan 4. Input field tahun dengan format YYYY 5. Tipe Inisialisasi (Seluruhnya/Sebagian). 6. Klik Inisialisasi. c. Inisialisasi Laporan Publikasi Langkah-langkah inisialisasi laporan publikasi: 1. Pada menu utama, klik 3 Bulanan Inisialisasi Petunjuk Teknis Aplikasi Data Entry

85 2. Input field Triwulan dengan format Romawi 3. Input field tahun dengan format YYYY 4. Tipe Inisialisasi (Sebagian) Default. 5. Klik Inisialisasi. Setelah inisialisasi data dilakukan, proses selanjutnya adalah proses entry data, proses tersebut hanya dapat dilakukan dengan login user, sehingga dari menu administrator harus dilakukan logout terlebih dahulu, untuk selanjutnya login kembali dengan menggunakan user id yang memiliki otoritas sebagai user. Untuk melakukan login dan logout dilakukan melalui menu Sistem, yang akan dijelaskan pada bagian selanjutnya Sistem Modul ini dibagi menjadi tiga pilihan yaitu: Login Berfungsi untuk masuk ke aplikasi sesuai dengan hak aksesnya. Login sebagai user atau login sebagai administrator (Klik logout dulu, baru bisa login) Pada saat administrator sudah melakukan proses inisialisasi data, maka otoritas untuk entry data dilakukan oleh user sesuai dengan hak aksesnya. Untuk melakukan entry data harus login terlebih dahulu sebagai user. Petunjuk Teknis Aplikasi Data Entry

86 Langkah-langkah yang dilakukan yaitu: 1. Pada menu utama klik Sistem, pilih Login, maka muncul form login 2. Input User Id (sebagai user yang sesuai dengan yang telah dibuat pada saat login sebagai administrator) 3. Input Password 4. KlikOK. Password yang pertama kali digunakan adalah password yang diberikan/dibuat oleh administrator pada menu otoritas pemakai, untuk selanjutnya user dapat mengubah password sendiri. Item-item yang aktif pada menu utama user adalah sesuai dengan otorisasi pemakainya (sebagaimana yang telah dijelaskan pada menu utama admin) Logout Keluar Berfungsi untuk keluar dari menu utama dan menonaktifkan item-item pada menu utama. Berfungsi untuk keluar dari aplikasi entry. Petunjuk Teknis Aplikasi Data Entry

87 BAB IV Laporan BMPK 4.1. Data Entry Langkah-langkah untuk memasukkan data BMPK adalah sebagai berikut: 1. Pada menu utama, klik 1 Bulanan Laporan BMPK Data Entry 2. Pilih Entry BMPK Entry Kelompok Debitur Langkah-langkah untuk memasukkan data kelompok debitur adalah sebagai berikut: Petunjuk Teknis Aplikasi Data Entry

88 1. Pada menu utama, klik 1 Bulanan Laporan BMPK Data Entry 2. Pilih Entry Kelompok Debitur 3. Klik Tombol Tambah untuk menambah Data. Entry di grid Kode dan Nama Kelompok Debitur. 4. Klik Tombol Simpan untuk menyimpan data. 5. Klik tombol Hapus untuk menghapus row yaang dipilih. 6. Untuk mengupdate data, Klik row yang dipilih lalu update datanya langsung pada row tersebut. Klik tombol Simpan untuk menyimpan data yang telah diupdate. 7. Untuk keluar dari form Klik tombol Keluar Penyediaan Dana Pihak Terkait Langkah-langkah untuk memasukkan data Penyediaan Dana Pihak Terkait adalah sebagai berikut: Petunjuk Teknis Aplikasi Data Entry

89 1. Pada menu utama, klik 1 Bulanan Laporan BMPK Data Entry 2. Pilih Entry BMPK Pihak Terkait 3. Tampilan defaultnya di tab Pihak Terkait. 4. Jika Penyediaan Dana Pihak Terkait Nihil maka klik pilihan Data Nihil seperti pada gambar di atas. Lalu klik Simpan. 5. Jika Data Penyediaan Dana Pihak Terkait tidak nihil. Lakukan tahapan-tahapan No.6 dan seterusnya. 6. Isi Modal KPMM (dalam ribuan rupiah) dan klik tombol Simpan. (BMPK Pihak Terkait) 7. Jika ada row yang akan dihapus Klik Tombol Hapus. 8. Untuk mengupdate Data klik tombol update atau double klik pada row yang akan di update. Petunjuk Teknis Aplikasi Data Entry

90 9. Untuk mencari Debitur / BPR bisa menggunakan tombol Cari No Referensi. 10. Klik tombol Tambah untuk menambah data 11. Masukan nama Debitur /BPR dan tentukan bahwa Debitur tersebut termasuk Individu atau BPR, jika BPR maka klik BPR jika bukan makajangan diklik. Jika sudah klik tombol simpan. 12. Setelah disimpan akan muncul form Petunjuk Teknis Aplikasi Data Entry

91 a. Input Jenis Penyediaan Dana i. 1 (Kredit) ii. 2 (Penempatan pada bank lain) b. Jika Debitur termasuk Individu maka akan otomatis terpilih 1 (Kredit), Tapi jika bukan Individu melainkan BPR maka akan bisa memilih Jenis Penyediaan Dana. Jenis Penyediaan Dana yang dipilih 1 (Kredit): i. Sandi Bank akan disabled jika Debitur termasuk Individu tapi jika termasuk BPR maka wajib mengisi Sandi Bank walaupun Jenis Penyediaan Dana nya 1 (Kredit). ii. Keterkaitan: - 1 (Terkait) iii. Hubungan Keterkaitan harus diisi. c. Jika Jenis Penyediaan Dana yg dipilih 2(Penempatan pada bank lain) khusus Debitur BPR: i. Sandi Bank harus diisi. ii. Keterkaitan: - 1 (Terkait) iii. Hubungan Keterkaitan harus diisi. d. Tanggal Realisasi dgn format DD/MM/YYYY e. Baki Debet dalam ribuan rupiah f. Agunan dalam ribuan rupiah g. Kualitas h. Keterangan. Petunjuk Teknis Aplikasi Data Entry

92 i. Klik Simpan untuk menyimpan data. Jika ingin menambah lagi dengan nama Debitur yang sama klik tombol Tambah maka klik tombol Tambah. j. Untuk keluar dari form ini tekan tombol Keluar Pelanggaran BMPK Pihak Tidak Terkait Langkah-langkah untuk memasukkan data Pelanggaran BMPK Pihak Tidak Terkait adalah sebagai berikut: 1. Pada menu utama, klik 1 Bulanan Laporan BMPK Data Entry 2. Pilih Entry BMPK PihakTidak Terkait 3. Tampilan defaultnya di tab Pihak Terkait. Klik Tab Pelanggaran Pihak Tidak Terkait. 4. Jika Pelanggaran BMPK Pihak Tidak Terkait Nihil maka klik pilihan Data Nihil seperti pada gambar di atas. Lalu klik Simpan. Petunjuk Teknis Aplikasi Data Entry

93 5. Jika Data Pelanggaran BMPK Pihak Tidak Terkait tidak nihil. Lakukan tahapan tahapan No 6 dan seterusnya. 6. Isi Modal KPMM (dalam ribuan rupiah) dan klik tombol Simpan. (BMPK Pihak Tidak Terkait, Kelompok Peminjam Tdk Terkait dihitung otomatis) 7. Jika ada row yang akan dihapus Klik Tombol Hapus. 8. Untuk mengupdate Data klik tombol update atau double klik pada row yg akan di update. 9. Klik tombol Tambah untuk menambah data 10. Masukan nama Debitur /BPR dan tentukan bahwa Debitur tersebut termasuk Individu atau BPR, jika BPR maka klik BPR jika bukan makajangan diklik. Jika sudah klik tombol simpan. 11. Setelah disimpan akan muncul form Petunjuk Teknis Aplikasi Data Entry

94 a. Input Jenis Penyediaan Dana i. 1 (Kredit) ii. 2 (Penempatan pada bank lain) b. Jika Debitur termasuk Individu maka akan otomatis terpilih 1 (Kredit), Tapi jika bukan Individu melainkan BPR maka akan bisa memilih Jenis Penyediaan Dana. Jenis Penyediaan Dana yang dipilih 1 (Kredit): i. Sandi Bank akan disabled ii. Keterkaitan: - 2 (Tidak Terkait) iii. Kelompok debitur bisa dipilih dan boleh dikosongkan. c. Jika Jenis Penyediaan Dana yg dipilih 2(Penempatan pada bank lain) Khusus Debitur BPR: Petunjuk Teknis Aplikasi Data Entry

95 i. Sandi Bank harus diisi. ii. Keterkaitan: - 2 (Tidak Terkait) iii. Kelompok debitur bisa dipilih dan boleh dikosongkan. d. Tanggal Realisasi dgn format DD/MM/YYYY e. Baki Debet dalam ribuan rupiah f. Agunan dalam ribuan rupiah g. Kualitas h. Keterangan. i. Klik Simpan untuk menyimpan data. Jika ingin menambah lagi dengan nama Debitur yang sama klik tombol Tambah maka klik tombol Tambah. j. Untuk keluar dari form ini tekan tombol Keluar Pelampauan BMPK Langkah-langkah untuk memasukkan data Pelampauan BMPK adalah sebagai berikut: 1. Pada menu utama, klik 1 Bulanan Laporan BMPK Data Entry 2. Pilih Entry BMPK Pelampauan Petunjuk Teknis Aplikasi Data Entry

96 3. Tampilan defaultnya di tab Pihak Terkait. Klik Tab Pelampauan. 4. Jika Pelampauan BMPK Nihil maka klik pilihan Data Nihil seperti pada gambar di atas. Lalu klik Simpan. 5. Jika Pelampauan BMPK tidak nihil. Lakukan tahapan tahapan No 6 dan seterusnya. 6. Isi Modal KPMM (dalam ribuan rupiah) dan klik tombol Simpan. (BMPK Pihak Terkait) 7. Jika ada row yang akan dihapus Klik Tombol Hapus. 8. Untuk mengupdate Data klik tombol update atau double klik pada row yg akan di update. 9. Klik tombol Tambah untuk menambah data Petunjuk Teknis Aplikasi Data Entry

97 a. Input Jenis Penyediaan Dana i. 1 (Kredit) ii. 2 (Penempatan pada bank lain) b. Jika Jenis Penyediaan Dana yang dipilih 1 (Kredit): i. Sandi Bank akan disabled ii. Nama Debitur harus diisi iii. Kelompok bisa dipilihjika termasuk kelompok iv. Keterkaitan: 1 (Terkait) 2 (Tidak Terkait) v. Hubungan Keterkaitan harus diisi. c. Jika Jenis Penyediaan Dana yg dipilih 2(Penempatan pada bank lain): i. Sandi Bank harus diisi. ii. Nama Debitur harus diisi iii. Kelompok bisa dipilihjika termasuk kelompok Petunjuk Teknis Aplikasi Data Entry

98 iv. Keterkaitan: 1 (Terkait) 2 (Tidak Terkait) v. Hubungan Keterkaitan harus diisi. d. Tanggal Realisasi dgn format DD/MM/YYYY e. Baki Debet dalam ribuan rupiah f. Agunan dalam ribuan rupiah g. Kualitas h. Keterangan. i. Klik Simpan untuk menyimpan data. Dan form tersebut akan tertutup j. Untuk keluar dari form ini tekan tombol Keluar Laporan Penyediaan Dana Pihak Terkait Jika di Form BMPK di bagian tab pihak terkait di klik pilihan Data Nihil maka data Laporan Penyediaan Dana Pihak Terkait Nihil. Petunjuk Teknis Aplikasi Data Entry

99 Maka report yang muncul datanya akan bertuliskan nihil Jika Data Nihil tidak di klik dan data ada maka akan tampil report Petunjuk Teknis Aplikasi Data Entry

100 Pelanggaran BMPK Pihak Tidak Terkait Di laporan Pelanggaran BMPK pihak tidak terkait untuk report apabila data tidak ada atau nihil bisa di tampilkan dengan data nihil dengan cara mengklik Data Nihil di Form BMPK di bagian tab pihak tidak terkait Petunjuk Teknis Aplikasi Data Entry

101 Maka report yang muncul datanya akan bertuliskan nihil Jika Data Nihil tidak di klik dan data ada maka akan tampil report Petunjuk Teknis Aplikasi Data Entry

102 Pelampauan BMPK Di laporan Pelampauan BMPK untuk report apabila data tidak ada atau nihil bisa di tampilkan dengan data nihil dengan cara mengklik Data Nihil di Form BMPK di bagian tab Pelampauan Petunjuk Teknis Aplikasi Data Entry

103 Petunjuk Teknis Aplikasi Data Entry

104 Jika Data Nihil tidak di klik dan data ada maka akan tampil report Petunjuk Teknis Aplikasi Data Entry

105 4.3. Validasi Validasi laporan BMPK dilakukan bila semua data telah selesai di-entry. Petunjuk proses validasi Laporan Berkala: 1. Pilih Validasi laporan BMPK 2. Klik tombol Proses untuk melakukan pengecekan data 3. Setelah selesai, akan ditampilkan hasil proses validasi. - Jika terdapat data yang belum sesuai maka akan dimunculkan dalam report berikut: - Jika data sudah sesuai, maka akan muncul form seperti berikut: Petunjuk Teknis Aplikasi Data Entry

106 4.4. File Kirim Jika validasi dinyatakan berhasil (tidak ada kesalahan), maka file siap untuk dikirim / diupload ke web. Untuk membentuk file kirim ini, terlebih dahulu harus dilakukan validasi, baik saat login sebagai user maupun sebagai admin. Langkah-langkah pembentukan file kirim: 1. Lakukan Validasi terlebih dahulu, setelah validasi berhasil, baru lakukan langkah-langkah selanjutnya di bawah ini 2. Pada menu utama, klik 1Bulanan-Laporan BMPK 3. Pilih File kirim 4. Klik Proses untuk pembentukan file kirim 5. Jika berhasil, timbul pesan Pembentukan file kirim selesai Petunjuk Teknis Aplikasi Data Entry

107 6. Hasil pembentukan file kirim akan disimpan dalam folder.\data Kirim\. 7. File yang terbentuk sudah dienkrip dan di zip yang berekstension *.PPK Export Sub modul Export berfungsi untuk menyimpan data form BMPK yang sudah di-entry dalam bentuk text (*.exp) yang tidak di-enkripsi, dan sewaktu-waktu dapat di import. Langkah-langkah Export: 1. Pada menu utama, klik 1 Bulanan Laporan BMPK 2. Pilih Export 3. Klik Proses untuk pembentukan file export 4. Jika berhasil, timbul pesan export selesai, lalu klik OK Petunjuk Teknis Aplikasi Data Entry

108 5. Hasil export akan disimpan dalam folder \Data_Export\ 6. File yang terbentuk ber-extension _BMPK.EXP 4.6. Struktur Data Export Apabila diperlukan BPR dapat membuat file export yang sesuai dengan struktur data sehingga BPR dapat mengembangkan sendiri aplikasi yang terintegrasi dengan aplikasi ini. Header file HBMPK XXXXXXXXXXXXXXXX Keterangan Karakter Panjang Nilai Keterangan 1 1 H kode untuk baris header 2 4 BMPK Kode Jenis laporan BMPK Sandi Bank dan Kantor BPR Tanggal Laporan Bulan Laporan Tahun Laporan Jumlah baris data yang dikirim XXXXXXXXXXXXXXXX Nomor seri laporan (identifikasi versi) Baris Data Laporan BMPK Baris Pertama setelah header merupakan informasi Modal dan Nilai BMPK, dengan spesifikasi: 00 [MODAL KPMM] [BMPK TERKAIT] [BMPK TIDAK TERKAIT INDIVIDU] [BMPK T I D A K T E R K A I T K E L O M P O K ] [ T E R K A I T N I H I L ] [ T I D A K T E R K A I T NIHIL] [PELAMPAUAN NIHIL] Petunjuk Teknis Aplikasi Data Entry

109 00 Merupakan sandi sebagai penanda baris informasi modal [MODAL KPMM] Berisi nilai modal KPMM berupa numerik 12 digit rata kanan dengan nol (0) sebagai pengisi data kosong. Contoh: [BMPK TERKAIT] Berisi nilai BMPK untuk pihak Terkait (10% dari modal KPMM) berupa numerik 12 digit rata kanan dengan nol (0) sebagai pengisi data kosong. [BMPK TIDAK TERKAIT INDIVIDU [BMPK TIDAK TERKAIT KELOMPOK [TERKAIT NIHIL] [TIDAK TERKAIT NIHIL] [PELAMPAUAN NIHIL] Contoh: Berisi nilai BMPK untuk pihak tidak terkait individu (20% dari modal KPMM) berupa numerik 12 digit rata kanan dengan nol (0) sebagai pengisi data kosong. Contoh: Berisi nilai BMPK untuk pihak tidak terkait kelompok (25% dari modal KPMM) berupa numerik 12 digit rata kanan dengan nol (0) sebagai pengisi data kosong. Contoh: Berisi flag terkait nihil berupa numeric 1 digit Contoh: 0 untuk false 1 untuk true Berisi flag tidak terkait nihil berupa numeric 1 digit Contoh: 0 untuk false 1 untuk true Berisi flag pelampauan nihil berupa numeric 1 digit Contoh: 0 untuk false 1 untuk true Baris selanjutnya berisi data pelanggaran/pelampauan BMPK, dengan spesifikasi: [SANDI LAPORAN] [KODE BARIS] [NAMA PELANGGAN] [BMPK GROUP] [KETERKAITAN] [HUB KETERKAITAN] [JENIS PENEMPATAN] [TGL] [BAKI DEBET] [AGUNAN] [BAKI DEBET NET] [PELAMPAUAN/PELANGGARAN] [% PELAMPAUAN/PELANGGARAN] [KUALITAS] [KETERANGAN] Dimana: [SANDI LAPORAN] Berisi sandi jenis laporan BMPK, berupa numerik 2 karakter, yang dapat berisi nilai: 01 - BMPK Terkait 02 BMPK Tidak Terkait 03 Pelampauan BMPK [KODE BARIS] Berisi sandi informasi baris, berupa numerik 3 karakter, yang dapat berisi nilai: 000 baris data single 010 baris yang menandakan informasi kelompok/group 011 baris yang menandakan informasi Petunjuk Teknis Aplikasi Data Entry

110 [NAMA PELANGGAN] [BMPK GROUP] [KETERKAITAN] anggota dari kelompok/group 019 baris total dari satu kelompok/group 9XX item data yang telah ditentukan berdasarkan tabel refensi Nama pelanggan yang akan dilaporkan, berupa alphanumerik 30 karakter rata kiri dengan karakter spasi sebagai pengisi data kosong Nama kelompok BMPK yang akan dilaporkan, berupa alphanumerik 30 karakter rata kiri dengan karakter spasi sebagai pengisi data kosong Jenis keterkaitan dengan BPR dari pelanggan yang bersangkutan, berupa numerik 1 digit dengan isi sebagai berikut: 1 Pelanggan terkait dengan BPR 2 Pelanggan tidak mempunyai keterkaitan dengan BPR [HUB KETERKAITAN] [JENIS PENEMPATAN] Berisi data deskripsi hubungan keterkaitan pelanggan dengan BPR, berupa alphanumerik 30 karakter rata kiri dengan karakter spasi sebagai pengisi data kosong Berisi informasi jenis penempatan dari pelanggan pada BPR yang bersangkutan, berupa numerik 1 digit yang berisi: 1 Pemberian Kredit (Terkait dan Tidak Terkait) 2 Penempatan pada Bank Lain 3 Pelampauan BMPK [TANGGAL] Berisi informasi tanggal pemberian/realisasi penyediaan dana, berupa numerik 8 digit dengan spesifikasi DDMMYYYY dimana: DD : tanggal penyediaan dana, contoh : [BAKI DEBET] [AGUNAN] 01 MM : bulan penyediaan dana, contoh : 07 YYYY : tahun penyediaan dana, contoh Berisi informasi baki debet dari pinjaman, berupa numerik 12 digit rata kanan dengan karakter 0 sebagai pengisi data kosong disebelah kiri, contoh: Berisi informasi nilai agunan dari pinjaman, berupa numerik 12 digit rata kanan dengan karakter 0 sebagai pengisi data kosong disebelah kiri, contoh: Petunjuk Teknis Aplikasi Data Entry

111 [BAKI DEBET NET] Berisi informasi baki debet net dari pinjaman, berupa numerik 12 digit rata kanan dengan karakter 0 sebagai pengisi data kosong disebelah kiri, contoh : [PELAMPAUAN/ PELANGGARAN] Berisi informasi nilai pelampauan/pelanggaran, berupa numerik 12 digit rata kanan dengan karakter 0 sebagai pengisi data kosong disebelah kiri, contoh : [%PELAMPAUAN/PELANGGARAN] Berisi informasi baki debet dari pinjaman, berupa numerik 8 digit rata kanan dengan karakter 0 sebagai pengisi data kosong disebelah kiri, dengan ketelitian 4 angka dibelakang koma dan dituliskan tanpa tanda decimal. Contoh: , berarti 10,1 % [KUALITAS] Berisi kriteria kualitas pengembalian pinjaman, berupa numerik 1 karakter, berisi: 1 Lancar 2 Kurang Lancar 3 Diragukan 4 Macet [KETERANGAN] Berisi dekripsi keterangan yang ingin disampaikan, berupa alphanumerik maksimal 30 karakter rata kiri Import Sub modul ini berfungsi untuk memasukkan kembali isi file export yang mempunyai periode yang sama dengan periode aplikasi ke dalam database BPR. Perlu diperhatikan, proses import akan menghapus data BMPK yang sudah ada pada database sebelumnya dan memasukkan isi data dari file export. Langkah-langkah Import: 1. Pada menu utama, klik 1 Bulanan- Laporan BMPK 2. Pilih Import Petunjuk Teknis Aplikasi Data Entry

112 3. Klik tombol Browse untuk mengambil file export yang berekstension _BMPK.EXP 4. Klik tombol Import untuk melakukan proses pengambilan data 5. Jika berhasil, timbul pesan import selesai Backup Sub modul backup berfungsi untuk menyimpan seluruh data yang ada di database sebagai backup yang sewaktu-waktu dapat di-restore ke database. Langkah-langkah backup data: 1. Pada menu utama, klik 1 Bulanan Laporan BMPK 2. Pilih Backup 3. Klik Proses untuk pembentukan file backup Petunjuk Teknis Aplikasi Data Entry

113 4. Jika berhasil, timbul pesan backup selesai, lalu klik OK 5. Hasil backup akan disimpan dalam folder.\data_backup\ 6. File yang terbentuk sudah dienkrip dan di zip yang berekstension _BMPK.BAK 4.9. Restore Sub modul ini berfungsi untuk memasukkan kembali isi file backup ke dalam database BPR. Perlu diperhatikan, proses restore akan menghapus seluruh data yang sudah ada pada database sebelumnya dan memasukkan isi data dari file backup. Langkah-langkah proses restore: 1. Lakukan Validasi terlebih dahulu, setelah validasi berhasil, baru lakukan langkah-langkah selanjutnya di bawah ini 2. Pada menu utama, klik 1 bulanan- Laporan BMPK 3. Pilih Restore 4. Klik tombol Browse untuk mengambil file backup yang berekstension _BMPK.BAK 5. Klik tombol Restore untuk melakukan proses pengambilan data 6. Jika berhasil, timbul pesan restore selesai. Petunjuk Teknis Aplikasi Data Entry

114 Lampiran 3 Surat Edaran Bank Indonesia No. 11/ 21 /DKBU tanggal 10 Agustus 2009 PETUNJUK TEKNIS APLIKASI WEB BPR LAPORAN BATAS MAKSIMUM PEMBERIAN KREDIT BANK PERKREDITAN RAKYAT DIREKTORAT KREDIT BPR DAN UMKM BANK INDONESIA 2009

115 BAB I PENDAHULUAN Aplikasi Web BPR adalah aplikasi yang digunakan oleh BPR Pelapor untuk melakukan pengiriman laporan ke database Laporan Berkala di Bank Indonesia. 1.1 Konfigurasi Minimal Konfigurasi Software dan Hardware minimal yang harus dipenuhi untuk menjalankan Aplikasi Web Laporan Berkala adalah sebagai berikut : a. Konfigurasi Software 1. Sistem Operasi : Microsoft Windows 2000, XP 2. Software : Internet Explorer 6 b. Konfigurasi Hardware 1. RAM : 256 MB 2. Hardisk : 10 GB 3. Monitor : SVGA 1024 x 768 pixel 4. Modem : 56 Kbps 5. CD-ROM Drive 6. Mouse, Keyboard 7. Line telepon. Petunjuk Teknis Aplikasi Web BPR

116 BAB II INSTALASI 2.1 Pra-Instalasi Untuk dapat menjalankan aplikasi web Laporan Berkala terlebih dahulu lakukan setting pada komputer sebagai berikut : a. Setting Dial-up Connection Petunjuk Teknis Aplikasi Web BPR

117 Petunjuk Teknis Aplikasi Web BPR

118 b. Koneksi ke Extranet BPR 2.2 Menjalankan Internet Explorer Aplikasi Web Laporan Berkala menggunakan Internet Explorer minimal versi 6. Adapun langkah adalah sebagai berikut : 1. Jalankan Internet Explorer 2. Ketik alamat web : /lbpr pada Address Bar kemudian tekan enter atau klik Go 3. Pada Halaman Login masukkan ID Bank, User id dan Password Petunjuk Teknis Aplikasi Web BPR

119 4. Klik tombol Login. User id yang dimasukkan adalah user id yang sudah didaftarkan oleh administrator Bank Indonesia. Jika user id yang dimasukkan terdaftar sebagai user BPR maka akan masuk ke halaman utama BPR. User BPR hanya mempunyai satu level user yaitu sebagai administrator yang menggunakan semua menu di halaman web BPR. Petunjuk Teknis Aplikasi Web BPR

120 Tabel Hak Pemakaian User BPR Level Hak Pemakaian Administrator x x x x x x x x x *) Keterangan 1. Upload 6. Teguran 2. Absensi Laporan 7. Ganti Password 3. Tabel Referensi 8. Log 4. Laporan 9. Helpdesk 5. Berita 2. 3 Halaman Utama BPR Halaman utama BPR terdiri dari 8 menu (Upload, Absensi, Tabel Referensi, Laporan, Helpdesk, Berita, Teguran dan Log) dan 3 icon link (Halaman Utama, Ganti Password, dan Log out ). Petunjuk Teknis Aplikasi Web BPR

121 Pada tengah-tengah halaman utama Web BPR, terdapat Daftar Teguran dan Daftar Berita, dari tiap-tiap daftar, klik tulisan [selengkapnya], muncul layar berikut : a. Detail Teguran b. Detail Berita Petunjuk Teknis Aplikasi Web BPR

122 BAB III PETUNJUK TEKNIS 3.1 Halaman Upload Halaman ini berfungsi untuk mengirim data Laporan Berkala dari BPR Pelapor ke BI melalui ekstranet (online) Kirim Laporan Langkah-langkah untuk melakukan pengiriman data Laporan Berkala : 1. Klik menu Upload, akan tampil halaman sebagai berikut : 2. Pilih Laporan sesuai dengan Laporan yang akan di upload: a. Laporan Bulanan b. Laporan Publikasi c. Laporan BMPK 3. Klik tombol Browse, untuk mengambil data Laporan Berkala yang sudah di-entry pada aplikasi data entry Laporan Berkala, dimana file tersebut ada di direktori BPR. Petunjuk Teknis Aplikasi Web BPR

123 DataKirim. Pilih file yang ber-ekstension sesuai dengan laporan yang dipilih, yaitu : a. *.bpr untuk Laporan Bulanan. b. *.pub untuk Laporan Publikasi. c. *.ppk untuk Laporan BMPK. 4. Lalu klik tombol Open, dan file akan muncul di form upload 5. Klik OK Petunjuk Teknis Aplikasi Web BPR

124 6. Jika file sudah di-upload sebelumnya, maka akan muncul konfirmasi sebagai berikut : Klik Ya, jika ingin mengirim ulang atau data sudah dikoreksi. Klik Tidak, jika pengiriman dibatalkan. Jika dilakukan pengiriman ulang, perlu diingat laporan yang akan diambil oleh Bank Indonesia adalah laporan yang di-upload paling akhir 7. Jika Upload selesai akan tampil seperti berikut : 8. Untuk melihat status upload, klik tulisan Klik disini untuk melihat status upload, akan tampil halaman Absensi. Petunjuk Teknis Aplikasi Web BPR

125 9. Klik Tanda terima untuk melihat tanda terima pengiriman Laporan Berkala. Jika diperlukan, tanda terima dapat di cetak melalui printer atau disimpan sebagai softcopy. Petunjuk Teknis Aplikasi Web BPR

126 3.2 Halaman Tabel Referensi Halaman ini berisi tabel referensi yang dijadikan acuan dalam pembuatan Laporan Berkala. Untuk melihat tabel referensi, klik tabel yang dinginkan, dan akan muncul tabel yang dituju. Tabel ini juga dapat di-download, dengan cara sebagai berikut : 1. Klik menu Tabel Referensi 2. Klik Tulisan Download Referensi, yang berada di bagian atas kanan dari tabel Petunjuk Teknis Aplikasi Web BPR

127 3. Muncul box berikut : 4. Pilih Save this file to disk, klik OK 5. Simpan file tersebut dalam direktori BPR, file hasil download yaitu tabel referensi.ref _ 6. File tabel_referensi ini dapat digunakan dalam aplikasi data entry Laporan Berkala Halaman Laporan Halaman Laporan terdiri dari enam halaman yaitu Laporan Individual, Laporan Publikasi, Laporan Gabungan dan Laporan BMPK. Yang pertama kali tampil adalah halaman Laporan Individual. a. Halaman Laporan Individual Pada halaman ini BPR Pelapor dapat melihat dan menyimpan Laporan Bulanan yang sudah pernah di-upload ke dalam web BPR. Langkah-langkah membuka halaman laporan individual : 1. Klik Menu Laporan, maka akan tampil halaman Laporan Petunjuk Teknis Aplikasi Web BPR

128 2. Pilih Kategori = Individu. 3. Pilih Periode (bulan dan tahun laporan yang ingin dilihat) 4. Pilih Laporan (laporan form 1 s.d. 9) 5. Klik tombol Tampilkan, contoh tampilan laporan kredit yang diberikan seperti berikut : Petunjuk Teknis Aplikasi Web BPR

129 6. Untuk menyimpan laporan, klik file, lalu klik save as 7. Untuk mencetak laporan, klik file, lalu klik print. b. Halaman Laporan Publikasi Halaman ini berfungsi untuk melihat laporan publikasi BPR yang di rekap dari data bulanan yang sudah diupload sebelumnya. Laporan publikasi terdiri dari : Neraca Publikasi, Komitmen dan Kontijensi, Perhitungan Laba Rugi dan Laba Ditahan. Langkah-langkahnya sebagai berikut : 1. Klik Menu Laporan, maka akan terbuka halaman Laporan 2. Pilih Kategori = Laporan Publikasi muncul halaman seperti berikut : Petunjuk Teknis Aplikasi Web BPR

130 3. Pilih Periode (trimester dan tahun laporan yang ingin dilihat) 4. Pilih Laporan, laporan yang akan dilihat yaitu, Neraca Publikasi, Komitmen dan Kontijensi, Laba Rugi dan Laba Ditahan serta Kualitas Aktiva Produktif dan Informasi Lainnya, 5. Masukkan User ID dan Password File kirim publikasi sesuai dengan yang di data entry, 6. Klik tombol Tampilkan, contoh tampilan untuk Komitmen dan Kontijensi Publikasi seperti berikut : Petunjuk Teknis Aplikasi Web BPR

131 7. Untuk menyimpan laporan, klik file, lalu klik save as 8. Untuk mencetak laporan, klik file, lalu klik print. c. Halaman Laporan Gabungan Halaman ini berfungsi untuk melihat laporan gabungan BPR yang di rekap dari data bulanan yang sudah diupload sebelumnya. Laporan Gabungan terdiri dari Form 01 sampai dengan Form 09. Langkah-langkahnya sebagai berikut : 1. Klik Menu Laporan, maka akan terbuka halaman Laporan 2. Pilih Kategori = Laporan Gabungan 3. Pilih Periode (bulan dan tahun laporan yang ingin dilihat) 4. Pilih Laporan 5. Klik tombol Tampilkan 6. Untuk menyimpan laporan, klik file, lalu klik save as 7. Untuk mencetak laporan, klik file, lalu klik print. d. Halaman Laporan BMPK Halaman ini berfungsi untuk melihat laporan BMPK BPR yang di rekap dari data BMPK yang sudah diupload sebelumnya. Laporan BMPK terdiri dari : Laporan Penyediaan Dana Pihak Terkait, Laporan Pelanggaran BMPK Pihak Tidak Terkait, Laporan Pelampauan BMPK. Petunjuk Teknis Aplikasi Web BPR

132 Langkah-langkahnya sebagai berikut : 1. Klik Menu Laporan, maka akan terbuka halaman Laporan 2. Pilih Kategori = Laporan BMPK muncul halaman seperti berikut : 3. Pilih Periode (bulan dan tahun laporan yang ingin dilihat) 4. Pilih Laporan, laporan yang akan dilihat yaitu, Laporan Penyediaan Dana Pihak Terkait, Laporan Pelanggaran BMPK Pihak Tidak Terkait, Laporan Pelampauan BMPK. 5. Klik tombol Tampilkan, contoh tampilan untuk Laporan Penyediaan Dana Pihak Terkait seperti berikut : Petunjuk Teknis Aplikasi Web BPR

133 6. Untuk menyimpan laporan, klik file, lalu klik save as 7. Untuk mencetak laporan, klik file, lalu klik print. 3.4 Halaman Helpdesk Halaman ini berfungsi sebagai forum tanya jawab dengan Bank Indonesia, panduan pemakaian sistem dan penanganan masalah serta FAQ. Petunjuk Teknis Aplikasi Web BPR

134 Halaman helpdesk terdiri dari 3 halaman, yaitu : a. Tanya Jawab Halaman ini dapat digunakan untuk mengajukan / mengirimkan pertanyaan ke administrator Bank Indonesia dengan langkah sebagai berikut : 1. Klik Menu Help desk 2. Klik Tanya Jawab 3. Klik Tulisan Kirim Pertanyaan Petunjuk Teknis Aplikasi Web BPR

135 4. Tulis pertanyaan pada box Form Kirim Pertanyaan 5. Daftar pertanyaan yang masuk akan ditampilkan pada halaman Tanya Jawab. b. Panduan Halaman ini berisi panduan tentang Laporan Berkala. Halaman panduan ini akan di-update oleh Bank Indonesia. Untuk membukanya, klik pada judul panduan yang dikehendaki. c. FAQ (Frequently Asked Question) Halaman ini menampilkan daftar pertanyaan yang biasanya ditanyakan tentang penyampaian Laporan Berkala beserta jawabannya. Petunjuk Teknis Aplikasi Web BPR

136 Halaman FAQ ini terdiri dari dua menu, yaitu : 1. Help : Berisi pertanyaan tentang tata cara penggunaan Web Laporan Berkala 2. Contact Person : Berisi pertanyaan tentang cara menghubungi BI, baik mengenai penyampaian Laporan Berkala berbasis web ataupun tentang Laporan Berkala BPR itu sendiri. 3.5 Halaman Berita Pada halaman ini dimuat berita-berita yang diterbitkan oleh Bank Indonesia, BPR dapat membaca berita yang ada dengan cara mengklik judul berita yang ingin dibaca. Petunjuk Teknis Aplikasi Web BPR

137 3.6 Halaman Teguran Halaman teguran berisi daftar teguran Bank Indonesia kepada BPR yang akan selalu di-update. Klik judul teguran yang ada untuk melihat teguran selengkapnya. Petunjuk Teknis Aplikasi Web BPR

138 3.7 Halaman Log Halaman ini berfungsi untuk melihat halaman yang telah dibuka dan dapat digunakan untuk melacak proses yang telah dilakukan oleh user id yang tengah dipakai. Petunjuk Teknis Aplikasi Web BPR

139 Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/17/DPbS tanggal 30 Mei 2011 PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN BATAS MAKSIMUM PENYALURAN DANA BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH DIREKTORAT PERBANKAN SYARIAH BANK INDONESIA TAHUN 2011

Lampiran 1 Surat Edaran Bank Indonesia No. 7/14/ DPNP tanggal 18 April 2005

Lampiran 1 Surat Edaran Bank Indonesia No. 7/14/ DPNP tanggal 18 April 2005 Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia No. 7/4/ DPNP tanggal 8 April 2005 Pengendali Bank Pengendali Akhir > 0% saham PT. A > 0% saham PT. A > 0% saham BANK Diagram di atas merupakan contoh dari Bank yang

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN BATAS MAKSIMUM PEMBERIAN KREDIT BANK PERKREDITAN RAKYAT

PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN BATAS MAKSIMUM PEMBERIAN KREDIT BANK PERKREDITAN RAKYAT Lampiran 1 Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 11/21/DKBU tanggal 10 Agustus 2009 PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN BATAS MAKSIMUM PEMBERIAN KREDIT BANK PERKREDITAN RAKYAT BANK INDONESIA DIREKTORAT KREDIT, BPR

Lebih terperinci

LAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 41 /SEOJK.03/2017 TENTANG BATAS MAKSIMUM PEMBERIAN KREDIT BANK PERKREDITAN RAKYAT

LAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 41 /SEOJK.03/2017 TENTANG BATAS MAKSIMUM PEMBERIAN KREDIT BANK PERKREDITAN RAKYAT LAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 41 /SEOJK.03/2017 TENTANG BATAS MAKSIMUM PEMBERIAN KREDIT BANK PERKREDITAN RAKYAT - 1 - PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN BATAS MAKSIMUM PEMBERIAN KREDIT BANK

Lebih terperinci

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 41 /SEOJK.03/2017 TENTANG BATAS MAKSIMUM PEMBERIAN KREDIT BANK PERKREDITAN RAKYAT

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 41 /SEOJK.03/2017 TENTANG BATAS MAKSIMUM PEMBERIAN KREDIT BANK PERKREDITAN RAKYAT Yth. Direksi Bank Perkreditan Rakyat di tempat. SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 41 /SEOJK.03/2017 TENTANG BATAS MAKSIMUM PEMBERIAN KREDIT BANK PERKREDITAN RAKYAT Sehubungan dengan Peraturan

Lebih terperinci

SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA. Perihal : Batas Maksimum Pemberian Kredit Bank Umum

SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA. Perihal : Batas Maksimum Pemberian Kredit Bank Umum No. 7 / 14 / DPNP Jakarta, 18 April 2005 SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA Perihal : Batas Maksimum Pemberian Kredit Bank Umum Sehubungan dengan telah dikeluarkannya Peraturan Bank Indonesia

Lebih terperinci

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 41 /SEOJK.03/2017 TENTANG BATAS MAKSIMUM PEMBERIAN KREDIT BANK PERKREDITAN RAKYAT

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 41 /SEOJK.03/2017 TENTANG BATAS MAKSIMUM PEMBERIAN KREDIT BANK PERKREDITAN RAKYAT Yth. Direksi Bank Perkreditan Rakyat di tempat. SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 41 /SEOJK.03/2017 TENTANG BATAS MAKSIMUM PEMBERIAN KREDIT BANK PERKREDITAN RAKYAT Sehubungan dengan Peraturan

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 13/26/PBI/2011 TENTANG

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 13/26/PBI/2011 TENTANG PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 13/26/PBI/2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 8/19/PBI/2006 TENTANG KUALITAS AKTIVA PRODUKTIF DAN PEMBENTUKAN PENYISIHAN PENGHAPUSAN AKTIVA PRODUKTIF

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 8/19/PBI/2006 TENTANG KUALITAS AKTIVA PRODUKTIF DAN PEMBENTUKAN PENYISIHAN PENGHAPUSAN AKTIVA PRODUKTIF

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 8/19/PBI/2006 TENTANG KUALITAS AKTIVA PRODUKTIF DAN PEMBENTUKAN PENYISIHAN PENGHAPUSAN AKTIVA PRODUKTIF PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 8/19/PBI/2006 TENTANG KUALITAS AKTIVA PRODUKTIF DAN PEMBENTUKAN PENYISIHAN PENGHAPUSAN AKTIVA PRODUKTIF BANK PERKREDITAN RAKYAT GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA Nomor: 7/3/PBI/2005 TENTANG BATAS MAKSIMUM PEMBERIAN KREDIT BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA Nomor: 7/3/PBI/2005 TENTANG BATAS MAKSIMUM PEMBERIAN KREDIT BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA, PERATURAN BANK INDONESIA Nomor: 7/3/PBI/2005 TENTANG BATAS MAKSIMUM PEMBERIAN KREDIT BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa konsentrasi penyediaan dana bank kepada peminjam atau suatu

Lebih terperinci

Akuntansi Modal Bank K E L O M P O K 4 : H A F I L I A P O N G G O H O N G S U S A N T I A S S A S A R W I N D A S A R I R I K I K U M A U N A N G

Akuntansi Modal Bank K E L O M P O K 4 : H A F I L I A P O N G G O H O N G S U S A N T I A S S A S A R W I N D A S A R I R I K I K U M A U N A N G Akuntansi Modal Bank K E L O M P O K 4 : H A F I L I A P O N G G O H O N G S U S A N T I A S S A S A R W I N D A S A R I R I K I K U M A U N A N G Materi: 2 1 2 3 Klasifikasi Modal Bank Rasio Kecukupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perbankan merupakan salah satu lembaga keuangan, alat penggerak pertumbuhan dan penggerak ekonomi yang fungsinya tidak dapat dipisahkan dari pembangunan. Kegiatan perkreditan

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 13/ 26 /PBI/2011 TENTANG

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 13/ 26 /PBI/2011 TENTANG PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 13/ 26 /PBI/2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 8/19/PBI/2006 TENTANG KUALITAS AKTIVA PRODUKTIF DAN PEMBENTUKAN PENYISIHAN PENGHAPUSAN AKTIVA PRODUKTIF

Lebih terperinci

SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK PERKREDITAN RAKYAT DI INDONESIA. Perihal : Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek Bagi Bank Perkreditan Rakyat

SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK PERKREDITAN RAKYAT DI INDONESIA. Perihal : Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek Bagi Bank Perkreditan Rakyat No. 10/ 45 /DKBU Jakarta, 12 Desember 2008 SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK PERKREDITAN RAKYAT DI INDONESIA Perihal : Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek Bagi Bank Perkreditan Rakyat Sehubungan dengan ditetapkannya

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 49 /POJK.03/2017 TENTANG BATAS MAKSIMUM PEMBERIAN KREDIT BANK PERKREDITAN RAKYAT

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 49 /POJK.03/2017 TENTANG BATAS MAKSIMUM PEMBERIAN KREDIT BANK PERKREDITAN RAKYAT SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 49 /POJK.03/2017 TENTANG BATAS MAKSIMUM PEMBERIAN KREDIT BANK PERKREDITAN RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN,

Lebih terperinci

No.11/21/DKBU Jakarta, 10 Agustus 2009 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK PERKREDITAN RAKYAT DI INDONESIA

No.11/21/DKBU Jakarta, 10 Agustus 2009 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK PERKREDITAN RAKYAT DI INDONESIA No.11/21/DKBU Jakarta, 10 Agustus 2009 SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK PERKREDITAN RAKYAT DI INDONESIA Perihal : Batas Maksimum Pemberian Kredit Bank Perkreditan Rakyat Sehubungan dengan telah diterbitkannya

Lebih terperinci

MATRIKS RANCANGAN POJK KPMM BPRS

MATRIKS RANCANGAN POJK KPMM BPRS MATRIKS RANCANGAN POJK KPMM BPRS BATANG TUBUH PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR.../POJK.03/... TENTANG KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM DAN PEMENUHAN MODAL INTI MINIMUM BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH

Lebih terperinci

2015, No.73 2 e. bahwa sehubungan dengan huruf a sampai dengan huruf d diatas diperlukan penyesuaian terhadap ketentuan tentang Kewajiban Penyediaan M

2015, No.73 2 e. bahwa sehubungan dengan huruf a sampai dengan huruf d diatas diperlukan penyesuaian terhadap ketentuan tentang Kewajiban Penyediaan M No.73, 2015 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN. OJK. Modal Minimum. Modal Inti Minimum. Bank. Perkreditan Rakyat. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5686) PERATURAN

Lebih terperinci

No.8/27/DPNP Jakarta, 27 November 2006 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

No.8/27/DPNP Jakarta, 27 November 2006 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA No.8/27/DPNP Jakarta, 27 November 2006 S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA Perihal: Prinsip Kehati-hatian dan Laporan dalam rangka Penerapan Manajemen Risiko secara Konsolidasi bagi

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 5 /POJK.03/2015 TENTANG KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 5 /POJK.03/2015 TENTANG KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 5 /POJK.03/2015 TENTANG KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM DAN PEMENUHAN MODAL INTI MINIMUM BANK PERKREDITAN RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/14/PBI/2011 TENTANG PENILAIAN KUALITAS AKTIVA BAGI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/14/PBI/2011 TENTANG PENILAIAN KUALITAS AKTIVA BAGI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/14/PBI/2011 TENTANG PENILAIAN KUALITAS AKTIVA BAGI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa kelangsungan

Lebih terperinci

No. 8/ 28 /DPBPR Jakarta, 12 Desember 2006 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK PERKREDITAN RAKYAT DI INDONESIA

No. 8/ 28 /DPBPR Jakarta, 12 Desember 2006 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK PERKREDITAN RAKYAT DI INDONESIA No. 8/ 28 /DPBPR Jakarta, 12 Desember 2006 SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK PERKREDITAN RAKYAT DI INDONESIA Perihal : Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Perkreditan Rakyat ----------------------------------------------------------------------------

Lebih terperinci

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 66 /POJK.03/2016 TENTANG KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM DAN PEMENUHAN MODAL INTI MINIMUM BANK PEMBIAYAAN RAKYAT

Lebih terperinci

S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA. Perihal: Jumlah Modal Inti Minimum Bank Umum

S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA. Perihal: Jumlah Modal Inti Minimum Bank Umum No. 7/ 48 /DPNP Jakarta, 14 Oktober 2005 S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA Perihal: Jumlah Modal Inti Minimum Bank Umum Sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 7/15/PBI/2005

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/14/PBI/2011 TENTANG PENILAIAN KUALITAS AKTIVA BAGI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/14/PBI/2011 TENTANG PENILAIAN KUALITAS AKTIVA BAGI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/14/PBI/2011 TENTANG PENILAIAN KUALITAS AKTIVA BAGI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa kelangsungan

Lebih terperinci

KESALAHAN PELAPORAN DAN KLARIFIKASI PENGISIAN LAPORAN BULANAN BANK UMUM (LBU)

KESALAHAN PELAPORAN DAN KLARIFIKASI PENGISIAN LAPORAN BULANAN BANK UMUM (LBU) Lampiran 1 Surat No.12/ 398 /DPNP/IDPnP tanggal 9 Juli 2010 perihal Hasil Pemantauan dan Klarifikasi terkait Pengisian Laporan Bulanan Bank Umum (LBU) 2008 KESALAHAN PELAPORAN DAN KLARIFIKASI PENGISIAN

Lebih terperinci

NERACA PER 31 MARET 2005 & 2004 (Dalam Jutaan Rupiah) NO POS - POS

NERACA PER 31 MARET 2005 & 2004 (Dalam Jutaan Rupiah) NO POS - POS NERACA PER 31 MARET 2005 & 2004 NO POS - POS AKTIVA 1 Kas 68.597 55.437 2 Penempatan pada Bank Indonesia a. Giro Bank Indonesia 1.410.533 982.799 b. Sertifikat Bank Indonesia 743.202 800.000 c. Lainnya

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 4/7/PBI/2002 TENTANG

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 4/7/PBI/2002 TENTANG PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 4/7/PBI/2002 TENTANG PRINSIP KEHATI-HATIAN DALAM RANGKA PEMBELIAN KREDIT OLEH BANK DARI BADAN PENYEHATAN PERBANKAN NASIONAL GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa kegiatan

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 49 /POJK.03/2017 TENTANG BATAS MAKSIMUM PEMBERIAN KREDIT BANK PERKREDITAN RAKYAT

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 49 /POJK.03/2017 TENTANG BATAS MAKSIMUM PEMBERIAN KREDIT BANK PERKREDITAN RAKYAT PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 49 /POJK.03/2017 TENTANG BATAS MAKSIMUM PEMBERIAN KREDIT BANK PERKREDITAN RAKYAT I. UMUM Dalam rangka mengurangi potensi kegagalan usaha BPR sebagai

Lebih terperinci

NERACA PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN PER 31 MARET 2007 (Dalam Jutaan Rupiah)

NERACA PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN PER 31 MARET 2007 (Dalam Jutaan Rupiah) NERACA PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN PER 31 MARET 2007 KONSOLIDASI NO. POS-POS 31 Mar. 2007 31 Mar. 2006 31 Mar. 2007 31 Mar. 2006 (Tidak Diaudit) (Tidak Audit) (Tidak Diaudit)

Lebih terperinci

Sistem Informasi Debitur. Peraturan Bank Indonesia No. 7/8/PBI/ Januari 2005 MDC

Sistem Informasi Debitur. Peraturan Bank Indonesia No. 7/8/PBI/ Januari 2005 MDC Sistem Informasi Debitur Peraturan Bank Indonesia No. 7/8/PBI/2005 24 Januari 2005 MDC PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 7/ 8 /PBI/2005 TENTANG SISTEM INFORMASI DEBITUR GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

GUBERNUR BANK INDONESIA,

GUBERNUR BANK INDONESIA, PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 9/6/PBI/2007 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 7/2/PBI/2005 TENTANG PENILAIAN KUALITAS AKTIVA BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang: a.

Lebih terperinci

PERHITUNGAN ASET TERTIMBANG MENURUT RISIKO UNTUK RISIKO KREDIT DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN STANDAR BAGI BANK UMUM SYARIAH

PERHITUNGAN ASET TERTIMBANG MENURUT RISIKO UNTUK RISIKO KREDIT DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN STANDAR BAGI BANK UMUM SYARIAH LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 34 /SEOJK.03/2015 TENTANG PERHITUNGAN ASET TERTIMBANG MENURUT RISIKO UNTUK RISIKO KREDIT DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN STANDAR BAGI BANK UMUM SYARIAH

Lebih terperinci

PEDOMAN PERHITUNGAN ASET TERTIMBANG MENURUT RISIKO UNTUK RISIKO KREDIT DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN STANDAR

PEDOMAN PERHITUNGAN ASET TERTIMBANG MENURUT RISIKO UNTUK RISIKO KREDIT DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN STANDAR LAMPIRAN IV SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 42 /SEOJK.03/2016 TENTANG PEDOMAN PERHITUNGAN ASET TERTIMBANG MENURUT RISIKO UNTUK RISIKO KREDIT DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN STANDAR - 1 - PEDOMAN

Lebih terperinci

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 8 /SEOJK.03/2016

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 8 /SEOJK.03/2016 Yth. Direksi Bank Perkreditan Rakyat di tempat. SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 8 /SEOJK.03/2016 TENTANG KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM DAN PEMENUHAN MODAL INTI MINIMUM BANK PERKREDITAN

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 7/4/PBI/2005 TENTANG PRINSIP KEHATI-HATIAN DALAM AKTIVITAS SEKURITISASI ASET BAGI BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 7/4/PBI/2005 TENTANG PRINSIP KEHATI-HATIAN DALAM AKTIVITAS SEKURITISASI ASET BAGI BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA, PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 7/4/PBI/2005 TENTANG PRINSIP KEHATI-HATIAN DALAM AKTIVITAS SEKURITISASI ASET BAGI BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa kelangsungan usaha bank juga tergantung

Lebih terperinci

KONSOLIDASI POS-POS. Des 2005 Des 2004 Des 2005 Des 2004 AKTIVA 41,215 28,657

KONSOLIDASI POS-POS. Des 2005 Des 2004 Des 2005 Des 2004 AKTIVA 41,215 28,657 NERACA POS-POS KONSOLIDASI Des 2005 Des 2004 Des 2005 Des 2004 1. AKTIVA Kas 41,215 28,657 2. Penempatan pada Bank Indonesia 850,832 615,818 a. Giro Bank Indonesia 732,894 554,179 b. Sertifikat Bank Indonesia

Lebih terperinci

PEDOMAN PENGISIAN LAPORAN PROFIL MATURITAS

PEDOMAN PENGISIAN LAPORAN PROFIL MATURITAS PEDOMAN PENGISIAN LAPORAN PROFIL MATURITAS UMUM A. Laporan Profil Maturitas menyajikan pos-pos aset, kewajiban, dan rekening administratif yang dipetakan ke dalam skala waktu. Pemetaaan dilakukan berdasarkan

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF : : :

RINGKASAN EKSEKUTIF : : : DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 (a). Ringkasan Eksekutif - Rencana dan Langkah-Langkah Strategis (b). Ringkasan Eksekutif - Indikator Keuangan BPR dengan modal inti

Lebih terperinci

No. 13/ 17 /DPbS Jakarta, 30 Mei 2011 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH DI INDONESIA

No. 13/ 17 /DPbS Jakarta, 30 Mei 2011 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH DI INDONESIA No. 13/ 17 /DPbS Jakarta, 30 Mei 2011 SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH DI INDONESIA Perihal : Batas Maksimum Penyaluran Dana Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Sehubungan dengan telah

Lebih terperinci

PEDOMAN PENGISIAN LAPORAN PROFIL MATURITAS

PEDOMAN PENGISIAN LAPORAN PROFIL MATURITAS - 7 - PEDOMAN PENGISIAN LAPORAN PROFIL MATURITAS UMUM 1. Laporan Profil Maturitas menyajikan pos-pos aset, kewajiban, dan rekening administratif yang dipetakan dalam skala waktu. Pemetaaan dilakukan berdasarkan

Lebih terperinci

NERACA PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN PER 30 SEPTEMBER 2007 DAN 2006 (Dalam Jutaan Rupiah)

NERACA PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN PER 30 SEPTEMBER 2007 DAN 2006 (Dalam Jutaan Rupiah) NERACA PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN KONSOLIDASI NO. POSPOS Per 30 Sept 2007 Per 30 Sept 2006 Per 30 Sept 2007 Per 30 Sept 2006 (Tidak Diaudit) (Tidak Audit) (Tidak Diaudit)

Lebih terperinci

GUBERNUR BANK INDONESIA,

GUBERNUR BANK INDONESIA, PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 8/13/PBI/2006 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 7/3/PBI/2005 TENTANG BATAS MAKSIMUM PEMBERIAN KREDIT BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang: a.

Lebih terperinci

RMK AKUNTANSI PERBANKAN DAN LPD AKUNTANSI MODAL BANK

RMK AKUNTANSI PERBANKAN DAN LPD AKUNTANSI MODAL BANK RMK AKUNTANSI PERBANKAN DAN LPD AKUNTANSI MODAL BANK OLEH: KELOMPOK 3 JOVI ARYADI JOENED 1006305138 I GUSTI NGURAH PUTRA HANGGA PRAWIRA 1106305119 I GUSTI NGURAH ARI SAMITHA 1106305160 I GUSTI NGURAH AGUNG

Lebih terperinci

PENGURUS BANK PEMILIK BANK

PENGURUS BANK PEMILIK BANK PT Bank Rabobank International Indonesia PENGURUS BANK Dewan Komisaris - Presiden Komisaris : Humayunbosha - Komisaris : Wouter Jacob Kolff - Komisaris : Fergus John Murphy - Komisaris : Shanti Lasminingsih

Lebih terperinci

Laporan Keuangan Triwulanan 30 September 2009

Laporan Keuangan Triwulanan 30 September 2009 Laporan Keuangan Triwulanan 30 September 2009 Bangkok Bank Public Company Limited Jakarta Branch NERACA BANGKOK BANK PCL Per 30 September 2009 dan 2008 (dlm.jutaan rupiah) No. POS - POS 30 September 2009

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 10/ 35 /PBI/2008 TENTANG FASILITAS PENDANAAN JANGKA PENDEK BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 10/ 35 /PBI/2008 TENTANG FASILITAS PENDANAAN JANGKA PENDEK BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 10/ 35 /PBI/2008 TENTANG FASILITAS PENDANAAN JANGKA PENDEK BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa berhubung

Lebih terperinci

Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan Neraca STANDARD CHARTERED BANK WISMA STANDARD CHARTERED,.JL.SUDIRMAN KAV 33 A, Telp.

Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan Neraca STANDARD CHARTERED BANK WISMA STANDARD CHARTERED,.JL.SUDIRMAN KAV 33 A, Telp. Neraca (Dalam Jutaan Rupiah) Bank Konsolidasi 03-2006 03-2005 03-2006 03-2005 AKTIVA Kas 39,883 33,731 Penempatan pada Bank Indonesia 1,213,314 1,541,286 a. Giro Bank Indonesia 833,099 543,590 b. Sertifikat

Lebih terperinci

PT BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) NERACA PER 30 SEPTEMBER 2003 & 2002

PT BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) NERACA PER 30 SEPTEMBER 2003 & 2002 PT BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) NERACA NO POS - POS AKTIVA 1 Kas 62.396 50.624 2 3 4 5 6 7 Penempatan pada Bank Indonesia a. Giro Bank Indonesia 999.551 989.589 b. Sertifikat Bank Indonesia - 354.232

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 49 /POJK.03/2017 TENTANG BATAS MAKSIMUM PEMBERIAN KREDIT BANK PERKREDITAN RAKYAT

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 49 /POJK.03/2017 TENTANG BATAS MAKSIMUM PEMBERIAN KREDIT BANK PERKREDITAN RAKYAT SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 49 /POJK.03/2017 TENTANG BATAS MAKSIMUM PEMBERIAN KREDIT BANK PERKREDITAN RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN,

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/13 /PBI/2011 TENTANG PENILAIAN KUALITAS AKTIVA BAGI BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/13 /PBI/2011 TENTANG PENILAIAN KUALITAS AKTIVA BAGI BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/13 /PBI/2011 TENTANG PENILAIAN KUALITAS AKTIVA BAGI BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang: a.

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 1/ 7 /PBI/1999 TENTANG SISTEM INFORMASI DEBITUR GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 1/ 7 /PBI/1999 TENTANG SISTEM INFORMASI DEBITUR GUBERNUR BANK INDONESIA, PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 1/ 7 /PBI/1999 TENTANG SISTEM INFORMASI DEBITUR GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka penyediaan informasi guna menunjang kelancaran kegiatan usaha

Lebih terperinci

(Dibuat di atas kop surat perusahaan)

(Dibuat di atas kop surat perusahaan) FORMULIR NOMOR : 106.PBK.01. (Dibuat di atas kop surat perusahaan) Nomor :...,... Lampiran : Perihal : Laporan Keuangan PT.. Yth. Kepala Badan Pengawas Di Jakarta Sesuai dengan Keputusan Kepala Bappebti

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 11/13/PBI/2009 TENTANG BATAS MAKSIMUM PEMBERIAN KREDIT BANK PERKREDITAN RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 11/13/PBI/2009 TENTANG BATAS MAKSIMUM PEMBERIAN KREDIT BANK PERKREDITAN RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 11/13/PBI/2009 TENTANG BATAS MAKSIMUM PEMBERIAN KREDIT BANK PERKREDITAN RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

SURAT KEPUTUSAN DIREKSI BANK INDONESIA TENTANG BATAS MAKSIMUM PEMBERIAN KREDIT BANK UMUM DIREKSI BANK INDONESIA,

SURAT KEPUTUSAN DIREKSI BANK INDONESIA TENTANG BATAS MAKSIMUM PEMBERIAN KREDIT BANK UMUM DIREKSI BANK INDONESIA, No.31/177/KEP/DIR SURAT KEPUTUSAN DIREKSI BANK INDONESIA TENTANG BATAS MAKSIMUM PEMBERIAN KREDIT BANK UMUM DIREKSI BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pemberian kredit yang melebihi batas yang wajar kepada

Lebih terperinci

No.8/26/DPbS Jakarta, 14 November 2006 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK PERKREDITAN RAKYAT BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH DI INDONESIA

No.8/26/DPbS Jakarta, 14 November 2006 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK PERKREDITAN RAKYAT BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH DI INDONESIA No.8/26/DPbS Jakarta, 14 November 2006 S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK PERKREDITAN RAKYAT BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH DI INDONESIA Perihal : Kewajiban Penyediaan Modal Minimum bagi Bank Perkreditan

Lebih terperinci

S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA No. 7/ 51 /DPNP Jakarta, 9 November 2005 S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA Perihal : Prinsip Kehati-hatian dalam Aktivitas Sekuritisasi Aset bagi Bank Umum Sesuai dengan Peraturan

Lebih terperinci

Afiliasi 1 hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat kedua, baik secara horizontal maupun vertikal;

Afiliasi 1 hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat kedua, baik secara horizontal maupun vertikal; Kamus Pasar Modal Afiliasi 1 hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat kedua, baik secara horizontal maupun vertikal; 2 hubungan antara Pihak dengan pegawai, direktur, atau komisaris

Lebih terperinci

Yth: 1. Direksi Bank Umum Syariah 2. Direksi Bank Umum Konvensional yang Memiliki Unit Usaha Syariah di tempat

Yth: 1. Direksi Bank Umum Syariah 2. Direksi Bank Umum Konvensional yang Memiliki Unit Usaha Syariah di tempat Yth: 1. Direksi Bank Umum Syariah 2. Direksi Bank Umum Konvensional yang Memiliki Unit Usaha Syariah di tempat SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.03/2015 TENTANG TRANSPARANSI DAN PUBLIKASI

Lebih terperinci

Dewan Komisaris - Presiden Komisaris : Humayunbosha - Komisaris : Fergus John Murphy - Komisaris : Shanti Lasminingsih Poesposoetjipto

Dewan Komisaris - Presiden Komisaris : Humayunbosha - Komisaris : Fergus John Murphy - Komisaris : Shanti Lasminingsih Poesposoetjipto PT Bank Rabobank International Indonesia PENGURUS BANK Dewan Komisaris - Presiden Komisaris : Humayunbosha - Komisaris : Fergus John Murphy - Komisaris : Shanti Lasminingsih Poesposoetjipto Dewan Direksi

Lebih terperinci

Dewan Komisaris - Presiden Komisaris : Humayunbosha - Komisaris : Fergus John Murphy - Komisaris : Shanti Lasminingsih Poesposoetjipto

Dewan Komisaris - Presiden Komisaris : Humayunbosha - Komisaris : Fergus John Murphy - Komisaris : Shanti Lasminingsih Poesposoetjipto PT Bank Rabobank International Indonesia PENGURUS BANK Dewan Komisaris - Presiden Komisaris : Humayunbosha - Komisaris : Fergus John Murphy - Komisaris : Shanti Lasminingsih Poesposoetjipto Dewan Direksi

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 5/ 9 /PBI/2003 TENTANG PENYISIHAN PENGHAPUSAN AKTIVA PRODUKTIF BAGI BANK SYARIAH GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 5/ 9 /PBI/2003 TENTANG PENYISIHAN PENGHAPUSAN AKTIVA PRODUKTIF BAGI BANK SYARIAH GUBERNUR BANK INDONESIA, PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 5/ 9 /PBI/2003 TENTANG PENYISIHAN PENGHAPUSAN AKTIVA PRODUKTIF BAGI BANK SYARIAH GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa kelangsungan usaha bank yang melakukan kegiatan

Lebih terperinci

Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo)

Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo) LAPORAN POSISI KEUANGAN Per 31 Maret 2014 dan 31 Desember 2013 (dalam jutaan Rupiah) No. POS - POS 31 Mar 2014 31 Des 2013 ASET 1. Kas 9.988 8.204 2. Penempatan pada Bank Indonesia 385.826 281.605 3. Penempatan

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN Per 31 Maret 2013 dan 31 Desember 2012 (dalam jutaan Rupiah) No. POS - POS. 31 Mar Dec 2012

LAPORAN POSISI KEUANGAN Per 31 Maret 2013 dan 31 Desember 2012 (dalam jutaan Rupiah) No. POS - POS. 31 Mar Dec 2012 LAPORAN POSISI KEUANGAN Per 31 Maret 2013 dan 31 Desember 2012 (dalam jutaan Rupiah) No. POS - POS 31 Mar 2013 31 Dec 2012 ASET 1. Kas 5,416 5,177 2. Penempatan pada Bank Indonesia 229,426 331,111 3. Penempatan

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN Per 31 Desember 2012 dan 2011 (dalam jutaan Rupiah) No. POS - POS. 31 Dec Dec 2011

LAPORAN POSISI KEUANGAN Per 31 Desember 2012 dan 2011 (dalam jutaan Rupiah) No. POS - POS. 31 Dec Dec 2011 LAPORAN POSISI KEUANGAN (dalam jutaan Rupiah) No. POS - POS ASET 1. Kas 5,177 4,547 2. Penempatan pada Bank Indonesia 331,111 576,314 3. Penempatan pada bank lain 501,231 192,880 4. Tagihan spot dan derivatif

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/ 19 /PBI/2004 TENTANG PENYISIHAN PENGHAPUSAN AKTIVA PRODUKTIF BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT SYARIAH

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/ 19 /PBI/2004 TENTANG PENYISIHAN PENGHAPUSAN AKTIVA PRODUKTIF BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT SYARIAH PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/ 19 /PBI/2004 TENTANG PENYISIHAN PENGHAPUSAN AKTIVA PRODUKTIF BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT SYARIAH GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa kelangsungan usaha Bank

Lebih terperinci

SURAT KEPUTUSAN DIREKSI BANK INDONESIA TENTANG KUALITAS AKTIVA PRODUKTIF DIREKSI BANK INDONESIA,

SURAT KEPUTUSAN DIREKSI BANK INDONESIA TENTANG KUALITAS AKTIVA PRODUKTIF DIREKSI BANK INDONESIA, DIREKSI No. 31 / 147 / KEP / DIR SURAT KEPUTUSAN DIREKSI BANK INDONESIA TENTANG KUALITAS AKTIVA PRODUKTIF DIREKSI BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa kelangsungan usaha bank tergantung pada kesiapan untuk

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 8/12/PBI/2006 TENTANG LAPORAN BERKALA BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 8/12/PBI/2006 TENTANG LAPORAN BERKALA BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 8/12/PBI/2006 TENTANG LAPORAN BERKALA BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA Menimbang: a. bahwa dalam rangka penetapan kebijakan moneter, pemantauan stabilitas sistem keuangan,

Lebih terperinci

No.16/3 /DPTP Jakarta, 3 Maret 2014 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA DAN PT. PERMODALAN NASIONAL MADANI (PERSERO)

No.16/3 /DPTP Jakarta, 3 Maret 2014 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA DAN PT. PERMODALAN NASIONAL MADANI (PERSERO) No.16/3 /DPTP Jakarta, 3 Maret 2014 S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA DAN PT. PERMODALAN NASIONAL MADANI (PERSERO) Perihal : Pelaksanaan Pengalihan Pengelolaan Kredit Likuiditas

Lebih terperinci

Dewan Komisaris - Presiden Komisaris : Humayunbosha - Komisaris : Robert Jan Van Zadelhoff *) - Komisaris : Shanti Lasminingsih Poesposoetjipto

Dewan Komisaris - Presiden Komisaris : Humayunbosha - Komisaris : Robert Jan Van Zadelhoff *) - Komisaris : Shanti Lasminingsih Poesposoetjipto PT Bank Rabobank International Indonesia PENGURUS BANK Dewan Komisaris - Presiden Komisaris : Humayunbosha - Komisaris : Robert Jan Van Zadelhoff *) - Komisaris : Shanti Lasminingsih Poesposoetjipto Dewan

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA TENTANG PENYEDIAAN DANA OLEH BANK YANG DIJAMIN BANK LAIN GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA TENTANG PENYEDIAAN DANA OLEH BANK YANG DIJAMIN BANK LAIN GUBERNUR BANK INDONESIA, PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 2/ 5 /PBI/2000 TENTANG PENYEDIAAN DANA OLEH BANK YANG DIJAMIN BANK LAIN GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka menggerakkan perekonomian nasional diperlukan

Lebih terperinci

PT BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) NERACA PER 31 DESEMBER 2003 & 2002

PT BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) NERACA PER 31 DESEMBER 2003 & 2002 PT BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) NERACA PER 31 DESEMBER 2003 & 2002 NO POS - POS AKTIVA 1 Kas 78.536 88.602 2 3 4 5 6 7 Penempatan pada Bank Indonesia a. Giro Bank Indonesia 1.145.346 1.029.529 b. Sertifikat

Lebih terperinci

Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo)

Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo) LAPORAN POSISI KEUANGAN Per 30 September 2014 dan 31 Desember 2013 (dalam jutaan Rupiah) No. POS - POS 30 Sep 2014 31 Des 2013 ASET 1. Kas 10.521 8.204 2. Penempatan pada Bank Indonesia 317.299 281.605

Lebih terperinci

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Aset. Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK) dan Prinsip Kehati-Hatian dalam Kegiatan Penyertaan Modal

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Aset. Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK) dan Prinsip Kehati-Hatian dalam Kegiatan Penyertaan Modal Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia Aset Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK) dan Prinsip Kehati-Hatian dalam Kegiatan Penyertaan Modal Kodifikasi Peraturan Perbankan Indonesia Aset Batas Maksimum Pemberian

Lebih terperinci

PERHITUNGAN KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM. PT BANK BALI Tbk ( Induk Perusahaan ) Per 31 Maret 2002 dan 2001.

PERHITUNGAN KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM. PT BANK BALI Tbk ( Induk Perusahaan ) Per 31 Maret 2002 dan 2001. A. MODAL INTI PERHITUNGAN KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM I. KOMPONEN MODAL 1. Modal Disetor 2. Cadangan Tambahan Modal ( Disclosed Reserves ) a. Agio Saham b. Disagio ( -/- ) c. Modal Sumbangan d.

Lebih terperinci

A. KOMPONEN AKTIVA PRODUKTIF

A. KOMPONEN AKTIVA PRODUKTIF www.detikfinance.com TUJUAN PENGAJARAN: Setelah mempelajari bab ini, Anda diharapkan mampu untuk: 1. Mengklasifikasi komponen aktiva produktif 2. Mengidentifikasi metode pengakuan penyisihan penghapusan

Lebih terperinci

PT Bank Rabobank International Indonesia

PT Bank Rabobank International Indonesia PT Bank Rabobank International Indonesia PENGURUS BANK Dewan Komisaris - Presiden Komisaris : Humayunbosha - Komisaris : Wouter Jacob Kolff - Komisaris : Fergus John Murphy - Komisaris : Shanti Lasminingsih

Lebih terperinci

- 2 - b. kualitas piutang pembiayaan; c. rentabilitas; dan d. likuiditas.

- 2 - b. kualitas piutang pembiayaan; c. rentabilitas; dan d. likuiditas. Yth. Direksi Perusahaan Pembiayaan di tempat. SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 1 /SEOJK.05/2016 TENTANG TINGKAT KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN PEMBIAYAAN Sesuai dengan amanat ketentuan

Lebih terperinci

CAKUPAN DATA. AKSES DATA Data Antar Bank Aktiva dapat di akses dalam website BI :

CAKUPAN DATA. AKSES DATA Data Antar Bank Aktiva dapat di akses dalam website BI : 1 Nama Data : Antar Bank Aktiva BPR Semua jenis simpanan/tagihan BPR Pelapor dalam rupiah kepada bank lain di Indonesia. Simpanan/tagihan kepada bank lain di Indonesia dengan jenis giro, tabungan, deposito

Lebih terperinci

ATAS RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN

ATAS RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.03/2018 TENTANG KUALITAS ASET PRODUKTIF DAN PEMBENTUKAN PENYISIHAN PENGHAPUSAN ASET PRODUKTIF BANK PERKREDITAN RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

Kamus Pasar Modal Indonesia. Kamus Pasar Modal Indonesia

Kamus Pasar Modal Indonesia. Kamus Pasar Modal Indonesia Kamus Pasar Modal Indonesia Kamus Pasar Modal Indonesia Kamus Pasar Modal A Afiliasi 1 hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat kedua, baik secara horizontal maupun vertikal; 2

Lebih terperinci

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/2017 TENTANG TINGKAT KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN MODAL VENTURA

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/2017 TENTANG TINGKAT KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN MODAL VENTURA Yth. Direksi Perusahaan Modal Ventura di tempat. SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/2017 TENTANG TINGKAT KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN MODAL VENTURA Sesuai dengan amanat ketentuan Pasal

Lebih terperinci

TENTANG PEDOMAN PENGGUNAAN METODE STANDAR DALAM PERHITUNGAN KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM BANK UMUM DENGAN MEMPERHITUNGKAN RISIKO PASAR

TENTANG PEDOMAN PENGGUNAAN METODE STANDAR DALAM PERHITUNGAN KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM BANK UMUM DENGAN MEMPERHITUNGKAN RISIKO PASAR LAMPIRAN III SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 38 /SEOJK.03/2016 TENTANG PEDOMAN PENGGUNAAN METODE STANDAR DALAM PERHITUNGAN KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM BANK UMUM DENGAN MEMPERHITUNGKAN

Lebih terperinci

Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo)

Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo) LAPORAN POSISI KEUANGAN Per 30 September 2013 dan 31 Desember 2012 (dalam jutaan Rupiah) No. POS - POS 30 Sep 2013 31 Dec 2012 ASET 1. Kas 6,776 5,177 2. Penempatan pada Bank Indonesia 230,159 331,111

Lebih terperinci

NERACA KONSOLIDASIAN

NERACA KONSOLIDASIAN NERACA KONSOLIDASIAN KONSOLIDASIAN No. POS-POS 31-Des-2009 31-Des-2008 31-Des-2009 31-Des-2008 AKTIVA 1. Kas 747.870 681.321 767.238 683.155 2. Penempatan pada Bank Indonesia a. Giro pada Bank Indonesia

Lebih terperinci

Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo)

Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo) LAPORAN POSISI KEUANGAN Per 31 Desember 2014 dan 31 Desember 2013 (dalam jutaan Rupiah) No. POS - POS ASET 1. Kas 10,443 8,204 2. Penempatan pada Bank Indonesia 1,473,201 281,605 3. Penempatan pada bank

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.195, 2016 PERBANKAN. BI. Debitur. Sistem Informasi. Perubahan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5933). PERATURAN BANK INDONESIA

Lebih terperinci

2 bagi pelaku ekonomi untuk melakukan transaksi lindung nilai; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huru

2 bagi pelaku ekonomi untuk melakukan transaksi lindung nilai; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huru No.117, 2015 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERBANKAN. BI. Valuta Asing. Rupiah. Bank. Asing. Perubahan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5702). PERATURAN BANK INDONESIA

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN PUBLIKASI PT. BANK MEGA Tbk. PER 30 JUNI 2010 dan 30 JUNI 2009 NERACA

LAPORAN KEUANGAN PUBLIKASI PT. BANK MEGA Tbk. PER 30 JUNI 2010 dan 30 JUNI 2009 NERACA No. LAPORAN KEUANGAN PUBLIKASI POS - POS NERACA 30-Jun-10 30-Jun-09 Aset 1 Kas 677,722 758,248 2 Penempatan pada Bank Indonesia 3,419,512 3,275,170 3 Penempatan pada bank lain 482,595 350,735 4 Tagihan

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN NOMOR 1/PLPS/2005 TENTANG PROGRAM PENJAMINAN SIMPANAN DEWAN KOMISIONER LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN,

SALINAN PERATURAN LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN NOMOR 1/PLPS/2005 TENTANG PROGRAM PENJAMINAN SIMPANAN DEWAN KOMISIONER LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN, c SALINAN PERATURAN NOMOR 1/PLPS/2005 TENTANG PROGRAM PENJAMINAN SIMPANAN DEWAN KOMISIONER, Menimbang : a. bahwa dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2004 tentang Lembaga Penjamin Simpanan perlu

Lebih terperinci

- 1 - PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 199/PMK.010/2008 TENTANG INVESTASI DANA PENSIUN MENTERI KEUANGAN,

- 1 - PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 199/PMK.010/2008 TENTANG INVESTASI DANA PENSIUN MENTERI KEUANGAN, - 1 - PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 199/PMK.010/2008 TENTANG INVESTASI DANA PENSIUN MENTERI KEUANGAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka menunjang keberhasilan penyelenggaraan Program Pensiun, investasi

Lebih terperinci

LAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG LAPORAN KEUANGAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO

LAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG LAPORAN KEUANGAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO LAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 29 /SEOJK.05/2015 TENTANG LAPORAN KEUANGAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO - 1 - PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO YANG MELAKUKAN KEGIATAN

Lebih terperinci

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 43 /SEOJK.03/2017

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 43 /SEOJK.03/2017 Yth. 1. Direksi Bank Umum Konvensional; dan 2. Direksi Bank Umum Syariah, di tempat. SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 43 /SEOJK.03/2017 TENTANG PRINSIP KEHATI-HATIAN DAN LAPORAN DALAM

Lebih terperinci

PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR NOMOR 19/6/PADG/2017 TENTANG PINJAMAN LIKUIDITAS JANGKA PENDEK BAGI BANK UMUM KONVENSIONAL

PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR NOMOR 19/6/PADG/2017 TENTANG PINJAMAN LIKUIDITAS JANGKA PENDEK BAGI BANK UMUM KONVENSIONAL PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR NOMOR 19/6/PADG/2017 TENTANG PINJAMAN LIKUIDITAS JANGKA PENDEK BAGI BANK UMUM KONVENSIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA ANGGOTA DEWAN GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN USAHA BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH DI INDONESIA

S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN USAHA BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH DI INDONESIA No. 7/53/DPbS Jakarta, 22 November 2005 S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN USAHA BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH DI INDONESIA Perihal : Kewajiban Penyediaan Modal Minimum

Lebih terperinci

N E R A C A PT. BANK SINAR HARAPAN BALI Tanggal : 31 Maret 2011 dan 2010 ( Dalam Jutaan Rupiah )

N E R A C A PT. BANK SINAR HARAPAN BALI Tanggal : 31 Maret 2011 dan 2010 ( Dalam Jutaan Rupiah ) N E R A C A Tanggal : 31 Maret 2011 dan 2010 ( Dalam Jutaan Rupiah ) NO POS - POS B A N K 31 Maret 2011 31 Maret 2010 A S E T 1 Kas 23.345 18.589 2 Penempatan pada Bank Indonesia 87.831 82.917 3 Penempatan

Lebih terperinci

2 d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentan

2 d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentan No.197, 2015 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN. OJK. Kehati-hatian. Perekonomian Nasional. Bank Umum. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5734). PERATURAN OTORITAS

Lebih terperinci

TENTANG KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM DAN PEMENUHAN MODAL INTI MINIMUM BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH

TENTANG KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM DAN PEMENUHAN MODAL INTI MINIMUM BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH -- 1 -- Yth. Direksi Bank Pembiayaan Rakyat Syariah di tempat. SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 1 /SEOJK.03/20172016 TENTANG KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM DAN PEMENUHAN MODAL INTI

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 17/7/PBI/2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 16/17/PBI/2014 TENTANG TRANSAKSI VALUTA ASING TERHADAP RUPIAH ANTARA BANK DENGAN PIHAK ASING DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

GUBERNUR BANK INDONESIA,

GUBERNUR BANK INDONESIA, PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 6/20/PBI/2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 5/13/PBI/2003 TENTANG POSISI DEVISA NETO BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk

Lebih terperinci

NERACA P.T.BANK MASPION INDONESIA PER 30 JUNI 2011 DAN 2010

NERACA P.T.BANK MASPION INDONESIA PER 30 JUNI 2011 DAN 2010 NERACA P.T.BANK MASPION INDONESIA No. POS-POS 30-Jun-11 30-Jun-10 ASET 1. Kas 64,675 45,693 2. Penempatan pada Bank Indonesia 592,565 215,130 3. Penempatan pada bank lain 31,328 28,543 4. Tagihan spot

Lebih terperinci