Peramalan (Forecasting) Permintaan
|
|
- Glenna Lie
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Peramalan (Forecasting) Permintaan Silvana Maulidah, SP, MP Lab of Agribusiness Analysis and Management, Faculty of Agriculture, Universitas Brawijaya 1. Pengantar 2. Langkah Sistem Peramalan 3. Pendekatan dalam Peramalan 4. Perencanaan Lokasi Pabrik 1. PENGANTAR 5. Metode Penentuan Lokasi Pabrik 6. Perencanaan Layout Pabrik 7. Macam Tipe Layout 8. Perencanaan Sistem Material Setiap perusahaan selalu menghadapi masa depan dalam aktivitasnya, guna mencapai visi misinya. Oleh karenanya semua perusahaan dituntut untuk memperkirakan atau meramalkan masa depan usahanya. Peramalan (forecasting) adalah seni dan ilmu untuk memperkirakan kejadian di masa yang akan datang. Hal ini dapat dilakukan dengan melibatkan pengambilan data historis dan memproyeksikan ke masa mendatang dengan suatu bentuk model matematis (kuantitatif), atau bisa juga merupakan prodiksi intuisi yang bersifat subjektif (kualitatif).peramalan ini pun dapat dilakukan dengan mengkombinasikan model matematis yang disesuaikan dengan pertimbangan yang baik dari seorang manajer. Pendapat lain menyatakan bahwa Peramalan (Forecasting) adalah upaya untuk memprediksi kejadian dimasa akan datang. Beberapa pendapat ada yang membedakan antara Forecasting (Pengolahan data masa lalu dengan metoda matematika untuk memperkirakan/memprediksi keadaan dimasa depan) dengan Prediction (Pengolahan data masa lalu dengan menggunakan pengetahuan subjektif atau pengalaman untuk memperkirakan/ memprediksi keadaan dimasa depan). Pada umumnya ada 3 jenis peramalan, yaitu : 1. Peramalan Ekonomi, berkaitan dengan siklus bisnis dengan memprediksi tingkat inflasi, suplai uang dan indikator ekonomi dan keuangan lainnya 2. Peramalan Teknologi, berkaitan dengan tingkat kemajuan teknologi yang akan melahirkan peralatan atau produk baru 3. Peramalan Permintaan berkaitan dengan permintaan produk. Sedangkan berdasarkan horizon masa depan Peramalan biasanya diklasifikasikan menjadi beberapa periode: 1. Peramalan jangka pendek; meliputi jangka waktu kurang dari tiga bulan sampai dengan satu tahun. Ditujukan untuk merencanakan pembelian bahan baku, jadwal kerja, tenaga kerja, dan tingkat produksi. MODUL 4 Manajemen Produksi dan Operasi Dalam Perusahaan Agribisnis 2. Peramalan jangka menengah; meliputi jangka waktu bulanan sampai dengan tiga tahun. Ditujukan untuk merencanakan penjualan, anggaran produksi dan kas.
2 3. Peramalan jangka panjang; meliputi jangka waktu tiga tahun atau lebih. Ditujukan untuk merencanakan produk baru, pembelanjaan modal, pengembangan lokasi atau fasilitas, serta penelitian dan pengembangan (R&D). Pada umumnya, perusahaan melakukan tiga jenis peramalan dalam perencanaan operasinya, yaitu : peramalan ekonomi (berhubungan dengan indikator-indikator ekonomi secara makro); peramalan teknologi (berkaitan dengan laju perkembangan teknologi); dan peramalan permintaan (berkaitan dengan proyeksi permintaan untuk produk atau layanan suatu perusahaan). Perusahaan harus bisa memprediksi besarnya pemintaan pelanggan akan produknya. Peramalan ini disebut juga peramalan penjualan. Peramalan permintaan merupakan usaha untuk mengetahui jumlah produk atau sekelompok produk di masa yang akan datang dalam kendala atau kondisi tertentu serta untuk mengurangi risiko atau ketidakpastian yang dihadapi. hal ini juga berkaitan dengan kegiatan pengendalian produksi, kapasitas, serta system penjadwalan dan menjadi input bagi perencanaan bagian keuangan, pemasaran, dan sumber daya manusia. Hasil maksimal dari suatu kegiatan peramalan adalah melakukan minimisasi ketidakpastian yang mungkin terjadi di masa yang akan datang. Untuk mampu tercapainya keputusan yang optimal diperlukan cara/metode peramalan yang tepat, sistematis dan dapat dipertanggungjawabkan. Tujuan: Dengan mempelajari materi dalam modul ini, diharapkan mendapatkan pemahaman tentang: 1. Peramalan dan langkah-langkah dalam menentukan peramalan permintaan 2. Perencanaan lokasi pabrik, Model layout, Perencanaan dalam lay out pabrik dan Perencanaan dalam system material. 2. LANGKAH SISTEM PERAMALAN Peramalan dapat dilakukan dengan beberapa langkah dasar seperti dipaparkan di bawah ini, beserta contoh kasus di bidang agribisnis (Agrowisata Petik Buah): 1. Menetapkan tujuan peramalan. Sebuah Agrowisata Petik Buah menggunakan peramalan pengunjung untuk mengendalikan jumlah pekerja, jam dan hari buka, ketersediaan kebun buah yang siap panen, dan wahana penunjang lainnya. 2. Memilih unsur yang akan diramalkan. Agrowisata Petik Buah memiliki lima kebun buah dan unsur yang akan diramalkan adalah jumlah pengunjung harian pada weekdays dan weekend. Peramalan jumlah pengunjung harian adalah angka utama yang menentukan jumlah pekerja kebun, perawatan, dan penjadwalan. 3. Menentukan horizon waktu peramalan. Perlu ditentukan jangka waktu peramalan, apakah jangka pendek, menengan, atau jangka panjang? Agrowisata Petik Buah akan menyusun prediksi pengunjung harian, mingguan, bulanan, tahunan, dan lima tahunan. 4. Memilih jenis model peramalan. Agrowisata Petik Buah akan menggunakan metode kuantitatif (matematis) dan kualitatif (penilaian subjektif).. 5. Mengumpulkan data yang diperlukan untuk melakukan peramalan. Tim peramalan Agrowisata Petik Buah mempekerjakan 5 orang analis dan 20 orang staf lapangan dalam departemen R&D untuk mengumpulkan data, misalnya jadwal libur bersama, jadawal libur sekolah, moment hari raya, dan Page 2 of 11
3 sebagainya. 6. Membuat peramalan. 7. Mengevaluasi dan menerapkan hasil peramalan. Tim peramalan Agrowisata Petik Buah melakukan pengkajian dan evaluasi hasil peramalan dengan kenyataan setiap hari. Pengkajian dilakukan untuk memastikan model, asumsi, dan data yang digunakan sudah valid dan relevan. Aspek aspek pada peramalan pada dasarnya identik dengan studi kelayakan suatu proyek/kegiatan dalam perusahaan. Ada beberapa aspek yang harus dipertimbangkan, antara lain: 1. Aspek ekonomi yakni yang mengadakan proyeksi terhadap aspek-aspek makro terutama aspek kependudukan dan pendapatan. 2. Aspek industri yakni analisis terhadap permintaan pasar dari seluruh perusahaan yang menghasilkan produk sejenis dari produk yang diusulkan dalam study kelayakan proyek. 3. Aspek penjualan masa lalu yakni dilakukan untuk melihat market positioning produk dalam stuktur persaingan dan dari padanya dapat diketahui market share produk tersebut. 4. Analisis peramalan permintaan berkaitan dengan perencanaan program pemasaran di masa yang akan datang. 5. Pengawasan hasil dari peramalan yakni usaha untuk minimalisasi kesalahan hasil dari berbagai tenik peramalan yang dugunakan. 3. PENDEKATAN DALAM PERAMALAN Sama halnya pendekatan dalam mengambil sebuah keputusan manajemen, maka dalam melakukan peramalan, terdapat dua pendekatan umum yang dapat dilakukan, yaitu dengan cara kuantitatif ataupun kualitatif. Peramalan kuantitatif (quantitative forecast), menggunakan metode statistic atau model matematis yang beragam dengan data masa lalu dan variable sebab akibat untuk meramalkan permintaan. Peramalan subjektif atau kualitatif (qualitative forecast) menggabungkan factor, seperti intuisi, emosi, pengalaman pribadi dan system nilai pengambil keputusan untuk meramal. Beberapa perusahaan menggunakan satu pendekatan dan perusahaan lain menggunakan pendekatan yang lain. Pada kenyataannya, kombinasi dari keduanya merupakan kombinasi yang paling efektif. Peramalan merupakan satu-satunya prediksi mengenai permintaan hingga permintaan yang sebenarnya diketahui. Meskipun demikian, sangat jarang peramalan dapat memberikan hasil yang sempurna. Hal tersebut dikarenakan ada banyak kenyataan yang berbeda dan kendala. Kendala-kendala yang dihadapi antara lain: 1. Waktu yang hendak diliput yakni rentangan waktu masa yang akan datang dan jangkauan peramalan. 2. Tingkah laku data yakni meliputi jumlah, ketepatan, dan tingkah laku data di masa yang lalu yang tersedia. 3. Tipe model yakni apakah model yang digunakan merupakan model time series, kausalitas atau yang lainnya. 4. Biaya yang tersedia yakni biaya yang tersedia untuk penyusunan studi kelayakan proyek. 5. Tingkat ketepatan yang diinginkan yakni ketelitian dan kecermatan peramalan yang diinginkan. 6. Kemudahan penerapan yakni kemudahan manajemen, data dan biaya. Tabel 1. Jenis jenis Pendekatan dalam Peramalan Page 3 of 11
4 No. Pendekatan Peramalan Teknik Peramalan Keterangan 1. Metode Kualitatif a. Juri dari opini eksekutif (jury Teknik Peramalan yang of executive opinion) Menggunakan pendapat sekumpulan kecil manajer atau pakar tingkat tinggi umumnya digabungkan dengan model statistik b. Metode Delphi (Delphy Teknik Peramalan yang Method) Menggunakan suatu proses kelompok partisipan (pengambil keputusan, karyawan, dan responden sehingga memungkinkan para ahli membuat peramalan. c. Komposit tenaga penjualan Teknik Peramalan yang (sales force composite) Berdasarkan perkiraan besar penjualan yang dapat dilakukan oleh para tenaga 2. Metode Kuantitatif a. Model Deret Waktu (time series method) b. Model Asosiatif (hubungan sebab-akibat) 4. PERENCANAAN LOKASI PABRIK penjual Teknik Peramalan yang Menggunakan sejumlah data masa lalu untuk membuat peramalan. Membuat prediksi dengan asumsi bahwa masa depan adalah fungsi dari masa lalu Teknik Peramalan yang Menggabungkan banyak variable atau factor yang mungkin mempengaruhi kuantitas yang sedang diramalkan Menurut Assauri (2008), lokasi penting bagi perusahaan karena akan mempengaruhi kedudukan perusahaan dalam persaingan dan menentukan kelangsungan hidup perusahaan. Dengan adanya penentuan lokasi suatu perusahaan yang tepat kana menentukan : Kemampuan melayani konsumen dengan memuaskan Mendapatkan bahan-bahan mentah yang cukup dan kontinu dengan harga yang memuaskan/layak Memungkinkan diadakan perluasan pabrik di kemudian hari Sedangkan menurut Yamit (2003), pemilihan lokasi pabrik terkait dengan pendirian pabrik baru atau perluasan (expansion) pabrik. Perluasan pabrik disebabkan : a. Fasilitas-fasilitas produksi dirasakan sudah ketinggalan b. Permintaan pasar terus berkembang diluar jangkauan kapasitas produksi yang dimiliki c. Tenaga kerja yang tidak mencukupi Untuk mendapatkan lokasi pabrik terkait yang ideal atau lokasi pabrik yang tepat Page 4 of 11
5 diperlukan tahapan yang harus dilakukan yaitu : 1. Menentukan daerah 2. Menentukan lingkungan masyarakat untuk diteliti secara rinci 3. Memilih lokasi yang terbaik : Lokasi di kota besar Lokasi di pinggir kota Lokasi jauh di luar kota Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam penentuan lokasi pabrik adalah : 1. Lokasi pasar Pasar atau lokasi dimana konsumen berdomisili merupakan salah satu faktor yang harus dipertimbangkan dalam penentuan lokasi pabrik. Pasar yang dituju dapat dibedakan menjadi pasar internasional, nasional, regional dan loka. Jika pasar terpusatkan pada lokasi tertentu maka pabrik yang akan didirikan sebaiknya berada dekat dengan lokasi pasar tersebut, tetapi bila pasar menyebar di berbagai lokasi maka dapat ditempatkan di titik yang dapat mengemat biaya distribusi. 2. Sumber bahan baku Perusahaan yang karena sifat dan keadaan proses manufakturingnya maupun sifat bahan bakunya yang mudah rusak, memaksa menempatkan pabrik yang berada dekat dengan lokasi sumber bahan baku. 3. Transportasi Tersedia tidaknya fasilitas transportasi sangat menentukan dalam proses pemilihan pabrik. Suatu perusahaan harus ditempatkan di suatu daerah karena tersedia tipe fasilitas transportasi yang sesuai dengan yang diinginkan. 4. Sumber energy atau tenaga listrik Sudah dapat dipastikan bahwa semua industri memerlukan energi/tenaga listrik untuk kebutuhan proses produksinya. Sebagian besar perusahaan akan lebih menyukai membeli energi listrik dari perusahaan listrik, tetapi pada perusahaan besar lebih suka memeiliki pembangkit listrik sendiri. 5. Iklim Iklim atau cuaca akan secara nyata akan mempengaruhi efektiviats, efisiensi, produktivitas dan perilaku tenaga kerja dalam melaksanakan aktiviasnya. Bagi perusahaan agribisnis, karena sifat tanaman yang diusahakan menghendaki daerah yang memiliki kelembaban atau suhu tertentu maka iklim menjadi faktor yang dominan dalam menentukan lokasi lahan yang dipilih. 6. Buruh dan tingkat upah Sebuah perusahaan tidak dapat beroperasi tanpa karyawan dan pendirian pabrik pada lokasi tertentu akan mempertimbangkan apakah tenaga kerjanya tersedia cukup baik dari segi jumlah maupun keahlian. Tingkat upah yang dibayarkan juga para tenaga kerja juga merupakan salah satu faktor yang perlu diperhatikan. 7. Undang-undang & sistem perpajakan Undang-undang yang dikeluarkan suatu negara baik di tingkat pusat maupun daerah akan mempengaruhi proses pemilihan lokasi pabrik. Beberapa aspek yang umum diatur oleh undang-undang adalah : jam kerja, upah minimum, usia kerja minimum dan kondisi lingkungan kerja harus diperhatikan dalam lokasi pabrik. Di samping itu juga terkait dengan pajak yang harus disetorkan. 7. Sikap masyarakat Masyarakat merupakan aspek penting dalam menyelesaikan masalah perburuhan, pperselisihan dan apakah masyarakat dapat menerima kehadiran industri di daeranya merupakan faktor penting dalam penentuan lokasi pabrik. 8. Air dan limbah industri Page 5 of 11
6 Beberapa industri memerlukan air dalam jumlah besar diperlukan dalam proses produksinya. Proses pembuangan limbah industri juga bisa menjadi sorotan tajam. Undang-undang dan tekanan sosial akan memberikan dampak besar pada perusahaan yang memiliki tingkat polusi tinggi. 5. METODE PENENTUAN LOKASI PABRIK Metode penentuan lokasi pabrik secara ideal dapat menggunakan metode-metode berikut : 1. Metode Beban Skor Adalah : metode penentuan lokasi pabrik secara kualitatif, metode ini mudah digunakan tetapi penilaiannya sangat subyektif sehingga jarang digunakan. Metode beban skor dilakukan dengan memberikan skor untuk setiap faktor yang dinilai terhadap alternatif lokasi pabrik. 2. Metode Perbandingan Biaya Metode ini dilakukan dengan cara memperbandingkan total biaya masing-masing alternatif lokasi. 3. Metode Break Even Point (BEP) Metode BEP dapat digunakan sebagai alternatif pemilihan lokasi pabrik yang optimum. BEP diartikan sebagai suatu keadaan dimana total pendapatan besarnya sama dengan total biaya (TR=TC) atau laba = Metode Transportasi Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam metode transportasi adalah : a. Kapasitas pabrik sebagai sumber b. Kapasitas permintaan di wilayah pemasaran atau gudang sebagai tempat tujuan c. Biaya produksi masing-masing pabrik d. Biaya distribusi dari tempat asal ke tempat tujuan 5. Metode Biaya Minimum Pada metode minimum tahapan yang dilakukan adalah : membuat tabel transportasi yang memuat alternatif lokasi pabrik, permintaan, jumlah biaya produksi dan transportasi, kemuadian pilih biaya terkecil. Lalu menguji tabel tersebut apakah sudah optimum dengan metode batu loncatan (stepping stone) dan membentuk jalur tertutup (close pert) untuk setiap sell non basis. 6. Metode Vogel s Metode ini lebih mudah penggunaannya, karena tanpa menggunakan jalur tertutup. Metode Vogel s menguji tabel optimum dengan teknik batu loncatan (teknik MODI), agar metode Vogel s dapat menghasilkan alokasi dengan biaya minimum. 6. PERENCANAAN LAYOUT PABRIK Perencanaan layout merupakan salah satu tahap dalam perencanaan suatu fasilitas yang bertujuan untuk mengembangkan suatu sistem produksi yang efektif dan efisien. Tujuan penyusunan layout pada dasarnya untuk mencapai pemanfaatan peralatan pabrik yang optimal, penggunaan jumlah tenaga kerja yang minimum, kebutuhan persediaan yang rendah dan biaya produksi dan investasi modal yang rendah, sedangkan jenis layout terdiri dari process layout, product layout, dan fixed position layout, atau kombinasi dari ketiga jenis layout tersebut. (James M. Apple) mendefinisikan perancangan tata letak pabrik sebagai perencanaan dan integrasi aliran komponen-komponen suatu produk untuk mendapatkan interelasi yang paling efektif dan efisien antar operator, peralatan, dan proses transformasi material dari bagian penerimaan sampai ke bagian pengiriman produk jadi. Dalam perkembangannya, perancangan tata letak pabrik adalah pengaturan dari fasilitas (gedung, tenaga keija, bahan baku, dan mesin-mesin) yang digunakan secara bersama-sama untuk memenuhi tujuan yang sudah ditetapkan. Jadi, perancangan tata letak pabrik dapat juga diartikan pengaturan dari fasilitas-fasilitas yang ada sedemikian rupa sehingga dapat Page 6 of 11
7 mencapai tujuannya dengan tidak mengesampingkan kendala yang ada. Teknik Tata letak pabrik terfokus pada pengaturan unsur-unsur fisik di sebuah fasilitas pabrik yang bertujuan meningkatkan efisiensi dan efektivitas. Permasalahan tata letak pabrik sangat menarik perhatian banyak pihak karena terkait dengan dampak strategis bagi perusahaan. Permasalahan tata letak pabrik merupakan persoalan yang kompleks, sehingga penyelesaiannya harus melalui pendekatan sistem. Menurut Subagyo (2000), layout pabrik adalah tata letak atau tata ruang. Artinya cara penempatan fasilitas-fasilitas yang digunakan di dalam pabrik. Fasilitas itu misalnya : mesin, alat produksi, alat pengangkutan barang, tempat pembuangan sampah dan lain-lain. Letak dari fasilitas-fasilitas itu harus diatur sedemikian rupa sehingga proses produksi dapat berjalan sedemiakian rupa dengan lancar dan efisien. Sedang menurut Assauri (2008), layout yang baik dapat diartikan sebagia penyusunan yang teratur dan efisien semua fasilitas pabrik dan buruh (personel) yang ada di dalam pabrik. Fasilitas pabrik tidak hanya mesin-mesin tapi juga service area termasuk penerimaan dan pengiriman barang, tempat maintenance, gudang dll.selai itu juga harus diperhatikan segi keamanan pekerja. Perencanaan tata letak pabrik yang baik akan dapat memberikan keuntungan-keuntungan sebagai berikut: Menaikkan output produksi. Tata letak yang baik akan memberikan output yang lebih besar dengan biaya yang sama atau bahkan lebih kecil. Mengurangi waktu tunggu. Mengatur keseimbangan antara waktu operasi produksi dan bebena dari masing-masing departemen atau mesin dengan baik sehingga dapat mengurangi waktu tunggu. Mengurangi proses material handling. Proses desain layout yang baik harus direncanakan sehingga sedapat mungkin mengurangi material handling yang bersifat mekanis dan lagi seluruh gerakan harus diupayakan menuju daerah shipping. Penghematan penggunaan area untuk produksi, gudang dan service. Jalan lintas, material yang menumpuk, jarak antar mesin-mesin yang berlebihan semuanya itu akan menambah area yang dibutuhkan untuk pabrik. Perencanaan tata letak yang optimal dapat mengatasi segala masalah pemborosan pemakaian ruangan. Mengurangi inventory in-process. Sistem produksi pada dasamya menghendaki agar bahan baku secepat mungkin berpindah dari satu operasi ke operasi berikutnya untuk mengurangi menumpuknya bahan setengah jadi. Masalah ini dapat diatasi dengan mengurangi waktu tunggu dari bahan yang menunggu untuk segera diproses. Proses manufacturing yang lebih singkat. Dengan mengurangi jarak antara operasi satu dengan operasi berikutnya dan mengurangi bahan yang menunggu serta storage yang tidak diperlukan. Waktu yang diperlukan dari bahan baku untuk berpindah dari satu tempat ketempat lainnya dalam pabrik dapat diperpendek sehingga secara total waktu produksi akan dapat pula dipersingkat. Mengurangi faktor yang bisa merugikan dan mempengaruhi kualitas dari bahan baku ataupun produk jadi. Tata letak pabrik yang direncanakan dengan baik dapat mengurangi kerusakan-kerusakan yang dapat terjadi pada bahan baku atau produk jadi. Penyebab kerusakan itu antara lain getaran-getaran, debu, panas, dan lain-lain. Mengurangi kemacetan dan kesimpangsiuran. Page 7 of 11
8 Material yang menunggu, gerakan pemindahan yang tidak perlu, serta banyaknya perpotongan dari lintasan yang ada akan menyebabkan kesimpangan. Prinsip dasar penyusunan Layout : a. Integrasi secara total b. Jarak perpindahan bahan paling minimum c. Memperlancar aliran d. Kepuasan dan keselamatan kerja e. Fleksibilitas Dasar pengaturan layout: 1. Atas dasar proses Cara pengaturan atas dasar proses, tipe dan karakteristik dari perlatan produksi merupakan faktor yang penting dalam pengaturan tata letak fasilitas. 2. Atas dasar produk Sedangkan pada cara pengaturan atas dasar produk, jenis pekerjaan yang harus dilakukan pada produk merupakan faktor penting dalam penempatan fasilitas pabrik. 7. MACAM TIPE LAYOUT Macam Tipe Layout yaitu : 1. Layout Proses Dikenal juga sebagai functional layout yaitu : proses pengaturan dan penempatan fasilitas pabrik seperti mesin dan peralatan yang memiliki karakteristik kerja yang sama atau memilikifungsi yang sama ditempatkan pada satu departemen atau bagian. Dalam layout proses ini, tipe dan karakteristik dari peralatan adalah faktor yang dominan dalam pengaturan letak fasilitas pabrik. 2. Layout Produk Atau Garis (Line Layout) Layout produk atau garis) adalah pengaturan tata letak fasilitas pabrik berdasarkan aliran dari produk tersebut. Tipe layout produk / garis ini merupakan tipe paling populer dan sering digunakan untuk pabrik yang menghasilkan produk secara massal dengan tipe produk relatif kecildan standar untuk jangka waktu relatif lama. Tujuan utama dari tata letak seperti ini adalah untuk memudahkan pengawasan dalam kegiatan produksi. 3. Layout Kelompok Adalah : pengaturan tata letak fasilitas pabrik ke dalam daerah-daerah atau kelompok mesin bagi pembuatan produk yang memerlukan pemrosesan yang sama. Setiap produk diselesaikan pada daerah tersendiri dengan seluruh urutan pengerjaan dilakuakn pada tempat tersebut. 4. Layout Posisi Tetap (Fixed Position Layout) Adalah : pengaturan material atau komponen produk yang dibuat akan tinggal tetap pada posisinya, sedangkan fasilitas produksi seperti peralatan, perkakas, mesin-mesin, manusia serta komponen kecil lainnya akan bergerak/berpindah menuju lokasi material atau komponen produk utama tersebut. 5. Layout Bentuk U Hakekat layout bentuk U adalah pintu masuk dan keluar bahan baku dan produk akhir berada pada posisi yang sama. Keuntungan dari tata letak model ini adalah fleksibilitas untuk menambah atau mengurangi jumlah Page 8 of 11
9 pekerja yang diperlukan bila harus menyesuaikan dengan perubahan jumlah produksi atau perubahan permintaan. Hal ini dapat dicapai dengan menambah atau mengurangi jumlah pekerja pada daerah sebelah dalam dari tempat kerja berbentuk U ini. 6. Layout Gabungan Garis dan Proses Penggabungan kedua tipe layout ini untuk mengeliminir segala kelemahan yang terdapat dalam layout proses maupun layout garis. 7. Layout Gabungan Garis dan Bentuk U Dengan penggabungan kedua layout ini dapat mengurangi tenaga kerja pecahan. 8. PERENCANAAN SISTEM MATERIAL Menurut Assauri (2008), dalam produksi terdapat bermacam-macam proses yang harus dilalui oleh produk tersebut untuk sampai selesai dan siap dikirim ke pasar. Pergerakan/perpindahan bahan itu disebut material movement. Akan tetapi bahan-bahan merupakan benda mati yang tidak dapat bergerak dengan sendirinya. Oleh karena itu dibutuhkan kegiatan pemindahan bahan yang disebut material handling. Jadi material handling merupakan kegiatan mengangkat, mengangkut, dan meletakkan bahan-bahan/barang-barang dalam proses di dalam pabrik sampai pada saat barang jadi/produk akan dikeluarkan dalam pabrik. Biaya material handling terdiri atas : upah untuk orang yang memindahkan bahan (material handller), biaya investasi dari berbagai alat pemindahan bahan yang digunakan dan biaya-biaya yang tidak dapat dipisahkan dan termasuk dalam biaya produksi untuk mengerjakan produk hasilnya. Dari biaya material handling ada sebagian yang termasuk biaya langsung (direct cost) dan sebagian biaya tidak langsung (indirect cost). Tugas-tugas dari bagian material handling antara lain : 1. Mengadakan penyelidikan dan analisis untuk dapat menentukan bagaimana kegiatan material handling dilakukan sehingga dapat lebih efisien. 2. Merencanakan, mengadakan pengujian/pengetesan dari perkembangan alat-alat material handling yang baru 3. Memberikan rekomendasi mengenai perbaikan yang perlu dilakukan dalam caracara pemindahan bahan (material handling) dan dalam pemasangan perlengkapan dan peralatan handling yang baru. 4. Mengikuti pelaksanaan dan membuat laporan mengenai pemasangan perlengkapan atau peralatan handling yang baru tersebut. Langkah awal dalam merancang fasilitas manufaktur adalah menentukan pola aliran secara umum. Pola aliran ini menggambarkan material masuk sampai pada produk jadi. Beberapa pola aliran umum adalah pola aliran garis lurus, pola aliran bentuk U, pola aliran bentuk O, pola aliran bentuk S, pola aliran bentuk L. Fungsi dan keguanaan pola-pola aliran: 1. Pola aliran garis lurus digunakan untuk proses produksi pendek dan sederhana. 2. Pola aliran bentuk L, pola ini hampir sama dengan pola garis lurus, hanya saja pola ini digunakan untuk akomodasi jika pola aliran garis tidak bisa digunakan dan biaya bangunan terlalu mahal jika menggunakan aliran lurus. produk pada satu tempat, kondisi ini memudahkan pengawasan keluar masuknya barang. 3. Pola aliran bentuk S, digunakan jika aliran produksi panjang dan lebih panjang dari ruangan yang ditempati. Karena panjangnnya proses maka aliran dizigzag. Page 9 of 11
10 Garis lurus Bentuk L Bentuk O Bentuk U Bentuk S Gambar 2. Macam-macam pola aliran bahan Dalam menentukan lokasi masuk keluarnya suatu aliran dalam suatu rancangan tata letak, harus dilakukan analisis yang mendalam, dengan mempertimbangkan beberapa aspek, terutama mengenai sistem pemindahan bahan untuk mengidentifikasikan pengaruhnya pada waktu, biaya dan kualitas. Selain itu perencanaan lokasi masuk keluarnya aliran harus disesuaikan dengan kendala- kendala yang ada. REFERENSI Agus Ahyari, Manajemen Produksi. Perencanaan Sistem Produksi. Buku 1 dan 2. BPFE Yogjakarta Jay Heizer, Barry Render Manajemen Operasi. Penerbit Salemba Empat. Jakarta. Pangestu Subagyo,2000. Manajemen Operasi.BPFE. Yogyakarta Eddy Herjanto,1999. Manajemen Produksi dan Operasi, Grasindo. Jakarta Manahan P. Tambubolon. Manajemen Operasional Ghalia Indonesia. Pudjo sugito & Sumartono. Manajemen Operasional Bayumedia. Malang T.Hani Handoko Dasar-dasar Manajemen Produksi dan Operasi. BPFE. Yogjakarta Zulian Yamit, Manajemen Produksi dan Operasi. Ekonisia. Fakultas Ekonomi UII. Yogyakarta. Page 10 of 11
11 PROPAGASI A. Latihan dan Diskusi (Propagasi vertical dan Horizontal) 1. Setiap kelompok melakukan tugas pengamatan lapang ke sentra-sentra agroindustri UKM di sekitar kota Malang berdasarkan industri (unit bisnis) acuan masing-masing kelompok Pengamatan dan pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dengan instrumen yang telah disiapkan sebelumnya yang terkait dengan : Perencanaan proses produksi Kapasitas produksi Desain proses produksi Perencanaan lokasi pabrik Layout pabrik 2. Seandainya saudara adalah seorang pelaku agribisnis (kemukakan apa produk agribisnis yang saudara produksi). Coba lakukan analisa peramalan permintaan terhadap produk tersebut. a. Faktor apa saja yang harus dipertimbangkan dan jelaskan b. Metode apakah yang saudara gunakan dalam melakukan peramalan. jelaskan c. Bagaimanakah hasilnya, jelaskan. B. Pertanyaan (Evaluasi mandiri) 1. Dalam melakukan peramalan permintaan, harus memperhatikan: a. Siklus/daur hidup produk, b. Sumber daya manusia c. Kapasitas produksi d. Manajemen rantai pasokan (supply chain management) Jelaskan masing-masing (cantumkan referensi), disertai contoh produk agribisnis. 2. Ada dua pendekatan dalam melakukan peramalan permintaan, yaitu: a. Peramalan kuantitatif b. Peramalan kualitatif Carilah referensi tentang kedua pendekatan tersebut. 3. Untuk memperoleh hasil peramalan yang berakurasi tinggi diperlukan persyaratan. Sebut dan Jelaskan! 4. Jelaskan tentang sistem material handling, sebutkan sumbernya! Page 11 of 11
MANAJEMEN OPERASI DAN PRODUKSI DALAM AGRIBISNIS
SELF-PROPAGATING ENTREPRENEURIAL EDUCATION DEVELOPMENT MANAJEMEN OPERASI DAN PRODUKSI DALAM AGRIBISNIS Dina Novia Priminingtyas, SP.,MSi. Lab. of Agribusiness Analysis and Management Faculty of Agriculture,
Lebih terperinciMODUL PERKULIAHAN. Manajemen Proses, Perencanaan Fasilitas Dan Workforce Management Dalam Perusahaan Agribisnis MANAJEMEN PRODUKSI DAN OPERASI
MANAJEMEN PRODUKSI DAN OPERASI PROGRAM STUDI AGRIBISNIS JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MODUL PERKULIAHAN Manajemen Proses, Perencanaan Fasilitas Dan Workforce
Lebih terperinciPERAMALAN (FORECASTING)
PERAMALAN (FORECASTING) Apakah Peramalan itu? Peramalan (forecasting) adalah seni dan ilmu untuk memperkirakan kejadian di masa depan. Dapat dilakukan dengan melibatkan pengambilan data historis dan memproyeksikannya
Lebih terperinciBab 6. Perencanaan Kapasitas
Modul 3 A. Uraian Materi Belajar Bab 6. Perencanaan Kapasitas Kapasitas produksi merupakan jumlah maksimum output yang dapat diproduksi dalam satuan waktu tertentu, yang ditentukan oleh kapasitas sumberdaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada saat ini perusahaan dituntut untuk mampu menghadapi persaingan baik dari perusahaan lokal maupun perusahaan luar negeri. Ditambah lagi dengan adanya
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN
BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Manajemen Operasi Serangkaian kegiatan yang menciptakan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan mengubah input menjadi
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. secara efektif dan efisien. Dalam rangka ini dikembangkan pemikiran-pemikiran dan
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Produksi dan Operasi Pada dewasa ini terdapat persaingan yang semakin ketat dalam dunia usaha dan semakin maju cara-cara yang dikembangkan untuk mencapai tujuan dan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian dan tujuan rancang fasilitas Wignjosoebroto (2009; p. 67) menjelaskan, Tata letak pabrik adalah suatu landasan utama dalam dunia industri. Perancangan tata letak pabrik
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perencanaan Tata Letak Fasilitas 2.1.1 Pengertian Perencanaan Fasilitas Perencanaan tata letak fasilitas termasuk kedalam bagian dari perancangan tata letak pabrik. Perencanaan
Lebih terperinciPERANCANGAN PABRIK: TAHAP PERENCANAAN
SELF-PROPAGATING ENTREPRENEURIAL EDUCATION DEVELOPMENT (SPEED) PERANCANGAN PABRIK: TAHAP PERENCANAAN Dr. Ir. Susinggih Wijana, MS. Lab. Bioindustri, Jur Teknologi Industri Pertanian Universitas Brawijaya
Lebih terperinciPERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS PERTEMUAN #2 TKT TAUFIQUR RACHMAN PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS PERTEMUAN #2 TKT306 PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS 6623 TAUFIQUR RACHMAN PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ESA UNGGUL KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN
Lebih terperinciBAB VII LOKASI DAN TATA LETAK PABRIK
BAB VII LOKASI DAN TATA LETAK PABRIK Mendirikan suatu pabrik harus diperkirakan dahulu mengenai lokasi dan tata letak pabrik. Lokasi dan tata letak pabrik itu menentukan keberhasilan suatu pabrik yang
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Line Balancing Line Balancing adalah suatu analisis yang mencoba melakukan suatu perhitungan keseimbangan hasil produksi dengan membagi beban antar proses secara berimbang
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Operasional Didalam melakukan proses produksi diperlukan sekali manajemen yang baik, hal ini bertujuan untuk melakukan ataupun pengawasan proses produksi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian proses produksi menurut beberapa ahli diantaranya adalah:
BB II TINJUN PUSTK. Pengertian Proses Produksi Pengertian proses produksi menurut beberapa ahli diantaranya adalah: 1. Proses produksi adalah penciptaan barang dan jasa (Render dan Heizer, 2009:394). 2.
Lebih terperinciPENDAHULUAN DEFINISI, RUANG LINGKUP, TUJUAN, DAN PROSEDUR PERANCANGAN FASILITAS
PENDAHULUAN DEFINISI, RUANG LINGKUP, TUJUAN, DAN PROSEDUR PERANCANGAN FASILITAS 7 Definisi Pabrik Pabrik/Industri setiap tempat dimana faktor-faktor seperti : manusia, mesin dan peralatan (fasilitas) produksi
Lebih terperinciMATERI 4 ASPEK TEKNIS DAN TEKNOLOGIS. e. Spesfifikasi Bahan Baku dan Hasil c. Tenaga Kerja
MATERI 4 ASPEK TEKNIS DAN TEKNOLOGIS 1. Perencanaan Kapasitas Produksi Aspek-aspek yang berpengaruh dalam perencanaan kapasitas produksi yaitu : 1. Perencanaan & Pemilihan Proses Tidak berarti pemilihan
Lebih terperinciBerdasarkan beberapa ahli manajemen, pengertian manajemen operasi yaitu:
Manajemen produksi merupakan salah satu bagian dari bidang manajemen yang mempunyai peran dalam mengoordinasi kan berbagai kegiatan untuk mencapai tujuan manajemen produksi menyangkut pengambilan keputusan
Lebih terperinciOptimalisasi Tata Letak Mesin Produksi Terhadap Kinerja Karyawan Pada CV. ABC Aceh Besar
Malikussaleh Industrial Engineering Journal Vol.3 No.2 (2014) 4-9 ISSN 2302 934X Industrial Management Optimalisasi Tata Letak Mesin Produksi Terhadap Kinerja Karyawan Pada CV. ABC Aceh Besar Dewi Mulyati*
Lebih terperinciPerancangan Tata Letak
Materi #2 TIN314 Perancangan Tata etak Fasilitas Perancangan Tata etak 2 Definisi: pengaturan tata letak fasilitas-fasilitas operasi dengan memanfaatkan area yang tersedia untuk penempatan mesin-mesin,
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Tata Letak Pabrik
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Tata Letak Pabrik Menurut Apple (1990), Tata letak pabrik dapat didefinisikan sebagai tata cara pengaturan fasilitas fasilitas pabrik guna menunjang kelancaran proses
Lebih terperinciKONSEP DASAR TENTANG DESAIN PABRIK
KONSEP DASAR TENTANG DESAIN PABRIK Suatu lay-out pada umumnya ditentukan oleh jenis proses yang mendukungnya. Karena proses yang terjadi dalam industri begitu luasnya, maka lay-out yang direncanakan untuk
Lebih terperinciSISTEM PENANGANAN MATERIAL
SISTEM PENANGANAN MATERIAL 167 Penanganan Material (Material Handling) merupakan seni pergerakan/pemindahan material secara ekonomis dan aman. Material handling dirancang menggunakan metode yang tepat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengeritan Manajemen Produksi dan Operasi Menurut Hasibuan (2011:2), manajemen adalah ilmu seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber lainnya secara
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi Manajemen produksi dan operasi merupakan usaha-usaha pengelolaan secara optimal penggunaan sumber daya-sumber daya (atau sering disebut
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Menurut Robbins dan Coulter (2009:7) manajemen adalah aktivitas kerja yang melibatkan koordinasi dan pengawasan terhadap pekerjaan orang lain, sehingga pekerjaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dengan hadirnya persaingan global di bidang bisnis sekarang ini, dunia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dengan hadirnya persaingan global di bidang bisnis sekarang ini, dunia usaha dituntut untuk berkinerja dengan efektif dan efisien. Hal ini dilakukan agar perusahaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. Tinjauan Teori dan Konsep 2.. Pengertian Manajemen Produksi/Operasi Sebelum membahas lebih jauh mengenai metode transportasi, perlu diuraikan terlebih dahulu mengenai pengertian
Lebih terperinciTATA LETAK PABRIK KULIAH 2: PERENCANAAN LAYOUT
TATA LETAK PABRIK KULIAH 2: PERENCANAAN LAYOUT By: Rini Halila Nasution, ST, MT Alat, bahan dan pekerja harus diatur posisinya sedemikian rupa dalam suatu pabrik, sehingga hasilnya paling efektif dan ekonomis.
Lebih terperinci: PENENTUAN LOKASI FASILITAS-FASILITAS PRODUKSI. M.O. By Nurul K, SE, M.Si
: PENENTUAN LOKASI FASILITAS-FASILITAS PRODUKSI M.O. By Nurul K, SE, M.Si PENENTUAN LOKASI Pemilihan lokasi pabrik baik untuk pabrik baru maupun perluasan (ekspansi) Alasan ekspansi al: Fasilitas produksi
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Masalah umum pada suatu model persediaan bersumber dari kejadian yang dihadapi setiap saat dibidang usaha, baik dagang ataupun industri.
Lebih terperinciManajemen Persediaan. Material Handling. Dinar Nur Affini, SE., MM. Modul ke: 14Fakultas Ekonomi & Bisnis. Program Studi Manajemen
Manajemen Persediaan Modul ke: 14Fakultas Ekonomi & Bisnis Material Handling Dinar Nur Affini, SE., MM. Program Studi Manajemen Pendahuluan Tujuan Material Handling Tujuan Material Handling Tujuan material
Lebih terperinciPerancangan Tata Letak
1 TIN314 Perancangan Tata Letak Fasilitas Perancangan Tata Letak 2 Definisi: pengaturan tata letak fasilitasfasilitas operasi dengan memanfaatkan area yang tersedia untuk penempatan mesin-mesin, bahan-bahan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah mendorong semua perusahaan khususnya industri manufaktur saling bersaing untuk menghasilkan produk yang berkualitas.
Lebih terperinciANALISIS MANAJEMEN PERSEDIAAN PADA PT. KALIMANTAN MANDIRI SAMARINDA. Oleh :
ANALISIS MANAJEMEN PERSEDIAAN PADA PT. KALIMANTAN MANDIRI SAMARINDA Oleh : Boys Bidil Noor Fakultas Ekonomi, Univeritas 17 agustus Samarinda Email : boy.aidil@gmail.com ABSTRAKSI Penelitian ini untuk bertujuan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Peramalan (Forecasting) Menurut Kusuma (2004:13), peramalan (forecasting) adalah perkiraan tingkat permintaan satu atau lebih produk selama beberapa periode mendatang.
Lebih terperinciPERAMALAN (FORECASTING) : ADALAH SENI DAN ILMU MEMPREDIKSI PERISTIWA- PERISTIWA YANG AKAN TERJADI DENGAN MENGGUNAKAN DATA HISTORIS DAN
PERAMALAN (FORECASTING) : ADALAH SENI DAN ILMU MEMPREDIKSI PERISTIWA- PERISTIWA YANG AKAN TERJADI DENGAN MENGGUNAKAN DATA HISTORIS DAN MEMPROYEKSIKANNYA KE MASA DEPAN DENGAN BEBERAPA BENTUK MODEL MATEMATIS.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tujuan perusahaan adalah untuk mendapat keuntungan dengan biaya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laju perekonomian yang semakin meningkat dan tingkat persaingan yang semakin tajam, suatu perusahaan harus lebih giat dalam mencapai tujuan. Tujuan perusahaan
Lebih terperinciMatakuliah : Ekonomi Produksi Peternakan Tahun : Oleh. Suhardi, S.Pt.,MP
Matakuliah : Ekonomi Produksi Peternakan Tahun : 2014 Oleh. Suhardi, S.Pt.,MP 1 Pada akhir pertemuan ini, diharapkan mahasiswa akan mampu : Menunjukkan jenis Peramalan Menggunakan Metode Peramalan Kuantitatif
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi Menurut Dewanti (2008:230), manajemen yakni proses mengkoordinasi dan mengintegrasikan kegiatan-kegiatan kerja agar diselesaikan secara
Lebih terperinciMEMPRODUKSI BARANG DAN JASA (PRODUCING GOODS AND SERVICES) Gambar 11.1 Proses Transformasi Sumber Daya
MEMPRODUKSI BARANG DAN JASA (PRODUCING GOODS AND SERVICES) A. MANAJEMEN OPERASI/PRODUKSI Manajemen Operasi (atau produksi) adalah pengarahan dan pengendalian suatu proses secara sistematis untuk mengubah
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Balanced Scorecard Balanced scorecard adalah suatu pendekatan untuk memberi penilaian hasil kerja suatu organisasi yang ditemukan oleh Kaplan dan Norton di tahun 1992 dan dikembangkan
Lebih terperinciKonsep Just in Time Guna Mengatasi Kesia-Siaan dan Variabilitas dalam Optimasi Kualitas Produk
Konsep Just in Time Guna Mengatasi Kesia-Siaan dan Variabilitas dalam Optimasi Kualitas Produk Darsini Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo, Jl.
Lebih terperinciKERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Manajemen Persediaan Manajemen persediaan adalah menentukan keseimbangan antara investasi persediaan dengan pelayanan pelanggan (Heizer dan
Lebih terperinciBAB III PEMBAHASAN. telah mengembangkan konsep biaya menurut kebutuhan mereka masing-masing. akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu.
BAB III PEMBAHASAN A. Pengertian Biaya dan Klasifikasi Biaya 1. Pengertian Biaya Dalam menjalankan suatu perusahaan diperlukan keputusan yang tepat dan akurat terhadap konsep biaya yang ada. Ada beberapa
Lebih terperinciPertemuan /19/2017 Studi Kelayakan Bisnis
ASPEK MANAJEMEN OPERASIONAL DAN TEKNOLOGI Pertemuan 15 1 Manajemen Operasional Proses Plan-Organize-Leading-Controling Input Ouput Menciptakan Manfaat Baru 2 Keputusan Dalam Manajemen Desain Produk & Jasa
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Biaya Informasi biaya sangat bermanfaat bagi manajemen perusahaan. Diantaranya adalah untuk menghitung harga pokok produksi, membantu manajemen dalam fungsi perencanaan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. berkembang pesat. Setiap perusahaan berlomba-lomba untuk menemukan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi telah membuat bisnis di Indonesia sangat berkembang pesat. Setiap perusahaan berlomba-lomba untuk menemukan sebuah solusi yang tepat agar dapat bertahan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya merupakan salah satu pengeluaran yang pasti dalam suatu perusahaan, oleh karenanya, biaya sangat diperlukan dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. fashion. Mulai dari bakal kain, tas batik, daster, dress, rompi, dan kemeja
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Batik Gres Tenan milik Bp. Sardjono Atmomardoyo yang ada di Kampung Batik Laweyan turut andil dalam persaingan dalam hal industri fashion. Mulai dari bakal kain, tas
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Pengendalian Persediaan Setiap perusahaan, apakah itu perusahaan dagang, pabrik, serta jasa selalu mengadakan persediaan, karena itu persediaan sangat penting. Tanpa adanya
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Perancangan Tata Letak Pabrik 2.1.1 Definisi Perancangan Tata Letak Fasilitas Pengertian perencanaan fasilitas dapat dikemukakan sebagai proses perancangan fasilitas, termasuk
Lebih terperinciBAB II. organisasi mulai dari perencanaan sistim operasi, perancangan sistim operasi hingga
BAB II A. Manajemen Operasi Manajemen Operasi membahas bagaimana membangun dan mengelola operasi suatu organisasi mulai dari perencanaan sistim operasi, perancangan sistim operasi hingga pengendalian sistim
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Produksi dan Operasi Manajeman (management) merupakan proses kerja dengan menggunakan orang dan sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan (Bateman, Thomas S. : 2014)
Lebih terperinciMANAJEMEN PERSEDIAAN Modul ini akan membahas tentang gambaran umum manajemen persediaan dan strategi persdiaan barang dalam manajemen persediaan
Modul ke: MANAJEMEN PERSEDIAAN Modul ini akan membahas tentang gambaran umum manajemen persediaan dan strategi persdiaan barang dalam manajemen persediaan Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Ir. Rini Anggraini
Lebih terperinci3. Peramalan Penjualan ( Proyeksi Penjualan)
3. Peramalan Penjualan ( Proyeksi Penjualan) Pengertian mengenai peramalan penjualan diantaranya: Peramalan penjualan adalah perkiraan atau proyeksi secara teknis permintaan konsumen potensial untuk suatu
Lebih terperinciSATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH MANAJEMEN OPERASIONAL (EB) KODE / SKS : KK / 3 SKS
KODE / SKS : KK-05 / SKS & Pendahuluan. Definisi dan istilah-istilah dalam Mahasiswa dapat menjelaskan mengenai : Manajeman Operasional Berbagai definisi dan istilah dalam. Fungsi operasi dalam organisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ini, pemenuhan pelayanan berkualitas bagi perusahaan kemudian tidak jarang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan kemajuan kondisi perekonomian, maka dunia industri semakin mendapat tuntutan yang tinggi dari masyarakat. Tuntutan yang dimaksud salah satunya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. secara umum ditinjau dari sudut pandang produksi adalah susunan fasilitas produksi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Definisi Tata Letak Fasilitas adalah Suatu tata cara pengaturan fasilitas fasilitas produksi guna menunjang proses produksi (Sritomo, 1996). Tata Letak secara umum
Lebih terperinciBAB 2 ANGGARAN PENJUALAN
Penganggaran Perusahaan 29 BAB 2 ANGGARAN PENJUALAN Dalam proses penyusunan anggaran atau perencanaan perusahaan anggaran penjualan merupakan bagian paling penting dibanding anggaran lainnya, karena selain
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Keberadaan persediaan dalam suatu unit usaha perlu diatur sedemikian rupa sehingga kelancaran pemenuhan kebutuhan pemakai dapat dijamin
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelum penggunaan MRP biaya yang dikeluarkan Rp ,55,- dan. MRP biaya menjadi Rp ,-.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Penelitian Terdahulu Nastiti (UMM:2001) judul: penerapan MRP pada perusahaan tenun Pelangi lawang. Pendekatan yang digunakan untuk pengolahan data yaitu membuat Jadwal
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori Perancangan tata letak pabrik merupakan kegiatan yang berhubungan dengan perancangan unsur fisik suatu kegiatan, yang biasanya berhubungan dengan industri manufaktur.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan yang ketat antar perusahaan baik perusahaan nasional maupun perusahaan asing yang diakibatkan oleh faktor globalisasi menuntut perusahaan untuk dapat bertahan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi dan Kewirausahaan 2.1.1 Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi Sebelum menjelaskan mengenai pengertian Manajemen Produksi dan Operasi
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Persediaan Persediaan merupakan komponen penting dalam suatu kegiatan produksi maupun distribusi suatu perusahaan. Persediaan digunakan sebagai cadangan atau simpanan pengaman
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Persediaan
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Persediaan Menurut Pardede (2005), persediaan (inventory) adalah sejumlah barang atau bahan yang tersedia untuk digunakan sewaktu-waktu di masa yang akan datang. Sediaan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Produksi Untuk memenuhi kebutuhan yang beraneka ragam, manusia memerlukan barang dan jasa. Suatu kegiatan yang menghasilkan barang dan jasa disebut produksi. Produksi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam suatu perusahaan terdapat sebuah organisasi yang kegiatannya
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Metode Kombinasi Produk Dalam suatu perusahaan terdapat sebuah organisasi yang kegiatannya melakukan produksi. Yang dimaksud kegiatan produksi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. bidang manufaktur, suatu peramalan (forecasting) sangat diperlukan untuk
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Peramalan 2.1.1 Pengertian Peramalan Di dalam melakukan suatu kegiatan dan analisis usaha atau produksi bidang manufaktur, suatu peramalan (forecasting) sangat diperlukan untuk
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 1.1 Manajemen Produksi 1.1.1 Pengertian Proses Produksi Dalam kehidupan sehari-hari, baik dilingkungan rumah, sekolah maupun lingkungan kerja sering kita dengar mengenai apa yang
Lebih terperinciManajemen Keuangan Agroindustri. Lab. Manajemen Agribisnis, Faculty of Agriculture, Universitas Brawijaya
SELF-PROPAGATING ENTREPRENEURIAL EDUCATION DEVELOPMENT Manajemen Keuangan Agroindustri Riyanti Isaskar, SP, M.Si Lab. Manajemen Agribisnis, Faculty of Agriculture, Universitas Brawijaya Email : riyanti.fp@ub.ac.id
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di dalam suatu perusahaan khususnya perusahaan industri, persediaan dalam proses produksi memegang peranan yang sangat penting bagi perusahaan. Untuk itu
Lebih terperinciASPEK-ASPEK STUDI KELAYAKAN BISNIS
Kuliah 3 ASPEK-ASPEK STUDI KELAYAKAN BISNIS DEPARTEMEN AGRIBISNIS FEM - IPB Menurut Husnan, Suad ASPEK PASAR ASPEK TEKNIS ASPEK MANAJEMEN ASPEK HUKUM KEUANGAN (FINANSIAL) EKONOMI, SOSIAL, DAN LINGKUNGAN
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. berhubungan dengan suatu sistem. Menurut Jogiyanto (1991:1), Sistem adalah
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem Informasi Dalam perancangan sistem terlebih dahulu harus mengerti sub sistem. Sub sistem yaitu serangkaian kegiatan yang dapat ditentukan identitasnya, yang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi Pengertian manajemen produksi dan operasi tidak terlepas dari pengertian manajemen pada umumnya, yaitu mengandung unsur adanya kegiatan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Persediaan merupakan suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha tertentu, atau persediaan barang-barang yang masi
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Persediaan pada Supply Chain Persediaan adalah bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya untuk proses produksi atau perakitan,
Lebih terperinciPENENTUAN LUAS PRODUKSI OPTIMUM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR. Sunarso Fakultas Ekonomi Universitas Slamet Riyadi Surakarta
PENENTUAN LUAS PRODUKSI OPTIMUM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR Sunarso Fakultas Ekonomi Universitas Slamet Riyadi Surakarta ABSTRACT To determine correct production volume a company needed is assorted of appliance
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Misi, Manfaat dan Fungsi Gudang Gudang dapat didefinisikan sebagai tempat yang dibebani tugas untuk menyimpan barang yang akan dipergunakan dalam produksi sampai
Lebih terperinciSistem Produksi. Produksi. Sistem Produksi. Sistem Produksi
Sistem Produksi Sistem Produksi 84 Produksi Produksi disebut juga dengan istilah manufaktur merupakan salah satu fungsi dalam perusahaan (fungsi lainnya a.l pemasaran, personalia, dan finansial). Produksi
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Produksi Secara umum produksi diartikan sebagai suatu kegiatan atau proses yang mentransformasikan masukan (input) menjadi hasil keluaran (output). Dalam arti sempit, pengertian
Lebih terperinciPemilihan Teknologi. Pemilihan Lokasi
1 Pemilihan Teknologi Dalam pemilihan teknologi terdapat beberapa hal yang perlu dinilai dan dievaluasi: kesesuaian teknologi yang digunakan untuk menghasilkan produk dengan kebutuhan pasar produk proses
Lebih terperinciPERANCANGAN PABRIK: PENENTUAN LOKASI PABRIK
SELF-PROPAGATING ENTREPRENEURIAL EDUCATION DEVELOPMENT (SPEED) PERANCANGAN PABRIK: PENENTUAN LOKASI PABRIK Dr. Ir. Susinggih Wijana, MS. Lab. Bioindustri, Jur Teknologi Industri Pertanian Universitas Brawijaya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kegiatan inilah dinamakan proses produksi. Salah satu faktor yang mempengaruhi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi menjadi barang yang bermutu tinggi dalam penggunaannya, kegiatan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 SEJARAH SINGKAT PT. GMF AEROASIA Dimulai pada tahun 1949, GMF AeroAsia berasal dari Divisi Teknik Garuda Indonesia Airlines di Kemayoran dan Bandara Halim Perdana Kusuma di Jakarta,
Lebih terperinciBAB III PEMBAHASAN. ekonomi, dan pihak lainnya yang telah dikembangkan berdasarkan kebutuhan dan
BAB III PEMBAHASAN A. Pengertian Biaya dan Klasifikasi Biaya 1. Pengertian Biaya Dalam menjalankan suatu perusahaan, pengambilan keputusan yang tepat dan akurat memerlukan pemahaman tentang konsep biaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan saat ini dituntut untuk dapat meningkatkan produktivitas dan
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Setiap perusahaan saat ini dituntut untuk dapat meningkatkan produktivitas dan efisiensi yang tinggi dikarenakan semakin tingginya biaya yang dibutuhkan atau dikeluarkan
Lebih terperinciBAB II KERANGKA TEORETIS. pemasaran (yang sering disebut dengan istilah saluran distribusi). Saluran
BAB II KERANGKA TEORETIS 2.1. Teori Tentang Distribusi 2.1.1. Pengertian Distribusi Kebanyakan produsen bekerja sama dengan perantara pemasaran untuk menyalurkan produk-produk mereka ke pasar. Mereka membantu
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORETIS
BAB II TINJAUAN TEORETIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Sistem informasi akuntansi persediaan merupakan sebuah sistem yang memelihara catatan persediaan dan memberitahu
Lebih terperinciPEMILIHAN LOKASI PABRIK BAIK PABRIK BARU MAUPUN PERLUASAN (EKSPANSI) DIMAKSUDKAN UNTUK MEMPEROLEH LOKASI YANG MAMPU MEMBERIKAN UNIT COST DARI PROSES
PEMILIHAN LOKASI PABRIK BAIK PABRIK BARU MAUPUN PERLUASAN (EKSPANSI) DIMAKSUDKAN UNTUK MEMPEROLEH LOKASI YANG MAMPU MEMBERIKAN UNIT COST DARI PROSES PRODUKSI DAN DISTRIBUSI YANG RENDAH ATAU MAMPU MEMBERIKAN
Lebih terperinciMANAJEMEN OPERASI DAN PRODUKTIVITAS
MANAJEMEN OPERASI DAN PRODUKTIVITAS EKA MUSTAVIDA RATNASARI 14310098 EVA DAMAYANTI A.C.S 14310180 BULANDARI FITRI SUSANTI 14310563 MUHAMAD LUKMAN 14310108 TOMY AGUS S 14310167 BUDI SUHERMANTO 14310164
Lebih terperinciOperasional. Disampaikan Oleh : Kristian Suhartadi WN, SE., MM
Operasional Disampaikan Oleh : Kristian Suhartadi WN, SE., MM PRODUKSI Menurut Sofyan Assauri : Produksi merupakan segala kegiatan dalam menciptakan dan menambah kegunaan (utility) suatu barang dan jasa.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi, bidang ekonomi merupakan bidang yang menjadi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi, bidang ekonomi merupakan bidang yang menjadi perhatian utama dunia, sehingga struktur perekonomian suatu negara harus benarbenar kuat, karena
Lebih terperinciMANAJEMEN OPERASI DAN PRODUKSI
MANAJEMEN OPERASI DAN PRODUKSI Produksi adalah penciptaan atau penambahan faedah, bentuk, waktu dan tempat atas faktor-faktor sehingga lebih bermanfaat bagi pemenuhan kebutuhan manusia. Produk adalah hasil
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Keseimbangan Lini (Line Balancing) Keseimbangan lini adalah pengelompokan elemen pekerjaan ke dalam stasiun-stasiun kerja yang bertujuan membuat seimbang jumlah pekerja yang
Lebih terperinciManajemen Industri. Pengantar Teknologi Pertanian Mas ud Effendi, S.TP., MP
Manajemen Industri Pengantar Teknologi Pertanian Mas ud Effendi, S.TP., MP Manajer People who are allocate and oversee the use of resources (Plunket dkk., 2005:5) Orang yang mengatur dan mengawasi penggunaan
Lebih terperinciTATA LETAK PABRIK KULIAH 1: INTRODUCTION
TATA LETAK PABRIK KULIAH 1: INTRODUCTION By: Rini Halila Nasution, ST, MT TUJUAN Setelah mengikuti perkuliahan Tata Letak Pabrik, mahasiswa diharapkan mampu memahami aspek-aspek yang berkaitan dengan analisa
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. dibahas arti dari proses yaitu : Proses adalah suatu cara, metode maupun
BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Proses Produksi Dewasa ini banyak dijumpai perusahaan yang memproduksi barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan atau keinginan masyarakat. Untuk memproduksi barang dan
Lebih terperinciPERENCANAAN FASILITAS
PERENCANAAN FASILITAS Prof. Dr. Ir. ZULKIFLI ALAMSYAH, M.Sc. Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jambi PERENCANAAN FASILITAS Tujuan dan klasifikasi perencanaan fasilitas Siklus fasilitas
Lebih terperinci