ANALISIS POLA PELAKSANAAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN (CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY/
|
|
- Budi Sugiarto
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 ANALISIS POLA PELAKSANAAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN (CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY/ CSR) DALAM UPAYA PENGEMBANGAN MASYARAKAT (Studi Kasus: Baitul Maal Wa Tamwil Swadaya Pribumi PT Holcim Indonesia Tbk di Desa Kembang Kuning, Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat) Oleh : Utut Septi Asrianti NRP: I DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010
2 ABSTRACT In general, this research aims to know and find out form of Corporate Social Responsibility (CSR) activities as a community development efforts in supporting the company s success with the community environment. The specific objective is to (1) explains how to view the company policy which is based on tripple bottom line principe and describe the implementation of CSR as a community development efforts, (2) explain the level of participation depends on social class (3) explain the impact of CSR activities company that felt by the public. The method used in this study are qualitative and quantitative data. Sample taken as many as 45 respondents who represent the Kembang Kuning village community. Based on research results, as a whole can be explained that the CSR activies especially BMT Swadaya Pribumi is a good programme because depends on community participation. But there are several things can be suggested. Keywords: Corporate Social Responsibility (CSR), community participation, community development
3 ii RINGKASAN UTUT SEPTI ASRIANTI. Analisis Pola Pelaksanaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan dalam Upaya Pengembangan Masyarakat. Studi Kasus Baitul Maal Wa Tamwil Swadaya Pribumi PT Holcim Indonesia Tbk di Desa Kembang Kuning, Kecamatan Klapa Nunggal, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat (Di bawah bimbingan FREDIAN TONNY) Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pola pelaksanaan CSR sebagai upaya pengembangan masyarakat dalam mendukung keberhasilan perusahaan dengan masyarakat disekitar lingkungannya. Adapun tujuan khususnya adalah (1) menjelaskan kebijakan tanggung jawab sosial PT Holcim Indonesia Tbk yang berbasis prinsip triple bottom line (3P) dan menjelaskan pola pelaksanaan tanggung jawab sosial PT Holcim Indonesia Tbk dalam implementasinya terkait pengembangan masyarakat, (2) menjelaskan tingkat partisipasi masyarakat CSR berdasarkan pelapisan sosial (3) menjelaskan dampak yang diperoleh masyarakat sekitar perusahaan dari pelaksanaan tanggung jawab sosial PT Holcim Indonesia Tbk. Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dan kuantitatif. Dimana metodenya yakni triangulasi dan survei. Sedangkan strategi kualitatif yang digunakan yakni studi kasus. Proses triangulasi terdiri dari pengamatan berperan serta, wawancara mendalam, dan penelusuran dokumen. Penelitian dilakukan di tiga lokasi yakni PT Holcim Indonesia Tbk, BMT Swadaya Pribumi, dan Desa Kembang Kuning. Penelitian secara keseluruhan dilakukan sejak awal April 2010 hingga akhir Mei Subjek tineliti terdiri dari informan dan responden. Dalam hal ini informan adalah pihak perusahaan, pihak BMT, dan nasabah BMT. Teknik yang digunakan adalah teknik bola salju (snowball sampling). Sedangkan untuk pemilihan responden digunakan stratified random sampling. Hal ini dilakukan untuk membuat homogen suatu masyarakat yang bersifat heterogen dengan membaginya ke dalam lapisan tertentu tertentu. Sampel yang diambil yakni 45 responden. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri atas data primer dan data skunder. Data primer diperoleh dari subjek tineliti yang terdiri dari informan dan responden melalui wawancara mendalam dan pengamatan terkait tanggung jawab sosial perusahaan PT Holcim Indonesia Tbk. Data skunder didapatkan dari dokumen-dokumen perusahaan terkait profil perusahaan, struktur organisasi, kebijakan, pilar CSR, program-program CSR. Sedangkan wawancara responden dilakukan dengan alat bantu kuisioner. Data yang terkumpul kemudian diolah. Pengolahan data kualitatif dengan teknik dan analisis data yang dilakukan yakni reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Sedangkan data kuantitatif, diolah dengan proses editing, coding, scoring, entry, cleaning, dan analisis data dengan menggunakan Microsoft Excel dan SPSS 15 for Windows. Kemudian dilakukan tabulasi silang untuk menjelaskan hubungan kausal dan uji somers d dengan alfa 5 persen. Hasil penelitian menunjukan bahwa kebijakan PT Holcim Indonesia Tbk berbasis pada triple bottom line. Motivasi pelaksanaan BMT Swadaya Pribumi yang merupakan CSR dari PT Holcim Indonesia Tbk bersifat pilantropi hingga
4 iii corporate citizenship. Cara pandang perusahaan yakni internal driven, dimana hal ini dapat dilihat dari perencanaan hingga kini. Sedangkan stakeholders yang terlibat yakni internal dan eksternal. Mekanisme pelaksanaan yakni partisipatif dimana seluruh lapisan masyarakat memiliki kesempatan yang sama. Model penyaluran yakni kombinasi antara bekerja sama dengan institusi lainnya dan bersama membangun lembaga tertentu. Penelitian yang dilakukan yakni membandingkan antara komunitas yang ikut dalam CSR BMT Swadaya Pribumi dan komunitas yang tidak terkena dampak CSR BMT Swadaya Pribumi. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa secara keseluruhan tingkat partisipasi berada pada tahapan konsultasi hingga kontrol masyarakat. Hal ini terlihat juga pada setiap pelapisan sosial dari komunitas yang terkena dampak CSR dan tidak terkena dampak CSR. Selain itu berdasarkan pada tingkat pelapisan sosial dan tangga partisipasi maka dapat dilihat dampak yang terjadi dengan adanya CSR. Dampak ini diukur berdasarkan perbedaan antara komunitas yang ikut dalam CSR dan tidak ikut dalam CSR. Hasil penelitian menunjukan dampak yang signifikan terjadi adalah pada dampak ekonomi di seluruh lapisan sosial. Sedangkan untuk dampak sosial, lapisan sosial bawah belum mengalami dampak yang signifikan. Terdapat beberapa hal yang dapat dijadikan saran, yaitu: 1) Sebaiknya kegiatan CSR dalam hal ini BMT Swadaya Pribumi memperbaiki dan meningkatkan sistemnya dengan mempertimbangkan perbedaan lapisan sosial yang ada di masyarakat. Sehingga terbentuk upaya pemberdayaan di seluruh lapisan sosial. 2) Perlu adanya sosialisasi yang lebih besar dalam penyelenggaraan kegiatan CSR perusahan sehingga masyarakat luas lebih mengetahui dan merasakan manfaatnya. 3) Sebaiknya diadakan suatu kegiatan yang dapat menjangkau dan mendorong seluruh lapisan sosial dalam meningkatkan kesejahteraannya bersama-sama. 4) Monitoring dan evaluasi sebaiknya dilakukan juga oleh para nasabah BMT Swadaya Pribumi dari seluruh lapisan sosial dan masyarakat umum melalui suatu acara temu wacana seluruh pihak terkait.
5 iv ANALISIS POLA PELAKSANAAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN (CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY/ CSR) DALAM UPAYA PENGEMBANGAN MASYARAKAT (Studi Kasus: Baitul Maal Wa Tamwil Swadaya Pribumi PT Holcim Indonesia Tbk di Desa Kembang Kuning, Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat) Oleh: UTUT SEPTI ASRIANTI I Skripsi Sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat pada Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010
6 FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat Judul Studi Nama Mahasiswa Nomor Mahasiswa Major : Analisis Pola Pelaksanaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Resposibility/CSR) dalam Upaya Pengembangan Masyarakat (Studi Kasus: Baitul Maal Wa Tamwil Swadaya Pribumi PT Holcim Indonesia Tbk di Desa Kembang Kuning, Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawab Barat) :Utut Septi Asrianti : I : Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat Dapat diterima sebagai syarat kelulusan untuk memperoleh gelar Sarjana Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor. Menyetujui, Dosen Pembimbing Ir. Fredian Tonny Nasdian, MS. NIP Mengetahui, Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat Ketua Dr. Ir. Soeryo Adiwibowo, MS NIP Tanggal Kelulusan :
7 ii PERNYATAAN DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL ANALISIS POLA PELAKSANAAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN (CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY) DALAM UPAYA PENGEMBANGAN MASYARAKAT BELUM PERNAH DIAJUKAN DAN DITULIS PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA LAIN MANAPUN. SAYA JUGA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI MERUPAKAN HASIL KARYA SAYA SENDIRI DAN TIDAK MENGANDUNG BAHAN-BAHAN YANG PERNAH DITULIS ATAU DITERBITKAN OLEH PIHAK/ LEMBAGA LAIN KECUALI SEBAGAI BAHAN RUJUKAN YANG DINYATAKAN DALAM NASKAH. Bogor, Juni 2010 Utut Septi Asrianti I
8 iii RIWAYAT HIDUP Penulis bernama Utut Septi Asrianti yang dilahirkan di Jakarta pada tanggal 21 September Penulis merupakan anak keempat dari empat bersaudara, berasal dari pasangan H. Asrohandi dan Tuti Rusmiati. Penulis memiliki tiga kakak perempuan yang bernama Iin Diastuti, Fika Dwianti, dan Evi Triastuti. Semenjak kecil, sekolah, dan sampai saat ini penulis tinggal di kawasan Depok-Jawa Barat. Penulis juga menamatkan pendidikannya di TK Wisanggeni tahun 1994, SDN Anyelir 1 Depok tahun 2000, SLTP Negeri 2 Depok 2003, dan SMA Negeri 3 Depok tahun Setelah itu pada Juli 2006 diterima di Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI). Selama mengikuti pendidikan formal, penulis pernah mengikuti berbagai macam organisasi, kepanitiaan, seminar, kursus bahasa asing dan berbagai perlombaan baik tingkat Sekolah dan Perguruan Tinggi. Adapun kursus bahasa Asing yang penulis pernah ikuti yakni BBC dan Lembaga Indonesia Amerika (LIA). Semasa sekolah penulis aktif dalam pengurus Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS). Selain itu semasa sekolah penulis pernah menjadi juara 3 juara baca puisi tingkat SMA se Jabodetabek. Selama masa kuliah, beberapa kegiatan yang pernah diikuti oleh penulis yakni asisten Dosen Mata Kuliah Komunikasi Bisnis, IAAS (International Association of Students in Agricultural and Related Sciences) LC-IPB Sebagai Divisi Eksternal, DPM FEMA (Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas Ekologi Manusia) sebagai divisi Eksternal, HIMASIERA (Himpunan Mahasiswa Peminat Ilmu Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat) sebagai Divisi Jurnalistik. Moderator dalam Bukti Cinta Lingkungan oleh BEM FEMA 2009, Moderator dalam acara Be Good Journalist (BONJOUR) 2008 dan 2009, Moderator dalam Acara Seminar Kupas Tuntas Herbal oleh Eko Agrifarma 2009, Divisi Humas Danus Indonesian Ecology Expo (INDEX) 2009, Divisi Humas dalam acara Film and Journalistic Festival in Harmony 2009, Sie. Acara dalam Konfrensi IAAS IPB 2008, Divisi Tata Tertib dalam MPF FEMA (Masa Perkenalan Fakultas Ekologi Manusia) 2008, Bendahara dalam MPD KPM
9 iv (Masa Perkenal Departemen KPM) 2008, Ketua KPR FEMA (Komisi Pemilihan Raya Fakultas Ekologi Manusia) 2008, sie, Acara dalam Speech Contest IAAS 2007, sie. Humas dalam Acara International Education Expo Juara II Penyaji Terbaik Tingkat Nasional Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Pengabdian Masyarakat dalam Pekan Ilmiah Mahasiswa Tingkat Nasional (PIMNAS XXI) 2008, pembicara dalam masa perkenalan Departemen Sains KPM 2009, Pembicara dalam masa perkenal Fakultas Ekologi Manusia 2008, peserta dalam seminar Grand Launcihing Leadership and Entrepreneurship School Peserta dalam seminar Topic Citizen Journalist ANTV 2008, Peserta dalam Building on Success IAAS 2008, Finalis lomba baca puisi dalam Cool and Keen in Art IPB Contest 2007, finalis lomba jurnalistik presenter dalam Jurnalistic Fair 2007 dan Peserta dalam dialog Nasional Peduli Pendidikan Towards World Class University 2007.
10 v KATA PENGANTAR Segala Puji dan Syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, kasih sayang, karunia, ridho, dan kenikmatan kepada penulis dalam penyelesaian penulisan skripsi yang berjudul Analisis Pola Pelaksanaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility) dalam Upaya Pengembangan Masyarakat (Studi Kasus Baitul Maal Wa Tamwil PT Holcim Indonesia Tbk di Desa Kembang Kuning, Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat) di bawah Bimbingan Ir. Fredian Tonny, MS. Penulisan skripsi ini merupakan syarat kelulusan mata kuliah KPM 499. Skripsi ini merupakan suatu karya ilmiah yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor. Melalui skripsi ini, penulis mencoba untuk mengetahui pola pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan PT. Holcim Indonesia Tbk khususnya pada program community development yang dijalankan perusahaan dan manfaatnya bagi masyarakat sekitar. Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen Pembimbing, serta pihak-pihak yang membantu Penulis, baik langsung maupun tidak langsung dalam pelaksanaan penulisan skripsi. Demikian skripsi ini penulis sampaikan semoga bermanfaat. Bogor, Juni 2010 Penulis
11 vi PRAKATA Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayah-nya, sehingga skripsi dengan judul Analisis Pola Pelaksanaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Resposibility/CSR) dalam upaya pengembangan masyarakat (studi kasus: Baitul Maal Wa Tamwil Swadaya Pribumi PT Holcim Indonesia di Desa Kembang Kuning, Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat) ini berhasil diselesaikan. Dalam penulisan skripsi ini penulis telah memperoleh bantuan, dorongan, semangat dan dukungan dari beberapa pihak baik secara langsung atau secara tidak langsung sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan baik, karena tanpa bantuan dan dukungan dari mereka, mungkin penulisan studi pustaka ini tidak akan terselesaikan. 1. Ir. Fredian Tonny Nasdian, MS, atas kesabarannya membimbing, berdiskusi, dan memotivasi penulis untuk segera menyelesaikan skripsi ini. 2. Keluarga tersayang, Bapak, Mama, dan tiga Kakak Perempuan tercinta serta abang Alfi yang tiada henti memberikan kasih sayang, doa, dukungan dan semangat kepada penulis. 3. Ibu Yatri Kusumastuti, Koordinator Dosen Komunikasi Bisnis. Terima kasih ibu atas kasih sayangnya dan memberikan kepercayaan kepada penulis untuk menjadi asisten dosen selama 1 tahun. 4. Dr. Satyawan Sunito, selaku pembimbing akademik selama penulis menjadi mahasiswa Sains KPM. 5. Ibu Nuraeni W Prasodjo, MS dan bapak Dwi Sadono, Msi selaku dosen penguji dalam sidang penulis. Terima kasih atas masukannya dan bimbingannya. 6. Pihak Community Relation PT Holcim Indonesia Tbk Pabrik Narogong, Bapak Dharmawan Reksodiputro selaku manajer, bapak Sazili yang telah membimbing dan menjadi tentor penulis selama penelitian, bapak Ary Wahyu, dan Bapak Yitno. Terima kasih penulis ucapkan atas bantuan, dukungan,
12 vii kebaikan, dan bimbingan kepada penulis selama melakukan proses penelitian di PT Holcim Indonesia Tbk. 7. Kepada pihak BMT Swadaya Pribumi, bapak Sulaeman dan pengelola. Terima kasih atas kesediaannya, dukungannya, dan doanya bagi penulis. 8. Seluruh masyarakat desa Kembang Kuning, Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor yang telah bersedia menjadi responden dan informan bagi penulis. Terima kasih atas kebaikan hati dan perhatiannya kepada penulis. 9. Sahabat-sahabatku tercinta, Amel, Ayu, Nadra, Rani dan Arif yang selalu berbagi cerita, berbagi informasi, canda dan tawa serta masukan dan motivasi kepada penulis untuk segera menyelesaikan skripsi. 10. Sahabat dan keluarga di kost tazkia tercinta, ka yani, ka wilna, riri, anya, ajan, dan lainnya terima kasih atas kasih sayangnya kepada penulis selama ini. 11. Seluruh keluarga KPM 43 atas perhatian, kasih sayang dan kebersamaannya sampai saat ini. Semoga kita semua sukses di masa depan. 12. Seluruh Dosen KPM IPB, terima kasih telah memberikan ilmunya, dukungan dan perhatian nya kepada penulis. 13. Mba Maria, Mba Ica, dan seluruh staf KPM yang telah banyak membantu penulis dalam mengurus administrasi selama masa perkuliahan. 14. Serta semua pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini. Terima kasih semua, semoga Allah SWT memberikan limpahan rahmat dan karunia Nya kepada kita semua. Amiin. Bogor, Juni 2010 Penulis
13 viii DAFTAR ISI halaman DAFTAR ISI viii DAFTAR TABEL xi DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR LAMPIRAN... xiii BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian.. 5 BAB II PENDEKATAN KONSEPTUAL Tinjauan Pustaka Pengembangan 6 Masyarakat Pengertian Pengembangan Masyarakat Model Pengembangan Masyarakat Asas dan Prinsip Pengembangan 8 Masyarakat Peran Serta Masyarakat Tanggung Jawab Sosial Perusahaan/ CSR Definisi dan Konsep CSR Motivasi dan Bentuk Penyaluran CSR Pihak-Pihak Terkait dalam CSR Cara Pandang dan Implementasi CSR Hubungan Pengembangan Masyarakat 30 dan CSR. 2.2 Kerangka Pemikiran Hipotesis Pengarah Hipotesis Uji Definisi Konseptual Definisi Operasional.. 38 BAB III METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Pendekatan Penelitian Teknik Pemilihan Informan dan Responden Jenis Data dan Teknik Pengumpulan Data Teknik Pengolahan dan Analisis Data.. 43 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PT Holcim Indonesia Tbk Pabrik Narogong Sejarah Singkat Perusahaan Visi dan Misi SDM dan Struktur Organisasi CSR PT Holcim Indonesia Tbk. 47
14 ix 4.2 BMT Swadaya Pribumi Sejarah Singkat BMT Visi dan Misi BMT Struktur Organisasi Produk Pembiayaan Produk Simpanan Persyaratan Ikhtisar.. 56 BAB V KEBIJAKAN CSR BERBASIS TRIPLE BOTTOM LINE 57 DAN POLA PELAKSANAAN CSR PT HOLCIM INDONESIA 5.1 kebijakan PT Holcim berbasis 3P Enam pilar kebijakan CSR PT Holcim Indonesia BMT Swadaya Pribumi Konsep, Area, dan Fokus CSR Holcim Pola Pelaksanaan CSR Motivasi Cara Pandang Pemangku Kepentingan Mekanisme Pelaksanaan Model Penyaluran Ikhtisar BAB VI TINGKAT PARTISIPASI DADN DAMPAK 75 EKONOMI-SOSIAL CSR BERDASAR PELAPISAN SOSIAL 6.1 Karakteristik Komunitas CSR dan Komunitas Bukan 75 CSR Jenis Kelamin Pekerjaan Pendidikan Pendapatan Tingkat Partisipasi Masyarakat Tingkat Partisipasi Masyarakat yang Terkena 78 Dampak CSR dan Tidak Terkena Dampak CSR Tingkat Partisipasi Masyarakat Berdasarkan 80 Lapisan Sosial Tipe Manipulatif Tipe Terapi Tipe Pemberitahuan Tipe Konsultasi Tipe Penentraman tipe Kemitraan Tipe Pendelegasian Kekuasaan Tipe Kontrol Masyarakat Dampak Bagi Masyarakat Dampak Ekonomi Dampak Sosial Ikhtisar BAB VII ANALISIS DAN SINTESIS TANGGUNG JAWAB 94
15 SOSIAL PERUSAHAAN DALAM UPAYA PENGEMBANGAN MASYARAKAT.. BAB VIII PENUTUP Kesimpulan Saran 98 x
16 xi DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1. Tiga Model Pengembangan Masyarakat... 8 Tabel 2. Tangga Partisipasi Masyarakat. 15 Tabel 3. Karakterisasi Tahap-Tahap Kedermawanan Sosial 25 Perusahaan Tabel 4. Jumlah Dana CSR PT Holcim Indonesia Tbk. 49 Tabel 5. Proses Persiapan Pelaksanaan BMT. 52 Tabel 6. Fokus dan Cakupan Area CSR. 65 Tabel 7. Persentase Komunitas Dampak CSR Berdasarkan Jenis 75 Kelamin.. Tabel 8. Persentase Komunitas Bukan Dampak CSR Berdasarkan 75 Jenis Kelamin Tabel 9. Persentase Komunitas Dampak CSR Berdasarkan 76 Pekerjaan... Tabel 10. Persentase Komunitas Bukan Dampak CSR Berdasarkan 76 Pekerjaan... Tabel 11. Persentase Komunitas Dampak CSR Berdasarkan 76 Pendidikan... Tabel 12. Persentase Komunitas Bukan Dampak CSR Berdasarkan 77 Pendidikan. Tabel 13. Persentase Komunitas Dampak CSR Berdasarkan 77 Pendapatan... Tabel 14. Persentase Komunitas Bukan Dampak CSR Berdasarkan 77 Pendapatan. Tabel 15. Tingkat Partisipasi Masyarakat.. 80 Tabel 16. Persentase Variabel Ekonomi Pada Komunitas Dampak 90 CSR... Tabel 17. Persentase Variabel Ekonomi Pada Komunitas Bukan 91 CSR... Tabel 18. Persentase Dampak Ekonomi Tabel 19. Persentase Variabel Sosial Pada Komunitas CSR. 92 Tabel 20. Persentase Variabel Sosial Pada Komunitas Bukan CSR.. 92 Tabel 21. Persentase Dampak Sosial. 92
17 xii DAFTAR GAMBAR Gambar 1 Gambar 2 Bagan Alir Kerangka Pemikiran Analisis Pola Pelaksanaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan dalam Upaya Pengembangan Masyarakat... Struktur Organisasi PT Holcim Indonesia Tbk Pabrik Narogong. Halaman 36 Gambar 3 Struktur Organisasi BMT. 53 Gambar 4 Tingkat Partisipasi Masyarakat 78 Gambar 5 Tingkat Partisipasi Masyarakat yang Terkena Dampak 79 CSR... Gambar 6 Tingkat Partisipasi Masyarakat yang Tidak Terkena 80 Dampak CSR... Gambar 7 Tingkat Partisipasi Masyarakat Dampak CSR Berdasarkan 81 Lapisan Sosial... Gambar 8 Tingkat Partisipasi Masyarakat Bukan Dampak CSR 81 Berdasarkan Lapisan Sosial.. Gambar 9 Tipe Manipulatif Pada Komunitas Dampak CSR 82 Gambar 10 Tipe Manipulatif Pada Komunitas Bukan Dampak CSR 83 Gambar 11 Tipe Terapi Pada Komunitas Dampak CSR Gambar 12 Tipe Terapi Pada Komunitas Bukan Dampak CSR Gambar 13 Tipe Pemberitahuan Pada Komunitas Dampak CSR Gambar 14 Tipe Pemberitahuan Pada Komunitas Bukan Dampak CSR 85 Gambar 15 Tipe Konsultasi Pada Komunitas Dampak CSR Gambar 16 Tipe Konsultasi Pada Komunitas Bukan Dampak CSR Gambar 17 Tipe Penentraman Pada Komunitas Dampak CSR.. 86 Gambar 18 Tipe Penentraman Pada Komunitas Bukan Dampak CSR.. 87 Gambar 19 Tipe Kemitraan Pada Komunitas Dampak CSR Gambar 20 Tipe Kemitraan Pada Komunitas Bukan Dampak CSR.. 88 Gambar 21 Tipe Pendelegasian Kekuasaan Pada Komunitas Dampak 88 CSR. Gambar 22 Tipe Pendelegasian Kekuasaan Pada Komunitas Bukan 89 Dampak CSR... Gambar 23 Tipe Kontrol Masyarakat Pada Komunitas Dampak CSR Gambar 24 Tipe Kontrol Masyarakat Pada Komunitas Bukan Dampak CSR
18 xiii DAFTAR LAMPIRAN halaman Lampiran 1 Dokumentasi. 103 Lampiran 2 Panduan Pertanyaan Untuk Wawancara 105 Mendalam... Lampiran 3 Matriks Alokasi Waktu Penelitian. 110 Hasil Pengolahan Data Statistik Tingkat Partisipasi. 111 Lampiran 4 Matriks Pengumpulan, Pengolahan, dan Analisis 115 Data... Lampiran 5 Daftar Nasabah BMT Desa Kembang Kuning. 118
19 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara berkembang memiliki keanekaragaman dalam hal adat istiadat, bahasa, kepercayaan, norma, dan nilai budaya lainnya. Tidak hanya dalam hal budaya, keanekaragaman di Indonesia juga terlihat pada perbedaan potensi yang dimiliki setiap wilayah, struktur sosial masyarakat, dan tingkat perekonomian serta kesejahteraan masyarakat antar suatu wilayah dengan wilayah lainnya. Perbedaan tersebut dapat menjadi suatu kekayaan bagi bangsa Indonesia, namun juga dapat menjadi hambatan bagi perkembangan bangsa jika tidak diatur dengan sebaik mungkin. Oleh karenanya dibutuhkan adanya kerjasama yang baik dan saling mendukung serta menguntungkan antara seluruh stakeholder terkait seperti masyarakat, pemerintah dan swasta. Pihak swasta atau perusahaan memiliki peranan dalam mengembangkan potensi suatu wilayah atau masyarakat. Namun pada kenyataanya, tidak bisa dipungkiri bahwa masih terdapat perusahaan yang tidak bertanggung jawab, baik terhadap masyarakat maupun lingkungan sekitarnya. Hal ini tentunya dapat menimbulkan kerugian bagi masyarakat dan perusahaan tersebut. Kerugian yang dapat dialami masyarakat tersebut diantaranya adanya pelanggaran hak asasi manusia (HAM), pemiskinan, marginalisasi kelompok-kelompok yang rentan, punahnya habitat dan berbagai spesies hingga menipisnya lapisan ozon (Sukada, 2006). Pada akhirnya kerugian ini akan berdampak pula pada perusahaan tersebut, dimana akan terjadi hambatan pada stabilitas dan keberlangsungan perusahaan. Perubahan zaman setiap waktunya memberikan pengaruh bagi kebijakan perusahaan terutama dalam hubungannya dengan masyarakat. Era keterbukaan ini menuntut perusahaan untuk lebih dapat mempertanggungjawabkan usahanya kepada publik. Sehingga beberapa perusahaan terutama perusahaan multinasional berlomba untuk menarik simpati masyarakat melalui tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility). Terdapat perusahaan yang telah sadar akan tanggung jawabnya, namun masih ada juga perusahaan yang
20 2 beranggapan bahwa ini adalah beban bagi mereka dan merupakan kewajiban pemerintah saja. Menurut Gaza Trevino (2001) dalam Responsbilidad Socialy Etica mengakui perlu adanya tanggung jawab sosial dan etis 1. Tanggung jawab sosial sebagai usaha optimal tiap perusahaan untuk menghasilkan kegunaan, bahkan keuntungan bagi dirinya. Sebaliknya, bila merugi, ia akan menjadi beban bagi masyarakat dan negara. Namun pada implementasinya tanggung jawab sosial ini masih belum sesuai dengan kaidah seharusnya. Masih terdapat perusahaan yang mengatasnamakan tanggung jawab sosial namun untuk kepentingan formalitas saja dimana tanggung jawab sosial merupakan sekedar fungsi kehumasan, citra perusahaan dan reputasi atau kepentingan perusahaan untuk meningkatkan nilai saham di bursa. Hal ini pada akhirnya akan menimbulkan ketidakefektifan pada pola pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan dan kepercayaan masyarakat kepada perusahaan. Keefektifan ini hendaknya ditinjau dari motivasi perusahaan dalam melaksanaan tanggung jawab sosialnya. Motivasi perusahaan akan berdampak pada visi, misi perusahaan dan strategi yang akan dibuat dalam pola pelaksanaan tanggung jawab sosial ini (Corporate Social Responsibility). Beragam bentuk pola pelaksanaan tanggung jawab sosial antara satu perusahaan dengan perusahaan lainnya akan dapat dilihat dari sejauh mana terjadi peningkatan dalam masyarakat baik dalam kehidupan sosial, kondisi lingkungan, tingkat pendidikan serta aksi pemberdayaan lainnya. Oleh karena itu dibutuhkan suatu penelitian lebih lanjut mengenai analisis pola pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility) yang dapat memberikan keuntungan bagi seluruh pihak terkait baik internal dan eksternal. PT Holcim Indonesia Tbk adalah salah satu perusahaan semen yang terbesar di Indonesia. PT Holcim Indonesia Tbk merupakan perusahaan publik Indonesia dengan mayoritas saham sebesar 77,3 persen dimiliki dan diawasi oleh Holderfin BV Ltd, anak perusahaan dari Grup Holcim. Grup Holcim sendiri merupakan produsen semen, agregat dan beton siap pakai terkemuka di dunia 1 Robert Bala.2007.Tanggung Jawab Sosial dan Etis. CSR Indonesia Newsletter Vol. 1 Minggu Diakses 20 November 2009
21 3 yang berkantor pusat di Swiss. Komitmen PT Holcim Indonesia Tbk pada profesionalisme dan tanggung jawab sosial perusahaan terbukti pada salah satu program CSR yang dilaksanakan pada bidang peningkatan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat yakni Baitul Maal Wa Tamwil Swadaya Pribumi yang berlokasi di Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor Provinsi Jawa Barat. Baitul Maal Wa Tamwil Swadaya Pribumi merupakan lembaga keuangan mikro yang didirikan sejak 9 Juni 2006 melalui kerjasama dari pihak PT Holcim Indonesia Tbk, para tokoh masyarakat, pemerintah setempat dan masyarakat di Kecamatan Klapanunggal. Hal yang akan menjadi pertanyaan secara garis besar dari penjelasan di atas yakni bagaimana implementasi CSR yang berbasis pada pengembangan masyarakat dalam mendukung keberhasilan perusahaan dan masyarakat di sekitarnya. 1.2 Perumusan Masalah Istilah Triple Bottom Line dipopulerkan oleh John Elkington pada tahun 1997 melalui bukunya Cannibals with Forks, The Triple Bottom Line of Twentieth Century Business. Melalui buku tersebut, Elkington memberi pandangan bahwa perusahaan yang ingin berkelanjutan haruslah memperhatikan 3P (People, Planet, dan Profit). Selain mengejar profit, perusahaan juga memperhatikan dan terlibat pada pemenuhan kesejahteraan masyarakat (people) dan turut berkontribusi aktif dalam menjaga kelestarian lingkungan (planet). Namun, hingga saat ini masih terdapat perbedaan pandangan dan keraguan mengenai konsep serta pola pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan atau CSR. Hal ini terkait dengan motivasi, kebijakan, dan implementasi dari kegiatan tanggung jawab sosial yang dilakukan oleh perusahaan. Pada sebagian kalangan, CSR masih dianggap sebagai kegiatan charity atau kedermawanan sosial perusahaan tanpa adanya sifat keberlanjutan dan pengembangan masyarakat. Oleh karena itu, dapat dirumuskan bahwa: apakah kebijakan tanggung jawab sosial PT Holcim Indonesia Tbk telah berbasis prinsip tripple bottom line dan bagaimana pola pelaksanaan tanggung jawab sosial PT Holcim Indonesia Tbk dalam implementasinya terkait pengembangan masyarakat? Pelaksanaan CSR tidak terlepas dari tingkat partisipasi masyarakat dalam proses
22 4 pelaksanaannya. Hal ini menjadi salah satu indikator untuk melihat upaya yang dilakukan perusahaan terhadap masyarakat di sekitarnya yang bersifat heterogen. Apakah ada perbedaan penerimaan antara masyarakat yang beragam ini terhadap kegiatan CSR yang dilaksanakan. Berdasarkan hal tersebut, maka: bagaimana tingkata partisipasi masyarakat dalam kegiatan CSR menurut pelapisan sosial? Pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan atau CSR melibatkan beberapa stakeholder terkait. Dimana kegiatan ini tidak hanya berkaitan dengan pihak perusahaan, melainkan juga pemerintah, komunitas ataupun masyarakat secara umum. Dalam pola pelaksanaan CSR hendaknya didasarkan pada prinsip pengembangan masyarakat. Sehingga pelaksanaan ini tidak hanya sebagai kegiatan kedermawanan sosial demi pembangungan image perusahaan belaka, melainkan memberikan input dan output yang baik serta bermanfaat bagi perusahaan dan masyarakat yang berkelanjutan. Sehingga dapat dilihat bahwa: bagaimana dampak ekonomi dan sosial CSR terhadap masyarakat berdasarkan pelapisan sosial?. Peranan masyarakat sekitar bagi pelaksanaan operasional suatu perusahaan memberikan pengaruh yang cukup besar. Oleh karenanya dibutuhkan adanya kerjasama yang baik antara masyarakat dan perusahaan bagi kesejahteraan bersama. Namun tidak bisa dipungkiri bahwa kondisi masyarakat yang heterogen akan memberikan input dan output yang berbeda dalam setiap program yang dilaksanakan. Oleh karena itu: bagaimana hubungan antara tingkat partisipasi, dampak ekonomi dan sosial CSR menurut pelapisan sosial?
23 5 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan utama penelitian ini yaitu untuk menggambarkan bagaimana implementasi CSR yang berbasis pada pengembangan masyarakat dalam mendukung keberhasilan perusahaan dan masyarakat di sekitarnya. Adapun tujuan utama tersebut dapat dijawab melalui tujuan-tujuan khusus penelitian yakni untuk mengetahui dan menjelaskan: 1. Kebijakan tanggung jawab sosial PT Holcim Indonesia Tbk yang berbasis prinsip triple bottom line (3P) dan pola pelaksanaannya dalam implementasinya terkait pengembangan masyarakat. 2. Tingkat partisipasi masyarakat dalam kegiatan CSR menurut pelapisan sosial. 3. Dampak sosial dan ekonomi CSR terhadap masyarakat berdasarkan pelapisan sosial. 4. Tingkat partisipasi dan dampak ekonomi serta sosial CSR menurut pelapisan sosial. 1.4 Kegunaan Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi para pihak yang berminat maupun yang terkait dengan masalah CSR, khususnya kepada: 1. Peneliti yang ingin mengkaji lebih jauh mengenai CSR dalam rangka pengembangan masyarakat. 2. Kalangan akademisi, dapat menambah literatur dalam mengkaji CSR. 3. Kalangan non akademisi, pemerintah, dan swasta dapat bermanfaat sebagai sebuah bahan pertimbangan dalam penerapan CSR yang berbasiskan pengembangan masyarakat.
24 BAB II PENDEKATAN KONSEPTUAL 2.1 Tinjauan Pustaka Pengembangan Masyarakat Pengertian Pengembangan Masyarakat Sebagaimana asal katanya, pengembangan masyarakat terdiri dari dua konsep yaitu pengembangan dan masyarakat. Secara singkat, pengembangan merupakan usaha bersama dan terencana untuk meningkatkan kualitas kehidupan manusia. Bidang-bidang pembangunan biasanya meliputi beberapa sektor, yaitu ekonomi, pendidikan, kesehatan dan sosial-budaya. Sementara masyarakat dapat diartikan dalam dua konsep, yaitu (Mayo, 1998: 162 dalam Suharto, 2005): pertama, masyarakat sebagai sebuah tempat bersama yakni sebuah wilayah geografi yang sama. Sebagai contoh sebuah rukun tetangga, perumahan di daerah perkotaan atau kampung di wilayah desa. Kedua, masyarakat sebagai kepentingan bersama yakni kesamaan kepentingan berdasarkan kebudayaan dan identitas. Menurut Johnson (1984) dalam Suharto (2005), pengembangan masyarakat merupakan spesialisasi atau setting praktek pekerjaan sosial yang bersifat makro. Secara singkat, pengembangan masyarakat memiliki tempat khusus dalam khazanah pendekatan pekerjaan sosial, meskipun belum dapat dikategorikan secara tegas sebagai satu-satunya metode milik pekerjaan sosial (Mayo, 1998 dalam Suharto, 2005). Dalam diskursus akademis pekerjaan sosial, pengembangan masyarakat lebih dikenal sebagai Community Organization atau Community Development (Gilbert dan Specht, 1981 dalam Suharto, 2005) atau bimbingan sosial masyarakat (Soetarso, 1991 dalam Suharto, 2005). Di Australia, Inggris dan beberapa negara Eropa, pengembangan masyarakat disebut sebagai pekerjaan kemasyarakatan (community work), penyembuhan sosial (social treatment), perawatan sosial (social care) atau perawatan masyarakat (community care) (Twelvetrees, 1993: Payne, 1986 dalam Suharto, 2005). Pengembangan Masyarakat dapat didefinisikan sebagai metode yang memungkinkan orang dapat meningkatkan kualitas hidupnya serta mampu memperbesar pengaruhnya
25 7 terhadap proses-proses yang mempengaruhi kehidupannya (AMA, 1993 dalam Suharto 2005) Model Pengembangan Masyarakat Jack Rothman dalam klasiknya yang terkenal, Three Models of Community Organization Practice (1968) dalam Suharto (2005), mengembangkan tiga model yang berguna dalam memahami konsepsi tentang Pengembangan Masyarakat: (1) pengembangan Masyarakat lokal (locality development), (2) perencanaan sosial, dan (3) aksi sosial. Paradigma ini merupakan format ideal yang dikembangkan terutama untuk tujuan analisis dan konseptualisasi. Pengembangan masyarakat lokal adalah proses yang ditujukan untuk menciptakan kemajuan sosial dan ekonomi bagi masyarakat melalui partisipasi aktif serta inisiatif anggota masyarakat itu sendiri. Anggota masyarakat dipandang bukan sebagai sistem klien yang bermasalah melainkan sebagai masyarakat yang unik dan memiliki potensi. Pengembangan masyarakat lokal pada dasarnya merupakan proses interaksi antara anggota masyarakat setempat yang difasilitasi oleh pekerja sosial. Pekerja sosial membantu meningkatkan kesadaran dan mengembangkan kemampuan mereka dalam mencapai tujuan-tujuan yang diharapkan. Pengembangan masyarakat lokal lebih berorientasi pada tujuan proses (process goal) daripada tujuan tugas atau tujuan hasil (task or product goal). Setiap anggota masyarakat bertanggung jawab untuk menentukan tujuan dan memilih strategi yang tepat untuk mencapai tujuan tersebut. Pengembangan kepemimpinan lokal, peningkatan strategi kemandirian, peningkatan informasi, komunikasi, relasi, dan keterlibatan anggota masyarakat merupakan inti dari proses pengembangan masyarakat lokal yang bernuansa bottom-up. Model pengembangan masyarakat dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
26 8 Tabel 1. Tiga Model Pengembangan Masyarakat Parameter Pengembangan Masyarakat Lokal Perencanaan Sosial Orientasi tujuan Kemandirian, Pemecahan masalah integrasi dan social yang ada di kemampuan masyarakat (tujuan masyarakat (tujuan tugas/hasil) proses) Asumsi mengenai struktur masyarakat dan kondisi masalah Asumsi mengenai kepentingan masyarakat Konsepsi mengenai kepentingan umum Orientasi terhadap struktur kekuasaan Sistem klien atau sistem perubahan Konsepsi mengenai klien atau penerima pelayanan Peranan masyarakat Peranan pekerja social Media perubahan Strategi perubahan Teknik perubahan Keseimbangan, kurang kemampuan dalam relasi dan pemecahan masalah Kepentingan umum atau perbedaanperbedaan yang dapat diselaraskan Masalah sosial nyata: kemiskinan, pengangguran, kenakalan remaja Kepentingan yang dapat diselaraskan atau konflik kepentingan Aksi Sosial Perubahan struktur kekuasaan proses, lembaga dan sumber (tujuan proses &tugas) Ketidakadilan, kesengsaraan, ketidakmerataan, ketidaksetaraan Konflik kepentingan yang tidak dapat diselaraskan: ketiadaan sumber Rationalist-unitary Idealist-unitary Realist-individualist Struktur kekuasaan sebagai kolaborator, perwakilan Masyarakat secara keseluruhan Warga masyarakat atau negara Partisipan dalam proses pemecahan masalah Pemungkin, koordinator, pembimbing Mobilisasi kelompokkelompok kecil Pelibatan masyarakat dalam pemecahan masalah konsensus dan diskusi kelompok, partisipasi, brain storming, role playing, bimbingan dan penyuluhan Struktur kekuasaan sebagai pekerja dan sponsor Seluruh atau sekelompok masyarakat termasuk masyarakat fungsional Konsumen Konsumen atau penerima pelayanan Peneliti, analis, fasilitator, pelaksanaan program Mobilisasi organisasi formal Penentuan masalah dan keputusan melalui tindakan rasional para ahli Advokasi, andragogy, perumusan kebijakan, perencanaan program Struktur kekuasaan sebagai sasaran aksi, dominasi elit kekuasaan harus dihilangkan Sebagian atau sekelompok anggota masyarakat tertentu Korban Pelaku, elemen, anggota Aktivis, advokasi: agitator, broker, negotiator Mobilisasi organisasi massa dan politik Katalis dan pengorganisasi masyarakat untuk mengubah struktur kekuasaan Konflik atau unjuk rasa, konfrontasi atau tindakan langsung, mobilisasi massa, analisis kekuasaan, mediasi, agitasi, negosiasi, pembelaan Asas-Asas dan Prinsip-Prinsip Pengembangan Masyarakat Pengembangan masyarakat (community development) sebagai suatu perencanaan sosial perlu berlandaskan pada asas-asas: (1) komunitas dilibatkan dalam setiap proses pengambilan keputusan; (2) mensirnegikan strategi
27 9 komprehensif pemerintah, pihak-pihak terkait (related parties) dan partisipasi warga; (3) membuka akses warga atas bantuan profesional, teknis, fasilitas, serta intensif lainnya agar meningkatkan partisipasi warga; dan (4) mengubah prilaku profesional agar lebih peka pada kebutuhan, perhatian, dan gagasan warga komunitas (Ife, 1995 dalam Nasdian, 2006). Ife (1995) dalam Nasdian (2006) memaparkan 26 prinsip pengembangan masyarakat (community development) seperti berikut: a. Prinsip ekologis, ada beberapa prinsip dalam kaitannya dengan masalah ekologi yaitu: 1) Holistik. Dimana prinsip ini melandaskan pada falsafah yang berorientasikan pada lingkungan dengan memperhatikan pada kehidupan dan alam atau lingkungan. 2) Keberlanjutan. Program pengembangan masyarakat berada dalam kerangka sustainability yang berupaya untuk mengurangi ketergantungan kepada sumber daya yang tidak tergantikan dan menciptakan alternatif serta tatanan ekologis, sosial, ekonomi, dan politik yang berkelanjutan di tingkat lokal. Prinsip ini membutuhkan penggunaaan secara minimal dari sumberdaya yang tidak dapat diperbarui. Hal ini berimplikasi pada masyarakat setempat dalam hal penggunaan lahan, gaya hidup, konservasi, transportasi, dan lain-lain. 3) Keanekaragaman. Merupakan salah satu aspek penting prinsip ekologis, dimana di alam keanekaragaman akan menjadi siklus kehidupan. Pada pembangunan masyarakat prinsip dalam ini menekankan penghargaan terhadap nilai-nilai permasalahan yang ada, desentralisasi, jejaring, dan komunikasi yang setara, serta teknologi yang mudah untuk diterapkan pad tingkat yang lebih rendah. 4) Pembangunan bersifat Organik. Penerapan pembangunan yang bersifat organik melalui suatu pengertian bahwa terdapat hubungan yang kompleks antara warga komunitas dan
28 10 lingkungannya. Komunitas lebih organik ketimbang mekanik karena cara kerja komunitas tidak mengikuti hukum sebab-akibat. 5) Keseimbangan. Di alam keseimbangan dinamis akan menjaga keseimbangan alam secara keseluruhan. Dimana merubah keseimbangan ini akan mengubah tatanan kehidupan. Dalam sebuah sistem, kehilangan keseimbangan akan menimbulkan resiko kegagalan lingkungan, dalam perspektif pembangunan masyarakat prinsip keseimbangan diarahkan pada keseimbangan antara kepentingan global dan lokal, keadilan gender, responsibilitas, dan keadilan dalam hukum. b. Prinsip keadilan sosial 6) Konfrontasi dengan Kebatilan Struktural. Prinsip ini mengakar pada perspektif keadilan sosial dalam pengembangan masyarakat. Seorang community workers harus dapat menyadari adanya cara dimana tekanan pada suatu kelas, gender, dan suku bangsa berlangsung kompleks. Seorang community workers perlu lebih kritis tehadap latar belakang warga komunitas, ras, jenis kelamin, sikap berdasarkan kelas warga komunitas, dan partisipasi warga komunitas pada struktur penindasan tersebut. 7) Memusatkan perhatian pada wacana yang merugikan. Wacana kekuasaan dan penindasan perlu menjadi perhatian dalam community development. Worker perlu untuk memiliki kemampuan mengidentifikasi dan menguraikan wacana kekuasaan dan untuk memahami bagaimana wacana tersebut secara efektif mengistimewakan dan memberdayakan sebagian orang, sekaligus juga memarginalkan dan menitikberdayakan sebagian orang yang lainnya. 8) Pemberdayaan. Makna pemberdayaan adalah membantu komunitas dengan sumberdaya, kesempatan, keahlian, dan pengetahuan agar kapasitas komunitas meningkat sehingga dapat berpartisipasi untuk menentukan masa depan warga komunitas.
29 11 9) Mendefinisikan kebutuhan. Prinsip ini sangat penting dalam menentukan prioritas kebutuhan pembangunan masyarakat. Ada dua hal dalam penentuan kebutuhan: (1) pembangunan masyarakat dilakukan atas dasar kesepakatan dari berbagai elemen, (2) memperhatikan preseden yang ditimbulkannya dan memperhatikan prinsip keadilan sosial dan keseimbangan ekologis. 10) Hak Asasi Manusia. Program pengembangan masyarakat harus mengacu kepada prinsip-prinsip dasar hak asasi manusia yang meliputi hak untuk mendapatkan kehidupan yang layak, hak untuk ikut serta dalam kehidupan kultural, hak untuk memperoleh perlindungan keluarga, dan hak untuk self determination. c. Menghargai nilai-nilai lokal 11) Pengetahuan lokal. Prinsip ini mendasarkan pada pentingnya untuk memperhatikan pengetahuan lokal dalam pembangunan masyarakat, dimana masyarakat sampai dengan kelas bawah mampu mengidentifikasi dan melakukan validasi tentang pengetahuan tersebut. 12) Budaya lokal. Globalisasi budaya telah mengambil identitas budaya masyarakat di seluruh dunia, bahwa budaya lokal dapat menunjukan kemampuannya dalam mendukung pembangunan masyarakat, ini mengingat bahwa budaya lokal tidaklah statis namun dinamis. Bahkan prinsip ini sesuai dengan hak asasi manusia, inklusif berkelanjutan, dan juga diarahkan oleh masyarakat dalam konteks pembangunan yang berkelanjutan. 13) Sumber daya lokal. Pemanfaatan sumber daya lokal lebih baik daripada menggunakan sumberdaya atau bantuan dari pihak luar. Penggunaan ini mencakup seluruh bentuk, meliputi keuangan, teknis, sumber daya alam akan dapat mendorong bermacammacam cara dalam pembangunan masyarakat. 14) Keterampilan lokal. Dalam pembangunan masyarakat pihak luar harus mengetahui ada ketrampilan lokal yang dapat dimanfaatkan.
30 12 Memaksimalkan ketrampilan lokal lebih baik dalam pembangunan masyarakat. Untuk itulah dalam melakukan pembangunan masyarakat harus berjalan dua arah antara luar dan masyarakat. 15) Menghargai proses lokal. Pemaksaan solusi spesifik, struktur atau proses dari luar komunitas jarang dapat bekerja. Ini menjadi salah satu rasionalitas dari community development bahwa segala sesuatu tidak dapat bekerja dengan baik jika dipaksakan dari luar komunitas. Oleh karena itu pendekatan community development tidak dapat dipaksakan, tetapi harus terbangun dengan sendirinya dalam komunitas dengan cara yang sesuai dengan konteks spesifik dan sensitif terhadap kebudayaan masyarakat lokal, tradisi, dan lingkungan. d. Proses 16) Proses, hasil, dan visi. Penekanan pada proses dan hasil menjadi isu utama dalam pembangunan masyarakat. Pendekatan pragmatis cenderung akan melihat hasil, sehingga bagaimana upaya untuk memperoleh hasil tersebut tidaklah begitu penting. Namun pendapat ini ditentang oleh banyak pihak, karena proses dan hasil pada hakekatnya merupakan dua hal yang saling berkaitan. Proses pada dasarnya harus merefleksikan hasil, demikian juga hasil merupakan refleksi dari proses. Dalam konteks ini, moral dan etika dalam memperoleh hasil akan menjadi pusat perhatian. 17) Keterpaduan Proses. Proses bekerja dikomunitas dan perlu dekat dengan penelitian dan pengkajian agar proses integrasi dapat dipertahankan. 18) Peningkatan kesadaran. Prinsip ini membantu anggota masyarakat dalam melakukan pencarian pontensi dalam kehidupan, menghubungkan dengan struktur yang ada, mendiskursus kekuatan, dan tekanan. Ada empat aspek atau tahap, yaitu menghubungkan anggota masyarakat dan politik, membangun hubungan dialogis, berbagi pengalaman dalam menghadapi tekanan dan membuka kesempatan untuk aksi. Prinsip ini
31 13 merupakan bagian penting dalam pemberdayaan dan juga pembangunan masyarakat. 19) Partisipasi. Partisipasi dalam pengembangan komunitas harus menciptakan peran serta yang maksimal dengan tujuan agar semua orang dalam masyarakat tersebut dapat dilibatkan secara aktif pada proses dan kegiatan masyarakat. 20) Konsensus dan kerjasama. Penerapannya adalah agar orang-orang yang terlibat dalam proses mencari penyelesaian terhadap suatu masalah dan betul-betul menyadari bahwa keputusan yang diambil adalah yang baik. Pendekatan konsensus bekerja dengan persetujuan. Tujuannya menghasilkan solusi yang menjadi milik bersama. Pendekatan pengembangan komunitas berusaha membuat kerjasama pada tindakan masyarakat setempat, dengan cara membuat orang-orang bersama dan mencari untuk memberi imbalan pada prilaku kerjasama. Dengan berkoperasi akan mampu sharing perasaan dan permasalahan yang dihadapi sehingga dalam jangka panjang akan mampu memecahkan segala persoalan yang dihadapi bersama dalam komunitas. 21) Pembangunan Terpadu. Proses pengembangan masyarakat tidak berjalan secara parsial, tetapi merupakan satu kesatuan proses pembangunan yang mencakup aspek sosial, ekonomi, politik, kebudayaan, lingkungan, dan personal. Keenam aspek tersebut penting dan saling terkait satu sama lain. Program pengembangan masyarakat yang hanya menekankan satu aspek saja akan menghasilkan ketidakseimbangan dalam pembangunan. 22) Tanpa Kekerasan. Prinsip ini berusaha menemukan cara untuk melawan berbagai bentuk kekerasan atau paksaan yang nyata, seperti: militerisme, paksaan fisik dalam bentuk-bentuk seperti hukuman fisik, hukuman mati, kebrutalan polisi, dan lain-lain. Pengembangan masyarakat dilaksanakan tanpa kekerasan struktural, yakni dengan cara tanpa mengubah lembaga yang ada dan struktur sosial masyarakat.
32 14 23) Inklusif. Penerapan prinsip ini menekankan agar community workers tetap menghargai orang lain walaupun orang tersebut berlawanan pandangan. Meskipun tidak setuju dengan gagasan, nilai, dan politik suatu komunitas tetapi tetap menghargainya dan berupaya merangkulnya daripada mengasingkan mereka. 24) Membangun Komunitas. Prinisip ini mencari cara dimana setiap orang dapat memberikan kontribusi dan menjadi dihargai oleh yang lain. Oleh karena itu, program pengembangan masyarakat mencakup penguatan interaksi sosial di tingkat komunitas, mengajak kebersamaan, menterjemahkan melalui dialog, pemahaman, dan tindakan sosial. e. Prinsip global dan lokal 25) Hubungan antara global dan lokal. Saat ini seluruh dunia tidak bisa melepaskan diri dari pengaruh globalisasi, sehingga tidak bisa lagi hidup, namun juga lokalitas menjadi fokus dalam pembangunan. Gerakan global akan berdampak pada seluruh komunitas dan memberikan kontribusi dalam permasalahan dan isu-isu yang dihadapi oleh masyarakat. Sehingga, setiap community worker harus bisa memahami kondisi global dengan baik sebagaimana dia memahami kondisi lokal, serta bagaimana keduanya berinteraksi di tingkat komunitas. 26) Praktik anti penjajah. Penjajahan (kolonialisme) dapat mempengaruhi community worker di segala situasi. Penjajahan dapat menjadi suatu ideologi ekstrim yang menggiurkan, karena hanya dengan tahapan yang pendek dengan mempercayai bahwa community worker adalah seseorang yang mempunyai sesuatu yang ditawarkan dan dengan menghargai suatu latar belakang kebudayaan yang dimiliki dan pengalaman praktik menjajah. Ini akan mengabadikan dominansi penjajah.
33 Peran Serta Masyarakat Pada prakteknya terdapat berbagai jenjang peran serta masyarakat, dimana jenjang ini ditentukan oleh seberapa jauh masyarakat dapat melakukan kontrol terhadap seluruh proses penataan ruang. Peran serta masyarakat tertinggi adalah peran serta yang yang benar-benar memberikan otoritas pada komunitas atau masyarakat. sebagaimana dikatakan Arstein (1969) terdapat ladder of citizen participation atau tangga partisipasi masyarakat. hal ini dapat dilihat pada tabel 2. Tabel 2. Tangga Partisipasi Masyarakat no Tangga/ Tingkatan Partisipasi Hakekat Kesertaan Tingkatan Pembagian Kekuasaan 1 Manipulasi Permainan oleh pihak tertentu Tak ada partisipasi 2 Terapi Sekedar agar masyarakat tidak marah atau mengobati 3 pemberitahuan Sekedar pemberitahuan searah atau sosialisasi Sekedar justifikasi agar masyarakat mengiyakan 4 Konsultasi Masyarakat didengar, tetapi tidak selalu dipakai sarannya 5 Penentraman Saran masyarakat diterima namun tidak selalu dilaksanakan 6 Kemitraan Timbal balik dinegosiasikan Tingkatan kekuasaan 7 Pendelegasian kekuasaan 8 Kontrol masyarakat Sumber:Arstein (1969) dalam Setiawan (2003) 2 Masyarakat diberi kekuasaan (sebagian atau seluruh program) Sepenuhnya dikuasai oleh masyarakat ada di masyarakat Pada tabel tersebut menjelaskan bahwa berbagai tingkatan kesertaan dapat diidentifikasikan mulai dari tanpa partisipasi sampai pelimpahan kekuasaan. Pengelola tradisional selalu enggan untuk melewati tingkat tanpa partisipasi dan tokenism dengan keyakinan bahwa masyarakat biasanya apatis. Sebaliknya, masyarakat semakin meningkat kesadarannya dengan mengharapkan partisipasi yang lebih bermanfaat, termasuk pula pelimpahan sebagian kekuasaan. Peran serta masyarakat dapat dilakukan dalam beberapa kali selama proses analisa dan perencanaan. Smith (1982) dalam Setiawan (2003) menyarankan bahwa perencanaan dapat dilakukan dalam tiga tahap yakni pertama, normatif. 2 Setiawan (diakses 3 maret 2010)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara berkembang memiliki keanekaragaman dalam hal adat istiadat, bahasa, kepercayaan, norma, dan nilai budaya lainnya. Tidak hanya dalam hal budaya,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian akan dilakukan di tiga lokasi pertama di PT Holcim Indonesia Tbk yang terletak di jalan Narogong km 7 Cileungsi-Bogor. Lokasi kedua
Lebih terperinciEFEKTIVITAS ORGANISASI DAN IMPLEMENTASI PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY PT. INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA TBK. Oleh: Annisa Rahmawati I
EFEKTIVITAS ORGANISASI DAN IMPLEMENTASI PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY PT. INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA TBK. Oleh: Annisa Rahmawati I34060667 DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT
Lebih terperinciANALISIS TINGKAT PARTISIPASI WARGA DALAM TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN
ANALISIS TINGKAT PARTISIPASI WARGA DALAM TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN (Studi Kasus PT Isuzu Astra Motor Indonesia Assy Plant Pondok Ungu) Oleh: MOHAMMAD ARYA WICAKSONO I34053879 DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perusahaan sebagai sebuah sistem, dalam keberlanjutan dan keseimbangannya tidak dapat berdiri sendiri. Keberadaan perusahaan dalam lingkungan masyarakat membawa pengaruh
Lebih terperinciEVALUASI PROGRAM TANGGUNG JAWAB SOSIAL PT JAMSOSTEK (PERSERO) (Kasus Pelatihan Penggunaan Mesin Jahit High Speed oleh PT Jamsostek
EVALUASI PROGRAM TANGGUNG JAWAB SOSIAL PT JAMSOSTEK (PERSERO) (Kasus Pelatihan Penggunaan Mesin Jahit High Speed oleh PT Jamsostek Cabang Semarang, Jawa Tengah) Oleh : NURINA PANGKAURIAN A14204012 PROGRAM
Lebih terperinciBAB VI TINGKAT PARTISIPASI DAN DAMPAK EKONOMI SERTA SOSIAL CSR BERDASARKAN PELAPISAN SOSIAL
BAB VI TINGKAT PARTISIPASI DAN DAMPAK EKONOMI SERTA SOSIAL CSR BERDASARKAN PELAPISAN SOSIAL.1 Karakteristik Komunitas Dampak CSR dan Bukan Dampak CSR.1.1 Jenis Kelamin Berdasarkan hasil penelitian diketahui
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Corporate Social Responsibility (CSR) di Indonesia terus mengalami perkembangan yang sangat signifikan. Meski bukan lagi menjadi isu baru, CSR dapat menjembatani
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive), yaitu di Desa Kembang Kuning, Kecamatan Klapanunggal, Bogor yang merupakan kawasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memperhatikan keadaan gejala sosial budaya yang ada disekitarnya.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semakin ketatnya persaingan dalam bisnis usaha di Indonesia mendorong banyak perusahaan untuk lebih berpikir ke depan guna menjalankan strategi yang terbaik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan dapat dikatakan sebagai salah satu aktor ekonomi dalam satu wilayah, baik itu wilayah desa, kecamatan, kabupaten, provinsi, dan negara. Sebagai salah satu
Lebih terperinciDAMPAK PELAKSANAAN PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY
DAMPAK PELAKSANAAN PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) PT. INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA TBK TERHADAP MASYARAKAT LOKAL (Studi kasus di Desa Nambo, Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor, Provinsi
Lebih terperinciEVALUASI PROGRAM PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS MASYARAKAT
EVALUASI PROGRAM PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS MASYARAKAT (Studi Kasus: Pengelolaan Sampah Terpadu Gerakan Peduli Lingkungan (GPL) Perumahan Pondok Pekayon Indah, Kelurahan Pekayon Jaya, Bekasi Selatan)
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian
PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (TJP) atau Corporate Social Responsibility (CSR) adalah suatu tindakan atau konsep yang dilakukan oleh perusahaan sesuai kemampuan
Lebih terperinciPENGARUH KONTRIBUSI EKONOMI DAN SUMBERDAYA PRIBADI PEREMPUAN TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM RUMAHTANGGA
PENGARUH KONTRIBUSI EKONOMI DAN SUMBERDAYA PRIBADI PEREMPUAN TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM RUMAHTANGGA (Dusun Jatisari, Desa Sawahan, Kecamatan Ponjong, Kabupaten Gunungkidul, Propinsi Daerah Istimewa
Lebih terperinciFENOMENA TAWURAN SEBAGAI BENTUK AGRESIVITAS REMAJA
FENOMENA TAWURAN SEBAGAI BENTUK AGRESIVITAS REMAJA (Kasus Dua SMA Negeri di Kawasan Jakarta Selatan) ANGGA TAMIMI OESMAN DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
Lebih terperinciTINGKAT PARTISIPASI WARGA DALAM PENYELENGGARAAN RADIO KOMUNITAS
TINGKAT PARTISIPASI WARGA DALAM PENYELENGGARAAN RADIO KOMUNITAS (Kasus: Radio Komunitas Suara Kencana, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor) Oleh : AYU TRI PRATIWI A14204027 PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN
Lebih terperinciCorporate Social Responsibility (CSR) Bidang Pertanian
Corporate Social Responsibility (CSR) Bidang Pertanian Konseptualisasi CSR Dr. Ir. Teguh Kismantoroadji, M.Si. Ir. Indah Widowati, MP. Eko Murdiyanto, SP., M.Si. Pertemuan-1 PROGRAM STUDI AGRIBISNIS UPN
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN MOTIVASI KERJA KARYAWAN DALAM ORGANISASI PERUSAHAAN
HUBUNGAN ANTARA GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN MOTIVASI KERJA KARYAWAN DALAM ORGANISASI PERUSAHAAN (Kasus PT Indofarma Tbk. Cikarang, Kabupaten Bekasi Provinsi Jawa Barat) FACHRI AZHAR DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI
Lebih terperinciOleh: RESTU DIRESIKA KISWORO A
PERSEPSI IDENTITAS GENDER DAN KONSEP DIRI TENTANG PERANAN GENDER (Kasus Mahasiswa Tingkat Persiapan Bersama Institut Pertanian Bogor Tahun Ajaran 2007/2008) Oleh: RESTU DIRESIKA KISWORO A 14204030 PROGRAM
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia usaha semakin menyadari bahwa perusahaan tidak lagi dihadapkan pada tanggung jawab yang berpijak pada nilai perusahaan yang direfleksikan dalam kondisi keuangannya
Lebih terperinciPENDAHULUAN. (corporate social responsibility) dikemukakan oleh John Elkington (1997) yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Satu terobosan besar perkembangan gema tanggungjawab sosial perusahaan (corporate social responsibility) dikemukakan oleh John Elkington (1997) yang terkenal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 [HDI] Human Development Report Human Development Index (HDI). [Internet]. [dinduh. 4 Ibid.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Hubeis (2010) kualitas hidup manusia dapat diukur berdasarkan pengukuran Human Development Index (HDI), Gender Development Index (GDI), dan Gender Empowerment
Lebih terperinci- 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG
- 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,
Lebih terperinciPERSEPSI MASYARAKAT SEKITAR TERHADAP AKTIVITAS PT. IKPP MILLS TANGERANG
PERSEPSI MASYARAKAT SEKITAR TERHADAP AKTIVITAS PT. IKPP MILLS TANGERANG (Kasus: RT 005/002 Kampung Baru Selatan, Kecamatan Serpong Utara, Kabupaten Tangerang) SITI HANI RAHMANITA I34050585 DEPARTEMEN SAINS
Lebih terperinciDefinisi tersebut dapat di perluas di tingkat nasional dan atau regional.
Definisi Global Profesi Pekerjaan Sosial Pekerjaan sosial adalah sebuah profesi yang berdasar pada praktik dan disiplin akademik yang memfasilitasi perubahan dan pembangunan sosial, kohesi sosial dan pemberdayaan
Lebih terperinciANALISIS TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN (CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY/CSR) SEBAGAI UPAYA PENGEMBANGAN MASYARAKAT
ANALISIS TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN (CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY/CSR) SEBAGAI UPAYA PENGEMBANGAN MASYARAKAT (Studi Kasus Pengembangan Perekonomian Lokal Melalui Program Kemitraan PT ANTAM Tbk
Lebih terperinciBAB VIII RANCANGAN PROGRAM STRATEGIS
BAB VIII RANCANGAN PROGRAM STRATEGIS 8.1. Rancangan Program Peningkatan Peran LSM dalam Program PHBM Peran LSM dalam pelaksanaan program PHBM belum sepenuhnya diikuti dengan terciptanya suatu sistem penilaian
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sumber daya alam yang berlimpah, yang kemudian
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki sumber daya alam yang berlimpah, yang kemudian dimanfaatkan oleh banyak perusahaan untuk memperoleh keuntungan dari hasil tambang batubara. Keberadaan
Lebih terperinciANALISIS PERSEPSI DAN SIKAP TERHADAP PERAN GENDER PADA MAHASISWA FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR NI NYOMAN SUSI RATNA DEWANTI
ANALISIS PERSEPSI DAN SIKAP TERHADAP PERAN GENDER PADA MAHASISWA FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR Oleh: NI NYOMAN SUSI RATNA DEWANTI PROGRAM STUDI GIZI MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA KELUARGA
Lebih terperinciPENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT TERHADAP KEBERDAYAAN DAN PENGENTASAN KEMISKINAN RUMAH TANGGA
PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT TERHADAP KEBERDAYAAN DAN PENGENTASAN KEMISKINAN RUMAH TANGGA (Kasus: Program Urban Masyarakat Mandiri, Kelurahan Bidaracina, Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur) Oleh: DEVIALINA
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sekarang ini banyak sekali perusahaan yang terus berlomba melakukan kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) untuk mendapatkan perhatian stakeholdersnya. Selain
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembukaan UUD 1945 mengamanatkan tujuan pembentukan Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia,
Lebih terperinciBAB VII ANALISIS DAN SINTESIS PARTISIPASI MASYARAKAT STAKEHOLDER
BAB VII ANALISIS DAN SINTESIS PARTISIPASI MASYARAKAT STAKEHOLDER DALAM PENYELENGGARAAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) DAN DAMPAKNYA TERHADAP KOMUNITAS PERDESAAN Keberadaan perusahaan dalam lingkungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. dari kegiatan atau tindakan ekonomi perusahaan. Kegiatan produksi yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Perusahaan dalam melaksanakan kegiatan bisnis tujuan utamanya adalah untuk mendapatkan keuntungan secara maksimal. Untuk mencapai tujuan tersebut perusahaan seringkali
Lebih terperinciPERMUKIMAN UNTUK PENGEMBANGAN KUALITAS HIDUP SECARA BERKELANJUTAN. BAHAN SIDANG KABINET 13 Desember 2001
PERMUKIMAN UNTUK PENGEMBANGAN KUALITAS HIDUP SECARA BERKELANJUTAN BAHAN SIDANG KABINET 13 Desember 2001 PERMUKIMAN DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN Agenda 21 yang dicanangkan di Rio de Janeiro tahun 1992
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perusahaan atau dalam bahasa Inggris adalah enterprise terdiri dari satu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perusahaan atau dalam bahasa Inggris adalah enterprise terdiri dari satu atau lebih unit-unit usaha yang disebut pabrik. Perusahaan merupakan suatu lembaga
Lebih terperinciKETERLIBATAN WARGA PULAU PRAMUKA DALAM USAHA EKOWISATA DI KEPULAUAN SERIBU
KETERLIBATAN WARGA PULAU PRAMUKA DALAM USAHA EKOWISATA DI KEPULAUAN SERIBU Oleh : HESTI WORO TRIUTAMI I34051032 DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH SOCIAL CAPITAL TERHADAP REPAYMENT RATE PADA LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH (Studi Kasus KBMT Wihdatul Ummah, Bogor) Oleh
1 ANALISIS PENGARUH SOCIAL CAPITAL TERHADAP REPAYMENT RATE PADA LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH (Studi Kasus KBMT Wihdatul Ummah, Bogor) Oleh WAWAN KURNIA H14103116 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI
Lebih terperinciPrinsip-Prinsip Pengembangan Masyarakat (Community Development) 1
3 Prinsip-Prinsip Pengembangan Masyarakat (Community Development) 1 Pengembangan Masyarakat (Community Development) berkembang sebagai kritik terhadap pendekatan kesejahteraan (welfare approach) atau pendekatan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi ditandai dengan perkembangan industri pada. umumnya. Perkembangan industri merupakan hasil dari perkembangan
18 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan ekonomi ditandai dengan perkembangan industri pada umumnya. Perkembangan industri merupakan hasil dari perkembangan perusahaan yang pesat. Perusahaan
Lebih terperinciIMPLEMENTASI PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) DALAM PEMBERDAYAAN UKM PADA BANK MANDIRI
IMPLEMENTASI PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) DALAM PEMBERDAYAAN UKM PADA BANK MANDIRI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi
Lebih terperinciPERANAN PEKERJA ANAK DI INDUSTRI KECIL SANDAL TERHADAP PENDAPATAN RUMAHTANGGA DAN KESEJAHTERAAN DIRINYA
i PERANAN PEKERJA ANAK DI INDUSTRI KECIL SANDAL TERHADAP PENDAPATAN RUMAHTANGGA DAN KESEJAHTERAAN DIRINYA (Kasus: Desa Parakan, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat) Oleh : ANNISA AVIANTI
Lebih terperinciPARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY KAMPUNG SIAGA INDOSAT
PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY KAMPUNG SIAGA INDOSAT (Studi Kasus: RW 04, Kelurahan Manggarai, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan) Oleh : YOHANA DESI FEBRIANA A14204047
Lebih terperinciOPTIMALISASI PRODUKSI OBAT TRADISIONAL PADA TAMAN SYIFA DI KOTA BOGOR, JAWA BARAT
1 OPTIMALISASI PRODUKSI OBAT TRADISIONAL PADA TAMAN SYIFA DI KOTA BOGOR, JAWA BARAT Oleh : NUR HAYATI ZAENAL A14104112 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kunci dari konsep pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development)
16 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini dunia usaha tidak lagi hanya memperhatikan catatan keuangan perusahaan semata (single bottom line), juga aspek sosial dan lingkungan yang biasa
Lebih terperinciKONVERGENSI KEEFEKTIVAN KEPEMIMPINAN (Kasus Anggota Gabungan Kelompok Tani Pandan Wangi Desa Karehkel, Leuwiliang-Bogor) SKRIPSI FERRI FIRDAUS
KONVERGENSI KEEFEKTIVAN KEPEMIMPINAN (Kasus Anggota Gabungan Kelompok Tani Pandan Wangi Desa Karehkel, Leuwiliang-Bogor) SKRIPSI FERRI FIRDAUS PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN
Lebih terperinciPUSAT KAJIAN ADMINISTRASI INTERNASIONAL LAN (2009)
ABSTRAK KEMITRAAN PEMERINTAH DAN SWASTA Pelaksanaan otonomi daerah telah membawa perubahan yang mendasar di Negara Kesatuan Republik Indonesia. Perubahan tersebut tentunya tidak hanya berdampak pada sistem
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Corporate Social Responsibility (CSR) 2.1.1. Pengertian CSR Definisi Corporate Social Responsibility yang biasanya disingkat CSR adalah komitmen perusahaan atau dunia bisnis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menghadapi situasi ekonomi pasar bebas. Perkembangan bisnis dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Corporate Social Responsibility (CSR), merupakan suatu wacana yang sedang mengemuka di dunia bisnis atau perusahaan. Wacana CSR tersebut digunakan oleh perusahaan
Lebih terperinciPERSPEKTIF DAN PRINSIP-PRINSIP PEMBANGUNAN MASYARAKAT. Prepared by Trisakti
PERSPEKTIF DAN PRINSIP-PRINSIP PEMBANGUNAN MASYARAKAT ALIRAN PANDANGAN SUMBER UTAMA MASALAH EKOLOGI SOLUSI YG DIINGINKAN Eko-sosialisme Ideologi kapitalis Sistem masyarakat sosialis Eko-anarkisme Hirarki,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pembangunan suatu negara menjadi tanggung jawab semua insan yang berada di dalam negara tersebut, tidak terkecuali perusahaan ataupun industri, untuk mewujudkan kesejahteraan
Lebih terperinciPerempuan dan Industri Rumahan
A B PEREMPUAN DAN INDUSTRI RUMAHAN PENGEMBANGAN INDUSTRI RUMAHAN DALAM SISTEM EKONOMI RUMAH TANGGA UNTUK PENINGKATAN KUALITAS HIDUP PEREMPUAN DAN ANAK C ...gender equality is critical to the development
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sumber informasi penting yang dipakai oleh stakeholders untuk menilai
18 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada umumnya, laporan keuangan digunakan sebagai salah satu sumber informasi penting yang dipakai oleh stakeholders untuk menilai kinerja perusahaan, dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. termasuk aktivitas tangggung jawab sosial perusahaan dengan cepat. 1
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Globalisasi ditandai dengan perkembangan teknologi yang sangat cepat dan informasi menjadi semakin mudah diakses. Dunia ekonomi semakin transparan. Era keterbukaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan era globalisasi yang terjadi saat ini telah berdampak pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan era globalisasi yang terjadi saat ini telah berdampak pada perubahan lingkungan yang menyebabkan semakin ketatnya persaingan dalam dunia industri. Makin
Lebih terperinciBAB II PENDEKATAN TEORITIS
BAB II PENDEKATAN TEORITIS 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1 Corporate Social Responsibility 2.1.1.1 Konsep Corporate Social Responsibility Konsep Corporate Social Responsibility (CSR) memiliki banyak definisi
Lebih terperinciBUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN
SALINAN BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI, Menimbang : bahwa untuk
Lebih terperinciBUSINESS ETHIC AND GOOD GOVERNANCE Corporate Social Responsbility (E-LEARNING)
Modul ke: BUSINESS ETHIC AND GOOD GOVERNANCE Corporate Social Responsbility (E-LEARNING) Fakultas Pascasarjana Dr. Anik Tri Suwarni, MM. Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id KASUS PEMBUKA Pandangan
Lebih terperinciBUPATI GORONTALO PROVINSI GORONTALO
BUPATI GORONTALO PROVINSI GORONTALO PERATURAN DAERAH KABUPATEN GORONTALO NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PERENCANAAN, PELAKSANAAN PEMBANGUNAN, PEMANFAATAN, DAN PENDAYAGUNAAN KAWASAN PERDESAAN DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciBAB IX MANAJEMEN PERUBAHAN SISTEM PEMASYARAKATAN
BAB IX MANAJEMEN PERUBAHAN SISTEM PEMASYARAKATAN A. Alasan Perlunya Perubahan Sudah menjadi kecenderungan umum, bahwa hukum akan selalu terlambat dari perkembangan masyarakat. Demikian pula dengan kemampuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, tanggung jawab sosial perusahaan atau yang lebih dikenal
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dewasa ini, tanggung jawab sosial perusahaan atau yang lebih dikenal dengan corporate social responsibility (CSR) semakin banyak dibahas di kalangan bisnis.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. disahkan 20 Juli 2007 menandai babak baru pengaturan CSR di negeri ini.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Konsep tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR) yang dikemukakan H. R. Bowen (1953), muncul sebagai akibat karakter perusahaan yang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. sosial, ekonomi, politik, kesehatan, dan lingkungan makin banyak. Kemajuan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Motivasi utama setiap perusahaan atau industri atau bisnis adalah meningkatkan keuntungan. Logika ekonomi neoklasik adalah bahwa dengan meningkatnya keuntungan dan kemakmuran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social responsisbilities atau CSR)
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Seiring dengan perkembangan zaman, wacana mengenai peran etika dan tanggung jawab sosial perusahaan semakin marak diperbincangkan oleh para pelaku bisnis, organisasi
Lebih terperinciEVALUASI PROGRAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
EVALUASI PROGRAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (Studi Kasus Proyek Kesehatan, Pendidikan dan Ekonomi Pada Program Pengembangan Wilayah atau Area Development Program (ADP) di Kelurahan Tengah, Kecamatan Kramat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berdirinya sebuah perusahaan pasti memiliki tujuan sosial, ekonomis dan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berdirinya sebuah perusahaan pasti memiliki tujuan sosial, ekonomis dan jangka panjang. Tujuan sosial lebih mengarah ke tujuan sebuah perusahaan dapat memenuhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. saham atau pihak-pihak yang mempunyai kepentingan keuangan tetapi juga
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan mempunyai tanggung jawab bukan hanya kepada pemegang saham atau pihak-pihak yang mempunyai kepentingan keuangan tetapi juga kepada lingkungan dan
Lebih terperinciPrinsip-Prinsip Pengembangan Masyarakat
PENGANTAR PENGEMBANGAN MASYARAKAT Kuliah V dan VI : Prinsip-Prinsip Pengembangan Masyarakat Oleh : HeryBachrizalTanjung Program Studi Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian Jurusan Sosial Ekonomi Fakultas
Lebih terperinciPEMBERDAYAAN KOMUNITAS MISKIN
PEMBERDAYAAN KOMUNITAS MISKIN (Studi Kasus di Desa Mambalan Kecamatan Gunungsari Kabupaten Lombok Barat Propinsi NTB) CHANDRA APRINOVA SEKOLAH PASCA SARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2006 @ Hak Cipta
Lebih terperinciPROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARIMUN NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PELAKSANAAN PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN
1 PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARIMUN NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PELAKSANAAN PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARIMUN, Menimbang
Lebih terperinciANALISIS KELEMBAGAAN IRIGASI DALAM RANGKA PROYEK REHABILITASI SISTEM DAN BANGUNAN IRIGASI
ANALISIS KELEMBAGAAN IRIGASI DALAM RANGKA PROYEK REHABILITASI SISTEM DAN BANGUNAN IRIGASI (Kasus Kawasan Irigasi Teknis Cigamea, Desa Situ Ilir, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melibatkan partisipasi masyarakat sebagai elemen penting dalam proses. penyusunan rencana kerja pembangunan daerah.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pelaksanaan otonomi daerah tidak terlepas dari sebuah perencanaan baik perencanaan yang berasal dari atas maupun perencanaan yang berasal dari bawah. Otonomi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Citra perusahaan adalah sesuatu yang penting untuk dijaga dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Citra perusahaan adalah sesuatu yang penting untuk dijaga dan dikembangkan. Citra pada dasarnya merupakan salah satu harapan yang ingin dicapai perusahaan untuk
Lebih terperinciSKRIPSI SIKAP KONSUMEN GRAMEDIA MENGENAI PROGRAM CSR GRAMEDIA GO GREEN, NO PLASTIC BAGS TODAY DI GRAMEDIA SURABAYA
SKRIPSI SIKAP KONSUMEN GRAMEDIA MENGENAI PROGRAM CSR GRAMEDIA GO GREEN, NO PLASTIC BAGS TODAY DI GRAMEDIA SURABAYA Disusun Oleh : Maria Esterlita NRP. 1423012031 FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS KATOLIK
Lebih terperinciPROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DALAM MEMBENTUK CITRA POSITIF PERUSAHAAN DI PT HOLCIM INDONESIA TBK
PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DALAM MEMBENTUK CITRA POSITIF PERUSAHAAN DI PT HOLCIM INDONESIA TBK SKRIPSI SKRIPSI INI DISUSUN SEBAGAI SALAH SATU SYARAT UNTUK MEMPEROLEH GELAR SARJANA STRATA 1
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Corporate Social Responsibility (CSR) atau tanggung jawab sosial
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Corporate Social Responsibility (CSR) atau tanggung jawab sosial perusahaan merupakan isu yang sangat penting bagi perusahaan baik perusahaan nasional maupun perusahaan
Lebih terperinciPANDUAN BANTUAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT TAHUN ANGGARAN 2017
PANDUAN BANTUAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT TAHUN ANGGARAN 2017 SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS TAHUN 2017 PROGRAM BANTUAN DANA PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT STAIN KUDUS TAHUN ANGGARAN 2017 A.
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini meliputi teknik penjelasan tentang jenis penelitian; jenis data, lokasi dan waktu penelitian; kerangka sampling, pemilihan responden dan informan; teknik pengumpulan
Lebih terperinciKerangka Kerja Pengembangan Masyarakat (Community Development) 1
2 Kerangka Kerja Pengembangan Masyarakat (Community Development) 1 Program Pengembangan Masyarakat (Community Development), seharusnya disesuaikan dengan persoalan yang terjadi secara spesifik pada suatu
Lebih terperinciKARAKTERISASI ALAT PENANGKAP IKAN DEMERSAL DI PERAIRAN PANTAI UTARA JAWA BARAT FIFIANA ALAM SARI SKRIPSI
KARAKTERISASI ALAT PENANGKAP IKAN DEMERSAL DI PERAIRAN PANTAI UTARA JAWA BARAT FIFIANA ALAM SARI SKRIPSI DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN
Lebih terperinciBAB V PE N U T U P A. Simpulan
BAB V PE N U T U P A. Simpulan Dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan, dapat dirumuskan beberapa kesimpulan berikut ini: 1. Kebijakan pembangunan sarana air bersih menunjukkan dengan
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2012 NOMOR : 10 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG
LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2012 NOMOR : 10 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA CILEGON,
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR LAMPUNG, Menimbang Mengingat : a. bahwa dalam rangka
Lebih terperinciPEMBERDAYAAN EKONOMI KELOMPOK USAHA RUMAH TANGGA BERBASIS MODAL SOSIAL. (Studi Kasus: Kelompok Usaha Pengrajin Tahu Tempe di Kedaung, Ciputat- Banten)
PEMBERDAYAAN EKONOMI KELOMPOK USAHA RUMAH TANGGA BERBASIS MODAL SOSIAL (Studi Kasus: Kelompok Usaha Pengrajin Tahu Tempe di Kedaung, Ciputat- Banten) NUR PUTRI AMANAH DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN
Lebih terperinciFORMULASI STRATEGI PEMASARAN OBAT TRADISIONAL PADA TAMAN SYIFA DI KOTA BOGOR, JAWA BARAT. Oleh : FANNY SEFTA ADITYA PUTRI A
FORMULASI STRATEGI PEMASARAN OBAT TRADISIONAL PADA TAMAN SYIFA DI KOTA BOGOR, JAWA BARAT Oleh : FANNY SEFTA ADITYA PUTRI A14104093 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN
Lebih terperinciPENDAMPINGAN DALAM PROSES PERENCANAAN PARTISIPATIF PROGRAM PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS (PLPBK)
PENDAMPINGAN DALAM PROSES PERENCANAAN PARTISIPATIF PROGRAM PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS (PLPBK) Jurusan Arsitektur Universitas Merdeka Malang; budiyanto_hery@yahoo.com Abstract Program
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. publik eksternalnya adalah mereka yang berada di luar bagian dari organisasi atau
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagian orang menganggap organisasi sebagai suatu objek yang menyenangkan dan menarik. Tujuan utama organisasi adalah untuk memahami organisasi dengan mendeskripsikan
Lebih terperinciPERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KESADARAN GENDER
PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KESADARAN GENDER (Kasus Mahasiswa Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat Tahun Masuk 2006, Fakultas Ekologi Manusia) ALWIN TAHER I34051845 DEPARTEMEN SAINS
Lebih terperinciKOMISI B. KEANGGOTAAN: 6 Laki-laki ; 12 Perempuan = 18orang. ( Tgl 24 September 2013 ) Kode Etik Konsil LSM Indonesia
KOMISI B KEANGGOTAAN: 6 Laki-laki ; 12 Perempuan = 18orang ( Tgl 24 September 2013 ) Kode Etik Konsil LSM Indonesia Mukadimah Konsil LSM Indonesia menyadari bahwa peran untuk memperjuangkan partisipasi
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN
GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA BARAT, Menimbang
Lebih terperinciKEEFEKTIFAN KOMUNIKASI ORGANISASI DAN IMPLIKASINYA TERHADAP KINERJA KARYAWAN DI BAGIAN WEAVING PT. UNITEX TBK, BOGOR
KEEFEKTIFAN KOMUNIKASI ORGANISASI DAN IMPLIKASINYA TERHADAP KINERJA KARYAWAN DI BAGIAN WEAVING PT. UNITEX TBK, BOGOR Oleh EVITA DWI PRANOVITANTY A 14203053 PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT
Lebih terperinciPengertian Pemberdayaan PEMBERDAYAAN. Makna Pemberdayaan 5/24/2017. Penyebab Ketidakberdayaan. Pemberdayaan (empowerment) Power/daya.
Pengertian Pemberdayaan PEMBERDAYAAN Minggu ke 12 Pemberdayaan (empowerment) Power/daya Mampu Mempunyai kuasa membuat orang lain melakukan segala sesuatu yang diinginkan pemilik kekuasaan Makna Pemberdayaan
Lebih terperinciANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KEBUN RAYA BOGOR SEBAGAI OBJEK WISATA
ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KEBUN RAYA BOGOR SEBAGAI OBJEK WISATA SKRIPSI MUHAMMAD SALIM R H34076107 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010 RINGKASAN
Lebih terperinciSTUDI GENDER DALAM PROGRAM PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO (PLTMH) BAGI RUMAHTANGGA MISKIN
STUDI GENDER DALAM PROGRAM PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO (PLTMH) BAGI RUMAHTANGGA MISKIN (Kasus di Desa Cinta Mekar, Kecamatan Serangpanjang, Kabupaten Subang, Propinsi Jawa Barat) Oleh: ERNA SAFITRI
Lebih terperinciKONDISI KERJA KARYAWAN PEREMPUAN PERKEBUNAN DAN HUBUNGANNYA DENGAN KESEJAHTERAAN KELUARGA
KONDISI KERJA KARYAWAN PEREMPUAN PERKEBUNAN DAN HUBUNGANNYA DENGAN KESEJAHTERAAN KELUARGA (Kasus pada PT Perkebunan Nusantara (PTPN) VI Kebun Kayu Aro, Kecamatan Kayu Aro, Kabupaten Kerinci, Propinsi Jambi)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional dalam suatu negara bukan merupakan tanggung
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan dan pertumbuhan ekonomi dalam rangka pembangunan nasional dalam suatu negara bukan merupakan tanggung jawab pemerintah saja. Setiap warga negara mempunyai
Lebih terperinciWALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR
SALINAN WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 41 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN PROGRAM REHABILITASI SOSIAL DAERAH KUMUH KOTA SURABAYA DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciLEONARD DHARMAWAN A
ANALISIS PENGARUH PROGRAM PEMERINTAH TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN RUMAH TANGGA DI PEDESAAN MELALUI PROGRAM BANTUAN LANGSUNG TUNAI (BLT) DAN RAKSA DESA (Kasus Desa Cibatok Satu, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan masyarakat merupakan tanggungjawab semua pihak, baik pemerintah, dunia usaha (swasta dan koperasi), serta masyarakat. Pemerintah dalam hal ini mencakup pemerintah
Lebih terperinci