BAB 2 REVIEW SSK DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN SANITASI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 REVIEW SSK DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN SANITASI"

Transkripsi

1 BAB 2 REVIEW SSK DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN SANITASI 2.1. Profil Kabupaten Jembrana Secara adminstrasi wilayah dan kependudukan, Kabupaten Jembrana terdiri dari 5 Kecamatan dengan 51 Desa dan Kelurahan, Tabel berikut adalah nama Desa/Kelurahan dan Kecamatan, Luas Wilayah dan jumlah penduduk dimasing-masing kecamatan di Kabupaten Jembrana Jumlah penduduk Kabupaten Jembrana berdasarkan Data Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Tahun 2011 adalah jiwa atau 6,72% dari total penduduk Bali ( jiwa). Jumlah penduduk Kabupaten Jembrana telah meningkat 1.27 kali sejak 30 tahun (tahun 1980 jumlah penduduk jiwa). Laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Jembrana 30 tahun terakhir adalah 0,92%/tahun jauh dibawah pertumbuhan penduduk Provinsi Bali 1,9%/tahun. Untuk lebih jelasnya jumlah penduduk dan perkembangannya disajikan pada Tabel 2.3. Kondisi jumlah penduduk tiap kecamatan di Kabupaten Jembrana pada tahun 2011 menunjukkan bahwa Kecamatan Negara memiliki jumlah penduduk tertinggi yaitu jiwa (28% dari total jumlah penduduk Jembrana) sedangkan Kecamatan yang memiliki jumlah penduduk terendah adalah Kecamatan Pekutatan, yaitu sejumlah 310,052 jiwa (10,23 % dari total jumlah penduduk Jembrana). Ditinjau dari perkembangan penduduknya, wilayah-wilayah di Kabupaten Jembrana relatif memiliki perkembangan yang cenderung statis. Hal ini ditunjukkan oleh nilai rata-rata pertahun perkembangan penduduk dalam kurun waktu diseluruh kecamatan rata-rata 0,97%/tahun. Laju pertumbuhan penduduk Kecamatan Negara tahun mengalami penurunan hingga (-6,67%), karena pada tahun tersebut terjadi pemecahan kecamatan baru yaitu Kecamatan Jembrana. Data tahun 2012, penduduk kabupaten Jembrana yang bekerja 97,77%, sisanya tidak lebih dari 2,23% penduduk adalah penggangguran. Sektor pertanian yang merupakan sektor yang diunggulkan oleh sebagian besar kecamatan-kecamatan yang ada di Kabupaten Jembrana hanya menyerap tenaga kerja sebesar 32,11% dari total jumlah tenaga kerja, kemudian diikuti oleh sektor perdagangan sebesar 20,20%, selanjutnya adalah sektor industri pengolahan yang memberikan kontribusi sebesar 19,01% dan sektor jasa sebesar 10,99%. Menurut Dokumen Teknis RTRW Kabupaten Jembrana, proyeksi jumlah penduduk Kabupaten Jembrana tahun 2017 mencapai jiwa. Pertambahan penduduk dalam kurun waktu 5 tahun tersebut sekitar 6 %, jumlah yang cukup signifikan dengan laju pertumbuhan kabupaten sebesar 0,97%. Tabel 2.4 menguraikan proyeksi pertumbuhan penduduk jembrana selama priode 5 Tahun. Kabupaten Jembrana Provinsi Bali 1

2 Kependudukan Tabel 2.1 Jumlah dan Kepadatan Penduduk Tahun 2012 Luas Penduduk Tahun 2012 No. Kecamatan Terbangun Kepadatan Keterangan Jumlah (Jiwa) (Ha) (Jiwa/Ha) 1. Kec. Pekutatan Pedesaan 2. Kec. Mendoyo Pedesaan 3. Kec. Jembrana Perkotaan 4. Kec. Negara 1, Perkotaan 5. Kec. Melaya Perdesaan Jumlah 6.269, Sumber : Jembrana dalam Angka,2012 Tabel 2.2 Proyeksi Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan di Kabupaten Jembrana No Kecamatan Jumlah Pendd Pertumbuhan 1. Kec. Pekutatan Kec. Mendoyo Kec. Jembrana Kec. Negara Kec. Melaya Jumlah Sumber: Buku Putih Sanitasi Bab. 2 Jumlah Penduduk (Jiwa) Area Beresiko Dari hasil studi EHRA Tahun 2013, untuk Kabupaten Jembrana daerah yang beresiko tinggi dan sangat tinggi dalam sanitasi dapat dilihat pada Tabel 2.3 sebagai berikut : Kabupaten Jembrana Provinsi Bali 2

3 Tabel 2.3 Area Beresiko Sanitasi No Desa/Kelurahan/Kecamatan Tingkat Resiko Perkotaan/Perdesaan I II III Kecamatan Pekutatan 1 Medewi Tinggi Pedesaan Sampah 2 Pulukan Tinggi Pedesaan Sampah 3 Pekutatan Tinggi Perkotaan Sampah, Air Limbah Kecamatan Mendoyo 1 Yeh Embang Kangin Menengah Pedesaan Draenase,Sampah 2 Yeh Embang Menengah Pedesaan Draenase, Sampah 3 Poh Santen Menengah Pedesaan Draenase 4 Tegalcangring Menengah Pedesaan Draenase 5 Delodberawah Tinggi Perdesaan Draenase,Air Limbah 6 Yeh Sumbul Menengah Pedesaan Sampah 7 Pergung Menengah Pedesaan Air Limbah Kebutuhan Penanganan/Penyebab Utama Resiko Kecamatan Jembrana 1 Pendem Sangat Tinggi Perkotaan Air Limbah,Sampah, Draenase 2 Dauhwaru Sangat Tinggi Perkotaan Sampah,Draenase 3 BatuAgung Tinggi Perkotaan Sampah,Draenase 4 Dangin Tukadaya Menengah Perkotaan Sampah 5 Sangkaragung Menengah Perkotaan Sampah 6 Budeng Menengah Perkotaan Sampah,Draenase 7 Perancak Menengah Perkotaan Sampah Kabupaten Jembrana Provinsi Bali 3

4 8 Air Kuning Menengah Perkotaan Sampah 9 Yeh Kuning Menengah Perkotaan Sampah IV Kecamatan Negara 1 Cupel Sangat Tinggi Perkotaan Air Limbah,Sampah, Draenase 2 Tegalbadeng Barat Sangat Tinggi Perkotaan Air Limbah,Sampah, Draenase 3 Tegalbadeng Timur Sangat Tinggi Perkotaan Air Limbah,Sampah, Draenase 4 Pengamabengan Tinggi Perkotaan Air Limbah,Sampah, Draenase 5 Loloan Timur Tinggi Perkotaan Air Limbah,Sampah, Draenase 6 Loloan Barat Tinggi Perkotaan Air Limbah,Sampah, Draenase 7 Berambang Tinggi Perkotaan Air Limbah,Sampah 8 Baler Bale Agung Tinggi Perkotaan Air Limbah,Sampah, Draenase 9 Banjar Tengah tinggi Perkotaan Air Limbah,Sampah, Draenase 10 Lelateng Tinggi Perkotaan Air Limbah,Sampah, Draenase V Kecamatan Melaya 1 Gilimanuk Tinggi Perkotaan Air Limbah,Sampah 2 Melaya Tinggi Perkotaan Air Limbah, Sampah, Draenase Sumber: Buku Putih Sanitasi Bab 5 Kabupaten Jembrana Provinsi Bali 4

5 Peta 1.1 Area Beresiko Sanitasi Kabupaten Jembrana Provinsi Bali 5

6 Keuangan Daerah Tabel 2.4 Proyeksi Besaran Pendanaan Sanitasi No Uraian Proyeksi Besaran Pendanaan Sanitasi (Rp. Juta) Jumlah 1 Perkiraan Belanja Langsung 19, , , , , , Perkiraan APBD Murni 29, , , , , , Perkiraan Komitmen Pendanaan Sanitasi APBD Kab./Kota 9, , , , , , Prosentase Komitmen Terhadap Belanja Langsung 0.49 % 0.01% 0.008% 0.006% 0.004% 0.10% Sumber : SSK, Bab Air Limbah Permasalahan Air Limbah Permasalahan Air Limbah yang menjadi prioritas untuk permasing-masing sektor secara singkat dijelaskan dalam bentuk tabel. Secara umum Permasalahan sudah tersedia di dokumen BPS Kabupaten Jembrana. Yang diperlukan pada tahap ini adalah kesepakatan dari seluruh anggota Pokja dalam penetapan skala permasalah. Uraian permasalahan bisa dibagi menjadi 2 kelompok i: a) Sistim Sanitasi (lihat petunjuk terkait Diagram Sistim Sanitasi /DSS) dan b) Aspek lain disamping Pengembangan Sarana Prasarana (seperti dari aspek Pendanaan, Kelembagaan, Peraturan dan Perundangan serta Peran Swasta/Masyarakat). Identifikasi dan klasifikasi terkait permasalahan ini dapat mengacu ke dokumen Kebijakan dan Strategi Nasional. Secara umum kesepakatan Permasalahan utama ini pada sub bab ini akan dikaitkan dengan Sasaran yang akan dicapai dan akan menjadi dasar penyiapan Program Kegiatan prioritas. Kabupaten Jembrana Provinsi Bali 6

7 Tabel 2.5: Permasalahan Mendesak Air Limbah Domestik A. Sistem Air Limbah Permukiman: 1. Aspek Perilaku Hidup Bersih dan sehat terkait dengan perilaku BABS, berdasarkan Pengembangan hasil study EHRA 2013, perilaku warga di Kab. Jembrana, 20 % masih melakukan Sarana dan praktik BABS (Buang Air Besar Sembarangan) sedangkan sisanya 80 % sudah Prasarana: memiliki perilaku PHBS. Masih tingginya angka BABS untuk ukuran Kabupaten Jembrana diakibatkan oleh masih luasnya ruang terbuka di wilayah Kabupaten User Interface: Jembrana dan banyak wilayah di Jembrana dilalui aliran sungai atau jaringan irigasi. Proporsi perilaku BABS warga untuk masing-masing kelurahan/desa dapat dilihat pada Tabel berikut : Prilaku BABS Di Kabupaten Jembrana Tahun 2013 Klaster 4 25% Klaster 0 16% Klaster 1 19% Klaster 3 22% Klaster 2 18% Keterangan: - Jumlah Penduduk Kab. Jembrana tahun 2012: jiwa atau KK Kabupaten Jembrana Provinsi Bali 7

8 Pengumpulan & Penampungan / Pengolahan Awal: Prosentase tangki septik aman rata rata di kabupaten Jembrana : 58 % Tangki Septik Aman di Kab. Jembrana Tahun 2013 Tangki Septik Suspek Tidak Aman Tangki Septik Suspek Aman Klaster 0 Klaster 1 Klaster 2 Klaster 3 Klaster 4 Kesimpulan: Kepemilikan akses Jamban Pribadi & MCK = 58 % ( Jiwa atau KK ) PHBS untuk BABS = 20 % ( jiwa atau KK) Pengangkutan / Pengaliran: Hanya ada 1 truk penyedot tinja, sedangkan yang beroperasi hanya 1 Truk Pembuangan tinja ke sungai, tempat terbuka masih besar, berdasarkan EHRA 2013 : 19 % Pengolahan Akhir Terpusat Lokasi IPAL terletak di Desa PEH kecamatan Jembrana tidak berfungsi maksimal karena tidak adanya perawatan dan biaya operasional dan pelayanannya tidak optimal Daur Ulang / Pembuangan Akhir: belum dilakukannya praktek pendeteksian kualitas limbah, sedangkan IPAL tidak berfungsi. Perencanaan Teknis dll. Belum adanya Master Plan Air Limbah Permukiman yang terintegrasi dengan RTRW perkotaan Kabupaten Jembrana Provinsi Bali 8

9 B. Lain-lain: 2. Aspek Pendanaan: Rendahnya alokasi pendanaan dari Pemerintah Belum tertariknya sektor swasta untuk melakukan investasi Belum optimalnya penggalian potensi pendanaan dari masyarakat 3. Aspek Kelembagaan: Belum terpisahnya fungsi regulator dan Operator dalam pengelolaan IPLT. Masih rendah dan terbatasnya SDM yang terkait pengelolaan Rendahnya koordinasi antar instansi dalam penetapan kebijakan 4. Aspek Peraturan Perundangan dan penegakan hukum: 5. Aspek Peran serta Masyarakat dan Dunia Usaha / Swasta: 6. Aspek Komunikasi, PMJK dll. Belum memadainya perangkat Perda yang diperlukan dalam pengelolaan Belum optimalnya fungsi Perda terkait Restribusi Air Limbah Permukiman Perlunya revew Perda untuk retribusi air limbah dan Tinja Masih rendahnya kesadaran masyarakat Terbatasnya penyelenggaraan pengembangan system yang berbasis masyarakat Masih kurangnya sosialisasi mengenai pentingnya pengelolaan Rendahnya koordinasi antar instansi terkait dalam menggerakkan peran masyarakat belum ada media Komunikasi baik itu media cetak atau elektronik yang mengangkat masalah air limbah secara khusus tetapi secara umum tentang kesehatan lingkungan (sumber referensi: BPS bab III) Catatan: disamping dari BPS, untuk penetapan Aspek dapat mengacu ke Jakstra Air Limbah Permukiman Sasaran Pembangunan Air Limbah Sasaran pembanunan air limbah di Kabupaten Jembrana diuraikan dalam tabel berikut berisi resume Sasaran prioritas yang akan dicapai terkait pembangunan Sanitasi dan PHBS terkait sanitasi sampai dengan periode Tahun Uraian resume sasaran sudah disusun berdasarkan Tingkat Prioritas dan merupakan hasil kesepakatan seluruh anggota Pokja. Penetapan sasaran dengan mempertimbangkan Permasalahan Utama. Uraian secara detail tersedia pada dokumen SSK. Kabupaten Jembrana Provinsi Bali 9

10 Tabel 2.6: Tujuan dan Sasaran Air Limbah Domestik Air Limbah Permukiman 1) Berkurangnya praktek buang air besar sembarangan (BABS) dari 20 % menjadi 0% ( pada tahun 2018) 2) Meningkatnya kesadaran masyarakat sebesar 20 % atau jiwa untuk tidak BABS pada akhir tahun ) Meningkatnya akses masyarakat terhadap sarana jamban keluarga dengan tangki septik yang tidak aman dari 40 % menjadi septik aman 100% pada akhir tahun ) Tersedianya Regulasi Air Limbah Permukiman domestik pada tahun ) Meningkatnya volume lumpur tinja yang masuk IPLT dari yang hanya Area Beresiko tinggi menjangkau juga seluruh are beresiko sanitasi pada tahun ) Meningkatnya volume lumpur tinja yang masuk IPLT 14 m3 sehari menjadi 350 m3 /bulan 7) Terpisahnya kelembagaan pengelola antara regulator dan operator dalam pengelolaan IPLT 8) Peningkatan pendanaan Sanitasi di Kabupaten Jembrana dari 0,2 % menjadi 2% di Tahun 2018 Kabupaten Jembrana Provinsi Bali 10

11 Tabel 2.7 Rencana Pengembangan Jangka Menengah Air Limbah Domestik Kabupaten Jembrana No Sistem Cakupan Layanan Eksisting Tahun Keterangan (a) (b) (c) (d) (e) (f) (g) (i) A Sistem On Site 1 Individual (Tangki septik) 61% 70% 80% 90% 100% KK 2 Komunal(MCK,MCK ++, Tangki Septik) 1% 3% 6% 9% 12% KK 3 Cubluk dan Sejenisnya 5% 3% 2% B Sistem Off Site 1 Skala Kota Skala Wilayah/Kawasan C BABS 20% 10% 5% 5% D Lumpur Tinja ke IPLT (M3/Bln) Kabupaten Jembrana Provinsi Bali 11

12 Prioritas Pembangunan Air Limbah Daftar Program sesuai urutan Tingkat Prioritas-nya, dengan semata-mata mempertimbangkan kepentingan Kabupaten Jembrana dan tanpa dipengaruhi kepentingan dari masing-masing kedinasan. Secara proses, direkomendasikan untuk menetapkan terlebih dahulu Area Beresiko 3 atau 4 saja sebagai Prioritas UTAMA. Tabel 2.8 Prioritas Program dan Kegiatan Air Limbah Domestik Kab. Jembrana No. Program Penerima manfaat Score (dan bobot) Permasal Persepsi ahan Pokja mendesak Propoor Score total Urutan prioritas 25% 25% 25% 25% (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 1 Penyuluhan, Kompanye & Edukasi Pembangunan MCK, MCK Pembangunan IPAL Komunal Pembangunan IPLT Pembentukan Badan Pengelola IPLT Revew Perda Terkait Air Limbah dan Sanitasi Kabupaten Jembrana Provinsi Bali 12

13 2.3. Persampahan Diberlakukannya Undang-Undang No. 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah mewajibkan pemerintah propinsi dan kabupaten,kota harus menyediakan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) sampah. Walaupun demikian, peningkatan laju timbulan sampah di Kabupaten Jembrana tidak diikuti dengan ketersediaan sistem pengelolaan sampah yang memadai. TPA yang awalnya dibangun berpedoman pada sistem Open Dumping menjadi TPA yang dijalankan dengan pola kumpul-angkut-buang. Secara teknis lokasi TPA PEH yang ada sekarang cukup memadai, hanya perlu peningkatan akses layanan yang lebih baik yaitu perluasan area TPA, sistem sanitary Landfill, Akses pelayanan pengangkutan yang lebih baik, dan lokasi Tempat Pengumpulan Sementara (TPS) yang tidak cukup dan tidak menyebar merata menyebabkan sampah dibuang di sembarang tempat dan melakukan pembakaran sampah secara terbuka Permasalahan Persampahan Pengelolaan sampah perkotaan merupakan permasalahan yang akan terus menerus dihadapi baik oleh pemerintah Kota maupun penduduknya. Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk tidak akan terlepas dari bertambahnya jumlah volume sampah. Sementara tempat pembuangan akhir sampah (TPA) semakin berkurang kapasitasnya. Luas TPA saat ini hanya 1 hektar, masih diperlukan 3 hektar lagi agar pelayanan maksimal. Rata-rata produksi sampah Kabupaten Jembrana pada tahun 2013, dengan asumsi penduduk yang membuang sampah ke TPS sebesar 15 % dari Jumlah Penduduk atau KK, dengan sampah per KK sebesar 3.5 Kg, jadi asumsinya mencapai 135,465 ton per bulan, sebanyak 15 persen merupakan sampah plastik dan sisanya sebanyak 60 persen sampah organik serta 25 persen lain-lain (kertas, kaca, besi dll). Asumsi dari Kantor BLHKP Kab. Jembrana produksi sampah kabupaten Jembrana rata-rata naik 5 % setiap Tahunnya. Pengelolaan persampahan di Kabupaten Jembrana di beberapa lokasi sudah dilakukan pemisahan/pemilahan antara sampah organik dan dan anorganik oleh petugas dan masyarakat dengan membedakan warna tempat pembuangan sementara (TPS) tong sampah. Hasil dari pemisahan sampah tersebut untuk sampah organik selanjut dilakukan pengomposan untuk pupuk. Konsep pengelolaan sampah saat ini lebih ditekankan pada pengelolaan sampah pada sumbernya. Hal ini bertujuan meningkatkan kesehatan masyarakat dan kualitas lingkungan serta menjadikan sampah sebagai sumber daya. Kabupaten Jembrana Provinsi Bali 13

14 1. Aspek Pengemba ngan Sarana dan Prasarana User Interface: A. Sistem Persampahan Tabel 2.9 Permasalahan Persampahan Tingkat Pengolahan dan pengelolaan Sampah Rumah Tangga (RT) di Kabupaten Jembrana adalah sebagai berikut : Cara pengelolaan sampah rumah tangga di Kab. Jembrana dilakukan dengan beberapa cara, yaiitu 1) dikumpulkan oleh kolektor informal yang mendaur ulang (4,14%); 2) dikumpulkan dan dibuang ke TPS (12,44%); 3) dibakar (65,64%); 4) dibuang ke dalam lubang dan ditutup dengan tanah (1,38%); 5) dibuang ke sungai (2,56%); dan dibuang ke lahan kosong/kebun/hutan dan dibiarkan membusuk sebanyak dan Lain-lain (18% ) Cara Pengelolaan sampah rumah tangga di Kabupaten Jembrana berdasarkan Study EHRA, secara lengkap dapat dilihat pada Gambar Pengolahan Sampah Rumah Tangga Di Kabupaten Jembrana Tahun Klaster 4 Klaster 3 Klaster 2 Klaster 1 Klaster 0 Kabupaten Jembrana Provinsi Bali 14

15 Keterangan: - Produksi Sampah Kota/Kab. per hari = 4,515 m3hari atau 135,465 m3/bulan - Pelayanan Sampah x 12,44 % per hari = m3/hari, hanya di wilayah perkotaan saja yaitu di Kecamatan Negara dan Kecamatan Jembrana Praktek Pemilahan Sampah oleh RT: Praktek pemilahan sampah oleh rumah tangga sebelum dibuang, berdasarkan Study EHRA di Kabupaten Jembrana, rumah tangga yang melakukan pemilahan sampah sebanyak 30,8 % dan sisanya sebanyak 60,2 % tidak melakukan pemilahan sampah. Grafik praktik pemilahan sampah rumah tangga sebelum di buang, secara keseluruhan di Kabupaten Jembrana dan di masing-masing kelurahan tercantum pada Gambar 3.12 Pemilahan Sampah Rumah Tangga Kabupaten Jembrana Tahun 2013 Melakukan Pemilahan Sampah Tidak Melakukan Pemilahan Sampah Klaster 0 Klaster 1 Klaster 2 Klaster 3 Klaster 4 Pengumpulan setempat Sampai saat ini hanya tersedia 12 Unit gerobak dorong (Total timbunan sampah 46,622 m3/hari) Belum adanya skema strategi untuk kerjasama dengan swasta/kelompok masyarakat dalam pengelolaan persampahan. Kabupaten Jembrana Provinsi Bali 15

16 Penampungan Sementara (TPS): A. Lain-lain: 2. Aspek Kelembagaan: Dinas masih berfungsi sebagai operator dan regulator SDM kurang memadai, baik dari kuantitas dan kualitas 3. Aspek Pendanaan: Penganggaran terkait pengelolaan persampahan baru mencapai 35 % Pola penanganan sampah belum optimal Rendahnya dana penarikan restribusi 4. Aspek Peran Serta Masyarakat dan Dunia Usaha / Swasta: 5. Aspek Peraturan Perundangan dan penegakan hukum: Sampai saat ini tersedia: 8 unit TPS Sampai saat ini belum tersedia TPST di Kabupaten Jembrana Pengangkutan: Jumlah Dump truck Kap. Masih kurangnya sarana pengangkut, baru ada 8 truk pengangkut untuk wilayah perkotaan. (Semi) Pengolahan Akhir Terpusat Daur Ulang / Tempat Pemrosesan Akhir: Masih belum melakukan pemilahan sampah, baru ada 3 kelompok pemilahan sampah dan belum ada proyek 3R Pengelolaan TPA masih memakai system Open Dumping Perencanaan Master Plan dan DED sistem pengelohan akhir sampah belum ada Potensi masyarakat belum dikembangkan secara sistematis Rendahnya investasi dunia usaha / swasta Penerapan sanksi hukum dari Perda belum efektif Belum tersosialisasinya ketentuan penangan sampah terhadap masyarakat (sumber referensi: BPS III ) Catatan: disamping dari BPS, untuk penetapan Aspek dapat mengacu ke Jakstra Persampahan Sasaran Pembangunan Persampahan Dalam tabel berikut akan diuraikan sasaran prioritas yang akan dicapai terkait persampahan sampai dengan tahun 2018 di Kabupaten Jembrana, uraian resume disusun berdasarkan tingkat perioritas dan merupakan hasil kesepakatan seluruh anggota POKJA. Penetapan sasaran dengan mempertimbangkan permasalahan utama seperti yang telah diuraikan pada sub bab sebelumnya. Kabupaten Jembrana Provinsi Bali 16

17 Tabel 2.10 Tujuan dan Sasaran Pengembangan Persampahan Domestik Persampahan 1) Meningkatnya cakupan pelayanan pengangkutan sampah dari 17 % menjadi 75 % pada wialyah perkotaan dan 18 % menjadi 37 % pada daerah pedesaan pada akhir tahun ) Pengurangan sampah dari sumbernya dari 65 % - 20 % untuk wlayah perkotaan. 3) Meningkatnya kualitas layanan pengelolaan persampahan sesuai dengan UU persampahan dan SPM pada akhir tahun ) Tersedianya regulasi persampahan yang sesuai dengan UU persampahan pada akhir tahun ) Meningkatnya kesadaran masyarakat ber-phbs dalam pengelolaan persampahan sebesar 60,2 % dari jumlah penduduk atau 85 % pada tahun 2018 Tabel 2.11 Rencana Pengembangan Jangka Menengah Persampahan Cakupan Sasaran Tahun No Sistem layanan Keterangan eksisting (n+1) (n+2) (n+3) (n+4) (n+5) (a) (b) (c) (d) (e) (f) (g) (h) (i) A Penanganan Langsung 1 TPST 3 R 17 % 17 % 22 % 27 % 32 % 37 % B Penanganan tidak langsung 1 Dibakar 65,64 % 65,64% 55 % 30 % 20 % 10 % 2 Dibuang sungai dan Lahan 20,56% 20,56 15% 10% 5 % 0% Ditimbun 1,38 % 1 % 1% 1% 1% 1% Kolektor informal 4,14 % 6% 8 % 10 % 12 % 14 % C Penanganan berbasis 1 % 1 % 1 % 1 % 1 % 1 % masyarakat D TPA 12,44 % 25 % 35% 45% 55 % 75 % Kabupaten Jembrana Provinsi Bali 17

18 Prioritas Pembangunan Persampahan Uraian dari sub bab ini adalah uraian dari sub bab sebelumnya yang berkaitan dengan persampahan di kabupaten Jembrana. Uraian dari prioritas pembangunan persampahan telah memperhatikan kepentingan dan prioritas kabupaten Jembrana dalam penanganan persampahan. Tabel 2.12 Prioritas Implementasi Program dan Kegiatan Persampahan Domestik Score (dan bobot) Permasal Penerima Persepsi No. Program ahan manfaat Pokja mendesak Propoor 25% 25% 25% 25% (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 1 Pengadaan Truk Sampah Kapasitas 7 M3 Score total Urutan prioritas Contener Sampah TPST 3R TPA Sanitary Landfill Drainase Permasalahan Drainase Tabel 2.13 Permasalahan Drainase A. Sistem Drainase User Lama genangan bila terjadi banjir yang lebih dari 1 hari: 21,2 % Interface: Rumah Tangga yang mengalami banjir rutin: Klaster 0 Klaster 1 Klaster 2 Klaster 3 Klaster 4 Ada Genangan Air (Banjir) Tidak Pernah ada Genangan Air (Banjir) Kabupaten Jembrana Provinsi Bali 18

19 Genangan Air Akibat Banjir di Kabupaten Jembrana Tahun 2013 Ada Genangan Air (Banjir) Tidak Pernah ada Genangan Air (Banjir) Klaster 0 Klaster 1 Klaster 2 Klaster 3 Klaster 4 Frekuensi genangan secara rutin dialami oleh sekitar 21,2 % rumah tangga sementara, sebagian besar atau 78,98 % tidak secara rutin mengalami genangan. Penampung an / Pengolahan Awal: Pengangkut an / Pengaliran: Data Genangan: No. Lokasi Genangan Luas Genangan (Ha) Lama Genangan (> atau <3 jam) Tinggi Genangan (> atau <30 cm) 1. Kelurahan Dauhwaru, 30 cm s/d > 3 Jam Kecamatan Jembrana cm Jumlah 22,3 grey water masih bercampur dengan saluran drainase, belum ada sumur resapan Kondisi drainase berdasarkan hasil EHRA 2013 di Kabupaten Jembrana Kabupaten Jembrana Provinsi Bali 19

20 Kondisi Arah Pengaliran Air Bekas Buangan/Air Limbah Non Tinja Di Kabupaten Jembrana Tahun 2013 Tidak Tahu Pipa IPAL Sanimas Pipa Saluran Pembuangan Lubang Galian Saluran Tertutup Saluran Terbuka Kejalan/Halaman Rumah Kesungai/Kanal Klaster 0 Klaster 1 Klaster 2 Klaster 3 Klaster 4 Data lain berdasarka n hasil EHRA Juni 20xx: Dokumen Perencanaa n Ditemukan bahwa sekitar 21,2 % rumah tangga memiliki lingkungan sekitar rumah yang terdapat genangan air. Pada umumnya, sistem drainase masih menjadi satu antara pembuangan air hujan (pematusan air hujan) dan saluran limbah rumah tangga (grey water). Porsi belanja fisik sub sektor drainase masih 2 %. Prosentase panjang saluran drainase yang berfungsi baik 67,2 %. Akses masyarakat terhadap sarana drainase masih 39, 8 % Luas area genangan 35 Ha Belum tersedianya master plan dan dokumen perencanaan lainnya Kabupaten Jembrana Provinsi Bali 20

21 B. Lain-lain : Catatan: Aspek lain seperti diatas dan dapat mengacu ke - Peningkatan kesadaran masyarakat terhadap pemeliharaan draenase perlu ditingkatkan tidak hanya menjadi taggung jawab pemerintah Kabupaten Jembrana Sasaran Pembangunan Drainase Sasaran prioritas yang akan dicapai terkait pembangunan Sanitasi khususnya draenase dan sampai dengan periode Tahun 2018 adalah berdasarkan Tingkat Prioritas dan merupakan hasil kesepakatan seluruh anggota Pokja. Penetapan sasaran dengan mempertimbangkan Permasalahan Utama seperti yang diuraikan pada sub bab sebelumnya. Tabel berikut adalah penjelasan resume pembangunan draenase di Kabupaten Jembrana Tabel 2.14 Resume Tujuan dan Sasaran Utama Pembangunan Drainase Kab. Jembrana Drainase 1) Meningkatnya dimensi saluran lama sebanyak 7 km dan pemeliharaan saluran drainase pada akhir tahun ) Meningkatnya proporsi biaya operasional sebesar 5 % terhadap total pendanaan drainase dari yang telah ada sekarang. 3) Dibangunnya saluran drainase di setiap permukiman padat perkotaan baik oleh Pemerintah, Pengembang perumahan maupun masyarakat setempat pada akhir tahun ) Menambah saluran pembuangan akhir drainase (tersier) di perumahan sepanjang 7000 M di daerah dengan zone jangka pendek pada tahun ) Berkurangnya rumah tangga yang membuang limbah/sampah langsung ke saluran drainase sebesar 35 % pada tahun Tabel 2.15 Rencana Pengembangan Jangka Menengah Drainase No Sistem eksisting Sasaran Tahun Keterangan (a) (b) (c) (d) (e) (f) (g) (h) (i) 1 Penanganan Langsung a Cakupan Layanan 39,8 % 39,8 % 45 % 55 % 60 % 65 % b Fungsi Drainase 67,82 % 70 % 75% 80 % 85 % 90 % c Luas Genangan 35 Ha 35 Ha 30 Ha 25 Ha 20 ha 15 ha 2 Penanganan tidak langsung a b C Penanganan berbasis masyarakat Keterangan: Lihat rencana Pengembangan didalam SSK Kabupaten Jembrana Provinsi Bali 21

22 2.4.3 Prioritas Pembangunan Drainase Secara proses dan tahapan dalam penentuan program dan kegiatan di Kabupaten Jembrana direkomendasikan untuk menetapkan terlebih dahulu 3 atau 4 saja sebagai Prioritas UTAMA dalam pembangunan Draenase hal ini berkaitan dengan ketersediaan ANGGARAN dan RENCANA IMPLEMENTASI-nya. Apabila dalam proses ke 3 atau 4 program diatas sudah ada kepastian penganggarannya (dari berbagai sumber pendana), Pokja dapat menetapkan kembali prioritas lanjutan dengan mereview pada dokumen MPS Tahunan. Konsultasi dan koordinasi dengan seluruh Dinas terkait untuk penetapan prioritasi ini merupakan KEHARUSAN. Tabel 2.16 Prioritas Implementasi Program dan Kegiatan Drainase Kab. Jembrana No. Program Penerima manfaat Score (dan bobot) Permasal ahan mendesak Persepsi Pokja Propoor Score total Urutan prioritas 25% 25% 25% 25% (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Penyusunan Masterpaln Drainase skala Kabupaten/Kawasan Kab. Jembrana Penyusunan database system drainase Kabupaten/Kawasan Kab. Jembrana Pembangunan dan pemeliharaan saluran drainase primer Kota Jembrana Pembangunan dan pemeliharaan saluran drainase tersier Kec. Negara PHBS terkait sanitasi Permasalahan PHBS terkait sanitasi Tabel 2.17 Permasalahan mendesak PHBS terkait sanitasi Berdasarkan hasil EHRA Juni 2013, maka: - Hasil studi EHRA : 12,8 % kesadaran sebagian kecil masyarakat untuk berprilaku hidup bersih dan sehat didukung dengan pola hidup masyarakat perkotaan yang berdampak pada penurunan kualitas lingkungan tempat tinggal. - Kurangnya kepedulian masyarakat dan pengambil kebijakan terhadap programprogram yang bersifat preventif dan promotif kepada masyarakat yang masih rentan PHBS Kabupaten Jembrana Provinsi Bali 22

23 PHBS Tidak Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) di Lima Waktu Penting Kab. Jembrana Tahun 2013 Klaster 3 20% Klaster 4 24% Klaster 2 19% Klaster 0 13% Klaster 1 24% - Studi Ehra Tahun 2013 masih adanya : 42,4 % di Kabupaten Jembrana BABS Prilaku BABS Di Kabupaten Jembrana Tahun 2013 Klaster 4 25% Klaster 0 16% Klaster 3 22% Klaster 2 18% Klaster 1 19% Kabupaten Jembrana Provinsi Bali 23

24 2.5.2 Sasaran PHBS terkait sanitasi Tabel 2.18 Tujuan dan Sasaran PHBS terkait sanitasi PHBS (Prilaku Hidup Bersih dan Sehat ) 1) Meningkatnya proporsi pemberi informasi (komunikan) tentang Perilaku Hidup Bersih dan sehat dari kalangan SKPD dan kader kesehatan lingkungan sebesar 25 % atau 21,000 jiwa pada akhir tahun 2018 di Kabupaten Jembrana 2) Meningkatnya kesadaran anak sekolah untuk semua tingkatan dan pondok pesantren dalam berperilaku PHBS. 3) Terlatihnya kader kesehatan lingkungan sebanyak 5 Orang/Desa atau 225 Orang dari jumlah Kelurahan/Desa di Kabupaten Jembrana pada akhir tahun ) Berperannya kelompok masyarakat (organisasi masyarakat) laki- laki dan perempuan di 51 kelurahan/desa dalam penyadaran higiene pada akhir tahun ) Termanfaatkannya media pilihan masyarakat (media lokal) di lokasi prioritas dalam penyadaran berperilaku hidup bersih dan sehat pada akhir tahun Prioritas PHBS terkait sanitasi Tabel 2.19 Prioritas implementasi program dan kegiatan PHBS terkait sanitasi di Kab. Jembrana No. Program Penerima manfaat Score (dan bobot) Permasal Perse ahan psi mendesak Pokja Propoor Score total Urutan prioritas 25% 25% 25% 25% (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 1 Program STBM Pembuatan media promosi dan informasi sadar hidup sehat, seperti banner, stiker, spanduk dll. Penyuluhan dan edukasi PHBS kepada setiap Tahapan Sekolah dan Pondok Pesantren yang ada Di Kabupaten Jembrana Penyuluhan, edukasi dan pembentukan kader kesehatan lingkungan ditingkat Kelurahan/Desa di Kabupaten Jembrana Penyuluhan dan kampanye Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) melalui siaran TV dan Radio yang ada di Kabupaten Jembrana Kabupaten Jembrana Provinsi Bali 24

25 2.6. Review Kerangka Kerja Logis Tabel 2.20 Kerangka Kerja Logis Air Limbah Kab. Jembrana Permasalahan mendesak 1. Dari Hasil Studi EHRA Pengelolaan limbah cair dilakukan secara setempat (SeptikTank) baru 61 % 2. Prilaku BABS masih 20 % 3. Kurangnya Kepemilikan jamban pribadi dan MCK atau baru 67,4 %. Dst Tujuan Sasaran Strategi Program Kegiatan Tercapainya standar pelayanan minimum (SPM) dan pengelolaan air limbah domestik yang berwawasan lingkungan. Peningkatan pelayanan Air Limbah Domestik dari 2% menjadi 35 % Tahun 2018 Tabel 2.21 Kerangka Kerja Logis Persampahan Kab. Jembrana 1.Meningkatkan akses pengelolaan air limbah domestik skala kawasan kepada masyarakat 2. Meningkatkan pelayanan sarana parsarana MCK ++ dan Tanki septik komunal 1.Pembangunan sistim air limbah terpusat (on site) 2.Peningkatan sarana dan prasarana sistim kumunal 1. Pembangunan sistim air limbah terpusat skala kawasan 1.Pembangunan MCK ++ 2.Pembangunan tanki septik komunal 3.Pengadaan truk tinja. Permasalahan mendesak 1. Masyarakat membuang sampah dibakar (65,64%); dibuang ke dalam lubang dan ditutup dengan tanah (1,38%); dibuang ke sungai (2,56%); dan dibuang ke lahan kosong/kebun/hutan dan dibiarkan membusuk sebanyak dan Lain-lain (18% ) Tujuan Sasaran Strategi Program Kegiatan Meningkatnya kesadaran masyarakat akan budaya bersih dan sehat Berkurangnya rumah tangga yang membuang sampah langsung ke sungai menjadi 0 % pada tahun 2018 Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang kerugian membuang sampah ke sungai PHBS Penyuluhan PHBS Lomba desa Kabupaten Jembrana Provinsi Bali 25

26 Pengolahan sampah oleh masyarakat Bank sampah Sosialisasi Pembentukan kelompokbank Sampah Pelatihan pengelolaan bank sampah 2. Timbunan sampah yang ditangani baru 20 % 3. Anggaran di bidang persampahan tidak cukup untuk mengantisipasi keadaan darurat. Anggaran yang ada hanya cukup untuk pelayanan dasar 4. Rendahnya koordinasi antar instansi 5. Rendahnya kapasitas SDM Meningkatnya pelayanan persampahan sesuai standar minimal Meningkatan pengolahan sampah terutama di kawasan perkotaan menjadi 65% pada tahun 2018 Menyediakan sarana pengumpulan sampah Meningkatkan pengelolaan dan pengolahan sampah dari stasiun antara sampai ke TPA Pengelolaan sampah dari sumbernya Pengelolaan sampah dari stasiun antara sampai ke TPA TPST 3R Pengadaan tempat sampah Pembangunan TPS Pengadaan Dump Truck Peningkatan TPS menjadi TPST 3R Pengolahan sampah anorganik Pengadaan alat komposter Kabupaten Jembrana Provinsi Bali 26

27 Tabel 2.22 Kerangka Kerja Logis Drainase Kab. Jembrana Permasalahan mendesak Jaringan drainase yang belum terkelola dengan baik sebesar 20 %, dan masih ada genangan air 21 % di wilayah kabupaten Jemrbana, dan Ada Banjir/Genangan 35 Ha, Banyak saluran drainase di beberapa tempat tersumbat Tujuan Sasaran Strategi Program Kegiatan mengurangi genangan air pada titik titik tertentu Meningkatnya kesadaran masyarakat sadar akan fungsi saluran drainase meningkatnya dimensi saluran lama sebanyak 7 KM dan pemeliharaan saluran drainase pada akhir tahun 2018 berkurangnya lama waktu genangan menjadi kurang dari 1 jam wilayah perkotaan yang termasuk zona penanganan jangka pendek Berkurangnya rumah tangga yang membuang limbah/sampah langsung ke saluran drainase sebesar 35 % pada tahun 2018 Mengoptimalkan pembangunan dan pengawasan sistem infiltrasi pada kawasan permukiman yang cukup padat dan perumahan yangdibangun oleh developer Lama genangan berkurang menjadi kurang dari 1 jam dengan perbaikan saluran drainase Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang kerugian membuang sampah/limbah ke saluran/sungai Pemeliharaan saluran drainase primer/tersier Pembangunan saluran drainase tersier Pemeliharaan saluran drainase primer/tersier Normalisasi saluran drainase primer/tersier Pembangunan saluran drainase tersier Normalisasi saluran drainase primer/tersier Kabupaten Jembrana Provinsi Bali 27

28 Tabel 2.22 Kerangka Kerja Logis PHBS Kabupaten Jembrana Permasalahan mendesak Hasil Studi EHRA di Kabupaten Jembrana Prilaku BABS sembarangan masih : 20 %, PHBS untuk CTPS dilima waktu penting masih cukup tinggi yaitu : 22 % Tujuan Sasaran Strategi Program Kegiatan Perubahan perilaku di masyarakat mengenai hidup bersih dan sehat sampai dengan Tahun 2018 Meningkatnya kesadaran masyarakat tentang PHBS dari 80 % menjadi 100 % di Tahun 2018 Penyuluhan terkait PHBS melalui media komunikasi dan langsung ke masyarakat Peningkatan Kesadaran Masyarakat dalam PHBS melalui Kampanye - Road Show Penyuluhan tentang PHBS (CTPS, stop BABS dan Membuang sampah pada tempatnya) di sekolah-sekolah, Pondok Pesantren, Perkantoran, Permukiman dan ditempat-tempat umum - Penyuluhan dan kampanye Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) meliputi CTPS, Stop BABS dan Membuang sampah pada tempatnya melalui siaran radio atau TV lokal. Kabupaten Jembrana Provinsi Bali 28

BAB 2 REVIEW SSK DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN SANITASI

BAB 2 REVIEW SSK DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN SANITASI BAB 2 REVIEW SSK DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN SANITASI 2.1. Profil Kabupaten Bangli Secara administrasi Kabupaten Bangli, terbagi menjadi 4 wilayah kecamatan dan 72 desa/kelurahan yaitu : Kecamatan Susut

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF DIAGRAM SISTEM SANITASI PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK KABUPATEN WONOGIRI. (C) Pengangkutan / Pengaliran

RINGKASAN EKSEKUTIF DIAGRAM SISTEM SANITASI PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK KABUPATEN WONOGIRI. (C) Pengangkutan / Pengaliran RINGKASAN EKSEKUTIF Strategi Sanitasi Kabupaten Wonogiri adalah suatu dokumen perencanaan yang berisi kebijakan dan strategi pembangunan sanitasi secara komprehensif pada tingkat kabupaten yang dimaksudkan

Lebih terperinci

Permasalahan Mendesak Tujuan Sasaran Strategi Program Kegiatan. Perencanaan menyeluruh pengelolaan sistem air limbah skala Kota.

Permasalahan Mendesak Tujuan Sasaran Strategi Program Kegiatan. Perencanaan menyeluruh pengelolaan sistem air limbah skala Kota. A. KERANGKA KERJA LOGIS (KKL) A.1. KERANGKA KERJA LOGIS AIR LIMBAH Permasalahan Mendesak Tujuan Sasaran Strategi Program Kegiatan Belum adanya Master Plan dan peta Pengelolaan air limbah domestik Mendapatkan

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT 2016

RINGKASAN EKSEKUTIF PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT 2016 KABUPATEN SUMBAWA BARAT 2016 RINGKASAN EKSEKUTIF Dokumen Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Tahun 2016 ini merupakan satu rangkaian yang tidak terpisahkan dengan dokumen lainnya yang telah tersusun

Lebih terperinci

Bab 3 Rencana Kegiatan Pembangunan Sanitasi

Bab 3 Rencana Kegiatan Pembangunan Sanitasi Bab 3 Rencana Kegiatan Pembangunan Sanitasi 3.1 Rencana Kegiatan Air Limbah Salah satu sasaran pembangunan air limbah yang akan dicapai pada akhir perencanaan ini adalah praktek Buang Air Besar Sembarangan

Lebih terperinci

KERANGKA KERJA LOGIS (KKL)

KERANGKA KERJA LOGIS (KKL) KERANGKA KERJA LOGIS (KKL) Tabel 1. Kerangka Kerja Logis Air Limbah Permasalahan mendesak Tingginya Praktek BABS hingga saat ini sebesar 33,20% (13.230 KK) Isu-isu Strategis Rumusan Tujuan Rumusan Sasaran

Lebih terperinci

Lampiran A. Kerangka Kerja Logis Air Limbah

Lampiran A. Kerangka Kerja Logis Air Limbah Lampiran A. Kerangka Kerja Logis Air Limbah Permasalahan Mendesak Tujuan Sasaran Strategi Program Kegiatan 1. Meningkatnya pembangunan Tersedianya Tersedianya Penyusunan Masterplan Penyusunan Masterplan

Lebih terperinci

BAB 2 Kerangka Pengembangan Sanitasi

BAB 2 Kerangka Pengembangan Sanitasi BAB 2 Kerangka Pengembangan Sanitasi 2.1. Visi Misi Sanitasi Visi Kabupaten Pohuwato Tabel 2.1: Visi dan Misi Sanitasi Kabupaten/Kota Misi Kabupaten Pohuwato Visi Sanitasi Kabupaten Pohuwato Misi Sanitasi

Lebih terperinci

Tersedianya perencanaan pengelolaan Air Limbah skala Kab. Malang pada tahun 2017

Tersedianya perencanaan pengelolaan Air Limbah skala Kab. Malang pada tahun 2017 Sub Sektor Air Limbah Domestik A. Teknis a. User Interface Review Air Limbah Buang Air Besar Sembarangan (BABS), pencemaran septic tank septic tank tidak memenuhi syarat, Acuan utama Air Limbah untuk semua

Lebih terperinci

Memorandum Program Percepatan Pembangunan Sanitasi BAB 1 PENDAHULUAN

Memorandum Program Percepatan Pembangunan Sanitasi BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN Program dan dalam dokumen ini merupakan hasil konsolidasi dan integrasi dari berbagai dokumen perencanaan terkait pengembangan sektor sanitasi dari berbagai kelembagaan terkait, baik

Lebih terperinci

STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI Percepatan Pembangunan Sanitasi 18 BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI Bab ini merupakan inti dari penyusunan Sanitasi Kabupaten Pinrang yang memaparkan mengenai tujuan, sasaran dan strategi

Lebih terperinci

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI. 3.1 Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI. 3.1 Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik III-1 BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI Pada bab strategi percepatan pembangunan sanitasi akan dijelaskan lebih detail mengenai tujuan sasaran dan tahapan pencapaian yang ingin dicapai dalam

Lebih terperinci

BAB III RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BAB III RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI BAB III RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI 3.1. Rencana Kegiatan Air Limbah Sasaran dan strategi untuk mencapai visi sanitasi dan melaksanakan misi sanitasi, dirumuskan berdasarkan kondisi terkini dari

Lebih terperinci

Target. Real isasi. Real isasi 0% 10% 0%

Target. Real isasi. Real isasi 0% 10% 0% Strategi Sanitasi Kota Kota Subulussalam BAB V STRATEGI MONEV Tabel 5.1: Matriks Kerangka Logis Tujuan: Tersedianya layn IPLT Data Dasar Sasaran Indikator Sumber Nilai & Tahun Adanya Masyarakat 0% EHRA

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Kabupaten Balangan. 2.1 Visi Misi Sanitasi

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Kabupaten Balangan. 2.1 Visi Misi Sanitasi II-1 BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI 2.1 Visi Misi Sanitasi Visi Pembangunan Tahun 2011-2015 adalah Melanjutkan Pembangunan Menuju Balangan yang Mandiri dan Sejahtera. Mandiri bermakna harus mampu

Lebih terperinci

Bab III RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI

Bab III RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI Bab III RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI 3.1 Rencana Kegiatan Air Limbah Salah satu sasaran pembangunan air limbah yang akan dicapai pada akhir perencanaan ini adalah praktek BABS dari 30,5 % menjadi

Lebih terperinci

KERANGKA KERJA LOGIS KABUPATEN TANAH DATAR 2015

KERANGKA KERJA LOGIS KABUPATEN TANAH DATAR 2015 KERANGKA KERJA LOGIS KABUPATEN TANAH DATAR 2015 No PERMASALAHAN MENDESAK ISU-ISU STRATEGIS TUJUAN SASARAN INDIKATOR STRATEGI INDIKASI PROGRAM INDIKASI KEGIATAN A SEKTOR AIR LIMBAH A TEKNIS/AKSES 1 Belum

Lebih terperinci

Penyepakatan VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI SANITASI KOTA TASIKMALAYA SATKER SANITASI KOTA TASIKMALAYA

Penyepakatan VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI SANITASI KOTA TASIKMALAYA SATKER SANITASI KOTA TASIKMALAYA Penyepakatan VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI SANITASI KOTA TASIKMALAYA SATKER SANITASI KOTA TASIKMALAYA TAHUN LOGO2013 VISI Terciptanya Kondisi Lingkungan Masyarakat yang Sehat dan

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI 3.1. Visi dan Misi Sanitasi Visi merupakan harapan kondisi ideal masa mendatang yang terukur sebagai arah dari berbagai upaya sistematis dari setiap elemen dalam

Lebih terperinci

BAB 2 KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BAB 2 KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI BAB 2 KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI Pada bab ini akan dijelaskan secara singkat tentang gambaran umum situasi sanitasi Kabupaten Pesawaran saat ini, Visi dan Misi Sanitasi Kabupaten yang akan memberikan

Lebih terperinci

Program penyusunan Masterplan. Tersedianya Master Plan sistem pengelolaan air limbah domestik tahun Penyusunan Master Plan skala kabupaten

Program penyusunan Masterplan. Tersedianya Master Plan sistem pengelolaan air limbah domestik tahun Penyusunan Master Plan skala kabupaten Tabel 2.20 Kerangka Kerja Logis Air Limbah 1. Belum adanya Master Plan air limbah domestic Program penyusunan Masterplan 2. Belum ada regulasi yang mengatur limbah domestic 3. Belum adanya sarana dan Prasarana

Lebih terperinci

Bab 3: Profil Sanitasi Wilayah

Bab 3: Profil Sanitasi Wilayah Bab 3: Profil Sanitasi Wilayah Tabel 3.1: Rekapitulasi Kondisi fasilitas sanitasi di sekolah/pesantren (tingkat sekolah: SD/MI/SMP/MTs/SMA/MA/SMK) (toilet dan tempat cuci tangan) Jumlah Jumlah Jml Tempat

Lebih terperinci

NOTULEN KICK OFF MEETING PROGRAM PPSP KABUPATEN JEMBRANA

NOTULEN KICK OFF MEETING PROGRAM PPSP KABUPATEN JEMBRANA NOTULEN KICK OFF MEETING PROGRAM PPSP KABUPATEN JEMBRANA Hari/Tanggal : Jumat / 2 Mei2014 Tempat : Ruang Rapat Bappeda dan PM Kabupaten Jembrana Jl. Mayor Sugianyar No.3 Negara Pimpinan rapat : I Ketut

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI 2.1. Visi Misi Sanitasi Visi dan misi sanitasi telah dirumuskan untuk memberi arahan bagi pengembangan sanitasi Kabupaten Tana Toraja dalam rangka mencapai visi dan

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Tabel 2.1 : Visi Misi Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya. Visi Sanitasi Kabupaten

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Tabel 2.1 : Visi Misi Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya. Visi Sanitasi Kabupaten BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI 2.1 Visi Misi Sanitasi Tabel 2.1 : Visi Misi Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya Visi Kabupaten Misi Kabupaten Visi Sanitasi Kabupaten Misi Sanitasi Kabupaten Kabupaten Aceh

Lebih terperinci

Bab 3 Rencana Kegiatan Pembangunan Sanitasi

Bab 3 Rencana Kegiatan Pembangunan Sanitasi 45 Memorandum Program Sanitasi Kabupaten Sukabumi Bab 3 Rencana Kegiatan Pembangunan Sanitasi 3.1 Rencana Kegiatan Air Limbah Peningkatan akses layanan air limbah rumah tangga menjadi 85 90 % pada akhir

Lebih terperinci

L-3. Kerangka Kerja Logis TABEL KKL. Pemutakhiran SSK Kabupaten Batang L3-1

L-3. Kerangka Kerja Logis TABEL KKL. Pemutakhiran SSK Kabupaten Batang L3-1 L-3 Kerangka Kerja Logis TABEL KKL Pemutakhiran SSK Kabupaten Batang L3-1 TABEL KKL SUBSEKTOR KEGIATAN AIR LIMBAH IPLT masih dalam proses optimalisasi BABs masih 34,36% Cakupan layanan sarana prasarana

Lebih terperinci

3.1 Rencana Kegiatan Air Limbah

3.1 Rencana Kegiatan Air Limbah 3.1 Rencana Kegiatan Air Limbah Salah satu sasaran pengelolaan pembangunan air limbah domestik Kota Tangerang yang akan dicapai pada akhir perencanaan ini adalah akses 100% terlayani (universal akses)

Lebih terperinci

BAB III RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BAB III RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI BAB III RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI 3.1 Rencana Kegiatan Air Limbah Pembangunan dan pengembangan daerah perkotaan berarti merubah tata guna lahan yang menyebabkan koefisien rembesan naik pada

Lebih terperinci

Lampiran 2. Hasil Analisis SWOT

Lampiran 2. Hasil Analisis SWOT Lampiran 2. Hasil Analisis SWOT A. Sub Sektor Air Limbah Domestik Tabel Kerangka Kerja Logis (KKL) Sektor Air Limbah Domestik Permasalahan Mendesak Tujuan Sasaran Strategi (SWOT) Indikasi Program Indikasi

Lebih terperinci

BAB IV. Strategi Pengembangan Sanitasi

BAB IV. Strategi Pengembangan Sanitasi BAB IV Strategi Pengembangan Sanitasi Program pengembangan sanitasi untuk jangka pendek dan menengah untuk sektor air limbah domestik, persampahan dan drainase di Kabupaten Aceh Jaya merupakan rencana

Lebih terperinci

KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI BAB 2

KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI BAB 2 KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI BAB 2 PENYUSUNAN KEBIJAKAN STRATEGI SANITASI KOTA TANGERANG 1 Bab 4 Program dan Kegiatan Percepatan Pembangunan Sanitasi 1.1 Ringkasan Program dan Kegiatan Sanitasi Program

Lebih terperinci

BAB 2 REVIEW SSK DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN

BAB 2 REVIEW SSK DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN BAB 2 REVIEW SSK DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN 2.1 Profil Kota Metro. 2.1.1 Kependudukan Jumlah dan Kepadatan penduduk Kota Metro pada tahun 2013 berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik sejumlah 149,361

Lebih terperinci

Bab 3 Rencana Kegiatan Pembangunan Sanitasi

Bab 3 Rencana Kegiatan Pembangunan Sanitasi Bab 3 Rencana Kegiatan Pembangunan Sanitasi 3.1 Rencana Kegiatan Air Limbah Rencana pengembangan pembangunan sarana dan prasarana pengelolaan air limbah menjadi sasaran utama. Mengingat perilaku BABS masih

Lebih terperinci

PENYUSUNAN KEBIJAKAN STRATEGI SANITASI KOTA TANGERANG 1

PENYUSUNAN KEBIJAKAN STRATEGI SANITASI KOTA TANGERANG 1 PENYUSUNAN KEBIJAKAN STRATEGI SANITASI KOTA TANGERANG 1 Bab 5 Strategi Monitoring dan Evaluasi 1.1 Kerangka Monitoring dan Evaluasi Implementasi SSK Monitoring dapat diartikan sebagai proses rutin pengumpulan

Lebih terperinci

Strategi Sanitasi Kabupaten Tahun

Strategi Sanitasi Kabupaten Tahun BAB IV PROGRAM DAN KEGIATAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI Program merupakan tindak lanjut dari strategi pelaksanaan untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan, dan sebagai rencana tindak

Lebih terperinci

1. Sub Sektor Air Limbah

1. Sub Sektor Air Limbah 1. Sub Sektor Air Limbah Permasalahan mendesak Tujuan Sasaran Strategi Indikasi Program Indikasi Kegiatan Praktek BABS saat ini 23% 1.Menyusun perda/perbup mengenai Penyusunan Perda/Perbup Konstruksi,

Lebih terperinci

BAB III RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BAB III RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI BAB III RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI 3.1 Rencana Kegiatan Air Limbah Pengolahan air limbah permukiman secara umum di Kepulauan Aru ditangani melalui sistem setempat (Sistem Onsite). Secara umum

Lebih terperinci

ISSU STRATEGIS TUJUAN SASARAN STRATEGI KEBIJAKAN PROGRAM KEGIATAN. Jumlah KK yang tidak mempunyai jamban dari 30% menjadi 0% di tahun 2018

ISSU STRATEGIS TUJUAN SASARAN STRATEGI KEBIJAKAN PROGRAM KEGIATAN. Jumlah KK yang tidak mempunyai jamban dari 30% menjadi 0% di tahun 2018 KERANGKA KERJA LOGIS (KKL) AIR LIMBAH PERMASALAHAN MENDESAK ISSU STRATEGIS TUJUAN SASARAN STRATEGI KEBIJAKAN PROGRAM KEGIATAN PERNYATAAN SASARAN INDIKATOR SASARAN 30% penduduk Wakatobi tidak memiliki jamban

Lebih terperinci

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI Bab IV ini merupakan inti dari Strategi Pengambangan Sanitasi Kota Tebing Tinggi tahun 2016-2020 yang akan memaparkan antara lain tujuan, sasaran, tahapan pencapaian

Lebih terperinci

KERANGKA KERJA LOGIS (KKL) KABUPATEN ACEH TENGGARA

KERANGKA KERJA LOGIS (KKL) KABUPATEN ACEH TENGGARA KERANGKA KERJA LOGIS (KKL) KABUPATEN ACEH TENGGARA Permasalahan Mendesak Isu-Isu Strategis Tujuan Sasaran Indikator Strategi Indikasi Program Indikasi Kegiatan SISTEM PENGELOLAAN AIR A. Sistem/Teknis a.

Lebih terperinci

Bab 4 Strategi Pengembangan Sanitasi

Bab 4 Strategi Pengembangan Sanitasi Bab 4 Strategi Pengembangan Sanitasi 4.. Air limbah domestik Perencanaan pembangunan air limbah domestik di Kabupaten Pati didasarkan kepada permasalahan permasalahan mendesak dan posisi pengelolaan sanitasi

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI 2.1. Visi Misi Sanitasi BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI Visi dan misi sanitasi telah dirumuskan untuk memberi arahan bagi pengembangan sanitasi Kabupaten Pangkajene dan kepulauan dalam rangka mencapai

Lebih terperinci

Bab 3 Kerangka Pengembangan Sanitasi

Bab 3 Kerangka Pengembangan Sanitasi 3.1. Visi dan misi sanitasi Bab 3 Kerangka Pengembangan Sanitasi Dalam rangka merumuskan visi misi sanitasi Kabupaten Lampung Tengah perlu adanya gambaran Visi dan Misi Kabupaten Lampung Tengah sebagai

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF PEMERINTAH KABUPATEN WAKATOBI KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN WAKATOBI

RINGKASAN EKSEKUTIF PEMERINTAH KABUPATEN WAKATOBI KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN WAKATOBI RINGKASAN EKSEKUTIF Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (Program PPSP) merupakan program yang dimaksudkan untuk mengarusutamakan pembangunan sanitasi dalam pembangunan, sehingga sanitasi

Lebih terperinci

Mendapatkan gambaran tentang kondisi dan rencana penanganan air limbah domestik di Kabupaten Tulang Bawang Barat tahun 2017

Mendapatkan gambaran tentang kondisi dan rencana penanganan air limbah domestik di Kabupaten Tulang Bawang Barat tahun 2017 L ampiran - 1 A. Kerangka Kerja Logis (KKL) A.1 Kerangka Kerja Logis Air Limbah Permasalahan Isu Strategis Tujuan Belum adanya Master Plan dan peta Pengelolaan air limbah domestik Penaganan air limbah

Lebih terperinci

Bab 3 : Strategi Percepatan Pembangunan Sanitasi

Bab 3 : Strategi Percepatan Pembangunan Sanitasi Bab 3 : Strategi Percepatan Pembangunan Sanitasi 3.1 Tujuan, Sasaran dan Strategi Pengembangan Air Limbah Tujuan pengembangan air limbah : Tercapainya peningkatan kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana

Lebih terperinci

Bab 3 Rencana Kegiatan Pembangunan Sanitasi

Bab 3 Rencana Kegiatan Pembangunan Sanitasi Bab 3 Rencana Kegiatan Pembangunan Sanitasi 3.1 Rencana Kegiatan Air Limbah Kabupaten Aceh Singkil memiliki sasaran pembangunan air limbah yang akan dicapai pada akhir perencanaan ini adalah praktek BABS

Lebih terperinci

BAB 3 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BAB 3 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI BAB 3 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI 3.1 Rencana Kegiatan Air Limbah Salah satu sasaran pembangunan air limbah yang akan dicapai pada akhir perencanaan ini adalah 100% terlayani pada tahun 2019.

Lebih terperinci

Bab III Kerangka Pengembangan Sanitasi

Bab III Kerangka Pengembangan Sanitasi Bab III Kerangka Pengembangan Sanitasi Dalam menentukan visi dan misi sanitasi kabupaten Takalar, mengacu kepada visi dan misi kabupaten yang terdapat dalam RPJMD. Dengan adanya kesamaan persepsi dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa pokok utama yang telah dicapai dengan penyusunan dokumen ini antara. lain:

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa pokok utama yang telah dicapai dengan penyusunan dokumen ini antara. lain: BAB I PENDAHULUAN Program dan dokumen ini merupakan hasil konsolidasi dan integrasi dari berbagai dokumen perencanaan terkait pengembangan sektor sanitasi dari berbagai kelembagaan terkait, juga merupakan

Lebih terperinci

STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI Strategi percepatan pembangunan sanitasi berfungsi untuk mengontrol lingkungan, baik situasi lingkungan yang sudah diketahui maupun situasi yang belum diketahui

Lebih terperinci

Lampiran 2: Hasil analisis SWOT

Lampiran 2: Hasil analisis SWOT LAMPIRANLAMPIRAN Lampiran : Hasil analisis SWOT o Tabel Skor untuk menentukan isu strategis dari isuisu yang diidentifikasi (teknis dan nonteknis) Subsektor Air Limbah Sub Sektor : AIR LIMBAH No. Faktor

Lebih terperinci

3.1 Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik

3.1 Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik layanan sanitasi pada dasarnya adalah untuk mewujudkan dan pembangunan sanitasi yang bermuara pada pencapaian Visi dan Misi Sanitasi kota. Kabupaten Pesisir Barat merumuskan strategi layanan sanitas didasarkan

Lebih terperinci

BAB VI MONITORING DAN EVALUASI CAPAIAN SSK

BAB VI MONITORING DAN EVALUASI CAPAIAN SSK PEMERINTAH BAB VI MONITORING DAN EVALUASI CAPAIAN SSK Tabel 6.1 Capaian Stratejik AIR LIMBAH Tujuan : Tersedianya infrastruktur pengelolaan air limbah domestik yang memenuhi standar teknis dan menjangkau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Kondisi eksisting sanitasi di perkotaan masih sangat memprihatinkan karena secara pembangunan sanitasi tak mampu mengejar pertambahan jumlah penduduk yang semakin

Lebih terperinci

2.1 Visi Misi Sanitasi

2.1 Visi Misi Sanitasi Kabupaten Pesisir Barat memiliki beberapa permasalahan pembangunan. Antara lain permasalahan lingkungan serta sanitasi yang buruk. Permasalahan tersebut tidak terlepas dari persoalan kemiskinan yang mempunyai

Lebih terperinci

Hasil Analisa SWOT Kabupaten Grobogan tahun 2016

Hasil Analisa SWOT Kabupaten Grobogan tahun 2016 Lampiran- Hasil Analisa SWOT Kabupaten Grobogan tahun 06 I. Air Limbah a. Identifikasi isu isu strategis NO ELEMEN INTERNAL FACTOR ANALYSIS SUMMARY (IFAS) KEKUATAN (STRENGTH) Sudah ada dinas yang menangani

Lebih terperinci

Sia Tofu (Bersama dan Bersatu) dan Visi Pembangunan Kabupaten Pulau Taliabu Tahun

Sia Tofu (Bersama dan Bersatu) dan Visi Pembangunan Kabupaten Pulau Taliabu Tahun .1 Visi dan Misi Sanitasi Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional menjelaskan bahwa visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode

Lebih terperinci

IVI- IV TUJUAN, SASARAN & TAHAPAN PENCAPAIAN

IVI- IV TUJUAN, SASARAN & TAHAPAN PENCAPAIAN STRATEGI UNTUK KEBERLANJUTAN LAYANAN SANITASI KOTA STRATEGII SANIITASII KOTA PROBOLIINGGO 4.1. TUJUAN, SASARAN & TAHAPAN PENCAPAIAN 4.1.1. Sub Sektor Air Limbah Mewujudkan pelaksanaan pembangunan dan prasarana

Lebih terperinci

BAB II Kerangka Pengembangan Sanitasi

BAB II Kerangka Pengembangan Sanitasi BAB II Kerangka Pengembangan Sanitasi. Visi Misi Sanitasi Konsep awal penyusunan kerangka kerja Strategi Sanitasi Kota (SSK) dicantumkan dalam Visi dan Misi Sanitasi Kabupaten Aceh Singkil yang diturunkan

Lebih terperinci

Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) 2014 KABUPATEN KEPULAUAN ARU PROPINSI MALUKU

Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) 2014 KABUPATEN KEPULAUAN ARU PROPINSI MALUKU BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI 3.1,, dan Pengembangan Air Limbah Domestik Kabupaten Kepulauan Aru Berdasarkan hasil analisis SWOT untuk menentukan tujuan, sasaran dan strategi pengembangan

Lebih terperinci

BAB 2 REVIEW SSK DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN SANITASI

BAB 2 REVIEW SSK DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN SANITASI BAB 2 REVIEW SSK DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN SANITASI 2.1 Profil Kabupaten Tulang Bawang Barat 2.1.1 Kependudukan Jumlah dan Kepadatan penduduk Kabupaten Tulang Bawang Barat pada tahun 2014 berdasarkan data

Lebih terperinci

B A B V PROGRAM DAN KEGIATAN

B A B V PROGRAM DAN KEGIATAN B A B V PROGRAM DAN KEGIATAN Bagian ini memuat daftar program dan kegiatan yang menjadi prioritas sanitasi Tahun 0 06 ini disusun sesuai dengan strategi untuk mencapai tujuan dan sasaran dari masing-masing

Lebih terperinci

BAB 3 STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BAB 3 STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI BAB 3 STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI 3.1 Tujuan Sasaran dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik Secara umum kegiatan pengelolaan limbah cair di Kota Yogyakarta sudah berjalan dengan cukup

Lebih terperinci

BAB III RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BAB III RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI BAB III RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI 3.1 Rencana Kegiatan Air Limbah Rencana kegiatan air limbah di Kabupaten Buru Selatan diarahkan pada sasaran yang tingkat resiko sanitasinya yang cukup tinggi,

Lebih terperinci

Bab 3 Rencana Kegiatan Pembangunan Sanitasi

Bab 3 Rencana Kegiatan Pembangunan Sanitasi Bab 3 Rencana Kegiatan Pembangunan Sanitasi 3.1 Rencana Kegiatan Air Limbah Salah satu sasaran pembangunan air limbah yang akan dicapai pada akhir perencanaan ini adalah praktek BABS dari 60 % menjadi

Lebih terperinci

LAMPIRAN 2 LAMPIRAN 2 ANALISIS SWOT

LAMPIRAN 2 LAMPIRAN 2 ANALISIS SWOT LAMPIRAN 2 LAMPIRAN 2 ANALISIS SWOT ANALISIS SWOT Air Limbah Domestik A. Analisa SWOT O lingkungan mendukung agresif stabil w lemah selektif berputar Besar-besaran kuat s * (-39 : -24) ceruk terpusat lingkungan

Lebih terperinci

BAB III Profil Sanitasi Wilayah

BAB III Profil Sanitasi Wilayah BAB III Profil Sanitasi Wilayah 3.1. Perkembangan Sanitasi oleh APBD Kabupaten Takalar Tahun 2008-2012 Tabel 3.1 Perhitungan Pendanaan Sanitasi oleh APBD Kabupaten Takalar Tahun 2008 2012 No Uraian Belanja

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI 3.1 VISI DAN MISI SANITASI Visi merupakan suatu pemikiran atau pandangan kedepan, tentang apa, kemana dan bagaimana mencapai keadaan yang lebih baik di masa depan.

Lebih terperinci

1.2 Telah Terbentuknya Pokja AMPL Kabupaten Lombok Barat Adanya KSM sebagai pengelola IPAL Komunal yang ada di 6 lokasi

1.2 Telah Terbentuknya Pokja AMPL Kabupaten Lombok Barat Adanya KSM sebagai pengelola IPAL Komunal yang ada di 6 lokasi Lampiran 2: Hasil analisis SWOT Tabel Skor untuk menentukan isu strategis dari isu-isu yang diidentifikasi (teknis dan non-teknis) untuk sektor Air Limbah di Kabupaten Lombok Barat sebagai berikut : a.

Lebih terperinci

KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI BAB 3 KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI Pada bab ini akan dijelaskan mengenai kerangka pengembangan sanitasi yang mencakup tiga sub sector yairu air limbah, sampah dan drainase. Dalam pembahasan bab ini mencakup

Lebih terperinci

5.1 PROGRAM DAN KEGIATAN SEKTOR & ASPEK UTAMA

5.1 PROGRAM DAN KEGIATAN SEKTOR & ASPEK UTAMA Bagian ini memuat daftar program dan kegiatan yang menjadi prioritas pembangunan sanitasi Kabupaten Gunungkidul Tahun 2011 2015 ini disusun sesuai dengan strategi untuk mencapai tujuan dan sasaran dari

Lebih terperinci

STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI Dari hasil analisa kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman pada tiap sub-sektor sanitasi maka telah dirumuskan tentang tujuan, sasaran dan strategi. Tujuan

Lebih terperinci

BAB 3 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BAB 3 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI BAB 3 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI 3. RENCANA KEGIATAN AIR LIMBAH Salah satu tujuan utama pembangunan air limbah domestik Kabupaten Bombana yaitu Meningkatkan akses Layanan Air limbah Domestik

Lebih terperinci

DESKRIPSI PROGRAM UTAMA

DESKRIPSI PROGRAM UTAMA DESKRIPSI PROGRAM UTAMA PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN LATAR BELAKANG Sanitasi sebagai salah satu aspek pembangunan memiliki fungsi penting dalam menunjang tingkat kesejahteraan masyarakat,

Lebih terperinci

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI Dalam membuat strategi pengembangan sanitasi di Kabupaten Grobogan, digunakan metode SWOT. Analisis SWOT adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi

Lebih terperinci

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PENGEMBANGAN SANITASI

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PENGEMBANGAN SANITASI BAB III STRATEGI PERCEPATAN PENGEMBANGAN SANITASI 3.1 Tujuan, dan Pengembangan Air Limbah Domestik Tujuan : Meningkatkan lingkungan yang sehat dan bersih di Kabupaten Wajo melalui pengelolaan air limbah

Lebih terperinci

Bab 2: Kerangka Pengembangan Sanitasi

Bab 2: Kerangka Pengembangan Sanitasi 213 Bab 2: Kerangka Pengembangan Sanitasi 2.1 Visi Misi Sanitasi Terwujudnya Kabupaten Kayong Utara yang sehat melalui pembangunan infrastruktur dasar sanitasi untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat

Lebih terperinci

Matrik Kerangka Kerja Logis Kabupaten Luwu

Matrik Kerangka Kerja Logis Kabupaten Luwu Matrik Kerangka Kerja Logis Kabupaten Luwu Subsektor Permasalahan Mendesak Rumusan Tujuan Rumusan Sasaran dan Air Limbah Domestik 1 Pencemaran air tanah dan sungai Meningkatkan kinerja SKPD terkait memiliki

Lebih terperinci

3.1 TUJUAN, SASARAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN AIR LIMBAH DOMESTIK TABEL 3.1 TUJUAN, SASARAN DAN TAHAPAN PENCAPAIAN PENGEMBANGAN AIR LIMBAH DOMESTIK

3.1 TUJUAN, SASARAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN AIR LIMBAH DOMESTIK TABEL 3.1 TUJUAN, SASARAN DAN TAHAPAN PENCAPAIAN PENGEMBANGAN AIR LIMBAH DOMESTIK Bab ini merupakan strategi sanitasi kota tahun 2013 2017 yang akan memaparkan tentang tujuan, sasaran/target serta strategi sub sektor persampahan, drainase, air limbah serta aspek PHBS. Penjelasan masingmasing

Lebih terperinci

BAB V. STRATEGI MONITORING DAN EVALUASI

BAB V. STRATEGI MONITORING DAN EVALUASI BAB V. STRATEGI MONITORING DAN EVALUASI Strategi monitoring dan evaluasi merupakan rencana pemantauan dan evaluasi pembangunan sanitasi di Kabupaten Musi Banyuasin. yang dipantau merupakan yang direncanakan

Lebih terperinci

MEMORANDUM PROGRAM SANITASI Program PPSP 2015

MEMORANDUM PROGRAM SANITASI Program PPSP 2015 BAB III RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI 3.. Rencana Kegiatan Air Limbah Salah satu sasaran pembangunan air limbah yang akan dicapai pada akhir perencanaan ini adalah akses 00% terlayani (universal

Lebih terperinci

BAB II REVIEW SSK DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN

BAB II REVIEW SSK DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN BAB II REVIEW SSK DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN 2.1. Profil Kabupaten Bintan 2.1.1. Kependudukan Pada Tahun 2007, Pemerintah Kabupaten Bintan melakukan pemekaran wilayahnya melalui Peraturan Daerah Nomor 11

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI Sanitasi merupakan salah satu sektor pelayanan publik yang mempunyai kaitan erat dengan kemiskinan dan kekumuhan suatu Kota/Kabupaten. Kondisi sanitasi yang tidak

Lebih terperinci

LAMPIRAN 7.A.1 KRITERIA KESIAPAN DALAM MEKANISME PENGANGGARAN TAHUN DEPAN (2016) Kriteria Kesiapan dalam Mekanisme Penganggaran Reguler

LAMPIRAN 7.A.1 KRITERIA KESIAPAN DALAM MEKANISME PENGANGGARAN TAHUN DEPAN (2016) Kriteria Kesiapan dalam Mekanisme Penganggaran Reguler LAMPIRAN 7.A.1 KRITERIA KESIAPAN DALAM MEKANISME PENGANGGARAN TAHUN DEPAN (2016) PROGRAM / KEGIATAN (Output/Sub Output/Komponen) SUBSEKTOR AIR LIMBAH 1 1 2 3 4 5 6 7 8 Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan

Lebih terperinci

BAB 6 MONITORING DAN EVALUASI CAPAIAN SSK

BAB 6 MONITORING DAN EVALUASI CAPAIAN SSK BAB 6 MONITORING DAN EVALUASI CAPAIAN SSK Untuk menjamin penyelenggaraan pemerintah yang demokratis, transparan, akutabel, efesien dan efektif dalam perencanaan pembangunan di bidang diperlukan tahapan,

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI 3.1 Visi Misi Sanitasi Visi dan misi Kota Tomohon yang akan di capai yang terkandung dalam RPJMD dan disesuaikan dengan visi dan misi sanitasi yang terdapat dalam

Lebih terperinci

5.1 Gambaran Umum Monitoring dan Evaluasi

5.1 Gambaran Umum Monitoring dan Evaluasi 5.1 Gambaran Umum Monitoring dan Evaluasi Monitoring dan evaluasi (Monev) pelaksanaan SSK perlu dilakukan secara rutin oleh Pokja kabupaten, hal ini dilakukan sebagai umpan balik bagi pengambil keputusan

Lebih terperinci

LAMPIRAN II HASIL ANALISA SWOT

LAMPIRAN II HASIL ANALISA SWOT LAMPIRAN II HASIL ANALISA SWOT Lampiran II. ANALISA SWOT Analisis SWOT adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities),

Lebih terperinci

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI Berdasarkan Visi dan Misi yang telah dirumuskan, dan mengacu kepada arahan tehnis operasional dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) Kota Banjarbaru

Lebih terperinci

BAB 3 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BAB 3 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI BAB 3 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI 3.1 Rencana Kegiatan Air Limbah 3.1.1 Sarana dan Prasarana (Fisik) Air Limbah Rencana kegiatan terkait pengelolaan Air Limbah di kota metro dalam lima tahun

Lebih terperinci

2. Program Peningkatan Infrastruktur Air Limbah Domestik Sistem Setempat dan Sistem Komunal

2. Program Peningkatan Infrastruktur Air Limbah Domestik Sistem Setempat dan Sistem Komunal Lampiran 5 Diskripsi Program Utama A. Komponen Air Limbah Domestik 1. Program Penyusunan Outline Plan Air Limbah Kota sabang belum memiliki Qanun atau Peraturan Walikota; mengenai pengelolaan air limbah,

Lebih terperinci

Deskripsi Program/ Kegiatan Sanitasi. Dinas PU Kabupaten Tapanuli Tengah

Deskripsi Program/ Kegiatan Sanitasi. Dinas PU Kabupaten Tapanuli Tengah Deskripsi Program/ Sanitasi Kabupaten Tapanuli Tengah A. Program/ Air Limbah Nama Program/ Pembangunan MCK Komunal - Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk tidak BABS dan mempunyai jamban yang aman /

Lebih terperinci

BAB 5: BUKU PUTI SANITASI KOTA BANJARBARU 5.1 AREA BERESIKO SANITASI. Hal 5-1

BAB 5: BUKU PUTI SANITASI KOTA BANJARBARU 5.1 AREA BERESIKO SANITASI. Hal 5-1 BAB 5: Hal 5-5. AREA BERESIKO SANITASI Penetapan area beresiko sanitasi di Kota Banjarbaru didapatkan dari kompilasi hasil skoring terhadap data sekunder sanitasi, hasil studi EHRA dan persepsi SKPD terkait

Lebih terperinci

BAB IV PROGRAM DAN KEGIATAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BAB IV PROGRAM DAN KEGIATAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI BAB IV PROGRAM DAN KEGIATAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI 4.1 Ringkasan Program dan Kegiatan Sanitasi Indikasi program dan kegiatan percepatan pembangunan sanitasi merupakan bagian dari strategi yang

Lebih terperinci

BAB VI MONITORING DAN EVALUASI CAPAIAN SSK

BAB VI MONITORING DAN EVALUASI CAPAIAN SSK BAB VI MONITORING DAN EVALUASI CAPAIAN SSK Monitoring dan evaluasi merupakan pengendalian yang tidak terpisahkan dari upaya mewujudkan tujuan yang akan dicapai. Monitoring atau pemantauan dapat mempermudah

Lebih terperinci

BAB IV STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BAB IV STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI BAB IV STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI 4.1 Air Limbah Domestik Penetapan tujuan, sasaran dan strategi pengembangan air limbah domestik dilakukan berdasarkan misi pengembangan sanitasi yang diturunkan

Lebih terperinci

BAB STRATEGI MONITORING DAN EVALUASI

BAB STRATEGI MONITORING DAN EVALUASI 5 BAB STRATEGI MONITORING DAN EVALUASI 5. Strategi Monitoring dan Evaluasi Didalam Pelaksanaan Perencanaan Strategi Sanitasi kabupaten Pokja AMPL menetapkan kegiatan monitoring dan evaluasi sebagai salah

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI 3.1. Visi dan Misi Sanitasi Visi pembangunan Kabupaten Aceh Besar tahun 2012-2017 sebagaimana tertuang dalam RPJMD adalah : "Terwujudnya Aceh Besar yang Mandiri,

Lebih terperinci