KAJIAN AWAL PEMBUATAN KATALIS PADAT BERBAHAN DASAR ZEOLIT UNTUK REAKSI ESTERIFIKASI
|
|
- Hengki Susanto
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 KAJIAN AWAL PEMBUATAN KATALIS PADAT BERBAHAN DASAR ZEOLIT UNTUK REAKSI ESTERIFIKASI Endang Widiastuti Jurusan Teknik Kimia, Politeknik Negeri Bandung ABSTRAK Reaksi esterifikasi sangat berperan dapat pembuatan biodiesel dari minyak nabati yang umumnya mengandung asam lemak bebas lebih 2%. Katalis yang digunakan pada reaksi esterifikasi tersebut adalah katalis homogen asam. Pemakaian katalis homogen kurang efisien untuk pembuatan biodiesel skala besar karena perlu tahap penetralan. Oleh karena pada penelitian ini dikaji penggunakan katalis heterogen dengan memanfaatkan zeolit. Zeolit divariasikan ukurannya yaitu 0,335 dan 1 mm, lalu dilakukan pemanasan pada suhu 150 C selama 2jam. Lalu zeolit dikocok dengan memvariasikan jenis asam yakni HCl 6 N dan H 2 SO 4 6 N masing-masing dengan variasi waktu 3 dan 7 jam. Katalis asam padatan tersebut dicuci dan dikeringkan, Untuk mengetahui kulitas katalis padat tersebut kemudian dilakukan pengujian kapasitas pertukaran ion (KTK) dan diaplikasikan dalam reaksi esterifikasi antara etanol dan asam asetat (dengan rasio 1:3) pada suhu 80 C selama 2 jam. Hasil esternya diukur indeks bias dan berat jenis selain itu dianalisis menggunakan khromatografi gas (GC). Dari Penelitian menunjukkan ukuran zeolit 1 mm dan lama pengocokan 7 jam menghasilkan kapasitas pertukaran ion(ktk) yang lebih besar dibandingkan ukuran zeolit 0,335 m dan waktu pengocokan 3 jam. Ditinjau dari jenis asam, perlakuan dengan HCl menghasilkan KTK yang lebih besar dibandingkan dengan yang diperlakukan dengan H 2 SO 4. Berdasarkan berat jenis dan waktu retensi dari hasil esterifikasi, zeolit dengan perlakuan asam sulfat, menghasilkan etil asetat dengan kadar 54% mempunyai berat jenis dan waktu retensi (RT) yakni 0,9036 g/ml dan 3,07, sedangkan etil asetat baku, berat jenis 0,9000 g/ml dan RT 0,306. Hasil ester tersebut berkadar 54%. Kata kunci : katalis heterogen, zeolit, esterifikasi Pendahuluan Reaksi esterifikasi merupakan salah satu reaksi yang terlibat pada pembuatan biodiesel dari bahan baku minyak nabati dengan kadar asam lemak bebas lebih dari 2%. Sehingga dapat dikatakan reaksi ini cukup memegang peranan penting. Reaksi esterifikasi mengggunakan katalis asam, pada umumnya menggunakan asam kuat seperti asam sulfat (H 2 SO 4 ) atau asam klorida(hcl). Karena kedua asam tersebut berupa cairan maka dinamakan katalis cair atau homogen (fasa pereaksi dengan fasa katalis sama). Kelemahan katalis homogen adalah perlu tahap penetralan, untuk skala besar hal ini sangat tidak efisien, oleh karena itu digunakan katalis padat atau heterogen. Katalis Padat atau Heterogen Reaksi esterifikasi akan terjadi pada permukaan katalis padat, oleh karena ada perbedaan fasa maka reaksinya mempunyai beberapa karakteristik sebagai berikut Terbentuk lapisan pada permukaan katalis yang disebut lapisan batas Nernst Jurnal Refrigerasi, Tata Udara, dan Energi 766
2 (Nernst Boundary Layer, NBL), dengan ketebalan sekitar 0,03 mm(balley, 1967) Kecepatan reaksi dipengaruhi oleh sifat dari lapisan tersebut Adapun mekanisme reaksi yang terjadi dapat ditunjukan pada Gambar 1 berikut ini Gambar 1 Mekanisme Reaksi Padat Cair Pada permukaan katali terjadi beberapa tahap (1) Perpindahan massa reaktan dari luar katalis ke katalis (2) Perpindahan massa reaktan masuk ke pori-pori katalis (3) Adsorpsi reaktan pada permukaan katalis (4) Reaksi di permukaan (5) Desorpsi produk dari permukaan katalis (6) Perpindahan massa produk masuk ke pori-pori katalis (7) Perpindahan massa produk keluar dari partikel katalis Katalis heterogen mempunyai pori-pori yang mempunyai daya tahan terhadap suhu dan pereaksi maupun produk reaksi. (a) Difusi molekul/ion reaktan melalui Zeolit lapisan batas Nernst menuju permukaan padatan Zeolit memenuhi persyaratan tersebut. (b) Adsopsi reaktan di permukaan padatan (c) Reaksi pada permukaan padatan (d) Desorpsi hasil reaksi meninggalkan permukaan padatan Zeolit mengandung air sekitrar 10 20%b, air ini mengisi lubang-lubang partikel zeolit, beberapa terikat kuat pada kerangka alumina silikat sedangkan sisanya tidak terikat kuat. (e) Difusi hasil reaksi melalui lapisan batas Sehingga dengan pemanasan akan Nernst menguapkan air yang tidak terikat kuat tersebut dan akan kembali mudah tanpa Sedangkan transformasi kerja katalis padat terjadi dekomposisi struktur zeolit.inklusi ketika mengkonversi reaktan menjadi suatu alumina di dalam kerangka silica produk dapat dilihat pada Gambar 2. menimbulkan muatan yang tidak seimbang sehingga dapat menarik kation yang berada dekat kerangka tersebut. Gambar 3 Gambar 2 Transformasi Katalis saat Menghasilkan Produk Gambar 3 Struktur dari Zeolit Jurnal Refrigerasi, Tata Udara, dan Energi 767
3 Zeolit mempunyai tiga dimensi yang senyawa kristalnya terbentuk dari tetrahedral AlO 4 dan SiO 4. Struktur dalam kristal mempnyai sifat hidrofilik dan mempunyai afinitas yang sangat kuat terhadap molekul air, dengan demikian dapat digunakan sebagai adsorben atau reaksi-reaksi lainnya melibatkan proses dehidrasi. a) b) c) Penggantian silicon (IV) dengan atom alumunium (III) muatan negative akan terjadi di dalam kisi-kisi zeolit. Muatan listrik yang dimiliki oleh kerangka zeolit baik di permukaan maupun di dalam poripori zeolit, menyebabkan zeolit dapat berperan sebagai katalis, adsorben atau penukar ion. Dengan mengganti kation yang terikat oleh zeolit. Pengukuran kapasitas pertukaran ion atau disebut KTK menunjukan kemampuan zeolit tersebut dalam mengikat ion H +. Kapasitas pertukaran ion dinyatakan dalam ekuivalen ion yang ditukar per liter atau mekivalen per 100 gram zeolit. Ukuran pori dan bentuk zeolit mempengaruhi keselektifan dan ukuran kisi dari pereaksi, hasil antara dan produk. Tahap 2 Reaksi Esterifikasi Reaksi esterifikasi antara etanol dan asam asetat dengan katalis asam mempunyai persamaan reaksi sebagai berikut d) Elektron bebas pada gugus karbonil dari asam asetat membentuk ikatan hydrogen dengan salah satu atom hydrogen dari asam sulfat, sehingga oksigen menghasilkan muatan positif pada gugus karbonil. Terjadi pergeseran muatan positif sehingga atom C berkumpul muatan positif, yang kemudian electron bebas membentuk ikatan dengan atom karbon yang bermuatan positif. Reaksi tersebut melalui beberapa tahap mekanisme reaksi yaitu Tahap 1 Electron bebas dari alcohol membentuk ikatan dengan atom C yang bermuatan positif, kemudian terjadi pergeseran muatan, ditunjukkan pada tahap 3 dan 4. Tahap 3 Jurnal Refrigerasi, Tata Udara, dan Energi 768
4 yakni 0,355 mm dan 1 mm, Lalu diperlakukan seperti terlihat pada diagram alir berikut ini. Zeolit (a) Tahap 4 Pengayakan (0,355 dan 1 mm) (b) Dipanaskan (150 o C, 2 jam) Diperlakukan dengan H 2 SO 4 6N, HCl 6N Pengocokan ( 3 dan 7 jam) Tahap 5 Pencucian Pengeringan (105 C,1 jam) Katalis asam padatan Pada tahap 5, ion sulfonat berperan dalam reaksi pembentukan ester dengan mengikat ion H + dari senyawa antara. METODOLOGI Zeolit yang digunakan merupakan zeolit alam yang berasal dari Jawa Barat, mulamula zeolit mengalami perlakuan awal seperti pengayakan (sizing) untuk menyamakan ukuran partikel dan membuang zeolit yang ukuran kecil, lalu diperlakukan dengan asam, sebelumnya zeolit dipanaskan hingga air yang terperangkap dalam zeolit menguap. Zeolit yang digunakan terdiri dari dua ukuran Gambar 3 Diagram alir pembuatan katalis asam padatan Katalis asam padatan kemudian dikeringkan lalu dilakukan pengujian H + yang terikat uji coba kuantitatif ion sulfonat yang terikat oleh zeolit, dengan metoda penukar ion menggunakan larutan NaCl, Hasil pertukaran ion diuji dengan metode titrasi asam-basa. Pengujian katalis dilakukan terhadap reaksi esterifikasi dari asam asetat dengan etanol yang direaksikan secara batch dengan perbandingan etanol/asam asetat adalah 1: 3. Kondisi operasi suhu 80 C dan waktu 2 jam serta jumlah katalis 2 gram untuk kapasitas larutan 50 ml. Hasil etil asetat yang Jurnal Refrigerasi, Tata Udara, dan Energi 769
5 dihasilkan diukur indeks bias, berat jenis dan diuji menggunakan gas kromatografi. HASIL DAN PEMBAHASAN Proses pemanasan terhadap zeolit pada suhu 150 C selama 2 jam bertujuan untuk menghilangkan air yang menutupi pori-pori zeolit. Dengan demikian pori-pori akan terbuka dan proses perlakukan dengan asam akan lebih efektif. Proses perlakuan zeolit dengan asam berdasarkan proses pertukaran ion, kationkation yang terikat dalam zeolit akan digantikan oleh ion H +, sehingga diperoleh zeolit dengan ion aktif seragam yakni oleh ion H +. Reaksi pertukaran ion dapat ditunjukan sebagai berikut: Zeolit- Ca Mg K Na H + Zeolit-H + + Ca Mg K Na 2 2 Dari Gambar 4 menunjukkan bahwa ukuran zeolit 1 mm dan waktu kontak antara zeolit dengan larutan asam sulfat yang lebih lama memberikan kapasitas pertukaran (KTK) yang lebih besar. Hal ini disebabkan ukuran zeolit yang besar mempunyai pori-pori yang lebih banyak dibandingkan ukuran yang lebih kecil. Dan waktu kontak antara zeolit dengan asam menaikkan jumlah ion H + yang terikat oleh zeolit. KTK (mekiv/100 g kering) Perlakuan dengan HCl mm 1mm Ukuran zeolit 3 jam 7 jam Gambar 5 Pengujian kapasitas H + pada zeolit-ion H + Proses pertukaran ini dilakukan dengan pengocokan selama 3 dan 7 jam dan diperoleh hasil sebagai berikut KTK (mekiv/100 g kering) Perlakuan dengan H 2 SO mm 1mm Ukuran Zeolit 3 jam 7 jam Pada Gambar 5, perlakuan zeolit terhadap asam HCl mempunyai kecenderungan yang sama, dengan perlakuan terhadap asam sulfat KTK (mekiv/100 g kering) HCl Jenis asam H2SO4 Gambar 4 Pengujian kapasitas H + pada zeolit-ion sulfonat Gambar 6 Pengaruh jenis asam terhadap kapasitas ion H + (ukuran zeolit 1 mm) Jurnal Refrigerasi, Tata Udara, dan Energi 770
6 Jenis asam juga mempengaruhi jumlah H +, hal ini dikarenakan ion H + lebih mudah dilepaskan dari HCl dibandingkan H 2 SO 4. Selain itu sifat reaktif dari H 2 SO 4 yang mampu merusak sebagian struktur zeolit. Kedua jenis katalis dengan ukuran zeolit 1mm diujikan pada reaksi esterifikasi antara etanol dengan asam asetat diperoleh hasil ester yang ditunjukan pada Gambar 7 berikut ini Tabel 1 Pengukuran Indeks Bias dan Berat Jenis terhadap Etil Asetat Etil asetat Indeks bias Berat jenis (g/ml) Zeolit-HCl Zeolit-H 2 SO 4 1, Baku Dari parameter indeks bias, etil asetat yang dihasilkan dari kedua jenis katalis padat tidak berbeda secara signifikan tetapi dilihat dari berat jenis dan dibandingkan terhadap etil asetat baku menunjukkan perbedaan yang berarti, etil asetat hasil yang dihasilkan dari penggunaan katalis zeolit yang diperlakukan dengan asam sulfat lebih mendekati harga dain berat jenis etil asetat baku yakni 1,9000 g/ml. Untuk Selanjutnya dari ester-ester tersebut dianalisis menggunakan gas khromatografi dan diperoleh data pada Tabel 2. Tabel 2 Analisis Kualitatif Dan Kuantitatif dengan GC Etil asetat RT % Area Baku Zeolit-HCl Zeolit-H 2 SO Pada Tabel 2 menunjukkan bahwa reaksi esterifikasi antara etanol dengan asam asetat menggunakan katalis zeolit-h 2 SO 4 menghasilkan senyawa etil asetat meskipun kadarnya masih rendah yakni 54%. Hal ini menunjukkan bahwa yang berperan dalam reaksi etil asetat tidaknya ion H + tetapi juga gugus sulfonat mengacu dari mekanisme reaksi esterifikasi. KESIMPULAN Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Pertukaran kation yang terdapat dalam zeolit dengan ion H + menghasilkan kapasitas pertukaran (KTK) jika menggunakan asam HCl Ukuran zeolit 1 mm lebih besar nilai KTKnya dibandingkan ukuran zeolit 0,335 mm Perlakuan zeolit dengan jenis dan konsentrasi asam yang sama menunjukkan pengocokan selama 7 jam memberikan hasil KTK yang lebih besar dibandingkan pengocokan 3 jam. Reaksi etanol dengan asam asetat lebih tepat menggunakan katalis padat Zeolit - H 2 SO 4 meskipun kadarnya hanya sekitar 50%. SARAN Untuk mendapatkan kinerja katalis yang maksimal perlu dilakukan variasi konsentrasi H 2 SO 4 waktu optimum pengocokan dan ukuran partikel. Sedangkan untuk meningkatkan kadar ester yang dihasilkan perlu dilakukan variasi perbandingan katalis terhadap jumlah total reakstan antara alcohol dengan asam karboksilat Jurnal Refrigerasi, Tata Udara, dan Energi 771
7 PUSTAKA 1. Adil Elhag Ahmed, F. Adam, Micropor. Mesopor. Mater. 103 (2007) Aslin, Anggraini, dkk Karakterisasi Komposisi Kimia, Luas Permukaan Pori dan Sifat Termal dari zeolit Bayah, Tasikmalaya, dan Lampung, Vol III. 3. Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir BATAN. Serpong. (on line): 4. Balley.1967.Mekanisme Reaksi Padatan- Cair (on line): 5. Barrer, R M Hydrotermal Chemistry of Zeolite. Academic Press, London 6. Buckle Kristalizationofsugarpreposition (on line: 7. catalysis/introduction.html 8. Crane et al Ethyl Acetate Synthesis from Ethylene and Acetic Acid Using Solid Acid Catalyst., Mobil Oil Corporation, Fairfax, US Paten. Jul. 16, Eddy Rodiana Potensi dan Pemanfaatan Zeolit di Provinsi Jawa Barat dan Banten (on line): n=com 10. Eli Maria Ulfah, Fani Alifia Yasnur, dan Istadi, Chemical Reaction Engineering& Catalysis (CREC), Jurusan Teknik Kimia, Universitas Diponegoro, Jln. 11. Prof. H. Sudharto, Tembalang, Semarang. 12. Eva Fathul Karamah, Setijo Bismo, Hotdi M Simbolon Departemen TeknikKimia, Fakultas Teknik Universitas Indonesia.Farook Adam, MSc Thesis, Universiti Sains Malaysia, (1992). Jurnal Refrigerasi, Tata Udara, dan Energi 772
ION EXCHANGE DASAR TEORI
ION EXCHANGE I. TUJUAN PERCOBAAN Setelah melakukan praktikum ini diharapkan mahasiswa dapat : 1. Menentukan konsentrasi ion-ion H+, Na+, Mg2+, Zn2+ dengan menggunakan resin penukar kation. 2. Pengurangan
Lebih terperincidapat mencapai hingga 90% atau lebih. Terdapat dua jenis senyawa santalol dalam minyak cendana, yaitu α-santalol dan β-santalol.
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Tanaman Cendana (Santalum album L.) adalah tanaman asli Indonesia yang memiliki aroma yang khas, dimana sebagian besar tumbuh di Propinsi Nusa Tenggara Timur
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. berhubungan melalui atom O (Barrer, 1982). Klasifikasi zeolit dapat didasarkan
3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Zeolit Zeolit merupakan mineral hasil tambang yang kerangka dasarnya terdiri dari unit-unit tetrahedral alumina (AlO 4 ) dan silika (SiO 4 ) yang saling berhubungan melalui
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis proses preparasi, aktivasi dan modifikasi terhadap zeolit
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis proses preparasi, aktivasi dan modifikasi terhadap zeolit Penelitian ini menggunakan zeolit alam yang berasal dari Lampung dan Cikalong, Jawa Barat. Zeolit alam Lampung
Lebih terperinciHubungan koefisien dalam persamaan reaksi dengan hitungan
STOIKIOMETRI Pengertian Stoikiometri adalah ilmu yang mempelajari dan menghitung hubungan kuantitatif dari reaktan dan produk dalam reaksi kimia (persamaan kimia) Stoikiometri adalah hitungan kimia Hubungan
Lebih terperinciSINTESIS KATALIS ZSM-5 MESOPORI DAN AKTIVITASNYA PADA ESTERIFIKASI MINYAK JELANTAH UNTUK PRODUKSI BIODISEL
SINTESIS KATALIS ZSM-5 MESOPORI DAN AKTIVITASNYA PADA ESTERIFIKASI MINYAK JELANTAH UNTUK PRODUKSI BIODISEL SUSI NURUL KHALIFAH 1408 201 001 Dosen Pembimbing: Dr. Didik Prasetyoko, M.Sc PENDAHULUAN Minyak
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
5 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Zeolit Sejarah perkembangan zeolit dimulai dari penemuan seorang ahli mineral dari Swedia bernama Cronstedt pada tahun 1756, dia menyebutkan zeolit adalah mineral
Lebih terperincibesarnya polaritas zeolit alam agar dapat (CO) dan hidrokarbon (HC)?
OPTIMALISASI SUHU AKTIVASI DAN POLARITAS ZEOLIT ALAM UNTUK MENGURANGI EMISI GAS BUANG SEPEDA MOTOR Drs. Noto Widodo, M.Pd. Bambang Sulistyo, S.Pd., M.Eng Amir Fatah, MPd M.Pd. JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. FeO. CO Fe CO 2. Fe 3 O 4. Fe 2 O 3. Gambar 2.1. Skema arah pergerakan gas CO dan reduksi
BAB II DASAR TEORI Pengujian reduksi langsung ini didasari oleh beberapa teori yang mendukungnya. Berikut ini adalah dasar-dasar teori mengenai reduksi langsung yang mendasari penelitian ini. 2.1. ADSORPSI
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Bentonit diperoleh dari bentonit alam komersiil. Aktivasi bentonit kimia. Aktivasi secara kimia dilakukan dengan merendam bentonit dengan menggunakan larutan HCl 0,5 M yang bertujuan
Lebih terperinciMETODA AKTIVASI ZEOLIT ALAM DAN APLIKASINYA SEBAGAI MEDIA AMOBILISASI ENZIM α-amilase. Skripsi Sarjana Kimia. Oleh WENI ASTUTI
METODA AKTIVASI ZEOLIT ALAM DAN APLIKASINYA SEBAGAI MEDIA AMOBILISASI ENZIM α-amilase Skripsi Sarjana Kimia Oleh WENI ASTUTI 07132011 JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS
Lebih terperinci4 Hasil dan Pembahasan
4 Hasil dan Pembahasan 4.1 Penyiapan Zeolit Zeolit yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari Tasikmalaya. Warna zeolit awal adalah putih kehijauan. Ukuran partikel yang digunakan adalah +48 65 mesh,
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.2 DATA HASIL ARANG TEMPURUNG KELAPA SETELAH DILAKUKAN AKTIVASI
39 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 PENDAHULUAN Hasil eksperimen akan ditampilkan pada bab ini. Hasil eksperimen akan didiskusikan untuk mengetahui keoptimalan arang aktif tempurung kelapa lokal pada
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. nm. Setelah itu, dihitung nilai efisiensi adsorpsi dan kapasitas adsorpsinya.
5 E. ampas sagu teraktivasi basa-bentonit teraktivasi asam (25 : 75), F. ampas sagu teraktivasi basa-bentonit teraktivasi asam (50 : 50), G. ampas sagu teraktivasi basa-bentonit teraktivasi asam (75 :
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perlakuan Awal dan Karakteristik Abu Batubara Abu batubara yang digunakan untuk penelitian ini terdiri dari 2 jenis, yaitu abu batubara hasil pembakaran di boiler tungku
Lebih terperinciadsorpsi dan katalisator. Zeolit memiliki bentuk kristal yang sangat teratur dengan rongga yang saling berhubungan ke segala arah yang menyebabkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan dalam bidang industri sampai saat ini masih menjadi tolak ukur perkembangan pembangunan dan kemajuan suatu negara. Kemajuan dalam bidang industri ini ternyata
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan Penelitian Katalis umumnya diartikan sebagai bahan yang dapat mempercepat suatu reaksi kimia menjadi produk. Hal ini perlu diketahui karena, pada dasarnya
Lebih terperinciPENGARUH PENAMBAHAN KARBON AKTIF TERHADAP REAKSI TRANSESTERIFIKASI MINYAK KEMIRI SUNAN (Aleurites trisperma) YANG SUDAH DIPERLAKUKAN DENGAN KITOSAN
Tugas Akhir / 28 Januari 2014 PENGARUH PENAMBAHAN KARBON AKTIF TERHADAP REAKSI TRANSESTERIFIKASI MINYAK KEMIRI SUNAN (Aleurites trisperma) YANG SUDAH DIPERLAKUKAN DENGAN KITOSAN IBNU MUHARIAWAN R. / 1409100046
Lebih terperinciProses Pembuatan Biodiesel (Proses Trans-Esterifikasi)
Proses Pembuatan Biodiesel (Proses TransEsterifikasi) Biodiesel dapat digunakan untuk bahan bakar mesin diesel, yang biasanya menggunakan minyak solar. seperti untuk pembangkit listrik, mesinmesin pabrik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Energi berperan penting dalam kehidupan manusia yang mana merupakan kunci utama dalam berbagai sektor ekonomi yang dapat mempengaruhi kualitas kehidupan manusia. Kebutuhan
Lebih terperinciTugas Perancangan Pabrik Kimia Prarancangan Pabrik Amil Asetat dari Amil Alkohol dan Asam Asetat Kapasitas ton/tahun BAB I PENGANTAR
BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Perkembangan industri di Indonesia semakin meningkat dari tahun ke tahun. Mulai dari industri makanan, tekstil, kimia hingga farmasi. Dalam proses produksinya, beberapa
Lebih terperinciKIMIA FISIKA (Kode : C-15) MODIFIKASI ZEOLIT ALAM MENJADI MATERIAL KATALIS PERENGKAHAN
MAKALAH PENDAMPING KIMIA FISIKA (Kode : C-5) ISBN : 978-979-533-85- MODIFIKASI ZEOLIT ALAM MENJADI MATERIAL KATALIS PERENGKAHAN Imelda H. Silalahi, * Aladin Sianipar, Endah Sayekti Jurusan Kimia, Fakultas
Lebih terperincil. PENDAHULUAN A. Latar Belakang
l. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Udara merupakan salah satu komponen penting yang dibutuhkan pada proses pembakaran. Udara mengandung banyak gas seperti nitrogen, oksigen, hydrogen, uap air, karbon dioksida,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pengembangan sumber energi alternatif saat ini terus digiatkan dengan tujuan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengembangan sumber energi alternatif saat ini terus digiatkan dengan tujuan untuk mengatasi masalah kekurangan sumber energi akibat cadangan sumber energi fosil yang semakin
Lebih terperinciBAB III METODA PENELITIAN. yang umum digunakan di laboratorium kimia, set alat refluks (labu leher tiga,
24 BAB III METODA PENELITIAN A. Alat dan Bahan 1. Alat Alat yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah semua alat gelas yang umum digunakan di laboratorium kimia, set alat refluks (labu leher tiga,
Lebih terperinciLaju reaksi meningkat menjadi 2 kali laju reaksi semula pada setiap kenaikan suhu 15 o C. jika pada suhu 30 o C reaksi berlangsung 64 menit, maka
Laju reaksi meningkat menjadi 2 kali laju reaksi semula pada setiap kenaikan suhu 15 o C. jika pada suhu 30 o C reaksi berlangsung 64 menit, maka waktu reaksi berlangsung pada suhu 90 o C Susu dipasteurisasi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan Ca-Bentonit. Na-bentonit memiliki kandungan Na +
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bentonit Bentonit merupakan salah satu jenis lempung yang mempunyai kandungan utama mineral smektit (montmorillonit) dengan kadar 85-95% bersifat plastis dan koloidal tinggi.
Lebih terperinciBAB III ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kuantitatif
BAB III ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kuantitatif Departemen Farmasi FMIPA UI, dalam kurun waktu Februari 2008 hingga Mei 2008. A. ALAT 1. Kromatografi
Lebih terperinciPERBANDINGAN PEMBUATAN BIODIESEL DENGAN VARIASI BAHAN BAKU, KATALIS DAN TEKNOLOGI PROSES
PERBANDINGAN PEMBUATAN BIODIESEL DENGAN VARIASI BAHAN BAKU, KATALIS DAN TEKNOLOGI PROSES KARYA TULIS ILMIAH Disusun Oleh: Achmad Hambali NIM: 12 644 024 JURUSAN TEKNIK KIMIA POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada penelitian ini akan dibahas tentang sintesis katalis Pt/Zr-MMT dan
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Pada penelitian ini akan dibahas tentang sintesis katalis Pt/Zr-MMT dan uji aktivitas katalis Pt/Zr-MMT serta aplikasinya sebagai katalis dalam konversi sitronelal menjadi mentol
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Rancangan penelitian yang dijalankan untuk memberikan alternatif sintesis pelumas dasar bio melalui proses esterifikasi asam lemak (asam karboksilat) berkatalis heterogen
Lebih terperinciLOGO. Stoikiometri. Tim Dosen Pengampu MK. Kimia Dasar
LOGO Stoikiometri Tim Dosen Pengampu MK. Kimia Dasar Konsep Mol Satuan jumlah zat dalam ilmu kimia disebut mol. 1 mol zat mengandung jumlah partikel yang sama dengan jumlah partikel dalam 12 gram C 12,
Lebih terperinciButadiena, HCN Senyawa Ni/ P Adiponitril Nilon( Serat, plastik) α Olefin, senyawa Rh/ P Aldehid Plasticizer, peluas
Katalis adalah suatu zat yang ditambahkan pada sistem reaksi untuk meningkatkan laju reaksi tanpa ikut berubah secara kimia pada akhir reaksi. Dan menurut Oswald (1902) mendefinisikan katalis sebagai suatu
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan akan sumber bahan bakar semakin meningkat dari waktu ke waktu seiring dengan meningkatnya pertumbuhan penduduk. Akan tetapi cadangan sumber bahan bakar justru
Lebih terperinciDirendam dalam aquades selama sehari semalam Dicuci sampai air cucian cukup bersih
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Bahan katalis yang digunakan pada penelitian ini adalah zeolit alam yang berasal dari Tasikmalaya Jawa Barat dan phospotungstic acid (HPW, H 3 PW 12 O 40 )
Lebih terperinciBab III Metodologi Penelitian
Bab III Metodologi Penelitian III.1 Metodologi Seperti yang telah diungkapkan pada Bab I, bahwa tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuat katalis asam heterogen dari lempung jenis montmorillonite
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. oksigen. Senyawa ini terkandung dalam berbagai senyawa dan campuran, mulai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Silika merupakan unsur kedua terbesar pada lapisan kerak bumi setelah oksigen. Senyawa ini terkandung dalam berbagai senyawa dan campuran, mulai dari jaringan
Lebih terperinciPEMBUATAN BIODIESEL DARI MINYAK BIJI NYAMPLUNG DENGAN PROSES TRANSESTERIFIKASI DALAM KOLOM PACKED BED. Oleh : Yanatra NRP.
Laporan Tesis PEMBUATAN BIODIESEL DARI MINYAK BIJI NYAMPLUNG DENGAN PROSES TRANSESTERIFIKASI DALAM KOLOM PACKED BED Oleh : Yanatra NRP. 2309201015 Pembimbing : Prof. Dr. Ir. HM. Rachimoellah, Dipl. EST
Lebih terperinciBab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan Pada penelitian ini, proses pembuatan monogliserida melibatkan reaksi gliserolisis trigliserida. Sumber dari trigliserida yang digunakan adalah minyak goreng sawit.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada masa sekarang kecenderungan pemakaian bahan bakar sangat tinggi sedangkan sumber bahan bakar minyak bumi yang di pakai saat ini semakin menipis. Oleh karena itu,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Tujuan Percobaan 1.3. Manfaat Percobaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring sedang berkembangnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi pada bidang perindustrian di Indonesia, beragam industri terus melakukan inovasi dan perkembangan
Lebih terperinciA. Sifat Fisik Kimia Produk
Minyak sawit terdiri dari gliserida campuran yang merupakan ester dari gliserol dan asam lemak rantai panjang. Dua jenis asam lemak yang paling dominan dalam minyak sawit yaitu asam palmitat, C16:0 (jenuh),
Lebih terperinciPrarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pada beberapa dekade terakhir ini, konsumsi bahan bakar fosil seperti minyak bumi terus mengalami kenaikan. Hal itu dikarenakan pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu dan teknologi di dunia terus berjalan seiring dengan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu dan teknologi di dunia terus berjalan seiring dengan timbulnya masalah yang semakin kompleks diberbagai bidang kehidupan, tidak terkecuali dalam bidang
Lebih terperinci4 Hasil dan pembahasan
4 Hasil dan pembahasan 4.1 Karakterisasi Awal Serbuk Bentonit Dalam penelitian ini, karakterisasi awal dilakukan terhadap serbuk bentonit. Karakterisasi dilakukan dengan teknik difraksi sinar-x. Difraktogram
Lebih terperinciSINTESIS METIL AMINA FASA CAIR DARI AMONIAK DAN METANOL
SINTESIS METIL AMINA FASA CAIR DARI AMONIAK DAN METANOL M Nasikin dan Irwan M *) Abstrak Secara umum terdapat tiga jenis amina, yaitu monometil amina (MMA), dimetil amina (DMA) dan trimetil amina (TMA).
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. kedua, dan 14 jam untuk Erlenmeyer ketiga. Setelah itu larutan disaring kembali, dan filtrat dianalisis kadar kromium(vi)-nya.
8 kedua, dan 14 jam untuk Erlenmeyer ketiga. Setelah itu larutan disaring kembali, dan filtrat dianalisis kadar kromium(vi)-nya. HASIL DAN PEMBAHASAN Penentuan Kapasitas Tukar Kation Kapasitas tukar kation
Lebih terperinciMETANOLISIS MINYAK KOPRA (COPRA OIL) PADA PEMBUATAN BIODIESEL SECARA KONTINYU MENGGUNAKAN TRICKLE BED REACTOR
Jurnal Rekayasa Produk dan Proses Kimia JRPPK 2015,1/ISSN (dalam pengurusan) - Astriana, p.6-10. Berkas: 07-05-2015 Ditelaah: 19-05-2015 DITERIMA: 27-05-2015 Yulia Astriana 1 dan Rizka Afrilia 2 1 Jurusan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perak Nitrat Perak nitrat merupakan senyawa anorganik tidak berwarna, tidak berbau, kristal transparan dengan rumus kimia AgNO 3 dan mudah larut dalam alkohol, aseton dan air.
Lebih terperinci4001 Transesterifikasi minyak jarak menjadi metil risinoleat
4001 Transesterifikasi minyak jarak menjadi metil risinoleat castor oil + MeH Na-methylate H Me CH 4 (32.0) C 19 H 36 3 (312.5) Klasifikasi Tipe reaksi dan penggolongan bahan Reaksi pada gugus karbonil
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Bahan Kimia Dan Peralatan. 3.1.1. Bahan Kimia. Minyak goreng bekas ini di dapatkan dari minyak hasil penggorengan rumah tangga (MGB 1), bekas warung tenda (MGB 2), dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kelapa (Cocos Nucifera Linn.) merupakan tanaman yang tumbuh di negara yang beriklim tropis. Indonesia merupakan produsen kelapa terbesar di dunia. Menurut Kementerian
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. aktifitas yang diluar kemampuan manusia. Umumnya mesin merupakan suatu alat
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembuatan mesin pada awalnya bertujuan untuk memberikan kemudahan dalam aktifitas yang diluar kemampuan manusia. Umumnya mesin merupakan suatu alat yang berfungsi untuk
Lebih terperinciOLIMPIADE KIMIA INDONESIA
OLIMPIADE KIMIA INDONESIA OLIMPIADE SAINS NASIONAL SELEKSI KABUPATEN / KOTA UjianTeori Waktu 2 Jam Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Managemen Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. SIFAT FISIKO-KIMIA BIJI DAN MINYAK JARAK PAGAR Biji jarak pagar (Jatropha curcas L.) yang digunakan dalam penelitian ini didapat dari PT. Rajawali Nusantara Indonesia di daerah
Lebih terperinciDisusun Oleh : Shellyta Ratnafuri M BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
Perlakuan nh 4 cl dan gelombang mikro terhadap karakter keasaman montmorillonit Disusun Oleh : Shellyta Ratnafuri M.0304063 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lempung merupakan materi yang unik.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini didahului dengan perlakuan awal bahan baku untuk mengurangi pengotor yang terkandung dalam abu batubara. Penentuan pengaruh parameter proses dilakukan dengan cara
Lebih terperinciAKTIVITAS KATALIS K 3 PO 4 /NaZSM-5 MESOPORI PADA TRANSESTERIFIKASI REFINED PALM OIL (RPO) MENJADI BIODIESEL
L/O/G/O AKTIVITAS KATALIS K 3 PO 4 /NaZSM-5 MESOPORI PADA TRANSESTERIFIKASI REFINED PALM OIL (RPO) MENJADI BIODIESEL SAMIK (1409201703) Pembimbing: Dra. Ratna Ediati, M.S., Ph.D. Dr. Didik Prasetyoko,
Lebih terperinci4 Hasil dan Pembahasan
4 Hasil dan Pembahasan Secara garis besar, penelitian ini terdiri dari tiga tahap. Tahap pertama yaitu penentuan spektrum absorpsi dan pembuatan kurva kalibrasi dari larutan zat warna RB red F3B. Tahap
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK PERCOBAAN II SIFAT-SIFAT KELARUTAN SENYAWA OGANIK
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK PERCOBAAN II SIFAT-SIFAT KELARUTAN SENYAWA OGANIK OLEH NAMA : ISMAYANI NIM : F1F1 10 074 KELOMPOK : III ASISTEN : SYAWAL ABDURRAHMAN, S.Si. LABORATORIUM FARMASI FAKULTAS
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biodiesel Biodiesel merupakan bahan bakar rendah emisi pengganti diesel yang terbuat dari sumber daya terbarukan dan limbah minyak. Biodiesel terdiri dari ester monoalkil dari
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. (C), serta unsur-unsur lain, seperti : Mn, Si, Ni, Cr, V dan lain sebagainya yang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Baja Baja merupakan paduan yang terdiri dari unsur utama besi (Fe) dan karbon (C), serta unsur-unsur lain, seperti : Mn, Si, Ni, Cr, V dan lain sebagainya yang tersusun dalam
Lebih terperinciPEMBUATAN DIETIL ETER DENGAN BAHAN BAKU ETANOL DAN KATALIS ZEOLIT DENGAN METODE ADSORBSI REAKSI
PEMBUATAN DIETIL ETER DENGAN BAHAN BAKU ETANOL DAN KATALIS ZEOLIT DENGAN METODE ADSORBSI REAKSI Ananta Kharismadi (2306100112) Agy Yogha Pradana (2306100114) Pembimbing : Prof. Dr. Ir. Achmad Roesyadi,
Lebih terperinciPEMBUATAN ETIL ASETAT MELALUI REAKSI ESTERIFIKASI
PEMBUATAN ETIL ASETAT MELALUI REAKSI ESTERIFIKASI TUJUAN Mempelajari pengaruh konsentrasi katalisator asam sulfat dalam pembuatan etil asetat melalui reaksi esterifikasi DASAR TEORI Ester diturunkan dari
Lebih terperinciBab IV Hasil dan Pembahasan
Bab IV Hasil dan Pembahasan 4.1 Tahap Sintesis Biodiesel Pada tahap sintesis biodiesel, telah dibuat biodiesel dari minyak sawit, melalui reaksi transesterifikasi. Jenis alkohol yang digunakan adalah metanol,
Lebih terperinciPrarancangan Pabrik Metil Ester Sulfonat dari Crude Palm Oil berkapasitas ton/tahun BAB I PENGANTAR
BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Pertumbuhan jumlah penduduk Indonesia yang begitu pesat telah menyebabkan penambahan banyaknya kebutuhan yang diperlukan masyarakat. Salah satu bahan baku dan bahan penunjang
Lebih terperinciREAKSI REDUKSI DAN OKSIDASI
REAKSI REDUKSI DAN OKSIDASI Definisi Reduksi Oksidasi menerima elektron melepas elektron Contoh : Mg Mg 2+ + 2e - (Oksidasi ) O 2 + 4e - 2O 2- (Reduksi) Senyawa pengoksidasi adalah zat yang mengambil elektron
Lebih terperinciPETA KONSEP LAJU REAKSI. Percobaan. Waktu perubahan. Hasil reaksi. Pereaksi. Katalis. Suhu pereaksi. Konsentrasi. Luas. permukaan.
PETA KONSEP LAJU REAKSI Berkaitan dengan ditentukan melalui Waktu perubahan Dipengaruhi oleh Percobaan dari Pereaksi Hasil reaksi Konsentrasi Luas Katalis Suhu pereaksi permukaan menentukan membentuk mengadakan
Lebih terperinciZAHRA NURI NADA YUDHO JATI PRASETYO
SKRIPSI TK091383 PEMBUATAN HIDROGEN DARI GLISEROL DENGAN KATALIS KARBON AKTIF DAN Ni/HZSM-5 DENGAN METODE PEMANASAN KONVENSIONAL ZAHRA NURI NADA 2310100031 YUDHO JATI PRASETYO 2310100070 Dosen Pembimbing:
Lebih terperinciMODUL I Pembuatan Larutan
MODUL I Pembuatan Larutan I. Tujuan percobaan - Membuat larutan dengan metode pelarutan padatan. - Melakukan pengenceran larutan dengan konsentrasi tinggi untuk mendapatkan larutan yang diperlukan dengan
Lebih terperinciMODIFIKASI PROSES IN SITU ESTERIFIKASI UNTUK PRODUKSI BIODIESEL DARI DEDAK PADI
SEMINAR SKRIPSI MODIFIKASI PROSES IN SITU ESTERIFIKASI UNTUK PRODUKSI BIODIESEL DARI DEDAK PADI Oleh: Arsita Permatasari 2308 100 539 Indah Marita 2308 100 540 Dosen Pembimbing: Prof.Dr.Ir.H.M.Rachimoellah,Dipl.EST
Lebih terperinciPEMBUATAN BIODIESEL DARI MINYAK NYAMPLUNG (Calophyllum inophyllum L) DENGAN REAKSI TRANSESTERIFIKASI MENGGUNAKAN KATALIS KI/H-ZA BERBASIS ZEOLIT ALAM
SEMINAR SKRIPSI 2013 PEMBUATAN BIODIESEL DARI MINYAK NYAMPLUNG (Calophyllum inophyllum L) DENGAN REAKSI TRANSESTERIFIKASI MENGGUNAKAN KATALIS KI/H-ZA BERBASIS ZEOLIT ALAM Disusun oleh : Archita Permatasari
Lebih terperinciStudi Konversi Pelepah Nipah menjadi Bio-Oil dengan Katalis Natural Zeolite dealuminated (NZA) pada Proses Pyrolysis
Studi Konversi Pelepah Nipah menjadi Bio-Oil dengan Katalis Natural Zeolite dealuminated (NZA) pada Proses Pyrolysis Adrian Fitra, Syaiful Bahri, Sunarno Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas
Lebih terperinciPenurunan Kandungan Fosfat dalam Air dengan Zeolit
JURNAL ZELIT INDNESIA Vol 4 No.1. Maret 2005 Penurunan Kandungan Fosfat dalam Air dengan Zeolit Rusvirman Muchtar Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Jenderal Ahmad
Lebih terperinciCation Exchange Capacity of Zeolite X from Bagasse Ash against Magnesium(II)
Cation Exchange Capacity of Zeolite X from Bagasse Ash against Magnesium(II) Suci Amalia Jurusan Kimia Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang Email: Amel_kimiaa@yahoo.com
Lebih terperinciKUMPULAN SOAL-SOAL KIMIA LAJU REAKSI
KUMPULAN SOAL-SOAL KIMIA LAJU REAKSI 1. Untuk membuat 500 ml larutan H 2 SO 4 0.05 M dibutuhkan larutan H 2 SO 4 5 M sebanyak ml a. 5 ml b. 10 ml c. 2.5 ml d. 15 ml e. 5.5 ml 2. Konsentrasi larutan yang
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Prosedur Penelitian
10 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan dari bulan Mei 2010 sampai Maret 2011 di Laboratorium Bagian Kimia Analitik Departemen Kimia FMIPA IPB dan di Laboratory of Applied
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Konsumsi bahan bakar minyak (BBM) secara nasional mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Di sisi lain ketersediaan bahan bakar minyak bumi dalam negeri semakin hari semakin
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. coba untuk penentuan daya serap dari arang aktif. Sampel buatan adalah larutan
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pembuatan Sampel Buatan Pada prosedur awal membuat sampel buatan yang digunakan sebagai uji coba untuk penentuan daya serap dari arang aktif. Sampel buatan adalah larutan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Prarancangan Pabrik Dietil Eter dari Etanol dengan Proses Dehidrasi Kapasitas Ton/Tahun Pendahuluan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dietil eter merupakan salah satu bahan kimia yang sangat dibutuhkan dalam industri dan salah satu anggota senyawa eter yang mempunyai kegunaan yang sangat penting.
Lebih terperinciInstructor s Background
Instructor s Background (in CATALYST TECHNOLOGY Lecture ) BEng. (1995): Universitas Diponegoro Meng. (2000): Institut Teknologi Bandung PhD. (2006): Universiti Teknologi Malaysia Instructor: Dr. Istadi
Lebih terperinciII. TEORI. A. Motor Bakar. I. Motor Bensin 4-Langkah
II. TEORI A. Motor Bakar Motor bakar adalah suatu system yang dapat mengubah energi yang terkandung dalam bahan bakar dan udara berubah menjadi energi panas untuk dapat dimanfaatkan menjadi tenaga gerak
Lebih terperinciLAMPIRAN A DATA PENGAMATAN. 1. Data Pengamatan Ekstraksi dengan Metode Maserasi. Rendemen (%) 1. Volume Pelarut n-heksana (ml)
LAMPIRAN A DATA PENGAMATAN 1. Data Pengamatan Ekstraksi dengan Metode Maserasi Berat Mikroalga Kering (gr) Volume Pelarut n-heksana Berat minyak (gr) Rendemen (%) 1. 7821 3912 2. 8029 4023 20 120 3. 8431
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. dicatat volume pemakaian larutan baku feroamonium sulfat. Pembuatan reagen dan perhitungan dapat dilihat pada lampiran 17.
Tegangan Permukaan (dyne/cm) Tegangan permukaan (dyne/cm) 6 dihilangkan airnya dengan Na 2 SO 4 anhidrat lalu disaring. Ekstrak yang diperoleh kemudian dipekatkan dengan radas uap putar hingga kering.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Zeolit 2.1.1 Pengertian Zeolit Zeolit adalah polimir anorganik unit kerangka tetrahedral AlO4 dan SiO4 yang mempunyai struktur berongga dari Natrium silikat dan berkemampuan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Januari Februari 2014.
BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Januari Februari 2014. 2. Tempat Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia Teknik Pengolahan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. sawit kasar (CPO), sedangkan minyak yang diperoleh dari biji buah disebut
7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Minyak Kelapa Sawit Sumber minyak dari kelapa sawit ada dua, yaitu daging buah dan inti buah kelapa sawit. Minyak yang diperoleh dari daging buah disebut dengan minyak kelapa
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
13 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Molekul-molekul pada permukaan zat padat atau zat cair mempunyai gaya tarik kearah dalam, karena tidak ada gaya-gaya lain yang mengimbangi. Adanya gayagaya ini
Lebih terperinciPAKET UJIAN NASIONAL 7 Pelajaran : KIMIA Waktu : 120 Menit
PAKET UJIAN NASIONAL 7 Pelajaran : KIMIA Waktu : 120 Menit Pilihlah salah satu jawaban yang tepat! Jangan lupa Berdoa dan memulai dari yang mudah. 1. Dari beberapa unsur berikut yang mengandung : 1. 20
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Perumusan Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lemak dan minyak adalah trigliserida yang berarti triester (dari) gliserol. Perbedaan antara suatu lemak adalah pada temperatur kamar, lemak akan berbentuk padat dan
Lebih terperinci2 Tinjauan Pustaka. 2.1 Polimer. 2.2 Membran
2 Tinjauan Pustaka 2.1 Polimer Polimer (poly = banyak, meros = bagian) merupakan molekul besar yang terbentuk dari susunan unit ulang kimia yang terikat melalui ikatan kovalen. Unit ulang pada polimer,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. produksi biodiesel karena minyak ini masih mengandung trigliserida. Data
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Minyak jelantah merupakan salah satu bahan baku yang memiliki peluang untuk produksi biodiesel karena minyak ini masih mengandung trigliserida. Data statistik menunjukkan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dengan laju penemuan cadangan minyak bumi baru. Menurut jenis energinya,
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pusat Data & Informasi Energi Sumber Daya Mineral (2010) menyatakan bahwa cadangan minyak bumi Indonesia cenderung menurun. Penurunan cadangan minyak bumi diakibatkan oleh
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 DATA PENELITIAN
LAMPIRAN 1 DATA PENELITIAN 1.1 BILANGAN IODIN ADSORBEN BIJI ASAM JAWA Dari modifikasi adsorben biji asam jawa yang dilakukan dengan memvariasikan rasio adsorben : asam nitrat (b/v) sebesar 1:1, 1:2, dan
Lebih terperinci4 Hasil dan Pembahasan
4 Hasil dan Pembahasan 4.1 Aktivasi Zeolit Sebelum digunakan, zeolit sebaiknya diaktivasi terlebih dahulu untuk meningkatkan kinerjanya. Dalam penelitian ini, zeolit diaktivasi melalui perendaman dengan
Lebih terperinciPENGARUH STIR WASHING, BUBBLE WASHING, DAN DRY WASHING TERHADAP KADAR METIL ESTER DALAM BIODIESEL DARI BIJI NYAMPLUNG (Calophyllum inophyllum)
PENGARUH STIR WASHING, BUBBLE WASHING, DAN DRY WASHING TERHADAP KADAR METIL ESTER DALAM BIODIESEL DARI BIJI NYAMPLUNG (Calophyllum inophyllum) Disusun oleh : Dyah Ayu Resti N. Ali Zibbeni 2305 100 023
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kali ini adalah penetapan kadar air dan protein dengan bahan
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengujian kali ini adalah penetapan kadar air dan protein dengan bahan yang digunakan Kerupuk Udang. Pengujian ini adalah bertujuan untuk mengetahui kadar air dan
Lebih terperinciKata kunci: surfaktan HDTMA, zeolit terdealuminasi, adsorpsi fenol
PENGARUH PENAMBAHAN SURFAKTAN hexadecyltrimethylammonium (HDTMA) PADA ZEOLIT ALAM TERDEALUMINASI TERHADAP KEMAMPUAN MENGADSORPSI FENOL Sriatun, Dimas Buntarto dan Adi Darmawan Laboratorium Kimia Anorganik
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4:1, MEJ 5:1, MEJ 9:1, MEJ 10:1, MEJ 12:1, dan MEJ 20:1 berturut-turut
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL 5. Reaksi Transesterifikasi Minyak Jelantah Persentase konversi metil ester dari minyak jelantah pada sampel MEJ 4:1, MEJ 5:1, MEJ 9:1, MEJ 10:1, MEJ 12:1, dan MEJ
Lebih terperinci4 Pembahasan Degumming
4 Pembahasan Proses pengolahan biodiesel dari biji nyamplung hampir sama dengan pengolahan biodiesel dari minyak sawit, jarak pagar, dan jarak kepyar. Tetapi karena biji nyamplung mengandung zat ekstraktif
Lebih terperinci