BAB VI MONITORING DAN EVALUASI CAPAIAN SSK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB VI MONITORING DAN EVALUASI CAPAIAN SSK"

Transkripsi

1 BAB VI MONITORING DAN EVALUASI CAPAIAN SSK Monitoring dan evaluasi merupakan pengendalian yang tidak terpisahkan dari upaya mewujudkan tujuan yang akan dicapai. Monitoring atau pemantauan dapat mempermudah dalam mengamati terus-menerus trend dan masalah, dan bila perlu melakukan penyesuaian dalam rencana implementasi atau proses pengelolaan secara tepat waktu. Evaluasi tidak hanya dapat mengidentifikasi hasil-hasil program, tetapi juga dapat menyediakan informasi mengenai kapan, mengapa, dan bagaimana implementasi program meleset dari rencana semula dan kemudian menyajikan rekomendasi untuk mengatasi masalah itu. Monitoring dan evaluasi dapat dipakai mengidentifikasi dan mengatasi masalah. Monitoring dan evaluasi juga penting dalam upaya untuk merekam temuan, inovasi, hasil, dan praktik baik, untuk disebarluaskan serta dimanfaatkan pihak dan daerah lain dan juga sebagai dasar untuk mengukur keberhasilan. Hasil monitoring adalah simpulan-simpulan tentang ketepatan hasil dan waktu perencanaan sehingga wujud akhir dari hasil monitoring adalah berupa rekomendasi. Rekomendasi pada umumnya berkaitan dengan 3 (tiga) hal yaitu pembenahan metode, percepatan proses dan perubahan pelaksanaan. Rekomendasi pembenahan metode pelaksanaan dilakukan jika dalam proses ternyata pelaksanaannya tidak sesuai dengan rencana. Hasil evaluasi adalah simpulan-simpulan tentang tingkat efektivitas dan efisiensi pelaksanaan. Evaluasi efektivitas dilakukan untuk melihat ketepatan hasil melalui pembandingan hasil dengan target rencana. Sedangkan evaluasi efisiensi dilakukan untuk melihat tingkat kehematan pemanfaatan sumber daya melalui pembandingan realisasi pemanfaatan sumber daya dengan rencana pemanfaatan sumber daya Gambaran Umum Struktur Monitoring dan Evaluasi Sanitasi Tujuan pembangunan sektor sanitasi tingkat kota telah ditetapkan oleh Pemerintah Kota Tebing Tinggi dan dinyatakan dalam sebuah dokumen Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK). Dokumen SSK juga mencantumkam target-target pembangunan sanitasi subsektor air limbah, persampahan dan drainase perkotaan serta target aspek perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Strategi, kebijakan dan daftar panjang program dan kegiatan telah Bab 6-1

2 disiapkan dalam dokumen ini guna mendukung tercapainya tujuan pembangunan sanitasi Kota Tebing Tinggi. Dalam pelaksanaannya nanti, perlu dilakukan pemantauan dan evaluasi untuk proses pelaksanaan SSK serta hasilnya guna melihat ketepatan penggunaan sumber daya baik keuangan maupun manusia. Pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan SSK juga perlu dilakukan untuk mengetahui hambatan/masalah dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan untuk meningkatkan kualitas proses di kemudian hari. Pemantauan dan evaluasi SSK akan dilakukan untuk menilai capaian-capaian sub-sektor sanitasi dan aspek perilaku hidup bersih dan sehat seperti tercantum di bab 2 dan 4 dokumen SSK ini. Pemantauan atau juga dikenal sebagai monitoring bertujuan untuk: (1) memverifikasi tingkat efektifitas dan efisiensi proses pelaksanaan kegiatan; (2) mengidentifikasi capaian dan kelemahannya; dan (3) menetapkan rekomendasi langkah perbaikan untuk mengoptimalkan pencapaian. Sedangkan evaluasi bertujuan untuk menilai konsep, desain, pelaksanaan, dan manfaat kegiatan dan program pembangunan sanitasi. Hasil pemantauan dan evaluasi sangat penting sebagai umpan balik bagi pengambil keputusan berkaitan dengan: 1. Kemajuan relatif capaian strategis pembangunan sanitasi dengan dilaksanakannya kegiatan-kegiatan pembangunan dalam kerangka kebijakan dan strategi yang disepakati. 2. Bentuk usaha peningkatkan kinerja dan akuntabilitas institusi dalam usaha pencapaian visi pembangunan sanitasi. 3. Kelembagaan untuk Pemantauan dan Evaluasi Sanitasi Pemantauan dan evaluasi mulai dilakukan di bulan Januari 2016 atau setelah SSK disahkan sebagai acuan bagi Pemerintah Kota Tebing Tinggi dalam membangun sektor sanitasi. Pemantauan dilakukan sebanyak empat kali dalam setahun, setiap tiga bulan (triwulan) yaitu di bulan Maret, Juni, September dan Desember. Kerangka waktu ini dipilih untuk menselaraskan proses pemantauan dan evaluasi dengan alur perencanaan dan penganggaran daerah. Pihak yang terlibat dalam pemantauan dan evaluasi adalah sebagai berikut: Penanggungjawab Utama: 1. Ketua: Kepala Badan Perencanaan Daerah (Bappeda) Kota Tebing Tinggi. 2. Wakil Ketua: Kepala Bidang Perencanaan Fisik, Prasarana, dan Penataan Wilayah pada Bappeda Kota Tebing Tinggi. Bab 6-2

3 Pengumpul Data dan Dokumentasi: 1. Kepala Sub Bidang PU & Perhubungan pada Bappeda Kota Tebing Tinggi 2. Kepala Sub Bidang Penataan Wilayah, Pengembangan Kerjasama, dan Lingkungan Hidup pada Bappeda 3. Staf Bappeda. Pengolah Data/Pemantau: 1. Kepala Bidang Pengairan pada Dinas Pekerjaan Umum. a. Kepala Seksi Air Limbah dan Drainase Bidang Pengairan 2. Kepala Bidang Kebersihan pada Dinas Kebersihan dan Pertamanan. a. Kepala Seksi Pengolahan Sampah Bidang Kebersihan b. Kepala Seksi Kebersihan Lingkungan dan Pasar Bidang Kebersihan c. Kepala Seksi Kebersihan Drainase dan Sungai Bidang Kebersihan. 3. Kepala Bidang Angkutan Sampah dan TPA pada Dinas Kebersihan dan Pertamanan. a. Kepala Seksi Pengelolaan Angkutan Sampah Bidang Angkutan Sampah dan TPA b. Kepala Seksi Pengelolaan TPA Bidang Angkutan Sampah dan TPA c. Kepala Seksi Sarana dan Prasarana Bidang Angkutan Sampah dan TPA 4. Kepala Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan (PMK) pada Dinas Kesehatan. a. Kepala Seksi Kesehatan Lingkungan Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan. 5. Kepala Seksi Pengawasan, Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan pada Kantor Lingkungan Hidup. 6. Kepala Bidang Pemanfaatan Pengelolaan SDA dan Teknologi Tepat Guna pada Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Kelurahan. 7. Kepala Sub-Bagian Media dan Dokumentasi Bagian Administrasi Humas Pimpinan dan Protokol Setdako Tebing Tinggi Monitoring terkait Pengambilan Keputusan Tujuan utama sub-strategi ini adalah untuk menetapkan kerangka penyediaan informasi yang akurat dan berkala mengenai keluaran (produk) dan hasil (tahunan dan jangka menengah/lima tahunan) dari Tindak Strategi Sanitasi Kota Tebing Tinggi. Mengukur dan memahami keluaran dan hasil kegiatan, dengan interval tahunan atau jangka menengah, penting artinya untuk menentukan apakah Pemerintah Kota Tebing Tinggi sudah mencapai target sanitasi, yang akhirnya akan memberikan kontribusi pada SSK serta visi, Bab 6-3

4 misi, sasaran dan tujuan dari dokumen RPJMN Tahun dan RPJMD Kota Tebing Tinggi Tahun serta RPJPD Kota Tebing Tinggi Tahun Selain itu, monitoring keluaran dan hasil dalam kurun waktu tertentu dapat memberikan indikasi keberlanjutan layanan yang lebih baik, misalnya monitoring ini dapat mengatakan berapa banyak orang yang terhubung dengan sarana baru dan yang akan terhubung dalam kurun waktu tertentu. Membandingkan keluaran dan hasil dengan biaya, juga membantu menentukan efisiensi proyek, dan membandingkannya dengan tujuan membantu proyek menentukan efektivitas proyek. Hasil pemeriksaan (audit) dari Inspektorat Kota dapat digunakan untuk mengukur kuantitas dan kualitas keluaran kegiatan sanitasi berdasarkan target dan biaya yang ada. Hasil monitoring dianalisa dan disajikan dalam format khusus disampaikan kepada pengambil kebijakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan pembangunan sektor sanitasi di Pemerintah Kota Tebing Tinggi dalam jangka pendek, menengah dan panjang Pelaksanaan Monitoring Pelaksanaan atau implementasi monitoring adalah untuk melihat atau memantau sejauh mana kesesuaian rencana awal dengan hasil atau capaian investasi yang diberikan oleh Pemerintah, swasta dan masyarakat dengan keluaran yang dihasilkan dari proses tersebut, baik berupa fisik maupun non fisik, serta melihat masalah yang dihadapi pada saat implementasi. Monitoring yang dilakukan terhadap pelaksanaan rencana tindak dapat dibedakan menjadi 3 bagian yaitu (1) monitoring yang dilakukan dengan metode kunjung lapang atau biasa dikenal dengan pemeriksaan fisik, yang dilakukan oleh tim pemeriksaan yang terdiri dari beberapa SKPD yang dipimpin Bagian Admistrasi Kota Tebing Tinggi, (2) monitoring yang dilakukan melalui dokumen pelaporan realisasi fisik dan keuangan masingmasing kegiatan yang diselenggarakan Evaluasi Evaluasi dilakukan untuk menemukan penyebab munculnya deviasi antara rencana tercantum dalam SSK dengan realisasi capaian.untuk evaluasi pelaksanaan kegiatan, deviasi dapat dilihat dari jumlah kegiatan yang diusulkan dalam SSK dengan jumlah kegiatan yang diakomodasi SKPD. Disamping itu dapat dilihat pula dari perbandingan jumlah investasi dan Bab 6-4

5 keluaran kegiatan. Evaluasi capaian strategis dapat dilihat dari deviasi (penyimpangan) target dengan capaian sasaran sub-sektor sanitasi. Kegiatan evaluasi capaian strategis menggunakan data yang disarikan dari kegiatan pemantauan pelaksanaan kegiatan dan pemantauan capaian strategis Pemerintah Kota Tebing Tinggi. Meskipun begitu, evaluasi ini perlu memperhatikan kontributor diluar Pemerintah Kota Tebing Tinggi yaitu swasta dan masyarakat. Oleh karena itu, survei sektor sanitasi seluruh wilayah kota perlu dilakukan untuk menilai capaian beberapa indikator. Survei ini hendaknya dilakukan minimal setiap tahun sekali dan menggunakan metode yang sama. Kemudian, Evaluasi berkaitan dengan dampak dari dilaksanakannya kegiatan perlu dilakukan tersendiri dalam jangka waktu yang lebih panjang (5 tahunan) Pengembangan atau Penyusunan Indikator Input, Output, dan Outcome Pengembangan atau penyusunan indikator input, output, dan outcome berfungsi untuk menilai tingkat capaian tujuan dan sasaran pembangunan sektor sanitasi dengan melihat indikator-indikator yang telah ditetapkan pada bab 3 yaitu tujuan, sasaran, serta tahapan pencapaian sektor sanitasi yang dirangkum pada Tabel 6.1 s.d Tabel 6.3 berikut ini: Tabel 6.1. Capaian Stratejik Sub-sektor Air Limbah Domestik A. Air Limbah Domestik Tujuan: 1. Stop BABS (Buang Air Besar Sembarangan). 2. Meningkatnya kesadaran warga kota akan PHBS. Sasaran: 1. Stop BABS atau menurunnya BABS dari 0,89% menjadi 0% tahun Meningkatnya warga kota menerapkan PHBS dari 99,5% menjadi 100% tahun Tahun Kelurahan Prioritas (area beresiko) memiliki akses air limbah domestik yang layak di tahun Pemicuan pada kelurahan prioritas (area beresiko) 2. sarana sesuai pilihan teknologi 3. Promosi/Kampa nye/edukasi Higiene dan 1. Rp. 32 Juta 2. Rp. 50 Juta 3. Rp. 10 Juta SPAL Individual: 50 KK Meningkatnya PHBS > 99,5% Bab 6-5

6 sanitasi berkelanjutan Rp. 92 Juta Tahun Kelurahan Prioritas (area beresiko) memiliki akses air limbah domestik yang layak di tahun Pemicuan pada kelurahan prioritas (area beresiko) 2. sarana sesuai pilihan teknologi 3. Promosi/Kampa nye/edukasi Higiene dan sanitasi berkelanjutan Tahun Rp. 32 Juta 2. Rp. 50 Juta 3. Rp. 10 Juta Rp. 92 Juta SPAL Individual: 50 KK Meningkatnya PHBS > 99,5% 10 Kelurahan Prioritas (area beresiko) memiliki akses air limbah domestik yang layak di tahun Pemicuan pada kelurahan prioritas (area beresiko) 2. sarana sesuai pilihan teknologi 3. Promosi/Kamp anye/edukasi Higiene dan sanitasi berkelanjutan Tahun Rp. 32 Juta 2. Rp. 50 Juta 3. Rp. 10 Juta Rp. 92 Juta SPAL Individual: 50 KK Meningkatnya PHBS > 99,5% 10 Kelurahan Prioritas (area beresiko) memiliki akses air limbah domestik yang layak di tahun Pemicuan pada kelurahan prioritas (area beresiko) 2. sarana sesuai pilihan 1. Rp. 32 Juta 2. Rp. 50 Juta SPAL Individual: 50 KK Bab 6-6

7 teknologi 3. Promosi/Kamp anye/edukasi Higiene dan sanitasi berkelanjutan Tahun Rp. 10 Juta Rp. 92 Juta Meningkatnya PHBS > 99,5% 10 Kelurahan Prioritas (area beresiko) memiliki akses air limbah domestik yang layak di tahun Pemicuan pada kelurahan prioritas (area beresiko) 2. sarana sesuai pilihan teknologi 3. Promosi/Kamp anye/edukasi Higiene dan sanitasi berkelanjutan 1. Rp. 32 Juta 2. Rp. 50 Juta 3. Rp. 10 Juta Rp. 92 Juta SPAL Individual agar BABS 0%. Meningkatnya PHBS > 99,5% A. Air Limbah Domestik Tujuan: 3. Meningkatkan akses rumah tangga terhadap fasilitas pengolahan air limbah yang memadai (layak). Sasaran: 1. Tersedianya akses ke fasilitas pengolahan air limbah setempat sebesar 95% di tahun Tersedianya akses ke fasilitas pengolahan air limbah terpusat sebesar 5% di tahun Tahun 2016 Tersedianya akses ke fasilitas pengolahan air limbah setempat sebesar 95% Tersedianya akses ke fasilitas pengolahan air limbah terpusat sebesar 5%. Zona III (3 lokasi) 1. Feasibility Studi IPAL Terpusat Skala Kawasan Zona III 2. Studi 1. Rp. 600 juta 2. Rp. 450 juta Kawasan: 0 Bab 6-7

8 AMDAL/UKL -UPL IPAL Kawasan 3. Studi LARAP 4. DED IPAL Kawasan dan Sewer. IPLT 1. Dokumen Review Masterplan Air Limbah 2. Penyiapan lahan IPLT 3. DED IPLT 4. Advokasi, sosialisasi dan kampanye IPAL Komunal 1. Pemicuan 2. Pembentukan KSM 3. Pengadaan lahan 4. IPAL Komunal dan jaringan perpipaan 5. SR Tahun Rp. 450 juta 4. Rp juta Rp juta ( 3 lokasi pada Zona 3). 1. Rp. 400 juta 2. Rp. 350 juta 3. Rp. 400 juta 4. Rp. 150 juta Rp juta 1. Rp. 32 juta 2. Rp. 50 juta 3. Rp. 200 juta 4. Rp juta 5. Rp. 300 juta Rp juta IPLT: 0 unit Komunal:10 unit dan 200 SR Tersedianya akses ke fasilitas pengolahan air limbah setempat sebesar 95% dan pengolahan air limbah terpusat sebesar 5% di tahun Non Prioritas Zona I Rp. 600 juta Kawasan: 0 Unit Bab 6-8

9 Feasibility Studi 2. AMDAL/UKL -UPL 3. Studi LARAP 4. DED IPAL Kawasan dan Sewer. IPAL Terpusat Prioritas Zona II 1. Feasibility Studi 2. AMDAL/UKL -UPL 3. Studi LARAP 4. DED IPAL dan Sewer. Advokasi, Sosialisasi, dan Kampanye Zona III 1. Sosialisasi dan Kampanye rencana pembangunan Zona III 2. Sosialisasi pembangunan IPAL Terpusat Skala Kawasan Zona III 3. Pelatihan pengelola IPAL 4. Pemasaran sosial sambungan IPAL IPLT 1. Konstruksi dan Supervisi pembangunan IPLT 2. Rp. 450 juta 3. Rp. 450 juta 4. Rp juta Rp juta 1. Rp. 300 juta 2. Rp. 200 juta 3. Rp. 150 juta 4. Rp. 400 juta Rp juta 1. Rp. 150 juta 2. Rp. 150 juta 3. Rp. 150 juta 4. Rp. 150 juta Rp. 600 juta 1. Rp. 726 juta Rp. 726 juta Terpusat: 0 Kawasan: 0 1 Unit IPLT kapasitas 3 x 5 M 3 /hari. Bab 6-9

10 IPAL Komunal 1. Pemicuan 2. Pembentukan KSM 3. Pengadaan lahan 4. IPAL Komunal dan jaringan perpipaan 5. Sambungan Rumah Tahun Rp. 32 juta 2. Rp. 50 juta 3. Rp. 200 juta 4. Rp juta 5. Rp. 300 juta Rp juta Komunal:10 unit dan 200 SR Tersedianya akses ke fasilitas pengolahan air limbah setempat sebesar 95% dan pengolahan air limbah terpusat sebesar 5% di tahun Advokasi, sosialisasi, dan Kampanye Zona I 1. Sosialisasi dan Kampanye rencana pembangunan Zona I 2. Sosialisasi pembangunan IPAL Terpusat Skala Kawasan Zona I 3. Pelatihan pengelola IPAL 4. Pemasaran sosial sambungan IPAL Pengadaan Lahan IPAL Kawasan Zona I 1. Pembebasan lahan IAPL Zonal I 1. Rp. 150 juta 2. Rp. 150 juta 3. Rp. 150 juta 4. Rp. 150 juta Rp. 600 juta 1. Rp. 930 juta Rp. 930 juta Kawasan: 0 Kawasan: 0 Bab 6-10

11 Advokasi, sosialisasi, dan Kampanye IPAL Terpusat Zona II 1. Sosialisasi dan Kampanye rencana pembangunan IPAL Zona II 2. Sosialisasi pembangunan IPAL Terpusat Zona II 3. Pelatihan pengelolaan IPAL 4. Pemasaran sosial sambungan IPAL Prioritas Zona III 1. Konstruksi dan Supervisi pembangunan Zona III 2. Konstruksi dan Supervisi Sistem Perpipaan Primer (SR dan Sewer) IPAL Komunal 1. Pemicuan 2. Pembentukan KSM 3. Pengadaan lahan 4. IPAL Komunal dan jaringan perpipaan 5. Sambungan Rumah 1. Rp. 150 juta 2. Rp. 150 juta 3. Rp. 150 juta 4. Rp. 150 juta Rp. 600 juta 1. Rp juta 2. Rp juta Rp juta 1. Rp. 32 juta 2. Rp. 50 juta 3. Rp. 200 juta 4. Rp juta 5. Rp. 300 juta Rp juta Terpusat: 0 Kawasan: 3 Unit; SR: Komunal:10 unit dan 200 SR Bab 6-11

12 Tahun 2019 Tersedianya akses ke fasilitas pengolahan air limbah setempat sebesar 95% dan pengolahan air limbah terpusat sebesar 5% di tahun Zona I 1. Konstruksi dan Supervisi pembangunan Zona I IPAL Terpusat Zona II 1. Konstruksi dan Supervisi IPAL Terpusat Prioritas Zona III 1. Konstruksi dan Supervisi Sistem Perpipaan Primer (SR dan Sewer) IPLT 1. Operasional dan Perawatan IPLT IPAL Komunal 1. Pemicuan 2. Pembentukan KSM 3. Pengadaan lahan 4. IPAL 1. Rp juta Rp juta 1. Rp juta Rp juta 1. Rp juta Rp juta 1. Rp. 171 juta/tahun Rp. 171 juta/tahun 1. Rp. 32 juta 2. Rp. 50 juta 3. Rp. 200 juta 4. Rp juta Kawasan: 3 Unit Terpusat: 1 Unit Kawasan: 3 Unit dan SR: Unit IPLT kapasitas 3 x 5 M 3 /hari dan Pelayanan Penyedotan Lumpur Tinja Terjadwal Komunal:10 unit dan 200 SR Bab 6-12

13 Komunal dan jaringan perpipaan 5. Sambungan Rumah 5. Rp. 300 juta Rp juta Tahun 2020 Tersedianya akses ke fasilitas pengolahan air limbah setempat sebesar 95% dan pengolahan air limbah terpusat sebesar 5% di tahun Zona I 1. Konstruksi dan Supervisi Sistem Perpipaan Primer (SR dan Sewer) IPAL Terpusat Zona II 1. Konstruksi dan Supervisi Sistem Perpipaan Primer (SR dan Sewer) IPAL Komunal 1. Pemicuan 2. Pembentukan KSM 3. Pengadaan lahan 4. IPAL Komunal dan jaringan perpipaan 5. Sambungan Rumah 1. Rp juta Rp juta/tahun 1. Rp juta Rp juta 1. Rp. 32 juta 2. Rp. 50 juta 3. Rp. 200 juta 4. Rp juta 5. Rp. 300 juta Rp juta Kawasan: 3 Unit dan SR: Terpusat: 1 Unit Komunal:10 unit dan 200 SR Bab 6-13

14 A. Air Limbah Domestik Tujuan: Terbentuknya dan beroperasinya pengelola air limbah domestik Sasaran: UPTD PAL Kota Tebing Tinggi operasional di akhir tahun 2015 Tahun 2016 UPTD PAL Kota Tebing Tinggi operasional di tahun Fasilitasi dan Pendampingan operasionalisasi UPTD PAL Kota Tebing Tinggi Rp. 100 juta Total : Rp. 100 juta Badak Bejuang dan Mandailing ber-operasi A. Air Limbah Domestik Tujuan: Tersusunnya Perda terkait pengelolaan air limbah domestik dan retribusi air limbah domestik Sasaran: Perda pengelolaan air limbah dan retribusi air limbah disusun Tahun 2017 Penyusunan Perda Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL) tahun 2017 Dokumen Rancangan Perda Sistem Pengelolaan Air Limbah Rp. 500 juta Rp. 500 juta Pengaturan pengelolaan air limbah Tahun 2018 Penyusunan Perda Retribusi Air Limbah tahun 2018 Dokumen Rancangan Perda Retrebusi Air Limbah Domestik Rp. 500 juta Rp. 500 juta Pendapatan daerah dari retribusi air limbah domestik Bab 6-14

15 A. Air Limbah Domestik Tujuan: Meningkatnya komitmen pendanaan APBD atas sub-sektor air limbah Sasaran: Komitmen pendanaan APBD: 5 % Tahun 2016 Belanja langsung untuk air limbah dari 1,23% menjadi 5% setiap tahunnya mulai tahun Hasil Koordinasi Pokja Sanitasi 2. Workshop Akses Sumber Pendanaan Sanitasi dari sumber Non- Pemerintah Rp. 50 juta Rp 50 juta Rp. 100 juta Belanja sanitasi >=5% Keterangan: (i) Tujuan dan Sasaran sesuai Tabel KKL. (ii) Output, Belanja dan Outcome sesuai dengan Tabel, Kegiatan dan Indikasi Pendanaan yang berkaitan dengan sasaran yang sesuai. (iii) Output, Belanja dan Outcome sesuai dengan capaian aktual. Bab 6-15

16 Tabel 6.2. Capaian Stratejik Sub-sektor Persampahan B. Persampahan Tujuan: 1. Meningkatkan persentase sampah yang terangkut atau tertangani di perkotaan. Sasaran: 1. Terlayaninya penduduk (80%) dengan pengangkutan sampah secara kontinyu pada tahun % fasilitas reduksi sampah. Tahun penduduk terlayani pengangkutan sampah dengan truk ,41 M 3 /hari sampah tereduksi pada TPS 3R 1. Dokumen (Review) Masterplan Persampahan Tahun 2017 Rp. 700 juta Total Rp. 700 juta % penduduk terlayani: 79,12% 1. Studi tentang kualitas dan kuantitas sampah kota 2. DED TPS Zona I 3. Advokasi, Kampanye, dan Sosialisasi TPS Zona I 4. Biaya pembebasan lahan TPS Zona I Studi dan Disain TPS Zona II 5. DED TPS 6. DED Komposter Komunal Rp. 350 juta Rp. 350 juta Rp. 10 juta Rp. 600 juta Rp. 15 juta Rp. 191 juta Rp. 21 juta Rp. 170 juta % penduduk terlayani: 79,12% % penduduk terlayani: 79,12% % penduduk terlayani: 79,12% % penduduk terlayani: 79,12% % penduduk terlayani: 79,12% Bab 6-16

17 7. Advokasi, Kampanye, dan Sosialisasi TPS Zona II 8. Biaya pembebasan lahan TPS Zona II 9. DED TPS Zona III 10. Advokasi, Kampanye, dan Sosialisasi TPS Zona III 11. Biaya pembebasan lahan TPS Zona III Pengadaan kenderaan pengangkut sampah 12. Pengadaan Gerobak Sampah 13. Pengadaan Gerobak Sampah bermotor 14. Biaya Operasi dan Pemeliharaan Gerobak Sampah bermotor Rp. 600 juta Rp. 365 juta Rp. 23 juta Rp. 600 juta Rp. 23 juta Rp. 205 juta Rp. 15 juta 10 unit Rp. 150 juta 5 unit Rp. 40 juta/tahun % penduduk terlayani: 79,12% % penduduk terlayani: 79,12% % penduduk terlayani: 79,12% % penduduk terlayani: 79,12% % penduduk terlayani: 79,12% Meningkatnya jumlah sarana pengangkut sampah % penduduk terlayani naik: 83% 15. TPS 3R - Berbasis Masyarakat (melayani minimum 200 KK, kap. Pengolahan min. 3 m3/hari dan dikelola KSM) Rp. 475 juta Pengurangan sampah 3 M 3 /hari Bab 6-17

18 Tahun Studi tentang Manajemen Pengelolaan Persampahan 2. Pengadaan, Konstruksi dan Supervisi pembangunan TPS Zona I 3. Pengadaan, Konstruksi dan Supervisi pembangunan TPS Zona II 4. Pengadaan, Konstruksi dan Supervisi pembangunan TPS Zona I Rp. 200 juta Rp juta Rp juta Rp. 696 juta Meningkatnya manajemen pengelolaan persampahan jiwa penduduk terlayani pada Zona jiwa penduduk terlayani pada Zona jiwa penduduk terlayani pada Zona 3 B. Persampahan Tujuan: 1. Membangun dan merubah operasional TPA menjadi Sanitary Landfill Sasaran: 1. 1 unit TPA dibangun dan beroperasi secara Sanitary Landfill di tahun Tahun unit TPST Skala Kota 1. TPST Skala Kota Rp juta jiwa penduduk terlayani Keterangan: (i) Tujuan dan Sasaran sesuai Tabel KKL. (ii) Output, Belanja dan Outcome sesuai dengan Tabel, Kegiatan dan Indikasi Pendanaan yang berkaitan dengan sasaran yang sesuai. (iii) Output, Belanja dan Outcome sesuai dengan capaian aktual. Bab 6-18

19 Tabel 6.3. Capaian Stratejik Sub-sektor Drainase Perkotaan B. Drainase Perkotaan Tujuan: 1. Penurunan luas genangan/banjir Sasaran: 1. Pengurangan luas genangan hingga <10% di tahun 2019 Tahun Ha area genangan tertangani hingga tahun Dokumen Masterplan Sistem Drainase 2. Data Base Sistem Drainase 3. Studi Kelayakan Sistem Drainase Perkotaan Sub Sistem 4. Normalisasi/ Rehabilitasi Drainase Rp. 500 juta Rp. 350 juta Rp. 400 juta Total Rp juta Rp juta < 10 % area genangan /banjir < 10 % area genangan /banjir atau 115 Ha Keterangan: (i) Tujuan dan Sasaran sesuai Tabel KKL. (ii) Output, Belanja dan Outcome sesuai dengan Tabel, Kegiatan dan Indikasi Pendanaan yang berkaitan dengan sasaran yang sesuai. (iii) Output, Belanja dan Outcome sesuai dengan capaian aktual. Bab 6-19

20 Tabel 6.4. Capaian Kegiatan Sub-sektor Air Limbah Domestik Tahun 2016 Kegiatan Kegiatan Output Belanja Outcome 1. Pemicuan pada kelurahan prioritas (area beresiko) 2. sarana sesuai pilihan teknologi 3. Promosi/Kampanye/Edukasi Higiene dan sanitasi berkelanjutan 1. Rp. 32 Juta 2. Rp. 50 Juta 3. Rp. 10 Juta SPAL Individual: 50 KK Tabel 6.5. Capaian Kegiatan Sub-sektor Persampahan Tahun 2016 Kegiatan Kegiatan Output Belanja Outcome 1. Studi tentang kualitas dan kuantitas sampah kota 2. DED TPS Zona I 3. Advokasi, Kampanye, dan Sosialisasi TPS Zona I 1. Rp. 350 juta 2. Rp. 10 juta 3. Rp. 600 juta Bab 6-20

21 Tabel 6.6. Capaian Kegiatan Sub-sektor Drainase Perkotaan Tahun 2016 Kegiatan Kegiatan Output Belanja Outcome 1. Penyusunan Masterplan Sistem Drainase 2. Penyusunan Data Base Sistem Drainase 3. Studi Kelayakan Sistem Drainase Perkotaan Sub Sistem 1. Rp. 500 juta 2. Rp. 350 juta 3. Rp. 400 juta < 10 % area genangan /banjir Tabel 6.7. Evaluasi Sub-sektor Air Limbah Domestik Sasaran Deviasi Penyebab Rekomendasi 10 Kelurahan Prioritas (area beresiko) memiliki akses air limbah domestik yang layak di tahun kelurahan memiliki akses air limbah domestik yang layak di tahun kelurahan 8 kelurahan 2 kelurahan Keterlambatan tender Dilakukan di tahun 2016 Tabel 6.8. Evaluasi Sub-sektor Persampahan Sasaran Deviasi Penyebab Rekomendasi 1 unit TPST Skala Kota tahun unit TPST Skala Kota tahun unit TPST 0 unit TPST 1 unit TPST Tanah tidak tersedia (belum bebas) Dilakukan di tahun 2016 pengadaan tanah segera Bab 6-21

22 Tabel 6.9. Evaluasi Sub-sektor Drainase Perkotaan Sasaran Deviasi Penyebab Rekomendasi 115 Ha area genangan tertangani hingga tahun Ha area genangan tertangani tahun Ha 100 Ha 15 Ha Tanah tidak tersedia (belum bebas) Dilakukan di tahun 2016 pengadaan tanah segera 6.3. Pengumpulan dan Penyajian/Pelaporan Data Hasil monitoring dan evaluasi yang dilakukan oleh Pokja Sanitasi Kota Tebing Tinggi, dapat berupa pengumpulan data dari program kegiatan yang telah disusun serta dari pengamatan langsung oleh SKPD. Pelaporan hasil akan menampilkan penyimpangan/deviasi capaian pelaksanaan Strategi Sanitasi Kota terhadap rencana, faktor penyebab penyimpangan dan rekomendasi untuk mengatasi permasalahan yang ada. Pokja Sanitasi berperan optimal dalam mengkoordinir, mengkompilasi, menganalisa dan menyusun laporan hasil monitoring dan evaluasi sektor sanitasi dengan didukung penuh oleh SKPD terkait sanitasi Pelaporan Monitoring dan Evaluasi Proses Perencanaan Pokja Sanitasi Kota Tebing Tinggi akan memutuskan frekuensi dan jenis pelaporan yang diperlukan, setelah Pokja Sanitasi memutuskan instrumen yang digunakan. Pokja Sanitasi akan memberikan kesempatan kepada para stakeholder untuk memberikan umpanbalik yang mekanismenya dibuat fleksibel sesuai dengan karakteristik monitoring dan evaluasi proses perencanaan ini. Selain dalam bentuk laporan, media massa cetak dan elektronik dapat juga digunakan untuk menyampaikan hasil monitoring dan evaluasi kepada masyarakat, sehingga membuka kesempatan kepada masyarakat untuk memberikan masukan sebagai umpan balik. Media lain yang dapat dimanfaatkan antara lain momentum peringatan atau pencanangan kegiatan yang berhubungan dengan sektor sanitasi. Bab 6-22

23 Pelaporan Monitoring dan Evaluasi Implementasi Sanitasi gabungan monitoring dan evaluasi implementasi pembangunan sanitasi disampaikan kepada Kepala Bappeda sebagai penanggung jawab monitoring dan pelaporan semua kegiatan pembangunan di Kota Tebing Tinggi. Bappeda selanjutnya menyampaikan laporan tersebut kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah Kota dan mendesiminasikanmya kepada Kepala SKPD lain yang berkaitan dengan kegiatan pembangunan sektor sanitasi. Pelaporan akan dilakukan triwulanan, semesteran dan tahunan sebagaimana mekanisme yang ada. Pemaparan hasil monitoring dan evaluasi dilakukan, agar pemangku kepentingan dapat mengetahui posisi dan gambaran pelaksanaan SSK dalam waktu yang telah berjalan dan memberikan rekomendasi untuk mengatasi permasalahan Pelaporan Monitoring dan Evaluasi Manfaat dan Dampak Sanitasi Pelaporan monitoring dan evaluasi manfaat dan dampak pembangunan sektor sanitasi akan disusun setiap dua tahun. ini menjelaskan status indikator dan kaitannya ini dengan kebijakan, strategi dan program nasional dan internasional. Pokja Sanitasi Kota Tebing Tinggi akan mempertimbangkan bentuk laporan monitoring ini yang aktual dengan sedikit penyesuaian, atau berupa format baru Kondisi Sanitasi Kota Tebing Tinggi. Kemudian, Hasil akan menampilkan progress report yang telah dicapai hingga akhir tahun dan prediksi capaian pada tahap selanjutnya. Tabel 6.4 berikut ini menggambarkan matrik dan prosedur pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi Sektor Sanitasi Kota Tebing Tinggi per sub-sektor berdasarkan konsep dan teknik. Bab 6-23

24 Tabel 6.4: Mekanisme Monitoring dan Evaluasi Implementasi SSK Obyek Pemantauan Penanggung Jawab Utama Penanggung Jawab Pengumpul Pengolah Data dan Data/Pemantau Dokumentasi Waktu Pelaksanaan Penerima Pelaporan Format Pelaksanaan / Penanganan kegiatan air limbah domestik Dinas PU /Dinas Kesehatan SKPD dan Pokja Sanitasi Petugas dinas dan Tim Teknis Pokja Bulanan, Triwulan Sekretariat Pokja Sanitasi (Bappeda) Bulanan, Tiwulan, Akhir Pelaksanaan / Penanganan kegiatan persampahan DKP/Kantor LH SKPD dan Pokja Sanitasi Petugas dinas dan Tim Teknis Pokja Bulanan, Triwulan Sekretariat Pokja Sanitasi (Bappeda) Bulanan, Tiwulan, Akhir Pelaksanaan / Penanganan kegiatan drainase lingkungan dan perkotaan Dinas PU/DKP SKPD dan Pokja Sanitasi Petugas dinas dan Tim Teknis Pokja Bulanan, Triwulan Sekretariat Pokja Sanitasi (Bappeda) Bulanan, Tiwulan, Akhir Pelaksanaan pemicuan STBM dan promosi PHBS Dinas Kesehatan SKPD dan Pokja Sanitasi Petugas dinas dan Tim Teknis Pokja Bulanan, Triwulan Sekretariat Pokja Sanitasi (Bappeda) Bulanan, Tiwulan, Akhir Bab 6-24

BAB V STRATEGI MONITORING DAN EVALUASI

BAB V STRATEGI MONITORING DAN EVALUASI STRATEGI SANITASI KABUPATEN 2013-2017 BAB V STRATEGI MONITORING DAN EVALUASI Monitoring evaluasi merupakan pengendalian yakni bagian tidak terpisahkan dari upaya mewujudkan tujuan yang akan dicapai. Monitoring

Lebih terperinci

BAB VI MONITORING DAN EVALUASI CAPAIAN SSK

BAB VI MONITORING DAN EVALUASI CAPAIAN SSK BAB VI MONITORING DAN EVALUASI CAPAIAN SSK Monitoring dan evaluasi merupakan pengendalian yakni bagian tidak terpisahkan dari upaya mewujudkan tujuan yang akan dicapai. Monitoring atau pemantauan dapat

Lebih terperinci

BAB VI MONITORING DAN EVALUASI CAPAIAN SSK

BAB VI MONITORING DAN EVALUASI CAPAIAN SSK BAB VI MONITORING DAN EVALUASI CAPAIAN SSK Proses monitoring dan evaluasi merupakan pengendalian yakni bagian tidak terpisahkan dari upaya mewujudkan tujuan yang hendak dicapai. Monitoring atau pemantauan

Lebih terperinci

MONITORING DAN EVALUASI CAPAIAN SSK BAB VI MONITORING DAN EVALUASI CAPAIAN SSK

MONITORING DAN EVALUASI CAPAIAN SSK BAB VI MONITORING DAN EVALUASI CAPAIAN SSK BAB VI MONITORING DAN EVALUASI CAPAIAN SSK BAB VI MONITORING DAN EVALUASI CAPAIAN SSK 6.1 Strategi Monitoring dan Evaluasi Kabupaten Banyumas Pada Bab sebelumnya yakni Bab Strategi dan Rencana Program

Lebih terperinci

Pemantauan atau juga dikenal sebagai monitoring bertujuan untuk:

Pemantauan atau juga dikenal sebagai monitoring bertujuan untuk: Pada bab ini berisi strategi untuk melakukan monitoring dan evaluasi dengan fokus kepada monitoring dan evaluasi Strategi Kota (SSK) yang telah ditetapkan dalam bab-bab sebelumnya. Tujuan pembangunan sanitasi

Lebih terperinci

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI Bab IV ini merupakan inti dari Strategi Pengambangan Sanitasi Kota Tebing Tinggi tahun 2016-2020 yang akan memaparkan antara lain tujuan, sasaran, tahapan pencapaian

Lebih terperinci

BAB VI PEMANTAUAN DAN EVALUASI

BAB VI PEMANTAUAN DAN EVALUASI BAB VI PEMANTAUAN DAN EVALUASI Proses monitoring dan evaluasi merupakan pengendalian yakni bagian tidak terpisahkan dari upaya mewujudkan tujuan yang hendak dicapai. Monitoring atau pemantauan dapat mempermudah

Lebih terperinci

BAB 5 STRATEGI MONITORING DAN EVALUASI SANITASI KABUPATEN POHUWATO

BAB 5 STRATEGI MONITORING DAN EVALUASI SANITASI KABUPATEN POHUWATO BAB 5 STRATEGI MONITORING DAN EVALUASI SANITASI KABUPATEN POHUWATO Paparan bab ini memuat tentang strategi untuk melakukan monitoring dan evaluasi dengan fokus kepada monitoring dan evaluasi Strategi Sanitasi

Lebih terperinci

Seluruh masyarakat Kota Tebing Tinggi. Hasil yang diharapkan 1 unit IPLT dibangun dan dapat beroperasi mulai tahun 2018 Rincian Kegiatan

Seluruh masyarakat Kota Tebing Tinggi. Hasil yang diharapkan 1 unit IPLT dibangun dan dapat beroperasi mulai tahun 2018 Rincian Kegiatan LAMPIRAN5. DESKRIPSI PROGRAM/KEGIATAN A. AIR LIMBAH DOMESTIK Program/Kegiatan Pembangunan IPLT Kota Tebing Tinggi Agar tersedia sarana pengolahan lumpur tinja warga kota yang ramah lingkungan sehingga

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT 2016

RINGKASAN EKSEKUTIF PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT 2016 KABUPATEN SUMBAWA BARAT 2016 RINGKASAN EKSEKUTIF Dokumen Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Tahun 2016 ini merupakan satu rangkaian yang tidak terpisahkan dengan dokumen lainnya yang telah tersusun

Lebih terperinci

BAB V. STRATEGI MONEV

BAB V. STRATEGI MONEV BAB V. STRATEGI MONEV Strategi monitoring dan evaluasi merupakan rencana pemantauan dan evaluasi kegiatan pembangunan sanitasi di Kabupaten Pacitan. Kegiatan yang dipantau merupakan kegiatan yang direncanakan

Lebih terperinci

VI.1. Gambaran Umum Pemantauan Dan Evaluasi Sanitasi

VI.1. Gambaran Umum Pemantauan Dan Evaluasi Sanitasi BAB VI MONITORING DAN EVALUASI Dalam bab ini akan dijelaskan strategi untuk melakukan pemantauan/ monitoring dan evaluasi dengan fokus kepada pemantauan dan evaluasi Strategi Kabupaten Berskala Kota ()

Lebih terperinci

PENYUSUNAN KEBIJAKAN STRATEGI SANITASI KOTA TANGERANG 1

PENYUSUNAN KEBIJAKAN STRATEGI SANITASI KOTA TANGERANG 1 PENYUSUNAN KEBIJAKAN STRATEGI SANITASI KOTA TANGERANG 1 Bab 5 Strategi Monitoring dan Evaluasi 1.1 Kerangka Monitoring dan Evaluasi Implementasi SSK Monitoring dapat diartikan sebagai proses rutin pengumpulan

Lebih terperinci

BAB VI MONITORING DAN EVALUASI

BAB VI MONITORING DAN EVALUASI BAB VI MONITORING DAN EVALUASI 6.1. Strategi Monitoring dan Evaluasi Kelompok Kerja (Pokja) Sanitasi Kabupaten Manggarai Barat perlu melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan Strategi Sanitasi Kota

Lebih terperinci

B A B V I PEMANTAUAN DAN EVALUASI

B A B V I PEMANTAUAN DAN EVALUASI B A B V I PEMANTAUAN DAN EVALUASI Paparan bab ini tidak menjelaskan tentang kegiatan pemantauan dan evaluasi sanitasi tetapi hanya memuat tentang strategi untuk melakukan pemantauan dan evaluasi dengan

Lebih terperinci

BAB VI MONITORING DAN EVALUASI CAPAIAN SSK

BAB VI MONITORING DAN EVALUASI CAPAIAN SSK BAB VI MONITORING DAN EVALUASI CAPAIAN SSK Monitoring dan evaluasi Capaian SSK akan dilakukan secara rutin oleh Kelompok Kerja (Pokja) Sanitasi Kabupaten Tanah Datar. Hal ini dilakukan sebagai umpan balik

Lebih terperinci

BAB VI MONITORING DAN EVALUASI SANITASI

BAB VI MONITORING DAN EVALUASI SANITASI BAB VI MONITORING DAN EVALUASI SANITASI 6.1 Gambaran Umum Struktur Monev Sanitasi Monitoring dan evaluasi pelaksanaan SSK adalah usaha peningkatan kinerja dan akuntabilitas institusi dalam pencapaian visi

Lebih terperinci

BAB VI MONITORING DAN EVALUASI SANITASI

BAB VI MONITORING DAN EVALUASI SANITASI BAB VI MONITORING DAN EVALUASI SANITASI 6.1 Gambaran Umum Struktur Monev Sanitasi Tujuan utama strategi Monev ini adalah menetapkan kerangka kerja untuk mengukur dan memperbaharui kondisi dasar sanitasi,

Lebih terperinci

BAB VI PEMANTAUAN DAN EVALUASI SANITASI. 6.1 Gambaran Umum Struktur Pemantauan dan Evaluasi Sanitasi

BAB VI PEMANTAUAN DAN EVALUASI SANITASI. 6.1 Gambaran Umum Struktur Pemantauan dan Evaluasi Sanitasi BAB VI PEMANTAUAN DAN EVALUASI SANITASI 6.1 Gambaran Umum Struktur Pemantauan dan Evaluasi Sanitasi Pemantauan atau juga dikenal dengan istilah monitoring adalah suatu kegiatan observasi yang berlangsung

Lebih terperinci

BAB VI PEMANTAUAN DAN EVALUASI

BAB VI PEMANTAUAN DAN EVALUASI BAB VI PEMANTAUAN DAN EVALUASI 6.1 GAMBARAN UMUM STRUKTUR PEMANTAUAN DAN EVALUASI SANITASI Proses monitoring dan evaluasi merupakan bagian pengendalian yang tidak terpisahkan dari upaya mewujudkan tujuan

Lebih terperinci

BAB VI MONITORING DAN EVALUASI CAPAIAN SSK

BAB VI MONITORING DAN EVALUASI CAPAIAN SSK BAB VI MONITORING DAN EVALUASI CAPAIAN SSK Secara umum, Monitoring (Pemantauan) adalah kegiatan mengamati perkembangan pelaksanaan rencana pembangunan, mengidentifikasi serta mengantisipasi permasalahan

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF PEMERINTAH KABUPATEN WAKATOBI KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN WAKATOBI

RINGKASAN EKSEKUTIF PEMERINTAH KABUPATEN WAKATOBI KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN WAKATOBI RINGKASAN EKSEKUTIF Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (Program PPSP) merupakan program yang dimaksudkan untuk mengarusutamakan pembangunan sanitasi dalam pembangunan, sehingga sanitasi

Lebih terperinci

BAB V. STRATEGI MONITORING DAN EVALUASI

BAB V. STRATEGI MONITORING DAN EVALUASI BAB V. STRATEGI MONITORING DAN EVALUASI Strategi monitoring dan evaluasi merupakan rencana pemantauan dan evaluasi pembangunan sanitasi di Kabupaten Musi Banyuasin. yang dipantau merupakan yang direncanakan

Lebih terperinci

KERANGKA KERJA LOGIS (KKL) KABUPATEN ACEH TENGGARA

KERANGKA KERJA LOGIS (KKL) KABUPATEN ACEH TENGGARA KERANGKA KERJA LOGIS (KKL) KABUPATEN ACEH TENGGARA Permasalahan Mendesak Isu-Isu Strategis Tujuan Sasaran Indikator Strategi Indikasi Program Indikasi Kegiatan SISTEM PENGELOLAAN AIR A. Sistem/Teknis a.

Lebih terperinci

BAB 6 MONITORING DAN EVALUASI CAPAIAN SSK

BAB 6 MONITORING DAN EVALUASI CAPAIAN SSK BAB 6 MONITORING DAN EVALUASI CAPAIAN SSK Untuk menjamin penyelenggaraan pemerintah yang demokratis, transparan, akutabel, efesien dan efektif dalam perencanaan pembangunan di bidang diperlukan tahapan,

Lebih terperinci

Lampiran 2. Hasil Analisis SWOT

Lampiran 2. Hasil Analisis SWOT Lampiran 2. Hasil Analisis SWOT A. Sub Sektor Air Limbah Domestik Tabel Kerangka Kerja Logis (KKL) Sektor Air Limbah Domestik Permasalahan Mendesak Tujuan Sasaran Strategi (SWOT) Indikasi Program Indikasi

Lebih terperinci

BAB V STRATEGI MONITORING DAN EVALUASI

BAB V STRATEGI MONITORING DAN EVALUASI BAB V STRATEGI MONITORING DAN EVALUASI Proses monitoring dan evalu merupakan pengendalian yakni bagian tidak terpisahkan dari upaya mewujudkan tujuan yang hendak dicapai. Monitoring atau pemantauan dapat

Lebih terperinci

L-3. Kerangka Kerja Logis TABEL KKL. Pemutakhiran SSK Kabupaten Batang L3-1

L-3. Kerangka Kerja Logis TABEL KKL. Pemutakhiran SSK Kabupaten Batang L3-1 L-3 Kerangka Kerja Logis TABEL KKL Pemutakhiran SSK Kabupaten Batang L3-1 TABEL KKL SUBSEKTOR KEGIATAN AIR LIMBAH IPLT masih dalam proses optimalisasi BABs masih 34,36% Cakupan layanan sarana prasarana

Lebih terperinci

BAB STRATEGI MONITORING DAN EVALUASI

BAB STRATEGI MONITORING DAN EVALUASI 5 BAB STRATEGI MONITORING DAN EVALUASI 5. Strategi Monitoring dan Evaluasi Didalam Pelaksanaan Perencanaan Strategi Sanitasi kabupaten Pokja AMPL menetapkan kegiatan monitoring dan evaluasi sebagai salah

Lebih terperinci

Matrik Kerangka Kerja Logis Kabupaten Luwu

Matrik Kerangka Kerja Logis Kabupaten Luwu Matrik Kerangka Kerja Logis Kabupaten Luwu Subsektor Permasalahan Mendesak Rumusan Tujuan Rumusan Sasaran dan Air Limbah Domestik 1 Pencemaran air tanah dan sungai Meningkatkan kinerja SKPD terkait memiliki

Lebih terperinci

BAB VI MONITORING DAN EVALUASI CAPAIAN SSK

BAB VI MONITORING DAN EVALUASI CAPAIAN SSK PEMERINTAH BAB VI MONITORING DAN EVALUASI CAPAIAN SSK Tabel 6.1 Capaian Stratejik AIR LIMBAH Tujuan : Tersedianya infrastruktur pengelolaan air limbah domestik yang memenuhi standar teknis dan menjangkau

Lebih terperinci

BAB 5 STRATEGI MONITORING DAN EVALUASI

BAB 5 STRATEGI MONITORING DAN EVALUASI BAB 5 STRATEGI MONITORING DAN EVALUASI Tujuan utama strategi Monev merupakan kerangka kerja untuk mengukur dan memperbaharui kondisi dasar sanitasi, juga memantau dampak, hasil dan keluaran dari kegiatan

Lebih terperinci

B A B V PROGRAM DAN KEGIATAN

B A B V PROGRAM DAN KEGIATAN B A B V PROGRAM DAN KEGIATAN Bagian ini memuat daftar program dan kegiatan yang menjadi prioritas sanitasi Tahun 0 06 ini disusun sesuai dengan strategi untuk mencapai tujuan dan sasaran dari masing-masing

Lebih terperinci

STRATEGI MONEV SETRATEGI SANITASI KOTA KABUPATEN PELALAWAN

STRATEGI MONEV SETRATEGI SANITASI KOTA KABUPATEN PELALAWAN STRATEGI MONEV Monitoring dan evaluasi pelaksanaan SSK perlu dilakukan secara rutin oleh pokja kabupaten. Hal ini dilakukan sebagai umpan balik bagi pengambil keputusan berkaitan capaian sasaran pembangunan

Lebih terperinci

Bab VII : Monitoring dan Evaluasi Sanitasi Kota Bogor

Bab VII : Monitoring dan Evaluasi Sanitasi Kota Bogor Bab VII : Monitoring dan Evaluasi Sanitasi Kota Bogor 7.1. Gambaran Umum Struktur Monitoring dan Evaluasi Sanitasi Tujuan utama strategi monitoring dan evaluasi (monev) ini adalah menetapkan kerangka kerja

Lebih terperinci

BAB VI MONITORING DAN EVALUASI SANITASI

BAB VI MONITORING DAN EVALUASI SANITASI BAB VI MONITORING DAN EVALUASI SANITASI Proses monitoring dan evaluasi merupakan pengendalian yakni bagian tidak terpisahkan dari upaya mewujudkan tujuan yang hendak dicapai. Monitoring atau pemantauan

Lebih terperinci

BAB VI MONITORING DAN EVALUASI CAPAIAN SSK

BAB VI MONITORING DAN EVALUASI CAPAIAN SSK BAB VI MONITORING DAN EVALUASI CAPAIAN SSK 1. Capaian Stratejik Tabel 6.1 : Capaian Stratejik Air Limbah Domestik Tujuan: 1. Mewujudkan sistem pengelolaan air limbah yang berkelann Sasaran : 1. Meningkatkan

Lebih terperinci

KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI BAB 2

KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI BAB 2 KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI BAB 2 PENYUSUNAN KEBIJAKAN STRATEGI SANITASI KOTA TANGERANG 1 Bab 4 Program dan Kegiatan Percepatan Pembangunan Sanitasi 1.1 Ringkasan Program dan Kegiatan Sanitasi Program

Lebih terperinci

BAB 5 STRATEGI MONITORING DAN EVALUASI

BAB 5 STRATEGI MONITORING DAN EVALUASI BAB 5 STRATEGI MONITORING DAN EVALUASI Bab lima (5) dalam Dokumen Strategi Sanitasi adalah dan evaluasi (Monev). dan Evaluasi disusun untuk me dan mengevaluasi pelaksanaan dari Strategi Sanitasi. dan evaluasi

Lebih terperinci

5.1 Gambaran Umum Monitoring dan Evaluasi

5.1 Gambaran Umum Monitoring dan Evaluasi 5.1 Gambaran Umum Monitoring dan Evaluasi Monitoring dan evaluasi (Monev) pelaksanaan SSK perlu dilakukan secara rutin oleh Pokja kabupaten, hal ini dilakukan sebagai umpan balik bagi pengambil keputusan

Lebih terperinci

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI. 3.1 Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI. 3.1 Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik III-1 BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI Pada bab strategi percepatan pembangunan sanitasi akan dijelaskan lebih detail mengenai tujuan sasaran dan tahapan pencapaian yang ingin dicapai dalam

Lebih terperinci

BAB 3 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BAB 3 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI BAB 3 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI 3.1 Rencana Kegiatan Air Limbah Salah satu sasaran pembangunan air limbah yang akan dicapai pada akhir perencanaan ini adalah 100% terlayani pada tahun 2019.

Lebih terperinci

STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI Percepatan Pembangunan Sanitasi 18 BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI Bab ini merupakan inti dari penyusunan Sanitasi Kabupaten Pinrang yang memaparkan mengenai tujuan, sasaran dan strategi

Lebih terperinci

Lampiran A. Kerangka Kerja Logis Air Limbah

Lampiran A. Kerangka Kerja Logis Air Limbah Lampiran A. Kerangka Kerja Logis Air Limbah Permasalahan Mendesak Tujuan Sasaran Strategi Program Kegiatan 1. Meningkatnya pembangunan Tersedianya Tersedianya Penyusunan Masterplan Penyusunan Masterplan

Lebih terperinci

BAB III RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BAB III RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI BAB III RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI 3.1. Rencana Kegiatan Air Limbah Sasaran dan strategi untuk mencapai visi sanitasi dan melaksanakan misi sanitasi, dirumuskan berdasarkan kondisi terkini dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Kondisi eksisting sanitasi di perkotaan masih sangat memprihatinkan karena secara pembangunan sanitasi tak mampu mengejar pertambahan jumlah penduduk yang semakin

Lebih terperinci

3.1 Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik

3.1 Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik layanan sanitasi pada dasarnya adalah untuk mewujudkan dan pembangunan sanitasi yang bermuara pada pencapaian Visi dan Misi Sanitasi kota. Kabupaten Pesisir Barat merumuskan strategi layanan sanitas didasarkan

Lebih terperinci

Monitoring dan evaluasi capaian ssk

Monitoring dan evaluasi capaian ssk Bab 6 Monitoring dan evaluasi capaian ssk Monitoring dan evaluasi pelaksanaan strategi sanitasi Kabupaten Pidie dilakukan sebagai bagian dari upaya meningkatkan kinerja dan akuntabilitas institusi dalam

Lebih terperinci

BAB V. perencanaan. Evaluasi efektivitas. daya dengan. 5.1 dibawah

BAB V. perencanaan. Evaluasi efektivitas. daya dengan. 5.1 dibawah BAB V STRATEGI MONITORIN NG DAN EVALUASI SANITASI KABUPATEN TULANG Prosess monitoring dan evaluasi merupakan pengendalian yakni bagian tidak terpisahkan dari upaya mewujudkan tujuan yang hendak diapai

Lebih terperinci

Bab 4 Strategi Pengembangan Sanitasi

Bab 4 Strategi Pengembangan Sanitasi Bab 4 Strategi Pengembangan Sanitasi 4.. Air limbah domestik Perencanaan pembangunan air limbah domestik di Kabupaten Pati didasarkan kepada permasalahan permasalahan mendesak dan posisi pengelolaan sanitasi

Lebih terperinci

BAB 2 Kerangka Pengembangan Sanitasi

BAB 2 Kerangka Pengembangan Sanitasi BAB 2 Kerangka Pengembangan Sanitasi 2.1. Visi Misi Sanitasi Visi Kabupaten Pohuwato Tabel 2.1: Visi dan Misi Sanitasi Kabupaten/Kota Misi Kabupaten Pohuwato Visi Sanitasi Kabupaten Pohuwato Misi Sanitasi

Lebih terperinci

3.1 Rencana Kegiatan Air Limbah

3.1 Rencana Kegiatan Air Limbah 3.1 Rencana Kegiatan Air Limbah Salah satu sasaran pengelolaan pembangunan air limbah domestik Kota Tangerang yang akan dicapai pada akhir perencanaan ini adalah akses 100% terlayani (universal akses)

Lebih terperinci

NOTULEN KICK OFF MEETING PROGRAM PPSP KABUPATEN JEMBRANA

NOTULEN KICK OFF MEETING PROGRAM PPSP KABUPATEN JEMBRANA NOTULEN KICK OFF MEETING PROGRAM PPSP KABUPATEN JEMBRANA Hari/Tanggal : Jumat / 2 Mei2014 Tempat : Ruang Rapat Bappeda dan PM Kabupaten Jembrana Jl. Mayor Sugianyar No.3 Negara Pimpinan rapat : I Ketut

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF DIAGRAM SISTEM SANITASI PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK KABUPATEN WONOGIRI. (C) Pengangkutan / Pengaliran

RINGKASAN EKSEKUTIF DIAGRAM SISTEM SANITASI PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK KABUPATEN WONOGIRI. (C) Pengangkutan / Pengaliran RINGKASAN EKSEKUTIF Strategi Sanitasi Kabupaten Wonogiri adalah suatu dokumen perencanaan yang berisi kebijakan dan strategi pembangunan sanitasi secara komprehensif pada tingkat kabupaten yang dimaksudkan

Lebih terperinci

Tabel 5.1. Rekapitulasi Indikasi Kebutuhan Biaya Pengembangan Sanitasi Untuk 5 Tahun

Tabel 5.1. Rekapitulasi Indikasi Kebutuhan Biaya Pengembangan Sanitasi Untuk 5 Tahun Tabel 5.1. Rekapitulasi Indikasi Kebutuhan Biaya Pengembangan Sanitasi Untuk 5 Tahun 1 Air Limbah Domestik Tahun ( x Rp. 1 Juta ) 29,609 33,728 35,459 39,827 43,976 182,599 2 Persampahan 5,725 4,908 8,559

Lebih terperinci

BAB V STRATEGI MONITORING DAN EVALUASI

BAB V STRATEGI MONITORING DAN EVALUASI BAB V STRATEGI MONITORING DAN EVALUASI Strategi monitoring dan evaluasi merupakan salah satu strategi pendukung yang akan turut menentukan keberhasilan program pembangunan sektor sanitasi. Monitoring adalah

Lebih terperinci

Memorandum Program Sanitasi

Memorandum Program Sanitasi PROGRAM DAN KEGIATAN SEKTOR SANITASI Memorandum Program Sanitasi Kabupaten : Takalar Provinsi : SulawesiSelatan Tahun : 4 NOMOR PROGRAM / KEGIATAN (Output/Sub Output/Komponen) DETAIL LOKASI (/Desa/Kel./Kws)

Lebih terperinci

1. Sub Sektor Air Limbah

1. Sub Sektor Air Limbah 1. Sub Sektor Air Limbah Permasalahan mendesak Tujuan Sasaran Strategi Indikasi Program Indikasi Kegiatan Praktek BABS saat ini 23% 1.Menyusun perda/perbup mengenai Penyusunan Perda/Perbup Konstruksi,

Lebih terperinci

ARAH PEMBANGUNAN SEKTOR SANITASI Disampaikan oleh : Ir. M. Maliki Moersid, MCP Direktur Pengembangan PLP

ARAH PEMBANGUNAN SEKTOR SANITASI Disampaikan oleh : Ir. M. Maliki Moersid, MCP Direktur Pengembangan PLP ARAH PEMBANGUNAN SEKTOR SANITASI 2015-2019 Disampaikan oleh : Ir. M. Maliki Moersid, MCP Direktur Pengembangan PLP KONDISI SANITASI SAAT INI SUB SEKTOR 2010 2011 2012 2013 Air Limbah 55,53% 55,60% 57,82%

Lebih terperinci

KERANGKA KERJA LOGIS (KKL)

KERANGKA KERJA LOGIS (KKL) KERANGKA KERJA LOGIS (KKL) Tabel 1. Kerangka Kerja Logis Air Limbah Permasalahan mendesak Tingginya Praktek BABS hingga saat ini sebesar 33,20% (13.230 KK) Isu-isu Strategis Rumusan Tujuan Rumusan Sasaran

Lebih terperinci

Bab 3 Rencana Kegiatan Pembangunan Sanitasi

Bab 3 Rencana Kegiatan Pembangunan Sanitasi Bab 3 Rencana Kegiatan Pembangunan Sanitasi 3.1 Rencana Kegiatan Air Limbah Rencana pengembangan pembangunan sarana dan prasarana pengelolaan air limbah menjadi sasaran utama. Mengingat perilaku BABS masih

Lebih terperinci

Strategi Sanitasi Kabupaten ( Refisi 2012 )

Strategi Sanitasi Kabupaten ( Refisi 2012 ) 6.1 Gambaran Umum Struktur Monitoring dan Evaluasi Tujuan utama strategi Monev ini adalah menetapkan kerangka kerja untuk mengukur dan memperbaharui kondisi dasar sanitasi, juga memantau dampak, hasil

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Tabel 2.1 : Visi Misi Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya. Visi Sanitasi Kabupaten

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Tabel 2.1 : Visi Misi Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya. Visi Sanitasi Kabupaten BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI 2.1 Visi Misi Sanitasi Tabel 2.1 : Visi Misi Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya Visi Kabupaten Misi Kabupaten Visi Sanitasi Kabupaten Misi Sanitasi Kabupaten Kabupaten Aceh

Lebih terperinci

Bab 3 : Strategi Percepatan Pembangunan Sanitasi

Bab 3 : Strategi Percepatan Pembangunan Sanitasi Bab 3 : Strategi Percepatan Pembangunan Sanitasi 3.1 Tujuan, Sasaran dan Strategi Pengembangan Air Limbah Tujuan pengembangan air limbah : Tercapainya peningkatan kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM DAN KEGIATAN SANITASI KABUPATEN MADIUN

BAB V PROGRAM DAN KEGIATAN SANITASI KABUPATEN MADIUN BAB V PROGRAM DAN KEGIATAN SANITASI KABUPATEN MADIUN 5.1 STRATEGI SEKTOR DAN ASPEK UTAMA Bagian ini memuat daftar program dan kegiatan yang menjadi prioritas pembangunan sanitasi Kabupaten Madiun Tahun

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM, KEGIATAN DAN INDIKASI PENDANAAN SANITASI DI KABUPATEN FAKFAK

BAB V PROGRAM, KEGIATAN DAN INDIKASI PENDANAAN SANITASI DI KABUPATEN FAKFAK BAB V PROGRAM, KEGIATAN DAN INDIKASI PENDANAAN SANITASI DI KABUPATEN FAKFAK Rencana program dan kegiatan sanitasi di Kabupaten bersumber dana APBN, APBD Provinsi maupun APBD Kabupaten. Pada bagian-bagian

Lebih terperinci

BAB 5 STRATEGI MONEV

BAB 5 STRATEGI MONEV BAB 5 STRATEGI MONEV Monitoring dan Evaluasi yang akan dilakukan repetitive triwulan (tiga bulanan), semester (enam bulanan) dan tahunan. Kesepakatan MonEv ini akan ditinjau secara rutin pada Dokumen MPSS

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI 3.1 Visi Misi Sanitasi Visi dan misi Kota Tomohon yang akan di capai yang terkandung dalam RPJMD dan disesuaikan dengan visi dan misi sanitasi yang terdapat dalam

Lebih terperinci

BAB V STRATEGI MONEV

BAB V STRATEGI MONEV BAB V STRATEGI MONEV 5.1 Gambaran Umum Pemantauan Dan Evaluasi Sanitasi Tujuan pembangunan sanitasi di Kabupaten Wajo telah ditetapkan oleh pemerintah Kabupaten Wajo dan dinyatakan dalam dokumen Buku Putih

Lebih terperinci

BAB 3 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BAB 3 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI BAB 3 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI 3. RENCANA KEGIATAN AIR LIMBAH Salah satu tujuan utama pembangunan air limbah domestik Kabupaten Bombana yaitu Meningkatkan akses Layanan Air limbah Domestik

Lebih terperinci

BAB IV STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BAB IV STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI BAB IV STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI 4.1 Air Limbah Domestik Penetapan tujuan, sasaran dan strategi pengembangan air limbah domestik dilakukan berdasarkan misi pengembangan sanitasi yang diturunkan

Lebih terperinci

A. AIR LIMBAH Jiwa Ha

A. AIR LIMBAH Jiwa Ha RENCANA PROGRAM, KEGIATAN DAN INDIKASI PENDANAAN JANGKA MENENGAH REKAPITULASI Kab. / Kota : Kota Langsa Provinsi : Aceh Halaman dari NOMOR 1 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 A. AIR

Lebih terperinci

BAB 4 STRATEGI SEKTOR SANITASI KABUPATEN GUNUNGKIDUL

BAB 4 STRATEGI SEKTOR SANITASI KABUPATEN GUNUNGKIDUL BAB 4 STRATEGI SEKTOR SANITASI KABUPATEN GUNUNGKIDUL 4.1 SASARAN DAN ARAHAN PENAHAPAN PENCAPAIAN Sasaran Sektor Sanitasi yang hendak dicapai oleh Kabupaten Gunungkidul adalah sebagai berikut : - Meningkatkan

Lebih terperinci

Tersedianya perencanaan pengelolaan Air Limbah skala Kab. Malang pada tahun 2017

Tersedianya perencanaan pengelolaan Air Limbah skala Kab. Malang pada tahun 2017 Sub Sektor Air Limbah Domestik A. Teknis a. User Interface Review Air Limbah Buang Air Besar Sembarangan (BABS), pencemaran septic tank septic tank tidak memenuhi syarat, Acuan utama Air Limbah untuk semua

Lebih terperinci

BAB 6 MONITORING DAN EVALUASI CAPAIAN SSK

BAB 6 MONITORING DAN EVALUASI CAPAIAN SSK POKJA AMPL KABUPATEN ENREKANG STRATEGI SANITASI KABUPATEN_2016 BAB 6 MONITORING DAN EVALUASI CAPAIAN SSK Strategi monitoring dan evaluasi merupakan salah satu strategi pendukung yang akan turut menentukan

Lebih terperinci

BAB 04 STRATEGI PEMBANGUNAN SANITASI

BAB 04 STRATEGI PEMBANGUNAN SANITASI BAB 04 STRATEGI PEMBANGUNAN SANITASI Pada bab ini akan dibahas mengenai strategi pengembangan sanitasi di Kota Bandung, didasarkan pada analisis Strength Weakness Opportunity Threat (SWOT) yang telah dilakukan.

Lebih terperinci

Lampiran 2: Hasil analisis SWOT

Lampiran 2: Hasil analisis SWOT LAMPIRANLAMPIRAN Lampiran : Hasil analisis SWOT o Tabel Skor untuk menentukan isu strategis dari isuisu yang diidentifikasi (teknis dan nonteknis) Subsektor Air Limbah Sub Sektor : AIR LIMBAH No. Faktor

Lebih terperinci

KERANGKA KERJA LOGIS KABUPATEN TANAH DATAR 2015

KERANGKA KERJA LOGIS KABUPATEN TANAH DATAR 2015 KERANGKA KERJA LOGIS KABUPATEN TANAH DATAR 2015 No PERMASALAHAN MENDESAK ISU-ISU STRATEGIS TUJUAN SASARAN INDIKATOR STRATEGI INDIKASI PROGRAM INDIKASI KEGIATAN A SEKTOR AIR LIMBAH A TEKNIS/AKSES 1 Belum

Lebih terperinci

Penyepakatan VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI SANITASI KOTA TASIKMALAYA SATKER SANITASI KOTA TASIKMALAYA

Penyepakatan VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI SANITASI KOTA TASIKMALAYA SATKER SANITASI KOTA TASIKMALAYA Penyepakatan VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI SANITASI KOTA TASIKMALAYA SATKER SANITASI KOTA TASIKMALAYA TAHUN LOGO2013 VISI Terciptanya Kondisi Lingkungan Masyarakat yang Sehat dan

Lebih terperinci

Program penyusunan Masterplan. Tersedianya Master Plan sistem pengelolaan air limbah domestik tahun Penyusunan Master Plan skala kabupaten

Program penyusunan Masterplan. Tersedianya Master Plan sistem pengelolaan air limbah domestik tahun Penyusunan Master Plan skala kabupaten Tabel 2.20 Kerangka Kerja Logis Air Limbah 1. Belum adanya Master Plan air limbah domestic Program penyusunan Masterplan 2. Belum ada regulasi yang mengatur limbah domestic 3. Belum adanya sarana dan Prasarana

Lebih terperinci

MEMORANDUM PROGRAM SANITASI Program PPSP 2015

MEMORANDUM PROGRAM SANITASI Program PPSP 2015 BAB III RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI 3.. Rencana Kegiatan Air Limbah Salah satu sasaran pembangunan air limbah yang akan dicapai pada akhir perencanaan ini adalah akses 00% terlayani (universal

Lebih terperinci

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI Strategi dapat didefinisikan sebagai upaya dalam mencapai tujuan yang terdiri dari berbagai cara atau pendekatan secara metodologi dan teknis, maka sebagai langkah

Lebih terperinci

Monitoring dan Evaluasi Capaian SSK

Monitoring dan Evaluasi Capaian SSK BAB VI Dalam rangka mencapai sasaran Program PPSP 2016-2020 di Kabupaten Kupang yang selaras dengan kebijakan perencanaan daerah yang tertuang dalam RPJMD Kabupaten Kupang tahun 2015-2019 maka perlu adanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pencapaian target MDGs di bidang sanitasi memerlukan kebijakan dan strategi yang efektif. Oleh karena itu, diperlukan berbagai program dan kegiatan yang terukur dan

Lebih terperinci

Strategi Percepatan Pembangunan Sanitasi

Strategi Percepatan Pembangunan Sanitasi Bab 3: Strategi Percepatan Pembangunan Sanitasi Bab ini merupakan inti dari Strategi Sanitasi Kota Salatiga tahun 2013-2017 yang akan memaparkan antara lain tujuan, sasaran, tahapan pencapaian serta strategi

Lebih terperinci

BAB V STRATEGI MONITORING DAN EVALUASI

BAB V STRATEGI MONITORING DAN EVALUASI Kepulauan BAB V STRATEGI MONITORING DAN EVALUASI Strategi monitoring evaluasi merupakan salah satu strategi pendukung yang akan turut menentukan keberhasilan program pembangunan dibig sanitasi. Monitoring

Lebih terperinci

Hasil Analisa SWOT Kabupaten Grobogan tahun 2016

Hasil Analisa SWOT Kabupaten Grobogan tahun 2016 Lampiran- Hasil Analisa SWOT Kabupaten Grobogan tahun 06 I. Air Limbah a. Identifikasi isu isu strategis NO ELEMEN INTERNAL FACTOR ANALYSIS SUMMARY (IFAS) KEKUATAN (STRENGTH) Sudah ada dinas yang menangani

Lebih terperinci

BAB V RENCANA IMPLEMENTASI

BAB V RENCANA IMPLEMENTASI Memorandum Program Sanitasi (MPS) 20152019 BAB V RENCANA IMPLEMENTASI Dalam ini diuraikan rencana tindak yang akan dan perlu dilakukan dalam rangka persiapan tahap implementasi, utamanya untuk program

Lebih terperinci

1. KERANGKA KERJA LOGIS (KKL) SEKTOR AIR LIMBAH DOMESTIK KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2016

1. KERANGKA KERJA LOGIS (KKL) SEKTOR AIR LIMBAH DOMESTIK KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2016 1. KERANGKA KERJA LOGIS (KKL) SEKTOR AIR LIMBAH DOMESTIK KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2016 1. Jumlah masyarakat yang BABS di Barat adalah 28.257 KK atau 15.58%. 2. Jumlah masyarakat yang menggunakan cubluk/tangki

Lebih terperinci

BAB VI PEMANTAUAN DAN EVALUASI SANITASI. 6.1 Gambaran Umum Struktur Pemantauan dan Evaluasi Sanitasi

BAB VI PEMANTAUAN DAN EVALUASI SANITASI. 6.1 Gambaran Umum Struktur Pemantauan dan Evaluasi Sanitasi BAB VI PEMANTAUAN DAN EVALUASI SANITASI 6.1 Gambaran Umum Struktur Pemantauan dan Evaluasi Sanitasi Strategi Sanitasi Kota (SSK) merupakan alat manajemen untuk meningkatkan transparansi perencanaan dan

Lebih terperinci

Target. Real isasi. Real isasi 0% 10% 0%

Target. Real isasi. Real isasi 0% 10% 0% Strategi Sanitasi Kota Kota Subulussalam BAB V STRATEGI MONEV Tabel 5.1: Matriks Kerangka Logis Tujuan: Tersedianya layn IPLT Data Dasar Sasaran Indikator Sumber Nilai & Tahun Adanya Masyarakat 0% EHRA

Lebih terperinci

Kerangka Kerja Logis Pembangunan Sanitasi Kabupaten Labuhanbatu

Kerangka Kerja Logis Pembangunan Sanitasi Kabupaten Labuhanbatu Kerangka Kerja Logis Pembangunan Sanitasi u Permasalahan Mendesak Isu-Isu Strategis Tujuan Sasaran Indikator Strategi Program Kegiatan Air Limbah Domestik 1. Pemerintah 1. Pemerintah Berkurangnya praktek

Lebih terperinci

2. Program Peningkatan Infrastruktur Air Limbah Domestik Sistem Setempat dan Sistem Komunal

2. Program Peningkatan Infrastruktur Air Limbah Domestik Sistem Setempat dan Sistem Komunal Lampiran 5 Diskripsi Program Utama A. Komponen Air Limbah Domestik 1. Program Penyusunan Outline Plan Air Limbah Kota sabang belum memiliki Qanun atau Peraturan Walikota; mengenai pengelolaan air limbah,

Lebih terperinci

Tabel Deskripsi Program / Kegiatan Sektor Air Limbah

Tabel Deskripsi Program / Kegiatan Sektor Air Limbah Lampiran E-1 Memorandum Program Sektor Sanitasi ( MPSS) Kabupaten Kotawaringin Barat Tabel Program / Kegiatan Sektor Air Limbah Penyusunan Masterplan Sistem Air Limbah Skala Kabupaten Menyusun dokumen

Lebih terperinci

MONITORING DAN EVALUASI CAPAIAN SSK

MONITORING DAN EVALUASI CAPAIAN SSK BAB 6 MONITORING DAN EVALUASI CAPAIAN SSK Untuk menjamin penyelenggaraan pemerintah yang demokratis, transparan, akutabel, efesien dan efektif dalam perencanaan pembangunan di bidang sanitasi diperlukan

Lebih terperinci

DESKRIPSI PROGRAM/KEGIATAN. Review Penyusunan Masterplan Air Limbah. Menyediakan dokumen perencanaan air limbah domestik skala Kabupaten

DESKRIPSI PROGRAM/KEGIATAN. Review Penyusunan Masterplan Air Limbah. Menyediakan dokumen perencanaan air limbah domestik skala Kabupaten Lampiran-5 Sektor Air Limbah Program/Kegiatan DESKRIPSI PROGRAM/KEGIATAN Review Penyusunan Masterplan Air Limbah Review dokumen masterplan merupakan suatu tahap awal perbaikan dari perencanaan air limbah.

Lebih terperinci

BUPATI BADUNG KEPUTUSAN BUPATI BADUNG NOMOR 1193 / 03 / HK / 2013 TENTANG

BUPATI BADUNG KEPUTUSAN BUPATI BADUNG NOMOR 1193 / 03 / HK / 2013 TENTANG 1 BUPATI BADUNG KEPUTUSAN BUPATI BADUNG NOMOR 1193 / 03 / HK / 2013 TENTANG PEMBENTUKAN KELOMPOK KERJA PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KABUPATEN BADUNG BUPATI BADUNG, Menimbang : a. bahwa pada

Lebih terperinci

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI Pada strategi percepatan pembangunan sanitasi ini akan menjelaskan pernyataan tujuan, sasaran, dan strategi yang ingin dicapai dalam pengembangan sanitasi

Lebih terperinci

BAB 3 KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BAB 3 KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI BAB 3 KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI Pada bab ini akan dijelaskan mengenai kerangka pengembangan sanitasi yang mencakup tiga sub sector yaitu air limbah, sampah dan drainase. Dalam pembahasan bab ini mencakup

Lebih terperinci

BAB 5 STRATEGI SANITASI KOTA (SSK) KOTA TERNATE BAB 5

BAB 5 STRATEGI SANITASI KOTA (SSK) KOTA TERNATE BAB 5 Monitoring adalah proses rutin pengumpulan data dan pengukuran kemajuan atas objektif program atau memantau perubahan, yang fokus pada proses dan keluaran. Monitoring menyediakan data dasar untuk menjawab

Lebih terperinci