ABSTRAK. Kata kunci: Sanitasi Dasar, Lingkungan, Rumah Sakit ABSTRACT
|
|
- Widya Sutedja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 GAMBARAN SANITASI DASAR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) KOTA BITUNG TAHUN 2015 Alma Ciana Djafar*, Rahayu H. Akili *, Dina V. Rombot* *Fakutlas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado ABSTRAK Masalah sanitasi sangat penting terutama di tempat-tempat umum yang erat kaitannya dengan pelayanan orang banyak. Sanitasi rumah sakit merupakan upaya pengawasan berbagai faktor lingkungan, fisik, kimiawi dan biologik di rumah sakit yang menimbulkan atau mungkin dapat mengakibatkan pengaruh buruk terhadap kesehatan petugas, pasien, pengunjung serta masyarakat di lingkungan sekitar rumah sakit. Tujuan penelitian untuk mengetahui gambaran sanitasi dasar di RSUD Kota Bitung tahun Metode penelitian deskriptif dengan pendekatan observasional. Objek penelitian adalah RSUD Kota Bitung yang meliputi penyehatan air bersih, pengelolaan sampah dan pengelolaan air limbah. Hasil menunjukan penyehatan air bersih tidak memenuhi syarat pada komponen pendistribusian air karena terdapat pipa yang bocor pada saluran yang menuju ke ruang laboratorium, pengelolaan sampah tidak memenuhi syarat pada komponen syarat tempat sampah karena tempat sampahnya mudah berkarat, kedap air, tidak memiliki penutup, tidak dilapisi plastik, tempat sampah tidak didesinfeksi setelah dikosongkan serta pada pengangkutan sampah ke tempat pembuangan sementara hanya dilakukan sehari sekali, sedangkan pada pengelolaan air limbah tidak memenuhi syarat karena dewasa ini limbah cair tidak melalui Instalasi Pengelolaan Air Limbah. Kesimpulan sanitasi lingkungan rumah sakit belum memenuhi syarat secara keseluruhan berdasarkan PERMENKES RI No. 1204/MENKES/SK/X/2004. Saran rumah sakit lebih memperhatikan sanitasi lingkungan untuk memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-tingginya serta lingkungan yang sehat. Kata kunci: Sanitasi Dasar, Lingkungan, Rumah Sakit ABSTRACT Sanitation issues are very important, especially in public places are closely related to the service people. Hospital sanitation is an effort to control a variety of environmental factors, physical, chemical and biological in hospitals that cause or may cause adverse influence on health personnel, patients, visitors and people in the neighborhood around the hospital. Purpose of this research is to describe basic sanitation in hospital Bitung City in Research method is descriptive observational approach. Object of research is hospital Bitung City which includes sanitation of water, waste management and waste water management. Results show the soundness of clean water does not meet the requirements on component perdistribusian water because there is a leaky pipe in the channel leading to the laboratory, waste management does not qualify on the component requirements dumpster for trash easily corroded, watertight, does not have a cover, uncoated plastic, trash not emptied and disinfected after the transport of garbage to landfills while only done once a day, whereas in waste water treatment are not eligible for adults not through the installation of wastewater wastewater management. Conclusion sanitation hospital environment is not eligible in their entirety based PERMENKES No / MENKES/SK/X/2004..Suggestions hospital more attention to environmental sanitation to obtain health standard as high and healthy environment. Key word: Basic Sanitation, Environment, Hospitals 1
2 2
3 PENDAHULUAN Rumah sakit (RS) sebagai institusi pelayanan kesehatan yang di dalamnya terdapat bangunan, peralatan, petugas, pasien, pengunjung dan kegiatan pelayanan kesehatan, di samping dapat menghasilkan dampak positif rumah sakit juga dapat menimbulkan dampak negatif berupa pengaruh buruk kepada manusia dan lingkungan sekitarnya seperti pencemaran lingkungan, sumber penularan penyakit, dan menghambat proses penyembuhan dan pemulihan penderita, oleh karena itu rumah sakit memerlukan perhatian yang serius terutama dalam kebersihan lingkungan dan fasilitas di dalamnya (Rassi, 2011). Hasil penelitian Risnawati di RSUD Labuang Baji Makassar dan RS Islam Faisal Makasaar menunjukan bahwa pengelolaan sampah kedua rumah sakit tidak memenuhi syarat hal ini dikarenakan kedua rumah sakit tidak memiliki insinerator untuk pemusnahan limbah medis, konteiner yang digunakan tidak segera didisinfeksi setelah dikosongkan dan pada RS Islam Faisal Makassar untuk sampah non medis pengangkutan ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dilakukan 2 kali dalam seminggu. Selain itu pada RS Islam Faisal Makassar tidak memenuhi syarat untuk pengelolaan air limbah karena belum memanfaatkan Instalasi Pengelolaaan Air Limbahnya (IPAL). METODOLOGI PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan observasional. Lokasi penelitian ini dilakukan di RSUD Kota Bitung pada bulan September-Oktober Objek penelitian adalah RSUD Kota Bitung yang meliputi: penyehatan air bersih, pengelolaan sampah serta pengelolaan air limbah. Data yang dikumpulkan merupakan data primer, yaitu data yang diperoleh peneliti dari hasil observasi berupa check list dan data sekunder berupa profil desa yang diperoleh dari administrasi RSUD Kota Bitung. Pengolahan data diperoleh secara manual dan dianalisa secara deskriptif dengan membendingkan pedoman Kepmenkes RI No. 1204/Menkes/SK/X/2004 Tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit. HASIL Penyehatan Air Bersih Tabel 1. Penyehatan Air Bersih No. Variable Upaya Kesehatan Komponen Yang Dinilai 1. Kuantitas a. Tersedia air bersih >500 lt/tt/hr dan tersedia air minum sesuai kebutuhan b. Air minum tersedia pada setiap tempat kegiatan 2. Kualitas Fisik (jernih, tidak berbau, tidak berasa dan tidak berwarna) 3. Sarana a. Sumber PDAM, air tanah diolah MS TMS b. Distribusi tidak bocor c. Penampungan tertutup Sumber : Data Primer, 2015 *MS (Memenuhi syarat), TMS (Tidak Memenuhi Syarat) 3
4 Berdasarkan pada tabel 1, penyehatan air besih tersusun dari 3 komponen yang dilakukan melalui observasi atau pengamatan. Kuantitas penyehatan air bersih memenuhi syarat, kualitas fisik penyehatan air bersih memenuhi syarat dan sarana penyehatan air bersih tidak memenuhi syarat pada komponen perdistribusian. Pengelolaan Sampah Tabel 2. Pengelolaan Limbah Padat No. Pengelolaan Limbah Padat MS TMS 1. Pemusnahan limbah padat infeksius, sitotoksis, dan farmasi dengan insinerator atau khusus untuk sampah infeksius (suhu >1000 o C) dapat disterilkan dengan auto clave atau radiasi microwave sebelum dibuang ke landfill 2. Bagi yang tidak punya insinerator ada MoU antara RS dan pihak yang melakukan pemusnahan limbah medis 3. Tempah limbah padat kuat, tahan kerat, kedap air, dengan penutup dan kantong plastik dengan warna dan lambang sesuai pedoman. Minimal 1 (satu) buah tiap radius 20 pada ruang tunggu/terbuka 4. Tempat penampungan dan penampungan limbah sementara segera didesinfeksi setelah dikosongkan 5. Diangkut ke TPS > 2 kali/hari dan ke TPA >1 kali/hari 6. Limbah domestik dibuang ke TPA yang ditetapkan PEMDA 7. Sampah radioaktif ditangani sesuai peraturan yang berlaku Sumber : Data Primer, 2015 *MS (Memenuhi syarat), TMS (Tidak Memenuhi Syarat) Berdasarkan pada tabel 2, pengelolaan limbah padat tersusun dalam 7 komponen yang dinilai pada lembar check list. Pemusnahan limbah padat infeksius,sitotoksis dan farmasi dengan insinerator atau khusus untuk sampah infeksius (suhu >1000 o C) dapat disterilkan dengan auto clave atau radiasi microwave sebelum dibuang ke landfill memenuhi syarat, Bagi yang tidak punya insinerator ada MoU antara RS dan pihak yang melakukan pemusnahan limbah medis memenuhi syarat, tempah limbah padat kuat, tahan kerat, kedap air, dengan penutup dan kantong plastik dengan warna dan lambang sesuai pedoman. Minimal 1 (satu) buah tiap radius 20 pada ruang tunggu/terbuka tidak memenuhi syarat, tempat penampungan dan penampungan limbah sementara segera didesinfeksi setelah dikosongkan tinak memenihu syarat, diangkut ke TPS > 2 kali/hari dan ke TPA >1 kali/hari tidak memenuhi syarat, Limbah domestik dibuang ke TPA yang ditetapkan PEMDA dan Sampah radioaktif ditangani sesuai peraturan yang berlaku memenuhi syarat Pengelolaan Air Limbah Tabel 3. Pengelolaan Limbah Cair No. Pengelolaan Limbah Cair MS TMS 1. Dilakukan pengolahan melalui instalasi pengolahan limbah 2. Disalurkan melalui saluran tertutup, kedap air dan lancar *MS (Memenuhi Syarat), TMS (Tidak Memenuhi Syarat) 4
5 Berdasarkan pada tabel 3, pengelolaan limbah cair ada 2 komponen yang dinilai. Pengelolaan limbah cair dilakukan pengolahan melalui instalasi pengolahan limbah dan disalurkan melalui saluran tertutup, kedap air dan lancar memenuhi syarat. PEMBAHASAN Penyehatan Air Bersih Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa RSUD Kota Bitung ada 116 ruangan, 173 tempat tidur dan 90 kamar mandi. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI No.1204 Tahun 2004 persyaratan penyediaan air bersih untuk rumah sakit adalah 500 liter/tempat tidur/hari, jumlah ini harus terpenuhi agar mencakupi semua kegiatan medis maupun non medis. Kebutuhan air secara keseluruhan telah terpenuhi dan tidak terdapat keluhan-keluhan dari pasien akibat kekurangan air. Sumber air bersih berasal dari PDAM dan sumur bor, karena sumber air yang berasal dari PDAM sering mengalami kendala maka untuk seluruh kegiatan rumah sakit menggunakan air bersih yang berasal dari sumur bor, sedangkan untuk air minum menggunakan air kemasan dan air minum isi ulang. Secara fisik air bersih telah memenuhi syarat yaitu jernih, tidak berasa, tidak berbau dan tidak berwarna. Penampungan air dalam keadaan tertutup dan disalurkan melalui pipa tertutup kemudian didistribusi keseluruh ruangan. Distribusi air ke seluruh ruangan tidak bocor kecuali pada ruangan laboratorium yang disebabkan karena longgarnya saluran pipa tersebut dan saniter di rumah sakit tidak mengetahuinya karena kurangnya perhatian, hal ini dapat mengakibatkan air tergenang. Genangan air yang dibiarkan begitu saja tanpa ada penanganan tertentu dapat menimbulkan wabah penyakit karena air yang tergenang kotor sehingga menjadi sarang para mikroba patogen dan insekta penyebar penyakit (Martharina, 2013). Penyakit yang disebabkan oleh mikroba patogen pada air kotor antara lain kolera oleh bakteri Vibrio cholera, diare pada anak oleh Rotavirus, disentri oleh bakteri Shigella dysentriae, sedangkan penyakit yang disebabkan oleh insekta pada air kotor adalah demam berdarah oleh Virus Dangue Haemorrhagic fever yang dibawa oleh nyamuk A. Aegypti dan malaria oleh nyamuk Anopheles spp (Martharina, 2013). Pengelolaan Sampah Berdasarkan penelitian yang dilakukan di RSUD Kota Bitung bahwa jumlah pasien pada bulan Januari-Juni 2015 mencapai pasien rawat inap dan pasien rawat jalan. Sampah yang dihasilkan adalah 3 M 3 /jam dengan jumlah tempat sampah medis 7 buah tempat sampah dan tempat sampah non medis 90 buah (organik dan anorganik). Pemusnahan sampah medis seperti jarum suntik, jaringan tubuh dan lain-lain menggunakan insinerator dengan suhu >1000 o C hal ini sudah sesuai dengan peraturan yang sudah ditetapkan oleh Keputusan Menteri Kesehatan RI No.1204 Tahun Penampungan atau tempat 5
6 sampah di RS terdiri dua macam yaitu yang sudah memenuhi syarat Keputusan Menteri Kesehatan RI No.1204 Tahun 2004 dan belum memenuhi syarat, namun tempat sampah di RS termasuk dalam kategori tidak memenuhi syarat sebagaimana yang telah ditetapkan dalam Keputusan Menteri Kesehatan RI No.1204 Tahun 2004, karena tempat sampah yang sering digunakan yaitu mudah berkarat, kedap air, tidak memiliki penutup hal ini dapat menjadi tempat perkembang biakan vektor penyakit yang akan berdampak pada pekerja, pasien maupun pengunjung, sementara untuk kantong plastik yang ditemukan hanya satu macam warna saja, yaitu warna merah sedangkan untuk ruang tunggu, ruang terbuka maupun ruang administrasi tidak dilapisi kantong plastik dan juga tempat sampah tidak diberi lambang sesuai dengan kategori sampah selain itu tempat sampah juga tidak didesinfeksi setelah digunakan, hal ini disebabkan karena kurangnya perhatian dan/atau kepedulian saniter terhadap lingkungan rumah sakit dan dampak yang akan ditimbulkan. Sampah domestik berupa organik (sisa-sisa makanan, sayuran, dll) dan anorganik (botol, plastik, pecahan kaca, dll) diangkut ke Tempat Penampungan Sementara (TPS). Pengangkutan sampah domestik ke TPS tidak memenuhi syarat karena pengangkutan hanya dilakukan sekali yaitu pada pukul 07:00 WITA, di mana dalam Keputusan Menteri Kesehatan RI No.1204 Tahun 2004 bahwa pengangkutan ke TPS dilakukan >2 kali/hari dan diangkut ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sekali dalam sehari, penyebabnya karena petugas kebersihan tidak mendapatkan arahan dari petugas saniter karena petugas kebersihan RSUD Kota Bitung juga merupakan petugas tidak tetap atau sering bergantian tiap saat. Limbah domestik dibuang ke TPA yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Daerah (PEMDA) kota Bitung telah memenuhi syarat. Sampah radioaktif ini dikatekorikan, dipilah dan setiap kategori disimpan terpisah dalam kontainer, hal ini memenuhi syarat berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI No.1204 Tahun Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Saiful di RS Ibnu Sina Makassar tahun 2015, bahwa berdasarkan hasil penelitian pengelolaan sampah tidak memenuhi syarat yang telah ditentukan di mana pemusnahan sampah medis berupa sampah infeksius, sitotoksik dan farmasi menggunakan insinerator dengan suhu >1000 o C dan sampah domestik di angkut ke TPA 1 kali sehari tetapi tempat sampah yang digunakan tidak memiliki penutup dan juga tempat pengumpulan dan penampungan sampah sementara tidak didesinfeksi setelah dikosongkan. Pengelolaan Air Limbah Hasil penelititan yang dilakukan di RSUD Kota bitung menunjukan bahwa rumah sakit telah memiliki Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) dengan sistem biologi aerobik. Proses pengolahan limbah cair di RSUD Kota Bitung dilihat dari tempat pengampungan sementara di seluruh ruangan 6
7 menggunakan septik tank khusus yang ditempatkan di masing-masing ruangan tersebut. Air limbah yang telah terkumpul pada septik tank tersebut selanjutnya dialirkan ke bak inlet yang selanjutnya dilakukan pengolahan untuk menurunkan kandungan zat berbahaya sebelum dibuang ke lingkungan. Pengelolaan limbah cair tidak memenuhi syarat berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI No.1204 Tahun 2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit, karena IPAL di RSUD Kota Bitung sedang dalam perbaikan yaitu dipasang meteran agar dapat menghitung debit air limbah per hari. Jadi, selama ini pihak rumah sakit menghitung debit air secara keseluruhan dengan jumlah 270 liter/jam, selain itu juga pada bulan September 2015 terjadi kerusakan pada blowernya yang sampai saat ini belum diperbaiki karena belum adanya dana sehingga pengolahan limbah cair dewasa ini tidak melalui IPAL. Pengelolaan limbah cair yang tidak benar dapat menimbulkan dampak terhadap pencemaran air, tanah maupun udara dan juga akan menjadi sumber penyakit. Saluran pembuangan limbah cair telah memenuhi syarat sesuai Keputusan Menteri Kesehatan RI No.1204 Tahun 2004, di mana pembuangan limbah cair harus disalurkan menggunakan saluran tertutup, kedap air dan lancar, hal ini untuk mencegah serangga dan tikus sebagai vektor penyakit untuk berserang dan berkembang biak di dalamnya dan mencegah timbulnya bau yang tidak sedap serta estetika lingkungan yang kurang baik. Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Risnawati bahwa di RS Islam Faisal makassar pengolahan limbah cair tidak melalui IPAL karena dalam proses pembangunan dan keadaan saluran air tertutup, kedap air serta lancar. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Risnawati di RS Islam Faisal Makassar tahun 2015, bahwa berdasarkan hasil penelitian pengelolaan air limbah tidak memenuhi syarat walaupun instalasi pemgolahan air limbah sudah ada tetapi belum difungsikan karena dalam proses perbaikan dan keadaan saluran air limbah tertutup, kedap air dan lancar. Kesimpulan 1. Penyehatan air bersih secara keseluruhan belum memenuhi syarat karena ada saluran yang bocor pada distribusi air ke ruangan laboratorium yang menyebabkan air tergenang di saluran drainase. 2. Pengelolaan sampah di RSUD Kota Bitung masih belum baik karena tidak memenuhi syarat pada tempat sampah, yaitu mudah berkarat, kedap air, tidak memiliki penutup serta tidak dilapisi plastik sesuai dengan jenis sampah, tidak didesinfeksi setelah dikosongkan dan pengangkutan ke tempat pembuangan sementara hanya dilakukan sekali dalam sehari. 3. Pengelolaan limbah cair tidak memenuhi syarat karena belum melakukan pengolahan melalui IPAL. 7
8 Saran 1. Untuk institusi terkait agar melakukan audit lingkungan baik internal maupun eksternal agar dapat menentukan pelaksanaan Sistem Manajemen Lingkungan (SML) sesuai dengan peraturan pengolahan lingkungan yang sudah direncanakan dan sudah dilakukan dengan benar dan dipelihara. 2. Untuk pihak rumah sakit agar Segera memperbaiki saluran yang bocor pada ruangan laboratorium agar tidak menimbulkan dampak nosokomial. 3. Sebaiknya rumah sakit mengganti tempat sampah yang tidak memenuhi syarat baik di ruang terbuka maupun di setiap ruangan untuk menghindari/mencegah timbulnya bibit penyakit baru di lingkungan rumah sakit, perlu menyediakan kantong plastik yang mempunyai lambang sesuai dengan jenis sampah dan tempat sampah bisa langsung didesinfeksi setelah dikosongkan. 4. Petugas saniter harus memberikan arahan kepada petugas kebersihan agar melakukan pengangkutan sampah sebanyak 2 kali sehari dan petugas kebersihan diharapkan menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) agar terhindar dari kontaminasi limbah padat medis dan non medis yang berbahaya. 5. Pihak rumah sakit segera memperbaiki IPAL agar limbah cair bisa melalui pengolahan dan tidak menimbulkan dampak terhadap lingkungan dan masyarakat sekitar rumah sakit serta melakukan pemeriksaan kandungan BOD, COD serta bakterioligi secara rutin minimal 6 bulan sekali. 6. Untuk petugas saniter lebih memperhatikan lagi lingkungan rumah sakit agar tercipta lingkungan yang bersih dan sehat sesuai pedoman Keputusan Menteri Kesehatan RI No.1204 Tahun 2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit. DAFTAR PUSTAKA Adisasmito, W Sistem Manajemen Lingkungan Rumah Sakit. Ed. Rev. Cet. 3. Jakarta: Rajawali Pers. Adisasmito, W. Audit Lingkungan Rumah Sakit. Jakarta: Rajawali Pers. Menteri Kesehatan RI Peraturan Menteri Kesehatan Nomor: 416/MEN.KES/PER/IX/1990 tentang Syarat-Syarat Dan Pengawasan Kualitas Air. Jakarta. Menteri Kesehatan RI Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 1204/Menkes/SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit. Jakarta. Menteri Kesehatan RI Undang- Undang Republik Indonesia No. 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit. Notoatmodjo, S Metodologi Penelitian Kesehatan. Ed. Rev. Jakarta: Rineka Cipta Rassi, M. S Gambaran Umum Pemeliharaan Sanitasi Lingkungan 8
9 Rumah Sakit Puri Mandiri Kedoya Jakarta Barat. Laporan Magang Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Esa Unggul. Jakarta. Risnawati Studi Sanitasi Rumah Sakit Umum Daerah Labuang Baji Makassar Dan Rumah Sakit Islam Faisal Makassar. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin. Makassar. Syadir, S Studi Sanitasi Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar Dan Rumah Sakit Pelamonia Makassar. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin. Makassar. 9
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN PERILAKU HYGIENE PERAWAT DAN FASILITAS SANITASI DALAM PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMIAL DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PERDAGANGAN KABUPATEN SIMALUNGUN TAHUN 2012 1. DATA UMUM A.
Lebih terperinciPengelolaan Limbah Medis Padat di Rumah Sakit. Umum Daerah Gunungtua Tahun No Item Ya Tidak Skor (%)
Formulir Observasi Check List Pengelolaan Limbah Medis Padat di Rumah Sakit Umum Daerah Gunungtua Tahun 2014 No Item Ya Tidak Skor (%) Penampungan dan pemilahan 1 Wadah limbah medis dan limbah non medis
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. Dalam hal ini sarana pelayanan kesehatan harus pula memperhatikan keterkaitan
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah lingkungan erat sekali hubungannya dengan dunia kesehatan. Untuk mencapai kondisi masyarakat yang sehat diperlukan lingkungan yang baik pula. Dalam hal ini
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan nomor 36 tahun 2009 menyatakan
1 BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan nomor 36 tahun 2009 menyatakan bahwa upaya kesehatan lingkungan ditujukan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat, baik
Lebih terperinciKata Kunci : Pengelolaan, Limbah Medis Padat
ANALISIS PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS PADAT DI RUMAH SAKIT TK.III ROBERT WOLTER MONGINSIDI MANADO Bebi Darlin Kakambong *, Harvani Boky *, Rahayu H. Akili * * Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam
Lebih terperinciLembar Observasi. Hygiene Petugas Kesehatan BP 4 Medan Tahun sesuai dengan Kepmenkes No. 1204/Menkes/Per/X/2004.
Lembar Observasi Hygiene Petugas Kesehatan BP 4 Medan Tahun 2012 Nama : Jenis Kelamin : Umur : Pendidikan : Lama Bekerja : Observasi ini merupakan jawaban tentang persyaratan Hygiene Petgugas Kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyatakan bahwa semua orang mempunyai hak yang sama dalam. berhak mendapatkan lingkungan sehat bagi pencapaian derajat kesehatan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang Undang Kesehatan No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan menyatakan bahwa semua orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh akses atas sumber daya di bidang kesehatan
Lebih terperinciPedoman Wawancara. Pelaksanaan Pengelolaan Limbah Padat di Rumah Sakit Umum Cut Meutia. Lhokseumawe Tahun 2016
75 Lampiran 1 Pedoman Wawancara Pelaksanaan Pengelolaan Limbah Padat di Rumah Sakit Umum Cut Meutia Lhokseumawe Tahun 2016 A. Daftar pertanyaan untuk Kepala Instalasi Pemeliharaan Sanitasi Lingkungan (IPSL)
Lebih terperinci7. Berapa biaya insentif petugas pengelola limbah? 10. Apakah pendidikan petugas pengangkut limbah padat?
Pedoman Wawancara Analisis Pengelolaan limbah Padat dan Cair RSU dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar Tahun 2011 A. DATA RESPONDEN NAMA : JABATAN : PENDIDIKAN : B. PERTANYAAN SUMBERDAYA 1. Berapa jumlah
Lebih terperinciAUDIT LINGKUNGAN RUMAH SAKIT (sesi 2)
KMA 43026 AUDIT LINGKUNGAN RUMAH SAKIT (sesi 2) Departemen Administrasi & Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Prof. Drh. Wiku Adisasmito, M.Sc., Ph.D. Contoh Audit Lingkungan
Lebih terperinciGAMBARAN KONDISI FISIK SUMUR GALI DAN KUALITAS BAKTERIOLOGIS AIR SUMUR GALI
GAMBARAN KONDISI FISIK SUMUR GALI DAN KUALITAS BAKTERIOLOGIS AIR SUMUR GALI DI DESA KAWANGKOAN KECAMATAN KALAWAT KABUPATEN MINAHASA UTARA TAHUN 2015 Wildan Akbar*, Jootje M.L. Umboh *, Paul A.T. Kawatu*
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang Kesehatan RI Nomor 36 Tahun 2009 menyatakan bahwa
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Kesehatan RI Nomor 36 Tahun 2009 menyatakan bahwa upaya kesehatan lingkungan ditujukan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat baik fisik, kimia,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Hygiene Perawat dan Fasilitas Sanitasi dalam Pencegahan Infeksi Nosokomial di
BAB III METODE PENELITIAN.. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini bersifat deskriptif yaitu untuk melihat gambaran Perilaku Hygiene Perawat dan Fasilitas Sanitasi dalam Pencegahan Infeksi Nosokomial di
Lebih terperinciGAMBARAN PENGELOLAAN LIMBAH PADAT MEDIS DI RUMAH SAKIT TK.II KARTIKA HUSADA KABUPATEN KUBU RAYA
GAMBARAN PENGELOLAAN LIMBAH PADAT MEDIS DI RUMAH SAKIT TK.II KARTIKA HUSADA KABUPATEN KUBU RAYA Desi Juliannur, Sunarsieh dan Aryanto Purnomo Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Pontianak E-mail:
Lebih terperinciMEDICAL WASTE ANALYSIS IN PUBLIC HEALTH CENTER. Anita Dewi Moelyaningrum Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Jember.
MEDICAL WASTE ANALYSIS IN PUBLIC HEALTH CENTER Anita Dewi Moelyaningrum Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Jember. Abstract Public Health Center is one of the institution which produce medical waste.
Lebih terperinciDOKUMEN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (DPLH)
DOKUMEN PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP MATRIKS PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP PUSKESMAS KEBONDALEM 1. Kualitas Udara dan debu Sumber Aktivitas lalul lintas kendaraan diluar dan area parkir berpotensi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Analisis sistem..., Dian Fitri Arestria, FKM UI, Universitas Indonesia
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perhatian dunia saat ini terhadap keberlangsungan bumi dan lingkungan semakin meningkat. Berbagai forum internasional tentang lingkungan terus digelar yang telah menghasilkan
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. ini mempunyai konsekuensi perlunya pengelolaan limbah rumah sakit sebagai bagian
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah Sakit sebagai sarana upaya perbaikan kesehatan yang melaksanakan pelayanan kesehatan sekaligus sebagai lembaga pendidikan tenaga kesehatan dan penelitian memiliki
Lebih terperinciG E R A K A N N A S I O N A L B E R S I H N E G E R I K U. Pedoman Teknis RUMAH SAKIT BERSIH. (Disusun dalam rangka Gerakan Nasional Bersih Negeriku)
G E R A K A N N A S I O N A L B E R S I H N E G E R I K U Pedoman Teknis RUMAH SAKIT BERSIH (Disusun dalam rangka Gerakan Nasional Bersih Negeriku) Kementerian Kesehatan RI 2012 KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan
Lebih terperinci*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado
UJI KUALITAS FISIK DAN KIMIA AIR SUMUR GALI DI DESA GALALA KECAMATAN OBA UTARA KOTA TIDORE KEPULAUAN TAHUN 2015 Meyrwan N. Alting*, Rahayu H. Akili*, Joice R. T. S. L. Rimper* *Fakultas Kesehatan Masyarakat
Lebih terperinciPROFIL INSTALASI KESEHATAN LINGKUNGAN RSUD KOTA MATARAM OLEH : FIRA FRSIMAWATI, ST
PROFIL INSTALASI KESEHATAN LINGKUNGAN RSUD KOTA MATARAM OLEH : FIRA FRSIMAWATI, ST PENGERTIAN IKL Instalasi Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit Umum Daerah Kota Mataram merupakan salah satu unit kerja yang
Lebih terperinci*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi
GAMBARAN HYGIENE SANITAS PENGOLAHAN MAKANAN DAN PEMERIKSAAN ANGKA KUMAN PADA PERALATAN MAKAN DI INSTALASI GIZI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA TINGKAT IV KOTA MANADO Inayah Akmalia Waleuru*, Rahayu H. Akili*,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. operasi, sisa suntikan, obat kadaluarsa, virus, bakteri, limbah padat dan lain-lain.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit merupakan sumber limbah B3 yang harus mendapat perhatian. Limbah B3 yang dikeluarkan dari rumah sakit meliputi limbah infeksius, sisa operasi, sisa suntikan,
Lebih terperinciGAMBARAN SANITASI JAMBAN DI SEKOLAH DASAR NEGERI DI WILAYAH KECAMATAN KIKIM TIMUR TAHUN 2016
GAMBARAN SANITASI JAMBAN DI SEKOLAH DASAR NEGERI DI WILAYAH KECAMATAN KIKIM TIMUR TAHUN 2016 Ulfah Program Studi Kesehatan Masyarakat STIK Bina Husada Palembang Email: ulfah.maria449@gmail.com ABSTRACT
Lebih terperinciANALISIS KUALITAS LIMBAH CAIR PADA INSTALASI PENGOLAHAN LIMBAH CAIR (IPLC) RUMAH SAKIT UMUM LIUN KENDAGE TAHUNA TAHUN 2010
ANALISIS KUALITAS LIMBAH CAIR PADA INSTALASI PENGOLAHAN LIMBAH CAIR (IPLC) RUMAH SAKIT UMUM LIUN KENDAGE TAHUNA TAHUN 2010 Ferdy G. Pakasi Jurusan Kesehatan Lingkungan Kemenkes Manado Abstract. Hospital
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kegiatan rumah sakit mempunyai potensi menghasilkan limbah yang dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan rumah sakit mempunyai potensi menghasilkan limbah yang dapat menimbulkan pencemaran lingkungan hidup. Oleh karena itu perlu dilakukan pengendalian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di bidang kesehatan merupakan bagian integral dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Pembangunan di bidang kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional Indonesia yang diatur di dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN). Dijelaskan bahwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar belakang. Pembangunan nasional bangsa Indonesia adalah pembangunan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Pembangunan nasional bangsa Indonesia adalah pembangunan disegala bidang kehidupan yang dilaksanakan secara menyeluruh dan berkesinambungan, termasuk bidang kesehatan.
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Undang-undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan menegaskan bahwa upaya
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan menegaskan bahwa upaya kesehatan lingkungan ditujukan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat, baik fisik,
Lebih terperinciPHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 5 No. 1 FEBRUARI 2016 ISSN
GAMBARAN KONDISI FISIK BAK PENAMPUNGAN SUMBER AIR BERSIH DENGAN UJI BAKTERIOLOGIS PADA SUMBER AIR DI DESA TATELI KECAMATAN MANDOLANG KABUPATEN MINAHASA TAHUN 2015 Ryan A.S Johannes 1), Odi Pinontoan 1),
Lebih terperinciPENGELOLAAN LIMBAH PADAT MEDIS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. AGOESDJAM KETAPANG
PENGELOLAAN LIMBAH PADAT MEDIS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. AGOESDJAM KETAPANG Darmawati, Zainal Akhmadi dan Moh. Adib Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Pontianak E-mail: avseldarma@yahoo.com
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kehidupan manusia senantiasa berupaya meningkatkan kualitas hidupnya.
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehidupan manusia senantiasa berupaya meningkatkan kualitas hidupnya. Peningkatan kualitas hidup manusia, tidak dapat diukur dari sudut pandang ekonomis saja, tapi
Lebih terperinciPENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat tahun 2015 adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tempat praktik dokter saja, tetapi juga ditunjang oleh unit-unit lainnya,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Upaya untuk meningkatkan kesehatan masyarakat sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum, besar artinya bagi pengembangan sumber daya manusia Indonesia. Rumah sakit
Lebih terperinciG E R A K A N N A S I O N A L B E R S I H N E G E R I K U. Pedoman RUMAH SAKIT BERSIH. (Disusun dalam rangka Gerakan Nasional Bersih Negeriku)
G E R A K A N N A S I O N A L B E R S I H N E G E R I K U Pedoman RUMAH SAKIT BERSIH (Disusun dalam rangka Gerakan Nasional Bersih Negeriku) Kementerian Kesehatan RI 2012 KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Pembangunan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dari tujuan dan upaya pemerintah dalam memberikan arah pembangunan ke depan bagi bangsa Indonesia.
Lebih terperinci*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi
PEMERIKSAAN ANGKA KUMAN UDARA PADA RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT BHAYANGKARA TINGKAT III MANADO Cristallica Mogolaingo Safrudin*, Woodford Baren Solaiman Joseph*, Finny Warouw* *Fakultas Kesehatan Masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Derajat kesehatan merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang
Lebih terperinciUPAYA MINIMASI LIMBAH PADAT RUMAH SAKIT UMUM PUSAT DOKTER KARIADI SEMARANG DENGAN PENERAPAN STRATEGI CLEANER PRODUCTION
UPAYA MINIMASI LIMBAH PADAT RUMAH SAKIT UMUM PUSAT DOKTER KARIADI SEMARANG DENGAN PENERAPAN STRATEGI CLEANER PRODUCTION Yanti Martina Waruwu 1, Haryo Santoso 2 Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik
Lebih terperinciEVALUASI SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BLAMBANGAN BANYUWANGI
EVALUASI SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BLAMBANGAN BANYUWANGI Evaluation of Solid Waste Management System in General Hospital Regional Blambangan, Banyuwangi Rr Domy Line dan Lilis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit sebagai suatu industri jasa yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat baik yang bersifat kuratif dan rehabilitatif. Namun, selain memberikan
Lebih terperinciARTIKEL PENELITIAN HUBUNGAN KONDISI SANITASI DASAR RUMAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS REMBANG 2
ARTIKEL PENELITIAN HUBUNGAN KONDISI SANITASI DASAR RUMAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS REMBANG 2 Lintang Sekar Langit lintangsekar96@gmail.com Peminatan Kesehatan Lingkungan,
Lebih terperinciDepartemen Kesehatan Lingkungan. Sumatera Utara, Medan 20155, Indonesia.
SISTEM PENGOLAHAN LIMBAH PADAT DAN CAIR DI RUMAH SAKIT UMUM KABANJAHE BERDASARKAN KEPMENKES 1204/MENKES/SK/X/2004 TENTANG PERSYARATAN KESEHATAN LINGKUNGAN RUMAH SAKIT TAHUN 2012 Hariani 1, Wirsal Hasan
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO
BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 30 TAHUN : 2014 PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG TATA KELOLA HIJAU RUMAH SAKIT UMUM DAERAH WATES DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciSirait., A.A.F.D, Mulyadi., A, Nazriati., E 2015:9 (2)
ISSN 1978-5283 Analisis Pengelolaan Limbah Medis di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sirait., A.A.F.D, Mulyadi., A, Nazriati., E 2015:9 (2) ANALISIS PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD)
Lebih terperinciPENANGGULANGAN DAMPAK LINGKUNGAN RUMAH SAKIT *) Dr. Henni Djuhaeni, MARS Kanwil Departenen Kesehatan Propinsi Jawa Barat
PENANGGULANGAN DAMPAK LINGKUNGAN RUMAH SAKIT *) Dr. Henni Djuhaeni, MARS Kanwil Departenen Kesehatan Propinsi Jawa Barat I. Pendahuluan Program pembangunan pada periode Pembangunan Jangka Panjang kedua
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Limbah merupakan sisa suatu kegiatan atau proses produksi yang antara lain dihasilkan dari kegiatan rumah tangga, industri, pertambangan dan rumah sakit. Menurut Undang-Undang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Instansi yang paling banyak menghasilkan limbah salah satunya adalah rumah sakit. Limbah yang dihasilkan rumah sakit berupa limbah padat maupun limbah cair, mulai dari
Lebih terperinciSTUDI TENTANG KEADAAN SANITASI DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG TAHUN 2013
STUD TENTANG KEADAAN SANTAS D RUANG RAWAT NAP RUMAH SAKT UMUM DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG TAHUN 2013 Ni Kadek Darmayanti Andriani 1, Anysiah Elly Yulianti 2, D.A. A Posmaningsih 3 Abstrack The hospital
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. setinggi-tingginya, sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari. tujuan nasional (Depkes RI, 2009).
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pembangunan di bidang kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional Indonesia yang diatur di dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN). Dijelaskan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Kesehatan Republik Indonesia No. 23 Tahun 1992 tentang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Program Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Kesehatan Republik Indonesia No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan, pada Pasal 23
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-undang Kesehatan nomor 36 tahun 2009 menyatakan
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan Undang-undang Kesehatan nomor 36 tahun 2009 menyatakan bahwa upaya kesehatan lingkungan ditujukan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat, baik
Lebih terperinciANALISIS KUALITAS KIMIA AIR LIMBAH RUMAH SAKIT DI RSUD DR. SAM RATULANGI TONDANO TAHUN
ANALISIS KUALITAS KIMIA AIR LIMBAH RUMAH SAKIT DI RSUD DR. SAM RATULANGI TONDANO TAHUN 2016 Selomita Lamato*, Odi Pinontoan*, Woodford Baren Solaiman Joseph* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tugas-tugas operasional pembangunan kesehatan (Depkes RI, 2004). Sebagai
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Puskesmas merupakan sarana kesehatan yang berfungsi sebagai penggerak pembangunan yang berwawasan kesehatan, yang memberikan pelayanan langsung kepada masyarakat.
Lebih terperinciWawancara : belum ada upaya penurunan jumlah timbulan limbah padat B3. Limbah medis masih tercampur dengan limbah non medis
Wawancara : belum ada upaya penurunan jumlah timbulan limbah padat B3 Limbah medis masih tercampur dengan limbah non medis Ada sisa obat yang terbuang Limbah Rumkital Dr Ramelan Limbah Medis a. Perban
Lebih terperinci1.1. Latar Belakang Sampah dan limbah rumah sakit adalah semua sampah dan limbah yang. atau limbah klinis dan non klinis baik padat maupun cair.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sampah dan limbah rumah sakit adalah semua sampah dan limbah yang dihasilkan oleh kegiatan rumah sakit dan kegiatan penunjang lainnya. Apabila disbanding dengan kegiatan
Lebih terperinciHUBUNGAN KONDISI FASILITAS SANITASI DASAR DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN DIARE DI KECAMATAN SEMARANG UTARA KOTA SEMARANG.
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT, Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 922-933 Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm HUBUNGAN KONDISI FASILITAS SANITASI DASAR DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. keperawatan yang berkesinambungan, diagnosis, serta pengobatan penyakit yang diderita oleh
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit adalah suatu organisasi tenaga medis professional yang terorganisasi serta sarana kedokteran yang permanen dalam menyelenggarakan pelayanan kedokteran,
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN ANGKA KUMAN UDARA DI RUANG RAWAT INAP KELAS III RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN ANGKA KUMAN UDARA DI RUANG RAWAT INAP KELAS III RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA Didik Agus Nugroho, Budiyono, Nurjazuli Mahasiswa Peminatan Kesehatan Lingkungan Fakultas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A.
BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Demam Berdarah Dengue (DBD) termasuk penyakit utama pada negara tropis dan subtropis. DBD terjadi akibat gigitan nyamuk Aedes aegypti yang terinfeksi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. hidup bersih dan sehat, mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu, adil
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan kesehatan di Indonesia diarahkan untuk mencapai masa depan dimana bangsa Indonesia hidup dalam lingkungan sehat, penduduknya berperilaku hidup bersih dan
Lebih terperinciProsedur pengelolaan limbah ini ditujukan agar petugas laboratorium dapat menjaga dirinya sendiri dan
SOP PENGELOLAAN LIMBAH No : CSU/STI/05 Tanggal pembuatan : 10 FebruarI 2007 Tanggal peninjauan kembali : 10 FebruarI 2008 TUJUAN : Prosedur pengelolaan limbah ini ditujukan agar petugas laboratorium dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Semakin meningkatnya perkembangan sektor industri dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Semakin meningkatnya perkembangan sektor industri dan transportasi, baik industri minyak dan gas bumi, pertanian, industri kimia, industri logam dasar, industri jasa
Lebih terperinciKeputusan Menteri Kesehatan No. 261/MENKES/SK/II/1998 Tentang : Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja
Keputusan Menteri Kesehatan No. 261/MENKES/SK/II/1998 Tentang : Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Menimbang : MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, bahwa untuk mencegah timbulnya gangguan kesehatan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. hari yang kualitasnya memenuhi syarat-syarat kesehatan dan dapat diminum
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan kebutuhan manusia yang paling penting, kadar air tubuh manusia mencapai 68% dan untuk tetap hidup kadar air dalam tubuh harus dipertahankan. Kebutuhan
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUH PENGELOLAAN SAMPAH MEDIS DI BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEHTAHUN 2012
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUH PENGELOLAAN SAMPAH MEDIS DI BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEHTAHUN Aulia Andarnita Mahasiswa S Kesehatan Masyarakat U budiyah
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah lingkungan erat sekali hubungannya dengan dunia kesehatan. Untuk
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah lingkungan erat sekali hubungannya dengan dunia kesehatan. Untuk mencapai kondisi masyarakat yang sehat diperlukan lingkungan yang baik pula. Dalam hal ini
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. tidak dapat dipisahkan dari masyarakat karena mempunyai fungsi sebagai tempat
Keterp aparan 1. La BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah sakit merupakan fasilitas pelayanan kesehatan yang keberadaannya tidak dapat dipisahkan dari masyarakat karena mempunyai fungsi sebagai tempat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Esa Unggul
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kegiatan rumah sakit dalam memberikan pelayanan kesehatan menghasilkan bermacam-macam buangan limbah yang dapat mempengaruhi kesehatan. Rumah sakit sebagai salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tercapainya kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap
1 BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Pembangunan di lakukan pemerintah dewasa ini tidak hanya meliputi satu bidang saja, tetapi meliputi berbagai bidang termasuk bidang kesehatan.salah satu upaya untuk
Lebih terperinci-14- TATA CARA PENYIMPANAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN DARI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
-14- LAMPIRAN III PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA DAN PERSYARATAN TEKNIS PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN DARI FASILITAS
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. dikonsumsi masyarakat dapat menentukan derajat kesehatan masyarakat tersebut. (1) Selain
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Air dan kesehatan merupakan dua hal yang saling berhubungan. Kualitas air yang dikonsumsi masyarakat dapat menentukan derajat kesehatan masyarakat tersebut. (1) Selain
Lebih terperinciTerdapat hubungan yang erat antara masalah sanitasi dan penyediaan air, dimana sanitasi berhubungan langsung dengan:
SANITASI AIR BERSIH VIRGIA RINANDA ( 15714006 ) REKAYASA INFRASTRUKTUR LINGKUNGAN PENGERTIAN SANITASI Sanitasi adalah upaya kesehatan dengan cara memelihara dan melindungi kebersihan lingkungan dari subjeknya,
Lebih terperinciSPO INSTALASI PENGELOLAAN LIMBAH CAIR DENGAN SISTEM TANGKI SEPTIK MODIFIKASI
RSUD TANI DAN NELAYAN KABUPATEN BOALEMO STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL ( SPO ) BAGIAN HOUSE KEEPING ( UNIT IPAL) TERBIT TANGGAL : 2010 DISUSUN OLEH : RUSLI BADU PENANGGUNG JAWAB BAGIAN HOUSE KEEPING DISETUJUI
Lebih terperinciEfisiensi Instalasi Pengolahan Air Limbah Terhadap Kualitas Limbah Cair Rumah Sakit Haji Makassar Tahun 2014
ISSN : 2443 1141 P E N E L I T I A N Efisiensi Instalasi Pengolahan Air Limbah Terhadap Kualitas Limbah Cair Rumah Sakit Haji Makassar Tahun 2014 Abd. Gafur 1 * Abstract Penelitian ini bertujuan untuk
Lebih terperinciSISTEM PENGELOLAAN LIMBAH B3 TERHADAP INDEKS PROPER DI RSPI PROF. DR. SULIANTI SAROSO
SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH B3 TERHADAP INDEKS PROPER DI RSPI PROF. DR. SULIANTI SAROSO Fauziah Anggraini, Mursid Rahardjo,Onny Setiani Bagian Kesehatan Lingkungan, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan gangguan kesehatan (Kepmenkes 1204 tahun 2004). sosial ekonomi yang masih rendah. Keadaan ini dapat menyebabkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah Sakit (RS) adalah sebagai sarana pelayanan kesehatan, tempat berkumpulnya orang sakit maupun orang sehat, atau dapat menjadi tempat penularan penyakit serta memungkinkan
Lebih terperinciGAMBARAN PENGELOLAAN MAKANAN DAN MINUMAN DI INSTALASI GIZI RSUD Dr. SOEDARSO PONTIANAK
GAMBARAN PENGELOLAAN MAKANAN DAN MINUMAN DI INSTALASI GIZI RSUD Dr. SOEDARSO PONTIANAK Eka Septiarini, Nurul Amaliyah dan Yulia Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Pontianak E-mail: septiarinieka@yahoo.co.id
Lebih terperinciDAMPAK SAMPAH TERHADAP KESEHATAN LINGKUNGAN DAN MANUSIA
DAMPAK SAMPAH TERHADAP KESEHATAN LINGKUNGAN DAN MANUSIA Imran SL Tobing Fakultas Biologi Universitas Nasional, Jakarta ABSTRAK Sampah sampai saat ini selalu menjadi masalah; sampah dianggap sebagai sesuatu
Lebih terperinciTeknologi dan Pengelolaan Sampah Padat & Infeksius Rumah Sakit
KMA 43026 Teknologi dan Pengelolaan Sampah Padat & Infeksius Rumah Sakit Departemen Administrasi & Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Prof. Drh. Wiku Adisasmito, M.Sc.,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Rumah sakit termasuk pelayanan laboratorium didalamnya oleh WHO
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit termasuk pelayanan laboratorium didalamnya oleh WHO (World Health Organisation) tahun 1957 diberikan batasan yaitu suatu bagian menyeluruh, integrasi dari
Lebih terperinciUJIAN TENGAH SEMESTER MANAJEMEN LINGKUNGAN RUMAH SAKIT PJMA: Prof. Drh. Wiku Adisasmito, M.Sc., Ph.D. Waktu Ujian:
1 UJIAN TENGAH SEMESTER MANAJEMEN LINGKUNGAN RUMAH SAKIT PJMA: Prof. Drh. Wiku Adisasmito, M.Sc., Ph.D. Waktu Ujian: 08.10 09.35 (85 menit) Ketentuan Ujian : 1. Ujian bersifat closed book 2. Jangan berikan
Lebih terperinciLembar Observasi. : Rumah Sakit Umum Daerah Padangsidimpuan
Lembar Observasi KONDISI SANITASI RUANG RAWAT INAP KELAS III DAN PENGGUNAAN DESINFEKTAN TERHADAP JUMLAH ANGKA KUMAN LANTAI DI RUANG RAWAT INAP KELAS III RSUD KOTA PADANGSIDIMPUAN TAHUN 2015 Nama Rumah
Lebih terperinciKORELASI JUMLAH PASIEN DAN PRODUKSI LIMBAH MEDIS PADAT DI RUANG RAWAT INAP DAN UNIT GAWAT DARURAT RS SITI KHADIJAH, SEPANJANG SIDOARJO
Rahmi N.A. dan Lilis S., Jumlah Pasien dan Produksi Limbah Medis Padat KORELASI JUMLAH PASIEN DAN PRODUKSI LIMBAH MEDIS PADAT DI RUANG RAWAT INAP DAN UNIT GAWAT DARURAT RS SITI KHADIJAH, SEPANJANG SIDOARJO
Lebih terperinciPANDUAN MANAJEMEN RESIKO PUSKESMAS CADASARI PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG DINAS KESEHATAN UPT PUSKESMAS CADASARI
PANDUAN MANAJEMEN RESIKO PUSKESMAS CADASARI PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG DINAS KESEHATAN UPT PUSKESMAS CADASARI Jl. Raya Serang Km. 5, Kec. Cadasari Kab. Pandeglang Banten DAFTAR ISI BAB I MANAJEMEN
Lebih terperinciADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan penyakit menular masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Salah satu penyakitnya yaitu Demam Berdarah Dengue (DBD) yang masih menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat khususnya di kotakota
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat khususnya di kotakota besar, semakin banyak didirikan Rumah Sakit (RS). 1 Rumah Sakit sebagai sarana upaya perbaikan
Lebih terperinciKata Kunci : Demam Berdarah Dengue (DBD), Sanitasi lingkungan rumah, Faktor risiko
FAKTOR RISIKO SANITASI LINGKUNGAN RUMAH TERHADAP KEJADIAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LIMBOTO KECAMATAN LIMBOTO KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2013 Nur Ifka Wahyuni NIM 811409109
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berlangsung dua puluh empat jam sehari dan melibatkan berbagai aktifitas orang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit merupakan salah satu sarana kesehatan yang potensial menimbulkan dampak negatif pada lingkungan. Seperti halnya sektor industri, kegiatan rumah sakit berlangsung
Lebih terperinciPENGELOLAAN SANITASI TOILET UMUM DAN ANALISA KANDUNGAN Candida albicans PADA AIR BAK TOILET UMUM DI BEBERAPA PASAR TRADISIONAL KOTA MEDAN TAHUN 2012
PENGELOLAAN SANITASI TOILET UMUM DAN ANALISA KANDUNGAN Candida albicans PADA AIR BAK TOILET UMUM DI BEBERAPA PASAR TRADISIONAL KOTA MEDAN TAHUN 0 Yeni Hendlyana, Evi Naria, Wirsal Hasan Program Sarjana
Lebih terperinciPENGARUH DAN DAMPAK LIMBAH CAIR RUMAH SAKIT TERHADAP KESEHATAN SERTA LINGKUNGAN
PENGARUH DAN DAMPAK LIMBAH CAIR RUMAH SAKIT TERHADAP KESEHATAN SERTA LINGKUNGAN Sri Subekti Fakultas Teknik, Teknik Lingkungan Universitas Pandanaran Semarang ABSTRAK Rumah sakit merupakan institusi pelayanan
Lebih terperinciNOMOR RESPONDEN : PUSKESMAS :.. TGL. SURVEY :. A. IDENTITAS RESPONDEN
Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN PENGARUH METODE DISKUSI DAN METODE CERAMAH TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP PERAWAT DALAM MEMBUANG LIMBAH MEDIS PADAT DI PUSKESMAS KOTA MEDAN TAHUN 2010 NOMOR RESPONDEN :
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karena itu, sumber daya air harus dilindungi agar tetap dapat dimanfaatkan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Air sangat erat hubungannya dengan manusia karena menjadi sumber daya alam yang diperlukan untuk hajat hidup orang banyak bahkan menjadi suatu sarana utama
Lebih terperinciKelompok 3. PENGOLAHAN LIMBAH CAIR RSUP dr.sardjito
Kelompok 3 PENGOLAHAN LIMBAH CAIR RSUP dr.sardjito Disusun Oleh : 1. Argita Nugraeni P07133110044 2. Dilla Dwi Arinta P07133110052 3. Fidia Dwi Listiya P07133110058 4. Imroatul Chasanah P07133110063 5.
Lebih terperinciSISTEM PENGELOLAAN LIMBAH PADAT PADA RS. Dr. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN
An-Nadaa, Vol 1 No.1, Juni 2014, hal 5-9 Artikel II SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH PADAT PADA RS. Dr. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN Management Systems of Solid Waste in the Hospital dr. H. Moch. Ansari
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Rumah sakit sebagai sarana pelayanan kesehatan, tempat berkumpulnya
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit sebagai sarana pelayanan kesehatan, tempat berkumpulnya orang sakit maupun sehat, atau dapat menjadi tempat penularan penyakit serta memungkinkan terjadinya
Lebih terperinciFAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGELOLAAN LIMBAH CAIR RSUD WANGAYA DENPASAR
Tri Habsari M. dan Lilis S., Faktor yang Mempengaruhi Pengelolaan Limbah Cair FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGELOLAAN LIMBAH CAIR RSUD WANGAYA DENPASAR Influencing Factors to Waste Water Management at Denpasar
Lebih terperinciOLEH : EKA WIDYA RITA PANJAITAN
SKRIPSI KUALITAS AIR DAN KELUHAN KESEHATAN PEMAKAI AIR DANAU TOBA DI SEKITAR KERAMBA JARING APUNG DI DESA TANJUNG BUNGA KECAMATAN PANGURURAN KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2010 OLEH : EKA WIDYA RITA PANJAITAN
Lebih terperinciANALISIS KUALITAS BAKTERIOLOGIS AIR BERSIH PADA SISTEM AIR BERSIH DI DESA LANSA KECAMATAN WORI KABUPATEN MINAHASA TAHUN 2015
ANALISIS KUALITAS BAKTERIOLOGIS AIR BERSIH PADA SISTEM AIR BERSIH DI DESA LANSA KECAMATAN WORI KABUPATEN MINAHASA TAHUN 2015 Yanuardo Boedi Pangestu*, Rahayu H. Akili*, B. H. Ralph Kairupan* *Fakultas
Lebih terperinciPedoman Sanitasi Rumah Sakit di Indonesia
Pedoman Sanitasi Rumah Sakit di Indonesia PENYEDIAAN AIR BERSIH 1. Pendahuluan Air bersih merupakan kebutuhan yang tidak dapat dilepaskan dari kegiatan di rumah sakit. Namun mengingat bahwa rumah sakit
Lebih terperinci